skripsi pelayanan pemerintah dalam pengelolaan sampah …

87
SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA Disusun Oleh : ERMIYANTI 15520099 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD “ YOGYAKARTA 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

SKRIPSI

PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

DI KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

ERMIYANTI

15520099

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD “

YOGYAKARTA

2020

Page 2: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …
Page 3: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

ii

SKRIPSI

Pelayanan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Studi Ilmu Pemerintahan (Sarjana)

Pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Disusun Oleh:

ERMIYANTI

15520099

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

DESA“APMD”YOGYAKARTA

2020

Page 4: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …
Page 5: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …
Page 6: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

v

HALAMAN MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al-Insyirah, 6-8).

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah

dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah 11)

Page 7: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Proses penulisan hingga penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari banyak pihak

yang telah memberikan dukungan dan bantuan, baik bantuan moril maupun

material. Skripsi ini saya persembahkan :

1. Kepada Allah Yang Maha Esa dengan segala Rahmat dan petunjuk-Mu, maka

Engkau mengizinkan Hambamu untuk langkah meraih kesuksesan ini.

2. Kepada kedua Orang Tua saya Bapak Junisa dan Ibu Nurjanah tercinta yang

telah membesarkanku, mendidik dan memotivasi kepada saya selama ini,

terimakasih banyak atas pengorbanan serta doa yang telah kalian panjatkan.

Bagi saya gelar ini belum cukup untuk membalas jasa kalian, tetapi doakanlah

semoga anakmu ini dapat menjadi anak yang lebih baik lagi.

3. Untuk Dosen Pembimbing saya Ibu Utami Sulistiana, S.P.M.P terimakasih

atas kesabaran, bantuan, nasehat, serta ilmu tiada batas yang telah Ibu berikan

kepada saya demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Untuk segenap keluarga besar saya terima kasih atas dukungan, motivasi, dan

kepercayaan yang kalian berikan sehingga membuat saya merasa menjadi

semangat untuk menggapai cita-cita di kota ini.

5. Untuk teman-teman seperjuangan sekaligus keluarga keduaku di Jogja, Erik

Strada, Ira Sagita, Angel, fina, Mumun, Pasca, Mila, Susan, Susi, Dewi, Julie,

Rosa, Bella, Ayu, Indra, Nova,

Gufran dan Udho serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan semangat yang

kalian berikan dalam proses mengerjakan skripsi ini, semua nya tidak akan pernah

saya lupakan.

Page 8: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

vii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kehadiran Allah SWT yang tiada henti memberikan Anugrah

dan Hidayah nya, sehingga saya diberikan kemampuan untuk dapat

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul: “Pelayanan Pemerintah dalam

Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta”

Saya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan

banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan

materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan saya. Sehingga saya

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun mudah mudahan

dikemudian hari dapat memperbaiki segala kekuranganya.

Dalam penulisan skripsi ini, saya selalu mendapatkan bimbingan,

dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu saya ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang

terhormat, yakni Yth. Utami Sulistiana, S.P., M.P selaku Dosen Pembimbing saya

yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing saya

dalam penulisan skripsi ini, selain pembimbing saya juga ingin mengucapkan

banyak rasa terima kasih kepada :

1. Yth.Bapak Dr.Sutoro Eko Yunanto, M.Si Selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Yth.Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A. selaku Ketua Prodi Ilmu

Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

Page 9: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

viii

3. Staf pengajar di Prodi Ilmu Pemerintahan yang telah memberikan bekal ilmu

4. Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta beserta Unit Kegiatan dan Unit

Pelaksana Teknis yang telah memberikan ruang yang luas kepada saya untuk

melakukan penelitian.

5. Untuk segenap keluarga besar saya terima kasih atas dukungan, motivasi, dan

kepercayaan yang kalian berikan sehingga membuat saya merasa menjadi

semangat untuk menggapai cita-cita di kota ini.

6. Sahabat Almamaterku Angkatan 2015 Prodi Ilmu Pemerintahan

Akhirnya, saya mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan

apabila ada yang tidak tersebutkan saya mohon maaf, dengan besar harapan

semoga skripsi yang ditulis oleh saya ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya

sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam

penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan

yang berlimpah dari Allah Yang Maha Esa, Amiiin.

Yogyakarta, Maret 2020

Penulis

Ermiyanti

Page 10: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

ABSTRAK ................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 16

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 16

D. Kerangka Konseptual................................................................ 17

1. Pelayanan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah ............. 20

2. Penyediaan Sarana dan Prasarana ........................................ 34

3. Prosedur Pelayanan Pengelolaan Sampah ............................ 36

4. Pengawasan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah .......... 38

E. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 41

F. Metode Penelitian .................................................................... 41

1. Jenis Penelitian .................................................................. 41

Page 11: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

x

2. Unit Analisis ....................................................................... 42

3. Teknik Pengumpulan data ................................................... 43

4. Teknik Analisis Data .......................................................... 46

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ......................................... 50

A. Profil Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta ..................... 50

1. Kondisi Geografis ............................................................... 50

B. Deskrifsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta................ 54

1. Visi dan Misi ...................................................................... 54

2. Kedudukan.......................................................................... 55

3. Susunan Organisasi ............................................................. 56

4. Struktur Organisasi ............................................................ 59

5. Bidang Pengelolaan Sampah ............................................... 60

6. Bidang Pengembangan Kapasitas ........................................ 62

7. Sarana dan Prasarana .......................................................... 64

8. Bank Sampah ...................................................................... 65

9. Wajib Retribusi Komersial .................................................. 66

BAB III ANALISIS PELAYANAN PEMERINTAH DALAM

PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA ............. 72

A. Deskripsi Informan .................................................................. 73

B. Analisis Pelayanan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah .... 77

1. Prosedur Pelayanan Pemerintah Kota dalam Pengelolaan

Sampah ............................................................................... 79

2. Saranan dan Prasarana dalam Pengelolaan Sampah ............. 84

Page 12: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

xi

3. Pengawasan Pemerintah Dalam Pengelolaan Sampah ......... 89

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 94

A. Kesimpulan ............................................................................. 94

B. Saran ....................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ........................................... 52

Tabel. 2 Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 53

Tabel. 3 Jumlah Sarana dan Prasarana ..................................................... 64

Tabel. 4 Rincian Data Bank Sampah ........................................................ 65

Tabel. 5 Wajib Retribusi Komersial ......................................................... 66

Tabel. 6 Jumlah Bank Sampah ................................................................. 67

Tabel III.1 Deskripsi Informan Berdasarkan Kedudukan .............................. 73

Tabel III.2 Deskripsi Informan Bedasarkan Jenis Kelamin ........................... 74

Tabel III.3 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia ......................................... 75

Tabel III.4 Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 76

Page 14: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

xiii

ABSTRAK

Pemerintah selalu kurang maksimal dalam memberikan pelayanan dalam

hal pelayanan pengelolaan sampah mulai dari TPS menuju ke TPA di Kota

Yogyakarta, banyaknya sampah yang ditemukan tidak terangkut mulai dari TPS

sampai ke TPA, ini menunjukan kurangnya pelayanan pemerintah. Produksi

sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

produksi dan pola konsumsi masyarakat. Permasalahan dalam pelayanan

pemerintah mengenai pengelolaan sampah adalah terkait fasilitas sarana dan

prasana yang masih kurang memadai, Selain itu pelatihan, bimbingan dan

pengawasan kepada masyarakat dari pemerintah masih kurang. Padahal Dinas

Lingkungan Hidup bertanggung jawab dalam hal memberikan pelayanan

pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Berdasarkan permasalahan tersebut saya

menyimpulkan Rumusan Masalahnya yaitu pelayanan pemerintah dalam

pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian pendekatan Deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran tentang

pengelolaan sampah secara faktual dan sistematis. Pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang di peroleh

kemudian di analisis dengan teknik analsisi data yaitu Reduksi data, Triangulasi,

dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian yang telah dilaksanakan

adalah indentitas informan yang di wawancara sebanyak 9 orang informan.

Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa pelayanan

pemerintah dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta antara lain: 1)

prosedur pelayanan pemerintah kota dalam pengelolaan sampah, prosedur yan

dilakukan oleh Dinas dalam pengelolan sampah belum bisa dikatakan maksimal

karena masih banyak yang belum tersedia dilihat dari penyediaan fasilitasnya. 2)

penyediaan fasilitas pelayanan pemerintah dalam pengelolaan sampah dengan

menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana berupa bank-bank sampah,

meminjamkan gerobak pengangkutan sampah, menyiapkan tim anggota sebanyak

376 orang yang siap turun ke lapangan, Truk pengangkutan sampah dan Pick Up

namun penyediaan fasilitas tersebut masih kurang karena masih ada beberapa di

tingkat RW, RT yang belum mendapatkan bank-bank sampah dan gerobak

sampah. 3) pengawasan pemerintah dalam pengelolaan sampah masih kurang,

karena masih banyak kita lihat tumpukan sampah dimana-mana di tempat tertentu.

Kata Kunci : Sampah, Pelayanan, Pengelolaan.

Page 15: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya jumlah penduduk secara signifikan serta adanya

perubahan pola konsumsi masyarakat secara tidak langsung menambah

volume sampah, jenis, dan karakteristik sampah, bahkan semakin beragam.

Permasalahan sampah yang timbul hakikatnya juga menjadi permasalahan

nasional, yang perlu di lakukan penanganan secara komprehensif dan terpadu.

Pengolahan sampah secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi

lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Hal ini sesuai dengan

Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 ayat

(1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan. (Beraja Niti 2013). pengelolaan sampah terpadu

diterapkan untuk mengurangi limbah pada sumbernya. Ini berarti bahwa

limbah yang dihasilkan harus dipulihkan untuk digunakan kembali dan daur

ulang, sehingga hanya residu yang dibuang di TPA (Tempat Pemrosesan

Akhir). Output dari pengolahan yang digunakan sebagai bahan masukan

dalam proses atau dikonversi menjadi nilai tambah masukan bagi proses

lainnya, memaksimalkan konsumsi sumber daya dan meningkatkan eko-

efisiensi (Ngoc dan Schnitzer, 2009).

Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan

pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan

Page 16: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

2

dan pencemaran lingkungan (Tuti Kustiah, 2005:1). Lebih jauh lagi,

penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya

masalah sosial, seperti amuk massa, bentrok antar warga, pemblokiran

fasilitas TPA (Hadi, 2004) Pertumbuhan jumlah sampah di kota-kota di

Indonesia setiap tahun meningkat secara tajam. Sebagai contoh di Kota

Bandung. Di kota ini, pada tahun 2018 volume sampahnya sebanyak 1.600

Ton per hari; dan pada tahun 2019 telah mencapai 1.700 Ton per hari. Selain

itu, di Jakarta, pada tahun 2019 volume sampah yang dihasilkan sebanyak

7000 Ton /hari; dan pada tahun 2019 telah mencapai 7.700 /hari. (Suganda

dalam Kompas, 30 mei 2019).

Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di TPA sehingga

menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat, selain diperlukan lahan yang

cukup luas, juga diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang sangat

mahal. Semakin banyaknya jumlah sampah yang dibuang ke TPA salah

satunya disebabkan belum dilakukannya upaya pengurangan volume sampah

secara sungguh-sunguh sejak dari sumber (Tuti Kustiah : 2005:3).

Selain masalah volume sampah yang terus meningkat, Pemerintah

Kota Yogyakarta saat ini juga menghadapi berbagai persoalan terkait

penanganan sampah, berupa keterbatasan biaya operasional dan sarana

prasarana pengelolaanya. Besarnya anggaran yang dikeluarkan oleh

Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menangani sampah sebesar Rp

2.683.950.000. Meningkat rata-rata 11,25 % per tahun, sehingga biaya yang

dikeluarkan pemerintah Kota Yogyakarta sebesar Rp 5.073.069.000. Dari

Page 17: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

3

anggaran tersebut jumlah sampah yang tertangani baru mencapai 85% dari

total sampah yang dihasilkan (DLH Kota Yogyakarta, 2018). Masalah

infrastruktur juga menjadi kendala dalam pengelolaan sampah Kota

Yogyakarta. Sebagai contoh, Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA)

Piyungan sebagai tempat pembuangan sampah Kota Yogyakarta.

Secara umum pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta masih

mengikuti paradigma lama, dimana sampah dikumpulkan, kemudian diangkut

dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Piyungan,

Bantul. Pada sistem tersebut, semakin banyak sampah yang harus dikelola

maka biaya yang harus dikeluarkan juga semakin besar.

Berdasarkan UU RI Nomor 18 Tahun 2008 dan PP RI Nomor 81

Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar

dalam pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan dan penanganan

sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar seluruh lapisan

masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat luas

melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan volume sampah. pendauran

ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih dikenal dengan

sebutan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Berdasarkan prinsip 3R, banyak

program yang dilaksanakan dengan kerjasama sektor pemerintah dan swasta

dari aspek sosial, teknologi, ekonomi, kesehatan masyarakat dan perspektif

politik (Weng dan Fujiwara, 2011).

Dan salah satu penyebab utama pertumpukan sampah di kota

Yogyakarta seperti di bank-bank sampah, dan di tepi jalan maupun dilorong-

Page 18: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

4

lorong tertentu ialah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap masalah

lingkungan, kemudian mengingat padatnya penduduk kota yang ada di Kota

Yogyakarta, serta rendahnya pelayanan pemerintah, sarana dan prasaana yang

difasilitasi oleh pemerintah kepada masyarakat masih kurang. dan

keterbatasan jumlah TPS di Kota Yogyakarta misalnya dibagian mall, pusat

pembelanjaan, tempat kuliner, taman, dan ruas jalan. Padahal tempat tersebut

merupakan tempat yang paling banyak pengunjungnya. Kemudian masalah

kedua ialah tempat pembungan sampah akhir (TPA) hanya ada satu yaitu yang

berada di Piyungan Bantul. kemudian pada sabtu, 23 maret 2019 tempat

pembungan sampah akhir (TPA) Piyungan di Desa Sitimulyo Kabupaten

Bantul masih di blockade, armada truk yang biasa membuang sampah

ditempat pembungan sampah akhir tersebut dilarang masuk, blockade tersebut

dilakukan oleh warga sekitar TPA, warga merasa dirugikan dan kecewa denga

keberadaan TPA yang tidak dikelola dengan baik. sebab, jalan kampong

sebagai akses aktivitas warga kondisinya kotor dan becek.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012

tentang pengelolan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah.

Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan

Sampah. Walikota Yogyakarta dan Peraturan Daerah (Perda) nomor 18 Tahun

2002 tentang kebersihan, Serta undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

pengelolan sampah. Tentang kondisi dan kebijakan terkait pengelolaan

sampah di kota Yogyakarta. Kemudian Peraturan Walikota (Perwali) Kota

Yogyakarta Nomor 67 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Dalam

pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.

Page 19: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

5

Pengelolaan sampah perkotaan dilakukan dengan dua sistem, yaitu

sentralisasi dan desentralisasi. Pengelolaan sampah di Kota ditangani sebagian

besar oleh pemerintah secara sentralisasi. Pengelolaan tersebut mulai dari

penarikan retribusi, pengumpulan dari sumber, pengumpulan di TPS, dan

pengakutan ke TPA. Pengolahan sampah di Kota Yogyakarta masih

mengandalkan peran pemerintah. Petugas pengangkutan mengambil sampah

dari warga masyarakat dan membawa sampah ke TPS untuk diangkut ke TPA

oleh petugas. Persentasi masyarakat yang dilayani di Kota Yogyakarta masih

sangat tinggi, berarti peran serta masyarakat masih sangat rendah.

Wilayah Kota Yogyakarta secara adminisratif terdiri dari 14

kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW, dan 2.532 RT dengan wilayah seluas

32,5km atau kurang lebih 1, 02% dari wilayah provinsi Daerah Istimewah

Yoyakarta. Sebagian besar tanah di Kota Yogyakarta adalah tanah regosol.

Terdapat 3 sungai yang mengalir di bagian timur kota, sungai code dan sungai

manunggal di bagian tengah dan sungai winongo di bagian barat Kota.

Kondisi fisiografi Kota Yogyakarta yang relatif datar adalah wilayah dengan

kepadatan penduduk tinggi dan memiliki kegiatan sosial ekonomis

berintesintas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju dan

berkembang.

Untuk Tenaga kerja dan alat operasional untuk menangani

permasalahan sampah pun tidak hanya sedikit yang diperlukan, perlu alat

perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja, alat operasional truk

pengangkut sampah dan lain sebagainya. serta ada banyak pekerja yang

Page 20: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

6

membantu dalam hal penangan sampah, yaitu, dari ASN sendiri terdiri dari

180 orang, tenagan pembantu 28 orang, dan tenaga teknis sebanyak 51 orang

Menurut Bapak ; Ahmad Haryoko selaku kepala seksi penanganan sampah di

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Pengelolan sampah masih

merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Kota, tantangan tersebut adalah

kesadaran masyarakat yang masih relatif rendah terutama masyarakat yang

berjualan di pasar, dan orang-orang yang berjualan di kaki lima, serta

kurangnya sarana pengumpulan sampah, dan terbatasnya jumlah penyuluhan

kebersihan sehingga intesitas penyuluhan masih relatif rendah.

Berbicara tentang pelayanan publik, sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dinyatakan

bahwa Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan Perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan

pelayanan administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan pengertian tersebut, pelayanan publik selalu dikaitkan dengan

suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang atau instansi

tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik ini menjadi semakin

penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak ramai yang memiliki

keanekaragaman kepentingan dan tujuan. karena itu institusi pelayanan publik

dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah kegiatan pelayanan

publik telah diatur pemenuhannya berdasarkan regulasi yang dibuat oleh

Page 21: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

7

pemerintah dengan tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan dasar dan

kesejahteraan masyarakat.

Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau

kegiatan jasa. Peranannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala

kegiatan kegiatan jasa di masyarkat itu terdapat kompetisi dalam usaha

merebut pasar langganan. demikian pula di bidang pemerintahan, peranan

pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, belum dapat

memenuhi harapan semua pihak sehingga diperlukan sistem manajemen untuk

penyelenggaraan pelayanan umum (Badu Achmad, 2012 : 7-8). Pada dasarnya

setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat

dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan

manusia (L.P.Sinambela 1992:198).

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada

masyarakat sebenarnya merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai

pelayan masyarakat dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Karena itu, kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public

services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauh mana

pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi

masyarakat, dengan demikian akan menentukan sejauh mana negara telah

menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya untuk

mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana tertuang dalam

konsep “welfare state”. Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat

didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang

Page 22: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

8

publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat, di Daerah, dan di lingkungan

Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Karenanya birokrasi publik

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik

dan profesional.

Pelayanan yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan

oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur

pemerintah). Dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan

dan sasaran;

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan:

a. Diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit,

mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang

meminta pelayanan;

b. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya

kejelasan dan kepastian mengenai :

1) Prosedur/tata cara pelayanan;

2) Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun

persyaratan administratif;

3) Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung

jawab dalam memberikan pelayanan;

Page 23: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

9

4) Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya;

5) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

c. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan

kerja/pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu

penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan

dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar

mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun

tidak diminta; d. Eϐisiensi, mengandung arti :

1) Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan

langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap

memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk

pelayanan yang berkaitan;

2) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal

proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan

adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi

pemerintah lain yang terkait.

3) Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan

pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan;

4) Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat

menanggapi apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi

masyarakat yang dilayani;

Page 24: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

10

5) Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan,

keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa

mengalami tumbuh kembang.

Menurut Moenir (2010 : 26) pelayanan adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha

memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan

hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan merupakan

sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Groonros (1990:27) dalam Ratminto dan Atik (2005:2)

pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi

antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh

perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan konsumen atau pelanggan.

Faktor yang mendukung terlaksananya pelayanan publik yang baik dan

memuaskan (Moenir, 2010: 88-119) antara lain:

1. Faktor Kesadaran

Suatu proses berpikir melalui metode renungan, pertimbangan dan

perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan, ketetapan

hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk

perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian.

Page 25: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

11

2. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan

organisasi pada umumnya tetapi ada sedikit perbedaan dalam

penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada

manusia yang mempunyai watak dan kehendak multi kompleks

3. Faktor Kemampuan dan Keterampilan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan

dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan

tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan

yang diharapkan. Kata jadian kemampuan dengan sendirinya juga kata

sifat/keadaan yang ditujuka pada sifat atau keadaan seseorang yang dapat

melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan-ketentuan yang ada.

4. Faktor Sarana Pelayanan Sarana

Pelayanan yang dimaksud disisni ialah segala jenis peralatan,

perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial

dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhungan dengan

organisasi kerja itu.

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ikut serta

menangani permasalahan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Sekretariat

Bersama Yogyakarta, Sleman, dan Bantul (Sekber Kartamantul) adalah satuan

kerja yang bertugas mengawasi pengelolaan sampah di tingkat Provinsi untuk

bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di Kabupaten/kota.

Page 26: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

12

Pengawasan yang dilakukan mulai dari penarikan retribusi, pengumpulan dari

sumber untuk dibawa ke TPS sampah, pengangkutan sampah TPS sampah ke

TPA sampah Piyungan oleh puluhan truk atau kendaraan pengakut sampah

lain yang beroperasi di tiga Daerah (Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul)

sampai dengan pengoperasian TPA sampah Piyungan. Hal tersebut

menunjukkan manajemen sampah terpadu yang memungkinkan rawan

konflik, karena adanya perbedaan kepentingan pada otonomi daerah.

Permasalahan yang lain adalah campur tangan pemerintah provinsi ternyata

tidak begitu saja menyelesaikan berbagai permasalahan persampahan di Kota

Yogyakarta, seperti penegakan regulasi, pendanaan, dan pemberdayaan

masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang dilakukan di Kota

Yogyakarta ini bermaksud untuk menganalisis pelayanan pemerintah dalam

pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta dan segala upaya, baik pelayanan

dan program, dan kinerja untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut.

Permasalahan sampah merupakan salah satu dari kurangnya kesadaran

masyarakat. Perilaku yang tidak baik sering kali disebabkan karena tingkat

pengetahuan dan sikap yang kurang baik. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian Mulasari (2014) yang menyebutkan bahwa banyaknya TPS ilegal

kemunginan disebabkan karena pengetahuan dan sikap masyarakat tentang

lingkungan yang tidak baik. Pengetahuan dan sikap yang tidak baik tersebut

menyebabkan perilaku membuang sampah yang tidak baik pula. Pada bagian

proses, pelayanan publik bidang persampahan di Kota Yogyakarta dilakukan

oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Cakupan pelayanan

Page 27: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

13

persampahan di Kota Yogyakarta baru mencapai 85%. Hal tersebut

disebabkan karena sarana dan prasara, keterbatasan sumber daya Manusia dan

anggaran. Permasalahan tersebut terus diupayakan untuk diatasi. Tindakan

yang dilakukan dengan terus meningkatan kualitas dan kuantitas saran

prasarana termasuk di dalamnya infrastruktur. Selain itu, direncanakan pula

program pemberdayaan masyarakat untuk membantu pengelolaan sampah dari

sumber timbulnya.

Untuk itu masyarakat pun harus ikut berpartisipasi dalam hal menjaga

keindahan dan kenyaman Kota Yogyakarta. Kurangnya tempat sampah umum

itulah yang menjadikan penyebab utama masyarakat bisa dengan mudah

melempar atau membuang sampah sembarangan, sehingga timbulanya

masalah yang membuat tercemarnya lingkungan, mulai dari selokan

tersumbat, tepi jalan tidak bersih, bau yang tidak sedap itu sangat menganggu

segala aktivitas orang lain.

Kota Yogyakarta sebagai Kota pariwisata menggambarkan potensi

provinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Kota Yogyakarta adalah daerah

tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis objek wisata

dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata

budaya, wisata pendidikan, wisata belanja, bahkan yang terbaru wisata

malam. Keadaan tersebut memberikan dampak pada meningkatnya jumlah

penduduk, berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun 2018 oleh Badan Pusat

Statistik tentang kependudukan di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa

jumlah penduduk Kota Yogyakarta sebanyak 412.437 ribu jiwa. Jumlah

Page 28: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

14

tersebut hanyalah penduduk yang menetap di Kota Yogyakarta dan belum

termasuk dengan penduduk pendatang yang tidak menetap dan hanya untuk

liburan.

Pemerintah Kota mengeluarkan Kebijakan yang mana akan di jalankan

Oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kepala Bagian Persampahan

selaku yang menjalankan tugas dan fungsi serta tangungjawab dalam bidang

persampahan, yang merupakan bagian dan fungsi pelayanan publik.

Diperlukan adanya ketentuan-ketentuan bagi pemerintah dan pengelolaan

dalam kegiatan pengaturan, pengawasan penanganan tempat sampah sehingga

sampah yang dapat di daur ulang kembali, Bisa diolah. Salah satu cara

pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat yang saat ini banyak dilakukan

oleh warga Kota Yogyakarya adalah bank sampah tercatat tidak kurang dari

433 buah bank sampah telah terbentuk yang tersebar di berbagai Rw, dengan

serapan sampah mencapai 70 ton/bulan. Pemerintah Kota Yogyakarta terus

berupaya agar berkelanjutan kegiatan bank sampah tetap terjaga, sehingga

bisa berkembang dengan pesat kedepannnya. Upaya peningkatan kapasitas

bagi pengurus bank sampah di wilayah terus dilakukan salah satunya adalah

pelatihan daur ulang sampah setiap tahunnya.

Hingga akhirnya Sejak tahun 2016 Kota Yogyakarta sudah melakukan

gerakan Ecobrick, dimana gerakan tersebut telah dilakukan bersama berbagai

komponen masyarakat di Kota Yogyakarta mulai dari kelompok-kelompok

pengelola sampah mandiri hingga sampai ke sekolah yang ada di Kota

Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan Kota pertama di indonesia yang

Page 29: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

15

mengadopsi Ecobrick ke dalam program pengolahan sampah. Selama itu

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta sudah mensosialilsasikan,

melatih dan mendampingi masyarakat Kota Yogyakarta dalam pembuatan

Ecrobrick. Selain mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat,

dan Ecobrick terbukti sanagat efektif menyerap sampah plastik. Hingga saat

ini tidak kurang dari 2 Ton sampah plastik yang berhasil diselematkan dari

gerakan Ecobrick di Kota Yogyakarta. Kepala seksi penguranagan sampah

Dinas Lingkungan Hidup (DLH ) Kota Yogyakarta.

Meskipun Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah

menyedakan fasilitas serta sarana dan prasarana, berupa; meminjamkan

gerobak sampah kepada warga masyarakat, memberikan bank-bank sampah

pada setiap Rt,Rw dan kelurahan, dan menyediakan tim anggota

pengangkutan sampah serta pengawasan yang maksimal namun itu tidak

cukup untuk menampung banyaknya penduduk yang semakin hari semakin

meningkat, meningkatnya jumlah penduduk juga faktor utama bertambahnya

volume sampah, karena tingkat produksi manusia pun semakin besar. Petugas

pengangkutan sampah yang hanya berjumlah 376 orang tenaga kerja juga

belum tentu mampu mengangkat seluruh sampah yang ada di Kota

Yogyakarta, karena sampah yang di ambil tidak hanya sampah yang berada di

TPS saja, namun ada banyak sampah yang bertumpukan di area tertentu

contohnya, selokan, lorong-lorong kecil, tepi jalan dan tempat-tempat umum

seperti di wilayah Malioboro tempat kuliner serta tempat pusat pembelanjaan

lainnya yang paling dominan banyak nya sampah.

Page 30: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

16

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

dalam pengelolaan sampah Kota Yogyakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelayanan Dinas

Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam pengelolaan sampah Kota

Yogyakrta.

Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan informasi bagi objek penelitian dalam kaitannya dengan sampah bagi

kesehatan masyarakat dan manfaat sampah.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian penulisan ini di harapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi masyarakat sehingga perkembangan masyarakat

terhadap ilmu pengetahuan khususnya pengelolaan sampah baik dan

benar sesuai peraturan yang ada.

b. Memperkaya referensi dan literatur dalam kepustakaan yang dapat

digunakan sebagai acuan penelitian yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan kontribusi konkrit bagi pemerintah

khususnya Dinas Lingkungan Hidup dalam memberikan pelayanan terkait

tentang pengelolaan sampah yang lebih efektif dan efisien.

Page 31: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

17

Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan cerminan

kepada masyarakat agar lebih antusia dalam hal menjaga dan merawat

lingkungan.

D. Kerangka Konseptual

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan

pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Karenanya Birokrasi

publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang

baik dan profesional (Tesis Irsan, 2012 : 9).

Menurut Moenir (2001:13) Pelayanan publik adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan publik adalah

mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan

oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai

pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh

pemerintah.

Pelayanan publik atau pelayanan pemerintah kota kepada masyarakat

berguna untuk mencapai suatu tujuan dari apa yang sudah di rencanakan, demi

tercapainya suatu masalah yang ada pada saat ini yakni masalah pelayanan

Page 32: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

18

pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta ialah pemerintah harus menyediakan

fasilitas sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sarana dan

prasarana pun harus lengkap untuk menunjang terwujudnya kesejahteraan

bersama. Pelayaanan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak hanya pelayanan

yang berbentuk fisik namun masyarakat juga sangat berharap pemerintah mau

ikut serta dalam mengelola dan menangani sampah secara bersama.

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang

meliputi 5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu

dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept.

Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002). Kelima aspek tersebut meliputi: aspek

teknis operasional, aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum dan

peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran serta masyarakat.

Menurut azwar (2002) yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian

dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau suatu yang harus dibuang

yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termaksud

kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human

waste) tidak termaksud di dalamnya dan umumnya bersifat padat. Maniak

(2003) mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau

di kehendaki dan harus dibuang, yang di hasilkan oleh kegiatan manusia.

Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia. Di tiap kegiatan

manusia selalu menghasilkan sampah, baik di rumah tangga, industri, dan

aktivitas lain. Sampah terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.

Tiap jenis sampah memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda. Sedangkan

Page 33: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

19

Sampah anorganik tidak bisa diuraikan sehingga keberadaannya berbahaya

bagi lingkungan. Untuk itu pengolahan sampah harus diperhatikan, salah satu

caranya dengan daur ulang. Kita pun harus turut berpartisipasi dengan tidak

membuang sampah sembarangan.

Sistem Pengelolaan Sampah adalah pengaturan yang berhubungan

dengan pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan,

pemindahan dan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dengan

cara yang merujuk pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan

masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan

lingkungan yang lain dan juga tanggap terhadap perilaku massa. Pengelolaan

persampahan mempunyai tujuan yang sangat mendasar yang meliputi

meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya

alam (air), melindungi fasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis

(Rahardyan Dan Widagdo 2005).

Sistem pengelolaan sampah perkotaan pada dasarnya dilihat sebagai

komponen-komponen sub sistem yang saling mendukung satu sama lain untuk

mencapau tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur (Syafrudin dan

Priyambada 2001). Komponen-komponen tersebut meliputi :

1. Sub sistem teknis Operasional (sub sistem teknik),

2. Sub sistem organisasi dan manajemen (sub sistem Institusi),

3. Sub sistem hukum dan Peraturan (sub sistem Hukum),

4. Sub sistem Pembiayaan (sub sistem finansial)

5. Sub sistem peran serta Masyarakat

Page 34: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

20

1. Pelayanan pemerintah dalam pengelolaan sampah

Pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur

dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang

lain sesuai dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan, karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses,

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi

seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Sedangkan menurut Groonros

(1990:27) dalam Ratminto dan Atik (2005:2) pelayanan adalah suatu

aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh

perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan konsumen atau pelanggan.

Pengelolaan adalah merupakan bagian dari manageman.

Managemen berasal dari kata “Manage” yang artinya, mengatur

mengurus,dan mengelola. Harold Konz dan O‟Doneneldalam buku Dasar

Dasar Manajemen mengatakan managemen adalah pencapaian tujuan

yang di tetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang

lain (M.Manullang, 2002 :3). Dalam Encylopedia of the Social Sciense

dikatakan manajemen adalah suatu poroses pelaksanaan tujuan tertentu

diselanggarakan dan diawasi. (Haiman) mengatakan bahwa manajemen

adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan

Page 35: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

21

mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama dalam

Buku Dasar Dasar Manajemen (M.Manullang, 2002 :3).

a. Fungsi-fungsi manajemen

Menuurut Muhammad Firdaus fungsi manajemen sebagai

berikut: (2012: 26-35)

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang

mengarah ke masa depan,menyangkut serangkaian tindakan

berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap semua faktor

yang terlibat dan yang diarahkan kepada sasaran khusus. Dengan

kata laian perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan

berdasarkan pemilihan dari alternatif data yang ada, di rumuskan

dalam bentuk keputusan yang akan dikerjakan untuk masa yang

akan datang dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Organisasi pada hakikatnya mempunyai tiga komponen,

yaitu fungsi, personalia, dan faktor sarana fisik. Dengan demikian,

pengorganisasian didefinisikan sebagai suatu proses menciptakan

hubungan antara fungsi,personalia dan faktor fisik agar kegiatan

yang harus dilaksankan disatukan dan diarahkan pada pencapaian

tujuan bersama. Pengorganisasian meliputi langkah langkah atau

usaha sebagai berikut:

1) Menentukan struktur

Page 36: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

22

2) Memilih, menempatkan dan melatih karyawan

3) Menetukan pekerjaan yang harus dilaksanakan

4) Merumuskan garis kegiatan membentuk sejumlah hubungan di

dalam organisasi dan kemudian menunjuk stafnya.

3. Pengarahan (Directing)

Fungsi pengarahan merupakan gerak pelaksanaan dari

kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan dan pengorganisasian.

Pengarahan dapat diartikan sebagai aspek hubungan manusiawi

dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk bersedia

mengerti dan menyumbangkan pirkian dan tenaganya secara

efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, jika

disimpulkan ruang lingkup pengarahan adalah pengelollan

sumberdaya manusia yang efektif dan efesien. Menurut Downey

dan Erickson (1992). pengarahan bertujuan untuk sebagai berikut :

a. Menentukan kewajiban dan tanggung jawab

b. Menetapkan hasil yang harus dicapai

c. Mendelegasikan wewenang yang diperlukan

d. Menciptakan hasrat untuk berhasil

e. Mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

4. Pengoordinasi (Coordination)

Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan

dan menyatukan tindakan sekelompok manusia. Koordinasi

Page 37: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

23

merupakan otak dalam batang tubuh dari keahlian manajemen.

Perintah yang baik dan lazim dari bidang keahlian manejemen

lainya akan membuat koordinasi tidak dibutuhkan. akan tetapi

pada organisasi yang dikelola dengan baik sekalipun, ada bidang

yang memerlukan koordinasi.

Pengorganisasian meliputi sebagaau berikut:

a. Penafsiran program, kebijakan, prosedur, dan praktik

b. Pengupayaan pertumbuhan dan perkembangan keryawan

c. Pembinaan hubungan dengan para karyawan dan sikap yang

tetap mengarah ke masa depan

d. Pengupayaan iklim untuk berhasil

e. Pengadaan arus informasi yang bebas dimana komuniskasi

tidak saja kebawah dari pimpinan kepada bawahan, tetapi juga

ke atas, daribahawan kepada pimpinan.

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan sebagai suatu kegiatan mendetermininasi apa

yang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ada

dalam suatu kegiatan organisasi dengan tujuan untuk segera

mengetahui kemungkinan terjadinya hambatan dan penyimpangan,

sekaligus mengadakan koreksi untuk memperlancar tercapainya

tujuan. Fungsi pengawasan menjamin bahwa kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan dapat memberi hasil yang diingin kan.

Pelaksanaan pegawasan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

Page 38: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

24

a. Menentukan standar

b. Mengukur dan membandingkan hasil kerja terhadap standar

melalui data hasil kerja yang di peroleh dari, pengamatan

langsung, laporan lisan dan laporan tertulis

c. Memperbaiki penyimpangan jika ada

Fungsi Manajemen menurut Candra Wijaya dan Muhammad

Rifa sebagai berikut: (2016: 28-47).

1. Perencanaan (Planing)

Jhonson, dkk (1973) berpendapat bahwa perencanaan

adalah suatu rangkaian tindakan yang telah ditentukan sebelumya.

Dengan perencanaan disusun berbagi visi, misi, strategi, tujuan dan

sasaran organisasi yang pada tingkat awal menggunakan

pengambilan keputusan (decision making) yang juga merupakan

inti dari manajemen. Dalam implementasinya kegiatan

perencanaan disusun hendaknya memperhatikan sebagai berikut:

a. Perencanaan adalah menetapkan alternatif

b. Perencanaan harus realistis dan ekonomis

c. Perlunya kordinasi dalam perencanaan

d. Perencanaan harus didasarkan pengalaman, pengetahuan dan

intuisi

e. Perencanaan harus dilandasi partisipasi

f. Perencanaan harus memperhitungkan segala kemungkinan

g. Perencanaan harus fleksibel

Page 39: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

25

h. Perencanaan harus dapat menjadi landasan bagi fungsi-fungsi

manajemen lainya

i. Perencanaan harus dapat mendayagunakan secara maksimal

fasilitas-fasilitas yang tersedia

j. Perencanaan harus dinamis

k. Perencanaan harus cukup waktu.

2. Pengorganisasian ( Organizing)

Reeser (1973) berpendapat bahwa pengorganisasian

berfungsi untuk membagi kerja terhadap berbagai bidang,

menetapkan kewenagan dan pengkoordinasian kegiatan bidang

yang berbeda untuk menjamin tercapainya tujuan dan mengurangi

konflik yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian sebuah

organisasi terdiri dari beberapa unsur yaitu:

a. Ada kumpulan orang-orang

b. Ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi

c. Bekerjasama dimana aktivitas-aktivitas yang terpisah

dikoordinir

d. Ada tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama

terkoordinir.

3. Pengarahan ( Directing)

Koontz dan O‟Donnell (1976) berpendapat bahwa melalui

kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau

dibujuk untuk memberi kontribusinya melalui kerjasama dalam

Page 40: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

26

mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian

petunjuk atau memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan sehingga para manejer harus memotivasi staf dan

personil organisasi agar secara sukarela mau melakukan kegiatan

sebagai manifestasia rencana yang dibuat.

4. Kordinasi

Menurut Siagian (2004) kordinasi memiliki beberapa

fungsi, yaitu:

a. Pencegahan konflik dan kontradiksi

b. Pencegahan persaingan yang tidak sehat

c. Pencegahan pemborosan

d. Pencegahan kekosongan ruang dan waktu, dan pencegahan

terjadinya perbedaan pendekatan dari pelaksanaan.

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen

merupakan strategi untuk menghindari penyimpangan-

penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan

input yaitu, jumlah dan kulitas bahan, uang, staf, peralatan, fasilitas

dan informasi, demikian pula pengawasan terhadap penjadwalan

dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi. Sedangkan yang

lain adalah output yaitu standar produk yang diinginkan. Sasaran

pengawasan diarahkan pada uyapa untuk mencapai hal-hal sebagai

berikut:

Page 41: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

27

a. Kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan terselenggara

sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan strategi

b. Anggaran yang tersedia untuk mengidupi berbagai kegian

organisasi benar-benar dipergunakan untuk melakukan

kegiatan secara efisen dan efektif

c. Para anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada

keberlangsungannya hidup dan kemajuan organisasi sebagai

keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu dibawah

kepentingan organisasi

d. Penyedian dan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja

sehingga memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya

e. Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi semaksimal mungkin

f. Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.

b. Prinsip Prinsip Manajemen

Menurut Henry Fayol manajemen mempunyai empat belas

prinsip yang harus di terapkan dalam pelaksanakan tugas perusahaan

yang bersifat Fleksibel, dalam arti tidak harus ditetapkan sekaligusm,

melainkan sedikit demi sedikit dan di sesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang ada, (Muhammad Firdaus,2012:37). Prinsip- prinsip

manajemen tersebut sebagai berikut:

1) Pembagian kerja

2) Wewenang dan tanggung jawab

3) Disiplin

Page 42: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

28

4) Kesatuan perintah

5) Kesatuan pengarahan

6) Mengutamakan kepentingan individu dibawah kepentingan

bersama

7) Pembayaran upah yang adil

8) Pemusatan

9) Hirarki

10) Tata tertib

11) Keadilan

12) Stabilitas kondisi pegawai

13) Inisiatif

14) Dan jiwa kesatuan.

c. Bidang bidang Manajemen

Secara garis besar manajemen terdiri ata lima bidang

(Muhammad Firdaus, 2012:39) yaitu sebagai berikut:

1) Manajemen Produksi

2) Manaejemen Pemasaran

3) Manaejemen Keuangan

4) Manaejemen Personalia

5) Manajemen Administarsi

Pengelolaan limbah padat didasarkan pada hirarki pengelolaan

sampah (Draft Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang

Page 43: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

29

Pengelolaan Persampahan, Japan International Coorporation Agency,

2003 dalam Irman, 2005:41), yaitu :

a. Pencegahan dan pengurangan sampah dari sumber. Kegiatan

pencegahan sampah dari sumber dimulai dengan kegiatan

pemisahan sampah, misalnya untuk sampah organik dan

anorganik. Pemisahan merupakan bagian penting dalam hirarki

pengelolaan sampah karena dapat menentukan keberhasilan hirarki

keberhasilan pengelolaan sampah berikutnya, meliputi :

1. Reduce (mengurangi): sebisa mungkin melakukan minimalisasi

barang atau material yang kita pergunakan, karena semakin

banyak kita menggunakan material semakin banyak sampah

yang dihasilkan.

2. Reuse (memakai kembali): sebisa mungkin pilihlah barang-

barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-

barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat

memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi

sampah.

3. Recycle (mendaur ulang): sebisa mungkin barang-barang yang

sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua

barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri

non formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan

sampah menjadi barang lain.

Page 44: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

30

Sampah berpotensi menciptakan masalah kesehatan

lingkungan, dan dapat berdampat buruk bagi masyarakat disekitar.

Pemerintah tentunya sudah mengupayakan berbagai pelayanan

pengelolaan sampah seperti pelayanan sampah secara mandiri.

Tujuannya untuk mengetahui pelayanan pemerintah dalam mengelola

sampah di Kota Yogyakarta. Perubahan kualitas lingkungan dan

masyarakat akibat kebijakan pengelolaan sampah. Permasalahan

sampah yang ada di Kota Yogyakarta adalah cakupan pelayanan

pemerintah yang masih sangat rendah, terlebih lagi ketidaksadaran dari

masing-masing masyarakat terkait sampah, kurangya sosialisasi dari

pemerintah sehingga masyarakat pun kerap kali mengabaikan

permasalahan sampah, masih banyak juga masyarakat awam yang

tidak mengetahui apa dampak dari lingkungan yang kotor dan tidak

terawat.

Pelayanan publik terhadap pengelolaan sampah dibutuhkan

guna dapat memberikan pelayanan terhadap kehidupan masyarakat

dalam pengelolaan sampah agar terlaksana pengelolaan sampah yang

berwawasan lingkungan. Hal ini semakin penting untuk direalisasikan

karena adanya UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,

pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanagan

sampah.

Page 45: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

31

Sarana dan prasaranan merupakan segala sesuatu yang dipakai

sebagai alat dan bahan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu proses

sebuah kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah, sedangkan

prasarana adalah merupakan penunjang utama terlaksanan suatu

kebijakan. Untuk itu penting buat kita mengetahui sejauh mana

kesiapan sarana dan perasarana yang dimiliki pemerintah dalam upaya

memeberikan sebuah pelayanan kepada masyarakat dalam

permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Sarana dan prasaran yang

dibutuhkan oleh masyarakat adalah bank-bank sampah yang masih

kurang memadai.selain itu, perlu TPS yang cukup memadai sesuai

dengan standar muatan yang berlaku pada peraturan yang ada.

Apalagi mengingat semakin meningkatnya jumlah penduduk

yang berada di Kota Yogyakarta, tentunya kita sangat memerlukan

bantuan dari pemerintah atau kerja sama antara pemerintah dan

masyarakat untuk turut serta dalam hal menangani masalah

lingkungan. Sarana dan prasarana yang sudah tersedia masih kurang

mampu menampung banyaknya penduduk di Kota Yogyakarta, belum

lagi orang-orang yang berdatangan dari luar kota. Tempat-tempat yang

perlu diperhatihan oleh pemerintah adalah di bagian tempat-empat

kuliner, pusat pembelanjaan, taman dan di tepi jalan itu yang harus

diperhatikan oleh pihak terkait. Oleh karena itu betapa pentingnya

pelayanan pemerintah terhadap pengelolaan sampah di Kota

Yogyakarta, serta pengawasaan pemerintah. Dan memberikan

Page 46: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

32

sosialisasi kepada masyarakat agar mereka lebih sadar dan mau ikut

berpartisipasi dalam menjaga lingkungan.

Dalam mengukur indeks kepuasan masyarakat (IKM) atas

pelayanan yang disajikan pada suatu unit pemerintahan yang meliputi:

1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan; CUSTOMER PROVIDER Word of Mouth

Communication Personal Needs Past Experience Expected Service

Perceived Service Service Delivery Eksternal Communication to

Customer Service Quality Specification Management Perception of

Customer Expectation

2) Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif

yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya;

3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepasatian

petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta

kewenangan dan tanggungjawab);

4) Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja

sesuai ketentuan yang berlaku;

5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan;

Page 47: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

33

6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan

keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/

menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;

7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

penyelenggara pelayanan;

8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan

dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang

dilayani;

9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku

petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;

10) Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat

terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11) Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat

memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

14) Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan unit penyelenggara pelayanan atupun sarana yang

Page 48: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

34

digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk

mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan.

2. Penyediaan sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan

perangkat penunjang pelayanan yang memadai seperti Truk, Gerobak

sampah, Pick Up, dll. Serta adanya kenyamanan dan kemudahan dalam

memperoleh suatu pelayanan

Pelayanan Pemerintah Kepada Masayarakat meliputi dua (2) aspek

antara lain; pertama, pelayanan pemerintah terkait fasilitas, sarana dan

prasarana, yang mana pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup

Kota Yogyakarta sudah memaksimalkan memberikan pelayanan berupa,

menyediakan Truk, Pick UP, gerobak sampah, bank-bank sampah pada

setiap Rt, Rw dan Kelurahan, kemudian memfasilitasi Truk khusus untuk

pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA, dan menerjunkan kurang

lebih 376 pasukan Orange, dan meminjamkan gerobak sampah pada

tingkat Rt,Rw yang belum mempunyai bank sampah di wilayahnya. Yang

kedua, tingkat pelayanan pemerintah Khususnya Dinas Lingkungan Hidup

kepada masyarakat, dari yang saya amati selama berada di lapangan, dari

yang saya lihat mereka tergolong orang yang baik dan ramah sehingga

memudahkan saya dalam hal mencari data serta informasi terkait

pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Mereka juga sangat antusias

Page 49: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

35

serta terbuka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

mempunyai kepentingan khusus yang datang ke kantornya secara

langsung, mereka juga telah menyediakan “Web Site” khusus yang

menampilkan Data dan informasi mengenai lingkungan hidup, hingga

informasi mengenai pelayanan untuk mendapakan Dokumen Lingkungan

bisa di akses secara terbuka agar memudahkan masyarakat dalam mencari

tahu bagimana tingkat perkembangan pelayanan di Dinas Lingkungan

Hidup.

Pada bagian proses pelayanan publik di bidang persampahan di

Kota Yogyakarta dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota

Yogyakarta. Cakupan pelayanan persampahan di Kota Yogyakarta baru

mencapai 85%. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan sumber daya

dan anggaran. Permasalahan tersebut terus diupayakan untuk diatasi.

Tindakan yang dilakukan dengan terus meningkatan kualitas dan kuantitas

sarana prasarana termasuk di dalamnya infrastruktur Selain itu,

direncanakan pula program pemberdayaan masyarakat untuk membantu

pengelolaan sampah dari sumber penimbulnya.

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan responden di

lapangan diperoleh beberapa faktor strategis yang sangat berpengaruh

terhadap pengelolaan sampah. Faktor strategis tersebut terdiri dari 1)

faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan, 2) faktor eksternal

yang meliputi peluang dan ancaman.

Page 50: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

36

a. Faktor Internal

Sarana transportasi merupakan perlengkapan pendukung untuk

menunjang operasional TPS dan TPA terutama mobilisasi untuk

pengambilan maupun pembuangan dari seluruh wilayah dikota

Yogyakarta. Ada beberapa faktor internal sebagai berikut :

1) Anggaran untuk TPS dan TPAdi Bantul Desa Sitimulyo Anggaran

TPS dan TPA merupakan anggaran yang cukup besar untuk

dialokasikan dari tahun ke tahun setiap tahunnya dianggarkan

sangat besar. TPA dapat memeberikan kontribusi yang positif dan

berkelanjutan untuk masa depan TPA yang lebih baik.

2) Sarana transportasi

Sarana transportasi merupakan perlengkapan pendukung

untuk menunjang operasional dari TPS menuju TPA terutama

mobilisasi untuk pengambilan maupun pembuangan dari seluruh

wilayah di kota Yogyakarta.

3) Sumberdaya manusia

Sumberdaya Manusia karena sumberdaya manusia tidak

terlepas dari keseluruhan upaya peningkatan pengelolaan sampah

baik teknis manajerial dan operasional dalam pengelolaan sampah.

3. Prosedur pelayanan pengelolaan sampah

Prosedur pelayanan yang dilakukan dalam halm ini antara lain

kesederhanaan yaitu kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat serta kemudahan dalam memenuhi persyaratan pelayanan.

Page 51: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

37

Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Sub sistem teknis

operasional pengelolaan sampah perkotaan meliputi dasar-dasar

perencanaan untuk kegiatan-kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan

sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah dan pembuangan

akhir sampah. Teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan yang

terdiri dari kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah

harus bersifat terpadu dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya.

Agar lebih jelasnya teknis operasional pengelolaan sampah.

Pengelolaan sampah ditujukan pada pengumpulan sampah mulai

dari produsen sampai pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA),

membuat tempat pembuangan sampah sementara (TPS), transportasi yang

sesuai lingkungan dan pengelolaan pada TPA. Sebelum dimusnahkan,

sampah dapat diolah terlebih dahulu untuk memperkecil volume yang di

daur ulang atau dimanfaatkan kembali. Berdasarkan karakteristiknya

pengolahan sampah dilakukan berbagai cara yakni :

1. Komposting, baik bagi jenis garbage.

2. Insinerasi untuk refuse.

3. Proses lain seperti pembuatan bahan bangunan dari buangan industri

yang mempunyai sifat seperti semen.

Konsep pengelolaan sampah perkotaan yang dilakukan di Kota

Yogyakarta sesuai konsep pengelolaan sampah oleh pemerintah daerah

yang dikemukakan oleh Galileo. Respon Pemerintah Daerah dalam

pengelolaan sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas

Page 52: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

38

manusia, dapat dikelompokan menjadi enam elemen sebagai upaya

pengelolaan sampah daerah, yakni: Pertama, pengendalian bangkitan

(control of generation). Kedua, penyimpanan (storage). Ketiga,

pengumpulan (collection). Keempat, pemindahan dan pengangkutan

(transfer and transport). Kelima, pemrosesan (processing), dan keenam,

yaitu pembungan (disposal) (Galileo, 2012). Konsep pengelolaan sampah

yang dilakukan di Kota Yogyakarta telah sesuai dengan SNI 19- 2454-

2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan

yaitu meliputi pemilahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan

tempat pembuangan akhir (BSN, 2008).

4. Pengawasan pemerintah dalam pengelolaan sampah

Menurut Sondang P. Siagian (1992:175) : “Pengawasan yaitu

proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi

untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan”. kemudian Menurut manulang

(2004:173) Tujuan utama dari pengawasan adalah mengusahakan agar apa

yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar

merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf

pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi

yang telah dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan

penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk

Page 53: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

39

memperbaikinya baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan

datang.

Upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah

partisipatif (PSP) menghadapi berbagai kendala dilapangan. Hal tersebut

ditunjukkan dengan penolakan masyarakat terhadap pembukaan TPA baru

atau penempatan Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) disekitar

permukiman mereka. Hal ini disebabkan oleh kuatnya anggapan dampak

negatif TPA atau TPS terhadap kesehatan dan lingkungan. Pada saat yang

sama masyarakat mengalami kesulitan dalam mengelola sampah di

lingkungannya, sehingga timbunan sampah terus meningkat. Hal ini

memicu kebiasaan membuang sampah sembarangan seperti membuang

sampah keselokan. Dari sekian banyak cara yang dapat kita lakukan

bersama untuk menjaga keindahan kota Yogyakarta ini. Kita tidak harus

serta merta mengharapkan pemerintah untuk turun bersama kita, cukup

adanya kesadaran pada diri kita untuk selalu menjaga lingkungan, menjaga

lingkungan dari sampah-sampah, sehingga sampah tidak mengganngu

aktivitas kita maupun orang lain., baunya yang tidak sedap itu sangat-

sangat menggangu orang yang sedang beraktifitas di jalan raya atau di

manapun itu. Sudah sepatut nya kita bersama-sama saling menjaga, saling

mengingatkan untuk membuang kebiasan yang buruk membuang sampah

sembarangan, karena dampaknya tidak hanya pada satu orang tetapi

kepada semua yang ada dilingkungan dan wilayah seputaran Kota

Yogyakarta.

Page 54: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

40

Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta (DLH) dalam memberikan

pengawasan terhadapat banyaknya timbulan sampah kota adalah dengan

cara, antara lain:

1) Pemberdayaan masyarakat untuk membentuk Bank Sampah.

Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pemberdayaan

masyarakat adalah DLH Kota Yogyakarta menjadi fasilitator untuk

Bank Sampah di tingkat kota yang berfungsi untuk memberikan

pemahaman, pembinaan dan pelatihan dengan tujuan agar jumlah

Bank Sampah di Kota Yogyakarta semakin bertambah, sehingga

mampu mengurangi timbulan sampah.

2) Pemberdayaan para pemungut sampah “pemulung” di Tempat

Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Keberadaan para pemungut

sampah di TPS secara riil juga memberikan kontribusi di dalam

mengurangi pembuangan sampah di TPST meskipun keberadaan para

pemungut sampah masih belum tersetruktur dengan baik, namun

pemerintah Kota Yogyakarta (DLH) memberikan ruang bagi para

pemungut sampah untuk melakukan pemilahan sampah di TPS,

dengan harapan di samping mampu mengurangi timbunan sampah di

TPS, juga memberikan peluang untuk menggait rejeki/mendapatkan

hasil untuk mecukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

3) Pemberdayaan pelaku usaha/swasta dalam pengelolaan sampah. Upaya

Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melakukan Pengelolaan sampah

juga melibatkan peran para pelaku usaha/swasta yaitu pelapak.

Page 55: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

41

Pelapak sangat berperan dalam mengurangi sampah terutama jenis

sampah anorganik, beberapa jenis sampah yang sering dipilih oleh

para pelapak adalah sampah dengan jenis plastik, kertas dan logam.

Jenis-jenis sampah tersebut masih bernilai jual karena dapat di daur

ulang. Peran informal khususnya pelapak dalam upaya pengurangan

sampah terlihat cukup penting.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah terkait dengan pelayanan

Pemerintah dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta tepatnya di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dapat dilihat dari beberapa indikator

terkait pelayanan pemerintah terhadap masyarakat antara lain sebagai berikut :

1. Prosedur Pelayanan Pemerintah Kota dalam Pengelolaan Sampah

2. Penyediaan Sarana dan Prasarana dalam Pengelolaan Sampah

3. Pengawasan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Penelitian deskriftif kualitatif merupakan salah satu dari jenis

penelitian yang termaksud dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian

Page 56: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

42

berlangsung. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang

bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan

yang terjadi dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan

atau lebih, hubungan antara variabel yang timbul, perbedaan antara fakta

yang ada serta pengaruh terhadap suatu kondisi, dan sebagainya. Menurut

Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas. Sedangkan menurut Menurut Nazir (1988), metode deskriptif

merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

2. Unit Analisis

Unit analisis adalah keseluruhan objek yang diteliti dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini analisisnya adalah aparatur Pemerintah

Kota. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisisnya adalah

Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya pelayanan Dinas Lingkungan

Hidup Kota Yogyakarta terkait dengan Pelayanan Pemerintah dalam

Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta.

Page 57: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

43

a. Objek Penelitian

Objek penelitian ini berkaitan dengan variabel-variabel yang

akan diteliti, yaitu kinerja aparatur Pemerintah dalam mengelola

sampah di perkotaan. Objek penelitian ini adalah “Pelayanan

Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah melalui Dinas Lingkungan

Hidup di Kota Yogyakarta”

b. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah aparatur Pemerintah Kota, tokoh

masyarakat dan warga masyarakat yang terkena dampak tercemarnya

lingkungan. Secara rinci adalah sebagai berikut :

a. Kepala Bidang Pengelola Persampahan : 1 orang

b. Kepala Seksi Pengurangan Sampah : 1 orang

c. Kepala Seksi Penanganan Sampah : 1 orang

d. Masyarakat Kota Yogyakarta : 4 orang

e. Petugas dan Kepala Teknis Pengakutan Sampah : 2 orang

Teknik penentuan Informan secara Purposive dimana peneliti

yang menentukan siapa saja yang menjadi informan dalam penelitian

ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting karena

data yang terkumpul nantinya di pakai sebagai informasi yng valid dan

representatif guna memecahkan masalah, dimana setiap instrumen

memiliki keunggulan dan kekurangan, oleh karena itu dalam suatu proses

Page 58: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

44

kegiatan penelitian dapat mengunakan metode pengumpulan data lebih

dari satu, dengan tujuan bisa menutupi kelemahan-kelemahan dari yang

satu ke yang lain. Teknik pengumpulan data ini di gunakan untuk

memperoleh data primer, yaitu diperoleh dari sumber-sumberny yaitu

dengan cara turun ke lapangan, penelitian lapangan mengunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja

berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan

berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat

kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh sehingga dapat

diobservasi dengan jelas.

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan dan pencatatatan yagng sistematis terhadap

kendala-kendala yang akan diteliti. Dalam mengenakan teknik

observasi yang terpenting adalah mengandalakan pengamatan dan

ingatan peneliti.

Kemudian dari hasil pengamatan saya selama di lapangan,

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah memberikan

pelayanan yang maksimal, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

juga sudah menyediakan Sarana serta fasilitas berupa Truk sampah

Page 59: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

45

dan Pick Up yang akan digunakan untuk mengngakat sampah dari TPS

menuju TPA. Mereka juga sudah mempunyai anggota yang siap terjun

lapangan sebanyak 376 orang untuk mengkat sampah yang ada di Kota

Yogyakarta serta petugas kebersihan jalan. Serta pengawasan terhadap

petugas dan warga masyarakat terkait pengelolaan sampah.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2004: 186). Wawancara

merupakan salah satu alat pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam hal ini

wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan untuk

mengungkapkan data tentang :

1) Prosedur Pelayanan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah di

Kota Yogyakarta.

2) Penyediaan Sarana dan Prasarana dalam Pengelolaan Sampah

3) Pengawasan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah

Informan tersebut didapatkan dari wawancara yang dilakukan

dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan terbuka yang disusun

sebagai instrumen untuk mendapatkan data penelitian.

Page 60: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

46

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan dengan cara

mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan dokumentasi.

Selain menggunakan metode wawancara penelitian ini juga

menggunakan metode dokumentasi guna melengkapi data yang

sebelumnya agar mendapatkan sebuah data yang lengkap dan objektif.

Dalam penelitian metode dokumentasi yang digunakan untuk

memperoleh data adalah :

1. Bagaimana Prosedur Pelayanan Pemerintah dalam Pengelolaan

Sampah di Kota Yogyakarta,

2. Sarana dan Prasarana berkaitan dengan Pengelolaan Sampah di

Kota Yogyakarta

3. Pengawasan dalam Pengelolaan Sampah di Kota Yogyakarta.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang

diperoleh adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan

bukan rangkaian angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-

kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka

macam cara (observasi, wawancara, dokumen,) dan biasanya diproses

terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan,

penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan

kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak

menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu

Page 61: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

47

analisis. Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga

alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan verifikasi. Terjadi secara bersamaan

berarti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi

sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan

interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam

bentuk sejajar yang membangun wawasan umum yang disebut “analisis”

(Ulber Silalahi, 2009: 339). Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif mencakup hasil wawancara, reduksi data, analisis,

interpretasi data dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian

dapat ditarik kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi

data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang

berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data.

Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu

membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-

gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

Page 62: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

48

sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat

ditarik dan diverifikasi. Reduksi data atau proses transformasi ini

berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir

lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan

dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat,

melalui ringkasan atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu pola

yang lebih luas, dan sebagainya.

b. Triangulasi

Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan

teknik Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan atau

aslian data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian

(Moloeng, 2004:330) Triangulasi dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu

wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan

untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya

data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk

menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu

triangulasi bersifat reflektif.

c. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi. Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang

Page 63: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

49

penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang mula-

mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci.

Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,

penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan

peneliti, dan tuntutan pemberi data, tetapi sering kali kesimpulan itu

telah sering dirumuskan sebelumnya sejak awal.

Page 64: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

50

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Profil Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

1. Kondisi Geografis

a. Batas Wilayah

Kota Yogyakarta terletak pada koordinat 110°24'19"-

110°28'53" BT dan antara 7°49ʹ26ʺ - 7°15'24" LS. Posisi Kota

Yogyakarta sangat strategis berada di tengah-tengah 4 Kabupaten

tetangga yaitu Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulonprogo.

Wilayah Kota Yogyakarta secara administratif terdiri dari 14

kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW, dan 2.532 RT dengan wilayah

seluas 32,5 km² atau kurang lebih 1,02% dari luas Wilayah Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta

tahun 2016 yaitu 411.282 jiwa. Kota Yogyakarta terletak pada sisi

selatan Gunung Merapi yang hingga sekarang merupakan gunungapi

yang masih aktif. Oleh sebab itu litologi daerah ini dipengaruhi oleh

aktifitas gunungapi tersebut. Sebagian besar jenis tanahnya adalah

regosol. Terdapat 4 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan

yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai

Code dan Sungai Manunggal di bagian tengah dan Sungai Winongo di

bagian barat kota. Kondisi fisiografi Kota Yogyakarta yang relatif

datar adalah wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan memiliki

Page 65: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

51

kegiatan sosial ekonomi berintensitas tinggi, sehingga merupakan

wilayah yang lebih maju dan berkembang, namun juga banyak terjadi

pencemaran lingkungan, yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

masyarakat. Kota Yogyakarta merupakan daerah tujuan pendidikan

dan wisata yang terus mengalami perkembangan dalam penyediaan

berbagai sarana prasaran pendidikan maupun pariwisata. Disisi lain

pembangunan hotelhotel baru akan menyebabkan peningkatan

penurapan airtanah dalam dan bila tidak dikendalikan bisa

menyebabkan penurunan muka tanah (subsiden)..

b. Keadaan Alam

Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah

dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan

memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang

melintas Kota Yogyakarta, yaitu :

Page 66: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

52

Tabel. 1 : Jumlah Penduduk berdasarkan usia

No Usia Kulonprogo Bantul Gunung Kidul

Sleman Kota

Yogyakarta Total

1 0-4 tahun 27.247 59. 034 43. 233 67. 158 25. 386 222. 058

2 5-9 tahun 31. 473 70. 171 51. 049 79. 811 29. 779 262. 283

3 10-14 tahun 31. 978 69. 332 50. 809 80. 326 32. 011 264. 456

4 14-19 tahun 32. 343 66. 612 53. 892 76. 870 33. 510 263. 227

5 20-24 tahun 32. 007 64. 063 53. 881 72. 649 30. 903 253. 503

6 25-29 tahun 29. 447 65. 950 52. 043 72. 407 29. 447 249. 294

7 30-34 tahun 28. 653 67. 229 48. 123 74. 091 29. 587 247. 683

8 35-39 tahun 32. 250 75. 432 54. 539 86. 936 33. 283 282. 440

9 40-44 tahun 31. 051 70. 200 52. 105 82. 937 31. 251 267. 544

10 45-49 tahun 31. 234 68. 737 56. 848 80. 852 30. 684 268. 355

11 50-54 tahun 31. 703 65. 721 51. 507 72. 852 29. 080 250. 863

12 55-59 28. 403 59. 134 48. 841 61. 317 25. 728 223. 838

13 60 tahun keatas

80. 325 138. 103 148. 414 155. 317 53. 312 575. 471

Sumber : Data Hasil Konsolidasi dan Pembersihan Database Kependudukan oleh

Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri. Diolah Biro Tata

Pemerintahan Setda DIY

Dari tabel diatas dapat kita lihat secara seksama bahwa, jumlah

penduduk berdasarkan usia paling banyak adalah usia 60 tahun keatas

dengan jumlah 575. 471 jiwa atau 15,9 persen berbagai rasio antar laki-

laki dan perempuan. Sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk usia

0-4 tahun dengan jumlah 222. 058 jiwa atau 6,11 persen berbagai rasio

laki-laki dan perempuan. Dari data diatas dapat disimpulkan secara

sederhana bahwa penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari

banyak penduduk yang berusia kurang produktif.

Page 67: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

53

Tabel. 2 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan

Kulonprogo Bantul Gunung Kidul

Sleman Kota Yogyakarta

Total

1 Tidak sekolah 82.411 175.

765

191. 868 173. 335 57. 773 681. 152

2 Belum tamat SD/MI

43. 033 75. 376 67. 946 109. 907 44. 102 340.364

3 Tamat SD/MI 99.324 195.836 211. 207 140. 583 42. 545 689. 495

4 SMP/MTs 72. 758 139.

017

147.830 142. 577 52. 364 554. 546

5 SMA/SMK/M

A

121. 230 262.

940

120. 864 336. 817 124. 745 966. 596

6 Diploma I/II 2. 595 7. 076 3. 759 9. 921 3. 300 26. 651

7 Akademi Diploma III/ S.

Muda

6. 749 20. 028 5. 244 34. 416 20. 044 86. 481

8 Diploma IV/

Strata I

19. 115 58. 386 15. 535 101. 863 61. 551 256. 450

9 Strata II 853 4. 898 917 12. 540 6. 733 25. 941

10 Strata III 46 396 114 1. 979 804 3. 339

11 Total 448.114 939.718 765.284 1.063.938 413.961 3.631.015

Sumber : Data Hasil Konsolidasi dan Pembersihan Database Kependudukan oleh

Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri. Diolah Biro Tata

Pemerintahan Setda DIY

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat secara seksama bahwa

distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan masih didominasi

oleh penduduk yang tamat SMA/SMK/MA yakni sebanyak 966. 596 jiwa

atau 26,6 persen terbagi dalam rasio laki-laki dan perempuan. Sedangkan

yang paling sedikit adalah berpendidikan Strata III dengan jumlah 3. 339

jiwa atau 0,1 persen. Hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk usia

sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah merata dan pendidikan di

DIY sudah tergolong baik.

Page 68: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

54

B. Deskripsi Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

1. Visi dan Misi

Visi adalah suatu pandangan dimana suatu instansi pemerintah

harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksi, antisifatif

inspiratif, produktif, suatu gambaran yang memantau tentang keadaan

masa depan berisikan cita-cita yang diwujudkan oleh instansi

pemerintahan.Sedangkan Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan

oleh organisasi atau instansi pemerintah agar cita-cita dan tujuan yang

direncanakan dapat tercapai dan berhasil dengan baik.

Visi Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

Sebagai Institusi yang handal dalam pengelolaan lingkungan hidup

untuk mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang berbudaya dan

berwawasan lingkungan.

Misi Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

1) Mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka

pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan mengikutsertakan dunia

usaha, masyarakat dan sekolah dalam pengelolaan lingkungan.

2) Mewujudkan Ruang Terbuka Hijau kawasan perkotaan yang

memenuhi fungsi ekologis, fungsi estetis, fungsi sosial dan nyaman.

3) Mewujudkan tatakelola kebersihan dan pengelolaan persampahan yang

berkualitas.

Page 69: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

55

2. Kedudukan

1) Dinas Lingkungan Hidup berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati.

2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala

Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Tupoksi :

Tugas: Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan program di

bidang Pengelolaan Persampahan.

Fungsi :

a. Pelaksanaan kebijakan dan penyiapan bahan koordinasi penyusunan

program kerja di bidang pengelolaan persampahan;

b. Perencanaan program kegiatan, penyusunan petunjuk teknis dan

naskah dinas di bidang pengelolaan persampahan;

c. Pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi program di bidang

pengelolaan persampahan;

d. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian program di bidang

pengelolaan persampahan; dan

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program di bidang

pengelolaan persampahan.

Dasar Hukum :

a. Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Page 70: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

56

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Sampah.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Sampah.

d. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 5 Tahun 2012 tentang

Retribusi Jasa Umum.

e. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 10 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Sampah.

f. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 20 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 5 Tahun 2012.

g. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 36 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara pemungutan Retribusi Jasa Umum Jenis

Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan.

3. Susunan Organisasi

a. Dinas Lingkungan Hidup

1. Unsur organisasi dinas lingkungan hidup terdiri dari :

a. Pimpinan : Kepala Dinas

b. Pembantu pimpinan : Sekretariat yang terdiri dari subbagian-

subbagian

c. Pelaksana :

- Bidang-bidang yang terdiri dari Seksi-seksi

- Unit Pelaksana Teknis (UPT); dan

- Kelompok Jabatan Fungsional

Page 71: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

57

2. Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari :

a. Kepala

b. Sekretariat, terdiri dari :

1. Sub bagian umum dan kepegawaian

2. Sub bagian keuangan; dan

3. Sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan

c. Bidang penataan dan pengendalian dampak lingkungan

1. seksi kajian dampak lingkungan

2. seksi pengendalian pencemaran dan limbah B3

d. Bidang pengembangan kapasitas lingkingan hidup

1. Seksi pengembangan sumber daya lingkungan hidup

2. Seksi penataan dan pemantauan lingkungan

e. Bidang ruang terbuka hijau

1. seksi pengelolaan RTHP

2. seksi pertamanan dan perindang jalan

f. Bidang pengelolaan persampahan

1. seksi pengurangan sampah

2. seksi penanganan sampah

g. UPT terdiri dari :

1. laboratorium pengujian kualitas lingkungan

2. UPT laboratorium pengujian lingkungan

3. pengelolaan retribusi kebersihan

4. UPT pengelolaan retribusi kebersihan

Page 72: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

58

b. Dinas Lingkungan Hidup

Sebagai UPT dari Dinas Lingkungan Hidup dalam Pengelolaan

sampah.

Susunan Organisasi dinas lingkungan hidup terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Subbagian Bagian Umum;

c. Seksi Pengurangan sampah;

d. Seksi Penangana sampah; dan

e. Jabatan Fungsional

Page 73: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

59

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup KotaYogyakarta

KEPALA DINAS

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

SEKERTARIS

Subagian

Umum &

Kepegawaian

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Perencana

an,

Evaluasi &

Pelaporan

Bidang Ruangan

Terbuka Hijau

Publik

Bidang

Pengelolaan

Persampahan

Seksi

Pengelolaan

RTHP

Seksi Pengurangan

Sampah

Seksi Pertamanan Dan Perindang

Jalan

Seksi Penanganan

Sampah

UPT

Bidang Penataan

Dan Pengelolaan Dampak

Lingkungan

Bidang Pengembangan

Kapasitas Lingkungan Kota

Yogyakarta terletak pada koordinat 110°24'19"-

110°28'53" BT

dan antara

7°49ʹ26ʺ -

7°15'24" LS.

Posisi Kota

Yogyakarta

sangat strategis

berada di

tengah-tengah 4

Kabupaten

tetangga yaitu

Sleman, Bantul,

Gunungkidul,

dan

Kulonprogo.

Wilayah Kota

Yogyakarta

secara

administratif

terdiri dari 14

kecamatan, 45

kelurahan, 617

RW, dan 2.532

RT dengan

wilayah seluas

32,5 km² atau

kurang lebih

1,02% dari luas

Wilayah

Propinsi Daerah

Istimewa

Seksi Kajian

Dampak Lingkungan

Seksi Penataan Dan Pemantauan

Lingkungan

Seksi Pengendalian

Pencemaran Dan

Limbah B3

Seksi Pengembangan

Sumberdaya Lingkungan hidup

Page 74: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

60

5. Bidang Pengelolaan Persampahan

Tugas Pokok dan Fungsi

a. Tugas :

Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan

program di bidang Pengelolaan Persampahan.

b. Fungsi :

1) Pelaksanaan kebijakan dan penyiapan bahan koordinasi

penyusunan program kerja di bidang pengelolaan persampahan;

2) Perencanaan program kegiatan, penyusunan petunjuk teknis dan

naskah dinas di bidang pengelolaan persampahan.

3) Pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi program di bidang

pengelolaan persampahan;

4) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian program di bidang

pengelolaan persampahan; dan

5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program di

bidang pengelolaan persampahan.

c. Sumber Daya Manusia

1. Seksi Penanganan Sampah

a. Staf Kantor Penanganan Sampah (2 orang)

b. Pengawas Penanganan Sampah (8 orang)

c. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Malioboro (11 orang)

d. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Kranggan (7 orang)

Page 75: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

61

e. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Krasak (10 orang)

f. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Gunungketur (12 orang)

g. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Ngasem (9 orang)

h. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Gading (7 orang)

i. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Tungkak (10 orang)

j. Petugas Pembersihan Jalan Sektor Kotagede (6 orang)

k. Tenaga Teknis Pembersihan Jalan (16 orang)

l. Petugas Pengangkutan Sektor Malioboro-Kranggan (11 orang)

m. Petugas Pengangkutan Sektor Krasak (31 orang)

n. Petugas Pengangkutan Sektor Gunungketur (18 orang)

o. Petugas Pengangkutan Sektor Ngasem-Gading (16 orang)

p. Petugas Pengangkutan Sektor Kotagede (10 orang)

q. Petugas Pengangkutan Sektor Angkutan Siang (5 orang)

r. Tenaga Teknis Pengangkutan Sampah (35 orang)

TOTAL : 224 orang

2. Seksi Pengurangan Sampah

a. Staf Kantor Pengurangan Sampah (3 orang)

b. Petugas Lapangan Pengurangan Sampah (6 orang)

3. Seksi UPT Retribusi

1. Staf Kantor Retribusi Kebersihan (6 orang)

2. Tenaga Teknis Pengurangan Sampah (10 orang)

3. Petugas Pemungut Retribusi Kebersihan (26 orang)

Sarana dan prasarana

Page 76: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

62

b. Dump Truk Sampah : 31 unit

c. Armroll Truk Sampah : 6 unit

d. Compactor Truk Sampah : 3 unit

e. Road Sweeper : 2 unit

f. Mobil Pick Up : 5 unit

g. Motor Roda 3 : 30 unit

h. Gerobak Sampah : 54 unit

6. Bidang Pengembangan Kapasitas

a. Tugas

Membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan

program bidang Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup;

b. Fungsi

1. Pelaksanaan kebijakan dan penyiapan bahan koordinasi

penyusunan program kerja di bidang pengembangan kapasitas

lingkungan hidup;

2. Perencanaan program kegiatan, penyusunan petunjuk teknis dan

naskah dinas di bidang pengembangan kapasitas lingkungan hidup;

3. Pengkoordinasian, pengembangan dan fasilitasi program di bidang

pengembangan kapasitas lingkungan hidup;

4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian program di bidang

pengembangan kapasitas lingkungan hidup; dan

Page 77: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

63

5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program di

bidang pengembangan kapasitas lingkungan hidup.

c. Sumber Daya Manusia

Seksi Penaatan dan PSDLH

PNS 5 orang

Naban 5 orang

Tenaga Teknis 5 orang

d. Seksi UPT Laborotarium

PNS 5 orang

Naban 4 orang

Tenaga Teknis 3 orang.

e. Dasar Hukum

a. Undang Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis. Pengelolaan Sampah.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pengelolaan Sampah.

d. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 5 Tahun 2012 tentang

Retribusi Jasa Umum.

e. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 10 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Sampah.

f. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 20 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 5 Tahun 2012.

Page 78: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

64

g. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 36 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara pemungutan Retribusi Jasa Umum Jenis

Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan.

7. Sarana dan Prasarana

SDM Seksi Penanganan Sampah Seksi Pengurangan Sampah

1. PNS : 37 orang 1. PNS : 180 orang

2. NABAN : 3 orang 2. NABAN : 18 orang

3. Tenaga Teknis : 8 orang 3. Tenaga Teknis : 51 orang

Tabel 3 : Data Jumlah Sarana dan Prasarana di Kota Yogyakarta

No Sarana prasarana Jumlah

1 Gerobak sampah 54 unit

2 Kendara roda 3 18 unit

3 Sepeda sampah 2 unit

4 Bin sampah 70 unit

5 Dump sampah 28 unit

6 Arm Truck 7 unit

7 Pick Up 2 unit

8 Backhoe Sampah 1 unit

9 Container sampah 28 unit

10 Landasan container 18 unit

11 Transfer depo 11 unit

12 TPS permanen 74 unit

13 Kantor sektor 8 unit

Page 79: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

65

8. Bank Sampah

Tahun 2015 Tahun 2016

RW yang belum memiliki bank sampa

RW yang sudah memiliki bank sampah

Tabel 4 : Rincian Data Bank Sampah

No Kecamatan

Jumlah

Rw yg

memiliki

Bank Sampah

Jumlah

Bank

Sampah

Jumlah

Nasabah

( KK)

Rata-rata Jumlah Sampah terolah per bulan

Plastik

(kg)

Kertas

(kg)

Kaca

(kg)

Logam

(kg)

Lain2

(kg)

1 Danurejan 28 31 1.01 710,50 1.909,50 325,00 462,00 45,00

2 Gondokusuman 44 46 2.277 2.004,48 4.723,54 874,33 764,96 0,00

3 Gondomanan 19 19 732 417,00 1.451,00 84,00 158,00 26,00

4 Jetis 26 28 1.682 .138,81 3.114,14 355,45 474,53 0,00

5 Gedongtengen 13 13 625 609,00 1.269,00 175,00 325,00 46,00

6 Kotagede 25 34 1.683 425,00 1.555,00 156,00 173,00 0,00

7 Kraton 23 25 938 782,00 3.146,00 630,00 391,00 172,00

8 Mantrijeron 24 25 1.338 983,00 3.779,98 218,20 754,00 73,00

9 Mergangsan 40 40 1.896 1.598,00 5.402,00 464,00 829,00 19,00

10 Ngampilan 12 15 950 1.068,24 2.531,50 584,74 488,50 55,00

11 Pakualaman 16 16 393 286,00 971,00 104,00 215,00 4,00

12 Tegalrejo 32 36 1.418 1.032,19 2.325,17 315,80 215,00 0,00

13 Umbulharjo 66 77 2.91 1.221,00 8.395,00 1.307,00 1.349,00 0,00

14 Wirobrajan 24 28 1.002 1.381,19 3.227,89 541,60 470,67 0,00

TOTAL 392 433 18.855 13.656,41 43.800,72 6.135,12 7.211,89 440,00

66%

34%

75%

7

29%

Page 80: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

66

9. Wajib Retribusi Komersial

Tabel 5 : Wajib Retribusi (WR) adalah orang pribadi

atau badan yang mendapatkan dan memanfaatkan/menikmati

pelayanan persampahan/kebersihan di daerah.

No Wajib Retribusi Tarif ( RP/Bulan)

1 Hotel/Penginapan

Hotel Bintang 5 1.000.000

Hotel Bintang 4 600.000

Hotel Bintang 3 250.000

Hotel Bintang 2 150.000

Hotel Bintang 1 100.000

Hotel Melati 3 75.000

Hotel Melati 2 60.000

Hotel Melati 1 40.000

Penginapan 25.000

Kelompok A B C

2 Toko

Besar 200.000 135.000 70.000

Sedang 75.00 65.000 32.000

Kecil 10.000 3.500 5.000

Warung 6.000 4.500 3.000

Data pada tahun 2017 menunjukan bahwa Bank sampah di Kota

Yogyakarta sejumlah 362 unit, dengan data sebagai berikut :

Page 81: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

67

Tabel 6 : Jumlah Bank Sampah

No Kecamatan Jumlah Bank Sampah (unit)

1 Mantrijeron 18

2 Kraton 25

3 Mergangsan 37

4 Umbulharjo 66

5 Kotagede 23

6 Gondukusuman 48

7 Danurejan 20

8 Pakulaman 16

9 Gondokusuman 48

10 Ngampilan 12

11 Wirobrajan 26

12 Gedongtengen 5

13 Jetis 15

14 Tegalrejo 31

Jumlah 362

Sumber : studi master plan tahun 2017

Jumlah rata-rata sampah yang dikeloka setiap 1 Bank Sampah

adalah 16,88 kg/hari. Sehingga pengelolaan sampah melalui Bank Sampah

yang ada di kota Yogyakarta sehari adalah sejumlah 6,110,56 kg/hari

(6,112 ton/hari).

Pengelolaan sampah melalui bank sampah memberikan kontribusi

sebesar 1,70 % ton/hari. Jumlah tersebut masih belum sebanding jika

dilihat dari prosentase jumlah volume sampah yang di buang ke TPST di

Piyungan Bantul. Pemerintah kota Yogyakarta (DLH) terus melakukan

upaya pembentukan dan pembinaan Bank Sampah tidak hanya di

masyarakat saja tetapi juga dilakukan di kantor, instansi dan sekolahan,

dengan harapan selain merubah perilaku masyarakat dalam mengelola

sampah dengan bijak namun juga berharap Bank Sampah mampu

Page 82: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

68

memberikan kontribusi lebih banyak lagi di dalam mengurangi timbulnya

sampah di Kota Yogyakarta.

Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS), yaitu bak

dengan konstruksi dari bata tanpa atap yang diberi lubang pintu dengan

atau tanpa pintu. Ukuran rata-rata 3 m3. Penempatannya diupayakan dekat

dengan sumber timbulan sampah. Penggunaan TPSS pada umumnya tidak

disukai karena alasan lingkungan, estetika, dan operasional yang tidak

praktis (perlu waktu yang relatif cukup lama dan banyak tenaga).

Bentuk TPSS di Kota Yogyakarta

Sumber: Dok. DLH Kota Yogyakarta,

Transfer Depo, yaitu tempat pertemuan alat pengumpul dan truck

pengangkut dan bukan TPSS. Ada 3 tipe transfer depo berdasarkan luas

lahan yang digunakan, yaitu Tipe I (luas lahan 200 m2), Tipe II (luas

lahan 50/100 m2) dan Tipe III (luas lahan 10-20 m2 ).

Page 83: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

69

Contoh Transfer Depo di Kota Yogyakarta

Sumber: Dok. DLH Kota Yogyakarta.

Jenis transfer depo yang ada di Kota Yogyakarta, menurut

ukurannya termasuk tipe II, namun beberapa depo juga dilengkapi dengan

kantor/gudang seperti depo tipe I.

a. Pada umumnya depo-depo tersebut belum berfungsi sebagaimana

mestinya dan lebih berfungsi sebagai TPSS, hal ini disebabkan:

b. Pada transfer depo dengan sistem container, sampah banyak

menumpuk di luar karena operasional pemindahan sampah dari alat

pengumpul (gerobak) ke dalam bak tidak praktis, sehingga petugas

cenderung hanya membongkar sampah di luar bak saja. Hambatannya

adalah pada desain container yang tidak nyaman digunakan untuk

pemindahan sampah. Pada transfer depo dengan sistem tunggu dump

truck, sampah banyak menumpuk karena koordinasi waktu

pemindahan antara petugas pengumpul sampah dan kendaraan kurang

baik.

Ada beberapa jenis sarana pengangkutan sampah yang digunakan di

Kota Yogyakarta, yaitu:

Page 84: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

70

1. Truck biasa. Kendaraan jenis ini masih digunakan di Kota Yogyakarta.

Pemakaiannya tidak praktis karena proses bongkar muat sampah perlu

waktu lama dan tenaga lebih banyak. Kelebihannya adalah pada

kapasitas tampung yang besar (16 m3 ) dan harga yang relatif lebih

murah dari jenis lainnya. Operasionalisasi1-2 rit/hari

2. Dump Truck. Kendaraan ini merupakan modifikasi dari truck biasa,

bak truck dapat digerakkan secara hidrolik sehingga proses bongkar

sampah bisa efektif, sedangkan lama operasionalisasi sama dengan

truck biasa. Bak terbuat dari baja dengan kapasitas bervariasi 8 m3,

harganya relatif lebih mahal dari truck biasa dengan kapasitas

operasional adalah 2-3 rit perhari. Jenis kendaraan ini digunakan pada

pola operasional sistem door to door, jemput bola, transfer depo, dan

juga sistem TPSS atau container yang berfungsi sebagai TPSS.

Dump Truck di Kota Yogyakarta Dump Truck di Kota Yogyakarta

Sumber: Dok. DLH Kota Yogyakarta Sumber: Dok. DLH Kota

Yogyakarta

Page 85: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

71

Gerobak Pengakutan diKota Yogyakarta Dump Truck kota Yogyakarta

Sumber: Dok. DLH Kota Yogyakarta Sumber:Dok. DLH Kota

Yogyakarta

Page 86: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

97

DAFTAR PUSTAKA

Asti Mulasari, (2016) Jurnal Kesehatan Masyarakat.Analisis situasi

permasalahan sampah kota Yogyakarta dan kebijakan

penanggulangannya. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Basriyanta. (2007). Memanen Sampah. Yogyakarta: Kanisius.

Dwiyanto Indiahono. S.Sos, M,Si (2017). Kebijakan Publik Berbasis Dynamic

Analysis. Gava Media Yogyakarta.

Maniak, K (2003). Pengelolaan lingkungan hidup. Jakarta: Djambatan

Jailan dkk. 2016. Sistem pengelolaan dan upaya penangulangan sampah. 478

Kamali A, 2002. Kajian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Dengan

Pendekatan Ekonomi Lingkungan (Studi Kasus TPA Sampah

JatibarangSemarang). Program Pascasarjana UNDIP, Semarang.

PKP2AI, LAN, 2004, Kajian tentang Pengelolaan Bersama (Joint Management)

Pelayanan Persampahan di Wilayah Perkotaan

Sugiarto, et. Al, 2001, Teknik Sampling, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rahardyan B. dan Widagdo A.S., 2005. Peningkatan Pengelolaan Persampahan

Perkotaan Melalui Pengembangan Daur Ulang. Materi Lokakarya 2

Pengelolaan Persampahan di Propinsi DKI Jakarta.

Web site :

(https://lavasoft.gosearchresults.com/?sbtn=&q=peraturan+walikota+kota+Yogya

karta+tentang++sampah+pdf

https://pkkjogja.wordpress.com/2008/09/18/sampah-sumber-masalah-kota/)

https://jogjatv.tv/pemkot-luncurkan-ecobricks-untuk-atasi-sampah-

plastik/)(https://lavasoft.gosearchresults.com/?sbtn=&q=peraturan+w

alikota+kota+Yogyakarta+tentang+sampah+pd

Page 87: SKRIPSI PELAYANAN PEMERINTAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH …

98

Undang-undang :

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 18 Tahun 2002 tentang kebersihan dan

peraturan pemerintah republik indonesia

Peraturan Walikota No 67 Tahun2018 tentang kebijakan dan strategi kota

Yogyakarta dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah

tangga.

Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2012 tentang retribusi

kebersihan

Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Undang-undang No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah.

Undang-undang Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolan sampah rumah tangga

dan sampah sejenis rumah.