stenly-wenur

7
1 HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BENGKEL DI CV. KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2013 Stanley Jovito Alphaputra Wenur*, Paul A. T Kawatu*, Johan Josephus*, *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Latar Belakang: Aktifitas fisik disebut juga aktifitas eksternal adalah suatu yang menggunakan tenaga atau energy untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energy yang berbeda menurut lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Aktifitas fisik dapat diartikan juga sebagai aktifitas angkat angkut yang dilakukan secara manual didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, dan memindahkan beban dengan pengerahan seluruh anggota tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja bengkel di CV. Kombos Manado. Metode penelitian: merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional study (potong lintang), jumlah sampel pada penelitian ini seluruh pekerja bengkel di CV. Kombos kota Manado yang berjumlah 51 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan mengguakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan spearman. Hasil penelitian: menunjukan bahwa pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal rendah 66.67%, keluhan musculoskeletal sedang 25,49%, keluhan musculoskeletal tinggi 7,84% dan yang mengalami keluhan musculoskeletal sangat tinggi 0%. Kesimpulan: hasil analisis data menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal, p value= 0,749 (p value > 0,05). Kata kunci: Aktifitas fisik, Keluhan musculoskeletal

Upload: araah

Post on 08-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ti

TRANSCRIPT

  • 1

    HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KELUHAN

    MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BENGKEL

    DI CV. KOMBOS KOTA MANADO TAHUN 2013

    Stanley Jovito Alphaputra Wenur*, Paul A. T Kawatu*, Johan Josephus*,

    *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Aktifitas fisik disebut juga aktifitas eksternal adalah suatu yang menggunakan

    tenaga atau energy untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga

    dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energy yang berbeda menurut lamanya

    intensitas dan sifat kerja otot. Aktifitas fisik dapat diartikan juga sebagai aktifitas angkat angkut

    yang dilakukan secara manual didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang berkaitan dengan

    mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik, dan memindahkan beban dengan pengerahan

    seluruh anggota tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik

    dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja bengkel di CV. Kombos Manado.

    Metode penelitian: merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional study (potong

    lintang), jumlah sampel pada penelitian ini seluruh pekerja bengkel di CV. Kombos kota Manado

    yang berjumlah 51 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan

    mengguakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel

    menggunakan spearman.

    Hasil penelitian: menunjukan bahwa pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal rendah

    66.67%, keluhan musculoskeletal sedang 25,49%, keluhan musculoskeletal tinggi 7,84% dan

    yang mengalami keluhan musculoskeletal sangat tinggi 0%.

    Kesimpulan: hasil analisis data menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

    aktifitas fisik dengan keluhan musculoskeletal, p value= 0,749 (p value > 0,05).

    Kata kunci: Aktifitas fisik, Keluhan musculoskeletal

  • 2

    THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY WITH

    MUSCULOSCELETAL DISORDERS TO MECHANIC

    IN CV. KOMBOS MANADO CITY 2013

    Stanley Jovito Alphaputra Wenur *, Paul A. T Kawatu *, Johan Josephus *,

    *Public Health, University of Sam Ratulangi

    ABSTRACT

    Background: Physical activity is also called external activities is one that uses force or energy

    to perform various physical activities, such as walking, running, exercising and others. Any

    physical activity that requires a different energy intensities according to the length and nature of

    muscle work. Physical activity can be defined as well as lift transport activities are carried out

    manually defined as a job related to lifting, lowering, pushing, pulling, and shift the burden to

    the deployment of the whole body. This study was conducted to determine the relationship

    between physical activity and musculoskeletal disorders in the garage working on the CV.

    Kombos Manado. Musculoskeletal disorders is a sekeletal pain associated with muscle tissue,

    tendons, ligaments, cartilage, nervous system, bone structure and blood vessels.

    Research methods: an analytical study with a cross-sectional study design (cross-sectional), the

    number of samples in this study all workers in the CV. Kombos Manado city, amounting to 51

    people. The data was collected through interviews with uses the questionnaire. The statistical

    test used to analyze the relationship between variables using Spearman.

    Results of the study: to show that workers who experience low 66.67% musculoskeletal

    disorders, musculoskeletal disorders were 25.49%, 7.84% higher musculoskeletal disorders and

    musculoskeletal disorders are experiencing very high 0%.

    Conclusion: The results of the analysis of the data showed there was no significant association

    between physical activity and musculoskeletal disorders, p value = 0.749 (p value> 0.05).

    Keywords: Physical activity, musculoskeletal disorders

  • 2

    PENDAHULUAN

    Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang

    bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap

    pergerakan individu dalam melakukan aktivitas

    sehari hari, jika sistem muskuloskeletal

    terganggu maka dapat menimbulkan nyeri/sakit

    pada sistem muskuloskeletal. Sistem ini terdiri

    dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament dan

    jaringan jaringan khusus yang menghubungkan struktur struktur ini.

    Menurut data BLS (Bureau of Labour

    Statistics) Amerika melaporkan jumlah penyakit

    akibat kerja berupa MSDs selama tahun 2007

    sebesar 29% dibandingkan penyakit akibat kerja

    lainnya dan data EODS (Eurostat figures on

    recognised occupational diseases) tentang

    penyakit akibat kerja di Eropa pada tahun 2005,

    MSDs menempati urutan pertama sebesar 38,1

    %. Selain itu, sebuah survey yang juga

    dilakukan pada pekerja di Eropa menyebutkan

    bahwa 24,7% pekerja mengeluh sakit punggung,

    22,8% nyeri otot,dan 45,5% dilaporkan bekerja

    pada keadaan nyeri dan lelah dimana 35%

    diantaranya bekerja dengan beban berat (Annisa,

    2013).

    Di Indonesia, gangguan otot rangka pada

    pekerja merupakan 60% dari penyakit akibat

    kerja yang dilaporkan. Kepustakaan melaporkan

    pada tahun 2005 persentase pekerja di Indonesia

    dengan keluhan kesehatan yang berhubungan

    dengan pekerjaan sebesar 40,5% dan keluhan

    otot rangka sebesar 16%. (Lusianawaty, 2009)

    Kegiatan di bengkel CV. Kombos terbagi

    dalam lima bagian yang terdiri dari bongkar

    pasang , las ketok, pendempulan, service rutin

    dan painting/pengecetan pekerjaan ini dilakukan

    oleh teknisi yang ahli di bidangnnya masing masing pekerjaan tersebut melibatkan aktivitas

    fisik manual material handling seperti

    mengangkat, menahan, dan memindahkan

    barang.

    Berdasarkan hasil survey dan wawancara

    pada supervisor bengkel bahwa pernah terjadi

    kecelakaan kerja seperti terpeleset saat

    membawa barang, jatuhnya mesin yang diangkat

    dengan katrol yang saat itu dapat menimpa

    pekerja di area bongkar pasang, tersetrum, dan

    yang fatal pernah terjadi adalah saat

    menggerinda body mobil alat yang digunakan /

    mata gerinda pecah yang mengakibatkan luka

    robek terkena pecahan alat mata gerinda dan

    pekerja dilarikan ke rumah sakit. Selain itu juga

    dari hasil pengamatan langsung bahwa sikap

    ataupun postur pada saat bekerja yang menjauhi

    posisi alamiah seperti saat pekerja mengerjakan

    di bawah mobil yang di angkat menggunakan

    hidrolik, posisi pekerja saat itu kepala

    menengadah keatas dan tangan terangkat

    dengan waktu yang relatif lama, berjongkok

    dengan waktu yang lama saat bekerja di bagian

    penggantian ban mobil. Sikap kerja tidak

    alamiah ini pada umumnya karena karakteristik

    tuntutan tugas, alat kerja, dan stasiun kerja tidak

    sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan

    pekerja (Tarwaka. 2010).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan di CV. Kombos Kota

    Manado pada bulan September-November 2013.

    Metode penelitian yang digunakan analitik

    dengan desain cross sectional (potong lintang).

    Sampel yang diambil seluruh pekerja bengkel

    yang bekerja di bengkel CV. Kombos Manado

    yang berjumlah 51 orang. Uji hipotesis yang

    digunakan dengan menggunakan korelasi

    spearman.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Responden

    Karakteristik responden yang ada di bengkel

    CV. Kombos Manado yang berjumlah 51 orang

    kesemuaannya adalah laki-laki.

    Berikut adalah karakteristik responden yang

    bekerja di CV. Kombos Manado.

    Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur

    No. Umur

    (Tahun) Jumlah %

    1 20-35 37 72.55

    2 36-48 14 27.45

    TOTAL 51 100

    Berdasarkan distribusi frekuensi umur

    responden lebih banyak pada umur 20-35 tahun

    yaitu berjumlah 37 responden (72,55%) dan

    yang paling sedikit pada umur 36-48 tahun yaitu

    berjumlah 14 responden (27,45%).

  • 3

    Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masa kerja

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 51

    responden bahwa diketahui responden dengan

    masa kerja 1 10 tahun yang memiliki masa kerja paling banyak yaitu 30 responden

    (58,82%) dibandingkan dengan responden yang

    memiliki masa kerja 11 - 23 tahun lebih sedikit

    yaitu 21 responden (41,18%).

    Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan

    Tingkat Pendidikan

    NO Tingkat Pendidikan Jumlah %

    1 SMP 1 1.96

    2 SMA/SMU/SMK/STM 39 76.47

    3 D3 11 21.57

    Total 51 100

    Berdasarkan tabel 3 diketahui responden yang

    memiliki tingkat pendidikan

    SMA/SMU/SMK/STM lebih banyak yaitu 39

    responden (76,47%) sedangkan responden yang

    memiliki tingkat pendidikan SMP lebih sedikit

    yaitu 1 responden (14,5%)

    Tabel 4. Distribusi Responden berdasarkan

    Kebiasan Olahraga

    Berdasarkan tabel 4 diketahui dari 51 responden

    penelitian ditemukan tidak semua repsonden

    memiliki kebiasaan dalam berolahraga hal ini

    dibuktikan dengan sebanyak 18 responden

    (35,29%) tidak pernah berolahraga, sedangkan

    26 responden (50,98%) jarang melakukan

    kebiasaan berolaraga dan 7 responden (13,73%)

    yang sering melakukan kebiasaan berolahraga

    sebelum bekerja.

    Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan

    Aktifitas fisik

    Berdasarkan tabel 5 diketahui , yang melakukan

    aktifitas fisik, sedang dan Berat masing-masing

    19 responden (37,25%) lebih banyak sedangkan

    responden yang memiliki aktifitas fisik Sangat

    berat lebih sedikit yaitu 5 repsonden (9,80%)

    Tabel 6. Dsitribusi Keluhan Muskuloskeletal

    pada bagian tubuh

    NO Bagian Tubuh Jumlah

    (Responden) %

    1 Leher Bawah 42 82,35

    2 Pinggang 41 80,39

    3 Leher Atas 40 78,43

    4 Punggung 35 68,63

    5 Bahu Kiri 34 66,67

    6 Bahu Kanan 34 66,67

    Dari hasil penelitian pada tabel 6 didapatkan

    enam bagian tubuh yang paling banyak

    dikeluhkan oleh pekerja bengkel yaitu; leher

    bawah sebanyak 42 responden (82,35%),

    pinggang 41 responden (80,39%), leher atas 40

    responden (78,43%), punggung 35 responden

    (68,63%), bahu kiri dan bahu kanan masing-

    masing 34 responden (66,67%).

    No.

    Masa

    Kerja

    (Tahun)

    Jumlah %

    1 1 10 30 58.82

    2 11 - 23 21 41.18

    TOTAL 51 100

    NO Aktivitas

    Fisik Jumlah %

    1 Ringan

    8 15.69

    2 Sedang

    19 37.25

    3 Berat

    19 37.25

    4 Sangat Berat 5 9.80

    Total 51 100

    NO Kebiasaan

    Olaraga Jumlah %

    1 Tidak Pernah 18 35.29

    2 Jarang 26 50.98

    3 Sering 7 13.73

    Total 51 100

  • 4

    Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan

    Keluhan Muskuloskeletal

    NO

    Keluhan

    Muskuloskeletal Jumlah %

    1 Rendah 34 66.67

    2 Sedang 13 25.49

    3 Tinggi 4 7.84

    4 Sangat tinggi 0 0.00

    TOTAL 51 100

    Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa 34

    responden (66,67%) merasakan keluhan

    muskuloskeletal rendah, sedangkan 13

    responden (25,49%) merasakan keluhan

    muskuloskeletal sedang dan sebanyak 4

    responden (7,84) merasakan keluhan

    muskuloskeletal tinggi.

    Tabel 8 Analisis Hubungan antara Aktivitas

    Fisik dengan Keluhan Muskuloskeletal

    Variabel Korelasi

    koefisien P value

    Aktivitas Fisik

    Keluhan

    Muskuloskeletal 0,046 0,749

    Dengan menggunakan uji korelasi Spearman

    didapat hasil nilai statistic p value= 0,749 (p

    value> 0,05), yang berarti tidak terdapat

    hubungan antara aktivitas fisik dengan keluhan

    musculoskeletal. Berdasarkan tabel nilai korelasi

    koefisien termasuk hubungan yang lemah.yang

    menyatakan bahwa aktivitas fisik tidak

    berpengaruh terhadap terjadinya keluhan

    musculoskeletal pada pekerja bengkel

    CV.Kombos Manado.

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan hasil analisis antara aktifitas fisik

    dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja

    bengkel CV. Kombos manado diperoleh bahwa

    dari 5 pekerja dengan aktifitas fisik sangat berat

    dan mengalami keluhan musculoskeletal ringan

    adalah sebanyak 3 orang , musculoskeletal

    sedang sebanyak 2 orang, dan tidak ada yang

    mengalami keluhan musculoskeletal tinggi.

    Sedangkan dari 19 orang yang mengalami

    aktifitas fisik berat dan mengalami keluhan

    musculoskeletal rendah sebesar 13 orang,

    musculoskeletal sedang 5 orang dan

    musculoskeletal tinggi 1 orang.

    Melalui hasil analisis Spearman diperoleh p

    value= 0,749 (p value> 0,05). Yang menunjukan

    Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan

    antara Aktivitas Fisik dengan keluhan

    Muskuloskeletal pada pekerja bengkel CV.

    Kombos kota Manado. Penelitian ini sejalan

    dengan penelitian Himawan (2009) p value=

    0,272 (p value> 0,05) yang berarti tidak ada

    hubungan antara sikap dan posisi kerja dengan

    low back pain pada perawat RSUD Purbalingga

    (43,75%).

    Pada penelitian ini banyak faktor dari

    individu yang mempengaruhi, tetapi tidak diteliti

    yang dapat mempengaruhi keluhan

    musculoskeletal seperti usia, masa kerja,

    antropometri (ukuran tubuh), dan kebiasaan

    merokok (Tarwaka, 2010). Penelitian dari

    Winda (2012) yang meneliti faktor-faktor yang

    berhubungan dengan keluhan musculoskeletal

    pada pekerja angkat angkut adalah adanya hubungan antara usia pekerja, status gizi, dan

    kebiasaan merokok dengan timbulnya keluhan

    musculoskeletal. Namun berbeda dari penelitian

    Annisa & Setyaningsih (2013) yang mengenai

    analisis tingkat resiko musculoskeletal disorders

    bahwa tidak adanya hubungan antara umur, dan

    kebiasaan merokok pada pekerja. Chaffin (1979)

    dalam Tarwaka (2010) menyatakan bahwa pada

    umumnya keluhan muskuloskeletal dirasakan

    pada umur antara 35 65 tahun. Keluhan pertamanya biasa dirasakan pada saat umur 35

    tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat

    dengan sejalan bertambahnya umur. Pada

    penelitan yang dilakukan di CV. Kombos

    Manado umur pekerja kebanyakan berada pada

    umur 20 35 tahun yaitu berjumlah 37 orang.

    KESIMPULAN

    1. Aktivitas Fisik seperti mengangkat, menahan, dan memindahkan beban

    yang dimiliki oleh pekerja bengkel di

    CV. Kombos Manado aktivitas ringan

    sebanyak 8 orang (15,69%),sedang 19

    orang (37,25%), berat 19 orang

  • 5

    (37,25%), sangat berat 5 orang

    (9,80%).

    2. Tingkat keluhan muskuloskeletal yang dialami pekerja bengkel di CV. Kombos

    Manado dengan kategori keluhan

    rendah sebanyak 34 orang (66,67%),

    sedang 13 orang (25,49%), tinggi 4

    orang (7,84%).

    3. Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan keluhan

    muskuloskeletal pada pekerja bengkel di

    CV. Kombos Manado yang berarti

    aktivitas fisik tidak berpengaruh

    terhadap keluhan muskuloskeletal pada

    oleh pekerja bengkel di CV. Kombos

    Manado

    SARAN

    1. Berolahraga yang teratur untuk memberikan relaksasi otot-otot sehingga

    mengurangi dampak keluhan/ cidera pada

    system musculoskeletal.

    2. Pengawasan oleh supervisor di lapangan untuk selalu menggunakan alat bantu dan

    APD dalam aktivitas

    mengangkat,memindahkan barang ataupun

    dalam penggunaan peralatan-peralatan yang

    beresiko dapat mencelakakan pekerja.

    3. Memberikan pedoman standar operasional perusahaan di tempat kerja secara tepat

    ,sehingga pencegahanpencegahan awal mengenai keluhan musculoskeletal dapat

    dihindarkan dari pekerja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Annisa M, Setyaningsih Y. 2013. Analisis

    Tingkat Risiko Muskuloskeletal Disorders

    (MSDs) Dengan The BriefTM Survey dan

    Karakteristik Individu Terhadap Keluhan

    MSDs Pembuat Wajan di Desa Cepogo

    Boyolali. (Jurnal KesMas, Volume 2, No.

    2, April 2013)

    Bukhori, E. 2010. Hubungan Faktor Resiko

    Pekerjaan Dengan Keluhan

    Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada

    Tukang Angkut Beban Penambang Emas

    di Kecamatan Cilograng Kabupaten

    Lebak Banten Tahun 2010.

    Departemen Gizi dan Kesehatan masyarakat

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Indonesia. 2013. Gizi Dan

    Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada

    Fitriningsih, Hariyono. 2011. Hubungan

    Umur, Beban kerja dan posisi Duduk

    Saat Bekerja Dengan Keluhan Nyeri

    Punggung Pada Pengemudi Angkutan

    Kota di Kabupaten Wonosobo Jawa

    Tengah.(Jurnal KesMas Vol. 5, No. 2,

    Juni 2011 : 162-232)

    Hendra,Suwandi R. 2009.Risiko Ergonomi

    dan Keluhan Muskuloskeletal Disorders

    (MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa

    Sawit. Prosiding Seminar Nasional

    Ergonomi IX, Semarang, 17 18 November 2009 ISBN : 978-979-704-

    802-0

    Himawan, Handoyo. 2009. Hubungan Sikap

    dan Posisi Kerja Dengan Low back

    Pain pada Perawat di RSUD

    Purbalingga. (Jurnal Keperawatan

    Soedirman, volume 4, No.3, November

    2009)

    Indriastuti M. 2012. Analisis Faktor Risiko

    Gangguan Muskuloskeletal Dengan

    Metode Quick Exposure Checklist

    (QEC) Pada Perajin Gerabah di

    Kasongan Yogyakarta. (Jurnal KesMas

    Vol. 1 Nomor 2, Tahun 2012, Halaman

    758 766)

    Notoadmojo, S. 2010. Metodologi

    Penelitian Kesehatan, Jakarta: Penerbit

    Rineka Cipta

  • 6

    Nurmianto E. 2004. Ergonomi konsep dasar

    dan aplikasinya.Prima

    printing.Surabaya

    Riyanto A. 2011. Pengolahan dan analisis

    data kesehatan: Dilengkapi Uji

    Validitas dan Reliabilitas Serta

    Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta:

    Nuha Medika

    Saryono. 2011. Metodologi Penelitian

    Kesehatan.Mitra Cendikia

    Press.Yogjakarta

    Tana L. 2009. Hubungan Posisi Kerja dan

    Tinggi Badan Dengan Keluhan Nyeri

    Pinggang Pada Pekerja Garmen di

    Jakarta Utara.(Jurnal Penyakit Tidak

    Menular Indonesia, Volume 1.2.2009 :

    49 -57)

    Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri Dasar-

    Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

    Aplikasi di tempat kerja. Harapan

    Press. Surakarta

    Winda R. 2012. Faktor-Faktor Yang

    Berhubungan Dengan Keluhan

    Muskuloskeletal Pada Pekerja

    Angkat-Angkut Industri Pemecahan

    Batu di kecamatan Karangnongko

    Kabupaten Klaten. (Jurnal KesMas

    Volume 1, No. 2, Tahun 2012 : 836

    844)

    Zulfiqor, M. 2010. Faktor-Faktor yang

    Berhubungan dengan Keluhan

    Musculosceletal Disorders pada Welder

    di Bagian Fabrikasi PT. Caterpillar

    Indonesia Tahun 2010.