soal latihan 2

16
A. Ahmad Zakaria pada tahun 2014 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Diminta : Hitung PPh 21 B. Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 3.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebeasr Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00. Diminta : Hitung PPh 21 C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun kalender tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun. Rajib bekerja pada PT Jadul sebagai pegawai tetap sejak 1 September 20xx. Rajib menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. Hitung PPh 21 untuk bulan September 20xx! Diminta : Hitung PPh 21 D. Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan tahun pajak, dan mulai bekerja pada tahun berjalan

Upload: okta7373

Post on 21-Feb-2016

96 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perpajakan

TRANSCRIPT

Page 1: Soal Latihan 2

A. Ahmad Zakaria pada tahun 2014 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh gaji sebulan Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Diminta : Hitung PPh 21

B. Bambang Yuliawan pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 3.000.000,00. PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebeasr Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000,00.Diminta : Hitung PPh 21

C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun kalender tetapi baru bekerja pada pertengahan tahun.

Rajib bekerja pada PT Jadul sebagai pegawai tetap sejak 1 September 20xx. Rajib menikah tetapi belum punya anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp8.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00. Hitung PPh 21 untuk bulan September 20xx!Diminta : Hitung PPh 21

D. Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan tahun pajak, dan mulai bekerja pada tahun berjalan

Ribeto (K/3) mulai bekerja 1 September 20xx. la bekerja di Indonesia s.d. Agustus 20xy. Selama Tahun 20xx menerima gaji per bulan Rp20.000.000,00. Hitung PPh 21 bulan September tahun 20xx!Diminta : Hitung PPh 21

E. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Penghasilan Pegawai Tetap Yang Dipindah Tugaskan Dalam Tahun Berjalan

Jupri yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Gulita di Jakarta. Sejak 1 Juni 20xx dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan pada 1 Oktober

Page 2: Soal Latihan 2

20xx dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji Jupri sebesar Rp3.500.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Gulita Jupri hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21!Diminta : Hitung PPh 21

F. Contoh Pegawai Yang Masih Memiliki Kewajiban Pajak Subjektif Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan.

Jafar yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Codet di Yogyakarta - DIY. Sejak 1 Oktober 20xx, yang bersangkutan berhenti bekerja di PT Codet. Gaji Jafar setiap bulan memperoleh sebesar Rp3.500.000,00 dan yang bersangkutan membayar iuran pensiun kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp100.000,00 setiap bulan. Selama bekerja di PT Codet, Jafar hanya menerima penghasilan berupa gaji saja. Diminta : Hitung PPh 21 yang dipotong setiap bulan!

G. Contoh Pegawai Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan dan Sekaligus Kehilangan Kewajiban Pajak Subjektif

Jipang (K/3) mulai bekerja Mei 200x dan berhenti bekerja sejak 1 Juni 20xx dan meninggalkan Indonesia ke negara asalnya (kehilangan kewajiban pajak subjektif). Selama tahun 20xx menerima gaji perbulan sebesar Rp15.000.000,00 dan pada bulan April 20xx menerima bonus sebesar Rp20.0000.000,00. Diminta : Hitung PPh 21!

H. Contoh Pegawai dengan Wanita yang bekerja Contoh kedua, karyawati Sita (tidak kawin) bekerja pada PT Putren dengan memperoleh gaji sebesar Rp2.750.000,00 sebulan. Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Hari Tua dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,00%, 0,30% dan 3,70% dari gaji. Sita membayar iuran Pensiun Rp 50.000,00 dan iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji untuk setiap bulan. Pada bulan April 20xx Sita memperoleh bonus sebesar Rp4.000.000,00 sehingga pada bulan April 20xx Sita menerima pembayaran berupa gaji sebesar sebesar Rp2.750.000,00 dan bonus sebesar Rp4.000.000,00Diminta : menghitung PPh 21atas Bonus dan Gaji yang diterima Sita

Page 3: Soal Latihan 2

I. Contoh Menghitung Pajak Penghasilan pasal 21 (PPh 21) atas honorarium komisaris yang tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap.

Supri adalah seorang komisaris di PT Kanji, yang bukan sebagai pegawai tetap. Dalam tahun 20xx, yaitu bulan Desember 20xx menerima honorarium sebesar Rp 60.000.000,00. Diminta : Hitung PPh 21!

5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00

15% x Rp10.000.000,00 Rp 1.500.000,00(+)

PPh Pasal 21 yang harus dipotong Rp 4.000.000,00

J. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima bukan pegawai yang bersifat bekesinambungan

Perhitungan PPh Pasal 21 atas jasa dokter yang praktik di rumah sakit dan/atau klinikdr. Abdul Gopar, Sp.JP merupakan dokter spesialis jantung yang melakukan praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dengan perjanjian bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20% oleh pihak rumah sakit sebagai bagian penghasilan rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada dr. Abdul Gopar, Sp.JP pada setiap akhir bulan. Selain praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dr. Abdul Gopar, Sp.JP juga melakukan praktik sendiri di klinik pribadinya. dr. Abdul Gopar, Sp.JP telah memiliki NPWP dan pada tahun 2009, jasa dokter yang dibayarkan pasien dari praktik dr. Abdul Gopar, Sp.JP di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat adalah sebagai berikut:

Bulan Jasa Dokter yang dibayar Pasien (Rupiah)Januari 45,000,000.00Februari 49,000,000.00Maret 47,000,000.00April 40,000,000.00Mei 44,000,000.00Juni 52,000,000.00Juli 40,000,000.00Agustus 35,000,000.00September 45,000,000.00Oktober 44,000,000.00November 43,000,000.00Desember 40,000,000.00Jumlah 524,000,000.00

Page 4: Soal Latihan 2

Perhitungan PPh 21 :

K. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima bukan pegawai yang tidak bersifat bekesinambungan

Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan fee sebesar Rp5.000,000,00. Perhitungan PPh 21 :

= 5%x50% Rp5.000.000,00 = Rp125.000,00

Dalam hal Nashrun Barlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi := 5% x 120% x 50% x Rp5.000.000,00 = Rp150.000,00

Page 5: Soal Latihan 2

L. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima oleh tenaga AhliM. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan berupa Honorarium, Uang Sidang,

uang Hadir, uang Lembur, Imbalan Prestasi kerja, Imbalan lain dengan nama apapun

Kementerian keuangan mengadakan pelatihan dan membayar honor kepada Ruhut, SH (PNS Golongan III), dimana kapasitas Ruhut sebagai Pengajar dengan honor Rp. 2.000.000Perhitungan PPh 21 := 15 % x 2.000.000= Rp.300.000 (Bersifat Final)

pengenaan PPH Pasal 21-nya dipotong sebesar 15% jumlah bruto penghasilan tersebut dan bersifat final kecuali Pegawai Negeri Sipil golongan II-d ke bwah atau Anggota TNI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah atau Ajun Inspektur Polisi Satu ke bawah.

N. Pengenaan PPh Pasal 21 bagi selain Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, POLRI dan para Pensiunan yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah

O. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima dari undian

P. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima pegawai tidak tetap yang dibayar secara bulanan.

Upah SatuanJika Solmet pada contoh 1 menerima upah harian dengan upah Rp 130.000 per hari, berikut adalah ilustrasi perhitungan PPh 21 nya;

Upah Januari 2013 : 24 hari x Rp 130.000 = Rp 3.120.000Penghasilan netto disetahunkan ................. = Rp 37.440.000

Page 6: Soal Latihan 2

PTKP setahun.......................................... = Rp 24.300.000Penghasilan Kena Pajak disetahunkan....... = Rp 13.140.000PPh disetahunkan ..........5% x 1.095.000 = Rp 657.000PPh terutang .......................................... = Rp 54.750*jika Solmet belum memiliki NPWP maka tarif pajaknya 20% lebih besar. Upah Harian

Solmet belum menikah bekerja sebagai operator pabrik Tas pada PT. XYZ, Pada bulan Januari 2013  Solmet bekerja selama 24 hari, menyelesaikan 96 buah tas dan mendapatkan upah satuan  Rp 35.500.Diminta : Hitung PPh 21Penyelesaian :

Upah Januari 2013 : 96 x Rp 35.500 = Rp 3.408.000,-Penghasilan netto disetahunkan = Rp 40.896.000PTKP setahun ................................. = Rp 24.300.000,- (-) Penghasilan kena pajak disetahunkan. = Rp 16.596.000,-PPh disetahunkan 5% x 16.596.000.. = Rp 829.800,-PPh terutang Januari 829.800/12 ..... = Rp 69.150,-*jika Solmet belum memiliki NPWP maka tarif pajaknya 20% lebih besar.

Q. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima pegawai tidak tetap yang dibayar tidak secara bulanan

Atas penghasilan bagi Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas yang tidak dibayar secara bulanan atau jumlah kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 2.025.000, berlaku ketentuan sebagai berikut sesuai pasal 12 PER-31/PJ./2012:

tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp.200.000,dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp.200.000, dan jumlah sebesar Rp.200.000 tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.

Dalam hal Pegawai Tidak Tetap telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp2.025.000, maka jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar PTKP yang sebenarnya. PTKP yang sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya yaitu PTKP setahun dibagi 360 hari.

Page 7: Soal Latihan 2

Sedangkan jika jumlah penghasilan kumulatif dalam satu bulan kalender sudah melebihi Rp 7.000.000 PPh pasal 21 dihitung berdasarkan tarif pasal 17 ayat 1 UU KUP atas jumlah penghasilan kena pajak yang disetahunkan (dikali 12).

Upah Satuan

Jika pada contoh 1 diatas upah Solmet dibayar tidak secara bulanan dan dalam bulan Januari 2013 tersebut menyelesaikan dalam waktu 24 hari dan perhari menyelesaikan rata-rata 4 buah sepatu maka perhitungan nya adalah sebagai berikut:

penghasilan perhari adalah 4 x Rp 35.500 = Rp 142.000

Pada hari pertama tidak dilakukan pemotongan karena tidak melebihi Rp 200.000

Begitu pula pada hari ke-14 tidak dilakukan pemotongan karena jumlah kumulatif dalam 1 bulan tidak melebihi Rp 2.025.000 ( 4 buah x 14 hari x 35.500 = Rp 1.988.000 )

Sedangkan pada hari ke-15 karna telah melebihi jumlah kumulatif dalam 1 bulan melebihi Rp 2.025.000 harus dilakukan pemotongan dengan perhitungan sebagai berikut:

Upah hari ke-15: 4 buah x 15 hari x Rp 35.500 = Rp 2.130.000

PTKP sebenarnya 24.300.000 / 360 x 15 = Rp 1.012.500 (-)

Penghasilan kena pajak Rp 1.117.000 (dibulatkan)

PPh terutang sampai hari ke-15 5% x 1.117.000 = Rp 55.850

Jadi penghasilan seluruhnya yang harus dipotong selama 1 bulan adalah:

Upah selama satu bulan 4 buah x 24 hari x Rp 35.500 = Rp 3.408.000

PTKP sebenarnya 24.300.000 / 360 x 24 = Rp 1.620.000 (-)

Penghasilan kena pajak Rp 1.788.000

PPh terutang 5% x Rp 1.788.000 = Rp 89.400

*jika Solmet belum memiliki NPWP maka tarif pajaknya 20% lebih besar.

Upah Harian

Page 8: Soal Latihan 2

Jika pada contoh 2 diatas upah Solmet dibayar tidak secara bulanan, berikut perhitungan pph 21 nya.

Upah sehari .................... = Rp 130.000

batas upah harian ............ = Rp 200.000 (-)

Phkp (Penghasilan Kena Pajak) ................= Rp 0

(pada hari pertama tidak dikenakan PPh karena tidak melebihi batas upah harian)

Solmet baru dilakukan pemotongan pph 21 pada hari ke-16 karena jumlah upah kumulatif nya pada hari itu sudah lebih dari Rp 2.025.000.

Upah s/d hari ke-16 ........16 hari x Rp 130.000 = Rp 2.080.000

PTKP sebenarnya ........ 24.300.000 / 360 x 16 = Rp 1.080.000 (-)

Penghasilan Kena Pajak ................................... = Rp 1.000.000

PPh terutang samapai hari ke-16 5% x 1.000.000 = Rp 50.000

Jadi penghasilan seluruhnya yang harus dipotong selama 1 bulan adalah:

Upah selama satu bulan 24 hari x Rp 130.000 = Rp 3.120.000

PTKP sebenarnya 24.300.000 / 360 x 24 = Rp 1.620.000 (-)

Penghasilan kena pajak = Rp 1.500.000

PPh terutang 5% x Rp 1.500.000 = Rp 75.000

*jika Solmet belum memiliki NPWP maka tarif pajaknya 20% lebih besar.

Upah Mingguan

Memet bekerja pada sebuah pabrik dengan menerima upah satu bulan sebesar Rp 7.000.000. selama sebulan ini dia diberikan libur setiap hari minggu hingga hari tersebut di manfaatkan untuk pergi ke rumah pacarnya yang letaknya lima langkah dari kontrakannya. Pada bulan September ini tidak memperoleh lembur, sedangkan pembayaran upah dilakukan setiap akhir pekan ke-2 dan ke-4.

Page 9: Soal Latihan 2

Berikut perhitungan pajak yang dipotong oleh pabrik dimana Memet bekerja.a) Penghasilan yang terutang sebulan adalah;

Upah sebulan ................................................................... Rp 7.000.000Upah yang disetahunkan (12 x Rp 7.000.000) Rp 84.000.000PTKP ............................................................................ Rp 24.300.000 (-)Penghasilan kena pajak disetahunkan ............... Rp 59.700.000Tarif pasal 17 ayat 1 KUP ......................................... Rp 3.955.000(5% x 50.000.000) + (15% x (59.700.000 - 50.000.000))Penghasilan sebulan adalah (3.955.000 / 12) .... Rp 329.583

b) Pemotongan akhir pekan ke-2:Upah minggu pertama dan kedua ...................... Rp 3.500.000PTKP ..........................12 x ( 24.300.000 / 360) Rp 810.000 (-)Penghasilan Kena Pajak ........................................ Rp 2.690.000PPh yang dipotong .................................................... Rp 134.500

c) Pemotongan akhir pekan ke-4:Penghasilan yang terutang sebulan (a) .............. Rp 329.583Pemotongan ahkir pekan ke-2 (b) ........................ Rp 134.500 (-) PPh yang dipotong ................................................... Rp 195.038

Bukti potong yang diterima oleh Memet pada bulan ini sebanyak satu buah bukti potong pph 21 tidak final dengan jumlah penghasilan bruto sebesar Rp 7.000.000 dan PPh yang terutang Rp 329.583. PPh terutang tersebut wajib disetor oleh pemberi kerja ke bank persepsi paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya (bukan hari libur).

R. Contoh Menghitung PPh 21 atas penghasilan yang diterima dari dana pensiun

Page 10: Soal Latihan 2

S. Contoh Menghitung PPh 21 atas Mantan PegawaiSurti bekerja pada PT Siang. Pada tanggal 1 Januari 20xx telah berhenti bekerja pada PT Siang karena pensiun. Pada bulan Maret 20xx Surti menerima jasa produksi tahun 20xx-1 dari PT Siang sebesar Rp55.000.000,00. Diminta : Hitung PPh 21!Penyelesaian :Total Penghasilan : Rp.55.000.000PPh 21 yang harus dipotong :

5% x Rp50.000.000,00 Rp  2.500.000,0015% x Rp5.000.000,00  Rp         750.000,00 (+)PPh Pasal 21 yang harus dipotong Rp 3.250.000,00

Catatan :Apabila dalam tahun kalender yang bersangkutan, dibayarkan penghasilan kepada mantan pegawai lebih dari 1 (satu) kali, maka PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan yang berikutnya dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah penghasilan bruto kumulatif yang diterima dengan memperhitungkan penghasilan yang telah diterima sebelumnya

T. Contoh Menghitung PPh 21 atas uang pesangon

Tn.Amir menerima uang pesangon dari PT amarta sebesar Rp 175.000.000,00 Perhitungan PPh 21 :

0 % x 50.000.000 = 05 % x 50.000.000 = 2.500.00015 % x 75.000.000 = 11.250.000Total = 13.750.000

Dalam hal pembayaran uang pesangon dalam contoh tersebut dilakukan dalam beberapa kali pembayaran, yaitu :

Bulan Desember 2009 Rp 50.000.000,00 Bulan April 2010 Rp 125.000.000,00Total Rp.175.000.000

Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan pasal 21 didasarkan pada jumlah pembayaran sebagai satu kesatuan,yaitu: Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong untuk Bulan Desember 2009 : Jumlah penghasilan bruto Rp 50.000.000,00 Pajak penghasilan Pasal 21 Terutang : 0% x Rp 50.000.000,00 = Rp 0,00 Bulan april 2010 : Jumlah

Page 11: Soal Latihan 2

penghasilan Bruto Rp 125.000.000,00 Pajak penghasilan pasal 21 Terutang : 5% x Rp 50.000.000,00 = RP 2.500.000,00 15% xRp 75.000.000,00

= Rp 11.250.000,00 Total =Rp 13.750.000,00 Jumlah seluruh pajak penghasilan pasal 21 yang di potong : Rp 0,00 + Rp 13.750.000,00 = Rp 13.750.000,00

Original Post at: http://ononiha88.blogspot.com/2012/10/pajak-penghasilan-pasal-21_28.html

U. Contoh Perhitungan PPh 26

Kementerian kesehatan membayar tenaga ahli dari mexico sebesar US $ 10.000 dengan nilai kurs 10.000 / 1 Dollar.

Perhitungan PPh 26 := (10.000 x 10.000) x 20 %= Rp. 20.000.000