standar profesional: struktur, penamaan, dan kodifikasi · pdf file• digunakan koda huruf...

28
Suwardjono1992 Artikel 4 Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi Suwardjono Fakultas Ekonomi 1 UGM Artikel ini telah dimuat di Jurnal Akuntansi & Manajemen, Edisi IV, April 1991 dan diterbitkan kembali dalam buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia oleh penulis (Yogyakarta: BPFE, 1992) Tiap profesi pada umumnya mempunyai pedoman tertulis sebagai dasar bertindak atau aturan main bagi para anggotanya dalam menjalankan profesinya. Pedoman tersebut merupakan hasil pemikiran dan kesepakatan profesi dan pada umumnya berkaitan dengan jasa yang dilayani profesi serta pengendalian kualitas profesi. Pedoman tersebut umumnya dipublikasi untuk kepentingan anggota dan pihak yang berkepentingan. Tentu saja dalam organisasi profesi terdapat badan yang sengaja dibentuk dan diberi wewenang untuk menyusun pedoman tersebut dan mempublikasinya. Bagi anggota profesi, pedoman tersebut bersifat mengikat dan harus ditaati. Sanksi baik yuridis maupun organisasional dapat dikenakan atau di- jatuhkan pada anggota profesi yang melanggar atau tidak menaati pedoman terse- but. Pedoman tertulis tersebut biasanya mempunyai struktur tertentu dalam hal penamaan dan kodifikasinya sehingga memudahkan para anggota profesi untuk mengacu/merujuk dalam komunikasi profesional dan untuk menggunakannya dalam melaksanakan tugas profesional. Dalam profesi akuntansi, di luar koda etik, pedoman semacam itu disebut dengan standar profesional (professional standards). Ada dua macam standar pro- fesional dalam profesi akuntansi yaitu standar profesional yang berkaitan dengan penyusunan laporan/statemen keuangan (sering disebut accounting standards atau reporting standards) dan standar profesional yang berkaitan dengan peng- auditan (sering disebut auditing standards). Yang pertama berkepentingan dengan masalah kualitas informasi akuntansi yang disediakan oleh akuntansi dan yang kedua lebih berkepentingan dengan masalah kualitas jasa yang diberikan oleh profesi khususnya pengauditan. Walaupun demikian, istilah professional standards lebih sering digunakan untuk menunjuk pedoman-pedoman yang ber- kaitan dengan pengauditan. Telah dibahas dalam dua artikel sebelumnya bahwa 1 Sejak tahun 2007 menjadi Fakultas Ekonomika dan Busines (FEB). Di sini, bisnis ditulis busines.

Upload: dinhanh

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 55

Suwardjono1992

Artikel 4

Standar Profesional:Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi

SuwardjonoFakultas Ekonomi1 UGM

Artikel ini telah dimuat di Jurnal Akuntansi & Manajemen, Edisi IV, April 1991 danditerbitkan kembali dalam buku Gagasan Pengembangan Profesi dan Pendidikan

Akuntansi di Indonesia oleh penulis (Yogyakarta: BPFE, 1992)

Tiap profesi pada umumnya mempunyai pedoman tertulis sebagai dasar bertindakatau aturan main bagi para anggotanya dalam menjalankan profesinya. Pedomantersebut merupakan hasil pemikiran dan kesepakatan profesi dan pada umumnyaberkaitan dengan jasa yang dilayani profesi serta pengendalian kualitas profesi.Pedoman tersebut umumnya dipublikasi untuk kepentingan anggota dan pihakyang berkepentingan. Tentu saja dalam organisasi profesi terdapat badan yangsengaja dibentuk dan diberi wewenang untuk menyusun pedoman tersebut danmempublikasinya. Bagi anggota profesi, pedoman tersebut bersifat mengikat danharus ditaati. Sanksi baik yuridis maupun organisasional dapat dikenakan atau di-jatuhkan pada anggota profesi yang melanggar atau tidak menaati pedoman terse-but. Pedoman tertulis tersebut biasanya mempunyai struktur tertentu dalam halpenamaan dan kodifikasinya sehingga memudahkan para anggota profesi untukmengacu/merujuk dalam komunikasi profesional dan untuk menggunakannyadalam melaksanakan tugas profesional.

Dalam profesi akuntansi, di luar koda etik, pedoman semacam itu disebutdengan standar profesional (professional standards). Ada dua macam standar pro-fesional dalam profesi akuntansi yaitu standar profesional yang berkaitan denganpenyusunan laporan/statemen keuangan (sering disebut accounting standardsatau reporting standards) dan standar profesional yang berkaitan dengan peng-auditan (sering disebut auditing standards). Yang pertama berkepentingandengan masalah kualitas informasi akuntansi yang disediakan oleh akuntansi danyang kedua lebih berkepentingan dengan masalah kualitas jasa yang diberikanoleh profesi khususnya pengauditan. Walaupun demikian, istilah professionalstandards lebih sering digunakan untuk menunjuk pedoman-pedoman yang ber-kaitan dengan pengauditan. Telah dibahas dalam dua artikel sebelumnya bahwa

1Sejak tahun 2007 menjadi Fakultas Ekonomika dan Busines (FEB). Di sini, bisnis ditulis busines.

Page 2: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

56 Artikel 4

[email protected]

accounting standards merupakan bagian atau komponen dari generally acceptedaccounting principles/GAAP (prinsip akuntansi berterima umum/PABU) sedang-kan auditing standards merupakan bagian/komponen dari generally accepted au-diting standards (standar pengauditan berterima umum/StaPBU).

Artikel ini membahas beberapa aspek standar profesional di Indonesiakhususnya yang menyangkut struktur, penamaan (nomenklatur) dan kodifikasi-nya. Standar profesional Amerika Serikat dijadikan basis pembahasan untuk ke-mudian digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan struktur, penamaandan kodifikasi standar profesional yang sekarang berlaku di Indonesia. Alasan di-gunakannya standar profesional Amerika sebagai basis adalah bahwa di negaratersebut standar profesional telah mengalami beberapa kali perubahan dan revisiserta pengujian yang cukup lama sehingga sampai pada suatu bentuk dan strukturyang sekarang yang menurut pendapat penulis dapat dianggap cukup mantap se-bagai model atau contoh. Atas dasar evaluasi tersebut, penulis mencoba untukmengemukakan suatu gagasan pengembangan struktur, penamaan dan kodifikasistandar profesional di Indonesia.

KARAKTERISTIK STANDAR PROFESIONAL

Dari segi penyajian dan dokumentasi, standar profesional harus mempunyai su-sunan dan karakteristik tertentu yang memadai sehingga standar tersebut be-nar-benar bermanfaat bagi profesi dan profesi mempunyai keyakinan yang cukuptinggi dalam menggunakannya bahkan bila mungkin profesi membanggakannya.Beberapa karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam merancang struk-tur standar profesional adalah:

• Digunakan nama sebutan yang jelas dan konsisten untuk tiap bentuk/jenispenerbitan (statemen, interpretasi, buletin teknis atau pedoman lainnya).Kesalahan atau ketidaktepatan penamaan, di samping dapat mengaburkanmakna, akan berakibat menyulitkan pengembangan atau perluasan standarberikutnya.

• Digunakan koda huruf dan angka (alpha-numeric) yang logis untuk refe-rensi tiap jenis standar sehingga penyebutan nama dalam komunikasi profe-sional dan pengacuan dalam mencari petunjuk tindakan atau perlakuantertentu dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman. Penggunaan kodaakan menghindari timbulnya banyak akronim yang dapat membingungkanpemakai khususnya kalau sudah banyak standar diterbitkan. Urutan kodaangka hendaknya menggambarkan urutan kronologis penerbitan standarsehingga riwayat standar tetap dapat dirunut.

• Seluruh pasal atau paragraf dalam satu penerbitan standar diberi nomorurut penuh dari awal sampai akhir (tanpa nomor bab) sehingga referensidapat dilakukan dengan mudah tanpa memperhatikan nomor bab. Cara

Page 3: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 57

Suwardjono1992

pemberian nomor yang lain tentunya dapat dipakai asal referensi dapatdilakukan dengan singkat dan mudah.

• Revisi/perbaikan (amendment), penerbitan standar baru atau penggantianstandar lama harus dapat dengan mudah dimasukkan (incorporated) kedalam struktur yang sudah dirancang sebelumnya tanpa menggaggu urutandan susunan standar profesional yang masih berlaku. Hal ini dimaksudkanuntuk menghilangkan keengganan badan penyusun standar untuk melaku-kan perbaikan atau penggantian suatu standar (baik isi maupun istilah)hanya karena alasan atau kekhawatiran bahwa perbaikan tersebut akanmempengaruhi dan berakibat mengganti seluruh standar yang sudah ada.Keengganan ini akhirnya akan membuat badan penyusun standar untukmenggunakan terus kesalahan (misalnya istilah) yang terdapat dalampenerbitan sebelumnya.

• Nama dan koda standar yang telah diganti tetap dimasukkan dalam kodi-fikasi standar profesional walaupun isinya telah dihilangkan dan diberi refe-rensi standar penggantinya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi wawasantentang riwayat pengembangan standar profesional.

• Dimungkinkan bagi anggota profesi atau pihak yang berkepentingan lain-nya untuk segera memperoleh standar profesional baru atau peru-bahan-perubahan yang terjadi dalam bentuk lepasan (loose-leaf) untukdigantikan/diselipkan pada terbitan yang tidak berlaku lagi.

• Dihimpun dalam satu buku atau bundel dengan urutan/susunan berdasar-kan topik atau masalah sehingga petunjuk mengenai suatu topik dapatsegera dicari atau ditemukan dengan menggunakan indeks topis (topicalindex). Himpunan semacam ini harus tersedia bagi masyarakat umum(nonanggota) dan mudah didapatkan (tentu saja dengan membeli).

• Bila perlu, huruf (font) yang digunakan dalam pencetakan himpunan/kodi-fikasi standar dipilih secara saksama dan layout dirancang secara profe-sional sehingga standar tersebut enak dibaca (walaupun hurufnya kecil) danmempunyai tampilan khusus yang mudah dikenali (bukan hanya dari sam-pulnya tetapi juga dari wajah halamannya).

STANDAR PROFESIONAL di AS

Badan yang bertanggung jawab untuk menyusun dan menerbitkan standar profe-sional di AS dewasa ini adalah Financial Accounting Standards Board (FASB),Governmental Accounting Standards Board (GASB), Auditing Standards Board(ASB). Di samping itu, ada badan-badan lain yang mempengaruhi (walaupunmungkin secara tidak langsung) penerbitan standar profesional antara lain Secu-rities and Exchange Commission (SEC), American Accounting Association (AAA),National Association of Accountants (NAA), Financial Executives Institute (FEI)

Page 4: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

58 Artikel 4

[email protected]

dan Kongres AS. FASB adalah badan yang independen terhadap AICPA sehinggakeputusan-keputusannya diharapkan cukup netral dan tidak memihak golonganatau pihak tertentu.

FASB mempunyai wewenang menerbitkan standar profesional yang berkaitandengan penyajian informasi keuangan organisasi busines, GASB berwewenangmenerbitkan standar profesional yang berkaitan dengan penyajian informasikeuangan organisasi kepemerintahan, sedangkan ASB (badan yang dibentuk dananggotanya ditunjuk oleh American Institute of Certified Public Accountants atauAICPA) bertanggungjawab menerbitkan standar profesional yang berkaitan de-ngan pengauditan. Dalam artikel ini, pembahasan akan dibatasi pada penerbitanoleh FASB dan ASB walaupun standar profesional yang lain (termasuk yang diter-bitkan oleh badan-badan pendahulu FASB dan ASB) bila relevan dengan pem-bahasan juga akan disinggung. Perlu dicatat bahwa beberapa penerbitan/pengumuman resmi (pronouncements) badan-badan pendahulu FASB dan ASBmasih dinyatakan berlaku sebelum diganti (superseded) oleh FASB dengan stan-dar baru.2

Standar Akuntansi/Pelaporan

Standar akuntansi di sini mengacu pada pengertian sebagai semua penerbitan/pengumuman resmi baik dalam bentuk statemen3 (statement), interpretasi ataulainnya yang dijadikan pedoman utama dalam menyajikan informasi keuangansuatu organisasi busines kepada pihak eksternal. Perlu dicatat bahwa pengertianstandar akuntansi berbeda dengan prinsip akuntansi atau prinsip akuntansi ber-terima umum. Standar akuntansi yang sekarang efektif di AS adalah:

Penerbitan resmi AICPA:

Accounting Research Bulletin (ARB)Accounting Principles Board Opinion (APBO)AICPA Accounting Interpretation

Penerbitan resmi FASB:

Statement of Financial Accounting Standards (SFAS)Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)InterpretationTechnical Bulletin

2Untuk memperoleh wawasan historis perkembangan standar profesional di AS, lihat Lanny G.Chasteen, Richard E. Flaherty dan Melvin C. O'Connor, Intermediate Accounting, 3rd ed., New York:Random House, Inc., 1989, hlm. 8-21 dan AICPA, Codification of Statements on Auditing Standards,Numbers 1-62, Chicago, Ill.: Commerce Clearing House, Inc., 1989, hlm. 563-567.

3IAI menyebut dokumen ini dengan nama pernyataan. Dalam artikel ini, istilah statemen akanlebih sering digunakan karena lebih deskriptif dan mengandung makna sesuai dengan maksud isi pen-erbitan tersebut.

Page 5: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 59

Suwardjono1992

SFAS, SFAC, Interpretation dan Technical Bulletin diberi nomor urut yangmenggambarkan kronologi penerbitannya. Tiap SFAS, SFAC dan Technical Bulle-tin diterbitkan dalam bentuk lepasan yang diberi judul Financial Accounting Se-ries dan nama bentuk penerbitan (misalnya SFAS nomor tertentu). Lepasantersebut dibagikan kepada anggota tiap kali ada penerbitan baru. Interpretationjuga diterbitkan dalam bentuk lepasan dan diberi judul FASB Interpretation. Tiapstandar berisi paragraf-paragraf yang diberi nomor urut mulai nomor satu sampainomor paragraf terakhir. Untuk kepentingan publik atau pihak berkepentinganlainnya di luar anggota profesi, seluruh penerbitan resmi tersebut dibukukan/dikodifikasi serta disusun secara kronologis dan diberi nama Original Pronounce-ment. Buku ini berisi semua bahan yang tercantum dalam penerbitan di atas ter-masuk pula informasi mengenai exposure draft, komentar responden, informasilatar belakang terbitnya standar, argumentasi yang mendukung dan menolak ke-tentuan tertentu, dan basis pengambilan simpulan. Standar akuntansi yang samajuga dikodifikasi dalam sebuah buku yang disusun atas dasar topik secara alfabe-tik yang disebut dengan Current Text. Buku ini dipecah menjadi dua volume yaituyang pertama berisi standar umum dan disebut General Standards dan yangkedua berisi standar untuk industri-industri tertentu dan disebut Industry Stan-dards.

Current Text hanya memuat dan mengintegrasi ketentuan-ketentuan pokokyang menjadi standar perlakuan untuk masalah-masalah tertentu (tidak terma-suk penjelasan deskriptif). Maksudnya adalah agar praktisi mudah dan cepatmenggunakan standar tersebut sementara itu kalau praktisi ingin mempelajaripenjelasan yang lebih rinci dan mendalam mereka dapat melihat penerbitan asli-nya baik dalam Financial Accounting Series atau pun Original Pronouncements.Kedua buku di atas (Original Pronouncements dan Current Text) saling berkaitandan dihubungkan satu sama lainnya dengan Topical Index yang terdapat padabagian akhir tiap buku tersebut. Kedua buku tersebut diterbitkan tiap tahun (per1 Juni) dengan memasukkan revisi atau perubahan yang terjadi sampai tanggaltersebut (tiap tahun selalu ada edisi baru). Bahkan untuk tujuan membantu prak-tisi dalam menjalankan praktik, pihak swasta atau individual (di luar badanresmi) dapat menerbitkan petunjuk praktis dalam menggunakan standar profe-sional tersebut.4

Telah disinggung di muka bahwa salah satu bentuk penerbitan resmi adalahstatemen. Statemen berbeda dengan penerbitan lainnya dalam hal keautorita-tifannya sebagai pedoman dan sebagai sumber prinsip akuntansi yang harus di-anut. Statemen mempunyai keautoritatifan yang paling tinggi sebagai pedoman.5

Oleh karena itu, sebelum suatu statemen/pernyataan standar diterbitkan, prose-dur tertentu yang saksama (due process procedure) harus ditempuh oleh badanpenyusun standar.

4Misalnya Patrick R. Delaney et al., GAAP: Interpretation and Aplication of Generally AcceptedAccounting Principles, New York: John Wiley & Sons, 1990.

5Untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara berbagai jenis penerbitan resmi dankeautoritatifannya, lihat kembali Gambar 3 dalam Artikel 3.

Page 6: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

60 Artikel 4

[email protected]

Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh FASB sebe-lum suatu statemen standar diterbitkan:

a. Mengidentifikasi masalah akuntansi dan pelaporan dan memasukkanmasalah tersebut dalam agenda FASB. Masalah perlu diidentifikasi karenaFASB tidak ingin menerbitkan standar atas dasar perceived problem tetapiharus atas dasar real problem. Inisiatif untuk menerbitkan standar tentusaja dapat timbul dari masyarakat atau karena desakan badan tertentu.

b. Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf tek-nis FASB dan satuan tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar FASByang ditunjuk atau dikomisi oleh FASB. Hasil analisis diterbitkan dalambentuk Laporan Riset (Research Reports).

c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion Memo-randum) kepada setiap pihak yang berkepentingan. Memorandum iniberisi analisis terinci semua aspek masalah yang dapat diidentifikasi.

d. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahasmasalah yang diungkapkan dalam Memorandum Diskusi.

e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memoran-dum Diskusi (baik yang berasal dari dengan pendapat maupun dari tang-gapan tertulis).

f. Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan namaExposure Draft untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30hari setelah penerbitan.

g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap Expo-sure Draft.

h. Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atau tidak. State-men dapat diterbitkan kalau mayoritas anggota menyetujui.

i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.6

Dapat dibayangkan bahwa suatu statemen memerlukan waktu yang cukuplama untuk dapat disahkan dan diterbitkan. Penerbitan selain statemen jugaharus mengikuti prosedur tertentu tetapi tidak seketat statemen karena bentukpenerbitan yang lain tersebut sifatnya memodifikasi, mengklarifikasi atau mem-perluas arti tetapi tidak dapat mengganti atau meniadakan suatu statemen. Suatustatemen (sebagian atau seluruhnya) hanya dapat diganti atau diubah denganpenerbitan statemen baru.

Kodifikasi

Untuk memudahkan referensi, standar akuntansi yang dihimpun dalam OriginalPronouncements dan Current Text diberi koda deskriptif sehingga praktis untuk

6Chasteen, Flaherty dan O'Connor, op. cit., hlm. 17.

Page 7: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 61

Suwardjono1992

pengindeks-silangan. Daftar 1 berikut menyajikan koda yang digunakan FASB un-tuk semua standar akuntansi yang dihimpun dalam kedua buku tersebut.7

Daftar 1

Dalam Current Text: General Standards, topik diberi koda huruf besar (satuhuruf) dan angka (dua digit) yang menunjukkan seksi (section) dan disajikan atasdasar urutan abjad. Setiap topik berisi paragraf-paragraf yang dibagi dalam tigabagian yaitu paragraf standar (koda .101–.399), paragraf glosari (koda .401–.499)dan petunjuk tambahan atau supplemental guidance (koda .501–.999). Daftar 2menunjukkan beberapa contoh pemberian koda dalam buku tersebut.8

Daftar 2

7Lihat Financial Accounting Standards Board (FASB), Original Pronouncement, Vol. I & II, 1990/91 ed., Homewood, Ill.: Irwin, 1990, hlm. v.

8FASB, Accounting Standards: Current Text, General Standadrs, 1986/87 ed., New York:McGraw-Hill Book Company, 1986, hlm. one, two, three.

Koda Penerbitan resmi

ARB Accounting Research Bulletin (ARB)APB Accounting Principles Board Opinion (APBO) AIN AICPA Accounting InterpretationFAS Statement of Financial Accounting Standards (SFAS)CON Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)FIN FASB InterpretationFTB FASB Technical Bulletin

Seksi Topik

A06 Accounting ChangesA31 Additional Paid-in CapitalB50 Business CombinationsC08 Capital Stock: Capital TransactionsC51 ConsolidationsF60 Foreign Currency TranslationL10 LeasesR50 Research and Development

Page 8: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

62 Artikel 4

[email protected]

Koda angka dipilih secara arbitrer untuk menyediakan tempat kalau ada tam-bahan topik baru tanpa mengganggu koda dan urutan yang sudah ada. Untukmembedakannya dengan General Standards, Current Text: Industry Standardsmenggunakan koda dua huruf (huruf kedua kecil) dan satu angka seperti padaDaftar 3 di bawah ini.

Daftar 3

Jadi, kalau dijumpai referensi yang berbunyi [FAS95, g15] maka yang dimak-sud adalah SFAS No. 95, Statement of Cash Flows, paragraf 15. Suatu sumber re-ferensi yang dinyatakan sebagai [CON6, g9] berarti SFAC No. 6, Elements ofFinancial Statements, paragraf 9. Referensi [B50.125] berarti topik Business Com-bination paragraf 125 dalam Current Text: General Standards sedangkan referensi[Oi5.172] berarti topik Oil and Gas Producing Activities paragraf 172 dalam Cur-rent Text: Industry Standards.

Kalau digambarkan secara diagramatis, struktur, penamaan dan kodifikasistandar akuntansi di AS tersebut dapat dilukiskan pada Gambar 1 di halamanberikut.

Standar Pengauditan

Yang dimaksud standar pengauditan di sini adalah semua penerbitan resmi olehbadan yang berwenang, dalam hal ini ASB, yang menetapkan ketentuan-ketentu-an dan pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik dalammelaksanakan penugasan audit (audit engagement) dan kewajiban profesionallainnya. Standar pengauditan yang sekarang efektif di AS adalah Statements onAuditing Standards (SAS) dan Auditing Interpretations. Karena berkembang jasayang dapat diberikan oleh akuntan publik, dewasa ini standar pengauditan menja-di lebih luas meliputi pula standar untuk pelaksanaan pekerjaan di luar auditumum (general audit). Standar-standar selain SAS tersebut disajikan di halamanberikut ini.

Seksi Industri

Br5 Broadcasting IndustryBt7 Banking and Thrift IndustriesEd8 Educational Organizations: Colleges and UniversitiesFr3 Franchising: Accounting by FranchisorsOi5 Oil and Gas Producing ActivitiesPe5 Pension Funds: Accounting and Reporting by Defined

Benefit Pension PlansRe1 Real Estate: Sales

Page 9: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 63

Suwardjono1992

Gambar 1Struktur, Penamaan dan Kodifikasi Standar Profesional:

Standar Akuntansi atau Pelaporan

Daftar 4Standar Selain SAS9

9American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), Codification of State-ments on Auditing Standards, Chicago, Ill.: Commerce Clearing House, Inc., 1989, hlm. 1.

SFAC

Technical Bulletin

SFAS

APBOARB

InterpretationInterpretation

Interpretation

FASB/AICPA Interpretations(edisi lepasan untuk anggota)

Financial Accounting Series(edisi lepasan untuk anggota)

FASARB

CONFTB

AINFIN

APB

A06

C51B50

F60dst.

Current Text: General Standards(edisi jilidan, disusun atas dasar topik)

Br5

Oi5Ed8

Re1dst.

Current Text: General Standards(edisi jilidan, disusun atas dasar topik)

untuk nonanggota

untuk nonanggota

Original Pronouncements(edisi jilidan, disusun kronologis)

untuk anggota

Statements on Standards for Attestation Engagements diterbitkan olehAccounting and Review Services Committee.

Statements on Standards for Accountants' Services on Prospective FinancialInformation diterbitkan oleh Management Advisory Services Execu-tive Committee.

Auditing Interpretation dan Attestation Engagements Interpretations diter-bitkan oleh AICPA staff.

Page 10: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

64 Artikel 4

[email protected]

Kepatuhan terhadap SAS bersifat wajib (mandatory) bagi anggota (akuntanpublik). Sebagai suatu statemen, sebelum suatu SAS diterbitkan dan disahkah,prosedur khusus harus dilaksanakan oleh ASB sebagaimana yang harus dilaksa-nakan FASB dalam menerbitkan statemen standar akuntansi. SAS sebenarnya da-pat dikatakan sebagai penjabaran (interpretasi) lebih lanjut dari GAAS (StaPBU)yang merupakan pedoman umum yang luas dan berfungsi sebagai kerangka kerja(framework) atau landasan dasar untuk bertindak. Pengertian seperti ini sejalandengan apa yang dikemukakan Arens dan Loebbecke sebagai berikut:

The broadest guidelines available are the ten generally acceptedauditing standards (GAAS). Developed by the AICPA in 1947,they have, with minimal changes, remained the same. Thesestandards are not sufficiently specific to provide any meaning-ful guide to practitioners, but they do represent a frameworkupon which the AICPA can provide interpretations.10

GAAS terdiri atas sepuluh standar luas (broad standards) yang dimaksudkanuntuk dijadikan tolok ukur kualitas pekerjaan auditor dalam tiap melaksanakantugas audit. Sebagai suatu standar luas, kesepuluh standar tersebut telah diku-kuhkan sebagai suatu statemen dan dituangkan dalam SAS No. 1. Namun demiki-an, sebagai suatu kerangka kerja, pengertian GAAS tidak hanya meliputi SAS daninterpretasinya tetapi mencakup pula prosedur dan teknik serta kebiasaan-kebi-asaan yang sehat dalam praktik pengauditan termasuk ketentuan-ketentuan yangmenyangkut etika profesional. Gambar 2 di halaman berikut melukiskan maknaGAAS sebagai suatu kerangka kerja dan unsur-unsurnya.

Kodifikasi

Seperti pada standar akuntansi, sebagai pelayanan organisasi profesi terhadapanggotanya, tiap kali ada SAS baru para anggota AICPA mendapatkan edisi le-pasan lengkap dengan koda kodifikasi yang diberi judul AICPA Professional Stan-dards. Setahun sekali, AICPA menerbitkan standar-standar yang paling mutakhiruntuk para anggota dalam bentuk jilidan (bound copy). Kopi yang sama diter-bitkan dan dicetak oleh pihak swasta untuk nonanggota yang berkepentingan dandiberi judul Codification of Statements on Auditing Standards. SAS beserta inter-pretasinya dikodifikasi dalam kedua buku di atas (untuk anggota dan nonanggota)dalam seksi-seksi (audit sections) yang diorganisasi secara sistematik. Daftar 4 dihalaman berikut menggambarkan garis besar sistematika dalam pengkodifikasianseksi-seksi tersebut beserta kodanya.

10Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke, Auditing: An Integrated Approach, 4th ed., EnglewoodCliffs, NJ: Prentice Hall, Inc., 1988, hlm. 16.

Page 11: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 65

Suwardjono1992

Gambar 2Makna GAAS Sebagai Rerangka Kerja dan Sumber Acuannya

Generally Accepted Auditing Standard

Generalqualificationsand control

Field Worklperformance of

the audit

Reportingresults

• Adequate training andproficiency

• Independence of mentalattitude

• Due professional care

• Proper planning andsupervision

• Sufficient understandingof the internal controlstructure

• Sufficient competentevidence

• Whether statements wereprepared with GAAP

• Circumstances when GAAPnot consistently applied

• Adequacy of informative dis-closures

• Expression of opinion onfinancial statements as awhole

AuditingInterpretation

SAS

AuditingInterpretation

SAS

AuditingInterpretation

SAS

Landasan Konseptual

Landasan Operasional

dijabarkan

Sumber: Arens dan Loebbecke (1989), hlm. 17, dengan perluasan oleh penulis.

Page 12: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

66 Artikel 4

[email protected]

Daftar 411

Setiap seksi dirinci lebih lanjut menurut topik-topik tertentu sesuai dengankeperluan dan diberi koda angka tertentu untuk dua digit terakhir. Pemberianangka ini dilakukan secara arbitrer dengan tujuan memberi tempat untuk seksiyang mungkin perlu ditambahkan atau diselipkan di masa datang. Tiap seksi ber-isi ketentuan-ketentuan dalam bentuk paragraf dan diberi nomor urut mulai dari01 sampai nomor paragraf paling akhir dalam seksi bersangkutan. Jadi, referensiAU 150.02 berarti paragraf 02 audit section 150, Generally Accepted AuditingStandards. Untuk interpretasi, koda seksi adalah 9000 ditambah koda seksi yangdiinterpretasi. Misalnya, untuk mengacu interpretasi terhadap AU 311 Planningand Supervision referensinya adalah AU 9311. Gambar 3 menyajikan contoh or-ganisasi beberapa seksi dalam kodifikasi SAS.

Dengan kodifikasi seperti itu, ASB tidak perlu merasa enggan untuk melaku-kan revisi, perbaikan (amendment) atau bahkan penggantian seksi melalui pener-bitan SAS baru kalau memang perubahan (revisi) tersebut akan membawapraktik menjadi lebih baik. Kalau suatu seksi dihapus atau diganti karena pener-bitan SAS baru, seksi tersebut tidak akan tampak lagi dalam kodifikasi. Namundemikian di bagian akhir kodifikasi dilampirkan daftar seksi yang telah digantidan seksi penggantinya. Bila suatu paragraf menjadi tidak berlaku (superseded)karena penerbitan SAS baru, nomor paragraf tersebut tetap dicantumkan dalamseksi bersangkutan dengan diberi keterangan [Superseded by SAS No. ..., section...] atau bila suatu paragraf telah diperbaiki (amended), paragraf yang bersang-kutan diberi keterangan [Amended by SAS No. ....]. Dengan demikian, pemakaitetap dapat merunut riwayat tiap standar yang pernah diterbitkan.

11AICPA, op. cit., dengan tambahan koda seksi (AU adalah singkatan audit section).

Statements on Auditing Standards

AU 100 IntroductionAU 200 The General StandardsAU 300 The Standards of Field WorkAU 400 The First, Second, and Third Standards of ReportingAU 500 The Fourth Standard of ReportingAU 600 Other Types of ReportsAU 700 Special TopicsAU 900 Special Reports of the Committee on Auditing Procedure

Auditing Interpretations:

AU 9000 Auditing Interpretations

Page 13: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 67

Suwardjono1992

Gambar 3Kutipan Susunan dan Koda Seksi dalam Kodifikasi SAS

Dengan sistem kodifikasi seperti di atas dan dengan penerbitan edisi barukodifikasi tersebut tiap tahun, tidak ada halangan teknis bagi ASB untuk meng-gati istilah dan frasa yang memang tidak tepat dan menimbulkan kerancuan ataukekaburan arti. Misalnya, dalam SAS No. 55, Consideration of the Internal ControlStructure in a Financial Statement Audit, frasa reliance on internal controls telah

AU 100 Statements on Auditing Standards—Introduction110 Responsibilities and Functions of the Independent Auditor150 Generally Accepted Auditing Standards161 The Relationship of Generally Accepted Auditing to Quality Control

Standards

AU 200 The General Standards201 Nature of the General Standards210 Training and Proficiency of the Independent Auditor220 Independence

AU 300 The Standards of Field Work311 Planning and Supervision312 Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit339 Working Papers

AU 400 The First, Second, and Third Standards of Reporting410 Adherence to Generally Acceoted Accounting Principles411 The Meaning of “Present Fairly in Conformity with Generally Accepted

Accounting Principles” in the Independent Auditor’s Report

AU 500 The Fourth Standard of Reporting

504 Association with Financial Statements508 Report on Audited Financial Statements560 Subsequent Events

AU 600 Other Types of Reports623 Special Reports625 Reports on the Application of Accounting Principles642 Reporting on Internal Accounting Control

AU 700 Special Topics711 Filing Under Federal Securities Statutes722 Review on Interim Financial Information

AU 900 Special Reports on the Committee of Auditing Procedures901 Public Warehouse—Internal Control Structure Policies and Procedures and

Auditing Procedures for Goods Held

AU 9000 Auditing Interpretations9311 Planning and Supervision: Auditing Interpretations of AU Section 3119317 Illegal Acts by Clients: Auditing Interpretations of AU Section 3179623 Special Reports: Auditing Interpretations of AU Section 623

Page 14: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

68 Artikel 4

[email protected]

diganti dengan assessed level of control risk sebagai istilah yang tepat. Oleh karenaitu, semua referensi dalam SAS lainnya sebelum SAS No. 55 yang menyebut isti-lah lama harus diganti (dibaca) dengan istilah baru tersebut. Tentu saja edisi barukodifikasi SAS setelah diterbitkannya SAS No. 55 telah mengganti istilah lamadengan yang baru tanpa masalah praktik yang berarti (kecuali masalah teknispencetakan semata-mata seperti pencetakan buku petunjuk telepon edisi terbaru).Contoh lain adalah penggantian istilah examined dengan audited dengan diter-bitkannya SAS No. 58 meskipun istilah examined telah dikenal secara luas(mungkin juga enak didengar) dan dipakai lebih dari 30 tahun.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kodifikasi standar pengauditan versiAICPA ini bersifat mudah digunakan, dapat dikembangkan (expandable), dan da-pat direvisi tanpa mengganggu struktur yang telah ada. Ini berarti bahwa suatupenerbitan resmi profesi tidak dipandang sebagai suatu buku suci, sekali dicetakdan diterbitkan harus berlaku selamanya (walaupun ternyata mengandung ke-salahan yang fundamental). Gambar 4 melukiskan secara diagramatis strukturkodifikasi standar pengauditan tersebut.

Gambar 4Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi Standar Profesional: Standar Pengauditan

AuditingInterpretation

SAS

OtherStandards

andGuides

AU 100

AU 400AU 300

AU 500dst.

AICPA Professional Standards(disusun topis dalam seksi-seksi)

untuk anggota

AU 300

AU 100

AU 400AU 300

AU 500dst.

AICPA Professional Standards(disusun topis dalam seksi-seksi)

AU 300

untuknonanggota

dikodifikasi

Page 15: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 69

Suwardjono1992

STANDAR PROFESIONAL di INDONESIA

Organisasi atau wadah profesi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indo-nesia (IAI). Organisasi dikelola oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan Peng-urus Seksi. Pengurus Pusat merupakan wakil IAI dalam kegiatan dan hubungandengan pihak atau organisasi di luar IAI. Komite adalah badan autonom yang adadi dalam lingkungan organisasi yang bertugas mengembangkan standar- standardan pedoman lain dalam pelaksanaan profesi. Ketua dan anggota komite diangkatdan diberhentikan oleh Pengurus Pusat dan oleh karena itu komite bertanggungjawab dan melaporkan kegiatannya kepada Pengurus Pusat. Komite yangsekarang ini telah terbentuk dan berfungsi adalah Komite Prinsip AkuntansiIndonesia (Komite PAI), Komite Norma Pemeriksaan Akuntan (Komite NPA),Komite koda Etik, dan Komite Perpajakan.

Komite PAI (tugasnya kira-kira sama dengan FASB tetapi kedudukan secaraorganisasional masih sama dengan APB) dan Komite NPA adalah badan yang ber-tanggung jawab untuk menghasilkan standar profesional di Indonesia. Kedua ko-mite tersebut berwenang untuk menentukan materi-materi yang akan dibahasdan diusulkan untuk menjadi standar atau interpretasi yang akan diberlakukan diIndonesia. Namun demikian, usulan standar tersebut harus mendapat pengesah-an dari Pengurus Pusat untuk dapat diberlakukan dan diterbitkan sebagai pe-doman yang mengikat anggota. Seperti di AS, penerbitan standar oleh Komiteharus melalui prosedur tertentu (due process procedure) sebagai berikut:

a. Sebelum suatu standar diputuskan untuk diberlakukan, konsep usulan(exposure draft) materi yang akan dijadikan standar tersebut harus dise-barluaskan secara umum, termasuk kepada cabang-cabang dan anggotauntuk dimintakan tanggapan, sekurang- kurangnya selama tiga bulan.

b. Dengan mempertimbangkan tanggapan yang diterima dari masyarakat,komite dalam rapatnya dapat mengambil keputusan untuk mengusulkankepada Pengurus Pusat agar memberlakukan/mengesahkan standar terse-but.

c. Berdasarkan usulan ini, Pengurus Pusat memutuskan untuk member-lakukan atau mengesahkannya.12

Tentu saja, dalam prosedur di atas, tanggapan dari masyarakat dapat diper-oleh secara tertulis atau melalui dengar pendapat umum (public hearing). Komitedapat pula menentukan prosedur-prosedur tertentu yang dipandang perlu denganpersetujuan Pengurus Pusat. Berikut ini dibahas aspek-aspek yang berkaitan de-ngan struktur, penamaan dan kodifikasi standar profesional (akuntansi/pelaporandan pengauditan) di Indonesia.

12Anggaran Rumah Tangga IAI (1990), Pasal 10, ayat g.

Page 16: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

70 Artikel 4

[email protected]

Standar Akuntansi/Pelaporan

Standar akuntansi di Indonesia dihasilkan oleh Komite PAI sebagai badan yangbertugas untuk itu. Sampai saat ini ada tiga produk yang dihasilkan oleh IAI(melalui Komite PAI) yang dianggap menjadi standar pelaporan di Indonesiayaitu:

• Buku Prinsip Akuntansi Indonesia

• PAI Pernyataan, misalnya:

PAI Pernyataan No. 1, Akuntansi Transaksi & Penjabaran Mata Uang Asing

PAI Pernyataan No. 2, Akuntansi Bunga untuk Periode KonstruksiPAI Pernyataan No. 3, Standar Khusus Akuntansi untuk KoperasiPAI Pernyataan No. 4, Standar Khusus Akuntansi untuk Asuransi

Kerugian PAI Pernyataan No. 5, Standar Khusus Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

• Interpretasi PAI, misalnya:

IPAI No. 1: Penjelasan tentang Tanggal Efektif Berlakunya PAI 1984, Laporan Keuangan Pokok, Hutang yang Disubordinasikan, Selisih Kurs Devaluasi yang Ditangguhkan.

IPAI No. 2: Penjelasan Akuntansi untuk Selisih Kurs Akibat DevaluasiIPAI No. 3: Penjelasan Akuntansi untuk Revaluasi Aktiva TetapIPAI No. 4: Penjelasan atas Laporan Perubahan Posisi KeuanganIPAI No. 5: Penjelasan Akuntansi untuk Koreksi Masa Lalu dan Pos Luar

Biasa

Berdasarkan penjelasan dalam tiap kata pengantar Pernyataan yang diterbitkan,disebutkan bahwa Pernyataan dan Interpretasi PAI dimaksudkan untuk me-lengkapi dan mengembangkan buku PAI.13 Pernyataan yang menetapkan pe-doman pelaporan untuk industri tertentu diberi nama Standar Khusus Akuntansi.Penamaan seperti ini memberi kesan kepada pemakai bahwa Pernyataan tersebutberdiri sendiri dan merupakan pedoman yang lengkap (self- contained). Akibat pe-namaan yang tidak tepat ini (nama membawa perilaku), banyak pasal dalam bukuPAI terpaksa dikutip kembali dan masuk dalam standar khusus tersebut. Hal inimisalnya terjadi pada PAI Pernyataan No. 3, Standar Khusus Akuntansi untukKoperasi. Atas dasar pengertian dan pemahaman di atas, struktur standar akun-tansi di Indonesia dapat dilukiskan pada Gambar 5 di halaman berikut.

Kalau dibandingkan dengan isi dan fungsinya, PAI Pernyataan sebenarnya di-maksudkan sebagai padanan Statemen/Pernyataan Standar Akuntansi Keuangandi Amerika (SFAS). Akan tetapi, beberapa nama PAI Pernyataan (misalnya No. 1

13IAI, Prinsip Akuntansi Indonesia 1984, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hlm. 88.

Page 17: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 71

Suwardjono1992

dan No. 2) tidak menyebutkan apakah pernyataan tersebut pernyataan standaratau bukan walaupun dalam kata pengantarnya dikatakan bahwa pernyataantersebut menetapkan/merupakan standar. Status buku PAI sendiri juga tidak jelasapakah penerbitan tersebut merupakan Pernyataan atau bukan. Perlu ditegaskanlagi bahwa suatu penerbitan resmi akan diberi status statemen atau bukan ber-gantung pada tingkat keautoritatifan yang ingin dicapai dengan penerbitan terse-but. Suatu pedoman dapat dinyatakan dalam bentuk statemen kalau pedomantersebut diterbitkan melalui prosedur tertentu yang saksama dan pedoman terse-but bersifat autoritatif dalam arti merupakan pedoman utama yang harus dianut.Di AS, selama ini hanya ada dua jenis penerbitan resmi yang mempunyai statusstatemen yaitu standar (dinamai SFAS) dan konsep (dinamai SFAC).

Gambar 5Struktur Standar Profesional di Indonesia: Standar Akuntansi/Pelaporan

Masalah yang sama dapat ditujukan pada Interpretasi PAI (IPAI). KarenaIPAI menginterpretasi dan melengkapi buku PAI, menjadi tidak jelaslah kedu-dukan IPAI terhadap PAI Pernyataan. Di AS, Interpretasi dimaksudkan untukmemodifikasi atau mengklarifikasi SFAS atau penerbitan resmi badan-badanpendahulu FASB yang masih efektif seperti ARB dan APB Opinion yang statusnyadapat disamakan dengan SFAS.

Belum ada sistem kodifikasi yang ditetapkan agar standar akuntansi di atasdapat dengan mudah dan nyaman digunakan dalam praktik. Kodifikasi yangsekarang ada adalah menerbitkan semua penerbitan resmi tersebut dalam satubuku yang keseluruhannya dinamai Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.14 Artipentingnya kodifikasi akan dirasakan kalau sudah banyak standar akuntansi yang

14IAI, Ibid.

PAIPernyataan

PAIPernyataan

StandarKhusus

InterpretasiPAI

PrinsiipAkuntansiIndonesia

1984

Page 18: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

72 Artikel 4

[email protected]

diterbitkan. Barangkali belum dipikirkannya pengkodifikasian standar akuntansidi Indonesia disebabkan masih sedikitnya penerbitan resmi yang beredar. Kalaupengkodifikasian yang sistematis akan diusahakan, pembenahan nama dan statuspenerbitan resmi di Indonesia mutlak diperlukan. Dalam membuat referensi ter-hadap penerbitan resmi di Indonesia, tampaknya penekanan diletakkan padanama bentuk/jenis penerbitan tertentu dan bukan nomor atau koda bentuk/jenispenerbitan tersebut. Misalnya saja, exposure draft pernyataan yang sekarang se-dang digarap oleh Komite PAI diacu sebagai SKAPI (Standar Khusus AkuntansiPerbankan Indonesia). Gejala semacam ini jelas kurang menguntungkan darisudut kemudahan dalam kodifikasi dan referensi karena nantinya akan timbulbanyak akronim yang ruwet seperti SKAUK (untuk Standar Khusus Akuntansiuntuk Koperasi), SKAMIGABU (untuk Standar Khusus Akuntansi Minyak danGas Bumi) dan sebagainya. Boleh jadi nanti akan timbul SKUBIDU (StandarKhusus Untuk Bank Indonesia dan Umum?). Dapat dibayangkan apa jadinya ka-lau terdapat duapuluh pernyataan atau lebih apalagi kalau sampai seratus lebih.

Akan lebih nyaman/praktis (convenient) kalau IAI untuk selanjutnya mene-kankan referensi pada bentuk/jenis penerbitan dan kodanya. Misalnya saja, SKA-PI tersebut diterbitkan kembali dengan nama Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan No. 10, Akuntansi Perbankan Indonesia dan disingkat (PSAKNo. 10). Nomor 10 di sini hanyalah sebagai contoh. PSAK dapat juga disebutSSAF (Statemen Standar Akuntansi Finansial) atau sebutan lainnya yangmenunjukkan nomor dan koda penerbitan resmi.

Standar Pengauditan15

Standar pengauditan di Indonesia dihasilkan oleh Komite NPA sebagai badanyang bertugas untuk itu. Sampai saat ini ada empat bentuk produk yang dihasil-kan oleh IAI (melalui Komite NPA) yang dianggap menjadi standar pengauditan diIndonesia yaitu:

• Buku Norma Pemeriksaan Akuntan

• NPA Suplemen, misalnya:

15Kecuali kutipan atau nama asli, istilah pengauditan dan bukannya pemeriksaan akuntandigunakan dalam artikel ini karena istilah yang pertama lebih deskriptif. Demikian pula, istilah auditdigunakan sebagai padan kata audit dalam bahasa Inggris. Istilah pemeriksaan akuntan tidak dapatmembedakan makna auditing dan audit serta makna auditor/pengaudit dan akuntan (akuntan publik).Lihat pembahasan lebih lanjut mengenai hal ini dalam Artikel 9. IAI menggunakan istilah normauntuk padan kata standard yang berasal dari pengertian auditing standard. Hal ini dilakukan konondengan alasan untuk membedakannya dengan standard yang berasal dari pengertian accounting stan-dard. Kalau ditinjau dari makna yang melekat pada istilah auditing standard tujuan membedakantersebut justru malahan mengaburkan arti. Penggunaan istilah norma bukannya standar sebenarnyamalahan menggeser makna standar itu sendiri. Standar lebih mengacu ke ketentuan-ketentuan dalambentuk dokumen resmi dan tertulis sedangkan norma lebih mengacu ke ketentuan- ketentuan tidakresmi dan sering tidak tertulis yang timbul dalam masyarakat atau praktik.

Page 19: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 73

Suwardjono1992

NPA Suplemen No. 1: Komunikasi Antara Akuntan Terdahulu dengan Akuntan Pengganti

NPA Suplemen No. 3: Laporan Akuntan Mengenai Laporan Keuangan Komparatif

NPA Suplemen No. 5: Laporan KhususNPA Suplemen No. 6: Penelaahan AnalitisNPA Suplemen No. 9: Risiko dan Materialitas Pemeriksaan

• Interpretasi NPA, misalnya:

INPA No. 1: Penjelasan tentang Pelaporan Penilaian Kembali Aktiva TetapINPA No. 2: Perubahan Interpretasi NPA No. 1 mengenai Penilaian

Kembali Aktiva Tetap

• Pedoman Khusus, misalnya:

Pemeriksaan Koperasi

Pengertian dan makna norma pemeriksaan akuntan sebagai suatu kerangkakerja atau konsep (padan kata GAAS-Indonesia) adalah perumusan kriteria atauukuran mutu yang dipakai sebagai pedoman umum oleh akuntan publik dalammelaksanakan pemeriksaan atas laporan keuangan. Sebagai buku, Norma Peme-riksaan Akuntan berisi petunjuk-petunjuk yang bersifat umum saja. Hal-hal yangmemerlukan penjelasan lebih lanjut akan diatur secara khusus dalam bentuk “Su-plemen” yang merupakan bagian yang integral dari buku Norma PemeriksaanAkuntan.16

Jadi sebenarnya NPA mempunyai dua arti, sebagai konsep dan kerangka ker-ja (setara dengan GAAS) dan sebagai buku (setara dengan kodifikasi SAS). Pe-namaan yang tidak tepat ini dapat menimbulkan kerancuan atau kesalahpahamanbahwa mengikuti buku NPA disangka sudah dapat dikatakan mengikutiGAAS-Indonesia yang mempunyai pengertian lebih luas dari sekadar penerbitanresmi oleh Komite NPA.

Dalam Kata Pengantar Pedoman Khusus Pemeriksaan Koperasi disebutkanbahwa pedoman khusus tersebut merupakan pengembangan lebih lanjut dari nor-ma pemeriksaan akuntan. Disebutkan pula bahwa pengaturan mengenai normapemeriksaan akuntan dilakukan melalui buku Norma Pemeriksaan Akuntan dansuplemennya sedangkan penjabaran lebih rinci dari norma dan suplemen tersebutdilakukan dengan menerbitkan interpretasi. Untuk petunjuk pemeriksaan yanglingkup dan materi atau jenis usahanya khusus, dikeluarkan pedoman khusus pe-meriksaan.17

Dengan mempelajari isi buku NPA, NPA Suplemen, Interpretasi NPA dan Pe-doman Khusus dapat disimpulkan bahwa hubungan antara penerbitan tersebutdapat diikhtisarkan dalam bentuk skema seperti pada Gambar 6. Menilik isinya

16IAI, Norma Pemeriksaan Akuntan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990,17IAI, Ibid., hlm. 165-167.

Page 20: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

74 Artikel 4

[email protected]

dan dibandingkan dengan standar-standar pengauditan di AS, buku NPA sebe-narnya merupakan kodifikasi statemen/pernyataan standar pengauditan tetapibukan berasal dari statemen yang diterbitkan sendiri oleh Komite NPA melainkanmengambil dari penerbitan resmi ASB. Bab-bab yang ada dalam buku NPA dapatdipandang sebagai sistematika kodifikasi standar pengauditan tersebut walaupuntidak digunakan koda referensi tertentu untuk mengacu bab atau paragraf dalambuku tersebut.

Gambar 6Struktur Standar Profesional di Indonesia: Standar Pengauditan

Bentuk buku NPA seperti yang sekarang berlaku barangkali menjelaskanmengapa Komite NPA tidak akan pernah menerbitkan suatu standar pengauditandalam bentuk atau status sebagai statemen/pernyataan (semacam Statement onAuditing Standard). Masalah yang dapat ditanyakan juga dalam kaitannya de-ngan hal ini adalah apakah buku NPA itu sendiri mempunyai status sebagai suatustatemen (walaupun hanya dinyatakan secara implisit) sehingga buku tersebutmerupakan satu-satunya sumber yang paling autoritatif. Apakah suplemen yangditerbitkan Komite NPA memang dimaksudkan sebagai penerbitan resmi yang se-tara dengan SAS atau hanya pelengkap? Kesetaraan dengan SAS sangat mungkinkarena kalau dibandingkan dengan sumber aslinya, NPA Suplemen No. 1 sebe-narnya berasal dan diadaptasi dari SAS No. 7 (AU 15). Demikian juga SuplemenNo. 2, 3, 5 dan 7 misalnya, masing-masing berasal dari SAS No. 19, 15, 14/35 (62),dan 55. Lebih dari itu, suatu interpretasi diterbitkan untuk menginterpretasi su-plemen padahal di AS interpretasi adalah untuk menginterpretasi SAS. Sekali la-gi, apakah status suplemen sama dengan status statemen? Kalau memang

InterpretasiNPA

InterpretasiNPA

InterpretasiNPA

NormaPemeriksaan

Akuntan

PedomanKhusus

NPASuplemen

Page 21: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 75

Suwardjono1992

demikian yang dimaksudkan berarti penamaan penerbitan Komite NPA tersebutdengan Suplemen jelas merupakan suatu total misnomer yang mengakibatkanpengaburan status dan keautoritatifannya. Dengan kondisi seperti ini, kodifikasiyang sistematis jelas akan sulit dilakukan dan akan terjadi resistensi di pihakpenyusun standar untuk mengadakan revisi atau perbaikan (amendment). Resis-tansi akan timbul karena tidak ada sarana untuk melakukan hal itu, suplemenhanya melengkapi sementara itu tidak ada suatu bentuk penerbitan/pengumumanresmi (misalnya statemen/pernyataan standar pengauditan semacam SAS) yangdapat mengganti (supersede) paragraf atau pasal yang sudah terdapat dalam bukuNPA. Yang masih perlu dijelaskan adalah status Pedoman Khusus. Apakah pe-doman tersebut setara dengan Suplemen atau bahkan merupakan buku terpisahyang lengkap (self-contained) seperti pada kasus standar khusus akuntansi? Bilaauditor melaksanakan audit atas dasar Pedoman Khusus (misalnya PedomanKhusus Pemeriksaan Koperasi), apakah auditor dapat mengatakan bahwa dia te-lah melaksanakan audit tersebut sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan (hu-ruf kecil) atau Norma Pemeriksaan Akuntan (huruf besar)?

Pembenahan dan Pengembangan Standar Profesional

Dari pembahasan dan perbandingan di atas dapat dikatakan bahwa standar profe-sional di Indonesia belum mempunyai sistem kodifikasi yang memadai. Beberapakesulitan yang mungkin dihadapi dalam pengembangan sistem kodifikasi adalahbelum adanya struktur dan sistem penamaan yang jelas dan konsisten baik dibidang standar akuntansi maupun pengauditan. Memang sistem kodifikasi harusdirancang dengan saksama dan pemikiran yang luas dan dalam (thoughtful) danberwawasan jangka panjang. Pengembangan standar profesional tidak hanya ber-arti menambah terus penerbitan resmi (termasuk meneruskan dan memperkuatkesalahan yang ada) tetapi juga merevisi yang sudah diterbitkan untuk menuju keperbaikan praktik. Oleh karena itu, struktur standar profesional harus mendu-kung dan memungkinkan pengembangan dengan perbaikan seperti itu.

Dalam rangkuman Seminar Nasional Peranan Prinsip Akuntansi IndonesiaDalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, dalam rangka HUT IAI ke34, dikemukakan bahwa standar profesional khususnya standar akuntansi masihperlu dibenahi dan dikembangkan lagi. Ini menandakan bahwa IAI menjadarimasih terdapat kekurangan-kekurangan dalam standar profesionalnya. Dalamseminar tersebut IAI juga memberi isyarat bahwa IAI bertekad untuk mengada-kan perbaikan/pembenahan besar-besaran terhadap PAI baik sebagai konsep mau-pun sebagai standar profesional. Tekad ini harus didukung dengan penuhkeseriusan baik oleh kalangan praktisi, anggota profesi maupun akademisi.

Kalau pembenahan standar profesional secara besar-besaran dan berwa-wasan jangka panjang akan dicapai, maka harus dipikirkan struktur, penamaandan kodifikasi standar profesional secara sungguh-sungguh. Struktur yang man-tap akan dapat menaikkan wibawa dan gengsi profesi. Untuk itu, hal utama yangmungkin perlu dibenahi adalah penamaan standar profesional yang menggambar-kan makna dan isi sehingga struktur dan kodifikasi menjadi mudah dilaksanakan.

Page 22: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

76 Artikel 4

[email protected]

Penulis berpendapat bahwa saat ini merupakan saat terbaik untuk membenahipenamaan dan penentuan status penerbitan resmi Komite dalam IAI mengingatbelum banyaknya penerbitan resmi yang telah dikeluarkan. Makin banyak pener-bitan resmi yang keluar tanpa suatu struktur yang mantap makin sulitlah untukmembenahinya di kemudian hari. Mempelajari dan melihat pengalaman di AS,alangkah bijaksananya bagi profesi akuntansi di Indonesia untuk membenahistruktur dan penamaan standar profesional sekarang ini. Mungkin perombakanini agak terasa radikal. Akan tetapi, penulis yakin hal tersebut akan mempunyaiimplikasi positif di masa datang dan lebih baik daripada menunda-nunda masalahatau memperlama kerancuan dalam prakik (kalau memang hal tersebut dianggapada dan serius). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa dalam pembenahantersebut jangan sampai kita tergelincir untuk mempertahankan apa yang sudahada dengan alasan yang sentimental seperti enak didengar, menghormati penyu-sunnya, mempertahankan nilai historis, terlanjur popular atau dikenal, me-ngurangi wibawa profesi, khawatir dianggap plin-plan (tidak tegas), harusmengubah (menerbitkan edisi baru) pengumuman resmi yang sudah diterbitkan(walaupun hal ini sebenarnya hanya masalah teknis) dan semacamnya.

Model kodifikasi di AS seperti ditunjukkan dalam Gambar 1 dan Gambar 4 diatas dapat dijadikan basis atau model untuk pembenahan. Model tersebut tidakterjadi begitu saja tetapi merupakan hasil optimal yang kini dicapai setelah usahacoba dan ralat (trial and error) yang cukup lama sebelumnya. Bukan berarti modeltersebut harus ditiru mentah-mentah. Akan tetapi, kita juga tidak perlu mengala-mi pengalaman pahit (kesulitan dan kekacauan) orang lain. Kalau pun kita meni-ru, yang ditiru adalah model penalarannya dan bukan semata-mata isinya. Isidapat disesuaikan dengan keadaan dan keperluan spesifik di Indonesia.

Kalau pendekatan seperti itu akan ditempuh dan model di atas dijadikanacuan, maka langkah yang mungkin perlu diambil dalam pembenahan strukturstandar profesional diusulkan di bawah ini.

Di Bidang Akuntansi Keuangan

• Menghilangkan kerancuan pengertian prinsip akuntansi Indonesiasebagai kerangka kerja (dalam arti GAAP-Indonesia) dengan istilah yanglebih tegas dan deskriptif. Penulis mengusulkan istilah prinsip akuntansiberterima umum Indonesia (PABUI).

• Konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam buku PAIdipertegas statusnya dan dituangkan kembali (diterbitkan kembali) dalambentuk statemen/pernyataan. Kalau dianalisis, buku PAI sebenarnyamengandung dua komponen yaitu komponen konsep dan komponen standar.Komponen konsep dapat dikembangkan dan ditingkatkan kedudukannyamenjadi rerangka konseptual (conceptual framework) pelaporan keuangan diIndonesia yang penulis usulkan namanya: Kerangka Acuan PelaporanFinansial Indonesia (KAPFI) atau Rerangka Pelaporan FinansialIndonesia (RPFI) atau nama lain yang deskriptif, misalnya KAPKI atau

Page 23: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 77

Suwardjono1992

RPKI (kalau finansial diganti keuangan). Komponen-komponen konsepdalam buku PAI yang dapat membentuk KAPFI dapat didaftar dan dikla-sifikasi sebagai berikut:

Konsep dasarTujuan umum (tujuan pelaporan keuangan)Tujuan kualitatif (karakteristik kualitatif informasi)Pengertian elemen laporan keuanganBerbagai macam pengukuran/penilaian dan pengakuan yang

digunakan dalam buku PAI

Tiap komponen di atas dapat dituangkan dalam bentuk statemen konsepdan diberi nomor urut sebagai acuan serta nama stetemen tersebut. Penulismengusulkan nama untuk statemen konsep ini: Statemen Konsep Pela-poran Keuangan (SKPK) atau Pernyataan Konsep Pelaporan Finan-sial (PKPF) atau nama lainnya yang deskriptif. Dengan demikian,komponen konsep yang pertama mungkin akan diterbitkan dalam peng-umuman resmi dengan nama misalnya Statemen Konsep PelaporanKeuangan No. 1 (SKPK No. 1): Konsep Dasar. (Angka 1 untuk nomorhanya sebagai contoh).

• Komponen standar dapat dikembangkan menjadi statemen/pernyataanstandar dengan nama Statemen Standar Akuntansi Keuangan (SSAK)atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau namalain yang deskriptif. Ketentuan-ketentuan dalam buku PAI yang dapat diter-bitkan kembali dalam bentuk SSAK atau PSAK antara lain (termasuk PAIPernyataan yang ada):

Pengertian kelompok pos (misalnya aktiva lancar) dan pos (misalnya piutang) serta pengukuran, penilaian dan penyajiannya.

Susunan dan penyajian umum laporan keuanganKewajiban bersyaratPenilaian kembaliAkuntansi untuk transaksi dan penjabaran mata uang asingKapitalisasi bunga dalam periode konstruksiAkuntansi untuk koperasiAkuntansi untuk sewaguna

• Istilah PAI Pernyataan yang sekarang digunakan tentu saja harus diubahmenjadi PSAK. Dengan demikian, bila nomor penerbitan tetap dipertahan-kan (tidak diganti), PAI Pernyataan No. 3: Standar Khusus untukKoperasi akan diterbitkan kembali dan dinamakan Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan No. 3, Akuntansi untuk Koperasi (tanpa kata“khusus” yang dapat menyesatkan karena disangka satu-satunya standaryang harus digunakan). Cara seperti ini akan memudahkan referensi dankodifikasi di kemudian hari.

Page 24: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

78 Artikel 4

[email protected]

• Sebagai konsekuensi lebih lanjut, nama IPAI harus diubah menjadi Inter-pretasi Standar Akuntansi (ISA) agar statusnya menjadi jelas sebagaisarana untuk mengklarifikasi ketentuan dalam pernyataan standar akun-tansi.

• Bentuk atau jenis penerbitan resmi yang lain tentu saja dapat dikeluarkanasalkan dinyatakan dengan tegas status penerbitan tersebut dibandingkandengan yang disebutkan di atas. Harus ditegaskan pula kedudukan pener-bitan ini dalam kerangka kerja PABU.

Dengan gagasan perubahan seperti di atas, akan mudahlah untuk mengem-bangkan dan mengkodifikasi secara sistematis standar akuntansi di Indonesia dimasa datang karena kriteria standar profesional seperti disebutkan dalam awalartikel ini dapat dipenuhi. Dengan struktur baru tersebut maka istilah prinsipakuntansi Indonesia dan Prinsip Akuntansi Indonesia (yang keduanya di-singkat PAI sehingga rancu dan menimbulkan salah tafsir) jelas tidak akan ada la-gi. Yang ada adalah istilah prinsip akuntansi, PABUI, dan standar akuntansi yangpengertian dan hubungannya telah dijelaskan dalam Artikel 3, Gambar 1. Kon-sekuensi logis yang harus terjadi kalau gagasan ini valid dan dapat diterimaadalah penggantian semua frasa prinsip akuntansi Indonesia yang terdapat dalamlaporan audit dan dalam sumber (literatur) lainnya menjadi prinsip akuntansi ber-terima umum Indonesia. Ditinjau dari penerbitan resmi yang mungkin dikeluar-kan badan penyusun standar di Indonesia di masa datang. Gambar 7 melukiskancontoh dan kemungkinan isi The House of GAAP- Indonesia atau Kerangka KerjaPABUI sebagaimana telah ditunjukkan strukturnya dalam Artikel 3 (Gambar 4).18

Dalam Gambar 7 tersebut, nama statemen dan nomornya hanyalah merupakancontoh bukannya nama dan nomor yang seharusnya. Nama dan nomor yang se-mestinya harus disesuaikan dengan kenyataan atau data yang tersedia.

Di Bidang Pengauditan

Dengan cara berpikir yang sama dengan yang digunakan dalam pembenahan stan-dar akuntansi, standar pengauditan dapat diperbaiki dan ditata kembali struk-turnya dengan melalui langkah- langkah sebagai berikut:

• Menghilangkan kerancuan pengertian norma pemeriksaan akuntansebagai kerangka kerja atau standar luas (dalam arti GAAS- Indonesia) den-gan istilah yang lebih tegas dan deskriptif. Penulis mengusulkan istilahstandar pengauditan berterima umum Indonesia (StaPBUI).

18Struktur dalam Gambar 7 tersebut belum memasukkan penerbitan resmi oleh badan lain misal-nya pemerintah. Di AS, standar akuntansi untuk organisasi kepemerintahan (yang dikeluarkan olehGASB) juga masuk sebagai unsur GAAP. Lihat, Douglas Sauter, “Remodeling The House of GAAP,”Journal of Accountancy (July 1991), hlm. 30-37.

Page 25: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 79

Suwardjono1992

Gambar 7

Struktur Standar Akuntansi dan Keautoritatifannyadalam Kerangka Kerja PABUI

• Menegaskan status ketentuan-ketentuan dalam buku NPA dan Suplemenyang sekarang ada menjadi statemen/pernyataan dengan nama Statemen/Pernyataan Standar Pengauditan (SSP atau PSP). SSP atau PSPdengan koda nomer urut tertentu dapat dijadikan sarana untuk mener-bitkan kembali ketentuan-ketentuan dalam buku NPA tersebut. Tiap babdalam buku NPA dapat menjadi bahan untuk menerbitkan satu PSP.

• Menegaskan status INPA sebagai interpretasi terhadap PSP sehingganamanya harus diubah menjadi Interpretasi Standar Pengauditan(ISP).

Kerangka Acuan Pelaporan Keuangan Indonesia

Terdiri atas lima Statemen/Pernyataan Konsep Pelaporan Keuangan

SKPK No. 1: Konsep DasarSKPK No. 2: Tujuan Pelaporan KeuanganSKPK No. 3: Karakteristik Kualitatif InformasiSKPK No. 4: Elemen Statemen KeuanganSKPK No. 5: Pengukuran, Penilaian, dan Pengakuan Elemen

dalam Statemen Keuangan

Statemen/Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

SSAK No. 1: Pos Statemen Keuangan Umum: Pengertian, Peng-ukuran, Pengakuan, Penilaian, dan Penyajian

SSAK No. 2: Susunan dan Penyajian Umum Statemen KeuanganSSAK No. 3: Akuntansi untuk KoperasiSSAK No. 4: Kewajiban BersyaratSSAK No. 5: Penilaian Kembali Aktiva TetapSSAK No. 6: Akuntansi untuk Transaksi dan Penjabaran Mata Uang

AsingSSAK No. 7: Kapitalisasi Bunga dalam Periode KonstruksiSSAK No. 8: Akuntansi untuk Sewagunadan seterusnya

ISA No.1

ISA No. 4ISA No. 3

dan seterusnya

ISA No. 2

Tanggal Berlakunya PenerapanAkuntansi Koperasi

(Interpretasi atas SSAK No. 3)

LandasanKonseptual

LandasanOperasional

Page 26: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

80 Artikel 4

[email protected]

• Menegaskan status Pedoman Khusus dalam kerangka kerja StaPBUI.Barangkali status Pedoman Khusus setara dengan apa yang di AS disebutsebagai Petunjuk/Pedoman Audit dan Akuntansi (Audit and AccountingGuide). Kalau memang demikian, kata “khusus” sebenarnya tidak perludigunakan karena nama pedoman tersebut sudah menunjukkan sifatkhusus dari pedoman tersebut. Tentu saja pengeluaran penerbitan resmiatau pedoman lain di luar yang disebutkan di atas tetapi masuk dalamkerangka StaPBUI sangat dimungkinkan asalkan kedudukannya (keautori-tatifannya) dijelaskan dengan tegas.

• Merancang susunan kodifikasi pernyataan standar pengauditan dan pener-bitan lainnya beserta kodanya sehingga pengembangan standar dan refe-rensi menjadi mudah.

Apa yang dikemukakan penulis di atas hanyalah suatu gagasan (dan mungkinjuga terlalu kecil untuk dihiraukan) dan merupakan salah satu alternatif tindakandari berbagai kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan IAI dalam rangka me-realisasi tekad untuk perbaikan secara menyeluruh standar profesionalnya.Gagasan itu pun baru akan berarti kalau profesi (juga praktisi dan kalangan aka-demik) melihat dan merasakan bahwa standar profesional yang sekarang ada me-mang menimbulkan masalah dan kerancuan dalam praktik atau dipandang tidakefektif sebagai alat.

Perlu dicatat bahwa dengan gagasan perubahan di atas, penulis tidak bermak-sud untuk menyarankan perubahan atau penggantian isi ketentuan-ketentuanyang telah disepakati atau bahkan mengubah praktik. Prinsip-prinsip atau keten-tuan-ketentuan yang sekarang terdapat dalam berbagai penerbitan resmi IAItetap dapat dipertahankan. Yang disarankan penulis adalah penataan kembali pe-namaan dan struktur penerbitan resmi tersebut sehingga referensi, kodifikasidan pengembangannya menjadi lebih mudah dan konsisten. Penyajian penerbitanresmi dan kodifikasi yang benar- benar profesional (bukan amatiran), penulisyakin, akan dapat meningkatkan pemahaman dan keyakinan profesi sendiri ter-hadap standar profesionalnya. Pada gilirannya, , wibawa profesi dan kepercayaanmasyarakat terhadap jasa dan kualitas profesi akan meningkat pula.

RANGKUMAN

Struktur, penamaan dan kodifikasi standar profesional harus memenuhi kriteriatertentu sehingga penggunaan, referensi, pengembangan, dan pemerolehan dapatdilakukan dengan mudah. Struktur dan kodifikasi yang digunakan profesi akun-tan di AS merupakan salah satu model yang dapat digunakan sebagai acuan dalampengembangan standar profesional di Indonesia.

Standar profesional di Indonesia belum mempunyai sistem kodifikasi yangmantap karena penamaan yang belum konsisten serta hubungan kedudukan (ke-autoritatifan) yang kurang jelas antara penerbitan yang satu dan lainnya. Kodi-fikasi yang sistematis dan terintegrasi akan sangat banyak manfaatnya. Oleh

Page 27: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

Standar Profesional 81

Suwardjono1992

karena itu, penataan kembali standar profesional di Indonesia perlu dilakukansegera mengingat masih belum banyaknya penerbitan resmi yang dikeluarkan.Penataan kembali standar profesional tidak berarti pengubahan prinsip-prinsipatau ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam standar profesional yang telahdikeluarkan. Gagasan penulis mengenai penataan kembali standar profesionalseperti diuraikan dalam artikel ini dapat menjadi salah satu pertimbangan IAIdalam rangka pengembangan standar profesionalnya di masa datang.

Hambatan yang mungkin dihadapi kalau gagasan penulis dilaksanakan(khususnya penerbitan kodifikasi edisi baru tiap tahun) adalah hambatan teknispencetakan. Kalau hal tersebut yang dikhawatirkan, pemecahannya adalah me-nyerahkan pencetakan dan penerbitan standar profesional (termasuk pemasaran-nya) kepada pihak swasta seandainya organisasi profesi belum mampu mengelolaclearing house yang memadai. Hal yang sama telah dilakukan pemerintah dalamhal penerbitan undang-undang atau peraturan tahunan lainnya. Misalnya, pener-bitan Undang-Undang APBN dan Keppresnya.

Standar profesional harus bersifat dinamik mengikuti dinamika yang terjadidalam masyarakat. Oleh karena itu, dalam pengembangan standar profesionalharus ditinggalkan sikap atau pandangan “sekali susun dan cetak berlaku sela-manya.” Standar profesional bukan merupakan undang-undang yang steril ter-hadap perubahan yang menuju ke perbaikan praktik. Tidak selayaknyalah untukmempertahankan standar profesional tertentu hanya dengan alasan yang senti-mental. Namun demikian, juga tidak selayaknya untuk setiap kali mengubah ataumengganti standar profesional yang pernah diterbitkan kecuali dengan alasanyang sangat kuat dan pertimbangan jangka panjang yang matang. Setiap kepu-tusan yang berimplikasi luas hendaknya dipertimbangkan secara saksama danprofesional atas dasar penalaran yang logis dan konseptual bukan atas dasarperasaan, selera dan kepraktisan semata-mata.

Wibawa profesi hanya dapat diperbaiki dari dalam diri organisasi profesi. Pan-dangan atau persepsi masyarakat terhadap profesi tidak dapat diubah (diperbaiki)dengan justifikasi- justifikasi yang bersifat reaktif dan defensif terhadap apa yangtelah dihasilkan profesi (khususnya standar profesional). Pembenahan fundamen-tal standar profesional barangkali merupakan salah satu sarana untuk me-ningkatkan wibawa profesi. Oleh karena itu, profesi hendaknya lebih bersikapproaktif dalam menghadapi perubahan dan kritik dalam masyarakat. Dalam salahsatu artikel, penulis menyebutkan bahwa sikap dan keputusan profesional mau-pun intelektual dalam menghadapi kritik mestinya lebih banyak dilandasi olehrasa bersalah (guilty feeling) daripada oleh rasa malu (ashamed feeling). Rasa ber-salah akan membawa kita ke sikap proaktif dan kompromi sedangkan rasa maluakan membawa kita ke sikap reaktif dan defensif dan menutupi kesalahan.

Barangkali orang mengajukan argumentasi, What’s in a name? Dalam haldrama kehidupan atau hal tertentu, memang ada benarnya ungkapan Shakes-peare yang menyesalkan terjadinya sebuah tragedi hanya karena sebuah nama.Nama hanyalah sebuah kesepakatan, yang lebih penting adalah objek yang diberinama dan orang tahu maksudnya. Namun dalam dunia profesi akuntansi (jugaakademik) yang menghendaki kecermatan, sentimen semacam itu barangkali

Page 28: Standar Profesional: Struktur, Penamaan, dan Kodifikasi · PDF file• Digunakan koda huruf dan angka ... 58 Artikel 4 suwardjono@ugm.ac.id dan ... lebih sering digunakan karena lebih

82 Artikel 4

[email protected]

tidak berlaku karena nama membawa atau mengarahkan perilaku atau sikap.Perilaku, sikap dan persepsi dapat diubah menjadi lebih baik atau memenuhiharapan dengan memberi nama suatu objek sesuai dengan maknanya dan pe-rilaku yang diinginkan. Dengan dilandasi kemauan politik yang tinggi, lagu per-juangan Dari Barat sampai ke Timur perlu diganti menjadi Dari Sabang SampaiMerauke tanpa mengurangi maksud baik dan jasa pengarangnya. Hal ini memberiisyarat bahwa kesepakatan terhadap simbol (istilah) saja tidak cukup. Tidak adaalasan untuk mempertahankan istilah dengan dalih bahwa yang penting kita tahumaksudnya. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi pada anak didik kita (danjuga negara tetangga) kalau frasa lagu tersebut tidak diganti. Karena nama mem-bawa perilaku, KIP (Kantor Inspeksi Pajak) sekarang harus disebut KPP (KantorPelayanan Pajak). Dalam rangka membenahi standar profesional, bersediakahprofesi akuntansi dan dunia akademik kita mengambil langkah besar seperti itu?Kita tunggu saja.!

Referensi

Referensi dinyatakan dalam bentuk catatan kaki karena artikel ini ditata wajah(typeset) untuk menjadi bagian dari buku.