skripsi : perbandingan prestasi belajar siswa menggunakan metode student facilitator and exlpaining...

31
Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 1 PROPOSAL PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL KELAS VII SMP N 10 KUPANG PADA SUB POKOK BAHASAN JAJARGENJANG TAHUN AJARAN 2011/2012ROSIANA A. SINA 13108051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2012

Upload: ochiie-noonaa-ochiie

Post on 09-Feb-2016

885 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi ini, di posting untuk membantu teman-teman yang sedang menjalankan TUGAS AKHIR :)Kalo ada pertanyaan,kritik dan saran,saya tunggu yaa :)

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 1

PROPOSAL

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DAN PEMBELAJARAN

KONFENSIONAL KELAS VII SMP N 10 KUPANG PADA SUB POKOK BAHASAN

JAJARGENJANG TAHUN AJARAN 2011/2012”

ROSIANA A. SINA

13108051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2012

Page 2: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi merupakan akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat terlepas dari ilmu-ilmu yang

mendasarinya antara lain matematika. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek

terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai peranan peranan penting dalam upaya

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu matematika harus ditanamkan

sejak dini kepada siswa Sekolah Dasar (SD)

Dalam GBB kurikulum 1994 dijelaskan bahwa tujuan umum diberikannya Matematika

di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan lainnya.

Menurut psikolog Alva Handayani (Demon,2011:2) pada Semiloka Mengatasi Fobia

Matematika pada Anak di Bandung “ Munculnya fobia Matematika juga disebabkan oleh

sugesti yang tertanam dalam benak seorang anak bahwa Matematika itu sulit”. Guru sebagai

penyampai ilmu harus mampu merubah pola pikir siswa, dan mengajarkan Matematika lebih

menarik. Guru sebagai motivator dalam proses belajar siswa perlu menanamkan rasa yakin

dan percaya diri bahwa ia akan berhasil. Sikap percaya diri ini perlu ditanamkan dalam diri

siswa karena dapat mendorong siswa untuk berusaha secara maksimal guna mencapai

keberhasilan yang maksimal. Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar

mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia dalam bidang

pendidikan. Hal ini menuntut perubahan – perubahan dalam pengorganisasian kelas,

Page 3: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 3

penggunaan metode mengajar, berusaha menciptakan kondisi proses pembelajaran yang

efektif, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran.

Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang

masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran

matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan

metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa

suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok

bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi

matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Metode

pembelajaran yang merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa, tidak boleh diabaikan oleh guru sebagai sumber informasi. Guru harus benar-benar

menguasai metode pembelajaran yang digunakan saat melakukan penyampaian materi

pelajaran.

Salah satu Metode yang baik digunakan saat belajar mengajar adalah Metode Student

Facilitator and Explaining . Metode Student Facilitator and Explaining merupakan suatu

metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapatnya kepada siswa lain. Metode ini

menjadikan siswa sebagai fasilitator dan di ajak berpikir secara kreatif sehingga

menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam dan lebih menarik serta

menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk menghasilkan karya yang diperlihatkan

kepada teman-temannya.

Berasarkan beberapa dasar pemikiran di atas maka penulis termotivasi untuk

melakukan penelitian dengan judul penelitian “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa

Menggunakan Metode Student Facilitator And Explaining Dan Pembelajaran

Page 4: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 4

Konfensional Kelas VII SMP N 10 Kupang Pada Sub Pokok Bahasan Jajargenjang

Tahun Ajaran 2011/2012”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah Apakah Terdapat Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Metode

Student Facilitator and Explaining Dan Konvensional Kelas VII SMP N 10 Pada Sub Pokok

Bahasan Jajargenjang Tahun Ajaran 2011/2012 ?”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang di angkat maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII SMP N 10 KUPANG yang diajarkan

dengan Metode Student Facilitator and Explaining dan Pembelajaran Konvensional

pada sub pokok bahasan jajargenjang.

2. Ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika Menggunakan Metode Student

Facilitator and Explaining dan Pembelajaran Konvensional pada sub pokok bahasan

jajargenjang Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Batasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan penafsiran dalam tulisan ini, maka perlu diberikan

beberapa batasan istilah. Batasan-batasan istilah yang dimaksud adalah:

Page 5: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 5

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang ( orang, benda ) yang ikut

membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang yang mengakibatkan suatu

perubahan perilaku dari sikap orang lain / kelompok.

2. Metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data bagi data

yang diperlukan bagi pengembangan displin ilmu tersebut.

3. Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperative yang berarti bekerja bersama-

sama.

4. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama

diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Metode Student Facilitator and Explaining merupakan suatu metode dimana siswa

mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa yang lain dan siswa yang lain

menanggapi.

6. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah individu yang bersangkutan menjalani

proses belajar terhadap pengetahuan tertentu yang dinyatakan dengan nilai atau skor.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian:

1. Bahan informasi bagi guru matematika, guna peningkatan prestasi belajar siswa

khususnya pada sub pokok bahasan jajargenjang.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk saat memilih metode pembelajaran yang akan

digunakan dalam penyajian materi.

3. Sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut guna meningkatkan prestasi belajar siswa

4. Untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar.

Page 6: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Prestasi Belajar

Sumarto (Ladi ,2011:12) memberikan pengertian prestasi belajar adalah suatu nilai

yang menunjukan hasil yang tinggi dalam belajar yan dicapai menurut kemampuan anak

dalam mengerjakan suatu pada saat tertentu pula. Prestasi belajar dibedakan menjadi lima

aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan

keterampilan. Menurut Manawi (Ladi ,2011:12) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk

skor atau nilai yang diperoleh dari hasil tes atau ujian, ulangan mengenai sejumlah mata

pelajaran. Dalam kamus Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan

atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lasimnya dengan nilai tes

atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka

perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena

kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada

pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-

beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu

dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Winkel

Page 7: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 7

(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-) mengatakan bahwa “prestasi

belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”. Sedangkan prestasi

belajar matematika itu sendiri adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar matematika sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Prestasi yang dicapai oleh siswa merupakan gambaran hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dan merupakan interaksi antara beberapa faktor.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai

informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar

mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

B. Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan

kemampuan. Seorang guru dituntut untuk menguasai pembelajaran yang digunakannya

agar dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Salah satu pembelajaran yang

masih berlaku dan sering digunakan oleh guru adalah pembelajaran konvensional.

Walaupun pembelajaran ini banyak di kritik tapi model inilah yang paling banyak

digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran.

Page 8: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 8

Menurut Djamarah (http://ads3.kompasads.com/new/www/), pembelajaran

konvensional adalah pembelajaran tradisional yang disebut juga dengan ceramah. Sejak

dulu pembelajaran ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan

anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Freire (http://ads3.kompasads.com/new/www/) memberikan istilah terhadap

pembelajaran konvensional sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan “bergaya bank”

(banking concept of education). Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai

suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa dan wajib diingat serta

dihafal. Dalam pembelajaran konvensional, siswa cenderung belajar menghafal yang

mengacu pada penghafalan fakta-fakta, hubungan - hubungan, prinsip, dan konsep.

Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih didominasi guru sebagai

“pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Institute of

Computer Technology menyebutnya dengan istilah “Pengajaran tradisional”. Pengajaran

tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang

diterapkan di sekolah- sekolah di seluruh dunia. (http://blog.tp.ac.id/model-pembelajaran-

konvensional#ixzz1ntvnyqE9).

Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah:

1. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima

pengetahuan dari guru.

2. Belajar secara individual.

3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis.

4. Perilaku dibangun atas kebiasaan.

5. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

Page 9: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 9

6. Interaksi di antara siswa kurang.

Namun perlu diketahui bahwa pengajaran dengan menggunakan

pembelajaran konvensional dipandang efektif atau mempunyai keunggulan antara

lain :

1. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang “murah” dan

“mudah” untuk dilakukan.

2. Setiap siswa mempuyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan

penjelasan guru.

3. Waktu yang diperlukan untuk membahas suatu topik relatif tidak terlalu

banyak, sehingga materi dapat diselesaikan dengan mudah.

4. Organisasi kelas dengan menggunakan pembelajaran konvensional dapat

diatur menjadi lebih sederhana.

Disamping beberapa keunggulan di atas, pembelajaran konvensional juga

memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :

1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas

pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang

paling dominan karena apa yang diberikan guru adalah apa yang

dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun tergantung pada apa

yang dikuasai guru.

2. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.

Page 10: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 10

3. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa

yang dipelajari.

4. Pembelajaran berjalan membosankan.

5. Kepadatan konsep yang diberikan dapat mengakibatkan siswa tidak mampu

menguasai bahan yang diajarkan.

Jika dilihat dari tiga jalur modus penyampaian pesan pembelajaran,

penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan modus

telling (pemberian informasi), ketimbang modus demonstrating (memperagakan)

dan doing direct performance (memberikan kesempatan untuk menampilkan hasil

kerja secara langsung). Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran

dilihat dari ketuntasannya menyampaikan seluruh materi yang ada dalam

kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku dan kemampuan

mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional

kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities).

Berdasarkan definisi atau ciri-ciri tersebut, penyelenggaraan pembelajaran

konvensional merupakan sebuah praktek yang mekanistik dan diredusir menjadi

pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangat

penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang

belajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap

sebagai transmisi pengetahuan. Dalam pembelajaran ini, peran guru adalah

menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa.

Page 11: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 11

Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, dan melakukan

aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan

Adapun langkah – langkah dalam pembelajaran konvensional terdiri dari

dua tahap yang saling berkaitan yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Merumuskan tujuan pembelajaran .

Merumuskan tujuan jelas merupakan langkah awal yang harus

dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran dengan ceramah berakhir.

b. Menentukan pokok – pokok materi yang akan disampaikan dikelas.

Keberhasilan model pembelajaran konvensional sangat tergantung pada

tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan dibawakan. Oleh

karena itu guru harus mempersiapkan pokok – pokok materi yang akan

disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah kegiatan yang harus dilakukan antara lain :

a. Kegiatan awal

Hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan awal yaitu sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Yakinkah bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai.

Oleh karena itu guru mengemukakan terlebih dahulu tujuan

Page 12: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 12

yang harus dicapai oeh siswa sehingga tujuan pembelajaran

akan mengarahkan segala aktivitas siswa.

2. Apersepsi

Apersepsi yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang

lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna

langkah apersepsi dalam langkah pembukaan ini adalah untuk

mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat

menerima materi pelajaran.

b. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti guru menyampaikan materi pembelajaran dengan

cara bertutur. Agar pembelajaran ini berkualitas, maka guru harus

menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pelajaran yang

sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian siswa ada beberapa hal

yang dapat dilakukan antara lain :

1. Menjaga kontak mata secara terus menerus dengan siswa. Kontak

mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan.

2. Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.

3. Sajikan materi secara sistematis, tidak meloncat – loncat agar

mudah ditangkap oleh siswa.

4. Menanggapi respons siswa dengan segera, artinya sekecil apa pun

respon siswa harus kita tanggapi.

5. Menjaga agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk

belajar.

Page 13: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 13

c. Kegiatan penutup

Hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan penutup antara lain :

1. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau

merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.

2. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi

semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah

disampaikan.

3. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa

menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.

C. Metode Student Facilitator and Explaining

1. Pengertian Metode Student Facilitator and Explaining

Menurut Ismail (2009:7) pengertian metode adalah suatu sarana untuk menemukan,

menguji dan menyusun data bagi data yang diperlukan bagi pengembangan displin ilmu

tersebut. Pada intinya metode berfungsi sebagai pengantar sebuah tujuan kepada objek

sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan objek sasaran tersebut.

Sebagaimana yang diketahui bahwa metode mengajar merupakan sasaran interaksi antar

guru dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang

perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode mengajar yang dipilih dengan tujuan,

jenis dan juga sifat materi pengajaran, serta kemampuan guru dalam memahami dan

melaksanakan metode tersebut.

Dengan adanya pengertian-pengertian diatas, dapat menjelaskan bahwa setiap

pengajaran memiliki metode yang berbeda karena setiap materi pelajaran memiliki

Page 14: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 14

karakteristik sendiri. Akan tetapi secara umum metode pengajaran dapat digolongkan

menjadi beberapa golongan. Salah satunya metode Student Facilitator and Explaining.

Metode Student Facilitator and Explaining merupakan metode dimana siswa

belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Metode ini

dibentuk dengan mengambil kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 4-6 orang siswa

secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian

materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Metode ini efektif untuk

melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri.

Perbedaan metode Student Facilitator and Explaining dengan metode diskusi terletak

pada cara pertukaran pikiran antar siswa. Dimana dalam metode Student Facilitator and

Expalining siswa menerangkan dalam bagan maupun peta konsep.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode Student

Facilitator and Expalining menjadikan siswa sebagai fasilitator dan di ajak berpikir

secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam dan

lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk menghasilkan karya

yang diperhatikan kepada teman-temannya.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Student Facilitator and Expalining

Setiap metode yang sudah ada selama ini mempunyai kelebihan dan kelemahan,

begitu juga dengan metode Student Facilitator and Expalining. Adapun kelebihan dan

kelemahan metode Student Facilitator and Expalining sebagai berikut :

a. Kelebihan

Page 15: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 15

1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi kritis siswa secara

optimal

2) Melatih siswa aktif, mandiri dalam menghadapi setiap permasalahan

3) Mendorong tumbuhnya tengang rasa, mau mendengarkan dan menghargai

pendapat orang lain

4) Mendorong tumbuhnya sifat demonstrasi

5) Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara

objektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama anggota

kelompok

6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara terbuka

7) Melatih kepemimpinan siswa

8) Memperluas wawasan sisa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat

dan pengalaman.

Beberapa kelebihan yang sudah dipaparkan memiliki satu kesamaan yaitu metode

Student Facilitator and Expalining memudahkan sisiwa untuk meningkatan

kreatifitas dan prestasi belajar. Selain kelebihan metode Student Facilitator and

Expalining juga memliki kelemahan yang berpengaruh pada pencapaian tujuan

belajar.

b. Kelemahan

1) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya

2) Siswa yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pekerjaanya pada teman

yang pandai.

3) Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompokya

Page 16: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 16

4) Metode Student Facilitator and Expalining memerlukan persiapan-persiapan agak

rumit dibanding dengan metode lainya, misalnya metode ceramah

5) Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil akhir akan buruk

6) Siswa yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya,

dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya sehingga usaha kelompok

tersebut akan gagal.

Kelemahan dari metode Student Facilitator and Expalining yang sudah dipaparkan

tersebut bukanlah hal yang membuat peneliti menjadi patah harapan, dengan

mengetahui kekurangan tersebut peneliti meminimkan terjadinya kekurangan dengan

menyusun langkah-langkah pembelajaran penerapan metode Student Facilitator and

Expalining.

3. Langkah-langkah Metode Student Facilitator And Expalining

Metode Student Facilitator and Expalining adalah metode yang mendasarkan pada

penugasan tiap-tiap kelompok, dimana setiap kelompok diberi tugas yang berbeda. Setiap

kelompok bertangung jawab untuk mengorganisasi kelompoknya dalam mencari

informasi tentang tugas yang didapatkan melalui sumber belajar. Kelompok berdiskusi

untuk menyelesaikan tugas tersebut, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya dan kelompok lain membuat pertanyaan pada masing-masing topik diskusi.

Setelah semua sudah mempresentasikannya, maka dilakukan evaluasi untk mengetahui

ketercapaian dalam pembelajaran tersebut. Langkah-langkah dari metode Student

Facilitator and Expalining, sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan kompetensi dasar (KD) yang ingin dicapai

Page 17: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 17

2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.

3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya

melalui bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran.

4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

6. Penutup.

D. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan

motivasi belajar, sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki

keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal. Merujuk pada

hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional

menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi

pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna

mencapai tujuan pembelajaran.

Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model

pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif.

Kooperatif berasal dari bahasa Inggris yaitu Cooperative yang berarti bekerja bersama-sama.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruksifisme

yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik sekaligus ketrampilan sosial.

Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Oleh karena itu, hakekat

dan pengusaan kelompok sesama menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Page 18: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 18

Menurut Lie (Nansibu,2011:8) pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja bersama-sama dengan

sesama anak didik lainya dalam tugas-tugas yang terstruktur. Sedangkan menurut Isjoni

(Nansibu,2011:8) pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa

sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar

yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.

Menurut Slavin (Nansibu,2011:8) ada dua alasan mengapa pembelajaran kooperatif

sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar. Kedua alasan tersebut yaitu, (1) hasil

penelitian membuktikan bahwa penggunaan kooperatif dapat meningkatan prestasi belajar

siswa sekaligus meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri, (2) dapat merefleksikan

kebutuhan siswa dalam belajar berpikir memecahkan masalah, mengintregasikan

pengetahuan dengan ketrampilan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif sudah sangat

efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menumbuhkan sikap sosial.

1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Adapun tujuan pembelajaran kooperatif adalah :

a. Hasil belajar akademik yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugas-tugas

akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam

memahami konsep-konsep yang sulit.

b. Penerimaan terhadap keragaman yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang

mempunyai berbagai macam latar belakang.

Page 19: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 19

c. Pengembangan keterampilan sosial yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial

siswa diantaranya berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,

memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam

kelompok.

2. Teori-teori pembelajaran yang melandasi pembelajaran kooperatif

Teori-teori pembelajaran yang melandasi pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

a. John Dewey (Coo,2012:13), menetapkan sebuh konsep pendidikan yang seharusnya

terdapat dalam kelas sebagai cermin masyarakat yang besar dan laboraterium untuk

belajar tetang kehidupan nyata. Thelan berargumentasi bahwa kelas seharusnya

semupakan laboraterium yang bertujuan untuk mencari masalah-masalah sosial

antara pribadi.

b. Pembelajaran berdasarkan pengalaman

Pembelajaran berdasarkan pengalaman berlandaskan pada 2 asumsi berikut :

a. Anda belajar dengan baik saat anda secara pribadi masuk dalam pengalaman

belajar.

b. Pegetahuan ditemukan dalam diri sendiri jika pengetahuan mempunyai arti

bagi anda yang mempunyai suatu perbedaan kebisaan.

c. Teori belajar kognitif ( Kontrutivis dan Vygotsky)

a) Teori Konstruktivis

Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

Page 20: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 20

aturan-aturan lama yang merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi

sesuai.

b) TeoriVygotsky

Menurut Isjoni (Coo,2012:28) Ide penting dari teori Vygotsky adalah

scaffolding. Scaffolding berarti memberikan kepada seorang aak sejumlah

besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian

mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak

tersebut mengambil ahli tanggungjawab yang semakin besar segera setelah ia

dapat melakukannya

d. Teori didkusi kelompok

Menurut Dempok ( Coo,2012:18), ada beberapa cirri-ciri khas dalam kelompok

yang menumbuhkembangkan rasa saling interaksi dan komunikasi antara siswa dan

kelompok :

c) Jumlah anggota cukup kecil, dapat saling memperhatikan dan saling

berinteraksi.

d) Tujuan yang saling terkait satu dengan yang lain menjadikan keberhasilan salah

satu angota kelompok menjadi keberhasilan seluruh anggota.

e) Interaksi yang melibatkan hubungan verbal dan non verbal membuat perckapan

singkat sesuai materi diskusi

f) Rasa kebersamaan antara anggota kelompok, meskipun ketidaksamaan atau

konflik semua anggota menyadar dirinya berupayah untuk memperoleh hasil

kelompok yang memuaskan sebagai kepuasan bersama

Page 21: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 21

Tabel 2.1

Fase-Fase Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Indikator Aktivitas Guru Tingkah laku siswa

1 Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa

Sisiwa mendengarkan dan

memahami tujuan

pembelajaran

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi

atau lewat bahan bacaan

Siswa membaca bahan

bacaan

3 Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok-kelompok

belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transisi efisien

Siswa mendengarkan dan

melaksanakan

4 Membimbing

kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat

mengerjakan tugas

Siswa berdiskusi

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Siswa mempresentasikan

hasil didskusi kelompok

dan

mempertanggungjawabkan

hasil kerjanya.

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara untuk

menghargai upaya atau hasil

belajar siswa baik individu

maupun kelompok.

Page 22: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 22

E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori diatas maka hipotesis dari

penelitian ini adalah “Ada Perbedaan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Student

Facilitator And Explaining dan Pembelajaran Konvensional Kelas VIII SMP N 10 Kupang

Pada Sub Pokok Bahasan Jajargenang Tahun Ajaran 2011/2012”

F. Tinjauan Materi Jajargenjang

a. Pengertian jajargenjang

Suatu segiempat disebut jajargenjang jika dan hanya jika pasangan sisi yang berhadapan

sejajar dan sama panjang.

b. Sifat-sifat jajargenjang 34

2 1Diketahui jajargenjang , akan dibuktikan = =Bukti :

Ditarik diagonal . Karena jajargenjang maka ⃖ ⃗//⃖ ⃗ dan ⃖ ⃗//⃖ ⃗. Menurut

teorema sudut dalam berseberangan karena ⃖ ⃗//⃖ ⃗ maka ∠ 3 ≅ ∠ 1. Demikian pula

karena ⃖ ⃗//⃖ ⃗ maka ∠ 2 ≅ ∠ 4.Maka △ △ kongruen karena memenuhi sifat , , .

Akibatnya ≅ dan ≅ .

Berdasarkan pembuktian di atas, maka sifat jajargenjang yaitu :

1) Sisi-sisi yaang berhadapan sama panjang dan sejajar

Page 23: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 23

2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar

c. Keliling jajargenjang

Keliling sebuah jajargenjang dapat ditentukan dengan cara menjumlahkan semua

panjang sisi-sisinya.

Perhatikan gambar di bawah ini !

Pada gambar di atas, keliling jajargenjang adalah + + + . Kila adalah

keliling jajargenjang , adalah panjang sisi-sisi jajargenjang maka

berkaku rumus := 2( + )d. Luas jajargenjang

Perhatikan gambar di bawah ini !

Pada segi empat , perpanjang secukupnya sehingga tegak lurus yang dibuat

dari dan memotongnya di titik dan . Sekarang dan keduanya tegak lurus

sehingga mereka sejajar. Juga dan termuat dalam garis-garis sejajar dan

mereka juga sejajar. Akibatnya, segi empat jajargenjang dan luasnya sama

dengan segi empat . Tapi segi empat persegi panjang maka luasnya

Page 24: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 24

× . Jika adalah alas jajargenjang dan ukuran adalah tingginya, maka luas

jajargenjang sama dengan hasil kali panjang dan tingginya.= ×Keterangan := alas jajar genjang= tinggi jajar genjang

Page 25: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian komparatif.

B. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel bebas : Pengajaran dengan menggunakan Metode Student Facilitator and

Explaining dengan setting Kooperatif dan Pembelajaran Konvesional.

b. Variabel terikat : Prestasi belajar siswa

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-A sampai VII-H SMP

Negeri 10 Kupang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel di ambil dengan menggunakan Random Sampling

(Sugiyono, 2010:64). Teknik ini digunakan untuk mengambil anggota sampel secara

acak. Peneliti menggunakan bantuan tabel random untuk memilih sampel dari populasi.

Sampel yan diambil secara acaka terdiri atas dua kelas yakni kelas pembelajaran

konvensional dan kelas metode SFE

Page 26: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 26

D. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data primer yang bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana siswa telah melalui tahap berinteraksi siwa dalam

pembelajaran.

Untuk memperoleh data tentang hasil belajar sub pokok bahasan jajargenjang dari

anggota sampel, peneliti menggunakan tes. Tes ini dimaksud untuk mengukur taraf

penguasaan siswa terhadap matematika sub pokok bahasan jajargenjang kelas VII

semester II tahun ajaran 2011/2012. Adapun tes yang disusun penulis sebanyak 25

nomor pilihan ganda yang terdiri dari 4 pilihan jawaban. Soal tersebut akan diuji coba

dikelas VII sebelum melaksanakan tes akhir. Dari hasil uji coba soal tersebut akan

diambil 20 nomor pilhan ganda yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam tes

akhir.

E. Cara Pengumpulan Data

Penulis memperoleh data dengan cara mengajarkan sub pokok bahasan jajargenjang

pada masing – masing sampel dengan cara :

1. Memberikan tes awal pada sampel pertama dan sampel kedua sebelum menerapkan

model pembelajaran yang berbeda pada masing – masing sampel.

2. Pada sampel pertama yakni kelas VII G diajarkan dengan menggunakan pembelajaran

konvensional. Sedangkan pada sampel kedua yakni kelas VII H diajarkan dengan

metode student facilitator and explaining.

Page 27: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 27

3. Memberikan tes akhir pada sampel pertama dan sampel kedua yang dilakukan pada

satu minggu kemudian.

4. Data nilai siswa diperoleh setelah pekerjaan siswa diperiksa.

F. Alat pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data, penulis membuat tes akhir untuk mengukur prestasi belajar

siswa pada kedua sampel tersebut setelah diberi perlakuan. Dalam penyusunan tes prestasi

belajar matematika penulis menempuh langkah – langkah sebagai berikut :

1. Penyusunan kisi – kisi soal

2. Penulisan soal

Soal yang disusun mengacu pada kisi – kisi soal. Jumlah soal yang disusun adalah 20

butir soal objektif.

3. Pedoman pemberian skor.

Pedoman pemberian skor disusun dengan tujuan untuk menghindari pengaruh

subjektifitas dalam pemberian skor pada pekerjaan siswa. Untuk pilihan ganda yang

dijawab benar diberi skor 1 sedangkan salah diberi skor 0. Skala dalam pemberian nilai

yakni dari 0 – 100.

maksimumnilaisoaljumlah

diperolehyangskorN

G. Analisis Statistik

Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika menggunakan metode

student facilitator and explaining dan pembelajaran konvensional pada sub pokok bahasan

jajargenjang siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kupang Tahun Ajaran 2011/2012, terlebih

dahulu data yang ada dianalisis dengan cara sebagai berikut :

Page 28: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 28

1. Uji Homogenitas

Dalam Purwanto (2011:177), salah satu uji yang digunakan untuk pengujian

homogenitas varians adalah .

Rumus yang digunakan adalah :

=Keterangan :

F = uji F

= varians data pre test kelas konvensional

= varians dara pre test kelas SFE

Untuk menganalisis homogenitas data pre test, digunakan Levene test dalam SPSS

16.0. Kriteria pengujian :

a) Bila harga < dengan taraf signifikansi 5% maka diterima dan

ditolak. diterima berarti varians homogen.

b) Bila harga > dengan taraf signifikansi 5% maka ditolak dan

diterima. diterima berarti varians tidak homogen.

2. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan uji statistik, data yang diperlukan dicek kenormalannya.

Dalam pengecekan kenormalannya, digunakan uji Chi –kuadrat dengan rumus sebagai

berikut :

1

202 132:2010,............

n h

hn Riduwan

f

ff

Keterangan :

Page 29: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 29

kuadratChi 2

f0 = frekuensi yang diperoleh dalam sampel.

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari

frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

Untuk memperoleh nilai fh menggunakan rumus sebagai berikut :

132:2010,............ RiduwanT

fbfkf h

Keterangan :

hf frekuensi yang diharapkan

fk jumlah frekuensi pada kolom

fb jumlah frekuensi pada baris

T jumlah keseluruhan baris atau kolom

3. Uji Perbedaan Dua Mean

Untuk menguji perbedaan dua mean digunakan rumus :

2

22

1

21

21

n

s

n

s

xxt

Dengan ; = ∑( ̅ )= ∑( ̅ )

Keterangan :

Sugiyono , 2011:138

Sugiyono, 2011 :57

Page 30: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 30

=rata - rata sampel kelompok 1= rata-rata sampel kelompok 2

1n jumlah sampel kelas SFE

2n jumlah sampel kelas KonvesionalS = Standar Deviasi sampel kelas 1S = Standar Deviasi sampel kelas 2

Nilai yang diperoleh dikonsultasikan dengan nilai pada taraf

signifikansi 5% yang digunakan untuk pengujian hipotesis.

Kriteria pengujian hipotesis :

H0 ditolak dan Ha diterima jika >H0 diterima dan Ha ditolak jika <1. H0 : 21

Tidak ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran

matematika realistik dengan konvensional pada sub pokok bahasan jajargenjang

siswa kelas VII SMP Negeri 11 Kupang tahun Ajaran 2011/2012”.

Ha : 21

Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran

matematika realistik dengan konvensional pada sub pokok bahasan jajargenjang

siswa kelas VII SMP Negeri 11 Kupang tahun Ajaran 2011/2012”.

2. Taraf signifikansi : 5% atau taraf kepercayaan 95%.

Pengujian hipotesa mengikuti langkah – langkah berikut :

1. Hipotesis

Ho = tidak ada perbedaan yang signifikan.

Page 31: Skripsi : PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXLPAINING DAN PEMBELAJARAN KONFENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 KUPANG PADA SUB POKOK

Rosiana A. Sina, S.Pd ([email protected]) Page 31

Ha = ada perbedaan yang signifikan.

2. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa

Terima dan tolak jika − < <Tolak dan terima Ha jika < − >