optimalisasi strategi peningkatan pemungutan pajak …

88
i OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR SKRIPSI Oleh SITI HALIMA NIM 105711115316 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 20-Apr-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

i

OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN

PAJAK REKLAME PADA BADAN PENDAPATAN

DAERAH KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

SITI HALIMA

NIM 105711115316

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

ii

OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN

PAJAK REKLAME PADA BADAN PENDAPATAN

DAERAH KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Oleh

SITI HALIMA

NIM 105711115316

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi

mahasiswa pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk ibuku tercinta Suriyani, adikku Aswar dan

semua keluargaku

MOTTO HIDUP

Jangan pernah berharap dan bergantung kepada manusia karena jika yang kau

harapkan tidak sesuai dengan ekspektasimu disitu kau akan menemukan

kekecewaan yang mendalam...

Berharap lah kepada Allah dan terus yakin akan kemampuanmu, percayalah kau

tidak akan merasa kecewa justru kau akan menemukan ketenangan jiwa..

Page 4: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

iv

Page 5: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

v

Page 6: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

vi

Page 7: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya .

Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang

berjudul “Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame

Pada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat

dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis ibu Suriyani dan bapak Anas Haruna yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa

tulus tak pamrih, saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung

dan memberikan semangat hingga akhir studi ini serta seluruh keluarga

besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah

diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa

yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu

pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan Terima Kasih banyak

disampaikan dengan hormat :

Page 8: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

viii

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si selaku ketua Program Studi Universitas

Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Moh Aris Pasigai, SE., MM selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Wardah, SE., ME selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak Asdar, SE., M.Si asisten Dosen Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah

banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti

kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar

7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut

ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar

8. Segenap Staf Dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

9. Terimakasih kepada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar,

khususnya Bidang Pajak Reklame yang telah membantu penulis

dalam memperoleh penelitian

10. Terimakasih kepada seluruh keluarga saya yang selalu mendoakan

dan mendorong saya dalam menyelesaikan skripsi ini

Page 9: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

ix

11. Terima kasih kepada sahabat sekaligus saudara, Rismayanti yang

telah banyak membantu dan memberi semangat dalam penyusunan

skripsi ini

12. Terimakasih kepada Squad VIP sahabat saya, Ayuni, Indah, Nurul,

dan Dewi yang telah memberi semangat dan dukungan selama ini

dan ada disaat suka maupun duka.

13. Teman-teman seperjuangan 2016 terkhusus EP16D dan teman-

teman yang lain yang tidak sempat saya sebutkan namanya,

terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi.

Terimakasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya

tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran,

motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan

penulisan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya almamater biru

Universitas Muhammadiyah Makassar .

Makassar, 10 Oktober 2020

Penulis

Page 10: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

x

ABSTRAK

SITI HALIMA, Tahun 2020 Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Moh Aris Pasigai dan Wardah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi strategi pemungutan pajak reklame melalui eksentifikasi dan intensifikasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam, observasi dan studi dokumen. Data kemudian dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa optimalisasi strategi pemungutan pajak reklame dilakukan dengan upaya eksentifikasi yaitu dengan penciptaan sumber-sumber pendapatan baru dan berkerjasama di bidang investasi. Dilakukan program intensifikasi yakni Kelembagaan yaitu mempebaiki aspek kelembagaan/pengelolaan pendapatan asli daerah, Aspek ketatalaksanaan yaitu peningkatan jumlah wajib pajak, penyesuaian aspek ketatalaksanaan baik administrasi maupun operasional, serta Aspek Personalianya yaitu meningkatkan mutu sumberdaya manusia atau aparatur pemungutan pajak daerah khususnya pajak reklame. Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya ekstensifikasi dan intensifikasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai optimalisasi pemungtutan pajak reklame. Kata Kunci : Strategi, Pajak Reklame

Page 11: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xi

ABSTRACT

SITI HALIMA, 2020 Optimization of the Strategy to Increase Advertising Tax Collection at the Makassar City Regional Revenue Agency, Thesis of the Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Moh Aris Pasigai and Wardah This study aims to determine the optimization of the advertisement tax collection strategy through identification and intensification. This type of research used in this research is a case study research with a qualitative descriptive approach. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews, observation and document study. The data were then analyzed by reducing data, presenting data, and drawing conclusions from The results of research which showed that the optimization of the advertisement tax collection strategy was carried out by means of identification, namely by creating new sources of income and cooperating in the investment sector. An intensification program was carried out, namely Institutional, namely improving institutional aspects / management of local revenue, management aspects, namely increasing the number of taxpayers, adjusting management aspects both administrative and operational, as well as personnel aspects, namely improving the quality of human resources or local tax collection apparatus, especially billboard taxes. So it can be concluded that the extensification and intensification efforts are one way that can be done to achieve the optimization of the advertisement tax collection.

Keywords: Advertising Tax Strategy

Page 12: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xii

DAFTAR ISI Halaman

SAMPUL ................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ........................................................... x

ABSTRACT .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 10

C. Tujuan Penulisan ................................................................. 10

D. Manfaat Penulisan .............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12

A. Pemerintah Daerah ............................................................ 12

B. Pembangunan Daerah ....................................................... 13

C. Pendapatan Asli Daerah(PAD) ........................................... 14

D. Pajak .................................................................................. 15

E. Pajak Reklame ................................................................... 19

F. Penelitian Terdahulu .......................................................... 24

G. Kerangka Konsep .............................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30

A. Jenis Penelitian ................................................................. 30

B. Fokus Penelitian ................................................................ 30

Page 13: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xiii

C. Lokasi Penelitian ............................................................... 31

D. Sumber Data ..................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 32

F. Instrumen Penelitian ......................................................... 33

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 33

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN .................................................... 35

A. Gambaran Objek Penelitian ................................................ 35

B. Alur Pemungutan Pajak Reklame ........................................ 42

C. Pembahasan ....................................................................... 50

BAB V PENUTUP ............................................................................... 56

A. Kesimpulan ......................................................................... 56

B. Saran .................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 61

LAMPIRAN .............................................................................................. 64

Page 14: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Target Realisasi Pajak Reklame 7

2.1 Penelitian Terdahulu 23

Page 15: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep 29

3.1 Struktur Organisasi 38

4.1 Alur Pemungutan Pajak 42

Page 16: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Pedoman wawancara 65

2. Gambar dokumentasi 66

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas 69

4. Surat Izin Peneitian Dari PTSP 70

5. Surat Izin Penelitian Dari Walikota 71

6. Surat Balasan Penelitian 72

Page 17: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah yang dititik beratkan pada daerah

kabupaten dan daerah kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

kewenangan (urusan) dari pemerintah pusat ke daerah yang bersangkutan.

Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentralisasi ini tentunya

harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber

pembiayaan yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal

dengan istilah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana komponen utamanya

adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi

daerah (Denny George Lumy, dkk,. 2018: 1-16).

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling

besar sehingga memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian

Indonesia. Sumber penerimaan ini mempunyai umur tidak terbatas terlebih

dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Untuk itu dibutuhkan partisipasi aktif segenap lapisan

masyarakat dalam memikul beban pembangunan maupun dalam

pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan, yang diwujudkan dengan

keikutsertaan dan kegotong-royongan dalam pembangunan nasional, untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Peran pajak sebagai penerimaan dalam negeri menjadi sangat dominan

namun masih belum optimal jika dilihat dari banyaknya wajib pajak yang belum

menjadi wajib pajak patuh. Padahal kebersamaan nasional menuju kemandirian

Page 18: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

2

pembangunan menuntut pengabdian dan disiplin yang tinggi. Oleh karena itu

setiap rakyat Indonesia harus sadar bahwa dengan semakin menikmati hasil-

hasil pembangunan maka tanggungjawab rakyat terhadap pajak dalam

pelaksanaan pembangunan semakin besar. Kesadaran akan tanggungjawab ini

menjadi nilai yang fundamental dalam pembangunan dan diharapkan kepatuhan

pajak dapat diwujudkan.

Pemerintah Daerah yang telah berhasil memanfaatkan segala sumber

daya yang tersedia di daerah masing-masing. Sebagai upaya memperbesar

peran dan kemampuan daerah dalam pembangunan, pemerintah daerah dituntut

untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangga. Dalam

melaksanakan kegiatan pembangunan, pemerintah provinsi memanfaatkan

segala sumber daya yang tersedia di daerah itu dan dituntut untuk bisa lebih

mandiri. Terlebih dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka pemerintah

provinsi harus bisa mengoptimalkan pemberdayaan semua potensi yang dimiliki

dan perlu diingat bahwa pemerintah daerah tingkat satu tidak boleh terlalu

mengharapkan bantuan dari pemerintah pusat seperti pada tahun-tahun

sebelumnya. Belanja (pengeluaran) pemerintah daerah yang oleh pemerintah

daerah dilaporkan dalam APBD merupakan kegiatan rutin pengeluaran kas

daerah untuk membiayai kegiatan-kegiatan operasi dalam pemerintahan.

Dengan belanja yang semakin meningkat maka dibutuhkan dana yang besar

pula agar belanja untuk kebutuhan pemerintah daerah dapat terpenuhi. Dengan

terpenuhinya kebutuhan belanja pemerintah, maka diharapkan pelayanan

terhadap masyarakat menjadi lebih baik dan kesejahteraan masyarakat menjadi

meningkat.

Page 19: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

3

Secara umum, semakin tinggi kontribusi pendapatan asli daerah dan

semakin tinggi kemampuan daerah untuk membiayai kemampuannya sendiri

akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif. Dalam hal ini, kinerja

keuangan positif dapat diartikan sebagai kemandirian keuangan daerah dalam

membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan otonomi daerah

pada daerah tersebut.

Peran penerimaan pajak sangat penting bagi suatu negara maka dari itu

pemerintah setiap tahun selalu mengupayakan agar penerimaan di sektor

perpajakan dapat meningkat. Berdasarkan kewenangan pemungutannya di

Indonesia pajak dapat dibagi menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak yang

dikelola oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten atau kota

(Kadek, 2017: 166)

Melihat fenomena yang ada, maka dapat diketahui bahwa penerimaan

Daerah tentu sebagian besar dibiayai oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah

daerah memiliki peran dalam menggali dan mengembangkan berbagai potensi

daerah yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat di daerah. Ciri utama

yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi adalah daerah

otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-

sumber keuangan sendiri, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus

menjadi terbesar dari pendapatan keuangan daerah (Denny George Lumy, dkk,.

2018: 1-16).

Berdasarkan kewenangan yang memungut atau lembaga pemungutnya

maka pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak negara (pajak pusat) dan pajak

daerah. Pajak negara antara lain meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Page 20: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

4

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM),

Bea Materai, sedangkan pajak daerah menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 yang merupakan perubahan terakhir tentang

Pajak Daerah dan Redistribusi Daerah, meliputi 5 jenis Pajak Provinsi dan 11

jenis Pajak Kabupaten atau Kota. Pajak Provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan

Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Kendaraan

Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok sedangkan Pajak Kabupaten

atau Kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,

Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan

Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

bangunan (Sri Watini., dkk, 2010: 201).

Setiap daerah di Indonesia melalui Badan Pendapatan Daerah

mempunyai kewenangan untuk memungut pajak atas semua objek pajak di

daerahnya, demikian pula salah satu strategi yang dilakukan dalam perusahaan

dalam memperkenalkan dan memasarkan produknya sehingga penjualan

(pendapatan) perusahaan meningkat serta dapat memperluas pangsa pasar

perusahaan adalah melalui media periklanan (reklame).

Menurut Purwanto (2016) dasar hukum pemungutan pajak reklame pada

suatu kabupaten atau kota adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Redistribusi Daerah. Keberadaan strategi dan

terobosan-terobosan untuk meningkatkan kemampuan mendanai pembangunan

tentunya sangat diperlukan untuk mengimbangi dinamika perubahan global

yang senantiasa memberikan dampak yang tidak dapat diprediksi, terutama

dampak negatif yang bisa menggoyang keutuhan stabilitas ekonomi. Maka

Page 21: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

5

dibutuhkan suatu pola pikir dan pola tindak yang semakin strategis. Salah satu

pondasi dasar memperkuat PAD sebagai bagian dari sumber keuangan daerah

adalah pajak dan retribusi daerah salah satunya adalah pajak reklame (Junaedi

Siswanto, 2019: 1-14).

Fakta yang terjadi di banyak daerah adalah dinamika penerimaan

keuangan daerah dari sumber-sumber pajak daerah ternyata tidak dapat

mengimbangi dinamika ukuran program-program pelayanan pemerintah

daerah. Hal tersebut di atas terjadi karena pada umumnya pemerintah daerah

khususnya kabupaten, kurang kreatif dan inofatif dalam mengoptimalkan

sumber-sumber pajak daerah yang menjadi kewenangannya. Termasuk dalam

pajak daerah adalah pajak reklame. Idealnya, pemerintah daerah harusnya

lebih menunjukkan peran aktif dan berinovasi dalam memanfaatkan sumber-

sumber pajak reklame untuk memberikan pemasukan kas pada pemerintahan

daerah (Agus Salim, 2015: 1-10).

Pendapatan Kota Makassar dalam melaksanakan penggalian sumber-

sumber PAD pada pemerintah Kota Makassar. Salah satu PAD yang potensial

terdapat pada sektor Pajak Daerah, karena pengenaan pajak mencakup segala

aspek kehidupan masyarakat. Dasar hukumnya (kewenangannya) ditetapkan

berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2018

tentang pajak daerah.

Sebagian dari pajak yang dipungut oleh negara diserahkan kepada

daerah menjadi pajak daerah. Soetrisno (2009) mengemukakan bahwa pajak

daerah dapat diuraikan sebagai pemungutan daerah yang berdasarkan

peraturan ditetapkan guna membiayai pengeluaran-pengeluaran daerah

sebagai badan publik. Salah satu dari pajak daerah yang dipungut oleh

Page 22: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

6

Kabupaten/Kota yaitu pajak reklame. Pajak reklame yaitu pajak atas

penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat perbuatan, atau media

yang menurut bentuk corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan

untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau memuji suatu barang, jasa, atau

orang.

Pada umumnya reklame dikelompokkam menjadi dua bagian, yaitu

jenis reklame yang dipasang pada prasarana kota dan di luar prasarana kota.

Keduanya bisa saja menggunakan fasilitas bangunan-bangunan. Pengenaan

pajak reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah Kabupaten atau Kota yang

ada di Indonesia, tergantung pertimbangan efesiensi oleh pemerintah

kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis

pajak kabupaten/kota (Affriani, 2018: 15).

Kota Makassar merupakan salah satu kota strategis karena merupakan

daerah jalur lintasan Ibu Kota provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar juga

merupakan kota penggerak ekonomi. Selain itu banyak perusahaan yang

bermunculan dimana dalam memasarkan produknya menggunakan media

periklanan (reklame) untuk tujuan komersial yakni agar menarik perhatian para

konsumen untuk membeli produk yang mereka pasarkan dan merupakan media

promosi yang utama bagi masyrakat.

Pertumbuhan reklame yang semakin pesat di Kota Makassar setiap

waktu adalah sesuatu yang berpeluang meningkatkan pendapatan daerah

dalam hal pajak. Selain itu, reklame memiliki peranan dalam peningkatan

konsumsi masyarakat yang secara tidak langsung akan meningkatkkan pajak

dari sektor lain di Kota Makassar. Dengan itu peningkatan sumber-sumber

Page 23: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

7

penerimaan pajak akan memberikan keuntungan pada pendanaan

pembangunan kota.

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Bapenda Tahun 2015-2019

Tahun

Target Pendapatan

Realisasi

Pendapatan

Capaian Dari

Target

2015

2016

2017

2018

2019

Rp. 24.748.645.000

Rp.25.590.346.000

Rp.26.000.000.000

Rp38.000.000.000

Rp53.000.000.000

Rp.19.080.173.516

Rp.18.354.864.487

Rp.41.663.920.073

Rp44.880.644.293

Rp53.641.688.525

77,10%

71,73%

160,25%

118,11%

101,21%

Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar (data diolah), Tahun 2019.

Tabel 1.1. berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa target

pendapatan pajak reklame terhadap realisasinya di Kota Makassar pada tahun

2015-2019 mengalami fluktuasi. Selama tahun 2015-2019 capaian tertinggi

berada pada tahun 2017 yakni sebesar 160,25%, Diduga dikarenakan semakin

berkurangnya peminat konsumen industri untuk memasang reklame di jalan

apalagi adanya gambar ataupun selogan pada rokok tentang “Rokok Dapat

Membunuhmu” sehingga ini sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak

reklame dan juga diakibatkan oleh keluarnya peraturan pemerintah (PP) nomor

34 tahun 2006 terkait pemasangan reklame yang tidak lagi boleh dilakukan di

jalan-jalan nasional, sehingga menurut mantan kepala dinas tata ruang dan

bangunan (DTRB), banyak reklame yang sudah habis jangka waktunya, tidak

lagi diperpanjang oleh Bapenda selain itu reklame sudah terlalu banyak

dikeluhkan oleh masyarakat karena kota tidak tertata dengan baik dan semakin

Page 24: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

8

semrawutnya juga kurangnya kesadaran terhadap membayar pajak. Kurang

optimalnya penerimaan pajak reklame disebabkan juga oleh kurang optimalnya

pemerintah khususnya Badan Pendapatan Daerah kota Makassar dalam

melakukan pumungutan dan pengolahan pajak reklame. Salah satunya adalah

tertuju pada kurangnya penertiban dan pengawasan yang dilakukan pemerintah

setempat, contohnya saja banyak reklame yang izinnya sudah mati akan tetapi

masih tetap terpasang. Secara rata-rata capaian dari target Pajak Reklame

terhadap realisasi Pendapatan selama lima tahun terakhir dimulai pada tahun

2015-2019 adalah sebesar %. Menurut kriteria dan indikator yang telah

ditentukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi pajak

reklame terhadap PAD masih sangat kurang. Hal ini menunjukkan bahwa

pemerintah daerah kota Makassar harus lebih meningkatkan dan menggali lagi

dalam memanfaatkan dan memperhatikan serta mengoptimalkan segala

sumber-sumber penerimaan yang terkait dengan pajak reklame sehingga pajak

reklame ini akan memberikan potensi penerimaan yang cukup besar dalam

rangka membiayai pembangunan Kota Makassar dimasa yang akan datang,

namun berdasarkan tabel di atas kontribusi pajak reklame sebagai pajak daerah

masih sangat kurang memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah

(PAD) di Kota Makassar (M. Rachmat Putranto, 2018: 1-71).

Dalam hal pemungutan pajak reklame di Kota Makassar dilakukan oleh

BAPENDA (Badan Pendapatan Daerah). Pada peraturan Kota Makassar Nomor

2 tahun 2015 pasal 21 ayat 1 dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa

reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa

reklame sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan berdasarkan nilai

kontrak reklame. Pada pasal 22 tarif pajak reklame ditetapkan sebesar 25%

Page 25: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

9

(dua puluh lima persen). Pendapatan Asli Daerah Kota Makassar tahun 2018

hanya terealisasi sebesar Rp44 miliar atau 118,11%

Pajak reklame di kota Makassar mengalami pertumbuhan yang cukup

signifikan. Sepanjang tahun 2019 sudah mencapai hingga Rp53.641 miliar

untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Makassar. Penerimaan pajak di sektor ini

juga tumbuh signifikan atau naik hampir 300% dalam dua tahun terakhir (Hasbi

Zainuddin, 2019).

Hengky dkk. (2014) mengemukakan bahwa konsep kunci dalam

optimalisasi daerah adalah upaya pengembangan, peningkatan, dan penggalian

sumber-sumber pendapatan asli daerah. Upaya dimaksud antara lain

intensifikasi dan eksentifikasi. Pada poin intensifikasi, daerah harus berupaya

mencegah seminimal mungkin tingkat kebocoran yang terjadi sebelum disetor

ke kas daerah. Sementara pada eksentifikasi, daerah perlu menggali sumber-

sumber retribusi yang baru melalui pengembangan, perluasan pelayanan, dan

peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Melihat potensi pajak reklame terhadap pembangunan Kota Makassar

maka pemerintah kota Makassar dalam hal ini BAPENDA Kota Makassar perlu

melakukan strategi pengelolaan keuangan daerah melalui pemungutan pajak

daerah dalam hal ini pajak reklame agar target dan realisasi penerimaan pajak

reklame bisa dicapai secara optimal. Berdasarkan fenomena di atas maka

peneliti akan mencoba meneliti tentang kondisi pengelolaan pajak reklame di

Kota Makassar, permasalahan-permasalahan dalam pemungutan pajak reklame

di Kota Makassar dan strategi BAPENDA dalam mencapai target dan realisasi

penerimaan pajak reklame di kota Makassar dengan judul penelitian

Page 26: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

10

“Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada

Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengoptimalisasi pemungutan pajak reklame yang dilakukan

oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar (BAPENDA)?

2. Faktor-faktor penghambat optimalisasi dalam strategi pemungutan pajak

reklame yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui optimalisasi pemungutan pajak reklame yang

dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat optimalisasi dalam

strategi pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh Badan

Pendapatan Daerah Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian maka dapat diambil beberapa manfaat:

1. Bagi Peneliti

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan dan wawasan peneliti tentang bagaimana agar

penerimaan pajak reklame dapat meningkat dan dapat menambah

potensi pengembangan kedepannya.

2. Bagi Instansi Terkait

Page 27: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

11

Sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus

pertimbangan dalam megambil kebijakan guna meningkatkan PAD

untuk membiayai pembangunan daerah, khususnya yang berasal dari

pajak reklame.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang pajak reklame

terhadap peningkatan PAD, dan terhadap peneliti selanjutnya.

Page 28: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerintah Daerah

Pemerintah dalam arti luas adalah semua lembaga negara yang oleh

konstitusi negara bersangkutan disebut sebagai pemegang kekuasaan

pemerintahan Indonesia dibawah Undang-Undang Dasar 1945 kekuasaan

pemerintahan meliputi fungsi legislatif dan fungsi eksekutif. Pemerintah dalam

arti sempit adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja.

Pemerintah dalam konsep Pemerintah Pusat yaitu pengguna

kekuasaan Negara pada tingkat pusat (tertinggi). Pemerintah dalam konsep

Pemerintah Daerah, berbeda dengan Pemerintah Pusat yang dianggap mewakili

negara. Pemerintah Daerah mewakili masyarakat karena daerah adalah

masyarakat hukum yang tertentu batas-batasnya.

Lebih lanjut pendapat Pamudji pengertian pemerintahan terbagi ke

dalam 2 kelompok, yaitu:

1. Pemerintahan dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang

dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, eksekutif,

yudikatif, dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara

(tujuan nasional).

2. Pemerintahan dalam arti sempit adalah perbuatan pemerintah

yang dilakukan oleh organ eksekutif dan jajarannya dalam rangka

mencapai tujuan pemerintahan negara.

Page 29: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

13

Hakekat dari tugas pokok pemerintahan dapat diringkas menjadi tiga

fungsi yang hakiki, yaitu: Pelayanan (service), Pemberdayaan (ewpowerment),

dan Pembangunan (development). Pelayanan akan membuahkan keadilan

dalam masyarakat, pemberdayaan akan mendorong kemandirian dalam

masyarakat dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam

masyarakat. Sedangkan ada 4 fungsi pokok pemerintah yaitu: Pertama,

memelihara ketertiban dan ketenangan (maintenance of peace and order);

Kedua, pertahanan dan keamanan; Ketiga, diplomatik; dan Keempat, perpajakan

(Maharani, 2018: 194).

B. Pembangunan Daerah

Pembangunan ekonomi adalah pembangunan kemakmuran ekonomi

negara atau daerah guna kesejahteraan penduduknya. Pembangunan ekonomi

merupakan istilah yang digunakan secara bergantian dengan pertumbuhan

ekonomi, kesejahteraan ekonomi, dan kemajuan ekonomi.

Pelaksanaan pembangunan daerah memerlukan strategi yang baik

dan tepat agar menghasilkan pencapaian tujuan secara tepat dan terarah

sehingga tujuan pembangunan dapat dicapai secera efektif dan efesien.

Penetapan strategi pembangunan daerah dirumuskan dengan memperhatikan

kondisi umum dan potensi yang dimiliki suatu daerah.

Penyusunan perencanaan pembangunan daerah selalu dimulai

dengan analisis daerah yang bersangkutan. Analasis ini sangat penting artinya

untuk dapat mengetahui secara jelas kondisi objektif yang terdapat pada daerah

yang selanjutnya yang dapat dijadikan untuk menyusun strategi ke depan secara

realistis.

Page 30: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

14

Analisis tentang kondisi umum daerah biasanya meliputi aspek

geografis, sumberdaya alam, agama dan budaya, penduduk dan sumberdaya

manusia, potensi ekonomi daerah, hukum dan pemerintahan, dan lain-lainnya.

Aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi dan berpotensi dalam pembangunan

daerah (Juwita Sari, 2018: 118).

C. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah (PAD) ialah salah satu komponen sumber

pendapatan bagi suatu daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam

penjelasan Pasal 3 huruf Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah peneriman yang

diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut peraturan

daerah sesuai dengan pearaturan perundang-undangan yang berlaku (Maharani,

2018: 194).

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari jenis retribusi tentu

mempunyai konsekuensi yang harus dipikirkan oleh pemerintah daerah. Artinya

pemerintah daerah tidak hanya memikirkan bagaimana memperoleh penerimaan

yang sebesar-besarnya dari pemungutan retribusi, tetapi pemerintah daerahpun

harus bertanggungjawab atas konsekuensi pungutan retribusi tersebut. Dalam

hal ini persoalannya bagaimana biaya yang dikeluarkan untuk memberikan

pelayanan dengan tingkat pemasukan yang diterima dari pemungutan retribusi

atas pelayanan tersebut. Perhitungan atas variasi-variasi ini menjadi lebih

penting untuk dikaji lebih cermat.

Kaitannya dengan upaya meningkatkan PAD dari sumber pajak dan

retribusi daerah dilakukan berbagai kebijakan yang salah satunya adalah

intensifikasi, yang memiliki makna memanfaatkan sumber-sumber yang telah ada

Page 31: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

15

dengan memberikan kegiatan penerangan, penyuluhan, dan sosialisasi. Aspek-

aspek yang dapat diupayakan dalam intensfikasi pajak dan retribusi daerah

melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Menyesuaikan/memperbaiki aspek kelembagaan/organisasi

pengelolaan PAD (termasuk perangkatnya).

2. Memperbaiki/menyesuaikan aspek ketatalaksanaan baik bidang

adminidstrasi maupun operasional.

3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian.

4. Peningkatan sumberdaya.

5. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat (WP/WR).

Salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah yang terbesar dan

selalu meningkat secara signifikan dalam lima tahun meningkat secara signifikan

dalam lima tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2012 hingga 2016 adalah

pemasukan dari Pajak Daerah. Kemampuan pajak daerah yang dimiliki setiap

daerah merupakan indikator kesiapan pemerintah daerah dalam otonomi daerah

yang secara konseptual diharapkan memiliki kemampuan nyata dan bertanggung

jawab. Tuntutan kemampuan nyata ini diharapkan bersumber dari kemampuan

menyiasati penerimaan pajak daerah melalui upaya-upaya yang dapat dilakukan

sehingga terjadi peningkatan dari waktu ke waktu (Denny., dkk, 2018: 16).

PAD menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Kekuasaan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah Pasal 6 Ayat (1) PAD

bersumber dari: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

D. Pajak

1. Pengertian Pajak

Page 32: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

16

Menurut Soemitro, “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dilaksanakan) dengan tidak

mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Sekilas pemungutan pajak berdampak mengurangi kekayaan wajib pajak.

Namun pajak yang diterima dari masyarakat, digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara guna meningkatkan pembangunan di segala sektor

dimana dalam hal ini pajak sebagai fungsi budgetair (Kadek, 2017: 166).

Pajak dijadikan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu

sumber yang penerimaan negara yang sangat potensial, sektor pajak

merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif

stabil juga merupakan cerminan partsipasi aktif masyarakat dalam

membiayai pembangunan. Jenis pungutan di Indonesia terdiri dari pajak

Negara (pajak pusat), pajak daerah, restribusi daerah, bea cukai dan

penerimaan Negara bukan pajak. Salah satu pos Penerimaan Asli Daerah

(PAD) dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) adalah pajak

daerah (Deby, 2002: 131).

2. Unsur-Unsur Pajak

Terdapat unsur-unsur yang melekat dalam pajak. Adapun unsur-

unsur tersebut adalah sebagai berikut: Iuran rakyat kepada negara, yang

memiliki arti bahwa pajak hanya dipungut oleh negara dan iuran tersebut

berupa uang. Berdasarkan undang-undang, karena pajak bersifat beban

terkadang warga memilih untuk tidak mau mebayar, oleh karena itu pajak

bersifat memaksa bagi wajib pajak yang memang berkewajiban membayar

pajak dan memberikan sanksi bagi yang melalaikan dan atau melanggar

Page 33: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

17

ketentuan sebagaimana yang diatur dalam undang-undang serta aturan

pelaksanaannya. Tanpa kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan,

karena pembayar pajak tidak serta merta memperoleh timbal balik dari pajak

yang dibayarkannya. Digunakan untuk membiayai keperluan negara yang

bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

3. Fungsi Pajak

Selain berfungsi sebagai sumber dana (budgetair) pajak juga dapat

berfungsi untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan tertentu (reguleren),

Fungsi Redistribusi serta Fungsi Demokrasi.

a) Fungsi Penerimaan (Budgetair) Pajak berfungsi sebagai

sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran

b) Pemerintah. Dalam APBN Pajak merupakan sumber

penerimaan dalam negeri.

c) Fungsi Mengatur (Reguleren) Pajak berfungsi sebagai alat

untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial

ekonomi, misalnya PPn BM untuk minuman keras dan barang-

barang mewah lainnya.

d) Fungsi Redistribusi pendapatan yaitu penerimaan negara dari

pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan

pembangunan nasional sehingga dapat membuka kesempatan

kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat.

e) Fungsi Demokrasi, Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan

wujud sistem gotong royong. Fungsi ini diartikan dengan tingkat

Page 34: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

18

pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak

(Agus, 2016: 280).

4. Jenis Pajak

Terdapat tiga jenis pajak (Mardiasmo, 2009) yaitu :

a. Menurut golongannya

1) Pajak Langsung

Yaitu pajak yag harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh:

Pajak Penghasilan.

2) Pajak tidak langsung

Yaitu pajak yang pada akhirya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan

Nilai.

b. Menurut sifatnya

1) Pajak subjektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya

dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:

Pajak Penghasilan.

2) Pajak objektif

Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai dan Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut lembaga pemugutannya

1) Pajak pusat

Page 35: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

19

Yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh:

Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan dan

Bea Materai.

E. Pajak Reklame

1. Pengertian Pajak Reklame

Pajak reklame adalah pajak daerah yang penerimaannya diserahkan

dan digunakan untuk kepentingan daerah. Pajak reklame tersebut dikenakan

terhadap objek pajak yaitu berupa reklame dan nilai sewa reklame dan

didasarkan pada besarnya biaya pemasangan reklame, besarnya biaya

pemeliharaan reklame, lama pemasangan reklame, nilai strategis

pemasangan reklame dan jenis reklame (Phany, 2013: 213).

Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud

dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan

corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan,

menganjurkan, mempromosikan, atau menarik perhatian umum terhadap

barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar,

dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum (Sri Watini, 2010: 201).

Pajak reklame dikenakan dengan alasan bahwa reklame

dipergunakan untuk memperkenalkan, manganjurkan, memujikan suatu

barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dilihat, dibaca dan/atau

didengar dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.

Page 36: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

20

Menurut Sofian penduduk merupakan salah satu faktor yang

signifikan berpengaruh terhadap jumlah Penerimaan Pajak Reklame.

Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai salah satu faktor yang positif

dalam memacu pertumbuhan ekonomi (Phany, 2013: 213).

2. Dasar Hukum Pajak Reklame

Dasar hukum pajak reklame pada suatu Kabupaten/Kota adalah

Undang-Undang No. 18 tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah, peraturan

pemerintah No. 65 tahun 2001. Menurut Mardiasno meliputi:

a) Memberikan kemudahan kesederhanaan.

b) Kepastian hukum.

c) Mudah dimengerti dan adil.

d) Menghindari pajak berganda.

Pajak reklame merupakan pajak daerah yang hasil penerimaannya

harus seluruhnya diserahkan kepada daerah kabupaten/kota. Khusus pajak

reklame yang dipungut oleh pemerintah kabupaten sebagian diperuntukkan

bagi desa di wilayah daerah kabupaten yang bersangkutan. Sedangkan

menurut Undang-Undang dan peraturan yang berlaku sejak Indonesia

merdeka hingga sekarang adalah :

a) Undang-Undang No. 34 tahun 20000 tentang pajak daerah dan

retribusi daerah yang merupakan perubahan dari Undang-

Undang No. 18 tahun 1997.

b) Peraturan pemerintah nomor 5 tahun 2001 tentang pajak daerah

(Khuzain, 2017: 121).

Page 37: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

21

3. Objek Pajak Reklame

Objek pajak reklame menurut Mardiasmo adalah:

a) Reklame papan/bilboard yaitu reklame yang terbuat dari papan,

kayu atau bahan lain yang sejenis dipasang atau digantungkan

atau dibuat pada bangunan, tembok, didinding pagar, pohon,

tiang dan sebagaimana yang bersinar maupun disinari.

b) Reklame megatron/videotron/Large Elektronic Display (LED),

yaitu reklme yang menggunakan layar monitor yang berisi

program reklame atau iklan reklame yang dapat berubah-ubah,

terprogram, dan difungsikan dengan tenaga listrik.

c) Reklame kain, yaitu reklame yang menggunakan bahan kain,

termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis.

d) Reklame melekat (sticker), yaitu reklame yang berbentuk

lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan,

dipasang, digantungkan pada suatu benda dengan ketentuan

luasnya 200 cm per lembar.

e) Selembaran, yaitu reklame yang bentuk lembaran lepas yang

diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat

diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, diletakkan,

dipasang atau digantungkan pada suatu benda lain.

f) Reklame berjalan termasuk yang berada pada kendaraan, yaitu

reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan

seperti di mobil yang diselenggarakan dengan menggunakan

kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang.

Page 38: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

22

g) Reklame udara, yaitu reklame yang diselenggarakan di udara

dengan menggunakan gas, laser, pesawat, atau alat lain yang

sejenis.

h) Reklame suara, yaitu reklame yang diselenggarakan

menggunakan kata-kata yang diucapkan atas dengan suara yang

ditimbulkan dari atau oleh perantara alat.

i) Reklame film/slide, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan

menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan

yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksi dan/atau

dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada di ruangan.

j) Reklame peragaan, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan

cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai

suara (Rizka, 2020: 8).

4. Subjek dan Wajib Pajak

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 pasal 26, subjek

pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame.

Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang

menyelenggarakan reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri

secara langsung oleh orang pribadi atau badan, wajib pajak reklame adalah

orang atau badan tersebut. Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak

ketiga tersebut menjadi wajib pajak reklame (Khuzain, 2017: 121).

5. Bukan Objek Pajak Reklame

Menurut Siahaan tidak semua pengenaan pajak reklame dikenakan

pajak. Terdapat pengecualian dalam objek pajak seperti:

Page 39: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

23

a) Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta

harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya.

b) Label/merek produk yang melekat pada barang yang

diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari

produk sejenis lainnya.

c) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat

pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan

sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha

atau profesi tersebut.

d) Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau

pemerintah daerah.

e) Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan

peraturan daerah, misalnya penyelenggaraan reklame yag

diadakan khusus untuk kegiatan sosial, pendidikan,

keagamaan, dan politik tanpa sponsor (Tirza, 2018: 39).

6. Sistem Pemungutan Pajak Reklame

Berikut ini adalah beberapa sistem pemungutan pajak reklame

adalah:

a) Official Assement System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak.

Page 40: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

24

b) Self Assement System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak yang terutang.

c) Wih Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib

pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak (Fitria, 2018: 1-121).

7. Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif Pajak Reklame

Menurut Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2005 pasal 27 ayat

1 menjelaskan besarnya pajak reklame dihitung dengan cara mengalihkan

tarif pajak sebesar 20% khusus untuk reklame rokok dan minuman beralkohol

dikenakan tarif khusus sebesar 25% dengan dasar pengenaan pajak,

menjelaskan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dengan

memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan,

jangka waktu penyelenggaraan, jumlah dan ukuran media reklame (Syukri,

2020: 87).

F. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NO

Nama

(Tahun)

Judul

Alat

Analisis

Hasil

Penelitian

Perbedaan dengan

Penelitian Yang

Akan Dilakukan

1.

Ade Sudrajat (2019)

Strategi Badan Pengelolaan Pendap

Triangulasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi

Dalam pemungutan pajak reklame pada penelitian ini melibatkan beberapa instansi

Page 41: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

25

atan Daerah (BPPD) Kota Bandung dalam Mencapai Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

penerimaan pajak reklame di Kota Bandung dalam enam tahun terakhir belum mencapai target yang ditentukan. Hal ini dikarenakan dalam proses pemungutan pajak reklame yaitu sulitnya koordinasi lembaga terkait, tidak memiliki data base wajib pajak reklame, kurangnya pengawasan pengelolaan reklame, dan kurangnya kesadaran dalam perizinan dan pembayaran pajak reklame.

lain yang terkait sehingga fokus penelitian tidak hanya mengarah kepada BPPD Kota Bandung. Sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan yaitu fokus penelitiannya terfokuskan pada satu sumber data yakni BAPENDA Kota Makassar.

2.

Sri Watini (2010)

Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhad

Regresi sederha

na

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dapat disimpulkan bahwa pemunguta

Pada penelitian ini membahas tentang sejauh mana pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap penerimaan pajak daerah Kota

Page 42: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

26

ap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung (Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung)

n pajak reklame tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung dan antara pemungutan pajak reklame dengan penerimaan pajak daerah Kota Bandung memiliki hubungan yang sangat lemah dan positif dan searah.

Bandung dengan menggunakan metode analisis regresi sederhana yakni dengan memprediksi besarnya pemungutan pajak reklame atau penerimaan pajak daerah pada waktu tertentu. Sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan yaitu dengan menganalisis menggunakan metode kualitatif penelitian dimaksudkan untuk mengaitkan apa yang ditemukan di lapangan (BAPENDA) Kota Makassar kemudian menghubungkannya dengan teori yang relevan terkait optimalisasi pemungutan pajak reklame.

3.

Affriani (2018)

Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak Reklame Oleh BAPENDA Kota Pekanbaru

Deskriptif kualitatif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak reklame oleh BAPENDA Kota Pekanbaru belumlah optimal dilihat dari belum tercapainya target dan

Dalam penetian ini membahas tentang optimalisasi strategi penerimaan pajak reklame yang dianalisis berdasarkan dua aspek yakni internal dan eksternal dengan bentuk strategi menggunakan analisis SWOT. Sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan yaitu yang dianlisis berdasarkan dua

Page 43: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

27

realisasi pajak reklame dikarenakan ada faktor yang meghambat yakni kurangnya SDM dalam kemampuan tekhnis aparatur BAPENDA Kota Pekanbaru dan kurangnya sarana dan prasarana pada BAPENDA seperti tekhnologi, kendaraan dinas serta alat-alat yang mempermudah dalam menjalankan tugas, sehingga pekerjaan tidak efesien dan efektif.

aspek strategi yaitu intensifikasi dan eksentfikasi.

4.

Agus Salim,. Dkk,.

(2015)

Strategi Peningkatan Pendapatan Pajak Reklame di Kabupaten Konawe Selatan

Deskriptif Kualitatif

Menunjukkan bahwa aspek kelembagaan dan ketatalaksanaan pengelolaan PAD dari Dinas Pendapatan Kabupaten Konawe

Pada penelitian ini membahas tentang strategi peningkatan pendapatan pajak reklame sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan yaitu membahas tentang optimalisasi strategi pemungutan pajak reklame yang dilakukan oleh

Page 44: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

28

Selatan telah dibuat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.

BAPENDA Kota Makassar. Jadi peneliti ingin menganalisis apakah strategi pemungutan pajak reklame yang dilihat dari dua aspek yakni intensifikasi dan eksentifikasi apakah optimal atau belum.

5.

Indah Ayu,. dkk,.

(2014)

Strategi Peningkatan Penerimaan PendapatanPajak Reklame di Kabupaten Bogor

Regresi sederhana

Target pendapatan pajak reklame selalu melebihi target yang ditetapkan, kecuali pada tahun 2006, ketika realisasi tidak tercapai maka efektivitas mengalami penurunan dan presentase efesiensi pajak reklame di Kabupaten Bogor dan pada tahun 2000-2012 terlihat baik dan semakin kecil rasio efesiensi megandung kinerja pemerintah Bogor untuk pemungutan pajak

Penentuan strategi dalam penelitian ini menggunakan analisis Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM). Analisis QSPM dilakukan dengan cara memebrikan nilai kemenarikan relatif (attractive scor = AS) pada masing-masing faktor internal maupun eksternal. Sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan yaitu perumusan strateginya ditinjau dari dua sub pembahasan yakni intensifikasi dan eksentifikasi teridiri dari kualitas pelayanan, pebimbingan terhadap wajib pajak reklame oleh BAPENDA Kota Makassar

Page 45: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

29

reklame semakin baik.

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu bentuk kerangka berfikir yang

digunakan untuk pendekatan dalam memecahkan suatu masalah. Biasanya

kerangka berfikir ini memperlihatkan hubungan antara variabel dalam proses

analisis. Berikut kerangka berfikir dalam penelitian ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

BAPENDA

Strategi Pemungutan Pajak Reklame

Menurut Suparmo (2010:2)

Intensifikasi

Menurut Soemitro(1991:77)

Ekstensifikasi

Optimalisasi Pemungutan Pajak Reklame

Page 46: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Model penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif membantu

ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif mendorong

pemahaman atas subtansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian

kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti untuk mendapatkan

gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan penjelasan

yang lebih dalam (Soafaer, 1999). Penelitian ini dimaksudkan untuk

menggambarkan atau melukiskan keadaaan subjek dan objek, baik

lembaga, masyarakat dan lain sebagainya, serta memberikan argumentasi

terhadap apa yang ditemukan dan dihubungkan dengan konsep teori yang

relevan dalam melihat bagaimana optimalisasi strategi pemungutan pajak

reklame oleh Badan Pendapatan Derah di Kota Makassar. Selain itu peneliti

juga membekali diri dengan pengetahuan yang telah dipalajari sebelumnya

terkait permasalahan yag akan diteliti agar mempermudah jalannya proses

penelitian dan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah Optimalisasi Strategi

Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame Pada Badan Pendapatan Daerah

Kota Makassar

Page 47: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

31

C. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan lokasi penelitian yang

berkaitan dengan permasalahan yaitu pada Badan Pendapatan Daerah

(BAPENDA) Kota Makassar Sulawesi Selatan dalam pengelolaan Pajak

Reklame. Waktu penelitian ini akan dilakukan dimulai dari bulan Agustus–

Oktober tahun 2020.

D. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Data primer

Sumber dari data primer yaitu berdasarkan dari hasil penelitian

lapangan yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan permasalahan

penelitian yang ada. Dalam hal ini, sumber data primer didapat dengan

cara mewawancarai Staff Dinas Badan Pendapatan Kota Makassar dan

Tokoh masyarakat Wawancara ini menggunakan metode wawancara

terbuka dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu dalam pedoman wawancara.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan yaitu

penelitian bahan pustaka, yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti sebagai bahan referensi untuk menunjang keberhasilan

penelitian. Data ini dapat diperoleh dari berbagai buku yang berisi teori

kebijakan publik, teori implementasi kebijakan publik serta berbagai

dokumen dan tulisan, dan juga data lainnya yang relevan dengan

kebutuhan dan tujuan penelitian yakni terdiri dari beberapa kumpulan

jurnal penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Page 48: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

32

E. Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah jenis penelitian yang menggunakan kualitatif,

dimana informasi diperoleh dari hasil penelitian secara langsung di lapangan

yakni menggali informasi dari informan dalam hal ini aparatur BAPENDA

dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer yaitu data

yang didapat dari sumber pertama hasil wawancara yang dilakukan dengan

informan, selain data primer dalam penelitian ini juga menggunakan data

sekunder, data sekunder yaitu data primer yang telah diolah sebelumnya

dalam memperoleh data digunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

percakapan kepada informan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang

yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam

adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan yakni wawancara dengan

aparatur BAPENDA.

2. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya

selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.

Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

Page 49: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

33

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan

pancaindera lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

observasi partisipasi dalam melakukan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data sekunder.

Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai tekhnik pengumpulan data

melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga penelitian, baik

berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, foto atau dokumen

elektronik (rekaman).

F. Instrumen Penelitian

(Heri Suwanto: 2016) Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya

adalah:

1. Peneliti sendiri

2. Interview Guide (pedoman wawancara)

3. Alat Bantu berupa dokumen, tape recorder, lembar catatan dan kamera.

G. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, metode analisis yang digunakan yaitu

metode deskriptif analisis. Metode deskriptif digunakan tujuan membuat

deskripsi, gambaran secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-

fakta serta sifat dan hubungan dengan fenomena yang diteliti (Ahmad Fariez

Danial: 2018). Analisis data ini mencakup kegiatan menelaah dan mengkaji

data, mengorganisasikan data dan memilah-milah data menjadi satuan yang

dapat diceritakan pada orang lain. Unit data informasi yang dianalisis untuk

penelitian ini yaitu seluruh pernyataan yang dikemukakan oleh subjek

penelitian yakni aparatur BAPENDA Kota Makassar. Seluruh hasil

Page 50: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

34

pengamatan yang sudah dikonfirmasikan arti dan maksud serta maknanya

kepada subjek penelitian. Peneliti memilih tekhnik analisis ini guna pembaca

dapat mengerti sehingga mampu memahami isi atau hasil dari penelitian ini.

Page 51: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Kota Makassar

Kota Makassar (Mangkasar, Ujung Pandang (1971-1999)

adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus

sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar

merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di

kawasan Asia Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di kawasan

timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat

perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan

pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik

barat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan

kesehatan.

Secara administrasi kota ini terdiri 14 kecamatan dan 143

kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian 0-25 m dari permukaan

laut. Penduduk Kota Makassar pada tahun 2000 adalah 1.130.384

jiwa yang terdiri dari laki-laki 557.050 jiwa dan perempuan 573.334

jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,65%. Letak koordinat 5°8´S

119°25´E di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap selat

Makassar. Batas selat Makassar disebelah barat kabupaten

Pangkajene kepulauan disebelah utara, Kabupaten Maros, disebelah

Page 52: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

36

Timur dan Kabupaten Gowa disebelah Selatan. Luas wilayah 128,18

km² (total 175,77 km²) . dari gambaran selintas mengenai lokasi dan

kondisi geografis, Kota Makassar memang sangat strategis dilihat dari

sisi kepentingan ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi

yang tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain. Saat ini

Kota Makassar dijadikan inti pengembangan wilayah terpadu

mamminasata. Penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat

sebanyak 1.339.374 jiwa yang terdiri dari 661.379 laki-laki dan

677.995 perempuan.

2. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Makassar

Badan Pendapatan kota Makassar adalah Satuan Perangkat

Daerah (SKPD) pada pemerintah kota Makassar nomor 8 tahun 2016

tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah Kota Makassar,

dimana badan pendapatan daerah mempunyai tugas membantu

walikota melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan

bidang keuangan yang menjadi kewenangan daerah.

Pelayanan publik merupakan suatu bentuk layanan yang

diberikan birokrasi/pemerintah kepada masyarakat. Pelaksanaan

pelayanan publik dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat, BAPENDA

telah melakukan berbagai hal dalam rangka meningkatkan pelayanan

kepada wajib pajak, antara lain : perbaikan gedung kantor,

pembangunan loket pembayaran yang nyaman, serta ruangan

layanan informasi.

Page 53: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

37

Sebelum terbentuknya dinas pendapatan kotamadya tingkat II

Makassar, dinas pasar, dinas air minum dan dinas penghasilan

daerah dibentuk berdasarkan surat keputusan walikota madya nomor

155/Kep/A/V/1973 tanggal 24 Mei 1973 terdiri beberapa sub dinas

pemeriksaan kendaraan tidak bermotor dan sub dinas administrasi.

Dengan adanya keputusan walikotamadya daerah tingkat II ujung

pandang nomor 74/S.Kep/A/V/1997 tanggal 1 April 1977 bersama

dengan surat edaran menteri dalam negeri nomor 3/12/43 tanggal 9

september 1975 nomor Keu/3/22/33 tentang pembentukan dinas

pendapatan daerah kotamadya Ujung Pandang telah disempurnakan

dan di tetapkan perubahan nama menjadi dinas penghasilan daerah

yang kemudian menjadi unit-unit yang menangani sumber-sumber

keuangan daerah seperti dinas perpajakan, dinas pasar dan sub

dinas pelelangan ikan dan semua sub-sub dinas dalam unit

penghasilan daerah yang tergabung dalam unit penghasilan daerah

dilebur dan dimasukkan pada unit kerja dinas pendapatan daerah

kota madya tingkat II Ujung Pandang, seiring dengan adanya

perubahan kotamadya Ujung Pandang kota menjadi Makassar,

secara otomats nama dinas pendapatan daerah kotamadya ujung

pandang berubah menjadi dinas pendapatan daerah kota Makassar.

Kemudian Dinas Pendapatan Daerah kota Makassar di tahun 2016

berubah menjadi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar.

VISI

Terwujudnya pengelolaan pendapatan yang optimal online terpadu

MISI

Page 54: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

38

1. Mewujudkan pengelolaan pada yang optimal berbasis ilmu

teknologi secara terpadu dan terintegrasi

2. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dan memiliki

kompetensi dalam bidangnya

3. Memantapkan koordinasi administrasi pengelolaan pendapatan

dan keuangan daerah

3. Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

Kepala Badan Drs. H. Irwan R. Adnan, M.Si

Kelompok Jabatan Fungsional

Sekretaris H. Jabbar, S.Sos., M.Si

Subag Umum dan Kepegawaian

Ansar Zainal Abidin, SE, MM

Subag Keuangan Ilham Budi

Santoso,SE,MM

Subag Perencanaan dan Pelaporan

Fadliah,S.STP,M.Si

Bidang Koordinasi, Pengawasan dan Perencanaan

Harryman Herdianto,S.STP,M.AP

Bidang Pajak Daerah II Muh. Ambar Sallatu,S.Sos,M.Si

Bidang Pendaftaran dan Pendataan

A.Iwan. B. Djemma, SH

Bidang Pendaftaran dan Pendataan

A.Iwan. B. Djemma, SH

Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi

Sub Bidang Pendataan Wilayah II

Amanda Syahwaldi, S.STP., MM

Sub Bidang Pendataan Wilayah I

Artati,SE, MM

Sub Bidang Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan Pajak dan Retribusi Daerah

Ahmad,SE

Sub Bidang Reklame, Parkir dan Retribusi Daerah

Adiyanto Said, ST

Sub Bidang Restoran, Minerbadan

Sarang Burung Walet Andi Ahkam,S.T.,M.T

Sub Bidang Hotel dan Air Bawah Tanah

Harryman Herdianto,S.STP,M.AP

Sub Bidang Penetapan, Pembukuan dan Pelaporan

Pajak Baharuddin Rachman,SE,MM

Sub Bidang Hiburan dan Pajak Penerangan Jalan

Hamzah, SE

Sub Bidang Koordinasi, Perencanaan dan Regulasi

Ekayani Pratiwi SH

Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Drs. H. Thabrani, MM

Sub Bidang Pembinaan, Pengawasan dan Penindakan

Arfiani. AM, SE

UPTD Pajak Bumi Bangunan

Muhammad Idris, ST

Tata Usaha UPTD-PBB Indirwan Darmayasir,S.ST

Tata Usaha UPTD-BPHTB Ansar, SE

Kepala UPTD BPHTB Andi Wahyu Rasyid Azis,

SE

Page 55: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

39

Tentang tugas dan fungsi Badan Pendapatn Daerah kota Makassar sebagai

berikut :

1. Kepala Badan

Pasal 4, badan pendapatan daerah kota Makassar mempunyai tugas

membantu walikota melaksanakan fungsi penunjang urusan

pemerintahan bidang keungan yang menjadi kewenangan daerah.

2. Sekretariat

Pasal 5, sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas, pembinaan dan pelayanan administrasi kepada

semua unit organisasi dilingkungan badan

3. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan

Pasal 6, Subbagian perencanaan dan pelaporan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana

program kerja, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan

program dan kegiatan bahan

4. Subbagian Keuangan

Pasal 7, Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi

dan akuntansi keuangan

5. Subbagian Umum Dan Kepegawaian

Pasal 8, Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas

melakukan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah

tangga, kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta

administrasi kepegawaian.

Page 56: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

40

6. Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Pasal 9, Bidang pendaftaran dan pendataan mempunyai tugas

melaksanakan administrasi pendaftaran, pendataan, intensifikasi,

ekstensifikasi, dan pengembangan potensi serta rancang bangun dan

pengembangan pengelolaan data dan informasi pengelolaan pajak

daerah dan retribusi pajak.

7. Subbidang Pendataan Wilayah I

Pasal 10, Subbidang pendataan wilayah I mempuntai tugas melakukan

kegiatan pelayanan administrasi pendaftran, pendataan, intensifikasi,

ekstensifikasi dan pengembangan potensi dan verifikasi data wajib pajak

daerah dan retribusi daerah wilayah I, meliputi kecamatan Makassar,

Mamajang, Mariso, Rappocini, Tallo, Tamalate, Ujung Pandang dan wajo.

8. Subbidang Pendataan Wilayah II

Pasal 11, Subbidang pendataan wilayah II mempunyai tugas melakukan

kegiatan pelayanan administrasi pendaftaran, pendataan, intensifikasi,

ekstensifikasi dan pengembangan potensi dan verifikasi data wajib pajak

daerah dan retribusi daerah wilayah II, meliputi kecamatan Biringkanaya,

Bontoala, Manggala, Panakukkang, Tamalanrea, Ujung Tanah,

Kepulauan Sangkarang.

9. Subbidang pengolahan data dan informasi

Pasal 12, Subbidang pengolahan data dan informasi mempunyai tugas

melakukan pelayanan administrasi verifikasi dan validasi data wajib pajak

dan retribusi daerah, penetapan dan pengukuhan wajib pajak, penerbitan

NPWPD, pengolahan data dan informasi serta rancang bangun

pengembangannya

Page 57: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

41

10. Bidang Pajak I Dan Retribusi Daerah

Pasal 13, Bidang pajak I dan retribusi daerah mempunyai tugas

melkasanakan pelayanan administrasi pemungutan, pengihan,

penetapan, keberatan, pembukuan, verifikasi dan pelaporan, penagihan

pajak I meliputi pajak restoran, pajak mineral bukan logam, pajak sarang

burung walet, pajak parkir dan penataan obyek pajak reklame serta

retribusi daerah

Page 58: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

42

Bidang III Pajak Reklame

MULA Melakukan pengecekan lokasi

dan harus sesuai dengan lokasi

yang dimohonkan dan

disetujui sesuai dengan

Wajib pajak mengajukan permohonan

penyelenggaraan reklame kepada

Kadispenda melalui sekretariat

Bapenda

Seksi Administrasi Umum

Menginput permohonan wajib pajak sesuai dengan lokasi yang dimohonkan

Wajib Pajak Seksi Penetapan

Melakukan pembayaran di loket

pembayaran sesuai dengan SKPD

Membuat nota perhitungan

dan menerbitkan Surat

Ketetapan Pajak (SKPD)

Dinas Pendapatan Daerah Wajib Pajak

Pajak telah lunas ? Menerbitkan surat ijin

pemasangan reklame

dan legalisasi reklame

Melakukan pengambilan ijin

reklame dan reklame yang sudah

dilegalisasi

Permohonan disetujui

B. Alur Pemungutan Pajak Reklame

Adapun alur pemungutan pajak yang dilakukan oleh Bapenda adalah

sebagai berkut :

Gambar 4.1 Alur Pemungutan Pajak Reklame

Berdasarkan gambar alur pemungutan pajak reklame di awali dengan

melakukan wajib pajak mengajukan permohonan penyelenggaraan reklame

kepada kepala Badan Pendapatan Daerah melalui sekretariat Badan

Pendapatan Daerah. Kepada bidang III pajak reklame melakukan

pengecekan lokasi dan harus sesuai dengan lokasi yang di tentukan dan

Page 59: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

43

disetujui sesuai peraturan walikota, jika permohonan tidak di setujui, wajib

pajak kembali mengajukan permohonan.

Kemudian seksi administrasi umum mengimput permohonan wajib

pajak yang telah di setujui sesuai dengan lokasi yang di mohonkan dan di

tentukan, lalu seksi penetapan membuat nota perhitungan dan menerbitkan

surat ketetapan pajak (SKPD), kemudian wajib pajak melakukan pembayaran

di loket dan membayar sesuai dengan SKPD yang diberikan oleh seksi

penetapan. Wajib pajak yang tidak melunasi pajak, diwajibkan untuk segera

mungkin melunasi atau membayar, sehingga Badan Pendapatan Daerah

akan menerbitkan surat ijin pemasangan reklame dan legalisasi reklame

untuk wajib pajak yang telah melunasi/membayar reklame, dan wajib pajak

mengambil ijin reklame dan reklame yang sudah di legalisasi tersebut.

Sistem pembayaran pajak reklame yang dilaksanakan oleh Badan

Pendapatan Daerah Kota Makassar sudah sangat baik dan memudahkan

wajib pajak. Sistem tersebut dibuat terstruktur dengan pengawasan yang baik

untuk menghindari penyelewengan dana pembayaran pajak reklame,

sehingga pemasukan melalui pajak reklame menjadi optimal demi untuk

pembangunan daerah.

Pembayaran pajak reklame yang dilakukan oleh wajib pajak dapat

dioptimalkan dengan melakukan penghitungan potensi pajak yang telah

dirumuskan oleh Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar. Untuk

menghitung potensi perolehan pajak reklame yang harus diterima Kota

Makassar dapat dilihat di bawah ini:

Page 60: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

44

Tabel 1. Penggolongan/Jenis Reklame dan Jumlah Reklame Tahun

2017 sampai dengan tahun 2019

Golongan

Jenis Reklame

2017

2018

2019

B. Reklame Isedental

Reklame Baliho 523 877 900

Reklame Kain/ Spanduk 2.163 2.671 2.432

Reklame Berjalan (Mobil) 51 60 80

TOTAL 2.737 3.608 3.412

Sumber: Bapenda Kota Makassar

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pajak reklame jumlahnya terus

mengalami peningkatan setiap tahun. Dalam pemungutannya dilakukan dengan

baik dan profesional berdasarkan fungsi manajemen dan sistem yang ada.

Golongan Jenis Reklame 2017 2018 2019

a. Reklame

Permanen

Reklame Megatron 4 7 9

Reklame Bando 52 63 70

Reklame Billboard 2.373 3.744 4.172

Reklame Papan (Menempel) 2.661 2.775 2.738

Page 61: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

45

Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Bapenda Kota Makassar

adalah sebagai berikut :

1. Hasil Wawancara dengan aparatur Bapenda Kota Makassar

Menurut bapak Adriyanto Said, ST selaku Kepala Badan Pajak Reklame

mengatakan bahwa :

“Sistem atau tata cara dan jenis pemungutan pajak reklame” “Dalam Sistem pemungutan pajak, administrasi perpajakan berperan aktif melaksanakan tugas-tugas pembinaan, pelayanan, pengawasan dan penerapan sanksi terhadap penundaan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perpajakan. Fungsi pengawasan memegang peranan sangat penting dalam pemungutan pajak, karena tanpa pengawasan dalam kondisi tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih rendah, mengakibatkan pemungutan tersebut tidak akan berjalan dengan baik, sehingga Wajib Pajak pun akan melaksanakan kewajiban pajaknya dengan tidak benar dan pada akhirnya penerimaan dari sektor pajak tidak akan tercapai” “ Dalam mengukur intensifikasi pemungutan pajak reklame bukan hanya dilihat dari apakah wajib pajak patuh dalam melaksanakan kewajibannya, akan tetapi Kita juga dapat melihat dari sejauh mana aparatur pajak dalam melakukan penyuluhan, pelayanan, dan pemeriksaan. Adapun pelayanan yang diberikan kepada masyarakat/wajib pajak sudah baik sesuai dengan pajak yang akan mereka bayar begitu pula pada proses pemeriksaan Kita melakukan pemeriksaan formulir yang diisi wajib pajak supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengisian formulir””

“Pajak reklame dibedakan oleh beberapa indikator salah satu atau jenisnya terbagi lagi jenis materialnya sebagian besar ada reklame permanen rangkanya dari besi, sulit untuk dipindah-pindah kalau nonpermanen (isedentil) rangkanya itu terbuat dari balok atau bambu yang dipasang-pasang kalau ditinjau dari jenis durasinya ada yang tahunan itu yang permanen dan ada yang harian itu isedentil biasanya itu satu bulan itu ditinjau dari jenisnya berdasarkan itu pula kita tentukan tarif otomatis kalau yang permanen kan tahunan dia lebih mahal daripada yang isedentil”

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sistem pemungutan

merupakan faktor yang menunjang optimalisasi peningkatan pemungutan pajak

reklame di Kota Makassar dalam hal ini sistem pemungutan yang dimaksud yaitu

Bapenda berperan aktif dalam melaksanaan tugas-tugasnya diantaranya yaitu

Page 62: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

46

dalam hal pembinaan, pelayanan, pengawasan, pemeriksaan dan penerapan

sanksi terhadap penundaan pajak.

Hasil wawancara dengan bapak Adriyanto Said.ST selaku Kepala Badan Pajak

Reklame mengatakan bahwa:

“Untuk mengoptimalkan pemungutan pajak reklame Bapenda menerapkan alur prosedure Nah prosedurenya itu Pertama-tama pemilik reklame sebelum memasang reklamenya itu wajib untuk mendaftarkan dulu, baru pendataan, sudah itu penetapan. Baru itu wajib pajak membayar kewajiban pajaknya dikantor BAPENDA dibagian loketnya. Nah, nanti itu ditangani mi oleh petugas masing-masing sesuai dengan tugasnya, misalnya bidang pendaftaran bertugas melayani wajib pajak yang mendaftar sebagai wajib pajak bagian seksi pendaftaran nanti na kasi mi nomor peserta wajib pajak (NPWP), wajib pajak melaporkan kewajiban pajaknya surat pemberitahuan pajak daerah(SPTPD) baru dikelola mi sama bidang seksi pendataan. Data hasil SPTPD digunakan untuk dasar penetapan pajak, bidang pendataan mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah. Kalau sudah pemeriksaan masih terutang pajak, bupati atau pejabat yang bisa terbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah kalau pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar, wajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga atau denda” Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa prosedure pemungutan

pajak reklame harus melalui alur yang telah ditetapkan oleh pihak BAPENDA

maka dari itu para masyarakat/wajib pajak harus mengikuti alur tersebut agar

terdaftar sebagai wajib pajak. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Bapenda

dalam mengoptimalkan pemungutan pajak reklame yaitu dilihat dari segi

pelayanan Bapenda pada proses administratif yang lebih memudahkan

masyarakat. Selain itu pengoptimalan pemungutan dilakukan dengan

penambahan wajib pajak reklame dengan melakukan sosialisasi untuk

meningkatkan kesadaran wajib pajak.

Page 63: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

47

Hasil wawancara dengan bapak Adriyanto Said.ST selaku Kepala Badan Pajak

Reklame mengatakan bahwa :

“Kendala yang sering dihadapi itu rendahnya tingkat kesadaran masyarakat yang kurang begitu bagus, jadi mesti secara berkala diingatkan itu wajib pajak , yah memang tugas kami seperti itu jadi kalau sudah jatuh tempo kami berikan surat peringatan , surat teguran bahkan sampai penindakan dan penertiban objek pajak tersebut jika tidak membayar pajak. ketidaktahuan wajib pajak sesuai peraturan perpajakan yang berlaku, banyak wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri jadi tidak ada NPWP nya karena para wajib pajak tidak merasakan manfaat langsung kalau membayar pajak, na anggap sepeleh juga sanksi yang diberikan” Dalam Pemungutan pajak reklame yang paling mendasar adalah

pemahaman tentang pajak yang menjadi penghambat utama, juga tenaga

Profesional yang belum banyak, Sementara yang paling menggembirakan adalah

sudah banyak anak anak muda yang faham dan mau membantu

mensosialisasikan pajak secara perlahan

a) Faktor Penghambat

1. Belum merata dan maksimalnya pemungutan pajak ke masyarakat.

2. Masyarakat atau wajib pajak belum sadar betul akan pentingnya membayar

pajak.

3. Masih banyaknya lahan atau tanah yang belum terdaftar sebagai objek pajak

Hasil wawancara dengan bapak Adriyanto Said.ST selaku Kepala Badan Pajak

Reklame mengatakan bahwa :

“Upaya itu salah satunya untuk internal yaitu kita tingkatkan pelayanan mempercepat proses pembayaran itukan jadi. Kalau dulunya itu masyarakat butuh berhari-hari masukkan berkas, apa dan lain-lain. Tapi sekarang itu sudah tidak tinggal datang, bayar selesai” Dari hasil wawancara salah satu upaya yang dilakukan oleh Bapenda adalah

meningkatkan pelayanan publik untuk lebih memudahkan masyarakat dalam

membayar pajak.

Page 64: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

48

Hasil wawancara dengan Kak Anisa selaku Staff Bagian Administrasi

mengatakan bahwa :

“Rapat koordinasi itu dilakukan tergantung kebutuhannya kalau ditemukan masalah yang mau diselesaikan secepatnya untuk ketertiban. Tujuannya untuk membahas kegiatan dalam menertibkan relame-reklame di Kota Makassar yang dirasa bermasalah dan dibahas juga anggaran yang dibutuhkan untuk kepentingan penertiban reklame” Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Bapenda melakukan rapat

koordinasi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi agar tercipta ketertiban

dalam hal pembayaran pajak

Hasil wawancara dengan Kak Anisa selaku Staff Bagian Administrasi

mengatakan bahwa :

“Kami adakan kegiatan Sosialisasi , jadi objek pajak sebelum jatuh tempo, dari satu bulan sebelumnya kami sudah ingatkan memang bahwa tanggal sekian akan jatuh tempo jika jatuh tempo terus tidak membayar maka akan ditertibkan dan saya rasa itu salah satu cara yang cukup efektiflah” “Kami adakan sosialisasi setiap triwulan atau satu tahun ada empat kali, yaitu kami kumpul semua wajib pajak utamanya yang pembayarannya besar-besar baru kami lakukan sosialisasi, sharing, diskusi disitu apa keluhan dari wajib pajak yang kita kemudian dengarkan” Dari hasil wawancara dapat disimpulkan Bapenda mengadakan sosialisasi untuk

mengingatkan para wajib pajak agar tidak terlambat dalam pembayaran pajaknya

sosialisasi dilakukan setiap satu tahun ada empat kali.

Hasil wawancara dengan bapak Adriyanto Said.ST selaku Kepala Badan Pajak

Reklame mengatakan bahwa :

“Masyarakat itu mungkin belum sepenuhnya tau bahwa, mungkin ada juga yang sudah cuman yah namanya kesadaran, banyak masyarakat yang belum sadar bahwa pajak itu digunakan untuk pembangunan kota begitu. Jadi kalau kita nda bayar pajak ta apa mau dipake untuk pembangunan kota sederhananya seperti itu”

Page 65: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

49

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa banyaknya masyarakat wajib

pajak bahwa pajak digunakan untuk kepentingan bersama atau pembangunan

kota

Hasil wawancara dengan bapak Adriyanto Said.ST selaku Kepala Badan Pajak

Reklame mengatakan bahwa :

“Setiap hari kami memang ada petugas kalau kami disini kan ada bidang yang menangani penagihan, teguran apa dan lain-lain. Bidang pendaftaran dan pendataan yang bertugas untuk meningkatkan potensi pajak adalah itu jumlah-jumlah wajib pajak jadi setiap ada reklame baru meskipun tidak didaftarkan mereka yang inisiatif ke objek pajak itu untuk mendaftarkan reklamenya untuk pekerjaan setiap hari jadi setiap ada potensi maka akan terus bertambah. sedangkan ektensifikasinya kami tetap memang ada sosialisasi salah satu upaya untuk meningkatkan ekstensifikasi jadi selain sosialisasi langsung ke wajib pajak kami lakukan juga melalui media baik itu media cetak maupun media visual bahkan dimedia sosial juga kami lakukan itu dengan harapan bisa lebih meningkatkan kesadaran objek pajak untuk bisa membayar khususnya untuk pajak reklame ini tepat waktu dan jumlahnya juga tetap dan tepat seperti itu” Dari hasil wawancara untuk menambah sumber wajib pajak Bapenda tidak serta

merta langsung turun kelapangan untuk melakukan aktifitas pemungutan pajak

reklame karena wajib pajak berinisiatif sendiri dalam melaksanakan kewajiban

dan untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak Bapenda menerapkan starategi

ekstensifikasi dengan melakukan sosialisasi.

2. Hasil Wawancara dengan Tokoh Masyarakat

Pak Hendra :

“Lama sekali ma jadi wajib pajak, banyak mi yang sudah kupasang” sering ma mendaftar sendiri ke BAPENDA, kuhapal mi juga prosedure pendaftarannya ada 5 dinas terkait itu tidak sulit ji , gampang ji kurasa, paling disurvei ji tapi kalau wajib pajak tidak ada ji masalah. Bisa jeki pasang reklame tidak ada kesulitannya” Ibu Hasna : “Belum karena kita biasanya taat aturan sebelum kita ditegur dan diberi surat kita sudah diperpanjang masa pajaknya, jadi kita bayar sebelum jatuh tempo”

Page 66: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

50

“Oh sudah dan saya rasa hampir semua ji wajib pajak reklame tau standar pemeriksaannya bagaimana bahkan sebelumnya kita sudah diberitahu pada saat mengajukan penyelenggaraan reklame” Pak H. Ihsan : “Reklame di Kota Makassar banyak yang tidak melakukan izin reklame, pendaftaran, pendataan, dan pembayaran pajak reklame di Bapenda karena memang masih kurangnya pengawasan di lapangan oleh pemerintahan kota Makassar, sehingga masyarakat juga enggan mendaftar sebagai wajib pajak dan membayar kewajiban pajaknya, kurang lebih 30% reklame di Kota Makassar tidak melakukan pendaftaran dan pendataan sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tidak optimalnya penerimaan pajak reklame di Kota Makassar” Ibu Amma : “Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak dikeluarkannya izin antara lain lingkungan keberatan dengan keberadaan reklame, reklame saling menutupi, mengganggu rambu-rambu lalu lintas atau reklame dekat dengan jembatan sehingga dianggap berbahaya” Dari hasil wawancara dengan beberapa wajib pajak ada yang sudah

terdaftar cukup lama sebagai wajib pajak dan sudah memiliki pengalaman

mengenai prosedure yang ditetapkan oleh Bapenda baik prosedure

pendaftaran maupun prosedure pembayaran serta beberapa diantara

wajib pajak memiliki kesadaran dalam mematuhi aturan yang ditetapkan

dengan membayar pajaknya tepat waktu bahkan sebelum diberikan

peringatan mereka sudah membayarnya terlebih dahulu.

C. Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis mendeskripsikan hasil penelitian terkait

dengan Optimalisasi Strategi Peningkatan Pemungutan Pajak Reklame pada

Badan Pendapatan Daerah di Kota Makassar. Adapun perbedaan penelitian

sebelumnya yang pernah dilakukan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian

sebelumnya adalah deskriptif kualitatif tetapi menggunakan kerangka pikir

Page 67: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

51

penerimaan pajak dalam perspektif islam sedangkan penelitian ini

menggunakan sistem intensifikasi dan ekstensifikasi untuk mengukur

Optimalisasi strategi peningkatan pemungutan pajak reklame pada BAPENDA

Kota Makassar.

1. Program intensifikasi

Intensifikasi adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

penerimaan daerah yang ditempuh melalui peningkatan kepatuhan subjek

pajak yang telah ada. Upaya Intensifikasi dalam penelitian ini akan

mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek

personalnya

a. Aspek kelembagaan

Menyesuaikan atau memperbaiki aspek kelembagaan/organisasi

pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD) merupakan salah satu

upaya yang dilakukan dalam mengintensifkan Penerimaan daerah

dan hal tersebut sudah sesuai dengan yang dilakukan dengan

Bapenda Kota Makassar dengan susunan struktur organisasi

kelembagaan Bapenda Kota Makassar yang menerapkan sistem

penempatan pegawai berdasarkan keahlian dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya pada masing-masing bidang di Bapenda Kota

Makassar yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan

pemungutan jumlah pajak dan jumlah penerimaan daerah di Kota

Makassar.

b. Aspek ketatalaksanaan

1. Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan Pajak dan Retribusi daerah

Page 68: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

52

Upaya intensifikasi yang dilakukan dengan mengifisienkan dan

mengefektifkan penerimaan melalui peningkatan pemungutan

jumlah wajib pajak dan wajib retribusi serta meningkatkan

kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menumbuhkan

kesadaran masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah

sudah sesuai dengan yang dilakukan Bapenda Kota Makassar hal

tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah wajib

pajak dan penerimaan melalui pajak dan retribusi daerah, akan

tetapi melalui peningkatan pemungutan pajak dan retribusi daerah

dalam jumlah yang benar dan tepat waktunya, Peningkatan cara-

cara penetapan pajak dan retribusi, serta peningkatan sistem

pembukuan, sehingga memudahkan dalam hal pencarian data

tunggakan pajak maupun retribusi yang pada akhirnya dapat

mempermudah penagihannya masih belum sesuai dikarenakan

penerimaan beberapa jenis pajak masih belum dilakukan serta

masih belum maksimal karena beberapa objek pajak masih belum

dilakukan pungutan, belum ada inovasi yang mengarah pada

peningkatan cara-cara penetapan pajak serta sistem pembukuan

yang masih menggunakan sistem manual dikarenakan sistem

yang sebelumnya yang lebih berbasis tekhnologi dinilai tidak

memberikan kemudahan sehingga pemungutan pajak reklame

kurang optimal.

2. Cara pelaksanaan pemungutan

Upaya intensifikasi dengan cara memperbaiki atau menyesuaikan

aspek ketatalaksanaan baik admininistrasi pemungutan maupun

Page 69: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

53

operasional yang meliputi penyesuain administrasi pemungutan,

penyesuaian tarif dan penyesuaian sistem tata laksana pungutan

sudah sesuai dengan yang dilakukan oleh Bapenda Kota

Makassar dapat dilihat dengan sistem yang mengikuti aturan

Perda yang berlaku bagi pajak dan retribusi, sehingga dari

penyesuaian administrasi pemungutan, penyesuaian tarif, dan

penyesuaian sistem tata laksana pungutan sudah sesuai dengan

yang dilakukan oleh Bapenda Kota Makassar.

3. Cara pengawasan pemungutan

Upaya intensifikasi melalui peningkatan pengawasan dan

pengendalian yuridis masih belum maksimal dilakukan,

sedangkan dalam aspek pengawasan dan pengendalian teknis

serta pengawasan dan pengendalian penatausahaan sudah

sesuai dengan yang dilakukan oleh Bapenda Kota Makassar

dapat dilihat dengan sistem pengendalian dan pengawasan yang

dilakukan dengan bekerja sama dengan Organisasi perangkat

daerah lain dan pengawasan langsung dengan cara turun

kelapangan.

4. Sanksi Bagi Wajib Pajak Dan Wajib Retribusi

Upaya intensifikasi melalui aspek ketatalaksanaan yakni

memberikan sanksi bagi wajib pajak dan wajib retribusi yang tidak

taat dalam membayar pajak dan retribusi daerah masih belum

maksimal dilakukan dapat dilihat dengan sistem surat teguran dan

denda sebanyak 2% dari pokok pajak yang dilakukan tunggakan

Page 70: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

54

tidak efektif dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak

c. Aspek personal

Peningkatan sumber daya manusia dalam pengelola pendapatan asli

daerah dengan cara meningkatkan mutu sumber daya manusia atau

aparatur pengelola pendapatan daerah dapat dilakukan dengan

mengikutsertakan aparatnya dalam kursus keuangan daerah, juga

program-program pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan daerah sudah sejalan dengan yang dilakukan

Bapenda Kota Makassar terlihat dengan Bapenda mengikutsertakan

pegawainya dalam diklat fungsional dan manajerial serta diklat-diklat

keuangan di tingkat pusat dan daerah.

2. Program ekstensifikasi

a. Penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah

Upaya Ekstensifikasi dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak

daerah melalui penciptaan sumber-sumber pajak dan retribusi daerah

sudah sesuai dengan yang dilakukan Bapenda Kota Makassar, hal ini

dapat dilihat dengan penambahan jumlah objek pajak dari beberapa

jenis pajak dan retribusi yang memberikan dampak positif kepada

penerimaan daerah.

b. Upaya ekstensifikasi yang dilakukan selain dari mencari sumber

penerimaan baru adalah dengan melalukan kebijakan investasi dan kerja

sama dengan perusahaan swasta maupun perusahaan daerah, hal ini

sudah sesuai dengan yang dilakukan dengan Bapenda Kota Makassar

dapat dilihat dengan kerja sama yang dilakukan Bapenda dengan

Page 71: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

55

Perusahaan swasta dan perusahaan daerah yang memberikan dampak

postif terhadap penerimaan daerah dalam bentuk pajak dan retribusi.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Peningkatan PAD di Kota

Makassar

a. Faktor pendukung : ada peningkatan kemajuan dari segi organisasi dari

bidang menjadi badan adalah salah satu peningkatan untuk

memperbaiki kinerja pengelolaan pendapatan asli daerah di Kota

Makassar, Bapenda Kota Makassar dalam menjalankan tugas

dimudahkan dengan jumlah pegawai honorer yang disesuaikan dengan

keahlian untuk membantu kerja pegawai di berbagai bidang kerja di

Bapenda

b. Faktor Penghambat : masih ada beberapa kekurangan yang masih perlu

ditingkatkan misalnya dari segi kantor Badan Pendapatan daerah yang

belum representative, jumlah pegawai negeri sipil yang masih kurang

serta tenaga ahli dalam pengoperasian sistem aplikasi dan teknologi dan

SDM yang masih kurang yakni UPT yang masih lowong, juru pungut

yang masih kurang serta koordinasi dengan OPD terkait pajak dan

retribusi yang masih perlu diperbaiki .

Page 72: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Upaya Intensifikasi melalui tiga aspek yaitu aspek kelembagaan,

aspek ketatalaksanaan dan aspek personalia

a. Aspek kelembagaan dalam Badan Pendapatan Daerah sesuai

dengan Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi yang dilaksanakan oleh Badan Pendapatan

Daerah Kota Makassar serta Peraturan Daerah nomor 11 tahun

2016 tentang pembentukan dan susunan organisasi, perangkat

daerah Kota Makassar dan upaya intensifikasi melalui

menyesuaikan dan memperbaiki aspek kelembagaan pengelolaan

PAD sudah sejalan dengan yang dilakukan Bapenda Kota

Makassar

b. Aspek ketatalaksanaan : 1. Mengifisienkan dan mengefektifkan

pemungutan melalui peningkatan jumlah wajib pajak,

meningkatkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat setiap

triwulan atau 1 tahun 4 kali untuk menumbuhkan kesadaran

masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah sudah sesuai

dengan yang dilakukan Bapenda Kota Makassar, peningkatan

pemungutan pajak dan retribusi daerah dalam jumlah yang benar

Page 73: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

57

dan tepat waktunya, Peningkatan cara-cara penetapan pajak dan

retribusi, serta peningkatan sistem pembukuan, sehingga

memudahkan dalam hal pencarian data tunggakan pajak maupun

retribusi yang pada akhirnya dapat mempermudah penagihannya

masih belum sesuai, 2. Memperbaiki atau menyesuaikan aspek

ketatalaksanaan baik admininistrasi pungutan maupun

operasional sudah sesuai sejalan dengan yang dilakukan

Bapenda Kota Makassar

3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian yuridis masih

belum maksimal dilakukan, sedangkan dalam aspek pengawasan

dan pengendalian teknis serta pengawasan dan pengendalian

penatausahaan sudah sesuai dengan yang dilakukan oleh

Bapenda Kota Makassar.

4. Aspek ketatalaksanaan yakni memberikan sanksi bagi wajib

pajak dan wajib retribusi yang tidak taat dalam membayar pajak

dan retribusi daerah masih belum maksimal dilakukan

c. Upaya intensifikasi dari aspek personalia yang dilakukan Bapenda

adalah dengan mengikutsertakan aparaturnya dalam pelatihan-

pelatihan yang diadakan dilingkup Bapenda, pelatihan yang

diadakan pemda terkait pengelolaan sistem aplikasi dan pelatihan

pengelolaan keuangan serta pelatihan tingkat provinsi sampai

pusat yang dilakukan dengan sistem bergiliran mengikutsertakan

PNS dan beberapa non PNS, dan hal tersebut sudah sejalan

dengan yang dilakukan Bapenda untuk meningkatkan

Pemungutan melalui upaya intensifikasi.

Page 74: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

58

2. Upaya ekstensifikasi melalui Penciptaan sumber-sumber pajak dan

retribusi daerah dan kebijakan dibidang investasi

a. Upaya ekstensifikasi melalui Penciptaan sumber-sumber pajak

dan retribusi daerah yaitu dengan mengadakan pendataan atau

menginvertarisir berbagai objek yang berpotensi untuk dipungut

pajak atau retribusinya hal tersebut terbukti dengan adanya

penambahan jumlah objek, pajak BPHTB dan pajak Hiburan di

beberapa Kecamatan dan penambahan jenis retribusi jasa usaha

yakni retribusi pelayanan tera ulang pada tahun 2018, dan hal

tersebut sudah sejalan dengan yang dilakukan Bapenda Kota

Makassar dengan meningkatkan jumlah penerimaan daerah

melalui penciptaan sumber-sumber pendapatan baru

b. Upaya ekstensifikasi melalui kebijakan dibidang upaya

ekstensifikasi yang dilakukan adalah dengan bekerja sama

dibidang investasi baik itu pemda dengan menyediakan sewa alat

dan penyertaan modal di pemda, kerja sama dengan perusahaan

lokal dalam hal pengelolaan galian , pajak rokok dan reklame, hal

tersebut sudah sejalan dengan yang dilakukan Bapenda Kota

Makassar untuk meningkatkan PAD melalui kerja sama dibidang

investasi

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Peningakatan PAD di Kota

Makassar

a. Kekuatan : ada peningkatan kemajuan dari segi organisasi dari

bidang menjadi badan adalah salah satu peningkatan untuk

memperbaiki kinerja pengelolaan pendapatan asli daerah di Kota

Page 75: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

59

Makassar, Bapenda Kota Makassar dalam menjalankan tugas

dimudahkan dengan jumlah pegawai honorer yang disesuaikan

dengan keahlian untuk membantu kerja pegawai di berbagai

bidang kerja di Bapenda

b. Kelemahan : masih ada beberapa kekurangan yang masih perlu

ditingkatkan misalnya dari segi kantor Badan Pendapatan daerah

yang belum representative, jumlah pegawai negeri sipil yang

masih kurang serta tenaga ahli dalam pengoperasian sistem

aplikasi dan teknologi dan SDM yang masih kurang yakni UPT

yang masih lowong, juru pungut yang masih kurang serta

koordinasi dengan OPD terkait pajak dan retribusi yang masih

perlu diperbaiki

B. Saran

1. Untuk pencapaian optimalisasi pemungutan pajak reklame yang lebih

baik lagi perlu dilakukan penyempurnaan, dan peningkatan pelayanan

publik oleh seluruh aparatur pajak sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran wajib pajak yang lebih baik lagi, yang pada

akhirnya juga dapat meningkatkan pemungutan pajak reklame setiap

tahunnya.

2. Para pegawai yang terlibat dalam bidang pemungutan pajak reklame

yang ada di Kota Makassar sebaiknya lebih meningkatkan lagi kinerja

dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan lebih baik dalam

pemungutan pajak agar dapat lebih meningkatkan juga penerimaan dari

sektor Pajak khususnya pajak reklame sebagai kontribusinya terhadap

pendapatan daerah

Page 76: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

60

3. Memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak yang melanggar

peraturan tentang Pajak Reklame

4. Membuat suatu penelitian yang valid terlebih dahulu sebelum

menentukan besarnya target pemungutan Pajak Reklame, sehingga

nantinya target yang hendak dicapai benar-benar mencerminkan potensi

yang ada di lapangan

Page 77: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

61

DAFTAR PUSTAKA

Ade Sudrajat. 2019. Strategi Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BPPD) Kota Bandung dalam Mencapai Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame. Jurnal Kelola: Jurnal Ilmu Sosial. Vol 2: 21-33. Aditya Tirza, dan Anwar Chairil Pohan. (2018). Analisis Pelaksanaan Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Reklame Pada Unit Pelayanan Pajak dan Restribusi Daerah Cempaka Putih Tahun 2014-2016. Jurnal Ilmiah Untuk Mewujudkan Masyarakat Madani Vol. 5 (1): 27-39. Affriani. 2018. Strategi Optimalisasi Penerimaan Pajak Reklame oleh

Badan Pendapatan Daerah Kota Pekan Baru. Jurnal JOM Fisip Vol.5(2):1-15

Agus Iwan Kesuma. 2016. Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Sebagai Upaya Optimalisasi Fungsi Pajak. Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen. Vol 12: 270-280.

Agus Salim. (2016). Strategi Peningkatan Pendapatan Pajak Reklame di Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Administrasi Pembangunan dan Kebijakan Publik. Vol 7, No 2: 1-10.

Ari Kadek Putra Yoga. (2017). Komang Sania Widiasari Yuma, Ayu Dewa Proyani, Komang Novita Rahayu Sri. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humaika Vol 7. (2): 152-166. Ayu indah Sulviane. (2014). Strategi Peningkatan Penerimaan Pendapatan

Pajak Reklame Dikabupaten Bogor. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Vol. 6(1):14-29

Deby Seba Susanti, Edison H., dan Nurjanah Yayuk. (2002). Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemgungutan Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor. Skripsi. 182-185.

Denny George Lunny, Kindangon Paulus, Daisy Engka S.M. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Daerah Vol. 19 (6): 1-16. Farida Fitria Kusuma. (2018). Efektivitas Penerimaan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di BPKD Surabaya. Artikel Ilmiah: 1-16.

Heri Suwanto. (2016).Optimalisasi Pemungutan Pajak Daerah dalam Upaya

Page 78: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

62

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasusdi Dinas Pendapatan Kota Kediri). Jurnal Revitalisasi: Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 (3): 96-104.

Inneke Phany Putri. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak. Journal of Economics and Policy Vol. 6 (2): 103-213.

Junaedi Siswanto. (2019). Pengaruh Persepsi Aparat Atas Strategi Intensifikasi dan Eksenstifikasi Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap Penigkatan Pendapatan Asli Daeerah (PAD) di Provinsi Jawa Barat (Wilayah 1 Bogor). Jurnal Aktiva: Riset Akuntansi dan Keuangan Vol. 1 (2): 1-14

Juwita Sari. (2018). Strategi Peningkatan Pajak dalam Rangka Pelaksanaan Pembangun Daerah di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Skripsi. Makassar: UIN Alauddin Makassar: 1-118. Khuzain Rahman. (2017). Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Ditinjau dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2015). Skripsi: 1 121.Maharani Sari Tirta. (2018).

Maharani Tirta Sari. (2018). Optimalisasi Pemungutan Pajak Daerah dalam Peningkatan Pajak Daerah dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Lampung. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung: 1-194.

M. Rachmat. (2018). Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Makassar pada Tahun 2013-2017. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar: 1-72.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan CV Andi Offest. Yogyakarta.

Muhammad Syukri. (2020). Analisis Potensi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Jambi Peiode 2014-2016. Journal of Economics and Business 4 (1): 82-87.

Purwanto, S.A. (2016). Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Berau. Jurnal Ekonomi Manajemen, 10 (1): 135-149.

Sabir, Madris, Muhammad Yunus, Fitriani Rotno, Bakhtiar Nurhana, Dwiana Nur Ssadi Sari. (2002). Pendapatan Asli Dearah Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: 62-66.

Page 79: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

63

Sri Watini. (2010). Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung (Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung). Jurnal Akuntansi Vol. 2 (2): 181-20 https://sulselprov.go.id/pages/info_lain/22

Page 80: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

64

L

A

M

P

I

R

A

N

64

Page 81: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

65

Pedoman Wawancara

Penelitian berkualitas lahir dari proses penelitian yang tepat dan cermat baik

berupa instrument penelitian maupun pengumpulan data dengan memperoleh

data teruji validitas dan rebilitasnya, maka perlu disusun pedoman wawancara

dalam penelitian ini untuk memperoleh data. Adapun pedoman wawancara

sebagai berikut :

1. Apa sistem pemungutan yang digunakan Bapenda kota Makassar dalam

memungut pajak reklame ?

2. Bagaimana prosedure pelaksanaan pemungutan pajak reklame di

Bapenda ?

3. Apa kendala yang dihadapi Bapenda dalam pelaksaan pemungutan pajak

reklame ?

4. Strategi apa yang digunakan untuk membangkitkan kesadaran

masyarakat ?

5. Bagaimana dengan penerapan sanksi-sanksi kepada wajib pajak ?

6. Apa yang dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat ?

7. Apa upaya yang dilakukan Bapenda dalam memungut pajak reklame ?

8. Kapan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat ?

9. Bagaimana cara menghitung pajak reklame ?

10. Bagaimana proses intensifikasi dan ekstensifikasi dalam mencapai

optimalisasi pemungutan pajak reklame ?

Page 82: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

66

DOKUMENTASI

Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar

Page 83: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

67

Wawancara dengan Kepala Subbidang Pajak Reklame dan Retstribusi

Daerah

Page 84: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

68

Wawancara dengan Wajib Pajak

Page 85: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

69

Page 86: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

70

h

Page 87: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

71

Page 88: OPTIMALISASI STRATEGI PENINGKATAN PEMUNGUTAN PAJAK …

72