levelisasi · web viewtermasuk di dalamnya adalah identitas organisasi, waktu berdiri, keanggotaan,...
TRANSCRIPT
KOMISI KELEMBAGAAN
Dakwah yang baik bisa dimunculkan dengan berjamaah, hubungan antar personal maupun antar lembaga harus Perangkat kesekretariatan menjadi hal penting, menjadi identitas bersama dan berfungsi sebagai “wadah” pergerakan. Usaha-usaha untuk mengembangkan sistem dalam perangkat kesekretariatan menjadi sebuah keniscayaan supaya gerak dakwah menjadi lebih tanggap terhadap kondisi yang ada dan menjadi milestone yang progresif. Mindset perangkat kesekretariatan yang rumit, lamban dan membingungkan perlu untuk dihilangkan karena dengan perangkat ini sebuah organisasi memiliki basis yang lebih kuat dan teratur.
Penyelenggara dan AdministrasiAdministrasi adalah aktifitas yang dilakukan untuk melaksanakan tata usaha
dalam suatu lembaga. Mengatur arsip, surat menyurat, proposal, laporan dan kesekretariatan dalam setiap aktifitas lembaga. Administrasi yang memudahkan dan profesional menjadi hal yang mendukung kemaslahatan hubungan antar lembaga. Pada umumnya fungsi adminstrasi suatu lembaga dilaksanakan oleh sekretaris lembaga dan jajarannya.
Standart Operational ProsedureSurat MenyuratProposal Agenda DakwahLaporan Agenda DakwahKearsipan
KesekretariatanIdentitas LembagaInventarisasi
Administrasi ITSBirokrasi ITS
Keuangan LembagaKeuangan dalam suatu lembaga berisi transaksi-transaksi yang terjadi dalam
suatu lembaga juga sebuah amanah dari Allah melalui sumber-sumber pendanaan. Dalam pengelolaanya mencakup kebijakan pemasukan, pengeluaran dan pembukuan. Keuangan dalam suatu lembaga dilaksanakan oleh bendahara lembaga dan jajarannya
Sumber-Sumber Dana : SPP DPP (DIPA ITS)IKOMA ITS BPPMIBirokrasi Departement SponshorshipDonaturDana Usaha
Rancangan Anggaran RAPBN
Muhasabah Anggaran Audit Keuangan
Penyusunan Agenda TahunanAktifitas-aktifitas dakwah menjadi ruh kebangkitan islam dalam ruang
lingkupnya. Keteraturan timeline pelaksanaan, keistiqomahan agenda perlu diperhatikan agar dakwah memberikan dampak yang berkelanjutan dan maslahat oriented. Sehingga sifat daripada tata pelaksanaan agenda dakwah adalah disiplin dan
fleksibel. Disiplin berarti komitmen dengan planing yang sudah ditetapkan dengan penuh persiapan, Fleksibel berarti bisa berubah dengan berorientasi maslahat yang disesuiakan dengan kondisi lingkungan lembaga yang dinamis.
Agenda dan Eventual Skala Prioritas Sinkronisasi Timeline
Panduan Pergantian Pengurus Kondisi Luar BiasaKondisi dakwah yang dinamis menyebabkan sumber daya manusia yang
melaksanakannya dituntut untuk beradaptasi, lembaga dakwah perlu stabil dalam kondisi terbaik. Maka dari itu muncul pertimbangan-pertimbangan dalam pergantian pengurus lembaga dakwah sebagai penyikapan daripada kondisi yang terjadi.
Pelaksana Tugas Reshufle Kepengurusan
Panduan membuat forum-forumPelaksanaan program dakwah perlu diatur dengan sebaik-baiknya dari awal
pelaksanaannya hingga keberlangsungannya dari waktu ke waktu. Maka dari itu perlu planing, kontrol, perbaikan dan pertanggungjawaban
Musyawarah Kerja Forum-Forum Muhasabah Perbaikan agenda Forum Pertanggungjawaban Perangkat Forum Lembaga
1. Peran dan fungsi Lembaga Dakwah Pusat Konsep dakwah kampus secara umum Kontroling kinerja dakwah kampus Pusat koordinasi, kolaborasi, dan sinergi seluruh elemen dakwah kampus Menyelenggarakan event besar seperti tabligh akbar dan kajian tematik Cepat menanggapi isu dan berita keislaman terkini Menjadi leading opinion isu keislaman Pusat branding dan pencitraan lembaga dakwah
2. Peran dan fungsi Lembaga Dakwah Sektor Siar dakwah yang dekat dan bershabat Menyelenggarakan kajian keprofesian Melaksanakan kegiatan dakwah rutin dan berkala Dakwah kreatif dan cultural
3. Alur koordinasi Lembaga Dakwah Pusat dan Lembaga Dakwah SektorA. Koordinasi Majelis Akbar
Majelis Akbar Lembaga Dakwah Pusat dihadiri oleh perwakilan Lembaga Dakwah Sektor dan sebaliknya
Majelis Akbar Lembaga Dakwah Pusat diselenggarakan sebelum Majelis Akbar Lembaga Dakwah Sektor
B. Koordinasi Musyawarah Kerja Sosialisasi dan singkronisasi program dakwah Lembaga Dakwah Pusat
dan Lembaga Dakwah Sektor
Musyawarah Kerja Lembaga Dakwah Pusat dihadiri oleh perwakilan Lembaga Dakwah Sektor dan sebaliknya
Musyawarah Kerja Lembaga Dakwah Pusat diselenggarakan sebelum Musyawarah Kerja Lembaga Dakwah Sektor
C. Koordinasi Majelis Qiyadah Evaluasi dan kontrol kegiatan dakwah rutin setiap bulan antara Lembaga
Dakwah Pusat dan Lembaga Dakwah Sektor Berbagi informasi kegiatan dan siar lembaga dakwah dalam waktu
terdekat Membahas dan menanggapi isu dakwah kolaborasi dan sinergi
D. Forum Kaderisasi Membahas konsep sistem kaderisasi Pengontrolan dan evaluasi sistem kaderisasi
E. Forum Siar Membahas konsep siar dakwah kampus Evaluasi dan kotnrol gerak dakwah siar Mewacanakan gerakan siar kolaborasi dan sinergi Menanggapi isu dan berita terkini tentang keislaman
F. Forum Kemuslimahan Membahas konsep, kontroling, dan evaluasi kaderisasi muslimah Membahas konsep, kontroling, dan evaluasi gerakan siar muslimah Isu gerakan siar
4. Panduan Pendirian Lembaga Berdiri atas dasar kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan yang
terdapat di wilayah itu Memiliki AD/ART Pengurus terdiri dari minimal empat orang yaitu Ketua Umum, Ketua
Kemuslimahan, Ketua Badan Kaderisasi, dan Ketua Badan Penyiaran Memiliki minimal tiga program utama dalam satu periode kepengurusan
5. Panduan Muktamar Dakwah Kampus Muktamar Dakwah Kampus merupakan hasil kesepakatan antara seluruh
elemen LDP dan LDS Muktamar Dakwah Kampus merupakan program yang diamanahkan kepada
LDP Seluruh elemen LDP dan LDS bertanggung jawab atas penyelenggaraan
Muktamar Dakwah Kampus PBLD yang ditetapkan pada Muktamar Dakwah Kampus dikaji oleh tim
khusus yang bernama Tim Pengaji Strategis yang bertanggung jawab kepada LDP
Levelisasi
Landasan Syar’I
“Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”(QS. Ar-Rahman : 7-9)
Abstraksi
Dalam kehidupan organisasi kampus, sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak ada organisasi kampus yang memiliki pencapaian dan performa yang sama dalam menjalankan setiap aktivitasnya. Baik tidaknya dan terlaksana dari tujuan organisasi tersebut merupakan fungsi linear dari kecakapan orang-orang yang berada di dalamnya. Begitu pula yang dialami oleh lembaga dakwah kampus. Tidak semua lembaga dakwah kampus mampu melahirkan program-program yang baik dan bisa menjalankan semua perannya dengan rapi. Hal ini disebabkan karena keragaman pemahaman yang dimiliki serta kapasitas kemampuan individu yang ada di dalam lembaga tersebut berbeda-beda. Oleh karenanya, untuk memaksimalkan kinerja dari lembaga dakwah tersebut perlu dilakukan pemetaan tugas dan fungsi dasar mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu agar masing-masing dari lembaga dakwah yang berada di kampus mampu bekerja dan menghasilkan output yang sinergis sesuai dengan harapan bersama. Dalam rangka memetakan tugas dan fungsi dasar dari lembaga dakwah tersebut, maka perlu dibuat levelisasi atau penjenjangan masing-masing lembaga dakwah untuk memaksimalkan perannya sesuai dengan kapasitas sumber daya yang dimilikinya.
Tahapan dan Proses
Mekanisme ini masih sangat mungkin untuk diterapkan di lingkungan ITS karena skema nya cukup bisa dipahami dikalangan aktivis dakwah kampus ITS.
Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan levelisasi LDK di kampus ITS adalah sebagai berikut;
1. Sumber daya
2. Fokus dan lingkup agenda yang dilaksanakan
3. Keuangan dan Pendanaan
4. Perangkat organisasi
Parameter-parameter diatas dijabarkan sebagai berikut,
Parameter Variabel
Sumber Daya ManusiaKuantitas Kader
Kualitas Kader (Kompetensi kader)
Fokus dan lingkup agenda yang dilaksanakan
Fokusan agenda
Lingkup agenda
Keuangan dan PendanaanSumber dana
Sistem keuangan
Perangkat OrganisasiStruktur Organisasi
Pedoman Organisasi
Mekanisme penentuan levelisasi LDK yang ada berdasarkan rumusan
RMDK
Sumber daya manusia
1. Kuantitas Kader, yakni menyangkut dengan jumlah kader yang ada di masing-masing LDS untuk mendukung kegiatan dakwah di masing-masing departemen
2. Kualitas Kader, yakni kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh kader dakwah dalam mengelola LDS
Fokus dan Lingkup agenda
1. Fokus Agenda, yakni jenis dan bentuk aktivitas yang menjadi penekanan dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh LDS di masing-masing wilayah dalam masa kepengurusan tersebut
2. Lingkup agenda, yakni batasan-batasan serta cakupan sasaran dakwah yang menjadi prioritas LDS dalam suatu masa kepengurusan di wilayah tersebut
Keuangan dan Sumber Dana
1. Sumber Dana, yakni jenis sumber dana yang digunakan oleh masing-masing LDS dalam menjalankan aktivitas dakwahnya dan juga rasio kecukupan sumber dana tersebut dalam memenuhi kegiatan aktivitasnya dalam satu kepengurusan di masing-masing wilayah
2. Sistem Keuangan, yakni sistem pengelolaan keuangan yang digunakan dalam mencatat cashflow aktivitas dakwah di LDS, serta laporan yang disampaikan kepada penyokong dana.
Perangkat Organisasi
1. Struktur Organisasi, yakni tingkat kompleksitas dari struktur organisasi LDS dalam menjalankan suatu kepengurusan di wilayahnya masing-masing dan juga kejelasan fungsi kerja dari masing-masing tingkatan struktur tersebut.
2. Pedoman Organisasi, yakni ketersediaan pedoman amal dan operasional yang ada di LDS. Seperti AD/ART, PPO/PDO, GBHD, ataupun Rencana Strategis.
ParameterLevel LDS
Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3
Sumber Daya Manusia
Kuantitas Kader
Kualitas Kader
Fokus dan Lingkup agenda yang dilaksanakan
Fokus Agenda
Lingkup Agenda
Keuangan dan Pendanaan
Sumber dana
Sistem Keuangan
Perangkat Organisasi
Struktur Organisasi
Pedoman Organisasi
Panduan AD/ART
Ernest Dale dalam Stoner James menguraikan proses pengorganisasian sebagai suatu proses multilangkah dan terpadu, yaitu sebagai berikut.
1. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu pertama-tama harus ditetapkan tugas organisasi secara keseluruhan.
2. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang sama secara logis menjadi departemen-departemen dan menyusun skema kerjasama antar departemen.
3. Menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengoordinasikan pekerjaan dalam suatu hubungan yang harmonis.
4. Membantu efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas tersebut, dan meninjau ulang relevansi aturan-aturan yang ada
1. Anggaran Dasar
Anggaran dasar merupakan hal wajib ada dalam suatu organisasi,karena berfungsi sebagai dasar pengambilan sumber peraturan atau hukum dalam konteks tertentu dalam sebuah organisasi.Kejelasan dari Anggaran Dasar suatu organiasi bisa menjadi salah satu cerminan baik tidaknya suatu organisasi. Anggaran dasar ini sifatnya mengikat ke dalam anggota yang ada dalam organisasi tersebut. Menjelaskan hal-hal dasar mengenai organisasi. Termasuk di dalamnya adalah Identitas organisasi, waktu berdiri, keanggotaan, keuangan, struktur organisasi, hierarki musyawarah atau rapat, dan poin-poin yang lain.
Beberapa bab yang perlu dimasukkan ke dalam anggaran dasar antara lain,
a) Pendahuluan yang berisikan tentang
i. Nama Organisasi
ii. Tempat Kedudukan dan Waktu Berdiri
iii. Status organisasi
iv. Lambang Organisasi
b) Azas, Sifat, Orientasi, dan Tujuan Organisasi
c) Usaha
d) Obyek atau Sasaran
e) Kekuasaan tertinggi dalam Organisasi
f) Struktur Organisasi
g) Kepengurusan
h) Keanggotaan (Termasuk hak dan kewajiban)
i) Musyawarah dan Rapat
j) Hierarki Musyawarah dan Rapat
k) Hierarki Ketetapan dan Keputusan
l) Keuangan
m) Perubahan Anggaran Dasar
n) Pembubaran Organisasi
o) Aturan Tambahan,
p) Penutup
2. Anggaran Rumah Tangga
Anggaran rumah tangga merupakan penjelasan lebih mendetail dari Anggaran Dasar. Utamanya bagian-bagian yang tidak dijelaskan di dalam anggaran dasar, seperti makna lambang atau logo, tugas pokok dan fungsi dari struktur ataupun posisi yang ada dalam organisasi.
Dalam anggaran rumah tangga akan dijelaskan beberapa poin penting diantaranya,
a) Peran fungsi organisasi
b) Makna yang terkandung dari lambang organisasi
c) Menjelaskan secara rinci dari struktur organisasi yang ada. Penjelasan dilakukan berdasarkan hierarki struktur organisasi yang ada. Poin-poin yang hendaknya dijelaskan diantaranya,
i. Tugas yang diemban sebuah posisi dalam organisasi
ii. Wilayah Kerja sebuah posisi dalam organisasi
iii. Kedudukan posisi tersebut dalam struktur organisasi
iv. Wewenang yang diberika terhadap posisi tersebut
v. Hak dan Kewajiban masing-masing posisi
vi. Lama kepengurusan dalam satu periode
vii. Mekanisme pergantian dan pengunduran diri atau diberhentikan dari sebuah jabatan yang diemban.
d) Menjelaskan peran keanggotaan dalam organisasi, ada beberapa poin yang hendaknya dijelaskan. Diantaranya
i. Defini jenis keanggotaan
ii. Syarat menjadi bagian dari anggota
iii. Hak dan kewajiban anggota
iv. Mekanisme dicabutnya status keanggotaan
v. Pelanggaran dan sanksi yang mungkin diberikan
e) Menjelaskan hierarki dan definisi dari Musyarawah serta rapat yang ada dalam organisasi
f) Aturan tambahan
g) Penutup
KOMISI KADERISASI
AbstraksiDalam sebuah organisasi, kaderisasi merupakan bagian yang sangat penting untuk memastikan berjalannya roda organisasi. Proses kaderisasi bertujuan untuk menghasilkan kader-kader yang memiliki karakteristik/kompetensi tertentu sehingga terbentuklah pribadi yang islami/robbani yang kelak diharapkan mampu menjadi pemikul beban/amanah dakwah di masa depan.Bab ini membahas tentang mekanisme kaderisasi yang berkaitan dengan pengenalan kepada dakwah kampus, rekrutmen, pembinaan, dan penyediaan wahana beramal bagi kader yang telah dibina. Sistem kaderisasi sesungguhnya adalah sebuah proses yang menyeluruh dalam aktivitas lembaga dakwah dan bukan hanya berupa pelatihan pelatihan formal saja, namun semua aktivitas dalam organisasi merupakan bagian dari proses kaderisasi bagi para anggotanya, hanya saja agar proses kaderisasi berjalan sistematis dan formal maka dibentuklah seperangkat pedoman kaderisasi yang nantinya digunakan sebagai referensi oleh lembaga dakwah khususnya lembaga dakwag jurusan dalam mengelola kader-kadernya.
Definisi Kader dan kaderisasiSecara terminologis, definisi kaderisasi adalah proses pencetakan kader. Sedangkan definisi kader itu sendiri adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan dan melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam suatu organisasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kaderisasi adalah proses pencetakan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang diinginkan untuk menjalankan amanahnya dalam suatu organisasi. Dalam konteks lembaga dakwah kampus maka kaderisasi yang diharapkan adalah kaderisasi yang menghasilkan orang yang mampu melanjutkan roda organisasi lembaga dakwah kampus dan mampu memikul beban dakwah yang diamanahkan kepadanya.
Landasan syariAl-Anfal: 60 “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
An-Nisa: 9 “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
At-Taubah: 71 “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ali Imran: 102-104 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenarbenar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Tujuan kaderisasi dakwah kampusTujuan dilaksanakannya proses kaderisasi dalam dakwah kampus adalah :
1. Menyiapkan Pengganti dan Penerus Roda Organisasi Lembaga Dakwah2. Mencetak kader dakwah berafiliasi kepada islam3. Mencetak kader dakwah yang islami dengan karaktereristik
- Aqidah yang lurus (Salimul Aqidah) - Ibadah yang benar dan istiqomah (shahihul ibadah) - Akhlak yang kokoh (Matinul khuluq)- Berjiwa entrepreneur (Qadirun ‘alal kasbi) - Berwawasan yang luas (Mutsaqaful fikr)- Fisik yang prima (Qowiyyul jism)- Bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam kebaikan (Mujahidun li nafsi)- Kemampuan manajerial yang baik (Munazhaham fii syuunihi) - Pandai mengatur waktu (Haritsun ‘ala waqtihi)- Bermanfaat orang lain (Nafi’ul li ghairihi)- Berjiwa prestatif (‘Aliyatul Injaz)
Tahapan-tahapan kaderisasiSecara umum, tahapan-tahapan kaderisasi dakwah dapat digambarkan melalui bagan berikut berikut
1. Pengenalan Dakwah Kampus dan Rekrutmen (Ta’rif)Pada tahap ini calon kader mulai dikenalkan dengan dakwah islam dan lembaga
dakwah kampus melalui serangkaian program agar muncul ketertarikan calon kader kepada dakwah islam dan muncul loyalitasnya/keterikatan kepada lembaga dakwah untuk selanjutnya direkrut untuk mengikuti serangkaian pembinaan melalui mekanisme yang telah ditentukan.2. Pembinaan dan kontrol (Takwin)
Pada tahap ini kader yang telah direkrut mulai dibina agar dapat memenuhi kompetensi kader dakwah yang diinginkan sesuai marhallahnya dengan menggunakan sarana pembinaan umum (pelatihan-pelatihan), pembinaan kultural/fardhiyah (pendekatan BPH-Anggota, maupun mentor-mentee), serta pembinaan mandiri (tarbiyah dzatiyah)
Ta’rif(Pengenalan)
Takwin(Pembinaan)
Tanfidz(Pelaksanaan)
3. Penyediaan sarana beramal (Tanfidz)Pada tahap ini kader-kader kompetensi kompetensi kader dakwah sebagaimana yang
diinginkan mulai terpenuhi sesuai tingkatan marhallahnya sehingga diharapkan kader-kader akan siap menerima beban dakwah untuk beramal melalui amanah-amanah tertentu yang direkomendasikan.
Standard Kompetensi Yang diharapkan o Marhallah 1
Merupakan tahapan / jenjang pertama dalam pembentukan karakter kader Lembaga Dakwah Kampus ITS dengan fokus pada pembentukan syakhsiyah islamiyah (kepribadian islami).
Muwashofat Standard Kompetensi
Salimul ‘aqidah(aqidah yang lurus)
a. memahami hakikat ilmu tauhid
b. ikhlas dalam setiap amalc. menjauhi praktik yang
membawa pada kemusyrikan
d. mengenal Allah, Rosul dan Islam
e. meyakini bahwa iman meliputi : hati, lisan dan amal.
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar dan istiqomah)
a. memahami universalitas ibadah
b. melaksanakan ibadah wajibc. shalat jama’ah di masjid :
minimal 2 kali/hari (untuk ikhwan)
d. tilawah Al Qur’an minimal 1/2 juz/hari
e. membiasakan shalat sunnah rawatib minimal 1kali/hari
f. qiyamul-lail minimal 1kali/pekan
g. memahami urgensi menghafal Al Qur’an dan mulai membiasakan diri hafalan Al Qur’an dengan target minimal 1/3 juz
h. shaum sunah minimal 1 kali/bulan
i. dzikir Al ma’tsurat 2 kali/pekan
j. membiasakan shalat dhuha minimal 1 kali/pekan
k. hafalan hadits arba’in min
3 haditsl. mulai membiasakan diri
tadabbur Al Qur’an minimal 1 kali/bulan
Matinul khuluq(akhlaq yang kokoh)
a. menunaikan hak-hak muslim dan saudaranya: menyebarkan salam, mendo’akan, memenuhi undangan, menjenguk ketika sakit, dll.
b. tidak berdusta dan meremehkan janji
c. menjaga adab pergaulan Islam
d. menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan
e. tidak berkhalwat dan tidak pacaran
f. mengenal karakter orang-orang yang terdekat
g. memenuhi hak-hak orang tua/keluarga dan menjaga komunikasi dengan baik
h. tolong-menolong dalam kebaikan
Qadirun ‘alal kasbi(Berjiwa enterpreneur)
a. mengetahui ilmu tentang wirausaha
b. mampu mengatur anggaran bulanan dengan baik
c. mulai menabung sedikit demi sedikit
d. memahami tentang bahaya riba dan menjauhi riba sebagai subyek
Mutsaqaful fikr(berwawasan yang luas)
a. membiasakan membaca dan menulis
b. mampu menyampaikan gagasan secara lisan dengan baik
c. memahami mengapa harus terlibat dalam da’wah
d. memahami syumuliyatul Islam
e. mempelajari siroh rosul dan sahabat secara umum
f. memahami JMMI sebagai LDK, meliputi : sejarah, visi-misi, struktur, program kerja dan personel JMMI.
g. mengenal lingkungan
aktivitas dakwah (minimal lingkup kecil dalam JMMI)
h. memahami problematika umat dan fenomena ghozwul fikri
i. membiasakan diri berpikir positif
j. memahami urgensi menuntut ilmu
k. memahami urgensi pembinaan (tarbiyah)
l. mengikuti perkembangan info/berita
m. mengenali potensi diri dan berusaha menggunakannya untuk optimalisasi dalam belajar
Qawwiyul jism(fisik yang prima) a. berolah raga ½ jam per pekan
b. tidak berlebihan dalam mengkonsumsi teh, kopi, dan makan/minum yang dapat menimbulkan ketagihan
c. istirahat cukup, tidak sering begadang
d. membiasakan bangun sebelum fajar
e. menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat tinggal
f. tidak merokok, menjauhi minuman keras dan drugs.
Mujahidun li nafsi(Bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam kebaikan)
a. menjauhi makanan dan minuman yang haram
b. menjauhi segala media informasi, baik cetak atau elektronik yang menyuguhkan hal-hal porno
c. menjauhi perkara dan tempat-tempat maksiat
d. menyenangi seni IslamMunazhzham fi syu’unihi(Kemampuan manajerial yang baik)
Personal Building
Conseptual Skill
Mampu menerjemahkan perintah mas’ul
Mampu mengekspresikan diri
Human Skill
Memahami karakter diri dan orang lain
Mampu bertanggungjawab Mampu bekerjasama dalam
tim
Technical Skill
Memiliki kemampuan teknis/operator lapangan
Haritsun ‘ala waqtihi(Pandai Mengatur Waktu)
a. memahami hakikat manajemen waktu
b. berusaha disiplin/tepat waktu dalam kuliah
c. berusaha disiplin/tepat waktu dalam berorganisasi.
d. Bangun tidur maksimal saat adzan subuh.
e. Menyediakan waktu untuk menambah keilmuan / wawasan minimal 15 menit / hari
f. Belajar materi perkuliahan: 1 jam / hari
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
a. memahami realitas dan problematika umat secara global
b. memiliki sense of crisisBerjiwa Prestatif a. memahami hubungan
antara ilmu dengan Allahb. memiliki visi/target yang
jelas dalam hal akademis (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
c. mengetahui cara belajar efektif
d. sedapat mungkin memiliki literatur, referensi/ catatan dalam kuliah
e. menyempatkan membaca
materi perkuliahan minimal 1jam/hari
f. rutin mengevaluasi perkembangan akademis, min 1 kali/pekan
g. meluangkan waktu minimal 2 bulan sekali untuk relaksasi/refreshing untuk menjaga kejenuhan.
o Marhallah 2Merupakan tahapan / jenjang kedua dalam pembentukan karakter kader
Lembaga Dakwah Kampus ITS dengan fokus pada pembentukan syakhsiyah da’iyah (kepribadian da’i).
Muwashofat Standard Kompetensi
Salimul ‘aqidah(aqidah yang lurus)
a. memahami konsekuensi dari syahadatain dan menjadikannya sebagai landasan gerak
b. mengingat hari akhir (kiamat)
c. memahami ushul tsalasah dan mampu menjelaskan dengan argumentasi dan ilmu yang baik
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar dan istiqomah)
a. memahami urgensi tazkiyatun-nafs
b. berusaha khusyu’ dan mulai membiasakan shalat di awal waktu
c. shalat jama’ah di masjid : minimal 3 kali/hari (untuk ikhwan)
d. tilawah Al Qur’an minimal 2/3 juz/hari (mulai dengan tahsin)
e. membiasakan shalat sunnah rawatib minimal 2 kali/hari
f. qiyamul-lail minimal 2kali/pekan
g. menjaga dan meningkatkan hafalan Al Qur’an minimal 2/3 juz
h. shaum sunah minimal 3
kali/bulani. dzikir Al ma’tsurat 3
kali/pekanj. shalat dhuha minimal 2
kali/pekank. hafalan hadits arba’in min 5
haditsTadabbur Al Qur’an minimal 2 pekan sekali
Matinul khuluq(akhlaq yang kokoh)
a. point dalam marhalah I b. tidak ujub dan takabbur c. menjaga/menundukkan
pandangan d. tidak menghina dan
meremehkan orang laine. berusaha menjadi
pendengar yang baikf. menghindari hal-hal yang
sia-siag. tawadhu’ (bukan rendah
hati) h. berani memimpin forumi. berani mengemukakan
pendapatj. memahami perlunya
keteladanan bagi level di bawahnya
k. memiliki contact person (jaringan) di lingkungan aktivitas dakwah dan perkuliahan
l. menjaga kerapian dalam berpakaian
Qadirun ‘alal kasbi (Berjiwa Enterpreneur)
e. point pada marhalah If. mulai merintis usaha
(memiliki penghasilan, walaupun kecil)
g. membiasakan berzakath. mengutamakan produk
umat Islam i. memiliki tabungan di bank
syari’ahMutsaqaful fikr(berwawasan luas)
a. point pada marhalah Ib. mampu mengenali karakter
kampusc. memiliki wawasan tentang
dunia kampus (kemahasiswaan) dan negara (ke-Indonesia-an)
d. memahami urgensi amal jama’i
e. mengenal JMMI secara lebih mendalam, mencakup: tantangan dan peran strategisnya.
f. mampu beropini dan berdiskusi dengan argumentasi yang jelas
g. memahami fiqh dakwah dan fiqh aulawiyat (prioritas)
h. mulai membiasakan diri untuk berpikir, menciptakan, atau mengembangkan gagasan/ide minimal 1 kali/pekan
i. membiasakan diri membuat resume/ringkasan dari bacaan
j. mempunyai perpustakaan pribadi sekecil apapun
k. berusaha mengikuti kompetisi/lomba/ event sebagai ajang aktualisasi serta untuk mengukur kemampuan diri
Qawwiyul jism(fisik yang prima) g. point pada marhalah Ih. berolah raga 1 jam per
pekani. menjaga kesehatan dengan
baikj. membiasakan tidak tidur
setelah fajar dan ashar.k. memperhatikan gizi pada
makanan dan minumanMujahidun li nafsi(Bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam kebaikan)
e. point pada marhalah If. tidak berlebihan dalam hal
mubahg. tidak putus asa dalam
menghadapi suatu masalahh. mengurangi frekuensi
menonton televisii. mengurangi bacaan yang
tidak bermanfaatj. mulai meninggalkan musik-
musik jahiliyah dan menyenangi musik-musik Islami
Munazhzham fi syu’unihi(Kemampuan manajerial yang baik)
Team Building and Instituonal Building
Conseptual Skill
Mampu menerjemahkan konsep strategis ke konsep lapangan
Mampu mengambil keputusan bijak
Mampu memecahkan masalah Mampu berfikir alternatif Mampu menganalisa kondisi
organisasi
Human Skill
Mempu mengkomunikasikan ide ke orang lain
Mampu menggali aspirasi dari bawah
Mampu mendinamisasikan kondisi tim
Technical Skill
Memiliki kemampuan manajemen operasi
Haritsun ‘ala waqtihi(Pandai mengatur waktunya)
a. Memilki agenda perencanaan per hari.
b. Membiasakan mencari informasi terkini tiap hari.
c. Mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat dalam berbagai hal.
d. Mengalokasikan waktu untuk membaca buku keIslaman min. 30 menit / hari
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
c. memahami dasar-dasar ilmu analisa sosial
d. memahami kultur pelayanan/khidami
e. berperan aktif dalam solusi.
Berjiwa Prestatif a. point pada marhalah I
b. memahami bahwa dakwah akademis sangat penting
c. mampu memberikan support akademis kepada kader lain
d. peningkatan dan penjagaan keseimbangan antara dakwah dengan kuliah
o Marhallah 3Merupakan tahapan / jenjang ketiga dalam pembentukan karakter kader Lembaga Dakwah Kampus ITS dengan fokus pada pembentukan syakhsiyah qiyadah (kepribadian pemimpin).
Muwashofat Standard Kompetensi
Salimul ‘aqidah(aqidah yang lurus)
a. senantiasa bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah
b. dzikrullah di setiap waktu dan keadaan
c. memahami dan meyakini akan qada’ dan qadar
d. memahami urgensi harakah Islam
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar dan istiqomah)
a. berusaha khusyu’ dan membiasakan shalat di awal waktu
b. shalat jama’ah di masjid : minimal 3 kali/hari (untuk ikhwan)
c. tilawah Al Qur’an minimal 1 juz/hari (dengan tahsin)
d. membiasakan shalat sunnah rawatib minimal 3 kali/hari
e. qiyamul-lail min 3 kali/pekan
f. menjaga dan meningkatkan hafalan Al Qur’an min 1 juz
g. shaum sunah min 1 kali/minggu
h. dzikir Al ma’tsurat 1 kali/hari
i. shalat dhuha minimal 3 kali/pekan
j. hafalan hadits arba’in min 10 hadits
k. Tadabbur Al Qur’an minimal 1 pekan sekali
Matinul khuluq(akhlaq yang kokoh)
m. point dalam marhalah IIn. pemberani (bukan penakut) o. menjaga tali silaturahim
dan memenuhi hak-hak saudaranya
p. menjaga kemuliaan/harga diri saudara-saudara seiman
q. bersungguh-sungguh dalam ibadah
r. sedikit bercanda s. menjadi pionir kebaikant. mampu menjadi teladan
bagi level di bawahnya u. menjaga adab-adab islamiv. mengobati virus hati w. tidak berlebihan dalam
makan, minum, tidur, dan perkara2 mubah
x. memiliki contact person (jaringan) di lingkungan aktivitas dakwah, kuliah, dan profesi, serta memiliki kepercayaan
y. tetap tenang/tidak panik ketika menghadapi masalah besar
Qadirun ‘alal kasbi(Berjiwa Enterpreneur)
j. point pada marhalah IIk. menciptakan peluang usaha
(peningkatan penghasilan) l. memahami konsep
ekonomi Islam secara global
Mutsaqaful fikr(berwawasan yang luas)
a. point pada marhalah IIb. mampu melakukan
perencanaan strategis (visioner)
c. memahami secara spesifik tentang kondisi internal JMMI dan memiliki kaafah untuk memformat JMMI ke depan.
d. cepat dan tepat dalam mengambil keputusan
e. memiliki wawasan yang baik tentang berbagai gerakan ideologi dan sejarah pergerakan Islam di Indonesia dan dunia.
f. memahami prinsip syuro’g. menguasai teknik
komunikasi efektif h. memahami fiqh dakwah
dan fiqh aulawiyat (prioritas)
i. setiap hari membiasakan diri untuk berpikir, menciptakan, atau mengembangkan gagasan/ide
j. mampu mengkaitkan isi antar bacaan
k. mampu berpikir secara logis dan terstruktur dengan baik
l. mengikuti perkembangan politik kontemporer
n. memiliki kemampuan untuk menganalisa dan menjadi problem solver
o. memahami fiqh ikhtilaf (perbedaan)
Qawwiyul jism(fisik yang prima) l. point pada marhalah IIm. menerapkan pola hidup
sehat n. melakukan medhical
check-up (pemeriksaan kesehatan) secara rutin
Mujahidun li nafsi(Bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam kebaikan)
k. point pada marhalah IIl. memerangi dorongan hawa
nafsum. selalu menyertakan niat
jihadn. konsisten antara perkataan
dan perbuatano. memenuhi janjip. memiliki jiwa sabar dan
syukurq. komitmen terhadap
kesepakatan bersamar. berani menegakkan amar
ma’ruf nahi munkars. menjadikan syahid sebagai
cita-cita tertinggiMunazhzham fi syu’unihi(Kemampuan Manajerial yang baik)
Leadership Building
Conseptual Skill
Mampu membuat kebijakan lembaga
Mampu menerjemahkan konsep umum menjadi rencana kerja
Mampu menyelaraskan konsep umum dengan program kerja
Mampu mengevaluasi dan mengendalikan lembaga
Human Skill
Mampu mengendalikan massa
Technical Skill
Pemantapan kemampuan Technical skill M1 da M2
Haritsun ‘ala waqtihi(Pandai mengatur waktunya)
a. Point Marhalah IIb. Membaca buku
Islami minimal 1 jam per hari.
c. Memilki perencanaan diri jangka panjang dan menengah.
d. Hiburan / relaksasi dengan murattal
e. Mempersingkat semua urusan (tidak bertele-tele)
f. Tidak berlebihan dalam tidur (5 - 6 jam)
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
mampu membangun solidaritas umat
Berjiwa Prestatif a. point pada marhalah IIb. mulia berorientasi pada
dunia pasca kampusc. memahami peran strategis
dakwah profesi
Alur kaderisasi kader dakwah kampus ITS secara umum
Sarana Pengenalan dan Rekrutmen (penjabaran by dini)- Pengenalan LDK
Tujuan dan penjabaran singkatPengenalan LDK bertujuan untuk mengenalkan LDK kepada
calon kader dimana Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah suatu wadah yang bertujuan sebagai garda terdepan dalam syi’ar Islam di Kampus. Dia mempunyai fungsi utama dalam hal dakwiy (syi’ar dan kaderisasi) dan khidamy (pelayanan). Sarana yang dapat digunakan dalam mengenalkan LDK kepada calon kader adalah serangkaian kegiatan penyambutan maba, agenda-agenda syiar LDK, serta serangkaian agenda mentoring wajib.
- Pengenalan LDD Tujuan dan penjabaran singkat
Pengenalan LDD bertujuan untuk mengenalkan LDD kepada calon kader dimana Lembaga Dakwah Departemen (LDD) adalah suatu wadah yang bertujuan sebagai garda terdepan dalam syi’ar Islam dalam lingkup Departemen. Sarana yang dapat digunakan dalam
mengenalkan LDD kepada calon kader adalah serangkaian kegiatan OKKBK himpunan dimana biasanya unit dibawah himpunan dipersilahkan untuk melakukan presentasi mengenai kegiatannya, melaksanakan serangkaian roadshow sambut maba, agenda-agenda syiar LDD, serta serangkaian agenda mentoring wajib.
- Rekrutmen LDK Penjabaran dan sarana
Rekrutmen LDK adalah proses menarik seseorang menjadi kader untuk kemudian dibina melalui mekanisme pembinaan yang ada di LDK (mencakup pembinaan di LDK) dengan sarana rekrutmen yakni PSI 1.
- Rekrutmen LDD Penjabaran dan sarana
Rekrutmen LDD adalah proses menarik seseorang menjadi kader untuk kemudian dibina melalui mekanisme pembinaan yang ada di LDD (mencakup pembinaan di LDD dan LDK) dengan sarana rekrutmen yakni KD 1 LDD atau KD 1 gabungan LDD
Sarana pembinaan umum kader dakwah kampus - Marhalah 1
KD 1 LDD Definisi dan tujuan
Kaderisasi 1 merupakan program pembinaan awal menuju marhalah 1. Tujuan KD 1 adalah pembentukan syakhsiyah islamiyah (kepribadian islami) serta mempersiapkan kader baru untuk dapat dikaryakan di LDD maupun LDF yang bersangkutan dan dapat mengikuti proses pembinaan selanjutnya.
KurikulumMuatan KD 1 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 1 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 1 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama KD 1 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Aqidah Makna Syahadatain Aqidah
Ma’rifatulloh,Ma’rifaturrasul,Ma’rifatul Islam
Ibadah Urgensi Ibadah Memahami Ibadah
Meluruskan Niat
Akademik Muslim Berprestasi Akhlaq
Adab Pergaulan,Birul walidain,Adabul Majelis
DakwahUrgensi Pembinaan Keislaman
Ke-LD ITS-an Ke-LDJ-an
Manajerial Manajemen Waktu
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan oleh masing-masing LDD atau LDF.
PelaksanaKaderisasi 1 (KD1) dilaksanakan pada tingkat LDD atau LDF dan akan dikelola langsung oleh masing-masing LDD atau LDF atau gabungan beberapa LDD.
PesertaPeserta KD 1 adalah mahasiswa baru muslim ITS
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan Kaderisasi 1 (KD 1) berupa dauroh/pelatihan metode yang digunakan berupa diskusi, ceramah, kepemanduan, dan outbond.
PSI 1 Definisi dan tujuan
Program Studi Islam 1 (PSI 1) merupakan kegiatan pelatihan manajerial dan diniyah bagi kader untuk menuju marhalah 1. Tujuan PSI 1 adalah pembentukan syakhsiyah islamiyah (kepribadian islami). Output kader dari PSI 1 diarahkan untuk berkarya di ladang dakwah yang direkomendasikan.
KurikulumMuatan PSI 1 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 1 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 1 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama PSI 1 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Aqidah Ghazwul Fikr Dakwah Makna Dakwah,Karakteristik
Da’i
Tsaqofah
Hakikat Ilmu,Ukhuwah Islamiyah, Sirah
Sirah Rasululloh dan Sahabat Ukhuwah Islamiyah
Managerial Managemen Diri IbadahFiqih Thoharoh, Fiqih Sholat
Ke-LD ITS-an Ke-JMMI-an
Tsaqofah Makna Dakwah
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan lebih lanjut.
PelaksanaProgram Studi Islam 1 (PSI 1) dilaksanakan pada tingkat Institut dan akan dikelola langsung oleh kaderisasi JMMI.
PesertaPeserta PSI 1 adalah kader yang telah mengikuti KD 1 ataupun kader yang direkomendasikan dari LDJ ketika kader yang bersangkutan tidak mengikuti KD 1.
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan PSI 1 berupa dauroh/pelatihan dengan metode yang digunakan berupa diskusi, ceramah, kepemanduan, dan outbond.
PSM 1 Definisi dan tujuan
Program Studi Muslimah 1 (PSM 1) merupakan kegiatan pembinaan kemuslimahan yang berfokus pada pembentukan konsep diri muslimah. Kurikulum dan bentuk kegiatan lebih lanjut dapat dilihat pada PBLD BAB kemuslimahan.
MUQIM 1 Definisi dan tujuan
Merupakan komplemen (alat pelengkap jenjang kaderisasi) untuk kader JMMI dan LDD pada tingkat marhalah 1 yang bertujuan untuk pembentukan saksiyah islamiyah (kepribadian islam).
KurikulumMuatan Muqim 1 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 1 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 1 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan
selama Muqim 1 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.
Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Aqidah Syumuliyatul Islam Akhlaq
Penyakit Hati, ma’rifatul Insan
Fiqih Fiqih Thaharoh Dakwah
Urgensi Pembinaan Keislaman
Akhlaq Adab Pergaulan
WawasanKondisi Umat Islam Masa Kini
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan lebih lanjut.
PelaksanaMuqim 1 dilaksanakan pada tingkat Institut dan akan dikelola langsung oleh kaderisasi JMMI.
PesertaPeserta Muqim 1 adalah staff JMMI, alumni PSI 1, dan perwakilan LDD atas rekomendasi LDD yang bersangkutan.
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan muqim 1 berupa upgrading yang bertempat diluar kampus ITS. Kegiatan ini menggunakan metode penyampaian materi, diskusi, outbond, dan pemberian tugas.
o Marhalah 2 KD 2
Definisi dan tujuanKaderisasi 2 merupakan kegiatan pelatihan manajerial dan upgrade diniyah yang lebih tinggi dari KD 1 dan merupakan tingkat lanjut setelah terselesaikannya tingkat marhalah 1. Tujuan kaderisasi 2 adalah mewujudkan kader yang memiliki syakhsiyah da’iyah (kepribadian dai) dan syakhsiyah qiyadah (dasar-dasar kepemimpinan). Output kader dari KD 2 diarahkan menjadi pengurus harian (PH) di LDD atau LDF yang bersangkutan.
KurikulumMuatan KD 2 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 2 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 2 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama KD 2 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.
Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Akhlaq Fiqh ikhtilaf, tawazun Ibadah Tarbiyah
Dzatiyah
DakwahMujahadah Dalam Dakwah
Ke-LD ITS-an
Peran strategis LDJ
ManajerialLeadership,Manajemen Organisasi
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan oleh masing-masing LDD atau LDF.
PelaksanaKaderisasi 2 dilaksanakan pada tingkat LDD dan atau Institut. Pelaksanaan Kaderisasi 2 (KD 2) akan dikelola langsung oleh LDD atau gabungan LDD untuk skala departemen dan dikelola oleh JMMI bersama LDD untuk skala institut.
PesertaPeserta kaderisasi 2 (KD 2) adalah staff LDD yang telah melalui marhalah 1 ataupun yang direkomendasikan oleh LDD yang bersangkutan.
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan Kaderisasi 2 (KD 2) berupa dauroh/pelatihan metode yang digunakan berupa diskusi, ceramah, kepemanduan, dan outbond.
PSI 2 Definisi dan tujuan
Program Studi Islam 2 (PSI 2) merupakan kegiatan pelatihan manajerial dan upgrade diniyah yang lebih tinggi dari PSI 1 dan merupakan tingkat lanjut setelah terselesaikannya tingkat marhalah 1. Tujuan PSI 2 adalah pmbentukan syakhsiyah da’iyah (kepribadian dai). Output kader dari PSI 2 diarahkan untuk berkarya di ladang dakwah yang direkomendasikan.
KurikulumMuatan PSI 2 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 2 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 2 ini dikelompokkan
menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama PSI 2 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Dakwah Dakwah Fardiyah Manajerial Public
Speaking
Aqidah Al Wala’ Wal Bara’ Tsaqofah Problematika
Umat
TsaqofahAl qiyadah wal Jundiyah
Fiqih Fiqih Prioritas
Ke-JMMI-an
Peran Strategis Dakwah Kampus
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan lebih lanjut.
PelaksanaPSI 2 dilaksanakan pada tingkat Institut dan akan dikelola langsung oleh kaderisasi JMMI.
PesertaPeserta PSI 2 adalah kader dakwah ITS yang telah lulus serangkaian tes marhalah 1.
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan PSI 2 berupa dauroh/pelatihan dengan metode yang digunakan berupa diskusi, ceramah, kepemanduan, dan outbond.
PSM 2 Definisi dan tujuan
Program Studi Muslimah 2 (PSM 2) merupakan kegiatan pembinaan kemuslimahan yang lebih tinggi dari PSM 2. PSM 2 berfokus pada pembentukan peran muslimah sebagai da’iyah di kampus. Kurikulum dan bentuk kegiatan lebih lanjut dapat dilihat pada PBLD BAB kemuslimahan.
o Marhalah 3 PSI 3
Definisi dan tujuanProgram Studi Islam 3 (PSI 3) merupakan kegiatan pelatihan manajerial lanjutan dari marhalah 2 bagi kader JMMI dan kader LDJ untuk mencapai marhalah 3. Tujuan PSI 3 adalah
pmbentukan syakhsiyah qiyadah (kepribadian pemimpin). Output kader dari PSI 3 diarahkan untuk berkarya di ladang dakwah yang direkomendasikan.
KurikulumMuatan PSI 3 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 3 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 3 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama PSI 3 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.
Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Ke-JMMI-an Sejarah JMMI Ke-JMMI-an
Peran Srategis JMMI
ManajemenProblem Solving,AKO RPO
Tsaqofah Takwinul Ummah
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan lebih lanjut.
PelaksanaPSI 3 dikelola langsung oleh tim pelaksana PSI 3 JMMI ITS
PesertaPeserta PSI 3 adalah kader dakwah ITS yang telah lulus serangkaian tes marhalah 2.
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan PSI 3 berupa dauroh/pelatihan dengan metode yang digunakan berupa diskusi, ceramah, kepemanduan, dan outbond.
PSM 3 Definisi dan tujuan
Program Studi Muslimah 3 (PSM 3) merupakan kegiatan pembinaan kemuslimahan yang lebih tinggi dari PSM 2. PSM 3 berfokus pada peran muslimah pasca kampus. Kurikulum dan bentuk kegiatan lebih lanjut dapat dilihat pada PBLD BAB kemuslimahan.
MUQIM 2 Definisi dan tujuan
Merupakan komplemen (alat pelengkap jenjang kaderisasi) untuk kader JMMI dan LDD pada tingkat marhalah 3 yang bertujuan untuk pembentukan saksiyah qiyadah (kepribadian pemimpin).
Kurikulum
Muatan Muqim 2 mengacu pada kurikulum pembinaan marhalah 3 kader JMMI ITS. Kurikulum marhalah 3 ini dikelompokkan menjadi materi wajib yang harus tersampaikan selama Muqim 2 dan materi tambahan/disarankan yang bersifat opsional.
Materi Wajib Materi Disarankan/opsional
Aspek Kaderisasi Tema Aspek
Kaderisasi Tema
Fiqih
Fiqih Dakwah,Pegantar Usul Fiqih
Tsaqofah Siroh Khilafah
Tsaqofah Taqwinul Ummah Fiqih Fiqih Daulah
Baik materi wajib maupun opsional yang tertulis di atas hanya berupa tema materi, untuk judul materi dapat dikembangkan lebih lanjut.
PelaksanaPSI 3 dikelola langsung oleh Pengurus Harian (PH) JMMI ITS.
PesertaPeserta Muqim 2 adalah AHWA JMMI ITS
Bentuk KegiatanBentuk kegiatan muqim 2 berupa upgrading yang bertempat diluar kampus ITS. Kegiatan ini menggunakan metode penyampaian materi, diskusi, outbond, dan pemberian tugas.
Sarana Pembinaan Mandiri Kader Dakwah Kampus1. Marhallah 1Bacaan :
Muwashofat Bacaan Di Sarankan
Salimul ‘aqidah(aqidah yang selamat)
Aqidah Islamiyah
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar)
Sifat Shalat Nabi
Tajwid
Matinul khuluq(akhlaq yang tegar) Yaa Ayyuhal Walad – Imam Ghozali
Madarijus Shalihin – Ibnul Qoyyim
Talim Mutaalim - Burhanul
Islam Al-Zarnuji
Qadirun ‘alal kasbi(mampu bekerja)
Chairul Tanjung Si Anak Singkong
Mutsaqaful fikr(berwawasan luas) Sirah Nabawi
Sirah Sahabat
Al Islam – Said Hawwa
Api Sejarah 1 – Ahmad Mansur Suryanegara
Hadis Arbain Nawawi
Qawwiyul jism(fisik yang kuat) Hidup Sehat Ala Rosulullah
Mujahidun li nafsi(etos kerja yang tinggi)
Tidak didefinisikan
Munazhzham fi syu’unihi(tertata urusannya)
One Purpose Million Ways – Carol Addriene
Recode your change DNA – Rhenald Kasali
Haritsun ‘ala waqtihi(menjaga waktunya)
Tidak Didefiniskan
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
Super Murabbi – Solikhin Abu Izzudin
Bagaimana Menyentuh Hati – Abbas As Sisi
Akademik yang mumpuni TOEFL, IELTS
Pelatihan : - LKMM Pra TD ITS- LKMM TD ITS- Pelatihan Ruqyah Syariyah- PKTI- Pelatihan Tallent Maping- Pelatihan MHMMD- Pelatihan Fiqih Haji- Pelatihan Fiqih Zakat- Pelatihan Fiqih Shalat/Imam Masjid- Pelatihan Merawat Jenazah- Pelatihan Mentor- Pelatihan Basic Life Support
- Pelatihan Tahsin Quran
2. Marhallah 2Bacaan :
Muwashofat Bacaan Di Sarankan
Salimul ‘aqidah(aqidah yang selamat)
Petunjuk Sepanjang Jalan – Sayyid Qutub
Ensiklopedia Akhir Zaman- Dr. Muhammad Ahmad Al Mubayyadh
Al wala wal bara – Said Hawwa
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar)
37 Masalah Populer – Ustad Abdul Somad
Fiqih Sunnah – Sayyid Sabiq
Matinul khuluq(akhlaq yang tegar) Riyadhus Sholihin – Imam Nawawi
Laa Tahzan – Dr. Aidh Al Qarniy
Qadirun ‘alal kasbi(mampu bekerja)
Muhammad Is Great Entrepreneur
Mutsaqaful fikr(berwawasan luas) Tarikh Khulafa
Manhaj Haraki – Syaikh Munir Al Ghadbhan
Syarah Arbain Nawawi
Zionisme Gerakan Menakhlukan Dunia – ZA Maulani
Menuju Jamaatul Muslimin – Hussain Bin Muhammad Ali Jabir
Rekayasa LDK
RMDK
PBLD ITS
Menuju Kemenangan Dakwah Kampus – Ahmad Atian
Qawwiyul jism(fisik yang kuat) Kedokteran Ala Nabi
Mujahidun li nafsi(etos kerja yang tinggi)
Tarbiyah Dzatiyah – Abdullah bin abdul aziz aidan
Munazhzham fi syu’unihi(tertata urusannya)
Fiqih Prioritas – Syaikh Yusuf Qardhawi
8 Habbits – Stephen R Covey
Haritsun ‘ala waqtihi(menjaga waktunya)
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
Dakwah Fardhiyah – Muhammad Nuh
Perangkat perangkat tarbiyah – Ali Abdul Halim Mahmud
Akademik yang mumpuni TOEFL, IELTS
Pelatihan :- LKMM TM ITS- Pelatihan Manajemen Organisasi- Pelatihan Dai- Pelatihan Relawan Sosial- Pelatihan Thibbun Nabawi- Akademi Sirah Nabawi Ust. Budi Ashari- Pelatihan Tahfidz Quran- Pelatihan Branding Strategy- Pelatihan Public Speaking- Pelatihan Entrepreneurship
3. Marhallah 3Bacaan :
Muwashofat Bacaan Di Sarankan
Salimul ‘aqidah(aqidah yang selamat)
Tazkiyatun Nafs
Misykat – Hamid Fahmi Zarkasy
Islam Liberal – Adian Husaini
Islam Liberal 101 – Akmal Syafril
Shahihul ‘ibadah(ibadah yang benar)
Pengantar studi perbandingan mazhab – Dr Abdus Sami Ahmad Iman
Fiqih Empat Mazhab - Syaikh Al AllamahMuhammad bin Abdurahman ad Dimasyqi
Matinul khuluq(akhlaq yang tegar) Kiat Membersihkan Hati Dari Kotoran Maksiat – Ibnul Qoyyim Al Jauzi
Qadirun ‘alal kasbi(mampu bekerja)
Marketing to the middle class muslim/Gen M – yuswohadi
Mutsaqaful fikr(berwawasan luas) Mencari Pahlawan Indonesia – Anis Matta
Pilar-pilar kebangkitan Ummat – Abdul Hamid Al Ghazali
Dari Puncak Baghdad – Tamim Ansary
Ahkam Sulthaniyah – Imam Mawardi
Istiab : Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah
Robohnya dakwah di tangan dai – fathi yakan
Berguguran di jalan dakwah – fathi yakan
Qawwiyul jism(fisik yang kuat) Tidak didefiniskan
Mujahidun li nafsi(etos kerja yang tinggi)
Tidak didefiniskan
Munazhzham fi syu’unihi(tertata urusannya)
Leadership 360 – John Maxwell
Change – Rhenald Kasali
Haritsun ‘ala waqtihi(menjaga waktunya)
Tidak didefinisikan
Nafi’ul li ghairihi(bermanfaat bagi yang lainnya)
Rekayasa Sosial – Jalaludin Rahmad
Fiqih Dakwah – Syaikh Musthafa Masyur
Fiqih Ikhtilaf – Syaikh Yusuf Qardhawi
Akademik yang mumpuni TOEFL, IELTS
Pelatihan :
- LKMM TL- Latihan Mujahid Dakwah Salman ITB- Sekolah Pemikiran Islam INPAS/INSIST/ITJ- Sekolah Pra Nikah- Pelatihan Advokasi Sosial- Pelatihan Kepemimpinan Nasional - Daurah Siyasi
Wahana beramal kader dakwah kampus1. Marhallah 1
Kader-kader yang berada dalam tahap pembinaan marhallah 1 dapat diarahkan untuk beramal sesuai dengan muyul masing-masing seperti menjadi staff LDD, staff JMMI, staff Himpunan, staff UKM, staff Ormawa Kampus, dan pegiat komunitas2. Marhallah 2
Kader-kader yang berada dalam tahap pembinaan marhallah 1 dapat diarahkan untuk beramal sesuai dengan muyul masing-masing seperti menjadi BPH LDD, Mid leader JMMI, kadiv Himpunan, kadiv UKM, kadiv Ormawa Kampus, dan penggerak komunitas3. Marhallah 3
Kader-kader yang berada dalam tahap pembinaan marhallah 1 dapat diarahkan untuk beramal sesuai dengan muyul masing-masing seperti menjadi BPH JMMI, BPH Himpunan, BPH UKM, BPH Ormawa Kampus, dan pimpinan/pengurus komunitas
Mekanisme kontrol dan pemetaan kader dakwah kampus1. Pengelolaan database kader dakwah
Pengelolaan database kader dakwah diperlukan untuk memetakan potensi kader dakwah dan memonitoring perkembangan pembinaan kader dakwah, konten database kader dakwah seminimal-minimalnya mencakup Nama, Jenjang Pengaderian, Ketercapaian Kompetensi, Muyul, Wahana Beramal yang diikuti. Teknis pengelolaan database kader dakwah selanjutnya diserahkan kepada Kaderisasi JMMI bersama-sama dengan Kaderisasi LDD2. Madrasah Kader
a. Madrasah Kader 1Madrasah kader 1 adalah sarana pembinaan yang berfungsi untuk membentuk kompetensi marhallah kader (syakhsiyah islamiyah) serta sarana memonitoring perkembangan pembinaan kader dalam bentuk kegiatan mentoring.- Kualifikasi Mentor
Mentor madrasah kader 1 adalah seorang yang telah berhasil lulus tes marhallah 1 dan telah mengikuti sekolah mentor madrasah kader 1.
- Mekanisme pengelompokan
Pengelompokkan madrasah kader secara umum bebas, namun disarankan untuk mengelompokkan kader berdasarkan kesamaan muyul atau kesamaan wahana beramal.
- KurikulumKurikulum Madrasah Kader 1 mengikuti kurikulum yang telah disiapkan oleh tim BPM JMMI ITS serta kurikulum lain yang relevan sesuai kebutuhan kader.
b. Madrasah Kader 2- Kualifikasi Mentor
Mentor madrasah kader 2 adalah seorang yang telah berhasil lulus tes marhallah 2 dan dalam tahap pembinaan marhallah 3
- Mekanisme pengelompokanPengelompokkan madrasah kader secara umum bebas, namun disarankan untuk mengelompokkan kader berdasarkan kesamaan muyul atau kesamaan wahana beramal
- KurikulumKurikulum Madrasah Kader 2 mengikuti kurikulum yang telah disiapkan oleh tim BPM JMMI ITS serta kurikulum lain yang relevan sesuai kebutuhan kader.
c. Madrasah Kader 3- Kualifikasi Mentor
Mentor madrasah kader 3 adalah seseorang yang telah menyelesaikan tahap pembinaan marhallah 3
- Mekanisme pengelompokanPengelompokkan madrasah kader secara umum bebas, namun disarankan untuk mengelompokkan kader berdasarkan kesamaan muyul atau kesamaan wahana beramal
- KurikulumKurikulum Madrasah Kader 3 mengikuti kurikulum yang telah disiapkan oleh tim BPM JMMI ITS serta kurikulum lain yang relevan sesuai kebutuhan kader.
3. Forum Mentor Madrasah Kader Forum Mentor adalah pertemuan antara mentor-mentor madrasah kader dalam tiap marhallah sebagai sarana konsolidasi untuk mendukung terlaksananya madrasah kader serta pengelolaan database kader dakwah. Forum mentor dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 bulan sekali oleh BPM bersama Kaderisasi JMMI ITS
KOMISI SYIAR
SYIAR melahirkan Dakwah
Syiar menurut bahasa berasal dari kata sya’aro-yasy’uru yang berarti perasaan. Syu’urun Qolbi adalah perasaan hati yang muncul akibat respon manusia terhadap sesuatu seperti perasaan sedih yang muncul ketika mendengarkan lantunan ayat azab dalam al Quran maupun riang ketika melihat anak-anak kecil bersenda gurau. Secara istilah, syiar memiliki makna apa-apa sesuatu yang bila direspon dengan iman maka akan bertambah keimanan orang tersebut atau apa-apa yang mampu memantik sesorang untuk bertambah keimanannya. Ust. Adi Hidayat menjelaskan makna lain dari syiar yakni nilai rasa untuk menjaga dan meningkatkan nilai-nilai keislaman pada diri sesorang sebagai pertanda kekuatan iman. Hal tersebut kemudian dicontohkan dengan seorang muslimah yang memakai jilbab, maka muslimah tersebut telah bersyiar sebagai pertanda ketaatannya kepada syariat.
Syiar merupakan manifestasi dari tingkat keimanan seseorang. Adapaun bila terkait dengan ibadah, seperti halnya sesorang yang merasa terpanggil untuk datang ke masjid karena mendengar seruan adzan, maka jalannya ia dari rumahnya ke masjid adalah bentuk syiar. Adapula yang terkait dengan pembelaan agama sebagaimana hadist ke 34 dalam kitab hadist Arbain An Nawawi terkait keharusan mengubah kemungkaran.
Dari berbagai definisi di atas, kita dapat mengambil benang merah dari makna syiar secara istilah yakni
1. Nilai yang dimunculkan sebagai tanda keimanan2. Nilai yang dimunculkan sebagai sarana meningkatkan iman3. Nilai yang dimunculkan sebagai upaya menjaga keislaman
Jadi semua amalan bila diikuti dengan timbulnya kesan keimanan yang memuat ketiga poin diatas maka hal tersebut dapat disebut dengan manifestasi syiar atau biasa dikenal dengan dakwah. Mekanisme singkatnya adalah sebagai berikut
Pemantik dapat berupa sesuatu yang positif seperti seruan adzan, lantunan tilawah, atau dengan akhlaqul muslimin. Adapun pemantik negatif seperti perbuatan mungkar maupun akhlaqul kafirin. Pemantik tersebut kemudian mendapatkan respon dari jiwa. Sesorang dengan iman sehat, maka akan mampu menimbulkan kesan keimanan seperti
3 poin diatas namun seseorang dengan iman sakit maka ia tidak akan mampu menimbulkan kesan. Kesan yang muncul akibat pemantik inilah yang disebut dengan
syiar. Syiar kemudian menimbulkan ghiroh (semangat) untuk bertindak sesuatu. Semangat yang bertemu dengan kesempatan dan kemampuan akan melahirkan sebuah
tindakan yang disebut dengan dakwah.Persoalan kemudian muncul, bagaimana bisa menimbulkan kesan keimanan (syiar) pada seseorang dengan kondisi iman yang sakit?. Jawabannya adalah dengan menjadikan manifestasi syiar (dakwah) sebagai pemantik (jalan hidayah). Kecuali Allah telah mengunci mati hati seseorang, maka kita harus meyakini, bahwa iman orang tersebut (yang sakit) akan dapat disehatkan. Sementara itu, perlu diingat bahwa hanyalah Allah yang mampu memberikan Hidayah kepada sesiapa saja yang Ia kehendaki. Sehingga misi dari syiar adalah
1. Menghantarkan iman yang sehat semakin kuat2. Menghantarkan iman yang sakit agar lekas sehat
dengan demikian, akan semakin banyak orang yang bersyiar, dan manifestasi syiar (dakwah) yang tersebar itu akan menjelma sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Allah telah memberikan petunjuk kepada kita semua terkait bagaimana cara menyehatkan iman dan menguatkannya dalam surah 16 ayat 125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Ayat ini sekaligus petunjuk bagaimana pilar-pilar dakwah (manifestasi syiar) seharusnya ditegakkan. Yakni dengan (nanti akan dijabarkan):
1. Dakwah bil Hikmah
Manifestasi Syiar/
dakwah
Bertemu dengan
Kesempatan &
Kemampuan
Memuncul kan
Ghiroh
Memunculkan Kesan Keimanan
Pemantik
2. Dakwah bil Mauidhoti Hasanah3. Dakwah bil Jidal
Dari pembahasan syiar ini, kita akan memahami bahwa dakwah bukanlah tugas segolonga kaum tertentu dengan kritria tertentu, karena setiap orang yang bersyiar (memiliki kesan keimanan) akan terdorong untuk dakwah. Dari sini pula kita kan menolak dikotomi antara syiar atau dakwah simbolik dan dakwah kultural karena keduanya tidak pernah ditemukan dalam pandangan salafus shalih. Dari pengertian bahwa syiar melahirkan dakwah, kita bisa melihat bahwa ormas dakwah (Muhammadiyah, DDII, Hidayatullah, NU) atau majelis ulama di Indonesia tidak memiliki biro syiar namun yang ada adalah biro dakwah/tabligh.
Kaitannya dalam pelembagaan dakwah, paradigma kaderisasi harus didorong untuk dapat mengimplementasikan ketiga pilar dakwah tersebut. Sehingga kaderisasi dapat dimaknai dengan rangkaian proses pembelajaran untuk mencetak muslimin yang siap mengimplementasikan 3 pilar dakwah. Kader adalah sesiapa saja yang mampu mengimplementasikan 3 pilar dakwah. Kurikulum adalah silabus materi yang memperkuat tsaqofah dalam rangka implementasi 3 pilar dakwah. Yang perlu diingat adalah visi dakwah merupakan misi syiar yakni menghantarkan iman yang sehat menjadi lebih kuat dan menghantarkan iman sakit menjadi lebih sehat (ada diatas).
Ketiga pilar dakwah itu kemudian akan turut menjadi jenjang dakwah dalam proses pengkaderan. Marhalah satu adalah tempat pelaku dakwah membina diri agar mampu berdakwah dengan hikmah. Marhalah dua adalah tempat pelaku dakwah membina diri agar mampu berdakwah dengan mauidhoh hasanah. Marhalah tiga adalah tempat pelaku dakwah membina diri agar mampu berdakwah bil jidali hasanah.
Lembaga dakwah adalah lembaga yang mengoordinir segala pendakwah agar manifestasi syiar/dakwah mampu menjadi pemantik (jalan hidayah) bagi segenap orang. Lembaga dakwah menjadikan misi syiar menjadi misi lembaga, karena itu, pengorganisasian lembaga dakwah (khususnya kampus) menjadi lebih spesifik dan dalam hal yang umum tidak bisa disamakan dnegan lembaga negara islam (darul islam maupun biladul muslimin). Ingat tujuan lembaga dakwah adalah menjadi jalan hidayah baru kemudian bicara kuantitas afiliasi.
Lembaga dakwah perlu mengoordinir setiap elemen yang ada di suatu wilayah dakwah agar tercipta kesinambungan langkah gerak dakwah seperti yang ditunjukkan Allah dalam surah as Shaff ayat 4.
Kesimpulan pertama :
- Syiar merupakan kesan keimanan yang tercabang dalam 3 tanda- Syiar melahirkan ghiroh untuk dakwah- Misi syiar adalah misi keimanan- Dakwah memiliki 3 pilar (QS. 16:125)- Kaderisasi dipersiapkan untuk misi syiar dengan cara berdakwah- Kurikulum kaderisasi menyiapkan dai yang siap mengimplementasikan 3 pilar
Marhalah Dakwah Sebagai Guidance Konten Dakwah
Marhalah yang dimaksud tidak sama dengan istilah marhalah yang dipakai saat ini
Mengetahui konten dakwah yang tepat akan membantu kita menampilkan Islam sesuai dengan kebutuhan. Konten dakwah yang disampaikan secara tidak tepat / tidak sesuai dengan kebutuhan adalah hal yang sia-sia. Sejatinya, segala kondisi yang dihadapi umat islam memiliki konten dakwah yang berbeda-beda dan tidak ada lagi kondisi baru sehingga bisa dikatakan bahwa konten dakwah hari ini dan masa depan, silabusnya telah dipaparkan sejak zaman dahulu. Pemahaman maksud yang seperti ini akan mengahntarkan kita pada sebuah cara berpikir mencari hikmah dari kejadian yang telah lalu sebagai konten dakwah.
Secara umum, syaikh musthofa masyhur pernah mengatakan bahwa marhalah atau jenjang dakwah yang dihadapi oleh umat islam saat ini adalah sebagaimana marhal pertama umat Islam pada fase mekkah. Dimana fase ini ditandai dengan era pengenalan makna hakikat islam di tengah-tengah kejahiliahan dan sistem liberal yang menjangkiti masyarakat. Orang-orang yang berdakwah pada fase ini dididik secara intensif oleh Rasulullah, untuk kuat dan kokoh keimanananya, sehingga syiar yang muncul bisa tersampaikan dari hati muslimin ke hati musyrikin.
Dalam kesempatan yang lain, Dr. Majid al Kilani seakan memberikan gambaran yang hampir persis mengenai marhalah dakwah yang dihadapi muslimin saat ini. Gambaran ini lebih spesifik dijabarkan dalam sebuah catatan sejarah masa kelam umat islam dan kemenangan perang salin. Marhalah ini ditandai dengan masyarakat muslim yang begitu fanatik terhadap madzab-madzab yang bermula dari kegagalan para pelajar muslim untuk mengetahui hakikat ilmu dan thalabul ilmi. Tak mengherankan, bila kemudian perselisihan madzab kala itu justru dipelopori oleh kaum pelajar di madrasah Nidzhamiyyah serta merebak ke madrasah-madrasah lain. Secara lengkap kondisi muslimin pada fase ini bisa dibaca dalam kitab Hakadza Jil Shalahuddin wa Hakdza ‘Adat al Quds.
Dua pandangan di atas terlihat berbeda terkait di marhalah mana muslimin saat ini berada, namun sejatinya apa yang dipaparkan kedua ulama diatas cukup dapat dipahami oleh mereka yang memang sudah terjun di dalam dakwah. Pandangan terakhir yang tidak boleh dilupakan tentang marhalah dakwah umat sekarang adalah pesan-pesan nubuwah akhir zaman yang lebih tegas menerangkan karakteristik muslimin dan umat manuasia (pada umumnya) di akhir zaman. Karakteristik itu diantaranya, banyaknya kuantitas tapi low kualitas, Hubbud Dunya wa Karahiyatul Maut, dsb.
Semua wawasan marhalah dakwah ini akan membantu kita untuk menentukan konten dakwah yang tepat. Kita bisa menarik kesimpulan, bahwa ketiga pandangan di atas kesemuanya merujuk pada permasalahan hati yang manifestasinya adalah adab dan akhlak. Marhalah mekkah memiliki indikasi yang kuat tentang masalah jiwa yakni kesombongan dan memperturutkan nafsu sehingga menolak islam. Marhalah Shalahuddin memiliki indikasi yang kuat tentang masalah adab dan akhlak dalam mencari ilmu sehingga melahirkan orientasi yang salah terhadap pencarian ilmu itu sendiri seperti pengkultusan madzab dan ilmu hanya sebatas tulisan dan bacaan. Sementara itu, nubuwat akhir zaman lebih kompleks lagi menerangkan beberapa penyakit jiwa yang itu semua melatarbelakangi kemunduran dan kekalahan dakwah.
Melihat realita yang ada saat ini maka pembagian konten dakwah antara lembaga dakwah pusat dengan jajaran dibawahnya, adalah sebagai berikut… dijabarkan menusul
Subjek Dakwah dan Dakwah sesuai Kemampuan
Di bab awal telah dijelaskan bahwa dakwah hanya bisa dilahirkan apabila ghirah bertemu dengan kemampuan dan kesempatan. Besar syiar akan melahirkan Ghiroh yang besar pula, Ghiroh yang besar menuntut kemampuan yang besar dan kesempatan yang luas. Memahami alur seperti ini menjelaskan kepada kita bahwa dakwah setiap orang memiliki porsi yang berbeda.
Klasifikasi pendakwah berdasarkan kesanggupannya terbagi menjadi tiga kelompok, yakni pelaku dakwah, pendukung dakwah dan simpatisan dakwah.
Pendakwah Kemampuan Kesempatan Ghiroh Bentuk
Pelaku high high highSemua
dukungan sesuai bidang
Pendukung High pada salah satu Medium-High Berperan Sebagian
Simpatisan Low-Medium Low-Medium Medium Berperan tidak langsung
Penjelasan menyusul. Pendakwah adalah objek dakwah sesuai dengan pengertian misi syiar.
Para pelaku dakwah adalah kader inti dalam misi syiar. Kehidupan mereka akan selalu dilandasi dengan misi syiar. Mereka akan sangat loyal kepada islam dengan tanda memberikan dukungan penuh agar dakwah dapat terlaksana. Mereka akan terbagi dalam beberapa peran sebagai berikut.
Pelaku LepasPelaku Dakwah yang berdakwah di luar lembaga dakwah
Pelaku TerikatPelaku Dakwah yang bersedia bergabung dalam
lembaga dakwah
Pelaku TunggalPelaku dakwah terikat yang beroperasi sendirian sebagai misi tunggal
Pembinaan para pendakwah
(ingat pendakwah itu dibagi 3, pelaku (kader inti), pendukung & simpatisan)
Lembaga dakwah menjadi sebuah organisasi yang meng-organize dakwah dari hulu hingga hilir. Mulai dari pelaksanaan rekrutmen, pembinaan hingga melaksanakan evaluasi-evaluasi. Yang ingin kembali kami ingatkan adalah, dakwah berasal dari syiar yang menjelma sebagai ghiroh yang bertemu dengan kemampuan dan kesempatan. Hal ini mengharuskan bahwa lembaga dakwah harus senantiasa menjaga ghiroh itu untuk selalu ada (otomatis insan dakwah harus terus bersyiar). Tidak ada dakwah bila tidak didahului syiar,
Terkait dengan siapa itu pendakwah, kita telah melihat jawabannya pada pembahasan di atas. Dimana setiap muslim adalah pendakwah. Itu berarti, rekrutmen yang dilakukan untuk menyaring pendakwah haruslah dengan terus terang dan tanpa mekanisme seleksi eliminasi, melainkan hanya uji potensi dan penempatan.
Uji potensi dan penempatan pendakwah disesuaikan dengan struktur organisasi yang sebelumnya dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Sebelum lebih jau, kami ingin mengajak berpikir bagaimana strata lembaga dakwah yang harusnya berada di kampus.
Dinamika kehidupan kampus dengan hampir 80% terdiri dari elemen mahasiswa mengisyaratkan kebutuhan struktur kampus yang cepat merespon keadaaan (tapi tidak sensitive responsif), kebutuhan struktur yang terus menyemai budaya keilmuan (atau biasa disebut intelektual aktivisme), serta kebutuhan struktur yang akan membantu mahasiswa untuk bersiap hidup pasca kampus.
Isyarat pertama. Respon cepat menggambarkan alur kesatuan lembaga dakwah yang ada di suatu kampus. Hal ini tidak menghendaki adanya dualisme atau banyak bentuk lembaga kampus atau bisa disebut dengan monostruktur. Sehingga bila dikenal istilah lembaga dakwah pusat, lembaga dakwah fakultas atau lembaga dakwah jurusan, pemisahan itu hanya pada ranah target dan orientasi dakwah saja tapi tetap berdiri dibawah satu nama lembaga yang sama. Keuntungan dari monostruktur ini adalah kestabilan jalan dakwah yang lebih
terjamin, sarana prasarana yang memadai (karena bisa silang pakai,dsb), serta utamanya adalah alur pergerakan yang semakin cepat karena mekanisme intruktif dan koordinatif dapat sangat fleksibel. Berbeda dengan sistem multistruktur, dia hanya akan menyisakan kesenjangan kemajuan dakwah antarlembaga pada satu tingkat atau bahkan kesenjangan antara dakwah jurusan yang lebih maju dibanding dakwah pusat/skala kampus.
Isyarat kedua. Intelektual aktivisme menuntut bahwa konten-konten dakwah harus senantiasa bernuansa ilmiah dan menambah wawasan. Meneguhkan budaya baca tulis dan diskusi serta banyak berhubungan dengan para pakar keilmuan berbagai bidang. Isyarat ini akan membawa lembaga dakwah kepada pintu gerbang ilmu seperti tatkala islam berada di Andalusia. Sementara kata aktivisme dibelakang intelektualisme menjadikan para pendakwah dan objek dakwah akan senantiasa dipandu aktivitasnye berdasarkan ilmu sekaligus menjadi insan yang intelektual. Hal ini akan melanggenggkan ilmu amaliyah dan amal ilmiyah.
Isyarat ketiga. Menjadi lembaga yang mampu menjadi milestone untuk kesuksesan para pendakwah atau objek dakwah pada saat pasca kampus. Pasca kampus yang dimaksud antara lain karir, kepemimpinan masyarakat maupun dalam membangun rumah tangga. Struktur lembaga dakwah yang mampu menjawab isyarat ketiga ini misalnya memiliki sebuah badan khusus yang melaksanakan program pembinan pasca kampus dengan terukur dsb.
Ketiga isyarat tersebut akan kita breakdown menjadi sebuah departemen yang disebut dengan Badan koordinasi dalam kampus, Badan studi keilmuan dan Badan pembinaan.
Adapun kurikulum pembinaan pendakwah realitanya hari ini disesuaikan dengan marhalahnya. Marhalah dalam pembinaan tidak lebih dari ijtihad untuk menstrukturkan marhalah dakwah yang telah kami singgung di awal. Sehingga marhalah dalam pembinaan hendaknya lebih disikapi sebagai standarisasi pendakwah dengan klasifikasi bukan berdasarkan usia namun sesuai dengan potensi yang ada. Cara semacam ini menimbulkan pertanyaan, apakah nantinya pengurus inti lembaga dakwah bisa lintas tahun? Jawabannya adalah tidak! Karena standarisasi yang dilakukan akan memuat parameter akademik, kepemimpinan dan pengalaman yang itu akan memperkecil kemungkinan pengurus inti lintas angkatan.
Kelas Standar
Keilmuan Islam
Pengalaman Praktik
Amaliyah
Sosial Masyarakat
Akademik Prestasi
Kepemimpinan
Ekstrakulikuler
Standar 1
Sejarah & Aqidah
Staff / staff ahli
Ibadah Wajib + Akhlak dhahiriyah
Sesuai minat dan bakat pendakwah
Kelulusan SKS , Syarat IPK, Standar Toefl, Standar Kesehatan
Dalam misi sederhana
Sesuai minat dan bakat pendakwah
Standar 2
Fiqih & Aqidah
Pengurus lembaga strata 1
+Ibadah Nawafil
Dalam misi kepanitiaan
Standar 3
Ghazwul Fikr
Pengurus lembaga strata 2
Dalam misi keorganisasian
Ujian standarisasi dilakukan 3 kali setiap kepengurusan untuk semua standar dengan penilai standar adalah tim khusus yang dibentuk oleh ketua lembaga dakwah. Standarisasi ini memiliki tujuan untuk menyeleksi siapa saja yang layak menjadi pengurus inti sekaligus mengukur tingkat syiar yang ada pada masing-masing pendakwah. Khusus muslimah akan ditambahkan parameter kemuslimahan.
Sarana untuk membantu peningkatan standar (wajib diikuti bagi yang ingin naik ke standar 2 dan 3) akan diberikan dalam bentuk program studi – program studi, mentoring terintegrasi, sertifikasi dan penugasan lembaga (untuk melengkapi parameter kepemimpinan, pengalaman, sosmas dan ekskul).
Bentuk Kegiatan Dakwah
Ingat, dakwah adalah manifestasi syiar yang membawa misi syiar untuk meningkatkan iman
Penjelasan menyusul
Setiap hari adalah kondisi-kondisi luar biasa yang bisa menjadi momentum terbaik bagi dakwah. Oleh karenanya, pendakwah harus pandai memanfaatkan momentum di setiap waktunya. Momentum tersebut ada yang bersifat publik sehingga menyita perhatian segenap kelompok orang (positif maupun negatif)ada pula momentum yang bersifat privat seperti kondisi yang dialami oleh orang per orang setiap harinya. Berdakwah dengan sudut pandang momentum publik memiliki strategi yang berbeda dibandingkan dengan sudut pandang momentum privat, karena privat lebih tepat dengan dakwah fardhiyah (privat to privat).
Contoh – contoh momentum publik
Isu palestina Isu pemilu Isu hari nasional Isu hari akademik
Fardhiyah / Personal/bil hikmah
Sarana Peningkat Standar
Dakwah Intensif Daring
(online)
Bil Jidal (Adu Argumentasi)
Kajian Umum
Dakwah Inklusif (Merasuk)
Isu hari raya islam
Contoh momentum privat
Seseorang yang baru menerima hadiah lomba Seseorang yang kehilangan dompet Seseorang yang tertimpa musibah
Dalam hal momentum privat akan dijelaskan starteginya dalam pembahasan bab dakwah fardhiyah.
Lembaga dakwah dalam merespon momentum publik harus mengetahui penanggalan agenda yang berisi momentum – momentum tersebut. Sebagai contoh, akan kami berikan list momentum untuk peringatahan hari-hari besar publik berikut.
Tanggal Momentum Konten Dakwah5 januari Hari korps wanita Profil Shahabiyah10 januari Hari Lingkungan Hidup Islam & Lingkungan15 Januari Hari Dharma Samudera Kejayaan Maritim Islam25 Januari Hari Gizi dan Makanan Islam & Perhatian Gizi9 Februari Hari Pers Nasional Adil memberitakan14 Februari Hari PETA & Valentine Tentara Islam
Ada pula penanggalan hari kampus yang biasanya berasal dari agenda akademik ataupun agenda lembaga dakwah
Tanggal Momentum Respon Pendakwah- Peresmian Mahasiswa Sebar undangan wp LDJ- Training Spiritual Sebar kuisioner kemusliman- SONITS Pengenalan LDJ- Penyambutan Maba Jurusan Sebar Undangan GOM Jurusan- OKKBK Sebar Undangan agenda umum LDJ- GOM Temu Kenal Mentor Jurusan
Pembuatan penanggalan seperti diatas akan membantu pendakwah untuk bisa meraih keberhasilan dakwah. Semakin jeli pendakwah melihat momentum, maka ia akan mendapati penanggalannya akan penuh dalam setahun. Penanggalan ini belum termasuk isu luar biasa yang mendadak muncul dan tidak terencanakan.
Respon pendakwah dapat dikategorikan dalam beberapa kegiatan ataupun gerakan semisal berikut
Nama Kegiatan Bentuk Kegiatan
Branding LembagaMemastikan semua orang dapat dengan mudah mengetahui identitas
lembaga dakwah dengan mencantumkannya di mushola jurusan, kartu nama, dsb
Kajian/Seminar Pengajian 1-2 jam dengan tema tertentu yang dilaksanakan rutin
Workshop/Dauroh Pengajian bersertifikat insidental dengan tema tertentu sebagai pembinan keahlian
Dakwah Media Online Berbagi artikel, meme, video dakwah melalui media online ataupun
sms reminder
Dakwah Media Offline Berbagi tulisan melalui mading, spanduk, bendera maupun selebaran termasuk dengan sticky note
Gerakan Sosial Aktivitas sosial masyarakat maupun makmur musholaGerakan Ibadah Gerakan Subuh Berjamaah, Gerakan Puasa atau Gerakan al QuranGerakan Berseragam Jumat berkorsa/berjaket LD, Jumat berbusana muslim, dsb
Menentukan Sasaran Dakwah
Pada umumnya, sasaran dakwah terklasifikasi menjadi beberapa hal berikut :
Tingkat akademik (tahun pertama, kedua, terakhir, dsb) Tingkat antusias keislaman (afiliatif, simpatik, tak sadar, antipati) Tingkat elemen kampus (mahasiswa, dosen, karyawan kampus, karyawan masjid,
masyarakat sekitar) Tingkat pergerakan (ormawa intra kampus, ekstra kampus, fsldk)
Kesemua itu punya metode pendekatan tersendiri pada setiap momentum yang ada. Pendakwah dan lembaga dakwah harus benar-benar fleksibel dan cerdas ketika menghadapi suatu kelompok atau sesorang dengan kombinasi klasifikasi tersebut. Sementara langkah yang terpenting ketika berbicara sasaran ini adalah memastikan setiap pendakwah mengerti latar belakang objek dakwah itu sendiri. Disinilah pada akhirnya kita akan berbicara tentang data base mahasiswa muslim atau lebih luasnya data base objek dakwah.
Sumber data didapat dengan cara berikut
Kuisioner kemusliman saat training spiritual mahasiswa baru Lembar registrasi kegiatan dakwah Data mentee mentoring Join data hunian pembinaan Join data ormawa (ARM dll) Registrasi pendaftaran anggota lembaga dakwah
Kesemua data tersebut haruslah disimpan dalam satu rumah file yang dapat diakses oleh semua pendakwah baik secara soft file maupun hard file dengan data yang harus tersedia minimal antara lain
1. Nama lengkap2. Nomor registrasi pokok (NRP)3. Nomor handphone atau identitas media sosial4. Alamat email5. Alamat tinggal asli maupun saat berkuliah
Data penunjang lain bila dimungkinkan untuk dapat dilengkapi antara lain data-data terkait keluarga, riwayat pendidikan, riwayat kesehatan, riwayat aktivitas keislaman (hafalan dll) dan informasi lain yang biasanya tertera dalam lembar biodata pendaftaran beasiswa maupun lembar curriculum vitae.
Pengemasan Kegiatan Dakwah
Perumusan kegiatan dakwah sudah kita susun sedari awal mulai dari pemahaman tentang makna dakwah hingga siapa sasarannya. Sekarang kita akan membahas bagaimana dakwah bisa sukses dalam pelaksanaannya.
Pertama kali adalah memastikan siapakah penyelenggara kegiatan dakwah ini. Dalam posisi lembaga dakwah ada beberapa variabel penyelenggara yakni
o Lembaga Dakwah – Pihak Kampuso Antar Lembaga Dakwah Strata 2 (satu wilayah maupun in pair)o Lembaga Dakwah – Pihak Luar Kampuso Lembaga Dakwah – Organisasi Non Dakwaho Lembaga Dakwah secara mandiri
Khusus kegiatan dakwah yang diselenggarakan secara kolaborasi, ianya akan lebih hemat tenaga, dana dan waktu dikarenakan adanya penggabungan potensi. Selain itu, kolaborasi akan mampu memboomingkan kegiatan tersebut karena masa kolaboratornya yang disatukan sehingga dalam dakwah dengan cara seperti ini akan lebih sangkil atau efisien.
Secara teknis, kegiatan dakwah yang ideal (diluar aksi luar biasa) memenuhi elemen – elemen sebagai berikut
Aspek Pra Kegiatan Saat Kegiatan Pasca KegiatanDokumentasi Reportase antusiasme
pendaftarDokumentasi
kegiatan (foto dan video)
Pengunggahan ke database dokumentasi /
dicetak untuk albumAdministrasi Proposal acara, surat-
menyurat & sponsorship (file resmi diunggah ke
database)
Lembar registrasi yang akan direkap
ke database
Lembar Pertanggungjawaban
dan perekapan
Publikasi Publikasi secara Offline dan Online min. H-30 Acara (sistem coming
soon) memuat info 5W + 1H
Liputan langsung dan pengabaran
kepada para donatur kegiatan
Pengumpulan atau pencopotan media
publikasi dan disimpan secara rapi
Narasumber (bila ada)
SOP narahubung, pemastian narasumber
telah disetujui para Pembina
Pelayanan narasumber
(penjemputan, konsumsi &
souvenir)
Penyimpanan nomor kontak narasumber dan pengabaran testimony
kepada narasumber
Panitia Dibentuk selambatnya H-40 Acara, memiliki notulensi syuro dan
dibukukan
Berkoordinasi sesuai juklak-juknis
dan berseragam
Mengadakan syuro evaluasi dan
rekomendasi yang notulanya dibukukan
Konsep Acara Sesuai dengan konten dan sasaran dakwah
KOMISI KEMUSLIMAHAN
KEMUSLIMAHAN
(ada saran latar belakang tambahan dari akh Reza) Islam datang untuk mengubah
berbagai persepsi dan perlakuan yang tidak adil terhadap kaum perempuan. Islam juga datang
untuk melakukan permberdayaan terhadap potensi kebaikan bagi diri perempuan agar mereka
manjadi kaum yang mulia dan terhomat.
Wanita adalah tiangnya Negara. Apabila wanitanya baik, maka baik pulalah Negara
itu; dan sebaliknya, bila wanitanya buruk, maka buruklah Negara itu. Suatu slogan yang
selayaknya menjadi motivasi bersama bagi setiap muslimah. Karena ibu (wanita), dari
rahimnyalah kelak lahir generasi-generasi pelanjut sekaligus pelaku peradaban yang akan
mengukir sejarah. Dakwah muslimah di kampus turut memegang peranan dalam membentuk
muslimah-muslimah yang tidak hanya unggul dalam ilmu eksakta/keduniawian saja, namun
juga memiliki akhlaq dan pengetahuan yang baik dalam bidang kemuslimahan. Dakwah
muslimah tidak bisa dipisahkan dari dakwah secara umum, karena keduanya harus saling
melengkapi dan berjalan beriringan. Dakwah muslimah saat ini memiliki arti penting untuk
mengembalikan pemahaman yang benar tentang peran perempuan yang sesuai fitrah dan
posisinya dalam Islam. Sehingga, pendidikan bagi muslimah amat penting.
Urgensi pendidikan muslimah yang dilakukan pada era ini adalah pertama,
penanaman dan penjagaan iman menghajatkan kerja yang serius. Pendidikan membawa
muslimah berada dalam suasana kedisiplinan dalam melakukan penjagaan diri, bukan
semata-mata sebuah bentuk “mengisi waktu luang”. Dengan proses pendidikan itulah,
sentuhan pembinaan keislaman akan bersifat sangat personal, ada perhatian, ada pengarahan,
ada optimalisasi potensi diri, ada evaluasi atas proses dan hasil. Keseluruhan hal tersebut
akan mengantarkan muslimah dalam suasana keterjagaan, saling memberikan pengaruh
positif, dan menguatkan dalam berbagai potensi kebaikan.
Kedua, penyiapan muslimah adalah darurat dan bagian tuntutan zaman. Muslimah
harus disiapkan dengan pendidikan yang terpogram, untuk menjadikan mereka pelaku
dakwah, pelaku pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Muslimah
dicetak menjadi anasir gerakan pembaruan moralitas bangsa, yang dengan kesadaran aktif
melakukan tindakan perbaikan di tengah masyarakat. Disinilah pentingnya pendidikan bagi
upaya penyiapan muslimah sebagai pelaku ishlah (reformasi).
Ketiga, fitrah perempuan harus diberdayakan untuk menjadi salah satu fondasi
kehidupan. Pendidikan Islam akan mengangkat derajat peranan muslimah dalam kapasitas
sebagai objek yang mandiri, memiliki kesadaran aktif, dan potensi yang penuh untuk
melakukan perbaikan diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Demikianlah beberapa urgensi
pendidikan bagi muslimah.
Kemuslimahan hadir untuk mewarnai dinamika dakwah ini, yang tentu saja
berorientasi pada dakwah muslimah di ITS. Merupakan suatu peluang yang baik dengan
adanya sinergisitas, karena pada dasarnya merapatkan barisan dan melangkah bersama akan
membuat kerja dakwah ini lebih terarah dan masif. Melihat urgensinya, kami merumuskan
ada tiga hal penting yang menjadi fokusan gerak Kemuslimahan JMMI maupun LDD ke
depan, yaitu pembinaan, syiar, forum kemuslimahan.
1. Pembinaan
Muslimah bukanlah suplemen atau pelengkap dalam perbaikan masyarakat. Muslimah
adalah pelaku aktif sebagaimana kaum laki-laki bertindak sebagai subjek. Karena keduanya
merupakan unsur asasi dalam perbaikan, maka pembinaan yang menghantarkan pada
kebaikan kepribadian juga harus dilakukan pada keduanya. Jika kaum laki-laki disiapkan
menjadi muslim yang saleh, tetapi muslimahnya tidak dididik sederajat, maka
ketimpanganlah yang akan muncul.
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Taubah : 71).
a. Alur pembinaan Kemuslimahan
Selain mengikuti alur kaderisasi ikhwan akhwat, muslimah diharapkan untuk
mengikuti kaderisasi dari Kemuslimahan JMMI juga. Melalui kaderisasi Kemuslimahan ini
diharapkan nantinya akan dapat menambah pengetahuan muslimah tentang materi-materi
kemuslimahan. Pembekalan tentang kemuslimahan memang kompleks dan tidak bisa jika
dilakukan melalui kajian bersama ikhwan akhwat agar muslimah lebih lelusasa untuk
bertanya dan mengeluarkan pendapatnya. Pembekalan pembinaan kemuslimahan dilakukan
melalui program studi muslimah 1, 2, dan 3 serta pelengkap pembinaan melalui kajian
kemuslimahan dan pembinaan secara mandiri dengan buku bacaan. (deskriptifnya)
PSM 1
b. Bentuk pembinaan kemuslimahan melalui kegiatan bersama dengan 3 (tiga) capaian
utama.
1. Konsep diri muslimah. (PSM 1)
CapaianMemahami konsep diri muslimahMemahami dasar-dasar ilmu fikih wanita dan kemuslimahanMemahami peran dan tanggung jawab muslimahMempunyai etika dan akhlaq yang baik sesuai Al Qur'an dan As SunnahMenguasai teknik mengolah media dan public relation muslimah
Tema Materi
Fiqh muslimahFiqh thaharahFiqh sholatFiqh darah perempuan
Peran dan tanggung jawab muslimah Birul walidain
Akhlaq muslimah Tabaruj dan ikhtilathEtika interaksi laki-laki dan perempuan
Konsep diri muslimahMengenal shohabiyah yang dijamin masuk surgaWanita-wanita pengukir sejarahPandangan islam tentang wanita
Dakwah Public relation dan media
2. Peran muslimah sebagai da’iyah di kampus. (PSM 2)CapaianMemahami konsep diri muslimahMemahami urgensi pembinaan dan perbaikan diri wanita muslimahMemahami urgensi wanita dalam dakwah dan peran muslimah sebagai da'iyah di kampusMemahami Akhlak Muslimah Aktifis (Karakter dan Kepribadian da'iyah)Mengetahui seni berbicara yang menarik perhatian objek dakwahMenguasi teknik Leadership
Tema Materi
Konsep diri muslimah
Amal jamaa'iBahaya lidahFiqh wanita(pilih salah satu bab didalam buku fiqh wanita)/menyesuaikan tema yang dipilih
Urgensi pembinaan &perbaikan diri
Pentingnya lifeskill basic muslimah, dan penjelasan lifeskill basicArti penting pengembangan potensi muslimah bagi kepentingan islam
Dakwah Kewajiban dan peran muslimah berdakwahWilayah amal dakwah muslimah
Leadership Teknik retorika dan public speaking
Akhlaq muslimahAkhlaq dan karakter muslimah daiyahAkhlaq muslimah dalam lingkungan sekitarnya (keluarga, tetangga, dan masyarakat)
3. Peran muslimah pasca kampus. (PSM 3)CapaianMemahami tarbiyah ruhiyahMemahami problematika umatMemahami peran muslimah di masyarakatMemahami karakter rumah tangga islamiMemahami Fiqh MunahakatMemahami peran muslimah di dunia kerja Tema Materi
Tarbiyah ruhiyah
Urgensi tarbiyah ruhiyahZikrullahMakna salat/zakat/puasa/ haji dalam tarbiyah ruhiyahRacun-racun hati
Pengetahuan umum Problematika umat
DakwahPeran muslimah di masyarakatPeran muslimah di dunia kerjaPeran muslimah dalam rumah tangga
Fiqh munahakat
Makna nikahPosisi pernikahan dalam islamHukum menikahProses pernikahan
Rumah tangga islami Karakter rumah tangga islami
c. Rekomendasi buku bacaan sebagai pembinaan mandiri sebagai berikut tidak perlu dibuat referensi buku sebanyak ini.Marhalah 1 (buku penunjangnya apa)Marhalah 2 Dst…
No Buku Bacaan1 Keakhwatan jilid 1-4 ( Cahyadi Takariawan, dkk)2 Shirah Shahabiyah (All pengarang)3 Fiqh Wanita4 Kontribusi Muslimah Dalam Mihwar Daulah (Sumaryatin Zakarsyil)5 Psikologi Wanita6 Konsep Diri Manusia Muslim (Anis Matta)7 Tradisi Ibadah membentuk Konsep Diri (Anis Matta)8 Bagaimana Menyentuh Hati (Abbas Assisyil)9 Bekal Dakwah Muslimah (Haidar Quffah )
10 Membangun Gerakan Pembebasan Perempuan (Shalah Qazan)11 Hak – hak Politik Wanita Dalam Islam (Abdul Majid Az-Zindani)12 Jangan jadi Muslimah Nyebelin (Asma Nadia )13 Wanita Yang Dirindukan Surga ( M. Fauzi Rachman )14 Diary Shohabiyah15 Rahasia Muslimah Cantik
16 Great Power Mother17 Cimat- Cimut ( Catatan Muslimah Cantik dan Imut)18 Muslimah Cantik Cerdas di Dapur19 Cerdas mengelola Keuangan20 Women Of Heaven21 Jendela Keluarga Wanita Pendamba Cinta22 Karena Engkau Lebih Jelita Dari Bidadari Surga23 Rumah Surga Yang Dirindu Wanita24 Betapa Allah Menyayangimu Saudariku25 From jilbab to Akherat26 Wanita-wanita di Zaman Rasululloh
2. Syiar
Syi’ar kemuslimahan merupakan kewajiban JMMI untuk senantiasa dekat kepada
ummat sebagai obyek dakwahnya untk menyebarkan pemikiran dan prinsip-prinsip Islam.
Fungsi syi’ar juga untuk membantu peran pembinaan yaitu pengenalan dan pembentukan
kader dimana syiar memiliki fungsi sebagai pintu gerbang dakwah.
a. Kajian Kemuslimahan, dengan pelaksanaan minimal 2 kali tiap bulannya.
1. Kajian di tiap departemen/kolaboratif antar LDD.
2. Kajian terpusat di JMMI.
3. Alernatif tema kajian sebagai berikut
No Tema1 Muslimah dalam Hablumminalloh2 Motivasi Muslimah Sholehah3 Urgensi Pendidikan Bagi Muslimah4 Kelas Kepenulisan 5 Kewajiban Muslimah Terhadap Dirinya6 Fiqh Thaharah7 Makna Pengorbanan dan Ketaatan8 Muslimah Qur’ani9 Fiqh Shalat
10 Muslimah Preneur11 Manajemen Prioritas12 Kewajiban Muslimah Terhadap Orang Tua13 Peran Wanita dalam Membangun Negara14 Mom’s Love15 Be a Visionary Muslimah16 Doa dan Dzikrullah17 Etika Interaksi Laki-laki dan Perempuan18 Meneladani Shahabiyat di Masa Kini19 Antara Ukhuwah dan Pacaran20 Peran Muslimah dalam Masyarakat21 Fiqh Darah Perempuan
22 Menjadi Pendidik Bagi Generasi Rabbani23 Mempersiapkan Akhwat Sebagai Da’iyah24 Pakaian Bagi Perempuan Muslimah25 Aneka Ragam Perhiasan Akhwat26 Kenikmatan Surga Bagi Wanita Pengerjar Kebaikan27 Mengetuk Pintu-Pintu Surga dengan Ibadah Utama28 Pandangan Islam Tentang Wanita
b. Penyikapan isu bersama kemuslimahan melalui FSKLDJ
c. Mengadakan kegiatan syi’ar kemuslimahan bersama yang bernama MFD (Muslimmah Fun
Day).
3. Forum Kemuslimahan (diksi perbaiki)
Dalam berdakwah kita perlu membangun jaringan agar dakwah yang dilakukan lebih
kuat dan bermanfaat. Forum Silaturrahim Kemuslimahan Lembaga Dakwah Departemen
(FSKLDD) merupakan forum bersama antara kemuslimahan JMMI, koordinator
Kemuslimahan wilayah dan koordinator Kemuslimahan LDD untuk mencapai sinergisitas,
melalui :
a. Kemuslimahan JMMI wajib melaksanakan jaulah ke LDD di ITS minimal 2 kali dalam 1
kepengurusan.
b. Kemuslimahan LDD wajib melaksanakan jaulah ke kemuslimahan LDD lain minimal ke
2 LDD dalam 1 kepengurusan.
c. Dalam FSKLDD akan dibahas hal-hal sebagai berikut.
- Menyampaikan kembali tema kajian baik yang dari PBLD maupun tema lain yang
diusulkan.
- Membahas terkait teknis kegiatan kajian kemuslimahan.
- Penyikapan isu bersama.
- Kontrolling kinerja Kemuslimahan LDD oleh Kemuslimahan JMMI.