skripsi faktor yang berhubungan dengan kinerja …

56
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KAMPUNG KB KOTA MAKASSAR TAHUN 2020 AYU WIDYA DESRIYANTHI K111 16 340 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KKB PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KINERJA KADER POSYANDU DI KAMPUNG KB

KOTA MAKASSAR TAHUN 2020

AYU WIDYA DESRIYANTHI

K111 16 340

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KKB

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

Page 2: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KINERJA KADER POSYANDU DI KAMPUNG KB

KOTA MAKASSAR TAHUN 2020

AYU WIDYA DESRIYANTHI

K111 16 340

DEPARTEMEN BIOSTATISTIK/KKB

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

Page 3: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …
Page 4: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …
Page 5: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …
Page 6: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

ii

RINGKASAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

BIOSTATISTIK/KKB

MAKASSAR, NOVEMBER 2020

AYU WIDYA DESRIYANTHI

“Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di Kampung

KB Kota Makassar Tahun 2020”

(xv + 109 halaman + 27 tabel + 3 gambar + 6 lampiran)

Setiap kegiatan posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader yang

dibimbing secara teknis oleh petugas kesehatan. Kader merupakan anggota

masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan

kegiatan posyandu. Kader merupakan kunci utama dalam kegiatan Posyandu

mulai dari perencanaan, pelaksanaan termasuk pencatatan, dan pelaporan. Peran

aktif kader di sini sangat menentukan kelangsungan dan perkembangan Posyandu.

Oleh karena itu, untuk membangun Posyandu yang baik diperlukan kader-kader

yang yang memiliki kinerja tinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional

study. Informan dipilih dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan responden menggunakan

instrumen penelitian yakni kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan program SPSS dengan menggunakan uji Fisher pada tingkat

kemaknaan 5%. Analisis penelitian menggunakan analisis univariat dan analisis

bivariat. Data yang telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai

dengan penjelasan mengenai variabel yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi dan komitmen

berhubungan dengan kinerja kader Posyandu di Kampung KB Kota Makassar

sedangkan pengetahuan, dukungan dan imbalan tidak berhubungan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar. Diharapkan agar terus mendorong

motivasi kader untuk meningkatkan motivasi ataupun mempertahankan motivasi

kader yang sudah tinggi, misalnya dengan cara memberikan pengakuan dan

penghargaan berupa sertifikat menjadi kader posyandu ataupun dengan pemberian

insentif secara rutin. Selain itu, diharapkan juga agar senantiasa mempertahankan

atau meningkatkan komitmen kader posyandu dengan menumbuhkan rasa

tanggung jawab yaitu bersedia memberikan segala kemampuannya guna mencapai

tujuan posyandu baik itu dengan cara memberikan fasilitas yang memadai ataupun

memberikan pelatihan dan penghargaan kepada kader. Adapun untuk penelitian

lanjutan perlu dilakukan modifikasi kembali instrumen dalam pencarian data

dengan menyesuaikan hal yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan di Posyandu.

Selain itu bisa dilakukan penelitian dengan objek di lokasi lain untuk dapat lebih

mengeneralisir temuan penelitian.

Daftar Pustaka : 64 (2003-2020)

Kata Kunci: Pengetahuan, Motivasi, Komitmen, Dukungan, Imbalan

Page 7: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

iii

ABSTRACT

HASANUDDIN UNIVERCITY

FACULTY OF PUBLIC HEALTH

BIOSTATISTIK/KKB

MAKASSAR, NOVEMBER 2020

AYU WIDYA DESRIYANTHI

"Factor Releated to the Performance of Posyandu Cadres in Kampung KB of

Makassar City in 2020"

(xv + 109 page + 27 table + 3 picture + 6 attachment)

Each posyandu activity is organized and driven by cadres who are guided

technically by health workers. Cadres are members of the community who are

willing, able and have time to organize posyandu activities. Cadres are the main

key in Posyandu activities starting from planning, implementation including

recording, and reporting. The active role of cadres here greatly determines the

continuity and development of Posyandu. Therefore, to build a good Posyandu,

cadres with high performance are needed.

This research is a descriptive study with a cross sectional study design.

Informants were selected using cluster random sampling technique. The data was

collected through interviews with respondents using a research instrument,

namely a questionnaire. Data processing was performed using the SPSS V20

program using the Chi Square test or Fisher's test at a significance level of 0.05

(5%). The research analysis used univariate analysis and bivariate analysis. The

data that has been obtained are then presented in tabular form accompanied by

an explanation of the variables studied.

The results showed that the motivation and commitment factors were related

to the performance of Posyandu cadres in KB Kampung of Makassar City, while

the knowledge, support and rewards did not correlate with the performance of

Posyandu cadres in Kampung KB of Makassar City. It is hoped that always to

encourage cadres 'motivation to increase motivation or maintain high cadres'

motivation, for example by giving recognition and awards in the form of

certificates to become posyandu cadres or by providing regular incentives. In

addition, it is also hoped that to increase the commitment of posyandu cadres by

fostering a sense of responsibility, namely being willing to give all their abilities

to achieve the posyandu's goals either by providing adequate facilities or

providing training and appreciation to cadres. For further research, it is

necessary to modify the instrument again in data retrieval by adjusting matters

related to service activities in Posyandu. In addition, research can be carried out

with objects in other places to be able to more generalize about the research

findings.

Keywords: Knowledge, Motivation, Commitment, Support, Reward

Page 8: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa ta‟ala karena dengan

izin dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020”. Shalawat serta salam tidak lupa

tercurahkan bagi Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam teladan umat manusia

sepanjang masa, pembawa dari masa kebodohan ke masa yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dan jalan kebenaran. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan studi pada program S1 Kesehatan Masyarakat.

Skripsi ini tidak terlepas dari berbagai macam hambatan dan tantangan yang

penulis hadapi dari awal hingga akhir. Namun berkat dorongan, bimbingan,

bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga akhirnya hambatan dan

tantangan dapat dilalui. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua penulis,

Ayahanda Jasmin dan Ibunda Wadiawati yang telah membesarkan dan

mendidik penuh dengan kesabaran, pengorbanan, cinta dan kasih sayangnya, serta

doa yang tidak henti-hentinya dipanjatkan untuk kesuksesan dan kebahagiaan

anaknya. Mereka adalah orang-orang yang menjadi alasan utama bagi saya untuk

segera menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin, karena perasaan bangga

dan bahagia yang mereka rasakan merupakan tujuan utama saya dalam hidup.

Sekali lagi terimakasih kepada mereka yang selalu berada disamping penulis dan

memberikan semangat yang tiada henti–hentinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari segala keterbatasan

dan kendala, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral

maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Oleh karena dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya serta

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Apik Indarty Moedjiono,

SKM., M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Stang, M. Kes selaku

pembimbing II yang telah banyak mencurahkan tenaga dan pikirannya,

meluangkan waktunya yang begitu berharga untuk memberi bimbingan dan

pengarahan dengan baik, dan memberikan dukungan serta motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis juga ingin

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed selaku dekan,

Bapak Ansariadi, SKM., M.Sc.PH., Ph.D selaku wakil dekan I, Bapak Dr..

Atjo Wahyu, SKM., M.Kes selaku wakil dekan II dan Bapak Prof. Sukri

Palutturi, SKM, M.Kes, M.Sc, Ph.D selaku wakil dekan III beserta seluruh

tata usaha, kemahasiswaan, atas bantuannya selama penulis mengikuti

pendidikan di FKM Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Prof. dr. Hasanuddin Ishak, M.Sc., Ph.D selaku Penasehat

Akademik selama penulis menempuh kuliah di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Prof. Dr. Stang, M.Kes selaku Ketua Departemen Biostatistik/KKB

Masyarakat Universitas Hasanuddin atas bantuannya dalam memberikan

Page 10: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

vi

arahan, bimbingan, ilmu pengetahuan yang selama penulis mengikuti

pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Hasanuddin.

4. Bapak dr. Mukhsen Sarake, MS dan Bapak Muh. Yusri Abadi, SKM,

M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, masukan,

kritikan dan arahan selama penulisan demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

terkhusus Dosen Departemen Biostatistik/KKB yang telah banyak

memberikan ilmu kepada penulis dan Ibu Yuli selaku staf Departemen

Biosatistik/KKB yang telah memfasilitasi dan membantu selama ini.

6. Kepala Seksi Pemberdayagunaan PLKB dan Institusi Masyarakat DPPKB

Makassar Bapak Drs. H. Spardin, MM atas bantuan dan kerjasama yang

telah diberikan dalam proses penelitian.

7. Para Kader Posyandu selaku responden yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk membantu penulis dalam proses pengumpulan data dan bersedia

untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner penelitian.

8. Teman-teman Biostatistik 2018 atas motivasi, hiburan, nasehat dan

kerjasamanya selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 GOBLIN terimakasih atas

kenangan dan pengalaman yang telah dilewati bersama dan tak akan pernah

terlupakan dari awal menjadi mahasiswa baru hingga menjadi mahasiswa

tingkat akhir.

10. Sobat Wirdayanti yang senantiasa menemani dalam penelitian serta

memberikan semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

vii

11. Teman-teman KKN Desa Kalibong (Awal, Ogi, Aspar, Zainal, Evi, Devi

dan Sisi) yang senantiasa selalu memberi hiburan dan canda tawa yang tidak

bisa saya dapatkan di tempat lain, serta support di saat-saat hectic.

12. Teman-teman FC yaitu Anti, Maya, Rani dan Inna yang selalu ada dari

awal hingga akhir semester yang terus memberikan saran, kritik, masukan,

dukungan, semangat dan hiburan yang tak hentinya selama kuliah dan

penyusunan skripsi ini.

13. Sobat Natasya Alia Andina Faro yang senantiasa memberikan semangat dan

motivasi selama penyusunan skripsi ini.

14. Adikku tercinta Rivka Dwi Maharani yang senantiasa memberikan

dukungan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaannya sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Makassar, November 2020

Penulis

Page 12: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

viii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

A. Tinjauan Umum tentang Posyandu ....................................................... 11

B. Tinjauan Umum tentang Kader Posyandu ............................................ 18

C. Tinjauan Umum tentang Kinerja .......................................................... 21

D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan .................................................. 24

E. Tinjauan Umum tentang Motivasi ........................................................ 25

F. Tinjauan Umum tentang Komitmen ..................................................... 28

G. Tinjauan Umum tentang Dukungan...................................................... 28

H. Tinjauan Umum tentang Imbalan ......................................................... 29

Page 13: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

ix

I. Tinjauan Umum tentang Kampung KB ................................................ 30

J. Kerangka Teori ..................................................................................... 36

BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 38

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................ 38

B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti .......................................................... 41

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif........................................... 42

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 47

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 49

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 49

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 49

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 49

D. Pengumpulan Data ................................................................................ 51

E. Uji Validitas Kuesioner ........................................................................ 52

F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 58

G. Pengolahan Hasil Penelitian ................................................................. 59

F. Analisis Data ......................................................................................... 60

G. Penyajian Data ...................................................................................... 62

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 63

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................................... 63

B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 64

Page 14: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

x

C. Pembahasan .......................................................................................... 93

D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 106

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 108

A. Kesimpulan ......................................................................................... 108

B. Saran ................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Lima Langkah dalam Penyelenggaraan Posyandu ........................ 14

Tabel 2. 2 Tingkat Perkembangan Posyandu ................................................. 18

Tabel 4. 1 Daftar Posyandu Kampung KB di Kota Makassar Tahun 2019 .... 51

Tabel 4. 2 Sampel Penelitian .......................................................................... 51

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner di Kampung KB

Kota Makassar Tahun 2020 ........................................................... 53

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 66

Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Umur Responden di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 66

Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden

di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............................... 67

Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 67

Tabel 5. 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan Responden di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 68

Tabel 5. 6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Kinerja Kader Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun

2020 ............................................................................................... 69

Tabel 5. 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Kinerja Kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............... 75

Page 16: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

xii

Tabel 5. 8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Pengetahuan di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 .......... 76

Tabel 5. 9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Pengetahuan Kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............... 77

Tabel 5. 10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Motivasi di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................ 77

Tabel 5. 11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Motivasi Kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............... 81

Tabel 5. 12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Komitmen di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............. 81

Tabel 5. 13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Komitmen Kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............... 83

Tabel 5. 14 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Dukungan di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 .............. 84

Tabel 5. 15 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Dukungan Terhadap

Kader Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 .... 85

Tabel 5. 16 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pertanyaan

Imbalan di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................. 86

Tabel 5. 17 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Imbalan Kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ............... 88

Tabel 5. 18 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 89

Page 17: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

xiii

Tabel 5. 19 Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 90

Tabel 5. 20 Hubungan antara Komitmen dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 91

Tabel 5. 21 Hubungan antara Dukungan dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 92

Tabel 5. 22 Hubungan antara Imbalan dengan Kinerja Kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020 ................................... 93

Page 18: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Seseorang menurut Gibson (1987), Mangkunegara (2011), Hersey

dkk (1996), Arrmstrong & Baron (1998) ...................................... 37

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 42

Gambar 5. 1 Mapping Lokasi Penelitian ............................................................. 64

Page 19: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Master Tabel

Lampiran 3. Hasil Analisis Penelitian

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 5. Surat-surat

Lampiran 6. Riwayat Hidup

Page 20: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sebesar

252.124.458 jiwa pada tahun 2013. Angka ini semakin meningkat pada tahun

2017 sebesar 261.890.900 jiwa (Statistical Yearbook Of Indonesia, 2018).

Tentunya hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah

penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika

Serikat. Jumlah ini akan terus menerus meningkat apabila tidak diatasi

dengan baik (Publika, 2017). Indonesia memiliki Total Fertility Rate (TFR)

yang cukup tinggi sebesar 2,6. Hal ini berarti bahwa setiap perempuan di

Indonesia kemungkinan akan mempunyai 2–3 orang anak (Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia, 2012). Namun angka ini turun menjadi 2,4 yang

berarti setiap perempuan di Indonesia kemungkinan mempunyai 2 orang anak

(SDKI, 2017).

Salah satu indikator untuk melihat informasi kematian anak, yaitu

Angka Kematian Bayi (AKB). Indikator AKB sangat penting untuk menilai

tingkat kesejahteraan termasuk derajat kesehatan suatu negara serta kualitas

hidup. Angka kematian bayi dapat membantu mengidentifikasi kelompok

rentan yang berisiko lebih tinggi mengalami kematian dan menjadi masukan

strategi dalam upaya mengurangi risiko tersebut, seperti program KB

(Keluarga Berencana) yang berperan terhadap kelangsungan hidup ibu dan

Page 21: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

2

anak (SDKI, 2017). Program KB secara tidak langsung juga dapat

menurunkan jumlah penduduk.

Pada tahun 2030 ditargetkan AKI turun hingga 70 per 100.000 kelahiran

hidup (BPS, 2016). Sedangkan pada tahun 2015 AKI sebesar 305 per 100.000

kelahiran hidup, hal ini berarti AKI di Indonesia masih sangat tinggi.

Sementara itu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2017)

menunjukan bahwa AKB di Indonesia sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2018, dilaporkan

terdapat 115 kasus kematian ibu dan 1.059 kematian bayi. Sementara itu, di

Makassar terdapat 5 kasus kematian ibu dan 41 kematian bayi (Dinkes Sulsel,

2018).

Sebanyak 64% wanita kawin umur 15-49 tahun di Indonesia

menggunakan suatu alat/cara KB dimana 57% memakai alat/cara KB modern

dan 6% memakai alat/cara KB tradisional. Kemudian, di antara wanita kawin

yang menggunakan alat/cara KB sebanyak 13% memakai Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD, implant, dan

MOW. Selain itu, kebutuhan KB pada 11% wanita kawin umur 15-49 tahun

tidak terpenuhi (unmeet need) (SDKI, 2017). Jumlah PUS peserta KB aktif di

Sulawesi Selatan sebesar 69,32% dan jumlah PUS peserta KB baru sebesar

13,02%. Sedangkan di Kota Makassar terdapat 69,29% PUS peserta KB aktif

dan 5,93% PUS peserta KB baru (Dinkes Sulsel, 2018). Angka unmet need di

Sulawesi Selatan pada tahun 2017 lebih tinggi dari angka unmet need secara

nasional (9,91%), yaitu sebesar 14,4% dimana 6,3% ingin menjarangkan

Page 22: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

3

kehamilan dan 8% ingin membatasi kelahiran (SDKI, 2017). Sementara itu,

unmet need di Kota Makassar pada tahun 2019 sebesar 7,93% (Disdalduk dan

KB Kota Makassar, 2019).

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan

Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019, dengan 6 (enam)

Sasaran Strategis yang telah ditetapkan; (1) menurunkan rata-rata laju

pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38% per

tahun 2015 menjadi 1,2% tahun 2019; (2) Menurunnya Total Fertility Rate

(TFR) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28

tahun 2019; (3) meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua

metode dari 65,2% menjadi 66%; (4) menurunnya kebutuhan ber-KB tidak

terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen) dari 10,6%

tahun 2015 menjadi 9,91% tahun 2019; (5) menurunnya Age Specific Fertility

Rate (ASFR) dari 46 (pada tahun 2015) menjadi 38 per 1.000 perempuan

kelompok umur 15-19 tahun pada tahun 2019; (6) menurunnya persentase

kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur dari 7,1% tahun

2015 menjadi 6,6% tahun 2019 (BKKBN, 2015).

Dalam upaya pencapaian 6 (enam) sasaran strategis di atas, kemudian

disepakati agar BKKBN dapat membentuk Kampung Keluarga Berencana

(Kampung KB). Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategis untuk

dapat mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program

Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)

secara utuh di lini lapangan. Salah satu program pokok Kampung KB adalah

Page 23: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

4

pelaksanaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (BKKBN, 2017). Posyandu

merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan dengan sumber daya

masyarakat yang kemudian dikelola dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dengan

tujuan memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. Posyandu memiliki program prioritas seperti

KB dan KIA (Kemenkes RI, 2011).

Terdapat 9.710 Posyandu di Provinsi Sulawesi Selatan. Tercatat

sebanyak 55,7% Posyandu aktif dimana 11,66% berstatus Posyandu Pratama,

32,57% berstatus Posyandu Madya dan 44,81% berstatus Posyandu Purnama

serta 10,96% berstatus Posyandu Mandiri. Kota Makassar sendiri terdapat

1.000 Posyandu dan semuanya berstatus aktif yang mana terdiri atas 42,3%

bersatus Posyandu Purnama dan 57,7% berstatus Posyandu Mandiri (Dinkes

Provinsi Sulsel, 2017).

Kota Makassar memiliki 15 Kampung KB yang tersebar di beberapa

kelurahan, yaitu Kelurahan Pannampu, Maccini Sombala, Maccini Parang,

Untia, Pai, Cambaya, Melayu, Layang, Karuwisi, Bontorannu, Pisang

Selatan, Kapasa Raya, Bontomakkio dan Manggala. Setiap Kampung KB

yang disebutkan terdapat Posyandu (Disdalduk Kota Makassar, 2019).

Setiap kegiatan posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader

yang dibimbing secara teknis oleh petugas kesehatan. Kader merupakan

anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

Page 24: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

5

menyelenggarakan kegiatan posyandu. Kader dipilih dari dan oleh

masyarakat pada saat pembentukkan posyandu. Jumlah kader untuk setiap

posyandu adalah lima orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang

dilaksanakan oleh posyandu dengan sistem layanan lima meja atau lima

langkah kegiatan (Depkes RI, 2005). Kader merupakan kunci utama dalam

kegiatan Posyandu mulai dari perencanaan, pelaksanaan termasuk pencatatan,

dan pelaporan. Peran aktif kader di sini sangat menentukan kelangsungan dan

perkembangan Posyandu. Oleh karena itu, untuk membangun Posyandu yang

baik diperlukan kader-kader yang yang memiliki kinerja tinggi (Adisasmito,

2010).

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Seksi Pemberdayagunaan PLKB

dan Institusi Masyarakat DPPKB Makassar, Bapak Drs. H. Spardin, MM

menyatakan bahwa setiap Kampung KB terdapat Posyandu dan semua

Posyandu berstatus aktif. Akan tetapi, masih ada beberapa kader Posyandu

yang tidak aktif dalam pelaksanaan program Posyandu, seperti tidak hadir

pada saat posyandu dilaksanakan.

Kinerja merupakan suatu standar pekerjaan yang membandingkan

tindakan-tindakan khusus dengan sekumpulan kepercayaan, kebijaksanaan,

aturan, kebiasaan dan hal-hal tidak berwujud lainnya, yang dapat disebut

sebagai hasil kerja seseorang atau suatu institusi. Kinerja kader diwujudkan

dalam pelaksanaan tugasnya dalam menjalankan Posyandu. Jadi, kinerja

kader merupakan perwujudan fungsinya sebagai mobilisator dan fasilitator

pelayanan kesehatan terpadu di masyarakat (Supriyatno, 2017). Ada banyak

Page 25: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

6

faktor yang mempengaruhi kinerja kader Posyandu, misalnya pengetahuan

kader, motivasi, komitmen, dukungan dan imbalan yang diberikan pada

kader. Pengetahuan merupakan informasi dan penemuan yang bersifat kreatif

untuk mempertahankan pengetahuan baru, dimana seseorang dapat

menggunakan kemampuan rasional logis dan pemikiran kritis untuk

menganalisis informasi yang diperoleh melalui pembelajaran tradisional,

pencarian informasi, belajar dari pengalaman, penelitian ide terhadap disiplin

ilmu lain, dan pemecahan masalah. Pengetahuan dapat meningkatkan

kesadaran dan kinerja kader dalam Posyandu (Lukwan, 2018).

Motivasi kader juga akan mendukung terselenggaranya Posyandu.

Motivasi merupakan daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota

organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuannya baik itu dalam bentuk

keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktu dalam menyelenggarakan

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan

organisasi(Gusmiati & Mesby, 2019). Jika motivasi kader rendah maka

kehadiran kader dalam kegiatan Posyandu akan berkurang sehingga bisa

berdampak pada menurunnya kinerja kader dalam melaksanakan Posyandu.

Komitmen kerja yang tinggi biasanya menyebabkan seorang pekerja memiliki

rasa memihak yang tinggi pada suatu instansi atau beban kerja yang

diembannya sehingga berdampak pada kinerja yang menjadi lebih baik.

Artinya, akan banyak kader yang melakukan pekerjaan baik yang

berhubungan dengan pelaksaan Posyandu, penyuluhan kesehatan serta

pedampingan kesehatan pada peningkatan kesehatan masyarakat. Kader yang

Page 26: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

7

memiliki kepercayaan yang kuat dan menerima nilai-nilai serta tujuan dari

adanya kader akan mempunyai kemauan yang kuat untuk berusaha dan

bekerja keras dalam mencapai target organisasi dan keinginan untuk tetap

menjadi bagian dari organisasi. Jika seorang kader memegang prinsip atau

komitmen kerja, maka hal ini akan mendongkrak kinerja kader (Hastuti,

2018).

Tokoh masyarakat yang selalu memberikan dukungan pada setiap

pelaksanaan kegiatan Posyandu dapat menyebabkan kinerja kader dan

kelestarian Posyandu menjadi lebih baik. Dukungan tersebut dapat berupa

pemberian tugas yang selalu dimonitor dan disupervisi, melakukan

pembinaan ataupun memberi imbalan apapun bentuknya baik itu imbalan

material ataupun hanya ucapan terima kasih. Masyarakat bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif, untuk berperilaku sehat, tetapi juga perlu

dukungan dari tokoh masyarakat. Selanjutnya, tokoh masyarakat dapat

menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.

Dukungan dari tokoh agama tersebut sangat berperan penting dalam

memotivasi perilaku seorang kader untuk aktif dalam kegiatan posyandu

(Profita, 2018).

Imbalan merupakan kompensasi yang diterima atas jasa yang diberikan

kepada organisasi. Imbalan dapat menjadi daya tarik bagi orang datang dan

tinggal dalam suatu organisasi yang artinya sistem pengkajian dan

pelaksanaan perlu dikembangkan sedemikian rupa agar sistem perangsang

adil dan berbuat lebih baik/lebih banyak bukan sekedar upah atas pekerjaan

Page 27: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

8

yang dilakukan (Jannah dkk, 2019). Masalah imbalan dipandang sebagai

salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu organisasi.

Imbalan memang sangat perlu diberikan kepada kader Posyandu. Biasanya,

kader yang kebutuhan imbalannya terpenuhi dengan baik, maka akan

memiliki kinerja baik dibandingkan dengan kader yang kebutuhan

imbalannya tidak terpenuhi (Supriyatno, 2017).

Penelitian Andira, dkk (2012) di Posyandu Kecamatan Bontobahari

Kabupaten Bulukumba Tahun 2012, menyatakan bahwa sikap, motivasi,

pengetahuan dan masa kerja merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

kader. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hastuti

(2018) menemukan bahwa motivasi, kompetensi, komitmen kerja mempunyai

pengaruh terhadap kinerja kader Posyandu di wilayah Puskesmas Pagiyanten

Kabupaten Tegal. Selanjutnya dari penelitian Wisnuwardani (2012), imbalan

berupa insentif uang dapat meningkatkan kinerja kader posyandu di

Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2010. Hasil penelitian Simanjuntak

(2014) menemukan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga dan tokoh

masyarakat terhadap kinerja kader di Desa Ciherang.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melihat

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader Posyandu di Kampung KB

Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti

merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Page 28: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

9

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar?

2. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar?

3. Apakah ada hubungan antara komitmen dengan kinerja kader Posyandu

di Kampung KB Kota Makassar?

4. Apakah ada hubungan antara dukungan dengan kinerja kader Posyandu

di Kampung KB Kota Makassar?

5. Apakah ada hubungan antara imbalan dengan kinerja kader Posyandu di

Kampung KB Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar.

2. Mengetahui ada hubungan antara motivasi dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar.

3. Mengetahui hubungan antara komitmen dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar.

4. Mengetahui hubungan antara komitmen dukungan dengan kinerja

kader Posyandu di Kampung KB Kota Makassar.

Page 29: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

10

5. Mengetahui hubungan antara imbalan dengan kinerja kader

Posyandu di Kampung KB Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna

bagi pembaca yang ingin menambah khasanah ilmu pengetahuan,

khususnya dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat.

2. Manfaat Institusi

Menjadi salah satu sumber informasi yang penting bagi Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Sulawesi Selatan,

Dinas Pengendalian Penduduk Kota Makassar dan pihak pengelola

Kampung KB dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

bacaan yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

4. Manfaat Peneliti

Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh selama mengikuti pendidikan pada bagian Biostatistik/KKB,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin.

Page 30: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Posyandu

1. Pengertian Posyandu

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun,

2011 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos

Pelayanan Terpadu, Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah salah

satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola

dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. Posyandu merupakan wadah

pemberdayaan masyarakat yang dibentuk melalui musyawarah mufakat

desa/kelurahan yang dikelola oleh pengelola Posyandu. Pendirian

posyandu ditetapkan dengan keputusan kepala desa/lurah.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas

Page 31: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

12

dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama

masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan

lembaga terkait lainnya. Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah

pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima)

kegiatan, yakni Kesehatan lbu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana

(KB), imunisasi, gizi dan penanggulangan diare (Kemenkes RI, 2011).

2. Tujuan Posyandu

Berikut ini merupakan tujuan umum dan tujuan khusus dari

pembentukan Posyandu (Kemenkes RI, 2011).

a. Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian lbu (AKI),

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita

(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya

kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan

AKI, AKB dan AKABA.

2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan

Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

3) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan

dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB

dan AKABA.

Page 32: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

13

3. Penyelenggaraan Posyandu

Berikut merupakan waktu dan tempat penyelenggaraan serta

penyelenggaraan kegiatan Posyandu (Kemenkes RI, 2011).

a. Waktu Penyelenggaraan

Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih,

sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka

Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

b. Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada

lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat

penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman

rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di

pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang

dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

c. Penyelenggaraan Kegiatan

Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5

(lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang

dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5

langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para

penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan

sebagai berikut.

Page 33: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

14

Tabel 2. 1

Lima Langkah dalam Penyelenggaraan Posyandu

Langkah Kegiatan Pelaksana

Pertama Pedaftaran Kader

Kedua Penimbangan Kader

Ketiga Pengisian KMS Kader

Keempat Penyuluhan Kader

Kelima Pelayanan Kesehatan Kader atau kader bersama

petugas kesehatan

Sumber : Kemenkes RI, 2011

Adapun penjelasan dari lima langkah di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut (Kemenkes RI, 2012).

a. Pendaftaran: Kader akan mendaftarkan bayi/balita yang dibawa oleh

ibu, yaitu nama bayi/balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang

kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita merupakan

peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada

KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.

Selain itu, kader juga mendaftarkan ibu hamil, yaitu nama ibu hamil

tersebut ditulis pada formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu

hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan menuju ke

langkah 4.

b. Penimbangan: Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan

pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak

lurus. Selanjutnya, baca berat badan balita dengan melihat angka di

ujung bandul geser. Kemudian, catat hasil penimbangan dengan

benar di kertas/ buku bantu dalam kilogram dan ons. Kembalikan

bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman. Terakhir, keluarkan

balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.

Page 34: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

15

c. Pengisian KMS: Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang

memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks

antropometri berat badan menurut umur. KMS sangat penting

penting sebab menjadi salah satu alat pemantau pertumbuhan anak.

Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga mampu membaca

atau menilai grafik yang terbuat dari hasil penimbangan anak setiap

bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak

bertumbuh dengan baik atau kurang baik.

d. Penyuluhan: kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga

balita akan membacakan dan menjelaskan data KMS tersebut.

e. Pelayanan kesehatan: kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan

oleh petugas kesehatan, bidan, atau Petugas Lapangan Keluarga

Berencana (PLKB) yang memberikan layanan antara lain Imunisasi,

KB, pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan

obat-obatan lainnya.

4. Strata Posyandu

Secara umum strata Posyandu dibedakan atas 4 tingkat sebagai

berikut (Kemenkes RI, 2011).

a. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang

ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara

rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)

orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan

Page 35: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

16

Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula

karena belum siapnya masyarakat lntervensi yang dapat dilakukan

untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta

menambah jumlah kader.

b. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan

utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%. lntervensi yang

dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan

cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan

Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:

1) Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu

dengan metode simulasi.

2) Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk

merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya

dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.

c. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima

kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan

Page 36: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

17

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari

dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih

terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

lntervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara

lain:

1) Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk

memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat.

2) Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana

sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.

Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama

pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan

Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu .

d. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya

lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta

telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola

oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Posyandu. lntervensi yang dilakukan bersifat

pembinaan termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga

terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan intervensi

Page 37: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

18

memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan masalah

dan kemampuan masing- masing.

Terdapat beberapa indikator untuk mengetahui tingkat

perkembangan Posyandu yang diuraikan pada tabel berikut (Kemenkes

RI, 2011).

Tabel 2. 2

Tingkat Perkembangan Posyandu

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1. Frekuensi

penimbangan

<8 >8 >8 >8

2. Rerata kader

tugas

<5 ≥5 ≥5 ≥5

3. Rerata

cakupan D/S

<50% <50% ≥50% ≥50%

4. Cakupan

kumulatif

KIA*

<50% <50% ≥50% ≥50%

5. Cakupan

kumulatif

KB

<50% <50% ≥50% ≥50%

6. Cakupan

kumulatif

imunisasi

<50% <50% ≥50% ≥50%

7. Program

tambahan

- - + +

8. Cakupan

dana sehat

<50% <50% <50% ≥50%

Sumber : Kemenkes RI, 2011.

B. Tinjauan Umum tentang Kader Posyandu

1. Pengertian Kader Posyandu

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan

untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan

kesehatan. Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia,

mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu

Page 38: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

19

secara sukarela (Kemenkes RI, 2011). Kader adalah penghubung antara

masyarakat dan petugas kesehatan karena kader selalu berada di tengah-

tengah masyarakat. Kader dapat membantu memobilisasi sumber daya

masyarakat, mengadvokasi komunitas dan membangun kapasitas local

(Ani dkk, 2019).

2. Tugas dan Tanggungjawab Kader

Adapun tugas dan tannggungjawab kader dalam menyelenggarakan

Posyandu antara lain adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011).

a. Sebelum hari buka Posyandu, yaitu:

1) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga

setempat.

2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.

3) Mempersiapkan sarana Posyandu.

4) Melakukan pembagian tugas antar kader.

5) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.

6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

b. Pada hari buka Posyandu, yaitu:

1) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.

2) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang

berkunjung ke Posyandu.

3) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan

mengisi buku register Posyandu.

4) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.

Page 39: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

20

5) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan

dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan

PMT.

6) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan

dan KB sesuai kewenangannya.

7) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas

kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan

serta tindak lanjut.

c. Di luar hari buka Posyandu, yaitu:

1) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil,

ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita.

2) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua

balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah

balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku

KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan

jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik.

3) Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak dating dan

sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.

4) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke

Posyandu saat hari buka .

5) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan

menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau

organisasi keagamaan.

Page 40: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

21

C. Tinjauan Umum tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2002) dalam (Mukhtar, 2018) kinerja

merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai oleh

seorang pegawai dalam malaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya dalam upaya mencapai tujuan

organisasi. Menurut Mathis dan Jackson (2002) dalam (Diniaty & Fairus,

2014) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak

dikerjakan oleh karyawan atau kader. Kinerja adalah perilaku atau

tindakan yang relevan untuk mencapai tujuan organisasi dan dapat diukur

dalam hal tingkat kecakapan atau kontribusi terhadap tujuan yang

ditujukan oleh tindakan tertentu atau serangkaian tindakan. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja dapat dilihat berdasarkan aktivitas seseorang

dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang menggambarkan sejauh mana

seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan (Sengkey dkk, 2015).

Menurut Kirom (2010) kinerja adalah prestasi atau capaian atas

sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja juga disebut sebagai

performance yang merupakan hasil kerja atas pencapaian seseorang atau

suatu institusi. Kinerja merupakan bentuk penilaian tersendiri untuk

mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang dalam

menjalankan program kerjanya. Jadi kinerja dapat diartikan sebagai suatu

standar pekerjaan untuk membandingkan tindakan-tindakan khusus

Page 41: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

22

dengan sekumpulan kepercayaan, kebijaksanaan, aturan, kebiasaan serta

hal-hal tidak berwujud lainnya, yang pada akhirnya dapat disebut sebagai

output atau hasil kerja seseorang atau suatu institusi.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2011) dalam (Juned dkk, 2016) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu

sebagai berikut.

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill).

Sedangkan Hutapea & Thoha (2008) dalam (Kurniawan dkk, 2018)

mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama pembentukan

kompetensi seseorang, yaitu pengetahuan, kemampuan, dan perilaku

individu. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh

seseoorang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan bidangnya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai secara terarah dalam rangka mencapai tujuan organisasi

(tujuan kerja).

Sedangkan menurut Gibson (2010) dalam (Meutia dkk, 2018) ada

tiga faktor yang dapat memengaruhi kinerja individu. Pertama, faktor

Page 42: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

23

individu yang meliputi kemampuan, keterampilan, latar belakang

keluarga dan demografi. Kedua, faktor organisasi antara lain sumber

daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan). Ketiga,

faktor psikologis terdiri atas persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

motivasi.

Payaman J Simanjuntak (2005) dalam (Devita, 2017) menyatakan

bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai atau kader.

Pertama, faktor individu yaitu kemampuan dan keterampilan dalam

melakukan kerja. Kompetensi seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang dapat dikelompokan dalam dua golongan, yaitu kemampuan

dan keterampilan kerja serta motivasi dan etos kerja. Faktor kedua, yaitu

faktor dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan

sarana dan prasarana kerja, kenyaman lingkungan kerja, serta kondisi dan

syarat kerja. Faktor ketiga yaitu dukungan manajemen, kinerja

perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat tergantung pada

kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan

membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan

harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja,

demikian juga dengan menumbuhkan motivasi seluruh karyawan untuk

bekerja secara optimal.

Keberhasilan kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh

beberapa model kinerja, salah satunya yang disebut dengan the achieve

model, yang dirumuskan Hersey, Blanchard, dan Johnson dengan

Page 43: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

24

akronim ACHIEVE. A: ability (pengetahuan dan keterampilan), C:

clarity (pemahaman dan persepsi peran), H: help (dukungan), I: incentive

(motivasi), E: evaluation (pembinaaan dan umpan balik kinerja), V:

validity (praktek personal yang valid dan sah), E: environment

(kesesuaian dengan lingkungan) (Andriani & Puadi, 2015).

Faktor-raktor yang mempengaruhi kinerja, menurut Armstrong dan

Baron tahun 1998 dalam (Carolina, 2012) antara lain sebagai berikut.

a. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi

yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.

b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan,

dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader.

c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan

oleh rekan sekerja.

d. System factors, ditentukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas

yang diberikan organisasi.

e. Contextual/situasional factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat

tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

D. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan

Menurut Jujun S. Suriasumantri (1996) dalam (Darmawan & Fadjarajani,

2016) pengetahuan adalah segenap yang diketahui manusia mengenai suatu

objek tertentu yang merupakan khasanah kekayaan mental diperoleh melalui

rasional dan pengalaman. Apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan

Page 44: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

25

pandai. Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran.

Kesimpulannya, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia

untuk tahu.

Notoadmojo (2003) menyebutkan tentang faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu umur, pendidikan dan pengalaman. Umur merupakan cara

berpikir logis berkembang secara bertahap. Kemampuan kognitif seseorang

berdasarkan usia dapat dikategorikan dalam periode bayi, anak, remaja,

dewasa dan lanjut usia. Masing-masing periode memberikan dampak yang

pada cara berpikir individu dalam merespon stimulus yang diberikan

sehingga berdampak pada pengetahuan yang terbentuk. Oleh karena itu,

pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh tahapan usia seseorang. Faktor

selanjutnya yaitu tingkat pendidikan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu

proses belajar di dalamnya terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri

individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dapat terbentuk pula dari

pengalaman dan ingatan yang didapat sebelumnya (Saraswati, 2019).

E. Tinjauan Umum tentang Motivasi

Menurut Siagian (1995) dalam (Kadji, 2012) menyatakan motivasi

adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi

mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau

ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan

yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam

rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah

Page 45: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

26

ditentukan sebelumnya. Menurut Frederick Herzberg dalam (Andriani &

Widiawati, 2017) mengemukakan bahwa teori motivasi dua faktor

menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi

oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu:

1. Faktor Higienis (Hygiene Factor/Maintenance Factors) adalah faktor

pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin

memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini menurut

Herzberg merupakan kebutuhan yang berlangsung terus- menerus, karena

kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Misalnya

orang lapar akan makan, kemudian lapar lagi, lalu makan lagi dan

seterusnya. Faktor pemeliharaan ini meliputi hal-hal:

a) Gaji (salaries) adalah sebuah bentuk pembayaran atau sebuah hak

yang diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai

atau karyawan.

b) Kondisi kerja (work condition) adalah semua aspek fisik kerja,

psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi

kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja.

c) Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and

administrasion) adalah tingkat kesesuaian yang dirasakan tenaga

kerja terhadap semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam

perusahaan.

d) Hubungan antar pribadi (interpersonal relation) tingkat kesesuaian

yang dirasakan dalam berinteraksi antartenaga kerja lain.

Page 46: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

27

e) Kualitas supervisi (quality supervisor) adalah “tingkat kewajaran

supervisi yang dirasakan oleh tenaga kerja.

2. Faktor Motivasi (Motivation factors) adalah menyangkut kebutuhan

psikologis. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik,

Kepuasaan pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam

pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat

menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Faktor motivasi ini

berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung

berkaitan dengan pekerjaan. Faktor ini dinamakan satisfiers yang

meliputi:

a) Prestasi (achievement adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan,

usaha dan kesempatan.

b) Pengakuan (recognition) adalah besar kecilnya pengakuan yang

diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja.

c) Pekerjaan itu sendiri (the work itself) adalah berat ringannya

tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

d) Tanggung jawab (responbility) adalah besar kecilnya yang dirasakan

terhadap tanggung jawab diberikan kepada seorang tenaga kerja.

e) Pengembangan potensi individu (advancement) adalah besar

kecilnya kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dalam

pekerjaannya seperti naik pangkat.

Page 47: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

28

F. Tinjauan Umum tentang Komitmen

Komitmen merupakan dimensi perilaku penting yang dapat digunakan

untuk menilai kecenderungan karyawan untuk bertahan sebagai anggota

organisasi. Menurut Robbins & Judge (2015) dalam (Pratiwi &Kartika, 2019)

mendefinisikan bahwa komitmen organisasi ialah tingkat di mana seorang

pekerja mengidentifikasi sebuah organisasi, tujuan dan harapannya untuk

tetap menjadi anggota. Meyer dan Allen (1991) dalam (Manuel and Rahyuda,

2015) mengemukakan tiga komponen komitmen organisasi, antara lain:

1) Komitmen afektif, menekankan pada keterikatan individu secara

emosional terhadap organisasinya.

2) Komitmen normatif diartikan suatu perasaan wajib dari individu untuk

tetap bertahan dalam organisasinya.

3) Komitmen berkelanjutan dapat berarti komitmen yang berdasarkan

kerugian yang akan didapatkan apabila meninggalkan organisasi.

G. Tinjauan Umum tentang Dukungan

Dukungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan suatu

perbuatan untuk membantu atau menunjang. Sedangkan menurut

Notoatmodjo (2012) dukungan dapat diartikan penerimaan. Suatu program

kesehatan dianggap didukung jika program tersebut diterima masyarakat dan

terdapat peran dari tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat diharapkan dapat

menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.

Berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2011), peran tokoh masyarakat dalam

Page 48: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

29

penyelenggaraan Posyandu antara lain sebagai berikut.

1. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu.

2. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.

3. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam

kegiatan Posyandu.

Dukungan tokoh masyarakat dapat mempengaruhi kinerja kader.

Sebagaimana diketahui kader melaksanakan tugasnya secara sukarela maka

sangat diperlukan dukungan orang-orang yang berpengaruh dimasyarakat.

H. Tinjauan Umum tentang Imbalan

Menurut Gibson (1996) dalam (Hasyim dkk, 2015) imbalan dapat

dijadikan sebagai daya tarik dalam merekrut anggota sebuah organisasi sebab

dengan adanya perhatian tersebut akan mengarah kepada rasa tanggung

jawab, memiliki, otonomi dan keberanian didalam mempertahankan prestasi

yang telah dicapai.

Pembagian imbalan adalah semua yang dihargai dan diinginkan sumber

daya manusia yang mampu dan mau diberikan perusahaan sebagai ganti atas

kontribusi yang diberikan sumber daya manusia tersebut. Schuler (1987)

dalam (Ferawaty dkk, 2016) membagi imbalan menjadi imbalan intrinsik dan

imbalan ekstrinsik. Imbalan ekstrinsik terdiri atas imbalan ekstrinsik langsung

dan imbalan ekstrinsik tidak langsung. Imbalan intrinsik adalah reward yang

diterima seseorang sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam

bentuk uang. Biasanya reward tersebut dapat berupa rasa aman dalam

pekerjaan, simbul status, reward masyarakat dan harga diri. Sedangkan,

Page 49: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

30

imbalan ekstrinsik langsung yang disebut juga imbalan berupa uang

merupakan imbalan yang diterima seseorang atas jerih payahnya dalam

bentuk uang berupa gaji. Imbalan berdasarkan kinerja dapat berupa

pembayaran lainnya yang berdasarkan hasil produktivitas yang terdiri dari

insentif, bonus dan merit. Imbalan ekstrinsik tidak langsung (program

proteksi, bayaran diluar jam kerja, fasilitas untuk karyawan) didefinisikan di

sini sebagai reward yang diberikan oleh organisasi untuk karyawan yang

tersebar untuk keanggotaan mereka.

I. Tinjauan Umum tentang Kampung KB

1. Pengertian Kampung KB

Kampung Keluarga Berencana (KB) adalah satuan wilayah yang

setingkat dengan RW, dusun atau setara dan memiliki kriteria tertentu,

yaitu adanya keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana,

pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang

dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung KB merupakan

program yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh dan untuk

masyarakat. Sementara pemerintah hanya berperan dalam memfasilitasi,

mendampingi dan membina keberlangsungan program (BKKBN, 2015).

Kampung KB dirancang sebagai upaya untuk pendekatan akses

pelayanan Keluarga Berencana kepada keluarga kecil di desa atau

kampung dalam rangka mengaktualisasikan 8 fungsi keluarga. Adapun 8

fungsi keluarga antara lain fungsi agama, fungsi sosialisasi/pendidikan,

fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, fungsi perlindungan, fungsi kasih

Page 50: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

31

sayang, fungsi sosial budaya maupun pembinaan lingkungan (Hidayah &

Latifah, 2018). Pelaksanaan delapan fungsi keluarga ini sendiri tentunya

mempunyai keterkaitan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya

yang berada pada satu lingkungan terdekat.

2. Tujuan Kampung KB

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau

yang setara melalui program kependudukan, keluarga berencana dan

pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam

rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga

non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan

dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program

kependudukan, keluarga erencana, pembangunan keluarga dan

pembangunan sektor terkait.

2) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan

berwawasan kependudukan.

3) Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern.

4) Meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina

Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina

Keluarga Lansia (BKL), dan Pusat Informasi dan Konseling

(PIK) Remaja.

Page 51: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

32

5) Meningkatkan pemberdayaan keluarga melalui Kelompok

UPPKS.

6) Menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

7) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

8) Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah.

9) Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung

10) Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan

bersih.

11) Meningkatkan kualitas keimanan para remaja/mahasiswa dalam

kegiatan keagamaan (pesantren, kelompok ibadah/kelompok

doa/ceramah keagamaan) di kelompok PIK KRR/remaja

12) Meningkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air para

remaja/mahasiswa dalam kegiatan sosial budaya (festival seni

dan budaya, dan lain-lain) di kelompok PIK KRR/mahasiswa

dan seterusnya.

3. Prasyarat Pembentukan Kampung KB

Dalam proses pembentukannya, suatu wilayah yang akan dijadikan

sebagai lokasi Kampung KB perlu memperhatikan persyaratan wajib

yang harus dipenuhi, antara lain:

a. Tersedianya Data Kependudukan yang Akurat

Data Kependudukan yang akurat adalah data yang bersumber dari

Hasil Pendataan Keluarga, data Potensi Desa dan data Catatan Sipil

yang akurat sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan

Page 52: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

33

prioritas, sasaran dan program yang akan dilaksanakan di suatu

wilayah Kampung KB secara berkesinambungan.

b. Dukungan dan komitmen Pemerintah daerah

Komitmen dan peranan aktif seluruh instansi/unit kerja pemerintah

khususnya Perintahan Kabupaten/Kota, Kecamatan dan

Desa/Kelurahan dalam memberikan dukungan pelaksanaan program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan di kampung KB dan

memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang

tugas instansi masing masing untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat.

c. Partisipasi Masyarakat yang berpartisipasi aktif

Partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pelaksanaan

seluruh kegiatan yang akan dilakukan di kampung KB secara

berkesinambungan guna meningkatkan taraf hidup seluruh

masyarakat yang di wilayahnya.

4. Ruang Lingkup dan Sasaran Kegiatan Kampung KB

Adapun Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan di Kampung KB antara

lain:

a. Kependudukan.

b. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

c. Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan

Keluarga).

Page 53: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

34

d. Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial Ekonomi,

Kesehatan, Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak, dan sebagainya–disesuaikan dengan kebutuhan wilayah

Kampung KB).

Sementara itu, sasaran yang menjadi subjek dan objek dalam

pelaksanaan program dan kegiatan di Kampung KB meliputi :

a. Keluarga

b. Remaja

c. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)

d. Pasangan Usia Subur (PUS)

e. Keluarga dengan balita

f. Keluarga dengan remaja

g. Keluarga dengan lansia

h. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing masing

Selain itu, Kampung KB memiliki pelaksana dalam menjalankan

program, yaitu:

a. Kepala Desa/Lurah

b. Ketua RW

c. Ketua RT

d. PKB/PLKB/TPD

e. Petugas Lapangan sektor terkait

f. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tingkat Desa/Kelurahan

g. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD)

Page 54: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

35

h. Tokoh Masyarakat (Tokoh Adat/Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat

di desa/kelurahan)

i. Kader

5. Kriteria Pemilihan Wilayah Kampung KB

a. Kriteria Utama

Terdapat dua kriteria utama yang wajib dipenuhi dalam

pemilihan dan penetapan pembentukan kampung KB. Kedua kriteria

utama tersebut adalah:

1) Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) di atas rata-rata Pra KS- dan

KS-1 tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berada.

2) Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB

tingkat desa/kelurahan dimana kampung tersebut berlokasi.

b. Kriteria Wilayah

Setelah terpenuhi dua kriteria di atas sebagai kriteria utama

pemilihan dan pembentukan kampung KB, maka selanjutnya dapat

memilih salah satu atau lebih kriteria wilayah berikut:

1) Kumuh.

2) Pesisir/Nelayan.

3) Daerah Aliran Sungai (DAS).

4) Bantaran Kereta Api.

5) Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan).

6) Terpencil.

Page 55: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

36

7) Perbatasan.

8) Kawasan Industri.

9) Kawasan Wisata.

10) Padat penduduk

J. Kerangka Teori

Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama,

faktor individu menurut Gibson (1987) ada tiga indikator yang meliputi

kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga dan demografi (Meuti

dkk, 2018). Menurut Mangkunegara, salah satu indikator yang dapat dilihat

untuk menilai kemampuan sesorang adalah pengetahuan (Juned dkk, 2016).

Kedua, faktor psikologis terdiri atas persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

motivasi. Ketiga, faktor organisasi antara lain sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan) (Meutia dkk , 2018). Selain indikator

tersebut, menurut Armstrong & Baron komitmen juga merupakan faktor yang

dapat mempengaruhi kinerja seseorang (Carolina, 2012). Hersey, Blanchard

dan Johnson juga menyatakan kinerja juga dipengaruhi oleh dukungan

(Andriani & Puadi, 2015).

Page 56: SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA …

37

Kerangka teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor Individu

Kemampuan

- Pengetahuan

- Kemampuan potensi (IQ)

Latar belakang keluarga

Demografi

Faktor Psikologi

Motivasi

Komitmen

Persepsi

Sikap

Keperibadian

Belajar

Kinerja Kader

Posyandu

Faktor organisasi

Dukungan

Sumber daya

Kepemimpinan

Imbalan

Struktur

Desain pekerjaan

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Seseorang menurut Gibson (1987), Mangkunegara (2011), Hersey dkk (1996),

Arrmstrong & Baron (1998)