skripsi - digilib.uns.ac.id · kristen surakarta tahun pelajaran 2010/2011. jenis penelitian yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
SAPTO HUDI PURNOMO
X 7407074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
SAPTO HUDI PURNOMO
X 7407074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
SAPTO HUDI PURNOMO
X 7407074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
SAPTO HUDI PURNOMO
X 7407074
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Sapto Hudi Purnomo. X 7407074. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJARAKUNTANSI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD) (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan danIlmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekat-an pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X Keuangan SMKKristen Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian TindakanKelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasiantara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Obyek penelitian iniadalah siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran2010/2011, yang berjumlah 47 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan denganobservasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap:(1) pengenalan masalah, (2) persiapan tindakan, (3) penyusunan rencana tindakan,(4) implementasi tindakan, (5) pengamatan dan (6) penyusunan laporan. Prosespenelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dariempat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksana-kan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama selama 6 x 45 menit dan sikluskedua 6 x 45 menit.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwaterdapat peningkatan hasil belajar akuntansi pada materi laporan keuanganmelalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe StudentTeams Achievement Divisions (STAD). Hal tersebut terefleksi dari beberapaindikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam diskusi kelompokmenunjukkan peningkatan dari 35 siswa (74,47%) menjadi 38 siswa (80,85%),(2) ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 41 siswa(87,23%) dan pada siklus II terdapat 42 siswa (89,36%), dan (3) adanyapeningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 42 siswa (89,36%) pada siklus Imeningkat menjadi 44 siswa (93,62 %) pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadisetelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) penerapan pendekatanpembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD), (2) guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadapmateri yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatanbelajar mengajar melalui model Student Teams Achievement Divisions (STAD),(3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkat-kan hasil belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pe-nerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achieve-ment Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Sapto Hudi Purnomo. X 7407074. AN EFFORT TO RAISE ACCOUNTLEARNING RESULT THROUGH COOPERATIVE LEARNINGAPPROACH IN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TYPE(CLASSROOM ACTION RESEARCH). Research, Surakarta: Education andTeacher Faculty, Sebelas Maret University, June 2011.
The objective research describes an application of cooperative learningapproach in Student Teams Achievement Division type. It is increase tenth gradestudents finance class of account learning achievement on SMK Kristen 1Surakarta on learning year’s 2010/2011.
The objective research describes an application of cooperative learningapproach in Student Teams Achievement Division type. It is increase tenth gradestudents finance class of account learning achievement on SMK Kristen 1Surakarta. Type of research is classroom action research. This researchcollaborates among researcher, teacher and students. The object of research istenth grade students finance class of SMK Kristen 1 Surakarta on learning year’s2010/2011. There are 47 students in this class. Technique of collecting data isobservations, documentation, interview and test. There are some stages ofresearch procedure: (1) Problem introduction. (2) Action preparation. (3)Composing action planning. (4) Action implementation. (5) Observation. (6)Composing report. There are two cycle in research progress, each of cycle havefour stage. Such as: (1) Planning. (2) Action. (3) Observation and interpretation.(4) Analysis and reflection. There are three times meeting each cycle. The first is6X45 minutes so do the second cycle.
The research can be concluded that there is increasing on account learningresult through cooperative learning approach in Student Teams AchievementDivision type. It is reflected from some indicator: (1) Students activeness areincrease from 35 students (74, 47%) to be 38 students (80,85%). (2) There are 41students (87, 23%) in the first cycle and 42 students (89,36%) in the second cyclethat has Accuracy to complete the questions in the first cycle. (3) Theachievement of students are increase from 42 students (89,36%) in the first cycle,to be 44 students (93,62%) in the second cycle. Those increasing are happen afterteacher do some efforts: (1) Applying division achievement student teams type.(2) Teacher could increase responsibility on the learning materiel to increasestudents’ achievement through Student Teams Achievement Division’ type. (3)Teacher evaluates all of learning activity that was done before, to increase thenext learning activity. The writer concludes that cooperative learning approach inStudent Teams Achievement Division’ type can increase account achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum, sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Q. S AR RA’D: 11)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”
(Aristoteles).
“Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya.”
(Johan Wolfgang von Goethe).
“Orang lain menilai kita berdasarkan apa yang kita pikirkan”
(David J. Schwartz)
“Kemampuan berpikir jauh lebih bernilai dari pada kemampuan mengingat fakta”
(David J. Schwartz)
“Kejar dan lampauilah impian yang selama ini engkau cita-cita-kan, .”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Bapak, Ibu dan Adik-adik ku tercinta atas perjuangan
dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skrpsi ini dengan lancar.
Bapak Sukirman dan Ibu Laily atas kesabarannya dalam
membimbing penulis.
Ibu Nunik Heriyanti serta keluarga besar SMK Kristen
1 yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
Anjani, Erlin, Dian, Dyah, Yoga, Pipit, Vitria, Umi,
teman-teman PAP’07, teman-teman kost Vampire dan
kost Pak Dino atas semangat, kesabaran dan persahabatan
kita selama ini.
Teman-temanku C2 dan PAK’07.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan
baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Drs. Sukirman, MM, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak
sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Laily Faiza Ulfa, SE, MM, selaku pembimbing II dan pembimbing akademis
yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik.
6. Drs. Siwi Widi Asmoro, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, serta guru,
karyawan dan siswa-siswi kelas X Keuangan yang telah banyak memberikan
bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak, Ibu dan Adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Anjani, Erlin, Dian, Dyah, Yoga, Pipit, Vitria, Wanda, Umi Krisnawati, teman-
teman PAP’07, teman-teman kost Vampire dan sahabat-sahabatku akuntansi ’07
atas keceriaan dan semangat kalian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN REVISI iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN ABSTRAK vi
HALAMAN MOTTO viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 4
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI 7
A. Tinjauan Pustaka 7
1. Hasil Belajar Akuntansi 7
a. Pengertian Belajar 7
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Belajar 8
c. Hasil Belajar 8
d. Mata Pelajaran Akuntansi 10
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 11
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 12
c. Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ...........12
B. Penelitian Yang Relevan 15
C. Kerangka Berpikir 15
D. Hipotesis Tindakan 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19
A. Tempat dan Waktu Penelitian 19
B. Subjek dan Objek Penelitian 20
C. Pendekatan Penelitian 21
D. Teknik Pengumpulan Data 23
E. Prosedur Penelitian 25
F. Proses Penelitian 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 29
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Keuangan
di SMK Kristen 1 Surakarta 35
C. Deskripsi Hasil Penelitian 36
1. Siklus Pertama 39
a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama 39
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama 41
c. Observasi dan Interpretasi 43
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Pertama 44
2. Siklus Kedua 46
a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua 46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua 48
c. Observasi dan Interpretasi 50
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Kedua 54
D. Pembahasan 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 60
A. Simpulan 60
B. Implikasi 61
C. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 64
LAMPIRAN 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas 16
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 22
Gambar 3. Grafik Penelitian Siklus I 56
Gambar 4. Grafik Penelitian Siklus II 56
Gambar 5. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II 57
Gambar 6. Guru sedang menerangkan materi yang akan dipelajari 134
Gambar 7. Siswa sedang berdiskusi untuk mengerjakan soal yang diberikan 134
Gambar 8. Siswa sedang mengerjakan soal bersama kelompoknya 135
Gambar 9. Presentasi kelompok 135
Gambar 10. Siswa sedang mengerjakan soal kuis 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian 20
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar Siswa 27
Tabel 3. Siklus Pergantian Kepala Sekolah 30
Tabel 4. Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas X Keuangan 36
Tabel 5. Perbandingan Nilai Sebelum diterapkan STAD dan
Sesudah Diterapkan STAD 52
Tabel 6. Profil Hasil Penelitian 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga dapat mengentaskan masyarakat dari
kebodohan dan keterbelakangan. Pendidikan diupayakan semaksimal mungkin
untuk menciptakan masyarakat yang memiliki suatu kemampuan dan keunggulan
tertentu, sehingga mampu bersaing dan menghadapi berbagai tantangan yang ada,
terutama dalam era globalisasi dewasa ini. Globalisasi adalah masuknya informasi
budaya secara bebas dari negara satu ke negara lain. Kenyataan tersebut dapat
menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Pendidikan me-
rupakan salah satu cara dalam menanggulanggi dampak globalisasi, dan sebagai
upaya menghadapi berbagai tantangan yang muncul dalam kehidupan, oleh karena
itu pendidikan perlu mendapat perhatian penting dari berbagai pihak khususnya
pemerintah.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, diantaranya mempersiapkan pengajar yang profesional,
pengadaan buku penunjang pelajaran, adanya program wajib belajar 12 tahun,
meningkatkan anggaran pendidikan, meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar
dan penyempurnaan kurikulum yang diwujudkan melalui suatu pembaharuan
kurikulum secara berkesinambungan, diantaranya kurikulum 1994, kurikulum
2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan kurikulum 2006 yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Selain pembaharuan kurikulum, hal yang perlu diperhatikan dalam me-
ningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah proses pembelajaran, proses
pembelajaran di kelas memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pen-
capaian tujuan pembelajaran, guru memegang peranan yang penting akan
keberhasilan proses pembelajaran tersebut disamping ada beberapa faktor lain
yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran. Hendaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
guru dalam mengajar lebih kreatif dalam memilih model-model pembelajaran
yang sesuai dengan keadaan serta kondisi lingkungan di mana dia mengajar.
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan diharapkan akan memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut,
selain itu siswa bisa lebih berperan aktif selama proses pembelajaran.
Proses belajar mengajar sebaiknya bersumber pada pokok pemikiran
yang menyatakan bahwa pengetahuan itu ditemukan, dibentuk dan dikembangkan
siswa. Kemudian seorang guru yang berperan sebagai pengajar juga harus
berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa disamping
peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, namun selama ini
siswa selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa adanya, sehingga siswa
cenderung pasif. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi pribadi
antara siswa satu dengan siswa lain, interaksi antara guru dengan siswa, serta
interaksi antara siswa dengan lingkungan, siswa akan mampu menumbuhkan
pengetahuan sesuai dengan kemampuannya sekaligus dapat belajar hidup untuk
bermasyarakat. Salah satu indikator tercapainya tujuan pembelajaran adalah tinggi
rendahnya hasil belajar yang diraih siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar, tinggi rendahnya hasil belajar akan memberikan sumbangan dalam
mencapai kesuksesan siswa di masa depan.
SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta yang me-
miliki siswa yang bervariasi, baik dalam penguasaan materi, maupun kemampuan
dalam menerima pelajaran. Kemampuan siswa dalam menerima pelajaran tersebut
akan mempengaruhi hasil belajar dari masing-masing siswa. Salah satu jurusan
yang terdapat di sekolah ini adalah X Keuangan yang tentunya sebagian besar
mata pelajaran yang diajarkan dan harus dikuasai oleh siswa adalah mata
pelajaran Akuntansi. Akuntansi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir,
menalar/menafsirkan dan kemampuan menganalisis suatu transaksi oleh sese-
orang. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Akuntansi di
kelas, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi, seperti: hasil belajar siswa
yang kurang, siswa kurang aktif di kelas, kurang fokus pada saat guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menyampaikan materi pelajaran, siswa kurang teliti saat mengerjakan soal dan
lebih banyak melakukan aktivitas lain di luar aspek pembelajaran, seperti
berbicara dengan teman satu meja, berdandan maupun bercanda. Guru sering
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa
yang bertanya walaupun siswa tersebut belum memahami materi yang
disampaikan guru di depan kelas sehingga membuat siswa hanya menyontek
pekerjaan teman saat diberi tugas mengerjakan soal Akuntansi. Kurang adanya
variasi pembelajaran Akuntansi dari guru juga merupakan salah satu kendala
siswa dalam memahami pelajaran Akuntansi, hal ini dikarenakan cukup
banyaknya jam pada mata pelajaran ini, sehingga siswa menjadi bosan dan malas
untuk mengikuti pelajaran Akuntansi.
Di SMK Kristen 1 Surakarta, proses pembelajaran yang digunakan guru
masih kurang bervariasi, sehingga minat siswa untuk belajar Akuntansi masih
kurang, akibatnya hasil belajar siswa belum maksimal, variasi belajar untuk
mengatasi kesulitan belajar Akuntansi pada siswa sangat diperlukan, salah satunya
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.
Menurut Slavin (2010:4) “Pembelajaran kooperatif merujuk pada ber-
bagai macam metode pengajaran yang mengharuskan para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu sehingga dapat menutup
kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cara belajar kooperatif jarang
sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih sering
menggantikan pengaturan tempat duduk yang individual, cara belajar individual,
dan dorongan yang individual. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam
kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap
orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Menurut Slavin (2010:143) Pembelajaran kooperatif yang paling tua danbanyak diteliti adalah, Student Teams Achievement Divisions (STAD).Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipeyang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk per-mulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Dari uraian diatas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Penerapan
Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISIONS (STAD) Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat di-
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar akuntansi yang disebabkan tipe pembelajaran
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar belum
bervariasi, masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung bosan.
2. Rendahnya hasil belajar akuntansi juga dipengaruhi keaktifan siswa
yang kurang dan ketelitian siswa dalam mengerjakan soal, ini dapat
dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak yang
tidak memperhatikan, tidak mau bertanya saat diberikan kesempatan
bertanya, dan banyaknya siswa yang salah saat mengerjakan soal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah di atas, permasalahan yang
muncul terlampau luas. Oleh karena keterbatasan penulis dalam hal biaya, tenaga
dan waktu maka penulis hanya membatasi pada masalah berikut:
1. Masalah rendahnya hasil belajar siswa.
2. Masalah rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Masalah mengenai kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Apakah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
akuntansi pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran
2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X Keuangan
SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi dunia
pendidikan yang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan
yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pemilihan tipe pengajaran
yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) maka akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan khususnya di bidang
akuntansi sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
b. Bagi Guru
Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif
dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu
sebagai alternatif dalam mengajarkan materi yang lebih me-nyenangkan dan
mudah dipahami oleh siswa.
c. Bagi Peneliti
Memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon guru dalam memilih
dan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif sebagai pembelajar-
an yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Menurut W. S. Winkel dalam Sulistyorini (2009:5) mengartikan belajar
sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam penge-
tahuan pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif konstan dan berbekas.
Sedangkan menurut Arnie Fajar dalam Sulistyorini (2009:5) mengemukakan
bahwa:
Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangunmakna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadaiuntuk melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukupuntuk berfikir ketika siswa menghadapi masalah, sehingga siswa mem-punyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.
Dari pendapat para pakar tersebut, dapat diartikan bahwa belajar adalah
sebagai proses untuk merubah diri seseorang (siswa) agar memiliki penge-
tahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku melalui latihan, baik latihan yang
penuh dengan tantangan atau melalui berbagai pengalaman yang telah terjadi.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Setiap individu dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Slameto (1995: 54-71) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja , yaitu:
1) Faktor intern
Faktor intern merupakan faktor-faktor yang berada pada diri peserta didik
itu sendiri yang dapat berupa: faktor jasmaniah, faktor psikologis, serta faktor
kelelahan. a) Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses belajar se-
seorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh yang
sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. b) Faktor Psikologis
merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat,
motif, bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang
sedang belajar. c) Faktor Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, kelelahan jasmani terjadi karena
kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah
tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu yang
meliputi : a) faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua
serta latar belakang kebudayaan keluarganya. b) faktor sekolah yang mem-
pengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. c) Faktor
masyarakat terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk
kehidupan masyarakat yang semuanya mempengaruhi belajar.
c. Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2006:22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2006:30) hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Bloom dalam W.S. Winkle (2005:274-279) membagi hasil belajar men-
jadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik”.
1) Ranah kognitifBerkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,yaitu:(a) Pengetahuan: mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidahdan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpandalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan melalui prosesmengingat atau mengingat kembali.
(b) Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan artidari bahan yang dipelajari. Kemampuan ini merupakan kemampuanme-nguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yangdisajikan ke dalam bentuk lain, seperti rumus matematika di uraikan kedalam bentuk kata-kata.
(c) Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah ataumetode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkrit dan baru.
(d) Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalambagian-bagian, sehingga struktur keseluruhannya dapat dipahamidengan baik.
(e) Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan ataupola baru yang nantinya setiap bagian-bagian dihubungkan satu samalain, sehingga tercipta suatu bentuk baru, misalkan membuat proposalpenelitian ilmiah.
(f) Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapatmengenai sesuatu yang bersamaan dengan pertanggungjawaban ataspendapat tersebut.
2) Ranah afektifBerkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu:(a) Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti penjelasan yangdiberikan oleh guru.
(b) Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif danberpartipasi dalam suatu kegiatan.
(c) Penilaian: mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadapsesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
(d) Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilaisebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(e) Pembentukan pola diri: mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi danmenjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannyasendiri.
3) Ranah psikomotorBerkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:(a) Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang
tepat antara dua perangsang atau lebih, perangsang ini tergantung darimasing-masing rangsangan.
(b) Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalamke-adaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
(c) Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk melakukanrangkaian gerak-gerik, seperti mengerakkan anggota tubuh
(d) Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untu melakukan suaturangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih atau terbiasa.
(e) Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatuketerampilan, yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepatdan efisien.
(f) Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk mengadakanperubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempatatau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapaikemahiran, misal seorang pemain tenis yang menyesuaikan polapemainannya dengan lawan.
(g) Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.
Jadi, hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari pengalaman
yang diperolah siswa dalam proses belajar dimana siswa awalnya tidak tahu
menjadi tahu.
d. Mata Pelajaran Akuntansi
American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dalam Amir
(2005:2) mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan,
pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata
uang, semua transaksi serta kejadian yang sedikit-dikitnya bersifat finansial
dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya. Arnie Fajar (2005:130)
menyebutkan bahwa “Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji
tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
keuangan”. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan
keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi
swasta (akuntansi perusahaan), pemerintah (akuntansi pemerintah), ataupun
organisasi masyarakat lainnya (akuntansi publik).
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa akuntansi adalah
pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, dan penyajian transaksi keuangan
dalam suatu organisasi tertentu.
2. Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (2010:4) “Pembelajaran kooperatif merujuk pada ber-
bagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah penge-
tahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemaha-
man masing-masing. Cara belajar kooperatif jarang sekali dapat menggantikan
pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih sering menggantikan penga-
turan tempat duduk yang individual, cara belajar individual, dan dorongan
individual. Bila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif
akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa setiap anggota dalam
kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan.
Menurut Lungdren dalam Isjoni (2010:13-14) Unsur-unsur dasar dalam
cooperative learning sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atauberenang bersama”
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didiklain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalammempelajari materi yang dihadapi.
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yangsama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Para siswa membagi tugas dan berbagai tanggung jawab di antara anggotakelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikutberpegaruh terhadap evaluasi kelompok.
f. Para siswa membagi kepemimpinan sementara mereka memperolehketerampilan bekerja sama selama belajar.
g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individualmateri yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek & Parker dalam Isjoni (2010:24) mengatakan keunggulan yang
diperoleh dalam pembelajaran ini adalah:
1. Saling ketergantungan yang positif,2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru,6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi
yang menyenangkan.
Menurut Isjoni (2010:25) kelemahan pembelajaran cooperative learning
bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar
(ekstern).
Faktor dari dalam, yaitu: a) guru harus mempersiapkan pembelajaransecara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikir-an dan waktu, b) agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar makadibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, c)selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topikpermasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidaksesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan d) saat diskusi kelas,terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lainmenjadi pasif.
c. Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Menurut Dahlan dalam Isjoni (2010:49) model mengajar dapat diartikan
sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dikembangkan oleh
Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada
adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal.
Menurut Slavin (2010:143-146) Student Teams Achievement Divisions
terdiri atas lima komponen utama, yaitu:
1) Presentasi KelasMateri dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalamkelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukanatau diskusi pelajaranyang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkanpresentasi audio-visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasahanyalah presentasi tersebut benar-benar berfokus pada STAD. Dengan caraini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi per-hatian penuh selama presentasi kelas.
2) TimTim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian darikelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsiutama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan ang-gotanya agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah fitur yangpaling penting dalam STAD. Pada setiap poin, yang ditekankan adalahmembuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harusmelakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya.
3) KuisSekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi danpraktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidakdiperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga,setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materi-nya.
4) Skor Kemajuan IndividualGagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan setiapsiswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai bila mereka bekerja lebih giatdan memberikan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Penghitungan Skor Perubahan Peningkatan Individu
Skor Perkembangan Nilai
Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5
10 sampai 1 poin di bawah skor dasar 10
10 poin diatas skor dasar 20
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30
Nilai sempurna ( tidak berdasarkan skor dasar) 30
5) Rekognisi Tim (Penghargaan Tim)Tim akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata mereka mencapaikriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukandua puluh persen dari peringkat mereka.
Tingkat Penghargaan
Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan15 Tim Baik16 Tim Sangat Baik17 Tim Super
Semua model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan, tak
terkecuali dengan tipe Student Teams Achievement Divisions ini. Kelebihan
model ini antara lain: 1) saling ketergantungan yang positif, 2) setiap siswa me-
miliki tanggung jawab terhadap kelompok, 3) siswa yang lebih memahami
dapat menjelaskan kepada temanya yang belum memahami. Sedangkan
kelemahannya antara lain: 1) tidak semua kelompok dipanggil oleh guru, 2)
membutuhkan banyak waktu, 3) sulitnya menjelaskan antara siswa yang sudah
mengerti kepada siswa yang belum mengerti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Penelitian Yang Relevan
a. Hasil penelitian PTK Yusrika Firda Isnaini dalam skripsinya dengan me-
nerapkan pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement
Divisions dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD
Muhammadiyah Wonorejo Polokarto Kabupaten Sukoharjo tahun ajaran
2009/2010. Hal ini terbukti dengan peningkatan pada rata-rata kelas dan
ketuntasan klasikal yang diperoleh pada setiap siklus. Rata-rata kelas
sebelum diterapkan 65,35 dengan ketuntasan 52,78%. Siklus I rata-rata
kelas menjadi 71,83 dengan ketuntasan meningkat menjadi 72,22%, siklus
II rata-rata kelas menjadi 79,39 dengan ketuntasan 86,11%.
b. Hasil penelitian Yona Kristianto Mutiasmoro dalam skripsinya dengan
menerapkan Kooperatif model Student Teams Achievement Divisions
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas X-2 di SMA
Masehi 1 PSAK. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata tes matematika
semester I sebelum diterapkan adalah 51, setelah diterapkan menjadi
74,44.
c. Hasil PTK oleh Sukarni dalam skripsinya dengan menerapkan pem-
belajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions menunjuk-
kan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa Kelas V SD N 03 Lalung,
Kabupaten Karanganyar. Hal ini dapat terbukti dari rata-rata hasil pra-
tindakan 66,1 atau 72% diatas KKM, pada siklus I menjadi 69,5 atau 86%
diatas KKM. Pada siklus II menjadi 73,4 atau 90% diatas KKM, dan pada
siklus III rata-rata 80 atau 100% diatas KKM.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah, serta didasarkan pada kajian teoritis untuk dapat sampai kepada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan, dapat dijabarkan
dalam gambar berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor,
baik faktor internal maupun eksternal. Hasil observasi menunjukkan beberapa
permasalahan yaitu: 1) model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar belum bervariasi, masih didominasi oleh guru sehingga
siswa cenderung bosan, 2) motivasi siswa dalam proses belajar rendah, ini bisa
dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak yang tidak
memperhatikan, 3) siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam proses belajar
mengajar yang ditandai siswa jarang bertanya pada guru, 4) hasil belajar yang
tidak optimal, ditandai nilai rata-rata untuk mata pelajaran akuntansi rendah, 5)
sumber belajar siswa terbatas pada LKS, karena tidak semua siswa memiliki
Guru menerapkan modelpembelajaran kooperatifdengan metode STAD
Suasana kelasmenjadi lebih hidupkarena siswamenjadi lebih aktif
Guru melakukan refleksi padasiklus I kemudian melanjutkanperbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktifdan hasil belajarmeningkatdibanding padasiklus I
Proses Kegiatan Mengajar
Guru masih menggunakanmetode konvensional
Kondisiawal
Siswa cepat bosan,kurang aktif dalampembelajaran danhasil belajar kurangmaksimal
Tindakan
Kondisiakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
buku paket/pegangan dan kurang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar.
Prioritas permasalahan yang akan dipecahkan adalah hasil belajar yang
kurang optimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa bukanlah hal yang
mudah, banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut antara
lain guru, orang tua, dan siswa. Faktor siswa memegang peranan penting dalam
pencapaian hasil belajar, karena siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu
memiliki ketekunan belajar, motivasi berprestasi yang tinggi dan berpartisipasi
dalam pelaksanaan pembelajaran. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha
dalam pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahir-
kan prestasi yang baik.
Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu solusi dalam permasalahan
kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif dapat menjadikan siswa
lebih mudah memahami dan menemukan jawaban atas kesulitan-kesulitan yang
dialami melalui diskusi mengenai masalah dengan teman-teman kelompoknya.
Salah satu model yang dapat digunakan sebagai variasi adalah Student Teams
Achievement Divisions. Langkah-langkahnya adalah 1) pembagian kelompok,
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan empat sampai
lima orang. 2) pemberian tugas kelompok, yaitu masing-masing kelompok
diberikan tugas untuk dikerjakan bersama-sama dengan anggotanya, 3)
presentasi, yaitu setelah kelompok tersebut selesai dalam mengerjakan tugas
kelompok, beberapa kelompok ditunjuk atau dengan sukarela maju mem-
presentasikan hasil dari kelompok tersebut, 4) kuis, setelah melakukan
presentasi, siswa di berikan soal untuk dikerjakan secara individu. Hal ini
bertujuan untuk menilai, apakah pembelajaran ini telah berhasil atau belum.
Dengan penerapan pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan pe-
nelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian
tindakan kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan
diatas maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan pendekatan pem-
belajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas X
Keuangan di SMK Kristen 1 Surakarta”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen 1 Surakarta khususnya di kelas
X Keuangan, yang beralamat di Jalan Ahmad Yani 2 Solo. Sekolah ini dipimpin
oleh Drs. Siwi Widi Asmoro selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 19 kelas
yang terdiri atas:
a. Kelas X ada 6 kelas, terdiri dari 1 ruang akuntansi dan penjualan, 2
ruang AP dan Multimedia
b. Kelas XI ada 6 kelas, terdiri dari 1 ruang akuntansi dan penjualan, 2
ruang AP dan Multimedia
c. Kelas XII ada 7 kelas, terdiri dari 1 ruang penjualan, 2 AP, keuangan
dan multimedia
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Keuangan dengan
jumlah siswa 47 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian
adalah:
a. Menurut penelitian awal yang peneliti lakukan saat melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL), dalam proses pembelajaran akuntansi masih
menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga para siswa kurang
tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka cenderung
tidak memperhatikan penjelasan dari guru, tidak meguasai konsep materi
akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM yang ditentukan
yaitu 72.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan secara kolaborasi dengan guru
yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah
serta menjaga kevalidan data hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada bulan
Desember 2010 sampai bulan Mei 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1: Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Jenis KegiatanBulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1. Persiapan Penelitian
a. a. Penyusunan Judul
b. b. Penyusunan Proposal
c. c. Perijinan
2. 2. Perencanaan Tindakan
3. 3. Implementasi Tindakan:
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan Laporan
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Keuangan semester genap di
SMK Kristen 1 Surakarta sebanyak 47 siswa.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan berbagai kegiatan yang terjadi di dalam
kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajaryang terdiri dari:
a. Menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Pengukuran hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui
pendekatan pembelajaran model Student Teams Achievement Divisions.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Istilah dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
(CAR) yang mengandung pengertian suatu kegiatan penelitian yang dilakukan
dikelas. Pengertian kelas di sini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, namun
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula.
Arikunto dalam Suyadi (2010:18) menjelaskan pengertian PTK secara
lebih sistematis.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakancara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menentukan cara danaturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang diamati.
Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan teren-canadengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yangdalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Menurut Suyadi (2010:23-29) PTK memiliki beberapa karakter, yaitu:
a. Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segeradiselesaikan didalam kelasnya.
Dengan kata lain, guru menyadarai bahwa ada sesuatu dalam praktikpembelajaran yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk melakukantindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan tersebut.
b. Refleksi Diri.Refleksi yang dimaksud disini adalah refleksi dalam pengertian
melakukan introspeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa sajatindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak dari tindakantersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian, dan sebagainya.
c. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam “Kelas” sehingga fokusperhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa melaluiinteraksi.
“Kelas” yang dimaksud disini tidak sebatas pada sebuah ruang yangdibatasi dinding dan pintu. Kelas yang sesungguhnya adalah semua“tempat” dimana terjadi proses pembelajaran antara guru dan siswa. Jadiboleh-boleh saja bila PTK dilakukan di ruang terbuka, yang terpentingdalam PTK adalah fokus perhatian penelitian kepada proses pembelajarandalam bentuk interaksi antara guru dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
d. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terusmenerus.
Esensi PTK adalah untuk memperbaiki pola pembelajaran secaraterus-menerus, tiada henti. Siklus demi siklus didalamnya harus men-cerminkan perbaikan demi perbaikan yang dicapai.
Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010:49-65) secara umum, terdapat
empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pe-
ngamatan, dan refleksi. Berikut ini adalah gambaran ke empat langkah dalam PTK
yang dikemukakan oleh Arikunto
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dalam Suyadi, 2010:50)
Keterangan:
a. Perencanaan
Perencanaan PTK adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah, yaitu mengidentifikasi masalah yang terjadi di-
dalam kelas. Identifikasi yang tepat akan mengarahkan pada hasil
penelitian, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar
siswa.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Analisis penyebab masalah dan merumuskannya, yaitu menganalisis
berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan tersebut.
3. Ide untuk memecahkan masalah, setelah ditemukan masalahnya
rencana tindakan sebagai langkah mengatasi masalah inilah yang
disebut dengan ide orisinil peneliti.
b. Acting (Pelaksanaan)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan yang merupakan implemen-
tasi atau penerapan isi rancangan. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap
ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi terkesan alamiah dan tidak
direkayasa.
c. Observation (Pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat atau peneliti. Observasi merupakan alat untuk memotret seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus
meng-uraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat
atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-
lain).
d. Refleksi
Tahap terakhir dalam PTK adalah refleksi atau kegiatan mengemukakan
kembali apa yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan
ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Suharsimi Arikunto (2006:30) menyatakan bahwa observasi adalah suatu
teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematik. Dalam hal ini peneliti mengamati secara langsung
proses pembelajaran di kelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa
kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari
kegiatan observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembelajaran saat observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan
lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan me-
ngambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa
gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
3. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang dilakukan
secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara ini dilakukan oleh
peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang dihadapi dan
untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
akuntansi. Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan
atas dasar pengamatan dari setiap siklus yang ada kepada para siswa untuk
mengetahui respon yang muncul terhadap pelaksanaan yang dilakukan dalam
penelitian ini. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas terpimpin, yaitu pewawancara hanya membuat pokok-pokok
masalah yang akan diteliti, selanjutnya selama proses wawancara berlangsung
mengikuti situasi jangan sampai proses wawancara kehilangan arah.
4. Tes
Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk me-
ngukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pem-
berian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum.
Tes yang diadakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan, yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan.
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama.
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal eveluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus yaitu: siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran
akuntansi. Hipotesis ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui
tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Proses Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti
direncanakan dalam dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali per-
temuan, dan pada pertemuan berikutnya dilakukan evaluasi belajar. Kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam masing-masing siklus adalah:
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut:
(a) Guru membuka proses belajar mengajar dan mengabsen siswa.
(b) Guru menyampaikan materi pelajaran sebelumnya kemudian mengait-
kan dengan materi yang akan dipelajari.
(c) Guru mempresentasikan metode Student Teams Achievement Divisions
(STAD) yang akan diterapkan dan membagi 47 siswa menjadi 9
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 5-6 orang.
(d) Guru menugaskan dan memberi waktu tiap tim untuk mendiskusikan
dan menjawab soal-soal yang berkaitan dengan materi yang telah
diajarkan guru.
(e) Guru mengawasi dan mengadakan observasi.
(f) Guru memanggil secara acak untuk presentasi.
(g) Guru dan siswa menyimpulkan materi.
2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian.
Indikator ketercapaian ini dinilai dari beberapa komponen, seperti yang
disajikan dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang
diukur
Persentase Target
CapaianCara mengukur
Keaktifan siswa
dalam diskusi
kelompok
70% Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari
jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan, dan menjawab
pertanyaan dalam diskusi
kelompok.
Ketelitian dan
ketepatan siswa
dalam
menyelesaikan soal
70% Diamati saat pembelajaran
dihitung dari jumlah siswa yang
diteliti dan benar (tepat) dalam
menyelesaikan soal.
Ketuntasan hasil
belajar (standar
nilai 72)
80% Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 72 ke atas,
untuk siswa yang mendapat nilai
72 dianggap telah mencapai
ketuntasan belajar.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan
observasi terhadap dampak tindakan.
3. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran. Fokus
observasi adalah semua kegiatan siswa saat KBM berlangsung serta peng-
gunaan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap hasil
belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4. Tahap Analisis Data dan Refleksi
Setelah proses pembelajaran pada siklus I berakhir, maka diadakan
analisis terhadap semua data yang diperoleh dilapangan. Pada kegiatan reflek-
si ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang
dilakukan mampu memperbaiki masalah. Berdasarkan masalah-masalah yang
muncul pada siklus I, maka akan ditentukan oleh peneliti apakah tindakan
yang dilaksanakan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan atau
belum. Melalui refleksi inilah maka peneliti akan menentukan keputusan
untuk melakukan siklus lanjutan.
Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta analisis dan refleksi
yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat SMK Kristen 1 Surakarta
Bermula dari inisiatif beberapa orang Kristen di Surakarta, untuk men-
dirikan sekolah lanjutan atas dan kejuruan, dalam musyawarah telah diputuskan
memilih sekolah lanjutan ekonomi atas. Mengingat jika pertimbangan keadaan
ekonomi/perekonomian masyarakat perlu ada peningkatan, maka beberapa orang
Kristen tersebut dan masyarakat Surakarta pada umumnya merasa wajib membantu
pemerintah dalam meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, perlu mendidik
siswa yang berminat untuk dipersiapkan menjadi ahli ekonomi, disamping itu
yang paling penting adalah untuk mendirikan sekolah mendapat persetujuan
pengurus. Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan dari Kepala
Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah, yang ada di Semarang,
akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1958, berdiri Sekolah Menengah Ekonomi Atas
(SMEA) Kristen Surakarta yang bercorak Kristen.
Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta, di bawah bimbingan Panitia yang
diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf, sedangkan jalannya pelajaran di-
serahkan kepada Bp. Hartoyo, selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp.
Sucipto, B.A, untuk mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan Bali
No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Tahun 1961 Drs. Hartoyo selaku Kepala
Sekolah mendapat tugas yang baru yaitu menjadi dosen UNDIP Semarang,
Jabatan Kepala Sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bp. Sucipto, B.A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Adapun pergantian kepala sekolah dari awal sampai sekarang adalah:
No Masa Jabatan Pejabat Kepala Sekolah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1958 – 1964
1965 – 1969
1970 – 1974
1974 – 1978
1979 – 1999
1999 – 2011
2011 – Sekarang
S. Sucipto, B.A
Suparjo, B.A
Drs. Santoso Adi Kusumo
Drs. Bob Hadianto
Dra. Kusminah
Dra. Sri Haryanti, M.M
Drs. Siwi Widi Asmoro
Tabel 3. Siklus Pergantian Kepala Sekolah
Berdasarkan Surat Edaran Depdikbud tanggal 3 April 1997 No. 41007
1A 45/1997 mengenai perubahan status yakni SMP menjadi SLTP, SMA menjadi
SMU, SMEA menjadi SMK, dan STM menjadi SMK, maka SMEA Kristen 1
Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta, hal ini ditegaskan oleh surat
edaran dari PPKS No. 33/C/IV/1997, tentang hal tersebut pada tanggal 4 Juni
1997.
SMK Kristen 1 Surakarta sampai dengan tahun ajaran 2010/2011
memiliki beberapa program keahlian. Program keahlian tersebut meliputi
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Manajemen Bisnis, dan Multimedia.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran SMK Kristen 1 Surakarta
a. Visi
Visi SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 adalah
“Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan berstandart nasional yang
menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri, serta memiliki iman,
pengharapan, dan kasih”.
b. Misi
1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi
pada mutu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan
pemasaran.
3) Menghasilkan SDM yang kompeten, mandiri, dan beriman.
c. Tujuan
1) Agar siswa mampu menjadi asset pembangunan yang produktif.
2) Agar siswa menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang unggul untuk
mengisi kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan dunia instansi saat ini
maupun masa yang akan datang.
3) Agar siswa dapat memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
professional berlandaskan iman, pengharapan, dan kasih.
4) Menyiapkan siswa menjadi warga negara yang produktif, adaptif, kreatif,
dan senantiasa berpegang teguh pada kebenaran iman dan ilmiah.
d. Sasaran
Dalam upaya mencapai tujuan SMK, SMK Kristen 1 Surakarta
terlebih dahulu menentukan sasaran-sasaran pokok dari seluruh tujuan umum
yang akan dicapai selama tahun diklat 2010-2011. Sasaran pokok ini
merupakan hasil pemikiran dan kesepakatan seluruh tenaga kependidikan
untuk dapat meningkatkan mutu sekolah. Secara garis besar sasaran program
SMK Kristen 1 Surakarta tahun diklat 2010-2011 adalah:
1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di sekolah.
2) Meningkatkan hasil kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih mantab
dari tahun sebelumnya.
3) Meningkatkan administrasi sekolah, kemampuan tenaga kependidikan
serta proses belajar mengajar.
4) Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/industri dan ma-
syarakat untuk peningkatan pelaksanaan prakerin (Praktek Kerja Industri).
5) Meningkatkan unit produksi dalam rangka menggali sumber dan sebagai
sasaran peningkatan ketrampilan siswa.
6) Meningkatkan dan menyempurnakan kinerja Pengurus Komite Sekolah
(KS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
7) Meningkatkan hubungan kerja sekolah dengan dunia usaha / dunia industri
dan masyarakat untuk penyelenggaraan bantuan beasiswa dan dana pen-
didikan.
8) Meningkatkan fasilitas sesuai kemampuan sekolah secara bertahap.
3. Kondisi Lingkungan SMK Kristen 1 Surakarta
Secara umum, gedung SMK Kristen 1 Surakarta dalam keadaan baik dan
memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, di atas
tanahnya yang luas yaitu ± 700 m2 didirikan ruangan-ruangan yang menunjang
kegiatan belajar mengajar terdiri dari :
1. Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas ada 19 terdiri dari 7 ruang di lantai bawah dan 12 ruang
di lantai atas.
2. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala Sekolah ada 1 ruang berada di lantai atas menghadap ke utara.
Letak ruang kepala sekolah berada di sebelah barat ruang kelas XI TKI 2
dengan luas 30,56 m2.
3. Ruang Guru
Ruang guru berjumlah 1 buah berada di lantai bawah di sudut menghadap
ke timur dengan luas 146 m2.
4. Ruang Penerimaan SPP
Berada di lantai bawah, sebelah barat pintu gerbang dan berbatasan dengan
Bank Mini.
5. Ruang Toko
Berada di lantai bawah, tepatnya di sebelah barat gerbang yang paling luar.
Ruang toko ini menghadap ke selatan berhadapan dengan Hotel Asia.
6. Ruang Bank Mini
Terletak di lantai atas, di sebelah barat Ruang pembayaran SPP dan di
sebelah selatan Ruang kelas XII Tata Niaga. Luas ruang Bank Mini adalah
55 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
7. Ruang Tata Usaha
Berada di lantai bawah di sebelah barat gerbang bagian tengah, ruang tata
usaha menghadap ke timur, dengan luas ruangan 32 m2.
8. Ruang Kantin.
Kantin ada 1 ruang yang letaknya di sebelah selatan Smart, menghadap ke
timur dengan total luas ruangan 18 m2.
9. Ruang BK
Ruang BK ada 1 ruangan di sebelah barat ruang kelas Keuangan 1,
mengahadap ke utara dengan total luas ruangan 22,5 m2.
10. Ruang UKS
11. Ruang Laboratorium Mengetik
Ruang laboratorium mengetik memiliki 1 ruang dengan luas ruangan 72 m2.
12. Ruang Laboratorium Komputer
Ruang laboratorium komputer memiliki 1 ruang dengan luas ruangan 84 m2.
13. Ruang Sepeda
14. Ruang Perpustakaan
Memiliki 1 buah ruang perpustakaan yang berada di depan kelas X
administrasi 2. Ruang perpustakaan menghadap ke utara.
15. WC dan Kamar Mandi
Jumlah Toilet yang ada di SMK Kristen ada 13 buah, dengan luas 26,1 m2.
4. Keadaan Guru, Karyawan, dan Peserta Didik
Guru, karyawan, dan peserta didik merupakan komponen utama sekolah
untuk mencapai visi dan misi sekolah. Pencapaian visi dan misi sekolah di-
perlukan interaksi dan kerjasama antara guru, karyawan dan peserta didik.
a. Guru
Guru merupakan fasilitator bagi peserta didik untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Guru harus mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam
penguasaan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. Guru yang
ada di SMK Kristen 1 Surakarta berjumlah 45 guru, baik guru laki-laki maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
guru perempuan, yang terdiri dari 20 guru tetap dan 25 orang guru tidak
tetap/bantu.
b. Karyawan
Karyawan yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta berjumlah 11 orang.
Karyawan tersebut terdiri dari bagian tata usaha berjumlah 6 orang, tenaga
teknis baik di laboratorium maupun perpustakaan berjumlah 2 orang, dan
penjaga malam serta satpam berjumlah 3 orang.
c. Peserta Didik
Jumlah peserta didik yang ada dan terdaftar di SMK Kristen 1 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011 sebanyak 612 peserta didik yang terdiri dari:
1) Kelas X sebanyak 205 peserta didik, yang terbagi ke dalam beberapa
program keahlian antara lain:
Akuntansi : 47 siswa
Multimedia : 84 siswa
Tata Niaga : 20 siswa
Adm. Perkantoran : 54 siswa
2) Kelas XI sebanyak 215 peserta didik, yang terbagi ke dalam beberapa
program keahlian antara lain:
Akuntansi : 44 siswa
Multimedia : 67 siswa
Tata Niaga : 40 siswa
Adm. Perkantoran : 64 siswa
3) Kelas XII sebanyak 192 peserta didik, yang terbagi ke dalam beberapa
program keahlian antara lain:
Akuntansi : 51 siswa
Multimedia : 66 siswa
Tata Niaga : 23 siswa
Adm. Perkantoran : 52 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Keuangan
di SMK Kristen 1 Surakarta
Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti melakukan kegiatan
identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada tanggal 30 Maret
2011 di SMK Kristen 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran akuntansi, hal ini dapat
dilihat dari siswa yang cenderung tidak mempergunakan kesempatan
untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi, mereka memilih
diam meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang
sedang dibahas, sebagian siswa juga masih malu dan takut untuk me-
ngerjakan soal di depan kelas. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan
aktif mengungkapkan pendapatnya dan bertanya disaat mereka mengalami
kesulitan, sehingga komunikasi timbal balik dalam pembelajaran mutlak
diperlukan
b. Kurang telitinya siswa dalam mengerjakan soal.
Siswa masih kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru. Ini dikarenakan siswa terburu-buru dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru, sehingga masih banyak siswa yang nilainya belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal.
c. Hasil belajar siswa kurang maksimal.
Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 72. Berdasarkan hasil nilai
ulangan harian awal menunjukkan bahwa sebanyak 17 siswa atau 36,17%
telah memenuhi KKM sedangkan sebanyak 30 siswa atau 63,83% belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
memenuhi KKM, dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar mata pelajaran akuntansi belum optimal.
2. Ditinjau dari Segi Guru
Pada saat pembelajaran akuntansi, siswa menunjukkan sikap yang kurang
berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi, siswa terlihat
bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan
pelajaran dengan seksama, hal ini dikarenakan tipe pembelajaran yang di-
gunakan oleh guru belum bervariasi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Data awal penelitian diambil dari nilai ulangan harian terakhir yang di-
peroleh siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa, seperti tercantum dalam
tabel berikut:
Tabel 4. Nilai Kemampuan Awal Siswa Kelas X Keuangan
Nilai Jumlah siswa Persentase Kriteria Nilai
91-100 1 2,12 Baik Sekali
81-90 2 4,25 Baik
71-80 14 29,79 Cukup Baik
61-70 2 4,25 Cukup
51-60 7 14,89 Kurang
41-50 9 19,15 Kurang
31-40 3 6,38 Kurang Sekali
20-30 9 19,15 Kurang Sekali
Jumlah 47 100 —
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai 20-40 ada 12 orang, nilai tersebut merupakan nilai yang kurang sekali/sangat
kurang. Didalam pembelajaran, siswa yang mendapat nilai 20-40 biasanya hanya
sebagian kecil, tetapi di kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta, siswa yang
mendapat nilai sangat kurang, cukup banyak, ada 12 siswa, hal ini dikarenakan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tidak memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran, selain itu, siswa juga
kurang dalam belajar di rumah. Siswa yang mendapat nilai 41-60 ada 16 orang,
nilai tersebut merupakan nilai yang kurang. Didalam pembelajaran, siswa yang
mendapat nilai 41-60 biasanya hanya sedikit, namun di kelas X Keuangan, siswa
yang mendapat nilai kurang, cukup banyak, hal ini dikarenakan siswa kurang
memperhatikan saat guru memberikan penjelasan, dan tidak mau mempelajari
kembali materi yang telah diberikan. Siswa yang mendapat nilai 61-70 hanya ada
2 orang, nilai tersebut merupakan nilai yang cukup, namun masih belum
memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM 72). Siswa yang mendapat nilai
cukup hanya sedikit, hal ini dikarenakan siswa tersebut kurang teliti dalam
mengerjakan soal yang diberikan guru. Siswa yang mendapat nilai 71-80 ada 14
orang, nilai tersebut merupakan nilai yang cukup baik, meskipun sudah
mendapatkan nilai yang cukup baik, siswa harus tetap belajar dengan tekun, agar
nilai mereka dapat meningkat. Siswa yang mendapat nilai 81-90 ada 2 orang, nilai
tersebut merupakan nilai yang baik, sehingga siswa harus dapat mempertahankan
nilainya. Siswa yang mendapat nilai 91-100 ada 1 orang, nilai tersebut merupakan
nilai yang sangat bagus atau istimewa, karena hanya sedikit siswa yang mendapat
nilai tersebut.
Rendahnya kemampuan awal siswa di kelas X Keuangan SMK Kristen 1
Surakarta, tidak hanya dikarenakan siswa tersebut malas dalam belajar, namun,
dapat juga dipengaruhi oleh faktor lain, salah satunya adalah pada saat seleksi
penerimaan siswa baru. SMK Kristen 1 Surakarta dalam mengadakan penerimaan
siswa baru tahun ajaran 2010/2011, dibagi menjadi 3 gelombang, gelombang yang
pertama disebut dengan gelombang dini, dilaksanakan pada pertengahan mei
sampai akhir juni, pada gelombang yang pertama ini, siswa yang mendaftar hanya
sedikit, ini dikarenakan siswa lebih mengutamakan mendaftar ke sekolah
unggulan terlebih dahulu. Gelombang yang ke dua disebut dengan gelombang I,
gelombang I dilaksanakan selama 4 hari, selama masa pendaftaran gelombang I,
siswa yang mendaftar tidak cukup banyak. Gelombang yang ke tiga atau
gelombang terakhir disebut dengan gelombang II, gelombang II dilaksanakan
selama 2 hari, meskipun hanya dilaksanakan selama 2 hari, siswa yang mendaftar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
ada banyak, sehingga sebagian besar tercapainya target jumlah siswa di sekolahan
SMK Kristen 1 Surakarta, diisi atau terpenuhi di gelombang yang terakhir.
Banyaknya siswa yang mendaftar digelombang terakhir, dikarenakan siswa-siswa
tersebut, banyak yang tidak diterima di sekolah-sekolah unggulan, sehingga SMK
Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu alternatif bagi siswa yang tidak diterima
di sekolah unggulan. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pada dasarnya,
kemampuan siswa di SMK Kristen 1 Surakarta pada tahun ajaran 2010/2011
memang rendah.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang belum
tuntas atau belum memenuhi standar ketuntasan (KKM 72) ada 30 siswa, bila hal
ini masih terus berlanjut, maka akan banyak siswa yang akan tinggal kelas. Dari
hal tersebut guru dan peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penerapan bembelajaran yang berbeda
atau belum pernah diterapkan guru sebelumnya, dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, hal ini dikarenakan pembelajaran baru bagi siswa, dapat membuat siswa
merasa ingin tahu dengan model pembelajaran tersebut, sehingga perhatian siswa
dapat fokus terhadap proses pembelajaran, meskipun ada beberapa siswa yang
masih acuh dengan model pembelajaran baru, siswa yang kurang memperhatikan
ini-lah yang nantinya tidak mengalami peningkatan hasil belajar/kurang ber-
kembang kemampuan akademisnya. Dengan diterapkan model pembelajaran baru,
diharapkan siswa yang mendapatkan nilai kurang atau sangat kurang, dapat
meningkat menjadi baik atau sangat baik. Peningkatan hasil belajar yang di-
karenakan model pembelajaran baru tidak hanya terjadi pada mata pelajaran
akuntansi saja, tetapi hampir disemua mata pelajaran, tergantung model pem-
belajaran yang dipilih.
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus pertama melalui pendekat-
an pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions
adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Kamis
31 Maret 2011 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Peneliti bersama
guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam
rendahnya motivasi belajar dan partisipasi siswa yang kurang dalam
pembelajaran. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus I akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa 5
April 2011, Rabu 6 April 2011, dan Kamis 7 April 2011 diadakan evaluasi.
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti bersama guru mendiskusi-
kan skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan tipe pengajaran
Student Teams Achievement Divisions. Adapun tahap perencanaan tindakan
I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan meng-
absen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan memberinya motivasi.
(3) Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi laporan
laba-rugi.
(4) Guru memberi penjelasan mengenai metode pembelajaran yang
akan digunakan untuk pertemuan hari ini disertai dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(5) Guru menjelaskan materi mengenai laporan laba-rugi secara
singkat.
(6) Setelah guru selesai memberi penjelasan, guru membagi siswa
menjadi 9 kelompok.
(7) Guru membagikan soal laporan laba-rugi untuk dikerjakan secara
kelompok sesuai dengan kelompok masing-masing.
(8) Guru meminta agar jawaban dari masing-masing kelompok di-
kumpulkan.
b) Pertemuan Kedua
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan meng-
absen kehadiran siswa.
(2) Guru mengulas kembali materi laporan laba-rugi.
(3) Guru membagikan jawaban masing-masing kelompok agar diteliti
kembali.
(4) Guru memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya didepan kelas, hal ini ber-
tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa. Dalam kegiatan presen-
tasi ini juga diadakan tanya jawab.
(5) Memberi penghargaan kepada tim atau kelompok yang aktif, dan
tim super.
(6) Guru bersama-sama dengan murid membuat kesimpulan dalam
pembelajaran kali ini.
c) Pertemuan ketiga
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan meng-
absen kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif, dengan meminta
siswa untuk tenang, karena akan diadakan evaluasi belajar materi
laba-rugi
(3) Guru meminta siswa duduk sesuai pada tempat duduk masing-
masing dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan
tes evaluasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
(4) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur, tidak saling
bekerja sama.
(5) Guru mengawasi jalannya tes agar hasil pekerjaan siswa merupa-
kan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai, murid diminta
untuk mengumpulkan jawabannya.
(6) Guru membahas soal evaluasi, sehingga siswa dapat mengetahui
letak kesalahannya.
2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan dengan tipe
STAD.
3. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes. Ins-
trumen tes, dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus I).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan selama 2 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan yaitu hari Selasa, 5 April 2011, Rabu 6
April 2011, dan Kamis 7 April 2011 diadakan evaluasi. Kegiatan dilakukan
diruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan selama 6 X 45 menit,
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah laporan laba-
rugi. Pada pertemuan pertama, guru memberikan apersepsi mengenai materi
laporan laba-rugi kemudian membagi siswa menjadi beberapa kelompok,
selanjutnya siswa menerapkan pembelajaran STAD. Pada pertemuan kedua,
kegiatan pembelajaran sama seperti pada pertemuan yang pertama, namun
siswa mempresentasikan hasil dari kelompok mereka. Pada pertemuan yang
berikutnya diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Pertemuan pertama ( Selasa, 5 April 2011)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pem-
buka, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa. Pada per-
temuan yang pertama ini semua siswa hadir.
Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi, setelah itu guru me-
lanjutkan dengan menjelaskan metode pembelajaran STAD yang akan
digunakan pada pertemuan kali ini dan langkah–langkah pelaksanaannya
serta tujuan dari pembelajaran dengan metode tersebut. Guru juga
menyampaikan indikator-indikator apa saja yang akan dinilai dalam
pembelajaran itu.
Pada pertemuan ini guru menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, guru membagi murid menjadi 9 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang heterogen, baik
secara bentuk fisik, maupun dalam kemampuan akademik. Setelah guru
membentuk kelompok, masing-masing kelompok diberikan soal yang
sama untuk dikerjakan bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah
waktu untuk diskusi selesai, masing-masing kelompok diminta untuk
mengumpulkan pekerjaan kelompoknya.
2) Pertemuan ke dua ( Rabu, 6 April 2011)
Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Pada per-
temuan yang kedua ini seluruh siswa hadir didalam kelas.
Guru menciptakan situasi kelas yang kondusif dan setelah kelas
tenang, guru melanjutkan dengan mangulas kembali materi yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru juga menguji pemahaman
siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan lesan. Setelah selesai
menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru minta siswa untuk
duduk sesuai dengan posisi kelompoknya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Guru membagikan jawaban sesuai dengan kelompoknya, setelah
itu guru meminta murid untuk meneliti kembali pekerjaan kelompoknya
selama 5-10 menit. Kelompok yang telah selesai meneliti kembali pe-
kerjaanya dipersilahkan untuk maju mempresentasikan jawabannya di
depan kelas. Seluruh kelompok akan mendapat giliran mempresentasi-
kan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas. Setelah semua kelom-
pok mempresentasikan jawabannya, guru memberikan penguatan me-
ngenai materi laporan laba-rugi, dan bersama-sama dengan siswa me-
narik kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
3) Pertemuan ke tiga ( Kamis, 7 April 2011)
Pada pertemuan ketiga, guru membuka dengan salam pembuka
dan mengabsen kehadiran siswa, ternyata semua siswa hadir.
Guru menyuruh siswa untuk duduk di tempat duduknya masing-
masing dan mempersiapkan diri untuk evaluasi hari ini. Guru dibantu
peneliti membagikan soal evaluasi, setelah selesai membagikan soal,
guru bersama peneliti mengawasi murid agar tidak ada murid yang be-
kerjasama. Waktu untuk mengerjakan tes tersebut selama 70 menit.
Waktu yang ditentukan telah selesai, guru meminta kepada murid
untuk mengumpulkan jawabannya, setelah seluruh lembar jawab murid
terkumpul, guru membahas soal evaluasi agar murid dapat mengetahui
letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat
diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup pem-
belajaran saat itu dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan mengguna-
kan pendekatan pembelajaran tipe STAD di kelas X Keuangan. Peneliti
berada di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat
secara jelas mengamati proses pembelajaran akuntansi. Pada pertemuan per-
tama yaitu hari Selasa, 5 April 2011, guru menyampaikan apersepsi dan
penjelasan mengenai model STAD, dan menerapkannya dalam pembelajar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
an. Pada pertemuan kedua, Rabu, 6 April 2011, guru menerapkan pem-
belajaran model STAD dalam mengerjakan soal seperti yang telah dijelas-
kan guru sebelumnya. Kamis, 7 April 2011 digunakan guru dan peneliti
untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I
dapat segera diketahui. Berdasarkan kegiatan tersebut, deskripsi tentang
jalannya proses pembelajaran akuntansi materi laporan laba-rugi menggunakan
model STAD sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksana-an tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses belajar mengajar
akuntansi materi laporan laba-rugi, diperoleh gambaran tentang pencapaian
hasil belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu:
1) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok selama kegiatan kerja
kelompok berlangsung sebesar 74,47%, sedangkan 25,53% lainnya
kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok. Hal ini
dikarenakan siswa yang merasa tidak bisa mengerjakan tidak mau ikut
berdiskusi karena kurangnya motivasi belajar dalam diri mereka.
2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 87,23%, sedangkan 12,77% masih ada yang tidak lengkap dan
belum bisa mengerjakan soal dengan sempurna.
3) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan laba-rugi dan
mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar 89,36%, sedangkan 10,64% siswa
lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal
ini disebabkan mereka kurang teliti dalam mengerjakan soal.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I adalah:
(a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang model
Student Teams Achievement Divisions (STAD) sehingga para siswa
masih banyak yang mengalami kebingungan untuk menerapkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(b) Banyak keluhan dari siswa bahwa suara guru kurang keras sehingga
siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar penjelasan
guru secara jelas.
(c) Guru kurang memberikan motivasi kepada murid saat memulai pem-
belajaran, dan suara guru juga kurang bersemangat selama pelaksanaan
pembelajaran.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu:
(a) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok
(b) Siswa yang tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu
teman-temannya.
(c) Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru yang
diterapkan oleh guru.
(d) Sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan
dalam kemampuan akademisnya.
(e) Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan
teman sebayanya.
(f) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai
terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 85,87. Siswa yang
sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 42 siswa dari 47
siswa, jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila
dibandingkan sebelumnya, dengan ketuntasan hasil belajar siswa
sebesar 89,36%. Hasil tersebut telah dapat mencapai target yang
ditetapkan, yaitu 80%.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan adalah :
1) Volume suara guru perlu lebih dikeraskan dan lebih antusias/semangat
dalam menerangkan materi sehingga siswa dapat mendengar dengan jelas
dan juga tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai pengawasan, juga
untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran agar dapat bekerja sama
dengan anggota kelompok yang lain.
3) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan untuk
mengungkapkan pertanyaan mengenai materi saat presentasi lebih luas.
2. Siklus II
Penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran akuntansi siklus II adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 11
April 2011. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini, kemudian disepakati bahwa pelaksana-
an tindakan pada siklus yang kedua akan dilaksanakan selama 2 kali per-
temuan, yakni pada hari Selasa 12 April 2011, Rabu 13 April 2011, dan
Kamis 14 April 2011 diadakan evaluasi belajar .
Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
pada kompetensi dasar laporan perubahan ekuitas dan neraca meng-
gunakan model STAD, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka
kemudian mengecek kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa
maupun kelas.
(3) Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi tentang materi laporan
perubahan ekuitas dan neraca, tidak lupa guru juga memberikan
motivasi agar siswa bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam
mengikuti pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(4) Guru memberi penjelasan mengenai model pembelajaran yang
akan digunakan untuk pertemuan saat itu disertai dengan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
(5) Setelah selesai memberi pengarahan dan penjelasan, guru mem-
bagi siswa menjadi 9 kelompok.
(6) Guru membagikan soal laporan perubahan ekuitas dan neraca
untuk dikerjakan bersama dengan kelompoknya.
(7) Setelah waktu untuk berdiskusi selesai, guru meminta murid
untuk mengumpulkan jawaban kelompoknya.
b) Pertemuan Kedua
(1) Guru mengucapkan salam pembuka dan dilanjutkan dengan
presensi siswa.
(2) Guru melakukan kilas balik mengenai materi sebelumnya dan
mengulangi penjelasan kembali mengenai model pembelajaran
STAD.
(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan untuk pembelajaran pada
pertemuan itu, dan meminta siswa untuk duduk di kelompok
masing-masing.
(4) Guru membagikan jawaban masing-masing kelompok agar diteliti
kembali.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya didepan kelas, hal ini
bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa, dalam kegiatan
presentasi ini juga diadakan tanya jawab.
(6) Memberi penghargaan kepada tim atau kelompok yang aktif, dan
tim super.
(7) Guru bersama-sama dengan murid membuat kesimpulan dalam
pembelajaran kali ini.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Guru mengucapkan salam pembuka, dilanjutkan dengan meng-
absen kehadiran siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(2) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif.
(3) Guru meminta siswa duduk sesuai pada tempat duduk masing-
masing dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan
tes evaluasi.
(4) Guru membagikan soal tes evaluasi kepada siswa dan meminta
siswa untuk mengerjakan secara tertib dan jujur, tidak saling
bekerjasama.
(5) Guru mengawasi jalannya tes agar hasil pekerjaan siswa merupa-
kan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai, murid diminta
untuk mengumpulkan jawabannya.
(6) Guru membahas soal evaluasi, sehingga siswa dapat mengetahui
letak kesalahannya.
2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
akuntansi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan dengan tipe
STAD.
3. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes. Ins-
trumen tes, dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus II).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang kedua dilaksanakan selama 2 kali per-
temuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu hari Selasa, 12 April 2011,
Rabu, 13 April 2011, dan Kamis, 14 April 2011 dilakukan evaluasi belajar.
Kegiatan dilakukan diruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan
selama 6 X 45 menit, sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan pertama ini adalah laporan perubahan
ekuitas dan neraca, pada pertemuan pertama, guru memberikan apersepsi
mengenai materi laporan perubahan ekuitas dan neraca, kemudian membagi
siswa menjadi beberapa kelompok, selanjutnya siswa menerapkan pem-
belajaran STAD. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran sama
seperti pada pertemuan yang pertama, namun siswa mempresentasikan hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kerja kelompoknya. Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar
siswa dari siklus pertama.
Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Pertemuan pertama ( Selasa, 12 April 2011)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pem-
buka, dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa. Pada per-
temuan ini ada 3 siswa yang tidak masuk, Elma dan Kristin tidak masuk
tanpa keterangan, dan Marguerite tidak masuk karena sakit.
Guru terlebih dahulu melakukan apersepsi, setelah itu guru me-
lanjutkan dengan menjelaskan metode pembelajaran STAD yang akan
digunakan pada pertemuan kali ini dan langkah–langkah pelaksanaannya
serta tujuan dari pembelajaran dengan metode tersebut. Guru juga
menyampaikan indikator-indikator apa saja yang akan dinilai dalam
pembelajaran itu.
Pada pertemuan ini guru menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD, guru membagi murid menjadi 9 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang heterogen, baik
secara bentuk fisik, maupun dalam kemampuan akademik. Setelah guru
membentuk kelompok, masing-masing kelompok diberikan soal yang
sama untuk dikerjakan bersama-sama dengan kelompoknya. Setelah
waktu untuk diskusi selesai, masing-masing kelompok diminta untuk
mengumpulkan pekerjaan kelompoknya.
2) Pertemuan ke dua ( Rabu, 13 April 2011)
Guru mengawali pertemuan kedua dengan mengucapkan salam
pembuka dan dilanjutkan dengan memeriksa presensi siswa. Pada per-
temuan yang kedua ini ada tiga siswa yang tidak masuk, Linda, Novi
Utami, dan Wiwik, ketiganya tidak masuk tanpa keterangan.
Guru menciptakan situasi kelas yang kondusif dan setelah kelas
tenang, guru melanjutkan dengan mangulas kembali materi yang telah
dibahas pada pertemuan sebelumnya. Guru juga menguji pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan lesan. Setelah selesai
menguji capaian konsep awal siswa tersebut, guru minta siswa untuk
duduk sesuai dengan posisi kelompoknya masing-masing.
Guru membagikan jawaban sesuai dengan kelompoknya, setelah itu
guru meminta murid untuk meneliti kembali pekerjaan kelompoknya
selama 5-10 menit. Kelompok yang telah selesai meneliti kembali pe-
kerjaanya dipersilahkan untuk maju mempresentasikan jawabannya di
depan kelas. Seluruh kelompok akan mendapat giliran mempresentasi-
kan hasil pekerjaan kelompoknya di depan kelas. Setelah semua
kelompok mempresentasikan jawabannya, guru memberikan penguatan
mengenai materi laporan perubahan ekuitas dan neraca, serta bersama-
sama dengan siswa menarik kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini.
3) Pertemuan ke tiga ( Kamis, 14 April 2011)
Pada pertemuan ketiga, guru membuka dengan salam pembuka dan
mengabsen kehadiran siswa, ternyata semua siswa hadir.
Guru menyuruh siswa untuk duduk di tempat duduknya masing-
masing dan mempersiapkan diri untuk evaluasi hari ini. Guru dibantu
peneliti membagikan soal evaluasi, setelah selesai membagikan soal,
guru bersama peneliti mengawasi murid agar tidak ada murid yang be-
kerjasama. Waktu untuk mengerjakan tes tersebut selama 80 menit.
Waktu yang ditentukan telah selesai, guru meminta kepada murid
untuk mengumpulkan jawabannya. Setelah seluruh lembar jawab murid
terkumpul, guru membahas soal evaluasi agar murid dapat mengetahui
letak permasalahan-permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat
diperbaiki pada pertemuan atau siklus selanjutnya. Guru menutup pem-
belajaran saat itu dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan mengguna-
kan pedekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) di kelas X Keuangan. Peneliti mengambil posisi di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
kelas yaitu dibangku bagian belakang, sebab guru kelas me-nginginkan agar
peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi pada
hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Selasa 12 April 2011, guru
menyampaikan apersepsi dan penjelasan model STAD serta mempraktek-
kannya. Sedangkan pada pertemuan kedua Rabu 13 April 2011, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil dari kelompoknya. Pertemuan yang
ketiga, Kamis 14 April 2011 digunakan guru dan peneliti untuk me-lakukan
evaluasi akhir dari siklus II agar hasil belajar dari siklus II dapat segera
diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pem-
belajaran akuntansi materi laporan perubahan ekuitas dan neraca dengan
menggunakan pembelajaran STAD sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang hasil belajar dan aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok selama kegiatan kerja
kelompok berlangsung sebesar 80,85%, sedangkan 19,15% lainnya
masih belum bisa berkonsentrasi dan bekerjasama dengan anggota
kelompok yang lain.
2) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti
sebesar 89,36%, sedangkan 10,64% yang lainnya belum secara tepat
dan teliti mengerjakan latihan soal yang diberikan, hal ini dikarenakan
siswa tersebut belum paham dan tidak mau bertanya pada saat diberi
kesempatan untuk bertanya.
3) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus II dapat diidentifikasi bahwa
siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan perubahan ekuitas
dan neraca yang mendapatkan nilai 72 ke atas sebesar 93,62%, sedang-
kan 6,38% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal
yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka kurang teliti dalam me-
ngerjakan soal yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 5. Perbandingan Nilai Sebelum diterapkan STAD dan Sesudah Diterapkan
STAD
Nilai Jumlah siswa(Kemampuan
Awal)
Jumlah siswa(Siklus I)
Jumlah siswa( Siklus II)
Kriteria Nilai
91-100 1 15 16 Baik Sekali
81-90 2 17 14 Baik
71-80 14 10 14 Cukup Baik
61-70 2 3 1 Cukup
51-60 7 2 0 Kurang
41-50 9 0 2 Kurang
31-40 3 0 0 Kurang Sekali
20-30 9 0 0 Kurang Sekali
Jumlah 47 47 47 —
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar setelah diterapkan pembelajaran STAD. Siswa yang awalnya mendapat
nilai 20-40, ada 12 orang, setelah diterapkan model pembelajaran tipe STAD,
baik dalam siklus I maupun siklus II, sudah tidak ada siswa yang mendapatkan
nilai 20-40, hal ini dikarenakan, siswa yang awalnya kurang memperhatikan,
setelah diterapkan model pembelajaran baru, menjadi lebih memperhatikan dan
lebih fokus terhadap penjelasan yang diberikan guru. Siswa yang mendapatkan
nilai 41-50, sebelum diterapkan pembelajaran STAD, ada 9 siswa, setelah
diterapkan pembelajaran STAD siklus I, tidak ada yang mendapatkan nilai
kurang, namun, pada siklus II, menjadi 2 orang, hal ini dikarenakan, masih ada
siswa yang acuh terhadap pembelajaran baru, sehingga, pada siklus II, ada siswa
yang nilainya menurun. Siswa yang mendapatkan nilai 51-60, awalnya ada
7 siswa, setelah diterapkan pembelajaran siklus I, menurun menjadi 2 siswa,
dan pada siklus II, sudah tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang, ini
dikarenakan, dengan pembelajaran kelompok, siswa dapat saling membantu
antar anggota kelompok, misalkan, siswa yang pandai atau telah mengerti apa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
yang telah dijelaskan guru, dapat menjelaskan kepada siswa yang belum
mengerti, sehingga, siswa yang awalnya kurang paham, menjadi lebih mengerti
mengenai materi yang dijelaskan. Siswa yang mendapatkan nilai 61-70,
awalnya ada 2 siswa, setelah diterapkan model pembelajaran STAD siklus I,
meningkat menjadi 3 siswa, dan pada siklus II, menurun menjadi 1 siswa,
menurunnya jumlah siswa yang mendapatkan nilai 61-70, bukan berarti hal
yang buruk, karena, ada siswa yang nilainya meningkat dari siklus I ke siklus
II, ini dikarenakan, siswa lebih fokus memperhatikan penjelasan guru dan mau
berusaha untuk mengerjakan soal yang diberikan. Siswa yang mendapatkan nilai
71-80, awalnya ada 14 siswa, setelah diterapkan siklus I, menjadi 10 siswa, dan
pada siklus II, meningkat menjadi 14 siswa, turunya jumlah siswa pada siklus I
dikarenakan, ada siswa yang nilainya meningkat pesat menjadi 80-an, namun
ada juga siswa yang nilainya menurun menjadi 60-an. Siswa yang
mendapatkan nilai 81-90, awalnya hanya ada 2 siswa, setelah diterapkan
pebelajaran STAD siklus I, meningkat menjadi 17 siswa, dan pada siklus II,
menurun menjadi 14 siswa, menurunnya jumlah siswa dari siklus I ke siklus II,
dikarenakan, masih ada siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan soal yang
diberikan, sehingga banyak kesalahan di bagian akhir. Siswa yang mendapat
nilai 91-100, awalnya hanya ada 1 siswa, setelah diterapkan pembelajaran
STAD siklus I, meningkat menjadi 15 siswa, dan pada siklus II juga
mengalami peningkatan menjadi 16 siswa, meningkatnnya jumlah siswa yang
mendapat nilai 91-100 dari siklus I ke siklus II, dikarenakan, siswa mau
meneliti ulang pekerjaannya, sehingga dapat meminimalkan kesalahan dalam
mengerjakan. Siklus yang ke-II ini dapat dikatakan berhasil, jika dibandingkan
siklus yang pertama, meskipun ada penurunan jumlah siswa pada kriteria nilai
tertentu, peningkatan ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan hasil belajar
siswa, pada siklus I 89,36%, menjadi 93,62% pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus kedua,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus kedua adalah:
(a) Guru kurang tegas untuk menegur siswa yang mengganggu pem-
belajaran di kelompoknya.
(b) Guru dalam menyampaikan pembelajaran terlalu cepat, sehingga
murid kurang jelas dalam menerima penjelasan.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu:
(a) Masih ada siswa yang belum bisa bekerjasama dengan anggota
kelompoknya.
(b) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100,
nilai terendah adalah 50 dan nilai rata-rata kelas yaitu 87,34.
Siswa yang sudah mencapai standar nilai 72 ke atas sebanyak 44
siswa (93,61% dari 47 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan
sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah
dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya,
dengan nilai rata-rata kelas yaitu 85,87 dan dicapai oleh 42 siswa
(89.36% dari 47 siswa). Nilai ini tersebut sudah diatas nilai
standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai
titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan pendekatan
pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkat-kan hasil belajar siswa, meskipun belum 100%
siswa dinyatakan tuntas belajar.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap anak, sehingga setiap anak yang mengalami kesulitan akan
mudah teratasi.
2) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktivitas pembelajaran
agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dan kedua
dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar akuntansi dengan meng-
gunakan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6. Profil hasil penelitian
Aspek yang dinilai Siklus Jumlah (%)
Keaktifan siswa dalam
diskusi kelompok
Siklus I 35 siswa 74,47 %
Siklus II 38 siswa 80,85%
Ketelitian dan ketepatan dalam
menyelesaikan soal
Siklus I 41 siswa 87,23 %
Siklus II 42 siswa 89,36 %
Ketuntasan hasil belajar
(standar nilai KKM 72)
Siklus I 42 siswa 89,36 %
Siklus II 44 siswa 93,62 %
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa setelah diterapkan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ter-
jadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok pada siklus I hanya 35 siswa (74,47%) menjadi 38 siswa (80,85%) di
siklus II, ini dikarenakan guru lebih tegas dalam menegur siswa yang kurang aktif.
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal juga mengalami
peningkatan yang siklus I ada 41 siswa (87,23%) pada siklus II meningkat menjadi
42 siswa (89,36%), terjadi peningkatan dikarenakan siswa mau meneliti ulang
pekerjaannya sebelum dikumpulkan. Selain itu siswa yang telah memenuhi
standar ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM 72) juga mengalami
peningkatan dari siklus I 42 siswa (89,36%) menjadi 44 siswa (93,62%) pada
siklus II, ini dikarenakan siswa lebih teliti dalam mengerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Peningkatan hasil belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Gambar 3. Grafik Penelitian Siklus I
Gambar 4. Grafik Penelitian Siklus II
30323436384042
SIKLUS I
35
Grafik Penelitian Siklus I
34
36
38
40
42
44
SIKLUS II
38
Grafik Penelitian Siklus II
56
Peningkatan hasil belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Gambar 3. Grafik Penelitian Siklus I
Gambar 4. Grafik Penelitian Siklus II
SIKLUS I
4142
Grafik Penelitian Siklus I
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal
Ketuntasan Hasil Belajar(Standar Nilai KKM 72)
SIKLUS II
38
42
44
Grafik Penelitian Siklus II
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal
Ketuntasan Hasil Belajar(Standar Nilai KKM 72)
56
Peningkatan hasil belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik
berikut ini :
Gambar 3. Grafik Penelitian Siklus I
Gambar 4. Grafik Penelitian Siklus II
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal
Ketuntasan Hasil Belajar(Standar Nilai KKM 72)
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal
Ketuntasan Hasil Belajar(Standar Nilai KKM 72)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Gambar 5. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
membawa dampak yang positif terhadap pembelajaran akuntansi. Dampak positif
tersebut antara lain (1) siswa menjadi lebih antusias dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi, (2) siswa yang lebih tahu, belajar untuk
bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya, (3) siswa lebih aktif untuk
berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya peningkatan hasil belajar akuntansi.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat prosedur, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta.
Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa hasil belajar akuntansi pada
siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta masih belum optimal. Oleh
karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi
05
1015202530354045
3538
57
Gambar 5. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
membawa dampak yang positif terhadap pembelajaran akuntansi. Dampak positif
tersebut antara lain (1) siswa menjadi lebih antusias dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi, (2) siswa yang lebih tahu, belajar untuk
bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya, (3) siswa lebih aktif untuk
berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya peningkatan hasil belajar akuntansi.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat prosedur, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta.
Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa hasil belajar akuntansi pada
siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta masih belum optimal. Oleh
karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi
SIKLUS
3841 42 42 44
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok Siklus I
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok Siklus II
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal Siklus IKetelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal Siklus IIKetuntasan Hasil BelajarSiklus I
Ketuntasan Hasil BelajarSiklus II
57
Gambar 5. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
membawa dampak yang positif terhadap pembelajaran akuntansi. Dampak positif
tersebut antara lain (1) siswa menjadi lebih antusias dan berminat dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi, (2) siswa yang lebih tahu, belajar untuk
bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya, (3) siswa lebih aktif untuk
berpendapat di dalam kelas, serta (4) adanya peningkatan hasil belajar akuntansi.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat prosedur, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus pertama, peneliti melakukan survei awal
untuk mengetahui kondisi pembelajaran yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta.
Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa hasil belajar akuntansi pada
siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta masih belum optimal. Oleh
karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok Siklus I
Keaktifan Siswa DalamDiskusi Kelompok Siklus II
Ketelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal Siklus IKetelitian dan KetepatanSiswa Dalam MenyelesaikanSoal Siklus IIKetuntasan Hasil BelajarSiklus I
Ketuntasan Hasil BelajarSiklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus pertama. Materi pada pelaksanaan
tindakan siklus I ini adalah Laporan Keuangan single step dan multiple step.
Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diminta untuk mempelajari materi ini
dengan model STAD. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok, yang setiap ke-
lompoknya beranggotakan 6 orang. Pembagian kelompok ini dilakukan secara
heterogen, baik dalam jenis kelamin, warna kulit, maupun kemampuan akademik.
Setelah membagi kelompok, guru membagi soal materi laporan keuangan untuk
dikerjakan secara kelompok. Guru kemudian memerintahkan siswa untuk mem-
presentasikan hasil dari kelompoknya. Di pertemuan yang terakhir, diadakan tes
evaluasi untuk mengukur capaian konsep siswa pada siklus I. Namun, dari hasil
pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus pertama
masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang cocok dengan
anggota kelompoknya, sehingga belum aktif dalam kelompoknya, siswa kurang
aktif, sehingga ada yang belum jelas mengenai materi yang disampaikan teman-
nya, serta kurangnya rasa tanggung jawab anggota kelompok terhadap anggota
kelompoknya, sehingga ada siswa yang tidak mau mengajar teman-temannya
dalam satu kelompok. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus kedua untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah laporan perubahan ekuitas dan
neraca. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa
cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model STAD, siswa menjadi
aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, siswa juga merasa tidak
segan bertanya dengan teman ataupun guru, dan temanya juga tidak segan
mengajari teman sekelompoknya yang belum paham.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, keaktifan dan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Siswa
yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dan lebih merespon apersepsi guru. Meskipun begitu, masih diperlukan juga
motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses
pembelajaran akuntansi. Namun, kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan
guru. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan sudah dapat teratasi dengan
penerapan model STAD yang secara langsung mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat meningkatkan ke-
aktifan dan hasil pembelajaran akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat me-
ningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model
STAD ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2) Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengajar teman sekelompok-
nya.
3) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat
membuat teman di dalam kelompoknya paham dengan materi laporan
keuangan.
4) Sebagian besar siswa sudah mampu menguasai konsep materi akuntansi
dengan kompetensi dasar menyusun laporan keuangan.
5) Nilai tes yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I
sampai siklus II, hal ini menunjukkan adanya usaha siswa berusaha untuk
menjadi lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
BAB VSIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X Keuangan SMK
Kristen 1 Surakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat
tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan hasil belajar akuntansi dengan penerapan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas X
Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta. Hal tersebut terefleksi dari beberapa
indikator berikut ini:
1. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa dilihat
dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar
siswa dari 89,36% (pada siklus I) menjadi 93,62% (pada siklus II), sedangkan
aspek dalam ketelitian dan ketepatan menyelesaikan soal pada siklus pertama
terdapat 41 siswa (87,23%), pada siklus kedua terdapat 42 siswa (89,36%).
2. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu tugas bersama. Selama proses pembelajaran berlangsung
siswa yang menunjukkan keaktifan mereka dalam diskusi kelompok sebanyak
35 siswa (74,47%) pada siklus pertama sedangkan pada siklus kedua sebanyak
38 siswa (80,85%).
Kondisi-kondisi di atas, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Guru sudah berusaha untuk mengelola kelas dengan baik. Hal tersebut
terefleksi dari (a) kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk ikut aktif
terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, (b) posisi guru yang
tidak hanya terpaku di kelas bagian depan tetapi sudah mampu berotasi
sehingga dapat memantau siswa yang berada di bagian belakang, (c) guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
sudah dapat meningkatkan minat dan semangat siswa untuk aktif dalam
kegiatan belajar mengajar maupun pada saat kegiatan kerja kelompok, (d)
guru sudah dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap materi
yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar melalui model Student Teams Achievement Divisions (STAD).
2. Guru menyadari pentingnya melakukan suatu evaluasi terhadap proses
pembelajaran, agar segala kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik, dan
tidak terulang dalam proses pembelajaran berikutnya.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
pembelajaran akuntansi pada materi akuntansi menyusun laporan keuangan
dengan menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat dari segi keaktifan siswa melalui aktivitas
positif dalam proses belajar mengajar dan menghasilkan hasil belajar yang lebih
baik. Hal ini disebabkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) menekankan pada keaktifan siswa secara penuh,
baik fisik maupun mental sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam belajar
melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui penerapan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa pada kompetensi dasar
menyusun laporan keuangan. Siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih aktif dalam kegiatan diskusi.
Disamping itu siswa juga merasa senang dengan adanya diskusi saat pembelajaran
sehingga tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hasil
belajar siswa yang tercermin dari hasil evaluasi juga mengalami peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dalam
pembelajaran akuntansi, seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan kondisi lingkungan yang
ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan,
melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru
dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Melihat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, disarankan kepada guru
akuntansi dapat menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan hasil
belajar akuntansi siswa.
b. Diharapkan guru untuk terus mengembangkan minat serta semangat siswa
selama proses pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) berlangsung, agar siswa dapat menemukan dan me-
ngembangkan sendiri konsep dari materi yang akan dipelajari, serta siswa
ditekankan untuk bertanggung jawab terhadap materinya.
c. Agar pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru meningkatkan ke-
mampuan dalam mengelola kelas sehingga dapat tercipta situasi kondusif
yang mendukung proses pembelajaran.
d. Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD), guru hendaknya mengoptimalkan kegiatan
belajar siswa saat berdiskusi kelompok, maupun saat presentasi dengan
memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan terhadap siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
e. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang telah
berlangsung, dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD), sebaiknya dimanfaatkan
dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok
untuk memecahkan masalah dan saling mengajari satu sama lain.
b. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
c. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan
dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.
b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Bagi Sekolah
a. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar.
b. Sekolah perlu membuka diri dengan lembaga pendidikan maupun instansi
lain untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, misalnya
dengan cara mengadakan seminar atau workshop tentang model pembelajaran
inovatif.
.