strategi dakwah badan musyawarah organisasi …
TRANSCRIPT
STRATEGI DAKWAH BADAN MUSYAWARAH
ORGANISASI ISLAM WANITA INDONESIA (BMOIWI)
DALAM PEMBINAAN AKHLAK MUSLIMAH DI
MASJID ISTIQLAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh
REVINA SEPTHIANI
NIM. 109051000145
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Februari 2014
Penulis
Revina Septhiani
STRATEGI DAKWATI BADAI{ MUSYAWARATI ORGANISASI
ISLAM WANITA TNDONESTA (BMOrWr) DALAM PEMBTNAAN
AKTILAK MUSLIMAII DI MASJID ISTIQLAL
Skripsi
Diaj ukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Peneliti
Revina Senthiani
I\[IM. 109051000145
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H./2AL4M..
Dosen Pembimbing
19730725
PENGESAIIAN PA}{ITIA UJIA}I
Skripsi berjudul STRATEGI DAKWAII BADAN MUSYAWARAHORGAMSAST rSLAM WATYITA rNDOr[ESrA (BMOrWr) DALAMPEMBINAAN AKIILAI( MUSLIMAH DI MASJID ISTIQLAL telahdiujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada25 Februari 2014. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam(S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta 25Februart20l4
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
a^Drs. Jumroni. M.Si
NIP: 19630515 t992A3 1
AnggotaoPenguji I Penguji II
Pembimbing
006 19710816
0520 1999$ 2 A02 NIP: 19710816
19730725 3A0
i
ABSTRAK
Revina Septhiani
Strategi Dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) Dalam Pembinaan Akhlak Muslimah di Masjid Istiqlal
Dalam pembentukan akhlak muslimah, Allah SWT telah mengutus RasulNya
dalam menyempurnakan akhlak manusia. Pembinaan akhlak bertujuan untuk
menuntun manusia agar meniru akhlak yang ditunjukan oleh Allah lewat RasulNya
dan agar manusia tidak mengalami penyimpangan perilaku, sehingga akan memiliki
akhlak yang terpuji. Dalam berdakwah, Allah tidak mewajibkan umatnya untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, tetapi yang harus maksimal adalah usahanya
dalam memperjuangkan agama Allah. Untuk mencapai hal itu, maka kita sebagai
umat Islam harus mempunyai strategi-strategi yang baik dan mapan untuk mencapai
efektifitas dan efisiensi dalam menyampaikan dakwah seperti halnya Badan
Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang mempunyai
strategi dalam kegiatan dakwahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perumusan,
implementasi dan evaluasi strategi yang dilakukan BMOIWI dalam mensinergikan
gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga
dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Adapun asas-asas teori Asmuni
Syukir yang digunakan dalam perumusan strategi dakwah adalah asas filosofis,
sosiologis, keahlian da’i, psikologi, efektifitas dan efisiensi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
deskriptif, yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang
diteliti dengan menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang
ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian strategi dakwah BMOIWI pusat dalam pembinaan akhlak
muslimah di Masjid Istiqlal ialah merumuskan strategi dakwah yang telah
direncanakan dengan melihat hubungan organisasi, adapun asas-asasnya yaitu dengan
memperhatikan asas-asas dakwah seperti halnya asas filosofis, asas sosiologis, asas
keahlian dan kemampuan da’i, asas psikologis, asas efektifitas dan asas efisiensi
dakwah. Setelah itu di implementasikan dalam proses pelaksanaan dilapangan yang
bertumpu pada program kegiatan dakwah yang sudah disusun, dan setelah itu
dilakukanlah sebuah evaluasi untuk menjaga keseimbangan antara perumusan strategi
dengan pelaksanaan dengan cara meninjau sumber daya manusia (SDM), rapat
evaluasi kegiatan, dan memperbaiki mekanisme kerja.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kupersembahkan kepada sang khaliq yakni Allah
SWT, karena telah melimpahkan rezeki dan nikmat yang berlimpah ruah kepada
peneliti, sehingga pada saat ini peneliti masih dapat merasakan setetes ilmu yang Kau
titipkan, dan peneliti berharap dapat mengamalkan sampai malaikat menyulam
kebaikanku diakhir hisab nanti.
Shalawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir
zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan bagi kami agar kami menjadi
insan kamil yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Selanjutnya peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skrips ini, baik berupa
dorongan moril maupun materil, karena peneliti yakin tanpa bantuan dan dukungan
tersebut, sulit rasanya bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Bapak Dr. Suparto, M. Ed, Pudek I, Bapak Drs. Jumroni, M.Si,
Pudek II dan juga Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek III.
iii
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
dan Ibu Umi Musyarrofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam
3. Ibu Nunung Khairiyah, MA selaku pembimbing yang selalu memberikan
arahannya guna mencapai hasil skripsi yang lebih baik.
4. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu mempermudah segala urusan dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
5. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang banyak
membantu peneliti dalam mendapatkan bahan skripsi.
6. Pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan kemudahan kepada peneliti dan memberikan tempat yang nyaman
bagi peneliti demi kelancaran skripsi ini.
7. Seluruh pengurus Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) yang telah meluangkan waktu untuk peneliti dalam membantu dan
menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang tua, ayahanda dan ibunda, Isep Hidayat dan Reni Dwiyatni S.Pd, Kakak
Rezi Septiawan SE dan Adikku Rival Tri Septian yang telah memberikan
dukungannya, tanpa dukungan dan doa dari kalian peneliti bukanlah apa-apa.
9. Darwis Fitra Makmur yang telah memberikan semangatnya dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat, Nofita Safitri, Restya Dwi Putri, Ike Oktaviani, Hernisya
Hanuryandini dan Isni Rahmawati yang memberikan banyak motivasi untuk
peneliti.
iv
11. Teman-teman KPI E 2009, terima kasih atas segala bantuannya.
12. Teman-teman KKN CAS, terima kasih atas segala dukungannya.
Akhirnya dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis mendoakan semoga
segala doa, restu, bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua
pihak dalam penulisan skripsi ini, yang tak akan bisa disebutkan namanya satu
persatu namun tanpa mengurangi rasa hormat, semoga Allah SWT membalas amalan
pahala disertai limpahan rahmat serta hidayah-Nya. Amin ya robal a’lamin.
Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pembacanya,
menambah wawasan keilmuan serta literatur perpustakaan. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka peneliti dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Jakarta, Februari 2014
Revina Septhiani
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR...……...…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………….…………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..…………………………………………………. 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah……………..…………………. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………..…………………… 7
D. Metodolgi Penelitian………………………..…………………… 8
1. Pendekatan Penelitian………..……………………………… 8
2. Subjek dan Objek Penelitian…………..…………………….. 9
3. Lokasi dan Waktu Penelitian………………....……………. 10
4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data…………………..……….... 10
b. Teknik Analisis Data…………………………………… 12
5. Teknik Keabsahan Data…………………………………….. 12
E. Tinjauan Pustaka……………………………..…………………. 13
F. Sistematika Penulisan………………………………………..…. 15
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Strategi Dakwah
1. Pengertian strategi…………………………………….……. 17
2. Dakwah
a. Pengertian Dakwah……………………………………... 20
b. Tujuan Dakwah………………………………………… 23
c. Subyek Dakwah……………………………..………….. 24
d. Obyek Dakwah……………………………………….… 26
e. Metode Dakwah…………………………….…………... 27
f. Materi Dakwah……………………………….………… 29
g. Media Dakwah……………………………..…………… 30
3. Strategi Dakwah
a. Asas-asas Strategi Dakwah………………………..….… 32
4. Unsur-unsur Strategi Dakwah
a. Perumusan Strategi………………………………..……. 34
b. Implementasi Strategi………………………………..…. 35
c. Evaluasi Strategi……………………………………..…. 35
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah…….... 36
B. Pembinaan Akhlak Muslimah
1. Pengertian Pembinaan……………………………………… 37
vi
2. Pengertian Akhlak…………………………………….……. 39
3. Pengertian Muslimah…………………………………..….... 41
BAB III GAMBARAN UMUM BMOIWI PUSAT
A. Sejarah Berdirinya BMOIWI………………………………….... 42
B. Visi, Misi dan Tujuan BMOIWI………………………………... 46
C. Struktur Organisasi BMOIWI……………………………..……. 47
D. Program-program Kegiatan BMOIWI………………………….. 53
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Perumusan Strategi Dakwah BMOIWI……………………….... 62
B. Implementasi Strategi Dakwah BMOIWI…………………….... 68
C. Evaluasi Strategi Dakwah BMOIWI………………………….... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………..…………..... 75
B. Saran…………………………………..……………………...… 77
DAFTAR PUSTAKA……………………..……………………….. 78
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan salah satu hal yang terpenting untuk membina akhlak
masyarakat. Dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja namun hal
yang harus diperhatikan bagi pendakwah adalah akhlaknya, baik dalam
menyampaikan isi pesan dakwahnya maupun diterapkan dalam kehidupan
keseharian pendakwah. Akhlak yang melekat dalam diri pendakwah akan
menjadi panutan bagi jamaahnya. Oleh karena itu, bagi para aktivis dakwah dan
para kader dakwah harus mempunyai akhlak yang baik untuk membina
masyarakat di lingkungan sekitar agar terciptanya lingkungan yang mematuhi
nilai-nilai Islam.1
Pembinaan akhlak bertujuan untuk menuntun manusia agar meniru akhlak
yang ditunjukan Allah lewat Rasul-Nya dan agar manusia tidak mengalami
penyimpangan perilaku, sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji. Pada era
globalisasi ini, banyak sekali tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh
manusia, seperti tawuran antar warga, penyalah gunaan obat-obat terlarang, dan
sebagainya. Penyimpangan perilaku tersebut merupakan masalah bagi seluruh
unsur pendidikan, diantaranya orang tua, masyarakat, dan pemerintah.
1 Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), cet ke-1,
h.5
2
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan bentuk jama’ dari
“khulqu” dari bahasa arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak
diartikan sebagai ilmu tata krama.2 Akhlak itu terbagi dua yaitu akhlak yang
mulia atau akhlak yang terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan akhlak yang buruk
atau akhlak tercela (Al-Akhlakul Madzmumah).3
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk simbol atau
kode dari satu pihak kepada pihak yang lain dengan efek untuk mengubah sikap,
atau tindakan. Proses tersebut dilakukan oleh seorang komunikator sebagai
penyampai pesan dan komunikan sebagai penerima pesan, melalui media
tertentu. Dakwah termasuk dalam tindakan komunikasi, walaupun tidak setiap
aktivitas komunikasi adalah dakwah. Dakwah adalah seruan atau ajakan berbuat
kebajikan untuk mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dan
Muhammad Rasulullah SAW, sebagai mana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.4 Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi :
ولتكه منكم أمة يد عى ن إلى الخير و يأ مر ون ببلمعروف وينهىن عه
حىلمفل ن المنكر وأو لئك هم
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali-Imran: 104).
Menyebarkan dakwah dan menyampaikannya wajib bagi setiap muslim
sesuai dengan kemampuannya. Setiap muslim juga wajib mempelajari ilmu
tentang cara ibadah dan hukum-hukum pokok secara sempurna dan benar.
2 Husin Al-Habsyi, Kamus Al-Kautsar, (Surabaya: Assegaf, tt), h. 87.
3 Barmawi Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramdani, 1993), h. 196
4 Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), cet ke-1,
h.6
3
Kewajiban inilah yang merupakan sebagian kewajiban yang disepakati para
ulama.5
Dalam pembentukan akhlak setiap muslimah, Allah SWT telah mengutus
RasulNya dalam menyempurnakan akhlak manusia. Kesempurnaan ajaran Islam
merupakan pedoman hidup dan rahmat bagi seluruh alam. Hal ini merupakan
kehendak Allah bagi eksistensi manusia sebagai khalifah dimuka bumi.
Berdasarkan keyakinan tersebut maka manusia dengan segala nilai fitrahnya
diharapkan mampu menginternalisasikan dan merealisasikan ajaran Islam
tersebut kedalam dan keluar dirinya.
Pembinaan akhlak pada muslimah harus dilakukan sedini mungkin karena
akan mempengaruhi seluruh dimensi kehidupannya kelak apabila sudah
berinteraksi dalam dunia yang lebih luas dan dapat dimulai dari ranah domestik
yang nantinya akan mempengaruhi setiap langkah dan tindakannya kedepan.6
Di sinilah peran sebuah lembaga atau organisasi islam. Dengan adanya
lembaga ini diharapkan mampu memberikan solusi umat terhadap berbagai
masalah kehidupan. Strategi menjadi sebuah keharusan dalam memajukan
sebuah organisasi, terutama strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan
kepada suatu pencapaian tujuan yang diinginkan.
5Abdurrahman Abdul Khaliq, Strategi Dakwah Syar’iyah, (Solo; CV. Pustaka Mantiq, 1996),
cet. Ke-I, h. 113. 6 M. Said Imam Ghazali, Falsafah Akhlak, (Bandung: Al-Ma’arif, 1987), h.24
4
Pada hakikatnya strategi merupakan serangkaian perencanaan atau suatu
keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi
mempunyai peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan dakwah, bila
strategi yang diterapkan dalam berdakwah baik, maka aktivis dakwah akan
tersusun secara sistematis dan teratur.
Masyarakat kita sangat membutuhkan perempuan da’iyah yang meyakini
bahwa agama ini adalah kehidupan, dan bahwa selain itu adalah palsu, batil dan
rusak. Perempuan da’iyah bukanlah penceramah dalam berbagai acara atau
pembicara dalam berbagai pertemuan, sebagaimana terbetik dalam benak kita,
tapi dia adalah perempuan muslimah yang mengetahui hakikat Islam, mendalami
permasalahan-permasalahan agamanya, meyakini apa yang diimaninya,
mengetahui bagaimana menjalankan amanat yang besar dalam hidup dan
tanggung jawab penting terhadap masyarakatnya.
Oleh karena itu, dia mempersiapkan dirinya untuk menunaikan tanggung
jawab ini dan menyingsingkan lengan bajunya demi terciptanya masa depan yang
mulia bagi umat ini.7
Berdakwah dapat dilakukan melalui media massa maupun melalui
kumpulan individu (kelompok) yang biasa disebut sebagai organisasi. Organisasi
merupakan wadah/sarana kumpulan individu-individu yang berbeda yang
kemudian disatukan dalam sebuah visi dan misi yang sama untuk mencapai
7Muhammad Hasan Baryaghisy, Perempuan Da’iyyah.(Jakarta: Mujahid Press. 2006). h.24
5
tujuan tertentu. Tak jarang bahwa dakwah dilakukan pada berbagai
kegiatan/aktivitas organisasi-organisasi Islam. Salah satu organisasi yang
melakukan aktivitas dakwah adalah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI).
Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)
adalah organisasi wanita yang beranggotakan 32 organisasi massa muslimah
tingkat Nasional, seperti Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat Islam,
Aisyiyah, dan beberapa organisasi massa muslimah lainnya. Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) bertujuan untuk memperkuat
Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan di antara sesama organisasi massa
muslimah.8
Walaupun organisasi Islam yang beranggotakan wanita memang banyak
di Indonesia, tetapi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) inilah sebagai kepala dari 32 organisasi massa muslimah, dan 32
organisasi massa muslimah setiap melakukan aktivitas dakwahnya harus
melaporkan kepada BMOIWI ini. Tetapi BMOIWI ini pula memiliki aktivitas
dakwah sendiri pada tujuannya untuk terwujudnya ukuwah Islamiyah serta
mampu menjawab tatangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional,
regional, dan internasional. BMOIWI ini dalam program-programnya dilakukan
dengan cara melakukan pengajian rutin dan demo dilapangan.
8 Wawancara pribadi dengan Maryam, (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
6
Strategi seperti apa yang diaplikasikan oleh Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI), sehingga tersusunnya organisasi
Islam yang dikelola oleh para wanita-wanita Islam. Maka, peneliti terinspirasi
untuk mengajukan judul skripsi “Strategi Dakwah Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam Pembinaan Akhlak
Muslimah di Masjid Istiqlal”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus antara masalah yang
dikemukakan dengan pembahasan dan analisis, maka perlu diberikan
pembatasan masalah yang akan diteliti. Maka penelitian ini dibatasi pada
strategi dakwah Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) pusat dalam pembinaan akhlak muslimah di Masjid Istiqlal.
Adapun program yang difokuskan yaitu dibatasi pada pengajian rutin yang
dilakukan BMOIWI.
2. Perumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang
akan memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian. Rumusan-
rumusan pertanyaan itu adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perumusan strategi dakwah yang dilakukan oleh BMOIWI
dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan
7
perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan tidak lepas dari
nilai-nilai Isam?
b. Bagaimana implementasi strategi dakwah yang dilakukan oleh
BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan
kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan
tidak lepas dari nilai-nilai Isam?
c. Bagaimana Evaluasi strategi dakwah yang dilakukan oleh BMOIWI
pusat dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan
kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga dengan ruh gerakan
tidak lepas dari nilai-nilai Isam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perumusan strategi
dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan
untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga
dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana implementasi strategi
dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan
untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga
dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana evaluasi strategi
dakwah yang diterapkan BMOIWI pusat dalam mensinergikan gerakan
8
untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga
dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Isam.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
nyata dan positif dalam bidang studi ilmu akhlak dan khususnya ilmu
dakwah. Serta dapat memberikan sumbangsih bagi khasanah keilmuwan
komunikasi dan penyiaran Islam dalam bidang studi akhlak dan ilmu
dakwah.
b. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperluas wawasan keilmuan khususnya dalam kajian strategi
dakwah dalam pembinaan akhlak.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu
metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Bogdan dan Taylor
yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif
9
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 9
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berupaya untuk
menghimpun data, mengolah data dan menganalisis data dengan tujuan
dapat memperoleh gambaran atau informasi yang luas dan mendalam
tentang strategi dakwah yang menjadi objek penelitian.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan
(purpossive sampling).10
Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti
memilih subyek penelitian yang menurut peneliti dapat memberikan data
yang dibutuhkan.
Adapun subjek utama penelitian ini adalah Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang meliputi ketua
presidium yaitu Dr. Azizah, MA, sekretaris jendral yaitu Sudaryani Soeyoed,
B. Sc, dan wakil sekretaris jendral yaitu Maryam. Pemilihan subjek ini
dilakukan karena mereka memiliki perhatian dan pengetahuan serta
perannya dalam pembinaan akhlak muslimah. Dan yang menjadi objek
penelitiannya adalah strategi dakwah BMOIWI pusat dalam pembinaan
akhlak muslimah tersebut.
9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), cet. ke-26, h. 4 10
Ibid. , h. 5.
10
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kesekretariatan BMOIWI pusat yang
terletak di Masjid Istiqlal Jalan Taman Wijaya Kusuma R.26 Jakarta Pusat
10710. Pemilihan lokasi Masjid Istiqlal didasarkan pada 4D dalam
penelitian, yaitu data, date, daya dan dana.11
Pertama, data atau informasi mudah untuk didapatkan karena sudah
mempunyai link dan izin dari panti asuhan tersebut. Selanjutnya date atau
waktu penelitian yang tersedia sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
Ketiga, daya yang ditempuh tidak terlalu jauh dan ini memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian. Keempat, dana yang dibutuhkan untuk
penelitian tidak terlalu besar karena jangkauan tempat yang mudah dicapai
sehingga memberikan keringanan bagi peneliti. Adapun waktu penelitian
berlangsung selama enam bulan dari bulan Juni 2013 sampai Desember
2013.
4. Teknik Pegumpulan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan
sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. 12
Observasi yang
dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipan yaitu peneliti
melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yaitu
11
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Press, 2006),
cet ke-1. h. 123. 12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), cet ke-2, h. 129.
11
strategi dakwah dalam pembinaan akhlak muslimah dan mengikuti
selama 6 bulan dalam pengajian dan rapat rutin Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Pewawancara disebut interviewer yaitu yang mengajukan
pertanyaan, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewe
yang memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.13
Dalam hal
ini peneliti melakukan wawancara dengan ketua presidium
BMOIWI Dr. Azizah, MA, sekretaris jendral yaitu Sudaryani
Soeyoed, B. Sc, dan wakil sekretaris jendral yaitu Maryam.
Wawancara sudah dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara agar pertanyaannya terarah. Adapun pertanyaan dalam
wawancara yang dilakukan yaitu terkait program pembinaan akhlak
muslimah yang diterapkan BMOIWI tentang strategi dakwah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen. Ini dilakukan untuk
memperoleh data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga
yang berhubungan dengan objek penelitian. Adapun dokumen yang
13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 186.
12
peneliti peroleh yaitu dari buku bacaan tentang BMOIWI, profil
BMOIWI, dan foto-foto terkait kepengurusan BMOIWI.
b. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Dalam
menganalisa data, peneliti mengolah data dari hasil observasi dan
wawancara, data tersebut disusun dan dikategorikan berdasarkan hasil
wawancara, dokumen maupun laporan, yang kemudian dideskripsikan
ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.14
Teknik analisis data
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah pengumpulan data, peneliti mencoba
memilah data yang relevan dengan strategi dakwah dalam
pembinaan akhlak muslimah.
2. Tahap kedua adalah penyajian data, setelah data mengenai strategi
dakwah dalam pembinaan akhlak muslimah diperoleh, maka data
tersebut di susun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar,
tabel dan sebagainya.
3. Tahap ketiga adalah penyimpulan atas apa yang disajikan.
5. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting dalam sebuah penelitian
kualitatif. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1998), cet ke-2, h. 78.
13
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan,
kebergantungan, dan kepastian.15
Adapun kredibilitas dilakukan dengan
teknik pemeriksaan, hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan BMOIWI
dengan cara sharing atau menanyakan langsung pada kepengurusan
BMOIWI.
b. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan pendapat atau
pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang
diberikan ketua presidium dengan jawaban yang diberikan oleh sekretaris
jenderal.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan
dengan strategi dakwah BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum peneliti mengadakan penelitian ini lebih lanjut kemudian
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti
tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu melalui
beberapa hasil penelitian yang membahas tentang strategi dakwah. Maksud
tinjauan pustaka ini, disamping untuk memperoleh informasi mengenai penelitian
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualtatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2009), cet. ke-26, h. 324
14
yang topiknya sejenis juga untuk mengetahui bahwa apa yang peneliti teliti
berbeda dengan penelitian terdahulu.
Dari beberapa hasil penelitian yang ditemukan diantaranya adalah karya
Ahmad Rifqi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Strategi Dakwah
Sanggar Budaya Betawi Si Pitung Dalam Pembinaan Pemuda Di Wilayah Rawa
Belong Jakarta Barat. Skripsi ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif.
Adapun permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana strategi dakwah
Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam Pembinaan Pemuda. Di dalamnya
dijelaskan bahwa sanggar budaya pun dapat dijadikan sebagai ladang dakwah, di
sana juga terdapat banyak pemuda yang masih sangat membutuhkan pembinaan
ke arah syariat Islam.
Selanjutnya karya Mahyudi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
Strategi Dakwah Persatuan Islam Tionghoa (PITI) Periode 2005-2010 Dalam
Meningkatkan Ibadah Anggotanya. Skripsi ini menggunakan metodologi
penelitian kualitatif. Adapun permasalahan yang diteliti mengenai bagaimana
strategi dakwah Persatuan Islam Tionghoa dalam meningkatkan ibadah
anggotanya. Di dalamnya dijelaskan bagaimana dakwah dilakukan di kalangan
umat Islam Tionghoa, dengan tujuan dapat meningkatkan ibadah mereka.
Adapun pada penelitian ini membahas tentang strategi dakwah Badan
Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam pembinaan
akhlak muslimah di Masjid Istiqlal.
15
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang masing-masing bab terdiri dari
sub bab. Lima bab tersebut disusun secara berurutan guna menjelaskan isi skripsi
dengan lebih jelas, sistematis dan mendetail. Berikut gambaran mengenai
penyususnan bab dalam skripsi ini:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Berisi tentang: Pertama strategi dakwah yang terdiri dari
pengertian strategi, pengertian dakwah, tujuan dakwah, subyek
dakwah, obyek dakwah, metode dakwah, materi dakwah,
media dakwah, pengertian strategi dakwah, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi dakwah. Kedua Pembinaan
akhlak muslimah yang terdiri dari pengertian pembinaan,
pengertian akhlak, dan pengertian muslimah.
BAB III GAMBARAN UMUM BMOIWI
Bab ini memuat tentang profil Badan Musyawarah Organisasi
Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) yang terdiri dari Sejarah
16
berdirinya BMOIWI, Visi, Misi dan Tujuan BMOIWI, Struktur
Organisasi BMOIWI, dan Program-program Kegiatan
BMOIWI
BAB IV ANALISIS DATA
Berisi tentang: Pertama, perumusan strategi yang diterapkan
BMOIWI pusat dalam pembinaan akhlak muslimah yang
meliputi asas-asas strategi dakwah. Kedua, implementasi
strategi. Ketiga, evaluasi strategi dalam pembinaan akhlak
muslimah.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan dengan strategi
dakwah BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah di
Masjid Istiqlal.
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Strategi Dakwah
1. Pengertian Strategi
“Kata strategis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos, yang
berasal dari kata Stratos, yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin.
Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau
sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk
menaklukan musuh dan memenangkan perang.1
Secara etimologi strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu, Strategos
yang berarti Jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa
peperangan yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun,
pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi
termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya, dan agama.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah
seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal.8 2 Rafiudin dan Manan Abd. Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia).
Hal. 76
18
kegiatan tertentu.3 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian
strategi, peneliti mengedepankan strategi yang dikemukakan beberapa pakar
diantaranya:
1) Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan
utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau
organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan megalokasikan
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan
tersebut.4
2) Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perurusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai
sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan
dan sasaran utama orgaisasi akan tercapai.5
3) Pengertian strategi menurut Din Syamsudin mengandung arti antara
lain:
a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.
b. Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk
mencapai tujuan
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustakia, 1997), hal. 199 4 A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: Pronhallindo, t.t.), hal. 58
5 George Steiner dan John Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen alih bahasa Ticoalu
dan Agus Dharma, (Jakarta: Erlangga, 1988), hal.20
19
c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan
fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan bertahap.6
Dari beberapa definisi strategi diatas, peneliti menyimpulkan strategi
adalah rencana yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dimana strategi
dapat dilakukan secara terencana atau yang telah disusun secara sistematis
dan strategi yang timbul secara spontan. Strategi dibutuhkan agar sesuatu
yang telah terencana dengan sempurna dapat mencapai hasil yang
diinginkan. Oleh sebab itu dibutuhkan pengawasan terhadap hal-hal yang
sifatnya dapat berubah. Dalam hal tersebut strategi yang dibutuhkan oleh
suatu organisasi adalah strategi yang muncul secara spontan. Dimana hal-hal
yang belum direncanakan harus dilakukan.
Dalam strategi mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
program, dan kegiatan yang nyata dengan mengantisipasi perkembangannya.
Kurangnya aplikasi atau penerapan sebuah strategi yang baik dapat
menyebabkan strategi yang telah direncanakan gagal dan tidak berjalan
lancar seperti yang diharapkan. Maka penerapan strategi harus tersusun
sempurna karena bukan saja akan meraih kesuksesan, melainkan dapat
mengokohkan strategi yang pada awalnya diragukan. Dan hasil baik yang
didapat bukan semata-mata karena strategi yang dimiliki, namun hal tersebut
dikarenakan kemampuan dalam menerapkan strategi yang efektif.
6 M. Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos,
2002), Cet Ke-1, hal. 127
20
2. Pengertian Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab
da’wah, merupakan bentuk kata masdar dari kata kerja da’a, yad’u,
da’watan yang berarti menyeru, memanggil, mengajak.7 Maka dakwah
dari sudut bahasa berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan,
Sedangkan secara istilah dakwah dapat didefinisikan sebagai
setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang
untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah,
yaitu syariat dan akhlak Islamiyah.8
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang
lain baik secara individual maupun secara kelompok terhadap ajaran
agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya
unsur-unsur paksaan. Dengan demikian eksistensi dakwah adalah
terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan
terhadap orang lain untuk menerima ajakan agama dengan penuh
kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk
kepentingan juru dakwah atau lembaga dakwah.
7 Muhammad Yunus. Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-Quran,
1973) hal. 126 8 Muhammad Sayyid Alwakil. Prinsip dan Kode Etik Dakwah, Penerjemah Nabhani Idris,
(Jakarta: Akademika Pressindo, 2002), hal 1
21
Dalam pesan dakwah merupakan ciri khas kejiwaan, maka
kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi
mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivasi
(merangsang), konsultatif (memberikan nasihat), serta edukatif
(mendidik atau membina). Sifat-sifat demikian merupakan intinya
dakwah yang dikembangkan dalam sistem dan metologi dakwah.9
Menurut istilah, dakwah ialah mengajak dan mengumpulkan
manusia untuk kebaikan serta membimbing mereka kepada petunjuk
dengan cara beramal ma’ruf nahi munkar.
Menurut M. Quraish Shihab bahwa dakwah adalah sebagai
seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang
lebih baik atau sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.10
Menurut Wardi Bachtiar dakwah dapat dilakukan dalam 3
kategori yaitu:
1) Dakwah bi al-lisan
Dakwah bi al-lisan adalah penyampaian informasi atau pesan
dakwah melalui lisan, dapat berupa ceramah, diskusi, khutbah,
sarasehan dan lain sebagainya.
9 M. Arifin , Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1991), Cet
Ke-5, hal. 6 10
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. Ke 2 hal.31
22
2) Dakwah dengan tulisan
Dakwah dengan tulisan adalah penyampaian informasi atau pesan
dakwah melalui tulisan, dapat berupa buku, majalah, surat kabar,
spanduk, pamphlet, lukisan-lukisan, bulletin dakwah dan lain
sebagainya.
3) Dakwah bi al-hal
Dakwah bi al-hal adalah dakwah melalui perbuatan nyata seperti
perilaku yang sopan sesuai dengan ajaran Islam, memelihara
lingkungan, mencari nafkah dengan tekun, ulet, sabar, semangat,
kerja keras serta menolong sesama manusia. Dakwah ini dapat
berupa pendirian rumah sakit, pendirian panti dan memelihara anak
yatim piatu pendirian lembaga pendidikan, pendirian pusat
pencarian nafkah seperti pabrik, pusat perbelanjaan, kesenian dan
lainnya.11
Menurut Sayyid Quthub dakwah merupakan salah satu
kewajiban bagi orang Islam, dakwah tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan kaum muslim baik individu maupun kelompok. Tentunya
dengan memperhatikan tugas-tugas dakwah yang demikian berat dan
tantangan yang demikian besar, maka dakwah tidak bisa tidak
menghendaki adanya kelompok orang atau umat (kelompok
11
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal 34
23
professional) yang secara sungguh-sungguh memikirkan masalah
dakwah dan melakukan tugas dakwah dengan baik dan sempurna. 12
Dari pernyataan diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
dakwah adalah mengadakan suatu perubahan dan pembenahan baik
yang bersifat individu maupun sosial sesuai dengan ajaran Islam.
Dakwah sendiri dapat disampaikan melalui lisan, tulisan dan juga
dengan tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam
upaya mempengaruhi orang lain agar timbulnya keinsyafan dalam
individu dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam
keseharian.
b. Tujuan Dakwah
Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah untuk mengajak
manusia kejalan Tuhan yang besar, yaitu Islam. Dakwah adalah usaha
atau kegiatan yang bertujuan, suatu kegiatan tidak akan bermakna jika
tanpa arah tujuan yang jelas. Tujuan dakwah Islam antara lain adalah
mengubah pandangan hidup seseorang, dari perubahan pandangan hidup
ini akan berubah pula pola pikir dan pola sikap.13
Menurut Sayyid Quthub pada dasarnya tujuan dakwah adalah
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan rohani bagi umat
manusia baik dalam kehidupan maupun dunia akhirat kelak. Akan tetapi
12
A. Ilyas Ismail. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta: Penerbit Madani, 2006) hal. 20 13
Rafiudin dan Manan Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandug: CV. Pustaka
Setia, 2001) Cet Ke-2, hal 32
24
kebahagiaan tentu tidak dapat dicapai apabila terjadi berbagai kerusakan
di tengah-tengah masyarakat, baik berupa kedzholiman, kemunkaran,
dan berbagai tindak kejahatan lainnya. Kebahagiaan juga tidak dapat
dicapai apabila sebagian anggota masyarakat merampas hak-hak
anggota masyarakat lainnya dengan memperbudak orang lain. Maka dari
itu tujuan dakwah yang sesungguhnya adalah hal-hal yang mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.14
c. Subyek Dakwah
Subyek adalah unsur pelaksanaan atau orang yang berdakwah,
yaitu da’i. sebagai subyek dakwah (da’i) ia harus terlebih dahulu
instropeksi perilaku dirinya agar apa-apa yang akan dilakukannya bisa
diikuti dan diteladani oleh orang lain.15
Sebagai da’i yang tidak mau
memperbaiki dan mendidik diri maka akan mendapatkan celaan dari
orang lain dan dimurka oleh Allah SWT.
Oleh karenanya dalam mengemban tugas amanah Allah SWT,
para pelaku dakwah (da’i) yang bertugas menyampaikan pesan Ilahi dan
mengajarkan ajaran agama Islam, maka seorang da’i harus memiliki
bekal ilmu yang cukup, baik itu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan
lainnya.
Dalam hal ini Hamzah Ya’qub mengungkapkan, sebagai berikut:
14
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah, (Jakarta: Penerbit Madani, 2006), hal 30 15
Nurullah Fauzi, Dakwah-Dakwah Yang Paling Mudah, Cet. II (Gresik: Putra Pelajar,
1999), h. 35
25
1) Mengetahui al-Qur’an dan hadis sebagai pokok ajaran agama
Islam.
2) Memiliki pengetahuan yang berinduk kepada al-Qur’an dan as-
Sunnah seperti: tafsir, hadis, tauhid, dan fiqih.
3) Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah
seperti: teknik dakwah, ilmu jiwa (psikologi), antropologi, dan
perbandingan agama.
4) Memahami bahasa umat dan menguasai ilmu retorika.
5) Penyantun dan lapang dada.
6) Berani kepada siapapun dalam menyatakan, membela, dan
mempertahankan kebenaran.
7) Berakhlak baik sebagai seorang muslim.
8) Memiliki mental yang kuat, keras kemauan dan optimis walaupun
menghadpai berbagai rintangan dan kesulitan.
9) Berdakwah karena Allah, mengikhlaskan amal dakwah semata-
mata arena memohon keridaan Allah.
10) Mencintai tugas dan kewajiban sebagai da’i atau mubaligh dan
tidak gampang meninggalkan tugas tersebut karena pengaruh-
pengaruh keduniaan.16
Di samping itu sebagai bekal tambahan sang da’i harus
berkomunikasi dengan jama’ah (khalayak) yang dihadapi.
16
Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership, (Bandung: CV Diponegoro,
1992), Cet. Ke-2 h. 36
26
Karena komunikasi ini merupakan jalan untuk menyebar-luaskan
pesan dalam bentuk seruan, anjuran, petunjuk dan nasehat yang
bersumber dari ajaran agama Islam yang disajikan dan dikemas secara
kontekstual. Dengan komunikasi itu pula da’i akan mengetahui apa
materi yang sesuai bagi jama’ah yang dihadapinya.
d. Obyek Dakwah (Mad’u)
Obyek atau mad’u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah.
Masyarakat sebagai obyek dakwah adalah salah satu unsur penting di
dalam sistem dakwah yang tidak kalah penting peranannya, oleh sebab
itu, masalah masyarakat adalah masalah yang harus di pelajari sebelum
melangkah ke aktivitas dakwah yang selanjutnya.
Mad’u atau obyek dakwah terdiri dari berbagai macam golongan
manusia, oleh karenanya menggolongkan mad’u sama dengan
menggolongkan manusia itu sendiri kedalam profesi, ekonomi, dan
seterusnya.17
Mad’u dapat dilihat dari aspek kelompok masyarakat yang
terbagi menjadi:
1) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis berupa
masyarakat terasing, pedesaan, kota besar, dan kecil serta
masyarakat yang ada di kota.
2) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur
kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.
17
M. Arifin, Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 47
27
3) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi kultural berupa
golongan priyayi, abangan, dan santri. Klasifikasi ini terutama
terdapat pada masyarakat Jawa.
4) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat usia berupa
golongan anak-anak, remaja dan orang tua.
5) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi tingkat hidup sosial
ekonomi berupa golongan kaya, menengah dan miskin.
6) Sasaran kelompok masyarakat dilihat dari segi profesi dan
pekerjaan berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh,
pegawai negeri dan lain-lain.18
e. Metode Dakwah
Secara bahasa metode berasal dari 2 kata yaitu meta (melalui)
dan hodos (jalan/cara). Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata
Methodos yang artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq.
Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran yang
mencapai suatu maksud.19
Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh
seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-Islam atau
kumpulan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.20
18
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group,
2009), h. 70 19
M. Munir. Metode Dakwah, (Jakarta: Pemuda Media, 2006), hal. 6 20
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997) hal 34
28
Dalam menghadapi bermacam-macam nilai, keagamaan, pilihan
hidup dan sejumlah janji-janji kenikmatan duniawi, dakwah diharapkan
bias menjadi solusi dengan fungsi mengimbangi dan pemberi arah
dalam kehidupan umat. Dakwah ke depan menempatkan perencanaan
dan strategi yang tepat dengan merujuk kepada metode dakwah
Rasulullah SAW. Para intelektual muslim dapat merumuskan konsep
dan metode dakwah untuk generasi muda, orang dewasa atau objek
dakwah bagi berbagai lapisan masyarakat yang tingkat pemahaman
keagamaannya tergolong rendah atau sebaliknya bagi masyarakat yang
tingkat pendidikannya tergolong tinggi, sehingga materi dakwah sesuai
dengan objeknya.
Menurut Slamet Muhaemin Abda, metode dakwah pada
umumnya terbai pada beberapa segi, yaitu sebagai berikut :
1) Metode dari segi cara, yaitu :
a) Cara tradisional, termasuk didalamnya adalah sistem ceramah
umum, cara ini marak dilakukan oleh masyarakat luas.
b) Cara modern, termasuk dalam metode ini adalah diskusi,
seminar dan sejenisnya.
2) Metode dari segi jumlah audiens, yaitu :
a) Dakwah perorangan, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap
perorangan secara langsung (Face to Face atau Privat).
29
b) Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap
kelompok tertentu yang sudah ditentukan sebelumya, seperti
kelompok pengajian, karang taruna, organisasi dan lain-lain.
3) Metode dari segi pelaksanaan, yaitu :
a) Cara Langsung, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara
tatao muka antara komunikator dengan komunikan.
b) Cara tidak langsung, yaitu dakwah yang dilakukan oleh media
seperti televisi, radio, penerbitan-penerbitan, internet dan lain-
lain.
4) Metode dari segi penyampaian isi, yaitu : Cara serentak, cara ini
dilakukan untuk pokok-pokok bahasan yang praktis dan tidak
terlalu banyak kaitannya dengan masalah-masalah lainnya (fokus
terhadap suatu permasalahan).21
Jadi kesimpulan metode dakwah adalah suatu cara bagaimana
menyampaikan dakwah sehingga pesan dakwah yang disampaikan
kepada mad’u mudah untuk dicerna, dipahami, dan meyakini.22
f. Materi Dakwah
Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari
al-Qur’an dan al-hadist sebagai sumber utama yang meliputi aqidah,
21
Slamet Muhaemin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Usha Nasional,
1994) Cet ke-1 hal 80-87 22
Imam Zaidillah Al-wisral, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam mulia, 2002), Cet ke-1, ha 71
30
syari’ah dan akhlak dengan berbagai macam cabag ilmu yang diperoleh
darinya.23
Al-Qur’an adalah sumber ajaran Islam yaitu wahyu Allah SWT
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Wahyu Allah SWT
itu diturunkan dalam bahasa Arab dan secara otentik terhimpun dalam
al-Qur’an. Sedangkan Hadist atau as-Sunnah ditinjau dari segi bahasa
berarti cara, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Kebiasaan dan tradisi
mencakup yang baik dan buruk. Kata as-Sunnah di dalam al-Qur’an
diulang 16 kali pada 11 surat. Makna Sunnah secara etimologi menurut
Muhammad Ajaj Al-Khatib identik dengan Al-Hadist, yaitu berupa
ucapan, perbuatan atau ketetapan yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW.24
Menurut M. Syafaat Habib materi dakwah adalah seluruh ajaran
agama Islam secara kaffah, tidak dipotong-potong. Ajaran Islam telah
tertuang dalam Al-Qur’an dan as-Sunnah.25
g. Media Dakwah
Bila dilihat dari asal katanya, media berasal dari bahasa Latin
yaitu Medium yang artinya alat perantara, sedangkan pengertian
23
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997) hal 34 24
Srijanti, Purwanto S.K, Wahyudi Pramono. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Cet Ke-2, hal 37 25
Syafaat Habib. Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjya, 2000) Cet Ke-1, hal 94
31
istilahnya media mempunyai arti segala sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai alat perantara untuk mencapai suatu tujuan tertentu.26
Dakwah dapat didefinisikan sebagai penyebarluasan ajaran atau
paham, dan media merupakan alat penyebaran itu. Jadi media dakwah
adalah alat penyebaran ajaran atau paham. Maka, pengemasannya pun
harus benar-benar bisa diterima mad’u yang notabene memiliki banyak
pilihan untuk memilih media mana selayaknya dikonsumsi. Dalam
artian, media dakwah harus bisa sedemikian mungkin untuk menarik
simpati pasarnya.
Dalam proses melakukan dakwah ada beberapa komponen yang
tak bisa dipisahkan, salah satunya adalah penggunaan media sebagai alat
untuk melakukan aktivitas dakwah. Media dakwah adalah peralatan
yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman
modern umpamanya : televisi, video, kaset rekaman, majalah, surat
kabar.27
Untuk mencapai sasaran dakwah yang tepat dan memperoleh
tujuan yang akan dicapai maka dakwah sudah barang tentu memerlukan
alat dan sarana sebagai agen pelayanan masyarakat, alat dan sarana
tersebut adalah media dakwah. Media merupakan segala sesuatu yang
26
Asmuni Syukir. Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Iklas, 1983) hal 163 27
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal 35
32
membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif
dan efisien.28
3. Pengertian Startegi Dakwah
Menurut Asmuni Syukir, strategi dalam dakwah artinya sebagai
metode, siasat, taktik atau maniuvers yang digunakan dan dipakai dalam
aktifitas (kegiatan) dakwah. Strategi dalam dakwah harus memperhatikan
beberapa asas dakwah yaitu:
a. Asas filosofis : Asas ini membicarakan masalah yang erat hubungan
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktifitas
dakwah Islam.
b. Asas keahlian dan kemampuan da’i
c. Asas sosiologis : Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya
dengan situasi dan kondisi lingkungan sasaran dakwah.
d. Asas Psikologis : Asas ini yang hubungannya dengan kejiwaan
manusia.
e. Asas efektifitas dan efesiensi : Asas ini maksudnya, dalam aktifitas
dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu, tenaga,
yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil, artinya antara ketiga
hal tersebut harus sesuai dengan hasil dakwah yang akan dicapai.29
28
Abdul Karim Zaidan. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1980) Cet Ke-
2, hal. 26 29
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
hal. 35
33
Memperhatikan pengertian strategi dan dakwah maka pengertian
strategi dakwah adalah tata cara mencapai tujuan dakwah yang telah
disepakati bersama dengan memperhatikan kemampuan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman yang ada baik dari Sumber Daya Manusia (SDM)
dan Sumber Daya Alam (SDA).
Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)
dan management untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, melaikan harus mnunjukkan bagaimana tekhnik
(cara) operasionalnya.
Dengan demikian strategi dakwah merupakan perpaduan dari
perencanaan (planning) dan management dakwah untuk mencapai suatu
tujuan. Di dalam mencapai tujuan tersebut strategi dakwah harus dapat
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara teknik (taktik) harus
dilakukan, dalam arti kiat bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Untuk mantapnya
strategi dakwah, maka segala sesuatunya harus dipersatukan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam
rumus Lasswell, yaitu:
1) Who? (Siapa da’i atau penyampai pesan dakwahnya?)
2) Says What? (Pesan apa yang disampaikan?)
3) In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)
34
4) To Whom? (Siapa mad’u nya atau pendengarnya?)
5) With What Effect? (Efek apa yang diharapkan?)
Pertanyaan “efek apa yang diharapkan” secara empisit
mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan
seksama. Pertanyaan tersebut, yakni:
a. When (Kapan dilaksanakannya?)
b. How (Bagaimana melaksanakannya?)
c. Why (Mengapa dilaksanakan demikian?)
Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi dakwah
sangat penting, karena pendekatan (approach) terhadap efek yang
diharapkan dari suatu kegiatan dakwah bisa berjenis-jenis, yakni :
1) Menyebarkan Informasi
2) Melakukan Persuasi
3) Melaksanakan Instruksi
4. Unsur-unsur Strategi
Unsur-unsur srtategi merupakan bagian yang ada kaitannya dengan
strategi oleh karenanya unsur ini tidak dapat dipisahkan dari strategi itu
sendiri. Adapun unsur strategi terdiri dari tiga, yaitu:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya ialah
pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
35
menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi altenatif,
memilih strategi untuk dilaksanakan.30
b. Implementasi Strategi
Implementasi strategi disebut juga tindakan dalam strategi,
karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi sebuah tindakan. Kegiatan yang termasuk
dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya,
menciptakan struktur yang efektif, dan memanfaatkan sistem
informasi yang masuk.31
Implementasi strategi merupakan proses pelaksanaan strategi,
yang mana dalam pelaksanaannya perlu konsistensi yang tinggi dari
masing-masing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta
kerjasama dari seluruh unit diperlukan untuk mecapai tujuan yang
telah dirumuskan.
c. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam strategi.
Adapun pengertian evaluasi adalah proses di mana seorang pemimpin
membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan tingkat
pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah mengevaluasi
strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.32
30
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5 31
Fred R. David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5 32
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 104
36
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Dakwah
Kesadaran bagi setiap orang baik individu atau kelompok organisasi,
baik organisasi sosial maupun organisasi bisnis tentang tujuan yang hendak
dicapai akan berubah. Suatu usaha untuk mencapai tujuan tersebut dan
usaha-usaha yang mengarahkan pada peyampaian tujuan disebut strategi.
Suatu strategi harus efektif dan jelas karena akan mengarahkan
organisasi kepada tujuannya, untuk itu suatu strategi harus memperhatikan
faktor-faktor penetapan strategi.
a. Lingkungan
Lingkungan tak pernah berada pada kondisi tetap dan selalu berubah.
Perubahan yang terjadi berpengaruh sangat luas kepada segala sendi
kehidupan manusia. Sebagai individu masyarakat, tidak hanya kepada
cara pikir tetapi tingkah laku, kebiasaan, kebutuhan, dan padangan
hidup.
b. Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi yang meliputi segala sumber daya dan
kebijakan organisasi yang ada. Lingkungan dalam organisasi yang ada.
Lingkungan dalam organisasi terdiri dari pemimpin, para pengikut
pemimpin itu, atasan, rekan sejawat, organisasi dan tuntunan
pekerjaan. Daftar itu tidaklah inklusif, tetapi berisi beberapa
37
komponen yang saling berinteraksi yang penting diketahui
pemimpin.33
c. Kepemimpinan
S.P. Siagian memberikan definisi tentang kepemimpinan yakni
“Seorang pemimpin orang tertinggi dalam mengambil keputusan”.
Oleh karena itu setiap pemimpin dalam menilai perkembangan yang
ada dalam lingkungan baik eksternal dan internal berbeda.34
B. Pembinaan Akhlak Muslimah
1. Pengertian Pembinaan Akhlak Muslimah
a. Pengertian Pembinaan
Kata pembinaan berasal dari akar kata bahasa arab yaitu, yang
artinya membangun, mendirikan, membina.35
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan
mengandung arti:
1. Proses, cara, perbuatan, membina
2. Pembaharuan, penyempurnaan
3. Usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan
efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.36
33
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 149 34
S.P. Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1991), hal. 9 35
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an, 1973),
hal. 73 36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hal. 152
38
Pembinaan menurut istilah adalah suatu kegiatan untuk
mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang telah ada
sebelumnya.37
Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau pernyataan
menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,
peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan,
berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari
pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses,
atau pernyataan dari suatu tujuan, dan pembinaan itu bisa menunjukkan
kepada “perbaikan” atas sesuatu. 38
Berdasarkan referensi yang tertera diatas, penulisan mengambil
kesimpulan bahwa pengertian pembinaan adalah suatu upaya
pengelolaan atau penanganan berupa melatih membiasakan,
memelihara, menjaga, mengarahkan serta mengembangkan kemampuan
seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih baik secara efektif dan
efisien.
Arti kata pembinaan dari segi terminologis yaitu suatu upaya,
usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,
mengarahkan, dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan
37
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), hal. 17 38
Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002) Cet Ke-3, hal. 7
39
agar sasaran pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga pribadi maupun kehidupan sosial masyarakat.39
b. Pengertian Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk,
berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat.40
Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali,
dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang
melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik
tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah
laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya
sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-
ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila
perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan
dari akhlak.
39
Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah Dakwah Agama, Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita, (Jakarta: Penerbit Depag, 1984), hal. 8 40
Ahmad A.K. Muda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher), hal 45
40
Akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti
sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik,
buruk, seharusnya benar, salah dan sebagainya tentang prinsip umum
dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnnya dapat disebut juga
sebagai filsafat moral.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan
berakhlak.
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu.
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan
perbuatan baik atau buruk.
Akhlak bersumber pada agama. Perangai sendiri mengandung
pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan
seseorang. Pembentukan perangai ke arah baik atau buruk, ditentukan
oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi
lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui
keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminology
akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai
yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Perangai sendiri
41
mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan
bawaan seseorang.41
c. Pengertian Muslimah
Muslim adalah secara harfiah berarti “seseorang yang berserah
diri (kepada Allah), termasuk segala makhluk yang ada di langit dan
bumi. Kata muslim kini merujuk kepada penganut agama Islam. Dan
pemeluk wanita disebut Muslimah adalah sebutan untuk wanita Islam.
Al-Qur’an menjelaskan tentang semua nabi dan rasul adalah sebagai
muslim, dari Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Al-
Qur’an menyatakan bahwa mereka adalah muslim karena mereka hanya
berserah diri kepada Tuhan, memberikan firman dan menegakkan
agama Allah. Wanita muslimah adalah wanita yang berkepribadian,
merdeka, dan memiliki kedudukan sama di depan hukum seperti laki-
laki.
Umat muslim meyakini bahwa Allah adalah zat kekal, yang
memliki semua sifat kemahaan, tidak tertandingi, mandiri, tidak
melahirkan dan tidak pula diperankan, mereka meyakini doktrin
ketauhidan. Muslim selalu melakukan salat lima kali dalam sehari
sebagai kewajiban dalam agama (fardhu).42
41
Ahmad A.K. Muda. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher), hal 50 42
Cerminankataayu.blogspot/…/wanita-muslimah-dan-zaman-modern.2013
42
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN MUSYAWARAH ORGANISASI
ISLAM WANITA INDONESIA (BMOIWI)
1. Sejarah Berdirinya BMOIWI
Organisasi yang terdiri dari wanita-wanita Islam dalam dakwah yang
disampaikannya bermacam-macam dalam menjunjung tinggi martabat wanita
seperti perjuangan mempertahankan memakai Jilbab, kebangkitan di bawah
tekanan, menjadi teladan keluarga, menjadi istri solehah, dan mendapatkan hak-
hak wanita lainnya.
Organisasi ini didirikan pada tanggal 25 Rabiul Awwal 1376 H, bertepatan
dengan tanggal 12 Juli 1967 M di Jakarta dengan nama Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia disingkat menjadi BMOIWI dengan jangka
waktu yang tidak terbatas.1
Pembentukan BMOIWI merupakan hasil pemikirian bersama antara tokoh-
tokoh dari organisasi Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat Islam,
Wanita Perti dan Wanita Gasbindo dengan para pendiri Ibu Hj. Rabs
Syamsudiridjal , Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, Ibu Hj. Mahmudah Mawardi, Ibu
Gito Admojo, dan Ibu Hafni Abuhanifah.
Susunan kepengurusan presidium I sebagai berikut:
1. Ibu Hj. Rabs Syamsurijal (Wanita Islam)
1 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
43
2. Ibu Hj. Mahmudah Mawardi (Muslimat NU)
3. Ibu Abdrrahman (Aisyiah)
4. Ibu Agus Sudono (Wanita Gasbindo)
5. Ibu Hj. Zubaidah Muchtar (Wanita SI)
6. Ibu Hafni Abu Hanifah (Wanita SI)
7. Ibu Gito Atmojo (Wanita Islam)
8. Ibu Hj. Aisyah Amini (HSBI)
9. NN. Aniswati Rochlan (Kohati)
Sejak awal berdirinya BMOIWI sudah mengadakan beberapa agenda
kerja Nasional untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain
sebagai pelopor dimulainya pelatihan manasik haji di Indonesia, penerapan KB
melalui forum pengajian dengan uji coba di 8 lokasi di Jawa Barat dan 8 lokasi di
Jawa Timur.
Mengusahakan kerjasama antar organisasi anggota dalam meningkatkan
mutu organisasi pembinaan, kesejahteraan keluarga, sosial ekonomi, dan
pendidikan dakwah. Membina kerjasama dengan organisasi lain di luar BMOIWI
dan pemerintahan (memberikan masukan tentang rancangan GBHN Pelita VI
yang dilaksanakan pada 25 Juli 1992 dan hasilnya telah dikirimkan kepada
seluruh fraksi-fraksi di DPR serta lembaga-lembaga lainnya.2
BMOIWI tingkat pusat beranggotakan 32 ormas muslimah tingkat
nasional, yaitu:
1. Muslimat Nahdhatul Ulama
2 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
44
2. Wanita Islam
3. Wanita Syarikat Islam
4. Aisyiah
5. Wanita PERTI
6. Majelis Wanita al Irsyad al Islamiyah
7. Wihdatul Muslimat
8. PERSISTRI
9. Fatayat Nahdhatul Ulama
10. Nasyiatul Aisyiyah
11. Kohati PB HMI
12. Persatuan Organisasi Wanita Setanah Air
13. Kongres Buruh Islam Merdeka (KBIM)
14. Sepmiwati
15. Wanita Ittihadil Muballighin
16. Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT)
17. Forum Alumni Kohati (Forhati)
18. Wanita GUPPI
19. Majelis Wanita PUI
20. Korps Wanita Majelis Dakwah Islamiyah (MDI)
21. Angkatan Putri al Washliyah
22. DPP Pengajian al Hidayah
23. Korps Wanita GPI (Gerakan Pemuda Islam)
24. Korps Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati
45
25. Persaudaraan Muslimah (Salimah)
26. Muslimah al Washliyah
27. PERWATI
28. Muslimat Hidayatullah
29. Muslimat Mathla’ul Anwar
30. Forum Silahturahim Antar Pengajian (FORSAP)
31. Perhimpunan Wanita Alumni Timur Tengah
32. PP Muslimat al Ittihadiyah3
BMOIWI wilayah yang sudah terbentuk, beranggotakan 21 ormas
muslimah tingkat wilayah, yaitu:
1. Aceh
2. Jambi
3. Suamtera Selatan
4. Bandar Lampung
5. Sumatera Barat
6. Sumatera Utara
7. Jawa Barat
8. Jawa Tengah
9. Jawa Timur
10. DI. Yogyakarta
11. Sulawesi Selatan
12. Sulawesi Utara
3 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
46
13. Sulawesi Tengah
14. Kalimantan Selatan
15. Kalimantan Barat
16. Kalimantan Timur
17. Banten
18. Otorita Batam
19. Gorontalo
20. DKI Jakarta
21. Nusa Tenggara Barat4
BMOIWI terletak di Sekretariat Masjid Istiqlal Jalan Taman Wijaya
Kusuma R. 26, telepon/ Fax. 02134833738 Jakarta Pusat 10710. Email
[email protected]. Nomer Rekening BNI Syariah 0161897834 Cabang
813 Syariah Prima Jakarta.5
2. Visi, Misi, dan Tujuan BMOIWI
a. Visi BMOIWI
Terwudjudnya Ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab tantangan
dan permasalahan muslimah di tingkat nasional, regional, dan internasional.
b. Misi BMOIWI
1. Menciptakan ukhuwah islamiyah dengan organisasi anggota, ormas,
islam dan umat islam.
2. Meningkatkan profesionalisme dalam mengelola organisasi.
4 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
5 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
47
3. Meningkatkan wawasan dan kepekaan muslimah serta kemampuan
dalam menghadapi tantangan di berbagai bidang kehidupan.
4. Meningkatkan peranan organisasi dalam mengatasi tantangan dan
permasalahan muslimah baik di tingkat nasional, regional, maupun
internasional.
5. Mengemban hubungan organisasi di semua tingkatan, serta kerja sama
dengan semua potensi wanita di semua lini kehidupan.
c. Tujuan BMOIWI
1. Terbinanya ukhuwah islamiyah sesama wanita muslimah dengan amal
sholeh untuk kemashlahatan ummat.
2. Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT
menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.6
3. Struktur Organisasi BMOIWI Periode 2013-2018
a. Dewan Penasehat
1. Dra. Hj. Barirroch Us. Ch, MM (PP Wanita Islam)
2. Dra. Hj. Zubaidah muchtar (PP Wanita Syarikat Islam)
3. Dra. Hj. Maysaroh Yusuf (PP Aisyiyah)
4. Dra. Hj. Fatimah Agil (PP Muslimat NU)
5. Dra. Hj.Wirianingsih, M. Si. (PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH))
b. Dewan Pakar
1. Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS, M. A. (PP BKMT)
2. Prof. Dr. Chamamah Suratno (PP Aisyiyah)
6 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
48
3. Hj. Khofifah Indar Parawansa (PP Muslimat NU)
4. Dr. Hj. Nurhayati Djamas, MA (PP Wanita GUPPI)
5. Dra. Hj. Wellya Safitri, M.Si (MUI)
6. Dra. Hj. Husmiaty Hasyim., M. A (PP Wanita PUI)
7. Prof. Dr. Amany Lubis, M. A (MAAI)
8. Dr. Valina Singka Subekti, M.Si (PP Wanita Syarikat Islam)
9. Ledia Hanifa Amaliah, SSi., M. Psi. T (Anggota DPR RI)
10. M. Psi. Tlr. Sharmila Haque (IWAPI)
11. Hj. Sri Harti Djauhari, S.Ag., MM (PP Wanita Islam)
12. Dra. Hj. Diana Nurmin (APJATI)
13. Dra. Nining Indra Saleh, MM (Forhati Nasional)
14. Dra. Hj. Siti Maryam Ahmad, M.Pd. (PP Wanita GUPPI)
15. Hj. Nurjannah Hulwani, S. Ag (PP Persaudaraan Muslimah
(SALIMAH))
16. Dra. Hj. Nurdiati Akma (PP FORSAP)
c. Presidium
1. Dr. Azizah, MA (Muslimat Al Washliyah)
Bidang Organisasi dan Hukum dan Perundang-undangan
2. Dra. Sabriati Aziz, M.Pd.I (PP Muslimat Hidayatullah)
Bidang Hubungan Luar Negeri dan Infokom
3. Nadhirah Seha Nur, SP, M.Si (Forhati Nasional)
Bidang Politik dan Sosial-Kesehatan
4. Dra. Hj. Dadah Cholidah Hanum, M.Pd.I (PP Wanita PUI)
49
Bidang Pendidikan dan Ekonomi
5. Umi Musyarrofah, MA (PP Aisyiyah)
Bidang Dakwah dan Litbang
d. Sekretaris Jenderal
Sudaryani Soeyoed, B. Sc (PP Wanita Syarikat Islam)
e. Wakil Sekjen
1. Mariyam (Korpus Korps PII WATI)
2. Suhana Burhanudin, S.Pd.i (PP Wanita Syarikat Islam)
3. Fatri Hayani, S.HI (KOHATI PB HMI)
4. Reslawati, S. Ag., M.Si (Forhati Nasional)
5. Hj. Tuti Nurbaity Asri Siregar (PP Muslimat NU)
f. Bendahara
Hj. Trisna Ningsih Yuliati, SE (PP Muslimat Matla’ul Anwar)
g. Wakil Bendahara
1. Hj. Syurti S., SE (PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH))
2. Dra. Efi Nurpalah (PP Wanita PUI)
h. Anggota Pleno
1. Bidang Organisasi
a. Ketua
Dr. Gusniarti, M. Ag (PP Nasyiatul Aisyiyah)
b. Anggota
1. T. Ratna Soraya, S.Pd, M.Pd (PP Muslimat Al-Washliyah)
2. Dra. Faiza M (PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah)
50
3. Mufidah, S. HI (PP Persaudaraan Mulsimah (SALIMAH))
4. Syifa Awalia, MM (Korpus Wanita GPI)
5. Madarsyah (PP DPP Pengajian Al-Hidayah)
2. Bidang Hukum dan Perundang-undangan
a. Ketua
Eka Julaiha, S. Ag., MA (PP Wanita Islam)
b. Anggota
1. Decy Eviani Putri, SH (PP KBIM)
2. Nur Iryani, S.Pd (PP Muslimat Hidayatullah)
3. Siti Rufiah (PP SEPMIWATI)
4. Eka Setiawati (Korpus Korps PII WATI)
3. Bidang Hubungan Luar Negeri
a. Ketua
Dra. Reni Susilowati, M.Pd.I (PP Muslimat Hidayatullah)
b. Anggota
1. Dra. Hj. Muzaenah Zein (PP Fatayat NU)
2. Kartika Mayasari, S. Pd (Korpus Korps PII WATI)
3. Hj. Marhamah Shaleh, Lc., MA (PP Wanita PERTI)
4. Hj. Nengsih Lesmana (PP PERWATI)
4. Bidang Informasi dan Komunikasi
a. Ketua
Dra. Hj. Nelly Warnim Khamsah (PP KBIM)
b. Anggota
51
1. Helmiah Askar (PP Wanita Al-Irsyad Al-Islamiyah)
2. Dinna Kamaliya, SE (PP Nasyiatul Aisyiyah)
3. Farida Mudaya, S.Pd.I (PP PERSISTRI)
4. Eko Suprapti (PP DPP Pengajian Al-Hidayah)
5. Bidang Politik
a. Ketua
Sitti Rakhman, SP., MM (Forhati Nasional)
b. Anggota
1. Resya Nurhaeti, S.Psi (PP PERSISTRI)
2. Hafidhah Farwa (KOHATI PB HMI)
3. Sumiah Nasution, SS., MA (PP Muslimat Al-Ittihadiyah)
4. Sitti Mukaromah, S. Ag (PP Fatayat NU)
6. Bidang Sosial dan Kesehatan
a. Ketua
Endah Fitriyah, SP. MP (PP Wanita PUI)
b. Anggota
1. Dr. Maysarwati Wali (PP Wanita PERTI)
2. Hj. Halmaini Zulfan (PP Muslimat Al-Washliyah)
3. Hj. Elly Zanibar Madjid, SS (PP Wanita Syarikat Islam)
4. Mu’minati, S. Ag (Forhati Nasional)
5. Rahniz Faury (PP Angkatan Putri Al-Washliyah
7. Bidang Pendidikan
a. Ketua
52
Radhiya Bustan, M.soc,Sc (PP Wanita GUPPI)
b. Anggota
1. Dra. Irmawati, M.Pd (PP SEPMIWATI)
2. Mimi Ekamana. S.Psi (PP Angkatan Putri Al-Washliyah)
3. Tin Syamsuwir (PP FORSAP)
4. Siti Muninggar (PP Aisyiyah)
8. Bidang Ekonomi
a. Ketua
Srie Muliaty Mawardi, M.Si (PP Wanita Syarikat Islam)
b. Anggota
1. Hj. Titih Sumiarti, S.Ag (PP Muslimat Matla’ul Anwar)
2. Dra. Titin Matinah (PP Wanita PUI)
3. Hj. Cut Nia Helfira (PP Angkatan Putri Al-Washliyah)
4. Hj. Ir. Rina Rusli, MM (PP FORSAP)
5. Feni Putri, SE (PP SEPMIWATI)
9. Bidang Dakwah
a. Ketua
Dra. Hj. Asliani Musba (PP Aisyiyah)7
b. Anggota
1. Neneng Maemunah, S.Pd.I (PP Muslimat Matla’ul Anwar)
2. Dra. Hj. Choirul Hidayati (PP Wanita GUPPI)
3. Hj. Siti Aisyah Nasution (PP Muslimat Al-Washliyah)
7 Wawancara pribadi dengan Maryam (Wakil Sekjen BMOIWI), Jakarta, 30 Juli 2013
53
4. Hj. Khadijah Nafis (PP PERWATI)
5. Sardah (Korpus Korps PII WATI)
10. Bidang Penelitian dan Pengembangan
a. Ketua
Dr. Sururin
b. Anggota
1. Dra. Hj. Sri Wartini (PP Wanita Islam)
2. Sri Immawati, S.Pd, M.Pd (PP Nasyiatul Aisyiyah)
3. Dra. Hj. Anisah Djunaidi (PP Muslimat NU)
4. Dra. Faizah (PP Wanita GUPPI)
5. Hj. Agustina (Korpus Wanita GPI)
4. Program-program Kegiatan BMOIWI
Program-program BMOIWI diupayakan dapat mewujud sebagai problem
solving masalah keummatan khususnya terhadap pemberdayaan, pembelaan
terhadap muslimah dan berharap program BMOIWI dapat berkesinambungan.
Termasuk mengusulkan agar setiap tahun ada pergantian Ketua Presidium, tapi
kebijakan ditetapkan dan disepakati besama di awal tahun Munas sehingga
berkelanjutan sampai akhir kepengurusan periode 2018.8
BMOIWI berdakwah dalam acara-acara tertentu seperti pengajian rutin
atau dalam perayaan umat Islam. Dakwah yang disampaikannya bermacam-
macam dalam menjunjung tinggi martabat wanita seperti perjuangan
mempertahankan memakai Jilbab, kebangkitan di bawah tekanan, menjadi
8 Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
54
teladan keluarga, menjadi istri solehah, dan mendapatkan hak-hak wanita
lainnya.
1. Program Umum
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama, bernegara serta
kesadaran hukum dan politik bagi setiap organisasi anggota.
b. Menggalang ukuwah islamiyah antar organisasi anggota dengan cara
mengadakan berbagi kegiatan.
c. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkait/lembaga-lembaga
lain baik nasional maupun internasional.
2. Program Khusus
a. Mengupayakan menjadi anggota organisasi federasi muslimah
ditingkat internasional.
b. Mengupayakan organisasi Badan Musyawarah Organisasi Islam
Wanita Indonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia untuk menjadi
perekat persatuan, perangkai persaudaraan dan cinta damai dalam
kemajemukan.
c. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah maupun non pemerintah
dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
muslimah disemua tingkat.
d. Meningkatkan koordinasi dan kontribusi dalam melakukan kegiatan-
kegiatan untuk mewujudkan keluarga sakinah dalam masyarakat.
e. Mendorong Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI) daerah untuk pro-aktif mengadakan pendekatan-
55
pendekatan dengan pemerintah tingkat propinsi, kabupaten dan kota,
guna mendapatkan fasilitas, sarana dan prasarana.9
3. Bidang-Bidang
a. Bidang Organisasi
1. Meningkatkan pengembangan Badan Musyawarah Organisasi
Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia dengan
cara membentuk wilayah-wilayah cabang baru di Propinsi,
Kabupaten dan Kota.
2. Meningkatkan komsolidasi organisasi di Pusat, Propinsi dan Kota.
3. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI) di tingkat Nasional, Regional maupun
Internasional.
4. Meningkatkan pemahaman akan fungsi dan tugas dalam
kelembagaan disemua tingkatan.
5. Meningkatkan kualitas SDM bagi organisasi anggota.10
b. Bidang Hukum dan Perundang-undangan
1. Melaksanakan/ memberikan advokasi serta bekerjasama dalam
penegakan hukum bersama lembaga penegak hukum antara lain
P2TP2A dan KPAI terhadap perempuan dan anak.
9 Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
10 Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
56
2. Mengefektifkan dan melakukan kajian hukum mengenai berbagai
aspek kehidupan untu disosialisasikan sebagai pedoman dalam
kehidupan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan badan/lembaga hukum nasional dalam
penegakan hukum dan peraturan pelaksanaannya.
4. Membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslimah.
5. Mensosialisasikan produk-produk hukum yang baru serta
mengkritisi dengan standar hukum Islam.
6. Mempersiapkan usulan/masukan penyusunan RUU dan peraturan
perundangan-undangan lainnya, bak ke Parpol dan Parlemen.
c. Bidang Hubungan Luar Negeri
1. Mengupayakan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI) menjadi organisasi muslimah ditingkat
Internasional.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi muslimah
ditingkat Internasional
3. Mengembangkan jaringan informasi tentang dunia Islami
dikalangan organisasi anggota.
57
d. Bidang Informasi dan Komunikasi
1. Mengadakan dan mengembangkan media komunikasi dan
informasi.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana perpustakaan.
3. Membuat data base anggota seluruh organisasi anggota yang
bergabung dalam Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI).11
e. Bidang Politik
1. Mensosialisasikan UU Parpol untuk meningkatkan peran
perempuan dalam pengambilan keputusan.
2. Menjalin hubungan dengan politisi muslimah.
3. Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)
mendorong perempuan muslimah berpartisipasi dalam politik.
f. Bidang Sosial dan Kesehatan
1. Kerjasama dengan organisasi anggota dan pihak lain dalam
menangani masalah-masalah sosial di daerah konflik, korban
bencana alam, miskin dan tertinggal.
11
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
58
2. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita
Indonesia (BMOIWI) dan mengadakan MoU dengan KLH dan
kementrian terkait.12
g. Bidang Pendidikan
1. Mengadakan kegiatan dan berpartisipasi dengan pendidikan dalam
bentuk seminar, workshop, diskusi panel, pelatihan baik ditingkat
nasional maupun internasional.
2. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasan
pornografi, narkoba, HIV/AIDS dan tayangan TV/media cetak
yang berakibat negative (program unggulan yang
berkesinambungan).
3. Merencanakan Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Musyawarah
Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di Batam dan
wilayah perbatasan sebagai pilot project.
4. Menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan antar organisasi
anggota untuk meningkatkan mutu pendidikan (bertukar
pengalaman) lembaga pendidikan yang dimiliki organisasi
anggota.
12
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
59
5. Mengadakan koordinasi dan berbagai MoU dengan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementrian Agama dalam
realisasi pendidikan (khususnya kurikulum).
6. Mendorong organisasi anggota untuk memprioritaskan program
Ketahanan Keluarga dalam organisasinya.13
h. Bidang Ekonomi
1. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sistem ekonomi
syariah.
2. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi organisasi anggota.
3. Mengoptimalkan kegiatan ekonomi dengan meningkatkan usaha
dikalangan organisasi anggota khususnya koperasi, BMT, Majelis
Ta’lim, home industry dan diversifikasi usaha secara syariah.
4. Memfasilitasi produk usaha organisasi anggota melalui jaringan
ekonomi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI).
5. Menyebarkan informasi kepada organisasi anggota dan wilayah
tentang peluang-peluang ekonomi yang dapat diakses oleh Badan
13
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
60
Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di
seluruh Propinsi, Kabupaten dan Kota.14
i. Bidang Dakwah
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daiyah bagi organisasi
anggota.
2. Mengembangkan manajemen strategi dakwah berupa metode dan
materi dakwah.
3. Mengadakan lokakarya daiyah bagi organisasi anggota dalam
menjawab berbagai permasalahan/tantangan yang selalu
berkembang.
4. Melakukan jaringan dakwah pada daerah konflik dan tertinggal.
j. Bidang Litbang
1. Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan ilmiah dalam bentuk
seminar, lokakarya, symposium dan dialog untuk membahas
masalah-masalah aktual.
2. Ikut serta dalam penelitian khususnya dibidang organisasi dan
bidang lainnya seperti ekonomi, sosial budaya, dakwah dan
sebagainya.
14
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
61
3. Membuat brosur dan profil penyusunan buku sejarah Badan
Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).
4. Membuat peta jaringan dakwah.
Syarat menjadi anggota Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWI)
1. Surat permohonan
2. Pengurus pusat organisasi Muslimah yang Independen
3. Daftar Wilayah (minimal 15 Propinsi)
4. Menyerahkan AD/AT organisasi
5. Terdaftar di Departemen Dalam Negeri
6. Bagi yang mewakili ormas di Badan Musyawarah Organisasi Islam
Wanita Indonesia (BMOIWI) harus pengurus dari Organisasi tersebut.
7. Membayar Iuran Anggota organisasi15
15
Wawancara pribadi dengan Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober 2013
62
BAB IV
ANALISIS STRATEGI DAKWAH BMOIWI DALAM PEMBINAAN
AKHLAK MUSLIMAH DI MASJID ISTIQLAL
A. Perumusan Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Setiap organisasi, komunitas ataupun semacamnya, biasanya dibentuk atas
dasar sebuah tujuan dan cita-cita yang mereka ingin capai. Untuk mencapai
tujuan yang mereka harapkan diperlukan perumusan masalah sebuah metode dan
strategi yang strategis agar semua yang mereka lakukan tidak berlawanan dengan
segala macam hukum aturan yang telah ditetapkan. Hal ini biasanya dilakukan
untuk menghindari konflik, meskipun sebenarnya konflik tersebut tidak akan bisa
dihilangkan dalam dinamika kehidupan yang selalu dinamis.
Tahap pembuatan atau perumusan sebuah strategi adalah tahap yang paling
menentukan keberhasilan dalam proses pelaksanaan sebuah strategi. Inti pokok
dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan
menciptakan strategi-strategi yang cocok untuk mencapai misi organisasi.1
BMOIWI secara khusus merumuskan strategi dalam menjalankan kegiatan
dakwahnya. Khususnya pada pembinaan akhlak muslimah dengan tujuan
1 Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
63
mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan
ketahanan keluarga, dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.
Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan terutama bagi
organisasi dakwah semacam BMOIWI yang merupakan wadah 32 organisasi.
Adapun Strategi dakwah yang dilakukan BMOIWI adalah merancang, membuat
konsep dan menyeleksi strategi yang pantas untuk di gunakan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah. Dalam tahap merumuskan strategi
untuk pedoman para pengurus BMOIWI dalam menyebarkan dakwah kepada
kaum muslimat. Strategi dakwah yang digunakan oleh BMOIWI yaitu
mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan perempuan dan
ketahanan keluarga, dengan ruh gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.
Dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan kepentingan
perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai jilbab dan menjaga
akhlak sebagai muslimah. Kemudian mensinergikan gerakan untuk ketahanan
keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa
mempertahankan keutuhan keluarga. 2
Selain perumusan strategi menurut teori Fred R David adapun asas-asas
dalam teori Asmuni Syukir yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah yaitu
yang pertama asas filosofis. Cara yang di pakai dalam menerapkan asas filosofis
BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah sasarannya untuk semua umur
khususnya untuk wanita. Bertujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah,
2 Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
64
konsentrasi terhadap masalah ketahanan keluarga dan pembelaan kepentingan
kaum muslimah. BMOIWI dengan semangat gerakannya sebagai organisasi
muslimah mengusung visi besar terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu
menjawab tantangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional , regional,
maupun internasional.3
Maka dapat dipahami bahwa pada asas filosofis yang diterapkan oleh
BMOIWI adalah dalam proses awal pelaksanaan yaitu memperkenalkan tujuan-
tujuan terlebih dahulu agar dapat menjadi acuan bagi seluruh pengurus BMOIWI.
Asas filosofis adalah asas yang membicarakan masalah yang erat hubungan
nya dengan tujuan yang hendak dicapai, oleh karenanya penulis dapat
menganalisis dari hasil data diatas bahwa asas filosofis yang diterapkan oleh
BMOIWI bertujuan untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu
menjawab tantangan dan permasalahan muslimah serta pentingnya menjalin
hubungan yang harmonis sesama pengurus BMOIWI dan mad’u.
Kemudian yang kedua adalah asas sosiologis. Dalam asas sosiologis, ketua
presidium BMOIWI selalu melakukan interaksi atau melakukan pendekatan
secara langsung kepada seluruh pengurus BMOIWI. Di BMOIWI ini tidak
memandang atasan atau bawahan, ketua atau anggota, semua sama untuk
menciptakan ukhuwah Islamiyah. Kepada para mad’u nya pun selalu ramah dan
berinteraksi dengan baik agar tujuan berdakwahnya dapat tercapai. Jika ada
3 Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
65
muslimah yang mendapati masalah bisa dikonsultasikan secara pribadi dengan
BMOIWI dan di carikan solusi yang terbaik menurut ajaran Islam.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan asas sosiologis
cara yang sering dipakai oleh BMOIWI ialah dengan berinteraksi dengan baik
sesama pengurus BMOIWI dari sekretaris jendral, ketua presidium hingga
anggota. Kemudian terjun langsung kelapangan dengan melihat situasi dan
kondisi masjid istiqlal dan para muslimah sebelum melakukan aktivitas dakwah.4
Maka dapat dianalisis bahwa cara yang dipakai oleh BMOIWI adalah
menjalin silaturahmi dengan kekeluargaan. Agar terwujudnya ukhuwah
Islamiyah serta mampu menjawab tantangan dan permasalahan muslimah.
Yang ketiga adalah asas keahlian dan kemampuan da’i. Dalam menerapkan
asas ini BMOIWI melihat pada keahlian dan kemampuan da’iyahnya sebelum
melakukan dakwah. Lebih baik manakala para da’iyah banyak menguasai
beberapa keahlian yang bermanfaat dalam berdakwah. Untuk menunjang dari
keberhasilan dakwah dalam BMOIWI harus seorang da’iyah yang mampu dan
berkualitas dalam hal ilmu agama. Seluruh pengurus BMOIWI rata-rata memiliki
latar belakang pendakwah, tetapi jika tidak di BMOIWI ini ada pelatihan daiyah
sebelum melakukan aktivitas dakwah.
4 Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
66
Maka dapat disimpulkan dari hasil diatas bahwa BMOIWI adalah da’iyah
yang sudah terlatih, karena seorang da’iyah harus memiliki pengetahuan yang
luas tentang yang mereka sebarkan kepada kaum muslimat.
Maka dapat dianalisis bahwa BMOIWI tidak sembarangan dalam
menurunkan da’iyah untuk berdakwah kepada masyarakat luas khususnya kaum
wanita.
Kemudian yang keempat yaitu asas psikologis. Secara sederhana psikologi
disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan
gejala dari jiwanya. Dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar
mereka berbahagia di dunia dan akhirat. Jadi psikologi dalam dakwah adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari
jiwanya untuk di ajak kejalan Allah agar berbahagia di dunia dan akhirat.
Dalam hal ini manusia adalah makhluk yang berbeda-beda baik dalam
sifat, dan sikap. Dalam mengatasi hal tersebut BMOIWI menerapkan konsep asas
psikologi dalam dakwah yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
Pendakwah harus memiliki niat yang ikhlas, ilmu yang sahih dan akhlak serta
adab Islami yang baik. Selain itu, harus berupaya mengamalkan apa yang di
dakwahkannya.5
Sesuai dengan firman Allah taa’la: yang artinya “Apakah mereka
memerintahkan manusia kepada kebaikan tetapi mereka melupakan diri mereka
5 Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
67
sendiri…” (Al-Baqarah: 44), orang yang didakwahi (mad’u), penting untuk kita
ingat setiap manusia pasti punya marah dan emosi. Orang yang lebih berstatus,
baik dari segi ilmu, pangkat atau usia pasti akan marah jika orang yang lebih
kurang status dari pada mereka, menegur mereka.
Demikian juga jika emosi seseorang itu tidak stabil, maka menegur mereka
pada saat itu sukar untuk mendapatkan hasil yang baik. Sebab itu untuk
berdakwah harus ada strategi yang baik, tidak boleh main terjun begitu saja.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam asas psikologi BMOIWI lebih
menekankan terhadap da’iyah yang harus mempunyai nilai yang tulus dan ridho
karena Allah, dalam memberikan pesan dakwah, seorang da’iyah harus bisa
menyesuaikan kondisi mad’unya, dan jangan pernah memaksakan kehendak kita
untuk selalu diikuti dan dapat diterima karena sesungguhnya kita semua tidak ada
yang sempurna.
Maka dapat dianalisis dari data diatas bahwa komponen tersebut sudah
cukup akan tetapi ada hal yang harus juga di perhatikan seperti dalam mengatasi
atau menyesuaikan psikologi mad’u, harus menyesuaikan dengan kondisi dan
lingkungannya.6
Kemudian yang terakhir adalah asas efektifitas dan efisiensi dakwah.
Dalam setiap mengadakan kegiatan dakwahnya, BMOIWI selalu
mempertimbangkan antara keadaan, mulai dari keadaan da’iyah atau mad’unya
6 Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
68
serta waktu yang tersedia, agar kegiatan dakwah yang dilakukan berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan yang diinginkan pengurus BMOIWI.
Hal ini sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi, yaitu asas yang dalam
aktifitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara kondisi para da’iyah
dan waktu yang di laksanakan. Dalam hal ini, dapat dilihat pada kegiatan
mingguan yang diadakan BMOIWI. Kegiatan pengajian yang diadakan, karena
untuk memaksimalkan kondisi da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan
pekerjaan masing-masing ada yang menjadi dosen, dokter, pendakwah dan lain
lain. Oleh karena itu waktu pelaksanaannya dilaksanakan setiap hari Senin pukul
13.00 di Masjid Istiqal.
Maka dapat disimpulkan setiap pelaksanaan kegiatan BMOIWI disesuaikan
dengan kondisi da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan pekerjaan masing-
masin, oleh karenanya waktu pelaksanaan tersebut dilaksanakan 1 minggu sekali
dengan ketentuan hari Senin pukul 13.00.7
B. Implementasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Implementasi strategi menurut teori Fred R David sering pula disebut
sebagai tindakan dalam strategi, karena implementasi berarti memobilisasi
strategi yang dirumuskan untuk menjadi sebuah tindakan. Proses implementasi
merupakan proses paling penting.
7 Wawancara pribadi dengan Ibu Azizah (Ketua Presidium BMOIWI), Jakarta, 28 Oktober
2013
69
Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka
proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari
kenyataan.8
BMOIWI melakukan pengajian sebelum dakwahnya dimulai setiap hari
Senin pukul 13.00 di Masjid Istiqlal, da’iyah yang dipilih untuk berdakwah
da’iyah yang sudah terlatih, karena seorang da’iyah harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang yang mereka sebarkan kepada kaum muslimat.
BMOIWI ini lebih menekankan terhadap da’iyah yang harus mempunyai
nilai yang tulus dan ridho karena Allah. Kemudian setelah pengajian selesai
langsung di isi dengan dakwahnya, isi dakwahnya tidak lepas dari kepentingan
kaum muslimah yang berisi tentang mewujudkan ukhuwah Islamiyah,
pentingnya mempertahankan memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai muslimah
serta sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.
Dalam strategi yang dilakukan yaitu mensinergikan gerakan untuk
memperjuangkan kepentingan perempuan dan ketahanan keluarga, dengan ruh
gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam. Yang pertama strategi memperjuangkan
kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai jilbab
kemudian menjaga akhlak sebagai muslimah. Dilaksanakannya strategi ini
selama 1 bulan yaitu 4 kali pertemuan yang membahas tentang pentingnya
mempertahankan memakai jilbab dan menjaga akhlak muslimah dalam
dakwahnya.
8 Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
70
Setiap manusia pasti memiliki cita-cita begitu juga muslimah yang
mempunyai cita-cita seperti menjadi polwan ataupun miss Indonesia, tetapi disini
menjadi polwan ataupun miss Indonesia tidak diperkenankan memakai jilbab.
BMOIWI mendakwahkan untuk para muslimah agar tetap mempertahankan
memakai jilbab, jangan karena cita-cita yang diingi rela untuk melepaskan jilbab.
Bagi musimah memakai jilbab itu wajib karena memakai jilbab adalah salah satu
cara menutup aurat, dan kewajiban muslimah itu menutup aurat agar tidak
terlihat oleh seseorang yang bukan muhrim.
Kemudian menjaga akhlak muslimah, disini juga banyak muslimah yang
sudah berjilbab tetapi memiliki akhlak yang tidak baik. Seperti membicarakan
keburukan orang lain, menghujat dan sebagainya. BMOIWI menerapkan selain
pentingnya menggunakan jilbab juga menerapkan pentingnya menjaga akhlak
sebagai muslimah. BMOIWI memiliki tujuan agar muslimah yang sudah
memakai jilbab tidak dikotori dengan perbuatan yang tidak baik. Sebagai
muslimah harus bisa menjaga sikap, dari bertutur kata yang baik, ramah dan
sopan kepada semua orang. Dan bertingkah laku yang baik menuruti ajaran
agama Islam.
Kemudian yang kedua strategi memperjuangkan ketahanan keluarga yaitu
menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan
keluarga. Dilaksanakannya strategi ini selama 1 bulan yaitu 4 kali pertemuan
yang membahas tentang menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa
mempertahankan keutuhan keluarga dalam dakwahnya.
71
Impian semua orang yang sudah berumah tangga memiliki keluarga yang
sakinah, mawadah, warohmah. Disini BMOIWI mendakwahkan bahwa istri
yang baik yaitu istri yang solehah, harus mematuhi perintah suami, melayani
suami dengan baik dan menutup aurat setiap keluar rumah atau ada tamu yang
datang kerumah, hanya suami saja yang boleh diperlihatkan auratnya dari ujung
rambut sampai ujung kaki sang istri.
Kemudian seorang istri pun harus bisa mempertahankan keutuhan
keluarganya, seperti ketika bertengkar jika suami emosi jangan dibalas dengan
emosi juga, seperti pepatah mengatakan dimana ada api disitu harus ada air.
Sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarganya agar tidak
terpecah-belah atau tercerai-berai.
BMOIWI ini bertujuan selain menjadi wadah dari 32 organisasi tetapi juga
memiliki program kerja yang lebih terarah, terukur, dan concern terhadap
masalah ketahanan keluarga dan pembelaan kepentingan kaum muslimat. 9
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa BMOIWI dengan semangat
gerakannya sebagai organisasi muslimah mengusung visi besar terwujudnya
ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab tantangan dan permasalahan
muslimah di tingkat nasional , regional, maupun internasional.
C. Evaluasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Evaluasi strategi menurut Fred R David. Setiap organisasi tentu
menginginkan hasil yang baik, sempurna dan sesuai dengan apa yang
9 Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
72
diinginkan oleh sebuah organisasi. Dalam organisasi tidak akan lepas dari
sebuah startegi, oleh karena itu dalam strategi antara perumusannya dengan
pelaksanaannya harus berkesinambungan. Strategi yang tidak baik jika dalam
penerapannya tidak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan. Maka hasil
yang dicapai tidak akan terarah dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
sebuah organisasi.
Untuk menjaga keseimbangan diantara keduanya maka diperlukan
evaluasi. Karena manfaat adanya evaluasi dapat mengetahui kekurangan-
kekurangan yang ada, selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang
telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan Pengurus BMOIWI dengan cara rapat
antar pengurus setelah itu di musyawarahkan pada organisasi anggota.
Dalam hal ini BMOIWI mengadakan sebuah evaluasi tentang strategi
pembinaan akhlak muslimah diantaranya:
a. Mensinergikan Gerakan Untuk Memperjuangkan Kepentingan
Perempuan
Dalam pentingnya mempertahankan mamakai jilbab dan menjaga
akhlak sebagai muslimah. BMOIWI memang sudah terarah dalam
dakwahnya, dengan menerapkan dari diri da’iyahnya sendiri kemudian di
dakwahkan kepada para muslimah.
Dari mad’u ada yang mengikuti apa yang didakwahkan BMOIWI,
ada pula yang rela melepaskan jilbab demi cita-cita yang diinginkannya.
BMOIWI hanya melakukan tugasnya sebagai umat Islam untuk
73
menyadarkan para muslimah untuk mengikuti aturan ajaran Islam, tetapi
semua tergantung pada kemauan individu masing-masing.
Dari berbagai langkah strategi yang telah dilakukan oleh BMOIWI,
maka dapat dilihat apakah strategi tersebut sudah tepat sasaran dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Diantaranya evaluasi tentang materi
dakwah yang disampaikan tentang pentingnya mempertahankan memakai
jilbab dan menjaga akhlak sebagai musimah.
Adapun BMOIWI dalam membentuk pribadi muslim yang
berakhlakul karimah, menjalin ukuwah Islamiyah antar muslimah dan
masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan berbudi pekerti yang luhur,
serta menciptakan muslimah yang mempunyai kemampuan seimbang
antara Iman dan Taqwa.
Strategi dakwah bisa disebut efisien jika dilihat dari kuantitas dan
kualitasnya. Kuantitas yaitu banyaknya jama’ah, sedangkan kualitas yaitu
cara da’iyah menyampaikan materi-materi secara bervariasi, sehingga
menambah pengetahuan bagi para mad’unya.10
b. Mensinergikan Gerakan Untuk Memperjuangkan Ketahanan Keluarga.
Dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan ketahanan
keluarga yaitu dengan berdakwah tentang menjadi istri yang solehah dan
sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.
10
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
74
BMOIWI dalam dakwahnya mengadakan interaksi antara da’iyah
dengan mad’u, banyak pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan
pernikahan para muslimah yang ketika bertengkar dan sebagainya. Tidak
sedikit para muslimah yang memiliki masalah dengan keluarganya,
masalah memang pasti ada tetapi bagaimana cara menghadapi
masalahnya tersebut.
Evaluasi ini sangat penting untuk peningkatan dalam menjalankan
agama Islam. Tugas yang paling penting untuk pengurus BMOIWI adalah
bagaimana mengatur pelaksanaan tersebut, apa yang harus dikerjakan
setelah dakwah itu berjalan. Disinilah pentingnya untuk mengadakan
evaluasi, sampai mana hasil strategi dakwah BMOIWI yang telah dicapai.
Hal ini dilihat dengan penanaman nilai-nilai Islam yang terus
diberikan BMOIWI yang tadinya tidak mengerti masalah ketahanan
keluarga dan permasalahan muslimah menjadi mengerti. 11
BMOIWI ini memang sudah menjalankan dakwahnya semaksimal
mungkin, tetapi disini menurut peneliti BMOIWI harus membuat kotak
saran untuk para muslimah atau mad’unya agar diketahui seberapa
berhasilnya dakwah yang telah dilakukan oleh BMOIWI.
11
Wawancara pribadi dengan Ibu Sudaryani (Sekjen BMOIWI), Jakarta, 04 November 2013
75
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang Strategi Dakwah
BMOIWI dalam pembinaan akhlak muslimah di Masjid Istiqlal, peneliti dapat
menyimpulkan dari akhir peneliti karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut:
1. Perumusan Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Perumusan strategi menurut Fred R David. BMOIWI memikirkan cara
apa yang cocok untuk menjalankan kegiatan dakwah. Target dakwah dari
BMOIWI yaitu semua umur khususnya wanita. Strategi dakwah BMOIWI,
dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya dilakukan dengan cara
merumuskan strategi dakwah yang telah direncanakan.
Strategi yang digunakan yaitu mensinergikan gerakan untuk
memperjuangkan kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan
memakai jilbab dan menjaga akhlak sebagai muslimah, kemudian
memperjuangkan ketahanan keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan
sebagai istri harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga, dengan ruh
gerakan tidak lepas dari nilai-nilai Islam.
Selain perumusan strategi menurut Fred R David adapun asas-asas
dalam teori Asmuni Syukir yang harus diperhatikan dalam strategi dakwah
yaitu yang pertama asas filosofis yang dilakukan BMOIWI yaitu dalam
proses awal pelaksanaan merumuskan tujuan dari organisasi tersebut. Kedua,
76
asas sosiologis yang dilakukan pengurus BMOIWI dengan cara
bersosialisasi dengan sesama pengurus, organisasi anggota dan kaum
muslimat.
Ketiga, asas keahlian da’i yang dilakukan pada BMOIWI adalah
dengan cara mempunyai kemampuan yang berkualitas dalam bidang ilmu
agama Islam. Keempat, asas psikologi yang dilakukan BMOIWI adalah
da’iyah harus mempunyai nilai tulus dan ridho karena Allah, dalam
menyampaikan dakwahnya melihat situasi dan kondisi, dan tidak egois
dalam memberikan pesan dakwah kepada mad’u.
Kelima, asas efektfitas dan efisiensi yang dilakukan pada BMOIWI
selalu mempertimbangkan waktu dan kondisi da’iyah. Kegiatan BMOIWI
disesuaikan dengan kondisi da’iyahnya, oleh karenanya waktu pelaksanaan
tersebut dilaksanakan 1 minggu sekali.
2. Implementasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Implementasi strategi menurut Fred R David. Setelah itu di
implementasikan dalam proses pelaksanaan dilapangan yang bertumpu pada
program kegiatan dakwah yang sudah disusun. Tanpa adanya komitmen dan
kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis
strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi
bertumpu pada da’iyah yang harus mempunyai nilai yang tulus dan ridho
karena Allah. Kemudian isi dari dakwahnya tidak lepas dari kepentingan
kaum muslimah yang berisi tentang mewujudkan ukuwah Islamiyah,
pentingnya mempertahankan memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai
77
muslimah dan menjadi istri yang solehah serta sebagai istri harus bisa
mempertahankan keutuhan keluarga.
3. Evaluasi Strategi Pembinaan Akhlak Muslimah
Evaluasi dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara perumusan
strategi dengan pelaksanaan dengan cara meninjau hasil dari dakwah dalam
isinya kepentingan perempuan yaitu pentingnya mempertahankan memakai
jilbab dan menjaga akhlak sebagai muslimah kemudian dalam ketahanan
keluarga yaitu menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa
mempertahankan keutuhan keluarga.
B. SARAN
1. Perumusan strategi pembinaan akhlak muslimah agar lebih difokuskan
dalam satu materi, agar mad’u dapat mendalami materi yang diberikan oleh
BMOIWI.
2. Implementasi strategi pembinaan akhlak muslimah harus lebih mendekatkan
diri pada mad’u agar dapat mengetahui keadaan mad’u saat berdakwah.
3. Evaluasi strategi pembinaan akhlak muslimah sebaiknya BMOIWI
memfasilitasi tanggapan atau respon dari jamaah dan juga masyarakat agar
bisa menyampaikan tanggapannya mengenai kegiatan-kegiatan dakwah yang
dilaksanakan oleh BMOIWI.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abda, Slamet Muhaemin. Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usha
Nasional, 1994.
Al-Habsyi, Husin. Kamus Al-Kautsar. Surabaya: Assegaf, tt.
Alwakil, Muhammad Sayyid. Prinsip dan Kode Etik Dakwah; Penerjemah Nabhani
Idris. Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.
Al-wisral, Imam Zaidillah. Strategi Dakwah. Jakarta: Kalam mulia, 2002.
Amirullah dan Cantika, Sri Budi. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2000.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1991.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998.
Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Prinsip dan Kaidah Asasi Dakwah Islam. Solo: Era
Intermedia, 1997.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.
Baryaghisy, Muhammad Hasan. Perempuan Da’iyyah. Jakarta: Mujahid Press, 2006.
David, Freed R. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Faizah dan Efendi, Lalu Muchsin. Psikologi dakwah. Jakarta: Prenada Media Group,
2009.
Fauzi, Nurullah. Dakwah-Dakwah Yang Paling Mudah. Gresik: Putra Pelajar, 1999.
Ghazali, M. Said Imam. Falsafah Akhlak. Bandung: Al-Ma’arif, 1987.
Habib, Syafaat. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Widjya, 2000.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1992.
Hamidi. Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah. Malang: UMM Press,2010.
Harsey, Paul dan Blanchard, Ken. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta:
Erlangga, 1982.
79
Ismail, A. Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Rekonstruksi Pemikiran Dakwah
Harakah. Jakarta: Penerbit Madani, 2006.
Jumroni dan Suhaimi. Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Press,
2006.
Kardiman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: Pronhallindo, t.t.
Khaliq, Abdurrahman Abdul. Strategi Dakwah Syar’iyah. Solo: CV. Pustaka Mantiq,
1996.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualtatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009.
Muda, Ahmad A.K. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality Publisher,
t.t.
Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta: Pemuda Media, 2006.
Proyek Penerangan Bimbingan/Dakwah Agama. Pembinaan Rohani Islam Pada
Darmawanita. Jakarta: Penerbit Depag, 1984.
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. Manajemen Strategi Sebuah Konsep
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999.
Purwanto , Srijanti dan Pramono, Wahyudi. Etka Membangun Masyarakat Islam
Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Rafiudin dan Djaliel, Manan Abdul. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2001.
Siagan, S.P. Manajemen Modern. Jakarta: CV Haji Masagung, 1991.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Quran. Bandung: Mizan, 1993.
Steiner , George dan Miner, John. Kebijakan dan Strategi Manajemen alih bahasa
Ticoalu dan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga, 1988.
Syamsudin, Din. Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta:
Logos, 2002.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Iklas, 1983.
Thoha, Miftah. Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002.
Umary, Barmawi. Materi Akhlak. Solo: Ramdani, 1993.
Winardi, J. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana, 2007.
Ya’qub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah Leadership. Bandung: CV
Diponegoro, 1992.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Al-Quran,
1973.
Zaidan, Abdul Karim. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Jakarta: Media dakwah, 1980.
80
Cerminankataayu.blogspot/…/wanita-muslimah-dan-zaman-modern.2013
Perihal
Lampiran
: Pengajuan Judul Skripsi
: Satu Ekslampar Proposal Skripsi
Revina Septhiani
109051000145
VIII
Komunikasi dan Penyiaran Islam
mengajukan judul skripsi untuk disampaikan. Adapun judul yang akan saya ajukan
Kepada Yth:
Ketua Jurusan KPI
Fakultas Dakawh dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Seiriqg salam di atas, semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu dalamlindungan Allah SWT.
Selanjutnya sehubungan untuk mendapatkan gelar sarjana maka salah satu persyaratannya adalahmenyelesaikan tugas akhir yaitu menulis skripsi, maka dari itu saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
NIM
Semester
Jurusan
Dengan iniadalah:
"STRATEGI DAKWAH BADAN MUSYAWARAH ORGANISASI ISLAM WANITAINDONESIA (BMOIWI) DALAM PEMBINAAN AKHLAK MUSLIMAH''.
Demikian surat ini saya ajukan, atas perhatian bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing Akademik
Jakarta, 24 Juni2013
Pemohon
Revina SepthianiNrM.1090s1000145
B*.197401012001 I
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 IndonesiaWebsite: r,w.fdkuiniakarta.ac.id
NamaNomor PokokJuruszrn
SemesterTeip.Judul Skripsi
Jakarta,fi Januari 2014
KEMENTERIAN AGAMAUI\IVERSITAS ISLANI NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Telepon/Far : (021) 7432728 I -t4703580
E-mail : [email protected]
Nomor: Un.01/F5 lPP.00.gl 6 ,rOtOLatnp : l(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.Hj. Nunung Khairiyah, M.ADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. W.Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasisrva
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut,
Revina SepthianiI 0905 I 000 I 45Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)IX (Sembilan)085671:t9991Strategi Dakwah Badan Musyawarah Crganisasi Islarn WanitaIndonesia (BMOfWD dalam Perrrbinaan Akhlak Nluslirnah diMasjid Istiqlal.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalarnpenyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
W'as sal amu' alaikum l4tr. Wb.
an. Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik
Tembusan:l. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD
10330 199803 l 004
KEMENTERIAN AGANIAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKUI.TAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesial elepon/Far . (021) 1 432728 / 74703 5 80
Websile: rrlrv idkuiniakana.ac.id- E-nail: daLrvah{Ofdk.uinial<arta.ac.id
Nomor : Un.0l/F5/PP.00.9 6U/nOt3 Jakarra. 2J3eptember 2013Lampiran :
Hal : Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Pimpinan Badan Musyawarah Organisasi IslamWanita Indonesia (BMOIWI)
.diTempat
As s al amu' al aikum Wr. Wb.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa:
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusan/KonsentrasiAlamatTelp.
Tembusan :
l. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Revina Septhiani1 0905 I 000 1 4sTangerang, 12 September 1991
IX (Sembilan) ,.
Komunikasi dan Penyiaran IslamJl. Flamboyan Blok Cl No. 3085691296000
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakrvah dan ilmu Komunikasi UiNSyarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data cialanrrangka penulisan skripsi berjudul Strategi Dabvah Badan I'lusycttt'orcth Organisa.siIslam I4/anita [ndonesia (BMOIWD dalqm Pentbinaan Akhlak trluslimoh tli Istiqlul.
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapatmenerima./mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas kedasama dan bantuarmya kami rnengucapkan terima kasih.
II/ s s a I amu' ctl a ikum Wr. Wb.
Dekan,
f Subhan, MAl l0 199303 1 004 r
L€ryJ
BMOIWIBadan Musyawarah Organisasi lslam Wanita lndonesia
."*Jl-u! a., y- ! | 4p LdJlcr [, l,' ( I rt+!'grJ l.rl*
(Fbderation of lndonesian Moslem Women Organization)Mesjid lstiqlal Taman Wijaya Kusuma R. 26 Telp./Fax. (021) 34833738 Jakarta Pusat
Email : bmoiwi [email protected] Website :www.bmoiwi pusat.org
Nomor : 67 lBMOfV,lllXl2ll3Lamptlal : Izin Penelitian
Kepada Yth.Dekan Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullahDi
Jakarta
Assalamu' alaikum l4tr. Wh.
Teriring salam dan do'a semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nyakepada Bapak dalam menjalankan tugas sehari - hari. Amin Ya Robbal 'Alamiin.
Sehubungan dengan surat yang kami terima dengan nomor : Un.01lFSlPP.00.9/521712A13perihal permohonan izin perielitian untuk penyusunan Skripsi dengan judul "stiategi DakwahBadan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) dalam Pembinaan AkhlakMuslimah di Istiqlal" yang dilaksanakan oleh saudari Revina Septhiani dengan Nomor PokokMahasiswa 109051000145 pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, maka dengan inikami memberikan izin urrtuk melaksanakan Penelitian dimaksud,
Mengenai data - data yang diperlukan untuk melengkapi bahan - bahan penelitian insya Allahkami persiapkan.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan,. semoga Allahdalam per1uangan menuju kemaslahatan umat dan bangsa.
Billahinaufiq u: al Hiduy ahWcssalamu' al aiku m Wr. Wb.
SWT. mengiringi setiap langkah kitaAmin Ya Robbal 'Alamiin.
Jakarta, 02 Dzulhijah 1434 H0TOktober 20 I 3M
Badan Musyawarah OrganisasiIslam Wanita Indonesia(BMOIWI) Periode 2013 - 2018
WDr. Azizah. M.A.
Presidittm s Jenderal
SUSUNAN PENGURUSBADAN IVIUSYAWARAH ORGANISASI ISLAM WANITA INDONESIA (BN{OTWD
PERIODE 2013-2018
I2J
4
5
I2
3
4
5
6
7
8
9
10
l1t213
t4l5l6
DEWAN PENASEHATDra. IIj. Barirroch Us. Ch, MMDra. Hj. Zubaidah MuchtarDra. Hj. Maysaroh YusufDra. Hj. Fatimah AgilDra. Hj- Wirianingsih, M.Si
DEWAN PAKARProf Dr. I{j. Tutty Alawiyah AS, MAProf Dr. Chamamah Suratno
I{j. Khofifah Indar Parawansa
Dr. Hj. Nurhayati Djamas, MADra. Hj. Wellya Safitri, M.SiDra. Hj. Husmiaty Hasyim., MAProf Dr. Amany Lubis, MADr. Valina Singka Subekti, M.SiLedia Hanifa Amaliah, SSi., M.Psi.TIr. Sharmila Haque
Hj. Sri Harti Djauhari, S.Ag., MMDra. Hj. DianaNurminDra. Nining Indra Saleh, MMDra. Hj. Siti Maryam Ahmad, M.PdFIj. Nurjanah Hulwani, S.AgDra.I!. Nurdiati Akma
PRESIDIUMDr. Azizah, MABid. Organisasi & Kum-Dang
Dra. Sabriati Aziz, M.Pd.IBid Hub. Luar Negeri & Infokom
Nadhirah Seha Nur, SP, M.SiBid. Politik & Sosial-Kesehatan
Dra. Hj. Dadah Cholidah Hanum, M.Pd.IBid. Pendidikan & Ekonomi
Umi Musyarrofah, MABid. Dakwah & Litbang
SEKRETARIS JENDERALSudaryani Soeyoed, B.Sc
PP Wanita IslamPP Wanita Syarikat IslamPP AisyiyahPP Muslimat NUPP Persaudaraan Muslimah (SALIMAII)
PP BKMTPP AisyiyahPP Muslimat NUPP Wanita GUPPIMUIPP Wanita PUIMAAIPP Wanita Syarikat Islam
Anggota DPR RIrWAPIPP Wanita Islam
APJATIForhati Nasional
PP TilANitA GUPPIPP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)PP FORSAP
PP Muslimat Al-Washliyah
PP Muslimat Hidayatullah
Forhati Nasional
PP Wanita PUI
PP Aisyiyah
PP Wanita Syarikat Islam
I
2
J
4
5
I2
I2
J
4
5
I2
J
4
I2
J
4
Iz
WAKTL SEKJENSuhana Burhanudin, S.Pd.I
Fatri Hayani, S.HIMariyam
Reslawati, S.Ag., M.SiHj. Tuti Nurbaity Asri Siregar
BENDAHARAHj. Trisna Ningsih Yuliati, SE
WAKIL BENDAHARAHj. Syurti S, SE
Dra. Efi Nurpalah
ANGGOTA PLENOBid. Organisasi
Ketua: Dr. Gusniarti, M.Ag
Anggota:
T. Ratna Soraya, S.Pd, M.PdDra. Faiza M.Mufidah, S.HISyifa Awalia, MMMadarsyah
Bidang Hukum dan Perundang-Undan-qan
Ketua: Eka Julaihar S.Ag., MA
Anggota:
Decy Eviani Putri, SH
Nur Iryani, S.Pd
Siti RufiahEka Setiawati
Bidang Hub. Luar Negeri
Ketua. Dra. Reni Susilowati, M Pd.l
Anggota:
Dra. FIj. Muzaenah Zein
Kartika Mayasari, S.Pd
Hj. Marhamah Shaleh, Lc., MAHj. Nengsih Lesmana
Bidang InfokomKetua. Dra. Hj. Nelly Warnim Khamsah
Anggota :
Helmiah Askar
Dinna Kamaliya, SE
PP Wanita Syarikat Islam
KOHATI PB HMIKorpus Korps Ptr WATIForhati Nasional
PP Muslimat NU
PP Muslimat Matla'ul Arwar
PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH)PP Wanita PUI
PP Nasyiatul Aisyiyah
PP Muslimat Al-WashliyahPP Wanita Al-Irsyad Al-IslamiyahPP Persaudaraan Musl i mah ( SALIMAII)Korpus Wanita GPI
PP DPP Pengajian Al-Hidayah
PP Wanita Islam
PP KBIMPP Muslimat HidayatullahPP SEPMIWATIKorpus Korps PII WATI
PP Muslimat Hidayatullah
PP Fatayat NUKorpus Korps PII WATIPP Wanita PERTIPP PERWATI
PP KBIM
PP Wanita Al-Irsyad Al-IslamiyahPP Nasyiatul Aisyiyah
J
4
1
2
J
4
I2
.)
4
5
I2
J
4
1
2
J
4
5
I
2
J
4
Farida Mudaya, S Pd IEko Suprapti
Bidang PolitikKetua: Sitti Rakhman, SP., MM
Anggota:
Resya Nurhaeti, S.Psi
Hafidhah Farwa
Sumiah Nasution, SS., MASiti Mukaromah, S.Ag
Bidang Sosial dan Kesehatan
Ketua : Endah Fitriyah, SP. MP
Anggota:
dr. Maysarwati WaliHj. Halmaini ZulfanHj. Elly Zanibar Madjid, SS
Mu'minati, S.Ag
Rahniz Faury
Bidang PendidikanKetua: Radhiya Bustan, M.Soc,Sc
Anggota:
Dra. Irmawati, M.PdMimi Ekamana, S.Psi
Tin Syamsuwir
Siti Muninggar
Bidang EkonomiKetua : Srie Muliaty Mawardi, M.Si
Anggota.
Hj Titih Sumiati, S Ag
Dra. Titin Matinah
Hj. Cut Nia HelfiraHj. Ir. Rina Rusli, MMFeni Putri, SE
Bidang Dakwah
Ketua. Dra. Hj. Asliani Musba
Anggota.
Neneng Maemanah, S.Pd.I
Dra. Hj. Choirul Hidayati
Hj, Siti Aisyah Nasution
Hj. Khadijah ].lafis
PP PERSISTRI
PP DPP Pengajian Al-Hidayah
Forhati Nasional
PP PERSISTRIKOHATI PB HMIPP Muslimat Al-IttihadiyahPP Fatayat NU
PP Wanita PUI
PP Wanita PERTIPP Muslimat Al-WashiiyahPP Wanita Syarikat Islam
Forhati Nasional
PP Angkatan Putri Al-Washliyah
PP Wanita GUPPI
PP SEPMTWATIPP Angkatan Putri Al-WashliyahPP FORSAP
PP Aisyiyah
PP Wanita Syarikat Islam
PP Muslimat Matla'ul Anwar
PP Wanita PUIPP Angkatan Putri Al-WashliyahPP FORSAP
PP SEPMIWATI
PP Aisyiyah
PP Muslimat Matla'ul Anwar
PP Wanita GUPPI
PP Muslimat Al-Washliyah
PP PERWATI
I
2
J
4
5
Sardah
Bidang LitbangKetua:Dr. Sururin
Dra. Hj. Sri WartiniSri Immawati, S.Pd, M.PdDra. Hj. Anisah DjunaidiDra. Faizah
Hi. Asustina
Korpus Korps Ptr WATI
PP Fatayat NU
PP Wanita IslamPP Nasyiatul AisyiyahPP Muslimat NUPP Wanita GUPPI
Wanita GPI
PROGRAM KERJABADAN MUSYAWARAH ORGANISASI ISI.AM WANITA INDONESIA (BMOIWD
PERIODE 2013 - 2018
1. PROGRAM UMT]Ml. Meningkatkan kualitai kehidupan beragama, bernegara serta kesadaran hukum dan
politik bagi setiap organisasi anggota.2. Menggalang ukhuwah islamiyah antar organisasi anggota dengan cara mengadakan
berbagai kegiatan.3. Mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak terkaiVlembaga*lembaga lain baik
. nasional maupun internasional.
2. PROGRAM I(HUSUS1. Mengupayakan menjadi anggota organisasi federasi muslimah ditingkat internasional.2. Mengupayakan organisasi Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIVD di seluruh Indonesia untuk menjadi perekat persatuan, perangkaipersaudaraan dan cinta damai dalam kemajemukan.
3. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah maupun non pemerintah dalam upayameningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muslimah disemua tingkat.
4. Meningkatkan koordinasi dan kontribusi dalam melakukan kegiatan-kegiatan untukmewuj udkan keluarga sakinah dalam masyarakat.
5. Mendorong Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI)daerah untuk pro-aktif mengadakan pendekatan-pendekatan dengan pemerintahtingkat propinsi, kabupaten dan kot4 guna mendapatkan fasilitas, sarana danprasarana.
3. BIDANG _ BIDANGA. Bidang Organisasi
1. Meningkatkan. pengembangan Badan Musyawarah Organisasi Islam WanitaIndonesia (BMOIWI) di seluruh Indonesia dengan cara membentuk'wilayah -wilayah cabang baru di Propinsi, Kabupaten dan Kota.
2. Meningkatkan konsolidasi organisasi di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota.
3. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia(BMOfWI) di tingkat Nasional, Regional maupun Internasional.
4. Meningkatkan pemahaman akan fungsi dan tugas dalam kelembagaan disemua
tingkatan.
5. Meningkatkan kualitas SDM bagi organisasi anggota.
B. Bidang Hukum dan Perundang-undanganl. Melaksanakan/memberikan advokasi serta bekerjasama dalam penegakan hukurn
bersama lembaga penegak hukum antara lain P2TP2A dan KPAI terhadap
perempuan dan anak.
2. Mengefektifkan dan melakukan kajian hukum mengenai berbagai aspek
kehidupan untuk disosialisasikan sebagai pedoman dalam kehidupan masyarakat.
3. Bekerjasama dengan badarllembaga hukum nasiortal dalam penegakan hukurn
dan peraturan pelaksanaannya.
4. Membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslimah,
5. Mensosialisasikan produk-produk hukum yang baru serta mengkritisi dengan
standar hukum Islam.
6. Mempersiapkan usulan/masukan penyusunan RUU dan peraturan perundangan-
undangan lainnya, baik ke Parpol dan Parlemen.
C. Bidang Hubungan Luar Negeri1. Mengupayakan Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMO[WI) menj adi organisasi muslimah ditingkat Internasional.
2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi muslimah ditingkatinternasional.
' 3. Mengembangkan jaringan informasi tentang dunia Islami dikalangan organisasianggota.
D. Bidang Informasi dan Komunikasi1. Mengadakan dan mengembangkan media komunikasi dan informasi.2. Menyiapkan sarana dan prasarana perpustakaan.
3. Membuat data base anggota seluruh organisasi anggota yang bergabung dalamBMOIWI.
E. Bidang Politik1. Mensosialisasikan UU Parpol untuk meningkatkan peran perempuan dalam
pengamb ilan keputusan.
2. Menjalin hubungan dengan politisi muslimah.
3. BMOIWI mendorong perempuan muslimah berpartisipasi dalam politik.
F. Bidang Sosial dan Kesehatan1. Kerjasama dengan organisasi anggota dan pihak lain dalam menangani masalah-
masalah sosial di daerah konflik, korban bencana alam, miskin dan tertinggal.2. Meningkatkan peran Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia
(BMOIWD dan mengadakan MoU dengan KLH dan kementerian terkait.
G. Bidang Pendidikan1. Mengadakan kegiatan dan berpartisipasi dengan pendidikan dalam bentuk
seminar, workshop, diskusi panel, pelatihan baik ditingkat nasional maupun
internasional.
2. Bekerjasama dengan instansi terkait dalam upaya pemberantasan pornografi,
narkoba, HIV/AIDS dan tayangan TV/ media cetak yang berakibat negatif(pr o gram unggulan yang berke sinambungan).
3. Merencanakan Pusat Pendidikan dan Latihan Badan Musyawarah Organisasi
Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di Batam dan wilayah perbatasan sebagai
pilot prbject.
4. Menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan antar organisasi anggota untukmeningkatkan mutu pendidikan (bertukar pengalaman) lembaga penciidikan yang
dimiliki organisasi anggota.
5. Mengadakan koordinasi dan berbagai MoU dengan Kementerian Pendidikan danKebudayaan serta Kemneterian Agama dalam realisasi pendidikan (khususnyakurikulum.
6. Mendorong organisasi anggota untuk memprioritaskan program KetahananKeluarga dalam organisasinya.
H. Bidang Ekonomi1. Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan sistem ekonomi syariah.2. Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi organisasi anggota.3 Mengoptimalkan kegiatan ekonomi dengan meningkatkan usaha dikalangan
organisasi anggota khususnya koperasi, BMT, Majelis Ta'lim, home industri dandiversifikasi usaha secara syariah .
4 Memfasilitasi produk usaha organisasi anggota melalui jaringan ekonomiBMOTWI
5. Menyebarkan informasi kepada organisasi anggota dan wilayah tentang peluang-peluang ekonomi yang dapat diakses oleh Badan Musyawarah Organisasi Islamwanita Indonesia (BMoIwI) di seluruh Propinsi, Kabupaten dan Kota.
I. Bidang Dakwah1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas daiyah bagi organisasi anggota.2. Mengembangkan manajemen strategi dakwah berupa metode dan materi dakwah
dengan teknologi informasi.3. Mengadakan lokakarya daiyah bagi organisasi anggota dalam menjawab berbagai
permasal ahan/tantangan yang sel alu berkembang.4- Melakukan jaringan dakwah pada daerah konflik dan tertinggal.
J. Bidang Litbang1. Mengadakan dan ikut serta dalam kegiatan ilmiah dalam bentuk seminar,
lokakarya, simposium dan dialog untuk membahas masalah-masalah aktual.2. Ikut serta dalam penelitian khususnya dibidang organisasi dan bidang lainnya
seperti ekonomi, sosial budaya, dakwah dan sebagainya .
3. Membuat brosur dan profil penyusunan buku sejarah Badan MusyawarahOrganisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI).
4. Membuat peta jaringan dakwah.
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Wakil Sekjen BMOIWI
Hari/ Tanggal :
Waktu Wawancara :
Tempat Wawancara :
1. Kapan berdirinya BMOIWI ini?
2. Bagaimana terbentuknya BMOIWI?
3. Apa visi dari BMOIWI?
4. Apa saja misi dari BMOIWI?
5. Apa tujuan terbentuknya BMOIWI?
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Sekretaris Jenderal
Hari/ Tanggal :
Waktu Wawancara :
Tempat Wawancara :
1. Bagaimana perumusan strategi dakwah pada BMOIWI?
2. Siapa saja target BMOIWI dalam dakwahnya?
3. Bagaimana BMOIWI dalam strategi dakwahnya?
4. Implementasi adalah tindakan daam strategi. Bagaimana implementasi pada
BMOIWI?
5. Evaluasi adalah hasil dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada, selain
itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan. Bagaimana evaluasi
pada BMOIWI?
Pedoman Wawancara
Nama :
Jabatan : Ketua Presidium BMOIWI
Hari/ Tanggal :
Waktu Wawancara :
Tempat Wawancara :
1. Sebelum melakukan dakwah pasti ada proses awal pelaksanaan dakwah yaitu
seperti memperkenalkan tujuan-tujuan terlebih dahulu. Apa tujuan BMOIWI
melakukan dakwah?
2. Bagaimana cara BMOIWI melihat situasi dan kondisi dilingkungan sasaran
dakwah sebelum melakukan dakwah?
3. Bagaimana BMOIWI ini memilih da’iyahnya sebelum melakukan dakwah?
4. Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat melakukan dakwahnya dengan
baik?
5. Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat menyeimbangkan antara biaya,
waktu, tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil?
Nama : Maryam
Jabatan : Wakil Sekjen BMOIWI
Hari/ Tanggal : Selasa, 30 Juli 2013
Waktu Wawancara : Pukul 14.00
Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal
Tanya : Kapan berdirinya BMOIWI ini?
Jawab : Organisasi ini didirikan pada tanggal 27 Juli 1967 di Jakarta
Tanya : Bagaimana terbentuknya BMOIWI?
Jawab : Pembentukan BMOIWI ini merupakan hasil pemikiran bersama antara
tokoh-tokoh dari organisasi Muslimat NU, Wanita Islam, Wanita Syarikat
Islam, Wanita Perti dan Wanita Gasbindo dengan para pendiri Ibu Hj.
Rabs Syamsudiridjal, Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, Ibu Hj. Mahmudah
Mawardi, Ibu Gito Admojo dan Ibu Hafni Abuhanifah.
Tanya : Apa visi dari BMOIWI?
Jawab : Visi dari organisasi in terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu
menjawab tantangan dan permasalahan muslimah di tingkat nasional,
regional dan internasional.
Tanya : Apa saja misi dari BMOIWI?
Jawab : Yang pertama menciptakan ukhuwah Islamiyah dengan organisasi
anggota, ormas Islam dan umat Islam. Kedua, meningkatkan
profesionalisme dalam mengelola organisasi. Ketiga, meningkatkan
wawasan dan kepekaan muslimah serta kemampuan dalam menghadapi
tantangan di berbagai bidang kehidupan. Keempat, meningkatkan
peranan organisasi dalam mengatasi tantangan dan permasalahan
muslimah baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Dan
terakhir, mengemban hubungan organisasi di semua tingkatan, serta
kerja sama dengan semua potensi wanita di semua lini kehidupan.
Tanya : Apa tujuan terbentuknya BMOIWI?
Jawab : Terbinanya ukhuwah Islamyah sesama wanita muslimah dengan amal
sholeh untuk kemashlahatan ummat dan mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang diridhai Allah SWT menuju baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafur.
Nama : Sudaryani Soeyoed, B. Sc
Jabatan : Sekretaris Jenderal BMOIWI
Hari/ Tanggal : Senin, 04 November 2013
Waktu Wawancara : Pukul 17.00 WIB
Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal
Tanya : Bagaimana perumusan strategi pembinaan akhlak muslimah?
Jawab : Strateginya BMOIWI mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan
kepentingan perempuan yang terdiri dari pentingnya mempertahankan
jilbab dan menjaga akhlak muslimah, kemudian ketahanan keluarga yang
terdiri dari menjadi istri yang solehah dan sebagai istri harus bisa
mempertahankan keluarga, tentunya dengan ruh gerakan tidak lepas dari
nilai-nilai Islam.
Tanya : Siapa saja target BMOIWI dalam dakwahnya?
Jawab : Target BMOIWI adalah muslimah atau wanita Islam. Dari usia muda
sampai tua.
Tanya : Bagaimana BMOIWI dalam strategi dakwahnya?
Jawab : Merancang, membuat konsep dan menyeleksi strategi yang pantas untuk
digunakan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwah.
Tanya : Implementasi adalah tindakan daam strategi. Bagaimana implementasi
pada BMOIWI?
Jawab : BMOIWI melakukan pengajian sebelum dakwahnya dimulai setiap hari
senin, puku 13.00 di Masjid Istiqlal. BMOIWI menekankan da’iyah yang
harus mempunyai nilai yang tuus dan ridho karena Allah. Kemudian
dakwahnya tidak lepas dari kepentingan kaum muslimah yang berisi
tentang mewujudkan ukhuwah Islamiyah, pentingnya mempertahankan
memakai jilbab, menjaga akhlak sebagai muslimah serta sebagai istri
harus bisa mempertahankan keutuhan keluarga.
Tanya : Evaluasi adalah hasil dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada,
selain itu juga memberikan penilaian terhadap apa yang dilakukan.
Bagaimana evaluasi pada BMOIWI?
Jawab : Mengevaluasi dalam mensinergikan gerakan untuk memperjuangkan
kepentingan perempuan dan mengevaluasi mensinergikan gerakan untuk
memperjuangkan ketahanan keluarga.
Nama : Dr. Azizah, M.A
Jabatan : Ketua Presidium BMOIWI
Hari/ Tanggal : Senin, 28 Oktober 2013
Waktu Wawancara : Pukul 12.00 WIB
Tempat Wawancara : Sekretariat Masjid Istiqlal
Tanya : Sebelum melakukan dakwah pasti ada proses awal pelaksanaan dakwah
yaitu seperti memperkenalkan tujuan-tujuan terlebih dahulu. Apa tujuan
BMOIWI melakukan dakwah?
Jawab : Bertujuan untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah serta mampu menjawab
tantangan dan permasalahan muslimah serta pentingnya menjalin
hubungan yang harmonis sesama pengurus BMOIWI.
Tanya : Bagaimana cara BMOIWI melihat situasi dan kondisi dilingkungan
sasaran dakwah sebelum melakukan dakwah?
Jawab : Berinteraksi dengan baik sesama pengurus BMOIWI dari Sekretaris
Jenderal, Ketua Presidium hingga Anggota. Kemudian terjun langsung ke
lapangan dengan melihat situasi dan kondisi Masjid Istiqlal dan para
muslimah sebelum melakukan aktivitas dakwah.
Tanya : Bagaimana BMOIWI ini memilih da’iyahnya sebelum melakukan
dakwah?
Jawab : Seluruh pengurus BMOIWI rata-rata memiliki latar belakang pendakwah,
tetapi jika tidak di BMOIWI ini ada pelatihan daiyah sebelum melakukan
aktivitas dakwah.
Tanya : Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat melakukan dakwahnya
dengan baik?
Jawab : Pendakwah harus memiliki niat yang ikhlas, ilmu yang sahih dan akhlak
serta adab Islami yang baik. Kemudian harus mengamalkan apa yang
didakwahkannya.
Tanya : Bagaimana para pengurus BMOIWI ini dapat menyeimbangkan antara
biaya, waktu, tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil?
Jawab : Kegiatan pengajian yang diadakan, karena untuk memaksimalkan kondisi
da’iyahnya yang sehari-harinya sibuk dengan pekerjaan masing-masing
ada yang menjadi dosen, dokter, pendakwah dan lain-lain. Oleh karena
itu waktu pelaksanaannya dilakukan hari senin pukl 13.00 WIB di Masjid
Istiqlal.
FOTO-FOTO
Rapat evaluasi rutin seluruh pengurus BMOIWI
Rapat evaluasi rutin seluruh pengurus BMOIWI
Foto saat pengenalan BMOIWI di Istana Wakil Presiden
Acara Up Grading Da’iyah BMOIWI
Suasana di Kantor BMOIWI Sekretariat Masjid Istiqlal
Setelah melakukan aktivitas dakwah bersama pengurus BMOIWI di Sekretariat
Masjid Istiqal
Bersama Ibu Azizah Ketua Presidium BMOIWI