skripsi dian arista 5201407038 teknik mesin - …lib.unnes.ac.id/7140/1/10633.pdf · v 7. semua...

84
PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU TERHADAP KUALITAS BANDENG PRESTO DENGAN MENGGUNAKAN LTHPC (LOW TEMPERATURE HIGH PRESSURE COOKER) SKRIPSI Disusun dalam rangka untuk menyelesaikan Studi Strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh : Nama : Dian Arista NIM : 5201407038 Prodi : Pend. Teknik Mesin S1 Jurusan : Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Upload: phamanh

Post on 26-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU TERHADAP KUALITAS BANDENG PRESTO DENGAN MENGGUNAKAN LTHPC

(LOW TEMPERATURE HIGH PRESSURE COOKER)

SKRIPSI

Disusun dalam rangka untuk menyelesaikan Studi Strata I

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh :

Nama : Dian Arista

NIM : 5201407038

Prodi : Pend. Teknik Mesin S1

Jurusan : Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh Nama : Dian Arista NIM : 5201407038 ProgramStudi : Pendidikan Teknik Mesin S1 Judul : Pengaruh Tekanan dan Waktu terhadap Kualitas

Bandeng Presto dengan Menggunakan LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian Ketua : Drs. Wirawan Sumbodo, MT ( ) NIP. 196601051990021002 Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng ( ) NIP. 198003192005011001

Dewan Penguji Pembimbing I : Drs. Sunyoto, M.Si ( ) NIP. 196511051991021001 Pembimbing II : Basyirun, S.Pd, MT ( ) NIP. 196809241994031003 Penguji Utama : Drs. Boenasir, M.Pd ( ) NIP. 194903051976031001 Penguji Pendamping I : Drs. Sunyoto, M.Si ( ) NIP. 196511051991021001 Penguji Pendamping II : Basyirun, S.Pd, MT ( ) NIP. 196809241994031003 Ditetapkan di Semarang Tanggal :

Mengesahkan Dekan Fakultas Teknik

Drs. Abdurrahman, M.Pd NIP. 196009031985031002

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Siapa yang bersungguh-sungguh maka merekla akan mendapatkannya.

2. Segala kejadian yang terjadi pada kita akan hikmahnya.

3. Kekuatan cinta akan menambah keberanian menempuh segala rintangan.

4. Masalah demi masalah yang kita hadapi, akan membuat kita lebih kuat dan dewasa

dalam menghadapi hidup.

5. Jangan pernah tinggalkan do’a setiap kita berusaha.

6. Koreksi kemampuan kita sebelum mengoreksi orang lain.

7. Jangan takut akan kesalahan

8. Cobalah untuk berfikir optimis dan positif.

Persembahan :

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala

pengorbanan, doa dan kasih sayang yang tak

pernah pudar.

2. Adik-adiku tercinta yang selalu mendoakan dan

membantu setiap usahaku

3. Keluarga besar malagas kost

4. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat yang telah

membantu

5. Semua pihak yang telah membantu dan

mendoakanku

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Tekanan dan Waktu terhadap Kualitas Bandeng

Presto dengan menggunakan LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)”.

Sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari

berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu, tenaga, dan

materi yang tersita demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih setulus hati

kepada :

1. Bp. Drs. Wirawan Sumbodo, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

2. Bp. Drs. Sunyoto, M.Si, Selaku dosen pembimbing I, untuk masukan,

arahan dan bimbingan dalam proses penelitian dan penyusunan laporan

skripsi ini.

3. Bp. Basyirun, S.Pd. M.T, Selaku dosen pembimbing II, untuk arahan

bimbingan dan masukan terhadap penulisan laporan skripsi ini.

4. Bp. Drs. Boenasir, M.Pd, Selaku dosen penguji laporan ini.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan membantu semua

kebutuhan penulis yang tiada hentinya.

6. Teman-teman senasib dan seperjuangan PTM’07 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

v

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penelitian dan

penyusunan laporan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya waktu dan masih kurangnya

pengetahuan penulis, Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala

saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan penulis terima dengan

senang hati demi perbaikan Skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca pada umumnya dan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Negeri Semarang pada khususnya.

Semarang,

Penulis

vi

ABSTRAK

Dian Arista, 2011. Pengaruh Tekanan dan Waktu terhadap Kualitas Bandeng Presto dengan Menggunakan LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker). Skripsi. Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I, Drs. Sunyoto, M.Si, Pembimbing II, Basyirun, S.Pd. M.T

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai dari hasil perikanan salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi makanan yang bergizi misalkan bandeng presto atau bandeng duri lunak yang merupakan makanan olahan dari ikan bandeng. LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker) merupakan sebuah alat yang terdiri dari panci bertekanan yang dilengkapi dengan manometer untuk mengetahui tekanan di dalam panci, termometer, safety valve, kompor pemanas, dan rak-rak. Meskipun alat presto tersebut memiliki banyak keunggulan, namun belum diterapkan secara luas di masyarakat atau industri untuk pembuatan bandeng presto, karena industri belum yakin dengan tingkat keberhasilan alat tersebut jika digunakan dalam produksi bandeng presto sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa tekanan dan waktu yang ideal dalam memasak bandeng presto supaya mendapatkan bandeng dengan kualitas terbaik, juga untuk mengetahui konsumsi bahan bakar yang diperlukan dalam sekali proses produksi.

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Variabel bebas adalah tekanan dan waktu. Sebagai variabel terikat adalah kualitas bandeng presto, yang terdiri dari kualitas proksimat dan kualitas organoleptik. Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil yang berbeda pada tiap-tiap variasi tekanan dan waktu. Berdasarkan hasil analisis proksimat kesembilan sampel tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari uji organoleptik, dapat diketahui bahwa bandeng presto yang dimasak dengan tekanan 1,5 atm dan waktu 2 jam mempunyai hasil yang terbaik dan paling disukai oleh responden. Sedangkan konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan relatif hemat karena dengan menggunakan gas LPG 3 Kg dapat digunakan sebanyak 2 kali memasak bandeng presto dengan kapasitas 40-70 Kg dengan tekanan 1,5 atm dan waktu 2 jam.

Bagi pihak industri bandeng presto ketika melakukan pengolahan bandeng presto supaya memasak dengan tekanan 1,5 atm dan waktu 2 jam untuk mendapatkan hasil yang terbaik berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan diuji coba di laboratorium. Kemudian diharapkan penelitian ini menjadi awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya sehingga nantinya bisa mucul alat baru yang lebih baik dari alat-alat sebelumnya.

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Batasan Masalah ......................................................................... 3

E. Penegasan Istilah ........................................................................ 4

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 7

A. LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker) .................... 7

viii

B. Tekanan (P) ................................................................................ 9

C. Waktu Pemasakan ...................................................................... 10

D. Temperatur ................................................................................. 11

E. Gas Ideal .................................................................................... 12

F. Kualitas Bandeng Presto ............................................................. 13

G. Hubungan antara Tekanan dan Temperatur ................................. 21

H. Analisis Proksimat ...................................................................... 23

I. Uji Organoleptik ......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 26

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 26

B. Variabel Penelitian ..................................................................... 26

C. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 27

D. Alat dan Bahan ........................................................................... 27

E. Prosedur Penelitian ..................................................................... 28

F. Alur Jalannya Penelitian ............................................................. 30

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30

H. Analisis Data .............................................................................. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 33

A. Hasil Analisis Proksimat Bandeng Presto ...................................... 33

B. Hasil Uji Organoleptik Bandeng Presto ......................................... 33

C. Hubungan antara Waktu Pemasakan dengan Kadar Gizi ................ 34

ix

D. Pembahasan Uji Organoleptik ....................................................... 40

E. Konsumsi Bahan Bakar yang digunakan ........................................ 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 48

A. Simpulan ....................................................................................... 48

B. Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 50

LAMPIRAN ............................................................................................. 51

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Mutu Bandeng Duri Lunak ........................................... 15

Tabel 2. Lembar Pengamatan/pengukuran Uji Organoleptik .................... 31

Tabel 3. Lembar Pengamatan/pengukuran Analisis Proksimat ................. 31

Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat Bandeng Presto .................................. 33

Tabel 5. Hasil Uji Organoleptik Bandeng Presto ..................................... 34

Tabel 6. Rerata pada Aspek Rupa Uji Organoleptik ................................ 40

Tabel 7. Rerata pada Aspek Rasa Uji Organoleptik ................................. 41

Tabel 8. Rerata pada Aspek Tekstur Uji Organoleptik ............................. 42

Tabel 9. Rerata pada Aspek Aroma Uji Organoleptik .............................. 43

Tabel 10. Rerata pada Aspek Warna Uji Organoleptik ............................ 44

Tabel 11. Konsumsi bahan bakar yang digunakan ................................... 46

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat LTHPC .......................................................................... 27

Gambar 2. Rak tempat bandeng .............................................................. 27

Gambar 3. Kompor gas LPG ................................................................... 28

Gambar 4. Gas LPG 3Kg ........................................................................ 28

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada

tekanan 1,5 atm ...................................................................... 34

Grafik 2. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada

tekanan 2 atm ......................................................................... 36

Grafik 3. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada

tekanan 2,5 atm ...................................................................... 37

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat penetapan dosen pembimbing ....................................... 52

Lampiran 2. Sertifikat pengujian Lab. Kimia Fak. MIPA UNNES.............. 53

Lampiran 3. Daftar mahasiswa Jurusan Tata Boga S1 ................................ 55

Lampiran 4. Instrumen analisis proksimat ................................................. 56

Lampiran 5. Instrumen uji organoleptik ..................................................... 57

Lampiran 6. Kriteria penilaian ................................................................... 58

Lampiran 7. Hasil pengujian organoleptik ................................................. 60

Lampiran 8. Dokumentasi penelitian ......................................................... 63

Lampiran 9. Desain alat LTHPC ............................................................... 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wilayah Indonesia yang berupa perairan menjadikannya kaya akan

sumber daya perikanannya, namun hal ini tidak diikuti dengan perkembangan

teknologi yang semakin maju, sehingga negara Indonesia masih belum mampu

mengolah hasil-hasil perikanan tersebut menjadi komoditas yang bernilai

tinggi.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan nilai dari hasil

perikanan tersebut salah satunya yaitu dengan mengolahnya menjadi makanan

yang bergizi misalkan bandeng presto atau bandeng duri lunak yang

merupakan makanan olahan dari ikan bandeng.

Bandeng presto yang ada dipasaran saat ini merupakan hasil

pengolahan industri-industri bandeng presto dimana dalam pengolahannya

menggunakan sumber tekanan dari pemanasan air dalam waktu yang cukup

lama sehingga dapat menyebabkan tekstur pada bandeng menjadi rusak dan

menurunkan kadar protein serta citarasa bandeng yang dihasilkan.

LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker) merupakan sebuah

alat yang terdiri dari panci bertekanan yang dilengkapi dengan manometer

untuk mengetahui tekanan di dalam panci, termometer, safety valve, kompor

pemanas, dan rak-rak.

2

LTHPC mempunyai beberapa keunggulan antara lain : 1)

Produktivitas lebih tinggi, karena dalam sekali proses mampu memasak

bandeng minimal 30 kg, 2) Hemat waktu : proses pemasakan lebih cepat

daripada alat presto pada umumnya (+ 1,5 jam), 3) Hemat bahan bakar :

karena proses pemasakan lebih singkat maka bahan bakar yang digunakan

lebih sedikit, 4) Hemat biaya : karena produktivitas yang tinggi, hemat waktu

dan hemat bahan bakar maka ongkos produksinyapun akan lebih sedikit.

Meskipun alat presto tersebut memiliki banyak keunggulan, namun

belum diterapkan secara luas di masyarakat atau industri untuk pembuatan

bandeng presto, karena industri belum yakin dengan tingkat keberhasilan alat

tersebut jika digunakan dalam produksi bandeng presto sesungguhnya.

Selain itu masalahnya adalah berapa tekanan dan waktu pemasakan

yang ideal (optimum) sehingga dihasilkan bandeng dengan kualitas yang

paling bagus dilihat dari rupa, warna, aroma, rasa dan tekstur dengan

menggunakan alat tersebut? Karena pihak industri cenderung ingin

menggunakan alat yang siap pakai tanpa melakukan percobaan lagi.

Dengan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul tentang

“Pengaruh Tekanan dan Waktu terhadap Kualitas Bandeng Presto dengan

Menggunakan LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui beberapa

permasalahan antara lain :

3

a. Berapa tekanan optimum dalam panci presto agar diperoleh bandeng

dengan kualitas yang diharapkan?

b. Berapa waktu pemasakan yang optimum agar diperoleh bandeng dengan

kualitas yang diharapkan?

c. Berapa konsumsi bahan bakar yang diperlukan dalam sekali proses

pembuatan bandeng presto dengan kualitas yang diharapkan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

a. Untuk mengetahui tekanan optimum dalam panci presto agar diperoleh

bandeng dengan kualitas yang diharapkan.

b. Untuk mengetahui waktu pemasakan optimum agar diperoleh bandeng

dengan kualitas yang diharapkan.

c. Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar yang diperlukan dalam sekali

proses pembuatan bandeng presto dengan kualitas yang diharapkan

tersebut.

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak

menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan maka peneliti perlu membatasi

beberapa masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: pengaruh

dari tekanan dan waktu dari alat tersebut untuk menghasilkan bandeng presto

4

yang berkualitas yang memiliki kandungan protein yang tinggi, serta kadar

lemak dan kadar air yang rendah.

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah penafsiran, dalam penelitian ini ada beberapa

istilah yang perlu dijelaskan, sehingga penulis perlu mempertegas maksud

dalam judul “PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU TERHADAP

KUALITAS BANDENG PRESTO DENGAN MENGGUNAKAN LTHPC

(LOW TEMPERATURE HIGH PRESSURE COOKER)”

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (KBBI,

2005: 849).

2. Tekanan

Tekanan adalah desakan yang kuat, paksaan (KBBI, 2005: 1157)

Tekanan (P) juga merupakan satuan fisika untuk menyatakan

gaya (F) per satuan luas (A), satuan tekanan sering digunakan untuk

mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.

Tekanan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tekanan yang

terjadi di dalam alat LTHPC saat proses pembuatan bandeng presto

berlangsung, satuan tekanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

atm, meskipun indikator dalam manometer menggunakan satuan kg/cm2

nantinya akan dikonversi ke atm dengan rumus 1 atm = 1,03 kg/cm2

sehingga dibulatkan menjadi 1 atm = 1 kg/cm2.

5

3. Waktu

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan

atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu

merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa

merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian (KBBI, 2005: 1267).

Waktu yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lamanya proses

pemasakan bandeng presto dari awal penyalaan kompor sampai bandeng

presto sampai matang dengan menggunakan alat LTHPC, satuan waktu

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jam.

4. Kualitas bandeng presto

Kualitas bandeng presto adalah tingkat baik buruknya, derajat,

taraf atau mutu. Kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kualitas dari bandeng presto yang sudah masak yang akan dilakukan uji

organoleptik untuk mengetahui rupa, rasa, aroma, warna dan tekstur yang

paling baik.

5. LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)

LTHPC merupakan alat pembuat bandeng presto yang terdiri dari

panci bertekanan yang dilengkapi manometer, termometer, safety valve

dan kompor pemanas serta rak-rak. Alat yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan LTHPC yang sudah dikembangkan dari LTHPC

sebelumnya.

6

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Bagi peneliti : Mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru serta

mengetahui cara mengoperasikan alat untuk membuat bandeng presto

dengan komposisi tekanan dan waktu yang tepat sehingga dihasilkan

bandeng presto yang berkualitas.

2. Bagi pembaca : Menambah pengetahuan pembaca tentang sebuah alat

yang digunakan untuk membuat bandeng presto.

3. Bagi masyarakat : Membantu industri kecil pembuatan bandeng presto

agar dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya

7

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Tinjauan Pustaka

A. LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)

LTHPC merupakan sebuah alat pemasak bandeng presto modern

ini terdiri tiga bagian yaitu kompor LPG, dan panci presto yang di atasnya

dipasang manometer untuk mengetahui tekanan yang terjadi di dalam

panci presto, termometer yang digunakan untuk mengetahui suhu yang

terjadi dalam panci presto dan safety valve yang merupakan katup

pengaman yang dipasang untuk mencegah tekanan yang berlebihan dalam

panci presto yang dapat disetel sesuai kebutuhan missal 2 atm.

Cara Kerja dari alat ini yaitu ketika air dan bandeng presto yang

diletakkan di rak-rak dengan rapi sudah dimasukkan ke dalam panci

presto, kemudian nyalakan kompor dengan bahan bakar gas LPG yang

diletakkan di bawah panci presto, perlahan-lahan air yang berada di dasar

panci menjadi uap air karena suhu di dalam panci semakin meningkat, uap

air tersebut kemudian naik melewati bandeng tersebut, sehingga lama

kelamaan bandeng tersebut menjadi lunak karena tekanannya semakin

meningkat seiring dengan naiknya suhu.

Ketika tekananannya sudah mencapai 2 atm maka safety valve akan

membuka secara otomatis untuk mengeluarkan tekanan yang berlebihan,

8

setelah suhunya mencapai 100oC maka kompor dikecilkan dan dijaga agar

suhunya tetap 100oC, sampai bandeng tersebut matang

Keuntungan dari alat LTHPC ini di antaranya kualitas bandeng

kondisinya sangat baik, tidak rusak karena bandeng tidak ditumpuk-

tumpuk seperti alat konvensional namun ditata di rak-rak susun di dalam

alat presto tersebut. Gizinya-pun sangat baik dan bandeng hasil olahan

alat ini memiliki kandungan lemak rendah. Protein yang dihasilkan makin

besar karena menggunakan sistem pembakaran yang merata hingga 100oC.

Dengan menggunakan alat ini bandeng yang diproduksi bisa

mencapai 40 sampai 75 kg, jauh lebih besar dibanding alat yang selama ini

ada memuat hanya 9 kg. Ini karena di dalam panci terdapat banyak rak.

Dengan 15 rak di dalam alat presto ini, dimana masing-masing rak dapat

memuat 4,5 sampai 5 kg bandeng.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di pengusaha bandeng

presto ketika memasak dengan menggunakan alat LTHPC sebelumnya

dengan tekanan dibawah 1,5 atm dan waktu dibawah 1,5 jam, hasilnya

bandeng presto belum terlalu lunak dan kurang matang. Jika menggunakan

tekanan diatas 2,5 atm dan waktu diatas 2,5 jam, akan menimbulkan aroma

yang tidak sedap pada bandeng presto dan rasanya kurang enak.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, maka dalam

penelitian ini variasi tekanan dan waktu yang digunakan yaitu tekanan

terendah 1,5 atm dan tekanan tertinggi 2,5 atm, sedangkan waktu terendah

1,5 jam dan waktu terlama 2,5 jam.

9

B. Tekanan (P)

Jika bidang A diberikan orientasi baru dengan memutar bidang

tersebut terhadap suatu titik dan tekanan ditentukan untuk setiap orientasi

baru, maka akan diperoleh bahwa tekanan pada titik tersebut akan sama di

segala arah selama fluida dalam keadaan diam (Moran, 2004: 15).

Tekanan dinyatakan sebagai gaya dibagi oleh luas. Untuk keadaan-

keadaan dimana gaya (F) terdistribusi merata diatas suatu luas(A), maka :

AF

dengan :

P = tekanan fluida (kg/cm2)

F = gaya (kg)

A = Luas (cm2)

Tekanan pada sebuah titik dalam sebuah massa fluida dapat

diartikan sebagai sebuah tekanan mutlak (absolute pressure) atau dapat

juga diartikan sebagai tekanan pengukuran (gage pressure). Tekanan

mutlak diukur relatif terhadap suatu keadaan hampa sempurna (tekanan

nol mutlak), sedangkan tekanan pengukuran diukur relatif terhadap

tekanan atmosfir setempat.

Alat ukur tekanan yang sering digunakan yaitu manometer.

Menometer mengukur perbedaan tekanan dalam bentuk panjang kolom

cairan seperti air, air raksa, atau minyak. Manometer memiliki satu ujung

10

terbuka dan satu ujung yang lain terhubung dengan bejana tertutup yang

berisi gas dengan tekanan yang seragam (Moran, 2004: 16).

Tekanan yang dimaksud yaitu tekanan yang terjadi di dalam alat

LTHPC saat proses pembuatan bandeng presto berlangsung, satuan

tekanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu atm, meskipun

indikator dalam manometer menggunakan satuan kg/cm2 nantinya akan

dikonversi ke atm dengan rumus 1 atm = 1,03 kg/cm2 sehingga dibulatkan

menjadi 1 atm = 1 kg/cm2.

Tekanan dalam alat tersebut juga dijaga agar tetap konstan dengan

menggunakan safety valve yaitu sebuah katup yag berfungsi untuk

menjaga tekanan agar selalu konstan, misalkan pada saat penelitian akan

menggunakan tekanan 1,5 atm, maka safety valve tersebut diatur agar

ketika tekanan lebih dari 1,5 atm katup tersebut terbuka otomatis, sehingga

tekanan di dalam panci presto tersebut selalu konstan.

C. Waktu Pemasakan

Waktu dalam hal ini merupakan lamanya proses pemasakan

bandeng presto yang dihitung dari awal setelah kompor LPG dinyalakan

sampai bandeng presto matang. Satuan waktu yang digunakan dalam

penelitian yaitu jam

11

D. Temperatur

Konsep temperatur berasal dari perasaan “panas” atau “dingin”

yang dihasilkan indra manusia. Melalui sentuhan sehingga dapat

membedakan dan menyusun benda berdasarkan panasnya. Namun

demikian indra manusia tidak dapat mengukur perbedaan panas ini secara

akurat. Untuk itu telah dikembangkan metode pengukuran temperatur

dengan skala temperatur dan termometer.

Sangat sulit untuk memberikan definisi temperatur, namun

demikian dapat menggunakan adanya kesepadanan (equality) perubahan

temperatur terhadap perubahan sifat yang lain dari suatu benda.

Untuk menggambarkan hal ini, digunakan dua batang tembaga di

mana batang yang satu lebih panas dari batang yang lain. Jika kedua

batang tersebut di sentuhkan dan diisolasi terhadap lingkungannya, maka

akan terjadi interaksi termal (kalor) (thermal / heat interaction). Selama

terjadinya interaksi ini, dapat diamati bahwa volume batang yang lebih

panas akan berkurang, sementara volume batang yang lebih dingin akan

bertambah menurut waktu. Perubahan volume ini akan berakhir apabila

tidak lagi terdapat perbedaan panas pada kedua batang tersebut. Ketika

perubahan sifat dan interaksi antara kedua batang tersebut berakhir, maka

tercapailah kondisi kesetimbangan termal (thermal librium). Berdasarkan

pengamatan di atas dapat dikatakan bahwa kedua batang tersebut memiliki

suatu sifat-sifat fisik yang menentukan apakah keduanya berada dalam

12

kesetimbangan termal sifat seperti ini disebut sebagai temperatur (Moran,

2004: 18).

E. Gas Ideal

Molekul-molekul gas di dalam suatu ruangan yang dibatasi dinding

bergerak ke segala arah dengan tidak beraturan (chaotic motion). Karena

gerakan tidak beraturan tersebut kemungkinan sering terjadi tumbukan

antar molekul, sebelum menabrak dinding batas ruangan. Tabrakan

molekul ke dinding ruangan tersebut terjadi secara terus menerus, yang

menimbulkan efek tekanan gas di dalam ruangan tersebut. Semakin tinggi

temperatur gas maka semakin besar kecepatan geraknya sehingga

menyebabkan momentum tumbukan terhadap dinding semakin besar.

Akibatnya tekanan yang terjadi di dalam ruangan akan semakin besar pula

(Sudjito, 14).

Diasumsikan adanya suatu jenis gas ideal yang mempunyai sifat

ideal, sehingga dimungkinkan penurunan persamaan matematis hubungan

antar beberapa variabel dari property gas. Sifat-sifat gas ideal yang

diinginkan tersebut adalah gaya tarik-menarik antar molekul diabaikan,

total volume molekul gas diabaikan terhadap volume ruangan.

Asumsi pertama memungkinkan bahwa semua energi kinetik

molekul menghasilkan energi tumbukan molekul ke dinding. Sedangkan,

asumsi kedua memungkinkan tidak ada pengurangan energi kinetik

molekul karena tumbukan antar molekul diabaikan. Dengan kedua asumsi

13

tersebut, maka secara analitis dapat diturunkan persamaan hubungan antar

variabel P, v dan T gas ideal atau sering disebut persamaan keadaan gas

ideal atau persamaan Boyle-Gay Lussac, sebagai berikut,

Pv = RT

dengan, P = tekanan absolute gas

v = volume spesifik gas

R = konstanta gas

T = temperatur absolute gas

Apabila hubungan antara variabel gas di dalam ruangan pada dua

keadaan yang berbeda, dengan masa gas tetap, maka akan muncul

persamaan sebagai berikut,

(Sudjito, 15)

F. Kualitas Bandeng Presto

Ikan bandeng dalam Bahasa Latin diikenal sebagai Chanos-Chanos

atau dalam Bahasa Inggrisnya adalah Milk Fish. Ikan Bandeng yang

termasuk dalam Familia Chanidae ini memiliki Kandungan Gizi per-100

gram daging ikan yang terdiri dari energi 129 kkal, protein 20 gr, lemak

4.8 gr, kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI serta

vitamin B1 0.05 mg (Saparinto, 2006: 11).

Dari kandungan nutrisi tersebut terlihat bahwa kandungan protein

ikan bandeng cukup tinggi. Hal ini yang menjadikan ikan bandeng sangat

2

22

1

11

TVP

TVP

=

14

mudah dicerna serta sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua usia dalam

mencukupi kebutuhan protein tubuh, menjaga dan memelihara kesehatan

serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro.

Seperti halnya ikan salmon, ikan bandeng juga mengandung Asam

Lemak Omega 3 yang sangat berguna dalam mencegah terjadinya

penggumpalan darah sehingga dapat mencegah serangan penyakit jantung

koroner. Selain itu Asam Lemak Omega 3 juga bersifat

hipokolesterolemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah serta

mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan berperan dalam pertumbuhan

otak pada janin serta membantu pertumbuhan sistem saraf

(http://id.shvoong.com).

Ikan bandeng yang diolah menjadi bandeng presto akan memiliki

beberapa nilai lebih diantaranya :

a. Jika disimpan, ikan mempunyai daya tahan yang lama.

b. Durinya menjadi lunak, sehingga mudah dalam penyajiannya.

c. Harga dan nilai jualnya akan meningkat jika dibandingkan sebelum

dibuat presto. (Suhaeni, 2007: 12)

15

Tabel 1. Kriteria mutu bandeng duri lunak berdasarkan penilaian organoleptik

No Parameter Keterangan

1

2

3

4

5

Rupa

Warna

Aroma

Rasa

Tekstur

Ikan utuh dan tidak patah, mulus, tidak luka

atau lecet, bersih, tidak terkontaminasi

benda asing, dan tidak terdapat endapan

lemak, garam atau kotoran lain.

Warna spesifik, cemerlang, tidak berjamur

dan berlendir.

Spesifik seperti ikan rebus, gurih dan segar

tanpa bau tengik, masam, basi atau busuk.

Gurih spesifik bandeng duri lunak, enak

dan tidak terlalu asin, rasa asin merata,

tidak ada rasa asing.

Kompak, padat, cukup kering, tidak berair

dan kesat

Sumber : Saparinto, 2006: 51

Selain itu, bandeng presto juga memiliki kandungan gizi antara lain :

a. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan

mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal.

Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino

disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam

16

amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat

dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan,

fenilalanin, leusin (Martonah, 2006: 32).

Protein serelia pada umumnya rendah akan lisin, sedangkan

protein kacang-kacangan rendah akan metionin, sehingga kombinasi

hidangan yang terdiri dari serelia dan kacang-kacangan sebagai sumber

protein, mempunyai skor asam amino yang lebih tinggi karena saling

melengkapi.

Skor asam amino protein hewani umumnya sangat tinggi.

Meskipun secara teoritis dapat disusun hidangan dari bahan nabati saja

untuk memenuhi kecukupan protein, tetapi peningkatan konsumsi

protein hewani akan sangat bermanfaat untuk memudahkan

penyusunan komposisi hidangan dengan mutu usia dimana

pertumbuhan cukup cepat, menolong absorpsi zat gizi lain misalnya

zat besi sehingga dapat mengurangi masalah kekurangan gizi,

mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral, karena protein hewani

merupakan sumber vitamin dan mineral yang mudah diserap (Darwin,

1992: 11)

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi

tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam

tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat

pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan

baru yang selalu terjadi dalam tubuh, protein juga mengganti jaringan

17

tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi

tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan

jaringan yang telah ada (Winarno, 1991: 50).

Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu

berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh

terhadap penyakit. Karena itu agar tidak kekurangan protein maka

kebutuhan protein untuk tubuh manusia rata-rata sebesar 1 g protein/kg

berat badan per hari harus terpenuhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein

diantaranya :

a. Berat badan individu

b. Aktivitas

c. Keadaan pertumbuhan, bayi: 3 gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5 gr/kg

BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75 gr/kg

BB.

d. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/hari

e. Pada ibu menyusui ditambah 20 gr/hari

f. Keadaan/kondisi kesehatan

(Wartonah, 2006: 34)

Protein banyak terdapat pada bahan makanan seperti telur, ikan

udang, kedelai, susu dan sebagainya. Dalam ikan bandeng

mengandung 20 gr protein per 100 gram daging ikan bandeng yang

18

disajikan. Sehingga ikan bandeng merupakan salah satu jenis ikan

yang mempunyai kandungan protein yang tinggi.

b. Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang paling besar.

Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :

1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol

2. Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan

lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan

glikogen

Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.

Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti

yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lain. Sedangkan

lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai

panjang seperti pada daging sapi, kambing daln lain-lain (Wartonah,

2006 : 34)

Jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak dari kebutuhan

tubuh maka kelebihan tersebut akan disimpan sebagai cadangan

tenaga. Lemak cadangan disimpan di sekitar jantung, paru-paru, ginjal

dan alat tubuh yang lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan

sebagai :

1. Cadangan tenaga/energi

2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata

19

3. Mempertahankan panas tubuh

4. Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya

5. Membentuk postur tubuh

(Wartonah, 2006 : 35)

c. Kalsium

Tubuh manusia mengandung lebih banyak kalsium daripada

mineral lain. Diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar

1,0 – 1,4 kg terdiri dari kalsium. Sebagian besar kaslium terkonsentrasi

dalam tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan

jaringan lunak.

Peranan kalsium dalam tubuh umumnya dapat dibagi menjadi 2

yaitu : membantu membentuk tulang dan gigi dan mngukur proses

biologis dalam tubuh. Pada pembentukan tulang, bila tulang baru

dibentuk maka tulang yang tua dihancurkan secara simultan.

Keperlian kalsium dalam tubuh biasanya dihitung dengan

keseimbangan kalsium, orang dewasa memerlukan 700 mg (0,7 g)

kalsium perhari. Bila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi

kekurangan kalsium yang menyebabkan osteomalasia. Pada

osteomalasia, tulang menjadi lunak karena matriksnya kekurangan

kalsium (Winarno, 1991: 154).

Dalam ikan bandeng mengandung 20 mg kalsium per 100 gram

daging ikan, yang berasal dari dagingnya dan juga tulangnya, sehingga

20

ketika ikan bandeng dibuat menjadi bandeng duri lunak maka duri

pada bandeng pun akan ikut dimakan sehingga kandungan kalsiumnya

pun akan semakin banyak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan

kalsium perharinya.

d. Fosfor

Kurang lebih 1% berat tubuh kita terdiri dari fosfor. Dengan

demikian fosfor merupakan mineral kedua terbanyak setelah kalsium.

Peranan fosfor mirip dengan kalsium yaitu untuk pembentukan tulang

dan gigi dan penyimpanan dan pengeluaran energi.

Pada umumnya jumlah fosfor yang dianjurkan untuk

dikonsumsi orang dewasa sebanyak 0,7 g per hari, kira-kira sama

dengan kebutuhan kalsium. Sumber fosfor yang utama adalah bahan

makanan dengan kadar protein tinggi seperti daging, unggas, ikan dan

telur (Winarno, 1991: 156)

Pada ikan bandeng mengandung 150 mg fosfor per 100 g

daging ikan, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan fosfor

perharinya.

Kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pada rupa,

rasa, aroma, warna dan tekstur bandeng presto setelah masak yang

diketahui dengan uji organoleptik, kualitas yang paling baik diambil

dari skor tertinggi berdasarkan uji organoleptik.

21

G. Hubungan antara Tekanan dan Temperatur

Dalam ilmu termodinamika hubungan antara tekanan dan

temperatur dihubungkan dengan persamaan :

P.V = n.R.T

Dengan :

P = Tekanan (atm) V = Volume (m3)

n = Jumlah zat (g mol-1) R = Konstanta gas (J mol-1 K-1)

T = Temperatur (oC)

Artinya pada volume yang konstan atau tetap, apabila suhu dinaikkan

maka tekanan gas akan ikut naik sedangkan apabila suhu diturunkan maka

tekanan pun akan ikut turun. Sedangkan apabila tekanan dinaikkan

suhunya pun akan ikut naik sedangkan apbila tekanan diturunkan maka

lama kelamaan suhunya akan ikut turun. Contohnya ketika berada di

ruangan yang sempit tetapi dipenuhi oleh banyak orang maka suhu

ruangan tersebut akan cepat meningkat dan orang yang ada di dalam

ruangan tersebut akan merasa panas, sedangkan apabila orang yang ada di

dalam ruangan tersebut lebih sedikit dari kapasitasnya maka udara dalam

ruanganpun tidak akan cepat panas.

Dalam memasak bandeng duri lunak mengikuti hukum pada

termodinamika yaitu ketika merebus/mengukus makanan, maka

temperatur maksimum rebusan/kukusan tidak akan bisa lebih dari 100°C

(pada tekanan atmosfer) selama masih terdapat air dalam fase cair.

Sehingga untuk menaikkan temperatur rebusan ini, dilakukan cara dengan

22

menaikkan tekanan air dalam panci, sehingga temperatur rebusan juga

akan naik. Inilah sebetulnya prinsip dari panci presto yang digunakan

untuk melunakkan bandeng, daging ayam ataupun sapi. Karena bentuk

panci yang tertutup, maka tekanan air dalam panci akan naik, sehingga

temperaturnya juga naik, maka bahan makanan yang kita letakkan dalam

panci presto akan lebih cepat empuk dan durinya menjadi lebih lunak.

Sebagai pengaman, maka pada panci presto terdapat katup pengaman,

yang fungsinya adalah melepaskan tekanan uap pada saat berlebih

(http://nugroho.staff.uii.ac.id/).

H. Pengaruh Tekanan dan Waktu Terhadap Kualitas Bandeng Presto

Merujuk dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya yaitu pada Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Unnes

pada tahun 2009 dengan judul “Usaha Pemasaran Bandeng Presto LTHPC

(Low Temperature High Pressure Cooker)” dimana dalam pelaksanaan

program tersebut menggunakan alat LTHPC generasi sebelumnya yang

masih memanfaatkan kompresor untuk mendapatkan tekanan yang lebih

tinggi, namun dalam penelitian yang akan dilakukan sekarang

menggunakan alat yang baru tanpa menggunakan kompresor.

Tekanan dan waktu yang digunakan dengan menggunakan alat

presto LTHPC akan memberikan pengaruh terhadap kualitas bandeng

presto yang akan dihasilkan jika tekanan yang digunakan semakin tinggi

maka duri pada bandeng tersebut akan menjadi semakin lunak akan tetapi

23

rasa, warna dan aromanya akan semakin tidak enak jika tekanan dan

waktunya semakin tinggi.

I. Analisis Proksimat

Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis kimia untuk

mengidentifikasikan kandungan zat makanan dari suatu bahan pangan,

sebagian besar, unsur pokok dalam bahan pangan terdiri dari lima kategori

yaitu air, mineral, karbohidrat, lemak dan protein. Kelima kategori ini

dibutuhkan untuk pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok

pada manusia. Pada dasarnya analisis proksimat bermanfaat dalam

mengidentifikasi kandungan zat makanan dari suatu bahan pangan yang

belum diketahui sebelumnya. Selain itu, analisis proksimat juga

merupakan dasar dari analisis – analisis yang lebih lanjut

(www.scribd.com).

Cara ini dikembangkan dan Weende Experiment Station di Jerman

oleh Henneberg dan Stokman pada tahun 1865, dengan menggolongkan

komponen yang ada pada makanan. Metode ini didasarkan pada komposisi

susunan kimia dan kegunaan bahan makanan. Selanjutnya, metode ini

terus dipakai dan dikenal dengan nama analisis proksimat

(id.shvoong.com).

24

J. Uji Organoleptik

Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara

pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk

pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian organoleptik

mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian

organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu

dan kerusakan lainnya dari produk (Adam, 2011).

Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima

atau tidak suatu produk adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi ini ada

enam tahap yaitu pertama menerima bahan, mengenali bahan, mengadakan

klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati,

dan menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang

digunakan dalam menilai sifat indrawi suatu produk adalah

a. Penglihatan yang berhubungan dengan warna kilap, viskositas, ukuran

dan bentuk, volume kerapatan dan berat jenis, panjang lebar dan

diameter serta bentuk bahan.

b. Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur dan konsistensi.

Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun, tekstur merupakan

sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut atau perabaan

dengan jari, dan konsistensi merupakan tebal, tipis dan halus.

c. Indra pembau, pembauan juga dapat digunakan sebagai suatu

indikator terjadinya kerusakan pada produk, misalnya ada bau busuk

yang menandakan produk tersebut telah mengalami kerusakan.

25

d. Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa manis dapat

dengan mudah dirasakan pada ujung lidah, rasa asin pada ujung dan

pinggir lidah, rasa asam pada pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian

belakang lidah.

Dengan uji organoleptik ini peneliti dapat mengetahui bagaimana

kualitas bandeng presto berdasarkan kelunakan, tekstur, rasa, aroma dan

warnanya, sehinggga dapat diketahui bandeng presto mana yang memiliki

kualitas terbaik.

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini yaitu metode

penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian

yang dirancang / disengaja / dan terkontrol dimana peneliti sengaja

memodifikasi atau memanipulasi kondisi / variabel dalam bentuk pemberiaan

perlakuan tertentu untuk memperoleh atau menentukan peristiwa atau kejadian

sesuai dengan yang direncanakan ( Samsudi, 2009: 66).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu tekanan yang diukur dengan

satuan atm dan waktu yang diukur dengan satuan jam.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas bandeng presto yang

diukur berdasarkan rupa, rasa, aroma, warna dan tekstur yang paling bagus

dilihat dari hasil uji organoleptik.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu suhu pemanasan yang

ditetapkan sebesar 100oC dan komposisi bumbu bandeng presto yang

dipakai.

27

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada :

Bulan : Desember-Januari 2011

Tempat : Pengusaha bandeng presto daerah Krobokan Kecamatan

Semarang Barat

D. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat :

- 1 set LTHPC (dilengkapi dengan manometer, termometer, dan safety

valve)

Gambar 1. Alat LTHPC Gambar 2. Rak tempat bandeng

28

Gambar 3. Kompor gas LPG Gambar 4. Gas LPG 3 Kg

- Pencatat waktu atau stopwatch

- Timbangan

2. Bahan :

- Ikan bandeng + 27 Kg (untuk memasak 9 kali percobaan, setiap

percobaan menggunakan bandeng 3 Kg)

- Bahan bakar gas LPG 3 Kg

- Bumbu bandeng presto, yaitu: bawang merah, bawang putih, jahe,

lengkuas, ketumbar, kunyit, cabai merah dan garam dapur

- Air bersih + 10 liter

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Siapkan alat LTHPC.

2. Atur katup pengaman (safety valve) sehingga tekanan maksimal panci

presto 1,5 atm. Sehingga, apabila tekanannya melebihi 1,5 atm, udara akan

dikeluarkan secara otomatis.

29

3. Masukkan air bersih + 10 liter dan bumbu bandeng presto ke dalam panci

presto.

4. Tatalah bandeng + 3 kg yang sudah diberi bumbu ke dalam rak bandeng

dan masukkan ke dalam panci presto kemudian tutuo rapat-rapat panci

presto dengan mengencangkan baut tutup panci presto.

5. Siapkan kompor gas LPG yang diletakkan di bawah panci presto,

kemudian nyalakan kompor.

6. Pencatatan waktu dimulai setelah kompor dinyalakan misalnya pada uji

coba ke 1 waktu yang digunakan 1,5 jam

7. Setelah suhu mencapai 100oC kecilkan kompor dan jaga agar suhu tetap

100oC

8. Setelah proses pemasakan selesai, matikan kompor dan keluarkan udara

bertekanan dengan memutar kran ke kiri.

9. Tunggu sampai panci agak dingin dan keluarkan bandeng yang telah

masak.

10. Setelah ikan bandeng dingin, kemas dengan menggunakan kemasan

vakum agar lebih tahan lama.

11. Kemudian siap untuk di lakukan pengujian kualitas bandeng presto yang

telah masak di laboratorium.

12. Ulangi percobaan dengan variasi tekanan dan waktu yang berbeda dengan

menggunakan langkah yang sama.

30

F. Alur Jalannya Penelitian

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian akan diperoleh data-data yang merupakan hasil dari

penelitian. Untuk mendapatkan data yang baik diperlukan teknik pengumpulan

data yang baik pula. Dalam hal ini, lembar pengamatan untuk mencatat data

yang diperoleh dapat terkumpul dan tercatat dengan baik.

Lembar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Persiapan bahan pembuatan

bandeng presto

Uji coba memasak

bandeng presto

Persiapan alat LTHPC

Variasi waktu dan tekanan I

Variasi waktu dan tekanan II

Variasi waktu dan tekanan III

Analisis Data

Penarikan kesimpulan

31

Tabel 2. Lembar Pengamatan/pengukuran Uji Ornagoleptik

Waktu

(jam)

Tekanan

(atm)

Kualitas

Rupa Rasa Tekstur Aroma Warna

1,5

1,5

2

2,5

2

1,5

2

2,5

2,5

1,5

2

2,5

Tabel 3. Lembar Pengamatan/pengukuran Analisis Proksimat

Tekanan

(atm)

Waktu

(jam)

Parameter

Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Air

1,5

1,5

2

2,5

2

1,5

2

2,5

2,5

1,5

2

2,5

32

H. Analisis Data

Data yang didapat dari hasil eksperimen akan dianalisis dengan

analisis deskriptif yaitu untuk mengolah data kuantitatif. Berdasarkan tabel

pengamatan akan diketahui pada waktu dan tekanan berapa yang

menunjukkan kualitas yang paling bagus.

Untuk mengetahui kadar protein, lemak dan air pada bandeng yang

telah dimasak akan dilakukan dengan melakukan pengujian di laboratorium

Jurusan Kimia Unnes Fakultas MIPA sehingga akan diketahui nilai gizi yang

dikandung pada bandeng.

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Proksimat Bandeng Presto

Data hasil pengujian analisis proksimat bandeng presto di Jurusan

Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang

Tabel 4. Hasil analisis proksimat bandeng presto

Tekanan

(atm)

Waktu

(jam)

PARAMETER

Kadar air

(%)

Kadar Lemak

(%)

Kadar Protein

(%)

1,5

1,5 37,2593 35,6245 8,4283

2 39,2180 31,1830 11,6092

2,5 39,3280 31,7265 13,5132

2

1,5 39,5908 31,2395 14,8912

2 39,1316 29,3273 15,2406

2,5 43,0759 26,6300 16,0689

2,5

1,5 35,1469 34,4391 15,2773

2 42,3080 31,6065 16,0648

2,5 43,6469 31,2108 18,4281

2. Hasil Uji Organoleptik Bandeng Presto

Hasil uji organoleptik yang dilakukan oleh 20 mahasiswa dari

program studi tata boga yang dianggap memiliki kompetensi lebih baik

dibandingkan mahasiswa biasa.

34

Tabel 5. Hasil uji organoleptik bandeng presto

Tekanan

(atm)

Waktu

(jam)

KUALITAS

Rupa Rasa Tekstur Aroma Warna

1,5

1,5 66% 73% 62% 63% 62%

2 78% 84% 76% 77% 73%

2,5 54% 51% 50% 49% 54%

2

1,5 61% 55% 59% 52% 59%

2 73% 65% 69% 63% 57%

2,5 60% 57% 62% 58% 57%

2,5

1,5 63% 39% 60% 40% 56%

2 59% 39% 52% 40% 44%

2,5 53% 36% 51% 39% 47%

B. Pembahasan

1. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi

Grafik 1. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada tekanan 1,5 atm

Waktu (jam)

Kada

r gi

zi (%

)

35

o Analisis data berdasarkan grafik diatas

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa pada tekanan 1,5 atm,

kadar air terbanyak pada waktu 2,5 jam, kadar lemak terbanyak pada

waktu 1,5 jam, sedangkan kadar protein terbanyak pada waktu 2,5 jam.

Hal ini menunjukan pada tekanan yang sama kadar air dan protein pada

bandeng presto yang dimasak akan bertambah seiring dengan

bertambahnya waktu, sedangkan kadar lemak semakin lama akan semakin

berkurang.

Dari grafik tersebut juga dapat dimunculkan persamaan grafik yang

berbeda, pada kadar air muncul persamaan y = 1,0343x + 36,533, pada

kadar lemak muncul persamaan y = -1,949x + 36,743, pada kadar protein

muncul persamaan y = 2,5425x +6,0987, kegunaan dari persamaan

tersebut kita dapat mencari berapa kadar gizi pada waktu yang diinginkan

namun persamaan tersebut hanya dapat digunakan untuk rentang waktu

antara 1,5 jam sampai 2,5 jam, diluar waktu itu persamaan tersebut tidak

berlaku atau tidak bisa digunakan.

Cara memunculkan persamaan grafik tersebut mudah yaitu ketika

kita sudah membuat grafik di MS Excel dan muncul garisnya maka pada

garis tersebut cukup diklik kanan dan plih add trendline, kemudian akan

muncul jenis-jenis persamaannya karena grafik di atas termasuk jenis

persamaan linier, maka kita pilih persamaan grafik linier setelah itu akan

muncul secara otomatis persamaan liniernya berdasarkan data yang sudah

kita masukan.

36

Grafik 2. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada tekanan 2 atm

o Analisis data berdasarkan grafik diatas

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa ada kecenderungan

kadar air mengalami kenaikan mulai dari waktu 1,5 jam sebesar 39,59 %

sampai waktu pemasakan 2,5 jam sebesar 43,07 %, sedangkan kadar

lemak cenderung mengalami penurunan mulai dari waktu 1,5 jam sebesar

31,23 % sampai waktu pemasakan 2,5 jam sebesar 26,63 %, sementara

kadar proteinnya cenderung mengalami kenaikan seiring bertambahnya

waktu mulai dari waktu 1,5 jam sebesar 14,89 % sampai waktu pemasakan

2,5 jam sebesar 16,06 %.

Dari grafik tersebut juga muncul persamaan grafik yang berbeda,

pada kadar air muncul persamaan y = 1,7426x + 37,114, pada kadar lemak

muncul persamaan y = -2,3047x + 33,675, pada kadar protein muncul

Waktu (jam)

Kada

r gi

zi (%

)

37

persamaan y = 0,5888x + 14,223, kegunaan dari persamaan tersebut kita

dapat mencari berapa kadar gizi pada waktu yang diinginkan namun

persamaan tersebut hanya dapat digunakan untuk rentang waktu antara 1,5

jam sampai 2,5 jam, diluar waktu itu persamaan tersebut tidak berlaku atau

tidak bisa digunakan.

Cara memunculkan persamaan grafik tersebut mudah yaitu ketika

kita sudah membuat grafik di MS Excel dan muncul garisnya maka pada

garis tersebut cukup diklik kanan dan plih add trendline, kemudian akan

muncul jenis-jenis persamaannya karena grafik di atas termasuk jenis

persamaan linier, maka kita pilih persamaan grafik linier setelah itu akan

muncul secara otomatis persamaan liniernya berdasarkan data yang sudah

kita masukan.

Grafik 3. Hubungan antara waktu pemasakan dengan kadar gizi pada tekanan 2,5 atm

Waktu (jam)

Kada

r gi

zi (%

)

38

o Analisis data berdasarkan grafik diatas

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa ada kecenderungan

kadar air mengalami kenaikan mulai dari waktu 1,5 jam sebesar 35,14 %

sampai waktu pemasakan 2,5 jam sebesar 43,64 %, sedangkan kadar

lemak cenderung mengalami penurunan mulai dari waktu 1,5 jam sebesar

34,43 % sampai waktu pemasakan 2,5 jam sebesar 31,21 %, sementara

kadar proteinnya cenderung mengalami kenaikan seiring bertambahnya

waktu mulai dari waktu 1,5 jam sebesar 15,27 % sampai waktu pemasakan

2,5 jam sebesar 18,42 %.

Dari grafik tersebut juga muncul persamaan grafik yang berbeda,

pada kadar air muncul persamaan y = 4,25x + 31,867, pada kadar lemak

muncul persamaan y = -1,6142x + 35,647, pada kadar protein muncul

persamaan y = 1,5754 + 13,439, kegunaan dari persamaan tersebut kita

dapat mencari berapa kadar gizi pada waktu yang diinginkan namun

persamaan tersebut hanya dapat digunakan untuk rentang waktu antara 1,5

jam sampai 2,5 jam, diluar waktu itu persamaan tersebut tidak berlaku atau

tidak bisa digunakan.

Cara memunculkan persamaan grafik tersebut mudah yaitu ketika

kita sudah membuat grafik di MS Excel dan muncul garisnya maka pada

garis tersebut cukup diklik kanan dan plih add trendline, kemudian akan

muncul jenis-jenis persamaannya karena grafik di atas termasuk jenis

persamaan linier, maka kita pilih persamaan grafik linier setelah itu akan

39

muncul secara otomatis persamaan liniernya berdasarkan data yang sudah

kita masukan.

Dari hasil analisis laboratorium seperti yang ada pada tabel 4, dapat

dilihat bahwa kesembilan sampel tidak menunjukkan perbedaan yang

signifikan dari analisis proksimatnya pada tiap-tiap variasi, hal ini

menunjukkan bahwa kesembilan sampel rata-rata memiliki kualitas yang

sama dari analisis proksimatnya baik dari kadar air, lemak maupun

protein.

Kadar protein tertinggi dari kesembilan sampel penelitian adalah

bandeng presto dengan variasi tekanan 2,5 atm dan waktu 2,5 jam yang

memiliki kadar protein 18,4281% . Kadar lemak terendah dari kesembilan

sampel penelitian adalah bandeng presto dengan variasi tekanan 2 atm dan

waktu 2,5 jam yang memiliki kadar lemak 26,63%. Sedangkan kadar air

terendah dari kesembilan sampel penelitian adalah bandeng presto dengan

variasi tekanan 2,5 atm dan waktu1,5 jam.

40

2. Pembahasan Uji Organoleptik

a. Rupa

Tabel 6

Rerata pada aspek rupa hasil uji organoleptik

Sampel Jumlah skor total Rerata sampel

A

B

C

D

E

F

G

H

I

66

61

63

78

73

59

54

60

53

3,3

3,05

3,15

3,9

3,65

2,95

2,7

3,0

2,65

Keterangan :

A : waktu 1,5 jam tekanan 1,5 atm

B : waktu 1,5 jam tekanan 2 atm

C : waktu 1,5 jam tekanan 2,5 atm

D : waktu 2 jam tekanan 1,5 atm

E : waktu 2 jam tekanan 2 atm

F : waktu 2 jam tekanan 2,5 atm

G : waktu 2,5 jam tekanan 1,5 atm

H : waktu 2,5 jam tekanan 2 atm

I : waktu 2,5 jam tekanan 2,5 atm

41

Berdasarkan jumlah rerata hasil uji organoleptik terhadap

sembilan sampel pada aspek rupa, bandeng presto yang terbaik adalah

sampel D dengan rerata 3,9. Dimana pada sampel tersebut bandeng

presto dimasak dengan menggunakan tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam.

b. Rasa

Tabel 7

Rerata pada aspek rasa hasil uji organoleptik

Sampel Jumlah skor total Rerata sampel

A

B

C

D

E

F

G

H

I

73

55

39

84

65

39

51

57

36

3,65

2,75

1,95

4,2

3,25

1,95

2,55

2,85

1,8

Berdasarkan jumlah rerata hasil uji organoleptik terhadap

sembilan sampel pada aspek rasa, bandeng presto yang terbaik yaitu

sampel D dengan rerata 4,2. Dimana pada sampel tersebut bandeng

presto dimasak dengan menggunakan tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam.

42

c. Tekstur

Tabel 8

Rerata pada aspek tekstur hasil uji organoleptik

Sampel Jumlah skor total Rerata sampel

A

B

C

D

E

F

G

H

I

62

59

60

76

69

52

50

62

51

3,1

2,95

3,0

3,8

3,45

2,6

2,5

3,1

2,55

Berdasarkan jumlah rerata hasil uji organoleptik terhadap

sembilan sampel pada aspek tekstur, bandeng presto yang terbaik yaitu

sampel D dengan rerata 3,8. Dimana pada sampel tersebut bandeng

presto dimasak dengan menggunakan tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam.

43

d. Aroma

Tabel 9

Rerata pada aspek aroma hasil uji organoleptik

Sampel Jumlah skor total Rerata sampel

A

B

C

D

E

F

G

H

I

63

52

40

77

63

40

49

58

39

3,15

2,6

2,0

3,85

3,15

2,0

2,45

2,9

1,95

Berdasarkan jumlah rerata hasil uji organoleptik terhadap

sembilan sampel pada aspek aroma, bandeng presto yang terbaik yaitu

sampel D dengan rerata 3,85. Dimana pada sampel tersebut bandeng

presto dimasak dengan menggunakan tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam.

44

e. Warna

Tabel 10

Rerata pada aspek warna hasil uji organoleptik

Sampel Jumlah skor total Rerata sampel

A

B

C

D

E

F

G

H

I

62

59

56

73

57

44

54

57

47

3,1

2,95

2,8

3,65

2,85

2,2

2,7

2,85

2,35

Berdasarkan jumlah rerata hasil uji organoleptik terhadap

sembilan sampel pada aspek warna, bandeng presto yang terbaik yaitu

sampel D dengan rerata 3,65. Dimana pada sampel tersebut bandeng

presto dimasak dengan menggunakan tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam.

3. Pembahasan Analisis Proksimat dan Uji Organoleptik

Dari hasil analisis proksimat seperti yang ada pada tabel 4,

menunjukan kualitas bandeng presto yang cukup bagus, untuk kadar

protein yang terbaik terjadi pada saat tekanan 2,5 atm dan waktu 2,5 jam

45

sebesar 18,428%, kadar lemak terbaik pada saat tekanan 1,5 atm dan

waktu 2,5 jam sebesar 26,63% dan kadar air terbaik ketika dimasak

dengan tekanan 2,5 atm dan waktu 1,5 jam. Dari hasil tersebut dapat

dilihat bahwa hasil analisis proksimatnya tidak berbeda jauh dengan yang

dikemukakan oleh Saparinto (2006), yang mengatakan bahwa setiap 100

gram daging bandeng mengandung 74 g air, 20 g protein dan 4,8 g lemak.

Sedangkan dari hasil uji organoleptik pada tabel 5, dapat diketahui

bahwa bandeng presto dengan yang dimasak dengan variasi tekanan 1,5

atm dan waktu pemasakan 2 jam mempunyai hasil yang terbaik dan

disukai oleh responden. Hal ini dapat dilihat bahwa bandeng presto dengan

variasi tekanan 1,5 atm dan waktu pemasakan 2 jam nilai total 388 dan

rata-rata 77,6.

Responden lebih menyukai bandeng presto dengan variasi tekanan

1,5 atm dan waktu pemasakan 2 jam, karena bandeng tersebut mempunyai

kelunakan yang cukup bagus dibandingkan dengan sampel lainnya, untuk

rasa bandeng sampel D lebih disukai karena rasanya lebih gurih

dibandingkan dengan sampel yang lain. Sedangkan, untuk tekstur

dagingnya sampel D lebih disukai oleh responden karena dagingnya benar-

benar empuk, sedangkan untuk sampel yang lain yang variasi tekanan

lebih tinggi dan waktu pemasakan yang lebih lama tekstur dagingnya

terlalu empuk sehingga mudah hancur. Begitu pula untuk warna dan

aromanya, sampel D lebih disukai responden karena warnanya lebih

cemerlang dan aromanya segar dan gurih.

46

Berdasarkan hasil tersebut maka bandeng presto dengan variasi

tekanan 1,5 dan waktu 2 jam memiliki kualitas yang paling bagus. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan Saparinto (2006), bahwa bandeng presto

atau duri lunak yang bagus memiliki rupa ikan utuh dan tidak patah, warna

spesifik dan cemerlang, aromanya spesifik seperti ikan rebus, gurih dan

segar, rasanya gurih spesifik bandeng duri lunak, dan tekstur yang padat,

kompak, cukup kering.

4. Konsumsi Bahan bakar yang digunakan

Tabel 11.

Konsumsi bahan bakar yang digunakan

dalam memasak bandeng presto

Tekanan

(atm)

Waktu

(jam)

Konsumsi

Bahan bakar (Kg)

1,5

1,5 0,8

2 1,3

2,5 1,6

2

1,5 0,9

2 1,3

2,5 1,6

2,5

1,5 0,9

2 1,4

2,5 1,7

Konsumsi bahan bakar didapat dari hasil penimbangan gas LPG 3

Kg sebelum digunakan untuk memasak dikurangi hasil penimbangan gas

47

LPG setelah digunakan, maka akan diketahui berapa konsumsi bahan

bakar yang digunakan pada tiap-tiap variasi tekanan dan waktu.

Berdasarkan tabel 11, konsumsi bahan bakar yang digunakan akan

bertambah seiring dengan bertambahnya waktu, konsumsi bahan bakar

yang paling hemat terjadi pada saat tekanan 1,5 atm dan waktu 1,5 jam.

Sedangkan, konsumsi bahan bakar yang paling boros terjadi pada saat

pemasakan dengan tekanan 2,5 atm dan waktu 2,5 jam, total konsumsi

bahan bakar yang digunakan pada saat penelitian secara keseluruhan yaitu

menghabiskan 12 Kg gas LPG.

Dari hasil uji organoleptik pada tabel 5, diketahui bahwa bandeng

presto yang dimasak dengan variasi tekanan 1,5 atm dan waktu 2 jam

mempunyai hasil yang terbaik, menghabiskan konsumsi bahan bakar

sebanyak 1,3 Kg.

Pihak industri yang akan memasak bandeng presto dengan tekanan

1,5 atm dan waktu 2 jam, jika menggunakan gas LPG 3 Kg dapat

digunakan untuk 2 kali pemasakan dengan kapasitas total produksi

mencapai 140 Kg, sehingga produktivitas alat ini sangat tinggi jika

dibandingkan dengan alat pembuat bandeng presto sederhana yang hanya

menampung 5-6 Kg bandeng untuk sekali proses produksi.

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

a. Tekanan dan waktu optimum dalam panci presto agar diperoleh bandeng

dengan kualitas yang diharapkan yaitu pada tekanan 1,5 atm dan waktu

pemasakan 2 jam, berdasarkan hasil uji organoleptik pada variasi tekanan

1,5 atm dan waktu 2 jam memiliki nilai tertinggi, karena pada variasi

tersebut mempunyai kualitas yang baik yang meliputi rupa, rasa, aroma,

tekstur dan warna yang lebih baik dibandingkan dengan variasi tekanan

dan waktu yang lain. Untuk kadar protein, lemak dan air pada variasi

tekanan 1,5 atm dan waktu 2 jam yaitu: 11,6%, 31,1% dan 39%.

b. Konsumsi bahan bakar yang digunakan untuk memasak bandeng presto

dengan variasi tekanan 1,5 atm dan waktu pemasakan 2 jam sebanyak 1,3

Kg dalam sekali proses produksi, sehingga jika pihak industri

menggunakan tabung gas LPG ukuran 3 Kg dapat digunakan untuk 2 kali

pemasakan.

B. Saran

1. Untuk pihak industri pembuatan bandeng presto yang akan menggunakan

alat ini, diharapkan menggunakan tekanan 1,5 dan waktu 2 jam sesuai

dengan hasil penelitian dan uji laboratorium yang sudah dilakukan, agar

mendapatkan hasil bandeng presto yang berkualitas.

49

2. Sebaiknya pihak industri bandeng presto menggunakan tabung gas LPG

12 Kg agar lebih hemat dan tidak terlalu sering mengganti tabung gas LPG

ketika isinya sudah habis.

3. Penelitian ini hanyalah sebuah awal dari penelitian selanjutnya, penulis

selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca agar skripsi ini nantinya

bisa lebih sempurna.

50

DAFTAR PUSTAKA

http://nugroho.staff.uii.ac.id (diunduh hari Rabu tanggal 23 Juni 2010)

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/ (diunduh hari Sabtu tanggal

12 Juni 2010)

http://id.wikipedia.org (diunduh hari Senin tanggal 20 Desember 2010)

http://www.scribd.com/doc/18185685/ANALISIS-PROKSIMAT (diunduh hari

Senin tanggal 20 Desember 2010)

Karyadi, Darwin.1992.Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan.Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Moran J, Michael.2004.Termodinamika Teknik Jilid 1.Jakarta : Erlangga

Pusat Bahasa DEPDIKNAS.2005.KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.Jakarta

: Balai Pustaka

Ricky G.2010.Bahan Ajar Teknik Refrigerasi.Bandung : JPTM-FPTK UPI

Samsudi.2009.Disain Penelitian Pendidikan.Semarang : UNNES Press

Saparinto, Cahyo.2006.Bandeng Duri Lunak.Yogyakarta : Kanisius

Soekarto, Soewarno.1995.Penilaian Organoleptik.Jakarta : Bhratara Karya

Aksara

Sudjito, dkk.Diktat Termodinamika Dasar.Fakultas Teknik Jurusan Mesin

Universitas Brawijaya

Suhaeni, Neni.2007.Petunjuk Praktis Membuat Bandeng Presto.Bandung :

Medium

Tarwoto dan Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Winarno, F.G.1991.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Wiryawan, Adam..2011.Uji Organoleptik (diunduh dari situs http://www.chem-is-

try.org hari Rabu 2 Februari 2011)

55

DAFTAR MAHASISWA JURUSAN

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA, S1

YANG MELAKUKAN UJI ORGANOLEPTIK

NO NAMA MAHASISWA NIM

1 Rina Fusia D 5401406074

2 Bondan Kartika M 5401407032

3 Ali Fathullah 5401407056

4 Noor Firmaningtyas 5401407058

5 Yulius 5401407065

6 Lyta Oktavi Indriyani 5401408034

7 Nurrita Sri Muningsih 5401408038

8 Laelatul Mukarromah 5401408053

9 Puspa Aprilia 5401408065

10 Mega Musrowati 5401408088

11 Retno Indrie Martchelina 5401408097

12 Syifaatus Shobikhah 5401410070

13 Meysaroh 5401410085

14 Marita Anggiet Artaty 5401410105

15 Faridhotun Nafisafallah 5401410121

16 B. Ariachintya P K 5401410128

17 Riantika Purnama Wati 5401410136

18 Dian Nor Khayati 5401410149

19 Irvan Surya Hardi 5401410164

20 Drastian Enggar Aditya 5401410167

Lampiran 3

56

INSTRUMEN PENELITIAN

ANALISIS PROKSIMAT

Produk : Bandeng presto

Parameter : Kadar protein, kadar lemak dan kadar air

Tempat : Laboratorium Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNNES

Petunjuk Pengisian

Isilah tabel pengujian dibawah, sesuai dengan hasil pengujian laboratorium

Tekanan

(atm)

Waktu

(jam)

Parameter

Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Air

1,5

1,5

2

2,5

2

1,5

2

2,5

2,5

1,5

2

2,5

Lampiran 4

57

INSTRUMEN PENELITIAN

UJI ORGANOLEPTIK

Nama :

NIM :

Produk :

Petunjuk

Dihadapan saudara disajikan 9 macam bandeng presto dengan variasi

tekanan dan waktu yang berbeda, saudara dipersilahkan untuk mencicipi masing-

masing bandeng presto, kemudian saudara diminta untuk menilai berdasarkan

tingkat kualitasnya, untuk kriteria penilaiannya saudara bisa lihat dilampiran.

Suatu pernyataan bijaksana dari saudara pribadi akan sangat membantu kami.

Waktu

(menit)

Tekanan

(atm)

KUALITAS

Rupa Rasa Tekstur Aroma Warna

90

1,5

2

2,5

120

1,5

2

2,5

150

1,5

2

2,5

ä Selamat Mengerjakan ä

Lampiran 5

58

KRITERIA PENILAIAN

Aspek Penilaian Nilai Rupa

a. Sangat baik yaitu ikan sangat utuh dan sangat mulus

b. Baik yaitu ikan utuh dan mulus

c. Sedang yaitu ikan cukup utuh dan agak mulus

d. Tidak baik yaitu ikan cukup utuh tapi lecet

e. Sangat tidak baik yaitu ikan patah dan lecet

Rasa

a. Sangat baik yaitu rasa bandeng prestonya sangat gurih

dan lezat

b. Baik yaitu yaitu rasa bandeng prestonya gurih

c. Sedang yaitu rasa bandeng prestonya gurih tapi agak

asin

d. Tidak baik yaitu rasa bandeng prestonya kurang gurih

dan terlalu asin

e. Sangat tidak baik yaitu rasa bandeng prestonya tidak

enak atau ada rasa asing

Tekstur

a. Sangat baik yaitu cukup kering dan padat

b. Baik yaitu cukup padat dan cukup kering

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

Lampiran 6

59

c. Sedang yaitu cukup padat dan berair

d. Tidak baik yaitu kurang padat dan agak berair

e. Sangat tidak baik yaitu tidak padat dan sangat berair

Aroma

a. Sangat baik yaitu aromanya khas seperti ikan rebus dan

sangat segar

b. Baik yaitu aromanya harum dan segar

c. Sedang yaitu aromanya cukup harum dan cukup segar

d. Tidak baik yaitu aromanya agak tengik dan tidak segar

e. Sangat tidak baik yaitu aromanya tengik

Warna

a. Sangat baik yaitu warnanya sangat cemerlang, tidak

berjamur dan berlendir

b. Baik yaitu warnanya cemerlang dan tidak berjamur

c. Sedang yaitu warnanya cukup cemerlang

d. Tidak baik yaitu warnanya kurang cemerlang

e. Sangat tidak baik yaitu warnanya tidak cemerlang dan

agak berlendir

3

2

1

5

4

3

2

1

5

4

3

2

1

63

DOKUMENTASI PENELITIAN

Foto alat dan bahan membuat bandeng presto

Lampiran 8

64

Foto persiapan memasak bandeng presto

65

Foto mulai menyalakan alat bandeng presto

67

Foto setelah masak dan proses pendinginan

68

Desain Alat LTHPC (Low Temperature High Pressure Cooker)

Lampiran 9