spesifikasi teknis pelaksanaansipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/spesifikasi... · 2019. 7....

28
1 SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN 1. Uraian Umum Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Rehab Total Kantor Lurah Kapal di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dan pengerjaannya akan diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk direksi. 2. Pekerjaan Persiapan 2.1 Papan Nama Kegiatan Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada kegiatan/ pembangunan maka Pemborong harus memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm, dengan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm, cat dasar putih tulisan hitam huruf balok sedangkan redaksi berisi : - Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas - Judul Kegiatan - Nilai Kegiatan - No. Kontrak - Masa Kontrak - Sumber Biaya - Pelaksana Pemasangan papan kegiatan setinggi 2 m diatas tanah dan tiang bagian bawah dicor beton untuk memperkuat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat. 2.2 Bangunan Direksikeet Pemborong wajib menyediakan ruang direksi, dengan luas 9 m2 atau sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Bangunan direksi terbuat dari atap asbes/seng bergelombang, dinding triplek, lantai dari batako dinat atau beton rabat, jendela kaca dan pintu. Bangunan tersebut dilengkapi dengan kotak obat P3K, meja dan kursi tamu, papan kegiatan. Bangunan direksikeet ditempatkan pada daerah yang tidak mengganggu kelancaran kegiatan, segala biaya dalam pembuatan bangunan direksikeet ditanggung oleh pemborong dengan kata lain tidak dimasukkan dalam penawaran dan apabila tidak ada boleh menggunakan ruangan yang siap pakai. 3. Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan 3.1 Pekerjaan Tanah 1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, pemborong harus yakin bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah benar. 2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama. 3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah 1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan bendabenda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

1

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN

1. Uraian Umum

Dalam uraian ini disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Kegiatan Rehab Total Kantor Lurah Kapal

di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dan pengerjaannya akan diselenggarakan

secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan dengan petunjuk-petunjuk

direksi.

2. Pekerjaan Persiapan

2.1 Papan Nama Kegiatan

Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada kegiatan/ pembangunan maka Pemborong harus

memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm, dengan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm, cat dasar

putih tulisan hitam huruf balok sedangkan redaksi berisi :

- Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas

- Judul Kegiatan - Nilai Kegiatan

- No. Kontrak

- Masa Kontrak

- Sumber Biaya

- Pelaksana

Pemasangan papan kegiatan setinggi 2 m diatas tanah dan tiang bagian bawah dicor beton untuk

memperkuat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat.

2.2 Bangunan Direksikeet

Pemborong wajib menyediakan ruang direksi, dengan luas 9 m2 atau sesuai dengan kebutuhan di

lapangan. Bangunan direksi terbuat dari atap asbes/seng bergelombang, dinding triplek, lantai dari

batako dinat atau beton rabat, jendela kaca dan pintu. Bangunan tersebut dilengkapi dengan kotak

obat P3K, meja dan kursi tamu, papan kegiatan. Bangunan direksikeet ditempatkan pada daerah yang

tidak mengganggu kelancaran kegiatan, segala biaya dalam pembuatan bangunan direksikeet

ditanggung oleh pemborong dengan kata lain tidak dimasukkan dalam penawaran dan apabila tidak

ada boleh menggunakan ruangan yang siap pakai.

3. Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan

3.1 Pekerjaan Tanah

1. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, pemborong harus yakin bahwa semua

permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar adalah

benar.

2. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, pemborong harus

melaporkan secara tertulis kepada direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama.

3.2 Urugan dan Penimbunan Tanah

1. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas tanah

(stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa

akar tanaman, tanah humus dan bendabenda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.

Page 2: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

2

2. Pemborong harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan lumpur di

tempat kerja.

3. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil yang

dibutuhkan.

4. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk menghindari

adanya pekerjaan ulangan.

5. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis

dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan stamper.

6. Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik, padat

dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai mendapat

persetujuan direksi.

7. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah-daerah urugan yang tidak

akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan timbris dari besi atau beton seberat

15 - 20 kg dengan tinggi jatuh minimal 30 cm. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang

tebalnya tidak lebih dari 15 cm.

8. Kepadatan yang disyaratkan untuk konstruksi tanah urug adalah : - Lapisan tanah lebih dari 30

cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.

- Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa kolusi dan

tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus mencapai 100%

kepadatan (kering) maksimum.

- Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm, terlebih

dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.

- Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2% kadar air

optimum.

3.3 Pekerjaan Urugan

1. Urugan Pasir

- Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.

- Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.

- Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi, lantai, lapisan

dasar jalan.

- Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman

secukupnya.

- Pengukuran ketebalan pasir yang dilakukan setelah pasir direndam air dan ditimbris.

3.4 Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi

1. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu

dinding dan kolom disetujui direksi.

2. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja, dan tanah

kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site dan peilnya

belum sesuai dengan peil rencana atau dibuang.

Page 3: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

3

3. Pemborong bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut melalui atau

mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan membuat perlindungan/

saluran sementara.

4. Pemborong harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain yang

dapat merusak hasil galian.

5. Setelah galian disetujui direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.

6. Pemborong harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila didekat

bangunan tersebut diadakan penggalian.

3.5 Galian Tanah Lebih dan Galian Salah

Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak pada

tempatnya, maka pemborong wajib mengurug kelebihan/kesalahan galian tersebut dengan bahan

yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi/sesuai dengan spesifikasi pondasi sampai

batakos kedalaman/keadaan yang dikehendaki.

3.6 Hasil Akhir Perataan

Pembentukan kemiringan, pembentukan transis, pemadatan dan pekerjaan tanah lainnya harus

sesuai dengan yang dikehendaki dan hasilnya telah mendapat persetujuan direksi. Yang dimaksud

tanah datar disini adalah tanah yang mempunyai kemiringan 2 – 5%.

4. Pekerjaan Pondasi

4.1 Pondasi yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah pondasi bore pile yang disatukan dengan

poer plat beton bertulang. Kontraktor harus memberikan detail dari tiang seperti dimensi,

kekuatan, penulangan, data pengetesan dan sebagainya sesuai dengan permintaan direksi.

4.2 Spesifikasi Tiang Bor

I. Material

Spesifikasi material untuk bore pile harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Diameter tiang : 30 cm.

- Bentuk : Lingkaran

- Panjang tiang : Disesuaikan dengan gambar rencana

- Mutu beton : K-225.

- Pembesian : 4 D 16 mm.

- Sengkang spiral : Ø 8 - 15 mm.

- Rencana beban ijin tiang : 38 ton/tiang

- Kontraktor harus melaporkan hasil pencapaian kemampuan beban tiang bor pada setiap

tiang bor kepada direksi pekerjaan secara tertulis.

Page 4: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

4

II. Pelaksanaan pengeboran

1. Sebelum melaksanakan pengeboran kontraktor diwajibkan mengadakan

pengukuran lokasi titik bor dengan menggunakan alat ukur theodolit yang

memadai.

2. Kontraktor perlu mengadakan pengamanan terhadap adanya saluran drainase,

pipa–pipa gas, ground cable, dan sebagainya yang berfungsi.

3. Bila terdapat banyak kesulitan selama proses pengeboran maka kontraktor harus

melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan petunjuk.

4. Sistem pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor manual atau semi

manual (mata bor digerakkan mesin).

5. Pengeboran harus dilakukan benar–benar vertikal/tegak lurus. Tiang yang

miring toleransi kemiringan 1% dan untuk pergeseran 7.5 cm.

6. Kedalaman lubang bor sesuai dengan gambar rencana. kontraktor harus dapat

meyakinkan bahwa pengeboran sudah mencapai tanah keras, dibuktikan dengan

pengujian SPT dengan nilai 50.

7. Diameter lubang bor harus dibuat lebih besar dari diameter lubang yang tertera

pada gambar, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pemasukan casing

tiang bor.

8. Casing harus dipasang untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran,

casing dapat terbuat dari pipa PVC/ galvanis yang mempunyai diameter dalam

kurang lebih sama dengan diameter pondasi tiang bor.

9. Setelah tahapan pengeboran selesai, dilanjutkan dengan memasang tulangan

bore pile dengan bentuk penulangan sesuai dengan gambar rencana.

10. Setelah dipasang, ujung atas tulangan harus menyisakan stek dengan panjang

minimal 40 diameter tulangan.

III. Pelaksanaan Pengecoran

1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile.

2. Kontraktor harus memberikan laporan kepada direksi, bahwa pelaksanaan pengecoran telah siap,

sehingga direksi dapat melakukan inspeksi.

3. Mutu beton yang dipakai adalah K–225, dan harus dibuktikan dengan hasil mix design dari

laboratorium yang disetujui oleh direksi.

4. Proses penuangan beton cor harus menggunakan pipa tremi, untuk mencegah terjadinya segregasi

dan beton tidak bercampur dengan lumpur ataupun air tanah.

5. Sangat tidak dibenarkan menuang campuran beton ke dalam lubang bor dalam keadaan kering,

dengan alasan apapun. Beton yang dituang harus beton yang sudah dicampur dengan air (beton

sudah homogen).

6. Pengecoran dilebihkan minimal 1 m dari atas kepala tiang atau dengan persetujuan direksi,

mengingat bagian beton paling atas telah rusak karena telah bercampur dengan lumpur sehingga

harus dibuang.

7. Setelah pengecoran selesai dilaksanakan, kontraktor wajib bila diperlukan untuk memotong

kelebihan panjang tiang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan

kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang.

8. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (40 diameter) harus dalam keadaan bersih,

lurus, dan baik.

Page 5: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

5

9. Bila panjang stek tulangan lebih pendek dari 40 diameter tulangan tiang, tanggung jawab

kontraktor sepenuhnya untuk melakukan perbaikan.

10. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat untuk membersihkan

pecahan–pecahan beton yang masih menempel dengan persetujuan direksi.

5. Pekerjaan Pasangan

5.1 Pasangan Batu Kali

1. B a h a n

- Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang keras

dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.

- Tidak dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu harus

dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.

- Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton.

- Penggunaan adukan : Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang

digunakan adalah 1 pc : 6 ps.

2. Pemasangan

- Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang lebih

besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian disiram dengan

air secukupnya.

- Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu dengan ukuran

sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.

- Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja

kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang batu terisi penuh

dengan pasir.

- Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan dalam gambar.

- Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan. Tetapi atas dari

pondasi batu kali harus datar.

- Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus dilengkapi dengan

stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan ditumpunya.

5.2 Pasangan Batako

1. B a h a n

- Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar ukurannya,

mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.

- Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Batako yang akan

digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan direksi.

- Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti ketentuan yang

digunakan dalam pekerjaan beton.

Page 6: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

6

2. Pemasangan.

- Sebelum dipasang, batako harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas dari kotoran.

- Secara umum, batako dipasang dengan adukan jenis A5 (1 pc : 6 ps).

- Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm diatas

lantai jadi. Dan juga untuk pasangan batako yang akan berhubungan langsung dengan air,

seperti pada tembok toilet, pasangan riol, septictank dan bak kontrol, digunakan adukan

A1. Adukan A2 (1 pc : 3 ps) digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang

dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk direksi.

- Pasangan batako dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak lebih dari 100

cm atau 5 lapisan batako, yang diikuti dengan cor kolom praktis.

- Pembuatan lubang steger pada pasangan batako sama sekali tidak dibenarkan.

- Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan pasangan

batako.

- Setelah batako terpasang, adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian

disiram dengan air.

- Hasil dari pasangan batako adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat kesalahan

pemasangan batako, sepenuhnya menjadi tanggungan pemborong.

6. Pekerjaan Beton

6.1 Pengertian

Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahanbahan air, semen (pc) dan agregat

(pasir dan kerikil/batu pecah). Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia

beton tersebut.

6.2 Bahan Beton

1. A i r

Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran

organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.

2. S e m e n

Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan

yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan

yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok. Semen yang

akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan memenuhi

ketentuan yang tercantum dalam N I 18.

3. Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu pecah.

4. P a s i r

Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur semen

yang telah menjadi keras.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering.

- Tidak mengandung bahan–bahan organik.

- Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja (PBI-

1971).

5. Kerikil dan Batu Pecah

Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Page 7: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

7

- Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar butir

lebih dari 5 mm.

- Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat

dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap berat kering.

- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali.

- Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).

6.3 S e m e n

1. Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik dan mendapat

persetujuan direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.

2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus

asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.

3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

- Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari 30

cm dari lantai.

- Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.

- Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen

ditempat penyimpanan.

4. Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air tanah

mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang

memiliki ketahanan terhadap sulfat (semen type V).

6.4 Pasir dan Kerikil Beton

1. Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah/ lumpur,

kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan PBI - 1971.

2. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar tidak

terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari

pengotoran.

6.5 Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture)

1. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang

dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.

2. Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk mempercepat

pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah ‖Sika‖ atau bahan lain yang

setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapat persetujuan direksi

terlebih dahulu. Bahanbahan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan

sifat beton bertulang.

6.6 Besi Beton

1. Mutu besi beton yang digunakan adalah mutu besi :

- U 32 : Diameter ≥ 13 mm (Deform)

Page 8: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

8

- U 24 : Diameter < 13 mm (Polos)

2. Besi beton harus terbuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh :

- 3200 kg/cm2 : U 32

- 2400 kg/cm2 : U 24

3. Besi Beton diatas 13 menggunakan ulir.

4. Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi

(atau jarak antara dua

permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat

yang diperbolehkan Toleransi diameter

Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0.4 mm

10 mm sampai 16 mm

(tapi tidak termasuk diameter 16

mm)

± 5 % ± 0.4 mm

16 mm sampai 28 mm

(tapi tidak termasuk 28 mm) ± 4 % ± 0.5 mm

28 mm sampai dengan 32 mm ± 2 % ± 0.6 mm

5. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang telah

disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam

gambar rencana.

6. Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis

dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan direksi.

7. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan

aturan yang berlaku.

8. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat

mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.

9. Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk dan

dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

10. Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi

beton pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat

dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk direksi.

11. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara

terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

6.7 Cetakan Beton / Bekisting

1. B a h a n

- Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9 mm

tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

- Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan

sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.

Page 9: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

9

- Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak

dibenarkan dipakai untuk steger. 2. Konstruksi

- Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang

merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan selama

beton belum padat.

- Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton

tanpa merusak konstruksi beton.

- Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6

sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.

- Pemborong harus membuat shop drawing dari bagianbagian konstruksi cetakan/bekisting

serta mendapat persetujuan direksi. 3. Pelapis Cetakan

- Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari

bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah

dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui direksi.

- Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis

cetakan.

6.8 Adukan Beton

1. Rencana Adukan

- Nama ‖jenis adukan‖ di bawah ini diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi ( pasir dan kerikil )

terhadap 50 kg semen.

- Gradasi butiran bahan pengisi adalah sesuai dengan yang tercantum dalam tabel dibawah ini :

Jenis Adukan Beton.

Jenis Adukan Campuran

pc : ps : kr Pasir ( m3 ) Kerikil ( m3 )

C1 1 : 3 : 6 0,12 0,24 - 38

C3 1 : 2 : 3 0,08 0,12 - 30 C4

C4 1 : 2 : 3 0,08 0,12 – 20

Catatan :

➢ pc = portland cement m3

➢ ps = pasir ( bahan pengisi halus ) m3

Page 10: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

10

➢ kr = kerikil ( bahan pengisi kasar ) m3

2. Kekuatan Beton

- Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton yang digunakan adalah K-225 (kuat tekan

benda uji kubus 15x15x15 cm atau silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm pada usia 28 hari adalah

225 kg/cm2 atau 20 Mpa).

- Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton dengan

membuat Job Mix Design di laboratorium yang telah mendapat persetujuan direksi.

- Selama pelaksanaan pekerjaan harus dibuat benda uji menurut ketentuan–ketentuan yang disebut

dalam PB1 71. Pada masa pembetonan harus dibuat satu benda uji tiap– tiap 1,5 m3 beton.

- Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data–data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan

oleh direksi/ pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan

tertulis tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium yang disetujui direksi/ pengawas. -

Selama pelaksanaan harus ada pengujian Slump, dengan nilai Slump minimum 7,5 cm dan

maksimum 10 cm.

3. Penggunaan Jenis Adukan

C1 : Digunakan untuk beton lantai kerja, beton rabat dan untuk pekerjaan lainnya sesuai gambar

kerja atau sesuai dengan petunjuk direksi.

C3 : Beton pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dan untuk semua beton bertulang, kecuali

yang ditentukan memakai jenis adukan lainnya.

C4 : Untuk kolom praktis, neut, pengisi lubang angker dan kanstein dan untuk pekerjaan lainnya

sesuai dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi.

4. Pengadukan Pengadukan beton dari adukan jenis C3, C4 minimal menggunakan 2 (dua) unit

mesin pengaduk (beton mollen) yang masing-masing berkapasitas tidak kurang dari 350 liter atau

lainnya sesuai petunjuk direksi.

5. Adukan Beton ‖Site Mixing‖ (Setempat) - Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk ‖batch

mixer‖ dengan type dan kapasitas yang mendapat persetujuan direksi. - Kecepatan aduk sesuai

dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. - Kapasitas aduk tidak lebih dari yang diijinkan.

6. Penggunaan beton Ready Mix dapat diijinkan dengan catatan :

- Prosedur persetujuan adukan beton Ready Mix tiap mutu beton tidak berbeda bila beton

dilaksanakan sendiri oleh pemborong.

- Kontraktor bertanggung jawab penuh, atas kualitas beton Ready Mix sesuai dengan syarat–

syarat dalam spesifikasi ini.

- Dalam hal penggunaan truk mixer, penambahan air tidak dapat dilakukan setelah kendaraan tiba

di lapangan, an beton yang dihasilkan harus mempunyai tingkat kualitas yang sama seperti

adukan beton yang dihasulkan di lapangan.

- Tidak ada tambahan biaya untuk pemakaian beton Ready Mix.

Page 11: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

11

7. Syarat Mutu Beton

- Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut-turut terjadi

kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.

- Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut-turut

mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah

diantara empat kubus hasil percobaan berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.

6.9 Pengecoran Beton

1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)

adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.

2. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betulbetul bersih dari

kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian

cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada

genangan air pada cetakan tersebut.

3. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan direksi. Apabila

pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan direksi, maka kerugian

akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan pemborong.

4. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah

dicorkan dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.

5. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai

selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan direksi. Tidak

dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan

pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang

mendapat persetujuan direksi. Dalam hal ini pemborong harus berupaya agar

beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.

6. Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar

(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap

menit. Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan,

mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan

selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah

satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras.

Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.

7. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya

pemisahan atau pengurangan bagianbagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan

lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela-

jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

6.10 Toleransi-toleransi

1. Toleransi pada beton cetakan kasar.

- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.

- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,3 dan +0,5 cm.

2. Toleransi pada beton cetakan halus.

Page 12: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

12

-Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.

- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4 cm.

3. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.

4. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

6.11. Penggunaan Beton

Pekerjaan beton digunakan untuk :

1. Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain-lain sesuai dengan

gambar kerja.

2. Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan petunjuk

gambar kerja.

3. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada

pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau

berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian tidak

lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih rendah dan kemudian digetarkan sampai

kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk

Sikaflex 15 LM untuk ‖expansion joint‖ (pertemuan kolom/balok/lantai) ada dibawah

pengawasan direksi.

6.12 Perawatan Beton

1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.

2. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.

6.13 Perbaikan Permukaan Beton

1. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting setelah

pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan direksi/ konsultan

pengawas. Bahan grouting yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih

dahulu dari direksi/pengawas.

2. Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang

diharapkan dan diterima oleh direksi/konsultan pengawas, maka harus dibongkar dan diganti

dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.

3. Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada

gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang tidak sesuai dengan

bentuk diharapkan/diinginkan.

Page 13: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

13

7 Pekerjaan Rangka Atap

7.1 Persyaratan Bahan

a Bahan untuk kuda-kuda menggunakan kontruksi baja ringan dengan spesifikasi sebagai

berikut :

- Rangka kuda-kuda C 8509 - Reng (butten Ω 41)

- Reng pengikat kuda–kuda

- Plat strip - Baut kuda–kuda SDS 6 - 19

- Baut reng SDS 6 – 16 - Dinabold Ø 10 - 65

- Baut listplank Ø 10 - 65

b Bahan baku yang digunakan adalah plat galvalume, plat dasar baja dengan mutu tinggi dengan

tegangan tarik dan tegangan leleh minimum 550 Mpa sesuai standart Cold Rolled Stell ASI

379.

c Tebal pelat baja (Base Metal Thicness – BMT) adalah 0.4mm sampai 1.0 mm.

d Pelapis yang digunakan untuk ketahanan terhadap karat adalah zinc dan aluminium, dengan

berat pelapis adalah 50 kg/m2 (AZ50) sampai 150 kg/m2 (AZ 150).

e Prosentase berat pelapis adalah 55% aluminium, 43.5% Zinc dan 1.5% Silicon dengan

ketebalan ekivalen sebesar 13 – 45 mikron.

7.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

a Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga profesional atau tenaga kerja yang

sudah bersertifikat pada konstruksi baja ringan.

b Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa sistem struktur kuda-kuda langsung

diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso/usuk.

c Karena itu jarak kuda-kuda menjadi lebih rapat dibanding menggunakan rangka bahan

kayu yang masing–masing berjarak maksimal 1.5 meter.

d Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut listplank dan dinabold 10 – 60

harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.

e Untuk menghindari salah potong material/batakong baja, pengerjaan atau pemotongan

dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada di lapangan.

f Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan terlebih dahulu

dan dilaporkan kepada direksi.

g Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada

direksi/konsultan pengawas.

7.3 Pekerjaan Usuk Ekspose dan Plafond Lambesiring Seseh Bahan yang digunakan :

- Kecuali ditentukan lain dalam gambar, bahan usuk menggunakan kayu kamper diserut dan

diprofil dengan ukuran 4,5/6,5 cm.

- Bahan lambesiring yang digunakan harus terbuat dari seseh dengan kualitas baik (keras dan

tua), diserut dan diprofil dengan ukuran 2/10 cm.

Page 14: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

14

8. Pekerjaan Penutup Atap

8.1 Bahan : Penutup.

a. Penutup atap adalah genteng Kodok Karang Pilang (Bisma)

b. Bubungan menggunakan bubungan genteng plentong kualitas baik.

c. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan yang

baru.

8.2 Standard : Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan memenuhi peraturan

yang berlaku.

8.3 Cara Pelaksanaannya :

a. Penutup genteng

- Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat/pecah baling, ukuran dan warna

genteng seragam dan presisi yang baik.

- Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah. Ujung

lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung genteng

ke ujung listplank max. 7 cm.

- Barisan genteng dan bubungan pada bagianbagian/daerah yang kemungkinan

terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.

- Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat pemotong

yang baik.

b. Bubungan genteng

- Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan harus

dipasang besi beton 2 batang dengan diameter 8 mm yang diikatkan pada kepala

paku 12 cm yang dipakukan pada balok dengan jarak paku masing-masing 60 cm.

- Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk direksi dengan perekat 1 pc : 4 ps.

Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan halus

setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.

8.4 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

a. Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat pada

posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua kotoran-kotoran.

b. Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik pada

tempatnya.

c. Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran bekas

konstruksi maupun lainnya.

d. Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

Page 15: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

15

9. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

9.1 Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan/sebagian tembok dikerjakan.

9.2 Bahan–bahan kusen meliputi :

- Kayu kruing mekanis

- Daun pintu kamper (panil dan rangka daun pintu plywood)

9.3 Bahan-bahan diatas (2). harus memenuhi persyaratan meliputi :

- Bebas dari cacat dan mata kayu

- Lurus dan tidak lapuk

- Kering dan kuat

- Tidak bergetah

- Alur/urat-urat kayu rapi Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan– bahan

kayu yang akan digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian

bahan lainnya dengan disertai sertifikat pengujian.

9.4 Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang

sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya.

Ukuran kayu yang digunakan :

➢ Kusen : 5,5/11,5 cm.

➢ Daun pintu : 3/10 cm.

➢ Daun jendela : 3/8 cm.

9.5 Perlengkapan

- Engsel : Falco, atau sesuai dengan petunjuk direksi.

- Grendel : kualitas setara Falco.

- Kunci pintu : setara Falco

9.6 Pelaksanaan

1. Type-type dari pintu dan jendela Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar

kerja.

2. Kunci dan Penggantung

- Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, pemborong harus

mengajukan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan direksi.

- Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu dan

terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk direksi.

Page 16: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

16

- Engsel-engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu multiplek dan 3 buah untuk pintu

panil atau diperhitungkan agar masing-masing engsel memikul beban tidak lebih dari 20

kg.

3. Pemasangan Kusen

- Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan

diamplas halus.

- Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak

vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr.

- Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai fischer

dengan sekrup kuningan.

- Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan

lantai harus dimenie.

- Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan

benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri.

- Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka

tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.

- Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci.

- Antara kusen dan beton selalu ada alur keliling 6 x 6 mm.

9.7 Pekerjaan Pintu Kaca Tempered Pelaksanaan :

- Bentuk serta ukuran pintu sesuai dengan gambar rencana.

- Daun pintu terbuat dari kaca jenis tempered dengan ketebalan 12 mm dengan kualitas baik dan

tidak cacat.

- Sudut pintu yang berfungsi sebagai engsel diperkuat dengan patch pitting kolf stainless steel.

- Handle pintu terbuat dari stainless steel setara Dorma, dipasang dengan ketinggian 100 cm dari

peil lantai.

- Bagian pintu yang berhubungan dengan tembok harus di cor beton dengan campuran 1 pc : 2 ps

: 3 kr.

- Sebelum pemasangan pintu dilakukan, kontraktor harus meminta persetujuan dari direksi serta

mengajukan shop drawing.

9.8 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.

2. Tidak ada bagian-bagian atau sudut-sudut yang cacat.

3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok.

4. Daun tidak terpuntir atau meleot, dan dapat dibuka/ditutup dengan lancar.

5. Kunci-kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.

6. Penyelesaian bersih dan merata.

10. Pekerjaan Pasangan Keramik

10.1 Standard

1. Keramik yang dipakai adalah setara Asia Tile

2. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi.

Page 17: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

17

3. Keramik dipasang di atas lantai beton, atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar

kerja.

4. Pengujian. Semua pengujian yang diperlukan oleh direksi harus dilakukan di laboratorium

dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan direksi atas beban pemborong.

10.2 Bahan dan Peralatan

1. Bahan keramik dengan kualitas setara Asia Tile kualitas I.

2. Pasangan lantai keramik memakai keramik warna ditentukan kemudian dengan ukuran 30 x

30 cm untuk lantai dan tangga, kecuali lantai kamar mandi menggunakan ukuran 20 x 20 anti

slip kualitas klas I atas persetujuan direksi.

3. Pasangan plin keramik memakai keramik dengan ukuran 10 x 30 cm kualitas I.

4. Pasangan keramik dinding kamar mandi memakai keramik dengan ukuran 20 x 25 cm

kualitas I, ditentukan kemudian sesuai dengan persetujuan direksi.

10.3 Pelaksanaan Pemasangan Lantai

1. Susunan lapisan berturut – turut sebagai berikut :

- Urugan tanah dipadatkan minimal 90% dari kepadatan kering max (γd).

- Lapisan pasir sebesar 10 cm dipadatkan dan disiram air.

- Leveling concrete/spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai

toilet.

- Mortar 1 pc : 3 ps.

- Keramik, atau bahan lain atas petunjuk direksi.

2. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih dahulu

mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.

3. Pola pemasangan keramik haru ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang keramik

kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh

pemasangan minimal 1 m2.

4. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah bahan

aditive yang disetujui oleh direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.

5. Bekas–bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai bersih benar,

dan pemakaian dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa persetujuan

direksi.

6. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu, diinjak atau

diberi beban lainnya.

10.4 Hasil akhir yang dikehendaki

a. Lantai tidak bergelombang.

b. Kerataan/kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.

c. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.

d. Lantai harus bersih dari sisa–sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.

e. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan baik.

Page 18: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

18

11. Pekerjaan Style Bali

11.1 Standard dan Bahan

1. Pekerjaan style Bali terdiri dari pasangan paras sarwa genep, paras Jogja putih, paras

palimanan putih, pas. murda paras dan ikut celedu paras.

2. Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I.

3. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar rencana.

11.2 Cara Pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang

mempunyai bentuk–bentuk khusus, pemborong harus membuat gambar pelaksanaan

dengan skala 1 : 1 di atas kertas atau plywood disertai dengan rencana

pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana

pelaksanaannya mendapat persetujuan direksi.

2. Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung jawab

kontraktor.

3. Pemasangan paras direkatkan dengan semen, sehingga pasangannya menjadi kuat

dan tidak mudah lepas.

11.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja baik

bentuk maupun ukurannya.

2. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan tidak boleh

kelihatan dari luar. 3. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui

oleh direksi.

12. Pekerjaan Instalasi Listrik

12.1 L i s t r i k

Instalasi yang terpasang dianggap selesai 100% apabila sudah mendapatkan SLO (Sertifikat

Layak Operasi) dari PLN.

1. Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa PVC Listrik 5/6‖ / 3/4‖ dengan pemasangan

sistem inbow/ tanam atau OB/luar sesuai dengan kebutuhan. Kecuali disebutkan lain dalam

gambar, kabel yang digunakan adalah type NYY 4 x 10 mm², NYY 3 x 2,5 mm², NYM 3 x

2,5 mm2 dengan merk setara Eterna dan kabel tersebut sudah LMK atau persetujuan PLN

dengan sistem semua kabel–kabel masuk dalam pipa. Khusus pemasangan tanam

menggunakan inbow dos sebagai pemegang sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan

kebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting

yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setara Clipsal/ produksi

dalam negeri.

Page 19: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

19

2. Pemasangan Titik Stop Kontak Menggunakan pipa PVC listrik 5/8‖ / 3/4‖, kecuali disebutkan

lain dalam gambar kabel-kabel yang digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm² atau NYA 3 x 2,5

mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan ada pemasangan

inbow/ tanam dan OB/luar. Khusus untuk pemasangan tanam menggunakan inbow dos

sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan. Stop

kontak yang digunakan adalah setara Clipsal.

3. Pemasangan Sekering/Panel Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB

sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai

dengan beban/watt yang

diperlukan dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah persetujuan PLN.

Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat

yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.

4. Penyambungan Daya Untuk penyambungan daya diharapkan koordinasi dengan PLN

setempat.

12.2 Lampu

Semua lampu yang digunakan terbuat dari bahan dengan kualitas setara Philips.

13. Pekerjaan Penangkal Petir

13.1 Umum

Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir type konvensional. Detail

pemasangan penangkal petir adalah sesuai dengan gambar rencana.

13.2 Instalasi

1. Kabel NYY 70 mm2 horisontal maupun vertikal, menghubungkan lightning rod dengan

grounding rod dipasang sedemikian rupa dan di klem setiap jarak 30 cm. Sambungan

kepala kabel harus menggunakan Schoen. Pemasangan klem kabel tidak boleh

mengganggu aspek estetika gedung.

2. Kabel yang dapat terjangkau oleh manusia harus dipasang dalam pipa PVC sehingga

terlindung sedemikian rupa, dan pipa tersebut harus diklem ke kontruksi.

3. Grounding rod berupa pipa GIP didalamnya BC dan dilas, sedangkan kedalaman

grounding rod adalah mencapai permukaan air tanah. Grounding rod ini tidak boleh

dihubungkan dengan instalasi pentanahan dari instalasi lain.

4. Grounding resistance maksimal yang diperkenankan adalah 5 Ohm, diukur setelah tidak

hujan selama dua hari.

Page 20: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

20

13.3 P r o d u k

1. B a h a n

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk

mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru

bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada

dasarnya adalah sebagai berikut :

Bahan/peralatan Merk/pembuat/setara

1. Blackzem : Ufo, radius 70 m

2. Kabel : Supreme, Kabelindo, Kabelmetal

3. Konduit : Ega, Clipsal

4. Suport : Local

5. BC Klem : Local

6. Grounding Rod : BC 50 mm2 dlm Pipa GIP 1‖

2. Blackzem

Kepala penangkal petir dipasang sedemikian rupa disangga oleh pipa galvanis (GIP) di atas atap,

sehingga tidak dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu hujan.

3. Jaminan Mutu

Kualitas instalasi penangkal petir harus mendapatkan tera dan sertifikat dari instansi yang

berwenang untuk ini. Surat sertifikat layak pakai harus segera diserahkan kepada pemilik

bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan. Kontraktor wajib memeberikan

garansi pemasangan selama 10 (sepuluh) tahun.

14. Pekerjaan Plafond

14.1 B a h a n

1. B a h a n

Rangka metal furring (anti karat galvalum).

2. Ukuran :

– Profil balok induk 4/4 galvalum

- Profil balok anak 2/4 galvalum

- Penggantung galvalum

- Atau bahan lain atas petunjuk dan persetujuan direksi

3. Penutup : bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana. Penutup plafond

memakai gypsum tebal 9 mm.

Page 21: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

21

List plafond : list plafond menggunakan list gypsum ukuran 4/8 cm dipasang sesuai dengan

gambar rencana, dipasang dengan menggunakan skrup dan fischer sebagai penguat.

14.2 Pelaksanaan

1. Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.

2. Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.

3. Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda-kuda di atasnya.

4. Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang pakupaku dan alat penyambung

lainnya hanya sebagai pelengkap.

5. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan direksi.

14.3 Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk direksi.

2. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.

3. Garis-garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

15. Pekerjaan Partisi/Sketsel

15.1 Dinding Partisi Gypsum

Bahan utama struktur rangka dinding partisi adalah aluminium profil (rangka metal stud)

sebagai berikut :

- Rangka partisi satu sisi dengan menggunkan metal stud/runner MS 65 setara produksi

Prometama dengan jarak antara stud 60 cm.

- Panel partisi dua muka gypsum ukuran 9 x 1200 x 2400 mm dengan sistem

sambungan flushjoint.

15.2 Dinding partisi dijangkarkan ke lantai dengan mengguankan dynabold.

➢ Penutup dinding partisi adalah panel gypsum tebal 9 mm lengkap accessoriesnya,

seperti ditunjuk dalam gambar dengan sistem sambungan flushjoint dan

perapihan lainnya.

➢ Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Dinding partisi kokoh dan tidak goyang.

2. Dinding rata, tidak bergelombang dan tidak retak.

Page 22: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

22

16. Pekerjaan Listplank

16.1 Listplank dipasang setelah pemasangan usuk. Bahan-bahan yang digunakan adalah kayu

kamfer dengan spesifikasi sebagai berikut :

- Bebas dari cacat dan mata kayu.

- Lurus dan tidak lapuk.

- Kering dan kuat.

- Tidak bergetah.

- Alur/urat-urat kayu rapi.

16.2 Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke semua

bidang dan diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai 3/12, 3/15, 3/30, 3/10, 3/8 cm.

Dan juga harus diperhatikan sambungan-sambungan kayu tersebut dengan memakai

sambungan ekor burung.

17. Pekerjaan Plesteran dan Acian

17.1 Pekerjan Plesteran

1. B a h a n

- Bahan–bahan seperti pasir, semen dan air adukan untuk pekerjaan plesteran

mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

2. Pelaksanaan

- Sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan

terlebih dahulu dari bekas-bekas kotoran spesi kemudian disiram air sampai

jenuh.

- Buatkan kepala/kop plesteran dengan acuan benang lurus vertikal pada jarak ±

2,50 m dengan ketebalan 15 mm.

- Pekerjaan plesteran campuran 1 pc : 2 ps dipasang pada bangunan yang kedap

air.

- Pekerjaan plesteran 1 pc : 5 ps dipasang pada permukaan tembok yang akan

diaci dan permukaan lain yang tidak kedap air.

- Pekerjaan bidang plester baru dapat dikerjakan setelah kepala plesteran kering,

minimal telah berumur 24 jam.

- Untuk pekerjaan plesteran beton dak talang supaya dibuatkan kemiringan ke

arah posisi roof drain, sehingga sirkulasi air hujan bisa lancar.

Page 23: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

23

- Bidang plester harus dijaga kelembabannya agar tidak mengering terlalu cepat

yang mengakibatkan keretakan dengan jalan membasahi dengan air serta

melindungi dari sinar matahari langsung.

- Pekerjaan acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran berumur 7 hari.

17.2 Pekerjaan Acian

1. B a h a n

- Bahan–bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan mengikuti

ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.

2. Pelaksanaan

- Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.

- Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk diaci.

- Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap plesteran/beton/bidang yang

akan diaci.

- Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.

- Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.

- Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan

mneghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.

- Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan

setelah itu acian baru dikeringkan.

- Setelah acian benar–benar kering dan atas persetujuan direksi/pengawas pekerjaan,

pekerjaan pengecatan/ plamiran baru dapat dilaksanakan.

18. Pekerjaan Water Profing

18.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan water profing dilakukan pada lantai KM/WC lantai 2, talang kanopy, atau

ditunjuk lain pada gambar rencana.

18.2 Pelaksanaan

- Pelajari spesifikasi bahan dan methode aplikasi water profing pada brosurnya.

– Cek dan lakukan penyempurnaan dan perbaikan pada bidang yang akan di water

profing agar benar–benar terbebas dari lubang, celah atau keropos/pori yang dapat

mengganggu penutupan water proofing.

Page 24: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

24

- Pastikan pekerjaan terkait di lokasi tersebut seperti listrik, air dan lain–lain telah selesai

dikerjakan.

- Bidang yang diwater profing harus bersih dari debu dan kotoran lain yang dapat

mengurangi daya rekat water profing.

- Lakukan cement base secara merata.

- Lakukan aplikasi water profing lapis pertama dikuaskan dalam arah secara merata,

setelah lapis pertama kering kuaskan lapis kedua secara menyilang dengan arah lapis

pertama secara merata, dan setelah lapis kedua kering lakukan aplikasi lapis ketiga

dengan merata secara menyilang dari lapis ketiga.

- Lakukan test water profing minimal 24 jam, setelah itu plesteran dak talang baru bisa

dilanjutkan, sedangkan untuk KM/WC pasangan keramik lantai baru bisa dilaksanakan.

19. Pekerjaan Pengecatan

19.1 B a h a n

1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara Vinilex, yang

tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan persetujuan direksi.

2. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat dengan kualitas setara

Vinilex.

3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk direksi selambatlambatnya 7 (tujuh) hari

sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong harus mengajukan daftar cat yang akan

digunakan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuannya.

4. Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu panil dan usuk ekspose.

19.2 Pelaksanaan

1. Bagian-bagian bangunan yang dicat adalah sesuai dengan gambar kerja dan atau

sesuai dengan petunjuk direksi.

2. Segera setelah direksi/pemberi tugas menentukan warna pilihannya, pemborong

menyiapkan bahan dan bidang pengecetan untuk dijadikan contoh. Pekerjaan ini

dilakukan atas biaya pemborong.

3. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan plafond dan lantai harus sudah

selesai dikerjakan.

4. Bagian/bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga agar

tidak kena debu.

5. Bidang kayu yang akan dicat diberi cat dasar menie 1 kali (cat Acrylic Primer

Undercoat), kemudian didempul kayu sampai lubang-lubang/pori-porinya terisi penuh.

6. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu dempul.

Bidang pekerjaan dicat akhir 2 x jalan hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin

hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga halus dan rata.

Page 25: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

25

7. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang cat

yang utuh, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap

pengotoran. Kayu yang telah dicat, kemudian tergores lagi, maka diadakan pengecatan

kembali sampai hasil pengecatan mendapat persetujuan direksi.

8. Pekerjaan Politur Ultra

- Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan harus

benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian permukaan tersebut

dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.

➢ Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.

2. Bebas dari kotoran-kotoran/noda-noda lain.

3. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.

20. Pekerjaan Sanitair

20.1 Pekerjaan Saluran Air Bersih

Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.

1. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja

dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan mendapat

persetujuan dari direksi.

2. Pipa-pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui direksi dan

pemasangan pipa di dalam bangunan adalah bersifat inbow.

3. Pipa-pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang

berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.

4. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan saluran

air minum lengkap dengan krankrannya sampai keluar airnya.

5. Bahan-bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara-cara pelaksanaan

teknisnya harus memenuhi syaratsyarat dalam A.V, peraturan pemerintah setempat,

gambar dan spesifikasi instalasi.

6. Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang-kurangnya 6 ( enam

) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang bersangkutan.

7. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan

dipadatkan sampai rata tanah semula.

8. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana

pelaksanaan yang diperlukan.

9. Pipa-pipa air bersih : Pipa PVC.

a. Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah

disetujui.

b. Perbandingan diameter dan tebal pipa PVC adalah sebagai berikut :

Page 26: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

26

Diameter dalam Pipa Tebal Dinding Minimum

50 mm & 75 mm 1,6 mm

100 mm & 125 mm 2,0 mm

150 mm 2,5 mm

200 mm 3,1 mm

- Fitting-fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard produk pipa dan

mendapat persetujuan direksi.

- Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat khusus dan cara-cara lain

yang disetujui direksi.

- Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.

20.2 Perlengkapan Sanitair Yang Dipasang Meliputi

- Pasangan kloset duduk Ex ―TOTO Type CW 660J COMPLIT‖ Kloset jongkok yang

dipakai adalah setara INA dengan type mendapat persetujuan dari direksi. Kloset harus

terpasang kokoh dengan letak dan ketinggian sesuai dengan gambar kerja. Kemudian

semua noda–noda bekas semen dan kotoran– kotoran lainnya harus dibersihkan dari kloset.

- Pasangan Floor Drain Floor drain stainless kualitas setara Onda dengan lubang 3‖ lengkap

dengan siphon dan tutup berengsel. Sebelum dipasang floor drain harus ditunjukkan kepada

direksi untuk mendapatkan persetujuan. Tempat yang akan dipasang floor drain, penutup

lantainya harus dilubangi dengan rapi dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran

floor drain. Hubungan saringan metal dengan beton atau lantai, menggunakan perekat

beton kedap air dan pada lapisan teratas, diisi dengan lem khusus untuk itu setebal 5 mm.

Floor drain terpasang rapi pada tempatnya dan bersih dari noda–noda atau kotoran–

kotoran.

- Pekerjaan kran.

- Stop kran untuk air bersih dipakai dari kuningan dengan skrup tekanan rendah yang

disetujui direksi/owner.

- Untuk kran kamar mandi stainless setara Onda dengan bentuk/type sesuai petunjuk direksi.

- Kran–kran harus dipasang pada pipa dengan kuat dan siku dan tidak terjadi kebocoran–

kebocoran serta penempatannya sesuai dengan gambar kerja.

20.3 Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran

1. Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan kemiringan tidak kurang dari

1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah harus dipasang tegak.

2. Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran–kebocoran,

sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.

3. Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.

4. Pipa–pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi tekanan–tekanan dari

luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.

Page 27: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

27

5. Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam pipa sebelum fitting

dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar yang kelihatan di luar fitting tidak

lebih dari 3 ulir.

6. Ujung–ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama dalam persiapan

pemasangan.

7. Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan umum.

8. Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang, harus ditest terlebih

dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran–kebocoran.

21. Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

21.1 Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan penggantung

- Engsel setara Falco dipasang untuk semua pintu dan dipasang sebanyak 3 buah

untuk masing–masing daun pintu.

- Untuk daun jendela menggunakan engsel setara Falco untuk semua daun jendela

dan dipasang masing–masing 2 buah untuk masing–masing daun.

- Jarak pemasangan engsel dari tepi atas/bawah daun adalah 20 cm ke as engsel.

- Posisi dudukan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus vertikal dan

sesuaikan dengan tebal plat engsel.

- Perekatan engsel dengan kusen dan dengan daun menggunakan screw atau rivert.

- Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku

ulir/rivert, engsel dan kunci.

- Kait angin setara Rabbit dipasang sebanyak 2 buah untuk masing–masing jendela.

2. Pekerjaan pengunci

- Semua kunci pintu menggunakan kunci setara Falco.

- Semua daun jendela dan pintu dilengapi dengan grendel setara Falco.

- Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai keramik

ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.

- Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw atau

rivert.

- Dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan melakukannya dalam

keadaan pintu tergantung atau terpasang.

Page 28: SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAANsipilpnb.com/wp-content/uploads/2019/07/Spesifikasi... · 2019. 7. 29. · 1. Pelaksanaan pengecoran dilakukan setelah pemasangan tulangan bore pile

28

- Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku

ulir/rivert engsel dan kunci.

- Berikan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran cement dll,

yang sulit dihilangkan.

22. Penutup

22.1 Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100%

gudang bahan, direksikeet, dan semua sampah, bahan-bahan yang tidak berguna harus

dibersihkan.

22.2 Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh pemborong

dengan klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukan nilainya dalam penawaran.

22.3 Apabila pada uraian dan syarat-syarat pekerjaaan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan

kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus dikerjakan

yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab

pemborong.