sop laboratorium pkm standar 1

66
UPTD Puskesmas Ulaweng Jl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng TES HEMOGLOBIN (Hb) NO. DOKUMEN LAB-01-10 REVISI A HALAMAN 1/2 PROSEDUR TETAP TANGGAL 1-10-2010 Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng A. Makkulasse,S.Sos Nip.19650810 199103 1 030 PENGERTIAN TUJUAN PROSEDUR Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah. Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hemoglobin Pra Analitik Metode: Sahli Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosit akan bereaksi dengan Asam Klorida membentuk acid hematin yang kemudian diukur dengan membandingkan pada skala. Alat : 1. Hemaoglobinometer set 2. Pipet Tetes 3. Clinepette 20 ul 4. Botol kecil/tabung Bahan : - Darah Kapiler atau darah

Upload: akmal-kun

Post on 10-Jul-2016

203 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

sop laboratorium pkm

TRANSCRIPT

Page 1: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES HEMOGLOBIN (Hb)

NO. DOKUMEN

LAB-01-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDURTETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Tes hemoglobin (Hb) adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar

Hb dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan

hemoglobin

Pra Analitik

Metode: Sahli

Prinsip : Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosit

akan bereaksi dengan Asam Klorida membentuk acid

hematin yang kemudian diukur dengan membandingkan

pada skala.

Alat :

1. Hemaoglobinometer set

2. Pipet Tetes

3. Clinepette 20 ul

4. Botol kecil/tabung

Bahan : - Darah Kapiler atau darah EDTA

Reagen

- Larutan HCl 0,1 N

- Aquadest

Bahan Pemeriksaan

Page 2: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Darah vena yang sudah diberi antikoagulan

Analitik

Cara Kerja

1. Kedalam tabung Hb dimaksukkan larutan HCL 0,1 N.

Sampai tanda 2

2. dihisap darah dengan pipet sampai tanda 20 Hapus

kelebihan darah yang melekat pada bagian luar dengan

tissue.

3. Campur darah dengan larutan dalam tabung, Pipet dibilas

beberapa kali dengan larutan tersebut.

4. Campuran larutan ini sampai homogen dengan

menggoyang tabung secara perlahan-lahan biarkan selama

5 menit

5. Baca Hb dengan membandingkan pada standar sambil

ditambahkan larutan aguadest sampai didapatkan warna

yang sesuai

6. Kadar Hb ditentukan membaca skala pada tabung.

Pasca Analtik

Nilai Rujukan :

o Laki-laki (>15 tahun) : 12- 14 gr/dl

o Perempuan : 12 - 14 gr/dl

o 5 – 9 tahun : 11,5 gr/dl

o 10 – 14 tahun : 12 gr/dl

o Anak-anak (0,6 – 4 th): 11 gr/dl

Interprestasi

Anemia apabila Hb kurang dari nilai normal

o Catat hasil di buku arsip

Page 3: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

HITUNG JUMLAH LEUKOSIT

NO. DOKUMEN

LAB-02-10

REVISI

A

HALAMAN

1/3

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Hitung leukosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar

leukosit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung

jumlah lekosit

Pra Analitik

Metode neubouer

Prinsip

Darah diencerkan lalu dihitung jumlah leukosit dalam volume

pengenceran tertentu. Dengan mengalikan terhadap faktor

perhitungan, diperoleh jumlah leukosit dalam satuan volume

darah

Alat :

1. Mikroskop dengan lensa objektif 10X

2. Counter

3. Pipet mikro 20 ul / pipet sahli

4. Kit Improved neubaver yang di lengkapi dengan kaca

penutup khusus

5. Pipet Pasteur

6. Tabung reaksi

Reagen/Bahan Pemeriksaan : larutan turk siap pakai dan darah

vena yang sudah di beri antikoagulan.

Analtik

Page 4: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Cara Kerja

Mengisi Pipet Leukosit

Isaplah darah (Kapiler, EDTA) sampai kepada

garis tanda 0,5 tepat

Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung

pipet

Masukkan ujung pipet dalam larutan turk diisap

perlahan-lahan sampai garis tanda 11. hati-hati

jangan sampai terjadi gelembung.

Angkat pipet dari cairan tutup ujung pipet dengan

ujung jari lalu lepaskan karet pengisap.

Kocoklah pipet selama 15-30 menit

Mengisi Kamar Hitung

1. Letakkan kamar hitung yang sudah bersih benar dengan

kaca penutupnya terpasang mendatar diatas meja.

2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit

Buang cairan 3 atau 4 tetes dan sentuhkan ujung pipet

dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung

dengan menyingung pinggir kaca penutup. Kamar hitung

terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya.

3. Biarkan kamar hitung selama 2 menit supaya leukosit

dapat mengendap.

Menghitung jumlah sel

1. Hitung semua leukosit yang terdapat dalam 4 bidang pada

sudut-sudut permukaan.

2. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus kekanan,

kemudian turun ke bawah, dari kanan kekiri lalu turun lagi

kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan seterusnya.

Cara ini berlaku untuk ke 4 bidang besar.

3. Sel-sel yang letaknya menyinggung garis batas sebelah

atas dan kiri harus di hitung.

Page 5: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

4. dan sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas

bawah dan kanan tidak di hitung.

Perhitungan

1. Pengenceran darah dalam pipet = 20 X, sedangkan luas

tiap bidang besar = 1 mm2 dan tinggi kamar hitung = 0,1

mm. leukosit dihitung X faktor perhitungan

Faktor Perhitungan = 20 x 50

4x1x0,1

Jadi jumlah leukosit per ul darah = jumlah leukosit yang

dihitung dalam 4 bidang besar x 50

Pelaporan

Jumlah leukosit = Nx50 =……………… /mm3

Pasca Analitik

Nilai normal

4000-10.000/mm3 darah

Page 6: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

HITUNG JUMLAH ERITROSIT

NO. DOKUMEN

LAB-03-10

REVISI

A

HALAMAN

1/3

PROSEDURTETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Hitung jumlah eritrosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui

kadar eritrosit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung

jumlah eritrosit.

Pra Analitik

Metode : Neubauer

Prinsip

Darah diencerkan kemudian di hitung jumlah eritrosit yang

ada dalam volume pengenceran tertentu. Dengan

mengalikan terhadap faktor perhitungan yang diproleh

jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

Alat

1. Pipet mikro 20 ul/ pipet sahli.

2. Pipet volumetrik 5 ml.

3. Kamar hitung improved nuebauer yang dilengkapi

kaca penutup khusus.

4. Pipet Pasteur

5. Mikroskop dengan lensa 10x, 40x.

6. Counter

7. Botol kecil

Reagen : Larutan Hayem

Page 7: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Bahan Pemeriksaan

Darah vena yang sudah diberi antikoagulan

Analitik

Cara Kerja:

o Mengisi Pipet Eritrosit

1. Pipetlah 4 ml larutan Hayem dengan pipet volumtrik

masukkan dalam botol kecil

2. Hisaplah darah yang akan diperiksa dengan pipet

mikro 20 ul.

3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian

luar pipet dengan kertas tissue

4. Masukkan ujung pipet tersebut kedalam wadah yang

berisi larutan Hayem. Bilaslah pipet tersebut dengan

larutan Hayem sebanyak 3x, kemudian wadah ditutup

kembali dengan karet penutup dan kocok memutar +- 2

menit.

o Mengisi Kamar Hitung

1. Ambil kamar hitung yang bersih, kering dan

letakkan dengan kaca penutup terpasang mendatar.

2. Dengan pipet Pasteur teteskan 1-2 tetes larutan

dengan cara menyentukan ujung pipet pada pinggir

kaca penutup.

3. Biarkan kamar hitung terisi sendiri secara perlahan-

lahan dengan sendirinya.

o Menghitung jumlah sel

1. Letakkan kamar hitung diatas meja mikrosof

2. Dengan menggunakan lensa objektif 10 x

kemudian dengan lensa objektif 40 x, hitung semua

eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil 5 kotak

yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil.

3. Mulailah mengitung dari sudut kiri atas terus

Page 8: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

kekanan kemudian turun kebawah, dari kiri lalu

turun kebawah dan mulai lagi dari kiri kekanan dan

seterusnya. Sebaliknya sel-sel yang menyinggung

garis bawah dan kanan tidak dihitung.

Perhitungan

Pengenceran darah dalam pipet eritrosit = 20 x

Sedangkan luas tiap bidang kecil = 1/400 mm2 dan

tinggi kamar hitung 1/10 mm.

Eritrosit dihitung dalam 5x16 bidang kecil-kecil

sehingga jumlah luasnya = 80 X I/400 mm2 = 1/5 mm2

Faktor perkalian = 5 X 10 X 200 = 10.000

Jadi Jumlah Eritrosit = N X 10.000 / mm darah

N = Jumlah eritrosit yang dihitung dalam 5 bidang

Pelaporan :

Eritrosit = …../mm

Pasca Analitik

o Nilai normal

Pria : 4,5 – 5,5 juta/cmm darah

Wanita : 4,0 – 5,0 juta/cmm darah

Page 9: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

HITUNG TROMBOSIT

NO. DOKUMEN

LAB-04-10

REVISI

A

HALAMAN

1/3

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

KBIJAKAN

PROSEDUR

Hitung trombosit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar

trombosit dalam darah.

Sebagai acuan dalam menerapkan langka-langka dalam

pemeriksaan trombosit

Keputusan direktur No. RSUD.2010 tentang standar prosedur

operasional dilingkungan RSUD Tenriawaru Bone.

Pra Analitik

Metode : Indirek

Prinsip

Setelah darah dipaparkan pada objek glass lalu dicat

giemsa dan di hitung per 10 lapangan pandang

Alat

1. Mikroskop

2. Kaca objektif yang kering, bebas lemak dan debu

3. Minyak imersi

4. Kaca pengeser

5. Pensil kaca

6. Rak pengecetan

7. Rak pengerin

Reagen

- Larutan Giemsa

- Alkohol 96 %

Page 10: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Bahan pemeriksaan

1. Darah vena dengan antikoagulan

2. Darah Kapiler

Analitik

Pembuatan sediaan hapus darah

1. Teteskan 1 tetes darah diatas objek +- 2 cm dari tepi.

Letakkan kaca tersebut diatas meja dengan darah disebelah

kanan.

2. Dengan tangan kanan letakkan tangan pengeser disebelah

kiri tetesan.

3. Gerakkan kekanan hingga menyentuh tetesan darah.

4. Biarkan darah menempel dan menyebar rata dipinggir kaca

pengeser.

5. Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30-40

derajat. Jagan menekan.

6. Biarkan sediaan tersebut kering diudara, lalu tulislah nama

pasien/ no kode pada bagian tebal sediaan dengan pensil

kaca.

Pewarnaa tersediaan hapus

1. Fiksasi dengan alkohol 965 selama 2-3 menit, biarkan

kering.

2. Letakkan sediaan pada rak pewarnaan dengan lapisan

darah diatas.

3. Teteskan larutan gemsa sampai seluruh sediaan tertutup

dengan biarkan 5-10 mennit, dengan larutan gimsa yang

sudah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan

1:5

4. Buang larutan gimsa, cuci dengan air mengalir sampai

hilang kelebihan warnanya

5. Letekan pada rak pengering dengan posisi tegak biarkan

mongering

Page 11: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Perhitungan

Pilih daerah dimana trombosit tersebar merata dan jelas,

yaitu pada bagian halusan yang tipis dengan lensa objektif

10X, periksa dengan objektif 100X, setelah sediaan ditetesi

dengan minyak emersi. Hitung jumlah trombosit pada 10

lapangan pandang, missal “N”, hasil dikali1000

Trombosit = N x 1000

Pelaporan : Jumlah Trombosit = …………../mm3

Pasca Analitik

Nilai Normal = 150.000-400.000/mm3 darah

Page 12: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

HITUNG HEMATOKRIT

NO. DOKUMEN

LAB-05-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Hitung Hematrokit adalah pemeriksaan untuk mengetahui kadar

hematokrit dalam darah.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan hitung

hematokrit

Pra Analitik

Metode

Mikro hematokrit

Prnisip

Mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah,

dinyatakan dalam %

Alat

1. Centrifuge

2. Tabung Wintrobe

3. Pipet Pasteur

Bahan Pemeriksaan

Darah dengan antikoagulan

Analitik

Darah di campur dengan seksama hingga homogen

1. Dengan menggunakan pipet Pasteur darah dimaksukkan

kedalam tabung wintrobe hingga mencapai garis tanda

100, dimulai dari dasar tabung dan hindari terjadinya

gelembung udara didalam tabung

2. Sebelum di putar tabung wintrobe dibalut dengan kertas

Page 13: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

tissue untuk menhindari benturan

3. Tabung yang berisi darah dipusing selama 30 menit

dengan kecepatan 2000-2300 g

Perhitungan

Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai

hematrokrit dinyatakan dalam %

Pasca Analitik

Nilai Normal

Laki-laki : 40-50 %

Perempuan : 37-43 %

Page 14: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES LAJU ENDAP DARAH WESTERGREN (LED)

NO. DOKUMEN

LAB-06-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Tes Laju Endap Darah adalah pengukuran kecepatan pengendapan

eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan darah yang mengandung

antikoagulan.

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk pemeriksaan laju

endap darah

Pra Analitik

Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus

Persiapan sampel: Menggunakan sampel darah EDTA

Alat dan Bahan:

1. Pipet Westegreen

2. Antikoagulan natrium sitrat 3,8% dengan

perbandingan 1 : 4

3. Sampel darah vena

4. Rak pipet Westegreen

Analitik

Cara Kerja :

1. Siapkan sampel yang akan diperiksa, 4 bagian darah

dicampur dengan 1 bagian larutan Na, Sitrat. (1,6 ml darah

+ 0,4 ml Na. Sitrat).

2. Pipet sampel darah sampai tanda 0, letakkan pada rak pipet

tepat menutup darah diatas karet agar sampel tidak tumpah

3. Tegakkan pipet (90%) pad raknya.

4. Setelah 1 jam pertama, dan 1 jam kedua dibaca jarak dari

Page 15: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

permukaan meniskus sampai puncak kolom eritrosit yang

mengendap (dalam mm), catatan sebagai LED

5. Hasil yang didapatkan ditulis pada blanko hasil, dan tanda

tangani oleh dokter

Pelaporan :

Laju Endap Darah (LED) : ................mm/jam

Pasca Analitik

Nilai rujukan : Perempuan : < 20 mm/jam

Laki-laki : < 10 mm/jam

Page 16: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES WAKTU PEMBUKUAN DARAH (CT)

NO. DOKUMEN

LAB-07-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030.

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya waktu yang diperlukan

darah untuk membeku

Sebagai acuan penerapan langka-langka untuk mengetahui faktor-

faktor koagulasi darah, terutama faktor pembentuk tromboplastin

dan trombosit.

Pra Analitik

Persiapan pasien :

a. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk menentukan

waktu pembukuan.

b. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum

sebelum tes.

c. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes

seperti thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen

atau anti inflamasi.

d. Jelaskan untuk tidak takut waktu diambil darahnya

walaupun ada sedikit rasa sakit dan tidak enak.

Alat : tabung reaksi 100 x 10 mm, 4 buah : stop watch dan

waterbath.

Analitik

Cara Kerja :

1. Tempatkan keempat tabung reaksi dalam waterbath (37

2. Ambil darah vena, jalankan stopwatch saat darah tampak

Page 17: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

di dalam spoit. Tuangkan 1 ml ke dalam setiap tabung.

3. Setelah 3 menit, mulailah mengamati keempat tabung

4. Angkat tabung tegak lurus lalu miringkan tiap 30 detik

sampai darah terlihat membeku.

5. Catat selang waktu saat pengembalian darah sampai darah

membeku.

Pasca Analitik

Nilai rujukan : 4-10 menit

Waktu bekuan memanjang (trombosis)

Page 18: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES WAKTU PERDARAHAN DARAH (BT)

NO. DOKUMEN

LAB-08-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Dengan tes ini dapat ditentukan lamanya perdarahan setelah dibuat

tusukan atau insist kecil pada permukaan kulit kuping telinga atau

bagian volar lengan bawah.

Sebagai acuan penerapan langka-langkah dalam pemeriksaan

waktu perdarahan dan Untuk menilai faktor-faktor hemostasis

ektravaskuler.

Pra Analitik

Persiapan pasien :

e. Terangkan bahwa tes ini digunakan untuk mengukur waktu

berhentinya perdarahan atau terjadinya koagulasi.

f. Jelaskanlah bahwa tidak ada larangan makan atau minum

sebelum tes.

g. Ditanyakan apakah mengkomsumsi obat sebelum tes

seperti thiazid, sulfonamid, antineoplastik, antiokoagen

atau anti inflamasi, aspirin.

h. Jelaskan hal yang diperlukan seperti dipasangi alat

pengukur tekanan darah, diinsisi kecil dua garis dan akan

ada perdarahan sekitar 10-20 menit.

Alat dan bahan : Lanset, antiseptik, kertas saring, plester,

stop watch dan tensi meter

Analitik

Page 19: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

1. Cara duke

Disinfeksi kuping telinga dengan antiseptik sebagai

tempat tusukan.

Tusuk sedalam 2-4 mm dengan lanset dan jalankan

stop watch.

Lap dengan kertas saring tiap 30 detik damapi

perdarahan berhenti, tanpa menyentuh permukaan

kulit

Catat waktu anatara tusukan sampai perdarahan

berhenti.

Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu pada 3

tusukan tersebut.

2. Cara IVY-Template

Hampir sama dengan cara duke, tetapi tusukan diganti

dengan insisi pada bagian volar lengan bawah yang bebas

vena berupa dua garis insisi dengan kedalaman 1 mm dan

panjang 4 mm. Waktu perdarahan ialah rata-rata waktu

perdarahan pada 2 garis tersebut. Bekas insisi didisinfeksi

dan ditutup dengan plaster.

Pasca Analitik

Nilai rujukan :

1. Cara duke : 3-7 menit

2. Cara IVY : 2,5-9,5 menit

Page 20: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES CHOLESTEROL

NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

TesCholesterol adalah tes untuk mengetahui kadar lipid dalam

darah. tes untuk mengetahui kadar lipid dalam darah.yang

berhubungan dengan penyakit vascular yang mencakup penyakit

jantung koroner ,penyakit pembuluh darah otak dan penyakit

pembuluh darah perifer.

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan

Cholesterol

Pra Analitik :

PERSIAPAN PASIEN

- Penderita puasa 10-14 jam sebelum pemeriksaan

termasuk menghentikan merokok dan olah raga

tetapi diperbolehkan minum air putih.

- Pasien dalam keadaan stabil,tidak mendapat obat

yg mempengarungi kadar lipid dalam 2 minggu

terakhir.

- Pasien tdk mengalami strees oleh penyakit akut.

Analitik

Prinsip test :

Bahan : Serum, plasma EDTA

Reagen :

Alat :

Pasca Analitik : nilai normal : < 200 mg/dl

Page 21: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Page 22: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

PEMERIKSAAN : GDP, 2 JAM PP, GDS

NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Pemeriksaan Glukosa darah merupakan test saring pada penderita

diabetes mellitus.

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan

Glukosa darah dalam darah.

Pra Analitik

GDP : Pasien dipuasakan 8 – 12 jams ebelum pemeriksaan

GDPP 2 jam dilakukan 2 jam setelah GDP

Pasien diberikan makanan yang mengandung 100 gr karbohidrat

sebelum pemeriksaan

Metode :

Material pemeriksaan : Serum, plasma EDTA

Analitik

Alat :

Pasca Analitik :

Nilai normal

GDS : < 180 mg/dl

GDP : < 110 mg/dl

GDPP 2 jam : <110 mg/dl

UPTD TES KEHAMILAN

Page 23: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng NO. DOKUMEN

LAB-07-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Tes kehamilan (plano tes) adalah merupakan suatu tahap test strip

yang menggunakan urine seara immunokromatografi untuk

mendeteksi adanya HCG dalam urine dan juga mendeteksi

adamnya kehamilan

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan

test Kehamilan.

Pra Analitik

Persiapan sampel

Sampel yang digunakan sebaiknya urine pertama pagi hari

Prinsip tes : immunokromatografi

Alat dan bahan :

- Pot urine

- Kit EXCEL Hcg

- Urine (sebaiknya urine pagi hari)

Analitik

Cara kerja

1. Alat tes dilepas dari tutupnya dan dicelupkan kedalam pot

urine

2. Tunggu pada garis merah muncul pada alat tes ( C/T)

Pasca Analitik

Interprestasi hasil

Positif : terbentuk 2 garis mareh pada bagian control (C)

Page 24: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

dan tes (T)

Negatif : hanya 1 garis merah yang muncul pada bagian

kontrol (C)

Invalid : tidak timbul garis merah sama sekali atau timbul

hanya pada bagian tes (T)

Page 25: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

TES WIDAL

NO. DOKUMEN

LAB-08-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Widal adalah pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit typoid

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan

widal.

Pra Analitik

Metode : Slide

Prinsip

Jika antigen dengan antibodi yang homolog dari penderita

tipoid fever akan terjadi aglutinasi

Alat :

1. Gelas objek

2. Pengaduk

3. Mikroskop

4. Mikropipet ukuran 80 ul, 40 ul, 20 ul, 10 ul 5 ul

Reagen

1. Antigen Ty O

2. Antigen Ty H

3. Antigen Ty HA

4. Antigen Ty HB

Analitik

Cara Kerja

1. Teteskan serum penderita pada gelas objek dengan

Page 26: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

mengunakan clinipett masing-masing 80 ul, 40 ul, 20 ul,

10 ul, 5 ul.

2. Tambahkan antigen Ty O satu tetes pada masing-masing

serum tersebut diatas.

3. Kerjakan seperti tersebut diatas dengan mengunakan

antigen Ty H, HA, HB.

4. Campurkan serum dan antigen pada gelas objek dengan

menggunakan pengaduk, dimulai dari gelas objek yang

berisi serum penderita 5 ul.

5. Reaksi aglutinasi dibaca tidak boleh lebih dari 1 menit.

Pembacaan

1. Uji widal dikatakan positif bila terjadi aglutinasi dalam

waktu 1 menit.

2. Pengenceran dihitung dari kiri kekanan sbb:1/20, 1/40,

1/80, 1/160, 1/320.

3. Titer dari serum adala pengenceran tertinggi yang masih

memberi reaksi aglutinasi.

Pasca Analitik

Pelaporan

1. Hasil ditulis berdasarkan pengenceran terakhir yang masih

aglutinasi.

2. Contoh :

Aglutinasi terakhir pada gelas objek pengenceran

dilaporkan A Ty O positif 1/80

Nilai Normal = Negatif

UPTD URINALISIS

Page 27: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

LAB-09-10

REVISI

A

HALAMAN

1/6

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Urinalisis atau analisis urin adalah tes laboratorium terhadap

spesimen urin yang dapat memberikan informasi keadaan ginjal dan

saluran kemih, baik prerenal, renal maupun post renal. Urinalisis

terdiri dari tes makroskopik, mikroskopik dan kimia.

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan

urinalisa

1. Prosedur dilaksanakan oleh analis laboratrium yang

bertugas.

2. Analis tersebut memakai sarung tangan, masker serta baju

laboratrium karena sampel adalah bahan efeksius.

Pra Analitik

1. Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus, kecuali untuk

tes urin post prandial, pasien berkemih setelah makan 1 ½ -3

jam

2. Persiapan sampel

- wadah penampung bersih dan kering

- identifikasi sampel : nama, nomor, alamat, umur

- urin diperiksa dalam waktu ≤ 2 jam setelah dikemihkan

- sampel urin sewaktu, untuk tes esbach : urin 24 jam atau 12

jam

3. Alat dan bahan

- wadah penampung urin bersih dan kering atau steril untuk

Page 28: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

tes mikrobiologi

- gelas volume / gelas takar

- tabung reakksi

- pipet tetes

- mikroskop

- kaca obyek dan kaca penutup

- sentrifus

- alat uriscan dan reagen stripnya

- tabung esbach, reagen esbach, asam sulfosalisilat 20 %

untuk tes protein kuantitatif

- thermometer, asam asetat 50 % untuk tes protein bence

jones

Analitik

Cara kerja

1. Tes makroskopik:

- Perhatikan warna / kejernihan dan bau

- Ukur volume urin menggunakan gelas takar

2. Tes Kimia

- Celup 1 lembar reagen strip kedalam urin sampai urin

mengenai area reaksi

- Letakan pada alat uriscan, jalankan sesuai prosedur

- Hasil keluar dalam bentuk lembar print out, berupa: berat

jenis (BJ), pH, Leukosit, Nitrit, protein, glukosa, keton,

urobilinogen, bilirubin, dan hemoglobin, vitamin C

3. Tes mikroskopik / sedimen

- masukkan 10 – 15 ml urin kedalam tabung reaksi, sentrifus

selama 5 menit pada 1500-2000 rpm

- Buang cairan di bagian atas tabung, sehingga volume cairan

dan sendimen tingga 0,5-1 ml

- Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen

- Letakkan 2 tetes suspensi tersebut diatas kaca obyek lalu

Page 29: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

tutup dengan kaca penutup

- Periksa sedimen dibawah mikroskop dengan lensa objektif

10X untuk LPK untuk melaporkan jumlah rata-rata

sediment, serta lensa obyektif 40X untuk LPB untuk

melaporkan jumlah rata-rata eritrosit dan leokosit

- Tulis hasil yang diperoleh berupa : Elemen organik yaitu

jumlah sel erosit, leukosit, epitel, silinder, bakteri, jamur,

parasit; dan elemen anorganik berupa kristal, zat lemak,

4. Tes protein kuantitatif secara esbach

1. Tambahkan 3-5 tetes as. Asetat glacial ke dalam urin

2. Isi tabung Esbach dengan sampel urin sampai garis bertanda

U

3. Tambahkan reagen esbach pada sampel tersebut sehingga

garis bertanda R

4. Tutup tabung lalu bolak-balikkan tabung 12 kali (jangan

dikocok)

5. Letakkan tabung pada Rak dalam posisi tegak dan biarkan

selama 18-24 jam. Tinggi kekeruhan dibaca dan

menunjukkan banyaknya gram protein perliter urin

5. Tes protein bence jones

Sebelum melakukan penetapan ada tidaknya protein dengan tes

asam sulfosalisilat yaitu dengan cara:

1. Masukkan masing-masing 2 ml urin yang jernih kedalam 2

tabung reaksi.

2. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisilat 20 % kedalam salah

satu tabung lalu kocok.

3. Bandingkan kedua tabung, jika tetap sama jernihnya, maka

hasil tes negatif.

6. Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, maka

panasi tabung tersebut diatas nyala api sampai mendidih lalu

dinginkan kembali dengan air mengalir

Page 30: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

7. Jika kekeruhan tetap ada saat pemanasan dan terus menetap

sampai dingin kembali, maka tes terhadap protein positif.

Protein ini mungkin albumin atau globilin atau keduanya

8. Jika kekeruhan hilang saat pemanasan tetapi timbul kembali

setelah dingin, lanjutkan dengan tes protein bance jones

9. Jika tes protein dengan asam sulfosallisilat negatif, maka

protein bance jones pasti tidak ada

Lakukan tes protein bence jones

1. Masukkan kira-kira 5 ml urin dan sebatang termometer

kedalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung itu kedalam

gelas kimia berisi air.

2. Panasi gelas kimia tersebut dan perhatikan suhu pada

termometer

3. Catat suhu saat mulai timbul kekeruhan sampi kekeruhan

maksimal

4. Angkat tabung reaksi dari air lalu panaskan langsung diatas

nyala api sampai isinya mendidih dan perhatikan kekeruhan:

a. Jika kekeruhan lenyap, biarkan urin itu mendingin dan catat

suhu saat kekeruhannya timbul lagi.

b. Jika kekeruhan tidak hilang saat dipanasi, tambahkan 1 ml

asam asetat 50 % tetes demi dan teruskan pemanasan

sampai urin mendidih. Jika kekeruhannya menetap,

saringlah urin tersebut dalam keadaan mendidih dengan

kertas saring lalu perhatikan kekeruhan pada filtratnya. Jika

kekeruhan timbul lagi saat urin mendingin dan menghilang

lagi jika dipanaskan maka tes protein bence jones positif

Pasca Analitik

Nilai rujukan:

tes makrosopik dan tes kimia

10. Warna/kejernihan : kuning jernih atau sedikit keruh

11. Bau : berbau khas asam organik

Page 31: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

12. Berat jenis (BJ) : 1, 010 – 1,020

13. pH : 4,5 – 8,0

14. Leukosit : negatif

15. Nitrit : negatif

16. Protein : negatif

17. Glukosa : negatif

18. Keton : negatif

19. Urobilinogen : negatif

20. Urobilin : negatif

21. Eritrosit : negatif

Tes sedimen

22. Eritrosit : <5/LPB

23. Lekosit : <5/LPB

24. Torak : negatif atau positif torak hialin

25. Bakteri : <2 /LPB atau <1000 ml

26. Sel : Epitel pipih

27. Kristal : kalsium oksalat, asam urat, amorf,

tripelfosfat

28. Lemak : negatif

29. Sperma : negatif

Tes protein kuantitatif dengan cara esbach : <0,5 gr/hari

Tes protein bence jones

Interprestasi Hasil

30. Warna/kejernihan: keruh: mungkin piuria

31. Berat Jenis (BJ) : pekat → diabetes mellitus

Encer → diabetes insipidus

32. pH : <→ diet protein

>→ dietsayur, alkalosis, infeksi

33. Leokosit : +→ inflamasi, infeksi

34. Nitrit : +→ infeksi

35. Protein : +→ albumin: penyakit ginjal

Page 32: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

globulin: myeloma

multipel

36. Glukosa : +→ diabetes militus

37. Keton : +→ puasa, diet lemak, ketoasidosis

38. Urobilinogen : +→ pada gangguan hati

39. Urobilin : +→ pada obstruksibilier

40. Eritrosit : +→ penyakit ginjal dan saluran kemih

Tes Sedimen

Eritrosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dan saluran kemih

Lekosit : abnormal: batu atau penyakit ginjal dengan inflamasi

Torak : > pada penyakit ginjal dan saluran kemih

Bakteri : + infeksi saluran kemih bila > 105 / ml

Sel : abnormal: sel bulat, sel ganas

Kristal : asam urat >>→ gout

Tes protein kuantitatif dengan cara esbach abnormal: penyakit

ginjal

Tes protein bence jones : positif pada myeloma multiple,

amyloidosis, sindrom fanconi (dewasa) dan makroglobulinemia

waldenstrom

Catat hasil pada buku hasil dan formulir hasil

UPTD TES TINJA

Page 33: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

LAB-10-10

REVISI

A

HALAMAN

1/5

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Tes tinja adalah tes laboratrium terhadap spesimen tinja yang dapat

memberikan kelainan pada sistem traktus gastro – intensital seperti

diare, infeksi parasit, pendarahan gastro-intensital, ulkus peptikum,

karsinoma dan sidroma malabsorbi. Tes tinja terdiri dari tes

makrokopik, mikroskopik dan kimia (tes darah samar).

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam pemeriksaan Tes

Tinja.

1. Prosedur dilaksanakan oleh analisis laboratrium yang

bertugas.

2. Analis tersebut memakai sarung tangan, masker serta baju

laboratrium karena sampel adalah bahan infeksius..

3. Hasil dievaluasi oleh dokter yang bertugas

Pra Analitik

1. Persiapan pasien :

- Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar sebelumnya.

- Preparat besi akan mempengaruhi warna tinja dan sebaiknya

dihentikan 4-6 hari sebelum pengambilan sampel.

Begitupun dengan obat-obat antidiare, golongan tetacyclin,

barium, bismuthminyak atau magnesium akan

mempengaruhi hasil.

- Untuk tes kimia, perlu dihindari zat-zat yang mengandung

besi, vitamin C, bromida, iodida, makanan yang

mengandung mioglobin (daging), klorofil dan peroksidase

tumbuhan selama 2-3 hari.

Page 34: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

2. Persiapan sampel :

Sampel sebaiknya tidak segar (pagi hari) sebelum sarapan

pagi, atau tinja baru, defekasi spontan dan diperiksa di

laboratrium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi (warm

stool).

Wadah berupa pot plastik yang bermulut lebar, tertutup

rapat dan bersih.

Wadah diberi label : nama, tanggal, nomor pasien, sex,

umur, diagnosis awal. Tinja tidak boleh mengenal bagian

luar wadah dan diisi jangan terlalu penuh.

3. Alat dan bahan:

- lidi atau spatel kayu, kapas lidi

- mikroskop

- kaca objek, kaca penutup

- larutan eosin 2%

- larutan lugol

- larutan NaCL 0,9%

- tabung reaksi

- serbuk gum guaiac 3 gram

- alkohol 95%

- asam asetat glacial

- hidrogen peroksidase (H2O2)

Analitik

Cara kerja:

Tes makroskopik

sampel diperiksa ditempat yang terang

perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir,

nanah, cacingg, dll.

Tes makroskopik/sedimen

- tetesi kaca objek disebelah kiri dengan 1 tetes NaCL 0,9%

dan sebelah kanan dengan 1 tetes larutan Eosin 2% atau

Page 35: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

larutan lugol

- ambil tinja dibagian tengahnya atau pada permukaan yang

mengandung lender, darah atau nanah ± seujung lidi

- aduk sampai rata pada masing-masing larutan

- tutupi dengan kac penutup

Periksa dibawah mikroskop, mula-mula dengan pembesaran

10X kemudian 40X. Amati apakah ada telur cacing amuba,

leukosit, sel epitel, kristal, sisa makanan dll

Tes kimia

1. Buatlah emolsi tinja dalam tabung reaksi dengan air atau

dengan larutan garam kira-kira 5-10 ml dan panasilah

hingga mendidih.

2. Saringlah emulsi yang masih panas dan bbiarkan filtrat

sampai menjadim dingin, dan tambahkan 1 ml asam aseatat

galcial, campur.....

3. Dalam tabung reaksi kedua masukkan sepucuk pisau serbuk

guaiacdan 2 ml alkohol 95%, campur.

4. Tuanglah secara hati-hati isi tabung kedua jenis campuran

tetap sebagai lapisan terpisah.

5. Berikan 1 ml hidrogen peroxidase 3%, campur.

6. Hasil terlihat dari warna biru yang terjadi pada batas kedua

apisan itu.

7. Hasil dibaca dalam waktu 5 menit (jangan lebih lama),

perhatikan warna yang timbul.

Nilai rujuk:

- Warna : normal berwarna kuning coklat

- Bau : bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan

asam butirat

- Konsistensi : tinja normal agak lunak dan mempunyai

bentuk seperti sosisi

- Lendir : normal tidak ada lendir

Page 36: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

- Darah : normal tinja tidak mengandung darah

- Sel epitel : beberapa sel epitel, yaotu yang berasal dari

dingding usus bagian distal dapat ditemukan dalam

keadaaan normal

- Leukosit : normal tidak terdapat leukosit

- Eritrosit: normal tidak terdapat erotrosit

- Krisrtal normal mungkin terlihat kristal-kristal tripelfosfat,

calcium oxalat dan asam lemak

Pasca Analitik

Interprestasi:

- Warna tinja yang abnormal dapat disebabakan atau berubah

oleh pengaruh jenis makanan, obat-obaatan dan adanya

pendarahan pada saluran pencernaan

- Tinja yang abnormal mempunyai bau tengik, asam, besi

- Lendir: adanya lender berarti ada iritasi atau radang dinding

usus. Lender pada bagian luar tinja, lokasi iritasi mungkin

pada usus besar dan bila bercampur dengan tinja, iritasi

mungkin pada usus kecil

- Darah : perhatikan apakah darah itu segar (merah muda),

coklat atau hitam,m apakah bercampur atau hanya dibagian

luar tinja saja

- Parasit : cacing mungkin dapat terlihat

- Sel epitel: kalau sel episel berasal dari bagian yang lebih

proximal, sel-sel itu sebagian atau seluruhnya rusak. Jumlah

sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau

peradangan dinding usus

- Makrofag. Sel-sel segar berinti satu memiliki daya

fagositosis; dalam plasmanya sering dilihat sel-sel lain

(leukosit, eritrosit) atau benda-benda lain. Dalam preparat

natif (tanpa pewarna) sel-sel itu menyerupai amuba;

perbedaannya ialah sel ini tidak dapat bergerak

Page 37: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

- Leukosit. Lebih jelas terlihat kalau tinja dicampur dengan

beberapa tetes larutan asam acetate 10%. Kalau hanya

dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya.

Pada dysenteri basiler, colitis ulcerosa dan peradangan lain-

lain, jumlah leukosit yang ditemukan banyak menjadi besar

- Eritrosit. Hanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi

dalam colon, rectum atau anus. Keadaan ini selalu bersifet

patologis

- Kristal-kristal. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal

Charcot-Leyden dan kristal hematoidin. Kristal Charcot-

Leyden biasanya ditemukan pada keadaan kelainan ulceratif

ususnya, khususnya amubiasis. Kristal hematoidin dapat

ditemukan pada perdarahan usus

- Sisa makanan. Hampir selalu dapat ditemukan tertentu

dikaitkan dengan sesuatu hal yang abnormal. Sisa makanan

itu sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan

sebagaian lagi makanan berasal dari hewan, seperti serat

otot, serat elastik, dll.

Catat hasil pada buku hasil dan formulir hasil

UPTD PENGECATAN GRAM SEKRET GO

Page 38: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

LAB-11-10

REVISI

A

HALAMAN

1/2

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Pengecetaan gram GO (secret) adalah untuk mendeteksi penyakit

GO

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Pengecatan

Gram sekret GO

Pra Analitik

Persiapan sampel: sampel yang diambil dengan

mengunakan kapas lidi diputar berlawanan dengan arah

jarum jam

Metode: mikroskopis

Prinsip : dengan pewarnaan kuman Neisseria Gonorhonea

akan nmenyerap zat karbon fuksin sehingga akan berwarna

merah

Alat

1. Kaca objek

2. Mikroskop

3. Lampu spritus

4. Kapas lidi

5. Rak pewarna

6. Spidol

Bahan:

Zat berisi:

- Gentian violet

- Lugor

- Alkohol 96%

Page 39: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

- Fuchsin

Minyak emersi

Analitik

Cara kerja:

1. Bahan sediaan / preparat secret dicat dengan carbolgentian

violet (tunggu sampai 3 menit)

2. Cuci dengan air mengalir sampai bersih dan tuangi dengan

zat lugol (tunggu sampai 3 detik)

3. Cuci dengan alcohol 96% sampai zat yang tidak berguna

larut

4. Cat dengan air fuchtion selama 3 menit, kemudian cuci

dengan air mengalir sampai bersih dan keringkan. Teteskan

1 tetes minyak emirsi diatas sediaan

5. Periksa dibawah mikroskop dengan pembersiahan objektif

100X dan okuler 10x

6. Cari kuman GO berbentuk diplococcus berwarna merah

Pasca Analitik

Gram:

1. Ditemukan kuman diplococcus gram negatif / GO (+). Bila

ada kuman GO.

2. Tidak ditemukan kuman diplocuccos gram negatif / GO (-).

Bila tidak ada kuman GO

UPTD PENGECATAN BTA METODE ZN

Page 40: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

NO. DOKUMEN

LAB-12-10

REVISI

A

HALAMAN

1/3

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Pemeriksaan BTA adalah pemeriksaan untuk menentukan adanya

bakteri tahan asam pada penderita TBC

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Pengecatan BTA

metode ZN

Pra Analitik

Persiapan sampel

1. Spesimen sputum dikumpulkan dalam pot sputum bermulut

lebar berpenampungan 6 cm atau lebih dengan tutup berulir,

tidak mudah pecah dan tidak bocor

2. Diperlukan 3 kali pengambialn sputum, 2 kali kunjungan,

yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) sbb:

- Sewaktu (S) sputum dikumpulkan sewaktu suspek TBC

datang berkunjung pertama kali pada saat pulang, suspek

membawa pot sputum untuk mengumpulkan sputum hari

kedua

- Pagi (P) dahak yang sudah dikumpulkan pada pagi hari

kedua, segera setelah bangun tidur. Dibawah ke LAB dan

diserahkan kepada petugas LAB.

- Sewaktu (S) sputum dikumpulkan di LAB pada pagi hari

kedua, saat menyerahkan sputum pagi

3. Pot sputum diberi label yang memuat tanggal pengambilan

sampel, identitas pasien

Page 41: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Prinsip tes

Basil tahan asam akan memberikan warna merah pada

pewarnaan ZN

Alat

Ose

Kaca objek

Lampu spiritus

Mikroskop

Rak pewarnaan

Sampel dahak

Spidol

Bahan

Larutan Karbol Fucsin

Larutan Larutan HCl Alkohol 3%

Larutan Metilen Blue

Analitik

Cara kerja

1) Beri nomor pada sediaan

2) Bakar ose sampai pijar, ambil sputum dengan ose

3) Oles dan ratakan di atas kaca objek

4) Biarkan sediaan kering

5) Celupkan ose dalam alkohol 70% bakar ose sampai pijar

6) Fiksasi Sediaan dengan cara di lewatkan diatas nyala api

dengan cepat sebanyak 3X

7) Letakkan diatas Rak pewarnaan

8) Tuang larutan Karbol Fucsin sampai menutupi seluruh

sediaan, panaskan dengan cara melewatkan api dibawah

sediaan sampai sediaan beruap. Dilakukan sebanyak 3 kali

sampai 5 menit,

9) Cuci dengan air mengalir

10) Lunturkan dengan larutan HCl alkohol 3%sampai warna

Page 42: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

merah hilang, cuci dengan air mengalir.

11) Tuang larut metilen blue selama 2 menit

12) Cuci dengan air mengalir

13) Biarkan kering

14) Setelah kering periksa dibawah mikroskop dengan

pembesaran 100X dengan oil imersi

15) Cari BTA berwarna merah, berbentuk batang

16) Rendam dan cuci semua alat yang terkontaminasi sputum

dengan larutan disinfektaan

Pasca Analitik

Pembacaan hasil tes sediaan sputum dilakukan dengan

menggunakan skala IUATLD, sbb:

1) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang di

Laporkan Negatif (-)

2) Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis

jumlah bakteri yang ditemukan

3) Ditemukan 10-99 BTA dalam lapang pandang, disebut +

atau (1+)

4) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++

atau (2+), minimal dibaca 50 lapang pandang

5) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang, disebut ++

+ atau (3+), minimal dibaca 20 lapang pandang

Page 43: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

UPTD Puskesmas UlawengJl. Makassar No.17 Tacipi, Kec Ulaweng

PEMERIKSAAN MALARIA

NO. DOKUMEN

LAB-13-10

REVISI

A

HALAMAN

1/4

PROSEDUR

TETAP

TANGGAL

1-10-2010

Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Ulaweng

A. Makkulasse,S.SosNip.19650810 199103 1 030

PENGERTIAN

TUJUAN

PROSEDUR

Tes malaria adalah tes laboratorium yang dapat memberikan

informasi tentang parasit genus plasmodium sebagai penyebab

penyakit malaria. Tes malaria meliputi: tes apusan darah tebal dan

tes apusan darah tipis

Sebagai acuan Penerapan langkah-langkah dalam Tes malaria.

Pra Analitika.

a. Persiapan pasien:

- Pengambilan sampel dilakukan sebelum pasien

menggunakan obat antimalaria

- Waktu pengambilan sampel harus tepat yaitu pada saat

deman

b. Persiapan sampel :

Darah dapat berupa darah kapiler atau darah vena yang diberi

antikoagulan EDTA

c. Alat dan bahan :

- Kapas alkohol 70%

- Blood lancet

- Metanol absolut

- Objek glass

- Larutan giemsa dengan larutan buffer ph 7, 2

- Air kran/aquades

- Mikroskop

Page 44: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Analitik

A. Cara pembuatan sediaan darah tebal dan tipis

1. Bersihkan ujung jari atau anak telinga dengan kapas alcohol

70%. Biarkan mengering.

2. Tusuk kulit dengan jarum (blood lancet) dengan cepat,

cukup dalam sehingga darah dapat mengalir secara bebas

tanpa diperas (dipijat). Tetesan darah pertama dibuang

3. Buat sediaan darah tebal dengan cara meneteskan sebanyak

sebanyak 3-4 tetes darah pada daerah dekat ujung objek

glass yang bersih dan bebas dari lemak

4. Dengan sudut objek glass yang lain campurkan tetesan

darah tersebut secara membuat sehingga diameternya sekitar

20 mm. Ketebalannya demikian rupa sehingga masih bisa

membaca Koran yang diletakkan dibelakang sediaan

tersebut

5. Buatlah sediaan darah tipis pada sisa tempat diobjek glass

yang sama

6. Tempatkan di kotak sediaan atau Letakkan horizontal agar

mengering. Lindungi terhadap pengotoran oleh debu atau

ganguan lalat, dan kecoa. Sediaan darah tebal kadang-

kadang perlu waktu 2 jam untuk menjadi kering

B. Prosedur pewarnaan

Cara Pembuatan Larutan Buffer

Larutan Buffer terdirir atas 2 stok larutan yaitu:

Dinatrium phosphate, anhydrous (Na2HPO4) 9,5 gr per liter

Natrium asam phosphate (NaH2PO4H2o) 9,2 gr per liter

Dari stok larutan ini dibuat larutan buffer dalam air

Untuk pewarnaan dan pencucian sediaan, sebagai berikut:

Formula untuk 1 (satu) liter

pH Na2HPO4 NaH2PO4H2O Aquadest

6,8 49,6cc 50,4cc 900cc

Page 45: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

7,0 61,1cc 38,9cc 900cc

7,2 72,,0cc 28,0cc 900cc

7,4 80,3cc 19,7cc 900cc

1. Sediaan darah tipis

a. Sediaan darah tipis difikasi dengan direndam metanol

selama 2-3 menit.

b. Rendam sediaan dalam larutan campuran 1 (satu) cc stok

giemza dengan 50 cc larutan buffer air selama 10-45 menit

c. Cuci dengan aquadest dan biarkan mengering

2. Sediaan darah tebal

Pada sediaan darah tebal, tidak dilakukan perendaman dengan

metanol absolut tetapi langsung dengan penawaran. Kemudian

cuci dengan aquades dengan hati-hati.

C. Pemeriksaan sediaan apusan

Periksaan sediaan apusan darah dibawah mikroskop dengan

lengsa objektif 100x untuk melihat ada atau tidak parasit

malaria, dan untuk mengidentifikasi ada/tidak plasmodium

vivax, falcifarum, malariae, atau plasmodium ovale.

Nilai rujukan:

Hasil tes positif jika ditemukan parasit malaria, negatif jika

tidak ditemukan parasit malaria

Pasca Analitik

Interprestasi

Pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung

parasit dengan identifikasi parasit yang tepat

Hitung parasit pada tetes darah tebal : dihitung berdasarkan

leukosit (eritrosit sudah lisis), yaitu per 200 leukosit

Contoh : Hasil : 1500 parasit/200 leukosit

Bila leukosit 8000/ul, hitung parasit 8000/200x1500 par = 60.000/ul

Penilaian : Hitung parasit < 100,000/ul, mortalitas< 1%

Hitung parasit < 500.000/ul, mortalitas >50%

Page 46: Sop Laboratorium Pkm Standar 1

Catatan: - baik untuk parasitemia rendah

- kurang baik bila parasit padat

Secara kasar pada pemeriksaan tetes darah tebal sering

dilaporkan dengan kode plus 1 (+) satu sampai dengan

kode plus 4 (++++), yang artinya ialah:

+ : 1-10 parasit per 100 lapang pandang

++ : 11-100 parasit per 100 lapang pandang

+++ : 1-10 parasit satu lapang pandang

++++ : lebih dari 10 parasit per satu lapang pandang