skripsi - eprints.uns.ac.id · melalui model pembelajaran inkuiri siswa kelas iii sd negeri ......
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SDN 02
LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2009 / 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
MULYANI DWI ASTUTI
X7105011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SD
NEGERI 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN 2009/2010.
Nama : Mulyani Dwi Astuti
NIM : X7105011
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 27 Januari 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing 1
Drs. Suharno,M.Pd NIP. 19521129 198003 1 001
Pembimbing II
Dra. Kartono, M.Pd NIP 19540102 197703 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN Skripsi dengan judul:
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa
Kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar Tahun
2009/2010.
Oleh:
Nama ; Mulyani Dwi Astuti
Nim : X7105011
Telah dipertahankan dengan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 31 Maret 2011
Tim Penguji :
Nama Terang : Tanda Tangan
Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd ………………
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd ………………
Anggota I : Drs. Suharno, M.Pd ………………
Anggota II : Drs. Kartono, M.Pd ………………
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. H. Furqon Hadayatullah, M.Pd
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Mulyani Dwi Astuti, NIM X7105011. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KELAS III SDN 02 LEMAHBANG JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN 2009/2010. Universitas Sebelas Maret 2010. Penelitihan Tindakan Kelas pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran 2009/2010. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010.
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang Jumapolo Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berisi empat tahapan, dimulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Empat tahap tersebut membentuk siklus. Penelitian ini menggunakan tiga siklus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi,tes hasil belajar, lembar observasi. Tehnik analisis data menggunakan Model Analisis Interaksi. Hasil Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 02 Lemahbang, dapat dilihat dengan persentasi siswa yang mendapat nilai ketuntasan belajar terus meningkat dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa adalah 6 anak atau 27,27%, pada siklus II ketuntasan belajar siswa 11 atau 50% dan siklus ke III mengalami perningkatan yang cukup, menjadi 18 anak atau 81,81% dari 22 anak, yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar. Serta pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas tiga dalam proses belajar IPA, hal ini terbukti pada siklus I persentasi siswa aktif dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan mencapai 68,18%, siklus II 63,63%, siklus III 80,81%. Persentasi keurutan langkah-langkah melakukan percobaan siklus I 77,27%, siklus II 77,27%, dan siklus III 95,45%. Persentasi aktifitas dalam melakukan percobaan siklus I 50%, siklus II 72,72%, dan siklus III 77,27%. Persentasi kerjasama dalam diskusi siklus I 77,27%, siklus II 81,81%, siklus III 86,36%. Sedangkan persentasi dalam menyimpulkan akhir, siklus I 72,73%, siklus II 86,86 % dan siklus III adalah 90,90 %. Kata-kata kunci: Prestasi Belajar IPA, Model Pembelajaran Inkuiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Mulyani Dwi Astuti, NIM X7105011. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SISWA KE III SDN 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (A Classroom Action Research). Skripsi: The Faculty of Teacher Training And Education. The Sebelas Maret University Surakarta 2010.
The aim of this: Research was to know whether by using the Learning Mode of Inkuiri could increase the studying IPA achievement the class student of III SD Negeri 02 Lemahbang Jumapolo Karanganyar.
This research used the Classroom Action Research that contained four stages, was begun from action planning, the implementation of the action, observation and the reflection. Four stages formed the cycle. This research used three cycles. Technically the data collection in this research was the documentation, the results test studied, the sheet of observation. Technically the analysis of the data used the Analisis Model of the Interaction.
Results of this research of the class action could be concluded: By using the Learning Mode of Inkuiri could increase the studying IPA achievement the class student of III SD Negeri 02 Lemahbang, could in saw with persentation the student who received the studying value of the completeness continued to increase from the cycle I to III. In the cycle I the studying completeness of the student was 6 children or 27.27%, in the cycle II the completeness studied the student 11 or 50% and the cycle to III experienced improve that was enough, to 18 children or 81.81% from 22 children, who got the studying value of the completeness. As well as Learning Mode of Inkuiri could increase the activity of Grade III in learning of IPA, that is can see in cycle I the student presentation activity to riady of tools to try get 68.18%, cycle II to 63.63%, cycle III 80.80%. The folowing steps to try in cycle I 72.72%, cycle II 77.27% and cycle III 95.45%. The activity presentation that trying cycle I 50%, cycle II 72.72% and cycle III 77.27%. Together presentation in discussion of cycle I 77.27%, cycle II 81.81%, cycle III 86.36%. The presentation at last conclud in cycle I was 72.73%, cycle II was 86.86% and cycle III was 90.90%.
Key word: The Learning Prestation of IPA, Learning Mode of Inkuiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah
telah membekali manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar
manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan Ilmu dan
teknologi untuk kepentingan kemaslahatan manusia.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu apa pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan daya nalar
agar kamu bersyukur. (QS AL_Nahl 16 : 78)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan suatu Karya ini sebagai wujud
Syukur, Cinta, Kasih Sayang dan terima kasihku
kepada:
1. Ayah dari kedua ananda Aved dan Ditya yang
senantiasa mendampingi.
2. Ayah dan Bunda yang selalu Mendoakan dan
memberi dukungan dan motivasi.
3. Handai taulan seperjuangan setanah Air yang
selalu mencintai Negeri ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dan
kesulitan yang kami alami dalam penulisan skripsi ini, namun dengan motivasi, dan
berkat bantuan dari pendukung semua pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang
timbul dapat teratasi. Dengan ini, atas semua bentuk motivasi dan bantuannya
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H M, Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Yang telah memberikan
izin Penelitian
2. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Pendidikan Sekolah Dasar Yang telah
memberi izin penulisan skripsi.
3. Drs. Suharno, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang sepenuh hati memberi
bimbingan, dukungan dan motivasi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang tulus dan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis.
5. Bapak Slamet Riyadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 02 Lemahbang yang
selalu memberikan Motivasi.
6. Berbagai pihak handai taulan yang selalu mendoakan dan memberi motivasi.
Semoga amal kebaikan mereka mendapatkan balasan dan imbalan dari
Allah SWT.
Surakarta, 29 April 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................. i
PERSETUJUAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................. v
MOTTO ............................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
DAFTAR FOTO ............................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 5
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................ 5
D. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN ................................. 5
BAB II : LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ...................................... 7
a. Pengertian Prestasi ......................................................... 7
b. Pengertian Belajar ......................................................... 7
c. Pengertian Prestasi Belajar.............................................. 9
2. Tinjauan Tentang IPA .......................................................... 10
a. Pengertian tentang IPA .................................................. 10
b. Tujuan IPA di SD ........................................................... 11
c. Ruang Lingkup IPA di SD ............................................. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
d. Tujuan IPA di kelas III ................................................... 12
e. Fungsi Pelajaran IPA di SD ........................................... 13
3. Pengertian tentang Pembelajaran Inkuiri ............................. 13
a. Pengertian Pembelajaran ............................................... 13
b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri .................................... 16
c. Tujuan Pembelajaran Inkuiri ......................................... 17
d. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri .......................... 17
e. Keunggulan Pembelajaran Inkuiri ................................. 18
f. Kekurangan Pembelajaran Inkuiri ................................. 19
g. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Inkuiri ............ 19
h. Peran Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri .. 19
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ................................ 19
C. KERANGKA BERPIKIR .......................................................... 21
D. HIPOTESIS ............................................................................. 21
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 22
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .................................. 22
B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN ............................. 22
C. SUMBER DATA ....................................................................... 23
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .......................................... 23
E. VALIDITAS DATA .................................................................... 23
F. ANALISIS DATA ...................................................................... 24
G. PROSEDUR PENELITIAN ....................................................... 25
H. INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN .............................. 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN .................................................................... 28
A. . DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ....................................... 28
1.Tinjauan Historis SDN 02 Lemahbang ................................... 28
2. Letak Geografis SDN 02 Lemahbang ................................... 28
3. Keadaan Personil SDN 02 Lemahbang ................................. 29
4. Keadaan siswa SDN 02 Lemahbang ..................................... 30
5. Sarana dan prasarana SDN 02 Lemahbang .......................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. DESKRIPSI KONDISI AWAL ............................................... 31
C. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN ..................... 32
1. Tindakan Siklus I ................................................................ 32
a. Perencanaan Tindakan ................................................... 32
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 33
c. Observasi ................................................................. 36
d. Refleksi ................................................................... 37
2. Tindakan Siklus II ............................................................... 49
a. Perencnaan Tindakan .................................................... 40
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 40
c. Observasi ...................................................................... 43
d. Refleksi ......................................................................... 43
3. Tindakan Siklus III .............................................................. 45
a. Perencanaan Tindakan................................................... 45
b. Pelaksanaan Tindakan .................................................. 46
c. Observasi ...................................................................... 48
d. Refleksi ...................................................................... 59
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................. 51
BAB V : SIMPULAN, IMPLIKSASI DAN SARAN ................................... 61
A. Simpulan ............................................................................. 61
B. Implikasi ............................................................................. 61
C. Saran ............................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Kerangka Berpikir .................................................................... 21
2. Gambar 2. Model Analisis Interaktif ....................................................... 24
3. Gambar 3. Rencana Siklus ........................................................................ 26
4. Gambar 4. Bagan Personil SD Negeri 02 Lemahbang ............................. 39
5. Gambar 5. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sebelum Tindakan ... 52
6. Gambar 6. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus I ................. 53
7. Gambar 7. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA sesudah tindakan
siklus I .................................................................................... 54
8. Gambar 8. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus II ................. 54
9. Gambar 9. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sesudah Tindakan .
Siklus II .................................................................................... 55
10. Gambar 10. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa Siklus III .............. 56
11. Gambar 11. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA Sesudah Tindakan
Siklus III .................................................................................... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Daftar Nilai Ulangan Harian IPA sebelum tindakan ................... 31
2. Tabel 2 Daftar frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan .......... 32
3. Tabel 3 Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-1 ................................ 34
4. Tabel 4 Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-1 ............................... 34
5. Tabel 5 Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-2 ............................... 36
6. Tabel 6 Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-2 .............................. 36
7. Tabel 7 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-1 ....................... 38
8. Tabel 8 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-2 ..................... 39
9. Tabel 9 Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-1 .............................. 41
10. Tabel 10 Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-1 ........................... 41
11. Tabel 11Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-2 ............................. 43
12. Tabel 12 Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-2 ........................... 43
13. Tabel 13 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-1 ................... 44
14. Tabel 14 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-2 ................... 45
15. Tabel 15 Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-1 ......................... 47
16. Tabel 16 Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-1 ......................... 47
17. Tabel 17 Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-2 ........................... 48
18. Tabel 18 Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-2 .......................... 48
19. Tabel 19 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-1 ................. 59
20. Tabel 20 Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-2 .................. 50
21. Tabel 21 Daftal Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan ......................... 52
22. Tabel 22 Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan ......... 52
23. Tabel 23 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus I ................................... 53
24. Tabel 24 Daftar Frekuensi Nilai IPA siklus I ........................................... 53
25. Tabel 25 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus II .................................. 54
26. Tabel 26 Data Frekuensi Nilai IPA siklus II ............................................ 55
27. Tabel 27 Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus III ................................ 55
28. Tabel 28 Data Frekuensi Nilai IPA siklus III ........................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
29. Tabel 29 Nilai Rata-rata Kelas sebelum dan sesudah tindakan siklus I. .. 57
30. Tabel 30 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus I .... 57
31. Tabel 31 Nilai Rata-rata Kelas sebelum dan sesudah tindakan siklus II ... 58
32. Tabel 32 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus II ... 58
33. Tabel 33 Nilai Rata-rata Kelas sebelum dan sesudah tindakan siklus III .. 59
34. Tabel 34 Persentasi Nilai > 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus III . 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 65
2. Lampiran 2 Skenario Perbaikan ................................................................. 94
3. Lampiran 3 Modul IPA ................................................................. 101
4. Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa .......................................................... 109
5. Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 116
6. Lampiran 6 Soal Evaluasi ................................................................. 121
7. Lampiran 7 Daftar Nilai ................................................................. 125
8. Lampiran 8 Perhitungan Nilai ................................................................. 130
9. Lampiran 9 Observasi ................................................................. 134
10. Lampiran 10 Silabus ................................................................. 140
11. Lampiran 11 Foto Kegiatan ................................................................. 145
12. Lampiran 12 Jadwal Pelaksanaan .............................................................. 151
13. Lampiran 13 Perizinan ................................................................. 152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR FOTO
1. Foto 1 dan 2 Siklus I pertemuan 1 ..................................................... 145
2. Foto 3 dan 4 Siklus I pertemuan 2 ..................................................... 146
3. Foto 5 dan 6 Siklus II pertemuan 1 ..................................................... 147
4. Foto 7 dan 8 Siklus II pertemuan 2 ..................................................... 148
5. Foto 9 dan 10 Siklus III pertemuan 1 ................................................... 149
6. Foto 11 dan 12 Siklus III pertemuan 2 ................................................. 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Sains atau Ilmu Pengetahuan IPA merupakan pendidikan
bidang studi dengan alam semesta serta segala proses yang terjadi di dalamnya
sebagai objeknya. Oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan alam erat
kaitannya dengan perkembangan teknologi, maka pendidikan ilmu pengetahuan
alam berkaitan pula dengan perkembangan teknologi serta manfaatnya bagi
masyarakat. Melalui pendidikan ilmu pengetahuan alam diharapkan peserta didik
memahami proses dan produk sains, nilai sain, memiliki sikap ilmiah, masalah
lingkungannya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis untuk mengalami fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
proses penemuan, memiliki sikap ilmiah. IPA hakekatnya merupakan suatu cara
untuk memecahkan masalah dengan prosedur tertentu mengenai gejala-gejala
alam dalam memahami gejala itu.
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) seperti yang diamanatkan
dalam kurikulum tidaklah hanya sekedar agar siswa memiliki pengetahuan tentang
gejala-gejala alam saja, melainkan juga melalui pendidikan IPA diharapkan siswa
memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan kreatif. Kritis dalam menganalisis
masalah dan kreatif dalam mencarai alternatif pemecahan masalah. Pola pikir
seperti itu dapat diperoleh melalui belajar IPA. Oleh karena itu, IPA merupakan
salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa karena perananannya sangat
besar dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan yang ada pada saat ini meskipun banyak dimensi kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan IPA ironisnya pelajaran IPA kurang disukai
siswa. Sebagian siswa menganggap IPA sebagai pelajaran yang sulit. Akibatnya
rata-rata prestasi belajar mereka cenderung lebih rendah dibanding pelajaran
lainnya.
Mengacu pada kenyataan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar IPA, yaitu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
terjebak dalam rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang
menarik, pembelajaran lebih banyak terpusat pada guru, media pembelajaran
kurang, motivasi belajar siswa rendah, siswa lebih banyak menghafal dan
mengandalkan aspek kognitif yang rendah, siswa kurang terlatih berpikir
memecahkan masalah yang dihadapi sehingga pembelajaran menjadi kurang
bermakna.
Selain pembelajaran kurang bermakna berdasarkan informasi dari guru
kelas III SD Negeri 02 Lemahbang selama mengajar IPA selama 1 Tahun
mendapatkan bahwa nilai mata pelajaran IPA di bawah nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal atau (KKM) yaitu dengan rata-rata nilai 48,63 sedangkan nilai KKM
yang telah ditetapkan adalah 65. Berarti pencapaian target daya serap adalah
sangat terbatas. Selain dilihat dari nilai rata-rata kelas yang masih berada di bawah
KKM. Rendahnya kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat diamati
dari sikap peserta didik yang merasa jenuh dengan pembelajaran klasikal di kelas.
Perasaan jenuh itu terlihat sekali ketika guru menyampaikan materi pembelajaran
banyak siswa yang berbicara dengan teman sebangku, malas mengikuti pelajaran,
ada juga beberapa siswa menulis atau menggambar sesuatu yang tidak jelas di
buku mereka sewaktu pembelajaran berlangsung.
Masalah ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor salah satu
diantaranya adalah tidak adanya pendekatan praktek.
Masalah ini akan diatasi dengan pendekatan Inkuiri. Inkuiri adalah suatu
strategi pembelajaran di mana guru dan murid mempelajari peristiwa-peristiwa
ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses
penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesis, merencanakan
eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil
pemecahan masalah.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (‘inquiry”)
pertanyaan atau penyelidikan. Piaget memberikan definisi pendekatan inkuiri
sebagai: Pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan
eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas
pertanyaan yang mereka ajukan. Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1986) mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pengajaran guru dan siswa
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan-pendekatan inkuiri
mempunyai karakteristik sebagai berikut: Menggunakan keterampilan-
keterampilan proses IPA, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu
dalam waktu tertentu, jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu,
dan tidak ada dalam buku pelajaran, buku-buku petunjuk yang dipilih berisi
pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban, bukan
memberi jawaban, siswa bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, proses pembelajaran berpusat pada
pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui serta betulkah
kesimpulan kita ini, suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat
kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh siswa, hipotesis dirumuskan oleh
siswa, siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen,
pengadaan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber-sumber lain, semua
usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsi-asumsi, keterlibatan-
keterlibatan dan kesukaran-kesukaran, siswa melakukan penelitian, secara
individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menguji hipotesis, siswa mengolah data sampai kepada kesimpulan sementara.
Juga diusahakan untuk memberikan penjelasan-penjelasan secara ilmiah.
Proses inkuiri adalah menemukan masalah, menyusun hipotesis
merencanakan eksperimen untuk menguji hopotesis, mensintensis pengetahuan
pengembangan beberapa sikap yaitu sikap objektif, ingin tahu, terbuka dan
bertanggung jawab. Jadi pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian
pengetahuan daripada perolehan pengetahuan. Dalam pelaksanaan pendekatan
inkuiri keterampilan guru bertanya berperan penting dalam membimbing siswa-
siswa melakukan semua kegiatan yang dipandang perlu.
Untuk siswa SD guru membimbing penuh langkah demi langkah menuju
kesimpulan. Pertanyaan-pertanyaan guru memegang peranan penting dalam
pendekatan inkuiri, karena dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang
meminta murid berpikir tingkat tinggi. Dalam kelas, pendekatan inkuiri dapat
dillaksanakan dengan berbagai cara. setiap cara mempunyai lima karakteristik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yaitu: Situasi yang menyediakan stimulus untuk inkuiri, masalah yang akan di cari
pemecahannya, perumusan masalah, pencarian pemecahan masalah, kesimpulan
yang diperoleh.
Adapun kelebihan pembelajaran menggunakan model inkuiri adalah:
Kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas
keterampilan proses kognitif siswa, memungkinkan pengetahuan yang melekat
erat pada diri siswa, menimbulkan gairah belajar pada siswa, memberikan
kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan, menyebabkan siswa termotivasi
untuk belajar, membantu memperkuat konsep diri siswa, berpusat pada siswa,
berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator di penemuan, membantu
perkembangan siswa, dan tidak menjadikan guru satu-satunya sumber belajar.
Ada juga kekurangan dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri
antara lain adalah: Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang
banyak, memerlukan fasilitas yang memadahi, kebebasan yang dapat diberikan
kepada peserta didik selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pembelajaran IPA akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna
pada siswa terutama siswa kelas III. Apabila siswa dalam memahami berbagai
konsep mereka mempelajari melalui pengalaman langsung. Untuk itu sudah
menjadi tugas dan tanggungjawab guru untuk memilih model pembelajaran yang
tepat agar pembelajaran IPA lebih menarik siswa, dan pembelajaran lebih
bermakna. Metode pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran
melalui pendekatan inkuiri. Pembelajaran Inkuiri adalah suatu srategi
pembelajaran di mana guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah
dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan yang melibatkan siswa secara
langsung menyelidiki masalah-masalah, menyusun hipotesis, merencanakan
eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil
pemecahan masalah. Sehingga dapat menemukan kesimpulan yang meyakinkan.
Metode pembelajaran tersebut adalah Model Pembelajaran Inkuiri.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mempelajari lebih dalam
tentang “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pada Siswa Kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan
yaitu “Apakah Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan Prestasi Belajar
IPA pada Siswa Kelas III SD?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai
berikut: Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III SD Negeri 02
Lemahbang.
D. MANFAAT DAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mempunyai beberapa
manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai wawasan guru mengenai model pembelajaran inkuiri untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
b. Memberikan masukan pada peneliti dalam mengambil kebijakan yang
dapat menunjang proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Memperoleh keterampilan inkuiri
2) Meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
3) Mempunyai kemampuan intelektual, emosional, sistematis serta
mempunyai sikap percaya diri dalam belajar IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Bagi Guru
1) Terampil mendesain Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) inkuiri.
2) Terampil melakukan pembelajaran inkuiri.
c. Bagi Sekolah
1) Mengembangkan keterampilan intelektual di sekolah.
2) Mengembangkan disiplin intelektual di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang artinya
sebagai hasil yang dicapai atau hasil yang sebenarnya dicapai. (Zaenal Arifin
1990:2). Sedangkan menurut Winkel (1984:162) bahwa “Prestasi merupakan
bukti adanya keberhasilan yang dicapai”. Semua hasil karya yang dicapai oleh
seseorang merupakan bukti keberhasilan usaha yang dilakukan.
Sedangkan menurut Buchori (1997:85) berpendapat bahwa “Prestasi
adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf,
serta tindakan hasil belajar yang dicapai. Adapun hasil belajar yang berupa
angka atau huruf selain sebagai bukti hasil karya yang dicapai juga dapat untuk
memotivasi agar prestasinya lebih meningkat”. Senada dengan pengertian
tersebut Sutratinah Tirtonegoro (1988:43) berpendapat prestasi adalah
”Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang kalimatnya dapat mencerminkan
hasil yang dinyatakan dalam bentuk simbul angka, huruf maupun yang sudah
dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan prestasi adalah hasil karya anak yang dicapai dan merupakan bukti
keberhasilan belajar yang berupa huruf atau angka untuk memotivasi agar
prestasinya lebih baik dan dalam periode tertentu.
b. Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch
dalam sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:
1) Cronbach memberi definisi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil
dari pengalaman.
2) Harold spears memberikan batasan:
Learning is to observi, to read, to initiate, to try something themselves, to
listen, to follow direction.
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch, mengatakan :
Learning is achange in performance as a result of practice.
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek
belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-
rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan
demikian terjadinya kegiatan belaja yang dilakukan oleh seorang individu
dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winata Putra (1995:2)
dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses
perubahan yang relatife tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman.Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secar keselurahan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikeir, dll. Hal
ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang
tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka
orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata
lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang
ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang
memadai.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar adalah kemampuan intelek siswa sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui
berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu
evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak
orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu
dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar
adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
tingkah laku manusia, proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu
yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai
dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu
dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar,
Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “Hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport“.
Selanjutnya Winkel (1996:162) menyatakan bahwa “Prestasi belajar
adalah bukti keberhasilan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya”.
Sedangkan menurut S.Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:“
Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi 3 aspek yakni: kognitif,
afektif, psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi terget dalam ketiga kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi, informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
dari evaluasi dapat memperhatikan tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa.
2. Tinjauan tentang IPA
a. Pengertian tentang IPA
Kata “IPA” merupakan singkatan kata “ Ilmu Pengetahuan Alam”.
Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata
bahasa Inggris “Natural Science”secara singkat sering disebut “Science”.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut
dengan alam. Science artinya Ilmu Pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk
selanjutnya kita akan menggunakan kata IPA sebagai suatu istilah.
Webster’; New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural
science knowledge concerned with the physical and its phenomena, yang
artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-
gejalanya. Sedangakan di alam Purnell’s: Concise Dictionary of Science
(1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge,
acquired by systenatic obsrvation and experiment, and expiained by means of
rules, laws, priciples, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan
Alam adalah pengetahuan yang luas yang didapatkan dengan bantuan aturan-
aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis. Ada
pula pula yang mendefinisikan demikian: “IPA adalah apa yang dilakukan oleh
para ahli IPA”.
Dari pendapat di atas IPA ialah apa yang dilakukan oleh para ahli,
kedengarannya sangat sederhana. Tetapi bila kita telaah benar-benar dan kita
pikirkan dalam-dalam, akan ternyata bahwa banyak kebenaran yang
terkandung didalamnya. IPA apa yang dilakukan oleh ilmuwan. Apa yang
dilakukan ilmuwan itu? Seorang ilmuwan selalu menaruh perhatian terhadap
peristiwa-peristiwa alam. Ia mengamati peristiwa alamiah itu. Dengan kata-
kata lain, peristiwa-peristiwa alamiah itu menjadi masalah baginya. Ia ingin
mencari jawaban terhadap masalah: “Apa”, “Bagaimana”, dan “Mengapa”.
Tentu ia tidak dapat mencari jawaban untuk semua masalah yang dihadapinya.
Ia membatasi masalah yang dihadapinya.
b. Tujuan IPA di SD
Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
c. Ruang Lingkup IPA di SD
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut:
1) Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda, materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrk,
cahaya, dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainya.
d. Tujuan IPA di kelas III SD
1) Siswa mampu mengamati objek dengan menggunakan segenap indera,
mengajukan pertanyaan tentang objek-objek yang diamati,
mengkomunikasikan dengan menggunakan kosa kata IPA sederhana dan
mengembangkan sikap ilmiah.
2) Siswa mampu memahami bagian anggota tubuh serta kegunaannya,
kebutuhan dan cara perawatannya serta mampu memelihara lingkungan
yang sehat.
3) Siswa mampu memahami berbagai sifat benda dan kegunaanya melalui
pengamatan pada perubahan bentuk benda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Siswa mampu memahami berbagai energi dan manfaatnya bagi kehidupan
sehai-hari.
5) Siswa mampu mengenali berbagai benda langit serta peristiwa alam (cuaca
dan musim) dan pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.
e. Fungsi Pelajaran IPA di SD
Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.alam dan lingkungan
buatan dalam kaitannya dengan
Berbagai masalah yang dapat diperoleh dari buatan misalnya pada
lingkungan rumah. Gejala-gejala IPA yang dapat dipelajari dari lingkungan
rumah misalnya: detergen (seperti rinso, dan soklin), pelarut lemak seperti
sabun, gas, pemuaian dan penyusutan, penyemprot nyamuk, pupuk buatan, dan
berbagai makanan. Perangai (sifat-sifat) benda tersebut diatas perlu dipelajari
siswa dengan cara mengaitkan pelajaran IPA yang sedang dipelajari. Hal ini
sangat penting agar siswa terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan.
Lingkungan alam merupakan lingkungan alamiah yang terjadi secara
alam. Yang paling penting dalam hal ini ialah mengenal berbagai komponen
yang membangun alam itu sehingga siswa memiliki prinsip-prinsip bertindak
terhadap alam agar lingkungan dapat tetap memberikan dukungan hidup
manusia yang memadai.
3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Pembelajaran
Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung efektif. Pemahaman seorang guru terhadap
pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan,
dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian
pembelajaran adalah “suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian tersebut ialah:
Pertama, Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan
perilaku. Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses
pembelajaran ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. Seseorang
yang telah mengalami pembelajaran akan berubah perilakunya. Tetapi tidak
semua perubahan perilaku adalah hasil pembelajaran. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri: (a) Perubahannya disadari,
artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa
pengetahuannya telah bertambah, keterampilannya telah bertambah, ia lebih
yakin terhadap dirinya; (b) Perubahannya bersifat kontinyu, artinya suatu
perubahan yang telah terjadi menyebabkan terjadinya perubahan perilaku yang
lain; (c) Perubahannya bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi individu yang
bersangkutan; (d) Perubahannya bersifat positif, artinya terjadi adanya
pertambahan perubahan dalam diri individu. Perubahan yang diperoleh
senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya; (e)
Perubahannya bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya, akan tetapi melalui aktivitas individu. Perubahan yang terjadi
karena kematangan, bukan hasil pembelajaran karena terjadi dengan
sendirinya sesuai dengan tahap-tahapan perkembangan; (f) Perubahannya
bersifat permanent, artinya perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran
akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa
tertentu; (g) Perubahannya bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu trjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
karena adanya sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua
aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu.
Kedua, hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara
keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan
hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan perilaku itu meliputi aspek perilaku
kognitif, konatif, afektif, dan motorik.
Ketiga, pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung
makna bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang
berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan
aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi, Pembelajaran bukan sebagai suatu
benda atau keadaan yang statis, melainkan merupakan suatu rangkaian
aktivitas yang dinamis dan saling berkaitan. Proses pembelajaran dapat
dilepaskan antara interaksi individu dengan lingkungannya.
Keempat, proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang
mendorong dan ada sesuatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengandung
makna bahwa aktivitas pembelajaran terjadi karena ada sesuatu yang
mendorong (misalnya adanaya kebutuhan yang harus dipuaskan) dan ada
sesuatu yang ingin dicapai.
Kelima, pembelajaran merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang nyata dengan tujuan
tertentu. Pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan
lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman dari situasi nyata.
Memperhatikan kelima prinsip tersebut, maka belajar merupakan
perubahan suatu kecenderungan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil
praktek yang diperkuat yaitu (Kimble & Gamerzy, 1963: 133). Dalam proses
belajar, suatu perubahan yang relative permanen menunjuk kepada perubahan
dalam penampilan (performance). Bagaimanapun, penampilan dapat diamati,
tetapi belajar (learning) itu sendiri tidak dapat diamati. Dapat disimpulkan
bahwa seseorang telah melakukan belajar apabila ia telah dapat melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sesuatu yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan, tetapi tidak semua yang
dipelajari mengahsilkan perubahan perilaku atau penampilan.
b. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary kata inkuiri (‘inquiry”)
pertanyaan atau penyelidikan. Menurut Suchman, Massialas, Cox, dan
Schwab (Joyce dan Weil, 1980). Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri
menekankan pada pengembangan berpikir individual lewat penelitian,
peningkatan mempraktekan metode dan teknik penelitian, latihan
keterampilan khusus sesuai dengan dengan cabang ilmu tertentu, dan
menemukan sesuatu.
John Dewey (dalam How We Think, 1933) pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri memperkenalkan istilah berpikir reflektif
yaitu usaha yang aktif, hati-hati, dan pengujian secara tepat terhadap
keyakinan seseorang atau pengetahuan tertentu berdasarkan dukungan
kenyataan. Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasasi, 1986)
mendefinisikan pendekatan inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan siswa
mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan yang pendekatan inkuiri yang
mempunyai karakteristik: Menggunakan keterampilan-keterampilan proses
IPA, tidak keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu,
jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, dan tidak ada
dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-
prtanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban bukan memberi
jawaban, siswa bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri. Proses pembelajaran berpusat pada
pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana kita mengetahui, serta
betulkah kesimpulan kita ini, suatu masalah ditemukan lalu dipersempit
hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat dipecahkan oleh siswa,
hipotesis dirumuskan oleh siswa, siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan
data, melakukan, eksperimen, pengadaan pengamatan, membaca dan
menggunakan sumber-sumber lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Berdasarkan pendapat di atas inkuiri adalah menemukan masalah,
menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menguji hipotesis,
mensintesis pengetahuan pengembangan beberapa sikap yaitu sikap objektif,
ingin tahu, terbuka dan bertanggung jawab. Jadi pendekatan menggunakan
inkuiri menekankan pada pengembangan berpikir individual lewat penelitian,
peningkatan mempraktekan metode dan teknik penelitian, latihan
keterampilan khusus sesuai dengan dengan cabang ilmu tertentu, dan
menemukan sesuatu. Serta pencarian pengetahuan daripada perolehan
pengetahuan. Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri keterampilan guru
bertanya berperan penting dalam membimbing siswa melakukan semua
kegiatan yang dipandang perlu.
c. Tujuan Pembelajaran Inkuiri
Tujuan penggunaan inkuiri adalah menolong anak didik
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan intelektual berpikir
kritis, mampu memecahkan masalah secara ilmiah.yang dibutuhkan dengan
memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar keingintahuan
mereka. Dalam belajar dengan model inkuiri anak mulai dihadapkan dengan
peristiwa atau problema yang menimbulkan “teka-teki” yang memotivasi anak
untuk pemecahan masalahnya. Oleh karena itu karakteristik umum kegiatan
belajar mengajar dengan model inkuiri adalah terdiri: Penentuan problema
atau masalah, perumusan hipotesis atau jawaban tentatif, pengumpulan data
pengolah data, dan merumuskan kesimpulan.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri
Langkah-langkah pengajaran dengan menggunaan metode inkuiri
adalah sebagai berikut; Pertama siswa dikelompokkan dalam tiap kelompok
terdiri dari lima murid seorang sebagai ketua, seorang pencatat, seorang
pengarah, seorang pemantau diskusi, dan seorang perangkum. Kedua guru
mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Masalah
jangan terlalu umum, tetapi dipersempit. Contoh pertanyaan yang terlalu umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
“Apa yang dimaksud fotosintesis?” Sebaiknya dipersempit “Faktor apa yang
mempengaruhi fotosintesis?” Ketiga untuk mejawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis, siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan berbagai keterangan yang sesuai dengan masalah yang akan
dikaji. Jawaban terhadap pertanyaan hendaknya tidak diperoleh dari
kepustakaan. Informasi diperoleh dengan jalan mengamati objeknya, mencoba
sendiri atau malakukan percobaan, wawancara narasumber. Keempat
keterangan-keterangan yang terkumpul dari hasil percobaan diolah,
diklasifikasikan, ditabulasi, bila perlu dihitung dan ditafsirkan. Dari hasil
pengolahan data tadi nantinya akan diperoleh jawaban terhadap masalah diatas.
Kemudian ditarik kesimpulan umum. Jadi sekali lagi perlu disadari bahwa
pendekatan inkuiri ini berdasarkan kepada prosedur yang dilakukan untuk
sampai pada penemuan-penemuan bukan penemuan itu sendiri. Pendekatan
inkuiri jauh lebih mengaktifkan siswa daripada ceramah yang diberikan guru,
membaca buku, pemberian informasi, dan lain-lainya.
e. Keunggulan Pembelajaran Inkuiri
1) Kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas
persediaan dan pengajuan keterampilan proses kognitif siswa.
2) Memungkinkan pengetahuan yang melekat erat pada diri siswa.
3) Menimbulkan gairah belajar pada siswa.
4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan.
5) Menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar.
6) Membantu memperkuat konsep diri siswa.
7) Berpusat pada siswa, berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator
di penemuan.
8) Membantu perkembangan siswa.
9) Tidak menjadikan guru satu-satunya sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
f. Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
1) Mempersyaratkan suatu proses persiapan kemampuan berpikir yang dapat
dipercaya.
2) Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak.
3) Memerlukan fasilitas yang memadahi.
4) Kebebasan yang dapat diberikan kepada peserta didik selamanya dapat
dimanfaatkan secara optimal.
g. Peran guru dalam proses Pembelajaran Inkuiri.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang menggunakan metode inkuiri
guru mempunyai peran sebagai berikut:
1) Menciptakan suasana bebas berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi
dalam penemuan dan pemecahan masalah.
2) Fasilitator dalam penemuan.
3) Rekan diskusi dan dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan
masalah.
4) Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam
pemecahan masalah.
h. Peran siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ikuiri:
1) Pengambil prakarsa dalam pencarian masalah dan pemecahan masalah.
2) Pelaku aktif dalam belajar melakukan penelitian.
3) Penjelajah tentang masalah dan metode pemecahan.
4) Penemu pemecahan masalah
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Beberapa penelitian yang relevan antara lain:
1. Penelitian oleh Ester Dwi Kartika Sari (2010). Yang berjudul“ Peningkatan
Kemampuan Membaca Melalui Media Pembelajaran Kartu Bergambar Pada
Siswa Kelas 1 SDN Jajar 1 No 73 Laweyan Solo Tahun 2009/2010”.
Kesimpulanya adalah bahwa ada peningkatan kemampuan membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
permulaan setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media
pembelajaran kartu bergambar.
2. Penelitian oleh Winarti (2010). Yang berjudul“ Perbedaan Pembelajaran Guide
Discovery dan Cooperative Learning Terhadap Kreativitas Penerapan Konsep
Gaya Magnet Siswa Kelas V Sekolah Dasar Kecamatan Nguter Sukoharjo
Tahun 2010”. Kesimpulannya adalah (1) Terhadap perbedaan yang signifikan
kreativitas penerapan konsep gaya magnet antara yang proses
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran guide discovery dan
cooperative learning dengan hasil Fo > Ftabel = 22,71 . 0,17, atau 14,29 > 0,17
pada taraf signifikan 5%. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas
penerapan konsep gaya magnet antara siswa yang memiliki kreativitas awal
tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas awal rendah yang
pembelajarannya menggunakan model guided discovery dan model
cooperative learning dengan hasil pengujian Fo Ftabel = 53,49. 0,17 pada taraf
signifikan 5%, (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran model guided
discovery dan cooperative learning terhadap kreativitas penerapan konsep
gaya magnet dengan hasil pengujian Fo. Ftabel atau 0,35. 0,17 pada taraf
signifikan 5%.
C. KERANGKA BERPIKIR
Pada kondisi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
lebih berpusat pada guru, pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran
inkuiri, sehingga mengakibatkan prestasi belajar IPA rendah.
Oleh karena itu, seorang pendidik merasa terpanggil untuk mengadakan
penelitian dan memperbaiki proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri, dengan melakukan tindakan siklus I, melakukan tindakan
siklus II, dan guru memberi penjelasan tentang cara belajar IPA. Pembelajaran
dengan menggunakan model inkuiri mempunyai kelebihan di antaranya
kemungkinan yang besar untuk membantu, memperbaiki, memperluas persediaan
dan pengajuan keterampilan proses kognitif siswa. Memungkinkan pengetahuan
yang melekat erat pada diri siswa. Menimbulkan gairah belajar pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dengan menggunakan pembelajaran
model inkuiri
Tindakan
Kondisi
Akhir
Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan. Menyebabkan
siswa termotivasi untuk belajar. Membantu memperkuat konsep diri siswa.
Berpusat pada siswa, berperan aktif sebagai fasilitator dan pendinamisator di
penemuan. Dan membantu perkembangan siswa. Tidak menjadikan guru satu-
satunya sumber belajar.
Diharapkan pada kondisi akhir, penilaian yang diberikan oleh guru yang
untuk memperbaiki pembelajaran prestasi IPA meningkat.
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur
kerangka berpikir dalam penelitian ini yang dapat divisualkan pada gambar 1.
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir
D. HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Dengan
menerapkan model Pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran IPA, maka dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA kelas III Negeri 02 Lemahbang.
Selama kegiatan belajar mengajar belum menggunakan model pembelajaran
inkuiri, prestasi belajar IPA rendah. Maka untuk meningkatkan prestasi belajar
IPA tersebut peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran inkuiri sebagai
tindakan untuk mengatasinya.
Belum menggunakan Pembelajaran
model Inkuiri
Kondisi
Awal
Menggunakan model pembelajaran
inkuiri dalam pembelajaran IPA.
Prestasi belajar
IPA rendah
Siklus I
Prestasi belajar
IPA meningkat
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Arti kata yang terkait dengan Metodologi Penelitian adalah, metodos
(Yunani). Metodologi adalah Pengetahuan tentang Penyusunan gagasan, tindakan
atau kerja secara beraturan atau terarah.
Penelitian ialah pengkajian (Study) atau penyelidikan (Investigasion)
secara teliti dan teratur dalam bidang Ilmu Pengetahuan.
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
a. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Lemahbang, Kecamatan
Jumapolo, Kabupaten Karangarnyar.
b. Waktu Penelitian pada semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 mulai bulan
Maret 2010 sampai bulan Desember 2010 Selama 10 Bulan.
B. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN
a. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih
menekankan pada masalah proses dan makna, maka jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Dengan menggunakan bentuk penelitian ini
peneliti berharap akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya.
b. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus. Adapun rancangan
penelitiannya sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. SUMBER DATA
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan
digali dari berbagai sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian ini meliputi:
1. Informan, yang terdiri dari guru kelas III dan siswa kelas III SD Negeri 02
Lemahbang.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Sesuai dengan bentuk penelitian juga sumber data yang dimanfaatkan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan adalah pengambilan gambar menggunakan
kamera foto, terhadap kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa kelas III
SD Negeri 02 Lemahbang selama dilaksanakan pembelajaran.
2. Test
Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar IPA kelas III SD
Negeri 02 Lemahbang peneliti menggunakan test yang terdiri test awal
(preetest), test proses dan test akhir (postest) setiap akhir siklus.
3. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap guru dan siswa kelas III
SD Negeri 02 Lemahbang selama dilaksanakan pembelajaran.
E. VALIDITAS DATA
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan trianggulasi. Adapun
trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Trianggulasi data (sumber) yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber
yang berbeda.
2. Trianggulasi metode yaitu mengumpulkan data dengan metode pengumpulan
data yang berbeda mengarah pada data yang sama.
F. ANALISIS DATA
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktifitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
Gambar 2.Model Analisis Interaktif
Pengumpulan Data Sajian Data
Reduksi data
Sumber HB Sutopo (1996:87)
Langkah-langkah analisis:
1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan.
Penarikan kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir penelitian.
G. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam empat langkah atau tahap yaitu:
1. Tahap Perencanaan atau persiapan.
a. Mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Merencanakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA di
kelas III SD.
c. Menyiapkan soal masalah.
d. Menyiapkan blangko observasi
e. Menyiapkan blangko evaluasi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA
di kelas III SD.
b. Siswa belajar dengan menggunakan model pembejaran inkuiri pada
pembelajaran IPA.
3. Observasi
a. Tindakan guru memonitor siswa selama proses pembelajaran.
b. Menilai hasil prestasi dalam pembelajaran IPA.
4. Tahap Refleksi
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3.
Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan
prestasi belajar IPA. Siswa kelas III tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II.
Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan prestasi belajar
IPA siswa kelas III maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan
tindakan, tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi.
Demikian juga untuk siklus III selanjutnya sampai prestasi belajar IPA
meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dapat divisualkan seperti
gambar 3. Gambar 3 Rencana Siklus
Identifikasi masalah
Perencanaan
Tindakan
Refleksi
Siklus I
Observasi
Perencanaan ulang Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
H. INDIKATOR KETERCAPAIAN TUJUAN
Untuk mencapai keberhasilan tindakan, peneliti harus merumuskan
indikator-indikator ketercapaian. Merumuskan persentasi, target ketercapaian
pada indikator yang telah ditetapkan di dalam penelitian ini yaitu 65. Bedasarkan
pada observasi awal, dikatakan indikator akan berhasil apabila siswa kelas III
mendapat nilai IPA di atas KKM yaitu 65 dengan persentasi > 65% dari 22 siswa.
Pada pratindakan atau sebelum diadakan penelitian ini nilai rata-rata IPA siswa
kelas III mencapai 48,63 di bawah KKM dengan persentasi 16,21%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
1. Tinjauan Historis SD Negeri 02 Lemahbang
Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar tempat dilaksanakan PKM ini berdiri pada tanggal 2 Pebruari 1978.
Ketika berdiri memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031303017. Nomor
Induk Sekolah (NIS) 10017. Saat ini SD Negeri 02 Lemahbang merupakan SD
Daerah Binaan (DABIN) II yang ada di wilayah Desa Lemahbang, Kecamatan
Jumapolo Kabupaten Karanganyar.
Semenjak berdiri pada tahun 1978 hingga tahun 2010 sekarang ini Sekolah
Dasar Negeri 02 Lemahbang telah mengalami 5 kali pergantian Kepala Sekolah.
Yang pertama dijabat oleh Tino hingga tahun 1983, kedua oleh A.Mijan sampai
tahun 1996, yang ketiga dijabat oleh R.Sugiyono hingga tahun 2002, keempat
dijabat oleh Sunarso, S.Pd hingga tahun 2009 dijabat oleh Slamet Riyadi, S.Pd.
Sistem pergantian Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang ini melalui
mekanisme mutasi.
2. Letak Geografis SD Negeri 02 Lemahbang
Secara geografis sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang berada di
wilayah Desa Lemahbang, tepatnya terletak di Jalan Lemahbang, Dusun Dlangin
Lor, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar. Letak SD
Negeri 02 Lemahbang dengan batas-batas:
Sebelah Utara : Jalan PU Kabupaten
Sebelah Timur : Desa
Sebelah Selatan : Gedung TK 02 Lemahbang
Sebelah Barat : Lapangan Sepak Bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang Desa Lemahbang dengan kota Kecamatan
Jumapolo, Kantor Dinas Pendidikan dan Olah Raga UPT PUD, NFI, dan SD
Kecamatan Jumapolo, berjarak 7 km. Dengan arah ke timur. Karena letaknya di
desa, maka sulit dijangkau dengan kendaraan umum.
3. Keadaan personil SD Negeri 02 Lemahbang
Tahun 2009/2010 Sekolah Dasar 02 Lemahbang, Desa Lemahbang,
Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh Kepala Sekolah,
dan memiliki 8 guru dengan 1 penjaga sekolah. Kedelapan guru tersebut terdiri
dari 4 guru wiyata bakti yang masing-masing sebagai guru kelas 1 sampai guru
kelas VI dan 1 guru Agama Islam (PAI).
Lebih jelasnya tentang keadaan dan susunan personil di Sekolah Dasar
Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten
karanganyar dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Gambar 4. Bagan Personil SD Negeri 02 Lemahbang
G KELAS I MULYANI D.A.
G KELAS II EKA SRI W.
G KELAS III GIYARDI
G KELAS IV SRI WIYANTI
PENJAGA SURIPTO
SISWA
MASYARAKAT SEKITAR
KEPALA SEKOLAH
SLAMET RIYADI,S.Pd
KOMITE MARDI R
TATA USAHA PERPUSTAKAAN SRI WIYANTI
G KELAS V SRI SUJARAH
G KELAS VI GIYATO,S.Pd
G AGAMA GIYARDI
G B. INGGRIS SRI WIYANTI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya
mutu pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang, maka segenap
komponen pengelola Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang baik Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, guru, karyawan senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing. Sebagaimana tertuang dalam program kerja yang
telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Namun pada bulan Desember
Guru kelas III SDN 02 Lemahbang meninggal dunia karena sakit, maka untuk
sementara sambil menunggu adanya guru, kelas III SDN 02 Lemahbang di ajar
seorang guru Agama. Pada jam siang seorang guru agama mengajar sesuai
bidangnya di kelas lain maka kelas III di ajar guru kelas 1. Adapun untuk wali
kelas III SDN 02 Lemahbang untuk sementara yaitu guru Agama yaitu Giyardi,
S.Ag. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang
tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.
4. Keadaan siswa SD Negeri 02 Lemahbang
Pada tahun 2009/2010 jumlah siswa yang bersekolah di sekolah SD
Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo dari kelas I-VI
berjumlah 110 siswa, terdiri dari kelas I sebanyak 16 siswa, kelas II sebanyak 20
siswa, kelas III sebanyak 22 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V sebanyak
28 siswa, kelas VI sebanyak 16 siswa.
Jumlah siswa kurang besar namun tetap merupakan aset yang berharga
bagi sekolah sepanjang dapat memunculkan semua potensi yang ada. Usaha itu
tak sia-sia terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diukir dalam sejarah
perjalanan Sekolah Dasar Negeri 02 lemahbang baik dalam akademik maupun
non akademik. Pernah 2 kali mengikuti MTQ dengan juara pertama, mengikuti
TPA mendapatkan juara pertama, siswa berprestasi mendapatkan sepuluh besar
tingkat kecamatan dan sering dalam kegiatan pramuka mengikuti jambore
nasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
5. Sarana dan prasarana SD Negeri 02 Lemahbang
Sekolah Dasar Negeri 02 Lemahbang, Desa Lemahbang, Kecamatan
Jumapolo berdiri di atas tanah seluas 2.550 M2 dengan luas bangunan 366 M2,
luas halaman 720 M2, luas kebun 100 M2, dan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang
guru (kantor) dan untuk ruang kepala sekolah dan ruang tamu. Ada rumah dinas
untuk rumah dinas guru, peraga. Selain bangunan pokok tersebut juga ada
mushola, ruang MCK, tempat parkir siswa dan tempat parkir guru. Dengan
luasnya halaman maka siswa dapat bermain dengan leluasa, dan pada waktu
pelajaran olahraga siswa dapat melakukan olahraga dengan leluasa karena
dihalaman sekolah terdapat tempat untuk berolahraga.
B. DESKRIPSI KONDISI AWAL
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti mengumpulkan data dan
informasi tentang subjek penelitian. Data-data yang dikumpulkan antara lain
daftar nama, daftar nilai IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang.
Dari pengumpulan data daftar nilai ulangan harian siswa kelas III dan
diperoleh dari 22 siswa, baru 4 siswa atau 18,18% yang mencapai ketuntasan
belajar (mendapat nilai 65 ke atas). Nilai yang diperoleh siswa antara 20-80
dengan nilai rata-rata 48,64 perolehan nilai rata-rata siswa tersebut jauh dari
ketuntasan minimal hasil belajar yaitu 65.
Di bawah ini adalah daftar nilai ulangan harian kelas III SD.
Tabel 1. Daftar Nilai ulangan IPA Harian sebelum tindakan
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 60 6. 40 11. 75 16. 60 21. 55
2. 50 7. 40 12. 20 17. 55 22. 40
3. 20 8. 30 13. 60 18. 40
4. 20 9. 75 14. 65 19. 60
5. 40 10. 60 15. 20 20. 75
Rata-rata 48,63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 2. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan.
No Nilai Frekuensi Persentasi
1. 0 -20 4 18,18
2. 21 – 40 6 27,27
3. 41 -60 8 36,37
4. 61 – 80 4 18,18
5. Junlah 22 100,00
C. DESKRIPSI PERMASALAHAN PENELITIAN
1. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 minnggu. Siklus 1 dilaksanakan 2
kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit).
Pertemuan ke-1 dilaksanakan hari Kamis tanggal 18 Maret 2010 dan pertemuan
ke-2 dilaksanakan hari Selasa tanggal 23 Maret 2010. Tahap-tahap yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahapan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas III untuk mengetahui media yang
digunakan oleh guru, serta aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran yang
dilaksanakan. Di samping itu peneliti juga mencatat hasil belajar siswa berupa
nilai formatif mata pelajaran IPA pada daftar nilai guru.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran
IPA dan hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa
kelas III SD Negeri 02 Lemahbang sebanyak 22 siswa sebagian siswa belum
memahami menerapkan konsep memahami berbagai gerak benda melalui
percobaan. Dengan keadaan tersebut peneliti mengadakan konsultasi dengan
kepala sekolah mengenai alternatif peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas
III yaitu dengan melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan model
pembelajaran inkuiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Menggunakan pedoman Kurikulum Pendidikan Dasar 2009 (KTSP) kelas
III. Peneliti melakukan langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Peneliti memilih indikator yang sesuai dengan tema yaitu membuat model
sesuai rancangan dengan membuat kincir angin. Energi angin dapat diubah
menjadi energi gerak. Alasan memilih indikator terebut adalah indikator membuat
model sesuai rancangan misalnya membuat rancangan pada pembuatan mainan
baling-baling yang menggunakan prinsip penerapan konsep energi gerak karena
hal tersebut mempermudah penguasaan materi IPA. Indikator tersebut membuat
siswa mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu, bertanya,
bekerjasama. Indikator berdasarkan pada Kurikulum yang berlaku. Dalam
menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator dan memuat satu materi
yaitu membuat baling-baling dari kertas. Dengan standar kompetesi yaitu
menerapkan konsep energi gerak. Masing-masing pertemuan dalam satu minggu
ada 2 jam pada jam terstruktur.
Setiap mengadakan pembelajaran guru menyiapkan media model
pembelajaran inkuiri yang akan digunakan dalam pembelajaran. Mempersiapkan
kelompok, mengatur diatur sesuai dengan kelompok, membagi media inkuiri
untuk masing-masing kelompok.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di
susun. Pembelajaran yang telah di susun pada siklus I dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri ini dilaksanakan 2 kali pertemuan, masing-masing 1 x
pertemuan waktunya 2 jam x 35 menit.
1) Pertemuan ke-1
Pada materi ini, materi yang diajarkan tentang membuat mainan baling-
baling dari kertas dan menguji di tempat yang banyak hembusan angin. Sebagai
kegiatan awal guru mengajak siswa bernyanyi yang berjudul “Heli Kopter” tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang
baling-baling.
Kegiatan inti dimulai guru bersama siswa mengkondisikan tempat duduk
dengan kelompok, siswa menyesuaikan tempat duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan alat-alat
dan bahan yang akan dipergunakan untuk melakukan percobaan, siswa
menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk malakukan percobaan.
Dilanjutkan siswa mulai kegiatan malakukan percobaan membuat mainan baling-
baling dari kertas. Dengan kompak dan penuh semangat siswa membuat mainan
baling-baling dari kertas. Setelah selesai membuat baling-baling, siswa menguji
pesawat hasil rancangan ke tempat yang lebih luas di mana terdapat hembusan
angin yang kuat. Ketiga kelompok telah selesai menguji pesawat hasil rancangan,
guru bertanya pada siswa, apakah ada masalah dengan pesawat baling–baling
yang kamu buat? Apabila ada masalah, apa yang kamu temui? Tulis di buku
kerjamu diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana cara memecahkan
masalah tersebut? Ternyata pada masing-masing kelompok mempunyai masalah
yang berbeda-beda, dari masing-masing kelompok berdiskusi memecahkan
masalah dari menguji pesawat hasil rancangan tersebut. Dalam perumusan
masalah siswa mengisi tabel yang disediakan dari guru.
Tabel 3. Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-1
Baling-
baling
Kelompok
Lubang
AS
Diameter daun
baling-baling
Putaran Keadaan
angin
Keadaan daun
baling-baling
Setelah merumuskan masalah, siswa bersama kelompok menarik kesimpulan.
Tabel 4. Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Selesai diskusi dan menarik kesimpulan guru menyuruh siswa untuk
mempresentasikan dengan perwakilan dari masing-masing kelompok. Guru
mengamati aktifitas/partisipasi siswa dalam pembelajaran. Setelah siswa
mengerjakan kesimpulan lalu dikumpulkan pada guru, dilanjutkan membahas
bersama tentang lembar kesimpulan atau membahas hasil meneliti tiap-tiap
kelompok. Selesai membahas kesimpulan, guru bertanya pada siswa, siapa yang
belum jelas? Ada siswa yang belum jelas, guru mengulang penjelasan, setelah
siswa jelas. Guru memberi kegiatan akhir, dengan mengevaluasi siswa selama 15
menit kemudian membahas soal evaluasi dilanjutkan guru memberikan penilaian
secara individu pada siswa.
2) Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 ini materi IPA adalah tentang Membuat Model
sesuai rancangan dan menguji pada tempat yang hembusan anginnya kurang
kencang.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, mengabsen siswa. Sebagai
apersepsi guru mengadakan tanya jawab mengulang pembelajaran yang lalu
tentang alat-alat membuat mainan baling-baling. Selanjutnya guru menjelaskan
secara cara membuat mainan baling-baling. Dengan kelompok masing-masing
siswa membuat mainan baling-baling.
Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan pertemuan ke-1, namun pada
pertemuan ke-2 pembuatan mainan baling-baling siswa dapat membuat dengan
sendiri dengan kelompok tanpa di bimbing oleh guru.
Setelah selesai membuat mainan baling baling, siswa mencoba menguji
pesawat hasil rancangan pada tempat yang hembusan anginnya kurang kencang di
dalam rungan kelas. Secara bergantian dengan kelompok yang lain.
Ketiga kelompok selesai menguji pesawat hasil rancangan, guru bertanya
pada siswa, apakah ada masalah dengan pesawat balin-baling yang kamu buat?
Apabila ada masalah, apa yang kamu temui? Tulis di buku kerjamu dan
diskusikan dengan teman kelompokmu bagaimana cara memecahkan masalah
tersebut? Ternyata pada masing-masing kelompok mempunyai masalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berbeda-beda. Dari masing-masing kelompok mendiskusikan masalah dan
memecahkan masalah dari menguji pesawat hasil rancangan tersebut.
Dalam perumusan masalah siswa mengisi tabel yang disediakan dari guru
dan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi, setelah selesai dikumpulkan pada
guru.
Tabel 5. Perumusan masalah siklus I pertemuan ke-2
Baling-baling
Kelompok
Lubang
AS
Diameter
daun baling-
baling
Putaran Keadaan
angin
Keadaan
daun
baling-
baling
Setelah merumuskan masalah siswa bersama kelompok menarik kesimpulan.
Tabel 6. Menarik kesimpulan siklus I pertemuan ke-2
c. Observasi
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera
foto, lembar soal evaluasi. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan model inkuiri dengan
rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar
pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri yang dilaksanakan
menghasilkan perubahan pada prestasi belajar IPA pada siswa kelas III.
Pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas/partisipasi dalam proses
pembelajaran, namun juga pada tindakan guru dalam membuat suasana kelas
dapat menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dianalisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,
baru 1 materi yang telah menunjukkan perubahan baik pada aktifitas siswa
maupun pada pencapaian hasil belajar yaitu materi pembuatan baling-baling
menguji pada tempat yang terdapat hembusan anginnya banyak dan terdapat
hembusan anginnya kurang kencang. Hasil evaluasi mata pelajaran IPA yang
menunjukan perubahan baik pada aktifitas siswa maupun pada pencapaian hasil
belajar yaitu materi membuat mainan baling-baling dari kertas yang menguji pada
tempat yang terdapat hembusan anginnya banyak. Untuk menarik kesimpulan dan
soal tentang evaluasi individu belum menunjukan nilai yang memuaskan dan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1
Indikator: Membuat Model Mainan sesuai rancangan dengan materi menguji
pesawat hasil rancangan di tempat dimana banyak hembusan angin. Kompetensi
dasar: Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin dapat
diubah menjadi energi gerak. Misalnya membuat baling-baling dari kertas. Model:
Pembelajaran inkuiri.
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
dan merujuk pada foto 1 dan 2 siswa cukup aktif dalam menyimpulkan hasil
pengamatan pada benda. Kemampuan siswa dalam menyimpulkan hasil
pengamatan belum memahami, sehingga hasil belajar pada hasil percobaan
belum menunjukan perubahan yang berarti, dan pada nilai evaluasi terakhir nilai
rata-rata kelas belum berhasil yaitu mencapai 56,81 dan siswa yang memperoleh
sesuai dengan KKM 65 adalah 6 siswa, 27,27% dari siswa 22 siswa kelas III.
Pembelajaran akan berhasil apabila prestasi mencapai rata-rata kelas 65
atau sesuai dengan KKM. Siswa yang memperoleh ≥65 mencapai persentasi
27,27% nilai rata-rata kelas mencapai 56,81 dan siswa memproleh nilai kurang
dari KKM ada 16 atau 27,27% dari 22 siswa. Menunjukan bahwa pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menggunakan model inkuiri yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama
belum berhasil.
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai hasil belajar pertemuan ke-1.
Tabel 7. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-1
N
o Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 50 6. 60 11. 70 16. 60 21. 50
2. 60 7. 60 12. 50 17. 30 22. 60
3. 50 8. 60 13. 70 18. 30
4. 40 9. 70 14. 60 19. 70
5. 50 10. 70 15. 70 20. 60
Rata-rata 56,81
2) Pertemuan 2
Indikator: Membuat Model Mainan sesuai rancangan dengan materi menguji
pesawat hasil rancangan di tempat dimana kurang hembusan angin atau di dalam
ruangan kelas.
Kompetensi dasar: Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin
dapat diubah menjadi energi gerak, misalnya membuat baling-baling dari kertas.
Model: Pembelajaran inkuiri
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
dan merujuk pada foto 3 dan 4 siswa cukup aktif dalam menyimpulkan hasil
pengamatan pada benda. Kemampuan siswa menyimpulkan hasil pengamatan
belum memahami, sehingga hasil belajar pada percobaan belum menunjukkan
perubahan, pada nilai evaluasi terakhir nilai rata-rata kelas belum berhasil yaitu
59,18, siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM 65 adalah 8 siswa, atau
36,36% dari 22 siswa.
Pembelajaran berhasil apabila prestasi mencapai rata-rata kelas ≥65 atau
sesuai dengan KKM. Nilai rata-rata kelas mencapai 59,18. Siswa yang memproleh
nilai kurang dari KKM ada 14 siswa dari 22 siswa atau sebanyak 63,63%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Menunjukan pembelajaran yang menggunakan model inkuiri yang dilakukan
pada siklus I pertemuan ke-2 belum berhasil.
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai hasil belajar pertemuan ke-2.
Tabel 8. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus I pertemuan ke-2
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 60 6. 65 11. 70 16. 60 21. 50
2. 60 7. 60 12. 50 17. 40 22. 60
3. 50 8. 60 13. 70 18. 30
4. 50 9. 70 14. 60 19. 70
5. 65 10. 70 15. 70 20. 60
Rata-rata 59,10
Pada Siklus I dari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2, pembelajaran
dengan menggunakan model inkuiri diketahui telah ada peningkatan pada prestasi
belajar IPA siswa kelas III. Tetapi nilai rata-rata kelas belum sesuai dengan nilai
KKM. Belum menunjukkan perubahan yang signifikan pada peningkatan prestasi
belajar IPA siswa kelas III
Sebagai catatan, untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata
kelas harus diberikan perbaikkan dengan menambah waktu belajar dan latihan-
latihan serupa supaya prestasi belajar dapat meningkat.
Untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran, peneliti mengadakan skenario
perbaikan. Kegiatan pembelajaran pada skenario perbaikkan adalah pada kegiatan
menarik kesimpulan. Skenario perbaikan yang dilaksanakan sesudah
melaksanakan siklus I pada hari jum’at tanggal 25 Maret 2010.
Pada siklus I belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Peneliti
mengadakan Pembelajaran Siklus II.
2. Tindakan Siklus II
Pada siklus II ini dilaksanakan dalam waktu dua minggu. Diadakan 2 kali
pertemuan, pertemuan ke-1 pada hari Sabtu tanggal 27 Maret 2010 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pertemuan ke-2 hari Kamis tanggal 1 April 2010. Pada jam terstruktur. Tahapan
kegiataan yang dilaksanakan meliputi:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan pada tindakan siklus I
pembelajaran dengan mengunakan model inkuiri yang dilaksanakan belum
menunjukkan perubahan yang signifikan. Peneliti kembali menyusun rencana
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Langkah-
langkah menyusun rencana pembelajaran seperti siklus I. Rencana Pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: Indikator “Mengidentifikasi
hal-hal yang mempengaruhi gerak benda, dan materi hal-hal yang mempengaruhi
gerak benda”. Alasan memilih indikator yaitu; indikator tersebut mempermudah
penguasaan keterampilan IPA, membuat siswa mampu bersikap ilmiah, siswa-
siswa dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri,
serta didasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun peneliti memuat dua
materi yaitu macam-macam gerak dan hal-hal yang mempengaruhi gerak, satu
standar kompetensi yaitu “Memahami berbagai cara gerak benda hubungannya
dengan energi dan sumber energi”. Dengan Kompetensi Dasar yaitu
“Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk
dan ukuran”.
Setiap akan mengadakan Kegiatan Pembelajaran inkuiri guru
mempersiapkan media yang akan digunakan, membuat kelompok dan membagi
media inkuiri untuk masing-masing kelompok.
Dalam kegiatan pembelajaran inkuiri guru menciptakan suasana bebas
berpikir sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan
masalah, guru sebagai fasilitator dalam penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran inkuiri sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun pada siklus II, yang akan
dilaksanakan 2 x pertemuan 1 jam x 35 Menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan ini dengan indikator: Mengidentifikasi berbagai mcam gerak
benda melalui percobaan. Dengan materi pelajaran adalah berbagai macam gerak.
Serta dengan kompetensi dasar: Menyimpulkan pengamatan bahwa gerak benda
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Model: pembelajaran inkuiri.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk bernyanyi “Sepeda
Roda Dua” bertujuan untuk menarik perhatian siswa, mengarahkan minat siswa
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru memberi penjelasan tentang
kegiatan pembelajaran, tanya jawab tentang gerak sepeda.
Sebagai kegiatan inti guru mengkoordinir kelompok, dari 22 siswa
dijadikan menjadi empat kelompok. Satu kelompok ada yang lima ada yang enam,
dilanjutkan mengatur kelas atau pengelolaan kelas. Guru menyuruh siswa untuk
menyiapkan alat dan bahan yang akan diperlukan untuk percobaan, di ikuti siswa
menyiapkan alat dan bahan dan dilanjutkan siswa mengamati bentuk benda dan
malakukan percobaan, setelah siswa melakukan percobaan guru mengajukan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis. Mengapa kelereng
bergerak kesegala arah? Mengapa pensil bergerak kedepan dan kebelakang?
Mengapa setip atau dadu monopoli sulit bergerak? Dengan pertanyaan-pertanyaan
tersebut siswa mendeskripsikan permasalahan dengan mengisi tabel perumusan
masalah. Di bawah ini adalah tabel perumusan masalah. Siswa perkelompok
untuk merumuskan masalah dengan cara mengisi tabel perumusan masalah.
Tabel 9. Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-1
No Nama benda Bentuk benda Gerak benda
1.
2.
3.
Tabel 10. Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Setelah siswa mendeskripsikan permasalahan siswa mendiskusikan dan
menarik kesimpulan. Dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil kesimpulan,
secara bergantian dan perwakilan dari tiap-tiap kelompok. Kegiatan akhir adalah
tanya jawab tentang hasil kesimpulan dan mengevaluasi siswa secara individu
selama 20 menit.
2) Pertemuan ke-2
Pada indikator: Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda,
materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Dengan kompetensi dasar:
Menyimpulkan pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan
ukuran. Model: pembelajaran inkuiri.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk bernyanyi “Topi Saya
Bundar” bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dilanjutkan guru memberi penjelasan
tentang kegiatan pembelajaran, tanya jawab tentang gerak benda.
Dalam kegiatan inti, siswa secara berkelompok melakukan kegiatan
mencoba untuk membuat benda bergerak, dengan menggunakan benda yang sama
untuk mengujinya, yaitu dua bola bekel yang berbeda beratnya.
Siswa melakukan percobaan dengan cara memantulkan kedua bola ke
lantai secara bersamaan dari ketinggian yang sama dan siswa memperhatikan
yang terjadi dengan seksama sampai bola tidak bergerak lagi. Dilakukan
berulang-ulang untuk memastikan hasil pengamatannya. Siswa juga
menggerakkan benda dengan cara menggelindingkan kedua bola itu.
Setelah siswa melakukan percobaan dan mencari permasalahan, siswa
menganalisis apakah tinggi pantulan kedua bola itu sama? Apakah kedua bola itu
berhenti bergerak pada saat bersamaan? Apakah gerak benda berat berbeda
dengan gerak benda yang lebih ringan? Dilanjutkan dengan mengisi tabel
perumusan masalah dan memberi kesimpulan pada tabel menarik kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 11. Perumusan masalah siklus II pertemuan ke-2
No Nama benda Tinggi pantulan Saat berhenti Gerak benda
1.
Tabel 12. Menarik kesimpulan siklus II pertemuan ke-2
Setelah mengisi kesimpulan, siswa mengerjakan latihan soal secara individu
tentang berat ringan benda mempengaruhi gerak benda.
Selama pembelajaran pada masing-masing pertemuan guru menciptakan
suasana berpikir, guru sebagai fasilitator, guru membimbing dalam penelitian.
Pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau penilaian hasil belajar dilanjutkan
dengan pemberian tugas di rumah (PR) sebagai tindak lanjut.
c. Observasi.
Peneliti secara langsung melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada masing-
masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, aktifitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran,
dan suasana kelas saat pembelajaran. Keseluruhan data yang dipreroleh dalam
kegiatan ini termasuk pencatat hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau
masukan menganalisis perkembangan prestasi belajar IPA siswa dalam diskusi.
d. Refleksi
1) Pertemuan ke-1
Hasil analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siklus II, secara umum belum
menunjukan perubahan yang signifikan, mereka lebih banyak melakukan
percobaan daripada merumuskan masalah. Akan tetapi kemampuan dalam
keterampilan mengamati meneliti, memecahkan masalah meningkat, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
ternyata berpengaruh terhadap kemampuan dalam menarik kesimpulan.
Pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan
lebih menyenangkan, dan dapat dilihat pada gambar atau foto no 5 dan 6.
Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa pada pertemuan
ke-1 mencapai nilai rata-rata kelas 60,91, yang memperoleh nilai 65 atau lebih
sebanyak 10 siswa (45,45%). Pembelajaran dikatakan berhasil apabila nilai
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sesuai KKM. Selain itu hasil yang
dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas 65 ke
atas.
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai hasil belajar pertemuan ke-1.
Tabel 13. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-1
N
o Nilai No
Nila
i No Nilai No Nilai No Nilai
1. 65 6. 65 11. 70 16. 60 21. 50
2. 65 7. 65 12. 50 17. 45 22. 60
3. 60 8. 60 13. 70 18. 35
4. 60 9. 70 14. 60 19. 70
5. 60 10. 70 15. 70 20. 60
Rata-rata 60,91
Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
pembelajaran, maka pembelajaran yang menggunakan model inkuiri yang
dilaksanakan pada siklus II pertemuan yang ke-2 rata-rata kelas dapat meningkat
namun prestasi belajar belum berhasil. Nilai rata-rata kelas siklus I pertemuan ke-
1 adalah 56,81 dan pertemuan ke-2 59,18 jumlah rata-rata kelas adalah 57,95.
Pada siklus II pertemuan ke-1 nilai rata-rata kelas 60,91. Dengan demikian
peneliti mencoba lagi dengan pertemuan ke-2 siklus ke II.
2) Pertemuan ke-2
Dengan persiapan siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat,
suasana kelas menjadi bebas berpikir, dapat dilihat pada foto no 7 dan 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Dari analisis hasil tes pada siklus II ini diketahui bahwa pada pertemuan
ke-1mencapai nilai rata-rata kelas 60,91, pertemuan ke-2 nilai rata-rata 63,18
jumlah nilai rata-rata adalah 62,04. Pertemuan ke-1 siswa yang memperoleh 65
atau lebih sebanyak 10 siswa (45,45%) pada pertemua ke-2 memperoleh 65 atau
lebih sebanyak 13 siswa (59,09%) jumlah persentasi pertemuan ke-1 dan
pertemuan ke-2 menjadi (50%).
Kegiatan pembelajaran dari siklus I sampai siklus II sudah ada
peningkatan. Akan tetapi nilai rata-rata kelas belum menunjukan perubahan yang
signifikan, belum memperoleh nilai rata-rata sesuai dengan KKM.
Di bawah ini adalah tabel nilai hasil belajar pertemuan ke-2.
Tabel 14. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus II pertemuan ke-2
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 70 6. 65 11. 70 16. 60 21. 55
2. 65 7. 65 12. 60 17. 45 22. 65
3. 60 8. 65 13. 70 18. 45
4. 60 9. 75 14. 70 19. 70
5. 55 10. 70 15. 70 20. 60
Rata-rata 63,18
3. Tindakan Siklus III
Pada siklus III ini dilaksanakan dalam waktu dua minggu. Dua kali
pertemuan. Pertemuan ke-1 hari Sabtu tanggal 17 April 2010 dan pertemuan ke-2
hari Jum’at tanggal 23 April 2010. Pada jam terstruktur. Adapun tahapan
kegiataan yang dilaksanakan meliputi:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan pada tindakan I
diketahui bahwa pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran inkuiri
yang dilaksanakan pada siklus II belum menunjukkan perubahan yang signifikan
(belum dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III). Tetapi ada
peningkatan pada nilai rata-rata kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Peneliti tetap mengadakan penelitian pada siklus ke III. Langkah pertama
peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri untuk pelajaran IPA dengan indikator “Mendeskripsikan
pengaruh energi panas pada kehidupan sehari-hari, dan pengaruh energi gerak
pada kehidupan sehari-hari”.
Langkah-langkah menyusun rencana pembelajaran seperti siklus II. Dalam
kegiatan pembelajaran pada siklus III ini peneliti memilih tema dan indikator
yang sesuai yaitu; Mendeskripsikan pengaruh energi panas pada kehidupan
sehari-hari. Materi pengaruh energi panas dan pengaruh energi gerak pada
kehidupan sehari-hari. Indikator yang tersebut membuat siswa mampu bersikap
ilmiah, siswa-siswa bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri. Pemilihan indikator didasarkan pada
kurikulum yang berlaku.
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan
indikator yang telah dibuat memuat dua materi pengaruh energi panas dan
pengaruh energi gerak pada kehidupan sehari-hari dan satu standar kompetensi
yaitu mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak,
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru menyiapkan media dan
model pembelajaran inkuiri, mempersiapkan kelompok, mengelola kelas dan
membagi media inkuiri untuk masing-masing kelompok.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran inkuiri sesuai dengan
rencana pembelajaran yang disusun pada siklus III, yang akan dilaksanakan 2 x
pertemuan, satu kali pertemuan 2 jam x 35 Menit.
1) Pertemuan 1
Pada materi ini, indikator: Mendeskripsikan pengaruh energi panas pada
kehidupan sehari-hari. Dengan materi pelajaran adalah pengaruh energi panas
pada kehidupan . Dengan kompetensi dasar: Mendeskripsikan hasil pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
tentang pengaruh energi panas, gerak, dalam kehidupan sehari-hari. Model:
Pembelajaran Inkuiri.
Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk bernyanyi “Burung
hantu” bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa
untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar. Guru memberi penjelasan tentang
kegiatan pembelajaran, tanya jawab tentang lagu yang ada kaitanya dengan energi
yaitu energi matahari.
Kegiatan inti guru mengkoordinir kelompok, dari 22 siswa dijadikan
menjadi 4 kelompok jadi 1 kelompok ada yang 5 dan ada yang 6, dilanjutkan
mengatur kelas atau pengelolaan kelas. Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan
alat dan bahan yang akan diperlukan untuk percobaan, menyuruh masing-masing
kelompok untuk melakukan percobaan. Siswa malakukan percobaan dengan
menggunakan lensa cembung dan sehelai plastik tipis, dengan cara meletakkan
kertas di tempat yang terkena panas matahari dengan dihadapkan kearah lensa
kesinar matahari dengan mendekatkan lensa pada kertas. Dengan berusaha
supaya terdapat titik api, waktu kira-kira 5 menit. Setelah siswa melakukan
percobaan guru mengajukan permasalahan dalam bentuk pertanyaan atau
hipotesis. Apa yang terjadi pada plastik yang dipanaskan dengan lensa? Dengan
pertanyaan-pertanyaan tersebut siswa mendeskripsikan permasalahan dengan
mengisi tabel perumusan masalah. Di bawah ini adalah tabel perumusan masalah.
Secara berkelompok siswa merumuskan masalah dengan cara mengisi tabel dari
hasil percobaan yang mereka lakukan.
Tabel 15. Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-1
No Apa yang terjadi pada
plastik Penyebabnya energi Berasal dari
Tabel 16. Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-1
Setelah siswa mendeskripsikan permasalahan siswa mendiskusikan dan
menarik kesimpulan. Dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil kesimpulan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
secara bergantian dan perwakilan dari tiap-tiap kelompok. Kegiatan akhir adalah
kegiatan tanya jawab tentang hasil kesimpulan dan mengevaluasi siswa secara
individu selama 20 menit.
2) Pertemuan ke-2
Pada materi ini, indikator: Mendeskripsikan pengaruh energi gerak pada
kehidupan. Dan materi pengaruh energi gerak pada kehidupan. Dengan
kompetensi dasar: Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi
panas, gerak dalam kehidupan sehari-hari. Model: Pembelajaran Inkuiri.
Sebagai kegiatan awal siswa untuk di ajak menggerak-gerakkan anggota
badan. Sebagai apersepsi yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan
mengarahkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dilanjutkan
guru memberi penjelasan tentang Kegiatan Belajar Mengajar. Guru menyuruh
siswa untuk berdiri di halaman sekolah dengan membawa tisu atau saputangan
untuk menunggu angin sampai datang setelah angin datang siswa melepaskan tisu
atau saputangan di atas kepala masing-masing siswa. Setelah siswa melakukan
percobaan. Apa yang terjadi pada tisu dan energi apa yang menyebabkannya?
Dengan cara mengisi tabel perumusan dan menyimpulkan hasil percobaan.
Tabel 17 . Perumusan masalah siklus III pertemuan ke-2
No Apa yang terjadi pada tisu Eneri apa yang menyebabkan
1.
Tabel 18. Menarik kesimpulan siklus III pertemuan ke-2
c. Observasi.
Peneliti secara langsung melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada masing-
masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, aktifitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran,
dan suasana kelas saat pembelajaran. Keseluruhan data yang diperoleh dalam
kegiatan ini termasuk pencatat hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
masukan menganalisis perkembangan prestasi belajar IPA siswa dalam diskusi
atau menyimpulkan masalah dalam percobaan.
d. Refleksi
1) Pertemuan ke-1
Hasil analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model inkuiri pada siklus III pertemuan ke-1, secara umum sudah
menunjukan perubahan yang signifikan. Dapat dilihat pada foto nomer 9 dan 10.
Dari analisis hasil tes pada siklus III ini diketahui bahwa pada pertemuan ke-1
mencapai nilai rata-rata kelas 70,22, siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih
sebanyak 16 siswa dengan persentasi 72,72%. Dari penelitian ini pembelajaran
dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat.
Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai
rata-rata kelas 65 keatas dengan persentasi mencapai 72,72%.
Di bawah ini adalah tabel nilai nilai hasil belajar pertemuan ke-1.
Tabel 19. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-1
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 70 6. 65 11. 75 16. 60 21. 75
2. 65 7. 75 12. 60 17. 60 22. 75
3. 70 8. 70 13. 75 18. 60
4. 65 9. 85 14. 80 19. 80
5. 60 10. 80 15. 80 20. 60
Rata-rata 70,22
Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
pembelajaran, maka pembelajaran yang menggunakan model inkuiri yang
dilaksanakan pada siklus III dikatakan sudah berhasil, nilai rata-rata kelas
meningkat, pada siklus II nilai rata-rata kelas 60,04. Pada siklus III pertemuan ke-
1 nilai rata-rata kelas 70,22. Namun peneliti tetap akan melanjutkan atau mencoba
mengadakan pertemuan yang ke-2 pada siklus ke III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) Pertemuan ke-2
Hasil analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model inkuiri pada siklus III pertemuan ke-2, sudah menunjukan
perubahan yang signifikan. Dapat dilihat pada foto nomer 11 dan 12. Dari analisis
hasil tes pada pertemuan ke-2 siklus III ini diketahui bahwa pada pertemuan ke-1
mencapai nilai rata-rata kelas 70,22 dan siswa yang memproleh nilai 65 keatas
sebanyak 16 siswa dengan persentasi 72,72%. Dari penelitian ini pembelajaran
dikatakan berhasil apabila nilai hasil belajar sudah sesuai dengan yang diharapkan
yaitu sesuai dengan KKM. Pada pertemuan ke-2 nilai sesuai KKM meningkat.
Nilai rata-rata kelas 75,22, siswa yang mendapat nilai 65 ke atas 19 siswa dalam
persentasi 86,36% sudah sesuai dengan KKM.
Di bawah ini adalah tabel nilai hasil belajar pertemuan ke-2.
Tabel 20. Daftar Nilai Hasil Belajar siklus III pertemuan ke-2.
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 75 6. 65 11. 90 16. 85 21. 80
2. 70 7. 85 12. 65 17. 60 22. 80
3. 70 8. 80 13. 70 18. 60
4. 60 9. 90 14. 80 19. 75
5. 70 10. 90 15. 80 20. 75
Rata-rata 75,22
Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh pada
pembelajaran, maka pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
yang dilaksanakan pada siklus III dikatakan sudah berhasil, nilai rata-rata kelas
meningkat, dan menunjukkan perubahan yang signifikan. Pada siklus II nilai rata-
rata kelas 60,04 dan pada siklus III nilai rata-rata kelas 70,22 dan 75,22 Jumlah
total nilai rata-rata kelas siklus III adalah 72,72. Dengan demikian peneliti tidak
akan melanjutkan siklus berikutnya.
Namun peneliti tetap mengadakan skenario perbaikan. Kegiatan Belajar
skenario perbaikan. Yang dilaksanakan pada tanggal 3 April 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil pengolahan data Ilmu pengetahuan Alam kelas 1, yang terdiri dari 3
siklus, yang masing-masing mempunyai materi dan indikator yang berbeda-beda.
Pada siklus I terdapat materi pelajaran energi gerak dan indikator membuat model
sesuai rancangan dengan membuat kincir angin. Dilanjutkan pada siklus II
menggunakan materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda dengan indikator
mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Sedangkan pada siklus
III menggunakan materi pengaruh energi panas, pengaruh energi gerak, pengaruh
energi getar, dengan indikator mendeskripsikan pengaruh energi panas pada
kehidupan sehari-hari, mendeskripsikan pengaruh energi gerak dan
mendeskripsikan pengaruh energi getar pada kehidupan sehari-hari. Peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran antara lain:
1. Aktifitas siswa dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan.
2. Keurutan langkah-langkah dalam melakukan percobaan.
3. Aktifitas siswa dalam melakukan percobaan.
4. Dapat kerjasama dalam diskusi kelompok
5. Dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan percobaan
Perkembangan prestasi belajar IPA siswa dapat terlihat dengan adanya
peningkatan persentasi siswa memperoleh nilai 65 ke atas seperti yang tercantum
dalam tabel frekuensi nilai IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang sebelum
tindakkan, sesudah tindakan siklus I, sesudah tindakan siklus II dan sesudah
tindakan siklus III.
Dapat dilihat pada tabel nilai IPA kelas III SD Negeri 02 Lemahbang
sebelum tindakan dari dua pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 21. Daftar Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan
No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai No Nilai
1. 60 6. 40 11. 75 16. 60 21. 55
2. 60 7. 40 12. 20 17. 55 22. 40
3. 20 8. 30 13. 60 18. 40
4. 20 9. 75 14. 65 19. 60
5. 40 10. 60 15. 20 20. 75
Rata-rata 48,63
Tabel 22. Daftar Frekuensi Nilai Ulangan Harian sebelum tindakan.
No Nilai Frekuensi Persentasi
1. 0 -20 4 18,18
2. 21 – 40 6 27,27
3. 41 -60 8 36,37
4. 61 – 80 4 18,18
5. Jumlah 22 100,00
Dapat dilihat pula pada grafik histogram frekuensi.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0-20 21-40 41-60 61-81
Gambar 5. Grafik Histogram frekuensi nilai IPA sebelum tindakan
Setelah dilaksanakan tindakan siklus I dengan menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan model inkuiri pada pembelajaran IPA diperoleh data hasil
penilaian prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 02 Lemahbang seperti
terlihat pada tabel-tabel seperti berikut:
Peningkatan aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 23. Persentasi Aspek Aktifitas siswa siklus 1
NO. Aspek Aktifitas Persentasi
1. Aktifitas siswa dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan. 68,18
2. Keurutan langkah-langkah dalam melakukan percobaan. 77,27
3. Aktifitas siswa dalam melakukan percobaan. 50,00
4. Dapat kerjasama dalam diskusi kelompok 77,27
5. Dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan percobaan. 72,73
Dari tabel di atas dapat dilihat dalam dalam grafik histogram seperti di bawah ini :
0
20
40
60
80
Aktifit
as Si
swa
Urutan
Langk
ah
Aktifit
as La
ngkah
Dapat D
iskusi
Dapat M
enyimpulka
...
Gambar 6. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa siklus I
Tabel 24. Daftar Frekuensi Nilai IPA siklus I
No Nilai Frekuensi Persentasi
1. 31-40 2 9,10
2. 41-50 4 18,18
3. 51-60 10 45,45
4. 61-70 6 27,27
5. Junlah 22 100,00
Dari daftar frekuensi di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai antara 31-40 sebanyak 2
siswa atau 9,10%, siswa yang memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 4 siswa
atau 18,18%, siswa yang memperoleh nilai antara 51-60 sebanyak 10 siswa atau
45,45% dan siswa yang memperoleh nilai antara 61-70 sebanyak 6 siswa atau
27,27%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Data frekuensi nilai IPA siwa SD Negeri 02 Lemahbang pada siklus I
dapat digambarkan pada Gambar Grafik frekuensi nilai IPA seperti di bawah ini:
0
2
4
6
8
10
9,10 18,18 45,45 27,27
Gambar 7. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA sesudah tindakan
siklus I
Untuk data hasil penilaian prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 02
Lemahbang siklus II dapat dililhat pada tabel seperti berikut:
Tabel 25. Persentasi Aspek Aktifitas Siswa siklus II
NO. Aspek Aktifitas Persentasi
1. Aktifitas siswa dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan. 63,63
2. Keurutan langkah-langkah dalam melakukan percobaan. 77,27
3. Aktifitas siswa dalam melakukan percobaan. 72,72
4. Dapat kerjasama dalam diskusi kelompok 81,81
5. Dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan percobaan. 86,86
Dari tabel di atas dapat dilihat dalam dalam grafik histogram seperti seperti di
bawah ini:
Gambar 8. Grafik Histogram Apek Aktifitas Siswa siklus II
010 20 30 40 50 60 70 80 90
Aktifitas Siswa Urutan Langkah Aktifitas Langkah Dapat Diskusi DapatMenyimpulkan
Masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 26. Data Frekuensi Nilai IPA siklus II
No Nilai Frekuensi Persentasi
1. 41-50 1 4,55
2. 51-60 8 36,36
3. 61-70 12 54,54
4. 71-80 1 4,55
5. Jumlah 22 100,00
Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan
pada sklus II, jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas
sebanyak 11 siswa atau 50% dari 22 siswa dan tinggal 11 siswa atau 50% yang
memperoleh nilai kurang dari 65.
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
0
2
4
6
8
10
12
4,55 36,36 54,54 4,55
Gambar 9. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA sesudah tindakan siklus II
Untuk data hasil penilaian prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 02
Lemahbang siklus III dapat dilihat pada tabel sebagai berikut di bawah ini:
Tabel 27. Persentasi Aspek Aktifitas Siswa siklus III
NO. Aspek Aktifitas Persentasi
1. Aktifitas siswa dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan. 80,81
2. Keurutan langkah-langkah dalam melakukan percobaan. 95,45
3. Aktifitas siswa dalam melakukan percobaan. 77,27
4. Dapat kerjasama dalam diskusi kelompok 86,36
5. Dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan percobaan. 90,90
Dari tabel di atas dapat dilihat dalam grafik histogram di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
0102030405060708090
100
Aktifit
as Si
swa
Uruta
n Lan
gkah
Aktifit
as La
ngka
h
Dapat
Disk
usi
Dapat
Men
yimpu
lkan M
asala
h
Gambar 10. Grafik Histogram Aspek Aktifitas Siswa siklus III
Tabel 28. Data Frekuensi Nilai IPA siklus III
No Nilai Frekuensi Persentasi
1. 51-60 2 9,10
2. 61-70 7 31,81
3. 71-80 10 45,45
4. 81-90 3 13,64
Jumlah 22 100,00
Dari data tabel di atas dapat dilihat juga bahwa setelah pelaksanaan siklus II,
jumlah keseluruhan siswa yang memeperoleh nilai 65 ke atas sebanyak 18 siswa
atau 81,81%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM atau
mendapat nilai kurang dari 65 adalah 4 siswa atau 18,18%.
Dapat dilihat pada gambar grafik histogram seperti di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
0
2
4
6
8
10
9,10 31,81 45,45 13,64
Gambar 11. Grafik Histogram Frekuensi Nilai IPA sesudah tindakan
Siklus III
Secara lebih rinci perkembangan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN
02 Lemahbang dalam penelitian dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
Tabel 29. Nilai Rata-rata kelas sebelum dan sesudah tindakan Siklus I
No Materi
Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Menguji baling-baling mainan di angin
banyak. 47,63 56,81 Berhasil
2. Menguji baling-baling mainan di angin
banyak. 49,63 59,09 Berhasil
3. Rata-rata 48,63 57,95
Tabel 30. Persentasi Nilai ≥ 65 sebelum dan sesudah Tindakan Siklus I
NO
Materi IPA Jumlah siswa yang memperoleh ≥ 65
Persentasi Ket.
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1. Menguji baling-baling
mainan di angin banyak 2 6 9,09% 27,27% Meningkat
2. Menguji baling-baling
mainan di angin banyak 6 8 27,27% 36,36% Meningkat
4 7 18,18% 31,81%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pada tabel 29 nilai rata-rata kelas sebelum tindakan 48,63 sesudah
tindakan mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 57,95. Pada tabel 30
dalam persentasi sebelum tindakan 18,18%, sesudah tindakan menjadi 31,81%.
Dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri yang
dilaksanakan pada siklus I dengan materi “Menguji baling-baling mainan di angin
banyak dan menguji baling-baling mainan di angin yang kurang”. Menunjukkan
peningkatan. Pembelajaran pada siklus I menekankan pada pengembangan
berpikir individual lewat penelitian, peningkatan mempraktekan metode dan
teknik penelitian, latihan keterampilan khusus sesuai dengan cabang ilmu tertentu,
dan menemukan sesuatu. (Suchman, Massialas, Cox, dan Schwab dalam Joyce
dan Weil, 1980) pada Bab II halaman 16.
Peningkatan prestasi belajar belum sesuai dengan yang diharapkan.
Peneliti melanjutkan pada siklus II dengan materi “Berbagai macam gerak dan
hal-hal yang mempengaruhi gerak”.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 31. Nilai Rata-rata Kelas Sebelum dan sesudah tindakan siklus II.
Materi IPA Rata-rata Nilai Tes hasil Belajar Keterangan
Gerak Benda
Sebelum tindakan Sesudah tindakan
50,00 62,04 Berhasil
Selanjutnya dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus II.
Tabel 32. Persentasi Nilai ≥ 65 Sebelum dan Sesudah tindakan Siklus II.
Materi IPA Jumlah siswa yang
memperoleh > 65 Persentasi
Keterangan
Gerak Benda Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
7 11 31,81% 50% Meningkat
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 31 adalah 62,04. Pada tabel 32
siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM sebanyak 11 siswa dalam
persentasi 81,81%. Merefleksikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
model inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II dengan materi “Gerak benda”
dinyatakan meningkat. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA siswa dapat
mengenal istilah berpikir reflektif, berusaha aktif, hati-hati, dan pengujian secara
tepat terhadap keyakinan seorang atau pengetahuan tertentu berdasarkan
dukungan kenyataan. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran John Dewey. Di
dalam bukunya How we Think (1933) Bab II hal 16.
Peneliti belum merasa puas karena peningkatan nilai yang dicapai siswa
belum sesuai dengan nilai KKM. Peneliti masih terus melanjutkan ke siklus yang
ke III.
Setelah dilaksanakan siklus III dengan materi “Pengaruh energi” selama
dua pertemuan ada perkembangan prestasi belajar IPA di siklus III dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 33. Nilai Rata-rata Kelas Sebelum dan sesudah tindakan siklus III.
Materi IPA Rata-rata Nilai Tes hasil Belajar Keterangan
Pengaruh Energi
Sebelum tindakan Sesudah tindakan
60,00 72,72 Berhasil
Selanjutnya dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau
sama dengan 65 sebelum dan sesudah tindakan siklus III.
Tabel 34. Persentasi Nilai ≥ 65 Sebelum dan Sesudah tindakan Siklus III
Materi IPA Jumlah siswa yang
memperoleh > 65 Persentasi
Keterangan
Pengaruh
Energi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
11 18 50% 81,81% Meningkat
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 33 adalah 72,72. Pada
tabel 34 siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM sebanyak 18 siswa dalam
persentasi 81,81%. Membuktikan bahwa pembelajaran model inkuiri yang
dilaksanakan pada siklus III dengan materi “Pengaruh Energi” dinyatakan ber-
berhasil. Sesuai dengan pendapat Kuslan dan Stone (dalam Dahar dan Liliasasi,
1986) pada Bab II hal 16 sampai dengan halaman 17, bahwa proses pembelajaran
yang dilaksanakan guru dan siswa mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
menggunakan keterampilan-keterampilan proses IPA, tidak keharusan untuk
menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, jawaban-jawaban yang dicari
tidak diketahui lebih dahulu, tidak ada dalam buku pelajaran. Buku-buku petunjuk
yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan saran-saran untuk menentukan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, siswa memecahkan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, melakukan eksperimen mengadakan
pengamatan.
Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa
kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar
tahun 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan
dengan tiga siklus melalui model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA
pada siswa kelas III SDN 02 Lemahbang Kecamatan Jumapolo dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA.
Hasil Penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan: Dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA siswa kelas III SDN 02 Lemahbang, dapat di lihat dengan persentasi siswa
yang mendapat nilai ketuntasan belajar terus meningkat dari siklus I sampai siklus
III. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa adalah 6 anak atau 27,27%, pada siklus
II ketuntasan belajar siswa 11 atau 50% dan siklus ke III mengalami perningkatan
yang cukup, menjadi 18 anak atau 81,81% dari 22 anak, yang mendapatkan nilai
ketuntasan belajar. Serta pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri dapat
meningkatkan aktifitas siswa kelas tiga dalam proses belajar IPA, hal ini terbukti
pada siklus I persentasi siswa aktif dalam menyiapkan alat dan bahan percobaan
mencapai 68,18%, siklus II 63,63%, siklus III 80,81%. Persentasi keurutan
langkah-langkah melakukan percobaan siklus I 77,27%, siklus II 77,27%, dan
siklus III 95,45%. Persentasi aktifitas dalam melakukan percobaan siklus I 50%,
siklus II 72,72%, dan siklus III 77,27%. Persentasi kerjasama dalam diskusi
siklus I 77,27%, siklus II 81,81%, siklus III 86,36%. Sedangkan persentasi dalam
menyimpulkan akhir, siklus I 72,73%, siklus II 86,86 % dan siklus III adalah
90,90 %.
B. IMPLIKASI
Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
dengan menggunakan pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPA. Model yang
dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus, adapun prosedur
penelitiannya terdiri dari 3 siklus. Siklus I dilaksanakan selama 2 minggu materi
membuat baling-baling dari kertas, siklus II dilaksanakan selama 2 minggu materi
hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Sedangkan siklus III dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
selama 2 minggu dengan 2 materi pengaruh energi panas pada kehidupan, dan
pengaruh gerak pada kehidupan yang belum berhasil pada siklus I dan pada siklus
II dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan kegiatan, yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur
ulang.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan.
Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus
sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan belajar
siswa. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan atau
Kegiatan Belajar Mengajar pada yang satu ke yang lain dalam satu siklus pertama
sampai ketiga.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk membantu
guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Disamping itu perlu
penelitian lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan Model inkuiri pada hakekatnya layak
digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang
sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan prestasi belajar siswa,
yang pada umumya dimiliki oleh sebagian besar siswa.
Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan model inkuiri harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu
pembelajaran dengan proses Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi sangat
diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan, antara lain:
1. Bagi guru SDN 02 Lemahbang
a. Guru harus dapat malakukan Kegiatan Belajar Mengajar dengan aktif
inofatif kreatif efektif dan menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri jauh lebih
mengaktifkan murid dari pada ceramah, maka guru untuk sedikit
mengurangi ceramah.
c. Memperbanyak fasilitas belajar, sarana pendukung, alat peraga, sebab
mempengaruhi efesiensi pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar
siswa.
d. Guru harus dapat mengatur kelas, penguasaan kelas sehingga Kegiatan
Belajar Mengajar terasa nyaman.
e. Guru harus memahami, memilih metode, memvariasi metode yang tepat
dan sesuai dengan mata pelajaran atau sesuai dengan tema yang akan di
ajarkan.
2. Bagi siswa SDN 02 Lemahbang
a. Siswa selalu siap dalam menyiapkan alat atau bahan untuk melakukan
Kegiatan Belajar Mengajar.
b. Siswa memperhatikan langkah-langkah dalam Kegiatan Belajar Mengajar
c. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
d. Siswa harus dapat bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan suatu
masalah.
e. Siswa diharapkan dapat menyimpulkan akhir sesuai dengan kegiatan
pembelajaran.
f. Siswa harus rajin belajar dan dapat membagi waktu antara kegiatan yang
satu dengan kegiatan yang lain sehingga dapat memperoleh prestasi yang
diharapkan.
3. Bagi Sekolah SDN 02 Lemahbang
a. Sekolah hendaknya memperbanyak media pembelajaran atau alat peraga
mata pelajaran IPA.
b. Menyediakan lingkungan sekolah yang dapat untuk Kegiatan Belajar
Mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran IPA sehingga secara lebih
nyata sekaligus meningkatkan aktifitas belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4. Bagi Wali Murid SDN 02 Lemahbang
a. Berperan serta dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat
diharapkan, sebab dengan usaha guru saja keberhasilan prestasi belajar
siswa kurang maksimal.
b. Di rumah orang tua membimbing dan memperhatikan dalam belajar
sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
c. Informasi, masukan, saran tentang kemajuan dan kekurangan dalam
prestasi belajar siswa, sangat diharapkan sebab peran serta orang tua
sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan pendidikan siswa untuk
kerjasama dan jalinan rasa kekeluargaan antara orang tua dan sekolah.