skripsi gambaran tentang dimensi mutu pelayanan …
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
GAMBARAN TENTANG DIMENSI MUTU PELAYANAN
PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KAREL SADSUITUBUN LANGGUR
KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2013
LEVINA. S KELMANUTU
K111 10 661
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ii
RINGKASAN
Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin
Skripsi, 2013
LEVINA. S KELMANUTU
GAMBARAN TENTANG DIMENSI MUTU PELAYANAN PADA UNIT
RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAREL
SADSUITUBUN LANGGUR KABUPATEN MALUKU TENGGARA
TAHUN 2013
( xiii + 95 halaman + 10 Lampiran + 9 Tabel )
Masih banyak keluhan pasien yang disampaikan yaitu, pasien
mengeluhkan tentang ketepatan waktu dalam pemeriksaan rutin, perawat sering
mengacuhkan pasien yang datang, juga keluhan yang disampaikan adalah faktor
fasilitas. Berdasarkan standar Depkes indikator BOR 60-85%, sedangkan BOR
pada Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara tahun 2011 (49.6%.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mutu pelayanan kesehatan.
Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif yaitu untuk
mengetahui gambaran mutu pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang
menggunakan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun
Langgur. Dan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari Tahun 2013,
dengan jumlah sampel 80 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey dengan menggunakan kuesioner, untuk mengetahui gambaran mutu
pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden Rumah
Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur menyatakan cukup baik terhadap
ketepatan waktu (98.7%), informasi (85.0%), dan hubungan antar manusia
(95.0%). Berbeda halnya dengan kenyamanan (65.0%), dimana sebagian besar
responden menyatakan kurang nyaman. Secara keseluruhan persepsi responden
terhadap mutu pelayanan pada RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara 51.3% menyatakan cukup baik, dan 48.7% menyatakan
kurang baik.
Saran yang diberikan adalah hendaknya beberapa petugas yang kurang
tanggap terhadap segala macam kebutuhan pasien, sekiranya lebih bersedia untuk
meluangkan waktunya mendengarkan keluhan maupun keinginan pasien.
Hendaknya pihak Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur lebih memperhatikan
ketersediaan Air yang kurang pada hampir setiap ruang perawatan. Hendaknya
petugas dapat memperbaiki dan menjaga kebersihan sarana dan prasarana rumah
sakit, karena semua ini sangat berdampak terhadap mutu pelayanan kesehatan.
Kata Kunci : Mutu pelayanan, Ketepata waktu, Informasi, Hubungan Antar
Manusia, Kenyamanan.
Jumlah pustaka : 49 (1999 - 2010)
iii
ABSTRACT
Hospital Management
Public Health Faculty
Hasanuddin University
Thesis, 2013
LEVINA. S KELMANUTU
DESCRIPTION OF SERVICE QUALITY DIMENSIONS IN INPATIENT
UNIT OF LOCAL GENERAL HOSPITAL KAREL SADSUITUBUN
LANGGUR SOUTHEAST MALUKU REGENCY OF 2013.
(xiii + 95 pages + 10 appendix + 9 tables)
There is still complaint of many patients who submitted, such as the
patient complained about the timeliness of routine examinations, nurses often
ignore patients who come, and also other complaints is facility factor. Based on
the Ministry of Health standard the BOR indicators is 60-85%, while the BOR at
local hospitals of Karel Sadsuitubun Langgur Southeast Maluku regency in 2011
(49.6%). This study aims to know the quality of health services.
The method of this study was an observational descriptive study is to
know the description of service quality in local hospitals of Karel Sadsuitubun
Langgur. The population of this study were patients who use inpatient unit at local
hospital of Karel Sadsuitubun Langgur during January to February in 2013, with a
sample of 80 respondents. The method used in this study is a survey using
questionnaires, to know the description of health services quality.
The results of study showed that the majority of respondents states that
local hospitals of Karel Sadsuitubun Langgur stated quite well to the timeliness
(98.7%), information (85.0%), and relationship between human (95.0%). Unlike
the case with comfort (65.0%), where the majority of respondents states less
comfortable. Overall, respondent’s perceptions of service quality is 51.3% stated
good enough, and 48.7% stated poor.
Recommendation given is should be some officers who are less responsive
to the needs of patients of all kinds, if only more willing to spend time listening to
the complaint and wishes of the patient, the hospital of Karel Sadsuitubun
Langgur is should more attention to the availability of water is lacking in almost
every treatment room, officers should be improve and maintain the cleanliness of
hospital facilities and infrastructure. Because all of these greatly affect the health
service quality.
Keywords : quality service, timeliness, information, relationship between human,
amenity.
References : 49 (1999 – 2010)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Levina. S Kelmanutu
Nim : K111 106 61
Program : Kesehatan Masyarakat
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil
karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau karya orang
lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Makassar, Mei 2013
Yang membuat pernyataan
Levina. S Kelmanutu
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
karunia-nya sehingga dapat terselesainya skripsi ini dengan judul “ Gambaran
Tentang Dimensi Mutu Pelayanan Pada Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara”, sebagai salah
satu persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah pada Jurusan
Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas
Hasanuddin Makassar.
Sebagai Makhluk ciptaan-nya penulis mempunyai keterbatasan dalam
proses penyusunan skripsi ini dan tidak lepas dari hambatan dan kesulitan yang
penulis hadapi, namun atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka
akhirnya semua bisa berjalan dengan baik.
Terima kasih yang tulus penulis persembahkan kepada yang terhormat: Ibu
dr. Hj. A. Indahwaty Sidin, MHSM Selaku Pembimbing I dan Prof. Dr. dr. H.
Alimin Maidin, MPH selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu
untuk membimbing serta memberikan petunjuk sebagai masukan dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Pemerintah Propinsi Maluku terkhusus Dinas Kesehatan yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk melanjutkan studi Strata I
vi
pada Universitas Hasanuddin Makassar serta bantuan Beasiswa dalam
rangka mendukung proses perkuliahan penulis selama ini
2. Pemerintah Daerah Kota Tual yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk melanjutkan pendidikan Strata I pada Universitas
Hasanuddin Makassar
3. Bapak Prof. DR. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.B, Sp.BO selaku Rektor
UNHAS dengan segenap birokrat institusi yang memberikan kesempatan
bagi penulis untuk menekuni Ilmu di Fakultas kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Prof. Dr.dr. H. Alimin Maidin, MPH, selaku Dekan FKM UNHAS
dan para wakil dekan, serta seluruh staf pengajar serta staf pegawai yang
telah memberikan kemudahan dan fasilitas kepada penulis selama
mengikuti pendidikan di Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin hingga selesai
5. dr. Hj. A. Indahwaty Sidin. MHSH selaku Ketua Bagian Manajemen
Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
6. Bapak Irwandy Kapalawi, SKM. MSc.PH. MARS, Dr. Mappeaty
Nyorong, MPH, dan Dr. dr. H. M. Tahir Abdullah, M.Sc. MSPH selaku
Penguji I, Penguji II, dan Penguji III yang telah banyak memberikan
saran dan kritik sebagai masukan dalam penulisan skripsi
7. Ibu Nur Arifah, SKM, MA. selaku TUTOR yang selalu membimbing dan
mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini
vii
8. Semua Dosen Jurusan Manajemen Rumah Sakit yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan
hingga selesai
9. Staf Managemen Rumah Sakit ( Pa Ruri, Mba Eda, mba Masna, dan mba
Ima), atas segala bantuan dalam hal administrasi selama ini
10. Pemerintah Daerah kabupaten Maluku Tenggara yang telah mengisinkan
penulis untuk melaksanakan penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah
Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara
11. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara beserta staf yang telah mengisinkan penulis
untuk melakukan penelitian selama kurang lebih 1 bulan
12. Teman-teman Tugas Belajar Manajemen Rumah Sakit Angkatan 2010 Pa
Agus, Ibu Ida, dan Ibu Ama yang selalu bersama-sama baik susah dan
senang dalam menghadapi perkuliahan hingga selesai
13. Teman-teman Tugas belajar Angkatan 10 yang berasal dari Propinsi
Maluku yang selalu membantu dalam suka dan duka selama proses
perkuliahan
Dengan segala kerendahan hati dan secara khusus yang tak terhingga
penulis haturkan kepada Alhm. Ayah Tercinta D. Kelmanutu yang dipanggil
pulang oleh Tuhan kepangkuannya pada tanggal 07 Desember 2011 sewaktu
penulis masih dalam proses perkuliahan. dan kepada Ibunda tercinta Ny. Delila
Zumitsu Yanada, yang penuh kasih sayang telah membesarkan, membimbing
terutama mendoakan penulis dari kecil sampai sekarang dengan keikhlasan dan
viii
cucuran keringat serta air mata memberikan dukungan secara moril dan material
selama penulis dalam proses pendidikan, demikian juga ucapan terima kasih
yang tulus kepada Alm. Mertua ibu. A. Silubun yang dipanggil pulang oleh
Tuhan Yesus pada tanggal 14 Maret 2011, sewaktu penulis masih dalam proses
perkuliahan juga. Dalam proses perkuliahan belum berakhir orang-orang yang
sangat penulis sayangi dan cintai sudah tiada, padahal masih banyak yang harus
penulis berikan kepada mereka tetapi Takdir berkata yang lain. Dan kepada
suami Tercinta Ir. Jacob Silubun, yang selalu setia dalam memberikan dukungan
dan semangat, DOA dan material untuk terselesaikannya perkuliahan ini, dan
Anakku Tercinta Yoan Avicenia Putri Silubun yang karena studi ini harus mama
tinggalkan. Serta untuk saudara-saudaraku ( kaka Jon, istri dan anak. Adik Nus,
Istri dan ke 2 anak. Adik Toni, Istri dan ke 2 anak. Serta adik bungsu Yuli,
suami dan anak) yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk Doa dan
bantuan dana, dan atas bantuan saudara-saudaraku penulis mengucapkan banyak
terima kasih.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan balasan atas semua
Amal baik yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan dan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran tetap penulis nantikan untuk kesempurnaan penulisan.
Makassar, 10 Mei 2013
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Mutu ......................................................... 13
B. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ............................................. 24
C. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Rawat Inap .............................. 30
D. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan ................................ 32
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ............................................. 38
x
B. Kerangka Operasional Penelitian ....................................................... 42
C. Sintesis Penelitian .............................................................................. 43
D. Pola Pikir Variabel yang Diteliti ........................................................ 46
E. Kerangka Konsep ............................................................................... 47
F. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif. ...................................... 48
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 54
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 54
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 54
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 56
E. Pengolahan Data ................................................................................ 57
F. Penyajian Data ................................................................................... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 59
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 61
C. Pembahasan ....................................................................................... 70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 93
B. Saran .................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Distribusi responden menurut kelompok umur pada unit rawat
inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013 ................................................................... 62
2. Distribusi responden menurut jenis kelamin pada unit rawat inap
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013 ................................................................... 63
3. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan pada unit
rawat inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara Tahun 2013 ...................................................... 63
4. Distribusi responden menurut pekerjaan pada unit rawat inap
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013 ................................................................... 64
5. Distribusi responden menurut variable ketepatan waktu di
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013 ................................................................... 65
6. Distribusi responden menurut variable informasi di RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013 66
7. Distribusi responden menurut variable hubungan antar manusia
di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku
Tenggara Tahun 2013 ................................................................... 67
8. Distribusi responden menurut variable kenyamanan di RSUD
Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
2013 ............................................................................................... 68
9. Distribusi responden menurut Mutu Pelayanan di RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013 69
xii
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI
1. ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
2. Assurance ( Jaminan atau Kepastian )
3. Accuracy ( Ketetapan )
4. Affordability ( Pembiayaan yang terjangkau oleh pasien )
5. Available ( Pelayanan kesehatan tersedia di masyarakat )
6. Acceptable ( Dapat diterima )
7. Appropriate ( Bersifat wajar )
8. Accesible ( Mudah dicapai )
9. Ambulatory/out patient services ( Pelayanan rawat jalan )
10. AVLOS ( Average Length Of Stay ) Artinya Rata-rata lamanya pasien di
rawat
11. BOR (Bed Occupancy Rate) artinya Angka pemanfaatan tempat tidur )
12. BTO (Bed Turn Over) artinya Berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
waktu tertentu
13. BSN ( Badan Standarisasi Nasional)
14. B ( Baik )
15. Basic health services ( Pelayanan kesehatan yang bersifat pokok )
16. Consistency ( Konsisten )
17. Continous ( Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan )
18. Comprehensive ( Menyeluruh )
19. Commitment ( Tanggung jawab )
20. Conformance to requirement ( sesuai dengan yang diisyaratkan atau
distandarkan )
21. Depkes ( Departemen Kesehatan )
22. Dependability ( Diandalkan atau kemampuan untuk dipercaya )
23. Empaty ( Empati )
24. Government hospital ( Rumah Sakit Pemerintah )
25. General hospital ( Rumah Sakit Umum )
26. Health ( Kesehatan )
27. Holistic approach ( Pendekatan yang menyeluruh )
28. IPM ( Indeks Pembangunan Manusia )
29. Institution ( Organisasi )
30. Integrated ( Terpadu )
31. In patient safety ( Bersifat rawat inap )
32. Kompetetif ( Pesaing )
33. Kuratif ( Pengobatan )
34. MENKES ( Menteri Kesehatan )
xiii
35. Medical services ( Pelayanan Kedokteran )
36. N ( Populasi )
37. n ( sampel )
38. Outcome ( Keluaran )
39. Public service ( Pelayanan Publik )
40. POLRI ( Polisi Republik Indonesia )
41. PNS ( Pegawai Negeri Sipil )
42. Provider ( Pemberi pelayanan kesehatan )
43. Preventif ( Pencegahan )
44. Promotif ( Peningkatan kesehatan )
45. Private hospital ( Rumah Sakit Swasta )
46. Public health service ( Pelayanan Kesehatan masyarakat )
47. Primary health service ( Pelayanan kesehatan tingkat pertama )
48. Performance ( Konsistensi kerja )
49. Quality ( Mutu )
50. RSUD ( Rumah Sakit Umum Daerah )
51. RI ( Republik Indonesia )
52. Reliability ( Kehandalan )
53. Responsiveness ( Cepat tanggap )
54. Rehabilitatif ( Pemulihan kesehatan )
55. Rigth the firs ( Tepat semenjak saat pertama jasa pelayanan diberikan )
56. Response time ( Waktu tanggap )
57. SDM ( Sumber Daya Manusia )
58. SKN ( Sistem Kesehatan Nasional )
59. SPK ( Sekolah Perawat Kesehatan )
60. SD ( Sekolah Dasar )
61. SLTP ( Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama )
62. SLTA ( Sekolah Lanjutan Tingkat Atas )
63. SK ( Surat keputusan )
64. SPM ( Standar Pelayanan Minimal )
65. SB ( Sangat Baik )
66. STB ( Sangat Tidak Baik )
67. Society ( Masyarakat )
68. Safety ( Keamanan )
69. Speciality hospital ( Rumah Sakit khusus )
70. Solo Practice ( Bersifat sendiri )
71. Service ( Pelayanan )
72. Secondary health service ( Pelayanan kesehatan tingkat kedua )
73. TOI ( Turn Over Interval ) Artinya Rata-rata waktu tunggu tempat tidur
dari pasien sebelumnya ke pasien berikut
xiv
74. THT ( Telinga Hidung Tenggorokan )
75. TB ( Tidak Baik )
76. Tangible ( Nyata )
77. Top referral hospital ( Pelayanan rujukan tertinggi )
78. Tertiary health services ( Pelayanan kesehatan tingkat ketiga )
79. UGD ( Unit Gawat Darurat )
80. UNHAS ( Universitas Hasanuddin )
81. UU ( Undang-undang )
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Uraian Rumus Stratifaid Random Sampling
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Master Tabel Penelitian
Lampiran 4. Hasil Analisis Data
Lampiran 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Penelitian
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas hasanuddin kepada Bupati Maluku Tenggara Cq.
Badan Kesatuan Bangsa, politik dan Perlindungan Masyarakat
Lampiran 7. Surat Pengantar Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan perlindungan Masyarakat kepada Direktur RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur
Lampiran 8. Surat Pengembalian telah melakukanan Penelitian dari RSUD
Karel sadsuitubun Langgur kepada Bupati Maluku Tenggara Cq.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Lampiran 9. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian dari Badan Kesatuan
Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat kepada Dekan
Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Lampiran 10. Daftar riwayat hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap sejak
Indonesia merdeka sudah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah diukur dari tingkat
pendidikan, status kesehatan dan pendapatan masyarakat. Ketiganya akan
menjadi ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah tersebut.
Peningkatan IPM di suatu wilayah akan meningkatkan jumlah masyarakat
kelas ekonomi menengah ke atas. Kelompok inilah yang akan menyuarakan
tuntutan tentang peningkatan mutu pelayanan publik (public services)
termasuk di bidang pelayanan kesehatan (Muninjaya, 2011).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Keberadaan pelayanan kesehatan tersebut
dipengaruhi oleh keberadaan unit pelayanan kesehatan itu sendiri, mulai dari
kondisi fisik bangunan, ketersediaan alat dan tenaga, serta manajemen
pelayanan termasuk didalamnya mutu pelayanan.
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi yang memberikan pelayanan
kesehatan, memiliki tanggung jawab yang sama dengan institusi pelayanan
kesehatan lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peran
tersebut saat ini makin menonjol mengingat munculnya perubahan-perubahan
pola penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi masyarakat.
2
Kesemua faktor tersebut turut mempengaruhi harapan masyarakat akan
pelayanan yang bermutu (Aditama, 2002).
Mengukur mutu pelayanan rumah sakit dilakukan secara tidak
langsung melalui petunjuk-petunjuk (indicator, kriteria, dan standar) yang
dianggap relevan dengan aspek-aspek tertentu yang ada perannya dalam
produksi jasa. Indikator pelayanan rumah sakit dipakai untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan (Jacobalis,1998)
Menurut Harold Koening HFZ, 1994 yang dikutip dari Susanto (2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit meliputi faktor internal dan eksternal rumah sakit. Faktor internal berasal
dari rumah sakit yang meliputi faktor input yakni SDM, Sarana dan Fasilitas,
dan faktor proses pelayanan yang meliputi pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan penunjang. Sedangkan faktor eksternal lebih kompleks tetapi
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kondisi pasien.Selain itu juga faktor-
faktor lain yang mempengaruhi BOR suatu rumah sakit seperti struktur
organisasi, budaya rumah sakit, standar pelayanan, demografi, dan lain-lain.
Menurut Philips Kotler (1994) yang dikutip dari Wijono 2008,
kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau output dari produk yang dirasakan
dalam hubungannya dengan harapan seseorang.
Ada tiga tingkat kepuasan, bila pelayanan yang kurang dari harapan
pasien tidak dipuaskan, bila pelayanan sebanding dengan harapan, pasien
puas, dan jika pelayanan melebihi harapan, pasien amat puas dan senang.
3
Kualitas atau mutu pelayanan dan kepuasan pasien mempunyai
hubungan yang sangat erat. Pelayanan Rumah Sakit yang berkualitas akan
memberikan kepuasan kepada pasien dan menjadi awal membangun hubungan
yang kuat untuk jangka waktu yang panjang. Dalam jangka waktu yang
panjang ikatan seperti ini memungkinkan rumah sakit untuk memahami
dengan seksama harapan pasien serta kebutuhan mereka.Ikatan tersebut
memberikan keuntungan bagi rumah sakit berupa finansial dan juga pasien
dengan kesembuhannya. (Laksono, 2008)
Outcome dari proses pelayanan rumah sakit merupakan tingkat
kesesuaian dengan persyaratan. Total quality service merupakan konsep
tentang bagaimana menanamkan mutu pelayanan pada setiap fase
penyelenggaraan jasa yang melibatkan semua personel yang ada dalam
organisasi. Dan mutu itu dapat diukur dengan beberapa dimensi, sehingga
dimensi-dimensi ini bisa dianalisis apakah suatu produk atau pelayanan yang
diberikan sudah bermutu ataukah tidak ( Hardiana,2005).
Seperti beberapa dimensi kualitas jasa yang diteliti oleh Parasuraman,
Zeithamal dan Berry (1988), mereka menganalisis 5 (lima) dimensi kualitas
jasa yang dikenal dengan ServQual.Kelima dimensi mutu itu adalah:
1. Reliability ( Kehandalan )
2. Assurance ( Jaminan atau kepastian )
3. Tangible ( Nyata )
4. Empathy (Empati)
5. Responsiveness ( Cepat tanggap )
4
Sedangkan menurut Teori L.D Brown (Pohan,2006) yang penulis
gunakan sebagai kerangka pikir penelitian karena, terdapat sepuluh dimensi
mutu barang dan jasa yang bersifat multidimensi. Sepuluh dimensi mutu
tersebut adalah; Dimensi kompetensi teknis, keterjangkauan atau akses,
efektifitas, efisiensi, kesinambungan, keamanan, kenyamanan, informasi,
ketepatan waktu, dan hubungan antar manusia.Pada dimensi-dimensi ini
merupakan suatu kerangka pikir yang dapat digunakan dalam menganalisis
masalah mutu layanan kesehatan yang sedang dihadapi dan kemudian mencari
solusi yang diperlukan untuk dapat mengatasinya. Dan jika terjadi
ketidakpuasan pasien. Maka analisis dapat dilakukan terhadap setiap dimensi,
dan setelah diketahui dimensi mutu yang belum/tidak terpenuhi, maka solusi
yang tepat akan dapat ditentukan, kemudian dilakukan analisis terhadap
standar layanan kesehatan yang digunakan.
Dari berbagai pendapat para peneliti mutu tersebut dapat dikatakan
bahwa dimensi kualitas pelayanan akan tergantung pada jenis pelayanan yang
akan diberikan dan dinilai, semua itu akan berbeda tergantung dimensi-
dimensi mutu pelayanan yang diterapkan.
Menurut Azwar (2010), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa
pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.
5
Tuntutan pasien terhadap pelayanan yang bermutu merupakan salah
satu tantangan yang harus dihadapi oleh rumah sakit, karena dikatakan
bermutu jika penyampaiannya yang dirasakan melebihi harapan para
penggunaannya atau pelayanan yang memuaskan. Pasien adalah pelanggan
utama rumah sakit yang menjadi fokus semua bentuk pelayanan rumah sakit
dan pasien akan memberikan penilaian berdasarkan pelayanan yang
diterimanya dan bertindak atas dasar kepuasannya. Puas atau tidak puasnya
pasien tergantung pada penampilan jasa pelayanan yang ditawarkan dalam
hubungannya dengan harapannya. (Wijono,2008).
Karena pentingnya menjaga mutu pelayanan pada unit rawat inap,
maka telah banyak penelitian yang meneliti tentang mutu pelayanan unit rawat
inap di rumah sakit, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Magrib
(2002) di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menyatakan bahwa 38,75%
responden yang mengatakan keadaan kamar baik, sedangkan 61,25% lainnya
mengatakan keadaan kamar pasien kurang. Menjaga kondisi kamar dan sekitar
sangatlah penting. karena kondisi kamar perawatan sangat berhubungan
dengan keselamatan pasien yang merupakan salah satu dimensi mutu
pelayanan di rumah sakit.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Syahruddin (2003) di
rumah sakit Lamaddukkelleng mengemukakan bahwa mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan pada pasien rawat inap umumnya masih kurang
terutama dari dimensi kenyamanan 37,33% dan keadaan kamar pasien
18,12%.
6
Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Irviani (2011) di
Rumah Sakit H. Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar menyatakan
bahwa 31% responden yang menyatakan puas dan 69% yang menyatakan
tidak puas terhadap kenyamanan.
Lebih lanjut, hasil penelitian Bank Dunia di Indonesia (1998) yang
dikutip dalam Rasak, 2010 menunjukkan bahwa salah satu penyebab
rendahnya pemanfaatan rumah sakit oleh masyarakat adalah mutu pelayanan
yang rendah, khususnya bila dikaitkan dengan pelayanan spesialistik yang ada
dan profesionalisme.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan
bahwa peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah
sakit jika ditinjau dari dimensi mutu pelayanan, masih relatif rendah.
Tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit oleh pasien (BOR:Bed
Occupacy Rate) merupakan salah satu outcome dari proses penyelenggaraan
pelayanan kesehatan oleh rumah sakit, dan BOR (Angka penggunaan tempat
tidur) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu
dengan nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
RI,2005).
Berdasarkan data, dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Karel
Sadsuitubun Langgur kurun waktu tiga tahun terakhir (2009-2011) ada yang
mencapai standar indikator pelayanan, dan ada yang belum mencapai target
tersebut.
7
Rendahnya BOR yang dicapai sebenarnya menggambarkan bahwa
mutu pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan belum sesuai harapan
pelanggan. Oleh karena itu sebagai konsekwensinya jika angka BOR rendah
maka pihak manajemen rumah sakit yang bersangkutan harus meningkatkan
mutu pelayanan pada pasien. (Choerunnisa,2008)
Maka dapat diuraikan Data kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur tertera sebagai berikut:
Tabel 1
DATA KINERJA RSUD KAREL SADSUITUBUN LANGGUR
KABUPATEN MALUKU TENGGARA
TAHUN 2011
No Indikator 2009 2010 2011 Standar
Depkes
1 BOR 68,10% 60 % 49,6% 60-85%
2 TOI 2 Hr 3 Hr 3 Hr 1-3 Hr
3 BTO 50 Kl 48,5 Kl 32,36 Kl 40-50 Kali
4 LOS 4 Hr 4.5 Hr 5 Hr 6-8 Hr
Sumber: Profil RSUD K.S Langgur
8
Dari Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian indikator yang
dicapai oleh rumah sakit jika dibandingkan dengan nilai ideal indikator
menurut Depkes 2005 telah menunjukan keadaan yang cukup
menggembirakan kecuali BOR terjadi penurunan pada tahun 2011,
sedangkan TOI, BTO, dan LOS dalam batas normal.
Indikator peningkatan pelayanan dalam merespon setiap keluhan perlu
diwaspadai manajemen rumah sakit. Ada kemungkinan bahwa hal-hal
tersebut diatas dikarenakan pelayanan rawat inap belum seperti yang
diharapkan pengguna jasa pelayanan kesehatan dan bisa jadi pasien tidak
merasa puas atas pelayanan yang diterima. Karena secara tidak langsung
pasien yang mempunyai persepsi mutu pelayanan yang buruk akan
menceritakan pengalamannya kepada 8-10 orang, bahkan 1-5 pasien yang
tidak puas akan menceritakan masalahnya kepada 20 temannya (Robins,
Stephan dkk, 1999) yang dikutip dalam Rasak, (2010)
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur merupakan rumah sakit milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara yang menjadi pusat rujukan
di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. RS ini merupakan rumah
sakit Tipe C. Adapun VISI dari rumah sakit Karel Sadsuitubun Langgur
adalah” Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan yang Profesional dan
Kompetitif “. serta MOTTO “ Kepuasan Anda adalah Kebahagian Kami”.
Dengan demikian Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur harus
memberikan pelayanan yang memuaskan dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan bagi pasien/pelanggan, sehingga pasien akan merasa puas dengan
9
pelayanan yang diberikan, terutama untuk pelayanan dasar yang bersifat
pokok seperti Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat,
Kebidanan/Kandungan, juga memberikan pelayanan penunjang serta
pelayanan rujukan.
Mutu pelayanan yang rendah akan mengakibatkan ketidakpuasan
pelanggan yang berakibat munculnya berbagai keluhan. Keluhan yang terjadi
disebabkan karena ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dan kenyataan
yang dialaminya.
Dan masih terdapat keluhan-keluhan yang disampaikan olah pasien
maupun keluarga pasien RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, seperti pasien
yang masuk di bagian UGD yang harus diberi pertolongan secepatnya, namun
petugas agak lambat dalam pemberian pelayanan. Selain itu beberapa Toilet
dan WC belum berfungsi dengan baik, sehingga mengakibatkan belum ada
rasa aman dan nyaman bagi pasien rawat inap. (Koran Vox Pupoli,2011)
Keluhan yang sama disampaikan oleh salah seorang pasien rawat inap
ruang perawatan bangsal yang dirawat pada bulan September 2012 bahwa
pada ruang perawatan tersebut tidak ada air, sehingga pasien meminta untuk
dipindahkan ke ruang yang lain, namun pada ruang perawatan tersebut justru
sebaliknya, air mengalir secara terus menerus, ternyata kran air sudah tidak
berfungsi dengan baik.
Menurut Pohan (2006), kenyamanan terkait dengan penampilan fisik
layanan kesehatan. Kenyamanan atau kenikmatan dapat menimbulkan
kepercayaan pasien kepada organisasi layanan kesehatan. Kenyamanan pasien
10
terhadap layanan kesehatan mempengaruhi pasien sehingga mendorong pasien
untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut.
Hal inilah kemudian yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti
tentang mutu pelayanan kesehatan pada unit rawat inap RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur dilihat dari sepuluh dimensi mutu pelayanan
berdasarkan dimensi mutu yang dipaparkan oleh L.D. Brown, untuk
pengembangan pelayanan kesehatan dimasa mendatang.
Maka untuk penelitian, peneliti akan membatasi penelitian dengan
menggunakan empat variabel yakni: Ketepatan waktu, Informasi, Hubungan
antar manusia, dan Kenyamanan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran mutu pelayanan unit rawat inap rumah sakit
umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ditinjau dari dimensi ketepatan
waktu, informasi, hubungan antar manusia, dan kenyamanan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan kesehatan pada pasien di
unit rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur.
11
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan pada unit rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ditinjau dari
dimensi ketepatan waktu (Perjanjian tepat waktu, tepat waktu
melakukan visite, tepat waktu pemberian pelayanan)
b. Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan pada unit rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ditinjau dari
dimensi informasi (Informasi tindakan dokter/perawat, jam
berkunjung, biaya layanan, jam visite dokter)
c. Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan pada unit rwat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ditinjau dari
dimensi hubungan antar manusia (Petugas ramah, tanggap terhadap
keluhan, menghargai, peduli)
d. Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan pada unit rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur ditinjau dari
dimensi kenyamanan (Kebersihan lingkungan, ruang perawatan,
tersedia tempat sampah, air yang tercukupi)
D. Manfaat
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
merupakan bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.
12
2. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengambil kebijakan
dalam pengambilan keputusan, khususnya yang menyangkut mutu
pelayanan kesehatan pada rumah sakit
3. Manfaat Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam memperluas
pengetahuan dan wawasan tentang mutu pelayanan kesehatan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Mutu
1. Pengertian Mutu
Mutu adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan
para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan (Azwar,2010).
Menurut Garvin (1988) mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk juga harus
berubah atau disesuaikan (Nasution, 2001)
Mutu adalah Nilai total suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan produk dan pelayanan tersebut dalam
memenuhi kebutuhan pasien (American Society for Quality Control).
Peningkatan Mutu Pelayanan adalah memberikan pelayanan secara efisien
dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
(Nursalam,2011).
14
Menurut Goetsch dan Davis (1994:4) yang dikutip dari Siswanto
2010, mutu (quality) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan. Definisi ini didasarkan atas elemen sebagai berikut:
1. Mutu meliputi usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan
2. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan
3. Mutu merupakan kondisi yang selalau berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan mutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu
pada masa yang akan datang).
Menurut Wijono (1997) Mutu pelayanan kesehatan yang sering juga
diartikan mutu pemeliharaan kesehatan atau mutu perawatan yang menjadi
acuan pelaksanaan operasional sehari-hari adalah derajat terpenuhinya
standar profesi yang baik dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-
hasil seperti yang diharapkan yang menyangkut pelayanan diagnosa,
prosedur atau tindakan pemecahan masalah klinis.
Mutu pelayanan rumah sakit menurut Direktorat Pelayanan medik
adalah suatu derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan
15
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat
konsumen (Depkes,1988)
Menurut Donabedian, mutu pelayanan dapat diukur dengan
menggunakan tiga variabel, yaitu Input, Proses, dan Output/outcome, yang
penjelasannya sebagai berikut:
1. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi,
organisasi, dan informasi
2. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien dan masyarakat). Dan setiap tindakan pelayanan
harus selalu mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien.
3. Output adalah hasil pelayanan kesehatan berupa perubahan yang
terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen.
(Nursalam,2011)
Menurut Azwar (2010), beberapa batasan mutu pelayanan yang
dipandang cukup penting adalah:
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang
sedang diamati
b. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program
c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa,
yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna
d. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
16
Dari batasan ini, dapat dipahami bahwa mutu pelayanan hanya
dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik
terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, wujud serta ciri-ciri pelayanan
kesehatan, dan ataupun kepatuhan terhadap standar pelayanan. Dalam
praktek sehari-hari melakukan penialaian ini tidaklah mudah. Penyebab
utamanya ialah karena mutu pelayanan tersebut bersifat multi-
dimensional. Sebab setiap orang, memberikan penilaian tergantung cara
pandang dari latar belakang dan kepentingan masing-masing,yang dapat
melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda.
Dalam Azwar (2010), menyatakan bahwa masalah mutu akan
muncul apabila unsur masukan, proses, lingkungan serta keluaran
menyimpang dari standar yang telah ditetapkan. Beberapa batasan standar
yang dipandang cukup penting adalah:
a. Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sebagai pusat penerimaan minimal
b. Standard adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan
yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah
ditetapkan
c. Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi
oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang
diselenggarakan
17
d. Standar adalah tujuan produksi yang numerik, lasimnya ditetapkan
secara sendiri namun bersifat mengikat, yang dipakai sebagai pedoman
untuk memisahkan yang tidak dapat diterima atau buruk dengan yang
dapat diterima atau baik
Dari beberapa batasan standar yang telah disampaikan diatas
sekalipun rumusannya berbeda, namun pengertian yang terkandung
didalamnya adalah sama, yakni mutu menunjuk pada tingkat ideal tercapai
yang diinginkan.
2. Perspektif mutu
Menurut hasil penelitian Robert dan Prevost dalam buku (Azwar,
2010) terdapat perbedaan dimensi dalam menilai masalah mutu pelayanan
kesehatan, diantaranya:
a. Bagi pemakai jasa pelayanan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan
petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi petugas
dengan pasien, keprihatinan serta keramah-tamahan petugas melayani
pasien dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh
pasien.
b. Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian
pelayanan yang diselenggarakan dengan perkembangan ilmu dan
teknologi mutakhir dan atau profesi dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
18
c. Bagi penyandang dana kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efisiensi pemakai
sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan atau kemampuan
pelayanan kesehatan mengurangi kerugian penyandang dana pelayanan
kesehatan.
Sedangkan menurut Pohan (2006) dalam bukunya “Jaminan mutu
layanan kesehatan”, menerangkan bahwa perspektif mutu pelayanan
kesehatan dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu:
a. Perspektif pasien/masyarakat
Pasien atau masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu
sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan
yang dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan
santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya
serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pandangan
pasien/masyarakat ini sangat penting karena pasien yang merasa puas
akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali.
b. Perspektif pemberi layanan kesehatan
Pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan
yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau
protokol, kebebasan profesi dalam setiap melakukan layanan kesehatan
sesuai dengan teknologi kesehatan mutakhir dan bagaimana keluaran
(outcome) atau hasil layanan kesehatan itu.
19
c. Perspektif penyandang dana
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan
kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efisien
dan efektif. Pasien diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu
sesingkat mungkin sehingga biaya layanan kesehatan dapat menjadi
efisien. Kemudian upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
akan digalakkan agar penggunaan layanan kesehatan penyembuhan
semakin berkurang.
d. Perspektif pemilik sarana layanan kesehatan
Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan
kesehatan yang bermutu merupakan layanan kesehatan yang
menghasilkan pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional
dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif layanan kesehatan yang masih
terjangkau oleh pasien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya ketika
belum terdapat keluhan pada pasein/masyarakat.
e. Perspektif administrator layanan kesehatan
Administrator layanan kesehatan walau tidak langsung memberikan
layanan kesehatan, ikut bertanggungjawab dalam masalah mutu
layanan kesehatan. Kebutuhan akan supervisi, manajemen keuangan
dan logistik akan memberikan suatu tantangan dan kadang-kadang
administrator layanan kesehatan kurang memperhatikan prioritas
sehingga timbul persoalan dalam layanan kesehatan. Pemusatan
perhatian terhadap beberapa dimensi mutu layanan kesehatan tertentu,
20
akan membantu administrator layanan kesehatan dalam menyusun
prioritas dan dalam menyediakan fasilitas yang menjadi kebutuhan dan
harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan.
Mutu layanan kesehatan akan selalu menyangkut dua aspek, yaitu
pertama, aspek teknis dari penyedia layanan kesehatan itu dan kedua,
aspek kemanusiaan yang timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi
antara pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan kesehatan.
Interaksi pribadi tersebut akan dapat memengaruhi penilaian terhadap
mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan ( Pohan, 2006).
3. Dimensi Mutu Layanan Kesehatan
Menurut Teori L.D.Brown (Pohan,2006) Mutu layanan kesehatan
bersifat multidimensi dan Dimensi Mutu layanan kesehatan itu antara lain:
a. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan dan
penampilan petugas, manajer, dan staf pendukung. Kompetensi teknis
berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar
pelayanan yang telah ditetapkan dalam hal dapat
dipertanggungjawabkan atau diandalkan (dependability), ketetapan
(accuracy), ketahanan uji (reliability) dan konsistensi (consistency).
Dimensi ini relevan untuk pelayanan klinis maupun non-klinis.
Kurangnya kompetensi teknis dapat bervariasi dari penyimpanan kecil
dari prosedur standar sampai kesalahan yang besar yang menurunkan
efektivitas dan membahayakan pasien.
21
b. Keterjangkauan atau akses terhadap pelayanan
Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan
geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau hambatan bahasa.
Akses geografis dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu
perjalanan dan hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang
untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan
dengan kemampuan memberikan pelayanan kesehatan yang
pembiayaannya terjangkau pasien (affordability). Akses sosial atau
budaya berkaitan dengan diterimanya pelayanan yang dikaitkan
dengan nilai budaya, kepercayaan dan perilaku. Akses organisasi
berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur untuk kenyamanan
pasien, jam kerja klinik, waktu tunggu. Akses bahasa berarti bahwa
pelayanan diberikan dalam bahasa atau dialek setempat yang dipahami
pasien.
c. Efektifitas
Layanan kesehatan harus efektif, artinya harus mampu mengobati atau
mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit serta
berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang ada. Efektifitas
bergantung pada bagaimana standar layanan kesehatan digunakan
dengan tepat, konsisten, dan sesuai dengan situasi setempat.
d. Efisiensi
Efisiensi layanan kesehatan sangat penting. Layanan kesehatan yang
efisien dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat karena
22
efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apabila
sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan
yang efesien akan memberikan perhatian yang optimal daripada
memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas
akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumberdaya yang
dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif
atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan
cara ini, kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya. Pelayanan
yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak perlu
terjadi dan kurang nyamannya pasien, seringkali mahal dan memakan
waktu lama untuk memperbaiki.
e. Keamanan
Sebagai salah satu dimensi dari mutu, keamanan (safety) berarti
mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain
yang berkaitan dengan pelayanan. Keamanan pelayanan melibatkan
petugas dan pasien. Dan Pasien harus dilindungi disamping itu, juga
ada unsur keamanan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas atau
rumah sakit, misalnya jika ruang tunggu pasien yang punya risiko
infeksi biasa ditulari pasien infeksi lain jika tidak diambil tindakan
pengamanan.
f. Kenyamanan
Keramahan/kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
tidak berhubungan langsung dengan efektifitas klinis, tetapi dapat
23
mempengaruhi kepuasan pasien untuk kembali ke fasilitas kesehatan
guna memperoleh pelayanan berikutnya. Kenyamanan juga penting
karena dapat mempengaruhi kepercayaan pasien dalam pelayanan
kesehatan.
g. Informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi
yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan
kesehatan itu akan dan/atau telah dilaksanakan. Dimensi informasi ini
sangat penting pada tingkat puskesmas dan rumah sakit.
h. Ketepatan Waktu
Agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu
dan cara yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, dan
menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang
efesien (tepat).
i. Hubungan Antar Manusia
Dimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan interaksi antara
petugas kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim
kesehatan dengan masyarakat. Hubungan antar manusia yang baik
menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara menghargai,
menjaga rahasia, menghormati, responsif, memberikan perhatian,
mendengarkan keluhan dan berkomunikasi dengan baik.
Menurut Parasuraman et al. Dimensi mutu terbagi menjadi 5
dimensi (ukuran) kualitas jasa/pelayanan, yaitu:
24
1. Realibility (keandalan): dimensi mutu pelayanan yang berupa
kemampuan untuk memberikan pelayanan/jasa yang telah dijanjikan
secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat)
2. Assurance (kepastian): dimensi mutu pelayanan yang mencakup
pengetahuan dan keramah-tamahan para karyawan dan kemampuan
mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko atau keragu-raguan
3. Tangible (berwujud): dimensi mutu pelayanan yang meliputi
penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan peralatan
komunikasi
4. Empaty (empati): dimensi mutu pelayanan yang meliputi pemahaman
pemberian perhatian secara individu kepada pelanggan, kemudahan
dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pelanggan (Asmita,2008)
5. Responsiveness (cepat tanggap): dimensi mutu pelayanan tentang
kemauan untuk membantu pelanggan (pasien) dan menyediakan
jasa/pelayanan yang cepat dan tepat
B. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang parmanen
menyelenggarakan Pelayanan Kedokteran, Asuhan Keperawatan yang
25
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien (Azwar 2010).
Menurut Wolper dan Pena (1987) Rumah Sakit adalah tempat
dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat,
dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan (Azwar
2010).
Rumah Sakit adalah organisasi atau institusi yang
menyelenggarakan pelayanan medis (rawat jalan dan rawat inap) dan
penunjang medis dan nonmedis kepada individu dan masyarakat secara
menyeluruh (preventif, kuratif, promotif, rehabilitatif) dan
menyelenggarakan sistem rujukan. (Widajat 2009)
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, menyatakan
bahwa Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
2. Fungsi Rumah Sakit
Tujuan pengelolaan Rumah Sakit agar mengahsilkan produk jasa
atau pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan
harapan pasien dari berbagai aspek, menyangkut mutu (medis dan non
26
medis), jenis pelayanan, prosedur pelayanan, harga dan informasi yang
dibutuhkan (Supriyanto, 2010).
Dalam Undang-Undang tentang Rumah sakit Nomor 44 tahun
2009 untuk menjalankan tugas, rumah sakit mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dan pemberian pelayanan
kesehatan, dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
3. Jenis Rumah Sakit
Sesuai dengan perkembangan pada saat ini Rumah Sakit dapat
dibedakan atas beberapa macam yakni:
a. Menurut Pemilik
27
Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit
pemerintah (government hospital) dan Rumah Sakit Swasta (private
hospital)
b. Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan
Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit
Umum (general hospital) jika semua jenis pelayanan yang
diselenggarakan, serta Rumah Sakit Khusus (speciality hospital) jika
hanya satu jenis pelayanan kesehatan saja yang diselenggarakan.
c. Menurut lokasi Rumah Sakit
Rumah Sakit dapat dibedakan atas beberapa macam yang kesemuanya
tergantung dari pembagian sistem pemerintah yang dianut. Misalnya
Rumah Sakit Pusat jika lokasinya di Ibukota Negara, Rumah Sakit
Propinsi jika lokasinya di Ibukota Propinsi dan Rumah Sakit
Kabupaten jika lokasinya di Ibukota Kabupaten. (Azwar,2010)
4. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah Sakit di Indonesia dibedakan atas lima macam, yakni:
a. Rumah Sakit Kelas A
Rumah Sakit Kelas A adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan
Pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis luas. Oleh
Pemerintah Rumah Sakit Kelas A ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut pula
sebagai Rumah Sakit Pusat.
b. Rumah Sakit Kelas B
28
Rumah Sakit Kelas B adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan
Pelayanan Kedokteran Spesialis luas dan Subspesialis terbatas.
Perencanaannya Rumah Sakit Kelas B didirikan disetiap Ibukota
Propinsi, yang menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit
Kabupaten.
c. Rumah Sakit Kelas C
Rumah Sakit Kelas C adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan
Pelayanan Kedokteran Spesialis terbatas. Pelayanan Spesialis yang
disediakan yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah,
pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
d. Rumah Sakit Kelas D
Rumah Sakit kelas D adalah Rumah Sakit yang bersifat transisi, karena
pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas C.
Rumah Sakit Kelas D memberikan pelayanan Kedokteran Umum dan
Kedokteran gigi.
e. Rumah Sakit kelas E
Rumah Sakit kelas E adalah Rumah Sakit Khusus yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja.
Misalnya Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru,
Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Jantung, dan Rumah Sakit Ibu dan
Anak.
29
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah
Sakit, rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis pelayanan dan
pengelolaannya sebagai berikut:
a. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus,
yaitu:
1) Rumah Sakit umum, memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit
2) Rumah Sakit Khusus, memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
b. Klasifikasi berdasarkan pengelolaan Rumah Sakit dapat dibagi menjadi
Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit privat, yaitu:
1) Rumah Sakit publik, dapat dikelola oleh pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba
2) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah
Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan layanan
Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
3) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah
Daerah, tidak dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit privat
4) Rumah Sakit privat, dikelola oleh badan hukum dengan tujuan
profit yang berbentuk perseorangan terbatas atau Persero.
30
C. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Rawat Inap
1. Pengertian Rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan pasien untuk observasi,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan
kesehatan lainnya dengan menginap di rumah sakit (Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 560/Menkes/SK/IV/2003)
Rawat inap menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
582 tahun 1997 adalah pelayanan terhadap orang masuk rumah sakit dan
menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, perawatan, diagnostik,
pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya. Dan
kelas-kelas yang ditetapkan adalah; Kelas III A, Kelas III B, Kelas II,
Kelas I, Kelas utama/VIP. Perbedaan diantara kelas-kelas rawat inap ini
biasanya berdasarkan besarnya biaya atau tarif yang dikeluarkan pasien.
Dan pasien memiliki hak dalam menentukan kelas perawatan yang
diinginkan.
Adapun Prosedur pelayanan yang dilakukan terhadap pasien di
ruang rawat inap antara lain yaitu (Tay, 2008):
1. Perawat yang diruang rawat melakukan pelaksanaan penerimaan
pasien baru yang meliputi :
a. Memeriksa kelengkapan berkas catatan medik pasien
b. Melakukan anamnesis
c. Memeriksa ulang hasil pemeriksaan pasien yang telah dikerjakan
dipoliklinik antara lain pemeriksaan laboratorium, rontgen, dll
31
d. Mengukur tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, berat badan, dan
lain-lain sesuai keadaan pasien.
2. Dokter ruangan/jaga melakukan pemeriksaan untuk menegakkan
diagnosa dan mencatatnya kedalam berkas catatan medik pasien.
3. Perawat melaksanakan:
a. Tindakan perawatan sesuai dengan program pengobatan serta
melaksanakan tindakan perawatan sesuai kebutuhan, selanjutnya
mencatat tindakan yang dilakukan pada lembar catatan perawat
b. Program orientasi pada pasien dan keluarga meliputi; penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, keadaan
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari
c. Membuat dan mengisi daftar permintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa ulang pada
saat penyajian sesuai dengan dietnya
4. Bila dianggap perlu pasien ditunggu oleh keluarga dan diberikan kartu
izin menunggu pasien minimal dua orang
2. Tujuan Rawat Inap
Tujuan dan kebijaksanaan unit rawat inap adalah :
a. Memberikan akomodasi/fasilitas dan perawatan medis secepat
mungkin kepada pasien.
b. Memberikan pelayanan kesehatan secara optimal kepada pasien sesuai
kebutuhan.
32
c. Adanya surat pengantar dokter untuk rawat inap.
d. Adanya tempat tidur yang tersedia sesuai dengan kebutuhan.
Adapun pelayanan rawat inap yang diberikan kepada pasien rawat
inap mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Pemeriksaan keadaan umum pasien oleh dokter dan perawat untuk
mengetahui pengaruh obat-obatan kepada pasien.
b. Tindakan terapi oleh dokter dan perawat sebagai upaya pengobatan
dan perawatan serta penyuluhan.
c. Pelayanan keperawatan berupa pemeliharaan sarana pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan lainnya yang dapat memberikan kenyamanan,
kesejahtraan dan ketentraman pasien.
D. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat (Chayatin, 2009).
Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) adalah
bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya
adalah masyarakat. Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat
menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah
33
dalam pelayanan kesehatan masyarakat umumnya adalah besar
(Azwar,2010).
2. Bentuk dan Jenis Pelayanan Kesehatan
Menurut pendapat Hodgetts dan Cacio (1983) adalah:
a. Pelayanan Kedokteran; pelayanan kesehatan yang termasuk dalam
kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan
cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi (institution), tujuan
utamanya untuk perseorangan dan keluarga.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat; pelayanan kesehatan yang termasuk
dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara
bersama-sama dalam suatu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. (Chayatin,
2009).
Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan
kesehatan masyarakat, namun untuk disebut sebagai pelayanan kesehatan
yang baik, keduanya harus memilki persyaratan pokok. Syarat pokok yang
dimaksud adalah:
a. Tersedia dan berkesinambungan; syarat pokok pertama pelayanan
kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus
tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan
34
(continous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaanya di
masyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar; syarat pokok kedua pelayanan kesehatan
yang baik adalah dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta
bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut
tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat,
kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat
tidak wajar, bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
c. Mudah dicapai; syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang
baik adalah yang mudah dicapai (accesible) oleh masyarakat.
Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut
lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan
yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting. Pelayanaan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah
perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan,
bukan pelayanan kesehatan yang baik.
d. Mudah dijangkau; syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang
baik adalah yang mudah dijangaku (affordable) oleh masyarakat.
Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini adalah terutama dari
sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus
dapat diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
35
kemampuan ekonomi masayarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal
dan karena itu hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil
masyarakat saja, bukan pelayanan kesehatan yang baik.
e. Bermutu; syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah
yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud disini adalah
yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai
jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan. (Azwar,2010)
3. Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu
Menyadari bahwa pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak bukan
pelayanan kesehatan yang baik, maka berbagai pihak berupaya mencari
jalan keluar yang sebaik-baiknya. Salah satu jalan keluar tersebut ialah
memperkenalkan kembali bentuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh
dan terpadu (comprehensive and integrated health services).
Pengertian pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu ada
dua macam menurut (Somers dan Somers,1974).yaitu:
a. Pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan berbagai upaya
kesehatan yang ada di masyarakat yakni pelayanan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila kelima
jenis pelayanan ini diselenggarakan secara bersamaan.
36
b. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach). Jadi tidak hanya memperhatikan keluhan penderita
saja, tetapi juga berbagai latar belakang sosial ekonomi,sosoal budaya,
dan sosial psikologi.
4. Tingkatan pelayanan kesehatan
Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap Negara tidaklah
sama, dan Secara umum strata pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam yakni:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama; yang dimaksud dengan
pelayanan tingkat pertama (primary health services) adalah pelayanan
kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada
umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan
rawat jalan (ambulatory/ out patient services).
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan tingkat kedua (secondary health services) adalah pelayanan
kesehatan lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient services)
dan untuk menyelenggarakannya dibutuhkan tersedianya tenaga-tenaga
spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingakt ketiga; yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) adalah pelayanan
37
kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan
oleh tenaga-tenaga subspesialis.
Pelayanan kesehatan akan dirasakan berkualitas oleh para
pelanggannya jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan para
pengguna layanan. Penilaian para pengguna jasa pelayanan ditujukan
kepada penyampaian jasa, kualitas pelayanan, atau cara penyampaian jasa
tersebut kepada para pemakai jasa.
Kualitas jasa pelayanan kesehatan akan sangat ditentukan apabila
kebutuhan atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima
tepat waktu. Untuk itu para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus
mampu memenuhi harapan pengguna jasa (Muninjaya, 2004).
38
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Rumah Sakit sebagai lembaga dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) mengemukakan tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat.
Karenanya pengembangan dan penyelenggaraannya perlu diarahkan pada
tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yaitu peningkatan derajat
kesehatan yang optimal.
Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, maka dilakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan. Akan tetapi agar
pelayanan tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan maka pelayanan
kesehatan harus bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu secara umum
dapat diartikan sebagai tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dan dapat memuaskan rata-rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan etika dan standar profesi yang ditetapkan.
(Azwar,2010)
Penampilan pelayanan kesehatan terkait dengan mutu tidak hanya
dipandang dari segi bangunan, sarana dan prasarana tempat pelayanan
kesehatan, namun bagi pasien mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan
penyakit, meningkatnya derajat kesehatan atau kesegaran, kenyamanan,
hubungan antar manusia, waktu tunggu, dan kepuasan terhadap lingkungan
fisik, Puskesmas, Rumah Sakit, atau Klinik. (Wijono,1999)
39
Harapan pasien/masyarakat terhadap layanan kesehatan itu sendiri
telah berubah dan akan selalu berubah. Oleh karena itu, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dalam setiap penyelenggaraan kesehatan harus dilakukan
Pohan (2006) dalam bukunya Jaminan Mutu Layanan Kesehatan
mengungkapkan bahwa berdasarkan teori L.D. Brown terdapat sepuluh
dimensi mutu layanan kesehatan dan pada penelitian ini peneliti membatasi
untuk membahas empat dimensi yaitu: ketepatan waktu, informasi, hubungan
antar manusia, dan kenyaman yang kesemuanya diukur dari sudut pandang
pasien dengan uraian sebagai berikut:
1. Ketepatan waktu
Agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan dalam waktu dan
cara yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, dan menggunakan
peralatan dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang efisien (tepat).
2. Informasi
Informasi berkaitan dengan semua jenis berita dan informasi pelayanan
kesehatan yang diterima oleh pasien. Semakin jelas dan semakin baik
informasi yang diterima oleh pasien maka semakin puas pasien tersebut
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Informasi tersebut
diantaranya mengenai biaya pelayanan, kunjungan visite dokter, tindakan
dokter/ perawat, dll.
3. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia merupakan hubungan yang terjadi antara petugas
kesehatan dan pasien atau keluarga. Hubungan akan terbangun jika
40
petugas kesehatan memberikan perlakuan yang sesuai dengan harapan
pasien. Hubungan antar manusia yang baik akan memberikan rasa
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Sehingga tumbuh
kepercayaan pada pasien dan akan menimbulkan minat kembali terhadap
pelayanan kesehatan tersebut. Hubungan antar manusia yang baik akan
menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling
menghargai, saling menghormati, responsif, memberi perhatian,
ketanggapan dokter/perawat, dalam proses pelayanan yang diberikan
terhadap pasien.
4. Kenyamanan
Kenyamanan berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan tidak
berhubungan langsung dengan efektivitas klinis. Semua kondisi dan
suasana yang dirasakan pasien baik dari kondisi kamar dan fasilitas ruang
rawat inap turut mempengaruhi kepercayaan pasien terhadap pelayanan
kesehatan tersebut sehingga mendorong pasien untuk dapat berobat
kembali ke tempat tersebut. Yang dapat dijabarkan dalam pertanyaan
tentang kebersihan ruangan, kebersihan toilet, kebersihan tempat tidur,
persediaan air yang tercukupi, ketersediaan tempat sampah.
Pelayanan kesehatan yang dirasakan berkualitas oleh para
pelanggannya jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan pengguna
layanan. Kualitas jasa pelayanan kesehatan akan sangat ditentukan apabila
kebutuhan atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima
41
tepat waktu. Untuk itu para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus
mampu memenuhi harapan pengguna jasa.
Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan tingkat
pemanfaatan rumah sakit oleh pasien adalah dengan mengukur serta
menganalisis tingkat kepuasan pasien. Hasil analisis tersebut kemudian
akan menunjukan apakah mutu layanan rumah sakit yang diselenggarakan
telah memenuhi harapan pasien atau belum, jika belum maka solusi yang
sesuai dengan standar akan diterapkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pada rumah sakit.
42
B. Kerangka Operasional Penelitian
Gambaran Tentang Dimensi Mutu Pelayanan Pada Unit Rawat Inap
Populasi
Unit
Analisis
Masalah Sampel Variabel Instrume
n
Metod
e
Alat Interpretas
i Data
Hasil
1. BOR RSUD Karel
Sadsuitubun
Langgur Tahun 2011
49,6%. Standar BOR
Depkes: 60-85%.
2. Keluhan pasien
seperti; kebutuhan
air di Toilet dan
kamar mandi belum
mengalir secara baik,
3.
Semua pasien rawat Inap
RSUD K.S
Langgur Tahun 2012
Pasien pada
Ruang rawat Inap
Teknik purposive sampling
1. Ketepatan waktu
2. Informasi 3. Hubungan
antar manusia 4. Kenyamanan
Kuesi-
oner
Survei
deskriptif
Tabel
Distribusi
frekuensi
Mengetahui gambaran
mutu pelayanan
ditinjau dari dimensi
Ketepatan waktu,
informasi, hubungan
antar manusia, dan kenyamanan
.
Skrips
i
43
C. Sintesis Penelitian
No Nama Peneliti Lokasi Penelitian Judul Penelitian Dimensi
Mutu Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Syahruddin
(2003)
Rumah Sakit
Lamaddukkelleng
Sengkang
Tinjauan mutu
pelayanan kesehatan
terhadap pasien rawat
inap
- Variabel bebas (X)
1. Aspek petugas
pelayanan
kesehatan
2. Aspek keadaan
kamar pasien
3. Aspek rasa nyaman
pasien
Variabel terikat
(Y)Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan dari aspek
pelayanan petugas kesehatan
60,60%, aspek keadaan
kamar pasien 18,12%, dan
aspek rasa nyaman pasien
37,33%
1.
44
2. Irva Irviani
(2011)
Rumah sakit
H. Padjonga
Daeng Ngale
Kabupaten
Takalar
Gambaran tingkat
kepuasan pasien
berdasarkan
kualitas
pelayanan
perawat di
instalasi rawat
inap
Dimens
i Mutu
Lori de
Prete
de
Brown
Variabel bebas
(X)
1. Kompetensi
teknis
2. Akses Terhadap
pelayanan
3. Efektifitas
4. Hubungan Antar
Manusia
5. Efisiensi
6. Kelangsungan
pelayanan
7. Safety
8. Kenyamanan
Variabel
terikat (Y)
Kepuasan
Pasien
Aspek kompetensi teknis
terdapt 67% responden
menyatakan puas dan 33%
tidak puas, akses pelayanan
91% responden menyatakan
puas dan 9% tidak puas.
Aspek efektifitas 52%
responden meyatakan puas,
dan 48% tidk puas.
Hubungan antar manusia
77% responden menyatakan
puas dan 23% tidak puas.
Aspek Efisiensi 89%
responden menyatakan puas,
dan 11% tidak puas. Aspek
kelangsungan pelayanan
84% responden menyatakan
puas, dan 16% tidak puas.
Aspek keamanan 57%
responden menyatakan puas,
dan 43% tidak puas. Aspek
kenyamanan 31% responden
menyatakan puas, dan 69%
tidak puas.
45
3. Hilfrida
H.Ayu
(2011)
RSUD
Ruteng
kabupaten
Manggarai
Propinsi
NTT
Gambaran Mutu
Pelayanan
Kesehatan di Unit
Rawat Inap
- Variabel bebas
(X)
1. Prosedur
Penerimaan
pasien
2. Pelayanan
Dokter
3. Pelayanan
Perawat
4. Kondisi Unit
Perawatan
Variabel
terikat (Y)
Mutu
Pelayanan
Menunjukan 90,5%
responden menilai bahwa
prosedur penerimaan
pasien mudah dan 9,5 %
responden menilainya
sulit. 94,7% responden
menilai pelayanan dokter
baik dan 5,3% responden
menilainya tidak baik.
Terdapat 90,5% menilai
pelayanan perawat baik
dan 9,5% responden
menilainya tidak baik.
Untuk kondisi unit
perawatan terdapat 92,5%
responden menilainya
baik dan 7,5% responden
menilainya tidak baik.
46
D.Pola Pikir Variabel yang diteliti
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah,
dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka dibangun
kerangka pemikiran penelitian sebagai berikut :
Sumber: (Pohan 2006). Jaminan Mutu Layanan kesehatan hal. 176
Keterangan: : variabel independen
: variabel yang tidak diteliti
: variabel dependen.
E.Kerangka Konsep
Ketepatan waktu
- waktu layanan tepat waktu;
- perjanjian tepat waktu,
- waktu kunjung/visite
Informasi
- informasi jadwal kunjungan/visite,
- informasi penyakit
- informasi biaya layanan,
- informasi tindakan perawat,
- informasi jam berkunjung pasien
MUTU
PELAYANAN
KESEHATAN
Hubungan antar manusia
- tanggapan terhadap keluhan,
- Kesopan dan keramahan petugas,
- menghargai pasien,
- respon ketika bertanya
Kenyamanan
- kondisi dan kebersihan ruangan,
- kondisi dan kebersihan toilet,
- persediaan air di toilet,
- kebersihan tempat tidur,
- kenyamanan tempat tidur,
- Ketersediaan tempat sampah
Kompetensi teknis, keterjangkauan/akses,
efektifitas, efisiensi, kesinambungan, dan
keamanan
47
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian tersebut dibuat kerangka
konsep penelitian sebagai berikut :
Keterangan: : Variabel Independen
: Variabel Dependen
KETEPATAN WAKTU
MUTU
PELAYANAN
KESEHATAN
PADA PASIEN DI
UNIT RAWAT
INAP RSUD K.S.
LANGGUR
INFORMASI
HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA
KENYAMANAN
48
F.Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Ketepatan Waktu
Ketepatan Waktu adalah kesesuaian antara pemberian pelayanan kesehatan
oleh petugas (medis dan paramedis) dengan jadwal.
Adapun indikator yang digunakan adalah:
a. Waktu layanan tepat waktu
b. Petugas kesehatan datang dan pulang tepat waktu
c. perjanjian tepat waktu
d. waktu kunjung/visite
Skala pengukuran yang digunakan pada variabel ketepatan waktu adalah
skala Likert dengan menggunakan 4 tingkatan kategori yaitu dimana
jawaban sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban
tidak baik diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi skor 1
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
= 100 – 25
= 75%
Jumlah kategori (K) = 2
49
Interval (I) = R/K
= 75/2
=37,5%
Maka skor standar = 100 – 37,5
= 62,5%
Kriteria Objektif
Tepat = jika total jawaban responden mencapai skor ≥62,5%
Tidak tepat = jika total jawaban responden mencapai skor <62,5%
2. Informasi
Informasi adalah keterangan yang dapat memberikan pemahaman pada
pasien tentang hal yang berkaitan dengan pasien dan pelayanan rumah
sakit.
Adapun indikator yang digunakan adalah:
a. informasi penyakit
b. informasi tindakan perawat
c. informasi jam berkunjung pasien
d. informasi biaya layanan
Skala pengukuran yang digunakan pada variabel informasi adalah skala
Likert dengan menggunakan 4 tingkatan kategori yaitu dimana jawaban
sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban tidak baik
diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi skor 1
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
50
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
= 100 – 25 = 75%
Jumlah kategori (K) = 2
Interval (I) = R/K
= 75/2
=37,5%
Maka skor standar = 100 – 37,5
= 62,5%
Kriteria Objektif
Cukup = jika total jawaban responden mencapai skor ≥62,5%
Kurang = jika total jawaban responden mencapai skor <62,5%
3. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia adalah interaksi yang terjadi antara petugas
kesehatan dengan pasien dan anggota keluarganya selama mendapat
pelayanan/dirawat inap di rumah sakit.
Adapun indikator yang digunakan untuk hubungan interpersonal adalah:
a. tanggap terhadap keluhan
b. sopan dan ramah
c. menghargai pasien
51
d. respon ketika bertanya
Skala pengukuran yang digunakan pada variabel hubungan antar manusia
adalah skala Likert dengan menggunakan 4 tingkatan kategori yaitu
dimana jawaban sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3,
jawaban tidak baik diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi
skor 1
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
= 100 – 25
= 75%
Jumlah kategori (K) = 2
Interval (I) = R/K
= 75/2
= 37,5%
Maka skor standar = 100 – 37,5
= 62,5%
52
Kriteria Objektif
Cukup = jika total jawaban responden mencapai skor ≥62,5%
Kurang = jika total jawaban responden mencapai skor <62,5%
4. Kenyamanan
Kenyamanan adalah penampilan fisik dari sarana dan prasarana pelayanan
yang membuat perasaan pasien akan rasa nyaman berada di rumah sakit.
Adapun indikator yang digunakan adalah:
a. Kebersihan tempat tidur
b. Kenyamanan tempat tidur
c. Tersedia tempat sampah
d. Kondisi dan kebersihan toilet
e. Persediaan air di toilet
f. Kondisi dan kebersihan ruangan.
g. Tersedia penerangan ruangan
Skala pengukuran yang digunakan pada variabel kenyamanan adalah skala
Likert dengan menggunakan 4 tingkatan kategori yaitu dimana jawaban
sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban tidak baik
diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi skor 1
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
53
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
Range (R) = skor tertinggi – skor terendah
= 100 – 25 = 75%
Jumlah kategori (K) = 2
Interval (I) = R/K
= 75/2
=37,5%
Maka skor standar = 100 – 37,5
= 62,5%
Kriteria Objektif
Cukup = jika total jawaban responden mencapai skor ≥62,5%
Kurang = jika total jawaban responden mencapai skor <62,5%
54
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey deskriptif, dan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran Dimensi Mutu
Pelayanan Kesehatan pada Pasien Rawat Inap RSUD Karel Sadsuitubun
Langgur.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan ruang
perawatan rawat inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, yakni Ruang
VIP/Kls I, Kls II, dan kls III meliputi; Bangsal Anak, Bersalin, Bedah,
Pria dan Wanita. Dan berdasarkan data yang diperoleh pada bulan
Nopember 2012 sebanyak 486 pasien.
2. Sampel
Sampel penelitian yaitu pasien yang sedang memanfaatkan unit rawat
inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pasien yang telah dirawat inap minimal 1 x 24 jam
b. Bersedia dan mampu untuk mengisi kuesioner
55
c. Bagi pasien anak, maka diwakili oleh anggota keluarga terdekat
(Orang tua)
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti
menggunakan rumus Lemeshow sebagai berikut:
n
( )
Keterangan:
n = besar sampel
N = jumlah populasi
z = standar deviasi = 1,96
p = perkiraan proporsi sampel rawat inap = 0,5
q = 1-p = 0,5
d = derajat ketepatan yang diinginkan = 0,1
berdasarkan rumus diatas maka besar sampel yang akan diperoleh sebagai
berikut:
( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
n =80 pasien.
Selanjutnya teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik probability sampling dengan metode Proportionate
56
Stratified Random Sampling yaitu digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.
Yaitu :
a. Ruang Perawatan VIP : 10 Responden
b. Ruang Kelas II : 9 Responden
c. Ruang Kelas III : 61 Responden.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner secara langsung
kepada pasien dalam hal ini responden Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur untuk dijawab dan diisi oleh responden dengan
sejujurnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Instansi setempat dalam hal ini Rumah Sakit
Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur yang meliputi Profil Rumah
Sakit, Laporan Tahunan, catatan rekam medik dan beberapa penelusuran
dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
57
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
computer program SPSS (Statistical Package For Sosial Science). Adapun
langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing
Penyuntingan data dimulai di lapangan dan setelah data terkumpul,
kuesioner diperiksa kelengkapannya sesuai dengan kriteria sampel dan
apabila terdapat kuisioner yang tidak lengkap, maka kuesioner tersebut
akan dilengkapi kembali
2. Coding
Apabila semua data telah terkumpul dan selesai diedit, kemudian akan
dilakukan pengkodean data berdasarkan buku kode yang telah disusun
sebelumnya dan telah dipindahkan ke format aplikasi program SPSS di
computer
3. Entry Data
Data selanjutnya diinput kelembar kerja SPSS untuk masing-masing
variabel. Urutan input berdasarkan nomor responden dalam kuesioner
4. Cleaning Data
Cleaning data dilakukan pada semua lembar kerja untuk membersihkan
kesalahan yang mungkin terjadi selama proses input data. Proses ini
dilakukan melalui analisis frekuensi pada semua variabel. Adapun data
missing dibersihkan dengan menginput data yang benar.
58
F. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai
penjelasan kemudian dianalisis secara deskriptif.
59
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur, didirikan pada tahun 1942 dan
awalnya diberi nama Rumah Sakit Tual. Rumah Sakit ini didirikan oleh orang-
orang Belanda sekitar tahun 1942-1943 yang berlokasi di Tual Jalan R.A.
Kartini. Setelah Kemerdekaan RI, rumah sakit tersebut diserahkan kepada
pihak Gereja Protestan Maluku dibawah pengawasan Kantor Klasis Pulau-
Pulau Kei Kecil, dan pada tahun 1970 secara resmi Rumah Sakit diserahkan
dari pihak Gereja Protestan Maluku kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Maluku Tenggara. Dan pada tahun 1981 Rumah Sakit Pindah ke lokasi baru
yang dibangun oleh Pemerintah Daerah yang berlokasi di Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara hingga sekarang.
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara merupakan Rumah Sakit Tipe C yang terletak di jalan
Merdeka Raya No. 3. Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat,
Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur mempunyai ketenagaan yang terdiri
dari:
a. Dokter spesialis Obstetric dan Ginekologi = 1 orang
b. Dokter spesialis bedah = 1 orang
c. Dokter spesialis Penyakit Dalam = 1 orang
d. Dokter spesialis Anak = 1 orang
60
e. Dokter spesialis THT = 1 orang
f. Dokter Gigi = 1 orang
g. Dokter Umum = 8 orang
h. S1 Keperawatan = 1 orang
i. DIII Keperawatan = 40 orang
j. SPK = 43 orang
k. D3 Kebidanan = 8 orang
l. Bidan = 17 orang.
Unit pelayanan rawat inap terdiri dari VIP/kelas I, kelas II, Kelas III.
Kelas III terdiri dari Ruang Interna Pria, wanita, Ruang Anak, Ruang Bedah,
Ruang Bersalin/Kebidanan. Serta unit pelayanan rawat jalan yang terdiri dari
Poli umum, polik bedah, polik anak, polik kandungan, polik gigi, polik mata,
polik penyakit dalam, polik THT, polik Gizi, polik jiwa, dan UGD. Sedangkan
unit pelayanan penunjang lainnya yaitu unit Radiologi, Laboratorium,
Fisioterapi, Apotik, instalasi gizi, instalasi rekam medik. Dan Jumlah Tempat
tidur 116.
1. VISI, MISI dan MOTTO
a. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur yaitu:
Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan yang Profesional dan Kompetitif.
b. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur yaitu:
Meningkatkan kapasitas kelembagaan Rumah Sakit
Meningkatkan kualitas tindakan Keperawatan
Meningkatkan kualitas pelayanan Rujukan
61
c. MOTTO : Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami.
2. Letak Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur
RSUD Karel Sadsuitubun Langgur terletak di kota Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara, secara geografis Kabupaten Maluku
tenggara terletak pada : 5 derajat sampai 6,5 derajat lintang Selatan dan
131 derajat sampai 133,5 derajat Bujur timur. Dengan luas wilayah darat
1.010,74 km2, dan komposisi luas perairan 3.186,73 km2. Serta Batas-
batas wilayah kabupaten Maluku tenggara dapat dijelaskan sebagai
berikut;
a. Sebelah Selatan : Laut Arafura
b. Sebelah Utara : Irian Jaya bagian Selatan
c. Sebelah Timur : Kepulauan Aru
d. Sebelah Barat : Kota Tual, Laut Banda dan bagian Utara Kepulauan
Tanimbar.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden
dengan menggunakan kuesioner.
Data yang telah dikumpulkan kemudian ditabulasi dan diinput
kemudian dianalisis dengan program SPSS. Hasil penelitian ditampilkan
dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan.
62
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui sebaran karakteristik
responden yaitu Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, dan Variable
Penelitian (Ketepatan waktu, Informasi, Hubungan antar Manusia, dan
Kenyamanan).
a. Karakteristik Umum Responden
1) Kelompok Umur
Distribusi responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat
pada tabel 1 :
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Kelompok Umur Pada Unit
Rawat Inap di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
Kelompok Umur
(Tahun) Jumlah Persen
10 – 19 tahun
20 – 29 tahun
30 – 39 tahun
40 – 49 tahun
50 – 59 tahun
≥ 60 tahun
6
19
15
14
10
16
7.5
23.8
18.8
17.5
12.5
20.0
Total 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam kelompok
umur 20 – 29 tahun sebanyak 19 orang (23.8%) dan paling sedikit adalah
responden yang berada pada kelompok umur 10 – 19 tahun sebanyak 6
orang (7.5%).
63
2) Jenis Kelamin
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Pada Unit
Rawat Inap Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Laki – Laki 27 33.8
Perempuan 53 66.2
Total 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
perempuan sebanyak 53 orang (66.2%), sedangkan responden laki-laki
sebanyak 27 orang (33.8%).
3) Pendidikan Terakhir
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Unit
Rawat Inap Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
Pendidikan Jumlah Persen
SD 12 15.0
SLTP 9 11.3
SLTA 36 45.0
Akademi/Diploma 11 13.8
S1/S2 9 11.3
Tidak Sekolah 3 3.8
Total 80 100.0
Sumber :Data Primer
64
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
tamatan SLTA sebanyak 36 orang (45.0%) dan paling sedikit adalah
responden yang tidak sekolah sebanyak 3 orang (3.8%).
4) Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada
tabel 4 :
Tabel 4
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Pada
Unit Rawat Inap Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
Pekerjaan Jumlah Persen
Petani 27 33.8
Nelayan 1 1.3
Pedagang 5 6.3
Pensiunan 5 6.3
PNS 18 22.5
Karyawan Swasta 4 5.0
ABRI/POLRI 1 1.3
Siswa/Mahasiswa 6 7.5
Lainnya 13 16.3
Total 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden (27 orang
atau 38.8%) sebagai petani, sedangkan yang bekerja sebagai
ABRI/POLRI dan Nelayan sebanyak 1 orang (1.3%).
5. Ketepatan Waktu
Adapun pernyataan pasien tentang variabel ketepatan waktu,
dapat dilihat pada tabel berikut :
65
Tabel 5
Distribusi Responden Menurut Variabel Ketepatan Waktu
Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Ketepatan Waktu n %
1
2
Tepat
Tidak Tepat
79
1
98.7
1.3
Jumlah 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 5 menunjukkan 79 responden (98.7%) menyatakan bahwa
tenaga kesehatan tepat waktu dalam menangani pasien. Dan hanya 1
responden yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan tidak tepat waktu
dalam menangani pasien. Dalam hal ini berdasarkan jawaban sebagian
responden yang menyatakan bahwa hasil laboratorium yang diberikan
belum tepat waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada Rumah
Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur kabupaten Maluku
Tenggara telah memberikan pelayanan yang sangat baik terhadap pasien,
khususnya menyangkut variabel ketepatan waktu.
6. Informasi
Adapun pernyataan pasien tentang variabel informasi,dapat
dilihat pada tabel berikut :
66
Tabel 6
Distribusi Responden Menurut Variabel Informasi
Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Informasi n %
1
2
Cukup
Kurang
68
12
85.0
15.0
Jumlah 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 6 menunjukkan bahwa 68 responden (85.0%)
menyatakan merasa cukup atas informasi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.12 responden (15.0%) menyatakan informasi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang menangani pasien masih kurang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pada Rumah Sakit Umum Daerah
Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara telah
memberikan informasi pelayanan yang cukup baik berdasarkan data
yang diperoleh, tetapi masih juga terdapat kekurangan informasi
pelayanan yang diperoleh berdasarkan beberapa pernyataan jawaban
responden.
7. Hubungan Antar Manusia
Adapun pernyataan pasien tentang variabel hubungan antar
manusia dapat dilihat pada tabel berikut :
67
Tabel 7
Distribusi Responden Menurut Variabel Hubungan Antar Manusia
Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Hubungan Antar Manusia n %
1
2
Cukup
Kurang
76
4
95.0
5.0
Jumlah 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyatakan bahwa hubungan antar manusia yang ditunjukkan oleh
petugas kesehatan yang menangani pasien menyatakan cukup
sebanyak 76 orang (95.0%) sedangkan responden yang menyatakan
hubungan antara manusia yang ditunjukkan petugas kesehatan
menyatakan tidak baik sebanyak 4 responden (5.0%). Hal ini sesuai
dengan data atau rekapitulasi jawaban responden tentang dimensi
hubungan antar manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pada variabel hubungan antar manusia di Rumah Sakit Umum Daerah
Karel Sadsuitubun Langgur dominan menyatakan cukup baik,
berdasarkan data yang ada.
68
8. Kenyamanan
Adapun penjelasan pasien tentang variabel kenyamanan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8
Distribusi Responden Menurut Variabel Kenyamanan
Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Kenyamanan n %
1
2
Cukup
Kurang
28
52
35.0
65.0
Jumlah 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 8 menunjukkan bahwa 28 responden (35.0%)
menyatakan cukup terhadap kenyamanan. Dan lebih banyak 52
responden (65.0%) yang menyatakan kurang terhadap kenyamanan.
Berdasarkan jawaban responden dari setiap indikator maka
dapat dikatakan bahwa variabel kenyamanan harus diperhatikan oleh
pihak Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur untuk dibenahi, karena
yang menonjol kekurangannya adalah ketersediaan air yang sangat
kurang, dan ini sangat berdampak pada kenyamanan pasien.
9. Mutu Pelayanan
Adapun penjelasan pasien tentang mutu pelayanan dapat
dilihat pada tabel berikut :
69
Tabel 9
Distribusi Responden Menurut Mutu pelayanan
Di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Mutu Pelayanan n %
1
2
Cukup
Kurang
41
39
51.3
48.7
Jumlah 80 100.0
Sumber :Data Primer
Tabel 9 menunjukkan bahwa 41 responden (51.3%)
menyatakan cukup terhadap mutu pelayanan. Dan 39 responden
(48.7%) yang menyatakan kurang terhadap mutu pelayanan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tiap variabel, maka
didapatkan hasil keseluruhan mutu pelayanan pada RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara, bahwa masih
terdapat beberapa kekurangan pada tiap variabel, untuk itu pihak
RSUD harus mencari solusi untuk mengatasi persoalan tersebut,
berdasarkan kriteria dan standar pelayanan kesehatan. Sehingga dapat
diharapkan kedepannya ada perubahan yang lebih baik. Sedangkan
dari tiap variabel yang sudah sangat baik pencapainnya tetap
dipertahankan sehingga mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan
selalu menjadi harapan pelanggan/pasien yang terbaik.
70
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pengolahan data yang telah
dilaksanakan maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan gambaran tentang
dimensi mutu pelayanan pada unit rawat inap RSUD Karel Sadsuitubun
Langgur, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian.
Berikut ini akan dibahas mengenai indikator yang digunakan untuk
mengetahui gambaran mutu pelayanan kesehatan berdasarkan data-data yang
diperoleh pada saat penelitian.
1. Ketepatan Waktu
Hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara, menunjukkan bahwa
1.3% responden menyatakan petugas kesehatan tidak tepat waktu. Hal ini
dikarenakan hasil laboratorium yang diberikan belum sesuai dengan
tenggang waktu yang ditetapkan.
Ketepatan waktu pelayanan, jadwal pelayanan rumah sakit
diantaranya berupa pemberian makanan dan obat-obatan bagi pasien yang
keseluruhannya mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cut Zuliati
(2009) di Puskesmas Kota Medan yang menunjukkan bahwa ada pengaruh
keandalan terhadap kepuasan pasien, hal ini juga ditegaskan Parasuraman
dkk (1998) yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan dapat
diandalkan apabila sesuai dengan keinginan konsumen berkaitan dengan
kecepatan waktu pelayanan serta keakuratan dalam memberikan
71
pelayanan yang akhirnya akan berdampak pada tercapainya kepuasan
konsumen.
Menurut Lovelock dan Wright (2002), ketepatan waktu adalah
kesesuaian pelayanan medis yang diberikan dari apa yang dibutuhkan dari
waktu kewaktu. Jika semua pelayanan yang diberikan belum bisa
memuaskan pasien hal ini akan berakhir pada rendahnya tingkat kepuasan
pasien. Tjiptono (2005), mendefinisikan ketepatan waktu adalah
"mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti rumah sakit
memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama (right the first
time). Selain itu juga berarti bahwa rumah sakit yang bersangkutan
memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan
jadwal yang disepakati".
Ketepatan waktu dalam pelayanan merupakan kemampuan Rumah
Sakit memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, yaitu meliputi
kecepatan dan ketepatan petugas didalam memberikan pelayanan meliputi
: ketepatan dalam prosedur penerimaan pasien, pendaftaran, waktu
menunggu, waktu diperiksa dan mendiagnosa penyakit serta kesembuhan
penyakit.
Berdasarkan pendapat Mansjour (2000), yang mengungkapkan
bahwa keberhasilan dalam kesembuhan pasien salah satunya adalah
ketepatan dalam menentukan diagnosis penyakit, sehingga dapat diberikan
obat sesuai dengan penyakit yang dideritanya.
72
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Parasuraman, et al. (1988), yang menyatakan bahwa dimensi kualitas
pelayanan yang terkait dengan orang, relatif lebih penting adalah dimensi
reliability (kehandalan).
Banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam pelayanan,
misalnya ketersediaan peralatan, pegawai yang terampil dan berdisiplin
dan birokrasi yang tidak berbelit-belit. Kondisi ini perlu disikapi secara
positif oleh pihak manajemen sebab kehandalan suatu pelayanan jasa
akan menjamin kepuasan pengguna jasa. Pendapat lain yang menguatkan
pentingnya kehandalan dalam suatu pelayanan jasa adalah dari
H.A.S.Moenir (1995) yang menyatakan agar layanan dapat memuaskan
konsumen yang dilayani, maka waktu pelayanannya harus tepat. Apabila
seluruh indikator ketepatan waktu sebagaimana yang diuraikan di atas
dapat diwujudkan maka dapat meningkatkan pelayanan yang cepat dan
tepat.
Ketepatan waktu mengandung arti bahwa pelaksanaan pelayanan
umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Dalam penerapan prinsip ketepatan waktu, hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
a. Dalam penyelenggaraan pelayanan perlu menjaga konsistensi
pelaksanaan jadwal waktu pemberian pelayanan. Untuk itu dalam
menyusun jadwal waktu pelaksanaan pelayanan publik, hendaknya
benar-benar diperhitungkan beban kerjanya secara realistis, dihitung
73
beban atau volume kerja rata-rata masing-masing petugas, dan
perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelayanan,
kemudian disesuaikan tata urutan kerjanya sehingga dapat diperkirakan
jumlah keseluruhan jam/hari kerja yang diperlukan untuk
memproses/menangani pelayanan tersebut, sehingga dapat disusun
perkiraan jadwal keseluruhan rangkaian kerja penyelesaian
pelaksanaan pelayanan publik, agar dalam pelaksanaannya tidak
meleset dari jadwal yang ditetapkan, dan dapat dilaksanakan secara
konsisten.
b. Mengefektifkan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian oleh
pimpinan/atasan langsung. Untuk mendukung fungsi pengawasan ini
dapat dioptimalkan penggunaan sarana pengawasan fungsional,
misalnya penerapan sistem monitoring terhadap kegiatan/pekerjaan,
melalui:
1) Pencatatan atas setiap kegiatan yang dilakukan bawahan
pada buku monitoring, blangko, formulir, kuitansi, bukti
penerimaan/setoran.
2) Forum pertemuan, rapat sebagai sarana untuk menyusun
perencanaan, memberikan informasi perkembangan kegiatan,
laporan/evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya
waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita
penyakit jantung. Mekanisme response time juga dapat mengurangi beban
74
pembiayaan. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada
pasien yang memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan
kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat
dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini
dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya
manusia dan manajemen rumah sakit/puskesmas sesuai standar.
Yoon et al (2003) mengemukakan faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi keterlambatan pelayanan antara lain karakter pasien,
penempatan staf, ketersediaan peralatan dan petugas kesehatan,
pelaksanaan manajemen, dan strategi pemeriksaan dan penanganan yang
dipilih. Hal ini bisa menjadi pertimbangan dalam menentukan konsep
tentang waktu tanggap penanganan kasus di rumah sakit/Puskesmas.
Dan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pasien yang
di rawat inap pada Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun langgur
bahwa rata-rata pasien menilai sudah tepat waktu pelayanan yang
diberikan oleh petugas, dan satu persen saja yang menilai tidak tepat
waktu. Sehingga dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan sudah dapat
memenuhi harapan pasien untuk memperoleh pelayanan yang baik, dan
dapat diharapkan kedepannya terus meningkatkan ketepatan waktu mutu
pelayanan.
75
2. Informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan
informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana
layanan kesehatan itu akan dan/atau telah dilaksanakan. Dimensi informasi
ini sangat penting pada tingkat Rumah Sakit dan Puskesmas.
Hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur menunjukkan bahwa terdapat 85.0% responden yang
menyatakan cukup dengan pelayanan petugas. Pasien yang menyatakan
bahwa pelayanan petugas dalam hal informasi masih kurang adalah pasien
yang tidak diberikan informasi mengenai kegunaan obat yang dikonsumsi.
Petugas hanya memberikan obat sesuai resep yang dimaksud tanpa
menjelaskan kegunaannya. Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan
Keputusan Dirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan No:
HK.01.DJ.II.093 tentang Pedoman Pelayanan Informasi Obat Di Rumah
Sakit. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada konsumen kesehatan
(pasien) antara lain, Nama obat (merk dagang) dan kegunaanya, Cara
menggunakan (aturan pakai, dosis, serta waktu penggunaan), Cara
penyediaan obatnya, Efek samping, Pantangan selama penggunaan obat,
Cara penyimpanan obat, Tindakan terhadap persediaan obat yang tersisa
padahal sakit sudah dirasakan sembuh, Tindakan apabila terjadi kesalahan
dosis maupun kesalahan makan obat, dan Tindakan pencegahan dari
jangkauan anak kecil. Santoso, (1997) menyatakan bahwa pasien yang
mengatakan baik dengan informasi yang diberikan oleh petugas adalah
76
mereka yang biasa diberikan informasi mengenai penyakitnya oleh
petugas secara lebih jelas, tidak rumit dan mudah dimengerti.
Adapun pasien yang menyatakan cukup dengan pelayanan petugas
terhadap hal informasi, adalah penjelasan tindakan-tindakan pelayanan.
Sedangkan yang menyatakan tidak baik dengan informasi yang diberikan
oleh petugas adalah responden yang telah berusia lanjut yang sulit untuk
memahami apa yang dijelaskan oleh petugas, selain itu sebagian besar
pasien juga kesulitan mengerti bahasa medis yang biasa digunakan oleh
petugas, sehingga pada saat petugas melakukan pemeriksaan, diagnosa dan
pengobatan, mereka kadang-kadang bingung dan umumnya hanya bisa
menerima tindakan medis yang dilakukan terhadap mereka, tanpa ada
keinginan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang penyakit yang
dideritanya, yang penting bagi mereka adalah ditangani oleh petugas. Hasil
penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian Aritonang (2009) yang
menyatakan bahwa responden yang menyatakan tidak setuju, tetapi puas
dengan pelayanan yang diberikan adalah pasien yang telah berusia lanjut
sehingga sulit memahami apa yang dijelaskan oleh petugas dan telah
berulangkali mendapatkan pelayanan kesehatan.
Dan berdasarkan hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah
Karel Sadsuitubun Langgur, informasi tentang jam berkunjung pasien,
lebih banyak mengatakan tidak baik dan sangat tidak baik. Dan
berdasarkan wawancara penulis dengan pasien mengatakan bahwa mereka
sangat terganggu pada jam-jam istirahat karena keluarga pasien
77
berkunjung secara terus-menerus tanpa menghiraukan waktu istirahat
pasien, dan juga tidak ada teguran dari petugas jaga. Dengan demikian
yang harus diperhatikan oleh pihak Rumah Sakit Karel Sadsuitubun
Langgur agar dapat memperhatikan waktu berkunjung pasien yang efisien
sehingga tidak mengganggu waktu istirahat pasien, dan juga sebagian
pasien menginginkan agar kegunaan obat yang diberikan oleh petugas
dapat dijelaskan dengan baik kepada pasien karena mereka sangat
menginginkan penjelasan.
Penelitian Leine (1996) menyatakan bahwa ketersediaan informasi
merupakan faktor terpenting bagi pasien didalam persepsi mutu pelayanan
kesehatan. Bahkan Surjadjaja (1998) menemukan dalam penelitiannya
bahwa persepsi pasien mengenai pelayanan bermutu yaitu jika pasien
diberi informasi dengan jelas dan dapat dipahami. Dengan meningkatnya
tingkat kesejahteraan masyarakat serta pendidikan yang telah berkembang,
maka masyarakat kini telah menyadari akan haknya sebagai pasien dan
mereka akan menuntut ketersediaan informasi sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan.
Presepsi pelanggan tentang kualitas layanan merupakan informasi
yang penting bagi perusahaan jasa yang mencoba memperbaiki
pelaksanaan bisnis, memperkuat diri menghadapi persaingan, dan
memposisikan perusahaan secara strategis di pasaran. Proses suatu
pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk
dan jasa yang diperlukan oleh customer. Seorang customer akan
78
menanyakan pada penjual tentang apa, bagaimana, berapa, kepada siapa,
dimana diperoleh, dan berapa lama memperoleh barang dan jasa yang
diinginkannya. Penyediaan saluran informasi memberikan kemudahan
dalam rangka menjawab keingintahuan customer tersebut, adalah penting.
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya costumer akan
membuat suatu keputusan, yaitu membeli atau tidak membeli. Di dalam
proses memutuskan ini seringkali diperlukan pihak-pihak yang dapat
diajakun untuk berkonsultasi baik yang menyangkut masalah teknis,
administrasi, harga, hingga pada kulaitas barang dan manfaatnya. Untuk
mengantisipasi, para penjual harus menyiapkan sarananya, menyangkut
materi konsultasi, tempat konsultasi, personil konsultan, dan waktu untuk
konsultasi secara cuma-cuma.
Zeithaml-Parasuraman-Berry (1998 : 23), mengemukakan bahwa
harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh
informasi yang diperolehnya dari mulut kemulut, kebutuhan-kebutuhan
konsumen itu sendiri, pengalaman masa lalu dalam mengkonsumsi suatu
produk, hingga pada komunikasi eksternal melalui iklan, dan sebagainya.
3. Hubungan Antar Manusia
Hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah karel
Sadsuitubun Langgur menunjukkan bahwa 95.0% responden menyatakan
cukup dengan pelayanan petugas terkait hal hubungan antara manusia. Hal
ini sejalan dengan penelitian Bart Smet (1991) menyatakan bahwa
sentuhan psikologis yang bisa disampaikan perawat, dan tim medis lainnya
79
kepada pasien akan mengurangi stress yang dialaminya pada masa sakit,
dan ternyata kelelahan psikis berkontribusi terhadap penyakit yang diderita
pasien semakin parah. Motivasi dari tim medis bisa menurunkan
kecemasan dengan memberikan dukungan-dukungan emosional berupa
kesabaran, perhatian, motivasi supaya pasien akan sembuh lebih cepat.
Dimensi hubungan antar manusia memiliki korelasi yang cukup
tinggi dengan kepuasan pasien. Semakin mudah pasien melakukan
komunikasi dengan petugas kesehatan, semakin ramah petugas kesehatan
memberikan perhatian kepada pasien dan semakin mudah pasien
menyalurkan aspirasinya maka akan semakin tinggi pula kepuasan yang
dirasakan oleh pasien.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Tandya (2008),
faktor perhatian personal mampu memberikan sumbangan efektif atau
kontribusi yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan loyalitas
pasien. Faktor perhatian personal diduga berkaitan erat dengan tingkat
kepuasan konsumen terhadap segala fasilitas dan kualitas pelayanan yang
telah mereka dapatkan dari semua pihak termasuk para tenaga medis.
Maka dari itu, faktor perhatian personal memegang peranan penting dalam
mencapai kepuasan pelanggan.
Walaupun hasil penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Karel
Sadsuitubun Langgur rata-rata responden mengatakan bahwa cukup
dengan pelayanan hubungan antar manusia atau relasi yang baik yang
ditunjukan oleh petugas kesehatan, namun yang tetap diperhatiakan oleh
80
pihak Rumah Sakit adalah dokter jarang memberikan kesempatan bertanya
kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan/visite. Karena pada saat
penulis melakukan wawancara dengan sebagian pasien jawabannya bahwa
ada yang ingin mereka tanyakan berkaitan dengan penyakit yang pasien
derita, tapi dokter tidak memberikan kesempatan itu.
Dalam memberikan pelayanan, hubungan antar manusia
merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap penilaian pasien
tentang mutu pelayanan, sehingga apabila sikap petugas dalam
memberikan pelayanan dapat memuaskan pasien maka pasien akan
kembali memeriksakan kesehatannya ke Rumah Sakit.
Menurut (Backer, 1976) bahwa perlakukan yang kurang
memuaskan atau kurang bijaksana serta sikap yang kurang baik
menyebabkan pasien lari dari pengobatannya. Semakin baik hubungan
antar manusia maka akan membuat pasien lebih patuh untuk menjalankan
instruksi dari petugas kesehatan. Menurut William, 1990 dalam
meningkatkan kualitas pelayanan petugas kesehatan hendaknya dapat
menunjukkan sikap yang ramah dan sopan.
Menurut Djoko Wijono (1999), sikap petugas yang dalam
memberikan pelayanan yang bermutu adalah sensitive dan responsive
terhadap tuntutan pelanggan, inovatif dan kreatif dalam memberikan
pelayanan dan memuaskan pelanggan.
Adanya hubungan antar manusia yang kurang baik, dalam
penelitian ini adalah hal ini dimungkinkan karena petugas belum
81
memahami betul-betul tentang penyakit yang diderita pasien sebagai
akibatnya pasien tidak dilayani dengan baik. Dan itu tanpa disadari
petugas kesehatan bahwa sikap adalah salah astu aspek yang menunjang
mutu pelayanan kesehatan.
Tenaga Kesehatan sebagai tenaga profesional yang bertanggung
jawab meningkatkan kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan yang
dimiliki sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat dicapai dan
ditingkatkan. Perilaku peduli tenaga kesehatan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan (Wijayana, 2008),
karena dalam kepedulian mencakup hubungan antar manusia yang dapat
mempengaruhi mutu pelayanan. Perilaku peduli sebagai bentuk dasar dari
perilaku pelayanan kesehatan yang membantu klien untuk pulih dari
sakitnya (Potter and Perry, 2009). Menurut Swanson (1991) dalam
Tommey and M.R. Alligood (2006) peduli adalah teknik pelayanan
kesehatan dalam keterkaitan nilai dengan perasaan seseorang terhadap
commitment dan tanggung jawab. Teori Swanson berguna dalam
memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang
berguna dan efektif (Perry dan Poter, 2009).
Kozieret al (2004) mengatakan bahwa hubungan tenaga kesehatan
-pasien menjadi inti dalam pemberian pelayanan kesehatan, karena
keberhasilan penyembuhan dan meningkatkan kesehatan pasien sangat
dipengaruhi oleh hubungan tenaga kesehatan - pasien. Oleh karena metode
pemberian pelayanan kesehatan harus memfasilitasi efektifnya hubungan
82
tersebut. Konsep yang mendasar hubungan tenaga kesehatan - pasien
adalah hubungan saling percaya, empati, peduli, otonomi dan mutualisme.
Pelaksanaannya harus tetap memperhatikan kualitas hubungan antara
tenaga kesehatan - pasien yaitu rasa percaya, empati dan peduli.
Mutu pelayanan merupakan faktor penentu keberhasilan dari
industri jasa, termasuk juga berlaku bagi sebuah rumah sakit sebagai
penyelenggara dari industri jasa kesehatan. Berdasarkan fakta ini, maka
pihak rumah sakit menyadari bahwa untuk dapat bertahan sekaligus
memenangkan persaingan dari para pesaing, maka memiliki pasien yang
setia sebagai pelanggan merupakan harapan setiap penyelenggara rumah
sakit. Harapan ini bukan saja keinginan dari penyelenggara rumah sakit
tetapi merupakan harapan dari semua usaha industri baik barang maupun
jasa, keduanya berusaha untuk mendapatkan pelanggan yang setia.
Pelanggan yang setia merupakan urat nadi bagi industri jasa dan barang
agar dapat terus berlangsung hidup. Oleh karena itu, menciptakan
kesetiaan pasien sebagai pelanggan merupakan pusat perhatian bagi setiap
rumah sakit. Namun untuk mewujudkan hal ini bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah karena itu pasien sebagai pelanggan rumah sakit merasa
dirinya memiliki banyak pilihan apabila tidak mendapatkan pelayanan
yang bermutu dari pihak rumah sakit, pasien akan ke rumah sakit lain
yang menurut mereka dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
Kondisi pasien pada masa kini sudah semakin keritis, mereka akan rewel
apabila mendapatkan pelayanan yang tidak menyenangkan, mereka tidak
83
segan-segan lagi menulis di berbagai media masa apabila mendapatkan
pelayanan yang tidak memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka pihak penyelenggara rumah sakit
tidak ada pilihan lain selain berupaya untuk memberikan layanan terbaik
kepada pasien, seluruh petugas layanan harus benar-benar memiliki
kemampuan sesuai dengan bidang tugas mereka di rumah sakit. Petugas
rumah sakit harus mewujudkan performance yang baik dalam bertugas,
dapat memenuhi jadwal perawatan rutin kepada pasien, memberikan
layanan yang cepat, sopan kepada pasien. Para petugas layanan memiliki
kemampuan dalam memberikan informasi yang tepat tentang layanan yang
diberikan pihak rumah sakit, sehingga pasien dapat memahami informasi
dan pada waktunya informasi tersebut dapat membantu mereka.
Selanjutnya bagi tenaga medis diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas pelayanan kesehatan seperti dapat diatasinya masalah kesehatan
secara tepat dan benar, kemudian dapat pula meningkatkan efesiensi
pelayanan kesehatan, dalam hal ini ditujukan mencegah terjadinya
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar. Selain itu pula mereka
diharapkan dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, hal ini erat kaitannya dengan kesesuaian antara
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan
pemakai jasa pelayanan. Diharapkan pula mereka mampu melindungi
pelaksanaan pelayanan dari kemungkinan timbulnya gugatan hukum dari
pasien, dalam hal ini maka mau tidak mau untuk melindungi munculnya
84
gugatan hukum dari pasien yang tidak puas atas pelayanan kesehatan yang
mereka terima maka tidak ada pilihan lain yang dilakukan kecuali
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjamin mutunya.
Berdasarkan bahasan di atas diduga terdapat hubungan positif antara mutu
pelayanan dengan kesetiaan pasien. Dengan kata lain makin baik mutu
pelayanan, makin tinggi pula kesetiaan pasien (Eryanto, 2011).
4. Kenyamanan
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk
penampilan fisik suatu rumah sakit. Dalam Rangkuti (2006), lingkungan
fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan atas suatu jasa. Hasil studi Pohan (1998), bahwa kebersihan
rumah sakit adalah merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi
kepuasan pasien. Sedangkan dalam Muninjaya (2004) disebutkan bahwa
kenyamanan ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, kenyamanan ruang periksa dan ruang tunggu
merupakan aspek penting bagi suatu jasa pelayanan kesehatan karena
kenyamanan bisa memberikan warna pada suasana hati pemakai jasa
pelayanan sehingga dapat mempengaruhi penilaian terhadap jasa tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65.0% responden
kenyamanan yang ada di Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur
menyatakan kurang. Salah satu penyebabnya karena Rumah Sakit dalam
hal ini ketersediaan sarana sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan,
salah satunya adalah terjadi kekurangan Air, baik di kamar mandi maupun
85
di toilet dan kebersihan ruangan, dan akibat dari ketidakterdiaan air
khususnya pada ruangan Interna pria dan wanita, sehingga dominan pasien
harus pergi ke bagian UGD untuk membersihkan diri atau membuang
hajat. Hal inilah yang membuat pasien merasa sangat tidak puas atas
pelayanan yang mereka terima. Permasalahan ini sesuai dengan hasil
penelitian Bryant, dkk., yang menyatakan bahwa kenyamanan fasilitas
lingkungan fisik berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan.
Ruangan yang bersih, rapi, nyaman harus terus dipelihara. Efek psikologis
pada pasien agar mengurangi kebosanan menunggu, dapat terjadi dengan
ruangan yang bersih, rapi dan nyaman. Demikian pula sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Irviani (2011) di Rumah Sakit H. Padjonga
Daeng Ngalle Kabupaten Takalar menyatakan bahwa 31% responden yang
menyatakan puas dan 69% yang menyatakan tidak puas terhadap
kenyamanan.
Dan berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur berkaitan dengan
kenyamanan rata-rata pasien mengeluh tentang ketidaktersediaan air yang
sementara ini sedang dialami oleh pasien. Maka dapat disampaikan kepada
pihak rumah sakit agar harus lebih tanggap memperhatikan permasalahan
tersebut dan secepatnya dicari solusi untuk mengatasi persoalan.
Menurut William (1990) menyatakan bahwa tempat pelayanan
hendaknya memiliki lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi
86
pasien, karena kesan pertama pasien terhadap tempat pelayanan adalah
lingkungan disekitar tempat pelayanan.
Sendi atau prinsip ini mengandung arti proses serta hasil
pelayanan dapat memberikan kenyamanan bagi pelanggan/konsumen.
Dalam prinsip ini, memberikan petunjuk bahwa dalam proses pelaksanaan
pemberian pelayanan agar diciptakan kondisi dan mutu dengan
memperhatikan faktor nyaman, dalam arti bahwa kondisi dan mutu
dalam proses pelaksanaan pelayanan hendaknya diciptakan melalui:
a. Kondisi tempat/ruang pelayanan yang dapat memberikan rasa nyaman
b. Terpenuhi secara lancar bagi kepentingan urusan pelayanan
c. Mutu produk pelayanan yang diberikan pada masyarakat memenuhi
ukuran standar, sehingga dapat memenuhi rasa nyaman bagi masyarakat.
Kondisi demikian dapat diupayakan dengan, penyediaan tempat
pelayanan yang didukung dengan sarana ruang tunggu/tamu atau serta
ditunjang fasilitas-fasilitas yang dapat menciptakan keadaan yang tertib,
nyaman, bersih dan aman bagi para pengguna pelayanan. Ruang tunggu
yang sesuai dengan volume kedatangan tamu, dilengkapi tempat duduk
dan meja/tempat untuk menulis tamu, kamar kecil/toilet, tempat sampah
dan lainnya.
d. Tertib, dalam arti proses penyelenggaraan pelayanan publik
pelaksanaannya berjalan rapi, berjalan sesuai prosedur, urutan pemberian
pelayanannya rutin, dan sesuai alur tahapan penyelesaian pekerjaan.
87
Pemberian pelayanan dilakukan secara konsisten sesuai dengan antrean
dan menurut tata kerja yang berlaku.
Kenyamanan layanan menjadi faktor penting dalam memberikan
kepuasan kepada pelanggan terutama pada industri jasa, menghiraukan
faktor tersebut dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Sebagai contoh
seorang pelanggan memesan makanan di suatu restoran, dia mendapatkan
makanan dengan kualitas rasa terbaik tetapi dilayani dengan tidak ramah,
kualitas makanan yang menjadi nilai plus menjadi tidak berarti karena
pelanggan merasa tidak nyaman terhadap pelayanan restoran tersebut.
Ilustrasi tersebut menggambarkan pentingnya aspek kenyamanan layanan
dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan.
5. Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik
itu organisasi non pendidikan maupun organisasi pendidikan. Mutu sendiri
mempunyai berbagai macam pengertian, seperti yang dikemukakan oleh
beberapa ahli berikut: Menurut Juran dalam M. N. Nasution (2001), mutu
suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Crosby dalam M. N.
Nasution (2001) menyatakan bahwa mutu adalah conformance to
requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu
produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah
88
ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk
jadi.
Pendapat lain menurut Stanley Sutrisno (2010:8) mutu adalah
“kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan organisasi dengan
persyaratan atau kriteria yang ditetapkan oleh pelanggan”. Sedangkan Badan
Standarisasi Nasional (BSN) (2008) mengartikan mutu sebagai derajat yang
dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.
Demikian juga mutu adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah
ditetapkan (Azwar,2010).
Menurut Donabedian, mutu pelayanan dapat diukur dengan
menggunakan tiga variabel, yaitu Input, Proses, dan Output/outcome, yang
penjelasannya sebagai berikut:
1. Input adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan seperti tenaga, dana, obat, fasilitas peralatan, teknologi,
organisasi, dan informasi
2. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien dan masyarakat). Dan setiap tindakan pelayanan
harus selalu mempertimbangkan nilai yang dianut pada diri pasien.
3. Output adalah hasil pelayanan kesehatan berupa perubahan yang terjadi
pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen. (Nursalam,2011)
89
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu
merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan persyaratan
yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud.
Kepuasan pasien merupakan salah satu hal sangat penting dalam melihat
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Ada empat aspek mutu yang
dapat dipakai sebagai indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan. Yaitu
penampilan keprofesian yang ada/aspek klinis, efisiensi dan efektifitas
penyelengaraan pelayanan kesehatan berdasarkan pemakaian sumber daya,
aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien, dan aspek
kepuasan pasien yang dilayani.
Dalam penilaian mutu pelayanan kesehatan dilihat dari aspek
kepuasan pasien yang dilayani berdasarkan penilaian atas pengalaman
mereka menerima pelayanan kesehatan. (Krowinsky dan Stiber, 2002)
menyebutkan bahwa bila kenyataan pengalaman selama mendapatkan
pelayanan kesehatan lebih baik dari pada yang diharapkan maka mereka
akan puas, sebaliknya bila pengalaman mendapatkan pelayanan lebih
rendah maka mereka akan merasa tidak puas. Sedangkan Linder Pelz
(dalam Krowinsky dan Steiber, 2002) menyebutkan bahwa kajian tentang
kepuasan pasien haruslah dipahami sebagai suatu hal yang sangat banyak
dimensi atau variabel yang mempengaruhinya. Merkourisk dkk (1999)
menyebutkan bahwa mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai
alat untuk evaluasi kesehatan, evaluasi terhadap konsultasi intervensiasi
dan hubungan perilaku sehat dan sakit, membuat keputusan administrasi,
90
dan evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan, administrasi staf,
fungsi pemasaran dan formasi etik professional.
Beberapa variabel yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
pasien secara umum, baik di rawat jalan maupun di rawat inap adalah lama
waktu menunggu, ikut serta ambil keputusan, keramahan petugas,
kebersihan sarana kesehatan dan kejelasan tenaga kesehatan menerangkan
dan penjelasan segala sesuatu oleh tenaga kesehatan. Dan berdasarkan
penelitian menunjukan bahwa dari emapat variabel yang berpengaruh pada
kepuasan responden terhadap mutu pelayanan pada rawat inap rumah sakit
yaitu lama menunggu terhadap hasil Laboratorium, informasi yang
disampaikan belum sesuai dengan harapan responden, hubungan petugas
dan pasien belum dapat dirasakan oleh pasien dan kenyamanan masih
sangat kurang dirasakan oleh pasien.
Hasil tersebut sesuai dengan kajian Irawan (2005) yang
menjelaskan bahwa 60% keluhan konsumen berasal dari ketidakpuasan
terhadap perusahaan yang berhubungan dengan dimensi ketepatan waktu
yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera
dan akurat, serta temuan Jacobalis (1995) bahwa banyak variabel non
medis yang ikut menentukan kepuasan pasien antara lain lingkungan fisik
seperti kebersihan, dan kenyamanan. Sandan. H.K (1995) menyebutkan
bahwa lingkungan rumah sakit dan fasilitas RS berpengaruh terhadap
kepuasan rawat inap. Demikian juga Wahyutomo (1997) menyatakan
bahwa faktor lingkungan fasilitas berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
91
sedangkan Chriswardani (1998) mendapatkan bahwa faktor kenyamanan
rawat inap seperti kebersihan dan kerapian ruangan dan peralatan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
Maka berdasarkan hasil penelitian pada RSUD Karel Sadsuitubun
Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dari empat variabel yang digunakan
sebagai ukuran untuk menilai mutu pelayanan yang ada, maka pada
variabel ketepatan waktu (98.7%), Informasi (85.0%), Hubungan antar
Manusia (95.0%) menyatakan cukup baik. Sedangkan pada variabel
Kenyamanan (65.0%) menyatakan kurang. Dan secara keseluruhan
penilaian responden terhadap mutu pelayanan kesehatan pada RSUD Karel
Sadsuitubun langgur adalah 51.3% menyatakan baik, dan 48.7%
menyatakan kurang baik. Maka berdasarkan standar pelayanan minimal
rumah sakit No: 129/Menkes/SK/II/2008 menyebutkan bahwa persepsi
pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap mempunyai standar lebih
dari 90%.
Untuk itu berpedoman pada SPM rawat inap, maka RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur masih perlu membenahi serta mencari solusi untuk
mengatasi persoalan ketidakpuasan pasien yang mengakibatkan mutu
pelayanan menjadi kurang baik. Dan walaupun pada beberapa variabel
sudah mencukupi satandar, tetapi pada variabel yang lain belum sesuai
standar, sehingga berpengaruh terhadap mutu pelayanan secara
keseluruhan. Sebagai pedoman untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
yang ada maka dari beberapa variabel yang penulis gunakan sebagai
92
penelitian diharapkan menjadi acuan kepada pihak rumah sakit agar dapat
memperhatikan dan sedapat mungkin mencari jalan keluar untuk
mengatasi kekurangan, sehingga ada perubahan. Dengan demikian
terdapat peningkatan pelayanan kesehatan, maka mutu akan menjadi lebih
baik.
93
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Mutu Pelayanan pada Unit
Rawat Inap RSUD Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Responden yang menyatakan Ketepatan Waktu di RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur, tepat yaitu sebanyak 79 responden (98.7%). Dan
yang menyatakan tidak tepat 1 responden (1.3%).
2. Responden yang menyatakan Informasi di RSUD Karel Sadsuitubun
Langgur, cukup baik yaitu sebanyak 68 responden (85.0%). Dan yang
menyatakan kurang baik 12 responden (15.0%)
3. Responden yang menyatakan Hubungan antar Manusia di RSUD Karel
Sadsuitubun Langgur, cukup baik yaitu sebanyak 76 responden (95.0%).
Dan yang menyatakan kurang baik 4 responden (5.0%)
4. Responden yang menyatakan Kenyamanan di RSUD Karel Sadsuitubun
Langgur, cukup baik yaitu sebanyak 28 responden (35.0%). Dan yang
menyatakan kurang baik 52 responden (65.0%)
B. Saran
1. Kepada pihak Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara, memperhatikan keluhan pasien berdasarkan hasil
penelitian tentang ketepatan waktu dalam pemberian hasil laboratorium.
Dan berpedoman pada SPM 129/Menkes/SK/II/ 2008
94
2. Hendaknya pihak Rumah Sakit Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten
Maluku Tenggara memperhatikan keluhan yang disampaikan oleh pasien
berdasarkan hasil penelitian bahwa mereka sangat tidak nyaman akibat
dari waktu kunjungan terhadap pasien tidak dijadwalkan dengan baik
sehingga sangat menggangu jam-jam istirahat pasien
3. Hendaknya beberapa petugas yang kurang tanggap dan kurang ramah
terhadap pasien, sekiranya lebih ramah dan bersedia untuk meluangkan
waktunya mendengarkan keluhan maupun keinginan pasien, sehingga
pasien merasa bahwa petugas adalah teman mereka
4. Kepada pemimpin rumah sakit memperhatikan keluhan yang disampaikan
pasien berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan ketersediaan
Air yang kurang, lebih khusus pada ruang perawatan Interna Pria dan
wanita, karena pada ruang perawatan tersebut tidak ada air sama sekali
sehingga pasien harus ke ruangan UGD untuk membersihkan diri. Maka
berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien maka pemimpin rumah
sakit harus dengan serius menangani dan mencari solusi untuk mengatasi
persoalan tersebut, sehingga kedepannya ada perubahan yang lebih baik.
5. Hendaknya petugas yang menangani kebersihan (Cleaning service) dapat
lebih memperhatikan kebersihan Toilet/kamar mandi.
6. Pada hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel Informasi dan
kenyamanan yang belum sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM 129/Menkes/SK/II/2008), maka sangat diharapkan kepada
pemimpin rumah sakit agar dapat memperhatikan dan mencari solusi
95
untuk mengatasi kendala-kendala yang menyebabkan sehingga mutu
pelayanan kesehatan belum mencapai standar. Dan sangat diharapkan
untuk kedepannya ada peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
96
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul, 2010 Pengantar Administrasi Kesehatan; Edisi Ketiga Binarupa
Aksara, Jakarta.
Aditama, Tjandra Yoga, 2002 Manajemen Administrasi Rumah Sakit; Edisi 2,
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku.
Kedokteran EGC: 220-234.
Aritonang R, L. 2009. Kepuasan Pelanggan. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica.
Aesculpalus, FKUI, Jakarta
Band, William. A. 1990, Management Control Systems,. Homewood Illionis,
Richard D Irwin. Inc
Bart, Smet. 1991. Psikologi Kesehatan. PT. Grasindo. Jakarta.
Becker. 1976. Patient Adehere to Prescribert Therapies. Medical Care : 23.
Chayatin. N, 2009 Ilmu Kesehatan masyarakat; Teori dan Aplikasi, Salemba
Medika, Jakarta
Cut Zuliati Muli. 2009, Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap.
Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Kota Medan. Tesis, SPS
USU,. Medan.
Direktorat Pelayanan Medik, 2005 Pengukuran Kinerja Rumah Sakit, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, Peraturan Kesehatan RI, No. 159b/Menkes/
Per/II/1988, Jakarta
Eryanto, Herry. 2011. Hubungan Antara Mutu Pelayanan Dengan Kesetiaan
Pasien ( Survey Pada Pasien Bagian Jantung Rumah Sakit Internasional
Bintaro ). Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
Handriana, T, 2005Analisis Perbedaan Harapan Kualitas Jasa Pada Lembaga
Pendidikan Tinggi, Surabaya.
H.A.S Moenir.1995. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
97
Irva Irviani, 2011 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan kualitas
pelayanan perawat di instalasi rawat inap RSUD H. Padjonga Daeng
Ngalle Kabupaten Takalar, Skripsi tidak diterbitkan, Universitas
Hasanuddin Makassar.
Ika Oktiani Choerunnisa, 2008 Analisis faktor yang mempengaruhi sikap
terhadap merek untuk meningkatkan kepuasan pasien pada Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Universitas Diponegoro, Tesis, Semarang.
Jacobalis,S, 1998 Menjaga Mutu pelayanan Rumah Sakit, PERSI, Jakarta
Koran Vox Populi, 2011 Maluku Tenggara dan Kota Tual
Kozier, B. 2004. Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice. New
Jersey: Pearson
Laksono Ismawan, N, 2008 Analisis Kepuasan dan Hubungannya dengan
Loyalitas Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dedi Jaya Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Laode Abd.Rasak, 2010 Analisis Hubungan Mutu Pelayanan Kepuasan Pasien
dan Loyalitas Pasien Rawat Inap di RSUD Wakatobi. Tesis
Leine. 1996. Health Behaviour, Emerging Research Perspective Plenum Press.
New York and London.
Lovelock, C.H. dan L.K. Wright.2002. principles Service Marketing and.
Management, Second Edition. Pearson Education, New Jersey.
Muninjaya, Gde, 2011 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Magrib,M, 2002 Tinjauan Mutu Pelayanan kesehatan pada pasien rawat inap
kelas III di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Tahun 2002. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Nursalam, 2011 Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
professional,Edisi 3,Salemba Medika,Jakarta.
Nasution, M.N, 2001 Manajemen mutu terpadu (Total quality management),
jakarta.
Notoatmodjo. S, 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
98
Pohan S, Imbalo. 2006. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, dasar-dasar
pengertian dan Terapan. EGC, Jakarta.
Profil RSUD, 2011. Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara
Parasuraman, A., Berry, L., Zeithaml, V., (1998)’Quality Counts in Service, Too’,
Business Horizons.
Potter. P., A., and Perry. A., G. 2009. Fundamental Of Nursing; Concept, Proses
and Practice. St. Louis: Mosby
Parasuraman, A. dkk. 1988. Servqual : A Multiple-Item Scale for Measuring.
Consumer Perception of Service Quality. Journal of Retailing, Vol. 64. pp
12-40.
Rangkuti, Freddy. (2006). Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Seweng, Arifin. Biostatistik II. Jurusan Biostatistik/KKB. FKM Unhas
Syahruddin, 2003 Tinjauan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien rawat
inap di RSU. Skripsi tidak diterbitkan. FKM UNHAS
Sugiyono, 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Supriyanto dan Ernawati, 2010Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Andi,
Yogyakarta.
Susanto Heru, 1999 Analisis factor-faktor yang mempengaruhi Bed Occupancy
Rate (BOR) Rumah Sakit Roemani, Pasca Sarjana UNDIP, Semarang.
Siswanto.H.B, 2010 Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.
Santoso, B, et al., 1997, Manajemen Obat Rumah Sakit, MMF, Jogjakarta.
Surajadjaja. 1998. Peranan Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit. Cermin Dunia Kedokteran. Edisi Khusus.
Tay,M.Y.B, 2008 Analisis hubungan kualitas pelayanan kesehatan dengan
kepuasan pasien rawat inap RSUD Bajawa Kabupaten Ngada NTT,
Fakultas Kesehatan masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tjiptono. F, 1997Prinsip-prinsip total Quality Service Adi Officer, Yogyakarta.
Tjiptono.F , 2005 Pemasaran Jasa, Andi, Yogyakarta.
99
Tandya, Denny. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Peaanan Administrasi Rumah
Sakit Terhadap Loyalitas Pelanggan. http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/epidemiology-public-health/1860442-analisis-pengaruh-kualitas-
pelayanan-administrasi. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013.
Undang-Undang Kesehatan dan Rumah Sakit, 2009 Nuha Medika, Yogyakarta
Widajat. R, 2009 Being a great and sustainable hospital: beberapa pitfall
manajemen yang harus dihadapi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wijono. D, 1999 Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Edisi pertama,
Airlangga University Press, Surabaya
Wijono, 2008 Managemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien: prinsip dan
Praktek, Duta Prima Airlangga, Surabaya
Wijayana, M. 2008. Membangun Pribadi Perawat, (Online), http://www.52.
11.148.220/ppko/file/membangun%20pribadi%caring%20perawat, diakses
tanggal 16April 2013)
100
LAMPIRAN
1
Uraian Rumus Stratifaid Random Sampling
n1= N1 X n
N
n1 : Jumlah Sampel ke - 1
N1 : Jumlah Populasi ke - 1
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah Sampel
RuangPerawatanVIP : n1 = N1 x n
N
= 59 x 80
480
= 4720
480
= 9,83
= 10
RuangPerawatanKelas II : n1 = N1 x n
N
= 57 x 80
480
= 4560
480
= 9,5
= 9
2
Ruang Perawatan Kelas III : n1 = N1 x n
N
= 364 x 80
480
= 29120
480
= 60,6
= 61.
3
Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Untuk Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
GAMBARAN TENTANG DIMENSI MUTU PELAYANAN PADA UNIT RAWAT INAP RSUD KAREL SADSUITUBUN LANGGUR
KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2013
Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur Responden :
3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
4. Pendidikan Terakhir :
1. SD 5. S1/S2
2. SLTP 6. Tidak
sekolah
3. SLTA
4. Akademi / Diploma
5. Pekerjaan : 1. Petani
2. Nelayan
3. Pedagang
4. Pensiunan
5. PNS
6. Karyawan Swasta
7. Anggota ABRI/POLRI
8. Siswa/Mahasiswa
9. Lainnya, sebutkan : .
Petunjuk Pengisian:
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada
2. Beri tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang anda anggap
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dari setiap pernyataan pada kolom
berdasarkan alternatif :
1. Sangat Baik (SB)
2. Baik (B)
3. Tidak Baik (TB)
4. Sangat Tidak Baik(STB)
3. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda sepenuhnya terjamin
4
NO PERNYATAAN
JAWABAN
RESPONDEN
SB B TB STB
A. KETEPATAN WAKTU
1. Petugas memberikan obat kepada pasien tepat waktu
2. Hasil Laboratorium diberikan tepat waktu
3.
Dokter jaga yang menangani pasien datang tepat pada saat
dibutuhkan.
4.
Dokter melakukan visite/pemeriksaan terhadap pasien tepat waktu
sesuai jadwal yang ditetapkan
5.
Pemberian makanan oleh petugas tepat waktu yakni 3x sehari (Pagi,
Siang, dan Malam) sesuai dengan jam makan di rumah sakit
6. Setiap pagi- sore perawat melakukan pemeriksaan nadi
7. Setiap pagi - sore perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah
B. INFORMASI
1.
Dokter memberikan informasi tentang penyakit yang diderita pasien
secara lengkap
2.
Dokter memberikan informasi tentang kegunaan tentang obat yang
akan dikonsumsi (diminum) kepada pasien
3.
Petugas memberikan informasi tentang jadwal visite (waktu kunjung)
dokter
4.
Petugas memberikan informasi besarnya biaya dari setiap tindakan
pelayanan yang akan diberikan
5. Penjelasan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan perawat
6. Petugas memberikan penjelasan tentangcara mengkonsumsi obat
7. Petugas memberikan penjelasan tentang jam berkunjung pasien
5
Terima Kasih atas kesempatan yang anda berikan untuk pengisian
kuesioner ini.
C. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
1. Petugas melayani pasien dengan ramah
2. Komunikasi petugas saat melakukan pemeriksaan/melayani pasien
dengan baik
3. Dokter memberikan kesempatan bertanya kepada pasien
4. Dokter selalu menanyakan perubahan keluhan pasien setiap saat
melakukan visite/pemeriksaan
5. Petugas tanggap terhadap keluhan pasien
6. Petugas menyapa pasien dengan ramah
7. Petugas menjawab dengan baik pertanyaan pasien.
D. KENYAMANAN
1. Kondisi penerangan diruang perawatan
2. Toilet terlihat bersih setiap saat
3. Ruang rawat inap selalu terlihat bersih
4. Persediaan air di kamar mandi/toilet
5. Kebersihan tempat tidur
6. Tersedianya tempat sampah disetiap ruangan perawatan
7. Kebersihan lingkungan/halaman rumah sakit
6
MASTER TABEL
MASTER TABEL
Nama Umur JK Pend Pekj Status A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7
Total_
A
Total_
B
Total_
C
Total_
D Waktu Inf Hub
Kenyaman-
an V_Umur
K 28 2 4 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 21 19 18 15 1 1 1 2 3
IT 25 2 4 5 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 22 18 17 14 1 1 2 2 3
HN 23 2 3 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 2 22 18 17 12 1 1 2 2 3
AR 30 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 21 19 20 16 1 1 1 2 4
LB 21 2 3 9 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 21 18 20 15 1 1 1 2 3
SR 30 2 3 9 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 24 21 18 17 1 1 1 2 4
FR 22 2 3 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 21 20 20 18 1 1 1 1 3
NL 31 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 21 20 18 17 1 1 1 2 4
FR 34 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 21 19 20 17 1 1 1 2 4
FT 28 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 3 3 21 20 28 19 1 1 1 1 3
PT 59 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 1 2 1 3 17 19 18 14 2 1 1 2 6
AE 46 1 2 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 21 18 26 24 1 1 1 1 5
HR 60 2 1 1 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 1 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 22 17 25 21 1 2 1 1 7
HK 28 2 3 9 1 3 2 3 4 4 3 3 4 2 2 2 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 22 19 21 23 1 1 1 1 3
DR 54 2 1 1 2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 22 23 22 19 1 1 1 1 6
SW 62 2 1 1 1 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 22 18 22 19 1 1 1 1 7
MT 40 2 3 5 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 2 1 3 22 19 24 16 1 1 1 2 5
RK 50 2 2 9 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 1 4 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 19 18 22 23 1 1 1 1 6
ND 35 1 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 4 4 2 3 4 4 4 2 2 3 3 2 2 2 22 18 25 16 1 1 1 2 4
R 30 1 5 5 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 2 22 22 23 18 1 1 1 1 4
YM 39 1 3 6 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 22 17 22 17 1 2 1 2 4
FL 63 1 3 6 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 24 21 21 17 1 1 1 2 7
UT 17 1 3 8 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 22 20 20 18 1 1 1 1 2
EE 63 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 21 18 21 18 1 1 1 1 7
MS 51 1 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 22 20 24 22 1 1 1 1 6
GF 67 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 21 20 26 18 1 1 1 1 7
7
AR 70 2 5 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 2 22 24 24 21 1 1 1 1 7
MM 40 2 3 1 1 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 1 2 1 3 3 2 22 19 24 16 1 1 1 2 5
FR 55 2 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 1 21 18 23 16 1 1 1 2 6
FS 61 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 3 4 1 3 1 2 3 2 22 20 23 16 1 1 1 2 7
MY 68 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 2 3 2 20 18 20 15 1 1 1 2 7
WR 19 2 3 8 1 4 2 4 4 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 1 3 2 3 22 16 20 18 1 2 1 1 2
SR 25 2 5 5 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3 2 20 19 17 19 1 1 2 1 3
RU 57 2 3 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 24 23 28 20 1 1 1 1 6
AL 75 2 1 1 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 22 22 21 19 1 1 1 1 7
DR 44 2 3 1 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 22 19 20 16 1 1 1 2 5
RR 29 2 5 9 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 19 18 21 17 1 1 1 2 3
HT 27 2 4 5 1 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 1 3 2 3 25 24 27 17 1 1 1 2 3
HR 16 2 3 8 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 3 2 1 26 23 27 15 1 1 1 2 2
WS 68 2 2 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 1 4 2 1 22 20 24 15 1 1 1 2 7
AR 1 2 6 9 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 2 21 19 23 17 1 1 1 2 1
AL 1 2 6 9 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 1 22 19 25 15 1 1 1 2 1
OD 28 2 3 1 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 1 3 26 22 24 17 1 1 1 2 3
WR 26 1 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 24 21 23 23 1 1 1 1 3
DN 49 2 4 5 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 22 21 21 1 1 1 1 5
HN 29 2 5 5 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 22 20 24 17 1 1 1 2 3
RN 39 2 4 6 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 22 21 21 16 1 1 1 2 4
RN 58 1 3 6 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 4 4 4 1 3 1 3 3 1 22 16 22 16 1 2 1 2 6
HR 74 1 1 1 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 1 3 2 2 23 20 23 16 1 1 1 2 7
IH 77 1 1 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 2 1 21 17 20 13 1 2 1 2 7
MN 45 1 3 5 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 2 2 21 19 20 14 1 1 1 2 5
AR 22 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 21 17 20 17 1 2 1 2 3
SE 63 1 4 7 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 21 19 23 19 1 1 1 1 7
HR 74 1 1 1 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 1 3 3 3 25 22 25 18 1 1 1 1 7
BR 47 1 1 1 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 19 18 20 16 1 1 1 2 5
8
JY 53 1 2 1 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 25 27 28 22 1 1 1 1 6
SR 44 1 3 9 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 2 20 17 20 15 1 2 1 2 5
LI 44 1 3 9 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 20 18 21 17 1 1 1 2 5
KR 42 1 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 24 22 23 16 1 1 1 2 5
KN 18 1 3 8 1 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 1 3 1 2 2 1 19 20 20 14 1 1 1 2 2
RB 48 1 4 5 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 1 2 1 2 3 1 23 19 23 13 1 1 1 2 5
NT 52 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 21 17 20 16 1 2 1 2 6
MU 36 1 6 9 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 1 4 1 3 2 2 26 24 22 15 1 1 1 2 4
NM 28 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 1 4 4 2 4 4 4 3 4 1 3 1 2 2 2 22 17 25 15 1 2 1 2 3
AB 55 2 3 1 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 1 3 3 1 22 19 26 16 1 1 1 2 6
FL 40 2 4 5 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 1 2 1 3 3 2 22 18 24 16 1 1 1 2 5
EB 17 2 3 8 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 1 4 3 2 3 2 4 3 4 2 3 1 3 2 1 23 18 21 16 1 1 1 2 2
DR 33 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 1 3 2 2 21 17 26 16 1 2 1 2 4
PM 62 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 1 3 3 2 22 17 21 16 1 2 1 2 7
YK 23 2 5 8 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 1 3 2 2 24 20 26 16 1 1 1 2 3
WB 31 2 3 5 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 1 3 2 2 22 21 27 16 1 1 1 2 4
SK 31 2 5 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 21 22 21 15 1 1 1 2 4
SB 34 2 4 5 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 21 18 20 19 1 1 1 1 4
NB 29 2 3 9 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 22 19 22 19 1 1 1 1 3
FH 43 2 3 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 21 21 28 21 1 1 1 1 5
HR 11 1 1 9 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 14 16 14 1 2 2 2 2
RB 30 2 5 5 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 26 27 25 22 1 1 1 1 4
MP 67 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 27 23 26 23 1 1 1 1 7
RG 37 2 5 5 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 2 1 4 24 19 24 17 1 1 1 2 4
AR 44 2 3 5 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 2 24 22 25 17 1 1 1 2 5
9
Statistics
Jenis Kelamin Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan Status
perkawinan
pemberian obat
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
hasil
laboratorium
dokter
menangani
pasien
dokter
melakukan
pemeriksaan
pemberian
makanan
pemeriksaan
nadi
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
pemeriksaan
tekanan darah
dokter
memberikan
informasi
kegunaan
tentang obat
jadwal visite besarnya biaya
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
tindakan perawat penjelasan
konsumsi obat
penjelasan jam
berkunjung
melayani dengan
ramah
komunikasi
petugas dengan
baik
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
memberikan
kesempatan
bertanya
menanyakan
keluhan pasien
tanggap
terhadap
keluhan
menyapa
dengan ramah
menjawab
dengan baik
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
10
Statistics
kondisi
penerangan
toilet bersih ruang terlihat
bersih
persediaan air kebersihan
tempat tidur
N Valid 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
tersedia tempat
sampah
kebersihan
halaman
Waktu Informasi Hubungan Kenyamanan
N Valid 80 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0 0
Statistics
V_Umur
N Valid 80
Missing 0
11
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 27 33.8 33.8 33.8
Perempuan 53 66.3 66.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 12 15.0 15.0 15.0
SLTP 9 11.3 11.3 26.3
SLTA 36 45.0 45.0 71.3
Akademi/Diploma 11 13.8 13.8 85.0
S1/S2 9 11.3 11.3 96.3
Tidak Sekolah 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
12
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
petani 27 33.8 33.8 33.8
nelayan 1 1.3 1.3 35.0
pedagang 5 6.3 6.3 41.3
pensiunan 5 6.3 6.3 47.5
PNS 18 22.5 22.5 70.0
karyawan swasta 4 5.0 5.0 75.0
Anggota ABRI/POLRI 1 1.3 1.3 76.3
siswa/mahasiswa 6 7.5 7.5 83.8
lainnya 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
pemberian obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 1 1.3 1.3 1.3
Baik 64 80.0 80.0 81.3
Sangat baik 15 18.8 18.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
13
dokter melakukan pemeriksaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 3 3.8 3.8 3.8
Baik 59 73.8 73.8 77.5
Sangat baik 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
pemberian makanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 33 41.3 41.3 41.3
Sangat baik 47 58.8 58.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
hasil laboratorium
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak baik 9 11.3 11.3 11.3
baik 61 76.3 76.3 87.5
sangat tidak baik 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
dokter menangani pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 7 8.8 8.8 8.8
Baik 60 75.0 75.0 83.8
Sangat baik 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
14
pemeriksaan nadi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 5 6.3 6.3 6.3
Baik 70 87.5 87.5 93.8
Sangat baik 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
pemeriksaan tekanan darah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 3 3.8 3.8 3.8
Baik 73 91.3 91.3 95.0
Sangat baik 4 5.0 5.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
dokter memberikan informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 24 30.0 30.0 30.0
Baik 44 55.0 55.0 85.0
Sangat baik 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
kegunaan tentang obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
V
a
l
i
d
Tidak baik 37 46.3 46.3 46.3
Baik 33 41.3 41.3 87.5
Sangat baik 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
15
jadwal visite
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 6 7.5 7.5 7.5
Baik 64 80.0 80.0 87.5
Sangat baik 10 12.5 12.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
besarnya biaya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 14 17.5 17.5 17.5
Baik 64 80.0 80.0 97.5
Sangat baik 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
tindakan perawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 4 5.0 5.0 5.0
Baik 69 86.3 86.3 91.3
Sangat baik 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
16
penjelasan konsumsi obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 1 1.3 1.3 1.3
Baik 63 78.8 78.8 80.0
Sangat baik 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
penjelasan jam berkunjung
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak baik 23 28.8 28.8 28.8
Tidak baik 37 46.3 46.3 75.0
Baik 18 22.5 22.5 97.5
Sangat baik 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
melayani dengan ramah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 5 6.3 6.3 6.3
Baik 43 53.8 53.8 60.0
Sangat baik 32 40.0 40.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
17
menanyakan keluhan pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 3 3.8 3.8 3.8
Baik 55 68.8 68.8 72.5
Sangat baik 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
tanggap terhadap keluhan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 4 5.0 5.0 5.0
Baik 58 72.5 72.5 77.5
Sangat baik 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
menyapa dengan ramah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 7 8.8 8.8 8.8
Baik 43 53.8 53.8 62.5
Sangat baik 30 37.5 37.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
komunikasi petugas dengan baik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 3 3.8 3.8 3.8
Baik 41 51.3 51.3 55.0
Sangat baik 36 45.0 45.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
memberikan kesempatan bertanya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 43 53.8 53.8 53.8
Baik 26 32.5 32.5 86.3
Sangat baik 11 13.8 13.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
18
toilet bersih
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
V
al
id
Sangat tidak baik 34 42.5 42.5 42.5
Tidak baik 30 37.5 37.5 80.0
Baik 15 18.8 18.8 98.8
Sangat baik 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
ruang terlihat bersih
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
V
al
id
Tidak baik 20 25.0 25.0 25.0
Baik 55 68.8 68.8 93.8
Sangat baik 5 6.3 6.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
menjawab dengan baik
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 2 2.5 2.5 2.5
Baik 49 61.3 61.3 63.8
Sangat baik 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
kondisi penerangan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak baik 9 11.3 11.3 11.3
Baik 42 52.5 52.5 63.8
Sangat baik 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
19
persediaan air
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak baik 37 46.3 46.3 46.3
Tidak baik 20 25.0 25.0 71.3
Baik 21 26.3 26.3 97.5
Sangat baik 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
kebersihan tempat tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak baik 1 1.3 1.3 1.3
Tidak baik 18 22.5 22.5 23.8
Baik 55 68.8 68.8 92.5
Sangat baik 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
tersedia tempat sampah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak baik 5 6.3 6.3 6.3
Tidak baik 38 47.5 47.5 53.8
Baik 34 42.5 42.5 96.3
Sangat baik 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
20
kebersihan halaman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat tidak baik 10 12.5 12.5 12.5
Tidak baik 39 48.8 48.8 61.3
Baik 29 36.3 36.3 97.5
Sangat baik 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Waktu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tepat 79 98.8 98.8 98.8
Tidak Tepat 1 1.3 1.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Cukup 68 85.0 85.0 85.0
Kurang 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Hubungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Cukup 76 95.0 95.0 95.0
Kurang 4 5.0 5.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
21
Kenyamanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Cukup 28 35.0 35.0 35.0
Kurang 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
SAVE OUTFILE='D:\New folder\Mutu MaRS.sav'
/COMPRESSED.
V_Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
10 - 19 tahun 6 7.5 7.5 7.5
20 - 29 tahun 19 23.8 23.8 31.3
30 - 39 tahun 15 18.8 18.8 50.0
40 - 49 tahun 14 17.5 17.5 67.5
50 - 59 tahun 10 12.5 12.5 80.0
>= 60 tahun 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
22
1. Ketepatan Waktu
Distribusi responden berdasarkan pertanyaan tentang dimensi
ketepatan waktu dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1
RekapitulasiJawabanRespondententang Dimensi Ketepatan
Waktudi RSUD Karel SadsuitubunLanggur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
N
o
Pertanyaan Ketepatan Waktu
Jawaban Responden
Jumlah Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik Baik
Sangat
baik
n % n % N % n % n %
1 Petugas memberikan obat
kepada pasien tepat waktu 0 0.0 1 1.3 64
80.
0 15
18.
8 80
100.
0
2 Hasil Laboratorium diberikan
tepat waktu 0 0.0 9
11.
3 61
76.
3 10
12.
5 80
100.
0
3
Dokter jaga yang menangani
pasien datang tepat pada saat
dibutuhkan.
0 0.0 7 8.8 60 75.
0 13
16.
3 80
100.
0
4
Dokter melakukan
visite/pemeriksaan terhadap
pasien tepat waktu sesuai
jadwal yang ditetapkan
0 0.0 3 3.8 59 73.
8 18
22.
5 80
100.
0
5
Pemberian makanan oleh
petugas tepat waktu yakni 3x
sehari (Pagi, Siang, dan
Malam) sesuai dengan jam
makan di rumah sakit
0 0.0 0 0.0 33 41.
3 47
58.
8 80
100.
0
6 Setiap pagi- sore perawat
melakukan pemeriksaan nadi 0 0.0 5 6.3 70
87.
5 5 6.3 80
100.
0
7
Setiap pagi - sore perawat
melakukan pemeriksaan
tekanan darah
0 0.0 3 3.8 73 91.
3 4 5.0 80
100.
0
Jumlah 0 0.0 28 5.0 420 75.
0 112
25.
0 560
100.
0
Sumber : Data Primer
Tabel 1 menunjukkan rekapitulasi jawaban responden terhadap
variable ketepatan waktu terdiri dari tujuh indikator. Tentang ketepatan
waktu pemberian obat, ada 64 responden (80.0%) menjawab baik.
23
Adapun tentang ketepatan waktu pemberian hasil laboratorium,
terdapat 61 responden (76.3%) menjawab baik. Dan 60 responden
(75.0%) menjawab baik untuk dimensi ketepatan waktu penanganan
dokter. Pemeriksaan tepat waktu, mayoritas responden menjawab baik
sebanyak 59 responden (73.8%). Pemberian makan yang tepat waktu,
mayoritas responden menjawab sangat baik sebanyak 47 responden
(58.8%). Pemeriksaan nadi yang tepat waktu, mayoritas responden
menjawab baik yaitu sebanyak 70 responden (87.5%). Sedangkan
pemeriksaan tekanan darah, mayoritas responden menjawab baik yaitu
sebanyak 73 responden (91.3%).
Jadi dari tujuh indicator untuk variable Ketepatan waktu, rata-
rata responden menyatakan baik untuk indikator Pemberian obat, Hasil
Laboratorium, Penanganan dokter, Pemeriksaan dokter, Pemeriksaan
nadi, pemeriksaan tekanan darah. Sedangkan rata-rata responden yang
menyatakan sangat baik pada indikator Pemberian makan.
2. Informasi
Distribusi responden berdasarkan pertanyaan tentang variabel
Informasi dapat dilihat pada tabel 2 :
24
Tabel 2
Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Dimensi Informasi di
RSUD Karel SadsuitubunLanggur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
N
o
Pertanyaan Informasi
Jawaban Responden
Jumlah Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik Baik
Sangat
baik
n % n % n % n % n %
1
Dokter memberikan informasi
tentang penyakit yang diderita
pasien secara lengkap
0 0.0 24 30.
0 44
55.
0 12
15.
0 80
100.
0
2
Dokter memberikan informasi
tentang kegunaan tentang obat
yang akan dikonsumsi (diminum)
kepada pasien
0 0.0 37 46. 33 41.
3 10
12.
5 80
100.
0
3
Petugas memberikan informasi
tentang jadwal visite (waktu
kunjung) dokter
0 0.0 6 7.5 64 80.
0 10
12.
5 80
100.
0
4
Petugas memberikan informasi
besarnya biaya dari setiap tindakan
pelayanan yang akan diberikan
0 0.0 14 17.
5 64
80.
0 2 2.5 80
100.
0
5 Perawatmenjelaskan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan 0 0.0 4 5.0 69
86.
3 7 8.8 80
100.
0
6 Petugas memberikan penjelasan
tentang cara mengkonsumsi obat 0 0.0 1 1.3 63
78.
8 16
20.
0 80
100.
0
7 Petugas memberikan penjelasan
tentang jam berkunjung pasien 23
28.
8 37
46.
3 18
22.
5 2 2.5 80
100.
0
Jumlah 23 4.0 123 22.
0 355
63.
0 59
11.
0 560
100.
0
Sumber : Data Primer
Tabel 2 menunjukkan rekapitulasi jawaban responden pada v
ariable informasi. Sebanyak 44 responden (55.0%) menyatakan bahwa
petugas kesehatan memberikan informasi dengan lengkap. Sedangkan
37 responden (46.0%) menyatakan bahwa petugas memberikanin
formasi penggunaan obat tidak baik. Adapun tentang informasi jadwal
visite dokter, mayoritas responden (64 responden 80.0%)
25
menjawabbaik. Dan 64 responden (80.0%) menjawab baik untuk
indicator informasi besarnya biaya dari Setiap tindakan pelayanan.
Penjelasan tindakan perawat, mayoritas responden menjawab baik
sebanyak 69 responden (86.3%). Memberikan informasi tentang
konsumsi obat, mayoritas responden menjawab baik63 responden
(78.8%). Sedangkan informasi tentang kunjungan pasien, beberapa
responden menjawab sangat tidak baik sebanyak 23 responden
(28.8%).
Jadi dari tujuh indikator untuk variable Informasi, rata-rata
responden menyatakan Baik untuk indicator memberikan informasi
dengan lengkap, Jadwal visite dokter, Besarnya biaya dari setiap
tindakan, penjelasan tindakan perawat, dan cara mengkonsumsi obat.
Sedangkan rata-rata responden yang menyatakan tidak baik pada
indicator kegunaan obat. Dan beberapa responden menyatakan sangat
tidak baik pada indicator kunjungan pasien.
3. Hubungan Antar Manusia
Distribusi responden berdasarkan pertanyaan tentang dimensi
hubungan antar manusia dapat dilihat pada tabel 3 :
26
Tabel 3
Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Dimensi Hubungan Antar Manusia
di RSUD Karel Sadsuitubun Langgur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Pertanyaan Hubungan
Antar Manusia
Jawaban Responden
Jumlah Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik Baik
Sangat
baik
n % n % n % n % n %
1 Petugas melayani pasien
dengan ramah 0 0.0 5 6.3 43
53.
8 32
40.
0 80
100.
0
2
Komunikasi petugas saat
melakukan
pemeriksaan/melayani
pasien dengan baik
0 0.0 3 3.8 41 51.
3 36
45/
0 80
100.
0
3
Dokter memberikan
kesempatan bertanya
kepada pasien
0 0.0 43 53.
8 26
32.
5 11
13.
8 80
100.
0
4
Dokter selalu menanyakan
perubahan keluhan pasien
setiap saat melakukan
visite/pemeriksaan
0 0.0 3 3.8 55 68.
8 22
27.
5 80
100.
0
5 Petugas tanggap terhadap
keluhan pasien 0 0.0 4 5.0 58
72.
5 18
22.
5 80
100.
0
6 Petugas menyapa pasien
dengan ramah 0 0.0 7 8.8 43
53.
8 30
37.
5 80
100.
0
7 Petugas menjawab dengan
baik pertanyaan pasien. 0 0.0 2 2.5 49
61.
3 29
36.
3 80
100.
0
Jumlah 0 0.0 67 12.
0 315
56.
0 178
32.
0 560
100.
0
Sumber : Data Primer
Tabel 3 menunjukkan rekapitulasi jawaban responden pada variable hubungan
antar manusia yang terdiri dari tujuh indikator,mayoritas responden menyatakan
bahwa petugas melayani pasien dengan ramah (43 responden),mayoritas
responden menyatakan baik untuk indicator komunikasi yang baik 41 responden
(51.3%). Selalu menanyakan perubahan keluhanpasien 55 responden (68.8%)
menyatakan baik. Tanggap terhadap keluhan 58 responden (72.5%) menyatakan
27
baik. Menyapa pasien dengan ramah 43 responden (53.8%) juga menyatakan
baik.Dan jawaban petugas terhadap pertanyaan pasien 49 responden (61.3%)
menyatakan baik. Sedangkan untuk indikato rmemberikan kesempatan bertanya
43 responden (53.8%) menyatakan tidak baik.
Jadi dari tujuh indicator untuk variable hubungan antar manusia, rata-rata
responden menyatakan baik untuk indicator melayani pasien dengan ramah,
komunikasi yang baik, selalu menanyakan perubahan keluhan pasien, tanggap
terhadap keluhan, menyapa pasien dengan ramah, dan jawaban petugas terhadap
pertanyaan pasien. Sedangkan responde nmenyatakan tidak baik pada indicator
memberikan kesempatan bertanya.
4. Kenyamanan
Distribusi responden berdasarkan pertanyaan tentang variabel
kenyamanan dapat dilihat pada tabel 4 :
28
Tabel 4
RekapitulasiJawabanResponden tentang Dimensi Kenyamanan
di RSUD Karel SadsuitubunLanggur
Kabupaten Maluku Tenggara
Tahun 2013
No Kenyamanan
Jawaban Responden
Jumlah Sangat
Tidak
Baik
Tidak
Baik Baik
Sangat
baik
n % N % n % n % n %
1 Kondisi penerangan
diruang perawatan 0 0.0 9
11.
3 42
52.
5 29
36.
3 80
100.
0
2 Toilet terlihat bersih setiap
saat 34
42.
5 30
37.
5 15
18.
8 1 1.3 80
100.
0
3 Ruang rawat inap selalu
terlihat bersih 0 0.0 20
25.
0 55
68.
8 5 6.3 80
100.
0
4 Tersedia air di kamar
mandi/toilet 37
46.
3 20
25.
0 21
26.
3 2 2.5 80
100.
0
5 Kebersihan tempat tidur
1 1.3 18 22.
5 55
68.
8 6 7.5 80
100.
0
6
Kebersihan
lingkungan/halaman
rumah sakit
5 6.3 38 47.
5 34
42.
5 3 3.8 80
100.
0
7
Tersedianya tempat
sampah disetiap ruangan
perawatan
10 12.
5 39
48.
8 29
36.
3 2 2.5 80
100.
0
Jumlah 87 16.
0 174
31.
0 251
45.
0 48 9.0 560
100.
0
Sumber : Data Primer
Tabel 4 menunjukkanrekapitulasi jawaban responden pada
variabelkenyamanan.Kondisi penerangan, mayoritas responden
menyatakan baik (42 responden atau52.5%).Indikator kebersihan toilet
mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik (34 responden
atau42.5%).Ruang rawat inap selalu bersih, mayoritas (55
respondenatau68.8%)menyatakanbaik.Tersedia air di toilet/kamar
mandi, mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik sebanyak37
responden (46.3%). Kebersihan tempat tidur, mayoritas menyatakan
baik 55 responden (68.8%).Kebersihan lingkungan RS, mayoritas
responden menyatakan tidak baik sebanyak 38 responden
(47.5%).Sedangkan Ketersediaan tempat sampah, mayoritas
menyatakan tidak baik sebanyak 39 responden (48.8%).
29
Jadi dari tujuh indicator untuk variable kenyamanan, rata-rata
responden menyatakan baik untuk indicator kondisi penerangan, ruang
rawat inap selalu bersih, dan kebersihan tempat tidur. Dan responden
menyatakan tidak baik pada indicator kebersihan lingkungan rumah
sakit, dan tersedianya tempat sampah. Sedangkan responden
menyatakan sangat tidak baik pada indikator toilet bersih, dan
tersedianya air di toilet/kamar mandi.