standar instrumen pemantauan dan evaluasi … · penyuluhan, pertanian, kehutanan, perkebunan,...
TRANSCRIPT
1
STANDAR INSTRUMEN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH
BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SUMBER DAYA ALAM
SEKRETARIAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan ekonomi sangat berpengaruh terhadap penyelesaian permasalahan prioritas
pembangunan seperti pengentasan kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, mengurangi
ketimpangan wilayah dan ketimpangan pendapatan. Kebijakan ekonomi harus disusun
berdasarkan prinsip demokrasi ekonomi, daya saing global, peningkatan efisiensi, modernisasi
dan pemerataan. Perbaikan penyusunan dan implementasi kebijakan ekonomi dapat menjamin
efektivitas pemanfaatan. Kebijakan ekonomi yang efektif dan efisien memiliki relevansi yang
sangat signifikan bagi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat, untuk itu dalam proses
menyusun kebijakan diharapkan mengedepankan aspek manfaat dan tujuannya dalam
pembangunan secara keseluruhan. Sehingga kendala dan hambatan dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi dapat diantisipasi dengan mekanisme dan proses yang tepat dalam
menyusunan kebijakan pengembangan ekonomi di daerah.
Beberapa sektor unggulan DIY yang seharusnya bisa menjadi pengungkit untuk
memecahkan permasalah isu strategis seperti sektor pariwisata, ekonomi kreatif, industri jasa
serta pengolahan, sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Untuk
meningkatkan kinerja bidang perekonomian DIY, maka Biro Administrasi Perekonomian dan SDA
yang memiliki fungsi pendukung dibidang perumusan kebijakan strategis perekonomian dan
sumber daya alam memiliki peran yang penting melalui penyiapan bahan rumusan kebijakan
yang akan menjadi kebijakan sehingga sasaran perekonomian yang berkualitas dapat dicapai.
Belum optimalnya kondisi kinerja pada beberapa sektor seperti pariwisata, penanaman
modal, perizinan, tenaga kerja dan transmigrasi, sehingga perekonomian secara keseluruhan
belum berkualitas (meskipun tumbuh dengan baik tetapi belum merata). Diduga salah satu
penyebabnya adalah belum cukup berkualitasnya bahan rumusan kebijakan yang disusun oleh
Biro Administrasi Perekonomian dan SDA sebagai koordinator bidang-bidang teknis terkesan
belum dirancang secara baik dan optimal. Kebijakan kebijakan yang didesain masih bersifat
“business as usual”, dari tahun ke tahun program dan kegiatan relatif sama saja. Tujuan dan
sasaran Biro yang seharusnya memiliki dimensi makro dan strategis tetapi masih berdimensi
kegiatan, sehingga Biro belum memiliki kemampuan secara optimal untuk memandu kerja
sebagai koordinator. Kebijakan yang dirancang secara umum belum mendasarkan pada analisis
permasalahan.
Biro Administrasi Perekonomian dan SDA memiliki tugas utama untuk menyiapkan bahan
perumusan kebijakan, mengoordinasikan, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
3
kebijakan di bidang perindustrian, perdagangan dan koperasi, usaha kecil dan menengah,
penanaman modal, perizinan, pariwisata, tenaga kerja dan transmigrasi, ketahanan pangan,
penyuluhan, pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan. Untuk memahami
tugas Biro Administrasi Perekonomian dan SDA tersebut, maka perlu memperhatikan bisnis
proses dari Biro Administrasi Perekonomian dan SDA yaitu menyusun kebijakan,
mengimplementasikannya di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dan memonitor capaian
kinerjanya. Siklus Ini merupakan sebuah proses melingkar yang dilakukan secara rutin setiap
tahun oleh Biro Administrasi Perekonomian dan SDA. Berdasarkan proses bisnisnya dan tujuan
yang hendak dicapai maka Biro Administrasi Perekonomian dan SDA merumuskan arah
kebijakan perekonomian sesuai tujuan dan sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah DIY. Jika digambarkan maka proses bisnis Biro Administrasi Perekonomian
dan SDA adalah sebagai berikut:
Proses Bisnis Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 5 (lima) sub bagian yang mengampu tugas sebagai
pelaksana kegiatan untuk menyiapkan bahan perumusan kebijakan, mengoordinasikan, serta
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan sesuai sektor yang diampu pada Biro
Administrasi Perekonomian dan SDA, ditemukan bahwa belum adanya suatu standar instrumen
yang seragam maupun panduan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan terhadap urusan yang diampu masing-masing
sub bagian. Dalam upaya pencapaian target sasaran perangkat daerah Biro Administrasi
4
Perekonomian dan Sumber Daya Alam yaitu meningkatnya kualitas rumusan bahan kebijakan
dan evaluasi kebijakan bidang perekonomian dan SDA, maka perlu dicarikan solusi
pemecahannya
Pengendalian kebijakan dalam bentuk pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan
seharusnya bisa menjaga agar kebijakan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
sasarannya. Menurut Subarsono (2014) tujuan dari pemantauan adalah untuk mendeteksi
kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar dan melakukan tindakan
modifikasi terhadap kebijakan jika hasil pemantauan merekomendasikan hal tersebut.
Sedangkan tujuan evaluasi menurut Subarsono (2014), yaitu:
a. Untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu kebijakan; seberapa efektif suatu kebijakan
mencapai tujuannya.
b. Untuk mengetahui apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal; dengan melihat tingkat
efektivitasnya, maka dapat disimpulkan apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal.
c. Memenuhi akuntabilitas publik dengan melakukan penilaian kinerja suatu kebijakan, maka
dapat dipahami sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat
sebagai pemilik dana dan mengambil manfaat dari kebijakan dan program pemerintah.
d. Menunjukkan kepada para pemangku kepentingan manfaat suatu kebijakan; apabila tidak
dilakukan evaluasi terhadap sebuah kebijakan, para pemangku kepentingan, terutama
kelompok sasaran tidak mengetahui secara pasti manfaat dari sebuah kebijakan atau
program.
Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam sebagai salah satu perangkat
daerah yang melaksanakan fungsi pendukung dibidang perumusan kebijakan strategis
perekonomian dan sumber daya alam, telah melaksanakan salah satu fungsinya yaitu
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan. Tetapi dalam penyusunan dan penyiapan
bahan kebijakan, masih ditemukan belum optimalnya perumusan dan pengendalian
implementasi kebijakan perekonomian dan sumber daya alam. Adapun yang menjadi penyebab
masih terdapat permasalahan tersebut karen hal sebagai berikut:
a. Pemantauan dan evaluasi belum dilakukan secara terstruktur dan metodologi yang tepat
karena belum disusunnya instrumen standar pemantauan dan evaluasi yang tepat.
b. Pemantauan dan evaluasi dilakukan sebagai suatu rutinitas kewajiban tupoksi.
c. Masih terjadinya bias dengan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan sehingga belum menunjukkan ukuran keberhasilan pelaksanaan kebijakan.
5
d. Umpan balik hasil analisis pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan masih
lemah sehingga pemantauan dan evaluasi belum bisa menjadi dasar pijakan untuk
penentuan kebijakan selanjutnya.
Salah satu penyebab terjadinya permasalahan-permasalahan tersebut, karena belum
adanya standar instrumen, metodologi analisis, database regulasi/kebijakan serta pedoman
pemantauan dan evaluasi yang menjadi panduan. Menindaklanjuti permasalahan tersebut,
maka perlu dilakukan penyusunan pedoman pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
pengembangan ekonomi daerah untuk urusan bidang penanaman modal dan perizinan,
pariwisata, tenaga kerja dan transmigrasi, agar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
dapat terukur, terarah dan lebih berkualitas.
Penyusunan pedoman dengan tujuan mengatur hal-hal sebagai berikut:
a. Tahap persiapan, yang berisi penyusunan rencana kegiatan pemantauan dan evaluasi
implementasi kebijakan serta standar instrumen yang akan digunakan.
b. Tahap pelaksanaan, yang memuat penerapan standar instrumen, metode dan mekanisme
pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan.
c. Tahap pelaporan, yang menjelaskan hasil pemantauan dan evaluasi implementasi
kebijakan.
B. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi Kebijakan
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dilakukan terhadap kebijakan di
lingkungan Pemerintah Daerah dengan menganalisis strategi kebijakan berupa regulasi meliputi
peraturan daerah sampai level peraturan teknis (misalnya: Peraturan Gubernur, Peraturan
Walikota/Bupati, instruksi, surat keputusan, dll.) yang dikeluarkan untuk mencapai sasaran dan
Program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Sasaran/ Program Indikator Kinerja
(Impact/ Outcome)
Base line Data
Tahun 2017
Target
Keterangan
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Sasaran Indikator Kinerja Sasaran (Impact/ Dampak)
Disi dengan Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Pemda yang ada dalam RPJMD
6
Sasaran/ Program Indikator Kinerja
(Impact/ Outcome)
Base line Data
Tahun 2017
Target
Keterangan
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2021
Tahun 2022
Program Indikator Kinerja Program (Outcome/ Hasil)
Disi dengan Program dan Indikator Kinerja Program Pemda yang ada dalam RPJMD
Dengan memperhatikan efektivitas implementasi regulasi yang mendukung untuk
pencapaian sasaran dan program prioritas pembangunan daerah ditentukan yang sudah
dilaksanakan selama 2 tahun dan diutamakan untuk mendukung kebijakan yang termasuk pada
program prioritas daerah untuk melihat hasil dan dampaknya.
No Jenis Kebijakan Penjelasan Regulasi/Aturan yang
dikeluarkan Pemerintah Keterangan
Jenis kebijakan disi dengan kebijakan yang akan di evaluasi
a. Regulasi/aturan terkait yang dikeluarkan pemerintah (Pusat dan Daerah)
b.
c.
d.
e.
Jenis Regulasi/kebijakan yang akan dilakukan pemantauan dan evaluasi dikelompokkan
dalam tiga jenis, yaitu:
1) Kebijakan formal (by law)
Keputusan-keputusan yang dikodifikasikan secara tertulis dan disahkan atau diformalkan
agar dapat berlaku. Bentuk kebijakan publik dalam kategori ini yaitu UU, Hukum, dan
Regulasi seperti diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, termasuk di dalamnya Perpres dan Perda.
2) Kebijakan berbentuk konvensi atau kesepakatan umum (by policy)
7
Kebijakan ini biasanya muncul dari proses manajemen organisasi publik. Contoh kebijakan
yang termasuk jenis ini misalnya Juklak/Juknis, SOP tidak tertulis atau tertulis tetapi tidak
diformalkan.
3) Kebijakan yang spontanitas dikeluarkan oleh pejabat publik (by administration)
Kebijakan ini berbentuk pernyataan pejabat publik di depan publik dan mewakili lembaga
publik yang dipimpinnya. Contoh kebijakan yang termasuk jenis ini misalnya pernyataan
pimpinan institusi tentang suatu hal yang ditindaklanjuti dengan instruksi melalui surat
edaran, dsb
Tahapan Penetapan Regulasi/aturan untuk dianalisis sebagai berikut:
Identifikasi Semua Produk Kebijakan Selama 5 Tahun
Terakhir
Hasil: List Kebijakan
List Kebijakan
Menurut Sektor
Hasil : Kebijakan Per-
Sektor
Tetapkan Jenis Kebijakan (By Law,
By Policy, By Administration)
Hasil : Jenis Kebijakan
Pengukuran implementasi dan evaluasi kebijakan
dengan standar instrumen yang telah disusun
Hasil: Laporan dan Bahan
Rumusan Rekomendasi
8
II. STANDAR INSTRUMEN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN
A. Tahapan dan Pertanyaan Kunci
No Tahapan Penjelasan Pertanyaan Kunci Penjelasan
A. Implementasi Kebijakan Pengukuran implementasi kebijakan dengan
berfokus pada dimensi perencanaan,
kelembagaan, dan komunikasi kebijakan melalui
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan,
dengan dibuktikan dalam bentuk nyata dari
dokumen-dokumen resmi yang memiliki
kekuatan hukum legal. Bentuk dokumen dapat
berupa surat keputusan, peraturan, pedoman,
atau bentuk dokumen resmi lainnya
1. Dimensi Perencanaan Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah
dilakukan upaya perencanaan yang tepat untuk
mendukung implementasi kebijakan.
2. Dimensi Kelembagaan Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah
implementasi kebijakan didukung oleh aspek
kelembagaan yang baik
3. Dimensi Komunikasi
Kebijakan
Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah
dilakukan komunikasi kebijakan yang cukup untuk
mendukung implementasi kebijakan
B. Evaluasi Kebijakan Pengukuran evaluasi kebijakan dengan melihat
pada proses implementasi kebijakan dan
evaluasi terhadap dampakkebijakan dilakukan
untuk menilai apakah evaluasi kebijakan telah
dilakukan dengan cara dan indikator yang tepat
serta terukur.
1. Pelaksanaan Monitoring Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah
dilakukan evaluasi terhadap proses implementasi
kebijakan (monitoring).
2. Evaluasi Kebijakan Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah
dilakukan evaluasi terhadap hasil dari kebijakan yang
telah diimplementasikan
a. Efektivitas Ukuran efektivitas yang digunakan adalah
tercapainya tujuan kebijakan.
9
No Tahapan Penjelasan Pertanyaan Kunci Penjelasan
b. Efisiensi Ukuran efisiensi yang digunakan adalah
sebandingnya input (anggaran, sumber daya
manusia, dll) dengan output dari kebijakan yang
telah diimplementasikan.
c. Dampak Ukuran dampak yang digunakan adalah adanya
nilai tambah dari kebijakan yang telah
diimplementasikan (tercapainya outcome
kebijakan).
d. Kesesuaian Ukuran kesesuaian yang digunakan adalah adanya
kemudahan dan keadilan terhadap berbagai akses
dari kebijakan yang telah diimplementasikan
e. Sustainability Ukuran sustainability yang digunakan adalah
keberlanjutan kebijakan setelah dilakukan
evaluasi terhadap proses maupun hasil
implementasi kebijakan
10
A. FORM INSTRUMEN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Tahapan/ Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Keterangan
A.1 Dimensi Perencanaan
a Apakah disusun rencana kerja implementasi?
Ya Tidak
Jika “Ya”, lampirkan bukti dokumen (TOR, KAK, RAB, rencana aksi, roadmap, dsb.) yang terkait.
Rencana kerja merupakan serangkaian tujuan dan proses yang bisa membantu tim dan/atau seseorang mencapai tujuan tersebut dan memuat rencana kerja, jadwal/road map/rencana aksi dan rencana alokasi sumber daya.
a.1 Apakah rencana kerja memuat jadwal/road map/rencana aksi?
Ya Tidak Timeline tahapan implementasi.
Roadmap adalah petunjuk atau peta tentang susunan rencana kerja yang akan dilakukan dalam pekerjaan. Lampirkan dokumen terkait.
b. Apakah digunakan Indikator/ukuran keberhasilan dalam evaluasi kebijakan
Ya Tidak Jika “Ya”, indikator apa yang digunakan
Indikator merupakan target kinerja yang harus dicapai
c. Apakah disusun pedoman/juknis pelaksanaan?
Ya Tidak Jika “Ya”, lampirkan bukti dokumen yang terkait.
Pedoman ini berisi detail pelaksanaan kegiatan, dari persiapan sampai dengan selesai. Bentuknya dapat berupa turunan dari kebijakan yang ditetapkan misalnya surat edaran, peraturan teknis (misal bupati/walikota), surat keputusan, dll.
11
Tahapan/ Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Keterangan
d.
Apakah disusun rencana alokasi sumber daya manusia dan (dengan sertifikasi) kompetensi yang dibutuhkan (bentuk alokasi SDM)?
Ya Tidak Jika “Ya”, lampirkan bukti dokumen yang terkait.
Jumlah alokasi SDM harus sesuai dengan yang dibutuhkan agar efektif dan efisien
e. Apakah didukung dengan alokasi anggaran yang sesuai?
Ya Tidak Disertakan rincian anggaran biaya
e.1
Bagaimana skema pembiayaan?
a. Instansi sendiri
Jelaskan Berapa rincian biaya
Pembiayaan harus jelas darimana, ada rinciannya lebih baik.
b. Pembiayaan bersama K/L/Pemda
c. Donor
f.
Apakah disusun Identifikasi potensi, kendala dan resiko (termasuk upaya adopsi inovasi atau penggunaan teknologi tepat guna).
Ya Tidak Jika “Ya”, lampirkan bukti
dokumen yang terkait.
g. Apakah dilakukan perencanaan untuk monev (perubahan yang dilakukan sesudah implementasi)
Ya Tidak Jika “Ya”, lampirkan bukti
dokumen yang terkait.
12
Tahapan/ Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Keterangan
A.2 Dimensi Kelembagaan
a.
Terdapat organisasi/unit kerja atau dibentuk Tim/Pokja yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap implementasi kebijakan.
Ya Tidak
Bentuk dokumen dapat berupa surat keputusan, peraturan, pedoman, atau bentuk dokumen resmi lainnya
Berisi deskripsi kelembagaan yang dibentuk dan lampiran dokumen legal terkait kelembagaan.
b.
Terdapat dokumen yang memberikan rumusan yang jelas mengenai tugas dan fungsi Organisasi/Unit kerja atau Tim/Pokja dalam implementasi kebijakan. (pelaksana melekat pada unit kerja yang memiliki tusi)
Ya Tidak Terdapat dokumen yang menjelaskan ketugasan atau berisi Tupoksi
untuk melihat apakah tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan kebijakan
A.3. Dimensi Komunikasi Kebijakan
a
Apakah disusun identifikasi kebutuhan target audience (pemangku kepentingan) dari komunikasi kebijakan?
Ya Tidak
Jika “Ya”, lanjut ke pertanyaan a.1
Bagaimana bentuk partisipasi pemangku kepentingan? (Tahap ini merupakan upaya untuk melihat apakah implementasi kebijakan didukung oleh aspek kelembagaan yang baik)
a.1 Siapa stakeholder yang terlibat di dalam proses konsultasi?
Stakeholder apa saja yang ada dalam proses,
13
Tahapan/ Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Keterangan
a. Internal
b. Internal dan Eksternal (K/L/Pemda/SKPD lain terkait)
c. Internal dan Eksternal (K/L/Pemda/SKPD lain, dan masyarakat/ stakeholder)
b. Apakah disusun rencana
komunikasi kebijakan Ya Tidak
Jika “Ya”, lanjut ke pertanyaan b.1
b.1.
Media komunikasi apa yang digunakan dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan?
a. Kegiatan (sosialisasi, seminar, workshop, FGD)
Lampirkan bukti yang relevan (bisa lebih dari
satu)
Boleh diambil salah satu, lebih dari satu, atau dilakukan semua
b. Media berbasis IT (milis, Website, aplikasi)
c. Media sosial
c Bagaimana frekuensi penggunaan media komunikasi dalam 2 tahun pertama.
Tidak pernah
1-2 kali
3-5 kali
6-8 kali
>8 kali
14
Tahapan/ Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Keterangan
d Apakah komunikasi kebijakan memberikan dampak terhadap efektifitas implementasi
Ya Tidak Jelaskan deskripsi bentuk dampaknya
e Apakah komunikasi kebijakan memberikan input bagi perbaikan implementasi
Ya Tidak Jelaskan deskripsi input perbaikannya
15
B. FORM INSTRUMEN EVALUASI KEBIJAKAN
Tahapan/Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Pedoman
B.1. Pelaksanaan Monitoring (melakukan pemantauan terhadap proses implementasi kebijakan) untuk melihat apakah dilakukan evaluasi terhadap proses implementasi kebijakan (monitoring)
a Bagaimana intensitas pelaksanaan kegiatan monitoring?
a. Tidak pernah Pilihan jawaban dapat diganti dengan range waktu
Dilihat frekuensi pelaksanaan monitoring pada suatu kebijakan yang telah diimplementasikan
b. setiap bulan a. Tidak pernah
c. setiap triwulan b. 1-2 kali
d. per semester c. 3-5 kali
e. per tahun
d. 6-8 kali
e. lebih dari 8 kali
b Bagaimana kesesuaian antara rencana kerja dan implementasi?
Sesuai Tidak
sesuai, kenapa?
Jelaskan/lampirkan laporan monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan
c Bagaimana implementasi dari rencana alokasi SDM yang telah disusun
Sesuai Tidak sesuai
Alokasi SDM termasuk pelibatan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dalam proses penyusunan
d Bagaimana implementasi dari rencana alokasi anggaran yang telah disusun?
Sesuai Tidak sesuai
Lampirkan realisasi anggaran Bisa menggunakan referensi BPK
16
Tahapan/Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Pedoman
e Apakah terjadi masalah dalam implementasi kebijakan misalnya dalam bentuk aduan.
Ada Tidak Jika “Ada”, sebutkan jenis konflik yang terjadi?
Permasalahan/ kesenjangan
e.1 e.1 Jika "Ada", apakah masalah dalam implementasi kebijakan dapat ditangani?
Ya Tidak Jika "Ya", jelaskan strategi resolusi konflik yang dilakukan?.
f Apakah terdapat kendala dalam melakukan monitoring terhadap implementasi
Ya Tidak Jika "Ya", jelaskan kendala pelaksanaan monitoring .
B.2. Evaluasi Kebijakan Untuk melihat apakah dilakukan evaluasi terhadap hasil dari kebijakan yang telah diimplementasikan.
1 Efektivitas
a. Apakah tujuan yang direncanakan (yang ingin dicapai) dapat terwujud?
Ya Tidak
Jika "Ya", sebutkan metode penilaian indikator seperti indikator di bagian A.1.b.sebelumnya, dan bagaimana hasil penilaiannya?
Kebijakan yang dibuat dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dari dibuatnya kebijakan tersebut misalnya menyelesaikan masalah publik tertentu. tujuan kebijakan dapat dilihat dari ketercapaian tujuan jangka pendek, menengah dan panjang, mengingat umur kebijakan yang berbeda-beda.
b. Jika tujuan tidak tercapai, apakah terdapat mitigasi risiko
Ya Tidak Kolom penjelasan terkait mitigasi resiko
Kebijakan dibuat dengan mempertimbangkan upaya penanganan dini atas resiko dari implementasi kebijakan
17
Tahapan/Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Pedoman
c. Apakah tujuan yang dicapai sebanding dengan sumber daya yang telah dialokasikan?
Ya Tidak Jika "Ya", sebutkan metode penilaian dan hasil penilaian.
Sumber daya merupakan bahan - bahan yang digunakan dalam membuat ataupun menjalankan kebijakan. Bahan - bahan tersebut seperti: anggaran, SDM, peralatan penunjang kebijakan, waktu, dll.
2 Efisiensi
a.
Apakah input (semua sumber daya) yang digunakan telah menghasilkan output yang diharapkan?
Ya Tidak
Dibandingkan antara pembiayaan dan output dari kegiatan penyusunan kebijakan. Realisasi anggaran dan output (Anggaran >=80% - 100%).
Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk membuat Output merupakan keluaran atau produk atau kebijakan. Efisiensi dilihat dalam visi pemerataan dan keadilan dalam pembangunan termasuk meningkatkan peran kelompok rentan dalam proses kebijakan.
b. Apakah terjadi duplikasi kegiatan?
Ya Tidak Jika "Ya", sebutkan kenapa bisa terjadi
3 Dampak
a. Apakah ada nilai tambah lain terhadap pencapaian misi organisasi
Ya Tidak Kolom penjelasan (dengan data pendukung yang relevan)
Nilai tambah merupakan manfaat lain yang diberikan dari dibuat dan dijalankannya kebijakan khususnya pada pencapaian misi organisasi. Kebijakan yang inklusif GESI dapat dijadikan nilai tambah dan dampak positif dari kebijakan
18
Tahapan/Pertanyaan Kunci Jawaban Penjelasan
Deskripsi/Data Pendukung/ Jenis
Dokumen yang dilampirkan
Pedoman
b.
Apakah kebijakan memberikan manfaat kepada kelompok rentan seperti orang dengan disabilitas, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
Ya Tidak Kolom penjelasan (dengan data pendukung yang relevan)
Kebijakan yang dibuat diharapkan juga mengakomodir kelompok rentan seperti orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil dan penyandang cacat.
4 Kesesuaian dengan nilai
a.
Apakah kebijakan telah mencerminkan/mendorong keadilan akses kepada kelompok sasaran?
Ya Tidak
Dijelaskan dengan rumusan dalam kebijakan dan/atau implementasi kebijakan yang mencerminkan/mendorong keadilan
Kebijakan yang dibuat didasarkan pada asas keadilan seperti keadilan gender, keadilan kaya - miskin, dll serta tidak diskriminatif.
b. Apakah kebijakan telah mencerminkan kemudahan akses bagi kelompok rentan?
Ya Tidak
Dijelaskan dengan rumusan dalam kebijakan dan/atau implementasi kebijakan yang mencerminkan/mendorong keadilan
Kebijakan yang dibuat dapat memberikan kemudahan akses seperti akses bidang pelayanan, pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun akses pada bidang - bidang lain.
5 Sustainability
a. Bagaimanakah keberlanjutan a. Dipertahankan Kolom penjelasan
Keberlanjutan kebijakan setelah dilakukan evaluasi terhadap proses maupun hasil implementasi kebijakan
kebijakan? b. Dihapuskan
c. Direvisi