sosialisasi dan pembinaan/bimbingan teknis … · dari kewajiban membayar biaya operasional sekolah...
TRANSCRIPT
SOSIALISASI DAN PEMBINAAN/BIMBINGAN TEKNISPELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS
DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
OLEH
TIM MANAJEMEN PROGRAM SEKOLAH GRATIS
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
DINAS PENDIDIKANJalan H. Moeh. Moeslimin No. 0085, Desa Kemilau Baru, Baturaja 32115,
Telp/fax (0735) 326110, Web : diknas.okukab.go.id, Email : [email protected]
1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL
2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH
3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN
NEGARA
4. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG
PENDANAAN PENDIDIKAN
5. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 SEBAGAIMANA
DIUBAH DENGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 66 TAHUN 2010
TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
6. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG HIBAH
DAERAH
7. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2006 SEBAGAIMANA DIUBAH
DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 21TAHUN 2011 DAN NOMOR 62
TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
8. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 32 TAHUN 2011 SEBAGAIMANA TELAH DUA
KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN
SOSIAL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
9. PERDA PROV SUMSEL NOMOR 3 TAHUN 2009 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DUA KALI
TERAKHIR DENGAN PERDA PROV SUMSEL NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROV SUMSEL
10.PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 22 TAHUN 2014 SEBAGAIMANA
DIUBAH DENGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2015
TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI
SUMATERA SELATAN (TIDAK BERLAKU SEJAK DITERBITKANNYA UU NO. 23 TH 2014)
11.KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 93/KPTS/DISDIK/2015 TGL 20 Januari
2015 tentang BIAYA SATUAN PENDIDIKAN PSG TAHUN 2015 BERIKUT PERUBAHANNYA (TIDAK
BERLAKU SEJAK DITERBITKANNYA UU NO. 23 TH 2014)
12.PERATURAN GUBERNUR SUMATERA SELATAN NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
13.SURAT KEPUTUSAN BUPATI OGAN KOMERING ULU NOMOR 800/390/KPTS/XV/2019 TENTANG
STANDAR BIAYA PROGRAM SEKOAH GRATIS TAHUN 2019
KEWAJIBAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, DAN MASYARAKAT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan
dasar tanpa memungut biaya (UU No 20 TH 2003 pasal 34 ayat 2). → Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
Pemerintah daerah adalah Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, atau Pemerintah Kota (PP No 48 Th 2008 pasal 1)
Setiap peserta didik berkewajiban ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 TH 2003 pasal
12 ayat 2b) ➔ peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban adalah yang orang tuanya tidak mampu membiayai
pendidikannya (UU No 20 TH 2003 pasal 12 ayat 1c dan d)
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Masyarakat meliputi: a. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat; b. peserta didik, orang
tua atau wali peserta didik; dan c. pihak lain selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan (PP No 48 Th 2008 pasal 2)
SKEMA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PP N0 48 TH 2008
JENIS SEKOLAH SUMBER PENDANAAN
SEKOLAH YANG DIDIRIKAN OLEH PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH (SEKOLAH NEGERI)
1. PEMERINTAH (sesuai kewenangan)
2. PEMERINTAH DAERAH (sesuai kewenangan)
3. BANTUAN MASYARAKAT/PESERTA DIDIK
4. BANTUAN PIHAK LAIN (PEMERHATI PENDIDIKAN)
SEKOLAH YANG DIDIRIKAN OLEH MASYARAKAT (SEKOLAH SWASTA)
1. PENYELENGGARA PENDIDIKAN
2. MASYARAKAT/PESERTA DIDIK
3. PIHAK LAIN (PEMERHATI PENDIDIKAN)
4. BANTUAN PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH
Sekolah Gratis adalah program untuk meringankan beban orang tua/wali siswa melalui pembebasan
dari kewajiban membayar biaya operasional sekolah (butir 16 pasal 1 Perda Prov Sumsel No 17 Th 2014).
Setiap SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/SMK baik negeri maupun swasta berhak
mendapatkan biaya operasional sekolah dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(pasal 5 Perda Prov Sumsel No 17 Th 2014) → sesuai kewenangan.
BENTUK BANTUAN PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Dalam bentuk hibah dari Pemerintah Daerah
Hibah dari Pemerintah Daerah harus dilaksanakan sesuai dengan asas pengelolaan keuangan daerah
(PP No 2 Th 2012 pasal 7)
Peraturan Mendagri No 14 Th 2016
Pasal 4
(1) Pemerintah daerah dapat memberikan hibah sesuai kemampuan keuangan daerah.
(2) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memprioritaskan pemenuhan belanja
urusan wajib dan belanja urusan pilihan.
(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program
dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan daerah dalam mendukung terselenggaranya
fungsi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,
rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.
(4) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memenuhi kriteria paling sedikit:
a. peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan;
b. bersifat tidak wajib, tidak mengikat atau tidak secara terus menerus setiap tahun anggaran sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan.
c. memberikan nilai manfaat bagi pemerintah daerah dalam mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan
d. memenuhi persyaratan penerima hibah.
(Berdasarkan Pasal 42 Pergub Sumsel No. 42 Th 2017)
a. seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru (bahan)
b. pembelian buku teks pelajaran, buku untuk koleksi perpustakaan
c. kegiatan pembelajaran remedial, pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah
remaja dan sejenisnya seperti untuk honor jam mengajar tambahan diluar jam mengajar, untuk biaya tranportasi
dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba, fotokopi, membeli alat olahraga, alat kesenian dan
biaya pendaftaran mengikuti lomba.
d. kegiatan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa (bahan)
e. pembelian bahan-bahan pakai habis seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku
induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk
kebutuhan sehari-hari di sekolah serta pengadaan suku cadang alat kantor
f. biaya langganan daya dan jasa yaitu listrik, air, telepon, internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah
ada jaringan di sekitar sekolah; khusus di sekolah yang belum ada jaringan listrik, jika sekolah tersebut
memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar diperbolehkan untuk membeli genset
g. biaya perawatan sekolah (ringan)
h. pembayaran pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS
i. pembiayaan pengelolaan PSG seperti alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan flashdisk),
penggandaan, surat menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan PSG dan biaya
transportasi dalam rangka mengambil dana PSG di Bank dan/atau Kantor Pos
j. pembelian komputer untuk kegiatan belajar siswa paling banyak 5 set
k. pembayaran kelebihan jam mengajar bagi pendidik yang secara nyata berdiri di depan kelas yang belum
dialokasikan dari sumber dana lain (seperti untuk honor jam mengajar tambahan diluar jam pelajaran) ++
l. pembayaran honorarium bulanan pendidik dan tenaga kependidikan non PNS yang memenuhi ketentuan ++
m. pembayaran insentif/tunjangan bulanan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas sebatas
kewajaran yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota
(Berdasarkan Pasal 42 Pergub Sumsel No. 42 Th 2017)
(Berdasarkan Pergub Sumsel No. 42 Th 2017)
SK BUPATI OKU NOMOR 800/390/KPTS/XV/2019
PERGUB SUMSEL NOMOR 42 TAHUN 2017
Permendagri 14 Th 2016
1. Usulan hibah secara tertulis kepada kepala daerah
2. Kepala daerah menunjuk SKPD terkait untuk melakukan evaluasi usulan
3. Kepala SKPD terkait menyampaikan hasil evaluasi berupa rekomendasi kepada kepala daerah melalui TAPD
4. TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi Kepala SKPD sesuai dengan prioritas dan kemampuan
keuangan daerah ➔ Rancangan KUA dan PPAS
5. Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja hibah, obyek belanja hibah, dan
rincian obyek belanja hibah pada PPKD (BKAD)
6. Kepala daerah menetapkan daftar penerima hibah beserta besaran uang yang akan dihibahkan dengan keputusan
kepala daerah berdasarkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
7. Penyaluran/ penyerahan hibah dari pemerintah daerah kepada penerima hibah dilakukan setelah penandatanganan
NPHD
8. Pencairan hibah dalam bentuk uang dilakukan dengan penerbitan SPM LS oleh PPKD
Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah dan penerima hibah
(Permendagri 32 th 2011 pasal 13 ayat 1); Kepala daerah dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk
menandatangani NPHD (ayat 2).
1. Penerima hibah berupa uang menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada kepala daerah melalui PPKD
dengan tembusan SKPD terkait (Permendagri No 32 th 2011 pasal 16 ayat 1)
2. Hibah berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja hibah pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan
(Permendagri No 32 th 2011 pasal 17 ayat 1)
Pasal 19
(1) Penerima hibah bertanggungjawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya.
(2) Pertanggungjawaban penerima hibah meliputi:
a. laporan penggunaan hibah;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai
NPHD; dan
c. bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan bagi penerima hibah
berupa uang.
(3) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b disampaikan kepada kepala
daerah paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai
peraturan perundang-undangan.
(4) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disimpan dan dipergunakan oleh penerima
hibah selaku obyek pemeriksaan.
Format laporan pertanggungjawaban dikordinasikan langsung ke BKAD
Pasal 40
(1) SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian hibah dan bantuan sosial.
(2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada kepala daerah
dengan tembusan kepada SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan.
Pasal 41
Dalam hal hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) terdapat penggunaan
hibah atau bantuan sosial yang tidak sesuai dengan usulan yang telah disetujui, penerima hibah atau bantuan
sosial yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(1) Sanksi administratif
(2) Sanksi pidana
1. Teguran lisan / tertulis
2. Penghentian sementara biaya operasional sekolah
3. Penghentian semua jenis bantuan
4. Penundaan pelaksanaan akreditasi sekolah
(Perda Prov Sumsel No 17 Th 2014)
Sesuai KUHP