skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh...

75
ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PERKREDITAN BANK KONVENSIONAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy ) Oleh : HANDRIANUR NIM : 106046101623 K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Upload: lamdieu

Post on 17-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PERKREDITAN

BANK KONVENSIONAL

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )

Oleh :

HANDRIANUR NIM : 106046101623

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A 1431 H / 2010 M

Page 2: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PRODUK BANK

KONVENSIONAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

HANDRIANUR NIM. 106046101623

Pembimbing

AM. HASAN ALI, MA NIP. 19751201200501105

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010

ii

Page 3: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk Bank Konvensional”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, Juni 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 197107011998032002 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : AM. Hasan Ali, MA (......................................) NIP. 19751201200501105 Penguji I : Prof.Dr.H. Ahmad Sutarmadi (......................................)

NIP. 194008051962021001

Penguji II : Nahrowi, SH. M.H (.......................................)

NIP. 150293227

iii

Page 4: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M

HANDRIANUR

Page 5: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencipta semesta alam yang telah memberikan

nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita sampaikan

kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1). Dalam hal ini

penulis mencoba meneliti mengenai Ananlisis Unsur-Unsur Gharar Pada

Perkreditan Bank Konvensional

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak

akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. DR.H. Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M., Selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memperhatikan serta memberikan bantuannya kepada kami semua sebagai anak

didiknya menuju manusia berkualitas bagi agama dan Negara

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

vi

Page 6: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

3. AM Hasan Ali. MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

4. Segenap dosen yang telah ikhas dan sabar dalam mengajarkan ilmunya kepada

penulis.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, atas

kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, dan staf dari

berbagai perpustakaan di beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

7. Kepada orang tuaku tercinta (Bapak Saepullah sareng Pipih Hanipah S.Pd.I) yang

telah susah payah dan penuh ketulusan serta keikhlasan dalam memberikan do’a,

moril maupun materil serta motivasi terbesar kepada penulis.

8. Adik-adikku tercinta : Inda, Herdi dan Rija yang telah memberikan bantuan dan

semangatnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Kekasihku (Kartika), yang telah banyak memberikan perhatian serta motivasinya

kepada penulis.

10. Teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006 dan khususnya kepada

teman-teman Kelas PS B. Fadli, Husen, Irul, Arif, Hasonangan dan masih banyak

lagi teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu persatu

vii

Page 7: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

11. Dan tak lupa untuk teman baikku selama dari MAN 2 Bogor sampai sekarang,

Abdul, Akbar, Anwar, H.Yasir, dan masih banyak yang mana telah berjuang

bersama-sama penulis dalam mencari ilmu.

Namun demikian, segala harapan dan rasa syukur hanya kepada Allah SWT

jualah kita persembahkan. Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan studi ini, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Amin …

Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H

Mei 2010 M HANDRIANUR

viii

Page 8: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .............................................................................................. V KATA PENGANTAR ……....................................................................... Vi DAFTAR ISI............................................................................................... Ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. Xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah..............................................

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.....

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................

D. Kajian Pustaka............................................................

E. Kerangka Teori ..........................................................

F. Metode Penelitian.......................................................

G. Sistematika Penulisan.................................................

1

6

7

8

10

12

14

BAB II TINJAUAN TEORITIS GHARAR

A. Pengertian Gharar ......................................................

B. Karakteristik Gharar ..................................................

C. Hukum Gharar ...........................................................

D. Bentuk-Bentuk Gharar ..............................................

E. Jenis-Jenis Gharar .....................................................

F. Hikmah Tidak Melaksanakan Gharar .......................

16

17

21

23

31

32

BAB III TINJAUAN TEORITIS PRODUK BANK

KONVENSIONAL

A. Pengertian Bank..........................................................

B. Fungsi Bank ...............................................................

C. Jenis-Jenis Bank .........................................................

D. Penerimaan Dana Bank ..............................................

E. Penyaluran Dana Bank (Kredit) ................................

33

35

36

38

39

ix

Page 9: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

BAB IV ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA

PRODUK BANK KONVENSIONAL

A. Analisis gharar dalam lembaga keuangan ..................

B. Analisis Unsur-unsur Gharar Pada Produk Bank

Konvensional ..............................................................

46

50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………….

B. Saran ………………………………………………...

56

59 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 60

x

Page 10: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

xi

DAFTAR GAMBAR 4.1 Gambar bunga (Riba) merupakan bagian dari gharar

Page 11: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

ABSTRAK

HANDRIANUR NIM 106046101623. Analsisi Unsur-Unsur Gharar Pada Perkreditan Bank Konvensional. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur gharar pada perkreditan bank konvensional, hal ini dilaksanakan karena kebanyakan perbankan syariah di Indonesia mengadopsi produk perbankan konvensional khususnya pada produk pendanaan yang kemudian diganti dengan syariah. Akan tetapi produk tersebut tidak dianalisi lebih dalam secara keislamannya baik dari halal, haram dan samar-samar (gharar) hukum tersebut. Bukan hanya itu saja yang menyebabkan penulisan ini dilaksanakan, ada hal lain pula yaitu, walaupun gharar dalam agama Islam sudah tertata baik sedemikian rupa, akan tetapi untuk gharar dalam lembaga keuangan khususnya bank belum ada penjelasan mendalam mengenai ini sehingga perlunya ada penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan konsep gharar ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian conten analisis dan tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik studi pustaka, dimana penulis mencoba mencari teori-teori (konsep) gharar yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang kemudian teori tersebut dipergunakan untuk menganalisis produk bank konvensional, sehingga unsur gharar dalam produk bank konvensional dapat diketahui dengan jelas.

Hasil analisis memperlihatkan bahwa konsep gharar dalam lembaga keuangan yang tidak hanya berkaitan dengan transaksi jual-beli. melainkan dengan semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang penuh dengan resiko dan zero sum game, dan resiko dan zero sum game merupakan bagian dari gharar, sehingga dalam penulisan ini sangat tepat untuk menganalisis produk tersebut. Adapun hasil konsep gharar dalam menganalisis unsur gharar pada perkreditan bank konvensional, bahwa adanya gharar dalam produk bank konvensional, sehingga perlunya kehati-hatian kepada perbankan syariah, jika ada yang mengadopsi produk perbankan konvensional Kata Kunci: unsur gharar pada perkreditan bank konvensional Pembimbing : AM. HASAN ALI, MA

NIP. 19751201200501105

v

Page 12: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam perekonomian suatu negara salah satu lembaga keuangan yang

mempunyai nilai strategis adalah lembaga keuangan bank. Lembaga tersebut

dimaksudkan sebagai perantara antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Lembaga keuangan bank bergerak dalam

kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan bank melayani kebutuhan

pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua faktor

perekonomian

Adapun pengertian bank itu sendiri adalah, bank berasal dari bahasa Italia

Banco yang artinya bangku. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam

dunia usaha1. Sedangkan pengertian bank dalam UU 21 tahun 2008 adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat2.

Banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk

menyimpan atau meminjam dana. Oleh karena itu, bank memainkan peranan penting

dalam memelihara kepercayaan masyarakat. Dalam rangka memelihara kepercayaan

1 Faisal Afif, Yoso Aripurnomo, Strategi dan Operasional Bank, Bandung, Eresco : 1996. Cet ke-1, hal 3.

2 UU No 21 Tahun 2008, UU perbankan syariah

Page 13: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

2

masyarakat tersebut, pemerintah banyak mengeluarkan peraturan dalam bidang

perbankan. Tugas utama bank adalah memberikan kredit, maka bank telah

menentukan kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit, meskipun

ada perbedaannya antara bank satu dengan bank yang lainnya. Kredit yang diberikan

oleh bank dapat berupa kredit jangka pendek, jangka menengah maupun jangka

panjang. Tidak hanya memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana tetapi

kegiatan pokok bank juga menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro,

tabungan dan deposito berjangka. Disamping itu bank memiliki peranan penting

untuk mendorong pertumbuhan suatu bangsa karena bank merupakan lembaga yang

berfungsi menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan rakyat banyak. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa diikuti dengan

distribusi yang merata akan menyebabkan ketimpangan sosial.

Deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983,

deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva

maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa industri perbankan harus

lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber

dana baru3. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat

membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan depresi sektor keuangan dan

3 Faisal Afif, Yoso Aripurnomo, hal 1

Page 14: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

3

sistem keuangan negara, sehingga menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat

dengan persaingan yang semakin ketat dan semarak.

Dengan adanya persaingan yang ketat, banyak cara yang dilakukan oleh pihak

perbankan, salah satunya lebih inovatif dan berani merubah produk dan menciptakan

produk baru sesuai dengan kebutuhan manusia pada abad sekarang ini, produk yang

dibuat oleh pihak bank saat ini hanyalah berfungsi untuk memuaskan pelanggan dan

produk yang dibuat tidak mengandung unsur nilai ke-Islaman. Produk – produk yang

digunakan oleh bank konvensional dalam penerimaan, penyaluran dananya masih

mengandung unsur gharar, bahkan ada sebagian ulama berpendapat bahwa produk

bank konvensional saat ini semuanya mengandung unsur gharar, hal ini disebabkan

karena produk bank konvensional masih berkaitan dengan bunga, sedangkan

pendanaan yang dilakukan bank konvensional tidak melihat apakah investasi itu halal

atau haram4. Bank konvensional hanya memperhatikan profit yang akan diperoleh.

Sehingga produk yang dibuat oleh perbankan konvensional tidak adanya kejelasan

dari segi objek akad, dan transaksi yang dilakukan.

Berbeda dengan perbankan syariah, produk perbankan syariah merupakan

hasil perkembangan dari fiqih terdahulu yang disesuaikan dengan keadaan dan

kebutuhan masyarakat zaman sekarang, produk yang digunakan bank syariah saat ini

harus terlepas dari gharar. Hal ini karena jika produk bank syariah masih terdapat

unsur-unsur gharar, maka akan nampak adanya pertaruhan dan menimbulkan sikap

4 Syafi’i Antonio. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: BI dan Tazkia,

1999. hal 60

Page 15: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

4

permusuhan pada orang yang dirugikan. Yakni bisa menimbulkan kerugian yang

besar kepada pihak lain. Larangan ini juga mengandung maksud untuk menjaga harta

agar tidak hilang dan menghilangkan sikap permusuhan yang terjadi pada orang

akibat jenis jual beli ini.

Pengertian gharar menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr

(pertaruhan). Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-gharar adalah

yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah). Sedangkan menurut Syaikh As-Sa’di,

al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidakjelasan).

Perihal ini masuk dalam kategori perjudian5. Sehingga dari penjelasan ini, dapat

diambil pengertian yang dimaksud jual beli gharar adalah semua jual beli yang

mengandung ketidakjelasan ; pertaruhan atau perjudian. Jenis gharar dalam Islam

membagi ke dalam 2 macam, yaitu gharar yang memang benar-benar gharar yang

tidak boleh dilaksanakan sama sekali dan gharar yang masih dilaksanakan6. Dasar

hukum yang melarang jual beli gharar adalah hadis dari Abu Hurairah yang

berbunyi7:

)رواه أحمد (الغرر بيع عن هللا رسول نهى قال هريرة ابي عن

5 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., visi insani

publishing (Jakarta: 2005). Cet ke-1, hal 144 6 Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi.

http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010

7 Amad manan al-Assal, Fathi Ahmad abdul karim, Sistem, Prinsip Dan Tujuan Ekonomi Islam, pustaka setia (Bandung,: 1999). Hal 92

Page 16: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

5

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar” (HR.

Ahmad)

Dalam sistem jual beli gharar ini terdapat unsur memakan harta orang lain

dengan cara batil. Padahal Allah melarang memakan harta orang lain dengan cara

batil sebagaimana tersebut dalam firmanNya surat Al-Baqarah : 188 sebagai berikut:

)١٨٨: البقراه (. ☺ “Artinya : Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di

antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta

itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda

orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Al-Baqarah

/ 2 : 188).

Dalam penjelasan di atas jelaslah bahwa Islam melarang produk bank yang

masih mengandung unsur gharar, hal ini akan menimbulkan ketidakpastian dan

ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Dari penjelasan diatas, maka masih perlu

dilaksanakannya pendalaman analisis mengenai produk bank konvensional

Page 17: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

6

khususnya dalam produk penyaluran dana yang mengandung unsur-unsur gharar, hal

ini karena selama ini hanya bunga (Riba) yang selalu dibahas, sedangkan bentuk-

bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam sangat kurang sekali pembahasannya.

Kemudian produk bank konvensional yang sudah ada saat ini diklasifikasikan

produk apa saja yang memang mengandung unsur gharar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan

tersebut kedalam bentuk tulisan (skripsi) dengan judul ANALISIS UNSUR-UNSUR

GHARAR PADA PERKREDITAN BANK KONVENSIONAL.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang akan diteliti sebagai berikut, produk bank konvensional (Kredit)

memang terdapat bunga di dalamnya, di mana bunga tersebut dalam Islam termasuk

kedalam riba, sedangkan produk yang lainnya dan pembiayan diperkirakan menjadi

transaksi yang dilarang dalam islam, hal ini karena produk bank konvensional masih

mengandung unsur gharar (ketidakpastian) baik dalam objek akad maupun dalam

transaksinya.

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka kiranya penulis perlu

membatasi pokok permasalahan pada pendanaan (kredit) bank konvesional.

Pembatasan ini dimaksudkan agar penulis lebih terarah dan fokus dalam melakukan

penelitian, sehingga penelitian ini tidak membahas mengenai permasalahan yang

terjadi diluar lingkup tersebut.

Page 18: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

7

Bertitik tolak pada latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah

dalam penelitian ini tentang konsep gharar dalam produk perkreditan bank

konvensional, yang didalamnya mengandung unsur gharar, apabila masalah ini

dipertanyakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep gharar dalam lembaga keuangan bank?

2. Apa unsur-unsur gharar yang terdapat dalam perkreditan bank konvensional?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan utama dari penulisan skripsi ini, berdasarkan permasalahan

yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ini antara

lain:

a. Mengetahui konsep gharar dalam lembaga keuangan bank

b. Mengetahui unsur-unsur gharar dalam perkreditan bank konvensional

2. Manfaat Penelitian

Harapan penulis semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai

bagian dari masyarakat yang selalu mendukung perkembangan perbankan, serta bagi

beberapa pihak antara lain:

a. Akademisi, penelitian ini dilaksanakan untuk menambah ilmu

pengetahuan dan juga sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, staf

pengajar, dan lainnya.

Page 19: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

8

b. Peneliti, Semoga penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pengembang konsep-konsep ekonomi Islam dalam perkembangan

produk-produk bank yang bebas dari larangan-larangan agama.

c. Penulis, sebagai penambah wawasan bagi penulis dalam konsep gharar,

dan produk-produk bank konvensional yang didalamnya terdapat unsur

gharar.

d. Masyarakat, sebagai tambahan wawasan dan pertimbangan masyarakat

dalam memilih produk dan bank yang akan digunakan oleh masyarakat

dalam bertransaksi ekonomi.

D. Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka dalam menunjang penelitian ini dengan melihat

beberapa penelitian skripsi sebelumnya, antara lain:

Vera Niasari, B 200

050 224, Jurusan

Akuntansi fakultas

Ekonomi, Universitas

Muhamadiyah

Surakarta 2009.

Skripsi ini membahasan tentang

perbandingan kinerja bank

syariah dengan bank

konvensional, baik dari produk

yang digunakan maupun

laporan keuangannya.

Skripsi yang penulis teliti

berbeda dengan skripsi

Vera Niasari,

perbedaannya terletak

pada apa yang ditelitinya.

Penulis meneliti produk

bank konvensional yang

mengandung unsur

gharar.

Page 20: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

9

Jurnal Akhmad Nur

Zaroni Bisnis Dalam

Perspektif Islam

(Telaah Aspek

Keagamaan dalam

Kehidupan Ekonomi).

Jurnal ini membahas mengenai

mekanisme bisnis dalam

persefektif islam, didalamnya

menjelaskan bagaimana

menjadi pebisnis yang baik

yang sesuai dengan islam, dan

transaksi-transaksi yang boleh

dan tidak boleh dilaksanakan

dalam persefektif islam dalam

hal perdagangan.

Perbedaan Jurnal dengan

skripsi yang penulis teliti

terletak pada kajian

penelitiannya. Dimana

skripsi penulis lebih

khusus membahas gharar

pada produk bank

konvensional. Dalam

jurnal ini lebih

membahas transaksi yang

dilarang saja. Dan ini

bersifat umum.

Fara Safitri, 20408

2002 308, Fakultas

Ekonomi. Jurusan

Akuntansi

Skripsi ini membahas tentang

perbedaan sistem pemberian

kredit pada bank konvensional

dengan pembiayaan murabahah

pada bank syariah

Perbedaan skripsi dengan

skripsi yang penulis teliti

terletak pada kajian

penelitiannya. Dimana

skripsi penulis lebih

khusus membahas gharar

pada produk bank

konvensional. Dalam

Skripsi Fara ini lebih

Page 21: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

10

membahas sistem

pemberian kredit.

E. Kerangka Teori

Gharar atau disebut juga Taghrir secara bahasa berarti Al Khathr (resiko

berbahaya), dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu yang gharar. Dikatakan

gharara binafsihi wa maalihi taghriran berarti 'aradhahuma lilhalakah min ghairi an

ya'rif (jika seseorang melibatkan diri dan hartanya dalam kancah gharar maka itu

berarti keduanya telah dihadapkan kepada suatu kebinasaan yang tidak diketahui

olehnya)8. Gharar juga dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat ketidakyakinan

(uncertainty). Jual-beli gharar berarti sebuah jual-beli yang mengandung unsur

ketidaktahuan atau ketidakpastian (jahalah) antara dua pihak yang bertransaksi, atau

jual-beli sesuatu yang obyek akad tidak diyakini dapat diserahkan.

Dalam bahasa Arab, gharar diterjemahkan sebagai risiko, sesuatu yang tidak

pasti, atau ketidakpastian (uncertainty), sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,

Janganlah kalian membeli ikan di dalam air (laut), karena perbuatan semacam itu

termasuk gharar (tidak pasti). (HR. Ahmad). Ibnu Taymiyah dan Ibnu Qayyim,

menjelaskan gharar sebagai "Things with unknownfate, so selling such things is

8 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., hal. 144

Page 22: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

11

maysir or gambling"9. Dengan demikian, transaksi jual-beli sesuatu yang tidak pasti

(gharar) tersebut dilarang dalam Islam, karena termasuk kategori perbuatan maysir

atau perjudian (spekulasi).

Produk bank konvensional yang terdiri dari penerimaan, pendanaan bank dan

jasa transaksi lainnya merupakan menjadi kegiatan utama bank. Akan tetapi bank

konvensional dalam membuat produk tersebut lebih mementingkan nilai kepuasan

nasabah dan tidak melihat apakah produk tersebut dapat merugikan salah satu pihak

ataupun kedua belah pihak, kebanyakan produk bank konvensional yang

menggunakan perangkat bunga, dan banyak transaksi yang tidakjelas dan

kepastiannya baik dalam objek akad yang dilaksanakan maupun transaksinya

sehingga perlu nilai ekonomi islam masuk kedalam produk bank konvensional untuk

melihat apakah produk yang dikeluarkan dan dibuat oleh bank tidak merugikan salah

satu pihak atau kedua pihak tersebut, dan supaya terciptanya keadilan bagi semua

pihak.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian normatif atau bisa juga

analisis kualitatif yang bersifat analitis10. Langkah yang akan ditempuh pertama kali,

adalah mengumpulkan buku-buku tentang gharar dan produk bank konvensional,

kemudian menganalisis produk tersebut, mana yang didalamnya terdapat unsur

9 Nurul Huda, Resiko Dan Spekulasi Dalam Investasi Syariah, publish 6 agustus 2009. 10 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta. 1986. h. 9-10

Page 23: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

12

gharar. Dimana pengertian kualitatif itu sendiri adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya11. Adapun

pengertian deskriptif adalah pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial

tertentu12.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan

dokumen (conten analisys) yaitu melakukan pengumpulan data dan informasi melalu

arsip, buku-buku dan dokumen yang lainnya.

3. Jenis Data

Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

dokumen berupa buku-buku produk bank konvensional, baik penerimaan ataupun

pendanaan bank konvensional, dan berupa bahan acuan lainnya yang berisikan

informasi tentang bahan berupa, buku, tulisan, jurnal, dan majalah, dll yang berkaitan

dengan konsep gharar.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi maka

penulis menggunakan metode pengumpulan dengan cara13:

Studi Kepustakaan, penelitian ini diarahkan untuk memperoleh landasan teori

yang dapat menganalisis data. Penulisan ini digunakan dalam rangka menelusuri dan

11 Lexy.J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Rosda (Bandung: 2006).edisi revisi. Hal 4 12 Masri, Singarimbun, Metode Penelitian survey, Jakarta, LP3S: 1999. Edisi revisi, hal 4 13 Soerjono Soekanto. Hal 24

Page 24: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

13

meneliti literatur serta menelaah kerangka studi ilmiah yang ada diperpustakaan,

dilakukan dengan mengumpulkan data, menganalisis suatu pengertian yang bersifat

teoritis untuk menguji kebenaran, adapun data-data tersebut berasal dari Al-Quran

dan As-sunah, buku-buku umum, buku-buku Islam, skripsi, jurnal-jurnal, internet,

media masa, artikel dan data-data tertulis lainnya yang berkaitan dengan materi

pembahasan skripsi.

Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka membaca dan mencatat serta mengolah bahan

5.

klasifikasikan kedalam bentuk

at suatu kesimpulan.

6.

asan masalah yang akan dibahas

skripsi ini.

7. Pedoman Penulisan Laporan

penelitian14.

Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data yang dilakukan setelah memperoleh data dan bahan-

bahan melalui dokumen, lalu data tersebut diperiksa kembali agar tidak terjadi

kekeliruan dan kesalahan, kemudian data tersebut di

dan jenis tertentu untuk membu

Tehnik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis isi (Conten

analisys), di mana penulis menganalisis dokumen yang berkaitan dengan gharar dan

produk bank konvensional, supaya mencapai kejel

dan hasilnya tersebut dituangkan dalam

14Mestika ZED, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta, yayasan obor Indonesia: 2004.

Edisi 1, hal 3.

Page 25: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

14

Teknik penulisan laporan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,

berpedoman kepada : Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

G. Sistematika Penulisan

Supaya lebih memudahkan penelitian ini, maka penulis membagi topik ke

dalam 5 (lima) bab, dengan rincian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka

Teori, Metode penelitian, Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS GHARAR

Bab ini memuat tentang gharar: Pengertian gharar, Karakteristik gharar, Hukum

gharar, Bentuk-bentuk gharar, Jenis-jenis gharar, Hikmah tidak melaksanakan

gharar.

BAB III : TINJAUAN TEORITIS PRODUK BANK KONVENSIONAL

Bab ini menjelaskan tentang teoritis Bank Konvensional; Pengertian Bank, Fungsi

Bank, Jenis Bank, Penerimaan dana Bank, Penyaluran dana Bank.

BAB IV : ANALISIS UNSUR GHARAR PADA PRODUK BANK

KONVENSIONAL

Page 26: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

15

Bab ini merupakan hasil penelitian analisis kualitatif, yaitu membahasan gharar

dalam konsep lembaga keuangan, Analisis Unsur-unsur gharar pada produk bank

konvensional.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir penulisan yang akan menyimpulkan pokok-pokok

penting dari keseluruhan pembahasan serta menyimpulkan jawaban ringkas dari

permasalahan yang telah dibahas diatas yang berisikan kesimpulan dan saran.

Page 27: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS GHARAR

A. Pengertian Gharar

Al-Gharar secara bahasa berarti Al Khathr (resiko berbahaya). Lafadz gharar

(dari segi tata bahasa) adalah merupakan isim (kata benda). Gharar dalam

terminologi para ulama ahli fiqih memiliki beragam definisi, diantaranya adalah1:

1. Gharar dikategorikan dan dibatasi terhadap sesuatu yang tidak dapat

diketahui antara tercapai dan tidaknya suatu tujuan, dan tidak termasuk

didalamnya hal yang majhul (tidak jelasan). Sebagai contoh adalah definisi

yang dipaparkan oleh Ibn Abidin yaitu: “Gharar adalah keraguan atas wujud

fisik dari objek transaksi”.

2. Gharar dibatasi dengan sesuatu yang majhul (tidak jelasan), dan tidak

termasuk didalamnya unsur keraguan dan ketidak tercapaiannya, definisi ini

adalah pendapat murni mazhab Dhariri. Ibn Hazm mengatakan: “Unsur

gharar dalam transaksi bisnis adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh

pembeli apa yang ia beli dan penjual apa yang ia jual”.

Kombinasi antara dua pendapat tersebut diatas, yaitu gharar meliputi dalam

hal tidak diketahui pencapaiannya dan juga atas sesuatu yang majhul (tidak jelas).

1 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., visi insani

publishing (Jakarta: 2005). Cet ke-1, hal 144

16

Page 28: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

17

Contoh dari definisi ini adalah yang dipaparkan oleh Imam Sarkhasi: “Gharar adalah

sesuatu yang akibatnya tidak dapat diprediksi”. Dan ini adalah pendapat mayoritas

ulama fiqih.

Dari ketiga terminologi inilah penulis dapat melihat bahwa gharar yang ada

pada produk bank khusunya produk Penyaluran dana, dapat diprediksikan bahwa

produk tersebut mengandung unsur gharar (ketidak jelasannya). Hal ini karena

didalam terminologi tersebut sudah mencakup seluruh permasalahan cabang yang

dibahas oleh para fuqaha terkait dengan permasalahan gharar.

Bahkan menurut Ibn Taimiyah, gharar itu dilibatkan apabila seseorang tidak

tahu apa yang tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan bisnis, dan konsep

gharar menurut Ibn Taimiyah terbagi dua kelompok2 :

1. Kelompok pertama adalah unsur resiko yang mengandung keraguan,

probabilitas dan ketidak pastian secara dominan

2. Sedangkan kelompok kedua unsur meragukan yang dikaitkan dengan

penipuan atau kejahatan oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.

B. Karakteristik Gharar

Terdapat 4 (empat) karakteristik dasar yang berkaitan erat dengan

pembahasan gharar yaitu konsep game, zero sum-game, normal exchange (konsep

pertukaran normal) dan konsep resiko3.

2 Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam. Dana Bakti Wakaf (Yogyakarta: 1996), Jilid IV

hal 162

Page 29: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

18

a. Game

Yang dimaksud game adalah sebuah pertukaran yang melibatkan dua pihak

untuk tujuan tertentu yang dalam terminologi fiqh lebih dikenal dengan mu’awadhah

bi qashd al-ribh (transaksi pengganti dengan keuntungan). Contohnya adalah jika ada

seseorang yang ingin menjual tanah kemudian ada orang lain yang mempunyai uang

kemudian terjadi jual-beli diantara keduanya maka pada transaksi tersebut adanya

pertukaran kekayaan dengan faedah keuntungan. Di satu sisi ada orang yang

memperoleh keuntungan kekayaan dan satu sisi ada keuntungan mendapatkan

manfaat faedah dari tanah tersebut.

b. Zero Sum Game

Seperti susunan katanya, ”permainan dengan hasil bersih nol” adalah konsep

permainan yang hanya menghasilkan output win-lose (menang-kalah). Kemenangan

yang diperoleh satu pihak adalah secara terbalik kerugian bagi pihak lain. Hasil yang

diperoleh satu pihak tidak akan naik tanpa mengurangi hasil pihak lain. Zero sum-

game adalah permainan dengan hasil pareto optimal. Tidak ada hasil yang

mengakomodasi kedua belah pihak, tidak ada kerjasama. Disinilah terletak adanya

unsur gharar sifat dari kontrak berjangka yang zero-sum game (pasti ada yang untung

disebabkan pasti ada yang rugi) juga mendukung transaksi ini lebih mendekatkan

transaksi menjadi maysir ketika transaksi pertukaran dari kontrak tersebut sangat

3Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi.,

http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya. html_ kamis 28 Januari 2010

Page 30: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

19

berubah-ubah (volatile) pertukarannya dan sulit untuk ditebak pergerakannya

(khususnya pada kontrak berjangka valuta asing). Keuntungan dan kerugian yang

bahkan bisa tidak terbatas jumlahnya membuat kontrak ini bisa berubah menjadi

sekedar a game of chance (perjudian) yang jelas mendorong prilaku spekulatif.

Disamping itu terlihat juga bahwa memakan uang dari pihak lain mengimplikasikan

ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban setiap pihak.

c. Normal Exchange

Pertukaran barang dan jasa, akan mendapatkan keuntungan dan kepuasaan

bagi kedua belah pihak. Dalam teori ekonomi mikro lebih dikenal dengan istilah

utility dan profit maximis. Hal ini dapat dicapai jika marginal utility (kepuasaan

maksimum) yang dirasakan konsumen lebih besar dibandingkan harga barang yang

dibeli dan biaya marginal kurang dari harga barang yang dijual.

Berdasarkan asumsi diatas, jelas bahwa tujuan konsumen rasional dari

kegiatan konsumsinya adalah memaksimumkan kepuasaan materiil saja. Berarti

seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa sehingga memperoleh

kepuasaan selalu menggunakan kerangka rasionalitas (bersifat duniawi). Dan dari

pandangan lain utiliti ekonomi bukanlah suatu sifat yang selalu muncul dari asal

barang dikonsumsi, tetapi barang tersebut benar-benar diperlukan dan digunakan

serta dapat bermanfaat.

Dimana menurut Islam pertukaran barang dan jasa dapat terjadi dalam teori

konsumsi tujuannya adalah untuk memperoleh maslahah terbesar, sehingga ia dapat

Page 31: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

20

mencapai kemenangan dunia dan akhirat serta kesejahteraan jadi tidak hanya

kepuasaan materiil saja. Dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemasalahatan,

Imam Al-Ghazali mengelompokkan dan mengidentifikasikan semua masalah baik

yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitis, kerusakan)

dalam meningkatkan kesejahteraan. Jadi utilitas individu dalam Islam sangat

tergantung pada utility individu lainnya (interpendent utility) sehingga dapat

terbentuk kemaslahatan.

d. Risk Concept

Para ilmuwan ekonomi membedakan istilah ketidakpastian dan risiko.

Menurut Knight (1921) risiko menguraikan situasi dimana kemungkinan dari suatu

peristiwa (kejadian) dapat diukur.

Karenanya, risiko ini dapat diperkirakan setidaknya secara teoritis. Sementara

itu menggunakan kata risiko untuk segala sesuatu yang terjadi secara tidak pasti di

masa depan. Ia membaginya dalam 2 kategori, yaitu:

a. Pasive risk, yaitu risiko yang terjadi di mana benar-benar tidak terdapat

perkiraan dan perhitungan yang dapat dipakai. Jadi, hal ini benar-benar suatu

teka-teki yang sama sekali tidak diketahui jawabannya. Perkiraan atas risiko

ini hanya mengandalkan keberuntungan (game of chance), karenanya

seseorang hanya dapat bersifat pasif.

Page 32: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

21

b. Responsive risk, yaitu risiko yang munculnya memiliki penjelasan kausalitas

dan memiliki distribusi probabilitas. Risiko jenis ini, karenanya dapat

diperkirakan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Memperkirakan risiko

responsive ini sering disebut pula game of skill, karena perkiraanya

didasarkan atas skill tertentu.

C. Hukum Gharar

Hukum gharar sebenarnya sudah jelas dalam kitab suci Al-Quran yang mana

telah menjelaskan secara detail telah melarang semua transaksi bisnis yang

mengandung unsur kecurangan dan ketidakpastian (gharar) dalam segala bentuk

terhadap pihak lain; hal itu mungkin dalam bentuk penipuan atau kejahatan, atau

memperoleh keuntungan dengan tidak semestinya atau resiko yang menuju

ketidakpastian di dalam suatu bisnis atau sejenisnya. Hal ini sesuai firman Allah

SWT dalam surat Al-An’am ayat : 1524.

⌧ ☺

)١٥٢: االنعام (.

Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya”.(Al- An’am /6 :152)

4 Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam. Hal 162

Page 33: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

22

Dalam sistem gharar ini terdapat unsur memakan harta orang lain dengan

cara batil. Padahal Allah melarang memakan harta orang lain dengan cara batil

sebagaimana tersebut dalam firmanNya surat Al-Baqarah ayat 188 sebagai berikut:

)١٨٨: البقراه ( . ☺

Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. (Al-Baqarah / 2 : 188).

⌧ ☺.

)٦٩: النساء (

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (An-Nisaa / 4 : 29).

Page 34: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

23

Dan hadis Rasullulah yang melarang transaksi yang mengandung unsur

gharar adalah:

)رواه أحمد( عن ابي هريرة قال نهى رسول هللا عن بيع الغرر

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli gharar” (HR

Ahmad).

Dengan melihat dalil-dalil di atas maka cara-cara yang haram termasuk segala

cara yang keliru yang tidak sesuai dengan hukum-hukum Islam serta ajarannya

dilakukan dengan salah dan tak bermoral. “Bisnis” mencakup semua transaksi yang

dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan seperti perdagangan, komersial,

industri, dan sebagainya. Bahkan ada sebagian ulama menyatakan bahwa semua

transaksi yang mengandung gharar termasuk dalam perjudian, dimana dalam

perjudian itu setiap peserta diperdaya oleh harapan-harapan yang menyesatkan akan

“kemenangan”. Tak seorangpun menyetujui judi jika mereka tahu bahwa mereka

akan diperdaya. Sama halnya pada setiap transaksi yang tidakpasti dan tidakjelas di

mana di dalamnya adanya kecurangan, maka orang tersebut akan menolak dan

membatalkan transaksi tersebut. Hal ini memberikan keyakinan bahwa sesuatu yang

dikerjakan dengan maksud untuk merugikan pihak lain dalam transaksi bisnis adalah

dilarang oleh Allah dan Rasullulah SAW.

D. Bentuk-Bentuk Gharar

Page 35: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

24

Ulama dari golongan mazhab Imam Maliki membahas lebih spesifik

permasalahan tentang gharar dengan berbagai ragamnya, sehingga jenis-jenis gharar

yang ada dapat di bagi menjadi dua, yang pertama gharar dalam sighat akad (Kalimat

Transaksi) dan yang kedua gharar dalam objek transaksi. Adapun pembagian sub

keduanya akan dipaparkan dibawah ini.

1) Gharar dalam sighat akad meliputi5:

a. Bai’ataini fii ba’iah

Bai’ataini fii ba’iah adalah merupakan satu kesepakatan dengan dua transaksi,

baik dengan terlaksananya salah satu dari dua transaksi tersebut (atau dari segi

harganya). Sebagai contoh ketika seorang penjual mengatakan “Saya jual komoditi

ini kepada anda seharga seratus secara tunai dan seratus sepuluh dengan cara kredit”

jawab pembeli ia saya terima. Atau juga transaksi bai’ataini fii ba’iah dapat berlaku

dengan terlaksananya kedua kesepakatan atau harga tersebut, seperti : “Saya jual

rumahku kepada anda seharga sekian dengan syarat anda menjual mobil anda kepada

saya dengan harga sekian”.

Jadi unsur gharar dalam kedua komoditi tersebut relative ada, baik dalam

penentuan transaksi seperti contoh yang pertama, maupun contoh komoditi yang

5 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., hal 152-162

Page 36: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

25

kedua, dengan begitu transaksi bisnis dalam bai’ataini fii bai’dah jelas mengandung

unsur gharar, hal ini karena kalimat transaksi yang disepakati dan bukan objeknya

yang disepakati.

b. Bai’ urbun

Bai’ urbun adalah seseorang membeli sebuah komoditi dan sebagian

pembayaran diserahkan kepada penjual (DP/uang muka). Jika sipembeli jadi

mengambil komoditi tersebut maka uang pembayaran tersebut termasuk dalam

perhitungan harga, akan tetapi, jika calon pembeli tidak mengambil komoditi tersebut

maka uang muka tersebut menjadi milik penjual dan pembeli tidak mendapatkan apa-

apa. Akan tetapi dalam urbun ini ada dua pendapat yang memberikan keterangan,

baik golongan pertama yang mengharamkan urbun ataupun golongan kedua yang

membolehkan urbun, kedua golongan ini memiliki penjelasan masing-masing

mengenai hal ini, sebagaimana hadis yang mereka pegang dalam berpendapat.

بن شعيب عن أبيه عن جد ه أن رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم هى عن رمع نع

.بيع العربان

Artinya: “Dari Amr ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya bawasanya Rasullulah saw. Melarang jual beli urbun”.

Adapun hadis yang membolehkan adalah yang dikeluarkan oleh Abdul Razak

dalam musnafnya sebagaimana berikut:

عن زيد بن أسلم أنه سئل رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم عن العربان في البيع فأ حله

Page 37: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

26

Artinya: “Dari Zaid Ibn Aslam bahwasanya ia telah bertanya kepada Rasullulah SAW. Tentang jual beli urbun maka Rasullulah saw. Membolehkannya”.

Adapun letak unsur gharar pada uang muka ini menurut ulama yang

mengharamkannya, bahwa dalam urbun terletak unsur gharar dan resiko serta

memakan harta tanpa adanya ‘iwadh (pengganti) yang sepadan dalam pandangan

syariah.

c. Bai’ al hashah, al-mulamasah, dan al-munabadzah

Bai’ al hashah adalah suatu transaksi bisnis dimana penjual dan pembeli

bersepakat atas jual beli suatu komoditi pada harga tertentu dengan lemparan hashah

(batu kecil) yang dilakukan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang dijadikan

pedoman atas berlangsung tidaknya transaksi tersebut.

Bai al-mulamasah adalah ketika kedua belah pihak (penjual dan pembeli)

melakukan aktivitas tawar menawar atas suatu komoditi, kemudian apabila calon

pembeli menyentuh komoditi tersebut (baik sengaja maupun tidak), maka dia harus

membelinya baik sang pemilik komoditi tersebut rela atau tidak.

Bai’ al-munabadzah adalah seorang penjual berkata kepada seorang pembeli,

”Jika saya lemparkan sesuatu kepada anda maka transaksi jual beli harus berlangsung

diantara kita.

Sebagaimana hadis riwayat Bukhari yang melarang bai’alhashah, bai’al-

mulamasah, dan bai al-munabadzah6.

6 Qadir, Hasan, Imron AM, dll. Terjemahan Nailul Authar Himpunan hadis-hadis hukum,

Bina Ilmu., (Surabaya: 2007).cet ke-4, jilid 4. Hal 1655

Page 38: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

27

والمال , والمنا بزة, عن المحا قلة والمخا ضرة. نهى النبي ص م: وعن أنس قال

)البخارى رواه( .والمزا بنة, مسه

Artinya : “Dan dari Anas ia berkata: Nabi saw melarang muhaaqalah, mukhaadlarah, mulamasah dan muzaabana”. (HR Bukhari).

Dari hadis dan penjelasan diatas tersebut maka ketiga macam transaksi ini

relatif mengandung unsur dalam kalimat transaksinya, hal ini karena pernyataan

penjual tentang lemparan batu kecil, sentuhan terhadap baju, dan lemparan komoditi

dijadikan dasar berlangsungnya transaksi, maka sebagian ulama berpendapat bahwa

transaksi tersebut termasuk jenis Qimar (perjudian).

d. Bai al-Muallaq

Bai al-Muallaq adalah suatu transaksi jual beli dimana keberlangsungannya

tergantung pada transaksi lainnya (yang disyaratkan). Keberhasilan transaksi dapat

terjadi dengan (mengikuti) instrument-instrumen yang ada dalam ta’liq (persyaratan

dalam akad yang berbeda). Sebagai contoh adalah tatkala seorang penjual

mengatakan kepada calon pembeli , “Saya akan menjual rumahku kepada anda

dengan harga sekian jika si fulan menjual rumahnya kepada saya”.

Jadi dengan melihat penjelasan diatas bahwa unsur gharar pada akad jual beli

al-muallaq ini terdapat pada ketidak jelasan transaksi yang akan dilaksanakan, jika

salah satu pihak berubah pikiran maka transaksi tersebut tidak akan dapat

dilaksanakan sehingga ini akan merusak transaksi yang akan dilaksanakan.

e. Bai’ al-mudhaf

Page 39: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

28

Bai’ al-mudhaf adalah kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli untuk

waktu yang akan datang, contoh dari transaksi ini adalah perkataan seseorang penjual

kepada pihak lain, “Saya jual rumahku kepada anda dengan harga sekian pada awal

tahun depan”.

Unsur gharar yang ada dalam akad mudhaf adalah dari sisi pelaku akadnya.

Ketika mereka tidak dapat mengetahui kondisi pasar dan harga dimasa yang akan

datang jika dibandingkan dengan kondisi pada waktu transaksi disepakati. Dan

bagaimana pula kerelaan dan maslahah antara keduanya terbangun di saat mekanisme

kesepakatan dalam transaksi akan dilaksanakan, padahal keduanya tidak mengetahui

kondisi komoditi pada masa yang akan datang.

2) Gharar dalam Objek transaksi meliputi7:

a. Ketidak jelasan jenis objek transaksi

Ketidakjelasan atas jenis objek transaksi merupakan klasifikasi ketidakjelasan

yang paling besar dampaknya, hal ini disebabkan karena ketidakjelasan atas dzat,

macam, dan sifat atau karakteristik objek. Jadi dalam transaksi ini unsur gharar yang

terkandung didalamnya transaksi ini harus jelas dan diketahui barang yang menjadi

objek transaksi sehingga tidak menimbulkan gharar.

b. Ketidakjelasan dalam macam Objek transaksi

Ketidakjelasan terhadap macam objek transaksi dapat menghalangi sahnya

jual beli sebagaimana ketidakjelasan atas jenisnya. Ketidak absahan tersebut karena

7 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam.,hal 165-188

Page 40: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

29

mengandung unsur gharar yang banyak. Salah satu contoh yaitu, “Saya jual kepada

anda binatang dengan harga sekian tanpa menjelaskan jenis dari binatang yang

ditawarkan, apakah ia termasuk jenis onta atau kambing, maka transaksi semacam ini

rusak karena adanya unsur gharar dalam hal macam objek transaksinya.

c. Ketidakjelasan dalam sifat dan karakter objek transaksi

Para ulama fikih berselisih pendapat dalam mensyaratkan penyebutan sifat-

sifat dari objek transaksi agar sebuah transaksi menjadi sah, akan tetapi menurut

mazhab Hanafiah berpendapat bahwa jika objek transaksinya terlihat dalam

transaksinya, baik itu komoditi ataupun uang, maka tidak perlu untuk mengetahui

sifat dan karakternya. Berbeda halnya dengan ulama mazhab Syafi’I, mazhab ini

mempunyai perincian dalam pensyaratan atas penyebutan sifat dan karakter objek

transaksi, supaya transaksi tersebut menjadi sah diantaranya adalah: dalam transaksi

pesanan (salam) maka harus adanya kejelasan sifat dan karakter barang, dan harus

adanya hiyar ruyah dalam transaksi sehingga dapat mengurangi penipuan.

d. Ketidakjelasan dalam waktu

Ketidakjelasan dalam waktu hampir semua ulama fikih tidak ada yang

berselisih, jika transaksi tersebut dilakukan secara adanya pertangguhan waktu dan

waktu pembayarannya jelas maka transaksi tersebut sah dan dapat dilaksanakan.

Beda halnya dengan transaksi yang tidak adanya kejelasan dalam waktu

pembayarannya. Hal ini karena transaksi tersebut tidak adanya kejelasan yang pasti

dan dapat merugikan salah satu pihak.

Page 41: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

30

e. Ketidakmampuan dalam penyerahan objek transaksi

Para ulama ahli fiqih sepakat, bahwa kemampuan penyerahan objek transaksi

merupakan syarat sahnya transaksi ini, maka jika objek transaksi tidak dapat

diserahkan maka transaksi secara otomatis tidak sah (batal). Seperti layaknya ikan

yang masih didalam air, tidak diketahui jumlah dan sifat, zat objek transaksi tersebut..

Bahkan ada hadis yang meriwayatkan tentang transaksi seperti ini:

_.,,ال تسترواالسمك في الما ء فا نه غرر: قال . ان النبي ص م,, عن ابن مسعود

)رواه أحمد(

Artinya :“Dan dari ibnu Mas’ud, bahwa Nabi saw. Bersabda : janganlah kamu membeli ikan di dalam air, karena yang demikian itu termasuk gharar”. (HR Ahmad).

Maka dalam hal ini dapat kita katakana bahwa transaksi semacam ini

mengandung unsur gharar karena tidak dapatnya salah satu pihak menyerahkan objek

transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut.

f. Objek Transaksi yang spekulatif keberadaannya

Bentuk lain dari gharar yang dapat mempengaruhi sahnya transaksi adalah

apa yang ditujukan pada ketidak adaan objek transaksi, yaitu objek transaksi yang

tidak ada pada waktu transaksi dilakukan. Ataupun keberadaan objek tidak jelas pada

masa yang akan datang bisa bersifat spekulatif dimana mungkin objek ada dan

kemungkinan juga tidak ada.

Telah diriwayatkan oleh sebagian ulama fiqih mengenai kesepakatan atas

batalnya transaksi bisnis dengan objek transaksi yang sfekulatif keberadaannya. Dan

Page 42: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

31

sebagian ulama mengungkapkan bahwa setiap komoditi yang spekulatif

keberadaannya tidak diperkenankan untuk dilaksanakan transaksinya. Dan hadis yang

membahasa tentang itu adalah:

, مسلم, رواه أحمد (.عن بيع حبل الحبلة. ول اهللا ص م نهى رس,,:وعن ابن عمر قال

)الترمزئ

Artinya: “Dan dari Ibnu Umar r.a. ia berkata : Nabi saw. Melarang menjual binatang yang sekarang sedang dikandung”. (HR.Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi) E. Jenis Gharar

Jenis-jenis gharar dilihat dari peristiwa yang terjadi terbagi kedalam tiga

bahasan, dan ketiganya itu adalah8:

Pertama : Jual-beli barang yang belum ada (ma’dum), seperti jual beli habal al

habalah (janin dari hewan ternak).

Kedua : Jual beli barang yang tidak jelas (majhul), baik yang muthlak, seperti

pernyataan seseorang : “Saya menjual barang dengan harga seribu rupiah”, tetapi

barangnya tidak diketahui secara jelas, atau seperti ucapan seseorang : “Aku jual

mobilku ini kepadamu dengan harga sepuluh juta”, namun jenis dan sifat-sifatnya

tidak jelas. Atau bisa juga karena ukurannya tidak jelas, seperti ucapan seseorang :

“Aku jual tanah kepadamu seharga lima puluh juta”, namun ukuran tanahnya tidak

diketahui.

8Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi., http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010

Page 43: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

32

Ketiga : Jual-beli barang yang tidak mampu diserah terimakan. Seperti jual beli

budak yang kabur, atau jual beli mobil yang dicuri. Ketidakjelasan ini juga terjadi

pada harga, barang dan pada akad jual belinya.

Ketidakjelasan pada harga dapat terjadi karena jumlahnya, seperti segenggam

Dinar. Sedangkan ketidak jelasan pada barang, yaitu sebagaimana dijelaskan di atas.

Adapun ketidakjelasan pada akad, seperti menjual dengan harga 10 Dinar bila kontan

dan 20 Dinar bila diangsur, tanpa menentukan salah satu dari keduanya sebagai

pembayarannya.

Syaikh As-Sa’di menyatakan : “Kesimpulan jual-beli gharar kembali kepada

jual-beli ma’dum (belum ada wujudnya), seperti habal al habalah dan as-sinin, atau

kepada jual-beli yang tidak dapat diserahterimakan, seperti budak yang kabur dan

sejenisnya, atau kepada ketidak-jelasan, baik mutlak pada barangnya, jenisnya atau

sifatnya”.

F. Hikmah Tidak Melaksanakan Gharar

Diantara hikmah larangan dilaksanakannya transaksi yang mengandung unsur

gharar adalah:

1. Mengurangi adanya pertaruhan dalam transaksi bisnis

2. Menghilangkan sikap permusuhan pada orang yang dirugikan.

3. Menghilangkan kerugian yang besar kepada pihak lain.

4. Larangan ini juga mengandung maksud untuk menjaga harta agar tidak hilang

Page 44: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

33

5. Menghilangkan sikap permusuhan yang terjadi pada orang akibat ketidak

pastian dan ketidak jelasaan pada transaksi ini.

Page 45: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

33

BAB III

TINJAUAN TEORITIS PRODUK BANK KONVENSIONAL

33

A. Pengertian Bank

Industri perbankan merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional

yang berfungsi sebagai perantara keuangan di antara para pihak yang memiliki dana

dengan pihak yang memerlukan dana. Fungsi ini membuat perbankan menjadi agen

pembangun. Perkembangan dunia usaha pada umumnya, memaksa perbankan untuk

secara bertahap melakukan penyesuaian dan berperan aktif dalam pembangunan

perekonomian Indonesia. Kegiatan yang paling utama perbankan adalah menghimpun

dana masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada nasabah,

menunjang mekanisme pembayaran internasional, jasa penitipan, surat berharga, jasa

kartu, dan jasa lainnya.

Mendengar kata bank memang kita sudah tidak aneh lagi, terutama yang

hidup di perkotaan. Bahkan sekarang masyarakat yang hidup di pedesaan sekalipun

sekarang sudah mengenal bank. Dan bank selalu ada kaitannya dengan uang, hal ini

karena bank merupakan lembaga yang bergerak dalam keuangan, bahkan sekarang

bank sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat sekarang ini. Sebelum ke

pembahasan lebih lanjut berikut ini akan dijelaskan pengertian lembaga keuangan dan

bank.

Page 46: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

34

Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang

keuangan di mana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya

menyalurkan dana atau kedua-keduanya menghimpun dan menyalurkan dana1.

Sedangkan Bank secara bahasa berasal dari bahasa italia “banco” yang berarti

kepingan papan tempat buku. Sejenis meja, yang kemudian penggunaannya lebih

diperluas untuk menunjukan “meja” tempat pertukaran uang, yang digunakan oleh

para pemberi pinjaman dan para pedagang valuta di Eropa2.

Bank secara sederhana adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana

tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah

bidang keuangan. Jadi dapat penulis simpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga

kegiatan utama yaitu: Menghimpun dana, Menyalurkan dana, dan Memberikan jasa

bank lainnya.

Kegiatan penghimpun dan penyaluran dana merupakan kegiatan yang utama

perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah

merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

1 Kasmir, Manajemen Perbankan. PT raja grafindo persada.,( Jakarta: 2003). Hal. 11

2 Ahmad, Sistem perbankan Islam, PT raja grafindo persada.,( Jakarta: 2003). Hal 3

Page 47: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

35

B. Fungsi Bank

Bank dalam kegiatannya melaksanakan fungsi sebagai berikut3:

1. Menyelesaikan berbagai urusan uang, seperti penukaran uang, pengiriman

uang, dan surat berharga, dan sekaligus memperjual belikan surat berharga

tersebut.

2. Menerima deposito

3. Mengurus masalah diskonto (misalnya, membeli dengan harga yang

berlaku saat ini) surat-surat berharga (umpamanya rekening dan nota

perjanjian).

4. Memberikan pinjaman dengan menggunakan jaminan atau dengan cara

overdraf, mengurus bidang pegadaian atau dengan membeli usaha

perusahaan industri.

5. Mengurus pertukaran valuta asing, dll

C. Jenis –Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis bank

yang diatur dalam undang-undang perbankan. Walaupun banyak jenis perbankannya

akan tetapi pada intinya perbankkan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai

penghimpun dan penyalur dana. Perbedaan perbankan dapat dilihat dari segi fungsi

bank serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada

3 Ahmad, Sistem Perbankan Islam, Hal 8

Page 48: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

36

luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan

wilayah operasinya.

Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain4:

1) Dilihat Dari Segi Fungsinya

Menurut Undang-undang pokok perbankan nomor 14 tahun 1998, jenis

perbankan menurut fungsinya terdiri dari: Bank Umum, Bank Pembangunan, Bank

Tabungan, Bank Pasar, Bank Desa .

Adapun Pengertian bank umum dan bank perkreditan rakyat sesuai dengan

Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut:

a. Bank umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

BPR adalah bank yang melaksankan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lintas

pembayaran.

4 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT raja grafindo persada.,( Jakarta: 2002).

Edisi keenam Hal 32.

Page 49: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

37

2) Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikannya adalah siapa saja memiliki bank tersebut.

Kepemilikian ini dapat dilihat dari akte pendirian dan pengusaha saham yang dimiliki

bank yang bersangkutan

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya tersebut adalah5:

a. Bank milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki pemerintah, adapun

contoh bank milik pemerintah antara lain: Bank Negara Indonesia 46, Bank

Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara.

b. Bank milik Swasta Nasional

Bank Jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional

serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula keuntungannya

untuk keuntungan swasta pula. Adapun contoh bank swasta adalah Bank

Muamalat, Bank Bumi Putra, Bank Lippo, dll.

c. Bank milik Asing

Bank jenis ini merupkan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik

swasta asing atau pemerintah asing. Contoh bank asing antara lain:ABN

AMRO bank, City bank, Bank of Tokyo. Dll.

5 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan.,PT.Raja Grafindo Persada., (Jakarta: 2004).,Cet ke-3,

hal 20-23.

Page 50: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

38

D. Penerimaan Dana Bank

Pengertian penghimpunan dana maksudnya adalah pengumpulan atau mencari

dana (uang), dengan cara membeli dari masyrakat luas dalam bentuk simpanan giro,

tabungan dan deposito6.

Adapun pengertian Giro dalam undang-undang perbankan No 10 tahun 1998

tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah

simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.

Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai syarat-

syarat tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu

sama lainya. Tabungan itu sendiri adalah simpanan yang penarikannya hanya

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik

dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya dipersamakan dengan itu. Ada beberapa

jenis bentuk tabungan, diantaranya adalah Tabungan Nasional, Tabungan Asuransi,

Tabungan lainnya.

Simpanan deposito merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh

bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya dimana simpanan deposito

mengandung unsur jangka waktu dan tidak dapat ditarik kapan saja.

Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito

adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

6 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan.,hal 64

Page 51: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

39

berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank. Sedangkan jenis-jenis

deposito yang ada di Indonesia saat ini adalah Deposito berjangka, sertifikat

Deposito, deposito on call.

E. Penyaluran Dana Bank (Kredit)

Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang

dengan membayar dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh

pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan kemudian hari.

Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari Yunani dengan kata credere,

yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh

kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sedangkan bagi si pemberi

kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang

dipinjamkan pasti kembali7.

Pengertian kredit menurut Undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga8.

Dari pengertian diatas dapatlah dijelaskan bahwa kredit dapat berupa uang

atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit

7Gatot Supramono, Perbankan Dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Djambatan

(Jakarta: 1996). ed. Revisi cet-2 hal 44 8 UU No 10 tahun 1998, Undang-Undang Perbankan

Page 52: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

40

untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank

(pemilik modal) dengan nasabah (penerima kredit), dengan perjanjian yang telah

dibuatnya.

a) Fungsi Kredit

Fungsi utama kredit adalah memberikan kemungkinan kepada seorang

pengusaha untuk memulai suatu usaha secara besar-besaran. Kredit digunakan untuk

menggerakan modal yang ada dan kemungkinan debitur untuk tampil sebagai

pengusaha yang lebih bonafide.

b) Tujuan pemberian kredit

Tujuan pemberian kredit oleh pihak bank kepada debitur akan mempunyai

resiko, oleh karenanya tiap-tiap bank mempunyai kebijakan kredit. Tujuan dari

kebijakan pemberian kredit adalah9:

1. Menciptakan pinjaman yang wajar dan sehat yaitu pinjaman yang

dikembangkan atas dasar ketentuan perkreditan bank Indonesia, kebijakan

yang telah digariskan oleh pihak bank, memberikan keuntungan bagi bank

dan para peegang saham dengan tetap melindungi kepentingan pemilik dana.

2. Menciptakan investasi yang menguntungkan bagi seluruh dana yang dihimpun

bank.

3. Mengalokasikan pemberian pinjaman yang sesuai dengan sasaran yang telah

ditetapkan oleh pihak bank.

9 Thomas Suyatno, H.A. Chalik, dkk. Dasar-Dasar Perkreditan., Gramedia Pustaka Utama.

(Jakarta : 1995). Edisi Keempat. Hal 14.

Page 53: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

41

c) Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut10:

a. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan

baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa

tertentu dimasa datang.

b. Kesepakatan

Disamping unsure kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.

c. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki waktu tertentu, jangka waktu ini

mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hamper dapat

dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

d. Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang

diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu

dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu

akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih

sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian.

10 Kasmir, Manajemen Perbankan. Hal. 74-76

Page 54: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

42

Semakin panjang jangka waktusuatu kredit semakin besar resiko tidak

tertagihnya.

e. Balas Jasa

Akibat dari pemberian fasilitas kredit, bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu.keuntungan atas pemberian suatu kredit

atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank

konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi, dan komisi serta

biaya administrasi kredit merupakan keuntungan uatama bank.

d) Jenis-jenis Kredit

Beragamnya jenis kegiatan yang dilakukan masyarakat, mengakibatkan

beragam pula kebutuhan akan jenis kreditnya. Dalam praktiknya pemberian kredit

yang diberikan oleh bank kepada masyarakat sangat banyak macamnya sesuai dengan

keperluan masyarakat sekarang ini. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan

oleh bank dan dilihat dari berbagai segi :

1. Dilihat Dari Segi Kegunaan

a) Kredit Investasi

Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha

atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk

suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini

adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan11.

11 Gatot Supramono, Perbankan Dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. hal 46

Page 55: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

43

b) Kredit Modal Kerja

Kredit yang diberikan kepada lembaga perusahaan maupun perorangan

untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh

kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji

pegawai atau biaya lannya yang berkaitan dengan factor produksi.

2. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit

Kredit ini dilihat dari tujuan penggunaan dana tersebut apakah bertujuan

untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi.

a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau

investasi. Yang bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b) Kredit Konsumtif

Kredit macam ini merupakan kredit yang digunakan untuk di konsumsi

atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan

barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau

dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

c) Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan

perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang

pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

Page 56: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

44

3. Dilihat dari Segi jangka Waktu

Maksunya adalah kredit yang dilihat dari lamanya masa waktu pemberian

kredit mulai daripertama sekali diberikan sampai lunas.

a) Kredit Jangka Pendek

Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu

tahun atau paling lama satu tahun, dan biasanya kredit seperti ini

digunakan untuk modal kerja.

b) Kredit jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan3 tahun,

kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja beberapa bank

mengklasifikasikan kredit menengah menjadi kredit jangka panjang.

c) Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas

3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka

panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan juga

untuk kredit konsumsi.

4. Dilihat dari Segi Sektor Usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu

pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sector usaha

sebagai berikut:

Page 57: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

45

a) Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan

atau pertanian rakyat. Sector petanian dapat berupa jangaka pendek atau

jangka panjang.

b) Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu

relative pendek. Misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka

panjang seperti kambing atau sapi

c) Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industry pengolahan baik

untuk industry kecil, menengah dan besar.

d) Kredit pertambangan yaitu, jenis kredit untuk usaha tambang yang

dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas,

minyak atau tambang timah.

e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para

mahasiswa yang sedang belajar.

f) Dan sektor-sektor usaha lainnya.

Page 58: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

46

46

BAB IV

ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PERKREDITAN BANK

KONVENSIONAL

A. Gharar Dalam Lembaga Keuangan

Meskipun gharar sudah ditata dengan baik dalam ajaran Islam, namun dalam

hal keuangan para peneliti Islam tidak pernah ada henti-hentinya untuk meneliti

konsep gharar dalam lembaga keuangan, semua ini karena lembaga keuangan

sekarang ini sudah berkembang sehingga permasalahan-permasalahan dalam lembaga

ini pun semakin rumit dan komplek, maka dari itu para fuqoha kontemporer maupun

peneliti Islam diharapkan dapat memecahkan masalah yang terjadi pada saat ini.

Adapun hukum Islam yang membahas tentang gharar lebih terpaku terhadap jual beli

dan tidak membahas gharar dalam produk lembaga keuangan bank. Sehingga

sekarang ini banyak para peneliti Islam yang membahas gharar pada transaksi yang

lebih komplek dan modern, salah satunya adalah Adiwarman Karim yang telah

mendefinisikan gharar sebagai situasi dimana terjadi incomplete information karena

adanya uncertainty to both parties (ketidakpastian dari kedua belah pihak yang

bertransaksi)1. Bahkan ada sebagian ahli ekonomi mengartikan gharar sebagai resiko,

atau sesuatu yang tidak pasti dan tidak ada keyakinan akan transaksi ini2.

1 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo Persada,

(Jakarta: 2007)., edisi 4 hal 32 2 Hisna, Siahaan., Manajemen Resiko, konsep, kasus. Impelementasi., PT elex Media

komputindo., (Jakarta : 2007)., hal 4.

Page 59: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

47

Lembaga keuangan sangat erat sekali hubungannya dengan dunia bisnis

dimana di dalamnya penuh dengan pengambilan resiko. Hal ini karena resiko selalu

ada dalam kegiatan perekonomian. Sebagaimana prinsip dalam bisnis no risk, no

return, maksudnya tidak akan mendapat keuntungan jika tidak berani mengambil

resiko. Bahkan Suwailem dalam papernya menyebutkan bahwa gharar dalam

transaksi ekonomi bisa disamakan dengan zero sum game yang mana pada zero sum

game ini terdapat unsur ketidakpastian3. Jadi dalam lembaga kuangan masih banyak

sekali transaksi yang masih mengandung unsur gharar baik dapat dilihat dari resiko

maupun yang lainnya.

Dengan melihat penjelasan di atas, maka permasalahan gharar memang

masih ada sampai sekarang ini sehingga dibutuhkan adanya pembahasan yang lebih

mendalam. akan tetapi saat ini penulis mencoba membahas dengan pembahasan awal,

yaitu bahasan mengenai resiko. Dimana kata resiko ini biasanya dibagi menjadi dua

kategori, keduanya adalah4:

a. Pasive risk, yaitu risiko yang terjadi di mana benar-benar tidak terdapat

perkiraan dan perhitungan yang dapat dipakai. Jadi, hal ini benar-benar suatu

teka-teki yang sama sekali tidak diketahui jawabannya. Perkiraan atas risiko

3Paper Al-Swailem, Gharar Dibalik Transaksi Ekonomi, di akses pada 4 April 2010.

http://www.irti.org/irj/go/km/docs/documents/IDBDevelopments/Internet/English/IRTI/CM/downloads/IES_Articles/Vol%207-1%20and%202%20..%20Sami%20Al-Suwailem .. Measure%20of%20Gharar..dp.pdf

4 Hendro Wibowo, Identifikasi dan Pengukuran Gharar dalam Transaksi Pertukaran http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010

Page 60: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

48

ini hanya mengandalkan keberuntungan (game of chance), karenanya

seseorang hanya dapat bersifat pasif.

b. Responsive risk, yaitu risiko yang munculnya memiliki penjelasan kausalitas

dan memiliki distribusi probabilitas. Risiko jenis ini, karenanya dapat

diperkirakan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Memperkirakan risiko

responsive ini sering disebut pula game of skill, karena perkiraanya

didasarkan atas skill tertentu

Resiko ini sering kita temukan pada produk-produk bank, baik yang kita

sadari maupun yang kita tidak sadari, biasanya resiko ini ada pada produk kredit

(lending), hal ini karena sesuai dengan teori diatas, dari kedua resiko tersebut

keduanya terdapat pada produk kredit dibank konvensional. Kredit pada dasarnya

upaya dimana mendapat keuntungan oleh pihak bank terhadap konsumennya dengan

memberikan dana maupun modal yang kemudian oleh kreditor digunakan untuk

konsumsi maupun modal usaha, akan tetapi semua ini tidaklah mudah karena dengan

memberikan dana kepada masyarakat sangat banyak sekali resiko yang harus siap

ditanggung oleh pihak bank, baik resiko pengembalian oleh pihak konsumen maupun

resiko yang lainnya.

Kemudian pembahasan yang kedua gharar dalam lembaga keuangan

khususnya pada bank, terletak pada permainan zero sum. Dimana Permainan zero-

sum adalah permainan dengan hasil akhir campuran: menang-menang, menang-kalah,

atau kalah-kalah. Maksud dari menang-menang adalah solusi (permainan) diantara

Page 61: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

49

keduanya menang-menang jadi jika peminjam mendapatkan keuntungan maka

pemilik modal (bank) akan memperoleh untung juga, keadaan yang kedua menang

kalah adalah keadaan dimana bank akan selalu untung dan peminjam modal jika

untung maupun rugi maka resiko tersebut akan ditanggung oleh peminjam modal.

Keadaan yang ketiga, kalah-kalah adalah keadaan kerjasama dimana jika peminjam

modal mangalami kerugian maka pemilik modal juga harus merasakan kerugian

tersebut. Maka hasil akhir permainan (kerjasama) zero-sum game menang-kalah,

tidak adanya kejelasan dan prioritas para pemain apakah bermaksud untuk bermain

permainan kerjasama atau persaingan.

Berkenaan dengan hal ini pengetahuan fikih menyatakan tiga kondisi untuk

menoleransi resiko. Sesuai dengan kondisi-kondisi berikut, resiko yang dilibatkan

harus bersifat5:

1. Dapat diabaikan / tidak berarti

2. Tidak dapat dielakkan

3. Tanpa disengaja

Kondisi pertama sama dengan mengkatakan bahwa kemungkinan gagal cukup

kecil. Hal itu juga mengimplikasikan bahwa besarnya kerugian sebaiknya dibatasi.

Sebagaimana besarnya kerugian yang berpotensi meningkat, tingkat kepastian perlu

pertimbangkan mengurangi kerugian semacam itu.

5 Kanny Hidayat, Sharia Capital Market Training, modulyang dipersentasikan pada pelatihan

lembaga keuangan syariah, bertempat di PT dana reksa , publish 03 Mei 2010. hal-6

Page 62: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

50

Kondisi kedua menyatakan bahwa permainan membolehkan hasil akhir

menang-menang, dengan demikian pertukaran yang berfaedah dapat diprestasikan.

Namun, pertukaran bermanfaat tidak dapat dicapai tanpa menerima resiko kegagalan,

jadi resiko menjadi tidak dapat dielakkan.

Kondisi ketiga dapat dikatakan dengan cara lain seperti mensyaratkan bahwa

hasil akhir menang-menang lebih disukai dari pada hasil akhir menang-kalah. Jika

tujuan pemain adalah memenangkan pada kasus dimana pemain lainnya kalah, maka

dia mencari bagian zero-sum pada permainan tersebut. Bila tujuan adalah mencari

hasil akhir menang-menang, maka hal itu adalah transaksi berfaedah.

Gharar dalam bentuk satu pihak menang dan pihak lain kalah (Zero-sum),

sama halnya seperti gambling (perjudian) hal ini karena gharar zero-sum memiliki

persamaan sifat dengan gambling. Maka dari itu gharar yang sama seperti perjudian

ini haruslah dijauhkan dari produk bank sehingga adanya kemaslahatan. Jika gharar

yang mendekati perjudian ini tidak dihindarkan maka akan terjadinya ketidakadilan,

permusuhan dan kebencian.

B. Unsur-Unsur Gharar Produk Bank Konvensional

Pada produk kredit bank pada dasarnya menggunakan instrument bunga

dalam hutang-piutangnya. Bunga sering digunakan sebagai kelebihan atau

keuntungan yang dibatalkan. Padahal bunga merupakan keuntungan yang diperoleh

dari pendapatan bertransaksi, akan tetapi pada dasarnya pendapatan tersebut tidak

dapat diketahui secara pasti, yang biasa kita sebut sebagai gharar. Hal ini dijelaskan

Page 63: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

51

pada gambar dibawah ini, bahwa riba (bunga) merupakan bagian dari gharar, jika

dana hasil pinjaman tersebut mendapatkan keuntungan, bahkan melebihi bunga maka

orang tersebut mendapatkan keuntungan, dan sebaliknya jika dana pinjaman tersebut

mengalami kerugian bahkan dibawah bunga tersebut, maka peminjam mengalami

kerugian.

Gambar 4.1

Produk bank konvensional khususnya pada produk kredit, hampir semua bank

konvensional mempunyai produk yang sama, yang membedakan antara bank satu

dengan lainnya terletak pada kebijakan-kebijakan pemberian kreditnya, jumlah bunga

untuk kredit tersebut dan syarat-syarat pemberian kredit yang harus dipenuhi oleh

pihak peminjam.

Karena motif meminjam uang di masyarakat berbeda-beda. Ada orang yang

meminjam untuk modal membuka usaha. Ada juga orang yang meminjam untuk

renovasi rumah, beli mobil baru, beli komputer dan lain sebagainya. Perbedaan motif

Page 64: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

52

inilah yang lalu membuat bank kemudian mencipta-kan berbagai macam produk

pinjaman. Masing-masing produk dibuat untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Pada

dasarnya, ada dua macam produk kredit. Yakni6:

1. Kredit Konsumsi

Sedangkan Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan untuk membeli

sesuatu yang sifatnya konsumtif seperti membeli rumah atau kendaraan pribadi. Dua

kredit konsumsi yang biasanya cukup laris adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

dan kredit kendaraan.

Penulis melihat bahwa pada produk konsumsi ini selain tidak diperbolehkan

karena adanya unsur bunga didalamnya ada pula unsur lain yang mana perlu adanya

pengkajian lebih, khususnya pada produk konsumsi ini dalam hal unsur gharar. Pada

produk konsumsi biasanya masyarakat menggunakan produk kredit ini untuk

membeli Rumah maupun Kendaraan lainnya. Permasalahan yang muncul pada kredit

konsumsi ini biasanya setiap kali masyarakat membeli rumah maupun kendaraan

biasanya adanya uang muka (urbun), dimana para ahli fiqih Islam melarang adanya

uang muka ini. Semua ini karena Bay’ al-urbun adalah kontrak penjualan dengan

pembayaran di muka atau urbun. Dengan membayar urbun, pembeli memiliki hak

melengkapi transaksi, di mana kasus pembayaran di muka memakai harga atau

dengan membatalkan perjanjian transaksi dia kehilangan uang mukanya.

6 Safir senduk., Berkenalan Dengan Produk Bank, 26 april 2010 di

www.BRI.go.id

Page 65: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

53

Dalam hal uang muka ini memang adanya perbedaan pendapat antara para

ahli fiqih, akan tetapi Sebagian besar ulama seperti imam Syafi’I, Maliki, Hanafi

mempertimbangkan urbun sebagai suatu penjualan gharar karena hasil akhir yang

tidak berhasil7. Jika transaksi tidak dilanjutkan, pembeli kehilangan uang muka yang

sudah dibayarkan kepada penjual untuk hal yang sia-sia. Mereka mempertimbangkan

hal itu semacam orang yang “Memakan harta orang lain karena hal yang sia-sia”,

yang hasil akhirnya murni zero-sum. Berbeda dengan Hanbali, dimana Hanbali

merasionalisasi gharar pada kontrak menjadi suatu pertukaran normal jika transaksi

lengkap, kasus di mana kedua pihak dapat menang, hal itu sebaiknya dapat diterima

sepanjang tujuannya adalah mencapai hasil akhir yang dapat dikerjasamakan.

Walaupun sekarang MUI mengeluarkan fatwa NO: 13/DSN-MUI/IX/2000

tentang uang muka produk murabahah, akan tetapi pada pembahasan kredit konsumsi

pada perbankan konvensional, salah satu contoh pada produk KPR perumahan,

dimana uang muka tersebut bukan hasil kesepakatan kedua belah pihak, karena

jumlahnya sudah ditentukan oleh pihak developer dan bank. Dan yang kedua jika

transaksi itu batal, maka uang muka itu hilang sebagai pengganti kerugian pihak

bank, padahal disitu belum jelas kerugian apa yang telah diderita oleh pihak bank

tersebut, dengan begitu kerugian yang diterima oleh pihak bank tidak jelas

kerugiannya apa dan pihak pemberi uang muka jika transaksi batal maka tidak

memperoleh apa-apa dan tidak ada pengganti bagi dirinya.

7 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., hal 153

Page 66: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

54

Dalam kredit konsumsi ini juga, terdapat sistem gharar yang lainnya, yaitu

pada pembayaran cicilan rumah KPR tersebut, hal ini adanya ketidakjelasan di mana

terdapat beberapa harga dalam cicilan tersebut, hal ini dengan menyesuaikan besar

bunga yang ada pada masyarakat saat itu, misalnya pada tahun pertama nasabah

membayar cicilan sebesar Rp 300.000,- perbulan. Akan tetapi pada tahun kedua dan

seterusnya bisa saja pembayaran itu tetap ataupun pembayaran jumlah cicilan tersebut

akan meningkat sesuai dengan tingkat bunga pada saat itu. Hal ini dalam Islam

dilarang karena tidak adanya kejelasan dalam objek akad transaksi atau biasa disebut

dengan Bai’ataini fii ba’iah. Dalam sistem pembayaran ini tedapat unsur gharar,

karena tidak adanya kepastian dan kejelasan harga yang harus dibayar oleh nasabah

kepada pihak bank. Sehingga para jumhur ulama melarang adanya ketidakjelasan

dalam harga ini karena dapat merugikan nasabah.

Dengan begitu maka produk kredit konsumsi yang pada produk bank

konvensional dimana didalamnya ada uang muka (urbun), dan pembayaran cicilan

yang tidak tetap karena menyesuaikan dengan tingkat bunga, oleh sebagian besar

ulama diharamkan karena memakan harta orang lain tanpa adanya pengganti yang

jelas bagi orang tersebut.

2. Kredit Modal Usaha (Investasi)

Kredit Usaha adalah kredit yang digunakan untuk membiayai perputaran

usaha atau bisnis sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang produktif, seperti usaha

perdagangan, usaha industri rumah tangga, usaha jasa konsultasi, dan lainlain. Kredit

Page 67: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

55

usaha biasanya digunakan oleh masyarakat maupun perusahaan untuk

mengembangkan perusahaan tersebut. Pada masalah ini penulis meneliti unsur gharar

pada produk bank konvensional khususnya pada kredit usaha. Kredit usaha ini

merupakan kegiatan pinjam meminjam antara bank dan masyarakat, dimana bank

mendapatkan akan keuntungan yang ditetapkan diawal perjanjian antara bank dan

masyarakat berupa bunga dari pokok pinjaman.

Akan tetapi ada sebagian peneliti berpendapat bahwa pendapatan dianggap

sebagai gharar, alasannya bahwa, biaya tidak dibagi, perusahaan mungkin mengakhiri

dengan kerugian sementara pemodal mendapatkan keuntungan yang positip.

Maksudnya adalah pihak bank tidak mau tau apakah perusahaan tersebut akan

mendapatkan keuntungan maupun kerugian yang pasti perusahaan (peminjam) harus

mengembalikan uang yang dipinjam sesuai dengan perjanjian, dan bank tidak mau

tau apakah perusahaan tersebut mendapat keuntungan atau kerugian pada saat itu. Hal

ini sama dengan permainan Zero-sum game dimana pihak bank selalu menang dan

pihak peminjam selalu kalah bila peneliti lihat maka proses transaksi seperti ini sama

dengan gambling, dan gambling pada permasalahan ini diharamkan karena memakan

harta dengan cara tidak adil.

Maka dari itu sudahlah jelas bahwa kredit usaha yang diberikan bank kepada

perusahaan di dalamnya terdapat unsur gharar di mana bank akan selalu menang

tanpa melihat apakah usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau masyarakat

Page 68: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

56

mendapat keuntungan maupun kerugian. Dengan begitu bank akan selalu memakan

harta orang lain dengan tidak adil.

Page 69: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengkaji secara teori tentang gharar dalam lembaga

keuangan dan produk-produk bank konvensional, dengan menganalisis teori

perkreditan pada bank konvensional dengan teori gharar maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam lembaga keuangan dimana konteksnya gharar tidak selalu dalam

transaksi jual beli saja, akan tetapi sekarang ini pakar ekonomi Islam

menjelaskan bahwa gharar dalam lembaga keuangan dapat dilihat dari 2 segi

aspek, keduanya adalah resiko dan zero sum game. Dimana lembaga

keuangan sangat erat sekali hubungannya dengan resiko, dan resiko itu

merupakan sesuatu permasalahan yang gharar (Ketidakpastian), hal ini

karena resiko yang diambil dalam bisnis bisa berdampat positif (mendapatkan

keuntungan), bahkan bisa berdampak negatif (mendapatkan kerugian)

makanya resiko merupakan permasalahan gharar. Adapun konsep yang kedua

menyatakan bahwa zero sum game merupakan bagian permasalahan dari

gharar, hal ini karena pada konsep ini hasil akhir dari sebuah transaksi akan

selalu menghasilkan salah satu pihak menjadi pemenang dan yang satunya

lagi menjadi kalah, padahal dalam Islam setiap transaksi dilaksanakan

56

Page 70: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

57

haruslah menghasilkan hasil kedua belah pihak sama-sama menang atau

kedua belah pihak sama-sama kalah.

2. Pembahasan yang kedua mengenai kesimpulan skripsi ini, khususnya pada

produk penyaluran dana, dapat penulis simpulkan bahwa unsur-unsur gharar

pada produk bank konvensional adalah : Produk konsumsi merupakan produk

bank konvensional yang sangat disenangi oleh masyarakat Indonesia, salah

satu contohnya yaitu kredit Perumahan, kredit kendaraan bermotor ataupun

mobil, dll. Padahal dalam transaksi ini terdapat unsur gharar yang dilarang

oleh Allah dan Rasul, adapun usurnya yang menjadikan produk ini gharar

adalah dalam transaksi ini adanya uang muka dimana jika transaksi ini tidak

sampai akhir maka uang muka nasabah yang meminjam dananya kepada bank

akan hilang dan nasabah tidak akan memperoleh apapun dari transaksi

tersebut. Bahkan jumhur ulama imam Syafi’i, Maliki, Hanafi memberi

penjelasan bahwa transaksi semacam ini dilarang oleh agama Islam, karena

menurut ketiga ulama tersebut semacam orang yang memakan harta orang

lain karena hal yang sia-sia. Dan dalam produk konsumsi juga terdapat unsur

gharar yang lainnya diantaranya adalah dalam sisitem pembayaran KPR

tersebut, di mana dalam perbankan konvensional pemabayarannya

disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berkembang pada saat itu,

sehingga pembayaran KPR tersebut tidak menentu jumlahnya yang harus

dibayarkan nasabah kepada bank, hal ini karena harus disesuaikan tingkat

Page 71: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

58

suku bunganya pada saat itu, sedangkan dalam Islam ketidakpastian harga itu

sangat diharamkan karena terdapar unsur gharar. Dalam produk yang kedua,

yaitu produk modal atau investasi. Dimana produk ini menggunakan unsur

riba sebagai pendapatan bank, akan tetapi pada dasarnya riba merupakan

bagian gharar yang tidak dapat dipisahkan. Dalam transaksi ini adanya

ketidak pastian dan resiko yang sangat besar, jika nasabah meminjam kepada

bank dengan perangkat bunga yang sudah ditetapkan pada awal perjanjian

padahal bank maupun nasabah peminjam tidak mengetahui apakah usahanya

kedepan akan mendapat untuk maupun rugi, akan tetapi dengan perangkat

bunga ini bank ingin selalu menang dan nasabah akan selalu kalah, hal ini

sama dengan zero sum game. sehingga pada produk modal atau investasi ini

mengandung unsur gharar. Karena didalamnya adanya ketidakadilan,

memakan hata orang lain yang dilarang oleh agama Islam, dan lain

sebagainya.

B. Saran

Dari kesimpulan yang penulis paparkan di atas, kiranya penulis perlu

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Meskipun agama Islam sudah menata gharar dengan rapih akan tetapi

pembahasan gharar dalam lembaga keuangan maupun ekonomi belum begitu

banyak reperensi yang ditemukan sehingga perlunya para pakar ekonomi

Islam lebih konsen dalam membahas gharar.

Page 72: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

59

2. Kita sebagai umat Islam seharusnya lebih dapat meningkatkan pemahaman

terhadap transaksi-transaksi yang dilarang oleh Allah dan Rasul SAW. Supaya

kita tidak terjerumus kedalam hal-hal yang pada akhirnya membuat adanya

perselisihan, mapun ketidak adilan sesama umat manusia.

3. Khusus perbankan syariah sekiranya produk yang di adopsi dari perbankan

konvensional khususnya dalam penyaluran dana hendaklah untuk dikaji lebih

dalam tentang unsur-unsur ghararnya, sehingga pada saat produk tersebut

akan di berikan kepada masyarakat, produk tersebut sudah benar-benar sesuai

dengan ajaran agama Islam.

Page 73: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

60

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Al-hadis

Afif Faisal, Aripurnomo Yoso, dll. Strategi dan Operasional Bank. Bandung, Eresco

: 1996. Cet.ke-1.

Ahmad, Sistem perbankan Islam, PT raja grafindo persada.,( Jakarta: 2003).

Ahmad Manan Al- Assal, Fathi Ahmad Abdul Karim, sistem, prinsip dan tujuan

ekonomi Islam,. Bandung, Pustaka Setia: 1999

Antonio, Syafi’I. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cedekiawan. Jakarta: BI dan

Tazkia, 1999.

_____________., Bank Syariah dari teori ke Praktik., Gema Insani., (Jakarta: 2001)

Arthesa Ade, Edia Hadiman. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta,

Indeks kelompok gramedia : 2006

Ash-Shadiq Abdurahman al-Gahyani., Fatwa-fatwa Muamalat Kontemporer., Pustaka

Progresif., (Surabaya : 2004)., cet ke-1.

H.Achsin, Investasi Syariah di Pasar Modal. Jakarta Grafindo Persada utama: 2000

Hasan, Ali. Berbagai macam transaksi dalam Islam (Fiqih Muamalat). Jakarta, Raja

Grafindo Persada; 2004

Hisna, Siahaan., Manajemen Risiko, konsep, kasus, implementasi.,PT elex Media

Komputindo., (Jakarta : 2007).

Karim, adiwarman, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta IIT, 2003.

Kasmir, Manajemen Perbankan. PT raja grafindo persada.,( Jakarta: 2003).

Page 74: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

61

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT raja grafindo persada.,( Jakarta:

2002). Edisi keenam.

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan.,PT.Raja Grafindo Persada., (Jakarta: 2004).,Cet

ke-3

Mestika ZED, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta, yayasan obor Indonesia:

2004. Edisi 1

Muchdarsyah Sinung., Managemen Dana Bank., Bumi Aksara (Jakarta :1993).

Moleong Lexy.J, Metode Penelitian Kualitatif, Rosda (Bandung: 2006). edisi revisi

Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam. Dana Bakti Wakaf (Yogyakarta: 1996),

Jilid IV

Supramono,Gatot. Perbankan Dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis,

Djambatan (Jakarta: 1996). ed. Revisi cet-2.

Soekanto Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. (Jakarta: 1986).

Singarimbun Masri, Metode Penelitian survey, Jakarta, LP3S: 1999. Edisi revisi.

Syahatah Husain, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., visi

insani publishing (Jakarta: 2005). Cet ke-1.

Thomas Suyatno, H.A. Chalik, dkk. Dasar-Dasar Perkreditan., Gramedia Pustaka

Utama. (Jakarta : 1995). Edisi Keempat

Qadir, Hasan, Imron AM, dll. Terjemahan Nailul Authar Himpunan hadis-hadis

hukum, Bina Ilmu., (Surabaya: 2007).cet ke-4, jilid 4.

cet ke 2.

Page 75: Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk

62

Hendro Wibowo, Identifikasi dan Pengukuran Gharar dalam Transaksi Pertukaran.,

http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-

prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010

Paper Al-Suwailem, Gharar dibalik transaksi ekonomi, 4 April 2010.

UU No 21 Tahun 2008., UU Perbankan Syariah

UU No 10 Tahun 1998., UU Perbankan Syariah