skripsi oleh - digilib.uns.ac.id... · gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan ekonomi...
TRANSCRIPT
PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI
KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Oleh:
EKO SULISTYO NIM K7404070
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI
KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Oleh:
EKO SULISTYO NIM K7404070
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M. Pd Jaryanto, S. Pd, M. Si
NIP. 19630520 198903 1 005 NIP. 19760909 200501 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 29 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Sri Witirachmi, M.M .......................
Sekretaris : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .......................
Anggota II : Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRAK
Eko Sulistyo. K7404070. PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas
pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7
Surakarta setelah adanya implementasi pendekatan kontruktivistik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Obyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini
adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya
proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara
peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain informan, tempat atau lokasi,
peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
observasi, wawancara, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi
masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi
tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap,
yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1
SMA Negeri 7 Surakarta melalui implementasi pendekatan kontruktivistik. Hal
tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa terlihat
makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan apersepsi. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa dari 13 siswa atau 49,37%
pada siklus I dan 17 siswa atau 62,19% pada siklus II menjadi 24 siswa atau
80,00% pada siklus III, (2) Siswa terlihat makin antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran mata diklat komputer akuntansi. Persentase kenaikannya
dari 13 siswa atau 50,00% pada siklus I dan 18 siswa atau 64,28% pada siklus II
menjadi 27 siswa atau 85,26% pada siklus III, (3) Selama mengerjakan soal,
siswa terlihat teliti dan tepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
Hal tersebut ditunjukkan dengan kenaikan dari 21 siswa atau 71,59% pada siklus I
dan 22 siswa atau 75,86% pada siklus II menjadi 91,83% atau 30 siswa pada
siklus III, (4) Adanya peningkatan hasil belajar mata diklat komputer akuntansi
dari 65,70% atau sebanyak 23 siswa pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa
atau 86,57% pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III yaitu sebanyak 30
siswa atau 91,83%. Peningkatan tesebut terjadi setelah guru melakukan beberapa
upaya, antara lain: (1) Penerapan metode pembelajaran Ceramah plus Demostrasi
dan latihan (CPDL) dengan pendekatan kontruktivistik, (2) Guru membuat
Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berlangsung secara terarah dan terprogram, (3) Guru
mengadakan diskusi antar siswa disampingnya ketika membahas latihan soal
untuk memperjelas materi yang diajarkan, (4) Guru melakukan evaluasi setelah
pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan/implementasi
pendekatan kontruktivistik dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kualitas
pembelajaran siswa.
MOTTO
”Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
(Q.S.Al-Fatihah : 5-6)
”Disaat-saat sekarang ini, orang sebaiknya tidak mengatakan apa pun bila tak
ingin bertanggung jawab atas apa yang dikatakan sepanjang waktu dan untuk
selama-lamanya”.
(Abraham Lincoln)
”Mulailah dengan S.U.K.S.E.S
(Semangat, Usaha, Konsekuensi, Saran, Evaluasi, Smart)”.
(Penulis)
”Waktu adalah pedang, gunakanlah waktu itu sebelum kamu terluka karenanya”.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Abi dan ummi tersayang yang telah memberikan doa
restu.
Istriku Tri Agustin Indriani dan putriku Annisa May
Anitya Nurjannah tercinta yang telah memberikan do’a,
cinta, kasih sayang dan semangat.
Rekan-rekan kerja FIF yang memberikan dorongan.
Semua keluarga yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Almamater UNS.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memnuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
4. Jaryanto, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,
arahan dan bimbingan dengan baik.
5. Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 7
Surakarta, serta guru, karyawan dan siswa-siswa kelas XII IPS 1 yang telah
banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Joko Budi Santosa, selaku Wakasek Bidang Kurikulum yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
7. Dona Wijayanto, S.Pd , selaku guru mata diklat akuntansi yang telah
memberikan bantuan dan kerja sama bagi penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan do’a.
9. Istriku Tri Agustin Indriani dan Putriku Annisa May Anitya Nurjannah
tercinta yang telah memberikan do’a, cinta, kasih sayang dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan – rekan kerja di FIF yang selalu memberikan dorongan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua keluarga dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua teman-teman penulis dibangku kuliah yang sudah lulus, Fuad, Arifin,
Yoke, Bambang dan Dina. Akhirnya bisa menyusul kalian.
13. Teman-teman baruku saat konsultasi, Kartika, Harjani, Nani,Umam dan yang
lain, yang dengan sabar menemani penulis.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 10
D. Perumusan Masalah .................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 12
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 12
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivistik ................................ 12
a. Pengertian Pendekatan ..................................................... 12
b. Filsafat Konstruktivistik ................................................... 13
c. Pengertian Belajar Kontruktivistik..................................... 15
d. Pengertian Mengajar Kontruktivistik................................. 16
e. Keunggulan Pendekatan Kontruktivistik............................ 17
f. Pentingnya Implementasi Pendekatan Kontruktivistik dengan
Metode CPDL dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.. 18
g. Rancangan Pembelajaran Kontruktivistik dengan Metode
CPDL.................................................................................... 22
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar ........................................... 23
a. Hakikat Belajar................................................................. 23
b. Hakikat Mengajar............................................................. 24
c. Pengertian Pembelajaran .................................................. 25
d. Hakikat Komputer Akuntansi............................................ 27
e. Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi..................... 29
f. Rancangan Pembelajaran Komputer Akuntansi Melalui
Pendekatan Kontruktivistik Dengan Metode CPDL................ 30
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................. 32
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 33
D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 36
B. Pendekatan Penelitian.................................................................. 37
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 41
D. Prosedur Penelitian...................................................................... 42
E. Proses Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................... 46
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Komputer Akuntansi Kelas XII
IPS 1 di SMA Negeri 7 Surakarta ................................................. 51
C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 54
1. Siklus I ........................................................................... 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ................................. 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ................................... 57
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I ............................ 60
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ................... 62
2. Siklus II ......................................................................... 64
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ................................ 64
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................. 68
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II ............................ 71
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ................... 73
3. Siklus III ......................................................................... 74
a. Perencanaan Tindakan Siklus III .............................. 74
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................ 77
c. Observasi dan Interpretasi Siklus III .......................... 80
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III .................. 82
D. Pembahasan.................................................................................. 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 88
A. Simpulan ...................................................................................... 88
B. Implikasi ...................................................................................... 90
C. Saran ............................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
LAMPIRAN ................................................................................................... 95
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran....................................................... 35
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas .............................. 45
Gambar 3. Denah SMA Negeri 7 Surakarta................................................ 53
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus I........................................ 62
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus II....................................... 72
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus III....................................... 82
Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III......... 85
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Perbedaan pandangan kontruktivistik dan behavioristik .............. 17
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian....................................................... 37
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa .......................................... 44
Tabel 4. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus I ......................... 62
Tabel 5. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus II ........................ 72
Tabel 6. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus III .................... 82
Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........................ 84
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1. Silabus Mata Diklat Komputer Akuntansi
Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta............................. 95
Lampiran 2. Catatan Lapangan 1 (Survey Awal) ……………………...... 97
Lampiran 3. Daftar Nilai Siswa XII IPS 1 (Skor Dasar)............................ 99
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................... 101
Lampiran 5. Jawaban Soal Latihan Siklus I .............................................. 112
Lampiran 6. Jawaban Soal Kuis Siklus I ................................................... 114
Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 Siklus I ................................................. 116
Lampiran 8. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi....................... 120
Lampiran 9. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran... 121
Lampiran 10. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam
menyelesaikan soal.................................................................. 122
Lampiran 11. Lembar Observasi Siklus I..................................................... 123
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................... 125
Lampiran 13. Jawaban Soal Latihan Siklus II ........................................... 137
Lampiran 14. Jawaban Soal Kuis Siklus II ................................................ 139
Lampiran 15. Catatan Lapangan 3 Siklus II ............................................. 144
Lampiran 16. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi..................... 148
Lampiran 17. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. 149
Lampiran 18. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam
menyelesaikan soal.................................................................. 150
Lampiran 19. Lembar Observasi Siklus II.................................................... 151
Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .................... 153
Lampiran 21. Jawaban Soal Latihan Siklus III .......................................... 179
Lampiran 22. Jawaban Soal Kuis Siklus III ............................................... 186
Lampiran 23. Catatan Lapangan 4 Siklus III ............................................ 198
Lampiran 24. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi..................... 202
Lampiran 25. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. 203
Lampiran 26. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam
menyelesaikan soal.................................................................. 204
Lampiran 27. Lembar Observasi Siklus II.................................................... 205
Lampiran 28. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa ................................ 207
Lampiran 29. Hasil Wawancara Guru dan Siswa
(Catatan Lapangan 5-9)........................................................ 211
Lampiran 30. Perijinan …………………………………………………… 223
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat arus informasi
mengalir begitu cepat sehingga kejadian di satu belahan bumi dapat dengan cepat
diketahui di belahan bumi lainnya dalam waktu singkat. Era globalisasi
menjanjikan masa depan yang semakin cerah bagi Negara yang telah sungguh-
sungguh mempersiapkan diri menghadapinya. Di sisi lain globalisasi menuntut
adanya persaingan semakin nyata dan ketat yang berimplikasi kepada tuntutan
demokrasi dan penghargaan terhadap martabat serta hak asasi manusia, sekaligus
tuntutan keterbukaan yang berarti tak terelakannya iklim kompetisi terbuka selain
menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar bangsa dan dalam berbagai
bidang kehidupan, termasuk dibidang ilmu dan profesi.
Indonesia sebagai bagian dari dunia tidak dapat terlepas dari pengaruh
globalisasi. Era globalisasi menuntut Indonesia untuk bersaing ketat dengan
negara-negara lain didunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi dan
bisnis.Untuk menghadapi persaingan tersebut maka diperlukan sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi. Pembangunan sumber daya yang berkualitas
tinggi pada dasarnya adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu dan
teknologi yang modern sebagai sarana untuk mewujudkan suatu masyarakat yang
maju, mandiri, dan sejahtera. Pembangunan sumber daya manusia perlu dilakukan
peningkatan agar dapat menciptakan iklim perubahan yang lebih baik dan dapat
berpartisipasi aktif terhadap pelaksanaan program-program pembangunan yang
telah direncanakan. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan
salah satunya melalui proses pendidikan.
Proses pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
menumbuhkembangkan sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki,
kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Melalui proses pendidikan akan terbentuk
sosok–sosok individu sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan berperan
besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Manusia hidup tidak cukup
hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, tetapi perlu
bimbingan terhadap perkembangan pribadi yang bersifat menyeluruh dan
pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia yang berhasil.
Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan
merupakan kunci utama untuk menciptakan SDM yang berkualitas sesuai dengan
nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Tuntutan dihasilkannya SDM yang berkualifikasi sesuai dengan
permintaan pasar kerja, sebagai konsekuensi logis dari era persaingan kualitas
tersebut tampaknya tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dengan demikian tidaklah
berlebihan jika dikatakan bahwa untuk menghadapi era globalisasi, SDM yang
mampu bersaing memang mutlak diperlukan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
hampir setiap pihak yang berkepentingan menyandarkan harapannya pada institusi
yang menyelenggarakan pendidikan. Indra Bastian (2006: 184) juga
mengemukakan bahwa ”Agar pendidikan dapat memainkan perannya untuk
meningkatkan kualitas SDM, keterkaitan dengan dunia kerja harus difokuskan,
artinya lulusan pendidikan harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang
relevan dengan tuntutan dunia kerja”. Jadi, secara umum SDM dianggap memiliki
kompetensi kerja jika yang bersangkutan memiliki kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (2003: 2), menyatakan bahwa:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Hubungan antara proses pendidikan dengan tersedianya sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan suatu hubungan logis yang tidak dapat
dipisahkan. Salah satu kebutuhan hidup yang terpenting adalah pendidikan. Hal
ini sangat berdasar mengingat pendidikan dijadikan sebagai salah satu tolok ukur
tingkat kesejahteraan manusia. Tentu saja berkualitas atau tidaknya tingkat
kesejahteraan seseorang dipengaruhi oleh sejauh mana kualitas pendidikan yang
diperolehnya di bangku sekolah. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dilalui oleh siswa sebagai anak didik. Untuk
meningkatkan kualitas pada bidang pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor,
seperti kualitas masukan pendidikan, kualitas sumber daya pendidikan, kualitas
guru dan pengelola pendidikan, kualitas proses pembelajaran, sistem ujian dan
pengendalian kualitas, serta kemampuan pengelola pendidikan untuk
mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh lingkungan pendidikan.
Salah satu faktor yang akan dibahas selanjutnya yaitu peningkatan kualitas
proses pembelajaran. Mulyasa (2004: 58-59) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, pembelajaran harus lebih menekankan pada praktek, baik di laboratorium maupun di masyarakat. Dalam hal ini guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mempraktekkan apa-apa yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Dalam hal ini setiap guru harus mampu dan jeli melihat berbagai potensi masyarakat yang bisa didayagunakan sebagai sumber belajar dan menjadi penghubung antar sekolah dengan lingkungannya. Ketiga, perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis dan terbuka, melalui pembelajaran terpadu. Keempat, pembelajaran perlu ditekankan pada masalah-masalah aktual yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada di masyarakat.
Proses pembelajaran yang ada sekarang ini umumnya hanya bersifat satu
arah, dimana pihak guru yang aktif sedangkan siswa hanya sebagai pendengar
saja. Pembentukan pengetahuan siswa sangat dipengaruhi oleh guru. Telah
ditemukan di berbagai studi lapangan, bahwa sebagian besar dari guru SMA
dalam memberikan materi pelajaran dengan cara ekspositorik, yaitu sebagian
besar waktu mengajarnya digunakan untuk ceramah, memberikan informasi dan
menjelaskan dan hanya sebagian kecil waktu belajar mengajar yang digunakan
untuk kegiatan peserta didik. Peserta didik hanya mencatat dan melaksanakan
tugas/evaluasi yang diberikan guru. Padahal ada kecenderungan bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan
itulah yang terjadi di kelas-kelas kita.
Berbicara mengenai keterpurukan kualitas pendidikan di Indonesia dengan
berbagai indikatornya, memang tidak akan habis-habisnya. Hal ini antara lain
terbukti bahwa sistem pendidikan Indonesia merupakan yang terburuk dan berada
di bawah Vietnam dari 12 negara di Asia yang disurvei oleh Political and
Economic Risk Consultancy (PERC). Tetapi yang lebih penting dari pada itu
adalah bagaimana cara mengatasinya. Oleh karena itu, peneliti akan membahas
upaya peningkatan kualitas proses dan hasil dari pembelajaran khususnya kualitas
pembelajaran komputer akuntansi.
Sekolah Menengah Atas merupakan instansi/lembaga pendidikan yang
menghasilkan lulusan dengan berorientasikan untuk meneruskan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri
maupun perguruan tinggi swasta. Beda dengan lulusan dari SMK yang
berorientasi langsung terjun ke lapangan usaha atau dunia kerja dengan berbekal
ilmu pengetahuan dan ketrampilan/keahlian yang didapatkan di bangku
sekolahnya. Lulusan yang mampu menembus dunia kerja adalah mereka yang
bukan hanya memiliki pengetahuan saja, tetapi juga memiliki kemampuan,
ketrampilan dan kreatifitas yang tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan
kemampuan dan kreatifitas siswa rendah adalah kurangnya penekanan
pengetahuan dan penerapan praktek dalam kehidupan nyata. Sehingga siswa tidak
dapat mengetahui secara langsung gejala yang sebenarnya mereka alami dalam
hubungannya dengan pengetahuan yang mereka peroleh yang sesungguhnya
terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dengan gejala tersebut. Oleh
karena itu, banyak lulusan yang ingin bekerja yang hanya mengandalkan ijazah
dan sedikit pengetahuan tanpa melihat dan memahami hal tersebut.
Sekolah Menengah Umum (SMA) biasanya terbagi menjadi tiga kelas
yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa
Indonesia. Untuk IPS sendiri ada salah satu mata pelajaran yang sebagian siswa
menggangap cukup sulit yaitu pelajaran akuntansi. Akuntansi merupakan
pelajaran yang berstruktur jelas dan memiliki kesulitan cukup tinggi dalam
mempelajarinya serta merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap momok
oleh sebagian besar siswa. Apalagi dalam kurun 2 tahun terakhir ini sudah mulai
adanya peningkatan dengan memasukkan mata pelajaran komputer akuntansi
kedalam kurikulum maupun hanya sebagai muatan lokal saja. Selain siswa harus
menguasai konsep dasar akuntansi, mereka juga harus mengusai pengoperasian
komputer akuntansi. Tidak sedikit siswa yang masih merasa kesulitan dalam
mengikuti pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa
faktor, mungkin karena kualitas sumber daya manusia siswa atau mungkin juga
pendekatan atau metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik
pelajaran komputer akuntansi dan bisa diterima oleh siswa.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembenahan dalam
pembelajaran komputer akuntansi, sehingga konsep-konsep dalam pelajaran
komputer akuntansi lebih mudah dipahami oleh siswa. Pembenahan tersebut
antara lain dengan diterapkannya pendekatan kontruktivitis di sekolah. Pada
kenyataannya masih banyak guru yang belum menggunakan metode atau
pendekatan pembelajaran yang sesuai, pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah pendekatan pembelajaran tradisional atau konvensional. Dalam pendekatan
konvensional, metode pembelajaran yang masih banyak digunakan adalah dengan
metode ceramah dan demostrasi yang dilakukan oleh guru tanpa melibatkan siswa
untuk aktif, dalam metode tersebut merupakan kombinasi antara menguraikan
materi pelajaran dengan memperagakan. Sehingga memposisikan guru sebagai
subjek dan instruktur dan siswa sebagai objek sehingga membuat siswa jenuh dan
malas dalam menerima pelajaran, kreativitas dan ketertarikan siswa dalam
mempelajari pelajaran komputer akuntansi pun sangat kurang. Keaktifan siswa
dengan menggunakan metode ceramah dan demostrasi sangat kurang karena siswa
terkondisikan untuk mendengarkan dan menirukan apa yang diperintahkan guru,
tanpa tahu konsep yang ada didalam pembelajaran komputer akuntansi. Sehingga
setiap kali diberikan latihan, siswa merasa bingung dalam mengerjakannya. Hal
inilah yang dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa.
Salah satu mata pelajaran yang juga dimasukkan dalam muatan lokal
pendidikan yang diberikan pada siswa SMA, seperti SMA Negeri 7 Surakarta
khususnya program IPS kelas XII adalah komputer akuntansi. Dalam
pembelajaran yang biasa dilakukan, terdapat berbagai permasalahan yang
mengakibatkan tujuan dari pembelajaran tidak berjalan seperti apa yang
diharapkan.
Pada saat pembelajaran komputer akuntansi, siswa menunjukkan sikap
yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran komputer
akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran komputer akuntansi
serta tidak memperhatikan pelajaran dengan seksama, hal ini dikarenakan :1)
Siswa lebih cenderung bermain internet dan game, 2) Kurangnya sarana dan
prasarana terutama buku pedoman praktek komputer akuntansi, 3) Guru belum
menguasai sepenuhnya tentang komputer akuntansi, 4) Metode yang digunakan
metode ceramah dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Guru sudah mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung
dengan memotivasi dan menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran.
Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat
belajar siswa.
Kejenuhan siswa pada pembelajaran komputer akuntansi salah satunya
disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terlalu sering dibandingkan
dengan metode demonstrasi oleh guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan
dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan
guru, sehingga siswa kurang memahami konsep dan proses pengerjaannya. Oleh
karena itu siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran komputer
akuntansi. Dampaknya, siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru karena selain pemahaman siswa kurang, dalam mata
pelajaran komputer akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan
kejadian sehari-hari. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan
pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka
mengalami kesulitan.
Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan
tanya jawab, pada waktu pelajaran teori komputer akuntansi dikelas. Mereka
memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang
materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke
depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima
setelah mendengarkan penjelasan guru.
Selain itu, berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7 Surakarta
dapat dikatakan rendah, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti pada
siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta, dari beberapa hasil pekerjaan
siswa, rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 5,75. Rata-rata tersebut masih
sangat jauh dibawah standar normal yaitu 7 dan hal itu mengindikasikan bahwa
pembelajaran komputer akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil.
Muhibbin syah (1995: 213) mengemukakan bahwa ”Metode yang sesuai
untuk pembelajaran di laboraturium salah satunya adalah dengan metode ceramah
plus demostrasi dan latihan (CPDL)”. Metode CPDL merupakan perpaduan atau
kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan
memperagakan dan juga adanya latihan. Sehingga metode CPDL ini sangat
berguna bagi proses belajar mengajar bidang studi atau materi pelajaran yang
berorientasi pada ketrampilan jasmaniah siswa dan juga metode ini cukup efektif
karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati
suatu proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari
pihak guru. Dengan latihan dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan dari
pembelajaran komputer akuntansi.
Secara umum peneliti ingin mengkaji dampak dari penerapan pendekatan
pengajaran komputer akuntansi yang baru pada SMA Negeri 7 Surakarta yaitu
pendekatan pengajaran pembentukan pengetahuan (konstruktivistik) dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Alasan mengapa peneliti
ingin menerapkan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL), antara lain karena pendekatan tersebut
diharapkan dapat membentuk pengetahuan dan ketrampilan berlatihan dari peserta
didik serta dapat mengembangkan, memperbaiki dan mengubah konsep lama
melalui pengalaman yang mereka peroleh pada saat guru mendemonstrasikan
suatu materi atau permasalahan yang berkaitan dengan komputer akuntansi. Hal
ini didasarkan pada pemikiran bahwa konsep konstruktivistik merupakan
pendekatan pembentukan pengetahuan yang tidak diterima secara pasif melainkan
secara aktif dibangun dengan daya nalar subyektif.
Pendekatan konstruktivistik menekankan pada kemampuan mengkonstruk
pengetahuan dengan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, serta
guru bertindak mengarahkan ke tujuan tersebut. Dalam metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) ini guru atau siswa menunjukkan dan
memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat
dan mengamati proses yang dipertunjukkan tersebut. Dengan metode demonstrasi,
siswa ikut aktif mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati gejala proses yang
terjadi dan akhirnya dapat menyimpulkan sendiri hal-hal yang dipelajari.
Oleh karena itu, melalui pendekatan konstruktivistik dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran ini,
diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan diri melalui belajar.
Bukan pembelajar yang hanya puas setelah materi yang ditargetkan telah dikuasai,
serta terciptanya proses pembelajaran komputer akuntansi yang efektif dan
efisien. Dengan demikian diharapkan dapat mendorong pula terciptanya iklim
proses pendidikan dan pengajaran di kelas yang dapat memperlancar pencapaian
tujuan yang diharapkan, yaitu output yang bermutu di SMA Negeri 7 Surakarta.
Hal inilah yang menjadi faktor dilakukannya penelitian di SMA Negeri 7
Surakarta dengan judul ”PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER
AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan survei awal, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang
timbul yang terkait dengan mata pelajaran komputer akuntansi antara lain :
1. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku
pedoman praktek untuk siswa).
2. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran komputer
akuntansi karena mereka merasa pembelajaran komputer akuntansi yang
selama ini dilaksanakan kurang menarik, sehingga mereka untuk mempelajari
komputer akuntansi juga kesulitan.
3. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
komputer akuntansi.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran komputer akuntansi yang biasa
dilakukan. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk
bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi.
5. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran
komputer akuntansi sangat rendah atau masih dibawah standar.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menjawab dan mengkaji permasalahan yang ada secara mendalam,
maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu untuk mengatasi kesulitan guru dalam menerapkan metode
pembelajaran yang tepat adalah dengan:
1. Penggunaan pendekatan konstruktivistik pada pembelajaran komputer
akuntansi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL).
2. Penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil dari pembelajaran. Proses
pembelajaran yang dimaksudkan adalah proses kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil yang ditingkatkan adalah
prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah yang
dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut: ”Apakah pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7
Surakarta?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pemandu dalam kegiatan penelitian agar
sesuai dengan perencanaan serta berjalan secara terarah. Dalam penelitian ini yang
menjadi tujuannya adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan
konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer
akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi siswa
Mendapatkan kemudahan dalam menemukan pengetahuan dan
mengimplementasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi guru
Sebagai motivasi untuk dapat menerapkan pendekatan konstruktivistik
dalam pembelajaran dalam rangka menghasilkan output yang bermutu
melalui proses pembelajaran bermutu pula. Selain itu guru juga dapat
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar komputer akuntansi.
c. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku perkuliahan
yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan komputer akuntansi,
serta sebagai calon guru dapat berusaha sejak sekarang untuk belajar
menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan
ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
b. Dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru dalam mengajarkan
materi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivistik
a. Pengertian Pendekatan
Setiap proses pembelajaran akan menampakkan permasalahan-
permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Oleh karena itu, untuk
menyelesaikan suatu permasalahan pokok dalam memilih strategi belajar
mengajar yang benar maka diperlukan suatu pendekatan tertentu. Membahas
masalah pendekatan terutama dalam proses belajar mengajar tidak terlepas
dari pengertian pendekatan itu sendiri. Arif Rohman (2009:180)
mengungkapkan bahwa ”Pendekatan merupakan strategi yang dipakai guru
atau pengajar agar murid atau pembelajar bisa dengan mudah belajar dalam
rangka menyerap materi ajar secara lebih cepat. Rini Budiharti (2002: 2)
mengatakan bahwa:
Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak. Ibarat seorang mengenakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar, kacamata yang berwarna hijau akan menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata berwarna coklat membuat dunia kelihatan kecoklat-coklatan dan seterusnya.
W. Gulo (2004: 4) menyatakan bahwa ”Pendekatan merupakan titik
tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada
dalam program belajar mengajar”. Selain itu Suwarna (2005:101) juga
menyatakan bahwa ”Pendekatan merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang menentukan situasi belajar yang akan berlangsung”.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
merupakan sudut (cara) pandang terhadap suatu persoalan yang muncul dalam
proses pembelajaran dan khususnya dalam konteks belajar mengajar. Cara
pandang tersebut menggambarkan cara bagaimana berpikir dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan pembelajaran.
Bagaimana kita melihat dan memecahkan permasalahan yang terjadi berdasar
cara pandang kita.
Pendekatan adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat
menentukan terhadap situasi dan pelaksanaan strategi belajar mengajar yang
akan berlangsung. Dalam melaksanakan strategi belajar mengajar harus
digunakan suatu pendekatan tertentu. Pilihan pendekatan akan menentukan
variasi metode, media, dan pola pengelompokan subyek belajar. Oleh karena
itu, pendekatan sangat penting dalam setiap proses belajar mengajar karena
dengan adanya pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar akan
meningkatkan hasil belajar.
b. Filsafat Konstruktivistik
Filsafat konstruktivistik merupakan salah satu bagian dari filsafat
yang membahas mengenai pengetahuan dan juga bagaimana kita dapat
mengetahui sesuatu. Menurut Arif Rohman (2009:180) bahwa ”Pengetahuan
tidak bersumber dari luar akan tetapi dari dalam dan pengetahuan timbul
akibat dari kontruksi kognitif atas kenyataan melalui kegiatan manusia, yaitu
pengalaman”. Menurut Udin Saefudin Saud (2008 : 169) menyatakan bahwa
”Dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik
kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhirnya
proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak didik melalui
pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya”.
Suwarna (2005: 120) mengatakan bahwa ”pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Arnie Fajar (2005: 22)
mengungkapkan bahwa ”Berdasarkan pandangan konstruktivisme,
pengetahuan tidak pernah dapat diobservasi secara independen. Pengetahuan
harus diperoleh secara personal dalam perasaan; tidak dapat ditransfer dari
seseorang ke orang lain seperti mengisi air ke dalam gelas”. Asri Budiningsih
(2005: 56) mengungkapkan gagasan konstruktivistik mengenai pengetahuan
adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya.
2) Pengetahuan bukanlah sesuatu yang yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.
3) Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
4) Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut.
Berdasarkan ringkasan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa
konstruktivistik adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Maka
pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan tetapi merupakan
ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh
dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali
mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru.
Sedangkan pengalaman itu sendiri tidak harus diperhatikan sebagai
pengalaman fisik, tetapi juga sebagai pengalaman kognitif dan mental.
Proses pembentukan pengetahuan bukanlah hal yang sangat mudah
untuk diterima oleh peserta didik, dikarenakan membutuhkan ketrampilan
yang ditentukan dalam penerapan pendekatan pembentukan pengetahuan itu.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran
siswa, tetapi juga bagi peserta didik untuk bisa menerima pengetahuan yang
dipindahkan guru, Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental
membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang
dimilikinya. Dengan kata lain, terbukti semakin kecilnya persentase peserta
didik yang mengerti pengetahuan yang diberikan apalagi persentase penerapan
pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Proses pembentukan pengetahuan
merupakan hal yang tidak mudah, tidak hanya disebabkan oleh peserta didik
tetapi juga oleh guru itu sendiri. Siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol
kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan
kehendak guru.
c. Pengertian Belajar Konstruktivistik
Belajar menurut pandangan konstruktivistik adalah proses
mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sehingga pengetahuan yang
dimiliki siswa semakin berkembang. Arif Rohman (2009:181) mengatakan
bahwa “ Belajar merupakan proses aktif pembelajar atau pelajar dalam
mengkontruksi pengetahuan melalui pemaknaan teks, pemaknaan fisik,
dialog, dan perumusan pengetahuan”. Menurut Hudoyo (1990: 4) mengatakan
bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu
didasari kepada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk
mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari
seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut.
Sardiman (2007: 37-38) mengatakan bahwa ”Belajar merupakan
proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang
dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya
menjadi berkembang”. Proses tersebut menurut Paulina Pannen (2001: 19)
memiliki ciri antara lain :
1) Belajar berarti membentuk makna. 2) Proses konstruksi membentuk pengetahuan berlangsung terus
menerus. 3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih
suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
4) Belajar bukanlah hasil dari perkembangan tetapi merupakan perkembangan itu sendiri.
5) Perkembangan memerlukan penemuan baru dan rekontruksi pemikiran.
6) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
7) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas jelas sekali bahwa makna belajar bagi
kaum konstruktivis adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu,
bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu suatu
perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang
berbeda. Peserta didik harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis,
mengetes hipotesis, memanipulasi obyek, memecahkan persoalan, mencari
jawaban, mengilustrasikan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi,
mengungkapkan pertanyaan dan mengekspresikan gagasan untuk membentuk
konstruksi yang baru. Dapat pula hasil belajar merupakan tanggung jawab
bagi diri peserta didik yang meliputi pengalaman, ketrampilan, pengetahuan
yang telah dimiliki, kemampuan kognitif dan lingkungannya.
d. Pengertian Mengajar Konstruktivistik
Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke murid,
melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri
pengetahuannya menurut pandangan kontruktivistik. Guru merangsang siswa
untuk menggunakan apa yang telah dimiliki, baik pengetahuan maupun
pengalamannya, agar dapat memahami dan menginterpretasi pengetahuan dan
pengalaman belajar yang baru. Mengajar berarti berprestasi dengan pelajar
dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari penjelasan dan
bersikap kritis.
Asri Budiningsih (2005: 59) mengungkapkan peranan kunci guru
dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi :
1) Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak.
2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa.
3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih.
Dina Gasong (2007) mengungkapkan bahwa ”Mengajar berarti
menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta
menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki
pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada
pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya”.
Berdasar pengertian tersebut, mengajar berdasar pandangan
konstruktivistik merupakan suatu kegiatan membantu proses belajar siswa
dengan menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dan
memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang pembentukan pengetahuan.
Guru atau pengajar hanya berperan sebagai mediator atau fasilitator yang
membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik.
e. Keunggulan Pendekatan Konstruktivistik
Alasan penerapan pendekatan konstruktivistik dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran yang sudah ada adalah karena pendekatan ini memiliki
keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran yang sudah sering
dilaksanakan di dunia pendidikan kita yaitu pendekatan behavioristik.
Pembelajaran konstruktivistik dan pembelajaran behavioristik yang
dikemukakan oleh Asri Budiningsih (2005: 63) dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Perbedaan Pandangan Konstruktivistik dan behavioristik
Konstruktivistik Behavioristik
1. Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju bagian-bagian,
dan lebih mendekatkan pada
konsep-konsep yang lebih luas.
2. Pembelajaran lebih menghargai
pada pemunculan pertanyaan ide-
ide siswa.
3. Siswa dipandang sebagai pemikir-
pemikir yang dapat memunculkan
teori-teori tentang dirinya.
4. Pengetahuan adalah kegiatan aktif
siswa yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
1. Kurikulum disajikan dari bagian-
bagian menuju keseluruhan dengan
menekankan pada ketrampilan-
ketrampilan dasar.
2. Pembelajaran sangat taat pada
kurikulum yang telah ditetapkan.
3. Siswa dipandang sebagai ”kertas
kosong” yang dapat digoresi
informasi oleh guru, dan guru-guru
umumnya menggunakan cara
didaktik dalam menyampaikan
informasi kepada siswa.
4. Pengetahuan itu statis dan
merupakan kumpulan pasif dari
subyek dan obyek yang diperkuat
oleh lingkungannya.
Konstruktivistik Behavioristik
5. Pengukuran proses dan hasil
belajar siswa terjalin dalam
kesatuan kegiatan pembelajaran,
dengan cara guru mengamati hal-
hal yang sedang dilakukan siswa,
serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
6. Tujuan pembelajaran ditekankan
pada belajar bagaimana belajar
(learn how to learn)
7. Siswa-siswa banyak belajar dan
bekerja di dalam group process.
5. Penilaian hasil belajar atau
pengetahuan siswa dipandang
sebagai bagian dari pembelajaran,
dan biasanya dilakukan pada akhir
pelajaran dengan cara testing.
6. Tujuan belajar ditekankan pada
penambahan pengetahuan.
7. Siswa biasanya bekerja sendiri-
sendiri tanpa ada group process
dalam belajar.
Dari tabel 2.1 dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa
keunggulan pendekatan konstruktivistik yaitu:
1) Pembelajaran konstruktivistik dikemas dalam proses ”konstruksi” bukan
”menerima” pengetahuan.
2) Pembelajaran memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental
siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran atas jawaban,
proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut juga
perlu dipahami oleh guru. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.
3) Peran siswa lebih diutamakan dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
4) Pendekatan konstruktivistik lebih menekankan pengajaran top down dari
pada bottom up.
f. Pentingnya Implementasi Pendekatan Konstruktivistik dengan Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran
Beraneka ragam persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran yang
semakin rumit, seperti kurangnya perolehan pengetahuan yang bermakna bagi
siswa, sehingga banyak siswa yang menganggap bahwa pola pembelajaran
yang diterapkan kurang memberikan kebebasan berpikir, hanya mengejar
kurikulum semata, mengajarkan pengetahuan yang sulit dimengerti, tidak
mengajarkan keterampilan praktis dan banyak mengasah kognitif saja.
Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik jarang dilibatkan. Selain itu,
banyak guru yang cenderung memberikan tugas-tugas yang banyak, dengan
hanya menuntut mereka agar mengerjakan secara maksimal tanpa memahami
keadaan fisik dan psikis mereka sebagai potensi yang harus dikembangkan.
Metode-metode pembelajaran yang kurang menarik, menyebabkan semangat
belajar siswa pun kurang termotivasi dengan baik, kurangnya keterampilan
yang dimiliki siswa, kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran,
sehingga siswa merasa gaptek (gagap teknologi) terhadap perkembangan
teknologi dan sebagainya. Maka pembelajaran behavioristik yang selama ini
telah digunakan selama bertahun-tahun, tampaknya tidak mampu lagi
menjawab semua persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dicari
alternatif pembelajaran yang lebih mampu mengatasi semua persoalan
pembelajaran yang ada, salah satunya adalah pendekatan konstruktivistik.
Selama beberapa dekade terakhir ini terjadi pergeseran dalam dunia
pendidikan, yaitu pergeseran dari teori behavioristik menuju ke teori
konstruktivistik. Menurut teori behavioristik tingkah laku adalah sesuatu yang
dapat dipelajari atau dilatihkan. Penekanan teori behavioristik adalah
perubahan tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa. Selain
itu, menurut Arnie Fajar (2005: 21) bahwa ”Penelitian yang berkaitan dengan
konstruktivisme dapat meyakinkan dan tepat untuk dikatakan sebagai
terobosan untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan sumber daya
manusia yang bermutu menjelang tahun 2020”.
Yatim Riyanto (2007) menyatakan bahwa pada dasarnya ada
beberapa tujuan yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran konstruktivistik
antara lain:
1) Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.
4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Salah satu upaya guru dalam menanggulangi hal tersebut diatas
dengan menggabungkan beberapa metode pengajaran, salah satu diantaranya
yakni metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL). Metode
Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) merupakan salah satu metode
yang digunakan dalam pendekatan ini. Metode ini merupakan perpaduan atau
kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran/ceramah dengan
kegiatan memperagakan/demostrasi dan juga adanya latihan. Menurut
Suprijanto (2005:88) mengemukakan bahwa” Metode ceramah adalah metode
dengan penyajian secara lisan oleh pembicara dengan menggunakan
pemikiran dan ide yang terorganisasi”. Menurut Mulyani Sumatri (2001: 133)
bahwa:
Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang didemonstrasikan.
Nurmurtomo berpendapat bahwa metode latihan adalah metode yang
penyajiannya untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang
sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan-pengetahuan yang pelajari dan siap digunakan bila sewaktu-
waktu diperlukan”.( Error! Hyperlink reference not valid. 21 Desember
2009. Menurut Muhibbin syah (1995: 213) mengemukakan bahwa ”Metode
yang sesuai untuk pembelajaran di laboraturium salah satunya adalah dengan
metode ceramah plus demostrasi dan latihan (CPDL)”. Berdasarkan pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL) merupakan cara mengajar di mana seorang pengajar
menjelaskan, mempertunjukkan, dan memperlihatkan serta melakukan
percobaan suatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas melihat,
mengamati dan mencoba proses yang diberikan. ini sangat berguna bagi
proses belajar mengajar bidang studi atau materi pelajaran yang berorientasi
pada ketrampilan jasmaniah siswa dan juga metode ini cukup efektif karena
membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu
proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari
pihak guru. Dengan latihan dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan dari
pembelajaran komputer akuntansi.
Salah satu hal yang melatarbelakangi perlunya penggunaan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses belajar mengajar,
yakni belajar adalah proses melakukan dan mengalami sendiri (learning by
doing and experiencing) apa-apa yang dipelajari. Dengan melakukan dan
mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat menyerap kesan yang mendalam
ke dalam pikirannya.
Muhibbin Syah (2005: 210) mengemukakan bahwa ”Penggunaan
metode Ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses belajar
mengajar memiliki arti penting yang strategis dalam memberantas penyakit
”verbalisme” (aliran pandangan yang berorientasi pada kemampuan hafalan di
luar kepala walaupun tak mengerti artinya)”.
Pendapat Darajat yang dikutip Muhibbin Syah (2005: 210), banyak
keuntungan psikologis paedagosis yang dapat diraih dengan menggunakan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, antara lain yang terpenting
ialah:
1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam
diri siswa.
Kelebihan/kekuatan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan(CPDL) menurut Mulyani Sumantri (2001: 134) antara lain:
1) Kekuatan pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalisme;
2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran; 3) Proses pengajaran akan lebih menarik; 4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat
mencobanya sendiri; 5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan metode yang lain.
Kelemahan/keterbatasan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan menurut Mulyani Sumantri (2001: 134) adalah:
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus; 2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus
dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu; 3) Memerlukan waktu yang banyak; 4) memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan.
Pentingnya penerapan metode ini dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran adalah karena selain siswa menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran, pengetahuan yang diterima oleh siswa juga lebih kekal dan
rasional, yang nantinya akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang lebih
baik. Hal itu dikarenakan siswa membangun pengetahuannya dengan melihat
secara langsung prosedur/proses nyata (sebagai pengalaman), sehingga
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa menjadi lebih kuat dan siswa merasa
yakin bahwa pengetahuannya benar-benar dapat dipahami. Pengetahuan yang
dimiliki bukanlah pengetahuan abstrak yang tidak jelas untuk dipahami.
g. Rancangan Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Metode Ceramah Plus
Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Pendapat kaum konstruktivis, pembelajaran berarti partisipasi guru
bersama siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari
kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi pembelajaran
adalah membantu seseorang berpikir secara benar dengan membiarkannya
berpikir sendiri. Berpikir yang baik lebih penting daripada mempunyai
jawaban yang benar atas suatu persoalan. Jika seseorang mempunyai cara
berpikir yang baik, berarti cara pikirnya dapat digunakan untuk menghadapi
suatu fenomena baru, dan akan dapat menemukan pemecahan dalam
menghadapi persoalan yang lain. Sementara itu, siswa yang sekedar
menemukan jawaban benar belum pasti dapat memecahkan persoalan baru
karena mungkin ia tidak mengerti bagaimana menemukan jawaban itu.
Implikasi teori konstruksional terhadap pembelajaran menurut Zainal
Aqib (2007: 131) adalah sebagai berikut:
1) Dorong munculnya diskusi terhadap pengetahuan baru yang dipelajari.
2) Dorong munculnya berfikir divergent, kaitan dan pemecahan ganda, bukan hanya ada satu jawaban yang benar.
3) Dorong munculnya berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas, seperti main peran, debat dan pemberian penjelasan kepada teman.
4) Tekanlah pada berfikir kritis seperti analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi dan menghipotesis.
5) Kaitan informasi baru ke pengalaman pribadi atau ke pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
6) Berikan kesempatan untuk menerapkan cara berfikir yang paling cocok dengan dirinya.
Akhmad Sudrajat (2008) bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan yaitu:
1) Guru menyampaikan Tujuan Instruksional Khusus (TIK); 2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan 3) Siapkan bahan atau alat; 4) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai
skenario yang telah dipersiapkan; 5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa; 6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa yang didemonstrasikan; 7) Guru membuat kesimpulan.
2. Hakikat Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari yang kompleks dan
meliputi banyak hal. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli seperti M Sobry Sutikno (2003: 10) mendefinisikan bahwa ”belajar ialah
upaya pengajar dalam memberikan pengetahuan, baik afektif, kognitif,
maupun psikomotorik kepada peserta didik”. Muhibbin Syah (2005: 89)
bahwa:
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Oemar Hamalik (2004: 194) ”Belajar pada hakikatnya adalah suatu
interaksi antara individu dan lingkungan”. Menurut Slameto (2003: 2) bahwa
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Berdasarkan dari berbagai definisi tersebut, secara umum belajar
dapat dipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh setiap
individu untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) dalam dirinya sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya, sehingga dapat menciptakan suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Hakikat Mengajar
Para ahli pendidikan memberikan batasan mengenai pengertian
mengajar karena adanya perbedaan sudut pandang terhadap makna mengajar.
Nana Sudjana (2001: 19) mengemukakan, “Mengajar adalah membimbing
kegiatan siswa belajar, mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan
lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan
menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Muhibbin Syah (2005:
219) berpendapat bahwa ”Mengajar pada asasnya adalah kegiatan
mengembangkan seluruh potensi ranah psikologis melalui penataan
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan sswa agar terjadi
proses belajar”. Sardiman (2001: 47) ”Mengajar adalah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah aktivitas yang dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran dalam
artian sebagai petunjuk bagi pembelajar (siswa) untuk merubah dan
meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan tingkah laku. Mengajar itu tidak
hanya proses menyampaikan materi kepada peserta didik saja, melainkan juga
proses membentuk nalar dan sikap siswa, sehingga siswa mampu
memecahkan setiap masalah yang mungkin dihadapinya. Guru juga dituntut
untuk dapat menciptakan suasana belajar dimana peserta didik dapat
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dengan dasar yang telah mereka
miliki.
c. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi kegiatan belajar mengajar
(learning-teaching) antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi
yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan anak
didiknya, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai anak didik.
Kesatuan atau perpaduan kedua unsur ini maka lahirlah interaksi yang
edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya.
Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas adalah
jika guru dapat mengidentifikasi tujuan pembelajarannya dengan baik, yang
kemudian menggunakan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran tersebut. Untuk itu guru harus membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik yang disajikannya.
Guru juga harus memicu siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran
yang dilakukannya, sehingga siswa akan ikut terlibat secara aktif jika guru
membantu mereka dengan memberikan orientasi positif berdasarkan
kepercayaan dan keyakinan guru bahwa seluruh siswa akan dapat berhasil
dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan suatu kegiatan
yang komponennya bekerja sama sejak awal kegiatan sampai dengan kegiatan
berakhir. Hendaknya pembelajaran yang terjadi dapat dipersiapkan dan
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar tujuan dari setiap pembelajaran
mencapai hasil akhir yang memuaskan. A. Syamsuddin (2004: 156)
menyatakan bahwa ” Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya”.
Sedangkan menurut Andrias Harefa (2001: 66) mengemukakan bahwa ”
Pembelajaran berarti belajar bagaimana belajar atau learning how to lean dan
belajar bagaimana berpikir atau learning how to think sesuai dengan prinsip-
prinsip keilmuan tertentu”.
Oemar Hamalik (2003: 57) berpendapat bahwa ”Pembelajaran
merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
dalam mencapai tujuan pembelajaran”. Beliau juga mengemukakan bahwa ada
tiga pengertian pembelajaran berdasarkan teori belajar, yaitu :
1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar para peserta didik.
2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.
3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Berdasar pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah proses suatu interaksi tindak belajar dari peserta didik dengan tindak
mengajar dari pendidik yang dituntut keaktifannya dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan peserta didik melalui tahap rancangan, pelaksanaan
dan evaluasi serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta proses pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Hal utama yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar (pembelajaran) adalah motivasi siswa, kurikulum, guru,
strategi-metode-teknik pembelajaran dan pengajaran, media pendidikan,
waktu, tempat yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tanpa dukungan dari
unsur-unsur tersebut, tujuan pembelajaran pun tidak akan bisa berjalan dengan
baik. Jadi, pembelajaran yang efektif harus dapat diciptakan dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Karena sesungguhnya pembelajaran
efektif merupakan pembelajaran yang mengaktifkan seluruh komponen
pembelajaran secara seimbang dalam pelaksanaannya.
d. Hakikat Komputer Akuntansi
Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik
yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja
sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti. Sistem ini
kemudian dapat digunakan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan secara
otomatis, berdasar urutan instruksi ataupun program yang diberikan
kepadanya. Menurut Oemar Hamalik (1989:5) bahwa ”Komputer adalah
suatu teknologi canggih untuk memproses informasi secara cermat, cepat
dengan hasil yang akurat, sehingga memungkinkan para pengelola dan
pelaksana mengambil keputusan yang akurat pula”.
Akuntansi merupakan suatu siklus yaitu suatu proses kegiatan
akuntansi mulai dari terjadinya transaksi yang terjadi dalam perusahaan
sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi secara terus
menerus dan berulang pada setiap periode akuntansi untuk menghasilkan
informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat
digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di
bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi perusahaan),
pemerintah (Akuntansi pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya
(Akuntansi publik). Maka, komputer akuntansi adalah suatu program
akuntansi yang memberikan kemudahan secara otomatis untuk menghasilkan
informasi berkaitan dengan transaksi keuangan. Sehingga seluruh aspek yang
dikelola dapat diukur dengan tepat waktu, tanpa harus menunggu selesainya
laporan yang harus dibuat secara manual dan memakan waktu lama dalam
rangka pengambilan keputusan.
. Salah satu program akuntansi adalah komputer akuntansi yang
merupakan alat manajemen yang memonitor dan merekam transaksi keuangan
secara sistematis dengan menggunakan seperangkat komputer, serta
menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. MYOB
adalah program akuntansi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
penyediaan informasi akuntansi, sekaligus sebagai alat pengolah laporan
keuangan.
Duwi Priyatno (2009: 7) Mengungkapkan bahwa “dengan adanya
program komputer akuntansi, pencatatan akan lebih efektif dan efisien”. Salah
satu program komputer akuntansi, yaitu MYOB Accounting. MYOB
Acounting adalah program paket yang digunakan untuk data akuntansi, mulai
dari pencatatan profil perusahaan, membuat daftar rekening, mencatat saldo,
mencatat data pelanggan dan pemasok, mencatat transaksi lewat jurnal umum
atau menggunakan faktur, sampai laporan keuangan dan proses tutup buku.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas XII IPS 1
SMA Negeri 7 Surakarta adalah Komputer Akuntansi, yang mana Komputer
Akuntansi dimasukkan kedalam muatan lokal. Pada semester ganjil terdapat
pokok bahasan yang membahas tentang transaksi keuangan perusahaan
dagang dengan program MYOB Accounting versi 12. Fungsi mata pelajaran
komputer akuntansi di SMA adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui
prosedur pencatatan dan pengelolaan transaksi keuangan, penyusunan laporan
keuangan, dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Sedangkan tujuan diberikannya mata pelajaran komputer
akuntansi adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional.
Sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa yang tertinggal dalam dunia global,
karena sesungguhnya bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan
dengan standar mutu yang tinggi.
Khusus pada kelas XII pada semester ganjil terdapat pokok bahasan
yang membahas tentang transaksi keuangan perusahaan dagang dengan
program MYOB Accounting versi 12.
Berdasar uraian diatas, maka pada proses belajarnya diharapkan dapat
mendorong siswa untuk memanfaatkan berbagai program belajar, dan tidak
hanya di dalam kelas; artinya dalam proses pembelajarannya dapat
menggunakan lingkungan di luar kelas dan luar sekolah (masyarakat). Oleh
karena itu, dalam penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ini diharapkan siswa mampu
membangun pengetahuannya melalui pembelajaran yang difokuskan pada
pengalaman mereka.
e. Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi
Kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengandung
nilai yang terkait dengan tujuan, proses, dan standar pendidikan. Pembelajaran
yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral, epistimologis,
maupun edukatif memiliki tujuan, proses, dan capaian dengan standar tinggi
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut Mulyasa (2006: 161)
menyatakan, ”Guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan harus
memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas
pembelajaran”. Terdapat jurus jitu untuk mendongkrak kualitas pembelajaran,
antara lain:
a) Mengembangkan kecerdasan emosional (emosional quotient). b) Mengembangkan kreatifitas (creativity quotient). c) Mendisipilnkan peserta didik dengan kasih sayang. d) Mendayagunakan sumber belajar. e) Melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan efisiensi
dalam penyelenggarannnya. Keefektifannya dan efisiensi menggunakan
penilaian berdasarkan kualitas tertentu.
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan,
setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian
hasil belajar. Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas
pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga
kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar
harus dilaksanakan secara seimbang. Penilaian terhadap hasil belajar semata-
mata, tanpa menilai proses, cenderung melihat faktor siswa sebagai kambing
hitam kegagalan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada
umumnya. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh
lemahnya proses belajar-mengajar dimana guru berperan sebagai
penanggungjawabnya. Di lain pihak, pembelajaran dikatakan berhasil apabila
perubahan-perubahan pada siswa sebagai akibat dari proses yang ditempuhnya
melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru
dalam proses mengajarnya.
Proses pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, proses pembelajaran
masih menggunakan pendekatan behavioristik. Oleh karena itu, dalam
penerapan pendekatan konstruktivistik yang akan dilakukan oleh guru
bersama peneliti diharapkan pembelajaran akan memberikan kontribusi yang
lebih baik. Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari
hasil akhir pembelajaran saja tetapi juga terhadap proses pelaksanaannnya.
Penilaian/evaluasi pembelajaran komputer akuntansi dengan pendekatan yang
baru akan dilakukan dengan menilai proses belajar mengajar dan hasil dari
pembelajaran yang dilaksanakan. Melalui penerapan pendekatan
konstruktivistik dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) diharapkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil
dapat menunjukkan peningkatan. Arnie Fajar ( 2005: 23) berpendapat bahwa:
Bagi kaum konstruktivis, pengajaran efektif menghendaki agar guru mengetahui bagaimana siswa memandang fenomena yang menjadi subyek pembelajaran. Pembelajaran selanjutnya dikembangkan dari gagasan yang telah ada itu, berakhir pada gagasan yang telah mengalami penguatan atau modifikasi.
f. Rancangan Pembelajaran Komputer Akuntansi Melalui Pendekatan
Konstruktivistik Dengan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan
(CPDL)
Sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka perlu disusun
rancangan pembelajaran komputer akuntansi melalui pendekatan
konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan adalah
sebagai berikut :
1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan,
kemudian memberikan materi yang akan dibahas dengan didahului
pemberian apersepsi yang menyangkut materi sebelumnya agar siswa
dapat mengingat kembali,
2) Guru mendemonstrasikan tentang materi dan siswa diberi kesempatan
untuk mempelajari, memahami dan mengembangkan materi yang sudah
diterima siswa,
3) Siswa dibantu untuk mengungkapkan ide atau gagasan tentang gejala-
gejala yang mereka amati dalam kegiatan pemahaman yang telah
dilakukan secara jelas melalui demonstrasi.
4) Dalam demonstrasi, siswa akan menemukan ide-ide lain yang dapat
merangsang pikirannya untuk merekonstruksi gagasan awal jika tidak
cocok dan sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok. Dalam
tahap ini guru berperan sebagai mediator.
5) Ide yang sudah terbentuk diaplikasikan ke dalam permasalahan. Guru
memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh siswa secara individu.
6) Penilaian terhadap pembelajaran ini meliputi penilaian proses dalam
mengikuti pembelajaran dan penilaian hasil.
7) Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran
akan meningkat sehingga belajar yang bermakna akan didapatkan oleh
siswa.
Suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkat kualitasnya,
antara lain, apabila unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi lebih
sesuai (relevan) dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Teguh Tedi Budiyanto (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan
Metode Pengajaran Pembentukan Pengetahuan (Constructivism) Sebagai
Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Untuk Mencapai Prestasi
Belajar Pada Mata Diklat Ekonomi Di SMK Kanisius Surakarta Tahun Diklat
2005/2006, menyimpulkan bahwa penerapan metode pembentukan
pengetahuan (constructivism) pada proses pembelajaran dapat meningkatkan
aktivitas belajar peserta didik, dan aktivitas belajar peserta didik dapat
meningkatkan hasil belajar/prestasi belajar peserta didik.
2. Srini M. Iskandar (2001) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan
Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia di SMU, menjelaskan bahwa
metode pembelajaran yang mengacu kepada Teori Konstruktivisme lebih
menjanjikan daripada yang mengacu pada Teori Behaviorisme agar para siswa
dapat bertahan dan mampu bersaing di era globalisasi ini berdasarkan hasil-
hasil penelitian yang membandingkan keduanya.
3. Mohammad Masrur (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas
Metode Ceramah Plus Demonstrasi Dan Latihan (CPDL) Dalam
Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 11 Surabaya, menyatakan
bahwa efektifitas penggunaan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan
(CPDL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
di SMP Negeri 11 Surabaya diterima atau disetujui.
4. Sri Katun (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Model
Pembelajaran Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Proyek Yang
Berorientasi Konstruktivistik Berbantuan Komputer Di SMA Negeri
Kabupaten Jember. (Disertasi), menjelaskan bahwa model pembelajaran siklus
akuntansi perusahaan dagang berbasis proyek yang berorientasi
konstruktivistik berbantuan komputer ini efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan memiliki daya tarik untuk dikembangkan.
Berdasar uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada persamaan dan
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, Persamaannya
adalah :
a) Menggunakan model pembelajaran kontruktivistik,
b) Bertujuan untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, dan
c) Lebih mengutamakan latihan mandiri kepada siswa / siswa lebih aktif.
Perbedaannya adalah bahwa metode pembelajaran dan materi / bidang
ilmu yang digunakan berbeda. Sehingga dengan adanya persamaan dan perbedaan
ini, memberikan penelitian baru yang dapat berguna bagi keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis untuk dapat sampai
kepada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka
berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Belajar pada dasarnya
merupakan suatu proses pemerolehan informasi dan pengembangan potensi yang
dimiliki seseorang. Keberhasilan dalam pembelajaran berhubungan dengan peran
guru dan siswa yang menjalaninya. Oleh karena itu, komunikasi dan interaksi
sangat diperlukan agar apa yang dipelajari pada setiap pertemuan dapat
tersampaikan dengan baik. Demikian pula dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran yang juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata
pelajaran komputer akuntansi, umumnya saat ini masih menggunakan pendekatan
konvensional, dimana kegiatan pembelajaran terpusat kepada guru, guru
mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran dengan memberikan tumpukan
informasi yang bersifat teoritis walaupun ada praktek, namun masih mengikuti
apa yang dikatakan guru tanpa mengaitkan dan menyesuaikan dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sementara siswa hanya
menerima dan mencatat informasi dari guru. Sehingga siswa cenderung
beranggapan bahwa dalam mempelajari komputer akuntansi hanya semata-mata
menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip.
Waktu atau jam pelajaran yang diberikan dalam mata pelajaran komputer
akuntansi di SMA terbatas, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar harus
berjalan secara efektif dan efisien. Kondisi kelas dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan konvensional juga cenderung kurang kondusif,
siswa merasa jenuh karena hanya mendengarkan uraian materi atau ceramah guru
tanpa dilibatkan secara aktif, mereka lebih asyik dengan aktivitasnya sendiri
seperti berbincang-bincang dengan temannya maupun mengerjakan tugas
pelajaran lain tanpa memperhatikan penjelasan dari guru. Sehingga kelas menjadi
ramai dan tidak terkondisi dengan baik, waktu atau jam pelajaran tidak
dimanfaatkan dengan efisien, sebagian jam pelajaran digunakan oleh guru untuk
mengingatkan siswa agar tidak ramai. Dengan demikian penerapan metode
konvensional mengakibatkan kondisi siswa cenderung terlihat kurang termotivasi
dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga prestasi belajar
yang dicapai siswa tidak maksimal.
Dilihat dari kondisi yang telah disebutkan di atas, peneliti berusaha
mencari alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Peneliti bekerja sama dengan guru mencoba mencari strategi
pembelajaran yang sekiranya sesuai. Pendekatan kontruktivistik merupakan suatu
pendekatan yang dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan
pendekatan kontruktivistik, peran dan potensi yang ada dalam diri siswa secara
aktif dapat dikembangkan dengan baik. Proses pembelajaran menjadi lebih
optimal, dengan pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga terjadi
komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alokasi
waktu/jam pelajaran menjadi lebih lebih efektif dan efisien, sehingga kegiatan
pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, siswa lebih aktif dan bersemangat
dalam pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan kualitas proses
pembelajaran komputer akuntansi menjadi lebih baik. Dengan demikian
penerapan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran komputer akuntansi
diharapkan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi
meningkat atau tinggi. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat
dilihat dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Komputer Akuntansi Melalui Pendekatan Kontruktivistik
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran komputer
akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta.
Pembelajaran terpusat pada guru
Guru kesulitan metode pembelajaran
yang tepat
Siswa kurang aktif dan kurang
bersemangat
Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi Rendah
Pendekatan Konvensional
Kualitas Pembelajaran Akuntansi meningkat (Siswa lebih aktif, bersemangat, dan prestasi belajar meningkat)
Kondisi awal
Tindakan Kelas Pendekatan Kontruktivistik
Proses pembelajaran optimal, pembelajaran berpusat kepada siswa.
Siswa lebih aktif dan bersemangat
dalam pembelajaran
Guru menggunakan metode pembelajaran
yang tepat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang beralamat di
Jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah
milik pemerintah yang lahir dan berkembang sesuai dengan perkembangan waktu.
Sekolah ini dibawah pimpinan Ibu Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd
yang bertindak sebagai kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 24 ruang kelas yaitu
yang terdiri atas:
a) Kelas X terdiri dari 8 kelas,
b) Kelas XI terdiri dari 8 kelas,
c) Kelas XII terdiri dari 8 kelas ( 3 kelas IPA, 5 kelas IPS ).
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1
dengan jumlah siswa 35 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat
penelitian adalah:
a) Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XII IPS 1) bahwa dalam
pembelajaran komputer akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik
dan belum menunjukkan hasil yang maksimal;
b) Lokasi penelitian yaitu letak SMA Negeri 7 Surakarta yang dekat dengan
tempat tinggal peneliti serta mudah dijangkau sehingga memudahkan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan;
c) SMA Negeri 7 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian serta bersedia memberikan data-data yang
diperlukan;
d) Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran komputer komputer akuntansi yaitu Bapak Dona Wijayanto, S.Pd, yang
membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol
sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2009
sampai dengan bulan April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan Tindakan
3. Implementasi Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
c. Siklus III
4. Review
5. Penyusunan Laporan
Apr 2010
Jan 2010
Feb 2010
Mar 2010
Jenis Kegiatan
Okt 2009
Nov 2009
Des 2009
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti
apa adanya. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani
Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian
yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial
dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di
mana pekerjaan ini dilakukan”. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan
riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan
alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
nyata yang terencana dan terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata
(Action) yang dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan
masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus
direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam
pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program tersebut belum dapat
memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus
berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan lain
sampai permasalahan dapat teratasi). Untuk lebih memahami apa yang dimaksud
PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Zainal Aqib
(2007: 128) meliputi:
1) Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. 2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. 3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. 4) Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional. 5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 6) Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan
dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki
dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Hopkins yang
dikutip Zainal Aqib (2007: 17) PTK mempunyai prinsip-prinsip yaitu:
1) Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkan seyogianya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
3) Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
4) Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional.
5) Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.
6) Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan clasroom excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, me;lainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)
Keterangan:
1. Rencana Tindakan
Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti
kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan I
Perencanaan Tindakan II
Refleksi I
Pelaksanaan Tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
pendekatan konstruktivistik dengan menggunakan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL).
2. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengadakan perbaikan terhadap proses dan hasil
pembelajaran komputer akuntansi yang sebelumnya dirasakan kurang menarik
dan kurang efektif. Tindakan dalam penelitian ini berupa pembelajaran
komputer akuntansi dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) agar dapat menarik minat belajar siswa sekaligus mengaktifkan peran
siswa dalam pembelajaran komputer akuntansi. Setiap tindakan yang
dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi serta
analisis dan refleksi.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan
observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui
segala kelemahan yang mungkin muncul. Data yang telah dikumpulkan
tersebut diolah untuk menentukan tindakan penelitian berikutnya.
3. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan
Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk memonitor tindakan
yang terjadi di dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi
sebagai partisipasi pasif, dimana peneliti berada dalam lokasi penelitian
namun tidak berperan aktif dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti
hanya mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
yang dipandu oleh guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti mengadakan sharing
idea dengan guru yang bersangkutan mengenai hasil pengamatan peneliti.
Dalam forum sharing idea tersebut, diungkapkan kelemahan dan kelebihan
proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan memfokuskan pada
penampilan guru di kelas dan respon siswa terhadap stimulan dari guru.
Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang
mengamati jalannya peristiwa kegiatan pembelajaran di kelas. Setelah data
terkumpul, peneliti mengolah data tersebut hingga dapat disajikan pada guru
agar dapat dicari solusi untuk berbagai permasalahan yang muncul.
4. Analisis dan Refleksi Tindakan
Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan apa yang bisa ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi
untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran komputer akuntansi.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah
dikumpulkan, kemudian menyajikannya dalam pertemuan dengan guru yang
bersangkutan. Setelah dilakukan diskusi dan bertukar pikiran dengan guru,
diambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari
hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil
atau tidak, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya.
Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih
lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak langsung
dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga perlu adanya
satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum terselesaikan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru pamong dan siswa
terhadap kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran komputer
akuntansi, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari
tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang dilakukan adalah
wawancara bebas terpimpin dimana pengintervew membawa kerangka
pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan
sesuai kebijaksanaan interviewer.
2. Observasi
Observasi merupakan proses perekaman data yang berasal dari kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas yang berasal dari guru dan siswa dengan
mengamati semua kejadian yang ada selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Jenis observasi yang peneliti lakukan adalah observasi
partisipan, artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Teknik
ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan metode pembelajaran
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3. Tes
Tes merupakan pengumpulan data pada setiap akhir penyajian bahan ajar
atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan
dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam tiga siklus, yaitu : siklus I, siklus II dan
siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis
dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi
melalui penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses pembelajaran komputer
akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya
melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
kualitas pembelajaran komputer akuntansi pada siswa kelas XII IPS 1 SMA
Negeri 7 Surakarta melalui pengoptimalan penerapan pendekatan konstruktivistik
dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Setiap tindakan
upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2)
Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan
Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan
dalam tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan materi pelajaran yang lampau yaitu transaksi
akuntansi pada perusahaan dagang dan mengaitkan dengan
pelajaran yang akan dipelajari yaitu komputer akuntansi.
b) Guru mendemonstrasikan mengenai fitur yang ada dalam MYOB.
c) Guru memberi tugas kepada siswa agar siswa menyelesaikan soal
latihan mengenai perusahaan dagang pada MYOB.
d) Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan.
2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian.
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang diukur Target Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa
selama apersepsi
70% Diamati saat guru memberikan apersepsi
kepada siswa pada awal pembelajaran
Keaktifan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
70% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan dihitung
dari jumlah siswa yang menunjukkan perhatian
dan kesungguhan dalam KBM
Ketelitian dan
ketepatan siswa
dalam
menyelesaikan
persoalan/soal
80% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi oleh peneliti
dan dihitung dari jumlah siswa yang diteliti dan
benar (tepat) dalam menyelesaikan soal
Ketuntasan hasil
belajar (standar
nilai 7)
80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan
nilai 7 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai
7 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan
c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan pendekatan konstruktivistik
dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada proses
pembelajaran komputer akuntansi tentang kekurangan dan kemajuan
aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu
diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Rancangan Siklus II dan Siklus III
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I. Begitu pula pada siklus III perencanaan
tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus II
sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran
sesuai dengan silabus mata pelajaran komputer akuntansi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
SMA Negeri 7 Surakarta yang berdiri megah dan strategis di Jalan Mr.
Muhammad Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah milik
pemerintah. Berikut ini uraian sejarah berdirinya SMA Negeri 7 Surakarta
yang melalui beberapa periode, yaitu :
1. Periode I
Pada bulan Juli 1984 SMA Negeri 7 Surakarta berdiri dengan gedung
yang masih menginduk di SMA Negeri 3 Surakarta. Siswa-siswinya masuk
siang dan guru-guru yang mengajar juga guru SMA Negeri 3 Surakarta. Kepala
Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta yang pertama adalah Bapak Soeyono, B.A.
Beliau menjabat kepala sekolah sejak bulan Juli 1984 sampai dengan tanggal
10 Juli 1985. Dasar penegerian SMA Negeri 7 Surakarta yaitu Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0558/1984
tanggal 20 Nopember 1984.
2. Periode II
Mulai tanggal 10 Juli 1985, Kepala Sekolah di jabat oleh Bapak Drs.
Soewandhi. Beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai dengan tanggal
21 Januari 1992.
3. Periode III
Pada tanggal 22 Januari 1986, SMA Negeri 7 Surakarta menempati
gedung baru yang terletak di Jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79 Surakarta.
Pada saat itu memiliki 6 kelas, yaitu tiga ruangan untuk kelas I dan tiga
ruangan untuk kelas II. Tahun berikutnya bertambah tiga kelas sehingga
jumlahnya menjadi sembilan kelas. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 7
Surakarta terus berkembang. Mulai tahun 1996 sekolah ini mempunyai 20
kelas yang terdiri dari 7 kelas I, 7 kelas II, dan 6 kelas III serta memiliki ruang
guru seluas 200 m3. Mulai tahun 1997 sampai tahun 2001 sekolah mempunyai
22 kelas yang terdiri dari 7 kelas I dari IA sampai IG, 7 kelas II dari kelas IIA
sampai IIG dan 7 kelas III dari kelas III IPA1, III IPA 2, III IPS 1 sampai III
IPS 5 serta 1 ruang kelas khusus untuk pelajaran agama. Mulai tahun 2001
sampai sekarang sekolah ini memiliki 24 ruang kelas. Ruangan ini terdiri dari 8
kelas I, 8 kelas II, dan 8 kelas III dengan 3 IPA dan 5 IPS serta 1 ruang agama.
4. Periode IV
Bulan Januari 1992, Drs. Soewandhi selaku kepala sekolah SMA
Negeri 7 Surakarta pada waktu itu pensiun dan digantikan oleh Bapak Drs. Sri
Waloejo Mangoendoro. Beliau menjabat mulai tanggal 21 Januari 1992 sampai
tanggal 14 April 1992. Pada tanggal 14 April 1992 sampai dengan 1 Juli 1993
jabatan Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak Soegiman, BSc. Pada tanggal 15
Juli 1993 sampai 1 September 1993 jabatan Kepala Sekolah di pegang oleh
Bapak Ibnu Soewarso, BA. Tanggal 1 September 1993 sampai dengan tanggal
1 Desember 1993 jabatan kepala sekolah di pegang oleh Bapak Widagdo, BA.
5. Periode V
Pergantian kepala sekolah kembali terjadi, tanggal 1 Desember 1993
sampai dengan 28 Juli 1995 dipegang oleh Bapak Soekiman. Dengan adanya
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 tahun 1994 maka nama
SMA berganti menjadi SMU termasuk SMA Negeri 7 Surakarta. Kemudian
sejak tanggal 28 Juli 1995 Kepala SMA Negeri 7 Surakarta di jabat oleh Bapak
Ignatius Sutarjo sampai dengan 1997. Pada tanggal 1 Pebruari 1997 sampai
dengan tanggal 12 April 1997 jabatan kepala sekolah kembali dipegang oleh
Bapak Soekiman.
6. Periode VI
Pada tanggal 12 April 1997 sampai 7 April 1999 jabatan kepala
sekolah dipegang oleh Bapak Drs. Soediyono, MM. Kemudian pada tanggal 7
April 1999 sampai dengan Agustus 2002 jabatan kepala sekolah dipegang oleh
Bapak Drs. S. Saraswoto.
7. Periode VII
Pada tanggal 7 Agustus 2002, jabatan kepala sekolah di pegang oleh
Bapak Drs. Edy Pudiyanto sampai sekarang. Dan sampai saat ini SMA Negeri
7 Surakarta telah memiliki 24 ruang kelas yaitu 8 kelas untuk kelas X, 8 kelas
untuk kelas XI dan 8 kelas untuk kelas III, yang meliputi 3 kelas untuk kelas III
IPA dan 5 kelas untuk kelas III IPS.
8. Periode VIII
Pada tanggal 16 November 2007 jabatan kepala sekolah dipegang
oleh Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd sampai sekarang. Dan
sampai saat ini SMA Negeri 7 Surakarta telah memiliki 27 ruang kelas
yaitu kelas X berjumlah 9 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IPA, 5 kelas
untuk kelas XI IPS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 9 kelas yaitu 4
kelas untuk kelas XII IPA, 5 kelas untuk kelas XII IPS, serta terdapat juga
3 ruangan baru yang saat ini belum digunakan. Ruangan ini terletak
dilantai 2.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
1. Jenis Bangunan yang Mengelilingi Sekolah
Jenis bangunan yang mengelilingi bangunan sekolah SMA Negeri 7 Surakarta terletak di Jalan Mr. Muhammad Yamin no. 79, Tipes, Kodya Surakarta. SMA Negeri 7 Surakarta terletak di tengah kota dengan batas-batas sebagai berikut :
Timur : Perkampungan penduduk.
Selatan : Lembaga Pendidikan Pratama Mulia.
Barat : Jl. Bhayangkara.
Utara : Jl. Mr. Muh. Yamin, Asrama Polisi.
U
T
S
B
Perk
ampu
ngan
Pen
dudu
k
Hotel Indah Palace
SMA N 7 SKA
Pratama Mulia
Kampung Tipes
Jl. B
haya
ngka
ra
mak
ro
Asrama Polisi
Jl. Mr. Muh. Yamin
Gambar 3. Denah SMA Negeri 7 Surakarta
2. Kondisi Fisik
Kondisi fisik SMA Negeri 7 Surakarta sebagai berikut :
Luas tanah 7700 m2 yang terdiri dari : a. Tanah untuk bangunan sekolah : 3531 m2
b. Tanah untuk bangunan penjaga sekolah : 124 m2
c. Tanah untuk lapangan olah raga : 487 m2
d. Tanah untuk parkir : 1300 m2
e. Tanah untuk kebun : 294 m2
f. Tanah untuk halaman : 228 m2
g. Tanah untuk taman : 736 m2
Jumlah ruang kelas 24 kelas
Luas seluruh bangunan kelas 1928 m2
Luas per kelas 80 m2.
Luas bangunan lain : a. Lab. Fisika : 154 m2
b. Lab. Kimia : 154 m2
c. Lab. Biologi : 80 m2
d. Kantor TU : 127 m2
e. Ruang BP 3 : 12 m2
f. Gudang alat : 20 m2
g. Perpustakaan : 153 m2
h. Ruang UKS : 18 m2
i. Ruang BK : 80 m2
j. Ruang Stensil : 24 m2
k. Ruang Serba Guna : 108 m2
l. Mushola : 250 m2
m. Gedung Olah Raga : 12 m2
n. Ruang Kepala Sekolah : 35 m2
o. Ruang Tamu : 40 m2
p. Ruang OSIS : 30 m2
q. Ruang Koperasi : 36 m2
r. Ruang Komputer : 42 m2
s. Ruang Transit : 21 m2
t. Ruang Ketrampilan : 31 m2
u. Ruang Guru : 200 m2
v. Gapura : 14 m2
w. Ruang Satpam : 12 m2
x. Bak Air : 6 m2
y. Ruang Ganti : 16 m2
z. WC. Kepala Sekolah : 6 m2
aa. WC. Guru : 16 m2
bb. WC siswa Pa : 24 m2
cc. WC sisa Pi : 24 m2
dd. Tempat parkir : 486 m2
ee. Bangunan seleser :1189 m2
ff. Pagar : 360 m2
gg. Bangunan tempat tinggal :
- Ruang penjaga : 85 m2
- Ruang ganti : 36 m2 hh. Monumen : 1.5 x 1.5 m
3. Visi dan Misi
1. Visi : Unggul dalam Meraih Pendidikan Tinggi
2. Misi : Disiplin dan Budi Luhur Menuju Prestasi
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana-rencana pengeluaran isi dan
bahan mengajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan demikian kurikulum dalam
pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berfungsi untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 7
Surakarta sejak tahun ajaran 2008/2009 adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Komputer Akuntansi Kelas XII
IPS 1 di SMA Negeri 7 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan bertanya kepada
guru dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Observasi awal dilakukan tanggal 31 Oktober 2009 di SMA Negeri 7 Surakarta.
Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku
paket untuk siswa).
Proses pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7
Surakarta ini didukung dengan buku yang mana masing-masing siswa
berhak untuk meminjam tiap buku yang tersedia di perpustakaan sekolah.
Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa bisa
mendapatkan buku tersebut. Hal itu dikarenakan jumlah buku yang
tersedia sangat terbatas, sehingga siswa terpaksa menggunakan satu buku
untuk dua orang. Keterbatasan tersebut berdampak pada terhambatnya
proses belajar siswa (baik belajar di rumah maupun di sekolah).
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran
komputer akuntansi.
Kejenuhan siswa pada pembelajaran komputer akuntansi salah
satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terlalu
sering dan hanya sedikit metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru.
Siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang
dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga
siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran komputer akuntansi.
Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru karena pemahaman siswa kurang terhadap pelajaran
komputer akuntansi. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif
mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan
bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran komputer akuntansi yang biasa
dilakukan. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk
bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi.
Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika
diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun
sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas.
Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru
untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan
penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide,
gagasan dan kreatifitas. Mereka cenderung tidak memiliki kesempatan
untuk berkreasi.
d. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan.
Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei
awal, bahwa mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai,
dalam artian mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran
mereka menghendaki keleluasaan (tidak ada paksaan/rileks). Menurut
pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah dalam belajar apabila
mereka langsung diminta untuk praktek. Misalnya, memperbanyak latihan
soal, pembahasan, diskusi dan survei atau melakukan penelitian/observasi
ke tempat-tempat yang masih terkait dengan materi pembelajaran siswa
SMA.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru kurang menguasai materi dan merasa kesulitan dalam menerapkan
metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran komputer akuntansi.
Pada saat pembelajaran komputer akuntansi, siswa menunjukkan
sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran
komputer akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran
komputer akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran dengan
seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan
memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta
menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini
ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7
Surakarta dapat dikatakan rendah, karena dalam pengamatan yang
dilakukan peneliti pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta,
dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka
peroleh adalah 5,75. Rata-rata tersebut masih sangat jauh dibawah standar
normal yaitu 7, serta siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas hanya 16
siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran komputer
akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus I melalui
pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari jumat, 6
November 2009 di ruang Tata Usaha SMA Negeri 7 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui
permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta
kurangnya minat mengikuti pelajaran komputer akuntansi. Kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan dan 1 kali kuis, yakni setiap hari Sabtu, pada
tanggal 7, 14, dan kuis pada 21 November 2009.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer
akuntansi menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan,
dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(4) Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari
siswa dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang arti
pentingnya menguasai ketrampilan komputer akuntansi.
(5) Guru ceramah dan mendemonstrasikan kembali cara membuka
program MYOB dan menjelaskan fitur-fitur yang ada dalam
MYOB 12 serta pengisian nomor akun, nama akun dan saldo
awal. Siswa memperhatikan guru dengan seksama.
(6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan
untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana
siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau
pengalaman baru yang mereka lihat pada saat guru
berdemonstrasi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di
pikirannya.
(7) Guru memberikan contoh soal latihan pengisian nomor, nama
akun, dan saldo awal kedalam program MYOB. Siswa
mengerjakan melalui diskusi dengan teman sebangkunya agar
terjadi interaksi dalam penyatuan konsepsi.
(8) Siswa mencermati tugas yang diberikan oleh guru dan dapat
bertanya apabila mengalami kesulitan yang dihadapinya dalam
mengerjakan tugas tersebut.
(9) Guru memberitahukan bahwa soal latihan tersebut diharapkan
dapat didemonstrasikan siswa pada pertemuan berikutnya dan
siswa juga bisa membuat soal latihan sendiri. Hal ini bertujuan
agar siswa tidak hanya sekedar tahu dan dapat mengerjakan,
tetapi juga agar siswa mampu memahami materi sepenuhnya
sehingga pengetahuan yang mereka peroleh akan bertahan
lama.
(10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah
diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada
pada diri siswa.
(4) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan meminta beberapa
siswa untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di
depan kelas. Hal ini dilakukan siswa baik secara sukarela
maupun ditunjuk oleh guru.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendemonstrasikan tugas yang diberikan oleh guru pada
pertemuan sebelumnya, tentang cara membuka program
MYOB dan fungsi fitur serta membuat nomor dan nama akun
sendiri kedalam program MYOB. Siswa yang belum
mendapatkan kesempatan mendemonstrasikan pekerjaannya
ataupun siswa yang kurang paham dapat bertanya kepada siswa
yang sedang demonstrasi.
(6) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru membuat
kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan
mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan berpikir
apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang
diharapkan oleh kompetensi dasar.
c) Pertemuan Ketiga.
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir
atas materi yang telah dibahas.
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal data
baru dan perkiraan rekening yang dimasukkan kedalam
program MYOB dan meminta agar siswa dalam mengerjakan
tidak saling bekerja sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(6) Guru meminta lembar soal yang telah dibagikan
(7) Sebelum jam pelajaran berakhir guru memberitahukan untuk
belajar latihan sendiri dirumah.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi komputer akuntansi mencatat data baru dan data rekening yang
digunakan ke dalam program MYOB Acounting 12 dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus) dan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Sabtu, tanggal 7, 14, dan
21 November 2009 di ruang laboratorium komputer. Pertemuan
dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah cara membuka
program MYOB Accounting 12 dan menjelaskan fitur-fitur yang ada pada
MYOB 12 serta pengisian nomor akun, nama akun dan saldo awal serta
kode pajak. Pada pertemuan pertama, guru ceramah dan
mendemonstrasikan materi, pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk
dapat mendemonstrasikan kembali materi yang masih berhubungan
dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru dan, kemudian pada
pertemuan ketiga siswa diberikan latihan soal-soal. Pertemuan yang ketiga
diisi dengan evaluasi belajar atau kuis dari siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 7 November 2009)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan sedikit
perkenalan, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti
pelajaran.
b) Guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari kepada
siswa.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan
memberi pertanyaan tentang fungsi fitur-fitur dan langkah-langkah
yang ada pada program MYOB 12. Guru menunjuk 4 siswa,
namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan akhirnya
guru menunjuk lagi 3 siswa untuk menjawab dari masing-masing
pertanyaan. Suasana kelas kembali tegang karena tidak biasanya
guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Banyak siswa
yang protes karena guru melakukan perubahan yang membuat
siswa menjadi berdebar hatinya. Namun perubahan tersebut
berdampak positif bagi siswa, siswa menjadi lebih memperhatikan
guru meskipun ada beberapa siswa yang masih tetap tidak
memperhatikan.
d) Guru memberikan ceramah dan langsung mendemonstrasikan
materi tentang fungsi fitur dan pengisian akun pada program
MYOB. Guru mengambarkan fungsi dan cara mengisi akun dan
dari contoh yang akan diberikan .
e) Guru mempersilakan para siswa untuk menanyakan hal-hal yang
mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau
bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan
secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan
dilemparkan ke siswa yang lain. Selanjutnya sekitar 30 siswa dapat
mempergunakan kesempatan tanya jawab tersebut.
f) Guru segera meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dan
diperbolehkan dikerjakan secara bersama-sama (berdiskusi) dengan
teman disampingnya.
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 14 November 2009)
a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya
masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan
benar meskipun ada beberapa siswa (kurang lebih 10 siswa) yang
mengerjakan tetapi masih salah.
b) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Sebelumnya para siswa
tidak ada yang berani mengajukan dirinya.
c) Guru memberikan sedikit motivasi kepada siswa, akhirnya salah
satu siswa yang berani mengajukan diri untuk mencoba
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya, Nurrochmah Septin K.
adalah salah satu siswa yang dengan sukarela mau
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas.
d) Hampir semua siswa (30 siswa dari 35 siswa) bertanya mengenai
cara mengganti tipe, level, dan menghapus rekening pada saat guru
mendekati mereka.
e) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya
kepada Septin.
f) Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk demonstrasi
selesai, siswa masih banyak yang berdiskusi seputar materi yang
baru saja dibahas. Demonstrasi hanya dapat dilakukan oleh satu
orang siswa karena waktu yang tersedia untuk mata pelajaran
komputer akuntansi sudah habis. Guru memberikan tugas untuk
membuat data baru dan nama akun sendiri, untuk dibahas
pertemuan selanjutnya dan memberi gambaran sebagai kesimpulan
materi yang telah dibahas.
3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 21 November 2009)
a) Guru memberikan evaluasi/ulangan dalam bentuk tes tertulis
mengenai materi membuat data baru, pengisian akun, dan saldo
awal yang digunakan kedalam program MYOB 12.
b) Kegiatan evaluasi juga berlangsung dengan tenang. Hasil evaluasi
diselesaikan pada saat itu juga.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran komputer akuntansi
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) diruang laboratorium komputer. Peneliti mengambil posisi di
dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara
jelas melihat (mengamati) jalannya proses belajar mengajar pelajaran pada
hari itu juga. Pada pertemuan pertama tanggal 7 November 2009, guru
menyampaikan materi tentang membuat data perusahaan baru, menyusun
nomor akun dan nama rekening dan kode pajak yang digunakan dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Sedangkan pada
pertemuan kedua, siswa diminta untuk mendemonstrasikan materi yang
masih berhubungan dengan materi yang disampaikan guru dalam
demonstrasi pelajaran kemarin. Pertemuan yang ketiga digunakan oleh
guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi/tes tertulis akhir dari siklus I
agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan
pembelajaran tersebut, dapat dideskripsikan tentang jalannya proses
pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar komputer akuntansi, diperoleh gambaran tentang motivasi dan
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu
sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 49,37%,
sedangkan 50,63% lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian
pada awal pembelajaran. Hasil ini masih jauh dari target yang
diharapkan yaitu 70%.
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung juga
belum bisa mencapai target yang diinginkan sebesar 70%. Hasil yang
dicapai sebesar 50%, sedangkan 50% lainnya kurang memperhatikan
penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena banyak dari siswa
lebih menyukai suasana pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak terasa
membosankan.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 71,59%, hasil ini belum bisa capai target sebesar 80%,
sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan sebisa mereka, sehingga
masih ada yang salah.
4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa
yang sudah mampu membuat data baru dan menyusun data rekening
kedalam program MYOB mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 65,7%,
sedangkan 34,3% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan
soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan
memahami langkah-langkah pengisian suatu tipe rekening yang
digunakan dan kurang mampu menguasai program MYOB. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Hasil Penelitian Aktifitas siswa selama siklus I
Aspek yang diukur Aktif Pasif Target
capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi 49,37 % 50,63% 70 %
Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
50,00 % 50,00% 70 %
Ketelitian/ketepatan siswa dalam
menyelesaikan persoalan/soal
71,59 % 28,41 % 80 %
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7) 65,70 % 34,30% 80 %
Data tersebut disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 4. Hasil Penelitian Pada siklus I
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru belum memberitahukan materi yang akan dibahas atau
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya,
sehingga siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.
b) Guru kurang dalam hal pengawasan, masih banyak siswa yang
cenderung malah bermain internet daripada harus memperhatikan
pelajaran.
c) Guru dalam mendemonstrasikan materi terlalu cepat sehingga sulit
untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga
sangat terbatas, hanya 5 menit, sehingga siswa merasa tidak ada
kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi kepada guru,
karena mereka merasa guru kurang antusias dalam membuka sesi
tanya jawab.
d) Guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada
saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap
materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa
hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal).
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan
teman sebayanya.
b) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan
pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator
sangatlah dibutuhkan dalam konteks seperti ini.
c) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 9, nilai
terendah adalah 5 dan nilai rata-rata kelas yaitu 7,20. Siswa yang
sudah mencapai standar nilai 7 ke atas sebanyak 23 siswa (65,7%
dari 35 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai
ketuntasan hasil belajar. Meskipun masih belum mencapai target
yang diharapkan yaitu 70% dari total siswa, jumlah tersebut sudah
dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya,
dengan nilai rata-rata kelas yaitu 5,25 dan hanya dicapai 3 siswa
(7,5% dari 35 siswa).
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Sebaiknya guru memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya, sehingga siswa akan lebih siap dalam mengikuti
pelajaran.
2) Guru memberikan teguran atau memberikan sanksi pengurangan nilai
jika dalam proses pembelajaran ada siswa bermain internet.
3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai pengawasan,
juga sebagai wujud pengabdian dalam mendidik siswa-siswa.
4) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan untuk
bertanya mengenai materi kepada guru lebih luas.
5) Guru akan lebih dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus II melalui
pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL) adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 23 November 2009 di ruang guru SMA Negeri 7 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni
pada setiap hari sabtu tanggal 28 November, 5 dan 12 Desember 2009
dengan rancangan sebagi berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer
akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Sebelum melanjutkan materi guru mengulangi sedikit materi
yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi
membuat data baru perusahaan, menyusun data rekening yang
digunakan, dan kode pajak dengan sedikit membahas hasil dari
evaluasi akhir yang telah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
(4) Guru mendemonstrasikan secara perlahan agar siswa dapat
memahami dengan baik tentang cara membuat data pelanggan
(customer), data pemasok (supplier) dan daftar persediaan
barang dagangan. Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan lebih
banyak dari siklus I untuk melakukan tanya jawab. Kegiatan ini
disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu
mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang
mereka terima pada saat guru berdemonstrasi ke dalam skema
atau pola yang sudah ada di pikirannya. Dalam kesempatan ini
guru meluangkan waktu untuk siswa, agar proses tanya jawab
dapat berjalan dengan baik. Waktu dalam kegiatan tanya jawab
diberikan sekitar 10 menit yang biasanya hanya 5 menit. Jika
tidak ada siswa yang bertanya, maka guru berusaha untuk
membangkitkan siswa agar mereka mau mengungkapkan
kegalauannya.
(6) Guru memberikan contoh soal latihan. Siswa mengerjakan
melalui diskusi dengan teman kiri-kanannya agar terjadi
interaksi dalam penyatuan konsepsi. Pada saat siswa
mengerjakan, guru mendekati siswa-siswa yang masih
membutuhkan bantuan dalam mengerjakan soal latihan.
(7) Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan bertanya
tentang kesulitan yang dihadapinya dalam mengerjakan tugas.
(8) Guru memberitahukan bahwa setiap pertemuan siswa harus
mendemonstrasikannya pada pertemuan berikutnya.
(9) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan membuka
kesempatan tanya jawab sebelum guru meminta beberapa siswa
untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di
depan kelas. Demonstrasi ini dapat dilakukan siswa baik secara
sukarela maupun ditunjuk oleh guru.
(4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan
tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya,
tentang cara membuat data pelanggan (customer), data
pemasok (supplier) dan daftar persediaan barang dagangan
kedalam program MYOB. Siswa yang belum mendapatkan
kesempatan mendemonstrasikan pekerjaannya ataupun siswa
yang kurang paham dapat bertanya kepada siswa yang sedang
demonstrasi.
(5) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah
dibahas dan mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan
berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep
yang diharapkan oleh kompetensi dasar.
(6) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi/tes
tertulis atas materi yang telah dibahas.
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi berupa soal dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja
sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(6) Guru meminta lembar soal yang telah diberikan kepada tiap
siswa.
(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi membuat data pelanggan (customer), data pemasok dan daftar
persediaan barang dagangan dengan metode ceramah plus demonstrasi
dan latihan (CPDL).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 28 November, 5 dan 12
Desember 2009 di ruang Laboratorium komputer. Pertemuan dilaksanakan
selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I,
hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih
diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan
tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I.
Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah kelanjutan dari
materi siklus I. Pada pertemuan pertama, guru masih harus ceramah dan
mendemonstrasikan materi secara jelas, kemudian pada pertemuan kedua,
siswa diminta untuk dapat membuat soal latihan sendiri walaupun
sederhana dan mendemonstrasikan kembali materi yang masih
berhubungan dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru. Pertemuan
yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 28 November 2009)
a) Sebelum guru memulai pelajaran, seperti biasanya guru
memberikan salam dan mengabsen siswa-siswa.
b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. kurang lebih 32 siswa sudah
memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
c) Guru berperan sebagai penyampai materi (guru ceramah dan
mendemonstrasikan materi) tentang membuat data pelanggan
(customer), data pemasok (supplier), dan daftar persediaan barang
dagangan. Guru menggambarkan bagaimana cara memasukkan
data yang sudah ada kedalam program MYOB. Siswa mulai
memperhatikan guru dengan seksama, hal ini terbukti pada saat
guru memberikan pertanyaan, sebagian siswa ada yang bisa
menjawab dengan benar.
d) Setelah guru selesai mendemonstrasikan materi, siswa segera
mencatat langkah-langkah yang telah didemonstrasikan guru.
e) Pada saat siswa mencatat, guru berkeliling agar siswa mau
bertanya apabila mereka masih mengalami kesulitan atau merasa
kurang paham dari penjelasan guru.
f) Guru membuka sesi tanya jawab dan memberikan motivasi kepada
siswa untuk bertanya langkah-langkah yang belum dipahami.
Banyak siswa yang mempergunakan kesempatan tanya jawab,
sekitar 20 siswa melontarkan beberapa pertanyaan baik pada saat
guru keliling maupun pada saat sesi tanya jawab.
g) Setelah kurang lebih 20 menit tanya jawab dilakukan dan siswa
merasa sudah paham, guru segera meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal dengan diskusi. Seiring siswa
mengerjakan, guru juga memberitahukan bahwa pada pertemuan
berikutnya, siswa harus mendemonstrasikan jawaban dari soal
tersebut.
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 5 Desember 2009)
a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya
masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring.
b) Sebagian siswa sudah mengerjakan dengan benar dan sebagian
siswa lagi mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan masih
bingung.
c) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Terdapat 3 siswa yang
mengajukan diri untuk mencoba mendemonstrasikan hasil
pekerjaannya.
d) Setelah guru memberi motivasi agar berani maju kedepan, ada 4
siswa (Dessy, Dian, Rois, Dwi) yang mengajukan diri meskipun
siswa tersebut masih ragu, namun karena semangat dan dorongan
dari guru dan teman-teman yang lain akhirnya Dessy tersebut
maju, dan ternyata dia juga bisa mendemonstrasikan walaupun
agak gugup.
e) Kemudian Dian juga maju untuk menegaskan penjelasan Dessy.
Siswa-siswa yang lain pun memperhatikan dengan seksama.
Bahkan, tanya jawab pun juga terjadi dengan sangat menarik.
Banyak siswa (kurang lebih 35 siswa) yang bertanya tentang
mencatat termin pelanggan dan pemasok serta menginput saldo
awal pelanggan dan pemasok.
f) Guru segera menegaskan materi tersebut sudah dipahami betul oleh
siswa atau belum, dan ternyata banyak siswa yang mengangguk.
3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 12 Desember 2009)
a) Sebelum siswa memulai mengerjakan soal evaluasi akhir dari
siklus II, tempat duduk siswa diacak secara bebas.
b) Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal evaluasi, meskipun
ada yang masih bertanya kanan kiri, namun hal tersebut masih
dalam batas kewajaran.
c) Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut
dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai
kemampuannya.
d) Lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir, seluruh siswa
selesai atau tidak selesai segera meninggalkan ruangan.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas
menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar
mengajar komputer akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu
hari Sabtu 28 November 2009, guru menyampaikan materi membuat data
pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) secara jelas.
Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk
mendemonstrasikan materi yang masih berhubungan dengan materi
kemarin. Pertemuan yang ketiga digunakan untuk melakukan evaluasi
akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang
jalannya proses pembelajaran komputer akuntansi. Berdasarkan hasil
observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar komputer
akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama apersepsi sebesar 62,19%, sedangkan 37,81%
lainnya belum secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran.
2) Siswa yang aktif selama KBM sebesar 64,28%, sedangkan 35,72%
masih kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 75,86%, sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan sebisa
mereka, hal ini dikarenakan, siswa tersebut tidak mau bertanya.
4) Adapun berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu membuat data pelanggan, pemasok, dan
daftar persediaan barang dagangan dan mendapatkan nilai 7 ke atas
sebesar 68,57%, sedangkan 31,43% siswa lainnya belum sempurna
dalam menyelesaikan data yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka
masih kesulitan memahami pengisian data dengan benar.
Tabel 5. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa selama siklus II
Aspek yang diukur Aktif Pasif Target
capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi 62,19 % 37,81% 70 %
Keaktifan siswa mengikuti
pembelajaran
64,28 % 35,72% 70 %
Ketelitian/ketepatan siswa dalam
menyelesaikan persoalan/soal
75,86 % 24,14% 80 %
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7) 65,70 % 34,30% 80 %
Data diatas disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Gambar 5. Hasil Penelitian pada Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:
a) Siswa mengeluh karena tulisan guru masih sulit untuk dibaca,
namun hal tersebut dapat mereka atasi dengan memperhatikan
secara seksama pada saat guru mendemonstrasikan materi.
b) Suara guru yang terlalu pelan, sehingga siswa yang paling jauh
kurang bisa mendengarkan dengan baik.
c) Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun
masih dirasa kurang bagi siswa.
d) Sebelum pembelajaran sebaiknya guru tidak melupakan pengantar
untuk melanjutkan materi (apersepsi). siswa mengharapkan guru
lebih banyak bergurau. Siswa kurang menyukai keadaan
pembelajaran yang serius dan monoton.
e) Setelah evaluasi berakhir guru tidak memberikan jawaban yang
benar kepada siswa, sehingga siswa tidak mengetahui letak
kesalahannya.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Siswa masih kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru, apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu. Siswa masih
cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas,
sudah mencapai 24 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah
mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas
mencapai 7,25. Nilai ini belum juga mencapai nilai standar.
Sehingga proses pembelajaran perlu dilanjutkan kembali untuk
mencapai titik ketuntasan yang ditargetkan.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan
mudah teratasi.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
3) Guru memberikan gambaran jawaban yang benar setelah selesai
evaluasi akhir, sehingga siswa dapat langsung mengetahui letak
kesalahannya.
3. Siklus III
Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus II melalui
pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus III
Kegiatan perencanaan Tindakan III dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 21 Desember 2009 di ruang guru SMA Negeri 7 Surakarta. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus II, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus III akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni
pada setiap hari Sabtu tanggal 9, 16 dan 23 Januari 2010 dengan rancangan
sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer
akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan
latihan (CPDL), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat belajar siswa dengan mengecek kondisi
baik siswa maupun kelas.
(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi membuat data pelanggan, pemasok,
dan daftar persediaan barang dagangan dengan sedikit
membahas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya.
(4) Guru mendemonstrasikan contoh pengisian transaksi secara
perlahan dengan suara yang jelas agar siswa dapat memahami
dan mendengar dengan baik tentang cara mencatat transaksi
kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta
menganalisis laporan keuangan. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan baik.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami
materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan lebih
luas untuk melakukan tanya jawab. Dalam kesempatan ini guru
lebih banyak meluangkan waktu untuk siswa, agar proses tanya
jawab dapat berjalan dengan baik. Waktu dalam kegiatan tanya
jawab diberikan lebih banyak, yaitu sekitar 15 menit yang
biasanya hanya 5-10 menit. Jika tidak ada siswa yang bertanya,
seperti biasanya guru tetap berusaha untuk membangkitkan
siswa agar mengutarakan kesulitan yang dihadapi.
(6) Guru memberikan soal-soal latihan. Siswa diperbolehkan untuk
mengerjakan melalui diskusi dengan teman disampingnya agar
terjadi interaksi dalam penyatuan konsepsi. Pada saat siswa
mengerjakan, guru masih mendekati siswa-siswa yang
dianggap masih membutuhkan bantuan dalam mengerjakan
soal latihan.
(7) Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan bertanya
tentang kesulitan yang dihadapinya dalam mengerjakan tugas.
(8) Guru memberitahukan bahwa siswa harus bisa membuat soal
latihan sendiri walaupun secara spontan, tanpa harus disuruh
dan mendemonstrasikan-nya pada pertemuan berikutnya.
(9) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
(3) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan membuka
kesempatan tanya jawab sebelum guru meminta beberapa siswa
untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di
depan kelas. Demonstrasi ini dapat dilakukan siswa baik secara
sukarela maupun ditunjuk oleh guru.
(4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan
tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya,
tentang cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi
pada periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan
kedalam program MYOB. Siswa yang belum
mendemonstrasikan pekerjaannya ataupun siswa yang kurang
paham tetap dapat bertanya kepada siswa yang sedang
demonstrasi.
(5) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah
dibahas dan mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan
berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep
yang diharapkan oleh kompetensi dasar.
(6) Salam penutup
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi/tes
tertulis atas materi yang telah dibahas.
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal dan
meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja
sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(6) Guru meminta lembar soal yang telah diberikan kepada tiap
siswa.
(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada
periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan dengan metode
ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir
siklus) dan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan III
Pelaksanaan tindakan III dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu 9, 16 dan 23 Januari 2010 di ruang
Laboratorium komputer. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan III
hampir sama dengan pelaksanaan tindakan II, hanya pada pelaksanaan
tindakan III ini masih terdapat penguatan yang masih diperlukan dari
tindakan II. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan III juga
berbeda dengan pelaksanaan tindakan II.
Materi pada pelaksanaan tindakan III ini adalah kelanjutan dari
materi siklus II. Pada pertemuan pertama, guru lebih sedikit ceramah dan
harus mendemonstrasikan materi secara jelas, kemudian pada pertemuan
kedua, siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan kembali materi
yang masih berhubungan dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru
dan berlatih untuk membuat soal latihan sendiri. Pertemuan yang ketiga
diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 9 Januari 2010)
a) Sebelum guru memulai pelajaran memberikan salam, seperti
biasanya guru juga mengabsen siswa-siswa.
b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. kurang lebih 34 siswa sudah
memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
c) Guru kembali berperan sebagai penyampai materi (guru
mendemonstrasikan materi) tentang cara mencatat transaksi
kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta
menganalisis laporan keuangan. Guru menggambarkan bagaimana
cara memasukkan data yang sudah ada kedalam program MYOB.
Siswa-siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti
pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat
menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab
secara serempak.
d) Setelah guru selesai mendemonstrasikan materi, siswa segera
mencatat langkah-langkah yang telah didemonstrasikan guru.
e) Pada saat siswa mencatat, guru berkeliling agar siswa mau
bertanya apabila mereka masih mengalami kesulitan atau merasa
kurang paham dari penjelasan guru.
f) Guru membuka sesi tanya jawab dan memberikan motivasi kepada
siswa agar mereka dapat lebih kritis dalam menanggapi suatu
permasalahan. Banyak siswa yang mempergunakan kesempatan
tanya jawab, sekitar 30 siswa dari 35 siswa melontarkan beberapa
pertanyaan baik pada saat guru keliling maupun pada saat sesi
tanya jawab.
g) Setelah kurang lebih 25 menit tanya jawab dilakukan dan siswa
merasa sudah paham, guru segera meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal dengan diskusi bersama teman
disampingnya. Seiring siswa mengerjakan, guru juga
memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya, siswa harus
bisa membuat soal latihan sendiri dan mendemonstrasikan jawaban
dari soal tersebut.
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 16 Januari 2010)
a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya
masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek
pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring.
b) Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun
ada 4 siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap.
c) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Namun siswa yang
sukarela tersebut adalah siswa yang kemarin sudah mengajukan
diri, meskipun belum mendapat kesempatan ke depan.
d) Dalam pertemuan kali ini, guru menginginkan siswa yang biasanya
kurang aktif untuk menjadi berani maju ke depan.
e) Akhirnya guru memberi motivasi kembali kepada siswa akan
pentingnya melatih mental dan menceritakan sedikit pengalaman
yang guru alami , kurang lebih ada 7 siswa yang mengajukan diri
dengan penuh percaya diri, meskipun ada juga siswa tersebut
masih ragu-ragu, Dessy, Luthfi dan Dwi secara bergantian mereka
maju, dan ternyata mereka juga bisa mendemonstrasikan dengan
baik.
c) Kemudian Septin juga memberikan masukkan kepada Luthfi dalam
memberikan penjelasan materi. Siswa-siswa yang lain pun
memperhatikan dengan seksama.
d) Guru segera menegaskan materi tersebut sudah dipahami betul oleh
siswa atau belum, dan ternyata banyak siswa yang mengangguk.
3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 23 Januari 2010)
a) Sebelum siswa memulai mengerjakan soal evaluasi/tes tertulis dari
siklus III, tempat duduk siswa diacak secara bebas.
b) Siswa cukup tenang dan percaya diri dalam mengerjakan soal
evaluasi, meskipun ada juga yang masih bertanya kanan kiri,
namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran.
c) Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut
dengan guru dan mengerjakan secara mandiri sesuai
kemampuannya.
d) Lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir, seluruh siswa
harus sudah selesai mengerjakan.
e) Guru dapat mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengulas
sedikit jawaban dari evaluasi tersebut sehingga siswa akan
mengetahui letak kesalahannya.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran komputer akuntansi
dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) di laboratorium komputer. Peneliti mengambil posisi di dalam
kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati
langsung proses belajar mengajar komputer akuntansi pada hari itu. Pada
pertemuan pertama yaitu hari Sabtu 9 Januari 2010, guru menyampaikan
materi cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode
tertentu serta menganalisis laporan keuangan kedalam program MYOB.
Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk
mendemonstrasikan materi yang masih berhubungan dengan materi yang
disampaikan guru dalam demonstrasinya kemarin. Pertemuan yang ketiga
digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus
III. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses
pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) seperti yang telah diungkapkan
dalam pelaksanaan tindakan III.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar komputer akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan
aktivitas siswa selama KBM berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 80%
melebihi target yang diharapkan, sedangkan 20% lainnya masih belum
secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran.
2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebesar 85,26%, sedangkan 14,74% lainnya masih kurang konsentrasi
dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat
dan teliti sebesar 91,83%, sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan
sebisa mereka, hal ini dikarenakan siswa tidak mau bertanya.
4) Adapun berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi
bahwa siswa yang sudah mampu membuat data pelanggan, pemasok,
dan daftar persediaan barang dagangan dan mendapatkan nilai 7 ke
atas sebesar 85,71%, sedangkan 14,29% siswa lainnya belum
sempurna dalam menyelesaikan data yang diberikan. Hal ini
disebabkan mereka masih juga kesulitan memahami pengisian data
dengan benar. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus III
Aspek yang diukur Aktif Pasif Target
capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi 80,00% 20,00% 70%
Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
85,26% 14,74% 70%
Ketelitian/ketepatan siswa dalam
menyelesaikan persoalan/soal
91,83% 8,17% 80%
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7) 85,71% 14,29% 80%
Data diatas disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 6. Hasil Penelitian pada Siklus III
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus III ini adalah:
a) Siswa mengeluh karena ada satu unit komputer yang tidak bisa
digunakan, namun hal tersebut dapat mereka atasi dengan
menggunakan satu unit komputer untuk berdua.
b) Guru tidak mempergunakan fasilitas internet atau email untuk
mengoreksi tugas.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Siswa masih kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru, apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu. Siswa masih
cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas,
sudah mencapai 30 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah
mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas
mencapai 7,44. Nilai ini sudah diatas nilai standar. Sehingga
dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun
belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus mengecek kondisi komputer sebelum
kegiatan belajar mengajar dimulai sehingga siswa dapat
menggunakan komputer sendiri.
2) Guru lebih kreatif dalam menggunakan fasilitas internet atau
email sehingga waktu yang digunakan lebih efektif .
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, II dan III dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi
melalui penggunaan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Dari aspek
yang diukur tiap siklus, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami
komputer akuntansi menjadi meningkat. Dari aspek keaktifan siswa dalam
apersepsi mengalami peningkatan mulai dari 49,37% (13 siswa), 62,19% (17
siswa), menjadi 80% (24 siswa). Kemudian aspek keaktifan selama pembelajaran
mulai dari 50% (13 siswa), 64,28% (18 siswa), menjadi 85,26% (27 siswa).
Selanjutnya aspek ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan soal mulai dari
71,59% (21 siswa), 75,86% (22 siswa), menjadi 91,83% (30 siswa). Sedangkan
dari aspek ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata
kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III dengan
capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7% (23 siswa), 86,57% (24 siswa), dan
91,83% yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, Siklus III
Aspek yang diukur Siklus Jumlah
siswa
Hasil
Capaian
Target
Capaian
Keterangan
I 13 siswa 49,37% Belum Tercapai
II 17 siswa 62,19% Belum Tercapai Keaktifan siswa
dalam apersepsi III 24 siswa 80%
70%
Tercapai
I 13 siswa 50% Belum Tercapai
II 18 siswa 64,28% Belum Tercapai Keaktifan selama
pembelajaran III 27 siswa 85,26%
70%
Tercapai
I 21 siswa 71,59% Belum Tercapai
II 22 siswa 75,86% Belum Tercapai
Ketepatan dan
Ketelitian dalam
menyelesaikan soal III 30 siswa 91,83%
80%
Tercapai
I 23 siswa 65,7% Belum Tercapai
II 24 siswa 86,57% Tercapai Ketuntasan hasil
belajar III 30 siswa 91,83%
80%
Tercapai
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Adapun deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 7 Surakarta. Dari hasil survei ini,
peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi pada siswa
IPS 1 kelas XII SMA Negeri 7 Surakarta masih tergolong rendah. Oleh karena itu,
peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pendekatan
konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah membuat data baru dan menyusun data
rekening. Setelah guru mendemonstrasikan materi, siswa diminta untuk dapat
mendemonstrasikan juga, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya
dari melihat guru, melainkan juga dari menyaksikan secara langsung proses yang
didemonstrasikan siswa. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar komputer akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan
kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran komputer
akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi. Selain itu,
kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu,
peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk
mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran komputer akuntansi
pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah melanjutkan materi pada siklus
I yaitu membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan
kedalam program MYOB. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar komputer akuntansi pada siklus II masih terdapat kekurangan dan
kelemahan juga, yaitu siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
komputer akuntansi. Hal ini dapat juga dilihat dari respon siswa pada saat
apersepsi. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup
terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi kembali dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran komputer akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus III adalah melanjutkan materi pada siklus
II yaitu cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu
serta menganalisis laporan keuangan kedalam program MYOB. Pada saat peneliti
melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan
pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL), selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan bertanya
dengan teman yang sedang mendemonstrasikan materi di depan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar komputer
akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah
menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat
pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar komputer akuntansi.
Namun, kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah
yang dihadapi pada pembelajaran komputer akuntansi sudah dapat teratasi dengan
cara penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan yang secara
langsung mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
komputer akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada
meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi. Selain
itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran komputer
akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
komputer akuntansi.
2) Siswa merasa mendapatkan pencerahan dalam pembelajaran, karena selain
alur pembelajaran jelas, siswa juga mempunyai kesempatan untuk aktif dalam
proses pembelajaran.
3) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas
mendemonstrasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa
sudah paham tentang materi yang akan didemonstrasikannya, karena
sebelumnya sudah melihat secara langsung guru berdemonstrasi.
4) Siswa sudah mampu memahami materi komputer akuntansi.
5) Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membangkitkan minat siiswa untuk belajar. Nilai dari
hasil pekerjaan yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari
siklus I sampai siklus III.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA
Negeri 7 Surakarta ini dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Berdasarkan analisa hasil penelitian tindakan dari siklus I sampai dengan
siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan kontruktivistik
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1
pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Peningkatan kualitas pembelajaran
komputer akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang
dikemas dalam tiga siklus tindakan diantaranya :
1. Penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran komputer
akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) yang diikuti oleh siswa.
3. Siswa diminta untuk mengulang pelajaran yang diberikan guru melalui
kegiatan demonstrasi dan latihan pada waktu pelajaran berikutnya.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan kualitas pembelajaran komputer
akuntansi pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta. Hal tersebut dapat
terlihat dari beberapa temuan di kelas, baik yang ditunjukkan dalam proses
maupun hasil dari pembelajaran. Dari segi proses, menunjukkan bahwa :
1. Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran komputer
akuntansi.
2. Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan
motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa berani maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan hasil
pekerjaannya.
4. Guru mampu memberikan metode pembelajaran komputer akuntansi dengan
nuansa baru. Hal ini antara lain diinformasikan oleh beberapa siswa melalui
kegiatan wawancara setelah semua siklus tercapai.
Sedangkan dari segi hasil, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
memahami komputer akuntansi menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai
akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II,
dan siklus III dengan capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7%, 86,57%, dan
91,83% yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari penggunaan metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran, antara lain :
1. Membantu siswa dalam memahami materi.
2. Melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif.
3. Siswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan melalui melihat guru
pada saat mendemonstrasikan materi secara langsung.
4. Mempercepat siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan
dengan lebih konkret.
5. Menumbuhkan minat belajar mandiri dan menumbuhkan antusiasme siswa
dalam mengikuti pelajaran komputer akuntansi.
Unsur penting dalam pembelajaran ini adalah penggunaan ragam motode
dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Pemilihan metode dan pendekatan
tertentu akan mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Pengetahuan
yang diterima siswa juga sangat dipengaruhi oleh metode dan pendekatan yang
diterapkan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penerapan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh
terhadap proses dan hasil dari pembelajaran. Dalam pembelajaran komputer
akuntansi ini diterapkan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL). Dengan menerapkan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL), kualitas pembelajaran komputer akuntansi dapat
meningkat. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya, selain guru yang melakukan
ceramah dan demonstrasi, siswa juga diberi kesempatan untuk
mendemonstrasikan kembali materi yang telah didemonstrasikan guru
sebelumnya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari
pengalaman pada saat melihat guru demonstrasi, tetapi juga diperoleh dari siswa
itu sendiri. Pengetahuan dibangun atas dasar konsep yang diterima siswa yang
dikembangkan berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapat. Pengetahuan
tersebut bersifat lebih kekal (bertahan lama) dalam pikiran siswa.
Jadi, dapat dirumuskan bahwa fungsi pendekatan konstruktivistik dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran adalah
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam rangka membangun
pengetahuan melalui pengalaman.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Pelaksanaan pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan
pendekatan kontruktivistik terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa selama
apersepsi, keaktifan dalam mengikuti pelajaran, ketepatan dan ketelitian siswa
dalam menyelesaikan soal, serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menurut Asri Budiningsih (2005: 63) keunggulan pendekatan konstruktivistik
yaitu: 1) Pembelajaran konstruktivistik dikemas dalam proses ”konstruksi” bukan
”menerima” pengetahuan. 2) Pembelajaran memusatkan perhatian pada berpikir
atau proses mental siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran atas
jawaban, proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut
juga perlu dipahami oleh guru. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada
kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. 3) Peran siswa
lebih diutamakan dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.Sehingga dengan menggunakan pendekatan
kontruktivistik menjadikan kemampuan berpikir siswa yang tidak hanya
berdasarkan hafalan suatu teori saja melainkan berdasarkan dari sesuatu yang
mereka pahami dan alami. Siswa yang biasanya hanya menerima transfer
pengetahuan dari guru, dituntut untuk belajar memecahkan suatu permasalahan
dan menemukan sendiri pengetahuan mereka.
Peran guru dalam pendekatan kontruktivistik hanya sebagai fasilitator
siswa dalam mencapai tujuan belajarnya, sehingga pengetahuan tersebut benar-
benar bermakna, dapat bertahan lama dan bukan hanya sekedar teori yang harus
dihafalkan saja. Dalam pendekatan kontrukivistik, peran dan potensi yang ada
dalam diri siswa secara aktif dapat dikembangkan dengan baik. Proses
pembelajaran menjadi lebih optimal, dengan pembelajaran yang berpusat kepada
siswa sehingga terjadi komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Alokasi waktu/jam pelajaran menjadi lebih lebih efektif dan efisien,
sehingga kegiatan pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, siswa lebih aktif dan
bersemangat dalam pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini juga memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui
penerapan pendekatan kontruktivistik dengan metode Ceramah plus Demostrasi
dan Latihan (CPDL) dalam pembelajaran komputer akuntansi dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir
dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan
siklus III dengan capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7%, 86,57%, dan 91,83%
yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa. Bagi guru bidang studi komputer
akuntansi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu dapat
menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus pandangan siswa terhadap
pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan dalam mengajak
siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga siswa menjadi tidak malu
untuk bertanya atau maju kedepan kelas menyampaikan pendapatnya dan hasil
pekerjaannya.
Pemberian tindakan dari siklus I, siklus II, sampai siklus III memberikan
deskripsi bahwa terdapat kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran komputer akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan
tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya. Dari
pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses
maupun hasil dari pembelajaran komputer akuntansi.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan
dan menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas
pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya
mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan
kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
b. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
2. Bagi siswa
Siswa lebih meningkatkan kemampuan dalam berdemonstrasi dan lebih
berani bertanya dalam menerima materi pelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Kepala sekolah harus lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konstruktivistik.
b. Kepada guru yang belum menerapkan pendekatan konstruktivistik dengan
metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat menerapkan
metode tersebut dalam pembelajaran komputer akuntansi agar pemahaman
siswa menjadi lebih meningkat.
c. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun,
dalam penerapannya harus diikuti penyesuaian dengan konteks kelas
maupun sekolah masing-masing. Hal ini disebabkan sekolah yang ada di
Indonesia pada dasarnya mempunyai pola pengajaran yang hampir sama,
namun memiliki karakteristik khusus yang berbeda-beda. maka dari itu,
perlu adanya pengembangan pola-pola pengajaran yang baru dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2004. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Akhmad Sudrajat. 2008. Model Pembelajaran Inovatif. http://akhmad
sudrajat.wordpress.com/2008/01/21/ Model-Pembelajaran-Inovatif/. Diakses 11 Januari 2008 jam 13.30 WIB.
Andreas Harefa. 2001. Pembelajaran di Era Serba Otonomi. Jakarta : PT kompas Media Nusantara.
Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :
Lakbang Mediatama Arnie Fajar, dkk. 2005. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Dina Gasong. 2007. Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternative Mengatasi Masalah Pembelajaran. http://www.gerejatoraja.com/- downloads/MODEL_PEMBELAJARAN_KONSTRUKTIVISTIK.doc. Diakses 5 Desember 2007 jam 16.15 WIB.
Kasihani Kasbolah. 2001.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang :
Universitas Negeri Malang. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya. Mulyani Sumantri., Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :
CV Maulana. Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _______. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
.1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : PT Mandar Maju.
Paulina Pannen. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : PAU - PPAI Universitas Terbuka
Rini Budiharti. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press
Rohadi Wicaksono. 2007. Mengapa Harus Konstruktivistik. http://rohadi-education.wordpress.com/2007/07/19/mengapa-harus-konstruktivistik/. Diakses 19 Desember 2007 jam 13.30 WIB
Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT
Rineka Cipta. Srini M. Iskandar. 2001. Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia
di SMU. http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/kim/2001a.htm. Diakses 19 Desember 2007 jam 13.30 WIB
Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara. Teguh Tedi Budiyanto. 2006. Penerapan Metode Pengajaran Pembentukan
Pengetahuan (Constructivism) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Untuk Mencapai Prestasi Belajar Pada Mata Diklat Ekonomi Di SMK Kanisius Surakarta Tahun Diklat 2005/2006. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Jurusan P.IPS/BKK PTN.
W. Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia.
Yatim Riyanto. 2007. Pembelajaran Konstruktifistik Menuju Kehidupan Kognitif. http://guru-beasiswa.com/2007/12/pembelajaran-konstruktifistik-menuju.html. Diakses 27 Desember 2007 jam 10.30 WIB.
Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: CV Yrama
Widya.