stabilisasi

36

Upload: elpi-amelia-putri

Post on 23-May-2017

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Stabilisasi
Page 2: Stabilisasi

-> proses untuk menjaga kondisi dan posisi pasien agar tetap stabil selama pertolongan pertama

Prinsip: pasien tdk byk bergerak pernafasan pasien stabil bidai yg dipasang tidak berubah perdarahan tdk makin banyak kesadaran tdk makin buruk

Page 3: Stabilisasi

-> proses untuk memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain dengan atau tanpa menggunakan alat.

STABILISASI DAN TRANSPORTASI ---> beriringan

TUJUAN AKHIR pasien tetap selamat sampai tujuan

Page 4: Stabilisasi

Kapan dilakukan? Bila ada : Obstruksi airway bebaskan airway,

pasang alat bantu Cedera leher dan wajah pasang

cervicall collar Luka dan perdarahan balut tekan Fraktur pasang bidai / spalk

Page 5: Stabilisasi
Page 6: Stabilisasi
Page 7: Stabilisasi

Jenis luka…Jenis luka…1.1. Luka TerbukaLuka Terbuka2.2. Luka TertutupLuka TertutupJenis luka terbukaJenis luka terbuka1.1. Luka LecetLuka Lecet2.2. Luka sayat / irisLuka sayat / iris3.3. Luka RobekLuka Robek4.4. Luka TusukLuka Tusuk5.5. Avulsi ( sobek )Avulsi ( sobek )6.6. AmputasiAmputasi

Page 8: Stabilisasi

Jenis luka tertutup :1.Memar2.Cedera karena himpitan3.Cedera remuk

Page 9: Stabilisasi
Page 10: Stabilisasi

1.Penutup luka harus meliputi permukaan luka

2.Upayakan permukaan luka bersih sebelum ditutup kecuali terjadi peradarahan.

3.Pemasangan penutup luka dilakukan sedemikian rupa sehingga luka tidak terkontaminasi.

Page 11: Stabilisasi

1.1. Pembalut dipasang setelah perdarahan Pembalut dipasang setelah perdarahan terhenti.terhenti.

2.2. Ikatan jangan terlalu kendor atau kencangIkatan jangan terlalu kendor atau kencang3.3. Ujung pemablut jangan teruraiUjung pemablut jangan terurai4.4. Daerah yang dibalut harus lebih luas dari Daerah yang dibalut harus lebih luas dari

lukaluka5.5. Jangan menutup ujung jari kecuali ada Jangan menutup ujung jari kecuali ada

lukaluka6.6. Khusus anggota gerak pembalutan Khusus anggota gerak pembalutan

dilakukan dari bawah ke atas (arah dilakukan dari bawah ke atas (arah jantung)jantung)

7.7. Pembalutan dilakukan pada posisi yang Pembalutan dilakukan pada posisi yang diinginkan diinginkan

Page 12: Stabilisasi

Jenis : Fraktur terbuka Fraktur tertutup

Page 13: Stabilisasi
Page 14: Stabilisasi
Page 15: Stabilisasi

Upaya untuk menstabilkan dan Upaya untuk menstabilkan dan mengistirahatkanmengistirahatkan

(imobilisasi) bagian yang cedera.(imobilisasi) bagian yang cedera. Tujuan :Tujuan :

1.Mencegah pergerakan2.Mengurangi terjadinya cedera baru3.Mengistirahatkan anggota yang

patah4.mengurangi rasa nyeri5.Mempercepat penyembuhan

Page 16: Stabilisasi
Page 17: Stabilisasi

Macam bidai :Macam bidai :

1. Bidai keras2. Bidai Traksi3. Bidai improvisasi4. Gendongan / belat & bebat

Page 18: Stabilisasi
Page 19: Stabilisasi
Page 20: Stabilisasi
Page 21: Stabilisasi
Page 22: Stabilisasi

Walau membidai dengan alat atau cara apapun ada ketentuan yang berlaku pada semua pembidaian.

1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita

2. Paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada

Page 23: Stabilisasi

3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai. Buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distal

4. Nilai GSS / PSM (Awal)

Page 24: Stabilisasi

5. Siapkan alat-alat selengkapnya6. Jangan berupaya merubah posisi

bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan

7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah

Page 25: Stabilisasi

8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Ukur bidai pada anggota badan yang sehat

9. Bila cedera pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya.

Page 26: Stabilisasi

10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.

11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.

12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar.

Page 27: Stabilisasi

13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.

14. Selesai dilakukan pembidaian,dilakukan pemeriksaan gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS pertama

15. Jangan membidai berlebihan

Page 28: Stabilisasi

Kapan? Bila penderita sudah stabil..

Page 29: Stabilisasi
Page 30: Stabilisasi
Page 31: Stabilisasi
Page 32: Stabilisasi

Vacum matress

Page 33: Stabilisasi
Page 34: Stabilisasi

Vacum matress

Page 35: Stabilisasi

KED

Page 36: Stabilisasi