skripsi - muhariefeffendi.files.wordpress.com · memberikan contoh terbaik dan menjadi inspirasi...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
SITI MARIAM
NIM: 107046102165
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) PADA BANK SYARIAH MUAMALAT CABANG BOGOR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
SITI MARIAM
NIM: 107046102165
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Hasanudin, M.Ag Fahmi Ahmadi, M.Si
NIP. 19680703 199403 2 002 NIP. 19741213 200312 1 002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Gcg)
pada Bank Muamalat Cabang Bogor Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan,
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 22 Juni 2011
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag
NIP. 197107011998032002
Sekretaris : Mu’min Rauf, M.A
NIP. 197004161997031004
Pembimbing I : Dr. Hasanudin, M.Ag
NIP. 196103041955031001
Pembimbing II: Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si
NIP. 197421132003121002
Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
Penguji II : Dr. Syahrul A'dham, M.Ag
NIP. 19730504200031002
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai penerapan prinsip-
prinsip good corporate governance (GCG) dalam manajemen sumber daya manusia
di Bank Muamalat. Karena pengambilan keputusan manajemen termasuk
manajemen SDM ini merupakan salah satu penerapan tata kelola perusahaan yang
baik guna mendapatkan kinerja karyawan yang baik serta meningkatkan
produktifitasnya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara karyawan
Bank Muamalat Cabang Bogor khusus Banking Staff yang berjumlah 39 orang
dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data yang diperoleh di uji kualitas
terlebih dahulu, kemudian setelah layak digunakan, baru data dianalisis
menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian, didapat informasi bahwa terdapat pengaruh
antara prinsip-prinsip GCG secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Bank
Muamalat cabang Bogor. Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis parsial,
terdapat pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, dan kewajaran secara
parsial terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor. Sedangkan untuk
prinsip pertanggungjawaban tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan
Bank Muamalat Cabang Bogor.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, transparansi, akuntabilitas, professional,
pertanggungjawaban, kewajaran, kinerja karyawan.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Siti Mariam
Nama Panggilan : Sisy
Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 9 Juli 1988 .
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Rumah : Jalan Batara Ciluar RT 04 RW 02 NO. 34 Bogor Utara
16156
E-mail : [email protected] atau [email protected]
No.Hp : 085720703097
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Islam Nurul Syafaat Bogor : 1993-1994
2. SDN Batutulis 8 Kota Bogor : 1994-2000
3. MTs negeri Kota Bogor : 2000-2003
4. MA Negeri 2 Kota Bogor : 2003-2006
6. Universitas Islam Negeri Jakarta : 2007- 2011
iii
PENGALAMAN ORGANISASI
1. HMI Komisariat Syariah dan Hukum Cabang Ciputat
2. Korp HMI Wati (KOHATI) Cabang Ciputat
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEM-J) Perbankan Syariah Divisi Kajian
dan keilmuan UIN Jakarta Periode Tahun 2009-2010
4. Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah
UIN Jakarta Periode Tahun 2010-2011
5. Pengurus Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) Cabang Ciputat
6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Mandailing Natal (HM Madina ) Jakarta
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Senandung ungkapan rasa syukur senantiasa terlantun dalam setiap nafas yang
terhela kepada Illahi Rabbi, seiring dengan anugerah dan nikmat yang tak pernah
henti mengalir dalam hidup ini. Lelah dan letih ini tak berarti ketika Sang Maha
Penyayang memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap urusan yang ada,
karena hanya dengan kuas-Nya lah penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas
akhir yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah menjadi suri tauladan sehingga kita mampu mengenal ajaran Islam yang
menjadi rahmat untuk seluruh alam.
Banyak hal yang penulis temui saat melakukan penelitian ini, kegelisahan dan
kekhawatiran tak pelak menjadi kesulitan yang penulis hadapi, namun semua itu
mampu penulis lewati karena doa dan dukungan dari banyak pihak, hingga akhirnya
penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Pada kesempatan ini kiranya penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H.,M.H.,M.M., Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hiayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
3. Dr. Hasanudin, M.Ag. dan Fahmi Ahmadi,M. Si., pembimbing yang dengan
sabar dan kecermatannya memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
membantu penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya konsentrasi
Perbankan Syariah, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama ini.
5. Ibu Triana, Bagian Personalia Bank Muamalat Cabang Bogor yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian yang dengan segenap
kemampuannya memberikan bantuan dan kemudahan bagi penulis.
6. Seluruh pihak Bank Muamalat Cabang Bogor atas kerjasama dengan
membantu penulis dalam memperoleh data penelitian.
7. Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti memberikan kasih sayang serta doa
yang memudahkan langkah kaki ini, terimakasih karena telah membuat
penulis merasa menjadi anak yang begitu beruntung.
8. Kakak (Yusriani Pulungan) dan Suami (Yanhya Anshori Lubis) serta
keponakan kesayanganku Raissa yang dengan sikap saling menyayangi
memberikan contoh terbaik dan menjadi inspirasi berharga.
9. Abang (Syaiful bahri Pulungan) dan Istri (Phita Sari Siregar) serta keponakan
kesayanganku Nabila dan Nayla yang yang secara tidak langsung telah
menjadi inspirasi memberikan semangat dalam penyusunan Skripsi ini.
10. Adikku tersayang (Nur Habibah Pulungan) yang telah memberikan motivasi
dan kasih sayang yang tulus.
vi
11. Arif Soleh yang dengan doa, kesabaran dan kedewasaanya telah memberikan
semangat baru, terimakasih telah melengkapi kebahagiaan ini.
12. Teman-teman terbaikku:
Siti Ati Almaratus Solihah, Wikeu Novitasari dan Renny Verawati
yang menemani di kosan selama dua tahun terakhir ini.
Azzah Nurlaila, Febrianti, Siti Muflihah, Fitri Meilani dan Siti Ati
Almaratus Solihah (Bintitan) sahabat dan motivator terbaik.
13. Teman-teman Perbankan Syariah 2007 B atas keceriaan dan kebersamaannya
selama ini.
14. Seluruh Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Perbankan Syariah Periode
2010-2011, terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan doa
dan dukungannya baik secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak
mungkin penulis ucapkan satu per satu.
Karya tulis ini adalah persembahan yang penulis berikan sebagai bentuk
nyata apresiasi dukungan semuanya dan semoga menjadi gerbang kebahagiaan dan
kesuksesan yang kelak akan menjadi persembahan terindah bagi orang tua penulis
serta orang-orang yang terkasihi.
Jakarta, 26 Mei 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
D. Review Penelitian Terdahulu............................................... 10
E. Kerangka Konsep ................................................................ 14
F. Tehnik Penulisan Skripsi ..................................................... 15
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori tentang Good Corporate Governance Bank Syariah .. 19
B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................28
C. Konsep Kinerja Karyawan ................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................37
C. Populasi dan Sampel ............................................................38
viii
D. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................39
E. Tehnik Analisis Data ............................................................39
F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ........................44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .....................................50
B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................52
C. Uji Instrumen Pengumpulan Data .......................................56
D. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ...............................61
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap Kinerja Karyawan di
Bank Muamalat Cabang Bogor ............................................68
B. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance terhadap Aspek Penilaian Kinerja
Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor .......................85
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................93
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................96
C. Saran ...................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................97
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran ........................................ 49
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 54
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Karyawan ...................... 55
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir .................... 55
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di Bank
Muamalat Cabang Bogor ........................................................................ 56
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di perusahaan lain 57
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Independen .......................................................... 58
Tabel 4.7 Uji Validitas Variable Dependen ............................................................ 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian .............................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian .............................................. 62
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 15
Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah ............................................................. 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya bergantung pada dana masyaraka dan kepercayaan baik dari dalam
maupun luar negeri. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank
menghadapi berbagai risiko, baik risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional
maupun risiko reputasi. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor perbankan
dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat, termasuk ketentuan yang
mengatur kewajiban untuk memenuhi modal minimum sesuai dengan kondisi
masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan sebagai sektor yang “highly
regulated”. 1
Perkembangan signifikan perbankan syariah dan lembaga keuangan
syariah lainnya di Indonesia patut kita syukuri. Terlebih dengan disahkannnya
RUU perbankan syariah menjadi Undang-undang, diharapkan menjadi titik
tumpu pelesatan perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia,
sehingga mampu menggenjot perekonomian umat Islam. Sekalipun dunia
dilanda krisis keuangan maupun resesi ekonomi, sektor perbankan syariah di
1 Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanve, Pedoman Good Corporate Governance
Perbankan Indonesia, Januari 2004. hal. 1.
2
Indonesia tetap kokoh dan bergairah. Prospek pertumbuhannya di masa depan
pun sangat menjanjikan.2
Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan
semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum
dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang melandasinya.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu upaya
yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda
Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya proses pemulihan
kondisi perekonomian Indonesia adalah belum diterapkannya corporate
governance yang baik. Oleh karena itu, corporate governance yang baik menjadi
bagian penting dalam proses pembaharuan ekonomi untuk mengatasi krisis
ekonomi.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, bank Indonesia
sebagai lembaga otoritas negara mewajibkan perbankan, baik perbankan
konvensional maupun perbankan syariah untuk segera menerapkan Good
Corporate Governance pada setiap pelaksanaannya. Mengingat bahwa semakin
kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula
kebutuhan praktek Good Corporate Governance oleh perbankan.
Perbankan Syariah sebagaimana halnya perbankan pada umumnya
merupakan lembaga intermediasi keuangan, yakni lembaga yang melakukan
2 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan 2009 Bank Muamalat.
3
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk
kredit atau pembiayaan. Adanya merupakan suatu keniscayaan mengingat bank
merupakan lembaga yang eksistensinya sangat membutuhkan adanya
kepercayaan masyarakat (fiduciary relation).
Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin
lama semakin meningkat. Seiring dengan perkembangan yang cepat tersebut,
satu hal perlu dicermati adalah aspek good coorporate govarnance (GCG) karena
terkait dengan berbagai macam risiko kerugian yang jika tidak diperhatikan, akan
merusak citra syariah pada masa depan dan menjerumuskan bank syariah ke
jurang kehancuran.3
Sebuah studi penelitian tentang pelaksanaan Corporate Governance yang
dilakukan oleh IRTI di perbankan syariah diberbagai negara menunjukkan
pelaksanaan Good Corporate Governance belum terlaksana dengan baik.
Penerapan Good Corporate Governance terbukti di dalam penelitian di beberapa
lembaga keuangan syariah di dunia muslim dapat meningkatkan kepercayaan
3 Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran DEwan Pengwas Syariah, Artikel ini dimuat di
Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita Industri Syariah diakses pada tanggal 22
januari 2011 dari www.muamalatbank.com/index.php/home/news.
4
masyarakat kepada bank syariah. Kegagalan dalam penerapan prinsip syariah
akan membuat nasabah pindah ke bank lain sebesar 85%.4
Corporate Governance merupakan tata kelola yang diselenggarakan
dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi proses
institusional termasuk faktor-faktor yang berkaitan dengan fungsi regulator.5
Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah mencapai
optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan kinerja
organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah mendapat
perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masing-masing.
Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan merupakan suatu hal
yang sangat esensial, sehingga bank perlu menjaganya untuk mencegah adanya
rush atau penarikan dana masyarakat secara besar-besaran seperti halnya yang
terjadi pada saat krisis moneter 1997 lalu. Pada waktu itu banyak bank yang
kolaps, sehingga pemerintah terpaksa melakukan proses likuidasi terhadap
sejumlah bank yang bermasalah. Sementara itu bank syariah yang ada pada
waktu itu yakni Bank Muamalat Indonesia (BMI) terbukti mampu bertahan dan
termasuk bank dengan kategori sehat.
4 M. Umer Chapra dan Habib Ahmad, Corporate Governance in Islamic Banking , IRTI
2002, h.30. 5 Pontas R. Siahaan dalam workshop Good Corporate Governance bagi karyawan Deputi
Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Perekonomian di Pusdiklat Pengawasan BPKP, Gadog, Bogor
(18-20 Agustus, 2004) artikel diakses pada tanggal 19 oktober 2010 dari
http://www.bpkp.go.id/unit/perekonomian/GCG.pdf.
5
Perkembangan bisnis perbankan syariah yang sangat cepat ini tampaknya
belum dibarengi oleh kualitas sumber daya insani yang mendukungnya. Sebagai
salah satu industri yang baru tumbuh, perkembangan perbankan syariah di
Indonesia sungguh luar biasa. Apalagi era booming tersebut justru terjadi pada
saat perekonomian nasional secara umum tengah lesu darah dan beberapa bank
konvensional kelas menengah mengalami masalah likuiditas yang cukup serius.
Penerapan Good Corporate Governance di lembaga perbankan syariah menjadi
sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus
tampil sebagai pionir terdepan dalam mengimplementasikan Good Corporate
Governance tersebut.6
Tidak berlebihan jika ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa
perbankan syariah harus melihat Good Corporate Governance bukan sebagai
aksesori belaka, tetapi sebagai suatu sistem nilai dan praktek terbaik yang sangat
fundamental. Karena, penerapan Good Corporate Governance dalam manajemen
perbankan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi para pelaku usaha,
termasuk pihak internal operasional perusahaan.
Paradigma sumber daya manusia sebagai alat pelengkap organisasi sudah
tidak tepat, dan harus menjadi paradigma baru. Paradigma baru yang dimaksud
adalah memposisikan sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola
secara optimal, demi terwujudnya tujuan organisasi. Karyawan sebagai aset
6 Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Harian Umum Pelita edisi Sabtu
16 oktober 2010.
6
perusahaan harus dipelihara, dikembangkan, karena karyawan memiliki emosi,
keinginan, tuntutan, kebutuhan, dan keterbatasan.7
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada industri
perbankan syariah semakin diperlukan, khususnya dalam pengambilan keputusan
mengenai manajemen perusahaan. Seperti yang dilakukan oleh Bank Muamalat
terhadap keputusan mengenai kebijakan-kebijakan terkait pengelolaan sumber
daya manusia dalam perusahaan. Yang menjadi salah satu dari kebijakan
mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan Bank Muamalat
yaitu dalam kebijakan manajemen mengenai persyaratan penerimaan karyawan
dengan tingkat pendidikan sarjana strata satu (S1). Sehingga pada tahun 2010
tingkat pendidikan karyawan Bank Muamalat mengalami peningkatan yang
signifikan, khususnya pada tingkat sarjana S1 menjadi sejumlah 2.620 orang
(naik 44,03% dari tahun 2009 sejumlah 1.819 orang).8 Hal tersebut merupakan
salah satu pengambilan keputusan manajemen sumber daya manusia (SDM)
pada Bank Muamalat Indonesia dalam rangka mewujudkan produktifitas Sumber
Daya Manusia.
Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk meneliti mengenai penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance bank syariah sehingga menentukan
keputusan manajemen yang juga dapat mempengaruhi kinerja karyawannya.
7 Bey Arifin, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol. 2 No. 1 tahun 2005. Hal. 17. 8 Dikutip dari Human Resourches Highlight (Ikhtisar Sumber Daya Manusiat), sumber
diakses pada tanggal 28 Maret 2011 dari http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/07.html
7
Beradasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut maka penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul: ”Penerapan Prinsip-
prinsip Good Corporate Governance pada Bank Syariah dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan” (Studi Kasus Bank Muamalat Cabang Kota
Bogor )”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penerapan prinsip Good Corporate Governance yang akan penulis
teliti dibatasi pada tata kelola perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja
karyawan Bank Muamalat cabang Bogor yang beralamat di Jalan Raya
Padjajaran Kota Bogor.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di muka,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang
diterapkan dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat
Cabang Bogor?
b. Bagaimana kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor?
8
c. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governanace dalam manajemen SDM terhadap kinerja karyawan bank
Muamalat Cabang Bogor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris mengenai:
a. Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governanace yang diterapkan
dalam manajemen Sumber Daya Manusia di Bank Muamalat Cabang
Bogor
b. Kinerja karyawan bank Muamalat Cabang Bogor
c. Pengaruh penerapan prisip-prinsip Good Corporate Governanace dalam
manajemen SDM terhadap kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang
Bogor
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada be-
berapa pihak, antara lain:
a. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan pengetahuan empiris kepada penulis mengenai pelaksanaan
Good Corporate Governance di Perbankan Syariah, khususnya
9
pengaruh terhadap kinerja karyawan, di samping pengetahuan konseptual
yang telah penulis miliki.
b. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan kepustakaan/referensi empiris bagi peneliti selanjutnya serta
sebaga khazanah ilmu pendidikan agar dapat menambah pengetahuan
mengenai pelaksanaan Good Corporate Governanace di Indonesia,
khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan Bank Syariah.
c. Institusi Perbankan Syariah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan institusi perbankan
syariah lainnya di tanah air memperoleh gambaran mengenai pengaruh
penerapan prinsip Good Corporate Governanace terhadap kinerja
karyawannya sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan Bank
Syariah karena Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor
pelaksana dalam kegiatan operasional perusahaan.
d. Masyarakat
Untuk memanbah pengetahuan dan keyakinan kepada masyarakat
mengenai penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace dalam
suatu perusahaan, khususnya Sumber Daya Insani yang akan terjun
langsung dalam industri perbankan.
10
D. Tinjauan (Rewiew) Kajian Terdahulu
Berdasarkan penelitian-penelitian telah dilakukan oleh beberapa peneliti
dengan mengambil tema yang sama mengenai Good Corporate Governance yang
dikaitkan pada variable yang berbeda-beda.
Rica Aulia (104046101626, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2009) dengan judul Penerapan Good Corporate Governance pada
PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Penelitiannya ini dengan melakukan analisis
self assessment berdasarkan SEBI No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007. Melalui
surat edaran bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 mei 2007, bank Indonesia
mengeluarkan kertas kerja self assessment Good Corporate Governance untuk
mengukur seberapa jauh praktek Good Corporate Governance diterapkan pada
industri perbankan.
Pada penelitiannya, Rica menggunakan kertas kerja self assessment sebagai
pedoman untuk mengukur sejauh mana penerapan gcg dilaksanakan pada PT.
Bank Syariah Mega Indonesia. Setelah melakukan pengisian kertas kerja, data-
data tersebut diolah lebih lanjut untuk melihat gambaran secara menyeluruh, yaitu
untuk melihat pencapaian praktek-praktek Good Corporate Governance secara
total maupun dilihat dari tiap-tiap faktor/ sub faktor. Kemudian diberikan
peringkat penilaian dengan skala 1-5 untuk melihat pencapaian praktek-praktek
corporate governance pada setiap unti kerja. Selanjutnya diberikan perhitungan
11
komposit berdasarkan peringkat yang telah ditetapkan untuk mengetahui nilai
akhir dan pemberian predikat.
Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa secara umum penerapan
Good Corporate Governance pada PT. Bank Syariah Mega Indonesia telah
dilaksanakan secara baik berdasarkan prinsip-prinsip yang ada, tapi masih terdapat
beberapa hal yang harus diperbaiki dan diperhatikan oleh manjemen agar
penerapan GCG pada operasional PT. Bank Syariah Mega Indonesia dapat lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Ahmad Busyeri (204046102884, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2008) dengan judul Urgensi Audit Internal dalam
mewujudkan Good Corporate Governanace pada Bank Syariah Studi Penelitian
pada PT. Bank DKI Syariah jakarta.
Dalam penelitiannya, menilai peran ganda audit internal yang terjadi pada
perkembangan dalam peran yang dibawakannya, yaitu dari sekedar unit yang
mengecek kepatuhan, menjadi fungsi yang berperan aktif sebagai mitra bagi
manajemen dalam mendukung penerapan Good Corporate Governanace.
Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif
eksploratif, dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
tertulis, dengan menggabungkan studi kepustakaan dan studi lapangan.
Berdasarkan hasil penelitiannya, mekanisme pelaksanaan Audit Internal pada
PT. bank DKI Syariah Cabang Tanah Abang dilakukan dengann melalui beberapa
12
tahapan yaitu tahap perbandingan, tahap vouching tahap konfirmasi,tahap analisa,
tahap pengecekan,tahap inspeksi, tahap verifikasi dan tahap sampling. Dengan
adanya tahapan audit internal tersebut kinerja bank DKI Syariah cabang Tanah
Abang akan lebih maju.
Yudha Pranata (2007 Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia) dengan
judul Pengaruh Penerapan Good Corporate Governanace (GCG) Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitiannya ini
yaitu dengan menganalisis variable independen (penerapan GCG) terhadap
variabel dependennya yaitu ROE, NPM, dan Tobins Q. Penerapan GCG oleh
perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Penerapan
GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPM.
Penerapan GCG oleh perusahaan sampel berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Tobins Q.
Adapun pertimbangan pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitiannya
ini adalah perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok perusahaan terbaik
dalam pelaksanaan good corporate governance pada tahun 2002, 2003,
2004 dan 2005. Kelompok perusahaan terbaik dalam pelaksanaan
corporate governance tersebut merupakan hasil survey yang dilakukan oleh
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) bekerjasama
dengan majalah SWA.
Berdasarkan hasil penelitiannya ini, ia menarik kesimpulan bagi para investor
yang akan melakukan investasi dananya ke dalam perusahaan go public yang
13
menerapkan GCG, hendaknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki
skor GCG tinggi. Hal ini disebabkan dengan skor GCG yang tinggi profitabilitas
perusahaan tersebut (ROE, NPM dan Tobins Q) juga cenderung memiliki nilai
yang tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan kepada investor. Sementara
itu, ia berpendapat bahwa manajemen perusahaan go public yang menerapkan
GCG, hendaknya mampu menjalankan GCG secara konsisten dan baik karena
dengan pelaksanaan yang baik berarti skor GCG akan tinggi, dan jika skor
GCG tinggi maka profitabilitas juga akan tinggi.
Sam’ani, (2008 Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro Semarang) dengan judul Pengaruh Good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004 – 2007.
Penelitian ini berusaha untuk menguji pengaruh corporate governance yang
terdiri dari kepemilikan institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi,
komisaris independen, komite audit, dan leverage terhadap kinerja keuangan
perbankan di Indonesia keuangan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitiannya ini dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank periode
2004-2007 yang dipublikasikan untuk umum serta tercantum dalam Direktori
Perbankan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Dari data sekunmder yang
didapat kemudian akan di uji hipotesis, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian
14
asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas,
dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa variable kepemilikan
institusional, aktivitas komisaris, ukuran dewan direksi, komisaris independen,
komite audit dan rasio leverage berpengaruh terhadap kinerja keungan. Akan
tetapi variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja.
E. Kerangka Konsep
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang ada pada suatu
organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal
mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholders organisasi tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa GCG merupakan seperangkat atau sekumpulan
peraturan yang memuat ketentuan tentang bagaimana suatu perusahaan dikelola
dengan baik dan benar, dengan penuh integritas dan bagaimana membina
hubungan baik dengan para stakeholders, yang dapat berguna dalam meningkatkan
kinerja karyawan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan, baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek.
Tujuan utama penerapan prinsip Good Corporate Governance adalah
mencapai optimalisasi kinerja para karyawan yang intinya akan meningkatkan
kinerja organisasi, maka kepentingan manajemen dan karyawan haruslah
mendapat perlakuan yang seimbang dan wajar sesuai dengan kedudukan masing-
masing.
15
Berdasarkan Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan kerangka
konsep sebagai berikut:
Gambar. 1.1 Kerangka Penelitian
F. Tehnik Penulisan Skripsi
Penulis menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu
metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata
yang tampak dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan
menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
mengenai objek yang diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun
dijadikan saran dimasa yang akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian dengan menggunakan
Studi Pustaka (Library Study), dalam hal ini, penulis melakukan studi pustaka
untuk memperkuat dan mendukung penulisan skripsi ini yaitu menguraikan teori-
Transparansi (X1)
Akuntabilitas (X2)
Pertanggungjawaban (X3)
Profesional (X4)
Kewajaran (X5)
Kinerja Karyawan (Y)
16
teori yang diperlukan dalam pembahasan masalah dengan mengumpulkan bahan
atau data yang dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan judul yang diambil.
Dari data-data tersebut kemudian dijadikan sebagai alat bantu dalam penyelesaian
penelitian ini.
Selain itu diperoleh juga data melalui Studi Lapangan (Field Study), dengan
melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bersangkutan untuk
mendapatkan kelengkapan data hasil pengamatan atau informasi sesuai dengan
masalah yang menjadi bahan penelitian.
Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah
dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai
suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk
menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang
diteliti.9 Selain analisis deskriptif penulis juga menggunakan metode analisis
eksplorasi dengan tujuan untuk mengenal dan mendapatkan pandangan baru
tentang suatu gejala.
G. Sistematika Penulisan
Sebagai karya ilmiah, skripsi ini memiliki sistematika yang teratur, terperinci
di dalamnya penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya.
9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994) h. 136
17
Tulisan ini terdiri dari enam bab yang akan diperinci lagi masing-masing bab,
adapun kelima bab tersebut sebagai berikut
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rewiew studi
terdahulu, kerangka konsep, tehnik penulisan skripsi dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka terdiri dari tiga sub bab. Sub bab yang pertama
berupa uraian mengenai konsep Good Corporate Governance
(GCG) bank syariah, terdiri dari uraian mengenai teori pemikiran
GCG bank syariah, peraturan terkait penerapan prinsip-prinsip
GCG bank syariah,dan kesesuaian prinsip-prinsip GCG dengan
syariah. Sub bab yang kedua mengenai prinsip-prinsip GCG dalam
manajemen sumber daya manusia. Dan sub bab yang ketiga
mengenai konsep kinerja karyawan, terdiri dari uraian teori tentang
kinerja dan criteria penilaian kinerja.
BAB III : Metodologi Penelitian terdiri dari enam sub bab,yaitu jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel
penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, variabel
dan definisi operasional.
18
BAB IV : Hasil Penelitian, terdiri dari deskripsi dan anlisis data,
karakteristik responden, analisis univariat, analisis bivariat, analisis
multivariate, serta pembuktian hipotesis. Hasil penelitian ini berasal
dari data yang telah diolah melalui olah data SPSS yang kemudian
dianalisis.
BAB V : Pembahasan, berisi mengenai penjelasan pengaruh lima prisip
GCG terhadap kinerja karyawan yang terdiri dari, pengaruh
transparansi terhadap kinerja karyawan, pengaruh akuntabilitas
terhadap kinerja karyawan, pengaruh profesional terhadap kinerja
karyawan, pengaruh pertanggungjawaban terhadap kinerja
karyawan, pengaruh kewajaran terhadap kinerja karyawan.
BAB VI : Penutup, terdiri dari Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian, dan
Saran.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Teori tentang Good Corporate Governance (GCG) Bank Syariah
1. Pemikiran Tentang Good Corporate Governance Perbankan Syariah
Upaya Untuk menjelaskan prinsip dan aturan ekonomi dan finansial Islam
dalam terminologi analitis modern baru berlangsung dalam dua dekade
terakhir.1 Umar Chapra dan Ahmed mengungkapkan bahwa penerapan
Corporate Governance (dhawabith idarat al muassasat) yang baik sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kepentingan semua stakeholders secara adil.2
Yusof menyebut hal yang serupa dengan menekankan bahwa tujuan
Corporate Governance dalam perbankan syariah adalah untuk menegakkan
keadilan, kejujuran, dan perlindungan terhadap kebutuhan manusia sesuai
dengan maqashid syari’ah.3
Good Corporate Governance dalam pendekatan Islami, harus sungguh-
sungguh mampu berbasis orientasi nilai dan prinsip kejujuran dan keadilan
terhadap semua stakeholder.4 Dari sisi fungsi obyektifnya, CGC Islami harus
berupaya menempatkan maqashid syari’ah sebagai tujuan akhir, dengan
1 Iqbal, Z. dan A. Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik. Diterjemahkan
oleh A.K.Anwar. (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 1. 22
Chapra, M. Umer dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah.
Diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 27. 3 Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media,2010), hal. 43. 4 Nienhaus,V. Corporate Governance in Islamic Banks. Dalam T. Khan dan D. Muljawan
(ed.), Islamic Financial Architecture: Risk Management and Financial Stability. (Jeddah: IRTI,2006),
hal. 290. Dikutip dari Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal.
57.
20
membawa konsepsi perlindungan terhadap kepentingan dan hak semua
stakeholder ke dalam aturan-aturan syariah.5
GCG dalam perspektif Islam, seperti juga digagas dunia barat, diharapkan
memiliki peranan yang sangat esensial dalam upaya pencapaian tujuan dan
sasaran perusahaan. Tetapi Islam menambahkan nilai-nilai yang sangat
mendalam berupa unsur maqashid Syari’ah, yaitu perlindungan terhadap
kemashlahatan kemanusiaan yang umum dan universal. Kemashlahatan sebagai
maqashid syari’ah mencakup lima prinsip dasar, yaitu memelihara agama,
kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Apapun yang memastikan
terpeliharanya lima prinsip dasar itu adalah mashlahat. Apapun yang
menguranginya adalah mafsadat dan hal sebaliknya menghilangkan unsur yang
mengurangi atau merugikan itulah yang merupakan mashlahat.6
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip mashlahat mencerminkan bagaimana
Islam dan syariahnya memberikan arti penting pada kepentingan umum lebih
daripada kepentingan individu. Ia menyediakan kerangka dalam pengambilan
keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam
konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan
moral bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan
5 Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal.57.
6 Al-Gazali,Abu hamid. Al-Mustashfa fi ‘Ilm al-Ushul. (Kairo:al-Maktabah al-Tijaniyah al
Kubra,1937), hal 139-140. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di
Indonesia, hal. 58.
21
konflik yang mungkin muncul dalam pengembangan usaha.7 Sehubungan
dengan hal ini Dusuki menawarkan kerangka berbentuk piramida yang disebut
sebagai Piramida Maslahat (the pyramid of mashlahah).
Gambar 2.1. The Pyiramidh of mashlahah
Sumber: Dusuki (2008:404)
Pada tingkatan pertama, dalam lingkup dharuriyyat, manajemen
diharapkan berjuang memelihara dan melindungi kebutuhan esensial (agama,
kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda) para stakeholder. Manajemen
harus melindungi kesejahteraan dan kebutuhan dasar para karyawan, seperti
menyediakan ruang shalat yang memadai dan memberikan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja mereka, sebagai cermin dari pemeliharaan
agama dan nilai-nilai kehidupan. Selain itu manajemen harus selalu membatasi
7 Dusuki, Asyraf wajdi. Corporate Governance and Stakeholder Management: an Islamic
Approach. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 59.
Tahsiniyyat
Hajiyyat
Darurriyyat
22
operasional usaha hanya dalam bidang- bidang yang memungkinkan nilai-nilai
agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda tetap terlindungi.8
Segera sesudah maslahat dalam lingkup dharuriyyat terpenuhi, perusahaan
dapat beranjak pada mashlahat tingkatan kedua (hajiyyat) beruapa upaya-upaya
yang dinilai bermanfaat untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan yang ada,
sekalipun kesulitan itu tidak terlihat mengancam kelangsungan tertib
kehidupan. Sebagai contoh, pihak manajemen yang tidak memberikan upah dan
keselamatan kerja yang layak dapat melanjutkannya dengan program
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih luas. Dalam lembaga
perbankan syariah menyediakan pelatihan syariah bagi para karyawannya
mengenai instrument-instrumen keuangan Islam yang ditawarkan. Program ini
harus diletakkan sebagai kepentingan dharuriyyat yang melindungi keyakinan
agama.9
Tingkatan tertinggi dalam piramida maslahat ialah tahsiniyyat. Dalam
lingkup ini, perusahaan diharapkan melaksanakan tanggung jawab sosial
dengan terlibat dalam program-program dan kegiatan-kegiatan yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kehidupan public. Turut serta dalam
pemberian donasi kepada penduduk miskin, menyediakan informasi yang
cukup, benar dan jelas kepada nasabah mengenai produk yang ditawarkan,
8 Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 61.
9 Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 61-62.
23
adalah contih-contoh dari komitmen yang berhubungan dengan kepentingan
tahsiniyyat masyarakat.10
2. Peraturan Terkait Penerapan Good Corporate Governance Bank Syariah
Penerapan GCG telah menjadi kewajiban semua bank umum yang
beroperasi di Indonesia. Kewajiban itu ditetapkan melalui Peraturan bank
Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, yang kemudian
diubah dengan PBI nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006. Khusus
untuk perbankan syariah, kewajiban tersebut bahkan dicantumkan dalam pasal
34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah, dan
mulai 2010 diatur mengikuti PBI tersendiri.
Peraturan lainnya yang dikeluarkan Bank Indonesia yang berkaitan dengan
kebutuhan peningkatan GCG ialah PBI nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei
2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum. PBI ini kemudian
ditindaklanjuti dengan diterbitkannnya Surat Edaran (SE) nomor 5/21/DPNP
tanggal 29 September 2003. Melalui PBI dan SE tersebut, BI mewajibkan bank
umum untuk menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap
jenjang jabatan yang terkait dengan manajemen risiko. Diatur pula di dalamnya
10
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 62.
24
mengenai wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh direksi
dan dewan komisaris terkait dengan penerapan manajemen risiko.11
Dalam perkembangan terakhir, Bank Indonesia pada 7 Desember 2009
telah menerbitkan PBI nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), yang
diberlakukan sejak 1 januari 2010. Dengan demikian sejak waktu tersebut, PBI
nomor 8/14/PBI/2006 hanya berlaku bagi bank umum konvensional, sedangkan
BUS harus menyesuaikan prinsip, struktur dan mekanisme pelaksanaan GCG-
nya dengan ketentuan dalam PBI nomor 11/33/PBI/2009.
Seperti dikemukakan, Undang-undang Perbankan Syariah telah
menetapkan good corporate governance (GCG) sebagai kewajiban bagi semua
Bank Syariah dan UUS. Undang-undang menyebutkan bahwa GCG sebagai
tata kelola yang baik yang mencakup prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, professional, dan kewajaran dalam menjalankan kegiatan
usaha. Undang-undang juga mewajibkan bank yang bersangkutan untuk
menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut.12
Undang-undang Perbankan Syariah tidak menjelaskan pengertian dari
prinsip-prinsip GCG tersebut satu persatu. Ihwal pengertian itu tampaknya
11
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, hal. 67. 12
Pasal 34 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan
penjelasannya.
25
termasuk dalam ketentuan yang oleh pembuat undang- undang diserahkan
pengaturannya lebih lanjut melaui PBI. Undang-undang sebenarnya hanya
mempertegas ketentuan yang sudah ada dalam PBI tahun 2006. Dengan kata
lain, prinsip-prinsip GCG dalam Undang-undang Perbankan Syariah adalah
sama dengan prinsip-prinsip GCG dalam PBI tahun 2006., yaitu TARIF, dalam
pengertian bahwa prinsip “professional” dalam UU adalah dimaksudkan sama
dengan prinsip “independensi” dalam PBI tahun 2006. Hal itu tampak dalam
penjelasan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS) (selanjutnya PBI tahun 2009) yang terbit lebih kemudian, yang merinci
pengertiannya sebagai berikut:
a. Prinsip Transparansi, adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
material dan relevan mengenai proses kegiatan bank.
b. Prinsip Akuntabilitas, adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif.
c. Prinsip Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian pengelolaan bank
dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
pengelolaan bank yang sehat.
26
d. Prinsip Profesional, yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak obyektif,
dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (independen) serta
memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank syariah.
e. Prinsip Kewajaran, keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terlihat dalam penjelasan di atas bahwa prinsip professional dalam PBI
tahun 2009 mempunyai essensi yang sama dengan prinsip independensi
dalam PBI tahun 2006. Hal yang boleh dinilai bersifat khas hanyalah
adanya unsur tambahan berupa komitmen pengembangan perbankan
syariah.
Berdasarkan pemaparan di atas, agar bank Syariah ini mampu
berkembang dengan baik dan dapat bersaing secara global, maka perlu
adanya penerapan prinsip prinsip Good Corporate Governance.
3. Kesesuaian Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dengan Syariah
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/33/PBI/2009,
pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Syariah berdasarkan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
professional, dan kewajaran. Berikut ini akan disebutkan beberapa ayat Al-
Qur’an yang mempunyai kesesuaian dengan prinsip-prinsip GCG tersebut.
a. Kesesuaian prinsip transparansi dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat
116 yang berbunyi:
27
Terjemahan: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang
disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan
Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung. (Q.S. An-Nahl: 116)
b. Kesesuaian prinsip akuntabilitas dengan Al-Qur’an Surat Al-Israa ayat
84 yang berbunyi:
Terjemahan: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (Q.S. Al-
Israa: 84)
c. Kesesuaian prinsip professional dengan Al-Qur’an Surat Al-Qashash
ayat 26 yang berbunyi:
Terjemahan: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), Karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat
dipercaya". (Q.S. Al-Qashash: 26)
d. Kesesuaian prinsip petanggungjawaban dengan Al-Qur’an Surat Az-
Zukhruf ayat 19 yang berbunyi:
28
Terjemahan: Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka
itu adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah
sebagai orang-orang perempuan. apakah mereka
menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? kelak akan
dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban. (Q.S. Az-Zukhuruf: 19)
e. Kesesuaian prinsip kewajaran dengan Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90
yang berbunyi:
Terjemahan: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan
Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An-Nahl; 90)
B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dalam Manajemen SDM
Beberapa prinsip GCG yang perlu diperhatikan dalam manajemen SDM
adalah sebagai berikut:13
a. Prinsip keadilan (fairness), artinya agar dihindari adanya diskriminasi
berdasarkan suku, agama, ras, aliran atau golongan, serta jenis kelamin yang
bersifat subjektif. Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap
karyawan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi
13
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
(Jakarta: Salemba Empat, 2009). Hal. 134-135.
29
yang dimiliki, kebijakan penggajian (remunerasi) karyawan, hendaknya
diterapkan secara objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based
on performance). Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang
dicapai dan sanksi (punishment) dikenakan sesuai kesalahan atau pelanggaran
yang dilakukan. Setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam
pendidikan dan pelatihan (training) untuk mengembangkan kemampuan,
keterampilan, dan pengalamannya.
b. Prisip keterbukaan (transparancy), artinya setiap pengambilan keputusan
menyangkut kekaryawanan dilaksanakan secara transparan. Kebijakan
perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan mutasi karyawan
hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karier (career planning
system) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangan seseorang dipromosikan
karena prestasi kerja yang baik ditunjukkan dengan hasil penilaian (appraisal)
karyawan dan sikapnya yang dapat dijadikan teladan, misalnya disiplin, kerja
sama (teamwork), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari adanya
promosi berdasarkan nepotisme, misalnya kedekatan dengan pimpinan atau
terdapat hubungan kekeluargaan. Kebijakan mutasi dan promosi karyawan yang
tidak transparan dapat menimbulkan keresahan dan penurunan motivasi kerja,
bahkan dapat menimbulkan unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja
perusahaan.
c. Prinsip pengungkapan (disclosure), artinya segala informasi kebijakan yang
ditetapkan perusahaan dapat diakses atau diketahui oleh seluruh karyawan
30
secara lengkap dan tepat waktu (up to date), sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan. Semua kebijakan perusahaan atau informasi penting telah
dikomunikasikan secara tepat dan dihindarkan adanya informasi yang
menyesatkan (bias).
d. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility), artinya segala kebijakan yang
diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan
stakeholders lainnya, termasuk kepada public. Perusahaan hendaknya
memberikan kebebasan berorganisasi kepada karyawan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, misalnya karyawan diberi kesempatan
membentuk serikat karyawan. Manajemen perusahaan tidak perlu mengekang
atau membatasi kegiatan serikat karyawan atau forum pekerja, asal dijalankan
secara benar dan proporsional. Dalam hal ini, manajemen perlu menjaga
hubungan kemitraan dengan serikat karyawan atau forum pekerja agar terbina
suasana kerja yang kondusif.
1. Tujuan dan manfaat Good Corporate Governance
Praktek moral hazard sudah menjadi kebiasaan di lembaga-lembaga
perbankan. Kita sering mendengar berita korupsi di berbagai lembaga
perbankan, baik bank BUMN maupun bank swasta. Berbagai kejadian korupsi
tersebut, harus menjadi perhatian serius bagi para steakholders bank syari’ah,
31
baik pemilik/ pemegang saham, komisaris, direksi, karyawan (kru,) Dewan
Pengawas Syari’ah, nasabah dan para akademisi ekonomi syari’ah lainnya.14
Di masa depan, kemungkinan terjadinya korupsi dan penyimpangan di
bank syari’ah merupakan hal tidak mustahil, meskipun di situ ada Dewan
Pengawas Syari’ah, karena para pelakunya bukan malaikat. Apalagi sekarang
ini perbankan syari’ah semakin banyak, maka para bankir syari’ah pun semakin
bertambah banyak pula. Harus dimaklumi, bahwa simbol agama tidak
menjamin sebuah lembaga menjadi bersih dari perilaku korupsi. Sebelum
terjadinya kasus yang bisa mencoreng lembaga syariah , maka sejak dini perlu
diingatkan kepada pihak-pihak terkait agar berkomitmen menjauhi setiap
penyimpangan di bank syari’ah.
Adapun manfaat Good Corporate Governance bagi suatu korporasi adalah:15
a. Perbaikan dalam Komunikasi
b. Minimalisasi potensi benturan kepentingan
c. Focus pada strategi-strategi utama
d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi
e. Kesinambungan manfaat
f. Promosi citra korporasi
14
Agustianto. Bank Syariah dan Good Corporate Governance, Artikel di akses pada tanggal
23 Mei 2011 dari http://ekonomiislami.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-corporate.html 15
Nindyo Pramono,, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya bakti,
2006), hal. 91.
32
g. Peningkatan kepuasan pelanggan
h. Memperoleh kepercayaan investor
i. Memperbaiki kinerja usaha.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG memerlukan
komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam implementasi di setiap
jenjang organisasi. Empat manfaat yang dapat diperoleh perusahaan yang mengelola
SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai berikut:16
a. Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan yang harmonis
antara sesama karyawan serta antara karyawan dengan manajemen.
b. Kinerja perusahan meningkat, karena karyawan lebih kreatif dan inovatif dalam
bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik bagi perusahaan
c. Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang sangat merugikan
perusahaan karena segala kebijakan atas keputusan ditetapkan secara transparan,
dapat dipertanggungjawabkan.
d. Daya saing perusahaan akan meningkat, karena memiliki karyawan yang andal dan
professional.
C. Konsep Kinerja Karyawan
Sumber daya manusia bagi perusahaan merupakan suatu asset yang tak
ternilai harganya. Maju mundurnya perusahaan sangat bergantung pada kualitas
SDM yang dimiliki. Bahkan daya saing perusahaan sangat ditentukan oleh
adanya SDM yang andal. Banyak perusahaan yang bangkrut dan akhirnya ditutup
16
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
(Jakarta: Salemba Empat, 2009). Hal. 135-136.
33
karena kurang memerhatikan aspek SDM. Sebaliknya, banyak perusahaan yang
berkembang pesat karena kepedulian yang tinggi terhadap peningkatan
kompetensi SDM. Dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai pengelolaan sumber
daya manusia, antara lain dalam Surat Al- Ashr:1-3 yang berbunyi:
Terjemahan: 1. Demi masa;
2.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian;
3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)
Faktor kunci kesuksesan dalam pengelolaan SDM adalah masalah
keteladanan dari pemimpin terhadap bawahan. Kita memerlukan pimpinan yang
dapat dijadikan panutan. Pengelolaan SDM di perusahaan perlu dilakukan
evaluasi, baik secara internal maupun secara eksternal, untuk mengetahui
kelemahan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan secara
berkesinambungan (continuous improvement).
1. Teori tentang Kinerja
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
merupakan kata benda yang artinya: sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, kemampuan kerja,17
sedangkan penilaian kinerja menurut
17
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
34
Mulyadi adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya
dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan
penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka
mainkan dalam organisasi.18
Menurut Fattah kinerja (performance) diartikan sebagai: ungkapan
kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan
motivasi dalam menghasilkan sesuatu.19
Sementara menurut Sedarmayanti
bahwa kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan
kerja.20
2. Kriteria Penilaian Kinerja
Perlu diadakan penilaian kinerja, untuk mengelola dan memperbaiki
kinerja karyawan, untuk membuat keputusan staf yang tepat waktu dan akurat.
Setiap organisasi mutlak melakukan penilaian untuk mengetahui kinerja yang
dicapai setiap karyawan, apakah telah sesuai atau tidak dengan harapan
organisasi. Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses evaluasi
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. (Jakarta: Penerbit Balai
Pustaka, 1997), hal. 503. 18
Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisikedua.
( Yokyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997), hal. 419. 19
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen. (Bandung : Rosda Karya, 1999), hal. 19. 20
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju,
2001), hal. 50
35
seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaannya ketika dibandingkan
dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasinnya dengan
karyawan21
.
Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja
sebelumnya (to reward past performance) dan untuk memotivasi demi
perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to motivate future
performance improvement), serta informasi-informasi yang diperoleh dari
penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian gaji,
kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.22
Untuk melihat deskripsi perilaku individu secara spesifik, Gomes
mengungkapkan beberapa dimensi atau kriteria yang perlu mendapat
perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain:23
a. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan.
b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuaian dan kesiapannya.
c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya.
21
,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan, Artikel ini diakses pada
tanggal 22 Januari 2011 dari http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusia-
bagi.html. 22
Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 135. 23
Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia. hal, 142.
36
d. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e. Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain
sesama anggota organisasi.
f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran
dan menyelesaikan pekerjaan.
g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggung jawabnya.
h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan dan integritas pribadi.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang melihat dan
menggambarkan lingkungan dan keadaan yang nyata yang tampak dalam
perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data
sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang
diteliti, agar dapat diambil suatu kesimpulan maupun dijadikan saran dimasa yang
akan datang berdasarkan penelitian yang dilakukan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Bank Muamalat Cabang Bogor
yang berlokasi di Jalan Raya Padjajaran Bogor Utara 16170.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhan penulis untuk melakukan penelitian ini diharapkan
akan selesai dalam waktu enam bulan yang meliputi: persiapan proposal,
seminar proposal, proses penelitian lapangan, pengolahan hasil penelitian, dan
persiapan sidang.
38
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kausalitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya.1
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di
Bank Muamalat Cabang Bogor, antara lain: Manajer, karyawan Front Office
(Teller dan Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan,
Personalia, Transfer), Support Pembiayaan (Legal, pelaporan, Dokumentasi dan
Administrasi, Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan
Service Assistant.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik populasi.2 Sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.3 Adapun tehnik pengambilan
sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan banking staff Bank
Muamalat Cabang Bogor yang dalam hal ini jumlahnya kurang dari 100 orang
sehingga mengharuskan untuk melakukan sensus terhadap seluruh karyawan
banking staff yang berjumlah 39 orang.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007),
hal. 72. 2 Erlina dan Sri Mulyani, Metode Penelitian Bisnis, (Medan: USU Press, 2007), hal 74.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, hal. 55.
39
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mendukung penelitian ini, maka tehnik pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Primer diperoleh berdasarkan hasil survey, yaitu dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden dalam penelitian. Kuesioner
berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk diisi. Dengan
demikian, peneliti akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang
memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.
2. Data Sekunder, meliputi struktur organisasi, laporan pelaksanaan Good
Corporate Governance, dal lain-lain. Data sekunder diperoleh melalui:
a. Studi Dokumentasi, dilakukan untuk mencari data-data sekunder yang
dibutuhkan dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
b. Studi Pustaka yakni berasal dari kutipan buku-buku, artikel, situs internet, dan
sumber tertulis lain yang berhubungan dan mendukung dalam kelancaran
penelitian.
E. Tehnik Analisis Data
Tehnik pengolahan dan analisis data yang digunakan oleh penulis adalah
dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu memeberikan gambaran mengenai
suatu gejala tertentu. Kegiatan penelitian analisis deskriptif dilakukan untuk
menggambarkan apa adanya suatu peristiwa sebagai upaya jalan mendeskripsikan
sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit penelitian yang sedang
40
diteliti.4 Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis :
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur relevan tidaknya
pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian. Dalam
penelitian ini uji validitas dipergunakan untuk mengukur apakah
kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan sudah sesuai atau benar.
Uji validitas pada dasarnya dilakukan dengan melihat korelasi antara
skor dari masing-masing data dibanding dengan skor totalnya. Dalam
uji validitas tersebut, validitas dapat dicek melalui nilai signifikansi
yaitu jika nilai korelasi antara butir pertanyaan dan skor total variabel < 0,3,
maka kuesioner dianggap valid5.
b. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan berkali-kali pada
waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan realiabel jika nilai koefisien
alpha > 0,060.6
4 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994) h. 136
5 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), hal. 46. 6 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.hal, 42.
41
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data
normal.7 Sebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai sig > 0,05, dan
sebaliknya data tidak normal jika nilai sig < 0,05.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan linear antara dua
variable atau lebih. Di mana satu variable sebagai variable dependen (terikat
atau tergantung) dan yang lainnya variable independen (bebas). 8
a. Pengujian Hipotesis
Setelah model regresi berganda mernenuhi syarat uji asumsi klasik,
dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa
atau menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan. Ada dua
jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F dan uji-t.
1) Uji-F (Uji-Global)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikasi terhadap
variabel terikat.
7 Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba
Humanika,2009), hal. 91. 8 Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil
penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), hal. 162.
42
Ho: Tidak ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional,
pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank
Muamalat.
Ha: Ada pengaruh antara transparansi, akuntabilitas, professional,
pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan Bank
Muamalat.
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika FHitung > FTabel maka Ho ditolak
atau sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel maka Ho
diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima.
2) Uji-t (uji pengaruh parsial)
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial
masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau
tidak terhadap variabel terikat. Setelah didapat nilai t hitung maka
selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel.
Hipotesis Parsial untuk Transparansi (X1)
Ho : Tidak ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan
Bank Muamalat.
43
Ha : Ada pengaruh antara transparansi pada kinerja karyawan Bank
Muamalat
Hipotesis Parsial untuk Akuntabilitas (X2)
Ho : Tidak ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan
Bank Muamalat
Ha : Ada pengaruh antara akuntabilitas pada kinerja karyawan Bank
Muamalat
Hipotesis Parsial untuk professional (X3)
Ho : Tidak ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan
Bank Muamalat
Ha : Ada pengaruh antara professional pada kinerja karyawan Bank
Muamalat
Hipotesis Parsial untuk pertanggungjawaban (X4)
Ho : Tidak ada pengaruh antara pertanggungjawaban pada kinerja
karyawan Bank Muamalat
Ha : Ada pengaruh antara pertanggungjawaban pada kinerja
karyawan Bank Muamalat
Hipotesis Parsial untuk kewajaran (X5)
Ho : Tidak ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan
Bank Muamalat
44
Ha : Ada pengaruh antara kewajaran pada kinerja karyawan Bank
Muamalat
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika THitung > TTabel maka Ho ditolak
atau Sig < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga jika THitung < TTabel maka Ho
diterima atau sig > 0,05 maka Ho diterima.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variable
independen atau variable bebas dan variable dependen atau variable terikat.
Variabel terikat atau variable dependen merupakan variable yang tergantung
pada varibel lainnya. Varibel dependen (Y) dalam penelitian ini adalh Kinerja
Karyawan. Sedangkan, variabel bebas merupakan variable yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat)
variable lain.9 Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yaitu terdiri dari
a) Prinsip Transparansi (X1),
b) Prinsip Akuntabilitas (X2)
c) Prinsip Pertanggungjawaban (X3)
d) Prinsip Profesional (X4)
e) Prinsip Kewajaran (X5)
9 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, hal.
45
2. Definisi Operasional Variabel
Penegrtian operasional veriabel adalah melekatkan arti pada suatu variable
dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur
variable itu. Pengertian operasional variable penelitian ini kemudian diuraikan
menjadi indicator empiris yang meliputi:
a. Variabel Bebas
1) Prinsip Transparansi (X1), adalah keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi material dan relevan mengenai proses kegiatan bank10
.
Adapun dalam pengelolaan SDM, prinsip ini mencakup transparansi
dalam pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan, dan
penyajian informasi mengenai perusahaan. Instrument pengukuran
variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini
digali dengan 6 indikator.
2) Prinsip Akuntabilitas (X2), adalah kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan
secara efektif11
. Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam penyesuaian
program motivasi dan sistem evaluasi dan monitoring. Instrument
pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Variable ini digali dengan 4 indikator.
10
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. 11
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.
46
3) Prinsip Pertanggungjawaban (X3), merupakan kesesuaian pengelolaan
bank dengna peratuaran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan bank yang sehat12
. Prinsip ini diwujudkan dengan
kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari
adanya wewenang; menyadari akan adanya tanggung jawab sosial;
menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan
menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Instrument
pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Variable ini digali dengan 2 indikator.
4) Prinsip Profesional (X4), yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
obyektif, dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun
(independen) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan
bank syariah13
. Prinsip professional ini diwujudkan dalam komitmen
dan kompetensi kerja. Instrument pengukuran variable ini diukur
dengan menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 4
indikator.
5) Prinsip Kewajaran (X5), keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku14
. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan
korporasi yang melindungi kepentingan minoritas; membuat pedoman
12
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. 13
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2. 14
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010, hal 2.
47
perilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan- kebijakan
yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam,
self-dealing, dan konflik kepentingan; menetapkan peran dan
tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk
sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau
pengungkapan penuh material apapun, mengedepankan Equal Job
Opportunity. Dalam pengelolaan SDM prinsip inni diwujudkan dalam
kebijakan yang bersifat objektif berdasarkan perstasi atau hasil kerja
karyawan. Instrument pengukuran variable ini diukur dengan
menggunakan skala ordinal. Variable ini digali dengan 5 indikator.
b. Variabel Terikat
1) Kinerja Karyawan (Y), merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat
dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan
yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan organisasi/perusahaan. Prawirosentono yang mengartikan kinerja
sebagai, hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang adan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapai tujuan organisasi
bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.15
Dalam Hal ini, kinerja karyawan diukur
berdasarkan quantity of work, quality of work, job knowledge,
15
Prawirosentono, Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: BPFE,1999) hal. 2.
48
creativeness, cooperation, dependability ,dan personal qualities.
Instrument pengukuran variable ini diukur dengan menggunakan skala
ordinal. Variable ini digali dengan 24 indikator.
Tabel 3.1 Defini Operasional Variabel dan Pengukuran
Variabel dimensi sub dimensi Indicator Pengukuran
keterbukaan
pengambilan
keputusan
menyangkut
kekaryawanan
Sistem
jenjang karir
kebijakan promosi
Skala Ordinal
kebijakan demosi
kebijakan mutasi karyawan
penyajian
informasi
mengenai
perusahaan
transaksi
material
Penyajian Laporan keuangan
Penyajian Laporan Kegiatan
Perusahaan
Penyajian Laporan Pelaksanaan
GCG Bank
Akuntabilitas
penyesuaian
program
motivasi
penilaian dengan sistem reward
Skala Ordinal
penilaian dengan sistem
punishment
sistem evaluasi
dan monitoring
pelaksanaan fungsi struktur
organisasi
standar operasional kerja
Pertanggungjawaban
ketaatan pada peraturan
perundang-undangan Skala Ordinal
pelaksanaan tanggung jawab
dalam tugas
Profesional
komitmen kerja
komitmen dalam
mengembangkan bank syariah
Skala Ordinal ketahanan terhadap tekanan luar
kompetensi
kerja
keunggulan kompetitif
perusahaan
optimalisasi kinerja perusahaan
Kewajaran kebijakan
objektif
perlakuan yang adil dalam
remunerasi karyawan
Skala Ordinal kesesuaian penempatan posisi
kerja dengan kompetensi
karyawan
49
adanya kesempatan yang sama
dalam kegiatan pelatihan
kesesuaian pemberian reward
berdasarkan kinerja
kesesuaian pemberian sanksi
berdasarkan pelanggaran
kinerja karyawan
Quantity of
work terget waktu penyelesaian kerja
Skala Ordinal
Quality of work
kecakapan kerja
keikhlasan dalam melaksanakan
tugas
ketekunan kerja
Job knowladge
pengetahuan akan produk dalam
perusahaan
pengetahuan terhadap bidang
tugas orang lain
pengalaman kerja
creativeness
pengambilan
inisiatif
kemampuan menentukan
prioritas
kemampuan mengemukakan
pendapat
kemampuan memberikan saran
yang baik
perilaku
inovatif
kemampuan menghasilkan ide
positif
kemampuan pengambilan
keputusan strategis
cooperation kemampuan kerja sama
pengembangan kerja sama
Dependability
manajemen
waktu
efektifitas waktu kerja
ketepatan waktu dalam bekerja
pemanfaatan waktu
tanggung
jawab
semangat dalam bekerja
sikap terhadap pekerjaan
personal
qualities
tingkat
potensi diri
Kejujuran
Kedisipilinan
sopan santun
Kehandalan
integritas pribadi
50
BAB 4
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah PT. Bank Muamalat, Tbk.
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412
H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal
1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendikiawan muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim.
Pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi
peringatan pendirian tersebut di istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen
dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 miliar.
Pada tanggal 27 oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai bank devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengna beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
Bank Muamalat Indonesia merupakan satu-satunya lembaga keuangan
yang menganut nilai spiritual, yang berhasil melewati krisis moneter pada tahun
51
1997-1998, tanpa membebani negara, tanpa memperoleh obligasi dan atau
program rekapitulasi. Bank ini memberikan pelayanan perbankan nasional dan
internasional, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman, inovatif
dan menguntungkan, serta terus tumbuh secara sehat, dengan kinerja dan
reputasi yang positif.
2. Profil Bank Muamalat Cabang Bogor
Dengan semakin banyaknya respon masyarakat untuk menjadi nasabah
Bank Muamalat Indonesia, maka untuk mempermudah pelayanan bagi seluruh
nasabah yang berada di Indonesia, didirikanlah Bank Muamalat cabang di
setiap daerah, salah satunya pada Tanggal 5 Februari 2002 didirikanlah BMI
Tbk. Cabang Bogor.
Bank Muamalat Cabang Bogor mulai beroperasi pada tanggal 5 Februari
2002, saat ini sudah memiliki 3 kantor kas yang berlokasi di daerah Cibinong,
Kampus Institute Pertanian Bogor (IPB), dan di Cileungsi. Saat ini, sedang
dalam proses untuk pengadaan Kantor Cabang Pembantu di wilayah Tajur,
diikuti dengan peningkatan status 3 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang
Pembantu di tahun 2011 ini. Jaringan ATM yang dimiliki BMI cabang Bogor ini
adalah 4 ATM Muamalat yang berlokasi di Kantor Cabang, SPBU di Jalan
Soleh Iskandar, Bogor Trade Mall (BTM), dan di IPB Darmaga.
52
Adapun visi dan misi Bank Muamalat yaitu:
Visi: Menjadi Bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, di
kagumi di pasar rasional.
Misi: menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan
pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi
investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder.1
B . Deskripsi dan Analisis Data
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, yang disampaikan secara langsung oleh peneliti
kepada para responden yaitu para karyawan banking staff di Bank Muamalat
Cabang Bogor yang menjadi sampel penelitian. Setelah kuesioner selesai
diisi oleh responden, peneliti mengambil kembali untuk selanjutnya
ditabulasikan dan diolah dengan menggunakan program SPSS 17.0
Ada 39 jumlah kuesioner yang diedarkan kepada 39 responden
karyawan banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor. Semua kuesioner
telah dikembalikan dengan tingkat pengembalian kuesioner mencapai 100
persen, sehingga jumlah sampel akhir untuk penelitian ini berjumlah 39
responden.
1 Profile lembaga diperoleh dari buku Bank Muamalat, Star War “Laporan Tahunan Annual
Report 2008” Pada Hari senin Tanggal 21 Februari 2011, pukul 09.45-10.10 bertempat di kantor
Muamalat cabang Bogor lantai 1.
53
1. Karakteristik Responden
Penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sebanyak 39
responden yang terdiri dari Manajer, karyawan Front Office (Teller dan
Costumer Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia,
Transfer), Support Pembiayaan (Legal, pelaporan, Dokumentasi dan
Administrasi, Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS),
dan Service Assistant.
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden karyawan
banking staff di Bank Muamalat Cabang Bogor dapat dijelaskan bahwa
sebanyak 23 responden (59%) terdiri atas responden laki-laki, dan
sebanyakn 16 responden (41%) adalah responden perempuan.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 23 59.0 59.0 59.0
Perempuan 16 41.0 41.0 100.0
Total 39 100.0 100.0
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Hasil penelitian berdasarkan komposisi jabatan, dapat dijelaskan
bahwa 13 responden memiliki jabatan sebagai Relationship Manager,
Personalia 1 Orang, SA personalia 1 orang, koordinator Unit Support
Pembiayaan 1 orang, Unit Support Pembiayaan 4 orang, koordinator Back
54
Office 1 orang, Back Office sebanyak 7 orang, Customer Service 5 orang,
Head Teller 1 orang dan 5 orang sebagai Teller. Untuk lebih jelasnya kita lihat
riciannya sebagai berikut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Karyawan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Relationship Manager 13 33.3 33.3 33.3
Personalia 1 2.6 2.6 35.9
SA Personalia 1 2.6 2.6 38.5
Koord. USP 1 2.6 2.6 41.0
Unit Support Pembiayaan 4 10.3 10.3 51.3
Koord. Back Office 1 2.6 2.6 53.8
Back Office 7 17.9 17.9 71.8
Customer Service 5 12.8 12.8 84.6
Head Teller 1 2.6 2.6 87.2
Teller 5 12.8 12.8 100.0
Total 39 100.0 100.0
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
responden, dapat dijelaskan bahwa responden dengan pendidikan terakhir
D1/D2/D3 adalah sebanyak 3 responden (7,7%), kemudian diikuti
oleh tingkat pendidikan S1 sebanyak 36 responden (92,3%).
Tabel 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid D1/D2/D3 3 7.7 7.7 7.7
S1 36 92.3 92.3 100.0
Total 39 100.0 100.0
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
55
Sedangkan karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
karyawan di perusahaan ini dapat dijelaskan bahwa sebanyak 24 responden
(61,5%) mempunyai lama bekerja kurang dari 37 bulan, sebanyak 10
responden (25,6%) mempunyai lama bekerja selama 37-72 bulan, sebanyak 3
responden (7,7%) mempunyai lama bekerja selama 73-108 bulan dan
sebanyak 2 responden (5,1%) mempunyai lama bekerja selama lebih dari
44 bulan Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di Bank Muamalat
Cabang Bogor
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <37 Bulan 24 61.5 61.5 61.5
37-72 Bulan 10 25.6 25.6 87.2
73-108 Bulan 3 7.7 7.7 94.9
>144 Bulan 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Sementara itu, karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
di perusahaan lain sebelum bekerja di Bank Muamalat cabang Bogor adalah
21 responden (53,8%) tidak memiliki pengalaman kerja di perusahaan lain, 16
Orang (41%) memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain selama 1-36
bulan sebelum bekerja di Bank Muamalat, 2 orang (5,1%) memiliki
pengalaman bekerja di perusahaan lain selama 37-72 bulan. Rincian olahan
data disajikan dalam tabel berikut:
56
Tabel 4.5
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
B. Uji Instrumen Pengumpulan Data
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menggambarkan tingkat kemampuan alat
ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran
pokok pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat
kesahihan data penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji
yang dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan
kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian.
Suatu penelitian dikatakan valid jika instrumen penelitian yang
digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan
data yang dapat dikumpulkan peneliti. Syarat minimum untuk dianggap
suatu butir instrumen valid adalah indeks validitasnya > 0,3. Dengan
demikian, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka
butir instrumen tersebut tidak valid. Semakin tinggi korelasi itu mendekati
Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja di
perusahaan lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 bulan 21 53.8 53.8 53.8
1-36 Bulan 16 41.0 41.0 94.9
37-72 Bulan 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
57
angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya atau validitasnya.
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Independen
variabel
r-hitung Indeks
validitas
Keterangan
Transparansi
1 0,877 0,3 Valid
2 0,875 0,3 Valid
3 0,844 0,3 Valid
4 0,768 0,3 Valid
Akuntabilitas
1 0,795 0,3 Valid
2 0,753 0,3 Valid
3 0,819 0,3 Valid
4 0,728 0,3 Valid
5 0,755 0,3 Valid
6 0,603 0,3 Valid
7 0,720 0,3 Valid
8 0,692 0,3 Valid
9 0,679 0,3 Valid
10 0,626 0,3 Valid
professional
1 0,783 0,3 Valid
2 0,735 0,3 Valid
3 0,821 0,3 Valid
4 0,804 0,3 Valid
5 0,654 0,3 Valid
6 0,79 0,3 Valid
7 0,721 0,3 Valid
Pertanggungjawaban
1 0,556 0,3 Valid
2 0,558 0,3 Valid
3 0,614 0,3 Valid
4 0,545 0,3 Valid
5 0,557 0,3 Valid
6 0,487 0,3 Valid
7 0,552 0,3 Valid
8 0,551 0,3 Valid
Kewajaran
1 0,563 0,3 Valid
2 0,530 0,3 Valid
3 0,640 0,3 Valid
58
4 0,554 0,3 Valid
5 0,380 0,3 Valid
6 0,630 0,3 Valid
7 0,430 0,3 Valid
8 0,399 0,3 Valid
9 0,417 0,3 Valid
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel r-hitung Indeks validitas Keterangan
Kinerja Karyawan
1 0,378 0,3 Valid
2 0,546 0,3 Valid
3 0,410 0,3 Valid
4 0,659 0,3 Valid
5 0,335 0,3 Valid
6 0,390 0,3 Valid
7 0,430 0,3 Valid
8 0,559 0,3 Valid
9 0,664 0,3 Valid
10 0,430 0,3 Valid
11 0,671 0,3 Valid
12 0,459 0,3 Valid
13 0,340 0,3 Valid
14 0,399 0,3 Valid
15 0,352 0,3 Valid
16 0,499 0,3 Valid
17 0,396 0,3 Valid
18 0,416 0,3 Valid
19 0,481 0,3 Valid
20 0,524 0,3 Valid
21 0,408 0,3 Valid
22 0,734 0,3 Valid
23 0,367 0,3 Valid
24 0,654 0,3 Valid
25 0,745 0,3 Valid
26 0,605 0,3 Valid
27 0,785 0,3 Valid
59
28 0,678 0,3 Valid
29 0,536 0,3 Valid
30 0,396 0,3 Valid
31 0,615 0,3 Valid
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini
teknik untuk menghitung indek reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s
Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,
dengan ketentuan, jika skore r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel
dan jika skore r Alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliable.
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah
instrumen. Reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara
konsisten memberikan hasil ukur yang sama tentang sesuatu yang diukur pada
waktu yang berlainan.
Disamping pengujian dengan hipotesa di atas, dengan menggunakan
metode alpha cronbach, maka batasan reliabilitas sebenarnya sudah ditentukan.
Batasan tersebut adalah:
Koefisien alpha mendekati 1 : Sangat baik
Koefisien alpha berada di atas angka 0,8 : Baik
Koefisien alpha berada di bawah 0,6 : Tidak baik/tidak reliabel
60
Berikut ini hasil uji reliabilitas variabel-variabel penelitian yang diolah
menggunakan SPSS.
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Cronbach’s
Alpha
Rule of
Thumb
Keterangan
Transparansi 0,827 0,6 Reliabel
Akuntabilitas 0,772 0,6 Reliabel
Professional 0,786 0,6 Reliabel
Pertanggungjawaban 0,725 0,6 Reliabel
Kewajaran 0,707 0,6 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,741 0,6 Reliabel
Sumber: Data Primer , Diolah Tahun 2011
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data
normal.2 Sebaran data dapat dikatakan normal apabila nilai sig > 0,05, dan
sebaliknya data tidak normal jika nilai sig < 0,05. Berdasarkan hasil uji
normalitas semua data mempunyai nilai sig lebih besar dari 0,05, sehingga
bisa disimpulkan bahwa sebaran data normal. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat keterangan dalam tabel.
2 Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. (Jakarta:Salemba
Humanika,2009), hal. 91.
61
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas variabel Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Transparansi Akuntabilitas Professional
Pertanggungja
waban Kewajaran
Kinerja
Karyawan
N 39 39 39 39 39 39
Normal Parametersa Mean 15.62 38.05 26.85 29.72 33.59 132.00
Std.
Deviation 2.943 4.763 3.588 2.883 2.908 11.005
Most Extreme Differences Absolute .143 .130 .085 .111 .170 .127
Positive .095 .120 .080 .111 .170 .075
Negative -.143 -.130 -.085 -.071 -.083 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .890 .811 .530 .694 1.062 .791
Asymp. Sig. (2-tailed) .407 .527 .942 .721 .209 .559
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2011
D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
a. Transparansi
Variabel Transparansi diukur melalui 4 pertanyaan dengan pilihan
jawaban skala ordinal (sangat mengetahui, mengetahui, ragu-ragu, tidak
tahu, sangat tidak mengetahui) kepada 39 responden. Berikut ini hasil
penskoran dari masing-masing item pertanyaan mengenai aspek
transparansi. Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai
terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 4 pertanyaan maka:
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
62
Nilai tertinggi skor variabel = 4 x 195 = 780
Nilai terendah skor variabel = 4 x 39 = 156
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel transparansi memiliki skor
variabel sebesar 609, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai
berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (708-156):3 = 208
Penilaian ; Tidak Baik :(156 - 363)
Sedang : (364 - 571)
Baik : (572 - 780)
Total skor untuk pertanyaan transparansi dengan 4 pertanyaan
adalah 609, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip transparansi di
Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
b. Akuntabilitas
Variabel akuntabilitas diukur melalui 10 pertanyaan dengan pilihan
jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak
setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing
item pertanyaan mengenai aspek akuntabilitas. Dengan nilai tertinggi setiap
butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 10
pertanyaan maka:
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
63
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
Nilai tertinggi skor variabel = 10 x 195 = 1950
Nilai terendah skor variabel = 10 x 39 = 390
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel akuntabilitas memiliki skor
variabel sebesar 1484, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai
berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (1950-390):3 = 520
Penilaian ; Tidak Baik :(390 - 910)
Sedang : (911 - 1430)
Baik : (1431 - 1950)
Total skor untuk pertanyaan akuntabilitas dengan 10 pertanyaan
adalah 1484, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip akuntabilitas di
Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
c. Professional
Variabel provessional diukur melalui 7 pertanyaan dengan pilihan
jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak
setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing
item pertanyaan mengenai aspek professional. Dengan nilai tertinggi setiap
butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 7
pertanyaan maka:
64
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
Nilai tertinggi skor variabel = 7 x 195 = 1365
Nilai terendah skor variabel = 7 x 39 = 273
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel professional memiliki skor
variabel sebesar 1047, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai
berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (1365-273):3 = 364
Penilaian ; Tidak Baik :(273 - 637)
Sedang : (638 - 1001)
Baik : (1002 - 1365)
Total skor untuk pertanyaan professional dengan 7 pertanyaan adalah
1047, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip professional di Bank
Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
d. Pertanggungjawaban
Variabel pertanggungjawaban diukur melalui 8 pertanyaan dengan
pilihan jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju,
sangat tidak setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari
masing-masing item pertanyaan mengenai aspek pertanggungjawaban.
65
Dengan nilai tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena
variabel ini terdiri dari 8 pertanyaan maka:
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
Nilai tertinggi skor variabel = 8 x 195 = 1560
Nilai terendah skor variabel = 8 x 39 = 312
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel pertanggungjawaban
memiliki skor variabel sebesar 1159, sehingga penilaian untuk variabel ini
adalah sebagai berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (1560-312):3 = 416
Penilaian ; Tidak Baik :(312 - 728)
Sedang : (729 - 1144)
Baik : (1145- 1560)
Total skor untuk pertanyaan pertanggungjawaban dengan 8
pertanyaan adalah 1159, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip
pertanggungjawaban di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
e. Kewajaran
Variabel Kewajaran diukur melalui 9 pertanyaan dengan pilihan
jawaban skala ordinal (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak
setuju) kepada 39 responden. Berikut ini hasil penskoran dari masing-masing
66
item pertanyaan mengenai aspek kewajaran. Dengan nilai tertinggi setiap
butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini terdiri dari 9
pertanyaan maka:
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
Nilai tertinggi skor variabel = 9 x 195 = 1755
Nilai terendah skor variabel = 9 x 39 = 351
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel kewajaran memiliki skor
variabel sebesar 1310, sehingga penilaian untuk variabel ini adalah sebagai
berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (1755-351):3 = 468
Penilaian ; Tidak Baik :(351 - 819)
Sedang : (820 - 1287)
Baik : (1288- 1755 )
Total skor untuk pertanyaan kewajaran dengan 9 pertanyaan
adalah 1310, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip kewajaran di
Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
f. Kinerja Karyawan
Variabel kinerja karyawan diukur melalui 31 pertanyaan dengan
pilihan jawaban skala ordinal. Berikut ini hasil penskoran dari masing-
67
masing item pertanyaan mengenai aspek kinerja karyawan. Dengan nilai
tertinggi setiap butir pertanyaan 5, dan nilai terendah 1. Karena variabel ini
terdiri dari 31 pertanyaan maka:
Nilai tertinggi setiap butir pertanyaan= 5 x 39 = 195
Nilai terendah setiap butir pertanyaan= 1 x 39 = 39
Nilai tertinggi skor variabel = 31 x 195 = 6045
Nilai terendah skor variabel = 31 x 39 = 1209
Penilaian variabel ini dibagi menjadi bagian yaitu: baik, sedang,
tidak baik,. Berdasarkan hasil penelitian variabel kinerja karyawan
memiliki skor variabel sebesar 5148, sehingga penilaian untuk variabel ini
adalah sebagai berikut:
Skor variabel teringgi – skor variabel terendah
3
= (6045 - 1209):3 = 1612
Penilaian ; Tidak Baik :(1612 - 2821)
Sedang : (2822 - 4433)
Baik : (4434- 6045)
Total skor untuk pertanyaan kinerja karyawan dengan 31
pertanyaan adalah 5148, ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan di
Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
68
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang Bogor
Terdapat dua jenis variabel bila dilihat berdasarkan hubungan/pengaruh antara
satu variabel dengan variabel lainnya, yaitu variabel dependen/terikat dan variabel
independen/bebas. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat menggunakan analisis regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Bank Muamalat Cabang
Bogor, berikut ini adalah hasil analisis regresi linear berganda dengan variabel
independen prinsip-prinsip GCG dan variabel dependen kinerja karyawan.
1. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Kinerja Bank Muamalat Cabang
Bogor
Dalam proses analisis data regresi berganda menggunakan SPSS, tabel
variabels entered/removed di bawah ini menunjukkan bahwa variabel bebas
yang digunakan dalam regresi adalah transparansi, akuntabilitas, professional,
pertanggungjawaban, dan kewajaran, sedangkan variabel terikatnya adalah
kinerja karyawan.
69
Tabel. 5.1
Variabels Entered/Removedb
Model Variabels Entered
Variabels
Removed Method
1 kewajaran, pertanggungjawaban, transparansi,
akuntabilitas, professionala
. Enter
a. All requested variabels entered.
B. Dependent variabel: kinerja karyawan
Selanjutnya untuk melihat apakah variabel bebas memiliki hubungan
dengan variabel terikat serta melihat seberapa besar variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat, maka dilihat melalui Tabel Model Summary.
Adapun untuk melihat bagaimana hubungan variabel bebas dan variabel terikat,
yaitu dengan melihat pedoman tingkat hubungan berikut ini.
Tabel 5.2
Pedoman Tingkat Hubungan Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang/Cukup Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal. 183
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat dilihat Tabel Model
Summary di bawah ini:
70
Tabel 5.3
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .964a .929 .918 3.154
A. Predictors: (constant), kewajaran, pertanggungjawaban,
transparansi, akuntabilitas, professional
Tabel menunjukkan korelasi (R) dan pengaruh (R2) variabel penelitian.
Pada R (0,964 / 96,4%) merupakan korelasi yang ditunjukkan antara variabel
bebas dan variabel terikat, yaitu korelasi yang sangat kuat. Kemudian Nilai R2
(0,929 / 92,9%) menunjukkan pengaruh transparansi, akuntabilitas,
professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran pada kinerja karyawan,
sisanya sekitar 7,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Selanjutnya adalah tabel anova, yaitu tabel yang menunjukkan apakah
variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel bebas. Caranya adalah
dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai sig < 0,05 maka Ho yang
menyebutkan bahwa “tidak ada pengaruh transparansi, akuntabilitas,
professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran terhadap kinerja karyawan”
ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian, tabel output annova yang dihasilkan
adalah sebagai berikut:
71
Tabel 5.4
Nilai sig dalam tabel output anova di atas adalah 0, sangat jelas bahwa
0 < 0,05, maka Ho yang menyebutkan bahwa “tidak ada pengaruh transparansi,
akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan kewajaran terhadap
kinerja karyawan” ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan
kewajaran pada kinerja karyawan.
Untuk dapat menentukan variabel mana yang mempengaruhi kinerja
karyawan dapat diketahui dengan melihat nilai sig pada pada tabel coeffisien
berikut ini:
Tabel 5.5
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4273.816 5 854.763 85.949 .000a
Residual 328.184 33 9.945
Total 4602.000 38
A. Predictors: (constant), kewajaran, pertanggungjawaban, transparansi, akuntabilitas,
professional
B. Dependent variabel: kinerja karyawan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 47.848 7.469 6.406 .000
Transparansi 1.138 .415 .304 2.739 .010
Akuntabilitas .600 .250 .260 2.403 .022
Professional 1.040 .385 .339 2.699 .011
Pertanggungjawaban -.061 .186 -.016 -.328 .745
Kewajaran .520 .254 .137 2.047 .049
A. Dependent variabel: kinerja karyawan
72
Pada tabel di atas transparansi, akuntabilitas, professional dan
kewajaran memiliki nilai signifikansi berturut turut 0,010 ; 0,022 ; 0,011; 0,49,
hal ini menunjukkan nilai signifikansi keempat variabel bebas lebih kecil dari
0,05. Ini artinya secara parsial transparansi, akuntabilitas, professional dan
kewajaran memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan bank. Sementara
variabel pertanggungjawaban memiliki nilai signifikansi sebesar 0,745 yang
nilainya lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa secara parsial tidak ada
pengaruh pertanggungjawaban terhadap kinerja karyawan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui variabel mana yang paling
berpengaruh terhadap kinerja karyawan, akan dilakukan perhitungan regresi
linear ulang sebagai pembuktian hipotesis parsial variabel bebas yang memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat.
2. Pengaruh Prinsip Transparansi terhadap Kinerja karyawan Bank
Muamalat Cabang Bogor
Sebelum melakukan regresi berganda perlu dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, semua item
pertanyaan dinyatakan valid. Berikut ini di sajikan hasil uji validitas dan
reliabilitas variabel penelitian.
73
Tabel 5.6
Hasil Uji Validitas variabel Transparansi
variabel
r-hitung Indeks
validitas
Keterangan
Transparansi
1 0,877 0,3 Valid
2 0,875 0,3 Valid
3 0,844 0,3 Valid
4 0,768 0,3 Valid
Tabel 5.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Transparansi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.827 5
Variabel Transparansi dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,827 , lebih besar daripada 0,6. Setelah semua data dinyatakan valid
dan reliable, selanjutnya dapat dilakukan regresi linear berganda. Dengan
melakukan regresi pada variabel transparansi dan variabel kinerja karyawan.
Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0:
Tabel 5.8
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .915a .837 .832 4.505
a. Predictors: (constant), transparansi
74
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat kuat antara prinsip transparansi dan kinerja karyawan
Bank Muamalat yaitu sebesar 91,5%, serta terdapat pengaruh antara prinsip
transparansi terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar
83,7%, sisanya sebesar 16,3 % di pengaruhi faktor lain.
3. Pengaruh Prinsip Akuntabilitas terhadap Kinerja karyawan Bank
Muamalat Cabang Bogor
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip akuntabilitas
secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda,
sebelumnya berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan
reliabilitas) variabel akuntabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan
valid untuk sepuluh item pertanyaan dan juga dinyatakan relibel.
Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas:
Tabel 5.9
variabel
r-hitung Indeks
validitas
Keterangan
Akuntabilitas
1 0,795 0,3 Valid
2 0,753 0,3 Valid
3 0,819 0,3 Valid
4 0,728 0,3 Valid
5 0,755 0,3 Valid
6 0,603 0,3 Valid
7 0,72 0,3 Valid
75
8 0,692 0,3 Valid
9 0,679 0,3 Valid
10 0,626 0,3 Valid
Tabel 5.10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.772 11
Setelah semua data dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya dapat
dilakukan regresi linear berganda. Dengan melakukan regresi pada kedua
variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0:
Tabel 5.11 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .911a .830 .825 4.604
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat kuat antara prinsip akuntabilitas dan kinerja karyawan
Bank Muamalat yaitu sebesar 91,1% serta terdapat pengaruh antara prinsip
akuntabilitas terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar
83%, sisanya sebesar 17 % di pengaruhi faktor lain.
76
4. Pengaruh Prinsip Professional terhadap Kinerja karyawan Bank
Muamalat Cabang Bogor
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip professional secara
parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda, sebelumnya
berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) variabel
professional. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan valid untuk tujuh
item pertanyaan dan juga dinyatakan relibel.
Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji validitas:
Tabel 5.12
Hasil Uji Validitas Variabel Professional
variabel
r-
hitung
Indeks
validitas
Keterangan
professional
1 0,783 0,3 Valid
2 0,735 0,3 Valid
3 0,821 0,3 Valid
4 0,804 0,3 Valid
5 0,654 0,3 Valid
6 0,79 0,3 Valid
7 0,721 0,3 Valid
Tabel 5.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Professional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.786 8
77
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip
professional secara parsial terhadap kinerja karyawan, dengan melakukan
regresi pada kedua variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan
SPSS 17.0:
Tabel 5.14
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat kuat antara prinsip professional dan kinerja karyawan
Bank Muamalat yaitu sebesar 93,4% serta terdapat pengaruh antara prinsip
profesional terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar
87,2%, sisanya sebesar 12,8 % % di pengaruhi faktor lain.
5. Pengaruh Prinsip Kewajaran terhadap Kinerja karyawan Bank Muamalat
Cabang Bogor
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip kewajaran secara
parsial terhadap kinerja karyawan dengan analisis regresi berganda, sebelumnya
berikut ini disajikan hasil uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) variabel
kewajaran. Berdasarkan hasil uji validitas, dinyatatakan valid untuk tujuh item
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .934a .872 .869 3.989
a. Predictors: (Constant),
PROFESSIONAL
78
pertanyaan dan juga dinyatakan relibel. Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji
validitas:
Tabel 5.15
Hasil Uji Validitas Variabel Kewajaran
variabel
r-hitung Indeks
validitas
Keterangan
Kewajaran
1 0,563 0,3 Valid
2 0,53 0,3 Valid
3 0,64 0,3 Valid
4 0,554 0,3 Valid
5 0,38 0,3 Valid
6 0,63 0,3 Valid
7 0,43 0,3 Valid
Tabel 5.16
Hasil Uji Relibialitas Variabel Kewajaran
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prinsip
kewajaran secara parsial terhadap kinerja karyawan, dengan melakukan regresi
pada kedua variabel tersebut. Berikut ini hasil pengolahan data dengan SPSS
17.0:
Tabel 5.17
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .731a .534 .522 7.611
a. Predictors: (Constant), KEWAJARAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.707 10
79
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara prinsip kewajaran dan kinerja karyawan Bank
Muamalat yaitu sebesar 7,31% serta terdapat pengaruh antara prinsip
kewajaran terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 53,4%,
sisanya sebesar 46,6 % % di pengaruhi faktor lain.
Selain menguji ada atau tidaknya pengaruh prinsip-prinsip GCG secara
parsial terhadap kinerja karyawan, dari hasil penelitian ini kita juga dapat
mencari tahu bagaimana hubungan kinerja karyawan dengan informasi umum
yang didapat dari semua responden, misalnya hubungan jenis kelamin, tingkat
pendidikan terakhir, posisi jabatan, lama bekerja di Bank Muamalat Cabang
Bogor dan lama bekerja diperusahaan lain terhadap kinerja karyawan.
Yang pertama, mencari tahu apakan ada pengaruh jenis kelamin terhadap
kinerja karyawan. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa
jumlah karyawan berjenis kelamin laki-laki adalah 23 responden dan 16
responden berjenis kelamin perempuan. Untuk itu, dilakukan regesi antara
variabel jenis kelamin dengan kinerja karyawan. Dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan:
Tabel 5.18 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .043a .002 -.025 11.142
a. Predictors: (Constant), Jenis Kelamin
80
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat rendah antara jenis kelamin dan kinerja karyawan Bank
Muamalat yaitu sebesar 4,3%. Sedangkan berdasarkan tabel annova berikut ini
membuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh
antara jenis kelamin terhadap kinerja karyawan, karena nilai signifikansi pada
tabel anova bernilai lebih besar dari 0,05. Sehingga jelas tidak ada pengaruh
anta antara jenis kelamin terhadap kinerja karyawan.
Tabel 5.19
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 8.584 1 8.584 .069 .794a
Residual 4593.416 37 124.146
Total 4602.000 38
a. Predictors: (Constant), Jenis Kelamin
b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
Selanjutnya telah dicoba untuk melakukan tabulasi silang antara variabel jenis
kelamin, jabatan karyawan dengan keseuaian pekerjaan dengan minat, berikut ini
adalah hasil tabulasi silang tersebut:
Grafik 5.1
Hasil Tabulasi Silang Kesesuaian Pekerjaan Dengan Minat Untuk Jenis Kelamin
Laki-Laki Berdasarkan Jabatan Karyawan
81
Grafik 5.2
Hasil Tabulasi Silang Kesesuaian Pekerjaan Dengan Minat Untuk Jenis Kelamin Penempuan
Berdasarkan Jabatan Karyawan
Dari grafik di dapatkan informasi mengenai kesesuaian minat dengan
82
pekerjaan saat ini. Pendapat responden yang sangat setuju terhadap pernyataan
adanya kesusaian pekerjaan dengan minat berjumlah 18 orang terdiri dari: 9
orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Sementara yang menyatakan setuju
dengan adanya kesesuaian minat dengan pekerjaan berjumlah 20 orang terdiri
dari: jenis kelamin laki-laki adalah 13 orang dan perermpuan sebanyak 7 orang.
Sementara yang menyatakan netral terhadap pernyataan tersebut ada 1 orang.
Ini menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian penempatan karyawan dengan
posisi karyawan.
Selanjutnya dicoba untuk melakukan tabulasi silang antara variabel
pengalaman kerja di perusahaan lain, dengan kesesuaian dengan kemampuan
untuk menciptakan/ merancang produk baru untuk perusahaan, berikut ini
adalah hasil tabulasi silang tersebut:
Grafik 5.3
Hasil Tabulasi Silang Kemampuan Merancang Produk Baru Dengan Pengalaman
Dari grafik diperoleh informasi bahwa intensitas karyawan yang memiliki
pengalaman kerja 9 orang selalu memberikan masukan sebagai rancangan
83
produk baru, yang sering memberikan masukan poositif untuk rancangan
produk baru berjumlah 6 orang, dan yang jarang ada 3 orang.
Selanjutnya mencari tahu apakan ada pengaruh tingkat pendidikan
terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian menunjukkan:
Tabel 5.20
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat rendah antara tingkat pendidikan terakhir dan kinerja
karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 4,4%. Sedangkan berdasarkan tabel
annova berikut ini membuktikan bahwa hipotesis yang mengatakan bahwa tidak
ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan, karena nilai
signifikansi pada tabel anova bernilai lebih besar dari 0,05. Sehingga jelas tidak
ada pengaruh antaratingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan.
Tabel 5.21
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .044a .002 -.025 11.142
a. Predictors: (Constant), Pendidikan terakhir
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.028 1 9.028 .073 .789a
Residual 4592.972 37 124.134
Total 4602.000 38
a. Predictors: (Constant), Pendidikan terakhir
b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
84
Kemudian bisa juga diketahui mengenai bagaimana hubungan dan
pengaruh posisi jabatan karyaawan terhadap kinerja karyawan. Dari hasil
penelitian menunjukkan:
Tabel 5.22
Berdasarkan tabel annova berikut ini membuktikan bahwa hipotesis yang
mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara jabatan karyawan terhadap
kinerja karyawan (Ho) ditolak, karena nilai signifikansi pada tabel anova
bernilai lebih kecil dari 0,05. Sehingga terdapat pengaruh antara jabatan
karyawan terhadap kinerja karyawan. Adapun nilai besaran pengaruhnya dapat
dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 5. 23 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .579a .335 .317 9.093
a. Predictors: (Constant), Jabatan Karyawan
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang cukup kuat (sedang) antara jabatan karyawan dan kinerja
karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 57,9% dan jabatan karyawan memiliki
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1542.518 1 1542.518 18.655 .000a
Residual 3059.482 37 82.689
Total 4602.000 38
a. Predictors: (Constant), Jabatan Karyawan
b. Dependent Variabel: kINERJA KARYAWAN
85
pengaruh 33,5% terhadap kinerja karyawan.
B. Analisis Pengaruh Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Aspek Penilaian Kinerja Karyawan di Bank Muamalat Cabang
Bogor
Dalam Bab tiga telah dijelaskan mengenai definisi operasional variabel,
dapat dilihat bahwa variabel kinerja karyawan terbagi dalam beberapa aspek.
Berikut ini akan di bahas mengenai hubungan dan pengaruh antara prinsip-
prinsip GCG terhadap berbagai aspek penilaian kinerja karyawan, dan juga untuk
memperoleh informasi mengenai aspek kinerja karyawan mana yang paling besar
dipengaruhi oleh prinsip-prinsip GCG.Berikut ini akan dibahas satu persatu
mengenai hubungan dan pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap berbagai
aspek penilaian kinerja karyawan.
1. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Personal Quality
Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek personal Quality
digunakan sepuluh pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 15 sampai 21
dan 29 – 31. Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG
sebagai variabel bebas dan aspek personal quality sebagai variabel bebas.
86
Tabel 5.24
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 407.226 5 81.445 22.057 .000a
Residual 121.851 33 3.692
Total 529.077 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
b. Dependent Variabel: personal quality
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek
personal quality.
Tabel 5.25
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .877a .770 .735 1.922
A. Predictors: (constant), kewajaran, pertanggungjawaban,
transparansi, akuntabilitas, professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel
bebas dan variabel terikat yaitu sebesar 87,7% yang menunjukkan bahwa
hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 77%. Dan sisanya
sebesar 23% dipengaruhi faktor lainnya.
2. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Dependability Karyawan
Bank Muamalat Cabang Bogor
87
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek dependability
digunakan tiga pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 6 samapai 8. Berikut
ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel
bebas dan aspek dependability sebagai variabel bebas.
Tabel 5.26
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 26.991 5 5.398 11.146 .000a
Residual 15.983 33 .484
Total 42.974 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
b. Dependent Variabel: dependability
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek
dependability.
Tabel 5.27 Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .793a .628 .572 .696
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi,
Akuntabilitas, Professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebesar 79,3% yang menunjukkan bahwa
hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 62,8%. Dan sisanya
88
sebesar 37,2% dipengaruhi faktor lainnya.
3. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Quality of Work
Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Quality of Work
digunakan dua pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 1 samapai 2. Berikut
ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel
bebas dan aspek quality of work sebagai variabel bebas.
Tabel 5.28 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 18.145 5 3.629 6.326 .000a
Residual 18.932 33 .574
Total 37.077 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
b. Dependent Variabel: quality of work
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek quality
of work .
Tabel 5.29
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .700a .489 .412 .757
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban,
Transparansi, Akuntabilitas, Professional
89
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebesar 70% yang menunjukkan bahwa
hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 48,9%. Dan sisanya
sebesar 51,1% dipengaruhi faktor lainnya.
4. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Job Knowladge
Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Job Knowladge
digunakan enam pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 9 samapai 14.
Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai
variabel bebas dan aspek Job Knowladge sebagai variabel bebas.
Tabel 5.30
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 180.751 5 36.150 14.701 .000a
Residual 81.146 33 2.459
Total 261.897 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas,
Professional
b. Dependent Variabel: job knowledge
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek Job
Knowladge.
90
Tabel 5.31
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .831a .690 .643 1.568
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban,
Transparansi, Akuntabilitas, Professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebesar 83,1% yang menunjukkan bahwa
hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 69%. Dan sisanya
sebesar 31% dipengaruhi faktor lainnya.
5. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Cooperation (Kerja
Sama) Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Cooperation
digunakan tiga pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 3 samapai 5. Berikut
ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai variabel
bebas dan aspek Cooperation sebagai variabel bebas.
Tabel 5.32
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 38.804 5 7.761 6.058 .000a
Residual 42.273 33 1.281
Total 81.077 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas,
Professional
b. Dependent Variabel: cooperation
91
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek
Cooperation.
Tabel 5.33
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .692a .479 .400 1.132
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban,
Transparansi, Akuntabilitas, Professional
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebesar 69,2% yang menunjukkan bahwa
hubungannya kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 47,9%. Dan sisanya
sebesar 52,1% dipengaruhi faktor lainnya.
6. Pengaruh Prinsip-prinsip GCG terhadap Aspek Kreativitas Karyawan
Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
Dalam penilaian kinerja karyawan untuk aspek Kreativitas Karyawan
digunakan tujuh pertanyaan pada butir pertanyaan nomor 22 samapai 28.
Berikut ini hasil regresi berganda dengan prinsip-prinsip GCG sebagai
variabel bebas dan aspek kreativitas sebagai variabel bebas.
92
Tabel 5.34 ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 338.324 5 67.665 22.017 .000a
Residual 101.420 33 3.073
Total 439.744 38
a. Predictors: (Constant), Kewajaran, Pertanggungjawaban, Transparansi, Akuntabilitas, Professional
b. Dependent Variabel: kreativitas
Berdasarkan tabel di atas , diperoleh informasi mengenai pembuktian
signifikansi yang nilainya lebih kecil dari 0,05, sehingga mengandung arti
bahwa terdapat pengaruh antara prinsip-prinsip GCG terhadap aspek
kreativitas karyawan.
Tabel 5.35
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .877a .769 .734 1.753
a. Predictors: (Constant), KEWAJARAN,
PERTANGGUNGJAWABAN, tRANSPARANSI,
AKUNTABILITAS, PROFESSIONAL
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan adanya hubungan variabel bebas
dan variabel terikat yaitu sebesar 87,7% yang menunjukkan bahwa
hubungannya sangat kuat. Dan memiliki pengaruh sebesar 76,9%. Dan
sisanya sebesar 23,1% dipengaruhi faktor lainnya.
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah adalah untuk
mengetahui sejauh mana penerapan prinsip-prinsip good corporate governance
(GCG) dalam manajemen Sumber daya manusia (SDM) dan melihat pengaruhnya
terhadap kinerja karyawan. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam
penelitian ini berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009,
yaitu prinsip transparansi, akuntabilitas, professional, pertanggungjawaban, dan
kewajaran. Berikut ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
a. Penerapan prinsip transparansi dalam manjemen sumber daya manusia di
Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan
transparansi dengan 4 pertanyaan adalah 609, ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan prinsip transparansi di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki
nilai Baik.
b. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam manjemen sumber daya manusia di
Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan
akuntabilitas dengan 10 pertanyaan adalah 1484, ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan prinsip akuntabilitas di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki
nilai Baik.
94
c. Penerapan prinsip professional dalam manjemen sumber daya manusia di
Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan
professional dengan 7 pertanyaan adalah 1047, ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan prinsip professional di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki
nilai Baik.
d. Penerapan prinsip pertanggungjawaban dalam manjemen sumber daya
manusia di Bank Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk
pertanyaan pertanggungjawaban dengan 8 pertanyaan adalah 1159, ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip pertanggungjawaban di Bank
Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai Baik.
e. Penerapan prinsip kewajaran dalam manjemen sumber daya manusia di Bank
Muamalat cabang Bogor mendapat skor total untuk pertanyaan kewajaran
dengan 9 pertanyaan adalah 1310, ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
prinsip kewajaran di Bank Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
f. Dan jika dinilai tingkat kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor
mendapat skor total untuk pertanyaan kinerja karyawan dengan 31
pertanyaan adalah 5148, ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan di Bank
Muamalat Cabang Bogor memiliki nilai baik.
Selanjutnya menilai hubungan dan pengaruh prinsip GCG terhadap kinerja
karyawan jika di terapkan secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 92,9%,
dan berikut ini rincian dari masing-masing variabel:
95
a. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara penerapan prinsip transparansi
dan kinerja karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar 91,5%,
dan adanya pengaruh penerapan prinsip transparansi terhadap kinerja
karyawan yaitu sebesar 83,7%, sisanya sebesar 16,3 % di pengaruhi faktor
lain.
b. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip akuntabilitas dan kinerja
karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 91,1% serta terdapat pengaruh antara
prinsip akuntabilitas terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu
sebesar 83%, sisanya sebesar 17 % di pengaruhi faktor lain.
c. terdapat hubungan yang sangat kuat antara prinsip professional dan kinerja
karyawan Bank Muamalat yaitu sebesar 93,4% serta terdapat pengaruh antara
prinsip professional terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu
sebesar 87,2%, sisanya sebesar 12,8 % % di pengaruhi faktor lain.
d. Terdapat hubungan yang kuat antara prinsip kewajaran dan kinerja karyawan
Bank Muamalat yaitu sebesar 73,1% serta terdapat pengaruh antara prinsip
kewajaran terhadap kinerja Bank Muamalat Cabang Bogor yaitu sebesar
53,4%, sisanya sebesar 46,6 % % di pengaruhi faktor lain.
Berdasarkan rincian di atas variabel yang paling kuat hubungannya terhadap
kinerja karyawan Bank Muamalat cabang Bogor adalah penerapan prinsip
professional, sementara variabel yang secara parsial paling berpengaruh
96
terhadap Kinerja Karyawan Bank Muamalat Cabang Bogor adalah penerapan
prinsip professional.
B. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu, lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan wawancara kepada responden karena sekitar 40%
dari total karyawan tersebar di kantor kas, sehingga membutuhkan waktu untuk
tetap dapat mendapatkan hasil wawancara dengan para responden tersebut.
C. Saran
Berdasarkan hasil ini, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen Sumber Daya
Manusia di Bank Muamalat Cabang Bogor, untuk lebih meningkatkan kinerja
karyawan. Sehingga nantinya dapat memiliki sumber daya manusia yang betul-
betul konsisten dengan penuh professional untuk mengembangkan perusahaan
secara khusus dan ekonomi islam secara umum.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan penelitian
bukan hanya pada manajemen SDM , sehingga dapat dijadikan referensi bagi
pihak terkait untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh, baik untuk pihak
perusahaan, peneliti lain, dan pihak lain yang juga tertarik untuk lebih
memahami lebih jauh mengenai implikasi baik langsung maupun tidak
langsung dari penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governanace.
99
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya
Agustianto, GCG Bank Syariah dan Peran DEwan Pengwas Syariah, Artikel ini
dimuat di Seputar Indonesia Edisi Minggu, 31 Oktober 2010: Berita
Industri Syariah diakses pada tanggal 22 januari 2011 dari
www.muamalatbank.com/index.php/home/news.
Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Harian Umum Pelita edisi
Sabtu 16 oktober 2010.
Agustianto. Bank Syariah dan Good Corporate Governance, Artikel di akses pada
tanggal 23 Mei 2011 dari
http://ekonomiislami.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-
corporate.html
Bey Arifin, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol. 2 No. 1 tahun
2005.
Chapra, M. Umer dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan
Syariah. Diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Basri. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008).
Dusuki, Asyraf wajdi. Corporate Governance and Stakeholder Management: an
Islamic Approach. Dalam Mal an Abdullah. Corporate Governance
Perbankan Syariah di Indonesia.
Erlina dan Sri Mulyani, Metode Penelitian Bisnis, (Medan: USU Press, 2007).
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen. (Bandung : Rosda Karya, 1999.
Human Resourches Highlight (Ikhtisar Sumber Daya Manusiat), sumber diakses pada
tanggal 28 Maret 2011 dari
http://www.muamalatbank.com/assets/cd/p03/07.html
Iqbal, Z. dan A. Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam Teori dan Praktik.
Diterjemahkan oleh A.K.Anwar. (Jakarta: Kencana, 2008).
100
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009).
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanve, Pedoman Good Corporate
Governance Perbankan Indonesia, Januari 2004.
Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan 2009 Bank Muamalat.
Mal an Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2010).
Muh. Arief Effendi, The Power of Good Corporate Governance Teori dan
Implementasi. (Jakarta: Salemba Empat, 2009).
Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisikedua.
( Yokyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN, 1997.
Nienhaus,V. Corporate Governance in Islamic Banks. Dalam T. Khan dan D.
Muljawan (ed.), Islamic Financial Architecture: Risk Management and
Financial Stability. (Jeddah: IRTI,2006)
Nindyo Pramono,, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, (Bandung : Citra Aditya
bakti, 2006.
Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.
(Jakarta:Salemba Humanika,2009),
Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Prawirosentono, Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan. (Yogyakarta: BPFE,1999).
Pontas R. Siahaan dalam workshop Good Corporate Governance bagi karyawan
Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah bidang Perekonomian di
Pusdiklat Pengawasan BPKP, Gadog, Bogor (18-20 Agustus, 2004)
artikel diakses pada tanggal 19 oktober 2010 dari
http://www.bpkp.go.id/unit/perekonomian/GCG.pdf.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: fakultas Psikologi UGM, 1994).
101
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar
Maju, 2001),1 ,Mengindentifikasi dan Mengukur Kinerja Karyawan,
Artikel ini diakses pada tanggal 22 Januari 2011 dari
http://artikelsdm.blogspot.com/2009/09/peranan-sumber-daya-manusia-
bagi.html.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan kesepuluh, (Bandung: CV. Alfabeta,
2007.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS 2010.
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
kedua. (Jakarta: Penerbit Balai Pustaka, 1997).
Tim Wahana Komputer, Panduan Aplikatif dan Solusi Mengolah data Statistik Hasil
penelitian dengan SPSS 17. (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010).
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan
penjelasannya.
ORGANIZATIONAL STRUCTURE
BOGOR BRANCH
Risk Management
Head
Internal Audit
Division Head
Remedial
Division
Head
Branch
Manager
Area
Manager
Operation
Manager
NOD Head
Resident
Auditor
Financing
Risk
Account
Manager
RM
Financing
RM
Funding
Teller
Customer
Service
Umum,
Sarana&logistic,
operator, Driver
security, OB
Legal, Administrasi,
Taksasi&CI, Reviewer
Kord. Staff
Pelayanan dan HT Koord. Staf Back Office,
pelaporan, dan Pembiayaan
Koord. Staff Unit
Support Pembiayaan
Sundries, pelaporan,
operasional pembiayaan Personalia
SA
Personalia