stabilisasi

3
STABILISASI No. Dokumen: …………………… No. Revisi …………………… Halaman : …………………… STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit ……………………. Ditetapkan Direktur RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara, drg. KUSNARTO, M.Kes NIP.19571228 198412 1 001 PENGERTIAN Stabilisasi adalah langkah-langkah mengamankan pasien secara medis agar layak transfer. TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah stabilisasi di IGD. KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSU RA Kartini Jepara Nomor …………………………….. tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara PROSEDUR 1. Setelah dilakukan resusitasi dan pasien telah kembali kedalam sirkulasi normal (Return`of Spontaneous Circulation), dokter jaga melakukan reassessment untuk menilai ulang Airway, Breathing, Circulation. 2. Pada Airway, dokter jaga membuka jalan nafas dengan memposisikan pasien dengan metode triple airway maneuver (head tilt, chin lift, jaw thrust), memberikan orofaringeal tube dengan ukuran yang sesuai. Dokter jaga membersihkan jalan nafas dengan cara menghisap sumbatan / lendir / secret / darah / kotoran pada jalan nafas menggunakan suction. Dokter

Upload: g-i-e

Post on 11-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

SPO STABILISASI

TRANSCRIPT

Page 1: STABILISASI

STABILISASI

No. Dokumen:

……………………

No. Revisi

……………………

Halaman :

……………………

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

…………………….

DitetapkanDirektur RSUD RA Kartini

Kabupaten Jepara,

drg. KUSNARTO, M.KesNIP.19571228 198412 1 001

PENGERTIAN Stabilisasi adalah langkah-langkah mengamankan pasien secara medis agar layak transfer.

TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah stabilisasi di IGD.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSU RA Kartini Jepara Nomor …………………………….. tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum RA Kartini Jepara

PROSEDUR 1. Setelah dilakukan resusitasi dan pasien telah kembali kedalam sirkulasi normal (Return`of Spontaneous Circulation), dokter jaga melakukan reassessment untuk menilai ulang Airway, Breathing, Circulation.

2. Pada Airway, dokter jaga membuka jalan nafas dengan memposisikan pasien dengan metode triple airway maneuver (head tilt, chin lift, jaw thrust), memberikan orofaringeal tube dengan ukuran yang sesuai. Dokter jaga membersihkan jalan nafas dengan cara menghisap sumbatan / lendir / secret / darah / kotoran pada jalan nafas menggunakan suction. Dokter jaga memberikan O2 sesuai kebutuhan pasien.

3. Pada breathing, dokter jaga memastikan pola nafas pasien baik, Respiratory Rate 12 - 32 mampu angkat dada, tidak gasping, tidak takipneu, dan SaO2 > 95. Bila pernafasan tidak optimal, atau impending gagal nafas atau GCS pasien < 8, dokter jaga melakukan intubasi pada pasien dan mengambil alih pernafasan pasien dengan ventilator bila diperlukan.

4. Pada circulation, dokter jaga mengukur ulang Tekanan darah, melakukan palpasi nadi radialis dan mencari tanda-tanda syok. Bila tekanan darah sistolik < 90 mmHg, dapat dilakukan tes cairan 3 x 100 bila tidak terdapat tanda-tanda overhidrasi. Bila tekanan darah tidak meningkat, berikan dopamin 5-15

Page 2: STABILISASI

mcg/kgBB/menit (tekanan sistolik < 90 mmHg dengan tanda-tanda syok) atau dobutamin 5-20 mcg/kgBB/menit (tekanan sistolik < 90 mmHg tanpa tanda-tanda syok) atau norepinefrin 0,05-0,5 mcg/kgBB/menit (tekanan sistolik < 70 mmHg).

5. Perawat melakukan rekam jantung / EKG dan pemeriksaan GDS atas Instruksi dokter.

6. Dokter jaga akan menuliskan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang usulan dan yang sudah dilakukan, tindakan yang sudah dilakukan di UGD dan rujukan kepada dokter spesialis sesuai penyakitnya.

7. Perawat akan mengkaji dan menulis Asuhan Keperawatan, menuliskan pemakaian di aktivitas UGD dan melaporkan pasien kepada dokter spesialis sesuai pilihan pasien / keluarga. Perawat menuliskan terapi yang diberikan dan memintakan terapi di kamar obat.

8. Setelah siap, pasien akan ditransportasi ke ruangan diantar oleh perawat. Perawat melakukan operan pasien dengan perawat ruangan secara langsung.

UNIT TERKAIT Pendaftaran, Ruang Perawatan