strategi belajar bahasa jawa ragam krama...

Download STRATEGI BELAJAR BAHASA JAWA RAGAM KRAMA …skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/STRATEGIBELAJARBAH... · kiranya solusi yang terbaik menurut penulis adalah belajar dengan menggunakan

If you can't read please download the document

Upload: vuxuyen

Post on 06-Feb-2018

310 views

Category:

Documents


63 download

TRANSCRIPT

  • STRATEGI BELAJAR BAHASA JAWA RAGAM KRAMA INGGIL

    Author : siswono

    Publish : 21-09-2011 11:39:44

    Strategi Belajar Berbahasa Jawa Ragam Krama Inggil Melalui Penggunaan Sumber Belajar Bausastra Jawa(Sebuah Wacana Metode Belajar)Oleh: Siswono, S.S.* Para pendahulu masyarakat etnis jawa telah banyak mewariskan hasil kebudayaan yang bernilai adi luhungyang memiliki keluhuran dan keindahan (utamnya dalam perspektif moralitas) sebagai hasil budaya, perludipahami bahwa dalam proses penciptaan karya budaya tersebut, para pendahulu melakukan perenungan yangpanjang melibatkan alam kosmos dan alam mikro kosmos. Selain tembang jawa yang sarat dengan ajaranmoral didalamya, terdapat pula wujud hasil kebudayaan lain yang juga tak kalah pentingnya (terkait upayapenanaman moralitas yang luhur) berupa media komunikasi yaitu bahasa Jawa. Bahasa Jawa merupakanbahasa ibu masyarakat etnis jawa dan sebagai salah satu media komunikasi yang dominan digunakan olehmasyarakat tutur jawa (regional language). Seperti kita ketahui bersama bahwa Bahasa jawa tidak hanyasebagai bentuk media komunikasi seperti bahasa-bahasa lain yang ada di sekitar kita tetapi didalmnyamemiliki kandungan nilai-nilai filosofis yang luhur. Oleh karena itu, menurut UNESCO bahasa Jawa termasuksalah satu dari bahasa-bahasa daerah di dunia yang harus dan patut dilestarikan.Maksud nilai-nilai filosofis yang terkandung didalam bahasa Jawa adalah adanya bentuk-bentuk nilaikesopansantunan yang ditunjukan melaui pemakaian bahasa Jawa kepada orang lain (baik orang yang diajakbicara ataupun orang yang dibicarakan). Pemakaian bahasa Jawa harus mengikuti unggah-ungguh untuk dapatsecara efektif menyampaikan sikap penghormatan, bahasa Jawa memiliki variasi (ragam) bahasa yang disebutdengan tingkat tutur (speech level), yang mana ragam-ragam bahasa tersebut mencerminkan tingkatan sikapkesopansantunan kepada orang lain yang patut di hormati dan dihargai. Ragam bahasa Jawa secara faktualmemiliki dua tingkat tutur yaitu: ragam ngoko (Ng) dan ragam krama (Kr), masing-masing ragam tersebutdibagi lagi menjadi ragam ngoko lugu (Ng lugu), ngoko alus (ng alus) dan ragam krama lugu (kr lugu), kramainggil (kr inggil).Seorang anak yang sedang berbicara kepada orang tuanya wajib memakai bahasa Jawa ragam krama inggilsebagai media komunikasinya, hal tersebut dimaksudkan menunjukan rasa kesopansantunan, rasa hormat dansikap berbaktinya kepada mereka. Ternyata bahasa Jawa tidak hanya sekedar sebuah bentuk bahasa sepertihalnya bahasa-bahasa yang ada, para pendahulu kita telah banyak memasukan ajaran-ajaran etika yang baikdidalamnya supaya masyarakat jawa memiliki moralitas yang luhur, sopan santun dan berkepribadian baik.Hal ini, tentunya merepresentasikan sikap dan kebijaksanaan hidup masyarakat jawa yang tidak hanyamengutamakan dimensi lahiriah (mikro kosmos) tetapi juga dimensi rohaniah (makro kosmos) yang memilikinilai kebenaran lebih hakiki, oleh masyarakat jawa sikap ini dapat ditempuh melalui olah batin/ kontemplasi(tirakat) dalam bentuk prilaku puasa dan tapa brata, untuk mencapai suatu sikap kesempurnaan dalam hidupmanusia.Kita sebagai generasi penerus bangsa (etnis jawa) yang disadari ataupun tidak disadari telah memilikitanggung jawab moral terhadap para pendahulu yang telah mewariskan semuanya kepada kita, tanggungjawab tersebut adalah melestarikan dan mengembangkan kebudayaan jawa, utamanya bahasa Jawa yang saatini nasibnya hampir punah. Sebagai bekal bagi generasi muda dalam mengemban tanggung jawab tersebutkiranya diperlukan peran serta dari orang tua, hendaknya para orang tua harus mampu berbahasa Jawa denganbaik dan benar, kemudian berusaha membiasakannya dalam kesetiapharianya dalam lingkungan keluargamenggunakan berbagai ragam bahasa Jawa secara baik dan benar, dengan tujuan supaya dapat ditiru ataupundicontoh oleh anak-anaknya yang notabenenya sebagai generasi penerus bangsa.Ada pepatah yang berbunyi sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui makudnya bahwapengajaran bahasa jawa dengan baik dan benar serta menurut unggah-ungguh kepada anak-anak kita di rumahsekaligus akan memberikan pelajaran etika kesopansantunan yang berdasarkan pada nilai-nilai kearifan

    Page 1

  • STRATEGI BELAJAR BAHASA JAWA RAGAM KRAMA INGGIL

    budaya local. Anak-anak yang memiliki etika kesopansantunan akan menjadikan generasi penerus yangmemilki budi pekerti luhur dan bermartabat serta akan menciptakan masyarakat yang berkualitas.Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa para siswa beserta kebanyakan anak muda lainya belum mampubertutur dengan menggunkan ragam-ragam bahasa Jawa secara baik dan benar menurut unggah-ungguh,utamanya dalam menuturkan ragam bahasa Jawa krama inggil karena anak-anak tidak memiliki cukupkosakata bahasa Jawa ragam krama inggil. Ada beberapa penyebab terjadinya pemiskinan perbendaharaankosakata bahasa Jawa ragam karma inggil pada anak, penyebab pertama adalah bahwa dilingkungankeluargalah anak-anak tumbuh baik secara lahiriah maupun cecara batiniah, orang tua (bapak dan ibu) menjaditokoh sentral dalam membentuk watak, sikap dan prilaku anak, anak yang memiliki sikap dan prilaku yangkurang baik dapat ditengarai bahwa pola didikan dan pengawasan dari orang tua masih sangat kurang dandidalam lingkungan keluarga pula mereka pertama kali belajar mengenal dan berbahasa pertamanya (bahasaibu) sebelum mereka belajar bahasa-bahasa lainnya di sekolah. Orang tua sebagai guru yang mengajarkansegala sesuatu semenjak dini pada anak, dan orang tua pun yang melatih anak-anak untuk menuturkan sesuatudengan bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya. Apapun yang diajarkan dan yang dilatih oleh orang tuanya kepadaanak-anaknya tergantung pada kebiasaan yang sedang ada di keluarga tersebut, apabila dalam keluargatersebut terbiasa menuturkan bahasa Jawa yang benar menurut unggah-ungguh, tentunya anak-anak akantrampil berbahasa Jawa dalam berbagai ragam/ variasi bahasa Jawa, sebaliknya apabila orang tua hanyamembiasakan bertutur dengan ragam bahasa Jawa ngoko di lingkungan keluargnyaa akan berdampak padapemerolehan bahasa (acquisition language) dan penguasaan bahasa Jawa ragam ngoko saja karena padahakikatnya proses pemerolehan bahasa pada anak untuk pertama kalinya tergantung pada tradisi tuturanbahasa yang ada di lingkungan keluarga tersebut. Oleh karenanya, orang tua harus waspada dan berhati-hatidalam menunjukan setiap prilaku lebih-lebih dihadapan anak, karena semuanya bisa terekam dalam memoriotak anak, tentunya akan ditiru dan lebih jauh lagi hal tersebut akan dapat membentuk karakter/ kepribadiananak.Termasuk fakta tuturan yang terjadi di lapangan yang menunjukan bahwa bahasa Jawa ragam ngokomerupakan satu-satunya media komunikasi antarorang, baik dalam lingkungan orang dewasa maupunanak-anak, ironisnya ragam ngoko dalam bahasa Jawa merupakan address identity, artinya ragam-ragambahasa Jawa seperti krama lugu dan karma inggil dianggap tidak ada, fenomena ini kemudian menjadi satuindikator kuat terjadinya kepunahan bahasa. Penyebabnya adalah adanya gambaran umum terhadap sikapberbahasanya masyarakat penutur bahasa Jawa yang hanya memfokuskan diri pada penggunaan ragam ngoko,adapun ragam krama dibiarkan dan bahkan dilupakan. Kesimpulannya anak-anak tidak trampil berbahasaJawa ragam krama inggil disebabkan oleh tidak diajarkan dan tidak diperkenalkannya bahasa tersebut dalamlingkungan keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat yang mana kedua domain tersebut merupakanwahana dalam mencari wawasan dan aktualisasi diri anak menjadi bagian dari masyarakat. Pendidikandilingkungan keluarga jawa sendiri tidak menunjukan dorongan yang positif untuk menuturkan bahasa Jawakrama inggil serta tidak adanya tindakan nyata menyadarkan kepada mereka pentingnya bertutur denganbahasa Jawa ragam krama inggil, disana para orang tua merasa lebih bangga berbahasa Indonesia danmungkin juga berbahasa Inggris yang sekaligus sebagai bahan materi untuk pembelajaran bahasa pertamanyakepada anak. Dengan memperhatikan pentingnya bahasa Jawa dalam korelasinya membentuk sikap dan kepribadian yangluhur kepada anak maka perlulah dicarikan solusinya dan apabila tidak mereka akan mengalami krisiskepribadian yang bisa berakibat membahayakan bagi pembentukan sikap dan karakter para generasi penerusbangsa karena salah satu sumber nilai moralitas bangsa Indonesia adalah bersumber pada nilai-nilai kearifanbudaya lokal termasuk didalamnya dari budaya Jawa. Menurut TAP MPR Nomor VI/ MPR/ 2001 tentangkonsep nilai moral bangsa Indonesia, rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnyayang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuandasar dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.Satu-satunya harapan dalam memecahkan permasalahan ini adalah pada lembaga pendidikan, sebut sajasekolah, baik dijenjang SD/ MI, SMP/ MTs, SLTA serta perguruan tinggi, sebenarnya Pemerintah Propinsi

    Page 2

  • STRATEGI BELAJAR BAHASA JAWA RAGAM KRAMA INGGIL

    Jawa Timur sudah mengeluarkan SK (surat keputusan) tentang pengajaran muatan local (mulok) bahasa Jawasebagai muatan lokal wajib di beberapa jenjang sekolah seperti SD/ MI dan SMP/ MTs. SK tersebut sekaligusdilengkapi dengan seperangkat kurikulum, penerapan kurikulum mulok Mata Pelajaran bahasa Jawa ini sudahcukup lama sehingga terungkap berbagai kelemahannya dan diantara kelemahan itu adalah dinilai kurangrepresentatif karena terkesan setengah-setengah dan dipaksakan serta permasalahan yang timbul dari gurusendiri, SDM yang tidak mumpuni, lalu masalah belum adanya strategi pembelajaran yang efektif untukpemecahan masalah khususnya permasalahan pada anak-anak yang masih saja belum trampil berbahasa jawadengan benar menurut unggah-ungguh.Terkait dengan permasalahn belajar tersebut penulis yang juga seorang guru dan praktisi kebahasaanmenawarkan sebuah solusi alternatif, bertolak pada identifikasi permasalahan yang sudah dijelaskan diatas,kiranya solusi yang terbaik menurut penulis adalah belajar dengan menggunakan sumber belajar berupa kamusbahasa Jawa (bausastra jawa), karena didalamnya banyak memuat daftar kosakata dari segala bentuk ragambahasa Jawa, misalnya,1) Kamus Unggah-Ungguh Bahasa Jawa karangan Harjawiyana dan Supriya,2) Bausastra Jawa: Jawa- Indonesia Jilid I dan II karangan S. Prawiroatmodjo,3) Kamus Pepak Bahasa Jawa dihimpun oleh Sudaryanto dan Pranowo (editor),4) Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa) karangan Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta dan masihbanyak lagi. Alur pembelajarannya pun dapat ditempuh dengan berbagai teknik yang kesemuanya mengarah padakonsentrasi anak pada penguasaan kosakata, tujuannya agar perbendaharaan kosakata bahasa Jawa khusunyaragam krama inggil pada anak bisa meningkat. Indikator yang lain dan juga sangat penting untukmeningkatkan ketrampilan berbahasa Jawa ragam krama inggil pada anak-anak adalah bertolak pada sebuahteori kebahasaan yang menerangkan bahwa belajar bahasa untuk meningkatkan ketrampilan pada bahasatertentu tidak cukup hanya belajar secara teoritis tetapi sangat dibutuhkan juga faktor praktisnya. Artinya,setelah anak-anak belajar teori kebahasaan Jawa berupa mencari dan menghafal kosakata bahasa Jawa darisejumlah bausastra jawa dan dengan hasil penambahan kekayaan perbendaharaan kosakata bahasa Jawa karmainggil maka perlu dan harus melalui tahap berikutnya yaitu mempraktekannya, baik dalam bahasa tulismaupun dalam bahsa lisan.Berbahasa tulis dapat ditempuh dengan cara menyusun kalimat-kalimat pendek dan panjang dengan berbagaibentuk ragam bahasa Jawa dengan difokuskan pada penguasaan bahasa Jawa krama inggil serta apabiladiperlukan anak-anak dilatih dan diberikan stimulus untuk menyusun sebuah wacana tulis (prosa) yangbertemakan pengalaman pribadi tentunya dengan memakai media bahasa Jawa karma inggil.Berbahasa lisan dapat dimulai dengan tuturan pendek dengan cara memberi tes lisan (untuk menstimulasianak) salah satunya dapat berupa sebagai berikut: secara lisan guru menyusun kalimat berbahasa Jawa ragamngoko, kemudian secara lisan pula anak-anak disuruh mengubahnya menjadi tuturan berbahasa Jawa ragamkrama inggil, kegiatan belajar berupa tes ini harus dilakukan sesering mungkin dengan tujuan akhir agaranak-anak terbiasa bertutur dengan memakai bahasa Jawa ragam krama inggil secara lisan. Satu bentuk sikapatau bentuk kemampuan baru akan diperoleh / dicapai oleh manusia apabila hal tersebut selalu dibiasakan dandicoba dalam setiap waktu kehidupannya. Oleh karena waktu anak-anak tidak semua dihabiskan disekolahmaka diperlukan kerjasama dengan orang tua wali murid karena peran sertanya juga sangat penting dan dapatpula menentukan keberhasilan anak dalam penguasaan ketrampilan bahasa Jawa ragam krama inggil. Artinyaorang tua dirumah juga harus mendukung cita-cita anak ini dengan cara ikut serta menuturkan bahasa Jawaragam krama inggil disetiap bentuk komunikasi didalam lingkungan keluarga. Selamat mencoba. *Penulis adalah Guru SMP Negeri 1 Plandaan Jombang Alamat: SMP Negeri 1 Plandaan Jombang Jl. Bangsri no. 38 Plandaan Jombang Kode pos 61456

    Page 3