eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5279/1/isi skripsi ima.docx · web viewutara, gubernur sulawesi...
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah daerah melalui proses pendayagunaan sumber daya yang dimiliki
untuk melaksanakan segala urusan pemerintahan di daerah, meningkatkan kualitas
pelayanan publik, memenuhi kebutuhan dasar, dan peningkatan ekonomi daerah.
Peranan penulisan sejarah daerah dalam menelaah perkembangan suatu daerah
adalah penting. Ini sebagai bentuk evaluasi dalam melihat perkembangan berupa
perubahan di suatu daerah sehingga ada gambaran untuk menyusun program-
program kerja yang lebih baik. Era Otonomi Daerah telah mendorong dan
memberi peluang bagi sebuah kabupaten untuk meningkatkan kemampuan,
mendayagunakan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh kabupaten
tersebut untuk melaksanakan pembangunan daerah sebagai upaya untuk
meningkatkan daya saing, kemajuan ekonomi, peningkatan pendapatan daerah,
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sepeti halnya Luwu Timur sebelum
berpisah dari Kabupaten Luwu Utara dan masih menjadi bagian dari kabupaten
induknya, akses-akses pelayanan publik di Luwu Timur yang kurang baik dan
kondisi ekonomi yang jauh tertinggal serta keadaan infrastruktur yang sangat
kurang memadai, sehingga potensi alam yang dimiliki yang dapat menunjang
perekonomian daerah tidak dapat dikembangkan.
Tetapi, dengan adanya keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
6 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang persetujuan usul pemekaran Luwu
1
2
Utara, Gubernur Sulawesi Selatan menindaklanjuti dengan mengusulkan
pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Mamuju Utara kepada Menteri Dalam
Negeri melalui Surat Nomor 130/2171/Otoda tanggal 30 Mei 2002.1 Akhirnya,
aspirasi perjuangan masyarakat Luwu Timur dalam berjuang membentuk sebuah
kabupaten sendiri telah tercapai atas persetujuan bersama Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia dengan disahkannya
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tanggal 25 Februari, tentang pembentukan
Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi
Sealatan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan atas
nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada tanggal 23 Mei 2003 telah
meresmikan sekaligus melantik Bupati Kabupaten Luwu Timur Andi Hatta
Marakarma sebagai bupati pertama di Kabupaten Luwu Timur.2
Andi Hatta Marakarma lahir pada tanggal 10 Juni 1949 di Palopo. Andi
Hatta Marakarma memulai pendidikannya di SR (Sekolah Rakyat) di Malili dan
tamat tahun 1961. Kemudian lanjut di SMP di Jalan Batu Putih Makassar dan
SMA Hasanuddin hingga tamat tahun 1969. Andi Hatta Marakarama melanjutkan
kembali pendidikannya di IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) dan lanjut
ke Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) di Jakarta dan selesai tahun 1985. Lanjut
kembali ke Program Pasca Sarjana Bidang Pertanian di Universitas Hasanuddin
Makassar tahun 2002.
1 Badron Zaharia, Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur. (Malili: BAPPEDA Luwu Timur, 2005), hal. 5
2 Christianto Lopulisa, Tanah-Tanah Luwu Timur. (Makassar: LP2M-UNHAS, 2011), hal. 1
3
Sebelum terpilih menjadi Bupati Kabupaten Luwu Timur, riwayat pekerjaan
Andi Hatta Markarma tidak jauh dari pemerintahan. Bermula sebagai Kepala Desa
(Kecamatan wara), Kepala Desa Wawondula (Nuha), Camat Nuha, Camat
Masamba, Kepala BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
Kabupaten Luwu Utara dan akhirnya terpilih sebagai Bupati Kabupaten Luwu
Timur.
Setelah Kabupaten Luwu Timur resmi memisahkan diri dari Kabupaten
Luwu Utara dan memiliki wilayah sendiri, dengan demikian maju tidaknya
kabupaten ini sepenuhnya ditentukan oleh kebijakan-kebijakan Andi Hatta
Marakarma sebagai bupati pertama di Kabupaten Luwu Timur. Tidak mudah
menorehkan prestasi di daerah yang masih baru pasca pemekaran dari Kabupaten
Luwu Utara. Tetapi, sejak awal Andi Hatta Marakarma telah manyatakan siap
mengemban amanah yang diberikan oleh rakyat Luwu Timur. Kelemahan dan
kekurangan pasti ada pada kepala sang pemimpin yang begitu suka menyuarakan
pengentasan kemiskinan dan kebodohan di daerah yang dipimpinnya. Tetapi,
Andi Hatta Marakarma optimis dapat membenahi semua permasalahan yang
terjadi di Kabupaten Luwu Timur dari sektor pendidikan, kesehatan, pertanian dan
infrastruktur daerah.3 Dalam menjalankan roda pemerintahan, Andi Hatta
Marakarma sabar mendengar rakyat dan terus bekerja serta menempatkan
keteladanan dan kejujuran diurutan pertama dan berprinsip mengedepankan
kepentingan masyarakat di atas segalanya.
3 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: Wartalutim, 2013), hal. 6
4
Sudah 11 tahun Kabupaten Luwu Timur dimekarkan dari Kabupaten Luwu
Utara. Selama itu pula Andi Hatta Marakarma selaku bupati Kabupaten Luwu
Timur terus bekerja memoles kabupaten tersebut hingga nampak seperti sekarang
ini. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Andi Hatta Markarma memiliki peran yang
sangat penting pada perkembangan Kabupaten Luwu Timur. Namun, bagi Andi
Hatta Marakarma, segala prestasi yang didapatkan bukanlah atas usaha
individunya. Tetapi, merupakan kerjasama dari semua pihak dari staf
pemerintahan Kabupaten Luwu Timur sampai masyarakat Luwu Timur. Dengan
kata lain, keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pemimpin dan kerjasama masyarakat untuk mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai suatu daerah. Andi Hatta Marakarma percaya dengan
modal sosial seperti komunikasi yang intens merupakan kunci keberhasilan. Andi
Hatta Marakarama dalam menjalankan perannya sebagai bupati Kabupaten Luwu
Timur terus membangun dan membenahi semua permasalahan yang terjadi di
Kabupaten Luwu Timur. Dengan kata lain, perkembangan Kabupaten Luwu
Timur mengacu pada keberhasilan pembangunan Kabupaten Luwu Timur. Hal
inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang “Luwu Timur Pada
Masa Pemerintahan Andi Hatta Marakarma (2003-2013)”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul skripsi “Luwu Timur Pada Masa Pemerintahan Andi
Hatta Marakarma (2003-2013)” dan berdasarkan latar belakang sebelumnya,
untuk mempermudah memahami permasalahan dalam penelitian ini, maka pokok
5
permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi beberapa sub permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi Kabupaten Luwu Timur pada awal Pemerintahan Andi
Hatta Marakarma?
2. Bagaimana kebijakan-kebijakan pada masa Pemerintahan Andi Hatta
Marakarma di Kabupaten Luwu Timur?
3. Hasil-hasil pembangunan apa saja yang dicapai pada masa Pemerintahan
Andi Hatta Marakarma?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka ruang lingkup permasalahan
pada skripsi ini memiliki batasan baik dari segi spasial, tematik, maupun
temporal.
Batasan spasial penelitian ini dilaksanakan di daerah Kabupaten Luwu
Timur yang merupakan tempat pemerintahan dari Andi Hatta Marakarma. Sesuai
dengan judulnya, kajian ini merupakan kajian tentang politik pemerintahan dan
sosial. Dalam hal ini, penulis mengkaji tentang perkembangan Kabupaten Luwu
Timur selama pemerintahan Andi Hatta Marakarma.
Pembahasan dimulai dari tahun 2003-2013, dimana pada tahun 2003
Kabupaten Luwu Timur resmi memisahkan diri dari Kabupaten Luwu Utara, dan
pada tahun ini pula Andi Hatta Marakarma terpilih menjadi pejabat sementara di
Kabupaten Luwu Timur melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri atas
pengusulan Gubernur Sulawesi Selatan bersama Bupati Luwu Utara dan anggota
DPRD Luwu Utara sampai tahun 2004. Dan dilanjutkan pada tahun 2005-2010
6
Andi Hatta Marakarma terpilih menjadi Bupati Kabupaten Luwu Timur melalui
pemilihan langsung. Sedangkan pengambilan batas sampai tahun 2013, karena
Andi Hatta terpilih untuk kedua kalinya periode 2011-2015 melalui pemilihan
langsung sebagai Bupati Kabupaten Luwu Timur dan sampai sekarang masa
jabatan Andi Hatta Marakarma masih sementara berjalan sampai tahun 2015.
Tetapi sampai tahun 2013, semua target Andi Hatta Marakarma dalam
membangun Kabupaten Luwu Timur dibeberapa sektor telah tercapai.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi Kabupaten Luwu Timur diawal Pemerintahan
Andi Hatta Marakarma.
2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan Andi Hatta Marakarma dalam
menjalankan Pemerintahannya di Kabupaten Luwu Timur.
3. Untuk mengetahui hasil-hasil pembangunan yang dicapai Kabupaten Luwu
Timur di bawah kepemimpinan Andi Hatta Marakarma.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai bahan referensi serta bahan acuan bagi yang berminat untuk
mengetahui perkembangan Kabupaten Luwu Timur pada masa
pemerintahan Andi Hatta Marakarma.
7
2. Memperkaya pengetahuan dan khasanah penulisan sejarah lokal, khususnya
di Sulawesi Selatan.
3. Sebagai bahan referensi sejarah lokal bagi penelitian selanjutnya.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian sejarah yaitu sejarah tokoh, politik
pemerintahan dan sejarah sosial dengan mengungkap latar belakang Andi Hatta
Marakarma, kondisi Kabupaten Luwu Timur pada awal Pemerintahan Andi Hatta
Marakarma, dan perkembangan Kabupaten Luwu Timur selama Pemerintahan
Andi Hatta Marakarma.
Sebagai suatu kajian ilmiah yang pembahasannya terfokus pada masa
lampau, maka digunakan metode historis. “Metode Sejarah merupakan cara atau
teknik dalam merekontruksi peristiwa masa lampau, melalui empat tahapan kerja,
yaitu heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber ekternal/bahan dan
(internal/isi), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan kisah
sejarah)”.4
Sesuai dengan metode penelitian dalam penulisan sejarah yang
disebutkan sebelumnya, adapun tahapan dalam penulisan sejarah akan dijelaskan
secara rinci sebagai berikut :
1. Heuristik
Heuristik atau pengumpulan sumber merupakan tahap awal pada
metode penulisan sejarah yang diarahkan pada kegiatan penjajakan, pencarian
serta pengumpulan sumber yang berkaitan dengna masalah yang diteliti. Sebagai
4 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008). Hal 48-49
8
langkah awal ialah apa yang dimaksud Heuristik (heuristics) atau dalam bahasa
Jerman Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk
mendapatkan data-data, atau mencari matei sejarah, atau evidensi sejarah.5
Adapun langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan sumber sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan
Dalam penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung
lokasi penelitian untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang diinginkan
yang lebih akurat nantinya digunakan sebagai bahan atau sumber dalam penulisan
sejarah. Data yang dimaksud berupa arsip langsung dari lokasi penelitian.
Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Observasi
Dengan metode observasi ini, penulis melakukan pengamatan atau
penginderaan langsung di lokasi penelitian, seperti kegiatan yang berlangsung
pada kantor Pemerintahan Kabupaten Luwu Timur dan hasil-hasil pembangunan
yang telah dicapai pada masa Pemerintahan Andi Hatta Marakarma.
2) Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab, antara penulis dengan orang-orang yang dianggap
mengetahui peristiwa yang akan dibahas. Dalam melakukan metode wawancara
ini, maka penulis mengadakan tanya jawab dengan orang-orang yang terlibat
langsung dalam pengelolaan dan pengembangan Kabupaten Luwu Timur.
Sepanjang penulisan sejarah, metode wawancara sudah sering digunakan untuk
5 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah . (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 86
9
mengumpulkan sumber-sumber, sejarawan menggunakan wawancara. Sebenarnya
metode wawancara menjadi alat penelitian penting dalam ilmu-ilmu sosial.6
Dalam melakukan wawancara penulis menggunakan informasi kunci yaitu
orang-orang yang terlibat langsung dalam Pemerrintahan Andi Hatta Marakarma,
seperti staf pemerintahan dan orang-oranag yang mampu memberikan informasi
maupun data tambahan. Misalnya tokoh masyarakat maupun masyarakat umum.
b. Penelitian Pustaka
Pada tahap ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber pustaka berupa
buku-buku tentang pemerintahan dan pembangunan daerah. Arsip maupun
dokumen penting mengenai pembangunan Kabupaten Luwu Timur pada masa
pemerintahan Andi Hatta Marakarma. Data-data tersebut dapat diperoleh di kantor
Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur dan perpustakaan daerah Kabupaten
Luwu Timur. Dengan demikian, dapat digambarkan dengan jelas mengenai
perkembangan Kabupaten Luwu Timur.
2. Kritik Sumber
Setelah melalui tahapan heuristik (pengumpulan sumber) maka tahap
kedua yang harus dilalui adalah kritik sumber. Pada tahapan ini, semua sumber
yang telah dikumpulkan pada kegiatan heuristik, tidak serta merta langsung untuk
digunakan, namun harus melalui tahap penyeleksian. Kegiatan ini untuk menguji
sumber melalui kritik eksternal dan kritik internal.
Setiap sumber mempunyai aspek eksternal dan aspek internal. “Penentuan
keaslian suatu sumber berkaitan dengan bahan yang digunakan dari sumber
tersebut, atau biasa disebut kritik ekternal. Sedangkan penyelesaian informasi 6 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 104
10
yang terkandung dalam sumber sejarah, dapat dipercaya atau tidak, dikenal
dengan kritik internal”.7 Untuk lebih jelas mengetahui tentang metode kritik
sumber, maka dalam tahapannya aka dijelaskan sebagai berikut :
1) Kritik Eksternal
Kritik eksternal berarti kritik dari luar, dimana yang dikritik adalah
keaslian dari sumber sejarah dengan cara melakukan verifikasi atau pengujian
terhadap aspek-aspek luar, apakah sumber tersebut valid, asli, dan bukan tiruan,
dan sumber tersebut belum berubah baik bentuk maupun isinya.
Kritik eksteren meliputi apakah dokumen tersebut autentik, yaitu kenyataan identitanya, jadi bukan tiruan, turunan atau palsu. Kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai. Jenis tulisan, gaya bahasa dan lain-lain sebagainya.8
Selain mengkrtik sumber sejarah berupa dokumen dan catatan pribadi,
maka yang perlu dikritik dalam kritik eksternal adalah hasil wawancara. Dimana
dalam kritik eksternal itu sendiri harus menegakkan fakta dari kesaksian bahwa:
1. Kesaksian itu benar-benar diberikan oleh orang ini atau pada waktu ini (authenticity)
2. Kesaksian yang telah diberikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan (uncorupted), tanpa ada satu tambahan-tambahan atau penghilangan-penghilangan yang subtansial (integrity).9
Kritik eksternal dalam konteks ini mengkritisi aspek eksternal dari
informan atau pelaku sejarah. Mereka yang diwawancarai adalah orang-orang
yang merasakan atau pada saat peristiwa terjadi minimal telah berusia 15 tahun,
sehingga dapat mengerti dan memahami jiwa zaman ketika itu.
7 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sosial. (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008), hal. 53-54
8 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 16
9 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah. ( Yogyakarta: Ombak, 2007), hal. 134
11
2) Kritik Internal
Kritik Internal merupakan kebalikan dari kritik ekstenal yaitu mengkritisi
sumber sejarah dari dalam. Tahap ini dilakukan untuk meneliti sumber yang
berkaitan dengan sumber masalah penelitian dan penulisan skripsi ini. Untuk
mengetahui keabsahan suatu sumber, maka dapat dilakukan dengan
membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lainnya dan dalam
masalah yang sama.
Pada kritik internal ini dalam wawancara lebih menekankan pada isi atau
hasil wawancara, apakah hasil tersebut dapat diandalkan atau tidak. Oleh karena
itu, dapat dihasilkan suatu kesaksian sejarah yang objektif yang kemudian dapat
dimasukkan dalam data penulisan sejarah. “Untuk memperoleh akurasi data yang
diperoleh, maka aspek yang diperhatikan adalah siapa, kapan, dimana dan
bagaimana peran yang dimainkan oleh pengkisah atau tingkat keterlibatannya
dalam peristiwa itu”.10 Dengan demikian pada tahapan kritik internal sangat
dibutuhkan untuk menghasilkan data sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hasil dari kritik sejarah tersebut, baik internal maupun eksternal
diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat, yang kemudian disebut fakta
sejarah. Setelah mendapatkan data yang akurat, melalui tahapan kritik eksternal
dan kritik internal, maka selanjutnya diadakan interpretasi terhadap fakta sejarah.
3. Interpretasi
10 M. Saleh Madjid dan Abd. Rahman Hamid, Pengantar Ilmu Sejarah. (Makassar: Rayhan Intermedia, 2008), hal. 54
12
Sebelum memasuki tahapan penulisan sejarah atau historiografi, maka
terlebih dahulu melalui tahapan yang disebut interpretasi atau penafsiran terhadap
fakta sejarah, dimana pada tahapan ini dibutuhkan kecermatan dan sikap objektif
dari seorang penulis untuk menggabungkan semua fakta yang ada dengan
seobjektif mungkn namun tetap menghindari interpretasi yang subjektif terhadap
fakta yang ada.
Dengan demikian diperlukan kehati-hatian penulis untuk menghindari
interpretasi yang sifatnya subjektif terhadap fakta. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi arti terhadap aspek yang teliti, mengaitkan antara fakta yang satu dengan
fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang
ilmiah.
4. Historiografi
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian prosedur kerja
dari metode historis. “Penulisan sejarah merupakan puncak dari segalanya, sebab
apa yang dituliskan oleh sejarawan itulah sejarah yang histoire recite sejarah
sebagaimana yang dikisahkan yang mencoba mengungkap dan memahami
histoire realite, sejarah sebagaimana yang terjadi dan hasil penulisan inilah yang
disebut dengan historiografi”.11
Hasil penulisan tersebut merupakan hasil dari penemuan sumber-sumber
yang diseleksi melalui kritik baik ekstern maupun intern, kemudian diinterpretasi
lalu disintesa yang selanjutnya disajikan secara deskriptif kualitatif yang
11 Taufik Abdullah, Ilmu Sejarah dan Historiografi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985), hal. XV dalam Yuliani Yusuf. “Sinjai pada Masa Pemerintahan Bupati Muh. Roem 1993-2003”. (Skripsi,2005), hal. 12
13
merupakan penelitian yang mengangkat fakta, keadaan dan fenomena-fenomena
yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.
14
BAB IIKONDISI KABUPATEN LUWU TIMUR PADA AWAL
PEMERINTAHAN ANDI HATTA MARAKARMA
A. Luwu Timur Dalam Catatan Sejarah
Kerinduan masyarakat di wilayah Eks Onder-Afdeling Malili atau bekas
Kewedanaan Malili, untuk membentuk suatu daerah otonom sendiri telah
terwujud. Kabupaten Luwu Timur yang terbentang dari Kecamatan Burau di
sebelah Barat hingga Kecamatan Towuti di sebelah Timur, membujur dari
Kecamatan Mangkutana di sebelah Utara hingga Kecamatan Malili di sebelah
Selatan, diresmikan berdiri pada tanggal 3 Mei 2003.
Dalam perjalanan panjang pembentukan kabupaten ini, terangkai suka dan
duka bagi para penggagas dan penginisiatif yang akan menjadi kenangan yang
tidak akan terlupakan sepanjang masa. Semuanya telah menjadi hikmah yang
dapat dipetik pelajaran dan manfaat yang tidak ternilai guna kepentingan
membangun daerah ini di masa depan. Secara kronologis, sekilas perjalanan
panjang itu, dapat dilukiskan sebagai berikut:
1. Periode Tahun 1959Pada bulan Januari tahun 1959, situasi ketentraman dan keamanan pada hampir seluruh kawasan ini sangat mencekam dan memprihatinkan akibat aksi para gerombolan pemberontak yang membumihanguskan banyak tempat, termasuk Kota Malili. Peristiwa ini secara langsung melahirkan semangat heorisme yang membara, khususnya dikalangan para pemuda pada waktu itu untuk berjuang keras dengan tujuan membangun kembali wilayah Eks Kewedanaan Malili yang porak poranda. Gagasan pembentukan kabupaten pun merebak dan diperjuangkan secara bersungguh-sungguh. Sebagai dasar utamanya, secara sangat jelas dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Timgkat II di Sulawesi Selatan (L.N. 1959 Nomor 74 TLN Nomor 1822) yang menggambarkan bahwa semua daerah Eks Onder-Afdeling di Sulawesi Selatan, termasuk diantaranya bekas Kewedanaan Malili akan ditingkatkan statusnya menjadi kabupaten. Namun pada realitas, ternyata terdapat tiga daerah Eks Onder-Afdeling yakni Malili, Masamba dan
15
Mamasa belum dapat diwujudkan pembentukannya, terutama disebabkan karena alasan situasi keamanan yang belum memungkinkan pada waktu itu.2. Periode Tahun 1963Harapan kembali berkembang, ketika dikeluarkan Resolusi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRD-GR) Daerah Tingkat II Luwu di Palopo, Nomor 7/Res/DPRD-GR/1963 tanggal 2 Mei 1963, yang menyetujui Eks Onder-Afdeling Malili menjadi kabupaten. Kemudian sebagai perkembangannya, dikeluarkanlah Resolusi Nomor 9/Res/DPRD-GR/1963 yang memutuskan untuk meninjau kembali Resolusi tersebut, sehingga terdapat konsiderans yang berbunyi sebagai berikut: “Mendesak Pemerintah Pusat RI Cq. Departemen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah agar membagi Dati II Luwu menjadi empat Dati II yang baru terdiri dari Dati II Palopo, Dati II Tanah Manai, Dati II Masamba dan Dati II Malili”.3. Periode Tahun 1966Berdasarkan laporan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan pada sidang seksi Pemerintahan V tanggal 2 Mei 1966, dihasilkan kesimpulan sepakat untuk menyetujui tuntutan masyarakat Eks Kewedanaan Malili menjadi Daerah Tingkat II dengan Ibukota di Malili. Dilanjutkan pada Paripurna VI DPRD Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 9 Mei 1966 disetujui Eks Kewedanaan Malili menjadi kabupaten. Lahirnya keputusan tersebut tidak dapat dilepaskan dari peran kalangan mahasiswa yang berasal dari wilayah Eks Kewedanaan Malili, dimana secara bersama-sama kalangan muda tersebut dengan penuh semangat mendesak DPRD Provinsi Sulawesi Selatan untuk merekomendasikan pembentukan kabupaten di wilayah Eks Kewedanaan Malili.12
Keputusan itu disikapi oleh kalangan mahasiswa dengan semangat heroik
dengan melakukan long-march dari Makassar menuju ke wilayah Eks
Kewedanaan Malili guna mensosialisasikan Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi
Selatan. Tidak sedikit rintangan yang dihadapi mereka, baik karena minimnya
fasilitas maupun tantangan kurangnya jaminan keamanan pada masa itu. Hal
tersebut, tidak sedikitpun melemahkan semangat para mahasiswa untuk
mengunjungi wilayah Eks Kewedanaan Malili, mulai dari Wotu, Mangkutana,
Malili, Tabarano dan Timampu serta kembali ke Makassar.
12 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 25
16
Beberapa bulan kemudian, dilakukan pertemuan antara penggagas kabupaten yang diprakarsai oleh Ikatan Keluarga Eks Kewedanaan Malili (IKMAL) dengan Gubernur Sulawesi Selatan, tepatnya pada tanggal 29 Agustus 1966, Gubernur Sulawesi Selatan pada waktu itu Achmad Lamo menyatakan: “Sebenarnya Malili menjadi kabupaten tinggal menunggu waktu saja”. Pada tanggal 8 Oktober 1966 Panitia Persiapan Pembentukan Daerah Tingkat II Malili dan Masamba menghadap Sekjen Depdagri pada waktu itu (Soemarman, SH). Pada pertemuan itu, Sekjen berjanji akan mengirimkan tim ke daerah yang bersangkutan.13
Dari pertemuan tersebut, masyarakat Kota Malili berharap dengan
dilakukan pertemuan antara penggagas Kabupaten Luwu Timur dengan Gubernur
Sulawesi Selatan dan tim yang dikirim ke wilayah Malili untuk menindaklanjuti
apakah Kota Malili berhak menjadi daerah otonom yang mendirikan dan
mengatur wilayahnya sendiri.
4. Periode Tahun 1999
Seiring dengan bergulirnya Era Reformasi yang telah memberikan ruang
kebebasan lebih luas terhadap wacana pemekaran daerah di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, maka hal ini dimanfaatkan sebagai momentum yang kuat
dalam melanjutkan perjuangan aspirasi masyarakat Eks Kewedanaan Malili untuk
membentuk sebuah kabupaten.
Pada awal tahun 1999, saat pemekaran Kabupaten Luwu sedang dalam proses, timbul kembali aspirasi masyarakat yang kuat menginginkan dan mendesak kepada Pemerintah Pusat untuk merealisasikan pembentukan suatu kabupaten pada wilayah Eks Kewedanaan Malili sesuai dengan Amanat Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Menindaklanjuti aspirasi pemekaran Kabupaten Luwu yang beragam, maka DPRD Provinsi Sulawesi Selatan melalui Surat Keputusan DPRD Provinsi TK. I Sulawesi Selatan Nomor 21/III/1999, dijelaskan pada pasal 2 sebagai berikut: “Mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk selain menyetujui Pemekaran Daerah TK. II Luwu menjadi 2 Kabupaten Daerah Tingkat II Luwu Utara, agar melanjutkan pemekaran Kabupaten Daerah Tingkat II dengan menjadikan bekas Kewedanaan (Onder-Afdeling) Masamba dan
13 Ibid
17
bekas Kewedanaan (Onder-Afdeling) Malili masing-masing menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II serta peningkatan Kota Administratif Palopo menjadi Kota Madya Daerah TK. II.14
Meskipun aspirasi dan tuntutan masyarakat Luwu Timur untuk
membentuk Kabupaten Luwu Timur yang otonom sesuai dengan hak historis dan
kecukupan potensi yang dimiliki belum terealisasi, namun tidak mengurangi
semangat dan tekad masyarakat Luwu Timur untuk berjuang mewujudkan cita-
cita tersebut.
Dengan digelarnya Pertemuan Akbar masyarakat Eks Kewedanaan Malili pada tanggal 18 Maret 2000 di Gedung Pertemuan Masyarakat Malili yang menghasilkan rekomendasi tentang pembentukan Kabupaten Luwu Timur dengan membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Eks Kewedanaan Malili yang hasilnya telah diusulkan melalui Surat Nomor 005/PP-Alu/2000 tanggal 20 April 2000 tentang Usul Pemekaran Luwu Utara kepada Bupati Luwu Utara dan Ketua DPRD Kabupaten Luwu Utara. Dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat Luwu Timur, maka lahirlah keputusan DPRD Luwu Utara mengeluarkan SK tentang Pembentukan Pansus dan SK Nomor 04 Tahun 2001 Tanggal 31 januari 2001 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Luwu Utara menjadi 2 wilayah Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur yang merupakan prakarsa hak inisitaif DPRD Luwu Utara. Hal ini kemudian direspon oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara sesuai ketentuan dan mekanisme yang ditetapkan dalam PP. 129 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah, yakni dengan melanjutkan keputusan DPRD Kabupaten Luwu Utara tentang persetujuan terhadap Pembentukan Eks Kewedanaan Malili menjadi Kabupaten Luwu Timur kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan melalui Surat Tertanggal 04 April 2002 Nomor 100/134/Bina PB.5. Periode Tahun 2002-2003Berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002, tentang Persetujuan usul pemekaran Luwu Utara. Gubernur Sulawesi Selatan menindaklanjuti dengan mengusulkan pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Mamuju Utara kepada Menteri Dalam Negeri melalui Surat Nomor 130/2172/Otoda tanggal 30 Mei 2002. Akhirnya, aspirasi perjuangan masyarakat Luwu Timur yang diperjuangkan selama 44 tahun telah mencapai titik kulminasi yaitu atas persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia dengan disahkannya Undang-undang
14 Ibid
18
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Undang-undang tersebut, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Hari Sabarno, pada tanggal 3 Mei 2003 telah meresmikan sekaligus melantik penjabat Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Makassar.15
Kemudian pada tanggal 12 Mei 2003, sebagai penanda mulai
berlangsungnya aktivitas pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu
Timur yang baru terbentuk itu, maka Bupati Luwu Utara H. Luthfi A Mutty dan
Penjabat Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarma, dilakukan bersama-sama
meresmikan pintu gerbang perbatasan Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten
Luwu Timur yang ditandai dengan pembukaan selubung papan nama perbatasan
bertempat di Desa Lauwo antara Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur dan
Kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara. Pada hari yang sama dilakukan
propesi penyerahan operasional pemerintahan dari Pemerintahan Kabupaten
Luwu Utara kepada Pemerintahan Kabupaten Luwu Timur bertempat di lapangan
Andi Nyiwi, Malili.
Dengan terbentuknya Kabupaten Luwu Timur yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Luwu Utara, maka secara administratif Kabupaten
Luwu Timur berdiri sendiri sebagai daerah otonom yang memilki kewenangan
untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
masyarakat. Namun secara kultural, historis dan hubungan emosional sebagai satu
rumpun keluarga Tanah Luwu tetap terjalin sebagai satu kesatuan yang tidak akan
pernah terpisahakan.
B. Kondisi Geografis Luwu Timur dan Demografis Luwu Timur15 Ibid
19
Kondisi Geografis
Secara geografis, Kabupaten Luwu Timur berada di sebelah selatan garis
khatulistiwa, tepatnya terletak diantara 2°03’00’’ - 3°03’25’’ Lintang Selatan dan
121°47’27’’ Bujur Timur. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling
timur di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun batas- batas wilayahnya sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi
Tengah.
b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah.
c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone.
d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi
Sulawesi Selatan.16
Kabupaten Luwu Timur yang ibu kotanya adalah Malili, mempunyai luas
wilayah 6.944,88 km2 atau meliputi sekitar 11,14% dari luas wilayah Propinsi
Sulawesi Selatan. Secara administrasi kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11
kecamatan yaitu kecamatan Malili, Angkona, Wotu, Burau, Mangkutana, Tomoni,
Tomoni Timur, Kalaena, Wasuponda, Nuha dan Towuti. Empat kecamatan yang
pertama merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan Towuti merupakan kecamatan
yang memiliki wilayah terluas mencapai 1.820,48 km2 atau sekitar 26,21% dari
16 BAPPEDA dan BPS Luwu Timur, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012. (Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur, 2012). Hal. 27
20
luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Selain itu, terdapat 127 Desa dan 3
Kelurahan.17
Tabel 2.1.Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi
Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
Kelurahan Jumlah Desa
Burau 256,23 3,69 18Wotu 130,52 1,88 16
Tomoni 230,09 3,31 1 12Tomoni Timur
43,91 0,63 9
Angkona 147,24 2,12 10Malili 921,2 13,26 1 16Towuti 1.820,48 26,21 18Nuha 808,27 11,64 1 4
Wasuponda 1.244,00 17,91 6Mangkutana 1.300,96 18,73 11
Kalaena 41,98 0,60 7Jumlah 6.944,88 100 3 127
Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka Tahun 2013
Terdapat 14 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur, 9
diantaranya adalah sungai utama. Sungai terpanjang adalah sungai Kalaena
dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana.
Sedangkan sungai terpendek adalah sungai Bambalu dengan panjang 15 km yang
melintas di Kecamatan Wotu.18
Tabel 2.2.Panjang Sungai Utama di Kabupaten Luwu Timur
Nama Sungai Daerah Aliran Panjang Sungai (Km)17 BAPPEDA dan BPS Luwu Timur, Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2006/2007.
(Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur). Hal. 1 18 Ibid
21
Larona Kec. Nuha 60Ussu Kec. Nuha, Kec. Malili 30
Cekerang Kec. Nuha, Kec. Malili 50Angkona Kec. Nuha, Kec. Malili,
Kec. Angkona48
Kalaena Kec. Mangkutana 85Powosoi Kec. Mangkutan, Kec.
Wotu18
Senggeni Kec. Mangkutana, Kec. Wotu
25
Bambalu Kec. Wotu 15Pongkeru Kec. Malili 33,5
Sumber: Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013
Di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 5 danau. Kelima danau tersebut
adalah Danau Matano (dengan luas 245,7 km2) berada di Kecamatan Nuha,
sedangkan Danau Mahalona (25 km2) di Kecamatan Towuti , Danau Towuti (585
km2) di Kecamatan Towuti, Danau Taparang Masapi (2,43 km2) di Kecamatan
Towuti dan Danau Lontoa (1,71 km2) di Kecamatan Towuti. Danau yang terdalam
adalah Danau Matano (589 m) dan danau yang terluas adalah Danau Towuti (585
km2).19
Selain itu, Kabupaten Luwu Timur juga memiliki sumber daya alam yang
melimpah seperti nikel, emas, besi dan tembaga serta serta kondisi wilayahnya
yang potensial dengan curah hujan yang tinggi, di tambah jajaran pegunungan dan
keberadaan danau dan sunga-sungai yang melintasi beberapa kecamatan
menjadikan pertanian dan perkebunan memberi hasil yang melimpah. Letaknya
yang berbatasan dengan Teluk Bone dengan garis pantai yang cukup panjang
membuat sumber perikanan dan kelautan juga tidak kalah menjanjikan. Setelah
Luwu Timur menjadi daerah otonom dan Desa Sorowako termasuk dalam
19 Ibid
22
wilayahnya, sektor pertambangan khususnya pengelolaan biji nikel merupakan
penyumbang terbesar untuk Luwu Timur. Namun, melihat barang tambang adalah
sumber daya yang tidak terbarukan, pemerintah juga mengembangkan agrobisnis
sebagai lokomotif ekonomi masa depan. Padi, jagung, kakao, sawit dan rumput
laut menjadi komoditas yang digiatkan.
Lahan sawah di Kabupaten Luwu Timur seluas 23.088 Hektar, terdapat
20.892 Hektar yang menggunakan irigasi, 1.931 Hektar merupakan sawah tadah
hujan dan pasang surut 265 Hektar. Lahan kering di Kabupaten Luwu Timur
diantaranya digunakan untuk berbagai keperluan.
Tabel 2.3Luas Lahan di Kabupaten Luwu Timur
Lahan LuasTegal/Kebun 23.745 HektarLadang/Huma 11.999 HektarPerkebunan 37.520 Hektar
Hutan Rakyat 2.758 HektarTanah Gembala/Padang Rumput 9.257 Hektar
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Kondisi Demografis
Penduduk Kabupaten Luwu Timur terdiri dari berbagai jenis agama, suku
dan ras. Jenis suku yang ada di Kabupaten Luwu Timur terdiri dari suku Bugis,
Jawa, Bali, Lombok, Pamona, Padoe, Makassar dan Toraja. Semua suku tersebut
terdiri dari penganut agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha.
Walaupun struktur masyarakat cukup heterogen dan multi etnis dengan wilayah
yang relatif luas dan berbatasan dengan dua wilayah provinsi yaitu Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Provinsi Sulawesi Tengah.
23
Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur sampai akhir bulan Desember
tahun 2012 mencapai 269.734 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai
2,23% pertahun selama tahun 2008-2012. Sedangkan jumlah rumah tangga
sebanyak 63.068 rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk masih kecil, yaitu
16 jiwa/km2. Dimana kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Tomoni
Timur dengan kepadatan 287 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang paling jarang
penduduknya adalah Kecamatan Wasuponda dan Mangkutana dengan kepadatan
16 jiwa/km2. Secara umum, jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Luwu Timur
sebesar 139,090 yang artinya 100 perempuan di Luwu Timur terdapat 106,46 laki-
laki.20
Tabel 2.4Tingkat Kepadatan penduduk menurut Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan Luas Area Jumlah Penduduk (Orang)
Kepadatan Penduduk
20 BPS dan BAPPEDA Luwu Timur, Kabupaten Luwu Timur Dalam Angka 2013. (Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 53
24
(Orang/Km)Burau 256,23 34.050 133Wotu 130,52 29.952 229
Tomoni 230,09 23.363 95Tomoni Timur 43,91 12.599 287
Angkona 147,24 24.812 169Malili 921,20 37.656 41Towuti 1.820,48 31.425 17Nuha 808,27 23.429 29
Wasuponda 1.244,00 20.281 16Mangkutan 1.300,96 21.059 16
Kalaena 41,98 11.108 265Jumlah/Total 6.944,88 269.734 39
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
BAB IIIKEBIJAKAN-KEBIJAKAN PADA MASA PEMERINTAHAN
ANDI HATTA MARAKARMA
25
Sejak terbentuk 3 Mei 2003, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur paham
betul bahwa mereka tidak memiliki banyak tenaga untuk membangun. Tidak saja
pada persoalan kuantitas, tetapi juga kualitas tenaga kerjanya. Masalah utama
yang dihadapi untuk membangun Luwu Timur adalah Sumber Daya Manusia,
Andi Hatta Marakarma melalui Kepala BAPPEDA, Muhammad Abriansyah
mengatakan:
Pekerjaan pertama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pasca pemekaran yaitu membentuk aparatur pemerintahan. Dalam tahun pertama, ada 8 Dinas, 2 Badan, 1 Sekretariat Daerah dan 1 kantor yang dibentuk. Setelah terbentuk, pemerintahan ternyata belum dapat berjalan normal. Siapa orang-orang yang harus mengisi berbagai posisi di lembaga-lembaga pemerintahan itu, menjadi pertanyaan yang cukup rumit. Akhirnya, di samping mengambil sebagian pegawai kecamatan dan mengangkat tenaga honorer, pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga meminta bantuan dari pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Walaupun pemerintah Luwu Utara mengabulkan, tetap saja kebutuhan tenaga itu belum terpenuhi. Belum lagi jika mempertimbangkan kualitas.21
Dari penjelasan Kepala BAPPEDA, Muhammad Abriansyah, kurangnya
jumlah tenaga kerja di pemerintahan masih menjadi momok yang belum
terpecahkan. Masih banyak posisi strategis yang belum terisi walaupun sudah
banyak pegawai yang merangkap jabatan. Bahkan, rencana meningkatkan
sejumlah desa menjadi kelurahan menjadi tertunda. Akibat kekurangan pegawai,
pemerintah Kabupaten Luwu Timur belum dapat berjalan maksimal dalam
melaksanakan pembangunan. Padahal potensi alam yang melimpah di Luwu
Timur seakan tidak sabar untuk digarap. Walaupun untuk mengolahnya akan
diserahkan kepada investor, tetap saja pemerintah Kabupaten Luwu Timur harus
berperan sebagai perencana dan regulator.
21 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014
26
Selain di pemerintahan, kekurangan prasarana dirasakan khususnya di
sektor pendidikan dan kesehatan. Menurut data BPS, sampai tahun 2004 jumlah
penyelenggara pendidikan TK mencapai 79 unit. Pada tingkat pendidikan SD
terdapat 132 unit sekolah yang dikelola oleh pemerintah dan 7 unit sekolah
swasta. Pada tingkat pendidikan menengah pertama, terdapat 20 SLTP Negeri dan
10 SLTP swasta serta 17 Madrasah Tsanawiyah. Sementara itu, untuk tingkat
pendidikan SLTA terdapat 7 SMU negeri, 8 SMU swasta, 2 SMK dan 7 MA.
Untuk jenjang pendidikan tinggi, di Luwu Timur terdapat Institut Teknik
Sorowako (ITS) yang didirikan oleh PT. Vale untuk memenuhi permintaan SDM
terpilih.
Tabel 3.1Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2003-2004
Kecamatan TK SD SMP SMU SMK MI MTS MABurau 11 14 2 1 - 3 2 1Wotu 8 20 3 1 - 1 2 -
Tomoni 16 20 2 - - 3 2 -Angkona 12 13 2 1 - - 4 2
Malili 3 20 5 1 - 1 2 1Towuti 11 13 2 1 - 1 2 1Nuha 8 14 1 1 2 - - -
Mangkutana 10 18 3 1 - 1 3 2Jumlah/
Total79 132 20 7 2 10 17 7
Sumber: Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Luwu Timur, 2005
Senada penuturan Muh. Abriansyah, Dandu Kasim pun mengisahkan pada
masa-masa pertama ia menginjakkan kakinya di Kota Malili. Menurutnya,
Pada waktu itu semua serba sulit. Pelayanan pemerintah yang sangat jauh, bahkan harus menempuh kurang lebih 100 km untuk menuju ke pusat pemerintahan. Dandu yang dulunya berprofesi sebagai guru juga menceritakan susahnya kondisi pendidikan pada saat itu. Untuk pergi
27
mengajar, karena sekolah yang begitu jauh dan kondisi jalan dan jembatan yang rusak harus ditempuh dengan bersepeda ke Kecamatan Wotu dan Mangkutana yang jaraknya hampir 40 km dari Kota Malili. Sebelum terjadinya otonomi daerah juga banyak anak-anak Luwu Timur yang putus sekolah disebabkan oleh jarak sekolah yang sangat jauh dan daya tampung yang tidak cukup dan kondisi sekolah yang rusak. Sehingga, banyak anak-anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah.22
Selain kondisi pemerintahan dan pendidikan yang sangat jauh dari kata
layak, keadaan kesehatan yang dialami masyarakat Luwu Timur sebelum
pemerintahan Andi Hatta Marakarma sangat memprihatinkan. Selain hanya
mempunyai 1 buah rumah sakit milik PT. Vale yang berada di Kecamatan Nuha,
yang jarak untuk menempuh ke Kecamatan Nuha memerlukan waktu 1 hari
karena kondisi sarana untuk menempuh kesana tidak memadai. Selain itu, di
puskesmas-puskesmas hanya terdapat tenaga kesehatan yang sangat kurang dan
biaya kesehatan mahal. Sehingga, untuk masyarakat Luwu Timur tidak mendapat
pelayanan kesehatan secara profesional.
Tabel 3.2Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2003-2004
Kecamatan Rumah Sakit PuskesmasBurau - 1Wotu - 1
Tomoni - 1Angkona - 1
Malili - 1Towuti - 1Nuha 1 1
Mangkutana - 1Jumlah 1 8
Sumber: Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Luwu Timur, 2005
Kepala Bidang Ekonomi Luwu Timur, Ramadhan Pirade menjelaskan:
Untuk kehidupan perekonomian, Kabupaten Luwu Timur mempunyai banyak SDA yang melimpah dan potensi alam yang baik untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan. Tetapi sebelum
22 Wawancara dengan Dandu Kasim tanggal 23 Agustus 2014
28
pemerintahan Andi Hatta Marakarma, SDA tersebut tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah daerah, serta kurangnya sarana dan prasarana untuk mengelola SDA alam tersebut. Sehingga, kehidupan ekonomi Luwu Timur sangat memprihatinkan. Selain SDA yang tidak dikelola dengan baik, masyarakat Luwu Timur juga sangat sulit untuk mendapat izin usaha dan modal usaha. Sehingga, masyarakat tidak dapat mendirikan usaha untuk mensejahterakan hidupnya dan mengatasi perekonomian masyarakat Luwu Timur.23
Seperti halnya Ramadhan Pirade, salah satu ketua kelompok tani,
Heriyanto menambahkan bahwa kehidupan perekonomian masyarakat Luwu
Timur sangat jauh, khususnya dimasyarakat petani. Heriyanto menyebutkan,
Pemerintah kurang memberikan perhatian untuk para petani sehingga kelompok tani yang dibentuk dari tahun 2000 tidak berjalan dengan efektif dan kehidupan ekonomi masyarakat sangat rendah.24
Senada dengan itu, Sakeh warga Desa Balirejo, Kecamatan Angkona, juga
sangat merasakan kondisi awal Kabupaten Luwu Timur, khususnya di bidang
pelayanan infrastruktur yang dapat mempengaruhi semua sektor. Sakeh harus
berjibaku dengan jalanan yang berlumpur untuk mengangkut hasil panen kedelai
dan kakao yang kualitas panennya kerap menurun karena keterlambatan
didistribusikan kepada pedagang pengumpul. Karena kualitas jalan yang sangat
rusak, apabila musim hujan tiba hasil panen Sakeh maupun warga sekitar harus
disimpan hingga berminggu-minggu dan pedagang pengumpul baru datang
mengambil saat cuaca sudah cerah dan jalan tidak begitu berlumpur. Warga
umumnya juga membawa hasil panen ke Kecamatan Tomoni dan Malili. Jarak
dari Desa Balirejo kedua kecamatan tersebut hanya sekitar 30 km, tetapi sampai
23 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014 24 Wawancara dengan Heriyanto tanggal 26 Agustus 2014
29
membutuhkan waktu sehari untuk mengangkut hasil panen karena kondisi jalan
yang berlumpur.25
Muhammad Abriansyah juga menambahkan kondisi Kabupaten Luwu
Timur sangat jauh sekali. Dimana aspek pelayanan bagi masyarakat sangat rendah
dan keadaan infrastruktur yang sangat rusak yang dapat mempengaruhi semua
aspek dari sosial sampai ekonomi. Jauh dari hal tersebut, hal yang paling
diingatnya adalah masyarakatnya. Dimana, sebelum terpisah dari Kabupaten
Luwu Utara dominan masyarakat sangat sulit untuk diarahkan karena masih
sangat kuat kehidupan berkelompok dikalangan mereka.
Dengan melihat kondisi tersebut, pemerintah bahwa persoalan SDM
adalah masalah utama pascapemekaran, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur
menjadikan pendidikan sebagai prioritas teratas dalam rencana pembangunannya.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sangat menyadari bahwa modal
pembangunan yang paling dibutuhkan adalah SDM. Karena itu, selama dalam tiga
tahun berturut-turut, 40% Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Luwu Timur
dicadangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Disadari pula, untuk
menciptakan masyarakat yang berpendidikan, kesehatan merupakan prasyarat
yang harus dipenuhi dan dijadikan prioritas kedua pembangunan Luwu Timur.
Selain itu, pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga memprioritaskan
pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang pembangunan di bidang sosial,
ekonomi dan pemerintahan Kabupaten Luwu Timur serta memperbaiki pelayanan
untuk masyarakat yang lebih dekat dan transparan kepada masyarakat. Selain itu,
25 Wawancara dengan Sakeh tanggal 25 Agustus 2014
30
pemerintah juga memprioritaskan mengembangkan potensi alam yang dapat
mensejahterakan dan memajukan perekonomian masyarakat Luwu Timur.
Dalam kaitan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, dipahami bahwa visi, misi, strategi,
kebijakan dan program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana dan
sistem pembangunan nasional. Selain itu, disyaratkan bahwa sistem perencanaan
nasional antara satu perencanaan daerah otonom dengan yang lainnya saling
terkait dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan menyadari hal tersebut,
maka penyajian visi, misi dan nilai-nilai yang akan menjadi panduan perumusan
strategi dan kebijakan umum sebagai Kepala Daerah dan Wakil Daerah
Kabupaten Luwu Timur masa bakti lima tahun mendatang, tidak mungkin
mengabaikan dan menyimpang dari produk hukum.
Pengertian visi dalam kaitan ini, dapat dikatakan sebagai wujud atau
gambaran keadaan yang diinginkan pada akhir masa perencanaan ataupun sebagai
bahan inspirasi, sumber motivasi dan menjadi acuan serta penuntun bagi setiap
upaya yang akan dikembangkan oleh daerah dalam lima tahun mendatang.
Sedangkan misi, mengandung pengertian sebagai suatu rangkaian upaya-upaya
yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi ataupun sesuatu pencapaian yang
menjadi acuan dalam mengembangkan strategi, program dan kegiatan, selain
menjadi tuntutan bagi penyelenggaraan operasional yang bersifat substantif yang
akan dilaksanakan dalam lima tahun kedepan. Adapun nilai-nilai, merupakan
panutan dan cara pandang dalam masyarakat yang bersumber dari budaya asli
31
setempat (local genious) ataupun yang bersumber dari percampuran budaya hasil
interaksi nilai-nilai masyarakat asli lokal dengan masyarakat yang datang dari
luar, sehingga melahirkan suatu nilai-nilai bersama yang dapat dipahami dan
dianut oleh keseluruhan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.26
A. Masa Bakti 2005-2010
Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten
Luwu Timur dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, maka visi Kabupaten
Luwu Timur dirumuskan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ada pada masyarakat,
potensi sumber daya yang ada, tantangan yang akan dihadapi serta hasil yang
diharapkan dalam lima tahun kedepan. Dengan memperhatikan gagasan dan
harapan dari berbagai lapisan masyarakat dalam pembangunan Kabupaten Luwu
Timur kedepan, Visi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur masa bakti 2005-2010
adalah, “Kabupaten Luwu Timur yang Kokoh Berbasis Pengembangan Potensi
Masyarakat, Menuju Keberlanjutan Pembangunan yang Berkeadilan dan
Bermartabat.”
Untuk memenuhi dan merealisasikan visi tersebut, Pemerintah Kabupaten
Luwu Timur mencanangkan misi. Misi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Luwu Timur masa bakti 2005-2010, sebagai berikut:
1. Kebersamaan, menekankan pada pencipataan rasa kebersamaan semua komponen masyarakat untuk mencapai sinergisme pembangunan.
26 Rafiuddin Tahir, Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur- Masa Bakti 2005-2010, 2005). Hal. 23-24
32
2. Kesejahteraan, menekankan pada pencapaian masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha untuk memanfaatkan sumberdaya ekonomi daerah.
3. Ketenteraman dan ketertiban, menekankan pada pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) untuk melindungi kehidupan masyarakat dan penciptaan ketertiban dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan pelaksanaan program pembangunan daerah.27
Adapun nilai-nilai yang dijadikan tuntunan dalam penyelenggaraan
pemerintah, pelayanan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan dalam masa
lima tahun (2005-2010) yang merupakan bentuk arahan visi dan misi Kabupaten
Luwu Timur, antara lain:
1. Lalambate Tarangtajo, yang mengacu pada prinsip-prinsip kebersamaan
antara pemerintah (pemimpin) dan masyarakat (yang dipimpin) dalam
melaksanakan segala bentuk kegiatan.
2. Ati Macinnong, Madeceng Kalawing ati, yang mengacu pada kebersihan
hati dan kebaikan jiwa dari perilaku penyelenggara negara dan warga
masyarakat.
3. Masseuwana TauE, Mappasawe Bua-bua, Namapato Laopole, mengacu
pada persatuan sebagai kunci kesejahteraan masayarakat.
4. Mesa’ Kada Dipotuo, Pantang Kada Dipomate, mengacu kepada
konsistensi dan komitmen terhadap kesepakatan bersama dengan segala
resikonya.28
27 BAPPEDA Luwu Timur, SPAR 2008 dan NUSSP Kabupaten Luwu Timur. (Makassar: CV. BALLA PANRITA). Hal. III.16
28 Badron Zaharia, Profil Daerah dan Daya Saing Investasi Kabupaten Luwu Timur. (Malili: BAPPEDA Luwu Timur, 2005). Hal. 10
33
Berdasarkan visi dan misi Kabupaten Luwu Timur, arah kebijakan dan
strategi pembangunan daerah yang akan dikembangkan dalam jangka menengah
(lima tahun), akan lebih diarahkan atau difokuskan pada bidang sosial ekonomi,
khususnya pendidikan dan kesehatan, dengan didukung oleh optimalisasi
pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya pertanian.
Meski demikian, tidak berarti bahwa bidang-bidang lainnya, seperti bidang
budaya dan agama, politik, hukum dan pemerintahan tidak mendapat perhatian
secara optimal.
Kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang dikembangkan di
Kabupaten Luwu Timur selama masa lima tahun mendatang (2005-2010), sebagai
berikut:
1. Bidang Sosial
Salah satu indikator penting kemajuan suatu wilayah adalah ketersediaan
fasilitas publik yang diperlukan oleh masyarakat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Fasilitas bagi masyarakat adalah berbagai sarana yang dibutuhkan agar
mereka mampu melakukan mobilitas sosial. Hal ini juga merupakan indikator
pencapaian tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi. Ketersediaan fasilitas publik
dalam jumlah yang cukup dan terakses pemanfaatannya akan sangat membantu
kelancaran berbagai aktivitas sosial-ekonomi. Sebaliknya, perbaikan kondisi
sosial-ekonomi masyarakat akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kebutuhan akan fasilitas umum.
34
Pengembangan bidang sosial lebih diarahkan pada peningkatan kualitas
pendidikan dan derajat kesehatan yang dimaksimalkan pembangunan fasilitas
infrastruktur dalam menunjang perkembangan daerah serta pengembangan
berbagai sektor ekonomi.
a. Pendidikan
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
pembangunan adalah tingkat pendidikan penduduknya. Guna mencapai kualitas
pendidikan yang diinginkan diperlukan sarana dan prasarana serta unsur
penunjang lainnya dalam proses pendidikan. Sejak berdirinya Kabupaten Luwu
Timur tahun 2003, pemerintah Kabupaten Luwu Timur tidak tanggung-tanggung
dalam berupaya meningkatkan sektor pendidikan dan membidik sebagai sektor
prioritas. Pendidikan memiliki peranan strategi menyiapkan generasi berkualitas
untuk kepentingan masa depan.
Sebagai langkah awal dalam sektor pendidikan ini, pemerintah Kabupaten
Luwu Timur menyediakan pelayanan pendidikan untuk Kabupaten Luwu Timur
yang dibangun dengan tiga pilar strategi pendidikan, yaitu peningkatan dan
perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan daya saing pendidikan, dan
peningkatan pencitraan publik.29
Kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Luwu Timur lebih
diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan sarana dan
29 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (malili, WartaLutim, 2013). Hal. 9
35
prasarana pendidikan. Sedangkan strategi yang dirancang untuk membangun di
bidang pendidikan, sebagai berikut:
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, khususnya pendidikan dasar.
2. Peningkatan akses terhadap pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyebaran sarana dan prasarana pendidikan di semua wilayah.
3. Pengembangan sekolah-sekolah menengah kejuruan.4. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jalur
pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal.5. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui
berbagai kegiatan sosialisasi dan penyuluhan.6. Penataan kelembagaan dan manajemen pendidikan dan prasekolah,
sekolah dan luar sekolah secara professional.7. Pengembangan sistem pendidikan yang berbasis pada pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral serta budi pekerti yang luhur.
8. Pemberian kesempatan yang lebih luas kepada pihak swasta untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan.30
Pendidikan merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Dari arah kebijakan dan strategi
yang dirancang, program dan kegiatan tahun 2005-2010 yang dilaksanakan untuk
mendukung kualitas pendidikan di Kabupaten Luwu Timur, antara lain:
1. Pemberian beasiswa dari SD sampai S1.
2. Program sertifikasi dan pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan
sampai dengan tahun 2009 sebanyak 564 orang.
3. Pembangunan sarana dan prasarana sekolah.
Tabel 3.3
30 BAPPEDA Luwu Timur, Penyusunan Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Luwu Timur. (Malili: PT. Timur Konsultan, 2005). Hal. II-5
36
Jumlah Pembangunan Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010
Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 18 20 3 1 - 1 3 1 1
Tomoni 15 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur
8 10 2 1 - 2 - - -
Angkona 14 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 19 20 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1
Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 13 13 1 1 - 1 2 1 -
Kalaena 5 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 146 142 24 12 3 17 21 9 2
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010
Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan Kabupaten Luwu Timur pada
peningkatan kelulusan siswa mulai dari SD, SMP dan SMA. Dimana, pemerintah
Kabupaten Luwu Timur bekerjasama dengan YPS (Yayasan Pendidikan
Sorowako) PT. Vale dengan memberikan pembekalan kepada guru-guru mata
pelajaran UJian Negara (UN), melakukan Try Out pada sekolah-sekolah berupa
mengerjakan soal-soal UN lengkap dengan kisi-kisinya. Upaya lain dari
pemerintah, yaitu memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi. Ini dilakukan
agar anak-anak di Kabupaten Luwu Timur lebih semangat belajar dan bersekolah.
Selain itu, pemerintah daerah pada tahun 2009 menerbitkan Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang pendidikan gratis sebagai sarana untuk
meyakinkan publik terhadap komitmen pemerintah dalam meningkatkan
pendidikan di Kabupaten Luwu Timur. Tetapi, sebelum Peraturan Daerah ini
dikeluarkan, pelaksanaan program pendidikan gratis telah diterapkan oleh
37
pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang diatur dalam peraturan Bupati
Kabupaten Luwu Timur hingga tahun 2008 yang dilaksanakan sejak tahun 2006
yang diterapkan mulai tingkat SD hingga SMA melalui dana APBD. Berkali-kali
di berbagai kesempatan Bupati Kabupaten Luwu Timur Andi Hatta Marakarma
mengatakan,
Tidak ada lagi anak di Luwu Timur untuk tidak bersekolah. Semua anak di Luwu Timur mempunyai kesempatan yang sama untuk bersekolah mulai dari Tingkat Dasar sampai dengan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dan itu semua “Gratis”.
Setelah menempuh membebaskan biaya pendidikan sejak tiga tahun silam.
Maka tahun 2009, pemerintah Kabupaten Luwu Timur mencoba lagi terobosan
baru di bidang pendidikan yakni menyiapkan 9 unit bus angkutan anak sekolah
yang akan beroperasi dibeberapa Kecamatan di Kabupaten Luwu Timur. Dalam
wilayah Luwu Timur dari 9 bus tersebut, 2 diantaranya adalah bantuan dari
Departemen Perhubungan, sedangkan 7 unit bersumber dari dana APBD
Kabupaten Luwu Timur tahun anggaran 2009. Menurut Andi Hatta Marakarma,
Pembelian bus angkutan anak sekolah ini bertujuan untuk meringankan beban orang tua yang mengeluh dengan tingginya biaya transportasi setiap harinya yang harus dikeluarkan orang tua untuk anak-anak mereka. Apalagi sejumlah sekolah di Luwu timur tidak berada di jalur trans Sulawesi, sehingga harus mengeluarkan biaya ekstra seperti sewa becak maupun ojek. Dengan adanya bus angkutan anak sekolah ini, diharapkan tidak ada lagi keluhan orang tua karena mahalnya biaya transportasi. Artinya, semua anak wajib bersekolah karena tidak ada lagi alasan untuk tidak bersekolah. Distribusi angkutan anak sekolah ini diatur sedemikian rupa sehingga semua Kecamatan yang memerlukan mendapatkannya, seperti di Kecamatan Burau, Wotu, Mangkutana, Tomoni, Kalaena dan Angkona.
b. Kesehataan
38
Pembangunan kesehatan merupakan kebutuhan masyarakat yang akan
meningkat secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan pembangunan.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka perkembangan penyakit juga selalu
mengalami peningkatan. Sehingga, berbagai upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat harus dilakukan dengan segenap sumber daya yang dimilki.
Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib dalam menyelenggarakan
Pemerintah Daerah di Kabupaten Luwu Timur. Setelah dikeluarkannya kebijakan
otonomi daerah, atas dorongan aspirasi masyarakat Kabupaten Luwu Timur,
melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003, ditetapkan pembentukan
Kabupaten Luwu Timur, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 3 Maret 2003, sejak itu pula tekad pembangunan bidang kesehatan di
Kabupaten Luwu Timur untuk menuju lebih baik merupakan cita-cita besar yang
harus diwujudkan pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menyadari, kesehatan merupakan
salah satu komponen pembangunan manusia dalam rangka menciptakan Sumber
Daya Masyarakat (SDM) yang berkualitas. Peningkatan mutu kesehatan tidak
terlepas dari ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang memadai. Pemerintah
berkomitmen kuat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
langsung menyentuh semua masyarakat Luwu Timur tanpa terkecuali.
Kebijakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Luwu Timur lebih
diarahkan pada peningkatan pelayanan kesehatan dan pemerataan sarana dan
prasarana kesehatan.
39
Tabel 3.4Jumlah Fasilitas Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2005-2010Kecamat
anRS Puskes
masPustu Poskes
desPosyandu
Praktek Dokter
Praktek Bidan
Apotek
Burau - 1 10 6 38 5 21 2Wotu 1 1 8 10 29 12 3 3
Tomoni - 1 3 11 23 4 1 3Tomoni Timur
- 1 3 10 16 2 9 -
Angkona - 1 6 6 26 2 1 -Malili - 2 7 18 31 10 8 5Towuti - 3 4 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4
Wasuponda
- 1 6 6 12 2 1 3
Mangkutana
- 1 5 6 26 6 2 -
Kalaena - 1 4 4 11 4 6 -Jumlah 2 14 60 100 260 62 65 22
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010
Sedangkan strategi pembangunan kesehatan yang dirancang, sebagai
berikut:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat.
2. Peningkatana akses terhadap pelayanan dan fasilitas kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyebaran sarana dan prasarana.
3. Pengembangan kesehatan dan sanitasi lingkungan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan pemukiman.
4. Peningkatan kesadaran masyarakat dan kemampuan masyarakat untuk secara mandiri mampu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal melalui mekanisme, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif.
5. Peningkatan dan optimalisasi peran serta masyarakat dan lembaga-lembaga sosial masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
6. Peningkatan prakarsa dan upaya mandiri masyarakat dalam mencegah berbagai macam penyakit endemik.
7. Pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang mampu meningkatkan dan memperluas peran aktif masyarakat, sehingga
40
penyelenggaraan kesehatan merupakan usaha dan kebutuhan masyarakat yang dikelola secara mandiri.31
Kesehatan merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah di Kabupaten Luwu Timur. Menurut Ketua Kader Posyandu
Luwu Timur, Nurjayanti, ada beberapa program dan kegiatan yang dilakukan
pada tahun 2005-2010 di sektor kesehatan masih memprioritaskan pemberian
pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat, yaitu:
a. Perbaikan gizi. Seperti: pemberian makanan tambahan pemulihan masyarakat dan balita, penyediaan alat perbaikan gizi masyarakat dan balita, penyuluhan kesehatan, pemantauan konsumsi garam beryodium, pemberian ASI eksklusif pada bayi di semua desa yang ada di Kabupaten Luwu Timur.
b. Perilaku. Konsep sehat dalam masyarakat diperlukan adanya kesadaran dari masyarakat yang lebih mengutamakan upaya pencegahan, pemeliharaan kesehatan daripada upaya pengobatan suatu penyakit. Ada beberapa upaya dilaksanakan pemerintah dalam rangka meningkatkan cakupan perilaku, kebiasaan, kemampuan dan potensi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian dalam menjaga dan memelihara derajat kesehatannya sendiri, seperti: 1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS yang diterapkan oleh keluarga dapat dilihat dari jumlah tatanan rumah tangga yang menerapkan PHBS. Semua masyarakat diharapkan selalu hidup bersih dengan cara membersihkan minimal 2 hari sekali sekitar rumah khususnya tempat-tempat yang mudah membawa penyakit seperti tempat saluran air, membersihkan tiap hari sekali tempat penampungan air dan selalu menutup tempat penampungan air, serta setiap rumah dihimbau memiliki tempat sampah. 2) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pembangunan kesehatan. UKBM dapat diwujudkan dalam bentuk peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Polindes (Pondok Bersalin Desa).
c. Lingkungan. Kondisi kesehatan lingkungan dan perhatian masyarakat terhadap pentingnya kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan, karena keberhasilan kesehatan lebih banyak ditentukan oleh kebiasaan dan cara
31 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Luwu Timur-Masa Jabatan 2005-2010, 2005). Hal. 27
41
hidup masyarakat itu sendiri, seperti: 1) Penyediaan Air Bersih (PAB), 2) jamban keluarga.
d. Pelayanan kesehatan. Pada bagian ini menggambarkan upaya-upaya pelayanan kesehatan di unit pelayanan yang ada di Kabupaten Luwu Timur, dilihat melalui berbagai cakupan kegiatan yang dilakukan, seperti: 1) Kesehatan ibu dan anak, seperti pertolongan persalinan. Tenaga yang memberikan pertolongan persalinan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu pertolongan yang dilakukan oleh tenaga profesional (dokter spesialis, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat) dan pertolongan yang dilakukan oleh dukun bayi dalam hal ini dukun bayi terlatih. 2) Imunisasi dan pemberantas penyakit. Imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Departemen Kesehatan karena pelayanan ini dianggap mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Cakupan imunisasi di Kabupaten Luwu Timur pada tahun rata-rata sudah memenuhi syarat. Imunisasi diberikan kepada bayi dan balita pada saat kegiatan Posyandu. Dengan demikian, selalu dihimbau kepada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi atau balita kiranya membawa anaknya ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Sedangkan, program pemberantas penyakit bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Di Kabupaten Luwu Timur prioritas penyakit menular yang ditangani adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), kaki gajah, malaria, diare, polio, campak. Penanganan penyakit ini dengan pengasapan ke semua Desa yang ada di Kabupaten Luwu Timur untuk mencegah DBD dan pemberian suntik cairan untuk masyarakat secara gratis sebagai pencegah penyakit kaki gajah dan polio.
e. Sumber daya kesehatan. 1) Sarana kesehatan, pembangunan sarana dan prasarana kesehatan juga dilakukan pada tahun 2005-2010, antara lain: pembangunan Puskesmas, pembangunan Poskesdes, dan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah I lagaligo. Dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan upaya pelayanan kesehatan, maka upaya penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dan menjadi salah satu perhatian utama pembangunan dibidang kesehatan yang dilakukan agar upaya mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat tercapai seiring dengan peningkatan derajat masyarakat. 2) Tenaga kesehatan. Upaya pemerintah dalam memaksimalkan tenaga kesehatan terus dilaksanakan guna mencapai target dalam pembangunan Kabupaten Luwu Timur.32
Pada tanggal 10 Agustus 2009, Andi Hatta Marakarma menandatangani
dan mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 9 tentang
32 Wawancara dengan Nurjayanti Tanggal 27 Agustus 2014
42
penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Luwu Timur. Menurut
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa dan Kelurahan, Andi
Tabacina Akhmad, maksud pemerintah mengeluarkan SK (Surat Keputusan) ini
bertujuan agar:
a. Meningkatkan akses guna tercapainya derajat kesehatan masyarakatyang optimal.
b. Meningkatkan kualitas, mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.c. Meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan pelayanan
kesehatan.33
c. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan salah satu urusan wajib dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Pada sektor ini merupakan
bidang yang sangat mendukung dalam rangka keberhasilan dari semua sektor
yang dikembangkan di Kabupaten Luwu Timur. Dimana pembangunan sarana
infrastruktur yang memadai dapat membuka ketersediaan sentral-sentral produksi,
sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
Kebijakan pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada pembangunan
dan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur transportasi dan
perhubungan. Sedangkan strategi pembangunan infrastruktur yang dirancang oleh
pemerintah Kabupaten Luwu Timur, sebagai berikut:
1. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah terpencil dan terisolir.
2. Peningkatan kerja sama antar daerah dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi antar kabupaten.
33 Wawancara dengan Andi Tabacina Akhmad tanggal 27 agustus 2014
43
3. Peningkatan kualitas jalanan dan jembatan di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan.34
Tabel 3.5Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010
Uraian Kegiatan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pembangunan jalan beton
- 0,08 6,074 13,174 9,116 8,048
Pengaspalan 41,08 39,636
51,855 42,801 92,124 12,1
Pengkrikilan jalan 171,659
178,8 136,017
125,618
233,958
15,45
Pembentukan/pembukaan jalan
79,418 15,44 40,517 91,085 134,738
13,189
Pembangunan jembatan (unit)40,517
22 34 22 32 52 10
Pembangunan proteksi 2,373 0,7 7,15 13,005 34,977 16,134
Rabat beton - - - - - 0,181
Paving blok - - - - - 1,678
Pembuatan drainase 13,071 21,637
43,02 68,866 81,62 8,893
Jaringan air bersih - 31,961
29,667 7,665 14,575 1,171
Normalisasi/perluasan sungai
14,578 6,005 10,75 24,7 14,25 -
Jaringan irigasi teknis 2,9 42,07 30,698 32,101 23,474 4,469
Jaringan irigasi semi teknis/non teknis
15,68 17,616
22,724 14,01 14,33 4,469
Pembuatan pintu air - 2 13 17 9 1
34 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010). Hal. 27
44
(unit)
Pembuatan brojong - 1,236 0,722 2,46 1,672 0,493
Pembangunan/pemeliharaan jaringan
irigasi
- - Tersebar
Tersebar
2,2 Tersebar
Pembuatan talud/tanggul
- 5,29 0,951 5,282 21,6 0,684
Bangunan Syphon (unit) - - - - - 3
Bangunan pelengkap - 8 14 23 21 3
Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga melakukan progam
desa mengepung kota. Menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Mas’ud
Masse,
Program desa mengepung kota ini bagaikan lingkaran obat nyamuk. Dimana pusat lingkaran adalah kota, sementara sekelilingnya adalah desa. Pembagunan ini dimulai dari ujung lingkaran, lambat laun akan mengarah ke pusat dengan prinsip kota dengan sendirinya akan maju jika desa disekitarnya berkembang. Kegiatan dimulai dari memperkuat struktur pembangunan desa melalui pembukaan lahan baru, pembagunan jembatan, pembuatan irigasi dan peningkatan status jalan baik jalan tani, jalan desa maupun jalan kecamatan. 11 kecamatan dan 99 desa di Luwu Timur merupakan target pembangunan program desa mengepung kota.35
Adapun program yang dilakukan dalam pembangunan Kabupaten Luwu
Timur dengan kegiatan melakukan desa mengepung kota, antara lain:
1. Pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan sampai tahun 2010.
2. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi sampai tahun 2010.
35 Wawancara dengan Mas’ud Masse tanggal 22 Agustus 2014
45
3. Pembangunan drainase serta pembangunan jaringan air bersih sampai
tahun 2010.
2. Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam
Pengembangan bidang ekonomi di Kabupaten Luwu Timur lebih
diarahkan pada optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) dalam rangka mendorong pengembangan ekonomi daerah dan
meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan aspek
kelestarian lingkungan hidup.
a. Pertanian Dalam Arti Luas
Tabel 3.6Luas Area Pertanian dan Perkebunan yang digunakan di Kabupaten Luwu
Timur Tahun 2008-2010
Perluasan Area
Ha Luas Panen (Ha)2008 2009 2010
Pertanian 26.783 29.791 35.697 88.708Perkebunan 3.653.221 3.651.590 3.731.525 2.644.346
Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013
Sektor pertanian merupakan salah satu urusan pilihan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten Luwu Timur. Jika sektor ini
digerakkan, maka akan menyerap tenaga kerja yang banyak dan akan mengurangi
pengangguran. Jika pelakunya disejahterakan, maka akan sejahteralah masyarakat
Luwu Timur. Prioritas di bidang pertanian dalam arti luas adalah masyarakat
pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Kabupaten Luwu Timur
dengan kegiatan usaha berbasis pertanian dan suber lokal lainnya. Oleh Karena itu,
pemanfaatan sumber daya pertanian, perkebunan, kehutanan dan sumber daya
46
lokal lainnya dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat
tersebut dengan mengoptimalkan dan menggali potensi wilayah serta
memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola potensi secara produktif dan
efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk komoditi unggulan yang dihasilkan dan dikembangkan di
Kabupaten Luwu Timur yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan tanaman hortikultura yang dikembangkan yaitu
tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman biofarma (toga).
Komoditi yang disajikan pada tanaman sayur-sayuran meliputi daun bawang, cabe,
tomat, kangkung, kacang panjang, sawi, bayam dan masih banyak lagi. Tanaman
buah-buahan yang dihasilkan meliputi buah mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya,
nanas, rambutan dan manggis. Sedangkan tanaman obat-obatan yang
dibudidayakan meliputi jahe, laos/lengkuas, kencur dan kunyit.
Luwu Timur adalah daerah agraris, mayoritas penduduknya (sekitar 80%)
menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Dengan demikian, arah kebijakan
pemerintah untuk mengembangkan bidang pertanian di Kabupaten Luwu Timur
yaitu lebih diarahkan pada pengembangan tanaman pangan dan hortikultura dan
mengembangkan berbagai komoditas unggulan, peningkatan nilai tambah,
produktivitas lahan, dan pemanfaatan lahan secara optimal.
Menurut Ramadhan Pirade, sektor pertanian menjadi program prioritas di
Kabupaten Luwu Timur, dimana 80% masyarakat menggantungkan hidupnya
47
pada sektor ini. Adapun program dan kegiatan di sektor pertanian secara umum
dilaksanakan pada tahun 2005-2010, antara lain:
1. Peningkatan kualitas kelompok tani dari pemula lanjut sampai madya
dengan cara melakukan sosialisasi dari dinas terkait dengan kelompok
petani dan melihat apa saja yang dibutuhkan oleh kelompok petani.
2. Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan dengan cara melakukan
sosialisasi, memberikan bantuan benih unggulan dan alat penanganan
seperti traktor dan penyemprotan serta dinas terkait melakukan
pemantauan kelapangan dengan melihat dari proses persiapan tanam
sampai masa panen.
3. Pemberantasan penyakit hewan dengan memberikan pada semua
kelompok petani bantuan alat penyemprotan penyakit hewan.
4. Perbaikan kualitas produksi pertanian dan perkebunan.
5. Peningkatan sarana dan prasarana Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
6. Perbaikan jaringan irigasi tersier di tingkat usaha tani.
7. Pembuatan jalan tani dan jalan produksi perkebunan.36
Selain bidang pertanian, bidang perkebunan dan kehutanan juga menjadi
prioritas pengembangan di bidang ekonomi dan sumber daya alam. Berbagai
komoditas perkebunan unggulan yang dibudidayakan seperti perkebunan kelapa,
kelapa sawit, kopi, lada dan kakao.
36 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014
48
Untuk pengembangan perkebunan, kebijakan pemerintah Kabupaten Luwu
Timur lebih diarahkan pada pengembangan berbagai komoditi perkebunan
unggulan, peningkatan nilai tambah, dan pemanfaatan potensi lahan yang ramah
lingkungan. Sedangkan strategi yang dirancang untuk pengembangan perkebunan,
sebagai berikut:
1. Pengumpulan dokumen karakteristik lahan pada skala detail sehingga
pemilihan komoditas yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi
lahan.
2. Pengembangan berbagai komoditas perkebunan yang memiliki
keunggulan serta sesuai dengan kondisi wilayah.
3. Peningkatan nilai tambah komoditas hasil-hasil perkebunan melalui
aktifitas pengolahan.
4. Pengembangan kegiatan agribisnis dan agroindustri khususnya untuk
komoditas unggulan.
5. Penguatan kelembagaan petani agar dapat berfungsi optimal bagi
perbaikan kegiatan usaha tani dan peningkatan produksi.
6. Peningkatan kemudahan bagi petani dalam memperoleh saprodi ( sarana
produksi).37
b. Perdagangan dan Jasa
Perdagangan merupakan hal yang dapat memasarkan hasil pertanian dan
jasa merupakan wadah untuk masyarakat contohnya untuk para petani dalam 37 BAPPEDA Luwu Timur, Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu
Timur tahun Anggaran 2008. (Gowa: Cipta Persada Nusantara,CV, 2008). Hal. II-20
49
meminjam modal. Sehingga, kebijakan pemerintah dalam pengembangan
perdagangan dari jasa lebih ditekankan pada peningkatan aktivitas perdagangan
dan jasa, arus distribusi barang dan jasa dan pengembangan pusat-pusat
perdagangan barang dan jasa.
Tabel 3.7Jumlah Pembangunan Pasar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010
Kecamatan Pasar Burau 1Wotu 1
Tomoni 1Tomoni Timur 1
Angkona 1Malili 1Towuti 1Nuha 1
Wasuponda 1Mangkutana 1
Kalaena 2Jumlah 14
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010
Sedangkan strategi yang dirancanag pemerintah dalam pengembangan
perdagangan dan jasa, sebagai berikut:
1. Peningkatan sarana dan prasarana perdagangan dan jasa, khususnya pasar.
2. Pemberian kemudahan bagi pelaku usaha perdagangan dan jasa.3. Penataan tempat-tempat berlangsungnya aktivitas perdagangan dan
jasa.4. Pengembangan usaha mikro, usaha kecil dan koperasi.38
3. Bidang Politik dan Pemerintahan
38 Rafiuddin Tahir,Dkk, Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru. (Malili: panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010). Hal. 27
50
Pengembangan bidang politik dan pemerintahan lebih difokuskan pada
peningkatan kehidupan poltik yang lebih demokratis, penguatan kelembagaan
pemerintah dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
berwibawa, bersih dan melayani, serta peningkatan kualitas aparatur
pemerintahan.
Kebijakan pengembangan kehidupan politik di Kabupaten Luwu Timur
lebih diarahkan pada peningkatan kualitas demokrasi dan kesadaran politik
masyarakat. Sedangkan strategi yang dilakukan untuk mengembangkan kehidupan
politik di Kabupaten Luwu Timur yang demokratis, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban politik masyarakat,
dengan cara mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan politik seperti
pemilihan kepala daerah maupun lainnya dengan tidak menekan
masyarakat, tetapi memberi kebebasan kepada masyarakat dalam
mengeluarkan suaranya dan berpendapat.
2. Mengembangkan kemitraan antara eksekutif (pemerintah daerah) dan
legislatif (DPRD), dengan cara melakukan evaluasi kerja bersama-sama.
3. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai pengambilan
keputusan publik.
4. Memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk
melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah guna
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.39
39 Ibid
51
Seperti yang diungkapkan oleh Syamsul Rijal, kehidupan poltik yang baik
dapat diciptakan dari kondisi kelembagaan dan kualitas aparatur pemerintahannya.
a. Kelembagaan Pemerintah
Kelembagaan pemerintah salah satu hal yang sangat penting dalam
pembangunan suatu wilayah. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang
diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Luwu Timur dalam pembangunan
kelembagaan pemerintah yaitu lebih diarahkan pada peningkatan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat. Sedangkan strategi pembangunan kelembagaan pemerintahan yang
dilakukan, yaitu:
1. Meningkatkan efektifitas koordinasi antar lembaga pemerintah (sekretaris
daerah, badan, dinas dan kantor) dan antar tingkatan kecamatan dan
desa/kelurahan dengan melakukan kerja sama antar aparatur pemerintah,
sehingga kinerja yang dihasilkan dapat berhasil guna.
2. Mengoptimalisasikan tugas pokok dan fungsi unit kerja pemerintah agar
dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Hal ini dilakukan dengan cara
mengptimalkan kinerja aparat dan kedisiplinan aparat dalam bekerja di
setiap unit pemerintahan dan meningkatkan kerja sama antar aparatur agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna.
3. Meningkatkan kemampuan pemerintah untuk memberikan fasilitas dan
advokasi kepada masyarakat dengan memberikan pelayanan sebaik-
52
baiknya kepada masyarakat tanpa adanya perbedaan antara pemerintah dan
masyarakat.
4. Mengembangkan sumber-sumber penerimaan daerah, baik yang
bersumber dari dalam maupun dari luar dengan cara sumber-sumber
penerimaan daerah tersebut dikelola sesuai kewenangan dan potensi yang
dimiliki, dengan memperhatikan aspek kepentingan umum. Hal ini
ditempuh dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang
proposional sesuai kemajuan ekonomi daerah.
b. Kualitas aparat
Dengan melihat kondisi aparatur pemerintah pasca pemekaran Kabupaten
Luwu Timur dari Kabupaten Luwu Utara, dimana disamping tenaga kerja yang
masih sangat kurang, kualitas aparat juga menjadi penentu keberhasilan suatu
wilayah. Menurut Muh. Abriansyah,
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Luwu Timur dalam membangun aparatur pemerintah yaitu lebih diarahkan pada peningkatan kualitas aparatur pemerintahan yang tercermin dari sikap profesionalisme, kompetensi, kualifikasi dan strata pendidikan. Sedangkan strategi untuk membangun kualitas aparatur pemerintahan, yaitu: 1) pemetaan komposisi, kompetensi dan kualifikasi sumber daya manusia aparat pemerintah, 2) meningkatkan profesionalisme aparat pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, 3) meningkatkan strata pendidikan aparat pemerintah dengan mendorong aparat untuk mengikuti pendidikan lanjutan, 4) memberikan kesempatan yang lebih luas kepada aparat pemerintah untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) structural, fungsional dan teknis-subtantif, 5) tetap memberikan pengawasan nilai dan norma agama serta budaya dikalangan aparatur pemerintahan dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan.40
B. Masa Bakti 2011-2015
40 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014
53
Dengan kerja keras dan kerja sama yang kuat antara Andi Hatta Marakarma
sebagai pemimpin di Kabupaten Luwu Timur dan Instansi-instansi Pemerintahan
serta mengajak masyarakat untuk bersama berjuang membangun Kabupaten Luwu
Timur dengan selalu mengedepankan suara rakyat, sampai akhirnya dapat melihat
perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Akhirnya, Andi Hatta Marakarma
terpilih kembali untuk memimpin Kabupaten Luwu Timur. Masyarakat melihat
pemimpin yang selalu mendengarkan suara rakyat dan dapat mengarahkan
kabupaten ini sebagai kabupaten yang berkembang walaupun masih merupakan
kabupaten baru tetapi sudah dapat bersaing dengan kabupaten-kabupaten lain
yang sudah lama berdiri sendiri, serta dinilai pemimpin yang dapat
mensejahterakan rakyatnya. Karena hal tersebutlah yang menjadi alasan Andi
Hatta Marakarma terpilih kembali menjadi pemimpin di Kabupaten Luwu Timur
untuk masa bakti 2011-2015 yang pada saat ini kepemimpinannya masih
sementara berjalan sampai tahun 2015.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi
Selatan, dan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), dinyatakan
bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) memuat visi
dan misi. Kebijakan dan strategi kepala daerah terpilih juga perlu diformulasikan
guna lebih mengoperasikan langkah-langkah pencapaian visi dan misi.
54
Sejalan dengan semangat pelaksanaan otonomi daerah dan pelaksanaan
desentralisasi, maka daerah dituntut agar mampu mengembangkan daerahnya
secara mandiri yang ditandai dengan semakin besarnya kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Sesuai
Peraturan daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011-2015, dimana visi
pasangan bupati dan wakil bupati masa bakti 2011-2015 yaitu, “Keberlanjutan
Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Publik di Kabupaten Luwu Timur
Menuju Kabupaten Agroindustri Tahun 2015.”
Rumusan visi tersebut pada dasarnya merupakan kondisi ideal yang
hendak diwujudkan oleh pemerintah daerah periode 2011-2015. Yang dimaksud
“Keberlanjutan Pemerintahan” adalah penyelenggaraan pemerintahan tahun 2011-
2015, setidak-tidaknya sama frekuensi dan mutunya dengan periode sebelumnya
bahkan seharusnya lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip tatakelola
pemerintahan yang baik. Yang dimaksud dengan “Pembangunan” adalah
perubahan menuju kearah yang lebih baik dalam semua sektor kehidupan. Hal ini
mengindikasikan adanya komitmen bupati Luwu Timur untuk melakukan
perubahan dari yang diperlukan selama ini belum ada menjadi ada bahkan lebih
banyak jumlahnya serta semakin baik kualitasnya. Yang dimaksud dengan
“Pelayanan Publik” adalah pembenahan sarana dan sumber daya pelayanan publik
agar dapat menjangkau keseluruh wilayah dan lapisan masyarakat di seluruh
Kabupaten Luwu Timur. Pelayanan publik ini pada dasarnya merupakan hak dasar
setiap komponen dan anggota masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah
55
Daerah. Pemenuhan hak dasar masyarakat tersebut terkait dengan pelaksanaan
kewenangan yang bersifat wajib. Agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat
lebih baik dari periode sebelumnya dan dapat diukur tingkat keberhasilannya,
akan sangat tepat jika pada 2011-2015 ini, mengakomodir dan mengaplikasikan
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan yang dimaksud dengan ”Menuju
Kabupaten Agroindustri Tahun 2015” mengindikasikan bahwa tahun 2015,
Kabupaten Luwu Timur sudah harus siap menjadi daerah yang mengandalkan
agroindustri sebagai lokomotif penggerak ataupun pengarusutamaan
pembangunan perekonomian daerah. Pengarusutamaan agroindustri ini didukung
oleh besarnya potensi wilayah dibidang pertanian, dan peluang-peluang eksternal
yang mengemuka, serta tekat untuk mempersiapkan sumber daya yang tersedia
untuk menghadapi tantangan dan hambatan pelaksanaannya.41
Untuk mencapai visi atau kondisi yang ideal tersebut, maka dibutuhkan
semangat jiwa kebersamaan, kesejahteraan, ketentraman dan ketertiban yang
terakomodir dalam misi pembangunan daerah Kabupaten Luwu Timir 2011-2015,
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan publik sebaik-baiknya.
2. Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia di daerah untuk dapat menjadi handal, berdayaguna, berhasilguna untuk selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi dalam kemajuan daerah.
3. Menjaga suasana kebersamaan antar komponen warga agar tetap harmonis, tertib dan aman guna menunjang hidup dan kehidupan masayarakat yang lebih maju dan bermartabat dalam kesesuaian tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama.
41 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,2013). Hal. 38-39
56
4. Melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah dengan memperluas aksesibilitas dan meningkatkan daya saing daerah untuk mengantisipasi perkembangan situasi perekonomian nasional dan internasional, melalui industrialisasi pedesaan dan agroindustri.42
Keempat misi tersebut perlu didukung dengan berbagai program dan
kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah sendiri,
swasta maupun masyarakat dengan tetap memperhatikan aturan yang ada
sehingga hasil pembangunan tersebut dapat dinikmati bersama.
Kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Luwu Timur dijabarkan
ke dalam empat stategi pokok pembangunan yang saling terkait dan saling
memperkuat satu dengan yang lainnya, menuju penyusunan agenda program
prioritas yang secara simultan diharapkan akan semakin mendekatkan kondisi
Kabupaten Luwu Timur kepada visi pembangunan Kabupaten Luwu Timur 2005-
2010, yaitu “Kabupaten Luwu Timur Yang Maju Melalui Pembangunan
Berkelanjutan Dengan Berlandaskan Nilai Budaya dan Agama”, melalui
penyelesaian pencapaian Kabupaten Luwu Timur 2011-2015, yaitu
“Keberlanjutan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Publik Menuju
Kabupaten Agroindustri Tahun 2015”.
Adapun strategi dan arah kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Luwu
Timur yaitu mengacu pada agenda keberlanjutan dan penyempurnaan
kepemerintahan dan pelayanan publik. Kepemerintahan yang merupakan tata
hubungan antara unsur-unsur pemerintah daerah dengan kalangan dunia
usaha/swasta dan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur, pada prinsipnya 42 Ibid
57
mengalami perkembangan yang cukup pesat yang ditandai dengan banyaknya
keberhasilan yang dicapai pada periode kepemerintahan sebelumnya dan tidak
boleh berhenti, sehingga dianggap perlu untuk melanjutkan segala sesuatu yang
dianggap baik, serta menyempurnakan apa yang diperlukan untuk mendukung
pencapaian visi daerah dimasa yang akan datang.
Pada masa bakti 2011-2015, pemerintah daerah prioritas pembangunan di
Kabupaten Luwu Timur masih terfokus pada peningkatan sumber daya manusia
dan potensi alam yang dimiliki guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang didukung oleh upaya-upaya untuk menciptakan Kabupaten Luwu Timur
yang lebih aman, adil dan demokratis pada bidang:
1. Bidang Sosial
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu determinan terpenting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan tetap menjadi prioritas
yang ingin dicapai dalam arti luas yaitu peningkatan sumber daya manusia baik
aparat pemerintah maupun masyarakat sehingga memiliki daya saing dan mampu
untuk menjadi tuan di daerahnya sendiri. Pengembangan SDM dilaksanakan
melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas serta
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat termasuk dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Untuk itu, kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Luwu Timur
diarahkan pada:
58
1. Meningkatkan taraf pendidikan warga masyarakat, dengan meningkatkan
persentase penduduk yang dapat menyelesaikan program wajib belajar
sembilan tahun dan meningkatkan partisipasi penduduk yang mengikuti
pendidikan menengah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat
Luwu Timur yang bersekolah.
Tabel 3.8Banyaknya Murid yang Bersekolah di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2013Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Uni
versitas
Burau 1164
4099 1552 799 - 615 863 290 -
Wotu 853 3996 1299 938 - 65 273 42 245Tomoni 626 2764 1092 977 746 140 - - -Tomoni Timur
212 1501 698 568 - 208 176 - -
Angkona 495 2517 874 541 - 348 276 155 -Malili 990 4885 1722 1059 807 55 279 200 -Towuti 720 4144 1045 826 - 236 419 105 -Nuha 906 1479 482 248 461 43 - - 241
Wasuponda
521 2655 829 518 - 146 138 34 -
Mangkutana
447 2554 953 821 - 52 100 69 -
Kalaena 242 1373 758 565 - 54 112 - -Jumlah 717
63196
71130
47860 2014 1962 2636 895 486
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
2. Meningkatkan pemerataan prasarana dan sarana pendidikan yang
berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah yang disediakan
oleh pemerintah untuk anak-anak Luwu Timur.
Tabel 3.9Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas
59
Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 19 21 3 1 - 1 3 1 1
Tomoni 16 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur
8 10 2 1 - 2 - - -
Angkona 15 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 21 21 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1
Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 14 13 1 1 - 1 2 1 -
Kalaena 7 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 154 144 24 12 3 17 21 9 2
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
3. Meningkatkan ketersediaan tenaga kependidikan yang berkualitas. Hal ini
dapat dilihat dari ketersediaan tenaga pengajar di Luwu Timur.
Tabel 3.10Jumlah Tenaga Pengajar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 97 241 92 38 - 62 82 25 -Wotu 74 237 80 48 - 12 38 12 25
60
Tomoni 52 138 53 41 30 18 - - -Tomoni Timur 31 100 49 30 - 25 23 - -
Angkona 45 153 56 33 - 25 74 26 -Malili 90 276 111 63 43 10 43 40 -Towuti 49 235 73 43 - 25 36 16 -Nuha 62 86 32 24 25 11 - - 42
Wasuponda 32 125 51 33 - 12 19 15 -Mangkutana 47 165 52 47 - 11 16 18 -
Kalaena 25 81 37 36 - 9 23 - -Jumlah 604 183
7686 436 98 23
0354 154 67
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
4. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan pasar kerja.43
b. Kesehatan
Prioritas di bidang kesehatan dalam rangka pemenuhan hak atas pelayanan
kesehatan masih dititik beratkan pada pembangunan sarana dan prasarana
kesehatan serta pemberian pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat
khususnya masyarakat miskin, peningkatan pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan persentase keluarga yang
memiliki akses terhadap sanitasi dasar serta menurunnya faktor resiko lingkungan
penyebab penyakit dan gangguan kesehatan.
Adapun sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Luwu Timur
sampai tahun 2015 adalah melanjutkan prgram kerja dengan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan pola hidup sehat dan
peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau. Untuk mencapai kondisi tersebut, maka kebijakan pembangunan
diarahkan pada:
43 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 46-47
61
1. Meningkatkan upaya kesehatan pada ibu, bayi dan balita di pelayanan
kesehatan. Upaya ini sama halnya pada periode 2005-2010 dengan
pemberian bantuan disemua desa di Kabupaten Luwu Timur dalam
menangani perbaiki gizi untuk bayi, balita dan masyarakat, seperti:
pemebrian makanan tambahan pemulihan masyarakat dan balita,
penyediaan alat perbaikan gizi masayarakat penyuluhan kesehatan,
pementauan pemakaian garam beryodium dan melakukan sosialisasi
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi oleh pihak Dinas
Kesehatan Kabupaten Luwu Timur.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
berkeadilan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah fasilitas kesehatan yang ada
di Kabupaten Luwu Timur.
Tabel 3.11Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur
sampai Tahun 2013Kecamat RS Puskes Pustu Poskes Posya Praktek Praktek Apo
62
an mas des ndu Dokter Bidan tekBurau - 1 11 6 38 5 21 2Wotu 1 1 9 10 29 12 3 3
Tomoni - 1 4 11 23 4 1 3Tomoni Timur
- 1 3 10 16 2 9 -
Angkona - 1 7 6 26 2 1 -Malili - 2 8 18 31 10 8 5Towuti - 4 5 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4
Wasuponda
- 1 7 6 12 2 1 3
Mangkutana
- 1 6 6 26 6 2 -
Kalaena - 1 5 4 11 4 6 -Jumlah 2 15 69 100 260 62 65 22
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
3. Meningkatkan pemberantasan penyakit menular dengan cara dilakukan
pengasapan di semua desa di Kabupaten Luwu Timur untuk mencegah
penyakit menular, khususnya untuk mencegah penyakit DBD.
4. Meningkatkan imunisasi pada masyarakat dengan selalu memberitahukan
oleh pihak desa yang menangani kegiatan posyandu seperti bidan desa dan
kader posyandu kepada masyarakat, khusunya kepada masyarakat yang
memiliki bayi dan balita untuk mengikuti kegiatan posyandu yang ada
disetiap desa di Luwu Timur untuk pemberian imunisasi pada bayi dan
balita saat kegiatan posyandu.
5. Meningkatkan upaya penyehatan lingkungan, melakukan promosi
kesehatan, dan melakukan upaya penanggulangan penanganan krisis
kesehatan. Upaya-upaya peningkatan tersebut dilakukan dengan
menggerakkan pihak kecamatan dan pihak desa untuk memberi perhatian
kepada masyarakat dalam penggunaan air bersih dan jamban keluarga.
63
Selain itu, upaya lainnya yaitu dengan melakukan lomba kebersihan
tingkat desa hingga rumah tangga guna menggerakkan semua semua
masyarakat untuk mengikuti lomba. Sehingga secara langsung, setiap
rumah tangga tergerak untuk membersihkan lingkungan rumahnya.
6. Meningkatkan fasilitas keolahragaan daerah untuk mewujudkan pola
hidup sehat di kalangan masyarakat. Peningkatan ini dilakukan dengan
memberikan bantuan pada setiap desa di Kabupaten Luwu Timur dengan
maksud agar setiap desa menyediakan fasilitas keolahragaan seperti
lapangan voly, lapangan bola, lapangan takrow, dan lapangan bulu tangkis
untuk digunakan oleh masyarakat guna mewujudkan pola hidup sehat
dikalangan masyarakat.
7. Menyediakan mobil jenazah gratis kepada seluruh warga Kabupaten Luwu
Timur dan semua biayanya ditanggung oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Luwu Timur melalui dana APBD.44
c. Infrasrtuktur
Prioritas Kabupaten Luwu Timur pada bidang infrastruktur ini mengacu
pada pemenuhan kebutuhan yang ada untuk mengurangi kesenjangan yang
semakin besar antara kebutuhan dan penyediaannya baik kualitas maupun
kuantitas. Oleh karena itu, dengan peningkatan ketersediaan infrastruktur sangat
diharapkan berdampak untuk mendukung kegiatan ekonomi khususnya di
lingkungan pedesaan. Selain itu, pembangunan transportasi diharapkan dapat
meningkatkan daya dukung, kapasitas dan kualitas pelayanan prasarana jalan dan
44 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 48
64
jembatan yang dapat memperlancar arus transportasi. Dengan demikian,
kebijakan pemerintah dalam hal ini, adalah:
1. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur.
2. Menyediakan sarana dan prasarana perumahan, ditandai dengan
pembangunan perumahan untuk melayani kebutuhan masyarakat
berpenghasilan rendah dan miskin.
3. Mempercepat dan memperluas jangkauan pembangunan prasarana jalan
dan jembatan.
4. Melibatkan seluruh Camat, Kepala Desa, Kepala Dusun, RT, RW dan
masyarakat dengan bersama-sama melakukan pembenahan dengan
meningkatkan kapasitas pengelolaan dalam menata dan memelihara
lingkungan menjadi lebih bersih, nyaman, teduh, asri dan berbasis tatanan
kota. Misalnya, untuk perumahan direkomendasikan untuk membersihkan
area perumahan dari gulma serta membersihkan drainase dari sedimen-
sedimen dari gulma, rekomendasi lainnya dengan menambah fasilitas
pemilangan sampah disemua lokasi perumahan.
5. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan
infrastruktur prasarana jalan melalui pengembangan kemitraan dan
penataan usaha secara efisien, transparan dan professional.
6. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pembangunan lalu lintas angkutan
jalan.
7. Meningkatkan kualitas dan efektifitas pembangunan pendukung
transportasi.45
45 Ibid
65
Dari semua kebijakan pemerintah dalam bidang infrastruktur yang
bertujuan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan memperlancar arus
transportasi dapat dilihat dari penambahan pembangunan jalan beton maupun
pengaspalan khususnya di lingkungan pedesaan yang ada di Kabupaten Luwu
Timur.
Tabel 3.12Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur sampai Tahun 2013
Uraian Kegiatan (Km)
2010 2011 2012
Pembangunan jalan beton
8,048 4,318 22,03
Pengaspalan 12,1 16,499 25,66Pengkrikilan jalan 15,45 26,426 27,19
Jaringan irigasi teknis
4,469 9,788 4,44
Jaringan irigasi semi teknis/non
teknis
4,469 9,788 4,44
Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013
Selain itu, pembangunan infrastruktur lebih difokuskan dan ditujukan bagi
ibukota Kabupaten Luwu Timur, Kota Malili dengan membangun gedung-gedung
perkantoran, selain tetap membenahi kebutuhan-kebutuhan desa.
2. Bidang Ekonomi
a. Pertanian Dalam Arti Luas
Prioritas pembangunan Kabupaten Luwu Timur pada masa bakti 2011-
2015 lebih diarahkan pada sektor pertanian dalam arti luas. Apalagi, dengan
kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, menjadikan pemerintah Luwu Timur
lebih giat dalam menata kebijakan dan sistem pelayanan yang lebih efektif dan
efisien dalam proses pembangunan menuju pada visi Kabupaten Luwu Timur
menjadi kabupaten Agroindustri tahun 2015.
66
Upaya tersebut ditempuh dengan menggandeng Perguruan Tinggi, kamar
dagang dan industri (Kadin) di daerah, dan para investor yang secara bersama
merumuskan dan memetakan komoditi unggulan, sehingga Luwu Timur makin
siap menjadi daerah yang mengandalkan agroindustri sebagai lokomotif
penggerak ataupun pengarus utamaan pembangunan perekonomian daerah.
Berbagai strategi dalam upaya muwujudkan Visi Agroindustri terus dilakukan,
sehingga diharapkan pembangunan di Luwu Timur atas dasar manfaat, dapat
dinikmati masyarakat secara adil dan merata, utamanya di sektor pertanian dalam
arti luas dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup menjadi
terdepan dalam melanjutkan pembangunan di Luwu Timur.
Seperti yang diungkapakan oleh Ramadhan Pirade,
Agroindustri mengindikasikan bahwa tahun 2015 mendatang, daerah ini sudah harus siap menjadi daerah yang mengandalkan agroindustri sebagai lokomotif penggerak ataupun pengarus utamaaan pembangunan perekonomian daearah. Hal ini didukung oleh potensi wilayah di bidang pertanian serta peluang-peluang eksternal yang mengemuka, serta tekad untuk mempersiapkan sumber daya yang tersedia guna menghadapi tantangan dan kendala dalam melaksanakannya.46
Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan agroindustri ini,
pemerintah melakukan penyuluhan langsung seperti yang dikatakan oleh Ketua
Kelompok Tani Mekar Jaya satu, Heriyanto. Dimana Heriyanto menyebutkan,
dilakukan sosialisasi bahkan Andi Hatta Marakarma selaku bupati terjun langsung untuk memberikan sosialisasi kepada para kelompok tani untuk mencoba menggunakan pola SRI untuk mendapat hasil yang baik dalam setiap panennya. Bercocok tanam padi model SRI sangat ramah lingkungan, karena konsepnya yang mengarah kembali kealam atau identik dengan menanam padi organik. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia dan peptisida kimia, tetapi menggunakan bahan-bahan organik baik untuk memupuk maupun untuk mengendalikan hama penyakit. Bahan organik ini diutamakan berasal dari lingkungan
46 Wawancara dengan Ramadhan Pirade tanggal 5 September 2014
67
sekitar yang bahannya tersedia dan berkelanjutan ataupun yang telah diproduksi oleh pabrik secara komersial. Menanam padi secara organik tidak hanya dapat meningkatkan hasil, tetapi juga membuat lingkungan disekitarnya menjadi sehat.47
Selain itu, pemerintah juga mendorong terciptanya pasar untuk memberi
jaminan kepada petani agar tidak menjual hasil pertanian mereka karena terdesak.
Olehnya itu, sejak dini diterapkan pola tanam, petik, olah, kemas dan jual. Semua
itu dimaksudkan untuk mempertahankan daya saing harga pada komoditas
unggulan.
Selain bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan peningkatan
produksi padi mendukung Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) dan visi
Kabupaten Luwu Timur menuju Agroindustri tahun 2015, SRI memiliki misi
yang lebih luas lagi, yakni tercapainya keseimbangan lingkungan dan pemulihan
tanah sawah serta budidaya padi yang lebih akrab dan sesuai dengan alam padi itu
sendiri.
Menurut Heriyanto, adapun keunggulan penggunaan pola SRI, yaitu:
Menghemat biaya produksi, rasa nasinya pulen dan tahan lama, tidak terdapat kandungan peptisida dalam berasnya, sehingga aman bagi tubuh, rendahnya nilai gula dalam berasnya, ramah lingkungan karena tidak ada pemakaian toksin dan sintetis, produksi dapat dua kali lipat disbanding dengan sistem tanam konvensional, masa panen dapat lebih cepat sekitar 15 hari dibanding dengan pola kovensional, karena usia bibit muda (dibawah 10 hari) sehingga mengurangi masa pertanaman.48
Selain program menggunakan pola SRI pada pertanian, melalui penuturan
Heriyanto ada beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah Luwu Timur dalam
mengembangkan pertanian dan perkebunan untuk kesejahteraan masyarakat dan
memperbaiki perekonomian masyarakat Luwu Timur, yaitu:
47 Wawancara dengan Heriyanto tanggal 26 Agustus 2014 48 Ibid
68
1. Melakukan sosialisasi dan peningkatan pengalaman petani dengan
program SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu).
Dimana petani diberikan materi selayaknya anak sekolah.
2. Pemberian pupuk dan bibit bersubsidi kepada para kelompok tani.
3. Pemberian bantuan seperti traktor, mesin panen, penyemprot hama yang
bertujuan agar memudahkan petani serta dapat mendongkrak produksi
pertanian.
4. Menambah tenaga penyuluh pertanian agar apabila terdapat keluhan dari
masyarakat petani, dinas terkait dapat langsung melihat dan mengontrol ke
lapangan.
b. Perdagangan dan Jasa
Pada periode 2011-2015, pemerintah Kabupaten Luwu Timur tetap
mencanangkan kebijakan pada perdagangan dan jasa dengan menekankan dalam
meningkatkan lagi aktivitas perdagangan dan jasa, arus distribusi barang dan jasa
dan lebih mengembangkan pusat-pusat perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk
strategi mengembangkan perdagangan dan jasa seperti pasar tradisional dan
koperasi maupun bank, pemerintah melakukan:
1. Meningkatkan kemudahan bagi para pelaku usaha perdagangan dan jasa.
2. Memberikan izin dalam penanaman modal seperti koperasi dan bank,
sehingga terjadi prose simpan pinjam.
3. Membenahi sarana dan prasarana perdagangan di pasar-pasar tradisional
dapat menjual belikan hasil bumi ke pasar-pasar dan tempat perdagangan.
Tabel 3.13Jumlah Pasar di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
69
Kecamatan Pasar Burau 1Wotu 1
Tomoni 1Tomoni Timur 1
Angkona 1Malili 2Towuti 1Nuha 2
Wasuponda 1Mangkutana 1
Kalaena 2Jumlah 16
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
4. Melakukan perbaikan dan perluasan pusat perdagangan guna
memperlancar proses jual beli hasil bumi oleh masyarakat Luwu Timur.
3. Bidang Politik dan Pemerintahan
Kepemerintahan merupakan tata hubungan antara unsur-unsur pemerintah
daerah (legislatif dan eksekutif) dengan kalangan dunia usaha/swasta dan
masyarakat di daearah Kabupaten Luwu Timur. Perhatian pemerintah dalam hal
pengembangan bidang poltik dan pemerintahan tetap terfokus pada peningkatan
kehidupan politik yang demokrasi dengan penguatan lembaga pemerintahan dan
meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan.
Tabel 3.14Jumlah Anggota DPRD menurut Partai Politik Tahun 2012
Partai Politik Anggota Laki-laki Perempuan Jumlah
Golongan Karya 6 1 7Demokrat 4 - 4
PDK 4 - 4PKS 3 - 3PAN 3 - 3
70
PBB 2 - 2BARNAS 1 - 1
GERINDRA 1 - 1HANURA 1 - 1
PKB 1 - 1PKNU 1 - 1PKPI 1 - 1PPP 1 - 1
Jumlah 29 1 30Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Tabel 3.15Jumlah Keputusan DPRD menurut Jenis Keputusan Tahun 2010-2012
Jenis Keputusan 2010 2011 2012Peraturan Daerah 24 135 14Keputusan DPRD 10 10 10
Keputusan Pimpinan DPRD
11 7 4
Rapat-rapat 383 310 115Lainnya 1- 10 -Jumlah 428 372 143
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Tabel 3.16Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut Dinas/Instansi Pemerintah dan
Tingkat Pendidikan Tahun 2012Dinas/Instansi
PemerintahTingkat Pendidikan yang Ditamatkan Jumlah
SD SMP SMA D I-IV S1 S2Sekretaris Daerah - 1 25 6 53 3 88Sekretaris DPRD - 1 15 3 11 1 31Sekretaris KPU - - 3 - 3 - 6
71
Inspektorat Kabupaten - - 3 3 25 1 32Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah- - 1 - 20 5 26
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan
- - 7 5 22 - 34
Badan Kepegawaian, Pendidikan &
Pelatihan Daerah
- - 7 4 13 - 24
Badan Pemberdayaan Masyarakat &
Pemerintahan Desa
- 1 3 1 12 2 19
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah
- - 2 - 10 2 14
Badan Ketahanan Pangan
- - 3 3 12 1 19
Badan Pelaksanaan Peyuluhan Pertanian,
Perikanan & Kehutanan
- - 38 7 58 - 103
Badan Penanggulangan Bencana Derah
- - 4 2 6 1 13
Dinas Energi & Sumber Daya Mineral
- - 5 2 19 - 26
Dinas Kehutanan - - 20 - 10 2 32Dinas Kelautan &
Perikanan- - 4 3 17 2 26
Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
- - 3 - 9 - 12
Dinas Kesehatan - - 3 16 46 1 66Dinas Koperasi, Perindustrian &
Perdagangan
- - 4 6 10 1 21
Dinas Pekerjaan Umum
10 11 44 8 25 2 100
Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan & Aset Daerah
- - 16 7 16 - 39
Dinas Pendidikan, Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda &
- - 9 18 35 1 63
72
OlahragaDinas Perhubungan,
Komunikasi & Informatika
- 4 10 1 12 1 28
Dinas Pertanian, Perkebunan &
Peternakan
- - 23 3 48 - 74
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi & Sosial
1 - 8 3 12 1 25
Dinas Tata Ruang & Pemukiman
- - 7 - 13 2 22
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik &
Perlindungan Masyarakat
- - 3 - 6 - 9
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
- - 1 3 7 - 11
Kantor Perpustakaan, Arsip Daerah &
Dokumentasi
- - 3 3 5 - 11
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Sehingga pemerintah Kabupaten Luwu Timur mengambil strategi untuk
mengembangkan bidang politik dan pemerintahan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan dalam melayani masyarakat
dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi dan
mengembangkan filosofi pelayanan dengan hati menghadapi masyarakat
yang membutuhkan pelayanan.
2. Memberikan pengarahan dan penyempurnaan kepada aparatur
pemerintahan agar memiliki kinerja yang berkualitas dengan tetap
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku.
3. Meningkatkan kinerja DPRD dan menjalin hubungan yang harmonis
antara DPRD maupun lembaga lain sehingga tetap terjadi komukasi yang
baik.
73
4. Meningkatkan pelayanan dan memberikan ruang yang lebih besar kepada
masyarakat untuk berpartisipasi, mengawasi dan mengevaluasi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan pembangunan. Dengan kata
lain pemerintah yang lebih transparan dan akuntabel.49
BAB IVHASIL-HASIL YANG DICAPAI PADA MASA PEMERINTAHAN
ANDI HATTA MARAKARMA
A. Masa Bakti 2005-2010
1. Bidang Sosial
a. Pendidikan
49 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 42-45
74
Sejak berdirinya Kabupaten Luwu Timur tahun 2003, pemerintah
Kabupaten Luwu Timur telah membidik sektor pendidikan menjadi salah satu
sektor prioritas. Tidak tanggung-tanggung komitmen pemerintah memajukan
sektor ini dilakukan dengan mengambil langkah menggratiskan pendidikan gratis
yang telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dan diterapkan mulai tingkat SD hingga
SMA yang didanai oleh APBD Luwu Timur. Dimana pada waktu itu, baru
menjadi wacana bagi beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Program pendidikan gratis ini, pada awal pelaksanaannya diatur dalam
peraturan bupati Luwu Timur hingga tahun 2008. Sedangkan tahun berikutnya
telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Gratis. Kucuran dana untuk pendidikan dari 24% APBD meningkat
dari tahun ke tahun. Pada 2006 sebesar Rp79 miliar, 2007 sebesar Rp116,7 miliar,
2008 sebesar Rp161,4 miliar, dan 2009 sebesar Rp182,7 miliar. Dari jumlah
tersebut, disalurkan keseluruh sekolah yang ada di Luwu Timur mulai dari jenjang
SD, SMP hingga SMA/sederajat, yang terdiri 14 item pembiayaan meliputi: Biaya
Operasional Sekolah (BOS), tunjangan guru dan kepala sekolah, penghapusan
uang SPP, bantuan beasiswa berprestasi mulai dari SD sampai perguruan tinggi,
biaya LKS, biaya penerimaan siswa baru, biaya semester/mid semester, biaya pas
foto, biaya raport, biaya bimbingan dan pengayaan (les), biaya penulisan ijazah,
biaya ujian, biaya kegiatan kepramukaan/kesiswaan dan biaya tunjangan
kesejahteraan guru daerah terpencil.50
50 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 8
75
Untuk menunjang pendidikan gratis ini, pemerintah Kabupaten Luwu
Timur juga mengoperasikan bus sekolah sebanyak 9 unit dalam rangka
meringankan beban ekonomi orang tua siswa, sehingga mereka tidak perlu
memikirkan biaya transportasi setiap hari untuk anak-anaknya. Bupati Luwu
Timur Andi Hatta Marakarma mengatakan dengan besarnya alokasi anggaran
pendidikan gratis di Luwu Timur, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang tidak
sekolah. Sebab, semuanya sudah ditanggung oleh pemerintah. Namun yang tidak
kalah pentingnya adalah tidak boleh lagi ada pungutan dari guru dan komite
sekolah kepada siswa dengan berbagai alasan. Apabila ini terjadi, maka sanksi
berat yang akan diterima.
Awalnya, program pelayanan gratis SD sampai SMA di Luwu Timur tidak
menunjukkan hasil berbanding lurus dengan tingkat kelulusan siswa. Program
pelayanan pendidikan diperbaiki dengan tiga strategi pendidikan, yaitu
peningkatan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu dan daya saing
pendidikan, dan peningkatan pencitraan publik.51
Pertama, Kabupaten Luwu Timur telah berhasil membangun unit sekolah
baru (USB) yang permanen sejak tahun 2004 hingga 2007 diberbagai tingkatan.
Selain itu, USB ini dilengkapi fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar
seperti laboratorium, perpustakaan, laboratorium bahasa, pusat sumber belajar dan
pembelajaran TIK (kurikulum) bagi guru-guru.
Tabel 4.1.Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2005-2010Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas
Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -51 Ibid
76
Wotu 18 20 3 1 - 1 3 1 1Tomoni 15 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur
8 10 2 1 - 2 - - -
Angkona 14 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 19 20 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1
Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 13 13 1 1 - 1 2 1 -
Kalaena 5 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 146 142 24 12 3 17 21 9 2
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010
Kedua, peningkatan mutu dan daya saing pendidikan. Kabupaten Luwu
Timur memprioritaskan pada peningkatan tingkat kelulusan siswa mulai dari SD,
SMP dan SMA. Upaya yang dilakukan mencapai target dengan melakukan
kerjasama YPS PT. Vale berupa pembekalan dan pencerahan kepada guru-guru
mata pelajaran Ujian Negara (UN), melakukan try out ke sekolah-sekolah
khususnya siswa pra ujian nasional berupa simulasi soal-soal UN yang diadakan 3
sampai 4 kali lengkap dengan kisi-kisinya. Menurut Muhammad Abriansyah,
Upaya ini membuahkan hasil. Tahun 2008, Kabupaten Luwu Timur berada diurutan delapan tingkat SMA sederajat, urutan lima tingkat SMP sederajat dan 2009 meningkat lagi menjadi urutan tiga tingkat SMA sederajat dan urutan dua tingkat SMP sederajat.52
d. Kesehatan
Setelah dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah, atas dorongan aspirasi
masyarakat Luwu Timur melalui Undang-undang Nomor 7 Tahun 2003,
ditetapkan pembentukan Kabupaten Luwu Timur yang diresmikan oleh Menteri
Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003. Sejak itu pula tekad pembangunan
52 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014
77
bidang kesehatan di Kabupaten Luwu Timur untuk menuju lebih baik merupakan
cita-cita besar pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang harus diwujudkan.
Kesehatan merupakan satu komponen pembangunan manusia dalam
rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan
mutu kesehatan tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang
memadai. Pemerintah berkomitmen kuat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan langsung menyentuh semua masyarakat Luwu Timur tanpa
terkecuali dengan mengeluarkan Peraturan Daearh Kabupaten Luwu Timur
Nomor 9 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gratis di
Kabupaten Luwu Timur pada tanggal 10 Agustus 2009.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten
Luwu Timur, Guruh Wahyu Martopo:
Pembangunan kesehatan dari mulai terbentuknya Luwu Timur tahun 2003 sampai dengan tahun 2013 mengalami perkembangan yang luar biasa. Ini terlihat dari pembangunan sarana kesehatan yang terus ditingkatkan, juga tenaga kesehatannya. Pada tahun 2003 di Kabupaten Luwu Timur hanya terdapat 1 buah rumah sakit yakni milik PT. Vale yang ada di Kecamatan Nuha. Fasilitas kesehatan meliputi Puskesmas Induk 8 Puskesmas, 39 Puskesmas Pembantu dan 206 Posyandu. Pada tahu 2003, untuk menangani masalah kesehatan penduduk Luwu Timur, terdapat 11 dokter umum, 4 dokter gigi, 41 bidan dan 66 perawat.53
Sampai tahun 2010, terjadi perubahan yang sangat signifikan di bidang.
kesehatan baik fasilitas maupun tenaga kesehatannya.
Tabel 4.2Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2005-2010Kecamat
anRS Puskes
masPustu Poskes
desPosyandu
Praktek Dokter
Praktek Bidan
Apotek
Burau - 1 10 6 38 5 21 2Wotu 1 1 8 10 29 12 3 3
53 Wawancara dengan Guruh Wahyu Martopo Tanggal 5 September 2014
78
Tomoni - 1 3 11 23 4 1 3Tomoni Timur
- 1 3 10 16 2 9 -
Angkona - 1 6 6 26 2 1 -Malili - 2 7 18 31 10 8 5Towuti - 3 4 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4
Wasuponda
- 1 6 6 12 2 1 3
Mangkutana
- 1 5 6 26 6 2 -
Kalaena - 1 4 4 11 4 6 -Jumlah 2 14 60 100 260 62 65 22
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2010
e. Infrastruktur
Mayoritas masyarakat Kabupaten Luwu Timur mengakui bahwa dibawah
kepemimpinan Andi Hatta Marakarma, pembangunan di segala sektor terus
mengalami peningkatan. Dengan beberapa program kerja yang dicanangkan dari
awal pemerintahan sampai saat ini telah mengubah wajah Kabupaten Luwu Timur
menjadi daerah yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan
memperbaiki kondisi infrastruktur memicu pertumbuhan di segala sektor
mengalami peningkatan. Dengan program kerja pada bidang infrastruktur yang
memperkuat struktur pembangunan desa melalui pembuatan jalan baru,
pembangunan jembatan, pembuatan irigasi dan peningkatan status jalan baik jalan
tani, jalan desa maupun jalan kecamatan ditambah dengan pembangunan gedung-
gedung perkantoran.
Tabel 4.3Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur Tahun 2005-2010
Uraian Kegiatan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 2010
79
Pembangunan jalan beton
- 0,08 6,074 13,174 9,116 8,048
Pengaspalan 41,08 39,636
51,855 42,801 92,124 12,1
Pengkrikilan jalan 171,659
178,8 136,017
125,618
233,958
15,45
Pembentukan/pembukaan jalan
79,418 15,44 40,517 91,085 134,738
13,189
Pembangunan jembatan (unit)40,517
22 34 22 32 52 10
Pembangunan proteksi 2,373 0,7 7,15 13,005 34,977 16,134
Rabat beton - - - - - 0,181
Paving blok - - - - - 1,678
Pembuatan drainase 13,071 21,637
43,02 68,866 81,62 8,893
Jaringan air bersih - 31,961
29,667 7,665 14,575 1,171
Normalisasi/perluasan sungai
14,578 6,005 10,75 24,7 14,25 -
Jaringan irigasi teknis 2,9 42,07 30,698 32,101 23,474 4,469
Jaringan irigasi semi teknis/non teknis
15,68 17,616
22,724 14,01 14,33 4,469
Pembuatan pintu air (unit)
- 2 13 17 9 1
Pembuatan brojong - 1,236 0,722 2,46 1,672 0,493
Pembangunan/pemeliharaan jaringan
irigasi
- - Tersebar
Tersebar
2,2 Tersebar
Pembuatan talud/tanggul
- 5,29 0,951 5,282 21,6 0,684
Bangunan Syphon (unit) - - - - - 3
80
Bangunan pelengkap - 8 14 23 21 3
Sumber: Membangun Luwu Timur dari Nol, 2013
Seperti penuturan Sakeh, dimana Sakeh merasakan betul manfaat
pembagunan jalan didaerahnya. Jalan beton sejauh 20 km dengan lebar 4 m yang
menjangkau Desa Balirejo, Tawakua dan Mantadulu berperan besar menopang
kelancaran usahanya sebagai pedagang kedelai dan kakao. Pasca dibangunnya
jalan beton tersebut, kondisi usahanya berangsur-angsur membaik. Hampir setiap
pekan Sakeh mamasok 8 ton kakao ke eksportir di Makassar menggunakan truk
miliknya.54
Senada dengan Sakeh, Dandu Kasim pun mengatakan hal yang sama.
Menurut Dandu Kasim,
Setelah Luwu Timur berpisah dari kabupaten induknya 2003 silam, kondisi Luwu Timur berangsur-angsur membaik. Dibawah nahkoda Andi Hatta marakarma sejak menjabat caretaker hingga terpilih menjadi bupati pertama periode 2005-2010 dan dilanjutkan dengan periode 2011-2015, pembangunan infrastruktur mulai membaik. Dengan pembangunan jembatan, pengaspalan dan perbaikan jalan, kini Dandu Kasim tidak lagi sulit menempuh sekolah tempat ia mengajar dan proses belajar mengajar tidak terhambat lagi karena keterlambatannya pergi mengajar.55
Selain itu, Muhammad Abriansyah juga mengatakan:
Salah satu desa di Kecamatan Towuti, misalnya merupakan perbandingan yang rill antara angka dan program pembangunan yang sebanding dengan hasil yang dicapai. Sebelum program berjalan, tidak ada angkutan umum yang masuk ke desa yang berjarak 30 km dari ibukota Kecamatan Towuti. Untuk menjangkau kecamatan, masyarakat harus berjalan kaki atau
54 Wawancara dengan Sakeh tanggal 25 Agustus 201455 Wawancara dengan Dandu Kasim tanggal 23 Agustus 2014 8,893
81
menyewa ojek dengan biaya Rp350.000 sekali jalan. Itupun motor ojek tersebut lebih sering dituntun darpada dikendarai. Seiring dengan sampainya program DMK (Desa Mengepung Kota) ke desa tersebut, kondisi sekarang sangat berbeda. Mobil angkutan bahkan dapat masuk dengan leluasa. Masyarakat pun cukup membayar Rp.15.000 untuk bisa sampai ke ibukota kecamatan.56
Perubahan yang sangat signifikan ini terjadi di sebagian besar desa-desa,
terutama desa-desa yang dulunya terpencil dan sangat sulit diakses. Bukan hanya
akses jalan yang membaik, irigasi persawahan juga membaik sehingga hasil
pertanian pun ikut meningkat. Petani tidak lagi kesulitan mengangkut hasil
pertanian karena jalan beraspal telah menjangkau hingga kepelosok. Sehingga,
keberhasilan Luwu Timur dengan program desa mengepung kota, meraih
penghargaan Otonomi Award 2010 di Suawesi Selatan pada kategori
pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Kabupaten Luwu Timur telah menjadi Kota Praja Lingkungan.
Dimana, ini terbukti dengan piagam ADIPURA menjadi milik Kabupaten Luwu
Timur. Bagi Luwu Timur, program ADIPURA memberikan pengaruh yang besar
pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih bersih, teduh dan
nyaman. Hal ini memberikan konsekuensi logis yang berat bagi Luwu Timur
untuk menunjukkan Luwu Timur memang layak memperoleh penghargaan
tersebut. Kerja keras seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga kebersihan Kota
Malili selaku Ibukota Kabupaten Luwu Timur sehingga Kota Malili selalu bersih
dan sejuk akhirnya terbayarkan.
Untuk pertama kalinya tahun 2010, piagam ADIPURA akhirnya di terima
oleh Luwu Timur.
56 Wawancara dengan Muhammad Abriansyah tanggal 4 September 2014
82
2. Bidang Ekonomi
Secara umum, pertumbuhan ekonomi di daerah Luwu Timur sangat
memuaskan dan menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Menurut data
BPS, pertumbuhan ekonomi masyarakat di sektor pertanian mencapai 8%
melampaui pertumbuhan ekonomi secara nasional sekitar 6,5%. Artinya
Kabupaten Luwu Timur masih di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini
dilihat dari menurunnya jumlah penduduk miskin dan menurunnya tingkat
pengangguran terbuka.
Selain itu, menurut penuturan Heriyanto:
Di bawah kepemimpinan Andi Hatta Marakarma, kehidupan masyarakat Luwu Timur khususnya masyarakat petani dan pedagang sudah merasakan hidup yang layak dan sejahtera. Ini di tandai dengan mayoritas masyarakat Luwu Timur sudah dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi. Semua itu tidak lepas dari peran Andi Hatta Marakarma sebagai bupati Luwu Timur dalam menangani perekonomian Luwu Timur khususnya pada masyarakat petani dengan memberikan bantuan dana dan bantuan berupa benih, pupuk, mesin panen dan sebagainya serta mengadakan sosialisasi dan peninjauan dari proses tanam sampai panen, sehingga hasil produksi pertanian dalam arti luas Luwu Timur sangat meningkat. Di tambah dengan faktor penunjang perekonomian yaitu membaiknya infrastruktur seperti perbaikan jalan desa dan jalan tani sampai ke pelosok.57
Selain itu, dengan dilakukannya pembangunan dan perbaikan pasar-pasar
tradisional seperti pasar tradisional sentral tomoni yang berada di Kecamatan
Tomoni. Yang di dalamnya terdapat kegiatan jual beli bukan hanya dari Luwu
Timur tetapi dari luar Luwu Timur. Sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh para
pedagang Luwu Timur untuk menjual hasil pertanian dan perkebunan kepada para
pembeli dari dalam maupun dari luar Kabupaten Luwu Timur.
3. Bidang Politik dan Pemerintahan57 Wawancara dengan Heriyanto Tanggal 26 Agustus 2014
83
Dengan strategi politik yang diterapkan oleh Andi Hatta Marakarma
sebagai bupati Luwu Timur, seperti melakukan pendekatan kepada masyarakat,
terjun langsung mendengarkan suara rakyat dan menjadikan pemerintahannya
menjadi pemerintah yang transparan dan akuntabel yang selalu mengikutsertakan
masyarakat dalam hal pembangunan Kabupaten Luwu Timur, menjadikan
hubungan antara pamerintahan dan masyarakat terjalin dengan harmonis.
Masyarakat menilai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sangat baik dan
tidak ada batasan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dari pemerintah
sampai masyarakat Luwu Timur tidak pernah terjadi konflik dan hubungan tetap
berjalan harmonis. Bahkan, dari semua kebijakan yang diterapakkan oleh
pemerintah untuk pembangunan Luwu Timur, masyarakat sangat antusias bahkan
ikut serta dalam pengembangan sektor-sektor yang menjadi prioritas Luwu Timur.
Selain hubungan pemerintah dan masyarakat yang tetap harmonis, hubungan
antara masyarakat juga terjalin dengan harmonis. Ini ditandai dengan banyak
perbedaan etnis dan suku yang terdapat di Luwu Timur, tetapi kehidupan
harmonis yang diterapkan menjadikan perbedaan itu tetap dapat berdampingan
dan saling menghargai satu sama lain
.
B. Masa Bakti 2011-2015
1. Bidang Sosial
a. Pendidikan
Penambahan dana untuk pendidikan hingga tahun 2013 yang mencapai
Rp208,89 miliar disalurkan keseluruh sekolah yang ada di Kabupaten Luwu Timur
84
mulai dari jenjang SD hingga SMA/sederajat untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Selain itu, program kerja menyediakan sekolah untuk anak-anak Luwu Timur di
setiap kecamatan kini telah.
Tabel 4.4Jumlah Sekolah di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Kecamatan TK SD SMP SMA SMK MI MTS MA Universitas Burau 27 15 3 1 - 3 3 1 -Wotu 19 21 3 1 - 1 3 1 1
Tomoni 16 11 1 1 1 1 - - -Tomoni Timur
8 10 2 1 - 2 - - -
Angkona 15 13 3 1 - 2 4 2 -Malili 21 21 4 2 1 1 3 2 -Towuti 12 17 3 1 - 3 3 1 -Nuha 8 6 1 1 1 1 - - 1
Wasupnda 7 10 2 1 - 1 1 1 -Mangkutana 14 13 1 1 - 1 2 1 -
Kalaena 7 7 1 1 - 1 2 - -Jumlah 154 144 24 12 3 17 21 9 2
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Program kerja pemerintah dalam meningkatkan mutu dan daya saing
pendidikan yang telah dilaksanakan dari tahun 2005 terus mengalami peningkatan
yang dapat dilihat dari tingkat kelulusan murid dari tingkat SD hingga SMA.
Tabel 4.5Jumlah Kelulusan Murid di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012
Kecamatan SD SMP SMA
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Burau 725 59 478 149 210 126
Wotu 665 15 432 90 281 62
85
Tomoni 388 34 342 - 343 -
Tomoni
Timur
223 24 208 14 136 -
Angkona 399 68 254 96 151 50
Malili 778 6 508 75 507 19
Towuti 525 13 363 61 253 30
Nuha 198 183 124 171 56 210
Wasuponda 335 32 231 29 133 9
Mangkutana 386 15 312 138 243 176
Kalaena 256 5 226 28 181 -
Jumlah 4878 452 3478 851 2494 682
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
b. Kesehatan
Dari berdirinya Kabupaten Luwu Timur tahun 2003, sampai tahun 2013
terjadi perubahan yang sangat signifikan di bidang kesehatan baik fasilitas maupun
tenaga kesehatannya. Sampai tahun 2013 menurut data BPS, di Kabupaten Luwu
Timur terdapat 2 buah Rumah Sakit yakni milik PT. Vale yang terletak di
Kecamatan Nuha dan RSUD I Lagaligo, yang berada di Kecamatan Wotu. Upaya
untuk menciptakan mutu pelayanan yang lebih baik lagi, diupayakan melalui proses
Akreditasi Rumah Sakit dimana pada tanggal 24 Februari 2010 melalui Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor YM.01.10/III/1057/2010,
memutuskan status Akreditasi Penuh Tingkat Dasar untuk RSUD I Lagaligo.
Prinsip-prinsip pengelolaan rumah sakit yang lebih strategik terus diupayakan
sebagai unit sarana publik daerah yang terpercaya melalui upaya menjadikan RSUD
86
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di tahun 2013. Dengan menjadi
BLUD, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu mengatasi
keterbatasan dana operasional, mengatasi keterrgantungan terhadap subsidi, serta
optimalisasi pelayanan terwujud.
Tabel 4.6Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2013Kecamatan R
SPuskes
masPustu Poskes
desPosyandu
Praktek Dokter
Praktek Bidan
Apotek
Burau - 1 11 6 38 5 21 2Wotu 1 1 9 10 29 12 3 3
Tomoni - 1 4 11 23 4 1 3Tomoni Timur
- 1 3 10 16 2 9 -
Angkona - 1 7 6 26 2 1 -Malili - 2 8 18 31 10 8 5Towuti - 4 5 15 32 4 4 2Nuha 1 1 4 8 16 11 9 4
Wasuponda - 1 7 6 12 2 1 3Mangkutana - 1 6 6 26 6 2 -
Kalaena - 1 5 4 11 4 6 -Jumlah 2 15 69 100 260 62 65 22
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Tabel 4.7Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013
Kecamatan Fasilitas Apoteker Bidan Tenaga Farmasi
Perawat
Burau Puskesmas - 14 3 21Wotu Puskesmas - 16 2 12
RSUD 2 18 6 73Tomoni Puskesmas - 15 1 10Tomoni Timur
Puskesmas - 9 2 13
Angkona Puskesmas - 10 2 13
87
Malili Puskesmas 1 27 4 35Dinas
Kesehatan4 1 9 2
Towuti Puskesmas - 28 8 48Nuha Puskesmas 1 16 2 16
Wasuponda Puskesmas 1 12 2 16Mangkutan
aPuskesmas 1 13 1 18
Kalaena Puskesmas - 5 2 17Jumlah 10 184 44 294
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Indikator kesehatan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH)
saat dilahirkan, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Kasar (AKK)
status gizi. AHH salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dari program kerja yang dilakukan untuk memajukan pembangunan
manusia dengan memperhatikan kesehatan masyarakat. Makin tinggi kualitas
kesehatan, makin rendahnya angka kematian sehingga meningkatnya harapan
untuk hidup.
Sampai tahun 2012, AHH Kabupaten Luwu Timur mencapai 71,29 tahun
dan terus mengalami peningkatan bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Implikasi dari AHH adalah komitmen pemerintah daerah yang kuat dengan
keberadaan Peraturan Daerah tentang kesehatan gratis, ditambah dukungan APBD
terhadap Jamkesda maupun Jamkesmas dan didukung dengan mobil ambulance
serta mobil jenazah gratis untuk pelayanan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat khususnya di Kabupaten Luwu Timur. Dimana AHH Kabupaten
88
Luwu Timur sampai tahun 2012 telah melampaui AHH Provinsi Sulawesi Selatan
pada tahun yang sama yaitu sebesar 70,45 tahun.58
Tabel 4.8Jumlah Anak Lahir dan Mati menurut Kecamatan di Kabupaten Luwu
Timur Tahun 2012Kecamatan Puskesmas Kelahiran Jumlah
Hidup MatiBurau Burau 681 12 693Wotu Wotu 599 6 605
Tomoni Tomoni 516 2 518Tomoni Timur
Tomoni Timur
282 6 288
Angkona Angkona 494 4 498Malili Malili 684 5 689
Lampia 140 - 140Towuti Wawondula 349 - 349
Timampu 118 - 118Bantilang 107 - 107Mahalona 80 - 80
Nuha Nuha 530 4 534Wasuponda Wasuponda 399 2 401Mangkutana Mangkutana 419 1 420
Kalaena Kalaena 222 1 223Jumlah 5620 43 5663
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Disini terlihat nyata bahwa di bawah kepemimpinana Andi Hatta
Marakarma, pemerintah bersungguh-sungguh mewujudkan komitmen untuk
mensejahterakan masyarakat Luwu Timur, utamanya dalam kesehatan
masyarakatnya. Tidak kalah membanggakan usaha dan kerja keras pemerintah
rupanya membuahkan hasil, ini terbukti dengan diraihnya berbagai penghargaan.
Sampai dengan tanggal 13 November 2013, pemerintah Kabupaten Luwu Timur
berhasil menyabet lima penghargaan di bidang kesehatan tingkat provinsi
Sulawesi Selatan. Kelima penghargaan tersebut, antara lain:
58 Andi Hatta Marakarma, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (KLPJ) Tahun 2013. (Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, 2013). Hal. 14
89
1. Peringkat pertama dalam apresiasi dan dukungan terhadap peningkatan
pembiayaan program pelayanan gratis yang keempat kalinya.
2. Peringkat pertama pada lomba Posyandu yang dicapai Puskesmas
Kamboja.
3. Peringkat kedua terbaik penilaian kinerja Puskesmas yang diraih
Puskesmas Plus Sorowako.
4. Peringkat kedua pada lomba balita sehat.
5. Juara harapan dua pada lomba desa siaga.59
c. Infrastruktur
Pada periode 2011-2013 pembangunan infrastruktur ditambah dengan
dilakukan pelebaran jalan di semua desa di Kabupaten Luwu Timur maupun
pengaspalan.
Tabel 4.9Data Realisasi Fisik Kabupaten Luwu Timur sampai Tahun 2013
Uraian Kegiatan (Km)
2010 2011 2012
Pembangunan jalan beton
8,048 4,318 22,03
Pengaspalan 12,1 16,499 25,66
59 Tim Redaksi Luwu Timur, Membangun Luwu Timur Dari Nol. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 12
90
Pengkrikilan jalan
15,45 26,426 27,19
Jaringan irigasi teknis
4,469 9,788 4,44
Jaringan irigasi semi teknis/non
teknis
4,469 9,788 4,44
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Selain penambahan perbaikan jalan, pembangunan gedung-gedung
perkantoran dinas/instansi pemerintah telah terealisir.
Tabel 4.10Perkantoran Dinas/Instansi Pemerintahan di Kabupaten Luwu Timur yang
TerealisirDinas/Instansi Pemerintah Lokasi
Kantor Bupati Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliBadan Perencanaan Pembangunan
DaerahJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Kepegawaian, Pendidikan & Pelatihan Daerah
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Ketahanan Pangan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliBadan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan KetuhananJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Ketuhanan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Kelautan dan Perikanan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Kependudukan dan Pencatatan
SipilJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Kesehatan Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Koperasi, Perindustrian dan
PerdaganganJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Pekerjaan Umum Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliDinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset DaerahJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda & Olahraga
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
91
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
Jalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliKantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan MasyarakatJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Jalan Soekarno-Hatta, Kec. MaliliKantor Perpustakaan, Arsip Daerah dan
DokumentasiJalan Soekarno-Hatta, Kec. Malili
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
Selain itu, setelah mendapatkan piagam ADIPURA tahun 2010, Saat itu
juga Kabupaten Luwu Timur menyatakan siap untuk di nilai Tim ADIPURA.
Pemerintah optimis bahwa tahun 2011 Kabupaten Luwu Timur akan mendapat
Piala ADIPURA. Tentu bukan hal yang mudah, namun dengan bersama-sama
melakukan pembenahan dalam menyukseskan penilaian ADIPURA mulai dengan
melibatkan seluruh Camat, Kepala Desa, Kepala Dusun, RT, RW dan masyarakat
bukan hal yang tidak mungkin bahwa Piala ADIPURA akan menjadi milik
Kabupaten Luwu Timur. Partisipasi semua pihak tetap harus diingatkan kepada
semua. Karena, penyangga paling inti dari kota yang asri, bagaimanapun
melibatkan tidak saja pemangku kebijakan, tetapi secara luas melibatkan
keseluhuran warga yang berdomisili dalam lingkup Kabupaten Luwu Timur.
Sukses tidaknya Luwu timur dalam menyongsong penilaian ADIPURA,
dibutuhkan dukungan dari semua pihak, bahkan sampai ketingkat rumah tangga
partisipasinya sangat dibutuhkan. Kerja keras dengan berpeluh keringat seluruh
masyarakat akhirnya membuahkan hasil. Rasa syukur dan bangga patut dirasakan
oleh seluruh masyarakat Luwu Timur. Untuk pertama kalinya Piala ADIPURA
92
diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono kepada Bupati Luwu Timur Andi Hatta Marakarama di Istana
Kepresidenan pada tanggal 2 Juni 2011.60 Kerja Kabupaten Luwu Timur belum
selesai. Harapan besar bahwa kedepan di tahun-tahun mendatang dan seterusnya
Kabupaten Luwu Timur dapat menambah Piala ADIPURA bagi Kota Malili. Ada
pepatah bijak mengatakan: “Lebih mudah meraih daripada mempertahankan”.
Tugas besar Luwu Timur adalah mempertahankan Piala ADIPURA. Ini
merupakan motivasi bagi seluruh masyarakat Luwu Timur dalam menjaga
kebersihan, optimism ini harus dilandaskan pada kesadaran diri dan masyarakat
untuk senantiasa secara bersama-sama dalam melaksanakan kebersihan
lingkungan dan menjaga fasilitas-fasilitas umum yang ada.
Kabupaten Luwu Timur patut diacungi jempol, Piala ADIPURA untuk
kategori kota kecil terbersih kembali diraih. Komitmen Pemerintah Kabupaten
Luwu Timur untuk terus mempertahankan Piala ADIPURA akhirnya berhasil
diwujudkan. Keberhasilan ini menuntun pemerintah Kabupaten Luwu Timur
kembali menerima penganugerahan Piala ADIPURA 2012 dari Presiden Republik
Indonesia, selasa 5 Juni 2012.61 Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari
kerjasama warga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur. Karena
tanpa kerjasama warga, maka pemerintah tidak akan bisa bekerja dengan hasil
yang maksimal. Kedepan, harapan besarnya adalah Program ADIPURA akan
diadopsi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk diterapkan di Kecamatan dan
Desa.
60 Tim Redaksi Luwu Timur, Kerja Bersama Meraih WTP dan ADIPURA. (Malili: WartaLutim, 2013). Hal. 10
61 Ibid
93
Himbauan pemerintah rupanya tidak pernah surut untuk menggairahkan
masyarakat secara bersama-sama melakukan perbaikan pada titik-titik pantau
yang telah ditentukan agar Luwu Timur dapat kembali meraih Piala ADIPURA
yang ketiga kalinya di tahun 2013. Misalnya untuk perumahan direkomendasikan
untuk membersihkan area perumahan dari gulma, membersihkan drainase dari
sedimen-sedimen dan gulma, menambah fasilitas pemilangan sampah di semua
lokasi perumahan dan masih banyak lagi rekomendasi lainnya. Dengan optimis
yang kuat, bukan tidak mungkin Kota Malili dapat meraih nilai yang tinggi
sehingga Piala ADIPURA untuk tahun 2013 dapat kembali dipertahanka, bahkan
jika dapat ditingkatkan meraih ADIPURA Kencana. Dan pada akhirnya, senin 10
Juni 2013 Kota Malili berhasil mempertahankan Piala ADIPURA untuk kategori
kota kecil bersama 104 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.62
2. Bidang Ekonomi
Petani adalah pelaku utama keberhasilan dari kenaikan produksi tanaman
pangan Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2012. Dimana, kenaikan produksi
tanaman pangan didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimiliki.
Tabel 4.11Luas Tanaman, Panen, Produksi dan Provitas Tanaman Pangan
Kabupaten Luwu Timur Tahun 2012Jenis Tanaman Tahun
2011 2012
62 Ibid
94
PadiLuas tanam (Ha)Luas panen (Ha)Produksi (Ton)Provitas (Ton/Ha)
29.290,0030.819,00187.295,886,08
32.927,0030.234,00204,670,006,77
JagungLuas tanam (Ha)Luas panen (Ha)Produksi (Ton)Provitas (Ton/Ha)
4.054,004.387,0021.124,804,82
2.784,003.602,0016,210,234,50
Sumber: Luwu Timur dalam Angka, 2013
3. Bidang Politik dan Pemerintahan
Untuk kualitas politik dan pemerintahan, pemerintah Kabupaten Luwu
Timur telah memiliki sumber daya manusia yang berpotensial. Menurut Syamsul
Rijal,
Sampai tahun 2013, tercatat 4.056 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) otonom yang bertugas di daerah ini. Berdasarkan tingkat pendidikannya, 80% PNS otonom merupakan lulusan perguruan tinggi dengan jumlah pegawai perempuan lebih banyak yaitu sekitar 57,67%. Sampai tahun 2013 juga, anggota DPRD Luwu Timur yang berjumlah 30 orang telah menghasilkan 35 peraturan daerah, 10 keputusan DPRD, 7 keputusan pimpinan DPRD, 10 keputusan daerah, 310 keputusan dalam sejumlah rapat yang dilaksanakan serta 10 keputusan yang lainnya.63
Semua keberhasilan pembangunan tersebut tidak lepas dari peran Andi
Hatta Marakarma sebagai motor penggerak pembangunan, dalam pembangunan
Luwu Timur salah satu aspek pendukungnya adalah aspek sosial dan budaya yang
sangat beragam. Pembaruan yang baik antara penduduk lokal dan pendatang
menjadi perekat kesatuan masyarakat, sehingga keragaman sosial-budaya ini
menjadi faktor pendukung yang potensial untuk keberhasilan pelaksanaan
pembangunan. Selain pembaruan antara masyarakat yang baik, menurut
Ramadhan Pirade:
63 Wawancara dengan Syamsul Rijal Tanggal 3 September 2014
95
Faktor yang paling menonjol dalam pembangunan Kabupaten Luwu Timur adalah PT Vale yang mendapat konsensi untuk menambang nikel seluas 218.528,99 hektar. Dari luas konsensi itu, 54,17% berada di wilayah Sulawesi Selatan, selebihnya berada di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Pruduknya yang mencapai ratusan juta ton dalam bentuk nikel matte terutama di ekspor ke Jepang. Kegiatan eksplorasi tidak saja menjadi tambang dollar bagi Sulawesi Selatan, tetapi juga menjadi andalan utama bagi kabupaten yang menaunginya kini, yaitu Luwu Timur. Keberadaan PT Vale tidak dipungkiri menjadi ladang pemasukan kas daerah, terutama melalui bagi hasil pajak serta dari pajak bumi dan bangunan (PBB) dan merupakan penyumbang terbesar bagi pembangunan Kabupaten Luwu Timur dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Luwu Timur.64
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
64 Wawancara dengan Ramadhan Pirade Tanggal 5 September 2014
96
1. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari
Kabupaten Luwu Utara, yang ditandai dengan disahkannya Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu
Timur dan Kabupaten Mamuju Utara, dengan melihat ketentuan dan
mekanisme pada PP.129 Tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan
dan kriteria pemekaran, penghapusan dan penggabungan daerah.
2. Beberapa kebijakan pemerintahan dalam pembangunan Luwu Timur,
seperti: 1) Meningkatkan kualitas dan prasarana pendidikan dan kesehatan
dengan menerapkan pendidikan dan ksehatan gratis serta meningkatkan
akses terhadap pendidikan dan kesehatan bagi seluruh masayarakat Luwu
Timur, 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur seperti akses
jalan dan perhubungan guna menunjang kegiatan ekonomi masyarakat, 3)
melakukan pendekatan kepada masyarakat dan merespon langsung
keluhan masyarakat serta apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Luwu
Timur.
3. Adapun hasil pembangunan yang dicapai Luwu Timur selama
pemerintahan Andi Hatta Marakarma seperti pembangunan sekolah baru
yang permanen diberbagai tingkatan, pembangunan RSUD dan
puskesmas-puskesmas penunjang pelayanan kesehatan masyarakat, dan
membaiknya akses jalan sehingga kegiatan perekonomian masyarakat
berjalan lancar, serta terbinanya hubungan yang harmonis antara apartatur
pemerintahan sampai masyarakat Luwu Timur.
B. Saran
97
Adapun saran-saran yang bermanfaat bagi pengembangan pembangunan
Kabupaten Luwu Timur, sebagai berikut:
1. Memelihara dan merawat sumber daya alam yang dimiliki oleh Luwu
Timur.
2. Menambah sarana dan prasarana yang dapat menunjang perkembangan
sumber daya manusia sampai perekonomian masyarakat Luwu Timur.
3. Memelihara dan merawat hasil-hasil bangunan yang telah berikan oleh
pemerintah untuk masyarakat Luwu Timur.
4. Menjaga dan merawat sumber daya yang telah dimiliki, dengan tidak
merasa puas dari apa yang telah dicapai serta tetap dijalani dengan optimis
karena tantangan didepan akan lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA Luwu Timur. 2005. Penyusunan Rencana Program JangkaMenengah (RPJM) Kabupaten Luwu Timur. Malili: PT. TimurKonsultan
98
BAPPEDA Luwu Timur. 2008. Laporan Akhir Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Luwu Timur. Gowa: Cipta PersadaNusantara,CV
BAPPEDA Luwu Timur. 2008. SPAR dan NUSSP Kabupaten Luwu Timur.Makassar: CV BALLA PANRITA
BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2007. Kabupaten Luwu Timur DalamAngka. Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur
BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2012. Indeks Pembangunan ManusiaKabupaten Luwu Timur. Malili: Badan Pusat StatistikKabupatenLuwu Timur
BAPPEDA dan BPS Luwu Timur. 2013. Kabupaten Luwu Timur DalamAngka. Malili: Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur
Lopulisa, Christianto. 2011. Tanah-Tanah Luwu Timur. Makassar: LP2MUNHAS
Marakarma, Andi Hatta. 2013. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban(LKPJ). Malili: Pemerintah Kabupaten Luwu Timur
Madjid, M. Saleh dan Abd. Rahman Hamid. 2008. Pengantar Ilmu Sejarah.Makassar: Rayhan Intermedia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Tahir, Rafiuddin Dkk. 2010. Babak Baru Luwu Timur Bumi Batara Guru.Malili: Panitia Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Luwu Timur-Masa Bakti 2005-2010
Tim Redaksi Luwu Timur. 2013. Membangun Luwu Timur Dari Nol. Malili:WartaLutim
Tim Redaksi Luwu Timur. 2013. Kerja Bersama Meraih WTP danADIPURA. Malili: WartaLutim
Zaharia, Badron. 2005. Profil Daerah dan Daya Saing Investasi KabupatenLuwu Timut. Malili: BAPPEDA Luwu Timur
Http:// www.luwutimurkab.go.id (diakses tanggal 24 Agustus 2014)
101
1. Nama : Drs. Muhammad Abriansyah
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Luwu Timur
2. Nama : Ramadhan Pirade, SE, MM
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Kabid Ekonomi BAPPEDA Luwu Timur
3. Nama : Guruh Wahyu Martopo, S.Si, M.Si
Umur : 42 Tahun
Pekerjaan : Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu Timur
4. Nama : Mas’ud Masse, SE
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Asisten Ekonomi dan Pembangunan
5. Nama : Syamsul Rijal M, S.Sos
Umur : 47 Tahun
Pekerjaan : Kabag Umum DPRD Kabupaten Luwu Timur
6. Nama : Fatimah, S.Si
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Sekretaris Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Luwu
Timur
7. Nama : Andi Tabacina Akhmad, M.Si
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat PemDes dan
102
Kel.
8. Nama : Nurjayanti
Umur : 39 Tahun
Pekerjaan : Ketua Kader Posyandu Kabupaten Luwu Timur
9. Nama : Heriyanto
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Ketua Kelompok Tani Kabupaten Luwu Timur
10. Nama : Sakeh
Umur : 57 Tahun
Pekerjaan : Petani Kakao
11. Nama : Dandu Kasim
Umur : 59 Tahun
Pekerjaan : Guru
Lampiran 2
114
Sumber : http://www.luwutimurkab.go.id
Gambar 3. Pintu Gerbang Masuk Kabupaten Luwu Timur.
Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)
Gambar 4. Kantor Bupati Kabupaten Luwu Timur
115
Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)
Gambar 5. Kota Praja Lingkungan (Malili)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (23 Agustus 2014)
Gambar 6. Pembangunan Sekolah Baru
116
Sumber: Dokumentasi Pribadi (25 Agustus 2014)
Gambar 7. RSUD I Lagaligo
Sumber: Dokumentasi Pribadi (25 Agustus 2014)
Gambar 8. Pembangunan Akses Jalan Perhubungan Dua Wilayah.
117
Sumber: Dokumentasi Pribadi (27 Agustus 2014)
Gambar 9. Kegiatan Sosialisasi Pemerintah Kepada Petani.
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Agustus 2014)
118
Gambar 10. Pembangunan Infrastruktur Saluran Air untuk Mengairi Lahan Sawah
Sumber: Dokumentasi Pribadi (26 Agustus 2014)
Gambar 11. Akses Jalan Beton
Sumber : Dokumentasi Pribadi (27 Agustus 2014)