skripsi oleh : masturah nim : o9c10104033repository.utu.ac.id/645/1/bab i_v.pdfapabila masukan gizi...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZIIBU HAMIL PADA MASA KEHAMILAN YANG
BERKUNJUNG KE PUSKESMASMEUTULANG KECAMATANPANTON REU KABUPATEN
ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH :
MASTURAHNIM : O9C10104033
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT
2013
iv
ABSTRAK
Masturah. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil Pada MasaKehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton ReuKabupaten Aceh Barat Tahun 2013. Dibawah bimbingan Arham, SKM danMaiza Duana, SKM.
Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamilsebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yangdigunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung kePuskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat tahun 2013.Bedasarkan latar belakang didapatkan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis(KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Jenis penelitian yang digunakan adalahanalitik dengan rancangan cross sectional. Populasi berjumlah 140 ibu hamil,sampel penelitian sebanyak 58 ibu hamil dengan tekhnik pengambilan sampelsecara accidental. Hasil penelitian dari 1 responden yang pengetahuan kurangmemiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yangpengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 1 respondenyang pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)responden status gizi baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisquare pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 <0,05 artinya Ho ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan dan pendidikandengan status gizi ibu hamil. Dari 35 responden yang tidak bekerja memiliki(97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23 responden yang bekerjamemiliki (100%) responden status gizi baik. Dari 32 responden yang umur resikomemiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26 responden yangumur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik. Hasil analisisstatistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95%(α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho diterima jadi tidakada pengaruh antara pekerjaan dan umur dengan status gizi ibu hamil. Disarankanbagi ibu hamil diharapkan memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan sertamencari informasi melalui media cetak dan elektronik, mengikuti penyuluhan diPuskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan pertemuan rutin lain yangdiadakan didaerah tersebut. Diharapkan kepada petugas Puskesmas Meutulangpemberian informasi kepada ibu hamil dalam upaya meningkatkan pelayanankesehatan tentang gizi pada masa kehamilan agar tidak ada ibu hamil yangKurang Energi Kronis.
Kata Kunci : Status Gizi Ibu Hamil, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan,Umur
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu
manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya
menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang
mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka
janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah
yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan
berikutnya ( Depkes RI, 2008).
Sejak abad ke-16 telah diketahui bahwa janin dalam kandungan
membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab
itu makanan ibu harus cukup untuk berdua, yaitu untuk ibu dan anak dalam
kandungannya. Makanan yang cukup mengandung zat-zat gizi selama hamil
sangat penting artinya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila
jumlah makanan yang dikonsumsi ibu selama hamil kurang maka berat bayi
yang akan dilahirkan menjadi lebih kecil. Gizi yang adekuat selama hamil akan
mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu untuk menjamin pertumbuhan
jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal (Depkes, 2008).
Kehamilan merupakan periode yang menentukan kualitas sumber daya
manusia di masa depan karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh
kondisi saat janin berada dalam kandungan. Status gizi ibu hamil berperan
langsung dalam kondisi kehamilan dan bayi yang akan dilahirkan sehingga
1
2
kekurangan gizi pada awal dan selama kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin (Arisman, 2009).
Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang
disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup
untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas
maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus
ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan
baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar
siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk
memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Arisman, 2009).
Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang membutuhkan
unsur-unsur gizi yang lebih banyak. Makanan ibu hamil harus betul-betul
diperhatikan, terutama mengenai jumlah energi dan protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi
adalah dengan mengukur berat bayi saat lahir, seseorang bayi sehat bila tingkat
kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik, namun sampai saat ini
masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya kekurangan gizi
pada masa kehamilan (Depkes RI, 2008).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, yaitu anemia,
perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga
dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, premature, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga
3
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, cacat bawaan dan berat badan bayi lahir rendah (Arisman, 2009).
Kekurangan gizi hingga kini masih menjadi masalah besar bagi dunia
ketiga, termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi serius sebab akan berdampak
pada melemahnya daya saing bangsa akibat tingginya angka kesakitan dan
kematian serta timbulnya gangguan kecerdasan dan kognitif anak. Golongan yang
paling rentan terhadap kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi dan balita.
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil, mempunyai resiko kematian ibu mendadak
pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada
keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan
meningkatkan angka kematian ibudan bayi (Arisman, 2009).
Kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil, dimana hal ini disebabkan oleh
pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap gizi, ketidakmampuan keluarga dalam
menyediakan makanan bergizi dan kurangnya kesadaran pada ibu hamil
untukmengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Gizi ibu sebelum dan
selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandungnya
(Depkes, 2006).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia
pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester
ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan trimester kedua kehamilan.
Dan kebanyakan dari kasus tersebut karena ibu Kurang Energi Kronis (KEK)
yang menyebabkan status gizinya berkurang (Siti Misaroh Ibrahim, 2010).
Prevalensi ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) di Indonesia
sebesar 21,6%, dan angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2012 adalah 32
4
per 1.000 kelahiran hidup. Di antara angka ini, 19 per 1.000 kematian bayi terjadi
pada masa neonatal sejak lahir sampai usia 28 hari (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat jumlah
keseluruhan ibu hamil 4.296 orang. Dari data tersebut terdapat 21 orang ibu
hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) dan terdapat 65 bayi yang meninggal
(Dinas Kesehatan Aceh Barat, 2012).
Berdasarkan data dari Puskesmas Meutulang jumlah keseluruhan ibu
hamil 140 orang. Dari data tersebut terdapat 3 orang ibu hamil yang Kurang
Energi Kronis (KEK) dan terdapat 1 bayi yang meninggal (SP2TP Puskesmas
Mentulang, 2012).
Penyebab terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil karena
ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran
energi sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. (Departemen Gizi
dan Kesmas FKM UI, 2007). Kemudian penyebab kematian bayi karena Asfiksia,
Beberapa faktor tertentu dapat diketahui penyebab terjadinya asfiksia pada bayi
baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat dan bayi (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui lebih jelas
tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil Pada Masa
Kehamilan Yang Berkunjung Ke Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu
Kabupaten Aceh Barat”.
1.2 Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas didapatkan ibu hamil yang Kurang
Energi Kronis (KEK) dan terdapat bayi yang meninggal. Maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah penulis ingin mengetahui Bagaimana faktor-faktor yang
5
mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke
Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun
2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu
hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang
Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu
hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang
Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
3. Untuk mengetahui pengaruh umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil
pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
4. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil
pada masa kehamilan yang berkunjung ke puskesmas Meutulang Kecamatan
Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
peningkatan program kesehatan, khususnya program yang berhubungan
dengan status gizi ibu hamil.
2. Hasil penelitian ini dapat di manfaatkan oleh instansi kesehatan sebagai
bahan intervensi dan evaluasi terhadap status gizi ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan serta sebagai penerapan ilmu kesehatan
masyarakat. Sehubungan dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan.
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat referensi bagi
pengembangan pengetahuan dan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain
untuk penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian yang berhubungan
dengan status gizi ibu hamil pada masa kehamilan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Status Gizi
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan
oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini
merupakan tanda-tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi
(Sunarti, 2004).
2.2 Definisi Status Gizi ibu hamil
Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu
hamil sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
yang digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan
fungsi-fungsi organ tubuh (Supariasa, 2001).
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40%
sedangkan 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu
hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam
kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(Eva Ellya Sibagariang, 2010).
7
8
Angka Kecukupan Gizi (AKG) seseorang sesuai dengan jenis kelamin danumur.
Kelompokumur
BB(kg)
TB(cm)
Energi(kkal)
Protein(g)
Lemak(g)
KH(g)
Serat(g)
Air(mL)
Bayi/A0 – 6 bln 6 61 550 12 30 58 0 8007 – 11bln
9 71 700 16 35 80 10 8001-3 thn 13 91 1050 20 40 145 15 12004-6 thn 19 112 1550 28 60 210 22 15007-9 thn 27 130 1800 38 70 250 25 1900Pria10-12 34 142 2100 50 70 290 29 180013-15 46 158 2550 62 85 350 35 200016-18 56 166 2650 62 88 350 37 220019-29 60 168 2700 62 90 370 38 250030-49 62 168 2550 62 70 380 36 260050-64 62 168 2250 62 60 330 32 260065-80 60 168 1800 60 50 300 25 250080+ 58 168 1500 58 42 250 21 2500Wanita(thn)10-12 36 145 2000 52 70 270 28 180013-15 46 155 2150 60 70 300 30 200016-18 50 157 2150 58 70 300 30 210019-29 54 159 2250 58 75 320 32 230030-49 55 159 2100 58 60 300 30 230050-64 55 159 1900 57 50 280 26 230065-80 54 159 1500 57 40 250 21 230080+ 53 159 1400 55 40 220 20 2300Hamil(+an)Timester11
180 18 6 25 0 +300Trimester 2
300 18 10 40 0 +300Trimester 3
300 18 10 40 0 +300Menyusui (+an)
0-6 bulan 330 17 11 45 0 +650-8707-12
bulan400 17 13 55 0 +650-
870Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi (AKG)
9
2.3 Pengukuran Status Gizi Ibu Hamil
Pengukuran status gizi ibu hamil Dapat dilakukan melalui empat cara yaitu
secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri.
1. Penilaian secara klinis
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah pertama
dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian dapat
memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata.
2. Penilaian secara biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak menghadapi
masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan
adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.
3. Penilaian secara biofisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi.
Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman dengan
memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh
lainnya.
4. Penilaian secara antropometri
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat
berhubungan dengan status gizi. Atas dasar ini ukuran-ukuran
antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi
penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.
Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara
langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu : Lingkar
Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk
10
mengetahui risiko kekurangan energi kronis wanita usia subur. Wanita usia
subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi
remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (Supariasa,
2002).
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
2.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2003).
Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa hal yang utama pada
kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk
melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru dan struktural yang telah ada
setelah pengetahuan baru tersebut diinterprestasikan melalui proses berfikir dan
belajar.
1. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan rendah, untuk mengukur bahwa
11
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Compresiension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesisi)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
12
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).
Pengukuran pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket
(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2003).
2. Cara memperoleh pengetahuan
Pengetahuan memungkinkan seseorang memecahkan masalah yang
dihadapinya (Notoatmodjo, 2003), cara yang digunakan untuk memperoleh
pengetehuan dengan cara tradisional dan cara modern (ilmiah). Cara tradisional
dapat di peroleh melelui cara coba salah satu (trial and erorr) dimana cara ini
telah banyak di pakai orang sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban, cara kekuasaan atau orteriter yaitu cara memperoleh
pengetahuan dari kehidupan sehari-hari, cara memperoleh pengetahuan
berdasarkan pengetahuan di masa lalu untuk memecahkan suatu masalah dan
cara memperoleh pengetahuan melalui jalan pikiran dimana jalan ini sejalan
dengan perkembangan manusia.
Sedangkan cara modern yaitu cara baru dalam memperoleh
pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut
13
metode penulisan atau lebih popular disebut metodologi penulisan
(Notoatrmodjo, 2003).
2.4.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, makin tinggi pendidikan seseorang
makin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam upaya pencegahan
kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa kehamilannya (FKM UI, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan adalah suatu bantuan yang
diberikan pada individu, kelompok dalam rangka mencapai peningkatan
kemampuan yang diharapkan, sehingga dengan pendidikan yang makin tinggi
akan semakin baik dalam pemahaman tentang kesehatannya.
Tujuan umum dari pendidikan gizi untuk ibu hamil adalah setelah
mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan
memahami kebutuhan gizi yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan.
Sedangkan tujuan khusus pendidikan gizi adalah setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang gizi maka ibu hamil diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian ibu hamil
b. Menguraikan manfaat gizi pada ibu hamil
c. Menguraikan hubungan gizi dengan perubahan fisiologis selama hamil
d. Membedakan pola makan yang baik dan yang tidak baik bagi ibu hamil
e. Menjelaskan kebutuhan gizi pada ibu hamil
f. Menguraikan dampak yang akan terjadi akibat pemenuhan gizi yang kurang
pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
g. Menguraikan cara mengolah makanan bagi ibu hamil (Paath, 2004).
14
2.4.3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari untuk mencari
nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek
kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan dengan penghasilan yang
didapatkan dari pekerjaan tersebut. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat
berperan dalam pemenuhan zat-zat gizi pada masa kehamilan (Notoatmodjo,
2003).
2.4.4 Umur
Umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat
reproduksinya. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun.
Kehamilan kurang dari 20 tahun secara biologi belum optimal, emosinya
cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan
kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia
lebih dari 35 tahun terkait dengan kemunduran fungsi organ yang
menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga memerlukan tambahan energi
yang cukup selain itu juga terkait penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit (Proverawati, 2009).
Berdasarkan Riskesdas 2007 proporsi paling tinggi ibu hamil resiko
kurang energi kronis menurut usia sebanyak 37,9% berada pada usia kurang
dari 20 tahun. Di negara berkembang 26% remaja putri yakni yang berada pada
rentang usia 12-21 tahun mengalami anemia (Riskesdas, 2007).
15
2.5 Gizi
2.5.1 Pegertian Gizi
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan manusia, gizi seseorang dikatakan baik apabila
terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan
perkembangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara
status gizi dengan konsumsi makanan, tingkat status gizi yang optimal akan
tercapai apabila kebutuhan zat gizi tersebut terpenuhi, namun demikian perlu
diketahui bahwa keadaan seseorang dalam suatu masa bukan hanya ditentukan
oleh konsumsi zat gizi pada saat itu saja, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
konsumsi zat gizi pada masa yang telah lampau (Hananto, 2002).
Gizi adalah suatu proses organisme yang di peroleh tubuh untuk
melakukan fungsinya. Zat-zat tersebut diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi mempunyai nilai yang sangat penting yang berguna untuk memelihara
proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan. Setiap orang memerlukan 5
kelompok zat (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral) dalam jumlah cukup
tidak berlebihan tidak juga kekurangan untuk hidup dan meningkatkan kualitas
hidup disamping itu manusia memerlukan air dan serta untuk memperlancar
berbagai proses dalam tubuh (Hananto, 2002).
2.5.2 Zat-Zat Gizi Yang harus dipenuhi ibu hamil
1. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi
utama.Tubuh ibu hamil memerlukan cukup persediaan energi setiap menit
selama 280 hari untuk pertumbuhan janin dan untuk membentuk sel tubuh oleh
16
protein. Karbohidrat seperi beras, serelia, dan gandum adalah sumber energi
utama. Sebaiknya setengah dari energi berasal dari karbohidrat. Bila karbohidrat
tidak tercukupi maka energi akan diambil dari protein.
Agar kebutuhan energi ibu hamil terpenuhi, maka disarankan untuk makan 3
porsi karbohidrat atau serat makanan setiap hari (seiris roti sama dengan satu
porsi karbohidrat/serat makanan). Pilihlah makanan yang diperkaya dan terbuat
dari padi-padian, misalnya gandum. Makanan dari padi-padian lebih kaya gizi
dan serta dibandingkan dengan produk olahan lainnya.
Serta sangat penting, terutama bagi ibu hamil yang sering mengalami
kesulitan buang air besar. Makanan berserat tinggi seperi padi-padian, buah segar
dan sayuran segar dapat mengatasi kesulitan buang air besar tersebut. Meskipun
serat bukan zat gizi tetapi keberadaannya sangat diperlukan. Serat tidak dapat
dicerna manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan organisme lain (Eva Ellya
Sibagariang, 2010).
Jenis-jenis karbohidrat terdiri dari:
a. Monosakarida/gula sederhana yang terdiri dari atas jumlah atom C yang
sama dengan molekul air, yang termasuk kedalam Monosakarida adalah
Glukosa, Fruktosa, Galaktosa,
b. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain
melalui kondensasi. Yang termasuk disakarida yaitu sukrosa, maltosa,
laktosa, trehalosa,
c. Polisakarida adalah jenis karbohidrat komplek ini dapat mengandung sampai
tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus
dan bercabang terutama adalah glukosa. Jenis karbohidrat yang termasuk
17
polisakarida adalah pati, dekstrin. Glikogen, polisakarida non pati/serat
(Almatsier, 2005).
2. Protein
Protein adalah bagian sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air, fungsi protein yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh. Klasifikasi protein dapat dilakukan berdasarkan:
a. Protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan tedapat dalam
unsur-unsur srtuktur tubuh. Protein bentuk serabut ada 4 bagian yaitu kolagen
(protein utama jaringan ikat), elastin (terdapat dalam urat, otot, arteri dan
jaringan elastin), kreatin (protein rambut dan kuku), miosin (protein utama
serat otot).
b. Protein Globular berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh,
mudah larut dalam larutan garam dan asam encer. Ada 4 yaitu albumin,
globulin, histon dan proktamin.
c. Protein Konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dalam bahan-
bahan non asam amino. Ada 4 yaitu nukleoprotein, lipoprotein,
fosofoprotein, metaloprotein (Praverawati, 2009).
Selama hamil, ibu memerlukan semua zat gizi. Oleh karena itu,
kebutuhan energi, protein, vitamin, mineral bertambah. Komponen sel tubuh ibu
dan janin sebagian besar terdiri dari protein. Perubahan dalam tubuh ibu, seperti
plasenta juga memerlukan protein. Agar semua kebutuhan zat gizi terpenuhi,
perlu makan semua jenis golongan makanan yang terdapat dalam pedoman gizi
seimbang.
18
Selama kehamilan, diperlukan tambahan protein, rata-rata 17 gram/hari.
Akan tetapi, karena pada trimester pertama ibu hamil belum bisa makan normal,
maka kebutuhan protein belum bisa terpenuhi. Diharapkan 1 g/kg berat badan
protein dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua, ibu hamil sudah mulai
mempuyai nafsu makan. 1,5 g/kg berat badan protein/hari diperkirakan dapat
terpenuhi.
Pada trimester terakhir nafsu makan ibu hamil sudah besar, bahkan
kadang-kadang sampai harus dibatasi untuk menghindari kegemukan dan
memudahkan proses melahirkan (melahirkan dalam kondisi kegemukan
berisiko). Pada trimester ketiga ini, protein bisa mencapai 2 g/kg berat badan/hari.
Yang penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi.
Jenis protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis
tinggi seperi daging, ikan, telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, susu,
dan yogurt. Bila seorang ibu tersebut adalah seorang vegetarian dan biasa
mengkonsumsi banyak kacan-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan,
maka ibu tersebut tidak akan mengalami masalah kekurangan protein.
3. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang tediri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen yang mempunyai sifat dapat larut pada zat-zat pelarut
tertentu, lemak dalam makanan memegang peranan penting adalah lemak netral
atau trigliserida yang molekulnya asam lemak yang di ikatkan pada gliserol
terebut dengan ikatan ester. Klasifikasi lemak yaitu:
a. Menurut struktural kimiawinya yaitu lemak Netral (trigliserida),
Fosfolipida, lesitin,sfingomilin
19
b. Menurut Sumbernya (bahan makanan) yaitu lemak hewani dan lemak
nabati
c. Menurut Konsistensinya yaitu lemak padat dan lemak cair
d. Menurut wujudnya yaitu lemak tidak terlihat dan lemak terlihat.
Adapun fungsi lemak dalam tubuh adalah terutama sebagai cadangan
energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbulkan di tempat-tempat tertentu.
Asam lemak tak jenuh ganda merupakan zat gizi yang ensensial bagi kesehatan
kulit dan rambut, lemak sebagai sumber utama energi dan sebagai pelarut
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K
(Praverawati, 2009).
4. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik komplek yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umumnya tidak bisa dibentuk oleh tubuh, vitamin termasuk
kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, jenis vitamin
yaitu:
a. Vitamin larut dalam lemak yang termasuk dalam kelompok ini adalah
vitamin A,D,E,K.
b. Vitamin yang larut dalam air, yang termasuk dalam kelompok ini adalah
vitamin C, tiamin, riboflavin, piridoksin, folat dan B12 (Almatsier, 2001).
5. Mineral
Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan
protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh yang lain.
Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah sebagai berikut :
20
a. Kalsium
Pada kelompok dewasa usia 19-29 tahun, kebutuhan kalsium rata-rata 800
mg/hari. Wanita hamil memerlukan lebih banyak kalsium. Penyerapan kalsium
selama kehamilan lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Kalsium
diperlukan terutama pada trimester III kehamilan. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin sekitar 250 mg/hari serta untuk persediaan ibu hamil sendiri
agar pembentukan tulang janin tidak mengambil dari persediaan kalsium ibu.
Sumber kalsium dapat diperoleh dari susu dan hasil olahannya ikan/hasil
laut, sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.
b. Zat besi
Kebutuhan zat besi selama kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester II
dan III. Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan tambahan pil besi dengan
dosis100 mg/hari. Pada trimester I belum ada kebutuhan yang mendesak, sehingga
kebutuhannya sama dengan wanita dewasa yang tidak hamil.
Zat besi penting untuk pembentukan hemoglobin. Untuk meningkatkan
masa hemoglobin diperlukan zat besi sekitar 500 mg (termasuk simpanan)
karena selama kehamilan volume darah meningkat sampai 50%. Pada masa
melahirkan ada zat besi yang hilang sebanyak 250 mg, belum termasuk untuk
janin dan plasenta. Kekurangan harus dipenuhi selama trimester II dan III.
Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu daging,
ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran hijau. Agar
absorbsi zat besi lebih baik, perlu adanya vitamin C yang banyak terdapat pada
jeruk, macam-macam jus, brokoli, tomat. Kekurangan zat besi yang umum
21
diderita ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur atau bayi
dengan berat badan rendah dan ibunya yang menderita anemia.
c. Seng
Seng merupakan mineral mikro esensial, seng diperlukan untuk fungsi
sistem reproduksi, pertumbuhan janin, sistem pusat syaraf dan fungsi kekebalan
tubuh. Kekurangan seng akan menghambat pertumbuhan janin dalam
kandungan, bahkan tidak akan menutupi kemungkinan terjadinya kretinisme
(cebol) pada bayi yang dilahirkan. Selain itu, konsumsi seng yang tidak
mencukupi akan mempengaruhi daya pengecap dan pembau si ibu. Hal ini akan
berakibat pada penurunan nafsu makan si ibu.
Selama kehamilan, kebutuhan seng meningkat sampai dua kali lipat
dibandingkan saat tidak hamil. Seng terdapat dalam bahan makanan dari
hewan, misalnya daging, makanan dari laut dan unggas, serta padi-padian.
Kebutuhan seng akan tercukupi apabila konsumsi protein cukup.
d. Asam Folat
Semua zat gizi diperlukan selama masa kehamilan, namun asam folat
merupakan salah satu vitamin B yang perlu mendapat perhatian. Asam folat
diperlukan untuk membentuk sel baru. Setelah konsepsi, asam folat membantu
mengembangkan sel syaraf dan otak janin. Konsumsi asam folat yang cukup
pada minggu-minggu sebelum konsepsi dan 3 bulan pertama kehamilan (periode
kritis) dapat mengurangi risiko kelainan susunan syaraf pada bayi. Kelainan bisa
serius, bahkan fatal. Karena itu, sedapat mungkin hal ini dihindari.
Asam folat tidak bisa disimpan dalam tubuh, harus diberkan setiap hari,
kebutuhan 0,4 mg/hari. Sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hijau,
22
jeruk, kembang kol, kacang kedelai/kacang-kacangan lain, roti gandum, serelia
dan ragi (Eva Ellya Sibagariang, 2010).
6. Air
Air adalah nutrien. Air merupakan bagian sistem transportasi tubuh. Air
mengangkut zat gizi keseluruh tubuh termasuk plasenta dan membawa sisa
makanan ke luar tubuh. Jika ibu hamil mengalami muntah-muntah, maka
disarankan untuk minum cairan sebanyak mungkin, minimal 3 liter/hari ( Eva
Ellya Sibagariang, 2010).
2.6 Prinsip Gizi untuk Ibu Hamil
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat
keluarga menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama
kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak.
Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi.
Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen
sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada
ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan
dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu
hamil harus mengkomsumsi makanan seimbang untuk perkembangan ibu dan
janin pada masa kehamilan (Yuni Kusmiati, 2009).
23
Pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan
kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa
anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari
makanan yang dikonsumsi setiap hari untuk cadangan persediaan pada
trimester berikutnya.
Memasuki trimester II, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan
sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari.Tubuh ibu
juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan
mulai berfungsinya rahim serta plasenta.Peningkatan kualitas gizi sangat penting
karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk
cadangan sebagai bahan pembentuk ASI.
Trimester III, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya
pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari
cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu
hamil, antara lain:
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh
ibu dan pertumbuhan bayi.
2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak,
vitamin dan mineral).
3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.
4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,
kadar gula darah, dan tekanan darah (Yuni kusmiati, 2009).
24
2.7 Gizi Pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat
keluarga bahagia, pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami, para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum
dan setelah melahirkan, harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan
bergizi, olah raga dan tidakmerokok. Jika gizi dalam kehamilanya kurang maka
bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Jadi meskipun sudah
cukup bulan bayi akan lahir dengan BB <2.500 gram dan juga akan kekurangan
ASI bila nanti menyusui.
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 g/kg yang
berasal dari hewani seperti telur, susu, ikan untuk pertumbuhan dan aktivitas
janin memerlukan makan yang disalurkan melalui plasenta. Jadi ibu hamil harus
mendapat gizi untuk dirinya dan janinya. Agar kehamilan berjalan dengan
sukses maka gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan
selama hamil harus mendapatkan tambahan protein, mineral, zat besi, kalsium,
vitamin, asam folat dan energi.
Makanan ibu hamil sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang
seimbang sesuai dengan perkembangan masa kehamilan, kebutuhan kalori ibu
hamil sekitar 2.500 kkal. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan
untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan 60% untuk ibu (Paath, 2004).
2.8 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
untuk wanita tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah:
1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
25
2. Untuk mempertahan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.
3. Supaya luka persalinan lekas sembuh pada masa nifas.
4. Guna mengadakan cadangan untuk proses laktasi.
Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa ibu hamil
telah mempunyai asupan gizi yang seimbang. Konsumsi makanan yang tepat
sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin yang
dikandungannya. Kualitas makanan jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.
Janin hidup dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Kuncinya adalah
perencanaan menu dan pola makanan yang teratur (Eva Ellya Sibagariang,
2010).
Menurut Huliana (2001) kebutuhan gizi pada ibu hamil meliputi :
1. Kebutuhan protein
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan
janin.Trimester I dan II<6 gram/hari dan trimester III 10 gram/hari.
2. Kebutuhan Energi
Tambahan energi selama hamil sangat diperlukan bagi komponen fetus
maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri, kurang lebih 27.000
kkal atau 100 kkal/hari dibutuhkan selama hamil. Pada wanita berumur 25-
50 tahun pemberian 2000 kkal/hari jika sedang hamil ditambah 300 kkal.
3. Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral.
Persentase tambahan gizi ibu hamil ialah energi 15%, protein 68%, vitamin
A 25%, vitamin D 100%, vitamin E 25%, Vitamin C 33%, B Complek 40%,
26
tiamin 25%, riboflavin 15%, Niasi 30%, piredoksin 100%, asam folat 33%,
fosfor dan magnesium 50%, zat besi 30% dan iodium 16%.
2.9 Akibat Kekurangan Gizi Selama Hamil
Akibat kurang gizi selama hamil dapat menyebabkan kerugian bagi ibu
dan janin yang dikandungnya. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu dampak
dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan yang mempunyai status
gizi buruk, BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita
yang akan memperlambat pertumbuhan serta perkembangan mental anak (Eva
Ellya Sibagariang, 2010).
Ibu yang kurang gizi pada kehamilan trimester II akan mengakibatkan
perdarahan antepartum, abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan
dampak pada janin terjadi hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam
rahim, mudah terkena infeksi, cacat bawaan serta kematian prenatal (Praverawati,
2009).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada
ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
27
pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah.
Selanjutnya beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi hamil pada saat hamil antara lain sebagai berikut :
1. Pemantauan pertambahan berat badan selama hamil agar tetap berada pada
kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.
2. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu untuk megetahui keadaan ibu
hamil terhadap kurang energi kronis karena ibu yang kekurangan energi
kronis beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
3. Pengukuran kadar Hb yaitu untuk mengetahui kondisi ibu hamil terhadap
anemia.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang energi kronis pada
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
28
yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia (Eva Ellya Sibagariang,
2010).
2.10 Penanganan Kekurangan Gizi Selama Hamil
Bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada masa kehamilan
cara menanggulanginya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat seperti nasi, mie, kentang dan roti. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein yang terdapat didalam daging, ikan, tahu,
tempe dan kacang-kacangan, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak
seperti daging, susu, telur, mentega dan minyak nabati. Mengkonsumsi vitamin
dan mineral yang terdapat didalam Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D, Kalsium,
Zat Besi dan Asam Folat (Praverawati, 2009).
Makanan yang bergizi tersebut seperti tahu, tempe, sayur-sayuran yang
berwarna hijau, buah-buahan, kacang hijau, kacang kedelai dan lebih banyak dari
biasanya selama hamil dan menyusui. Makanan yang dikonsumsi harus selalu
seimbang, porsinya cukup dan teratur tidak terlalu asin, pedas dan berlemak
(Praverawati, 2009).
2.11 Kerangka Teoritis
Berdasarkan Teori-teori yang di bahas dalam tinjauan pustaka, maka
kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :
29
Gambar 2.11 Kerangka Teoritis
2.12 Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo (2003) dan FKM UI (2007) menyatakan bahwa
banyak faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa kehamilan,
dalam penelitian ini peneliti mengambil 4 variabel, karena menurut peneliti 4
variabel tersebut yang sangat mempengaruhi status gizi ibu hamil pada masa
kehamilan, dan dapat digambarkan kerangka konsepsional sebagai beriku :
Notoatmodjo, 2003
Pengetahuan
Pendidikan
Suhu Lingkungan
Budaya
FKM UI, 2007
Umur
Aktifitas
Pendapatan
Status kesehatan
Pekerjaan
Berat badan
Status Gizi IbuHamil
30
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.12 Kerangka Konsep Penelitian
2.13 Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh antara Pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil
pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.
2. Ada pengaruh antara Pendidikan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil
pada masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.
3. Ada pengaruh antara Pekerjaan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada
masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.
4. Ada pengaruh antara Umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada
masa kehamilan di Puskesmas Meutulang.
Pengetahuan
Pendidikan
Pekerjaan
Status Gizi IbuHamil
Umur
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain Cross Sectional yaitu untuk
mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil pada
masa kehamilan yang diukur pada waktu yang bersamaan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Meutulang Kecamatan Panton Reu
Kabupaten Aceh Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal 24 Juni sampai dengan 23 Juli 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
berkunjung ke Puskesmas Meutulang yang berjumlah 140 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang
akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Notoatmodjo, 2005).
Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
31
32
Nn =
1 + N (d )2
Keterangan :N = Populasin = Sampeld = Presisi/ batas kelonggaran 10% = 0,1
140n =
1 + 140 (0,1)2
140n =
1 + 140 (0,01)
n = 58,3
Dengan demikian sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 58
ibu hamil. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah accidental yaitu
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat
sesuai dengan kontek penelitian.
3.4 Cara Pengumpulan Data
3.4.1 Data primer
Diperoleh dari hasil wawancara dengan membagikan kuesioner kepada ibu
hamil yang berkunjung ke Puskesmas Mentulang Kecamatan Panton Reu
Kabupaten Aceh Barat.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder berupa gambaran umum wilayah penelitian dan data
khusus lainnya diperoleh dari Puskesmas, dinas kesehatan serta referensi buku-
buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
33
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.5 Definisi Operasional
No Variabel Independen
1. Variabel : PengetahuanDefinisi : Hasil tahu responden tentang gizi yang baik pada masa
kehamilanCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Baik
- KurangSkala Ukur : Ordinal
2. Variabel : PendidikanDefinisi : Pendidikan formal yang ditempuh responden diberikan
dengan STTB/Ijazah.Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Menengah keatas
- Menengah kebawahSkala Ukur : Ordinal
3. Variabel : PekerjaanDefinisi : Aktifitas yang dilakukan sehari-hari oleh responden
untuk mencari nafkah guna untuk kehidupannya.Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Bekerja
- Tidak BekerjaSkala : Ordinal
4. Variabel : UmurDefinisi : Umur responden pada saat hamilCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuesionerHasil Ukur : - Umur risiko : ≤ 20 tahun dan >35 tahun
- Umur tidak risiko : 21 – 35 tahunSkala Ukur : Ordinal
Variabel Dependen5. Variabel : Status Gizi ibu hamil
Definisi : Suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamilsebagai akibat pemasukan konsumsi zat-zat gizi untukkelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-fungsi organ tubuh.
Cara Ukur : Pengukuran Lingkar Lengan AtasAlat Ukur : LILAHasil Ukur : - Baik : ≥ 23,5
- Kurang : < 23,5Skala Ukur : Ordinal
34
3.6 Aspek Pengukuran Variabel
3.6.1 Aspek Pengukuran Variabel terikat (Dependen)
Untuk menilai status gizi ibu hamil dilakukan dengan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dengan pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
1. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Baik apabila hasil pengukuran LILA≥ 23,5.
2. Status Gizi Ibu Hamil, Kategori Kurang apabila hasil pengukuran LILA< 23,5.
3.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)
Aspek pengukuran variabel bebas adalah menggunakan skala Guttman
(Riduwan, 2008), yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten. Dan tiap
pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 2 pilihan jawaban, jika jawaban (YA)
diberi nilai 1 dan jawaban (TIDAK) di beri nilai 0.
Untuk mencari interval kelas, menurut (Hidayat 2007) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
i = nilai tertinggi – nilai terendah
kelas
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka rentang kategori variabel
independen adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
a. Kategori baik apabila skor yang diperoleh : 7 – 12 dari total skor
b. Kategori kurang baik apabila skor yang diperoleh : 0 – 6 dari total skor
2. Pendidikan
a. Menengah kebawah : SD dan SMP
b. Menengah keatas : SMA dan PT
35
3. Pekerjaan
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
4. Umur
a. Umur risiko : ≤ 20 Tahun dan >35 Tahun
b. Umur tidak risiko : 21-35 Tahun
3.7 Teknik Analisa Data
3.7.1 Analisa Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel atau
per variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan dan umur ibu hamil dengan status gizi ibu hamil pada masa
kehamilan di Puskesmas Meutulang.
3.7.2 Analisa Bivariat
Analisa Bivariat merupakan lanjutan dari analisa univariat dengan cara
melakukan tabulasi silang antara variabel dependen dan variabel independen
dengan menggunakan uji Chi Square pada taraf kepercayaan 95% dan α = 0,05.
Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat signifikan
( nilai p ), yaitu :
a. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian di tolak atau dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan ibu
hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil.
36
b. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh antara status gizi ibu hamil dengan pengetahuan
ibu hamil, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil dan umur ibu hamil.
Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel
independen dan sebuah variabel dependen. Karena data berbentuk katagorik maka
untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dan dependen
digunakan analisis statistk Uji Chi-square dengan memakai nilai alpha 0,05. Jika
ada sel yang memiliki harapan kurang sama dengan 5, maka digunakan fisher
exact test (Notoatmodjo, 2005).
Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :
1. Bila 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan adalah Fisher’s Exact Test.
2. Bila tabel 2x2 dan dijumpai nilai Expected (harapan) lebih dari 5, maka uji
yang dipakai sebaliknya Contiuty Correction
3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 2x3, 3x3 dan seterusnya, maka digunakan
uji Pearson Chi Square.
Untuk memperoleh pengaruh yang bermakna pada variabel penelitian ini
digunakan perangkat komputer dalam menganalisis Uji Chi-square.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Keadaan Geografis
Puskesmas Meutulang merupakan Puskesmas perawatan yang berdiri
tahun 2005 yang terletak di Gampong Meutulang Kecamatan Panton Reu
Kabupaten Aceh Barat yang terletak + 39 Km dari pusat kota Meulaboh, dengan
luas wilayah kerja 125,57 Km2 dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Puskesmas Woyla Timur
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pante Cermin
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Woyla Induk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Meutulang adalah 15.515
jiwa, yang terdiri dari laki-laki 2.871 jiwa dan perempuan 2.930 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 1.679 KK yang tersebar dalam 19 desa, yang
terdiri dari 8 desa terpencil dan 11 desa sangat terpencil dengan jarak tempuh
terjauh dengan ibu kota Kecamatan yaitu 10 Km (Desa Cot Manggie).
Dengan jumlah penduduk Memiliki tiga kemukiman yaitu kemukiman
Meuko (5 desa), kemukiman Muego (6 desa ) dan kemukiman Manggie ( 8 desa).
4.1.2 Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Meutulang sampai juli 2013 adalah
dilihat pada tabel berikut ini:
38
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
No Nama Tenaga Kesehatan Jumlah1 Dokter Umum 2 orang2 Dokter gigi 1 orang3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang4 Sarjana Ekonomi 1 orang5 D III Keperawatan 11 orang6 D III Kebidanan 4 orang7 D III Gigi 2 orang8 D III Gizi 1 orang9 D III Kesehatan Lingkungan 1 orang10 D III Analisis Kesehatan 2 orang11 D III Farmasi 2 orang12 Bidan 6 orang13 Bidan PTT 11 orang14 Sekolah Perawat Kesehatan 1 orang15 SMU 1 orang16 Tenaga Kontrak (CS) 1 orang17 Tenaga Bakti 27 orang
4.1.3. Sarana Kesehatan
Tabel 4.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
No Jenis Sarana Jumlah1 Rawat Inap 12 Perumahan 53 Puskesmas Pembantu 24 Posyandu Plus 25 Polindes 26 Poskesdes 27 Ambulance 28 Sepeda Motor 6
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu
hamil pada masa kehamilan yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang
39
Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat telah dilakukan pada tanggal 24
juni sampai dengan 23 Juli 2013. Teknik pengambilan data adalah accidental
yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu
tempat sesuai dengan kontek penelitian.
Penelitan ini dilakukan dengan memperoleh data dari data primer, yaitu
data yang didapatkan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
sampel yaitu ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Meutulang. Data yang
telah diperoleh tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa
univariat dan analisa bivariat.
4.2.1 Analisa Univariat
4.2.1.1 Pengetahuan Ibu Hamil
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Kurang 1 1,72 Baik 57 98,3
Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang
memilki pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan ibu hamil
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 57 responden (98,3%).
40
4.2.1.2 Pendidikan Ibu Hamil
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.
No Pendidikan Frekuensi %
1 Menengah bawah 1 1,72 Menengah atas 57 98,3
Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang
memilki pendidikan menengah bawah sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan
ibu hamil yang memiliki pendidikan menengah atas sebanyak 57 responden
(98,3%).
4.2.1.3 Pekerjaan Ibu Hamil
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.
No Pekerjaan Frekuensi %
1 Tidak bekerja 35 60,32 Bekerja 23 39,7
Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang
tidak bekerja sebanyak 35 responden (60,3%). Sedangkan ibu hamil yang bekerja
sebanyak 23 responden (39,7%).
41
4.2.1.4 Umur Ibu Hamil
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil di Puskesmas MeutulangKecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
No Umur Frekuensi %
1 Resiko 32 55,22 Tidak resiko 26 44,8
Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang
umur resiko sebanyak 32 responden (55,2%). Sedangkan ibu hamil yang umur
tidak resiko sebanyak 26 responden (44,8%).
4.2.1.5 Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil di PuskesmasMeutulang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh BaratTahun 2013.
No Status Gizi Frekuensi %
1 Kurang 1 1,72 Baik 57 98,3
Total 58 100Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 58 sampel ibu hamil yang
memilki status gizi kurang sebanyak 1 responden (1,7% ). Sedangkan ibu hamil
yang memiliki status gizi baik sebanyak 57 responden (98,3%).
42
4.2.2 Analisa Bivariat
4.2.2.1. Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.8 Distribusi Silang Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 1 responden yang
pengetahuan kurang memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan
dari 57 responden yang pengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi
baik.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho
ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu
hamil.
Pengetahuan Status Gizi Total p α
Kurang Baik
0,017 0,05n % N % n %
Kurang 1 100 0 0,0 1 100
Baik 0 0,0 57 100 57 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100
43
4.2.2.2. Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.9 Distribusi Silang Pengaruh Pendidikan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 1 responden yang
pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.
Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)
responden status gizi baik.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho
ditolak jadi ada pengaruh antara pendidikan dengan status gizi ibu hamil.
4.2.2.3. Pengaruh Pekerjaan Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.10 Distribusi Silang Pengaruh Pekerjaan Ibu Hamil denganStatus Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang KecamatanPanton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Pendidikan Status Gizi Total p α
Kurang Baik
0,017 0,05N % N % n %
Menengah bawah 1 100 0 0,0 1 100
Menengah atas 0 0,0 57 100 57 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100
Pekerjaan Status Gizi Total p α
Kurang Baik
1,000 0,05N % n % n %
Tidak bekerja 1 2,9 34 97,1 35 100
Bekerja 0 0,0 23 100 23 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100
44
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang tidak
bekerja memiliki (97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23
responden yang bekerja memiliki (100%) responden status gizi baik.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho
diterima jadi tidak ada pengaruh antara pekerjaan ibu hamil dengan status gizi.
4.2.2.4. Pengaruh Umur Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil
Tabel 4.11 Distribusi Silang Pengaruh Umur Ibu Hamil dengan StatusGizi Ibu Hamil di Puskesmas Meutulang Kecamatan PantonReu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013.
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang umur
resiko memiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26 responden
yang umur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05 artinya Ho
diterima jadi tidak ada pengaruh antara umur ibu hamil dengan status gizi.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Pengetahuan Dengan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 1 responden yang
pengetahuan kurang memiliki (100%) responden status gizi kurang. Sedangkan
Umur Status Gizi Total p α
Kurang Baik
1,000 0,05N % n % n %
Resiko 1 3,1 31 96,9 32 100
Tidak resiko 0 0,0 26 100 26 100Jumlah 1 1,7 57 98,3 58 100
45
dari 57 responden yang pengetahuan baik memiliki (100%) responden status gizi
baik.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho
ditolak jadi ada pengaruh antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Astrini (2001), bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil, antara lain adalah faktor sosial
budaya, sosial ekonomi, pengetahuan ibu hamil dan penyakit pada ibu hamil.
Tingginya prosentase responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik dapat
disebabkan ibu kurang mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil. Dalam konseling tentang gizi seimbang pada
kehamilan, seringkali bidan tidak menjelasakan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil, tetapi lebih menekankan tentang jenis dan
cara pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan.
Menurut FKM UI (2007), salah satu faktor yang mempengaruhi status
gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan salah persepsi
tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat mempengaruhi status gizi
seseorang.
4.2.2 Pengaruh Pendidikan Dengan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 1 responden yang
pendidikan menengah bawah memiliki (100%) responden status gizi kurang.
Sedangkan dari 57 responden yang pendidikan menengah atas memiliki (100%)
responden status gizi baik.
46
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05 artinya Ho
ditolak jadi ada pengaruh antara pendidikan dengan status gizi ibu hamil.
Menurut FKM UI 2007, Tingkat pendidikan diperoleh seseorang dari
bangku sekolah dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin tinggi pengetahuan tentang kesehatan terutama
dalam upaya pencegahan kekurangan gizi pada ibu hamil pada masa
kehamilannya.
4.2.3 Pengaruh Pekerjaan Dengan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 35 responden yang
tidak bekerja memiliki (97,1%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 23
responden yang bekerja memiliki (100%) responden status gizi baik.
Berdasarkan hasil statistik nilai p =1,000 ternyata nilai p value lebih
besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara pekerjaan
dengan status gizi ibu hamil.
Hal ini berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoadmodjo
(2003), apabila pekerjaan ibu berat maka asupan gizi yang dikonsumsi juga lebih
banyak begitu juga sebaliknya, sehingga asupan gizi ibu hamil akan
mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan. Selain itu, pekerjaan ibu akan
berpengaruh pada jumlah pendapatan ibu yang akan mempengaruhi asupan gizi
ibu selama kehamilan, dimana ibu yang mempunyai pendapatan lebih tinggi bisa
mengkonsumsi makanan yang lebih bervariasi dan bergizi, sehingga akan
mempengaruhi status gizi ibu hamil.
47
4.2.4 Pengaruh Umur Dengan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden yang
umur resiko memiliki (96,9%) responden status gizi baik. Sedangkan dari 26
responden yang umur tidak resiko memiliki (100%) responden status gizi baik.
Berdasarkan hasil statistik nilai p =1,000 ternyata nilai p value lebih
besar dari nilai α berarti Ho diterima artinya tidak ada pengaruh antara umur
dengan status gizi ibu hamil.
Hal ini berbeda dengan pendapat Proverawati (2009) yang mengatakan
bahwa umur seorang ibu berkaitan dengan perkembangan alat-alat reproduksinya.
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah 20-35 tahun. Kehamilan kurang
dari 20 tahun secara biologi belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya
belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhuan kebutuhan zat-zat gizi selama
kehamilan. Sedangkan kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun terkait dengan
kemunduran fungsi organ yang menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga
memerlukan tambahan energi yang cukup selain itu juga terkait penurunan daya
tahan tubuh serta berbagai penyakit.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Keseimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dibuat beberapa kesimpulan antara
lain sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu hamil sebagian besar responden mempunyai pengetahuan
baik dengan persentase (98,3%).
2. Pendidikan ibu hamil sebagian besar responden mempunyai pendidikan
menengah atas dengan persentase (98,3%).
3. Pekerjaan ibu hamil sebagian besar responden tidak bekerja dengan
persentase (60,3%).
4. Umur ibu hamil sebagian besar responden mempunyai umur risiko dengan
persentase (55,2%).
5. Status gizi ibu hamil di Puskesmas Meutulang sebagian besar responden
memiliki status gizi baik dengan persentase (98,3%).
6. Dari 1 responden yang pengetahuan kurang memiliki (100%) responden
status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pengetahuan baik
memiliki (100%) responden status gizi baik.
7. Dari 1 responden yang pengetahuan kurang memiliki (100%) responden
status gizi kurang. Sedangkan dari 57 responden yang pengetahuan baik
memiliki (100%) responden status gizi baik.
8. Dari 35 responden yang tidak bekerja memiliki (97,1%) responden status
gizi baik. Sedangkan dari 23 responden yang bekerja memiliki (100%)
responden status gizi baik.
48
9. Dari 32 responden yang umur resiko memiliki (96,9%) responden status
gizi baik. Sedangkan dari 26 responden yang umur tidak resiko memiliki
(100%) responden status gizi baik.
10. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang bermakn antara
pengetahuan dan pendidikan dengan status gizi ibu hamil. Hasil analisis
statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan
95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,017 < 0,05.
11. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat pengaruh antara pekerjaan dan
umur dengan status gizi ibu hamil. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji chi square pada derajat kepercayaan 95% (α=0,05)
diketahui bahwa p value = 1,000 > 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran antara
lain sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Bagi ibu hamil diharapkan memperhatikan dan meningkatkan pengetahuan
serta mencari informasi melalui media cetak dan elektronik, mengikuti
penyuluhan di Puskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan
pertemuan rutin lain yang diadakan didaerah tersebut.
2. Bagi Instansi Terkait
Diharapkan khususnya kepada petugas Puskesmas Meutulang pemberian
informasi pada ibu hamil dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan
tentang gizi pada masa kehamilan agar tidak ada ibu hamil yang Kurang
Energi Kronis.
48
3. Bagi Penelitian Lain
Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa dapat mencari faktor-
faktor lain yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan menambah
jumlah variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Arisman,2009.Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC.
Depkes RI, 2007. Riskesdas. Jakarta. ISBN
Depkes RI, 2006. Masalah Gizi Masyarakat. Jakarta.
Depkes RI, 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012.
Dinas Provinsi Aceh, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Banda Aceh.
Eva Ridana, SKM, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan AcehBarat.
Eva Ellya Sibagariang, 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. TransInfo Media.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi DanKesehatanMasyarakat. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Hananto, 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan menyusui denganbahan makanan lokal. Jakarta. Sagung Seto.
Hidayat, Aziz Alimun, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan TekhnikAnalitik Data. Jakarta. Selemba Medika.
Huliana, M. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta. Puspa swara.
Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan 2012.
Notoadmojo.S, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dan Perilaku KesehatanJakarta. Rineka Cipta.
Notoadmojo,S.2005. Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta. Rineka Cipta.
Proverawati, 2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta. EGC.
Siti Misaroh Ibrahim M, 2010. Nutrisi Janin & Ibu Hamil.Yogyakarta, MuliaMesika.
Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Rosdakarya.
Supariasa, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGD.
Sunarti, 2004. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGD.
Weni, 2010. Gizi Ibu Hamil. Jogyakarta. Muha Medika.
Yuni Kusmiati, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta. Fitramaya.
Yusna Dewi, AMG dan Nurul Bariah, A.Md.Keb, 2013. SP2TP PuskesmasMeutulang 2012.