spektofotometri
TRANSCRIPT
IV. SPEKTROFOTOMETRI
I. TUJUAN
a. Mempelajari dan memahami peralatan spektrofotometer.
b. Memahami dan mempelajari sifat serapan suatu larutan terhadap variasi
panjang gelombang.
c. Analisa campuran dua komponen dalam larutan dengan
spektrofotometri.
II. TEORI
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor vacum fototube atau tabung foton hampa.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang
digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik kuantitatif maupun kualitatif,
dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi
dari konsentrasi. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda.
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya
yang digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang
sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat
oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat dilihat oleh
mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur
kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang
tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka dapat
digunakan sebagai sumber lampu.
Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang
memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode
spektrofotometri visible.
Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih
dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan
menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul
spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk
senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
Deuterium disebut juga heavy hidrogen, yaitu merupakan isotop hidrogen. Inti
atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen
hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa
yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna yaitu bening dan transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna
dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa
meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat
jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah
sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi
suspensi.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV
dan sumber cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak
tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang infra
merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan, dan
jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan pertengahan
yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 μm.
Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk analisa kuantitatif,
namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya spektro IR digunakan
untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa
organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya
suatu gugus fungsi spesifik.
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / I1 ) = a b c
Keterangan :
Io = Intensitas sinar datang
I1 = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan kuantitatif antar lain
adalah :
Dapat digunakan secara luas
Memiliki kepekaan yang tinggi
Keselektifannya cukup baik
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen
adalah :
Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi.
Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama.
Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu.
Larutan senyawa berwarna mampu menyerap sinar tampak yang
melalui larutan tersebut. Jumlah intensitas sinar yang diserap tergantung pada
macam yang ada di dalam larutan, konsentrasi panjang jalan dan intensitas sinar
yang diserap dinyatakan dalam Hukum Lambert yang sudah dijelaskan di
atas.Warna zat yang menyerap menentukan panjang gelombang sinar yang akan
diserap, warna yang diserap merupakan warna komplemen dari warna yang
terlihar oleh mata.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan
Alat :
- 1 set alat spektrofotometer (spectronic 20)
- Kuvet
- Labu ukur
- Pipet gondok
- Corong
- Pipet tetes
- Helas piala
- Buret
Bahan :
- Larutan metilen blue 0,05 %
- Larutan metilen red 0,05%
- HCl 0,1 M
- Aquadest
3.2 Cara kerja
a. Pembuatan larutan standar
1. Pipet 1 ml larutan metilen blue 0,05 % ke dalam labu ukur 100 ml dan
encerkan dengan HCl sampai tanda batas.
2. Pipet 1 ml larutan rhodamin B 0,05 % ke dalam labu ukur 100 ml dan
encerkan dengan HCl sampai tanda batas.
3. Ukur transmitan kedua larutan pada panjang gelombang 340 nm sampai
dengan 600 nm dengan beda 10 nm.
4. Sisipkan pengukuran dengan beda 5 nm pada daerah panjang gelombang
serapan maksimumnya, dari data pengukuran tentukan nilai panjang
gelombang serapan maksimum masing-masing komponen tersebut.
b. Cara pemakaian Alat Geneys 20
1. Hubungkan ke listrik. Pastikan bahwa tidak ada kuvet dalam alat. Tekan
tombol ON. Alat akan melakukan pemeriksaan semua komponen. Biarkan
stabil 30 menit.
2. Tekan tombol A/T/C sampai mode A (absorban muncul pada layar).
3. Tekan tombol nm ∆ atau nm sampai panjang yang diinginkan muncul di
layar. Panjang gelombang bergeser dengan cepat bila tombol ditahan.
4. Masukkan kuvet berisi blanko. Pastikan bagian yang jernih dari kuvet
lewat jalur sinar.
5. Tekan tombol 0 ABS/100 % T untuk menolkan alat.
6. Keluarkan blanko, kemudian masukkan kuvet berisi larutan akan diukur.
Catat nilai A yang muncul pada layar. Lakukan penggatian larutan untuk
mengukur nilai A dari semua larutan yang akan diukur.
7. Untuk mengukur nilai A pada panjang gelombang lain, ulangi dari langkah
nomor 3.
3.3 Skema alat
A B
C D
Keterangan :
A = tempat kuvet
B = tombol pengatur panjang gelombang
C = tombol on.off
D = tombol pengatur panjang gelombang
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
METIL BLUE 0,05% METILEN RED 0,05%
λ A λ A410 0,030 410 0,026420 0,028 420 0,047430 0,030 430 0,083440 0,031 440 0,120450 0,037 450 0,187460 0,042 460 0,278470 0,050 470 0,389480 0,054 480 0,502490 0,060 490 0,601500 0,064 500 0,704510 0,067 510 0,773520 0,071 520 0,784530 0,078 530 0,754540 0,094 540 0,688550 0,121 550 0,570560 0,160 560 0,397570 0,207 570 0,221580 0,266 580 0,107590 0,359 590 0,046600 0,481 600 0,021610 0,592 610 0,013620 0,617 620 0,011630 0,641 630 0,009640 0,733 640 0,010650 0,894 650 0,010660 1,035 660 0,010670 1,021 670 0,010680 0,661 680 0,009690 0,304 690 0,006700 0,140 700 0,007
Labu B
λ Metil Blue : 0,582
λ Metil Red : 0,199
I. Pengenceran
a. Metil Blue
M1 . V1 = M2 . V2
0,05 M . 0,5 mL = M2 . 50 ml
M2 = 5 x 10-4 M
b. Metil Red
M1 . V1 = M2 . V2
0,05 M . 0,5 mL = M2 . 50 ml
M2 = 5 x 10-4 M
II. Penentuan Konsentrasi Sampel
a. Metilen Blue
λ1 = 660 λ2 = 520
A = a . b . c A = a . b . c
1,035 = a . b . 5 x 10-4 0,071 = a . b . 5 x 10-4
a . b = 2070 a . b = 142
b. Metilen Red
λ1 = 660 λ2 = 520
A = a . b . c A = a . b . c
0,010 = a . b . 5 x 10-4 0,784 = a . b . 5 x 10-4
a . b = 20 a. b = 1568
III. Persamaan
A1 = a.b CMB + a.b CMR
A2 = a.b CMB + a.b CMR
0,199 = 142 CMB + 1568 CMR x 20
0,582 = 2070 CMB + 20 CMR x 1568
3,98 = 2840 CMB + 31360 CMR
912,576 = 3245760 CMB + 31360 CMR
-908,596= -3242920 CMB
CMB = 0,00028
0,199 = 142 CMB + 1568 CMR
0,199 = 142x0,00028 + 1568 CMR
0,199 = 0,03976 + 1568 CMR
CMR = 0,00010
IV. Penentuan Volume Sampel
Metil Blue λ = 660 nm
M1 . V1 = M2 . V2
0,05 M . V1 = 0,00028 . 50 ml
V1 = 0,28 mL
Volume sebenarnya = 0,30 mL
% Kesalahan=Vseb−VteoriVseb
x 100 %=0,30−0,280,30
x100 %=6,67 %
Metil Red λ = 520 nm
M1 . V1 = M2 . V2
0,05 M . V1 = 0,00010 . 50 ml
V1 = 0,10 mL
Volume sebenarnya = 0,15 mL
% Kesalahan=Vseb−VteoriVseb
x 100 %=0,15−0,100,15
x100 %=33,3 %
4.2 Pembahasan
Pada percobaan spektrofotometri kali ini, bertujuan untuk menganalisa
campuran dua komponen dalam larutan serat memahami sifat serapan larutan
terhadap variasi panjang gelombang. Spektrofotometer adalah suatu metoda
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma/kisi difraksi dan vaccum phototube (foton
hampa) sebagai detektor.
Pada percobaan kali ini, kita menggunakan lajur berwarna yaitu larutan
metilen blue dan metilen red. Larutan metilen blue yang dipakai adalah sebesar
0,5 mL dilarutkan dalam labu ukur 50 mL diencerkan dengan HCl 0,1 M dengan
konsentrasi 0,05 % begitu juga dengan larutan metilen red yang dipakai adalah
sebesar 0,5 mL dalam labu 50 mL diencerkan dengan HCl 0,1 M dengan
konsentrasi yang sama. Dan sebagai blanko adalah larutan HCl 0,1 M. Kedua
larutan inilah nantinya yang akan diukur daya serapan sinarnya dengan variasi
panjang gelombasng 410 nm – 700 nm dengan beda 10 nm.
Dalam metoda spektrofotometri larutan yang akan ditentukan haruskah
memenuhi hukum lambert-beer, sehingga untuk analisa campuran dua komponen
dapat dirumuskan sebagai berikut :
A1= ax1.b.cx+ ay1.b.cy
A2= ax2.b.cx+ ay2.b.cy
Setelah dilakukan percobaan, didapatkan bahwa pada larutan metilen
blue panjang gelombang maksimalnya adalah pada 660 nm dengan aborban (A)
sebesar 1,035 (nilai absorban yang paling besar). Nilai ini merupakan nilai
terendah dari berbagai % T lainnya pada tiap variasi gelombang yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena, nilai % T berbanding terbalik dengan serapan sinarnya
(A). Semakin besar nilai % T dari suatu larutan berwarna maka akan semakin
banyak sinar yang diteruskan (ditransimiskan) oleh larutan tersebut yang
mengakibatkan jumlah serapan dari larutan tersebut menjadi berkurang, begitu
juga sebaliknya. Kecilnya intensitas sinar yang diteruskan oleh suatu larutan
berwarna mengindikasikan bahwa kebanyakan dari sinar tersebut diserap oleh
larutan. Pada larutan metil red panjang gelombang maksimalnya adalah 520 nm
dengan absorban (A) sebesar 0,784.
Dan melalui perhitungan atau secara teori didapatkan volume metilen
blue sebesar 0,28 sedangkan secara percobaan sebesar 0,30 mL sehingga
persentase kesalahannya adalah 6,67 %, dan metilen red volumenya sebesar 0,10
mL (secara teori) dan secara percobaan sebesar 0,15 mL dengan persentase
kesalahan adalah 33,3 %.
Kesalahan yang mungkin terjadi disebabkan oleh beberapa faktor di bawah yaitu :
- Pengenceran yang kurang sempurna
- Sensitifitas alat
- Kuvet yamng kurang bersih
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai spektrofotometri, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Spektrofotometer adalah suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma/kisi difraksi dan vaccum phototube (foton hampa)
sebagai detektor.
b. Spektorfotometri dapat digunakan untuk analisa cuplikan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
c. Panjang gelombang serapan maksimum metilen blue sebesar 660 nm dan
metilen red sebesar 520 nm.
d. Persentase kesalahan metilen blue adalah 6,67 % sedangkan metilen red
sebesar 33,3 %.
5.2 Saran
Hati-hati dalam melakukan percobaan.
Teliti dalam melakukan pengenceran.
Pengukuran dengan tepat dan teliti dalam membaca skala.