skripsi konflik internal partai kebangkitan bangsa di

87
SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI KABUPATEN KARAWANG: SUMBER DAN DAMPAK KONFLIK PADA PEMILU 2009 Oleh: Bambang 106033201164 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: doandan

Post on 25-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

SKRIPSI

KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

DI KABUPATEN KARAWANG: SUMBER DAN DAMPAK

KONFLIK PADA PEMILU 2009

Oleh:

Bambang

106033201164

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Konflik Internal Partai Kebangkitan Bangsa di

Kabupaten Karawang: Sumber dan Dampak Konflik Pada Pemilu 2009" diajukan

kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasyah pada tanggal 10

Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana SI (S.Sos) dalam bidang Ilmu Politik.

Jakarta, 10 Desember 2010

Tim Penguji

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Hj. Wiwi Siti Saiaroh. MA M. Zaki Mubarak. M.SiNIP: 196902101994032004 NIP. 197309272005011008

Penguji:

Penguji 1 Penguji 2

Ahmad Bakir Ihsan. M.Si Suryani, M.SiNIP: 197204122003121002 NIP : 150411224

Pembimbing

Dr. Siroiudin Ali, MANIP. 195406052001121001

Page 3: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

DI KABUPATEN KARAWANG: SUMBER DAN DAMPAK KONFLIK

PADA PEMILU 2009

(Studi Konflik DPC Karawang 2004-2009)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk memenuhi syarat

meraih gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos)

Oleh

Bambang

NIM: 106033201164

Di bawah bimbingan

Dr. Sirojudin Ali, MA

NIP. 195406052001121001

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 4: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

ABSTRAK

BambangKonflik Internal Partai Kebangkitan Bangsa Di Kabupaten Karawang:Sumber Dan Dampak Konflik Pada Pemilu 2009

Partai Kebangkitan Bangsa adalah salah satu partai politik Islam diIndonesia, yang dideklarasikan di komplek Pondok Pesantren Wahid HasyimCiganjur Jakarta Selatan pada tanggal 23 Mi 1998 Pada jam 15.00 WIB diikutioleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah KH. Munasir Ali, KH.Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Mustofa Bisri, dan KH. MuhithMuzadi. Sebagai partai baru PKB ikut serta dalam ajang pemilu 1999 yangmendapatkan peringkat ketiga setelah PDIP dan Golkar.

Peletakan batu pertama perjalanan PKB masih tetap bangkit dalamperpolitikan Indonesia. Namun tidak demikian, PKB sebagai salah satu partaipolitik Islam mengalami berbagai cobaan dan rintangan yang diawali dengankonflik yang dipelopori oleh Gus Dur dan Matori, dalam kasusnya kehadiranMatori pada sidang MPR dalam rangka penurunan Gus Dur dari kursi Presiden.Maka waktu itu juga Gus Dur memecat Matori yang dianggap telah menyalahiaturan partai ikut dalam sidang MPR, konflik semakin meluas sehingga sampai kemeja hijau.

Dalam kasus tersebut yang menjadikan PKB menjadi dua kubu yaitu kubuBatu tulis pimpinan Matori dan PKB Kuningan pimpinan Gus Dur. Akan tetapi,dalam keputusan sidang kubu Gus Dur yang memenangkan perkara tersebut.Sampai mengikuti ajang pemilu 2004 dengan tuntas tidak mengalamipermasalahan.

Selanjutnya dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dibawah pimpinanSusilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla memilih Alwi dan Saefullah Yusufsebagai menteri, dan ini yang mengakibatkan keduanya dipecat dari kepengurusanpartai karena dianggap telah menyalahi aturan partai. Sehingga kasus ini jugasampai kepengadilan karena Alwi dan Saefullah tidak terima atas keputusan GusDur.

Konflik yang terjadi dilakukan oleh beberapa aktor yaitu Gus Dur, Matoridan Alwi, dari beberapa konflik baik yang pertaama, kedua, dan ketiga itu tidakberpengaruh terhadap DPC PKB Karawang. Namun, konflik terjadi kembaliantara Gus Dur dan Muhaimin, dan ini berdampak kepada DPC PKB Karawangyang mengakibatkan terbentuknya dua kepengurusan antara kubu Muhaimin dankubu Gus Dur.

Oleh karena itu, disini penulis akan menjelaskan dan menggambarkankonflik yang terjadi ditingkat Kabupaten atau kota yaitu di Kab. Karawang.Karena, dalam kenyataanya konflik yang terjadi di tingkat pusat berdampak ketingkat cabang atau kota. Sejauh mana dampak dan pengaruh konflik terhadapmasyarakat (Nahdliyin) dan pemilu. Karena, pada kenyataanya konflik sangatmempengaruhi baik tingkat pusat maupun cabang.

Page 5: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (SI) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 Desember 2010

Bambang

Page 6: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil a’alamin, dengan mengucapkan puji, puja serta

syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat meraih

gelar strata satu (SI). Shalawat beriring salam tetap tercurahkan kepada junjungan

kita semua yakni nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa dan

membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang penderang, dan

selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat Aaamiin Yaa Robbal a’lamin.

Atas terselesainya skripsi ini, dengan judul: Konflik Internal Partai

Kebangkitan Bangsa Karawang: Dampak dan Sumber Konflik pada Pemilu

2009. Banyak halangan, rintangan serta tantangan yang penulis hadapi dalam

menyusun skripsi ini. Oleh karena itu penulis banyak mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara materi maupun

secara moral selama menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah, nikmat sehat

jasmani rohani, dan memberikan ilmu yang tiada tara, memberikan jalan

penerang disaat penulis menemukan masalah serta halangan dan rintangan

ketika menulis atau menyusun skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, M.A., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Hendro Prasetyo, MA. Selaku wakil Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

5. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag., selaku ketua Program Studi Ilmu

Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak M. Zaki Mubarak, MSi selaku sekertaris Jurusan Ilmu Politik yang

telah memberikan motivasi serta dorongan yang tak henti-henti demi

terselesainya skripsi ini.

7. Bapak Dr. Sirojudin Ali, MA. Selaku Dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu diantara kesibukan dalam aktivitasnya dalam rangka

memberikan bimbingan serta motivasi dan dorongan demi terselesainya

penulisan karya ilmiah atau skripsi ini.

8. Seluruh Dosen beserta staf dan jajaran akademik Program Studi Ilmu

Politik, penulis menucapkan beribu-ribu terima kasih sampai

terselesaikannya skripsi atau karya ilmiah ini.

9. Orang tua baik Bapak Calam dan Ibu Umsinah yang tercinta, tiada henti-

hentinya mendidik dan membina saya dari kecil sampai besar, sehingga

saya bisa menunaikan studi di jenjang yang lebih tinggi, itu tidak lain

karena dorongan serta do’a orang tua saya yang selalu mengalir dan

menghiasi dalam kehidupan saya.

10. Untuk kaka-kakaku serta adiku, Yanah, Spd, Drs. Wahyudin Sag, Sarnih

dan Lia Anggraeni yang telah memberikan dukungan serta motivasi yang

tinggi, dan selalu menjaga serta membimbing saya saat melakukan studi,

tidak akan pernah terlupakan jasa-jasa mereka sampai kapanpun.

11. Kepada Adinda Handayanti yang tercinta, yang selalu memberikan

motivasi serta masukan untuk penyelesaian skripsi ini begitu banyak

Page 8: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

pengorbanan yang Adinda berikan, dan kepada Bapak H. Misan Turin

beserta Ibu yang telah memberikan sarana prasarana, dorongan atau

dukungan yang banyak kepada penulis.

12. Kepada teman-teman dan IRMA Al-Husna, Dedi Candra, Ahmad Sofiyan

S.Sos, Helmi, Abdul Muis, Soleh, Alek, Kamin, Idris Ridwan Munandar

SPd, Hasan Ismail, yang telah memberikan motivasi serta dorongan

sampai terselesaikannya skripsi ini.

13. Kepada seluruh pihak dan segenap jajaran pengurus DPC PKB Karawang,

penulis ucapkan terima kasih banyak atas bantuan serta bahan rujukan

yang telah diberikan sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

14. Kepada kawan-kawan Program Studi Ilmu Politik yang tidak saya

sebutkan satu-persatu khususnya angkatan tahun 2006, terima kasih atas

dukungan dan bantuannya baik materi maupun pemikiran selama

berlangsungnya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh bahkan belum sempurna oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis bisa intropeksi,.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca.

Demikianlah semoga Allah menerima usaha ini sebagai ‘amal ibadah serta

mengampuni kesalahan dalam karya atau skripsi ini, oleh karena itu penulis

sendiri yang bertanggung jawab.

Ciputat, 7 Desember 2010

Penulis

Page 9: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................7

C. Metodelogi Penelitian..............................................................8

D. Sistematika Penulisan..............................................................8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................9

BAB II KAJIAN TEORI..........................................................................11

A. Partai Politik.......................................................................11

1. Pengertian Partai Politik.....................................................13

2. Model Partai Politik...........................................................15

3. Fungsi Partai Politik...........................................................16

4. Tujuan Partai Politik..........................................................19

B. Konflik....................................................................................22

1. Pengertian Konflik.............................................................22

2. Bentuk Konflik..................................................................25

BAB III DESKRIPSI DPC PKB KAB. KARAWANG........................29

1. Latar Belakang Berdirinya Partai..........................................29

2. Struktur Kepengurusan Partai...............................................34

3. Program Kerja Partai............................................................38

4. Perkembangan Partai dari tahun 2004 – 2009......................41

5. Perbandingan Hasil Pemilu 2004 dan 2009.........................45

Page 10: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB IV DINAMIKA KONFLIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

KARAWANG..................................................................................51

A. Konflik Partai Kebangkitan Bangsa Tingkat Nasional................51

1. Latar Belakang Konflik..........................................................52

2. Pelaku yang terlibat dalam konflik.........................................53

B. Konflik Partai Kebangkitan Bangsa di Karawang......................54

1. Sumber Konflik.......................................................................55

2. Pelaku yang terlibat dalam konflik..........................................58

3. Pengaruh Konflik Terhadap Masyarakat................................60

C. Dampak Konflik PKB pada Pemilu 2009....................................63

BAB V PENUTUP........................................................................................71

A. Kesimpulan.................................................................................71

B. Saran – saran................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah menciptakan manusia sesuai dengan ukuran dan kemampuan

manusia, dan manusia bergerak demi mencapai atau menjalankan tugasnya,

walaupun telah diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang lemah tidak ada

kekuatan tanpa ada yang memberikan kekuatan itu. Namun manusia bertugas atau

beraktivitas sesuai dengan koridor, ketentuan dan hukum yang berlaku

sebagaimana manusia makhluk sosial yang sama-sama saling membutuhkan satu

sama lain, dengan adanya interaksi sosial maka akan tumbuh pemikiran dan

gagasan yang luas dalam membangun agama, masyarakat dan negara.

UU RI No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik menyatakan bahwa, partai

politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara

Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan, kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui

pemilihan umum.1 Politik adalah cara untuk mencapai sebuah kekuasaan, dan

untuk mencapai kekuasaan bisa dengan beberapa cara salah satunya yaitu melalui

partai politik, namun partai politik berbeda dengan bentuk organisasi lainnya, ia

merupakan a special Kind of political organization. Di negara yang demokratis

1 Partai politik, (UU RI No. 31Tahun 2002) Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

(UU.RI.Nomor 12 tahun 2003), (Jakarta,CV.Eko Jaya, 2003), h. 4.

Page 12: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

atau yang otoritarian partai politik berbeda dengan asosiasi-asosiasi politik lainnya

yang ada, seperti kelompok penekan (Pressure group), karena partai politik adalah

organisasi yang berhubungan dengan kekuasaan melalui cara pemilihan yang

demokratis.2

Dalam politik Islam munculnya partai diawali dengan konflik kekuasaan

pada periode Ali dan Muawiyah, pada periode ini terdapat dua teori yang

berkembang. Ibnu Khaldun menjelaskan teori tersebut dengan ungkapanya, dan

puncak perselisihan yang terjadi antara sahabat dan tabi’in merupakan perbedaan

ijtihad dalam masalah agama yang zhanni, demikian pula hukumnya. Sehingga

pada situasi tersebut terbentuk dua kelompok, yang pertama kelompok Ali dan

yang kedua kelompok Muawiyah. Adapun inti dari permasalahan tersebut adalah

pembaiatan khalifah.3

Dalam sejarah Indonesia konflik yang dilakukan oleh kaum komunis pada

tahun 1948 dan 1965, kaum komunis telah dua kali mencoba melakukan kudeta.

Daerah Jawa Barat dan Divis Siliwangi telah di rongrong oleh Darul Islam

sepanjang 1950-an, dan di sejumlah daerah lain telah terjadi bemacam-macam

pemberontakan. Sehingga menurut Dharsono akar permasalahan terjadinya

konflik itu disebabkan oleh organisasi-organisasi islam yang selalu berjuang ingin

menegakan syariat islam yang selalu bertentangan dengan kaum nasionalis.4

2 Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2007,) h. 94.3 Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, (Jakarta, Gema Insani Press, 2001,) h. 32, Cet. I.4 R. William Lidlle, Partisipasi dan Partai Politik Indonesia pada Awal Orde Baru,

(Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1992, ) h. 113-114.

Page 13: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Konflik di PKB memang tidak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi

pada NU dulu yang mana sejak berdirinya NU Pada tanggal 31 Januari 1926

Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya, di bawah pimpinan Syaikh Hasyim

Asy’ari, sebagai reaksi terhadap gerakan pembaharuan yang dibawa terutama

oleh Muhammadiyah dan lain-lain, usahanya antara lain memperkembangkan dan

mengikuti salah satu dari keempat mazhab fiqh. Tahun 1952 memisahkan diri dari

Masyumi dan sejak itu resmi menjadi Partai Politik Islam. Kegiatan politik praktis

NU mulai surut ketika memfusikan diri ke dalam PPP (Partai Persatuan

Pembangunan) 1973, lalu ditegaskan bahwa NU bukan wadah bagi kegiatan

politik praktis dalam Musyawarah Nasionalnya di Situbondo Jawa Timur 1983,

dan diperkuat oleh Muktamar NU 1984 yang secara eksplisit menyebut NU

meninggalkan kegiatan politik praktisnya.5

Ketika lengsernya Orde Baru 1998 menjadi Era Reformasi itulah awal

berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa pada tanggal 23 Juli 1998 yang di

deklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah Munasir Ali,

Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi.

Namun perjalanan partai ini sangat begitu rumit, artinya proses kepengurusan ini

mengalami banyak rintangan.

Contoh kasus atau konflik antara Gus Dur dan Matori Abdul Djalil ketika

Muktamar pertama PKB di Surabaya pada tahun 2001 yaitu masalah sidang

istimewa MPR RI, kelompok Gusdur tidak mau mengikuti sidang istimewa yang

tidak

5 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta, Rajawali, 1986,) h. 263- 264.

Page 14: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

konstitusional tapi Matori tetap mengkutinya untuk menjatuhkan Gus Dur

karena Matori ingin memperjuangkan pribadinya menjadi ketua DPP PKB.

Matori menyerukan kepada segenap pengurus DPP PKB yang terlibat

secara langsung mendorong KH. Abdurrahman Wahid bersikap konfrontatif

terhadap banyak pihak yang berpuncak pada keluarnya dekrit presiden agar

mengundurkan diri dari pengurus partai, akibat dari perbuatanya akhirnya Matori

diberhentikan oleh Ketua Dewan Syuro KH. Abdurrahman Wahid sebagai ketua

DPP PKB, dengan alasan yang bersangkutan tidak tunduk pada kebijakan partai

karena mendukung pelaksanaan sidang istimewa MPR RI dan kedudukannya

diganti oleh Alwi Shihab. Konflik internal ini tidak mempengaruhi pemilu 2004,

hengkangya Matori dari PKB tidak akan mengganggu keutuhan partai ini secara

keseluruhan terbukti dari DPW sampai DPC tetap mendukung PKB di bawah

kepemimpinan KH. Abdurrahman Wahid.6

Bukan hanya kasus ini saja yang dialami Partai Kebangkitan Bangsa,

masih banyak kasus-kasus yang dialami. Ketika Gus Dur menjadi Presiden

banyak sekali lawan politik Gus Dur yang ingin menjatuhkan kekuasaanya, karena

kebetulan pada kepemimpinan beliau mengalami beberapa perubahan seperti

pemisahan antara POLRI dan ABRI, pembubaran Depsos, pembubaran Depham

dan yang lainnya.

Karawang kota pangkal perjuangan yang dikenal sebagai lumbung padi,

dan kaya akan sumber daya alamnya, akan tetapi juga karawang bisa dikatakan

kota santri karena banyak berdirinya pondok-pondok salafi, sehingga mayoritas

70% karawang

6 Muhaimin Iskandar, Gus Dur yang Saya Kenal Catatan Transisi Demokrasi Kita,

(Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2004,) h. 203-205.

Page 15: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

warga Nahdliyin, namun saat sekarang ini perpolitikan di Karawang mengalami

masalah, khususnya yang terjadi dan di alami oleh Nahdlyin Karawang, keluh

kesah mereka baik dari elit agama maupun masyarakat biasa selalu muncul yang

bertanya kenapa PKB Karawang selalu ada masalah yang tidak diinginkan oleh

warga Nahdliyin.

Pada pemilu 1999 perolehan suara 61.000 mendapat 2 kursi, pemilu 2004

memperoleh suara 53.000 mendapat 3 kursi, dan pada pemilu 2009 yang lalu

memperoleh suara 48.300 mendapat 4 kursi.7 Menurut Rahmat Toleng salah satu

pengurus PKB Karawang menyatakan bahwa setiap tahun dalam pemilu PKB

Karawang mengalami penurunan, tapi dalam kursi selalu meningkat. Ini tidak lain

karena sistem pemilu yang mendukung Keadaan PKB Karawang yaitu sistem

pemilu Proporsional, sistem Proporsional adalah sistem pemilu yang lebih menitik

beratkan kepada partai bukan orang atau nomor calon, berbeda dengan sistem

distrik.8

Sistem proporsional penyesuaian jumlah kursi parlemen yang diperoleh

oleh suatu partai dengan jumlah suara yang diperoleh dari masyarakat. Kelebihan

sistem ini adalah; dianggap demokratis dan representatif, karena semua

perwakilan dari masyarakat terwakili dalam parlemen, sedangkan jumlah wakil

dalam badan lembaga sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh dari masyarakat,

7 Radar Karawang,, pesta pemilu raya Karawang , tanggal 27 juli 2009 h. 48 Hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2010 di kantor sekretariat

PKB Karawang , di dalam wawancaranya ia mengatakan bahwa PKB merupakan partai yang

berideologi Islam tradisional atau partai kaum Nahdliyin yang mengakomodir kaum santri, petani

dan para simpatisan luar Nahdliyin. Dalam jumlah suara setiap tahun PKB Karawang terjadi

penyusutan baik ketika konflik maupun sedang tidak terjadi konflik, ini karena keberuntungan

Partai PKB karena sistem pemilu menggunakan sistem pemilu Proporsional, konflik internal di

tubuh PKB yang menjadikan simpatisan PKB pecah itu berdampak pada pemilu 2009 yang lalu.

Page 16: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

dan dianggap adil karena golongan kecilpun mempunyai kesempatan untuk

menduduki wakil dalam departemen. Kekurangannya ialah banyaknya partai yang

bersaing menyulitkan suatu partai untuk meraih mayoritas, wakil yang terpilih

merasa tidak terikat kepada partai daripada daerah yang diwakilinya.

Lawan dari sistem proporsional adalah sistem pemilu distrik, sistem

pemilu distrik didasarkan atas kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis

mempunyai satu wakil dalam parlemen. Demi keperluan pemilihan, negara dibagi

dalam jumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam parlemen ditentukan

oleh jumlah distrik. Sistem distrik juga mempunyai kelebihan dan kekurangan,

dan kelebihan sistem distrik adalah; wakil lebih dikenal oleh pemilih, lebih

mendorong integrasi parpol karena hannya memperebutkan satu kursi dalam

setiap distrik, sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Untuk kekurangan sistem

distrik ialah; kurang menguntungkan bagi partai kecil dan golongan minoritas,

kurang representatifes, calon yang kalah dalam satu distrik bisa kehilangan semua

suara, bisa terjadi kesenjangan jumlah suara dan kursi yang didapatkan di

Parlemen.9

Proporsional juga ialah sistem yang memberikan kursi legislatif kepada

parpol berdasarkan proposi suara tiap parpol dalam sebuah daerah pemilihan, agar

kursi-kursi dapat didistribusikan kepada parpol secara proporsional, maka caranya

menggunakan DP Wakil Jamak, namun idealnya secara empirik antara 6-9 kursi

per DP. Oleh karena itu, kalaulah sistem ini berubah menjadi distrik kemungkinan

PKB Karawang mengalami kekalahan.

9 Rumidan Rabi’ah, Lebih Dekat Dengan Pemilu di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 64-67.

Page 17: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

DP. Oleh karena itu, kalaulah sistem ini berubah menjadi sistem distrik

kemungkinan PKB Karawang mengalami kekalahan.

Konflik internal PKB Karawang terjadi karena pengaruh konflik internal

ditingkat pusat atau bisa dikatakan efek domino yang mana sudah ketahui bersama

baik dari media elektronik atau media cetak, bahwa konflik di DPP PKB sangat

ironis dan akan berimbas pada DPW,DPC sampai ke PAC sehingga mengalami

berbagai benturan antara dua kubu antara lain kubu Gusdur dan kubu Muhaimin,

atau antara kubu Parung dengan kubu Ancol. Dan Toleng juga mengatakan kubu

Gusdur kelompok tua yaitu H. Uba Ruba’i dan Enjang Ya’kub, dan kubu

Muhaimin kelompok muda yang dipelopori oleh Ahmad Zamakhsyari ketua

sekarang, dan segenap pengurus lainnya. Pertikaian dan perbedaan pendapat

selalu ada dalam suatu intansi atau suatu organisasi. Oleh karena itu untuk lebih

jelas kronologisnya tentang konflik PKB Karawang pembahasan akan dilanjutkan

pada BAB berikutnya.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, jelaslah bahwa Konflik bukan

terjadi hanya pada suatu etnis atau suatu golongan saja, akan tetapi partai politik

pun bisa terjadi konflik karena disebabkan oleh faktor – faktor tertentu, apalagi

kaitannya dengan politik dan umat, maka pembahasan skripsi ini akan dirumuskan

pada persoalan sebagai berikut:

1. Apa yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan konflik di tubuh Partai

Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Karawang?

2. Seperti apa Faksionalisme politik yang terbentuk akibat konflik tersebut?

3. Apa Dampak dan Pengaruhnya terhadap warga Nahdliyin di Karawang?

Page 18: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Kemudian, agar penelitian ini bisa lebih fokus , maka penulis membatasi

permasalahan-permasalahan diatas pada permasalahan Konflik Internal Partai

Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Karawang, sumber serta dampak pada pemilu

2009.

C. Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini diaplikasikan model penelitian empiris. Dilihat dari

sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dan kuantitatif. Sementara metode penulisan yang digunakan adalah

deskriptif analisis yakni dengan cara penulisan yang menggambarkan

permasalahan yang didasari pada data-data yang ada, lalu dianalisa lebih lanjut

untuk kemudian diambil kesimpulan. sumber lainya yang relevan dengan

penelitian ini, seperti jurnal yang terkait dengan penelitian, surat kabar, majalah

dan sumber tertulis lainya.

Adapun sistematika atau teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada

buku Pedoman Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10

D. Tujuan dan Manfaat

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui apa yang melatar belakangi terjadinya konflik Partai

Kebangkitan Bangsa di Karawang.

10 Hamid Nasuhi, Tim. Dkk, Pedoman Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta:CeQDA. 2007.

Page 19: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

2. Ingin mengetahui sejauh mana Partai Kebangkitan Bangsa Karawang

dalam menghadapi konflik tersebut.

3. Ingin mengetahui apa dampak dan pengaruhnya terhadap pemilu dan

masyarakat sekitar.

4. Ingin mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

melaksanakan tugas dan perannya.

2. Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan kontribusi berupa gagasan dan buah fikiran sebagai

hasil penelitian berdasarkan prosedur, ilmiah serta melatih kepekaan

penulis terhadap masalah-masalah yang ada dilingkungan.

2. Penelitian ini diharapkan menambah referensi tentang masalah-masalah

politik yang ada dilingkungan.

3. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa

pemikiran atau pemasukan tentang konflik pada partai politik PKB dan

mampu memberikan solusi atau jalan keluar bagi pengurus partai PKB dan

para simpatisan dalam menyikapi kelebihan dan kekurangan akan

peranannya menanggulangi perselisihan kepengurusan partai politik serta

dapat menjadi motivasi bagi peneliti-peneliti lain untuk mengetahui

fenomena atau suatu konflik yang terjadi di setiap partai politik, baik

partai politik nasionalis maupun islamis yang terjadi di tingkat nasional

maupun daerah.

E. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini pembahasannya akan terbagi menjadi lima bab dan

masing-masing bab akan terbagi lagi menjadi sub-sub bab yaitu sebagai berikut:

Page 20: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Bab I : Memuat tentang pendahuluan yang mengutarakan latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, kajian teori, metode

penelitian, sistematika penulisan, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II: Memuat tentang tinjauan teoritis menjelaskan tentang Pengertian

partai politik, Model partai politik, dan Fungsi partai Politik, serta

Pengertian Konflik, dan bentuk Konflik.

Bab III: Memuat tentang Deskripsi Partai Kebangkitan Bangsa di Karawang

yang mengutarakan Latar belakang berdirinya partai, Struktur

kepengurusan partai, Program kerja partai, perbandingan hasil

pemilu, dan Perkembangan partai dari setiap tahun.

Bab IV: Memuat tentang Dinamika konflik Partai Kebangkitan Bangsa di

Karawang yang menjelaskan konflik PKB tingkat Nasional antara

lain: latar belakang konplik, pelaku yang terlibat dalam konflik,

dampak dan pengaruh pada pemilu 2009. Dan konflik PKB di tingkat

daerah Karawang antara lain yaitu: sumber dasar konflik, pelaku

yang terlibat dalam konflik, dampak pada pemilu 2009, dan

pengaruh konflik terhadap masyarakat.

Bab V : Merupakan Bab Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Page 21: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Partai Politik

Dalam kekuasaan suatu negara baik yang konservatif maupun yang

revolusioner dan yang didukung oleh elit politik atau oleh massa, baik

pemerintahan yang menganut sistem demokrasi pluralis maupun yang mengikuti

sistem demokrasi diktatoris. Pada umumnya partai politik dianggap sebagai alat

atau kendaraan dari suatu sistem yang sudah berkembang, sehingga di negara-

negara yang sedang berkembang pesat partai politik sudah menjadi lembaga serta

arah tersendiri.

Peletakan batu pertama awal munculnya partai politik terletak di negara-

negara Eropa Barat, dengan alasan yang cukup jelas bahwa rakyat merupakan

faktor yang perlu di perhitungkan serta dikaitkan pada persoalan politik. Dan

partai politik menjadi ciri penting dalam dunia politik modern, bahkan sudah

masuk kedalam sistem politik baik yang demokratis maupun otoriter.11

Oleh karena itu partai politik telah muncul secara spontan sebagai bahan

atau alat penghubung antara rakyat dan penguasa sehingga diantaranya terjadi

chak and balance yang sama-sama saling menguntungkan, karena di negara yang

demokratis, dengan partai politik rakyat bisa menentukan seorang pemimpin.

Dalam perkembangannya seperti di dunia barat partai politik hanya

dilakukan atau dijalankan oleh orang-orang parlemen yang mempunyai kekuatan

11 Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Jakarta, Media Pressindo,

2007), h. 97.

Page 22: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

dalam suatu negara, dalam aktivitasnya menjaga dan mementingkan kaum

bangsawan demi kepentingan raja. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya roda

perpolitikan partai politik mulai merambah dan berkembang di luar parlemen

diawali dengan membentuk panitia-panitia pemilihan umum dengan tujuan

mengakomodir suara pemilih.

Bahkan menurut Huntington, stabilitas kekokohan partai, dan sistem

kepartaian sangat tergantung pada kelembagaan dan partisipasinya, artinya

partisipasi yang kuat dan derajat yang lemah akan menghasilkan politik anomik

serta kekerasan.12

Partai politik yang mampu mengakomodir dan mampu menyalurkan

aspirasi masayarakat pada umumnya akan mempermudah perjalanan demokrasi.

Oleh karena itu, partai politik perlu dibentuk dengan berbagai dukungan baik

pemerintah, masyarakat, golongan, dan organisasi massa lainnya. Karena tidak

lain partai politik adalah untuk menjalankan fungsinya sebagai institusi yang

menjalankan kekuasaan, dan fungsi ini dijalankan baik ketika membentuk

pemerintahan maupun berposisi sebagai oposisi.13

Ada beberapa pengertian tentang partai politik yang sesuai dengan teori

politik, pengertian tersebut sudah terealisasikan di berbagai negara khususnya

negara yang menggunakan sistem demokrasi, karena partai politik akan tumbuh

berkembang hanya di negara yang demokratis. Partai politiklah sebuah alat atau

cara untuk menentukan seorang pemimpin dalam pemerintahan yang demokratis.

12 Ibid. h. 9813 Miftah Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2007,) h. 95.

Page 23: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

I. Pengertian Partai Politik

Terdapat banyak sekali tentang definisi atau pengertian partai politik

dengan bermacam-macam pemikiran yang kontribusinya sangat berpengaruh

sekali terhadap para ilmuwan lainnya. Namun, disini penulis akan mencoba

menjelaskan beberapa definisi yang berkaitan semua dengan partai politik, agar

semuanya dapat memahami apa itu partai politik dan apa fungsi dan tujuannya.

Dalam bahasa al-Qur’an partai atau Hizb adalah tanah kasar yang keras,

tetapi juga digunakan untuk menunjukan sebuah kelompok yang mempunyai

kekuatan dan keyakinannya. Karena itu, Lexicographer al-Qur’an terkenal, al-

Ashfahani, mendefinisikan Hizb sebuah kelompok yang didalamnya terdapat

keyakinan yang dijadikan sebuah dasar pemikiran (jama’ah fiha ghalazh). Karena,

dengan keyakinan atau dengan ideologi akan menjadi sumber kekuatan partai

secara praktis.14

Definisi atau pengertian partai politik adalah suatu alat yang paling ampuh

untuk digunakan bagi manusia atau demi mencapai tujuan politik masing -

masing. Dari urgensi partai politiklah muncul pemeo atau bahasa istilah dalam

masyarakat yaitu politisi tanpa partai politik bagaikan ikan yang hidup tanpa air.

Artinya, partai politik berfungsi sekali dalam mengontrol pemerintahan,

menentukan seorang penguasa, dan juga sarana pengatur atau pengontrol

terjadinya konflik, sehingga partai politik ini benar-benar berfungsi sebagai alat

politik.15

14 Rifyal Ka’bah, Politik dan Hukum dalam Al-qur’an, (Jakarta, Khairul Bayan,, 2005,) h.

58, Cet. I.15 Muhammad Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik Di Indonesia Sebuah Potret

Pasang Surut, (Jakarta, CV. Rajawali, 1983), h. 1, Cet. I.

Page 24: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Partai politik adalah organisasi yang tetap berpegang teguh terhadap ideologi,

visi-misi dan tujuan dengan cara tampil dalam pemilihan. Kelompok tersebut

mencari dan menentukan kedudukan kekuasaan dengan negara.16 Partai politik

juga bisa diartikan sekelompok orang yang terorganisir, bertujuan untuk mendapat

kedudukan melalui cara pemilihan umum serta bisa juga dengan menggunakan

cara yang lain, partai politik juga bisa menyusahkan kelompok tertentu yang

menjadi perbedaan antara partai politik dan kelompok-kelompok yang

mempunyai kepentingan.

Oleh karena itu, terdapat ada beberapa karakteristik yang membedakan antara

partai politik dengan kelompok lain diantaranya:17

a. Partai politik bertujuan memperoleh kekuasaan atau jabatan politik dalam

pemerintahan dengan cara melalui pemilihan umum.

b. Partai politik terorganisasi atau terkoordinir secara resmi dan formal,

dalam pemilihan menggunakan kartu pemilih, dan kelompok tertentu

menggunakan berbagai macam cara.

c. Partai politik secara formal menggunakan fokus permasalahan yang lebih

luas, yang ditempatkan di kawasan politik pemerintahan, partai kecil

bagaimanapun lebih fokus terhadap permasalahan kecil atau sedikit.

d. Bermacam-macam kekuasaan partai politik tergabung dalam pembagian

politik, secara fakta partai politik menggunakan identitas ideologi. Karena

dengan ideologi tersebut bisa menarik perhatian masyarakat.

16 Rod Hague, Comparative Government and Politics An Introduction, (United State,

Macmillan Press LTD, 1982), h. 131.17 Andrew Heywood, Politic Third edition, (New York, Pearson, 2010), h. 272.

Page 25: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Berdasarkan definisi diatas, maka terdapat kesimpulan bahwa partai politik

adalah kelompok atau kumpulan orang yang terlatih, terorganisir dan mempunyai

visi dan misi serta tujuan yang sama yaitu untuk mencapai atau mendapatkan

kekuasaan dengan cara bersaing dengan lawan kelompok atau organisasi yang

berbeda, sehingga dengan adanya lawan politik atau lawan main pertarungan

politik ini akan semakin rasional dan bersifat mutlak.

Berbeda dengan movement atau gerakan, gerakan hanya mengandalkan

fundamental dan politik yang terbatas serta ideologi yang kuat, walaupun pada inti

tujuannya baik menurut mereka masing-masing.

2. Model Partai Politik

Partai politik salah satu lembaga yang memiliki kekuatan politik dalam

rangka menyalurkan dan mengakomodir aspirasi rakyat baik ketika diadakan

pemilu maupun kegiatan diluar pemilu, dan partai politik yang bisa menentukan

seorang menjadi pemimpin atau penguasa dalam suatu pemerintahan, selain

mempunyai tujuan, visi dan misi yang sesuai dengan ideologi dari masing-masing

partai, partai politik juga terdapat beberapa model atau tipe partai politik yang

tertera dalam teori politik diantaranya:18

a. Partai masa dan partai kader, partai masa yang menitik beratkan kepada

individu, setiap individu dalam suatu partai mempunyai jiwa perjuangan

yang kuat mengorbankan seluruh kemampuan yang dimilikinya,

kemudian melakukan pengkaderan serta pendidikan politik tertentu.

Sedangkan partai kader lebih memfokuskan kualitas individu atau

anggota partai, karena dalam model partai ini setiap individu berlomba

18 Ibid. h. 273.

Page 26: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

dan bersaing dalam mendapatkan kebanggaan dan kepuasan tersendiri.

Karena, dengan anggota yang berkualitas partai kan semakin

berkembang dengan baik.

b. Partai perwakilan dan partai gabungan, partai perwakilan yaitu partai

yang memiliki aspirasi masyarakat dan tampil karena adanya dukungan

dari masyarakat karena dianggap mampu. Sedangkan partai gabungan

yaitu partai-partai yang sudah tidak mampu atau menjadi oposisi untuk

ikut dalam tujuan tertentu, sehingga partai-partai tersebut berkoalisi

dengan partai yang dilihat bagus dan mampu menarik simpati

masyarakat.

c. Partai lembaga hukum dan partai pembaharuan, partai yang didasari atas

lembaga hukum, segala bentuk kegiatannya sesuai dengan lembaga

hukum yang berlaku. Sedangkan partai pembaharuan partai yang

terbentuk karena adanya kejenuhan atau kekecewaan kelompok,

sehingga kelompok tersebut menganggap adanya perubahan.

d. Partai sayap kanan dan partai sayap kiri, partai ini ialah partai yang

tergantung kepada keadaan, bisa dikatakan sayap kanan kalau partai itu

mendukung partai yang sedang memimpin, dan bisa dikatakan partai

sayap kiri kalau partai itu melawan partai lain yang sedang berkuasa.

Mengenai model partai politik sudah jelas bahwa apa yang dimaksud

dengan model partai politik, baik partai kader, partai masa, partai sesuai dengan

lembaga hukum, partai pembaharuan, partai perwakilan, partai gabungan, partai

sayap kanan dan partai sayap kiri semuanya mempunyai alasan dan tujuan

masing-masing. Namun semuanya itu tidak menutup kemungkinan bahwa 8 partai

Page 27: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

tersebut sudah berkembang diberbagai negara kecuali, negara yang menganut

sistem kerajaan.

3. Fungsi Partai Politik

Di pentas panggung politik, partai politik selain sebagai organisasi yang

terlatih dan mempunyai dasar kekuatan dan tujuan yang sama yaitu mencapai atau

merebut kekuasaan maka, partai politik mempunyai beberapa fungsi, yaitu:

a. Sebagai sarana komunikasi politik, yang mana fungsi ini sangat

dibutuhkan oleh setiap kelompok organisasi partai politik, khususnya

ketika menghadapi pemilu.

b. Sebagai sarana sosialisasi politik, seorang calon akan mendapatkan

pengakuan yang baik dari masyarakat kalau mampu bersosialisasi dengan

baik, begitupun dengan kelompok atau anggota partai yang lain, dan ini

salah satu cara menuju kekuasaan.

c. Sebagai sarana pengangkatan anggota politik, yaitu membentuk kader-

kader politik yang militant.

d. Sebagai sarana pengatur konflik, yaitu menyelesaikan segala bentuk

konflik yang terjadi di sebuah negara atau daerah.19

Fungsi partai sebagai rekrutmen elit politik, sebagai penarik simpati

kelompok masyarakat, sebagai pengontrol pemerintahan.20

19 Rumidan Rabi’ah, Lebih Dekat Dengan Pemilu di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 29.

20 Rod Hague, Comvarative Government and Politics An Introduction, h. 131

Page 28: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Fungsi partai politik juga dikatakan sebagai peran atau aktor yang paling

utama dalam menghubungkan antara kewarga negaraan dengan proses

pemerintahan. Dengan adanya partai politik, suatu pemerintahan akan lebih

mudah dalam menentukan seorang pemimpin melalui cara pemilihan umum.21

Bahkan ada beberapa fungsi tentang partai politik yang sering diamati dan

selalu dikaji oleh para pemikir diantaranya:22

1. Sosialisasi politik, dalam hal ini partai partai berfungsi sebagai

pembentuk sikap dan orientasi politik para anggota atau kelompok

masyarakat, dan kegiatan ini juga bisa dilakukan dengan cara

mendidik masyarakat agar memahami politik baik dengan pendidikan

formal maupun non formal, agar masyarakat mempunyai kesadaran

politik berdasarkan ideologi partai yang dipilih.

2. Komunikasi politik, mengenai komunikasi politik ini adalah proses

pemberitahuan tentang politik dari pemerintah kepada rakyat dan dari

rakyat kepada pemerintah agar sama-sama saling mengetahui,

sehingga pada konteks ini partai politik yang menjadi komunikator.

3. Rekrutmen politik, fungsi ini berarti partai melakukan upaya

rekrytmen atau merekrut baik dalam rangka mendudukan kader ke

dalam parlemen yang menjalankan peran legislasi dan koreksi maupun

ke dalam lembaga-lembaga pemerintahan, dan ketika merekrut atau

menarik individu masyarakat untuk menjadi kader partai tersebut.

21 Hans Diester Klingemann, Partai Kebijakan dan Demokrasi, (Yogyakarta, Pustaka

Pelajar, 2000), h. 8.22 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia 1992), h. 117-121.

Page 29: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

4. Partisipasi politik, fungsi ini adalah kegiatan atau keikutsertaan warga

negara dalam proses pembuatan atau penentuan kebijakan serta ikut

serta dalam penentuan pemimpin negara, dan kegiatan tersebut berupa

tuntutan, kritik, menentang serta mendukung pemimpin tersebut.

5. Pemadu kepentingan, partai sebagai pemadu dan penampung dari

kepentingan yang berbeda-beda melalui analisis, dan perbedaan

kepentingan tersebut menjadikan jalan alternatif guna kebijakan

umum, kemudian diperjuangkan dalam proses pelaksanaan keputusan

politik.

6. Pengendalian konflik, partai sebagai pengendalian sebuah konflik

dengan cara menampung dan memadukan dari kedua belah pihak,

berdialog dengan pihak-pihak yang terlibat konflik, kemudian

menampung dan memadukan serta berdialog dengan pelaku konflik,

lalu masalah tersebut diproses di dalam musyawarah badan

perwakilan rakyat untuk menentukan atau menghasilkan keputusan

politik.

7. Kontrol politik, dalam hal ini partai politik berfungsi sebagai

pengontrol pemerintah bilamana suatu saat pemerintah melakukan

kesalahan serta penyimpangan dalam menjalankan roda pemerintahan.

Dan terdapat beberapa fungsi partai politik yang lainnya namun tetap sama

antara lain yaitu:

a. Agregasi Kepentingan, yaitu berfungsi sebagai pemadu atau

pembanding aspirasi masyarakat, serta dirumuskan sebagai bahan

untuk program kepentingan politik.

Page 30: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

b. Sosialisasi Politik, yaitu berfungsi sebagai cara melalui nama

seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap perkembangan

politik yang terjadi di masyarakat dimanapun tempatnya.

c. Partisipasi Politik, yaitu berfungsi sebagai pendorong agar masyarakat

ikut aktif dalam kegiatan politik dengan cara menggunakan ideologi,

platform serta visi dan misi partai.

d. Komunikasi Politik, yaitu berfungsi sebagai penyalur pendapat serta

aspirasi masyarakat.

e. Pembuat Kebijakan, yaitu berfungsi sebagai pengontrol dan pembuat

kebijakan partai yang sedang berkuasa.23

Dari beberapa fungsi tersebut telah diambil kesimpulan bahwa partai

politik itu sangat berfungsi pada suatu pemerintahan, dan bisa dikatakan sebagai

tangan kanan pemerintah, karena semua bentuk kegiatannya bersifat membangun

bangsa dan negara, dan partai politik mempunyai beberapa fungsi yang

bermacam-macam yang semuanya itu tidak lain adalah membangun bangsa dan

negara walaupun fungsi itu terkadang kurang berjalan dengan baik karena adanya

faktor-faktor tertentu

4. Tujuan Partai Politik

Selain mempunyai fungsi, partai politik juga memiliki tujuan tertentu dan

tujuan ini dibagi atas dua bagian yakni secara umum dan secara khusus

sebagaimana yang tertera dalam buku undang-undang tentang partai politik yang

terdapat pada bab IV Pasal 6.

1. Secara Umum:

23 A. Rahman H.I. Sistem Politik Indonesia. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). h. 104.

Page 31: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pembukaan UUD 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung

tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan

mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Secara Khusus:

Memperjuangan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara serta mewujudkannya secara konstitusional, dan

mencapai kekuasaan yang sah secara mutlak.24

Tujuan partai politik merebut kekuasaan dengan melalui pemilu yang sah

dan benar, mempermudah serta menentukan seorang pemimpin. Karena partai

politik sejatinya cara atau alat yang digunakan dalam pemilu baik secara teoritis

maupun realistis. Dalam negara demokratis partai politik sangat penting dalam

menentukan penguasa yang pantas memipin suatu negara.25 Dan bisa artikan juga

bahwa tujuan utama dari partai adalah memperoleh kekuasaan atau mengambil

bagian dalam kekuasaan; mereka berusaha memperoleh kursi dalam pemilihan

umum, mengangkat wakil dan menteri, dan mengontrol pemerintah.26

Dalam hal ini mengenai tujuan partai politik mungkin penulis tidak

menjelaskan dengan apa yang sudah dipaparkan, karena tujuan partai politik

sudah jelas meraih gelar pemimpin atau merebut kekuasaan, dengan menjalankan

roda perpolitikan yang sesuai dengan aturan partai politik yang berlaku.

24Partai politik, (UU RI No. 31Tahun 2002) Pemilihan Umum, (Jakarta, 2003), h. 7.

25 Dikutip dari majalah GATRA 21 Mei 2005, h. 30 edisi 27.26 Maurice Duverger, Sosisologi Politik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.42

Page 32: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

B. Konflik

Kalimat konflik sering muncul di setiap penjuru baik internal maupun

eksternal, dan nasional maupun internasional. Namun konflik ini juga bisa

mengakibatkan kerusuhan dan kehancuran, dan bisa juga menjadi bahan renungan

untuk masa depan. Sehingga konflik bisa menjadi boomerang bagi kehidupan, dan

konflik bisa terjadi karena ada faktor dan sebab pertentangan atau permasalahan

dua kelompok atau orang.

I. Pengertian Konflik

Konflik dalam kamus bahasa Indonesia adalah pertentangan, perselisihan

antara dua anggota. Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin

“con” yang berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan.

Dengan demikian “konflik” dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan,

keinginan, pendapat, dan lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau

lebih.27

Menurut Nader seorang ilmuwan barat di International Encyclopaedia of

The Social Sciences menjelaskan tentang pengertian konflik dari aspek

antropologi. Yakni, konflik ditimbulkan sebagai akibat dari persaingan antara dua

pihak dimana tiap-tiap pihak dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok

kekerabatan, satu komunitas, atau mungkin satu lapisan kelas sosial pendukung

ideologi tertentu, satu organisasi politik, satu suku bangsa, atau satu pemeluk

agama tertentu.28

27 Tim Media, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta, Media Centre, 2002), h. 323.28 Nader, Arti Konflik Dilihat dari Segi Antropologi, diakses dari Wikipedia tanggal 8

Oktober 2010.

Page 33: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Dengan demikian pihak-pihak yang terlibat dalam konflik meliputi banyak

macam bentuk dan ukurannya. Selain itu dapat pula dipahami bahwa pengertian

konflik secara antropologis tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan secara

bersama-sama dengan pengertian konflik menurut aspek-aspek lain yang

semuanya itu turut ambil bagian dalam memunculkan konflik sosial dalam

kehidupan kolektif manusia.

Kehidupan sosial kalau dicermati komponen utamanya adalah interkasi

antara para anggota. Sehubungan dengan interaksi antaranggota itu ditemukan

berbagai tipe. Tipe-tipe interaksi sosial secara umum meliputi: cooperative

(kerjasama), competition (persaingan) dan conflict (pertikaian). Dalam kehidupan

sosial sehari-hari tampaknya selain diwarnai oleh kerjasama, senantiasa juga

diwarnai oleh berbagai bentuk persaingan dan konflik. Bahkan dalam kehidupan

sosial tidak pernah ditemukan seluruh warganya sepanjang masa kooperatif.

Konflik sosial antar anggota masyarakat, artinya konflik politik itu konflik

yang terjadi antar politikus atau penguasa. Menurut George Simmel dan Lewis

Coser konflik adalah unsur terpenting dalam kehidupan manusia, karena konflik

memiliki fungsi positif. Menurut Karl Marx dan Ibnu Khaldun konflik menjadi

dinamika sejarah manusia, dan menurut Maslow, Max Neef, dan John Burton

konflik adalah bagian dari proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia.29

Bartos dan Paul Wehr mendefinisikan konflik adalah situasi saat para

aktor atau pelaku menggunakan perilaku konflik melawan satu sama lain dengan

29 Susan Novri, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer, (Jakarta, Kencana

Prenada Media Group, 2009,) h. 4. Cet I.

Page 34: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

tujuan yang berlawanan atau mengekspresikan naluri permusuhan.30 Maswadi

Rauf, mengatakan konflik adalah pertentangan atau perbedaan pendapat antara

dua orang atau kelompok. Konflik ini disebut konflik nonfisik atau lisan.

Pada umumnya konsep konflik didefinisikan sebagai suatu bentuk

perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, paham dan kepentingan diantara dua

pihak atau lebih sehingga semuanya sama-sama saling memperjuangkan

argumenya sampai meyakini bahwa dia atau kelompok tersebut adalah yang

benar. Dan bahkan pertentangan yang tadinya nonfisik bisa menjadi bentuk fisik

sehingga timbul yang dinamakan kekerasan.31

Taquiri berpendapat bahwa konflik merupakan warisan kehidupan sosial

yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya

keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau

lebih pihak secara berterusan. Menurut Gibson hubungan selain dapat

menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan

konflik. Hal ini terjadi jika masing -masing komponen organisasi memiliki

kepentingan atau tujuan sendiri - sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.32

Dari semua definisi diatas jelaslah bahwa pada umumnya konflik terjadi

akibat adanya perbedaan diantara dua kelompok atau perorangan, dan konflik juga

mengakibatkan dampak yang bisa merugikan keduanya baik menurut Maswadi,

Gibson, Taquiri. Akan tetapi, konflik juga bisa dianggap positif bila bisa

mengatasinya dengan baik, karena konflik bisa dijadikan sebuah pengalaman dan

pelajaran bagi masyarakat pada umumnya.

30 Ibid, h. 57.31 Kang Young Soon, Antara Tradisi dan Konflik: Kepolitikan Nahdlatul Ulama,

(Jakarta, UI-Press, 2007,) h. 51.32 “Definisi Konflik”, diambil dari www. Wikipedia.org, tanggal 8/08/10.

Page 35: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

II. Bentuk Konflik

Dalam teori tentang konflik terdapat beberapa bentuk konflik, dan

semuanya tertuju pada permasalahan konflik, seperti yang dikemukakan oleh para

Ilmuwan barat, masalah konflik tidak mengenal demokratisasi maupun

diktatorisasi dan bersifat universal.

Menurut Duverger ada tiga bentuk konflik yang berkaitan dengan

kekuasaan atau politik antara lain yaitu:

a. Konflik yang sama sekali tidak mempunyai dasar yang prinsipiil,

bentuk konflik ini berhubungan langsung dengan masalah praktis bukan

dengan masalah ideologi yang dilakukan baik oleh individu maupun

golongan atau kelompok.

b. Konflik yang lebih menitikberatkan kepada perbedaan pandangan baik

individual maupun kelompok yang menyangkut dengan masalah partai

politik atau yang berhubungan dengan kepentingan partai politik,

masyarakat yang dianggap mewakili rakyat.

Page 36: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

c. Konflik yang lebih menitikberatkan kepada permasalahan perbedaan

ideologi, masing-masing memeperjuangkan ideologi partainya yang

semuanya merasa benar.33

Menurut Coser ada dua bentuk dasar konflik, yaitu konflik realistis dan

konflik non realistis. Konflik realistis adalah konflik yang mempunyai sumber

konkrit atau bersifat material, seperti perebutan wilayah atau kekuasaan, dan

konflik ini bisa teratasi kalau diperoleh dengan merebut tanpa perkelahian atau

pertikaian.34

Konflik non realistis adalah konflik yang didorong oleh keinginan yang

tidak rasional dan cenderung bersifat ideologis, seperti konflik antar agama dan

organisasi-organisasi masyarakat, dan konflik nonrealistis salah satu cara

mempertegas atau menurunkan ketegangan suatu kelompok.35 Dalam sejarah

Indonesia baik pada masa kolonial maupun pada masa pasca kemerdekaan bentuk

konflik dapat dibedakan menjadi dua bagian antara lain yaitu: konflik vertikal dan

konflik horizontal.

1. Konflik Vertikal adalah konflik yang terjadi antar negara atau aparat

Negara dengan warga negara baik secara individual maupun secara

kelompok, seperti pemberontakan bersenjata yang bertujuan

memisahkan diri dari RI.

2. Konflik Horizontal adalah konflik yang terjadi antar kelompok-

kelompok masyarakat di berbagai lokasi, biasanya konflik di landasi

33 Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan

Pembangunan, (Jakarta: Rajawali Press, 1982,) h. 47.34 Lewis Coser, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 54.35 Ibid. h. 55.

Page 37: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

oleh suatu sentimen subyektif yang sangat mendalam yang diyakini

warganya seperti sentimen kesukuan atau sentimen organisasi.36

Bentuk konflik kalau dipandang dari segi pendekatan konflik komunal

dalam konteks Indonesia pada masa Orde Baru terdapat tiga bentuk konflik antara

lain yaitu:

a. Pendekatan Primordial, adalah yang menganggap konflik sebagai akibat

dari pergeseran kepentingan kelompok identitas, seperti identitas

berbasis etnis dan keagamaan, dan juga teori ini menganggap konflik

sebagai sebab bertemunya antara budaya, ras, dan geografis yang

melahirkan suatu identitas. Menurut Isaacs bentuk pendekatan konflik

primordial melihat identitas etnis, ras, budaya, agama, bahasa adalah

kuat atau stabil dan sesuai.

b. Bentuk Pendekatan Instrumental, adalah pendekatan yang mempunyai

gagasan tentang adanya dorongan yang kuat oleh kepentingan politik,

dan kemunculan provokator baik dalam masyarakat maupun dalam

kelompok-kelompok tertentu yang memiliki tujuan dalam suatu

keadaan masyarakat atau kelompok yang sedang bermasalah.

c. Bentuk Pendekatan Konstruksi Sosial, bentuk pendekatan ini

memandang konflik sebagai dialektika kenyataan dalam masyarakat,

individu dan kelompok-kelompok sosial menyadari bahwa konflik itu

eksis dalam kehidupan sehari-hari.37

36 Moh. Soleh Isre, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Depag RI,

2003), h. 52.37 Ibid, h. 84.

Page 38: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Dari beberapa definisi tentang bentuk konflik di atas tadi sudah jelas

bahwa, bentuk konflik merupakan sebuah bagian dari teori konflik, dan dari tiap-

tiap bentuk mempunyai arti dan peranan masing-masing, baik menurut Coser

maupun Duverger, dan dalam sejarah Indonesia sendiri sudah terbukti dengan

bentuk konflik tersebut.

Page 39: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB III

DESKRIPSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KARAWANG

A. Latar Belakang Berdirinya Partai

Indonesia adalah negara yang sering disebut sebagai negara paling

majemuk di dunia. Di negara dengan jumlah penduduk kurang lebih dari 238 juta

jiwa ini, berdiam tidak kurang dari 300 etnis dengan identitas kulturalnya masing-

masing yang berbeda, namun negara Indonesia ini belum bisa mencapai kejayaan

yang sesungguhnya, sudah terbukti dimana ketika rezim otoriter Soeharto telah

membabibutakan negara membuat bangsa Indonesia semakin tidak jelas dan

keadaannya semakin terpuruk.

Orde Baru menandakan perlawanan terhadap gelombang reformasi,

terbukti dengan banyaknya kerusuhan diberbagai daerah, benturan para elit politik

kian memanas, krisis moneter yang selalu menghantui, teror terhadap masyarakat

sipil sering terjadi. Dengan kondisi yang demikian masyarakat atau warga

Indonesia tidak tenang dan tidak nyaman, maka dari berbagai kalangan, baik

organisasi-organisasi masyarakat, gerakan mahasiswa, dan para simpatisan

masyarakat melakukan sebuah gebrakan atau gerakan melalui demonstrasi besar-

besaran menginginkan agar Soeharto segera turun dari kursi panasnya, dan

gerakan tersebut bisa dinamakan “GERAKAN 98”.

Negara tidak bisa untuk melawan massa atau masyarakat dengan jumlah

yang signifikan, sehingga menimbulkan kekacauan dan negara menjadi tidak

Page 40: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

terkendali, akhirnya dengan berjalannya waktu aliran darah rezim Soeharto sudah

putus, kediktatoran sudah musnah dan pertarungan politik semakin memanas,

maka sempat muncul pertanyaan apa yang akan terjadi pada Indonesia ini yang

menandakan bahwa akan muncul suasana baru atau era baru yang juga bisa kita

kenal dengan era milenium atau era reformasi. Secara harfiah reformasi berasal

dari bahasa latin “re” yang artinya kembali, dan “formare” artinya membentuk,

jadi reformasi adalah usaha untuk membentuk kembali.38

Sehingga pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto yang sudah

menguasai bumi Indonesia kurang lebih 32 tahun lengser atau turun dari kursi

panasnya sebagai akibat desakan gelombang reformasi yang sangat dahsyat, mulai

yang mengalir dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai

istighosah para kiyai-kiyai, dan beberapa ormas atau simpatisan partai mulai

membuat agenda dan rumusan dalam rangka membangun pondasi era reformasi.

Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian disebut era

reformasi.

Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

(PBNU) mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air.

Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan agar

PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol, ada yang

mengusulkan lambang parpol yaitu gambar bumi, ada yang mengusulkan bentuk

hubungan politik antara warga Nahdliyin dengan NU, dan ada yang mengusulkan

visi-misi serta AD/ART parpol. Akan tetapi diantara banyak usulan, usulan yang

38 Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Yogyakarta, Media Pressindo,

2007), h. 44.

Page 41: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang diketuai oleh KH. M Cholil

Bisri dan PWNU Jawa Barat.

Maka hasilnya tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama

terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan

Kebangkitan Bangsa. Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat

Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati – hati betul, hal ini didasarkan pada

adanya pernyataan bahwa hasil muktamar NU ke-27 di Situbondo yang

menetapkan secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun

dan tidak melakukan kegiatan politik praktis.

Namun demikian, sikap yang diberikan PBNU belum memuaskan

keinginan warga NU namun demikian, dengan tidak sabar dibeberapa daerah

sudah mengusulkan nama – nama partai politik antara lain yaitu: di Purwokerto

(Partai Bintang Sembilan), di Cirebon Partai Kebangkitan Umat (Pekanu).

Partai Kebangkitan Bangsa adalah sebuah partai politik di Indonesia,

detik-detik deklarasi adalah angan-angan yang dinantikan oleh warga Nahdliyin

karena selama rezim Orde Baru NU termarginalkan oleh rezim diktator. Pada jam

15.00 WIB di komplek Pondok Pesantren Wahid Hasyim Ciganjur Jakarta Selatan

pada tanggal 23 Juli 1998 dideklarasikanlah Partai Kebangkitan Bangsa oleh para

kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah KH. Munasir Ali, KH. Ilyas

Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Mustofa Bisri, dan KH. Muhith

Muzadi.39

Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang

memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70% NU,

39 Lukmanul Khakim Chozin dan el-kamaludin el-mauludy. Ed. 13 Alasan Memilih

PKB. (Jawa Barat: tim DPW Jawa barat, 2008), h. 31.

Page 42: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang

memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70% NU,dan

latar belakang berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Karawang

karena situasi dan tuntutan zaman, seiring dengan berjalannya waktu dan

berputarnya roda perpolitikan di Karawang hingga situasi yang merubah keadaan

suatu daerah, berawal dari keluh kesah warga, unjuk keprihatinan sampai

diadakannya kumpulan Ulama se Kabupaten Karawang mengadakan rapat atau

musyawarah di Aula Husni untuk membahas tentang pembentukan partai

Nahdliyin Karawang yang selama ini mereka kurang tersalurkan aspirasinya

terhadap kepemimpinan Dadang S Muchtar dari partai Golkar. Maka pada tanggal

25 Juli setelah deklarasi PKB pusat di Ciganjur PKB Karawang mendeklarasikan

DPC PKB Kabupaten Karawang, KH. Hasan Bisri sebagai ketua atau Dewan

Syura, setelah diresmikannya partai, warga Nahdliyin Karawang merasa senang

dan gembira karena sudah mempunyai partai yang berbasis NU. Maka artinya

peristiwa ini yang mengawali era Reformasi yang menginginkan adanya

perubahan di daerah Karawang.40

Awal perjalanan politik dan menghadapi pemilu 1999 warga NU

Karawang berbondong-bondong dan berpartisipasi dalam kampanye politik, di

tiap pelosok desa banyak atribut atau bendera PKB warga gempar begitu

banyaknya simpatisan PKB diantaranya Kecamatan Cikampek, Kecamatan

Pangkalan, Kecamatan Klari, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Rengasdengklok,

Kecamatan Cibuaya, Kecamatan Pedes, Kecamatan Rawa Merta, Kecamatan

40 Wawancara bersama Kang Jaa Maliki. Di Sekretariat DPC PKB Karawang, serta Buku

Agenda DPC PKB Karawang , 1999, h. 2

Page 43: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Cilamaya, dan Kecamatan yang lainya belum ikut langsung meramaikan

kampanye pemilu karena ada beberapa faktor.

Dukungan serta dorongan dari warga dan simpatisan sangat ramai semua

megeluarkan ide serta gagasanya kepada DPC PKB agar selalu benar dan positif

dalam perjalanan politik dalam mengikuti pemerintahan atau kekuasaan Dadang S

Muchtar atau Dasim, agar sesuai dengan versi kampanye PKB yaitu “Maju Tak

Gentar Membela Yang Benar Bersama PKB”, PKB dengan dikendarai oleh KH.

Hasan Bisri semakin banyak pendukung dan simpatisan dari luar NU sebagai

parpol pembaharuan yang bisa memeriahkan pesat Demokrasi Karawang 1999.

Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa semakin gentar dengan melakukan

berbagai agenda politik baik yang bersifat internal maupun yang eksternal, yang

tidak lain adalah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Karawang yang berbasis

NU. Perkembangan PKB itu sampai menghadapi pemilu 2004 walaupu hasil suara

tidak sebanyak seperti pemilu 1999 karena disebabkan oleh beberapa factor atau

konflik, namun PKB Karawang tetap eksis dan berani menghadapi pemilu 2004.

Kemudian perjalanan PKB dari tahun 2004-2005 mengalami kendala yang

diakibatkan oleh konflik para elit politik. Sehingga konflik merambah sampai

pemilu legislative 2009 yang lalu, kalau penulis amati DPC PKB Karawang sama

keadaanya dengan DPP PKB, oleh karena itu bisa diartikan konflik yang terjadi di

DPC PKB Karawang dampak dari DPP PKB.41

41 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang.

Page 44: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

B. Struktur Kepengurusan Partai

Berdasarkan surat keputusan nomor: 1304/DPP-02/IV/A.IVIII/2006 susunan

Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Karawang

Periode Tahun 2006-2011 sebelum pemilu 2009 adalah sebagai berikut:

1. DEWAN SYURA

Ketua : KH. Nasuha Azhari

Wakil Ketua : H. Uba Ruba’i

Wakil Ketua : Enjang Ya’kub

Wakil Ketua : KH. Drs. Ubaedillah Harits

Sekretaris : H. Ceceng Syarief Husen MS.

Wakil Sekretaris : H. Ali Kamaludin

Wakil Sekretaris : Drs H. Abdul Soleh

Anggota : H. Cahrum

Anggota : H. Isma’il

Anggota : KH. Endang Hidayat

Anggota : Drs. Ijang Holil

Anggota : KH. Zaenudin Soleh

Anggota : Hj. Zuhroiyah

Anggota : H. Suyud Alamsyah

Anggota : Idrus Efendi

Anggota : KH. Ade Fatahillah

Anggota : Ust. Hayi Basyari

Page 45: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

2. DEWAN TANFIDZ

Ketua : Drs. Suyanto

Wakil Ketua : Ahmad Jimy Zamakhsari, S.ag.

Wakil Ketua : Abdul Halim Sukhaeri

Wakil Ketua : Memed Humaedi

Wakil Ketua : H. Adzat Sudradzat

Wakil Ketua : Hj. Dedi Zaenab Latif

Wakil Ketua : Cucu Mudzakarudin AK.

Wakil Ketua : Imam Gozali, S.ag.

Sekretaris : H. Noorjuman, S.ag.

Wakil Sekretaris : Rony Renaldi

Wakil Sekretaris : Muhammad Baliyya, SP.

Wakil Sekretaris : E. Khotib Muwahid

Wakil Sekretaris : Kamaluddin Abdillah, S.ag.

Wakil Sekretaris : Drs. Ja’a Maliki

Wakil Sekretaris : Drs. H. M. Solihin

Wakil Sekretaris : Aef Saefullah Ahmad, SS.

Bendahara : H. Ayi Khotibul Umam

Wakil Bendahara : Komarudin, SE.

Wakil Bendahara : Palahudin

Wakil Bendahara : Drs. H. Tatang Tajudin

Wakil Bendahara : Ade Hendrik, SH.

Wakil Bendahara : Rahmat Toleng

Page 46: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Berdasarkan surat keputusan nomor: 3554/DPP-03/V/A.IVII/2009 susunan

Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Karawang

Periode Tahun 2009-2014 sebagai berikut:

1. DEWAN SYURA

Ketua : KH. Nasuha Azhari

Wakil Ketua : KH. Tajudin Zuhri

Wakil Ketua : KH. Zaenudin Sholeh

Wakil Ketua : KH. Endang Hidayat

Wakil Ketua : KH. Drs. Ubaedillah Harits

Wakil Ketua : KH. Ade Fatahillah

Wakil Ketua : H. Uba Ruba’i

Sekretaris : H. Ceceng Syarief Husen MS.

Wakil Sekretaris : H. Ismail

Wakil Sekretaris : H. Suyanto

Wakil Sekretaris : Asep Jalaludin Bakri M

Anggota : Idrus Efendi

Anggota : Ust. Hayi Basyari

Anggota : Enjang Ya’kub

Anggota : Drs. Abdul Soleh

2. DEWAN TANFIDZ

Ketua : Ahmad Jimy Zamakhsari, S.ag.

Wakil Ketua : Drs. H. M. Solihin

Wakil Ketua : Abdul Halim Sukhaeri

Page 47: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Wakil Ketua : Kamaluddin Abdillah, S.ag.

Wakil Ketua : H. Noorjuman, S.ag.

Wakil Ketua : Hj. Dedi Zaenab Latif

Wakil Ketua : Dra. Leni Puspawati

Wakil Ketua : Imam Gozali, S.ag.

Wakil Ketua : Memed Humaedi

Sekretaris : Drs. Ja’a Maliki

Wakil Sekretaris : Aef Saefullah Ahmad, SS.

Wakil Sekretaris : Muhammad Baliyya, SP.

Wakil Sekretaris : E. Khotib Muwahid

Wakil Sekretaris : Rahmat Toleng Djati

Wakil Sekretaris : Komarudin, SE

Bendahara : H. Ayi Khotibul Umam

Wakil Bendahara : Jajang Sulaeman S.sos.

Wakil Bendahara : Palahudin

Wakil Bendahara : Drs. H. Tatang Tajudin

Wakil Bendahara : Ade Hendrik, SH.

Mengenai pengurus DPC PKB Kab. Karawang terjadi dua kepengurusan

sama seperti yang terjadi di tingkat pusat, dan masing-masing membenarkan

adanya kepengurusan itu walaupun dalam keputusan MK tentang hak

kepengurusan dipegang oleh Muhaimin dan di DPC dipegang oleh Ahmad Zimmy

Zamakhsari. Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam

kepengurusan DPC PKB terjadi dua kepengurusan kubu Muhaimin dan kubu Gus

Dur.

Page 48: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

C. Program Kerja Partai

Di Negara yang demokratis dalam rangka mengikuti perkembangan politik

Nasional yang sesuai dengan UU kepartaian maka PKB Karawang dalam

mengikuti program negara mempunyai program sama seperti yang diagendakan

pada Simposium Nasional - Kebangkitan Indonesia DPP PKB, terdapat 13

program kerja yaitu:42

KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN EKONOMI

1. Program Sumber Daya Alam dan Energi. Yaitu mendorong kebijakan

politik pengelolaan sumber daya alam dan energi yang berpihak kepada

kepentingan nasional, dan mengembangkan berbagai sumber energi alternatif

untuk menjamin kedaulatan energi nasional.

2. Program Kewilayahan, Tata Ruang dan Lingkungan. Mengembangkan

perencanaan pembangunan yang memperhatikan tata ruang dan tata wilayah

yang saling terhubung dalam lingkup Negara kepulauan, serta selalu

mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan perubahan iklim.

3. Program Ketahanan Pangan dan Pembangunan Pedesaan. Melakukan

penelitian, transfer teknologi, penyediaan modal dan informasi untuk

meningkatkan kesejahteraan petani, serta memberdayakan sektor perikanan

dan peternakan.

4. Program Infrastruktur Penunjang Kegiatan Ekonomi. Menyediakan

fasilitas dan infrastruktur transfortasi, telekomunikasi, kelistrikan dan

pengelolaan air yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dengan

biaya yang terjangkau.

42 Artikel DPP PKB, dalam acara “Simposium Nasional Kebangkitan Indonesia, 13

agenda kemandirian dan kedaulatan bangsa, 16 Mei 2008.

Page 49: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

5. Program Ekonomi dan Industri. Memperjuangkan pembangunan ekonomi

yang berbasis kerakyatan untuk meningkatkan pemerataan, pengentasan

kemiskinan, dan stabilitas ekonomi jangka panjang, serta mendorong industri

yang berorientasi kepada ekspor.

6. Program Perburuhan dan Perumahan. Menyediakan sebanyak mungkin

lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan buruh, dan menyediakan

kebutuhan papan yang memadai dan terjangkau.

KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN POLITIK, HUKUM DAN

HAM

7. Program Reformasi Birokrasi. Melakukan reformasi untuk membentuk

birokrasi yang memiliki sikap melayani, professional, netral didalam politik,

dan tidak melakukan korupsi dalam menjalankan tugas, dan menjadikan

birokrasi sebagai public service (memberikan pelayanan kepada masyarakat).

8. Program Penegakan Hukum dan HAM. Melakukan reformasi hukum

berbasis penghormatan kepada tata nilai masyarakat dan hak asasi manusia

serta penegakan hukum yang dilakukan dengan tegas dan konsisten, termasuk

pembersihan lemabaga-lembaga penegak hukum dari mafia peradilan.

9. Program Reformasi Sistem Politik. Mendorong penyederhanaan dalam

sistem kepartaian dan pemilihan umum untuk lebih memperkuat demokrasi

dan mempermudah kontrol publik terhadap lembaga politik.

10. Program Petahanan, Keamanan, dan Hubungan Internasional.

Menuntaskan reformasi TNI dan POLRI dengan meningkatklan

profesionalisme dibidangnya masing-masing, serta menjalankan diplomasi

internasional yang cerdas namun tetap berpegang pada prinsip bebas aktif.

Page 50: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN SOSIAL BUDAYA

11. Program Kemandirian dan Kedaulatan Pendidikan dan Kesehatan.

Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, menjamin semua warga

Negara mampu mendapatkannya, serta memperjuangkan pengembangan seni

budaya yang memperkuat karakter bangsa.

12. Program Perempuan, Anak-anak, Pemuda, dan Kelompok Marjinal.

Memberdayakan kelompok perempuan, anak, pemuda, dan kelompok

terpinggirkan dengan menyediakan wahana untuk pengembangan mereka.

13. Program Kehidupan Beragama dan Pluralisme. Menguatkan semangat

kebangsaan dan keagamaan yang didasari dengan kepercayaan sesama umat,

dan menyatukan umat pada kebangsaan dan kenegaraan, adanya kerjasama

sesama umat baik islam maupun luar islam (netral) serta memberikan

kebebasaan dalam beragam, bersosial dan bernegara.

Mengenai 13 program diatas yang sesuai dengan No. urut partai telah

diambil kesimpulan bahwa, baik DPP, DPW maupun DPC itu mengenai program

kerja semuanya sama menggunakan 13 Agenda Kemandirian dan Kedaulatan

Bangsa, baik dari kedaulatan ekonomi sampai kedaulatan sosial dan budaya yang

mencakup semua tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengenai hal ini

Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Karawang sudah

melaksanakan agenda tersebut walaupun belum terealisasikan sepenuhnya, karena

ada beberapa faktor atau masalah

Page 51: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

yang harus diselesaikan, namun semua itu, tidak mempengaruhi semangat

pengurus DPC PKB Kab. Karawang.

D. Perkembangan Partai dari 2004 - 2009

Karawang salah satu Kabupaten yang mempunyai basis masa Nahdaltul

Ulama yang exis, itu di buktikan dengan keragaman dan budaya kaum Nahdliyin

di Karawang, dan banyak berdirinya pondok pesantren salafi bahkan Partai

Kebangkitan Bangsa Karawang partainya kaum santri sebagaimana yang tertera

dalam Koran Radar Karawang bahwa santri di pondok pesantren itu mayoritas

mendukung karena Partai Kebangkitan Bangsa bisa mengakomodir dan

pengurusnya mayoritas warga Nahdliyin.

Selama pemilu 2004 PKB Karawang masih tetap menjalankan visi dan

misi partai dengan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial kepada masyarakat

khsusnya dibagian pelosok desa, mengadakan sosialisasi kepetani-petani dan para

nelayan yang ada di karawang, dan tidak lupa pula sebagaimana sudah kita

ketahui Karawang sudah menjadi kota Industri. Menurut Jaa Maliki PKB telah

melakukan kegiatan bekerja sama dengan PT atau Pabrik yang berada di

Kabupaten Karawang.43

Dalam kegiatan agenda partai Dewan Pengurus Cabang dan Pengurus

Anak Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Karawang, mengikuti Training

of Trainer, di aula Wisma Asih. Narasumber yang dihadirkan dari Polres dan

Kejaksaan Negeri. Selain pengurus teras di internal PKB sendiri. Dikatakan Ketua

DPC PKB Akhmad Zimmy Jamakhsari, bahwa pelaksanaan Training of Trainer

tujuannya adalah untuk memberikan bekal kepada para pengurus hingga tingkat

43 Catatan kang Jaa Maliki di Sekretariat DPC PKB Karawang.

Page 52: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

kecamatan terkait penggunaan bantuan sosial dari Pemkab. Karena dari sekian

aspirasi yang diperjuangkan fraksinya di DPRD, di antaranya banyak kader-kader

PKB mendapatkan bantuan sosial tersebut.44

Bantuan sosial yang dianggarkan APBD biasanya diarahkan ke

pembangunan atau rehab sarana ibadah. Dari mulai masjid, majelis taklim, hingga

pondok pesantren. Untuk tahun 2010 sudah mengupayakan memperoleh kembali,

khawatir nanti salah dalam memenuhi persyaratan administrasi sebagai bentuk

pertanggungjawaban, maka perlu didatangkan para aparat penegak hukum untuk

memberikan penjelasan mengenai hal ini.

Selain itu, materi hukum secara umum juga diulas di acara Training of

Trainer tersebut. Sehingga, diharapkannya, kedepan para pengurus hingga kader

PKB dapat memahami betul bagaimana substansi hukum dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu diharapkan kegiatan Training of Trainer

ini menjadi langkah lanjut dari pengkaderan makin cerdas berpikir maupun

berpolitik, lebih tumbuh dan berkembang dalam kemandirian. Karena jangan

sampai terjadi kader PKB seperti anak kecil yang bisanya hanya sekedar minta

sama orang tua.45

Ditambahkan oleh salah seorang pengurus DPC PKB Rahmat Tolenk,

kegiatan Training of Trainer adalah untuk membuktikan kepada masyarakat

bahwa sistem kepartaian di lingkungan PKB tetap terus berjalan, tanpa harus

terjebak pada moment-moment tertentu, seperti menjelang Pemilu legislatif,

Pemilu Presiden atau Wakil Presiden, Pilgub, hingga Pilkada. Ini juga perintah

DPP agar pengurus PKB di semua jenjang menyelenggarakan Training of Tainer.

44 Buku besar Agenda DPC PKB Karawang.45 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di secretariat DPC PKB Karawang.

Page 53: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Masalahnya, PKB kedepan akan dikembangkan sebagai partai ahli sunnah wal

jama’ah.

Menghadapi Pilkada 2010 yang tinggal menunggu waktu, jelas Tolenk,

bagi PKB baru akan mengambil sikap maupun langkah dukungan setelah

mendengar secara resmi pernyataan Dadang S. Muchtar, bisa atau tidaknya yang

bersangkutan mencalonkan kembali sebagai calon Bupati periode 2010-2015.

“PKB berencana menggelar musyawarah daerah dengan para alim ulama.

direncanakan akhir Pebruari atau awal Maret. Disana kita siap meminta masukan

dari para Ustadz di kampung-kampung atau desa, termasuk pengurus ranting

PKB.46 Namun, pada kenyataanya PKB kubu Gus Dur telah merambah ke

berbagai parpol lain kebanyakan mendukung Dadang S.M yang dicalonkan

sebagai wakil bupati, dan yang lain masuk ke lawan partai.

Dalam perkembangan partai untuk menghadapi pemilu 2009 DPC PKB

menurut Jaa Maliki, telah melakukan dua kali pertemuan dengan agenda rapat

koordinasi calon legislatif. Pada tanggal 31 Januari 2009 mengadakan rapat kerja

Lembaga Pemenang Pemilu (LPP) Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan

Bangsa Karawang yang dihadiri oleh pengurus DPC, DPAC dan seluruh calon

legislatif yang membahas program kerja.47

Bahkan Jaa mengatakan walaupun sedang mengalami konflik PKB

Karawang tetap menjalankan aktivitasnya sebagai partai politik, bahkan Jaa

46 Dikutip dari Radar Karawang pada tanggal 06 Januari 2010, DPC PKB Karawang dan

Training of Trainer, Training of Trainer ini diikuti oleh Dewan Pengurus Cabang dan Pengurus

Anak Cabang dengan tujuan pembekalan pengurus PKB.

47 Artikel Lembaga Pemenang Pemilu DPC PKB Kab. Karawang 2009.

Page 54: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

menyebutkan secara riil keberadaan PKB di daerah seperti di Karawang relatif

kondusif tidak ada faksi-faksi politik yang mengemuka sehingga tidak perlu

khawatir berpengaruh pada kalangan masyarakat akar rumput simpatisan dan

pendukung PKB, dan tidak ada persoalan satu atau dua namun PKB tetap no 13,

dengan dibuktikan pada pemilu Legislatif 2009 yang lalu jatah kursi PKB

bertambah menjadi empat kursi.48

Namun dalam perjalanannya partai tersebut mengalami beberapa rintangan

dan cobaan karena dipengaruhi konflik di tingkat pusat, sehingga untuk saat ini

partai tersebut kurang berjalan dengan baik, artinya kepengurusan partai dan

program partai kurang begitu berjalan, masih ada mis communication antar

pengurus partai sehingga ini menyebabkan kehancuran atau kekeliruan bagi warga

Nahdliyin khususnya dan bagi para simpatisan umumnya. Bahkan sejak terjadinya

konflik atau perbedaan pendapat antara dua kubu yaitu kubu Muhaimin dan kubu

Gus Dur, dan juga DPC PKB sering menerima informasi atau berita yang kurang

baik bagi perkembangan partai.

Dengan demikian, telah diambil kesimpulan baik keterangan dari Jaa Maliki

dan Rahmat Toleng, bahwa DPC PKB Kab. Karawang memang sedang

mengalami konflik yang bersumber dari konflik DPP PKB, namun konflik yang

bersumber dari konflik DPP PKB, namun konflik yang terjadi tidak

mempengaruhi perolehan suara karena memang dari dulu PKB Karawang dalam

pemilu tidak mengalami perubahan, walaupun dalam jumlah kursi bertambah

menjadi empat kursi.

48 Kutipan dari Radar Karawang yang diakses pada tanggal 27 september 2009, tentang

target pemilu PKB Karawang 15%, Petani dan Pondok Pesantren menjadi basis utama.

Page 55: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

E. Perbandingan Hasil Pemilu 2004 dan 2009

Menurut Undang-Undang No.12 tahun 2003 bahwa pemilu tahun 2004

adalah pemilu yang menggunakan sistem proporsional, sistem ini berdasarkan atas

perbandingan representasi wakil rakyat dengan jumlah pemilihnya. Maka dibuat

kelompok-kelompok kota dan kabupaten sebagai satu basis perebutan suara yang

biasa disebut daerah pemilihan.

Dan pada umumnya pemilu 2004 dirancang untuk melakukan rekruitmen

anggota MPR yang terdiri dari anggota DPR dan DPD, anggota DPR dengan

jumlah 550 orang dan DPD dengan jumlah 120 orang, dan populasi jumlah

penduduk Indonesia menurut P4B berjumlah 214,787,016 jiwa. Berdasarkan

proporsionalitas jumlah penduduk jatah kursi untuk wilayah Jawa memperoleh

porsi 303 buah atau sekitar 55.09%, dan luar Jawa sebesar 247 buah atau sekitar

44.91%.49

Dengan ini, Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Karawang merasakan

betul tantangan yang di hadapi ketika memasuki arena pemilu 2004, mulai dari

soal keabsahan di KPUD, penyusunan Caleg, sampai pada tahap konsolidasi

dengan membentuk ranting-ranting yang selama ini terbengkalai. Seiring dengan

itu DPC melakukan komunikasi politik dengan pengurus cabang Nahdlatul Ulama

Kabupaten Karawang yang secara terus menerus dilakukan dengan istiqomah.

Bahkan setiap kegiatan Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa

Kabupaten Karawang selalu dihadiri oleh ketua Tanfidziyah NU dan memberikan

tausiyah kepda kader - kader partai serta menyatakan dukungan politik kepada

PKB.

49 Nadhif Alawi, Proyeksi Perolehan Kursi DPR Partai Kebangkitan Bangsa Pada

Pemilu 2004, (Jakarta, Lembaga Pemenang Pemilu DPP PKB, 2003), hal. 6, cet ke-3.

Page 56: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

a. Pemilu 2004 DPC PKB Karawang

Dalam hasil pemilu tahun 2004 DPC Partai Kebangkitan Bangsa

Karawang mengalami penetapan, artinya tidak turun dan tidak juga naik. Ini

menandakan Partai Kebangkitan Bangsa Karawang tidak berkembang seperti

yang dikatakan oleh Rahmat Toleng pengurus DPC PKB Kabupaten Karawang

dalam perkembangan hasil pemilu mengatakan bahwa, pada Pemilu tahun 2004

Partai Kebangkitan Bangsa Karawang dari populasi 1,765,263 jumlah kursi 3

pemilih yang sah berjumlah 1,006,533 suara PKB mendapat 60,884 suara atau

sekitar 6,05% dari jatah kursi 5,83 proyeksi suara 100.50

Ini yang membuktikan semakin merosotnya perolehan suara dari tiap

tahun karena dampak dari keadaan PKB Karawang yang mulai berkurangnya

simpatisan dan pendukung khususnya warga NU, karena semakin lama partai ini

tidak berpihak kepada warga Nahdliyin. Berbeda dengan partai Golkar walaupun

bukan partai Nahdliyin, akan tetapi bisa mengakomodir dan membawa sebagian

warga NU ke jalan yang pasti, karena Golkar memang dari dulu sudah menyebar

dan mendarah daging di Kab. Karawang.51

50 Artikel DPC PKB Karawang tahun 200451 Catatan Wahyudi pengurus PAC PKB Karawang

Page 57: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Oleh karena itu wajar kalau perolehan suara pada pemilu dari tiap tahun,

baik 2004 bahkan sampai 2009 sudah dipastikan tidak akan naik, apalagi kalau

sering terjadi konflik dan tidak mempunyai sepak terjang politik yang mutakhir.

Karena kalau melihat kembali pada pemilu tahun 1999 dimana partai baru ini

cukup bagus dalam gerakan dan permainan politiknya, sehingga Pada pemilu

1999 perolehan suara berjumlah 61.000 mendapat 2 kursi, dan pemilu 2004

memperoleh suara 53.000 mendapat 3 kursi.52 Toleng menyatakan bahwa setiap

tahun dalam pemilu PKB Karawang tidak ada perubahan, walaupun ada

perubahan cuma sedikit tapi dalam kursi selalu meningkat ini tidak lain karena

sistem pemilu yang mendukung keadaan PKB Karawang yaitu pada tahun 2004

menggunakan sistem pemilu proporsional, yang berbeda atau berubah kembali

menjadi sistem distrik yaitu pada pemilu 2009.53

b. Pemilu 2009 DPC PKB Karawang

Dalam pemilu 2009 yang lalu dengan menggunakan sistem distrik,

berbeda dengan pemilu tahun 2004 yang menggunakan sistem proporsional, maka

langkah-langkah DPC PKB Karawang dalam menghadapi pemilu 2009 semakin

gencar dengan melakukan berbagai konsolidasi dan komunikasi politik ke

berbagai kalangan, khususnya yang mendukung PKB umumnya para simpatisan

partai politik.

Maka hasil pemilu tahun 2009 Sesuai dengan keputusan KPUD Kab.

Karawang pada sidang Pleno Penghitungan hasil suara yang dilaksanakan Rabu,

21 April 2009 Sidang Pleno tersebut memutuskan hasil rekapitulasi Pemilu

Legislatif 2009 di Kab. Karawang dan keputusan tersebut disetujui oleh para saksi

52 Radar Karawang,, pesta pemilu raya Karawang , tanggal 27 juli 2004 h. 453 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang

Page 58: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Politik peserta Pemilu Legislatif 2009, kecuali dari saksi PKB H. Soleh merasa

keberatan karena menganggap pada saat penghitungan suara di PPK Batujaya

Dapil 4 terdapat kekeliruan salah penulisan, yang seharusnya TPS 11 Ds.

Segarjaya Kec. Batujaya jumlah suara PKB : 175 suara, namun ditulis menjadi

174 suara selisih 1 suara, dan mengakibatkan keresahan warga NU Batu Jaya

khususnya dan warga NU Karawang pada umumnya.54

Namun ditingkat PPK Batujaya menurut saksi PKB selisih 21 suara,

adapun hasil perolehan Dapil 4 PKB : 8381 suara dan PPP : 8383 sehingga PPP

berhak mendapat 1 kursi, KPUD Kab. Karawang tetap menetapkan perolehan

suara berdasarkan hasil di PPK yang telah ditandatangani oleh para saksi Partai

Politik termasuk saksi PKB dan bagi saksi PKB di KPUD jika tidak puas

dipersilahkan menuntut sesuai jalur hukum.

Sidang Pleno tersebut merupakan sidang lanjutan guna untuk memutuskan

hasil rekapitulasi Pemilu Legislatif 2009 di Kab. Karawang. Secara umum hasil

keputusan rekapitulasi Pemilu Legislatif 2009 di Kab. Karawang disetujui oleh

masing-masing saksi dari masing-masing Parpol, walaupun ada ketidakpuasan

dari saksi PKB yaitu H. Soleh.

H. Soleh dalam keterangannya menyatakan bahwa dalam pemilu legislatif

2009 Partai Kebangkitan Bangsa telah dicurangi dan suara dipermainkan oleh

para lawan politik atau saksi dari berbagai partai politik, karena secara jelas dalam

penulisan angka suara dikurangi satu suara, bagi PKB satu suara adalah sangat

54 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng, di sekretariat DPC PKB Karawang.,

Page 59: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

berharga bagi penentuan anggota legislatif di Kabupaten Karawang. Akan tetapi,

dalam penghitungan suara situasi tetap kondusif dan berjalan lancar.55

Ketidakpuasan dari saksi PKB mengenai perolehan suara di Dapil 4

apabila ditindak lanjuti akan menimbulkan konflik dengan PPP berkaitan dengan

perolehan kursi di DPRD Kab. Karawang. Konflik atau ketidakpuasan PKB

walaupun disarankan melalui jalur hukum dimungkinkan tidak akan terjadinya

permasalahan yang berkepanjangan, karena ketua PKB dan KPUD Kab.

Karawang masih mempunyai ideologi yang sama dan masih ada hubungan

persaudaraan yang erat.

Akan tetapi, perlu di antisipasi kelompok-kelompok tertentu yang

memanfaatkan permasalahan ketidakpuasan PKB terhadap KPUD Kab.

Karawang. Karena kalau lengah sekejap saja bisa menimbulkan kekacauan dan

suara pasti akan diamputasi oleh para lawan politik, dan jelas PPP telah

membayangi dan memanfaatkan keadaan PKB yang sedang konflik, dengan

berbagai cara mereka lakukan agar PKB kalah dalam pemilu legislatif, karena dari

partai islam yang bersaing dalam politik PKB di Kab. Karawang adalah PPP.56

Hasil akhir dari penghitungan suara pada sidang pleno DPC PKB

Karawang dengan jumlah suara 48.300 serta mendapatkan 4 kursi pada pemilihan

legislatif ini yang membuktikan perbandingan pemilu dari 2004-2009, dan

keputusan ini mutlak dari KPUD Karawang. Ini sudah jelas terbukti bahwa untuk

55 Dikutip dari Radar Karawang, 23/04/2009.h. 3.

56 Artikel Polres Karawang pada Radar Karawang. Keputusan hasil pemilu Selasa

21/04/2009, pada Pemilu 2009.

Page 60: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

hasil pemilu setiap tahun berkurang tapi jumlah kursi semakin bertambah yaitu

mendapat 4 kursi, dan ini karena ada perubahan sistem dari proporsional 2004

menjadi sistem distrik pada pemilu 2009 yang lalu.

Mengenai perbandingan pemilu baik tahun 2004-2009 yang telah

dipaparkan diatas tadi telah diambil kesimpulan bahwa, pemilu baik 2004 atau

pemilu 2009 DPC PKB Karawang mengalami perubahan, yang mana pemilu 2004

mendapatkan kursi 3 dengan menggunakan sistem proporsional, dan pemilu 2009

yang lalu mendapatkan kursi 4 dengan menggunakan sistem pemilu distrik.

Namun jelas, bahwa PKB Karawang mengalami perubahan dan kenaikan dalam

jumlah kursi karena sistem pemilu yang selalu berubah, dan menjadikan

keberuntungan bagi partai PKB Karawang.

Page 61: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB IV

DINAMIKA KONFLIK PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

KARAWANG

A. Konflik Partai Kebangkitan Bangsa Tingkat Nasional

Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa seakan tidak pernah

lepas dari konflik, sebagaimana telah diketahui bahwa konflik di tubuh PKB

berawal dari tahun 2001 yang dilakukan oleh Matori Abdul Jalil yang tidak

mengikuti intruksi DPP PKB K.H Abdurrahman Wahid, pada waktu itu Gus Dur

pernah membekukan MPR atau DPR, dengan segala resiko Matori pasang badan

yang penuh percaya diri hadir dalam sidang MPR dan sekaligus secara resmi

mengakui pemecatan Gus Dur dan mengangkat Megawati sebagai Presiden,

akhirnya Matori dipecat dari DPP PKB.57

Konflik terus mengalir sampai tahun 2005 konflik terjadi kembali yang

dilakukan oleh Alwi Sihab dan Saifullah Yusuf karena diakui telah melanggar

kebijakan partai, kasus ini sampai ke meja hijau dan pada waktu itu tanggal 16-18

DPP PKB mengadakan Muktamar II di Semarang yang melahirkan PKB antar

kubu, kemudian dalam ranah hukum MA memutuskan bahwa secara prosedur

pemecatan Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf tidak sah sehingga, keputusan MA

ini membatalkan DPP PKB untuk memberhentikan Alwi dan Yusuf, dengan

berbagai upaya DPP PKB menyelesaikan masalah yang akhirnya menghasilkan

57 Denny J.A, Melewati Perubahan: Sebuah Catatan Atas Transisi Demokrasi Indonesia,

(Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2006), h. 114 Cet I

Page 62: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

keputusan bahwa Gus Dur dan Muhaimin sebagai Ketua Dewan Syura dan Ketua

Dewan Tanfidz.58

1. Latar Belakang Konflik

Setelah konflik 2001 selesai, konflik di DPP PKB terjadi kembali pada

tahun 2005, konflik ini hampir sama kejadiannya dengan konflik 2001, akan tetapi

yang terlibat yaitu Alwi Shihab dan Saefullah Yusuf sebagai ketua umum dan

sekjen DPP PKB alasannya karena sudah melanggar kebijakan partai. Selanjutnya

konflik babak ke tiga yaitu pada tahun 2009 menjelang pemilu yang berawal dari

ditunjuknya kader terbaik yakni Ir. Lukman Edy menjadi salah satu anggota

kabinet Indonesia bersatu, kepercayaan yang diberikan Presiden Susilo Bambang

Yudoyono.

Akan tetapi, penunjukan Presiden ini tidak disambut baik oleh para

pengurus PKB, yang timbul hanya rasa kekecewaan terhadap keputusan Presiden

karena mereka menganggap masih banyak yang lebih layak selain Lukman Edy,

kemudian didalam kekecewaanya itu mereka melakukan gebrakan atau gerakan

dengan menyebar isu dan pengumuman bahwa Muhaimin Iskandar membuat serta

membangun kekuatan dalam rangka menjatuhkan Dus Dur dari PKB.59

Kubu Gus Dur yang didalangi oleh Yeny Wahid dan Sigit Haryono tidak

hanya sampai disitu, dengan berbagai cara melakukan pemecatan terhadap

beberapa pengurus DPP yang dianggap menjadi pilar Muhaimin diantaranya

yaitu: Ir. Lukman Edy, Moh. Hanif Dhakiri, Eman Hermawan, Marwan Jakfar,

Imam Nahrowi, Abdul Kadir Karding. Pemecatan ini menggunakan prosedur yang

58 Helmi Faisal Zaini. Ed. Khidmat kami bagimu negeri; laporan kerja fraksi

Kebangkitan Bangsa DPR-RI 2005-2006. h. 123.59 Dikutip dari Wikipedia tanggal 23 Agustus 2010.

Page 63: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

tidak sah yang terbukti di Pengadilan bahwa proses pemecatan ini tidak sesuai

dengan aturan partai.

Tujuan pemecatan ini hanya satu yaitu untuk menggulingkan Muhaimin

dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP PKB secara tidak sah, Muahimin

Iskandar yang terpilih secara demokratis dalam Muktamar II PKB di Semarang

dipecat melalui prosedur yang melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga PKB. Setelah melakukan berbagai gebrakan pemecatan, kemudian

kelompok ini melakukan pengesahan kudeta yang dilaksanakan di Parung.

Setelah mengalami berbagai gebrakan dan rintangan dalam menghadapi

konflik keputusan Menkumham mengakui hasil keputusan atau hasil akhir

muktamar luar biasa di Ancol oleh H. A. Muhaimin Iskandar dan mengikuti

Pemilu 2009 dengan tuntas dan mendapatkan suara yang signifikan walaupun

tidak sebanyak ketika awal munculnya partai.60

2. Pelaku yang Terlibat Dalam Konflik

Konflik babak ketiga ini menjelang pemilu 2009 yang berawal dari

ditunjuknya kader terbaik yakni Ir. Lukman menjadikan konflik lanjutan bagi

PKB karena beberapa faktor yang menjadikan konflik, namun itu semua tidak

terlepas dari pemain lama. Oleh karena itu dalam konflik ini terdapat beberapa

aktor penting yang membintangi terjadinya konflik antara lain yaitu: KH.

Abdurrahman Wahid, Yeny Wahid, Sigit Haryono (kubu Gus Dur), dan

Muhaimin Iskandar, Ir. Lukman Edy, Moh. Hanif Dhakiri, Eman Hermawan,

Marwan Jakfar, Imam Nahrowi, Abdul Kadir Karding (kubu cak Imin).61

60Bebal sejarah PKB dalam pusaran konflik dan konflik, (Jakarta: Lembaga Pelatihan dan

Pengembangan Pemuda Bangsa. 2008), h. 6961 Buku Peta Konflik PKB 2009, (Jakarta, Tim DPP PKB, 2009), h. 5.

Page 64: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Dari semua pelaku tersebut yang sama-sama mempunyai misi dan tujuan

yang berbeda walaupun pada akhirnya, tetap memimpin dan membina Partai

Kebangkitan Bangsa seutuhnya.

B. Konflik DPC PKB Karawang Dampak dari Konflik DPP PKB Pusat

Konflik disetiap kalangan atau golongan itu pasti terjadi baik yang bersifat

internal maupun eksternal, dan konflik bisa merubah keadaan bisa menjadi baik

dan bisa menjadi buruk. Organisasi atau kelompok bisa menjadi rukun atau hidup

kembali ketika mengalami konflik kalau diantara kedua belah pihak bisa

mengatasi dengan baik, akan tetapi konflik bisa berdampak buruk ketika suatu

organisasi atau golongan tidak mengatasinya dengan baik, artinya kurang

memahami pentingnya kedamaian.

Dalam kasus PKB baik yang terjadi di DPP, DPW, DPC maupun PAC itu

merupakan kesalahan PKB yang berdampak pada masa atau pendukung PKB

sendiri, karena menurut penulis konflik di tubuh PKB itu sering terjadi yang

diawali tahun 2001 yang didalangi Matori dan Gus Dur, dan berkembang pada

tahun 2005 yang menjadi pemicu konflik perebutan hak kekuasaan partai yang

dilakukan oleh Alwi dan Gus Dur, kemudian konflik terjadi kembali di tahun

2009 permasalahannya sama yaitu perebutan hak kekuasaan partai, sehinnga

konflik merambah ke DPC PKB Karawang dan konflik tersebut dampak atau

imbas dari konflik DPP PKB yang memanas.

Page 65: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

1. Sumber Konflik

Seperti yang dikatakan Jaa salah seorang pengurus DPC PKB Karawang,

bahwa Konflik yang terjadi di Karawang itu karena dampak dari Konflik DPP

PKB, sehingga muncul berbagai pemikiran dan pendapat bahwa sebelum terjadi

konflik DPC sampai PAC kepengurusan PKB sudah berjalan baik sehingga

menimbulkan keharmonisan dalam kekeluargaan antar pengurus, masa pendukung

dan warga Nahdliyin Karawang.62

Namun tidak demikian, DPP PKB terjadi konflik kembali antar dua kubu

Gus Dur dan Muhaimin berimbas kepada DPC PKB Karawang. Dengan

terjadinya konflik dari DPC sampai ke PAC sehingga para Ulama atau Kiyai dan

segenap tokoh masyarakat Karawang mengadakan rapat atau musyawarah untuk

membahas masalah yang terjadi di DPC PKB Karawang. Dalam rapat tersebut

masing-masing mengeluarkan pendapat dan gagasan, dari kubu Gus Dur Suyanto

angkat suara bahwa PKB ciptaan Gus Dur maka Gus Durlah yang berhak

memimpin, Gus Dur yang pantas menjadi tokoh sentral bagi warga NU.

Perkataan itu lalu dibantah oleh Jaa dari kubu Muhaimin, dalam

bantahanya mengatakan PKB bukan milik Gus Dur tapi milik warga NU dan

milik bangsa, masih banyak ulama PKB tidak hanya Gus Dur saja, dan jangan

hanya melihat serta simpati tokoh seorang Gus Dur saja yang penting bagaimana

partai ini akan ikut serta dalam pemilu demi menyalurkan aspirasi rakyat dan

62 Buku catatan Jaa Maliki tentang PKB Karawang yang dikutip pada 21 Juli 2009 di

kantor DPC PKB Karawang.

Page 66: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

warga NU. PKB bisa maju tanpa Gus Dur dan pasti bisa mengikuti pemilu, karena

PKB bukan ciptaan seorang Gus Dur saja melainkan ciptaan para Alim Ulama.63

Kemudian dibantah lagi oleh kubu Gus Dur yaitu Enjang Ya’kub, dalam

bantahanya mengatakan bahwa PKB tidak sah tanpa seorang Gus Dur sebenarnya

Gus Dur ini telah di kjianati oleh Muhaimin yang ingin merebut kepemimpinan

Gus Dur istilah kasarnya kalau dalam bahasa sunda (Ngalunjak ka kolot), yang

jelas Muhaimin tidak pantas untuk memimpin PKB ke depan, dan sampai

kapanpun kami tidak ridho kalau PKB dipimpin oleh Muhaimin, lebih baik

mendirikan partai baru daripada ikut kepemimpinan Muhaimin. Karena, sudah

jelas Muhaimin dan Lukman Edy anteknya SBY, sudah terpikirkan dan

terealisasikan bahwa Muhaimin dan Lukman Edy kurang perhatian terhadap

warga NU diberbagai daerah pada umumnya dan warga NU Karawang pada

khususnya.64

Kemudian Rahmat Toleng dari kubu Muhaimin angkat bicara sudah kita

jangan banyak memperdebatkan Gus Dur dan Muhaimin karena kalau tetap

didebatkan tidak akan selesai, yang jelas mari sama-sama membangun PKB

jangan melihat pemimpinya siapa dan pengikutnya siapa, yang harus kita pikirkan

bagaimana DOC PKB kedepanya nanti supaya bisa mengikuti pemilu guna

menyalurkan aspirasi warga NU di Karawang.

Perkataan rahmat Toleng dibantah oleh Uba Rubai’ yang mengatakan

bahwa kami tidak akan pernah ikut pemimpin yang tidak pantas bagi

63 Dikutip dari buku besar DPC PKB Kab. Karawang, Kejadian Penting DPC PKB

Karawang, 21 Juli 2009.64 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang tanggal

25 September 2010.

Page 67: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

kepemimpinan warga NU, yang kami inginkan pemimpin yang menjadi tokoh

sentral dan kharismatik yang nantinya bisa menjadi panutan para pengurus DPC

PKB Karawang, dan bisa menjadi figur bagi pemimpin PKB Karawang.

Setelah terjadi perdebatan yang sangat sengit dan suasana rapat atau

musyawarah menjadi tidak kondusip dan keadaan sudah tidak terkendali.

Akhirnya KH. Hasan Bisri mantan Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Karawang

angkat bicara dalam pembicaraanya mengatakan kalau kalian masih tetap pada

pendirian dan kepercayaan masing-masing tidak apa-apa. Namun, yang jelas

bagaimana dan kemana PKB ini demi menyalurkan aspirasi warga NU Karawang,

karena tidak dipungkiri lagi karena PKB ini adalah partai politik warga NU dan

partai sayap kanan NU.65

Jangan saling memperebutkan tentang pemimpin partai, yang mau ikut

bergabung dalam kepemimpinan Ahmad Zimy Zamakhsari sebagai ketua Dewan

Tanfidz DPC PKB Karawang dan H. Muhaimin Iskandar sebagai ketua DPP PKB

silahkan, dan yang tidak mau bergabung yaa tidak apa-apa. Setelah Hasab Bisri

mengambil kesimpulan, kemudian para peserta rapat satu persatu meninggalkan

rapat yang dilakukan oleh kubu Gus Dur yaitu Enjang Ya’kub, Uba Ruba’i diikuti

oleh yang lainnya.

Telah diketahui konflik memang dampak dari DPP PKB pusat, sehingga

dalam rapat tersebut menjadi dua kubu antara lain kubu Gus Dur atau Yeni dan

kubu Muhaimin, atau kubu yang di Parung dan kubu yang di Ancol. Dan Toleng

juga mengatakan kubu Gus Dur kelompok tua yaitu H. Uba Ruba’i dan Enjang

65 Dikutip dari Artikel rapat DPC PKB

Page 68: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Ya’kub, dan kubu Muhaimin kelompok muda yang dipelopori oleh Ahmad

Zamakhsyari ketua sekarang, dan segenap pengurus lainnya.66

Konflik terjadi dari pusat merambah ke wilayah serta daerah, mengenai

konflik yang terjadi di Kab. Karawang penulis mengambil kesimpulan bahwa

konflik di DPC PKB Kab. Karawang itu sama seperti yang terjadi di berbagai

daerah yaitu konflik yang bersumber dari konflik DPP PKB yang bermarkas di

Kali Bata. Namun semua itu, tergantung kepada yang menghadapi konflik

tersebut apakah bisa diselesaikan atau tidak.

2. Pelaku yang terlibat dalam konflik

Terjadi konflik pasti karena ada dua kubu yang saling memperebutkan

suatu permasalahan tertentu, sehingga tidak terpikirkan akibat dari konflik

tersebut, yang ada malah memikirkan golongan atau kelompoknya sendiri, dan

ada juga kepentingan pribadi atau keluarga. Konflik dianggap baik kalau para

pelaku bisa mengatasi dan saling mengintropeksi diri masing-masing atau pribadi

diri sendiri.

Seperti yang terjadi di Partai Kebangkitan Bangsa Karawang pelaku yang

terlibat dalam konflik tersebut sama seperti kejadian yang terjadi di tingkat

nasional atau DPP PKB, seperti apa yang dikatakan Toleng bahwa golongan muda

dan golongan tua sama-sama mempunyai argumen dan pemikiran yang berbeda-

beda, sehingga timbul pergolakan dan pertarungan antara kelompok Gus Dur dan

kelompok Muhaimin.

66 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng Sekertaris DPC PKB Karawang di kantor

Sekretariat DPC PKB Karawang.

Page 69: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Golongan muda yaitu yang mendukung kelompok Muhaimin dengan

alasan Partai Kebangkitan Bangsa tanpa pemilu tidak ada gunanya dan tidak aktif

dalam pemerintahan sama saja tidak jelas tentang keadaan partai, dan golongan

tua tidak mau kalah dalam membela Gus Dur mereka beralasan bahwa Partai

Kebangkitan Bangsa tanpa Gus Dur tidak ada gunanya seperti suatu pendidikan

tidak ada guru dan kurang sempurna, bahkan ada sebagia mereka mengatakan

kepengurusan PKB Karawang saat ini kurang syah kurang dukungan dan

persetujuan dari warga Nahdlatul Ulama Karawang sepenuhnya.67

Kelompok tua atau pendukung mayoritas mereka berada di Pengurus Anak

Cabang (PAC), antara lain yaitu: H. Uba Ruba’i, H. Suyanto, Ust. Hayi Basyari,

Enjang Ya’kub, Abdullah Halim Sukhaeri, H. Noorjuman, S.Ag, Imam Gozali

S.Ag, Komarudin SE, E. Khotib Muwahid, dan golongan muda berada di Dewan

Pengurus Cabang (DPC) yang sekarang menjadi pengurus di DPC Kabupaten

Karawang antara lain yaitu: KH. Nasuha Azhari, KH. Tajudin Zuhri, H. Ceceng

Syarif Husen MS, Ahmad Zamakhsyari, S.Ag, Drs. H.M Solihin, Kamaludin

Abdullah, S.Ag, Drs. Ja’a Maliki, Aef Saefullah Ahmad SS, Rahmat Toleng Djati,

H. Ayi Khotibul Umam. 68

Oleh karena itu pada waktu musyawarah yang membahas masalah partai

terjadi dua kelompok atau dua golongan antara lain yaitu: kelompok Gus Dur dan

kelompok Muhaimin, masing-masing kubu mempunyai komitmen dan tujuan

yang berbeda walaupun pada intinya sama membangun partai Nahdliyin.

67Artikel DPC PKB Karawang68 Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang.

Page 70: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

3. Pengaruh Konflik Terhadap Masyarakat

Dampak dari konflik sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat,

banyak bukti akibat dari konflik tersebut, antaranya timbulnya kekerasan,

putusnya tali persaudaraan, pecahnya keharmonisan kelompok atau golongan.

Namun perlu diketahui konflik yang terjadi di tubuh Parta Kebangkitan Bangsa

bukan hanya sekali atau dua kali ini sering terjadi sama halnya dengan Nahdlatul

Ulama yang sering terjadi konflik.

Masyarakat adalah golongan atau sekelompok orang yang mempunyai

naluri dan pemikiran yang berbeda-beda, dan mempunyai kedudukan serta derajat

atau pangkat yang berbeda pula, bahkan ada yang disebut masyarakat awam,

artinya masyarakat yang tidak tahu dan kurang mengerti terhadap sesuatu (kurang

pengetahuan). Mereka manut dan patuh saja terhadap keputusan pemerintah atau

penguasa, dalam artian masyarakat tidak mampu melawan ketika negara

melakukan sebuah kebijakan yang kurang baik bagi masyarakat.

Dalam pemikiran Ibnu Khaldun tentang masyarakat menurutnya adalah

perjalanan proses pemikiran, yang pendapatnya manusia pada awalnya

memerlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan

diri. Manusia pada saat itu lah membentuk sebuah masyarakat dalam sebuah

organisasi yang di dalamnya terbangun sebuah interaksi sosial antar manusia

dalam berbagai bentuk, seperti dalam perniagaan dan lain sebagainya.

Page 71: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa manusia memiliki sifat

dasar yang agresif untuk selalu menciptakan keributan, perang dan konflik.

Masyarakat sebagai instrumen manusia untuk mengimbangi kelemahannya dan

memperbesar peluang-peluangnya untuk mempertahankan diri, egoisme manusia

mendorong untuk berbuat dengan caranya sendiri dan sesuai dengan

hatinya,namun manusia mempunyai peluang sedikit untuk mempertahanan

hidupnya.

Kalau penulis amati dari pemikiran Ibnu Khaldun sangat berkaitan sekali

dengan kasus atau konflik yang terjadi di PKB, karena manusia atau masyarakat

mempunyai sifat agresif dan egois untuk berbuat dengan caranya sendiri. Konflik

PKB sangat berpengaruh sekali terhadap masyarakat khususnya di wilayah

Karawang yang hampir 70% NU tulen dan para simpatisan, sehingga masyarakat

bosan dengan keadaan PKB yang selalu di kerumuni konflik.

Menurut Rahmat Toleng konflik di DPC PKB Karawang tidak terlalu

mempengaruhi pada pemilu 2009 yang lalu, karena buktinya PKB pada pemilu

2009 mendapat jatah kursi empat dan ini membuktikan bahwa walaupun terjadi

konflik tidak ada pengaruh. Karena pada saat pemilu kelompok pendukung Gus

Dur akhirnya sebagian ikut berpartisipasi dalam pemilu.69

69 Buku agenda DPC PKB Kab. Karawang, tentang pemilu dan kejadian penting

Page 72: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Oleh karena itu, faksionalisme yang terbentuk setelah terjadinya konflik,

pengurus DPC PKB Kab. Karawang terbentuk menjadi dua kelompok sampai saat

ini masih terjadi mis communication antar dua kubu, karena dari kubu Dus Dur

atau Yeni Wahid tetap pada pendiriannya yang tidak mau PKB dipimpin oleh

Muhaimin, begitupun Muhaimin tidak mau PKB dipimpin oleh Gus Dura atau

Yeni Wahid.70

Bahkan Wahyudin Sag. Salah seorang dari kubu Gus Dur mengatakan

bahwa, kelompok pendukung Gus Dur tidak akan mendukung kepemimpinan

Muhaimin atau ketua DPC PKB Karawang Ahmad Zimmy Zamakhsari, dengan

alasan bagaimanapun Gus Dur adalah pelopor dan pencetus Partai Kebangkitan

Bangsa tidak bisa digantikan oleh siapapun kecuali oleh seorang yang mempunyai

kharisma seorang kiyai dan berjiwa pemimpin, masalahnya bukan Muhaimin.71

Dampak konflik bukan hanya pada pemilu legislatif 2009 yang lalu saja. Akan

tetapi sampai saat ini saat akan diadakan pemilihan Bupati Karawang tanggal 14

November konflik masih berpengaruh dengan terpecahnya suara PKB dari

berbagai basis dan PAC.

70 Hasil wawancara besama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Kab. Karawang71 Wahyudin, salah satu anggota PAC DPC PKB dari kubu Gus Dur mengatakan bahwa

kubu Gus Dur tidak akan pernah bersatu kalau DPP PKB masih dipimpin oleh Muhaimin Iskandar,

walaupun Gus Dur sudah tidak ada, masih ada yang lebih layak selain Muhaimin, wawancara

dikediaman Wahyudin tanggal 13 Oktober 2010.

Page 73: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Seperti apa yang tertera pada Radar Karawang tanggal 18 Oktober yang

lalu yang mana kubu Gus Dur mendirikan gerakan yang dinamakan Gerakan

Kebangkitan Rakyat (GATARA). Gerakan ini muncul dari kubu Gus Dur yang

kecewa terhadap kepemimpinan Muhaimin sebagai ketua DPP PKB dan Ahmad

Zimmy Zamakhsari seabagai ketua DPC PKB Karawang. Sehingga mereka

menyebar ke berbagai partai yang berkoalisi yang sesuai dengan visi dan misi

partai PKB kubu Gus Dur dalam menghadapi pemilihan Bupati yang akan

dilaksanakan pada bulan November.72

Dari pemaparan di atas tadi penulis mengambil kesimpulan bahwa konflik

yang terjadi di DPC PKB Karawang imbas atau pengaruh dari DPP PKB sehingga

mengakibatkan perselisihan atau berbeda pendapat antar pengurus dan keresahan

warga NU Karawang, dan sampai sekarang menghadapi pemilihan Bupati belum

menyatu kembali sepenuhnya. PKB yang berkoalisi dengan HANURA, PBR, dan

PPP mendukung calon no 1 yaitu Eli Amalia sebagai Calon Bupati Karawang,

DPC PKB harus bekerja keras merangkul kembali dari PKB kubu Gus Dur atau

Yeny Wahid yang ada di PAC.

C. Dampak Konflik PKB pada pemilu 2009

Konflik sejatinya mempunyai dampak dan pengaruh baik positif maupun

negatif terhadap lembaga dan individu masing-masing, dan tentunya kalau partai

politik akan berpengaruh pada pemilu dari tingkat nasional sampai ke daerah,

sehingga partai politik yang menjadi sebuah power atau penyalur aspirasi

amsyarakat dalam suatu negara kurang efektif.

72 Dikutip dari Radar Karawang 18 Oktober 2010, h. 5.

Page 74: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

1. Dampak pada pemilu 2009 di tingkat Nasional

Konflik sering terjadi di kalangan elit politik maupun di kalangan bawah,

bahkan sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata konflik karena sudah sering

terjadi dan menjadi hal yang biasa dalam suatu intansi atau suatu lembaga. Karena

konflik ini bisa mengakibatkan adanya kekerasan, permusuhan dan ada hubungan

yang kurang baik di antara kedu belah pihak.

Pada pemilu 2009 seperti apa yang telah dikatakan oleh Lukman Edi

dalam pidatonya sangat jelas mengatakan bahwa akibat dari konflik sudah jelas

terbukti yaitu pengunduran sejumlah calon dari berbagai daerah walaupun itu

bersifat Daftar Caleg Sementara, Muhyiddin Arubusman untuk Dapil Jawa Timur

IV Kab Jember dan Lumajang nomor urut 4, Maman Imanul Haq untuk Dapil

Jawa Barat VII Kab Bekasi, Karawang dan Purwakarta, nomor urut 3. Keduanya

adalah Dewan Syuro DPP PKB kubu Gus Dur. H. Muhammad Arsa Suthisna

untuk Dapil Banten II Kabupaten dan Kota Serang dan Kota Cilegon, nomor urut

3, anggota DPR RI dan Wakil Ketua Dewan Syuro DPW PKB Provinsi Banten.

Alasan kemunduran orang Gus Dur terkait dengan komposisi caleg PKB yang

tidak didominasi oleh kader Nahdlatul Ulama.73

PKB masih menerapkan penentuan caleg terpilih dengan nomor urut.

Artinya, nomor urut caleg sangat menentukan keterpilihan seorang menjadi

anggota legislatif. Nama seperti Muhyidin Arubusman, Maman Imanul Haq, serta

Arsa Suthisna termasuk nama-nama yang getol berada di barisan kubu Gus Dur.

Ada juga caleg yang terlempar dari Dapil dibanding Pemilu 2004 lalu, yaitu

73Kutipan pidato Lukman Edy di INILAH.COM, pada Selasa (21/10/09) di Lampung,dalam pidato, Lukman Edy mengatakan bahwa ada beberapa calon yang mundur dalam pemiludengan alasan yaitu karena bukan PKB Gus Dur, dan alasan kedua, komposisi caleg PKB tidakdidominasi oleh kader Nahdlatul Ulama.

Page 75: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Abdullah Azwar Anas, dari Dapil Jatim III (Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo)

dipindah ke Dapil Jatim VII (Pacitan, Ponorogo, dan Magetan). Padahal, Abdullah

yang pendukung Gus Dur itu, empat tahun lalu mencapai bilangan pembagi

pemilih (BPP) selain Hidayat Nur Wahid.

Selanjutnya pengunduran calon di Dapil Papua Barat, Tony Wardoyo yang

kini menjadi anggota DPR RI harus rela di nomor urut tiga. Sedangkan nomor

urut pertama diduduki oleh Sugiyono, yang selama ini dikenal sebagai staf ahli

anggota FKB Marwan Djafar, loyalis Muhaimin. Menururt Lukman dalam

pidatonya, membantah jika penyusunan daftar caleg masih terimbas konflik PKB

beberapa waktu lalu. Karena menurut Lukman, proses rekrutmen sudah sesuai

aturan main. Bahkan untuk nomor urut, melibatkan usulan struktur PBNU pusat.

Nomor urut tiga yang diraih oleh Tony Wardoyo cukup wajar, karena masih

dalam konflik PKB selama ini. tersebut.74 Beberapa nama pimpinan Badan

Otonom NU, mendapat nomor urut signifikan. Ketua PP IPNU Idy Muzayad

menempati nomor urut satu untuk dapil Banten II (Kota Cilegon, dan Kabupaten

atau Kota Serang). Sekjen GP Ansor, A Malik Haramain menempati nomor urut

tiga dapil Jatim II (Kabupaten atau Kota Probolinggo, dan Kabupaten atau Kota

Pasuruan). Nama-nama ini diyakini, disodorkan Ketua Umum PBNU Hasyim

Muzadi.75

Dalam perolehan suara menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), PKB

diperhitungkan hanya memperoleh 5,7% suara. Padahal bila merujuk hasil Pemilu

2004 lalu, PKB meraih 10,57% atau menduduki peringkat ketiga setelah Golkar

dan PDIP. Semua hasil survei ini benar dan tidak ada rekayasa dalam mengambil

74 www.Inilah.Com. Diakses tanggal 26 September 201075 Kutipan Koran Tempo “konflik dan pemilu PKB, tanggal 05/06/09.

Page 76: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

keputusan hasil suara karena, dari hasil rekavitulasi Lembaga Survei bisa

diketahui sebelum penghitungan nasional final. Tampaknya Pemilu 2004 lalu

hanya akan jadi catatan sejarah manis bagi PKB.

Apalagi dalam kondisi konflik yang masih belum reda. Harusnya ada

pemahaman bersama di elit PKB dalam menyelesaikan konflik partai berlambang

bola dunia tersebut.76 Menurut penghitungan cepat LP3ES dampak dari sebuah

konflik Partai Kebangkitan Bangsa perolehan suara pada pemiliu 2009 PKB

berada di urutan ke 6 yang jumlah suaranya 5.50 % setelah PKS dan PAN, dalam

kelompok partai Islam PKB berada di urutan ke 3. Berbeda dengan pemilu 2004

PKB berada di urutan ke 3, bahkan dalam kelompok partai Islam PKB berada di

urutan pertama.77

Dampak dari sebuah konflik bukan hanya pengunduran diri para calon

saja. Akan tetapi, lebih kepada keharmonisan masyarakat atau warga Nahdliyin

dan PBNU sendiri. Seperti apa yang telah dikatakan oleh Ahmad Bagja mantan

anggota Tim lima PBNU dalam pembentukan PKB bahwa, konflik PKB telah

merusak keutuhan PBNU dan merusak Ukhuwah warga NU. Dampak yang sangat

besar yang dirasakan PBNU dan warga Nahdliyin beberapa tahun ini akibat dari

terjadinya konflik menurut Bagja sebagai berikut:

76 Lembaga Survei Indonesia (LSI), meginformasikan bahwa perolehan suara PKB 5,7%,

yang berbeda dengan pemilu 2004 yang memperoleh suara 10,57%.77 Artikel LP3ES, Penghitungan Cepat Pemilu 2009.

Page 77: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

1. Banyak tokoh dari kalangan NU berpaling muka pindah ke partai lain,

sehingga membuat rusaknya tali persaudaraan dan mengurangi

persatuan di tubuh NU.

2. Semakin meningkatnya kekecewaan warga NU terhadap PKB yang

dikatakan sebagai partai sayap kanan NU.

3. Kurangnya rasa kepercayaan simpatisan terhadap warga NU umumnya

dan kepada PKB khususnya.

Menurut Bagja PKB dilahirkan oleh NU karena warga Nahdliyin ingin

punya sayap politik yang bisa memperjuangkan kepentingan NU. Akan tetapi,

PKB tidak mencerminkan sayap politik NU karena tidak memperjuangkan

kepentingan warga Nahdliyin, PBNU akan membawa masalah PKB ini ke

Muktamar ke 32 di Makasar 22-27 Maret 2010. Melalui forum tertinggi di NU

yang nantinya akan diambil sebuah keputusan bahwa PKB tidak ada hubungan

apapun dengan NU, dan warga Nahdliyin bebas memilih partai apapun.78

Dari semua penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa dampak dari

konflik pada pemilu sudah jelas sekali, yang diawali dengan pengunduran

beberapa calon dari berbagai daerah dan hasil pemilu 2009 baik dari lembaga

survei maupun lembaga pemilu yang sah terbukti bahwa PKB pada pemilu 2004

urutan ke 3 sedangkan pada pemilu 2009 yang lalu berada di urutan ke 6, dan

kondisi PKB saat ini masih kurang jelas walaupun sudah diambil keputusan

tentang hak kepengurusan yang diputuskan oleh MK kepada Muhaimin, Lukman

Edy dan kawan-kawan.

78 Diambil dari www.INILAH.COM, Kamis 14 Januari 2009.

Page 78: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

2. Dampak pada pemilu 2009 di Kabupaten Karawang

Konflik sejatinya mempunyai pengaruh dan dampak terhadap pelaku yang

terlibat dalam konflik tersebut, dan berpengaruh sekali terhadap suatu organisasi

atau organisasi partai politik. Perjalanan konflik PKB seakan tidak pernah usai

yang sangat berpengaruh terhadap perolehan suara pada pemilu, seperti yang telah

terbukti di DPC PKB Karawang pada pemilu Legislatif 2009 yang lalu.

Menurut Rahmat Toleng, Sidang Pleno tersebut memutuskan hasil

rekapitulasi Pemilu Legislatif 2009 di Kab. Karawang yang diikuti oleh para

peserta partai politik sudah final, dan keputusan tersebut disetujui oleh para saksi

dari Partai Politik peserta Pemilu Legislatif 2009 dan segenap simpatisan pemilu

baik masyarakat maupun kepolisian.79

Ketua KPUD Karawang Emay Ahmad Maehi mengatakan dalam

sambutannya bahwa hasil penghitungan suara secara hokum dan aturan pemilu

sudah sah tidak bisa diganggu gugat dan tidak diperbolehkan dari masing-masing

partai politik untuk tidak menyetujui, karena keputusan ini mutlak dari hasil

perolehan pemilu yang diadakan bersama. Pada masalah suara PKB yang kurang

1 sudah diselesaikan dengan baik sehingga tidak terjadi kekacauan dan keributan

pada saat penghitungan suara.80

Dampak konflik terhadap pemilu legislatif 2009 yang lalu tidak

berpengaruh, Namun, ada kejadian yang sangat penting pada saat siding Pleno

79 Wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang80 Artikel DPC PKB Karawang diambil dari Radar karawang, tanggal 19 Oktober 2009.

Page 79: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

tentang kekeliruan hasil suara di Batu Jaya yang terletak di Dapil 4 yang

seharusnya PKB mendapat 175 tetapi, ditulis 174 suara.81

Seperti yang dikatakan Jaa Maliki yaitu dengan izin Allah keadaan PKB di

daerah seperti di Karawang relatif kondusif dan berjalan lancar. Namun, ada

sebagian dari PKB kubu Gus Dur tang mengatakan tidak akan pernah menang dan

tentang PKB kalau masih terjadi konflik, ada dan tidk ada faksi-faksi politik yang

bermasalah sehingga tidak perlu takut dengan terjadinya konflik yang akan

berpegaruh pada kalangan masyarakat NU, dan pendukung PKB, bukti yang

paling kongkrit pada pemilu legislative 2009 yang lalu kursi PKB bertambah

menjadi emapat kursi.82

Bukti dari konflik terhadap pemilu legislative 2009 yang lalu yaitu hasil

jatah kursi dari tiga kursi menjadi empat kursi walaupun dari hasil suara sedikit

menurun yaitu mendapatkan 48.300 suara. Dalam perbandinganya pemilu tahun

2004 Partai Kebangkitan Bangsa Karawang dari populasi 1.765.263. mendapat

kursi 3 serta pemilu yang sah berjumlah 60,884 suara.

Mengenai pemilu 2009 yang telah dipaparkan diatas tadi telah diambil

kesimpulan bahwa, pemilu legislative 2009 DPC PKB Karawang tidak

berpengaruh, Cuma ada sedikit perbedaaan yaitu bertambahnya kursi dari 3 kursi

pada pemilu legislaif 2004 yang lalu menjadi 4 kursi. Pemilu 2004 menggunakan

sistem proporsional, dan pemilu 2009 yang lalu menggunakan sistem pemilu

distrik. Namun jelas, bahwa PKB Karawang mengalami perubahan dan kenaikan

81 Artikel KPUD Karawang, keputusan hasil pemilu 2009 bertempat di KPUD Kab.

Karawang, penghitungan suara pemilihan umum Calon legislatif tahun 2009 yang dipimpin oleh

ketua KPUD Kab. Karawang Emay Ahmad Maehi, S.Ag.82 Kutipan dari Radar Karawang yang diakses pada tanggal 27 september 2009, tentang

target pemilu PKB Karawang 15% petani dan pondok pesantren menjadi basis utama.

Page 80: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

dalam jumlah kursi karena sisten pemilu yang selalu berubah, dan menjadikan

keberuntungan bagi partai PKB Karawang.

Page 81: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Konflik adalah merupakan fenomena atau kejadian yang sangat merugikan

atau menjadikan dua kubu atau kelompok dan dua lawan yang saling

berjuang berpecah belah, dan konflik juga membuat putusnya tali

silaturahmi dan juga menjadikan kurang baiknya kinerja dalam suatu

organisasi atau lembaga tertentu. Sehingga kata konflik ini kurang

disenangi oleh semua intansi yang terkait khsusunya dalam masalah ini

yaitu konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa di Karawang yang

sebenarnya ini pengaruh dari konflik yang terjadi di DPP PKB pusat.

2. Melalui pengamatan yang penulis lakukan di DPC PKB Kab. Karawang,

bahwa konflik yang terjadi di daerah Karawang ini yang mana

melibatkan semua anggota dan pengurus Partai Kebangkitan Bangsa

Karawang, khususnya warga Nahdliyin sudah merusak dan memecah

belah menjadikan dua kepengurusan atau dua kekuatan antara golongan

muda dan golongan tua. Sehingga pada pemilu pertama pada tahun 1999

Partai Kebangkitan Bangsa Karawang menjadi partai pembaharuan yang

jumlah suaranya cukup signifikan, karena memang dari dasarnya

Karawang masih kental dan kuat oleh partai lama yaitu Golkar dan PDIP,

kemudian pemilu kedua pada tahun 2004 partai tetap menjadi partai yang

Page 82: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

solid masih dalam urutan walaupun tetap tidak naik dan tidak turun,

kemudian pemilu tahun 2009 yang lalu partai masih mendapatkan jatah

kursi dan ini karena sistem pemilu distrik.

3. Penyebab terjadinya konflik di DPC Partai Kebangkitan Bangsa di

Karawang sama seperti di daerah lin yaitu dampak dari konflik yang

terjadi di DPP, antara kubu Muhaimin Iskandar dan kubu KH.

Abdurrahman Wahid atau Yeni Wahid.

4. Faksionalisme yang terbentuk setelah tejadinya konflik, pengurus DPC

PKB Kab. Karawang terbentuk menjadi dua kubu sampai saat ini masih

menjadi miss comunication antara dua kubu, karena dari kubu Gus Dur

atau Yeni Wahid tetap pada pendirianya yang tidak mau PKB dipimpin

oleh Muhaimin, begitupun kubu Muhaimin tidak mau PKB dipimpin

oleh Gus Dur atau Yeni Wahid.

5. Dampak serta pengaruh dari konflik itu dialami atau dirasakan oleh

masyarakat Nahdliyin Karawang, dimana ketika awal lahirnya Partai

Kebangkitan Bangsa warga Nahdliyin Karawang sangat bersyukur sekali

karena selama bertahun-tahun tidak ada partai yang bisa sepenuhnya

menyalurkan aspirasi warga Nahdliyin di Karawang kegiatan warga

Nahdliyin yang bersifat sosial maupun politik berjalan dengan baik,

adanya hubungan persaudaraan yang kuat baik antara pengurus DPC

PKB maupun warga Nahdliyin. Namun, setelah terjadi konflik warga

Nahdliyin menjadi pecah, putusnya tali persaudaraan, dan rasa

kekecewaan warga Nahdliyin terhadap PKB baik yang di DPP maupun

di DPC Karawang.

Page 83: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

B. Saran

1. Agar tidak terulang kembali kejadian atau konflik internal maka,

hendaknya warga Nahdliyin khususnya di Karawang harus bisa

membangun kembali dan melihat ke depan karena kalau kita amati konflik

di tubuh NU sudah sering sekali terjadi baik internal maupun eksternal. Ini

membuktikan bahwa NU masih belum bisa membangun hubungan yang

harmonis ditubuh NU sendiri karena sudah jelas dan diakui bahwa NU dan

Muhamadiyah adalah organisasi yang tertua di Indonesia. Maka kalau itu

sudah berjalan dengan baik akan menghasilkan sebuah suasana dan

keadaan yang berbeda menjadi Organisasi NU dan Partai Kebangkitan

Bangsa yang sejati bisa membangun bangsa dan negara.

2. Pemerintah dan lembaga-lembaga negara hendaknya juga berperan aktif

dengan memperhatikan semua kejadian atau konflik dari setiap partai yang

itu ada kaitanya dengan pembangunan negara, agar nantinya partai atau

suatu organisasi tidak merasa dibebankan dan diasingkan, karena visi dan

misi semua partai sangat baik sekali walaupun tidak semuanya berjalan

namun sedikit banyak partai politik dan organisasilah yang mendukung

berjalanya roda pemerintahan.

3. Dalam upaya meningkatkan dan kemajuan Partai atau Organisasi dan

lembaga-lembaga yang ada di negara ini harus saling mendukung dan

memotivasi khususnya Partai Kebangkitan Bangsa harus bisa membangun

kembali dan harus bangkit kembali supaya sesuai dengan nama dan visi-

misi partai, dan bersatu kembali baik konflik di tingkat pusat (Nasional)

maupun ditingkat cabang (daerah)

Page 84: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

DAFTAR PUSTAKA

Alawi, Nadhif, Proyeksi Perolehan Kursi DPR Partai Kebangkitan Bangsa PadaPemilu 2004, (Jakarta, Lembaga Pemenang Pemilu DPP PKB, 2003.

Anshari, Saifuddin Endang, Wawasan Islam, Jakarta, Rajawali, 1986.

Andrew Heywood, Politic Third edition, New York, Pearson, 2010.

Coser, Lewis, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer, Jakarta,PT.Raja Grafindo Persada, 2009.

Chozin, Lukmanul Khakim dan el-kamaludin el-mauludy. Ed. 13 AlasanMemilihPKB. Jawa Barat: tim DPW Jawa barat, 2008.

CV.Eko Jaya, Partai politik, (UU RI No. 31Tahun 2002) Pemilihan UmumAnggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, danDewan Perwakilan Rakyat Daerah, (UU.RI.Nomor 12 tahun 2003),Jakarta, CV.Eko Jaya, 2003

Denny, Melewati Perubahan: Sebuah Catatan Atas Transisi DemokrasiIndonesia, Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2006.

Duverger, Maurice, Sosisologi Politik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Haryanto, dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Efriza, dan KemalFasyah;mengenal teori-teori politik, Depok, 2005.

Hans Diester Klingemann, Partai Kebijakan dan Demokrasi, Yogyakarta, PustakaPelajar, 2000.

Isre, Mohammad Soleh, Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer, Jakarta:Depag RI, 2003.

Iskandar Muhaimin, Gusdur yang saya Kenal catatan transisi Demokrasi kita,Yogyakarta, LKIS Yogyakarta, 2004.

Ka’bah Rifyal, Politik dan Hukum dalam Al-qur’an, Jakarta, Khairul Bayan,2005.

Karim, Muhammad Rusli, Perjalanan Partai Politik Di Indonesia Sebuah PotretPasang Surut, Jakarta, CV. Rajawali, 1983.

Lidlle, William, Partisipasi dan Partai Politik Indonesia pada Awal Orde Baru,Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1992.

Page 85: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Pemuda Bangsa Bebal sejarah PKBdalam pusaran konflik dan konflik, Jakarta: Lembaga Pelatihan danPengembangan Pemuda Bangsa. 2008.

Miftah, Thoha, Birokrasi dan Politik Indonesia, Jakarta, PT. Raja GrafindoPersada, 2007.

Munawir, Sadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran,Jakarta: UI-Press, 1990.

Novri, Susan, Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer, Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2009.

Rais Dhiauddin, Teori Politik Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 2001.

Rabi’ah, Rumidan, Lebih Dekat Dengan Pemilu di Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2009.

Rahman, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Rod Hague, Comparative Government and Politics An Introduction, (UnitedState, Macmillan Press LTD, 1982).

Soon, Kang Young, Antara Tradisi dan Konflik: Kepolitikan Nahdlatul Ulama,Jakarta, UI-Press, 2007.

Sanit, Arbi, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik danPembangunan, Jakarta: Rajawali Press, 1982.

Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta, PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia 1992.

Tim Media, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta, Media Centre, 2002.

Winarno, Budi, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Jakarta, MediaPressindo, 2007.

Page 86: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

Surat Kabar dan Internet

Koran:

Radar Karawang,, Pesta Pemilu Raya Karawang , tanggal 27 juli 2004 h. 4

Radar Karawang yang diakses pada tanggal 23 september 2009, tentang target

pemilu PKB Karawang 15%, Petani dan Pondok Pesantren menjadi basis utama.

Radar Karawang,, Pesta Pemilu Raya Karawang , tanggal 21 juli 2004 h. 4

Radar Karawang, 23/04/ 2009, h. 3.

Radar Karawang, Training of Trainer, tanggal 06 Januari 2010, DPC PKB

Karawang

Radar Karawang, 18 Oktober 2010, h. 5.

Koran Tempo “konflik dan pemilu PKB, tanggal 05/06/09.

Radar Karawang yang diakses pada tanggal 27 september 2009, tentang target

pemilu

PKB Karawang 15%, Petani dan Pondok Pesantren menjadi basis utama.

Majalah dan Artikel

majalah GATRA 21 Mei 2005, h. 30 edisi 27.

Artikel DPC PKB Kab. Karawang, Lembaga Pemenang Pemilu DPC PKB Kab.

Karawang 2009.

Artikel Polres Karawang pada Radar Karawang. Keputusan hasil pemilu Selasa

21/04/2009, pada Pemilu 2009.

Dikutip dari buku besar DPC PKB Kab. Karawang, Kejadian Penting DPC PKB

Karawang, 21 Juli 2009.

Lembaga Survei Indonesia (LSI), meginformasikan bahwa perolehan suara PKB

5,7%, yang berbeda dengan pemilu 2004 yang memperoleh suara 10,57%.

Artikel LP3ES, Penghitungan Cepat Pemilu 2009.

Artikel KPUD Karawang, keputusan hasil pemilu 2009 bertempat di KPUD Kab.

Karawang, Emay Ahmad Maehi, S.Ag.

Internet

Dikutip dari Wikipedia tanggal 23 Agustus 2010.

“Definisi Konflik”, diambil dari www. Wikipedia.org, tanggal 8/08/10.

Page 87: SKRIPSI KONFLIK INTERNAL PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DI

INILAH.COM, pada Selasa (21/10/09) di Lampung,Buku agenda DPC PKB Kab. Karawang, tentang pemilu dan kejadian penting

www.INILAH.COM, Kamis 14 Januari 2009.

www.Inilah.Com. Diakses tanggal 26 September 2010