skripsi evaluasi sistem pemungutan pajak ...iv abstrak kumala sari, 105730390412. evaluasi sistem...

78
SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA MAKASSAR KUMALA SARI 105730390412 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 26-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

SKRIPSI

EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN PADA

DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PADA PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

KUMALA SARI

105730390412

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2017

Page 2: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Evaluasi Sistem Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan

dan Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota

Makassar

Nama : Kumala Sari

Nim : 1057 3039 0412

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan diajukan di depan panitia penguji

Skripsi Strata Satu (S1) pada hari Minggu, 16 Juli 2017 pada program studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 16 Juli 2017

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.Ansyarif Khalid, SE.,M.Si.Ak.CA Muchriana Muchram,SE.,M.Si.Ak.CA

NIDN : 0916096601 NIDN : 09300988801

Mengetahui :

Dekan Ketua Prodi

Ismail Rasulong, SE., MM Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.,CA

NBM : 903078 NBM : 1073428

Page 3: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama KUMALA SARI, Nim 10573 03904 12 ini Telah Diperiksa dan Diterima

oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 125 Tahun 1438 H/ 2017 M dan Telah

Dipertahankan di depan Penguji pada Hari Minggu, 16 Juli 2017 M. Sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 16 Juli 2017

Panitia Ujian:

1.Pengawas Umum : Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM (………………….)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (……………..……)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekertaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (…………..………)

(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Penguji :

1. Drs. H. Sultan Sarda,MM (……………..……)

2. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA (……………..……)

3. Ismail Rasulong,SE.,MM (……………..……)

4. Muchriana Muchram,SE.,M.Si.Ak.CA (…………….……)

Page 4: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

ii

Motto

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

Jangan berhenti ketika kamu telah lelah, tapi berhentilah ketika kamu

selesai.

Tak ada keberhasilan yang datang dengan sendiri kecuali kamu

bertindak, berdoa dan selalu bangkit dari kegagalan.

(Penulis)

Page 5: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

iii

DEDIKASI

Karya ini kudedikasikan kepada:

Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang senantiasa mendukung,

memberikan do’a dan nasihat, semangat, cinta dan kasih sayang

serta kerja keras yang tak ternilai harganya.

Serta buat saudaraku tercinta. Terima kasih atas bimbingan, do’a

dan nasihatnya.

Page 6: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

iv

ABSTRAK

Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota

Makassar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pemungutan Pajak Penerangan

Jalan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Makassar.

Variable dalam penelitian ini adalah terdiri dari variable bebas yaitu Sistem

pemungutan pajak penerangan Jalan (X) sedangkan variabel terikatnya Pendapatan

dan Pengelolaan Keuagan Daerah (Y). Sampel dalam penelitian ini adalah data

Pajak Peneragan Jalan Kota Makassar tahun 2013-2015. Pengumpulan data

dilakukan melalui dokumentasi dan wawancara langsung dengan pihak yang

berkompeten. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis yang digunakan adalah

analisis kontribusi.

Page 7: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

v

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis

persembahkan kehadirat Allah, Tuhan semesta alam atas limpahan Rahmat dan

Hidayah–Nya yang tak kunjung habis sehingga penyusunan skripsi ini dapat

dirampungkan dengan baik. Salam dan Shalawat semoga tetap tercurahkan kepada

kekasih-Nya, Rasulullah Muhammad SAW. Adapun judul skripsi ini adalah

β€œEvaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan

dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Makassar”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis menemui

banyak hambatan. Namun dengan modal kesabaran serta bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dalam kesempatan

ini penulis tidak lupa menyampaikan penghargaan atas segala apresiasi yang telah

disumbangkan kepada penulis serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr.H.Abd.Rahman Rahim,SE.,M.M, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

sehingga mampu menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar,

2. Bapak Ismail Rasulong,SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

Muhammadiyah Makassar, serta para Pembantu Dekan yang telah memberikan

kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini,

Page 8: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

vi

3. Bapak Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Priodi

Akuntansi

4. Bapak Dr.H.Ansyarif Khalid,SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing 1

5. Ibu Muchriana Muchram,SE.,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing 2

7. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Makassar Ketua UPT P2T, BPKMD Provinsi Sulawesi Selatan beserta para

stafnya yang dengan ikhlas memberikan izin penelitian untuk penulisan skripsi

ini.

8. Kepada Dinas Pendapatan Daerah beserta seluruh stafnya yang telah

memberikan kesempatan mengadakan penelitian.

9. Keluarga besarku tercinta, yang selama ini memberikan dukungan moril dan

materil, khususnya untuk Ayahanda Alimuddin dan Ibunda Niar yang telah

membesarkan, mendidik, memberikan bimbingan dan kasih sayang dan

senantiasa mendoakan agar sukses dalam meraih impianku. Dukungan dan doa

dari kakakku Herlina dan adikku Muh.Aril yang selalu kusayangi dan

kubanggakan.

10. Sahabatku, yang selalu menemani dan memberikan dukungan dari semester

awal sampai sekarang Nurul Aziza, Musdamayanti, Nurmaya Sari Umar, Bulan

Sahati, Indra Suci Yulianti, Erma, Nurjannah, Akhriani. Serta seluruh

mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis dalam menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan sempat

bila dituturkan dalam ruang yang terbatas ini. Kepada mereka semua tanpa

Page 9: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

vii

terkecuali, penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam. Akhirnya, hanya

kepada Allah penulis memohon ridha dan magfirahnya, semoga segala dukungan

serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi-Nya. Semoga

karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapat ridha dari Allah SWT.

Aaamiiiiiinnn.....

WasssalamuAlaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar,

2016

Kumala Sari

Page 10: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

MOTTO................................................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL................................................................................... ............ viii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………. 7

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 8

1. Sumber Penerimaan Daerah …………………………………... 8

2. Pajak ………………………………………………………… 11

3. Macam-Macam Pajak ………………………………………… 16

4. Pajak Daerah .. ……………………………………………….. 17

5. Pajak Penerangan Jalan ………………………………………. 19

Page 11: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

xi

6. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan ………………………... 20

7. Objek Pajak Penerangan Jalan ………………………………… 20

8. Subyek Pajak Penerangan Jalan ………………………………. 21

9. Dasar Pengenaan, Tarif,dan Cara Perhitungan Pajak

Penerangan

Jalan…………………………………………………………. 23

10. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan ………………………… 26

11. Pembayaran Pajak, Sistem yang dilakukan pemerintah dalam

pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Sistem pemungutan

pajak yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Makassar………………………… 27

12. Daya Pajak (Tax Effort) Pajak Penerangan Jalan ……………... 31

13. Efektifitas Pajak ……………………………………………… 32

B. Kerangka Pikir ……………………………………………………. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ………………………………………………….. 35

B. Populasi dan Sampel ……………………………………………… 35

C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….. 36

D. Variabel dan Desain Penelitian …………………………………… 36

E. Definisi Operanasional dan Pengukuran Variabel ………………… 37

F. Analisis Data ……………………………………………………… 38

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Page 12: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

xii

A. Gambaran Umum Kota Makassar …………………………………. 41

B. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar ……. 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar……………. 51

B. Perkembangan Pajak Daerah di Kota Makassar……………………. 55

C. Perkembangan Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar dan Kontribusinya

terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Daerah…………………

56

D. Analisis Efektifitas Pajak Penerangan Jalan……………………… 58

E. Manfaat Hasil Analisis Efektifitas Pajak Penerangan Jalan……… 60

1. Manfaat Hasil Analis Sebagai Sains……………………… 60

2. Manfaat Hasil Analis didalam Praktek…………………….. 60

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………………. 61

B. Saran………………………………………..……………………… 61

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Perbedaan Anggaran & Realisasi PAD Kota Makassar Tahun

2013 ...................................................................................................... 6

4.1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar

Periode 2013-2015 . .................................................................................... 52

4.2 Perkembangan Pajak Daerah Kota Makassar Periode 2013-

2015 . ............................................................................................................ 55

4.3 Perkembangan Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar Periode

2013-2015 …………………………………………………. ...................... 56

4.4 Kontribusi PPJ terhadap PAD dan Pajak Daerah di Kota

Makassar Periode 2013-2015 .. ................................................................... 57

4.5 Efektifitas Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar Tahun 2013-2015. ....... 58

Page 14: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema Kerangka Pikir................................................................................... 34

Page 15: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh

pemerintah unuk mensejahterakan masyarakat. Kesejahteraan kehidupan

masyarakat dapat dicapai jika pembangunan yang dilaksanakan merata.

Pembangunan di Indonesia yang selama lebih dari tiga dekade berorientasi kepada

pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

akibat terkonsentrasinya pembangunan di Pulau Jawa (Kuncoro, 2004). Angin

segar reformasi pada pertengahan 1998 membawa perubahan dalam tata kelola

pemerintahan. Melalui UU No.22/1999 tentang pemerintahan daerah yang

kemudian digantikan dengan UU No.32/2004 diatur mengenai pembagian

kewenangan dan kewajiban antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dengan dikeluarkannya UU No.32/2004, pemerintah daerah diharapkan dapat

lebih mandiri untuk mengurus rumah tangga daerahnya sendiri. Pelimpahan

wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah menimbulkan tanggung

jawab yang lebih besar pada pemerintah daerah dibandingkan pada erasentralistik.

Menurut Davey (1988) dalam era otonomi daerah, pemerintah daerah

mempunyai lima fungsi,yaitu

1. Penyediaan pelayanan yang berorientasi lingkungan dan

kemasyarakatan. Penyediaan pelayanan tersebut meliputi penyediaan

jalan-jalan daerah, penerangan jalan, pembuangan sampah, saluran air

limbah, pencegahan banjir, tempat rekreasi dan sebagainya

1

Page 16: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

2

2. Fungsi pengaturan yakni perumusan dan penegakkan peraturan-

peraturan daerah seperti tata guna lahan dan bangunan, hiburan,

perdagangan minuman keras dan sebagainya

3. Fungsi pembangunan misalnya mendorong investasi di daerah guna

meningkatkan pendapatan daerah

4. Fungsi perwakilan yaitu menyampaikan aspirasi-aspirasi daerah di luar

bidang tanggung jawab eksekutif

5. Fungsi koordinasi dan perencanaan misalnya pengkoordinasian dan

perencanaan pada investasi dan tata guna lahan. Guna melaksanakan

fungsi-fungsi tersebut pemerintah daerah perlu didukung dengan

kemampuan keuangan daerah yang baik.

Keuangan daerah merupakan salah satu elemen dasar yang penting

dalam pemerintahan daerah. Otonomi daerah selain memberikan kewenangan

kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan juga

memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur keuangan daerahnya

melalui desentralisasi fiskal.

Desentralisasi fiskal di Indonesia secara khusus diatur dalam UU

No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Menurut Bahl dalam Mardiasmo (2009) konsep desentralisasi fiskal yang dikenal

selama ini adalah money follows function yang mensyaratkan bahwa pemberian

tugas dan kewenangan kepada pemerintah daerah (expenditure assignment) akan

diiringi oleh pembagian kewenangan kepada daerah dalam hal

penerimaan/pendanaan (revenue assignment). Sejalan dengan hal tersebut,

Page 17: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

3

kebijakan desentralisasi fiscal di Indonesia diwujudkan dalam bentuk pemberian

transfer kepada daerah berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus dan

penyesuaian, serta dalam bentuk instrumen peningkatan potensi pendapatan asli

daerah (PAD). (Mardiasmo, 2009) Peningkatan PAD bagi pemerintah daerah

sebagai salah satu instrument untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri

menjadi konsekuensi dari adanya otonomi daerah.

Menurut Wibowo (2004) PAD merupakan pencerminan dari local taxing

power yang menurut sebagian pihak seyogyanya cukup signifikan besarnya.

Berdasarkan hasil penelitian Wibowo (2004) kontribusi PAD terhadap total

penerimaan untuk Kabupaten/Kota di Jawa sebelum desentralisasi rata-rata

sebesar 13,1 persen dari total PAD, pada era desentralisasi kontribusi tersebut

menjadi sebesar 10,6 persen atau mengalami penurunan sebesar 2,5 persen. Salah

satu instrumen yang dapat diupayakan untuk meningkatkan PAD yaitu melalui

penguatan kemampuan pemungutan pajak daerah. Menurut Lutfi (2004) pajak

daerah merupakan komponen yang sangat menjanjikan dan selama ini pendapatan

yang berasal dari perolehan hasil pajak daerah merupakan komponen yang

memberikan sumbangan besar dalam struktur pendapatan yang berasal dari

pendapatan asli daerah. Hal ini senada dengan hasil penelitian Wibowo (2004)

yang mengemukakan bahwa setelah era desentralisasi pajak daerah untuk

Kabupaten/Kota di Jawa merupakan pemberi kontribusi utama terhadap PAD

dengan rata-rata sebesar 45,6 persen.

Pemungutan pajak daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

No.34/2000 yang diperbaharui melalui Undang-Undang No.28/2009. Menurut

Page 18: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

4

undang-undang tersebut pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah dibagi menjadi dua yaitu pajak propinsi dan pajak kabupaten/kota.

Pajak daerah yang termasuk ke dalam pajak propinsi antara lain pajak Kendaraan

Bermotor dan Kendaraan di Atas Air; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air; Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan;. Pajak

daerah yang digolongkan sebagai pajak kabupaten/kota yaitu Pajak Hotel; Pajak

Penerangan Jalan ; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Parkir; Pajak

Pengambilan Bahan Galian Golongan C; Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan; Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pajak

Penerangan Jalan.

Pajak bagi pemerintah daerah mempunyai fungsi sebagai sumber

pendapatan (budgetary function) dan alat pengatur (regulatory function). Pajak

sebagai sumber pendapatan daerah digunakan untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran pemerintah baik penegeluaran rutin maupun pengeluaran

pembangunan seperti penyediaan infrastruktur, pelayanan pendidikan dan

kesehatan serta penyediaan barang-barang publik lain yang tidak dapat disediakan

oleh pihak swasta. Sebagai alat pengatur pajak mempunyai maksud untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi. Oleh karena itu pajak memegang peranan yang penting dalam

Page 19: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

5

pembangunan suatu daerah. Berdasarkan Undang-Undang No.28/2009 pemerintah

daerah diperkenankan untuk melakukan pemungutan pajak daerah. Pemungutan

pajak daerah di suatu daerah disesuaikan dengan potensi dan kebijakan daerah

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda).

Salah satu jenis pajak daerah yang diperkenankan untuk dilakukan

pemungutannya oleh pemerintah kabupaten/kota adalah pajak penerangan jalan.

Penerangan jalan merupakan salah satu kewajiban pemerintah daerah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan penerangan jalan umum terlebih di malam

hari. Saat ini kebutuhan masyarakat terhadap penerangan jalan makin besar yang

artinya diperlukan biaya yang besar pula oleh pemerintah untuk memenuhi

ketersediaan akan penerangan jalan yang memadai.

Pajak Penerangan Jalan Dari pendapatan Pajak Penerangan Jalan tersebut,

diharapkan Pajak Penerangan Jalan mampu memberikan kontribusi yang positif

dan signifikan bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar pada tahun anggaran

(TA) 2014 mencapai angka Rp 730,988 miliar atau melampaui PAD

sebelumnya dari Rp619,593miliar yang jika dipersentasekan sekitar 87,98%.

Page 20: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

6

Tabel 1.1 Perbedaan Anggaran & Realisasi PAD Kota Makassar Tahun 2013.

No Jenis – Jenis PAD Realisasi 2014

Realisasi 2013

%

1. Pajak Daerah Rp672,081 M Rp 561,684 M 83,57

2. Retribusi Daerah Rp 127,996M Rp 135,776M 106,10

3. Hasil Pengelolahan Kekayaan yang Dipisahkan

Rp12,333M Rp11,835M 95,96

4. Lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah

Rp 19,280M Rp21,691M 112,51

Sumber: Data Sekunder DISPENDA Kota Makassar

Kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pajak daerah tahun 2014 yaitu

sebesar 1,91% atau sekitar Rp 9.913.381.696. Kenaikan dari realisasi Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kota Makassar tersebut tidak terlepas dari upaya

pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari

sumber pajak dan retribusi yang potensial.

Oleh karena itu, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) Kota Makassar selaku perangkat daerah yang bertanggung

jawab atas pengelolaan Pajak Penerangan Jalan perlu mengupayakan optimalisasi

dalam pemungutan guna memperoleh pendapatan daerah yang cukup besar untuk

pembangunan Kota Makassar. Besar kecilnya penerimaan pendapatan pajak

daerah terutama Pajak Penerangan Jalan tergantung dari mekanisme

pemungutannya. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut,

penulis mengambil judul β€œEVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

PENERANGAN JALAN PADA DINAS PENDAPATAN DAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA

MAKASSAR ”.

Page 21: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana system

pemungutan Pajak Penerangan Jalan pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui system pemungutan Pajak Penerangan Jalan pada Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang

bermanfaat dan masukan, sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai input atau

kontribusi Dinas Pendapatan dan pengelolaan Keuangan daerah Daerah Kota

Makassar .

2. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan dan dapat memperkaya konsep

atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan akuntansi

Perpajakan dan sektor Publik, khususnya mengenai Sistem pemungutan Pajak

Penerangn jalan (PPJ).

Page 22: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Sumber Penerimaan Daerah

Salah satu kemampuan yang dituntut terhadap daerah adalah kemampuan

daerah tersebut untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (self-

supporting) dalam bidang keuangan. Bidang keuangan merupakan suatu

faktor yang penting dalam mengukur suatu daerah atas keberhasilan

otonominya. Adapun sumber – sumber peneriman dari suatu daerah menurut

Undang-Undang Republik Indonesia N0. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1) Penerimaan pajak daerah.

Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan pajak

yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah

tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan

yang dilakukan pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untuk

pembiayaan pengeluaran umum pemerintah yang balas jasanya tidak

secara langsung diberikan, sedang pelaksanaanya dapat dipaksakan.

2) Penerimaan Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan pungutan yang telah secara sah

menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena

memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah yang

8

Page 23: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

9

bersangkutan. Retribusi daerah mempunyai sifat-sifat: pelaksanaanya

bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walaupun memenuhi

persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi tetap ada alternatif

untuk mau tidak mau membayar, merupakan pungutan yang pada

umumnya bersifat budgetairnya tidak menonjol, dalam hal-hal tertentu

retribusi daerah digunakan untuk sesuatu tujuan tertentu, tetapi dalam

banyak hal retribusi daerah tidak lebih dari pengembalian biaya yang

telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan

anggota masyarakat.

3) Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Yang disetor ke kas

daerah, baik perusahaan

Hasil perusahaan milik daerah yang merupakan pendapatan

daerah adalah keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa

dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah

yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang dipisahkan,

sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat

perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat

menambahkan penghasilan daerah, memberi jasa penyelenggaraan

kemanfaatan umum, dan memperkembangkan perekonomian daerah.

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, Lain yang tidak termasuk

ke dalam jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah dan pendapatan

Page 24: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

10

dinas-dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat pembuka

kemungkinan bagi pemerintah daerah untuk melakukan

berbagai kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam hal

kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan atau

memantapkan suatu kebijakan pemerintah daerah suatu bidang tertentu.

Beberapa macam lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah yaitu :

β€’ Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

β€’ Jasa giro

β€’ Pendapatan bunga

β€’ Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

b. Dana Perimbangan

Dana perimbangan diperoleh melalui bagian daerah dari

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan baik dari sektor pedesaan,

perkotaan, perkebunan, pertambangan dari sumber daya alam serta bea

perolehan hak atas tanah dan bangunan.

c. Pinjaman Daerah

Pinjaman daerah adalah pinjaman dalam negeri yang bersumber

dari pemerintah, lembaga komersial dan atau penerbitan obligasi daerah

dengan diberitahukan kepada pemerintah sebelum tidaknya usulan

pinjaman daerah diproses lebih lanjut. Sedangkan yang berwenang

mengadakan dan menanggung pinjaman daerah adalah kepala daerah

yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah atas persetujuan

DPRD.

Page 25: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

11

d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah antara lain hibah

atau penerimaan dari Daerah Propinsi atau Daerah Kanupaten/Kota

lainnya, dan penerimaan lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

2. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut beberapa ahli antara lain,

menurut Mangkoesoebroto :

β€œPajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah,

pungutan tersebut didasarkan pada Undang-Undang, pemungutannya

dapat dipaksakan kepada subjek pajak untuk mana tidak ada balas jasa

yang langsung dapat ditunjukkan penggunaannya” (Mangkoesoebroto,

1998:181).

Menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets dalam bukunya De

EconomischeBetekenis der Belastingen, 1951 (dalam Suandy, 2008),

mengatakan :

β€œPajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.”

Sedangkan Rochmad Soemitro, menyatakan sebagai berikut :

Page 26: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

12

β€œPajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat cara timbal balik

(kontra prestasi), yang langsung dapat diyujukan dan di gunakan untuk

membayar pengeluaran umum” (dalam Mardiasmo, 2003).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tersebut di atas disimpulkan

bahwa pajak adalah iuran atau pungutan yang digunakan oleh suatu badan yang

bersifat umum (negara) untuk memasukkan uang ke dalam kas negara

dalam menutupi segala pengeluaran yang telah dilakukan dimana

pemungutannya dapat dipaksakan oleh kekuatan publik.

b. Aspek Ekonomi dari Perpajakan

Sistem pajak yang baik dipandang dari ilmu ekonomi adalah sistem

perpajakan yang memiki pengaruh yang baik (Suhendi, 2006). Konsep

sistem pajak adalah membatasi masalah keadilan sistem pajak. Ada dua

prinsip keadilan yang digunakan yaitu prinsip manfaat atau benefit

principle dan prinsip kemampuan atau ability to pay. Norma keadilan yang

ada disini untuk mengenakan pajak yang sama untuk hal-hal yang sama dan

tidak sama untuk hal-hal yang tidak sama. Suatu pajak dapat disebut

progresif, proporsional atau regresif jika membebani pendapatan orang lain

lebih besar dibanding mereka yang miskin dalam proporsi yang sama.

Page 27: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

13

c. Fungsi Pajak

Peraturan pajak dibuat dengan didasarkan pada tujuan meningkatkan

kesejahteraan umum. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum aturan

pajak tidak semata-mata dibuat untuk memasok uang sebanya-banyaknya ke

dalam kas negara, akan tetapi harus memiliki sifat yang mengatur guna

meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Penerimaan atas uang untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan lagi serta

pemungutannya harus berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. Fungsi

pajak menurut Mardiasmo (2003) dalam bukunya yang berjudul

β€œPerpajakan” adalah sebagai berikut:

1) Fungsi Budgetair

Pemungutan pajak bertujuan untuk memasukkan uang

sebanyak- banyaknya ke dalam kas negara yang pada waktunya

akan digunakan oeleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran

negara baik untuk pengeluaran rutin dalam melaksanakan mekanisme

pemerintahan maupun pengeluaran untuk membiayai pembangunan.

2) Fungsi Mengatur

Pada lapangan perekonomian, pengaturan pajak memberikan dorongan

kepada pengusaha untuk memperbesar produksinya, dapat juga

memberikan keringanan atau pembesaran pajak pada para penabung

dengan maksud menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya

antara lain ke sektor produktif. Dengan adanya industri baru maka dapat

menampung tenaga kerja yang lebih banyak, sehingga pengangguran

Page 28: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

14

berkurang dan pemerataan pendapatan akan dapat terlaksana

untuk mencapai keadilan sosial ekonomi dalam masyarakat.

d. Asas-Asas Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak baik dikelola oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas-asas pemungutan pajak

(Mardiasmo,2003) yaitu :

1) Asas kebangsaan

Bahwa pajak pendapatan dipungut terhadap orang-orang

bertempat tinggal di Indonesia

2) Asas tempat tinggal

Pajak pendapatan dipungut bagi orang-orang yang bertempat tinggal di

Indonesia di tentukan menurut keadaan.

3) Asas sumber penghasilan

Jika sumber penghasilan berada di Indonesia dengan tidak

memperhatikan subjek tempat tinggal. Selain asas-asas berpedoman

kepada hal tersebut di atas, ada asas-asas pemungutan pajak yang

dilandasi oleh falsafah hukum. Ada beberapa teori pajak yang

dilancarkan dari jaman ke jaman yaitu :

a) Asas sumber penghasilan

Negara mempunyai fungsi melindungi rakyat dengan segala

kepentingannya seperti keselamatan jiwa dan harta. Untuk

kepentingan tugas-tugas negara itu seperti halnya dengan

Page 29: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

15

perusahaan asuransi, maka rakyat harus membayar premi yang

berupa pajak.

b) Teori kepentingan

Teori ini memperhatikan memungut pembagian beban

penduduk seluruhnya supaya adil. Akan tetapi karena teori ini

membenarkan adanya hak pemerintah untuk memungut pajak dari

rakyat dapat pula digolongkan dalam teori yang memperkuat beban

pajak didasarkan atas kepentingan masing-masing orang dalam

tugas pemerintah termasuk dalam perlindungan jiwa orang-

orang berserta harta bendanya.

c) Teori bukti

Menurut teori ini seseorang tidak dapat berdiri artinya

tanpa adanya persekutuan dimana persekutuan ini menjelma menjadi

negara. Bahkan tiap-tiap individu menyadari tugas sosial sebagai

tanda bukti kebaktian kepada negara dalam bentuk iuran atau

pajak. Teori gaya pikul pemungutan pajak didasarkan pada gaya

pikul individu dalam masyarakat yaitu dalam tekanan pajak tidak

harus sama besarnya untuk tiap orang, jadi beban pajak harus

sesuai pemikul beban. Ukuran kemampuan pikul antara lain

penghasilan, kekayaan, dan pengeluaran belanja seseorang.

Page 30: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

16

3. Macam-Macam Pajak

a. Menurut Golongannya

1) Pajak Langsung

Pajak langsung dapat dibedakan menjadi dua

pengertian, yaitu pengertian adminitrasi dan ekonomi. Dalam

pengertian administrasi, pajak adalah pajak yang dipungut secara

periodik (terus-menerus) dalam waktu tertentu menurut kohir

(ketetapan pajak). Sedangkan dalam pengertian ekonomis, pajak

langsung adalah beban pajaknya tidak dapat digeserkan kepada

pihak lain, atau pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak.

2) Pajak tidak Langsung

Pajak tidak langsung adalah suatu pajak yang dapat

dilumpuhkan (digeserkan) kepada pihak lain, misalnya pajak

pembanguna Konsumen (pihak ketiga) menjadi tujuan pajak, sedangkan

pihak kedua adalah pemilik rumah makan dan pemilik penginapan.

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak Subjektif

Pajak Subjektif adalah pajak yang dipungut dengan

memperlihatkan keadaan wajib pajak menjadi ukuran terhadap

besar kecilnya jumlah pajak yang dibayar.

2) Pajak Objektif

Pajak Objektif adalah pajak yang pungutannya

berpangkal pada keadaan objektifnya. Pajak ini dipungut

Page 31: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

17

karena keadaan, pembuatan dan kejadian yang dilakukan atau

terjadi dalam wilayah Negara dengan tidak mengindahkan sifat

subyeknya.

4. Pajak Daerah

Menurut Yani (2002;52) Pengertian pajak daerah adalah iuran wajib

yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Pajak daerah, sebagai salah satu

pendapatan asli daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan

dan memeratakan kesejahtraan masyarakat. Meskipun beberapa jenis pajak

daerah sudah ditetapkan dalam undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, daerah

kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber

keungannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang telah di tetapkan,

sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi

masyarakat. Keriteria pajak daerah selain yang ditetapkan Undang-Undang

bagi kabupaten/kota adalah :

β€’ Bersifat pajak dan bukan retribusi.

β€’ Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya

melayani masyarakat di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Page 32: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

18

β€’ Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan

umum.

β€’ Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan objek pajak

pusat.

β€’ Potensinya memadai.

β€’ Tidak memberikan dampak ekonomi yang negative.

β€’ Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.

β€’ Menjaga kelestarian lingkungan.

Salah satu sumber pendapatan Negara berasal dari pajak daerah yang

digunakan kembali oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Negara dalam rangka peningkatan

pembangunan daerah.

Pajak daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari pajak.

Sesuai dengan undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah. Menurut undang-undang tersebut jenis pendapatan pajak untuk

provinsi meliputi objek pendapatan berikut :

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Kendaraan di Atas Air

e. Pajak Air di Bawah Tanah

f. Pajak Air Permukaan

Page 33: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

19

Selanjutnya jenis pajak kabupaten/kota tersusun dari :

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

g. Pajak Parkir

Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak sesuai pasal 1 angka 1

Undang-Undang Pajak Daerah No. 28 Tahun 2007, adalah kontribusi wajib

kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

5. Pajak Penerangan Jalan

Pajak penerangan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan

ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang

rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Penerangan jalan yang

dimaksud adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang

rekeningnya dibebankan kepada Pemerintah Daerah yang selanjutnya

biaya tersebut dibebankan kepada masyarakat pelanggan listrik.

Penerangan jalan merupakan sarana menambah keindahan kota,

kenyamanan serta ikut menunjang terciptanya keamanan dan ketertiban

Page 34: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

20

yang dinikmati oleh masyarakat. Untuk membiayai kebutuhan tersebut perlu

adanya pengenaan pajak yang merata serta proporsional untuk memenuhi rasa

keadilan an pajak yang merata serta proporsional untuk memenuhi rasa

keadilan. Devas, dkk. (1989) menilai pajak penerangan jalan, pajak ini

dipungut pemerintah daerah melalui PLN dalam bentuk kutipan dalam

rekening listrik . pajak ini dikatakan adil, karena dasarnya pemakaiannya

yang erat kaitannya dengan kemampuan bayar. Pajak penerangan jalan boleh

dikatakan cocok untuk penerimaan daerah.

6. Dasar Hukum Pajak Penerangan Jalan

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Indonesia saat ini didasarkan

pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh

masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar hukum pemungutan Pajak Penerangan

Jalan pada suatu Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan

atas undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

7. Objek Pajak Penerangan Jalan

a. Objek Pajak Penerangan Jalan

Objek Pajak Penerangan Jalan adalah tenaga listrik di wilayah

daerah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar

oleh pemerintah kabupaten atau kota. Penggunaan tenaga listrik

baik yang disalurkan PLN dan bukan PLN

Page 35: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

21

b. Bukan Objek Pajak Penerangan Jalan

Pada Pajak Penerangan Jalan, tidak semua penggunaan tenaga listrik

dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk

objek pajak, yaitu:

1) Penggunaan listrik oleh instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah

2) Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan

oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing, dan lembaga-lembaga

internasional dengan asas timbale balik berpedoman pada

keputusan menteri keuangan.

3) Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan

kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknisi

terkait.

4) Penggunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan

peraturan daerah. Misalnya penggunaan tenaga listrik yang

digunakan untuk tempat ibadah serta panti asuhan yatim piatu

dan sejenisnya.

8. Subjek Pajak Penerangan Jalan

Pada Pajak Penerangan Jalan, subjek pajak adalah orang pribadi

atau badan yang menggunakan tenaga listrik. Secara sederhana subjek pajak

adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang

diberikan oleh pengusaha penerangan jalan. Sementara itu, wajib pajak adalah

orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan dan ayau pengguna tenaga

Page 36: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

22

listrik. Dalam hal ini berarti subjek pajak sama dengan wajib pajak, atau

dengan kata lain orang atau badan yang menggunakan tenaga listrik merupakan

subjek pajak yang ditetapkan menjadi wajib pajak. Jika tenaga listrik disediakan

oleh PLN, pemungutan Pajak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN.

Pelanggan merupakan pemakai tenaga listrik dari PLN,

sedangkan pengguna tenaga listrik umumnya merupakan pengguna tenaga listrik

bukan PLN, yang terbagi menjadi dua, yaitu pengguna tenaga listrik bukan PLN

untuk industri dan bukan untuk industri. Pengguna listrik bukan PLN untuk

industri meliputi penggunaan tenaga listrik oleh industri dan bisnis

sedangkan pengguna listrik bukan PLN bukan untuk industri meliputi

penggunaan tenaga listrik oleh rumah tangga.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemungutan Pajak Penerangan

Jalan diatur dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dengan pertimbangan

Menteri Keuangan. Untuk mengatur lebih lanjut tentang Pajak Penerangan Jalan,

Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan.

Keputusan ini dikhususkan untuk pemungutan Pajak Penerangan Jalan atas

penggunaan tenaga listrik yang disediakan oleh PLN sedangkan pemungutan

Pajak Penerangan Jalan atas penggunaan tenaga listrik yang bersumber bukan

dari PLN diserahkan sepenuhnya pada ketentuan dalam peraturan daerah Kota

Makassar . Dalam menjalakan kewajiban perpajakannya wajib pajak dapat

diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang-undang dan

Page 37: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

23

Peraturan Daerah tentang Pajak Penerangan Jalan. Wakil wajib pajak

bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas

pembayaran pajak terutang. Selai itu, wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa

dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban

perpajakannya.

9. Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak

Penerangan Jalan

a. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan

Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual tenaga

listrik (NJTL). NJTL ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika tenaga listrik berasal dari PLN dengan pembayaran, NJTL

adalah jumlah tagihan biaya beban ditambah dengan biaya pemakaian

kwh yang ditetapkan dalam rekening listrik.

2) Jika tenaga listrik berasal bukan dari PLN dengan tidak dipungut bayaran,

NJTL dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, penggunaan listrik atau

taksiran penggunaan listrik, dan harga satuan listrik yang berlaku di

wilayah daerah yang bersangkutan. Harga satuan listrik ditetapkan

oleh bupati/walikota dengan berpedoman pada harga yang berlaku untuk

PLN

3) Khusus untuk kegiatan industri, pertambangan minyak bumi dan gas

alam, NJTL ditetapkan sebesar 30%. Ketentuan ini dimaksudkan untuk

menghindari pembebanan yang pada akhirnya akan memberatkan

Page 38: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

24

masyarakat dan APBN karena pembayaran atas jenis pajak ini

dilakukan dari bagi hasil penerimaan negara dari sektor pertambangan

minyak bumi dan gas alam.

Nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan:

1) Besarnya tagihan biaya penggunaan tenaga listrik bila tenaga

listriknya berasal dari PLN dan bukan PLN

2) Totalitas kapasitas tersedia, penggunaan listrik dan harga satuan

yang berlaku apabila tenaga listriknya berasal dari bukan PLN

3) Dalam hal tenaga listrik berasal dari PKN dan bukan PLN, harga

satuan listrik ditetapkan sama dengan tarif dasar listrik (TDL) yang

berlaku bagi PLN

b. Tarif Pajak Penerangan Jalan

Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar

sepuluh persen dan ditetapkan dengan peraturan daerah yang

bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan

kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang

dipandang sesuai dengan kondisi masing- masing daerah

kabupaten/kota. Dengan demikian, setiap daerah kota/kabupaten diberi

kewenangan untuk menetapkan besarnya tarif pajak yang mungkin

berbeda dengan kabupaten/kota lainnya. Pada umumnya, Tarif Pajak

Penerangan Jalan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1) PLN, Perumahan sebesar 3 % (tiga persen)

2) PLN, Tempat Usaha sebesar 3 % (tiga persen)

Page 39: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

25

3) PLN, Industri sebesar 2,5 % (dua koma lima persen)

4) Bukan PLN, Perumahan sebesar 4 % (empat persen)

5) Bukan PLN, Tempat Usaha sebesar 5 % (lima persen)

6) Bukan PLN, Industri sebesar 5 % (lima persen)

7) Masa Pajak Penerangan Jalan adalah jangka 1 (satu) bulan

kalender

c. Perhitungan Pajak Penerangan Jalan

Besarnya pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan

pajak. Secara umum perhitungan Pajak Penerangan Jalan adalah sesuai

denga rumus berikut:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Pengenaan Pajak

Tarif Pajak x Nilai Jual Tenaga Listrik

Jika Pajak Penerangan Jalan dipungut oleh PLN, besarnya pokok

pajak terutang dihitung berdasarkan jumlah rekening listrik yang

dibayarkan oleh pelanggan PLN. Umumnya dalam rekening listrik

sudah tercantum perhitungan besarnya Pajak Penerangan Jalan yang

harus dibayar berdasarkan jumlah pemakaian listrik dan biaya

langganan yang digunakan oleh pelanggan PLN (jumlah yang

tercantum dalam rekening listrik).

Page 40: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

26

10. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak, dan

Wilayah Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Pada Pajak Penerangan Jalan, masa pajak merupakan jangka

waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau jangka waktu

lain yang ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota. Dalam

pengertian masa pajak bagian dari bulan dihitung satu bulan penuh.

Selain masa pajak, dalam Pajak Penerangan Jalan juga ditentukan

tahun pajak, yaitu jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim,

kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama

dengan tahun takwim.

Pajak yang terutang merupakan Pajak Penerangan Jalan

yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa

pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah

tentang Pajak Penerangan Jalan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak

ditentukan sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

Pajak Penerangan Jalan oleh bupati/walikota.

Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah

kabupaten/kota tempat penggunaan tenaga listrik. Hal ini terkait dengan

kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang hanya terbatas atas

setiap penggunaan tenaga listrik (baik yang berasal dari PLN

maupun bukan dari PLN) yang berlokasi dan terdaftar dalam lingkup

Page 41: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

27

wilayah administrasinya. Praktik pemungutan Pajak Penerangan Jalan

dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan PLN dan atau

instansi lain yang ditunjukkan oleh bupati/walikota. Tata cara

pemungutan Pajak Penerangan Jalan ditetapkan lebih lanjut oleh kepala

daerah.

11. Pembayaran Pajak, Sistem yang dilakukan pemerintah dalam

pemungutan Pajak Penerangan Jalan, Sistem pemungutan pajak

yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Kota Makassar

Pajak Penerangan Jalan (PPJ) merupakan pajak yang dibayar oleh

masyarakat selaku pengguna listrik saat membayar tagihan rekening

listrik maupun saat pembelian token pulsa listrik. Pajak ini dipungut

setiap bulan oleh PT. PLN kemudian disetorkan kepada pemerintah

Kabupaten/Kota dan menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kabupaten/Kota dari sector pajak daerah secara khusus masyarakat Kota

Makassar selaku pembayar PPJ umumnya tidak mengetahui peran serta

mereka dalam pajak penerangan jalan. Bahkan ada yang berpendapat

bahwa PPJ sudah tidak diberlakukan lagi. Masyarakat taat membayar

listrik ke pemerintah karena adanya kesadaran masyarakat yang taat

membayar listrik. Namun, walaupun demikian masih banyak masyarakat

yang belum mengetahui keberadaan pajak penerangan jalan dan

manfaatnya terkait pajak penerangan jalan umum.

Page 42: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

28

Hal ini semakin diperkuat dengan tidak dicantumkannya nilai PPJ

yang wajib dibayarkan pada nota pembayaran tagihan rekening listrik

oleh loket-loket pembayaran listrik tertentu. Berbeda halnya untuk

pembelian pulsa listrik (token) di Bank ataupun loket-loket pembelian

resmi lainnya. Nilai PPJ dan administrasi akan terlihat jelas dari nota

pembeliannya.

Pada dasarnya pemerintahan adalah pelayanan kepada masyarakat,

pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, tetapi difungsikan

untuk melayani masyarakat. leh karenanya birokrasi publik berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk memberikan layanan secara baik dan profesional.

Demikian halnya Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) selaku bagian dari

birokrasi pemerintahan Kabupaten Bogor yang bertugas membantu Bupati

dalam melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi di

bidang pendapatan.

Sesuai dengan visi dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota

Makassar yaitu meningkatkan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan agar

terbina kesadaran wajib pajak/wajib retribusi. Dispenda harus selalu dan

senantiasa berupaya memperbaiki mutu pelayanannya.

Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

maka, tuntutan akan pelayanan pembayaran pajak yang bermutu, nyaman dan

Page 43: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

29

berorientasi pada kepuasan para wajib pajak menjadi sebuah keharusan.

Masyarakat sebagai wajib pajak dan sebagai pengguna layanan Dispenda

juga memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja Dispenda yang

profesional. Dispenda harus selalu memberikan pelayanan prima kepada para

wajib pajak.

Pelayanan prima adalah layanan terbaik yang diberikan seseorang kepada

wajib pajak sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku yang sesuai

dengan harapan dan kepuasan masyarakat sebagai wajib pajak. Pelayanan

terbaik yang diberikan oleh Dispenda sangat berpengaruh terhadap

penerimaan pajak daerah. Semakin tinggi kinerja pelayanan yang diberikan

Dinas Pendapatan Daerah, akan menjadi nilai plus bagi Dinas Pendapatan

Daerah, dalam hal ini wajib pajak akan merasa puas terhadap pelayanan yang

diberikan oleh Dispenda, sehgingga merasa nyaman untuk membayar pajak

tepat waktu dan tepat jumlah.

Sistem pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah ada

tiga macam, yaitu:

1. Official Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak ini

memberikan wewenang kepada pemerintah (petugas pajak) untuk

menentukan besarnya pajak terhutang wajib pajak. Sistem

pemungutan pajak ini sudah tidak berlaku lagi setelah reformasi

perpajakan pada tahun 1984.

Page 44: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

30

Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini yaitu

1. pajak terhutang dihitung oleh petugas pajak

2. wajib pajak bersifat pasif

3. hutang pajak timbul setelah petugas pajak menghitung

pajak yang terhutang dengan diterbitkannya surat

ketetapan pajak.

2. Self Assessment System yaitu sistem pemungutan pajak ini

memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung

sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajak yang

terhutang yang seharusnya dibayar.

Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini yaitu:

1. pajak terhutang dihitung sendiri oleh wajib pajak2.

2. wajib pajak bersifat aktif dengan melaporkan dan

membayar sendiri pajak terhutang yang seharusnya

dibayar

3. pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan

pajak setiap saat kecuali oleh kasus-kasus tertentu saja

seperti wajib pajak terlambat melaporkan atau

membayar pajak terhutang atau terdapat pajak yang

seharusnya dibayar tetapi tidak dibayar.

Page 45: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

31

3. Withholding System yaitu sistem pemungutan pajak ini

memberikan wewenang kepada pihak lain atau pihak ketiga untuk

memotong dan memungut besarnya pajak yang terhutang oleh

wajib pajak. Pihak ketiga disini adalah pihak lain selain

pemerintah dan wajib pajak.

Sedangkan sistem pemungutan pajak penerangan jalan yang

dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

Daerah ada dua macam, yaitu:

a. Tenaga listrik yang disediakan PLN Sistem pemungutannya adalah

Witholding Assessment, yaitu pengenaan pajak yang dipungut oleh

pemungut pajak.

b. Tenaga listrik yang disediakan oleh Bukan PLN Sistem

pemungutannya adalah Official Assessment, yaitu pengenaan

pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak setelah terlebih dahulu

ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk.

12. Daya Pajak (Tax Effort) Pajak Penerangan Jalan

Daya Pajak (Tax Effort) adalah rasio antara penerimaan pajak dengan

kapasitas atau kemampuan masyarakat dalam membayar pajak di suatu daerah.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan

membayar masyarakat adalah Produk Domestik Regional Bruto, dengan

formula sebagai berikut:

π·π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

πΎπ‘’π‘šπ‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘Žπ‘› π΅π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘Ÿ π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜=

(π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘π‘—π‘Žπ‘˜)𝑑

𝑃𝐷𝑅𝐡𝑋 100%

Page 46: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

32

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator

kemampuan masyarakat suatu daerah dalam membayar (ability to pay) pajak.

13. Efektifitas Pajak

Menurut Devas (1989), efektivitas yaitu hubungan antara output dan

tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat

output tertentu, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga

berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik

sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai

pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat

yang merupakan sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas digunakan untuk

mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan tujuan atau target

yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002).

Adapun cara untuk mengukur efektivitas pemungutan pajak adalah

sebagai berikut:

πΈπ‘“π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘Žπ‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘ƒπ‘œπ‘‘π‘’π‘›π‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Žπ‘Žπ‘› π‘ƒπ‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜π‘‹ 100%

Dari persamaan efektivitas tersebut disimpulkan bahwa efektivitas

bertujuan untuk mengukur rasio keberhasilan, semakin besar rasio maka

semakin efektif, standar minimal rasio keberhasilan adalah 100% atau 1

(satu) dimana realisasi sama dengan target yang telah ditentukan. Rasio

dibawah standar minimal keberhasilan dapat dikatakan tidak efektf.

Selama ini belum ada ukuran baku mengenai kategori efektifitas, ukuran

efektifitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk pernyataan saja

Page 47: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

33

(judgement). Tingkat efektifitas dapat digolongkan kedalam beberapa

kategori yaitu:

a. Hasil perbandingan tingkat pencapaian diatas 100 persen berarti

sangat efektif

b. Hasil perbandingan tingkat pencapaian 100 persen berarti efektif

c. Hasil perbandingan tingkat pencapaian dibawah 100 persen

berarti tidak efektif.

B. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono (2013:60) β€œKerangka pikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifi-kasi sebagai masalah penting.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapaan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Kab. Blukumba. Salah satu sumber dari Pendapatan Asli

Daerah Kota Makassar adalah Pajak Daerah. Salah satu upaya dari

Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Pajak Daerah adalah

mengefektifkan sektor pendapatan Pajak Penerangan Jalan. Dimana Basis

Pajak Penerangan Jalan yang diperoleh dari penjumlahan antara biaya

beban listrik dan biaya pemakaian listrik dikalikan dengan tarif pajak

yang telah ditetapkan sehingga diperoleh potensi penerimaan Pajak

Penerangan Jalan. Apabila potensi penerimaan Pajak Penerangan Jalan

tersebut dapat direalisasikan dengan jumlah nominal hampir sama

dengan realisasi pendapatan Pajak Penerangan Jalan yang diterima,

maka Pajak Penerangan Jalan tersebut telah efektif.

Page 48: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

34

Dengan efektifnya pengelolaan Pajak Penerangan Jalan maka

dihasilkan pendapatan Pajak Penerangan Jalan yang maksimal,

dimana diharapkan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap Pajak

Daerah. Sehingga Pendapatan Asli Daerah dapat ditingkatkan sehingga

dapat membiayai pembangunan daerah secara maksimal. Oleh karena itu

optimalisasi potensi penerimaan dan efektivitas Pajak Penerangan Jalan

dan kontribusi sangat diperlukan untuk meningkatkan Pajak Daerah.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 1

Skema kerangka pikir

Dinas Pedapatan dan pengelolaan keuangan

Kota Makassar

Laporan Keuangan Daerah

Pajak Penerangan Jalan

Potensi PPJ Realisasi PPJ

Efektivitas PPJ

PAD

Page 49: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:13 ) β€œobjek penelitian adalah sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel

tertentu)." Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota

Makassar.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Gulo (2000;76) mengemukakan bahwa β€œPopulasi terdiri atas

sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung

informasi yang ingin diketahui”. Pupulasi merupakan objek penelitian secara

keseluruhan sebagai sarana untuk mengumpulkan data. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh data Pajak Peneragan Jalan Kota Makassar.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2008;81) mengemukakan bahwa β€œSampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik

pengumpulan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik

ini dilakukan atas dasar pertimbangan sendiri oleh peneliti artinya bahwa dalam

pengambilan sampel memiih langsung objek atau data yang dibutuhkan dalam

Page 50: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

36

penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah data Pajak Peneragan Jalan Kota

Makassar tahun 2013-2015.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa instrumen pengumpulan

data, diantaranya adalah :

1. Dokumentasi adalah salah satu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan

dokumen yang berkaitan dengan Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

Daerah dan Pajak Penerangan Jalan.

2. Wawancara adalah teknik mengadakan pembicaraan langsung dengan pihak

yang berkompeten yakni pimpinan, bagian pendataan dan pihak-pihak lain

yang terkait dengan penelitian untuk mendapatkan respon/informasi

amengenai hal yang akan diteliti dalam hal ini.

D. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008;31) bahwa : variable penelitian pada

dasarnya adalah sesuatu atribut sifat dan nilai dari individu, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diharapkan untuk dipelajari

dan ditarik kesimpulannya. Adapun variabel yang terkait dalam penelitian ini

terdiri dari variable bebas yaitu Sistem pemungutan pajak penerangan Jalan

(X) sedangkan variabel terikatnya Pendapatan dan Pengelolaan Keuagan

Daerah (Y).

Page 51: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

37

2. Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Makassar dengan tujuan untuk memperoleh data tentang

laporan target dan realisasi Pajak Penerangan Jaln serta Pendapatan Asli

Daerah di Kota Makassar . Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif,

Jenis data meliputi data kuantitatif yaitu berbentuk angka seperti besarnya

penerimaan Pajak Penerangan Jalan yang dapat diperoleh di dinas

pendapatan daerah Kota Makassar . Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah pengumpulan dokumen yang ada pada dinas

pendapatan daerah Kota Makassar Serta melakukan wawancara. Analisis

data dilakukan analisis kontribusi.

E. Definisi Oprasional dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Oprasional

Definisi oprasional variabel merupakan batasan-batasan yang dipakai

untuk menghindari interprestasi yang lain dalam penelitian ini adalah :

a. Pajak Penerangan Jalan yaitu pajak atas penggunaan tenaga listrik,

dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah Kab. Bulukuma tersedia

penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah

Kota Makssar, yang selanjutnya biaya tersebut dibebankan

kepada masyarakat pelanggan listrik.

b. Pendapatan dan peneglolaan keuangan daerah adalah adalah semua

penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah,

semua penerimaan daerah dapat diperoleh dari hasil pajak, retribusi,

Page 52: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

38

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah, bersumber dari dalam wilayahnya

sendiri berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku.

2. Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui Sistem Pemungutan Pajak

Penerangan Jalan (X) yang bersumber dari orang pribadi atau badan yang

memanfaatkan fasilitas pelayanan Penerangan Jalan terhadap Pendapatan dan

pengelolaan Keuangan Daerah (Y) yang bersumber dari pajak daerah, retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD

yang sah yang dinyatakan dalam satuan uang (rupiah) dengan menggunakan

rumus persentase.

F. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kontribusi yaitu suatu

alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang

dapat disumbangkan dari penerimaan retribusi pelayanan Dinas Pendapatan

Daerah terhadap pendapatan asli daerah di Kota Makassar, maka di

bandingkan antara realisasi penerimaan retribusi pelayanan Dinas Pendapatan

Daerah terhadap pendapatan asli daerah. Rumus yang digunakan untuk

menghitung kontribusi yaitu rumus yang dikemukakan oleh Sudjana

(2001;205) sebagai berikut :

𝑨 =𝐗

𝐍 x 100%

Page 53: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

39

Dimana :

A = Angka Persentase (Persentase Kontribusi penerimaan retribusi pelayanan

dinas pendapatan daerah)

X = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (Total penerimaan retribusi

pelayanan dinas pendapatan daerah)

N = Jumlah responden atau banyaknya individu (Total pendapatan asli daerah

pada priode tertentu)

Dengan analisis ini kita akan mengetahui seberapa besar kontribusi

retribusi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap

pendapatan asli daerah di kota Makassar. Selanjutnya untuk melihat hasil dari

nilai kontribusi yan diperoleh, maka disusun ukuran sebagai berikut :

80% - 100% Sangat Besar

60% - 79% Besar

40% - 59% Cukup Besar

20% - 39% Cukup

0% - 19% Kecil.

Sumber : Sudjana (2001)

Untuk mengukur tingkat efektifitas Pajak Penerangan Jalan, Menurut

Mardiasmo (2009:17) β€œefektifitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat

output tertentu, kebijakan dan prosedur dari organisasi”.

Adapun pengukuran nilai efektifitas secara lebih rinci bedasarkan kriteria

kinerja keuangan Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996 tentang pedoman

penilaian dan kinerja keuangan sebagai berikut:

Page 54: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

40

a. Tingkat pencapaian di atas 100% berarti sangat efektif.

b. Tingkat pencapaian 85% sampai dengan 95% berarti cukup efektif.

c. Tingkat pencapaian 65% sampai dengan 84% berarti kurang efektif.

d. Tingkat pencapaian dibawah 65% berarti tidak efektif.

Page 55: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Makassar

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di

bagian Selatan Pulau Sulawesi, dahulu disebut Ujung Pandang, yang terletak

antara 119Β°24’17’38” Bujur Timur dan 5Β°8’6’19” Lintang Selatan. Kota

Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur lalu

lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari wilayah

kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke

wilayah selatan Indonesia. Kota Makassar merupakan daerah pantai dengan

ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut yang datar

dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni

sungai. Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang

bermuara di selatan kota.

Kota Makassar yang juga dikenal dengan sebutan Kota Anging

Mammiri memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang secara administratif terbagi

dalam 14 kecamatan dan 143 kelurahan, 971 RW dan 4.789 RT dengan jumlah

penduduk 1.371.904 jiwa. Diantara kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan

yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo,

Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

Page 56: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

42

B. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

a. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

Sebelum terbentuknya Dinas Pendapatan Kota Tingkat II Makassar,

Dinas Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah dibentuk

berdasarkan Surat Keputusan Wilikota Nomor 155/Kep/A/V/1973 Tanggal 24

Mei 1973 terdiri dari beberapa Sub Dinas Terminal Angkutan, Sub Dinas

Pngelolahan Tanah Pasir, Sub Dinas Taman Hiburan Rakyat, Sub Dinas

Pemeriksaan Kendaraan Tidak Bermotor dan Sub Dinas Administrasi.

Adanya Keputusan Walikota yang terdapat dalam Keputusan Daerah

Tingkat II Ujung Pandang Nomor 74/S/Kep/A/V1977 Tanggal 1 April 1977

bersama dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 3/12/43 Tanggal 9

September 1975 dan Instruktur Menteri, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan tanggal 25 Oktober 1975 Nomor Keu/3/22/33 tentang

pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang telah

disempurnakan dan ditetapkan perubahan namanya menjadi Dinas Penghasilan

Daerah yang kemudian menjadi unit-unit yang menangani sumber-sumber

keuangan daerah seperti Dinas Perpajakan, Dinas Pasar dan Sub Dinas Pajak

Parkir dan semua Sub-sub Dinas dalam unit penghasilan daerah yang tergabung

dalam unit penghasilan daerah dilebur dan dimasukkan pada unit kerja Dinas

Pendapatan Daerah Kota Ujung Pandang. Seiring dengan adanya perubahan Kota

Ujung Pandang menjadi Kota Makassar, secara otomatis nama Dinas Pendapatan

Daerah Kota Ujung Pandang berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda) Kota Makassar.

Page 57: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

43

b. Visi dan Misi

Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu.

Prima dalam Pelayanan dan Unggul dalam Pengelolaan Pendapatan Daerah.

Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, yaitu sebagai berikut.

1. Menggali sumber-sumber PAD secara optimal.

2. Menyempurnakan sistem pengelolaan PAD.

3. Meningkatkan koordinasi.

4. Menyusun/merevisi kembali Peraturan Daerah.

5. Meningkatkan pengawasan pengelolahan pendapatan daerah.

6. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia.

7. Melakukan evaluasi secara berkala.

8. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai.

9. Meningkatkan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan agar terbina kesadaran

Wajib Pajak/Wajib Retribusi.

c. Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dispenda Kota Makassar

1. Kepala Dinas

Merencanakan, merumuskan, mengembangkan, mengkoordinasi, dan

mengendalikan tugas desentrasi, dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang

pendapatan.

2. Sekretariat

Sekretariat Dinas dipimpin sekretaris di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas memberikan

Page 58: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

44

pelayanan administratif bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Dinas Pendapatan

Kota Makassar. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan

fungsi:

a. Pengelolaan kesekretariatan;

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian dinas;

c. Pelaksanaan urusan keuangan dan penyusunan neraca skpd;

d. Pelaksanaan urusan perlengkapan;

e. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga;

f. Pengkoordinasian perumusan program dan rencana kerja dinas

pendapatan;

g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

3. Subbagian Umum dan Kepegawaian

Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyusun rencana

kerja, melaksanakan tugas teknis ketatausahaan, mengelolah administrasi

kepegawaian serta melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas. Dalam

melaksanakan tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan

fungsi:

a. Melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Subbagian Umum

dan Kepegawaian;

b. Mengatur pelaksanaan kegiatan sebagian urusan ketatausahaan meliputi

surat-menyurat, kearsipan, surat perjalanan dinas, dan mendistribusikan

surat sesuai bidang;

Page 59: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

45

c. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas;

d. Melaksanakan usul kenaikan pangkat, mutasi dan pensiun;

e. Melaksanakan usul gaji berkala, usul tugas belajar dan izin belajar;

f. Menghimpun dan mensosialisasikan peraturan perundang-undangan di

bidang kepegawaian dalam lingkup dinas;

g. Menyiapkan bahan penyusunan standarisasi yang meliputi bidang

kepegawaian, pelayanan, organisasi dan ketatalaksanaan;

h. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain yang berkaitan dengan

bidang tugasnya;

i. Melakukan koordinasi pada Sekretariat Korpri Kota Makassar;

j. Melaksanakan tugas pembinaan terhadap anggota Korpri pada unit kerja

masing-masing;

k. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;

l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

4. Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana kerja dan

melaksanakan tugas teknis keuangan. Dalam melaksanakan tugas Subbagian

Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. Menyusun rencana dan program kerja Subbagian Keuangan;

b. Mengumpulkan dan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Daerah;

Page 60: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

46

c. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran (RKA) dan Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) dari

masing-masing Bidang dan Sekretariat sebagai bahan konsultasi

perencanaan ke Bappeda melalui Kepala Dinas;

d. Menyusun realisasi perhitungan anggaran dan administrasi

perbendaharaan dinas;

e. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi dari masing-masing satuan kerja;

f. Menyusun laporan neraca SKPD dengan melakukan koordinasi dengan

Subbagian Perlengkapan;

g. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;

h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

5. Subbagian Perlengkapan

Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas menyusun rencana kerja,

melaksanakan tugas teknis perlengkapan, membuat laporan serta mengevaluasi

semua pengadaan dan pemanfaatan barang. Dalam melaksanakan tugas Subbagian

Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

a. Menyusun rencana dan program kerja Dinas Pendapatan;

b. Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) Dinas;

c. Membuat usulan Rencana Kerja Kebutuhan Barang Unit (RKBU)

Sekretariat dan Bidang-bidang;

d. Membuat Daftar Kebutuhan Barang (RKB);

e. Membuat Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU);

Page 61: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

47

f. Menyusun kebutuhan biaya pemeliharaan untuk tahun anggaran dan bahan

penyusunan APBD;

g. Menerima dan meneliti semua pengadaan barang pada Dinas Pendapatan;

h. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat berharga lainnya tentang

barang inventaris daerah;

i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

6. Bidang I Pajak Hotel dan Hiburan

Bidang I Pajak Hotel dan Hiburan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan, pembukuan, verifikasi

dan pelaporan Pajak Hotel dan Pajak Hiburan. Dalam melaksanakan tugas Bidang

I Pajak Hotel dan Hiburan menyelenggarakan fungsi:

a. Melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya;

b. Melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan,

penerbitan surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi

dan pelaporan pajak hotel dan pajak hiburan;

c. Melaksanakan pembinaan sistem manajemen pengelolaan pajak;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

e. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Page 62: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

48

7. Bidang II Pajak Restoran dan Parkir

Bidang II Pajak Restoran dan Parkir mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan, penagihan, pembukuan,

verifikasi dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang II Pajak Restoran dan Pajak Parkir

menyelenggarakan fungsi:

melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya;

a. melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan,

penerbitan surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi

dan pelaporan Pajak Restoran dan Pajak Parkir;

b. melaksanakan pembinaan sistem manajemen Pengelolaan Pajak;

c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

d. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

8. Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah

Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan administrasi, pendataan, penetapan, keberatan,

penagihan, pembukuan dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang III Pajak Reklame dan Retribusi Daerah

menyelenggarakan fungsi:

a. melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya;

Page 63: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

49

b. melaksanakan pelayanan pendaftaran, pendataan, penetapan, keberatan,

penerbitan surat ketetapan pajak daerah, penagihan, pembukuan, verifikasi

dan pelaporan Pajak Reklame dan Retribusi Daerah;

c. melaksanakan pembinaan sistem manajemen Pengelolaan Pajak;

d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

e. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

9. Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan

Bagi Hasil

Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi

Hasil mempunyai tugas melaksanakan tugas pokok mengendalikan,

merencanakan, merumuskan serta melakukan pengembangan, evaluasi,

pengendalian dan pelaporan serta audit pajak dan retribusi. Dalam melaksanakan

tugas, Bidang IV Koordinasi, Pengendalian Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Pengambilan dan Pengelolaan Batuan Galian Golongan C, Pajak Daerah dan Bagi

Hasil menyelenggarakan fungsi:

a. melaksanakan penyusunan rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya;

b. koordinasi dan pengendalian intensifikasi dan ekstensifikasi;

c. mengkoordinasikan dan mengendalikan intensifikasi dan ekstensifikasi

pajak-pajak dan retribusi;

Page 64: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

50

d. koordinasi dan pengendalian bagi hasil dan pajak daerah lainnya;

e. pengendalian, pelaporan dan verifikasi;

f. melaksanakan koordinasi antara seksi yang berkaitan dengan bidang

tugasnya;

g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

h. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

Page 65: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

51

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar

Sesuai dengan prinsip kesatuan bahwa Pemerintah Daerah merupakan hal

yang tidak terpisahkan dari Pemerintah Pusat,maka kemandirian daerah dalam

rumah tangganya tidak ditafsirkan bahwa setiap Pemerintah Daerah harus dapat

membiayai seluruh pengeluaran dari Pendapatan Asli Daerahnya. Sebagai tindak

lanjut dari pemberian otonomi kepada daerah agar dapat mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri dalam meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam

pelaksanaan pemerintahan di daerah maka upaya untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi pelaksanaan otonomi

yang nyata dan bertanggung jawab.

Pemerintah Kota Makassar dalam usaha untuk mengembangkan dan

membangun daerahnya telah berupaya untuk meningkatkan sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah sesuai potensi yang dimilikinya. Upaya tersebut

dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, agar

peningkatan target setiap tahunnya dapat diikuti dengan pencapaian realisasi

secara konsisten.

Untuk mengetahui sejauh mana Pemerintah Kota Makassar dalam

mengelolah sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut, dan

perkembangannya didalam menunjang pelaksanaan pembangunan dan jalannya

roda pemerintahan di Kota Makassar, berikut ini akan disajikan data tentang

Page 66: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

52

perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah sejak tahun 2013-2015:

Tabel 4.1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar Periode 2013-2015

Tahun Realisasi

(Rp)

Pertumbuhan(%)

2013 351.692.552.588 -

2014 484.972.799.508 37,90

2015 627.241.924.947 29,34

Sumber:Dinas Pendapatan DaerahKota Makassar 2015,datadiolah

Berdasarkan tabel 4.1, Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar secara

keseluruhan mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 Pendapatan Asli Daerah

menghasilkan Rp 351.692.552.588 dan mengalami kenaikan padatahun 2014

menjadi Rp 484.972.799.508 hal ini terlihat bahwa pertumbuhan realisasi

Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 133.280.246.920 atau 37,90%. Hal ini

terlihat sama pada tahun 2015 Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 627.241. 924. 947

juga mengalami kenaikan sebesar Rp 142.269.125.439 atau sebesar 29,34%.

Peningkatan ini sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dimana

daerah sudah mulai untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerahnya.Kenaikan

dari realisasi PAD Kota Makassar tersebut tidak terlepas dari upaya Pemerintah

Daerah dalam meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari sumber pajak

dan retribusi yang potensial. Sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan

penerimaan daerah tersebut melalui penyederhanaan dan perbaikan sistem

administrasi perpajakan nasional, pengklasifikasian retribusi dengan kriteria

tertentu, sertapenyederhanaan tariff pajak dan retribusi.

Page 67: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

53

Berbagi upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Makassar

untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dilakukan melalui intensifikasi

dan ekstensifikasi.

Secara intensifikasi, usaha yang telah dilakukan berupa

pemberlakuan/pelaksanaan sistem pungut sesuai dengan petunjuk yang ada

dalam Mapatda, diadakan penyempurnaan administrasi sarana/prasarana kerja

dengan menggunakan sistem komputerisasi, diadakan pendekatan kepada

masyakarat/wajib retribusi melalui penyuluhan-penyuluhan, meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dengan membentuk Tim Penagihan Retribusi

sehingga Wajib Retribusi dapat membayar kepada petugas penagih yang

ditunjuk dengan Surat Perintah Tugas, diadakan pencarian tunggakan secara

berkesinambungan, peningkatan koordinasi dengan instansi terkait terutama

yang berkenaan dengan perubahan data penyampaian Surat Ketetapan Retribusi

tepat pada waktunya,mengadakan monitoring terhadap pelaksanaan pemungutan

di lapangan, dan meningkatkan kualitas aparatur dengan mengikutsertakan

karyawan untuk mengikuti kursus-kursus/penataran mengenai Pendapatan

Daerah. Sedangkan secara ekstensifikasi seperti mendata ulang obyek-obyek

retribusi yang ada dengan cara menerbitkana dministrasi dan penyesuaian tariff

retribusi melalui perubahan Peraturan Daerah.

Upaya Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang

selalu meningkat dilakukan dengan berbagai cara antara lain mengundang

investor untuk turut menyediakan pelayanan masyarakat tersebut. Padasisilain,

dari kalangan dunia usaha dalam eraglobalisasi saat ini yang dicirikan oleh

Page 68: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

54

derajat kompetisi yang tinggi diperlukan adanya daya saing yang semakin

tangguh. Oleh karena itu pengusaha dituntut untuk semakin profesional dalam

berproduksi secara efisien. Akan tetapi tuntutan tersebut dalam prakteknya

mengalami dilemma yaitu disatu pihak Pemerintah Daerah harus dapat menarik

minat pengusaha dengan memberikan berbagai perangsang dan kemudahan bagi

investor, sementara dilain pihak Pemerintah Daerah melakukan berbagai macam

pungutan yang sering dikeluhkan oleh kalangan dunia usaha. Pada gilirannya

kondisi tersebut menyebabkan rendahnya minat investor didaerah guna

meningkatkan efesiensi usaha.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, upaya yang serius dilakukan

melalui rasionalisasi pungutandi daerah. Sehubungan dengan hal tersebut,

Pemerintah telah mengambil langkah deregulasi padatanggal 7 Juli 1997, yaitu

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah serta peraturan pelaksanaanya yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah. Berdasarkan

ketentuan ini, pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah lebih

disederhanakan, yang berorientasi pada perampingan jenis proses pengutan,

penyempurnaan struktur tarif dan penyederhanaan prosedur Retribusi Daerah

melalui upaya yang terus-menerus yang kesemuanya diharapkan dapat

meningkatkan penerimaan daerah.

Pemerintah menyadari bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian

yang turut menentukan suksesnya pembangunan yang dilaksanakan maka

Page 69: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

55

pemerintah mengusahakan agar tidak terjadi lagi penurunan atau minimal

mempertahankan nilai yang dicapai sebelumnya dengan jalan peningkatan

pengawasan yang intensif dari petugas/aparat yang bersangkutan serta

memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakatakan pentingnya

Pendapatan Asli Daerah tersebut dalam menunjang pembangunan.

B. Perkembangan Pajak Daerah di Kota Makassar

Untuk melihat sejauh mana penerimaan Pajak Daerah Kota Makassar

dan perkembangannya, berikut disajikan data tentang perkembangan target dan

realisasi penerimaan Pajak Daerah dari tahun 2013 sampai tahun 2015.

Tabel 4.2 Perkembangan Pajak Daerah Kota Makassar Periode 2013-2015

Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Persentasi

(%)

Pertumbuhan

(%) 2013 260.486.460.000 270.547.686.316 103,86 -

2014 337.167.338.150 388.445.926.266 115,21 29,44

2015 460.567.090.000 518.711.582.645 112,62 36,60 Sumber: Dinas Pendapatan Derah Kota Makassar 2015,data diolah Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa realisasi penerimaan Pajak Daerah selama

tiga tahun terus mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2013 mencapai Rp

270.547.686.316 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp 388.445.926.266.

Pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp

117.698.399.950 atau sama dengan 29,44%. Kemudian pada tahun 2015 juga

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp

130.465.656.379 atau meningkat sebesar 36,60% dari tahun sebelumnya.

Page 70: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

56

C. Perkembangan Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar dan

Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Pajak

Daerah

Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu jenis Pajak Daerah yang

memiliki penerimaan tertinggi dibandingkan dengan Pajak Daerah lainnya.

Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan di Kota Makassar pemungutannya tetap

dilakukan oleh PLN dan dibayar bersamaan dengan pembayaran rekening listrik

yang tarifnya sesuai dengan Peraturan yang berlaku dikota tersebut. Berikut

disajikan data mengenai perkembangan Pajak Penerangan Jalan di Kota

Makassar dari tahun 2013-2015:

Tabel 4.3 Perkembangan Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar Periode 2013-2015

Tahun Target Realisasi Persentasi (%)

Pertumbuhan

2013 65.000.000.000 61.297.000.533 94,30 -

2014 89.500.000.000 92.806.812.947 103,69 37,69

2015 103.000.000.000 114.679.005.552 113,44 15,08

Rata-rata 103,81 26,39

Sumber:Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar 2015,data diolah

Pada tabel 4.3 dapat dilihat dari segi realisasi penerimaan Pajak

Penerangan Jalan, maka ternyata realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan

dari tahun ketahun dapat dikatakan meningkat dan rata- rata melampaui target

yang telah ditetapkan. Artinya perkiraan-perkiraan penerimaan Pajak Penerangan

Jalan yang telah ditetapkan oleh Pemkot setempat telah dapat terlampaui,

walaupun pada tahun 2013 Pajak Penerangan Jalan tidak mencapai dan

melebihi target. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebijakan mengenai

Page 71: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

57

pemungutan Pajak Penerangan Jalan itu sendiri, dimana nilai Pajak Penerangan

Jalan sangat tergantung pada kemampuan pelanggan untuk menggunakan daya

listrik yang tersedia. Pertumbuhan rata-rata yang dicapai dalam jangka waktu

tiga tahun sebesar 26,39%, artinya dalam kurun waktu tersebut Pajak Penerangan

Jalan mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan.

Untuk melihat seberapa besar tingkat kontribusi PPJ terhadap PAD dan

Pajak Daerah di Kota Makassar, berikut akan disajikan datanya:

Tabel 4.4 Kontribusi PPJ terhadap PAD dan Pajak Daerah di Kota Makassar Periode 2013-2015

Tahun PAD

(Rp)

PD

(Rp)

PPJ

(RP)

Kontribusi(%)

PAD PD

2013 351.692.552.588 270.547.686.316 61.297.000.533 17,43 22,66

2014 484.972.799.508 388.445.926.266 92.806.812.947 19,14 23,90

2015 627.241.924.947 518.711.582.645 114.679.005.552 18,28 22,11

Sumber:Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar 2015, data diolah

Dapat dilihat dari tabel 4.4 diatas pada tahun 2013 kontribusi Pajak

Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah mencapai 22,66% dan terhadap

Pendapatan Asli Daerah mencapai 17,43%, kemudian pada Tahun 2014

mengalami peningkatan menjadi 23,90% pada Pajak Daerah dan terhadap

Pendapatan Asli Daerah meningkat menjadi 19,14%. Pada tahun 2015 kontribusi

PPJ terhadap Pajak Daerah mengalami penurunan menjadi 22,11% dan terhadap

Pendapatan asli Daerah juga mengalami penurunan menjadi 18,28%. Hal ini

menunjukkan bahwa kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerah

dan Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar masih berfluktuatif atau kurang

stabil.

Page 72: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

58

D. Analisis dan Pengukuran Efektifitas Pajak Penerangan Jalan

Efektifitas merupakan suatu pengukur keberhasilan terhadap

organisasi dalam pencapaian tujuannya. Tingkat efektifitas Pajak Penerangan

Jalan di Kota Makassar dihitung dengan membandingkan antar arealisasi

penerimaan Pajak Penerangan Jalan dengan potensi Pajak Penerangan Jalan.

Berikut adalah pengukuran pajak yang efektif dan perbandingan antara

yang tidak efektif dengan efektif berdasarkan kriteria kinerja keuangan

Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996 tentang pedoman penilaian dan kinerja

keuangan:

No Persentase Keterangan

1 β‰₯ 100 % Sangat Efektif

2 85%-95% Cukup Efektif

3 65%-84 Kurang Efektif

≀ 64 % Tidak Efektif

Besarnya efektifitas Pajak Penerangan Jalan diKota Makassar tahun 2013-

2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Efektifitas Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar Tahun 2013-2015

Tahun Realisasi

Penerimaan (Rp)

PotensiPPJ (Rp)

Efektifitas (%)

Interpretasi

2013 61.297.005.533 75.675.309.300 81 Kurang Efektif

2014 92.806.812.947 101.914.898.776 86 Cukup Efektif

2015 114.679.005.552 128.852.815.227 89 Cukup Efektif

Sumber:Data diolah

Dari tabel 4.5 dapat dilihat seberapa besar tingkat efektifitas pemungutan

Pajak Penerangan Jalan dari potensi yang ada.

Page 73: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

59

1. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2013 sebesar

Rp 61.297.000.533,- dan potensi yang dimiliki sebesar Rp

75.675.309.300,. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak

Penerangan Jalan dari potensi yang dimiliki sebesar 81%, sehingga

peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Penerangan

Jalan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

bersama PT. PLN Area Makassar kurang efektif, karena masih terdapat

19% potensi yang belum tergali secara optimal.

2. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2014 sebesar

Rp 92.806.812.947,- dan potensi yang dimiliki sebesar Rp

101.914.898.776,. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak

Penerangan Jalan dari potensi yang dimiliki sebesar 86%, sehingga

peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Penerangan

Jalan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

bersama PT. PLN Area Makassar cukup efektif, walaupun masih

terdapat 14% potensi yang belum tergali secara optimal.

3. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2015 sebesar

Rp 114.679.005.552,- dan potensi yang dimiliki sebesar Rp

128.852.815.227,. Adapun tingkat efektifitas pemungutan Pajak

Penerangan Jalan dari potensi yang dimiliki sebesar 89%, sehingga

peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemungutan Pajak Penerangan

Jalan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar

bersama PT. PLN Area Makassar cukup efektif,

Page 74: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

60

E. Manfaat Pelaksanaan Pajak Secara Efektif

1. Manfaat Hasil Analisis Sebagai Sains

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak,

sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang

pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai

proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan,

sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan

uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan

dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap

warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati

fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang

yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak

bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda

pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.

2. Manfaat Hasil Analisis didalam Praktek

Pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat

yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat

yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan Wajib

Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar

merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan.

Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam

masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

Page 75: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

61

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang dilakukan penulis yang β€œBerjudul Evaluasi Sistem

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan

Keuangan Daerah Pada Pemerintah Kota Makassar” maka ada beberapa yang

menjadi kesimpulan, yaitu :

1. Evaluasi Sistem pemungutan Pajak Penerangan Jalan Kota Makassar

sudah berjalan secara efektif. Hal tersebut dapat terlihat dari realisasi

penerimaan pajak penerangan jalan tahun 2013 – 2015 yang

mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2013

sebesar 81%

2. Tahun 2014 sebesar 86% sedangkan

3. Tahun 2015 sebesar 89 %. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan

pajak Penerimaan Jalan Kota Makassar cukup tinggi.

B. Saran

1. Pajak Penerangan Jalan sebagai salah satu pendapatan daerah terbesar di

kota Makassar, diharapkan mampu menjadi mobilisator pajak daerah kota

Makassar, namun kenyataannya Pajak penerangan belum optimal. Belum

optimalnya mobilisasi pajak salah satunya karena target pajak ditentukan

tanpa landasan teori yang jelas. Landasan teori yang dimaksud adalah

perhitungan yang cermat terhadap potensi pajak penerangan jalan.

Page 76: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

62

2. Pada level organisasai, termasuk organisasi pemerintahan dalam

melaksanakan program yang telah ditetapkan diperlukan suatu suatu

pengukuran terhadap pencapaian tujuan oraganisasi tersebut. Guna kinerja

penerimaan pajak penerangan jalan perlu diketahui potensi efektifitasnya.

Page 77: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

56

56

DAFTAR PUSTAKA

Brotodihardjo, Santoso, Raden. 1993. Pengantar Ilmu Hukum Pajak

Edisi 3, Cet.15. Bandung: Eresco.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : CV. Andi Offest

Miyasto. 1997. Sistem Perpajakan Nasional dalam Era Ekonomi

Global. Semarang: Diponegoro University Press

Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak.

Jakarta : Erlangga

Sardono Sukirno. 1996. Pengantar Teori Makro ekonomi. Jakarta:

Rajawali Pres.

Siahaan P, Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta:

Grafindo

Simanjuntak. 2001. Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah. Bunga

Rampai Keuangan Daerah. Yogyakarta : AMP YKPN

Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta

Waluyo. 2005. Perpajakan Indonesia : Pembahasn Sesuai dengan Ketentuan

Perundang-undangan, Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan

Perpajakan Terbaru. Jakarta: Salemba Empat

PERUNDANG-UNDANGAN

37

Page 78: SKRIPSI EVALUASI SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK ...iv ABSTRAK Kumala Sari, 105730390412. Evaluasi Sistem Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah

57

57

Peraturan Pemerintah Daerah Kota Makassar Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Derah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antar Pemerintah Pusat

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah