skripsi - digital library uns/studi... · metode ctt pada mata pelajaran akuntansi ... skripsi...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP
SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh:
DIAN TRI MURTI NIM K7407059
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI
SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP
SMA ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
DIAN TRI MURTI NIM K7407059
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratanmendapatkan
Gelar SarjanaPendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukirman, M.M. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd.
NIP 19500617 198203 1 001 NIP 19691229 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Persetujuan Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda tangan
Ketua :Drs. Wahyu Adi, M.Pd ………………
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd ……………..
Anggota I : Drs. Sukirman, M.M ………………
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd ……………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 20 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. .......................
Sekretaris : Drs. Sudiyanto, M.Pd. .......................
Anggota I : Drs. Sukirman, M.M .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 1960727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK Dian Tri Murti. STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI METODE CTT PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SEMESTER GENAP SMA ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJAR AN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli. 2011.
Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui perbedaan dalam pencapaian
hasil belajar siswa antara pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif
tipe Jigsaw dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori
metode ceramah tanya jawab tugas. (2) Mengetahui apakah pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik digunakan dalam pencapaian hasil
belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode
ceramah tanya jawab tugas.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental nyata (True
Experimental Design) dengan rancangan Posttest Only Control Design. Populasi
adalah seluruh siswa kelas XI program Ilmu Sosial SMA Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 75 siswa. Sampel penelitian diambil dengan
teknik random sampling. Sampel penelitian berjumlah 47 siswa yang berasal dari
dua kelas, yaitu kelas XI IS-1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IS-3
sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data untuk nilai kemampuan
akhir menggunakan test objektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis statistik t-test.
Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang meliputi ranah
kognitif yang diperoleh dari tes objektif yang berbentuk pilihan ganda dan ranah
afektif serta psikomotor yang diperoleh dengan skala nilai bentuk angka. Analisa
data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Uji Chi kuadrat
yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji homogenitas dengan
metode Bartlet dan uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Berdasarkan hasil analisis diperoleh : 1) Perhitungan uji-t dengan taraf
signifikansi 0,05 pada ranah kognitif thitung = 2.1786 > ttabel = 1.68, ranah afektif
thitung = 4.4551 > ttabel = 1.68 dan ranah psikomotor thitung = 2.5150 > ttabel = 1.68,
artinya pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan perbedaan
hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta pada materi
kertas kerja. 2) Nilai rerata kelas eksperimen ranah kognitif sebesar 72.78, ranah
afektif sebesar 28.11 dan ranah psikomotor sebesar 6.33 lebih tinggi daripada nilai
rerata kelas kontrol ranah kognitif sebesar 68.00, ranah afektif sebesar 24.05 dan
ranah psikomotor sebesar 4.40, artinya kelas yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsawlebih baik hasil belajarnya dibandingkan kelas
yang diajar dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode CTT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT Dian Tri Murti. A COMPARATIVE STUDY ON THE LEARNING ACHIEVEMENT USING JIGSAW TYPE OF COOPERATIVE LEARNING AND THE CTT METHOD OF EXPOSITORY LEARNING IN ACCOUNTING SUBJECT OF THE XI GRADERS OF EVEN SEMEST ER OF SMA ISLAM 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010 /2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July. 2011.
The objectives of research are to (1) find out the difference of student
learning achievement between using Jigsaw type of Cooperative Learning and
using the CTT method of Expository Learning, and (2) to find out whether or not
the using Jigsaw type of Cooperative Learning is better in the learning
achievement than the CTT method of Expository Learning.
This study employed a true experimental design with Posttest Only
Control Design. The population of research was all XI graders of Social Science
Program of SMA Islam 1 Surakarta in the school year of 2010/2011, consisting of
75 students. The sample of research was taken using random sampling technique.
The sample of research consisted of 47 students coming from two classes: XI IPS-
1 as the experiment group and XI IPS-3 class as the control group. Technique of
collecting data for the final competency value was done using objective test.
Technique of analyzing data used was t-test statistical analysis one.
The data of research contains the student learning achievement including
cognitive domain deriving from multiple-choice objective test and affective as
well as psychomotor domains obtained with the number score value. The data
analysis in this research was done using normality test and Chi Square test used to
examine the sample distribution condition, homogeneity test with Bartlett method
and hypothesis test using t-test to find out the difference of learning achievement.
Based on the result of analysis can be had that: 1) The result of t-test
calculation at significance level of 0.05 in which in the cognitive domain tstatistic =
2.1786 > ttable = 1.68, affective domain tstatistic = 4.4551 > ttable = 1.68, and
psychomotor domain tstatistic = 2.5150 > ttable = 1.68, that means the Jigsaw type of
cooperative learning approach gives the different learning achievement of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
accounting subject in the XI IPS graders of SMA Islam 1 Surakarta in the work
paper material. 2) The mean value in the experiment class for cognitive domain of
72.78, affective domain of 28.11 and psychomotor domain of 6.33 is higher than
the mean value of control class for cognitive domain of 68.00, affective domain
of 24.05 and psychomotor domain of 4.40, that mean the class taught using Jigsaw
type of Cooperative Learning has the learning achievement better than that taught
using CTT method of Expository Learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
(Q.S Al-Mujadalah : 11)
Hidup adalah belajar dan berkarya. Belajar untuk terus memperbaiki diri dan
berkarya untuk menuntun lingkungan tampil lebih baik.
(Andreas Viklund)
Dengan seni, hidup menjadi lebih indah.
Dengan ilmu, hidup menjadi lebih mudah
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil istimewa ini penulis persembahkan untuk :
� Atin Nur Widayati, S.Pd., selaku guru pembimbing
� Drs. Kadarusman selaku Kepala Sekolah SMA Islam 1
Surakarta.
� Almamater UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Drs. Sukirman, M.M., selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi
6. Drs. Kadarusman, selaku Kepala Sekolah SMAIslam I Surakarta dan Atin Nur
Widayati, S.Pd.,selaku guru pembimbing beserta seluruh keluarga besar SMA
Al Islam I Surakarta yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat, kasih sayang serta doa
dan dukungan yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................ ii
PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................. v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... x
PERSEMBAHAN .......................................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 8
1. Studi Komparasi ...................................................................... 8
2. Pendekatan Pembelajaran ...................................................... 8
a. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori ............................. 9
1). Pengertian Pembelajaran Ekspositori .......................... 9
2). Karakteristik Pembelajaran Ekspositori ...................... 10
3). Metode Pembelajaran Ekspositori .............................. 10
b. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Metode CTT.......... 12
1). Hakikat Metode CTT .................................................. 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
2). Kekurangan dan Kelebihan Metode CTT ................... 13
3). Langkah-langkah Metode CTT ................................... 15
c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif ................................... 15
1). Pengertian Pembelajaran Kooperatif .......................... 15
2). Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ....................... 16
3). Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran
Kooperatif ......................................................................... 17
b. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............ 19
1). Pengertian Jigsaw ......................................................... 19
2). Langkah-langkah Jigsaw .............................................. 19
3). Keunggulan dan Kelemahan Jigsaw ............................ 20
4). Penerapan Jigsaw ........................................................ 21
3. Hasil Belajar ........................................................................... 22
a. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 22
b. Aspek-aspek Hasil Belajar ................................................. 23
1). Ranah Kognitif ............................................................ 23
2). Ranah Afektif .............................................................. 24
3). Ranah Psikomotor ....................................................... 24
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............. 25
d. Alat Penilaian Hasil Belajar .............................................. 26
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 26
C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 27
D. Hipotesis ...................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................... ............................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30
1. Tempat Penelitian ................................................................... 30
2 . Waktu Penelitian .................................................................... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 31
1. Populasi Penelitian ................................................................. 31
2 . Sampel Penelitian ................................................................... 31
3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
1. Variabel Penelitian ................................................................. 31
2 . Metode Pengumpulan Data .................................................... 32
3. Instrumen Penelitian ............................................................. 33
a. Tes Objektif Pilihan Berganda .......................................... 33
1). Uji Coba Instrumen ..................................................... 33
b. Skala Nilai Bentuk Angka ................................................. 36
D. Rancangan Penelitian ................................................................... 37
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 38
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 38
a. Uji Normalitas ........................................................................ 39
b. Uji Homogenitas ................................................................ 39
2. Uji Hipotesis .......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 42
A. Deskripsi Data ............................................................................. 42
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 42
a. Sejarah Berdirinya SMA Islam 1 Surakarta ............................ 42
b. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta ........................ 43
c. Data Siswa SMA Islam 1 Surakarta .................................. 43
d. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta ................... 43
1). Keadaan Fisik SMA Islam 1 Surakarta ....................... 43
2). Guru dan Staff Karyawan ............................................ 44
3). Kondisi Ruang SMA Islam 1 Surakarta ...................... 44
2. Data Hasil Belajar Akuntansi ................................................. 44
a. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol .................... 44
1). Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol .......................... 44
2). Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol ........................... 47
3). Hasil Belajar Psikomotor Kelas Kontrol .................... 50
b. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen .............. 53
1). Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen .................... 53
2). Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen ...................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
3). Hasil Belajar Psikomotor Kelas Eksperimen ............... 58
a. Data Hasil Uji Coba Instrumen ......................................... 61
1). Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 61
2). Daya Pembeda .............................................................. 61
3). Uji Validitas .................................................................. 61
4). Uji Reliabilitas ............................................................. 62
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 62
1. Uji Normalitas ......................................................................... 62
2. Uji Homogenitas ..................................................................... 62
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 63
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................. 64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............. ........................ 76
A. Simpulan ...................................................................................... 76
B. Implikasi ...................................................................................... 76
C. Saran ............................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 78
LAMPIRAN ................................................................................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 30
Tabel 2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 37
Tabel 3. Daftar Ruang SMA Islam 1 Surakarta ............................................... 44
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi
KelasKontrol .................................................................................................... 45
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Kontrol ................................................................................................... 48
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi
KelasKontrol .................................................................................................... 50
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Eksperimen............................................................................................. 53
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Eksperimen............................................................................................. 56
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Eksperimen............................................................................................. 59
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 62
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 63
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 28
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol ........................................................................ 46
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol .................................................................................. 49
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol ................................................................ 52
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Eksperimen ........................................................ 55
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Eksperimen ........................................................ 57
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Eksperimen ........................................................ 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............. 80
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................. 88
Lampiran 3.Soal Latihan ................................................................................. 95
Lampiran 4. Jawaban Soal Latihan ................................................................. 97
Lampiran 5. Lembar Jawab Soal Latihan ....................................................... 98
Lampiran 6. Soal Posttest ................................................................................ 99
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Posttest ...................................................... 104
Lampiran 8. Lembar Jawab Soal Posttest ....................................................... 105
Lampiran 9. Soal Tes Kemampuan Kognitif ................................................. 106
Lampiran 10. Jawaban Soal Tes Kemampuan Kognitif ................................ 111
Lampiran 11. Lembar Jawab Tes Kemampuan Kognitif ............................... 112
Lampiran 12. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor ................................ 113
Lampiran 13. Lembar Hasil Penilaian Afektif dan Psikomotor ....................... 115
Lampiran 14. Data Induk Penelitian ............................................................... 117
Lampiran 15. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Pembeda Soal .................................................................. 118
Lampiran 16. Uji Normalitas Kognitif Kelas Eksperimen .............................. 120
Lampiran 17. Uji Normalitas Kognitif Kelas Kontrol ..................................... 122
Lampiran 18. Uji Homogenitas Kognitif ......................................................... 124
Lampiran 19. Uji Hipotesis Kognitif ............................................................... 125
Lampiran 20. Uji Normalitas Afektif Kelas Eksperimen ................................ 126
Lampiran 21. Uji Normalitas Afektif Kelas Kontrol ...................................... 128
Lampiran 22. Uji Homogenitas Afektif ........................................................... 130
Lampiran 23. Uji Hipotesis Afektif ................................................................. 131
Lampiran 24. Uji Normalitas Psikomotor Kelas Eksperimen ......................... 132
Lampiran 25. Uji Normalitas Psikomotor Kelas Kontrol ............................... 134
Lampiran 26. Uji Homogenitas Psikomotor .................................................... 136
Lampiran 27. Uji Hipotesis Psikomotor ......................................................... 137
Lampiran 28. Nilai-nilai dalam Tabel Distribusi t .......................................... 138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
Lampiran 29. Nilai-nilai dalam Tabel Uji Chi Kuadrat .................................. 139
Lampiran 30. Nilai-nilai dalam Tabel Product Moment ................................. 140
Lampiran 31. Daftar Nama Siswa .................................................................... 141
Lampiran 32. Daftar Nilai Materi Buku Besar ................................................ 143
Lampiran 33. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2010/2011 .................................................................. 145
Lampiran 34. Daftar Nama Wali Kelas dan Jumlah Siswa SMA
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 .......................... 146
Lampiran 35. Foto-foto ................................................................................... 147
Lampiran 36. Perijinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Semakin maju suatu negara, mendorong warganya untuk ikut
mengembangkan diri dalam berbagai pengetahuan dan kemampuan seoptimal
mungkin. Bagi yang kurang mampu menghadapi tuntutan tersebut akan
mengalami kesulitan dalam hidupnya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah
tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sarana dalam usaha
memajukan dan mencerdaskan bangsa, maka kemajuan suatu bangsa dapat
dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, dengan semakin maju dan
cerdasnya masyarakat, maka cita-cita pembangunan dapat segera tercapai.
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dan
memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya
pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pendidikan
di Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri
ikut bertanggung jawab. Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang
cukup mendasar yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah
pendidikan, yang pokok dan dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah
masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih
rendah, ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang
masih rendah pula.
Paradigma lama dalam kegiatan belajar mengajar menyatakan bahwa
guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, sekarang ini telah banyak
berubah karena tuntutan perkembangan jaman (globalisasi). Saat ini paradigma
baru mulai mengembangkan strategi belajar mengajar siswa aktif, sekolah sebagai
suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya mampu berperan dalam proses
edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan
mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik),
dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik).
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
siswa, yaitu mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang
dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain
secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa
dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.
Cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi
proses pembelajaran dan motivasi siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga
proses pembelajaran menuntut guru untuk menekankan pada siswa terhadap
penguasaan pada materi pelajaran yang diajarkan. Karena dengan penguasaan
materi yang optimal oleh siswa, akan berdampak pada hasil belajar yang dicapai
siswa. Dilain pihak perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya
kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan yang dilaksanakan di kelas
yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.
SMA Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang mempunyai
input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga
penguasaan materi oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga beraneka
ragam, salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI
IS yaitu Akuntansi, yang berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan penala-
ran seseorang. Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran Akun-
tansi di kelas, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi antara lain sebagai
berikut: siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan
pertanyaan dan mengemukakan pendapat di dalam kegiatan pembelajaran, siswa
kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas
yang mengganggu pembelajaran (seperti gaduh, berbicara dengan teman sebang-
ku, dan bermain HP). Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya, memanfaatkan kesempatan
itu.
Berdasarkan pengamatan awal peneliti, rendahnya penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran akuntansi tersebut berasal dari minat yang kurang untuk
belajar akuntansi, kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran
akuntansi karena para siswa cenderung lebih banyak melakukan aktivitas di luar
aspek pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas, serta rasa bosan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siswa itu sendiri karena pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru,
dirasa kurang menarik di SMA ini. Selama proses pembelajaran akuntansi masih
menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori yakni guru memberikan
ceramah secara teoritis kepada siswa, siswa mendengarkan dan memahami
penjelasan teoritis dari guru, kemudian menjawab pertanyaan dari guru jika ada,
selanjutnya guru memberikan tugas kemudian memberikan tes akhir, begitulah
aktivitas ini berjalan terus menerus. Rutinitas pendekatan pembelajaran seperti itu
yang kemudian menimbulkan rasa bosan dan sungkan untuk memperhatikan guru
yang sedang mengajar, akibatnya siswa menjadi pasif dan motivasi belajar
siswapun relatif masih rendah, sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka juga
rendah. Siswa perlu diajarkan bagaimana cara untuk mendapatkan informasi
sendiri, apakah itu dari guru, teman, bahan-bahan pelajaran, ataupun sumber-
sumber lain. Oleh karena itu perlu diadakan inovasi dalam proses pembelajaran
yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan
hasil belajar siswa, yaitu dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Sunal dan Hans pada Isjoni (2010: 12) berpendapat bahwa ”Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja
sama selama proses pembelajaran”. Menurut Jhonson pada Isjoni (2010: 24)
menyatakan :
siswa yang belajar menggunakan cooperative learning akan menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.
Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif terdapat banyak sekali tipe
pembelajaran yang ada didalamnya seperti: Jigsaw, Think Pair Share, Nembered
Heads Together, Two Stay Two Stray, Group Investigation, Make a Match,
Listening Team, Inside Outside Circle, Bamboo Dancing, dan lain - lain. Dalam
penelitian ini peneliti memilih untuk menerapkan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan
dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran.
Model pembelajaran jigsaw membawa konsep pemahaman inovatif, dan
menekankan keaktifan siswa, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong-royong dan
memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
ketrampilan berkomuni- kasi.
Beberapa alasan lain yang menyebabkan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak
adanya persaingan antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk
menyelesaikan masalah dalam mengatasi berbagai pemikiran yang berbeda. siswa
dalam kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang
ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota kelompoknya
yang lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru,
serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Dalam
model jigsaw ini peranan guru sangat kompleks, di samping sebagai fasilitator,
guru juga berperan sebagai manajer dan konsultan dalam memberdayakan
kelompok belajar siswa. Oleh karena itu model pembelajaran jigsaw sangat
sesuai diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep dalam
pembelajaran akuntansi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti lebih
lanjut mengenai perbedaan hasil belajar akuntansi menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pendekatan pembelajaran ekspositori
metode ceramah, tanya jawab dan tugas dengan judul: “Studi Komparasi Hasil
Belajar Antara Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan
Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Dengan Ceramah Tanya Jawab
Tugas Pada Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA
Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 .”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka
dapat diidentifikasi berbagai macam permasalahan, diantaranya adalah :
1. Kurang bervariasinya pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengajar.
2. Siswa merasa bosan dengan pendekatan pembelajaran guru yang kurang
bervariasi.
3. Adanya rasa bosan dari siswa menyebabkan materi yang disampaikan guru
tidak sepenuhnya terserap oleh siswa sehingga hasil belajarnya kurang
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, sebagaimana telah penulis uraikan
diatas, dapat diketahui bahwa masalah yang terjadi di lingkungan sekolah cukup
kompleks. Agar kegiatan penelitian lebih terfokus serta mengingat keterbatasan
penulis dalam kegiatan penelitian ini, maka penulis membatasi kegiatan penelitian
pada pendekatan pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif dan
pendekatan pembelajaran ekspositori sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran kooperatif adalah suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran ekspositori adalah suatu konsep belajar secara
tradisional, dimana guru berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan
siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru,
sehingga siswa cenderung bersikap pasif.
3. Hasil belajar adalah nilai atau hasil penilaian belajar yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
D. Perumusan Masalah
Bertolak dari uraian di atas, perumusan masalah yang dapat dikemukakan
dalam penelitian ini antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1. Apakah terdapat perbedaan dalam pencapaian hasil belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori dengan ceramah,
tanya jawab, dan pemberian tugas?
2. Apakah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik digunakan
dalam pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan pendekatan
pembelajaran ekspositori dengan ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui perbedaan dalam pencapaian hasil belajar siswa antara
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori metode ceramah
tanya jawab tugas.
2. Untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
lebih baik digunakan dalam pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan
dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode ceramah tanya jawab
tugas.
F. Manfaat Penelitian
Aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang sudah sepantasnya
mengharapkan sesuatu yang berguna untuk kepentingannya. Demikian pula dalam
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Untuk memberikan sumbangan teori di bidang pendidikan khususnya
mengenai pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Untuk memberikan alternatif pendekatan pembelajaran, sehingga guru dapat
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk siswanya.
b. Bagi Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Untuk memberikan variasi pembelajaran kepada siswa selaku peserta didik,
dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi Penulis
Untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai pendekatan-
pendekatan pembelajaran khususnya mengenai pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Studi Komparasi
Studi berasal dari kata “Study” yang berarti belajar atau mempelajari.
Studi dapat diartikan usaha untuk mempelajari secara seksama (Purwadarminta,
1989: 513).
Van Dallen dalam Arikunto (2002: 236-237) menyebutkan bahwa
“Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan
melihat penyebab-penyebabnya”.
Aswarni Sudjud dalam Arikunto (2002: 236) mengemukakan bahwa
“Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu
prosedur kerja”.
Menurut Suharsimi (2002: 31) studi komparasi adalah suatu penyelidik -
an yang bertujuan membandingkan dua perkara/fenomena atau lebih.
Kesimpulan berdasarkan beberapa pengertian di atas bahwa studi
komparasi adalah penelitian yang membandingkan antara beberapa variabel yang
saling berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan atau
persamaan-persamaannya.
2. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2010: 127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. Margono
(1995: 39) menyatakan bahwa “Pendekatan adalah jalan satu arah yang ditempuh
oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, dilihat dari sudut
bagaimana materi itu disusun dan disajikan”.
Menurut Peter Salim dan Yani Salim (1991: 329) mengatakan bahwa
“Pendekatan adalah perihal mendekati atau mendekatkan”. Dari beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah suatu usaha
untuk mendekati atau mendekatkan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Istilah pembelajaran menurut Purwadarminta dalam Gino et al (1999: 30)
sama dengan instruction atau pengajaran. Pengajaran mempunyai arti cara
(perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Menurut Gino et al (1999: 32),
“Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar”.
Driscoll dalam Slavin (2008: 170) mendefinisikan “Pembelajaran sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Kesimpulan
berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa pembelajaran adalah upaya yang
dilakukan oleh guru agar terjadi perubahan tingkah laku sehingga diperoleh
kemampuan baru dalam diri siswa.
Jadi pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara yang
dipergunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
a. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori
1) Pengertian Pembelajaran Ekspositori (Ekspository Learning)
Dalam pembelajaran ekspositori (ekspository learning) Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (2002: 23) mengemukakan bahwa guru
menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur.
Menurut Wina Sanjaya (2010: 179) “Pembelajaran ekspositori adalah
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”.
Margono (1995: 48) menyatakan bahwa dalam pembelajaran ekspositori ini pusat pengajarannya pada guru dimana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan ketrampilan- nya mengenai pola, aturan, dalil, member kesempatan siswa bertanya, guru memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
contoh soal siswa diminta mengerjakan soal secara individu atau bersama-sama.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembe-
lajaran ekspositori adalah pembelajaran yang berorientasi kepada guru
dalam penyampaian materi pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan tersebut dapat dikuasai
siswa dengan baik.
2) Karakteristik Pembelajaran Ekspositori Menurut Wina Sanjaya (2010: 179) terdapat beberapa karakteristik
pembelajaran ekspositori, yaitu :
a) Pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan pembelajaran ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b) Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c) Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang diuraikan.
3) Metode Pembelajaran Ekspositori
Dalam prakteknya, metode mengajar dalam pendekatan ekspositori tidak
digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa
metode mengajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:
110-118) kemungkinan kombinasi metode mengajar yang diterapkan oleh
guru antara lain :
a) Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas (CTT)
Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.
b) Ceramah, Diskusi dan Tugas (CDT)
Penggunaan ketiga jenis metode mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian informasi kepada siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu memberikan masalah untuk didiskusi-kan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa. Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi me- ngenai bahan apa yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada akhir kegiatan diskusi siswa diberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Maksudnya untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa melalui diskusi tersebut. Dengan demikian, tugas ini sekaligus merupakan umpan balik bagi guru terhadap hasil diskusi yang dilakukan siswa.
c) Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen (CDE)
Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apapun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk melakukan demonstrasi), tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikannya (biasanya suatu proses), sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik.
Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mem- praktekan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demon- strasi dan eksperimen dapat digabungkan; artinya, setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
d) Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi (CSD)
Sebelum metode sosiodrama digunakan, terlebih dahulu harus diawali dengan penjelasan dari guru tentang situasi social yang akan didramatisasikan oleh para pemain/pelaku. Tanpa diberikan penjelas- an, anak didik tidak akan dapat melakukan peranannya dengan baik. Karena itu, ceramah mengenai masalah sosial yang akan didemon-strasikan penting sekali dilaksanakan sebelum melakukan sosiodrama.
Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi sosial. Sosiodrama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian di-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
hentikan. Selanjutnya diadakan diskusi, bagaimana jalan cerita se- lanjutnya, atau pemecahan masalah selanjutnya.
e) Ceramah, Problem Solving dan Tugas (CPT)
Pada saat guru memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
f) Ceramah, Demonstrasi dan Latihan (CDL)
Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya. Kemudian untuk metode demonstrasi di sini dimaksud- kan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa.
b. Pendekatan Pembelajaran Ekspositori Metode CTT
1) Hakikat Metode CTT
Penggunaan metode ceramah pada proses belajar mengajar memang
terkadang menimbulkan kesenjangan komunikasi (communication gap)
ketika pesan yang disampaikan oleh guru tidak diterima sama sekali oleh
siswa, dan juga terjadi kesalahan komunikasi, yaitu ketika penerimaan pesan
atau pemahaman siswa tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh guru.
Kedua hal ini menyebabkan metode ceramah kurang efektif. Ketidak
efektifan tersebut ditunjukkan dengan besar pesan atau materi yang dapat
diserap dan diingat oleh siswa. Untuk memaksimalkan penerimaan dan
ingatan siswa terhadap pelajaran, diperlukan pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu indera siswa dalam proses belajar mengajar. Implikasinya
adalah harus menggunakan metode ceramah bervariasi dalam proses belajar
mengajar. Ceramah bervariasi yang dimaksud adalah memvariasikan
komponen-komponen pengajaran dengan metode ceramah. W. Gulo (2004:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
142) mengemukakan empat komponen yang dapat divariasikan dalam
metode ceramah bervariasi, yaitu “(1)metode, (2)media, (3)penampilan,
(4)bahan sajian”.
Salah satu variasi metode ceramah yang paling sering digunakan adalah
metode ceramah-tanya jawab-tugas. Metode ceramah-tanya jawab-tugas
merupakan penggabungan atau variasi antara metode ceramah dengan
metode tanya jawab dan metode tugas. Variasi metode ceramah-tanya
jawab-tugas ini bertujuan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran
dengan metode ceramah, maka di samping memanfaatkan keunggulan-
keunggulannya, juga diupayakan mengatasi kelemahan-kelemahannya yakni
dengan diterapkannya metode tanya jawab dan metode tugas.
2) Kelebihan dan Kekurangan Metode CTT
a) Metode Ceramah
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 110) metode
ceramah mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :
Kelebihan Metode Ceramah : (1)Guru mudah menguasai kelas (2)Mudah mengorganisasikantempat duduk/kelas (3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar (4)Mudah mempersiapkan dan melaksanaknnya (5)Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Kelemahan Metode Ceramah : (1)Mudah menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata ) (2)Yang visual menjadi rugi, yang auditif ( mendengar ) lebih besar
menerimanya. (3)Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan. (4)Guru menyimpulkan bahawa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali. (5)Menyebabkan siswa menjadi pasif.
b) Metode Tanya Jawab
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 107-108)
metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan dan kekura-ngan antara
lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Kelebihan Metode Tanya Jawab : (1)Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
(2)Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
(3)Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kelemahan Metode Tanya Jawab : (1)Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa
untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
(2)Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
(3)Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
(4)Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.
c) Metode Tugas
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 98) metode
tugas memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan antara lain :
Kelebihannya : (1)Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok (2)Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru (3)Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa (4)Dapat mengembangkan kreativitas siswa. Kekurangannya : (1)Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas
ataukah orang lain (2)Khusus untuk tugas kelompok , tidk jarang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu sajka, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
(3)Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa
(4)Sering memberikan tugas yang monoton ( tak bervariasi ). Dapat menimbulkan kebosanan siswa.
d) Metode Ceramah Tanya Jawab Tugas (CTT)
Dengan adanya variasi atau penggabungan antara metode ceramah
dengan metode tanya jawab serta metode pemberian tugas, maka dapat
disimpulkan bahwa keunggulan-keunggulan yang terdapat pada metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ceramah tersebut dimanfaatkan, sedangkan kelemahan-kelemahannya
yang berupa kurangnya keterlibatan siswa dapat diatasi dengan dengan
keunggulan-keunggulan yang terdapat pada metode tanya jawab,
begitupun juga kelemahan-kelemahan pada metode tanya jawab yang
berupa tidak meratanya pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada
siswa dapat diatasi dengan keunggulan pada metode pemberian tugas.
3) Langkah-langkah Metode CTT
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 111) langkah-
langkah penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas ini
yaitu :
a) Persiapan, yakni menciptakan kondisi belajar siswa. b) Pelaksanaan
(1)Penyajian, tahap guru menyampaikan bahan pelajaran (metode ceramah)
(2)Asosiasi/komparasi, artinya memberi kesempatan pada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan materi ceramah yang telah diterimanya melalui tanya jawab (metode tanya jawab) sebagai variasi/pengembangan metode untuk mengaktifkan siswa/melibatkan siswa dalam pembelajaran.
(3)Generalisasi/kesimpulan, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan melalui hasil ceramah (metode tugas) atau mengerjakan soal-soal yang telah disediakan.
c) Evaluasi, yakni mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya, melaui tes lisan dan tulisan atau tugas lain.
c. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 17) menyebutkan bahwa cooperative
learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama,
pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama
dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman
sebaya.
Menurut Jhonson & Jhonson dalam Isjoni (2010: 17) mengemukakan
cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke
dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain
dalam kelompok tersebut.
Anita Lie dalam Isjoni (2010: 16) menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative
learning merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam
kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dengan tingkat kemampuan atau
jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran harus
menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama,
oleh sebab itu penanaman keterampilan cooperative sangat perlu dilakukan,
dengan menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartisipasi, berani
bertanya dan berbagi tugas.
2) Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok,
tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperative learning. Menurut
Bennet dalam Isjoni (2010: 41) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat
membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu:
a) Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
b) Interaction Face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.
c) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan dalam cooperative learning adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
d) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
e) Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan berhubungan yang sangat diperlukan di masyarakat. Dalam cooperative learning tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi
siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan
khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini
berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan
kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama
kegiatan.
Menurut Lungdren dalam Isjoni (2010: 46-48) mengemukakan keteram-
pilan-keterampilan selama kooperatif tersebut sebagai berikut:
a) Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal (1)Menggunakan kesepakatan, adalah menyamakan pendapat yang
berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok. (2)Menghargai kontribusi, berarti memperhatikan atau mengenal apa
yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. (3)Mengambil giliran dan berbagi tugas, artinya setiap anggota kelompok
bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
(4)Berada dalam kelompok, maksudnya setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung
(5)Berada dalam tugas, adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
(6)Mendorong partisipasi, berarti mendorong semua anggota ke- lompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
(7)Mengundang orang lain, maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
(8)Menyelesaikan tugas dalam waktunya. (9)Menghormati perbedaan individu, berarti bersikap menghormati
terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa. b) Keterampilan Kooperatif Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan peng- hargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkn dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisasikan dan mengurangi ketegangan.
c) Keterampilan Kooperatif Tingkat Akhir Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan berkompromi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Anita Lie (2005: 55) tipe-tipe atau metode yang ada dalam
pembelajaran kooperatif antara lain :
(a) Mencari Pasangan (Make a Match) yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan
(b) Bertukar Pasangan. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.
(c) Berpikir-Berpasangan-Berempat (Think Pair Share) yaitu siswa diberi kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
(d) Berkirim Salam dan Soal yaitu teknik belajar yang memberikan kesempatan siswa untuk melatih membuat pertanyaan sendiri dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
(e) Kepala Bernomor (Numbered Heads) yaitu setiap siswa saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
(f) Kepala Bernomor Terstruktur (Numbered Heads Together) merupakan modifikasi dari teknik belajar kepala bernomor.
(g) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
(h) Keliling Kelompok yaitu teknik belajar yang masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.
(i) Kancing Gemerincing yaitu setiap siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya masing-masing, jadi dalam teknik ini diharapkan tidak akan ada siswa yang lebih dominan untuk berpendapat.
(j) Keliling Kelas yaitu masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk memamerkan hasil kerja mereka dan melihat hasil kerja kelompok lain.
(k) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar (Inside-Outside Circle) yaitu siswa yang membuat lingkaran saling bertukar informasi antara satu dengan yang lainnya.
(l) Tari Bambu merupakan modifikasi dari teknik belajar Inside-Outside Circle
(m) Bercerita Berpasangan (Paired Storytelling) merupakan teknik bela- jar yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengar- kan, berbicara dan berkelompok.
(n) Jigsaw adalah teknik belajar yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk kajian yang lebih jauh akan dibahas dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1) Pengertian Jigsaw
Menurut Anita Lie (2005: 69) Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al sebagai pendekatan cooperative learning. Tehnik atau tipe ini biasa digunakan dalam pengajaran membaca , menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Metode ini digunakan dalam beberapa mata pelajaran seperti, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa. Jigsaw cocok untuk semua kelas atau tingkatan. Dalam Jigsaw, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut Isjoni (2010: 54) Pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal.
2) Langkah-langkah Jigsaw
Aronson dalam www.Jigsaw.org menjelaskan bahwa pengguna- an
Jigsaw di dalam kelas sangat mudah dilakukan, pelaksanaannya me- liputi
langkah-langkah sebagai berikut :
(a) Membagi siswa secara berkelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang heterogen dari jenis kelamin, suku, ras dan kemampuan.
(b) Menunjuk seorang siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin. (c) Membagi materi menjadi 5-6 bagian. (d) Setiap siswa harus mempelajari satu bagian materi yang diberikan kepada
mereka. (e) Memberi waktu pada setiap siswa untuk membaca materi bagian mereka
sekurang-kurangnya dua kali sehingga materi terkuasai. Dalam hal ini tidak mengharuskan mereka menghafal.
(f) Membentuk kelompok ahli yang setiap anggotanya berasal dari kelompok asal dengan bagian materi yang sama.
(g) Membawa siswa kembali ke kelompok asal mereka. (h) Setiap siswa mempresentasikan materi bagiannya yang telah dibahas
dalam kelompok ahli kepada kelompok asal mereka. (i) Guru dapat berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk
mengobservasi prosesnya. Guru dapat memberi bantuan penjelasan atau mengintervensi secara tidak langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(j) Pada akhir pelajaran siswa diminta untuk mengerjakan tes atau kuis tentang materi yang telah mereka pelajari dalam kelompok secara keseluruhan. Agar mereka lebih serius.
3) Keunggulan dan Kelemahan Jigsaw Menurut Aronson dalam www.Jigsaw.org penggunaan Jigsaw memiliki
beberapa keunggulan, antara lain :
(a) Banyak pengajar yang menyatakan bahwa Jigsaw mudah dipelajari. (b) Banyak pengajar yang lebih menyukai pengajaran dengan Jigsaw. (c) Jigsaw dapat digunakan bersama dengan strategi belajar yang lain. (d) Jigsaw efektif bahkan bila hanya di lakukan satu jam perhari. (e) Jigsaw mudah di lakukan.
Dalam penggunaan Jigsaw di kelas bukan tidak mungkin berjalan tidak
mulus, beberapa masalah mungkin dapat terjadi. Biasanya siswa yang
dominan akan berbicara terlalu banyak dan mengontrol kelompoknya,
sementara siswa yang lambat, kesulitan untuk memberikan presentasinya.
Masalah juga dapat muncul dari siswa pandai, mungkin akan merasa
bosan dengan anggota kelompok lamban. Masalah-masalah ini sering terjadi
meskipun tidak berakibat fatal. Jigsaw memberi jalan tersendiri untuk
mengatasi masalah tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Aronson dalam
www.Jigsaw.org :
a) Masalah siswa yang dominan Siswa dalam kelas Jigsaw mendapatkan giliran untuk menjadi pemimpin diskusi dan mereka menyadari bahwa kerja kelompok akan lebih efektif bila setiap siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan materinya sebelum dikomentari atau diberi pertanyaan. Hal ini akan meningkatkan ketertarikan pada kelompok dan mengurangi mendominasi salah satu siswa.
b) Masalah siswa yang lambat Sebelum siswa menampilkan laporannya kepada kelompok siswa terlebih dahulu berdiskusi dengan kelompok ahlinya yang terdiri dari siswa yang hendak mempersiapkan permasalahan yang sama. Setiap siswa akan mendapat kesempatan untuk mendiskusikan laporan dan memodifikasinya berdasarkan saran dari kelompok ahli. Guru dapat memastikan bahwa apa yang mereka peroleh dari diskusi ini tepat. Biasanya kelompok dapat mengatasi masalahnya sendiri sehingga guru tidak diperlukan untuk memonitor lebih dekat.
c) Masalah siswa pandai yang bosan Kebosanan bisa jadi merupakan masalah bagi setiap teknik pengajaran. Penelitian menunjukkan bahwa kebosanan dapat dikurangi dengan model Jigsaw. Model ini menguatkan rasa suka siswa terhadap sekolah baik siswa pandai maupun lambat. Siswa yang pandai akan mendapat giliran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
untuk memposisikan diri mereka menjadi “pengajar”. Hal ini akan memacu mereka untuk lebih giat belajar dan akhirnya mengurangi rasa bosan mereka.
4) Penerapan Jigsaw
Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi menjadi lima sampai enam
kelompok belajar heterogen. Setiap anggota dari masing-masing kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan
yang diberikan, kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan
demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang
sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini
disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok
asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam
kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai
berikut:
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Gambar 1. Ilustrasi kelompok JIGSAW Keterangan :
Siswa anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu
sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan
selesai , para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula
(asal) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
# & @ *
# % & @ *
# % & @ *
# % &
@ *
&&& &&
# & @ *
&&& &&
# & @ *
&&& &&
# % & @ *
&&& &&
# % & @ *
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli. Selanjutnya diakhir
pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi
yang telah dibahas.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Agus Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan”. Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar diperoleh siswa setelah mengikuti pengajaran dalam
waktu tertentu. Hasil belajar merupakan keberhasilan siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui hasil belajar seorang siswa perlu diadakan kegiatan
penilaian dengan menggunakan evaluasi atau tes. Menurut Sudjana (2009: 22)
penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil penilaian usaha belajar siswa yang diperoleh setelah mengikuti
proses belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat
yang dapat menunjukkan kemampuan siswa. Selain itu pengukuran hasil
belajar dapat juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
belajar. Sedangkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran ditunjukkan
dengan peningkatan hasil belajar siswa, jika pendekatan dalam proses
pembelajaran baik (efektif dan efisien) maka hasil belajar siswa meningkat,
sebaliknya jika pendekatan dalam proses pembelajaran tidak baik maka hasil
belajar siswa kemungkinan menurun atau tetap (stabil).
b. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar
Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian
harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan
ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).
1) Ranah Kognitif
Menurut Bloom dalam Uzer Usman (2005: 34-35) ranah kognitif
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang tediri dari enam bagian
antara lain :
a) Ingatan/Recall Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.
b) Pemahaman Mengacu kepada kemampuan memahami makna. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.
c) Penerapan/Aplikasi Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada pemahaman.
d) Analisis Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada aspek pemahaman maupun penerapan.
e) Sintesis Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini memerlukan tingkah laku yang kreatif. Sintesis merupakan kemampuan tingkat berpikir yang lebih tinggi daripada kemampuan sebelumnya.
f) Evaluasi Mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-
nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat
kemampuan berpikir yang tinggi.
2) Ranah Afektif
Menurut Uzer Usman (2005: 34) ranah afektif mencakup tujuan-tujuan
yang berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
minat. Klasifikasi tujuan afektif tersebut menurut Krathwohl dalam W.Gulo
(2004: 155-156) dibagi menjadi lima tahapan antara lain :
a) Menerima (receiving) b) Menanggapi (responding) c) Penilaian (valuing) d) Mengorganisasi (organization) e) Mempribadikan nilai characterization (value complex)
Implikasi dari masing-masing tahapan tersebut diuraikan oleh Uzer
Usman (2005: 39) antara lain :
a) Penerimaan : mendengarkan materi pelajaran dengan penuh perhatian, memperlihatkan kesadaran akan kepentingan belajar.
b) Memberi respon : bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan, aktiv dalam diskusi kelas, aktiv bertanya, mampu bekerjasama dengan yang lain.
c) Penilaian : menunjukkan rasa tenggang rasa dengan kesejahteraan yang lain.
d) Pengorganisasian : merumuskan rencana hidup sesuai dengan kemampuan dan kepercayaan.
e) Karakterisasi : Menemukan kepercayaan diri dalam bekerja sendiri, disiplin. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan indikator afektif yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a) Kedisiplinan
b) Kemampuan memperhatikan pelajaran
c) Keaktivan berdiskusi
d) Tenggang rasa
e) Kemampuan berargumentasi
f) Kerjasama antar anggota tim
g) Keaktivan bertanya
h) Tanggung jawab
3) Ranah Psikomotor
Menurut Bloom dalam Sudjana (2009: 23) ranah psikomotor berkenaan
dengan hasil belajar ketermpilan dan kemampuan bertindak. Ada enam
aspek ranah psikomotor, yakni :
a) gerakan reflex
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
b) keterampilan gerakan dasar
c) kemampuan perceptual,
d) keharmonisan atau ketepatan
e) gerakan keterampilan kompleks, dan
f) gerakan ekspresif dan interpretative.
Leighbody (1968: 24) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup : a) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja b) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan
pengerjaan c) kecepatan mengerjakan tugas d) kemampuan membaca gambar dan atau symbol e) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah
ditentukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan indikator psikomotor yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a) Kecepatan mengerjakan soal
b) Ketepatan mengerjakan soal
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari hasil
belajarnya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Purwanto (2002: 107).
antara lain :
1) Faktor dari luar meliputi : (a) lingkungan alam (b) lingkungan sosial (c) kurikulum/bahan pelajaran (d) guru/pengajar (e) sarana dan fasilitas (f) administrasi/manajemen.
2) Faktor dari dalam meliputi : (a) kondisi fisik (b) kondisi panca indera (c) bakat (d) minat (e) kecerdasan (f) motivasi (g) kemampuan kognitif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Alat Penilaian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2009: 5) alat penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, dan studi kasus.
Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa hasil belajar adalah hasil yang
menunjukkan penguasaan siswa akan materi pelajaran yang ditempuhnya.
Hasil belajar siswa diukur melalui tes dan nontes sehingga dapat ketahui
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian yang
terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.
1. Bahriyatul Azizah (2006) melakukan penelitian tentang “Studi Komparasi
Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Pendekatan Ekspositori
Pokok Bahasan Jurnal Khusus Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Pada Siswa Kelas II MAN Suruh”.
Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen, sebagai populasi
penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dan XI IPS 2 MAN Suruh. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, tes dan
wawancara. Teknik analisis data dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan ekspositori
yang ditunjukkan dengan hasil uji t (t hit = 4,69 > t tabel (0,05) = 1,99); (2)
Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan rata-rata sebesar 6,84
adalah pendekatan pembelajaran yang lebih baik daripada pendekatan
ekspositori dengan rata-rata sebesar 6,04.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Aster Oktori Teviani (2007) melakukan penelitian tentang “Studi Komparasi
Hasil Belajar Geografi Siswa Antara Penggunaan Metode Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dengan Metode Diskusi Pada Kompetensi Dasar
Pelapukan, Erosi, dan Sedimentasi Siswa Kelas VIIE dan VIIF SMP Negeri 10
Surakarta”
Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen, sebagai populasi
penelitian adalah siswa kelas VIIE dan VIIF SMP Negeri 10 Surakarta. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi dan metode tes
dengan jenis tes obyektif. Teknik analisis data dengan menggunakan uji-t.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Ada perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif Jigsaw dan metode diskusi yang ditunjukkan
dengan hasil uji t (t hit = 3,48 > t tabel (0,05) = 1,67); (2) Metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan rata-rata sebesar 7,73 adalah metode
pembelajaran yang lebih baik daripada metode diskusi dengan rata-rata sebesar
7,00.
Perbedaan penelitian antara yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aster Oktori Teviani terletak pada pendekatan
pembelajaran yang diterapkan untuk kelompok kontrol. Pendekatan pembelajaran
yang digunakan untuk kelompok kontrol pada penelitian terdahulu adalah
pendekatan eksppsitori metode diskusi sedangkan pada penelitian ini adalah
pendekatan ekspositori metode kombinasi antara ceramah tanya jawab dan
pemberian tugas.
C. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik ekstern maupun intern. Penggunaan pendekatan pembelajaran
yang tepat dan efektif merupakan salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pendekatan pembelajaran ekspositori metode ceramah tanya
jawab tugas, siswa menjadi objek belajar dan aktivitas belajar berpusat pada guru,
hal ini dirasa kurang sesuai dengan hakekat sains, oleh karena itu perlu digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pendekatan pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa melalui keaktifan siswa dengan menghilangkan kejenuhan
dalam belajar. Salah satu pendekatan yang sesuai digunakan dalam pembelajaran
akuntansi adalah pendekatan kooperatif tipe Jigsaw.
Dalam pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa dituntut
untuk menjadi aktif sedangkan guru tidak banyak menjelaskan materi kepada
siswa, hal ini bertujuan agar siswa mampu berfikir kritis dan saling bekerjasama
dalam kelompok, sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan. Selain itu, dalam pendekatan pembelajaran tipe Jigsaw, siswa
dituntut harus bertanggung jawab atas kelompoknya terhadap penguasaan materi
yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota
kelompok yang lain, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu ketika mengalami kesulitan.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikirannya
sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat
dipertegas atau ditolak secara empiris dan merupakan jawaban sementara dari
masalah yang telah dirumuskan.
siswa Pendekatan Pembelajaran
M.Kooperatif
Jigsaw
M. Ekspositori Hasil
Pembelajaran
Ekspositori CTT
Hasil
Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw
Dibandingkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam
penelitian ini antar lain :
1. Ada perbedaan dalam pencapaian hasil belajar siswa antara pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dengan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan ekspositori metode ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas.
2. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan
pendekatan pembelajaran ekspositori metode ceramah, tanya jawab, dan
pemberian tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam mengadakan penelitian, penulis mengambil untuk lokasi
penelitian yaitu SMA Islam 1 Surakarta dengan dasar pertimbangan sebagai
berikut :
a. Keadaan kelas yang masih pasif, hasil belajar mata pelajaran akuntansi kelas
XI yang rendah, dan pemilihan pendekatan pembelajaran oleh guru yang
kurang efektif, sehingga pembelajaran masih berlangsung searah dan belum
ada timbal balik antara guru dengan murid.
b. Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran
akuntansi dengan metode kooperatif tipe Jigsaw belum pernah diteliti di SMA
Islam 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Pengalokasian waktu penelitian secara tepat merupakan langkah awal
dalam penelitian agar berjalan secara teratur. Waktu yang dilaksanakan untuk
kegiatan penelitian ini selama kurang lebih 6 bulan, yaitu dari bulan Desember
2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Adapun perincian pelaksanaan penelitian
terbagi dalam tiga tahap dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal sebagai
berikut :
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan
Tahun 2010/2011
Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Persiapan penelitian
• Pengajuan judul
• Penyusunan proposal
• Ijin penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Jenis Kegiatan
Tahun 2010/2011
Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
• Pengumpulan data
• Analisa data
• Penarikan hasil
3. Penyusunan laporan
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2002: 108).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program Ilmu Sosial
SMA Islam I Surakarta semester genap tahun ajaran 2010/2011. Ada tiga kelas
dalam populasi ini yaitu Kelas XI IPS 1, Kelas XI IPS 2, dan Kelas XI IPS 3
dengan jumlah populasi 88 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,
2002:109). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS 1 sebagai kelas
eksperimen dan Kelas XI IPS 3 sebagai kelas kontrol.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random
sampling dengan menggunakan dua kelas dari tiga kelas yang ada. Penetapan
kelas sampel dan kelas kontrol didasarkan pada undian sehingga dua kelas
mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Variabel Dependen (Variabel Tergantung)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi
kertas kerja perusahaan jasa.
b. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan
pembelajaran yang meliputi :
1) Pendekatan kooperatif tipe Jigsaw
2) Pendekatan ekspositori metode CTT
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data diantaranya
adalah observasi, tes, angket, wawancara, skala, studi kasus , sosiometri, dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi ,
metode tes dan metode skala nilai.
a. Metode Tes
Menurut Sudjana (2009: 35) tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b. Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal kata katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis (Suharsimi, 2002: 135). Metode dokumentasi pada penelitian
ini digunakan untuk memperoleh data tentang sekolah dan daftar nama siswa.
c. Skala nilai (Rating Scale)
Menurut Sudjana (2009: 77) skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinum atau suatu kategori yang bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan bisa berbentuk huruf atau angka. Dalam penelitian ini, skala nilai digunakan untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Instrumen Penelitian
Berdasarkan tujuan dan hipotesis yang dikemukakan, maka disusun
instrument penelitian untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen dalam
penelitain ini antara lain :
a. Test Objektif Pilihan Berganda
Test objektif pilihan berganda bertujuan untuk mengukur ranah kognitif.
Menurut Sudjana (2002: 49) test objektif pilihan berganda memiliki kebaikan
dan kelemahan antara lain :
1) Kebaikan bentuk soal pilihan ganda : a) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan
pengajaran yang telah diberikan. b) Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan
menntukan kunci jawaban c) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga
penilaiannya bersifat objektif 2) Kelemahan bentuk soal pilihan ganda :
a) Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar b) Proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata
1) Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui kelayakan instrumen test yang digunakan dalam
penelitian ini, maka perlu ditinjau beberapa aspek kelayakannya.
a) Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran yang
menunjukkan sukar mudahnya soal. Harga tingkat kesukaran untuk soal
pilihan ganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang
ditemukan oleh Masidjo (1995: 189) sebagai berikut:
IK = ����������
Keterangan :
IK : Indeks Kesukaran
B : Jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item
N : Kelompok siswa
Skor maksimal : Besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban benar
dari suatu item.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
N x Skor maksimal : Jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh
siswa dari suatu item.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks kesukaran, makin
sukar soal tersebut, sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang
diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran
soal seperti yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:210)
adalah sebagai berikut :
P : 0,00 – 0,30 = soal sukar
P : 0,31 – 0,70 = soal sedang
P : 0,70 – 1,00 = soal mudah
b) Daya Pembeda
Menurut Masidjo (1995:197) taraf pembedaan item adalah kemampuan
suatu item untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
(pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai). Rumus
untuk menentukan daya pembeda sesuai dengan telah yang ditemukan oleh
Masidjo adalah sebagai berikut :
ID= �����
�����������������������
Keterangan :
ID : indeks diskriminasi
KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok atas
KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari kelompok rendah
NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau
kelompok bawah
NKA atau NKB x Skor maksimal : perbedaan jawaban benar dari siswa
yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah yang seharusnya
diperoleh.
Klasifikasi daya pembedaan soal menurut Masidjo (1995: 201) adalah
sebagai berikut :
0,08 – 1,00 = sangat membedakan (SM) 0,60 – 0,79 = lebih membedakan (LB) 0,40 – 0,59 = cukup membedakan (CM) 0,20 – 0,39 = kurang membedakan (KM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
0,00 – 0,19 = sangat kurang membedakan (SKM)
c) Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrument (Suharsimi Arikunto, 2002:144), adapun untuk menguji validitas
item pertanyaan digunakan rumus teknik korelasi product momen yang
dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut :
rxy = �∑!"�#∑!$#∑"$
%&�∑!'�#∑!$'(&�∑"'�#∑"$'(
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : skor item soal
Y : skor total soal
N : jumlah subjek
Kriteria pengujian :
Jika rxy > rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan valid
Jika rxy < rtotal (taraf signifikansi 5%) maka item dinyatakan tidak valid
Klasifikasi validitas soal (Masidjo, 1995:243) adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 – 0,90 = tinggi (T) 0,41 – 0,70 = cukup (C) 0,21 – 0,40 = rendah (R) 0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR)
d) Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes,
dalam arti instrument tersebut apabila digunakan akan memberikan hasil
yang relative sama. Untuk mencari reliabilitas tes dapat digunakan rumus
dari Kurder Richardson (KR-20) dalam Suharsimi Arikunto (2002:164)
sebagai berikut :
r11= ) **�+, )-.�∑/0-. ,
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrument
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
K : banyaknya butir pertanyaan
Vt : varians total
P : 123425342671895423:;9382<211932=
�
q : 1 – p
Klasifikasi reliabilitas soal (Masidjo, 1995: 209) adalah sebagai berikut :
0,91 – 1,00 = sangat tinggi (ST) 0,71 – 0,90 = tinggi (T) 0,41 – 0,70 = cukup (C) 0,21 – 0,40 = rendah (R) 0,00 – 0,20 = sangat rendah (SR)
b. Skala Nilai Bentuk Angka
Instrument skala nilai dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
ranah afektif dan psikomotor siswa. Dalam skala nilai ini, rentangan
disimbolkan dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1) yang masing-masing angka
tersebut mewakili kategori baik, sedang, cukup, dan kurang.
Menurur Sudjana (2009: 133) pengolahan data hasil skala nilai
sebenarnya menyerupai data hasil tes, yakni diperolehnya data interval dalam
bentuk skor total untuk setiap siswa. Dengan demikian, dapat diolah seperti
mengolah data hasil tes.
Menurut Masidjo (1995: 70) instrument skala nilai memiliki kekuatan
dan kelemahan antara lain :
1) Kekuatannya : Salah satu kekuatan skala nilai adalah bahwa dalam waktu yang relative
singkat skala nilai dapat dengan mudah memberikan gambaran mutu penampilan perilaku terutama perilaku yang sedang dilakukan individu atau siswa atau kelompok. Dengan demikian keputusan tentang perilaku yang dinilai dapat diambil.
2) Kelemahannya : a) Biasanya guru, penilai atau pengamat sukar menilai keberadaan setiap
aspek perilaku siswa terlepas dari keberadaan aspek-aspek lain. Kesan umum tentang berbagai aspek perilaku siswa akan mempengaruhi penilaiannya terhadap suatu aspek perilaku, sehingga diperoleh hasil penilaian yang sering kurang objektif. Oleh karena itu, hasil dari skala nilai harus dipergunakan secara hati-hati.
b) Biasanya penilai mendasarkan penilaiannya atas fakta-fakta yang terbatas jumlahnya dalam suatu skala nilai, sehingga hasil penilaian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
diperoleh kurang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari keseluruhan perilaku siswa.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan “Randomized Posttest Only Control Design”. Di dalam penelitian ini
digunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2003: 272)
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subyek selidik. Caranya adalah
dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi
perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima
perlakuan.
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen mendapat
perlakuan berbeda dalam pengajarannya, yaitu dengan diterapkannya metode
pembelajaran Jigsaw. Kelompok kontrol pada penelitian ini mendapat perlakuan
yang berbeda seperti yang diberikan pada kelompok eksperimen. Setelah proses
belajar mengajar untuk satu materi pokok berakhir, kedua kelompok diukur
dengan alat yang sama yaitu tes akhir. Hasil kedua pengukuran tersebut kemudian
dibandingkan dan dianalisis.. Untuk memperjelas teknik penelitian yang
digunakan, maka dapat digambarkan rancangan penelitian sebagai berikut :
Tabel 2. Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
Eksperimen X T2
Kontrol - T2
Keterangan
X : pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
T2 : hasil test akhir (post test)
Prosedur dalam menggunakan rangcangan ini adalah :
1. Memilih subyek dari suatu populasi secara random
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Melakukan eksperimen dan memberi perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sedangkan kelompok kontrol
menggunakan pendekatan ekspositori dengan ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas (CTT).
3. Memberikan tes akhir atau post test kepada kedua kelompok.
4. Membandingkan hasil tes akhir kedua kelompok dengan menggunakan uji t
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah meng- adakan analisis data. Dalam menganalisis data, peneliti
membandingkan nilai hasil belajar Akuntansi siswa (Posttest) antara penggunaan
pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan ekspositori metode Ceramah
Tanya Jawab Tugas (CTT). Teknik analisis data adalah cara yang yang digunakan
untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dan selanjutnya dapat diambil
kesimpulan dari hasil yang diperoleh melalui analisis tersebut. Teknik analisis
data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan ekspositori
metode CTT dalam penelitian ini adalah uji-t. Dari perbandingan nilai hasil
belajar siswa tersebut, maka dapat diketahui :
1. Perbedaan hasil belajar Akuntansi siswa dengan menggunakan pendekatan
kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan ekspositori metode CTT pada siswa
kelas XI SMA Islam 1 Surakarta.
2. Metode yang lebih tepat antara penggunaan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw
dan pendekatan ekspositori metode CTT
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji homogenitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. Uji Normalitas
Sebelum data dianalisis, data harus berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas dengan uji chi
kuadrat (>?$ dari Suharsimi Arikunto (2002: 259) sebagai berikut :
χ2 = ∑
#@A�@B$'@B
Keterangan :
χ2 : chi kuadrat
f0 : frekuensi observasi
fh : frekuensi teoritik
Kriteria uji, jika >? hit < >? tab (α = 0,05) maka data tersebut berdistribusi
normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel penelitian
berasal dari populasi yang homogen. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI SMA Islam 1 Surakarta. yang berjumlah 93 siswa. Ada
dua kelas dalam populasi ini yaitu kelas XI IS 3 sebagai kelompok kontrol
yang berjumlah 20 siswa dan kelas XI IS 1 sebagai kelompok eksperimen yang
berjumlah 28 siswa.
Untuk mengetahui homogenitas variansi sampel digunakan uji Bartlett.
Menurut Sudjana (1995: 261-263) adalah sebagai berikut :
CD E FGHIJK&L M ∑#HN M I$OlogS12}
In10 = 2,3026 , disebut logaritma asli dari bilangan 10
= 2,3026 {B - ∑(ni-1)log Si2}
B = (log S2) ∑(ni-1)
S = ∑#3P�+$QR:SP?
∑#3P�+$
Hipotesis :
H0 = kedua populasi mempunyai varian yang sama (σ12 = σ1
2)
H1 = kedua populasi mempunyai varian yang tidak sama (σ12 ≠ σ1
2)
Kriteria :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
H0 ditolak jika χ2hit >/= χ2
tab (α = 0,05), dimana χ2tab (1-α)(k-1) didapat
dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1)
Uji homogenitas variansi dapat dicari dengan menggunakan rumus yang
lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan statistik F, yang merupakan
perbandingan antara variansi terbesar dan terkecil, dengan rumus sebagai
berikut :
F = T?U9=1962=T?U9=59VPQ
Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang
dapat dipresentasikan sebagai berikut :
H0 = kedua populasi mempunyai varian yang sama (σ12 = σ1
2)
H1 = kedua populasi mempunyai varian yang tidak sama (σ12 ≠ σ1
2)
Kriteria uji, jika Fhit > Ftab (α = 0,05) maka kedua populasi memiliki varian
yang tidak sama.
2. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji perbedaan dua rata-rata
dengan uji t (uji pihak kanan) dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Menurut
Sudjana (1995: 239) langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut :
a. H0 : µ1 = µ2 = rata-rata nilai kelas eksperimen sama dengan rata-rata nilai kelas
kontrol
H1 : µ1 ≠ µ2 = rata-rata nilai kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata nilai
kelas kontrol
b. H0 : µ1 ≤ µ2 = rata-rata nilai kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan
rata-rata nilai kelas kontrol
H1 : µ1 > µ2 = rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai
kelas kontrol
Dimana :
µ1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
µ2 = nilai rata-rata kelas kontrol
Rumus yang digunakan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
t = WX�W'SY X
ZX[XZ'
dengan
S = Y\3X�+$SX'[#3'�+$S'' O3X[3'�?
Keterangan :
t : harga distribusi eksperimen
]+: rata-rata skor kelompok eksperimen
]?: rata-rata skor kelompok kontrol
^+: jumlah subjek kelompok eksperimen
^?: jumlah subjek kelompok kontrol
S : standar deviasi gabungan
Kriteria pengujian :
a. Ho diterima jika t hitung ≤ t tabel berarti tidak ada perbedaan hasil belajar
Akuntansi antara yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dan
pendekatan ekspositori metode CTT pada siswa Kelas XI SMA Islam 1
Surakarta dan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan
rata-rata nilai kelas kontrol
b. Ho ditolak jika t hitung > t tabel berarti ada perbedaan hasil belajar Akuntansi
antara yang menggunakan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dan pendekatan
ekspositori metode CTT pada siswa Kelas XI SMA Islam 1 Surakarta dan
rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai kelas kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. Sejarah Berdirinya SMA Islam 1 Surakarta
Pada tahun 1967 Yayasan Pendidikan Islam Surakarta yang bergerak di
bidang dakwah Islam mendirikan Sekolah Dasar di atas tanah ± 2000 m2 di
jalan Brigjen Sudiarto 151 Surakarta. Sekolah Dasar tersebut mengelola kelas
1, 2 dan 3 yang dijadwalkan untuk masuk pagi, karena pada sore harinya
gedung sekolah tersebut digunakan untuk sekolah Diniyah atau sekolah yang
memberikan pelajaran agama Islam, kemudian yayasan mempunyai rencana
akan mendirikan pondok pesantren, untuk merealisasikan rencana ini maka
yayasan segera memindahkan Sekolah Dasar ke sekolah ke gedung lain ± 500
m2 sebelah utara gedung lama yang pengelolaannya diserahkan kepada
Yayasan Perguruan Muhammadiyah.
Pada bulan Maret tahun 1972 di gedung tersebut didirikan pondok
pesantren Islam Al-Mukmin, karena perkembangannya yang cukup maju
sehingga gedung yang hanya 5 lokal tidak mampu menampung santri-
santrinya.
Pada awal tahun 1974 pondok pesantren Islam Al-Mukmin lalu dipin-
dahkan ke desa Ngruki, Grogol-Sukoharjo, gedung lama kemudian diper-
gunakan untuk pendidikan madrasah khusus putri sampai tahun 1976, yang
kemudian ikut pindah ke Ngruki, Grogol, Sukoharjo. Karena gedung kosong
kemudian yayasan berusaha untuk memanfaatkan gedung tersebut untuk
pendidikan umum.
Pada awal bulan Mei-Juni 1979 lalu diniati untuk mendaftarkan pendirian
Sekolah baru SMA Islam 1 Surakarta, surat ijin pendirian diajukan ke Kanwil
Depdikbud provinsi Jateng, kemudian ijin operasional SMA Islam 1 Surakarta
diterbitkan pada tanggal 8 Juni 1979, pada waktu pendaftaran siswa baru SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Islam 1 Surakarta dibuka bulan Juni 1979 mendapatkan murid ± 30 anak,
ketika itulah secara resmi SMA Islam 1 Surakarta berdiri.
b. Struktur Organisasi SMA Islam 1 Surakarta
Secara garis besar struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta sebagai
berikut:
1) Kepala Sekolah : Drs. Kadarusman
2) Waka Kurikulum : Dwidjajanti, S.Pd.
3) Waka Kesiswaan : Drs. Sudirman
4) Waka Sarana Prasarana : Drs. Sudadi Wahono
5) Waka Humas : Drs. Safawi
Struktur organisasi SMA Islam 1Surakarta secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 32.
c. Data Siswa SMA Islam 1 Surakarta
SMA Islam 1 Surakarta memiliki 2 (dua) program jurusan yaitu program
jurusan IPA dan program jurusan IPS. Jumlah siswa pada tahun ajaran
2010/2011 sebanyak 282 siswa yang terbagi dalam 3 kelas X, 4 kelas XI dan 3
kelas XII, data siswa di SMA Islam 1 Surakarta secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 133.
d. Kondisi Lingkungan SMA Islam 1 Surakarta
1) Keadaan Fisik SMA Islam 1 Surakarta
SMA Islam 1 Surakarta memiliki luas tanah 3.093 m2 dengan keliling
276 m, SMA Islam 1 Surakarta berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto 151
Surakarta dibatasi oleh ;
a) Sebelah utara : kali Jenes
b) Sebelah selatan : Jalan Kusumodilagan
c) Sebelah barat : Jalan Brigjen Sudiarto
d) Sebelah timur : Perkampungan penduduk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Guru dan Staf Karyawan
Guru dan staf di SMA Islam 1 Surakarta berjumlah 43 orang dengan
rincian sebagai berikut:
a) Guru Bidang Studi
(1)6 orang berstatus sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY)
(2)14 orang berstatus sebagai Guru Diperbantukan (DPK)
(3)11 orang berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT)
b) Staf Karyawan
staf Karyawan di SMA Islam 1 Surakarta berjumlah 12 orang dengan
status sebagai Pegawai Tetap Yayasan (PTY)
3) Kondisi Ruang SMA Islam 1 Surakarta
Tabel 3. Daftar Ruang SMA Islam 1 Surakarta
2. Data Hasil Belajar Akuntansi
a. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol
1) Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol
Hasil belajar kognitif siswa kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran
CTT berupa nilai tes yang diberikan di akhir kegiatan pengajaran (posttest)
Nama Ruang Jumlah Keterangan Kepala Sekolah 1 Kondisi Baik Wakil Kepala Sekolah 1 Kondisi Baik Kelas 10 Kondisi Baik Guru 1 Kondisi Baik Bimbingan Konseling 1 Kondisi Baik Tata Usaha 1 Kondisi Baik OSIS 1 Kondisi Baik UKS 2 Kondisi Baik Pelaksana 1 Kondisi Baik Laboratorium 3 Kondisi Baik Perpustakaan 1 Kondisi Baik Boga 1 Kondisi Baik Keterampilan 1 Kondisi Baik Musik 1 Kondisi Baik Penjaga 1 Kondisi Baik Kantin 2 Kondisi Baik Musholla 1 Kondisi Baik Kamar Kecil Guru 2 Kondisi Baik Kamar Kecil Siswa 4 Kondisi Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
memiliki rentang 55,0 sampai 80,1. Hasil perhitungan pada lampiran 14
menunjukkan:
Rerata = 68,00
Median (Me) = 70,00
Modus (Mo) = 70,00
Standar Deviasi (SD) = 7,50
Distribusi frekuensi hasil belajar kognitif siswa pada kelas kontrol disajikan
di dalam tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas
Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkumulatif Kriteria
55,0 - 59,1 57,1 2 2 Kurang
59,2 - 63,3 61,3 3 5 Kurang
63,4 - 67,5 65,5 4 9 Kurang
67,6 - 71,7 69,7 5 14 Sedang
71,8 - 75,9 73,9 4 18 Baik
76,0 - 80,1 78,1 2 20 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas kontrol di
atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 9 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 5 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah
sedang (cukup baik).
c) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah baik.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai kognitif siswa, yaitu
siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kelas kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa
alasan antara lain, siswa tidak menjalankan perintah guru untuk
mempelajarai materi saat di kelas sehingga siswa kurang konsentrasi saat
guru menerangkan materi, yang pada akhirnya siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru dan lebih memilih berbicara sendiri dengan teman
sebangku. Pada kelas kontrol selain siswa dengan nilai kemampuan yang
tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang
tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki rasa butuh akan
belajar, daya serap yang cepat terhadap penjelasan guru dan motivasi belajar
tinggi yang berasal dari dirinya sendiri yaitu dengan memperhatikan guru saat
mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga
nilainya baik dan ada juga siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam
sekolah untuk memperdalam pelajaran akuntansi.
Penilaian kognitif kelas kontrol pada materi sebelumnya yakni buku besar,
frekuensi nilai jelek /kurang jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan
frekuensi nilai sedang dan frekuensi nilai baik. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol adalah rendah.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol.
2
3
4
5
4
2
0
1
2
3
4
5
6
57.1 61.3 65.5 69.7 73.9 78.1
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 68,00. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 55,0-59,1 (titik
tengah 57,1) dengan frekuensi 2 siswa, kelas interval 59,2-63,3 (titik tengah
61,3) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 63,4-67,5 (titik tengah
65,5) dengan frekuensi 4 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata
maka dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 67,6-71,7 (titik tengah
69,7) dengan jumlah frekuensi 5 siswa, karena berada pada kelompok rata-
rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau
cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu
kelas interval 71,8-75,9 (titik tengah 73,9) dengan frekuensi 4 siswa dan
kelas interval 76,0-80,1 (titik tengah 78,1) dengan frekuensi 2 siswa. Karena
berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas
tersebut memiliki nilai kemampuan baik.
2) Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol
Hasil belajar afektif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode CTT
berupa nilai sikap yang dipantau guru pada saat kegiatan pengajaran memi-
liki rentang 18,0 sampai 31,1, hasil perhitungan pada lampiran 14
menunjukkan:
Rerata = 24,05
Median (Me) = 24,50
Modus (Mo) = 25,00
Standar Deviasi (SD) = 3,43
Distribusi frekuensi hasil belajar afektif siswa pada kelas kontrol disajikan
di dalam tabel 5 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas
Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
18,0 - 20,1 19,1 3 3 Kurang
20,2 - 22,3 21,3 3 6 Kurang
22,4 - 24,5 23,5 4 10 Sedang
24,6 - 26,7 25,7 5 15 Baik
26,8 - 28,9 27,9 3 18 Baik
29,0 - 31,1 30,1 2 20 Baik Sekali
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai afektif siswa kelas kontrol di
atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 4 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah
sedang (cukup baik).
c) Terdapat 10 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 10 siswa
tersebut dapat dikatakan bahwa 8 siswa memiliki kemampuan baik dan 2
siswa memiliki kemampuan baik sekali.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai afektif siswa, yaitu siswa
dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas
kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa alasan
antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari dalam diri
siswa, sehingga siswa tidak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran di
mulai, yang pada akhirnya siswa umumnya kurang memperhatikan apa yang
di sampaikan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam bertanya
mengenai materi yang telah disampaikan guru. Pada kelas kontrol selain
siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
siswa dengan kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa
sudah memiliki minat yang tinggi dalam belajar yaitu dengan
memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah memahami materi
yang diajarkan sehingga siswa aktif dalam bertanya. Selain itu siswa
umumnya mengulang kembali di rumah tentang materi yang telah di
perolehnya di sekolah sehingga nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 24,05. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 18,0-20,1 (titik
tengah 19,1) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 20,2-22,3 (titik
tengah 21,3) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok
rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan
kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 22,4-24,5 (titik tengah
23,5) dengan jumlah frekuensi 4 siswa, karena berada pada kelompok rata-
3 3
4
5
3
2
0
1
2
3
4
5
6
19.1 21.3 23.5 25.7 27.9 30.1
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau
cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu
kelas interval 24,6-26,7 (titik tengah 25,7) dengan frekuensi 5 siswa, kelas
interval 26,8-28,9 (titik tengah 27,9) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas
interval 29,0-31,1 (titik tengah 30,1) dengan frekuensi 2 siswa. Karena
berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas
tersebut memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
3) Hasil Belajar Psikomotor Kelas Kontrol
Hasil belajar psikomotor siswa kelas yang mendapat perlakuan metode
CTT berupa kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru memiliki rentang 2,0 sampai 7,3. Hasil perhitungan
pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 4,40
Median (Me) = 4,50
Modus (Mo) = 5,00
Standar Deviasi (SD) = 1,57
Distribusi frekuensi hasil belajar psikomotor siswa pada kelas kontrol
disajikan di dalam tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Kontrol
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
2,0 - 2,8 2,4 3 3 Kurang
2,9 - 3,7 3,3 3 6 Kurang
3,8 - 4,6 4,2 4 10 Sedang
4,7 - 5,5 5,1 5 15 Baik
5,6 - 6,4 6,0 3 18 Baik
6,5 - 7,3 6,9 2 20 Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai psikomotor siswa kelas
kontrol di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah kurang.
b) Terdapat 4 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol adalah
sedang (cukup baik).
c) Terdapat 10 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 10 siswa
tersebut dapat dikatakan bahwa 8 siswa memiliki kemampuan baik dan 2
siswa memiliki kemampuan baik sekali.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai psikomotor siswa, yaitu
siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa
kelas kontrol yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa
alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari
dalam diri siswa, di tambah lagi dengan lambatnya daya tangkap siswa
terhadap materi yang telah di sampaikan oleh guru, selain itu siswa juga
mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa tidak teliti dalam membaca
soal dan siswa terlalu terburu-buru dalam menjawab soal sehingga
jawabannya kurang tepat. Pada kelas kontrol selain siswa dengan nilai
kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan
kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa memiliki rasa
butuh akan belajar dan daya tangkap yang cepat serta tidak mudah putus
asa. Hal ini menyebabkan siswa teliti dalam membaca soal dan tidak
terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya lebih tepat dan
nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Kontrol.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 4,40. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 2,0-2,8 (titik
tengah 2,4) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas interval 2,9-3,7 (titik tengah
3,3) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata
maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 3,8-4,6 (titik tengah 4,2)
dengan jumlah frekuensi 4 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata
maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup
baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu
kelas interval 4,7-5,5 (titik tengah 5,1) dengan frekuensi 5 siswa, kelas
interval 5,6-6,4 (titik tengah 6,0) dengan frekuensi 3 siswa dan kelas
interval 6,5-7,3 (titik tengah 6,9) dengan frekuensi 2 siswa. Karena berada
di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas tersebut
memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
b. Data Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen
1) Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
3 3
4
5
3
2
0
1
2
3
4
5
6
2.4 3.3 4.2 5.1 6.0 6.9
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hasil belajar kognitif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode
Jigsaw berupa nilai tes yang diberikan di akhir kegiatan pengajaran
(posttest) memiliki rentang 60,0 sampai 90,5. Hasil perhitungan pada
lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 72,78
Median (Me) = 70,00
Modus (Mo) = 70,00
Standar Deviasi (SD) = 7,38
Distribusi frekuensi hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen
disajikan di dalam tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
60,0 - 65,0 62,5 5 5 Kurang
65,1 - 70,1 67,6 9 14 Kurang
70,2 - 75,2 72,7 6 20 Sedang
75,3 - 80,3 77,8 5 25 Baik
80,4 - 85,4 82,9 1 26 Baik
85,5 - 90,5 88,0 1 27 Baik Sekali
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai kognitif siswa kelas
eksperimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 14 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 6 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen
adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 7 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Dari 7 siswa
tersebut dapat dikatakan bahwa 6 siswa memiliki kemampuan baik dan 1
siswa memiliki kemampuan baik sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai kognitif siswa, yaitu
siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa
kelas eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan
beberapa alasan antara lain, siswa tidak menjalankan perintah guru untuk
mempelajarai materi saat di kelas sehingga siswa kurang konsentrasi saat
guru menerangkan materi, yang pada akhirnya siswa tidak memperhatikan
penjelasan guru dan lebih memilih berbicara sendiri dengan teman
sebangku. Pada kelas eksperimen selain siswa dengan nilai kemampuan
yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang
tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki rasa butuh akan
belajar, daya serap yang cepat terhadap penjelasan guru dan motivasi belajar
tinggi yang berasal dari dirinya sendiri yaitu dengan memperhatikan guru saat
mengajar agar lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehingga
nilainya baik dan ada juga siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar jam
sekolah untuk memperdalam pelajaran akuntansi. Selain itu dengan
penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa merasa
senang dan lebih bersemangat dalam menerima pelajaran.
Penilaian kognitif kelas eksperimen pada materi sebelumnya yakni buku
besar, frekuensi nilai jelek /kurang jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan
dengan frekuensi nilai sedang dan frekuensi nilai baik. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen adalah rendah.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Eksperimen.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 72,78. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu kelas interval 60,0-65,0 (titik
tengah 62,5) dengan frekuensi 5 siswa dan kelas interval 65,1-70,1 (titik
tengah 67,6) dengan frekuensi 9 siswa. Karena berada di bawah kelompok
rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan
kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 70,2-75,2 (titik tengah
72,7) dengan jumlah frekuensi 6 siswa, karena berada pada kelompok rata-
rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau
cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu
kelas interval 75,3-80,3 (titik tengah 77,8) dengan frekuensi 5 siswa, kelas
interval 80,4-85,5 (titik tengah 82,9) dengan frekuensi 1 siswa dan kelas
interval 85,5-90,5 (titik tengah 88,0) dengan frekuensi 1 siswa. Karena
berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa ketiga kelas
tersebut memiliki nilai kemampuan baik dan baik sekali.
5
9
6
5
1 1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
62.5 67.6 72.7 77.8 82.9 88.0
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Hasil Belajar Afekti f Kelas Eksperimen
Hasil belajar afektif siswa kelas yang mendapat perlakuan metode Jigsaw
berupa nilai sikap yang dipantau guru pada saat kegiatan pengajaran
memiliki rentang 21,0 sampai 32,3. Hasil perhitungan pada lampiran 14
menunjukkan:
Rerata = 28,11
Median (Me) = 28,00
Modus (Mo) = 28,00
Standar Deviasi (SD) = 2,82
Distribusi frekuensi hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen
disajikan di dalam tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar Akuntansi Kelas
Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif Kriteria
21,0 - 22,8 21,9 1 1 Kurang
22,9 - 24,7 23,8 2 3 Kurang
24,8 - 26,6 25,7 3 6 Kurang
26,7 - 28,5 27,6 8 14 Sedang
28,6 - 30,4 29,5 7 21 Baik
30,5 - 32,3 31,4 6 27 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai afektif siswa kelas ekspe-
rimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 8 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen
adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 15 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai afektif siswa, yaitu siswa
dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa kelas
eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan beberapa
alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal dari
dalam diri siswa, sehingga siswa tidak mempersiapkan diri sebelum
pembelajaran di mulai, yang pada akhirnya siswa umumnya kurang
memperhatikan apa yang di sampaikan oleh guru sehingga siswa kurang
aktif dalam bertanya mengenai materi yang telah disampaikan guru. Pada
kelas eksperimen selain siswa dengan nilai kemampuan yang tergolong
kurang, ada juga sejumlah siswa dengan kemampuan yang tergolong baik.
Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki minat yang tinggi dalam belajar
yaitu dengan memperhatikan guru saat mengajar agar lebih mudah
memahami materi yang diajarkan sehingga siswa aktif dalam bertanya.
Selain itu siswa umumnya mengulang kembali di rumah tentang materi
yang telah di perolehnya di sekolah sehingga nilainya di atas rata-rata.
Selain itu siswa aktif dalam berdiskusi dengan kelompoknya sehingga setiap
siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide atau gagasannya.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Hasil Belajar
1
2
3
8
7
6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
21.9 23.8 25.7 27.6 29.5 31.4
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
Akuntansi Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 28,11. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 21,0-22,8 (titik
tengah 21,9) dengan frekuensi 1 siswa, kelas interval 22,9-24,7 (titik tengah
23,8) dengan frekuensi 2 siswa dan kelas interval 24,8-26,6 (titik tengah
25,7) dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata
maka dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 26,7-28,5 (titik tengah
27,6) dengan jumlah frekuensi 8 siswa, karena berada pada kelompok rata-
rata maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau
cukup baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-29,5,9) dengan frekuensi 7 siswa
dan kelas interval 30,5-32,3 (titik tengah 31,4) dengan frekuensi 6 siswa.
Karena berada di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua
kelas tersebut memiliki nilai kemampuan baik.
3) Hasil Belajar Psikomotor Kelas Eksperimen
Hasil belajar psikomotor siswa kelas yang mendapat perlakuan metode
Jigsaw berupa kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan soal. yang
diberikan oleh guru memiliki rentang nilai 3,0 sampai 8,3. Hasil perhitungan
pada lampiran 14 menunjukkan:
Rerata = 6,33
Median (Me) = 6,00
Modus (Mo) = 6,00
Standar Deviasi (SD) = 1,36
Distribusi frekuensi hasil belajar psikomotor siswa pada kelas eksperimen
disajikan di dalam tabel 9 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar Akuntansi
Kelas Eksperimen
Interval Nilai
Tengah Fmutlak Fkomulatif
Kriteria
3,0 - 3,8 3,4 1 1 Kurang
3,9 - 4,7 4,3 2 3 Kurang
4,8 - 5,6 5,2 3 6 Kurang
5,7 - 6,5 6,1 8 14 Sedang
6,6 - 7,4 7,0 7 21 Baik
7,5 - 8,3 7,9 6 27 Baik
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai psikomotor siswa kelas
eksperimen di atas diketahui bahwa :
a) Terdapat 6 siswa dengan kemampuan di bawah rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah kurang.
b) Terdapat 8 siswa yang memiliki nilai kemampuan berada pada nilai rata-
rata, hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen
adalah sedang (cukup baik).
c) Terdapat 13 siswa dengan kemampuan di atas rata-rata, hal ini dapat
diartikan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen adalah baik.
Berdasarkan data di atas secara garis besar terdapat 3 kriteria
pengelompokan siswa yang berdasarkan pada nilai psikomotor siswa, yaitu
siswa dengan nilai kemampuan kurang,sedang dan baik. Sejumlah siswa
kelas eksperimen yang memiliki nilai kemampuan kurang disebabkan
beberapa alasan antara lain, kurangnya rasa butuh akan belajar yang berasal
dari dalam diri siswa, di tambah lagi dengan lambatnya daya tangkap siswa
terhadap materi yang telah di sampaikan oleh guru, selain itu siswa juga
mudah putus asa. Hal ini menyebabkan siswa tidak teliti dalam membaca
soal dan siswa terlalu terburu-buru dalam menjawab soal sehingga
jawabannya kurang tepat. Pada kelas eksperimen selain siswa dengan nilai
kemampuan yang tergolong kurang, ada juga sejumlah siswa dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
kemampuan yang tergolong baik. Hal ini dikarenakan siswa memiliki rasa
butuh akan belajar dan daya tangkap yang cepat serta tidak mudah putus
asa. Hal ini menyebabkan siswa teliti dalam membaca soal dan tidak
terburu-buru dalam menjawab soal sehingga jawabannya lebih tepat dan
nilainya di atas rata-rata.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas, data tersebut
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Hasil Belajar
Akuntansi Kelas Eksperimen.
Berdasarkan gambar di atas terdapat 6 kelas interval, dari hasil perhitu-
ngan diperoleh nilai rata-rata (mean) 6,33. Sebelum kelas interval kelom-
pok rata-rata terdapat 3 kelas interval yaitu kelas interval 3,0-3,8 (titik
tengah 3,4) dengan frekuensi 1 siswa, kelas interval 3,9-4,7 (titik tengah
4,3) dengan frekuensi 2 siswa dan kelas interval 4,8-5,6 (titik tengah 5,2)
dengan frekuensi 3 siswa. Karena berada di bawah kelompok rata-rata maka
dikatakan bahwa ketiga kelas ini memiliki kemampuan kurang baik.
Kelompok rata-rata berada pada kelas interval 5,7-6,5 (titik tengah 6,1)
dengan jumlah frekuensi 8 siswa, karena berada pada kelompok rata-rata
1
2
3
8
7
6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3.4 4.3 5.2 6.1 7.0 7.9
Fre
kuen
si
Nilai Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
maka dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa adalah sedang atau cukup
baik.
Sesudah kelas interval kelompok rata-rata terdapat 2 kelas interval yaitu
kelas interval 6.6-7,4 (titik tengah 7,0) dengan frekuensi 7 siswa dan kelas
interval 7,5-8,3 (titik tengah 7,9) dengan frekuensi 6 siswa. Karena berada
di atas kelompok rata-rata maka dikatakan bahwa kedua kelas tersebut
memiliki nilai kemampuan baik.
c. Data Hasil Uji Coba Instrument
Data yang digunakan untuk uji coba instrument adalah data hasil dari try
out soal yang dilaksanakan di kelas XII IPS 1 dengan jumlah 32 siswa.
1) Tingkat Kesukaran Soal
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar menggunakan rumus dari Masidjo, pada perhitungan
item soal nomor 1 diperoleh indeks kesukaran sebesar 0,438 maka dapat
disimpulkan bahwa item soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran soal
sedang. Berdasarkan kriteria, suatu soal mempunyai tingkat kesukaran
sedang apabila indeks kesukarannya antara 0,31 – 0,70, perhitungan tingkat
kesukaran soal selengkapnya disajikan pada lampiran 15.
2) Daya Pembeda
Untuk mengetahui taraf pembedaan item soal menggunakan rumus dari
Masidjo. Pada perhitungan item soal nomor 1 diperoleh indeks diskriminasi
sebesar 0,250 maka dapat disimpulkan bahwa item soal nomor 1 termasuk
kriteria soal kurang membedakan atau kurang bervariasi. Berdasarkan
kriteria suatu soal mempunyai taraf pembedaan kurang membedakan apabila
indeks diskriminasinya antara 0,20 – 0,39. Perhitungan taraf pembedaan
soal selengkapnya disajikan pada lampiran 15.
3) Uji Validitas
Untuk menguji validitas soal yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar, menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson,
perhitungan item soal nomor 1 diperoleh rhitung sebesar 0,485 sedangkan rtabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pada n = 32 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,349. Karena rhitung > rtabel
atau 0,485 > 0,349 maka dapat disimpulkan item soal nomor 1 dinyatakan
valid. Dari hasil perhitungan uji validitas 20 soal diperoleh 20 item soal
yang valid, perhitungan uji validitas tes hasil belajar selengkapnya disajikan
pada lampiran 15.
4) Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas soal yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar menggunakan rumus KR-20 dari Kurder Richardson, berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh rhitung sebesar 0,831 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tes mempunyai reliabilitas tinggi. Berdasarkan kriteria, suatu tes
mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila nilai reliabilitasnya antara 0,71
sampai dengan 0,90. Perhitungan reliabilitas tes hasil belajar selengkapnya
disajikan pada lampiran 15.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari
populasi yang normal atau tidak, metode yang digunakan adalah metode Uji Chi
Kuadrat. Hasil uji normalitas dengan taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing
kelas dapat dilihat pada tabel 10 dan selengkapnya disajikan pada lampiran 16
sampai 17 .
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas
Kelas
Uji
Normalitas
Eksperimen Kontrol
Kognitif Afektif Psikomotor Kognitif Afektif Psikomotor
χ 2 hitung 5,0431 2,6275 2,6693 1,3553 1,8074 1,1682
χ 2 tabel 5,99 5,99 5,99 5,99 5,99 5,99
Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal bila χ2hitung <
χ2tabel. Harga χ2
hitung pada masing-masing kelas dari tabel di atas, lebih kecil dari
χ2tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak, metode yang digunakan
adalah metode Bartlett. Perhitungan hasil uji homogenitas disajikan pada lampiran
18, 22 dan 26
Hasil uji normalitas dengan taraf signifikansi 0,05 pada masing-masing
kelas dapat dilihat pada tabel 11 berikut : .
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas
Aspek
Uji
Homogenitas Kognitif Afektif Psikomotor
χ 2 hitung 0,0060 0,8446 0,4617
χ 2 tabel 0,95 0,95 0,95
Sampel berasal dari populasi yang homogen bila χ2hitung ≤ χ
2tabel harga
χ2hitung pada masing-masing kelas dari tabel di atas, lebih kecil dari χ2
tabel sehingga
dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang
homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah menempuh kegiatan pembelajaran sampai posttest yang diberikan
pada kelompok kontrol dan eksperimen maka diperoleh nilai rata-rata kelas yang
berbeda yang merupakan hasil belajar. Pada kelas kontrol nilai rata-rata kognitif,
afektif dan psikomotornya adalah 68,00; 24,05 dan 4,40 sedangkan pada kelas
eksperimen nilai rata-rata kognitif, afektif dan psikomotornya adalah 72,78; 28,11
dan 6,33. Kemudian nilai rata-rata kedua kelompok tersebut dibandingkan agar
dapat diketahui perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen.
Teknik yang digunakan dalam uji hipotesis adalah uji-t, hasil uji-t dengan
taraf signifikansi 0,05 dapat dilihat pada tabel 12 dan perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 19, 23 dan 27 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis.
Aspek
Uji
Hipotesis
Kognitif Afektif Psikomotor
t hitung 2,1786 4,4551 4,5150
t tabel 1,68 1,68 1,68
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh thitung > ttabel
sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa :
1. Ada perbedaan hasil belajar akuntansi antara yang menggunakan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pendekatan pembelajaran
ekspositori metode CTT pada siswa kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta.
2. Pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS 1 lebih baik hasil belajarnya
dibandingkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran ekspositori
metode CTT di kelas XI IPS 3 pada pokok bahasan kertas kerja perusahaan
dagang.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
akuntansi dan pendekatan pembelajaran mana yang lebih tepat digunakan antara
yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan
pendekatan pembelajaran ekspositori metode CTT pada siswa kelas XI IPS SMA
Islam 1 Surakarta.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung lebih besar ttabel
(lihat lampiran 19). Nilai rerata posttest pada kelas eksperimen sebesar 72,78
sedangkan pada kelas kontrol sebesar 6,8. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kelas
eksperimen dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada pendekatan
pembelajaran ekspositori metode CTT yang diberikan pada kelas kontrol.
Hasil penelitian sebelumnya tentang penggunaan pendekatan pembelajar-
an kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilakukan oleh Bahriyatul (2006 : 69) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
diperoleh hasil bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih baik daripada pendekatan pembelajaran ekspositori. Hasil ini berarti
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan
oleh Teviani (2007 : 42) tentang penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw juga memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu Kelas XI IPS 3 dengan
pendekatan pembelajaran ekspositori metode CTT pada pertemuan pertama
dilaksanakan selama 2 x 40 menit, materi yang diberikan yaitu pengertian kertas
kerja, fungsi kertas kerja dan langkah-langkah penyusunan kertas kerja (lihat
lampiran 2).
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama 5 menit, diawali dengan
guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru melakukan apersepsi
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kertas kerja dengan benar
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi kertas kerja dengan benar
3. Siswa dapat menyususn kertas kerja dengan benar
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan konsep materi
dalam bentuk skema sebagai berikut :
Pada kegiatan Inti, guru meminta siswa untuk membaca materi terlebih
dahulu secara singkat, setelah itu, guru menjelaskan tentang pengertian dan fungsi
kertas kerja. Keadaan siswa saat diberi penjelasan materi, ada yang
memperhatikan dan ada juga yang bercanda dengan teman yang lain.
Kertas Kerja
Neraca
Laba Rugi
NSSD
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Guru kemudian memperagakan cara menyusun kertas kerja dan siswa
diminta untuk memperhatikan, setelah guru selesai menerangkan, siswa diberikan
kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi tersebut.
Pada kegiatan penutup, guru memberikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari serta mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya kemudian diakhiri dengan mengucapkan
salam penutup.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan selama 2 x 40 menit,
materi yang diberikan yaitu tentang cara penyusunan kertas kerja dengan benar
(Lihat lampiran 2).
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama 15 menit, diawali
dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru melakukan
apersepsi dengan mengulang sekilas materi tentang penyusunan kertas kerja
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru memberikan soal sebagai berikut :
Perusahaan jasa Konsultan Manajemen Profesional telah beroperasi selama
tahun 2008 diperoleh neraca saldo per 31 Desember 2008 sebagai berikut.
Konsultan Manajemen Profesional
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2008
Nomor Akun
Nama Rekening Debit Kredit
101 Kas Rp 15.475.000,00 102 Perlengkapan kantor Rp 3.650.000,00 103 Piutang usaha Rp 16.000.000,00 104 Asuransi dibayar di muka Rp 4.500.000,00 121 Peralatan kantor Rp 18.500.000,00 122 Akumulasi penyusutan peralatan
kantor Rp 1.850.000,00
123 Kendaraan Rp 75.000.000,00 124 Akumulasi penyusutan
kendaraan Rp 15.000.000,00
211 Utang Bank Mandiri Rp 5.000.000,00 301 Modal, Tuan Benny Rp 90.000.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
302 Prive, Tuan Benny Rp 2.500.000,00 401 Pendapatan jasa Rp 52.000.000,00 501 Beban gaji Rp 16.000.000,00 502 Beban perjalanan Rp 5.000.000,00 503 Beban listrik & telepon Rp 2.125.000,00 504 Beban perawatan kendaraan Rp 3.000.000,00 505 Beban bunga Rp 825.000,00 506 Beban iklan Rp 900.000,00 519 Beban lain-lain Rp 375.000,00
Rp163.850.000,00 Rp163.850.000,00 Data akuntansi yang memerlukan penyesuaian per 31 Desember 2008 sebagai
berikut.
1. Perlengkapan kantor yang sudah dipakai dalam tahun 2008 sejumlah
Rp2.850.000,00.
2. Peralatan kantor tahun ini nilainya disurutkan 5% dari harga belinya.
3. Kendaraan nilainya disurutkan 5% dari harga belinya.
4. Bungan bank yang masih harus dibayar sebesar Rp75.000,00.
5. Terdapat pekerjaan konsultan yang belum selesain dan jasanya sudah diterima
sebesar Rp3.000.000,00.
6. Beban iklan sebesar Rp900.000,00 untuk sepuluh kali siaran di stasiun Radio
Duta Nada, sampai bulan Desember 2008 baru disiarkan 6 kali.
7. Premi asuransi dibayar Mei 2008 untuk satu tahun.
Dari data di atas, susunlah kertas kerja 10 kolom!
Masing-masing siswa juga diberikan lembar jawab yang telah disediakan
oleh guru. Format dari lembar jawab tersebut dapat dilihat pada lampiran 5.
Setelah siswa selesai mengerjakan, kemudian guru membahas soal yang
telah diberikan. Pada saat pembahasan masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan atau bercanda sendiri dengan teman sebangkunya.
Pada kegiatan penutup, guru memberikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari dan mengingatkan siswa akan adanya evaluasi pada pertemuan
berikutnya dari materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua,
kemudian diakhiri dengan mengucapkan salam penutup.
Pembelajaran dengan metode ceramah tanya jawab tugas (CTT) pada
kelas kontrol kurang menarik bagi siswa serta kurang membuat siswa aktif dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
interaktif satu sama lain. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari banyaknya siswa
yang masih bercanda bahkan tertidur saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung yang menyebabkan suasana kelas menjadi tidak kondusif, ketika guru
menerangkan materi pembelajaran, siswa banyak yang kurang perhatian, saat guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, siswa tidak ada inisiatif
untuk tunjuk jari dan bertanya, bahkan saat guru memberikan soal sebagai tugas
siswa untuk mengerjakan, masih ada bebarapa siswa yang tidak mau mengerjakan
dan masih harus dipaksa untuk mau mengerjakan sehingga pada waktu posttest
diberikan, nilai mereka kurang maksimal.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu Kelas XI IPS 1 dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pertemuan pertama
dilaksanakan selama 2 x 40 menit, materi yang diberikan yaitu pengertian kertas
kerja, fungsi kertas kerja dan langkah-langkah penyusunan kertas kerja (lihat
lampiran 1).
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama 5 menit, diawali dengan
guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru melakukan apersepsi
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran antara lain :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kertas kerja dengan benar
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi kertas kerja dengan benar
3. Siswa dapat menyususn kertas kerja dengan benar
Selanjutnya guru memberikan motivasi dengan menampilkan konsep materi
dalam bentuk skema sebagai berikut :
Pada kegiatan Inti, guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan
digunakan yaitu dalam pembelajaran Jigsaw, siswa akan dibagi dalam kelompok
Kertas Kerja
Neraca
Laba Rugi
NSSD
Jurnal Penyesuaian
Neraca Saldo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
asal dan kelompok ahli, dengan pembagian kelompok secara terstruktur (Lihat
lampiran 1) kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan sampai siswa memahami-
nya dan setelah siswa paham secara keseluruhan, maka guru mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok belajar dengan menentukan kelompok asal dan
kelompok ahli siswa, kelompok asal beranggotakan 5-6 siswa dan kelompok ahli
beranggotakan 6-7 siswa.
Pembagian Kelompok Asal adalah sebagai berikut :
*Kelompok Asal 1: *Kelompok Asal 2 : *Kelompok Asal 3 :
- Adea - Kholis - Nonik
- Rudi - Dewi - Joko Agung
- Ana - Khaerullah - Nurul
- Mirza - Dhika - Ito
- Candra - Joko Purnomo - Reni
*Kelompok Asal 4 : *Kelompok Asal 5 :
- Iponk - Arif
- Sarah - Tara
- Helmi - Abdullah
- Siti - Triana
- Cahyo - Umi
- Syarah - Wiwin
Pembagian Kelompok Ahli adalah sebagai berikut :
*Kelompok Ahli 1: *Kelompok Ahli 2 :
(Jurnal Penyesuaian) (NSSD)
- Adea - Rudi
- Kholis - Dewi
- Nonik - Joko Agung
- Iponk - Sarah
- Joko Purnomo - Tara
- Arif - Candra
- Wiwin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
*Kelompok Ahli 3 : *Kelompok Ahli 4 :
(Laba Rugi) (Neraca)
- Ana - Mirza
- Khaerullah - Dhika
- Nurul - Ito
- Helmi - Siti
- Abdullah - Triana
- Cahyo - Reni
- Umi - Syarah
Setelah kelompok asal dan kelompok ahli terbentuk, maka guru meminta
siswa untuk berada pada kelompok asal terlebih dahulu dan membagikan soal
kepada setiap siswa pada masing-masing kelompok asal sebagai bahan diskusi
dan setiap siswa melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan topik yang
ditentukan selama 15 menit. Soal yang digunakan diskusi sebagai berikut :
Perusahaan jasa Konsultan Manajemen Profesional telah beroperasi selama
tahun 2008 diperoleh neraca saldo per 31 Desember 2008 sebagai berikut :
Konsultan Manajemen Profesional
Neraca Saldo
Per 31 Desember 2008
Nomor Akun
Nama Rekening Debit Kredit
101 Kas Rp 15.475.000,00 102 Perlengkapan kantor Rp 3.650.000,00 103 Piutang usaha Rp 16.000.000,00 104 Asuransi dibayar di muka Rp 4.500.000,00 121 Peralatan kantor Rp 18.500.000,00 122 Akumulasi penyusutan peralatan
kantor Rp 1.850.000,00
123 Kendaraan Rp 75.000.000,00 124 Akumulasi penyusutan
kendaraan Rp 15.000.000,00
211 Utang Bank Mandiri Rp 5.000.000,00 301 Modal, Tuan Benny Rp 90.000.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
302 Prive, Tuan Benny Rp 2.500.000,00 401 Pendapatan jasa Rp 52.000.000,00 501 Beban gaji Rp 16.000.000,00 502 Beban perjalanan Rp 5.000.000,00 503 Beban listrik & telepon Rp 2.125.000,00 504 Beban perawatan kendaraan Rp 3.000.000,00 505 Beban bunga Rp 825.000,00 506 Beban iklan Rp 900.000,00 519 Beban lain-lain Rp 375.000,00
Rp163.850.000,00 Rp163.850.000,00
Data akuntansi yang memerlukan penyesuaian per 31 Desember 2008 sebagai
berikut.
1. Perlengkapan kantor yang sudah dipakai dalam tahun 2008 sejumlah
Rp2.850.000,00.
2. Peralatan kantor tahun ini nilainya disurutkan 5% dari harga belinya.
3. Kendaraan nilainya disurutkan 5% dari harga belinya.
4. Bungan bank yang masih harus dibayar sebesar Rp75.000,00.
5. Terdapat pekerjaan konsultan yang belum selesain dan jasanya sudah diterima
sebesar Rp3.000.000,00.
6. Beban iklan sebesar Rp900.000,00 untuk sepuluh kali siaran di stasiun Radio
Duta Nada, sampai bulan Desember 2008 baru disiarkan 6 kali.
7. Premi asuransi dibayar Mei 2008 untuk satu tahun.
Dari data di atas, susunlah kertas kerja 10 kolom!
Masing-masing siswa juga diberikan lembar jawab yang telah disediakan
oleh guru. Format dari lembar jawab tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.
Pada kelompok asal 1 pembagian topiknya sebagai berikut :
- Adea : Jurnal Penyesuaian
- Rudi : NSSD
- Ana : Laba Rugi
- Mirza : Neraca
- Candra : NSSD
Pada kelompok asal 2 pembagian topiknya sebagai berikut :
- Kholis : Jurnal Penyesuaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
- Dewi : NSSD
- Khaerullah : Laba Rugi
- Dhika : Neraca
- Joko P : Jurnal Penyesuaian
Pada kelompok asal 3 pembagian topiknya sebagai berikut :
- Nonik : Jurnal Penyesuaian
- Joko A : NSSD
- Nurul : Laba Rugi
- Ito : Neraca
- Reni : Neraca
Pada kelompok asal 4 pembagian topiknya sebagai berikut :
- Iponk : Jurnal Penyesuaian
- Sarah : NSSD
- Helmi : Laba Rugi
- Siti : Neraca
- Cahyo : Laba Rugi
- Syarah : Neraca
Pada kelompok asal 5 pembagian topiknya sebagai berikut :
- Arif : Jurnal Penyesuaian
- Tara : NSSD
- Abdullah : Laba Rugi
- Triana : Neraca
- Umi : Laba Rugi
- Wiwin : Jurnal Penyesuaian
Setelah soal selesai dibagikan, guru meminta siswa berada pada
kelompok ahli masing-masing, siswa dari kelompok asal yang berbeda,
dikelompokkan sesuai dengan topik yang sama dalam kelompok ahli kemudian
berdiskusi membahas topik / materi yang ditugaskan dan guru tetap mengawasi
jalannya diskusi kelompok ahli yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit.
Pada kelompok ahli 1 membahas tentang penyusunan kertas kerja kolom
Jurnal Penyesuaian, kelompok ahli 2 membahas tentang penyusunan kertas kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kolom NSSD, kelompok ahli 3 membahas tentang penyusunan kertas kerja kolom
Laba Rugi, dan pada kelompok ahli 4 membahas tentang penyusunan kertas kerja
kolom Neraca. Dari pengamatan guru secara keseluruhan, pada diskusi kelompok
ahli tersebut, siswa lebih dapat bekerja sama antara satu sama lain dalam
menyelesaikan soal-soal yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
Pada kegiatan penutup, guru mengingatkan siswa untuk mempelajari
lebih dalam tentang soal yang telah diberikan sebagai materi pembahasan pada
pertemuan berikutnya kemudian diakhiri dengan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua pada kelas eksperimen dilaksanakan selama 2 x 40
menit. Materi yang diberikan yaitu tentang cara penyusunan kertas kerja dengan
benar (lihat lampiran 1).
Kegiatan pendahuluan yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit,
diawali dengan guru mengucapkan salam dan siswa menjawabnya lalu guru
melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi tentang penyusunan kertas
kerja.
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk duduk sesuai
dengan kelompok ahli yang telah ditentukan sebelumnya dan melanjutkan diskusi
sesuai dengan topik masing-masing kelompok. Diskusi ini berlangsung selama 10
menit.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok ahli kembali ke
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Kegiatan diskusi pada
kelompok asal ini berlangsung selama 35 menit. Dari pengamatan guru secara
keseluruhan, pada diskusi kelompok asal tersebut, siswa yang belum paham,
secara intensif bertanya pada siswa dalam satu kelompoknya sesuai dengan topik
keahliannya sehingga siswa benar-benar mengerti akan materi yang didiskusikan.
Pada kegiatan penutup, guru memberikan kesimpulan dari materi yang
telah dipelajari serta mengingatkan siswa akan adanya evaluasi pada pertemuan
berikutnya dari materi yang telah dibahas pada pertemuan pertama dan kedua,
setelah itu diakhiri dengan mengucapkan salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dari pertemuan pertama dan kedua, persoalan yang dihadapi siswa
cenderung pada materi yang sifatnya hitungan, karena itu, mereka lebih intensif
mendiskusikannya secara bersama-sama dengan teman dalam satu kelompok
sehingga tercipta suasana yang tidak tegang sehingga pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih efektif digunakan pada materi kertas kerja yang
sifatnya hitungan.
Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
membuat siswa aktif dan interaktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
berdampak positif pada hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk saling
membantu dalam mengerjakan tugas dengan siswa yang lain sehingga belajar
bukan hanya dari guru tetapi juga dari siswa yang lain serta tidak menciptakan
suasana yang tegang. Pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw mendorong siswa untuk lebih giat belajar agar dapat menyumbangkan
pikiran dalam kerja kelompok karena masing-masing siswa bertanggung jawab
akan penguasaan setiap bagian dari materi pembelajaran yang telah diberikan, jadi
siswa dapat berlatih untuk berani berinteraksi satu sama lain serta dapat lebih
mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit dengan
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan siswa yang lain. Melalui diskusi
tersebut dapat terjalin komunikasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pembahasan di atas maka kelas yang diajar dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih baik dibandingkan kelas
yang diajar dengan pendekatan pembelajaran ekspositori metode CTT sehingga
pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif digunakan dalam
pembelajaran pada kompetensi dasar memahami cara penyusunan kertas kerja
khususnya pada materi yang bersifat hitungan.
Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberi-
kan hasil belajar yang lebih baik daripada penggunaan pendekatan pembelajaran
ekspositori metode CTT, akan tetapi peneliti yang bertindak sebagai pengajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
juga mempunyai beberapa keterbatasan dalam penerapan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, antara lain :
1. Pada saat siswa membentuk kelompok asal maupun kelompok ahli, terutama
ketika penataan ruang dengan merubah posisi tempat duduk siswa yang cukup
membuang waktu dan menyebabkan terjadinya suasana gaduh bahkan
mengganggu ketenangan kelas lain, untuk itu disarankan kepada peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian sejenis agar menata posisi tempat duduk
siswa secara berkelompok sebelum kegiatan pembuka dalam pembelajaran
dimulai.
2. Pembagian dalam setiap kelompok asal maupun kelompok ahli yang terlalu
banyak siswa yang menyebabkan diskusi berjalan kurang efektif, untuk itu
disarankan agar pembagian dalam setiap kelompok pada pembelajaran Jigsaw
maksimal 4 siswa sehingga diskusi dapat berjalan lebih efektif.
3. Pada saat pemberian nama kelompok, guru menggunakan nomor saja sehingga
kurang menarik, untuk itu disarankan agar dalam memberikan nama kelompok,
diberi nama yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga suasana
pembelajaran lebih menarik dan berkesan bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpul-
kan bahwa:
1. Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan perbedaan hasil
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Islam 1 Surakarta pada materi kertas
kerja . Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil perhitungan dengan uji-t pada taraf
signifikansi 0,05 diperoleh ranah kognitif thitung = 2.1786 > ttabel = 1.68, ranah
afektif thitung = 4.4551 > ttabel = 1.68 dan ranah psikomotor thitung = 2.5150 > ttabel
= 1.68.
2. Kelas yang diajar dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hasil
belajarnya lebih baik dibandingkan kelas yang diajar dengan pendekatan
pembelajaran ekspositori metode CTT yang ditunjukkan dari nilai rerata pada
kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rerata kelas kontrol.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan penggunaan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan hasil belajar akuntansi yang
lebih baik daripada penggunaan pendekatan pembelajaran ekspositori metode
CTT maka dapat dikemukakan implikasi bahwa pendekatan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw sebagai variasi metode pembelajaran memberikan sumba-
ngan terhadap peningkatan hasil belajar akuntansi siswa sehingga dapat dijadikan
sebagai alternatif dalam pemilihan metode pembelajaran.
C. Saran-saran
1. Guru hendaknya melakukan variasi terhadap metode pembelajaran yang
digunakan, salah satu alternatifnya dengan menggunakan pendekatan pembela-
jaran kooperatif tipe Jigsaw yang telah terbukti dapat meningkatkan hasil bela-
jar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Pengelompokan siswa dalam pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw,
harus dipersiapkan sejak awal oleh guru. Dalam pelaksanaan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw agar mencapai hasil yang optimal, guru
perlu melakukan penataan ruang secara efektif untuk menghindari suasana
gaduh saat pembentukan kelompok, pengelompokan siswa dalam pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw harus dipersiapkan sejak awal oleh guru
agar masing-masing kelompok memiliki kemampuan diskusi yang sama, guru
perlu meningkatkan keterampilan kooperatif masing-masing kelompok agar
kerja sama dalam kelompok tidak macet, guru perlu mengembangkan keaktifan
seluruh anggota dalam kelompok kerena keberhasilan pembelajaran ini terletak
dari kemampuan angota kelompok dalam memberikan penjelasan kepada
anggota kelompok yang lain secara bergantian.
3. Pemberian nama pada kelompok dalam pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw harus sesuai dengan materi pembelajaran.