spmkk

30
LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM KEBIJAKAN KESEHATAN SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK) DI PUSKESMAS GODEAN 2 Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan Di susun oleh : 1. Sri Lestari Restu Fitriani P07120111033 2. Sunu Wijayanto P07120111034 3. Talitha Zukma Ulfa I. P07120111035 4. Tia Marina P07120111036

Upload: murdiyani-nina-agustina

Post on 30-Nov-2015

364 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM KEBIJAKAN KESEHATAN

SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA

KLINIK (SPMKK) DI PUSKESMAS GODEAN 2

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan

Di susun oleh :

1. Sri Lestari Restu Fitriani P07120111033

2. Sunu Wijayanto P07120111034

3. Talitha Zukma Ulfa I. P07120111035

4. Tia Marina P07120111036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2013

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Laboratorium Kebijakan Kesehatan

dengan judul “SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK

(SPMKK) DI PUSKESMAS GODEAN 2” dengan baik.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyusunan

Laporan Praktek Laboratorium ini, namun berkak bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala

bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada :

1. Maria H. Bakri, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltiteknik

Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

2. Nunuk Sri Purwanti, SKp, M.Kes selaku Pembimbing Praktek Laboratorium

Mata Ajar Kebijakan Kesehatan.

3. Teman-teman Dorothea Orem yang telah membantu kelancararan dalam

penulisan Laporan Praktek Laboratorium ini

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari

Allah SWT. Aamiin

Peneliti menyadari bahwa Laporan Praktek Laboratorium ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca. Semoga Laporan Praktek Laboratorium ini

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan dan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Yogyakarta, Juni 2013

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang

menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata

pemerintahan yang baik (good governance). Dalam pelayanan kesehatan,

berbagai jenjang pelayanan dan asuhan pasien (patient care) merupakan

bisnis utama, serta pelayanan keperawatan merupakan mainstream

sepanjang kontinum asuhan. Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja

pelayanan klinis pada umumnya dimulai oleh perawat melalui berbagai

bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar

keperawatan, pendekatan-pendekatan pemecahan masalah, maupun audit

keperawatan. Sistem Pengembangan Manajemen dan Kinerja Klinis

(SPMKK) untuk perawat dan bidan mulai diperkenalkan oleh WHO pada

tahun 2001 di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang

kemudian diadopsi di provinsi yang lain dan akan dikembangkan di seluruh

Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.

836/2005, SPMKK yang kemudian berubah menjadi Pengembangan

Manajemen Kinerja Perawatan dan Bidan (PMK) menjadi kebijakan nasional

untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan keperawatan baik di rumah

sakit maupun di puskesmas.

Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMK) perawat dan bidan

adalah suatu upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja

perawat dan bidan dalam memberikan pelayanan keperawatan dan

kebidanan di sarana/institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai

pelayanan kesehatan yang bermutu. PMK sangat berperan untuk

tercapainya indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota

yang dilaksanakan oleh Perawat dan Bidan di sarana pelayanan kesehatan,

mengingat perawat dan bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan

menduduki jumlah yang cukup besar (40%) dari seluruh kategori tenaga

kesehatan. Tujuan umum dari sistem ini adalah untuk memperbaiki kinerja

dan performa perawat serta bidan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Di Indonesia, berdasarkan penelitian dari SEA-NURS, 2001

disebutkan bahwa untuk mencapai kualitas pelayanan kesehatan yang

optimal dapat melalui salah satunya performa klinik perawat dan bidan.

Performa klinik yang dimaksud adalah penampilan yang sesuai dengan

tuntutan masyarakat terhadap pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini

perawat dan bidan. Dimana mereka melayani sesuai standar, penampilan

klinik yang kompeten dalam memberi asuhan, memiliki uraian tugas yang

jelas, adanya indikator kunci dalam memberi pelayanan, monitoring dan

evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelayanan yang diberikan serta

peningkatan pengetahuan melalui diskusi refleksi kasus.

Pengembangan Manajemen Kinerja (PMK) merupakan pendekatan

perbaikan proses pada sistem mikro yang mendukung dan meningkatkan

kompetensi klinis perawat dan bidan untuk bekerja secara profesional

dengan memperhatikan etika, tata nilai dan aspek legal dalam pelayanan

kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja klinis perawat

dan bidan melalui kejelasan definisi peran dan fungsi perawat atau bidan,

pengembangan profesi, dan pembelajaran bersama (Kuntjoro, 2005).

Secara umum menurut Depkes (2005) terdapat 5 komponen PMK

yang harus dipenuhi oleh setiap insan perawat dan bidan yaitu:

1. Standar dalam pelaksanaan pelayanan yang diberikan

2. Uraian tugas yang jelas untuk setiap jenjang perawat

3. Indikator kunci dalam pelaksanaan kinerja klinik

4. Monitoring kinerja klinik yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkala

5. Diskusi refleksi kasus

SPMKK (Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik

Keperawatan) sebagai salah satu model pengembangan manajerial untuk

bidan dan perawat mempunyai hasil yang positif dalam mengembalikan

peran dan fungsi tenaga keperawatan dalam bidangnya. Beberapa alasan

yang menyangkut pengembangan SPMKK di Kabupaten Sleman seperti

disampaikan oleh kepala dinas kesehatan. dr.Sunartono,M.Kes, antara lain

(1) secara teoritis dengan menerapkan SPMKK secara tidak langsung

mengarahkan kepada tenaga keperawatan (bidan dan perawat) senantiasa

bekerja secara profesional sehingga profesionalisme bidan dan perawat

meningkat, dengan adanya profesionalisme yang diterapkan mendorong

peningkatan pelayanan mutu klinis menjadi baik, dan dengan semakin

baiknya mutu klinis yang dlakukan secara berkesinambungan akan

mendorong adanya peningkatan kinerja organisasi melalui penerapan

komitment pagawai, hal tersebut akan meningkatkan pendapatan secara

finansial yang semakin besar sehingga revenue yang diharapkan akan

bertambah. Keadaan ini secara terus menerus diupayakan dan dengan tetap

menjaga mutu pelayanan yang diberikan, terutama kepuasan customers

yang dilayani baik secara internal maupun eksternal. (2) Sedangkan yang

menjadi lasan praktis mengapa memerlukan SPMKK adalah a). secara

faktual bahwa tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Kabupaten

Sleman untuk puskesmas dan RSUD sebanyak 42,95 % sehingga hampir

separoh dari jumlah tenaga yang ada, sehingga kontak antara pasien

dengan petugas kesehatan lebih banyak dilakukan oleh jenis tenaga

tersebut. b) menurut data WHO (2001) menunjukkan bahwa sesuai dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa prosedur pelayanan

yang dilakukan oleh puskesmas/RS banyak yang tidak dimengerti oleh

perawat dan bidan, perawat dan bidan tidak mempunyai job description,

dalam waktu kurang dari tiga tahun banyak perawat dan bidan yang kurang

mendapatkan pendidikan lanjutan, perawat dan bidan belum diberikan peran

dan fungsinya sesuai dengan jenjang pendidikan dan senioritasnya, dan

ketidakpastian jenjang karier perawat dan bidan serta reward and

punishment belum diberikan secara adil

Tujuan dari upaya pengembangan SPMKK dalam jangka pendek

adalah sebagai berikut :

1. Agar tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di Puskesmas dapat

membuat standar dan diskripsi pekerjaan sesuai dengan tupoksinya.

2. Mempunyai kemampuan manajerial dalam mengelola kegiatan

keperawatan di Puskesmas.

3. Mempunyai hubungan sistem monitoring indikator kinerja.

4. Senantiasa mengembangkan proses pembelajaran penyelesaian kasus

secara berkesinambungan melalui RCD (Reflektif Case Discussion).

Upaya jangka panjangnya adalah meningkatkan profesionalisme bidan

dan perawat karena bagaimanapun tuntutan akan profesionalisme dalam

melaksanakan pekerjaannya akan menjadi syarat dalam mewujudkan

bentuk akuntabilitas publik.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Keperawatan

Semester IV Kelas Reguler mampu memahami Kebijakan Program

Kesehatan dalam penerapan SPMKK di Puskesmas Godean 2.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu: Mengaplikasikan konsep Pengembangan

Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) bagi perawat (Menyusun Standar

Operasional Prosedur (SOP), menentukan uraian tugas dan indikator

kinerja klinik).

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hasil Program SPMKK

Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (SPMKK) sebagai

salah satu model pengembangan manajerial untuk bidan dan perawat

mempunyai hasil dan dampak yang positif dalam mengembalikan peran dan

fungsi tenaga keperawatan dalam bidangnya. Puskesmas Godean II juga

telah menerapkan program SPMKK bagi perawat dan bidannya.

1. Kepengurusan SPMKK Puskesmas Godean II

Penanggung jawab : dr. Desi Arijadi

Ketua : dr. R. Yuli Kristianto

Supervisor perawat : Sri Mumpuni, AMd. Kep

Sekretaris perawat : Alb Setyo Nugroho AMd. Kep

Anggota : Suprapti

B. Dwi Kusrini

Endhitya Novrika Sari, AMd. Kep

Nur Alifah Zulfa, AMd. Kep

2. Penerapan SPMKK di Puskesmas Godean II berdasarkan ISO 9001 :

2008. Berdasarkan teori, komponen SPMKK adalah :

a. Standar Operating Procedure( SOP) atau Prosedur Tetap ( PROTAP)

b. Uraian Tugas

c. Indikator Kinerja Klinik

d. Reflection Case Discussion (RCD) atau Refleksi Diskusi Kasus (RDK)

e. Monitoring dan Evaluasi (Monev).

3. Pelaksanaan SPMKK Puskesmas Godean II

Berikut ini akan dibahas pelaksanaan SPMKK berkaitan dengan lima

komponen SPMKK.

a. Standar Operating Procedure( SOP) atau Prosedur Tetap ( PROTAP)

SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan

yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu

(KARS, 2000). PROTAP merupakan tatacara atau tahapan yang

harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima

oleh seseorang yang berwenang atau bertanggung jawab untuk

mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga

suatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif dan efisien.

b. Uraian Tugas / Job Descriptions

Tahapan pembuatan deskripsi pekerjaan di Puskesmas

Godean II adalah sebagai berikut :

1) Format 1 (F1)

Merupakan deskripsi pelayanan kesehatan berdasarkan jenis

pelayanan. Memuat tentang program dan jenis pelayanan yang

ada dalam peaksanaan kegiatan organisasi. Ditulis secara garis

besar.

Program-program yang ada di Puskesmas Godean II adalah

sebagai berikut :

a) Administrasi

b) Kepemimpinan

c) Komunikasi

d) Promkes

(1) PKM

(2) Pembinaan Kader

(3) UKS

(4) Usila

(5) Posyandu

(6) PHBS

(7) Kesehatan Jiwa

e) P2

f) PHN

g) Pengobatan

h) RCD

i) Jaminan Mutu

j) Monitoring

Gambar 1. F1.

2) Format 2 (F2)

Memuat tentang program, fungsi dan kegiatan yang

mencerminkan keterlibatannya untuk masing-masing personil

dalam kegiatan baik dalam posisi struktural maupun klinis serta

terdapat pula indikator kinerja.

Program Fungsi

a) Administrasi -

b) Kepemimpinan -

c) Komunikasi -

d) Promkes (1) PKM

(2) Pembinaan Kader

(3) UKS

(4) Usila

(5) Posyandu

(6) PHBS

(7) Kesehatan Jiwa

e) P2 (1) PE

(2) Sweeping TBC

f) PHN (1) Askep individu di rumah

(2) Askep keluarga

(3) Askep kelompok

g) Pengobatan (1) Askep BP umum induk

(2) Askep di Pustu/UKK

(3) Askep pusling

(4) Askep P3K

(5) Askep Tugas Limpah Wenang

h) RCD -

i) Jaminan Mutu -

j) Monitoring -

Gambar 2. F2.

3) Format 3 (F3)

Memuat seluruh area/program, fungsi, kegiatan, standar dan

indikator sama dengan format 2, ditambahkan dengan sistem dan

waktu pelaksanaan monitoring sebagai langkah evaluasi pelaksanaan

kegiatan.

Gambar 3. F3

4) Format 4 (F4)

Merupakan deskripsi pekerjaan perorangan. Dalam format ini

masing-masing personil yang terdapat dalam F2 akan mendapatkan

rincian program, fungsi dan kegiatan sesuai posisi struktural dan

posisi klinisnya dalam organisasi. Setiap anggota mempunyai Job

Description masing-masing.

Gambar 4. F4

Job description SPMKK Puskesmas Godean II setiap tahunnya akan

berubah, dikarenakan pergantian perawat dan (ada perawat yang pensiun

dan dimutasi).

c. Indikator Kinerja Klinik

Indikator Kinerja Klink yang digunakan di Puskesmas Godean

II adalah sebagai berikut:

No Program dan Fungsi Indicator kinerja

1 Administrasi a) Registrasi terisi lengkap

b) Arsip laporan

2 Kepemimpinan Laporan kegiatan

3 Komunikasi Laporan kegiatan

4 Promkes :

a) PKM

b) Pembinaan Kader

c) UKS

d) Usila

e) Posyandu

f) PHBS

g) Kesehatan Jiwa

a) Laporan penyuluhan

b) Laporan kegiatan pembinaan

c) Laporan kegiatan UKS

d) Laporan kegiatan

e) Laporan kegiatan

f) Laporan kegiatan

g) Laporan kegiatan

5 P2:

a) PE

b) Sweeping TBC

a) Laporan kegiatan PE

b) Laporan kegiatan sweeping TB

6 PHN:

a) Askep individu di

rumah

b) Askep keluarga

c) Askep kelompok

a) Dokumen askep terisi

b) Dokumen askep terisi

c) Dokumen askep terisi

7 Pengobatan :

a) Askep BP umum

induk

b) Askep di Pustu

atau UKK

a) Dokumen askep terisi

Tindakan sesuai SOP

b) Dokumen askep terisi

c) Askep pusling

d) Askep P3K

e) Askep Tugas

Limpah Wenang

Tindakan sesuai SOP

c) Dokumen askep terisi

Tindakan sesuai SOP

d) Dokumen askep terisi

Tindakan sesuai SOP

e) Dokumen askep terisi

Ada SK

8 RCD : a) Jadwal RCD

b) Laporan pelaksanaan

c)

9 Jaminan Mutu Protap

10 Monitoring a) Jadwal monitoring

b) Laporan hasil monitoring

Contoh Penulisan Standar dan Indikator dalam Job Deskripsi

No. Program Fungsi Utama Standar Indikator

1. Administrasi Melaksanakan

administrasi

SP2TP Registrasi terisi

lengkap

Arsip laporan

2. Promkes a) PKM

b) Pembinaan

Kader

c) UKS

d) Usila

e) Posyandu

f) PHBS

g) Kesehatan

Jiwa

Buku

pedoman

SPMKK

Buku

pedoman

Puskesmas

Laporan

kegiatan

d. Refleksi Diskusi Kasus

Refleksi Diskusi Kasus (RDK) adalah suatu metode yang

digunakan untuk merefleksikan ulang kasus aktual yang pernah

dialami meliputi peran, hambatan,dan keberhasilan dalam tindakan

yang diberikan dengan tetap merahasiakan identitas pasien. Contoh

kasus yang dapat digunakan untuk RDK adalah pasien dengan

Diabetes dan Tuberkolusis.

RDK diikuti oleh Metode penyampaian RDK di Puskesmas

Godean II berupa diskusi kasus yang diadakan setiap 1 bulan sekali.

Setiap perawat menemukan satu kasus baru yang belum pernah

ditemui sebelumnya dalam satu bulan. Jadwal penentuan kasus RDK

untuk masing-masing perawat dibuat 1 tahun sekali.

Hasil diskusi kasusnya dituliskan di buku khusus untuk RDK.

Di dalamnya terdapat :

1) Absensi tenaga kesehatan yang hadir dalam RDK

2) Kasus yang dibahas.

3) Hasil studi kasus

4) Tanda tangan : notulen/sekretaris, dokter, …

Kendala dalam pelaksanaan RDK : Kesibukan para perawat

yang bertugas. Hal ini dikarenakan, terkadang ada jadwal yang

bertabrakan atau kebetulan terdapat agenda dadakan.

e. Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monev di puskesmas Godean II dilakukan sesuai jadwal yang

telah ditetapkan dalam F3. Berikut ini adalah jadwal monitoring dan

evaluasi setiap program SPMKK Perawat Puskesmas Godean II.

Program Waktu memonitor

1) Administrasi 6 bulan sekali

2) Kepemimpinan 6 bulan sekali

3) Komunikasi 6 bulan sekali

4) Promkes

a) PKM 6 bulan sekali

b) Pembinaan Kader 6 bulan sekali

c) UKS 12 bulan sekali

d) Usila 6 bulan sekali

e) Posyandu 6 bulan sekali

f) PHBS 6 bulan sekali

g) Kesehatan Jiwa (bila ada kasus)

5) P2 (bila ada kasus)

6) PHN 6 bulan sekali

7) Pengobatan 6 bulan sekali

8) RCD 1 bulan sekali

9) Jaminan Mutu 6 bulan sekali

10) Monitoring 3 bulan sekali

Rencana monitoring dan evaluasi selalu dilaksanakan di

Puskesmas Godean II. Supervisor adalah orang yang berhak

memonitor pemberi pelayanan kesehatan khususnya dalam hal ini

perawat.

Setiap bulannya akan diadakan evaluasi untuk masing-masing

perawat sesuai dengan jadwal. Evaluasi yang dilakukan di Godean II

menggunakan cek list yang dituangkan dalam instrumen monitoring

dan evaluasi yang disusun sesuai protap sehingga para supervisor

tinggal mencentang-centang saja tindakan yang dilakukan dan

mencoret kegiatan yang belum dilakukan (seperti Lembar Observasi

bagi mahasiswa). Sehingga hasil dari evaluasi dapat dibuat

kesimpulan dan tindak lanjut yang akan diberikan pada perawat yang

telah dilakukan evaluasi.

4. Pelimpahan Wewenang

Puskesmas Godean II menerapkan system pelimpahan

wewenang dari dokter kepada perawat dan bidannya. Sehingga, perawat

secara individu memiliki wewenang untuk melakukan tindakan medis,

seperti menegakkan diagnosa dan pengobatan penyakit sesuai indtruksi

kerja, melakukan tindakan medis (hecting, insisi, NE) dan melakukan

tindakan emergensi.

Kekurangan dalam hal pendelegasian ini adalah pada bagian

surat. Para pemberi wewenang (dokter) kadang lupa mencantumkan

nomor surat pendelegasian.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Program

1. Faktor Pendukung

a. Adanya rancangan program SPMKK dan uraian tugas yang jelas

untuk masing-masing perawat.

b. Adanya sosialisasi yang menyeluruh untuk semua perawat dan bidan

pelaksana SPMKK.

c. Semua perawat kooperatif dan bertanggung jawab pada tugasnya

masing-masing sehingga program SPMKK di Puskesmas Godean II

berjalan dengan baik dan sesuai.

d. Adanya monitoring dan evaluasi yang menjadikan perawat di

Puskesmas Godean II akan selalu meningkatkan kinerjanya menjadi

lebih baik yang akan berdampak pada kepuasan masyarakat.

2. Faktor Penghambat

a. Setiap perawat tidak hanya memegang 1 program, tapi mereka harus

memegang dan bertanggung jawab pada beberapa program sesuai

uraian tugasnya, sehingga mereka sibuk dan harus bias

memanajemen waktu dan diri.

b. Hanya ada satu petugas kesehatan yang dikirim untuk mengikuti

pelatihan SPMKK setiap tahunnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. SPMKK di Puskesmas Godean II sudah memenuhi lima komponen

yaitu SOP, Uraian tugas, indikator kinerja klinik, refleksi diskusi kasus

(RDK), dan monev (monitoring dan evaluasi).

2. Pelaksanaan SPMKK di Puskesmas Godean II sudah sesuai dengan

pedoman yang ada. Misalnya dalam memonitoring pelaksanaan

kegiatan perawat, sudah dilakukan setiap bulan dan dengan alat

memonitor yang sesuai (lembar observasi).

3. Dalam pelaksanaan SPMKK masih ada kendala yaitu kesibukan

perawat karena perawat tidak hanya bertanggung jawab pada 1

program.

B. SARAN

1. Perawat di Puskesmas Godean II tetap mempertahankan eksistensi

dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas sesuai dengan Job

Description.

2. Perawat di Godean II dapat memanajemen waktu dengan lebih baik

lagi agar semua tugas dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Kepmenkes RI Nomor 836 tahun 2005. Tentang Pedoman

Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.

Depkes RI 2001. Modul Pelatihan SPMKK Perawat dan Bidan. Direktorat

Pelayanan Keperawatan UGM

Dinkes Kabupaten Sleman. 2008. Materi Komponen Dasar SPMKK.Sleman:

Dinkes Sleman.

LAMPIRAN

Gambar 5. Contoh Hasil RDK

Gambar 6. Hasil Kegiatan Asuhan Keperawatan

Gambar 7. Contoh SK Tim SPMKK

Gambar 8. Jadwal RCD tahun 2013

Gambar 10. Jadwal monitoring perawat

Gambar 11. Contoh SOP (Protap)

Gambar 12. Contoh SK Limpah Wenang

Gambar 13. Contoh surat pendelegasian wewenang