softskill etika bisnis

6
ETIKA BISNIS Pengertian Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani "ethos" yang mengandung arti yang cukup luas yaitu, kebiasaan, adab, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Pengertian Etika Bisnis Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan

Upload: winda-heryana

Post on 07-Dec-2015

269 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Softskill

TRANSCRIPT

Page 1: Softskill Etika Bisnis

ETIKA BISNIS

Pengertian

Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani "ethos" yang mengandung arti yang cukup luas yaitu,

kebiasaan, adab, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir.

Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa

Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas,

ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang

mendatangkan keuntungan.

Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek

yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu

perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam

membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,

masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan

kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika

sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen

dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan

dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Page 2: Softskill Etika Bisnis

Definisi Etika Bisnis Menurut Beberapa Ahli :

Bertens (2000) mengatakan bahwa etika bisnis dalam bahasa Inggris disebut business

ethics. Dalam bahasa Belanda dipakai nama bedrijfsethick (etika perusahaan) dan dalam

bahasa Jerman Unternehmensethik (etika usaha). Cukup dekat dengan itu dalam bahasa

Inggris kadang-kadang dipakai corporate ethics (etika korporasi). Narasi lain adalah

“etika ekonomis” atau”etika ekonomi” (jarang dalam bahasa Inggris economic ethics;

lebih banyak dalam bahasa Jerman Wirtschaftsethik). Ditemukan juga nama management

ethics atau managerial ethics (etika manajemen) atau organization ethics (etika

organisasi).

Yosephus (2010) mengatakan bahwa Etika Bisnis secara hakiki merupakan Applied

Ethics (etika terapan). Di sini, etika bisnis merupakan wilayah penerapan prinsip-prinsip

moral umum pada wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi,

secara hakiki sasaran etika bisnis adalah perilaku moral pebisnis yang berkegiatan

ekonomi.

Model Etika Dalam Bisnis

Carroll dan Buchollz (2005) dalam Rudito (2007:49) membagi tiga tingkatan manajemen dilihat

dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya, yaitu :

1. Immoral Manajemen

Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam

menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada

umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam

internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku

bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan

kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik

secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari

yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan

bisnisnya.

Page 3: Softskill Etika Bisnis

2. Amoral Manajemen

Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral

manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini

sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen

tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional

amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam

segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan

memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa

memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe

ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan

aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini

biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan hukum sebagai

pedoman dalam beraktivitas. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen

dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun

terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini

terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk

bisnis. Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan

etika dan moralitas.

Widyahartono (1996:74) mengatakan prinsip bisnis amoral itu menyatakan “bisnis adalah

bisnis dan etika adalah etika, keduanya jangan dicampur-adukkan”. Dasar pemikirannya

sebagai berikut :

Bisnis adalah suatu bentuk persaingan yang mengutamakan dan mendahulukan kepentingan

ego-pribadi. Bisnis diperlakukan seperti permainan (game) yang aturannya sangat berbeda

dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya.

Orang yang mematuhi aturan moral dan ketanggapan sosial (sosial responsiveness) akan

berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang tak mengenal

“values” yang menghasilkan segala cara.

Page 4: Softskill Etika Bisnis

Kalau suatu praktek bisnis dibenarkan secara legal (karena sesuai dengan aturan hukum yang

berlaku dan karena law enforcement-nya lemah), maka para penganut bisnis amoral itu justru

menyatakan bahwa praktek bisnis itu secara “moral mereka” (kriteria atau ukuran mereka)

dapat dibenarkan. Pembenaran diri itu merupakan sesuatu yang ”wajar’ menurut

mereka. Bisnis amoral dalam dirinya meskipun ditutup-tutupi tidak mau menjadi “agen

moral” karena mereka menganggap hal ini membuang-buang waktu, dan mematikan usaha

mencapai laba.

3. Moral Manajemen

Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah

moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada

level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang

termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun

juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer

yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika

bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam

komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku.

Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga

aktifitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang disebut sebagai

tuntutan hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip

etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas (golden rule) sebagai pedoman

dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya.

http://oky-d-ace.blogspot.co.id/2013/11/etika-bisnis.html

http://dwikartikasari-18211665.blogspot.co.id/2014_12_01_archive.html