strategi dakwah melalui program pembinaan...
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH MELALUI PROGRAM PEMBINAAN
MANTAN KORBAN NAPZA DI PONDOK PESANTREN
HIKMAH SYAHADAH TANGERANG
Oleh :
A. Nurul. Fahrulroji
108051000173
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya saya diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memeperoleh gelar stara I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang, maka saya bersedia menerima
saksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Oktober 2014
Ahmad Nurul Fahrulroji
i
ABSTRAK
A Nurul Fahrulroji, 108051000173
STRATEGI DAKWAH MELALUI PROGRAM PEMBINAAN MANTAN
KORBAN NAPZA DIPONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH
TANGERANG
Pondok pesantren hikmah syahadah adalah pondok rehabilitas mantan
korban napza, dimana para santrinya ialah mantan penyalahguna obat-obatan
terlarang. Tidak mudah untuk mengajarkan ajaran-ajaran agama atau berdakwah
kepada para mantan korban napza, namun Pondok pesantren hikmah syahadah
memiliki strategi dakwah untuk membina dan mendidik para mantan korban
napza.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah
melalui program pembinaan mantan korban napza di pondok pesantren hikmah
syahadah. Peneliti memfokuskan kajiannya tentang perencanaan, proses, dan
evaluasi program pembinaan mantan korban napza di pondok pesantren hikmah
syahadah.
Metodologi yang digunakan yakni dengan pendekatan kualitatif. Data
dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan analisis data deskriptif, dengan cara menginterpretasi data
observasi dan catatan lapangan yang katagorikan dan disimpulkan.
Hasil penelitian menunjukan, perencanaa program pembinaan mantan
korban napza dilakukan dengan menerapkan dua program pembinan, yaitu
program pembinaan agama dan program pembinaan terapi gurat. Adapun proses
pembinaan dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan program pembinaan.
Evaluasi dilakukan oleh pemimpin pondok dan pengurus yang bertanggung jawab
pada kegiatan program pembinaan.
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur selalu saya curahkan kepada sang kholiq, yang maha pengasih
dari yang kasih dan yang maha penyayang dari yang sayang. Tuhan Yang Maha
Esa. Dialah Allah SWT yang telah memberikan beribu ribu nikmat kepada saya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah dan membuat tugas akhir dalam
bentuk penelitian skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Melalui Program
Pembinaan Mantan Korban Napza Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
Tangerang” dengan baik dan lancar dan sesuai dengan waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa saya ucapkan kepada Nabi akhirul zaman yaitu baginda besar Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa akhlaq yang mulia dan meluruskannya
dari akhlaq jahiliyah. Demikian juga kepada para keluarga dan sanak saudara,
sahabat dan para pengikut yang terus memperjuangkan ajaran beliau.
Penulisan menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi,
pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis
yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan
saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi
kesempurnaan skripsi.
Mengingat begitu banyak jasa baik yang telah mewarnai aktivitas penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini, baik berupa moril maupun materil, maka
penulis menyampaikan terima kasih terutama kepada :
iii
1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang dengan gigih melaksanakan tugasnya sehingga dapat
berjalan dengan lancar.
2. Suparto, M. Ed, Ph. D. Selaku Wakil Dekan Bidan Akademik, Drs. Jumroni,
M. Si. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Dr. H. Sunandar, MA.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah memberikan ilmu, kritikan,
semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga dapat terselesaikan skripsi
ini.
3. Rachmat Baihaky, MA. selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dan Fita Fathurrahman, M. Si. Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
yang melungkan waktunya dalam membimbing dab dan sebagai tempat
berkonsultasi bagi peneliti selama menempuh studi perkuliahan.
4. Wati Nilamsari, M.Si. Pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmunya,
meluangkan waktu, kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing dan
memberikan motivasi serta spirit dalam peroses penelitian skripsi.
5. Drs. Sugiarto, MA. selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan ilmu,
nasehat pesan, motivasi, dukungan dan selalu peneliti repotkan dalam
berkeluh kesah tentang perkuliahan dan dalam proses penelitian skripsi.
6. Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, yang membuat peneliti menjadi kaya akan
wawasan dan ilmu yang Insya Allah bermanpaat.
7. Drs. H. Romdin H. Ri’an MM selaku Pimpinan Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah Kp.Pasir Nangka Tigaraksa Tangerang. Telah mengijinkan
iv
melakukan penelitian, memberikan tempat menginap selama penelitian dan
meberikan ilmu agama yang tidak peneliti ketahui.
8. Kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak. Idil Samsidi dan
ibu Emay yang selalu memberikan dorongan dan dukungannya baik moril
maupun materil yang diberikan dari tetesan peluh yang belum bisa peneliti
bayar. Serta doa yang selalu terurah dari mulut meraka untuk peneliti dalam
menuntut ilmu khusus nya menggapai S1. Yang tidak bisa peneliti hitung.
9. Keluarga besar Bapak Armani dan Ibu Amnah, selaku kakek, Nenek serta
paman paman yang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan dalam
menuntut ilmu.
10. Siti Aan Nurhasanah, Siti Nuril Agni Fadillah, adik-adik yang peneliti sayang,
yang selalu meberikat semangat dan dorongan kepada peneliti.
11. Keluarga Bapak Udin Samsudin dan Ibu Eros, selaku paman dan bibi yang
selalu menasehati dan memotivasi peneliti.
12. Untuk teman-teman seperjuangan Jurusan KPI F yang tidak bisa saya sebut
satu persatu, Khususnya Arum Fatayan, Saieul Anwar, Firmansyah, Badri
Zulfikar Yang selalu berbagi keluh kesah selama kita kuliah. Semoga kita
lebih baik, berguna bagi Nusa Bangsa serta Agama.
13. Sahabat-sahabat lingkungan Rumah, Adih, Hamdani, Unus. Mang Janud.
Pedog. Apay dan lain-lain. Yang selalu memotivasi dan menemani peneliti
ketika diminta pertolongannya untuk menemani penelitian di pondok
pesantren Hikmah syahadah.
v
14. Buat kawan satu kosan, Ridwansyah, Alan, Janwar. Surya Ahmad Darmawan
yang selalu bertukar pikiran dan berbagi ilmu.
15. Sri Wahyuni yang selalu memberikan motivasi dan semangatnya melalui
telepon, SMS maupun dengan tatap muka kepada peneliti dalam melakukan
penelitian skripsi.
Ciputat, Oktober 2014
Peneliti
Ahmad Nurul Fahrulroji
vi
DAFRAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakangan ............................................................... 1
B. Batasan dan Prumusan Masalah ........................................ 7
C. Tinjaun dan Manfaat Penelitian ........................................ 7
D. Metodologi Penelitian ....................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ............................................................... 18
F. Sistematik Penulisan ......................................................... 22
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi .............................................................................. 24
B. Dakwah ............................................................................. 28
C. Strategi Dakwah ................................................................ 31
D. Napza................................................................................. 34
1. Pengertian dan Jenis Napza ......................................... 34
2. Narkotika ..................................................................... 34
3. Psikotropika ................................................................ 37
4. Bahan Adiktif .............................................................. 39
E. Pembinaan Korban Napza di Pondok Pesantren
Hikmah Syahadah .............................................................. 40
1. Pengertian Pembinaan ................................................. 40
2. Mantan Korban Napza ................................................ 42
3. Pondok Pesantren ........................................................ 46
vii
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Gambaran Umum Lembaga .............................................. 50
1. Profil Singkat Pemimpin Pondok Pesantren
Hikmah Syahadah ....................................................... 50
2. Sejarah Singkat Berdiri Pondok Pesantren
Hikmah Syahadah ....................................................... 51
3. Visi dan Misi ............................................................... 54
4. Sarana dan Prasarana................................................... 55
5. Stuktur Kepengurusan ................................................. 57
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Perencanaan Program Pembinaan ..................................... 59
B. Proses Program Pembinaan ............................................... 62
1. Proses Pembinaan Agama ........................................... 62
2. Proses Pembinaan Trapi .............................................. 66
C. Evaluasi Program Pembinaan ............................................ 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 78
B. Saran .................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 80
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di pulau Jawa dan
memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan
internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca
yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian
geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa,
termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dalam
beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan
akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja,
atau sebaliknya. Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas
sedang dan telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan pusat
perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam
mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas
yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah
bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan
menjadi bagian dari provinsi Banten. 1
Dengan kemajuan Tangerang banyak sekali terjadi kasus keriminal
salah satu nya Narkotika dari penyalahgunan, pengedar, pecandu, pemasok
dan baru-baru ini ganja seberat kurang lebih 3 Kg, berhasil diamankan
1 http://tengererangkab.go.id/sejarah-3/. Di unduh pada tanggal 19 agustus tahun 2014
pukul 11.30
2
petugas POLSEK (Kepolisian Sektor) Tangerang Kota, dari dua orang kurir
di Jalan Gatot Subroto, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada Jum’at 21 Juli
2013. Dalam data Satuan Narkotika Polres Tangerang tercatat sebanyak 115
kasus pada 2011, 168 pada tahun 2012, dan pada tahun ini dari bulan januari
hingga September tecatat 158. Ditambah sebelum nya ditemukan pabrik
pembuatan narkotika pada tahun 2007 di daerah Cikande Asen.2
Kasus pelanggaran Narkotika di Kota Tangerang dari tahun ke tahun
semakin tinggi dibandingakan dengan kasus-kaus lainnya. Dan daerah yang
paling rawan Narkotika Pondok Aren, Cisauk, Serpong Dan Kelapa Dua,
Curug, Cikupa, Balaraja, Pasar Kemis Dan tigaraksa Sembilan daerah rawan
Narkotika di Tangerang. Sekarang ini tidak ada sati wilayah di Kota
Tangerang yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
juga telah merambah semua kelompok dan lapisan sosial ekonomi kaya-
miskin, kota-desa, kelompok usia,etnis dan agaman,serta telah mewabah
menjadi penyakit masyarakat yang pendemik. Tidak ada satu negara,
bangsa, suku bangsa, masyarakat kelompok usia, kelompok agama, yang
imun terhadap ancaman penyalagunaan dan penggelap narkoba.
Penyalahgunaan dan ketergantungan menimbulkan dampak serius
terhadap kesehatan fisik dan mental pelakunya. Dampak tersebut berupa
gangguan fungsi sampai kepada ketidakfungsian dan kerusakan serius
organ vital, termasuk: otak, jantung, ginjal, paru-paru, dan hati, serta
gangguan mental yang menimbul kan penderitaan berkepanjangan dan
2 Data Satuan Narkotika Polresta Tangerang, Periode Tahun 2010 2011. 2012.
2013. Ket. Data Di Peroleh Melalui Observasi Ke SNPT(Satuan Narkoba Polresta
Tangerang)
3
berujung pada kematian percuma. Kerusakan sel otak akibat kerergantungan
narkoba, tidak dapat dipulihkan. Keluarga penyalahgunaan narkoba juga
harus turut memikul beban ekonomi, sosial, serta penderitaan beban yang
berkepanjangan. Perlu diketahui pergaulan remaja saat ini sudah sangat
memperihatinkan, semuanya berakar dari kenakalan remaja yang
menimbulkan masalah sosial, contohnya penyalahgunaan narkoba,
narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif lainnya (Napza). Di Indonesia
saat ini penyalahgunaan Napza sudah sangat memprihatinkan dan
mengancam seluruh lapisan-lapisan masyarakat. Data BNN menunjukan
bahwa, masalah penyalahgunaan Napza di indonesia telah merambah
sebagian masyarakat, di mana tidak ada satu kabupatenpun yang terhindar
dari kasus Napzah.3 Sebagai catatan, saat ini menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh BNN bahwa tercatat 1,5 persen populasi penduduk Indonesia
yaitu sekitar 2.9 juta sampai 3,2 juta orang terlibat dalam penyalahgunaan
narkoba. Sebagian korbanya adalah para remaja, ini masalah sosial yang
sangat serius karena mengancam generasi-generasi muda yang produktif
sebagai penerus bangsa.4
Demi menyelamatkan anak bangsa kita dari belenggu Napza, pihak
pemerintah sudah berupaya mengenai hal ini, namun semua pihak tidak
akan berjalan jika tidak ada peran serta masyarakat, undang-undang
narkotika no 35 tahun 2009 pasal 104 ayat 1, menyatakan bahwa
3 BBN RI. Modul PelatihanTokoh Masyarakat Sebagai Fasiliatator Penyuluh (
jakarta : 2009), h.62 4 Dinas Sosial Kabupaten Tangeranag, Pedoman Pelaksanaan Pencegahan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.(Tangerang:2009), h.5-6
4
masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya berperan serta
dalam membantu upaya pencegahan dalam pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Napza. 5
Al-Qur’an menjelaskan tentang penyalahgunaan Napza berikut ayat-
ayatnya
“hal-hal orang yang beriman, sesungguhnya meminum arak, khamr,
berjudi, berkurban tentang berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan syaitan, maka jauhilan perbuatan-perbuatan tersebut
agar kamu mendapat keberuntungan”. (Qs. Al-maidah, ayat 90). 6
“dan jangan lah kamu menjerumuskan dirimu dengan
tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”. (Qs. Al-baqarah, ayat 90) 7
Dampak penyalahgunaan narkoba beresiko sangat tinggi, ibarat
rayap yang menggerogoti kayu, Napza merusak psikis, fisik dan mental
sesorang yang berjuang pada kematian. Perlu dikatahui bahwa : 8
5Departemen Sosial, Bimbingan Teknis Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
(Jakarta:2002), h.4
6 Departemn Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya. (Bandung : CV. Penerbit J-
ART. 2005), h.124 7 Departemn Agama RI, Al-Qur’an dan Terjamahnya. (Bandung : CV. Penerbit J-
ART. 2005), h.15 8 BBN RI. Modul PelatihanTokoh Masyarakat Sebagai Fasiliatator Penyuluh (
jakarta : 2009), h.50
5
1. Penyalahguna Napza merusak kesehatan sesorang baik secara jasmani
maupun rohani
2. Penyalahguna Napza menimbulkan gangguan pada perkembangan
normal sesorang, daya ingat, perasaan persepsi, dan kendali diri.
3. Mengkonsumsi Napza saat hamil akan mengakibatkan kecacatan bagi
sang jabang bayi dan kelainan bawaan.
Dengan kasus-kasus yang makin tinggi pengedaran Napza,
pengguna Napza dan banyak anak-anak muda yang menjadi korban Napza
di daerah kota tangerang, pondok pesantren Hikmah Syahadah sebagai
pondok pesantren yang bergerak dalam bidang rehabilitasi anak-anak
jalanan nakal, ganguan jiwa, setres dan penyalahgunaan Napza. Prihatin
betapa penting generasi mudan. Sehingga Pesantren ini yang terkenal
dengan penyembuhaan Terapi Ilahiah. Ada pun Terapi Ilahia itu sendiri
“ialah sebagai pemberian pertolongan kepada orang sakit, usaha
menyembuhkan orang sakit atau juga diartikan sebagai cara pengobatan”.9
Pondok pesantren iktut berpartisipasi dalam penangan korban Napza yang
dilakukan BNN Kota Tangerang.
Pendirian Pesantren ini diprakarsai dan dicetuskan oleh Kiyai Drs.
Romdin H. Rian, MM. Sekaligus pepimpinan pesantren sampai saat ini.
Konsep awal dari pondok pesantren ini sedianya disiapkan hanya sebagai
lembaga pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu agama Islam dengan
9 Ahmad Ramli. Kamus kedokteran (jakarta: Djambatan, 1998).H, 985
6
Metode Salafi dimana didalamnya para santri pun dibekali ilmu bela diri
Islam yang berbasis pada ilmu Al-Hikmah.
Seiring dengan perkembangan jaman dan berjalannya waktu
Pesantren pun mulai mengikuti perkembangan soaial yang terjadi di
masyarakat dimana mulai maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan
generasi muda mulai menjadi perhatian Pesantren Hikmah Syahadah.
Didasari rasa keprihatinan dan kepedulian Pesantren terhadap para korban
narkoba ini, maka pada awal tahun 2000 berbekal ilmu pengetahuan agama
dan seorang Guru Besar Ilmu Al-Hikmat yang beliau miliki mulailah
pesantren mencoba untuk mengobati beberapa pasien narkoba dan dengan
seizin Allah SWT diringi dengan do'a dan ilmu Hikmah yang dimiliki oleh
pemimpin Pesantren telah berhasil menyembuhkan dan memulihkan para
korban penyalahgunaan narkoba tersebut.
Dan pada tahun 2000 Pesantren mulai mengembangkan Lembaga
Pondok Pesantren Rehabilitas Narkoba, Anak Nakal dan Gangguan
Kejiwaan yang tetap berbasis pada pendidikan Agama Islam.
Peneliti tertarik dengan pondok pesantren hikmah syahadah yang
ingin ikut terjuan dalam bidang penanganan anak muda mantan korban
Napza, dengan dibina melalu program pembinaan dan diprosen melalui
program pemerosesan. kerena pada umum nya pondok pesantren yang ada
di kota tangerang bersifat pendidikan dengan sistem mengajar dan diajar (
tarbiayatu wa’taalim ).
7
Berdasarkan observasi dan informasi yang penelitia dapatkan dan
hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik mengabil suatu penelitian di
pondok pesantren Hikmah Syadah. Maka peneliti membuat sebuah judul
Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Korban Napza di
Pondok Pesantren Hikamah Syahadah Tangerang.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dengan penjelasan di atas, maka masalah yang
akan diteliti hanya dibatasi pada Strategi Dakwah melalui program
pembinaan koraban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah. Di
keranakan peneliti melihat bahwah di pondok pesantren hikmah
syahadah tidak hanya menangani santri mantan korban Napza saja akan
tetapi ada juga mantan anak-anak nakal jalanan, gangguan jiwa dan
orang setres.
Mengingat keterbatasan-keterbatas peneliti yang dihadapi dalam
berbagai hal keterbatasan waktu, tenaga, jarak yang ditempuh, dan
kerbatasan biaya. Maka penelitian ini di batasi pada perumusan masalah
2. Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah, peneliti menggunaka teori yang
dikemukakan oleh J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, dalam
buku Manajemen Startegi. Bahwa strategi meliput, perencanaan, proses
dan evaluasi. Dengan demiakian peneliti mengambil sebuah penelitian
tentang,
8
Bagaimana stategi melalui program pembinaan mantan korban
Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang. Adapun
masalahnya adalah :
a. Bagaimana perencanaan program pembinaan mantan korabn Napza
di pondok pesantren Hikamh Syadah Tangerang?
b. Bagaimana proses program pembinaan mantan koraban Napza di
pondok pesantren hikamh syadah Tangerang?
c. Bagaimana evaluasi program pembinaan mantan korban Napza
dipondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perencanaan program pembinaan yang
diterapkan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.
b. Untuk mengetahui proses program pembinaan mantan korban
Napza di pondok pesantren Hikamah Syahadah Tangerang.
c. Untuk mengetahua veluasi program pembinaan mantan koraban
Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Akademis
Secara akademis peneliti diharapkan dapat menjadi acuan
akademik bagi peneliti-peneliti yang memiliki kesamaan dalam
9
objek yang dikaji, bahkan juga mnjadi acuan ilmu yang berkaitan
dengan Napza sehingga yang dapat berkontribusi bagi kejuan
bangsa Indonesia menyelamatkan generasi muda dan untuk para
mahasiswa agar kita lebih berhati-hati dengan dampak dari Napzah.
Kaerna kita orang berpendidikan pasti kita bisa membedakan yang
baik dan tidak untuk masa depan kita.
b. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengkaji dan
menerapkan teori-teori yang relevan serta untuk menemukan teori
baru sebagai alat pemecah masalah yang bisa ditemukan. Baik
dalam masalah-masalah Napza ataupun masalah lainnya yang
masih relevan dengan peneliti yang dikaji, bisa juga untuk
kurikulum perkuliah Kampus UIN menjadi mata kuliah yang di
terapkan kepada setiap jurusan. Dengan nama mata kuliah Dampak
dari Penyalahgunaan Napza
c. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas terkait cara
dan metode dakwah dalam sebuah penyembuhan korban Napza
yang kelak akan digunakan sebagai referensi bagi semua, kelak
suatau saat ketika ada keluarga, kerabat, dan teman. Semua orang
mampun untuk menangani para genarasi muda yang
menyalahgunakan Napza. manfaat ini mungkin lebih unutk para
10
pengurus Pondok Pesantren Hikmah syahadah dan untuk
membantu kinerja anggota BNN khususnya, tapi tidak salah buat
para dosen yang ingin mempelajarinya.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatana
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Pendekatan kualitatif
ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan
antara fenomena yang diteliti.
Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan
oleh adanya penerapan metode kualitatif.10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti memilih Pondok Pesantren Hikmah Syahadah yang
beralamat di Kp. Kadondong Ds Pasir Nangka Rt 002/03 Kec
Tigaraksa Kab Tangerang sebagai objek penelitian karena pondok
pesantren yang berbeda pada umumnya dengan pondok pesantren
yang ada ditangerang. Karena santrinya kumpulan dari mantan anak-
anak jalanan nakal, mantan korban Napza, gangguna jiwa dan stres.
Karena itu lah menarik untuk peneliti teliti. Dan terlebih peneliti
pernah melakukan survai di pondok pesantren hikmah syadah. Waktu
penelitian nya di mulai 4 November sampai selesai penelitia selalu
10
Lexy. J Moleng, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), Cet ke-13 h.9-10
11
melalukan penelitian ketempat penelitian di hari sabtu dan minggu.
3. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan,
dalam hal ini subyek penelitian bisa berupa lembaga, yaitu Pondok
Pesantren Hikmah Syahadah atau orang yang diwawancarai.
Sedangkan objek penellitianya adalah meliputi bagaimana
pelaksanaan melalui program pembinaan bagi mantan korban Napza.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik merupakan cara yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data. Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu
objek penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian.
a. Wawancara
Interview merupakan “suatu alat pengumpulan informasi secara
langsung tentang beberapa jenis data”.11
Dalam penelitian ini peneliti langsung mewancarai Pimpinan
Pondok Pesantren Hikmah dan 2 orang pengurus. Seputar
program pembinaan, proses pembinaan dan evaluasi pembinaan
yang dilakukan ditempat penelitian pondok pesantren hikmah
syahadah
b. Dokumentasi
11
Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1999). Cet Ke-7, h. 24-25 12
Insiklopedi Indonesia (Jakarta : Penerbitat Baru Van Hauve, 1980), h. 849
12
Metode Dokumetasi adalah “ penyelidikan yang ditunjukan pada
penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu menjadi sumber-
sumber documenter”.12
Lexy. J Moleong menuliskan “ dokumentasi itu berasal dari kata
dokumen, yang berarti barang-barang tertulis di dalam penelitian
melalui dokumentasi, penelitian berusaha meyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, data jurnal, notulen, anggaran
dana pendidikan dll”.13
Dokumentasi, peneliti menyelidiki Profil pemimpin pondok,
sejarah berdiri nya pondok pesantren himakmah syahadah.
Sruktur kepengurusan. Buku hapalan do’a-do’a, data santri,
jadwal-jadwal kegiatan santri, dan dukumen yang berisikan
bahan-bahan informasi.
c. Observasi
Observasi adalah “proses pengambilan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan secara sistematis terhadap objek yang
diteliti, artinya disengaja dan terencana, bukan kebetulan melihat
sepintas”.14
Dalam hal ini peneliti mengambil data dengan dengan cara
pengamatan, dalam pengamatan peneliti melihat kegiatan-kegitan
13 Lexy. J Moleng, Metodelogi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), Cet ke-13 h.133 14
Winarto Surahmad, Pengantar Metodelogi Ilmia(Bandung : PT. Tarsito,
1982),h. 132
13
dalam program pembinaan agama(Shalat lima waktu berjama’ah di
musolah, dzkir, mengaji, pembinaan tarapi(trapi gurat, minum air
do’a, dll)
5. Sumbur Data
Yang dimaksud sumber data adalah penelitian subyek dari mana
data dapat diperoleh.15
Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan
sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkret dan
yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh data yang di
perlukan dalam penelitian.16
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data,
yaitu :
a. Data primer, yaitu berupa wawancara kepada beberapa pengurus
pondok pesantren Hikmah Syadah, termasuk pemimpin pondok
dan beberapa santri mantan korban Napza.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber tertulis yang
terdapat dalam buku Model Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai
Fasilitator Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.
Melilih Lingkukangan Bebas Narkotika. Gangguan Mental Dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Data Ungkap Kasus
Narkoba Pada Satuan Narkoba Polresta Tangerang Periode Tahun
2012-2013 September.
15
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakeik. 195
16 Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikolog, h. 29.
14
6. Teknik Sampling
Adapun teknik penganbilan sample peneliti dengan teknik sample
pourpositif (Purposial Sampling) sample ditetapkan secara sengaja
oleh peneliti. berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Berdasarkan kriteria yang peneliti tetapkan peneliti menetapkan 3
orang pengurus pondok pesantren hikmah syahada diantara nya
pimpinan pondok dan beberapa 2 orang santri/mantan korban
Napza(yang sudah dinyatakan sembuh). Bias dilihat pada table 1.
7. Teknik Analisis Data
Analisi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelolah, mensistensikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di
pelajari dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang
lain. 17
Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan:
a. Reduksi data yang merupakan suatau bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian
rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat di tarik dan
diverifikasi.
17
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 248
15
b. Penyajian data suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c. Menarik kesimpulan sebagai bagian dari suatu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh
8. Keabsahan Data
Kredibilitas(derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik
tringulasi, yaitu teknik pemeriksaan kebasahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan;
(a). membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya unutk mengetahu program pembinaan Agama bagi mantan
korban napza yang dilalukan pengurus dibidang keagaan.(b).
membandingakan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh santri mantan korban
napza dengan jawaban yang diberikan oleh pengurus atau pemimpin
pondok. (c). membandingakan hasil wawancara dengan hasil
dukumen yang berkaitan dengan masalah yang diajakukan. Peneliti
memanfaatkan dukumen dan data sebagai bahan perbandingan.18
Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan
bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi situasi
18
Leky J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,1998). H. 330-331
16
yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.
Kemudian memuaskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,
maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai
dengan rumusan masalah saja.19
Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian auditor
dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan
seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu
subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah
dapat dikatakan objektif.20
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusuanan skripsi ini, peneliti melakukan tinjauan
pustaka yang ada di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Perpustakaan Utaman UIN Syarif Hidayatallah Jakarta,
dari hasil pemantauan peneliti, maka tinjauan pustaka mengenai strategi
dakwah melalui program pembinaan korban Napza, belum ada yang
membahas. Adapun yang terdapat di Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatallah adalah tentang skripsi, strategi dakwah pengurus majlis
ta’lim, stategi dakwah tokoh agama( Kiyai dan Ustad) dan penanganan
penyalahgunaan Napza di tempat-tempat rehabilitas, banyak perbedaan
19
Ibid, h. 329 20
Ibid, h. 341
17
dari segi teori dan metode penelitian(subyek dan obyek penelitian, lokasi,
dll.).
Seperti berikut dari beberapa pemantauan peneliti di perpustakaan, yaitu:
1. “Metode Tobat Untuk Penanganan Korban Napza Dalam
Pembentukan Kesehatan Individu di Yayasan Pesantren Nurul
Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara ”. Oleh Najwa Balqis Nim
107052002008 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Menggunakan Metode pendekatan kualitatif, kualitatif deskriptif.
Teori metode, tobat, macam-macam tobat, syarat dan etika tobat.
2. “Metode Therapuitic Community Bagi Residen Narkotika di Unit
Rehabilitas Badan Narkotikan Nasional Bogor”. Oleh Maria Ulfah
Nim 107052000463 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori
metode, konsep Therapeutic, karakteristik metode Therapeutic
Community.
3. “Rehabilitas mental Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba di
Yayasan Madani Health Eare Cipinan Besar Selatan-Jakarta
Timur”.Oleh Jovendra Aaliansyah Nim 1050521751. Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Mengunakan metode pendekatan
kualitatif bersifat deskriptif dengan teori di dalamnya, rehabilitas,
bagian rehabilitas, jenis-jenis rehabilitas tahapan rehabilitas, dan
mental.
18
4. “Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid Al-Hikmah (GEMA)
Dalam meningkatkan nilai-nilai keislaman para pemuda dikampung
areman cimanggis depok” berisi tentang meningkatkan nilai-nilai
keislaman para pemuda dikampung areman cimanggis depok, dan di
buat oleh Indara Dita Puspito dengan NIM 1070510002572 Jurusan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, pada tahun 2011.
Dilihat dari pemantauan yang ada diperpustakan, berjudul
strategi dan tempat rehabilitas penyalahgunaan Narkoba berbeda dengan
judul yang peneliti lakukan ada pun judul peneliti, yaitu :
“Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza
di Di Pondok Pesantren Hikmah Syadah Tangerang”.
Ada pun kesamaan dari sisi stategi dakwah, tempat rehabilitas,
tetapi disini peneliti meliat adanya perbedaan pada tempat penelitian,
sunyek dan obyek nya, teori yang dikaji, metodologi yang digunakan dan
peneliti menitik beratkan kepada melalui program pembinaan korban
Napza di pondok pesantren Hikmah Syahadah Tangerang yang bertempat
di Kampung Kadongdong Desa Pasir Nangka Rt.002/03 Kecamatan
Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu diperang dan damai atau rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1
Setrategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu “Strategos”. Kata “Starategos” ini berasal dari kata
“Statos”yang berarti militer dan “Ag” yang artinya memimpin,
berdasarkan pemaknaan ini, maka strategi pada awalnya bukan kosa kata
disiplin ilmu menajemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.2
Startegi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan
penerapan serangkai rencana ttindakan dan alokasi sumber daya yang
penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran dengan memperhatikan
keunggulan kompetitif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah,
cakupan, dan perseptif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari
individu atau organisasi.3
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi ketiga,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.100 2 Triton PB, Manajemen Strategi,(yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 13
3 Triton PB, Manajemen Strategi,(yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h 17
17
18
Sedangkan strategi dalam pengertian terminologi terdapat beberapa
pendapat oleh beberapa pakar, untuk mengetahui lebih jelas pengertian
strategi, peneliti mengedepankan pengertian strategi., antara lain:
1) Faulkner dan johson sebagaimana dikutip Triton PB menjelaskan
bahwa strategi:
“strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh jangka panjang dan
cangkupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan
dengan sungguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan
memperhatikan lingkung dan secara khusus mempoerhatikan
pesaingnya. Strategi memperhatikan secara sungguh-sungguh
pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal bekelanjutan
sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis tetapi dengan dengan
menggunakan persefektif jangka secara keseluruhan”.4
2) Dalam ilmu komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan.
“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai tujuan, akan tetapi untuk mencapai, akan tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, trategi tidak berfungsi sebagi peta jalan yang
hanya memberiakan arah saja melainkan harus mampu
Setelah memperhatikan dari berbagai pendapat tentang strategi,
secara pengertian terminologi strategi adalah teknik atau cara yang disusun
dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.
4 Triton PB, Manajemen Strategi,(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007) , h.15
19
Dalam strategi mengadung visi, misi, tujuan sasaran, kebijakan,
program dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi
perkembangannya. Kurangnya penerapan dalam strategi yang baik dapat
menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal, akan tetapi
penetapan strategi dengan baik dapat mengkokohkan strategi menjadi
efektif.
Berdasarkan definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa strategi
ialah cara untuk mencapai suatu tujuan yang dicapai. Dengan perencanaan
jangka panjang dan dengan sungguh-sungguh dalam organisasi itu sendiri
untuk mencapai target atau sasaran yang dicapai.
Dengan definisi strategi diatas yang telah peneliti paparkan sebuah
organisasi juga harus mengatahui proses strategi, dalam paparan peneliti
dibawah ini peneliti akan memaparkan kan proses dari srtategi.
2. Proses Strategi
Proses strategi meliputi empat elemen:5
1. Pengamatan Lingkungan
a) Lingkungan ekternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan
ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada
dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.
Variabel-variabel tersebut membentuk keadan dalam organisasi
dimana organisasi itu hidup.
5 J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Startegi,(Yogyakarta:
Andi, 2001), cet-2, h, 9
20
b) Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang
secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh oprasi-oprasi
utaman organisasi. Beberapa elemen tersebut adalah pemegang
saham, pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan,
dan asosiasi perdagangan.
c) Lingkangan sosial terdiri dari kekuatan umum – kekuatan itu tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek
organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan jangka
panjang.
d) Lingkuan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan
kelemahan) yang ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-
variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan.
2. Perumusan Strategi.
Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan,
diliat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan menentukan tujuan-tujuan
yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan dan pedoman
dan kebijakan.
3. Implementasi Strategi.
Implemantasi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi
dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program,
anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan
21
budaya secara menyeluruh, stuktur dan atau sistem manajemen dari
organisasi secara keseluruhan.
4. Evaluasi dan Pengendalian.
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-
aktivitas perusahan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajemen di semua
level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan
perbaikan dan memecahkan masalah.
Dengan demikian sebuah organisasi baik itu berbentuk lembaga
swasta, pemerintahan, kelompok kecil maupun besar mereka memeiliki
yang nama starategi untuk mencapai tujuan.
Termasuk dalam dakwah ada strategi yang digunakan untuk
mencapai target atau tujuannya contoh nya kepuasan terhadap mad’u.
Dibawah ini peneliti akan memaparkan tentang dakwah.
B. Dakwah
Pengertian Dakwah
Pengetian dakwah secara Perspektif Etimologi, kata dakwah berasal
dari Bahasa Arab yakni da’aa, yad’u, du’aah/da’watan. Jadi kata du’aa atau
dakwah adalah isim masdhar dari du’aa yang kedunya mempunyai arti yang
sama yaitu ajakan atau panggilan. Asal kata du’aa diartikan dengan
bermacam-macam arti. Tergantung kepada pemakaiannya dalam kalimat.
22
Misalnya “Da’aahu” dapat diartikan memanggil/menyeru ia akan dia.
“Da’aalahu” dengan mendo’akan dia baginya.6
Menurut pendapat ulama Besar, dasar pengambilan dakwah itu adalah
dari kata masdar yakni da’watan yang artinya panggilan. Sedangkan menurut
ulama kufah perkataan dakwah itu diambil dari akar kata da’aa yang artinya
telah memanggil.7
Kata dakwah mempunyai arti ganda, tergantung kepada pemakaiannya
dalam kalimat. Namun dalam hal ini yang dimaksud adalah dakwah dalam arti
seruan, ajakan, atau panggilan panggilan itu kepada allah SWT.8
Sedangkan dakwah dalam pengertian terminologi terdapat tersapat
beberapa pendapat oleh beberapa pakar, unutk mengetahui lebih jelas
pengertian dakwah, peneliti mengedepankan pengertian dakwah, antara lain:
1) Menurut Syahid Quthub sebagaimana dikutip Ilyas Ismail dalam buku
“Paradigma Dakwah Syahid Quthub” menjelakan bahwa: “sesungguhnya
dakwah adalah dakwah(ajakan) kejalan Allah, bukan kejalan da’i atau
kaum nya. Tiada bagi da’i dari dakwah yang dilakukan, kecuali
menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Allah SWT”.9
2) Manurut Hamzah Ya’cub sebagaimana dikutip Alwisral dalam buku
“Strategi Dakwah dalam membentuk Da’i Khotib Profesional”
menjelaskan bahwa dakwah adalah: “Pengertian ilmu dakwah secara
6 Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,1 7 Nazaruddin, Publisistik dan dakwah (Jakarta:Airlangga, 1974),h. 87
8 Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2, 9 A.Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Syahid Quthub (Jakarta: Peramadani,
2006), h. 146
23
umum adalah suatu pengetahuan yang mengajarkan dan teknik menarik
perhatian orang, guna megikuti suatu ideologi dan pekerjaan tertentu.
Adapun definisi dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan
hikmah kebisajaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul”.10
3) Prof. Thoha Yahya Umar, MA
Prof. Thoha Yahya Umar, MA membagai pengertian dakwah menjadi dua
bagian yakni dakwah secara umum dan khusus, yaitu: 11
1. Pengertian dakwah secara umum ialah ilmu pengetahuan yang berisi
cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia menganut, menyetujui melaksanakan suatu idiologi pendapat
pekerjaan yang tertentu.
2. Pengertian dakwah secara khusus ialah mengajak manusia dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar suatu dengan perintah tuhan
unutk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
Berpedoman kepada pengertian yang dikemukakan para ahli di atas,
maka dapatlah beberapa kesimpulan:12
Dakwah adalah suatu proses penyelanggaraan aktivitas atau usaha
yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan
tata nilai hidup manusia dengan berlandasaan tertentu Allah SWT dan
Rasulullah SWA. Adapun usaha yang dilakukan tersebut hendaklah meliputi
:13
10
Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.4. 11
Prof. Thoha Yahya Umar, MA, Ilmu Dakwah (Jakarta : CV Al-Hidayah), h. 9 12
Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.3 13
Alwisrah Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional (Jakarta: Kalam Mulia 2005), cet-2,h.4-5
24
1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala
perintah Allah dan Rasul.
2. Dengan melaksanakan amar makruf, nahi mungkar.
3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang islam.
4. Menegakkan serta menyiarkan ajaran agama Islam.
5. Proses penyelenggaraan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian melihat dari definisi strategi dan definisi dakwah,
peneliti menyimpulkan bahwa srtategi dakwah merupakan perpanduan dari
perencanaan dan managemen dakwah untuk mencapai suatu tujuan tersebut
strategi dakwah harus dapat menunjukan bagaimana oprasionalnya secara
tekhnik harus dilakukan, dalam artian kata bahwa pendekatan bisa berbeda
sewaktu-waktu bergatung pada situasi dan kondisi.
Dalam pembahas sebelum nya peneliti memaparkan defisini dari straregi
dan dakwa, dibawah ini peneliti mencoba memaparkan lebih jelas lagi
pengertian strategi dakwah.
C. Strategi Dakwah
Pengertian Starategi Dakwah
Banyak konsep dan teknik yang berhubungan dengan perencanaan
jangka panjang (yang sekarang disebut sebagai strategi) dan manajeman
strategi telah berhasil dikembangkan dan digunakan untuk bisnis perusahaan,
di antaranya General Electric dan Boston Consulting Group.14
Melihat pada pandangan diatas, bahwa strategi dakwah adalah
rencanan suatu tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari
14
J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Startegi,(Yogyakarta:
Andi, 2001), cet-2, h,5
25
perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan guna mencapai tujuan.15
Strategi dakwah merupakan sebuah proses yang menentukan cara
mengimplementasikan dan melaksanakan sebuah proyek dengan cara yang
efektif proses stratgei dakwah itu merupakan tindakan sistematis yang
dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik unutk
mencapai sebuah sasaran dakwah. Strategi dakwah cenderung
menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih akurat mengenai waktu yang
telah dibutuhkan untuk menjalankan sebuah strategi, dengan demikian
menghasilkan deadlines yang lebih realitis untuk melaksanakan proyek-
proyek dan mencapai sasaran.16
Secara umum, strategi dakwah membantu untuk menghindari
penundaaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan
tindakan, dan unutk kembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin
atas kegagalan. Di samping itu, staregi dakwah juga dapat dapat membantu
dalam mengestimasi biaya-biaya yang diajukan, dengan demikian
memberi kesempatan kepada seseorang untuk mengevaluasi apa-apa yang
harus dilakukan.17
Dengan demikian, maka strategi dakwah merupakan sebuah proses
pemantauan kemajuan dalam mengimplementasikan atau melaksanakan
sebuah proyek, memudahkan pendelegasian tanggung jawab, dan
15
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2, h,94 16
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2,
h,104 17
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2,
h,105
26
pengoordinasian. Jadi, strategi dakwah merupakan sesuatu yang sangat
urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah,
yaitu antara lain:18
a) Dapat memberi batasan tujuan (sasaran dan target dakwah) sehingga
mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal.
b) Menghindari penggunan secara sporadis sumber daya insani dan
menghindari pula benturan diantara aktivitas dakwah yang tumpang-
tindih.
c) Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema
dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memcahkan masalah
dakwah.
d) Merupakan untuk mempersiapkan kader da’i dan mengenai fasilitas,
potensi, dan kemampuan umat,
e) Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan
pengelolahannya secara baik.
f) Mengemat fasilitas dan kemampuan insani serta materil yang ada.
g) Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif
dan tertentu
h) Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksaan sehingga akan
menghasilkan program yang terpadu dan sempurna.
Dengan adanya strategi dakwah diharapkan dapat mengurangi
kegiatan-kegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu,
18
H.M. Yunan Yusuf, Manajemen Dakwah,(Jakarta:kencana, 2009). Cet-2,
h,105
27
apabila sasaran dan tujuan-tujuan nya jelas, maka ketidakefisienan
menjadi jelas yang dapat dikoordinasikan dan dihilangkan.
D. Napza
1. Pengertian dan Jenis NAPZA
Istilah Narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika
Nasional (BNN) no SE/03/IV/2002, merupakan akronim dari Narkotika,
Psikotropika, Bahan Adiktif lainnya, Narkoba yaitu zat-zat alami maupun
kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh mengubah pikiran, suasana
hati, perasaan, dan perilaku seseorang.19
2. Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Inggris narcotics yang berarti obat
yang menidurkan atau obat bius20
, sedangkan pengertian istilah lain
menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pasal 1 adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis atau bukan
sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Di dalam pasal 6 Undang-Undang No.35 tahun 2009, Narkotika
dikelompokan ke dalam tiga golongan, yaitu:21
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
19
BNN RI, Modul Untuk Remaja, (Jakarta: November, 2007),h.2 20
S. Warjowarsito dan Tito. W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesoa,
Inggris, (Banung: 1980), h. 122 21
BNN RI, Modul Untuk Remaja, (Jakarta: November, 2007),h.3
28
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya opium, ganja, heroin, kokain dan lain-lain.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika' yang berkhasiat untuk
pengobatan yang digunakan sebagai piliha terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contohnya benzetidin,
betametadol, difenoksilat, hidromofinol, metadon, petidin dan
turunannya dan lain-lain.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya kodein, norkodina, propiran dan lainnya.22
.
Berdasarkan bahan asalnya narkotika terbagi dalam tiga golongan
yaitu:
a. Alami yakni jenis obat/zat yang timbul dari alam tanpa adanya proses
fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya ganja,
opium, daun кока dan lain-berasal dari alam dan tidak boleh digunakan
terapi adalah golongan I, terdiri dari:
1) Tanaman papaver soniferum L
2) Opium mentah, opium masak (candu,cijing, cijingko)
3) Opium obat
4) Tanaman кока, daun кока, kokain mentah, kokaina, oknogim
22
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h.
159
29
5) Heroin, morfm (alkoid opium yang telah diisolasi)
6) Ganja dan dammar ganja.
b. Semi sintesis yakni zat yang diproes sedemikian upa melaui pross
ekstraksi dan isolasi. Contohnya morfin, heroin kodein, dll'. Jenis obat
ini menurut undang-undang no 22 1997 tentang narkotika, termasuk
dalam narkotika golongan II
c. Sintesis. Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis atau
keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai
penghilang rasa sakit (anelgik) seperti penekan batuk (antitusif).
Jenis obat yang termasuk kategori sintesis yaitu: amfetamin,
deksamfetamin, penthidin,methadone.
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika
terdapat tiga jenis yaitu:
a. Depressan (downer): adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi
aktifitas, membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar diri.
b. Stimulat (upper): adalah jenis-jenis zat yang dapat merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja (segar bersemangat) secara
berlebihan.
c. Halusinogen: adalah zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan
efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran.
3. Psikotropika
Psikotropika menurut pasal 1 butir (1), Undang-Undang No.5 Tahun
1997 tentang psikotropika, Adalah zat atau obat baik alamiah maupun
30
sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan yang khas
pada aktifitas mental dan perilaku.
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam tiga
golongan yaitu:23
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contohnya LSD, MDMA, STP dan lainnya.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contohnya amfetamin, metamfetamin,
metakulon, dan lainnya.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contohnya diazepam, klobazam,
bromazepam, fanibarbital, barbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazezam seperti BK, DUM, MG.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
23
BNN RI, Modul Untuk Remaja, (Jakarta: November, 2007),h.6
31
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya diazepam,
lefetamina, nitrazepm dam lain-lain24
.
Jenis-jenis psikotropika yang salah digunakan yaitu: 25
a. Ecstasy. Dikenal dengan nama: inex, I, kancing, huge drugs, yuppie
drug, essence clarity, butterfly, black heart. Bentuk berupa tablet dan
kapsul. Warna bermacam-macam. Penggunaan meminumnya dengan
ditelan.
Efeknya yaitu, Timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang
yang mengkonsumsi ecstasy untuk tujuan bersenang-senang dan saking
gembiranya kadang tidak malu untuk melakukan pesta seks. Merasa
cemas. Tidak mau diam. Rasa percaya diri meningkat. Mengalami
keringat dan gemeteran. Susah tidur. Sakit kepala dan pusing-pusing
serta mual.
b. Shabu, dikenal dengan nama Kristal. Bentuknya berupa Kristal.
Mempunyai warna putih. Penggunaan memakainya dengan dibakar
menggunaka alumunium foil dan asapnya dihirup melalui hidung,
dibakar dengan menggunakan botol каса khusu dan disuntikan Efeknya
seperti, badannya merasa lebih kuat dan energik. Tidak mau diam. Rasa
percaya diri meningkat. Rasa ingin diperhatikan orang lain. Nafsu
makan berkurang. Jantungnya berdebar. Tekanan darah meningkat.
24
DR. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunannya, (Т.
Tp. : LKP Yayasan Karya Bahakti, 2004), h. 13-16 25
BNN RI, Modul Untuk Remaj, (Jakarta: November, 2007),h.8
32
Mengalami gangguan pada fiingsi sosial dan pekerjaan. Penggunaan
shabu mendorong tubuh untuk terus beraktifitas dan berkeringat lebih
sehingga menyebabkan tubuh mengalami kekurangan cairan.
4. Bahan Adiktif
Adalah bahan-bahan aktif atau obat, dalam organism hidup
menimbulkan keija biologi yang apabila disalahgunakan dapat
menimbulkan ketergantungan (adiksi) yakni keinginan untuk menggunakan
kembali secara terus menerus. Jenis-jenis bahan adiktif yaitu:26
a. Inhalen yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thiner).
Penggunaan: dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak, dan tercekik. Mempunyai efek yaitu hilang ingatan. Tidak
dapat berfikir. Kerusakan pada sistem syaraf utama. Mudah berdarah dan
memar. Kerusakan hati dan ginjal. Sakit mag. Sakit pada waktu buang air
kecil. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk. Penyalah gunaan inhalen dapat
merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf dan organ tubuh
lain, dan jika pengguna melakukan aktifitas normal seperti berlari dan
berteriak dapat mengakibatkan kematian karena gagal jantung.
b. Alkohol. Yaitu minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara
fermentasi atau destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah
bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun proses
pengenceran minuman yang mengandung ethanol.
26
BNN RI, Modul Untuk Remaja, (Jakarta: November, 2007),h.8
33
Akibat yang ditimbulkan oleh alcohol bagi tubuh atau kesehatan adalah:
Menyebabkan defresi pada sistem syaraf pusat. Jika penggunaan dicampur
dengan obat lain si pemakai akan pingsan dan kejang-kejang.
Menyebabkan pembengkakan dan terbendungnya darah otak.
Menimbulkan toleransi dan ketagihan. Peradangan di lambung.
Melemahkan jantung dan hati menjadi keras
c. Tembakau/rokok. Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan
tembakau biasanya dalam bentuk rokok, pengaruh penggunaannya dapat
dilihat apabila digunkan dalam jumlah yang cukup banyak dan waktu yang
cukup lama, zat temabakau itu sendiri dapat menyebabkan ketergantungan
namun yang sangat membahayakan adalah zat racun yang erkandung di
dalam tembakaunya.
Nikotin adalah salah satu dari 4000 zat kimia pada tembakau. Rokok
mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon monoksida
yang dinyatakan sebagai penyebab kanker dan dua tetes murni nikotin
dapat membunuh orang dewasa secara instan.
Efeknya yakni menyumbat saluran-saluran darah jantung sehingga
memperlambat aliran darah, Menyebabkan penyakit kanker, serangan
jantung, impotensi dan gangguan kehamilan serta janin.
E. Pembinaan Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
1. Pengetian Pembinaan
Pembinaan berasan dari “ bahasa Arab “bina” yang berarti bangun,
bentuk. Setelah dilakukan ke dalam bahasa Indonesia, jika diberi awalan
34
“pe” dan akhiran “an” makan menjadi pembinaan, menpunyai arti
pembaharuan, penyempurnan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara berdaya dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih
baik”27
Sedangkah pembinaan menurut Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer “adalah proses membina, membangun atau
menyempurnakan, upaya mendapatkan sesuatu yang lebih baik”28
Dari segi terminologi arti kata “pembinaan” mempunyai dua arti
yaitu :29
a. Pembinan adalah segala upaya pengelolahan berupa merintis,
meletakan dasar, melatih, membisakan, mengarahkan serta
mengembangkan kemampuan orang seseorang untuk mencapai tujuan
mewujudkan manusia dengan mengadakan dan menggunakan segala
dana dan daya yang dimiliki.
b. Pembinaan adalah suatu upaya kegiatan yang terus menerus unutk
memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sarana
pembinaan mampu mengahayati dan mengamalkan ajaran islam
sebagai pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga maupun kehidupan sosial masyarakat.
27
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet ke-9,h.177 28
Peter Salim dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta :
Moderen English, 1991).h .119 29
BP4, Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera (Jakarta : 1989), h. 3
35
Menutut Majid Al-Halali dalam bukunya 38 Sifat Generasi
Unggulan, pembinaan adalah “membangun dan mengisi akal dengan ilmu
yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagi zikir dan menguatkan lewat
intropeksi diri”.30
Dari pengertin yang dikemukakan para ahli tentang pembinaan
maka penulis akan mencoba menggabungkan dari pendapat yang ada dan
menyimpulkan, pembinaan itu ialah usaha yang dilakukan secara sadar,
berencana, teratur dan terarah, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan anak dengan tindakan pengarahan dan pengawasan untuk
tujuan yang diharapkan.
2. Mantan Korban Napza
Napza adalah singkatan. Narkoba, Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya.
Mantan korban Napzah adalah pengguna Napza bukan unutk
maksud pengobatan tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah
berlebihan, teratue dan cukup lama sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan, fisik, mental, dan kehidupan sosial.31
Permasalahan mantan korban Napza merupakan permasalahan yang
demikian kompleks yang merupakan intraksi dalam tiga faktor,
diantaranya yaitu : 32
30
Majid Al-Halali, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta : Bumi Aksara 1998)
cet ke-1, h 17 31
BNN RI, Pedoman Pelaksaan P4GN, (Jakarta:Juni,2007),h.19 32
BNN RI, Pedoman Pelaksaan P4GN, (Jakarta:Juni,2007),h.29-31
36
a. Faktor Individu
1) Aspek kepribadiaan. Apabila dilihat dari aspek kepribadian ini,
terdapat dua aspek faktor pemicu, pertama tingkah laku anti sosial
antara lain: keinginan untuk melanggar, sifat untuk memberontak,
tak ingin hal-hal yang bersipat otoritas, menolak nilai-nilai
tradisional, mudah kecewa dan tidak sabar serta adanya keinginan
diteriman di dalam kelompok pergaulan,
Lalu yang kedua adalah Kecemasan dan depresi antara lain : tidak
mampu menyelesaikan kesulitan hidup, menghindari rasa cemas
dan defresi, sehingga melahirkan ke penyalagunaan narkoba.
2) Aspek pengetahuan, sikap kepercayaan antara lain : mengikuti
orang lain yang menggunakan, tidak mengetahui bahaya narkoba,
ingin coba-coba diterima dalam pergaulan.
3) Keterampilan komunitas menolak tekanan teman sebaya.
4) Faktor genetik.
b. Faktor Lingkungan/sosial
Penyebab antara lain yaitu kondisi keluarga atau orang tua, pengaruh
teman sebaya, faktor sekolah, pengaruh iklan dan kehidupan
masyarakat modern.
c. Faktor Ketersediaan
Antara lain : tersedian dimana-mana dan mudah diperoleh karena
maraknya peredaran narkoba, karena bisnis narkoba yang menjanjikan
37
keuntungan besar, lalu penegak hukum di Indonesia yang belum tegas
dan konsisten.
Dari ketiga faktor penyebab penyalaggunaan narkoba, yang paling
terpenting adalah faktor individu, artinya masing-masing individu
harus bertanggung jawab atas prilakunya dan tidak dapat
mempermasalahkan orang lain atau keadaan yang dihadapinya. Untuk
itu ia harus mengambil keputusan yang baik atau buruk bagi dirinya
sendiri.
Dampak atau akibat penyalahgunaan narkoba, yaitu sebagai berikut :33
a. Bagi Diri Sendiri
1) Fungsi otak dan perkembangan normal remaja terganggu,
mulai dari ingatan perhatian, persepsi, perasaan dan perubahan
pada motivasi.
2) Menimbulkan ketergantungan, overdosis, gangguan pada organ
tubuh, seperti hati, ginjal, paru-paru, lambung, reproduksi serta
gangguan jiwa.
3) Perubahan pada gaya hidup nilai-nilai agama, sosial dan
budaya, misalnya tindakan asusila, sosial bahkan anti sosial.
4) Akibat jarum suntik yang tidak steril dapat terkena HIV/AIDS,
radang pembulu darah, jantung, hepatitis C, dan tuber kolose.
33
BNN RI, Pedoman Pelaksaan P4GN, (Jakarta:Juni,2007),h.32-35
38
b. Bagi Keluarga
1) Orang tua menjadi malu, sedih, merasa bersalah, marah bahkan
sampai putus asa.
2) Suasana hati kekeluargaan berubah tidak terkendali karena sering
terjadi pertengkaran, saling mempersalahkan, marah, bermusuhan
dan lain-lain.
3) Uang dan harta benda habis terjual, serta masa depan anak tidak
jelas karena putus sekolah.
c. Bagi Masyarakat
1) Lingkungan menjadi rawan terhadap penyalahgunaan dan
pengedaran gelap narkoba.
2) Kriminalitas dan kekerasan meningkat.
3) Ketahanan wilayan menurun.
Ciri-ciri pengguna Narkoba yaitu :34
a. Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari
1) Jalan sempoyongan
2) Sering didatangi atau menerima telepon dari orang yang tidak
dikenal .
3) Kamar selalu dikunci.
4) Ditemuka obat-obatan, peralatan seperti kertas timah, jarum
suntik, korek api atau dikamar atau di dalam tasnya.
5) Sering kehilangan uang atau barang berharga dirumah.
34
BNN RI, Pedoman Pelaksaan P4GN, (Jakarta:Juni,2007),h.37
39
b. Perubahan Psikologis.
Malas belajar, mudah tersinggung dan sulit untuk berkonsentrasi.
c. Perubahan Prilaku Sosial
1) Menghindari kontak mata langsung, melamun atau linglung.
2) Berbohong atau memanipulasi keadaan.
3) Kurang disiplin dan suka membolos.
4) Mengabaikan kegiatan ibadah.
5) Menarik diri dari kegiatan aktifitas keluarga dan sering mengurung
diri di kamar/tempat tertutup.
3. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri"
berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa
Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh,
pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren
dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok
pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-
adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para
santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar
mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan
hubungan dengan kyai dan juga Tuhan. Pendapat lainnya, pesantren
berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri
berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang
40
berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian
dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama
yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa
Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat
bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa
India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau
seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap
sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka
menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan
manusia baik-baik.35
2. Peranan Pondok Pesantren
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-
nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya,
lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak
melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan
materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran
sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang
berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung
melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian
masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren
tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan
murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup
35
Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. Rekontruksi
Pesantren Masa Depan, (Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005), hal.11
41
yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di
sekitarnya.36
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang
merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di
Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi
sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang
sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah
lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil
yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.37
Dakwah yang dilakukan pondok pesantren salah satunya adalah
dakwah bil-hal, yaitu dengan terlibat langsung menangani objek
dakwah (masyarakat luas) mulalui kegiatan-kegiatan yang bersifat
sosial ekonomis.kepudulian pesantren untuk menangani problematika
sosial secara langsung ini, mengacu kepada realitas sosial itu sendri
bahwa pesantren yang mempunyai akar yang kuat dilapisisan
masyarakat, sebenarnya memiliki dua sisi mata uang yang
bergandengan. Pada gilirannya pendekatan actual ini, melahirkan
warna sosial yang dirasakan sebagai refleksi etos keagamaan yang
dilambangkan oleh pesantren.38
36
HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva
Pustaka, 2006), hal.1 37
Haedari, H.Amin. Transformasi Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara, 2007),
hal.3 38
Amin Haedari, Masa Depan Pesantren : Dalam Tantangan Modernisasi dan
Tantangan Komplesisasi Gelobal. (Jakarta :IRD Press,2004), cet. Ke-1 h. 25
42
Jadi kesimpulannya adalah bahwa pondok pesantren adalah
lembaga pendidikan yang berarsitektur pedesaan berciri khas kobong
atau pemondokan sebagai tempat tinggal para murid yang disebut
santri. dan kyai sebagai eujengan atau guru sekaligus pemimpinnya.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Gambaran Umum Lembaga
1. Profil Singkat Pemimpin Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
Pondok Pesantren Hikmah Syahadah memiliki nilai historis yang
sangat panjang secara geografis terletak di kampung Kadondong, Desa
Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa Tangerang Alam pedesaan yang
masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi pesantren yang didirikan
oleh Kiyai Drs. Romdin Bin H. Rian, MM yang dilahirkan di Jakarta Utara
pada tanggal 10-09-1968. Beliau lahir dan besar di dalam lingkungan
Kiyai dan Ulama dengan latar belakang keagamaan yang sangat kental.
Sehingga membentuk jati diri beliau menjadi orang yang memiliki
keilmuan yang luas terutama dibidang keagamaan.
Beliau sangat terkenal sebagai tokoh masyarakat yang kharismatik
dan banyak didatangi orang-orang dari berbagai macam profesi dan status
social dari berbagai daerah untuk berkonsultasi dan mengharapkan
bimbingan serta wasilah dari beliau dengan latar belakang masalah yang
sangat beragam.
Orang dengan keilmuan yang luas terutama dibidang keagamaan
pantas dipredikatkan kepada beliau karena selain besar di dalam keluarga
yang kental nuansa keagamaannya, masa kecil hingga remaja beliau,
dihabiskan untuk menimba ilmu di pondok-pondok pesantren seperti
44
pondok pesantren Salafiah, di daerah Bogor, dan Pondok Pesantren
lainnya.
Dimana lembaga pendidikaan pesantren telah lama dikenal
melahirkan cendikiawan-cendikiawan yang berpegang teguh pada konsep
ajaran-ajaran agama islam. Meskipun beliau sangat konsen pada bidang
keagamaan tapi sebagai orang yang sangat haus dengan berbagai macam
keilmuan beliau juga melanjutkan pendidikan di lembaga-lembaga
pendidikan umum dimana beliau pernah mengenyam pendidikan S1 di
Universitas IAIN Sunan Gunung Jati pada tahun 1993
jurusan"Hukum(Syariat)",dan pada tahun 2005 beliau juga berhasil
menyelesaikan study S2 nya dibidang Management di Universitas
Suropati, Jakarta Jurusan "Management Pemasaran" sehingga berhasil
menerima gelar Magister Management(MM) dengan baik.Selain beliau
terkenal sebagai seorang tokoh agama yang kharismatik, beliau juga telah
lama dikenal sebagai seorang guru besar perguruan bela diri di bidang Al-
Hikmah yang piawai mengembangkan ilmu tersebut untuk berbagai
kepentingan kemanusiaan termasuk mengembangkan ilmu tersebut
menjadi ilmu ketabiban yang akhirnya dapat di implementasikan di
lembaga Pondok Pesantren Hikmah Syahadah.
2. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Hikmah Syahadah.
Pondok Pesantrean Hikmah Syahadah didirikan pada tanggal 18-08-
1998, Secara geografis Pondok Pesantren Hikmah Syahadah terletak di
wilayah Kp. Kadong-dong Desa Pasir Nangka Kab. Tangerang–Banten.
45
dengan Alam pedesaan yang masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi
pesantren, Meskipun berdiri di lahan pedesaan, lokasi pesantren yang biasa
disingkat Pesantren AL-HIKMAH ini sangat strategis. Pintu gerbang
pesantren dibangun langsung menghadap ke jalan, Kemudahan akses
transportasi tersebut membuat Pesantren sangat mudah dijangkau, Santri
juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan
apa saja. Pesantren ini Pertama kali dibangun dengan bangunan yang
sangat sederhana, berbahan bangunan dari alam sekitar seperti berdinding
bambu dan atap sirap dengan ciri khas model bangunan pesantren salaf
berbentuk panggung yang khas disebut Kobong.
Namun sesuai dengan perkembangan jaman, pesantren mulai
mendirikan gedung permanen sedikit demi sedikit sesuai dengan
kemampuan pemilik pesantren sebagai sarana pendukung kegiatan
pesantren tanpa meninggalkan ciri khas awal bentuk bangunan pesantren
yaitu kobong.
Pendirian Pesantren ini diprakarsai dan dicetuskan oleh Kiyai Drs.
Romdin H. Rian, MM. Sekaligus pepimpinan pesantren sampai saat ini.
Konsep awal dari pondok pesantren ini sedianya disiapkan hanya sebagai
lembaga pendidikan untuk mengembangkan ilmu-ilmu agama Islam
dengan Metode Salafi dimana didalamnya para santri pun dibekali ilmu
bela diri Islam yang berbasis pada ilmu Al-Hikmah.
Seiring dengan perkembangan jaman dan berjalannya waktu
Pesantren pun mulai mengikuti perkembangan sosial yang terjadi di
46
masyarakat dimana mulai maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan
generasi muda mulai menjadi perhatian Pesantren Hikmah Syahadah.
Didasari rasa keprihatinan dan kepedulian Pesantren terhadap para korban
narkoba ini, maka pada awal tahun 2000 berbekal ilmu pengetahuan
agama dan seorang Guru Besar Ilmu AL-HIKMAH yang beliau miliki
mulailah pesantren mencoba untuk mengobati beberapa pasien narkoba
dan dengan seizin Allah SWT diringi dengan do'a dan ilmu Hikmah yang
dimiliki oleh pemimpin Pesantren telah berhasil menyembuhkan dan
memulihkan para korban penyalahgunaan narkoba tersebut.
Dan pada tahun 2000 inilah Pesantren mulai mengembangkan
Lembaga Rehabilitas Narkoba, Anak Nakal dan Gangguan Kejiwaan yang
tetap berasis pada pendidikan Agama Islam.
Pada tahun 2001 Pon-Pes Hikmah Syahadah mulai dikenal luas
karena keberhasilannya dalam merehabilitasi pasien bukan hanya
pengguna narkoba tetapi juga seperti anak nakal dan gangguan
kejiawaan/mental sehingga dilirik beberapa stasiun TV dan tampil
dibeberapa stasiun televisi antara lain RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan
terakhir kali oleh Trans Tv, dimana mereka tertarik akan metode
pengobatan yang dilakukan oleh Pesantren Hikmah Syahadah terhadap
korban-korban penyalahgunaan NAPZA tersebut dengan berbasis syariat
islam dan Ilmu Hikmah. Dan dengan izin Allah SWT Pesantren Hikmah
Syahadah kini mulai dikenal diberbagai pelosok Tanah Air, sebagai salah
satu Pesantren yang bukan hanya mengajarkan ilmu agama atau sebagai
47
lembaga pendidikan agama islam tapi kini Pesantren Hikmah Syahadah
juga sebagai tempat merehabilitas korban-korban Narkoba, Anak nakal
serta Gangguan kejiwaan/Mental dan Para santri-santri nya pun datang
dari berbagai pelosok daerah indonesia dengan latar belakang dan keluhan
yang berbeda.
3. Visi
Membentuk generasi-generasi yang dapat menjadi manusia
seutuhnya melalui pendidikan keagamaan dan pembekalan diri agar dapat
mengabdi kepada negara, serta tangguh mengahadapi segala tuntutan
jaman dengan tetap menjaga ahlak dan tetap berjalan dalam koridor
kaidah-kaidah agama islam, dan sekaligus sebagai pengembangan dakwah
Islam dan keagamaan.
4. Misi
Mengembangakan Yayasan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
yang awalnya hanya sebagai lembaga pendidikan berkonsep keagamaan
hingga dapat sekaligus menjadi suatu lembaga yang berperan dalam
menyelamatkan, mendidik, mengarahkan serta membekali para korban
penyalahgunaan narkoba, gangguan kejiwaan termasuk maslah sosial dan
kemasyarakatan lainnya akibat tekanan hidup dan perubahan jaman yang
terus berubah hingga dapat kembali berprestasi dan mengabdi kepada
negara serta lingkungan dengan tetap berpegang teguh pada syariat agama
islam.
48
5. Sarana dan Prasarana
a. Tiga bangunan permanen yang berjumlah 11 lokal yakni gedung H.
Rian terdiri dari 9 lokal, gedung Hj, Sa’adah yang terdiri dari 2 lokal.
b. Dua bangunan kobong dari bahan bambu yang saat ini berfungsi
sebagai kamar petugas.
c. Satu ruang kantor yang berfungsi sebagai ruang perpustakaan,
pimpinan, dan pelayanan registrasi serta administrasi bagi santri baru.
d. Delapan toilet
e. Tujuh kuilah di bagian belakang gedung
6. Pelayanan
Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah dikonsepkan oleh
Pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai suatu lembaga pendidikan
keagamaan, Pesantren kini juga telah berkembang menjadi lembaga
rehabilitasi narkoba, anak nakal dan gangguan kejiwaan/mental. Pesantren
Hikmah Syahadah juga membuka layanan tentang masalah sosial yang
terjadi di masyarakat.
7. Struktur Kepengurusan
1. Ketua Yayasana : Drs. H. Romdin H. Ria’an, MM
2. Ketua Harian : Risa Riani Romdin
3. Sekretaris I : Nurhifalah, S.E
4. Sekretaris II : Yeni Nuraeni
5. Bendahara I : Hj. Hodijah
6. Bendahara II : Dian Annisa Oktaviani
49
BIDANG-BIDANG :
a. Bidang Pencegahan
Ketua : Ust. Rahmat
Anggota : Abu Asirin
b. Bidang Terapi & Rehabilitasi
Ketua : Dede Hariri
Anggota : Apriyudin
: Subhan Arif
: Hafied Handrian
: Iik Maulana
c. Bidang Advokasi Sosial Dan Perlindungan
Ketua : Djamidi
Anggota : Siti Hapsoh
: Nety Sumiati
d. Bidang Tindak Lanjut (After Care / Resosialisasi)
Ketua : Gathot Trisno Wibawa
Anggota : Kosim
: Muhaemin
50
8. Team pengajar terapi & konselor
No Nama Jenis
Kelamin
Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
1 Drs. H. Romdin H. Ri’an MM L Jakarta 10-10-1968 S2 Ketua Yayasan
2 Hj. Hodijah, S.Pd.I P Tangerang 09-03-1969 S1 Bendahara I
3 Dian Annisa Oktaviani S.Pd P Tangerang 17-10-1992 S1 Bendahara II
4 Yeni Nuraeni P Kuningan 27-08-1994 DII Sekertaris I
5 Ira Estiyana S.Pd P Tangerang 12-06-1993 SI Sekertaris II
7 Dede Ahmad Hariri L Lebak 11-11-1993 DII Penerafi
8 Apriyudin L Kuningan 03-04-1998 SLTP Penerafi
9 Abdul Hapidz L Serang 12-07-1995 SMA Konsumsi
10 Ambarita P Jakarta 04-09-1980 SMA Konsumsi
11 Kosim L Pandeglang 25-04-1978 SMA Tata Ruang
12 Sukanta L Tangerang 12-09-1960 SMA Tata Ruang
13 Nurhifalah S.E L Tangerang 12-05-1958 S1 Penasehat
14 Nety Sumiati S.Pd P Tangerang 13-08-1965 S1 Penasehat
15 Eli Umriati S.Pd P Tangerang 28-06-1993 S1 Guru
16 Fikhuji Mulyaningsih S.Pd P Berebes 13-07-1989 S1 Guru
17 Ikhsan Wirandana S.Pd L Tangerang 20-01-1993 S1 Guru
51
9. Data Pasien Pondok Pesantren
No Nama
Tempat
Tanggal
Lahir
Alamat
1 Agus 18-05-1969 Jakarta
2 Amin 30-07-1980 Ciputat, Jakarta Barat
3 Bahtiar 3-01-1933 Kp. Tengah Rt.03/07, Kramat Jati
4 Danil 7-03-1976 Losarilor, Jawa Tengah
5 Dwi 12-12-1988 Jawa Tengah
6 Ebbi 23-02-1988 Cirebon
7 Erwin 1-08-1970 Bogor
8 Harry 16-09-1973 Gading serpong
9 Lukas 30-6-1973 Brebes
10 Nana 22-07-1983 Serang, Banten
11 Rahmat 1-09-1989 Jakarta
12 Roni 17-10-1985 Dumpi, Batu Ceper
13 Robiatul 4-03-1985 Menes, Banten
14 Tomi 7-02-1976 Cilacap
15 Yono 15-08-1977 Batu Raja, Tangerang
16 Yusuf 13-05-1980 Ciputat, Jakarta Barat
17 Maskur 19-06-1952 Pandeglang
18 M. Syamsu 31-12-1987 Sentiong, Balaraja, Tangerang
19 Juli Ardiyano 20-11-1983 Kav. Jl. Cendana Tangerang
52
20 Sarmin 17-02-1990 Kp. Cewut, Gunung Kaler
21 Nana Suryana 6-07-1979 Kp. Bubulak, Mekar Bakti, Panongan
22 Aisah 25-12-1985 Jakarta Pusat
23 Nurtiawati 12-07-1966 Tangerang
24 Maria 17-05-1950 Sumatra Barat
25 Yana 3-09-1950 Jakarta
26 Yuniar 6-07-1960 Tangerang
27 Masitoh 13-01-1990 Kp. Cewut, Gunung Kaler
28 Khairuddin 20-10-1977 Cilandak, Lebak Bulus
29 Tlas Woeh Cikupa, Tangerang
30 Dewi 8-07-1988 Jakarta Pusat
31 Tri Meliani 15-09-1988 Kp. Peninggilan, Larangan, Cileduk
32 Kuyaemah 18-05-1965 Nambo Jaya, Karawaci
33 Sukanta Tangerang
34 Tri Yana 17-04-1988 Karang Asem, Cirebon
35 Ade Setiawan 18-02-1989 Malang Nengah, Pandeglang
36
Arman
Suyatna
6-11-1969
Taman Adiyasa, Solear,Cikuya
37 Endrawati Pasar Anyar, Tangerang
38 Anton 12-04-1990 Kp. Babakan Mangpeng, Gunung Kencana
39 Ahmad Kronjo,Tangerang
40 Oji Tigaraksa
53
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Pada Bab ini penulis akan membahas tentang Stategi Dakwah Melalui
Program Pembinaan Mantan Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah, dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil observasi,
wawancara catatan lapangan dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah
dijelasakan pada Bab II.
Seperti yang sudah dibahas pada bab II, Stategi Dakwah Melaluia Program
Pembinaan adalah adalah rencanan suatu tindakan yang sudah ditentukan terlebih
dahulu. Dari perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian,
kegiatan-kegiatan atau proses dan evaluasi yang diperlukan guna mencapai tujuan.
A. Perencanaan Program Pembinaan
Pada awalnya pengurus melakukan beberapa tahapan bagi santri baru,
seperti tes wawancara mengenai latar belakang keluarga dan riwayat penyakit
atau body check. Setelah melakukan beberapa tahapan barulah para santri di
tempatkan di kamar yang disesuaikan dengan emosional santri dan melakukan
upaya detoksifikasi.
Detofsifikasi adalah upaya pemutusan pasien dengart Napza, artinya
pada saat itu pasien sudah tidak diperbolehkan lagi mengkonsumsi Napza.
Terapi ini bersifat sebagai pertolongan pertama bagi pasien untuk bisa pulih
kembali akibat pengaruh obat seperti muntah-muntah, hidung meler, tidak bisa
tidur dan lain sebagainya, Masa detoksifikasi di Ponpes Hikmah Syahadah ini
54
berlangsung 10 hari sampai 1 bulan lamanya, hal itu tergantung pada tingkat
pada perubahan pasien, selama menjalani detoksifikasi, pasien hanya
menjalani terapi ilahiah dengan dibantu ramuan herbal, seperti air kelapa yang
mampu menetralisir obat-obatan, pada tahap ini pihak ponpes juga sama sekali
tidak menggunakan obat-obatan medis, sekalipun pasien tersebut tengah
mengalami sakau.1
Adapun detoksifikasi dengan cara medis, pada fase pembersihan darah
dan sirkulasi organ-organ tubuh lainnya pada tubuh pencandu dari narkotika,
psikotropika atau zat adiktif lainnya, sehingga darah menjadi bersih dan sistem
metabolisme tubuh kembali normal. Proses ini dapat dilakukan melalui cara-
cara berikut:
Cold Turkey (abrupt withdrawal) yaitu proses penghentian pemakaian
Narkoba secara tiba-tiba tanpa disertai dengan substitusi antidotum.
Bertahap atau substitusi bertahap, misalnya dengan Kodein,
Methadone, CPZ, atau Clocaril yang dilakukan secara tap off (bertahap)
selama 1-2 minggu.
Rapid Detoxification: dilakukan dengan anestesi umum (6 - 12 jam).
Simtomatik: tergantung gejala yang dirasakan.
Hal ini sangat berbeda dengan upaya pengeluaran racun NAPZA
dalam tubuh pasien di Ponpes rehabilitasi hikmah syahadah yang sama sekali
tidak menggunakan obat-obatan medis apalagi memberikan NAPZA dengan
1 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal
17 maret 2014
55
dosis yang sangat rendah (misalnya metadon), jadi begitu pasien masuk
mendaftarkan dirinya sebagai pasien-pihak ponpes langsung melakukan upaya
pemutusan NAPZA, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau. Maka
di sinilah kelebihan dari pengobatan pasien Napza di pondok pesantren
hikmah syahadah karena pasien tidak merasakan efek kimia dari obat-obatan
medis. Setelah peroses tahapan awal dilakukan, para santri wajib mengikuti
program-program yang telah diterapkan oleh pondok pesantren. Hingga santri
mantan korban napza dinyatakan sebuh secara ruhani dan jasmani. Adapun
program kegiatan sehari yang harus di ikuti, di bawah ini peneliti akan
menjelaskan.
1. Program Pembinaan Melalui Agama
Pembinaan agaman merepukan kegiatan yang berkaitan dengan ke
agamaan dengan harapan paramantan korban Napza dapat menyadari
kekeliruan yang telah di perbuatan nya sehingga mau merubah sikapnya
dengan melaksanakan ajaran agama dalam ke hidupan sehar-hari dan
memiliki kesadaran untuk meninggalkan penyalahgunaan dan
ketergantungan pada Napza. Tujuan dalam membinaan melalui agaman
agar mantan korban Napza pondok pesantren hikmah syahadah
mempunyai kesadaran dan penghayatan terhadap agaman, mempunyai
kemampuan beribadah dengan melaksanakan ajaran agama.
Pembinaan agama yang dilakukan pihak pondok pesantren hikmah
syadah terhadap para mantan korban Napza dengan melakukan kegiatan-
56
kegiatan ke agamaan, ada pun kegiatan agama yang dilakukan sebagai
berikut yaitu :
Pak H.Romdoni memyebut program-program kegitan pembinaan
Agama di Pondok Pesantren :2
1. Melaksanakan Shalat Wajib Lima waktu Berjamaah
Para mantan koraban napza ini dibantun oleh para pengurus untuk
melaksanakan shalat lima waktu, karena shalat adalah kewajiban dan
mendekatkan diri kepada sang kholik.
2. Shalat Sunah Tahajud dan Shalat Sunah Duha
Shalat Sunah tahajud di laksanakan seminggu satu kali pada hari
jum’at pukul 00:00 sampai pukul 01:00 setelah shalat berdzikir
bersama-sama.
Shalat sunah duha di laksanakan setiap hari pukul 09:00 setelah shalat
sama melaksanakan dzikir.
3. Pengajian Al-Qur’an
Mengaji Al-Qur’an dilaksanakan usai melaksanakan Shalat wajib
Khusus nya usai melaksanakan shalat magrib sampai menjelang shalat
isa.
4. Apalan Do’a-Do’a
Apalan do’a-do’a wajib bagi santri untuk menghapal nya, adapuan
do’a-doa itu, do’a shalat duha, shalat tahajud, do’a selamat, do’a kamil,
dll.
2 Wawancara pribadi dengan pak. H. Romdoni(Pimpinan Pondok Pesantren) pada
tanggal 17 mei 2014
57
5. Pengaiian Agama
Pengajian agama merupakan siraman rohani atau dakwah, yang
disampaikan oleh pimpinan pondok, kegiatan ini merupakan aktivitas
rutin yang wajib diikuti oleh parasantri. Materi yang di sampai kan
berkenaan dengan materi keaqidahan dan kehidupan.
2. Program Pembinaan Melalui Terapi
Pembinaan melalui terapi, saat calon santri mantan korban napza
melakukan pendaftaran atau mengisi formulir, para pengurus melakukan
tes wawancara tentang latar belakang meraka dan obat apa yang pernah di
konsumsi dan beberapa tahap lain. Dalam yahan ini para pengurus
melakukan pembinaan terapi.
Adapuan program pembinaan melalui terapi yang harus di ikutin santri
mantan korban napza, yaitu :
1. Minum air do’a
2. Terapi gurat
3. Mandi malam pada malam jum’at pukul 24:00
4. Senam pagi
5. Dzikir Syifa
6. Bersih-besih
58
B. Proses Program Pembinaan .
1. Proses Pembinaan Melalui Agama
1. Shalat Wajib Lima Waktu Berjamaah.
Pada aktivitas ini seluruh satrin mantan korban Napza dituntut
untuk melaksanakan shalat wajib berjamaah, yakni shalat duhur, asar,
magrib isa. Dan subuh. Terkeculai bagi mantan korban Napza di luar
kedaraan nya atau setres akibat mengkosumsi obat yang sudah
dikatakan sangat berbahaya. Pelaksanaan shalat ini berlangsung di
musolah pondok pesantren hikmah syahadah dengan seorang imam
dari para pengurus atau pimpinan pondok adapun tujuan shalat
berjamaah ini agar para santri atau mantan korban napza mampu
mendekatkan diri kepada Allah.
Selain shalat wajib dilaksanakan secara berjamaah para pengurus
pondok pesantren mewajibkan shalat sunah thajud dilaksanakan secara
berjamaah.
2. Shalat Sunah Tahajud dan Shalat Sunah Duha
Dalam kegiatan shalat thajud tidak termasuk kewajiban rutin bagi
santri mantan korban Napza , melain kan hanya satu minggu sekali,
pelaksaan nya hanya pada malam jum’at dibangunkan pada sepertiga
malam. Dan berdzikir yang di pimpin oleh pimpinan pondok.
Aktivitas tersebut dilakukan sama seperti aktivitas ibahdah lain nya
yang sudah di garis dalam kitab suci Al Quran dan As-Sunah, dimana
59
para mantan korban Napzah melakukan ibadah sesuai dengan tuntutan
yang sudah di tetapkan tanpa ada perbedaan sedikitpun.
Dalam aktivotas tersebut unsur ajakan (dakwah) unutk
memperbaiki diri sangatlah kental, dorongan dalam diri para santri
mantan korban Napza merupakan salah satu aspek penting untuk
penyembuhan dan menyadari akan pentingan ibadah-ibadah wajib
maupun suna unutk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Shalat sunah duha sama dengan shalat sunah thajud tidak wajib
tapi kegitan ini rutin di lakukan setiap hari, karena menyukiri nikmat
dan karunia Allah SWT.
3. Mengaji Iqra dan Al-Qur’an
Pengajian Iqra dan Al-Quran merupakan kegiatan wajiab yang di
program kan oleh para pengurus pondok usai melaksanakan shalat
wajib berjamaah magrib dan subuh yang berlangsung di musolah, para
pengurus pondok pesantren membimbingan dan membagi kelompok-
kelompok baca Iqra dan kelompok baca Qur’an. Bagi para mantan
korban napza yang mampun dalam membaca Al-Quran dimaksimalkan
kembali bacaan nya dengan bimbingan yang intensif sedangkan bagi
mantan korban Napza yang telah memahami huruf dan dapat membaca
Al-Quran akan dibimbing lebih dalam tentang baca-bacaan termasuk
juga makkhorijul huruf dan tajwid.3
3 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren),
tanggal 10 april jam 10.00
60
Bagi para mantan korban napza yang belum bias baca Al-Qur’an
atau sama sekali belum mengenal huruf-huruf dalam Al-Quran. Sama
hal nya dengan pengajaran mengaji Al-Quran akan di bombing oleh
para pengurus secara intensif dalam mengenal huruf-huruf hijaiyah.4
Diharapkan dikemudian hari para mantan koraban Napza dapat
membaca dan mengenal Al-Quran lebih dalam.
Dengan demikian, melalui peroses pembinaan pembacaan Al-
Quran dan Iqra, maka santri mantan korban napza mampu
mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari dan menjadi bekal nya
bagi kehidupannya di masyarakat kelak, lebih dalam mengenal
ajarana-ajaran islam dan mengamalkan dalam lingkungan
4. Pengajian Agama
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang rutin yang harus diikuti
oleh santri mantan rehabilitas pondok pesantreh hikmah syadah, dan
dilakukan dua kali dalan satu minggu, yakni pada hari senin dan jumat
pukul 15.00-16.00 yang di pimpin Pak. H. Romdin pemimpin pondok
dalam kegiatan ini pihak pondok menyiadakan musolah dan aula
sebagai sarana atau tempat dalam memberikan pesan-pesan dakwah.
Dalam memberikan penyajian dakwah pemimpin pondok
berpedoman pada buku-buku agama dan menyampaikannya
menggunakan bahasa Indonesia melalui ceramah. Tujuannya agar
4 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren),
tanggal 10 april jam 10.00
61
seluruh warga binaan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada allah SWT.
Sedangkan materi yang diberikan oleh pimpinan pondok pada
pengajian mencangkup:5
1. Aqidah. Yang meliputi hal-hal yang wajib diimani dan hal-hal
yang tidak wajib diimani sebagai lawannya, seperti percaya
terhadap kekuatan barang atau benda, syirik.
2. Syariah ayau hokum islam. Yakni masalah yang berhubungan
dengan pengalaman sehari-hari, yang meliputi pengertian wajib,
sunat, haram, makruh mubah dan hal yang berkaitan dengan makan
dan perbuatan. Di harapkan setelah menyampaikan pengetahuan
tersebut seluruh mantan korban napza akan patuh dengan semua
hokum dan bertaqwa kepada allah.
3. Materi hukun yang ada kaitan nya dengan ibadah misalnya, hukum
shalat, puasa, zakat, dan sebagai nya disamping itu juga dibahas
hal-hal yang berkaitan dengan di atas, seperti masalah wudlu,
masalah toharoh, najis dan lain-lain.
4. Aklakul karimah, meliputi akhlak yang terpuji, akhlak yang tercela,
akhlak yang terpuji antara lain: Iklas, tolong-menolong, hormat-
menghormati, sabar, tabah dan sebagainya. Akhlak yang yang
tercela meliputi sombong, dengki, memfitnah, dusta bohong,
menghasud dan sebagai nya.
5 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal
10 april 2014 Jam 14:21
62
Pondok pesantren hikmah syahadah atau tempat rehabilitas
memiliki program untuk mendukung dalam kegiatan-kegiatan dan
pelaksanaan parasantri atau mantan korban napza. Suatu program juga
harus didukung dengan ada nya sebuah evaluasi unutk mencapai
suatau tujuan yang di harapkan.
2. Prosen Pembinaan Melalui Trapi
Setelah menjalani detoksifikasi atau tahap penanganan awal, maka
pasien mengikuti proses progam pembinaan terapi ilahiah. Berikut
langkah- langkahnya
1. Minum Air Do’a
Air do’a ini merupakan air khusus yang telah dibacakan ayat-ayat
syifa, ayat-ayat syifa tersebut yaitu surat al-FaIaq, an-Nas, al-Ikhlas,
al- Fatihah, al-Baqarah ayat 1-7, ayat kursi dan at-Taubah. Minum air
do’a ini juga merupakan anjuran Rasulullah karena mampu menyerap
energi positif ke dalam tubuh. Minum air do’a dilakukan sebelum
melaksanakan terapi telunjuk petir dengan tujuan agar air positif
tersebut menjalar ke seluruh tubuh, menyerap ke seluruh syaraf-syaraf
dan memperlancar peredaran darah, atau ibarat kata sambil disuntik di
bantu dengan minum obat.
Kak Fadly memperjelas kembali tentang air do’a ini.
63
“Air do’a atau air khusus ini adalah air yang sudah dibacakan ayat-
ayat syifa oleh pemimpin ponpes, jika kita melihat keefektifannya kita
bisa melihat dari sebuah penelitian air yaitu the power of water”.6
2. Terapi Gurat
Terapi telunjuk petir adalah terapi yang dilakukan dengan cara
mengguratkan jari ke titik-titik syaraf tubuh si pasien yang dibarengi
dengan do’a dan dibasuhkan air do’a, sehingga adanya energi positif
yang masuk kedalam tubuh si pasien.
Hal ini di sebagaimana dijelaskan oleh Ustd Ade bahwa
“Terapi gurat adalah terapi yang menggunakan jari dan air do’a
sebagai medianya, dan air do’a tersebut sudah dibacakan surat-surat
yang terkandung di dalam al-qur’an, seperti ayat kursi, surat al-falak,
surat an-nas, dan surat al-fatihah. Maka dari air do’a tersebut terdapat
energi positif yang masuk ke dalam tubuh pasien”.7
Pak H. Rhomdin mempelajari ilmu terapi gurat dari seorang
sesepuh yang bernama aim Ende Wirta, lalu diamalkan oleh pak haji
sebagai pengobatan alternatif bagi segala penyakit medis khususnya
bagi korban NAPZA, dan penyakit non medis. Untuk mendapatkan
ilmu ini juga tidak mudah karena sangat banyak proses yang dilalui
seperti berpuasa dan dan melewati beberapa pantangan seperti tidak
6 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal
18 mei 2014 pukul 10:30 WIB. 7 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal
18 mei 2014 pukul 10:45 WIB.
64
boleh melakukan zina, mengkonsumsi NAPZA, mencuri dan perbuatan
maksiat8.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan kak Fadhly, yaitu sebagai berikut
“Keistimewaan terapi ini dibandingkan dengan terapi yang lainnya
yaitu mampu menyembuhkan penyakit medis dan non medis, selain itu
juga adanya kontak fisik langsung antara sang terapis dengan pasien”. 9
Adapun teknik pelaksanaan terapi telunjuk petir yaitu sebagai berikut:
a. Duduk menghadap kiblat
b. Membaca syahadat
c. Meminum air do’a
d. Membubuhkan air do’a ke ubun-ubun pasien
e. Mulai mengguratkan jari ke daerah kepala seperti kening, bawah
telinga dan tengkuk kepala
f. Gurat pada bagian dada dan perut
g. Gurat pada bagian punggung
h. Gurat pada bagian tangan
i. Gurat pada bagian kaki seperti paha depan/belakang dan betis
Terapi ini dilakukan empat kali dalam seminggu, yakni pada malam
minggu, malam senin, mlam rabu dan malam jum’at. Jumlah guratan
tersebut harus ganjil yakni antara 7-11 kali guratan, apabila si pasien
8 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal
19 mei 2014 pukul 11:00 WIB. 9 Wawancara pribadi dengan Ustd Kagot (pengurus pondok pesantren), tanggal 19
mei 2014 pukul 11:00 WIB.
65
merasakan kesakitan yang luar biasa, maka diwajibkan untuk membaca
kalimat tasbih, tahmid dan takbir.10
Hal tersebut juga dipeijelas oleh Rasyid Fadhly
“Memang kalau awal-awal menjalani terapi ini pasien sangat
kesakitan bahkan ada yang sampai muntah-muntah maka sesakit apapun,
si pasien harus mengucap asma Allah”11
Rendy pun mengalami rasa sakitnya terapi ini, berikut cerita rendy
“Waktu pertama mah memang sakit banget, tapi setelah itu badan
jadi terasa enteng, jadi nafsu makan dan tidur nyenyak, eh sekarang mah
saya jadi ketagihan pengen diterapi terus, jadi udah gak terlau sakit kayak
pas awal-awal aja”. 12
Sama halnya dengan Gilang, gilang pun menceritakan perihal
pengalamannya tentang terapi ini
“Pas awal terapi ini saya sagat kaget karena emang sakit banget, serasa
ada yang nyetrum dari dalem, jadi rasanya perih sakit gitu, tapi emang
bener setelahnya badan jadi serasa enteng dan plong”.13
3. Mandi Malam
Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan pengarah obat karena air
tersebut sudah dicampur dengan garam dan dibacakan do’a, Terapi
mandi malam ini dilaksanakan pada malam hari yaitu pada malam jum’at
10
Hasil pengamatan pada tanggal 23 mei 2014. Pukul 09: 00 WIB 11
Wawancara pribadi dengan Rasyid Padli (pengurus pondok pesantren),
tanggal 26 mei 2014 pukul 11:23 WIB. 12
Wawancara pribadi dengan Rendi (Pasien Pondok Pesantren ) pada
tanggal 26 mei 2014 13
Wawancara pribadi dengan Rendi (Pasien Pondok Pesantren ) pada
tanggal 26 mei 2014
66
pada pukul 24:00 WIB, atau menunggu sampai air tersebut benar-benar
dingin sehingga si pasien merasa menggigil.14
Dari ketujuh kulah yang ada, yang telah dipercaya khasiatnya dari
masing-masing kulah15
tersebut, biasanya kulah yang dipakai untuk
mandi malam pasien adalah kulah yang ke empat, teknik pelaksanannya
yaitu dengan cara berendam dan satu kulah biasanya digunakan untuk 1-
3 orang.
4. Dzikir Syifa
Dzikir syifa ini dilakukan setiap sehabis sholat lima waktu, dengan
tambahan lantunan ayat-ayat syifa seperti surat al-Ikhlas, al-Falak, al-
Baqarah ayat 1-7, al-Fatihah, an-Nas, at-Taubah, lalu membaca asmaul
husna. Terapi ini bersifat terapi mental karena mampu memberikan
ketenangan jiwa sehingga pasien menjadi tidak selalu merasa gelisah dan
memberi keyakinan bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah SWT.
Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
langkah-langkah terapi ilahiah yang digunakan sebagai pengobatan di
pondok pesantren ini, semuanya tidak terlepas dari sebuah keyakinan
kepada Allah SWT melalui dzikir dan do’a dengan menggunakan air dan
gurat telunjuk sebagai medianya.
Do’a dan zikir mempunyai hubungan yang erat, menurut Qurays
Syhab, bahwa do’a adalah merupakan sebagian dari zikir, do’a adalah
14
Wawancara pribadi dengan Pak. H. Rhomdoni (Pimpinan Pondok
Pesantren) pada tanggal 1 april 2014 15
Kulah adalah bak mandi penampungan air yang terbuat dari semen dan batu bata
seperti tempat ambil air wudu dahulu tahun 1980
67
permohonan, setiap zikir walaupun dalam redaksinya terdapat 15 Kulah
adalah bak penampungan air yang terbuat dari semen permohonan, tetapi
kerendahan hati dan rasa berhajat kepada Allah SWT yang selalu
menghiasi pedzikir, mendirikan zikir itu mengandung sebagai
permohonan16
, yang penting di dalam terapi pengobatan dengan media
dzikir adalah keimanan, keyakinan terhadap Allah SWT, di dalam usaha
dan ikhtiar itu kita' sandarkan betul-betul kepada Allah SWT.
Sedangkan pada media air, karena adanya energi positif dari air do’a
tersebut, seperti apa yang dikatakan seorang ahli penelitian “Dr Masaru
Emuto” yaitu tentang the power of true water, bahwa air mampu
mengantarkan informasi ke dalam tubuh, karena kualitas air bergantung
pada informasi yang diterimanya, konsekuensi logisnya adalah manusia
sebagai makhluk yang sebagian besarnya terbentuk dari air sudah
seharusnya diberikan informasi yang baik, jika kita melakukan hal ini
maka pikiran dan tubuh kita akan menjadi sehat, maka sebaliknya, jika
kita menerima informasi yang buruk maka kita akan merasakan sakit.17
Selanjutnya yaitu berkaitan dengan teknik pemijatan, teknik
pemijatan ini sama halnya dengan terapi gurat telunjuk, karena adanya
sentuhan antara guratan jari dengan sistem-sistem syaraf pada tubuh si
pasien, yaitu seperti melakukan pemijatan. Terapi pijat merupakan upaya
penyembuhan yang aman, efektif dan tanpa efek samping. Terapi dengan
16
Ust Mujaddidul Islam Mafa , menyibak Kedasyatan Dzikir ( Lumbung Insani,
2009), h 34 17
Masaru Emoto, The Truse Power Of Water.( Mq Publishing : Cet ke-9 2001 .
Bandung), h. 19
68
teknik pijat dapat digunakan mengobati berbagai gangguan sehingga
terapi pijat diyakini sebagai salah satu cara paling jitu dan manjur untuk
menghilangkan rasa lelah, stres, otot kaku, dan pegal-pegal, hai itu
karena pijat akan merangsang titik-titik akupuntur tubuh manusia agar
bekerja lebih baik dan normal.
Teknik pemijatan untuk penyembuhan bisa dilakukan pada beberapa
bagian tubuh atau titik tubuh tertentu, hal itu karena organ di dalam tubuh
berhubungan langsung dengan bagian luar atau titik akupuntur tubuh
yang berada di bagian kepala, tangan, kaki, dan telinga.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam ilmu medis bahwa melakukan
pemijatan di daerah kepala berfungsi sebagai melancarkan peredaran
darah dan merefresh saraf pusat yang mampu menyembuhkan gangguan
pada mata, hidung tersumbat, sakit gigi, insomnia dan kaku di leher. Di
bagian menyembuhkan penyakit nyeri antara rusuk, kencing manis, darah
rendah, dan wasir/ambeien. Di bagian lengan untuk 'menyembuhkan
penyakit keseleo, darah tinggi dan reumatik dada dan perut
menyembuhkan penyakit paru-paru, mual, gangguan usus, kurang nafsu
makan, kemandulan dan gangguan lever. Di bagian punggung
mampu/lumpuh. Di bagian kaki seperti paha dan betis dapat
menyembuhkan penyakit kencing manis, gangguan kelenjar, gangguan
ambeien, kaki reumatik/lumpuh dan sembelit. Di bagian kaki mampu
menyembuhkan kaku di lutut dan merangsang peredaran darah.
69
Maka tidak heran jika terapi telunjuk petir ini sangat berkhasiat
mengobati berbagai penyakit medis, karena terapi ini mengikat pada dua
kekuatan yaitu adanya kekuatan do’a melalui air yang menyerap ke
syaraf pasien serta adanya sentuhan medis seperti teknik pemijatan
melaluiguratan telunjuk petir pada titik syaraf atau titik-titik akupuntur
pada tubuh 20 si pasien.
C. Evaluasi
Evaluasi biasa di lakukan dalam sebuah organisani atau insitusi besar
maupun kecil seperti pihak swasta atau pemerintahan melakukan sebuah
evalusi untuk mencapai sebuah tujuan.
Evaluasi itu sendiri adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas
perusahan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan kinerja yang diinginkan. Para manajemen di semua level
menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan
dan memecahkan masalah. 18
Demikian pula yang di lakukan pimpinan dan para pengurus pondok
pesantren hikmah syadah mengevaluasi program-program yang telah
dilakukan selama setahun penuh hingga menemukan hal yang menjadi gejala
dalam pembinaan terhadap mantan korban napza. Sehingga mendapatkan
solusi yang baik demi kelancaran program-program yang ada di pondok
pesantren hikamah syahadah.
18
Wawancara peribadi dengan Ustad Gatot pada tangga 21 Mei tahun 2014
Jam 14.21
70
Penjelasan dari Ustad Ade seputar evaluasi di pondok “pemimpin
pondok selalu mengumpulkan para pengurus di musolah atau dirumah beliau,
untuk mengevaluasi hasil kerja dan program-program yang di terapkan
meminta para pengurus mengutarakan gejala-gejala selama setahun dalam
pembinaan mantan koraban napza. Hingga kita mendapatkan solusi yang baik
dan memecah kan gejalan-gejala yang menggambat kelancara kinerja dalam
pembinaan”
Penjelasan dari Ustad Gatot seputar evaluasi
“Para pengurus juga sering melakukan evalusi individu usai membina.
Misalkan saya ada dibagian pembinaan Terpi, saya suka mengeluh kesan atau
meminta solusi dari Pak Haji”
Dalam staretegi selalu memerlukan yang nama sebuah evaluasi untuk
mencapai hasil yang memuaskan dan demi kelancaran organisasi, kelompok-
kelompok besar maupun kecil, insitusi swasta atau pemerintahan. Evaluasi
akan membantu memecahkan gejala-gejalan yang menghambat antara
bawahan dengan atasan atara organisasi dengan organisasi lain. Sehingga
menemukan titik permasalahan dan solusi untuk di selesai. Sehingga sebuah
organisasi itu akan berjalan dengan baik dan mencapai sebuah tujuan.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tempat rehabilitas pada umum nya, hanya menerapkan program terapi
bertujuan untuk mengobati para mantan korban napza dari pengaruh napza.
Sedanga program pembinaan melaluia agama hanya menjadi program
formalitas. Sedangkan program evalusi dalam setiap lembaga pasti dilakukan.
Akan tetapi dalam sebuah pembinaan tidak bias dibisa cuman satu atau dua
program pembinaan saja ketiga-tiga harus di terapkan dan saling
berkesinambunga. Terutama program pembinaan melalui agama karena
bertujuan mendekatkan diri kepada Allah. SWT.
Pembinaan agama menjadi program sangat penting dalam sebuah
pembinaan mantan korban napza. Agar mantan korban napza ini tidak untuk
kedua kali terjerumus dalam penyalahgunaan obat dan memahami perbuatan
itu tidak baik.
Dalam sebuah tempat rehabilitas lembaga swasta atau pun
pemerintahan, diharuskan unutk menerapkan tiga program, program
pembinaan ini, program pembinaan melaui terapi, program pembinaan melaui
agama dan program pembinaan melaui evaluasi.
Pondok pesantren hikmah syhadah adalah salah satu tempat rehabilitas
berupa pondok pesantren dengan menerapkan tiga program tersebuh terhadap
santri atau mantan pengguna napza.
72
1. Hasil yang dicapai
Pondok Pesantren Hikmah Syahadah mempunyai tanggung jawab
yang sangat besar dalam melayani dan membina para santri mantan korban
napza. Baik dalam pembinaan melaui rerapai dan pembinaan melalui
agama. Pihak pondok pesantren hikmah syahadah mampu mengobati
pecandu sehingga menjadi sembuh total dari racun-racun obat-obatan
terlarang dengan program pembinaan melalui terapi.
Namaun pihak pondok pesantren hikmah syadah juga memberikan bekal
agama unutk mampu membentengi diri agar tidak kesekian kali nya
terjerembab kembali kedalam pergaulan yang salah sehingga
menyebabkan mengkonsumsi obat-obatan terlarang kembali. Maka
disinilah pentingan peran agama, yang mana pak kiyai bilang begitu
penting program pembinaan melaui agama. Di perkuat yang di kemukakan
oleh clinebell, h. (1981), hawari D. (1997) dan Sierra, V. (2000) yang
menyatakan bahwa peran agama sangat penting dalam melakukan terapi
NAPZA, oleh kerananya perlu diperhatikan pentingannya komitmen
agama bagi pasien, pengaruan peran agama dalam membentuk
peribadiannya, dan memahami pengaruh terapi psikoreligius dalam
menekan angka kekambuhan.1
1 Prof. Dr. Dr.H. Dadang Hawari, Psikiater. Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri
dan Psikolog.( Jakarta: Gaya Baru. 2005) cet ke 1, h. 39.
73
B. Saran-saran
1. Akademisi
Hindari dari penggunaan obat-obatan terlarang atau napza karena
dampak dalam penyalahgunaan obat-obatan atau napza sangat serius dan
mengakibatkan kematian, yaitu
1. Diri Sendiri
Dampak yang akan dirasakan ketiak mengkonsumsi napza membuat diri
kita tercandu. Susah untuk di atur, gampang emosi. Kerusakan pada organ-
organ vital. Dan menyebab kan kematian.
2. Keluarga
Keluarga akan menjadi korban kedua setelah diri kita, segala barang yang
ada dirumah akan kita jual dan uang nya dipergunaakn untuk membeli
napza. Orang tua yang menjadi sasaran emosi.
3. Lingkungan
Lingkungan akan sulit untuk menerima dan orang-orang sekitar akan
menghindar dari kita.
Dengan dampak nya dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang sangat
berbahaia dan mengerika. Dengan demikian jangan pernah mencoba untuk
menggunakan, apa lagi karena dengan ejeken dari temen-temen bukan
anak moderen(Gaul) yang ingin menjerumuskan. “Kata Tidak Terhadap
Narkotika.
74
2. Lembaga/Temapat Rehabilitas Narkotika.
Tempat rehabilitas untuk membina mantan korban Napza, sebaik
menerapkan program pembinan melalui agama, karena jika hanya
menerapkan pembinan terapi kemungkinan besar setelah mantan pengguna
narkotika sembuh, dan keluar dari tempat rehabilitas. Dihawatirkan akan
kembali tuk kedua kali nya menggunakan obat-obatan terlarang.
Program pembinaan melalui banyak manfaat ynag berpengaruh terhadap
mantan korabn Napza, yaitu :
a. Mendekatkan diri kepada Allah. SWT.
b. Sadar bahwa mengkonsumsi obat-obatan terlalrang tidak baik.
c. Mengajrkan untuk berguna dimasyarat, imam shalat, memimpin doa,
mengajrkan ngaji dll.
Banyak manfaat yang sangat besar bagi mantan korban napza jika dalam
suatu lembaga atau tempat rehabilitas menerapkan program pebinaan
melalui agama
80
DAFTAR PUSTAKA
Al-Firdaus, Iqra. Trapi Pijat Untuk Kesehatan, & Kekuatan Daya Ingat.
Yogyakarta: Buku Biru, 2001. Cet ke-21
Az- Azahrani, Musfir Bin Said. Konseling TrapiI. Penerjemah Sari Nurlita
Depok: Gema Insani, 2005. cet ke-1
BNN RI, Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat Pencegah Penyalagunaan Narkoba
. Jakarta: BNN RI 2009.
BNN RI, Pedoman Pelaksanaan P4GN Melalui Peran Serta Kepala Desa/Lurah.
Jakarta: BNN RI 2007.
BNN RI, Petunjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Bagi Lembaga/Instansi Pemerintah . Jakarta: BNN RI 2008.
Emo. Masaru. The True Power Of Water. Azam Translator. Bandung: MQ
Publishing 29. Cet ke- IX
Gitosudarmo, I.(2001) Manajeman Strategi. Yugyakarta: BPFE. Yogyakarta
Haetomo. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Suarabaya : Mitra Pelajar Surabaya,
2005
Hanger, J. D., & Wheelen, T.L. Manajemen strategi. Julianto
Agung(terj).(2003).Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Hawari. Dadang. Terapi(ditoksifikasi)dan Rehabilisasi Napza. UI PRESS
:Jakarta.1990
Joewana. Satya. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Gangguan Psikoaktif
Jakarta: Buku Kedokteran. EGC. 2004
Mafa. Mujaddidul Islam. “Menyibak Kedasyatan Dzikir”.Lubung Insani: 2009,
cet ke 1
Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007
Muhtaram, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press
dan IFKA 1966.
Musatafa, Ahmad Sanuri. Problem narkotika-psikotropika dan HIV-AIDS.
Jakarta: Zikrul Hakim 2002. Cet ke-1 h.1
81
Partodiharjo, Suabgyo. Kenali Narkoba & Musuhi PenyalahgunanyaI. T. TP:
LKP. Yayasan Karya Bahakti
Qoyyim, Ibnu. Terapi Penyakit Dengan Al-qur’an dan Sunnah. Jakarta: Pustaka
Amanah. 1991
Rukminto, Adi Isbandi. Ilmu Kesejatraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Jakarta UI
Press. 2005
Supramono, Gatot. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2007
Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Jakarta: Penerbit Al-Ikhlas
Surabaya-Indonesia
Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Progrma dan Instrumen Evaluasi untuk
Perogram Pendidikan dan Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002, ed-3, cet ke-2
Yuanita, Ade Sari Yuanita. Trapi Air Putih. Jakarta: Klik Publishing, 2001. Cet
ke-1
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Bapak. H. Romdon Selaku Pemimpin Pondok
Pesantren Hikamah Syahadah.
Wawancara pribadi dengan Ustad Ade Selaku pengurus pembinaan Agama
Wawancara pribadi dengan Ustad Gatoto Selaku pengurus Pembinaan Trapi Gurat
Wawancara Pribadi dengan saudara Willy sanrti
Wawancara pribadi dengan saudara Pandi santri.
Nama : Dede Ahmad Hariri S. Ag
Pengurus : Bidang Keagamaan
Tempat Wawancara : Kamar Ustdz Ade
Waktu wawancara : 21 Mei tahun 2014 Jam 14.21
T : Bagaimana Evaluasi Di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah, Menurut
Pak Ustad?
J : mengevaluasi program-program yang telah dilakukan selama sebulan
penuh hingga menemukan hal yang menjadi gejala dalam pembinaan
terhadap mantan korban napza. Sehingga mendapatkan solusi yang baik
demi kelancaran program-program yang ada di pondok pesantren hikamah
syahadah.
T : Dimana Biasa Melakukan Evaluasi Para Pengurus Dan Pemimpin Pondok?
J : Pemimpin pondok selalu mengumpulkan para pengurus di musholah atau
dirumah beliau, untuk mengevaluasi hasil kerja dan program-program
yang di terapkan, meminta para pengurus mengutarakan gejala-gejala
selama setahun dalam pembinaan mantan koraban napza. Hingga kita
mendapatkan solusi yang baik dan memecah kan gejalan-gejala yang
menggambat kelancara kinerja dalam pembinaan
T : Siapa Saja Yang Harus Hadir Ketika Evaluasi Program-Program
Pembinaan?
J : Yang harus dihadir adalah kepala bidang dari setiap pembinaan, saya itu
ada dibidang pembinaan terapi telunjuk saya yang harus hadir dam
mempertanggung jawabkan selama kegiatan satu bulan penuh itu kepada
Pak Haji.
T : Apa Saran Atau Pesan dan Motivasi Dari Pak Haji Untuk Para Pengurus?
J : Pak Haji berpesan agas tetap sabar untuk para peburus dalam melakukan
pembinaan Kata Pak Haji yang selalu saya dengar “sabar lah kalian dalam
melakukan pembinaan untuk mereka, karena mereka kerena mereka juga
sodara kita, insya allah ada balasan dan ganjarannya” dalam memotivasi
kita pak haji selalu memanggil kita kerumah nya, dengan pak haji
memberika tausiyah kepada pengurus dan suka mengadakan syukuran jika
mendapatkan rejeki. Banyak hal yang pak haji berikan kepada saya.
Ustad. Ade
Wawancara Pemimpin Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
Nama : Drs. H. Romdin H. Ri’an MM
Pengurus : Pemimpin Pondok Pesantren
Tempat Wawancara : Mushollah
Waktu Wawancara : Tanggal 04 Juni 2014 Pukul 10:00
T : Bisa Pak Haji Ceritakan Profil Tentang Pak Haji?
J : Pak Haji dilahirkan di Jakarta Utara pada tanggal 10-09-1968. Saya ji
kuliah S1 di Universitas IAIN Sunan Gunung Jati pada tahun 1993
Jurusan"Hukum(Syariat)",dan S2 nya dibidang Management di Universitas
Suropati, Jakarta Jurusan "Management Pemasaran" tahun 2003. sehingga
Alhamdulillah ini ji, pak haji berhasil menerima gelar Magister
Management(MM) dengan baik. Terus Pak haji sebelum mendirikan
pondok pesantren hikmah syahadah ini. Pak haji pernah mimpi ji. Saya
ketemu sama para pejabat waktu itu Presidennya Alm. Gusdur. Eh..
ternyata saya mendiriakan pondok pesantren
T : Bisa Pak Haji Ceritakan Sejarah Dan Berdirinya Pondok Pesantren
Hikmah Syahadah Yang Pak Haji Pimpin?
J : Pondok Pesantrean Hikmah Syahadah didirikan pada tanggal 18-08-1998,
Secara geografis Pondok Pesantren Hikmah Syahadah terletak di wilayah
Kp. Kadong-dong Desa Pasir Nangka Kab. Tangerang–Banten. dengan
Alam pedesaan yang masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi
pesantren, Meskipun berdiri di lahan pedesaan, lokasi pesantren yang biasa
disingkat Pesantren AL-HIKMAH ini sangat strategis. Pintu gerbang
pesantren dibangun langsung menghadap ke jalan, Kemudahan akses
transportasi tersebut membuat Pesantren sangat mudah dijangkau, Santri
juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan
apa saja. Pesantren ini Pertama kali dibangun dengan bangunan yang
sangat sederhana, berbahan bangunan dari alam sekitar seperti berdinding
bambu dan atap sirap dengan ciri khas model bangunan pesantren salaf
berbentuk panggung yang khas disebut Kobong.
Namun sesuai dengan perkembangan jaman, pesantren mulai mendirikan
gedung permanen sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan pemilik
pesantren sebagai sarana pendukung kegiatan pesantren tanpa
meninggalkan ciri khas awal bentuk bangunan pesantren yaitu kobong.
T : Apa Misi Dan Visi Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Yang Pak Haji
Dirikan?
J : Visi : Membentuk generasi-generasi yang dapat menjadi manusia
seutuhnya melalui pendidikan keagamaan dan pembekalan diri agar
dapat mengabdi kepada negara, serta tangguh mengahadapi segala
tuntutan jaman dengan tetap menjaga ahlak dan tetap berjalan
dalam koridor kaidah-kaidah agama islam, dan sekaligus sebagai
pengembangan dakwah Islam dan keagamaan.
Misi : Mengembangakan Yayasan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
yang awalnya hanya sebagai lembaga pendidikan berkonsep
keagamaan hingga dapat sekaligus menjadi suatu lembaga yang
berperan dalam menyelamatkan, mendidik, mengarahkan serta
membekali para korban penyalahgunaan narkoba, gangguan
kejiwaan termasuk maslah sosial dan kemasyarakatan lainnya
akibat tekanan hidup dan perubahan jaman yang terus berubah
hingga dapat kembali berprestasi dan mengabdi kepada
T : Apa Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah Ini Pak Haji?
J : (1). Tiga bangunan permanen yang berjumlah 11 lokal yakni gedung H.
Rian terdiri dari 9 lokal, gedung Hj, Sa’adah yang terdiri dari 2 lokal.
(2). Dua bangunan kobong dari bahan bambu yang saat ini berfungsi
sebagai kamar petugas. (3) Satu ruang kantor yang berfungsi sebagai
ruang perpustakaan, pimpinan, dan pelayanan registrasi serta administrasi
bagi santri baru. (4) Delapan toilet (5) Tujuh kuilah di bagian belakang
gedung.
H. Romdin
Nama : Drs. H. Romdin H. Ri’an MM
Pengurus : Pemimpin Pondok Pesantren
Tempat Wawancara : Rumah Pak Kiyai
Waktu Wawancara : Pukul 09 : 30 Tanggal 17 Maret 2014
T : Bagaimana Prencanaan Program Pembinaan Di Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah?
J : Pada awalnya pengurus melakukan beberapa tahapan bagi santri baru,
seperti tes wawancara mengenai latar belakang keluarga dan riwayat
penyakit atau body check. Setelah melakukan beberapa tahapan barulah
para santri di tempatkan di kamar yang disesuaikan dengan emosional
santri dan melakukan upaya detoksifikasi.
Detofsifikasi adalah upaya pemutusan pasien dengart Napza, artinya pada
saat itu pasien sudah tidak diperbolehkan lagi mengkonsumsi Napza.
Terapi ini bersifat sebagai pertolongan pertama bagi pasien untuk bisa
pulih kembali akibat pengaruh obat seperti muntah-muntah, hidung meler,
tidak bisa tidur dan lain sebagainya, Masa detoksifikasi di Pondok
Pesantren Hikmah Syahadah ini berlangsung 10 hari sampai 1 bulan
lamanya, hal itu tergantung pada tingkat pada perubahan pasien, selama
menjalani detoksifikasi, pasien hanya menjalani terapi ilahiah dengan
dibantu ramuan herbal, seperti air kelapa yang mampu menetralisir obat-
obatan, pada tahap ini pihak ponpes juga sama sekali tidak menggunakan
obat-obatan medis, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau.
T : Apa Kelebihan Mantan Korban Napza Masuk Di Pondok Pesantren
Hikmah Syahadah?
J : Hal ini sangat berbeda dengan upaya pengeluaran racun NAPZA dalam
tubuh pasien di Ponpes rehabilitasi hikmah syahadah yang sama sekali
tidak menggunakan obat-obatan medis apalagi memberikan NAPZA
dengan dosis yang sangat rendah (misalnya metadon), jadi begitu pasien
masuk mendaftarkan dirinya sebagai pasien-pihak ponpes langsung
melakukan upaya
Pemutusan NAPZA, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau.
Maka di sinilah kelebihan dari pengobatan pasien Napza di pondok
pesantren hikmah syahadah karena pasien tidak merasakan efek kimia dari
obat-obatan medis. Setelah peroses tahapan awal dilakukan, para santri
wajib mengikuti program-program yang telah diterapkan oleh pondok
pesantren. Hingga santri mantan korban napza dinyatakan sebuh secara
ruhani dan jasmani.
T : Program Apa Saja Yang Harus Di Ikuti Mantan Korban Napza Di Pondok
Pesantren Ini, Menurut Pak Haji?
J : Semua kegiatan yang ada dipondok semua berlaku untuk santri atau
mantan korban Napza, dari mereka bangun tidur sampai kembali waktu
tidur lagi.
T : Apa Saja Program-Program Kegiatan Di Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah, Menurut Pak Haji?
J : Program yang pokok karena mencakup semua nya kegiatan yaitu, program
pembinaan dengan agama dan program pembinaan dengan terapi.
H. Romdin
Nama : Gathot Trisno Wibawa
Pengurus : Penerapi
Tempat wawancara : Gedung Serba Guna
Waktu wawancara : Tanggal 19 Mei 2014 Pukul 11:00 Wib.
T : Apa Saja Program Pembinaan Di Pondok Pesantren Hikmah Syahada?
J : Program kegiatan mantan korban napza di pondok pesantren hikmah
syahada, ada dua program yang mana di dalam itu terdapat beberapan
kegiatan. Program-program pembinaan mantan koraban napza itu aa dua
program, satu program pembinaan agama, dan kedua program pembinaan
trapi yang disebut trapi gurat.
T : Bagaimana Proses Perogram Pembinaan Di Pondok Pesantren Hikmah
Syahadah?
J : Setelah melakukan tahapan awal atau detoksifikasi pak haji atau pengurus
lain melakukan pembinaan kepada santri dengan pembinaan trapi,
dilakukan dengan memberi mereka minum air doa, duduk menghadap
kiblat, minum air syahadat dan lain-lain
T : Dimana Proses Program Pembinaan Itu Berlangsung( Apa Ada Tempat
Khusus Dalam Pembinaan)
J : Adapun dilakukan nya pembinaan trapi gurat yaitu di gedung serba guna,
dan di tempat pemandian khusus yang disebut kolah.
Ustad. Gatot
Nama : Rendy
Status : Santri/Mantan Kobaran Napza
Tampat Wawancara : Kamar
Waktu Wawancara : 26 Mai 2014
T : Apa Latar Belangkang Kehidupan Anda, atau penyebab Hingga Anda Menjadi Salah
Satu Korban Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang ?
J : Hal menyebab kan saya, ya awalnya karena latar belakang keluarga. Bapak dan ibu saya
pisah pada tahun 2009. Disana pikiran dan diri saya kacau. Sekolah saya ga lanjut saya
ikut temen dan nongkrong sana sini, terus saya nyoba-nyoba.
T : Apa Jenis Napza Yang Anda Gunakan ?
J : banyak si jenis yang saya gunakan. DX, Sabu, Ganja dan Pil
T : Bagaimana awal masuk dipondok santren hikmah syahadah ini?
J : saya lupa, tiba dalam keadaan kurang sadar saya sudah ada dalam pondok ini. Paman
saya yang bawa. Saya tidak suka apaan saya di atur-atur begini. Saya juga mencoba kabur
dan ditangkap lagi sama pengurus.
T : apa yang anda rasakan dalam pembinaan di pondok pesantren hikmah syahadah?
J : awal nya saya merasakan tekanan dan tidak bebas tapi saya jalanin, Alhamdulillah
berkat bantuan pak kiyai dan para pengurus saya bisa kembali sehat. Yang paling saya
rasakan saat pak kiyai menerapi saya dengan terapi gurat telunjuk.
Nama : Welly
Status : Santri/Mantan Kobaran Napza
Tampat Wawancara : Kamar
Waktu Wawancara : 26 Mai 2014
T : Apa Latar Belangkang Kehidupan Anda, atau penyebab Hingga Anda Menjadi Salah
Satu Korban Penyalahgunaan Obat-Obatan Terlarang ?
J : saya, awal ya bergaul sama temen di ajak ngamen nongkrong juga. Terus saya diajak
mabuk. Trs saya di tawarin rokok ternyata itu ganja saya kan engga tau. terus Temen saya
bilang “ gimana rasa nya, ngeplay” disana saya jadi ke tagihan.
T : Apa Jenis Napza Yang Anda Gunakan ?
J : ganja sama pil doang
T : Bagaimana awal masuk dipondok santren hikmah syahadah ini?
J : ibu dan kaka saya yang bawa saya ke sini, saya sempat nolak dan sempat berantem
sama kaka saya di sana ibi memisahkan saya dan ibu nangis. Saya mulai sadar saat ibu
saya menangis dan pak kiyai menasehati saya dan memberikan saya air putih dan pak
kiyai menyuruh saya nenbaca syahadat
KEMENTERTAN AGAMATINIVERSITAS ISLAM NEGERI GTT9SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASI
H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesiawww.fdkuiniakarta.ac.id
Nomor : Un.01/F5 lPP.00.9lt VU20l3Lamp : l(satu)bundelHal : Bimbingan SkriPsi
NamaNomor PokokJurusanSemesterTelp.Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Tclcpon/F'ax t (021) 7*32728 I 74703580
Enait : dat:[email protected] ac itl
Jakarta, 4 SePtembe,r 2013
Kepada Yth.wati Nitamsnri, M.Si.Dosen Fakultas llnru Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif HidaYatullah Jakarta
Assalamu' alailatm Wr. Wb.
Bersama ini kami sarnpaikan sebuah out line skripsi yang-diajukan oleh mahasiswa
Fakulras Ilmu Dakwah dan llmu Komunit<usi UfN Syarif Uidayatuttatr Jakarta sebagai berikut'
A. blurul Fahrulroji10805 1 0001 73
K-ornunikasi dan Pen;riaran Islam (KPI)
XI (Sebelas)
0819014S01 1 Iil"g, Dakwah dalam Pembinaan Mantan Korban Napzah di
Pondok Pesantren Hikmah Syatradah Tangerang'
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam
penyusunan a* p"r,y"t"*ian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama'.
Demikian, atas perhatian dan kesediazmnya kami sampaikan terima kasih'
Wus salamu' alaihtm Wr. Wb -
Saputra,199603 1001'f
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN}SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (0211 743?72f / 74703580
IL Ir. H. Iuanda No. 95 Gputat 15412 Indonesia Website: www.fdkuiniakarta'ac.id, E-mail: [email protected]
SURAT KETERANGANNomor : Un.01/F5/KM.01.3/5/ l4OO n0t3'
Dekan Fakultas Ilrnu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menerangkan, bahwa :
: A. Nurul Fahrul Roji
:108051000173
Jurusan/Sernester : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) / X
adalah benar mahasiswa aktif kuliah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kornunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan tida.k sedang menerima beasiswa dari instansi manapun.
Demikian keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakprta, 13 Februariz0l3
Bagian Tata
Narna
NIM
sE,lvtrd1e5e0208 le830320ctj
Tembusan:1. Dekan2. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Itmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
YAYASAF{ HIKMAH SYAHADAHPIJSATRET{ABIIITA"SINARKOBA+AI{AKf{AKAJ*⋙KEI]VAANJI.KH. Isman, Kp. Kadongdong Rt.02/03 Ds. PasimangkaKec. Tigaraksa
Kab. Timgerang Prop. Banten - Iff20 Tetp."W78 T{T4 TTft
SI}RAT KETERANGANNomor : 942/YHS/TNGN 12014
Ketua Yayasan Ponpes Hikmah Syahadah Kp. Kedongdong Rt. 02103 Ds. Pasir Nangka
Tangerang menerangkan, bahwa :
: A. Nurul Fahrulroji
: 108051000173
JurusanlSemester : Komunikasi dan Penyiaran Islam(KPI) IX
: Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi
: Kp. Sindang Asih Rt. 05/03 Desa Bunar Kec. Sukamulya
Tangerang
Benar-benar telah melakukan penelitan/wawancara untuk bahan penulisan slaipsi yang berjudul
Strategi Dakwah Melalui Program Pembinaan Mantan Korban Napza di Pordok Pesantren
H i kmah Syahadah Tartgerang,
Demikian Keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tigaraksq
Ketua Yayasan Ponpes Hikmah Syahadah
Nama
Nim
Fakultas
Alamat
KEMENTERIAN AGAMAUNTVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIE HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKI{AH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir- H.Juarda No. 95 Ciputatl54l2IndonesiaTelepon/Fax: (A\743?u28 / 747trl580Website : www.fdkuiniakarta.ac.l4 E-mail : [email protected]
Nomor: Un.0l/T5iI(M.01.3/5/ /2013Lamp : -
Hal : Penelitian/Wawancara
Jakarta, Oktober 2013
Kepada Yth.Badan Narkotika Nasional Tangerangili Tempat
As s al amu' al ai kunt Wr. Wb.
Dengan hormat bersama ini kami sanpaikan bahrva mahasiswa l.-akultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di barvah ini,
NamaNomor PokokJurusan'Semester
Tembusan:- -.-.--1..-Pembantu Dekan Bidang Akademik
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
: A. Nurul Fahrulroji: 108051000173: Komunikasi dan Penyiaran lslam (KPI) / XI
b,errnaksud melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi 1'angberjudul Strategt Dalwah Melalui Prcgram Pembinaan Korban NAPZA di PondokPesantren Hikmah Tangerritg. .
Sehubungan dengan itu, karni memohon kepada Bapak/lbu/Sdr. kiranya berkenanmenerirna mahasiswa kami tersebut dalani pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengu'capkan terima kasih.
Vas s alamu' al ailatm Wr - l(b.
rief Subhan, MA19660110 199303
^L.,
:
.''KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS TSLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMI.'NIKASITelepon/Fax : (O21, 743t'28 | 74703WJ
Jl- Ir. H. ]uanda No. 95 Ciputat7.l4l'zlndonesia Website: wwwJdkuiniakarta-aci4 Emait: dakvnh@fdk uinlrkarraac.td
I
Nomor : Un.01/F5/KM.01.3i5/ Wt 12013
Lamp : -
I{.al : PenelitianAilawancara
iakart4 /5 ianuari 2013
Kepada Yth. : -
Pengurus Pondok Pesantren Hikmah Sa'adahTangerangdi Tempat'
, I
As salamu' alaikunz Wr. lI/b.
Dengan hormat bersama ini tcami samFaikan bahwa mahasiswa Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bavrah ini,
Nama : A. Nurul FahrulrojiNomor Pokok : 10805i000173Jurusan/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islarn (KPI) / IX
berrraksud melaksanakan penelitiar/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yangberjudul Strategi Dalwah dalanz Pembinaan Korban NAPZA di Pondok PesantrenHilqnah Sa' adah Tanger ang.
Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/tbu/Sdr. kiranya berkenanmenerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud.
Demikian, atas perhatian dan perkenannya kauri mengucapkan terima kasitr"
Was s alamu' alai htm Wrr. W b.
Tembusan:1. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Subhan, MA19660110 199303
''oQ-Hl-nzO
JADWAL PROGRAM PEMBINAAN MELALUI TERAPI
YAYASAN PONPES HIKMAH SYAHADAH
Terapis : A p r I y u d I n
Bulan :……………………....
Jl. KH. Isman Kp. Kadongdong Rt. 02/03 Ds. Pasir Nangka Kec.
Tigaraksa Kab. Tangerang – Banten 15720
No Nama MandiChek
Body
Sholat &
Mengaji
Kegiatan
TambahanNo Nama Mandi
Chek
Body
Sholat &
Mengaji
Kegiatan
Tambahan
1 Ade 31 Tomi
2 Adit 32 Wahyu A.
3 Asep 33 Yatna
4 Atlas Woeh 34 Yono
5 Bahtiar 35 Yusuf
6 Billy 36 Aisyah
7 Danil 37 Dewi
8 Daud 38 Diane
9 Deden 39 Endra Wati
10 Doni 40 Erda
11 Eby 41 Henny
12 Erwin 42 Kuyaemah
13 Fatah 43 Maria
14 Ferry H. 44 Nurtiawati
15 Herry 45 Tri Meliani
16 Iwan 46 Yuniar
17 Khoirudin 47
18 Lukas 48
19 Ma'mun S 49
20 Muhammad 50
21 Nana B 51
22 Nana Suryana 52
23 Oji 53
24 Rahmat 54
25 Rama 55
26 Ridwan 56
27 Robi 57
28 Rony 58
29 Samsu 59
30 Sukanta 60
Keterangan
1. TR = Tata Ruang
2. PB = Pembangunan
3. SF = Sofell
Jadwal Kegiatan Pembinaan Santri Hikmah Syahadah
Drs. H. Romdin H. Ri'an MM
Mengetahui
Pimpinan Hikmah Syahadah
Tigaraksa, ………...………………….
Pembina
Gathot Trisno Wibawa
No Nama TerapiSholat
DuhaNo Nama Terapi
Sholat
Duha
1 Ade 31 Sukanta
2 Adit 32 Tomi
3 Agung 33 Wahyu B
4 Asep 34 Yatna
5 Atlas Woeh 35 Yono
6 Bahtiar 36 Yusuf
7 Bambang 37 Dewi
8 Billy 38 Een
9 Danil 39 Aisyah
10 Daud 40 Endra Wati
11 Deden 41 Henny
12 Doni 42 Kuyaemah
13 Eby 43 Maria
14 Erwin 44 Masitoh
15 Fatah 45 Nurtiawati
16 Ferry H. 46 Tri Meliani
17 Herry 47 Yuniar
18 Iwan 48
19 Khoirudin 49
20 Lukas 50
21 Ma'mun S 51
22 Muhammad 52
23 Nana B 53
24 Nana Suryana 54
25 Oji 55
26 Rahmat 56
27 Ridwan 57
28 Robi 58
29 Rony 59
30 Samsu 60
Jadwal Kegiatan Terapi Satri Hikmah Syahadah
Tigaraksa, ………...………………….
Terafis
A P R I Y U D I N
Kegiatan Tambahan Kegiatan Tambahan
Pimpinan
Mengetahui
Drs. H. Romdin H. Ri'an MM
YAYASAN HIKMAH SYAHADAH PUSAT REHABILITASI NARKOBA, ANAK NAKAL, & Gg. KEJIWAAN
Jl.KH. Isman, Kp. Kadongdong Rt.02/03 Ds. Pasirnangka Kec. Tigaraksa
Kab. Tangerang Prop. Banten – 15720 Telp. 0812 8317 464
JADWAL PEMBAGIAN TUGAS RUTIN
YAYASAN PONPES HIKMAH SYAHADAH
1. PEMBINA LAKI-LAKI
KETUA : GATHOT TRISNO WIBAWA
ANGGOTA : a. APRIYUDIN e. DANIL
b. FERRY f. WAHYU
c. DONI g. RONI
d. RAHMAT h. ROBI
2. PEMBINA PEREMPUAN
KETUA : DEDE AHMAD HARIRI
ANGGOTA : a. SUKANTA e. DIAN
b. LUKAS f. ERDA
c. ATLAS W. g. MELI
d. IWAN
3. PEMBINA KONSUMSI
KETUA : ABDUL HAFIDZ
ANGGOTA : a. YATNA
b. TOMI
4. PEMBINA TATA RUANG
KETUA : KOSIM
ANGGOTA : a. HERRY e. KHOIRUDIN
b. SUKANTA f. MUHAMMAD
c. LUKAS g. MA’MUN SOGIR
d. ADE h. DEDEN
Mengetahui
PIMPINAN HIKMAH SYAHADAH SEKRETARIS
DRS. H. ROMDIN H. RI’AN MM YENI NURAENI
MOQODDIMAH
keluarga adalah ladang iba-dah, tetapi kelaurga juga dapat men-jadi lautan fitnah seandainya kita tidak medidik mereka dengan ilmu-ilmu agama. Seorang anak adalah titipan Allah yang wajib kita jaga dan kita didik. Kerena kekhawatiran kita terhadap masa de-pannya.
DASAR HUKUM
“Didiklah anakmu sebab mereka akan mengalami masa yang berbeda dengan masamu ( H.R Sayyidina Ali, R. A )” “ Hendaklah kalian khawatir meninggalkan generasi yang lemah ( QS. An-nisa : 9 ). “Hai Orang-orang yang beriman, sesungguhnya Khamar ( Narkoba ) berjudi,
menyembah berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan Syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan.( QS. Al -Maidah : 90 )” “ Sesungguhnya
Syaitan hendak bermaksud menimbulkan per-musuhan diantara kalian lantaran meminum Khamar ( Narkoba ) dan berjudi, dan menghalingi kamu dari mengingat Allah dan sembahayang. Maka berhentilah kamu dari menerjakan pekerjaan itu. ( QS. Al-Maidah : 91 )”
LANDASAN HUKUM Garis-garis besar
haluan Negara Th. 1999
Undang-undang no. 6 Th. 1974, tentang ketentu-an-ketentuan pokok kese-jahteraan Sosial.
Undang-undang
No. 2 Th. 1988, tentang kese-jahteraan Sosial bagi anak yang mempunyai ma-salah.
Undang-undang No. 5 Th. 1997, tentang psiko-tropika.
Intruksi mandagri No. 6 Th. 1990, tentang pembinaan– pembinaan swadaya Masyara-kat.
Pusat Rehabilitasi Narkoba, Anak Nakal & Gg. Kejiwaan
Kegitan counselling
Asrama Santri
YAYASAN PONPES HIKMAH SYAHADAH
Mengelola :
Rehabilitasi Narkoba Anak Nakal & Gg. Kejiwaan Ponpes Salafi SDI. Pamberes Seni Bela Diri Islam “ Al-Hikmah”
Kp. Kadondong Rt. 02 / 003 Ds. PasirNangka Kec. Tigaraksa Kab. Tangerang Prov. Banten 15720
INDONESIA
PONPES HIKMAH SYAHADAH PUSAT REHABILITASI NARKOBA,
ANAK NAKAL & Gg. KEJIWAAN
Perpaduan dan pengembangan dari sua-tu metode pengobatan telunjuk petir sehingga diselaraskan dengan metode pendidikan dan pembekalan keagamaan sebagai suatu rangkaian terapi terhadap para santri ketergantuangan Narkoba, Anak Nakal & Gg. Kejiwaan. 1. Lingkungan yang tenang dengan Nuansa
Pedesaan yang Religius. 2. Asrama Santri / Kamar Santri 3. Staff pengajar / Ustadz & Petugas 4. Kantin Santri 5. Lapangan Olahraga
FASILITAS
Kamar Tidur Santri
1. Terapi Gurat Telunjuk Petir 2. Terapi Air Do’a 3. Terapi Dzikir Syifa ( Ba’da Shalat 5 Waktu ) 4. Mandi Malam 5. Bimbingan life skill & pembekalan agama
dengan metode salafi 6. Periksa Kesehatan 7. Counseling & pendampingan
Kantin & Areal Makan
RANGKAIAN PENANGANAN
INFORMASI & PENDAFTARAN
SEKRETARIAT PONPES HIKMAH SYAHADAH
Kp. Kadondong Rt. 02 / 003 Ds. Pasirnangka kec. Tigaraksa Kab. Tan-
gerang Prov. Banten 15720 INDONESIA
Telp / Hp:. 021 599 2748 , 0812 8317 464
0838 7563 3211
Syarat pendaftaran : 1. Membayar Uang pendaftaran @Rp.
50.000 2. Mengisi Surat Perjanjian 3. Membawa Photo calon Santri & Materai
Rp. 6000 4. Menyelesaikan Syarat keuangan dimuka
Seni Bela Diri Islam Al-Hikmah
Terapi Gurat telunjuk Petir
Peternakan Kambing & Ikan Lele
1. Sarana Prasarana
Gerban Depan Pondok Pesantren Kamar Laki-laki
Kamar Prempuan Suasan Di Dalam Kamar Laki-Laki
Sekretariat Pondok Musolah
2. Program-Program Pondok Pesantren Hikmah Syahadah
berkumpul Di Aula Pemberian Vitamin
Shalat Berjama’ah Senam Pagi
Test Apalan Do’a-Do’a Terapi Gurat
Bersih-bersih Lingkungan Pondok Bersih-bersih Kamar
Terapi Gurat Terapi Mandi Malam
Pemberian Bedak Sebelum Tidur Cek Kebersihan Sebelum Tidur
3. Pemimpin, Pengurus Pondok Pesantren Pikmah Syahadah dan Peneliti
Drs. H. Romdin H. Ri’an MM
Pengurus dan Peneliti
Pimpinan Pondok, Pengurus dan Peneliti