skripsi pengaruh corporate governance, leverage, dan

85
SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017) OLEH PADMA SARI DEWI 140503055 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL TERHADAP TAX

AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Tahun 2015-2017)

OLEH

PADMA SARI DEWI

140503055

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL TERHADAP TAX

AVOIDANCE (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di

BEI Tahun 2015-2017)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh corporate

governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah komisaris independen, komite audit, Debt

to Eqiuty Ratio (DER), dan kompensasi kerugian fiskal. Sedangkan untuk variabel

dependen dalam penelitian ini menggunakan Cash Effective Tax Rate (CETR).

Populasi dalam penelitian ini adalah 149 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2017. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu puposive sampling dan diperoleh 58 perusahaan manufaktur

dengan periode pengamatan selama 3 (tiga) tahun sehingga didapat 174 unit sampel

dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi linier berganda

dan data diolah menggunakan software SPSS 22.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance, leverage, dan

kompensasi kerugian fiskal berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance.

Secara parsial, corporate governance dan kompensasi kerugian fiskal tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidane. Leverage berpengaruh positif

dan signifikan terhadap tax avoidance.

Kata Kunci: Corporate Governance, Leverage, Kompensasi Kerugian Fiskal,

Tax Avoidance

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

ABSTRACT

EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE,

AND FISCAL LOSS COMPENSATION AGAINST TAX

AVOIDANCE (Empirical Study of Companies in

Manufacturing Registered at BEI 2015-2017)

This study aims to determine how the influence of corporate governance,

leverage, and compensation for fiscal losses on tax avoidance in manufacturing

companies listed on the Stock Exchange in 2015-2017. Independent variables in

this study were independent commissioners, audit committees, Debt to Eqiuty Ratio

(DER), and compensation for fiscal losses. While for the dependent variable in this

study using Effective Cash Tax Rate (CETR). The population in this study were 149

manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2015-

2017. The sampling technique used was purposive sampling, as a result, 58

manufacturing companies obtained 174 sample units with an observation period of

3 (three) years in this study. This study uses multiple linear regression analysis and

the data is processed using SPSS 22 software.

The results of the study shows that corporate governance, leverage, and

compensation for fiscal losses simultaneously affect tax avoidance. Partially,

corporate governance and compensation for fiscal losses do not significantly

influence tax avoidane. Leverage has a positive and significant effect on tax

avoidance.

Keywords: Corporate Governance, Leverage, Fiscal Loss Compensation, Tax

Avoidance

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Realisasi Penerimaan Negara................................................ 3

1.2 Research Gap Penelitian Terdahulu...................................... 6

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu.............................................. 22

3.1 Variabel Operasional dan Pengukuran.................................. 32

4.1 Statistik Deskriptif................................................................. 39

4.2 Analisis Statistik Kolmogrof-Smirnov.................................. 43

4.3 Colinearity Statistic............................................................... 44

4.4 Runs Test............................................................................... 47

4.5 Uji Regresi Linier Berganda.................................................. 48

4.6 Koefisien Determinasi............................................................ 49

4.7 Uji Simultan (Uji F) ............................................................... 50

4.8 Uji Parsial (Uji-t).................................................................... 50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual............................................................. 24

4.1 Hasil Outliner Koefisien Tax Avoidance............................... 41

4.2 Histogram............................................................................... 42

4.3 Normal PP-Plot....................................................................... 43

4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas......................................... 46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Data Populasi dan Sampel...................................................... 60

2 Data CETR.............................................................................. 64

3 Data Komisaris Independen.................................................... 66

4 Data Komite Audit.................................................................. 68

5 Data DER................................................................................ 70

6 Data Kompensasi Kerugian Fiskal.......................................... 72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang secara berkelanjutan

melaksanakan pembangunan nasional demi mewujudkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat. Sumber pendanaan dalam meningkatkan laju

pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan nasional sebagian besar berasal dari

pajak. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dengan

tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

untuk kemakmuran rakyat (UU KUP nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 ayat 1). Pajak

memegang peranan penting dalam mendukung kemandirian finansial suatu negara.

Oleh karena itu, peraturan perpajakan harus dibuat sedemikian rupa agar saat

menjalankan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Wajib pajak di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang

pribadi dan wajib pajak badan. Bagi wajib pajak, pajak merupakan perwujudan

pengabdian dan peran untuk berkontribusi dalam peningkatan pembangunan

nasional. Fenomena mengenai pemungutan pajak menjadi fenomena penting yang

menjadi fokus pemerintah dan harus dikelola dengan baik. Pelaksanaan

pemungutan pajak oleh pemerintah, tidaklah selalu mendapat sambutan baik dari

perusahaan. Perusahaan berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin karena

pajak akan mengurangi pendapatan atau laba bersih, sedangkan bagi pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

menginginkan pajak setinggi mungkin guna untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan (Darmawan dan Sukartha, 2014).

Sistem pemungutan pajak merupakan salah satu elemen penting yang

menunjang keberhasilan pemungutan pajak suatu negara. Secara umum terdapat

tiga sistem pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self assessment

system, dan withholding system. Seiring dengan berjalannya waktu, sejak adanya

reformasi di bidang pajak tahun 1983, Indonesia mulai menerapkan self assessment

system. Dalam sistem ini, wajib pajak dituntut untuk berperan aktif, mulai dari

mendaftar diri sebagai wajib pajak, mengisi SPT (Surat Pemberitahuan),

menghitung besarnya pajak yang terutang, dan menyetorkan kewajibannya.

Sedangkan aparatur perpajakan berperan sebagai pembina, pembimbing, dan

pengawas pelaksanaan kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak. Oleh karena itu,

sistem ini akan berjalan dengan baik apabila masyarakat memiliki tingkat kesadaran

perpajakan secara sukarela (voluntary tax compliance) yang tinggi.

Fakta di lapangan menunjukkan dengan fenomena di mana sampai saat ini

pendapatan pemerintah dari sektor pajak belum maksimal. Direktorat Jendral Pajak

(DJP) mampu mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp1.472,7 triliun atau

98% dari target Rp1.498,9 triliun di APBNP 2017 (kemenkeu.go.id). Jumlah

penerimaan negara yang berasal dari perpajakan sesuai dengan data yang

dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik dari tahun 2015-2017 dimuat dalam tabel

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Negara (2015-2017)

Dalam Miliar Rupiah

Sumber

Penerimaan

Tahun

2015 % 2016 % 2017 %

Penerimaan

Perpajakan 1.240.400 82 1.285.000 83 1.472.700 85

Penerimaan

Bukan Pajak 255.600 18 262.000 17 260.200 15

Total 1.496.000 100 1.547.000 100 1.732.900 100

Sumber: www.bps.go.id

Dari uraian angka tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa negara dalam

hal ini Direktorat Jendral Pajak perlu mengoptimalkan penerimaan pajaknya demi

percepatan pembangunan Nasional. Namun upaya untuk mengoptimalkan

penerimaan pajak ini mengalami banyak kendala, salah satunya adalah adanya

aktivitas penghindaran pajak atau biasa disebut tax avoidance (Swingly dan

Sukartha, 2015).

Menurut Sari (2014) tax avoidance adalah “suatu skema transaksi yang

ditunjukan dengan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan kelemahan -

kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara”. Tax avoidance yang

dilakukan ini dikatakan tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang

perpajakan karena dianggap praktik yang berhubungan dengan tax avoidance ini

lebih memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang perpajakan tersebut yang

akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor pajak (Mangoting, 1999).

Penghindaran pajak yang dilakukan perusahan tertentu saja melalui kebijakan yang

diambil oleh pemimpin perusahaan itu sendiri. Dimana pimpinan karakter yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

berbeda-beda. Seorang pemimpin perusahaan bisa saja memiliki karakter risk taker

atau risk averse yang tecermin dari besar kecilnya resiko perusahaan (Budiman dan

Setiyono 2012).

Pertumbuhan industri yang cukup signifikan menyebabkan pemerintah

Indonesia pada tahun 2008 melakukan reformasi perpajakan yang menghasilkan

revisi UU No. 36 Tahun 2008. Hasil dari revisi tersebut merupakan pemberian

insentif kepada WP Badan yaitu penurunan tarif pajak. Pajak dalam perusahaan

mendapatkan perhatian yang cukup signifikan karena berhubungan langsung

dengan jumlah laba yang dihasilkan perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Karayan dan Swenson (2007), “salah satu cara untuk mengukur seberapa baik

sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif efektifnya.

Keberadaan nilai effective tax rate (ETR) merupakan salah satu bentuk perhitungan

nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan”. Oleh karena itu,

keberadaan dari effective tax rate (ETR) kemudian menjadi suatu perhatian yang

khusus pada berbagai penelitian karena dapat merangkum efek kumulatif dari

berbagai insentif pajak dan perubahan tarif pajak perusahaan.

Sari (2014) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Kerugian Fiskal dan Struktur

Kepemilikan terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Komisaris Independen serta Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan

negatif terhadap Tax Avoidance. Sedangkan Komite Audit, Kompensasi Kerugian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Fiskal, dan Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tax

Avoidance.

Oktofian (2015) melakukan penelitian berjudul Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Bank Konvensional

yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2009-2013). Hasil penelitian menjunjukkan

bahwa kepemilikan institusional, komisaris independen dan kepemilikan

manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

Sedangkan komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax

avoidance.

Musyarofah (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Derivatif

Keuangan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax

Avoidance) (Studi Empiris pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di BEI

periode 2012-2014). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa derivatif

keuangan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance).

Munandar, dkk (2016) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal Terhadap Tax

Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014). Hasilnya adalah ukuran

perusahaan, leverage, dan kompensasi rugi fiskal secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap tax avoidance. Secara parsial, ukuran perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap tax avoidance, sedangkan leverage dan kompensasi rugi

fiskal tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Reinaldo (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Leverage,

Ukuran Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian

Fiskal, dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Subsektor

Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. Hasil dari penelitian tersebut

adalah secara parsial ROA dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh secara

signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan leverage, ukuran perusahaan,

kepemilikan institusional dan tanggung jawab sosial perusahaan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance.

Berbagai penelitian mengenai tax avoidance telah banyak dilakukan, dan

peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu

menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Tabel 1.2

Research Gap Penelitian Terdahulu

Variabel

Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti

Tax

Avoidance

Corporate

Governance

Dewan

Komisaris

Independen

Berpengaruh Positif Sari (2014)

Tidak Berpengaruh Oktofian (2015)

Komite Audit Tidak Berpengaruh Sari (2014)

Berpengaruh Oktofian (2015)

Leverage

Berpengaruh Musyarofah

(2016)

Tidak Berpengaruh Munandar

(2016)

Kompensasi Kerugian Fiskal Tidak berpengaruh Sari (2014)

Berpengaruh Reinaldo (2017)

Sumber: Olaham Peneliti (2018)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017).”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah Corporate Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance

pada Perusahaan Manufaktur di BEI ?

2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan

Manufaktur di BEI ?

3. Apakah Kompensasi Kerugian Fiskal berpengaruh terhadap Tax

Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI ?

4. Apakah Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian

Fiskal berpengaruh secara simultan terhadap Tax Avoidance pada

Perusahaan Manufaktur di BEI ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisa pengaruh Corporate Governance terhadap Tax

Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

2. Untuk menganalisa pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance pada

Perusahaan Manufaktur di BEI.

3. Untuk menganalisa pengaruh Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax

Avoidance pada Perusahaan Manufaktur di BEI.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

4. Untuk menganalisa pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan

Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan

Manufaktur di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi masalah yang

mempengaruhi tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI dan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi pembuat kebijakan perpajakan, agar dapat lebih memperhatikan

hal-hal yang bisa digunakan oleh perusahaan yang dapat mengurangi

pendapatan negara dari sektor pajak.

2) Bagi perusahaan, agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan lebih

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

3) Bagi pemerintah, sebagai tambahan informasi mengenai penghindaran

pajak (tax avoidance).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Teori Agensi menyatakan hubungan kontrak antara agen (manajemen suatu

usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Agen melakukan tugas-tugas tertentu untuk

prinsipal, dan prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan pada si agen

(Hendriksen dan Breda, 1992). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa

hubungan keagenan sebagai kontrak antara satu atau beberapa orang (pemberi kerja

atau principal) yang mempekerjakan orang lain (agen) untuk melakukan sejumlah

jasa dan memberikan wewenang dalam pengambilan keputusan.

Teori agensi menyatakan adanya asimetri informasi antara manajer (agen)

dan pemegang saham (prinsipal) karena manajer lebih mengetahui informasi

internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang

saham dan stakeholder lainnya. Rahmawati (2008) menyatakan bahwa laporan

keuangan yang disampaikan kepada stakeholder dapat meminimumkan asimetri

informasi yang terjadi. Hal tersebut menjelaskan bahwa laporan keuangan

merupakan sarana komunikasi informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar

perusahaan.

Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara

manajer dan pemegang saham atau biasanya disebut konflik kepentingan

(agency conflict), konflik yang timbul sebagai akibat dari keinginan manajemen

(agent) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang

dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) guna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

memperoleh return dan nilai perusahaan di masa mendatang. Keputusan manajer

untuk melakukan tax avoidance adalah salah satu masalah keagenan.

Penghematan pajak dari tax avoidance merupakan sumber pendanaan murah

bagi perusahaan dan manfaat tax avoidance secara ekonomi cukup besar, akan

tetapi tindakan tax avoidance yang agresif dapat diikuti dengan biaya baik

yang terlihat seperti denda atau biaya legal maupun biaya yang tidak terlihat

seperti risiko yang besar dan reputasi perusahaan (Wahyudi, 2014).

2.1.2 Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), corporate

governance adalah “seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara

pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para

pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak

dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan”. Corporate governance adalah suatu proses dan

struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Oleh

karena itu, pengembangan corporate governance dapat diasumsikan akan

menambah nilai perusahaan dan dapat meningkatkan efektifitas kinerja perushaan

yang dalam jangka panjang juga akan menguntungkan para pemegang saham.

Hastuti (2005) mendefinisikan good corporate governance sebagai sistem yang

mampu memberikan perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

di dalamnya adalah shareholders, lenders, employees, executives, government,

customers dan stakeholders lainnya.

Komite Nasional Kebijakan Governance atau KNKG (2006) menyatakan

bahwa setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip pokok GCG

diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip prinsip

pokok menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor ;

PER – 01/MBU/2011 antara lain:

1. Transparasi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana

secara efektif.

3. Responsibilitas (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip

korporasi yang sehat.

4. Independensi (Independency), yaitu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi

hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul

berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Untuk mewujudkan corporate governance yang baik, prinsip-prinsip

tersebut harus dicapai dengan kerjasama yang baik dengan pihak di dalam maupun

di luar perusahaan. Corporate governance merupakan salah satu konsep yang dapat

dipergunakan dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian

hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham,

dan pemangku kepentingan perusahaan lainnya. Penulis memilih dewan komisaris

independen dan ukuran komite audit sebagai indikator corporate governance dalam

penelitian ini.

2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance

Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Nomor: PER- 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang

Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, maka

dapat diketahui tujuan dari penerapan prinsip-prinsip GCG antara lain:

1. Penerapan prinsip-prinsip GCG untuk memaksimalkan nilai

Peusahaan agar memiliki daya saing yang kuat baik secara

nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan

keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan

tujuan BUMN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif,

serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ

Persero/Organ Perum.

3. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat

keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi

dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran

akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap Pemangku

Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;

4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi

nasional.

2.1.3 Dewan Komisaris Independen

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) menyatakan bahwa:

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan

pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau

hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk

bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan

perusahaan.

2.1.3.1 Fungsi Dewan Komisaris Independen

Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:

PER – 01/MBU/2011 adapun fungsi dari dewan komisaris independen adalah

sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

1. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau

anggaran dasar.

2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas bertanggung jawab dan berwenang

melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya

pengurusan pada umumnya, baik mengenai BUMN maupun usaha

BUMN dan memberikan nasihat kepada Direksi.

3. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan

BUMN dan sesuai dengan maksud dan tujuan BUMN, dan tidak

dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu.

4. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas membuat pembagian tugas yang

diatur oleh mereka sendiri.

5. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyusun rencana kerja dan

anggaran tahunan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang merupakan

bagian yang tak terpisahkan dan RKAP.

6. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan

tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang

baru lampau kepada RUPS/Menteri.

7. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas harus memantau dan memastikan

bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

8. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas hams memastikan bahwa dalam

Laporan Tahunan BUMN telah memuat informasi mengenai identitas,

pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris/Dewan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Pengawas di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan

dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan

Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang

diterima dari BUMN yang bersangkutan.

9. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas wajib melaporkan kepada BUMN

mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada BUMN

yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.

10. Mantan anggota Direksi BUMN dapat menjadi anggota Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN yang bersangkutan, setelah

tidak menjabat sebagai anggota Direksi BUMN yang bersangkutan

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

2.1.4 Komite Audit

Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP – 103/MBU/2002

komite audit adalah suatu badan yang dibawah komisaris yang sekurang –

kurangnya minimal satu orang anggota komisaris dan dua orang ahli yang bukan

merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam

pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung

kepada komisaris atau dewan pengawas.

2.1.4.1 Tujuan Komite Audit

Menurut Kep. Men 117/2002 tujuan komite audit adalah membantu dewan

komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian

dan efektifitas pelaksanaan auditor eksternal dan internal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2.1.5 Leverage

Penggunaan sumber-sumber pembiayaan perusahaan, baik yang merupakan

sumber pembiayaan jangka pendek maupun sumber pembiayaan jangka panjang

akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan leverage. Gibson (1990)

menyatakan bahwa “the use of debt, called leverage, can greatly affect the level and

degree of change is the common earning”, artinya penggunaan hutang, disebut

pengungkit, sangat dapat memengaruhi tingkat derajat dan tingkat perubahaan

pendapatan saham.

Permasalahan leverage akan selalu dihadapi oleh perusahaan, bila

perusahaan tersebut menanggung sejumlah beban atau biaya, baik biaya tetap

operasi maupun biaya finansial. Biaya tetap operasi merupakan beban atau biaya

tetap yang harus diperhitungkan sebagai akibat dari fungsi pelaksanaan investasi,

sedangkan biaya finansial merupakan beban atau biaya yang harus diperhitungkan

sebagai akibat dari pelaksanaan fungsi pendanaan. Jadi, beban atau biaya tetap

sebenarnya merupakan risiko yang harus ditanggung perusahaan dalam

pelaksanaan keputusankeputusan keuangan. Besar kecilnya risiko tersebut perlu

diketahui agar dapat diantisipasi dengan meningkatkan volume kegiatan usaha.

Menurut Fahmi (2011:62) “rasio leverage adalah untuk mengukur seberapa

besar perusahaan dibiayai dengan hutang.” Pengukuran dalam rasio keuangan

leverage ini adalah dengan menggunakan presentase terhadap total hutang dengan

modal perusahaan yang disebut juga dengan Debt to Equity Ratio. DER merupakan

rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kembali hutang yang ada dengan menggunakan modal yang ada, semakin tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

nilai ini tentunya semakin berisiko keuangan perusahaan tersebut. Semakin tinggi

DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang)

semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin

besar beban perusahaan terhadap pihak luar. Meningkatnya beban terhadap kreditur

menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar.

Selain itu besarnnya beban hutang yang ditanggung perusahaan dapat mengurangi

jumlah laba yang diterima perusahaan.

2.1.6 Kompensasi Kerugian Fiskal

Kompensasi kerugian dalam Pajak Penghasilan diatur dalam Pasal 6 ayat

(2) Undang-Undang Pajak Penghasilan No.17 tahun 2000. Adapun beberapa poin

penting yang perlu diperhatikan dalam hal kompensasi kerugian ini adalah sebagai

berikut:

1) Istilah kerugian merujuk kepada kerugian fiskal bukan kerugian

komersial. Kerugian atau keuntungan fiskal adalah selisih antara

penghasilan dan biaya-biaya yang telah memperhitungkan ketentuan

Pajak Penghasilan.

2) Kompensasi kerugian hanya di perkenankan selama lima tahun ke depan

secara berturut-turut. Apabila pada akhir tahun kelima ternyata masih

ada kerugian yang tersisa maka sisa kerugian tersebut tidak dapat lagi

dikompensasikan.

3) Kompensasi kerugian hanya diperuntukkan Wajib Pajak Badan dan

Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha yang penghasilannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

tidak dikenakan PPh Final dan perhitungan Pajak Penghasilannya tidak

menggunakan norma penghitungan.

4) Kerugian usaha di luar negeri tidak bisa dikompensasikan dengan

penghasilan dari dalam negeri.

2.1.7 Tax Planning (Perencanaan Pajak)

Soemitro (1988) menyatakan bahwa

Tax planning adalah suatu perencanaan pajak yang dilakukan oleh seorang

tax planner untuk Wajib Pajak tertentu baik perorangan, badan atau suatu

usaha dengan menerapkan peraturan-peraturan perundang-undangan pajak

secara legal dan terhadap suatu keadaan atau perbuatan yang melanggar atau

bertentangan dengan undang-undang sehingga Wajib Pajak membayar

pajak seringan-ringannya atau sama sekali tidak membayar pajak.

Tax Planning Menurut Zain (2003:43) adalah “usaha wajib pajak atau

kelompok wajib pajak meminimumkan utang pajaknya, baik pajak penghasilan

maupun pajak-pajak lainnya, sepanjang dimungkinkan oleh ketentuan peraturan

perundangundangan perpajakan”.

2.1.7.1 Tax Avoidance

Tax avoidance merupakan pengaturan untuk meminimumkan atau

menghilangkan beban pajak dengan mempertimbangkan akibat pajak yang

ditimbulkannya. Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan

karena usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau

meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh Undang-

Undang Pajak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Corporate

Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance

yaitu:

1. Sari (2014), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Corporate

Governance, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Kerugian Fiskal dan

Struktur Kepemilikan terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012).

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Komisaris Independen

(X1), Komite Audit (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Kompensasi

Kerugian Fiskal (X4), dan Struktur Kepemilikan (X5), sedangkan

Variabel Dependennya adalah Tax Avoidance (Y). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan

populasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Teknik pengumpulan

data dengan teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan,

mencatat, dan menghitung data-data yang berhubungan dengan

penelitian. Data penelitian dianalisa dengan analisis regresi panel

dengan eviews6. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Komisaris

Independen (X1) yang diukur dengan membandingkan antara jumlah

komisaris indpenden dengan jumlah dewan komisaris memiliki

pengaruh signifikan negatif, serta Ukuran Perusahaan (X3) yang diukur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

dengan log total aktiva memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap

Tax Avoidance. Sedangkan Komite Audit (X2), Kompensasi Kerugian

Fiskal (X4), dan Struktur Kepemilikan (X5) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Tax Avoidance.

2. Oktofian (2015), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada Bank

Konvensional yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2009-2013).

Variabel Independen dari pelenitian ini adalah Corporate Governance

dengan Variabel Dependen Tax Avoidance. Metode yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda dengan sampel sebanyak 20 Bank.

Hasil penelitian menjunjukkan bahwa kepemilikan institusional,

komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan komite

audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

3. Musyarofah (2016), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Derivatif

Keuangan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran

Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris pada Perusahaan non Keuangan

yang Terdaftar di BEI periode 2012-2014). Variabel Independen yang

digunakan adalah Derivatif Keuangan (X1), Leverage (X2), dan Ukuran

Perusahaan (X3). Variabel dependen yang digunakan adalah Tax

Avoidance (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2012-2014. Sampel dikumpulkan dengan metode purposive sampling.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Jumlah perusahaan yang yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 13

perusahaan. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier

berganda. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa derivatif

keuangan, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

penghindaran pajak (tax avoidance).

4. Munandar, dkk (2016), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Kerugian Fiskal Terhadap Tax

Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor

Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014).

Variabel Independen yang digunakan Ukuran Perusahaan (X1),

Leverage (X2), dan Kompensasi Kerugian Fiskal (X3) dan Variabel

Dependennya Tax Avoidance (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur subsektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu puposive sampling dan diperoleh 8 perusahaan

manufaktur subsektor otomotif. Metode analisis data dalam penelitian

ini adalah analisis regresi data panel. Hasilnya adalah ukuran

perusahaan, leverage, dan kompensasi rugi fiskal secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Secara parsial, ukuran

perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap tax avoidance,

sedangkan leverage dan kompensasi rugi fiskal tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax avoidance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

5. Reinaldo (2017), Judul penelitian ini adalah Pengaruh Leverage, Ukuran

Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian

Fiskal, dan CSR Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur

Subsektor Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015.

Variabel Independen Leverage (X1), Ukuran Perusahaan (X2), ROA

(X3), Kepemilikan Institusional (X4), Kompensasi Kerugian Fiskal (X5),

dan CSR (X6) sedangakan Variabel Dependennya Tax Avoidance (Y).

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan

jumlah sampel 41 Perusahaan Manufaktur. Hasil dari penelitian tersebut

adalah secara parsial ROA dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh

secara signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan leverage, ukuran

perusahaan, kepemilikan institusional dan tanggung jawab sosial

perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul Variabel Hasil

Sari

(2014)

Pengaruh Corporate

Governance, Ukuran

Perusahaan,

Kompensasi Kerugian

Fiskal dan Struktur

Kepemilikan terhadap

Tax Avoidance (Studi

Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun

2008-2012)

Independen

Komisaris

Independen,

Komite Audit,

Ukuran

Perusahaan,

Kompensasi

Kerugian Fiskal,

dan Struktur

Kepemilikan

Dependen:

Tax Avoidance

Komisaris Independen

dan Ukuran

Perusahaan memiliki

pengaruh signifikan

negatif terhadap Tax

Avoidance.

Komite Audit,

Kompensasi Kerugian

Fiskal, dan Struktur

Kepemilikan tidak

berpengaruh signifikan

terhadap Tax

Avoidance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Oktofian

(2015)

Pengaruh Corporate

Governance Terhadap

Tax Avoidance (Studi

Empiris pada Bank

Konvensional yang

Terdaftar di BEI

periode Tahun 2009-

2013).

Independen:

Kepemilikan

Institusional,

Komisaris

Independen,

Kepemilikan

Manajerial, dan

Komite Audit

Dependen:

Tax Avoidance

Kepemilikan

Institusional,

Komisaris Independen

dan Kepemilikan

Manajerial tidak

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap tax avoidance.

Komite Audit memiliki

pengaruh yang

signifikan terhadap tax

avoidance.

Musyarofa

h (2016)

Pengaruh Derivatif

Keuangan, Leverage,

dan Ukuran

Perusahaan Terhadap

Penghindaran Pajak

(Tax Avoidance)

(Studi Empiris pada

Perusahaan non

Keuangan yang

Terdaftar di BEI

periode 2012-2014).

Independen:

Derivatif

Keuangan,

Leverage, dan

Ukuran

Perusahaan

Dependen:

Tax Avoidance

Derivatif Keuangan,

Leverage dan Ukuran

Perusahaan

berpengaruh terhadap

tax avoidance.

Munandar,

dkk

(2016)

Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Leverage,

dan Kompensasi

Kerugian Fiskal

Terhadap Tax

Avoidance (Studi

Kasus pada

Perusahaan

Manufaktur Subsektor

Otomotif yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun

2010-2014).

Independen:

Ukuran

Perusahaan,

Leverage, dan

Kompensasi

Kerugian Fiskal

Dependen:

Tax Avoidance

Ukuran Perusahaan

berpengaruh negatif

signifikan terhadap tax

avoidance.

Leverage dan

Kompensasi Rugi

Fiskal tidak

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Reinaldo

(2017)

Pengaruh Leverage,

Ukuran Perusahaan,

ROA, Kepemilikan

Institusional,

Kompensasi Kerugian

Fiskal, dan CSR

Terhadap Tax

Avoidance pada

Perusahaan

Independen:

Leverage, Ukuran

Perusahaan, ROA,

Kepemilikan

Institusional,

Kompensasi

Kerugian Fiskal,

dan CSR

ROA dan Kompensasi

Kerugian Fiskal

berpengaruh secara

signifikan terhadap tax

avoidance.

Leverage, Ukuran

Perusahaan,

Kepemilikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Manufaktur Subsektor

Makanan dan

Minuman Terdaftar di

BEI 2013-2015

Dependen:

Tax Avoidance

Institusional dan CSR

tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance.

Sumber: Olahan Peneliti (2018)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana keterkaitan teori-teori yang

berhubungan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah

dijelaskan sebelumnya, peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis diasumsikan sebagai dugaan sementara atau penjelasan sementara

yang belum bisa dibuktikan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk

menguji apakah dugaan tersebut benar atau salah.

Corporate Governance ( X1)

Leverage ( X2)

Tax Avoidance ( Y )

H1

H2

H3 Kompensasi Kerugian Fiskal

( X3)

H4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2.3.2.1 Corporate Governance terhadap Tax Avoidance

Dalam suatu perusahaan komisaris independen berfungsi sebagai

pengawasan dalam manjemen untuk menyeimbangkan keputusan-keputusan yang

diambil oleh manajemen antara kepentingan pemegang saham minoritas dengan

pihak lain yang berkepentingan. Komisaris independen tidak hanya dapat

mengawasi manajemen dalam hal pengambilan keputusan akan tetapi juga dapat

mengawasi kebijakan-kebijakan akuntansi yang digunakan oleh manajemen yang

dapat berpengaruh terhadap tingkat laba perusahaan.

Berjalannya komite audit dalam suatu perushaan dapat meminimalkan

kecurangan dalam laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen.

Perusahaan yang memiliki komite audit memungkinkan adanya pengendalian

laporan keuangan yang efektif dan dapat mendukung adanya corporate governance

dalam suatu perusahaan. Maka dalam penelitian ini dapat diasumsikan perusahaan

yang melakukan corporate governance memiliki kemungkinan yang sangat kecil

dalam melakukan penghindaran pajak karena memiliki pengawasan dan

pengontrolan yang baik dalam perusahaan tersebut.

H1 : Corporate Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance

2.3.2.2 Leverage tehadap Tax Avoidance

Sumber pendanaan operasional perusahaan tidak hanya berasal dari modal

sendiri ataupun dari para pemegang saham saja akan tetapi juga dapat dimungkinan

berasal dari hutang. Hutang yang dimiliki perusahaan akan menimbulkan beban

tetap bagi perusahaan yaitu beban bunga. Semakin tinggi hutang perusahaan maka

semakin tinggi beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan, tingginya beban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

bunga oleh perusahaan akan dapat mengurangi laba yang diperoleh perusahaan.

Manfaat yang dapat diambil oleh perusahaan dengan pengurangan laba tersebut

adalah mengurangi beban pajak perusahaan, dapat diasumsikan semakin tinggi

pengguanaan utang semakin rendah beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan.

Ozkan (2001) memberikan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kewajiban pajak

tinggi akan memilih untuk berutang agar mengurangi pajak.

H2 : Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance

2.3.2.3 Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance

Secara logika, perusahaan yang telah merugi dalam satu periode akuntansi

diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian tersebut dapat

dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba perusahaan akan digunakan

untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima

tahun tersebut, perusahaan akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak

akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.

H3 : Kompensasi Kerugian Fiskal berpengaruh terhadap Tax

Avoidance

Berdasarkan teori-teori dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan pada

pengembangan hipotesis di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

H4 : Corporate Governance, Leverage, dan Kompensasi Kerugian

Fiskal, secara simultan berpengaruh terhadap Tax Avoidance

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berdasarkan jenis data merupakan penelitian kuantitatif

karena pengujiannya menggunakan data berupa angka dan diolah dengan prosedur

statistik (Erlina, 2011:12-14). Sebagai penelitian kuantitatif, penelitian ini

menggunakan desain penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2009:55),

penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan bagaimana suatu

variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan atau pengaruh variabel-variabel penelitian antara lain,

corporate governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tindakan

tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2015-2017.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder berupa data yang diperoleh melalui sumber yang telah dipublikasikan.

Menurut Erlina (2011:31), “data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber

tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya”.

Peneliti menggunakan metode dokumentasi dalam pengumpulan data. Data

yang dibutuhkan dalam penelitian berupa laporan tahunan (annual report)

perusahaan periode 2015-2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 yang diakses

dari situs www.idx.co.id

3.3 Populasi dan Penentuan Sampel

3.3.1 Popolasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Erlina 2011:81).

Berdasarkan pengertian di atas, populasi dari penelitian ini adalah

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

2015-2017 yang berjumlah 149 Perusahaan.

3.3.2 Penentuan Sampel

Sampel menurut Erlina (2011:82) adalah “bagian dari populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dalam penelitian ini,

teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling,

yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu. Adapaun

kriteria-kriteria yang dipilih adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Manufaktur yang telah mempublikasikan laporan tahunan

yang telah di audit pada periode penelitian.

2. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah, agar kriteria

pengukuran nilai mata uangnya sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

3. Perusahaan dengan nilai laba yang positif agar tidak mengakibatkan

nilai Cash Effective Tax Rate (CETR) terdistorsi (Richardson dan Lanis

2007; Zimmerman 2003).

4. Perusahaan dengan nilai Cash Effective Tax Rate kurang dari satu, agar

tidak membuat masalah dalam estimasi model (Gupta dan Newberry,

1997).

Hasil seleksi sampel dengan menggunakan purposive sampling terpilih 58

perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian dengan total pengamatan

sebanyak 174 selama tiga tahun (2015-2017).

3.4 Definisi Operasional

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai

dapat berbeda pada waktu yang berebeda untuk objek atau orang yang sama, atau

nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk orang atau obyek yang berebeda

(Erlina 2007:33).

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang merupakan

titik perhatian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

3.4.1 Variabel Independen

Variabel Independen (independent variables) disebut juga variabel bebas,

yaitu variabel yang dianggap sebagai penyebab munculnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Corporate Governance (X1)

Haruman (2008) menjelaskan Corporate governance merupakan

tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.

Corporate governace dapat menigkatkan nilai tambah bagi para

pemegang saham, hal ini bisa disimpulkan bahwa semakin baik

mekanisme corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan

maka nilai tambahnya semakin besar. Dalam penelitian ini corporate

governance diukur dengan menggunakan dua proksi yaitu komisaris

independen dan komite audit. Proksi komposisi komisaris independen

diukur menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap

jumlah total komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan

sampel tahun amatan (Andriyani, 2008).

𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Sedangkan untuk proksi komite audit diukur dengan

menggunakan variabel dummy yang bernilai 1 jika ada komite audit,

dan bernilai 0 jika tidak ada komite audit (Andriyani, 2008).

2. Leverage (X2)

Pengukuran leverage adalah dengan menggunakan persentase

dari total hutang terhadap ekuitas perusahaan pada suatu periode yang

disebut juga Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER)

adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas.

Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat

seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang

dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Rasio ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

menggambarkan sampai sejauh mana modal yang dimiliki dapat

menutupi utang-utang kepada pihak luar.

Semakin kecil rasio ini semakin baik pula bagi perusahaan.

Rasio ini disebut juga rasio leverage. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus, menurut Harahap (2010:303) yaitu:

𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

3. Kompensasi Kerugian Fiskal (X3)

Secara logika, perusahaan yang telah merugi dalam satu periode

akuntansi diberikan keringanan untuk membayar pajaknya. Kerugian

tersebut dapat dikompensasikan selama lima tahun ke depan dan laba

perusahaan akan digunakan untuk mengurangi jumlah kompensasi

kerugian tersebut. Akibatnya, selama lima tahun tersebut, perusahaan

akan terhindar dari beban pajak, karena laba kena pajak akan digunakan

untuk mengurangi jumlah kompensasi kerugian perusahaan.

Kompensasi kerugian fiskal dapat diukur menggunakan

variabel dummy, yang akan diberikan nilai 1 jika terdapat kompensasi

rugi fiskal pada awal tahun t.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (dependent variables) disebut juga variabel terikat di

mana variabel ini dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

1. Tax Avoidance

Model estimasi pengukuran Tax avoidance dalam penelitian ini

menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR) yang diharapkan

mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan

yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan

temporer (Chen et al., 2010) dengan rumus sebagai berikut.

𝐶𝐸𝑇𝑅 = 𝐾𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Tabel 3.1

Variabel Operasional dan Pengukuran

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Dependen

Tax Avoidance

Meminimalkan beban pajak dengan cara yang tidak melanggar hukum.

CETR = Cash Tax Paid

Pre − Tax Income

Rasio

Independen

Corporate

Governance

Komisaris Independen

Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali.

Komisaris Independen =

Jlh Komisaris Independen

Total Komisaris

Rasio

Komite Audit

Suatu badan yang dibawah komisaris yang bukan merupakan pegawai Perusahaan yang bersangkutan dan bersifat mandiri.

Variabel dummy Nominal

Leverage

Penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) untuk meningkatkan

DER = Total Hutang

Modal Sendiri Rasio

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

keuntungan pemegang saham.

Kompensasi Kerugian Fiskal

Kompensasi yang diberikan apabila perusahaan mengalami kerugian fiskal

Variabel dummy Nominal

Sumber: Olahan Peneliti (2018)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penenilitian ini dilakukan dengan

medokumentasikan data sekunder. Data sekunder berupa data yang diperoleh

melalui sumber yang telah dipublikasikan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian

berupa laporan tahunan perusahaan periode 2015-2017. Selain itu, peneliti juga

melakukan studi literatur melalui buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan

metode analisis deskriptif, yaitu suatu analisis yang menguraikan atau

menggambarkan bagaimana menentukan pengaruh Corporate Governance,

Leverage, dan Kompens asi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang digunakan menjadi

model yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik yang

dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah data

yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

model regresi yang memiliki nilai residual yang mengikuti distribusi normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Test. Nilai residual dapat diketahui berdistribusi normal atau tidaknya dilihat dari

nilai asymptotic significance. Jika nilai asymptotic significance di bawah tingkat

signifikan sebesar 0,05 maka diartikan bahwa nilai residual terdistribusi tidak

normal, sebaliknya jika nilai asymptotic significance di atas tingkat signifikan maka

diartikan bahwa nilai residual terdistribusi normal.

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

mempunyai korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilakukan dengan

melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan tolerance >0,10 (Ghozali,

2011:105).

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu periode pengamatan ke periode

pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara menggunakan

uji Glejser, yaitu keputusan dapat diambil jika variabel independen mempunyai

nilai signifikan yang secara statistik mempengaruhi variabel terikat (sig > 0,05),

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika variabel independen

tidak mempunyai nilai signifikan secara statistik mempengaruhi variabel (sig >

0,05), maka dapat dikatakan ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas (Ghozali,

2011:139). Model yang baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul pada regresi yang

menggunakan data berskala atau time series. Model yang baik harus bebas dari

autokorelasi. Pengujiasn autokorelasi yang banyak digunakan adalah model

Durbin-Watson. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Pengambilan keptutusan ada atau tidaknya autokorelasi Ghozali, (2011:110) yaitu:

1) 0 < nilai DW < dl = adanya autokorelasi positif 2) dl ≤ nilai DW ≤ du = tidak ada

autokorelasi positif 3) du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi 4) 4-du ≤ d ≤

4-dl = tidak ada autokorelasi negative 5) 4-dl < nilai DW < 4 = ada autokorelasi

negative.

3.7 Uji Hipotesis

3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi adalah upaya menjelaskan hubungan antara variabel

independen (komisaris independen, komite audit, leverage, dan kompensasi

kerugian fiskal) terhadap satu variabel dependen (tax avoidance). Oleh karena itu,

penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear

regression). Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Keterangan:

Y = Tax Avoidance X4= Kompensasi Kerugian Fiskal

α = Konstanta β1 – β4 = Koefisien Regresi

X1 = Komisaris Independen e = Faktor Pengganggu

X2 = Komite Audit

X3 = Leverage

3.7.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersamasama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Uji statistik F dilakukan dengan cara

quick look, yaitu melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi dengan

significance level 0,05 (α = 5%). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika F hitung > F tabel atau jika nilai Sig F > 0,05, maka hipotesis

diterima.

2. Jika F hitung < F tabel atau jika nilai Sig F < 0,05, maka hipotesis

ditolak.

3.7.3 Uji Parsial (Uji - t)

Uji statistik t digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2007). Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti, secara

parsial variabel independen tidak pengaruh terhadap variabel dependen.

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti,

secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen.

3.7.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (antara nol dan satu) menunjukkan persentase pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan

variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas, sedangkan nilai

yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (Subramanyam dan

Wild, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Analisis dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft

Excel 2013, kemudian dilakukan analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi

klasik, regresi berganda dan pengujian hipotesis dengan menggunakan software

SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 22. Objek penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2015-2017. Hasil pengolahan data berupa informasi melihat dan menganalisa

hubungan dan pengaruh antara corporate governance, leverage, dan kompensasi

kerugian fiskal terhadap tax avoidance.

Pada penelitian ini penulis mengambil 58 sampel penelitian dengan

periode pengamatan selama 3 tahun, sehingga menghasikan 174 data yang diolah

ke dalam SPSS.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini,

dimana tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh gambaran umum variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif memberikan

penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan

nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Hasil

analisis disajikan statistik deskriptif dalam tabel 4.1 dibawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean Std. Deviation

CETR 154 ,19 ,42 ,2749 ,05474

KI 174 ,00 ,80 ,3877 ,12771

KA 174 ,00 1,00 ,9828 ,13055

DER 174 ,08 4,55 ,6779 ,63952

KOM 174 ,00 1,00 ,0690 ,25413

Valid N

(listwise) 154

Sumber: Data diolah Peneliti dengan menggunakan SPSS 22

(2018)

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan beberapa hal berikut:

1. Variabel CETR memiliki nilai minimum 0,19 dan nilai maksimum 0,42

dengan rata-rata 0,27 serta standar deviasi 0,547 dan jumlah pengamatan

sebanyak 154 data.

2. Variabel komisaris independen memiliki nilai minimum 0 dan nilai

maksimum 0,8 dengan rata-rata 0,38 serta standar deviasi 0,127 dan

jumlah pengamatan sebanyak 174 data.

3. Variabel komite audit memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1

dengan rata-rata 0,98 serta standar deviasi 0,130 dan jumlah pengamatan

sebanyak 174 data.

4. Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,08 dan nilai maksimum

4,55 dengan rata-rata 0,677 serta standar deviasi 0,639 dan jumlah

pengamatan sebanyak 174 data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

5. Variabel kompensasi kerugian fiskal memiliki nilai minimum 0 dan nilai

maksimum 1 dengan rata-rata 0,069 serta standar deviasi 0,254 dan

jumlah pengamatan sebanyak 174 data.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan best linear

unbiasedestimator, maksudnya adalah nilai estimator yang terbaik, estimator yang

linear, dan tidak bersifat bias. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data berdistribusi

secara normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi

normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke

kanan (Ghozali, 2016). Dengan adanya uji normalitas maka hasil penelitian dapat

di generalisasi pada populasi. Ada dua pendekatan dalam pengujian normalitas,

yaitu: (a) analisis grafik, (b) analisis statisik kolmogorov-smirnov. Dalam

penelitian ini dilakukan pengujian menggunakan 174 sampel, akan tetapi hasil uji

menggambarkan tidak terjadinya distribusi data yang normal, baik melalui analisis

grafik, maupun analisis kolmogorov-smirnov. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan jika data menyebar secara tidak normal (Situmorang dan Lutfi, 2014),

yakni:

a) Melakukan transformasi data,

b) Menambah jumlah data

c) Menghilangkan data yang dianggap sebagai tidak normalnya data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Berdasarkan transformasi data peneliti baik pendekatan Ln, Lg10, dan

SQRT data sudah berdistribusi secara normal, akan tetapi hampir 700% data di

hapuskan, yang menyebabkan penulis memilih alternatif kedua. Peneliti lebih

memilih menghapus data outlier yang di anggap terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Setelah menghapus data yang di anggap menjadi penyebab data tidak berdistribusi

normal, dari 174 data yang dapat diteruskan pengujiannya hanya 154 data saja.

Berdasarkan hasil uji eksplore outlier pada spss variabel koefisen tax avoidance

yakni terlihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1

Hasil Outlier koefisien Tax Avoidance

Sumber : Data Diolah menggunakan SPSS 22 (2018)

Setelah data outlier variabel akrual diskresioner dihapus, maka data dalam

penelitian ini dapat berdistribusi secara normal. Berikut hasil uji normalitas

setelah dihilangkannya data yang dianggap sebagai penyebab distribusi data yang

tidak normal adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

a) Analisis Grafik

1. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva

normal, yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri yang khusus, salah satu

diantaranya adalah bahwa mean, mode dan median pada tempat yang sama.

Apabila ketiga tendensi sentral tersebut tidak terletak pada satu tempat yang

sama maka kurva yang dikeluarkan dari hasil output spss akan menceng ke

kanan dan menceng ke kiri. Pada gambar histogram di bawah dapat

dikatakan bahwa data yang peneliti olah telah berdistribusi secara normal,

hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut yang tidak menceng ke kiri

dan ke kanan.

Gambar 4.2

Histogram

Sumber : Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2. Pendekatan Grafik

Gambar 4.3

Normal PP-Plot

Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

Berdasarkan grafik PP-plot (gambar 4.3) di atas dapat dikatakan bahwa data

berdistrbusi secara normal, dengan melihat adanya titik-titik yang mengikuti data

di sepanjang garis diagonal.

b) Analisis Statistik Kolmogorv-Smirnov

Tabel 4.2

Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 154

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,05350533

Most Extreme Differences Absolute ,071

Positive ,071

Negative -,047

Kolmogorov-smirnov ,071

Asymp. Sig. (2-tailed) ,192c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Normal atau tidaknya distribusi data menurut kolmogorov-smirnov dilihat

dari nilai signifikannya. Apabila nilai signifikansinya ≥ 0,05 maka data tersebut

terdistribusi normal, dan jika nilai signifikansinya ≤ 0,05 maka data tidak

terdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, besarnya nilai kolmogorov-

smirnov adalah 0,071 dengan Asymp.sig (2- tailed) adalah 0,192, hal ini berarti Ha

diterima (data residual terditribusi normal).

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya

hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya.

Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya.

Ketentuan dalan uji ini adalah jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas, dan sebaliknya, jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah

ini.

Tabel 4.3

Colinearity Statistic

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toler

ance VIF

1 (Constant) ,303 ,040 7,502 ,000

KI -,070 ,039 -,175 -1,764 ,080 ,819 1,222

KA -,008 ,039 -,018 -,196 ,845 ,994 1,006

DER ,008 ,009 ,088 ,880 ,380 ,807 1,239

KOM ,034 ,020 ,152 1,683 ,095 ,978 1,022

a. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Penelitian yang baik ialah penelitian yang

tidak mengandung heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar

analisis:

1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Gambar 4.4

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ada 4 pendekatan yang

dapat dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi yakni metode grafik, the run

test, uji Durbin-Watson (DW test),dan the Breusch-Godfrey (BG) test. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan the runs test yang di sajikan dalam tabel 4.4.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Tabel 4.4

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,00513

Cases < Test Value 62

Cases >= Test Value 62

Total Cases 154

Number of Runs 65

Z ,361

Asymp. Sig. (2-tailed) ,718

a. Median

Sumber: Data Diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

Hasil output SPSS menujukkan bahwa nilai test adalah -0,00513 dengan

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya sebesar 0,718 yang berarti > 0,05 yang berarti Ha

diterima, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara

nilai residual.

4.2.3 Hasil Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk meramal bagaimana

keadaan (naik turunya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen

sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Hasil analisis

regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, maka persamaan regresi linier berganda adalah

sebagai berikut:

Tax Avoidance = 0,303 - 0,090 Komisaris Independen - 0,011 Komite

Audit + 0,026 Leverage + 0,049 Kompensasi Kerugian Fiskal + e

Interpretasi persamaan diatas adalah sebagai berikut :

1. Koefisien regresi variabel komisaris independen sebesar -0,090

menyatakan bahwa apabila variabel komisaris independen ditingkatkan

sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan menurun sebesar -0,090

satuan.

2. Koefisien regresi variabel komite audit sebesar -0,011 menyatakan

bahwa apabila variabel komite audit ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka

tax avoidance akan menurun sebesar -0,011 satuan.

3. Koefisien regresi variabel leverage sebesar 0,026 menyatakan bahwa

apabila variabel leverage ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka tax

avoidance akan meningkat sebesar 0,026 satuan.

Tabel 4.5

Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,303 ,060 5,050 ,000

KI -,090 ,054 -,141 -1,653 ,100

KA -,011 ,058 -,014 -,181 ,856

DER ,026 ,011 ,197 2,301 ,023

KOM ,049 ,026 ,155 1,932 ,055

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

4. Koefisien regresi variabel kompensasi kerugian fiskal sebesar 0,049

menyatakan bahwa apabila variabel kompensasi kerugian fiskal

ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka tax avoidance akan meningkat

sebesar 0,049 satuan.

4.2.4 Hasil Uji Hipotesis

4.2.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel - variabel independen mampu menjelaskan variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi (R² ) adalah antara nol dan satu. Hasil uji

koefisien determinasi pada Tabel 4.6 menunjukkan besarnya Adjusted R Square

adalah 0,285. Dengan demikian besarnya pengaruh komisaris independen, komite

audit, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal adalah sebesar 28,5%. Sedangkan

sisanya sebesar 71,5% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini. Penyebab adjusted R square yakni jumlah sampel yang

terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22 (2018)

4.2.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Uji F

dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara

Tabel 4.6

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,573a ,328 ,285 ,40182

a. Predictors: (Constant), KOM, KA, KI, DER

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat. Variabel-variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen apabila nilai signifikan yang

diperoleh kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil (tabel 4.7) menunjukkan nilai sig

0,006 < 0,05, artinya berpengaruh secara simultan antara corporate governance,

leverage, dan kompensasi kerugian fiskal terhadap tax avoidance.

Tabel 4.7

Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,141 4 ,035 3,801 ,006b

Residual 1,470 159 ,009

Total 1,610 163

a. Dependent Variable: CETR

a. Predictors: (Constant), KOM, KA, KI, DER

Sumber : Data diolah Peneliti menggunakan SPSS 22

(2018)

4.2.4.3 Hasil Uji Parsial (Uji-t)

Tabel 4.8

Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,303 ,060 5,050 ,000

KI -,090 ,054 -,141 -1,653 ,100

KA -,011 ,058 -,014 -,181 ,856

DER ,026 ,011 ,197 2,301 ,023

KOM ,049 ,026 ,155 1,932 ,055

a. Dependent Variable: CETR

Sumber: Data diolah Peneliti menggunakan SPSS22 (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara

parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :

1) Nilai koefesien pada variabel bebas komisaris independen terdapat

nilai sig 0,100. Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance 0,05

atau nilai 0,100 > 0,05. Nilai koefisien pada variabel bebas komite

audit terdapat nilai sig 0,856. Nilai sig lebih besar dari nilai tax

avoidance 0,05 atau nilai 0,856 > 0,05 maka dapat disimpulkan

hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa “Corporate

Governance berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan

ditolak. Nilai t negatif menunjukkan bahwa komisaris independen

dan komite audit memiliki hubungan yang tidak searah dengan tax

avoidance.

2) Nilai koefesien pada variabel bebas leverage terdapat nilai sig 0,023.

Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance 0,05 atau nilai 0,023 <

0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis kedua (H2) yang menyatakan

bahwa “Leverage berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan

diterima. Nilai t positif menunjukkan bahwa leverage memiliki

hubungan yang searah dengan tax avoidance.

3) Nilai koefesien pada variabel bebas kompensasi kerugian fiskal

terdapat nilai sig 0,055. Nilai sig lebih besar dari nilai tax avoidance

0,05 atau nilai 0,055 > 0,05 dapat disimpulkan hipotesis pertama

(H1) yang menyatakan bahwa “Kompensasi Kerugian Fiskal

berpengaruh terhadap Tax Avoidance”, dinyatakan ditolak. Nilai t

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

positif menunjukkan bahwa kompensasi kerugian fiskal memiliki

hubungan yang searah dengan tax avoidance.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian ini menyimpulkan komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Oktofian (2015) yang

menyimpulkan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance. Berbeda dengan hasil penelitian Sari (2014) yang

menyimpulkan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh signifikan negatif

terhadap tax avoidance.

Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya proporsi komisaris

independen yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan jumlah komisaris yang

ada tidak memberikan dampak yang berarti terhadap tax avoidance. Hal ini

memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan aktivitas manipulasi laba

dan nantinya akan menguntungkan perusahaan dalam hal perpajakan.

Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa komite audit tidak

berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sari (2014)

yang menyimpulkan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tax

avoidance. Berbeda dengan penelitian Oktofian (2015), yakni komite audit

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

Faktor penyebab tidak berpengaruhnya variabel komite audit adalah

ketidakmampuan komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap struktur

pengendalian internal perusahaan serta memonitor pengawasan atau pengendalian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan

perusahaan. Sehingga praktik tax avoidance yang dilakukan pihak tertentu tidak

dapat dideteksi oleh komite audit.

4.3.2 Pengaruh Leverage terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian ini menyimpulkan leverage berpengaruh positif terhadap

tax avoidance. Hasil ini sesuai dengan penelitian Musyarofah (2016). Berbeda

dengan penelitian Munandar,dkk (2016) yang menyatakan leverage tidak

berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Nilai DER yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan memiliki tingkat

hutang yang tinggi dari pada modal sendiri. Tingginya tingkat hutang dalam suatu

perusahaan akan menimbulkan beban tetap bagi perusahaan yaitu beban bunga.

Tingkat beban bunga yang sangat tinggi dalam suatu perusahaan dapat mengurangi

beban pajak perusahaan tersebut. Sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak

yang tinggi akan lebih memilih untuk berhutang kepada pihak lain dari pada

menambah modal sendiri demi meminimalkan beban pajaknya. Hasil dari

pengujian DER ini memiliki arah positif yang signifikan, semakin tinggi nilai DER

maka semakin tinggi pula kemungkinan adanya tindakan penghindaran pajak pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-

2017.

4.3.3 Pengaruh Kompensasi Kerugian Fiskal terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian ini menyimpulkan kompensasi kerugian fiskal tidak

berpengaruh tetapi memiliki arah yang positif terhadap tax avoidance. Hasil ini

sesuai dengan hasil dari penelitian Munandar, dkk (2016) yang menyatakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

kompensasi kerugian fiskal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tax

avoidance. Berdeda dengan penelitian Reinaldo (2017) yang menyatakan

kompensasi kerugian fiskal berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Hal tersebut mengartikan bahwa ada atau tidak adanya kompensasi rugi

fiskal tidak akan mempengaruhi penghindaran pajak, karena apabila didapati

kerugian fiskal untuk tahun pajak sebelumnya, perusahaan akan tetap menutupi

kerugian tersebut dengan laba neto yang diperoleh perusahaan pada tahun

berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya kompensasi kerugian tidak

sepenuhnya menyatakan perusahaan mendapat keringanan untuk tidak membayar

pajak sama sekali agar terhindar dari beban pajak, namun perusahaan tetap

membayar utang pajak tersebut apabila ditahun berikutnya diperoleh laba neto yang

mencukupi dan dapat digunakan sebagai kompensasi kerugian fiskal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance,

leverage, dan kompensasi kerugian fiskal secara parsial dan simultan memiliki

pengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2015-

2017.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan atau bersama-sama variabel independen corporate

governance, leverage, dan kompensasi kerugian fiskal berpengaruh

signifikan terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2017.

2. Secara Parsial, variabel corporate governance (komisaris independen

dan komite audit) dan kompensasi kerugian fiskal tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap tax avoidance. Sementara itu, variabel

leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax avoidance pada

perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2015-2017.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit yakni

hanya mencakup perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

2. Periode pengamatan terbatas hanya tiga tahun yaitu tahun 2015

sampai 2017, sehingga periode waktu yang terbatas tentunya

mempengaruhi hasil penelitian ini.

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel penelitian

dengan mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan tak

sebatas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi

penelitian melainkan beberapa perusahaan di berbagai negara.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun

pengamatan yang relatif lebih panjang untuk mendapatkan kualitas

data yang lebih baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah variabel

independen seperti memasukkan unsur variabel moderating dan

intervening dalam penelitiannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS),

Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada

Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 20032007). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana.

Budiman, Judi dan Setiyono, 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Universitas Islam Sultan Agung,

Semarang

Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax

Aggressive Than Non-Family Firms? Journal of Financial Economics. 95,

41-61.

Darmawan dan Sukartha, 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance,

Leverage, Return On Assetsi dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran

Pajak. ISSN : 2302 – 8556.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.

Erlina dan Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Medan: USU

Press.

Fahmi, I. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, Buku Petunjuk

Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). 2003. Corporate

Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis

Indonesia. Jakarta.

Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Universitas Diponogoro.

Gibson, RS., 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford University Press.

New York.

Harahap, S. S, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Haruman, T. 2008. Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai

Perusahaan. Finance and Banking Journal. Vol. 10 (2): 150-165. Bandung.

Hastuti, T D. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance Dan Struktur

Kepemilika Dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntasi

VIII. Solo.

Hendriksen, Eldon. S., Breda, M.F. Van. 1992. Accounting Theory. Fifth Edition.

USA: Richard D. Irwin Inc.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Jensen, Michael C., Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Vol 3, No 4.

Karayan, John E and Charles W.Swenson. 2007. Strategic Business Tax Planning,

2nd edition. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP/ 103/MBU/2002 Tentang Komite Audit.

Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP/117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan

Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara.

KNKG. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.

Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan

1Tesis. Medan: USU Press.

Mangoting, Y. 1999 Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif

Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 1: 43-53.

Munandar, Raemona Tuah., Nazar, M Rafki., dan Khairunnisa. 2016. Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap

Tax Avoidance (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Subsektor

Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014). ISSN : 2355-9357.

Musyarofah, Eva. 2016. Pengaruh Derivatif Keuangan, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (Studi Empiris

pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di BEI periode 2012-

2014). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Oktofian, Muhammad. 2015. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance (Studi Empiris pada Bank Konvensional yang Terdaftar di BEI

periode Tahun 2009-2013). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ozkan. A. N. 2001. Corporate Cash Holdings: An Empirical Investigation of UK

Companies. Journal of Banking and Finance. 2103-2134.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. 01 Tahun 2011 Tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Jakarta.

Prakosa, Bambang Kesit, 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga

dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia.”

SNA 17 Mataram Lombok Universitas Mataram 24 – 27 September 2014.

Rahmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

X(1):1-10.

Reinaldo, Rusli. 2017. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA,

Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian Fiskal, dan CSR

Terhadap Tax Avoidance pada Perusahaan Manufaktur Subsektor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Makanan dan Minuman Terdaftar di BEI 2013-2015. Fakultas Ekonomi

Universitas Riau, Pekanbaru.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan.

Sari, Gusti Maya. 2014. Pengaruh Corporate overnance, Ukuran Perusahaan,

Kompensasi Rugi Fiskal dan Struktur Kepemilikan Terhadap Tax

Avoidance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2008-2012). Jurnal WRA, Vol 2, No 2.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi. 2014. Analisis Data, USU Press,

Medan.

Soemitro, Rochmat. 1988. Seminar Sehari Perencanaan pajak dan Pemeriksaan

Pajak. Jakarta: Yayasan Bina Artha.

Subramanyam, K. R., Wild, J. J. 2013. Analisis laporan keuangan. Buku 1 edisi 10.

Jakarta: Salemba Empat

Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. Pengaruh Karakteristik Eksekutif,

Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax

Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1: 47-62.

Wahyudi, Dudi. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pemeriksaan

Pajak Terhadap Tax Avoidance. RPSEP – 09.

www.bps.go.id diakses tanggal 20 Juli 2018.

www.idx.co.id diakses tanggal 18 Juli 2018.

Zain, Mohammad. 1988. Paper Pengantar Perencanaan Pajak. Bandung.

______________. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

LAMPIRAN

Lampiran i

Data Populasi dan Sampel

No Kode

Perusahaan

Kriteria Sampel

Rupiah CETR < 1 Laba Positif

1 INTP V V V 1

2 SMBR V V V 2

3 SMCB V V - -

4 SMGR V V V 3

5 WSBP V V V 4

6 WTON V - V -

7 AMFG V V V 5

8 ARNA V V V 6

9 IKAI V V - -

10 KIAS V V - -

11 MARK - - - -

12 MLIA V V - -

13 TOTO V V V 7

14 ALKA V - V -

15 ALMI V - V -

16 BAJA V V - -

17 BTON V - V -

18 CTBN - V - -

19 GDST V V - -

20 INAI V V V 8

21 ISSP V V V 9

22 JKSW - - - -

23 JPRS V V - -

24 KRAS - V - -

25 LION V V V 10

26 LMSH V V V 11

27 NIKL - V V -

28 PICO V V V 12

29 TBMS - V V -

30 AGII V V V 13

31 BRPT - V V -

32 BUDI V V V 14

33 DPNS - - - -

34 EKAD V V V 15

35 ETWA - - - -

36 INCI V V V 16

37 MDKI - - - -

38 SRSN - - - -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

39 TPIA - V V -

40 UNIC - V V -

41 AKKU V V - -

42 AKPI V - V -

43 APLI V - V -

44 BRNA V V - -

45 FPNI - V - -

46 IGAR V V V 17

47 IMPC V V V 18

48 IPOL - V - -

49 PBID - - - -

50 SIAP V V - -

51 SIMA V - - -

52 TALF V V V 19

53 TRST V - V -

54 YPAS V V - -

55 CPIN V V V 20

56 JPFA V V V 21

57 MAIN V - V -

58 SIPD V V - -

59 SULI - - V -

60 TIRT V - V -

61 ALDO V V V 22

62 FASW V V - -

63 INKP - V V -

64 INRU - V V -

65 KBRI V V - -

66 KDSI - - - -

67 SPMA V V - -

68 TKIM - V V -

69 AMIN V V V 23

70 GMFI - V V -

71 KRAH V V - -

72 ASII V V V 24

73 AUTO V V V 25

74 BOLT V V V 26

75 BRAM - V V -

76 GDYR - - - -

77 GJTL V - V -

78 IMAS V - V -

79 INDS V - V -

80 LPIN - - V -

81 MASA - V - -

82 NIPS V V V 27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

83 PRAS V - V -

84 SMSM V V V 28

85 ARGO - V - -

86 BELL - - - -

87 ERTX - V - -

88 ESTI - V - -

89 HDTX V V - -

90 INDR - V V -

91 MYTX V V - -

92 PBRX - V V -

93 POLY - V - -

94 RICY V V V 29

95 SRIL - V V -

96 SSTM V V - -

97 STAR V - V -

98 TFCO - V V -

99 TRIS V - V -

100 UNIT V - V -

101 BATA V V V 30

102 BIMA V - V -

103 IKBI - V V -

104 JECC V V V 31

105 KBLI V V V 32

106 KBLM V - - -

107 SCCO V V V 33

108 VOKS V - V -

109 PTSN - V V -

110 AISA V V - -

111 ALTO V V - -

112 CAMP V - V -

113 CEKA V V V 34

114 CLEO V - - -

115 DLTA V V V 35

116 HOKI V - - -

117 ICBP V V V 36

118 INDF V V V 37

119 MLBI V V V 38

120 MYOR V V V 39

121 PCAR V V - -

122 PSDN V V - -

123 ROTI V V V 40

124 SKBM V V V 41

125 SKLT V V V 42

126 STTP V V V 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

127 ULTJ V V V 44

128 GGRM V V V 45

129 HMSP V V V 46

130 RMBA V V - -

131 WIIM V V V 47

132 DVLA V V V 48

133 INAF V V - -

134 KAEF V V V 49

135 KLBF V V V 50

136 MERK V V V 51

137 PYFA V V V 52

138 SCPI - - - -

139 SIDO V V V 53

140 TSPC V V V 54

141 ADES V V V 55

142 MBTO V V - -

143 MRAT V - - -

144 TCID V V V 56

145 UNVR V V V 57

146 CINT V V V 58

147 KICI V - - -

148 LMPI V V - -

149 WOOD V - V -

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Lampiran ii

Data CETR

No Kode Perusahaan CETR

2015 2016 2017

1 INTP 0,216126597 0,181937278 1,187918163

2 SMBR 0,141744776 0,232201719 0,610438102

3 SMGR 0,229639895 0,303761477 0,755987551

4 WSBP 0,027705072 0,252398015 0,109767394

5 AMFG 0,329485658 0,337484687 0,976298098

6 ARNA 0,69648984 0,245352085 2,838736177

7 TOTO 0,308080222 0,376872384 0,817465631

8 INAI 0,30007021 0,252366407 1,189025966

9 ISSP 0,398029809 0,367232247 1,083863991

10 LION 0,190535625 0,327387961 0,581987267

11 LMSH 0,389745359 0,102115439 3,816713329

12 PICO 0,133839103 0,035474267 3,772850369

13 AGII 0,276864441 0,174213729 1,589222858

14 BUDI 0,426532374 0,317629467 1,342861474

15 EKAD 0,256302126 0,126875549 2,020106543

16 INCI 0,10021579 0,22593758 0,443555205

17 IGAR 0,327808799 0,212173693 1,54500209

18 IMPC 0,420212845 0,238281189 1,763516648

19 TALF 0,290518109 0,238979965 1,215658849

20 CPIN 0,287490253 0,141725664 2,02849819

21 JPFA 0,190409029 0,151593423 1,256050724

22 ALDO 0,296583014 0,307174059 0,965521029

23 AMIN 0,143976084 0,222593515 0,646811674

24 ASII 0,356138563 0,243832292 1,460588178

25 AUTO 0,47565937 0,278210899 1,70970789

26 BOLT 0,335881578 0,301353453 1,114576837

27 NIPS 0,436209065 0,248601887 1,754649053

28 SMSM 0,257852692 0,205132724 1,257004184

29 RICY 0,436175966 0,447003729 0,975777017

30 BATA 0,269305148 0,422145581 0,637943782

31 JECC 0,332446951 0,218020691 1,524841286

32 KBLI 0,300481061 0,157215271 1,911271461

33 SCCO 0,209473663 0,35635889 0,587816576

34 CEKA 0,196315259 0,250994298 0,782150276

35 DLTA 0,27671715 0,261205647 1,059384255

36 ICBP 0,296765989 0,306787748 0,967333249

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

37 INDF 0,470294538 0,362664226 1,296776752

38 MLBI 0,270746863 0,191277593 1,415465657

39 MYOR 0,126496829 0,290014699 0,436173853

40 ROTI 0,201697502 0,273456996 0,737583988

41 SKBM 0,455582293 0,562244861 0,810291609

42 SKLT 0,564417628 0,318954837 1,76958479

43 STTP 0,220780181 0,208247155 1,06018342

44 ULTJ 0,159446379 0,271350624 0,587602772

45 GGRM 0,211943221 0,269383648 0,786770921

464 HMSP 0,274483795 0,224910497 1,220413447

47 WIIM 0,232581225 0,331657305 0,701269718

48 DVLA 0,244160583 0,190111984 1,284298746

49 KAEF 0,192138025 0,189892654 1,011824423

50 KLBF 0,257447024 0,243493562 1,057305263

51 MERK 0,289433348 0,318080854 0,909936404

52 PYFA 0,3525695 0,32247727 1,093315818

53 SIDO 0,240309137 0,215685713 1,114163442

54 TSPC 0,646978981 0,64870851 0,997333889

55 ADES 0,287221279 0,111525732 2,575381256

56 TCID 0,090182331 0,151424302 0,595560485

57 UNVR 0,244027261 0,241124793 1,012037201

58 CINT 0,310030574 0,344450132 0,900073901

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Lampiran iii

Data Komisaris Independen

No Kode Perusahaan Komisaris Independen Jumlah Komisaris

1 INTP 2 6

2 SMBR 2 5

3 SMGR 1 7

4 WSBP 3 5

5 AMFG 2 6

6 ARNA 2 4

7 TOTO 2 5

8 INAI 2 3

9 ISSP 2 5

10 LION 1 3

11 LMSH 1 3

12 PICO 1 3

13 AGII 2 6

14 BUDI 1 3

15 EKAD 1 2

16 INCI 1 3

17 IGAR 1 3

18 IMPC 1 3

19 TALF 1 3

20 CPIN 1 3

21 JPFA 2 5

22 ALDO 1 3

23 AMIN 1 2

24 ASII 3 10

25 AUTO 3 8

26 BOLT 1 3

27 NIPS 1 2

28 SMSM 1 2

29 RICY 1 3

30 BATA 1 3

31 JECC 2 4

32 KBLI 0 6

33 SCCO 1 3

34 CEKA 1 3

35 DLTA 0 5

36 ICBP 3 6

37 INDF 3 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

38 MLBI 3 6

39 MYOR 2 5

40 ROTI 1 3

41 SKBM 1 3

42 SKLT 1 3

43 STTP 1 2

44 ULTJ 1 3

45 GGRM 2 4

46 HMSP 2 6

47 WIIM 1 3

48 DVLA 3 7

49 KAEF 2 5

50 KLBF 2 6

51 MERK 1 3

52 PYFA 2 4

53 SIDO 2 5

54 TSPC 3 5

55 ADES 1 3

56 TCID 2 5

57 UNVR 4 5

58 CINT 1 2

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Lampiran iv

Data Komite Audit

No Kode Perusahaan Komite Audit

1 INTP Ada

2 SMBR Ada

3 SMGR Ada

4 WSBP Ada

5 AMFG Ada

6 ARNA Ada

7 TOTO Ada

8 INAI Ada

9 ISSP Ada

10 LION Ada

11 LMSH Ada

12 PICO Ada

13 AGII Ada

14 BUDI Ada

15 EKAD Ada

16 INCI Ada

17 IGAR Ada

18 IMPC Ada

19 TALF Ada

20 CPIN Ada

21 JPFA Ada

22 ALDO Ada

23 AMIN Ada

24 ASII Ada

25 AUTO Ada

26 BOLT Ada

27 NIPS Ada

28 SMSM Ada

29 RICY Ada

30 BATA Ada

31 JECC Ada

32 KBLI Ada

33 SCCO Ada

34 CEKA Ada

35 DLTA Ada

36 ICBP Ada

37 INDF Ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

38 MLBI Ada

39 MYOR Ada

40 ROTI Ada

41 SKBM Ada

42 SKLT Ada

43 STTP Ada

44 ULTJ Ada

45 GGRM Ada

46 HMSP Ada

47 WIIM Tidak Ada

48 DVLA Ada

49 KAEF Ada

50 KLBF Ada

51 MERK Ada

52 PYFA Ada

53 SIDO Ada

54 TSPC Ada

55 ADES Ada

56 TCID Ada

57 UNVR Ada

58 CINT Ada

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Lampiran v

Data DER

No Kode

Perusahaan

DER

2015 2016 2017

1 INTP 0,158066618 0,133061354 0,175398276

2 SMBR 0,108266252 0,285684238 0,482726352

3 SMGR 0,390379331 0,308692352 0,608575145

4 WSBP 2,255428167 0,460801164 1,039121217

5 AMFG 0,259585284 0,346169678 0,766140669

6 ARNA 0,599121423 0,385641402 0,555611895

7 TOTO 0,635582073 0,409680657 0,668735883

8 INAI 4,546886371 0,80731116 3,375977311

9 ISSP 1,133478495 0,562207921 1,206791693

10 LION 0,406359127 0,313802602 0,507687953

11 LMSH 0,189800005 0,279507534 0,243333871

12 PICO 1,451681154 0,58368823 1,575190576

13 AGII 1,793000227 0,520501778 0,884930361

14 BUDI 1,954942362 0,602640283 1,460412656

15 EKAD 0,334736624 0,157298883 0,202091639

16 INCI 0,100581796 0,09847701 0,131934527

17 IGAR 0,236651338 0,14953759 0,160824449

18 IMPC 0,527270762 0,461499124 0,780170802

19 TALF 0,239885403 0,147194633 0,202405736

20 CPIN 0,948644146 0,415110659 0,561667598

21 JPFA 1,808564818 0,513118729 1,152885961

22 ALDO 1,141302891 0,510424248 1,173722954

23 AMIN 0,559821709 0,400416737 0,981493972

24 ASII 0,939691622 0,46571194 0,89117822

25 AUTO 0,413635787 0,278924143 0,372079628

26 BOLT 0,207865989 0,131980818 0,649559096

27 NIPS 1,11409767 0,52609586 1,157970803

28 SMSM 0,54147619 0,299229623 0,336485277

29 RICY 1,994892853 0,679906716 2,194411818

30 BATA 0,453356296 0,307660537 0,477090176

31 JECC 2,693925114 0,703669854 2,522325584

32 KBLI 0,510470453 0,293935015 0,686731056

33 SCCO 0,922415043 0,501855895 0,471374588

34 CEKA 1,321989795 0,37731947 0,542157587

35 DLTA 0,222099416 0,154803106 0,171404501

36 ICBP 0,620843855 0,359876262 0,55574693

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

37 INDF 1,129594934 0,465267023 0,880788055

38 MLBI 1,740910396 0,639285146 1,357091008

39 MYOR 1,183617902 0,495287384 1,028167978

40 ROTI 1,277024864 0,50584615 0,616809499

41 SKBM 1,221773191 0,632220129 0,586168937

42 SKLT 1,480262893 0,478827032 1,068747528

43 STTP 0,902805391 0,499868863 0,691565346

44 ULTJ 0,265411512 0,176912203 0,232416712

45 GGRM 0,670847323 0,371513883 0,582451448

46 HMSP 0,187239279 0,196038597 0,264652243

47 WIIM 0,422790365 0,267827718 0,253167283

48 DVLA 0,413717238 0,295021619 0,469932855

49 KAEF 0,670206516 0,507560626 1,369718091

50 KLBF 0,252153893 0,181410771 0,1959264

51 MERK 0,354990858 0,21676954 0,376267493

52 PYFA 0,58020434 0,368448313 0,46582577

53 SIDO 0,076125133 0,076893802 0,090588822

54 TSPC 0,44904884 0,296172375 0,462984653

55 ADES 0,989298624 0,499155026 0,986321869

56 TCID 0,214141628 0,183946886 0,270932421

57 UNVR 2,258498434 0,719076575 2,654551524

58 CINT 0,214979118 0,182569749 0,246692532

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Lampiran vi

Data Kompensasi Kerugian Fiskal

No Kode

Perusahaan

Kompensasi Kerugian Fiskal

2015 2016 2017

1 INTP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

2 SMBR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

3 SMGR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

4 WSBP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

5 AMFG Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

6 ARNA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

7 TOTO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

8 INAI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

9 ISSP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

10 LION Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

11 LMSH Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

12 PICO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

13 AGII Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

14 BUDI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

15 EKAD Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

16 INCI Ada Ada Ada

17 IGAR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

18 IMPC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

19 TALF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

20 CPIN Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

21 JPFA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

22 ALDO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

23 AMIN Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

24 ASII Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

25 AUTO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

26 BOLT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

27 NIPS Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

28 SMSM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

29 RICY Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

30 BATA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

31 JECC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

32 KBLI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

33 SCCO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

34 CEKA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

35 DLTA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

36 ICBP Ada Ada Tidak Ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

37 INDF Ada Ada Ada

38 MLBI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

39 MYOR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

40 ROTI Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

41 SKBM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

42 SKLT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

43 STTP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

44 ULTJ Ada Ada Ada

45 GGRM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

46 HMSP Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

47 WIIM Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

48 DVLA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

49 KAEF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

50 KLBF Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

51 MERK Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

52 PYFA Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

53 SIDO Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

54 TSPC Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

55 ADES Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

56 TCID Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

57 UNVR Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

58 CINT Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Sumber: Data Diolah Peneliti (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA