sosialekonomi jawa timur.docx

36
SOSIALEKONOMI JAWA TIMUR SOSIAL Pendidikan di Jawa Timur Posted on Januari 27, 2011 by Ad min Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Di Madiun terdapat Universitas Merdeka Madiun, IKIP PGRI Madiun, Politeknik Negeri Madiun, dan Institut Kereta Api Madiun, dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik Negeri Perguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang. Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.

Upload: aris-hidayat

Post on 17-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SOSIALEKONOMI JAWA TIMURSOSIALPendidikan di JawaTimurPosted on Januari 27, 2011 by Admin Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Di Madiun terdapat Universitas Merdeka Madiun, IKIP PGRI Madiun, Politeknik Negeri Madiun, dan Institut Kereta Api Madiun, dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik NegeriPerguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang.Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.

JUMLAH PENDUDUKJumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Timur* Klik Total, Pertumbuhan Penduduk, atau Kepadatan Penduduk untuk menampilkan grafikTahun 2012 2011 2010 2009 2008

Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 37.879.713 37.687.622 37.476.757 37.236.149 36.972.282

Pertumbuhan Penduduk (%) - - - - -

Kepadatan Penduduk (jiwa/Km) 785 786 781 776 771

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa TimurRegion Kategori Jumlah Penduduk (Jiwa)

2012 2011 2010 2009 2008

Bangkalan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 919.002 911.863 906.761 987.381 -

Banyuwangi Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.568.956 1.564.833 1.556.078 1.550.663 -

Batu Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 192.807 191.254 190.184 188.145 -

Blitar Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 133.578 132.712 131.968 130.828 133.306

Blitar Jumlah Pria (jiwa) - - 532.149 - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - 532.494 - -

Total (jiwa) 1.126.151 1.122.922 1.116.639 1.112.395 -

Bojonegoro Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.217.850 1.216.781 1.209.973 1.206.506 -

Bondowoso Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 744.067 740.917 736.772 732.626 -

Gresik Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.196.124 1.183.665 1.177.042 1.160.718 -

Jember Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 2.355.283 2.345.851 2.332.726 2.320.314 -

Jombang Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.214.086 1.209.172 1.202.407 1.195.940 1.343.379

Kediri Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.514.132 1.508.206 1.499.768 1.491.969 1.464.827

Kediri Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 271.655 270.018 268.507 266.354 -

Lamongan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.191.239 1.185.693 1.179.059 1.180.007 1.439.886

Lumajang Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.014.625 1.012.121 1.006.458 1.003.172 -

Madiun Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 172.351 171.926 170.964 170.406 -

Madiun Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 666.519 666.004 662.278 660.566 -

Magetan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 626.851 623.933 620.442 620.333 693.860

Malang Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 829.094 824.858 820.243 814.669 -

Malang Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 2.473.612 2.459.982 2.446.218 2.428.283 -

Mojokerto Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 121.645 120.873 120.196 119.180 -

Mojokerto Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.039.477 1.031.213 1.025.443 1.014.587 -

Nganjuk Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.025.416 1.022.752 1.017.030 1.013.531 1.000.132

Ngawi Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 826.213 822.366 817.765 817.835 889.224

Pacitan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 544.229 543.924 540.881 539.789 555.262

Pamekasan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 808.057 800.396 795.918 785.870 -

Pasuruan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 188.545 187.310 186.262 184.637 -

Pasuruan Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.531.025 1.520.978 1.512.468 1.499.255 -

Ponorogo Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 860.218 860.093 855.281 854.505 891.302

Probolinggo Jumlah Pria (jiwa) - 108.286 106.915 107.865 -

Jumlah Wanita (jiwa) - 109.738 110.147 109.636 -

Total (jiwa) 220.086 218.283 217.062 214.694 -

Probolinggo Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.108.584 1.102.412 1.096.244 1.088.122 -

Sampang Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 891.982 882.711 877.772 865.624 -

Sidoarjo Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.981.096 1.952.421 1.941.497 1.904.110 1.801.187

Situbondo Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 654.153 651.263 647.619 643.815 -

Sumenep Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.051.763 1.048.177 1.042.312 1.037.595 -

Surabaya Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 2.791.761 2.781.047 2.765.487 2.751.389 -

Trenggalek Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 678.791 678.206 674.411 672.509 789.172

Tuban Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 1.129.050 1.124.757 1.118.464 1.112.815 -

Tulungagung Jumlah Pria (jiwa) - - - - -

Jumlah Wanita (jiwa) - - - - -

Total (jiwa) 999.640 995.729 990.158 985.012 -

Total Jumlah Pria (jiwa) - 108.286 639.064 107.865 -

Jumlah Wanita (jiwa) - 109.738 642.641 109.636 -

Total (jiwa) 37.879.713 37.687.622 37.476.757 37.326.149 11.001.537

Pendidikan di JawaTimurPosted on Januari 27, 2011 by Admin Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Di Madiun terdapat Universitas Merdeka Madiun, IKIP PGRI Madiun, Politeknik Negeri Madiun, dan Institut Kereta Api Madiun, dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik NegeriPerguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang.Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.

BUDAYABudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Rumah adatRumah adat Jawa TimurJoglodasar filosofi dan arsitekturnya sama dengan rumah adat di Jawa TengahJoglo. Rumah adat Joglo di Jawa Timur masih dapat kita temui banyak di daerah Ponorogo. Pengaruh Agama Islam yang berbaur dengan kepercayaan animisme, agama Hindu dan Budha masih mengakar kuat dan itu sangat berpengaruh dalam arsitekturnya yang kentara dengan filsafat sikretismenya.Rumah Jogloumumnya terbuat dari kayu Jati.SebutanJoglomengacu pada bentuk atapnya, mengambilstilasi bentuksebuah gunung.Stilasi bentukgunung bertujuan untuk pengambilan filosofi yang terkandung di dalamnya dan diberi nama atapTajug, tapi untuk rumah hunian atau sebagai tempat tinggal, atapnya terdiri dari 2 tajug yang disebut atapJoglo/Juglo/Tajug Loro. Dalam kehidupan orang Jawa gunung merupakan sesuatu yang tinggi dan disakralkan dan banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. Hal ini karena adanya pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci dan tempat tinggal para Dewa.Pengaruh kepercayaan animisme, Hindu dan Budha masih sangat kental mempengaruhi bentuk dan tata ruang rumah Joglo tersebut contohnya:Dalam rumah adat Joglo, umumnya sebelum memasuki ruang induk kita akan melewati sebuah pintu yang memiliki hiasansulur gelungataumakara.Hiasan ini ditujukan untuk tolak balak, menolak maksud maksud jahat dari luar hal ini masih dipengaruhi oleh kepercayaan animisme.Kamar tengah merupakan kamar sakral. Dalam kamar ini pemiliki rumah biasanya menyediakan tempat tisur atau katil yang dilengkapi dengan bantal guling, cermin dan sisir dari tanduk. Umumnya juga dilengkapi dengan lampu yang menyala siang dan malam yang berfungsi sebagai pelita, serta ukiran yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani, hal ini masih dalam pengaruh ajaran Hindu dan Budha.Untuk rumah Joglo yang terletak di pesisir pantai utara seperti Tuban, Gresik dan Lamongan unsur-unsur di atas di tiadakan karena pengaruh Islam masuk. Melalui akultrasi budaya jawa yang harmoni, penyebaran Islam berbaur harmonis dengan budaya dan adat istiadat kepercayaan animisme, Hindu dan Budha. Islam pun mulai menjalar ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti di Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan sebagian Bojonegoro, sedangkan kota-kota di bagian barat Jawa timur memiliki kemiripanrumah adat Jawa Tengah, terutama Surakarta dan Yogyakarta yang disebut sebagai kota pusat peradaban Jawa.Rumah Joglo juga menyiratkan kepercayaan kejawen masyarakat Jawa yang berdasarkan sinkretisme. Keharmonisan hubungan antara manusia dan sesamanya (kawulo dan gusti), serta hubungan antara manusia dengan lingkungan alam di sekitarnya (microcosmos dan macrocosmos), tecermin pada tata bangunan yang menyusun rumah joglo. Baik itu pada pondasi, jumlah saka guru (tiang utama), bebatur (tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya), dan beragam ornamen penyusun rumah joglo.Rumah Joglo mempunyai banyak jenis seperti Joglo Lawakan Joglo Sinom Joglo Jompongan Joglo Pangrawit Joglo MangkuratArsitektur rumah Joglo menyiratkan pesan-pesan kehidupan manusia terhadap kebutuhan papan. Bahwa rumah bukankah sekadar tempat berteduh, tapi ia juga merupakan perluasan dari diri manusia itu sendiri. Berbaur harmoni dengan alam di sekitarnya. Rumah Joglo pada umumnya sama pada bentuk global dan tata ruangnya.Muhamad Rifki Perdana/1EA05/14212823/TUGAS ILMU BUDAYA

senjata daerah jawatimurKategori: Senjata TradisionalProvinsi: Jawa TimurApa Itu Celurit Dan Bagaimana Sejarahnya?Bicara kata Carok, maka pasti akan lansung teringat dengan suku madura. Istilah Carok memang lebih identik untuk menggambarkan perkelahian berdarah yang dilakukan dengan senjata Celurit yang notabene adalah senjata tradisional orang madura. Tema posting ini pernah diunggah di situs bangkalan-memory.net, namun saat ini kayanya sudah mati situsnya, dan karena merupakan sebuah ulasan sejarah, tidak ada jeleknya diposting di Warung Bebas. Namun tidak dilengkapi foto-foto korban carok, karena kuatir pembaca tidak enak makan nanti setelah lihat foto-foto mengerikan akibat carok.Benarkah carok adalah budaya yang diwariskan leluhur suku madura? harus membaca dulu posting ini sampai habis, bahkan orang madura sekalipun banyak yang tidak tahu sejarah dari budaya perkelahian carok ini.Carok dan celurit laksana dua sisi mata uang. Satu sama lain tak bisa dipisahkan. Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan Belanda abad 18 M. Carok merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diri (kehormatan).Pada zaman Cakraningrat, Joko Tole dan Panembahan Semolo di Madura, tidak mengenal budaya tersebut. Budaya yang ada waktu itu adalah membunuh orang secara kesatria dengan menggunakan pedang atau keris. Senjata celurit mulai muncul pada zaman legenda Pak Sakera. Mandor tebu dari Pasuruan ini hampir tak pernah meninggalkan celurit setiap pergi ke kebun untuk mengawasi para pekerja.Celurit Celurit bagi Sakera merupakan simbol perlawanan rakyat jelata. Lantas apa hubungannya dengan carok? Carok dalam bahasa Kawi kuno artinya perkelahian. Biasanya melibatkan dua orang atau dua keluarga besar. Bahkan antar penduduk sebuah desa di Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Pemicu dari carok ini berupa perebutan kedudukan di keraton, perselingkuhan, rebutan tanah, bisa juga dendam turun-temurun selama bertahun-tahun.Pada abad ke-12 M, zaman kerajaan Madura saat dipimpin Prabu Cakraningrat dan abad 14 di bawah pemerintahan Joko Tole, istilah carok belum dikenal. Bahkan pada masa pemerintahan Penembahan Semolo, putra dari Bindara Saud putra Sunan Kudus di abad ke-17 M tidak ada istilah carok. Munculnya budaya carok di pulau Madura bermula pada zaman penjajahan Belanda, yaitu pada abad ke-18 M.Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur, orang-orang bawah mulai berani melakukan perlawanan pada penindas. Senjatanya adalah celurit. Saat itulah timbul keberanian melakukan perlawanan. Namun, pada masa itu mereka tidak menyadari, kalau dihasut oleh Belanda. Mereka diadu dengan golongan keluarga Blater (jagoan) yang menjadi kaki tangan penjajah Belanda, yang juga sesama bangsa. Karena provokasi Belanda itulah, golongan blater yang seringkali melakukan carok pada masa itu.Pada saat carok mereka tidak menggunakan senjata pedang atau keris sebagaimana yang dilakukan masyarakat Madura zaman dahulu, akan tetapi menggunakan celurit sebagai senjata andalannya. Senjata celurit ini sengaja diberikan Belanda kepada kaum blater dengan tujuan merusak citra Pak Sakera sebagai pemilik sah senjata tersebut. Karena beliau adalah seorang pemberontak dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Celurit digunakan Sakera sebagai simbol perlawanan rakyat jelata terhadap penjajah Belanda.Sedangkan bagi Belanda, celurit disimbolkan sebagai senjata para jagoan dan penjahat. Upaya Belanda tersebut rupanya berhasil merasuki sebagian masyarakat Madura dan menjadi filsafat hidupnya. Bahwa kalau ada persoalan, perselingkuhan, perebutan tanah, dan sebagainya selalu menggunakan kebijakan dengan jalan carok. Alasannya adalah demi menjunjung harga diri. Istilahnya, daripada putih mata lebih baik putih tulang. Artinya, lebih baik mati berkalang tanah daripada menanggung malu. Tidak heran jika terjadi persoalan perselingkuhan dan perebutan tanah di Madura maupun pada keturunan orang Madura di Jawa dan Kalimantan selalu diselesaikan dengan jalan carok perorangan maupun secara massal. Senjata yang digunakan selalu celurit. Begitu pula saat melakukan aksi kejahatan, juga menggunakan celurit.Kondisi semacam itu akhirnya, masyarakat Jawa, Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, Sulawesi mengecap orang Madura suka carok, kasar, sok jagoan, bersuara keras, suka cerai, tidak tahu sopan santun, dan kalau membunuh orang menggunakan celurit. Padahal sebenarnya tidak semua masyarakat Madura demikian. Masyarakat Madura yang memiliki sikap halus, tahu sopan santun, berkata lembut, tidak suka bercerai, tidak suka bertengkar, tanpa menggunakan senjata celurit, dan sebagainya biasanya adalah dari kalangan masyarakat santri. Mereka ini keturunan orang-orang yang zaman dahulu bertujuan melawan penjajah Belanda. Setelah sekian tahun penjajah Belanda meninggalkan pulau Madura, budaya carok dan menggunakan celurit untuk menghabisi lawannya masih tetap ada, baik itu di Bangkalan, Sampang, maupun Pamekasan. Mereka mengira budaya tersebut hasil ciptaan leluhurnya, tidak menyadari bila hasil rekayasa penjajah Belanda.Share this:Pakaian Adat

Pakaian adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala (destar), baju lengan panjang tanpa leher dengan baju dalam warna belang-belang. Sepotong kain tersampir di bahunya dan ia memakai celana panjang sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.

3. Tari-tarian Daerah Jawa Timur

a. Tari Remo, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut tamu agung.b. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.c. Tari Tandakan, adalah jenis tari pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari tradisional yang berkembang didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari pergaulan maka tari ini bersuasana gembira dan berkesan akrab.

NGANGGONE OPO SENGT IKI FI.. TERSERHKebudayaan Jawa Timur Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.

1. Seni Tari Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.

2. Musik Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.

Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.

3. Rumah adat Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep). Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkansejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.

Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya. berbagai seni tradisi dan budaya tertuang dalam karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik, rumah joglo, keris dan gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti diatas sangat populer dan mendapatkan tempatnya sendiri di hati msyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta. Menginginkan suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan dengan berwisata adat dan budaya di yogyakarta. sekarang ini telah muncul banyak pilihan berwisata yang menawarkan sifat dan budaya lokal yang tercover dalam desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah dipadukan dengan kearifan lokal yang patut anda kunjungi. Selamat berwisata ke jogja

4. Pakaian adat Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d masyarakat magetan jawa timur5. Kerajinan tangan Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu lainnya. Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan.

6. Perkawinan Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

7. Festival Bandeng Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini. Kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi) bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo. Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak ada lelang, kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan bandeng dengan bobot tak wajar alias raksasa.Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama Kabupaten Sidoarjo. Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa bandeng yang paling sehat dan terbaik.

8. Upacara Kasodo Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

9. Parikan Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Ketiga jenis parikan tersebut adalah lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).

10. Ketoprak Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.

11. Reog Ponorogo Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan. Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu. Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar. Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.

12. Karapan Sapi Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

Ritual Seblang adalah salah satu ritual masyarakat Using yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan kecamatan Glagah, Kab.Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan desa Olehsari. Seblang atau Sebele ilang (sialnya hilang) Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram.Penyelenggaraan tari adat Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha. Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa Olehsari, penarinya harus gadis yang belum akil baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya harus wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid (menopause). Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung. Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang.. Sang dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (taksadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), Mulailah menari dengan gerakan monoton mata terpejam dan mengikuti irama gendhing yang di mainkan. Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron. Sedangkan di desa Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal. Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprok atau mahkota. Menurut pengakuan penari seblang didesa olehsari selama menjadi penari, dia harus menari selama lima jam dalam kondisi tidak sadar. Memakai omprog, kemben dan sewek dia harus menari berkeliling pentas. Memasuki ritual tundik, dia melempar selendang ke arah penonton. Siapa yang menerima selendang itu, dia yang harus menari bersama di atas pentas. Konon katanya yang mendapat selendang itu berarti dia mendapakan keberuntungan. Dia juga mengatakan saat sebelum memakai omprog, dirinya masih keadaan sadar. Namun, apabila sudah bau dupa dan memakai omprog dia terasa didatangi oleh seorang perempuan cantik. Memakai kemben berwarna hijau dan sewek serta memakai selendang yang dibalutkan ke pinggulnya. Setelah itu, saya tidak ingat lagi. Pokoknya seperti orang jalan jalan tapi tidak sampai - sampai, katanya. Setelah menari, juga merasa capek. Namun, hal itu tidak dia rasakan. Yang paling penting, menurutnya adalah agar desanya terbebas dari marabahaya.

1. Ritual Seblang Olehsari Suara angklung paglak terdengar sayup sayup ditelingga masyarakat sekitar Desa Olehsari kecamatan Glagah. Suara angklung paglak yang berada di pinggir jalan raya Ijen itu merupakan tanda bahwa desa tersebut sedang punya gawe. Kalangan bapak bapak dan pemuda desa, mulai mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk pentas yang akan digunakan untuk penari seblang. Nama upacara adat Seblang merupakan upacara bersih desa untuk menolak balak yang diwujudkan dengan mementaskan kesenian sakral yang disebut : Seblang yang berbau mistis.Seblang olehsari ditarikan oleh wanita muda selama tujuh hari berturut turut. Penari menari dalam keadaan kesurupan (tidak sadar). Ia menari mengikuti gending usingan atau lagulagu sebanyak 28 dan dinyanyikan oleh beberapa sinden. Pada penari Seblang di desa Olehsari, omprok (tutup kepala) biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprok. Sebelum Ritual Seblang dilaksanakan, pada malam hari sebelumnya, masyarakat desa itu menggelar selamatan yang dikuti oleh seluruh warga. Pelaksanaan Ritual Seblang dilaksanakan 7 hari setiap sore dan prosesinya sama, kecuali pada hari terakhir ada prosesi Seblang Ider bumi, keliling kampung. Pada prosesi gending "Kembang Dermo", Seblang menjual bunga. Bunga itu ditancapkan pada sebatang bambu kecil yang terdiri 3 kumtum bunga sehingga mudah untuk dibawa. Hampir semua masyarakat desa, para penonton berebut untuk membeli bunga itu. Bunga-bunga itu disimpan untuk ana-anak atau diletakkan disuatu tempat tertentu di rumah maupun di sawah yang dipercaya sebagai tolak balak untuk mengusir pengaruh-pengaruh jahat, balak penyakit maupun keberuntungan. Prosesi berikutnya yang disebut "Tundikan", dimana Seblang mengundang tamu atau penonton untuk menari bersama di atas pentas, yaitu dengan cara melemparkan selendang atau sampur kepada penonton. Dalam keadaan kesurupan dan mata terpejam, penari seblang menunjuk ke arah penonton dimana penari melemparkan selendangnya dan mengenai seseorang penonton. Penonton berharap bisa mendapatkan Tundik ini dan menari bersama seblang, karena dipercaya ia akan mendapat keberuntungan.Tempat : Desa Olehsari,Kec. Glagah

2. Ritual Seblang Bakungan Seblang bakungan tujuannya sama yaitu merupakan upacara penyucian desa. Upacara ini dilakukan satu malam, seminggu setelah hari raya Idul Adha. Tujuan dari upacara ini adalah menolak balak, yakni dengan mengadakan pertunjukan seblang di malam hari, setelah maghrib. Acara dibuka dengan parade oncor keliling desa (Ider bumi) yang diikuti oleh penduduk desa. Seblang bakungan ditarikan oleh seorang wanita tua di depan sanggar Seni Bunga Bakung Kelurahan Bakungan Kec.Glagah. Setelah diberi mantra mantra ia menari dalam keadaan tidak sadar mata terpejam,. Lagu lagunya atau gending using ada 12 di antaranya Seblang, Podo nonton, ugo-ugo, kembang Gading dan lainnya. yang menceritakan tentang kehidupan, karamahan, lingkungan hidup,dsb. Sebelum melakukan upacara, warga Bakungan ziarah ke makam buyut Fitri yang merupakan tetua desa dengan membawa ubo rampe. Setelah ziarah, seluruh warga mulai menyiapkan prosesi seblang dengan menyiapkan sesaji mulai ketan sabrang, ketan wingko, tumpeng, kinangan, bunga 500 biji, tumpeng takir, boneka dan pecut hingga kelapa sebagai lambang kejujuran. Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang dipakai dalam penari Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan dihiasi bunga-bunga segar meski tidak sebanyak penari seblang di Olehsari. Disamping ada unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini. Kegiatan berakhir tengah malam setelah acara"Adol Kembang". Para penonton kemudian berebut berbagai bibit tanaman yang dipajang di panggung dan mengambil kiling (baling-baling) yang di pasang di sanggar. barang-barang yang diambil tersebut dapat di percaya dapat digunakan sebagai alat penolak balak. Banyak hal menarik dari seni dan kebudayaan yang terdapat di propinsi Jawa Timur. Banyak kesenian khas yang menjadi ciri khas dari budaya yang terdapat di daerah Jawa Timur. Propinsi yang ada di bagian timur pulau jawa ini memiliki banyak keunikan, diantaranya adalah kebudayaan dan adat istiadat dari di Jawa Timur. Namun banyak di antaran kebudayaan Jawa Timur menerima pengaruh dari propinsi Jawa Tengah. Contohnya adanya kawasan yang dikenal sebagai Mataraman. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan dari Kesultanan Mataram. Daerah tersebut terdapat di eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi. Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan Angling Darma.Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui. Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini. Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini. Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta. Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu. Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan. Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian. Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep). Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang. Mayoritas suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam dan Hindu. Sedangkan mayoritas Suku Tengger menganut agama Hindu. Pada Pakaian adat Jawa Timur mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan kebudayaan Jawa Timur. Selain itu yang membedakan pakain adat Jawa Timur dengan Jawa Tengah adalah penutup kepala yang dipakai atau Odheng. Arloji rantai danf sebum dhungket atau tongkat.Pakaian adat Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya dipakai pada saat acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur. Selain busana Mantenan, pakaian khas Madura juga termasuk pakain adat Jawa Timur. Pakaian khas Madura biasa disebut pesaan. Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan kebaya. Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok. Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat jelas. Hal ini merupakan nilai budaya Madura yang sangat menghargai keindahan tubuh. Bukan sebagai sarana pornografi. Warna warna yang mencolok dan kuat yang dipakai dalam busana Madura mennjukan karakter orang Madura yang tidak pernah ragu ragu, berani, terbuka dan terus terang. Sedangkan untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang. Lengkap dengan odeng yang menunjukan derajat kebangsawanan seseorang. (nn)

Profil Perekonomian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang menentukan terhadap perkembangan masing-masing sektor produksi di masa depan. Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dapat dilihat melalui indikator laju pertumbuhan PDRB Kota Surabaya. Tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah dapat terlihat dari nilai PDRB suatu daerah tersebut. Indikator PDRB ini menunjukkan daya beli penduduk suatu kota. Dalam hal ini digunakan PDRB atas harga berlaku karena bertujuan untuk mengukur perubahan struktur ekonomi Kota Surabaya. Semakin besar PDRB suatu daerah maka semakin tinggi tingkat kemajuan pembangunan di daerah.Kota Surabaya merupakan ibu kota dari Propinsi Jawa Timur dimana propinsi ini memiliki peran perkonomian yang strategis dalam skala nasional. Propinsi Jawa Timur mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi daerah lain. Menurut data Badan Pusat Statistika Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,22 % dimana nilai tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 6,46%. Sedangkan Kota Surabaya memilliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Propinsi Jawa Timur. Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur dan Nasional tahun 2002 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur dan NasionalSumber: Badan Pusat Statistika Kota Surabaya, 2011Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang signifikan tersebut ditandai adanya pertumbuhan sektoral dimana Propinsi Jawa Timur memiliki 3 sektor utama (leading sector) yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor tersebut berturut-turut antara lain adalah perdagangan, hotel dan restoran sebesar 29,47 %; industri pengolahan sebesar 27,49 %; dan pertanian sebesar 15,75 %. Lihat Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Kontribusi PDRB Sektor Utama Propinsi Jawa TimurSumber: Bappeda Propinsi Jawa Timur, 2011Besarnya nilai kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran terhadap PDRB Jawa Timur. tidak lepas dari kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2010, kontribusi PDRB Surabaya terhadap Jawa Timur terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restauran (43,31%); sektor industri dan pengolahan (22,18%); pengangkutan dan komunikasi (9,86%; dan keuangan, persewaan, dan jasa-jasa (7,76%). Kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur tahun 2006 2010 secara detail dapat dilihat pada Tabel 2.4.Tabel 2.4 Kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 - 2010Sektor2006 (%)2007 (%)2008 (%)2009 (%)2010 (%)

1Pertanian0.20.17-7.711.870.09

2Pertambangan dan Penggalian0.120.11.651.650.01

3Industri dan Pengolahan26.1826.152.942.9422.18

4Listrik, Gas, dan Air Bersih36.2940.627.327.323.57

5Bangunan / Kontruksi50.3150.193.613.616.93

6Perdagangan, Hotel,dan Restauran28.2428.075.65.643.31

7Pengangkutan dan Komunikasi41.5240.6911.9611.969.86

8Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan30.5830.257.627.626.04

9Jasa-jasa21.0121.065.885.887.76

Sumber: BPS Kota Surabaya, 2011 Kontribusi tersebut tidak lepas dari peranan Kota Surabaya yang juga memiliki leading sector pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Untuk lebih detailnya PDRB per sektor lapangan usaha Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.5.Tabel 2.5 PDRB Kota Surabaya menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Periode 2006-2011 (dalam Jutaan Rupiah)LAPANGAN USAHA200620072008200920102011

PDRB dengan MIGAS127,215,909.53146,196,101.41168,372,260.78184,006,150.89211,620,190.99235,257,223.66

1Pertanian161,596.11167,805.86182,240.97195,098.88205,628.44178,517.17

2Pertambangan dan Penggalian15,208.7013,572.1315,877.8716,188.2916,814.5012,418.13

3Industri dan Pengolahan33,150,163.0637,268,034.5442,588,981.2944,905,010.6649,235,965.3651,064,301.93

4Listrik, Gas, dan Air Bersih3,390,379.594,627,511.165,631,003.556,356,425.926,995,347.258,498,518.16

5Bangunan / Kontruksi11,366,079.7212,112,359.0113,406,135.9115,044,036.7819,083,376.4516,218,469.27

6Perdagangan, Hotel,dan Restauran50,380,607.7659,082,724.6468,891,768.6074,668,903.6387,148,789.52102,972,404.53

7Pengangkutan dan Komunikasi11,654,513.0413,298,188.3815,069,194.7917,488,306.3320,238,218.6723,653,328.63

8Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan6,826,220.918,057,446.379,462,744.0210,534,978.6511,973,566.6714,191,565.89

9Jasa-jasa10,271,140.6411,568,459.3213,124,313.7814,797,201.7516,722,484.1318,467,699.95

Sumber: Badan Pusat Statistika Propinsi Jawa Timur, 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama periode enam tahun terakhir PDRB per sektor lapangan usaha Kota Surabaya mengalami peningkatan di segala sektor. Yang memiliki nilai terbesar dan peningkatan yang sangat signifian adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Untuk mengetahui trendnya secara lebih detail dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Grafik Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya per Sektor Lapangan Usaha Periode 2006-2011Keterangan:1: pertanian6: perdagangan, hotel & restoran

2: pertambangan & penggalian7: pengangkutan & komunikasi

3: industri pengolahan8: keu. persewaan, & jasa perusahaan

4: listrik, gas & air bersih9: jasa-jasa

5: bangunan

Berdasarkan trend pertumbuhannya, terdapat tiga sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Surabaya dan mengalami peningkatan yang signifikan selama periode enam tahun terakhir. Secara berturut-turut sektor tersebut adalah Sektor perdagangan, hotel, & restoran; Sektor industry pengolahan; dan Sektor pengangkutan & komunikasi. Kemajuan dari sektor-sektor ini tidak lepas dari peranan Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang akan beranjak menjadi kota megapolitan. Hal ini tentu saja akan mengenerate mobilitas penduduk yang semakin besar baik dari dalam kota maupun dari luar kota.Adanya kebutuhan mobilitas penduduk yang semakin besar terkait dengan aktivitas perkonomian yang berjalan maka dibutuhkan sebuah pelayanan transportasi yang berkapasitas besar dan ramah lingkungan atau disebut juga dengan mass transport. Fenomena yang ada sekarang adalah penduduk masih memilih kendaraan pribadi dikarenakan angkutan umum yang tidak representative baik dari segi kecepatan pelayanan maupun kenyamanan. Dapat diprediksikan bahwa perkonomian Surabaya akan terakselerasi dengan lebih baik jika didukung peranan pelayanan moda transportasi yang mampu mengimbangi kebutuhan mobilitas penduduk. Dan hal ini tentu saja jugas mendukung visi dari Kota Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan. SUMBERKURencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2006.http://letter03.blogspot.com/2010/04/kebudayaan-dan-kesenian-jawa-timur.htmlhttp://indonesia-liek.blogspot.com/2010/12/budaya-jawa-timur-kebudayaan-daerah.htmlwww.google.budayajawatimur.co.idwww.wikipedia.com