skripsi surya yp d0207100 - digilib.uns.ac.id/difusi...komunikasi ada dalam setiap bagian dari...

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi salah satu aspek penting dalam setiap usaha mengenalkan suatu ide ataupun produk baru kepada masyarakat. Difusi inovasi merupakan komunikasi khusus dimana pesan yang hendak disebarkan dalam suatu sistem sosial merupakan sebuah hal baru. Abdullah Hanafi dalam bukunya Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (1999 : 1-4) secara tidak langsung menjelaskan bahwa dengan mempelajari difusi dan adopsi inovasi kita bisa mengetahui apa dan pada bagian manakah dari beberapa tahapan difusi inovasi muncul penyebab kegagalan difusi inovasi yang mengakibatkan suatu kegiatan difusi di satu sistem sosial tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga berimbas pada sedikitnya jumlah adopter. Bermodalkan penguasaan teknik komunikasi yang baik dan tepat seseorang mampu melakukan usaha pengenalan ide baru dengan efektif dan efisien kepada masyarakat. Sehingga jumlah komunikan atau sasaran komunikasi yang mengadopsi inovasi tersebut lebih banyak dan waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan adopsi juga lebih singkat. Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga sistem sosial. Pemahaman akan komunikasi dapat mempermudah kita dalam menyusun pesan yang akan disampaikan dengan menyesuaikan karakteristik anggota sistem sosial. Kemudian melalui saluran komunikasi apa saja pesan tersebut disampaikan dan berapa lama jangka waktu yang tepat dalam

Upload: vuthuan

Post on 05-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi menjadi salah satu aspek penting dalam setiap usaha mengenalkan

suatu ide ataupun produk baru kepada masyarakat. Difusi inovasi merupakan

komunikasi khusus dimana pesan yang hendak disebarkan dalam suatu sistem

sosial merupakan sebuah hal baru. Abdullah Hanafi dalam bukunya

Memasyarakatkan Ide-Ide Baru (1999 : 1-4) secara tidak langsung menjelaskan

bahwa dengan mempelajari difusi dan adopsi inovasi kita bisa mengetahui apa

dan pada bagian manakah dari beberapa tahapan difusi inovasi muncul penyebab

kegagalan difusi inovasi yang mengakibatkan suatu kegiatan difusi di satu sistem

sosial tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga berimbas pada

sedikitnya jumlah adopter. Bermodalkan penguasaan teknik komunikasi yang baik

dan tepat seseorang mampu melakukan usaha pengenalan ide baru dengan efektif

dan efisien kepada masyarakat. Sehingga jumlah komunikan atau sasaran

komunikasi yang mengadopsi inovasi tersebut lebih banyak dan waktu yang

dibutuhkan dalam pengambilan keputusan adopsi juga lebih singkat.

Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan

hingga sistem sosial. Pemahaman akan komunikasi dapat mempermudah kita

dalam menyusun pesan yang akan disampaikan dengan menyesuaikan

karakteristik anggota sistem sosial. Kemudian melalui saluran komunikasi apa

saja pesan tersebut disampaikan dan berapa lama jangka waktu yang tepat dalam

Page 2: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

menyampaikan pesan tersebut. Pemilihan saluran komunikasi dan pengukuran

jangka waktu yang dibutuhkan tersebut pada dasarnya juga disesuaikan dengan

karakteristik sistem sosial yang dijadikan sasaran komunikasi.

Pada kegiatan difusi dan adopsi inovasi

di Desa Wonoharjo, Unit Pelaksana Teknis Badan

Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (UPTB PPKB) Kecamatan

Rowokele perlu merumuskan langkah yang tepat dalam usaha menyebarkan

inovasi , karena Desa

Wonoharjo memiliki pertumbuhan penduduk paling tinggi diantara desa-desa lain

di Kecamatan Rowokele dan latar belakang pendidikan para penduduk juga masih

rendah. Selain itu kondisi geografis Desa Wonoharjo yang merupakan wilayah

perbukitan juga menjadi salah satu hambatan dalam kegiatan difusi inovasi

.

Gambar 1. Kepadatan Penduduk Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Umur dan Kabupaten

Page 3: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

Dari data tentang kepadatan penduduk berdasarkan kabupaten, Kebumen

termasuk dalam sepuluh besar kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk

tinggi. Berdasarkan data dari UPTB PPKB Kecamatan Rowokele didapatkan fakta

yang menyatakan bahwa adopsi

di Desa Wonoharjo belum sesuai target. Pada penelitian ini peneliti ingin

mengetahui mengapa adopsi

di Desa Wonoharjo belum sesuai target terjadi, dengan berfokus pada

kegiatan difusi dan adopsi inovasinya. Selain itu, peneliti juga ingin menggali

informasi mengenai sejauh mana tingkat adopsi inovasi warga Desa Wonoharjo

dan apa saja faktor penghambat dan pendukung difusi dan adopsi inovasi Program

. Subjek pada penelitian ini adalah

masyarakat Desa Wonoharjo.

UPTB PPKB Kecamatan Rowokele menyatakan bahwa untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan sosialisasi Program Keluarga B

di Desa Wonoharjo, mereka memanfaatkan data hasil peserta KB

baru yang hanya tercapai sebesar 63,66 %. Ini berarti masih kurang dari target

yang ditentukan, yaitu sebesar 75 % tiap bulannya. Angka 75 % didapatkan

dengan membagi jumlah pasangan yang menjadi peserta KB aktif dengan

pasangan usia subur lalu dikalikan 100 %. Sedangkan untuk peserta KB aktifnya

tercapai 77 % dari jumlah total PUS (Pasangan Usia Subur). Dengan jumlah

tersebut sudah bisa disimpulkan bahwa jumlah peserta KB aktif sudah sesuai

target.

Page 4: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data pertumbuhan penduduk Desa Wonoharjo di atas menunjukkan bahwa

dalam setiap tahunnya jumlah penduduk di desa tersebut selalu meningkat.

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pada setiap periodenya

merupakan sesuatu yang biasa. Akan tetapi, hal tersebut menjadi tidak biasa

ketika pertumbuhan penduduk melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah telah menetapkan bahwa pertumbuhan penduduk maksimal

berada pada angka 2% tiap tahunnya dengan rincian jumlah angka kelahiran

ditambah jumlah pendatang, lalu dikurangi jumlah kematian dan penduduk yang

pergi/meninggalkan desa. Berdasarkan data pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Rowokele, Desa Wonoharjo menempati posisi pertama sebagai desa dengan

pertumbuhan penduduk paling tinggi dengan rata-rata pertumbuhan penduduknya

melebihi 2% tiap tahunnya. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa penelitian

ini mengambil lokasi di Desa Wonoharjo, karena dibandingkan dengan desa

lainnya di Kecamatan Rowokele, Desa Wonoharjo merupakan desa dengan

potensi pertumbuhan penduduk terbesar, karena berdasarkan data dari BKKBN

pengguna alat kontrasepsi baik pria maupun wanita di desa ini merupakan paling

sedikit di banding desa-desa lain di Kecamatan Rowokele.

Gambar 2. Data Pertumbuhan Penduduk Desa Wonoharjo Tahun 2007 - 2011

Page 5: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tingginya pertumbuhan penduduk di Desa Wonoharjo berpotensi

menimbulkan berbagai masalah sosial, oleh sebab itu pemerintah perlu

mengupayakan solusi untuk mencegah hal tersebut. Beberapa contoh upaya yang

dapat dilakukan pemerintah dalam mencegah timbulnya masalah sosial akibat

tingkat pertumbuhan penduduk tinggi antara lain penambahan jumlah lapangan

pekerjaan, menurunkan harga sembako, meningkatkan kualitas lingkungan seperti

menjaga kesehatan lingkungan dengan menyediakan tempat sampah di setiap

sudut kota, dan juga dengan mencanangkan

untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Untuk saat ini

Indonesia menempati posisi keempat pada negara yang memiliki jumlah

penduduk terbanyak.

Data di atas menunjukkan angka pertumbuhan penduduk Indonesia hingga

tahun 2000. Berdasarkan data tersebut di atas kita dapat melihat bahwa angka

pertumbuhan penduduk Indonesia meningkat secara drastis. Fenomena tersebut

bisa menjadi salah satu penyebab penurunan tingkat kesejahteraan sosial

masyarakat. Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum sekaligus sebagai sumber daya yang penting

Gambar 3. Data Perkembangan Penduduk Indonesia Tahun 1600-2000

Page 6: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

dalam usaha pembangunan nasional secara keseluruhan, merupakan esensi dari

tujuan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan dalam rangka program

pembangunan kesehatan yang terarah, terpadu, dan menyeluruh yang

dilaksanakan pemerintah.

Peningkatan kesejahteraan keluarga dapat diraih melalui Program Keluarga

. Ketika menerapkan program ini, secara tidak

langsung berarti ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan sistem

sosial. merupakan gerakan

untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.

Itu bermakna bahwa perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa

dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan

kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Keluarga Berencana

sendiri memiliki tujuan umum yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan

mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan

penduduk.

Maksud dari slogan Dua Anak Lebih Baik adalah himbauan pemerintah

yang menganjurkan masyarakat agar dalam satu keluarga cukup terdiri dari

sepasang suami istri dan dua orang anak saja. Hal ini dilakukan agar kesejahteraan

sosial masyarakat dapat terjamin. Tanpa adanya Program Keluarga Berencana

yang mengatur pengendalian jumlah dan pertumbuhan

Page 7: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

penduduk dapat dipastikan bahwa pembangunan bidang lainnya menjadi kurang

bahkan tidak bermakna.

Undang-Undang no 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga merupakan dasar yang mewarnai perubahan baik

kebijakan, strategi, manajemen maupun kelembagaan dalam pengelolaan Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana. Saat ini Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional telah berubah nama menjadi Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional. Undang-Undang no 52 tahun 2009 telah

memberikan isyarat terhadap arah dalam menetapkan kebijakan operasional

Kependudukan dan Keluarga Berencana yang juga menyentuh masalah

kependudukan (A.Mongid,1996: 2).

Petugas lapangan dari BKKBN ada di setiap daerah sasaran Program

yang bertugas menyampaikan

informasi-informasi seputar masalah kependudukan kepada masyarakat. Petugas

lapangan yang dimiliki oleh BKKBN secara rutin mengadakan sosialisasi di setiap

daerah di Indonesia sebagai salah satu langkah untuk menginformasikan kepada

masyarakat akan arti pentingnya pengendalian pertumbuhan penduduk bagi

kepentingan masyarakat sendiri, serta meningkatkan kemauan dan kemampuan

untuk hidup sehat baik secara individu maupun kelompok. Hal-hal yang

disampaikan dalam sosialisasi tidak terbatas pada program pengendalian angka

pertumbuhan atau yang sering disebut

Nasional tetapi juga terdapat sosialisasi tentang program pencegahan

HIV AIDS, sosialisasi

Page 8: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

tentang penurunan angka kematian ibu dan bayi, sosialisasi tentang kesehatan alat

reproduksi khusunya bagi para remaja, dll.

Petugas lapangan di setiap daerah berada di bawah naungan Unit Pelaksana

Teknis Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang

bertanggung jawab terhadap kegiatan penyebaran Program Keluarga Berencana

. Untuk setiap kegiatan sosialisasi Program Keluarga

di wilayah Desa Wonoharjo sendiri dikelola

oleh UPTB PPKB Kecamatan Rowokele. Berdasarkan letak dan kondisi

wilayahnya, Desa Wonoharjo termasuk salah satu desa di Kecamatan Rowokele

yang cukup sulit untuk dijangkau. Hal ini dikarenakan wilayah Desa Wonoharjo

merupakan daerah perbukitan dengan kondisi jalan yang naik turun dan kontur

tanah yang tidak rata.

Hal utama dalam setiap sosialisasi

adalah meyakinkan masyarakat tentang arti pentingnya Program

bagi kesejahteraan masyarakat.

Ketika hendak menyebarkan informasi mengenai satu program pemerintah,

komunikator perlu mempertimbangkan juga faktor bahasa. Yaitu, bahwa tidak

semua masyarakat Indonesia mampu dan fasih berbahasa Indonesia dengan baik

dan benar. Mungkin komunikan atau audience akan lebih mengerti apa yang

diutarakan oleh komunikator jika ia menyampaikannya dengan menggunakan

bahasa daerah setempat. Seperti halnya yang terjadi di Desa Wonoharjo,

masyarakat setempat menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi di

kehidupan sehari-hari. Sehingga kemungkinan komunikasi yang diadakan ketika

Page 9: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

melakukan sosialisasi mungkin akan lebih efektif jika menggunakan media bahasa

Jawa.

Komunikasi yang terjadi antara petugas dari UPTB PPKB Kecamatan

Rowokele sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan merupakan

bentuk komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang terjadi dalam interaksi

tatap muka antara dua atau lebih individu. Pada dasarnya saluran komunikasi

seperti ini efektif dalam mempersuasi, membentuk dan mengubah sikap, serta

mengubah dan membentuk perilaku baru. Sosialisasi tentang Program Keluarga

secara rutin dilaksanakan di desa tersebut.

Setiap bulannya petugas dari UPTB PPKB melakukan kegiatan sosialisasi

mengenai . Akan tetapi,

pertumbuhan penduduk Desa Wonoharjo dalam setiap periodenya mengalami

peningkatan, bahkan setelah diadakan sosialisasi Program Keluarga Berencana

.

Penelitian yang hampir serupa juga dilakukan oleh Hilary E. Dingfelder dan

David S. Mandell yang berjudul Bridging the Research to Practice Gap in Autism

Intervention : An Application of Diffusion of Innovation Theory pada tahun 2012

(Hilary E. Dingfelder dan David S. Mandell. 2012. Bridging the Research to

Practice Gap in Autism Intervention : An Application of Diffusion of Innovation

Theory. University of Pennsylvania: Springer). Mereka berdua meneliti tentang

penerapan dari teori difusi inovasi dalam penyebaran program bantuan terhadap

penderita autis. Melalui penelitiannya Hilary E. Dingfelder dan David S. Mandell

ingin menggambarkan tentang difusi inovasi program bantuan terhadap penderita

Page 10: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

autis dengan meninjau karakteristik inovasi dan pengambilan keputusan adopsi.

Selain itu, penelitian mereka juga bertujuan untuk memberikan saran terhadap

pengembangan strategi yang akan digunakan dalam rangka menyebarkan inovasi

agar inovasi memiliki kemungkinan lebih besar untuk diadopsi. Sangatlah penting

ketika kita akan menyebarkan inovasi dengan melibatkan peran dari tokoh

masyarakat setempat di mana difusi inovasi dilaksanakan. Hal ini dilakukan

karena dengan melibatkan peran tokoh masyarakat, agen pembaru dapat

menghemat tenaga, biaya, dan waktu. Agen pembaru tidak perlu lagi

menghubungi semua anggota sistem sosial satu per satu, karena setelah sampai ke

tokoh masyarakat ide baru tersebut akan lebih cepat tersebar. Hillary dan David

menyarankan agar sebelum penyebaran inovasi dilaksanakan, para agen pembaru

dan tokoh masyarakat hendaknya diberikan pelatihan terlebih dahulu menyangkut

langkah-langkah dan strategi yang diperlukan ketika akan menyebarkan suatu

inivasi dalam sistem sosial. Bekerja dengan tokoh masyarakat dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap inovasi, dan karenanya

meningkatkan kemungkinan pengadopsiannya.

Pada penelitiaannya Hilary E. Dingfelder dan David S. Mandell tidak

meninjau lebih dalam tentang elemen-elemen difusi, seperti pesan, jangka waktu,

saluran komunikasi, dan sistem sosial. Oleh karena itu, peneliti mengadakan

penelitian yang hampir serupa dengan yang dilakukan oleh Hilary E. Dingfelder

dan David S. Mandell, tetapi dengan menambahkan tinjauan tentang elemen-

elemen proses difusi untuk menggambarkan proses difusi inovasi untuk

menyempurnakan pemahaman tentang difusi dan adopsi inovasi.

Page 11: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, peneliti tertarik untuk

melakukan pengkajian tentangdifusi dan adopsi inovasi Program Keluarga

, melalui sebuah penulisan skripsi dengan

judul :

Difusi dan Adopsi Inovasi

dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk (Studi Deskriptif

Kualitatif Difusi dan Adopsi Inovasi Program Keluarga Berencana

di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen)

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana difusi inovasi

yang dilakukan oleh UPTB PPKB dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele,

Kabupaten Kebumen?

2. Bagaimana adopsi inovasi dan tingkat adopsi Program Keluarga

di Desa Wonoharjo Kecamatan

Rowokele, Kabupaten Kebumen sebagai respon dari difusi inovasi yang

dilakukan oleh UPTB PPKB Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat difusi inovasi dan adopsi

inovasi di Desa

Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen?

Page 12: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

merupakan keinginan yang dimiliki seseorang untuk dicapai pada akhir

usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran (difusi) dari Program Keluarga

di Desa Wonoharjo, Kecamatan

Rowokele, Kabupaten Kebumen.

2. Untuk mengetahui bagaimana adopsi

di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten

Kebumen.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat dalam difusi dan adopsi

di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten

Kebumen.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu menjelaskan atau merinci

keberlakuan teori-teori atau hasil penelitian terdahulu yang

mengaplikasikan teori difusi dan adopsi inovasi, yaitu exchange theory,

sprial of silence theory, dan social learning theory.

Page 13: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah dengan melihat sejauh mana

difusi berhasil

dilaksanakan serta sejauh mana masyarakat Desa Wonoharjo, Kecamatan

Rowokele, Kabupaten Kebumen mengadopsi inovasi tersebut.

E. Telaah Pustaka

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan konsep-konsep yang berhubungan

dengan difusi dan adopsi inovasi. Konsep-konsep tersebut, yaitu komunikasi pada

teori difusi dan adopsi inovasi. Perlunya menjelaskan konsep komunikasi dalam

setiap penelitian tentang difusi dan adopsi inovasi adalah karena difusi inovasi

termasuk dalam proses komunikasi. Difusi inovasi merupakan suatu bentuk

komunikasi khusus, di mana pesan yang disampaikan merupakan suatu ide atau

gagasan baru bagi individu tertentu. Ketika menjelaskan komunikasi kita tidak

bisa melewati bagian proses komunikasi, karena dalam setiap komunikasi yang

dilakukan oleh manusia membutuhkan apa yang dinamakan proses. Dalam

meneliti difusi inovasi dan adopsi inovasi terdapat teori-teori yang dapat

digunakan untuk membantu menerangkan fenomena sosial atau alami yang

menjadi pusat perhatian.

Teori dalam riset berfungsi untuk membantu peneliti menerangkan fenomena

sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah suatu

himpunan yang memuat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang

Page 14: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala atau fenomena yang akan

diteliti.

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber

pada kata communis tu sama makna mengenai suatu

hal. Komunikasi berlangsung kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi

(Effendy, 1986: 3).

Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect? atau siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana? (Dedy Mulyana, 2005:62)

Dari definisi yang telah disampaikan oleh Laswell tersebut, kemudian

dapat dirumuskan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama

lain, yaitu (Widjaja, 1987:57-65):

a) Sumber (source)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan

sejenisnya. Sumber (source) sering juga disebut sebagai comunicator,

encoder, maupun sender. Source dari aktivitas sosialisasi Program

adalah penyuluh dari UPTB

PPKB dan kader dari Desa Wonoharjo.

b) Pesan (message)

Pesan (message) adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

sumber kepada penerima. Pesan ini mempunyai inti pesan (theme) yang

Page 15: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap

dan tingkah laku penerima. Message yang hendak disampaikan kepada

masyarakat Desa Wonoharjo sebagai komunikan adalah Program Keluarga

.

c) Media (channel)

Media merupakan alat atau saluran penyampaian pesan yang digunakan

oleh sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Channel

atau saluran yang digunakan dalam menyampaikan pesan adalah melalui

kegiatan komunikasi sosialisasi

.

d) Penerima (receiver)

Receiver adalah pihak yang menerima pesan dari sumber. Receiver ini

dapat terbagi menjadi tiga jenis, yaitu orang per orang (personal),

kelompok, dan massa. Receiver dalam kegiatan komunikasi ini adalah

masyarakat Desa Wonoharjo.

e) Efek (effect)

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah

laku orang, sesuai atau tidak sesuainya dengan yang diinginkan oleh

sumber. Bila sikap dan tingkah laku penerima pesan sesuai, maka itu

berarti komunikasi berhasil, demikian pula sebaliknya. Efek ini dapat

dilihat dari personal opinion, public opinion, dan majority opinion. Effect

yang diinginkan dalam kegiatan sosialisasi Program Keluarga Berencana

adalah masyarakat Desa Wonoharjo

Page 16: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

melaksanakan Program Keluarga Berencana

sesuai anjuran pemerintah.

Efek dari komunikasi ada dua jenis, yaitu efek primer dan efek

sekunder. Efek primer terdiri dari terpaan, perhatian, dan pemahaman.

Sedangkan efek sekunder terdiri dari perubahan tingkat kognitif

(perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima

dan memilih) (Stamm dan Bowes dikutip oleh Nurudin, 2004: 192).

John Fiske dalam bukunya Cultural and Communication Studies (John

Fiske, 1990: 8), menyatakan bahwa dalam komunikasi terdapat dua mazhab,

yaitu mazhab proses dan mazhab semiotika. Mazhab proses memandang

komunikasi sebagai proses transmisi pesan. Mazhab proses lebih menekankan

pada bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan dan

menerjemahkannya, dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan

media komunikasi. Efisiensi dan akurasi merupakan fokus dari mazhab

proses, sehingga ketika efek yang diinginkan oleh komunikator berbeda

dengan efek yang ditunjukkan oleh komunikan setelah menerima pesan dari

komunikator, maka komunikasi yang telah berlangsung dinilai gagal.

Mazhab semiotika memandang komunikasi sebagai proses produksi dan

pertukaran makna. Mazhab ini berhubungan dengan bagaimana pesan atau

teks berinteraksi dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna.

Mazhab semiotika tidak menganggap bahwa perbedaan efek yang ditimbulkan

oleh komunikator dan komunikan merupakan suatu kegagalan komunikasi.

Page 17: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan budaya antara komunikator dan

komunikan.

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah

dikemukakan sebelumnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian

yang mengacu pada mazhab proses. Dengan mengacu pada mazhab proses,

maka kita dapat mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung

keberhasilan komunikasi yang dilakukan oleh UPTB PPKB.

2. Proses Komunikasi dan Empat Unsur Difusi Inovasi

Melalui difusi Program Keluar ini,

UPTB PPKB Kecamatan Rowokele bertujuan untuk menyampaikan informasi

dari pemerintah kepada masyarakat bahwa pemerintah memiliki tujuan untuk

membantu upaya-upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Difusi Progra ini

merupakan proses komunikasi pemerintah kepada masyarakat yang

mengandung berbagai unsur komunikasi dimana pesan sebagai unsur utama

difusi. Masyarakat sebagai sasaran komunikasi menyambut baik dan

mendukung upaya difusi

. Menurut Onong dalam bukunya Dinamika Komunikasi, dalam setiap

bentuk proses komunikasi, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan oleh komunikator

menimbulkan efek atau dampak tertentu terhadap komunikan. Penyampaian

pesan oleh komunikator dibawakan melalui lambang, umumnya bahasa.

Page 18: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Dalam kegiatan difusi inovasi, penggunaan bahasa menjadi sarana utama

dalam menyalaurkan pesan dari komunikator kepada komunikan. Pada

pelaksanaan kegiatan difusi inovasi, komunikator bisa memanfaatkan kedua

jenis komunikasi berdasarkan sifatnya, yaitu (Effendy, 1986: 8) :

a) Komunikasi tatap muka (face to face communication)

Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek

perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan. Pada

komunikasi tatap muka terjadi umpan balik langsung (immediate

feddback). Pada komunikasi tatap muka, umpan balik berlangsung pada

saat komunikator tengah menyampaikan pesannya, artinya komunikator

mengetahui dan menyadari pada saat itu juga sehingga, jika ia

merasakan umpan baliknya negatif, yang berarti uraiannya tidak

komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah gayanya. Media

primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi

adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata

yang tepat dan lengkap yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan

yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah perkataan belum tentu

mengandung makna yang sama bagi semua orang.

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan, dalam

Communication Research in the United States

bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh

komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni

paduan pengalaman dan pengertian (collection of experineces and

Page 19: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

meanings) yang pernah diperoleh komunikan (Onong Uchjana Efendi,

2003: 15).

Berdasarkan jumlah komunikan yang dihadapi komunikator,

komunikasi tatap muka diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Komunikasi antarpesona

Komunikasi antarpesona adalah komunikasi antara

komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi ini

paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat, atau perilaku

seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Arus

balik bersifat langsung sehingga komunikator mengetahui

tanggapan komunikan ketika komunikasi berlangsung.

2) Komunikasi kelompok

Pada dasarnya komunikasi kelompok (group communication)

sama dengan komunikasi antarpesona, yang membedakannya

adalah jumlah komunikannya. Karena jumlah komunikannya

menimbulkan konsekuensi, maka komunikasi kelompok

diklasifikasikan menjadi:

i. Komunikasi kelompok kecil

Situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok

kecil apabila terjadi komunikasi antarpesona dalam setiap

komunikan. Dengan kata lain, antar komunikator dengan

setiap komunikan dapat terjadi dialog.

Page 20: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

ii. Komunikasi kelompok besar

Situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok

besar apabila sukar terjadi komunikasi antarpesona antara

komunikator dengan komunikan.

b) Komunikasi bermedia

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran

atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh

tempatnya. Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi tidak

langsung, karena komunikasi berlangsung melalui perantara media

tertentu. Arus balik dari komunikan tidak bisa langsung dirasakan oleh

komunikator. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan

pada saat berkomunikasi. Seorang komunikator menggunakan media

kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sasarannya

berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon,

teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah

media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pentingnya

peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi,

disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar,

radio, atau televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam

mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien

karena, dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat

tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya; bukan saja

Page 21: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya

pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.

Akan tetapi, oleh para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan

efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-pesan

yang bersifat informatif. Menurut mereka, yang efektif dan efisien dalam

menyampaikan pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena

kerangka acuan komunikan dapat diketahui oleh komunikator,

sedangkan dalam proses komunikasinya, umpan balik berlangsung

seketika, dalam arti kata komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi

komunikan pada saat itu juga. Ini berlainan dengan komunikasi

bermedia. Apalagi dengan menggunakan media massa, yang tidak

memungkinkan komunikator mengetahui kerangka acuan khalayak yang

menjadi sasaran komunikasinya, sedangkan dalam proses

komunikasinya, umpan balik berlangsung tidak pada saat itu.

Berdasarkan banyaknya komunikan yang dijadikan sasaran

diklasifikasikan menjadi media massa dan media nirmassa.

1) Komunikasi bermedia massa

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan

berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa

yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya

adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang

beroprasi dalam bidang penerangan, pendidikan, dan hiburan.

Jadi, untuk menyebarkan informasi, media massa sangat

Page 22: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

efektif, tetapi tidak demikian untuk mengubah sikap, pendapat,

dan perilaku komunikan.

2) Komunikasi bermedia nirmassa

Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untuk

orang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat,

telepon, telegram, telex, papan pengumuman, poster, brosur,

spanduk, pamflet, film dokumenter, kaset video, kaset audio,

dan lain-lain adalah media nirmassa, karena tidak memiliki

daya keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal.

Meskipun intensitas media nirmassa kurang bila dibandingkan

dengan media massa, namun untuk kepentingan tertentu media

nirmassa tetap efektif, karena itu banyak digunakan.

Ketika hendak menyebarkan suatu ide baru dalam sebuah sistem sosial,

kita perlu mempertimbangkan juga faktor lokalitas. Hal ini mengandung arti

bahwa dalam menyebarkan ide baru tersebut perlu adanya peran dari

penduduk setempat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka pendapat,

dan lain sebagainya yang merupakan anggota sistem sosial di mana ide baru

tersebut disebarkan. Sehingga nantinya ketika ide baru mulai disebarkan, para

tokoh masyarakat, tokoh agama, dan pemuka pendapat yang mamapu

memainkan perannya dalam bertindak sebagai pemegang kunci pintu atau

penyaring terhadap ide-ide baru yang akan tersebar ke dalam sistem sosial.

Peran para tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka pendapat, dan lain

sebagainya akan sangat terasa bagi komunikator atau agen pembaru ketika

Page 23: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

difusi ide baru dilaksanakan. Waktu dan tenaga agen pembaru untuk

menyebarkan ide-ide baru biasanya terbatas. Jika ia mengarahkan

komunikasinya, memusatkan usahanya untuk mempengaruhi tokoh

masyarakat, tokoh agama, pemuka pendapat, dan lain sebagainya yang masih

merupakan anggota sistem sosial, maka agen pembaru dapat menghemat

tenaga, biaya, dan waktu. Dengan menghubungi para tokoh masyarakat, tokoh

agama, dan pemuka pendapat berarti ia tidak perlu lagi menghubungi semua

anggota sistem sosial satu persatu, karena setelah sampai ke tokoh masyarakat,

tokoh agama, dan pemuka pendapat ide baru tersebut akan lebih cepat

tersebar. Hal ini dikarenakan, mereka seringkali memiliki kemampuan untuk

mempengaruhi orang lain untuk bertindak dalam cara-cara tertentu. Selain itu

dengan bekerja bersama para pihak tersebut dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap ide baru. Rogers dalam bukunya Diffusion of

Innovations, Third Edition menyatakan, bahwa :

penyebaran inovasi. Tetapi kita perlu ingat bahwa ada tokoh dap

inovasi. Mereka dapat mempercepat difusi, tetapi bisa pula mereka itu (Rogers, 1983: 281 ).

Berdasarkan pernyataan Rogers di atas, seorang agen pembaru harus

menaruh perhatian khusus kepada tokoh masyarakat pada sistem sosial yang

menjadi kliennya. Seumpama agen pembaru mampu memperoleh bantuannya,

maka dapat diharapkan tugasnya akan berjalan lancar. Tetapi jika agen

pembaru tidak berhati-hati memilih tokoh masyarakat dan pemuka pendapat,

maka ia harus bersiap-siap menerima kegagalan atau setidaknya kesulitan

Page 24: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

dalam melaksanakan tugas. Oleh karena itu, mengenali tokoh masyarakat,

tokoh agama, pemuka pendapat, dan lain sebagainya itu penting.

Pada saat melakukkan kegiatan komunikasi dengan tujuan menyebarkan

ide baru dan mengubah perilaku komunikan, selain faktor lokalitas seorang

komunikator perlu mempertimbangkan faktor kebutuhan pribadi komunikan.

Artinya komunikator berusaha sebisa mungkin membangkitkan rasa

membutuhkan terhadap ide baru tersebut dalam diri komunikan, sehingga

komunikan mau menerimanya dan akhirnya memutuskan untuk mengubah

perilakunya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Exchange Theory

oleh Wilbur Schramm, bahwa :

Salah satu syarat agar suatu kegiatan komunikasi berhasil adalah ketika pesan yang disampaikan membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperolehnya.(Onong Uchjana Efendi, 1986: 41).

Pada hakekatnya keempat unsur difusi itu hampir sama dengan unsur

pokok dalam model komunikasi pada umumnya. Model komunikasi yang

dimaksud adalah model S-M-C-R-E yang dikenalkan oleh Everett M. Rogers

dan W. Floyd Shoemaker. Dalam bukunya yang berjudul Communication of

Innovations, Robert menyatakan

is that sou

Dengan kata lain jika proses komunikasi tersebut digambarkan, maka

model komunikasinya bisa digambarkan seperti berikut:

Page 25: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

Gambar 4. Model Komunikasi S-M-C-R-E

Model komunikasi S-M-C-R-E yang telah disebutkan terdiri dari (1)

sumber, (2) pesan, (3) saluran, (4) penerima, (5) efek/akibat komunikasi. Jelas

sekali bahwa model komunikasi S-M-C-R-E ini sangat sesuai dengan unsur-

unsur difusi yaitu :

1. Penerima atau komunikan yakni anggota sistem sosial. Dalam hal ini

masyarakat Desa Wonoharjo.

2. Pesan-pesan yang berupa ide baru atau inovasi. Inovasi yang didifusikan,

yaitu .

3. Saluran, yaitu alat atau media dengan mana inovasi disebarkan. Melalui

saluran komunikasi apa sajakah nantinya pesan akan disampaikan.

4. Sumber, yaitu sumber inovasi (para penemu, ilmuwan, agen pembaru,

pemuka pendapat, dan sebagainya).

5. Akibat (efek) yang berupa perubahan baik dalam hal pengetahuan, sikap

maupun tingkah laku yang tampak (yaitu menerima atau menolak)

terhadap inovasi. Akibat yang diharapkan dalam difusi Program Keluarga

adalah masyarakat mau mengadopsi

program ini dikehidupan sehari-hari mereka.

SOURCE

(sumber)

MESSAGE

(pesan)

CHANNEL

(media)

RECEIVER

(penerima)

EFFECTS

(efek)

Page 26: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

Berdasarkan paradigma Harold Lasswell yang ditampilkan oleh Philip

Kotler dalam bukunya, Marketing Management, unsur-unsur proses

komunikasi dapat ditegaskan sebagai berikut (Onong Uchjana Efendi,

2003:18) :

1) Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2) Encoding adalah penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

3) Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4) Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5) Decoding adalah pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6) Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7) Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

8) Feedback adalah umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9) Noise adalah gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Paradigma komunikasi yang dijelaskan oleh Lasswell menegaskan faktor-

faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak

mana yang dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia

harus terampil dalam menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana

komunikan sasaran biasanya mengawasandi pesan. Komunikator harus

mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khalayak

sasaran.

Page 27: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

3. Teori Difusi Inovasi dan Adopsi Inovasi

Salah satu dari teori komunikasi adalah Teori Difusi Inovasi (Diffusion of

Innovation Theory). Di dalam teori difusi-inovasi, dikatakan bahwa sebuah

inovasi disebarkan dalam sebuah sistem sosial dengan pola yang dapat

diprediksi. Sedikit individu akan langsung mengadopsi inovasi segera setelah

mereka mengetahuinya dan individu-individu lain membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk mencoba sesuatu yang baru dan ada pula individu lain yang

membutuhkan waktu lebih lama lagi dalam mengadopsi inovasi tersebut. Jika

digambarkan dalam bentuk grafik, proses adopsi tersebut akan membentuk

huruf S.

Makna inovasi dengan demikian perlahan-lahan dikembangkan melalui

sebuah proses konstruksi sosial. Sedangkan dalam hal adopsi inovasi sendiri

dikatakan bahwa inovasi yang dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang

mempunyai manfaat relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba,

kemampuan dapat dilihat yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan yang

lebih rendah akan lebih cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi lainnya

(Rogers, 1983: 15-16).

Difusi adalah proses dimana inovasi dikomunikasikan atau disebarkan

melalui saluran komunikasi dalam kurun waktu tertentu di dalam suatu sistem

sosial. Difusi merupakan jenis komunikasi khusus di mana pesan yang

disampaikan merupakan ide baru. Komunikasi merupakan suatu proses yang

mana individu membuat dan meyebarkan informasi dengan individu lain

dalam rangka menyamakan pengertian. Dari definisi tersebut dapat ditarik

Page 28: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pemusatan (convergence)

informasi ketika dua individu saling bertukar informasi (Rogers, 1983: 5).

Asumsi-asumsi dasar pendekatan difusi adalah (Rogers, 1985: 16) :

1) Komunikasi dengan sendirinya bisa menggerakkan pembangunan tanpa memandang kondisi-kondisi sosial, politik, dan ekonomi.

2) Peningkatan produksi dan konsumsi barang-barang dan jasa merupakan hakekat pembangunan, dan bahwa pembagian yang adil dalam pendapatan dan kesempatan perlu dicapai dalam waktu yang telah diperhitungkan.

3) Kunci terhadap peningkatan produktivitas itu adalah inovasi teknologi, tanpa memandang siapa saja yang diuntungkan dan

Dari teori Rogers di atas dapat dikatakan bahwa roda penggerak

pembangunan adalah komunikasi yang baik. Dengan berkomunikasi secara

lancar, pembangunan-pembangunan fisik maupun non fisik (mental) akan

tergerak ke arah positif. Oleh karena itu, masyarakat terus mencari dan

menemukan inovasi baru agar produktivitas meningkat dan roda

pembangunan akan terus berputar.

Penyebaran inovasi menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat

dan perubahan sosial pun merangsang orang untuk menemukan dan

menyebarluaskan hal-hal baru. Masuknya inovasi ke tengah suatu sistem

sosial terutama karena terjadinya komunikasi antara masyarakat atau antara

masyarakat satu dengan masyarakat lain. Dengan demikian komunikasi

merupakan faktor penting untuk terjadinya suatu perubahan sosial. Melalui

saluran-saluran komunikasi, terjadilah pemahaman dan penilaian yang

nantinya akan menghasilkan penerimaan ataupun penolakan terhadap suatu

inovasi. Pemahaman tentang pesan yang disampaikan dengan cara komunikasi

Page 29: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

antar anggota sistem sosial seperti ini sesuai dengan Social Learning Theory,

yang menyatakan bahwa:

Individu mempelajari suatu pengetahuan dengan melakukan observasi, identifikasi, dan imitasi di dalam satu sistem sosial di mana

Theories of Communication, Virtual University of Pakistan, hal. 46-50).

Berikut ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur utama dari proses

difusi inovasi (Rogers dan Shoemaker, 1983: 11-24) :

a) Inovasi

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau benda yang dianggap baru oleh

seseorang atau sekelompok orang. Kebaruan sebuah inovasi diukur secara

subyektif, menurut individu yang menerimanya. Dalam penelitian ini yang

dimaksud sebagai gagasan baru adalah

. Setiap inovasi pastilah mempunyai komponen ide yang

menyertainya. Gagasan inovasi ada yang berwujud fisik seperti pil KB,

traktor, dan mesin uap, maupun non fisik seperti ideologi. Pengadosian

inovasi yang berwujud fisik disebut dengan keputusan tindakan. Sedangkan

pengadopsian inovasi yang berwujud non fisik disebut dengan keputusan

simbolis. Adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Kebaruan sebuah inovasi diukur secara subyektif, menurut individu

yang menangkapnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud inovasi adalah

.

Inovasi terdiri dari dua komponen yaitu komponen ide dan komponen

fisik (aspek material dari ide). Komponen yang selalu ada dalam setiap inovasi

Page 30: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

adalah komponen ide.

merupakan inovasi yang memiliki komponen ide dan komponen fisik.

Komponen ide berupa gagasan dari masyarakat sendiri untuk menentukan

komponen fisiknya. Komponen fisiknya berupa bangunan-bangunan fisik

yang merupakan usulan atau ide dari masyarakat tadi. Oleh karena itu,

program ini membutuhkan suatu tindak lanjut atau action berupa partisipasi

masyarakat.

Inovasi baru bagaimanapun juga tidak selamanya dibutuhkan oleh

masyarakat. Inovasi diadopsi ketika dibutuhkan oleh para anggota sistem

sosial. Bahkan ada inovasi yang malah berbahaya dan tidak ekonomis beredar

di masyarakat. Akan tetapi, inovasi tersebut ternyata memiliki adopter

tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa jika suatu inovasi tidak dibutuhkan

oleh satu sistem sosial, tetapi belum tentu inovasi tersebut tidak dibutuhkan

juga oleh sistem sosial lain.

Dalam bukunya, Rogers menyatakan bahwa setiap inovasi memiliki

karakteristik-karakteristik tersendiri yang bisa dinilai oleh individu. Penilaian

setiap individu dengan yang lain tidaklah sama. Tergantung pada pribadi

masing-masing individu. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik inovasi

meurut Rogers (Rogers, 1983: 15-16) :

1) Keuntungan relatif

Merupakan penilaian seberapa besarkah keuntungan yang didapat atau

dimiliki inovasi bagi suatu sistem sosial dibandingkan dengan inovasi

sebelumnya atau inovasi yang sudah ada. Keuntungan dinilai dari segi

Page 31: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

ekonomi bukan dari gengsi, kepuasan, keuntungan bagi kehidupan sehari-

hari, suatu inovasi tidak akan terlalu dipertanyakan manfaatnya ketika

inovasi tersebut membawa keuntungan obyektif. Tetapi suatu inovasi

mulai dipertanyakan manfaatnya ketika inovasi tersebut tidak

mendatangkan keuntungan.

2) Kompatibilitas

Adalah penilaian seberapa sesuaikah suatu inovasi dengan nilai-nilai yang

ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan potensial pengadopsi. Sesuatu

yang kompatibel memiliki jaminan kemananan yang lebih besar dan

sedikit resikonya akan lebih mudah diadopsi daripada suatu inovasi yang

tidak cocok dengan nilai-nilai sosial yang telah mengakar dalam diri para

anggota sistem sosial. Pengadopsian suatu inovasi yang tidak cocok

dengan sistem sosial kadangkala membutuhkan persetujuan atau

penyesuaian dengan sistem nilai yang ada. Contohnya adalah penerapan

penggunaan alat kontrasepsi di negara yang melarang penggunaan alat

kontrasepsi karena alasan kepercayaan agama, sebagaimana di negara

Muslim dan Katolik.

3) Kompleksitas

Adalah penilaian seberapa sulitkah sebuah inovasi untuk dimengerti dan

diterapkan. Inovasi yang sulit dimengerti dan diterapkan akan diadopsi

lebih lambat dibandingkan dengan inovasi yang sederhana dan lebih

mudah dimengerti serta diterapkan.

4) Triabilitas

Page 32: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

Adalah penilaian seberapa mampukah suatu inovasi untuk diujicobakan

dengan sumber daya yang terbatas. Ide baru yang bisa dicoba akan lebih

cepat diadopsi dibandingkan inovasi yang tidak bisa dicoba terlebih

dahulu.

5) Observabilitas

Karakteristik ini menunjuk pada derajat di mana hasil-hasil inovasi dapat

diamati oleh para adopter. Suatu inovasi yang dapat diamati hasilnya

mempunyai korelatif positif dengan kecapatan adopsinya. Inovasi seperti

ini akan lebih cepat untuk diadopsi oleh adopter. Pengamatan terhadap

hasil adopsi dapat dilakukan melalui demonstrasi penerapan suatu inovasi.

b) Saluran komunikasi

Saluran komunikasi adalah alat dimana pesan-pesan dari sumber dapat sampai

kepada penerimanya. Proses penyampaian pesan inilah yang dimakasud

dengan difusi. Pada hakekatnya difusi terdiri dari empat komponen, yaitu : ide

baru, penyampai informasi, penerima informasi, dan beberapa bentuk saluran

komunikasi yang menghubungkan penyalur dan penerima informasi.

Pemilihan saluran komunikasi harus dilakukan dengan mempertimbangkan

tujuan diadakannya komunikasi dan khalayak dengan siapa saluran

komunikasi itu disambungkan. Saluran komunikasi menjadi unsur utama

dalam sebuah difusi inovasi, karena dengan saluran komunikasilah sebuah

pesan inovasi ini bisa sampai kepada masyarakat. Setelah disampaikan pada

masyarakat, diharapkan mereka mampu menindaklanjuti inovasi atau pesan

yang ingin disampaikan tersebut. Neeru Gupta, Charles Katende, dan Ruth

Page 33: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

Bessinger dalam jurnalnya yang berjudul Associations of Mass Media

Exposure with Family Planning Attitudes and Practices in Uganda yang

diterbitkan pada Maret 2003 (Neeru G, Charles K, Ruth B. 2003. Associations

of Mass Media Exposure with Family Planning Attitudes and Practices in

Uganda, Study in Family Planning) menyatakan bahwa beberapa hasil studi

empiris mengenai difusi inovasi yang telah dilakukan menunjukkan kampanye

media massa sifatnya efektif dalam mengubah perilaku meniru. Berdasarkan

penelitian yang dilaksanakan di Nepal, paparan akan pesan dalam media

massa memiliki efek tidak langsung pada penggunaan alat kontrasepsi melalui

persuasi dalam kegiatan komunikasi interpersonal dan dengan memicu

perubahan ke arah positif dalam hal perilaku dan pandangan norma sosial

terhadap program family planning. Pada akhir penelitiannya, Neeru Gupta,

Charles Katende, dan Ruth Bessinger menyarankan agar diadakan penelitian

mengenai proses perubahan sosial dalam hal sikap dan perilaku terhadap

inovasi yang berupa family planning.

Dalam setiap proses penyebaran inovasi, hal utama yang menjadi fokus

adalah pertukaran pesan yang berupa ide atau gagasan baru. Pertukaran pesan

yang terjadi dalam komunikasi antara dua atau lebih individu menentukan

keputusan yang akan komunikator ambil mengenai disalurkan atau tidaknya

pesan tersebut kepada komunikan, dan juga efek dari pesan tersebut. Sebagai

contoh, media massa adalah saluran komunikasi paling efisien dalam

menyalurkan informasi kepada khalayak tentang keberadaan inovasi dengan

tujuan menciptakan kesadaran khalayak tersebut. Media massa adalah segala

Page 34: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

bentuk sarana atau alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang

melibatkan sejumlah perantara, seperti radio, televisi, koran, dan lain

sebagainya, yang mana memungkinkan sumber pesan menjangkau sejumlah

besar khalayak. Di lain pihak, saluran komunikasi interpersonal lebih efektif

dalam mempersuasi seorang individu untuk mengadopsi ide baru, khususnya

jika saluran komunikasi interpersonal tersebut menghubungkan dua atau lebih

individu yang berkarakteristik hampir sama. Komunikasi interpersonal

melibatkan pertukaran pesan secara tatap muka antara dua atau lebih individu.

Melalui hubungan interpersonal, para adopter akan cepat mengadopsi suatu

inovasi. Dalam prakteknya, penggunaan komunikasi interpersonal dalam

difusi inovasi harus mempertimbangkan faktor semantis. Komunikator perlu

menentukan bahasa yang digunakan ketika menyampaikan pesan agar tidak

terjadi kesalahpamahan serta bertujuan mempermudah komunikan dalam

memahami isi pesan. Contohnya penggunaan bahasa Jawa dalam penyebaran

inovasi dalam sistem sosial di wilayah Kabupaten Kebumen. Komunikasi

interpersonal seperti ini termasuk dalam komunikasi interpersonal berbasis

lokalitas.

Karena itu sumber difusi harus memilih antara saluran media massa atau

komunikasi interpersonal berdasarkan tahap dimana penerima berada dalam

proses pengambilan keputusan inovasi, apakah dalam tahap pengenalan

ataukah dalam tahap persuasi.

Page 35: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

c) Jangka waktu

Waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam proses difusi. Dimensi

waktu ada atau tampak dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b)

keinovatifan seseorang, yaitu relatif lebih awal atau lebih lambat dalam

menerima inovasi, (c) kecepatan mengadopsi dalam sistem sosial. Waktu juga

termasuk aspek penting dalam proses difusi inovasi. Faktanya, sebagian besar

penelitian perilaku tidaklah mengenal waktu, waktu dianggap tidak ada.

Waktu merupakan aspek penting dalam setiap proses komunikasi, tapi

kebanyakan penelitian yang bukan merupakan penelitian difusi inovasi tidak

terlalu mementingkan waktu.

Pengambilan keputusan inovasi adalah proses mental sejak seseorang

mulai mengenal inovasi sampai memutuskan untuk menerima atau

menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan tersebut. Proses keputusan

inovasi tersebut memerlukan waktu.

Ketika seseorang memutuskan untuk mengadopsi suatu inovasi berarti ia

memutuskan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak

yang paling baik. Masa pengambilan keputusan inovasi adalah jangka waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pengambilan keputusan

inovasi. Pengambilan keputusan inovasi tidak selamanya positif, tetapi kadang

juga negatif, yaitu berupa penolakan, suatu keputusan untuk tidak mengadopsi

ide baru.

Tahap terakhir dalam proses keputusan inovasi adalah pengukuhan atau

konfirmasi, suatu tahap di mana penerima mencari penguat terhadap

Page 36: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

keputusan adopsi atau penolakan yang telah dibuatnya. Pada tahap ini bisa jadi

berbalik dari keputusan semula jika memperoleh informasi yang bertentangan.

Cara lain untuk mengukur dimensi waktu dalam difusi inovasi adalah

melalui tempo kecepatan adopsi, yaitu kecepatan relatif penerimaan inovasi

oleh sistem sosial. Kecepatan adopsi biasanya diukur dengan berapa lama

jangka waktu yang diperlukan oleh sekian persen anggota masyarakat untuk

mengadopsi inovasi. Unit analisa yang dipergunakan disini adalah sistem

sosial.

d) Sistem sosial

Sistem sosial dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unit yang berbeda secara

fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah, dalam

rangka mencapai tujuan bersama. Anggota atau unit-unit sistem sosial itu bisa

berupa individu, kelompok informal, organisasi modern atau subsistem. Di

antara anggota sistem sosial ada yang memegang peranan penting dalam

proses difusi, yaitu pemuka pendapat dan agen pembaru. Pemuka pendapat

adalah seseorang yang relatif sering dapat mempengaruhi sikap dan tingkah

laku orang lain untuk dapat bertindak dengan cara tertentu secara informal.

Sedangkan agen pembaru adalah orang yang aktif berusaha menyebarkan

inovasi ke dalam suatu sistem sosial.

Difusi ada dalam sistem sosial, karena struktur sosial dari sistem tersebut

mempengaruhi penyebaran dari inovasi dalam beberapa cara. Sistem sosial

merupakan batas dalam penyebaran inovasi. Topik yang perlu dibahas disini

adalah bagaimana struktur sosial mempengaruhi keberhasilan difusi inovasi,

Page 37: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

pengaruh norma-norma dalam masyarakat terhadap difusi, dan konsekuensi

dari inovasi bagi sistem sosial yang ada.

Seperti halnya difusi inovasi dalam sistem sosial, dalam proses

pengambilan keputusan adopsi yang dilakukan oleh anggota sistem sosial

seringkali juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sistem sosial

itu sendiri, diantaranya :

1) Struktur Sosial

Struktur sosial terbentuk karena adanya perbedaan dalam anggota sistem

sosial. Perbedaan tersebut mencakup status dan posisi anggota sistem

sosial, yang tampak pada hierarki kedudukan anggota. Organisasi formal

seperti lembaga pemerintahan atau perusahaan mempunyai struktur sosial

resmi yang tersusun rapi yang terdiri dari hierarki posisi jabatan, ada orang

yang menduduki posisi atasan yang berhak memberi perintah kepada

orang yang berada pada posisi bawahan dan mengharapkan perintah itu

dilaksanakan . Dalam organisasi informalpun, misalnya keluarga terdapat

tingkatan struktur yang serupa yang bersifat dalam hubungan interpersonal

di antara anggota-anggotanya, yang menentukan siapa yang boleh

berhubungan dengan siapa dan dalam situasi yang bagaimana.

Pada hakekatnya baik struktur sosial formal maupun informal

berpengaruh terhadap tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku

dalam menjawab rangsangan komunikasi. Begitu pula jalannya dalam

proses difusi, struktur sosial mempunyai hubungan saling mempengaruhi

yang komplek dengan proses tersebarnya inovasi ke dalam suatu sistem

Page 38: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

sosial. Struktur sosial, dapat merintangi atau memudahkan proses difusi,

dan sebaiknya difusi dapat merubah struktur sosial suatu masyarakat.

Satu hal yang mampu merintangi atau memudahkan cepatnya

penyebaran ide baru dan pengadopsian atau

-norma status sosial dan hierarki yang ada

dalam masyarakat mempengaruhi perilaku anggotanya. Inovatif tidaknya

seseorang bisa dipengaruhi dua variabel, yaitu variabel kepribadian

seseorang yakni komunikasi sosialnya, sikap-sikapnya, dan sebagainya.

Yang kedua adalah ciri-ciri sistem sosialnya, modern atau tradisional.

Antara struktur sosial suatu sistem sosial dengan cara menyebarnya

suatu inovasi ke dalam sistem itu terdapat jalinan hubungan yang erat tapi

tidak kentara. Beberapa peneliti menyatakan bahwa sepertinya tidak

mungkin mengkaji difusi tanpa mempunyai pengetahuan tentang struktur

sosial dimana adopter berada, sebagaimana halnya tak mungkin mengkaji

sirkulasi darah tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang struktur

pembuluh darah. Karena itu struktur sosial suatu sistem itu mempengaruhi

difusi, dan sebaliknya.

2) Norma Sosial

Norma sosial adalah pedoman tingkah laku yang telah mapan bagi anggota

suatu sistem sosial tertentu. Norma-norma itu membatasi seberapa jauh

suatu tingkah laku boleh dilakukan atau tidak dan disamping itu norma itu

bertindak sebagai pembimbing atau ukuran dasar bagi perilaku anggota

Page 39: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

sistem sosial. Norma sistem mempengaruhi perilaku seseorang dalam

mengadopsi inovasi.

Norma-norma sosial dapat menjadi perintang bagi masuknya suatu

inovasi ke dalam suatu sistem sosial, dan juga dapat menjadi perintang

terjadinya perubahan sosial. Selain mempengaruhi penerimaan dan

penolakan inovasi, norma sosial juga mempengaruhi cara suatu inovasi

terintegrasi ke dalam cara hidup penerimanya.

3) Agen Pembaru dan Pemuka Pendapat

Agen pembaru adalah pekerja profesional yang berusaha mempengaruhi

atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain selaras dengan yang

diinginkan oleh lembaga pembaruan di mana ia bekerja atau menjadi anak

buahnya. Contoh agen pembaru adalah para guru, penyuluh lapangan,

pekerja sosial, juru dakwah, misionaris, kader partai di desa, konsultan

asing atau siapa saja yang berusaha menawarkan gagasan, barang, atau

tindakan-tindakan baru kepada anggota masyarakat dan berusaha agar

orang-orang itu mengadopsi inovasi yang ditawarkan. Fungsi utama agen

pembaru adalah menjadi rantai penghubung antara dua sistem sosial atau

lebih.

Membicarakan peranan agen pembaru dalam penyebaran inovasi,

berarti kita membahas apa yang dilakukan oleh agen pembaru dalam usaha

mempengaruhi proses keputusan inovasi. Terdapat tujuh peranan agen

pembaru dalam proses pengenalan inovasi kepada masyarakat, yaitu :

a) Membangkitkan kebutuhan untuk berubah

Page 40: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

b) Mengadakan hubungan untuk perubahan

c) Mendiagnosis masalah

d) Mendorong atau menciptakan motivasi untuk berubah pada diri

klien

e) Merencanakan tindakan pembaruan

f) Memelihara dan memajukan program pembaruan

g) Mencapai hubungan terminal

Sebuah kampanye difusi mungkin akan lebih berhasil jika agen

pembaru mengenal dan dapat menggerakkan para pemuka pendapat yang

dipandang sebagai tokoh masyarakat dalam suatu sistem sosial. Pemuka

pendapat adalah seseorang yang mampu mempengaruhi perilaku dari

individu lain dalam sistem sosial dengan cara-cara tertentu melalui usaha

yang terus-menerus. Dalam sistem sosial, seorang pemuka pendapat

biasanya adalah seseorang yang menjadi tempat bertanya dan tempat

meminta nasehat anggota masyarakat lainnya mengenai urusan-urusan

tertentu. Ketika seorang agen pembaru mengarahkan komunikasinya,

memusatkan usahanya untuk mempengaruhi pemuka pendapat dalam

sistem sosial, ia dapat menghemat tenaga, biaya, dan waktu. Dengan

menghubungi pemuka pendapat berarti ia tidak perlu lagi menghubungi

semua anggota sistem sosial satu per satu, karena setelah sampai ke

pemuka pendapat ide baru akan lebih cepat tersebar.

Dengan menggunakan bantuan dari pemuka pendapat di masyarakat,

agen pembaru dapat melindungi ide-idenya dari tantangan yang mungkin

Page 41: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

timbul dari dalam sistem sosial. Bekerja dengan pemuka pendapat dapat

meningkatkan kemungkinan pengadopsiannya.

Keempat unsur tersebut merupakan penyusun dari difusi atau penyebaran

kepada masyarakat. Inovasi merupakan pesan yang ingin disampaikan pada

khalayak dalam sebuah difusi yang merupakan proses komunikasi. Pesan

berupa inovasi ini harus sampai kepada masyarakat dengan melalui berbagai

saluran komunikasi. Selanjutnya, pada saat proses penyebaran inovasi

berakhir dan terlihat bahwa masyarakat menerima suatu inovasi dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka hal itu disebut dengan

adopsi. Dengan kata lain adopsi adalah proses menerima suatu inovasi atau hal

yang baru. Adopsi juga memerlukan waktu untuk berproses. Jadi adopsi

bukanlah proses yang sederhana, karena memang membutuhkan waktu dan

pemikiran yang matang. Dalam menerima sesuatu yang baru, tidak semudah

menerima sesuatu yang sudah dikenal oleh masyarakat.

Penerimaan terhadap suatu inovasi oleh masyarkat tidaklah terjadi secara

serempak. Ada yang langsung menerima, ada yang baru menerima setelah

mempertimbangkan, ada juga yang menolaknya. Adapun hal-hal yang

mempengaruhi adopsi menurut Rogers (1983: 211) adalah keuntungan relatif,

kompatibilitas, kompleksitas, triabilitas, dan observabilitas. Keuntungan

relatif, inovasi merupakan ide baru untuk menggantikan atau menambah.

Kompatibilitas, yaitu inovasi tersebut cocok dengan kenyataan yang ada dan

pengalaman masa lalu dari adopter. Kompleksitas, berarti inovasi cenderung

susah dimengerti dan digunakan oleh adopter. Triabilitas, inovasi dapat

Page 42: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

diujicobakan sebelum digunakan. Observabilitas artinya inovasi tersebut dapat

dilihat hasil atau manfaatnya.

Kelima unsur tersebut sangat mempengaruhi dalam penerimaan

masyarakat terhadap sebuah inovasi baru. Terutama inovasi yang membawa

keuntungan bagi masyarakat yang lebih cepat diterima. Selain itu bagaimana

seorang inovator mengkomunikasikan inovasi kepada masyarakat juga

mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap sebuah inovasi. Selain kelima

unsur tersebut, masih ada satu unsur lagi yang mampu mempengaruhi

pengambilan keputusan adopsi, yaitu seperti yang dinyatakan dalam teori

Spiral of Silence :

dengan jalan ikut melakukan tindakan yang serupa dengan anggota sistem sosial lain karena merasa takut akan isolasi dan pengucilan

(Elisabeth Noel Newman dalam Denis McQuail, Peter Golding, Els de Bens. Communication Theory and Research, 2005 : 59. Sage Publications ).

Untuk tahapan adopsi inovasi sendiri, peneliti memakai paradigma yang

dikemukakan oleh Rogers (1983: 163):

1. Tahap Pengenalan

Adalah tahap dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan

memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi tersebut

berfungsi. Seseorang seringkali mengetahui adanya inovasi secara

kebetulan, ia tdak dapat aktif mencari inovasi yang tidak ia ketahui

adanya. Umumnya seseorang cenderung membuka diri terhadap ide-ide

baru yang sesuai dengan minat, kebutuhan, dan sikap yang ada padanya.

Page 43: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

Kita biasanya tidak dapat mempunyai sikap atau kepercayaan yang

konsisten dan berkenaan terhadap inovasi yang belum pernah kita kenal

sebelumnya. Akan tetapi jika kebutuhan terhadap inovasi tertentu itu

berkenaan dengan kebutuhan nyata yang dapat dilihat atau dirasakan

sehingga seseorang dapat merasakan bahwa inovasi itu betul-betul dapat

membantu memenuhinya, maka akan menumbuhkan motivasi mereka

untuk mengadopsi.

2. Tahap Persuasi

Adalah tahap di mana seseorang membentuk sikap berkenaan atau tidak

terhadap inovasi. Jika aktifitas mental pada tahap pengenalan terutama

adalah berlangsungnya fungsi kognitif, aktivitas mental pada tahap

persuasi yang utama adalah afektif (perasaan). Sebelum seseorang

mengenal suatu ide baru, ia tidak dapat membentuk sikap tertentu

terhadapnya.

Pada tahap persuasi seseorang lebih terlibat secara psikologis dengan

inovasi. Sekarang dengan giat mencari ide baru itu. Kepribadiannya begitu

pula norma-norma sistem sosialnya mempengaruhi di mana ia harus

mencari informasi, pesan apa saja yang tidak ia terima dan bagaimana ia

menafsir keterangan yang ia peroleh itu. Pada tahap persuasi inilah

persepsi umum terhadap inovasi mulai terbentuk. Ciri-ciri inovasi yang

tampak misalnya, keuntungan relatif, kompatibilitas, dan kerumitan atau

kesederhanaannya sangat penting artinya pada tahap ini.

Page 44: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

Dalam mengembangkan sikap berkenaan atau tidak terhadap inovasi,

seseorang mungkin menerapkan ide baru itu secara mental pada dirinya

sendiri sekarang atau masa mendatang sebelum ia dapat menentukan

apakah akan mencobanya atau tidak. Setiap inovasi memiliki resiko

subyektif tertentu pada seseorang. Dia tidak tahu persis akibat atau hasil

apa yang akan ia peroleh dari ide baru tersebut. Karena itu ia perlu

memperkuat sikap terhadap ide baru tersebut. Karena pesan-pesan dalam

media massa terlalu umum untuk bisa mengukuhkan kepercayaan

seseorang terhadap inovasi, maka melalui komunikasi interpersonallah

seseorang mampu meyakinkan pikirannya bahwa ia telah mengambil

keputusan yang tepat.

3. Tahap Keputusan

Adalah tahap di mana seseorang terlibat dalam kegiatan yang

membawanya pada pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi.

Sebetulnya seluruh proses keputusan inovasi merupakan serangkaian

pemilihan pada setiap tahapnya.

Misalnya pada tahap pengenalan, seseorang harus memilih pesan

inovasi mana yang akan diambil dan mana yang tidak. Pada tahap persuasi

ia harus menentukan untuk mencari pesan-pesan tertentu. Tetapi pemilihan

pada tahap keputusan berbeda dengan semua itu, karena ia harus memilih

satu diantara dua alternatif saja, yaitu menerima atau menolak ide baru.

Keputusan ini meliputi pertimbangan lebih lanjut apakah ia akan mencoba

inovasi itu atau tidak, jika inovasi itu dapat dicoba. Kebanyakan, orang

Page 45: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

tidak menerima suatu inovasi tanpa mencobanya terlebih dahulu sebagai

dasar untuk melihat kemungkinan kegunaan inovasi itu bagi situasi dirinya

sendiri. Percobaan dalam skala kecil ini seringkali menjadi bagian dari

keputusan untuk menerima, dan ini penting sebagai jalan untuk

mengurangi resiko inovasi.

Inovasi yang dapat dicoba penggunaannya dalam skala kecil biasanya

lebih cepat diterima. Seringkali orang yang mencoba inovasi berlanjut

dengan keputusan untuk mengadopsi, jika inovasi itu setidak-tidaknya

mempunyai keuntungan relatif tertentu.

4. Tahap Implementasi

Tahap implementasi terjadi ketika seorang individu atau unit pengambil

keputusan lain mulai menggunakan inovasi. Pada tahap ini, proses

pengambilan keputusan sepenuhnya merupakan aktivitas mental. Akan

tetapi, dalam implementasi melibatkan perubahan perilaku yang jelas,

ketika ide baru mulai direalisasikan penggunaannya. Pembahasan

sebelumnya yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan

pada umumnya belum sepenuhnya menjelaskan akan arti penting

keberadaan tahap implementasi. Implementasi adalah satu keadaan dimana

individu memutuskan untuk mengadopsi ide baru tersebut. Pada saat mulai

menggunakan inovasi tersebut akan menemui berbagai masalah salah

satunya bagaimana cara menggunakan inovasi tersebut.

Rasa was-was, kerena ketidakpastian kensekuensi yang didapatkan

seorang individu ketika sudah menggunakan inovasi juga masih berpotensi

Page 46: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

muncul pada tahap ini. Pada saat akan mengimplementasikan inovasi,

individu pasti akan bertanya-

mendapat , , dan

informasi biasanya juga ada pada tahap implementasi. Pada saat inilah

peran seorang agen pembaru sangat dibutuhkan dalam menyediakan

panduan teknis tentang bagaimana cara menggunakan inovasi.

Masalah yang muncul pada tahap implementasi biasanya lebih serius

saat pengadopsinya berskala besar, seperti sekelompok orang dalam

sebuah organisasi bukan individu. Penyebabnya adalah pihak-pihak yang

terlibat dalam proses pengambilan keputusan lebih banyak sehingga waktu

yang dibutuhkan untuk menyamakan tujuan demi mencapai kesepakatan

lebih lama dibandingkan ketika hanya seorang individu saja yang terlibat

dalam proses pengambilan keputusan.

5. Tahap Konfirmasi

Adalah tahap di mana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi

yang telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah

keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan. Bukti-

bukti penelitian empiris yang diperoleh para peneliti menunjukkan bahwa

proses pengambilan keputusan inovasi itu tidak berakhir setelah orang

mengambil keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Mason

dalam bukunya Rogers, Diffusion of Innovations, Third Edition

Page 47: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

mengemukakan bahwa respondennya, yaitu para petani Oregon mencari

informasi untuk menguatkan keputusan inovasi yang telah dibuatnya,

tetapi mungkin dia merubah keputusannya semula jika ia memperoleh

pesan-pesan yang bertentangan. Tahap konfirmasi berlangsung setelah ada

keputusan untuk menerima atau menolak selama jangka waktu yang tidak

terbatas. Pada tahap ini, seseorang berusaha untuk menghindari kenyataan

yang menyimpang dan bertentangan dengan keputusannya. Andaikata hal

itu terjadi juga, ia berusaha memperkecil ketidaksesuaian itu. Pada

konfirmasi, ketika seseorang sebelumnya mengadopsi inovasi selama

jangka waktu tertentu kemudian pada suatu saat ia memutuskan untuk

menghentikan adopsi inovasi itu, maka keadaan seperti ini disebut sebagai

diskontinuasi.

Dalam pengambilan keputusan inovasi, seseorang mempunyai sikap yang

berbeda-beda. Antara satu orang dengan orang yang lain akan berbeda dalam

mengambil keputusan karena perbedaan latar belakang dan penafsiran tentang

suatu inovasi. Pengambilan keputusan inovasi juga berbeda dengan

pengambilan keputusan yang lain. Hal ini disebabkan dalam keputusan inovasi

seseorang harus memilih alternatif baru setelah inovasi itu ada. Berikut ini

merupakan macam-macam keputusan inovasi, yaitu (Hanafi, 1987: 35) :

1) Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang dipaksakan kepada seseorang

oleh individu yang berada dalam posisi atasan.

Page 48: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

2) Keputusan individual, yaitu keputusan di mana individu yang

bersangkutan ambil peranan dalam pembuatannya. Keputusan

individual ada dua macam, yaitu :

a) Keputusan opsional, yakni keputusan yang dibuat oleh seseorang,

terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh anggota sistem.

b) Keputusan kolektif, yakni keputusan yang dibuat oleh individu-

individu yang ada dalam sistem sosial melalui konsensus.

Selain tipe keputusan di atas, masih ada keputusan yang disebut

keputusan kontingen, yakni pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi

setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Proses keputusan inovasi

adalah proses mental di mana individu melangkah dari pengetahuan awal

mengenai inovasi menuju suatu keputusan untuk mengadopsi atau menolak

dan untuk mengkonfirmasi atas keputusan yang telah diambilnya. Proses ini

merupakan proses individual, sehingga berbeda dengan difusi. Difusi

merupakan proses di mana inovasi dikomunikasikan kepada para anggota

sistem sosial (Rogers dan Shoemaker dalam Dasar-Dasar Komunikasi Untuk

Sosialisasi, 1999: 25).

Apabila individu telah mengadopsi berarti ia mulai menggunakan dan

menerapkan inovasi. Dalam kasus adopsi inovasi, individu harus memilih

suatu alternatif baru untuk menggantikan sesuatu yang telah ada dan

dilakukannya sebagai kebiasaan. Dengan demikian kebaruan alternatif

merupakan aspek khusus dalam pengambilan keputusan inovasi.

Page 49: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

4. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Difusi dan Adopsi Inovasi

Berikut ini peneliti akan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mampu

mendukung dan menghambat keberhasilan kegiatan difusi dan adopsi inovasi.

Faktor pendukung dan penghambat ini masing-masing berasal dari aspek yang

sama, yaitu :

a) Aspek sosio-antro-psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional (situational

context). Ini berarti bahwa komunikator harus memperhatikan situasi

ketika komunikasi dilangsungkan, sebab situasi amat berpengaruh

terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi yang berhubungan

dengan faktor-faktor sosiologis-antropologis-psikologis (Onong

Uchjana Efendi, 1986:14). Ketika hendak menyebarkan suatu ide baru

dalam satu sistem sosial, seorang agen pembaru sangat dianjurkan

untuk mensurvei tentang kondisi sosial, antropologis, dan psikologis

para anggota sistem sosial tersebut. Hal ini dilakukan agar pada saat

kegiatan komunikasi penyebaran ide baru tersebut, agen pembaru tidak

menemui banyak hambatan. Dengan mempelajari aspek sosio-antro-

psikologis, komunikator juga bisa mengetahui ide baru atau inovasi

seperti apa yang dibutuhkan dan bisa diadopsi oleh anggota sistem

sosial.

i. Aspek sosiologis

Seorang sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies

mengklasifikasikan kehidupan manusia dalam masyarakat

Page 50: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

menjadi dua jenis pergaulan yang ia namakan Gemeinschaft dan

Gesellschaft. Gemeinschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat

pribadi, statis, dan tak rasional, seperti dalam kehidupan rumah

tangga; sedang Gesellschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat

tidak pribadi, dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di kantor

atau dalam organisasi.

Berkomunikasi dalam Gemeinschaft dengan istri atau anak

tidak akan menjumpai banyak hambatan karena sifatnya personal

atau pribadi sehingga dapat dilakukan dengan santai. Berbeda

halnya dengan berkomunikasi dalam Gesselschaft. Seseorang

yang bagaimana pun tingginya kedudukan yang ia jabat, ia akan

menjadi bawahan orang lain. Seorang kepala desa mempunyai

kekuasaan di daerahnya, tetapi ia harus tunduk kepada camat.

Masyarakat terdiri dari berbagai golongan dan lapisan, yang

menimbulkan perbedaan dalam status sosial, agama, ideologi,

tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, yang

kesemuanya dapat menjadi faktor yang mempengaruhi

kelancaran kegiatan penyebaran inovasi dan pengambilan

keputusan adopsi di satu sistem soaial.

ii. Aspek antropologis

Dalam melancarkan komunikasinya seorang komunikator tidak

akan berhasil apabila ia tidak mengenali siapa komunikannya.

Page 51: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

apa, bangsa apa, atau suku apa. Dengan mengenal dirinya, akan

mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma

kehidupannya, kebiasaannya, dan bahasanya.

Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan yang

disampaikan komunikator diterima oleh komunikan secara

tuntas, yaitu diterima dalam pengertian secara inderawi dan

rohani. Demikian pula halnya dengan difusi inovasi, suatu pesan

yang berupa ide baru akan dimengerti oleh komunikan jika ia

memahami isi pesan tersebut secara inderawi dan rohani. Oleh

karena itu pemahaman akan pribadi komunikan sangat

diperlukan oleh komunikator agar ide baru yang ia sebarkan bisa

sepenuhnya dipahami oleh komunikan.

iii. Aspek psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi aspek yang berpengaruh

dalam komunikasi. Hal ini umumnya disebabkan si komunikator

sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri

komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan

sedang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa,

merasa iri hati, dan kondisi psikologis lainnya; juga jika

komunikan menaruh prasangka (prejudice) kepada komunikator.

Sebaliknya komunikasi akan berhasil ketika komunikan sedang

dalam perasaan senang dan gembira.

Page 52: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

Salah satu contoh hambatan dari aspek ini adalah prasangka.

Prasangka sebagai faktor psikologis dapat disebabkan oleh aspek

antropologis dan sosiologis; dapat terjadi terhadap ras, bangsa,

suku bangsa, agama, partai politik, kelompok, dan apa saja yang

bagi seseorang merupakan suatu perangsang disebabkan dalam

pengalamannya pernah diberi kesan yang tidak enak. Pada orang

yang bersikap prasangka emosinya menyebabkan dia menarik

kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional. Emosi

sering kali membutakan pikiran dan perasaan terhadap suatu

fakta yang bagaimana pun jelas dan tegasnya. Lain halnya ketika

komunikan memiliki penilaian yang baik terhadap komunikator

ataupun pesan yang hendak disampaikan. Ia akan dengan senang

hati menerima pesan tersebut tanpa berprasangka terhadap

komunikator atau pesannya.

b) Aspek semantis

Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator

komunikan. Demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator harus

benar-benar memperhatikan aspek semantis ini, sebab salah ucap atau

salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau

salah tafsir (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan

salah komunikasi (miscommunication). Oleh karena itu alangkah lebih

baik jika seorang agen pembaru perlu memahami bahasa yang digunakan

Page 53: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

oleh para anggota sistem sosial dimana ide baru disebarkan. Bisa juga

agen pembaru merekrut penduduk setempat sebagai pemuka pendapat

untuk menarik simpati dan rasa percaya masyarakat terhadap ide baru

yang sedang disebarkan. Jika komunikan memahami tentang isi pesan

yang berupa ide baru tersebut berdasarkan apa yang sudah diutarakan

oleh komunikator, maka kemungkinan untuk mengadopsi lebih besar

karena ia yakin dan sepenuhnya mengetahui manfaat yang bisa

didapatkan.

Hambatan yang timbul dari aspek semantis kadangkala bisa

disebabkan oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyi

dan tulisannya, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya : kata

da berbeda artinya dengan kata

Salah komunikasi (miscommunication) ada kalanya disebabkan oelh

pemilihan kata yang tidak tepat, kata-kata yang sifatnya konotatif.

Dalam komunikasi bahasa yang sebaiknya dipergunakan adalah kata-

kata yang denotatif. Kalau terpaksa juga menggunakan kata-kata yang

konotatif, seyogyanya dijelaskan apa yang dimaksudkan sebenarnya,

sehingga tidak terjadi salah tafsir. Kata-kata yang bersifat denotatif

adalah yang mengandung makna sebagaimana tercantum dalam kamus,

dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang yang sama dalam

kebudayaan dan bahasanya. Kata-kata yang mengandung pengertian

Page 54: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

konotatif adalah yang mengandung makna emosional atau evaluatif

disebabkan oleh latar belakang kehidupan dan pengalaman seseorang.

Demi kelancaran komunikasi, seorang komunikator harus

mengucapkan pernyataannya dengan jelas dan tegas, memilih kata-kata

yang tidak menimbulkan persepsi yang salah, dan disusun dalam

kalimat-kalimat yang logis.

c) Aspek mekanis

Aspek mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam

melancarkan komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam

kehidupan sehari-hari; suara dalam telepon yang halus karena sinyal

radio yang diterima baik, ketikan huruf yang tebal dan jelas, suara yang

hilang muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari

sambungan kolomnya, gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi,

dan lain-lain.

Untuk hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi oleh

komunikator, misalnya hambatan yang dijumpai pada surat kabar, radio,

dan televisi. Tetapi pada beberapa media komunikator dapat saja

mengatasinya dengan mengambil sikap tertentu, misalnya ketika sedang

menelpon terganggu oleh suara krotokan. Barangkali ia dapat

mengulanginya lagi beberapa saat kemudian. Penyebaran ide baru

melalui media perlu memperhatikan gangguan-gangguan yang mungkin

muncul seperti contoh di atas. Sebisa mungkin komunikator yang

berperan sebagai source pesan meminimalisir gangguan yang bisa

Page 55: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

muncul. Walaupun sudah terbukti bahwa media adalah salah satu saluran

penyebar pesan terbaik, tetapi ketika pesan yang sampai kepada

komunikan kurang atau tidak sama dengan pesan yang disampaikan oleh

source pesan, maka akan memicu terjadinya kegagalan komunikasi.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam komunikasi ialah

sebelum suatu pesan komunikasi dapat diterima secara rohani

(accepted), terlebih dahulu harus dipastikan dapat diterima secara

inderawi (received), dalam arti kata bebas dari hambatan mekanis.

d) Aspek ekologis

Faktor penghambat dan pendukung dalam aspek ini terjadi karena

adanya pengaruh dari lingkungan terhadap berlangsungnya proses

komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan sekitar komunikator ataupun

komunikan. Contoh hambatan ekologis adalah suara riuh orang-orang

atau kebisingan lalu lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang

lewat, dan lain-lain pada saat komunikator sedang berpidato. Sedangkan

contoh dari pendukung keberhasilan komunikasi adalah suasana balai

desa yang tenang dan nyaman ketika diadakan sosialisasi.

Situasi komunikasi yang tidak menyenangkan seperti itu dapat

diatasi komunikator dengan menghindarkannya jauh sebelum atau

dengan mengatasinya pada saat ia sedang berkomunikasi. Untuk

menghindarkannya komunikator harus mengusahakan tempat

komunikasi yang bebas gangguan suara lalu lintas atau kebisingan

orang-orang seperti disebutkan tadi.

Page 56: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

F. Definisi konseptual

1. Difusi Inovasi

Difusi inovasi adalah proses penyampaian pesan yang berupa ide baru melalui

saluran komunikasi di dalam sistem sosial dengan jangka waktu tertentu. Unsur-

unsur utama dari proses difusi inovasi menurut Rogers dan Shoemaker (1983:10)

dalam Diffusion of Innovations, Third Edition terdiri dari inovasi, saluran

komunikasi, jangka waktu, dan sistem sosial. Keempat unsur ini memiliki

kesamaan dengan model komunikasi S-M-C-R-E yang dicetuskan oleh Everett M

Rogers. Model komunikasi tersebut mempunyai unsur sumber, pesan, saluran,

penerima, dan efek.

a) Inovasi

Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Kebaruan suatu inovasi diukur secara subyektif, menurut

individu yang menangkapnya. Inovasi memiliki karakteristik-karakteristik

yang menentukan apakah suatu inovasi dapat diadopsi atau tidak,

karakteristik tersebut adalah (Rogers, 1983:211) :

1) Keuntungan relatif

Adalah tingkatan dimana suatu ide baru dianggap sebuah terobosan

yang lebih baik dibandingkan dengan ide-ide yang ada sebelumnya.

Page 57: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

2) Kompatibilitas

Adalah sebuah pandangan sejauh mana suatu inovasi dianggap

konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan

kebutuhan penerima.

3) Kompleksitas

Adalah tingkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk

dimengerti dan digunakan.

4) Triabilitas

Adalah suatu tingkat dimana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala

kecil.

5) Observabilitas

Adalah tingkat dimana hasil-hasil adopsi suatu inovasi dapat dilihat

oleh orang lain.

b) Saluran komunikasi

Adalah perantara yang digunakan untuk membawa/menyalurkan pesan

dari komunikator kepada komunikan. Dalam difusi inovasi ada dua saluran

komunikasi yang digunakan, yaitu melalui media massa dan komunikasi

interpersonal. Media massa digunakan jika sumber hanya ingin memberi

tahu suatu inovasi kepada penerima, karena dianggap lebih efisien.

Namun, jika sumber ingin mempengaruhi penerima, maka komunikasi

interpersonal lebih tepat digunakan.

Page 58: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

c) Jangka waktu

Waktu merupakan pertimbangan yang penting dalam sebuah difusi inovasi

yang tampak dalam :

1) Proses pengambilan keputusan

2) Keinovatifan seseorang

3) Kecepatan pengadopsian

Untuk mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan

melakukan wawancara mendalam kepada kepala UPTB PPKB Kecamatan

Rowokele. Sedangkan untuk mengetahui jangka waktu adopsi inovasi,

peneliti akan melakukan wawancara kepada warga Desa Wonoharjo. Dari

hasil wawancara kepada warga Desa Wonoharjo, peneliti akan mengetahui

apakah mereka termasuk cepat dalam mengambil keputusan adopsi,

apakah mereka termasuk masyarakat yang inovatif, dan tahapan apa saja

yang dilalui dalam proses pengambilan keputusan adopsi yang dilakukan

oleh warga Desa Wonoharjo.

d) Sistem sosial

Sistem sosial adalah kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan

terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah, dalam rangka

mencapai tujuan bersama. Unsur-unsur yang mempengaruhi difusi dan

adopsi inovasi dalam sistem sosial, yaitu :

Page 59: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

1) Struktur sosial

Adalah pola hubungan yang terbentuk karena tersusunnya status dan

posisi anggota dalam suatu sistem sosial.

2) Norma sosial

Adalah peraturan sosial yang dibangun atas kesepakatan para anggota

sosial untuk membatasi sikap dan perilaku mereka.

3) Agen pembaru dan pemuka pendapat

Agen pembaru adalah pekerja profesional yang berusaha

mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain selaras

dengan yang diinginkan oleh lembaga pembaruan dimana ia bekerja.

Sedangkan pemuka pendapat adalah individu yang mampu

mempengaruhi orang lain bertindak dalam cara-cara tertentu, ia

merupakan tempat bertanya dan meminta nasehat mengenai urusan

tertentu.

2.

Adopsi merupakan proses keputusan menerima sebuah inovasi baru dengan

semua resiko yang menyertainya. Penerimaan terhadap suatu inovasi oleh suatu

masyarakat tidaklah terjadi secara serempak. Ada yang langsung menerima, ada

yang baru menerima setelah mempertimbangkan, ada juga yang menolaknya.

masyarakat Desa Wonoharjo ditandai dengan memakai alat kontrasepsi dari KB.

Peneliti akan menjelaskan tahapan-tahapan adopsi masyarakat Desa

Wonoharjo dalam menerima

Page 60: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

menurut model pengambilan keputusan pengambilan keputusan adopsi

yang disampaikan Rogers (1983: 163). Tahapan-tahapan tersebut adalah :

a) Tahap pengenalan

Tahap dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh

beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.

b) Tahap persuasi

Tahap dimana seseorang membentuk sikap berkenaan atau tidak terhadap

inovasi.

c) Tahap keputusan

Tahap dimana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada

pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi.

d) Tahap implementasi

Tahap dimana seseorang mulai memakai/memanfaatkan inovasi yang

sudah dikenalkan sebelumnya.

e) Tahap konfirmasi

Tahap dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang

telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi seseorang merubah

keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan.

Pada bab penyajian dan analisis data akan dijelaskan satu per satu tentang

tahapan-tahapan adopsi dari teori Rogers ini. Pada tiap tahapan pastilah ada proses

komunikasi yang terjadi. Pada penelitian ini juga akan diukur tingkat adopsi

inovasi untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mengadopsi inovasi Program

Page 61: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

dengan memperhatikan karakteristik

inovasi.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Difusi dan Adopsi Inovasi Program

Faktor pendukung dan penghambat difusi dan adopsi inovasi adalah semua hal

yang mempengaruhi proses penyebaran dan pengadopsian inovasi yang terjadi di

Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Faktor pendukung

dan penghambat tersebut dibagi menjadi empat, yaitu :

a) Aspek sosio-antro-psikologis

Dengan mempelajari aspek sosio-antro-psikologis, komunikator mampu

mengetahui ide baru atau inovasi seperti apa yang dibutuhkan dan bisa

diadopsi oleh anggota sistem sosial.

b) Aspek ekologis

Pengaruh lngkungan sekitar komunikator dan komunikan juga

berpengaruh terhadap difusi dan adopsi inovasi. Keadaan lingkungan

sekitar ketika proses komunikasi dilangsungkan mampu mempengaruhi

pemahaman terhadap isi pesan yang didifusikan. Tingkat pemahaman

tersebut nantinya berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

inovasi.

c) Aspek semantis

Aspek semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan oleh komunikator

nnya kepada

komunikan. Komunikator harus memperhatikan aspek ini, karena apabila

Page 62: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

terjadi salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian atau

salah tafsir yang kemudian menimbulkan salah komunikasi.

d) Aspek mekanis.

Aspek mekanis bisa dijumpai pada penggunaan media dalam difusi

inovasi. Aspek mekanis menyangkut kejelasan isi pesan yang disampaikan

melalui media sebagai sumber informasi.

Page 63: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 5. Kerangka Pemikiran

Difusi dan Adopsi Program

Inovasi

A. Keuntungan Relatif

B. Kompatibilitas

C. Kompleksitas

D. Triabilitas

Saluran Komunikasi

A. Komunikasi Bermedia

B. Komunikasi Kelompok

C. Komunikasi Interpersonal

Jangka Waktu

A. Tingkat Adopsi & Efek Difusi

B. Tahapan Adopsi Program Keluarga

Anak Lebih

Sumber Pesan

A. Agen Pembaru

B. Pemuka Pendapat

Sistem Sosial

1. Struktur Sosial

2. Norma Sosial

Faktor Pendukung dan Penghambat

A. Faktor Sosio-Antro-Psikologis

B. Faktor Ekologis

C. Faktor Semantis

D. Faktor Mekanis

Page 64: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

Keterangan kerangka pemikiran :

dilakukan oleh UPTB PPKB Kecamatan Rowokele terdapat empat unsur utama

yang mendukung jalannya kegiatan ini, yaitu inovasi, saluran komunikasi, jangka

waktu, dan sistem sosial. Pada setiap unsur utama yang mendukung

berlangsungnya difusi inovasi Program Keluarga B

-indikator yang menjadi fokus utama peneliti. Nantinya

ketika indikator-indikator dari masing-masing empat unsur utama tersebut telah

dianalisa akan terlihat pada bagian mana terdapat kesalahan yang menjadi salah

satu penyebab dari tingginya pertumbuhan penduduk di Desa Wonoharjo,

Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Sedangkan untuk mengetahui

tentang tahapan adopsi yang terjadi dalam sistem sosial Desa Wonoharjo, peneliti

menggunakan paradigma proses keputusan inovasi yang dikemukakan oleh

Rogers, bahwa adopsi inovasi itu melalui lima tahap mulai dari tahap pengenalan,

persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Untuk melihat tingkat adopsi

inovasi masyarakat Desa Wonoharjo, peneliti memanfaatkan karakteristik inovasi

yang dikemukan oleh Rogers, yaitu keuntungan relatif, kompatibilitas,

kompleksitas, dan tribilitas.

Variabel faktor pendukung dirasakan perlu untuk diteliti untuk mengetahui

hal-hal apa saja yang bisa mendukung dan memotivasi masyarakat untuk

mengadopsi inovasi. Sedangkan untuk faktor penghambat untuk mengetahui

rintangan apa saja yang berpotensi menghalangi keberhasilan difusi dan menjadi

Page 65: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

alasan masyarakat Desa Wonoharjo untuk tidak mengadopsi Program Keluarga

Page 66: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

H. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat

tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah

mempunyai konsep dan kerangka konseptual. Peneliti melakukan wawancara dan

telaah pustaka untuk mencari fakta dan teori yang mendukung penelitian. Hasil

penelitian ditekanakan untuk memberikan gambaran secara objektif mengenai

keadaan yang sebenarnya. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi

tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel (Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin,

S.Sos., M. Si. Dalam Teknik Praktis Riset Komunikasi). Deskriptif yang

dimaksud bertujuan menggambarkan difusi dan adopsi inovasi Program Keluarga

Berencan di Desa Wonoharjo.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Wonoharjo yang telah berkeluarga

dan memiliki anak, kepala Desa Wonoharjo, dan petugas lapangan serta kepala

UPTB PPKB Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Peneliti memilih

masyarakat Desa Wonoharjo karena mereka merupakan anggota dari sistem sosial

Desa Wonoharjo yang memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan

Rowokele. Peran petugas UPTB PPKB Kecamatan Rowokele adalah sebagai

sumber pesan yang didifusikan, sehingga peneliti memilih mereka sebagai

informan untuk menggali informasi tentang seluk beluk Program Keluarga

.

Page 67: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Badan PPKB Kecamatan

Rowokele Jalan Jatijajar Km 06, karena di lokasi tersebut peneliti bisa

mendapatkan data yang menunjang penelitian berdasarkan keterangan yang

diberikan oleh para petugas sosialisasi

. Selain di UPTB PPKB penelitian juga dilakukan diDesa Wonoharjo

Kecamatan Rowokele, Kebupaten Kebumen. Desa Wonoharjo dipilih karena

merupakan desa dengan tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi dibandingkan

desa-desa lain di wilayah Kecamatan Rowokele, sehingga hasil penelitian

diharapkan mampu menjelaskan proses penyebaran dan adopsi inovasi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

sebagai berikut :

a) Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan suatu percakapan antara dua jenis pelaku, yaitu

sebagai pengaju pertanyaan (interviewer) dan pemberi jawaban atas

pertanyaan (interviewee) dengan maksud mencari dan menggali semua

informasi dari responden guna melengkapi keseluruhan data yang diperoleh.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara sebagai salah satu

teknik dalam pengumpulan data dari obyek yang diteliti karena wawancara

merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap penelitian untuk

Page 68: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

mendapatkan informasi yang hanya bisa didapatkan dengan bertanya

langsung kepada responden.

Data dikumpulkan dari responden melalui wawancara dengan teknik

wawancara mendalam (depth interview) pada setiap subyek penelitian.

Teknik wawancara ini adalah wawancara tatap muka antara peneliti dengan

responden dimana peneliti merupakaninstrumen utama penelitian.

b) Dokumentasi

Untuk mengumpulkan data yang sifatnya sekunder, peneliti menggunakan

teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen. Data dari hasil dokumentasi diambil dari

poster, brosur, buku, internet, dan sumber informasi lain yang mendukung.

5. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini peneliti memilih sampel dari orang-orang yang telah

mengenal Program Keluarga sejak tahun

2011. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik berdasarkan purposive

sampling dengan memilih informan yang dianggap tahu, sesuai dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data yang relevan dan mengetahui masalah

penelitian secara mendalam.

a) Petugas UPTB PPKB Kecamatan Rowokele

Peneliti mengambil dua orang petugas dari UPTB PPKB Kecamatan

Rowokele sebagai informan. Salah satunya merupakan petugas lapangan

yang bertugas sebagai penyuluh lapangan UPTBPPKB Kecamatan

Page 69: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

Rowokele. Sedangkan yang satunya lagi adalah Kepala UPTB PPKB

Kecamatan Rowokele. Sampel diambil berdasarkan dengan kesesuaian

peran serta petugas dalam bidangnya dan dianggap paling mengetahui

kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan petugas dalam sosialisasi mengenai

.

b) Warga Desa Wonoharjo

Peneliti menggunakan dua belas orang informan masyarakat, dimana

merupakan peserta sosialisasi

yang dilakukan oleh UPT PPKB Kecamatan Rowokele tahun

2011. Informan diambil dari sembilan RW yang ada di kelurahan

Wonoharjo.

c) Pegawai Pemerintah Desa Wonoharjo

Peneliti menentukan informan sejumlah satu orang dari pegawai pemerintah

Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, yaitu kepala

desa dan sekretaris desa. Sukarto yang menjabat sebagai Kepala Desa

Wonoharjo pada saat penelitian dilaksanakan juga dianggap sebagai seorang

pemuka pendapat di lingkungan Desa Wonoharjo.

6. Teknik Validitas Data

Validitas menunjukkan sampai sejauh mana data yang diperoleh telah secara

akurat dapat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik triangulasi data dengan sumber data, yaitu peneliti

menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama,

Page 70: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

pertanyaan yang sama dalam wawancara pun diajukan ke narasumber atau

informasi yang berbeda serta mengecek balik derajat kepercayaan suatu data

primer berupa wawancara dengan data sekunder yang didapat dari buku, poster,

brosur, dan sumber informasi lain. Dalam hal ini triangulasi berasal dari

wawancara dengan masyarakat dicek dengan wawancara dengan masyarakat lain,

serta dikonfirmasikan dengan wawancara dari UPTB PPKB Kecamatan

Rowokele.

7. Teknik Analisis Data

Analisa merupakan proses pencarian dan perencanaan secara sistematis semua

data dan bahan yang telah terkumpul agar peneliti mengerti benar makna yang

telah disampaikan, dan dapat menyajikan kepada orang lain secara terperinci (HB.

Sutopo, 1988: 37).

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif (Interactive Models Of Analisys) yaitu selalu membandingkan

atau menginteraksikan setiap unit data yang diperoleh dengan unit data yang lain

guna menemukan apa yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian (Sutopo,

2006:107).

Menurut Miles Huberman terdapat tiga langkah yang harus dipahami dalam

analisis interaktif, yaitu :

a) Reduksi Data

Reduksi data bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting yang dilakukan

Page 71: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

dengan membuat ringkasan pada saat penelitian di lapangan (fieldnote).

Sehingga narasi sajian data dan simpulan-simpulan dari tiap unit

permasalahan yang dikaji dalam penelitian dapat dilakukan (Sutopo,

2006:113).

b) Sajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data,

peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk

mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan

pengertian tersebut. Sajian data dapat disajikan dalam bentuk narasi kalimat,

juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja

kaitan kegiatan, dan juga table sebagai pendukung narasinya. Susunan

penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak menolong

peneliti sendiri (Sutopo, 2006: 115).

c) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Simpulan akhir tidak akan diperoleh sampai pada waktu pengumpulan data

berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab dan benar-benar

bisa dipertanggungjawabkan. Verifikasi adalah aktivitas pengulangan untuk

tujuan pemantaban, penelusuran data kembali dengan cepat sebagai akibat

pemikiran kedua yang timbul melintas dalam pemikiran peneliti pada waktu

Page 72: SKRIPSI SURYA YP D0207100 - digilib.uns.ac.id/Difusi...Komunikasi ada dalam setiap bagian dari difusi inovasi, mulai dari pesan hingga ... di Kecamatan Rowokele dan latar belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

menulis dengan melihat kembali sebentar pada field note (Sutopo, 2006:

116).

Gambar 6. Model Analisis Interaktif

Pengumpulan data

Sajian data

Reduksi data

Penarikan simpulan/ verifikasi