skripsi oleh : masturah nim : o9c10104033repository.utu.ac.id/645/1/bab i_v.pdfapabila masukan gizi...

55
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI IBU HAMIL PADA MASA KEHAMILAN YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS MEUTULANG KECAMATAN PANTON REU KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 25-May-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZIIBU HAMIL PADA MASA KEHAMILAN YANG

BERKUNJUNG KE PUSKESMASMEUTULANG KECAMATANPANTON REU KABUPATEN

ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH :

MASTURAHNIM : O9C10104033

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT

2013

Page 2: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

iv

ABSTRAK

Masturah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada MasaKehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton ReuKabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Dibawah bimbingan Arham, SKM danMaiza Duana, SKM.

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamilsebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yangdigunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung kePuskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.Bedasarkan latar belakang didapatkan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis(KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Jenis penelitian yang digunakan adalahanalitik dengan rancangan cross sectional. Populasi berjumlah 140 ibu hamil,sampel penelitian sebanyak 58 ibu hamil dengan tekhnik pengambilan sampelsecara accidental. Hasil penelitian dari 1 responden yang pengetahuan kurangmemiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yangpengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 1 respondenyang pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)responden status gizi baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisquare pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 <0,05 artinya Ho ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan dan pendidikandengan status gizi ibu hamil. Dari 35 responden yang tidak bekerja memiliki(97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23 responden yang bekerjamemiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 32 responden yang umur resikomemiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26 responden yangumur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik. Hasil analisisstatistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95%(α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho diterima jadi tidakada pengaruh antara pekerjaan dan umur dengan status gizi ibu hamil. Disarankanbagi ibu hamil diharapkan memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan sertamencari informasi melalui media cetak dan elektronik, mengikuti penyuluhan diPuskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan pertemuan rutin lain yangdiadakan didaerah tersebut. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Meutulangpemberian informasi kepada ibu hamil dalam upaya meningkatkan pelayanankesehatan tentang gizi pada masa kehamilan agar tidak ada ibu hamil yangKurang Energi Kronis.

Kata Kunci : Status Gizi Ibu Hamil, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan,Umur

Page 3: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

v

Page 4: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu

manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya

menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang

mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka

janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah

yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan

berikutnya ( Depkes RI, 2008).

Sejak abad ke-16 telah diketahui bahwa janin dalam kandungan

membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab

itu makanan ibu harus cukup untuk berdua, yaitu untuk ibu dan anak dalam

kandungannya. Makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi selama hamil

sangat penting artinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila

jumlah makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang maka berat bayi

yang akan dilahirkan menjadi lebih kecil. Gizi yang adekuat selama hamil akan

mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu untuk menjamin pertumbuhan

jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal (Depkes, 2008).

Kehamilan merupakan periode yang menentukan kualitas sumber daya

manusia di masa depan karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh

kondisi saat janin berada dalam kandungan. Status gizi ibu hamil berperan

langsung dalam kondisi kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan sehingga

1

Page 5: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

2

kekurangan gizi pada awal dan selama kehamilan akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin (Arisman, 2009).

Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang

disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup

untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas

maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus

ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan

baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar

siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk

memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Arisman, 2009).

Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang membutuhkan

unsur-unsur gizi yang lebih banyak. Makanan ibu hamil harus betul-betul

diperhatikan, terutama mengenai jumlah energi dan protein yang berguna untuk

pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi

adalah dengan mengukur berat bayi saat lahir, seseorang bayi sehat bila tingkat

kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik, namun sampai saat ini

masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya kekurangan gizi

pada masa kehamilan (Depkes RI, 2008).

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan

masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, yaitu anemia,

perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga

dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan

sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga

Page 6: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

3

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, cacat bawaan dan berat badan bayi lahir rendah (Arisman, 2009).

Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia

ketiga, termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak

pada melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan

kematian serta timbulnya gangguan kecerdasan dan kognitif anak. Golongan yang

paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi dan balita.

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil, mempunyai resiko kematian ibu mendadak

pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada

keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan

meningkatkan angka kematian ibudan bayi (Arisman, 2009).

Kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh

pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap gizi, ketidakmampuan keluarga dalam

menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil

untukmengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sebelum dan

selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya

(Depkes, 2006).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia

pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester

ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan trimester kedua kehamilan.

Dan kebanyakan dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK)

yang menyebabkan status gizinya berkurang (Siti Misaroh Ibrahim, 2010).

Prevalensi ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) di Indonesia

sebesar 21,6%, dan angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012 adalah 32

Page 7: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

4

per 1.000 kelahiran hidup. Di antara angka ini, 19 per 1.000 kematian bayi terjadi

pada masa neonatal sejak lahir sampai usia 28 hari (Kemenkes RI, 2012).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat jumlah

keseluruhan ibu hamil 4.296 orang. Dari data tersebut terdapat 21 orang ibu

hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat 65 bayi yang meninggal

(Dinas Kesehatan Aceh Barat, 2012).

Berdasarkan data dari Puskesmas Meutulang jumlah keseluruhan ibu

hamil 140 orang. Dari data tersebut terdapat 3 orang ibu hamil yang Kurang

Energi Kronis (KEK) dan terdapat 1 bayi yang meninggal (SP2TP Puskesmas

Mentulang, 2012).

Penyebab terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil karena

ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran

energi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. (Departemen Gizi

dan Kesmas FKM UI, 2007). Kemudian penyebab kematian bayi karena Asfiksia,

Beberapa faktor tertentu dapat diketahui penyebab terjadinya asfiksia pada bayi

baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi (Depkes RI, 2008).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui lebih jelas

tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil Pada Masa

Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu

Kabupaten Aceh Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas didapatkan ibu hamil yang Kurang

Energi Kronis (KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Maka dapat dirumuskan

permasalahannya adalah penulis ingin mengetahui Bagaimana faktor-faktor yang

Page 8: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

5

mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke

Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun

2013.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil

pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan

Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu

hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang

Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu

hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang

Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui pengaruh umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil

pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan

Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil

pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan

Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

Page 9: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka

peningkatan program kesehatan, khususnya program yang berhubungan

dengan status gizi ibu hamil.

2. Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh instansi kesehatan sebagai

bahan intervensi dan evaluasi terhadap status gizi ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan

pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu kesehatan

masyarakat. Sehubungan dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan.

2. Bagi Akademik

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat referensi bagi

pengembangan pengetahuan dan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain

untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian yang berhubungan

dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan.

Page 10: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Status Gizi

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan

oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini

merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara

pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi

(Sunarti, 2004).

2.2 Definisi Status Gizi ibu hamil

Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu

hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi

yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan

fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa, 2001).

Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil

dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40%

sedangkan 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu

hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa

sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,

cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang

dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil

(Eva Ellya Sibagariang, 2010).

7

Page 11: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

8

Angka Kecukupan Gizi (AKG) seseorang sesuai dengan jenis kelamin danumur.

Kelompokumur

BB(kg)

TB(cm)

Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

KH(g)

Serat(g)

Air(mL)

Bayi/A0 – 6 bln 6 61 550 12 30 58 0 8007 – 11bln

9 71 700 16 35 80 10 8001-3 thn 13 91 1050 20 40 145 15 12004-6 thn 19 112 1550 28 60 210 22 15007-9 thn 27 130 1800 38 70 250 25 1900Pria10-12 34 142 2100 50 70 290 29 180013-15 46 158 2550 62 85 350 35 200016-18 56 166 2650 62 88 350 37 220019-29 60 168 2700 62 90 370 38 250030-49 62 168 2550 62 70 380 36 260050-64 62 168 2250 62 60 330 32 260065-80 60 168 1800 60 50 300 25 250080+ 58 168 1500 58 42 250 21 2500Wanita(thn)10-12 36 145 2000 52 70 270 28 180013-15 46 155 2150 60 70 300 30 200016-18 50 157 2150 58 70 300 30 210019-29 54 159 2250 58 75 320 32 230030-49 55 159 2100 58 60 300 30 230050-64 55 159 1900 57 50 280 26 230065-80 54 159 1500 57 40 250 21 230080+ 53 159 1400 55 40 220 20 2300Hamil(+an)Timester11

180 18 6 25 0 +300Trimester 2

300 18 10 40 0 +300Trimester 3

300 18 10 40 0 +300Menyusui (+an)

0-6 bulan 330 17 11 45 0 +650-8707-12

bulan400 17 13 55 0 +650-

870Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Page 12: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

9

2.3 Pengukuran Status Gizi Ibu Hamil

Pengukuran status gizi ibu hamil Dapat dilakukan melalui empat cara yaitu

secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri.

1. Penilaian secara klinis

Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama

dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian dapat

memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata.

2. Penilaian secara biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak menghadapi

masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan

adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.

3. Penilaian secara biofisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi.

Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman dengan

memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh

lainnya.

4. Penilaian secara antropometri

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat

berhubungan dengan status gizi. Atas dasar ini ukuran-ukuran

antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi

penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara

langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu : Lingkar

Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk

Page 13: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

10

mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia

subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi

remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (Supariasa,

2002).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,

2003).

Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa hal yang utama pada

kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk

melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktural yang telah ada

setelah pengetahuan baru tersebut diinterprestasikan melalui proses berfikir dan

belajar.

1. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa

Page 14: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

11

orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Compresiension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 15: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

12

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas

(Notoatmodjo, 2003).

2. Cara memperoleh pengetahuan

Pengetahuan memungkinkan seseorang memecahkan masalah yang

dihadapinya (Notoatmodjo, 2003), cara yang digunakan untuk memperoleh

pengetehuan dengan cara tradisional dan cara modern (ilmiah). Cara tradisional

dapat di peroleh melelui cara coba salah satu (trial and erorr) dimana cara ini

telah banyak di pakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban, cara kekuasaan atau orteriter yaitu cara memperoleh

pengetahuan dari kehidupan sehari-hari, cara memperoleh pengetahuan

berdasarkan pengetahuan di masa lalu untuk memecahkan suatu masalah dan

cara memperoleh pengetahuan melalui jalan pikiran dimana jalan ini sejalan

dengan perkembangan manusia.

Sedangkan cara modern yaitu cara baru dalam memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut

Page 16: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

13

metode penulisan atau lebih popular disebut metodologi penulisan

(Notoatrmodjo, 2003).

2.4.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang

makin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam upaya pencegahan

kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa kehamilannya (FKM UI, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah suatu bantuan yang

diberikan pada individu, kelompok dalam rangka mencapai peningkatan

kemampuan yang diharapkan, sehingga dengan pendidikan yang makin tinggi

akan semakin baik dalam pemahaman tentang kesehatannya.

Tujuan umum dari pendidikan gizi untuk ibu hamil adalah setelah

mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan

memahami kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan.

Sedangkan tujuan khusus pendidikan gizi adalah setelah mendapatkan

pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan mampu:

a. Menjelaskan pengertian ibu hamil

b. Menguraikan manfaat gizi pada ibu hamil

c. Menguraikan hubungan gizi dengan perubahan fisiologis selama hamil

d. Membedakan pola makan yang baik dan yang tidak baik bagi ibu hamil

e. Menjelaskan kebutuhan gizi pada ibu hamil

f. Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat pemenuhan gizi yang kurang

pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

g. Menguraikan cara mengolah makanan bagi ibu hamil (Paath, 2004).

Page 17: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

14

2.4.3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari untuk mencari

nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat menggambarkan

tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek

kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan dengan penghasilan yang

didapatkan dari pekerjaan tersebut. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat

berperan dalam pemenuhan zat-zat gizi pada masa kehamilan (Notoatmodjo,

2003).

2.4.4 Umur

Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat

reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun.

Kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum optimal, emosinya

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami

keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan

kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia

lebih dari 35 tahun terkait dengan kemunduran fungsi organ yang

menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga memerlukan tambahan energi

yang cukup selain itu juga terkait penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit (Proverawati, 2009).

Berdasarkan Riskesdas 2007 proporsi paling tinggi ibu hamil resiko

kurang energi kronis menurut usia sebanyak 37,9% berada pada usia kurang

dari 20 tahun. Di negara berkembang 26% remaja putri yakni yang berada pada

rentang usia 12-21 tahun mengalami anemia (Riskesdas, 2007).

Page 18: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

15

2.5 Gizi

2.5.1 Pegertian Gizi

Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi seseorang dikatakan baik apabila

terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan

perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara

status gizi dengan konsumsi makanan, tingkat status gizi yang optimal akan

tercapai apabila kebutuhan zat gizi tersebut terpenuhi, namun demikian perlu

diketahui bahwa keadaan seseorang dalam suatu masa bukan hanya ditentukan

oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan oleh

konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau (Hananto, 2002).

Gizi adalah suatu proses organisme yang di peroleh tubuh untuk

melakukan fungsinya. Zat-zat tersebut diperoleh dari bahan makanan yang

dikonsumsi mempunyai nilai yang sangat penting yang berguna untuk memelihara

proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orang memerlukan 5

kelompok zat (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral) dalam jumlah cukup

tidak berlebihan tidak juga kekurangan untuk hidup dan meningkatkan kualitas

hidup disamping itu manusia memerlukan air dan serta untuk memperlancar

berbagai proses dalam tubuh (Hananto, 2002).

2.5.2 Zat-Zat Gizi Yang harus dipenuhi ibu hamil

1. Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi

utama.Tubuh ibu hamil memerlukan cukup persediaan energi setiap menit

selama 280 hari untuk pertumbuhan janin dan untuk membentuk sel tubuh oleh

Page 19: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

16

protein. Karbohidrat seperi beras, serelia, dan gandum adalah sumber energi

utama. Sebaiknya setengah dari energi berasal dari karbohidrat. Bila karbohidrat

tidak tercukupi maka energi akan diambil dari protein.

Agar kebutuhan energi ibu hamil terpenuhi, maka disarankan untuk makan 3

porsi karbohidrat atau serat makanan setiap hari (seiris roti sama dengan satu

porsi karbohidrat/serat makanan). Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat

dari padi-padian, misalnya gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya gizi

dan serta dibandingkan dengan produk olahan lainnya.

Serta sangat penting, terutama bagi ibu hamil yang sering mengalami

kesulitan buang air besar. Makanan berserat tinggi seperi padi-padian, buah segar

dan sayuran segar dapat mengatasi kesulitan buang air besar tersebut. Meskipun

serat bukan zat gizi tetapi keberadaannya sangat diperlukan. Serat tidak dapat

dicerna manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan organisme lain (Eva Ellya

Sibagariang, 2010).

Jenis-jenis karbohidrat terdiri dari:

a. Monosakarida/gula sederhana yang terdiri dari atas jumlah atom C yang

sama dengan molekul air, yang termasuk kedalam Monosakarida adalah

Glukosa, Fruktosa, Galaktosa,

b. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain

melalui kondensasi. Yang termasuk disakarida yaitu sukrosa, maltosa,

laktosa, trehalosa,

c. Polisakarida adalah jenis karbohidrat komplek ini dapat mengandung sampai

tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus

dan bercabang terutama adalah glukosa. Jenis karbohidrat yang termasuk

Page 20: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

17

polisakarida adalah pati, dekstrin. Glikogen, polisakarida non pati/serat

(Almatsier, 2005).

2. Protein

Protein adalah bagian sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh

sesudah air, fungsi protein yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan

jaringan tubuh. Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan:

a. Protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut mempunyai kekuatan

mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan tedapat dalam

unsur-unsur srtuktur tubuh. Protein bentuk serabut ada 4 bagian yaitu kolagen

(protein utama jaringan ikat), elastin (terdapat dalam urat, otot, arteri dan

jaringan elastin), kreatin (protein rambut dan kuku), miosin (protein utama

serat otot).

b. Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh,

mudah larut dalam larutan garam dan asam encer. Ada 4 yaitu albumin,

globulin, histon dan proktamin.

c. Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dalam bahan-

bahan non asam amino. Ada 4 yaitu nukleoprotein, lipoprotein,

fosofoprotein, metaloprotein (Praverawati, 2009).

Selama hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu,

kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral bertambah. Komponen sel tubuh ibu

dan janin sebagian besar terdiri dari protein. Perubahan dalam tubuh ibu, seperti

plasenta juga memerlukan protein. Agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi,

perlu makan semua jenis golongan makanan yang terdapat dalam pedoman gizi

seimbang.

Page 21: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

18

Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari.

Akan tetapi, karena pada trimester pertama ibu hamil belum bisa makan normal,

maka kebutuhan protein belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1 g/kg berat badan

protein dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai

mempuyai nafsu makan. 1,5 g/kg berat badan protein/hari diperkirakan dapat

terpenuhi.

Pada trimester terakhir nafsu makan ibu hamil sudah besar, bahkan

kadang-kadang sampai harus dibatasi untuk menghindari kegemukan dan

memudahkan proses melahirkan (melahirkan dalam kondisi kegemukan

berisiko). Pada trimester ketiga ini, protein bisa mencapai 2 g/kg berat badan/hari.

Yang penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi.

Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis

tinggi seperi daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, susu,

dan yogurt. Bila seorang ibu tersebut adalah seorang vegetarian dan biasa

mengkonsumsi banyak kacan-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan,

maka ibu tersebut tidak akan mengalami masalah kekurangan protein.

3. Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang tediri atas unsur-unsur

karbon, hidrogen, oksigen yang mempunyai sifat dapat larut pada zat-zat pelarut

tertentu, lemak dalam makanan memegang peranan penting adalah lemak netral

atau trigliserida yang molekulnya asam lemak yang di ikatkan pada gliserol

terebut dengan ikatan ester. Klasifikasi lemak yaitu:

a. Menurut struktural kimiawinya yaitu lemak Netral (trigliserida),

Fosfolipida, lesitin,sfingomilin

Page 22: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

19

b. Menurut Sumbernya (bahan makanan) yaitu lemak hewani dan lemak

nabati

c. Menurut Konsistensinya yaitu lemak padat dan lemak cair

d. Menurut wujudnya yaitu lemak tidak terlihat dan lemak terlihat.

Adapun fungsi lemak dalam tubuh adalah terutama sebagai cadangan

energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbulkan di tempat-tempat tertentu.

Asam lemak tak jenuh ganda merupakan zat gizi yang ensensial bagi kesehatan

kulit dan rambut, lemak sebagai sumber utama energi dan sebagai pelarut

vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K

(Praverawati, 2009).

4. Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah

sangat kecil dan pada umumnya tidak bisa dibentuk oleh tubuh, vitamin termasuk

kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, jenis vitamin

yaitu:

a. Vitamin larut dalam lemak yang termasuk dalam kelompok ini adalah

vitamin A,D,E,K.

b. Vitamin yang larut dalam air, yang termasuk dalam kelompok ini adalah

vitamin C, tiamin, riboflavin, piridoksin, folat dan B12 (Almatsier, 2001).

5. Mineral

Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan

protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh yang lain.

Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah sebagai berikut :

Page 23: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

20

a. Kalsium

Pada kelompok dewasa usia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium rata-rata 800

mg/hari. Wanita hamil memerlukan lebih banyak kalsium. Penyerapan kalsium

selama kehamilan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Kalsium

diperlukan terutama pada trimester III kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin sekitar 250 mg/hari serta untuk persediaan ibu hamil sendiri

agar pembentukan tulang janin tidak mengambil dari persediaan kalsium ibu.

Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya ikan/hasil

laut, sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.

b. Zat besi

Kebutuhan zat besi selama kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester II

dan III. Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan pil besi dengan

dosis100 mg/hari. Pada trimester I belum ada kebutuhan yang mendesak, sehingga

kebutuhannya sama dengan wanita dewasa yang tidak hamil.

Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin. Untuk meningkatkan

masa hemoglobin diperlukan zat besi sekitar 500 mg (termasuk simpanan)

karena selama kehamilan volume darah meningkat sampai 50%. Pada masa

melahirkan ada zat besi yang hilang sebanyak 250 mg, belum termasuk untuk

janin dan plasenta. Kekurangan harus dipenuhi selama trimester II dan III.

Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu daging,

ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau. Agar

absorbsi zat besi lebih baik, perlu adanya vitamin C yang banyak terdapat pada

jeruk, macam-macam jus, brokoli, tomat. Kekurangan zat besi yang umum

Page 24: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

21

diderita ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur atau bayi

dengan berat badan rendah dan ibunya yang menderita anemia.

c. Seng

Seng merupakan mineral mikro esensial, seng diperlukan untuk fungsi

sistem reproduksi, pertumbuhan janin, sistem pusat syaraf dan fungsi kekebalan

tubuh. Kekurangan seng akan menghambat pertumbuhan janin dalam

kandungan, bahkan tidak akan menutupi kemungkinan terjadinya kretinisme

(cebol) pada bayi yang dilahirkan. Selain itu, konsumsi seng yang tidak

mencukupi akan mempengaruhi daya pengecap dan pembau si ibu. Hal ini akan

berakibat pada penurunan nafsu makan si ibu.

Selama kehamilan, kebutuhan seng meningkat sampai dua kali lipat

dibandingkan saat tidak hamil. Seng terdapat dalam bahan makanan dari

hewan, misalnya daging, makanan dari laut dan unggas, serta padi-padian.

Kebutuhan seng akan tercukupi apabila konsumsi protein cukup.

d. Asam Folat

Semua zat gizi diperlukan selama masa kehamilan, namun asam folat

merupakan salah satu vitamin B yang perlu mendapat perhatian. Asam folat

diperlukan untuk membentuk sel baru. Setelah konsepsi, asam folat membantu

mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Konsumsi asam folat yang cukup

pada minggu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan (periode

kritis) dapat mengurangi risiko kelainan susunan syaraf pada bayi. Kelainan bisa

serius, bahkan fatal. Karena itu, sedapat mungkin hal ini dihindari.

Asam folat tidak bisa disimpan dalam tubuh, harus diberkan setiap hari,

kebutuhan 0,4 mg/hari. Sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau,

Page 25: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

22

jeruk, kembang kol, kacang kedelai/kacang-kacangan lain, roti gandum, serelia

dan ragi (Eva Ellya Sibagariang, 2010).

6. Air

Air adalah nutrien. Air merupakan bagian sistem transportasi tubuh. Air

mengangkut zat gizi keseluruh tubuh termasuk plasenta dan membawa sisa

makanan ke luar tubuh. Jika ibu hamil mengalami muntah-muntah, maka

disarankan untuk minum cairan sebanyak mungkin, minimal 3 liter/hari ( Eva

Ellya Sibagariang, 2010).

2.6 Prinsip Gizi untuk Ibu Hamil

Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat

keluarga menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama

kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak.

Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi.

Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.

Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil

dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen

sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada

ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan

dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu

hamil harus mengkomsumsi makanan seimbang untuk perkembangan ibu dan

janin pada masa kehamilan (Yuni Kusmiati, 2009).

Page 26: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

23

Pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan

kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa

anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari

makanan yang dikonsumsi setiap hari untuk cadangan persediaan pada

trimester berikutnya.

Memasuki trimester II, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan

sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari.Tubuh ibu

juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan

mulai berfungsinya rahim serta plasenta.Peningkatan kualitas gizi sangat penting

karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk

cadangan sebagai bahan pembentuk ASI.

Trimester III, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya

pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari

cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu

hamil, antara lain:

1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh

ibu dan pertumbuhan bayi.

2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak,

vitamin dan mineral).

3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.

4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,

kadar gula darah, dan tekanan darah (Yuni kusmiati, 2009).

Page 27: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

24

2.7 Gizi Pada Ibu Hamil

Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat

keluarga bahagia, pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang

bersifat alami, para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum

dan setelah melahirkan, harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan

bergizi, olah raga dan tidakmerokok. Jika gizi dalam kehamilanya kurang maka

bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Jadi meskipun sudah

cukup bulan bayi akan lahir dengan BB <2.500 gram dan juga akan kekurangan

ASI bila nanti menyusui.

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 g/kg yang

berasal dari hewani seperti telur, susu, ikan untuk pertumbuhan dan aktivitas

janin memerlukan makan yang disalurkan melalui plasenta. Jadi ibu hamil harus

mendapat gizi untuk dirinya dan janinya. Agar kehamilan berjalan dengan

sukses maka gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan

selama hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral, zat besi, kalsium,

vitamin, asam folat dan energi.

Makanan ibu hamil sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang

seimbang sesuai dengan perkembangan masa kehamilan, kebutuhan kalori ibu

hamil sekitar 2.500 kkal. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan

untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan 60% untuk ibu (Paath, 2004).

2.8 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan

untuk wanita tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah:

1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.

Page 28: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

25

2. Untuk mempertahan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.

3. Supaya luka persalinan lekas sembuh pada masa nifas.

4. Guna mengadakan cadangan untuk proses laktasi.

Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa ibu hamil

telah mempunyai asupan gizi yang seimbang. Konsumsi makanan yang tepat

sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin yang

dikandungannya. Kualitas makanan jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.

Janin hidup dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Kuncinya adalah

perencanaan menu dan pola makanan yang teratur (Eva Ellya Sibagariang,

2010).

Menurut Huliana (2001) kebutuhan gizi pada ibu hamil meliputi :

1. Kebutuhan protein

Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan

janin.Trimester I dan II<6 gram/hari dan trimester III 10 gram/hari.

2. Kebutuhan Energi

Tambahan energi selama hamil sangat diperlukan bagi komponen fetus

maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri, kurang lebih 27.000

kkal atau 100 kkal/hari dibutuhkan selama hamil. Pada wanita berumur 25-

50 tahun pemberian 2000 kkal/hari jika sedang hamil ditambah 300 kkal.

3. Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral.

Persentase tambahan gizi ibu hamil ialah energi 15%, protein 68%, vitamin

A 25%, vitamin D 100%, vitamin E 25%, Vitamin C 33%, B Complek 40%,

Page 29: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

26

tiamin 25%, riboflavin 15%, Niasi 30%, piredoksin 100%, asam folat 33%,

fosfor dan magnesium 50%, zat besi 30% dan iodium 16%.

2.9 Akibat Kekurangan Gizi Selama Hamil

Akibat kurang gizi selama hamil dapat menyebabkan kerugian bagi ibu

dan janin yang dikandungnya. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu dampak

dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan yang mempunyai status

gizi buruk, BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita

yang akan memperlambat pertumbuhan serta perkembangan mental anak (Eva

Ellya Sibagariang, 2010).

Ibu yang kurang gizi pada kehamilan trimester II akan mengakibatkan

perdarahan antepartum, abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan

dampak pada janin terjadi hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam

rahim, mudah terkena infeksi, cacat bawaan serta kematian prenatal (Praverawati,

2009).

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan

masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada

ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

Page 30: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

27

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.

Selanjutnya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status

gizi hamil pada saat hamil antara lain sebagai berikut :

1. Pemantauan pertambahan berat badan selama hamil agar tetap berada pada

kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.

2. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu untuk megetahui keadaan ibu

hamil terhadap kurang energi kronis karena ibu yang kekurangan energi

kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

3. Pengukuran kadar Hb yaitu untuk mengetahui kondisi ibu hamil terhadap

anemia.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak

mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat

normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak

menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat

hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan

kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang energi kronis pada

masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian

Page 31: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

28

yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia (Eva Ellya Sibagariang,

2010).

2.10 Penanganan Kekurangan Gizi Selama Hamil

Bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada masa kehamilan

cara menanggulanginya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung karbohidrat seperti nasi, mie, kentang dan roti. Mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein yang terdapat didalam daging, ikan, tahu,

tempe dan kacang-kacangan, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak

seperti daging, susu, telur, mentega dan minyak nabati. Mengkonsumsi vitamin

dan mineral yang terdapat didalam Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D, Kalsium,

Zat Besi dan Asam Folat (Praverawati, 2009).

Makanan yang bergizi tersebut seperti tahu, tempe, sayur-sayuran yang

berwarna hijau, buah-buahan, kacang hijau, kacang kedelai dan lebih banyak dari

biasanya selama hamil dan menyusui. Makanan yang dikonsumsi harus selalu

seimbang, porsinya cukup dan teratur tidak terlalu asin, pedas dan berlemak

(Praverawati, 2009).

2.11 Kerangka Teoritis

Berdasarkan Teori-teori yang di bahas dalam tinjauan pustaka, maka

kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 32: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

29

Gambar 2.11 Kerangka Teoritis

2.12 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo (2003) dan FKM UI (2007) menyatakan bahwa

banyak faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan,

dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 variabel, karena menurut peneliti 4

variabel tersebut yang sangat mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa

kehamilan, dan dapat digambarkan kerangka konsepsional sebagai beriku :

Notoatmodjo, 2003

Pengetahuan

Pendidikan

Suhu Lingkungan

Budaya

FKM UI, 2007

Umur

Aktifitas

Pendapatan

Status kesehatan

Pekerjaan

Berat badan

Status Gizi IbuHamil

Page 33: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

30

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.12 Kerangka Konsep Penelitian

2.13 Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh antara Pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil

pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.

2. Ada pengaruh antara Pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil

pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.

3. Ada pengaruh antara Pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada

masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.

4. Ada pengaruh antara Umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada

masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.

Pengetahuan

Pendidikan

Pekerjaan

Status Gizi IbuHamil

Umur

Page 34: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Cross Sectional yaitu untuk

mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada

masa kehamilan yang diukur pada waktu yang bersamaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu

Kabupaten Aceh Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 24 Juni sampai dengan 23 Juli 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang

berkunjung ke Puskesmas Meutulang yang berjumlah 140 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang

akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Notoatmodjo, 2005).

Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

31

Page 35: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

32

Nn =

1 + N (d )2

Keterangan :N = Populasin = Sampeld = Presisi/ batas kelonggaran 10% = 0,1

140n =

1 + 140 (0,1)2

140n =

1 + 140 (0,01)

n = 58,3

Dengan demikian sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 58

ibu hamil. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah accidental yaitu

mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat

sesuai dengan kontek penelitian.

3.4 Cara Pengumpulan Data

3.4.1 Data primer

Diperoleh dari hasil wawancara dengan membagikan kuesioner kepada ibu

hamil yang berkunjung ke Puskesmas Mentulang Kecamatan Panton Reu

Kabupaten Aceh Barat.

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder berupa gambaran umum wilayah penelitian dan data

khusus lainnya diperoleh dari Puskesmas, dinas kesehatan serta referensi buku-

buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

Page 36: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

33

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.5 Definisi Operasional

No Variabel Independen

1. Variabel : PengetahuanDefinisi : Hasil tahu responden tentang gizi yang baik pada masa

kehamilanCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Baik

- KurangSkala Ukur : Ordinal

2. Variabel : PendidikanDefinisi : Pendidikan formal yang ditempuh responden diberikan

dengan STTB/Ijazah.Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Menengah keatas

- Menengah kebawahSkala Ukur : Ordinal

3. Variabel : PekerjaanDefinisi : Aktifitas yang dilakukan sehari-hari oleh responden

untuk mencari nafkah guna untuk kehidupannya.Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Bekerja

- Tidak BekerjaSkala : Ordinal

4. Variabel : UmurDefinisi : Umur responden pada saat hamilCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Umur risiko : ≤ 20 tahun dan >35 tahun

- Umur tidak risiko : 21 – 35 tahunSkala Ukur : Ordinal

Variabel Dependen5. Variabel : Status Gizi ibu hamil

Definisi : Suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamilsebagai akibat pemasukan konsumsi zat-zat gizi untukkelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh.

Cara Ukur : Pengukuran Lingkar Lengan AtasAlat Ukur : LILAHasil Ukur : - Baik : ≥ 23,5

- Kurang : < 23,5Skala Ukur : Ordinal

Page 37: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

34

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel terikat (Dependen)

Untuk menilai status gizi ibu hamil dilakukan dengan pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) dengan pengkategoriannya adalah sebagai berikut :

1. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Baik apabila hasil pengukuran LILA≥ 23,5.

2. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Kurang apabila hasil pengukuran LILA< 23,5.

3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

Aspek pengukuran variabel bebas adalah menggunakan skala Guttman

(Riduwan, 2008), yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten. Dan tiap

pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 2 pilihan jawaban, jika jawaban (YA)

diberi nilai 1 dan jawaban (TIDAK) di beri nilai 0.

Untuk mencari interval kelas, menurut (Hidayat 2007) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

i = nilai tertinggi – nilai terendah

kelas

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka rentang kategori variabel

independen adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan

a. Kategori baik apabila skor yang diperoleh : 7 – 12 dari total skor

b. Kategori kurang baik apabila skor yang diperoleh : 0 – 6 dari total skor

2. Pendidikan

a. Menengah kebawah : SD dan SMP

b. Menengah keatas : SMA dan PT

Page 38: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

35

3. Pekerjaan

a. Bekerja

b. Tidak bekerja

4. Umur

a. Umur risiko : ≤ 20 Tahun dan >35 Tahun

b. Umur tidak risiko : 21-35 Tahun

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau

per variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005).

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan,

pendidikan, pekerjaan dan umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa

kehamilan di Puskesmas Meutulang.

3.7.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat merupakan lanjutan dari analisa univariat dengan cara

melakukan tabulasi silang antara variabel dependen dan variabel independen

dengan menggunakan uji Chi Square pada taraf kepercayaan 95% dan α = 0,05.

Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat signifikan

( nilai p ), yaitu :

a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian di tolak atau dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan ibu

hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil.

Page 39: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

36

b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan

ibu hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil.

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel

independen dan sebuah variabel dependen. Karena data berbentuk katagorik maka

untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dan dependen

digunakan analisis statistk Uji Chi-square dengan memakai nilai alpha 0,05. Jika

ada sel yang memiliki harapan kurang sama dengan 5, maka digunakan fisher

exact test (Notoatmodjo, 2005).

Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :

1. Bila 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah Fisher’s Exact Test.

2. Bila tabel 2x2 dan dijumpai nilai Expected (harapan) lebih dari 5, maka uji

yang dipakai sebaliknya Contiuty Correction

3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan

uji Pearson Chi Square.

Untuk memperoleh pengaruh yang bermakna pada variabel penelitian ini

digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-square.

Page 40: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Keadaan Geografis

Puskesmas Meutulang merupakan Puskesmas perawatan yang berdiri

tahun 2005 yang terletak di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu

Kabupaten Aceh Barat yang terletak + 39 Km dari pusat kota Meulaboh, dengan

luas wilayah kerja 125,57 Km2 dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Puskesmas Woyla Timur

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pante Cermin

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Woyla Induk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Meutulang adalah 15.515

jiwa, yang terdiri dari laki-laki 2.871 jiwa dan perempuan 2.930 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 1.679 KK yang tersebar dalam 19 desa, yang

terdiri dari 8 desa terpencil dan 11 desa sangat terpencil dengan jarak tempuh

terjauh dengan ibu kota Kecamatan yaitu 10 Km (Desa Cot Manggie).

Dengan jumlah penduduk Memiliki tiga kemukiman yaitu kemukiman

Meuko (5 desa), kemukiman Muego (6 desa ) dan kemukiman Manggie ( 8 desa).

4.1.2 Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Meutulang sampai juli 2013 adalah

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 41: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

38

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Nama Tenaga Kesehatan Jumlah1 Dokter Umum 2 orang2 Dokter gigi 1 orang3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang4 Sarjana Ekonomi 1 orang5 D III Keperawatan 11 orang6 D III Kebidanan 4 orang7 D III Gigi 2 orang8 D III Gizi 1 orang9 D III Kesehatan Lingkungan 1 orang10 D III Analisis Kesehatan 2 orang11 D III Farmasi 2 orang12 Bidan 6 orang13 Bidan PTT 11 orang14 Sekolah Perawat Kesehatan 1 orang15 SMU 1 orang16 Tenaga Kontrak (CS) 1 orang17 Tenaga Bakti 27 orang

4.1.3. Sarana Kesehatan

Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Jenis Sarana Jumlah1 Rawat Inap 12 Perumahan 53 Puskesmas Pembantu 24 Posyandu Plus 25 Polindes 26 Poskesdes 27 Ambulance 28 Sepeda Motor 6

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu

hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang

Page 42: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

39

Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat telah dilakukan pada tanggal 24

juni sampai dengan 23 Juli 2013. Teknik pengambilan data adalah accidental

yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu

tempat sesuai dengan kontek penelitian.

Penelitan ini dilakukan dengan memperoleh data dari data primer, yaitu

data yang didapatkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada

sampel yaitu ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang. Data yang

telah diperoleh tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa

univariat dan analisa bivariat.

4.2.1 Analisa Univariat

4.2.1.1 Pengetahuan Ibu Hamil

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Kurang 1 1,72 Baik 57 98,3

Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang

memilki pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan ibu hamil

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 57 responden (98,3%).

Page 43: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

40

4.2.1.2 Pendidikan Ibu Hamil

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.

No Pendidikan Frekuensi %

1 Menengah bawah 1 1,72 Menengah atas 57 98,3

Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang

memilki pendidikan menengah bawah sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan

ibu hamil yang memiliki pendidikan menengah atas sebanyak 57 responden

(98,3%).

4.2.1.3 Pekerjaan Ibu Hamil

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.

No Pekerjaan Frekuensi %

1 Tidak bekerja 35 60,32 Bekerja 23 39,7

Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang

tidak bekerja sebanyak 35 responden (60,3%). Sedangkan ibu hamil yang bekerja

sebanyak 23 responden (39,7%).

Page 44: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

41

4.2.1.4 Umur Ibu Hamil

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil di Puskesmas MeutulangKecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

No Umur Frekuensi %

1 Resiko 32 55,22 Tidak resiko 26 44,8

Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang

umur resiko sebanyak 32 responden (55,2%). Sedangkan ibu hamil yang umur

tidak resiko sebanyak 26 responden (44,8%).

4.2.1.5 Status Gizi Ibu Hamil

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.

No Status Gizi Frekuensi %

1 Kurang 1 1,72 Baik 57 98,3

Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang

memilki status gizi kurang sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan ibu hamil

yang memiliki status gizi baik sebanyak 57 responden (98,3%).

Page 45: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

42

4.2.2 Analisa Bivariat

4.2.2.1. Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil

Tabel 4.8 Distribusi Silang Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 1 responden yang

pengetahuan kurang memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan

dari 57 responden yang pengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi

baik.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho

ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu

hamil.

Pengetahuan Status Gizi Total p α

Kurang Baik

0,017 0,05n % N % n %

Kurang 1 100 0 0,0 1 100

Baik 0 0,0 57 100 57 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100

Page 46: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

43

4.2.2.2. Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil

Tabel 4.9 Distribusi Silang Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 1 responden yang

pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.

Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)

responden status gizi baik.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho

ditolak jadi ada pengaruh antara pendidikan dengan status gizi ibu hamil.

4.2.2.3. Pengaruh Pekerjaan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil

Tabel 4.10 Distribusi Silang Pengaruh Pekerjaan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Pendidikan Status Gizi Total p α

Kurang Baik

0,017 0,05N % N % n %

Menengah bawah 1 100 0 0,0 1 100

Menengah atas 0 0,0 57 100 57 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100

Pekerjaan Status Gizi Total p α

Kurang Baik

1,000 0,05N % n % n %

Tidak bekerja 1 2,9 34 97,1 35 100

Bekerja 0 0,0 23 100 23 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100

Page 47: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

44

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang tidak

bekerja memiliki (97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23

responden yang bekerja memiliki (100%) responden status gizi baik.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho

diterima jadi tidak ada pengaruh antara pekerjaan ibu hamil dengan status gizi.

4.2.2.4. Pengaruh Umur Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil

Tabel 4.11 Distribusi Silang Pengaruh Umur Ibu Hamil dengan StatusGizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang Kecamatan PantonReu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang umur

resiko memiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26 responden

yang umur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho

diterima jadi tidak ada pengaruh antara umur ibu hamil dengan status gizi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Pengetahuan Dengan Status Gizi Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 1 responden yang

pengetahuan kurang memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan

Umur Status Gizi Total p α

Kurang Baik

1,000 0,05N % n % n %

Resiko 1 3,1 31 96,9 32 100

Tidak resiko 0 0,0 26 100 26 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100

Page 48: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

45

dari 57 responden yang pengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi

baik.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho

ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Astrini (2001), bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil, antara lain adalah faktor sosial

budaya, sosial ekonomi, pengetahuan ibu hamil dan penyakit pada ibu hamil.

Tingginya prosentase responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik dapat

disebabkan ibu kurang mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi ibu hamil. Dalam konseling tentang gizi seimbang pada

kehamilan, seringkali bidan tidak menjelasakan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi status gizi ibu hamil, tetapi lebih menekankan tentang jenis dan

cara pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan.

Menurut FKM UI (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi status

gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan salah persepsi

tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat mempengaruhi status gizi

seseorang.

4.2.2 Pengaruh Pendidikan Dengan Status Gizi Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 1 responden yang

pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.

Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)

responden status gizi baik.

Page 49: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

46

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat

kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho

ditolak jadi ada pengaruh antara pendidikan dengan status gizi ibu hamil.

Menurut FKM UI 2007, Tingkat pendidikan diperoleh seseorang dari

bangku sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi

pendidikan seseorang, semakin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama

dalam upaya pencegahan kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa

kehamilannya.

4.2.3 Pengaruh Pekerjaan Dengan Status Gizi Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 35 responden yang

tidak bekerja memiliki (97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23

responden yang bekerja memiliki (100%) responden status gizi baik.

Berdasarkan hasil statistik nilai p =1,000 ternyata nilai p value lebih

besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara pekerjaan

dengan status gizi ibu hamil.

Hal ini berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoadmodjo

(2003), apabila pekerjaan ibu berat maka asupan gizi yang dikonsumsi juga lebih

banyak begitu juga sebaliknya, sehingga asupan gizi ibu hamil akan

mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan. Selain itu, pekerjaan ibu akan

berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi

ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa

mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan

mempengaruhi status gizi ibu hamil.

Page 50: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

47

4.2.4 Pengaruh Umur Dengan Status Gizi Ibu Hamil

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden yang

umur resiko memiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26

responden yang umur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik.

Berdasarkan hasil statistik nilai p =1,000 ternyata nilai p value lebih

besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara umur

dengan status gizi ibu hamil.

Hal ini berbeda dengan pendapat Proverawati (2009) yang mengatakan

bahwa umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya.

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan kurang

dari 20 tahun secara biologi belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya

belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun terkait dengan

kemunduran fungsi organ yang menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga

memerlukan tambahan energi yang cukup selain itu juga terkait penurunan daya

tahan tubuh serta berbagai penyakit.

Page 51: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Keseimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan antara

lain sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu hamil sebagian besar responden mempunyai pengetahuan

baik dengan persentase (98,3%).

2. Pendidikan ibu hamil sebagian besar responden mempunyai pendidikan

menengah atas dengan persentase (98,3%).

3. Pekerjaan ibu hamil sebagian besar responden tidak bekerja dengan

persentase (60,3%).

4. Umur ibu hamil sebagian besar responden mempunyai umur risiko dengan

persentase (55,2%).

5. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Meutulang sebagian besar responden

memiliki status gizi baik dengan persentase (98,3%).

6. Dari 1 responden yang pengetahuan kurang memiliki (100%) responden

status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pengetahuan baik

memiliki (100%) responden status gizi baik.

7. Dari 1 responden yang pengetahuan kurang memiliki (100%) responden

status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pengetahuan baik

memiliki (100%) responden status gizi baik.

8. Dari 35 responden yang tidak bekerja memiliki (97,1%) responden status

gizi baik. Sedangkan dari 23 responden yang bekerja memiliki (100%)

responden status gizi baik.

Page 52: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

48

9. Dari 32 responden yang umur resiko memiliki (96,9%) responden status

gizi baik. Sedangkan dari 26 responden yang umur tidak resiko memiliki

(100%) responden status gizi baik.

10. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang bermakn antara

pengetahuan dan pendidikan dengan status gizi ibu hamil. Hasil analisis

statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan

95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05.

11. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dan

umur dengan status gizi ibu hamil. Hasil analisis statistik dengan

menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05)

diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara

lain sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat

Bagi ibu hamil diharapkan memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan

serta mencari informasi melalui media cetak dan elektronik, mengikuti

penyuluhan di Puskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan

pertemuan rutin lain yang diadakan didaerah tersebut.

2. Bagi Instansi Terkait

Diharapkan khususnya kepada petugas Puskesmas Meutulang pemberian

informasi pada ibu hamil dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan

tentang gizi pada masa kehamilan agar tidak ada ibu hamil yang Kurang

Energi Kronis.

Page 53: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

48

3. Bagi Penelitian Lain

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa dapat mencari faktor-

faktor lain yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan menambah

jumlah variabel penelitian.

Page 54: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arisman,2009.Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC.

Depkes RI, 2007. Riskesdas. Jakarta. ISBN

Depkes RI, 2006. Masalah Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI, 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012.

Dinas Provinsi Aceh, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Banda Aceh.

Eva Ridana, SKM, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan AcehBarat.

Eva Ellya Sibagariang, 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. TransInfo Media.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi DanKesehatanMasyarakat. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Hananto, 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan menyusui denganbahan makanan lokal. Jakarta. Sagung Seto.

Hidayat, Aziz Alimun, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan TekhnikAnalitik Data. Jakarta. Selemba Medika.

Huliana, M. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta. Puspa swara.

Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan 2012.

Notoadmojo.S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Perilaku KesehatanJakarta. Rineka Cipta.

Notoadmojo,S.2005. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta. Rineka Cipta.

Proverawati, 2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. EGC.

Siti Misaroh Ibrahim M, 2010. Nutrisi Janin & Ibu Hamil.Yogyakarta, MuliaMesika.

Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosdakarya.

Supariasa, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGD.

Sunarti, 2004. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGD.

Page 55: SKRIPSI OLEH : MASTURAH NIM : O9C10104033repository.utu.ac.id/645/1/BAB I_V.pdfApabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

Weni, 2010. Gizi Ibu Hamil. Jogyakarta. Muha Medika.

Yuni Kusmiati, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta. Fitramaya.

Yusna Dewi, AMG dan Nurul Bariah, A.Md.Keb, 2013. SP2TP PuskesmasMeutulang 2012.