smart sajadah portable penghitung rakaat salat...
TRANSCRIPT
SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT
DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI
DENGAN SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE
SENSITIVE RESISTOR (FSR) BERBASIS ARDUINO
SKRIPSI
slam
Oleh :
Amin Rois
11140910000003
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT
DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI
DENGAN SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE
SENSITIVE RESISTOR (FSR) BERBASIS ARDUINO
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Amin Rois
11140910000003
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1439 H
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT
DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI
DENGAN SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE
SENSITIVE RESISTOR (FSR) BERBASIS ARDUINO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh:
Amin Rois
11140910000003
Menyetujui,
Pembimbing I
Nenny Anggraini, MT
NIDN. 0310097601
Pembimbing II
Luh Kesuma Wardhani, MT
NIP. 19780424 200801 2 022
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Arini, MT
NIP. 19760131 200901 2 001
i
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Smart Sajadah Portable Penghitung Rakaat Salat Dan Penentu Arah
Kiblat Yang Terintergrasi Dengan Smartphone Menggunakan Sensor Force Sensitive
Resistor (FSR) Berbasis Arduino” yang ditulis oleh Amin Rois, NIM
11140910000003 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas
Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin, 15 Oktober
2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, Oktober 2018
Tim Penguji
Penguji I,
Victor Amrizal, M.Kom
NIP. 19740624 200710 1 001
Penguji II,
M. Tabah Rosyadi, MA
NIP. 19620714 198903 1 004
Tim Pembimbing
Pembimbing I,
Nenny Anggraini, MT
NIDN. 0310097601
Pembimbing II,
Luh Kesuma Wardhani, MT
NIP. 19780424 200801 2 022
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Agus Salim, M.Si.
NIP. 19720816 199903 1 003
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Arini, ST, MT
NIP. 19760131 200901 2 001
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Oktober 2018
Penulis
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Amin Rois
NIM : 11140910000003
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT DAN
PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI DENGAN
SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE SENSITIVE RESISTOR
(FSR) BERBASIS ARDUINO
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Oktober 2018
Yang menyatakan
(Amin Rois)
iv
Penulis : Amin Rois (11140910000003)
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT
SALAT DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG
TERINTERGRASI DENGAN SMARTPHONE
MENGGUNAKAN SENSOR FORCE SENSITIVE RESISTOR
(FSR) BERBASIS ARDUINO
ABSTRAK
Melaksanakan ibadah salat lima waktu sesuai dengan waktu-waktu yang telah
ditentukan serta menghadap ke arah kiblat merupakan keutamaan dalam
menunaikan ibadah wajib. Ada beberapa kendala yang dialami oleh umat muslim,
diantaranya lupa jumlah rakaat yang telah dilakukan dan kesulitan dalam penentuan
arah kiblat. Hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan peneliti terhadap 86 orang
responden dari masyarakat umum dengan umur 17 sampai dengan 50 tahun. Dari
survei ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa 7 % dari umat muslim masih sering lupa
jumlah rakaat salat yang sedang dilaksanakan dan 70 % dari umat muslim
memerlukan alat bantu kompas dalam menentukan arah kiblat. Di era digital ini,
penggunaan teknologi sudah merambah dalam segala aspek kehidupan salah
satunya yaitu smart sajadah portable penghitung rakaat salat dan penentuan arah
kiblat dengan memanfaatkan force sensitive resistor yang terhubung dengan
arduino mega 2560 sebagai otak utamanya. Sistem akan menentukan arah kiblat
dengan perhitungan derajat menggunakan modul kompas HMC 5883L dan
menghitung jumlah sujud dengan sensor tekanan force sensitive resistor yang
terhubung dengan smartphone menggunakan koneksi bluetooth HC-05. Setelah
melakukan pengujian pada 6 orang sistem dapat berfungsi dengan baik dengan rata-
rata tekanan 81,36 dan rata-rata waktu delay koneksi ke smartphone 0,862 detik.
Kata Kunci : Salat, Rakaat, kiblat, Force Sensitive Resistor (FSR),
KompasHMC 3885L, Arduino Mega 2560, Smartphone,
Integrasi.
Daftar Pustaka : 12 Buku/Ebook, 5 Website, 3 Jurnal
Jumlah Halaman : 117 Halaman
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan
kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini mengambil tema dengan judul:
SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT
DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI DENGAN
SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE SENSITIVE
RESISTOR (FSR) BERBASIS ARDUINO
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
bahan penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil penelitian, pengembangan
aplikasi, kuesioner, wawancara dan beberapa sumber literatur.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang
didapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Ibu Arini, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Ibu Nenny Anggraini, MT. dan Luh Kesuma Wardhani, MT. selaku Dosen
Pembimbing I dan II yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan, bantuan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
vi
4. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta, khususnya Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga.
5. Keluarga tercinta, Ayahanda Tamaji dan Ibunda Napiyah yang tidak henti-
hentinya mendoakan, mencurahkan kasih sayang serta memberikan
motivasi dan dukungan baik moril maupun materi selama ini. Kakak -kakak
tersayang Mashudi, Masrofidah, Edi suprapto. yang senantiasa memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis. Serta Fashihah yang selalu
memberikan angin segar dan dorongan untuk mengerjakan skripsi.
6. Sahabat penulis, khususnya: Safee Peeters, Taufiq Rahman, dan teman-
teman kosan dan teman-teman kelas TIA, terimakasih atas kesediaannya
menciptakan momen-momen berharga Bersama; Teman-teman seangkatan
dan seperjuangan TI UIN 2014, Kawan, kawan-kawan HIMTI 2017, terima
kasih atas semua kenangan yang telah diciptakan bersama selama
perkuliahan dan tetap semangat.
7. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata,
semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, September 2018
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
PENGESAHAN UJIAN .......................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.4 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.5 Manfaat ..................................................................................................... 5
Bagi Mahasiswa ................................................................................ 5
Bagi Universitas ................................................................................ 6
Bagi Masyarakat................................................................................ 6
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................................. 6
1.7 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 6
1.8 Metode Pengembangan Sistem ................................................................ 6
1.9 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
2.1 Pengertian Sistem ..................................................................................... 8
viii
2.2 Mikrokontroler ......................................................................................... 8
Mikrokontroler Arduino .................................................................... 8
2.3 Modul Force Sensitive Resistor ............................................................. 11
2.4 Modul Real Time Clock (RTC) .............................................................. 12
2.5 Modul Kompas QMC5883L .................................................................. 14
2.6 Modul LCD TFT 1.8 .............................................................................. 16
2.7 Modul Bluetooth HC-05 ......................................................................... 18
2.8 Definisi Prototipe ................................................................................... 19
Karakteristik Metode Prototyping ................................................... 21
Jenis-Jenis Prototyping ................................................................... 21
Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping .......................... 21
2.9 Teknologi Mobile ................................................................................... 22
Mobile application .......................................................................... 22
Smartphone ..................................................................................... 22
2.10 Blackbox Testing ................................................................................ 23
2.11 Metode Pengumpulan data.................................................................. 23
Studi pustaka ................................................................................... 23
Kuesioner ........................................................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24
3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 24
Data Primer ..................................................................................... 24
3.1.1.1 Studi Lapangan ........................................................................ 24
Data Sekunder ................................................................................. 26
3.1.2.1 Studi Pustaka dan Literatur ...................................................... 26
3.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 27
ix
Prototipe .......................................................................................... 27
3.2.1.1 Komunikasi .............................................................................. 28
3.2.1.2 Pengumpulan Kebutuhan ......................................................... 29
3.2.1.3 Membangun Sistem ................................................................. 29
3.2.1.4 Tahap Mengkodekan Sistem .................................................... 29
3.2.1.5 Menguji Sistem ........................................................................ 30
3.3 Alur Penelitian ........................................................................................ 31
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN ..................................................... 32
4.1 Tahap Komunikasi ................................................................................. 32
4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan............................................................. 33
Mendefinisikan Ruang Lingkup ...................................................... 33
Analisis Sistem Berjalan ................................................................. 33
Desain Sistem Usulan ..................................................................... 34
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras .............................................. 36
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ............................................. 37
4.3 Tahap Membangun Sistem ..................................................................... 37
Arsitektur Sistem usulan ................................................................. 38
Skematik Sistem Arduino dengan Sensor Force Sensitive Resistor 40
Skematik Sistem Arduino dengan LCD TFT 2.8 ............................ 42
Skematik Sistem Arduino dengan Kompas QMC3588L ................ 42
Skematik Sistem Arduino dengan Modul RTC .............................. 43
Skematik Sistem Arduino dengan Push Button .............................. 44
Skematik Sistem Arduino dengan Bluetooth HC-05 ...................... 45
Pembangunan Smart Sajadah .......................................................... 47
4.4 Implementasi Sistem .............................................................................. 47
x
Pengkodean Arduino ....................................................................... 47
Pengkodean Waktu Salat................................................................. 47
Pengkodean Penghitung Rakaat Salat ............................................. 49
Pengkodean Penentuan Arah Kiblat................................................ 51
4.5 Evaluasi Prorotipe .................................................................................. 52
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 54
5.1 Hasil ........................................................................................................ 54
Sistem Smart Sajadah ...................................................................... 54
Mobile ............................................................................................. 54
Hasil Kepekaan Sensor ................................................................... 55
Koneksi Bluetooth ........................................................................... 55
User Acceptance Testing................................................................. 58
5.2 Pembahasan ............................................................................................ 70
Penunjuk arah kiblat ........................................................................ 70
User Acceptance Testing................................................................. 70
Kepekaan Sensor Force Sensitive Resistor ..................................... 71
Data Primer ..................................................................................... 71
5.2.4.1 Studi Lapangan ........................................................................ 71
Data Sekunder ................................................................................. 72
5.2.5.1 Studi Pustaka............................................................................ 72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 74
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 74
6.2 Saran ....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 77
xi
DAFTAR GAMBAR ]
Gambar 1. 1 Mobile and Pervasive Computing ...................................................... 3
Gambar 2. 1 Mikrokontroler Arduino Mega 2560 .................................................. 9
Gambar 2. 2 Force sensitive resistor .................................................................... 12
Gambar 2. 3 Konfigurasi pin Real Time Clock .................................................... 13
Gambar 2. 4 Modul Kompas HMC 5883L ........................................................... 15
Gambar 2. 5 LCD TFT .......................................................................................... 16
Gambar 2. 6 Konfigurasi pin LCD TFT ............................................................... 17
Gambar 2. 7 Modul Bluetooth HC-05 .................................................................. 18
Gambar 2. 8 Serial-Module HC-05 ....................................................................... 19
Gambar 2. 9 Paradigma Prototyping ..................................................................... 20
Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 31
Gambar 3. 2 Skema Rangkaian Sistem ................................................................. 38
Gambar 3. 3 Cara Kerja Sistem............................................................................. 39
Gambar 3. 4 Skematik Arduino dengan ................................................................ 41
Gambar 4. 1 Sistem berjalan ................................................................................. 34
Gambar 4. 2 Sistem usulan.................................................................................... 35
Gambar 4. 3 Skema Rangkaian Sistem ................................................................. 38
Gambar 4. 4 Cara Kerja Sistem............................................................................. 39
Gambar 4. 5 Skematik Arduino dengan force sensitive resistor ........................... 41
Gambar 4. 6 Skematik Arduino dengan LCD TFT 2.8 ......................................... 42
Gambar 4. 7 Skemataik Arduino dengan kompas QMC35881............................. 43
Gambar 4. 8 Skematik Arduino dengan RTC ....................................................... 44
Gambar 4. 9 Sistem Arduino dengan Push Button ............................................... 45
Gambar 4. 10 Sistem arduino dengan Bluetooth HC-05....................................... 46
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Spesifikasi Teknis Arduino Mega 2560 ............................................... 10
Tabel 2. 2 Tabel penjelasan pin RTC DS3231 ...................................................... 14
Tabel 2. 3 Konfigurasi pin LCD TFT ................................................................... 17
Tabel 2. 4 Penjelasan pin modul Bluetooth HC-05............................................... 19
Tabel 3. 1 Studi literature ...................................................................................... 25
Tabel 4. 1 Kebutuhan perangkat keras .................................................................. 36
Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan Software dan Tools .............................................. 37
Tabel 4. 3 Pin sensor force sensitive resistor ........................................................ 41
Tabel 4. 4 Pin konfigurasi HMC 2885L ............................................................... 43
Tabel 4. 5 Pin konfigurasi Real Time Clock (RTC) ............................................. 44
Tabel 4. 6 Pin konfigurasi HMC 3885L ............................................................... 46
Tabel 4. 7 Hasil prototipe ...................................................................................... 52
Tabel 5. 1 Kepekaan sensor force sensitive resistor ............................................. 55
Tabel 5. 2 Tabel keberhasilan pengujian Bluetooth .............................................. 56
Tabel 5. 3 Waktu delay transmisi .......................................................................... 57
Tabel 5. 4 User Acceptance Testing Safee Petters ............................................... 58
Tabel 5. 5 User Acceptance Testing Taufiq Rahman .......................................... 60
Tabel 5. 6 User Acceptance Testing Muhammad Faras ...................................... 62
Tabel 5. 7 User Acceptance Testing Laila Safitri ................................................ 64
Tabel 5. 8 User Acceptance Testing Aisyah Ramadhani ..................................... 66
Tabel 5. 9 User Acceptance Testing Fauzi Faturahman ...................................... 68
Tabel 5. 10 Penunjuk arah kiblat HMC 5883L ..................................................... 70
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada
Allah SWT. Ibadah merupakan perkara yang penting dalam kehidupan seorang
muslim. Sehingga segala hal yang berkaitan dengan ibadah akan menjadi hal
penting yang harus diperhatikan. Agar ibadah yang dikerjakan tidak menjadi
perkara yang sia-sia ( Ath-Thayyar, 2018)
Dalam ajaran Islam ibadah salat memiliki kedudukan tertinggi diantara
ibadah-ibadah lainya. Salat merupakan salah satu bentuk ungkapan penghambaan
diri kepada Sang Khalik “tali penghubung antara seorang hamba dengan tuhan”
berkedudukan sangat tinggi dalam Islam, laksana kepala dengan badan (Ath-
Thayyar, 2018).
Melaksanakan ibadah salat lima waktu sesuai dengan waktu-waktu yang
telah ditentukan serta menghadap ke arah kiblat merupakan keutamaan dalam
menunaikan ibadah wajib ini. Salat menurut istilah ahli fikih berarti perbuatan
(gerak), dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan syarat-syarat tertentu.
Dalam melaksanakan ibadah salat, baik wajib maupun sunah, ada beberapa
kendala yang dialami oleh umat muslim, diantaranya lupa jumlah rakaat yang telah
dilakukan dan kesulitan dalam penentuan arah kiblat. Hal ini dibuktikan dari survei
yang dilakukan peneliti terhadap 86 orang responden dari masyarakat umum
dengan umur 17 sampai dengan 50 tahun. Dari survei ini, dapat ditarik kesimpulan
bahwa 7 % dari umat muslim masih sering lupa jumlah rakaat salat yang sedang
dilaksanakan dan 70 % dari umat muslim memerlukan alat bantu kompas dalam
menentukan arah kiblat.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terdapat banyak penelitian yang berkaitan dengan penghitungan alat salat
atau alat bantu untuk menunjukkan arah kiblat, seperti pada penelitian (Arrar,
2008), (Kasman & Moshnyaga, 2016) dan (Juhaida Ismail, Nor Laila Md Noor,
2015). Pada penelitian Ismail (2015) dihasilkan sebuah “smart prayer mat”, yang
digunakan untuk membantu aktifitas salat untuk orang lanjut usia yang mengalami
gangguan kognitif. Alat bantu ini dilengkapi dengan sensor tekan berbasis tekstil
yang mengeluarkan isyarat/ bunyi agar mereka menyelesaikan ibadah salat yang
sedang dilaksanakan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kasman (2017)
menghasilkan teknik baru untuk mengindentifikasi postur tubuh pada “smart prayer
mat” menggunakan sensor tekan. Hasil penelitian ini adalah smart prayer mat dapat
mengenali 100% postur tubuh dalam aktifitas salat. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Arrar (2009) menghasilkan portable interactive Islamic prayer counter,
yaitu sebuah alat bantu yang dapat memghitung rakaat salat melalui identifikasi
sujud dan menginformasikan progres ibadah salat.
Penelitian tentang smart prayer mat atau sajadah pintar yang telah ada lebih
banyak memfokuskan penelitian kepada fungsi alat bantu sebagai penghitung
rakaat salat, baik menggunakan identifikasi gerakan tubuh ataupun identifikasi
sujud, walaupun pada penelitian Arrar (2009) alat yang dihasilkan sudah berbentuk
alat yang portable. Smart prayer mat yang telah ada ini juga belum dilengkapi
dengan penunjuk arah kiblat dan belum terhubung ke sebuah sistem mobile.
Internet dalam kehidupan modern saat ini tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Konsep Internet of Things (IoT) hadir untuk mengakomodir
kebutuhan tersebut. Pada [Sharma et al], disebutkan bahwa terminologi IoT
pertama kali diperkenalkan oleh K. Ashton pada tahun 1999. IoT memungkinkan
benda-benda terhubung kapan saja, di mana saja menggunakan suatu jaringan dan
servis. Salah satu implementasi dari IoT adalah pervasive computing.
Pervasive Computing adalah suatu lingkungan di mana sejumlah teknologi
(terutama teknologi komputer) digunakan dan menyatu di dalam objek dan aktivitas
manusia sehari-hari, sehingga kehadirannya tidak dirasakan sebagai sesuatu yang
khusus. Pada dasarnya pervasive computing ditujukan untuk melibatkan teknologi
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
komputasi dalam berbagai aktivitas manusia dalam kehidupannya sehingga
memberikan kenyamanan penggunaan teknologi dalam pekerjaan manusia. Dengan
adanya model komputasi tersebut, model interaksi manusia-komputer konvensional
diharapkan akan berubah dengan memungkinkan interaksi yang lebih alami seperti
melalui ucapan, sentuhan, pola gerakan, dan sebagainya (Chimay J. Anumba,
2012).
Gambar 1. 1 Mobile and Pervasive Computing
(Sumber : Anumba,2012)
Hal ini linier dengan semakin berkembangnya pervasive computing,
semakin banyak pula perangkat teknologi yang tidak bisa lepas dari kehidupan
sehari-hari yaitu smartphone. Berdasarkan survei GSMA Intelligence tahun 2015
dari total jumlah penduduk di indonesia yaitu 255.5 juta jiwa terdapat sekitar 308.2
juta unit smartphone yang aktif digunakan (Intelligence, 2017). Ini artinya
penggunaan smartphone sudah sangat meresap (pervasive) di kehidupan orang
Indonesia dengan perbandingan antara orang di Indonesia dengan jumlah
smartphone adalah 1 banding 1,2 perangkat smartphone.
Banyak cara untuk membuat sebuah robot dengan mudah, salah satunya
adalah dengan menggunakan alat yang dinamakan arduino. Selama bertahun-tahun
arduino telah menjadi otak dari ribuan proyek, dari benda yang dipakai sehari-hari
sampai instrumen ilmiah yang kompleks. Arduino dibuat di Ivrea Interantion
Design Intitute sebagai alat yang mudah untuk membuat prototype yang cepat.
Board Arduino merupakan sebuah open-source sehingga kita dapat secara
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
independen membangun sesuatu dengan kebutuhan masing-masing (Arduino,
2016).
Sensor Force Sensitive Resistance atau disebut sebagai FSR ini merupakan
sebuah sensor tekanan yang akan memiliki resistansi yang berubah-ubah sesuai
dengan besarnya pressure atau tekanan yang diberikan pada area sensornya (Imam,
2016). Sensor ini memiliki ukuran yang tipis sehingga cocok untuk di
impementasikan pada alat ini.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan kepada 86 responden usia 15-50
tahun diperoleh data bahwa sebanyak 88% merasa lebih terarah dalam melakukan
ibadah harian jika sudah ada sistem integrasi portable smart sajadah.
Berdasarkan hasil analisis, studi pustaka/literatur dan pemaparan kuesioner,
maka pada penelitian ini diusulkan sebuah sistem penghitung rakaat salat dan
penentuan arah kiblat yang diletakan pada smart sajadah dan terintegrasi dengan
smartphone untuk mencatat kegiatan ibadah salat secara otomatis yang tersimpan
dalam database untuk kemudian digunakan sebagai landasan memacu ibadah yang
berkualitas dan lebih baik lagi. Dengan demikian penulis melakukan penelitian
berjudul “SMART SAJADAH PORTABLE PENGHITUNG RAKAAT SALAT
DAN PENENTU ARAH KIBLAT YANG TERINTERGRASI DENGAN
SMARTPHONE MENGGUNAKAN SENSOR FORCE SENSITIVE RESISTOR
(FSR) BERBASIS ARDUINO”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan beberapa masalah yaitu:
a. Bagaimana membangun sebuah perancangan sistem penghitungan rakaat
salat?
b. Bagaimana membangun sebuah perancangan sistem penentuan arah kiblat?
c. Bagaimana membangun sebuah smart sajadah portable yang terintegrasi
dengan smartphone?
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.3 Batasan Masalah
Sebagai pembatasan penelitian dan alat untuk tetap fokus dan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan, maka penulis memberikan ruang lingkup batasan masalah
sebagai berikut:
a. Penggunaan mikrokontroler Arduino Mega 2560 sebagai otak utama untuk
pengendalian dan koneksi antar alat.
b. Penggunaan Force Sensitive Resistor (FSR) sebagai penentuan menghitung
rakaat salat.
c. Menggunakan metode prototype sebagai pengembangan sistem.
d. Komunikasi antar sistem dengan smartphone menggunakan bluetooth.
e. Jadwal sholat diambil dari website www.jadwalsalat.org dengan wilayah
Jakarta.
f. Perhitungan arah kiblat berdasarkan pusat peta google maps yang di sediakan
perhitungannya pada website https://www.al-habib.info/arah-kiblat/ dengan
wilayah Jakarta
g. Pengujian menggunakan aplikasi android bluetooth terminal HC-05.
h. Landasan tentang ibadah sholat diambil dari buku Ensiklopedia Shalat, Karya
Prof. Dr. Abdullah Atthyar.
1.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk membantu memudahkan
pengguna dalam penentuan arah kiblat, pengingat rakaat salat yang terintegrasi
dengan smartphone.
1.5 Manfaat
Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengetahui cara kerja sistem alat tersebut dan mengetahui interaksi
antara perangkat kerja (software) dengan (hardware).
2. Sebagai portofolio penulis yang akan berguna untuk masa yang akan datang.
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bagi Universitas
1. Menambah referensi literatur kepustakaan untuk Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sebagai referensi untuk mahasiswa lain dalam mengembangkan penulisan
atau penelitian yang berhubungan dengan topik skripsi ini.
Bagi Masyarakat
1. Memberikan kemudahan kepada pengguna ketika lupa rakaat dalam
menjalankan ibadah salat. Karena alat ini memberikan pengingat ketika lupa
dengan rakaat salat.
2. Memberikan penentuan penunjuk arah kiblat.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan dan penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan. Berikut
penjelasan kedua metode tersebut:
1.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan analisis data dan penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Pustaka
2. Kuesioner
3. Wawancara
1.8 Metode Pengembangan Sistem
Pada penelitian ini penulis menggunakan Protoype. Adapun tahap siklus
pengembangan Prototype adalah sebagai berikut:
● Pengumpulan Kebutuhan.
● Pembuatan Prototipe.
● Evaluasi Prototipe.
● Pengkodean Sistem.
● Pengujian Sistem.
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.9 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi, penulis menyusunnya ke
dalam enam bab. Setiap bab-nya terdiri dari beberapa sub bab tersendiri. Bab
tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lain, dimana diawali dengan
bab pendahuluan dan diakhiri bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, batasan masalah,
tujuan, dan manfaat serta sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang mendasari
analisis permasalahan dan berhubungan dengan topik yang dibahas.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan
dalam merancang dan membangun prototipe sistem.
BAB IV: ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN SISTEM
Pada bab ini membahas mengenai hasil dari analisis, perancangan,
implementasi sesuai dengan metode yang dilakukan pada alat dan aplikasi
yang dibuat serta hasil dari pengujian.
BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang didapat dari penelitian.
BAB VI: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut agar tercapai hasil
yang lebih baik.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah kumpulan dari sub-sub sistem abstrak maupun fisik yang
saling terintegrasi dan berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Rahmat,
2013). Jika dilihat dari sudut pandang sistem informasi yang berorientasi objek,
sistem merupakan sekumpulan komponen yang mengimplementasikan model dan
fungsionalitas yang dibutuhkan, komponen tersebut saling berinteraksi di dalam
sistem guna mentransformasi input yang diberikan kepada sistem tersebut menjadi
output yang berguna dan bernilai bagi aktor-nya (Irwanto, 2016). Salah satu
klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya, adalah sistem manusia dan sistem
mesin. Pada zaman yang semakin global dan semuanya serba maju ini tidak semua
sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin
tergantung dari kebutuhannya (Taufiq, 2013).
2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di
dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serbaguna yang
digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya telah berisi
komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni memori dan
pemrograman Input-Output. Mikrokontroler dapat deprogram untuk melakukan
penghitungan, menerima input dan menghasilkan output. Mikrokontroler
mengandung sebuah inti prosessor, memori dan pemrograman Input-Output
(Oktariawan, Martinus, & Sugiyanto, 2013).
Mikrokontroler Arduino
Arduino adalah sebuah platform prototyping open-source
berdasarkan hardware dan software yang mudah digunakan. Board Arduino
dapat membaca masukan cahaya pada sensor, jari pada tombol, atau pesan
Twitter dan mengubahnya menjadi output, mengaktifkan motor,menyalakan
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LED, menerbitkan sesutu secara online. Untuk melakukannya dapat
menggunakan bahasa pemrograman Arduino (berdasarkan wiring), dan
Software IDE (Integrated Development Environment) Arduino berdasarkan
prosesnya (Kadir, 2014).
Terdapat banyak jenis Arduino, salah satunya adalah Arduino Mega
2560. Arduino Mega 2560 menggunakan mikrokontroler ATmega 2560.
Arduino Mega 2560 memiliki jumlah pin terbanyak dari semua papan
pengembangan Arduino. Mega 2560 memiliki 54 buah digital pin yang
dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi
pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-pin tersebut bekerja pada
tegangan 5V. Arduino Mega 2560 R3 memiliki 16 buah input analog.
Masing-masing pin analog tersebut memiliki resolusi 10 bits (jadi bisa
memiliki 1024 nilai). Secara default, pin-pin tersebut diukur dari ground ke
5V, namun bisa juga menggunakan pin AREF dengan menggunakan fungsi
analogReference().(Arduino, 2018).
Berikut merupakan gambar mikrokontroler Arduino Mega 2560:
Gambar 2. 1 Mikrokontroler Arduino Mega 2560
(Sumber : https://www.arduino.cc/en/Main/arduinoBoardMega/)
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berikut merupakan spesifikasi teknis mikrokontroler Arduino Mega 2560:
Tabel 2. 1 Spesifikasi Teknis Arduino Mega 2560
Chip mikrokontroller ATmega2560
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang
direkomendasikan, via jack DC)
7V - 12V
Tegangan input (limit, via jack DC) 6V - 20V
Digital I/O pin 54 buah, 6 diantaranya
menyediakan PWM output
Analog Input pin 16 buah
Arus DC per pin I/O 20 mA
Arus DC pin 3.3V 50 mA
Memori Flash 256 KB, 8 KB telah digunakan
untuk bootloader
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 101.5 mm x 53.4 mm
Berat 37 g
Program arduino dapat dibagi dalam tiga bagian utama: struktur,
nilai-nilai (variabel dan konstanta), dan fungsi. Bahasa Arduino didasarkan
pada C/C ++. Ini terhubung dengan libarry AVR dan memungkinkan
penggunaan setiap fungsinya. Berikut merupakan contoh penulisan
pemrograman arduino (Arduino, 2018).
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
void setup() {
pinMode(13, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(13, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(13, LOW);
delay(1000);
}
Fungsi setup() disebut ketika sketsa dimulai. Digunakan untuk
menginisialisasi variabel, pinmode, penggunaan library, dan lainnya.
Fungsi setup() hanya akan berjalan sekali, setelah setiap PowerUp atau reset
board arduino (Arduino, 2018).
Setelah membuat fungsi setup(), yang menginisialisasi dan
menetapkan nilai awal, fungsi loop() melakukan persis sesuai namanya, dan
loop berturut-turut, yang memungkinkan program untuk mengubah dan
menanggapi. Menggunakannya untuk secara aktif mengontrol board
arduino (Arduino, 2018).
2.3 Modul Force Sensitive Resistor
Force Resistive Resistor atau disebut sebagai FSR ini merupakan sebuah
sensor tekanan yang akan memiliki resistansi yang berubah-ubah sesuai dengan
besarnya pressure atau tekanan yang diberikan pada area sensornya. Ketika tidak
ada tekanan, sensor terlihat seperti resistor yang tak terbatas (rangkaian terbuka).
Sensor FSR terbuat dari 2 lapisan dipisahkan oleh spacer. Perangkat ini dibuat
dengan bahan elastis dalam empat lapisan, yang terdiri dari Sebuah lapisan isolasi
plastik elektrik,
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Daerah yang aktif yang terdiri dari pola konduktor yang terhubung ke lead pada
ekor untuk dikenakan dengan tegangan listrik, Sebuah spacer plastik, serta ventilasi
udara melalui ekor. Sebuah substrat fleksibel dilapisi dengan lapisan konduktif
polimer tebal. FSR pada dasarnya resistor yang mengubah nilai resistif (dalam ohm
Ω) tergantung pada berapa banyak ditekan. Sensor ini memiliki haraga pasaran
yang cukup murah, dan mudah digunakan, tetapi sensor ini memiliki nilai akurasi
yang cukup rendah dengan nilai akurasi kurang lebih 10%. (Arvin Heri Wicaksono,
2016)
Gambar 2. 2 Force Sensitive Resistor
(Sumber : https://www.sparkfun.com/products/9376)
2.4 Modul Real Time Clock (RTC)
RTC merupakan alat yang digunakan untuk mengakses data waktu dan
kalender. RTC yang digunakan adalah DS3231 yang merupakan pengganti dari
serial RTC tipe DS1307 dan DS1302. RTC mampu mengakses informasi data
waktu mulai dari detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun. Akhir tanggal
pada setiap bulan akan disesuaikan secara otomatis dengan kurang dari 31 hari dan
juga mampu mengoreksi tahun kabisat. Pada DS3231 Operasi jam bisa diformat
dalam 24 jam atau 12 jam (AM/ PM). Untuk tatap muka dengan suatu
mikroprosesor dapat disederhanakan dengan menggunakan sinkronisasi
komunikasi serial I2C dengan kecepatan clock 400Khz. Hanya membutuhkan 2
saluran untuk komunikasi dengan clock/RAM: SCL (serial clock), SDA (Serial I/O
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
data), dan juga dilengkapi dengan keluaran SQW/Out yang dapat diprogram untuk
mengetahui perubaaan data waktu pada RTC dan pin RST. DS3231 didesain untuk
mengoperasi pada power yang sangat rendah dan mempertahankan data dan
informasi waktu 1 microwatt. Adapun karakteristik dari RTC tipe DS3231 yaitu: –
RTC menghitung detik, menit, jam, tanggal, bulan, hari setiap minggu dan tahun
dengan benar sampai tahun 2100 – Serial I2C untuk pin minimum proses
komunikasi RTC – 2.0 – 5.5 Volt full operation – Mempunyai kemasan 16 pin
SOICs – 3 simple wire interface ( I2C dan SQW/Out) – Square wave output yang
dapat diprogram – Mempunyai sensor temperatur dengan akurasi ± 3o Celcius.
(Assegaf, 2017).
Adapun konfigurasi pin dari RTC DS3231 ditunjukkan sebagaimana gambar
berikut:
Gambar 2. 3 Konfigurasi pin Real Time Clock
(Sumber : https://components101.com/modules/ds3231-rtc-module-pinout-circuit-
datasheet)
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Adapun penjelasan dari pin RTC DS3231 ditunjukkan pada berikut:
Tabel 2. 2 Tabel penjelasan pin RTC DS3231 (Sumber: DS3231 Datasheet)
Pin Fungsi
VCC1, VBAT sebagai power supply. Jika VCC2 > VCC1 (+0.2V)
maka VCC2 menjadi power DS3231, begitu juga
sebaliknya
SCL untuk sinkronisasi data pada serial interface (clock)
SDA pin data bidireksional (input/output)
INT/SQWOUT Output interupsi dari RTC yang dapat deprogram
sebagai pemberi informasi perubahan waktu
32Khz Output gelombang kotak yang dapat deprogram
RST Pin Reset yang RTC
Clock/ kalender 7 bit register ditetapkan sebagai mode 12 atau 24
jam.
Write protect bit pada 7 bit pertama (bit 0……6) berlogika 0 sampai
pada proses read, bit 7 harus berlogika 0 sebelum
ada operasi penulisan untuk clock atau RAM
Clock/ kalendar Burst Mode bagian dari operasi burst mode, secara teratur dapat
dibaca atau ditulis mulai dengan bit 0 pada alamat
0
2.5 Modul Kompas QMC5883L
Kompas merupakan salah satu alat penting dalam navigasi yang berfungsi
sebagai penunjuk arah berdasarkan posisi kutub bumi.Sensor kompas HMC5883L
sebuah kompas yang bekerja dengan menyelaraskan medan magnet bumi. Karena
jarum kompas terbuat dari bahan besi, yang sejalan dengan ayunan pada bantalan
di pusat seperti medan magnet bumi menariknya ke dalam keselarasan. Medan
magnet ini berkembang di seluruh permukaan bumi sehingga dapat digunakan
untuk membantu dalam menunjuk arah mata angin.
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Magnetometer menggunakan medan magnet tersebut, namun tidak menarik
pada jarum kecil di dalamnya. Di dalam magnetometer terdapat tiga sensor magneto
- resistif pada tiga sumbu. Hal tersebut menjelaskan bahwa efek medan magnet pada
sensor ini mengatur aliran arus melalui sensor dengan menerapkan skala (milli-
gauss).
The Honeywell HMC5883L adalah permukaan -mount, modul multi - chip
yang dirancang untuk medan magnet rendah penginderaan dengan antarmuka
digital untuk aplikasi seperti compassing dan magnetometry.HMC5883L termasuk
resolusi tinggi seri HMC118X magneto-resistif sensor dan ditambah amplifikasi
ASIC.
HMC5883L ini memanfaatkan Anisotropic Magnetoresistive (AMR)
teknologi Honeywell yang memberikan keuntungan lebih dari teknologi sensor
magnetik lainnya.Ini anisotropic, directional sensor memiliki presisi dalam sumbu
sensitivitas dan linearitas. Konstruksi solid-state sensor ini dengan sensitivitas
cross- sumbu yang sangat rendah dirancang untuk mengukur baik arah dan besarnya
medan magnet bumi, dari mili-gauss sampai 8 gauss. Sensor Magnetic Honeywell
adalah salah satu sensor medan rendah paling sensitif dan dapat diandalkan dalam
industri.
Gambar 2. 4 Modul Kompas HMC 5883L
(Sumber : http://domoticx.com/arduino-kompas-3-assen-hmc5883l/)
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6 Modul LCD TFT 1.8
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid
Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan
teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi
memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
31 mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun
grafik.(Elektronika, 2012)
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening
dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment
dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan
medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris
menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki
polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horizontal belakang yang
diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati
molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan
terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ditampilkan.
Gambar 2. 5 LCD TFT
(Sumber : https://www.adafruit.com/product/358)
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Thin-film Transistor, disingkat dengan TFT, merupakan salah satu tipe layar
Liquid Crystal Display (LCD) yang datar, di mana tiap-tiap pixel dikontrol oleh
satu hingga empat transistor. Teknologi ini menyediakan resolusi terbaik dari
teknik panel data. Layar TFT sering disebut juga active-matrix LCD. Layar ini
dapat menampilkan gambar yang kaya warna tapi mahal. Dan permukaannya
32 sensitif terhadap sentuhan. Selain itu layar ini tidak cocok untuk tampilan yang
eksak seperti misalnya untuk CAD.
Gambar 2. 6 Konfigurasi pin LCD TFT
Tabel 2. 3 Konfigurasi pin LCD TFT
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 Modul Bluetooth HC-05
Bluetooth HC-05 adalah sebuah modul bluetooth SPP (Serial Port
Protocol) yang mudah di gunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang
mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth
V2.0 + EDR Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio
berfrekuensi 2,4 GHz. Dalam penggunaanya HC-05 dapat beroperasi tanpa
menggunakan driver khusus. Jarak sinyal dari HC-05 adalah 30 meter, dengan
kondisi tanpa halangan (Pratama, 2014)
Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua
kondisi berikut:
1. Komunikasi harus antara master dan slave
2. Password harus benar (saat melakukan pairing)
Modul Bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor
memiliki fungsi yang berbeda - beda. Untuk gambar modul bluetooth dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2. 7 Modul Bluetooth HC-05
(Sumber : https://components101.com/wireless/hc-05-bluetooth-module)
Modul Bluetooth HC-05 dengan supply tegangan sebesar 3,3 V ke pin 12
modul bluetooth sebagai VCC. Pin 1 pada modul bluetooth sebagai transmitter.
Kemudian pin 2 pada bluetooth sebagai receiver. Berikut merupakan Bluetooth-to
Serial-Module HC-05 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2. 8 Serial-Module HC-05
Konfigurasi pin modul Bluetooth HC-05 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. 4 Penjelasan pin modul Bluetooth HC-05
Module Bluetooth HC-05 merupakan module bluetooth yang bisa menjadi
slave ataupun master hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi untuk
melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang
melakukan pairing ke module bluetooth CH-05. Untuk mengeset perangkat
bluetooth dibutuhkan perintah-perintah AT Command yang mana perintah AT
Command tersebut akan di respon oleh perangkat bluetooth jika modul bluetooth
tidak dalam keadaan terkoneksi dengan perangkat lain.
2.8 Definisi Prototipe
Menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?”
terbitan USA: Apple Computer.Inc Prototyping merupakan salah satu metode
pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode
Prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefiinisikan secara
umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja
yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara pelanggan dan pengembang, maka
dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses
dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan
menghasilkan sistem yang sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah
ditentukan.
Prototyping merupakan pendekatan iteratif dalam pengembangan sistem
yang dibuat. Secara umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk
memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan
menghemat waktu, meningkatkan pengedalian, mendorong pertumbuhan,
meningkatkan produktifitas serta profitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu dengan
berkembangnya teknologi komputer baik hardware maupun software-nya.
Istilah prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software
sistem informasi lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu
produk (Pressman, 2010).
Gambar 2. 9 Paradigma Prototyping
(Sumber : Pressman, 2010)
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Karakteristik Metode Prototyping
Empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping
masih menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes
Prototypes?” terbitan USA : Apple Computer,Inc yaitu :
1. Pemilahan fungsi harus mengacu pada fungsi yang ditampilkan
oleh prototyping. Pemilahan dilakukan berdasarkan pada tugas-
tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan
diperagakan.
2. Penyusunan sistem informasi bertujuan untuk memenuhi
permintaan akan tersedianya prototipe.
3. Evaluasi.
4. Penggunaan Selanjutnya.
Jenis-Jenis Prototyping
Berikut adalah jenis-jenis dari Prototyping (Houde dan Hill, 2004):
1. Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan
dari teknologi yang akan digunakan untuk sistem informasi yang
akan disusun.
2. Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui
kebutuhan aktivitas bisnis user.
3. Desain prototyping – digunakan untuk mendorong perancangan
sistem informasi yang akan digunakan.
4. Implementation prototyping – merupakan lanjutan dari rancangan
protipe, dimana prototipe ini langsung disusun sebagai suatu
sistem informasi yang akan digunakan.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping
Segala sesuatu memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu pula
dengan metode prototyping yang memiliki keunggulan dan kelemahan,
berikut penjelasannya (Houde & Hill, 2014)
A. Keunggulan
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. End user dapat berpartisipasi aktif.
2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
3. Mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi.
B. Kelemahan
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
3. Kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan.
4. Prototipe yang dihasilkan tidak selamanya mudah diubah.
2.9 Teknologi Mobile
Mobile application
Menurut Mobile Marketing Association (2008) mobile application
adalah perangkat lunak yang berjalan pada perangkat mobile seperti
smartphone atau tablet PC. Mobile Application juga dikenal sebagai
aplikasi yang dapat diunduh dan memiliki fungsi tertentu sehingga
menambah fungsionalitas dari perangkat mobile itu sendiri. Untuk
mendapatkan mobile application yang diinginkan, user dapat
mengunduhnya melalui situs tertentu sesuai dengan sistem operasi yang
dimiliki. Google Play dan iTunes merupakan beberapa contoh dari situs
yang menyediakan beragam aplikasi bagi pengguna Android dan iOS untuk
mengunduh aplikasi yang diinginkan.
Smartphone
Smartphone adalah telepon yang memiliki keyboard QWERTY,
baik itu keyboard fisik ataupun layar sentuh, dan memiliki layar yang lebih
besar dengan resolusi yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan device
yang lebih banyak. Layaknya sebuah komputer, smartphone juga memiliki
sistem operasi untuk dapat menjalankannya. Berbagai contoh sistem operasi
yang ada pada smartphone saat ini yaitu Symbian, RIM Blackberry, iOS,
Windows Phone dan Android (Allen, Graupera, & Lundrigan, 2010)
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.10 Blackbox Testing
Pengujian black-box, juga disebut pengujian perilaku atau behavioral
testing, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box
berusaha untuk menemukan kesalahan pada beberapa kategori berikut: (1) fungsi-
fungsi yang salah atau hilang, (2) kesalahan interface, (3) kesalahan dalam struktur
data atau akses database eksternal, (4) kesalahan pada performa atau behavior, dan
(5) kesalahan pada inisialisasi dan terminasi. (Pressman, 2010)
2.11 Metode Pengumpulan data
Studi pustaka
Studi pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian
yang ada saat ini. Studi pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan
harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisis.
Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah
hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan, serta
bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi
lainnya. (Sudaryono, Gaguk, & Wardani, 2011)(Sudaryono et al., 2011)
Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, Metode ini diyakini mampu
mendapatkan data yang lebih akurat dan objektif terhadap permasalahan
yang didapat langsung dari responden (Sudaryono et al., 2011).
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sebelum memulai penelitian, penulis melakukan proses pengumpulan data
dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner dan studi
pustaka. Setelah mendapatkan data yang telah diperlukan untuk proses penelitian
selanjutnya penulis memulai penelitian dengan menggunakan metode
pengembangan sistem yaitu prototipe. Dimana peneliti memulai dengan
menentukan tujuan dari keseluruhan alat yang akan dibuat berdasarkan latar
belakang yang ada, dan mengidentifikasi apa saja yang akan dibutuhkan.
Selanjutnya melakukan pemodelan berupa fungsi-fungsi apa saja yang akan
berjalan yang nantinya diwujudkan dalam sebuah alat berupa prototipe. Langkah
setelah itu penulis akan melakukan testing terhadap prototipe yang hasilnya akan
digunakan untuk dievaluasi.
3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk mencari dan mengumpulkan
data yang terkait dengan peneltian atau proses analisis seperti dasar teori,
metodologi penulisan, metodologi proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam
penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner, studi
pustaka, dan studi literatur.
Data Primer
3.1.1.1 Studi Lapangan
a. Kuisioner
Kuisioner dilakukan untuk mengetahui kendala yang dialami oleh umat
muslim ketika melakukan ibadah salat. Adapun penyebaran kuisioner
dilakukan terhadap 86 orang responden dari masyarakat umum dengan
umur 17 sampai dengan 50 tahun dari tanggal 04 Oktober 2017 sampai 09
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oktober 2017. Dari survei ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa 7 % dari
umat muslim masih sering lupa jumlah rakaat salat yang sedang
dilaksanakan dan 70 % dari umat muslim memerlukan alat bantu kompas
dalam menentukan arah kiblat.
b. Studi Literatur
Penulis melakukan perbandingan antara penelitian yang sudah pernah
dilakukan. berikut adalah hasil dari perbandingan.
Tabel 3. 1 Studi literature
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Kekurangan Kelebihan
1. Kasman/2016 New Technique for
Unobtrusive Sensing
of Human Postures by
a Smart Prayer Mat
Diperlukan
pengidentifikasian
postur tubuh
sebelum
menggunakan
smart sajadah,
tidak terintegrasi
dengan database
sehingga tidak user
tidak mendapatkan
rekapan/catatan
salat.
Menggunakan tiga
tempat sensor
sehingga akurasi
penghitungan rakaat
lebih tepat
2. Juhaida
Ismail/2015
Smart Prayer Mat: a
Textile-Based Pressure
Sensor to Assist
Elderly With
Cognitive impairment
in praying activity
Smart Prayer tidak
dilenkapi dengan
jadwal rakaat salat
pada display,
Tidak adanya
Integrasi hardware
yang luas, terdapat
sensor tekanan,
modul RTC, dan
memory card
sebagai data loging
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penunjuk/penentua
n arah kiblat.
pada alat penghitung
rakaat salat
3. Al Amin
Saichul
Iman/2012
Sajanic (Sajadah
Digital Electronic)
Sebagai Otomatisasi
Penghitung Rakaat
Dan Penunjuk Arah
Kiblat Secara Digital
Menggunakan
sensor infrared
penentuan rakaat
salat dengan
indicator sujud
masih belum
akurat, hal ini di
tandakan dengan
lebih dari 7 detik
sujud maka akan di
hitung 2 kali sujud.
tidak terintegrasi
dengan database
sehingga tidak user
tidak mendapatkan
rekapan/catatan
salat.
Mengangkat studi
kasus di tempat yang
berhubungan
langsung dengan
tempat ibadah pada
pengujian arah
kiblat, yaitu di
masjid Ulul Albab
Gunungpati
Semarang
Data Sekunder
3.1.2.1 Studi Pustaka dan Literatur
Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi
pustaka,penulis mencari referensi-referensi yang relevan dengan
objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di
perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Data
tersebut menjadi latar belakang permasalahan yang ada saat ini untuk
diselesaikan dalam penelitian. Setelah mendapatkan referensi yang
relevan dengan topik penelitian, penulis mencari berbagai informasi
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dibutuhkan dalam penelitian. Informasi tersebut digunakan
dalam penyusunan landasan teori, metodologi penelitian serta
pembuatan prototipe secara langsung. Referensi yang dijadika acuan
dapat dilihat di daftar pustaka.
Studi literatur sejenis merupakan kegiatan mencari literatur
yang mempunyai persamaan atau keterkaitan dengan penelitian yang
sedang dilakukan. Literatur sejenis yang didapatkan berupa penulisan
skripsi dan juga jurnal, yang kemudian ditelaah dan dibuat
perbandingan sehingga penelitian ini dapat menjadi pelengkap atau
penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem ini, digunakan metodologi pengembangan
sistem dengan metode Prototyping. Ada 5 tahapan prototyping yang digunakan
dalam metode prototyping (Pressman, 2010) yaitu:
1) Tahap Komunikasi
2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan
3) Tahap Membangun Sistem
4) Tahap Mengkodekan Sistem
5) Tahap Menguji Sistem
Prototipe
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode prototipe untuk
membuat smart sajadah menggunakan Arduino. Alasan penulis
menggunakan metode ini karena cocok dalam pengembangan sebuah alat
dalam waktu pengerjaan yang singkat.
Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan
terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah program
ptototipe agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya
diinginkan. Program prototipe biasanya merupakan program yang belum
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jadi. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur
perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi.
Program prototipe ini dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai
ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user
(Rosa, 2013).
Menurut Roger S. Pressman (2013) tahapan pembangunan sistem
dengan menggunakan metode prototipe adalah komunikasi
(communication) yaitu bertujuan menentukan tujuan dari keseluruhan
perangkat lalu mengidentifikasi persyaratan (quick plan) apa saja yang
dibutuhkan. Selanjutnya pembuatan model (modelling quick design) untuk
prototipe yang akan dibangun (construction of prototype) dan dilanjutkan
dengan proses evaluasi (deployment delivery and feedback). Berikut ini
merupakan penjelasan lengkap tahapan yang penulis lakukan berdasarkan
penjelasan diatas.
3.2.1.1 Komunikasi
Paradigma prototyping dimulai dengan adanya komunikasi
antara aktor yang akan menggunakan sistem tersebut untuk
menentukan sasaran hasil keseluruhan dari perangkat lunak/sistem,
mengidentifikasi kebutuhan dan lingkungan dimana sistem tersebut
akan digunakan.
Pada tahapan ini komunikasi yang dilakukan adalah dengan
mencari informasi terkait, melalui referensi buku, skripsi dan jurnal
tentang kendala yang dialami oleh masyarakat dalam melakukan
ibadah salat termasuk lupa rakaat yang telah dikerjakan dan juga
penunjuk arah kiblat, kemudian mendiskusikannya dengan pakar atau
ahli dibidang penelitian penulis (diskusi dilakukan dengan dosen
pembimbing skripsi) untuk menganalisis masalah lebih lanjut dan
menyimpulkan sebuah solusi yang telah teruji serta manfaat penelitian
kedepannya.
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.1.2 Pengumpulan Kebutuhan
Prototyping dimulai dengan pengumpulan persyaratan
perancangan untuk menentukan tujuan keseluruhan dari sistem dan
alat, mengidentifikasi persyaratan apapun yang diketahui serta
menetukan area garis besar yang mana definisi lebih lanjut itu
diharuskan. Desain berfokus pada representasi dari aspek-aspek
perangkat lunak yang akan dilihat oleh pelanggan atau pengguna
(misalnya, pendekatan input dan format output) (Presman, 2010).
Pada tahapan pengumpulan kebutuhan ini, dilakukan
pengumpulan data kuesioner terhadap pihak terkait, studi pustaka dan
literatur. Dari hasil pengumpulan data tersebut, penulis mendapatkan
data mengenai kendala (kebiasaan dan kendala), komponen, tools,
teori yang akan digunakan, data mengenai desain dan proses
pembuatan alat dan sistem. Tahap pengumpulan kebutuhan ini akan
terus berjalan selama masih membangun prototipe sampai tahap
pengujian alatnya.
3.2.1.3 Membangun Sistem
Dalam tahap membangun Sistem ini, difokuskan kepada
pembuatan flowchart untuk sistem penghitung rakaat salat dan
penentuan arah kiblat yang terintergrasi dengan smartphone secara
keselurahan, yang kemudian flowchart dibagi lebih spesifik lagi
terhadap fungsi-fungsi yang dapat digunakan dalam sistem, secara
garis besar dimulai dari arduino mengontrol sensor force sensitive
resistor sebagai indikator perhitungan rakaat salat dan modul Kompas
HMC 5883L untuk menentukan arah kiblat pada smart sajadah.
Kemudian akan mengirimkan data rakaat salat ke smartphone yang
selanjutnya akan direkapitulasi secara keseluruhan.
3.2.1.4 Tahap Mengkodekan Sistem
Pada tahap ini, dibuat kode program di arduino menggunakan
bahasa pemrograman C. Selain itu, juga dilakukan pemograman
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan memanfaatkan modul bluetooth yang dibuat untuk mengirim
data ke smartphone. Untuk penentuan arah kiblatnya menggunakan
modul kompas HMC 5883L dan untuk penentuan indikator rakaat
salat dengan sensor force sensitive resistor.
3.2.1.5 Menguji Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian dengan cara black box
testing yang bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas sistem
ataupun alat, dilakukan pengujian masing-masing modul berikut
integrasi keseluruhan unit program guna mengetahui apakah modul-
modul tersebut bekerja sesuai dengan tugasnya. Selanjutnya tahap
menggunakan alat, ini merupakan tahap pembuktian atau
implementasi kepada 6 orang guna mengetahui tercapainya tujuan
utama pembuatan sistem.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3 Alur Penelitian
Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini akan membahas secara detail dan terperinci mengenai analisis dan
perancangan smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentu arah kiblat yang
terintergrasi dengan smartphone menggunakan sensor force sensitive resistor
(FSR) berbasis arduino dan menerapkan metode penelitian yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya.
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode prototipe. Isi dari bab empat ini
akan menguraikan tentang tahap pengembangan alat prototipe diantaranya adalah:
1) Tahap Komunikasi
2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan
3) Tahap Membangun Sistem
4) Tahap Mengkodekan Sistem
5) Tahap Menguji Sistem
Berikut penjelasan detail tahap pengembangan pada penelitian ini.
4.1 Tahap Komunikasi
Tahapan pertama dalam prototipe menurut Pressman (2010) adalah
komunikasi, tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan tujuan secara keseluruhan
alat yang akan dibangun. Pada tahapan ini penulis juga melakukan studi
kepustakaan dan pencarian jurnal-jurnal yang terkait, hal ini sangat dibutuhkan agar
penulis mendapatkan informasi-informasi terkini tentang permasalahan yang ada.
Smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentu arah kiblat yang
terintergrasi dengan smartphone menggunakan sensor force sensitive resistor
(FSR) berbasis arduino yang akan dibuat pada penelitian ini adalah bagaimana
caranya alat bisa menghitung rakaat salat, menentukan arah kiblat dan mengirim
rekapan data ke smartphone. Berikut merupakan gambaran skenario smart sajadah.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan
Tahapan awal dalam metode perototipe adalah komunikasi, tahapan ini
bertujuan untuk mendapatkan tujuan secara keseluruhan alat yang akan dibangun.
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua hal yang dibutuhkan oleh Sistem
yang akan dibuat. Pengumpulan kebutuhan ini meliputi studi literatur, observasi,
kuisioner, pengumpulan kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras dan fitur-fitur
yang ada pada pada alat tersebut.
Proses studi literatur sejenis digunakan untuk mendapatkan kebutuhan apa
saja yang akan diterapkan sekaligus untuk mengetahui Sistem yang sudah ada
sebelumnya. Selain studi literatur, dilakukan studi pustaka dan kuisioner untuk
mengumpulkan kebutuhan yang akan digunakan sebagai pengembangan sistem
agar lebih baik.
Mendefinisikan Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah salat wajib yaitu
salat shubuh, salat dzuhur, salat ashar, salat maghrib, dan salat isya
menggunakan smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentuan
arah kiblat menggunakan sensor force sensitive resistor yang
terintegrasi dengan smartphone. Selain itu penulis juga mencatat
setiap rekapan ibadah salat yang telah di lakukan oleh pengguna.
Observasi penulis lakukan selama 1 minggu di mulai dari 3
Juli – 10 Juli 2018 dengan mencatat setiap alat berjalan dengan baik
termasuk penentuan arah kiblat menggunakan modul kompas HMC
5883L.
Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, maka sistem yang sudah
berjalan selama ini pada aktifitas ibadah salat wajib dapat digambarkan pada
gambar 4.1
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 1 Sistem berjalan
Gambar 4.1 menunjukan ketika user lupa dengan rakaat yang sudah
dikerjakan ketika sholat maka ada dua pilihan, yaitu mengulangi sholatnya
atau user melakukan sujud syahwi sesudah salam.
Desain Sistem Usulan
Pada penelitian ini penulis menarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan ibadah salat wajib terkadang lupa pada perhitungan rakaatnya.
Sebagai salah satu solusi dari permasalahan tersebut sistem yang diusulkan
adalah smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentuan arah kiblat
menggunakan sensor force sensitive resistor.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berikut adalah usulan sistem dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4. 2 Sistem usulan
Gambar 4.2 menunjukan aktifitas user ketika melakukan sholat dengan
menambahkan smart sajadah. User melakukan identifikasi arah kiblat
menggunakan HMC 5883L yang terhubung dengan arduino. Force sensitive
resistor digunakan untuk sensor identifikasi tekanan sujud dan akan di tampilkan
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ke LCD TFT 1.8, setelah user selesai melakukan salat maka modul bluetooth HC-
05 akan mengirimkan data ke smartphone. Data yang di kirim berupa jenis ibadah
salat dan waktu ketika user selesai salat.
Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Dalam pembuatan sistem smart sajadah penghitung rakaat salat dan
penentuan arah kiblat yang terintegrasi dengan smartphone ini, dibutuhkan
beberapa perangkat keras atau hardware baik berupa mikrokomputer dan
komponen elektronik lainnya. Pemilihan spesifikasi hardware menjadi
sangat penting agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Tabel 4.2 menerangkan daftar komponen yang
dibutuhkan:
Tabel 4. 1 Kebutuhan perangkat keras
No Komponen Jumlah Kegunaan
1. Arduino Mega 2560 1
Menerima, memberikan dan
mengelola dari komponen yang
terhubung
2. Sensor Force Sensitive
Resistor 4
Mendeteksi sensor tekanan pada
smart sajadah
3. LCD TFT 2.8 Mcufriend 1 Sebagai interface/menampilkan
data
4. Kompas QMC5883L 1 Menentukan koordinat dan arah
kiblat
5. Real Time Clock Module 1
Memberikan waktu yang real time
dan memberikan waktu jadwal
salat
6. Bluetooth HC-05 1
Komponen pendukung untuk
komunikasi ke smartphone,
mengirim data
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Push Button 6 Sebagai navigator pilihan yang
disediakan oleh alat
8. Battrey 9 Volt 1 Sumberdaya perangkat
9. Kabel 1
Paket
Mengalirkan data dan daya dari
mikrokontroler ke komponen atau
sebaliknya
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Selain Hardware yang sudah disebutkan sebelumnya, dibutuhkan
juga Software dan Tools untuk mendukung hardware agar berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Berikut software yang dibutuhkan dalam
pembuatan sistem smart sajadah penghitung rakaat salat ini agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 4. 2 Analisis Kebutuhan Software dan Tools
No. Software/Tools Kegunaan
1.
IDE Arduino Untuk memberikan instruksi-instruksi kepada
Arduino Mega 256
2.
PHP my sql Untuk pembuatan front-end atau tampilan dari
penghitungan rakaat salat berupa website
3. Fritzing Memungkinkan penulis untuk melakukan desain
skematik sistem berupa gambar skema rangkaian
8. Microsoft Visio Memungkinkan penulis untuk melakukan desain
sistem aplikasi berupa flowchart
9. Google Sketchup Membuat rancangan mekanik smart sajadah
4.3 Tahap Membangun Sistem
Membangun prototipe didefinisikan sebagai perancangan sementara
sistem yang dibuat sebagai tahap awal membuat suatu prototipe sistem
sebelum diubah ke dalam bentuk kode. Pada tahap ini akan dibuat skenario
arsitektur rancangan sistem yang menjadikan perangkat keras yang ada
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menjadi sebuah kesatuan sistem sehingga rangkaian tersebut dapat di
program pada tahap selanjutnya. Penulis membuat sebuah flowchart atau alur kerja
dari sistem smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentuan arah kiblat
menggunakan sensor force sensitive resistor yang terintegrasi dengan smartphone.
Arsitektur Sistem usulan
Gambar 4. 3 Skema Rangkaian Sistem
Arduino Mega 2560 sebagai otak utama pada sistem smart sajadah, terdapat modul
pendukung diantaranya force sensitive resistor, modul real time clock, modul
kompas HMC 5883L, LCD TFT 1.8, modul bluetooth HC-05 dan push button. Pada
tabel 4.3 terdapat konfigurai pin antara modul dan arduno mega 2560.
Pin Modul Pin Arduino
Modul Force sensitive
resistor
VCC Pin A8
GND Pin GND
Kompas HMC5883L VCC Pin 5v
GND Pin GND
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SCL Pin 21
SDA Pin 20
Real Time Clock
VCC Pin 5v
GND Pin GND
SCL Pin 21
SDA Pin 20
Modul Bluetooth HC-05
VCC Pin 5v
GND Pin GND
RXD Pin 19 RX1
TXD Pin 18 TX1
Push Button
Input Pin 2
Input Pin 3
Input Pin 4
Input Pin 5
Input Pin 6
Input Pin 7
LCD TFT Shield arduino mega 2560
Gambar 4. 4 Cara Kerja Sistem
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penjelasan dari hubungan antar komponen adalah sebagai
berikut:
1. Arduino Mega 2560 merupakan otak dari smart sajadah yang
memberikan perintah logika terhadap keseluruhan komponen.
2. Sensor force sensitive resistor merupakan sensor tekanan yang di
gunakan sebagai indikator penanda sujud.
3. Modul kompas HMC 5883L berfungsi sebagai penentuan arah
kiblat pada smart sajadah.
4. Modul Real Time Clock (RTC) digunakan sebagai menyimpan
data waktu yang berfungsi untuk waktu salat, jam, tanggal dan
tahun.
5. Modul bluetooth HC-05 berfungsi sebagai media komunikasi dari
smart sajadah ke smartphone
6. LCD TFT digunakan sebagai display pada smart sajadah berupa
waktu salat, jam, tanggal, tahun, penanda arah kiblat dan penunjuk
rakaat
7. Switch button berfungsi sebagai kontroler smart sajadah yaitu,
button untuk salat Shubuh, button untuk salat Dzuhur, button
untuk salat Ashar, button untuk salat Maghrib, button untuk salat
Isya, button untuk arah kiblat dan button untuk menu awal.
8. Modul buzzer berfungsi sebagai notifikasi yang berbunyi “beep”
ketika smart sajadah sudah pada posisi arah kiblat.
Skematik Sistem Arduino dengan Sensor Force Sensitive
Resistor
Dalam perancangan prototipe sistem ini peneliti menggunakan
skematik sistem untuk menggambarkan model sistem yang dibuat. Dalam
skematik ini akan dijelaskan bagaimana mikrokontroler Arduino Mega 265
terhubung dengan sensor force sensitive resistor untuk mendapatkan
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tekanan dari sujud yang dilakukan oleh pengguna sehingga akan
memberikan nilai sujud dan kemudian dikonversikan menjadi perhitungan
rakaat salat. Berikut adalah bentuk skematik Sistem dari arduino mega 256
yang terhubung dengan sensor force sensitive resistor.
Gambar 4. 5 Skematik Arduino dengan force sensitive resistor
Tabel 4. 3 Pin sensor force sensitive resistor
Force sensitive resistor merupakan sebuah sensor tekanan yang
akan memiliki resistensi yang berubah-ubah sesuai dengan besaran
preasure atau tekanan yang diberikan. Semakin besar tekanan yang
diberikan maka akan semakin kecil output resistensi dari sensor ini. Saat
tidak ada tekanan yang diberikan, resistensi sensor ini lebih dari 1 Mega
ohm. Sedangkan pada tekanan yang maksimal resistensinya mencapai 1
Kilo Ohm. Besaran ketetapan nilai yang ada pada force sensitive resistor
yaitu dari 0 sampai 250, yang digunakan nilai besaran tekanan melalui tajap
uji coba.
No. Pin Force sensitive resistor Wire
1. 5V Arduino (+)
2. GND (–) Arduino pin
ground
3. GND Arduino pin 15
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Skematik Sistem Arduino dengan LCD TFT 2.8
Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaiamana arduino mega 265
terhubung ke LCD TFT 2.8 sebagai bentuk tampilan/interface waktu salat,
arah kiblat dan penghitung rakaat salat. Gambar 4.6 adalah bentuk skematik
sistem arduino yang terhubung dengan LCD TFT 2.8
Gambar 4. 6 Skematik Arduino dengan LCD TFT 2.8
Skematik Sistem Arduino dengan Kompas QMC3588L
Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaimana arduino mega 256
terhubung dengan kompas QMC3588L untuk menentukan koordinat arah
kiblat dalam smart sajadah penghitung rakaat salat dan arah kiblat. Berikut
adalah skematik sistem arduino mega 256 yang terhubung dengan kompas
QMC3558L.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 7 Skemataik Arduino dengan kompas QMC35881
Berikut merupakan tabel wiring antara HMC 5883L dengan arduino mega
2560.
Tabel 4. 4 Pin konfigurasi HMC 2885L
No. Pin HMC 3885 L Wire
1. 5 V Arduino pin 5v
2. GND Arduino pin GND
3. SCL Arduino pin 21
4. SDA Arduino pin 20
Skematik Sistem Arduino dengan Modul RTC
Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaimana arduino terhubung
dengan modul RTC untuk menentukan waktu secara real time dan waktu
salat wajib yaitu salat shubuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya. Gambar 4.8
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah bentuk skematik Sistem Arduino mega 2560 yang terhubung dengan
RTC.
Gambar 4. 8 Skematik Arduino dengan RTC
Tabel 4.5 merupakan tabel wiring antara Real Time
Clock (RTC) dengan Arduino Mega.
Tabel 4. 5 Pin konfigurasi Real Time Clock (RTC)
No. Pin HMC 3885 L Wire
1. 5 V Arduino pin 5v
2. GND Arduino pin GND
3. SCL Arduino pin 21
4. SDA Arduino pin 20
Skematik Sistem Arduino dengan Push Button
Salam skematik ini akan dijelaskan bagaimana arduino mega 256
terhubung dengan push button sebagai navigasi pada alat smart sajadah
penghitung rakaat sahalat dan penentuan arah kiblat. Gambar 4.9 adalah
bentuk skematik sistem arduino mega 256 dengan push button.
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 9 Sistem Arduino dengan Push Button
Skematik Sistem Arduino dengan Bluetooth HC-05
Salam skematik ini akan dijelaskan bagaimana arduino mega
256 terhubung dengan modul koneksi bluetooth HC-05.Gambar 4.10
adalah bentuk skematik sistem arduino mega 2560 dengan push
button.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. 10 Sistem arduino dengan Bluetooth HC-05
Tabel 4.6 merupakan tabel wiring antara HMC
3885 L dengan Arduino Mega.
Tabel 4. 6 Pin konfigurasi HMC 3885L
No. Pin HMC 3885 L Wire
1. 5 V Arduino pin 5v
2. GND Arduino pin GND
3. TX Arduino pin 18
4. RX Arduino pin 17
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembangunan Smart Sajadah
4.4 Implementasi Sistem
Tahapan selanjutnya adalah tahap implementasi sistem, yang merupakan tahap
menterjemahkan desain sistem menjadi sebuah bahasa pemograman. Mengacu
kepada analisis sistem usulan, yang menggunakan beberapa fungsi hardware yang
harus diprogram agar bisa berjalan sebagaimana fungsinya. Berikut ini adalah
langkah-langkah pada pemograman alat.
Pengkodean Arduino
Pada tahap pengkodean arduino digunakan IDE arduino 1.8.5 agar
Arduino dapat menjalankan perintah sesuai dengan keinginan user sehingga
dapat terintegrasi dengan modul-modul pendukung lainnya.
Pengkodean Waktu Salat
Berikut merupakan potongan kode untuk waktu salat yang akan di
tampilkan pada LCD TFT.
DS3231 rtc(SDA, SCL);
Time t;
uint8_t hh = 0, mm = 0, ss = 0, dd = 0, bb = 0;
int yy = 0;
String Day = " ";
String Month = " ";
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
String pTime =" ";
//analog clock
float sx = 0, sy = 1, mx = 1, my = 0, hx = -1, hy = 0;
// Saved H, M, S x & y multipliers
float sdeg = 0, mdeg = 0, hdeg = 0;
uint16_t osx = 120, osy = 120, omx = 120, omy = 120, ohx
= 120, ohy = 120; // Saved H, M, S x & y coords
void setup() {
//Serial.begin(9600);
pinMode (tombol,INPUT);
pinMode (tombolshubuh, INPUT);
pinMode (tomboldzuhur, INPUT);
pinMode (tombolashar, INPUT);
pinMode (tombolmaghrib, INPUT);
pinMode (tombolisya, INPUT);
pinMode (tombolkiblat, INPUT);
tft.reset(); //Memulai LCD
tft.begin(0x4747); //LCD Address ILI9328
tft.setRotation (3); //Set LCD to Lanscape
tft.fillScreen (BLACK); //Set Background Color
rtc.begin();
rtc.setTime (17, 36, 00); //set jam (hh,mm,ss)
rtc.setDate(3, 8, 2018); //set tanggal (dd,bb,yyyy)
Arduino melakukan pemangggilan library waktu salat wilayah Jakarta
yang telah di buat oleh penulis, waktu salat di ambil pada website
www.jadwalsalat.org. berikut adalah kode library waktu salat.
char* Aug[]=
{"04:45 06:02 06:26 12:01 15:23 17:57 19:09"
,"04:45 06:01 06:25 12:01 15:23 17:57 19:09"
,"04:45 06:01 06:25 12:01 15:23 17:57 19:09"
,"04:45 06:01 06:25 12:01 15:23 17:57 19:09"
,"04:45 06:01 06:25 12:01 15:23 17:57 19:09"
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
,"04:44 06:01 06:25 12:01 15:23 17:57 19:09"
,"04:44 06:00 06:24 12:01 15:22 17:57 19:08"
,"04:44 06:00 06:24 12:00 15:22 17:57 19:08"
,"04:44 06:00 06:24 12:00 15:22 17:57 19:08"
,"04:44 06:00 06:24 12:00 15:22 17:57 19:08"
,"04:44 05:59 06:23 12:00 15:22 17:57 19:08"
,"04:43 05:59 06:23 12:00 15:21 17:57 19:08"
,"04:43 05:59 06:23 12:00 15:21 17:57 19:08"
,"04:43 05:58 06:22 11:59 15:21 17:57 19:08"
,"04:43 05:58 06:22 11:59 15:20 17:57 19:07"
,"04:43 05:58 06:22 11:59 15:20 17:56 19:07"
,"04:42 05:57 06:21 11:59 15:20 17:56 19:07"
,"04:42 05:57 06:21 11:59 15:20 17:56 19:07"
,"04:42 05:57 06:21 11:58 15:19 17:56 19:07"
,"04:42 05:56 06:20 11:58 15:19 17:56 19:07"
,"04:41 05:56 06:20 11:58 15:18 17:56 19:06"
,"04:41 05:56 06:20 11:58 15:18 17:56 19:06"
,"04:41 05:55 06:19 11:57 15:18 17:56 19:06"
,"04:40 05:55 06:19 11:57 15:17 17:56 19:06"
,"04:40 05:54 06:18 11:57 15:17 17:56 19:06"
,"04:40 05:54 06:18 11:57 15:16 17:55 19:05"
,"04:39 05:53 06:17 11:56 15:16 17:55 19:05"
,"04:39 05:53 06:17 11:56 15:15 17:55 19:05"
,"04:39 05:53 06:17 11:56 15:15 17:55 19:05"
,"04:38 05:52 06:16 11:55 15:14 17:55 19:05"
,"04:38 05:52 06:16 11:55 15:14 17:55 19:04"};
Pengkodean Penghitung Rakaat Salat
Berikut merupakan potongan kode untuk penghitungan rakaat salat
pada smart sajadah menggunakan force sensitive resistor pada smart
sajadah penghitung rakaat salat dan penentu arah kiblat yang terintergrasi
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan smartphone menggunakan sensor force sensitive resistor (FSR)
berbasis arduino.
fsrReading = analogRead(fsrPin);
if (fsrReading <200) {
count=0;
if (rakaat==2){
while (count_rakaat < 1){
delay(5000);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print ("Selesai");
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (110,156);
tft.print (" ");
selesai = true;
count_rakaat++;
}
}
}
else if (fsrReading > 201){
while (count < 1){
sujud++;
tandasujud++;
jumlah=jumlah+sujud;
count++;
if (jumlah==2){
rakaat++;
jumlah=0;
count_rakaat=0;
tft.fillScreen(BGCOLOR);
}
if (tandasujud > 4){
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print (" Salah ");
//Serial.println("Salah");
}
else{
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (10);
tft.setCursor (120,100);
tft.print (rakaat);
}
}
sujud=0;
}
Pengkodean Penentuan Arah Kiblat
Berikut merupakan potongan kode untuk penentuan arah kiblat
menggunakan modul HMC 5883L pada smart sajadah penghitung rakaat
salat dan penentu arah kiblat yang terintergrasi dengan smartphone
menggunakan sensor force sensitive resistor (FSR) berbasis arduino.
norm = compass.readNormalize();
heading = atan2(norm.YAxis, norm.XAxis);
declinationAngle = (4.0 + (26.0 / 60.0)) / (180 / M_PI);
heading += declinationAngle;
if (heading < 0)
{
heading += 2 * PI;
}
if (heading > 2 * PI)
{
heading -= 2 * PI;
}
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
// Convert to degrees
headingDegrees = heading * 180/M_PI;
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (10,10);
tft.print (headingDegrees);
Serial.print(" Degress = ");
Serial.print(headingDegrees);
Serial.println();
if((headingDegrees >= 280.0)&&
(headingDegrees <= 310.0)){
digitalWrite(31,LOW);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (100,20);
tft.print ("kiblat");
Serial.println("Kiblat");
}
else{
digitalWrite(31,HIGH);
}
4.5 Evaluasi Prorotipe
Setelah melakukan perancangan, peneliti melakukan evaluasi terhadap hasil
dari rancangan prototipe tersebut. Hasil dari evaluasi penulis rangkum dalam
bentuk tabel berikut.
Tabel 4. 7 Hasil prototipe
No Kebutuhan Sistem Hasil Rancangan Hasil Uji Coba
1. Menghitung rakaat salat
Sistem ini mempunyai
sensor force sensitive
resistor yang mampu
Berhasil
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mendeteksi tekanan sujud
yang telah diberikan oleh
penguna
2. Menentukan arah kiblat
Sistem ini mempunyai
modul sensor kompass
yang menentukan titik
koordinat dan menunjukan
arah kiblat
Berhasil
3. Menunjukan waktu salat
wajib
Sistem ini menggunakan
modul Real Time Clock
atau RTC dimana akan
mengakses database waktu
salat yang telah dibuat.
Berhasil
4.
Mengirim data penguna yang
telah menyelesaikan salat
untuk kemudian di kirim ke
smartphone
Sistem ini dilengkapi
dengan modul bluetooth
HC-05 yang berfungsi
sebagai komunikator ke
smartphone
Berhasil
5.
Menampilkan waktu salat
wajib, rakaat salat dan
penentuan arah kiblat
Sistem ini menggunakan
LCD TFT 2.8 untuk
interface dari alat yang
telah dirancang.
Berhasil
6. Memilih fitur yang telah
ditawarkan oleh alat
Sistem ini dibantu dengna
push button untuk
mempermudah penguna
memakai alat ini.
Berhasil
Dari evaluasi rancangan prototipe ini didapatkan hasil berupa
komponen-komponen yang peneliti masukan di dalam rancangan prototipe
ini sudah memenuhi kebutuhan user. Oleh karena itu, peneliti dapat
melanjutkan proses ke tahap selanjutnya yaitu tahap mengkodekan sistem.
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Sistem Smart Sajadah
Berdasarkan materi yang disampaikan di Bab II tentang sistem smart
sajadah penghitung rakaat salat, yang mana sistem ini memberikan
informasi tentang jumlah rakaat salat yang telah dilakukan oleh user dalam
pelaksanaan ibadah salat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya.
Penggunaan smartphone merupakan salah satu perkembangan teknologi
yang menarik yang bisa diterapkan dalam berbagai segi kegiatan manusia.
Sistem smart sajadah penghitung rakaat salat ini terhubung dengan
smartphone, dimana ketika user selesai melakukan salat dan jumlah rakaat
yang dilakukan adalah benar maka sistem ini akan mengirimkan data ke
smartphone untuk kemudian di catat dan direkap oleh smartphone. Apabila
user kelebihan dalam melaksanakan rakaat maka akan muncul notifikasi
berupa suara buzzer “beep”. Hal ini berguna sebagai tolok ukur seberapa
tepat waktunya pelaksanaan ibadah salat karena sistem akan mengirimkan
ke smartphone berupa data dan waktu yang akan digunakan sebagai
parameter grafik smart sajadah penghitung rakaat salat. Berdasarkan
kebutuhan dari penelitian yang dilakukan, observasi dan kuesioner pada
akhirnya dapat diketahui dan disimpulkan bahwa sistem berhasil
menghitung rakaat salat user dan berhasil mengirimkan data ke smartphone.
Berikut adalah penjelasan dari pengujian/evaluasi terhadap prototipe smart
sajadah.
Mobile
Mobile Application adalah salah satu fitur yang dihadirkan dalam
sistem smart sajadah penghitung rakaat salat otomatis, perlu adanya sistem
otomatis yang bisa mengendalikan alat secara efektif dan efisien, mudah
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk dibawa kemana-mana tanpa mengganggu aktivitas pengguna, juga
tidak menyita waktu lama.
Pada dasarnya digunakan arduino sebagai alat atau otak dari sistem
yang dikembangkan, alat ini bertugas untuk memproses semua kegiatan
yang diperlukan dalam melakukan sistem smart sajadah penghitung rakaat
salat. arduino membutuhkaan force sensitive resistor untuk melakukan
penangkapan sensor tekanan pada sujud. Selain itu ditambahkan juga modul
bluetooth HC-05 yang digunakan sebgai alat kemonukisi antara alat dengan
smartphone. Power source micro USB dengan 5V 2.0 A diperlukan untuk
memberikan power ardunio sehingga dapat menyala dan melakukan proses
dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Hasil Kepekaan Sensor
Nilai sujud memiliki ketetapan awal pada force sensitive resistor
yaitu di atas angka 200 maka akan di identifikasi sebagai suatu sujud.
Tabel 5. 1 Kepekaan sensor force sensitive resistor
NO Nama
Pengujian
Rakaat 1 Rakaat 2 Rakaat 3
Sujud 1 Sujud 2 Sujud 3 Sujud 4 Sujud 5 Sujud 6
1. Safee Petters 376 378 299 380 379 375
2. Taufiq Rahman 378 375 281 383 383 387
3. Muhammad
Faraz 379 381 382 278 383 380
4. Laili safitri 380 382 386 379 382 388
5. Aisyah Illah
Ramadhani 379 382 384 378 381 384
6. Fauzi
Faturahman 382 385 379 383 385 388
Koneksi Bluetooth
Jenis yang dipakai untuk konektivitas antara smart sajadah dan
smartphone adalah modul bluetooth HC-05, hal ini mempertimbangkan hak
akses akun yang belum tersedia pada smart sajadah sehingga pemilihan
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bluetooth merupakan pilihan yang tepat. Karena bluetooth sendiri
mengharuskan untuk melakukan comparing terlebih dahulu dengan
smartphone, sehingga data jumlah rakaat salat yang dikirim akan sesuai
dengan hak akses akun yang ada pada smartphone.
Pengujian pada Bluetooth HC-05 adalah pengujian pengiriman
berupa data ke smartphone. Smart sajadah mengirimkan data jumlah rakaat
yang telah dikerjakan kepada smartphone menggunakan modul Bluetooth
HC-05 dengan menekan tombol kirim pada alat smart sajadah. Hasil dari
pengiriman tersebut dapat dilihat pada layar smartphone. Teks berupa
jumlah rakaat salat yang dikirimkan dari smart sajadah melalui Bluetooth
dapat terbaca dengan benar pada smartphone. Hal ini membuktikan sistem
komunikasi Bluetooth antara smartphone dan smart sajadah berjalan dengan
benar. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan mendapatkan hasil pada
tabel 5.2.
Tabel 5. 2 Tabel keberhasilan pengujian Bluetooth
Pengujian waktu delay transmisi
Pengujian waktu delay ini dilakukan dengan cara menghitung waktu
dari mulai perintah diberikan oleh smart sajadah hingga mikrokontroler
mengeksekusi perintah lalu mengirimkan ke smartphone. Untuk pengujian
ini dilakukan dengan menekan tombol kirim pada smart sajadah. Pengujian
dilakukan 10 kali percobaan dan didapatkan waktu respon rata-rata secara
keseluruhan seperti pada Tabel 5.3.
Nama Perangkat Gagal Berhasil
Smartphone Sony
Xperia X Compact 2 8
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 3 Waktu delay transmisi
Pengujian Waktu delay Rata rata
1 01.07 detik
0,862 detik
2 01.05 detik
3 Gagal
4 01.01 detik
5 01.10 detik
6 01.08 detik
7 01.15 detik
8 Gagal
9 01.07 detik
10 01.09 detik
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
User Acceptance Testing
Pada tahap ini meliputi pengujian alat secara keseluruhan yang di coba oleh 6 user yaitu, Dafee Petters, Taufiq Rahman,
Muhammad Faraz, Laili Safitri, Aisyah Illah Ramadhani, Fauzi Faturahman.
Tabel 5. 4 User Acceptance Testing Safee Petters
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 15 Agustus 2018
Penguji : Safee Petters
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu
salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai dengan yang
diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui
LCDTFT 1.8
2. Menentukan Arah
Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut Smart
Sajadah sampai lcd
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menampilkan notifikasi
arah sudah ke kiblat
3. Penghitung rakaat
salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat wajib
(Shubuh, Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan salat
mulai dari takbiratul
ihram sampai salam
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi
ke smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat wajib
(Shubuh, Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan salat
mulai dari takbiratul
ihram samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 5 User Acceptance Testing Taufiq Rahman
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 16 Agustus 2018
Penguji : Taufiq Rahman
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai yang diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui
LCDTFT 1.8
2. Menentukan Arah Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut
Smart Sajadah sampai
lcd menampilkan
notifikasi arah sudah
ke kiblat
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
3. Penghitung rakaat salat 1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
sampai salam
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi ke
smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 6 User Acceptance Testing Muhammad Faras
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 19 Agustus 2018
Penguji : Muhammad Faraz
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai yang diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui LCD
TFT 1.8
2. Menentukan Arah Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut
Smart Sajadah sampai
lcd menampilkan
notifikasi arah sudah
ke kiblat
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
3. Penghitung rakaat salat 1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi ke
smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 7 User Acceptance Testing Laila Safitri
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 20 Agustus 2018
Penguji : Laila Safitri
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai yang diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui
LCDTFT 1.8
2. Menentukan Arah Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut
Smart Sajadah sampai
lcd menampilkan
notifikasi arah sudah
ke kiblat
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
3. Penghitung rakaat salat 1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi ke
smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 8 User Acceptance Testing Aisyah Ramadhani
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 21 Agustus 2018
Penguji : Aisyah Ramadhani
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai dengan yang
diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui
LCDTFT 1.8
2. Menentukan Arah Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut
Smart Sajadah sampai
lcd menampilkan
notifikasi arah sudah
ke kiblat
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
3. Penghitung rakaat salat 1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi ke
smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 5. 9 User Acceptance Testing Fauzi Faturahman
User Acceptance Testing
Tanggal Uji : 22 Agustus 2018
Penguji : Fauzi Faturahman
Jenis Uji : Ibadah Salat Shubuh
No Test Case Langkah Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Aktual Keterangan
1. Menampilkan waktu salat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Mikrokontorler akan
menampilkan waktu salat
pada modul LCD TFT 1.8
Sesuai dengan yang
diharapkan
User berhasil melihat
waktu salat melalui
LCDTFT 1.8
2. Menentukan Arah Kiblat
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih push button
penentuan arah kiblat
3. Mengarahkan sudut
Smart Sajadah sampai
lcd menampilkan
notifikasi arah sudah
ke kiblat
Kompas HMC 5883L
akan menerima sudut dari
smart sajadah kemudian
akan di proses oleh
mikrokontroler untuk
menentukan sudut arah
kiblat
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan posisi arah
kiblat pada smart sajadah
3. Penghitung rakaat salat 1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
Force sensitive resistor
akan menghitung berapa Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mendapatkan jumlah
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
kali tekanan yang
dihasilkan dari user ketika
melakukan sujud
rakaat salat pada tampilan
layer LCD TFT 1.8
4. Mengirim rekapitulasi ke
smartphone
1. Mengaktifkan
Mikrokontroler
2. Memilih jenis salat
wajib (Shubuh,
Dzuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya)
3. Melakukan gerakan
salat mulai dari
takbiratul ihram
samapi salam
4. Memilih push button
kirim data
Modul Bluetooth HC-05
akan mengirim data hasil
rekapitulasi ibadah salat
yang telah di kerjakan ke
smartphone
Sesuai yang diharapkan
User berhasil
mengirimkan data hasil
rekapitulasi ibadah salat
ke smartphone
70
Penunjuk arah kiblat
Nilai sudut arah kiblat di tentukan dengan ketetapan awal yaitu 280 sampai
310. Berikut merupakan hasil pengujian penunjuk arah kiblat pada smart jadah.
Tabel 5. 10 Penunjuk arah kiblat HMC 5883L
NO Nama Nilai kompas
1. Safee Petters 281
2. Taufiq Rahman 290
3. Muhammad Faraz 300
4. Laili safitri 285
5. Aisyah Illah Ramadhani 287
6. Fauzi Faturahman 293
5.2 Pembahasan
Penunjuk arah kiblat
Modul kompas HMC 5883L dgunakan sebagai penunjuk arah kiblat
pada smart sajadah, HMC 5883L mampu membaca koordinat dimana
modul diletakan. Perhitungan arah kiblat berdasarkan pusat peta google
maps yang di sediakan perhitungannya pada website https://www.al-
habib.info/arah-kiblat/ dengan wilayah Jakarta. Hasil yang di dapatkan
yaitu lintang : -6.28352 Bujur: 106.71129 arah kiblat: 295.2 derajat dari
arah utara peta. Ketetapan arah kiblat dijadikan 280 sampai 310 karena
modul HMC 5883L membaca koordinat sangat cepat dan fluktuatif.
Maka dari nilai 280 sampai 310 sudah diindentifikasi sebagai arah
kiblat yang akan ditampilkan pada LCD TFT 1.8. Pengujian terhadap 6
orang menunjukan nilai yang berbeda beda, hasil tersebut bisa dilihat
pada tabel 5.8
User Acceptance Testing
Pada pengembangan perangkat lunak, user acceptance testing (UAT),
juga disebut pengujian beta (beta testing), pengujian aplikasi
(application testing), dan pengujian pengguna akhir (end user testing)
adalah tahapan pengembangan perangkat lunak ketika perangkat lunak
71
diuji pada “dunia nyata” yang dimaksudkan oleh pengguna. Test case
yang dilakukan ada 4 yaitu, Menampilkan waktu salat, Menentukan
arah kiblat, penghitung rakaat salat, mengirim data ke smartphone.
Pengujian terhadap 6 orang menunjukan nilai yang berbeda beda, hasil
tersebut bisa dilihat pada tabel 5.2, tabel 5.3. tabel 5.4, tabel 5.5, tabel
5.6, dan tabel 5.7.
Kepekaan Sensor Force Sensitive Resistor
Pada tabel 5.1 terdepat hasil kepekaan dari sensor force sensitive
resistor dari hasil percobaan yang dilakukan maka rata-rata tekanan
yang diberikan oleh 6 orang penguji adalah 281.46.
Setelah dikembangkan sistem sesuai dengan metode yang telah dijelaskan pada
Bab 3, digunakan metode pengumpulan data dengan jenis data primer dan sekunder.
Data primer didapatkan melalui studi lapangan dan data sekunder didapatkan melalui
studi pustaka. Studi pustaka melalui literatur sejenis, buku, dan e-book dan kuesioner.
Berikut adalah pembahasan dari metode-metode tersebut.
Data Primer
5.2.4.1 Studi Lapangan
Pada tahapan pengumpulan data, penulis melakukan studi lapangan
berupa observasi, wawancara dan kuesioner.
a. Kuesioner
Kuisioner dilakukan untuk mengetahui kendala yang dialami oleh umat
muslim ketika melakukan ibadah salat. Adapun penyebaran kuisioner
dilakukan terhadap 86 orang responden dari masyarakat umum dengan umur
17 sampai dengan 50 tahun dari tanggal 04 Oktober 2017 sampai 09 Oktober
2017. Dari survei ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa 7 % dari umat muslim
masih sering lupa jumlah rakaat salat yang sedang dilaksanakan dan 70 % dari
umat muslim memerlukan alat bantu kompas dalam menentukan arah kiblat.
72
Data Sekunder
5.2.5.1 Studi Pustaka
Penulis menggunakan beberapa sumber studi pustaka, yaitu
buku, e-book dan studi literatur.
5.2.2.1.1 Buku
Buku cetak yang penulis gunakan adalah Pemrograman
Arduino dan Prosesing oleh Abdul Kadir (2017), Simulasi Dasar
Raspberry Pi oleh Abdul Kadir (2016), From Zero to a Pro oleh Abdul
Kadir (2014).
5.2.2.1.2 Studi Literatur
Dalam melakukan penelitian, digunakan perbandingan
skripsi. Berikut adalah hasil dari perbandingan studi literatur tersebut:
Table 5.1 Hasil Sudi Literatur
No. Nama
Peneliti/Tahun Judul Penelitian Kekurangan Kelebihan
1. Kasman/2016 New Technique for
Unobtrusive Sensing
of Human Postures by
a Smart Prayer Mat
Diperlukan
pengidentifikasian
postur tubuh
sebelum
menggunakan
smart sajadah,
tidak terintegrasi
dengan database
sehingga tidak user
tidak mendapatkan
rekapan/catatan
salat.
Menggunakan tiga
tempat sensor
sehingga akurasi
penghitungan rakaat
lebih tepat
73
2. Juhaida
Ismail/2015
Smart Prayer Mat: a
Textile-Based Pressure
Sensor to Assist
Elderly With
Cognitive impairment
in praying activity
Smart Prayer tidak
dilenkapi dengan
jadwal rakaat salat
pada display,
Tidak adanya
penunjuk/penentua
n arah kiblat.
Integrasi hardware
yang luas, terdapat
sensor tekanan,
modul RTC, dan
memory card
sebagai data loging
pada alat penghitung
rakaat salat
3. Al Amin
Saichul
Iman/2012
Sajanic (Sajadah
Digital Electronic)
Sebagai Otomatisasi
Penghitung Rakaat
Dan Penunjuk Arah
Kiblat Secara Digital
Menggunakan
sensor infrared
penentuan rakaat
salat dengan
indicator sujud
masih belum
akurat, hal ini di
tandakan dengan
lebih dari 7 detik
sujud maka akan di
hitung 2 kali sujud.
tidak terintegrasi
dengan database
sehingga tidak user
tidak mendapatkan
rekapan/catatan
salat.
Mengangkat studi
kasus di tempat yang
berhubungan
langsung dengan
tempat ibadah pada
pengujian arah
kiblat, yaitu di
masjid Ulul Albab
Gunungpati
Semarang
74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem smart sajadah penghitung rakaat salat dan penentuan arah kiblat terdiri
dari beberapa hardware seperti, Force sensitive resistor, modul kompas HMC
5883L, Modul Bluetooth HC-05, Modul Real Time Clock (RTC), LCD TFT
1.8 yang terhubung dengan mikrokontroler arduino mega sebagai pusat
kendali. Selanjutnya modul Bluetooth HC-05 sebagai penghubung antara smart
sajadah dengan smartphone.
2. Smart sajadah dapat menentukan arah kiblat dengan menggunakan modul
kompas HMC5883L
3. Smart sajadah mampu menghitung rakaat shalat wajib diantaranya shubuh,
dzuhur, ashar, maghrib dan isya dengan sensor force sensitive resistor
4. Smart sajadah dapat mengirim rekapan data ke smartphone menggunakan
konektivitas bluetooth.
6.2 Saran
Hasil dari penelitian ini masih belum sempurna. Oleh karena itu masih banyak hal
yang dapat dikembangkan. Berikut merupakan saran dari penelitian ini, diantaranya
adalah:
1. Untuk pengembangan selanjutnya smart sajadah penghitung rakaat shalat dan
penentuan arah kiblat bisa menggunakan konektivitas wifi supaya
jangkauannya lebih luas
2. Diperlukan hak akses user untuk mengkoneksikan antara smart sajadah
dengan smartphone.
3. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan agar mengirim data secara
otomatis ketika selesai sholat.
4. Smart sajadah kedepannya disarankan untuk membuat notifikasi berupa suara
ketika rakaatnya salah.
75
DAFTAR PUSTAKA
Adhuha, A. N. (2015). Dua Hal, Bagaimana Cara Kita Beribadah Kepada Allah?
Retrieved July 15, 2018, from https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-
iman/read/2015/08/25/76544/dua-hal-bagaimana-cara-kita-beribadah-kepada-
allah.html
Allen, S., Graupera, Vi., & Lundrigan, L. (2010). Pro Smartphone Cross-Platform
Development. New York: Apress.
Arduino. (2018). Arduino. Retrieved July 18, 2018, from
https://www.arduino.cc/en/Guide/Introduction
Arrar, R. B. J. (2008). Portable interactive islamic prayer counter, 1(12). Retrieved
from https://patents.google.com/patent/US7508316B1/en
Arvin Heri Wicaksono. (2016). PENGEMBANGAN TRAINER KIT SENSOR
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENSOR DAN
AKTUATOR DI SMK NEGERI 2 PENGASIH.
Assegaf, A. F. (2017). SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS DAN
MONITORING KELEMBABAN TANAH JARAK JAUH MENGGUNAKAN
ATMEGA8535 BERBASIS WEBSERVER.
Ath-Thayyar, A. (2018). Ensiklopedia Salat, tuntunan salat lengkap. Jakarta:
Maghfirah Pustaka.
Chimay J. Anumba, X. W. (2012). Mobile And Pervasive Computing In Construction.
New Jersey: Wiley-Blackwell.
Elektronika, D. (2012). LCD (Liquid Cristal Display). Retrieved from
http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/
Houde, S., & Hill, C. (2014). What do Prototypes Prototypes?
76
Intelligence, G. (2017). Global Mobile Trends 2017, (September).
Irwanto, D. (2016). Perancangan Object Oriented Software dengan UML.
Yogyakarta: Andi.
Juhaida Ismail, Nor Laila Md Noor, W. A. R. W. M. I. (2015). Smart Prayer Mat: A
Textile-Based Pressure Sensor to Assist Elderly with Cognitive Impairment in
Praying Activity. Proceedings of the 5th International Conference on Computing
and Informatics, (170), 241–246.
Kadir, A. (2014). From Zero to a Pro: Pemrograman C++, Membahas Pemrograman
Berorientasi Objek. Jakarta: Andi Publisher.
Kasman, & Moshnyaga, V. (2016). New Technique for Unobtrusive Sensing of
Human Postures by a Smart Prayer Mat. Proceedings of the 4th IIAE
International Conference on Intelligent Systems and Image Processing 2016,
150–154. https://doi.org/10.12792/icisip2016.028
Pratama, O. W. (2014). Sistem Kendali Gerak Robot Menggunakan PC Berbasis
Bluetooth.
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering A Practitioner’s Approach seventh
Edition. New York: Mc Graw Hill higher Education.
Rahmat, T. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudaryono, Gaguk, M., & Wardani, R. (2011). Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
77
DAFTAR LAMPIRAN
#include <Wire.h>
#include <MCUFRIEND_kbv.h>
MCUFRIEND_kbv tft;
#include <DS3231.h>
#include <DFRobot_QMC5883.h>
#include "Jadwal_Sholat_JakPus.h"
#include <SoftwareSerial.h>
SoftwareSerial BTserial(50, 52); // RX | TX
#define LCD_CS A3
#define LCD_CD A2
#define LCD_WR A1
#define LCD_RD A0
#define LCD_RESET 1
#define BLACK 0x0000
#define BLUE 0x001F
#define RED 0xF800
#define GREEN 0x07E0
#define CYAN 0x07FF
78
#define MAGENTA 0xF81F
#define YELLOW 0xFFE0
#define WHITE 0xFFFF
#define BGCOLOR BLACK
int fsrPin = 15;
int fsrReading;
int sujud,tandasujud;
int batas;
char count_rakaat=0;
char count;
int jumlah;
int rakaat;
int databaca;
bool selesai = true, salam = false;
byte tombol=33;
int nilaitombol;
byte led=13;
int tombolshubuh = 37;
int tomboldzuhur = 41;
79
int tombolashar = 45;
int tombolmaghrib = 49;
int tombolisya = 0;
int kondisitombolshubuh = 0;
int kondisitomboldzuhur = 0;
int kondisitombolashar = 0;
int kondisitombolmaghrib = 0;
int kondisitombolisya = 0;
float headingDegrees;
float declinationAngle;
float heading;
Vector norm;
String pesan = "";
DFRobot_QMC5883 compass;
// Init DS3231
DS3231 rtc(SDA, SCL);
Time t;
uint8_t hh = 0, mm = 0, ss = 0, dd = 0, bb = 0;
int yy = 0;
String Day = " ";
80
String Month = " ";
String pTime =" ";
//analog clock
float sx = 0, sy = 1, mx = 1, my = 0, hx = -1, hy = 0; //
Saved H, M, S x & y multipliers
float sdeg = 0, mdeg = 0, hdeg = 0;
uint16_t osx = 120, osy = 120, omx = 120, omy = 120, ohx =
120, ohy = 120; // Saved H, M, S x & y coords
void setup() {
//Serial.begin(19200);
pinMode (tombol,INPUT);
pinMode (tombolshubuh, INPUT);
pinMode (tomboldzuhur, INPUT);
pinMode (tombolashar, INPUT);
pinMode (tombolmaghrib, INPUT);
pinMode (tombolisya, INPUT);
tft.reset(); //Memulai LCD
tft.begin(0x4747); //LCD Address ILI9328
tft.setRotation (3); //Set LCD to Lanscape
tft.fillScreen (BLACK); //Set Background Color
81
rtc.begin();
//rtc.setTime (1, 38, 00); //set jam (hh,mm,ss)
//rtc.setDate(20, 9, 2018); //set tanggal (dd,bb,yyyy)
BTserial.begin(9600);
//compas
pinMode(51,OUTPUT);
Serial.println("Initialize QMC5883");
while (!compass.begin())
{
Serial.println("Could not find a valid QMC5883 sensor,
check wiring!");
delay(500);
}
compass.setRange(QMC5883_RANGE_2GA);
compass.setMeasurementMode(QMC5883_CONTINOUS);
compass.setDataRate(QMC5883_DATARATE_50HZ);
compass.setSamples(QMC5883_SAMPLES_8);
}
int i,data=0;
82
void loop(){
if ( digitalRead(tombolshubuh)==HIGH ){
data=1;
tft.fillScreen(BLACK);
}
else if ( digitalRead(tomboldzuhur)==HIGH ){
data=2;
tft.fillScreen(BLACK);
}
else if ( digitalRead(tombolashar)==HIGH ){
if(rakaat>0){
data = 6;
//data=3;
tft.fillScreen(BLACK);
}
}
else if ( digitalRead(tombolmaghrib)==HIGH ){
data=4;
tft.fillScreen(BLACK);
}
83
else if ( digitalRead(tombol)==HIGH ){
data=0;
tft.fillScreen(BLACK);
}
switch (data){
case 0 :
rakaat=0;
tandasujud=0;
t = rtc.getTime();
Day = rtc.getDOWStr();
Month = rtc.getMonthStr(1);
hh = t.hour,DEC;
mm = t.min,DEC;
ss = t.sec,DEC;
dd = t.date,DEC;
bb = t.mon,DEC;
yy = t.year,DEC;
analogClock ();
if (hh==0&&mm==0&&ss==1){tft.fillScreen (BLACK);}
84
tft.fillRect (0,0,319,10,BLACK);
tft.setTextColor (WHITE,BLACK);
tft.setTextSize (1);
tft.setCursor (ss*3.3,1);
tft.print (F("bismillah skripsi lancar"));
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (20,20);
tft.print (dd);
tft.print (F("."));
tft.print (Month);
tft.print (F("."));
tft.print (yy);
tft.setCursor (220,20);
tft.setTextColor (RED,BLACK);
tft.print (rtc.getTemp());
tft.print (F("'C"));
//tft.setTextColor (CYAN,BLACK);
tft.setTextColor (rainbow(ss*2),BLACK);
85
tft.setTextSize (6);
tft.setCursor (20,50);
if(hh<10){tft.print (F("0"));}
tft.print (hh);
tft.print (":");
if(mm<10){tft.print (F("0"));}
tft.print (mm);
tft.print (":");
if(ss<10){tft.print (F("0"));}
tft.print (ss);
tft.setTextColor (MAGENTA,BLACK);
tft.setTextSize (3);
if (Day.length()==8){tft.setCursor (152,103);}
else if (Day.length()==7){tft.setCursor (166,103);}
else {tft.setCursor (180,103);}
tft.print (Day);
//Menampilkan Jadwal Solat
if (bb==9){pTime = Sep[dd-1];}
86
//if (bb==9){pTime = Sep[dd-1];}
//if (bb==10){pTime = Okt[dd-1];}
tft.setTextColor (rainbow(120-(ss*2)),BLACK);
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (145,140);
tft.print (F("Shubuh = "));
tft.print(pTime.substring(0,5)); tft.setCursor (145,158);
tft.print (F("Dzuhur = "));
tft.print(pTime.substring(18,23)); tft.setCursor (145,176);
tft.print (F("Ashar = "));
tft.print(pTime.substring(24,29)); tft.setCursor (145,194);
tft.print (F("Magrib = "));
tft.print(pTime.substring(30,35)); tft.setCursor (145,212);
tft.print (F("Isya' = "));
tft.print(pTime.substring(36,41));
break;
/////////////////
//// SHUBUH /////
/////////////////
case 1 :
//BTserial.print("Coba");
87
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (80,20);
tft.print ("SHUBUH");
fsrReading = analogRead(fsrPin);
if (fsrReading <10) {
count=0;
if (rakaat==2){
while (count_rakaat < 1){
delay(5000);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print ("Selesai");
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (110,156);
tft.print (" ");
selesai = true;
count_rakaat++;
}
88
}
}
else if (fsrReading > 11){
while (count < 1){
sujud++;
tandasujud++;
jumlah=jumlah+sujud;
count++;
if (jumlah==2){
rakaat++;
jumlah=0;
count_rakaat=0;
tft.fillScreen(BGCOLOR);
}
if (tandasujud > 4){
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print (" Salah ");
//Serial.println("Salah");
}
89
else{
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (10);
tft.setCursor (120,100);
tft.print (rakaat);
}
}
sujud=0;
}
break;
/////////////////
//// DZUHUR /////
/////////////////
case 2 :
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (80,20);
tft.print ("DZUHUR");
90
fsrReading = analogRead(fsrPin);
if (fsrReading <10) {
count=0;
if (rakaat==4){
while (count_rakaat < 1){
delay(5000);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print ("Selesai");
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (110,156);
tft.print (" ");
selesai = true;
count_rakaat++;
}
}
}
else if (fsrReading > 11){
while (count < 1){
sujud++;
91
tandasujud++;
jumlah=jumlah+sujud;
count++;
if (jumlah==2){
rakaat++;
jumlah=0;
count_rakaat=0;
tft.fillScreen(BGCOLOR);
}
if (tandasujud > 8){
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print (" Salah ");
}
else{
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (10);
tft.setCursor (120,100);
tft.print (rakaat);
92
}
}
sujud=0;
}
break;
/////////////////
//// Ashar /////
/////////////////
case 3 :
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (80,20);
tft.print ("ASHAR");
fsrReading = analogRead(fsrPin);
if (fsrReading <10) {
count=0;
if (rakaat==4){
while (count_rakaat < 1){
delay(5000);
93
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print ("Selesai");
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (110,156);
tft.print (" ");
selesai = true;
count_rakaat++;
}
}
}
else if (fsrReading > 11){
while (count < 1){
sujud++;
tandasujud++;
jumlah=jumlah+sujud;
count++;
if (jumlah==2){
rakaat++;
jumlah=0;
94
count_rakaat=0;
tft.fillScreen(BGCOLOR);
}
if (tandasujud > 8){
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (7);
tft.setCursor (10,100);
tft.print (" Salah ");
}
else{
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (10);
tft.setCursor (120,100);
tft.print (rakaat);
}
}
sujud=0;
}
break;
95
/////////////////
//// KOMPAS /////
/////////////////
case 4 :
norm = compass.readNormalize();
heading = atan2(norm.YAxis, norm.XAxis);
declinationAngle = (4.0 + (26.0 / 60.0)) / (180 /
M_PI);
heading += declinationAngle;
if (heading < 0)
{
heading += 2 * PI;
}
if (heading > 2 * PI)
{
heading -= 2 * PI;
}
// Convert to degrees
headingDegrees = heading * 180/M_PI;
96
Serial.print(heading);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (2);
tft.setCursor (10,10);
tft.print (headingDegrees);
Serial.print(" Degress = ");
Serial.print(headingDegrees);
Serial.println();
if((headingDegrees >= 280.0)&&(headingDegrees <=
310.0)){
//tft.fillScreen(BLACK);
digitalWrite(51,LOW);
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (100,20);
tft.print ("kiblat");
delay(3000);
Serial.println("Kiblat");
}
else{
digitalWrite(36,HIGH);
97
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (100,20);
tft.print (" ");
}
break;
case 5 :
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK); // reset
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (100,20);
tft.print ("reset");
break;
case 6:
if (digitalRead(tombolashar) == HIGH) {
Serial.println("Tombol");
switch(rakaat){
case 1:
BTserial.print("SELESAI/1");
break;
case 2:
98
BTserial.print("SELESAI/2");
break;
case 3:
BTserial.print("SELESAI/3");
break;
case 4:
BTserial.print("SELESAI/4");
break;
case 5:
BTserial.print("SELESAI/5");
break;
}
tft.setTextColor (YELLOW,BLACK);
tft.setTextSize (5);
tft.setCursor (100,20);
tft.print ("TERKIRIM");
while(digitalRead(tombolashar) == HIGH){
}
}
99
break;
}
}
unsigned int rainbow(byte value)
{
byte red = 0;
byte green = 0;
byte blue = 0;
byte quadrant = value / 32;
if (quadrant == 0) {
blue = 31;
green = 2 * (value % 32);
red = 0;
}
if (quadrant == 1) {
blue = 31 - (value % 32);
green = 63;
red = 0;
100
}
if (quadrant == 2) {
blue = 0;
green = 63;
red = value % 32;
}
if (quadrant == 3) {
blue = 0;
green = 63 - 2 * (value % 32);
red = 31;
}
return (red << 11) + (green << 5) + blue;
}
////////////////////////////////////////////////
/////// Skripsi Amin Rois ///////
/////// Smart Sajadah ///////
/////// Teknik Informatika ///////
/////// UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ///////
////////////////////////////////////////////////
//Jam analog
101
void analogClock () {
boolean initial = 1;
uint16_t xpos = 65; // x posisi jam
sdeg = ss * 6;
mdeg = mm * 6 + sdeg * 0.01666667;
hdeg = hh * 30 + mdeg * 0.0833333;
hx = cos((hdeg - 90) * 0.0174532925);
hy = sin((hdeg - 90) * 0.0174532925);
mx = cos((mdeg - 90) * 0.0174532925);
my = sin((mdeg - 90) * 0.0174532925);
sx = cos((sdeg - 90) * 0.0174532925);
sy = sin((sdeg - 90) * 0.0174532925);
if (ss == 0 || initial) {
initial = 0;
// Erase hour and minute hand positions every minute
tft.drawLine(ohx, ohy, xpos, 171, BLACK);
ohx = hx * 62 + xpos + 1;
ohy = hy * 62 + 171;
tft.drawLine(omx, omy, xpos, 171, BLACK);
102
omx = mx * 84 + xpos;
omy = my * 84 + 171;
}
// Redraw new hand positions, hour and minute hands not
erased here to avoid flicker
tft.drawLine(osx, osy, xpos, 171, BLACK);
osx = sx * 90 + xpos + 1;
osy = sy * 90 + 171;
tft.drawLine(osx, osy, xpos, 171, RED);
tft.drawLine(ohx, ohy, xpos, 171, CYAN);
tft.drawLine(omx, omy, xpos, 171, WHITE);
tft.drawLine(osx, osy, xpos, 171, RED);
tft.fillCircle(xpos, 171, 3, RED);
tft.drawRoundRect(xpos-50, 121, 100, 100, 10, WHITE);
}
103
104