sosialita peran teknologi penginderaan jauh dalam

7
MEDIA DIRGANTAR A Vol. 9 No. 1 Maret 2014 33 MEDIA DIRGANTAR A SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Kebencanaan di Indonesia Samsul Arifin - Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh email: [email protected] S atelit Penginderaan Jauh (Remote Sensing Satellite) sudah dikenal oleh masyarakat sebagai teknologi yang mampu memberikan informasi tanpa kontak langsung dengan obyek yang diinformasikan. Selain itu penginderaan jauh juga dikenal sebagai teknologi canggih yang efektif dan efisien untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peran Satelit Penginderaan Jauh terkait dengan masalah informasi kebencanaan. Indonesia merupakan Negara yang memiliki intensitas bencana alam cukup tinggi di antaranya tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan kebakaran hutan. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang cukup luas perlu teknologi monitoring dan pemantauan wilayah yang terkena bencana secara cepat, akurat, efektif dan efisien. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan teknologi penginderaan jauh (remote sensing). Satelit Penginderaan Jauh (Remote Sensing Satelite) Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi sebuah obyek, daerah atau gejala tanpa kontak langsung. Obyek dalam penginderaan bisa berada di permukaan bumi, dirgantara, atau antariksa dengan menggunakan sensor. Fungsi sensor untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek di bumi dalam daerah jangkauan tertentu. Dalam hal ini, sensor berupa kamera, scanner, dan radiometer yang dipasang pada wahana berupa satelit atau pesawat ulangalik. Satelit merupakan suatu wahana yang membawa sensor penginderaan dengan ketinggian di atas 400 km sampai 900 km dari Gambar kiri, Indonesia (Google Earth), kanan aneka Satelit Penginderaan Jauh di antariksa. permukaan bumi. Hasil perekaman penginderaan jauh berupa data citra satelit. Di Antariksa terdapat bermacam- macam satelit penginderaan jauh dengan fungsi dan kemampuan berbeda-beda. Satelit penginderaan jauh yang banyak digunakan Indonesia untuk memiliki resolusi spasial, resolusi temporal dan resolusi spektral rendah sampai tinggi. Satelit Landsat Landsat adalah satelit untuk memperoleh citra Bumi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972 dan sampai saat ini Landsat 8 yang diluncurkan tanggal 11 Februari 2013. Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra rekaman yang diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Data citra tersebut merupakan sumber

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 2014 33M E D I A D I R G A N T A R A

SOSIALITA

Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam Kebencanaan di Indonesia Samsul Arifin - Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh email: [email protected]

Satelit Penginderaan Jauh (Remote Sensing Satellite) sudah dikenal oleh masyarakat sebagai teknologi yang

mampu memberikan informasi tanpa kontak langsung dengan obyek yang diinformasikan. Selain itu penginderaan jauh juga dikenal sebagai teknologi canggih yang efektif dan efisien untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui peran Satelit Penginderaan Jauh terkait dengan masalah informasi kebencanaan.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki intensitas bencana alam cukup tinggi di antaranya tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan kebakaran hutan. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang cukup luas perlu teknologi monitoring dan pemantauan wilayah yang terkena bencana secara cepat,

akurat, efektif dan efisien. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan teknologi penginderaan jauh (remote sensing).

Satelit Penginderaan Jauh (Remote Sensing Satelite)

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi sebuah obyek, daerah atau gejala tanpa kontak langsung. Obyek dalam penginderaan bisa berada di permukaan bumi, dirgantara, atau antariksa dengan menggunakan sensor. Fungsi sensor untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu obyek di bumi dalam daerah jangkauan tertentu. Dalam hal ini, sensor berupa kamera, scanner, dan radiometer yang dipasang pada wahana berupa satelit atau pesawat ulangalik. Satelit merupakan suatu wahana yang membawa sensor penginderaan dengan ketinggian di atas 400 km sampai 900 km dari

Gambar kiri, Indonesia (Google Earth), kanan aneka Satelit Penginderaan Jauh di antariksa.

permukaan bumi. Hasil perekaman penginderaan jauh berupa data citra satelit.

Di Antariksa terdapat bermacam-macam satelit penginderaan jauh dengan fungsi dan kemampuan berbeda-beda. Satelit penginderaan jauh yang banyak digunakan Indonesia untuk memiliki resolusi spasial, resolusi temporal dan resolusi spektral rendah sampai tinggi.

Satelit LandsatLandsat adalah satelit untuk

memperoleh citra Bumi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972 dan sampai saat ini Landsat 8 yang diluncurkan tanggal 11 Februari 2013. Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra rekaman yang diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Data citra tersebut merupakan sumber

Page 2: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 2014

SOSIALITA

34 M E D I A D I R G A N T A R A

daya yang unik untuk riset perubahan global dan aplikasinya dalam bidang pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan nasional. Landsat 8 memiliki resolusi spasial 15-30 meter, resolusi spectral 11 kanal dan resolusi temporal 16 hari.

Advanced Land Observing Satellite (ALOS)

Satelit ALOS diluncurkan pada tanggal 24 januari 2006 mempunyai 5 misi utama yaitu untuk pegamatan kartografi, pengamatan regional, pemantauan bencana alam, penelitian sumber daya alam dan pengembangan teknologi satelit JERS-1 dan ADEOS. Satelit ini beroperasi sampai tahun 2011.

System Pour I' Observation de la Terre (SPOT)

Satelit SPOT-1 diluncurkan tahun 1986 untuk menyediakan data geografik. Satelit SPOT 2 tahun 1990, dan tiga sensor lainnya berturut-turut diluncurkan pada tahun 1993 , 1998 dan 2012., sampai sekarang satelit SPOT yang masih aktif ada 4 yaitu SPOT 2, SPOT 4, SPOT 5 dan SPOT 6. Satelit ini dikembangkan oleh agen luar angkasa Perancis (Centre National d'Etudes Spatiales) yang bekerjasama dengan beberapa organisasi pemerintahan eropa lainnya. SPOT dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi, mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi dan oseanografi, serta mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.

Advanced Spaceborne Thermal Emisi dan Reflection Radiometer (ASTER)

ASTER adalah sensor optik yang dihasilkan oleh proyek bersama antara Amerika Serikat dan Jepang, berperan memecahkan persoalan sumberdaya alam dan lingkungan. Sensor ini diluncurkan pada tahun 1999 dengan menggunakan wahana satelit TERRA. ASTER memiliki 14 kanal spektral, dengan karakteristik utama dapat merekam data citra permukaan

bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar tampak) ke daerah thermal infrared, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pada pengguna dalam bidang sumberdaya alam dan lingkungan. Selain itu sensor ini dapat membuat data citra tiga dimensi dan dapat diarahkan pada suatu daerah yang akan diakusisi.

IKONOSIKONOS bahasa Yunani yang

berarti "gambar" adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye. Kemampuannya meliput citra dengan resolusi multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. IKONOS mampu menyediakan data yang relevan untuk studi lingkungan serta foto udara dan foto satelit untuk beberapa tempat di seluruh dunia dan mulai dijual pada tanggal 1 Januari 2000. Data resolusi tinggi memberikan peran yang menyeluruh untuk keamanan tanah air, pemantauan pesisir dan memfasilitasi analisis 3 dimensi (3D) daratan. Selain IKONOS, satelit yang memiliki resolusi spasial tinggi adalah Quickbird, WordView dan GeoEye.

NOAA, MTSAT dan MODISNational Oceanic and Atmospheric

Administration (NOAA), Multi-functional Transport Satellites (MTSAT) dan Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), tergolong satelit yang memiliki resolusi spasial rendah, namun resolusi spektral dan temporal tinggi. Satelit-satelit ini sering disebut satelit lingkungan, bermanfaat untuk informasi pemantauan dan memprediksi kondisi lingkungan dalam waktu dekat. Masalah lingkungan yang sering dianalisis menggunakan data ketiga satelit tersebut diantaranya memprediksi curah hujan, deteksi titik panas, suhu permukaan laut, kekeringan lahan, dan lain-lain.

Bencana Alam di Indonesia TsunamiPeristiwa bencana tsunami besar

di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan daerah-daerah di pesisir barat Pulau Sumatera pada penghujung tahun 2004 silam mengakibatkan kehilangan puluhan ribu nyawa dan ratusan ribu orang lainnya menjadi korban. Para ahli menyatakan bahwa Indonesia rawan tsunami, karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia dan terletak di lempengan bumi yang labil. Menurut sejarah bencana alam tsunami di Indonesia pernah terjadi 184 kali sejak tahun 1600-2007. Peristiwa tsunami tidak hanya disebabkan oleh gempa bumi di laut yang membuat pergerakan lempeng, tetapi juga disebabkan oleh letusan gunung api, tanah longsor di laut atau jatuhnya meteor dan angin besar di laut yang menimbulkan gelombang laut sangat tinggi. Menurut Latief dan kawan-kawan (2000), bahwa 90 persen kejadian bencana tsunami disebabkan oleh gempa bumi di bawah laut. Berdasarkan mekanisme sumber gempa menurut Puspito NT2008, bahwa 75% kejadian tsunami

Peta Kejadian bencana alam Gempa dan Tsunami di Indonesia sejak tahun 1976 sampai dengan 2007 (Puspito, N.T, 2008)

Enam Zona potensi sumber tsunami di Indonesia (Puspito, N.T, 2008)

Page 3: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 2014 35M E D I A D I R G A N T A R A

disebabkan oleh gempa bumi sesar naik, 20% karena sesar geser, dan 5% karena sesar normal. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah hal biasa bagi sebagian masyarakat Indonesia, karena Indonesia terletak di lempengan bumi penyebab gempa tektonik dan berada didalam cincin api (ring of fire ) penyebab gempa vulkanik. Tujuh gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia yang menelan banyak korban jiwa yaitu gempa di: Bali (1917), Papua (1976), Flores (1992), Aceh (2004), Nias (2005), Jogja (2006), dan Sumatera Barat (2009).

Peta Gunung Berapi di Indonesia (USGS)

Badai Haiyan dari Citra Satelit 2013

Ilustrasi Kebakaran Hutan (Indonesia Raya)

Kerusakan akibat gempa di Bantul, Jogja, 26 Mei 2006 (foto Radar Jogja).Akibat Bencana Badai Haiyan, Philipina

Badai (Angin Topan)Sebagai negara yang berada di daerah tropis, Indonesia

rawan terkena bencana badai (angin topan). Kenyataannya Indonesia tidak hanya terkena ekor badai saja (Badai Haiyan tahun 2013) tetapi juga disinggahi badai tropis

SOSIALITA tersebut (Badai Vamei tahun 2001). Terjadinya badai bisa sangat merugikan karena bisa menelan banyak korban jiwa dan merusak berbagai macam fasilitas umum. Badai juga bisa menyebabkan angin kencang, gelombang laut yang tinggi, dan curah hujan ekstrem yang dapat menghambat aktivitas manusia.

Kebakaran Lahan/Hutan Kebakaran hutan merupakan suatu faktor kerusakan lingkungan

yang diakibatkan oleh api yang memberikan pengaruh terhadap hutan, dan akan menimbulkan dampak negatif. Kebakaran Hutan bisa terjadi akibat ulah manusia atau faktor alam. Dinas Kehutanan Kalbar menyebutkan bahwa hampir 90% kebakaran hutan akibat ulah manusia sedangkan 10% disebabkan oleh alam. Pada tahun 2014 kebakaran hutan banyak terjadi di Provinsi Riau disebabkan adanya pembukaan lahan baru untuk hutan produksi dan perkebunan. Kebakaran hutan tersebut mengakibatkan terganggunya ekosistem udara seperti polusi udara, terganggunya penerbangan dan kesehatan manusia.

Peran Penginderaan Jauh dalam Kebencanaan di Indonesia

Satelit penginderaan jauh merupakan teknologi yang dapat memberikan informasi terjadinya bencana secara cepat, akurat, efektif dan efisien. Satelit ini mampu

Page 4: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 201436 M E D I A D I R G A N T A R A

SOSIALITA

memberikan informasi keadaan sebelum dan sesudah terjadinya bencana. Analisis lebih lanjut dari data citra satelit penginderaan jauh tersebut dapat diberikan informasi sistem peringatan dini (earling warning system) bencana alam. Hingga penginderaan jauh sangat berperan dalam menyampaikan informasi kebencanaan yang terjadi di Indonesia.

Data satelit resolusi tinggi Ikonos memberikan peran pada saat terjadi gempa bumi dan tsunami di Aceh tahun 2004, antara lain informasi kondisi wilayah-wilayah sebelum dan sesudah tsunami menggunakan data multitemporal.

BanjirBanjir di kota-kota besar di Indonesia merupakan

fenomena alam yang terjadi tahunan diantaranya Jakarta (2007 dan 2013), Wasior (2010), Padang (2012), dan Bandung (2012). Pada tahun 2014 banjir kembali melanda Jakarta, Manado, Semarang dan beberapa kota kabupaten di Pulau Jawa dan luar Jawa. Penyebabnya antara lain curah hujan yang tinggi dan juga perilaku manusia yang tidak bersahabat terhadap lingkungan seperti perambahan hutan dan membuang sampah tidak pada tempatnya.

Tanah Longsor di Jawa Barat (2005), Tanah Longsor di Jawa Tengah (2012) dan Tanah Longsor di Jawa Timur (2013). Tahun 2014 tanah longsor terjadi di beberapa daerah seperti Jawa dan Jayapura (Papua), penyebab utama adalah curah hujan dengan intensitas tinggi dan juga hilangnya pepohonan

Gunung MeletusLetak Indonesia yang berada di dalam cincin api

menyebabkan sering ditimpa bencana gunung meletus yang bisa menelan korban jiwa. Namun di sisi lain letusan gunung membuat tanah menjadi subur. Letusan gunung berapi yang menelan banyak korban jiwa antara lain Gunung Krakatau (1883), Gunung Galunggung (1983), dan Gunung Merapi (2010), Gunung Sinabung (2013), Gunung Lokon (2013), Gunung Padandayan (2013), Gunung Kelud (2014), Gunung Marapi Sumatera.

Peta gempa Indonesia enam tahun terakhir (USGS)

Foto terjadinya banjir di Manado (2014)

Letusan Gunung Kelud 14 Februari 2014

Peta Korban Bencana Banjir dan Longsor (BNPB)

Adanya informasi tersebut dapat mempermudah pemberian pertolongan terhadap para korban. Peristiwa tersebut menjadi pembelajaran bagi pemerintah, peneliti dan masyarakat untuk memikirkan dan membuat sistem peringatan dini bencana alam guna meminimalkan korban. Salah satu peran data penginderaan jauh adalah pembuatan peta evakuasi bencana tsunami untuk daerah-daerah di pesisir.

Tanah LongsorTanah longsor merupakan bencana alam sering terjadi

di musim penghujan pada periode bulan September hingga Februari. Kejadian tanah longsor antara lain adalah

Page 5: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 2014 37M E D I A D I R G A N T A R A

SOSIALITA

Pada kebencanaan letusan gunung berapi biasanya digunakan data satelit penginderaan jauh yang digunakan pada bencana letusan gunung berapi adalah resolusi menengah mempunyai cakupan lebih luas diantaranya satelit Landsat, SPOT, ALOS, Aster. Satelit ini digunakan karena area gunung berapi berada di daerah pegunungan dan umumnya tidak terdapat perumahan padat. Satelit pengeinderaan jauh akan memberikan informasi kondisi

Citra Satelit Ikonos sebelum terjadi Gempa Bumi atau Tsunami Aceh (Lapan)

Citra Satelit Ikonos Setelah terjadi Gempa bumi atau Tsunami Aceh (Lapan)

Informasi sebelum bencana dan sesudah bencana Letusan Gunung Sinabung

Informasi Antisipasi Letusan Gunung Kelud Berbasis Penginderaan Jauh

Peta Evakuasi Tsunami Kota Padang (Lapan, LIPI)

sebelum dan sesudah letusan. Kebutuhan informasi sebelum letusan berupa zonasi bahaya serta peta evakuasi bencana, sedangkan pasca bencana berupa wilayah-wilayah terkena bencana, alur aliran lahar dan peringatan aliran lahar dingin. Dengan informasi ini diharapkan bisa mengurangi korban. Contoh informasi kebencanaan letusan gunung api yang menggunakan penginderaan jauh adalah letusan gunung berapi Sinabung dan Gunung Kelud (2014).

Satelit NOAA, MTSAT dan MODIS sangat berperan untuk memberikan informasi yang cepat karena memiliki resolusi temporal tinggi dengan waktu perekaman harian atau per jam. Informasi kebencanaan yang disampaikan berupa badai, intensitas hujan, banjir, suhu permukaan laut dan titik api (hotspot). Citra satelit MTSAT dan NOAA terkait Badai Haiyan dan angin topan tropis yang melintasi Philipina pada tanggal 7 November 2013 terekam oleh satelit MTSAT dan NOAA. Selain MTSAT juga memberikan informasi tentang badai siklon tropis, puting beliung dan angin kencang yang melintasi Indonesia.

Satelit resolusi spasial rendah menginformasikan liputan awan dan akumulasi liputan awan yang berpotensi

Page 6: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 201438 M E D I A D I R G A N T A R A

SOSIALITA

hujan guna memprediksi wilayah-wilayah yang berpotensi banjir. Informasi spasial daerah potensi banjir diturunkan dari integrasi peluang hujan lebat berdasarkan data Multifunctional Transport Satellite-2R (MTSAT-2R) dengan daerah genangan. Hasil integrasi untuk Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, NTT, Maluku, dan Papua disajikan pada gambar berikut ini.

Selain itu ketiga satelit tersebut juga memberikan informasi adanya titik panas dan kebakaran hutan global di Indonesia dengan waktu harian. Sebagai contoh informasi titik panas yang terjadi di Indonesia dan kondisi paska kebakaran hutan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Badai Haiyan, Philipina 2013Badai Siklon Tropis Rusty, NTT, 2013

Daerah potensi banjir di Indonesia (Simba-Lapan)

Titik Panas di Indonesia (Simba-Lapan)

Sebaran Bekas Kebakaran Hutan (Simba-Lapan)

Selain itu ketiga satelit tersebut juga memberikan informasi adanya titik panas dan kebakaran hutan global di Indonesia dengan waktu harian. Sebagai contoh informasi titik panas yang terjadi di Indonesia dan kondisi paska kebakaran hutan ditunjukan pada gambar di bawah ini.

Page 7: SOSIALITA Peran Teknologi Penginderaan Jauh Dalam

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Vol. 9 No. 1 Maret 2014 39M E D I A D I R G A N T A R A

SOSIALITA

Titik Panas di Indonesia (Simba-Lapan)

Data satelit dengan resolusi tinggi digunakan untuk memberikan informasi kondisi aktual pasca kebakaran hutan. Informasi yang disajikan berupa luas kebakaran hutan, jenis penggunaan lahan dan dampak asap yang ditimbulkan.

PenutupSatelit Penginderaan Jauh sangat membantu

pemerintah dan masyarakat dalam kebencanaan. Informasi

kebencanaan tersebut disampaikan melalui media cetak maupun media elektronik. Lapan sebagai institusi yang berwenang menyampaikan informasi kebencanaan berbasis Penginderaan Jauh menyampaikan melalui majalah ilmiah popular maupun situs internet Sistem Informasi Mitigasi Bencana (SIMBA) Lapan dengan alamat Simba LAPAN - Website Deputi Bidang Penginderaan Jauh., www.lapanrs.com/simba . Dengan media inilah diharapkan seluruh masyarakat Indonesia memahami peran Satelit Penginderaan Jauh dalam kebencanaan.