skripsi smi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepak Takraw merupakan olahraga tradisional bangsa-bangsa di Asia
Tenggara termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang
terlebih dahulu memainkan sepak takraw adalah Sulawesi Selatan (Makassar),
Sumatera Barat (Minang Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan) dan Jawa Barat
(Banten), semua merupakan daerah yang berada di pesisir pantai. Daerah-daerah
inilah yang terlebih dahulu dan aktif memasalkan, mengembangkan, dan
meningkatkan olahraga Sepak Takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah
Sulawesi Selatan dan Riau selalu unggul dalam prestasi dan menjadi juara pada
kejuaraan-kejuaraan nasional.
Dewasa ini permainan Sepak Takraw tidak lagi dimainkan dengan bola
terbuat dari rotan melainkan sudah memakai bola yang terbuat dari fiber
(Synthetic Fiber). Sepak Takraw yang merupakan asli Bangsa Indonesia sudah
sewajarnya dapat dibanggakan karena olahraga ini kian populer dan menjadi salah
satu cabang yang kerap dipertandingkan pada skala regional, nasional, maupun
internasional yang pada gilirannya dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Olahraga sepak takraw telah banyak dikenal dan berkembang di seluruh
Masyarakat Indonesia yang telah terbukti dengan adanya klub-klub Sepak Takraw
dari masing-masing propinsi di Indonesia yang ikut serta dalam kejuaraan tingkat
nasional. Dalam meningkatkan prestasi optimal pada berbagai kejuaraan atau
pertandingan di tingkat regional, nasional, dan internasional perlu dilakukan
peningkatan kualitas dan kuantitas pelatih, atlet, dan penataan organisasi yang
baik. Khususnya pembinaan klub-klub atau pelajar yang merupakan aset paling
esensial dan potensial untuk digarap, apalagi sepak takraw merupakan cabang
olahraga yang sedikit unik bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya.
1
Keunikan sepak takraw yang kita ketahui dominannya unsur senam dan
gerakan akrobatik sebagai dasar keterampilan menuju kematangan prestasi dapat
digarisbawahi, bahwa tanpa pembinaan sejak usia dini akan sulit melahirkan atlet
yang berprestasi optimal. Permainan sepak takraw bukan lagi olahraga tradisional
rekreatif yang hanya dimainkan sebagian masyarakat Indonesia, tetapi sepak
takraw telah menjadi olahraga modern kompetitif yang dimainkan dan diakui
keberadaannya oleh masyarakat dunia.
Sepak takraw memiliki satu teknik untuk mematika bola yakni smesh.
Smesh merupakan serangan terakhir yang banyak menghasilkan angka, salah
satunya adalah smesh kedeng. Dapat dikemukakan bahwa untuk dapat melakukan
smesh dengan baik membutuhkan penguasaan teknik melompat, menendang serta
ketepatan mengarahkan bola pada sasaran. Penguasaan smesh tersebut dapat
dilatih dengan cara atau metode tertentu. Salah satu bentuk latihan yang dapat
meningkatkan unsur fisik dan unsur teknik tersebut adalah latihan pliometrik.
Sesuai dengan pengamatan di lapangan masih banyak siswa yang kurang
menguasai keterampilan smesh kedeng, terkhusus pada siswa
MA.Muhammadiyah Kota Gorontalo yang berpotensi untuk melahirkan atlet-
atlet sepak takraw masa depan.
Dalam usaha meningkatkan keterampilan smesh kedeng, maka perlu
adanya kemampuan menggunakan kekuatan lompatan, kelentukan dan ketepatan
mengarahkan bola pada saat melakukan smesh kedeng.
Beranjak dari penjelasan dengan permasalahan yang telah dikemukakan,
maka perlu adanya pembuktian secara ilmiah dengan melalui penelitian. Sugiyono
(2011: 72) menyatakan bahwa : “Metode penelitian eksprimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Untuk itu peneliti mengangkat judul “Pengaruh latihan power otot tungkai
tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa
kelas IX Ma.muhammadiya kota gorontalo”.
2
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang berarti antara Power otot tungkai dengan
kemampuan smash kedeng ?
2. Apakah Smash kedeng tidak dapat dilakukan karena powaer otot tungkai
siswa Ma.Muhamadiah tidak terlatih dengan baik.?
3. Apakah bisa Smash kedeng dapat ditingkatkan dengan power otot tungkai.?
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah terdapat Pengaruh latihan power otot tungkai
tehadap kemampuan smesh kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa
kelas IX Ma.muhammadiya kota gorontalo?.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini diantaranya adalah untuk
mengetahui pengaruh latihan power otot tungkai tehadap kemampuan smesh
kedeng dalam permainan sepak takraw pada siswa kelas IX Ma.muhammadiya
kota gorontalo”.
3
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Agar siswa dapat mempelajari dan lebih memahami bagaimana cara
melakukan smash kedeng yang baik dan benar.
2. Berguna untuk dijadikan pedoman bagi siswa MA. Muhammadiyah Kota
Gorobtalo dalam melakukan latihan teknik smesh kedeng yang lebih baik dan
benar.
3. Menambah pengetahuan penulis pada cabang olahraga sepak takraw
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
A. Hakekat Smash Kedeng
http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-
perbedaan.html. smash adalah gerak kerja yang terpenting dan merupakan gerak
akhir dari gerak kerja serangan kedaerah lawan.” Jenis smash pada sepak takraw
ada dua yakni smash kedeng dan smash guling, smash kedeng lebih mudah karna
gerakanya lebih simplek dibandingkan smash guling,maka pada tahap awal smash
kedeng akan diberikan terlebih dahulu.
(http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-
kecepatan-reaksi-dan.html) Smash kedeng merupakan jenis smash yang sering
dilakukan pada pemain sepak takraw guna memberikan serangan pada pihak
lawan. Smash kedeng merupakan smash yang biasanya bola dipukul dengan
punggung kaki atau kaki bagian luar.
Untuk dapat mengembangkan teknik dasar smash maka harus ditunjang
dengan komponen-komponen kondisi fisik yang baik dalam melakukan
serangan smash yang benar.Seperti ekuatan,kecepatan,keseimbangan,kelentukan,
kelincahan dan pengembangan koordinasi. Diantara komponen-komponen kondisi
fisik dalam melakukan smash,power dan fleksibilitas tampak lebih mendominasi
dibandingkan komponen kondisi fisiklainya. Power yang utama terletak pada
power otot tungkai.
Dalam melakukan smash kedeng dapat dibagi menjadi 3 tahapan gerakan
smash, yaitu :
1. Tolakan
Memulai tolakan dengan tumpuan salah satu kaki terlebih dahulu, kemudian
diikuti gerakan merendahkan badan dengan jalan menekuk lutut agak dalam ke
bawah, kemudian tolakan kaki tumpu ke atas bagian dalam secara eksplosif
dengan bantuan kedua tangan.
5
2. Sikap badan di atas (saat Smash bola di atas)
Setelah melakukan tolakan dengan tumpuan salah satu kaki secara
eksplosif, luruskan tungkai serta putar badan (pinggul, punggung, bahu) kearah
dalam. Kemudian lakukan smash dengan punggung kaki bagian luar, dibantu
dengan putaran pinggul dan punggung.
3. Saat Mendarat
Gerak ikutan dimulai dari tungkai, bahu dan lengan secara bersamaan
berputar ke arah luar, kemudian tungkai ditarik ke bawah dan mendarat dengan
dua kaki dalam posisi siap.
Teori yang dikemukakan disini adalah teori yang berhubungan dengan variabel
penelitian sehingga dapat melengkapi kerangka berfikir serta sebagai penjelasan
tentang masalah penelitian yang menjadi dasar dalam perumusan hipotesis
penelitian.
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Smash Kedeng
1. Kekuatan power otot tungkai
Power otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot pada saat
melakukan kontraksi. Yang terpenting dalam setiap latihan haruslah dilakukan
sedemikian rupa sehingga atlet/pemain haruslah menggunakan tenaga yang
maksimal untuk melakuka smash seperti yang dikemukakan oleh Galih Rosy
dalam postingan di http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/
bahwa : “Daya ledak atau explosive power adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang
dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-singkatnya.
Unjuk kerja kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu singkat ini tercermin
seperti dalam aktivitas tendangan tinggi, serta gerak lain yang bersifat eksplosif..
Kekuatan otot pada setiap cabang olahraga sangat dibutuhkan terutama pada
cabang olahraga sepak takraw khususnya saat melakukan smash kedeng dalam
permainan sepak takraw. Dalam permainan sepak takraw kekuatan otot tungkai
berperan dalam melakukan smash kedeng. Dengan demikian fungsi otot tungkai
dalam permainan sepak takraw sangat dominan sehingga perlu terus dilatih untuk
mencapai kekuatan yang maksimal
6
2. Bakat/Keterampilan
Penguasaan keterampilan sepak takraw sangat diperlukan, agar permainan
dapat berjalan dengan baik, keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan
individual dan keterampilan penguasaan pertandingan, keterampilan individual
meliputi : sepak sila, sepak badek, sepak kuda, menggunakan paha, dan
menyundul bola.
B. Hakikat Power Otot Tungkai
Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan
hampir semua cabang olahraga, terutama cabang olahraga yang menuntut atletnya
mempunyai daya ledak otot, seperti dalam cabang atletik, bela diri, olahraga
permainan, dan sebagainya. Hal ini dijelaskan oleh Harsono (2008:200)
(http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/proposal-kontribusi-power-tungkai-
dan.html)
”Power atau daya ledak disebut juaga kekuatan eksplosif (Watson,1978,
dalam Ismariyati 2008:59)”. Dan selain itu menurut ”Wahdjoedi (2000:61)
menyebutkan bahwa daya ledak (power) adalah kemampuan tubuh yang
memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif”.
Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan
eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu
yang secepat-cepatnya. ”Power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan
jarak (distance) dibagi waktu (time) atau dapat juga power dinyatakan sebagai
kerja dibagi waktu (Krikendall, 1987, dalam Ismariyati 2009:59)”.
Berdasarkan pengertian dan pendapat mengenai power, maka dapat
disimpulkan bahwa power adalah perpaduan atau penggabungan antara kekuatan
dan kecepatan. Maksudanya kekuatan dapat dikatakan power apabila dilakukan
dengan sangat cepat. Dalam rangka peningkatan prestasi olahraga sepak takraw,
komponen kondisi fisik power perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama
power tungkai. Karena untuk mencapai prestasi puncak bukan hanya kekuatan
7
saja yang diperlukan, tetapi diperlukan juga peningkatannya bagi komponen fisik
kekuatan ini, yaitu power. Dan kekuatan merupakan dasarnya untuk membentuk
power. Sesuai pendapat Harsono (2008:177) bahwa “strength tetap merupakan
dasar (basis) dari power dan daya tahan otot”.
Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah (lower body) yang tersusun
oleh tulang paha atau tungkai atas, tulang tempurung lutut, tulang kering, tulang
betis, tulang pangkal kaki, tulang tapak kaki, dan tulang jari-jari kaki. Fungsinya
sebagai penahan beban anggota tubuh bagian atas (upper body) dan segala bentuk
gerakan ambulasi. Adapun fungsi tungkai menurut Damiri (2004:5) menyatakan
bahwa: “tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan
bagian atas, ia memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakkan tubuh
kearah atas, dan ia adapat menendang, dan lain sebagainya”.
Berkiatan dengan hal tersebut, maka tungkai sebagai penggerak dalam
permainan sepak takraw perlu memiliki power, yaitu otot yang selain kuat juga
mampu menampilkan gerakan yang cepat. Hal ini dibutuhkan agar pemain dapat
melakukan smash dengan tepat khususnya pada smash kedeng, sehingga
diperlukan gerakan tungkai yang cepat pula. Selain itu untuk menahan beban
tubuhnya dan juga pengaruh gravitasi bumi sehingga menjadi beban ganda yang
harus diterima tungkai tersebut. Untuk itu otot tungkai dituntut memliki power.
Tidak dapat dipungkiri kenyataannya bahwa power tungkai mempunyai
keterkaitan dengan prestasi permainan sepak takraw.
Agar otot tungkai memiliki power yang tinggi, maka harus diberi latihan-
latihan yang sesuai dengan tuntutan tersebut, misalnya dalam metode latihan
pliometrik seperti latihan lompat kodok (box-to-box jump).
8
C. Syarat-syarat Smash Kedeng
1. Power Otot Tungkai
Power otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan
maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya. Dengan kata lain
berhubungan dengan sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya
otot dapat disebut juga daya ledak otot (muscle power).
Latihan yang dapat melatih power otot adalah latihan yang bersifat cepat atau
berlangsung secepat mungkin. Contohnya:
1. vertical jump (meloncat ke atas), melatih daya ledak otot tungkai.
2. front jump (meloncat ke depan), melatih daya ledak otot tungkai.
3. side jump (meloncat ke samping), melatih daya ledak otot tungkai.
2. Kelentukan Togok
Kelentukan atau daya lentur (flexibility) adalah evektivitas seseorang dalam
penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas
(Sajoto,1995:9). Jadi kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dalam ruang gerak sendi. Kelentukan togok dalam penelitian ini adalah
kemampuan power otot tungkai melakukan smash kedeng.
Kelentukan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh pada bidang sendi yang luas. Kelentukan
dipengaruhi oleh elastisitas sendi dan elastisitas otot-otot serta dinyatakan dalam
satuan derajat. Harsono (1988:163) menyatakan bahwa lentuk tidaknya seseorang
ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi- sendinya. Jadi kelentukan
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali
oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-
otot, tendon, dan ligamen. Sedangkan William (1990:87) menyatakan bahwa
kelentukan sangat berguna sekali dalam tindakan preventif mengatasi cidera dan
perbaikan postur yang buruk. Harsono (1988:163) menyatakan berdasar hasil-
hasil penelitian menyatakan bahwa perbaikan dalam kelentukan akan dapat:
9
Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera-cedera otot dan sendi;
Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan;
Membantu memperkembangkan prestasi;
Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-
gerakan; dan
Membantu memperbaiki sikap tubuh.
3. Kekuatan Otot Perut
Kekuatan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Bahwa menurut mochammad satojo (1997: 108) , factor-faktor kekuatan adalah : 1), Faktor blomekanika, dari dua orang yang mmpunyai tegangan otot yang sama, akan berbeda kemampuannya mengangkat badan , 2). Faktor pengungkit, pengungkit di klasifikasikan dalam tiga kelas yaitu di bagi menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban, dang gaya pengungkit.
Dari batasan tersebut di atas, dapat di kemukakan bahwa otot perut yang
memungkinkan mengembangkan tenaga maksimum dalam kontraksi yang
maksimum untuk mengatasi beban atau tahanan. Jadi kekuatan otot perut
merupakan sejumlah daya tegang otot perut yang di pergunakan dalam kontraksi
maksimum pada suatu aktivitas yang berat.
D. Hakikat Latihan
Ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli olahraga tentang makna
dari latihan. Para ahli fisiologi lebih cenderung memberikan definisi tentang
latihan ini sebagai sesuatu untuk memperbaiki system organ atau alat tubuh dan
fungsinya dengan tujuan untuk mengoptimalkan penampilan atau kualitas atlet..
Menurut Tegartia, (2010:12) latihan adalah suatu proses yang sistematis
secara berulang-ulang secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
Dikatakan sistematis dalam pengertian bahwa latihan dilaksanakan secara teratur,
berencana, sesuai jadwal menurut pola dan sistem tertentu, metodis
berkesinambungan dari yang sedehana ke arah yang lebih kompleks. Untuk
mencapai tujuan itu ada empat aspek latihan yang perlu diperhaikan dalam
10
melakukan suatu latihan seperti : (1) latihan fisik (2) latihan teknik (3) latihan
taktik (4) latihan mental. Keempat aspek yang di setbukan tersebut, harus dilatih
dengan cara dan metode yang benar agar setiap aspek dapat berkembang
semaksimal mungkin sehingga prestasi yang dicapai juga maksimal.
Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan-
Kondisi-Fisik-Olahraga-I. Pengertian latihan ini dapat mengandung beberapa
makna dalam bahasa inggris yaitu practise, exrcise, dan training. Dalam istilah
bahasa indonesia kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu latihan dan
setelah diaplikasikan di lapangan memang nampak sama kegiatannya yaitu
aktivitas fisik. Pengertian latihan yang berasal dari kata:
Practise : aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran)
berolaraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan cabang olahraganya.
Exercise : perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan
kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan
dalam penyempurnaan geraknya.
Training : suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang
berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan
pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur,
sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.
Latihan : proses berlatih yang dilakukan secara teratur, terencana berulang-
ulang dan semakin lama semakin bertambah bebannya, serta dimulai dari yang
sederhana ke yang lebih kompleks (sistematis dan metodis).
http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan. Latihan adalah
perangkat utama dalam proses meningkatkan kualitas fungsi organ tubuh
manusia, sehingga dapat menyempurnakan gerakannya.
Lebih lanjut ditambahkan oleh Eric Batty, (2008:2) tumbuh tenaga demi
menjaga organ dan fungsi dalam keadaan sehat : kegiatan higenis seperti yang
dilakukan demi berolahraga. Pelatihan atau mempromosikan keterampilan,
11
kesehatan, mental, perbaikan disiplin moral, yang diberikan untuk tujuan tersebut.
Sehinggah sebuah penyelidikan, pelajaran tugas, latihan militer, atau angkatan laut,
latihan musik sebuah latihan dalam komposisi.
E. Hakikat Sepak Takraw
Olahraga ini secara resmi dikenal sebagai ‘sepak takraw’. “Sepak” adalah
bahasa Melayu untuk menendang dan “takraw” adalah kata Thai untuk bola
anyaman. Oleh karena itu sepak takraw secara harafiah berarti menendang bola.
Pemilihan nama ini untuk olahraga pada dasarnya merupakan kesepakatan antara
dua negara lokomotif sepak takraw yakni Malaysia dan Thailand. Di Indonesia,
khususnya di Sulawesi Selatan, sepak raga / takraw disebut meraga / maddaga
yang dalam bahasa Bugis yang diambil dari kata siraga-raga yang berarti saling
menghibur.
Pada tahun 2002 dikembangkan nomor Sepak Takraw baru yang disebut
Sepak Takraw Lingkaran (Circle-game), yaitu sepak takraw yang dimainkan di
lapangan berbentuk lingkaran, masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain,
regu tersebut memainkan bola dengan cara mengoper ke teman secara berhadapan
dengan nomor yang saling berurutan, dengan operan sesuai tingkat kesulitannya
(tingkat kesulitan tinggi nilai 3, tingkat kesulitran rendah nilai 1. Permainan ini di
batasi oleh waktu selama 10 menit untuk masing-masing babak. Regu yang
memenangkan perlombaan adalah regu yang paling banyak mengumpulkan nilai
selama waktu 10 menit tersebut. Pada tahun 2006 Sepak Takraw Lingkaran
digantikan dengan nomor baru yaitu : Hoop-Takraw, bentuk permainan nomor ini
hampir sama dengan sepak takraw Lingkaran (circle-game), tetapi pemain yang 5
orang tersebut harus memasukkan bola ke atas “Ring berdiameter 1 meter (bulatan
besi) yang dipasang dengan tali setinggi 4,50 meter untuk puetri dan 4,75 meter
untuk putera di tengah bulatan pemain. Pemain berusaha memasukkan bola ke
ring sebanyak-banyaknya dengan pukulan yang telah ditentukan dalam waktu 30
menit.Ada nomor Sepak Takraw kompetisi yang baru diperkenalkan mulai tahun
2005 yang dikenal dengan nama “Double-event”, nomor ini dimainkan oleh 2
orang dalam satu regunya. Aturan permainannya sama dengan Sepak Takraw
kompetisi, hanya pemain yang servis tidak dari daerah circle (tempat tekong biasa
12
servis), tetapi dari garis belakang (base-line) dengan bola dilambungkan sendiri
dan disepak melewati net.
Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang menggunakan
aktivitas fisik untuk memperagakan keterampilan gerak dengan tujuan tertentu.
Tinjauan perilaku motorik mengungkapkan bahwa kesegaran motorik dan
kesegaran jasmani sangat besar pengaruhnya bagi aktivitas fisik dalam melakukan
keterampilan gerak. Muchammad Sajoto (1988:43) mengungkap dalam bukunya
tentang komponen motor fitness dan kesegaran jasmani seseorang antara lain :
”Kesegaran cardiovaskular, kesegaran kekuatan otot, kesegaran keseimbangan
tubuh, kesegaran kelentukan, koordinasi, keseimbangan, kecepatan dan daya
ledak”.
1. TEKNIK DAN SARANA PRASARANA
Keterangan:
a. Panjang Lapangan : 13,42
meter.
b. Lebar Lapangan : 6,10
meter.
c. Garis Batas : adalah garis
(lines) yang lebarnya+ 5 cm.
d. Lingkaran Tengah :
Ditengah sebuah lapangan
ada lingkaran yaitu tempat
melakukansepakan
bermulaan (service). dengan
garis tengah lingkaran 61 cm.
e. Garis seperempat lingkaran:
Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis seperempat lingkaran
tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan
(service) dengan jari-jari 90 cm.
13
f. Tiang:
Dua buah tiang sebagai tempat pengikat jaring, didirikan pada sebelah luar
kedua garis samping kiri dan kanan dengan jarak 30,5 cm dari garis samping.
Tinggi tiang 1,55 meter untuk laki-laki dan 1.45 meter untuk perempuan.
g. Jaring (net):
Jaring dibuat dari bahan benang kasar, tali, atau dari nylon dengan
ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan panjangnya tidak lebih
dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat pita selebar + 5 cm
yang diperkuat dengan tali yang diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m
dari tanah/lantai.
Suharno HP (1995:7) “latihan adalah suatu proses mempersiapkan
organisme atlet secara sistematis untuk mancapai mutu prestasi yang maksimal
dengan diberi beban-beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan
berulang-ulang”.
Untuk bermain sepak takraw yang baik, seseorang dituntut mempunyai
kemampuan atau keterampilan dasar yang baik. Kemampuan dimaksud adalah
menyepak dengan menggunakan bagian-bagian kaki, memainkan bola dengan
kepala (main kepala), dengan dada, dengan paha (memaha), dengan bahu
(membahu), dan dengan telapak kaki. Khalim (1996:19) menyatakan ketarampilan
undividu yang mendasar dalam permainan sepak takraw adalah : “(1) cara sepak
sila, sepak kuda, sepak cungkil, sepak bedek, (2) memaha, (3) menanduk dan
mendada”. Sedang menurut Ratinus Darwis (1992:15) kemampuan dasar bermain
sepak takraw adalah : “Menyepak dengan menggunakan bahagian-bahagian kaki,
memainkan bola dengan kepala (main kepala), memainkan bola sengan dada,
memainkan bola dengan paha, memainkan bola dengan bahu (membahu)”
Lebih lanjut Oleh Ismail Tola (1988:10-11) dalam bukunya menyatakan
tentang taknik-taknik dasar dalam permainan sepak takraw adalah sebagai berikut:
1) Sepakan
a) Sepak sila
b) Sepak kuda
c) Sepak cungkil
14
d) Telapak kaki
2) Mengkop
a) Bagian dahi
b) Bagian kiri dan kanan
c) Bagian belakang
3) Menahan dengan dada
4) Menahan dengan paha
5) Menahan dengan bahu
Sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan di atas maka kemampuan
untuk melakukan suatu teknik dasar permainan sepak takraw merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tanpa
menguasai kemampuan dasar atau teknik dasar, sepak takraw tidak dapat
dimainkan dengan baik. Teknik dasar dimiliki dengan baik bila berlatih dengan
baik dan kontinyu. Namun tidak berarti bahwa prestasi sepak takraw itu hanya
ditentukan oleh pemilik teknik dasar yang baik saja. Faktor-faktor lain pun banyak
lagi yang menunjang peningkatan prestasi.
Dalam tulisan ini dibahas teknik-teknik dasar permainan sepak takraw
seperti yang telah disinggung di atas, meliputi sepakan, heading (main kepala),
mendada, memaha, membahu.
a. Sepakan atau Menyepak
Dalam permainan sepak takraw, menyepak (sepakan) merupakan gerak
yang dominan. Dapat dikatakan bahwa keterampilan menyepak itu merupakan ibu
dari permainan sepak takraw karena bola dimainkan terbanyak dengan kaki, mulai
dari permulaan permainan sampai membuat point atau angka. Di antara
kemampuan menyepak atau teknik menyepak itu adalah
1) Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian
dalam. Sepak sila sering digunakan untuk menerima dan menimang bola atau
menguasai bola, mengumpan dan hantaran serta dapat menyelamatkan serangan
lawan.
15
2) Sepak Kuda
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan yang dilakukan dengan
menggunakan punggung kaki. Sepak kuda digunakan untuk memainkan bola yang
datangnya rendah dan kencang atau keras, menyelamatkan dari serangan lawan,
memainkan bola, mengawal atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan bola.
3) Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan
jari kaki atau ujung kaki yang digunakan untuk mengambil dan menyelamatkan
bola yang jauh dari jangkauan dan datangnya rendah.
4) Menapak
Menapak adalah sepakan atau menyepak bola dengan menggunakan
telapak kaki. Menapak digunakan untuk smesh ke pihak lawan, menahan atau
memblok smesh pihak lawan, dan untuk menyelamatkan atau mengambil bola
dekat di atas net.
5) Sepak Badek atau Sepak Simpuh
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping.
Sepak badek ini dapat pula disebut Sepak Simpuh. Dikatakan sepak simpuh oleh
karena menyepak bola sama seperti sikap bersimpuh. Sepak badek digunakan
untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, menyelamatkan bola dari Smesh
lawan dan untuk mengontrol atau menguasai bola dalam usaha penyelamatan.
b. Heading atau Menyundul
Main kepala atau heading adalah memainkan bola dengan menggunakan
kepala. Bola dipukul dengan bagian kepala misalnya dengan dahi, samping kiri
kepala, samping kanan kepala, dan bagian belakang kepala. Gunanya ada
bermacam-macam, bagian dahi untuk mengumpan pada teman, men-Smesh dan
untuk menyerang. Bagian samping kanan dan bagian samping kiri kepala untuk
16
men-Smesh ke pihak lawan. Bagian belakang kepala untuk menyerang pihak
lawan dengan tipuan.
c. Mendada.
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk
mengontrol bola untuk dapat dimainkan selajutnya.
Teknik Mendada :
a) Berdiri dengan kedua kaki, salah satu kaki berada di belakang badan dilentingkan
sedikit ke belakang, kedua lutut sedikit dibengkokkan.
b) Pandangan ke arah bola yang datang.
c) Perkenaan bola dengan bagian tengah dada.
d) Kedua lengan dibuka dan siku dibengkokkan. Berat badan berada pada kaki
belakang.
e) Bola yang diterima dengan dada yang diarahkan ke atas agar mudah untuk
dikontrol.
d. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol
bola dan menyelamatkan bola dari serangan lawan. Bola dikenakan pada paha di
atas lutut, agar bola yang datang dapat memantul. Bola yang dikontrol diarahkan
lurus ke atas agar dapat dikuasai lebih lanjut.
e. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha
mempertahan bola dari serangan lawan yang mendadak, di mana pihak bertahan
dalam keadaan mendesak dan dalam posisi yang kurang baik.
3. Teknik Khusus Sepak Takraw
Agar permainan dapat berjalan dan berlangsung dengan baik dan
sempurna pemain dituntut untuk menguasai unsur dasar permainan yaitu teknik
dasar sepak takraw. Selain teknik dasar dalam permainan sepak takraw dimaksud
di atas seorang pemain itu harus juga memiliki kemampuan khusus. Tanpa
17
memiliki kemampuan khusus atau teknik khusus, permainan sepak takraw tidak
mungkin dilaksanakan dengan baik dan sempurna. Kemampuan khusus atau
teknik khusus permainan sepak takraw tidak lain adalah cara bermain sepak
takraw yang baik dan benar. Bagaimana permainan itu dimulai, setelah
permaianan itu dimulai apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan
apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan hingga serangan itu
mendapatkan hasil yakni nilai atau point buat regunya.
Antara teknik dasar dan teknik khusus permainan sepak takraw sangat
erat sekali hubungannya sehingga sukar mengatakan mana yang paling penting.
Kedua teknik tersebut saling menunjang, jadi tidak mungkin pemain sepak takraw
hanya mampu dan mengausai teknik dasar saja, sedangkan teknik khusus tidak
dikuasai. Teknik khusus dalam permainan sepak takraw diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Teknik sepak mula
b) Teknik menerima bola
c) Teknik mengumpan
d) Teknik Smesh
e) Teknik memblok atau menahan.
Unsur-unsur teknik tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat
berhubungan dan perlu dilatih secara teratur dan kontinu di bawah bimbingan
pelatih atau Pembina yang menjiwai akan tugas dan profesinya, dengan demikian
akan terciptanya pemain sepak takraw yang berkualitas untuk mencapai prestasi
yang optimal.
Dengan berkembangnya olahraga sepak takraw diharapkan para pemain
mempunyai keterampilan lebih di antara keterampilan khusus yang mereka miliki,
misalnya seorang tekong harus dapat melakukan Smesh dan umpan, dPan lebih
lengkap lagi harus dapat melakukan bloking, demikian juga oleh pemain pada
posisi dan fungsi yang lainnya. Dari kelima teknik khusus dalam permainan sepak
takraw tersebut, hanya teknik Smesh yang menjadi bahan penelitian ini. Dengan
18
demikian perlu adanya pembahasan yang lebih jelas dan lebih terperinci terkhusu
pada smesh kedeng agar dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
F. Hakikat Pliometrik
Pliometrik adalah latihan-latihan atau ulangan yang bertujuan
menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-
gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan
lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan
reaksi yang eksplosif. Radcliffe dan Farentinos menyatakan latihan pliometrik
adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat
kuat yang merupakan respons dari pembebanan dinamik atau regangan yang
cepat dari otot-otot yang terlibat. Pliometrik juga disebut dengan reflek regangan
atau reflek miotatik atau reflek pilinan otot (Radcliffe,1985). Chu mengatakan
bahwa latihan pliometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk
mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Istilah lain
dari latihan pliometrik adalah ’stretch-shortening cycle’. Menurut Dintiman,
Ward dan Tellez latihan pliometrik mempergunakan tenaga gravitasi untuk
menyimpan energi dalam otot dan dengan segera melepaskan energi yang
berlawanan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan
pliometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan
bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang
mempergunakan pembebanan dinamik. Regangan yang terjadi secara mendadak
sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-
otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Konsep latihan pliometrik menggunakan multiple box-to-box jumps, yaitu
dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan
lompatan kedepan dengan mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi
dan lompat ke box dan seterusnya, dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya
akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus.
19
G. Kerangka Berfikir
Upaya meningkatkan prestasi bermain sepak takraw khususnya dalam
kemampuan melakukan smash kedeng, dimana praktek olahraga atau latihan pada
umumnya melibatkan berbagai metode latihan. Kemampuan melakukan smash
kedeng seorang pemain tergantung dari beberapa faktor seperti: Disiplin,
kemampuan penguasan teknik, persiapan mental dan kemampuan fisik.
Di antara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling utama untuk mendukung
peningkatan prestasi adalah kemampuan tenik bermain sepak takraw. Khususnya
melakukan smash kedeng.
Melakukan smash kedeng merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepak takraw yang cukup handal untuk bisa mematikan bola pada lawan
sehingga dapat memperoleh poin.
Oleh karena itu, untuk dapat melakukan smash kedeng dengan tepat secara
teratur, maka metode kemampuan power otot tungkai sangatlah berperan aktif
untuk mempermantap kemampuan melakukan smash kedeng. Salah satu latihan
dalam permaina sepak takraw yang turut memberikan kontribusi dalam usaha
melatih power otot tungkai secara sempurna adalah pliometrik, sehingga dengan
adanya latihan yang maksimal, smash dapat di lakukan dengan baik dan terarah.
Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode latihan power
otot tungkai yang baik akan mendukung kemampuan bermain sepak takraw
khususnya kemampuan melakukan smash kedeng.
H. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan pada landasan teori, kerangka berfikir yang telah dikemukakan di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Apakah ada
pengaruh kemampuan power otot tungkai tehadap kemampuan melakukan smash
kedeng dalam permaian sepak takraw.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan Ma.Muhamadiah.
2. Jangka waktu penelitian dilaksanakan selama 2 Bulan, dan akan
dilaksanakan setalah adanya SK penelitian.
3.2. Metode Dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
2. Desain Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ““One Group Pre-
Tes And Post-Tes Desing ”. Dalam rancangan penelitian ini observasi dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi
yang dilakukan sebelum eksperimen (X1) disebut Pre-Test,dan observasi yang
dilakukan sesudah eksperimen (X2) disebut Post-Test. Perbedaan antara X1 dan
X2 di asumsikan merupakan efek dari treatmen (eksperimen) atau penerapan
latihan kekuatan otot tungkai.(Suharsimi Arikunto, 2006 : 85). Secara skematis
dapat digambarkan sebagai berikut :
Pre-TestLatihan power otot
tungkai Post-Test
21
X1 T X2
Keterangan: X1 = Tes awal kemampuan melakukan smash Kedeng
X2 = Tes akhir kemampuan melakukan smash Kedeng
T = Perlakuan latihan power otot tungkai
3.3.Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Pengaruh pelatihan power otot tungkai sebagai variabel bebas (X)
2. kemampuan melakukan smash kedeng sebagai variabel terikat (Y).
3.4.Populasi dan Sampel
1.Populasi adalah sisiwa kelas IX Ma.Muhamadiah yang berjumlah 20
orang.
2.Berdasarkan jumlah populasi yang ada, maka populasi di atas akan
dijadikan anggota sampel secara keseluruhan, dengan kata lain penelitian
ini merupakan penelitian populasi.
22
3.5. Alat Dan Teaknik Pengumpulan Data
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes kemampuan
melakukan smash kedeng dengan alat-alat sebagai berikut:
a.Net
b.Bola Takraw
c.Sumpritan
d.Formulir isian data
2.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data kemampuan melakukan smash kedeng,
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
Subjek berdiri di tengah-tengah lapangan sebagai pengumpan bila yang di test.
Anak coba atau peserta berdiri rapat membelakangi net
Pengumpan melambungkan bola di atas kepala pelaku kemudian melakukan
smash kedeng menjatuhkan bola di sebelah lapangan
Para peserta tes diberikan kesempatan 5 kali melakukan smash kedeng pada
lapangan yang sudah di beri skor.
Skor di hitung pada bola takraw jatuh tepat pada garis peta sasaran, semua
nilai yang diperoleh dijumlahkan untuk digunakan sebagai data penelitian.
23
3.6. Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengaruh
latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng,
digunakan teknik statistik uji t pasangan observasi dengan taraf nyata α = 0,05.
Rumus yang digunakan :
Rumus :
t= Md
√∑ X 2d
n (n−1 ) ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 86)
Keterangan : t = Observasi
Md = Rata-rata selisih antara pre-test dan post-test
ΣX2d = Jumlah kuadrat antara selisih pre-test dan post-test
n = Jumlah sampel penelitian dalam setiap kelompok
3.7. Hipotesis Statistik
a. H 0: µ1 = µ2 :tidak terdapat pengaruh latihan Power Otot Tungkai
Terhadap Kemampuan Melakukan Smash Kedeng
b. H a : µ1 ≠ µ2 : terdapat pengaruh latihan Power Otot Tungkai Terhadap
Kemampuan Melakukan Smash Kedeng
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Ma.Muhamaduah kota gorontalo.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan
dikeluarkanya SK penelitian, dan yang menjadi subjek peneletian adalah Siswa
SMA kelas IX yang berjumlah 20 orang.
Peneletian eksperimen ini dilakukan melalui 3 tahap, yakni pre tes (tes
awal), treathment (perlakuan), dan post tes (tes ahir).
4.2. Hasil penelitian
1. Data Hasil Penelitian
Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan melakukan smash
kedeng baik pre-test dan post-test. hasilnya sebagai mana pada tabel I
TABEL I
DATA HASIL PENELITIAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKKAN SMASH
KEDENG
Pre-Test
(X1)
Post-Test
(X2)
10 18
10 18
9 17
11 19
25
9 18
10 19
10 18
9 18
9 17
11 19
10 18
10 18
10 19
10 18
9 17
11 19
10 18
11 19
10 18
10 18
Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363
2. Deskripsi Hasil Peneletian X1
26
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1 adalah kemampuan
melakukan smash kedeng data yang di peroleh melalui pengukuran pre- test atau
tes awal peningkatan kemampuan smash kedeng sebelum eksperimen dilakukan
atau sebelum diberikan perlakuan (threatment). Dari hasil pengetesan diperoleh
skor tertinggi yaitu 11 dan skor terendah adalah 9. Setelah dilakukan analisis
dipeoleh kemampuan melakukan smash kedeng rata-rata sebesar 9.95 , varians
0.47 ,standar deviasi sebesar 0.68.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan
bahwa peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX
Ma.muhamadiah, sebelum diberikan latihan power otot tungkai, menunjukkan
kemampuan melakukan smash kkedeng, akan tetapi kemampuan melakukan
smash kedeng tersebut masih di bawah rata-rata.
3 Deskripsi hasil penelitian X2
Variabel X2 adalah kemampuan melakukan smash kedeng data yang
diperoleh melalui pengukuran post test atau tes akhir peningkatan kemampuan
melakukan smash kedeng setelah eksperimen dilakukan atau setelah diberikan
latihan power otot tungkai. Dari hasil pengetesan diperoleh skor tertinggi yaitu 19
dan skor terendah adalah 17. setelah dilakukan analisis diperoleh kemampuan
melakukann smash kedeng rata-rata sebesar 18,15 ; varians 0.45, sandar deviasi
sebesar 0.67.
Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan
bahwa, terdapat peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng kearah sasaran
pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX ma.muhamadiah. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan power otot
27
tungkai sebesar 9.95 dan sesudah diberikan power otot tungkai sebesar 18,15.
Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan power otot tungkai,
memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan melakukan smah kedeng
pada cabang olahraga sepak takraw pada siswa kelas IX Ma. Muuhamadiah.
Dengan demikian perlu adanya pembuktian terhadap asumsi tersebut.
Untuk membuktikan hal ini dapat dilakukan dengan pengujiain analisis varians
(uji t) atau pengujian dua rata-rata.
4.3.Pengujian Persyaratan Analisis
Sebagai persyaratan dalam rangka pengujian hipotesis melalui analisis
statistika parametrik, maka pengujian homogenitas varians perlu dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berasal dari
populasi dengan varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan varians atau
homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus
sebagai berikut :
F = VariansTerbesarVarians Terkecil
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar1.18 dan Ltabel (Ft) pada
α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai sebesar 2.21. Jadi
Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung = 1.04 < Ftabel = 2.21). Pada kriteria pengujian
menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki kesamaan varians atau sampel
berasal dari populasi yang homogen.
4.4. Pengujian Hipotesis
28
0 1.729 79.05
Daerah Penerimaan Ho
EDY.DPD
Ha
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
pelatihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada
siswa kelas IX Ma. Muhamadiah, maka hal ini dianalisis dengan pengujian
analisis varians dua rata-rata dengan menggunakan rumus (uji t).
Hasil pengujian di peroleh thitung = 79.05. nilai ttabel pada ɑ = 0,05;
dk = n-1 (20-1 =19) di peroleh harga sebesar 1.729. Dengan demikian thitung
lebih besar dari ttable (thitung = 79.05 > ttabe l = 1.729). Berdasarkan kriteria
pengujian bahwa tolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena
itu hipotesis alternativ atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada
di luar daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan
melakukan smash kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk jelasnya, hal
ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
29
4.5. Pembahsan
Olahraga sepak takraw dapat dilakukan oleh siapa saja untuk
mengembangkan minat dan bakat atau potensi yang ada dengan tidak
mengeluarkan biaya yang banyak. Akan tetapi untuk mengembangkan
kemampuan ataupun teknik dalam olahraga takraw diperlukan adanya proses
melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana.
Dalam usaha untuk meningkatkan komponen-komponen kondisi fisik
yang dominan yaitu; komponen kekuatan, komponen kelentukan, kompenen
kelincahan, komponen reaksi, dan komponen ketepatan. Dalam usaha untuk
meningkatkan komponen-komponen fisik tersebut sangatlah dipengaruhi oleh
sekian banyak jenis latihan sepak takraw salah satunya latihan power otot tungkai
sehingga benar-benar diperlukan kemampuan untuk dapat mengaplikasikan
pendekatan secara ilmiah sesuai dengan disiplin ilmu.
Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan
memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan power otot ttungkai terhadap
kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX Ma. Muhamadiah.
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik,
menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan melakukan smash kedeng
yang signifikan setelah dilakukan eksperimen atau latihan power otot tungkai
tersebut.
30
Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata kemampuan melakukan
smas kedeng yaitu, Sebelum di berikan latihan power otot tungkaii rata-rata
frekwensi pukulan adalah 9.95 dan sesudah diberikan latihan memperoleh rata-
rata sebesar 18.4. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan
power otot tungkai selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan
melakukan smash kedeng. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan
pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa, setelah di analisis
menunjukan harga thitung = 79.05 dan t tabel sebesar 1.729 dengan demikian harga t
hitung lebih besar dari pada harga t tabel atau harga t hitung telah berada di luar daerah
penerimaan H0.
Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash kedeng pada
siswa kelas IX ma. muhamadiah, di tiolak dan menerima hipotesis HA yang
menyatakan ; Terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap
kemampuan melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. Muhamadiah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
bahwa “terdapat pengaruh latihan latihan power tot tungkai terhadap kemampuan
melakukan smash kedeng pada siswa kelas IX ma. muhamadiah
31
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik penelitian yang dibahas pada
bab sebelumnya, maka hasil penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa :
5.1.1. Terdapat pengaruh latihan latihan Power Otot Tungkai Terhadap
Kemampuan Melakukan Smash Kedeng Pada Siswa kelas IX Ma. Muhamadiah.
5.1.2.latihan Power otot Tungkai memberikan dampak yang signifikan terhadap
Kemampuan Melakukan Smash Kedeng.
5.2. Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang di kemukakan diatas, maka
peneliti dapat memberikan saran saran yang kiranya dapat dijadikan pedoman
bagi para peneliti dan mahasiswa yang ada di jurusan Penjaskes sebagai berikut :
5.2.1. Dalam rangka memacu seorang pesepak takraw guna meningkatkan
keterampilanya khususnya latihan power otot tungkai terhadap kemampuan
melakukann smash kedeng, maka sangat efektif diterapkan latihan Power Otot
tungkai.
32
5.2.2. Dalam merencanakan program latihan, hendaknya dikaji dengan benar
bentuk -bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip power otot tungkai
berbeda dengan melatih komponen lainya.
5.2.3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tegnologi terlebih khusus dalam dunia olahraga.
33
Lampiran 1 : Analisis Data
A. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash Kedeng
Analisis uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah pembuatan
daftar distribusi frekuensi, Histogram, perhitungan rata-rata, ( X ) .varian, (S i2) .
Standar deviasi (S), uji normalitas dan homogenitas data dari variabel terikat (Y)
yaitu kemampuan smash kedeng sebelum dan sesudah di berikan latihan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
1. Pengujian deskripsi data pre-tes kemampuan Smash Kedeng (X1)
TABEL I
SAJIAN DATA KEMAMPUAN SMASH KEDENG
NOPre-Test
(X1)
Post-Test
(X2)
Gain
Skor (d)
1 10 18 8
2 10 18 8
3 9 17 9
4 11 19 8
5 9 18 9
6 10 19 9
7 10 18 8
8 9 18 9
9 9 17 8
34
10 11 19 8
11 10 18 8
12 10 18 8
13 10 19 9
14 10 18 8
15 9 17 9
16 11 19 8
17 10 18 8
18 11 19 8
19 10 18 8
20 10 18 8
Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363 Ʃd= 166
a. Daftar Tabel Distribusi Frekuensi data Pre-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X1)
Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif data pre-tes (X1),
maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi
dengan data tunggal sebagai berikut:
TABEL 2
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
35
NOData Pre Tes Ketepatan Smash
(X1)Frekuensi (f)
1 9 5
2 10 11
3 11 4
Ʃf = 20
Berdasarkan tabel 2 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah
total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi pertama, skor 10,
dengan 11 frekuensi nilai. Frekuensi tertinggi kedua dengan skor 9, dengan
5 frekuensi nilai. Frekuensi nilai tertinggi ketiga dengan skor 11, dengan 4
frekuensi nilai.
b. Perhitungan Nilai Rata-Rata Data Pre Tes Kemampuan Smash Kedeng
(X1)
Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada
pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tunggal. Rumus yang
digunakansebagaiberikut
Rumus :X1=
∑ X1
n
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-tes kemampuan
smash kedeng (X1) sebagai berikut : diketahui∑ X1= 199 dan n = 20.
36
Penyelesaian :
X1=19920
X1=9 . 95
c. Menghitung Varians S12, Standar deviasi (S) Data Pre Tes Kemampuan
Smash Kedeng (X1)
Rumus Varians S1
2=∑ (X1−X1 )
n−1
Keterangan: S12
= Varians Nilai
Χ1 = Nilai setiap data pre-tes (X1)
Χ1 = Nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
Diketahui X1=9 . 95dan n = 20
Data pre-tes Kemampuan Smash Kedeng (X1), selanjutnya disusun dalam
suatu tabel untuk keperluan rumus.
TABEL 3
DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI
37
PRE-TES KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X1)
NO Pre tes (X1) ( X1−X1) ( X1−X1)2
1 10 0.05 0.0025
2 10 0.05 0.0025
3 9 -0.95 0.9025
4 11 1.05 1.1025
5 9 -0.95 0.9025
6 10 0.05 0.0025
7 10 0.05 0.0025
8 9 -0.95 0.9025
9 9 -0.95 0.9025
10 11 1.05 1.1025
11 10 0.05 0.0025
12 10 0.05 0.0025
13 10 0.05 0.0025
14 10 0.05 0.0025
15 9 -0.95 0.9025
16 11 1.05 1.1025
17 10 0.05 0.0025
18 11 1.05 1.1025
19 10 0.05 0.0025
20 10 0.05 0.0025
38
ƩX1 = 199 Ʃ = 8.95
Dengan demikian dapat dihitung varians (S12
)
Rumus Varians S1
2=∑ (X1−X1 )2
n−1
S12= 8. 95
20−1
S12=8. 95
19
S12=0 . 47
(Varians)
S=√0 . 47
S=0 .68 (Standar Deviasi)
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-tes
kemampuan smash kedeng S12= 0.47 dan Standar Deviasi (S) = 0.68
d. Uji Normalitas Data Pre-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X1)
39
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors
dengan lankah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian
a) H 0: µ1 ≤ 0 (Data berdistribusi normal)
b) H a : µ1 > 0 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan criteria pengujian
a) TerimaH 0: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20
b) Tolak H 0: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi)
TABEL 4
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TES
KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X1)
NOPre tes
(X1)Zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)
1 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677
2 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677
3 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677
4 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677
5 9 -1.39 0.0823 0.15 0.0677
6 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
7 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
40
8 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
9 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
10 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
11 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
12 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
13 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
14 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
15 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
16 10 0.07 0.5279 0..55 0..0221
17 11 1.54 0.9370 0.92 0.017
18 11 1.54 0.9370 0.92 0.017
19 11 1.54 0.9370 0.92 0.017
20 11 1.54 0.9370 0.92 0.017
41
4) Lalangkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1
Dari perhitungan pada tebel 4 diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau
Lhitung (Lh) sebesar 0.0677 danLtabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai
sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0677 ≤ Ltabel = 0.190).
Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n
= 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
pre tes Kemampuan smash kedeng (X1) berdistribusi normal.
2. Pengujian deskripsi data post-tes kemampuan smash kedeng (X2)
a. Daftar Tabel Distribusi Frekuensi data Post-Tes Kemampuan smash
kedeng(X2)
Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif data post-tes (X2),
maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi
dengan data tunggal sebagai berikut:
42
TABEL 5
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
NOData Post Tes Ketepatan Smash
(X2)Frekuensi (f)
1 17 3
2 18 11
3 19 6
Ʃf = 20
43
Berdasarkan tabel 4 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa, jumlah
total frekuensi (∑ f= 20). Frekuensi nilai tertinggi pertama, skor 18,
dengan 11 frekuensi nilai. Frekuensi tertinggi kedua dengan skor 19,
dengan 6 frekuensi nilai. Frekuensi nilai tertinggi ketiga dengan skor 17,
dengan 3 frekuensi nilai.
b. Perhitungan Nilai Rata-Rata Data Post Tes Kemampuan Smash Kedeng
(X2)
Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada
pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tunggal. Rumus yang
digunakan sebagai berikut
Rumus :X 2=
∑ X2
n
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-tes Kemampuan
Smash Kedeng (X1) sebagai berikut : diketahui∑ X2=363 dan n = 20.
Penyelesaian :
X 2=36320
X 2=18 . 15
c. Menghitung Varians S22, Standar deviasi (S) Data Post Tes Kemampuan
Smash Kedeng (X2)
44
Rumus Varians S2
2=∑ (X2−X 2)
n−1
Keterangan: S22
= Varians Nilai
Χ 2 = Nilai setiap data post-tes (X2)
Χ 2 = Nilai rata-rata
n = Jumlah sampel
selanjunya diketahui X 2=18 . 15dan n = 20
Data post-tes kemampuan Smash Kedeng (X2), selanjutnya disusun
dalam suatu tabel untuk keperluan rumus.
TABEL 6
DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI
POST-TES KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X2)
NO Post tes (X1) ( X2−X2) ( X2−X2)2
1 18 -0.15 0.0225
2 18 -0.15 0.0225
3 17 -1.15 1.3225
4 19 0.85 0..7225
5 18 -0.15 0.0225
45
6 19 0.85 0..7225
7 18 -0.15 0.0225
8 18 -0.15 0.0225
9 17 -1.15 1.3225
10 19 0.85 0..7225
11 18 -0.15 0.0225
12 18 -0.15 0.0225
13 19 0.85 0..7225
14 18 -0.15 0.0225
15 17 -1.15 1.3225
16 19 0.85 0..7225
17 18 -0.15 0.0225
18 19 0.85 0..7225
19 18 -0.15 0.0225
20 18 -0.15 0.0225
ƩX2 =363 Ʃ = 8.55
Dengan demikian dapat dihitung varians (S22
)
46
Rumus Varians S2
2=∑ (X2−X 2)2
n−1
S22= 8. 55
20−1
S22=8. 55
19
S22=0 . 45
(Varians)
S=√0 .45
S=0 .67 (Standar Deviasi)
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-tes
kemampuan smash kedeng S22= 0.45 dan Standar Deviasi (S) = 0.67
d. Uji Normalitas Data Post-Tes Kemampuan Smash Kedeng (X2)
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors
dengan lankah-langkah sebagai berikut:
1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian
a) H 0: µ2 ≤ 0 (Data berdistribusi normal)
b) H a : µ2 > 0 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan criteria pengujian
a) TerimaH 0: Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20
b) Tolak H 0: Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi)
47
TABEL 7
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRE-TES
KEMAMPUAN SMASH KEDENG (X2)
NOPre tes
(X2)Zi F(zi) S(zi) F(zi) – S(zi)
1 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573
2 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573
3 17 -1.72 0.0427 0.1 0.0573
4 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
5 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
6 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
48
7 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
8 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
9 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
10 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
11 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
12 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
13 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
14 18 -0.22 0.4129 0.45 0.0371
15 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
16 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
17 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
18 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
19 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
20 19 1.26 0.8962 0.875 0.0212
4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X2
Dari perhitungan pada tebel 4 diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau
Lhitung (Lh) sebesar 0.0573 danLtabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai
sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0573 ≤ Ltabel = 0.190).
Pada criteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n
49
= 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
post tes Kemampuan Smash Kedeng (X2) berdistribusi normal.
3. Pengujian Homogenitas Varians
Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang
diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :
F=VariansTerbesarVariansTerkecil
Pengujian ini dilakuskan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujian
1) H0 : S12 = S2
2 (Varians homogen)
2) Ha : S12 ≠ S2
2 (Varians tidak homogen)
b) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian
1) TerimaH 0: Jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut n-1 (20-1 =19)
dan dk pembilang n-1 (20-1 =19)
2) TolakH 0: Jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk
pembilang 19
c) Langkah ketiga : Menguji kesemaan varians
Diketahui varians nilai antara pre-tes dan post-tes adalah:
S12 = 0.47
S22 = 0.45
Dengan diketahui nilai varians antara pre-tes dan post-tes, maka
pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
50
F=VariansTerbesarVariansTerkecil
F=0 . 470 . 45
F=1 .04
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar1.18 dan Ltabel
(Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 19 dan dk pembilang 19 ditemukan nilai
sebesar 2.21. Jadi Fh lebih kecil dari Ft (Fhitung = 1.04 < Ftabel = 2.21). Pada
kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki
kesamaan varians atau sampel berasal dari populasi yang homogen.
B. Pengujian Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa,
terdapat pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan
smash keddengdalam permainan sepak takraw.
1. Langkah Pertama : menetukan hipotesis statistik
c. H 0: µ1 = µ2 :tidak terdapat pengaruh latihan power otot tungkai
terhadap kemampuan melakukan smash kedeng dalam permainan
sepak takraw
d. .H a : µ1 ≠ µ2: terdapat pengaruh latihan power otot tungkai
terhadap kemampuan melakukan smash kedeng dalam permainan
sepak takraw
51
2. Langkah Kedua : menetukan criteria pengujian
a. TerimaH 0: Jika thitung = ttabel pada α = 0,05; n - 1
b. TolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n - 1
3. Langkah Ketiga : menetukan uji statistik
Untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, di gunakan
rumus uji t pasangan observasi.
t= Md
√∑ X2dn(n−1)
4. Langkah Keempat : Pengujian data
Sebelum dilakukan pengujian dengan uji t, maka untuk keperluan rumus di
atas maka perlu di ketahui besaran-besaran statistik, seperti yang disajikan pada
tabel di bawah ini
TABEL 8
PERHITUNGAN BESARAN-BESARAN STATISTIK DATA PRE-TES
DAN POST-TES KEMAMPUAN MELAKUKAN SMASH KEDENG
NOPre-Test
(X1)
Post-Test
(X2)d
Xd
d−MdX2 d
1 10 18 8 -0.3 0.09
52
2 10 18 8 -0.3 0.09
3 9 17 9 0.7 0.49
4 11 19 8 -0.3 0.09
5 9 18 9 0.7 0.49
6 10 19 9 0.7 0.49
7 10 18 8 -0.3 0.09
8 9 18 9 0.7 0.49
9 9 17 8 -0.3 0.09
10 11 19 8 -0.3 0.09
11 10 18 8 -0.3 0.09
12 10 18 8 -0.3 0.09
13 10 19 9 0.7 0.49
14 10 18 8 -0.3 0.09
15 9 17 9 0.7 0.49
16 11 19 8 -0.3 0.09
17 10 18 8 -0.3 0.09
18 11 19 8 -0.3 0.09
19 10 18 8 -0.3 0.09
20 10 18 8 -0.3 0.09
Ʃ X1= 199 Ʃ X2= 363 Ʃd= 166
Ʃ X2 d = 4.2 X1=9.95 X2=18.15 Md=8.3
53
Setelah besaran-besaran statistic diketahui, maka dapat di lanjutkan dengan
uji t sebaga berikut :
t= Md
√∑ X2dn(n−1)
t= 8 . 3
√ 4 .220 (20−1 )
t= 8 .3
√ 4 .220 (19)
t= 8. 3
√ 4 .2380
t= 8 .3
√0.01105263
t= 8.30 .105131
t=79 . 05
5. Langkah Kelima : kesimpulan pengujian
54
0 1.729 79.05
Daerah Penerimaan Ho
EDY.DPD
Ha
Hasil pengujian di peroleh thitung = 79.05. nilai ttabel pada ɑ = 0,05; dk
= n-1 (20-1 =19) di peroleh harga sebesar 1.729. Dengan demikian thitung lebih
besar dari ttable (thitung = 79.05 > ttabe l = 1.729). Berdasarkan kriteria pengujian
bahwa tolakH 0: Jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n – 1, oleh karena itu hipotesis
alternativ atau Ha dapat di terima karena harga thitung telah berada di luar
daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat
pengaruh latihan power otot tungkai terhadap kemampuan melakukan smash
kedeng dalam permainan sepak takraw. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat
dalam gambar berikut ini.
55
56
DAFTAR PUSTAKA
http://tikafardina.blogspot.com/2012/10/belajar-buat-proposal-dulu-perbedaan.html.
(http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/hubungan-antara-kecepatan-reaksi-dan.html).
http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/07/daya-ledak-otot/.
Martiningsih. 2007, Metodologi Mengajar. Jakarta. Balai Pusat.
(http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/proposal-kontribusi-power-tungkai-dan.html)
Http://Al-Falaasifah.Blog.Friendster.com/2011/01/13rangk-Pembinaan-Kondisi-Fisik-Olahraga-I.
http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan .
Suharsimi Arikunto, 2006 : 85 : Rancangan penelitian
Saenong Abbas. 2011 http://sman3polewali.wordpress.com
Shalimow Yunan. 2008 http://www.shalimow.com/sepak-bola/sejarah-sepak-
bola.html
Sujarwadi Dwisarjianto. 2010, Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk
kelas VIII SMP/MTs, Klaten Utara, PT Macana Jaya Cemerlang.
Tegartia. 2010. Manfaat-olahraga. http://duniafitnesfeatured.com
http://andfootball.blogspot.com/2010/hakikatpelatihan.
57