skripsi - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/skripsi fulltex.pdf · tujuan...

63
TEPUNG AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI Serratia marcescens SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kesehatan Program Studi Analis Kesehatan Diajukan oleh: Umi Rosidah NIM. G1C215008 PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2016 http://lib.unimus.ac.id

Upload: vulien

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

TEPUNG AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN

BAKTERI Serratia marcescens

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Pendidikan Diploma IV Kesehatan

Program Studi Analis Kesehatan

Diajukan oleh:

Umi Rosidah

NIM. G1C215008

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2016

http://lib.unimus.ac.id

Page 2: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

http://lib.unimus.ac.id

Page 3: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

http://lib.unimus.ac.id

Page 4: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

TEPUNG AMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN

BAKTERI Serratia marcescens

Umi Rosidah1, Ana Hidayati Mukaromah

2, Sri Sinto Dewi

3

1Program Studi D IV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, 2Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang, 3Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang,

ABSTRAK Media yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi salah

satunya adalah Nutrient Agar karena sebagai media umum, namun harga media

tersebut mahal. Ampas tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung

protein cukup tinggi dan harganya murah, pemanfaatan ampas tahu saat ini hanya

sebagai pakan ternak dan sebagian kecil diolah sebagai bahan pangan. Tujuan

penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu

terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens. Metode Penelitian yang

digunakan adalah eksperimen dengan variabel bebas tepung ampas tahu

konsentrasi 6% b/v , 7% b/v, 8% b/v, 9% b/v, dan 10 % b/v dengan pengulangan

tiga kali. Pada kondentrasi 6% b/v , 7% b/v dan 8% penambahan agar netral

sebanyak 1,75 g, dan pada konsentrasi 9% b/v dan 10 % b/v dengan penambahan

agar 1,5 g.Hasil penelitian menunjukan rerata jumlah koloni pada kelompok

kontrol menggunakan media Nutrient Agar sebanyak 20 x 108 CFU/ml, pada

kelompok perlakuan media tepung ampas tahu dengan konsentrasi 6% sebanyak

22 x 108 CFU/ml, konsentrasi 7% sebanyak 24 x 10

8 CFU/ml, konsentrasi 8%

sebanyak 26 x 108 CFU/ml, konsentrasi 9 % sebanyak 27 x 10

8 CFU/ml dan pada

konsentrasi 10 % sebanyak 29 x 108 CFU/ml. Hasil uji ANOVA dengan derajat

kepercayaan 0,05 didapatkan p value = 0,150 (p > 0,05) sehingga diperoleh

kesimpulan tidak ada pengaruh signifikan variasi konsentrasi tepung ampas tahu

terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens.

Kata Kunci: Tepung Ampas Tahu, Jumlah Koloni, Serratia marcescens.

iv

http://lib.unimus.ac.id

Page 5: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

FLOUR TOFU KNOW AS A BACTERIA GROWTH MEDIA

Serratia marcescens

Umi Rosidah1, Ana Hidayati Mukaromah

2, Sri Sinto Dewi

3

1 Study Program of DIV Medical Laboratory Faculty of Nursing and Health

sciences , University of Muhammadiyah Semarang. 2

Chemical Laboratory Faculty of Nursing and Health Sciences University of

Muhammadiyah Semarang. 3

Microbiology Laboratory Faculty Faculty of Nursing and Health Sciences

University of Muhammadiyah Semarang.

Abstract

The most commonly used media for microbiological examination is Nutrient Agar

as a general media, but the media price is expensive. Tofu dregs is one of the

natural ingredients that contain protein is high enough and the price is cheap, the

use of tofu dregs current only as animal feed and processed as food. The purpose

of research is to know the effect of variations in the concentration of flour from

tofu dregs toward the number of colonies of bacteria Serratia Marcescens. The

research method used is experiment of independent variables with flour from tofu

dregs that has a concentration 6% b/v, 7% b/v, 8% b/v, 9%bv, and 10% b/v with

repetition three times. At a concentration 6% b/v, 7% b/v and 8% addition of as

much as 1,75 grams Agar Netral, and teh concentration of 9% and 10% with the

addition of 1,5 grams Agar. Research shows the average number of colonies in

the control group using media Nutrient Agar as much as 20x 108 CFU/ml, In the

treatment group were using the media flour from tofu dregs with a concentration

6% as much as 22 x 108 CFU/ml, concentration 8% as much as 26 x 10

8 CFU/ml,

concentration 9% as much as 27 x 108 CFU/ml and at a concentration 10% as

much as 29 x 108 CFU/ml. ANOVA test results with a confidence degree of 0,05

has been obtained p value =0,150 (p > 0,05) so it can be concluded that there was

no significant effect of varying concentrations of flour from tofu dregs to the

number of Serratia Marcescens bacterial colonies.

Keywords: flour of tofu dregs, number of colonies, Serratia Marcescens.

v http://lib.unimus.ac.id

Page 6: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

http://lib.unimus.ac.id

Page 7: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sholawat dan salam kepada junjungan

kita Baginda Rosulullah SAW beserta keluarga dan para Sahabat-nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Tepung Ampas Tahu

Sebagi Media Pertumbuhan Bakteri Seratia marcescens”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma IV Analis Kesehatan di Universitas Muhammadiyah

Semarang 2016.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Tugas Akhir ini tidak lepas dari

bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Ana Hidayati Mukaromah, M.Si selaku Pembimbing I atas waktu dan

tenaganya sehingga proposal ini dapat selesai.

2. Ibu Dra. Sri Sinto Dewi, M.Si.Med selaku Pembimbing II dan Ketua Program

Studi DIV Analis Kesehatan dalam memberikan petunjuk dan pengarahan

selama penyusunan proposal ini.

3. Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.App, Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Semarang yang telah memberikan ijin belajar bagi penulis.

4. Suami dan anak tercinta yang telah memberikan doa restu dan dukungan baik

secara moril maupun materiil.

5. Ayah, Kakak dan Adekku yang selalu memberikan do’a dan dukungan.

6. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan

dalam penulisan tugas akhir ini. Kritik dan saran yang membangun. Semoga tugas

akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, September 2016

Penulis

vii http://lib.unimus.ac.id

Page 8: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................... iv

ABSTRACT ............................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS .................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

1.5 Orisinalitas Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis ............................................................................. 6

2.1.1 Media Pertumbuhan Bakteri .................................................. 6

2.1.2 Ampas Tahu ........................................................................... 10

2.1.3 Pertumbuhan Bakteri ............................................................. 15

2.1.4 Pengukuran Pertumbuhan Bakteri ......................................... 18

2.1.5 Serratia marcescens ........................................................... 22

2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 24

2.3 Kerangka Konsep ............................................................................ 24

2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 25

3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 25

3.3 Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 26

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 26

3.5 Definisi Operasional ....................................................................... 27

3.6 Obyek Penelitian ............................................................................ 27

3.7 Alat dan Bahan ............................................................................... 27

3.8 Prosedur Penelitian........................................................................... 28

3.9 Alur Penelitian ................................................................................ 31

3.10 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................ 32

viii http://lib.unimus.ac.id

Page 9: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil penelitian ............................................................................... 33

1.2 Pembahasan .................................................................................... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 37

5.2 Saran ................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

http://lib.unimus.ac.id

Page 10: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Keaslian Penelitian ........................................................................ 4

Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Ampas Tahu .................................... 13

Tabel 3. Kandungan Lisin dan Metionin Ampas Tahu ............................... 13

Tabel 4. Kombinasi Perlakuan dan Ulangan Percobaan............................... 26

Tabel 5. Definisi Operasional ..................................................................... 27

Tabel 6. Jumlah Koloni Bakteri Serratia marcescens ................................ 34

Tabel 7. Ukuran dan Warna Koloni Bakteri Serratia marcescens.............. 35

Tabel 8. Data Mentah Hasil Penelitian ....................................................... 42

Tabel 9. Hasil Uji Formalin ........................................................................ 43

Tabel 10. Penentuan Jumlah Agar Sebagai Pemadat .................................. 44

Tabel 11. Hasil Kuisioner Kecocokan Penambahan Agar .......................... 45

x

http://lib.unimus.ac.id

Page 11: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Ampas Tahu ............ 12

Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Bakteri ...................................................... 17

Gambar 3. Serratia marcescens .................................................................. 23

Gambar 4. Kerangka Teori .......................................................................... 24

Gambar 5. Kerangka Konsep ...................................................................... 24

Gambar 6. Prosedur Plate Count dengan seri pengenceran.......................... 29

Gambar 7. Alur Penelitian............................................................................ 31

xi

http://lib.unimus.ac.id

Page 12: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Mentah Hasil Penelitian ................................................. 41

Lampiran 2. Uji Formalin Pada Ampas Tahu ............................................. 43

Lampiran 3. Optimasi Variasi Agar Netral ................................................. 44

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik.................................................................... 45

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 46

xii http://lib.unimus.ac.id

Page 13: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semua mahluk hidup terutama manusia maupun jasad renik

(mikroorganisme) memerlukan nutrisi. Mikroorganisme merupakan mahluk

yang mempunyai ukuran sel sangat kecil diantaranya adalah bakteri. Bakteri

memerlukan tempat dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang.

Dalam lingkup laboratorium mikrobiologi, bakteri dapat ditumbuhkan pada

sebuah media pertumbuhan (Ariesta, 2013).

Bakteri yang sering dibiakkan untuk pemeriksaan mikrobiologi

diantaranya Serratia marcescens. Bakteri ini bersifat gram negatif, berbentuk

basil (bulat lonjong), bergerak dengan cepat (motil) karena mempunyai flagel

peritrik, kadang – kadang berkapsul. Pada suhu kamar, bakteri patogen ini

menghasilkan pigmen merah yang disebut prodiogisin, fakultatif anaerob atau

tidak terlalu membutuhkan oksigen (Pelczar, 2008). Menurut penelitian

Pratami (2012), Serratia marcessens merupakan salah satu bakteri penyebab

infeksi nosokomial dan sering ditemukan dalam makanan terutama pada

tepung. Bakteri ini dapat tumbuh hampir disemua media.

Berdasarkan sifat dan fungsinya, media terbagi menjadi beberapa

kelompok antara lain media transport, media diperkaya, media selektif

(selective and differential media), media pengujian, media perhitungan

jumlah dan media umum (universal media). Sedangkan berdasarkan bahan

http://lib.unimus.ac.id

Page 14: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

penyusunnya media dibedakan dua macam yaitu media sintetis dan media

alami. Media sintetis yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan yang telah

diketahui komposisinya seperti media Nutrient Agar. Media alami yaitu

media yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti ekstrak kentang, sari

wortel dan umbi-umbian (Rizky, 2013)

Media yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan

mikrobiologi adalah Nutrient Agar karena sebagai media umum (universal

media) yang memiliki komposi 0,8% protein, 1,2% agar dan sisanya adalah

air (Merck). Seiring dengan meningkatnya permintaan pemeriksaan

mikrobiologi di laboratorium maka jumlah penggunaan media Nutrient Agar

juga mengalami peningkatan, dan sementara harga media Nutrient Agar

cukup mahal.

Ampas tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung protein

cukup tinggi dan harganya murah yang berasal dari limbah padat suatu

industri tahu. Limbah ini dihasilkan setiap hari dalam jumlah yang cukup

melimpah dan kandungan protein yang tertinggal relatif masih tinggi.

Pemanfaatan ampas tahu saat ini hanya sebagai pakan ternak sapi dan babi,

dan sebagian kecil diolah sebagai bahan pangan. Karakteristik kimia tepung

ampas tahu mengandung protein 10,80% dalam 100 gram tepung ampas tahu

( Yustina, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, protein nabati dari tepung ampas tahu

juga dapat digunakan sebagai pengganti pepton dan meat ekstrak yang

merupakan sumber protein hewani pada media Nutrient Agar. Oleh karena itu

http://lib.unimus.ac.id

Page 15: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

peneliti melakukan penelitian tentang tepung ampas tahu sebagai media

pertumbuhan bakteri Serratia marcescens.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana pertumbuhan bakteri Serratia marcescens pada

media tepung ampas tahu?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu

terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.a Menghitung jumlah bakteri Serratia marcescens pada

media tepung ampas tahu dengan berbagai konsentrasi

(6% b/v, 7% b/v, 8% b/v, 9% b/v dan 10% b/v).

1.3.2.b Menganalisis konsentrasi tepung ampas tahu yang paling

baik untuk pertumbuhan bakteri Serratia marcescens.

1.3.2.c Menganalisis pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas

tahu terhadap jumlah koloni bakteri Serratia marcescens.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Masyarakat

Mengurangi dampak pencemaran limbah ampas tahu dan

memberikan informasi bahwa ampas tahu dapat digunakan

sebagai media pertumbuhan bakteri.

http://lib.unimus.ac.id

Page 16: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

1.4.2. Bagi Pengembangan Program

Menghemat pembelian media Nutrient Agar karena dapat diganti

dengan media tepung ampas tahu.

1.5. Orisinalitas Penelitian

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu:

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Perlakuan Kesimpulan

1. Rizky DW

(2013)

Pengaruh Kandungan

Protein Tepung Bulu

Ayam Sebagai Media

Pertumbuhan Bakteri

Escherichia coli

Pemberian tepung

bulu ayam : 0,5 g, 1

g, 2 g, 3 g, 4 g, 5 g

dalam 100 ml

metode spread plate

(tabur)

Ada pengaruh tepung bulu

ayam terhadap pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

Pertumbuhan optimum bakteri

Escherichia coli pada

konsentrasi 5% b/v.

2. Anisah dan

rahayu

(2015)

Media alternatif

untuk Pertumbuhan

Bakteri

Menggunakan

Sumber Karbohidrat

yang Berbeda

Ekstrak umbi

ganyong, umbi

gembili dan umbi

garut masing-masing

300 g dalam 1000 ml

metode : Spread

Plate( Tabur)

Pertumbuhan optimum bakteri

Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus pada

media umbi ganyong.

3. Bimbi M

(2012)

Tepung Sagu Sebagai

Pemadat Media

Kultur Untuk Bakteri

Konsentrasi tepung

sagu 52g, 56g, 60g,

64g dan 68g masing-

masing dilarutkan

dalam 500 ml.

Metode Gores

Sagu dapat memadatkan dan

memberikan hasil positif pada

konsentrasi 68g dalam 500

ml.

Media sagu dapat ditumbuhi

bakteri.

http://lib.unimus.ac.id

Page 17: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Dari penelitian sebelumnya, peneliti mengacu pada penelitian Rizky DW

(2013). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada jenis

sumber protein yang digunakan, konsentrasi dan bakteri yang diujikan. Pada

penelitian sebelumnya, sumber protein yang digunakan adalah tepung bulu ayam

yang ditambahkan sebanyak 0,5 g, 1 g, 2 g, 3 g, 4 gr dan 5 g dan menggunakan

bakteri Escherichia coli. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan sumber

protein yang berasal dari tepung ampas tahu dengan konsentrasi 6% b/v, 7% b/v,

8% b/v, 9% b/v dan 10% b/v menggunakan bakteri Serratia marcescens.

http://lib.unimus.ac.id

Page 18: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Teoritis

2.1.1. Media Pertumbuhan Bakteri

Media merupakan nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme

untuk pertumbuhan secara in vitro (Harti, 2014). Pemilihan media yang akan

digunakan disesuaikan sifat penelitian atau pemeriksaan. Fungsi dari media

yaitu secara kualitatif digunakan untuk isolasi dan identifikasi

mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif digunakan untuk perbanyakan

dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Media digolongkan menjadi 3

golongan yaitu media berdasarkan konsistensinya, media berdasarkan bahan

penyusunnya dan media berdasarkan sifat dan fungsinya. Menurut golongan

media yang berdasarkan sifat dan fungsinya, media terbagi lagi menjadi

beberapa kelompok antara lain media transport, media diperkaya, media

selektif (selective and differential media), media pengujian, media

perhitungan jumlah, (universal media) atau media umum (Harti, 2014).

Menurut Rizky (2013), Media berdasarkan komposisinya ada 2

macam meliputi :

a. Media alami yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan alami contohnya

ekstrak kentang, sari wortel.

b. Media sintetis (chemically defined media) yaitu media yang terdiri dari

bahan-bahan yang telah diketahui komposisinya.

6

http://lib.unimus.ac.id

Page 19: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Sedangkan media berdasarkan konsistensinya ada 3 macam yaitu :

a. Media padat (solid media), media yang mengandung agar-agar 1,5-2 %,

biasanya dalam bentuk plate agar (lempeng agar) atau lant agar atau agar

miring (Brooks, Butel & Morse, 2008).

Media padat sangat bermanfaat untuk isolasi kultur murni, perhitungan

mikroba, dan seleksi galur yang diinginkan. Media padat berisi substansi

yang memadat ketika didinginkan pada suhu kamar. Substansi pemadat

yang sering digunakan adalah agar-agar ( Ariesta, 2013).

b. Media semi padat (semi solid media), media yang mengandung agar-agar

0,6-0,75%, contohnya media SIM (Sulfide Indole Motility) untuk

pengamatan motilitas bakteri (Brooks, Butel & Morse, 2008).

c. Media cair (liquid media), media yang tidak mengandung bahan pemadat,

contohnya Nutrient Broth (Brooks, Butel & Morse, 2008).

Nutrisi dalam suatu media seharusnya mengandung unsur - unsur

yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme antara lain:

1. Air

Air merupakan komponen utama di dalam sel mikroba dan medium.

Fungsi air sebagai sumber energi berupa substrat yang dapat dioksidasi,

sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi, selain itu air

berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme (Brooks,

2008)

http://lib.unimus.ac.id

Page 20: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

2. Sumber Karbon

Banyak bakteri yang membutuhkan karbon dioksida sebagai sumber

karbonnya. Semua bakteri yang membutuhkan karbon dari senyawa

anorganik disebut autotrof. Bila mereka memperoleh energi dari cahaya maka

disebut fotoautotrof dan bila mereka memperoleh energinya dengan cara

mengoksidasi senyawa kimiawi maka disebut kemoautotrof. Ada pula bakteri

yang tidak menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon satu-

satunya namun membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbonnya,

bakteri semacam ini disebut heterotrof (Pelczar, 2010).

3. Sumber Nitrogen

Nitrogen adalah salah satu unsur yang diperlukan oleh semua jasad

hidup untuk sintesis protein asam nukleat dan senyawa–senyawa lain yang

mengandung nitrogen. Nitrogen sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan,

karena nitrogen tersebut terkandung di dalam protein dan asam nukleat.

Dalam hal memperoleh nitrogen setiap organisme berbeda-beda, ada yang

dengan cara menggunakan gas nitrogen dari udara dan ada juga yang

menggunakan sumber nitrogen anorganik, seperti garam-garam ammonium.

Tapi ada juga yang menggunakan sumber nitrogen organik, seperti glutamik

dan asparagin (Brooks, 2008).

4. Sumber Belerang

Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel.

Belerang membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam

http://lib.unimus.ac.id

Page 21: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

rantai samping sistein dan metonin pada protein. Belerang dalam bentuk

asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. (Jawetz, Melnick,

Adelberg, 2005)

5. Sumber Phospor

Fosfat (PO43-

) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat

dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak

metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid),

beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat

(Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005)

6. Sumber Oksigen

Sebagian besar mikroorganisme bersifat aerob obligat, secara khusus

memerlukan oksigen sebagai penerima hidrogen, beberapa bersifat fakultatif

yang sanggup hidup secara aerob atau anaerob, dan beberapa lagi bersifat

anaerob obligat yang memerlukan zat bukan oksigen sebagai penerima

hidrogen dan sangat peka terhadap hambatan oleh oksigen.

Toksisitas O2 merupakan hasil reduksi oleh enzim dalam sel

(misalnya flavoprotein) menjadi hidrogen peroksida (H2O2) atau reduksi ion

fero menjadi radikal bebas yang lebih beracun lagi. Bakteri-bakteri aerob dan

anaerob terbebas dari zat-zat ini karena adanya superoksida dismutase yaitu

enzim yang mengkatalisis reaksi

2O2-

+ 2H+ O2 + H2O2

Dan adanya katalase, enzim yang mengkatalisis reaksi

http://lib.unimus.ac.id

Page 22: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

2H2O2 2H2O + O2 (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005).

7. Sumber Mineral

Bakteri membutuhkan mineral misalnya natrium, kalium, kalsium,

magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt untuk pertumbuhan

yang normal, namun jumlah yang dibutuhkan hanya sedikit dan diukur dalam

ppm (parts per million) (Pelczar & Chan, 2010).

8. Faktor Pertumbuhan

Faktor pertumbuhan adalah suatu senyawa organik yang harus

dimiliki sel agar dapat tumbuh, tetapi sel tersebut tidak mampu

mensintesisnya. Senyawa penting yang dibutuhkan bakteri disintesis melalui

serangkaian rekasi enzimatik, masing-masing enzim diproduksi dibawah

kontrol gen spesifik. Bila bakteri mengalami mutasi gen yang menyebabkan

kegagalan fungsi salah satu enzim maka rantai akan rusak dan produk akhir

tidak lagi dihasilkan. Untuk itu bakteri tersebut memperoleh senyawa yang

dibutuhkan tadi dari lingkungan. Senyawa tersebut telah menjadi faktor

pertumbuhan bagi bakteri (Brooks, Butel & Morse, 2008).

2.1.2. Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan hasil samping dari proses pengolahan tahu.

Kandungan protein ampas tahu relatif tinggi karena pada proses pembuatan

tahu tidak semua bagian protein pada kacang kedelai bisa diekstrak, apalagi

jika menggunakan proses penggilingan tradisional. Diketahui jumlah ampas

tahu di Indonesia cukup tinggi, konsumsi kacang kedelai di Indonesia tercatat

http://lib.unimus.ac.id

Page 23: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

pada tahun 2013 sebanyak 2.115.700 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut

digunakan untuk membuat tahu dan konversi kacang kedelai menjadi ampas

tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu tercatat 1.184.792 ton

secara nasional (Fadlun, Firdauz & Ariyanti, 2015).

Pada penelitian ini, peneliti memanfaatkan ampas tahu sebagai media

pertumbuhan bakteri dengan menggunakan bahan dasar tepung ampas tahu.

Pengolahan tepung ampas tahu pada intinya yaitu untuk mengurangi kadar air

dalam ampas tahu dan menghaluskannya sehingga menjadi tepung. Tepung

ampas tahu adalah tepung yang diperoleh dari hasil pengeringan dari bahan

ampas tahu yang masih basah, dengan alat pengering atau sinar matahari.

Menurut Yustina (2012), proses pembuatan tepung ampas tahu meliputi

:1) Penirisan dan pengepresan dapat dilakukan dengan menggunakan

pengepres hidrolik atau peras manual menggunakan kain saring, bertujuan

untuk mengurangi kadar air ampas tahu. Kadar air yang rendah dapat

memperlambat proses pembusukan pada ampas tahu dan mempercepat proses

pengeringan. 2) Pengukusan berfungsi sebagai sterilisasi dengan suhu 1210C

selama 15 menit dapat membunuh semua jasad renik yang ada dan dapat

meningkatkan daya simpan ampas tahu. 3) Penyangraian untuk membantu

mengurangi kadar air bahan sehingga pengeringan selanjutnya dapat lebih

cepat serta dapat mencegah timbulnya jamur. 4) Pengeringan menggunakan

sinar matahari ataupun oven sebaiknya bahan sering dibolak-balik agar cepat

kering. 5) Penggilingan menggunakan disc mill menghasilkan ampas kering

dalam bentuk butiran dengan tingkat kehalusan tertentu. 6) Pengayakan

http://lib.unimus.ac.id

Page 24: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

menggunakan ayakan 80-100 mesh. Pengayakan bertujuan untuk

memisahkan butiran ampas tahu yang masih kasar.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Ampas Tahu (Yustina,

2012)

Menurut Sulistiani (2004), Karakteristik kimia tepung ampas tahu

dalam 100 g yaitu mengandung 5,74% air, 10,8% Protein, 14,49% Lemak,

9,02% Abu dan 59,95% Karbohidrat.

Ampas tahu

Penirisan/ peras

Sterilisasi/pengukusan

15 menit

Pengeringan

Penggilingan

Pengayakan (80-100

mesh)

Tepung ampas tahu

halus

Air

Tepung ampas

tahu kasar

http://lib.unimus.ac.id

Page 25: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Tabel 2. Karakteristik Kimia Tepung Ampas Tahu (Sulistiani, 2004)

Karakteristik Kimia Ampas Tahu basah Tepung Ampas Tahu

Air (%) 89,88 5,74

Protein (%) 1,32 10,80

Lemak (%) 2,2 14,49

Abu (%) 0,32 9,02

Karbohidrat (%) 6,33 59,95

Tepung ampas tahu mengandung rendah lemak, kaya protein dan

serat. Protein tersusun atas asam amino yang penting bagi sintesis protein

yaitu lisin dan metionin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan

asam amino lisin dan metionin ampas tahu lebih tinggi dibanding ampas

kelapa ( Kailaku, 2010 dalam Yustina 2012)

Tabel 3. Kandungan Lisin dan Metionin Ampas Tahu

Bahan Kecernaan Protein Lisin Metionin

Ampas Kelapa 67 0,54 0,33

Ampas Tahu 91 2,8 0,7

Dari hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa kandungan dan

fungsi masing – masing komponen tepung ampas tahu dalam 100 g untuk

pertumbuhan bakteri yaitu :

a. Air 5,74%

Air dapat digunakan sebagai sumber energi, sumber oksigen, sebagai pelarut

dan alat pengangkut dalam metabolisme mikroba ( Brooks, 2008).

b. Protein 10,8% ( Lisin dan Metionin )

Protein merupakan nutrisi terpenting bagi pertumbuhan bakteri karena

digunakan untuk mensintesis makanan dalam pembentukan sel dan

pertumbuhan ( Brooks, 2008).

http://lib.unimus.ac.id

Page 26: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

c. Lemak 14,49%

Lemak dapat digunakan sebagai sumber energi. Energi lemak, sedikitnya dua

kali lebih besar daripada karbohidrat, lemak juga berfungsi untuk melarutkan

vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A.D,E dan K. Untuk itu

lemak juga diperlukan untuk pertumbuhan bakteri ( Elisabeth ,W,2013).

d. Karbohidrat 59,95%

Kandungan karbohidrat yang tinggi dapat digunakan sebagai sumber energi

untuk membangun sel ( sintesis protoplasma) dan bagian – bagian sel lainnya

( Bimbi, 2012).

e. Kadar Abu 9,02%

Abu merupakan residu dari senyawa anorganik dari proses pembakaran atau

oksidasi. Kadar abu menunjukkan total mineral yang terkandung dalam

bahan. Sebagian besar bakteri membutuhkan karbon dari senyawa anorganik

atau disebut autotrof. Bakteri membutuhkan mineral misalnya natrium,

kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, dan kobalt untuk

pertumbuhan yang normal (Pelczar, 2010).

f. β-Karoten

Dalam 100 g ampas tahu mengandung 245,54 µg, yang menunjukkan ampas

mengandung serat dan vitamin yang akan disintesis oleh bakteri sebagai

prekursor koenzim ( Brooks, 2008).

http://lib.unimus.ac.id

Page 27: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

2.1.3. Pertumbuhan Bakteri

Bila bakteri diinokulasikan ke dalam suatu medium yang sesuai dan

pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan

jumlah yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies,

populasi (panen sel terbanyak yang dapat diperoleh) tercapai dalam waktu 24

jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per

mililiter. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara

aseksual (Pelczar, 2008).

Komposisi tepung ampas tahu dengan 5,75% air, 10,8% Protein,

14,49% Lemak, 9,02% Abu dan 59,95% Karbohidrat dapat dimanfaatkan

sebagai media pertumbuhan bakteri.

Menurut Harti (2014), Pertumbuhan bakteri dibedakan menjadi dua

yaitu : 1) Pertumbuhan secara individu, sebagai pertambahan bagian-bagian

sel, dapat diamati dari pertambahan ukuran sel, dan adanya pembelahan sel.

2) Pertumbuhan secara populasi, sebagai akibat pertumbuhan individu, dapat

diamati dari pertambahan jumlah (kuantitas) sel atau massa sel.

Sedangkan menurut Rizky (2013), Terdapat 4 fase pertumbuhan bakteri

ketika ditumbuhkan pada kultur curah (batch culture) yaitu:

1. Fase Adaptasi (Lag Phase)

Sel dalam fase statis ketika dipindah ke media baru maka sel akan

melakukan proses adaptasi. Proses adaptasi meliputi sintesis enzim baru yang

sesuai dengan medianya dan pemulihan terhadap metabolit yang bersifat

toksik (misalnya asam, alkohol, dan basa) pada waktu di media lama.

http://lib.unimus.ac.id

Page 28: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Pada fase ini tidak dijumpai pertambahan jumlah sel. Akan tetapi terjadi

pertambahan volume sel, karena pada fase statis biasanya sel melakukan

pengecilan ukuran. Akan tetapi fase adaptasi dapat dihindari (langsung ke

fase perbanyakan), jika sel di media lama dalam kondisi fase perbanyakan

dan dipindah ke media baru yang sama komposisinya dengan media lama

(Pelczar & Chan 2008).

2. Fase Perbanyakan (Exponential Phase)

Setelah sel memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya sel akan

melakukan pembelahan. Pembelahan sel merupakan persamaan eksponensial,

maka fase ini disebut juga fase eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah

sel meningkat sampai batas tertentu atau sampai memasuki fase statis. Pada

fase perbanyakan sel melakukan konsumsi nutrien dan proses fisiologis

lainnya (Pelczar & Chan 2008).

3. Fase Statis (Stationer Phase)

Pada fase statis bakteri tidak melakukan pembelahan sel. Alasan

bakteri tidak melakukan pembelahan sel pada fase ini bermacam-macam

antara lain:

a. Nutrien habis

b. Akumulasi metabolit toksik (misalnya alkohol, asam dan basa)

c. Penurunan kadar oksigen

d. Penurunan nilai aw (ketersediaan air)

http://lib.unimus.ac.id

Page 29: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Pada fase ini juga biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang

kurang menguntungkan. Akibat dari adaptasi ini dapat menghasilkan senyawa

antibiotika dan antioksidan yang diinginkan manusia (Pelczar & Chan 2008).

4. Fase Kematian (Death Phase)

Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler.

Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan

kemudian masuk ke fase kematian, sementara itu ada bakteri yang mampu

bertahan harian sampai mingguan atau tahunan pada fase statis dan kemudian

baru memasuki fase kematian. Untuk bakteri yang mampu bertahan tahunan

pada fase statis biasanya bakteri tersebut membentuk spora (Pelczar & Chan

2008)

Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Bakteri; (1) Fase Adaptasi, (2) Fase

Perbanyakan, (3) Fase Statis, (4) Fase Kematian

http://lib.unimus.ac.id

Page 30: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

2.1.4. Pengukuran pertumbuhan bakteri

Pengukuran pertumbuhan media dapat dilakukan pada media padat

dan media cair yaitu :

1. Pada Media Cair

Pengukuran pertumbuhan bakteri pada media cair yaitu dengan

menggunakan alat turbidimetri dan standart McFarland untuk mengukur

kekeruhan atau masa sel pada media cair. Standart McFarland yang sering

digunakan untuk pembuatan suspensi yaitu 0,1 McFarland jumlah bakteri

sebanyak 3x108 CFU/ml dan 0,5 McFarland jumlah bakteri 1,5 x 10

8 CFU /ml

(Rizky, 2013),

Menurut Komarawidjaja (2009), pengukuran pertumbuhan bakteri

pada media cair dapat dilakukan dengan alat spektrofotometer dengan

mengukur nilai absorbansi pada panjang gelombang 600 nm dengan

dikonversikan pada kurva linier.

2. Pada Media Padat

Pengukuranan pertumbuhan bakteri pada media padat dapat dilakukan

dengan beberapa metode salah satunya dengan metode hitung cawan. Prinsip

dari metode hitung cawan adalah jika sel bakteri yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium agar, maka sel bakteri tersebut akan berkembang

biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan

mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini dibedakan atas dua cara

yaitu metode tuang dan metode permukaan (Brooks, 2008).

http://lib.unimus.ac.id

Page 31: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Metode hitung cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk

menentukan jumlah bakteri karena:

1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung

2. Beberapa jenis bakteri dapat dihitung sekaligus

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi bakteri karena koloni

yang terbentuk mungkin berasal dari suatu bakteri yang mempunyai

penampakan pertumbuhan yang spesifik.

Selain keuntungan yang telah disebutkan, metode hitung cawan

juga mempunyai kelemahan antara lain:

1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya,

karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni

2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan

nilai yang berbeda

3. Bakteri yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan

membentuk koloni yang kompak dan jelas (tidak menyebar)

4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sampai

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Dalam metode hitung cawan, sampel yang diperkirakan mengandung

lebih dari 300 sel bakteri per ml atau per gram atau per cm memerlukan

perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar. Setelah

inkubasai maka akan terbentuk koloni pada medium agar yang dapat

dihitung. Jumlah bakteri yang paling baik dalam satu cawan petri antara 30

sampai 300 koloni. Pengenceran dapat dilakukan dengan perbandingan 1:10,

http://lib.unimus.ac.id

Page 32: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan pengencer yang digunakan dapat

berupa larutan bufer fosfat, NaCl 0,85% atau larutan Ringer (Pelczar, 2010).

a. Metode Permukaan (Surface / Spread Plate)

Pada pemupukan dengan metode permukaan, agar steril terlebih

dahulu dituangkan ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan membeku.

Setelah membeku dengan sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml contoh yang

telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas

melengkung dicelupkan ke dalam alkohol 95% dan dipijarkan sehingga

alkohol habis terbakar. Setelah dingin, batang gelas tersebut digunakan untuk

meratakan contoh di atas medium agar. Selanjutnya inkubasi dilakukan

seperti pada metode tuang (Madigan et al, 2013).

b. Rumus Perhitungan

Jumlah koloni dalam sampel dapat dihitung dengan rumus:

Untuk melaporkan hasil analisa mikrobiologi dengan cara hitung

cawan digunakan suatu standar yang disebut “Standard Plate Count” (SPC)

sebagai berikut:

1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah

koloni antara 30 dan 300

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu

kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan

dapat dihitung sebagai satu koloni

http://lib.unimus.ac.id

Page 33: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

3. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal

dihitung sebagai satu koloni (Fardiaz, 1989).

c. Pelaporan dan Perhitungan

Sedangkan pelaporan dan perhitungan koloni bakteri dalam SPC

sebagai berikut:

1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka

pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang ketiga

sama dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka

lebih tinggi pada angka kedua.

2. Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni pada

cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi, oleh

karena itu jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang

dihitung. Hasilnya dilaporkan kurang dari 30 dikalikan dengan

besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus

dicantumkan di dalam tanda kurung.

3. Jika pada semua pengenceran dihasilkan lebih dari 300 koloni pada

cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah, oleh

karena itu jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang

dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan

dengan faktor pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus

dicantumkan di dalam tanda kurung.

4. Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran dihasilkan koloni

dengan jumlah antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil

http://lib.unimus.ac.id

Page 34: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih kecil

atau sama dengan dua, dilaporkan rata-rata dari kedua nilai tersebut

dengan memperhitungkan faktor pengencernya. Jika perbandingan

antara hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari 2, yang

dilaporkan hanya hasil yang terkecil.

4. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang

diambil harus dari kedua cawan tersebut, tidak boleh diambil salah

satu. Oleh karena itu harus dipilih tingkat pengenceran yang

menghasilkan kedua cawan duplo dengan koloni di antara 30 dan

300 (Fardiaz, 1989).

2.1.5. Serratia marcescens

Kingdom : Bakteri

Phylum : Proteobakteri

Class : Gamma Proteobakteri

Marga : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Serratia

Spesies : Serratia marcescens

Mikroskopis : Serratia marcescens merupakan bakteri berbentuk

batang, bersifat gram negatif dari famili Enterobactericeae. Makroskopis :

Serratia marcescens membentuk koloni cembung, lembut, dengan tepi yang

berbeda, dapat menghasilkan pigmen merah atau prodigiosin ( Pelzcar, 2008).

http://lib.unimus.ac.id

Page 35: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Sifat Biokimia : Batang motil dengan flagelum peritrikus, membentuk

kapsul. Sitrat dan acetat dapat digunakan sebagai sumber karbon satu-

satunya, pada suhu kamar menghasilkan pigmen merah muda, merah atau

magenta. Glukosa difermentasi dengan atau tanpa produksi gas ( Pelzcar,

2008). Patogenitas : Serratia marcescens merupakan bakteri yang paling

sering menyebabkan infeksi nosokomial, biasa ditemukan dalam makanan,

terutama pada tepung. Penularan melalui kontak langsung, dan jika bakteri ini

masuk ke dalam aliran darah dan sistem pernafasan, maka dapat

menyebabkan abses paru, empiema, meningitis, ISK, endokarditis, septic

arthritis, osteomyelitis, peritonisis, sinusitis dan seoticaemia ( Pratami, 2012)

Gambar 3. Serratia marcescens

http://lib.unimus.ac.id

Page 36: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

2.2.Kerangka Teori

Gambar 4. Kerangka Teori

2.3.Kerangka Konsep

Gambar 5. Kerangka Konsep

2.4. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap jumlah koloni

bakteri Serratia Marcescens.

Variasi konsentrasi

tepung ampas tahu Jumlah koloni bakteri

Serratia Marcescens

Media Pertumbuhan

Agar dan Tepung Ampas

Tahu Konsentrasi

6%,7%,8%,9% dan 10%

Jumlah Koloni Bakteri

Serratia Marcescens

Bakteri

Serratia Marcescens

Cair Semi Solid Padat

http://lib.unimus.ac.id

Page 37: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen atau percobaan (experimental

research) yaitu suatu metode penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan

(experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul,

sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

3.2. Desain Penelitian

Variasi konsentrasi sampel terdiri dari lima perlakuan yaitu 6%,7%,8%,9%

dan 10%. Pengulangan sampel menggunakan rumus Gomez and Gomez

(Hanafiah, 1995). Rumus ulangan yaitu:

(t – 1) (r – 1) ≥ V2

(5 – 1) (r – 1) ≥ 6 Keterangan:

4 (r – 1) ≥ 6 r = replikasi

4r – 4 ≥ 6 t = treatmen sampel

4r ≥ 10/4 V2 = derajat bebas galat

r ≥ 2,5 = 3 N = unit sampel

N = r x t

= 3 x 5

= 15

http://lib.unimus.ac.id

Page 38: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Pengulangan yang digunakan pada tiap-tiap perlakuan sampel sebanyak 3

kali, sehingga sampel yang akan dibuat adalah 15 unit sampel yang

dikerjakan.Kombinasi perlakuan dan ulangan dalam satu percobaan dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 4. Kombinasi Perlakuan dan Ulangan Dalam Satu Percobaan

Pengulangan

Sampel

Konsentrasi Tepung Ampas Tahu

6% 7% 8% 9% 10%

1 A-1 B-1 C-1 D-1 E-1

2 A-2 B-2 C-2 D-2 E-2

3 A-3 B-3 C-3 D-3 E-3

Keterangan :

A-1 sampai A-3: Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 6% pengulangan

ke-1 sampai 3.

B-1 sampai B-3:Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 7% pengulangan

ke-1 sampai 3.

C-1 sampai C-3:Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 8% pengulangan

ke-1 sampai 3.

D-1 sampai D-3: Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 9% pengulangan

ke-1 sampai 3.

E-1sampai E-3 : Konsentrasi tepung ampas tahu sebanyak 10% pengulangan

ke-1 sampai 3.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis

Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang Jalan Kedungmundu Raya No.18 Semarang dan

Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Semarang Jl.Woltermonginsidi

No.115 Pedurungan Semarang dimulai dari bulan Agustus 2016.

http://lib.unimus.ac.id

Page 39: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi tepung

ampas tahu.

3.4.2. Variabel Terikat

Variable terikat pada penelitian ini adalah jumlah koloni bakteri

Serratia marcescens.

3.5. Definisi Operasional

Tabel 5. Definisi Operasional No. Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Skala

1. Tepung Ampas

Tahu

Bahan dasar pembuatan media tepung ampas

tahu. Tepung ampas tahu tersebut diayak

dengan ayakan 100 mesh dengan kadar air

4,8034 % dan dibuat media dalam berbagai

konsentrasi yaitu 6%,7%, 8%, 9% dan 10%

dengan menambahkan agar sesuai dengan

hasil optimasi agar netral.

Rasio

2. Jumlah Bakteri

Serratia

marcescens

Jumlah koloni bakteri Serratia marcesens

yang tumbuh pada media tepung ampas tahu

dengan menggunakan metode hitung cawan

spread plate.

Rasio

3.6. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah biakan bakteri Serratia marcescens dan ampas

tahu yang dibeli di pabrik tahu di daerah Tandang Semarang.

3.7. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu oven, timbangan analitik, yellow tip dan blue

tip steril, Cawan Petri, Autoklaf, Bunsen, Vortex, Triangle, Inkubator.

http://lib.unimus.ac.id

Page 40: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu NaCl fisiologis 0,85% steril,

Aquadest, Biakan bakteri Serratia marcescens, Tepung ampas tahu, Agar putih,

Nutrient Agar, media NA dan MC.

3.8. Prosedur Penelitian

3.8.1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan tepung ampas tahu

Ampas tahu dibeli dari pabrik tahu, diperas menggunakan kain peras.

Kemudian dikeringkan menggunakan oven suhu 1000C sampai

kering, kemudian dihaluskan menggunakan blender tepung.Tepung

ampas tahu diayak dengan ayakan tepung 100 mesh supaya butiran

tepung lebih halus.

b.Optimasi variasi agar netral untuk menentukan tekstur yang

paling baik

Ditimbang agar netral masing-masing sebanyak 1,5g, 1,75g dan 2g.

Ditambahkan tepung ampas tahu sebanyak 6g, 7g, 8g, 9g dan 10g

dilarutkan dengan 100 ml aquades dalam erlenmeyer. Kemudian

dipanaskan dan diaduk sampai larut dan dituang kedalam cawan

petri dan didiamkan sampai mengeras. Diamati tekstur yang paling

baik digunakan untuk media tepung ampas tahu yaitu tidak terlalu

padat dan tidak terlalu lunak ( Jawetz, Melnick, Adelberg, 2005)

http://lib.unimus.ac.id

Page 41: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

c. Pembuatan suspensi dan Orientasi Pengenceran Serratia

marcescens

Koloni bakteri Serratia marcescens yang akan digunakan dikultur

pada media penyubur BHI (Brain Heart Infusion)lalu diinkubasi

370C selama 24 jam kemudian dikultur pada media MC (Mac

Conkey) dan diinkubasi 370C selama 24 jam lalu diuji biokimia,

setelah diidentifikasi positif Serratia marcescens, lalu gores pada

media HIA ( Heart Infusion Agar)dan diinkubasi 370C selama 24

jam sebagai stok strain.

Dilakukan uji kekeruhan standar McFarland yaitu 0,5 McFarland

diperkirakan jumlah bakteri sebanyak 1,5x108 sel/ml. Dilakukan

pengenceran suspensi sebanyak 6 kali yaitu 10-1

, 10-2

, 10-3

,10-4

, 10-5

10-6

dan 10-7

dengan NaCl fisiologis steril.

Gambar.6 Prosedur plate count atau hitung cawan dengan

menggunakan seri pengenceran (Madigan et al,2013)

http://lib.unimus.ac.id

Page 42: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

d. Pembuatan media tepung ampas tahu

Ditimbang tepung ampas tahu sebanyak 6g, 7g, 8g, 9g dan10g

ditambahkan agar netral sesuai hasil optimasi dan dilarutkan dengan

100 ml aquades dalam erlenmeyer. Dipanaskan dan dihomogenkan.

Diperiksa pH pada media dengan kertas indikator pH, syarat media

pH harus netral. Larutan media tepung ampas tahu ditutup dengan

menggunakan kapas. Disterilkan dengan autoklaf suhu 1210C

tekanan 2 atm selama 15 menit. Media tepung ampas tahu dituang

kedalam cawan petri, masing – masing konsentrasi dibuat sebanyak

tiga media tepung ampas tahu dan dilebihkan untuk stok media.

e. Pembuatan Media NA

Ditimbang 2 gram NA dengan menggunakan neraca analitik dan

dilarutakan dalam 100 ml aquades. dipanaskan sambil diaduk hingga

larut sempurna. Dimasukkan kedalam erlemeyer kemudian ditutup

dengan kapas. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu

1210C. Setelah suhu turun ± 60

0C, tuang secara aseptis pada cawan

petri steril sebanyak ± 20 mL.

3.8.2. Tahap penelitian

Suspensi bakteri Serratia marcescens yang sudah diencerkan sampai 10-7

diinokulasi sebanyak 0,1 ml pada masing – masing media tepung ampas tahu

dengan berbagai variasi yang siap digunakan. Diinkubasi pada inkubator suhu

ruang selama 48 jam kemudian dilakukan perhitungan jumlah koloni.

Dilakukan pada media Nutrient Agar sebagai media kontrol.

http://lib.unimus.ac.id

Page 43: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

3.9. Alur Penelitian

Gambar. 7 Alur Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Tahap Persiapan Tahap Penelitian

Pembuatan tepung ampas

tahu

Optimasi Agar Netral

Pembuatan media tepung

ampas tahu dengan variasi

konsentrasi 6% b/v, 7% b/v,

8% b/v, 9% b/v dan 10% b/v

Tahap Persiapan Tahap Penelitian

Pembuatan tepung ampas

tahu

Uji kenormalan dan

homogenitas Data

Uji Statistik

Analisa Data

Kesimpulan

Pembuatan suspensi dan

Pengenceran bakteri

Serratia Marcescens

Hitung jumlah koloni

pada media Tepung

ampas tahu

http://lib.unimus.ac.id

Page 44: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

3.10. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

a. Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini adalah menggunakan data primer yaitu

semua data yang diperoleh secara langsung dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara

perlakuanterhadap sampel dan kemudian dilakukan pemeriksaan

bakteriologis terhadap pertumbuhan bakteri Serratia marcescens berupa

jumlah koloni dari masing-masing sampel.

b. Analisis Data

Data yang telah terkumpul diinput dalam program statistik. Uji

kenormalan data dilakukan dengan uji Shapiro Wilk karena sampel yang

digunakan kurang dari 50. Data yang diperoleh berdistribusi normal

dengan p value>0,05, dan dilakukan uji homogenitas dengan hasil data

homogen nilai pvalue>0,05. Analisis data dilanjutkan menggunakan uji

Analysis of Variance (ANOVA) dengan p value >0,05 maka Ho diterima

dan Ha ditolak. Kesimpulan yang diperoleh tidak ada pengaruh variasi

konsentrasi tepung ampas tahu terhadap jumlah koloni bakteri Serratia

marces

http://lib.unimus.ac.id

Page 45: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Gambaran umum sampel berdasarkan hitung jumlah koloni bakteri

Serratia marcescens pada media tepung ampas tahu dengan berbagai

konsentrasi tepung ampas tahu yaitu 6% b/v, 7% b/v, 8% b/v, 9% b/v dan

10% b/v. Metode yang digunakan adalah spread plate dengan waktu inkubasi

2x24 jam pada suhu ruang didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Jumlah koloni bakteri Serratia marcescens pada media

tepung ampas tahu

Pengulangan

Sampel

Jumlah Koloni CFU/ml pada Konsentrasi Tepung

Ampas Tahu (108)

Kontrol

(108)

Uji Sterilitas

Media

6% 7% 8% 9% 10% NA

1 26

13

26

25

35

25

0

2 24

35

24

26

24

11

0

3 15

25

27

29

27

25

0

Rata-rata

Jumlah Koloni

22

24

26

27

29

20

0

4.2 Pembahasan

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah koloni pada semua konsentrasi

meningkat jika dibandingkan dengan media kontrol. Pengulangan sampel

sebanyak tiga kali dapat dilihat perbedaan jumlah koloni yang sangat jauh,

dapat dilihat pada konsentrasi 6% pengulangan sampel ketiga diperoleh 15

koloni dan konsentrasi 7% pada pengulangan kesatu diperoleh 13 koloni, hal

ini dapat disebabkan pada saat homogenisasi suspensi kurang homogen

sehingga diperoleh jumlah koloni lebih sedikit (Lampiran 5). Pada media

33

http://lib.unimus.ac.id

Page 46: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

kontrol pengulangan kedua juga dapat dilihat jumlah koloni sebanyak 11, hal

ini disebabkan karena koloni menumpuk sehingga dihitung 1 koloni

meskipun terdapat 5 koloni yang menumpuk (dapat dilihat pada lampiran 5).

Uji sterilitas media juga dilakukan dengan inkubasi pada suhu ruang selama

2x24 jam, dari semua variasi konsentrasi tidak dijumpai adanya pertumbuhan

bakteri, hal ini menunjukkan media tepung ampas tahu steril. Ukuran dan

warna koloni dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Ukuran dan warna koloni bakteri Serratia marcescens

Koloni

bakteri

Konsentrasi tepung ampas tahu pada inkubasi suhu ruang 2x24 jam

6% 7% 8% 9% 10 % Media Kontrol

Gambar

Ukuran 2mm 2mm 2mm 2mm 2mm 3mm

Warna merah merah merah merah merah merah

Tabel 6 menunjukkan koloni bakteri Serratia marcescens yang tumbuh

pada media tepung ampas tahu pada semua konsentrasi berukuran lebih kecil

dari koloni yang dihasilkan oleh media kontrol. Selain itu laju pertumbuhan

bakteri lebih lambat jika dibandingkan dengan media kontrol. Inkubasi

dilakukan pada suhu ruang dikarenakan bakteri Serratia marcescens bersifat

fakultatif anaerob atau tidak terlalu membutuhkan oksigen. Pada inkubasi

1x24 jam, ukuran koloni sangat kecil dan berwarna merah muda atau pigmen

merah belum terbentuk sehingga diperlukan penambahan waktu inkubasi

yaitu 2x24 jam sehingga didapatkan hasil koloni ukuran 2 mm selain itu

http://lib.unimus.ac.id

Page 47: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

pigmen merah atau prodigiosin yang dihasilkan pada media tepung ampas

tahu lebih bagus dibanding pigmen merah yang dhasilkan pada media

Nutrient Agar. Jumlah koloni dari semua konsentrasi menunjukkan bahwa

pada konsentrasi 6% dapat digunakan sebagai pengganti Nutrient Agar

karena dari jumlah koloninya paling mendekati dengan media kontrol.

Menurut Yustina (2012), tepung ampas tahu mengandung protein

sebesar 10,80%, kadar air 5,74%, lemak 14,49%, abu 9,02% dan karbohidrat

59,95%, sedangkan kandungan protein pada media Nutrient Agar sebanyak

98%. Kandungan nutrisi tersebut dapat menyebabkan bakteri Serratia

marcescens tumbuh pada media tepung ampas tahu meskipun ukurannya

lebih kecil dibanding dengan media Nutrient Agar, selain itu dari jenis protein

tepung ampas tahu adalah protein nabati dan pada Nutrient Agar adalah

protein hewani.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan diantaranya

adalah faktor nutrisi, suhu, pH dan tekanan osmotik (Pelczar & Chan, 2010).

Nutrisi dapat digunakan sebagai sumber energi, karbon, sulfur, nitrogen,

sulfur, fosfor, mineral dan vitamin. Ukuran koloni juga dapat disebabkan

nutrisi pada tepung ampas lebih sedikit dibanding dengan Nutrient Agar

untuk pertumbuhan bakteri Serratia marcescens.

Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri Serratia marcescens berkisar

antara 50C – 40

0C dengan dengan derajat keasaman berkisar antara 5 – 9

(Brooks, Butel, & Morse, 2008). Pada pembuatan media tepung ampas tahu

didapatkan pH media tepung ampas tahu adalah 7 maka dapat diketahui

http://lib.unimus.ac.id

Page 48: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Serratia

marcescens yaitu faktor nutrisi. Selain faktor nutrisi, bakteri tersebut sedang

berada pada fase adaptasi yaitu ketika bakteri dipindahkan ke lingkungan

baru maka ia akan mengalami proses adaptasi meliputi sintesis enzim baru

yang berbeda dengan media tumbuh sebelumnya dan pemulihan terhadap

metabolik yang bersifat toksik seperti asam, alkohol dan basa. Respon

adaptasi dapat dikarenakan kekurangan nutrien pada media tepung ampas

tahu ini ditunjukkan dengan ukuran bakteri yang kecil (Jawetz, Melnick,

Adelberg, 2005).

Penelitian diolah dan dianalisis dengan uji ANOVA, syarat uji anova

adalah data berdistribusi normal dan homogen ditunjukkan dengan uji

kenormalan data menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 (lampiran 4) yang

berarti data yang dihasilkan berdistribusi normal dan uji homogenitas

menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 (lampiran 4) yang berarti data yang

dihasilkan bersifat homogen. Dilanjutkan dengan uji ANOVA diperoleh nilai

signifikasi 0,150 (p > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh

signifikan tepung ampas tahu terhadap jumlah koloni bakteri Serratia

marcescens.

http://lib.unimus.ac.id

Page 49: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rerata jumlah koloni pada kelompok kontrol menggunakan media

Nutrient Agar sebanyak 20 x 108 CFU/ml, pada kelompok perlakuan

media tepung ampas tahu dengan konsentrasi 6 % sebanyak 22 x 108

CFU/ml, konsentrasi 7 % sebanyak 24 x 108

CFU/ml, konsentrasi 8 %

sebanyak 26 x 108 CFU/ml, konsentrasi 9 % sebanyak 27 x 10

8 CFU/ml

dan pada konsentrasi 10 % sebanyak 29 x 108 CFU/ml.

2. Konsentrasi tepung ampas tahu yang paling baik untuk pertumbuhan

bakteri Serratia marcescens adalah pada konsentrasi 6 % b/v, dimana

pada konsentrasi tersebut jumlah koloninya hampir sama dengan media

kontrol yaitu Nutrient Agar.

3. Tidak ada pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

jumlah koloni bakteri Serratia marcescens.

B. Saran

1. Tepung ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai media alternatif

pengganti media Nutrient Agar yaitu dengan penggunaan konsentrasi 6%.

2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

melakukan penelitian dengan metode dan jenis bakteri yang berbeda.

Selain itu dapat lebih disempurnakan komposi tepung ampas tahu seperti

penambahan enzim.

37 http://lib.unimus.ac.id

Page 50: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

3. Peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan filtrat atau perasan awal ampas

tahu sebagai media cair yang dapat digunakan sebagai media uji misalnya

uji indol atau MR (Methyl Red) dan VP(Voges Proskauer).

http://lib.unimus.ac.id

Page 51: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Anisah, Rahayu T. (2015). Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri

Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda.Seminar Nasional XII

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.Indonesia.855-860

Ariesta, R. (2013). Jumlah Bakteri Pada Media Nutrient Agar Dengan Pemadat

Swallow Globe Putih Dan Bacto –Agar Dengan Variasi Konsentrasi Pada

Metode Tuang.Program Studi DIII Analis Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Bimbi, M.(2012). Tepung Sagu Sebagai Pemadat Media Kultur Untuk

Bakteri.Program Studi DIII Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Semarang.

Brooks, G.F., Butel, J.S. & Morse, S.A. (2008).Jawetz, Melnick & Adleberg’s.

Mikrobiologi Kedokteran. (23th ed.). Jakarta: EGC

Elizabeth, W & Susana ,IWR (2013). Manfaat Lemak Terproteksi Untuk

Meningkatkan Produksi dan Reproduksi Ternak Ruminansia. Wartazoa23

(4):176-184.

Fadlun A., Firdauz M & Ariyanti,V. “Pelor Pasta”(Pelet Organik Ampas Tahu)

Peluang Usaha Hasil Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu di Desa Tempel

Sari, Wonosobo. PKM-Kewirausahaan, Universitas Negeri Semarang.

http://www.uap.unnes.ac.id

Diakses tanggal 17 Desember 2015

Fardiaz, S. (1989). Mikrobiologi Pangan.Bogor: Jurusan Teknologi Pangan dan

Gizi, Fakultas Tekonologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hanafiah, K.A. (2003). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi (3th ed).

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Harti, A. S. (2014). Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Jawetz, Melnick, & Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba

Medika. Jakarta

Komarawidjaja, W.(2009). Karakteristik dan Pertumbuhan Konsorsium Mikroba

Lokal dalam Media Mengandung Minyak Bumi. Pusat Teknologi

Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.Jakarta.(ISSN

1441-318X:114-119).

Madigan, MT., Martinko, JM., Stahl, D.A & Clark, D.P. 2013. Brock Biology of

Microorganisms. Trirteenth Edition. Benjamin Cummings.New York.

Notoatmodjo, S.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rangka

Cipta.Jakarta.

Pelczar, M.J. &Chan, E.C.S. (2010).Dasar-dasar Mikrobilogi I. (Hadioetomo RS,

Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL). Jakarta: UI Press

Pelczar, M.J. &Chan, E.C.S. (2008). Dasar-dasar Mikrobilogi lI. (Hadioetomo

RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL). Jakarta: UI Press

42

http://lib.unimus.ac.id

Page 52: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Pratami H.A, Apriliana E & Prambudi R. (2012).Identifikasi Mikroorganisme

Pada Tangan Tenaga Medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah

Sakit Abdoel Moeloek .Bandar Lampung.Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

Rizky, W.D. (2013). Pengaruh Kandunngan Protein Tepung Bulu Ayam Sebagai

Media Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Semarang: Jurusan Analis

Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Semarang.

Sulistiani. (2004). Pemanfaatan Ampas Tahu dalam Pembuatan Tepung Tinggi

Serat dan Protein Sebagai Alternatif Bahan Baku Pangan

Fungsional.Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.http://www.repository.ipb.ac.id.

Diakses tanggal 2 januari 2016 Yustina, I. & Abadi, F.R. (2012). Potensi Tepung dari Ampas Industri

Pengolahan Kedelai Sebagai Bahan Pangan.Seminar Nasional Kedaulatan

Pangan dan Energi, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.

http://lib.unimus.ac.id

Page 53: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lampiran 1. Data Mentah Hasil Penelitian

Tabel 8. Data Mentah Hasil Penelitian

Pengulangan

Sampel

Konsentrasi Tepung Ampas Tahu Kontrol

Media NA

Uji

Sterilitas

Media 6% 7% 8% 9% 10%

1 26 13 26 25 35 25 0

2 24 35 24 26 24 11 0

3 15 25 27 29 27 25 0

Rata-rata jumlah

koloni bakteri

22

24

26

27

29

20

0

http://lib.unimus.ac.id

Page 54: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lampiran 2. Uji Formalin

Uji formalin bertujuan untuk memastikan bahwa ampas tahu bebas dari

formalin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Uji formalin

menggunakan kit tes formalin, ampas tahu dilarutkan dalam 2 ml aquadest.

Diambil 1 ml presipitat ampas tahu, ditambahkan 3-5 tetes pereaksi I

formalin dengan hati-hati tetes demi tetes. Ditambahkan pereaksi II formalin

kurang lebih 1 mg kedalam tabung dan dikocok kemudian didiamkan

selama 5 menit. Formalin positif jika terbentuk warna ungu kebiruan.

Adapun hasil Uji formalin sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil Uji Formalin

Gambar Keterangan Hasil

Ampas Tahu Negatif

Kontrol Positif Positif

http://lib.unimus.ac.id

Page 55: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lampiran 3. Optimasi variasi agar netral

Tabel 10. Penentuan Jumlah Agar-Agar Sebagai Pemadat Media

Konsentrasi Tepung

Ampas Tahu

1,5 g 1,75 g 2 gr

6% lunak padat keras

7% lunak padat keras

8% lunak padat keras

9% padat keras keras

10% padat keras keras

Keterangan:

Berdasarkan hasil optimasi agar netral dari tiga variasi jumlah agar

dihasilkan satu tekstur yang mendekati atau sesuai denhgan tekstur media

universal yaitu dengan jumlah agar pemadat 1,5 g/100 ml pada konsentrasi

tepung ampas tahu 9% dan 10%, sedangkan jumlah agar pemadat 1,75

g/100 ml pada konsentrasi tepung ampas tahu 6%, 7% dan 8%. Data ini

diperoleh dari hasil kuisioner :

Tabel 11. Hasil Kuisioner Kecocokan Penambahan Agar

NO NAMA Kecocokan penambahan jumlah agar pada konsentrasi tepung

ampas tahu

6 % 7 % 8 % 9% 10 %

1 Devinda 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

2 Bimo Rizky 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

3 Ika Rahma 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

4 Diana H 2 g 1,75 1,75 1,5 1,5

5 Desi Astuti 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

6 Dian Yulia 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

7 Diego Tri A 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

8 Okta 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

9 Ni Putu 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

10 Luluk Nur. A 1,75 g 1,75 1,75 1,5 1,5

http://lib.unimus.ac.id

Page 56: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lampiran 4. Hasil Uji Statistik

Uji Kenormalan Data

Tests of Normality

Konsentrasi tepung ampas tahu

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jumlah_koloni_bakteri 6% .321 3 . .881 3 .328

7% .191 3 . .997 3 .900

8% .253 3 . .964 3 .637

9% .292 3 . .923 3 .463

10% .282 3 . .936 3 .510

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti data yang

dihasilkan berdistribusi normal.

Uji homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

jumlah_koloni_bakteri

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.143 4 10 .150

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti data yang

dihasilkan bersifat homogen. Syarat uji anova adalah data berdistribusi normal

dan homogen

http://lib.unimus.ac.id

Page 57: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

ANOVA

Jumlah

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 178.902 5 35.780 .808 .568

Within Groups 487.333 11 44.303

Total 666.235 16

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai p value > 0,05 yang berarti perbedaan dari

berbagai variasi konsentrasi tepung ampas tahu dibandingkan dengan media

Nutrient Agar tersebut tidak signifikan. Artinya bahwa tidak ada pengaruh tepung

ampas tahu terhadap pertumbuhan bakteri Serratia marcescens.

http://lib.unimus.ac.id

Page 58: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

a

Pengulangan 1

b

Pengulangan 2

c

Pengulangan 3

Gambar 1. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 6%

a

Pengulangan 1

b

Pengulangan 2

c

Pengulangan 3

Gambar 2. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 7%

a

Pengulangan 1

b

Pengulangan 2

c

Pengulangan 3

Gambar 3. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 8%

http://lib.unimus.ac.id

Page 59: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lanjutan Lampiran 5.

a

Pengulangan 1

b

Pengulangan 2

c

Pengulangan 3

Gambar 4. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 9%

a

Pengulangan 1

b

Pengulangan 2

c

Pengulangan 3

Gambar 5. hasil jumlah koloni pada tepung ampas tahu konsentrasi 10%

a b c

Gambar 6. Hasil Jumlah Koloni pada Media Nutrient Agar 3 pengulangan

http://lib.unimus.ac.id

Page 60: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lanjutan Lampiran 5.

Pengenceran 10

-1

Pengenceran 10-2

Pengenceran 10-3

Pengenceran 10

-4

Pengenceran 10

-5 Pengenceran 10

-6

Pengenceran 10-6

inkubasi 48 jam

Pengenceran 10-7

inkubasi 48 jam

Gambar 7. Hasil Orientasi Pengenceran suspensi10-1

sampai dengan 10

-7

http://lib.unimus.ac.id

Page 61: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Gambar 8. Perataan Suspensi

Gambar 9. inkubasi bakteri Serratia marcescens pada suhu ruang

Gambar 10. Hasil Uji Sterilitas Media

http://lib.unimus.ac.id

Page 62: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

Lanjutan Lampiran 5.

Gambar 11. Proses pengeringan ampas tahu dengan oven

a

Gambar ampas tahu

basah

b

Gambar ampas tahu

kering

c

Gambar tepung ampas

tahu

Gambar 11. Ampas tahu basah – kering - tepung ampas tahu

Gambar 12.Kit Tes Formalin

Gambar 13. Pengecatan Gram pada

koloni berwarna putih

http://lib.unimus.ac.id

Page 63: SKRIPSI - repository.unimus.ac.idrepository.unimus.ac.id/142/1/SKRIPSI FULLTEX.pdf · Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh variasi konsentrasi tepung ampas tahu terhadap

http://lib.unimus.ac.id