skripsi · web viewskripsi pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19 (studi kasus di sd...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PEMBELAJARAN JARAK JAUH SELAMA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS DI SD NEGERI MOJOSIMO DEMAK)
Oleh
TRI WIDYARDI
NIM 201933275
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS2021
PEMBELAJARAN JARAK JAUH SELAMA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS DI SD NEGERI MOJOSIMO DEMAK)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muria Kudus untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
TRI WIDYARDI
NIM 201933275
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik, maka ia
akan memanfaatkanmu.
(HR. Muslim)
Barang siapa bertaqwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar
baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka.
(QS Ath-Thalaq 2-3)
PERSEMBAHAN
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Tulisan ini kami persembahkan untuk:
1. Orang tuaku terhormat, yang senantiasa memberikan doa, semangat dan
motivasi serta kasih sayang selama mengerjakan skripsi.
2. Mbak dan Mas yang selalu mengingatkan dan memotivasi untuk tanggung
jawab menyelesaikan skripsi.
3. Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahannya.
4. Keluarga besar SD Negeri Mojosimo.
5. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk
menyelesaikan skripsi.
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat
dan hidayah-Nya sehingga peneliti memiliki kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi
Covid-19 (Studi Kasus di SD Negeri Mojosimo Demak)” ini dengan baik.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan penulis dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muria Kudus.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan motivasi dari
semua pihak, penulis tidak mampu menyelesaikan skripsi dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dengan rasa hormat penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Rektor Prof. Dr. Ir. Darsono, MSi selaku Rektor Universitas
Muria Kudus.
2. Dr. Slamet Utomo, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus yang telah memberikan izin penelitian ini.
3. Ibu Imaniar Purbasari, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin penelitian ini.
4. Bapak Dr. Murtono, M.Pd. dosen pembimbing I dan Bapak Deka
Setiawan, S.Pd.,M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini dapat selesai.
5. Bapak H. Listiyono, M.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI NU Thoriqotus
Sa’diyah yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan
penelitian.
6. Bapak Sutarno, S.Pd.I selaku wali kelas IV MI NU Thoriqotus Sa’diyah
yang selalu memberikan waktu dan membatu peneliti dalam pelaksanaan
penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Kudus, Februari 2021Peneliti
Tri WidyardiNIM 201933275
ABSTRAK
Widyardi, Tri. 2021. Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SD Negeri Mojosimo Demak). Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Drs. Masturi, MM. (2) Deka Setiawan, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Jarak Jauh, Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh, Pandemi Covid-19
Dengan adanya krisis kesehatan pertama di dunia membuat berbagai negara merespon cepat untuk memutus tali penyebaran Covid-19. Berbagai upaya dilakukan pemerintah termasuk melakukan jaga jarak dan memakai masker, agar kebijakan tersebut berjalan baik maka berbagai sektor dibatasi termasuk sektor pendidikan dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh sesuai anjuran pemerintah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi guru beserta hambatan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di SD Negeri Mojosimo dengan subjek penelitian 3 guru dengan status yang berbeda dan 3 siswa beserta 3 orang tua dengan status sosial yang berbeda. Pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, obeservasi, dan dokumentasi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus, yaitu menggambarkan suatu keadaan atau kejadian menggunakan cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan hasilnya. Keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber dan teori.
Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa guru SD Negeri Mojosimo Demak menerapkan strategi pembelajaran dengan metode daring. Setiap guru memanfaatkan media yang berbeda-beda seperti Whatsapp Grup, Classroom, Google Form, Youtube dan Video Call. Selama proses pembelajaran terjadi beberapa hambatan seperti: 1) Jaringan Internet yang lemah 2) Borosnya kuota 3) Siswa yang merasa jenuh dengan pembelajaran jarak jauh 4) Kurang siapnya sumber daya manusia untuk menghadapi pembelajaran jarak jauh meliputi guru, siswa dan dukungan orang tua.
Hal ini memerlukan kemampuan bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran jarak jauh yang tepat, dan kreatifitas guru dalam memilih media pembelajaran serta memaksimalkan teknologi untuk menyampaikan materi yang lebih inovatif dan interaktif supaya siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran jarak jauh.
ABSTRACT
Widyardi, Tri. 2021. Distance Learning During the Covid-19 Pandemic (Case Study in Mojosimo Demak Elementary School). Skripsi. Primary School Teacher Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education, Muria Kudus University. Advisor (1) Drs. Masturi, MM. (2) Deka Setiawan, S.Pd, M.Pd.
Keywords: Distance Learning Strategies, Distance Learning Barriers, Covid-19 Pandemic
With the world's first health crisis, various countries responded quickly to break the ropes of the spread of Covid-19. Various efforts have been made by the government, including social distancing and wearing masks. In order for the policy to run well, various sectors are limited, including the education sector, by implementing distance learning as recommended by the government. This study aims to describe teacher strategies and barriers to distance learning during the Covid-19 pandemic.
This qualitative research was conducted at Mojosimo State Elementary School with research subjects 3 teachers with different statuses and 3 students and 3 parents with different social statuses. The data collection used includes interviews, observations, and documentation. This type of research is qualitative. This research uses descriptive qualitative with case study method, which describes a situation or event using a systematic way of observing, collecting data, analyzing data, and reporting the results. The validity of the data used is triangulation with sources and theories.
The results of this study indicate that Mojosimo Demak Elementary School teachers apply online learning strategies. Each teacher uses different media such as Whatsapp Group, Classroom, Google Form, Youtube and Video Call. During the learning process, several obstacles occurred, such as: 1) Weak Internet network 2) Waste of quota 3) Students who feel bored with distance learning 4) Lack of ready human resources to face distance learning including teachers, students and parental support.
This requires the ability for teachers to apply appropriate distance learning strategies, and teacher creativity in choosing learning media and maximizing technology to deliver more innovative and interactive materials so that students do not feel bored during the distance learning process.
DAFTAR ISI
HalamanSAMPUL..........................................................................................................PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................PENGESAHAN PENGUJI..............................................................................ABSTRAK .......................................................................................................ABSTRACT.....................................................................................................DAFTAR ISI....................................................................................................DAFTAR TABEL............................................................................................DAFTAR GAMBAR .......................................................................................DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................B. Rumusan Masalah ..........................................................................C. Tujuan Penelitian ...........................................................................D. Manfaat Penelitian .........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................A. Teori-Teori yang Relevan ..............................................................B. Kajian Penelitian Relevan ..............................................................C. Kerangka Berpikir .........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................C. Peranan Peneliti .............................................................................D. Data dan Sumber Data ...................................................................E. Pengumpulan Data .........................................................................F. Keabsahan Data .............................................................................G. Analisis Data ..................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................LAMPIRAN ....................................................................................................PERNYATAAN ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi di abad ke 2 ini memberikan
perubahan disegala bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Dengan adanya
teknologi informasi guru ataupun siswa dengan mudah memanfaatkan internet, e-
mail dan lainnya. Teknologi informasi merupakan istilah umum untuk teknologi
apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengomunikasikan dan/ atau menyebarkan informasi.
Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa komputer, akan
tetapi juga termasuk televisi, telepon, peralatan rumah tangga elektronik, dan
peranti genggam modern atau yang lebih kita kenal dengan ponsel. Semuanya
memiliki tujuan untuk memudahkan proses pendidikan. Pendidikan merupakan
hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, di mana pendidikan membantu
kita untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, baik bagi diri sendiri,
sosial, agama, lingkungan, bangsa, dan negara.
Pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk menambah
ataupun meningkatkan kualitas diri seseorang sehingga tercapai sebuah tujuan
yang diharapkan. Mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
adalah tujuan utama dari siswa baik melalui jalur pendidikan formal maupun
nonformal. Secara umum pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran
adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa (Hamdani, 2010:71).
Di awal tahun 2020 terjadi krisis kesehatan pertama di dunia, sehingga
organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) menyatakan
wabah penyakit akibat covid-19 (corona virus disease 2019) sebagai pandemi
global. Dinyatakannya status ini diakibatkan kasus positif di luar China yang
meningkat mencapai 9 juta pasien yang terkonfirmasi terjangkit covid-19 dengan
total kematian sampai 478.908 orang. Dalam perkembangannya, wabah penyakit
covid-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember 2019
telah menyebar hingga 216 negara (Worldometer 2020).
Dengan adanya pandemi covid-19 telah memunculkan tantangan baru
sehingga negara harus merespon cepat agar tali penyebaran segera terputus.
Berbagai negara berupaya untuk mencegah dan menggentikan penyebaran virus
jauh lebih luas dengan sistem lockdown, jaga jarak atau physical distancing
terhadap masyarakat, meliburkan perkantoran serta sekolah maupun perguruan
tinggi, semua hal tersebut adalah upaya pemerintah untuk mencegah semakin
luasnya virus tersebut menyebar. Beberapa negara menunjukan keberhasilan,
namun ada juga yang menunjukan kegagalan dari kebijakan tersebut. Sampai saat
ini masih belum ditemukan vaksin yang benar- benar ampuh melawan covid-19
ini, dengan demikian masyarakat dianjurkan untuk menjaga kesehatan dengan
menggunakan masker dan cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitaizer
setelah bepergian.
Awal mula virus corona atau covid-19 bisa masuk ke Indonesia karena ada
warga negara Jepang yang sudah terinfeksi covid-19 melakukan kontak fisik
dengan 2 warga negara Indonesia. Awalnya warga negara Indonesia itu hanya
menderita batuk biasa setelah diperiksa dan diperbolehkan untuk rawat jalan
kemudian setelah beberapa minggu gejala terseebut tidak kunjung sembuh dan
diminta untuk rawat inap. Pada saat itulah batuk yang diderita pasien mulai
disertai sesak nafas dan setelah mengetahui WNA tadi terkena virus corona pasien
tersebut segera melaporkan ke perawat dan segera dilakukan pemeriksaan dan
dinyatakan positif terjangkit covid-19. Sejak diumumkan pertama kali pada maret
2020, angka kasus positif covid-19 terus mengalami lonjakan hingga kini juni
mencapai 50 ribu pasien terkonfirmasi, 19 ribu pasien sembuh dan 2.500 pasien
meninggal dunia.
Berbagai cara pencegahan dilakukan seperti menjaga jarak, menggunakan
masker, mencuci tangan menggunakan sabun ataupun handsanitizer setelah
bepergian. Protokol-protokol kesehatan tersebut harus dipatuhi sesuai anjuran
pemerintah saat keluar rumah sehingga membantu dalam memutus tali
penyebaran covid-19. Karantina mandiri juga merupakan upaya dalam
pencegahan virus, sehingga masyarakat dibatasi untuk bepergian kecuali dalam
keadaan penting. Di Indonesia masih dinyatakan sebagai status darurat covid-19
karena masih tinggi tingkat penyebarannya.
Sebagai sebuah pandemi, covid-19 telah menguji ketahanan manusia dan
juga negara dalam mengatasi situasi krisis. Tidak hanya dihadapkan pada
ancaman terhadap isu kesehatan yang menjadi fokus utamanya, namun situasi
sosial, ekonomi dan juga pendidikan ikut terdampak secara serius. Dengan adanya
pandemi seperti ini pemerintah mengambil kebiijakan untuk menutup seluruh
sekolah maupun perguruan tinggi. Pembelajaran masih tetap berlangsung namun
tidak seperti biasanya karena proses belajar mengajar dilakukan tidak dengan
tatap muka, pembelajaran berlangsung secara jarak jauh atau menggunakan sistem
online. Meskipun model pembelajaran seperti ini sudah ada sejak dulu, namun
masih banyak kendala saat proses pembelajaran berlangsung terutama jenjang
pendidikan sekolah dasar.
Miarso dalam (Eveline, 2014: 12) menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali. Sementara Gagne (2014: 12) mendefinisikan
pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar
terjadi belajar dan membuatnya berhasil. Pada hakikatnya pembelajaran
merupakan proses komunikasi guru dengan siswa. Komunikasi antara guru dan
siswa harus berjalan lancar namun di kelas sering kali terjadi kesalahan dalam
komunikasi seperti siswa kebingungan, salah pengertian bahkan salah konsep.
Untuk mengurangi kesalahan komunikasi dalam proses pembelajaran guru
menggunakan berbagai macam metode dan strategi pembelajaran. Dengan
perkembangan teknologi informasi membawa pengaruh terhadap pengembangan
media pembelajaran di dunia pendidikan. Sistem pembelajaran yang
menggunakan media berbasis teknologi informasi dalam penyampaian materinya
mau tidak mau harus ditinjau kembali keefektifannya.
Menurut Aqib (2013: 50) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses
belajar pada si pembelajar (siswa). Media pembelajaran tidak hanya berbentuk
poster, di era millenial sekarang ini sudah banyak guru yang memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi informasi
juga dapat memudahkan siswa untuk mencari sumber belajar secara mandiri
melalui e-learning.
E-learning merupakan media pembelajaran yang memiliki nilai inovatif
karena memberikan nuansa baru dalam proses pembelajaran yang berbeda dengan
pembelajaran tatap muka biasa. Pada umumnya media pembelajaran berbentuk
kotak-kotak atau sejenisnya, di era seperti ini pasti siswa lebih tertarik dengan
media pembelajaran yang berbau teknologi. Dengan menggunakan teknologi
banyak siswa yang lebih tertarik dan memperhatikan penjelasan dari guru.
Dengan memanfaatkan teknologi, pembelajaran dapat berlangsung
meskipun hanya lewat virtual. Pembelajaran jarak jauh adalah solusi agar
pendidikan di Indonesia tetap berjalan sebagai mana mestinya. Berbagai upaya
guru menciptakan pembelajaran supaya tetap berkualitas dan situasi pembelajaran
yang menyenangkan apalagi untuk anak SD yang cenderung cepat bosan.
Pembelajaran jarak jauh mempunyai karakteristik adanya keterpisahan, baik
keterpisahan fisik, psikologis dan komunikasi antara guru dan siswa.
Pembelajaran jarak jauh telah menjadi istilah populer untuk menjelaskan belajar
melalui telekomunikasi. Ketika proses pembelajaran jarak jauh berlangsung
banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Menurut hasil observasi mulai hari sabtu, 11 April 2020 peneliti
menemukan permasalahan pada saat pembelajaran jarak jauh seperti guru harus
mengatur dan mengurutkan konten karena berkaitan dengan hasil, mengetahui
sumber daya apa saja yang tersedia, pengalaman apa yang telah dimiliki siswa
terkait dengan sistem yang sedang digunakan, latar belakang pekerjaan orang tua
atau keluarga dan apa yang harus dilakukan siswa untuk menjamin pengalaman
belajar yang berkualitas.
Dalam pembelajaran jarak jauh guru berperan penting dalam membantu
siswa menghadapi ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi, melibatkan
siswa untuk terus belajar meskipun kegiatan sekolah normal terganggu.
Keterampilan mengajar guru saat masa pandemi seperti ini sangat dibutuhkan
karena guru tidak bisa bertatap muka langsung dengan siswa dan mengawasi
proses saat pembelajaran. Selain guru, orang tua atau wali siswa juga harus
mendukung dan memberi arahan kepada siswa untuk menjamin pengalaman
belajar yang berkualitas.
Simonson dalam (Sharon, 2011: 208) menjelaskan, “Para siswa harus
memahami peran mereka dalam pengalaman pendidikan jarak jauh”. Para siswa
perlu mengetahui penggunaan teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan
saling berkomunikasi dengan teman. Ketika para siswa ingin mengajukan
pertanyaan atau ingin ikut serta dalam diskusi mereka harus bisa menggunakan
teknologi untuk berinteraksi dan orang tua lebih baik untuk mendampingi siswa
jika mengalami kesulitan dalan mengoperasikan teknologi atau gadget yang
digunakannya.
Ketika pembelajaran jarak jauh dimulai guru berperan penting dalam
menyiapkan suasana dan situasi yang baru sehingga siswa tidak merasa bosan saat
proses pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran jarak jauh, peran guru
mungkin beralih menjadi fasilitator dalam pembelajaran ketimbang secara
langsung memimpin kelas. Dengan dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh
seorang guru harus memastikan bahwa para siswa sepenuhnya memahami
tanggung jawab mereka dan bagaimana mengatur mereka di dalam kelas. Selain
itu guru juga mengawasi agar tidak ada siswa yang tertinggal dalam pembelajaran.
Kemudian bagaimana strategi guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
serta hambatan-hambatan yang dapat terjadi ketika pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian yang dilakukan Zaitun, dkk (2020) yang berjudul
“Problematika serta Strategi Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis
Teknologi di Masa Pandemi Covid-19”, diperoleh hasil mengenai permasalahan
dan strategi belajar khususnya pada siswa kelas IX MTs Muhammadiyah 1
Ciputat, Tangerang Selatan. Penulis menggunakan teknik observasi dan
wawancara terhadap guru pamong dalam proses pengumpulan data. Adapun hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami dalam
penerapan pembelajaran jarak jauh, adalah: 1) masih ditemukannya guru dan
siswa yang tidak dapat mengoperasikan gawai atau gagap teknologi, 2)
keterbatasan sarana dan prasarana siswa seperti tidak memiliki gawai dan
keterbatasan koneksi internet. Sedangkan strategi pembelajaran yang diterapkan
adalah: 1) manajemen waktu dan penggunaan teknologi yang tepat, serta 2)
penerapan metode pembelajaran yang sesuai serta menjaga komunikasi dengan
siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian kualitatif dengan judul “Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi
COVID-19 (Studi Kasus di SD Negeri Mojosimo Demak)”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
dalam penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana strategi guru dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh di SD
Negeri Mojosimo?
2. Hambatan apa yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di
SD Negeri Mojosimo?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengenalisa strategi guru dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh di
SD Negeri Mojosimo.
2. Menganalisa hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh di SD Negeri Mojosimo.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Melalui penelitian ini diharapkan akan diperoleh beberapa manfaat kepada
pihak – pihak sebagai berikut.
1.4.1 MANFAAT TEORITIS
Melalui penelitian yang berjudul “Pembelajaran Jarak Jauh Selama
Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SD Negeri Mojosimo)” diharapkan dapat
menjadi referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.2 MANFAAT PRAKTIS
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah proses
pembelajaran di masa pandemi covid-19 dan dapat mewujudkan
pembelajaran yang lebih efektif.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai rujukan dalam proses
pembelajaran jarak jauh.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD N Mojosimo, kecamatan
Gajah kabupaten Demak dan dapat memberikan hasil yang baik dalam
proses pembelajaran jarak jauh.
4. Bagi Peneliti
Penelian ini dapat digunakan untuk mengembangkan keilmuan,
syarat kelulusan mendapatkan gelar sarjana dan sebagai bahan
pertimbangan atau acuan dengan materi yang serupa.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini yakni meliputi pembelajaran,
pembelajaran jarak jauh, pandemi covid-19.
2.1.1 Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran
Melalui pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Rusman
(2012: 1) berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri
atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Sementara
Shoimin (2014:20) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem
yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas pendidikan.
Peran guru dan siswa sangat berpengaruh dalam pembelajaran itu sendiri. Susanto
(2016: 19) pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar
(BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Sementara Winkel (dalam Eveline: 2010) mendefinisikan pembelajaran adalah
seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa,
dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem atau
tindakan dengan berbagai komponen yang saling berhubungan dan berperan
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan kata lain, pembelajaran
merupakan suatu upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam
hal ini pembelajaran diartikan sebagai usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses pembelajaran dalam diri
siswa.
2.1.1.2 Prinsip Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal
perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Gagne (dalam Eveline, 2014:
16) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut.
a. Menarik perhatian: hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran: memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
c. Mengingat konsep / prinsip yang telah dipelajari: merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajarai materi yang baru.
d. Menyampaikan materi pelajaran: menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
e. Memberikan bimbingan belajar: memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses / alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
f. Memperoleh kinerja / penampilan siswa: siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
g. Memberikan balikan: memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
h. Menilai hasil belajar: memberikan tes / tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
i. Memperkuat retensi dan transfer belajar: merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
2.1.1.3 Teori-Teori Pembelajaran
Indah Kosmiyah (2012: 44) mengemukakan berdasarkan teori yang
mendasarinya yaitu teori psikologi dan teori belajar maka teori pembelajaran ini
dibedakan ke dalam lima kelompok, yaitu :
1. Teori Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku Teori pembelajaran ini menganjurkan guru menerapkan prinsip
penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pengenalan karakteristik peserta didik dan karakteristik situasi belajar perlu dilakukan untuk mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh peserta didik.
2. Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif Menurut teori ini prinsip pembelajaran harus memperhatikan
perubahan kondisi internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di kelas. Pengalaman belajar yang diberikan oleh peserta didik harus bersifat penemuan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh informasi dan keterampilan baru dari pelajaran sebelumnya.
3. Teori Pembelajaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Belajar Menurut teori ini, untuk belajar peserta didik harus mempunyai
perhatian responsif terhadap materi yang akan dipelajari dan semua proses belajar memerlukan waktu. Setiap peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur internal yang dapat mengontrol motivasi. Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting sebagai pengontrol.
4. Teori Pembelajaran Berdasarkan Analisis Tugas Hasil penerapan teori pembelajaran terkadang tidak selalu
memuaskan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengadakan analisis tugas secara sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yanng akan diberikan kepada peserta didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa sehingga tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
5. Teori Pembelajaran Berdasarkan Psikologi Humanistis Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa guru harus
memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus peserta didik seperti aktualisasi diri peserta didik. Inisiatif peserta didik harus dimunculkan, dengan kata lain peserta didik harus selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran.
2.1.2 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru,
pengelolaan kegitan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan
sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar dengan tujuan pembelajaran pada
hakikatnya terkait dengan perencanaan atau kebijakan yang dirancang di dalam
mengelola pembelajaran utuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Wiranata Putra dalam Mulyasa (2011: 6) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematika dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran
hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran.
Suliani (2011:13) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode untuk melaksanakan
pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai yang diinginkan oleh
guru tentunya guru menggunakan metode sesuai materi pembelajaran. Metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatannya agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Keberhasilan dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran sangat
bergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu
strategi pembelajaran dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode
pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-cara yang
akan digunakan oleh pengajar dengan menggunakan metode selama proses
pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru serta
pengelolaan kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran dengan
baik. Pemilihan metode dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi,
sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
2.1.2.1 Klasifikasi Strategi Pembelajaran
A. Penekanan Komponen dalam Program Pengajaran
Komponen program pengajaran anatara lain yang berpusat pada
pengajar, siswa, dan materi pengajaran. Berpusat pada pengajar, pengajar
menyampaikan informasi kepada siswa. Teknik penyajian adalah teknik
ceramah, teknik team teaching, teknik sumbang saran, teknik demonstrasi,
dan teknik antar disiplin. Berpusat pada siswa, strategi pembelajaran
seperti ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam hal ini, pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator.
Teknik penyajian adalah teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik
penemuan, teknik eksperimen, teknik kerja lapangan, dan teknik penyajian
khusus. Berpusat pada materi pengajaran, materi terbagi dua yaitu materi
formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang
terdapat dalam buku-buku teks resmi disekolah, sedangkan materi
informal adalah bahan bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan
sekolah. Teknik penyajian adalah tutorial, teknik modular, teknik
pengajaran terpadu, dan teknik demonstrasi.
B. Kegiatan Pengolahan Materi
Dibedakan menjadi dua, yaitu strategi pembelajaran ekspositoris
merupakan strategi berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis
maupun penjelasan secara verbal. Strategi pembelajaran heuristik adalah
sebuah strategi yang menyiasati agar aspek-aspek dari komponen-
komponen pembentuk sistem intruksional mengarah kepada pengaktifan
siswa untuk mencari dan menemukan fakta, prinsip, serta konsep yang
mereka butuhkan.
C. Pengolahan Materi
Dibedakan menjadi dua, yaitu strategi pembelajaran deduktif
adalah pesan diolah mulai dari hal umum menuju kepada hal khusus.
Misalnya bila pengajaran tentang kalimat tunggal, maka dimulai dengan
definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan
penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.
Sedangkan strategi pembelajaran induktif adalah pesan diolah
mulai dari hal-hal yang khusus menuju kepada konsep yang bersifat
umum. Misalnya bila pengajaran tentang kalimat tunggal, maka dimulai
dengan memberikan contoh-contoh kalimat tunggal, ciri-ciri kalimat
tunggal sehingga peserta didik dapat mendefinisikan sendiri tentang
kalimat tunggal.
D. Cara Memproses Penemuan
Dibedakan menjadi dua, yaitu strategi pembelajaran ekspositoris
merupakan strategi berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis
atau penjelasan verbal. Strategi penemuan (discovery) adalah proses yang
mampu mengasimilasikan sebuah konsep atau prinsip. Seperti mengamati,
mencerna, mengerti, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan
membuat kesimpulan.
2.1.2.2 Strategi Pembelajaran Daring
Di masa pandemi seperti ini tentu banyak hal-hal yang tidak
terduga dan belum siap, baik dari segi fasilitas maupun siswa yang terlibat.
Kini pembelajaran tatap muka secara konfensional digantikan dengan
pembelajaran jarak jauh, hal tersebut merupakan upaya untuk memutuskan
angka penyebaran covid-19 dari sektor pendidikan.
Strategi pembelajaran daring merupakan salah satu bentuk pola
perkembangan di era teknologi informasi seperti sekarang ini.
Pembelajaran daring dan luring adalah bentuk pembelajaran interaktif
yang dapat berdiri sendiri atau dipadukan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Strategi pembelajaran ini mulai populer semenjak munculnya
virus covid-19 di Indonesia yang menyebabkan pembelajaran tidak dapat
tatap muka secara langsung seperti biasanya.
Prinsip pembelajaran daring dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19), yaitu:
a. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan daring dan luring.
b. Kegiatan daring dan luring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum.
c. Daring dan luring dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19.
d. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik.
e. Aktifitas dan penugasan selama daring dan luring dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas daring dan luring.
f. Hasil belajar peserta didik selama daring dan luring diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.
g. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wali.
2.1.2.3 Pembelajaran Daring
Istilah daring mungkin sudah tidak asing di telinga kita, daring
ialah singkatan dari “dalam jaringan” sebagai proses pembelajaran
berbasis internet atau sering kita sebut online. Bilfaqih & Qomarudin
(2015:1) Menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka dan berbasis internet yang
menggunakan aplikasi pembelajaran maupun media sosial. Segala bentuk
materi disampaikan secara daring termasuk komunikasi dan tes.
Selama pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu
untuk belajar. Siswa dapat belajar kapanpun dan di manapun tanpa
dibatasi oleh ruang dan waktu. Siswa juga dapat berinteraksi dengan guru
melalui panggilan maupun video call yang sudah ditentukan oleh jadwal
pelajaran. Proses pembelajaran daring dapat disepakati antara guru dengan
siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien (Fauzi,
2020:132).
2.1.2.4 Karakteristik Pembelajaran Daring
Ada beberapa karakteristik dalam pembelajaran daring menurut
Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019: 154) antara lain:
a. Materi ajar yang disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia.
b. Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats rooms, atau discussion forums.
c. Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya.d. Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk
meningkatkan komunikasi belajar.e. Materi ajar relatif mudah diperbaharui.f. Meningkatkan interaksi antara siswa dan fasilitator.g. Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal.h. Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet.
2.1.2.5 Kelebihan Pembelajaran Daring
Penggunaan model dan strategi pembelajaran harus disesuaikan
dengan kondisi dan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan
beberapa beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat
membantu guru dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa
mengajar dengan memanfaatkan teknologi dan media secara kompleks
dan harus dikemas dengan efektif, mudah diakses dan dipahami oleh
siswa.
Pembelajaran daring memberikan kesempatan lebih luas dalam
mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, dengan menggunakan
aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.
Hal yang paling sederhana adalah guru memanfaatkan Whatsapp Grup
untuk memberikan materi maupun tugas karena aplikasi tersebut
sangat simpel dan mudah untuk diakses oleh siswa. Selain
penggunakan Whatsapp Grup masih banyak aplikasi lain seperti Zoom,
Google Meets, YouTube ataupun Classroom. Semua aplikasi tersebut
harus dipilih sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian
terhadap materi, keterbatasan akses jaringan dan keefektifan media
tersebut.
Keberhasil pembelajaran ditentukan oleh bagaimana strategi
pembelajaran yang diberikan oleh guru, kemampuan merancang
pembelajaran yang inovatif dan kreatifitas guru ketika proses
pembelajaran. Kreatifitas merupakan kunci sukses seorang guru untuk
dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar daring dan
tidak menjadikan beban psikis. Kerjasama antara guru, siswa dan
orang tua/wali menjadi faktor penentu dalam keberhasilan
pembelajaran daring agar lebih efektif.
Kelebihan pembelajaran daring menurut Hendri (2014: 24)
diantaranya yaitu:
a. Menghemat waktu proses belajar mengajarb. Mengurangi biaya perjalananc. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,
peralatan, buku-buku)d. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luase. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan
2.1.2.6 Kelemahan Pemebelajaran Daring
Adapun kelemahan pembelajaran daring menurut Muhammad
Fauzi dalam (Bella: 2020) yaitu:
a. Jaringan Internet
Pembelajaran daring tidak lepas dari jaringan internet. Tidak sedikit siswa mengalami kendala pada akses internet dikarenakan letak geografis rumahnya yang jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal tersebut mempengaruhi proses pembelajaran menjadi kurang efektif.
b. Biaya
Selain jaringan internet, kuota internet menjadi sesuatu yang penting dalam pembelajaran daring. Orang tua harus memiliki anggaran sendiri untuk membeli kuota karena harganya yang tidak
murah. Apalagi dengan keadaan ekonomi yang tidak stabil di masa pandemi Covid-19, para orang tua mengalami kesulitan untuk biaya pembelian kuota internet.
c. Kreatifitas Guru dan Motivasi Siswa
Kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang menentukan kesuksesan pembelajaran daring. Selain itu, motivasi siswa dalam pembelajaran daring merupakan hal yang utama karena mereka dituntut untuk belajar mandiri. Siswa yang mempunyai motivasi kuat dapat mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar yang baik.
Sedangkan kelemahan pembelajaran daring menurut Hadisi dan Muna
(2015: 131) antara lain:
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antara siswa itu sendiri yang mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
d. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
2.1.3 Pembelajaran Jarak Jauh
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh
Dogmen berpendapat bahwa pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran
yang menekankan pada cara belajar mandiri (self study). Belajar mandiri
diorganisasikan secara sistematis dalam menyajikan materi pembelajaran,
pemberian bimbingan kepada pembelajar, dan pengawasan untuk keberhasilan
belajar pembelajar. Ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya organisasi
yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui
media, dan tidak ada kontak langsung antara penngajar dengan pembelajar.
Pendidikan jarak jauh adalah belajar melalui telekomunikasi. Telekomunikasi
mencakup berbagai konfigurasi teknologi dan media, termasuk telepon dan
televisi (Sharon, 2011: 206).
Isniatun (2005: 172) menjelaskan pembelajaran jarak jauh merupakan
konsep lama yang telah mendapatkan pengakuan dunia. Berawal dari semakin
kompleksnya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran konvensional, maka
muncul konsep pembelajaran jarak jauh sebagai upaya perbaikan pembelajaran
yang lebih baik dan dapat mengatasi permasalahan yang sulit diatasi dengan cara
konvensional.
Pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan formal berbasis lembaga yang
peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan
sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai
sumber daya yang diperlukan di dalamnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan pembelajaran jarak jauh merupakan
pendidikan formal yang muncul sebagai upaya perbaikan pembelajaran meski
guru dan siswa berada di lokasi terpisah. Pembelajaran jarak jauh memerlukan
berbagai konfigurasi teknologi dan media seperti telepon dan televisi supaya dapat
menghubungkan guru dan siswa.
2.1.3.2 Fungsi Pembelajaran Jarak Jauh
Fungsi pembelajaran jarak jauh sama halnya dengan pembelajaran di
ruang kelas, penekanan pada belajar siswa merupakan hal penting dalam suasana
pendidikan jarak jauh. Terdapat beberapa fungsi pembelajaran jarak jauh agar
efektif, seperti.
a. Penyajian Informasi. Ini tidak selalu harus hanya berupa pembelajaran yang dipinpin guru, tetapi bisa berupa fungsi dari pendekatan yang berpusat pada siswa.
b. Praktik dengan umpan balik. Pembelajaran berlangsung jika para siswa berpartisipasi aktif dengan guru merangsang kegiatan dalam berbagai cara seperti aktifitas bertanya dan menjawab, kegiatan diskusi, ujian, kegiatan kelompok terstruktur, proyek kelompok.
c. Akses terhadap sumber daya belajar. Sumber daya belajar eksternal mungkin berupa sebagai berikut: material cetakan, material audiovisual, basisdata komputer, kits, materi perpustakaan.
2.1.3.3 Peran Pembelajaran Jarak Jauh
a. Peran Siswa
Para siswa harus memahami peran mereka dalam pengalaman
pendidikan jarak jauh. Siswa perlu mengetahui bagaimana menggunakan
teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan saling berkomunikasi
dengan rekan. Ketika siswa ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin ikut
serta dalam diskusi, mereka harus bisa menggunakan teknologi untuk
berinteraksi selain itu mereka harus mengetahui etika berkomunikasi.
b. Peran Guru
Peran guru dalam pembelajaran jarak jauh mungkin beralih
menjadi peran seorang fasilitator dalam belajar ketimbang secara langsung
memimpin di kelas. Dengan pembelajaran jarak jauh, seorang guru harus
memastikan bahwa para siswa sepenuhnya memahami tanggung jawab
mereka dan bagaimana mengatur mereka di dalam kelas.
c. Peran Orang Tua
Pembelajaran jarak jauh bagi siswa sekolah dasar memerlukan
bantuan orang tua, terutama Ibu. Di masa pandemi covid-19 pembelajaran
konvensional berubah menjadi pembelajaran jarak jauh jadi sebaiknya
orang tua dapat mendampingi anaknya dalam pembelajaran sehingga anak
tidak tertinggal materi pelajaran karena guru tidak dapat memantau secara
langsung seperti saat pembelajaran tatap muka. Orang tua yang
berpendidikan juga dapat menjadi sumber pengetahuan bagi anaknya yang
kesulitan menghadapi tugas dari pembelajaran jarak jauh yang diikutinya.
Bantuan yang diberikan orang tua ini dapat membuat pembelajaran jarak
jauh menjadi lebih efisien.
d. Peran Fasilitator
Tugas fasilitator berbeda-beda tergantung pada konten pengajaran
dan kebutuhan guru kelas. Beberapa tugas fasilitator adalah sebagai
berikut: mengawasi dan turut serta secara aktif dalam seluruh program
dengan siswa, mendorong interaksi dengan guru dan sesama siswa,
menjawab pertanyaan pada tempat yang terpisah-pisah, menyelesaikan
secara langsung masalah disiplin, menyediakan lembar kerja dan kuis
tambahan, bertanggung jawab mengoperasikan dan mengatasi
permasalahan peralatan.
e. Peran Teknologi
Pada pembelajaran jarak jauh peran teknologi mungkin dapat
mengubah material pengajaran yang ada dan siswa diuntungkan dari visual
yang disertakan dalam pembelajaran. Dengan demikian teknologi
memudahkan guru ataupun siswa dalam pembelajaran jarak jauh, salah
satunya untuk komunikasi antara guru dengan siswa.
2.1.3.4 Unsur Pembelajaran Jarak Jauh
Beberapa unsur dalam pembelajaran jarak jauh, yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran dilakukan secara terpisah antara guru dan siswa.b. Materi ajar PJJ adalah bahan ajar yang dikembangkan dan dikemas dalam
beragam bentuk yang dapat digunakan dalam proses belajar meskipun tidak tatap muka.
c. Belajar mandiri adalah proses belajar yang didasarkan pada inisiatif siswa dengan bantuan minimal dari pihak lain.
d. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh pengelola PJJ untuk membantu kelancaran proses belajar siswa berupa pelayanan akademik dan administrasi, maupun pribadi.
e. Evaluasi hasil belajar siswa adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil proses belajar siswa dalam pembelajaran jarak jauh.
f. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran jarak jauh.
2.1.4 Pandemi Covid-19
Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada skala yang melintas batas
internasional, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang. Suatu penyakit atau
kondisi bukanlah pandemi hanya karena tersebar luas atau membunuh banyak
orang, penyakit atau kondisi tersebut juga harus menular.
World Health Organization (WHO) mengumumkan status pandemi global
untuk penyakit virus corona atau yang juga disebut corona virus disease 2019
(COVID-19). Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu
penyakit yang menyerang banyak orang secara serempak di berbagai negara
dalam skala global.
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona
virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa
SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari
unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun
belum terbukti menginfeksi manusia. Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2
hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Badan kesehatan WHO menetapkan covid-19 sebagai pandemi karena
seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit tersebut. WHO sekaligus
mengonfirmasi bahwa covid-19 merupakan darurat internasional. Artinya setiap
rumah sakit dan klinik di seluruh dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan
diri menangani pasien penyakit tersebut meskipun belum ada pasien yang
terdeteksi. Kasus penyebaran covid-19 semakin meningkat hingga mencapai 9
juta kasus terkonfirmasi dari 216 negara. Sedangkan Indonesia mencapai 49.009
pasien positif terjangkit covid-19, 19.658 pasien dinyatakan sembuh, dan pasien
meninggal mencapai 2.573 (covid-19.go.id diakses pada tanggal 24 Juni 2020).
Beberapa protokol kesehatan yang diterbitkan oleh kementrian kesehatan
sebagai berikut :
a. Menjaga kebersihan tanganBersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand
sanitizer, apabila permukaan tangan tidak terlihat kotor. Namun apabila terlihat kotor maka dibersihkan menggunakan sabun dan air mengalir.
b. Jangan menyentuh wajahDalam kondisi tangan yang belum bersih, sebisa mungkin
menghindari menyentuh area wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut.
c. Terapkan etika batukSaat bersin tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas
bagian dalam.d. Pakai masker
Bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan, menggunakan masker ke mana pun saat keluar rumah. Sedangkan bagi yang tidak memiliki gejala cukup menggunakan masker non-medis.
e. Jaga jarakUntuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke
orang lain, kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter.
2.1.4.1 Hambatan Pembelajaran di Sekolah
Proses pembelajaran di sekolah merupakan alat kebijakan publik
terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Selain itu
banyak siswa menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang sangat
menyenangkan, mereka bisa berinteraksi satu sama lain. Sekolah dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa.
Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru
untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang
diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan sekolah berhenti dengan tiba-
tiba karena gangguan Covid-19.
Dengan hadirnya wabah pandemi Covid-19 yang sangat mendadak,
maka dunia pendidikan Indonesia perlu mengikuti alur yang sekiranya
dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat. Sekolah perlu
memaksakan diri menggunakan media daring. Namun penggunaan
teknologi bukan tidak ada masalah, Syarif (2020) mengemukakan banyak
varian masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran
dengan metode daring diantaranya adalah:
a. Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswab. Sarana dan prasarana yang kurang memadaic. Akses internet yang terbatasd. Kurang siapnya penyediaan anggaran
2.2 Kajian Penelitian Relevan
Berikut adalah hasil penelitian yang sudah dilakukan dan dijadikan peneliti
sebagai penguatan judul yang akan peneliti angkat yaitu Pembelajaran Jarak Jauh
Selama Pandemi COVID-19 (Studi Kasus di SD N Mojosimo Demak).
Agus (2020) mengemukakan hasil penelitiannya terdapat beberapa kendala
yang dialami oleh siswa, guru, dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar
online. Sebanyak 6 responden telah memberikan pernyataan dan pendapat yang
akan dijelaskan dan dibahas sebagai berikut. Beberapa dampak yang dirasakan
siswa pada proses belajar mengajar di rumah adalah para siswa merasa dipaksa
belajar jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Fasilitas ini
sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar online seperti laptop,
komputer, ataupun handphone yang akan memudahkan siswa untuk menyimak
proses belajar mengajar. Serta siswa juga belum ada budaya belajar jarak jauh
karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka, siswa
terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan teman-temannya, bermain
dan bercanda gurau dengan temannya serta bertatap muka dengan para gurunya,
dengan adanya metode pembelajaran jarak jauh membuat para siswa perlu waktu
untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Kedua dampak yang
dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan teknologi internet atau
media sosial sebagai sarana pembelajaran, beberapa guru senior belum
sepenuhnya mamu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk menunjang
kegiatan belajar online dan perlu dampingan dan pelatihan terlebih dahulu. Dan
kendala yang dihadapi orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian
kuota internet karena teknologi online memerlukan koneksi jaringan internet
sehingga tingkat penggunaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah
beban pengeluaran orang tua.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ali Taufik (2019) menyatakan hasil
penelitian tersebut diperlukan persiapan teknik secara regulasi untuk menetapkan
batasan, capaian dan kurikulum yang baku untuk membentuk proses pelaksanaan
kegiatan pendidikan jarak jauh dapat dilaksanakan di wilayah daerah secara
menyeluruh. Persiapan tenaga kerja pengajar dan guru yang dapat memberikan
sistem pendidikan jarak jauh dengan pengembangan kompetensi akan teknologi
dan komunikasi elektronik. Potensi keunggulan pendidikan jarak jauh
memberikan nilai penyelarasan kebutuhan tenaga-tenaga yang handal sesuai
dengan kebutuhan pembangunan antar daerah yang dibutuhkan. Regulasi dan
proses pelaksanaan dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan sumber daya
manusia di daerah menuju peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi dengan
dibangunnya jaringan pendidikan sebagai indikator sumber daya manusia
potensial. Sedangkan masalah dan kelemahan pendidikan jarak jauh yaitu belum
sepenuhnya dipahami secara luas oleh instansi dan jajaran terkait dalam
pengembangan potensi wilayah daerah masing-masing dalam menunjang
peningkatan sumber daya manusia di wilayahnya. Kelemahan ini menjadi dasar
terhambatnya sistem peningkatan potensi dan pengembangan serta peningkatan
sumber daya yang seharusnya telah dapat dioptimalkan dengan baik.
Persamaan pada kedua penelitian di atas yaitu terletak pada masalah
sumber daya manusia yang belum dapat mengoptimal pendidikan jarak jauh.
Berdasarkan hasil kedua penelitian relevan tersebut belum menjawab tingkat
efektivitas pembelajaran jarak jauh, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian
untuk mengetahui efektivitas pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19 di
sekolah dasar.
Penelitian selanjutnya dari Niken (2018) yang menjelaskan hasil belajar
mahasiswa diukur dengan menggunakan observasi saat proses pembelajaran dan
pemantauan kegiatan mahasiswa dalam mengirim tugas dan diskusi melalui
Goggle Class. Hasil analisis deskriptif motivasi belajar mahasiswa sebelum
perlakuan menunjukkan nilai rata-rata di kelas kontrol (122,45) dan kelas
eksperimen (123,88) dengan perbedaan 1,43. Perbedaan dalam nilai rata-rata
motivasi belajar mahasiswa setelah perlakuan mengalami peningkatan yang
signifikan, yaitu sebesar menjadi 4,93 di kelas kontrol, sedangkan kelas
eksperimen berjumlah 15,38. Dengan demikian, motivasi belajar mahasiswa di
kelas kontrol dan kelas eksperimen diklasifikasikan sebagai kategori baik, tetapi
dengan penerapan model kelas google rata-rata motivasi siswa di kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata dikelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Hasil analisis deskriptif minat mahasiswa dalam belajar sebelum
perawatan menunjukkan nilai rata-rata dikelas kontrol (121,68) dan kelas
eksperimen (122,83) dengan perbedaan 1,15. Perbedaan rata-rata nilai motivasi
belajar mahasiswa setelah perlakuan mengalami peningkatan yang signifikan,
yaitu sebesar 5,04 di kelas kontrol, sedangkan kelas eksperimen berjumlah 12,32.
Dengan demikian, minat mahasiswa dalam belajar dikelas kontrol dan kelas
eksperimen tergolong baik, tetapi dengan penerapan model kelas google minat
belajar rata-rata siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata di kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional.
Rizqon (2020) menjelaskan Pandemi COVID-19 merupakan musibah
yang memilukan seluruh penduduk bumi. Seluruh segmen kehidupan manusia di
bumi terganggu, tanpa kecuali pendidikan. Banyak negara memutuskan menutup
sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Krisis benar-
benar datang tiba-tiba, pemerintah di belahan bumi manapun termasuk Indonesia
harus mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk mengurangi
kontak orang-orang secara masif dan untuk menyelamatkan hidup atau tetap harus
membuka sekolah dalam rangka survive para pekerja dalam menjaga
keberlangsungan ekonomi. Ada dua dampak bagi keberlangsungan pendidikan
yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertama adalah dampak jangka pendek,
yang dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia baik di kota maupun di desa. Di
Indonesia banyak keluarga yang kurang familier melakukan sekolah di rumah.
Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya bagi
produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.
Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa
belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen
pendidikan secara kehidupan sosial “terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan
pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada skala yang
belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak
Pelak di desadesa terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat menjadi
serba kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas.
Penilaian siswa bergerak online dan banyak trial and error dengan sistem yang
tidak ada kepastian, malah banyak penilaian yang banyak dibatalkan. Kedua
adalah dampak jangka panjang. Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang
akan terpapar dampak jangka panjang dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari
sisi waktu jangka panjang adalah aspek keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan
antar kelompok masyarakat dan antardaerah di Indonesia.
Penelitian yang kelima dari Aini (2015) membahas bahwa variabel strategi
pembelajaran diperoleh skor tertinggi yang dicapai siswa sebesar 98, skor
terendah sebesar 32. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh rerata/mean (M)
sebesar 62,86, Medium sebesar 63, Mode (Mo) sebesar 65, dan standar deviasi
(SD) sebesar 13,55. Secara ideal skor terendah 21 dan skor tertinggi 105 sehingga
didapatkan mean ideal (Mi) sebesar 63 dan standar deviasi (SDi) sebesar 14. Pada
variabel strategi pembelajaran dari 337 siswa, 19 siswa atau 5,64% siswa
berpendapat bahwa strategi pembelajaran berpengaruh sangat tinggi, 34 siswa
atau 10,09% siswa berpendapat bahwa strategi pembelajaran berpengaruh tinggi,
172 siswa atau 51,04% siswa berpendapat bahwa strategi pembelajaran
berpengaruh sedang, 89 siswa atau 26,41% siswa berpendapat bahwa strategi
pembelajaran berpengaruh rendah, dan 23 siswa atau 6,82% berpendapat bahwa
strategi pembelajaran berpengaruh sangat rendah. Dari histogram dan tabel
distribusi frekuensi data variabel strategi pembelajaran menunjukkan bahwa
strategi pembelajaran kompetensi keahlian Tata Boga SMK Se-
Gerbangkertasusila dilihat dari distribusi frekuensi maupun rata-rata termasuk
dalam kategori sedang yang ditunjukkan oleh persentase skor tersebut.
Penelitian yang terakhir dari Zaitun, dkk (2020) yang membahas tentang
problematika serta strategi penerapan pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi
di masa pandemi Covid-19 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan
wawancara dengan guru pamong di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat dengan hasil
guru dituntut aktif dalam berinovasi serta menciptakan lingkup belajar
menyenangkan bagi peserta didik dengan menerapkan metode pembelajaran yang
tepat. Namun, kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memiliki beberapa
kendala dalam penerapannya, meliputi 1). Inovasi tenaga pendidik dalam proses
belajar, 2). Motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, 3).
Sarana dan pra-sarana yang dibutuhkan oleh guru dan siswa, 4). Akses internet
yang kurang di berbagai daerah. Adapun solusi dan strategi penerapan sistem
belajar secara virtual agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tercapai
meliputi: 1). Membuat alokasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, 2). Tentukan
teknologi belajar yang dapat dijangkau atau diakses oleh seluruh peserta didik, 3).
Gunakan metode belajar yang dapat menunjang proses belajar, 4). Jalin
komunikasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penggunaan teknologi
dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi hal penting dalam menyelesaikan
probelamtika pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Pemanfaatan teknologi
yang tepat dapat menunjang segala kebutuhan pendidikan terkhusus mendukung
pencapaian materi pada saat pelaksaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Penggunaan teknologi dalam belajar secara mandiri merupakan bentuk
pengimplementasian metode belajar secara virtual. Teknologi dalam kegiatan
pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar tetap berjalan dengan baik
apabila direnakan sebaik mungkin sesuai kebutuhan peserta didik. Penerapan ini
juga sebagai bentuk upaya tetap berlangsungnya pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar selama penerapan kebijakan Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB)
di Indonesia. Namun, perlu digaris bawahi bahwa pemerintah juga perlu
memperhatikan ketimpangan sosial yang dialami oleh guru, siswa dan orang tua
karena dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran secara virtual memerlukan
dukungan dari pemerintah sebagai instansi tertinggi.
2.3 Kerangka Berpikir
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Strategi Pembelajaran
Hambatan
DALAM JARINGAN
PANDEMI COVID-19
GURU
SEKOLAH
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
2.1.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dimana dilakukannya
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
kualitatif ini akan dilakukan terhadap proses pembelajaran jarak jauh
selama terjadi pandemi covid-19 pada siswa SD Negeri Mojosimo
Kecamatan Gajah Kabupaten Demak tahun ajaran 2019/2020.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Mojosimo karena masih banyak
hambatan yang dialami selama pembelajaran jarak jauh dan peneliti
ingin mengetahui strategi guru dalam pembelajaran jarak jauh jika
dilakukan di daerah pedesaan yang tidak semua siswanya memiliki
sarana dan prasana yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran.
2.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan april 2020 sampai oktober 2020,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Observasi awal, menyusun
penelitian, membuat instrument, persiapan penelitian.
2.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggukan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu aktivitas yang bersituasi yang
menempatkan pengamat dunia. Ia terdiri atas seperangkat praktik interprefetif
dan material yang menyebabkan dunia menjadi tampak/terlihat. Praktik-
praktik ini mentransformasi dunia. Mereka mengubah dunia menjadi
serangkaian representasi, termasuk catatan lapangan, interview, percakapan,
foto, rekaman, dan memo diri. Pada level ini, penelitian kualitatif meliputi
suatu pendekatan interpretif dan naturalistik kepada dunia. Ini berarti bahwa
para peneliti kualitatif mempelajari hal-ihwal dalam latar naturalnya,
berupaya untuk memahami, atau menafsirkan fenomena dari segi makna yang
dibawa orang ke dalam fenomena tersebut (Denzin dan Lincon, 2005, hal 3
dalam Creswell,2015, hal 58).
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap proses pembelajaran jarak
jauh di SD Negeri Mojosimo Demak. Peneliti terlebih dahulu melakukan
penjajakan lokasi dan tempat serta orang-orang yang dapat dijadikan sebagai
sumber data penelitian, mencari lokasi yang dipandang sesuai dengan maksud
pengkajian dan mengembangkan jaringan untuk menemukan sumber data.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat diungkap fakta-fakta secara
komprehensif tentang pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19.
2.3 Peranan Peneliti
Peran peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai perencana,
pengumpul data, penganalisis, hingga akhirnya sebagai pencetus penelitian.
Pada penelitian kualitatif menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain yang merupakan alat pengumpul data utama. Oleh sebab
itu, penelti merupakan hal kunci untuk melakukan penelitian. Peneliti tidak
hanya berperan sebagai pengambil data, pengolah data, dan penemu data hasil
penelitian. Akan tetapi peneliti juga akan menjadi teman untuk subjek,
sehingga hasilnya akan lebih akurat dan valid karena semakin subjek percaya
dengan peneliti tersebut, maka akan memudahkan mereka untuk bercerita
jujur.
2.4 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini data yang kumpulkan oleh peneliti sendiri yang
secara pribadi turun kelapangan, dan peneliti menjadi instrumen utama yang
terjun ke lapangan, serta mengumpulkan informasi melalui observasi,
wawancara dan studi dokumen. Dalam penelitian ini diperoleh catatan yang
dibuat peneliti pada waktu mengadakan pengamatan dan wawancara di
lapangan serta data atau dokumen lain terkait siswa dalam proses pendidikan
jarak jauh. Jenis data dalam penelitian ini ialah kualitatif, data yang berbentuk
kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif ini diperoleh melalui
berbagai macam teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, serta
studi dokumen.
Sumber dalam penelitian ini adalah informan, peristiwa, dan dokumen.
Informan adalah orang yang memberikan informasi terkait data yang
dibutuhkan peneliti. Dalam penelitian ini guru SD Negeri Mojosimo sebagai
informan utama. Sementara itu, sebagai triangulasi peneliti memilih informan
yang terdiri dari siswa dan orang tua/wali murid. Dikarenakan jumlah siswa
dan orang tua cukup banyak, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling dalam menentukan siswa dan orang tua yang dijadikan sebagai
informan. Peneliti memilih guru kelas untuk menjadi informan utama sesuai
kategori pendidik, dan beberapa siswa beserta orangtua/walinya yang
merupakan sebagai sampel.
Secara lengkap lingkup data, sumber data, serta metode yang digunakan
dipaparkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data Penelitian
NO DATA SUMBER DATA
METODE
1 Pembelajaran jarak jauh
- Terjadinya pandemi covid-19- Perkembangan teknologi
a. Guru
b. Siswa
c. Orang
tua
siswa
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
2 Stategi guru
- Usaha sekolah dalam melakukan pembelajaran jarak jauh
- Strategi guru dalam menjaga kualitas pembelajaran jarak jauh
a. Guru Observasi
Wawancara
Dokumentasi
3 Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
a. Guru
b. Siswa
c. Orang
tua siswa
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
2.5 Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2.5.1 Observasi
Menurut Sanjaya (2009: 86) observasi merupakan teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
diamati atau diteliti. Sugiyono (2010: 203) mengungkapkan bahwa teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penggunaan observasi, cara yang
paling efektif adalah melengkapinya dengan format pengamatan sebagai
instrument pertimbangan, kemudian format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau gejala yang digambarkan.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
melalui pengamatan langsung keadaan lingkungan baik berupa perilaku
maupun untuk mengecek keadaan fasilitas yang ada untuk menunjang
terlaksananya pembelajaran jarak jauh, maupun untuk mengetahui strategi
pembelajaran jarak jauh di SD Negeri Mojosimo. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman observasi
digunakan untuk mempermudah peneliti dalam pengumpulan data.
2.5.2 Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide, melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu (Sugiyono, 2010: 317). Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Teknik wawancara menjadi pengumpulan data yang berguna dalam
penelitian ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab
penelitian mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh
informasi yang diperoleh dari informan dan melalui teknik wawancara
peneliti mempunyai peluang untuk memahami seberapa efektif pendidikan
jarak jauh selama pandemi covid-19. Data tersebut diperoleh dari hasil
wawancara antara peneliti dengan kepala sekolah, guru serta beberapa siswa.
Guru dan siswa yang diambil dalam penentuan informan wawancara
menggunakan purposive sampling, yaitu beberapa guru dan siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah pedoman
wawancara. Pedoman wawancara digunakan untuk menjaga arah fokus
pertanyaan. Penelitian menggunakan pedoman wawancara yang memuat
daftar pertanyaan yang mengarah pada rumusan masalah. Pertanyaan-
pertanyaan yang dibuat dikondisikan agar dapat dijawab oleh informan secara
terbuka dan fleksibel.
2.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi diartikan sebagai cara mengumpulkan data melalui
peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip, dan termasuk buku-buku yang
berhubungan dengan masalah penelitian (Arikunto, 2006: 126).
Dokumentasi adalah informasi yang tersimpan berupa dokumen yang
dapat memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses
pengumpulan data. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui data terkait dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di SD
Negeri Mojosimo.
2.6 Keabsahan Data
Penelitian ini diukur dengan menggunakan teknik pengecekan
kredibilitas yaitu triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui
sumber lainnya.
Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber, metode, dan teori. Triangulasi sumber merupakan
kegiatan pengumpulan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui berbagai sumber. Teknik triangulasi ini digunakan untuk mengecek
data-data tentang strategi dan hambatan pembelajaran jarak jauh selama
covid-19 di SD Negeri Mojosimo. Dari data yang diperoleh dari guru,
kemudian dilakukan pengecekan data-data dari sumber yang berbeda supaya
diketahui tentang kebenaran dari informasi yang didapatkan. Proses
triangulasi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dengan sumber
yang berbeda seperti siswa dan orang tua siswa, sehingga dari proses
triangulasi ini akan dideskripsikan dan diolah mana saja data yang sama atau
berbeda.
Triangulasi sumber pada penelitian ini dapat dikemukakan pada
skema berikut.
Gambar 3.1 Triangulasi Sumber
Wawancara
Guru
Siswa
Orang Tua/Wali
2.6.1 Kredibilitas
Uji kredibilitas merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif. Moleong (2016: 324) menyatakan bahwa uji kredibitas
ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan
pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat
dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda
yang sering diteliti.
Dalam penelitian ini untuk uji kredibilitas peneliti menggunakan
triangulasi. Sugiyono (2015: 372) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh.
Gambar 3.2 Triangulasi Data (Sugiyono, 2015: 331)
2.6.2 Uji Transferabilitas
Sugiyono (2015: 376) menjelaskan bahwa uji transferabilitas adalah
teknik untuk menguji validitas eksternal di dalam penelitian kualitatif. Uji ini
dapat menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian
ke populasi di mana sampel itu di ambil. Untuk menerapkan uji
transferabilitas di dalam penelitian ini nantinya peneliti akan memberikan
uraian rinci, jelas, dan juga secara sistematis terhadap hasil penelitian.
Diuraikannya hasil penelitian secara rinci, jelas, dan sistematis bertujuan
supaya penelitian ini dapat mudah dipahami oleh orang lain dan hasil
Sumber Data Sama
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
penelitiannya dapat diterapkan ke dalam populasi di mana sampel pada
penelitian diambil.
2.6.3 Uji Dependabilitas
Prastowo (2012: 274) Uji Dependabilitas ini sering disebut sebagai
reliabilitas di dalam penelitian kuantitatif, uji dependabilitas di dalam
penelitian kualitatif dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap
keseluruhan proses di dalam penelitian. Dijelaskan Sugiyono (2015: 377)
bahwa uji dependabilitas dilakukan dengan cara mengaudit segala
keseluruhan proses penelitian.
Pada penelitian ini nantinya peneliti akan melakukan audit dengan cara
peneliti akan berkonsultasi kembali kepada pembimbing, kemudian
pembimbing akan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Di sini nanti
peneliti akan berkonsultasi terhadap pembimbing untuk mengurangi
kekeliruan dalam penyajian hasil penelitian dan proses selama dilakukannya
penelitian.
2.6.4 Uji Konfirmabilitas
Sugiyono (2015: 377) menjelaskan bahwa uji konfirmabilitas
merupakan uji objektivitas di dalam penelitian kuantitatif, penelitian bisa
dikatakan objektif apabila penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak.
Di dalam uji konfirmabilitas ini nantinya peneliti akan menguji kembali data
yang didapat tentang pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19 di SD
Negeri Mojosimo Demak. Prastowo (2012: 276) menjelaskan bahwa ada
empat teknik untuk melaksanakan uji konfirmabilitas, yaitu: 1) meningkatkan
ketekunan, 2) triangulasi, triangulasi sumber, 3) diskusi teman sejawat, 4)
menggunakan bahan referensi.
2.7 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
interaktif. Data itu dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian
lapangan. Terdapat tiga macam analisis data, berangkat dari data yang telah
dikumpulkan, kemudian data dianalisis menurut tahapan di bawah ini.
Gambar 3.3 Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman (Sugiono, 2015)
2.7.1 Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini dilakukan terus-menerus selama
penelitian dilaksanakan. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan
menelaah semua data dari berbagai sumber, baik dari hasil observasi atau
pengamatan, hasil wawancara, foto/gambar, serta dokumen lain yang
mendukung penelitian. Pada proses reduksi data ini dilakukan seleksi
terhadap data yang diperoleh, menggolongkan serta memungkinkan
membuang data yang tidak diperlukan untuk diorganisir guna mendapat
simpulan akhir.
Peneliti melakukan proses reduksi data melalui proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan proses pemilihan dari data-
data yang tercatat yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara mengenai
pembelajaran jarak jauh selama pandemi covid-19. Hasil pencatatan data-data
mentah lapangan selanjutnya direduksi data, memilih hal-hal yang pokok dan
terfokus pada hal-hal yang penting untuk dianalisis. Proses reduksi
berlansung secara terus menerus meliputi pengambilan beberapa hasil
wawancara yang cocok kemudian dianalisis dalam penelitian.
2.7.2 Penyajian Data
Display data merupakan penyajian data-data yang sudah diperoleh dari
hasil pengumpulan informasi di lapangan. Dalam penelitian ini, penyajian
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Verifying
data dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data yang diperoleh
tentang strategi guru dan hambatan pembelajaran jarak jauh selama pandemi
covid-19. Data yang diperoleh kemudian disajikan sepraktis mungkin, dan
diikuti dengan penjelasan dalam bentuk kalimat deskriptif.
2.7.3 Menarik Kesimpulan
Data yang terkumpul selanjutnya disajikan dan dilakukan penarikan
simpulan atau verifikasi. Verifikasi data penelitian yaitu data-data yang
diperoleh dari berbagai sumber kemudian peneliti mengambil simpulan.
Simpulan dilakukan melalui analisis data untuk dijadikan pedoman dalam
menyusun implikasi dan rekomendasi.
Data penelitian kualitatif, instrumen pengumpulan data adalah peneliti
sendiri. Peneliti sebagai intrumen pengumpul data tidak perlu diuji. Namun,
data yang dikumpulkan harus diuji keabsahannya agar diperoleh data yang
benar-benar objektif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian
Unit analisis dari penelitian ini tidak lain adalah guru kelas dan siswa di
SD Negeri Mojosimo Demak. Sekolah dasar yang berada di ujung desa kecil yaitu
desa Mojosimo kecamatan Gajah kabupaten Demak ini di kelilingi sawah namun
memiliki akses jalan yang cukup mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi.
Sekolah yang memiliki 151 siswa berasal dari desa setempat dengan berbagai
macam kalangan sosial dan berbagai pekerjaan orang tua siswa, namun pekerjaan
orang tua siswa di SD Negeri Mojosimo didominasi oleh petani. Selain petani
penduduk desa Mojosimo lebih memilih untuk merantau ke luar kota bekerja
sebagai kuli bangunan, sedangkan sebagian orang tua siswa memilih untuk
bekerja di pabrik.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung pembelajaran beralih menjadi
pembelajaran jarak jauh, oleh karena itu siswa membutuhkan pendampingan
dalam proses pembelajaran karena guru tidak dapat memantau secara langsung
masing-masing siswa. Sedangkan kebanyakan orang tua siswa tidak dapat selalu
mendampingi anaknya selama proses pembelajaran karena bekerja dan tidak
semua siswa memiliki gadget sehingga pembelajaran tidak dapat dilakukan secara
daring terus menerus. Oleh karena itu guru harus memiliki strategi pembelajaran
yang tepat dan mengetahui hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran
jarak jauh, hal tersebut yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian di
SD Negeri Mojosimo.
4.2 Deskripsi Temuan dan Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti kepada
beberapa guru, siswa dan orang tua siswa diperoleh data sebagai berikut:
4.2.1 Strategi Pembelajaran Jarak Jauh
Peneliti mencoba menganalisis bagaimana strategi guru dalam proses
pembelajaran jarak jauh dengan membuat pedoman observasi berupa tabel
observasi untuk mempermudah penilaian terhadap strategi guru. Dalam hal ini
peneliti membuat 9 aspek penilaian selama melaksanakan pembelajaran jarak
jauh. Peneliti terlebih dahulu membuat pedoman observasi berupa tabel checklist
untuk mempermudah penilaian terhadap strategi guru selama proses pembelajaran
jarak jauh.
Tabel 4.2 Strategi Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh
No Aspek yang diamatiKondisi
1 2 3 4
1 Pembelajaran dilakukan secara terpisah antara guru dan siswa
2 Mengembangkan materi pembelajaran dan dikemas dalam berbagai bentuk
3 Memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran
4 Menguasai materi yang di ajarkan
5 Mengajar dengan metode yang menyenangkan
6 Mengevaluasi hasil belajar siswa
7 Menilai keaktifan siswa
8 Menyelesaikan masalah siswa yang kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh
9 Memberikan motivasi kepada siswa
Sumber: Lampiran 4
Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik
Setiap guru memiliki strategi masing-masing dalam proses pembelajaran,
meskipun keputusan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh di kepala
sekolah namun guru memiliki hak untuk memutuskan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan dan karakter siswanya. Bagaimana cara guru
mengembangkan dan menyampaikan materi ke siswa, memanfaatkan teknologi
atau tidak, cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dll. Di setiap kelas pasti
memiliki karakternya masing-masing begitu pula dengan cara guru menerapkan
strategi pembelajaran.
Hasil observasi tersebut dapat diketahui apakah guru menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat selama proses pembelajaran jarak jauh, dapat terlihat
dalam tabel tersebut. Kemudian dikuatkan oleh hasil wawancara yang dilakukan
oleh peneliti kepada guru kelas dengan beberapa kategori yang sudah peneliti
tentukan.
Wawancara yang dilakukan peneliti tentang pembelajaran jarak jauh
selama pandemi Covid-19 didapatkan hasil wawancara dari beberapa guru dengan
kategori PNS, K2, dan Wiyata Bakti di SD Negeri Mojosimo. Berikut adalah
kutipan wawancara peneliti dengan Mahfudhoh guru kelas 6 yang berstatus
sebagai PNS dan bersertifikasi:
“Pembelajaran jarak jauh ya metode pembelajaran atau pengajaran dimana aktivitas pembelajaran dilakukan secara terpisah dari aktivitas belajar mas. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, terus sistem pembelajaran guru dengan siswa tidak harus berada dalam lingkungan geografis yang sama.” (Wawancara, 25 Agustus 2020).
Menurut Emawati guru kelas 5 yang berstatus wiyata bakti kategori 2 (K2)
menuturkan hal sebagai berikut:
“Pembelajaran jarak jauh itu ya pembelajaran yang dilakukan dengan cara terpisah antara guru dan siswa dengan menggunakan media tertentu seperti hp.” (Wawancara, 25 Agustus 2020).
Senada dengan Mahfudhoh dan Emawati, Desy Ayu Rosita selaku guru
kelas 2 yang berstatus wiyata bakti menuturkan hal sebagai berikut:
“Pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang dilakukan secara terpisah antara guru dan siswa dengan metode daring maupun luring”.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
jarak jauh merupakan pembelajaran yang dilakukan secara terpisah dan tidak tatap
muka secara langsung dengan memanfaatkan berbagai metode pembelajaran
secara daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa
melakukan tatap muka dan berbasis internet yang menggunakan aplikasi
pembelajaran maupun media sosial. Segala bentuk materi disampaikan secara
daring termasuk komunikasi dan tes (Bilfaqih & Qomarudin, 2015: 1).
Berawal dari kondisi pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh dunia
terutama Indonesia yang berdampak pada sektor pendidikan yang memberlakukan
pembelajaran jarak jauh. Untuk saat ini pembelajaran jarak jauh sangat
memungkinkan untuk dilakukan karena tidak dianjurkan untuk tatap muka, karena
meminimalisir kontak fisik antara siswa. Semua komunikasi melalui teknologi.
Jika diperlukan ada pertemuan antara guru dan siswa hanya bisa beberapa saja dan
hanya sebentar saja.
Wawancara yang dilakukan kepada guru menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran harus disusun dengan baik, karena berkaitan langsung dengan siswa.
Dalam menyusun strategi pembelajaran guru harus mempertimbangkan agar siswa
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru apalagi pembelajaran
dilakukan secara terpisah sehingga siswa harus belajar mandiri dengan materi
yang telah diberikan oleh guru. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir
siswa biasanya mempelajari materi pembelajaran yang diberikan oleh guru berupa
ringkasan materi yang tidak ada di buku pegangan siswa bahkan jika diperlukan
materi yang diberikan berupa video kemudian siswa membuat ringkasan sehingga
guru dapat mengevaluasi apakah siswa tersebut menyimak materi atau tidak.
Semua materi tersebut disampaikan melalui grup Whatsapp karena untuk
meminimalisir kerumunan namun dalam seminggu sekali siswa diminta untuk ke
sekolah mengumpulkan tugas dan mengambil tugas yang telah dikoreksi oleh
guru dengan menggunakan protokol kesehatan yang telah ditentukan serta sesuai
jam pembagian agar mengurangi kontak fisik yang dapat terjadi antar siswa.
Mahfudhoh menjelaskan bahwa:
“Strategi yang saya gunakan yaitu dengan menggunakan daring, karena seluruh siswa yang saya ampu sudah dapat menggunakan android semua agar mengurangi kontak fisik yang dapat terjadi antar siswa. Semua materi dan tugas disampaikan melalui “WhatsApp grup” yang telah dibuat.” (Wawancara, 25 Agustus 2020).
Berbeda dengan Mahfudhoh, menurut penuturan Emawati menjelaskan
bahwa:
“Dalam pembelajaran jarak jauh guru dituntut kreatif dalam memberikan materi pembelajaran, sehingga siswa tak hanya mengerjakan tugas akademis, melainkan juga melakukan kegiatan menyenangkan agar keinginan belajar para siswa tetap tinggi.”
Sedangkan Desy menuturkan pendapatnya sebagai berikut:
“Strategi yang saya gunakan yaitu dengan membuat siswa nyaman selama belajar dari rumah, memberikan materi dan bahan ajar yang bervariasi, membuat kegiatan pembelajaran yang menarik minat belajar siswa, tidak membebani siswa dengan tugas yang berat, memberikan fasilitas konsultasi mulai jam 07.00 s.d 21.00 WIB”
Setelah mendapatkan penjelasan dari beberapa guru kelas peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di SD
Negeri Mojosimo sudah baik, sesuai dengan standar pendidikan yang diharapkan.
Meskipun guru menggunakan strategi yang berbeda-beda namun tujuannya sama
yaitu membuat siswa belajar mandiri dengan nyaman sehingga siswa tidak merasa
terbebani. Dengan kreatifitas guru dalam membungkus materi pembelajaran
supaya menarik untuk disampaikan ke siswa. Penggunaan metode daring melalui
jejaring sosial Whatsapp adalah cara yang tepat agar informasi cepat sampai
kepada siswa karena di kondisi pandemi Covid-19 guru dengan siswa melakukan
pembelajaran secara terpisah dan tidak bisa tatap muka. Karena adanya inovasi
pembelajaran yang berbeda diharapkan pembelajaran lebih efektif, efisien, kreatif,
menyenangkan dan menarik sehingga dapat meningkatkan potensi yang dimiliki
siswa.
Kegiatan pembelajaran jarak jauh di SD Negeri Mojosimo menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered learning),
dan dalam pembelajaran jarak jauh guru berperan sebagai fasilitator yang akan
membantu siswa dalam proses pembelajaran. Sekolah memberi kebijakan bahwa
guru leluasa untuk menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi,
apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Penggunaan metode
Blended Learning atau pembelajaran campuran yang memadukan pembelajaran
tatap muka dengan pembelajaran daring untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.
Sesuai dengan Suliani (2011:13) yang menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
untuk melaksanakan pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai
yang diinginkan oleh guru tentunya guru menggunakan metode sesuai materi
pembelajaran. Selama pandemi Covid-19 setiap hari senin siswa datang ke
sekolah untuk mengambil dan mengumpulkan tugas, untuk penyampaian materi
guru lebih sering menggunakan aplikasi Whatsapp dalam pembelajaran supaya
dapat mudah direspon oleh siswa. Berikut kutipan wawancara dari Mahfudhoh
selaku guru kelas 6 yang berstatus PNS:
“Materi saya berikan melalui “WhatsApp grup”. Materi yang diberikan berupa ringkasan materi tambahan yang belum ada dibuku pegangan siswa dan video jika diperlukan.”
Gambar 4.1 Wawancara dengan Guru PNSSumber: Dokumentasi Peneliti (9 September 2020)
Proses pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru kelas adalah pemberian
materi tambahan yang sudah dibuat oleh guru kemudian dilanjut dengan
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya melalui grup Whatsapp. Selain
materi yang telah diberikan oleh guru, secara ringkas sudah tertuang pada modul
yang dijadikan satu dengan lembar kerja siswa (LKS). Adapula beberapa materi
yang disampaikan melalui video supaya siswa tidak merasa jenuh harus membaca
terus menerus dan belum tentu siswa membaca materi. Berbeda dengan video
pembelajaran, biasanya siswa lebih tertarik dengan hal yang baru terutama terkait
dengan teknologi.
Sama halnya pemberian materi di kelas rendah guru juga menggunakan
media sosial grup whatsapp. Guru membuat grup kelas yang bertujuan untuk
memberi informasi, memberikan materi serta untuk sesi tanya. Siswa juga dapat
berinteraksi dengan guru melalui panggilan maupun video call yang sudah
ditentukan oleh jadwal pelajaran. Proses pembelajaran daring dapat disepakati
antara guru dengan siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan
efisien (Fauzi, 2020:132). Untuk kelas rendah siswa membutuhkan pendampingan
langsung dari orang tua karena siswa belum mahir dalam penggunaan ponsel
ataupun internet, jika orang tua atau pendamping siswa saat belajar mengalami
kesulitan guru siap membantu dan membimbing melalui telepon atau video call
mulai pukul 07.00 sampai 21.00 WIB. Menurut Desy selaku guru kelas 2 siswa
diberikan latihan soal terkait dengan materi dan dalam seminggu siswa
mengumpulkan tugas 2-3 kali dan diberikan pengarahan bila diperlukan namun
tetap menerapkan protokol kesehatan.
Metode pembelajaran yang diterapkan kedua guru sebelumnya mungkin
dirasa paling tepat untuk diterapkan di masa pandemi seperti ini yang
mengharuskan pembelajaran dilakukan secara terpisah. Begitu pula cara yang
dilakukan oleh guru kelas 5 yang memanfaatkan media sosial grup Whatsapp,
Emawati menuturkan bahwa:
“Penyampaian materi yang saya lakukan melalui grup Whatsapp mas, jadi semua siswa kelas 5 sudah terkonfirmasi masuk grup semua tanpa satupun yang tertinggal. Menurut saya grup WA itu lebih praktis untuk digunakan jadi siswa kapanpun dapat mengakses materi yang saya berikan, meskipun sesekali saya menyampaikan materi dengan tatap muka secara virtual agar dapat memantau bagaimana proses belajar siswa.”
Orang tua dari siswa AB menjelaskan:
“Setelah adanya penyebaran virus ini, anak saya melakukan pembelajaran terpisah antara guru dan siswa yang biasa disebut dengan pembelajaran daring melalui grup WA”
“Seperti yang saya lihat, anak saya menggunakan hp untuk mendapatkan tugas dan digunakan untuk menunjang pembelajaran.”
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan dapat
disimpulkan bahwa pemberian materi kepada siswa sama yaitu dengan
menggunakan media sosial grup Whatsapp. Meskipun dengan media yang sama
cara guru menyampaikan materi berbeda sesuai dengan kreatifitas guru masing-
masing, ada yang mencarikan materi yang telah diunduh kemudian dibagikan ada
pula yang membuat ringksan materi sendiri untuk dibagikan kepada siswa. Guru
memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran jarak jauh, dalam hal ini
guru hanya menjadi fasilitator dan siswa diminta dapat belajar mandiri karena
pembelajaran harus dilakukan secara terpisah sesuai anjuran dari pemerintah. Hal
ini sesuai dengan ciri-ciri yang diungkapkan oleh Dogmen dalam (Sharon, 2011:
206) bahwa ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya organisasi yang
mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui media,
dan tidak ada kontak langsung antara pengajar dengan pembelajar.
4.2.2 Hambatan dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Kebijakan dari pemerintah yang mewajibkan sekolah untuk tidak belajar
tatap muka selama pandemi dan beralih ke pembelajaran jarak jauh itu cukup
terdengar asing karena selama ini pembelajaran berlangsung secara tatap muka.
Dalam pembelajaran jarak jauh tentunya masih ada hambatan atau kendala yang
dialami oleh guru maupun siswa. Syarif (2020) mengemukakan banyak varian
masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran dengan metode
daring diantaranya adalah 1) Keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh
guru dan siswa 2) Sarana dan prasarana yang kurang memadai 3) Akses internet
yang terbatas 4) Kurang siapnya penyediaan anggaran.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa guru, peneliti menemukan
hambatan yang dialami selama pembelajaran jarak jauh berlangsung, Mahfudhoh
menjelaskan bahwa:
“Hambatan yang dialami saat ini yaitu saat siswa tidak punya atau kehabisan kuota, disitu siswa ketinggalan pembelajaran pada hari tersebut. Hambatan lain yang dialami yaitu guru tidak bisa memantau langsung apa yang dikerjakan atau dilakukan anak saat dirumah. Guru tidak mengetahui siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru tersebut dikerjakan sendiri atau dikerjakan oleh orangtuanya atau kakaknya. Guru tidak mengetahui progres pemahaman siswa karena semua perkerjaan dilakukan di rumah masing-masing.”
Penerapan sistem pembelajaran jarak jauh menimbulkan beberapa masalah
bagi guru maupun siswa baik dari segi sarana prasarana. Permasalahan inilah yang
akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Lumpuhnya sistem pembelajaran tatap muka di sekolah selama pandemi
mengakibatkan timbul banyak hambatan atau kendala. Faktor ekonomi menjadi
salah satu problematika pembelajaran jarak jauh khususnya daring, tidak semua
orang tua mampu memfasilitasi anaknya menggunakan smartphone untuk belajar.
Terutama di pedesaan tidak jarang dalam satu keluarga hanya satu yang memiliki
smartphone, hal ini dikarenakan tidak semua keluarga siswa dari golongan
keluarga menengah ke atas.
Selain faktor ekonomi hambatan berikutnya adalah jaringan internet, tidak
semua siswa mempunyai akses jaringan yang cukup bagus mengingat tinggal di
daerah pedesaan, oleh karena itu jam pembelajaran menjadi tidak terbatas yang
artinya guru siap menerima konsultasi atau pertanyaan dari siswa sampai malam
hari karena masih ada beberapa siswa yang baru bisa menggunakan gadget setelah
orang tuanya pulang. Tidak jarang pula siswa melakukan kunjungan ke rumah
guru untuk mengikuti pelajaran karena tidak mempunyai gadget sendiri.
Desy menjelaskan bahwa ada beberapa orang tua yang mengeluh karena
pembelajaran dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh, seperti yang
disampaikan yaitu:
“Tidak semua orang tua bisa menggunakan aplikasi penunjang belajar online, orang tua mengeluhkan kuota boros, orang tua mengeluhkan susahnya mengarahkan siswa untuk belajar secara online.”
Senada dengan orang tua siswa AB yang mengatakan bahwa:
“Yang pasti banyak hambatan yang terjadi, seperti anak cenderung kurang paham dengan materi, banyak bermain daripada belajar, anak merasa jenuh dengan media pembelajaran seperti ini.”
Hambatan – hambatan tersebut banyak dialami guru maupun siswa karena
pembelajaran jarak jauh dirasa cukup baru oleh karena itu sebagai guru dituntut
untuk mengembangkan strategi pembelajaran sehingga pembelajaran jarak jauh
menjadi lebih efektif. Mulai dari cara mengajar, pemanfaatan media dan membuat
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan supaya siswa tidak merasa jenuh.
Kreatifitas guru di sini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran jarak jauh di
masa pandemi seperti ini, meminimalisir hambatan-hambatan yang sering terjadi
dan tentunya untuk meningkatkan minat belajar siswa yang dirasa semakin hari
makin menurun.
Namun dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh, seringkali ditemukan
hambatan ataupun ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya, banyak
yang mengira tanggung jawab pengajar dalam melaksanakan PJJ jauh lebih ringan
ketimbang dengan pembelajaran tradisional. Meskipun penggunaan smartphone
dan web sebagai media pembelajaran dapat menumbuhkan minat belajar serta
kemandirian siswa dalam pembelajaran namun guru sangat sulit mengetahui
pemkembangan siswanya karena guru tidak mengetahui apakah yang
mengerjakan tugas benar siswa atau anggota keluarganya. Permasalahan dalam
menerima konsep dan prinsip materi yang diberikan selama proses pembelajaran
jarak jauh akan sulit meskipun guru menggunakan media pembelajaran tanpa
adanya tatap muka.
Berdasarkan wawancara dengan guru K2 SD Negeri Mojosimo yang
mengatakan bahwa:
“Sejauh ini siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, itu di buktikan dengan antusias siswa pada saat melakukan tatap muka virtual dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara online. Namun berjalannya waktu siswa merasa jenuh terhadap pembelajaran seperti ini, minat belajar yang menurun menyebabkan siswa kesulitan dalam menerima materi yang disanpaikan oleh guru.”
Pernyataan serupa disampaikan oleh siswa bernama CD saat ditanya
mengenai hambatan yang dialami selama pembelajaran jarak jauh:
“Banyak, yang pastinya sih kurang paham materi karena kurang akan penjelasan. Bosen gini terus gak bisa ketemu temen-temen dan tugasnya banyak.”
Turunnya minat belajar dan motivasi siswa sangat berpengaruh dalam
proses pembelajaran, hal tersebut dapat menjadi hambatan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Pada awalnya siswa sangat antusias sekali dalam
pembelajaran jarak jauh seperti ini menggunakan media dan strategi pembelajaran
yang baru karena selama ini metode pembelajaran jarak jauh tidak pernah
dilakukan di SD Negeri Mojosimo oleh karena itu siswa merasa antusias karena
dapat belajar di rumah sendiri dengan di dampingi oleh orang tua maupun
saudaranya. Namun setelah berjalan beberapa bulan muncul rasa jenuh pada diri
siswa karena mereka hanya dihadapkan dengan tugas – tugas setiap harinya
dengan sedikit penjelasan dan tanpa bimbingan langsung dari guru seperti saat
pembelajaran tatap muka.
Selama pembelajaran jarak jauh guru hanya bisa berkomunikasi dengan
siswanya lewat gadget tanpa bisa bertemu, jadi selama proses pembelajaran
berlangsung siswa di dampingi oleh orang tuanya. Seperti yang dikatakan oleh
orang tua dari CD bahwa:
“Yang membantu proses pembelajaran anak saya juga saya sendiri sebagai ibu terkadang juga bapaknya. Berapa jam perharinya itu tidak tentu, terkadang lama terkadang juga sebentar.”
Sama halnya dengan orang tua CD, ibu dari AB yang bekerja sebagai
penjahit rumahan menjelaskan:
“Yang membantu proses pembelajaran anak saya ya kadang saya, kadang juga ayahnya dan kakaknya. Kalau ditanya berapa jam perharinya paling 2 jam, karena saya tidak memaksakan anak dalam belajar.”
Dengan siswa didampingi oleh keluarga selama proses pembelajaran jarak
jauh diharapkan bisa berjalan dengan lancar dan dapat meminimalisir hambatan
yang akan terjadi selama proses pembelajaran. Selain tugas – tugas yang diberikan
kepada siswa, guru juga memberikan evaluasi berupa ulangan harian karena ini
dirasa cukup penting untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan selama pembelajaran. Namun proses evaluasi tidak
berjalan lancar seperti yang diharapkan, seperti permasalahan yang sudah
disampaikan di atas. Kendala jaringan sangat menghambat proses pembelajaran,
hal ini akhirnya mempengaruhi semangat belajar siswa dan hal tersebut dapat
mempengaruhi siswa untuk tidak mengerjakan tugas-tugas yang lain karena
terkendala oleh sinyal.
Hambatan berikutnya yang dikeluhkan oleh siswa adalah pelayanan
pembelajaran yang diberikan guru, pelayanan yang diberikan guru dirasa kurang
ideal karena kebanyakan guru hanya memberi bahan materi untuk dipelajari
sendiri kemudian guru memberikan tugas untuk dikerjakan hari itu juga. Menurut
hasil observasi siswa sering mengalami hal buntu atau kurang memahami materi
pembelajaran dan mereka hanya bisa bertanya melalui pesan whatsapp, namun
guru menjelaskan dengan baik sampai siswa merasa cukup paham atas jawaban
yang telah diterima. Tidak jarang saat siswa diberikan tugas mereka mencari
jawaban melalui bantuan google dan jarang mencari jawaban di buku pegangan
yang sudah diberikan kepada setiap siswa. Mungkin karena melalui bantuan
google mereka lebih cepat mendapatkan jawaban dibandingkan harus mencari di
buku pegangan.
Kurangnya pemahaman guru dalam penggunaan aplikasi pendukung
pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu penghambat keberhasilan
pembelajaran di masa pandemi Covid19. Guru dituntun untuk lebih kreatif dan
inovatif dimasa sekarang, memaksimalkan teknologi dalam pembelajaran supaya
siswa tidak merasa jenuh saat pembelajaran dan dapat mengikuti pembelajaran
dengan senang hati. Pemanfaatan google meet, zoom, powerpoint dan lain
sebagainya sangat dibutuhkan sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran.
Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Fauzi dalam (Bella: 2020) ada
beberapa hambatan atau kelemahan pembelajaran daring yaitu: 1) Jaringan
Internet 2) Biaya 3) Kreatifitas Guru dan Motivasi Siswa.
Dapat disimpulkan hambatan yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh
selama pandemi Covid19 ini sangat mendasar seperti sinyal yang tidak stabil,
faktor ekonomi yang mempengaruhi terhambatnya proses belajar yang tepat
waktu karena penggunaan ponsel pintar harus bergantian dengan orang tua atau
saudara kemudian kuota yang boros, hingga kurangnya pemahaman guru dalam
memaksimalkan teknologi selama proses pembelajaran jarak jauh yang dapat
menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan membuat siswa merasa jenuh
ketika pembelajaran berlangsung.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan di SD
Negeri Mojosimo Demak maka dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam
menerapkan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 sudah cukup
tepat, meskipun setiap guru memiliki strategi masing-masing dalam kegiatan
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berstatus PNS
hanya menggunakan media Whatsapp Grup untuk menyampaikan materi dan
tugas, berbeda dengan guru K2 yang menyampaikan materi lebih variatif karena
memanfaatkan berbagai macam media seperti google classroom, google form,
youtube, dls. Sedangkan guru wiyata bakti menggunakan metode yang sama
variatifnya juga akan tetapi lebih sering menggunakan Whatsapp Grup untuk
membagikan materi berupa video dan powerpoint. Beliau juga memberikan waktu
konsultasi pembelajaran dari pukul 07.00 sampai 21.00 WIB memalui pesan,
telpon maupun video call. Suliani (2011:13) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
untuk melaksanakan pembelajaran. Untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai
yang diinginkan oleh guru tentunya guru menggunakan metode sesuai materi
pembelajaran.
Dari data penelitian yang didapatkan di SD Negeri Mojosimo desa
Mojosimo kecamatan Gajah dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai macam
hambatan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19
mulai dari tidak semua siswa memiliki gadget yang membuat guru mengalami
kendala dalam menyampaikan materi kepada siswa, kemudian masalah jaringan
internet karena di daerah pedesaan tidak semua titik dapat mengakses internet
dengan jaringan yang bagus dan borosnya kuota yang semakin memperkeruh
masalah karena kebanyakan masyarakat di desa Mojosimo dari kalangan
menengah ke bawah yang lebih cenderung bekerja sebagai petani. Adapun
hambatan pembelajaran jarak jauh yang dialami oleh guru selanjutnya adalah
siswa merasa jenuh dengan proses pembelajaran yang tidak bisa tatap muka secara
langsung, turunnya minat belajar siswa saat ini menjadi masalah utama karena
dapat menyebabkan tidak sampainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh antara lain
berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan
pemerintah daerah, belum adanya kurikulum yang tepat, dan keterbatasan sarana
dan prasarana, khususnya dukungan teknologi dan jaringan internet. Kesiapan
sumber daya manusia meliputi guru, siswa, dan dukungan orang tua merupakan
bagian terpenting dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian maka peneliti memberikan
saran bagi guru untuk lebih kreatif dan dapat memaksimalkan teknologi untuk
menyampaikan materi dan bahan pembelajaran selama pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh dan melakukan kunjungan ke rumah siswa yang minat belajarnya mulai
menurun dan siswa yang mengalami masalah, memberikan edukasi kepada orang
tua siswa supaya anak selalu didampingi dalam pembelajaran sehingga hambatan
yang terjadi selama ini dapat terselesaikan secara perlahan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Siti. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran, Gaya Belajar, Sarana Praktik, dan Media Terhadap Hasil Belajar Patiseri SMK Se-Gerbang Kerta Susila. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 5, No. 1, Februari
Aji, Rizqon. 2020. Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Salam Jurnal. Vol. 7 No. 5 Mei (2020). E-ISSN: 2654-9050
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Basar, Afip Miftahul. 2021. Problematika Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus di SMPIT Nurul Fajri – Cikarang – Bekasi). Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 2 No. 1 Januari 2021. E.ISSN 2722-5194 P.ISSN 2722-7790
Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2020. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Guru Selama Sekolah Tutup Dan Pandemi Covid-19 Dengan Semangat Merdeka Belajar
Fikri, Muhammad dkk. 2021. Kendala Dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Kritis. Jurnal Education and Development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan. Vol.9 No.1 E.ISSN 2614-6061 P.ISSN 2527-4295
https://www.kemkes.go.id/article/view/20031600003/Protokol-Kesehatan-COVID-19.html
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Moleong, Lexi J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurdyansyah. 2016. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Tekpen. Jilid 1. Terbitan 2. 929-930
Pujilestari, Yulita. 2020. Dampak Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. ‘Adalah : Buletin Hukum & Keadilan. ISSN : 2338 4638 Vol. 4 No. 1 2020
Purwanto, Agus. 2020. Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns Journal. Volume 2 Nomor 1 April 2020 ISSN Online : 2716-4446
Prabowo, Hastomo Tri. 2016. Strategi Guru Dalam Membangun Kecintaan Siswa Terhadap Peninggalan Sejarah Islam. Tesis. Semarang. Program Pascasarjana Unnes
Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan.
Semarang: Unnes Press
Rachman, Maman. 2015. 5 Pendekatan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Mixed,
PTK, R & D. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama
Rahmawati, Septiana Dwi. 2009. Kendala Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh
Melalui Internet Pada Mahasiswa PJJ S1 PGSD Universitas Negeri
Semarang. Semarang: Perpustakaan UNNES
Sanjaya, Wina. 2014. Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Septantiningtyas, Niken. 2018. Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Dengan
Aplikasi Google Class Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa.
Edureligia. Volume 2 Nomor 2 Juli-Desember 2018. ISSN 2549-4821.
E-ISSN 2579-5694
Shoimin Aris. 2014. 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sinaga, Lastama dkk. 2020. Analisis Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Pada
Materi IPA Selama Pandemi Covid-19 di Kota Medan. Jurnal
Pendidikan Pembelajaran IPA Indonesia
Siregar, Eveline. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Smaldino, Sharon E. 2019. Instructional Technology & Media For Learning.
Jakarta: Prenadamedia Grup
Solikhah, Nur Amalia. 2021. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Bahasa Inggris Secara Mandiri dalam Perkuliahan
Jarak Jauh (Daring) di Tingkat Perguruan Tinggi. Jurnal Education
and Developmen Institut Pendidikan Tapanuli Selatan. Vol.9 No.1
Edisi Februari 2021. E.ISSN 2614-6061 P.ISSN 2527-4295
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suprijono Agus. 2012. Cooperative Learning teori aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Taufik, Ali. 2019. Perspektif Tentang Perkembangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Jurnal Pendidikan: Riset Dan Konseptual. E-ISSN: 2598-2877 P-ISSN: 2598-5175 Vol. 3 No. 2 April 2019 (diunduh pada tanggal, 10 Mei 2020)
Zaitun, dkk. 2020. Problematika Serta Strategi Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi di Masa Pandemi Covid-19. Universitas Muhammadiyah Jakarta. E-ISSN: 2745-6080