skripsi -...

21
i SKRIPSI NAVILA AZRA STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014

Upload: vandung

Post on 14-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

i

SKRIPSI

NAVILA AZRA

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

Page 2: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

ii

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2014

Oleh:

NAVILA AZRA

201010410311116

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. Hidajah rachmawati,S.Si, Apt.,Sp.FRS

NIP 195809111986011001 NIDN 0713127102

Page 3: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

iii

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji

pada tanggal 18 Juli 2014

Oleh:

NAVILA AZRA

201010410311116

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. Hidajah rachmawati,S.Si, Apt.,Sp.FRS

NIP 195809111986011001 NIDN 0713127102

Penguji III Penguji IV

Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt.

NIP.UMM 114.0704.0450 NIDN 0727118602

Page 4: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur tercurahkan kepada ALLAh SWT, Tuhan semesta alam karena

berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN

PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian di Rumah

Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT, Tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan

hidayahNYA kepada umatnya, Rosulullah SAW, yang sudah menuntun

kita menuju jalan yang lurus.

2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas

ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah

memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan

kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. dr. Budi Rahayu MPH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk

melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

5. Staf pengawai RMK RSSA Malang yang banyak membantu dalam proses

pengambilan data skripsi.

Page 5: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

v

6. Bapak Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. dan ibu Hidajah

Rachmawati.,S.Si.,Apt.,Sp.,FRS selaku Dosen Pembimbing I dan II,

karena Bapak dan Ibu masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing,

memberi nasehat dan dorongannya sehingga dapat terselesaikannya skripsi

ini.

7. Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS dan Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,

M.Sc.,Apt. selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah banyak memberikan

saran dan waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Siti Rofida, S.Si.Apt.M.Farm selaku Dosen wali. Terima kasih banyak atas

arahan, nasehat, motivasi dan bimbingannya selama ini.

9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang

sudah memberikan waktunya untuk memberikan ilmu-ilmu yang sangat

berguna dan kepada Ibu Sendy selaku Dosen penanggung jawab skripsi

yang telah susah payah membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami

dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

10. Untuk semua angggota tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu

kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak

membantu untuk kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.

11. Orang Tuaku tercinta, Ayah Chafid Hakim dan Mama Suhaiba, yang

dengan sabar mendoakan dan yang selalu memotivasi dalam segala hal,

memberikan segala hal yang terbaik untuk anaknya. Terima kasih atas

semua yang beliau lakukan dan kerja kerasnya sehingga anaknya

mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi semua orang.

12. Kepada kakek Yusuf dan nenekku Luluk Annisa yang tiada hentinya

memberikan saya motivasi dan semangat yang luar biasa, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

13. Saudaraku Fahmi Riza, terima kasih atas segala kebaikanya, motivasinya,

dan nasehatnnya sehingga dapat melaksanakan amanahnya dengan baik

dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

14. Sahabat dan kakak perempuanku tercinta Luluk Fauziah dan Ika Aries

Sandy, terima kasih juga kepada temen seperjuangan Faradina Zulaili Ifa

Page 6: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

vi

Efendi dan Karyna Alviyah Malinda atas kebersamaan, bantuan, semangat

serta kerja samanya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

15. Bebeb tercinta Bagus Odia Wijaya yang selalu ada disaat sedih dan

senang, yang selalu mengantarkan kemana saja, memberi masukan,

nasehat dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat

waktu.

16. Sahabat-sahabatku tersayang Nicky Nawa Aldina dan Mufidatul

Khusnaini terima kasih atas keceriaan, semangat, masukan, motivasi,

nasehat dan perhatiannya selama ini.

17. Teman-teman Farmasi UMM 2010, terima kasih atas kebersamaan dan

kenangan indah dan buruk selama ini, terima kasih atas pelajaran hidup

yang diberikan.

18. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf

dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput

dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis

tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak

mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat

berguna bagi penelitian berikutnya, amiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 18 Juli 2014

Penyusun

(Navila Azra)

Page 7: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

vii

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan suatu kondisi dimana

terjadinya ketidakseimbangan antara proliferasi sel dan apoptosis dalam prostat

sehingga dapat memperbesar dua jaringan yaitu jaringan kelenjar prostat dan

stroma. Menurut Amerika Serikat hasil dari Omstead Country Survey menjelaskan

bahwa penderita dengan gejala sedang sampai berat terjadi antara 13% pria

dengan usia 40-49 tahun dan 28% diantaranya berusia lebih dari 70 tahun. Gejala

yang dikeluhkan oleh pasien BPH adalah seringkali berupa LUTS (Lower Urinary

Tract Symptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun

gejala iritasi (storage symptoms). Keparahan BPH menyebabkan masalah serius

dari waktu ke waktu. Retensi urin dan ketengangan pada kandung kemih atau

kerusakan ginjal, batu kandung kemih, dan incontinensia.

Terapi yang diberikan pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien dan

komplikasi yang terjadi yaitu watchfull waiting, terapi farmakologi dan terapi

pembedahan. Berdasarkan sifat luka yang timbul dan infeksi yang timbul,

prosedur bedah pada BPH digolongkan ke dalam bedah bersih terkontaminasi

merekomendasikan pemberian antibiotik profilaksis. Tujuan diberikannya

antibiotik untuk mengurangi prevalensi infeksi luka pasca pembedahan dan

menghambat pertumbuhan bakteri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan

antibiotika golongan sefalosporin pada pasien BPH (Benign Prostatic

Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

interval pemberian, dan lama pemberian yang dikaitkan dengan data klinik di

RSU Dr. Saiful Anwar Malang.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional karena

peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap pasien. Rancangan penelitian ini

bersifat deskriptif yaitu berupa studi retrospektif (penelitian yang dilakukan

dengan meninjau kebelakang) dengan metode consecutive sampling (pengambilan

sampel berdasarkan waktu). Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis

BPH di Rumah Sakit Umum Dr.Saiful Anwar Malang, dengan data Rekam Medik

Kesehatan (RMK) meliputi data terapi antibiotika golongan sefalosporin dan obat

lain yang menyertai periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2013.

Hasil Penelitian ini didapatkan 34 data RMK sebagai kriteria inklusi dan

pada demografi berdasarkan umur meningkat pada umur 60-69 tahun sebanyak 13

pasien (38%). TURP menjadi pilihan utama pada tindakan pembedahan yaitu

sebanyak 34 pasien (97%). Profil penggunaan terapi antibiotika tunggal (95%)

dan kombinasi dua antibiotika (5%). Antibiotika tunggal yang banyak digunakan

adalah golongan sefalosporin (82%). Sefalosporin Generasi 3 merupakan

antibiotik tunggal paling banyak digunakan yaitu sebanyak 20 pasien (69%).

Ceftriaxone menjadi paling banyak digunakan yaitu 33% dengan dosis 1 gram

setiap 12 jam. Kombinasi dua antibiotika golongan sefalosporin yang digunakan

Page 8: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

viii

adalah ceftriaxone + cefpirom sebanyak 1 pasien (33%), ceftriaxone +

ciprofloxacin sebanyak 1 pasien (33%), dan ceftriaxone + metronidazole sebanyak

1 pasien (33%). Lama perawatan pasien BPH paling banyak yaitu 6-8 hari dengan

jumlah 19 pasien (56%). Keadaan klinik pasien saat KRS paling banyak dalam

keadaan sembuh yaitu sebanyak 21 pasien (62%).

Page 9: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

ix

ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN

SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

Latar Belakang: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan suatu kondisi

terjadinya ketidakseimbangan antara proliferasi sel dan apoptosis dalam prostat

sehingga dapat memperbesar dua jaringan yaitu jaringan kelenjar prostat dan

stroma. Antibiotik pada pasien BPH diberikan dengan tujuan untuk mengurangi

prevalensi infeksi luka operasi dan membunuh atau mengambat pertumbuhan

bakteri. Sefalosporin merupakan antibiotik digunakan pada kasus pembedahan

karena spektrumnya luas dan toksisitasnya yang rendah.

Tujuan: Mengetahui pola penggunaan antibiotik golongan sefalosporin pada

pasien Benign Prostatic Hyperplasia dan mengkaji pola penggunaan antibiotik

golongan sefalosporin terkait dosis, rute, frekuensi, interval, dan lama pemberian

yang dikaitkan dengan data laboratorium dan data klinik.

Metode: Penelitian ini bersifat observational yaitu berupa studi retrospektif

dengan metode consecutive sampling pada pasien BPH periode 1 Januari 2012

sampai dengan 31 Desember 2013.

Hasil & Kesimpulan: Penggunaan antibiotik golongan sefalosporin tunggal 82%

dan sefalosporin generasi 3 sebanyak 69%. Antibiotik tunggal yang banyak

digunakan ceftriaxone 33%. Antibiotik tunggal yang diswitch paling banyak yaitu

ceftriaxone diswitch ciprofloxacin sebanyak 14%. Kombinasi dua antibiotika

terdiri dari ceftriaxone + cefpirom, ceftriaxone + ciprofloxacin, dan ceftriaxone +

metronidazole. Profil pengunaan antibiotik sefalosporin paling banyak dengan

dosis 2x1g secara intravena sebanyak 29%.

Kata Kunci: BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), Sefalosporin, Antibiotik.

Page 10: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

x

ABSTRACT

DRUG UTILIZATION STUDY OF CEPHALOSPORIN

ANTIBIOTICS IN PATIEN BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA (Research at Hospital of Dr. Saiful Anwar Malang)

Background: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) is a condition of the imbalance

between cell proliferation and apoptosis in the prostate so as to enlarge the two

tissue, namely prostate gland tissue and stroma. BPH patients given antibiotics in

order to reduce the prevalence of post-surgical wound infections and inhibit the

growth of bacteria. A cephalosporin antibiotic used in surgical cases due to broad-

spectrum and low toxicity.

Objective: The study aims to determine pattern of cephalosporin antibioticcs

utilization in BPH (Benign prostatic Hyperplasia) patients and to examine the

relationship cephalosporin antibiotics therapy related to the dose, route,

frequency, duration and timing of administration associated with laboratory data

and clinical data.

Methods: The study is a retrospective observational with consecutive sampling

method in BPH patients from January 2012 to December 2013.

Result & Conclusion: This study use of a single antibiotic cephalosporins 82%

and 3rd generation cephalosporins as much as 69%. Antibiotics are widely used

single ceftriaxone 33%. Antibiotics were switched single most immediate is

switched ciprofloxacin ceftriaxone as much as 14%. Combination consists of two

antibiotic ceftriaxone + cefpirom, ceftriaxone + ciprofloxacin, and ceftriaxone +

metronidazole. Profile cephalosporin antibiotic most widely 2x1g intravenously at

a dose of as much as 29 %.

Key word: BPH (Benign Prostatic Hyperplasia), Cephalosporin, Antibiotic.

Page 11: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii

Lembar Pengujian ........................................................................................ ... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... . iv

RINGKASAN ................................................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................ 5

1.4.2 Bagi Rumah Sakit.................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1 Benign Prostatic Hyperplasia ........................................................... 6

2.1.1 Definisi BPH ........................................................................... 6

2.1.2 Etiologi BPH ........................................................................... 6

2.1.3 Epidemiologi BPH .................................................................. 7

2.1.4 Fisiologi Normal Kelenjar Prostat........................................... 7

2.1.5 Patofisiologi BPH .............................................................. ..... 9

2.1.6 Manifestasi Klinik BPH ........................................................ 11

2.1.7 Pemeriksaan dan Diagnosa BPH ........................................... 12

Page 12: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xii

2.1.8 Faktor Resiko BPH................................................................ 13

2.1.9 Terapi BPH ............................................................................ 14

2.1.9.1 Watchfull Waiting..................................................... 14

2.1.9.1 Terapi Farmakologi................................................... 15

2.1.9.2.1 Antagonis adrenergik-α ................................... 15

2.1.9.2.2 Inhibitor 5α-reduktase .................................... .. 16

2.1.9.3 Terapi Intervensi................................................... .... 16

2.1.9.3.1 Minimally Invasive Theraphy ........................... 16

2.1.9.3.2 Surgical Therapies .................................... ....... 17

2.2 Infeksi Nosokomial ......................................................................... 20

2.2.1 Infeksi Luka Operasi ............................................................. 21

2.2.2 Infeksi Saluran Kemih (ISK)................................................. 22

2.3 Bedah Urologi ................................................................................. 22

2.4 Tinjauan Tentang Antibiotika ......................................................... 23

2.4.1 Penggolongan Antibiotika ..................................................... 24

2.4.1.1 Berdasarkan Spektrum Aktivitasnya........................ 24

2.4.1.2 Berdasarkan Tempat Kerja...................................... . 24

2.4.2 Penggunaan Antibiotika pada BPH ....................................... 25

2.4.2.1 Antibiotik Fluoroquinolon........................................ 25

2.4.2.2 Antibiotik Kloramfenikol.................................. ....... 25

2.4.2.3 Antibiotik Penisilin.................................................. . 26

2.4.3 Definisi Antibiotika Sefalosporin.......................................... 26

2.4.4 Mekanisme Kerja Sefalosporin ............................................. 30

2.4.5 Mekanisme Resistensi Bakteri Sefalosporin ......................... 31

2.4.6 Efek Samping Antibiotik Sefalosporin ................................. 32

2.4.7 Penggunaan Antibiotik Sefalosporin pada BPH ................... 33

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 36

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ......................................................... 36

3.2 Skema Kerangka Operasional ....................................................... 37

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 38

4.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 38

4.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 38

Page 13: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xiii

4.2.1 Populasi ................................................................................. 38

4.2.2 Sampel ................................................................................... 38

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ............................................................. 38

4.2.4 Kriteria Data Eksklusi ........................................................... 39

4.3 Bahan Penelitian ........................................................................... 39

4.4 Instrumen Penelitian ..................................................................... 39

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 39

4.6 Definisi Operasional ..................................................................... 39

4.7 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 40

4.8 Analisa Data .................................................................................. 41

BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 42

5.1 Jumlah Sampel Penelitian ............................................................. 42

5.2 Data Demografi Pasien ................................................................. 42

5.2.1 Distribusi Berdasarkan Usia .................................................. 42

5.2.2 Status Asuransi Pasien .......................................................... 43

5.3 Jenis Operasi pada BPH ................................................................ 44

5.4 Identifikasi Mikrobiologi .............................................................. 44

5.4.1 Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi ....................... 44

5.4.2 Distribusi Hasil Kultur Urin .................................................. 44

5.5 Terapi Antibiotika yang Diterima Pasien BPH ............................. 45

5.5.1 Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal ................................. 46

5.5.2 Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal yang Diswitch .......... 47

5.5.3 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika ...................... 48

5.5.4 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika Diswitch ....... 48

5.6 Profil Penggunaan Antibiotika Golongan Sefalosporin ................ 49

5.7 Lama Perawatan pada Pasien BPH .............................................. 50

5.8 Keadaan Klinik Pasien BPH pada Saat Keluar Rumah Sakit ....... 50

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 51

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 61

7.1 Kesimpulan ................................................................................... 61

7.2 Saran ............................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62

Page 14: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Kategori BPH berdasarkan Gejala dan Tanda Penyakit ............................. 12

II.2 Pengobatan untuk pasien dengan gejala ringan sampai berat pada BPH ... 14

II.3 Patogen-patogen Utama Penyebab Infeksi Luka Operasi .... ......................22

II.4 Struktur Kimia Sefalosporin .................................................................. .....27

II.5 Antibiotika yang direkomendasikan untuk prosedur bedah tertentu .......... 35

V.1 Distribusi Berdasarkan Usia Pasien BPH................................................... 42

V.2 Status Asuransi Pasien BPH ....................................................................... 43

V.3 Tabel Berdasarkan Jenis Operasi pada Terapi BPH .................................. 44

V.4 Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Pasien BPH ....................... 44

V.5 Distribusi Hasil Kultur Urin Pasien BPH ................................................... 44

V.6 Komposisi Antibiotika pada Pasien BPH .................................................. 45

V.7 Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal yang Diterima Pasien BPH ........... 46

V.8 Distribusi Terapi Antibiotika Tunggal yang Diswitch pada Pasien BPH .. 47

V.9 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika yang Diterima Pasien

BPH ............................................................................................................ 48

V.10 Distribusi Terapi Kombinasi Dua Antibiotika yang Diswitch pada

Pasien BPH ................................................................................................ 48

V.11 Profil Penggunaan Antibiotika Sefalosporin pada 34 Pasien BPH .......... 49

V.12 Lama Perawatan Pasien BPH ................................................................... 50

V.13 Keadaan Klinik Pasien BPH .................................................................... 50

Page 15: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Normal Prostat .............................................................................................. 8

2.2 Benign Prostatic Hyperplasia ...................................................................... 8

2.3 Struktur Prostat ............................................................................................. 9

2.4 Mekanisme terjadinya Benign Prostatic Hyperplasia (1) ........................... 10

2.5 Mekanisme terjadinya Benign Prostatic Hyperplasia (2) ........................... 10

5.1 Distribusi Berdasarkan Usia Pasien BPH ................................................... 43

5.2 Komposisi Antibiotika pada Pasien BPH ................................................... 45

Page 16: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup…………………………… .................................. 65

2. Surat Pernyataan………………………………....................................... 66

3. Keterangan Kelayakan Etik...................................................................... 67

4. Surat Penghadapan Penelitian .................................................................. 68

5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboratorium ....................... 69

6. Lembar Pengumpul Data Pasien BPH di Instalasi Rawat Inap

RSU Dr. Saiful Anwar Malang ............................................................... 71

7. Tabel Induk Pasien BPH di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Saiful Anwar

Malang ................................................................................................... 117

Page 17: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ACA = Aminosefalosporinat

APPT = Activated Partial Throboplastin Time

ARI = Alpha Reductase Inhibitor

AUA = American Urological Association

BAK = Buang Air Kecil

BB = Berat Badan

BOO = Bladder Outlet Obstruction

BPE = Benign Prostatic Enlargement

BPH = Benign Prostatic Hyperplasia

BPO = Benign Prostate Obstruction

BUN = Blood Urea Nitrogen

Chol. HDL = Cholesterol High Density Lipoprotein

Chol. LDL = Cholesterol Low Density Lipoprotein

CRP = C-Reactive Protein

DHT = Dihydrotestosterone

DRE = Digital Rectal Examination

FDA = Food and Drug Administration

GCS = Glasgow Coma Scale

GD2PP = Gula Darah 2 Jam Post Prandial

GDA = Gula Darah Acak

GDP = Gula Darah Puasa

HAI = Hospital Acquired Infection

Hb = Hemoglobin

Hct = Hemotokrit

ILO = Infeksi Luka Operasi

IM = Intra Muscular

IPSS = International Prostate Symptom Score

ISK = Infeksi Saluran Kemih

IV = Intra Vena

KRS = Keluar Rumah Sakit

LED = Laju Endap Darah

Page 18: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xviii

LUTS = Lower Urinary Tract Syndrome

MCH = Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC = Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCV = Mean Corpuscular Volume

MIC = Minimum Inhibitory Concentration

MPV = Mean Platelet Volume

MRS = Masuk Rumah Sakit

p.o = Peroral

PCT = Procalcitonin

PDW = Platelet Distribution Width

PLT = Platelet

PPT = Plasma Protein Time

PSA = Prostate Spesific Antigen

RBC = Red Blood Cell

RDW = Red Distribution Width

RMK = Rekam Medik Kesehatan

RR = Respiratory Rate

RSSA = Rumah Sakit Saiful Anwar

RSU = Rumah Sakit Umum

SGOT = Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SGPT = Serum Glutamic Piruvic Transaminase

SSI = Surgical Site Infection

TB = Tinggi Badan

TD = Tekanan Darah

TUIP = Transurethral Incision of the Prostate

TUMT = Transurethral Microwave Thermal Therapy

TUNA = Transurethral Needle Ablasion

TURP = Transurethral Resection of the Prostate

TUVP = Transurethral of the Prostate

WBC = White Blood Cell

WHO = World Health Organization

Page 19: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xix

DAFTAR PUSTAKA

Al-Grawi, J.G.A., 2008. Hafnia Alvei Urinary Tract Infection., The Iraqi

Postgraduate Medical Journal., Vol. 7. No. 1

Amalia Rizki. 2010. Faktor-faktor Resiko Terjadinya Pembesaran Prostat

Jinak (Study Kasus di RS Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan Agung

Semarang).

Anonim, 2003. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia, Ikatan Ahli Urologi

Indonesia. Di akses http://iaui.or.id/ast/file/bphpdf/. Diakses tanggal 23

November 2013.

Anonim, 2005. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Lithicum: American

Urological Association Foundation.

Anonim, 2006. Prostate Enlargement : Benign Prostatic Hyperplasia. National

Kidney and Urologi Disease Information Clearing House.

Ascobat, P. 2011. Androgen, Anti Androgen & Anabolik Steroid. In: Gunawan,

S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Elysabeth (Eds.). Farmakologi dan

Terapi. Ed. , Jakarta: Badan Penerbit FKUI, hal 468-480.

Carter, J.M., 2008. Prevention and Control of Hospital Acquired Infection. Office

of the Auditor General of Ontario.

Coyle, A.E., and Prince, A.R., 2008. Benign Prostatic Hyperplasia. In: Dipiro,

J.T., Talbert, R.L.,Yee, G.C., Matzke, G.R., Well, B.G., and Posey, L.M

(Eds). Pharmacotherapy Handbook, Ed. , New York: The McGraw-

Hill Co.

Ducel, G., Fabry, J., and Nicolle, L., 2002. Prevention of Hospital-Acquired

Infection: A Practical Guide. Ed , World Health Organization.

Emberton, M., Cornel, E.B., Bassi, P.F., Fourcade, R.O., Gomes, J.M.F., and

Castro, R., 2008. Benign Prostatic Hyperplasia as a Progressive Disease : A

Guide to The Risk Factors and Options for Medical Management. Int. J.

Clin. Prac., Vol 62 No. 7, pp. 1076-1086.

Fauci, A.S., 2008. Clinical Syndromes: Healthcare-Association Infection. In:

Kasper, D.L., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J.L.,

Localzo, J. (Eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine, Ed. ,

U.S. of Amerika: The McGraw-Hill Co.

Hamasuna, R., Takahashi, S., Yamamoto, S., et al., 2011. Guideline for

Prevention of Health Care-associated Infection in Urological Practice in

Japan. The Japanese Urological Association, Vol. 18, pp. 495-502.

Istiantoro, Y.H., and Gan, V.H.S., 2011. Penisilin, Sefalosporin, dan Antibiotik

Betalaktam Lainnya. In: Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan

Elysabeth (Eds.). Farmakologi dan Terapi. Ed. , Jakarta: Badan

Penerbit FKUI, hal 678-687

Kanji, S., and Devlin, J.W., 2008. In: Dipiro, J.T., Talbert R.L., Yee, G.C.,

Matzke, G.R.,Wells, B.G., and Posey, L.M., Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach, edision, New York: McGraw-Hill Co.,

pp. 2027-2040.

Kapoor, Anil., 2012. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Management in The

Primary Care Setting. The Canadian Journal of Urology., Vol. 19 No. 1,

pp. 10-17.

Page 20: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xx

Kumala, S., Raisa, N., Rahayu, L., dan Kiranasari, A., 2009. Uji Kepekaan

Bakteri yang Diisolasi dari Urin Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Terhadap Beberapa Antibiotika pada Periode Maret-Juni. Majalah Ilmu

Kefarmasian., Vol. 6 No. 2, pp. 45-55.

Lee, Mary. 2008. Management of Benign Prostatic Hyperplasia. In: Dipiro, J.T.,

Talbert R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R.,Wells, B.G., and Posey, L.M.,

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, edision, New

York: McGraw-Hill Co., pp.1387-1397

McEvoy, G.K., 2008. AHFS Drug Information Book 1. United State of

America: America Society of Health System Pharmacist,

McPhee, S.J., 2006. Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical

Medicine, Ed , San Francisco: The McGraw-Hill Co.

McVary, K.T., and Roehrborn, C.G., et al. 2010. American Urological

Association Guideline: Management of Benign Prostatic Hyperplasia.

American Urological Association.

Ocviyanti, D., and Fernando, D., 2012. Tatalaksana dan Pencegahan Infeksi

Saluran Kemih. Journal Indon Med Association. Vol. 62, No. 12, pp. 482-

486

Pakasi, R.D.N., 2009. Total Prostate Specific Antigen, Prostate Specific Antigen

Density and Histophatologic Analysis on Benign Enlargement of Prostate.

The Indonesian Journal of Medical Science., Vol. 1 No. 5, pp. 263-274.

Petry, W.A., 2006. Antimirobial Agent. In: Brunton, L.L., Lazo, J.S., Parker, K.L.

(Eds). Goodman&Gilman’s The Pharmacology Basic of Therapeutics.

Ed . New York: McGraw-Hill Co.

Rajput, N., Dumka, V.K., and Sandhu, H.S., 2012. Disposition Kinetics and in

vitro plasma protein binding of cefpiromin cattle. Veterinarski Arhiv., Vol.

82, No. 1, pp. 1-9

Rosette, J.D.L., Alivizatos, G., Madersbacher, S., et al. 2006. Guidelines on

Benign Prostatic Hyperplasia. European Assosiacion of Urology.

Sarma, A.V., and Wei, J.T., 2012. Benign Prostatic Hyperplasia and Lower

Urinary Tract Symptoms. The New England Journal of Medicine., Vol

363 No. 3, pp. 248-257.

Setiabudy R., 2010. Golongan Kuinolon dan Fluorokuinolon. In: Gunawan, S.G.,

Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Elysabeth (Eds.). Farmakologi dan Terapi.

Ed. , Jakarta: Badan Penerbit FKUI, hal 718-722

Siswandono., dan Soekardjo, B., 2008. Kimia Medisinal. Edisi ke-2, Surabaya:

Universitas Airlangga Press.

Thirion, D.J.G., and Guglielmo, B.J., 2009. Antimicrobial Prophylaxis for

Surgical Procedures. In: Kode-Kimble, M.A., Young, L.Y., Alldredge, B.K.,

Corelli, R.I., Guglielmo, B.J., Kradjan, W.A., Williams, B.R (Eds.).

Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drug, Ed. , Philadelphia.

Turner, B., Aslet, Ph., Drudge-Coates, L., Forristal, H., Gruschy, L., Hieronymi,

S., Mowle, K., Pietrasik, M., and Vis, A., 2011. Transrectal Ultrasound

Guided Biopsy of The Prostate. European Association of Urology Nurses.

Ventura, S., Oliver, V.L., White, C.W., et al. 2011. Novel Drug Targets for The

Pharmacotherapy of Benign Prostatic Hyperplasia. Britist Journal of

Pharmacology., Vol 163, pp. 891-907.

Page 21: SKRIPSI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/26168/2/jiptummpp-gdl-navilaazra-37796-1-pendahul-n.pdf · Hyperplasia) terkait dosis yang diberikan, rute pemberian, frekuensi pemberian,

xxi

Wolf, J.S., Bennett, C.J., Pearle, M.S., et al. 2007. Urologic Surgery

Antimicrobial Prophylaxis. American Urological Association Education

and Research, Inc.

Yamamoto, S., Shima, H., and Matsumoto, T., 2008. Controversies in

Perioperative Management and Antimicrobial Prophylaxis in Urologi

Surgery. The Japanese Urological Association, Vol. 15, pp. 467-471.

Yoo, T.K., and Cho, H.J., 2012. Benign Prostatic Hyperplasia: from Bench to

Clinic. Korean Jurnal of Urology., Vol. 53, pp. 139-148.