standar proses pendahuluan perencanaan · pdf filekomponen rpp : 1. identitas mata pelajaran...

239
1 STANDAR PROSES PENDAHULUAN Standar proses standar nasional pendidikan, berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Meliputi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN A. Silabus Acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berisi identitas mata pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, materi pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar. B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dijabarkan dari silabus, merupakan skenario proses pembelajaran untuk mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD. Komponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram/program keahlian, mata pelajaran/tema, jumlah pertemuan/pertemuan ke ... 2. Tujuan pembelajaran sesuai KD 3. Indikator pencapaian kompetensi : a. Dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur b. Mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 4. Alokasi waktu yang diperlukan untuk pencapaian KD sesuai dengan beban belajar. 5. Rincian materi pembelajaran : a. Berisi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur relevan, dipilah, diklasifikasi, dan atau dikelompokkan sebagai bahan/isi dalam kegiatan pembelajaran b. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi 6. Kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Upload: lambao

Post on 01-Feb-2018

323 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

1

STANDAR PROSES

PENDAHULUAN

Standar proses ◊ standar nasional pendidikan, berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

Meliputi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,

dan pengawasan proses pembelajaran.

PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Silabus

Acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berisi identitas mata

pelajaran, SK, KD, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, materi

pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dijabarkan dari silabus, merupakan skenario proses pembelajaran untuk

mengarahkan peserta didik dalam upaya mencapai KD.

Komponen RPP :

1. Identitas mata pelajaran ◊ satuan pendidikan, kelas, semester, rogram/program

keahlian, mata pelajaran/tema, jumlah pertemuan/pertemuan ke ...

2. Tujuan pembelajaran sesuai KD

3. Indikator pencapaian kompetensi :

a. Dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur

b. Mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

4. Alokasi waktu yang diperlukan untuk pencapaian KD sesuai dengan beban

belajar.

5. Rincian materi pembelajaran :

a. Berisi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur relevan, dipilah, diklasifikasi,

dan atau dikelompokkan sebagai bahan/isi dalam kegiatan pembelajaran

b. Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi

6. Kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Page 2: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

2

a. Identifikasi kemampuan peserta didik ◊ pengetahuan yang telah dikuasai,

sikap dan keterampilan yang telah dimiliki berkaitan dengan materi yang

akan dipelajari.

b. Identifikasi karakteristik peserta didik; usia, jenis kelamin, sosial ekonomi,

tingkat intelektual dan emosional, latar belakang budaya dan tata nilai, gaya

belajar, kelebihan atau keunggulan, kebutuhan khusus, riwayat kesehatan.

7. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan ◊ kegiatan awal, membangkitkan motivasi dan memfokuskan

perhatian peserta didik agar siap terlibat aktif dalam proses pembelajaran

b. Inti ◊ proses pembelajaran untuk mencapai KD. Dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif. Dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

c. Penutup ◊ mengakhiri aktivitas pembelajaran ;

rangkuman/kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, perlakuan

tindak lanjut.

8. Media, alat, dan sarana prasarana pembelajaran ◊ digunakan dalam kegiatan

belajar dan pembelajaran, meliputi elektronik dan nonelektronik sesuai dengan

SK dan KD, serta Standar Sarana Prasarana.

9. Prosedur dan instrumen penilaian sesuai dengan indikator pencapaian

kompetensi

10. Buku teks pelajaran, referensi, dan sumber belajar lain yang relevan dengan SK

dan KD.

C. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik; berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, interaktif ◊ mengembangkan kompetensi

dari apa yang dipelajari

3. Mengembangkan budaya membaca dan kemampuan menulis

Page 3: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

3

4. Memberikan umpan balik, penguatan, pengayaan, dan remedi ◊ untuk mengatasi

hambatan belajar peserta didik dan untuk memacu partisipasi peserta didik dalam

kegaitan belajarnya

5. Keterkaitan dan keterpaduan ◊ RPP disusun ndengan memperhatikan keterkaitan

antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif.

PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

1. jumlah maksimal peserta didik di kelas:

SD/MI : 28

SMP/MTs : 32

SMA/MA : 32

SMK/MAK : 32

SDLB/SMPLB/SMALB: 10

2. beban mengajar maksimal per pendidik tetap per minggu:

SD/MI : 27 jam pembelajaran @ 35 menit

SMP/MTs/SMPLB: 18 jam @40 menit

SMA/MA/SMK/MAK: 18 jam @ 45 menit

3. buku teks pelajaran dan sumber belajar

4. rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik pada setiap satuan pendidikan

ditetapkan sbb:

SD/MI ◊ 18:1

SMP/MTs ◊ 15:1

SMA/MA ◊ 15:1

SMK/MAK ◊ 12:1

SLB ◊ 5:1

Page 4: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

4

5. Pengelolaan kelas

Pendidik mengatur tempat duduk sesuai karakteristik mata pelajaran dan peserta

didik, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan

Volume dan intonansi suara pendidik dalam proses pembelajaran harus dapat

ditangkap oleh seluruh peserta didik.

Tutur kata pendidik santun, dapat dimengerti peserta didik

Menyesuaikan materi pelajarn dengan kecepatan dan kemampuan peserta didik.

Menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan

kepatuhan pada peraturan

Pendidik memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil

belajar peserta didik selama proses pembelajaran

Pendidik menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang, agama,

suku, jenis kelamin, ras, status sosial ekonomi

Pendidik menghargai pendapat peserta didik

Pendidik memakai pakaian sopan, bersih, rapi

Menyampaikan silabus mata pelajaran pada tiap awal semester.

Memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang

dijadwalkan

B. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Menyapa dan memberi salam

b. Peserta didik difokuskan baik secara fisik maupun psikis untuk siap mengikuti

proses pembelajaran

c. Mengajukan pertanyaan pemicu

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik / tema materi yang akan dipelajari

Page 5: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

5

2) menggunakan beragam pendekatan, media pembelajaran, dan sumber

belajar lain.

3) memfasilitasi terjadinya interaki antarpeserta didik, peserta didik dengan

pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

4) melibatkan peserta didik aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran

5) pendidik memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,

studio, atau lapangan

b. Elaborasi

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dll untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, memecahkan masalah,

bertindak tanpa rasa takut.

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

prestasi belajar

6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individula maupun kelompok

7) memfasilitasi peserta didik menyajikan hasil kerja individual maupu

kelompok

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan

c. Konfirmasi

1) memberikan umpan balik [ositif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan

Page 6: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

6

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman bermakna dalam

mencapai kompetensi dasar.

5) pendidik berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam:

a) menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar

b) membantu menyelesaikan masalah

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.

e) memberikan motivasi kepadapeserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup

a. Pendidik dan atau bersama peserta didik membuat rangkuman/simpulan

pelajaran

b. Pendidik melakukan penilaian &/ refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

c. Pendidik memberi umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

d. Pendidik melakukan kegiatan tindak lanjut melalui pembelajaran remedi,

program pengayaan, atau memberi tugas baik secara individual maupun

kelompok sesuai hasil belajar peserta didik

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pad pertemuan berikutnya

Page 7: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

7

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

A. Penilaian Proses Pembelajaran

Pendidik melakukan penilaian proses pada setiap akhir pertemuan

B. Penilaian Hasil Pembelajaran

Pendidik melakukan penilaian haisl pembelajaran menggunakan Standar Penilaian

Pendidikan.

PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pemantauan

1. dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran

2. dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan,

perekaman, wawancara, dokumentasi

3. dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan

B. Supervisi

1. dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran

2. diselenggartakan dengan pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi

3. dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan

C. Evaluasi

1. dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup

tahap perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran

2. Evaluasi diselenggarakan dengan cara:

a. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan pendidik dengan

standar proses.

b. Mengidentifikasi kinerja pendidik dalam proses pembelajaran

3. memusatkan pada keseluruhan kinerja pendidik dalam proses pembelajaran

4. dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan

D. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan

kepada pemangku kepentingan

Page 8: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

8

E. Tindak Lanjut

1. Pemberian penguatan dan penghargaan terhadap pendidik yang telah memenuhi

standar

2. pemberian teguran yang bersifat mendidik terhadap pendidik yang belum

memenuhi standar.

3. pemberian latihan atau kesempatan untuk latihan/penataran lebih lanjut

Page 9: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

9

STANDAR ISI

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan

kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan

mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya

melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam

menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber

daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui

penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara

terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan

tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan.

Page 10: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

10

Dalam dokumen ini dibahas standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup:

1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan

kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,

2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,

No Kelompok Mata

Pelajaran

Cakupan

1. Agama dan

Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan

untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral

sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganega-

raan dan

Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta

didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa

dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi

manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan

pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku

anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu

Pengetahuan

dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan

mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang

kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

Page 11: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

11

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi

dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi

lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan

kemandirian kerja.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk

meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan

kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.

Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan

serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam

kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan

mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan

sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani,

Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik

serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi

fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif,

disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

Page 12: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

12

3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari

standar isi, dan

4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

A. Kerangka Dasar Kurikulum

1. Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. kelompok mata pelajaran estetika;

e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku

hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat

kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku

seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,

muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Page 13: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

13

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka

dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip pengembangan kurikulum.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah

dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar

kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang

dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki

posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi

dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,

muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam

keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat

dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan

secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Page 14: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

14

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia

usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian

keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal

dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang

selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling

mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-

prinsip sebagai berikut.

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam

Page 15: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

15

hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,

serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,

dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar

untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan

berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang

lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang

bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan

keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan moral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik

yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan

prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada

(di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat

dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi

guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan

lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar,

contoh dan teladan).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan

seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,

Page 16: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

16

keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis

serta jenjang pendidikan.

B. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada

setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi

yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam

struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan

lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari

struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

C. Struktur Kurikulum SMA/MA

Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam

satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas X sampai dengan Kelas XII.

Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar

kompetensi mata pelajaran.

Pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu

kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas

XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1)

Program Ilmu Pengetahuan Alam, (2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, (3) Program

Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA.

a. Kurikulum SMA/MA Kelas X

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

Page 17: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

17

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran

yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,

guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah

maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Struktur kurikulum SMA/MA Kelas X disajikan pada Tabel 4

Tabel 4. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X

Komponen Alokasi Waktu

SMT 1 SMT 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

Page 18: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

18

Komponen Alokasi Waktu

SMT 1 SMT 2

6. Fisika 2 2

7. Biologi

8. Kimia

2

2

2

2

9. Sejarah

10. Geografi

11. Ekonomi

12. Sosiologi

1

1

2

2

1

1

2

2

13. Seni Budaya 2 2

13. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2

14. Teknologi Informasi dan Komunikasi

15. Keterampilan /Bahasa Asing

2

2

2

2

B. Muatan Lokal 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

b. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program

Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal,

dan pengembangan diri. Kurikulum tersebut secara berturut-turut disajikan pada

Tabel 5, 6, 7, dan 8.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi

yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan

Page 19: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

19

daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran

yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,

guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan

pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan

kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

2) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah

maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

3) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

4) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Tabel 5. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPA

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama

2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

Page 20: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

20

6. Fisika 4 4 4 4

7. Kimia 4 4 4 4

8. Biologi 4 4 4 4

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

13. Keterampilan/ Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 6. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPS

Page 21: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

21

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama

2

2

2

2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 4 4 4 4

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2

13. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39

Page 22: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

22

Tabel 7. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program Bahasa

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 3 3 3 3

6. Sastra Indonesia 4 4 4 4

7. Bahasa Asing 4 4 4 4

8. Antropologi 2 2 2 2

9. Sejarah 2 2 2 2

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

13. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Page 23: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

23

Tabel 8. Struktur Kurikulum MA Kelas XI dan XII Program Keagamaan

2 *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

**) Ditentukan oleh Departemen Agama

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Tafsir dan Ilmu Tafsir 3 3 3 3

7. Ilmu Hadits 3 3 3 3

8. Ushul Fiqih 3 3 3 3

9. Tasawuf/ Ilmu Kalam 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

13. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 38 38 38 38

Page 24: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

24

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap

tingkat dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap

mata pelajaran pada setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdir atas: Lampiran 1 Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dan SDLB, Lampiran 2 Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP/MTs dan SMPLB, dan Lampiran

3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan

SMK/MAK.

Page 25: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

25

BEBAN BELAJAR

Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program

pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem

tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.

Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan

sistem paket. Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK

kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit

semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri

menggunakan sistem kredit semester.

Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan

program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program

pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan

struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata

pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik

untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,

dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara

peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran

pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:

a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;

b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;

c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah

sebagai berikut:

Page 26: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

26

a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:

1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;

2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.

b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34

jam pembelajaran.

c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/

SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

Page 27: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

27

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah

sebagaimana tertera pada Tabel 25

Tabel 25. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk setiap Satuan

Pendidikan

Satuan

Pendidikan Kelas

Satu jam

pemb. tatap

muka

(menit)

Jumlah jam

pemb. Per

minggu

Minggu

Efektif per

tahun

ajaran

Waktu pembelajaran per

tahun

Jumlah jam per

tahun (@60 menit)

SD/MI/

SDLB*)

I s.d. III 35

26-28 34-38 884-1064 jam

pembelajaran

(30940 – 37240

menit)

516-621

IV s.d. VI 35

32 34-38 1088-1216 jam

pembelajaran

(38080 – 42560

menit

635-709

SMP/MTs/

SMPLB*)

VII s.d.

IX 40 32 34-38

1088 - 1216 jam

pembelajaran

(43520 - 48640

menit)

725-811

SMA/MA/

SMALB*) X s.d. XII 45 38-39 34-38

1292-1482 jam

pembelajaran

(58140 - 66690

menit)

969-1111,5

SMK/MAK X s.d XII 45 36 38 1368 jam pelajaran

(61560 menit)

1026

(standar minimum)

*) Untuk SDLB SMPLB

Page 28: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

28

SMALB alokasi waktu jam pembelajaran tatap muka dikurangi 5 menit

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi

pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar

kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai

standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari:

1. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta

didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari

mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta

didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka

dari mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta

didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu

kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun

untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB, dan tiga

sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan

untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta

didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap

semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit

semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi

satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan

mandiri tidak terstruktur. Panduan tentang sistem kredit semester diuraikan secara khusus

dalam dokumen tersendiri.

Page 29: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

29

KALENDER PENDIDIKAN Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan

mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah

pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang

mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif

dan hari libur.

A. Alokasi Waktu

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap

tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi

jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,

ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran

terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda

tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,

hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada

Tabel 26.

Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif

belajar

Minimum 34

minggu dan

maksimum 38

minggu

Digunakan untuk kegiatan

pembelajaran efektif pada setiap satuan

pendidikan

Page 30: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

30

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2

minggu

Satu minggu setiap semester

3. Jeda antarsemester Maksimum 2

minggu

Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun

pelajaran

Maksimum 3

minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan

dan administrasi akhir dan awal tahun

pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur

keagamaan lebih panjang dapat

mengaturnya sendiri tanpa mengurangi

jumlah minggu efektif belajar dan

waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur

umum/nasional

Maksimum 2

minggu

Disesuaikan dengan Peraturan

Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1

minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan

ciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus

sekolah/madrasah

Maksimum 3

minggu

Digunakan untuk kegiatan yang

diprogramkan secara khusus oleh

sekolah/madrasah tanpa mengurangi

jumlah minggu efektif belajar dan

waktu pembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan

Juni tahun berikutnya.

Page 31: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

31

2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,

dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan,

Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara

pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak

untuk satuan-satuan pendidikan.

4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing

satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen

Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah

daerah.

Page 32: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

32

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi:

1. SD/MI/SDLB/Paket A;

2. SMP/MTs./SMPLB/Paket B;

3. SMA/MA/SMALB/Paket C;

4. SMK/MAK.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan

tujuan setiap satuan pendidikan, yakni:

1. Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./

SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut .

2. Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

3. Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/AK bertujuan:

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya

Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk SMA

selengkapnya adalah:

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan

remaja

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta

memperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan

pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

dalam lingkup global

Page 33: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

33

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif,

dan inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam

pengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara

demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam

bahasa Indonesia dan Inggris

23. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi

Page 34: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

34

STANDAR KOMPETENSI KELOMPOK MATA PELAJARAN (SK-KMP)

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-

kelompok mata pelajaran:

1. Agama dan Akhlak Mulia;

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian;

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

4. Estetika;

5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.

Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) dikembangkan berdasarkan

tujuan dan cakupan muatan dan/ atau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni:

3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan:

1. Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan

dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan

teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan:

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan

cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,

akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan

jasmani. mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.

Pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan

dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan

sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.

Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk SMA/MA SMALB/Paket C selengkapnya

adalah sebagai berikut:

1. Agama dan Akhlak Mulia

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan

perkembangan remaja

Page 35: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

35

2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial

ekonomi, dan budaya dalam tatanan global

3. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di

masyarakat

5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap

orang lain

6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai

cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan

7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam

kehidupan sesuai dengan tuntunan agama

8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara

bertanggung jawab

2. Kewarganegaraan Dan Kepribadian

1. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial, hukum dan

perundangan

3. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial

ekonomi, dan budaya dalam tatanan global

4. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

5. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri

serta memperbaiki kekurangannya

6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara

termasuk pemanfaatan teknologi informasi

7. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku,

perbuatan, dan pekerjaannya

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri

9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

Page 36: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

36

3. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

1. Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan

teknologi secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif

2. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

secara mandiri

3. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri

4. Menunjukkan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan

hasil yang terbaik dalam bidang iptek

5. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah

kompleks

6. Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan sosial

sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing

7. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab

8. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui

berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi

9. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

10. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan

berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris

11. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan

tinggi

4. Estetika SMA/MA/SMALB*/Paket C

1. Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni

2. Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni

3. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni

4. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok

5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

1. Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani

2. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi lokal

Page 37: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

37

untuk menunjang kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani

3. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang

terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

(SMA)/ MADRASAH ALIYAH (MA)

a. Bahasa Indonesia SMA/MA

Program IPA dan IPS

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran,

berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra

berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil

penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan drama

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks

nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks

sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra

berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik

4. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman,

ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra

berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei

Program Bahasa

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan pidato, ceramah/khotbah, wawancara,

diskusi, dialog, penyampaian berita, presentasi laporan

2. Berbicara

Page 38: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

38

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, informasi, dan

pengalaman dalam kegiatan presentasi hasil penelitian, laporan pembacaan

buku, dan presentasi program, bercerita, wawancara, diskusi, seminar, debat, dan

pidato tanpa teks

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berbentuk

esei, artikel, dan biografi

4. Menulis

Mengungkapkan pikiran dan informasi dalam wacana tulis berbentuk teks

deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi dan argumentasi, ringkasan/rangkuman,

laporan, karya ilmiah, makalah, serta surat lamaran

5. Kebahasaan

Memahami dan menggunakan berbagai komponen kebahasaan, baik fonologi,

morfologi, maupun sintaksis dalam wacana lisan dan tulis

b. Sastra Indonesia SMA/MA

Program Bahasa

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan apresiasi terhadap pementasan drama

dan pembacaan puisi

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

informasi, dan membahas serta mengapresiasi berbagai karya sastra berbentuk

puisi, prosa, dan drama

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk mengapresiasi karya sastra

berbentuk novel, cerita pendek, hikayat, dan drama

4. Menulis

Menggunakan berbagai kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, informasi, dan pengalaman dalam kegiatan apresiatif yang

menghasilkan transformasi karya sastra, kritik dan esei, dan berbagai karya

Page 39: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

39

sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama, serta transliterasi/transkripsi naskah

lama berhuruf Arab Melayu

5. Kesastraan

Menguasai komponen kesastraan, genre sastra dan perkembangannya untuk

mengapresiasi karya sastra berbentuk puisi, prosa, dan drama

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

A. Pengertian

1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau

kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan

belajar peserta didik.

4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi

Dasar (KD) atau lebih.

5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu

kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan

ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada

semester tersebut.

7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir

semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir

Page 40: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

40

semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan

ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester

tersebut.

8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi

peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan

atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan

pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian

nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.

9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu

dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka

menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang

ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan

untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan

nilai batas ambang kompetensi.

B. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang

diukur.

2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena

berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat

istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

Page 41: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

41

4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang

sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku.

8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi

yang ditetapkan.

9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik dan Instrumen Penilaian

Page 42: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

42

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian

berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain

yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta

didik

2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung

dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas

rumah dan/atau proyek.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan

(a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi,

adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang

digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar

serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian

sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta

memiliki bukti validitas empirik.

7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi

persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas empirik

serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah,

dan antartahun.

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

Page 43: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

43

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan

silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas

dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan

aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian

sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan

merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran

kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik

berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan

hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian

sekolah/madrasah.

7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)

menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan

ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian

sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku

Page 44: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

44

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan

memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain

yang relevan.

9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung

jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik sesuai dengan

norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan

berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan

dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber

lain yang relevan.

10.Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata

pelajaran yang relevan.

11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat

keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala

sekolah/madrasah.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan

ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus

mengikuti pembelajaran remedi.

13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam

bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan

deskripsi kemajuan belajar.

14.Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan

langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

bekerjasama dengan instansi terkait.

16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu

syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu

pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Page 45: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

45

17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan

dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan.

E. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan

untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan

efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan

kriteria penilaian pada awal semester.

2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai

pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik

penilaian yang dipilih.

4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.

5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan

belajar peserta didik.

6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar

yang mendidik.

7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada

pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik

disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh.

9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil

penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai

informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian

peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.

Page 46: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

46

F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Page 47: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

47

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian

kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik

peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui

rapat dewan pendidik.

2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan

kenaikan kelas.

3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan

sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata

pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan

pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui

rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik

dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.

7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik

dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah bagi

satuan pendidikan penyelenggara UN.

8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran

pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk

buku laporan pendidikan.

9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas

pendidikan kabupaten/kota.

10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan

Page 48: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

48

pendidik sesuai dengan kriteria:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok mata pelajaran estetika;

dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

c. lulus ujian sekolah/madrasah.

d. lulus UN.

11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik

yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi

satuan pendidikan penyelenggara U

Page 49: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

49

PPeennddaahhuulluuaann

A. Latar Belakang

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan

termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut

mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk

mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi standar: (1) isi,

(2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana

dan prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 14 tahun 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu

tugas Direktorat Pembinaan SMA - Subdirektorat Pembelajaran adalah melakukan

penyiapan bahan kebijakan, standar, kriteria, dan pedoman serta pemberian

bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut

dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit

Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Atas antara lain melaksanakan penyiapan bahan penyusunan

pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman

pelaksanaan kurikulum.

Panduan pelaksanaan KTSP yang memenuhi aturan dan berkualitas perlu disiapkan

agar satuan pendidikan dan pendidik dapat melaksanakan KTSP dengan benar. Oleh

karena itu, Direktorat Pembinaan SMA membuat berbagai panduan pelaksanaan

KTSP yang salah satu di antaranya adalah rancangan penilaian hasil belajar.

Page 50: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

50

B. Tujuan

Rancangan penilaian hasil belajar ini disusun sebagai acuan bagi satuan pendidikan

dan pendidik untuk merancang penilaian yang berkualitas guna mendukung

penjaminan dan pengendalian mutu lulusan. Di sisi lain, dengan menggunakan

rancangan penilaian hasil belajar ini diharapkan pendidik dapat mengarahkan peserta

didik menunjukkan penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.

C. Ruang Lingkup

Rancangan penilaian hasil belajar ini membahas tentang hakikat dan prinsip

penilaian, prosedur dan mekanisme penilaian, pengembangan indikator, kisi-kisi,

dan instrumen penilaian, dilengkapi dengan contoh berbagai format yang berkaitan

dengan penilaian hasil belajar peserta didik.

Page 51: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

51

HHaakkiikkaatt ddaann PPrriinnssiipp PPeenniillaaiiaann

A. Hakikat Penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari

kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi

peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian

dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus

penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai

standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang

harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya

dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan,

kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan

(SKL).

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam

mengelola proses pembelajaran. Penilaian merupakan bagian yang penting dalam

pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan

metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih

kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat

mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan

selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk berprestasi lebih baik.

Page 52: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

52

Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Maksudnya, hasil yang dicapai

peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan. Apabila

peserta didik telah mencapai standar kompetensi yang ditetapkan, ia dinyatakan lulus

pada mata pelajaran tertentu. Apabila peserta didik belum mencapai standar, ia harus

mengikuti program remedial/perbaikan sehingga mencapai kompetensi minimal yang

ditetapkan.

Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya,

peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau

sekelompok peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar

belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan agama. Penilaian juga

merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan memotivasi

peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang setinggi-tingginya sesuai

dengan kemampuannya.

Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian

merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik

profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang

dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan

pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan

demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses

pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang dilakukan.

Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk

mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu pengukuran, pengujian, penilaian,

dan evaluasi.

Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut

aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar

pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan

suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes. Pengukuran

Page 53: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

53

pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka,

sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif,

misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai deskripsi

penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang

dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa

digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses

penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar

peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta

untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991).

Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian

tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik

metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian

untuk peserta didik dapat berupa metode dan/atau prosedur formal atau informal

untuk menghasilkan informasi tentang peserta didik. Instrumen penilaian dapat

berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah,

dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil

pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan

belajar peserta didik.

Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau

kegunaan suatu objek (Mehrens & Lehmann, 1991). Dalam melakukan evaluasi

terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak

mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan

informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan,

kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam

kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis

data yang ingin diperoleh.

Page 54: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

54

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan

dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan

terakhir evaluasi.

B. Prinsip Penilaian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik

antara lain:

1. penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;

2. penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;

3. penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

4. hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang

pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan

bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;

5. penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur;

2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai;

3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan

tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku

bangsa, dan jender;

4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari

kegiatan pembelajaran;

5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

Page 55: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

55

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau

perkembangan kemampuan peserta didik;

7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah yang baku;

8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan;

9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,

prosedur, maupun hasilnya.

Page 56: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

56

TTeekknniikk ddaann IInnssttrruummeenn PPeenniillaaiiaann

A. Teknik Penilaian

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Isi (SI) untuk satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah mencakup lingkup materi minimal dan tingkat

kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan

jenis pendidikan tertentu. Di dalam SI dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dalam

KTSP meliputi tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur. Tatap muka adalah pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik

dalam pembelajaran di kelas. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran

oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi.

Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan

waktu penyelesaian kegiatan mandiri tidak terstruktur diatur sendiri oleh peserta

didik. Sejalan dengan ketentuan tersebut, penilaian dalam KTSP harus dirancang

untuk dapat mengukur dan memberikan informasi mengenai pencapaian kompetensi

peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur.

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling

melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud

antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan

penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

1. Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah.

Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis

adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan

dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benar-

salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa isian dapat

berbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan

Page 57: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

57

melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik.

Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yang

meminta peserta didik melakukan perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkan

keterampilan.

Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melalui berbagai

macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengah

semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujian

terdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah.

Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk melakukan

perbaikan pembelajaran, memantau kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar

peserta didik.

Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar

(KD) atau lebih.

Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu

kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupan

ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD

pada semester tersebut.

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada akhir

semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir

semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan

Page 58: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

58

ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD

pada semester genap.

Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu

satuan pendidikan.

Ujian nasional adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada

beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang

dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar

dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata

pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah adalah mata pelajaran pada kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian

nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian.

2. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta

didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai

dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun

informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga, dan kesehatan.

3. Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan

maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan

Page 59: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

59

kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas

rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.

4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang

tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan

kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui

perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karya-karya atau

tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan diskusi

untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat menentukan

karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya

dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil penilaian

portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah peserta didik yang

dinilai sedikit.

5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan

analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap

persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan suatu

hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses

pembuatan, dan hasil.

7. Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk

mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis.

8. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi

informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan

secara deskriptif.

Page 60: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

60

9. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap peserta

didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur.

10. Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur.

Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan memberikan informasi

yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.

Karena pembelajaran pada KTSP meliputi kegiatan tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, maka penilaianpun harus

dilaksanakan seperti itu. Tabel berikut menyajikan contoh penilaian yang dilakukan

dalam pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur.

Tabel 1 Penilaian untuk kegiatan tatap muka dan penugasan

MATA

PELAJARAN

KOMPETENSI

DASAR

PENILAIAN UNTUK KEGIATAN

PEMBELAJARAN

TATAP

MUKA

TUGAS

TERSTRUKTUR

KEGIATAN

MANDIRI

Fisika Mengukur

besaran fisika

(massa, panjang,

dan waktu)

Ulangan

mengenai

Pengukuran

Praktik mengukur

di laboraborium

Tugas mendata

alat ukur yang

sering digunakan

sehari-hari

Pendidikan

Agama

Islam

Membaca QS

Al Baqarah: 30,

Al-Mukminum:

12-14, Az-

Zariyat: 56 dan

Ulangan

mengenai

hukum bacaan

untuk surat dan

ayat yang

Melafalkan QS Al

Baqarah: 30, Al-

Mukminum: 12-14,

Az-Zariyat: 56 dan

An-Nahl: 78

Membuat rang-

kuman perban-

dingan tiga

referensi tafsir

Al Qur’an

Page 61: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

61

MATA

PELAJARAN

KOMPETENSI

DASAR

PENILAIAN UNTUK KEGIATAN

PEMBELAJARAN

TATAP

MUKA

TUGAS

TERSTRUKTUR

KEGIATAN

MANDIRI

An-Nahl: 78

sesuai dengan makhraj

yang benar

(Ibnu Katsir,

Jalalain, dan

Al-Azhar) QS

Al Baqarah: 30,

Al-Mukminum:

12-14, Az-

Zariyat: 56 dan

An-Nahl: 78

B. Aspek yang Dinilai

Penilaian dilakukan secara menyeluruh yaitu mencakup semua aspek kompetensi

yang meliputi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Kemampuan kognitif

adalah kemampuan berpikir yang menurut taksonomi Bloom secara hierarkis terdiri

atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat

pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada

tingkat pemahaman, peserta didik dituntut untuk menyatakan jawaban atas pertanyaan

dengan kata-katanya sendiri. Misalnya, menjelaskan suatu prinsip atau konsep. Pada

tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam

suatu situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk

menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan

fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis,

peserta didik dituntut merangkum suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya

sendiri, dan mensintesiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik

mengevaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di

Page 62: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

62

dalamnya melakukan judgement (pertimbangan) terhadap hasil analisis untuk

membuat keputusan.

Kemampuan psikomotor melibatkan gerak adaptif (adaptive movement) atau gerak

terlatih dan keterampilan komunikasi berkesinambungan (non-discursive

communication) - (Harrow, 1972). Gerak adaptif terdiri atas keterampilan adaptif

sederhana (simple adaptive skill), keterampilan adaptif gabungan (compound adaptive

skill), dan keterampilan adaptif komplek (complex adaptive skill). Keterampilan

komunikasi berkesinambungan mencakup gerak ekspresif (expressive movement) dan

gerak interpretatif (interpretative movement). Keterampilan adaptif sederhana dapat

dilatihkan dalam berbagai mata pelajaran, seperti bentuk keterampilan menggunakan

peralatan laboratorium IPA. Keterampilan adaptif gabungan, keterampilan adaptif

komplek, dan keterampilan komunikasi berkesinambungan baik gerak ekspresif

maupun gerak interpretatif dapat dilatihkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Kondisi afektif peserta didik berhubungan dengan sikap, minat, dan/atau nilai-nilai.

Kondisi ini tidak dapat dideteksi dengan tes, tetapi dapat diperoleh melalui angket,

inventori, atau pengamatan yang sistematik dan berkelanjutan. Sistematik berarti

pengamatan mengikuti suatu prosedur tertentu, sedangkan berkelanjutan memiliki arti

pengukuran dan penilaian yang dilakukan secara terus menerus.

Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat komponen pengetahuan yang

umumnya merupakan representasi aspek kognitif, komponen praktik yang

melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap yang berkaitan dengan kondisi

afektif peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu. Tabel berikut menyajikan

berbagai aspek yang dinilai untuk lima kelompok mata pelajaran (sesuai PP no. 19

tahun 2005 pasal 64).

Page 63: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

63

Tabel 2 Aspek yang dinilai dalam berbagai mata pelajaran

No Kelompok mata

pelajaran Contoh Mata pelajaran Aspek yang dinilai

Agama dan akhlak

mulia

Pendidikan Agama Pengetahuan dan

sikap

Kewarganegaraan dan

kepribadian

Pendidikan

Kewarganegaraan

Pengetahuan dan

sikap

Ilmu Pengetahuan dan Matematika Pengetahuan dan

sikap

Tenologi Fisika, Kimia, Biologi

Pengetahuan,

praktik, dan sikap

Ekonomi, Sejarah,

Geografi, Sosiologi,

Antropologi

Pengetahuan dan

sikap

Bhs Indonesia, bhs

Inggris, bhs Asing lain

Pengetahuan,

praktik, dan sikap

Teknologi Informasi

dan Komunikasi

Pengetahuan,

praktik, dan sikap

Estetika Seni Budaya Praktik dan sikap

Jasmani, olahraga,

dan kesehatan

Pendidikan jasmani,

olahraga, dan

kesehatan

Pengetahuan,

praktik, dan sikap

Page 64: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

64

C. Penilaian Kelompok Mata Pelajaran

Dalam KTSP terdapat 5 kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajaran:

agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan

teknologi; estetika; jasmani, olahraga, dan kesehatan.

1. Penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

Kompetensi yang dikembangkan dalam kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif atau pengetahuan dan aspek afektif

atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik;

b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta

didik.

Dalam rangka menilai akhlak peserta didik, guru agama dan guru mata pelajaran

lain melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik di dalam

maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai perilaku

peserta didik yang menyangkut pengamalan agamanya seperti kedisiplinan,

kebersihan, tanggung jawab, sopan santun, hubungan sosial, kejujuran, dan

pelaksanaan ibadah ritual. Tabel berikut menampilkan dimensi dan indikator

penilaian akhlak mulia.

Tabel 3 Dimensi dan indikator sebagai rambu-rambu penilaian akhlak mulia

No Dimensi Indikator

1 Disiplin Datang dan pulang tepat waktu

mengikuti kegiatan dengan tertip

2 Bersih Membuang sampah pada tempatnya

Mencuci tangan sebelum makan

Membersihkan tempat kegiatan

Merawat kebersihan diri

Page 65: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

65

3 Tanggungjawab Menyelesaikan tugas pada waktunya

Berani menanggung resiko

4 Sopan Santun Berbicara dengan sopan

Bersikap hormat pada orang lain

Berpakaian sopan

Berposisi duduk yang sopan

5 Hubungan Sosial Menjalin hubungan baik dengan guru

Menjalin hubungan baik dengan sesama teman

Menolong teman

Mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif

6 Jujur Menyampaikan pesan apa adanya

Mengatakan apa adanya

Tidak berlaku curang

7 Pelaksanaan ibadah

ritual

Melaksanakan sembahyang

Menunaikan ibadah puasa

Berdoa

Keterangan:

Rambu-rambu tersebut di atas dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi guru

mata pelajaran agama dan guru mata pelajaran lain. Bagi guru mata pelajaran lain

hasil pertimbangan diberikan kepada guru agama terutama mengenai perilaku

yang benar-benar menyimpang yang dilakukan berulang-ulang oleh peserta didik.

Penentuan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada

akhir satuan pendidikan dilakukan melalui rapat dewan pendidik yang didasarkan

pada hasil ujian sekolah dengan mempertimbangkan penilaian oleh pendidik.

2. Penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Page 66: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

66

Hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

meliputi:

a. Pemahaman akan hak dan kewajiban diri sebagai warga negara, yaitu aspek

kognitif sebagai hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Kepribadian, yaitu beberapa aspek kepribadian sebagaimana disebutkan dalam

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

c. Perilaku berkepribadian, yaitu berbagai bentuk perilaku sebagai penerjemahan

dimilikinya ciri-ciri kepribadian warga negara Indonesia.

Seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, penilaian kelompok

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

afeksi dan kepribadian peserta didik;

b. Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta

didik.

Contoh pengamatan aspek kepribadian dan indikator perilaku dapat dilhat pada

tabel berikut.

Tabel 4. Penilaian terhadap aspek kepribadian peserta didik

ASPEK

KEPRIBADIAN

INDIKATOR PERILAKU

Bertanggungjawab

a. Tidak menghindari kewajiban

b. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan

c. Menaati tata tertib sekolah

d. Memelihara fasilitas sekolah

Percaya Diri a. Tidak mudah menyerah

b. Berani menyatakan pendapat

c. Berani bertanya

d. Mengutamakan usaha sendiri daripada bantuan

Page 67: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

67

Saling Menghargai

a. Menerima pendapat yang berbeda

b. Memaklumi kekurangan orang lain

c. Mengakui kelebihan orang lain

d. Dapat bekerjasama

Bersikap Santun a. Menerima nasihat guru

b. Menghindari permusuhan dengan teman

c. Menjaga perasaan orang lain

Kompetitif a. Berani bersaing

b. Menunjukkan semangat berprestasi

c. Berusaha ingin lebih maju

d. Memiliki keinginan untuk tahu

2. Penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

PP 19 tahun 2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penilaian pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek), terdiri atas penilaian hasil belajar oleh:

pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

dilakukan secara berkesinambungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta

didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran. Penilaian ini dilakukan melalui ulangan, penugasan, dan/atau

bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang diujikan. Penilaian hasil

belajar mata pelajaran pada kelompok iptek juga dilakukan oleh satuan

pendidikan melalui ujian sekolah/madrasah dan oleh pemerintah melalui ujian

nasional.

Page 68: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

68

Penilaian kelompok mata pelajaran iptek untuk SMA dilaksanakan melalui

muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (fisika, kimia, biologi), IPS

(ekonomi, sejarah, sosiologi, geografi), keterampilan, teknologi informasi dan

komunikasi (TIK), serta muatan lokal yang relevan. Penilaian dalam kelompok

mata pelajaran iptek disesuaikan dengan karakteristik tiap-tiap rumpun mata

pelajaran. Berikut ini adalah karakteristik penilaian tiap-tiap rumpun mata

pelajaran yang dimaksudkan.

a. Penilaian kemampuan berbahasa harus memperhatikan hakikat dan fungsi

bahasa yang lebih menekankan pada bagaimana menggunakan bahasa secara

baik dan benar sehingga mengarah kepada penilaian kemampuan berbahasa

berbasis kinerja. Penilaian ini menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat

komunikasi yang mengutamakan adanya tugas-tugas interaktif dalam empat

aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan

menulis. Oleh karena itu, penilaian kemampuan berbahasa bersifat autentik

dan pragmatik. Selain itu, komunikasi nyata senantiasa melibatkan lebih dari

satu keterampilan berbahasa sehingga harus diperhatikan keterpaduan antara

keterampilan berbahasa tersebut.

b. Penilaian dalam matematika perlu menekankan keterampilan bermatematika,

bukan hanya pengetahuan matematika. Sebagai konsekuensi, pendidik

hendaknya memperhatikan benar kemampuan berpikir yang ingin dinilainya.

Selain itu, titik berat penilaian dalam matematika hendaknya diberikan kepada

penilaian yang terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian yang

terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran harus mencakup soal atau tugas

yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal atau tugas

demikian akan mendorong peserta didik untuk senantiasa berusaha

meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penilaian akhir terhadap peserta didik

hendaknya berdasarkan pada teknik penilaian yang beragam. Tingkat

kesukaran soal untuk penilaian akhir hendaknya bukan karena kerumitan

prosedural yang harus dilakukan peserta didik, melainkan karena kebutuhan

akan tingkat pemahaman dan pemikiran yang lebih tinggi.

Page 69: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

69

c. Penilaian IPA dan IPS dapat dilakukan secara terpadu dengan proses

pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis,

observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori,

penilaian diri, dan penilaian antarteman. Pengumpulan data penilaian selama

proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data

aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh

dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.

d. Penilaian dalam bidang TIK dapat diukur melalui tes praktik sewaktu peserta

didik menyelesaikan tugas dan/atau produk yang dihasilkan. Tes praktik,

dapat dilakukan melalui tes keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes praktik

simulasi maupun tes/uji petik/contoh kerja. Dalam pendidikan teknologi dan

kejuruan, tugas-tugas laboratorium/bengkel harus dirancang untuk

mensimulasikan tes praktik pada pekerjaan yang sesungguhnya melalui tes

praktik simulasi. Tes petik kerja atau tes sampel kerja merupakan tes praktik

tingkat tertinggi yang merupakan perwujudan dari tes praktik keseluruhan

yang hendak diukur. Selain dengan tes kinerja, penilaian dalam bidang

teknologi dapat pula dengan hasil penugasan dan portofolio. Hasil penugasan

dapat berupa produk yang mencerminkan kompetensi peserta didik. Hasil

portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja berkesinambungan dapat dipakai

sebagai informasi yang menggambarkan perkembangan kompetensi peserta

didik.

3. Penilaian kelompok mata pelajaran estetika

Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. Kelompok

mata pelajaran estetika memiliki karakteristik yang menjadikannya unik di antara

mata pelajaran lain. Keunikan pembelajaran kelompok mata pelajaran estetika

terletak pada kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman

estetik melalui dua kegiatan yang saling terkait satu sama lain, yakni apresiasi

(appreciation) dan kreasi (creation), termasuk di dalamnya yang bersifat rekreatif

Page 70: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

70

(performance). Pengalaman estetik adalah pengalaman menghayati nilai

keindahan.

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui

pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Untuk memenuhi tuntutan

akuntabilitas dalam dunia pendidikan, pendidik mata pelajaran kelompok mata

pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem penilaian hasil belajar dengan

memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran estetika. Penilaian hasil belajar

yang relatif dapat diterima adalah jenis penilaian berbasis pengamatan/ observasi

yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati secara terfokus: (1)

perilaku peserta didik dalam hal apresiasi, performance/ rekreasi, dan kreasi

sebagai cerminan dari kompetensi dalam mata pelajaran Seni Budaya; dan (2)

perilaku peserta didik dalam hal mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis

sebagai cerminan dari kompetensi aspek sastra dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Penilaian untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu pula

menyesuaikan dengan sifat satuan dan jenjang pendidikan. Pada satuan

pendidikan SMA/MA, pembelajaran dan penilaian mata pelajaraan kelompok

mata pelajaran estetika lebih ditekankan pada upaya pengembangan kepribadian

peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.

4. Penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berfikir, keterampilan sosial, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

olahraga, dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Page 71: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

71

Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan

dilakukan melalui:

a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;

b. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

Sesuai dengan karakteristik kelompok mata pelajaran ini, teknik penilaian

mengacu pada aspek yang dinilai, yaitu teknik untuk mengukur aspek kognitif,

afektif, dan keterampilan motorik peserta didik. Untuk keperluan tersebut, teknik

penilaian dapat berbentuk tes perbuatan/unjuk kerja, dan pengamatan terhadap

perilaku, penugasan, dan tes pengetahuan.

Tes kinerja dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dimaksudkan

untuk mengukur kemampuan psikomotor peserta didik. Kemampuan psikomotor

tersebut secara umum mencakup kesegaran jasmani, kelincahan, dan koordinasi

yang merupakan unsur-unsur dalam keterampilan gerak, di samping itu dapat juga

dilakukan tes kinerja yang secara khusus dapat menggambarkan keterampilan

dalam pendidikan jasmani dan olahraga seperti keterampilan bermain sepak bola,

keterampilan bermain bola basket, keterampilan bermain bola voli dan

sebagainya. Kemampuan psikomotor peserta didik ini harus diukur setiap

menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari

tanpa merasa lelah. Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan

berbagai tes kesegaran jasmani yang telah dibakukan dan sesuai dengan tingkat

usia peserta didik; seperti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI), tes aerobik,

dsb. Pengukuran kesegaran jasmani ini sebaiknya dilakukan tiap tiga bulan sekali,

sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan atau kemajuannya.

Kelincahan adalah kemampuan tubuh mengubah arah dengan cepat dan tepat.

Pengukuran kelincahan dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kelincahan

yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani

atau cabang olahraga. Kelincahan peserta didik diukur setelah peserta didik

menyelesaikan satu kompetensi tertentu.

Page 72: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

72

Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk mengelola unsur-unsur yang terlibat

dalam proses terjadinya gerakan, dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Pengukuran koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tes koordinasi

yang sesuai dengan tingkat usia peserta didik dan karakteristik aktivitas jasmani

atau cabang olahraga seperti: tes koordinasi mata-tangan, tes koordinasi mata-

kaki, tes koordinasi mata-tangan dan kaki, tes menggiring (drible) bola dalam

sepakbola, tes menggiring (drible) bola dalam bolabasket, dan sebagainya.

Kemampuan koordinasi peserta didik diukur setelah peserta didik menyelesaikan

satu kompetensi tertentu.

Kompetensi yang dinilai dalam pendidikan kesehatan mencakup penilaian tentang

(a) kebersihan pribadi dan lingkungan, (b) Pendidikan keselamatan (c) penyakit

menular, (d) kesehatan reproduksi dan pelecehan seksual, (f) pengetahuan gizi

dan makanan, (g) penyalah gunaan obat dan psikotropika, (h) rokok dan minuman

keras, (h) dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas jasmani.

Pengamatan terhadap perilaku sportif merupakan pengamatan terhadap perilaku

peserta didik dalam hal kesadaran akan sikap kejujuran dalam upaya

memenangkan pertandingan, perlombaan, permainan, atau aktivitas jasmani dan

olahraga. Upaya memenangkan permainan tidak mengandung unsur kecurangan

atau tidak sportif.

Guru kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

bertanggungjawab pula menilai aspek afektif peserta didik, baik yang terkait

dengan akhlak maupun kepribadian. Hasil penilaian terhadap akhlak peserta didik

akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan agama

menentukan nilai akhlak peserta didik untuk dilaporkan pada laporan hasil belajar

(rapor). Demikian pula, hasil penilaian terhadap kepribadian peserta didik juga

akan dijadikan pertimbangan pada saat guru mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan menentukan nilai kepribadian peserta didik untuk dilaporkan

pada aporan hasil belajar (rapor).

Page 73: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

73

Untuk menilai akhlak peserta didik, guru mata pelajaran pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku peserta didik,

baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai

perilaku peserta didik yang mencerminkan akhlak seperti kedisiplinan, tanggung

jawab, sopan santun, hubungan sosial, dan kejujuran. Hal-hal yang dinilai antara

lain mencakup aspek:

a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang

tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu.

b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak

berbohong, dan tidak berlaku curang.

c. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban

yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan

berlangsung.

d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk

perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk

yang sopan.

e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain

secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan guru dan sesama teman,

menolong teman, dan mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif.

Untuk menilai kepribadian peserta didik, guru mata pelajaran pendidikian

jasmani, olahraga, dan kesehatan melakukan pengamatan terhadap perilaku

peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Pengamatan ini dimaksudkan

untuk menilai perilaku peserta didik yang mencerminkan kepribadian seperti

percaya diri, harga diri, motivasi diri, kompetisi, saling menghargai, dan

kerjasama. Indikator masing-masing aspek kepribadian antara lain sebagai

berikut.

a. Percaya diri: diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat,

bertanya, menegur, mengritisi tentang sesuatu hal.

Page 74: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

74

b. Harga diri: diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah dan

mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri.

c. Motivasi diri: diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju,

menyelesaikan segala hal, berprestasi, dan meraih cita-cita.

d. Saling menghargai: diwujudkan dalam perilaku mau menerima pendapat yang

berbeda, memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang

lain.

e. Kompetisi: diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi

kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, dan berani kalah dengan orang

lain berlandaskan kejujuran (fair play).

D. Instrumen Penilaian

Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel

berikut menyajikan klasifikasi penilaian dan bentuk instrumen.

Tabel 5. Klasifikasi Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

• Tes tertulis

• Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,

menjodohkan dll.

• Tes isian: isian singkat dan uraian

• Tes lisan

• Daftar pertanyaan

• Tes praktik (tes kinerja)

• Tes identifikasi

• Tes simulasi

• Tes uji petik kinerja

Page 75: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

75

• Penugasan individual atau

kelompok

• Pekerjaan rumah

• Projek

• Penilaian portofolio

• Lembar penilaian portofolio

• Jurnal • Buku cacatan jurnal

• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri

1. • Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman

Instrumen tes berupa perangkat tes yang berisi soal-soal, instrumen observasi berupa

lembar pengamatan, instrumen penugasan berupa lembar tugas projek atau produk,

instrumen portofolio berupa lembar penilaian portofolio, instrumen inventori dapat

berupa skala Thurston, skala Likert atau skala Semantik, instrumen penilaian diri

dapat berupa kuesioner atau lembar penilaian diri, dan instrumen penilaian

antarteman berupa lembar penilaian antarteman. Setiap instrumen harus dilengkapi

dengan pedoman penskoran.

Berikut ini disajikan contoh-contoh instrumen penilaian.

2. Contoh instrumen observasi (lembar pengamatan)

Lari 100 meter

Nomor

Butir Aspek Keterampilan

Skor

5 4 3 2 1

Starting Position

01 Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di

depan ujung kaki lainnya

Page 76: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

76

02 Kedua tangan di tanah, siku lurus, empat jari

agak rapat mengarah ke samping luar.

03 Waktu jongkok posisi punggung segaris

dengan kepala

04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis

start

05 Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan ±

90° dan tungkai belakang 100°-120°

Keterangan

Skor 5 : sangat tepat, 4 : tepat, 3 : agak tepat, 2 : tidak tepat, dan skor 1 : sangat tidak

tepat

Pengolahan

Skor yang dicapai peserta didik dapat diolah menjadi nilai sebagai berikut.

N = (Skor pencapaian : Skor maksimal)x 100.

3. Contoh instrumen penilaian tugas: Projek

Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan

mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap

perkembangan kognitif peserta didik,

Keaslian

Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan

bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait.

Page 77: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

77

Contoh soal tugas projek biologi mengenai isu salingtemas (sain, lingkungan,

teknologi, masyarakat) di sekitar tempat tinggal peserta didik.

Soal

Carilah isu salingtemas (sain, lingkungan, teknologi, masyarakat) yang

berkembang di sekitar tempat tinggalmu, rencanakan penelitian, lakukan

penelitian, dan buatlah laporan hasil penelitian. Dalam membuat laporan

perhatikan: kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan, dan

penggunaan bahasa!

Catatan : Isu berhubungan dengan pro – kontra.

Pedoman penskoran

No Aspek yang dinilai Skor

1 Persiapan

Rumusan masalah (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)

3

1 - 3

2 Pelaksanaan

a. Pengumpulan informasi (tepat = 3; kurang tepat = 2, tidak tepat = 1)

b. Keakuratan data/informasi (akurat = 3; kurang = 2; tidak akurat = 1)

c. Kelengkapan data (lengkap = 3; kurang = 2; tidak lengkap = 1)

d. Analisis data (baik = 3; cukup = 2; kurang = 1)

e. Kesimpulan (tepat = 2; kurang tepat = 1)

14

1 – 3

1 – 3

1 – 3

1 – 3

1 - 2

3 Pelaporan hasil

Sistematika laporan (baik = 2; tidak baik = 1)

Penggunaan bahasa (komunikatif = 2; kurang komunikatif = 1)

Penulisan/ejaan (tepat = 3; kurang tepat = 2; tidak tepat/banyak

kesalahan =1)

Tampilan (menarik = 2; kurang menarik = 1)

9

1 – 2

1 – 2

1 – 3

1 - 2

Skor maksimal 26

Page 78: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

78

4. Contoh instrumen penilaian tugas: Produk

Penilaian produk terdiri atas 3 (tiga) tahap yaitu:

Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam

merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

Tahap pelaksanaan (pembuatan produk), meliputi: penilaian kemampuan

peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik

pembuatan.

Tahap penilaian hasil karya (appraisal), dilakukan terhadap karya (produk)

yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

Skor untuk setiap tahap dapat diberi bobot, misalnya untuk persiapan 20%,

pelaksanaan 40%, dan hasil 40%.

Contoh soal produk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan:

membuat poster ”anti narkoba”.

Pedoman penskoran

No Aspek yang dinilai Skor Bobot

1 Tahap persiapan

a. Memilih jenis bahan (tepat = 2; tidak tepat = 1)

b. Kualitas bahan (baik = 3; cukup = 2; kurang = 1)

c. Kelengkapan alat (lengkap = 2; tidak lengkap = 1)

7

1 – 2

1 – 3

1 – 2

20 %

2 Tahap pelaksanaan

a. Menentukan penulisan kalimat yang menarik (menarik =

3; cukup = 2; kurang = 1)

b. Keterampilan menggunakan alat/bahan (terampil = 3;

cukup = 2; kurang = 1)

c. Memperhatikan keselamatan kerja (ya = 2; tidak = 1)

8

1 – 3

1 – 3

1 – 2

40%

3 Tahap hasil

a. Selesai tepat waktu ( tepat = 2; tidak tepat = 1)

b. Kesesuaian dengan tugas (sesuai = 3; kurang = 2; tidak

= 1)

c. Kerapian (rapi = 3; kurang = 2; tidak = 1)

8

1 – 2

1 – 3

1 – 3

40%

Page 79: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

79

5. Contoh instrumen inventori menggunakan skala beda (berdiferensi) Semantik

Petunjuk

Berilah tanda V pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap

pembelajaran ekonomi. Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di

sebelah kiri, sedangkan kolom e, f, dan g cenderung mendekati pernyataan di

sebelah kanan.

Kiri a b c d e f g Kanan

Membosankan Menarik

Bermanfaat Tidak

bermanfaat

Menyenangkan Merepotkan

Menantang Tidak

menantang

Tidak memberatkan Memberatkan

Membuang-buang

waktu

Menguntungkan

6. Contoh instrumen inventori menggunakan skala Likert, misalnya untuk kegiatan

yang berhubungan dengan mata pelajaran Sejarah

Petunjuk:

Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai

dengan pendapatmu!

SS = sangat setuju TS = tidak setuju

S = setuju STS = sangat tidak setuju

Page 80: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

80

Contoh inventori skala Likert

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya senang melakukan penelitian sejarah

2 Pelajaran sejarah membosankan

3 Saya senang mengikuti acara televisi yang berhubungan

dengan sejarah

4 Saya tidak menyukai karir di bidang kepurbakalaan

5 Saya suka berkunjung ke museum untuk menambah

pengetahuan di bidang sejarah

6 Saya senang jika ada kesempatan untuk bekerja di bidang

yang ada hubungannya dengan sejarah

7 Saya benci jika ada tugas untuk membuat ringkasan dari

artikel yang berkaitan dengan sejarah dari koran

8 Saya suka membaca rubrik tentang sejarah

9 dsb

Catatan

Pernyataan pada instrumen di atas ada yang bersifat positif (No.1, 3, 5, 6, 8) dan ada yang

bersifat negatif (No 2, 4, 7). Pemberian skor untuk pernyataan yang bersifat positif : SS =

4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Untuk pernyataan yang bersifat negatif adalah sebaliknya

yaitu 4 = STS, 3 = TS, 2 = S, dan 1 = SS.

7. Contoh instrumen penilaian diri (kuesioner), misalnya untuk kegiatan yang

berhubungan dengan mata pelajaran biologi

Petunjuk:

a. Isilah semua pernyataan dengan jujur.

b. Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan kenyataan.

TP = Tidak pernah melakukan SR = sering melakukan

JR = Jarang melakukan SL = selalu melakukan

KD = Kadang-kadang melakukan

Page 81: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

81

No Pernyataan TP JR KD SR SL

1 Saya menginformasikan hal-hal yang berkaitan

dengan biologi kepada teman-teman

2 Saya bertanya kepada guru hal-hal yang

berhubungan dengan mata pelajaran biologi

3 Saya menyempatkan diri membaca artikel yang

berkaitan dengan biologi di majalah/koran

4 Saya mendengarkan informasi yang berhubungan

dengan biologi dari radio

5 Saya menonton tayangan di televisi yang berkaitan

dengan biologi, misalnya fauna dan flora

6 Saya hadir setiap ada jam pelajaran biologi di

sekolah

7 Saya membuat catatan yang rapi untuk mata

pelajaran biologi

8 Saya menyerahkan tugas biologi tepat waktu

9 Saya menerapkan pengetahuan biologi dalam

kehidupan sehari-hari

10 Dst

Pengolahan

Pada contoh di atas penskoran untuk setiap pernyataan menggunakan rentang 1 – 5.

Skor 1 untuk TP, 2 = JR, 3 = KD, 4 = SR, dan 5 = SL. Dengan 9 butir pernyataan

rentang skor adalah 9 – 45.

Kualifikasi

Berdasarkan jawaban, kegiatan setiap peserta didik untuk mata pelajaran biologi

dikelompokkan sebagai berikut

Amat Baik : Skor 37 – 45

Baik : Skor 28 – 36

Cukup : Skor 19 – 27

Kurang : Skor < 19

Page 82: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

82

8. Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman untuk kegiatan

diskusi kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Petunjuk:

a. Pada waktu melakukan diskusi kelompok, amatilah perilaku temanmu dengan

cemat!

b. Berilah tanda V pada kolom yang sesuai (ya atau tidak) berdasarkan hasil

pengamatanmu!

c. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu guru!

Daftar periksa pengamatan sikap dalam diskusi kelompok

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Nama siswa yang diamati : …………………………….., kelas ……………

No

Perilaku / sikap

Muncul/

dilakukan

Ya Tidak

1 Memberi kesempatan teman untuk menyampaikan pendapat

2 Memotong pembicaraan teman lain

3 Menyampaikan pendapat dengan jelas

4 Mau menerima pendapat teman

5 Mau menerima kritik dari teman

6 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya

7 Menyanggah pendapat teman dengan sopan

8 Mau mengakui kalau pendapatnya salah

9 Menerima kesepakatan hasil diskusi

10 Dst

Nama pengamat

……………………..

Page 83: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

83

Setiap instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi,

konstruksi, dan bahasa. Persyaratan substansi merepresentasikan kompetensi yang

dinilai. Persyaratan konstruksi merepresentasikan persyaratan teknis sesuai dengan

bentuk instrumen yang digunakan. Persyaratan bahasa berhubungan dengan

penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik. Instrumen penilaian dilengkapi dengan pedoman

penskoran.

Page 84: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

84

PPeenniillaaiiaann

A. Prosedur Penilaian

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas No. 20

tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa penilaian pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh:

pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan

dalam bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan

dengan menggunakan teknik dan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian

kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c)

memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan

berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan

sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh,

dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)

mengetahui kompetensi yang telah dicapai peserta didik, (b) meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, (c) mengantarkan peserta didik mencapai

kompetensi yang telah ditentukan, (d) memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e)

meningkatkan akuntabilitas sekolah.

Page 85: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

85

Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas

dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian

kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian ini meliputi:

a. Penilaian akhir untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olah raga, dan kesehatan. Penilaian akhir digunakan sebagai salah satu

persyaratan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan

dan harus mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik;

b. Ujian Sekolah untuk semua mata pelajaran pada kelompok ilmu pengetahuan

dan teknologi (yang tidak dinilai melalui Ujian Nasional) dan aspek kognitif

dan/atau psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

Ujian Sekolah juga merupakan salah satu persyaratan untuk menentukan

kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

3. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan dalam bentuk

Ujian Nasional (UN). Pemerintah menugaskan Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) untuk menyelenggarakan UN, dan dalam

penyelenggaraannya BSNP bekerja sama dengan instansi terkait di lingkungan

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan satuan

pendidikan.

Page 86: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

86

UN didukung oleh sistem yang menjamin mutu kerahasiaan soal yang digunakan

dan pelaksanaan yang aman, jujur, adil, dan akuntabel. Hasil UN digunakan

sebagai salah satu pertimbangan untuk (a) pemetaan mutu satuan pendidikan, (b)

dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (c) penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan, dan (d) pembinaan dan pemberian bantuan

kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Kriteria kelulusan UN dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri. Peserta UN memperoleh Surat Keterangan Hasil Ujian

Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh satuan pendidikan penyelenggara UN.

Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan

menengah setelah (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran, (b)

memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan, (c) lulus ujian

sekolah/madrasah dan (d) lulus ujian nasional.

B. Mekanisme Penilaian

Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian, analisis

dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.

Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan berikut:

PPeerreennccaannaaaann PPeenniillaaiiaann

PPeellaakkssaannaaaann PPeenniillaaiiaann

AAnnaalliissiiss HHaassiill PPeenniillaaiiaann

TTiinnddaakk llaannjjuutt HHaassiill

PPeellaappoorraann HHaassiill

Page 87: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

87

1. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator

dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik

penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaian.

a. Perencanaan penilaian oleh pendidik

Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik

sebagai berikut:

1) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan

pendidikan (MGMP sekolah) melakukan :

pengembangan indikator pencapaian KD,

penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang

sesuai,

pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,

penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata

pelajaran melalui analisis indikator dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik (kemampuan rata-rata peserta didik/intake),

karakteristik setiap indikator (kesulitan/kerumitan atau kompleksitas),

dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung, misalnya kompetensi

guru, fasilitas sarana dan prasarana).

2) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata

pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian

kepada peserta didik.

3) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen

penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan

pedoman penskoran.

b. Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai

berikut:

Page 88: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

88

1) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:

• pendataan KKM setiap mata pelajaran

• penentuan kriteria kenaikan kelas (bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem paket) atau penetapan kriteria program

pembelajaran (untuk satuan pendidikan yang melaksanakan Sistem

Kredit Semester)

• penentuan kriteria nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, dengan

mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik

• penentuan kriteria kelulusan ujian sekolah

• koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan

ulangan kenaikan kelas

2) Membentuk tim untuk menyusun instrumen penilaian (untuk ulangan

tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian sekolah) yang

meliputi:

• pengembangan kisi-kisi penulisan soal (di dalamnya terdapat indikator

soal),

• penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta

mengikuti kaidah penulisan butir soal,

• penelaahan butir soal secara kualitatif, dilakukan oleh pendidik lain

(bukan penyusun butir soal) pengampu mata pelajaran yang sama

dengan butir soal yang ditelaahnya,

• perakitan butir-butir soal menjadi perangkat tes

c. Perencanaan Penilaian oleh Pemerintah

Perencanaan penilaian oleh pemerintah meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Mengembangkan SKL untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN;

2) Menyusun dan menetapkan spesifikasi tes UN berdasarkan SKL;

3) Mengembangkan dan memvalidasi perangkat tes UN;

4) Menentukan kriteria kelulusan UN.

Page 89: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

89

2. Pelaksanaan penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian

dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan

prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan

criteria, dan akuntabel.

a. Pelaksanaan penilaian oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi:

1) Melaksanakan penilaian menggunakan instrumen yang telah

dikembangkan;

2) Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik mengacu pada pedoman

penskoran, untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar

peserta didik;

Hasil pekerjaan peserta didik untuk setiap penilaian dikembalikan kepada

masing-masing peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik

misalnya, mengenai kekuatan dan kelemahannya. Ini merupakan informasi

yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk (a) mengetahui kemajuan

hasil belajarnya, (b) mengetahui kompetensi yang belum dan yang sudah

dicapainya, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki

strategi belajarnya.

b. Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan

Pelaksanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan berikut:

1) Melaksanakan koordinasi ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, dan ulangan kenaikan kelas;

2) Melakukan penilaian akhir untuk mata pelajaran pada kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,

estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan;

Page 90: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

90

3) Menyelenggarakan ujian sekolah untuk mata pelajaran pada kelompok

ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan secara nasional, serta

aspek kognitif dan/atau psikomotor untuk mata pelajaran dalam kelompok

agama dan akhlak mulia, serta kewarganegaraan dan kepribadian.

Penyelenggaraan ujian sekolah mengacu pada Prosedur Operasi Standar

Ujian Sekolah (POS-US) yang diterbitkan oleh BSNP.

c. Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah

Pelaksanaan penilaian oleh pemerintah merupakan kegiatan pengelolaan dan

pengendalian pelaksanaan UN mengacu Prosedur Operasi Standar Ujian

Nasional (POS-UN).

3. Analisis hasil penilaian

a. Analisis hasil penilaian oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah

menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu

membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar

yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil

penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis

ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar

peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran.

b. Analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh satuan pendidikan meliputi:

1) Menganalisis hasil belajar peserta didik kelas X dan XI dibandingkan

dengan nilai KKM yang telah ditetapkan untuk masing-masing mata

pelajaran;

2) Menganalisis hasil ujian sekolah dengan membandingkan hasil ujian

sekolah masing-masing peserta didik dengan batas kelulusan ujian sekolah

yang telah ditentukan;

Page 91: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

91

3) Menganalisis hasil penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, serta jasmani,

olahraga, dan kesehatan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan;

4) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan dapat

tidaknya peserta didik kelas X dan kelas XI naik kelas berdasarkan kriteria

kenaikan kelas yang telah ditetapkan;

5) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan menetapkan peserta

didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan

yang telah ditetapkan.

c. Analisis hasil penilaian oleh pemerintah

Kegiatan analisis hasil penilaian oleh pemerintah yaitu menganalisis hasil UN

setiap sekolah untuk pemetaan daya serap.

4. Tindak lanjut hasil analisis

Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti.

a. Tindak lanjut oleh pendidik

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis

meliputi:

1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas

(belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan

kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas;

2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.

b. Tindak lanjut oleh satuan pendidikan

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil

analisis meliputi:

1) Menyiapkan laporan hasil belajar (rapor) peserta didik;

2) Satuan pendidikan penyelenggara ujian menerbitkan ijazah bagi peserta

didik yang lulus dari satuan pendidikan sesuai dengan kriteria kelulusan.

Page 92: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

92

c. Tindak lanjut oleh pemerintah

Tindak lanjut hasil penilaian yang dilakukan oleh pemerintah adalah:

1) Membuat peta daya serap berdasarkan hasil UN;

2) Menyusun peringkat hasil UN secara Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota.

5. Pelaporan hasil penilaian

Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik.

a. Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik

Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai

berikut:

1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam

penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan

ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas);

2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada

setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali

kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar

(meliputi aspek pengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat

sebagai cerminan kompetensi yang utuh;

3) Memberi masukan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama

dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan

kepribadian peserta didik;

4) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada

pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik

(kurikulum).

b. Pelaporan hasil penilaian oleh satuan pendidikan

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan dalam tahap pelaporan:

1) Melaporkan hasil penilaian untuk semua mata pelajaran pada setiap akhir

semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil

Page 93: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

93

Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk

membantu dan memotivasi anaknya belajar;

2) Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap

dengan nilai yang dicapai kepada orangtua/walinya;

3) Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan setiap

tahun kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

c. Pelaporan hasil penilaian oleh pemerintah

Pemerintah menyampaikan laporan hasil analisis berupa daya serap dan

peringkat UN secara nasional kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 94: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

94

PPeennggeemmbbaannggaann IInnddiikkaattoorr,,

KKiissii--kkiissii ddaann IInnssttrruummeenn PPeenniillaaiiaann

Dalam mempersiapkan penilaian, pendidik harus mengembangkan indikator, kisi-kisi,

dan instrumen penilaian.

A. Pengembangan Indikator Penilaian

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

kompetensi yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Kompetensi adalah kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan

nilai-nilai yang diwujudkan melalui kebiasaan berpikir dan bertindak. Peserta didik

dikatakan kompeten apabila memenuhi krireria mampu memahami konsep yang

mendasari standar kompetensi yang harus dikuasai, mampu melakukan pekerjaan

sesuai dengan tuntutan standar kompetensi yang harus dicapai dengan cara dan

prosedur yang benar serta hasil yang baik, dan mampu mengaplikasikan

kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Di dalam SI terdapat SK dan KD setiap mata pelajaran. SK merupakan ukuran

kemampuan/kompetensi minimal yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang harus dicapai dan dikuasai peserta didik. KD adalah penjabaran dari SK yang

bermakna dan bermanfaat untuk mencapai SK terkait.

Setiap pendidik harus mengembangkan indikator dari setiap KD. Indikator

merupakan rumusan yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau

respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan

sebagai penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Dari setiap KD dapat

dikembangkan 2 (dua) atau lebih indikator penilaian dan atau indikator soal. Indikator

digunakan sebagai dasar untuk menyusun instrumen penilaian. Ketercapaian indikator

Page 95: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

95

dapat diketahui dari perubahan perilaku peserta didik yang mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

Pendidik perlu menganalisis aspek dan tingkat kompetensi yang terdapat dalam kata

kerja pada SK dan KD untuk mengembangkan indikator. Hal ini perlu dilakukan agar

indikator yang dikembangkan dapat memenuhi kriteria sebagai penanda ketercapaian

kompetensi yang diukur.

Pengembangan indikator hendaknya memperhatikan UKRK (urgensi, kontinuitas,

relevansi, dan keterpakaian). Urgensi, maksudnya penting dan harus dikuasai peserta

didik. Kontinuitas, yaitu pendalaman dan/atau perluasan dari kompetensi pada

jenjang/tingkat sebelumnya. Relevansi, diperlukan karena ada hubungannya untuk

mempelajari atau memahami kompetensi dan/atau konsep mata pelajaran lain.

Keterpakaian, artinya memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Syarat-syarat indikator soal (1) menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diukur, (2) ada keterkaitan dengan materi dan kompetensi yang diuji, dan (3) dapat

dibuat soalnya.

Indikator soal pilihan ganda, menggunakan satu kata kerja operasional yang terukur,

sedangkan untuk soal berbentuk uraian dan/atau soal praktik indikator yang

dikembangkan dapat menggunakan lebih dari satu kata kerja operasional yang

terukur.

Indikator soal sebaiknya menggunakan stimulus (dasar pertanyaan) yang dapat

berupa gambar, grafik, tabel, data hasil percobaan, atau kasus yang dapat

merangsang/memotivasi peserta didik berpikir sebelum menentukan pilihan jawaban.

Rumusan indikator soal yang lengkap mencakup 4 komponen, yaitu A = audience, B

= behaviour, C = condition, dan D = degree.

Page 96: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

96

Contoh pengembangan indikator mengacu pada SK dan KD mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas X

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator soal

Siswa mampu

memahami dan

menanggapi berbagai

teks, table, atau grafik,

tajuk rencana editorial,

artikel, teks pidato,

biografi, atau naskah

sastra melayu

Disajikan sebuah paragraf,

siswa mampu menjawab

pertanyaan dengan

menggunakan kata tanya

bagaimana sesuai isi paragraf

Rumusan indikator pada contoh di atas mencakup empat komponen secara lengkap.

A (Audience) adalah peserta didik, B (Behaviour) atau perilaku yang dituntut yaitu

menjawab pertanyaan dari paragraf, C (Condition) adalah stimulusnya yaitu paragraf,

dan D (Degree) adalah tingkat pencapaian yaitu menentukan kata tanya

“bagaimana”.

B. Pengembangan Kisi-kisi

Kisi-kisi merupakan format yang memuat informasi mengenai ruang lingkup dan

isi/kompetensi yang akan dinilai/diujikan. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan

penilaian dan digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan soal. Kisi-kisi

harus mengacu pada SK-KD dan komponen-komponennya harus rinci, jelas, dan

bermakna.

Contoh pengembangan kisi-kisi

Page 97: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

97

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER 1

Nama Sekolah :SMA Mandiri Alokasi waktu: ..............

Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia Jumlah soal : ..............

Kurikulum acuan:KTSP SMA Mandiri

Penyusun : ..............

SK KD Bahan

Kelas Materi Indikator Soal

Bentuk

soal

Nomor

soal

Siswa mampu

memahami dan

menanggapi

berbagai teks,

table, atau grafik,

tajuk rencana

editorial, artikel,

teks pidato,

biografi, atau

naskah sastra

melayu

X

Membaca

pemaham

an

Disajikan sebuah

paragraf, siswa

mampu

menjawab

pertanyaan

dengan

menggunakan

kata tanya

bagaimana sesuai

isi paragraf

Menentukan

gagasan utama

paragraph yang

ditentukan

Menentukan

definisi istilah

yang digunakan

dalam paragraf

PG

PG

PG

1

2

3

Page 98: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

98

Pada contoh kisi-kisi di atas dapat dilihat bahwa KD dikembangkan dalam tiga

indikator, dengan bentuk soal yang sama yaitu soal pilihan ganda. Indikator soal

pilihan ganda menggunakan satu kata kerja operasional yaitu menentukan.

C. Pengembangan Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran

Instrumen penilaian yang dikembangkan perlu memperhatikan hal-hal berikut :

1. berhubungan dengan kondisi pembelajaran di kelas dan/atau di luar kelas.

2. relevan dengan proses pembelajaran, materi, kompetensi dan kegiatan

pembelajaran.

3. menuntut kemampuan berpikir berjenjang, berkesinambungan, dan bermakna

dengan mengacu pada aspek berpikir Taksonomi Bloom

4. mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti: mendeskripsikan,

menganalisis, menarik kesimpulan, menilai, melakukan penelitian, memecahkan

masalah, dsb.

5. mengukur berbagai kemampuan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang harus

dikuasai peserta didik.

6. mengikuti kaidah penulisan soal.

Berdasarkan contoh kisi-kisi di atas dapat dikembangkan instrumen/soal sebagai

berikut:

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Hukum ekonomi yang mengatakan bahwa dengan biaya sekecil-kecilnya diperoleh

hasil yang sebesar-besarnya kini bisa jadi cuma isapan jempol belaka. Menjelang

kenaikan harga bahan baker minyak (BBM) bakal diikuti dengan rantai kenaikan

biaya-biaya lain. Seperti melambungnya harga kebutuhan hidup dan sebagainya.

Malah, dengan biaya yang makin lama makin membesar, hasil yang diperoleh justru

makin mengecil. Apa artinya? Bahwa logika ekonomi secara sehat sudah tidak lagi

terjadi. Yang terjadi sebenarnya lebih dari efek domino kenaikan suatu biaya

Page 99: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

99

ekonomi yang logis diikuti oleh kenaikan biaya ekonomi lain secara logis pula. Yang

terjadi ialah ‘ekonomi lempar risiko’ Pada setiap rantai ekonomi yang satu berusaha

menghisap yang lain. Yang paling berisiko adalah pihak yang tidak mempunyai

kemampuan untuk melempar risiko yang harus ia tanggung.

Ironosnya ini semua diawali secara berulang-ulang oleh hasil alam seperti minyak

yang terletak di dasar bumi. Minyak seharusnya menjadi fondasi ekonomi yang

bersipat menambah pendapatan rakyat dan bukan malah menjadi pecundang yang

menyusahkannya. pendapatan olah minyak oleh Negara seharusnya mengabolisi

pajak atau inflasi riil yang membebani rakyat, tak sebaliknya mengeroyok hajat

hidup orang banyak.

Bagaimana seharusnya minyak bumi yang diolah pemerintah dapat mensejahterakan

rakyat?

Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah ….

A. Minyak seharusnya menjadi fondasi ekonomi

B. Minyak seharusnya bersifat menambah pendapatan rakyat

C. Pendapatan olah minyak seharusnya menjadi fondasi ekonomi yang mengabolisi

pajak dan tidak membebani rakyat

D. Pendapatan olah minyak oleh pemerintah mengabilisi pajak dan inflasi riil yang

membebani rakyat

E. Pendapatan olah minyak oleh negara menjadi fondasi ekonomi dan mengabolisi

pajak serta dapat membebani rakyat

Page 100: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

100

KKRRIITTEERRIIAA KKEETTUUNNTTAASSAANN MMIINNIIMMAALL

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

A. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan telah bergulir dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana-prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tindak lanjut dari SNP adalah ditetapkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) :

• No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI);

• No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL);

• No. 24 tahun 2006 dan No. 6 tahun 2007 tentang Pelaksanaan SI dan SKL;

• No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;

• No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

• No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

• No. 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan;

• No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;

• No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian;

• No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana; dan

• No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa kurikulum pada

jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan oleh setiap satuan

pendidikan. Pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum secara nasional seperti

pada periode sebelumnya. Satuan pendidikan harus mengembangkan sendiri

Page 101: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

101

kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan serta potensi peserta didik,

masyarakat, dan lingkungannya.

Berbagai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan Standar

Nasional Pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan,

melaksanakan, mengevaluasi keterlaksanaannya, dan menindaklanjuti hasil evaluasi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 14 tahun 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu

tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan SMA adalah melakukan

penyiapan bahan kebijakan, standar, kriteria, dan pedoman serta pemberian

bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

Selanjutnya, dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit

Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah dijelaskan bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas antara lain melaksanakan penyiapan bahan

penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan

pedoman pelaksanaan kurikulum.

Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan berdasarkan standar nasional

memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat

dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam

rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; Analisis mengenai kebutuhan

dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; Analisis peluang dan

tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang dengan

dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.

Page 102: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

102

Penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai bagian

dari pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan melalui

pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan

penjabaran umum dengan mengembangkan SK-KD menjadi indikator, kegiatan

pembelajaran, materi pembelajaran, dan penilaian. Penjabaran lebih lanjut dari

silabus dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran.

Penetapan kriteria minimal ketuntasan belajar merupakan tahapan awal pelaksanaan

penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi yang menggunakan

acuan kriteria dalam penilaian, mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan

menetapkan kriteria minimal yang menjadi tolok ukur pencapaian kompetensi. Oleh

karena itu, diperlukan panduan yang dapat memberikan informasi tentang penetapan

kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan.

B. Tujuan

Penyusunan panduan ini bertujuan untuk:

1. Memberikan pemahaman lebih luas cara menetapkan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) mata pelajaran di satuan pendidikan, serta melakukan analisis

terhadap hasil belajar yang dicapai;

2. Mendorong peningkatan mutu pendidikan melalui penetapan KKM yang optimal

sehingga meningkat secara bertahap;

3. Mendorong pendidik dan satuan pendidikan melakukan analisis secara teliti dan

cermat dalam menetapkan KKM serta menindaklanjutinya.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencakup pengertian

dan fungsi KKM, mekanisme penetapan KKM, dan analisis KKM.

Page 103: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

103

PPEENNGGEERRTTIIAANN DDAANN FFUUNNGGSSII

KKRRIITTEERRIIAA KKEETTUUNNTTAASSAANN MMIINNIIMMAALL ((KKKKMM))

A. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah

menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan

kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik

mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya

jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah

keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan

kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan

norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta

didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi

dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0

sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan

tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial

bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui

kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil

musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan

pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik

atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga

dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan

kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai

Page 104: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

104

minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di

bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan

orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu

melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik

dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam

Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta

didik.

B. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

Fungsi kriteria ketuntasan minimal:

1. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai

kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat

diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus

memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam

bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;

2. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian

mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM

yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan

dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai

melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus

mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;

3. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi

program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan

dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM

Page 105: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

105

sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang

ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD

tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses

pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4. merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara

satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM

merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik,

pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya

pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian.

Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti

kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain

pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan

dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan

pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;

5. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata

pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk

melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan

salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan

program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan

dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu

pendidikan bagi masyarakat.

MEKANISME PENETAPAN KKM

A. Prinsip Penetapan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa

ketentuan sebagai berikut:

Page 106: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

106

1. Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat

dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat

dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan

mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar

mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan

rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

2. Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan

belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya

dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar

dan standar kompetensi

3. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata

dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik

dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang

bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan

untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

4. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata

KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

5. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua

KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan

dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

6. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal

ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun

Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu

mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan

Page 107: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

107

demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan,

karena semuanya memiliki hasil yang setara;

7. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan

nilai ketuntasan minimal.

B. Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah

penetapan KKM adalah sebagai berikut:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan

intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata

pelajaran;

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan

oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada

orang tua/wali peserta didik.

KKM Indikator

KKM KD

KKM SK

KKM MP

Page 108: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

108

C. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar,

dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam

pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi

sebagai berikut:

a. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan

pada peserta didik;

b. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

c. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang

diajarkan;

d. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;

e. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;

f. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian

tugas/pekerjaan;

g. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki

tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses

pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

h. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik

dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1.

SK 2. : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia (stoikiometri)

KD 2.2 : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum

dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam

menyelesaikan perhitungan kimia

Page 109: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

109

Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan

pereaksi pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran peserta

didik dalam perhitungan kimia.

Contoh 2.

SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia

KD 1.1. : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat

unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel

periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman

konfigurasi elektron

Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau

nomor atom unsur.

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan

tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran

pada masing-masing sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi

yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan

alat/bahan untuk proses pembelajaran;

b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders

sekolah.

Page 110: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

110

Contoh:

SK 3. : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari dan industri

KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan

Indikator : Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan

volume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.

Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana

prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan

pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah tidak

mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau guru tidak mampu

menyajikan pembelajaran dengan baik.

3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang

bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat

penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes

seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII

berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.

Contoh penetapan KKM

Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang

disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

Kompleksitas Tinggi

< 65

Sedang

65-79

Rendah

80-100

Daya Dukung Tinggi

80-100

Sedang

65-79

Rendah

<65

Intake siswa Tinggi

80-100

Sedang

65-79

Rendah

<65

Page 111: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

111

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Aspek yang dianalisis Kriteria penskoran

Kompleksitas Tinggi

1

Sedang

2

Rendah

3

Daya Dukung Tinggi

3

Sedang

2

Rendah

1

Intake siswa Tinggi

3

Sedang

2

Rendah

1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan

intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

1 + 3 + 2

⎯⎯⎯⎯⎯⎯ x 100 = 66,7

9

Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

Page 112: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

112

ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat ditindaklanjuti sesuai

dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga

dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun

pembelajaran berikutnya.

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui tingkat

ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap

KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas X, XI, atau XII terhadap

KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis ini akan

diperoleh data antara lain:

1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI,

atau XII;

2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI,

atau XII;

3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik kelas X, XI, atau

XII.

Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan

minimal pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian kriteria

ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap

peserta didik per mata pelajaran.

Page 113: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

113

Contoh

FORMAT

ANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK PER KD

Nama Sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas/semester :

No

Nama Siswa

KKM

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KD

SK 1 SK 2 SK 3

KD KD KD

1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst

…..

\

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

…..

1

2

3

4

dst

Rata-rata

Ketuntasan belajar

(dalam %)

Frek

wen

si

jml s

iswa

≤ 49

50-74

75-100

≥ KKM sekolah

Page 114: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

114

REKAPITULASI PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL

SEKOLAH

Nama sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas :

Kondisi bulan :

No SK No

KD

KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaian

Sekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min

SK1 KD.1.1 70.00 75.00

75 72,5 70 80 77,5 75 KD 1.2 75.00 80.00

SK 2

KD 2.1 75.00 70.00

75 70 65 70 69 67 KD 2.2 70.00 70.00

KD 2.3 65.00 67.00

dst

PENILAIAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan penerapan

kurikulum berbasis kompetensi mencakup tiga ranah, yaitu kemampuan berpikir,

keterampilan melakukan pekerjaan, dan perilaku. Setiap peserta didik memiliki

potensi pada ketiga ranah tersebut, namun tingkatannya satu sama lain berbeda. Ada

Page 115: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

115

peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan perilaku amat baik,

namun keterampilannya rendah. Demikian sebaliknya ada peserta didik yang

memiliki kemampuan berpikir rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi dan

perilaku amat baik. Ada pula peserta didik yang kemampuan berpikir dan

keterampilannya sedang/biasa, tapi memiliki perilaku baik. Jarang sekali peserta didik

yang kemampuan berpikirnya rendah, keterampilan rendah, dan perilaku kurang baik.

Peserta didik seperti itu akan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan masyarakat,

karena tidak memiliki potensi untuk hidup di masyarakat. Ini menunjukkan keadilan

Tuhan YME, setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan menjadi

kemampuan untuk hidup di masyarakat.

Kemampuan berpikir merupakan ranah kognitif yang meliputi kemampuan

menghapal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.

Kemampuan psikomotor, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan gerak,

menggunakan otot seperti lari, melompat, menari, melukis, berbicara, membongkar

dan memasang peralatan, dan sebagainya. Kemampuan afektif berhubungan dengan

minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin,

komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan

mengendalikan diri. Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan

pembelajaran di sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang

tepat.

Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih

kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak

semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan pendidikan harus

merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat

dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan pembelajaran ranah afektif dan

keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi afektif perlu dinilai. Oleh karena itu

perlu dikembangkan acuan pengembangan perangkat penilaian ranah afektif serta

penafsiran hasil pengukurannya.

Page 116: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

116

B. Tujuan

Buku pengembangan perangkat penilaian afektif ini disusun agar pendidik:

1. memiliki kesamaan pemahaman mengenai ranah afektif dan cara penilaiannya

2. mampu mengembangkan perangkat penilaian afektif

C. Ruang Lingkup

Buku ini berisi tentang hakikat penilaian afektif dan pengembangan perangkat

penilaian afektif.

PENILAIAN RANAH AFEKTIF

A. Hakikat Pembelajaran Afektif

Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar,

dan hasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik

manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal

berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah

psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga

ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang

pendidikan.

Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai

keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata

pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Oleh karena

itu semua pendidik harus mampu membangkitkan minat semua peserta didik untuk

mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatan emosional sering

diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan, semangat persatuan, semangat

Page 117: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

117

nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu semua dalam merancang

program pembelajaran, satuan pendidikan harus memperhatikan ranah afektif.

Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi oleh

kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap

positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu,

sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para pendidik

sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukan pendidik secara

sistematik untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karena itu untuk mencapai

hasil belajar yang optimal, dalam merancang program pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran bagi peserta didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif

peserta didik.

B. Tingkatan Ranah Afektif

Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai

komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen

sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Tingkatan ranah afektif menurut

taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing,

organization, dan characterization.

1. Tingkat receiving

Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan

memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan,

musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta

didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik

mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan

sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan,

yaitu kebiasaan yang positif.

Page 118: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

118

2. Tingkat responding

Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari

perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena

khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan

pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam

memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-

hal yang menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus.

Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman,

senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing

Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan

derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima

suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada

tingkat komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari

seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan

dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam

tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

4. Tingkat organization

Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar

nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.

Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi

sistem nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup.

5. Tingkat characterization

Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini

peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada

waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini

berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial.

Page 119: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

119

C. Karakteristik Ranah Afektif

Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagai

ranah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan dan emosi

seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lain yang

termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. Intensitas menyatakan

derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuat dari yang lain,

misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orang kemungkinan

memiliki perasaan yang lebih kuat dibanding yang lain. Arah perasaan berkaitan

dengan orientasi positif atau negatif dari perasaan yang menunjukkan apakah

perasaan itu baik atau buruk. Misalnya senang pada pelajaran dimaknai positif,

sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitas dan arah perasaan ditinjau

bersama-sama, maka karakteristik afektif berada dalam suatu skala yang kontinum.

Target mengacu pada objek, aktivitas, atau ide sebagai arah dari perasaan. Bila

kecemasan merupakan karakteristik afektif yang ditinjau, ada beberapa kemungkinan

target. Peserta didik mungkin bereaksi terhadap sekolah, matematika, situasi sosial,

atau pembelajaran. Tiap unsur ini bisa merupakan target dari kecemasan. Kadang-

kadang target ini diketahui oleh seseorang namun kadang-kadang tidak diketahui.

Seringkali peserta didik merasa cemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik

tersebut cenderung sadar bahwa target kecemasannya adalah tes.

Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri,

nilai, dan moral.

1. Sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak

suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan

menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima

informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran,

tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian

sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik

terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Page 120: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

120

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang

dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi,

konsep, atau orang. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap

sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk

ditingkatkan (Popham, 1999). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,

misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti

pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikuti pembelajaran.

Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidik dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana

pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap

peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

2. Minat

Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui

pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,

aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau

keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting

pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik

afektif yang memiliki intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk:

a. mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam

pembelajaran,

b. mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

c. pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,

d. menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,

e. mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,

f. acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan

memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,

Page 121: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

121

g. mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan

pendidik,

h. bahan pertimbangan menentukan program sekolah,

i. meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3. Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap

kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri

pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang

tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau

negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu

mulai dari rendah sampai tinggi.

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu

dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif

karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi

sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.

Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. Kelebihan dari

penilaian diri adalah sebagai berikut.

Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik.

Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah dicapai.

Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.

Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik.

• Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

• Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan mengetahui standar

input peserta didik.

• Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti pembelajaran.

Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.

Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.

Page 122: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

122

Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.

Peserta didik memahami kemampuan dirinya.

• Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta didik.

• Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk

instropeksi pembelajaran yang dilakukan.

Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.

Peserta didik mampu menilai dirinya.

Peserta didik dapat mencari materi sendiri.

Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

4. Nilai

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,

tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya

dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan

sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.

Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti

sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya

intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan

nilai yang diacu.

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah

suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan

minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai

suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat,

sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta

didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi

peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi

positif terhadap masyarakat.

Page 123: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

123

5. Moral

Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak.

Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dan

tindakan moral. Ia hanya mempelajari prinsip moral seseorang melalui penafsiran

respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukan pada bagaimana

sesungguhnya seseorang bertindak.

Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang

lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya

menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik

maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang,

yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan

dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Ranah afektif lain yang penting adalah:

Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran dalam

berinteraksi dengan orang lain.

Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnya

moral dan artistik.

Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang mendapat

perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan.

Kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara yang demokratis

memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepada semua

orang.

Page 124: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

124

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN AFEKTIF

A. Pengukuran Ranah Afektif

Dalam memilih karakterisitik afektif untuk pengukuran, para pengelola pendidikan

harus mempertimbangkan rasional teoritis dan program sekolah. Masalah yang timbul

adalah bagaimana ranah afektif akan diukur. Isi dan validitas konstruk ranah afektif

tergantung pada definisi operasional yang secara langsung mengikuti definisi

konseptual.

Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur

ranah afektif, yaitu metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode

observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari

perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologi. Metode laporan

diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya

sendiri. Namun hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif

diri sendiri.

Menurut Lewin (dalam Andersen, 1980), perilaku seseorang merupakan fungsi dari

watak (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan karakteristik lingkungan saat perilaku

atau perbuatan ditampilkan. Jadi tindakan atau perbuatan seseorang ditentukan oleh

watak dirinya dan kondisi lingkungan.

B. Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif meliputi lembar pengamatan sikap, minat, konsep diri,

nilai, dan moral. Ada 11 (sebelas) langkah dalam mengembangkan instrumen

penilaian afektif, yaitu:

menentukan spesifikasi instrumen

menulis instrumen

menentukan skala instrumen

menentukan pedoman penskoran

menelaah instrumen

merakit instrumen

Page 125: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

125

melakukan ujicoba

menganalisis hasil ujicoba

memperbaiki instrumen

melaksanakan pengukuran

menafsirkan hasil pengukuran

1. Spesifikasi instrumen

Ditinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran ranah afektif,

yaitu instrumen (1) sikap, (2) minat, (3) konsep diri, (4) nilai, dan (5) moral.

a. Instrumen sikap

Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik,

dan sebagainya. Sikap terhadap mata pelajaran bisa positif bisa negatif. Hasil

pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran yang

tepat.

b. Instrumen minat

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta

didik terhadap mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk

meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran.

c. Instrumen konsep diri

Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan

diri sendiri. Peserta didik melakukan evaluasi secara objektif terhadap potensi

yang ada dalam dirinya. Karakteristik potensi peserta didik sangat penting

untuk menentukan jenjang karirnya. Informasi kekuatan dan kelemahan

peserta didik digunakan untuk menentukan program yang sebaiknya

ditempuh.

d. Instrumen nilai

Instrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan peserta

didik. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positif dan

yang negatif. Hal-hal yang bersifat positif diperkuat sedangkan yang bersifat

negatif dikurangi dan akhirnya dihilangkan.

Page 126: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

126

e. Instrumen moral

Instrumen moral bertujuan untuk mengungkap moral. Informasi moral

seseorang diperoleh melalui pengamatan terhadap perbuatan yang ditampilkan

dan laporan diri melalui pengisian kuesioner. Hasil pengamatan dan hasil

kuesioner menjadi informasi tentang moral seseorang.

Dalam menyusun spesifikasi instrumen perlu memperhatikan empat hal yaitu :

(1) tujuan pengukuran, (2) kisi-kisi instrumen, (3) bentuk dan format instrumen,

dan (4) panjang instrumen.

Setelah menetapkan tujuan pengukuran afektif, kegiatan berikutnya adalah

menyusun kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi (blue-print), merupakan matrik yang berisi

spesifikasi instrumen yang akan ditulis. Langkah pertama dalam menentukan kisi-

kisi adalah menentukan definisi konseptual yang berasal dari teori-teori yang

diambil dari buku teks. Selanjutnya mengembangkan definisi operasional

berdasarkan kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang dapat diukur. Definisi

operasional ini kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator

merupakan pedoman dalam menulis instrumen. Tiap indikator bisa dikembangkan

dua atau lebih instrumen.

2. Penulisan instrumen

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Afektif

No Indikator Jumlah butir Pertanyaan/

Pernyataan Skala

1

2

3

4

5

Page 127: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

127

Penilaian ranah afektif peserta didik dilakukan dengan menggunakan instrumen

penilaian afektif sebagai berikut.

a. Instrumen sikap

Definisi konseptual: Sikap merupakan kecenderungan merespon secara

konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Instrumen sikap

bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek,

misalnya kegiatan sekolah. Sikap bisa positif bisa negatif. Definisi

operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek.

Objek bisa berupa kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk

mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.

Pertanyaan tentang sikap meminta responden menunjukkan perasaan yang

positif atau negatif terhadap suatu objek, atau suatu kebijakan. Kata-kata yang

sering digunakan pada pertanyaan sikap menyatakan arah perasaan seseorang;

menerima-menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak

diingini.

Contoh indikator sikap terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya.

Membaca buku Bahasa Indonesia

Mempelajari Bahasa Indonesia

Melakukan interaksi dengan guru Bahasa Indonesia

Mengerjakan tugas Bahasa Indonesia

Melakukan diskusi tentang Bahasa Indonesia

Memiliki buku Bahasa Indonesia

Contoh pernyataan untuk kuesioner:

Saya senang membaca buku Bahasa Indonesia

Tidak semua orang harus belajar Bahasa Indonesia

Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran Bahasa Indonesia

Saya tidak senang pada tugas pelajaran Bahasa Indonesia

Saya berusaha mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia sebaik-baiknya

Memiliki buku Bahasa Indonesia penting untuk semua peserta didik

Page 128: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

128

b. Instrumen minat

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta

didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk

meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut. Definisi

konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang

mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk

tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional: Minat

adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.

Contoh indikator minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia:

Memiliki catatan pelajaran Bahasa Indonesia.

Berusaha memahami Bahasa Indonesia

Memiliki buku Bahasa Indonesia

Mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia

Contoh pernyataan untuk kuesioner:

• Catatan pelajaran Bahasa Indonesia saya lengkap

• Catatan pelajaran Bahasa Indonesia saya terdapat coretan-coretan tentang

hal-hal yang penting

• Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran Bahasa

Indonesia

• Saya berusaha memahami mata pelajaran Bahasa Indonesia

• Saya senang mengerjakan soal Bahasa Indonesia

• Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran Bahasa Indonesia

c. Instrumen konsep diri

Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan

diri sendiri. Informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk

menentukan program yang sebaiknya ditempuh oleh peserta didik.

Definisi konsep: konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya

sendiri yang menyangkut keunggulan dan kelemahannya. Definisi operasional

konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri sendiri yang

menyangkut mata pelajaran.

Page 129: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

129

Contoh indikator konsep diri:

Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami

Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran

Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit

Mengukur kekuatan dan kelemahan fisik

Contoh pernyataan untuk instrumen:

Saya sulit mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia

Saya mudah memahami bahasa Inggris

Saya mudah menghapal suatu konsep.

Saya mampu membuat karangan yang baik

Saya merasa sulit mengikuti pelajaran fisika

Saya bisa bermain sepak bola dengan baik

Saya mampu membuat karya seni yang baik

Saya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran fisika.

d. Instrumen nilai

Nilai merupakan konsep penting dalam pembentukan kompetensi peserta

didik. Kegiatan yang disenangi peserta didik di sekolah dipengaruhi oleh nilai

(value) peserta didik terhadap kegiatan tersebut. Misalnya, ada peserta didik

yang menyukai pelajaran keterampilan dan ada yang tidak, ada yang

menyukai pelajaran seni tari dan ada yang tidak. Semua ini dipengaruhi oleh

nilai peserta didik, yaitu yang berkaitan dengan penilaian baik dan buruk.

Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau

keinginan berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan aktivitas atau

tindakan seseorang. Tindakan seseorang terhadap sesuatu merupakan refleksi

dari nilai yang dianutnya.

Page 130: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

130

Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat,

kegiatan, atau objek. Definisi operasional nilai adalah keyakinan seseorang

tentang keadaan suatu objek atau kegiatan. Misalnya keyakinan akan

kemampuan peserta didik dan kinerja guru. Kemungkinan ada yang

berkeyakinan bahwa prestasi peserta didik sulit ditingkatkan atau ada yang

berkeyakinan bahwa guru sulit melakukan perubahan.

Instrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan individu.

Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positif dan yang

negatif. Hal-hal yang positif ditingkatkan sedang yang negatif dikurangi dan

akhirnya dihilangkan.

Contoh indikator nilai adalah:

Memiliki keyakinan akan peran sekolah

Menyakini keberhasilan peserta didik

Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.

Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat

Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik:

• Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk

ditingkatkan.

• Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.

• Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes

cenderung akan diterima di perguruan tinggi.

• Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat

kesejahteraan masyarakat.

• Saya berkeyakinan bahwa perubahan selalu membawa masalah.

• Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik adalah atas

usahanya.

Page 131: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

131

Selain melalui kuesioner ranah afektif peserta didik, sikap, minat, konsep diri,

dan nilai dapat digali melalui pengamatan. Pengamatan karakteristik afektif

peserta didik dilakukan di tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.

Untuk mengetahui keadaan ranah afektif peserta didik, perlu ditentukan dulu

indikator substansi yang akan diukur, dan pendidik harus mencatat setiap

perilaku yang muncul dari peserta didik yang berkaitan dengan indikator

tersebut.

e. Instrumen Moral

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik. Contoh

indikator moral sesuai dengan definisi tersebut adalah:

Memegang janji

Memiliki kepedulian terhadap orang lain

Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas

Memiliki Kejujuran

Contoh pernyataan untuk instrumen moral

• Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.

• Bila berjanji kepada orang yang lebih tua, saya berusaha menepatinya.

• Bila berjanji pada anak kecil, saya tidak harus menepatinya.

• Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain.

• Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu.

• Kesulitan orang lain merupakan tanggung jawabnya sendiri.

• Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau ia tidak melihat saya.

• Bila bertemu guru, saya selalu memberikan salam, walau ia tidak melihat

saya.

• Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, walau tidak

seluruhnya benar.

• Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.

Page 132: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

132

3. Skala Instrumen Penilaian Afektif

Skala yang sering digunakan dalam instrumen penelilaian afektif adalah Skala

Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.

Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia

7 6 5 4 3 2 1

1. Saya senang belajar Bahasa Indonesia

2. Pelajaran Bahasa Indonesia bermanfaat

3. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran

Bahasa Indonesia

4. Saya berusaha memiliki buku pelajaran

Bahasa Indonesia

5. Pelajaran Bahasa Indonesia membosankan

Dst

Contoh skala Likert: Sikap terhadap pelajaran Bahasa Indonesia

1 Pelajaran Bahasa Indonesia bermanfaat SS S TS STS

2 Pelajaran Bahasa Indonesia sulit SS S TS STS

3 Tidak semua harus belajar Bahasa Indonesia SS S TS STS

4 Pelajaran Bahasa Indonesia harus dibuat mudah SS S TS STS

5 Sekolah saya menyenangkan SS S TS STS

Keterangan:

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju

STS : Sangat tidak setuju

Page 133: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

133

Contoh skala beda Semantik:

Pelajaran Bahasa Indonesia

a b c d e f g

Menyenangkan Membosankan

Sulit Mudah

Bermanfaat Sia-sia

Menantang Menjemukan

Banyak Sedikit

4. Sistem penskoran

Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran. Apabila

digunakan skala Thurstone, maka skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor

terendah 1. Demikian pula untuk instrumen dengan skala beda semantik, tertinggi

7 terendah 1. Untuk skala Likert, pada awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan

terendah 1. Dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih

jawaban pada katergori tiga 3 (tiga) untuk skala Likert. Untuk menghindari hal

tersebut skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 (empat) pilihan,

agar jelas sikap atau minat responden.

Skor perolehan perlu dianalisis untuk tingkat peserta didik dan tingkat kelas,

yaitu dengan mencari rerata (mean) dan simpangan baku skor. Selanjutnya

ditafsirkan hasilnya untuk mengetahui minat masing-masing peserta didik dan

minat kelas terhadap suatu mata pelajaran.

5. Telaah instrumen

Kegiatan pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/

pernyataan sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif dan

menggunakan tata bahasa yang benar, c) butir peranyaaan/pernyataan tidak bias,

d) format instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman menjawab atau mengisi

instrumen jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat

pertanyaan/pernyataan sudah tepat sehingga tidak menjemukan untuk

dibaca/dijawab.

Page 134: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

134

Telaah dilakukan oleh pakar dalam bidang yang diukur dan akan lebih baik bila

ada pakar penilaian. Telaah bisa juga dilakukan oleh teman sejawat bila yang

diinginkan adalah masukan tentang bahasa dan format instrumen. Bahasa yang

digunakan adalah yang sesuai dengan tingkat pendidikan responden. Hasil telaah

selanjutnya digunakan untuk memperbaiki instrumen.

Panjang instrumen berhubungan dengan masalah kebosanan, yaitu tingkat

kejemuan dalam mengisi instrumen. Lama pengisian instrumen sebaiknya tidak

lebih dari 30 menit. Langkah pertama dalam menulis suatu pertanyaan/

pernyataan adalah informasi apa yang ingin diperoleh, struktur pertanyaan, dan

pemilihan kata-kata. Pertanyaan yang diajukan jangan sampai bias, yaitu

mengarahkan jawaban responden pada arah tertentu, positif atau negatif.

Contoh pertanyaan yang bias:

Sebagian besar pendidik setuju semua peserta didik yang menempuh ujian akhir

lulus. Apakah saudara setuju bila semua peserta didik yang mengikuti ujian lulus

semua?

Contoh pertanyaan yang tidak bias:

Sebagian pendidik setuju bahwa tidak semua peserta didik harus lulus, namun

sebagian lain tidak setuju. Apakah saudara setuju bila semua peserta didik yang

menempuh ujian akhir lulus semua?

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan kata-kata untuk suatu

kuesioner, yaitu:

a. Gunakan kata-kata yang sederhana sesuai dengan tingkat pendidikan

responden

b. Pertanyaannya jangan samar-samar

c. Hindari pertanyaan yang bias.

d. Hindari pertanyaan hipotetikal atau pengandaian.

Page 135: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

135

Hasil telaah instrumen digunakan untuk memperbaiki instrumen. Perbaikan

dilakukan terhadap konstruksi instrumen, yaitu kalimat yang digunakan, waktu

yang diperlukan untuk mengisi instrumen, cara pengisian atau cara menjawab

instrumen, dan pengetikan.

6. Merakit instrumen

Setelah instrumen diperbaiki selanjutnya instrumen dirakit, yaitu menentukan

format tata letak instrumen dan urutan pertanyaan/ pernyataan. Format instrumen

harus dibuat menarik dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk

membaca dan mengisinya. Setiap sepuluh pertanyaan sebaiknya dipisahkan

dengan cara memberi spasi yang lebih, atau diberi batasan garis empat persegi

panjang. Urutkan pertanyaan/pernyataan sesuai dengan tingkat kemudahan dalam

menjawab atau mengisinya.

7. Ujicoba instrumen

Setelah dirakit instrumen diujicobakan kepada responden, sesuai dengan tujuan

penilaian apakah kepada peserta didik, kepada guru atau orang tua peserta didik.

Untuk itu dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi yang ingin

dinilai. Bila yang ingin dinilai adalah peserta didik SMA, maka sampelnya juga

peserta didik SMA. Sampel yang diperlukan minimal 30 peserta didik, bisa

berasal dari satu sekolah atau lebih.

Pada saat ujicoba yang perlu dicatat adalah saran-saran dari responden atas

kejelasan pedoman pengisian instrumen, kejelasan kalimat yang digunakan, dan

waktu yang diperlukan untuk mengisi instrumen. Waktu yang digunakan

disarankan bukan waktu saat responden sudah lelah. Selain itu sebaiknya

responden juga diberi minuman agar tidak lelah. Perlu diingat bahwa pengisian

instrumen penilaian afektif bukan merupakan tes, sehingga walau ada batasan

waktu namun tidak terlalu ketat.

Page 136: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

136

Agar responden mengisi instrumen dengan akurat sesuai harapan, maka sebaiknya

instrumen dirancang sedemikian rupa sehingga waktu yang diperlukan mengisi

instrumen tidak terlalu lama. Berdasarkan pengalaman, waktu yang diperlukan

agar tidak jenuh adalah 30 menit atau kurang.

8. Analisis hasil ujicoba

Analisis hasil ujicoba meliputi variasi jawaban tiap butir pertanyaan/ pernyataan.

Jika menggunakan skala instrumen 1 sampai 7, dan jawaban responden bervariasi

dari 1 sampai 7, maka butir pertanyaan/pernyataan pada instrumen ini dapat

dikatakan baik. Namun apabila jawabannya hanya pada satu pilihan jawaban saja,

misalnya pada pilihan nomor 3, maka butir instrumen ini tergolong tidak baik.

Indikator yang digunakan adalah besarnya daya beda. Bila daya beda butir

instrumen lebih dari 0,30, butir instrumen tergolong baik.

Indikator lain yang diperhatikan adalah indeks keandalan yang dikenal dengan

indeks reliabilitas. Batas indeks reliabilitas minimal 0,70. Bila indeks ini lebih

kecil dari 0,70, kesalahan pengukuran akan melebihi batas. Oleh karena itu

diusahakan agar indeks keandalan instrumen minimal 0,70.

9. Perbaikan instrumen

Perbaikan dilakukan terhadap butir-butir pertanyaan/pernyataan yang tidak baik,

berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen baik, namun

hasil ujicoba empirik tidak baik. Untuk itu butir pertanyaan/pernyataan instrumen

harus diperbaiki. Perbaikan termasuk mengakomodasi saran-saran dari responden

ujicoba. Instrumen sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan terbuka.

10. Pelaksanaan pengukuran

Pelaksanaan pengukuran perlu memperhatikan waktu dan ruangan yang

digunakan. Waktu pelaksanaan bukan pada waktu responden sudah lelah. Ruang

untuk mengisi instrumen harus memiliki cahaya (penerangan) yang cukup dan

sirkulasi udara yang baik. Tempat duduk juga diatur agar responden tidak

Page 137: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

137

terganggu satu sama lain. Diusahakan agar responden tidak saling bertanya pada

responden yang lain agar jawaban kuesioner tidak sama atau homogen. Pengisian

instrumen dimulai dengan penjelasan tentang tujuan pengisian, manfaat bagi

responden, dan pedoman pengisian instrumen.

11. Penafsiran hasil pengukuran

Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk menafsirkan hasil pengukuran

diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan

jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Misalkan digunakan skala

Likert yang berisi 10 butir pertanyaan/ pernyataan dengan 4 (empat) pilihan untuk

mengukur sikap peserta didik. Skor untuk butir pertanyaan/pernyataan yang

sifatnya positif:

Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.

(4) (3) (2) (1)

Sebaliknya untuk pertanyaan/pernyataan yang bersifat negatif

Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju.

(1) (2) (3) (4)

Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 10 butir x 4 = 40, dan skor

terendah 10 butir x 1 = 10. Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi empat

kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah

(kurang), dan sangat rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat

ditentukan minat atau sikap peserta didik. Selanjutnya dapat dicari sikap dan

minat kelas terhadap mata pelajaran tertentu.

Penentuan kategori hasil pengukuran sikap atau minat dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 138: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

138

Tabel 2. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik untuk 10 butir pernyataan,

dengan rentang skor 10 – 40.

No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat

1. Lebih besar dari 35 Sangat tinggi/Sangat baik

2. 28 sampai 35 Tinggi/Baik

3. 20 sampai 27 Rendah/Kurang

4. Kurang dari 20 Sangat rendah/Sangat kurang

Keterangan Tabel 2:

1. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 40 =

36, dan batas atasnya 40.

2. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 40 = 28, dan

skor batas atasnya adalah 35.

3. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 40 = 20,

dan skor batas atasnya adalah 27.

4. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah

kurang dari 20.

Page 139: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

139

Tabel 3 Kategorisasi sikap atau minat kelas

No. Skor rata-rata kelas Kategori Sikap atau Minat

1. Lebih besar dari 35 Sangat tinggi/Sangat baik

2. 28 sampai 35 Tinggi/Baik

3. 20 sampai 27 Rendah/Kurang

4. Kurang dari 20 Sangat rendah/Sangat kurang

Keterangan:

1. Rata-rata skor kelas: jumlah skor semua peserta didik dibagi jumlah peserta

didik di kelas ybs.

2. Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 40 =

36, dan batas atasnya 40.

3. Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 40 = 28, dan

skor batas atasnya adalah 35.

4. Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 40 = 20,

dan skor batas atasnya adalah 27.

5. Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang adalah

kurang dari 20.

Pada Tabel 2 dapat diketahui minat atau sikap tiap peserta didik terhadap tiap

mata pelajaran. Bila sikap peserta didik tergolong rendah, maka peserta didik

harus berusaha meningkatkan sikap dan minatnya dengan bimbingan pendidik.

Sedang bila sikap atau minat peserta didik tergolong tinggi, peserta didik harus

berusaha mempertahankannya.

Page 140: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

140

Tabel 3 menujukkan minat atau sikap kelas terhadap suatu mata pelajaran. Dalam

pengukuran sikap atau minat kelas diperlukan informasi tentang minat atau sikap

setiap peserta didik terhadap suatu objek, seperti mata pelajaran. Hasil

pengukuran minat kelas untuk semua mata pelajaran berguna untuk membuat

profil minat kelas. Jadi satuan pendidikan akan memiliki peta minat kelas dan

selanjutnya dikaitkan dengan profil prestasi belajar. Umumnya peserta didik

yang berminat pada mata pelajaran tertentu prestasi belajarnya untuk mata

pelajaran tersebut baik.

C. Observasi

Penilaian ranah afektif peserta didik selain menggunakan kuesioner juga bisa

dilakukan melalui observasi atau pengamatan. Prosedurnya sama, yaitu dimulai

dengan penentuan definisi konseptual dan definisi operasional. Definisi konseptual

kemudian diturunkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi pedoman

observasi. Misalnya indikator peserta didik berminat pada mata pelajaran matematika

adalah kehadiran di kelas, kerajinan dalam mengerjakan tugas-tugas, banyaknya

bertanya, kerapihan dan kelengkapan catatan. Hasil observasi akan melengkapi

informasi dari hasil kuesioner. Dengan demikian informasi yang diperoleh akan lebih

akurat, sehingga kebijakan yang ditempuh akan lebih tepat.

Page 141: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

141

PENUTUP

Cukup banyak ranah afektif yang penting untuk dinilai. Namun yang perlu diperhatikan

adalah kemampuan pendidik untuk melakukan penilaian. Untuk itu pada tahap awal

dicari komponen afektif yang bisa dinilai oleh pendidik dan pada tahun berikutnya bisa

ditambah ranah afektif lain untuk dinilai.

Ranah afektif yang penting dikembangkan adalah sikap dan minat peserta didik. Hal yang

perlu diperhatikan dalam pengembangan instrumen afektif sebagai berikut.

1. Menentukan definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur.

2. Menentukan definisi operasional

3. Menentukan indikator

4. Menulis instrumen.

Instrumen yang dibuat harus ditelaah oleh teman sejawat untuk mengetahui keterbacaan,

substansi yang ditanyakan, dan bahasa yang digunakan. Hasil telaah digunakan untuk

memperbaiki instrumen. Selanjutnya instrumen tersebut di ujicoba di lapangan. Hasil

ujicoba akan menghasilkan informasi yang berupa variasi jawaban, indeks beda, dan

indeks keandalan instrumen. Hasil ujicoba digunakan untuk memperbaiki instrumen. Hal

yang penting pada instrumen afektif adalah besarnya indeks keandalan instrumen yang

dikatakan baik adalah minimal 0,70.

Penafsiran hasil pengukuran menggunakan dua kategori yaitu positif atau negatif. Positif

berarti minat peserta didik tinggi atau sikap peserta didik terhadap suatu objek baik,

sedang negatif berarti minat peserta didik rendah atau sikap peserta didik terhadap objek

kurang. Demikian juga untuk instrumen yang direncanakan untuk mengukur ranah

afektif yang lain.

Page 142: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

142

PENILAIAN PSIKOMOTOR

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus

mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif

(sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Pada umumnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada

penilaian ranah kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pendidik

kurang memahami penilaian ranah afektif dan psikomotor. Oleh karena itu perlu

adanya acuan untuk mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.

B. Tujuan

Pengembangan perangkat penilaian psikomotor ini disusun dengan tujuan agar

guru:

1. memiliki kesamaan pemahaman mengenai penilaian psikomotor;

2. mampu mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.

C. Ruang Lingkup

Pengembangan perangkat penilaian psikomotor ini membahas tentang penilaian

psikomotor, pengembangan instrumen penilaian psikomotor dan pedoman

penskorannya, serta pelaporan hasil penilaian psikomotor.

Page 143: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

143

PENILAIAN PSIKOMOTOR

A. Pengertian Psikomotor

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara

eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun

penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih

menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut

kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu

mengandung ranah afektif.

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya

kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas

fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor

berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan

manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan

bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang

lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan

keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian

seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan

refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan

komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa

sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah

pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi

kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan

untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang

Page 144: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

144

memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif

adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific

responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta

didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat,

atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya

memegang raket, memegang bed untuk tenis meja. Pada motor chaining peserta didik

sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu

keterampilan gabungan, misalnya memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka

sorong, dll. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan

pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek, misalnya bagaimana

memukul bola secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.

Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat

dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan

naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan

sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang

peserta didik dapat memukul bola dengan tepat karena pernah melihat atau

memperhatikan hal yang sama sebelumnya. Manipulasi adalah kemampuan

melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada

pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta didik dapat memukul

bola dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya.

Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang

akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik

dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan.

Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang

komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai

contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat

sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik

sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan

Page 145: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

145

tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula. Kemampuan pada tingkat

naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan

yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa

berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan

cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan

ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya,

fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan belajar yang

banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan

praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah

kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah

psikomotor.

B. Pembelajaran Psikomotor

Menurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode

pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan titik

berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi pembelajarannya

juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan akan efektif bila

dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by

doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui

praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan.

Sementara itu Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang

dilakukan berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada

pemahiran keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa

pengulangan saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun

diperlukan umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan.

Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.

Page 146: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

146

Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan

hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk

kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a) mengingatkan kembali bagian dari

keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b) mengingatkan prosedur atau langkah-

langkah gerakan yang telah dikuasai. Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat

dilakukan dengan (a) instruksi verbal, (b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan

(e) umpan balik.

Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa

langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang

optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik

adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan

secara rinci dan berutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan

penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk

kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian

yang sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan

praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha

peserta didik.

Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup tiga

tahap, yaitu (a) penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik peserta didik, dan (c)

penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta didik

kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi

kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar tugas atau

pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal. Sebagai contoh,

dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik

menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang dikeluarkan hanya

sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain, dalam mengendorkan mur dari bautnya,

kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik memegang kunci pas secara

tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini tenaga yang dikeluarkan untuk

mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengendoran mur

dengan cara memegang kunci pas yang tidak tepat.

Page 147: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

147

Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh

dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody (1968)

menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses

pembelajaran psikomotor. Guru harus menjelaskan keselamatan kerja kepada peserta

didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci dan keselamatan kerja

merupakan dua hal penting dalam pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian

kedua hal itu harus mendapatkan porsi yang tinggi.

C. Penilaian Hasil Belajar Psikomotor

Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan

(1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1)

pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan

jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak

dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa

penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan

sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan

pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan

atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang

telah ditentukan.

Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar

psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk.

Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta

didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes

peserta didik.

Page 148: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

148

Page 149: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

149

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN PSIKOMOTOR

A. Jenis Perangkat Penilaian Psikomotor

Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu

dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/ instrumen

untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah

psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar

eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa

lembar observasi atau portofolio.

Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan

suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar

observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating

scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya

tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang

diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja

peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang

diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 - 5. Portofolio adalah kumpulan

pekerjaan peserta didik yang teratur dan berkesinambungan sehingga peningkatan

kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk menuju satu kompetensi tertentu.

B. Konstruksi Instrumen

Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga

harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi

dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi

dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih,

dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya. Indikator untuk soal

psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja operasional.

Page 150: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

150

Selanjutnya, untuk menilai hasil belajar peserta didik pada soal ranah psikomotor

perlu disiapkan lembar daftar periksa observasi, skala penilaian, atau portofolio. Tidak

ada perbedaan mendasar antara konstruksi daftar periksa observasi dengan skala

penilaian. Penyusunan kedua instrumen itu harus mengacu pada soal atau lembar

perintah/lembar kerja/lembar tugas yang diberikan kepada peserta didik.

Berdasarkan pada soal atau lembar perintah/lembar tugas dibuat daftar periksa

observasi atau skala penilaian. Pada umumnya, baik daftar periksa observasi maupun

skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3)

hasil.

C. Penyusunan Rancangan Penilaian

Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukan

selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta

didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatmya.

Langkah-langkah penulisan rancangan penilaian adalah:

1. Mencermati silabus yang sudah ada

2. Menyusun rancangan sistem penilaian berdasarkan silabus yang telah disusun

Selanjutnya, rancangan penilaian ini diinformasikan kepada peserta didik pada awal

semester. Dengan demikian sistem penilaian yang dilakukan guru semakin sempurna

atau semakin memenuhi prinsip – prinsip penilaian.

D. Penyusunan Kisi-kisi

Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-

kisi merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga siapapun yang menulis soal akan

menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Contoh kisi-kisi

soal ranah psikomotor adalah sebagai berikut.

Page 151: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

151

CONTOH KISI-KISI PENILAIAN

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Jenis Tagihan : Ulangan Harian

Jumlah Soal/Waktu : 1/30 menit

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar

Bahan

kelas/

Sem

Materi

Pembelajaran Indikator

Bentuk

soal

Nomo

r soal

E. Penyusunan Instrumen Penilaian Psikomotor

Instrumen Penilaian psikomotor terdiri atas soal atau perintah dan pedoman

penskoran untuk menilai unjuk kerja peserta didik dalam melakukan perintah/soal

tersebut.

1. Penyusunan soal

Page 152: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

152

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis soal ranah psikomotor adalah

mencermati kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Soal harus dijabarkan dari

indikator dengan memperhatikan materi pembelajaran.

Soal ranah psikomotor untuk ulangan tengah semester dan akhir semester yang

biasanya sudah mencapai tingkat psikomotor manipulasi, mencakup beberapa

indikator.

2. Pedoman penskoran

Pedoman penskoran dapat berupa daftar periksa observasi atau skala penilaian

yang harus mengacu pada soal. Soal/lembar tugas/perintah kerja ini selanjutnya

dijabarkan menjadi aspek-aspek keterampilan yang diamati. Untuk soal dari

contoh kisi-kisi di atas, cara menuliskan daftar periksa observasi atau skal

penilaiannya sebagai berikut.

a. Mencermati soal.

b. Mengidentifikasi aspek-aspek keterampilan dari setiap aspek keterampilan

kunci.

c. Menentukan jenis instrumen untuk mengamati kemampuan peserta didik,

apakah daftar periksa observasi atau skala penilaian

d. Menuliskan aspek-aspek keterampilan dalam bentuk pertanyaan/

pernyataan ke dalam tabel

e. Membaca kembali skala penilaian atau daftar periksa observasi untuk

meyakinkan bahwa instrumen yang ditulisnya sudah tepat

f. Meminta orang lain untuk membaca atau menelaah instrumen yang telah

ditulis untuk meyakinkan bahwa instrumen itu mudah dipahami oleh orang

lain.

Langkah (f) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki validitas isi tinggi,

sedangkan langkah (g) adalah upaya penulis agar instrumen memiliki

reliabilitas tinggi.

Page 153: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

153

PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR

Tidak jauh berbeda dengan penilaian ranah kognitif, penilaian ranah psikomotor juga

dimulai dengan pengukuran hasil belajar peserta didik. Perbedaan di antara keduanya

adalah pengukuran hasil belajar ranah kognitif umumnya dilakukan dengan tes tertulis,

sedangkan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau

tes perbuatan.

A. Kriteria (Rubrics)

Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik.

Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau

paling tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai prestasi yang dapat dicapai

peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai prestasi sebaik-

baiknya karena kriteria penilaiannya jelas.

Page 154: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

154

Rubrik terdiri atas dua hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan hal

lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak sedikitnya

gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian yang digunakan

dan hakikat kinerja yang akan dinilai. Contoh rubrik dan penggunaannya pada lembar

skala penilaian sebagai berikut.

Page 155: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

155

Berilah centang (√) di bawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek

keterampilan sangat tepat, skor 4 bila tepat, 3 bila agak tepat, 2 bila tidak tepat,

dan skor 1 bila sangat tidak tepat untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini!

kriteria (rubrik)

Nomor

Butir Aspek Keterampilan

Skor

5 4 3 2 1

Tampak dalam skala penilaian di atas bahwa penilai harus bekerja keras untuk

menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat sehingga harus

diberi skor 5, atau agak tepat sehingga skornya 3. Oleh karena itu, dalam

menggunakan skala penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin agar skor yang

didapat menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Page 156: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

156

Sedikit berbeda dengan skala penilaian, skor yang ada di lembar daftar periksa

observasi tidak banyak bervariasi, biasanya hanya dua pilihan, yaitu: ada atau “ya”

dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0. Kriteria (rubrik) dan penggunaannya pada

datar periksa observasi dapat dilihat pada contoh berikut.

Page 157: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

157

Berilah centang (√) di bawah kata “ya” bila aspek keterampilan yang dinyatakan

itu muncul dan benar, dan berilah centang di bawah kata “tidak” bila aspek

keterampilan itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul sama

sekali. Kata “ya” diberi skor 1, dan kata “tidak” diberi skor 0.

kriteria (rubrik)

Nomor

Butir Aspek keterampilan

Jawaban

Ya Tidak

B. Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan penskoran adalah ada atau

tidak adanya perbedaan bobot tiap-tiap aspek keterampilan yang ada dalam skala

penilaian atau daftar periksa observasi. Apabila tidak ada perbedaan bobot maka

penskorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir

penilaian.

Page 158: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

158

Selanjutnya untuk menginterpretasikan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan

acuan atau kriteria. Oleh karena pembelajaran ini menggunakan pendekatan belajar

tuntas dan berbasis kompetensi maka acuan yang digunakan untuk

menginterpretasikan hasil penilaian kinerja dan hasil kerja peserta didik adalah

acuan kriteria.

Page 159: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

159

N

O PERNYATAAN

SKOR HASIL

PENILAIAN

SKOR

BUTI

R 5 4 3 2 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Page 160: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

160

16

17

18

19

20

JUMLAH

C. Analisis Hasil Penilaian

Penilaian yang diselenggarakan oleh pendidik mempunyai banyak kegunaan, baik

bagi peserta didik, satuan pendidikan, ataupun bagi pendidik sendiri. Secara rinci

dapat dijelaskan manfaat penilaian, yaitu:

1. mengetahui tingkat ketercapaian Standar Kompetensi yang sudah dijabarkan ke

Kompetensi Dasar.

2. mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik.

3. mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik.

4. mendorong peserta didik belajar/berlatih.

5. mendorong pendidik untuk mengajar dan mendidik lebih baik.

6. mengetahui keberhasilan satuan pendidikan dan mendorongnya untuk berkarya

lebih terfokus dan terarah.

Untuk mendapatkan manfaat seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu

dilakukan analisis terhadap hasil tes/penilaian yang telah dicapai oleh peserta

didik. Caranya yaitu dengan membuat tabel spesifikasi yang dapat

menunjukkan kompetensi dasar, indikator, atau aspek keterampilan mana

yang belum dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya, aspek keterampilan yang

Page 161: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

161

belum dikuasai itu dituliskan dalam kolom keterangan. Contoh analisis hasil

tes dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 162: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

162

Tabel 2. Contoh tabel analisis hasil tes

Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/I

Jenis ujian : Ulangan Harian

Nama Peserta didik : Badar

Kompetensi

Dasar

Jumlah

butir

yang

diujikan

Jumlah

butir

yang

betul

Persentase

keber-

hasilan

Penguasaan Keterangan

D. Laporan Hasil Penilaian

Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus mencakup

ketiga ranah tersebut. Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui kuesioner atau

pengamatan yang sistematik. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh

dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan

kompetensi dasar. Jadi tidak semua mata pelajaran memiliki nilai untuk ranah

psikomotor.

Page 163: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

163

Hasil belajar ranah kognitif, psikomotor, dan afektif tidak dijumlahkan, karena

dimensi yang diukur berbeda. Masing-masing dilaporkan sendiri-sendiri dan

memiliki makna yang sama penting. Ada peserta didik yang memiliki kemampuan

kognitif tinggi, kemampuan psikomotor cukup, dan memiliki minat belajar yang

cukup. Namun ada peserta didik lain yang memiliki kemampuan kognitif cukup,

kemampuan psikomotor tinggi. Bila skor kemampuan kedua peserta didik ini

dijumlahkan, bisa terjadi skornya sama, sehingga kemampuan kedua orang ini

tampak sama walau sebenarnya karakteristik kemampuan mereka berbeda. Selain

itu, ada informasi penting yang hilang, yaitu karakteristik spesifik kemampuan

masing-masing individu.

Di dunia ini ada orang yang kemampuan berpikirnya tinggi, tetapi kemampuan

psikomotornya rendah. Agar sukses, orang ini harus bekerja pada bidang pekerjaan

yang membutuhkan kemampuan berpikir tinggi dan tidak dituntut harus melakukan

kegiatan yang membutuhkan kemampuan psikomotor yang tinggi. Oleh karena itu,

laporan hasil belajar harus dinyatakan dalam tiga ranah tersebut. Laporan hasil

belajar peserta didik untuk setiap akhir semester berupa rapor yang disampaikan

kepada orang tua peserta didik. Untuk meningkatkan akuntabilitas satuan

pendidikan, hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada dinas pendidikan, dan

sebaiknya juga dilaporkan ke masyarakat. Laporan ini dapat berupa laporan

perkembangan prestasi akademik sekolah yang ditempelkan di tempat pengumuman

sekolah.

PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 164: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

164

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 14 tahun 2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa salah satu

tugas Direktorat Pembinaan SMA - Subdirektorat Pembelajaran adalah melakukan

penyiapan bahan kebijakan, standar, kriteria, dan pedoman serta pemberian

bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut

dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit

Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran – Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Atas antara lain melaksanakan penyiapan bahan penyusunan

pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman

pelaksanaan kurikulum.

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan

termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut

mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk

mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan.

Pada kenyataannya dalam melaksanakan KTSP termasuk sistem penilaiannya, banyak

pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk menyusun tes dan mengembangkan

butir soal yang valid dan reliabel. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA

membuat berbagai panduan pelaksanaan KTSP yang salah satu di antaranya adalah

panduan penyusunan butir soal.

B. Tujuan

Page 165: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

165

Tujuan penyusunan panduan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional

guru khususnya dalam penulisan butir soal. Setelah mempelajari panduan ini

diharapkan para guru dapat menyusun kisi-kisi dengan benar dan mengemabngkan

butir soal yang valid dan reliabel.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam panduan ini meliputi penilaian berbasis

kompetensi, teknik, alat penilaian dan prosedur pengembangan tes, penyusunan kisi-

kisi, dan penyusunan butir soal.

PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

A. Pengertian

Penilaian berbasis kompetensi merupakan teknik evaluasi yang harus dilakukan guru

dalam pembelajaran di sekolah. Teknik dan pelaksanaannya diatur di dalam:

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

• Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di dalam Standar Isi menjadi fokus

perhatian utama dalam penilaian.

Page 166: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

166

B. Bentuk dan Proses Penilaian

Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, guru dapat melakukan penilaian

melalui tes dan non tes. Tes meliputi tes lisan, tertulis (bentuk uraian, pilihan ganda,

jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-salah), dan tes perbuatan yang meliputi:

kinerja (performance), penugasan (projek) dan hasil karya (produk). Penilaian non-

tes contohnya seperti penilaian sikap, minat, motivasi, penilaian diri, portfolio, life

skill. Tes perbuatan dan penilaian non tes dilakukan melalui pengamatan (observasi).

Langkah-langkah pengembangan tes meliputi (1) menentukan tujuan penilaian, (2)

menentukan kompetensi yang diujikan (3) menentukan materi penting pendukung

kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian), (4) menentukan jenis tes

yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan), (5) menyusun kisi-kisi, butir soal, dan pedoman

penskoran, (6) melakukan telaah butir soal. Penilaian non tes dilakukan melalui

pengamatan dengan langkah-langkah (1) menentukan tujuan penilaian, (2)

menentukan kompetensi yang diujikan, (3) menentukan aspek yang diukur, (4)

menyusun tabel pengamatan dan pedoman penskorannya, (5) melakukan penelaahan.

C. Kriteria Bahan Ulangan/Ujian

Bahan ulangan/ujian yang akan digunakan hendaknya menenuhi dua kriteria dasar

berikut ini.

1. adanya kesesuaian materi yang diujikan dan target kompetensi yang harus dicapai

melalui materi yang diajarkan. Hal ini dapat memberikan informasi tentang siapa

atau peserta didik mana yang telah mencapai tingkatan pengetahuan tertentu yang

disyaratkan sesuai dengan target kompetensi dalam silabus/kurikulum dan dapat

memberikan informasi mengenai apa dan seberapa banyak materi yang telah

dipelajari peserta didik. Berdasarkan ilmu pengukuran pendidikan, ujian yang

Page 167: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

167

bahannya tidak sesuai dengan target kompetensi yang harus dicapai bukan saja

kurang memberikan informasi tentang hasil belajar seorang peserta didik,

melainkan juga tidak menghasilkan umpan balik bagi penyempurnaan proses

belajar-mengajar.

2. bahan ulangan/ujian hendaknya menghasilkan informasi atau data yang dapat

dijadikan landasan bagi pengembangan standar sekolah, standar wilayah, atau

standar nasional melalui penilaian hasil proses belajar-mengajar.

D. Soal yang Bermutu

Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik meningkatkan

pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik mana

yang belum atau sudah mencapai kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu

adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin

tinggi kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, semakin

tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Makin rendah kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran,

makin kecil pula peluang menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid), dan handal. Sahih

maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Mistar

hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur berat, bahan ujian atau soal

PKn hanya mengukur materi pembelajaran PKn bukan mengukur

keterampilan/kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat

ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg. Untuk

dapat menghasilkan soal yang sahih dan handal, penulis soal harus merumuskan kisi-

kisi dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal yang baik (kaidah penulisan

soal bentuk objektif/pilihan ganda, uraian, atau praktik).

Page 168: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

168

Linn dan Gronlund (1995: 47) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi tiga

karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas, dan usabilitas. Validitas artinya ketepatan

interpretasi hasil prosedur pengukuran, reliabilitas artinya konsistensi hasil

pengukuran, dan usabilitas artinya praktis prosedurnya. Di samping itu, Cohen dkk.

(1992: 28) juga menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya

mengukur apa yang hendak diukur. Nitko (1996 : 36) menyatakan bahwa validitas

berhubungan dengan interpretasi atau makna dan penggunaan hasil pengukuran

peserta didik. Messick (1993: 13) menjelaskan bahwa validitas tes merupakan suatu

integrasi pertimbangan evaluatif derajat keterangan empiris yang mendasarkan

pemikiran teoritis yang mendukung ketepatan dan kesimpulan berdasarkan pada skor

tes. Adapun validitas dalam model Rasch adalah sesuai atau fit dengan model

(Hambleton dan Swaminathan, 1985: 73).

Messick (1993: 16) menyatakan bahwa validitas secara tradisional terdiri dari: (1)

validitas isi, yaitu ketepatan materi yang diukur dalam tes; (2) validitas criterion-

related, yaitu membandingkan tes dengan satu atau lebih variabel atau kriteria, (3)

valitidas prediktif, yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan alat lain yang dilakukan

kemudian; (4) validitas serentak (concurrent), yaitu ketepatan hasil pengukuran

dengan dua alat ukur lainnya yang dilakukan secara serentak; (5) validitas konstruk,

yaitu ketepatan konstruksi teoretis yang mendasari disusunnya tes. Linn dan

Gronlund (1995 : 50) menyatakan hahwa valilitas terdiri dari: (1) konten. (2) test-

criterion relationship, (3) konstruk, dan (4) consequences, yaitu ketepatan

penggunaan hasil pengukuran. Sedangkan menurut Oosterhof (190 : 23) yang

mengutip berdasarkan "Standards for Educational and Psychological Testing, 1985"

yang didukung oleh Ebel dan Frisbie (1991 : 102-109), serta Popham (1995 : 43)

bahwa tipe validitas adalah validitas: (1) content, (2) criterion, dan (3) construction.

Di samping validitas, informasi tentang reliabilitas tes sangat diperlukan. Nitko (1999

: 62) dan Popham (1995 : 21) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan dengan

konsistensi hasil pengukuran. Pernyataan ini didukung oleh Cohen dkk, yaitu bahwa

Page 169: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

169

reliabilitas merupakan persamaan dependabilitas atau konsistensi (Cohen dkk : 192 :

132) karena tes yang memiliki konsistensi/reliabilitas tinggi, maka tesnya adalah

akurat, reproducible; dan gereralizable terhadap kesempatan testing dan instrumen

tes yang sama. (Ebel dan Frisbie (1991 : 76). Faktor yang mempengaruhi reliabilitas

yang berhubungan dengan tes adalah: (1) banyak butir, (2) homogenitas materi tes,

(3) homogenitas karakteristik butir, dan (4) variabilitas skor. Reliabilitas yang

berhubungan dengan peserta didik dipengaruhi oleh faktor: (1) heterogenitas

kelompok, (2) pengalaman peserta didik mengikuti tes, dan (3) motivasi peserta

didik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan

administrasi adalah batas waktu dan kesempatan menyontek (Ebel dan Frisbie, 1991:

88-93).

Linn dan Gronlund menyatakan bahwa metode estimasi dapat dilakukan dengan

mempergunakan: (1) metode test-retest, yaitu diberikan tes yang sama dua kali pada

kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah pengukuran stabilitas;

(2) metode equivalent form, yaitu diberikan dua tes paralel pada kelompok yang

sama dan waktu yang sama; tujuannya adalah pengukuran menjadi ekuivalen; (3)

metode test-retest dengan equivalen form, yaitu diberikan dua tes paralel pada

kelompok yang sama dengan interval waktu; tujuannya adalah pengukuran stabilitas

dan ekuivalensi; (4) metode split-half, yaitu diberikan tes sekali, kemudian skor pada

butir yang ganjil dan genap dkorelasikan dengan menggunakan rumus Spearman-

Brown; tujuannya adalah pengukuran konsistensi internal; (5) metode Kuder-

Richardson dan koefisien Alfa, yaitu diberikan tes sekali kemudian skor total tes

dihitung dengan rumus Kuder-Richardson, tujuannya adalah pengukuran konsistensi

internal; (6) metode inter-rater, yaitu diberikan satu set jawaban peserta didik untuk

diskor/judgement oleh 2 atau lebih rater; tujuannya adalah pengukuran konsistensi

rating. Menurut Popham (1995: 22), reliabilitas terdiri dari 3 jenis yaitu: (1)

stabilitas, yaitu konsistensi hasil di antara kesempatan testing yang berbeda, (2)

format bergantian (alternate form), yaitu konsistensi hasil di antara dua atau lebih tes

yang berbeda, (3) internal konsistensi, yaitu konsistensi melalui suatu pengukuran

fungsi butir instrumen.

Page 170: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

170

Reliabilitas skor tes dalam teori respon butir adalah penggunaan fungsi informasi tes.

Menurut Hambleton dan Swaminathan (1985: 236), pengukuran fungsi informasi tes

lebih akurat bila dibandingkan dengan penggunaan reliabilitas karena: (1) bentuknya

tergantung hanya pada butir-butir dalam tes, (2) mempunyai estimasi kesalahan

pengukuran pada setiap level abilitas. Pernyataan ini didukung oleh Gustafson (1981

: 41), yaitu bahwa konsep reliabilitas dalam model Rasch memerankan bagian

subordinate sebab model pengukuran ini diorientasikan pada estimasi kemampuan

individu.

Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes perlu dilakukan analisis butir soal.

Kegunaan analisis butir soal di antaranya adalah: (1) dapat membantu para pengguna

tes dalam evaluasi atas tes yang diterbitkan, (2) sangat relevan bagi penyusunan tes

informal dan lokal seperti kuis, ulangan yang disiapkan guru untuk peserta didik di

kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat

memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi

dan Urbina, 1997: 172).

TEKNIK PENILAIAN DAN PROSEDUR PENGEMBANGAN TES

A. Teknik Penilaian

Page 171: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

171

Ada beberapa teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan pendidik sebagai sarana

untuk memperoleh informasi tentang keadaan belajar peserta didik. Penggunaan

berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang

tersedia, sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan banyaknya/jumlah materi

pembelajaran yang sudah disampaikan.

Teknik penilaian adalah metode atau cara penilaian yang dapat digunakan guru untuk

rnendapatkan informasi. Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan

mudah digunakan oleh guru, misalnya: (1) tes (tertulis, lisan, perbuatan), (2)

observasi atau pengamatan, (3) wawancara.

1. Teknik penilaian melalui tes

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan

memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) tes objektif, misalnya bentuk pilihan panda, jawaban singkat atau isian,

benar salah, dan bentuk menjodohkan;

2) tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat

dilakukan secara objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya

sulit dilakukan secara objektif).

b. Tes lisan

Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan

tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Tes ini

memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai

kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta

kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi

peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering

Page 172: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

172

mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat

menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan

pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil tes dapat langsung diketahui peserta

didik. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pendidik sering mencemari

hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.

c. Tes perbuatan

Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan

atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau

unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan

persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk

menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan,

yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan

angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk

formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang

sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.

Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format

tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2. Teknik penilaian melalui observasi atau pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan pendidik untuk mendapatkan

informasi tentang peserta didik dengan cara mengamati tingkah laku dan

kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat

ditujukan kepada peserta didik secara perorangan atau kelompok. Dalam

kegiatan observasi perlu disiapkan format pengamatan. Format pengamatan dapat

berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu

pengamatan.

3. Teknik penilaian melalui wawancara

Page 173: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

173

Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan

yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan pendidik untuk

tujuan mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut hal-hal yang kurang jelas

informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk

menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada maksud untuk

menilai.

Setiap teknik penilaian harus dibuatkan instrumen penilaian yang sesuai. Tabel

berikut menyajikan teknik penilaian dan bentuk instrumen.

Tabel 1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

• Tes tertulis

• Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,

menjodohkan dll.

• Tes isian: isian singkat dan uraian

• Tes lisan

• Daftar pertanyaan

• Tes praktik (tes kinerja)

• Tes identifikasi

• Tes simulasi

• Tes uji petik kinerja

• Penugasan individual atau

kelompok

• Pekerjaan rumah

• Projek

• Penilaian portofolio

• Lembar penilaian portofolio

• Jurnal • Buku cacatan jurnal

• Penilaian diri • Kuesioner/lembar penilaian diri

Page 174: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

174

2. • Penilaian antarteman • Lembar penilaian antarteman

B. Prosedur Pengembangan Tes

Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu menetapkan

terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Adapun

proses penentuannya secara lengkap dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Page 175: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

175

Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan sebagai berikut.

MENENTUKAN TUJUAN PENILAIAN

MEMPERHATIKAN STANDAR KOMPETENSINYA

MENENTUKAN KD-NYA (KD1 + KD2 + KD3 DLL)

TES

NON TES

MENENTUKAN MATERI PENTING/ PENDUKUNG KD : UKRK

- PENGAMATAN/ OBSERVASI (SIKAP, PORTFOLIO, LIFE SKILLS)

- TES SIKAP - DLL

TEPAT DIUJIKAN SECARA TERTULIS/LISAN?

BENTUK URAIAN

BENTUK OBJEKTIF

(PG, ISIAN, DLL)

TIDAK TEPAT TEPAT

TES PERBUATAN

- KINERJA (PERFORMANCE) - PENUGASAN (PROJECT) - HASIL KARYA (PRODUCT) - DLL

IKUTI KAIDAH PENULISAN SOAL DAN SUSUNLAH PEDOMAN PENSKORANNYA

Keterangan: KD = Kompetensi Dasar KD1 + KD2 = Gabungan antar kompetensi dasar UKRK = Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian

Page 176: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

176

1. Menentukan tujuan penilaian. Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan

memiliki penekanan yang berbeda-beda. Misalnya untuk tujuan tes prestasi

belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi belajar, lingkup

materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk

kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas

individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja

praktik/laporan praktikum, ujian praktik.

2. Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar

kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau yang harus

diukur melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan

kompetensi dasar.

3. Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan

keduanya. Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai

pendukung kompetensi dasar. Syaratnya adalah materi yang diujikan harus

mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta didik), kontinuitas

(merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran lain),

dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah

selanjutnya adalah menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi

tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan. Bila jawabannya tepat, maka materi

yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa, pilihan ganda atau

uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes

perbuatan: kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau

lainnya.

4. Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya.

Dalam menulis soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.

Page 177: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

177

C. Penentuan Materi Penting

Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyiapkan bahan ulangan/ujian adalah

menentukan kompetensi dan materi yang akan diujikan. Setelah menentukan

kompetensi yang akan diukur, maka langkah berikutnya adalah menentukan materi

yang akan diujikan. Penentuan materi yang akan diujikan sangat penting karena di

dalam satu tes tidak mungkin semua materi yang telah diajarkan dapat diujikan dalam

waktu yang terbatas, misalnya satu atau dua jam. Oleh karena itu, setiap guru harus

menentukan materi mana yang sangat penting dan penunjang, sehingga dalam waktu

yang sangat terbatas, materi yang diujikan hanya menanyakan materi-materi yang

sangat penting saja. Materi yang telah ditentukan harus dapat diukur sesuai dengan

alat ukur yang akan digunakan yaitu tes atau non-tes.

Penentuan materi penting dilakukan dengan memperhatikan kriteria:

1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik,

2. Kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau

lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya,

3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami,

mata pelajaran lain,

4. Keterpakaian, yaitu rnateri yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan

sehari-hari.

PENYUSUNAN KISI-KISI DAN BUTIR SOAL

A. Jenis Perilaku yang Dapat Diukur

Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil atau

memperhatikan jenis perilaku yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan, di

antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J. Mazano dkk, Robert M.

Gagne, David Krathwohl, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay, Linn dan

Gronlund.

Page 178: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

178

1. Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan di

antaranya seperti: menyebutkan, menentukan, menunjukkan, mengingat kembali,

mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti: membedakan,

mengubah, memberi contoh, memperkirakan, mengambil kesimpulan; (3)

Penerapan di antaranya seperti: menggunakan, menerapkan; (4) Analisis di

antaranya seperti: membandingkan, mengklasifikasikan, mengkategorikan,

menganalisis; (5) Sintesis antaranya seperti: menghubungkan, mengembangkan,

mengorganisasikan, menyusun; (6) Evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan,

menilai, memutuskan.

2. Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2) analisis, (3)

perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.

3. Jenis perilaku yang dikembangkan R. J. Mazano dkk. adalah: (1) keterampilan

memusat (focusing skills), seperti: mendefinisikan, merumuskan tujuan, (2)

keterampilan mengumpulkan informasi, seperti: mengamati, merumuskan

pertanyaan, (3) keterampilan mengingat, seperti: merekam, mengingat, (4)

keterampilan mengorganisasi, seperti: membandingkan, mengelompokkan,

menata/mengurutkan, menyajikan; (5) keterampilan menganalisis, seperti

mengenali: sifat dari komponen, hubungan dan pola, ide pokok, kesalahan; (6)

keterampilan menghasilkan keterampilan baru, seperti: menyimpulkan,

memprediksi, mengupas atau mengurai; (7) keterampilan memadu (integreting

skills), seperti: meringkas, menyusun kembali; (8) keterampilan menilai, seperti:

menetapkan kriteria, membenarkan pembuktian.

4. Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne adalah: (1) kemampuan

intelektual: diskriminasi, identifikasi/konsep yang nyata, klasifikasi, demonstrasi,

generalisasi/menghasilkan sesuatu; (2) strategi kognitif: menghasilkan suatu

pemecahan; (3) informasi verbal: menyatakan sesuatu secara oral; (4)

keterampilan motorist melaksanakan/menjalankan sesuatu; (5) sikap:

kemampuan untuk memilih sesuatu. Domain afektif yang dikembangkan David

Krathwohl adalah: (1) menerima, (2) menjawab, (3) menilai.

6. Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan R.W. de

Page 179: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

179

Maclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terpimpin, (4) mekanisme;

(5) respon yang kompleks, (6) organisasi, (7) karakterisasi dari nilai.

7. Keterampilan berpikir yang dikembangkan Linn dan Gronlund adalah

seperti berikut.

a. Membandingkan

- Apa persamaan dan perbedaan antara ... dan...

- Bandingkan dua cara berikut tentang ....

b. Hubungan sebab-akibat

- Apa penyebab utama ...

- Apa akibat …

c. Memberi alasan (justifying)

- Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?

- Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan tentang ....

d. Meringkas

- Tuliskan pernyataan penting yang termasuk ...

- Ringkaslah dengan tepat isi …

e. Menyimpulkan

- Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data ....

- Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut ....

f. Berpendapat (inferring)

- Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila

- Apa reaksi A terhadap …

g. Mengelompokkan

- Kelompokkan hal berikut berdasarkan ....

- Apakah hal berikut memiliki ...

h. Menciptakan

- Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang ....

- Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila ....

i. Menerapkan

- Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah ....

- Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman....

Page 180: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

180

j. Analisis

- Manakah penulisan yang salah pada paragraf ....

- Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama ....

k. Sintesis

- Tuliskan satu rencana untuk pembuktian ...

- Tuliskan sebuah laporan ...

l. Evaluasi

- Apakah kelebihan dan kelemahan ....

- Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah evaluasi tentang...

B. Penentuan Perilaku yang Akan Diukur

Setelah kegiatan penentuan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan, maka

kegiatan berikutnya adalah menentukan secara tepat perilaku yang akan diukur.

Perilaku yang akan diukur, pada Kurikulum Berbasis Kompetensi tergantung pada

tuntutan kompetensi, baik standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya. Setiap

kompetensi di dalam kurikulum memiliki tingkat keluasan dan kedalaman

kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi kemampuan/perilaku yang diukur sesuai

dengan target kompetensi, maka semakin sulit soal dan semakin sulit pula

menyusunnya. Dalam Standar Isi, perilaku yang akan diukur dapat dilihat pada

"perilaku yang terdapat pada rumusan kompetensi dasar atau pada standar

kompetensi". Bila ingin mengukur perilaku yang lebih tinggi, guru dapat mendaftar

terlebih dahulu semua perilaku yang dapat diukur, mulai dari perilaku yang sangat

sederhana/mudah sampai dengan perilaku yang paling sulit/tinggi, berdasarkan

rumusan kompetensinya (baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar). Dari

susunan perilaku itu, dipilih satu perilaku yang tepat diujikan kepada peserta didik,

yaitu perilaku yang sesuai dengan kemampuan peserta didik di kelas.

C. Penentuan dan Penyebaran Soal

Page 181: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

181

Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah soal setiap

kompetensi dasar dan penyebaran soalnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

penilaian akhir semester berikut ini.

Contoh penyebaran butir soal untuk penilaian akhir semester ganjil

No

Kompetensi

Dasar

Materi

Jumlah soal tes

tulis

Jumlah

soal

Praktik PG Uraian

1 1.1 ............ ........... 6 -- --

2 1.2 ............ ........... 3 1 --

3 1.3 ............ ........... 4 -- 1

4 2.1 ............ ........... 5 1 --

5 2.2 ............ ........... 8 1 --

6 3.1 ............ ........... 6 -- 1

7 3.2 ........... ........... -- 2 --

8 3.3 .......... ........... 8 -- --

Jumlah soal 40 5 2

D. Penyusunan Kisi-kisi

Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi

dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk

menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dapat

berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini.

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Page 182: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

182

Jenis sekolah : ……………………… Jumlah soal :

………………………

Mata pelajaran : ……………………… Bentuk

soal/tes : ..................

Kurikulum : ……………………… Penyusun : 1.

…………………

Alokasi waktu : ……………………… 2.

…………………

No. Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Kls/

smt

Materi

pokok

Indikator

soal

Nomor

soal

Keterangan:

Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di

dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri,

kecuali pada kolom 6.

Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini.

1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah

diajarkan secara tepat dan proporsional.

2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.

3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

E. Perumusan Indikator Soal

Page 183: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

183

Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang

dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan

penyusunan kisi-kisi. Untuk merumuskan indikator dengan tepat, guru harus

memperhatikan materi yang akan diujikan, indikator pembelajaran, kompetensi

dasar, dan standar kompetensi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan

jelas. Syarat indikator yang baik:

1. menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat,

2. menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu atau lebih

kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,

3. dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).

Penulisan indikator yang lengkap mencakup A = audience (peserta didik) , B =

behaviour (perilaku yang harus ditampilkan), C = condition (kondisi yang diberikan),

dan D = degree (tingkatan yang diharapkan). Ada dua model penulisan indikator.

Model pertama adalah menempatkan kondisinya di awal kalimat. Model pertama ini

digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus), misalnya

berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya,

sedangkan model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang

harus ditampilkan di awal kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang

tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).

(1) Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Indikator: Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan topik

"belajar mandiri", peserta didik dapat menentukan dengan tepat

pernyataan yang sama artinya.

Soal : (Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya satu

kali, kemudian peserta didik memilih dengan tepat satu

pernyataan yang sama artinya. Soalnya adalah: "Hari harus

masuk kelas pukul 7.00., tetapi dia datang pukul 8.00 pagi

Page 184: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

184

hari.")

Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut:

a. Hari masuk kelas tepat waktu pagi ini.

b. Hari masuk kelas terlambat dua jam pagi ini

c. Hari masuk Kelas terlambat siang hari ini,

d. Hari masuk Kelas terlambat satu jam hari ini

Kunci: d

(2) Contoh model kedua

Indikator: Peserta didik dapat menentukan dengan tepat penulisan

tanda baca pada nilai uang.

Soal : Penulisan nilai uang yang benar adalah ....

a. Rp 125,-

b. RP 125,00

c. Rp125

d. Rp125.

Kunci: b

F. Langkah-langkah Penyusunan Butir Soal

Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang

sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu: (1)

menentukan tujuan tes, (2) menentukan kompetensi yang akan diujikan, (3)

menentukan materi yang diujikan, (4) menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan

kompetensi, materi, dan bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda,

uraian; dan tes praktik), (5) menyusun kisi-kisinya, (6) menulis butir soal, (7)

memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, (8) merakit soal menjadi

perangkat tes, (9) menyusun pedoman penskorannya (10) uji coba butir soal, (11)

analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan (12)

perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

Page 185: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

185

G. Penyusunan Butir Soal Tes Tertulis

Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam

penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan

rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah

penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.

Penggunaan bentuk soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada

perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat

diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada

pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan menggunakan tes tertulis dengan

bentuk soal objektif. Bentuk tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki

kelebihan dan kelemahan satu sama lain.

Keunggulan soal bentuk pilihan ganda di antaranya adalah dapat mengukur

kemampuan/perilaku secara objektif, sedangkan untuk soal uraian di antaranya

adalah dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan gagasan dan menyatakan

jawabannya menurut kata-kata atau kalimat sendiri. Kelemahan soal bentuk pilihan

ganda di antaranya adalah sulit menyusun pengecohnya, sedangkan untuk soal uraian

di antaranya adalah sulit menyusun pedoman penskorannya.

H. Penulisan Soal Bentuk Uraian

Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam

merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan

tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk

mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan

gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun

Page 186: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

186

kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang

digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal

yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman

penskorannya. Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman

penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat

subyektivitas penskorannya.

Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian diklasifikasikan menjadi 2, yaitu

uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk uraian objektif adalah suatu soal atau

pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep tertentu,

sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif. Artinya perilaku yang diukur

dapat diskor secara dikotomus (benar - salah atau 1 - 0). Bentuk uraian non-objektif

adalah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep

menurut pendapat masing-masing peserta didik, sehingga penskorannya sukar untuk

dilakukan secara objektif. Untuk mengurangi tingkat kesubjektifan dalam pemberian

skor ini, maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuatkan skala. Contoh

misalnya perilaku yang diukur adalah "kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan",

maka skala yang disusun disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta didik

yang akan diuji.

Untuk tingkat SMA, misalnya dapat disusun skala seperti berikut.

Kesesuaiann isi dengan tuntutan pertanyaan 0 - 3

Skor

- Sesuai 3

- Cukup/sedang 2

- Tidak sesuai 1

- Kosong 0

Atau skala seperti berikut:

3 2 1 SESUAI CUKUP/SEDANG TIDAK SESUAI

Page 187: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

187

Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0 - 5 Skor

Skor

- Sangat Sesuai 5

- Sesuai 4

- Cukup/sedang 3

- Tidak sesuai 2

- Sangat tidak sesuai 1

- Kosong 0

Agar soal yang disusun bermutu baik, maka penulis soal harus memperhatikan

kaidah penulisannya. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan

pengembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal Setiap satu soal dan

pedoman penskorannya ditulis di dalam satu format. Contoh format soal bentuk

uraian dan format penskorannya adalah seperti berikut ini.

5 4 3 2 1 SS S C TS STS

Page 188: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

188

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : ……………………............ Penyusun : 1.

……………………

Mata Pelajaran : ……………………........... 2.

……………………

Bahan Kls/Smt : ……………………............ 3.

……………………

Bentuk Soal : ……………………............ Tahun Ajaran :

……………………….

Aspek yang diukur : ……………………............

KOMPETENSI

DASAR

BUKU SUMBER:

RUMUSAN BUTIR SOAL

MATERI

NO SOAL:

INDIKATOR

SOAL

Page 189: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

189

KETERANGAN SOAL

NODIGUNAKAN

UNTUK

TANGG

AL

JUMLAH

SISWA TK DP

PROPORSI PEMILIH

ASPEK KET.

A B C D E OM

T

FORMAT PEDOMAN PENSKORAN

NO

SOAL KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR

Bentuk soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/stimulus bila ada/diperlukan, (2)

pertanyaan, dan (3) pedoman penskoran.

Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator.

b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.

c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.

d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau

tingkat kelas.

2. Konstruksi

a. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.

b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

Page 190: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

190

c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas,

terbaca, dan berfungsi.

3. Bahasa

a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.

b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).

c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.

d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta

didik.

H. Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal

yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah

menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat

kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan

kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk

pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut,

langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan kunci

jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya.

Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan perkembangan soal, maka soal

ditulis di dalam format kartu soal. Setiap satu soal ditulis di dalam satu format.

Adapun formatnya seperti berikut ini.

Page 191: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

191

KARTU SOAL

Jenis Sekolah : ………………………………. Penyusun : 1.

Mata Pelajaran : ………………………………. 2.

Bahan Kls/Smt : ………………………………. 3.

Bentuk Soal : ……………………………….

Tahun Ajaran : ……………………………….

Aspek yang diukur : ……………………………….

KOMPETENSI

DASAR

BUKU SUMBER

RUMUSAN BUTIR SOAL

MATERI

NO SOAL:

KUNCI :

INDIKATOR

SOAL

Page 192: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

192

KETERANGAN SOAL

NO DIGUNAKAN

UNTUK

TANGGA

L

JUMLAH

SISWA

TK DP PROPORSI PEMILIH KET.

A B C D E OMT

Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya.

Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban yang benar dari

pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus

(bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban

dan pengecoh.

Perhatikan contoh berikut!

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku

dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-

Dijual sebidang tanah di Bekasi. Luas 4 ha. Baik untuk industri. Hubungi telp. 777777

Iklan ini termasuk jenis iklan ……

Dasar pertanyaan stimulus

Pokok soal (tem)

Pilihan jawaban (Option)

(.) tanda akhir kalimat

(...) tanda ellipsis (pernyataan yang sengaja dihilangkan)

a. permintaan b. propaganda c. pengumuman d. penawaran *

Pengecoh (distractor)

Kunci jawaban

Perhatikan iklan berikut

Page 193: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

193

kisi.

b. Pengecoh harus bertungsi

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal

hanya mempunyai satu kunci jawaban.

2. Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/

materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan

pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis.

Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang

diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang

sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan

saja.

c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya,

pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan

yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang

mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan

penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk

keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek

yang akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.

e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya,

semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang

ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan

jawaban harus berfungsi.

f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan

karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling

panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan

Page 194: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

194

merupakan kunci jawaban.

g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di

atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan

adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban

berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang

ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban

yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan

sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan

jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis.

Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik

melihat pilihan jawaban.

i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal

yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik.

Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya

yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.

j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna

tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.

k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang

tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar

soal berikutnya.

3. Bahasa/budaya

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya

meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3)

Page 195: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

195

anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan c)

pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca.

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah

dimengerti warga belajar/peserta didik.

c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan

satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.

Page 196: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

196

PENULISAN BUTIR SOAL UNTUK TES PERBUATAN

A. Pengertian

Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan

pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk tes perbuatan,

guru dapat mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah kompetensi (yang akan

diujikan) diukur dengan tes tertulis? Jika jawabannya tepat, kompetensi yang

bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes perbuatan/praktik.

Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat digunakan beberapa

jenis penilaian perbuatan di antaranya adalah penilaian kinerja (performance),

penugasan (project), dan hasil karya (product).

B. Kaidah Penulisan Butir Soal Tes Perbuatan

Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus mengetahui konsep

dasar penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam soal harus disusun

dengan pernyataan yang betul-betul menilai perbuatan/praktik, bukan menilai yang

lainnya.

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan terlebih dahulu

kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.

Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan

peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Aspek yang dinilai di

antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

Page 197: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

197

Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam

membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan, gambar,

patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan

dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja, dan (3) tahap

akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru dapat

memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan

teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3) difusi.

Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.

1. Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil

karya, atau penugasan).

b. Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.

c. Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,

keterpakaian sehari-hari tinggi).

d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat

kelas.

2. Konstruksi

a. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban

perbuatan/praktik.

b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

c. Disusun pedoman penskorannya.

d. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan

terbaca

3. Bahasa/Budaya

a. Rumusan kalimat soal komunikatif

b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

c. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda

atau salah pengertian.

Page 198: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

198

d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

e. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung

perasaan peserta didik.

C. Penulisan Soal Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan terlebih dahulu

kompetensi dari materi yang akan ditanyakan.

D. Penulisan Soal Penilaian Penugasan (Project)

Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,

pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan

peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai

di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

E. Penulisan Soal Penilaian Hasil Karya (Product)

Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam

membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan, gambar,

patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan

dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja, dan (3) tahap

akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru dapat

memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan

teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3) difusi.

PENULISAN BUTIR SOAL UNTUK INSTRUMEN NON-TES

Page 199: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

199

A. Pengertian

Instrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang

dapat digunakan antara lain adalah: lembar pengamatan/observasi (seperti catatan

harian, portofolio, life skill) dan instrumen tes sikap, minat, dsb.

Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir soal untuk instrumen non-tes adalah sama

dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes,

menuliskan butir soal berdasarkan kisi--kisinya, telaah, validasi butir, uji coba butir,

perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba. Namun, dalam proses awalnya, sebelum

menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan validitas

isi/konstruknya. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh melalui kurikulum

dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi/konstruknya diperoleh melalui

"teori". Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu

peristiwa atau kejadian, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 932)

B. Pengamatan

Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru

atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan

kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan

antara lain lembar pengamatan, penilaian portofolio dan penilaian kecakapan hidup.

Pelaksanaan pengamatan sikap dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar, saat

mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan

pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada ajaran

agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong,

kesetiakawanan, hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur.

Page 200: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

200

Portofolio merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan individu peserta

didik. Jadi portofolio merupakan ”kartu sehat” individu peserta didik. Bila ada peserta

didik yang ”sakit”, tugas guru adalah (1) menentukan penyakitnya apa, kemudian (2)

memberi obat yang tepat agar peserta didik cepat sembuh dari penyakitnya.

C. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Non-tes

Dalam kisi-kisi non-tes biasanya formatnya berisi dimensi, indikator, jumlah butir

soal per indikator, dan nomor butir soal. Formatnya seperti berikut ini.

NO DIMENSI INDIKATOR

JUMLAH SOAL

PER

INDIKATOR

NOMOR

SOAL

JUMLAH SOAL =

Untuk mengisi kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus mengetahui terlebih

dahulu validitas konstruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori. Cara termudah

untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku, hasil penelitian, atau

mencari informasi lain yang berhubungan dengan variabel atau tujuan tes yang

dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak mengerjakan

tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu mempersiapkan/belajar materi yang hendak

diteskan terlebih dahulu seperti pada tes prestasi belajar.

Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah

menyimpulkan teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan

Page 201: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

201

definisi operasional) dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang

diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang

dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah

dirumuskan itu, langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema-objek/hal-hal

pokok yang menjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang

akan diukur), dan penulisan butir soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih

memudahkan dalam menyusun kisi-kisi tes, perhatikan alur urutannya seperti pada

bagan berikut.

Berdasarkan bagan di atas, penulis soal dapat dengan mudah mengecek apakah

instrumen tesnya atau butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya atau belum.

Misalnya soal nomor 1 sampai dengan soal terakhir berasal darimana? Dari indikator.

Indikator dari mana? Dari dimensi. Rumusan dimensi darimana? Dari konstruk.

Rumusan konstruk darimana? Dari teori. Jadi kesimpulannya instrumen tes yang

telah disusun merupakan alat ukur yang (sudah tepat atau belum tepat) mewakili

teori.

D. Kaidah Penulisan Soal

Dalam penulisan soal pada instrumen non-tes, penulis butir soal harus

memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya. Kaidahnya adalah seperti berikut ini.

1. Materi

a. Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

TEORI (Dari hasil penelitian/ pendapat dari:

1. Buku A 2. Buku B 3. Buku C 4. Buku D 5. Buku E

dst

KONSTRUK - Definisi

konsep - Definisi

Operasional DIMENSI INDIKATOR SOAL

Page 202: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

202

b. Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan

dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi atau konasinya

dan pernyataan positif atau negatifnya).

2. Konstruksi

a. Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.

b. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang

dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

c. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.

d. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.

e. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan

sebagai fakta.

f. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari

satu cara.

g. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan

oleh hampir semua responden.

h. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.

i. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu,

kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.

j. Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata.

Gunakanlah seperlunya.

3. Bahasa/Budaya

a. Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta

didik atau responden.

b. Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.

c. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Page 203: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

203

E. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir soal

Dalam bagian ini disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan penulisan

butir soal yang sangat sederhana. Tujuan utamanya adalah agar contoh-contoh ini

mudah dipahami oleh para guru di sekolah. Contoh yang akan disajikan adalah

penulisan kisi-kisi dan butir soal untuk tes skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi

berprestasi, dan tes kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya, para guru

dapat menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama dengan contoh

yang ada di sini.

1. Tes Skala Sikap

Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, di

antaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5 ahli,

adalah seperti berikut ini. (1) Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian

tentang, suka atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek

psikologis (Thurstone). (2) Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah

atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus). (3) Sikap adalah

kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon Allport). (4) Sikap adalah konsistensi

dalam tanggapan terhadap objek-objek sosial (Donald Cambell). (5) Sikap

merupakan tanggapan tersembunyi yang ditimbulkan oleh suatu nilai (Ralp

Linton, ahli antropologi kebudayaan).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa sikap

memiliki 3 komponen penting, yaitu komponen: (1) kognisi yang berhubungan

dengan kepercayaan, ide, dan konsep; (2) afeksi yang mencakup perasaan

seseorang; dan (3) konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau

yang akan dilakukan. Oleh karena itu, ketiga komponen ini dimasukkan di dalam

format kisi-kisi "sikap belajar peserta didik" seperti contoh berikut. Adapun

definisi operasional sikap belajar adalah kecenderungan bertindak dalam

perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu

Page 204: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

204

menjadi tahu yang dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan gotong-

royong, rasa kesetiakawanan, dan kejujuran.

NO DIMENSI INDIKATOR

NOMOR SOAL YANG

MENGUKUR

KOGNISI AFEKSI KONASI

+ - + - + -

1. Toleransi a. Mau menerima

pendapat orang lain

atau tidak

memaksakan

kehendak pribadi

b. Tidak mudah

tersinggung

1

7

2

8

3

9

4

10

5

11

6

12

2. Kebersamaan

dan gotong

royong

a. Dapat bekerja

kelompok

b. Rela berkorban

untuk kepentingan

umum

3. Rasa

kesetiakawanan

a. Mau memberi dan

meminta maaf

4. dst

Contoh soalnya sebagai berikut :

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

Page 205: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

205

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Mau menerima pendapat orang lain merupakan

ciri bertoleransi.

Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan

kehendak

Saya suka menerima pendapat orang lain

Memilih teman di sekolah, saya utamakan

mereka yang pandai saja

Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu

mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku.

Bekerja sama dengan orang yang berbeda

Suku lebih baik dihindarkan.

……

Keterangan : SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat

tidak setuju.

2. Tes Minat belajar

Minat adalah kesadaran yang timbul bahwa objek tertentu sangat disenangi dan

melahirkan perhatian yang tinggi bagi individu terhadap objek tersebut (Crites,

1969 : 29). Di samping itu, minat juga merupakan kemampuan untuk

memberikan stimulus yang mendorong seseorang untuk memperhatikan

aktivitas yang dilakukan berdasarkan pengalaman yang sebenarnya (Crow and

Crow , 1984 :248). Berdasarkan kedua penegertian tersebut, minat merupakan

kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek yang

disertai dengan rasa senang dan dilakukan penuh kesadaran.

Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan

tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif

dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran tersebut. Oleh karena itu, definisi

operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan

Page 206: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

206

dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang

dapat diukur melalui kesukacitaan, ketertarikan, perhatian dan keterlibatan.

Berikut contoh kisi-kisi dan soal minat belajar sastra Indonesia.

NO. DIMENSI INDIKATOR NOMOR SOAL

1.

2.

3.

4.

Kesukaan

Ketertarikan

Perhatian

Keterlibatan

Gairah

Inisiatif

Responsif

Kesegeraan

Konsentrasi

Ketelitian

Kemauan

Keuletan

Kerja Keras

8, 13

16, 17

10, 15, 20

2, 6, 9

7, 19

3, 10

4, 5

1, 18

12, 14

Keterangan : Nomor yang bergaris bawah adalah untuk pernyataan positif

Contoh soalnya seperti berikut :

NO. PERNYATAAN SS S KK J TP

1.

2.

7.

16.

20.

….

Saya segera mengerjakan PR sastra sebelum

datang pekerjaan yang lain.

Saya asyik dengan pikiran sendiri ketika guru

menerangkan sastra di kelas.

Saya suka membaca buku sastra.

….

Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang, J = jarang,

TP = tidak pernah.

Page 207: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

207

Perhatikan contoh tes minat lainnya berikut ini.

CONTOH TES MINAT PESERTA DIDIK

TERHADAP MATA PELAJARAN

NO. PERNYATAAN SL SR JR TP

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Saya Senang mengikuti pelajaran ini.

Saya rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini.

Saya merasa pelajaran ini bermanfaat.

Saya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu.

Saya berusaha memahami pelajaran ini.

Saya bertanya kepada guru bila ada yang tidak

jelas

Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah.

Saya mendiskusikan materi pelajaran dengan

teman sekelas.

Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini.

Saya berusaha mencari bahan pelajaran di

perpustakaan

Keterangan : SL = selalu, SR = sering, JR = jarang, TP = tidak pernah.

Keterangan : Dari 4 kategori: skor terendah 10, skor tertinggi 40.

33- 40 Sangat berminat

25- 32 Berminat

17- 24 Kurang berminat

10- 16 Tidak berminat

3. Tes Motivasi Berprestasi

Definisi Konsep

Page 208: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

208

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong peserta didik untuk

berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun

yang dibuat atau diraih orang lain.

Definisi Operasional

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat

lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang

dibuat atau diraih orang lain yang dapat diukur melalui: (1) berusaha untuk

unggul dalam kelompoknya, (2) menyelesaikan tugas dengan baik, (3) rasional

dalam meraih keberhasilan, (4) menyukai tantangan, (5) menerima tanggung

jawab pribadi untuk sukses, (6) menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung

jawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat menengah.

CONTOH KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN

VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI

INDIKATOR NOMOR PERNYATAAN JUMLAH

POSITIF NEGATIF

1. Berusaha unggul

2. Menyelesaikan tugas

dengan baik

3. Rasional dalam meraih

keberhasilan

4. Menyukai tantangan

5. Menerima tanggung

jawab pribadi untuk

sukses

6. Menyukai situasi

pekerjaan dengan

tanggung jawab pribadi,

umpan balik, dan resiko

1,2,3

7,8,9

13,14,15

19,20,21

25,26,27,28

4,5,6

10,11,12

16,17,18

22,23,24

29,30,31,32

6

6

6

6

8

Page 209: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

209

tingkat menengah

33,34,35,36

37,38,39,40

8

Jumlah Pernyataan 20 20 40

CONTOH BUTIR SOAL:

1. Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih baik baripada teman- teman.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

4. Saya menghindari upaya mengungguli prestasi teman-teman.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

9. Saya berusaha untuk memperbaiki kinerja saya pada masa lalu.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

12. Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum ada yang mengatur

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

SKOR JAWABAN

Skor Jawaban a b c d e

Pernyataan Positif 5 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5

3. Tes Kreativitas

Kreativitas merupakan proses berpikir yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan bermanfaat (Devito, 1989 :

118). Disamping itu, kreativitas juga merupakan kemampuan berpikir divergen

yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinal dalam proses berpikir

(Good Brophy, 1990 : 619). Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi,

orisinalitas, berpikir devergen, penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-

hal yang menyangkut perubahan dan eksplorasi (Coben, 1976 : 17). Desain tes

kreativitas terdiri dari dua subtes yaitu dalam bentuk gambar dan verbal yang

Page 210: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

210

masing-masing bentuk memiliki ciri kelancaran (fluency). keluwesan (flexibility),

keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration) (Torrance, 1974 : 8).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, definisi konsepsual kreativitas adalah

kemampuan berpikir divergen. Adapun definisi operasionalnya adalah

kemampuan berpikir divergen yang memiliki sifat (dapat diukur melalui)

kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi, dan hasilnya dapat berguna untuk

keperluan tertentu. Dari hasil pendefinisian konstruk ini, kisi-kisinya dapat

disusun seperti contoh berikut ini.

NO. TES INDIKATOR NOMOR SOAL

1.

2.

VERBAL

Gambar

a. Kelancaran

b. Keluwesan

c. Keaslian

d. Keelaborasian

a. Kelancaran

b. Keluwesan

c. Keaslian

d. Keelaborasian

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

Penskoran untuk setiap indikator di atas mempergunakan skala 0-4. Misalnya

untuk indikator “kelancaran”, skor : 4 = sangat lancar, 3 = cukup lancar, 2 =

kurang lancar, 1 = tidak lancar, 0 = tidak menjawab. Untuk indikator

“keluwesan”, skor: 4 = sangat luwes, 3 = cukup luwes, 2 = kurang luwes, 1 =

tidak luwes, 0 = tidak menjawab, demikian pula seterusnya. Adapun contoh butir

soal seperti berikut.

a. Contoh Tes Verbal

Page 211: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

211

Misalnya diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yang masing-

masing dibedakan jumlah ikan dan makanannya. Pertanyaan: pilih salah

satu gambar yang anda sukai dan jelaskan mengapa anda menyukainya!

(waktu 3 menit).

Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya dengan kata “pintar“! (waktu 3

menit).

Tuliskan berbagai cara tikus masuk ke dalam rumah! (waktu 3 menit).

b. Contoh Tes Gambar

Disajikan sebuah gambar yang belum selesai.

Pertanyaan: selesaikan rancangan gambar berikut dan berikan judul

sesuai dengan selera Anda! (waktu 3 menit).

Disajikan sebuah sketsa gambar yang belum selesai.

Pertanyaan : selesaikan sketsa gambar berikut menurut kesukaan anda

dan setelah selesai berikut judulnya! (waktu 3 menit).

Disajikan 6 buah titik A, B, C, D, E, dan F dengan posisi yang telah

ditetapkan.Pertanyaan: Buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian berikan

judulnya!.

Disajikan gambar sebuah segitiga dan tiga lingkaran yang letaknya

mengelilingi segitiga. Pertanyaan: Tafsirkan makna gambar berikut!

(waktu 5 menit).

4. Tes Stres Belajar (menghadapi ujian)

Definisi konsep stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan

sebagai interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu

peluang, kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat

diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau

penting.

Page 212: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

212

Definisi operasional stres belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan

sebagai interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu

peluang, kendala, atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat

diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting

yang dapat diukur melalui: (1) tanggapan psikologis seperti perasaan cemas,

khawatir, takut, tidak senang, perasaan terganggu, dan lepas kendali, (2)

tanggapan fisik seperti rasa lelah, jantung berdebar, rasa sakit, dan tekanan darah

terganggu, dan (3) tanggapan perseptual seperti anggapan dan keyakinan. Berikut

contoh kisi-kisi dan soal tes stres belajar.

NO. DIMENSI INDIKATOR NOMOR SOAL

1.

2.

3.

Tanggapan

Psikologis terhadap

kendala

dan tuntutan)

Tanggapan Fisik

(akibat tuntutan)

Tanggapan Persepsual

a. Perasaan cemas

b. Khawatir

c. Takut

d. Tidak senang

e. Perasaan terganggu

f. Lepas Kendali

a. Rasa lelah

b. Jantung berdebar

c. Rasa sakit

d. Tekanan darah

terganggu

a. Tanggapan dan

1,2

3,4,5

6,7,8,9

10,11,12,13,14,15,16,

17,18,19,20,21,22,

23,24,25,26,27,28,29,30

31,32,33,34,

35,36,37,

38,39,40,

41,42,43,

44,45,46,47,48,49,50

Page 213: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

213

(terhadap pencapaian) keyakinan

Keterangan: nomor soal ganjil adalah pernyataan positif, nomor soal genap

adalah pernyataan negatif.

Contoh soal stres belajar.

NO

. PERNYATAAN SS S KK J TP

1.

6.

20.

36.

50.

Saya cemas terhadap kemampuan saya di sekolah.

Saya takut ranking saya turun.

Saya kehilangan nafsu makan setiap menghadapi

tuntutan tugas.

Jantung saya berdebar-debar ketika sedang

menyelesaikan tugas

…..

Keterangan : SS = sangat sering, S = sering, KK = kadang-kadang,

J = jarang, TP = tidak pernah.

6. Teknik Penskoran

Salah satu kegiatan dari penulisan butir soal yaitu teknik penskoran. Ada cara

sederhana untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrumen non-tes.

Sebagai contoh, tes skala sikap di atas telah dikerjakan oleh salah satu peserta

didik.

Nama peserta didik : Susiana

Page 214: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

214

NO. PERNYATAAN SS S TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Mau menerima pendapat orang lain merupakan

ciri bertoleransi.

Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan

kehendak

Saya suka menerima pendapat orang lain

Memilih teman di sekolah, saya utamakan mereka

yang pandai saja

Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu

mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku.

Bekerja sama dengan orang yang berbeda

suku lebih baik dihindarkan.

……

X

X

X

X

X

X

Penjelasan: Dalam kisi-kisi tes, soal nomor 1-6 hanya mewakili indikator “mau

menerima pendapat orang lain” dari dimensi “toleransi” untuk topik “sikap

belajar peserta didik di sekolah”. Sebagai contoh penskorannya adalah seperti

berikut ini.

1. Perilaku positif terdapat pada soal nomor 1, 3, 5 dengan pemberian skor:

SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1.

2. Perilaku negatif terdapat pada soal nomor 2, 4, 6 dengan pemberian skor:

SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4

3. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku positif minimal 3 x 4 = 12,

Maksimal 3 x 5 = 15, (3 berasal dari 3 butir soal yang positif; 3 adalah skor

S; 4 adalah skor SS).

Page 215: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

215

4. Skor yang harus diperoleh dalam perilaku negatif minimal 3 x 2 = 6,

Maksimal 3 x 1 = 3 (3 berasal dari 3 butir soal yang negatif, 2 adalah skor S;

1 adalah skor SS).

5. Skor rata-rata: perilaku minimal adalah (12 + 6):2 = 9.

Perilaku maksimal adalah (15 + 3) : 2 = 9.

6. Jadi skor Susiana di atas adalah seperti berikut ini.

Perilaku positif 5+4+1 = 10, perilaku negatif 4+2+3 = 9.

Skor akhir Susiana adalah (10+9):2 = 9,5 atau 10.

Skor Susiana 10, sedangkan ukuran perilaku positif minimal 12 dan maksimalnya

adalah 15. Jadi sikap Susiana tentang “toleransi” khususnya mau menerima

pendapat orang lain” dalam topik “sikap belajar peserta didik di sekolah” masih

kurang. Artinya bahwa Susiana mempunyai sikap positif yang tidak begitu tinggi

tentang “mau menerima pendapat orang lain”. Dia perlu pembinaan dan

peningkatan khususnya mengenai perilaku ini.

Page 216: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

216

PENYUSUNAN BUTIR SOAL YANG MENUNTUT

PENALARAN TINGGI

A. Pengertian

Dalam menulis butir soal, penulis soal memiliki kecenderungan untuk menulis butir-

butir soal yang menuntut perilaku “ingatan”. Di samping mudah penulisan soalnya,

materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh dari buku pelajaran. Untuk

menuliskan butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal biasanya merasa

agak kesulitan dalam mengkreasinya. Disamping sulit menentukan perilaku yang

diukur atau merumuskan masalah yang dijadikan dasar pertanyaan, juga uraian

materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia

di dalam buku pelajaran. Bagaimana peserta didik bisa maju bila pola berpikirnya

hanya ingatan? Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman

oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi.

Caranya adalah seperti berikut ini.

1. Materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman, penerapan,

sintesis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan). Perilaku ingatan juga

diperlukan, namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum peserta

didik dapat memahami, menerapkan, menyintesiskan, menganalisis, dan

mengevaluasi materi yang diperoleh dari guru. Uraian tentang perilaku ini dapat

dilihat pada perilaku kognitif yang dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom pada

bab di depan.

2. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus).

3. Mengukur kemampuan berpikir kritis.

4. Mengukur keterampilan pemecahan masalah.

5. Penjelasan nomor 2, 3 dan 4 diuraikan secara rinci di bawah ini.

B. Dasar Pertanyaan (Stimulus).

Page 217: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

217

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut penalaran tinggi, maka setiap butir soal

selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan

seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi,

kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film, atau

suara yang direkam.

C. Mengukur Kemampuan Berpikir kritis

Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir

soal yang menuntut penalaran tinggi.

Page 218: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

218

1. Menfokuskan pada pertanyaan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau eksperimen dan hasilnya,

peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria yang digunakan untuk

mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan.

2. Menganalisis argumen

Contoh indikator soal:

Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi, peserta didik dapat:

(1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan alasan yang

mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak mendukung

argumen yang disajikan.

3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan interpretasinya,

peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk dapat

dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya.

4. Mempertimbangkan laporan observasi

Contoh indikator soalnya:

Disajikan deskripsi konteks, laporan observasi, atau laporan observer/reporter,

peserta didik dapat mempercayai atau tidak terhadap laporan itu dan memberikan

alasannya.

5. Membandingkan kesimpulan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah

benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2)

dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat

Page 219: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

219

membandingkan kesimpulan yang sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau

kesimpulan yang harus diikuti.

6. Menentukan kesimpulan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah

benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan

kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya.

7. Mempertimbangkan kemampuan induksi

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan

kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat dan

memberikan alasannya.

8. Menilai

Contoh indikatornya:

Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan masalah, dan kemungkinan

penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan: (1) solusi yang positif

dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang

disajikan, dan dapat memberikan alasannya.

9. Mendefinisikan Konsep

Contoh indikator soal:

Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/naskah, peserta didik dapat

mendefinisikan konsep yang dinyatakan.

10. Mendefinisikan asumsi

Page 220: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

220

Contoh indikator soal

Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam asumsi,

peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi.

11. Mendeskripsikan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan, iklan, segmen dari video klip,

peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan.

D. Mengukur Keterampilan Pemecahan Masalah

Ada 17 keterampilan pemecahan masalah yang dapat dijadikan dasar dalam menulis

butir soal yang menuntut penalaran tinggi.

1. Mengidentifikasi masalah

Contoh indikator soal:

Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, peserta didik dapat mengidentifikasi

masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan.

2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, peserta didik dapat

merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

3. Memahami kata dalam konteks

Contoh indikator soal:

Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya

digarisbawahi, peserta didik dapat menjelaskan makna yang berhubungan dengan

masalah itu dengan kata-katanya sendiri.

Page 221: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

221

4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai

Contoh indikator masalah:

Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah,

peserta didik dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan.

5. Memilih masalah sendiri

Contoh indikator soal:

Disajikan beberapa masalah, peserta didik dapat memberikan alasan satu masalah

yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya.

6. Mendeskripsikan berbagai strategi

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memecahkan masalah

ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke dalam

gambar, diagram, atau grafik.

7. Mengidentifikasi asumsi

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat memberikan solusinya

berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan datang.

8. Mendeskripsikan masalah

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah, peserta didik dapat menggambarkan

sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi masalah.

9. Memberi alasan masalah yang sulit

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi pentingnya

dihilangkan, peserta didik dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit

dipecahkan atau melengkapi informasi pentingnya dihilangkan.

Page 222: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

222

10. Memberi alasan solusi

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan

solusinya, peserta didik dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan

memberikan alasannya.

11. Memberi alasan strategi yang digunakan

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk

menyelesikan masalah, peserta didik dapat memilih satu strategi yang tepat

untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya.

12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah,

peserta didik dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah.

13. Membuat strategi lain

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan

masalahnya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah itu dengan

menggunakan strategi lain.

14. Menggunakan analogi

Contoh indikator soal:

Page 223: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

223

Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya, peserta didik

dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini) yang dapat

diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) memberikan alasannya.

15. Menyelesaikan secara terencana

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, peserta didik dapat

menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output, dan

outcomenya.

16. Mengevaluasi kualitas solusi

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk menyelesaikan

masalah, peserta didik dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu,

(2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat, (4) memberi

alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi lainnya.

17. Mengevaluasi strategi sistematika

Contoh indikator soal:

Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalah dan

prosedur, peserta didik dapat mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan

prosedur yang disajikan.

Page 224: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

224

PERAKITAN BUTIR SOAL

A. Pengertian

Merakit soal adalah menyusun soal yang siap pakai menjadi satu perangkat/paket tes

atau beberapa paket tes paralel. Dasar acuan dalam merakit soal adalah tujuan tes dan

kisi-kisinya. Untuk memudahkan pelaksanaannya, guru harus memperhatikan

langkah-langkah perakitan soal.

Dalam bab ini juga diuraikan penskoran jawaban soal. Pemeriksaan terhadap

jawaban peserta didik dan pemberian angka merupakan langkah untuk mendapatkan

informasi kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Pada prinsipnya, penskoran

soal harus diusahakan agar dapat dilakukan secara objektif. Artinya, apabila

penskoran dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sama tingkat kompetensinya,

akan menghasilkan skor atau angka yang sama, atau jika orang yang sama

mengulangi proses penskoran akan dihasilkan skor yang sama.

B. Langkah-langkah Perakitan Soal

Para pendidik dapat merakit soal menjadi suatu paket tes yang tepat, apabila para

pendidik memperhatikan langkah-langkah perakitan soal. Berikut langkah-langkah

perakitan soal.

1. Mengelompokkan soal-soal yang mengukur kompetensi dan materi yang sama,

kemudian soal-soal itu ditempatkan dalam urutan yang sama.

2. Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal dalam kisi-kisi.

3. Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah bebas dari

kaidah “Setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawaban terhadap soal yang

lain”.

4. Membuat petunjuk umum dan khusus untuk mengerjakan soal.

5. Membuat format lembar jawaban.

Page 225: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

225

6. Membuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiannya.

7. Menentukan/menghitung penyebaran kunci jawaban (untuk bentuk pilihan

ganda), dengan menggunakan rumus berikut.

Jumlah soal

Penyebaran kunci jawaban = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ + 3

Jumlah pilihan jawaban

8. Menentukan soal inti (anchor items) sebanyak 10 % dari jumlah soal dalam satu

paket. Soal inti ini diperlukan apabila soal yang dirakit terdiri dari beberapa tes

paralel. Tujuannya adalah agar antar tes memiliki keterkaitan yang sama.

Penempatan soal inti dalam paket tes diletakkan secara acak.

9. Menentukan besarnya bobot setiap soal (untuk soal bentuk uraian)

Bobot soal adalah besarnya angka yang ditetapkan untuk suatu butir soal dalam

perbandingan (ratio) dengan butir soal lainnya dalam satu perangkat tes.

Penentuan besar kecilnya bobot soal didasarkan atas tingkat kedalaman dan

keluasan materi yang ditanyakan atau kompleksitas jawaban yang dituntut oleh

suatu soal. Untuk mempermudah perhitungan/penentuan nilai akhir, jumlah

bobot keseluruhan pada satu perangkat tes uraian ditetapkan 100. Perakit soal

harus dapat mengalokasikan besarnya bobot untuk setiap soal dari bobot yang

telah ditetapkan. Bobot suatu soal yang sudah ditetapkan pada satu perangkat tes

dapat berubah bila soal tersebut dirakit ke dalam perangkat tes yang lain.

10. Menyusun tabel konversi skor

Tabel konversi sangat membantu para pendidik pada saat menilai lembar

jawaban peserta didik. Terutama bila dalam satu tes terdiri dari dua bentuk soal,

Page 226: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

226

misal bentuk pilihan ganda dan uraian atau tes tertulis dan tes praktik. Skor dari

soal bentuk pilihan ganda tidak dapat langsung digabung dengan skor uraian. Hal

ini karena tingkat keluasan dan kedalaman materi yang ditanyakan atau

penekannya dalam kedua bentuk itu tidak sama. Nilai keduanya dapat digabung

setelah keduanya ditentukan bobotnya. Misalnya, untuk soal bentuk pilihan

ganda (45 soal dengan skor maksimum 45) bobotnya 60 % dan bentuk uraian (5

soal dengan skor maksimum 20) bobotnya 40 %. Untuk menentukan skor jadinya

adalah skor perolehan peserta didik yang bersangkutan dibagi skor maksimum

kali bobot. Tabel konversi ini merupakan tabel konversi sederhana atau klasik.

Untuk memudahkan penggunaan tabel konversi, kita ingat proses penyamaan

skala atau konversi alat ukur suhu yang didasarkan pada konversi rumus yang

sudah standar, misal skala pengukuran: Celcius (titik awal 00 titik didih 1000).

Reamur (titik awal 00 titik didih 800), Fahrenheit (titik awal 320 titik didih 2120

), Kelvin (titik awal 2370 titik didih 3730). Masing-masing skala pengukuran ini

bukan untuk dibandingkan atau sebagai penentu kelulusan atau sebagai pengatrol

nilai, namun masing-masing memiliki skala sendiri-sendiri. Keberadaan skala ini

tidak bisa dikatakan bahwa orang yang menggunakan skala pengukuran Celcius

dan Reamur akan selalu dirugikan karena keduanya memiliki nilai 0 sampai

dengan 4 (bila acuan kriterianya 4,01), sedangkan orang yang menggunakan

Fahrenheit dan Kelvin selalu diuntungkan karena titik awalnya 32 dan 237.

Demikian pula dengan konversi nilai dalam ulangan atau ujian. Guru atau panitia

ujian mau menggunakan konversi yang mana. Dalam ilmu pengukuran, konversi

dapat disusun melalui konversi biasa dan konversi yang terkalibrasi dengan

model respon butir. Apabila UN atau US sudah mempergunakan konversi model

respon butir, semua nilai peserta didik harus mengacu pada model konversi ini,

tidak membandingkan dengan konversi lain/biasa.

Konversi biasa (model pengukuran secara klasik) penggunaannya biasa

digunakan guru di sekolah, yaitu untuk memperoleh nilai murni peserta didik.

Bila menghendaki skor maksimum 10 digunakan rumus (skor perolehan: skor

Page 227: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

227

maksimum) x 10 dan bila menggunakan skor maksimum 100 digunakan nilai

konversi dengan rumus (skor perolehan: skor maksimum) x 100 atau bila

menggunakan skor maksimum 4 digunakan nilai konversi dengan rumus (skor

perolehan : skor maksimum) x 4. Konversi seperti ini memiliki dua kelemahan,

pertama adalah bahwa setiap butir soal dihitung memiliki tingkat kesukaran yang

sama. Artinya peserta didik manapun yang menjawab benar 40 dari 50 butir soal

dalam satu tes (terserah nomor butir soal berapa yang benar, apakah nomor 1

benar, nomor 2 salah, nomor 3 benar atau sebaliknya dan seterusnya, yang

penting benar 40 soal) peserta didik yang bersangkutan akan memperoleh nilai 8

(untuk konversi skor maksimum 10), 80 (untuk konversi skor maksimum 100)

0,2 (untuk konversi skor maksimum 4). Kelemahan kedua adalah bahwa tingkat

kesukaran butir soal tidak ditempatkan/dikalibrasi pada skala yang sama. Artinya

bahwa butir-butir soal tidak disusun berdasarkan tingkat kesukarannya dan

kemampuan peserta didik sehingga model konversi ini belum bisa menentukan

nilai murni peserta didik yang sebenarnya. Seharusnya hanya peserta didik yang

memiliki kemampuan tinggi (misal pada skala kemampuan 1, kemampuan 2,

kemampuan 3) yang dapat menjawab benar semua soal dalam tes pada skala

yang bersangkutan atau tingkat kesukaran butir (mudah, sedang, sukar) sesuai

dengan kemampuan peserta didik yang bersangkutan. Apabila sekolah

mempergunakan konversi biasa seperti ini justru akan merugikan peserta didik

yang memiliki kemampuan lebih tinggi.

Konversi yang terkalibrasi adalah konversi nilai yang disusun berdasarkan

kemampuan peserta didik dari tingkat kesukaran butir soal yang terkalibrasi

dengan model Rasch (Item Response Theory). Untuk memahami model

terkalibrasi ini diperlukan pengertian berikut. Setiap jumlah jawaban yang benar

soal, misal 1 sampai dengan 50, masing-masing butir memiliki tingkat

kemampuan (untuk teori klasik tidak ada). Tingkat kemampuan ini diperoleh dari

rumus model Rasch P= (e (Φ-δ)) : (1 + e (Φ-δ): P adalah peluang menjawab benar

satu butir soal. E = 2,7183, Φ = tingkat kemampuan peserta didik, dan δ = tingat

kesukaran butir soal. Kemudian nilai abilitas (misal -3,00 sampai dengan +3,00)

Page 228: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

228

ditransformasi ke dalam skala 0-10, 0-100, atau 0-4. Misal untuk dapat

ditransformasi ke dalam skala 0-100 diperlukan rata-rata 50 dan standar deviasi

5, sehingga untuk membuat tabel konversi mempergunakan rumus Y=50+5X.

Y=nilai peserta didik dan X adalah nilai abilitas. Dengan rumus inilah konversi

terkalibrasi dapat disusun. Jadi dalam konversi yang terkalibrasi skalanya

didasarkan dua hal penting, yaitu tingkat kesukaran dan tingkat kemampuan

peserta didik. Soal ditempatkan pada tingkat kesukaran dan kemampuan peserta

didik yang telah disamakan skalanya. Bila tes sudah disamakan skalanya,

siapapun yang mengambil tes pada paket yang mudah, sedang, dan sukar,

masing-masing tes masih berada pada skala yang sama dan bisa dibandingkan.

Oleh karena itu, tes yang diberikan kepada peserta didik sudah selayaknya harus

sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Apabila kemampuan peserta

didik dalam memahami materi yang diajarkan guru itu tinggi (sudah tercapai

target kompetensinya), peluang menjawab benar soal pasti tinggi. Namun

sebaliknya bila kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang

diajarkan guru itu rendah (belum tercapai target kompetensinya), peluang

menjawab benar soal pasti rendah. Apakah tesnya berbentuk tes lisan, tertulis

(soalnya berbentuk pilihan ganda, uraian, isian, dll.), atau perbuatan. Model

Rasch merupakan salahsatu model dalam teori respon butir yang menitikberatkan

pada parameter tingkat kesukaran butir soal. Model ini telah digunakan di

berbagai kalangan seperti untuk sertifikasi ujian kedokteran di USA, sejumlah

program penilaian sekolah di USA, program penilaian di Australia, studi

matematik dan science internasional ketiga, National School English Literacy

Survey di Australia, equating tes English di Provinsi Guandong Cina, dan

beberapa tes diagnostic. Model ini banyak digunakan orang sebagai pendekatan

analitik standard untuk kalibrasi instrumen karena modelnya sederhana, elegant,

hemat, atau efektif dan efisien.

Konversi nilai berdasarkan Model Rasch memiliki keunggulan bila dibandingkan

dengan konversi nilai berdasarkan model pengukuran secara klasik. Keterbatasan

model pengukuran secara klasik adalah seperti berikut. (1) Tingkat kemampuan

Page 229: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

229

dalam teori klasik adalah “true score”. Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan

peserta didik rendah. Jika tes mudah artinya tingkat kemampuan peserta didik

tinggi. (2) tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik

dalam kelompok yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal

tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan keberadaan tes yang

diberikan. (3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas soal/tes didefinisikan

berdasarkan grup peserta didik. Artinya bahwa konversi nilai berdasarkan teori

tes klasik memiliki kelemahan, yaitu (1) tingkat kesukaran dan daya pembeda

tergantung pada sampel; (2) penggunaan metode dan teknik untuk desain dan

analisis tes dengan memperbandingkan kemampuan peserta didik pada

pembagian kelompok di atas, tengah, bawah. Meningkatnya validitas skor tes

diperoleh dari tingkat kesukaran tes dihubungkan dengan tingkat kemampuan

setiap peserta didik; (3) konsep reliabilitas tes didefinisikan dari istilah tes

paralel; (4) tidak ada dasar teori untuk menentukan bagaimana peserta didik

memperoleh tes yang sesuai dengan kemampuan peserta didik; (5) Standar

kesalahan pengukuran hanya berlaku untuk seluruh peserta didik. Disamping itu,

tes klasik telah gagal memberi kesimpulan yang tepat terhadap beberapa masalah

testing seperti: desain tes (statistik butir klasik tidak memberitahu penyusun tes

tentang lokasi maksimum daya pembeda butir pada skala skor tes), identifikasi

item bias, dan equating skor tes (tidak suksesnya pada item bias dan equating

skor tes karena sulit menentukan kemampuan yang sebenarnya di antara

kelompok). Kelebihan model Rasch atau teori respon butir secara umum adalah

bahwa: (1) model ini tidak berdasarkan grup dependen, (2) skor peserta didik

dideskripsikan bukan tes dependen, (3) model ini menekankan pada tingkat butir

soal bukan tes, (4) model ini tidak memerlukan paralel tes untuk menentukan

reliabilitas tes, (5) model ini merupakan suatu model yang memberikan suatu

pengukuran ketepatan untuk setiap skor tingkat kemampuan. Tujuan utama teori

respon butir adalah memberikan invariant pada statistik soal dan estimasi

kemampuan. Oleh karena itu, kelebihan teori respon butir adalah: (1) responden

dapat diskor pada skala yang sama, (2) skor responden dapat dibandingkan pada

dua atau lebih bentuk tes yang sama, (3) semua bentuk soal memperoleh

Page 230: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

230

perlakuan melalui cara yang sama, (4) tes dapat disusun sesuai keahlian

berdasarkan tingkat kemampuan yang akan dites.

Page 231: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

231

PROSEDUR PEMERIKSAAN LEMBAR JAWABAN,

PERHITUNGAN NILAI AKHIR, DAN PENYETARAAN TES

A. Prosedur Pemeriksaan Lembar Jawaban

Dalam melakukan pemeriksaan lembar jawaban peserta didik sangat ditentukan pada

bentuk soalnya. Untuk pemeriksaan bentuk pilihan ganda, pelaksanaannya sangat

mudah. Lembar jawaban peserta didik dicocokkan pada lembar kunci jawaban yang

sudah disiapkan. Bila jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, maka

jawabannya diberi skor 1, bila tidak sesuai diberi skor 0. Setelah selesai menskor

seluruh soal, maka baru dihitung berapa jumlah soal yang benar dan berapa jumlah

soal yang tidak benar. Jumlah skor benar itulah yang merupakan skor perolehan (skor

mentah) dari soal bentuk pilihan ganda yang diperoleh warga belajar/peserta didik

yang bersangkutan.

Untuk melakukan pemeriksaan soal-soal bentuk uraian termasuk tes perbuatan,

sangat diperlukan kesabaran dan ketelitian yang handal. Untuk memudahkan

pelaksanaannya, ada beberapa kaidah atau prosedur pemeriksaannya.

1. Gunakanlah pedoman penskoran yang telah disiapkan sebagai acuan dalam

memeriksa jawaban peserta didik.

2. Bacalah jawaban peserta didik kemudian bandingkan dengan jawaban ideal

seperti yang ada pada pedoman penskoran.

3. Berikan skor sesuai dengan tingkat kelengkapan dan kesempurnaan jawaban

peserta didik.

4. Periksalah seluruh lembar jawaban peserta didik pada nomor yang sama, baru

dilanjutkan ke pemeriksaan nomor berikutnya. Hal ini perlu dilakukan guna

menjaga konsistensi dan objektivitas pemberian skor.

Page 232: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

232

5. Hindari faktor-faktor yang tidak sesuai/relevan dalam pemberian skor seperti

bagus tidaknya tulisan dan bersih tidak kertas jawaban, kecuali kalau memang

kedua aspek itu yang akan diukur, seperti mata pelajaran bahasa.

Setelah selesai memeriksa lembar jawaban peserta didik, langkah berikutnya adalah

memberikan skor pada lembar jawaban itu. Pemberian skor untuk bentuk soal pilihan

ganda sangat mudah dan telah dijelaskan diatas, sedangkan pemberian skor untuk

bentuk soal uraian sangat ditentukan oleh bobot masing-masing soalnya. Bila setiap

butir soal sudah selesai diskor, hitunglah jumlah skor perolehan peserta didik pada

setiap nomor butir soal. Kemudian lakukan perhitungan nilai dengan menggunakan

rumus seperti berikut ini.

Skor perolehan peserta didik

Nilai Setiap Soal = ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ X bobot

Skor maksimum butir soal ybs

Contoh

Soal

Uraian

Bobot Soal Skor

Maksimum

Skor perolehan

Raufan

Perhitungannya

1

2

3

4

5

20

10

30

10

30

8

5

10

5

10

7

4

9

5

7

(7:8) x 20 = 17,50

(4:5) x 10 = 8,00

(9:10) x 30 = 27,00

(5:5) x 10 = 10,00

(7:10) x 30 = 21,00

Page 233: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

233

Nilai soal uraian Raufan adalah = 83,50

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penskoran, maka setiap butir soal uraian

dibuatkan perhitungan skornya yang dihitung dari skor maksimumnya.

Contohnya seperti berikut ini.

a. Skor soal nomor 1 ( contoh: 1:8 x 20 = 2,5; 2:8x20=5; dst. Penjelasan : 8=skor

maksimum soal nomor 1;20=bobot soal nomor 1)

Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai

1

2

2,5

5

4

5

10

12,5

7

8

17,5

20

3 7,5 6 15

b. Skor soal nomor 2 ( Skor maksimum 5; bobot soal 10 )

Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai

1

2

3

2

4

6

4

5

8

10

c. Skor Soal No 3 (skor maximum 10, bobot soal 30)

Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai

1

2

3

4

3

6

9

12

6

7

8

9

18

21

24

27

10 30

Page 234: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

234

Page 235: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

235

d. Skor soal no. 4 (Skor Maksimum 5, bobot soal 10)

Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai

1

2

3

2

4

6

4

5

8

10

e. Skor soal no. 5 ( Skor Maksimum 10, bobot soal 30 )

Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai Skor Perolehan Nilai

1

2

3

4

3

6

9

12

6

7

8

9

18

21

24

27

10 30

Berdasarkan perhitungan skor yang telah dibuat, penilaian ke lima butir soal di atas

dapat doskor secara mudah pada setiap peserta didik. Contoh seperti berikut ini

No Nama peserta

didik

Nomor Soal Nilai

(Jumlah N)1 2 3 4 5

SP N SP N SP N SP N SP N

1

2

3

4

5

Raufan

dst

7 7,5 4 8 9 27 5 10 7 21 83,50

Keterangan : SP = Skor Perolehan. N = Nilai

Page 236: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

236

B. Perhitungan Nilai Akhir

Setiap jenis tes (tertulis, perbuatan, sikap) dalam perhitungan nilai akhir hendaknya

berdiri sendiri, jangan digabung karena setiap jenis tes memiliki karakteristik sendiri-

sendiri. Berikut ini diberikan contoh perhitungan nilai akhir untuk tes tertulis.

Contoh Perhitungan Nilai Akhir

1. Tes Tertulis

Bentuk

Soal

Jumlah

Soal Bobot

Nomor

Soal

Skor

Maksimum

Skor

Fauria Perhitungan

PG

Isian

35

10

70 % 1-35

1-10

Jumlah=

35

10

45

30

8

38

38:45x10=8,44

Uraian 5 30 % 1

2

3

4

5

Jumlah=

3

4

9

6

6

28

3

2

8

4

5

22

22:28x10=7,86

Nilai Fauria untuk PG, Isian dan Uraian = ( 70 % x 8,44 ) + ( 30 % x 7,86 )

= 5,91 + 2,36

= 8,27

2. Nilai Tes Praktik

Misal pada tes praktik dengan skor maksimum 23, Fauria dapat menjawab 20

perintah dengan benar. Skor yang diperoleh Fauria adalah 20 . Nilai tes

praktiknya = 20 : 23 x 10= 8,70

Page 237: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

237

PENGEMBANGAN BANK SOAL

A. Pengertian

Bank soal bukan hanya bank pertanyaan, pool soal, kumpulan soal, gudang soal, atau

perpustakaan soal (Millman and Arter, 1984: 315); melainkan bank yang butir-butir

soal terkalibrasi (Wright and Bell, 1984: 331) dan disusun secara sistematis agar

memudahkan penggunaan kembali dan manfaat soalnya. Untuk itu butir-butir soal di

dalam bank soal harus tersedia untuk setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar

pada setiap mata pelajaran, tingkat kesukaran butir soal, dan jenjang pendidikan. Hal

ini sangat diperlukan untuk memiliki suatu tujuan yang jelas sebagai panduan dan

pengembangan bank soal.

B. Tujuan Pengembangan Bank Soal

Secara implisit, tujuan pengembangan bank soal juga diperlukan untuk penilaian

mutu bank soal itu sendiri. Apakah bank soal dapat berisi butir-butir soal yang sesuai

dengan tujuan yang terkandung di dalamnya atau tidak, karena bank soal sangat

berguna bagi guru, psychometrik, kurikulum, dan peserta didik (Wright and Bell,

1984: 333-335). Oleh karena itu, tujuan utama bank soal adalah untuk

merakit/mengonstruksi tes dan pengadaan kesesuaian ujian baik untuk tujuan

penilaian ulangan harian maupun untuk tujuan penilaian pada ulangan akhir

semester, sehingga soalnya terjamin (Hambleton and Swaminathan, 1985: 255-256).

C. Prosedur Pengembangan Bank Soal

Butir-butir soal yang akan disimpan di dalam bank soal harus diproses melalui

prosedur pengembangan bank soal. Prosedur pengembangan butir soal yang

digunakan di dalam pengembangan bank soal adalah :

(1) Penyusunan kisi-kisi, (2) Penulisan butir soal, (3) Revisi/validasi butir, (4)

Perakitan tes, (5) Uji coba tes, (6) Memasukkan data, (7) Analisis butir soal secara

klasik dan IRT, (8) Menyeleksi butir untuk bank soal yang terkalibrasi.

Setiap butir soal dimasukkan berdasarkan : tingkat sekolah, tipe sekolah, jurusan,

standar kompetensi dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, perilaku yang

diukur/taxonomi, format soal, tingkat kesulitan butir soal, tingkat kemampuan peserta

didik, semester, statistik, tahun.

Page 238: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

238

Dalam mengolah butir-butir soal dalam bank soal diperlukan perangkat lunak yang

tepat. Secara singkat, perangkat lunak yang digunakan memiliki tiga kelebihan, yaitu

: (1) Kemudahan pada penyimpanan dan pencarian kembali, (2) Kesanggupan untuk

memunculkan kembali grafik butir-butir secara tepat, (3) Kelengkapan susunan data

butir soal.

Gagasan lain yang perlu dipertimbangkan pada setiap sekolah adalah adanya konsep

bank tes. Gunanya adalah untuk menyusun beberapa paket paralel tes kecil

berdasarkan unit-unit pembelajaran, seperti ulangan harian, ulangan bersama setiap

selesai mengerjakan kompetensi minimal pada beberapa standar

kompetensi/kompetensi dasar, ulangan tengah semester, atau ulangan akhir semester.

Para guru dapat memilih tes itu untuk penilaian kelas. Hal ini tidak hanya dapat

menghemat waktu bagi guru, model tes seperti ini dapat diharapkan memiliki mutu

yang lebih baik. Karena kurikulum di Indonesia adalah standar, maka model seperti

ini sangat tepat.

Proses pengembangan bank soal dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Perancang Format

Perencanaan Bank

Butir-butir soal

Format yang dicari

Pemasangan Format

Administrasi Tes

Pemberian Tes

Jawaban siswa

Kalibrator (Bigsteps)

Perubahan Linker

Daftar Butir soal

Peta Butir soal

Daftar format

Daftar Pesertadidik

Peta Pesertadidik

Pengembangan Bank

Page 239: STANDAR PROSES PENDAHULUAN PERENCANAAN · PDF fileKomponen RPP : 1. Identitas mata pelajaran satuan pendidikan, kelas, semester, rogram ... kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan

239

Gambar 1 : Pengembangan Bank Soal (Wright and Bell, 1984: 336)