skripsi strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak di kantor pelayanan pajak...

91
i SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA SATRIANI E21113009 DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 20-Aug-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

i

SKRIPSI

STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

MAKASSAR UTARA

SATRIANI E21113009

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

ii

ABSTRAK

SATRIANI (E211 13 009), Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara, xv + 73 halaman + 3 gambar + 5 tabel + 45 kepustakaan (1972-2016).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dapat menyebabkan rendahnya penerimaan negara pada sektor perpajakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan nyata dan strategis untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu, adanya berbagai paradigma yang menilai bahwa kepatuhan wajib pajak dapat ditingkatkan melalui pembangunan moral atau harus dengan kebijakan menaikkan sanksi atau penegakan hukum. Dalam strategi, kedua pendekatan tersebut sangat penting. Karena penegakan hukum kepada wajib pajak tidak dapat dipandang sama dengan penegakan hukum pada tindak pidana pada umumnya. Moral dibutuhkan pula agar wajib pajak memiliki motivasi untuk patuh membayar pajak.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Strategi yang dilakukan menggunakan dua pendekatan yaitu tax morale dan penegakan hukum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara yang dilakukan dengan dua pendekatan yaitu tax morale dan penegakan hukum. Tax morale atau pembangunan moral wajib pajak dilakukan melalui edukasi kepada wajib pajak dan masyarakat secara umum. Edukasi disampaikan melalui penyuluhan, pengawasan, dan pelaksanaan program-program yang bertujuan selain edukasi juga untuk meningkatkan motivasi wajib pajak serta berbagai kebijakan lainnya. Edukasi memuat pengetahuan tentang administrasi perpajakan dan informasi tentang pentingnya pajak serta aspek hukum pajak. Penegakan hukum merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh otoritas pajak dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Penegakan hukum dapat memberikan efek jera dan juga menjadi contoh buruk bagi wajib pajak lainnya. Akan tetapi, dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pembangunan moral wajib pajak tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh otoritas pajak. Karena moral menyangkut kepercayaan, nilai sosial, norma sosial, dan psikologi, maka otoritas pajak sulit untuk membangun kepercayaan kepada wajib pajak terkait dengan tingginya angka korupsi, tidak adanya tarnsparansi alokasi dan penggunaan anggaran pajak, ketersediaan fasilitas umum, penggunaan anggran tidak tepat sasaran dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya otoritas pajak senantiasa berkoordinasi dengan pejabat pada organisasi atau lembaga negara yang erat hubungannya dengan pengelolaan anggaran negara. Agar moral wajib pajak dan masyarakat secara umum dapat terbangun. Kata Kunci: Strategi, Kepatuhan Wajib Pajak, Tax Morale, Penegakan Hukum Pajak.

Page 3: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

iii

ABSTRACT

SATRIANI (E211 13 009), Strategy to Increase Taxpayer Compliance in North Makassar Primary Tax Service Office, xv + 73 pages + 3 images + 5 tables + 45 libraries (1972-2016).

This research is motivated by the low level of taxpayer compliance. Low levels of taxpayer compliance can lead to low state revenues in the tax sector. Therefore, it is necessary to take real and strategic action to increase the awareness and compliance of taxpayers in fulfilling their tax obligations. In addition, the existence of various paradigms that assess that taxpayer compliance can be improved through moral development or must with the policy to raise sanctions or law enforcement. In the strategy, both approaches are very important. Because the enforcement of the law to the taxpayer can not be viewed the same as law enforcement in criminal acts in general. Moral also required for taxpayers have the motivation to obediently pay taxes. The purpose of this research is to know the strategy to increase taxpayer compliance in North Makassar Primary Tax Service Office. Strategy with two approaches namely tax morale and law enforcement. The results showed that the strategy to improve taxpayer compliance in North Makassar Primary Tax Service Office is done with two approaches namely tax morale and law enforcement. Tax morale or moral development of taxpayers is done through education to taxpayers and the public in general. Education is delivered through counseling, supervision, and implementation of programs that aim besides education as well as to increase taxpayer motivation and various other policies. Education contains knowledge about tax administration and information about tax importance and tax law aspect. Law enforcement is the last step taken by the tax authorities in an effort to improve taxpayer compliance. Law enforcement can provide a deterrent effect and also become a bad example for other taxpayers. However, in an effort to improve taxpayer compliance. Moral development to the taxpayer can not be fully implemented by the tax authorities. Because morals concerning trust, social values, social norms, and psychology, tax authorities find it difficult to build trust in taxpayers in terms of high rates of corruption, lack of allocation and use of the tax budget, availability of public facilities, inaccurate use of budgets and things that may affect public confidence. Therefore, the tax authorities should always coordinate with officials in organizations or state institutions that are closely related to the management of the state budget. So that taxpayer morals and society in general can be awakened.

Keywords: Strategy, Taxpayer Compliance, Tax Morale, Tax Law Enforcement.

Page 4: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

iv

Page 5: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

v

Page 6: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

vi

Page 7: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Makassar Utara”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Tidak lupa pula penulis haturkan

shalawat dan salam atas junjungan nabi Muhammad SAW, nabi yang telah

menggulung tikar-tikar kebatilan, membentang permadani keemasan, menuju

peradaban yang intelektual.

Berkat Rahmat dan Karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan sesuaidengan

waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis maupun non

teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses penyelesaian

skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu. Namun berkat bimbingan dan

kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih selanjutnya penulis persembahkan untuk kedua orang tua

penulis, ayahanda Umar. B dan ibunda Bungaisa. Terima kasih sebesar-besarnya

telah merawat dan mendidik penulis sehingga penulis dapat menjalani kehidupan dan

menapaki jenjang pendidikan hingga saat ini. Terima kasih perjuangan, pengorbanan,

dan doa ayahanda dan ibunda selama ini, semoga ayahanda dan ibunda senantiasa di

Rahmati oleh Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa selama menempuh pendidikan dan penyusunan

skripsi ini, penulis memperoleh dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

maka dari itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

Page 8: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

viii

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. Dr. Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik beserta seluruh staffnya.

3. Dr. Hj. Hasniati, M.Si dan Drs. Nelman Edy, M.Si selaku pimpinan dan

sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

PolitikUniversitas Hasanuddin Periode 2015-2020.

4. Drs. Ali Fauzy Ely, M.Si selaku penasehat akademik selama kurang lebih3

tahun, terima kasih atas nasehat dan bimbingan yang diberikan selama ini.

5. Dr. La Tamba, M.Si selaku pembimbing I dan Drs. Ali Fauzy Ely, M.Si selaku

pembimbing II bagi penulis, yang telah mendorong, membantu dan

mengarahkan penulis hingga penyelesaian skripsi ini.

6. Prof. Dr. Baharuddin, M.Si, Dr. Syahribulan, M.Si, dan Dr. Nur Indrayati Nur

Indar, M.Si selaku penguji dalam sidang proposal dan skripsi penulis. Terima

Kasih atas kesediaannya dalam menghadiri sidang proposal dan skripsi dari

penulisdan atas segala masukannya dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi. Terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan untuk penulis selama kurang lebih 3 tahun. Semoga penulis bisa

memanfaatkannya sebaik mungkin.

8. Seluruh Staff Departemen Ilmu Administrasi (pak refi, pak lili, kak rose dan

ibu Ani) dan staff di lingkup FISIP UNHAS tanpa terkecuali. Terima kasih atas

bantuan yang tiada hentinya bagi penulis selama ini.

9. Drs. Andi Darmawan Paelori, M.Si selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Makassar Utara Terima kasih telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penelitian di lokasi penelitian ini. .

Page 9: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

ix

10. Semua keluarga, saudari tercinta saya kakak Ati(Sakka), Amirah, dan adik saya

M. Yusuf terima kasih atas motivasi dan bantuan moril yang telah diberikan

kepada penulis.

11. Teman seangkatan penulis di RECORD 2013. Terima kasih atas inspirasi nya

selama ini, tidak terasa kita sudah bersama selama kurang lebih 3 tahun dan

tidak sedikit pengalaman yang telah kita alami selama ini. Semoga nama

angkatan kita dapat mencerminkan sikap dan perilaku kita di masa depan dan

kita semua diberikan kesuksesan, Aamiin. Tapi satu hal yang pasti, jarak tidak

akan pernah bisa mematikan kenangan. Kita telah menuliskan banyak

kenangan bersama dalam catatan perjalanan persahabatan kita dan semua

pantas untuk dikenang. Senang bisa mengenal kalian.

12. Seluruh My Gaje Team, Lilis Uslianti, Andi Alfiana AS, Nur Elis Wulandari,

Risma Hafid, Nur Rahma Diani, Sarini Radjulani, , Sinuraya dan Ida Ayu Made

Sutami, Nuraini, Irawanti, Risa Dora BR. Terima kasih atas semangat,

kebersamaan, bantuan, dukungan dan perhatian yang diberikan. Dan terima

kasih selalu ada di kala susah maupun senang.

13. Segenap Keluarga Besar HUMANIS FISIP UNHAS, Kanda-kanda senior

(CREATOR’07, BRAVO’08, CIA’09, PRASASTI’010, BRILIANT’011,

RELASI’012) dan adik-adik (UNION’014, CHAMPION’015, FRAME’016).

Terima kasih atas pengalaman yang diberikan.

14. Keluarga Besar Panca Suci FISIP UNHAS terkhusus untuk kanda-kanda

senior dan adik-adik, terima kasih telah menjadi keluarga kecil bagi penulis

selama berproses dalam dunia kampus serta terima kasih atas pengalaman

dan pengetahuan dalam berorganisasi.

Page 10: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

x

15. Keluarga kecil lainnya bagi penulis, teman-teman KKN gelombang 93

Universitas Hasanuddin Kabupaten Wajo, Kecamatan Pammana. Terutama

untuk teman-teman posko Kelurahan Watampanua, teruntuk Silvi, Rea,

Natalia Pombala, Sware, Awal, Faizal. Terima kasih atas kebersamaan dan

pengalaman serta pelajaran yang sangat berarti dalam memaknai hidup di

Kelurahan Watampanua selamakurang lebih 2 bulan.

16. Teman seperjuangan mengurus berkas. Hardianti, Ruhama Rara, Riska,

Zainal, Rama, Reza Hafikar, Muhammad Irham, terima kasih atas semangat

dan bantuanya dalam mengurus berkas. dan Ruth Taruksllo terima kasih atas

semangat dan bantuanya dalam mengurus berkas.

17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang

sebesar-besarnya atas bantuan dan doanya. Semoga bantuan dan

keikhlasannya mendapat balasan dari Allah SWT.

18. Khusus untuk yang terakhir, sahabatku kanda Baharuddin, SH. Terima kasih

telah menjadi keluarga kecil bagi penulis selama berproses dalam dunia

kampus. Terimah kasih serta nasehat, pengalaman, pengetahuani dan

bimbinganya. Semonga apa yang kanda semogakan dan harapkan terwujud.

Dan terima kasih selalu ada di kala susah maupun senang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, November 2017

(Penulis)

Page 11: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………. .......................................... 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………… ........................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6

1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .......................................................................................... 8

1. Dasar-Dasar Perpajakan ...................................................................... 8

a. Definisi Pajak ................................................................................... 8

b. Fungsi Pajak .................................................................................... 9

c. Pengelompokan Pajak ...................................................................... 9

d. Subjek Pajak dan Objek Pajak ......................................................... 10

e. Syarat Pemungutan Pajak ................................................................ 16

Page 12: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

xii

f. Cara Pemungutan Pajak ................................................................... 17

g. Sistem Pemungutan Pajak ............................................................... 17

h. Hambatan Pemungutan Pajak .......................................................... 18

i. Teori Pemungutan Pajak ................................................................... 19

j. Asas-Asas Pemungutan Pajak .......................................................... 21

k. Aspek Hukum Pajak ......................................................................... 21

2. Wajib Pajak dan Kepatuhan Pajak ....................................................... 22

a. Wajib Pajak ...................................................................................... 22

b. Kepatuhan Pajak .............................................................................. 24

3. Dasar-Dasar Strategi ............................................................................ 29

a. Definisi Strategi ................................................................................ 29

b. Inti Strategi ....................................................................................... 30

c. Level Strategi ................................................................................... 31

d. Tipe-Tipe Strategi ............................................................................. 32

e. Strategi Alternatif .............................................................................. 32

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 34

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 36 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39

B. Tempat Penelitian ...................................................................................... 39

C. Objek dan Subjek Penelitian ...................................................................... 39

D. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 42

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 43

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 44

F. Batasan Penelitian ..................................................................................... 45

Page 13: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Obyek Penelitian .............................................................. 46

B. Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 53

1. Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak ...................................... 53

a. Identifikasi Masalah .......................................................................... 54

b. Kebijakan Penuntun ......................................................................... 57

c. Tindakan Koheren ............................................................................ 61

2. Kepatuhan Wajib Pajak .......................................................................... 62

a. Wajib Pajak Terdaftar ....................................................................... 62

b. Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT ..................................................... 64

c. Realisasi SPT ................................................................................... 66

d. Realisasi Penerimaan Pajak ............................................................. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 68

B. Saran ........................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71

Page 14: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Statistik realisasi SPT atau tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ........................................................ 4 Tabel 2 : Statistik jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ....................................................................................... 65 Tabel 3 : Statistik jumlah wajib pajak terdaftar wajib Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ......................... 66 Tabel 4 : Statistik realisasi SPT atau tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ......................................................... 67 Tabel 5 : Statistik realisasi penerimaan pajak KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir ................................................................................................... 68

Page 15: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kepatuhan Pajak Model Slippery Slope Framework ......................... 28

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 38

Gambar 3 Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara .......................... 48

Page 16: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak sebagai primadona sumber pendapatan negara, memiliki peranan

yang sangat signifikan sebagai penggerak roda pembangunan. Pajak digunakan

oleh pemerintah untuk mewujudkan kemandirian negara dalam pembiayaan

pembangunan untuk kepentingan rakyat. Pajak juga mendominasi sumber

penerimaan negara, dengan rata-rata pertumbuhan penerimaan negara terhitung

sejak 2010–2016 sebesar 13,5% (Informasi APBN, 2016:11). Meskipun tumbuh

tiap tahunnya, tidak berarti bahwa penerimaan negara dari pajak telah mencapai

target. Terdapat banyak hal yang menjadi penyebab tidak tercapainya target

tersebut diantaranya kepatuhan wajib pajak masih rendah dan kurangnya aparatur

negara dibidang perpajakan. Disisi lain pertumbuhan penduduk semakin

meningkat, berarti meningkat pula kebutuhan pembiayaan pembangunan sekaligus

merupakan potensi meningkatnya wajib pajak. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk

tidak diimbangi dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

Kepatuhan pajak merupakan masalah klasik yang dihadapi otoritas pajak di

Indonesia. Allingham dan Sandmo berpendapat bahwa patuh atau tidak patuhnya

wajib pajak ditentukan dengan membandingkan tingkat kepuasan yang bisa

mereka peroleh jika taat maupun melanggar pajak. Pilihan wajib pajak tersebut

dipengaruhi oleh empat hal, yaitu besarnya penghasilan, tarif pajak, risiko

pemeriksaan dan sanksi (B. Bawono Kristiaji, Dkk, 2013:7).

Ketentuan umum dan tata cara perpajakan telah diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009, tidak terkecuali mengenai

sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar

Page 17: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

2

pajak agar memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan.

Menurut Erich Kirchler semakin berat sanksi, maka pelanggaran pajak menjadi

keputusan yang berimplikasi besar. Walau demikian, kebijakan menaikkan sanksi

hanya efektif jika dikombinasikan dengan peningkatan risiko pemeriksaan (B.

Bawono Kristiaji, Dkk, 2013:7).

Selain kepatuhan pajak berdasarkan regulasi diperlukan pula kepatuhan

pajak atas dasar kesadaran wajib pajak yaitu motivasi intrinsik untuk membayar

pajak atau kadar moral (nilai-nilai sosial yang diyakini) dalam konteks kepatuhan

pajak. Peran aktif wajib pajak secara sukarela (voluntary compliance) dalam

pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan konsekuensi dianutnya sistem self

assessment sebagai salah satu prioritas reformasi perpajakan menyangkut

modernisasi administrasi perpajakan (Devano, S. dan S. K. Rahayu, 2006:87).

Konsep modernisasi administrasi perpajakan pada prinsipnya merupakan

perubahan sistem administrasi perpajakan yang dapat mengubah pola pikir dan

perilaku aparat serta tata nilai organisasi menjadi institusi yang profesional dengan

citra yang baik dan kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi oleh

wajib pajak.

Kepatuhan wajib pajak berdasarkan regulasi dan atas dasar kesadaran

secara sukarela (voluntary compliance) telah banyak diuaraikan pada penelitian-

penelitian yang dilakukan di kantor pelayanan pajak diberbagai daerah di

Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Raisa Ike Fitri mengemukakan bahwa

pemeriksaan pajak dan pengawasan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi sedangkan tarif pajak berpengaruh negatif terhadap kepatuhan

wajib pajak orang pribadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi tarif pajak,

maka kepatuhan wajib pajak orang pribadi pun akan mengalami penurunan (Raisa

Page 18: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

3

Ike Fitri, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan

mengemukakan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak (Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan, 2010).

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi

bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Pelayanan fiskus yang baik diharapkan mampu

meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Anisa Nirmala Santi, 2012). Selanjutnya

penelitian dengan hasil yang sama dilakukan oleh Restu Mutmainnah Marjan yang

mengemukakan bahwa kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan formal wajib pajak. Hal

tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus

dan sanksi pajak maka kepatuhan formal wajib pajak pun akan tinggi (Restu

Mutmainnah Marjan, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dipahami bahwa meningkatkan

kepatuhan wajib pajak tidak hanya dapat dilakukan dengan penegakan regulasi

perpajakan disamping penerapan modernisasi administrasi perpajakan. Akan tetapi

dapat pula dilakukan dengan membangun nilai moral wajib pajak. Kedua hal

tersebut sangat penting, karena penegakan regulasi perpajakan dengan

menunjukkan coercive power hanya akan menciptakan antagonistic climate,

dimana kepatuhan wajib pajak sekedar karena paksaan atau tekanan, tanpa

adanya kepercayaan kepada otoritas pajak. Selain itu, wajib pajak yang

sebelumnya patuh secara sukarela dapat saja kehilangan rasa percaya kepada

otoritas pajak karena perspektif cops and robbers yang dijalankan otoritas pajak.

Begitupun dengan kepercayaan, juga tidak dapat menjamin kesinambungan tingkat

kepatuhan jangka panjang, jika hanya dikaitkan dengan etika, norma sosial serta

Page 19: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

4

agama. Hal tersebut justru hanya akan mendorong terjebak pada confidence

climate, kekuatan enforcement otoritas pajak menjadi tidak kompatibel (B. Bawono

Kristiaji, dkk, 2013:14).

Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada wilayah kerja

KPP Makassar Utara. Berdasarkan data seksi pengolahan data dan informasi,

terhitung sejak 5 tahun terakhir yaitu tahun 2012 hingga 2016, realisasi SPT wajib

pajak terus menurun sebagaimana digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 1 : Statistik realisasi SPT wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi SPT 55.952 54.296 39.469 44.357 45.050

Badan 2.459 2.751 3.162 3.139 3.013

OP Non Karyawan 3.693 3.670 5.114 4.165 4.820

OP Karyawan 49.800 47.875 31.193 37.053 37.217

Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

Penurunan tingkat kepatuhan tentu memberikan dampak kepada penerimaan pajak

dan juga kepada kantor pelayanan pajak dalam hal kualitas kerja organisasi.

Oleh karena hubungan otoritas pajak dan wajib pajak merupakan hubungan

yang bersifat eksternal dan internal maka perlu adanya strategi yang dapat

mensinergikan hubungan tersebut. Strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan dua pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pasif, berupa dorongan Direktorat Jenderal Pajak kepada instansi

pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 31 tahun 2012 tentang Pemberian dan Penghimpunan Data

dan Informasi berkaitan dengan perpajakan. Dengan data dan informasi

berkaitan perpajakan dari pihak eksternal, meliputi data penghasilan, harta dan

kewajiban. Ditjen pajak akan memiliki basis data yang lengkap dan valid.

Page 20: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

5

Selanjutnya ditjen pajak dapat menambah wajib pajak baru (kuantitas) maupun

menambah penerimaan pajak (kualitas) secara tersistem dengan program

komputerisasi.

2. Pendekatan aktif, yaitu Sensus Pajak Nasional (SPN), sebagai upaya

ekstensifikasi wajib pajak secara proaktif dengan cara mendatangi objek pajak

potensial.

Upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak juga dapat dilakukan dengan

penegakan hukum perpajakan yang konsisten dan melakukan program sosialisasi

dan penyuluhan yang masif dan terencana dengan memanfaatkan beragam media

komunikasi yang dapat menjangkau semua kalangan (Chandra Budi, 2012).

Strategi tersebut dapat dikatakan efektif karena merupakan kekuatan

otoritas pajak untuk bertindak dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Akan tetapi, strategi tersebut terkesan kurang lengkap karena tidak adanya strategi

yang dapat membangun nilai moral dan kepercayaan wajib pajak. Terjadinya

penurunan tingkat kepatuhan wajib pajak bukan karena strategi tidak efektif. Tetapi

tingkat kepercayaan wajib pajak yang rendah dan masih kurangnya otoritas pajak.

Oleh Karena itu, otoritas pajak tidak hanya dapat mengandalkan data wajib pajak

yang telah terdaftar, maupun yang potensial sebagai basis data untuk menambah

jumlah wajib pajak, perlu pula adanya basis kepercayaan dari wajib pajak.

Kepercayaan atau moral wajib pajak merupakan salah satu identifikasi atau

diagnosis penyebab rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Sementara

kebijakan sebagai pendekatan yang dapat dipilih untuk membangun kepercayaan

tersebut yaitu berupa program-program yang dapat diaplikasikan melalui

sosialisasi, penyuluhan, dan publikasi alokasi penggunaan uang pajak.

Page 21: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

6

. Penulis mengasumsikan bahwa, kepercayaan wajib pajak memiliki

kekuatan yang cukup besar dalam berpartisipasi secara sukarela memabayar

pajak. Disamping penegakan hukum dan pemaksimalan penerapan reformasi

administrasi perpajakan yaitu modernisasi administrasi perpajakan sebagai bentuk

keramahan dan kemudahan wajib pajak membayar pajak.

Alasan saya memilih meneliti di Kantor Pajak Pratama Makassar Utara

karena tingkat realisasi SPT wajib pajak terus menurun terhitung sejak 5 tahun

terakhir yaitu tahun 2012 hingga 2016, wilayah kerja paling strategis mencakup 6

wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan

Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Bontoala,

Kecamatan Wajo dan jumah wajib pajaknya sangat besar.

Hal tersebutlah yang menjadi gambaran dan alasan penelitian ini, sehingga

Penulis mengangkat sebuah judul penelitian “Strategi Meningkatkan Kepatuhan

Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah Penulis uraiakan, agar penelitian ini

dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil maksimal. Maka dapat

dirumuskan permasalahan untuk menspesifikkan dalam penelitian ini, yaitu:

Bagaimana strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Makassar Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi

meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Makassar Utara.

Page 22: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

7

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi ilmu

pengetahuan, khususnya di bidang perpajakan terkait strategi

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penelitian ini juga dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa-mahasiswa.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran langsung tentang

strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Baik kepada masyarakat,

wajib pajak, maupun Direktorat Jenderal Pajak. Penelitian ini juga sebagai

kontribusi dalam usaha peningkatan kepatuhan wajib pajak dengan

mengetahui strategi yang baik. Bagi Penulis, penelitian ini memberikan

pemahaman yang lebih jelas tentang pajak dan Penulis dapat menjadi

penyambung informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pajak dalam

pembangunan.

Page 23: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Dasar-Dasar Perpajakan

a. Definisi Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Nomor 16 Tahun 2009, pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Definisi

pajak juga telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya ialah

Rochmat Soemitro mendefinisikan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada

kas negara (peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor pemerintahan)

dengan tidak mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat

ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Rochmat

Soemitro, 1990:5). Definisi serupa jauh sebelum Rochmat Soemitro,

dikemukakan oleh P. J. A Adriani bahwa pajak adalah iuran masyarakat

pada negara (yang sifatnya dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)

dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan yang

digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung

tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo,

2013:2).

Page 24: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

9

b. Fungsi Pajak

Pada dasarnya pajak berfungsi sebagai sumber pendapatan negara.

Fungsi tersebut sebagai budgeter dan fungsi regulered atau fungsi

mengatur.

1. Fungsi Finansial (budgeter)

Adalah fungsi pajak untuk memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke

dalam kas Negara, dengan maksud untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran Negara.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Adalah fungsi pajak untuk mengatur suatu keadaan dalam masyarakat

di bidang social, ekonomi, maupun politik sesuai dengan kebijaksanaan

pemerintah (Mardiasmo, 2011:2).

Selain dari fungsi tersebut, fungsi lain dari pajak adalah stabilitas

dan redistribusi.

1. Fungsi stabilitas, dengan adanya pajak pemerintah memiliki dana untuk

menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga

sehingga inflasi dapat dikendalikan.

2. Fungsi redistribusi pendapatan, pajak yang sudah dipungut oleh negara

akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk

pembangunan, sehingga dapat membuka kesempatan kerja yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (Fidel,

2008:3).

c. Pengelompokan Pajak

Pembagian pajak dapat dikelompokkan menurut golongannya,

sifatnya, dan lembaga pemungutnya, yaitu:

Page 25: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

10

1. Menurut golongannya

a) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib

pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain. Contoh: pajak penghasilan (PPh)

b) Pajak tidak langsung adalah yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya: pajak

pertambahan nilai (PPN).

2. Menurut sifatnya

a) Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

Contoh: pajak penghasilan.

b) Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan sendiri wajib pajak. Contoh: PPN dan

PPnBM.

3. Menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

b) Pajak daerah adalah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah

(Mardiasmo, 2011:5).

d. Subjek Pajak dan Objek Pajak

1. Subjek Pajak

Subjek pajak pada dasarnya adalah sesuatu yang menurut

undang-undang pajak dapat diberi hak dan kewajiban. Daliyo

menyatakan bahwa sesuatu yang dapat menjadi subjek pajak adalah

Page 26: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

11

manusia/orang (natuurlijke persoon) dan badan (rechts persoon)

(Daliyo, 2001:97). Sementara menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, subjek

pajak adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu

kesatuan menggantikan yang berhak, badan, dan bentuk usaha tetap.

Untuk tujuan perpajakan, subjek pajak dapat digolongkan

menjadi dua yaitu:

a) Resident

Resident atau subjek pajak dalam negeri adalah orang dan

badan yang dapat dikenakan pajak berdasarkan domisili, tempat

tinggal, kewarganegaraan, tempat kedudukan manajemen, tempat

pendirian, atau kriteria lainnya yang sifatnya serupa (John Hutagaol,

dkk. 2006:3). Menurut undang-undang pajak penghasilan, subjek

pajak dalam negeri adalah:

1) Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi

yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh

tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang

pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan

mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;

2) Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,

kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi

kriteria:

(a) Pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan

perundangundangan;

Page 27: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

12

(b) Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

(c) Penerimaannya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah

Pusat atau Pemerintah Daerah;

(d) Pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan

fungsional negara;

3) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak.

b) Nonresident

Nonresident adalah orang dan badan yang tidak mempunyai

hubungan yang erat dengan suatu negara untuk dikenakan pajak

atas seluruh penghasilannya (worldwide income) (John Hutagaol,

dkk. 2006:3). Dengan demikian, orang dan badan tersebut hanya

dikenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dinegara

tersebut. Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36

tahun 2008 pasal 2 ayat (4) menjelaskan bahwa subjek pajak luar

negeri adalah:

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau

melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;

Page 28: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

13

b. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau

memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

Bentuk usaha tetap menggantikan orang pribadi atau badan

sebagai subjek pajak luar negeri dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya di Indonesia. Bagi subjek pajak luar negeri yang

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha

tetap di Indonesia, pemenuhan kewajiban perpajakannya

dipersamakan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan bagi

subjek pajak dalam negeri.

Perbedaan yang penting antara subjek pajak dalam negeri

dan subjek pajak luar negeri terletak dalam pemenuhan kewajiban

perpajakannya, antara lain:

a. Subjek pajak dalam negeri dikenakan pajak atas penghasilan

baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar

Indonesia. Sedangkan subjek pajak luar negeri dikenakan pajak

hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan

di Indonesia.

b. Subjek pajak dalam negeri dikenakan pajak berdasarkan

penghasilan neto dengan tarif umum. Sedangkan subjek pajak

Page 29: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

14

luar negeri dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto

dengan tarif pajak sepadan.

c. Subjek pajak dalam negeri wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan Tahunan sebagai sarana untuk menetapkan

pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Sedangkan subjek

pajak luar negeri tidak wajib menyampaikan Surat

Pemberitahuan Tahunan, karena kewajiban pajaknya dipenuhi

melalui pemotongan pajak yang bersifat final.

2. Objek Pajak

Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak

dan dasar untuk menghitung pajak terutang. Berdasarkan

pengelompokan pajak yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung

dapat dibedakan objek pajaknya.

a. Objek Pajak Langsung (PPh)

Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan tahun 2008 Pasal

4 ayat (1) menjelaskan bahwa yang menjadi objek pajak adalah

penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Objek pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar

pengenaan pajak tertentu atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh selama tahun berjalan merupakan pajak bersifat final.

Adapun penghasilan yang dikenai pajak bersifat final adalah:

Page 30: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

15

a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,

bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan

yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang

pribadi;

b. Penghasilan berupa hadiah undian;

c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya,

transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi

penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada

perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal

ventura;

d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah

dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate,

dan persewaan tanah dan/atau bangunan; dan

e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Pemerintah.

b. Objek Pajak Tidak Langsung (PPn)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009

tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang nomor 8 Tahun

1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, Pasal 4 ayat (1) Menjelaskan bahwa

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang

dilakukan oleh pengusaha;

2) Impor Barang Kena Pajak;

Page 31: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

16

3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang

dilakukan oleh pengusaha;

4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar

daerah pabean di dalam daerah pabean;

5) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam

daerah pabean;

6) Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena

Pajak;

7) Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha

Kena Pajak; dan

8) Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

e. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan maka diperlukan syarat-syarat dalam pemungutan pajak.

Dalam pemungutan pajak ada lima syarat yang harus diperhatikan yaitu:

1. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan) sesuai dengan tujuan

hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan

pemungutan harus adil.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis).

3. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi), pemungutan tidak

mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan,

sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil), sesuai fungsi

budgeter, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih

rendah dari hasil pemungutannya.

Page 32: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

17

5. Sistem pemungutan harus sederhana, sistem pemungutan yang

sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya (Mardiasmo, 2011:5).

f. Cara Pemungutan Pajak

Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 stelsel:

1. Stelsel nyata (rill stelsel), Pengenaan pajak didasarkan pada objek

(penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat

dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang

sesungguhnya telah dapat diketahui.

2. Stelsel anggapan (fictieve stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada

suatu anggapan yang diatur oleh uandang-undang, misalnya,

penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya

sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak

yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

3. Stelsel campuran, stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata

dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung

berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya

pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya (Waluyo dan

Wirawan B. Ilyas, 2000:9-10).

g. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi:

1. Official assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya:

Page 33: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

18

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

b) Wajib pajak bersifat pasif

c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

2. Self assessment system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya

pajak yang terutang. Ciri-cirinya:

a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

wajib pajak sendiri

b) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang

c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3. With holding system

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak

yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak

yang terutang ada pada pihak ketiga (Herry Purwono, 2010:12-13 ).

h. Hambatan Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak seringkali kurang efektif karena adanya

hambatan dalam pemungutannya. Hambatan-hambatan tersebut adalah:

1) Perlawanan pasif

Page 34: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

19

Perlawanan yang inisiatifnya bukan dari wajib pajak itu sendiri

tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar wajib pajak itu.

Hambatan-hambatan tersebut berasal dari struktur ekonomi,

perkembangan moral dan intelektual penduduk, dan teknik pemungutan

pajak itu sendiri, serta sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau

dilaksanakan dengan baik.

2) Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang

secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk

menghindari pajak. Bentuknya antara lain:

a) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak

melanggar undang-undang.

b) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara

melanggar undang-undang (menggelapkan pajak) (Mardiasmo,

2011:8).

i. Teori Pemungutan Pajak

Beberapa teori yang menjelaskan pemberian hak kepada negara

untuk memungut pajak, teori-teori tersebut antara lain:

1) Teori asuransi

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak

rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang

diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan

perlindungan tersebut.

Page 35: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

20

2) Teori kepentingan

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada

kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin

besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pula pajak

yang harus dibayar.

3) Teori daya pikul

Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya

pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.

Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua pendekatan yaitu:

a) Unsur objektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan

yang dimiliki oleh seseorang.

b) Unsur subjektif, dengan memperhatikan besarnya kebutuhan

materiil yang harus dipenuhi.

4) Teori bakti

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan

rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat

harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu

kewajiban.

5) Teori asas daya beli

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungut pajak. Maksudnya

memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga

masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan

menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan

kesejahteraan masyarakat (Mardiasmo, 2011:3).

Page 36: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

21

j. Asas-Asas Pemungutan Pajak

Terdapat tiga asas yang digunakan untuk memungut pajak:

1) Asas domosili atau tempat tinggal

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak

yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik pengahasilan yang berasal

dari dalam maupun dari luar negeri.

2) Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber

diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

3) Asas kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.

Asas ini diberlakukan kepada setiap orang asing yang bertempat tinggal

di Indonesia untuk membayar pajak (Mardiasmo, 2011:7).

k. Aspek Hukum Pajak

Hukum pajak termasuk dalam lingkup hukum publik yang bersifat lex

specialis. Sebagaimana hukum publik lainnya, hukum pajak terdiri atas

hukum pajak formil dan hukum pajak materiil. Hukum pajak formil, memuat

ketentuan-ketentuan yang mendukung hukum pajak materil, yang

diperlukan untuk melaksanakan hukum pajak materil. Di Indonesia hukum

pajak formil dikenal dengan Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan

(KUP) atau Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sejak tax reforms tahun

1983 sampai sekarang telah mengalami beberapa kali perubahan dan

terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2009, berlaku untuk pajak pusat dan pajak daerah.

Page 37: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

22

Sedangkan hukum pajak materiil, memuat ketentuan-ketentuan

yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang

dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak),

berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul

dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah

(fiskus) selaku pemungut pajak dan rakyat sebagai wajib pajak.

2. Wajib Pajak dan Kepatuhan Pajak

a. Wajib Pajak

1) Pengertian Wajib Pajak

Berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pasal 1 ayat (2) wajib

pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan. Sementara ketentuan dalam pajak penghasilan,

yang disebut wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang

memenuhi definisi sebagai subjek pajak dan menerima atau

memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak. Dengan kata

lain dua unsur harus dipenuhi untuk menjadi Wajib Pajak yaitu unsur

subjektif dan objektif.

2) Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Berikut adalah hak Wajib Pajak sebagaimana diatur dalam

undang-undang perpajakan:

a) Hak atas kelebihan pajak. Setiap pembayaran Wajib Pajak yang

dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak ternyata terdapat kelebihan

Page 38: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

23

pembayaran maka dapat direstitusikan atau dikembalikan kepada

Wajib Pajak.

b) Hak dalam pemeriksaan misalnya hak untuk menanyakan Surat

Perintah Pemeriksaan, hak untuk meminta Tanda Pengenal petugas

pemeriksa, hak untuk meminta penjelasan alasan dilakukan

pemeriksaan, hak untuk meminta penjelasan perbedaan atau selisih

hasil pemeriksaan dan hak untuk hadir dalam pembahasan akhir

hasil pemeriksaan.

c) Hak untuk mengajukan keberatan, banding dan peninjauan kembali

atas hasil pemeriksaan.

d) Hak untuk dijaga kerahasiaan data Wajib Pajak, dan lain-lain.

Adapaun kewajiban wajib pajak diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Apabila orang pribadi

sudah memiliki penghasilan di atas PTKP maka sudah wajib

mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP.

b) Kewajiban untuk membayar, memungut atau memotong dan

melaporkan pajak yang terutang.

c) Kewajiban dalam hal diperiksa contohnya adalah wajib menunjukkan

atau meminjamkan dokumen-dokumen pendukung yang diminta

oleh tim pemeriksa. Wajib hadir memenuhi panggilan pada saat

diperiksa dan lain-lain.

d) Kewajiban memberikan data. Bagi pihak ketiga pun termasuk

instansi pemerintah, badan lembaga asosiasi dan yang lain harus

memberikan data yang diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak.

Page 39: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

24

b. Kepatuhan Pajak

1) Definisi Kepatuhan Pajak

Pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib

pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan

perpajakan yang berlaku dalam suatu negara (Siti Kurnia Rahayu,

2010:139). Menurut Nurmantu kepatuhan perpajakan adalah suatu

keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan

dan melaksanakan hak perpajakannya (Safri Nurmantu, 2005:148-149).

Terdapat dua macam kepatuhan yaitu:

a) Kepatuhan formal atau administratif adalah suatu keadaan dimana

wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan

ketentuan dalam undang-undang perpajakan.

b) Kepatuhan material atau teknis adalah suatu keadaan dimana wajib

pajak secara substantif atau hakekatnya memenuhi semua

ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-

undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi

kepatuhan formal (Siti Kurnia Rahayu, 2010:138).

2) Perspektif Ketidakpatuhan Pajak

Terdapat tiga persepektif utama mengenai ketidakpatuhan wajib

pajak beserta pendorong utama terkait dengan perspektif tersebut yaitu

economics of crime, tax morale dan etika, slippery slope framework (B.

Bawono Kristiaji, dkk, 2013:7).

Page 40: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

25

a. Economics of Crime

Perspektif economics of crime mengamsusikan bahwa

seorang kriminal adalah makhluk yang rasional, dimana mereka juga

turut memaksimalkan kepuasan (utility) mereka walau dengan cara

illegal. Economics of crime dalam konteks keputusan seseorang

untuk menggelapkan pajak, patuh atau tidak patuhnya wajib pajak

ditentukan dengan membandingkan tingkat kepuasan yang bisa

mereka peroleh jika taat maupun menggelapkan pajak.

Perspektif ini menyatakan bahwa semakin besar risiko

pemeriksaan, wajib pajak akan memandang penggelapan pajak

sebagai sesuatu yang berisiko tinggi untuk terdeteksi, sehingga

mereka cenderung lebih taat. Akan tetapi, perspektif economics of

crime tidak mampu menjelaskan faktor non-ekonomi yang

mendorong seseorang untuk patuh. Bergman berpendapat bahwa

kepatuhan pajak harus dipahami sebagai keputusan individu yang

didasarkan pada kepentingan pribadi yang ditentukan oleh faktor

sosial (Marcelo Bergman, 2009:11). Hal tersebut membuktikan

bahwa sistem pajak (termasuk law enforcement) bukanlah hal utama

yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

b. Tax Morale dan Etika

Atas keterbatasan yang ada pada perspektif economics of

crime, pada satu dekade terakhir banyak penelitian tentang

kepatuhan pajak dari perspektif pskologi dan behavioral economics.

Penelitian-penelitian tersebut pada umumnya menyimpulkan bahwa

Page 41: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

26

tax morale adalah jawabannya (Benno Torgler dan Christoph A.

Schaltegger, 2005:2).

Tax morale sendiri diartikan sebagai motivasi intrinsik untuk

membayar pajak atau kadar moral seseorang (nilai-nilai sosial yang

diyakini) dalam konteks cara pandang terhadap kepatuhan pajak.

Pada dasarnya, terdapat dorongan dalam diri manusia untuk menilai

apakah suatu itu baik atau buruk. Dengan demikian, pertimbangan

mengenai apakah sesuatu hal tersebut diatur dalam regulasi atau

tidak, menjadi pertimbangan kedua. Jika moral pajak seseorang itu

baik, maka terdapat kecenderungan orang tersebut untuk patuh

tanpa adanya suatu aturan.

Ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya, tax morale,

secara sederhana dapat diklasifikasikan menjadi dua sumber, yaitu

timbal balik antar wajib pajak (horizontal reciprocity) dan hubungan

tibal balik antara wajib pajak dengan otoritas pajak/pemerintah

(vertical reciprocity). Keduanya terlihat secara implisit dalam

pendekatan mengenai tax morale, yaitu:

1) Psychological Tax Contract, dalam pendekatan ini, pajak

dianggap sebagai sebuah kontrak tidak tertulis atau kontrak

secara psikologis (Lars P. Feld dan Bruno S. Frey, 2002:87-99).

2) Perlakuan tarhadap wajib pajak, bahwa keinginan wajib pajak

untuk patuh juga dipengaruhi oleh perlakuan ataupun pelayanan

yang diberikan oleh otoritas pajak (Benno Torgler dan Christoph

A. Schaltegger, 2005:20). Semakin baik negara dalam hal ini

Page 42: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

27

diwakilkan oleh otoritas pajak memperlakukan wajib pajak, maka

semakin tinggi pula dorongan wajib pajak untuk patuh.

3) Aspek demokrasi dalam kepatuhan pajak, persyaratan

konstitusional yang mendasari proses politik-ekonomi juga

diduga mempengaruhi tax morale. Kunci dari proses tersebut

adalah demokrasi dan desentralisasi fiskal.

4) Kepatuhan wajib pajak sebagai norma sosial, pendekatan aspek

norma sosial (social norm) untuk menjelaskan kepatuhan pajak.

Norma seseorang dapat dipengaruhi oleh norma yang lain

disekitarnya ataupun norma yang dianut secara kelompok.

Seorang wajib pajak yang sebelumnya patuh, jika berada di

dalam lingkungan yang tidak patuh, maka ia akan cenderung ikut

tidak patuh karena menyesuaikan perilakunya dengan

lingkungan tempat ia berada (John Cullis, dkk. 2007).

c. Slippery Slope Framework

Slippery slope framework (SSF) merupakan gabungan

antara economics of crime dan tax morale diperkenalkan oleh Erich

Kirchler, Erik Hoelzl dan Ingrid Wahl. Dalam kerangka tersebut,

seseorang akan cenderung patuh jika terdapat suatu kepercayaan

(trust) terhadap otoritas pajak ataupun juga kekuatan dari otoritas

untuk mengatur dan mencegah penggelapan pajak (Erich Kirchler,

dkk. 2008:210-225). Secara singkat dapat dinyatakan bahwa

perpaduan antara kepercayaan terhadap pemerintah dan law

enforcement dapat secara efektif menurunkan ketidakpatuhan pajak

(Grant Richardson, 2008:67-68).

Page 43: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

28

Model ini digambarkan dalam grafik tiga dimensi, ketiga

dimensi itu adalah power of authorities, trust in authorities, dan

kepatuhan wajib pajak yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Gambar 1: Kepatuhan pajak model slippery-slope framework

1) Jika kekuatan dan kepercayaan terhadap otoritas pajak berada

dalam titik minimum, kepatuhan pajak akan berada dititik

terendah.

2) Jika otoritas pajak memiliki kekuatan untuk menegakkan hukum

(misalnya dengan meningkatkan risiko audit dan menambah

sanksi), maka enforced compliance tinggi.

3) Voluntary compliance akan tinggi jika kepercayaan wajib pajak

terhadap pemerintah tinggi (misalnya karena wajib pajak

percaya pemerintah telah menjalankan kontrak psikologis

dengan baik).

4) Berkurangnya enforced compliance maupun voluntary

compliance menghasilkan lengkungan (slope) sementara kata

“licin” (slippery) menggambarkan tingkat kepatuhan mudah

Page 44: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

29

“terpeleset” ke tingkat yang lebih rendah sebagai akibat dari

interaksi antara enforced compliance dan voluntary compliance.

Dengan demikian tingkat kepatuhan yang tinggi dapat terjaga

selama kedua jenis kepatuhan tersebut relatif tinggi.

5) Pada saat keduanya berada pada tingkat biasa saja (berada di

tengah-tengah), penurunan kepatuhan sangat rentan terjadi. Hal

ini dapat dijelaskan bahwa ketika kepercayaan wajib pajak

terhadap pemerintah tidak maksimal, penerapan law

enforcement berupa peningkatan risiko pemeriksaan dan sanksi

dapat membuat wajib pajak menganggap hubungannya dengan

otoritas pajak adalah hubungan antara “polisi dengan

perampok”. Kondisi inilah yang akan mempermudah

berkurangnya kepatuhan wajib pajak (Katharina Gangl, dkk.

2012).

6) Selama kekuatan otoritas pajak dapat mencerminkan suatu

fairness terhadap wajib pajak, hal tersebut tidak akan dianggap

negatif oleh wajib pajak. Otoritas pajak yang menggunakan

kekuasaan mereka dengan cara yang fair justru akan

meningkatkan voluntary compliance (Richard Lavoie, 2008:67-

78).

3. Dasar-Dasar Strategi

a. Definisi Strategi

Setiap pakar mendefinisikan strategi secara berbeda-beda, tetapi

pada intinya adalah sama seperti yang dijelaskan pada makna strategi.

Richard P. Rumelt mendefinisikan strategi adalah tindakan koheren yang

Page 45: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

30

didukung oleh alasan, campuran efektif pemikiran dan tindakan dengan

struktur dasar yang disebut inti (kernel) atau dalam bahasa sederhana

penerapan kekuatan dalam kesempatan yang paling menjanjikan (Richard

P. Rumelt, 2011:10-85). Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck

mendefinisikan strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan

terintegrasi yang menghubungkan keunggulan perusahaan dengan

tantangan lingkungan serta dirancang untuk memastikan bahwa tujuan

utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tapat oleh

organisasi (Yogi, dkk, 2007:5-6). William Stanton mendefinisikan strategi

adalah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk

mencapai tujuan. Fred R. David mendefinisikan bahwa strategi merupakan

suatu seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuannya (Fred R. David, 2006:5). Menurut J David

Hunger dan Thomas L. Wheelen, strategi merupakan serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan

dalam jangka panjang (J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, 2003:4).

Sedangkan menurut J. Salusu yang mengutip dari pemahaman Mc. Nichols

bahwa strategi adalah suatu seni menggunakan kecapakan dan

sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui

hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling

menguntungkan (Yogi, dkk, 2007:5-6).

b. Inti Strategi

Strategi baik dapat terdiri atas lebih dari sekedar inti, akan tetapi

ketiadaan inti dalam strategi akan membentuk masalah serius. Karena inti

Page 46: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

31

akan memudahkan untuk bertindak, menjabarkan, dan mengevaluasi

strategi. Inti tidak didasarkan pada kelebihan konsep apapun atau

membicarakan perbedaan visi, misi, tujuan, strategi, sasaran, dan taktik. Inti

tidak memisahkan strategi menjadi strategi tingkat perusahaan, bisnis, dan

produk, inti strategi hanya mengandung tiga unsur, yaitu:

1) Adanya diagnosis atau identifikasi yang mendefinisikan atau

menjelaskan sifat tantangan. Diagnosis yang baik menyederhanakan

kerumitan realitas dengan mengidentifikasi yang terpenting diantara

berbagai aspek dalam situasi.

2) Adanya kebijakan penuntun untuk menghadapi tantangan yang

merupakan pendekatan menyeluruh yang dipilih untuk menanggulangi

atau mengatasi rintangan yang diidentifikasi dalam diagnosis.

3) Adanya serangkaian tindakan koheren yang dirancang untuk

melaksanakan kebijakan penuntun. Merupakan langkah-langkah

terkoordinasi satu sama lain untuk bekerja mencapai kebijakan

penuntun. (Richard P. Rumelt, 2011:85-86).

c. Level Strategi

Dalam suatu organisasi atau perusahaan terdapat 3 level strategi,

yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional.

1) Level Korporasi, dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur

kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau bisnis lebih dari

satu.

2) Level Unit Bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan

operasi suatu bisnis tertentu.

Page 47: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

32

3) Level Fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi–fungsi

manajemen yang dapat mendukung strategi level unit bisnis (Fandy

Tjiptono, 2000:4).

d. Tipe-tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe

strategi yaitu:

1) Strategi Manajemen, meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

2) Strategi Investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada

investasi.

3) Strategi Bisnis, Sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi–fungsi kegiatan

manajemen (Freddy Rangkuti, 2014:6-7).

e. Strategi Alternatif

Terdapat beberapa strategi alternatif yang dipilih untuk

pengembangan usaha dalam berbagai bentuk. Strategi alternatif tersebut

diantaranya strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi dan

strategi defensif.

1) Strategi Integrasi Vertikal (vertical integration strategy)

Merupakan strategi alternatif untuk meningkatkan kontrol atas

distributor, pemasok perusahaan dan kontrol atas pesaing. Dengan

strategi utama meliputi strategi integrasi ke depan (forward integration

strategy), strategi integrasi ke belakang (backward integration strategy)

dan strategi integrasi horisontal (horizontal integration strategy).

Page 48: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

33

2) Strategi Intensif (intensive strategy)

Merupakan strategi alternatif memperkenalkan produk/jasa saat ini ke

area geografis yang baru, meningkatkan penjualan melalui perbaikan

produk/jasa dan meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa melalui

pemasaran yang lebih besar. Strategi utama dari strategi intensif yaitu

strategi pengembangan pasar (market development strategy), strategi

pengembangan produk (product development strategy), dan strategi

penetrasi pasar (market penetration strategy).

3) Strategi Diversifikasi (development strategy)

Merupakan strategi alternatif untuk menambahkan produk/jasa baru

yang masih berkaitan dengan produk/jasa lama, menambahkan

produk/jasa baru yang tidak berkaitan dengan produk/jasa lama, dan

menambahkan produk/jasa baru yang tidak berkaitan kepada pelanggan

saat ini. Strategi utama dari strategi diversifikasi adalah strategi

diversifikasi konsentrik (concentrik deversification strategy), strategi

diversifikasi konglomerat (conglomerate deversification strategy), dan

strategi diversifikasi horisontal (horisontal diversification strategy).

4) Strategi Bertahan (defensive strategy)

Merupakan strategi bekerja sama dengan perusahaan lain untuk

meningkatkan penjualan, mengelompokkan ulang melalui pengurangan

biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba, menjual satu

divisi atau bagian perusahaan, dan menjual seluruh aset perusahaan,

sepotong-sepotong untuk nilai riilnya. Adapun strategi utamanya yaitu

strategi usaha patungan (join venture strategy), strategi penciutan biaya

Page 49: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

34

(retrachment strategy), strategi penciutan usaha (divestiture strategy),

dan strategi likuidasi (liquidation strategy) (Fred R. David, 2006:227).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah banyak dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya. Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan

dengan penelitian ini khususnya dalam strategi meningkatkan kepatuhan wajib

pajak adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Irmayanti Madewing (2013) dengan judul

“Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara”.

Penelitian tersebut tujuan untuk mengetahui pengaruh antara modernisasi

sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Berdasarkan hasil analisisnya

disimpulkan bahwa bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan yang

terdiri dari restrukturisasi organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan

teknologi informasi, penyempurnaan sumber daya manusia, dan pelaksanaan

Good Governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nurwahyu Fitriani Alna (2016) dengan judul

“Analisis Penagihan Aktif Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

dan Implikasinya pada Penerimaan Pajak Di KPP Pratama Makassar Selatan”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib

pajak terhadap penerimaan pajak, menganalisis pengaruh penagihan pajak

aktif sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan mengetahui

pengaruh penagihan pajak aktif sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

Page 50: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

35

pajak dan implikasinya pada penerimaan pajak pada KPP Pratama Makassar

Selatan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa KPP Pratama Makassar

Selatan selama tahun 2011-2015 mencapai rata-rata 97,71%. Pengaruh

kepatuhan wajib pajak yang tinggi juga terlihat pada efektivitas penerimaan

pajak yang rata-ratanya mencapai di atas 100% yaitu 101,34% selama tahun

2011 sampai tahun 2015. Proses penagihan aktif dengan surat paksa dan surat

teguran mengalami peningkatan tiap tahunnya dan sudah diterapkan sesuai

prosedur yang berlaku, meskipun pemberian surat teguran dan surat paksa

mengalami peningkatan yang signifikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anissa Yuniar Larasati dengan judul “Pengaruh

Penerapan Strategi Pelayanan Terhadap Pengetahuan Pajak dan

Implementasinya pada Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying)”. Tujuan penelitiannya adalah

untuk mengetahui pengaruh strategi pelayanan terhadap pengetahuan pajak

yang dimiliki wajib pajak, untuk mengetahui strategi pelayanan terhadap

kepatuhan wajib pajak, dan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi

pelayanan terhadap pengetahuan pajak dan implementasinya pada kepatuhan

wajib pajak pada KPP Pratama Cibeunying Bandung. Berdasarkan hasil

analisisnya disimpulkan bahwa faktor strategi pelayanan berpengaruh positif

terhadap pengetahuan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung

Cibeunying, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan pajak yang dimiliki wajib

pajak maka dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

sebesar 70,4%.

Page 51: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

36

C. Kerangka Pemikiran

Pajak merupakan sumber pendapatan negara tertinggi dibandingkan

dengan sumber pendapatan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kepatuhan wajib

pajak yang didorong oleh penegakkan peraturan (the power of tax authorities) dan

kepatuhan atas dorongan dari dalam diri wajib pajak (tax morale) yang disebabkan

oleh kepercayaan terhadap otoritas pajak/pemerintah (trust to tax authorities).

Kedua hal tersebut adalah faktor eksternal dan internal yang dapat disinergikan

sebagaimana model kepatuhan pajak slippery slope framework yang telah

diuraikan sebelumnya. Untuk mensinergikan faktor eksternal dan internal perlu

adanya strategi yang memfokuskan sumber daya, energi, dan perhatian pada

sasaran yang paling menguntungkan yaitu menigkatkan kepatuhan wajib pajak.

Dalam strategi perlu dilakukan identifikasi untuk menemukan masalah-

masalah mendasar dan pendekatan menyeluruh sabagai kebijakan penuntun untuk

mengatasi masalah tersebut, serta adanya tindakan yang saling berhubungan dan

menguntungkan antara wajib pajak dan otoritas pajak. Untuk mendeskripsikan

strategi tersebut, penelitian ini menggunakan teori strategi Richard P. Rumelt

dengan pendekatan tiga unsur inti strategi yaitu pertama adanya

diagnosis/identifikasi masalah (diagnosis), kedua kebijakan penuntun (guiding

policy) yaitu tax enforcement dan tax morale dan ketiga tindakan koheren (set of

coherent actions). Diagnosis/identifikasi masalah dalam hal ini adalah

ketidakpatuhan pajak dan kebijakan penuntun sebagai pendekatan menyeluruh

untuk menyelesaikan hasil identifikasi masalah. Pendekatan tersebut merupakan

penegakan hukum pajak dan moral wajib pajak. Kepatuhan pajak dengan dasar

penegakan hukum pajak dan nilai moral wajib pajak atau kepercayaan wajib pajak

kepada pemerintah/otoritas pajak merupakan bentuk kepatuhan pajak model

Page 52: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

37

slippery slope framework yang diperkenalkan oleh Erich Kirchler, Erik Hoelzl, dan

Ingrid Wahl.

Dari masalah dan kebijakan penuntun tersebut maka dapat dilakukan

tindakan yang saling berhubungan (tindakan koheren). Tindakan koheren dalam

tax enforcement yaitu:

a. Pemeriksaan pajak (tax audit), dapat dilakukan dengan peningkatan risiko

pemeriksaan atau sanksi perpajakan.

b. Penyidikan pajak (tax investigation), dilakukan dengan mengumpulkan

bukti-bukti dugaan tindak pidana di bidang perpajakan dapat berupa

kealpaan atau kesengajaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak.

c. Penagihan pajak (tax collection), penagihan aktif pajak termasuk pemberian

surat teguran kepada wajib pajak.

Sedangkan tindakan koheren dalam membangun nilai moral wajib pajak yaitu:

a. Mengembangkan sikap empati atau turut merasakan kepada wajib pajak

dan masyarakat pada umumnya.

b. Menumbuhkan nurani (teguran dalam diri wajib pajak ketika melakukan

pelanggaran atau penghindaran pajak), yakni dengan membangun moral

wajib pajak, memberikan ajaran kebaikan untuk memperkuat hati nurani,

dan membantu wajib untuk membedakan mana yang benar dan mana yang

salah dalam perspektif kepatuhan pajak.

c. Mengembangkan keadilan, yakni dengan mengembangkan sikap terbuka

dan berperilaku secara seimbang, tanpa membeda-bedakan sesuatu.

Mengembangkan keadilan merupakan upaya menciptakan kepercayaan

yang mendalam kepada pemerintah/otoritas pajak.

Page 53: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

38

Gambaran yang lebih jelas tentang kerangka pemikiran penelitian ini akan

disajikan pada bagan berikut ini:

Gambar 2 : Kerangka Pemikiran

: Area inti strategi meningkatkan kepatuhan pajak

: Kepatuhan pajak dengan dasar moral dan penegakan hukum pajak

: Alur peningkatan kepatuhan pajak oleh KPP/otoritas pajak

Keterangan

Tax Morale Tax Enforcement

KPP Pratama Makassar Utara

Tingkat Kepatuhan Pajak Yang Tinggi

(Maksimum)

Edukasi, Membangun Kepercayaan, Motivasi, Nilai Sosial, dll serta Meningkatkan risiko pemeriksaan

dan sanksi perpajakan

Identifikasi Masalah

Kebijakan Penuntun

Tindakan Koheren

SSF

Page 54: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus

(case study). Penelitian kualitatif adalah suatu proses penyelidikan untuk

memahami masalah sosial berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik

lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara

terperinci, dan disusun dalam sebuah latar alamiah (John Creswell dalam Ulber

Silalahi, 2012:77). Sementara metode studi kasus adalah sebuah eksplorasi

mendalam mengenai sebuah sistem yang terikat. Bisa juga aktivitas, kejadian,

proses ataupun individu, berdasarkan pengumpulan data yang ekstensif (Creswell,

1997 dalam Rully I. dan R. Poppy Y. 2014:72).

B. Tempat Penelitian

Penelitian tentang Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak ini

dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara dan kegiatan

penelitian dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat izin penelitian.

C. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:20) objek penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Definisi senada yang tuliskan oleh Suharsimi Arikunto

(2010:118) bahwa objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu

yang merupakan inti dari problematika penelitian. Berdasarkan definisi tersebut

dapat dipahami bahwa objek penelitian merupakan sasaran penelitian yang

Page 55: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

40

melekat pada subjek penelitian. Dengan demikian objek penelitan dalam

penelitian ini adalah Strategi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara

dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

2. Subjek Penelitian

Sesuatu yang dituju untuk diteliti oleh peneliti dan sesuatu yang di

dalamnya melekat atau terkandung objek penelitian merupakan subjek

penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:118) mendefinisikan bahwa subjek

penelitian adalah tempat di mana data untuk variabel penelitian diperoleh.

Definisi tersebut dapat dipahami bahwa subjek adalah sesuatu, baik orang,

benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat atau keadaannya akan diteliti.

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap strategi Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Makassar Utara, sehingga subjeknya merupakan lembaga atau

organisasi. Oleh karena itu, membutuhkan narasumber (informan) yang paling

banyak tahu sesuatu informasi (data) mengenai hal yang diteliti yang dapat

Peneliti pilih secara kolektif (satu kesatuan). Agar tujuan dan sasaran penelitian

ini dapat tercapai, maka diperlukan narasumber yang memenuhi parameter

yang dapat mengungkap hal-hal atau informasi yang dibutuhkan. Adapun

parameter terhadap narasumber penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

1. Mengetahui potensi perpajakan, informasi perpajakan, sistem pelayanan

serta pengelolaan kinerja organisasi.

2. Mengetahui urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan

angsuran tunggakan pajak serta penagihan aktif.

3. Mengetahui dan dapat melakukan penyusunan rencana pemeriksaan,

pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran

surat perintah pemeriksaan pajak, dan administrasi pemeriksaan

Page 56: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

41

perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas

pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.

4. Mengetahui data potensi perpajakan, objek dan subjek pajak, dapat

melakukan bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan

perpajakan.

Berdasarkan parameter tersebut diatas, maka dapat ditetapkan

informan atau narasumber sebagai berikut:

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi sebagai narasumber yang

mengetahui potensi perpajakan, informasi perpajakan, sistem pelayanan

serta pengelolaan kinerja organisasi.

2. Kepala Seksi Penagihan sebagai narasumber yang mengetahui urusan

penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak

serta penagihan aktif.

3. Kepala Seksi Pemeriksaan sebagai narasumber yang mengetahui dan

dapat melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan

pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan, penyaluran surat perintah

pemeriksaan pajak, dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, serta

pelaksanaan pemeriksaan oleh petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk

kepala kantor.

4. Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan sebagai narasumber yang

mengetahui data potensi perpajakan, objek dan subjek pajak, dapat

melakukan bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru, serta penyuluhan

perpajakan.

Page 57: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

42

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data atau tipe data dalam penelitian terdiri atas data kuantitatif

dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data dalam bentuk angka (numerikal)

berupa data skala interval dan rasio yang diperoleh dari hasil pengukuran

variabel kuantitatif. Sedangkan data kualitatif merupakan data dalam bentuk

bukan angka (kategorikal) berupa data nominal dan ordinal yang diperoleh dari

hasil pengukuran variabel nominal dan ordinal (Ulber Silalahi, 2012:282-285).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kualitatif berupa gambaran tentang objek dan subjek penelitian, serangkaian

data hasil observasi dan wawancara serta jenis data kualitaif lainnya.

2. Sumber Data

Data suatu penelitian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber

data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh

(Suharsimi Arikunto, 2010:129). Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan

dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer (primary data)

Data primer adalah suatu objek atau dokumen original berupa material

mentah dari pelaku yang disebut first-hand information, dikumpulkan dari

situasi aktual ketika peristiwa terjadi (Uma Sekaran, 1992 dalam Ulber

Silalahi, 2012:289). Adapun data primer pada penelitian ini adalah data

hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan.

b. Data Sekunder (secondary data)

Data sekunder diperoleh bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk

memperoleh informasi untuk menjawab masalah yang diteliti (Jonathan

Page 58: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

43

Sarwono, 2006:17). Adapaun data sekunder yang dibutuhkan meliputi data

data tentang wajib pajak dan bahan-bahan sekunder berupa arsip, laporan-

laporan, informasi yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan serta data

lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan penelitian ini.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

atau keterangan lisan dari seseoraang yang disebut responden atau

narasumber melalui suatu percakapan yang sistematis dan terorganisasi (Ulber

Silalahi, 2012:312). Wawancara dapat digunakan untuk menggali lebih dalam

data yang diperoleh dari observasi. Secara garis besar, wawancara dapat

dibedakan atas wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara

tidak terstruktur (unstructured interview) (Ulber Silalahi, 2012:313).

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam (in-depth

interview). Wawancara mendalam merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan

kepada narasumber (informan atau informan kunci) untuk mendapatkan

informasi yang mendalam (Rully Indrawan dan R. Poppy Y., 2014:136).

2. Studi Pustaka

Tinjauan pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah, jurnal, hasil

penelitian dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Page 59: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

44

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara

mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang

dianggap penting yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi

yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceriterakan kepada orang lain (Lexy J. Moleong, 2007:248).

Dalam rangka menjawab permasalahan penelitian, maka Analisis data

dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu suatu analisis yang berusaha

mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, dan makna dari data yang

dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, tafsiran-tafsiran setelah

melakukan observasi dan menggali data dari beberapa orang narasumber/informan

kunci. Menurut Miles dan Huberman kegiatan analisis terdiri dari tiga unsur yang

terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992, dalam Ulber Silalahi, 2012:339-

341).

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabsraksian, dan tranformasi kata kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

2. Penyajian Data

Page 60: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

45

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data kualitatif dapat dirancang dalam berbagai jenis matriks,

jaringan, bagan dan lain-lain. Dikelompokkan dalam bentuk segmen tertentu

(display data) dan kemudian disajikan dalam bentuk konten analisis dengan

penjelasan-penjelasan. Data tersebut kemudian divalidasi untuk menentukan

tingkat akurasi dan kredibilitas data melalui strategi triangulasi.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap akhir dari analisis

penelitian. Merupakan hasil olahan data, proses reduksi data dan penyajian

dalam bentuk konten analisis dengan penjelasan-penjelasan. Menjelaskan dan

terfokus pada representasi tehadap fenomena yang hadir dalam penelitian.

G. Batasan Penelitian

Adapun batasan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi

Kantor Pelayanan Pajak Patama Makassar Utara dalam upaya meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Strategi dengan inti yang mengandung tiga unsur yaitu

identifikasi, kebijakan penuntun dan tindakan koheren untuk menciptakan

kepatuhan wajib pajak.

Page 61: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah KPP Pratama Makassar Utara

KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama

yang berada dibawah koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat

dan Tenggara. Wilayah kerjanya tersebar di enam kecamatan yang mencakup

63 kelurahan di kota Makassar. Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai

152 ribu Wajib Pajak. Sektor perekonomian yang dominan adalah perdagangan

dan industri mengingat di Makassar terdapat pelabuhan dan kawasan industri.

KPP Pratama Makassar Utara melewati sejarah perjalanan yang

panjang seiring dengan transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

94/KMK.01/1994, di Makassar hanya terdapat satu kantor pajak di kota

Makassar yaitu Kantor Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah

Kantor Wilayah XII Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Karena laju

perekonomian Kota Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP

Ujung Pandang dipecah menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar

Selatan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/ KMK.01/2001.

KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi KPP

Pratama Makassar Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor

PMK-67/ PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi

Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan ini merupakan bagian dari

Page 62: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

47

reformasi dan modernisasi perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

Semangat reformasi dan modernisasi ini yang kemudian membawa

KPP Pratama Makassar Utara senantiasa memberikan kontribusi positif bagi

penerimaan negara serta terus meningkatkan kualitas layanan yang diberikan

kepada wajib pajak. Semangat ini juga yang membawa KPP Pratama Makassar

Utara mampu meraih berbagai prestasi termasuk menjadi Kantor Pelayanan

Pajak Percontohan di lingkungan Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan

Tenggara.

2. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Makassar Utara

Sesuai dengan PMK-206.02/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, KPP Pratama bertugas

melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang

Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam

wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas, KPP Pratama menyelenggarakan fungsi:

a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek

pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;

b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;

c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;

d. Penyuluhan perpajakan;

e. Pelayanan perpajakan;

Page 63: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

48

f. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak;

g. Pelaksanaan ekstensifikasi;

h. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;

i. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;

j. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;

k. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;

l. Pembetulan ketetapan pajak;

m. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan

n. Pelaksanaan administrasi kantor.

3. Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara

secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Seksi Penagihan

Sub bagian Umum dan Kepatuhan Internal

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Seksi Pelayanan

Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pemeriksaan

Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

Kepala Kantor

Gambar 3 : Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara

Page 64: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

49

Masing-masing bidang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang

melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran

dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja. Sesuai dengan PMK-

206.02/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Direktorat Jenderal Pajak, tugas dari masing-masing bidang tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi

dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya dan jumlah

jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

kerja.

b. Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan

urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan

pengelolaan kinerja pegawai, pemantauan pengendalian intern,

pemantauan pengelolaan risiko, pemantauan kepatuhan terhadap kode etik

dan disiplin, dan tindak lanjut hasil pengawasan, serta penyusunan

rekomendasi perbaikan proses bisnis.

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan

pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen

perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian

Pajak Bumi dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer,

pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG,

serta pengelolaan kinerja organisasi.

Page 65: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

50

d. Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan

produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas

perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta

penerimaan surat lainnya, serta pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak.

e. Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan

piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,

usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen

penagihan.

f. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan,

penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak, dan administrasi

pemeriksaan perpajakan lainnya, serta pelaksanaan pemeriksaan oleh

petugas pemeriksa pajak yang ditunjuk kepala kantor.

g. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan

pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,

pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam

menunjang ekstensifikasi, bimbingan dan pengawasan Wajib Pajak baru,

serta penyuluhan perpajakan.

h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I mempunyai tugas melakukan proses

penyelesaian permohonan Wajib Pajak, usulan pembetulan ketetapan

pajak, bimbingan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak,

serta usulan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.

i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III,

serta Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, masing- masing mempunyai

tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib

Page 66: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

51

Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak,

rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan

himbauan kepada Wajib Pajak.

4. Wilayah Kerja

Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara

mencakup 6 wilayah administrasi kecamatan, yaitu:

1) Kecamatan Biringkanaya

Kecamatan Biringkanaya adalah kecamatan terluas di wilayah kerja KPP

Pratama Makassar Utara. Kecamatan Biringkanaya memiliki luas 48,22

kilometer persegi yang terdiri atas tujuh kelurahan. Menurut data BPS,

jumlah kepala keluarga di kelurahan ini sebanyak 44.720 rumah tangga

yang terdiri atas 190.829 penduduk. Di kecamatan bisa dijumpai fasilitas

publik seperti Puskesmas di setiap kelurahan, Rumah Sakit Umum Daerah

Daya, Terminal Regional Daya dan Pusat Niaga Daya. Kecamatan ini

tumbuh sebagai daerah pemukiman, perdagangan dan industri. Oleh sebab

itu potensi pajak wilayah ini banyak dijumpai dari sektor perdagangan,

industri dan juga konstruksi.

2) Kecamatan Tamalanrea

Kecamatan Tamalanrea termasuk wilayah yang perkembangannya sangat

signifikan di Kota Makassar. Dengan luas wilayah 31,86 kilometer persegi

yang mencakup 6 kelurahan, Kecamatan Tamalanrea tumbuh sebagai

daerah pemukiman, pendidikan, kesehatan dan industri. Jumlah

penduduknya mencapai 105.234 jiwa. Di kecamatan ini bisa kita temukan

fasilitas publik seperti Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, kampus

Universitas Hasanuddin, pusat perbelanjaan Makassar Town Square serta

Page 67: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

52

banyak daerah pemukiman. Oleh karena itu potensi pajak dari daerah ini

berasal dari sektor bendahara dan konstruksi.

3) Kecamatan Tallo

Kecamatan Tallo merupakan salah satu kecamatan yang terletak di daerah

utara kota Makassar. Di kecamatan ini terdapat lima belas kelurahan

dengan jumlah penduduk 142.952 jiwa dengan corak perekonomian wilayah

ini adalah perdagangan. Selain itu terdapat pula sektor pariwisata dan

perikanan.

4) Kecamatan Ujung Tanah

Kecamatan Ujung Tanah juga termasuk kecamatan yang berlokasi di utara

kota Makassar. Kecamatan ini adalah wilayah dengan nuansa maritim

dengan jumlah penduduknya lebih dari 47 ribu jiwa. Corak

perekonomiannya meliputi perdagangan terutama hasil perikanan laut.

5) Kecamatan Bontoala

Kecamatan Bontoala adalah satu-satunya kecamatan di wilayah kerja KPP

Pratama Makassar Utara yang tidak berbatasan dengan laut. Di kecamatan

ini terdapat dua belas kelurahan dengan jumlah penduduk 55.937 jiwa.

Luas wilayahnya hanya 2,1 kilometer persegi. Meski tidak luas, Kecamatan

Bontola merupakan salah satu pusat denyut nadi perekonomian Kota

Makassar. Di daerah ini bisa kita temukan pusat-pusat perdagangan dan

jasa dan potensi pajaknya terutama berasal dari perdagangan dan jasa.

6) Kecamatan Wajo

Kecamatan Wajo termasuk kecamatan dengan nuansa maritim. Luas

wilayahnya 1,99 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai

31.947 jiwa. Di daerah ini kita bisa temukan Pelabuhan Makassar, pusat

Page 68: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

53

perdagangan MTC Karebosi, Pasar Sentral dan Pasar Butung. Mengikuti

corak perekonomiannya, potensi pajak dari kecamtan ini juga berasal dari

sektor perdagangan.

B. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, kajian teori dan dan metode

penelitian yang telah diuraikan, maka pada subbab ini Penulis menyajikan hasil

penelitian dan pembahasan yaitu observasi dan wawancara langsung dengan

narasumber/informan yang telah dipilih. Dari data observasi dan wawancara

langsung tentang strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang diperoleh,

kemudian dilakukan reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabsraksian, dan tranformasi kata kasar dari hasil

wawancara.

Selanjutnya disajikan dalam konten analisis deskriptif berupa gambaran

strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Makassar Urara.

Divalidasi untuk menentukan tingkat akurasi dan kredibilitas data melalui strategi

triangulasi untuk menjawab pertanyaan penelitian ini yaitu, “Bagaimana strategi

meningkatkan kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Makassar Utara?”. Adapun hasil penelitian dan pembahasan diuraikan sebagai

berikut:

1. Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan visi menjadi model layanan publik terbaik di kota makassar

dan misi memberi layanan prima, mengawasi kepatuhan wajib pajak dan

mengamankan penerimaan negara. Tersirat upaya meningkatkan kepatuhan

wajib pajak baik melalui layanan prima, pengawasan maupun pengamanan

penerimaan negara yang dapat dilakukan dengan penegakan hukum dan

Page 69: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

54

upaya lainnya. Kepatuhan wajib pajak merupakan kunci utama dalam

menigkatkan penerimaan negara. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang

tepat untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak agar target penerimaan dapat

tercapai dengan baik. Terdapat tiga langkah atau inti dalam strategi yaitu

identifikasi masalah, penggunaan pendekatan dalam menyelesaikan masalah

dan tindakan koheren atau saling berhubungan satu sama lain.

a. Identifikasi Masalah

Dalam strategi tidak terlepas dari keadaan internal dan eksternal

suatu organisasi. Keadaan internal dan eksternal berupa kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan. Tentunnya KPP Pratama Makassar

Utara dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak perlu

mengidentifikasi masalah-masalah atau keadaan baik secara internal

maupun eksternal.

1) Internal

Kebijakan perpajakan nasional telah mengalami tahap-tahap

reformasi. Tahap reformasi tersebut telah melahirkan banyak undang-

undang perpajakan yang dapat menjamin tugas, fungsi dan wewenang

otoritas pajak serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Reformasi

tersebut mewujudkan modernisasi perpajakan yang mencakup

kebijakan perpajakan, administrasi perpajakan dan peraturan

perpajakan. Sehingga secara regulasi otoritas pajak memiliki kekuatan

yaitu jaminan perlindungan dari undang-undang dalam menjalankan

tugas, fungsi dan wewenangnya.

Meski demikian, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar

Utara tetap memiliki masalah internal yaitu terbatasnya sumber daya

Page 70: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

55

manusia. Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Seksi Ekstensifikasi

dan Penyuluhan KPP Pratama Makassar Utara:

“Wilayah kerja kita kan sangat luas, sementara sumber daya kurang. contoh saja, saya disini harus mengawasi wajib pajak 60.000, sementara petugas saya enam orang. itu nyaris satu 1/10.000 orang.” Secara tersirat juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Penagihan:

“Kau liatji (kamu lihat) statistik, berapa jumlah wajib pajak, berapa jumlah petugas pajak, berapa pemeriksaan. Ini saya bocorkan-ko data disini, target pemeriksaan disini hanya kurang lebih 60 Milyar, total pendapatannya ini KPP berapa? 1,1 Trilliun berapa persen itu? tidak signifikan toh? 60 Milyar atau anggap saja nilai X, karena tidak semua WP langsung bayar toh, hanya berapa persennya saja yang masuk kepenagihan, misalnya X% ini-mi yang kami tagih.” Selain itu, untuk mencapai target penerimaan dan memberikan

pelayanan semaksimal mungkin kepada wajib pajak. KPP Pratama

Makassar Utara memberdayakan potensi yang dimiliki sesuai dengan

kebijakan yang telah ditetapkan. Kepala Seksi Pengolahan Data dan

Informasi mengungkapkan bahwa:

“Kalau waktu-waktu seperti ini kan biasanya pegawai kami sudah mulai melakukan pengalihan potensi. Jadi disamping memberikan pelayanan dalam hubungannya penyampaian informasi atau pelayanan yang lain, kita kan juga diberikan juga tanggung jawab mencapai target penerimaan. Justru itu yang paling pokok.” Sistem pemungutan pajak juga membantu otoritas pajak atas

keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Kepala Seksi Pengolahan Data

dan Informasi menambahkan bahwa:

“Di Negara kita kan menganut self assesment system, semua wajib pajak yang diharapkan aktif mulai dari melakukan pendaftaran, pembayaran, sampai pelaporan. Jadi kerena self assesment system, kami tidak secara aktif mencari WP, meminta data, mengumpulkan dan sebagainya. justru wajib pajak yang diharapkan lebih aktif untuk menyampaikan atau melaporkan apa-apa yang menjadi kewajiban perpajakannya.”

Page 71: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

56

Dari hasil wawancara tentang masalah internal tersebut.

Diketahui bahwa keterbatasan sumber daya manusia memang

merupakan masalah internal. Akan tetapi tidak berpengaruh untuk

seluruh tugas dan tanggung jawab KPP Pratama Makassar Utara.

Efektifnya sistem pemungutan pajak yaitu self assessment system

sebagai sebagai wujud modernisasi perpajakan yang diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2009. Sistem tersebut memberikan

kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar dan

melaporkan pajaknya sendiri. Sistem tersebut di imbangi dengan

pemanfaatan teknologi oleh otoritas pajak untuk memudahkan wajib

pajak memenuhi kewajibannya.

2) Eksternal

Keadaan eksternal adalah wajib pajak dan segala faktor yang

mempengaruhinya. Keadaan eksternal dapat menjadi tantangan atau

hambatan bagi otoritas pajak. Karena keadaan eksternal dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu tingkat pengetahuan wajib pajak,

rendahnya kepercayaan, pikiran negatif tentang pajak, lingkungan dan

faktor-faktor lainnya.

Kepala Seksi Ekstensifikasi dan penyuluhan mengatakan

bahwa:

“Kalau hambatan, ya memang ada. Cuma kan kadang-kadang sulit untuk di identifikasi. Karena masing masing daerah beda karakter. Tidak dapat didefiniskan secara general. Tapi secara

Page 72: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

57

umum, ya faktor kesadaran aja. Itu dilihat dari tax rasio kita. Jadi yang kedua masyarakat kita memandang bahwa, bayar pajak itu tidak ada timbal baliknya, tidak ada kontra prestasi.” Ungkapan senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi

Pengolahan Data dan Informasi bahwa:

“Kalau bicara pajak, orang kadang-kadang pikirannya kemana-mana gitu, untung kalau dengar kata pajak dan pikirannya positif, bahwa pajak itu untuk pembangunan. Tapi kadang orang-orang menghubungkan dengan hal-hal negatifnya pajak, ada yang menghubungkan dengan betapa repotnya mengurus pajak.” Tingkat pengetahuan wajib pajak memang sangat berpengaruh

terhadap kepatuhan untuk membayar pajak. Kepala Seksi Ekstensifikasi

dan Penguluhan mengungkapkan bahwa:

“Di masyarakat yang disebut pajak itu PBB, retribusi di pasar, retribusi di apa namanya, bahan galian.” Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa rendahnya

tingkat pengetahuan wajib pajak merupakan masalah eksternal yang

dihadapi otoritas pajak. Tingkat pengetahuan wajib pajak secara positif

dapat meningkatkan kesadaran (tax morale) dan mengubah paradigma

negatif tentang pajak. Karena pengetahuan seseorang tentang suatu

objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak

aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap

makin positif terhadap objek tertentu (Wawan & Dewi, 2010:12).

b. Kebijakan Penuntun

Dalam hal ini pendekatan menyeluruh yang digunakan untuk

menghadapi tantangan atau masalah yang dihadapi oleh otoritas pajak.

Secara umum kebijakan tersebut merupakan langkah-langkah otoritas pajak

Page 73: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

58

dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, yaitu tax morale dan Tax

Enforcement.

1) Tax Morale

Tax morale meruapakan motivasi intrinsik untuk membayar

pajak atau kadar moral seseorang (nilai-nilai sosial yang diyakini) dalam

konteks cara pandang terhadap kepatuhan pajak. Wajib pajak dapat

memandang pajak sebagai hal yang positif jika didasari dengan

pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu, upaya meningkatkan

kepatuhan wajib pajak di utamakan peningkatan pengetahuan tentang

pentingnya pajak itu sendiri dibandingkan dengan pengetahuan tentang

sanksi perpajakan.

Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan mengatakan

bahwa:

“Tugas utama kita adalah mengedukasi masyarakat tentang perpajakan. Kita kasi penyuluhan bahwa masyarakat yang memiliki penghasilan diatas PTKP agar mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor pokok pajak. Penyuluhan kita lakukan dengan bertatap muka langsung, kita panggil, bisa juga dalam bentuk konseling, kalau konseling itu bentuk personal kita panggil, kita juga biasa melalui radio. Artinya kita memperkenalkan pajak ke masyarakat.” Dalam hal membangun kepercayaan atau moral wajib pajak

terhadap realisasi penggunaan anggaran pajak. Kepala Seksi

Ekstensifikasi dan Penyuluhan melanjutkan bahwa:

“Kita masukkan ke materi penyuluhan, bahwa penggunaan pajak itu kemana-kemana saja.” Wawancara tersebut diketahui bahwa untuk membangun moral

wajib pajak, langkah utama yang dilakukan adalah dengan

mengedukasi. Edukasi yang dilakukan dengan berbagai bentuk. Bahkan

Page 74: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

59

edukasi tentang risiko-risiko ketika dilakukannya penegakan hukum.

Perlu pula dipahami bahwa Tax morale tidak hanya sebatas apa yang

diketahui wajib pajak tentang nilai-nilai pajak maupun aspek hukum

perpajakan.

Tax morale lebih dari sekedar pengetahuan, tax morale

mencakup tentang kepercayaan, motivasi, nilai sosial, dan norma sosial

serta psikologis wajib pajak. Hal-hal tersebut tidak semua dapat

dibangun melalui edukasi. Akan tetapi dibutuhkan bukti yang dapat

dijadikan dasar bagi wajib pajak untuk percaya. Dibutuhkan transparansi

dan pemerintahan bebas korupsi untuk membangun motivasi, nilai dan

norma sosial wajib pajak.

2) Tax Enforcement

Konsekuensi dari kewajiban perpajakan adalah penegakan

hukum. Karena pajak adalah kontribusi wajib yang dapat dipaksakan

berdasarkan undang-undang. Penegakan hukum dilakukan setelah

adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh wajib pajak.

Pendekatan penegakan hukum dalam upaya meningkatkan kepatuhan

wajib pajak merupakan jalan terakhir yang dapat dilakukan oleh otoritas

pajak.

Sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Seksi Ekstensifiksi dan

Penyuluhan bahwa:

“Itu jalan terakhir kita, kita sudah edukasi tetapi gagal, diberi himbauan masih gagal, tepaksa kita lakukan upaya terakhir penegakan hukum. cuma memang ada wajib pajak bermasa bodoh atau memanfaatkan kelemahan otoritas pajak. Sanksi itu diterapkan untuk menigkatkan kesadaran wajib pajak supaya masyarakat itu sadar dan peduli pajak. Karena kalau tidak ada sanksi kan masyarakat kita kan ogah-ogahan.”

Page 75: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

60

Disni dapat dipahami bahwa penegakan hukum dalam tingkat

tertentu masih dapat menciptakan kesadaran dan efek jera bagi wajib

pajak. Akan tetapi, pada tingkat yang lebih tinggi, misalnya penagihan

aktif, pemblokiran rekening, hingga pidana kurungan sudah merupakan

titik akhir bagi wajib pajak. Kepala Seksi Penagihan mengungkapkan

bahwa:

“Kalau dipenagihan, tidak ada-mi. Apa barang yang ada di WP dengan cara apapun kami cairkan, mutlak. Dalam prosesnya itukan kita ada paksa, sita ini ada macam-macam ada blok rekening, cegah keluar negeri, sandra/penjara. Bisa dibilang juga pada banyak kasus tidak berulang. karena apa? tidak ada-mi itu orang, dibubarkan-mi usahanya, kalau sudah masuk disini itu kita tagih, kita pergi ke usahanya, kosong-mi, nda adami (sudah tidak ada). Tidak adami perusahannya, jadi orangnya mami kita kejar, yang namanya penanggung pajak. Dia yang bertanggung jawab atas pajaknya, itu yang kita kejar.” Kepala Seksi Pemeriksaan juga secara tersirat menambahkan

tentang penegakan hukum kepada wajib pajak. Sebagaimana

diungkapkan bahwa:

“Jadi ceritanya jika tidak bisa ditangani seksi lain (pemberi himbauan) saya yang proses. saya disini prosesku administrasi, saya teruskan ke fungsional. Fungsional itu kan ada TPP (Tim Pemeriksa Pajak) namanya. Ada tim fungsional dan penyidik. disitu penanganannya tergantung berat ringannya kasus. Disitu juga di WasKon 2, 3, dan 4 punya juga wewenang untuk memeriksa. Tentunya muaranya untuk meningkatkan kepatuhan. tapi kalu dikita disini di Seksi Pemeriksaan yang dia (WasKon) perkirakan ini barang/kasus besar nanti pasal yang kena, kasarnya begitu. Dikirim ke saya, saya proses, saya bikin analisis risiko, saya wasit-ka ceritanya disini.” Berdasarkan hasil wawancara yang telah diungkapkan tersebut.

Dapat diketahui bahwa risiko penegakan hukum masih dapat

menciptakan kesadaran dan kepatuhan kepada wajib pajak. Penegakan

hukum yang lebih berat juga dapat menjadi contoh yang buruk kepada

wajib pajak lainnya. Sehingga wajib pajak dapat menyadari bahwa

Page 76: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

61

penegakan hukum dapat berisiko tinggi, bahkan dapat mengakhiri

segala bentuk usaha yang dilakukan. Meskipun demikian, penegakan

hukum juga dilakukan secara bertahap pada berbagai tingkatan kasus.

Maksud dan tujuan proses tersebut adalah untuk tetap memberikan

ruang kepada wajib pajak untuk menyelesaikan tunggakan pajaknya.

Juga sebagai bentuk edukasi kepada wajib pajak.

c. Tindakan Koheren

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang dilakukan

dengan cara membangun moral wajib pajak dan penegakan hukum

merupakan tindakan yang saling berhubungan satu sama lain dan saling

mendukung. Tindakan tersebut bertujuan untuk menciptakan kesadaran

dan kepatuhan wajib pajak. Kepala Seksi Pemeriksaan mengatakan bahwa:

“Risiko pemeriksaan itu harapan kita secara umum disekeliling wajib pajak yang pernah diperiksa ikut patuh. Tapi kan ada memang wajib pajak yang terlanjur bandel. istilahnya basah ya basah sudah begitu.” Begitupun dalam hal penyampaian informasi kepada wajib pajak.

Penjelasan senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi Pengolahan Data

dan Informasi bahwa:

“Kita adalah unit organisasi yang berjenjang. mulai dari Pusat, Kanwil, dan KPP. Setiap unit kerja muai dari atas itu mereka memiliki unit kerja yang bertugas untuk menyampaikan informasi kepada wajib pajak melalui berbagai media. Kalau di kami itu biasanya sudah ikut terbantu dari penyampain informasi dari pusat maupun kanwil. Kecuali untuk hal-hal tertentu yang lebih teknis atau lebih mendalam kita biasanya tambahkan informasi lewat surat kabar, lewat radio, melalui pamflet, spanduk, bisa juga dalam media sosialisasi misalnya ada program tertentu dalam perpajakan, kita menyampikan kepada wajib pajak, kita undang untuk datang kesini dan kita berikan informasi.” Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

edukasi sebagai salah satu pembentukan moral wajib pajak maupun

Page 77: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

62

penegakan hukum serta kebijakan lainnya merupakan tindakan yang saling

berhubungan. Edukasi dilakukan agar wajib pajak memahami hak dan

kewajibannya serta sadar tentang pentingnya pajak. Penegakan hukum

sebagai bentuk pemeberian sanksi dan memberikan efek jera kepada wajib

pajak yang juga dapat mempengaruhi wajib pajak lain. Adanya kebijakan

pengampunan pajak dapat meringankan beban pajak terutang kepada wajib

pajak dan juga dapat membantu otoritas pajak dalam pengebangan basis

data.

Akan tetapi, pembangunan moral wajib pajak secara luas belum

dapat dilaksanakan sepenuhnya. Masih sebatas edukasi, sementara

pembangunan moral wajib pajak lebih dari sekedar pengetahuan. Karena

moral pajak mencakup kepercayaan, motivasi, nilai sosial dan norma sosial

serta psikologis wajib pajak. Maraknya korupsi, tidak adanya transparansi

alokasi dan penggunaan anggaran pajak, serta penggunaan anggaran yang

tidak tepat sasaran tentu dapat mencederai cakupan luas dari moral wajib

pajak.

2. Kepatuhan Wajib Pajak

Untuk menilai hasil dari strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak

yang dilakukan oleh KPP Pratama Makassar Utara berdasarkan hasil penelitian

dan telah dibahas diatas. Berikut data statistik 5 tahun terakhir tentang wajib

pajak terdaftar, wajib pajak terdaftar wajib Surat Pemberitahuan (SPT), realisasi

Surat Pemberitahuan (SPT) dan realisasi penerimaan pajak:

a. Wajib Pajak Terdaftar

Wajib pajak yang mendaftarkan diri di KPP Pratama Makassar Utara

mulai dari wajib pajak badan, orang pribadi non karyawan dan orang pribadi

Page 78: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

63

karyawan terus meningkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya otoritas

pajak mengedukasi dan memberikan pelayanan untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak memberikan hasil yang baik. Rata-rata wajib pajak yang

mendaftarkan diri setiap tahunnya adalah 11.341 yang terdiri dari wajib pajak

badan, orang pribadi non karyawan dan orang pribadi karyawan. Meningkatnya

jumlah wajib pajak tiap tahunnya tentu saja tidak lepas dari kerja keras otoritas

pajak sekaligus menjadi harapan dan basis untuk meningkatkan penerimaan

negara. Walaupun pada realisasinya tidak semua wajib pajak terdaftar patuh

untuk memenuhi kewajiban pajaknya atau adanya wajib pajak yang tidak lagi

efektif sehingga tidak memenuhi syarat materil untuk dikenakan pajak.

Berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-20/PJ/2013 dan

Per-38/PJ/2013, wajib pajak tidak efektif jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

tetapi secara nyata tidak lagi menjalankan kegiatan usaha atau tidak lagi

melakukan pekerjaan bebas.

2) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan

bebas dan penghasilannya di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak.

3) Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri

lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua

belas) bulan dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia untuk selama-

lamanya.

4) Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan dan belum

diterbitkan keputusan atau Wajib Pajak yang tidak lagi memenuhi

persyaratan subjektif dan/atau objektif tetapi belum dilakukan penghapusan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan kriteria antara lain:

Page 79: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

64

a) Wajib Pajak Orang Pribadi wanita kawin yang telah memiliki NPWP

yang berbeda dengan suami dan tidak berniat melakukan pemenuhan

kewajiban perpajakan secara terpisah.

b) Orang Pribadi yang memiliki NPWP sebagai anggota keluarga atau

tanggungan yaitu NPWP dengan kode cabang "001", "999", "998" dan

seterusnya.

c) Wajib Pajak bendahara pemerintah yang tidak lagi memenuhi syarat

sebagai Wajib Pajak karena yang bersangkutan sudah tidak lagi

melakukan pembayaran dan belum dilakukan penghapusan NPWP atau

d) Wajib Pajak yang tidak diketahui atau ditemukan lagi alamatnya.

Dengan demikian, meskipun kepatuhan wajib pajak mendaftarkan diri

terus meningkan tidak dapat menjamin adanya keseimbangan dengan realisasi

Surat Pemberitahuan SPT waajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara.

Adapun statistik peningkatan jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama

Makassar Utara 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 : Statistik jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

b. Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT

Pada prinsipnya semua wajib pajak terdaftar wajib menyampaikan SPT

atau yang memiliki NPWP. Namun statistik wajib pajak terdaftar wajib SPT

dalam 5 tahun terakhir sempat mengalami penurunan pada tahun 2013, 2014,

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Wajib Pajak Terdaftar 107.330 115.676 129.270 139.793 152.693

Badan 10.154 10.794 11.478 12.128 13.135

OP Non Karyawan 25.131 24.929 24.929 25.857 28.577

OP Karyawan 72.045 81.190 92.863 101.808 110.981

Page 80: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

65

dan 2015. Secara khusus untuk wajib pajak orang pribadi karyawan hanya

mengalami penurunan pada tahun 2013 dan 2014. Hal tersebut menunjukkan

bahwa efektifitas wajib pajak orang pribadi karyawan masih stabil.

Karena institusi pemerintah maupun perusahaan swasta mensyaratkan

kepemilikan NPWP di hampir semua pekerjaan. Sehingga jumlah wajib pajak

terdaftar dapat meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi, tidak semua wajib

pajak terdaftar termasuk wajib pajak wajib SPT. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor. Diantaranya penghasilan wajib pajak terdaftar dibawah

penghasilan tidak kena pajak. Jika didasarkan pada syarat terpenuhinya

menjadi wajib pajak yaitu syarat formil dan materil, maka salah satu syarat

tersebut belum berlaku kepada wajib pajak terdaftar yang hanya karena

disyaratkannya kepemilikan NPWP. Sementara penghasilannya dibawah

penghasilan tidak kena pajak.

Dengan demikian, rendahnya statistik wajib pajak terdaftar wajib SPT

dibandingkan dengan jumlah wajib pajak terdaftar merupakan hal yang wajar

terjadi. Berikut adalah statistik jumlah wajib pajak terdaftar wajib Surat

Pemberitahuan (SPT) Pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Tabel 3 : Statistik jumlah wajib pajak terdaftar wajib Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

WP Wajib SPT 84.923 75.601 77.847 83.006 85.419

Badan 5.852 5.382 5.112 5.064 4.815

OP Non Karyawan 13.991 11.961 8.659 8.528 9.418

OP Karyawan 65.080 58.258 64.076 69.414 71.186

Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

Page 81: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

66

c. Realisasi SPT

Kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari realisasi SPT. Di KPP Pratama

Makassar Utara realisasi SPT baik wajib pajak badan, orang pribadi non

karyawan dan karyawan mengalami penurunan sejak tahun 2013. Jika

dibandingkan dengan jumlah wajib pajak wajib SPT, rata-rata tingkat kepatuhan

wajib pajak di wilayah kerja KPP Pratama Makassar Utara dalam 5 tahun

terakhir adalah 59%. Dengan demikian diketahui bahwa tingkat kepatuhan

wajib pajak masih rendah. Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki

KPP Pratama Makassar Utara tentu saja tidak dapat menjangkau seluruh wajib

pajak yang sengaja lalai memenuhi kewajiban pajaknya. Berikut adalah statistik

realisasi SPT wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Tabel 4 : Statistik realisasi SPT wajib pajak di KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

d. Realisasi Penerimaan Pajak

Realisasi penerimaan KPP Pratama Makassar Utara mengalami

penurunan hanya pada tahun 2013. Pada tahun 2016 untuk pertama kalinya

mencapai penerimaan diatas 1 trilliun rupiah. Pencapaian tersebut tidak

terlepas dari langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh KPP Pratama

Makassar Utara yaitu dengan memprioritaskan wajib pajak yang lebih

berpotensi mencapai target penerimaan serta adanya kebijakan pengampunan

pajak (tax amnesty) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Realisasi SPT 55.952 54.296 39.469 44.357 45.050

Badan 2.459 2.751 3.162 3.139 3.013

OP Non Karyawan 3.693 3.670 5.114 4.165 4.820

OP Karyawan 49.800 47.875 31.193 37.053 37.217

Page 82: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

67

Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Berikut adalah

statistik realisasi penerimaan pajak KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun

terakhir.

Tabel 5 : Statistik realisasi penerimaan pajak KPP Pratama Makassar Utara 5 tahun terakhir.

Sumber: Seksi Pengolahan Data Dan Informasi

Tahun Realisasi

Penerimaan Realisasi

SPT WP Terdaftar

Wajib SPT Wajib Pajak

Terdaftar

2012 537.531.616.640 55.952 84.923 107.330

2013 491.074.624.640 54.296 75.601 115.676

2014 610.345.750.054 39.469 77.847 129.270

2015 884.716.995.116 44.357 83.006 139.793

2016 1.140.963.038.850 45.050 85.419 152.693

Page 83: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak, KPP Pratama Makassar

Utara mengidentifikasi masalah yang dihadapi baik secara internal maupun

eksternal. Masalah internal yaitu keterbatasan sumber daya manusia yang

diatasi dengan cara memanfaatkan dan mengalihkan potensi sesuai dengan

kebijakan atau program yang telah ditetapkan serta memaksimalkan pelayanan

kepada wajib pajak. Sementara masalah eksternal adalah wajib pajak dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengatasi masalah tersebut KPP

Pratama Makassar Utara mengambil langkah-langkah strategis yaitu dengan

mengedukasi masyarakat secara umum dan wajib pajak secara khusus.

Edukasi memuat nilai-nilai pajak maupun aspek hukum pajak dengan model

edukasi dilaksanakan pada berbagai program rutin, berupa penyuluhan dan

konsultasi serta beberapa program lainnya. Bahkan telah dijalankan program

edukasi pajak secara dini pada pelajar dan mahasiswa dengan program tax go

to school dan tax go to campus.

2. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kepatuhan wajib

pajak. KPP Pratama Makassar Utara menggunakan pendekatan yaitu

pelaksanaan tax morale (pembangunan moral wajib pajak) dan tax enforcement

(penegakan hukum). Tax morale atau pembangunan moral wajib pajak yaitu

dengan pelaksaan kebijakan atau program yang mengutamakan edukasi

kepada wajib. Sementara tax enforcement atau penegakan hukum yaitu

dengan adanya target pemeriksaan dan penagihan oleh otoritas pajak.

Page 84: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

69

Penegakan hukum dapat memberikan efek jera kepada wajib pajak dan juga

dapat berpengaruh kepada wajib pajak disekitarnya sehingga tercipta

kesadaran dan lingkungan patuh pajak.

3. KPP Pratama Makassar Utara melakukan tindakan yang saling berhubungan

dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak yaitu dengan edukasi

tentang nilai-nilai pajak serta aspek hukumnya, pelaksanaan kebijakan untuk

mengembangkan basis data serta penegakan hukum perpajakan. Edukasi,

pelaksanaan kebijakan perpajakan (termasuk pengampunan pajak) dan

penegakan hukum bertujuan untuk menciptakan kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak. Akan tetapi, dalam pembangunan moral (tax morale) dalam arti

luas belum dapat diwujudkan. Karena moral pajak lebih dari sekedar

pengetahuan. Moral pajak mencakup kepercayaan, motivasi, nilai sosial dan

norma sosial serta psikologis wajib pajak. Maraknya korupsi, tidak adanya

transparansi alokasi dan penggunaan anggaran pajak, serta penggunaan

anggaran yang tidak tepat sasaran tentu dapat mencederai cakupan luas dari

tax morale.

B. Saran

1. Salah satu penyebab terjadinya perlawanan pasif wajib pajak adalah tingkat

pengetahuan WP yang rendah. Oleh karena itu, perlu adanya media edukasi

dan penyampaian informasi yang dapat menjangkau seluruh masyarakat/WP

secara cepat dan mudah. Tujuan dari media edukasi tersebut adalah untuk

mendukung kebijakan atau program otoritas pajak terkait tentang edukasi

maupun penyampaian informasi baik melalui penyuluhan, pengawasan, dan

lain-lain. Sehingga wajib pajak yang tidak mendapatkan edukasi dan informasi

melalui penyuluhan dapat mengakses informasi melalui media yang telah

Page 85: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

70

disediakan. Karena penegakan hukum tidak mengecualikan ketidaktahuan

wajib pajak.

2. Dengan membentuk media edukasi dan penyampaian informasi maka

sebaiknya otoritas pajak menambah sumber daya manusia yang dapat bekerja

khusus untuk itu, agar tidak terjadi pengalihan potensi pada pelaksanaan

kebijakan atau program perpajakan lainnya. Sumber daya yang bekerja untuk

media edukasi tersebut juga harus produktif dan terlatih.

3. Meskipun tugas pokok KPP Pratama Makassar Utara adalah mengumpul

anggaran. Akan tetapi kepercayaan wajib pajak kepada pemerintah yang

rendah maka terdapat kemungkinan penghindaran pajak yang dilakukan

dengan berbagai cara oleh wajib pajak. Oleh karena itu, sebaiknya otoritas

pajak meminta kebijakan pemerintah untuk mendapatkan kewenangan

mengawal dan menyalurkan informasi tentang alokasi dan transparansi

penggunaan anggaran pajak.

Page 86: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

71

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Daliyo. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Devano, S. dan S. K. Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep Teori dan Isu, Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Fandy Tjiptono. 2000. Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer.

Yogyakarta: Andi. Fidel. 2008. Pajak Penghasilan. Jakarta: Carofin Publishing.

Fred R. David. 2006. Manajemen Strategi, Edisi ke-10. Jakarta: Salemba Empat. Freddy Rangkuti. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. Herry Purwono. 2010. Dasar-dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:

Erlangga. J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategi, Edisi Kedua.

Yogyakarta: Andi. John Hutagaol, dkk. 2006. Kapita Selekta Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik. Yogyakarta: SGPLB Negeri Yogyakarta Larry D. Crumbley, Jack P Friedman, and Susan B Anders. 1994. Dictionary of Tax

Term. United States: Barron's Educational Series Inc. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Richard P. Rumelt. 2011. Good Strategy, Bad Strategy: The difference and why it

matters. New York: Crown Business. Rochmat Soemitro. 1990. Azas dan Dasar Perpajakan. Bandung: Eresco.

Rully Indrawan dan R. Poppy Y. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama

Safri Nurmantu. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Granit.

Page 87: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

72

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi

Revisi), Jakarta: Rineka Cipta. Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Wawan A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Yogi, dkk. 2007. Manajemen Stratejik Terapan. Jakarta: Poliyama Widya Pustaka.

Karya Ilmiah

Anisa Nirmala Santi. 2012. Skripsi: "Analisis Pengaruh Kesadaran Perpajakan, Sikap Rasional, Lingkungan, Sanksi Denda dan Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak". Semarang: Universitas Diponegoro.

Raisa Ike Fitri. 2016. Skripsi: "Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak Orang Pribadi". Makassar: Universitas Hasanuddin. Restu Mutmainnah Marjan. 2014. Skripsi: "Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,

Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak." Makassar: Universitas Hasanuddin.

Jurnal

B. Bawono Kristiaji, dkk. "Memahami Ke(tidak)patuhan Pajak." InsideTax Magazine. 14th edition (March 2013).

Benno Torgler and Christoph A. Schaltegger. “Tax Morale and Fiscal Policy.” CREMA

Working Paper Series No. 2005-30, (November, 2005). Erich Kirchler, Erik Hoelzl, and Ingrid Wahl. “Enforced Versus Voluntary Tax

Compliance: The Slippery Slope Framework (SSF).” Journal of Economic Psychology Vol. 29, Isu 2, (April, 2008).

Grant Richardson. “The Relationship Between Culture and Tax Evasion Across

Countries: Additional Evidence and Extentions.” Journal of International Accounting. Auditing and Taxation 17, (2008).

Page 88: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

73

John Cullis, Philip Jones, dan Alan Lewis. “Tax Compliance: Social Norm, Culture and Endogeneity.” International Studies Program Working Paper 07-22, (December 2007).

Katharina Gangl, Eva B. Hofmann, and Eric Kircher, “Tax Authorities’ Interaction with

Taxpayer: Compliance by Power and Trust,” WU International Taxation Research Paper Series No. 2012-06, (Maret, 2012).

Lars P. Feld and Bruno S. Frey. “Trust Breeds Trust: How Taxpayers are Treated.”

Economics of Governance 3 (2002). Marcelo Bergman. Tax Evation & The Rule of Law in Latin America: The Political

Culture of Cheating and Complience in Argentina and Chile (Pennsylvania: Pennsylvania State University Press, 2009).

Michael G. Allingham and Agnar Sandmo, “Income Tax Evasion: A Theoretical

Analysis,” Journal of Public Economics, (1972). Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan. "Pengaruh Persepsi tentang Sanksi

Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi". (Jurnal Akuntansi dan Bisnis Universitas Udayana, 2010).

OECD. “Understanding and Influencing Taxpayers’ Compliance Behaviour.”

Information Note. (November, 2010). Richard Lavoie, “Cultivating a Compliance Culture: An Alternative Approach for

Addressing the Tax Gap,” Legal Studies Research Paper Series No. 08-05, (September, 2008).

Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum

Dan Tata Cara Perpajakan Internet Informasi APBN 2016, Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran,

Kementerian Keuangan RI. Dapat diakses di http://www.anggaran.depkeu.go.Id /content/publikasi/-BIB2016.pdf

Chandra Budi. Upaya Meningkatkan Kepatuhan Pajak. Harian Kontan (31 Juli 2012).

Dapat diakses di https://chandrabudi08.files.wordpress.com/2012/07/upaya-meningkatkan-kepatuhan-pajak.pdf

Page 89: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

74

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 90: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

75

BIODATA DIRI

Nama : SATRIANI

NIM : E21113009

Departemen : ILMU ADMINISTRASI

Tempat, Tanggal Lahir : BUTTU, 20 FEBRUARI 1994

Agama : ISLAM

Hobbi : OLAHRAGA

No. Telepon : 085348883334

Alamat : JL. DAMAI

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SD No 017 TARAKAN(KALIMANTAN TIMUR) Tahun 2000-2006

2. SMP MTs. NEGERI TARAKAN (KALIMANTAN TIMUR) Tahun 2006-2009

3. SMK NEGERI 1 TARAKAN (KALIMANTAN TIMUR) Tahun 2010-2013

4. UNIVERSITAS HASANUDDIN (MAKASSAR)2013-2017

Pengalaman Organisasi :

1. ANGGOTA HUMANIS FISIP UNHAS

2. ANGGOTA DIVISI KESEKRETARIATAN

3. ANGGOTA DIVISI KEPELATIHAN PENCAK SILAT PANCA SUCI PISIF

UNHAS

Page 91: SKRIPSI STRATEGI MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 8. 11. · ii ABSTRAK SATRIANI (E211

76

Dokumentasi

Foto Rekaman