skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...

165
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMKN 41 JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : Lulu Aufatuts Tsani NIM 11140182000017 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Upload: vuongdat

Post on 28-Jul-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMKN 41

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

Lulu Aufatuts Tsani

NIM 11140182000017

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Page 3: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Page 4: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Page 5: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Page 6: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Page 7: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

ABSTRAK

Lulu Aufatuts Tsani (11140182000017). Evaluasi Layanan Bimbingan dan

Konseling di SMKN 41 Jakarta. Skripsi Program Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi layana bimbingan dan

konseling di SMKN 41 Jakarta yang merupakan salah satu bentuk upaya dari

SMKN 41 Jakarta sebagai penunjang siswa dalam menyelesaikan

permasalahannya dan mengembangkan potensi diri siswa. Model evaluasi yang

digunakan adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) untuk

mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh dan mendalam tentang program

bimbingan dan konseling.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Data diperoleh dari koordinator bimbingan dan konseling, guru

bimbingan dan konseling dan siswa SMKN 41 Jakarta dengan menggunakan

teknik wawancara, studi dokumen, dan observasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada aspek Context, berdasarkan

hasil analisis ketercapaian berada pada kategori tinggi, begitupun dengan aspek

Input program yang juga berada pada kategori tinggi. pada aspek Process program

berada pada kategori tinggi, namun pada aspek Product dapat dikatakan berada

pada kategori moderat. Dengan demikian maka program bimbingan dan konseling

dapat dikatakan terselenggara dengan baik. Namun, pada kategori product yang

moderat masih perlu untuk ditingkatkan. Untuk menyempurnakan

penyelenggaraan program, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis

sampaikan antara lain: 1) penyusunan dokumen khusus profil bimbingan dan

konseling; 2) dokumen rincian dana khusus program bimbingan dan konseling;

serta 3) penambahan guru bimbingan dan konseling.

Kata kunci: Evaluasi program, CIPP, Bimbingan dan Konseling

Page 8: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

ABSTRACT

Lulu Aufatuts Tsani (11140182000017). Evaluation of Guidance and

Counseling Program at SMKN 41 Jakarta. Minithesis Strata 1 (S1) Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta 2019.

This study aims to evaluate the guidance and counseling program at

SMKN 41 Jakarta as supporting students in solving problem and developing

students self potential. The evaluation model used is CIPP (Context, Input,

Process, Product) to get a more comprehensive anin-depth picture of the

guidance and counseling program.

This study uses a qualitative approach wth descriptive methods. Data was

obtained from counseling and guidance coordinator, counselor, and students of

SMKN 41 Jakarta using interview techniques, document studies, and

observations.

The results of this study indicate that on the Context aspects, based on the

results of the achievement analysis are in the high category, as well as the input

aspects of the program which are also in the high category. The process aspect

are in the high category, but in the product aspect it can be said to be in the

moderate category. This the guidance and counseling program can be said to be

well organized, but in the category of moderate product still need to be improved.

. In order to improve the implementation of the program, there are several

recommendations that can be conveyed, there are:1) preparation of special

documents on the profile of guidance and counseling program; 2) preparation of

special document detail of funding for guidance and counseling program; and 3)

addition of counseling and guidance counselor personnel.

Keywords: Evaluation Program, CIPP, Guidance and Counseling

Page 9: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis dalam bentuk skripsi

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Bimbingan

dan Konseling di SMK Negeri 41 Jakarta” penulis mendapat banyak bantuan,

dukungan, ide dan bimbingan dari berbagai macam pihak. Oleh karenanya, atas

segala hormat serta kerendahaan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. Hj. Sururin, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Serta sebagai dosen pembimbing II penulisan skripsi, yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran

dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini;

3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., Dosen Pembimbing I penulisan skripsi, yang

telah meluangkan banyak waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh

kesabaran dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini;

4. Dr. Jejen Musfah, MA., Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan

motivasi dan pengarahan selama menjalani perkuliahan;

5. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah membekali penulis

dengan berbagai ilmu pengetahuan selama menjalani kegiatan perkuliahan;

6. Kepala SMK Negeri 41 Jakarta Ibu Arum Sari, M.Pd., Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum, Bapak Drs. Suyatno, Para Personil BK dan staff yang telah

Page 10: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

iv

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi data sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

7. Orang tua tercinta, Ayahanda Mu’tabar Albar Ruchyar dan Ibunda Nurlailah

atas segala doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, dan dukungan moral maupun

materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;

8. Adik tercinta, Rizmi Azinatul Muflihah dan Abdul Muhsin Labib yang telah

memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini;

9. Sepupu tersayang Safea Aurelia terima kasih telah menjadi pelipur hati dalam

proses penyusunan skripsi ini;

10. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014 terutama untuk

(Mari, Noni, Kak Neni, Alya, Azizah, Aeni, Astina, Sausan, Riqotun, Dwi),

terima kasih telah menjadi sahabat terbaik;

11. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Semoga semua dorongan, bantuan dan bimbingannya yang telah

diberikan, dicatat sebagai amal baik dan diterima oleh Allah SWT, Aamiin.

Jakarta, 13 Maret 2019

Lulu Aufatuts Tsani

Page 11: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian. ................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 9

A. Evaluasi Program ..................................................................................... 9

1. Pengertian Evaluasi Program ............................................................. 9

2. Tujuan Evaluasi Program .................................................................. 10

3. Manfaat Evaluasi Program ................................................................ 11

4. Model Evaluasi .................................................................................. 12

B. Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 17

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................... 17

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ..................................................... 20

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling ........................................ 21

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling ..................................................... 24

5. Layanan Bimbingan dan Konseling .................................................. 26

C. Penelitian Relevan .................................................................................... 30

D. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 32

E. Kriteria Kebehasilan ................................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 37

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................. 37

B. Pendekatan Dan Model Evaluasi ............................................................. 37

C. Sumber Data ............................................................................................. 38

Page 12: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

D. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................. 39

E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 39

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 42

G. Teknik Analisis Data. ................................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

A. Gambaran Umum ..................................................................................... 44

1. Profil Sekolah. .................................................................................... 44

2. Visi dan Misi ..................................................................................... 45

B. Deskripsi Data .......................................................................................... 46

1. Context ...............................................................................................

46

a. Visi Dan Misi Bimbingan dan Konseling .................................. 46

b. Aspek Legalitas Formal Program Layanan Bk .......................... 47

c. Latar Belakang Program Bimbingan dan Konseling ................. 48

d. Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................. 48

e. Dukungan Warga Sekolah .......................................................... 49

2. Input. .................................................................................................. 50

a. Struktur Organisasi, Tujuan dan Fungsi ..................................... 50

b. Guru Bk/ Konselor ..................................................................... 51

c. Program ...................................................................................... 53

d. Siswa ......................................................................................... 53

e. Sarana dan Prasarana .................................................................. 54

f. Pendanaan .................................................................................. 56

3. Process ............................................................................................... 56

a. Perencanaan BK ......................................................................... 56

b. Pelaksanaan BK ......................................................................... 61

4. Product .............................................................................................. 63

a. Pemahaman Diri, Perubahan Sikap dan Perilaku ....................... 63

b. Perasaan Positif .......................................................................... 66

c. Perkembangan Kemandirian Peserta Didik ............................... 67

d. Prestasi Belajar (Akademik/Non Akademik) ............................. 68

C. Analisis Ketercapaian Program ................................................................ 70

D. Pembahasan Hasil Temuan Evaluasi ....................................................... 73

E. Keterbatasan Evaluasi .............................................................................. 75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................ 76

A. Kesimpulan .............................................................................................. 76

B. Saran ......................................................................................................... 76

Page 13: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .... 78

LAMPIRAN .................................................................................................... .... 81

Page 14: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 kriteria keberhasilan program BK ……………………………….34

Tabel 1.2 Pelaksanaan Evaluasi Program ………………………………….37

Tabel 1.3 Kisi-Kisi Instrument Wawancara ……………………………….39

Tabel 1.4 Kisi-Kisi Observasi ……………………………………………..41

Tabel 1.5 Kisi-Kisi Studi Dokumen ……………………………………….42

Tabel 1.6 Kondisi Sarana BK di SMKN 41 ……………………………….57

Tabel 1.7 Kondisi Prasarana BK di SMKN 41 ……………………………58

Tabel 1.8 Hasil Observasi Sarana dan Prasarana BK ……………………..58

Tabel 1.9 Prestasi Ujian Nasional Siswa ………………………………….71

Tabel 1.10 Prestasi Internasional Siswa ……………………………………72

Tabel 1.11 Prestasi Nasional Siswa ………………………………………...72

Tabel 1.12 Pretasi Provinsi …........................................................................73

Page 15: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling …………………33

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling ………………..54

Gambar 2.3 Contoh Silabus BK Kelas Xii ………………………………….63

Gambar 2.4 Grafik Kasus Siswa Tahun 2014/2015 ………………………...67

Gambar 2.5 Grafik Kasus Siswa Tahun 2015/2016 ………………………...67

Gambar 2.6 Grafik Kasus Siswa Tahun 2017/2018 ………………………...68

Page 16: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara Koordinator BK ………………….82

LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Guru BK …………………………84

LAMPIRAN 3 Pedoman Wawancara Siswa …………………………….86

LAMPIRAN 4 Kisi-Kisi Observasi ……………………………………..87

LAMPIRAN 5 Kisi-Kisi Studi Dokumen ……………………………….89

LAMPIRAN 6 Hasil Wawancara Koordinator BK ……………………..90

LAMPIRAN 7 Hasil Wawancara Guru BK …………………………….93

LAMPIRAN 8 Hasil Wawancara Guru BK …………………………….97

LAMPIRAN 9 Hasil Wawancara Siswa ……………………………….100

LAMPIRAN 10 Hasil Wawancara Siswa …………………………….....102

LAMPIRAN 11 Hasil Wawancara Siswa ……………………………….103

LAMPIRAN 12 Hasil Observasi ………………………………………...105

LAMPIRAN 13 Hasil Studi Dokumen …………………………………..107

LAMPIRAN 14 Struktur Organisasi BK ………………………………...108

LAMPIRAN 15 Silabus BK ……………………………………………..114

LAMPIRAN 16 Schedule Program Kerja BK …………………………..119

LAMPIRAN 17 Sertifikat Pendidik ……………………………………..122

LAMPIRAN 18 Program kerja BK 2018 ………………………………..126

LAMPIRAN 19 Program Semesteran BK ………………………………128

LAMPIRAN 20 Panduan Operasional …………………………………..138

LAMPIRAN 21 Surat Bimbingan Skripsi ………………………………139

LAMPIRAN 22 Surat Izin Penelitian …………………………………...140

LAMPIRAN 23 Surat Keterangan Penelitian …………………………..141

LAMPIRAN 24 Lembar uji referensi……………………………………142

LAMPIRAN 24 Dokumentasi ………………………………………….148

Page 17: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya zaman permasalahan peserta didik

di sekolah semakin beragam, terbagi dengan masalah di luar sekolah dan

di dalam sekolah. Untuk itu suatu tindakan layanan sekolah pada peserta

didik seperti bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk

mengarahkan dan membantu peserta didik dalam menyelesaikan

masalahnya dan mengembangkan potensi dirinya.

Di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal

3 menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”1 Namun, karena keterbatasan waktu

yang dimiliki oleh guru hanya terbatas di dalam kelas, maka diperlukan

bimbingan secara khusus dan profesional yaitu dengan layanan bimbingan

dan konseling untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan peserta didik.

Permendikbud No. 111 tahun 2014 menegaskan bahwa “setiap

peserta didik satu dengan lainnya berbeda kecerdasan, bakat, minat,

kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman

belajar yang menggambarkan adanya perbedaan masalah yang dihadapi

peserta didik sehingga memerlukan layanan Bimbingan dan Konseling”.2

1 Undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem pendidikan Nasional

2 Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling di

pendidikan menengah

Page 18: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

2

Permendiknas Nomor 21 Tahun 2016 tentang standar isi yang di

dalamnya dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan

tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang

dirumuskan pada standar kompetensi lulusan, yakni sikap, pengetahuan

dan keterampilan.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu upaya yang dapat

menunjang peningkatan pendidikan di Indonesia, dengan harapan dengan

adanya bimbingan dan konseling akan membantu siswa dalam mengatasi

permasalahan pribadinya baik di sekolah ataupun di luar sekolah dan

membantu siswa dalam mengembangkan potensi dirinya.

Namun, pada realitanya program bimbingan dan konseling belum

dapat berjalan maksimal karena beberapa kendala, seperti: sarana dan

prasarana yang kurang memadai, tidak ada penilaian hasil belajar dari

bimbingan dan konseling, dan belum terciptanya koordinasi yang

maksimal dari guru mata pelajaran dan guru bimbingan dan konseling

sehingga program bimbingan dan konseling belum bisa berjalan

sebagaimana mestinya.3 Selain itu, kenakalan remaja merupakan salah satu

permasalahan yang tidak pernah berujung yang juga membutuhkan

bantuan dari adanya bimbingan dan konseling di sekolah. semakin

ditelusuri semakin kompleks permasalahanya.

Salah satu dari permasalahan bangsa pada dewasa ini adalah

kriminalitas. Berikut adalah data tingkat kriminalitas dan korban

kriminalitas dari tahun ketahun diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS),

Data registrasi Polri mengungkapkan bahwa kejadian kejahatan di

Indonesia selama periode tahun 2014–2016 cenderung mengalami

peningkatan. Jumlah kejadian kejahatan atau crime total dari sekitar 325

ribu kasus pada tahun 2014 naik menjadi sekitar 353 ribu kasus pada tahun

2015. Pada tahun 2016 menjadi sekitar 357 ribu kasus. Hal ini sejalan

dengan tingkat kejahatan (crime rate) selama periode tahun 2014-2016.

3 Observasi pendahuluan di SMKN 41 Jakarta, 15 Januari 2018

Page 19: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

3

Jumlah orang yang terkena tindak kejahatan setiap 100 ribu penduduk

pada tahun 2014 sekitar 131 orang, menjadi 140 orang pada tahun 2015

dan 2016. Penyebab dari meningkatnya kriminalitas tersebut adalah

kurangnya keamanan di Indonesia.4

Selain itu, data kenakalan remaja dalam kasus narkoba, BNN

(Badan Narkotika Nasional) menyebut pengguna narkoba di Indonesia

mencapai 5,1 juta orang, dan itu terbesar di Asia dari jumlah itu, 40%

diantaranya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Alasannya, ada

yang penasaran lalu mencoba, ada yang sudah beberapa kali menggunakan

narkoba lalu kecanduan, dan ada yang sudah kecanduan lalu jadi bandar,

yang coba-coba menggunakan narkoba jumlahnya hampir 1.2 juta orang.5

Sedangkan menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Retno

Listiyarti (Komisioner KPAI Bidang Pendidikan menjelakan bahwa kasus

pendidikan per tanggal 30 Mei 2018 berjumlah 161 Kasus. Rinciannya

yaitu: anak korban tawuran sebanyak 23 Kasus (14,3%), anak pelaku

tawuran sebanyak 31 kasus (19,3%), anak korban kekerasan dan bullying

sebanyak 36 kasus (22,4%). Untuk kasus anak pelakuk kekerasan dan

bullying sebanyak 41 kasus (25,5%), dan anak korban kebijakan pungli,

dikeuarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah

sebanyak 30 kasus (18,7%).6

Tentu saja, pada zaman yang semakin maju ini akan membuat

masyarakat khususnya siswa semakin sulit dalam menemukan identitas

dirinya. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin maju zaman maka

semakin besar pula tuntutan masyarakat kepada anggotanya.

4 BPS (Badan Pusat Statistik), Statistik Kriminalitas 2017 diakses dari https://

www.bps.go.id

5 BNN (Badan Narkotika Nasional), diakses dari https://nasional.sindonews.com

6 KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), diakses dari

https://nasional.sindonews.com

Page 20: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

4

Permasalahan siswa yang terjadi karena dampak arus globalisasi

salah satunya adalah permasalahan moral dimana masih banyaknya siswa

yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan di sekolah. Permasalahan

ini salah satunya dapat diatasi dengan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara secara face to face oleh seorang konselor

kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah, sehingga individu

atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk

mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan

masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Pada dasarnya, bimbingan dan konseling di Indonesia masih belum

mendapatkan apresiasi yang bagus. Para guru pembimbing banyak

mendapatkan sorotan, kritikan, bahkan tidak sedikit cemoohan.

Contohnya seperti guru BK yang bertugas untuk menghukum siswa karena

melanggar tata tertib sekolah. Hal tersebut sudah seharusnya mendapat

sorotan dan kritikan karena menghukum siswa bukanlah tugas dari guru

BK melainkan tugas untuk bagian kesiswaan. Guru bimbingan dan

konseling diharapkan mampu membantu siswa dari aspek psikologis,

pengembangan diri, masalah pribadi, masalah belajar, masalah sosial, dan

masalah karir.

Sarana yang disediakan untuk bimbingan dan konseling juga masih

terbatas. Ruangan bimbingan dan konseling biasanya hanya ruangan-

ruangan kecil yang menumpang pada ruang guru atau ruang tata usaha,

bahkan juga gudang-gudang yang tidak terpakailah yang kemudian disulap

menjadi ruangan bimbingan dan konseling tanpa memperhatikan lagi

standar ruang bimbingan dan konseling yang seharusnya. Selain itu

munculnya persepsi negatif tentang bimbingan dan konseling adalah

karena tidak diketahuinya fungsi, arah dan tujuan bimbingan di sekolah

atau tidak disusunnya program bimbingan dan konseling secara terencana.

Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi, dan

tanggung jawab guru bimbingan dan konseling itu sendiri dalam

Page 21: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

5

memberikan pembinaan diri kepada siswa. Pembinaan diri yang

dimaksudkan dalam permasalahan ini adalah bagaimana caranya seorang

Individu atau siswa mampu untuk mengembangkan potensi dirinya baik

menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral-spiritual

sehingga dapat meminimalisir agar tidak terjerumus kedalam lingkaran

kenakalan remaja.

Sebagai penunjang dari pendidikan formal, bimbingan dan

konseling telah dilaksanakan di setiap sekolah formal pada tingkat SD-

SMA, salah satunya di SMKN 41 Jakarta yang telah melaksanakan

program bimbingan dan konseling pada tahun 2003. Pada mulanya

bimbingan dan konseling di SMKN 41 tidak mendapat support atau

disepelekan oleh warga sekolah karena kurangnya pemahaman akan

pentingnya layanan bimbingan dan konseling. Tetapi dengan seiringnya

waktu koordinator bimbingan dan konseling selalu memberi pemahaman

secara perlahan kepada warga sekolah hingga sekarang layanan bimbingan

dan konseling di sekolah diberikan jam khusus untuk masuk kelas

memberikan materi kepada siswa dan warga sekolah sudah dapat

mensupport adanya kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Adapun jenis kasus yang terjadi di lapangan adalah masih banyaknya

siswa yang melanggar tata tertib sekolah, seperti menggunakan handphone

saat pelajaran berlangsung di kelas serta masih terdapat siswa yang sering

terlambat datang ke sekolah dan tidak hadir tanpa keterangan melebihi

batas waktu yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dan permasalahan

lainnya sebagian kecil adalah karena permasalahan pribadi dan pergaulan

sosial.7

Layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan oleh setiap

sekolah untuk membantu siswa dalam meyelesaikan masalahnya, dengan

adanya layanan bimbingan dan konseling akan membantu individu atau

7 Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), Pada Hari Senin, 16

Januari 2018

Page 22: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

6

siswa untuk membentengi dirinya agar dapat menjadi manusia yang

mempunyai attitude baik dan berkualitas, dengan adanya layanan

bimbingan konseling ini juga dapat menjadi salah satu komponen yang

sangat penting di sekolah untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja.

Perlu diketahui bahwa bimbingan dan konseling tidak hanya

berfokus pada siswa yang bermasalah tetapi juga diperlukan untuk

mengembangkan bakat dan minat siswa. Adapun sistematika adminitrasi

penanganan masalah Bimbingan dan Konseling di SMKN 41 Jakarta

adalah dengan cara mencari tahu terlebih dahulu tentang kasus siswa lalu

dicatat dalam Buku Peta Kasus dan Catatan kejadian lalu menelusuri status

konseling siswa dan Tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah siswa

tersebut. Dimana didalam tindak lanjut kasus ini akan menggunakan

metode kerja sama (orang tua, wali kelas ataupun pihak terkait lainnya),

home visit, referral, serta konferensi kasus.

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat efektivitas dari kegiatan

layanan bimbingan dan konseling disekolah, sudah seharusnya dilakukan

kegiatan evaluasi layanan bimbingan dan konseling. Dimana kegiatan

evaluasi layanan bimbingan dan konseling ini sangat dibutuhkan agar para

stakeholder sekolah khususnya kepala sekolah dapat mengetahui tingkat

efektivitas sekolah tersebut dan dapat mengambil keputusan untuk

meningkatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

Berdasarkan alasan hal-hal di atas penulis tertarik untuk mengkaji masalah

tersebut melalui penelitian dengan judu “Evaluasi Layanan Bimbingan

dan Konseling di SMKN 41 Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah yang terjadi, yaitu:

1. Kurangnya jumlah konselor sekolah;

2. Belum adanya evaluasi hasil belajar dari pihak bimbingan dan

konseling;

Page 23: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

7

3. Belum terciptanya koordinasi yang baik antara guru mata pelajaran

dengan guru bimbingan dan konseling;

4. Masih rendahnya tingkat kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib

sekolah;

5. Belum tersedianya ruang konseling untuk melaksanakan layanan BK.

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, program bimbingan dan

konseling cakupannya sangat luas. komponen evaluasi yang telah dipilih

yaitu CIPP (Context, Input, Process, Product). Tujuannya agar mendapat

gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan dan hasil dari program

bimbingan dan konseling.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dikaji dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana aspek Context pada program bimbingan dan konseling di

SMKN 41 Jakarta?

2. Bagaimana aspek Input pada program bimbingan dan konseling di

SMKN 41 Jakarta?

3. Bagaimana aspek Process pada program bimbingan dan konseling di

SMKN 41 Jakarta?

4. Bagaimana aspek Product pada program bimbingan dan konseling di

SMKN 41 Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian evaluasi layanan bimbingan dan konseling

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui aspek Context pada program bimbingan dan

konseling di SMKN 41 Jakarta;

2. Untuk mengetahui aspek Input pada program bimbingan dan

konseling di SMKN 41 Jakarta;

Page 24: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

8

3. Untuk mengetahui aspek process bimbingan dan konseling di SMKN

41 Jakarta;

4. Untuk mengetahui aspek product bimbingan dan konseling di SMKN

41 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian evaluasi ini diharapkan dapat memberi

manfaat bagi banyak pihak, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi pembaca, dapat memberikan informasi dan menambah

pengetahuan baru tentang layanan bimbingan dan konseling

sebagai sarana penunjang pendidikan di SMKN 41 Jakarta.

b. Bagi evaluator lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi untuk mengembangkan hasil penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru BK, dapat memberikan informasi sebagai acuan agar

dapat mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling.

b. Bagi kepala sekolah, sebagai dasar untuk menyusun kebijakan

yang tepat untuk pelaksanaan program layanan bimbingan dan

konseling di sekolah.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai media untuk memberi masukan dan sumbangan

pemikiran dalam meningkatkan pemahaman tentang pentingnya

bimbingan dan konseling..

Page 25: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Kritik-kritik yang sering muncul tentang sistem pendidikan

yang sering berubah dan tidak seimbang , kurikulum yang tidak tepat

dengan pelajaran. Namun, masalah yang paling parah adalah

kurangnya evaluasi yang efektif. Kesadaran akan hal tersebut

merupakan salah satu langkah kearah perbaikan. Evaluasi merupakan

salah satu langkah kearah perbaikan, evaluasi dapat membuat program

lebih baik lagi dari sebelumnya. Maka dari itu berikut adalah

penjelasan tentang evaluasi program.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang

berarti evaluasi, penilaian, penaksiran.1 Melakukan evaluasi berati

melakuan suatu kegiatan berupa penilaian yang dilakukan oleh

seseorang maupun sekelompok orang yang membentuk tim. Orang

yang melakukan evaluasi disebut evaluator, dalam bahasa Inggris

memiliki arti penilai, juru taksir.2 Evaluasi memiliki makna yang

berbeda dengan penilaian, pengukuran maupun tes.

Wilbur Harris dalam buku The Nature and Function of

Educational Evaluation dikutip oleh Djudju, menjelaskan bahwa

“Evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang

nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria

dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.3

Jelas terlihat bahwa

dalam evaluasi terdapat tahap-tahap atau proses yang dilalui yang

1 John M. Ecols, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2016), h. 275

2 Ibid

3 Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT.

Remaja Rosadakarya, 2006) h. 18

Page 26: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

10

bertujuan untuk mengumpulkan informasi guna melihat tingkat

keberhasilan sebuah program sebelumnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

program merupakan kegiatan yang sistematis dan berkelanjutan

dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk memperoleh data dan

informasi tentang realisasi dan implementasi dari suatu kebijakan yang

berguna bagi pengambil keputusan apakah suatu program dapat

dilanjutkan, disebarluaskan atau dihentikan.

2. Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian

tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan

program karena evaluator program ingin mengetahui bagaimana dari

komponen dan sub komponen program yang belum terlaksana dan apa

sebabnya, sedangkan tujuan evaluasi menurut Worten, Blaine R, dan

James R, Sanders dalam Farida Yusuf, anatara lain sebagai berikut:4

a. Membuat kebijakan dan keputusan, evaluasi program

dilaksanakan untuk mengetahui keefektivan sebuah program yang

akan menjadi pedoman dalam membuat kebijakan dan keputusan

untuk melanjutkan, merevisi, atau menghentikan program

tersebut;

b. Menilai hasil yang dicapai, evaluasi program berguna untuk

mengukur atau menilai hasil yang dicapai apakah terdapat

kesesuaian antara program dengan pelaksanaan. Dan untuk

menilai dampak dari layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan terhadap kegiatan belajar mengajar;

c. Menilai rencana program, evaluasi program berguna untuk

menilai rencana dari suatu program apakah terlaksana sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan atau tidak;

4 Farida Yusuf Tayibnafus, Evaluasi Program, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000),

h. 3

Page 27: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

11

d. Memberi kepercayaan pada lembaga, evaluasi program juga

bertujuan untuk memberi kepercayaan pada lembaga dalam

melaksanakan program tertentu;

e. Memonitor dana yang telah diberikan, tujuan evaluasi program

juga untuk memonitor dana yang telah diberikan selama proram

berjalan apakah sudah mencukupi atau masih perlu ditambahkan;

f. Memperbaiki materi program, dengan adanya evaluasi program

maka dapat memberikan informasi tentang efektivitas dari sebuah

program sehingga pihak yang terkait dapat mengetahui apa saja

yang harus diperbaiki termasuk memperbaiki materi program

apabila masih ada yang kurang baik.

Arikunto dan Jabar (2009:18) mengatakan bahwa tujuan

diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian

tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan

program. Ada tujuh elemen yang harus dilakukan menurut Brikerhoff

(1986:ix) dalam Arikunto dan Jabar, untuk pelaksanaan evaluasi,

yaitu:5

a. Penentuan fokus yang akan di evaluasi,

b. Penyusunan (desain evaluasi)

c. Pengumpulan informasi

d. Pembuatan laporan

e. Pengelolaan evaluasi

f. Evaluasi untuk evaluasi.

Jadi, kegiatan Evaluasi ini sangat bermanfaat dalam

Pengambilan Keputusan yang hasilnya akan menjadi tolak ukur suatu

kegiatan.

5 Ashiong P. Munthe, Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan:

Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat, Junal Scholaria, Vol. 5 No. 2, Mei

2015, h. 7

Page 28: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

12

3. Manfaat Evaluasi Program

Arikunto dan Jabar (2009:21) menyatakan bahwa evaluasi

program pendidikan adalah supervisi pendidikan dalam pengertian

khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan. Supervisi sekolah

yang diartikan sebagai evaluasi program dapat disama artikan dengan

validasi lembaga dan akreditasi.6 Sedangkan dalam buku bimbingan

dan konseling berbasis kompetensi mengatakan bahwa manfaat

evaluasi yaitu sebagai berikut:7

a. Memberikan umpan balik (feedback), kepada guru bimbingan dan

konseling untuk memperbaik atau mengembangkan program

bimbingan dan konseling;

b. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata

pelajaran dan orangtua siswa tentang perkembangan sikap dan

perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan

siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan

kualitas implementasi program bimbingan dan konseling di

sekolah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari evaluasi program

adalah untuk memberikan informasi terkait hasil pencapaian dari

program yang telah direncanakan, apakah keterlaksanaan program

sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan bermanfaat untuk

mengambil suatu keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan

program tersebut.

4. Model Evaluasi Program

a. CIPP (Context, Input, Process, Product)

Model Evaluasi CIPP mulai dikembangkan oleh Daniel

Stufflebeam pada tahun 1966. Stuflebeam mendefinisikan evaluasi

6 Ibid, h. 8

7 Dr. Mamat Supriatna, M.Pd, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi,

Edisi I, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 81

Page 29: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

13

sebagai proses melukiskan (delineating), memperoleh (obtaining),

dan menyediakan (providing) informasi yang berguna (useful

information) untuk menilai alternatif-alternatif pembuatan

keputusan. Melukiskan artinya menspesifikasi, mendefinisikan dan

menjelaskan untuk memfokuskan informasi yang diperlukan oleh

para pengambil keputusan. Memperoleh artinya dengan memakai

pengukuran dan statistik untuk mengumpulkan, mengorganisir dan

menganalisis informasi. Menyediakan artinya mensintesiskan

informasi sehingga akan melayani dengan baik kebutuhan evaluasi

para pemangku kepentingan evaluasi.8

Stufflebeam menyatakan model evaluasi CIPP merupakan

kerangka yang komprehensif untuk mengarahkan pelaksanaan

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif terhadap objek program,

proyek, personalia, produk, institusi dan sistem. Model evaluasi ini

di konfigurasi untuk dipakai oleh evaluator internal yang dilakukan

oleh organisasi evaluator, evaluasi diri yang dilakukan oleh tim

proyek atau penyedia layanan individual yang dikontrak atau

evaluator eksternal. Model evaluasi ini dipakai secara meluas

diseluruh dunia dan dipakai untuk mengevaluasi berbagai disiplin

dan layanan misalnya pendidikan, perumahan, pengembangan

masyarakat, transportasi dan sistem evaluasi personalia militer.

Model CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi yaitu: Evaluasi

Konteks (Context Evaluation), Evaluasi Masukan (Input

Evaluation), Evaluasi Proses (Process Evaluation) dan Evaluasi

Produk (Product Evaluation).9

1) Evaluasi konteks (context evaluation). Menurut Daniel

Stufflebeam Evaluasi Konteks untuk menjawab pertanyaan:

apa yang perlu dilakukan? (whats need to be done?) evaluasi

8 Wirawan MSL, Evaluasi, (Jakarta: rajawali pers 2016), h.136

9 Ibid, h. 136-137

Page 30: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

14

ini mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-kebutuhan yang

mendasari disusunnya suatu program.

2) Evaluasi masukan. Evaluasi masukan untuk mencari jawaban

atas pertanyaan: apa yang harus dilakukan (what should be

done?) evaluasi ini mengidentifikasi dan problem, asset, dan

peluang untuk membantu para pengambil keputusan

mengidentifikasi tujuan, prioritas-prioritas dan membantu

kelompok-kelompok lebih luas pemakai untuk menilai tujuan,

prioritas dan manfaat-manfaat dari program, menilai

pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana staf dan

anggaran untuk fleksibelitas dan potensi cost effectiveness

untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Para

pengambil keputusan memakai evaluasi masukan dalam

memilih diantara rencana-rencana yang ada, menyusun

proposal pendanaan, alokasi sumber-sumber, menempatkan

staf, menjadwalkan pekerjaan, menilai rencana-rencana

aktivitas dan pengangguran.

3) Evaluasi proses. Evaluasi proses berupaya untuk mencari

jawaban atas pertanyaan: apakah program sedang

dilaksanakan? (is it being done?) evaluasi ini berupaya untuk

mengakses pelaksanaan dari rencana untuk membantu staf

program melaksanakan aktivitas dan kemudian membantu

kelompok pemakai yang lebih luas menilai program dan

menginterpretasikan manfaat.

4) Evaluasi produk. Evaluasi produk diarahkan untuk mencari

jawaban pertanyaan: (did it succed) Evaluasi ini berupaya

untuk mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat,

baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, baik jangka

panjang maupun jangka pendek. Keduanya untuk membantu

staf menjaga upaya memfokuskan pada mencapai manfaat

yang penting dan akhirnya untuk membantu kelompok-

Page 31: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

15

kelompok pemakai lebih luas mengukur kesuksesan upaya

dalam mencapai kebutuhan-kebutuhan yang ditargetkan.

b. Evaluasi Berbasis Tujuan

Menurut Scriven model evaluasi berbasis tujuan adalah

setiap jenis evaluasi berdasarkan pengetahuan dan direferensikan

kepada tujuan-tujuan program, orang atau produk. Konsep

evaluasi berorientasi tujuan dikemukakan oleh Tyler sangat

berpengaruh terhadap evaluasi pendidikan di Amerika Serikat

untuk beberapa dekade. Model evalusi ini juga memengaruhi pada

teoritisi pendidikan yang mengemukakan pentingnya tujuan

pendidikan dalam teori mereka.10

Model evaluasi berbasis tujuan secara umum mengukur

apakah tujuan yang ditetapkan oleh kebijakan, program atau

proyek dapat dicapai atau tidak. Model evaluasi ini memfokuskan

pada pengumpulan informasi yang bertujuan mengukur

pencapaian tujuan kebijakan, program atau proyek untuk

pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.

c. Evaluasi Bebas Tujuan

Model evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation model)

dikembangkan oleh Scriven. Chen dan Rossi dalam Wirawan

mengemukakan bahwa Scriven mengemukakan “Pendekatan goal

free evaluation model karena frustasi tidak puas dengan temuan

evaluasi yang tidak mampu menunjukkan pengaruh dari program

yang dievaluasi.”11

Menurut Scriven model evaluasi ini

merupakan evaluasi mengenai pengaruh yang sesungguhnya,

objektif yang ingin dicapai oleh program, dan evaluator

10 Wirawan. Op. cit, h. 127

11 Ibid

Page 32: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

16

seharusnya tidak mengetahui tujuan program sebelum melakukan

evaluasi.12

Menurut Patton “Evaluasi bebas dari tujuan artinya

mengumpulkan data secara langsung tentang pengaruh dan

efektivitas program tanpa dibatasi oleh fokus sempit yang

dinyatakan sebagai tujuan.13

Alasan goal free evaluation adalah tujuan pendidikan tidak

dapat dikatakan sebagai pemberian, seperti tujuan lainnya, ia harus

dievaluasi lebih jauh lagi. Tujuan biasanya atau pada umumnya

hanya formalitas dan jarang menunjukkan tujuan yang sebenarnya

dari proyek atau program tersebut dan banyak hasil program yang

tidak sesuai dengan tujuan program. Pada model ini, tujuan

bukanlah hal yang penting dan utama. Oleh karena itu, menurut

Kurniadin dan Machali “Yang penting dalam evaluasi program

model ini adalah orang-orang yang ikut dalam kegiatan (hasil

program), sedangkan indikator keberhasilan dari evaluasi ini

adalah perilaku yang ditampilkan pada akhir program.”

d. Evaluasi Adversary

Robert L. Wolf berpendapat cara terbaik untuk menjaring

dan menilai data secara objektif adalah melalui testimony seperti

yang terjadi di pengadilan. Ia berpendapat bahwa prosedur

pengadilan dapat diterapkan dalam mengevaluasi kebijakan

pendidikan. Tujuan utama dari model evaluasi adversary adalah

untuk mengurangi potensi bias dengan membentuk 2 evaluator

yang berbeda. Kedua evaluator pro dan evaluator kontra sepakat

mengenai isu yang akan diselesaikan dan menyiapkan pangkalan

data umum mengenai isu tersebut kemudian melakukan

12 Ibid

13 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, Terj. dari How to Use

Qualitative Methods in Evaluation oleh Budi Puspo Priyadi, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. II, h. 53

Page 33: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

17

pengumpulan data khusus sesuai dengan tugas keduanya.

Keduanya kemudian mendiskusikan data umum dan data khusus,

terutama hasil wawancara untuk mendukung argumentasi mereka

masing-masing.14

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

adversary adalah evaluasi yang mengungkapkan isu yang luas

dengan cara melakukan survey berbagai kelompok yang terlibat

dalam satu program untuk menentukan kepercayaan itu sebagai isu

yang relevan, dan membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan

dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk berargumen.

B. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan

dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang

didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone

mengemukakan bahwa guidance berasal dari kata guide yang

mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukan,

mengatur, atau mengemudikan).

Berdasarkan peraturan pemerintah pasal 27 nomor 29 Tahun

1990 “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa

dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan

merencanakan masa depan”.15

Sedangkan menurut Rochman Natawijaya bimbingan dapat

diartikan sebagai “suatu proses pemberian bantuan kepada individu

yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut

dapat memahami dirinya sendiri, sehingga ia sanggup mengarahkan

dirinya dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan

14 Wirawan MSL, Evaluasi, (Jakarta: rajawali pers 2016), h. 217

15 Depdikbud, 1994

Page 34: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

18

keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat pada

umumnya. Dengan demikian ia akan dapat menikmati kebahagiaan

hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada

kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu

individu dalam mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai

makhluk sosial”.16

Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu atau

sekelompok orang yang dilakukan secara terus-menerus agar individu

tersebut menjadi pribadi yang mandiri.

ASCA (American School Counselor Association)

mengemukakan bahwa “konseling adalah hubungan tatap muka yang

bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian

kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan

pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya

mengatasi masalah-masalahnya.”17

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, bimbingan dan konseling

adalah sebuah bantuan yang diberikan kepada seseorang untuk

menyelesaikan permasalahan hidupnya dengan cara wawancara atau

disesuaikan dengan lingkungan yang dilakukan secara terus menerus,

sehingga individu atau kelompok individu dapat memahami dirinya

sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta

merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai

kesejahteraan hidup.

Sebelumnya telah dikemukakan pengertian masing-masing

dari bimbingan dan konseling. Selanjutnya hubungan dari pengertian

bimbingan dan konseling menurut Jones konseling sebagai salah satu

teknik dari bimbingan. Dengan demikian, bimbingan memiliki

16 Dr. Syamsu Yusuf LN, Dr. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006) h. 7

17 Ibid, h. 8

Page 35: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

19

pengertian yang lebih luas dibandingkan konseling. Konseling

merupakan bagian dari bimbingan.18

Ada beberapa kesamaan antara pengertian bimbingan dan

konseling, selain ada sifat-sifat khas pada konseling. Hal itu

dikemukakan sebagai berikut:19

a. Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan sehingga

pengertian bimbingan lebih luas dari pengertian konseling. Oleh

karena itu, konseling merupakan bimbingan tetapi tidak semua

bentuk bimbingan merupakan konseling.

b. Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang

dihadapi klien, sedangkan pada bimbingan tidak demikian.

Bimbingan lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangkan

konseling lebih bersifat kuratif atau korektif. Bimbingan dapat

diberikan sekalipun tidak ada masalah. Hal ini tidak berarti bahwa

pada bimbingan sama sekali tidak diperoleh segi kuratif.

Sebaliknya, konseling tidak ada segi yang preventif. Dalam

konseling juga tidak didapati segi yang preventif, menjaga atau

mencegah jangan sampai timbul masalah yang lebih berat.

c. Konseling pada dasarnya dilakukan secara individual, yaitu antara

konselor dengan klien secara face to face. Pada bimbingan tidak

demikian halnya, bimbingan pada umumnya dijalankan secara

kelompok. Misalnya, bimbingan bagaimana cara belajar yang

efisien dapat diberikan kepada seluruh kelas pada suatu waktu

tertentu secara bersama-sama.

Jadi, dalam praktiknya kedua pengertian tersebut saling

berkaitan dan saling mengisi antara satu dengan yang lain.

Bimbingan menyangkut konseling dan sebaliknya konseling juga

18 Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi &Karir, Edisi III,

(Yogyakarta: ANDI, 2010), H.8

19 Ibid, H. 9

Page 36: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

20

menyangkut bimbingan. Bimbingan dan konseling sama-sama

kegiatan yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam

menyelesaikan permasalahan atau kesulitan yang ada pada dirinya.

Selain itu bimbingan dan konseling juga sangat dibutuhkan untuk

membantu seseorang dalam mengembangkan minat dan bakat yang

ia miliki. Sehingga bimbingan dan konseling tidak dapat

dipisahkan karena sudah menjadi satu kesatuan dimana bimbingan

dan konseling merupakan upaya yang sistematis, objektif, logis,

dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor

atau guru bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi

perkembangan peserta didik atau konseli untuk mencapai

kemandirian dalam kehidupannya.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah

sesuai dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan

dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan yaitu terwujudnya manusia

Indonesia seutuhnya yang cerdas, beriman, dan bertakwa kepada

tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.20

Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling

sebagai suatu usaha membentuk perkembangan kepribadian

siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan

dan konseling di sekolah haruslah dikaitkan dengan

pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab

20 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, diakses dari

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf

Page 37: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

21

tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi

program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja atau adanya

“Link and Match” (kaitan dan padanan), maka secara umum

layanan bimbingan dan konseling adalah salah satu cara untuk

membantu siswa dalam mengenal bakat, minat, dan

kemampuannya, serta memilih, dan menyesuaikan diri dengan

kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai

dengan tuntutan dunia kerja.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus layanan bimbingan dan konseling

bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-

tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek pribadi-sosial,

belajar, dan karir. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk

mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam

mewujudkan pribadi, yang takwa dan mandiri dan bertanggung

jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan

dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karir

dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

Jadi , dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari

bimbingan dan konseling adalah untuk memfasilitasi konseli

mempertimbangkan, menyesuaikan dan mengambil keputusan

dan untuk mengembangkan kemampuan konseli dalam

memecahkan masalahnya.

3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling

terdapat prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang harus

dimiliki dalam bimbingan konseling agar kegiatan bimbingan dan

konseling berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Terdapat

Page 38: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

22

beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atas

landasan bagi pelayanan bimbingan.

Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep filosifis tentang

kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan

bantuan atau bimbingan, baik di sekolah atau madrasah maupun di

luar sekolah. Prinsip-prinsip itu sebagai berikut:21

a. Diperuntukan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa

bimbingan diberikan kepada semua konseli, baik yang tidak

bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun

wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini

pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif dan

pengembanga dari penyembuhan (kuratif), dan lebih

diutamakan teknik kelompok daripada perseorangan

(individual).

b. Individualisasi. Setiap konseli bersifat unik dan melalui

bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan

perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini berarti juga

bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,

meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik

kelompok.

c. Menekankan pada hal yang positif. Dalam kenyataannya masih

ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap

bimbingan, karena bimbingan di pandang sebagai suatu cara

yang menekankan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan

tersebut. Bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan

yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan

merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif

terhadap diri sendiri, memberi dorongan, dan peluang untuk

berkembang.

21 Dr. H Sutirna, loc. cit., h. 24-27

Page 39: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

23

d. Usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung

jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru (tutor) dan kepala

sekolah/madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-

masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

e. Pengambilan keputusan. Bimbingan diarahkan membantu

konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil

keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan

informasi dan nasihat kepada konseli yang itu semua sangat

penting baginya dalam mengambil keputusan. Tujuan utama

bimbingan mengembangkan kemampuan kemampuan konseli

untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di

sekolah saja, tetapi juga di lingkungan keluarga,

perusahaan/industry, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan

masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun

bersifat multi aspek yaitu meliputi aspek pribadi, sosial,

pendidikan dan pekerjaan.

Adapun prinsip khusus yang berkenaan dengan tujuan dan

pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu:

a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk

pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing

diri sendiri dalam mengahadapi permasalahan

b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang

diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas

kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau

desakan dari pembimbing atau pihak lain

c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam

bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

Page 40: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

24

d. Kejasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua

yang akan menentukan hasil bimbingan

e. Pengembangan program ditempuh melalui pemanfaatan yang

maksimal dari hsail pengukuran dan penilaian terhadap

individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program

bimbingan dan konseling itu sendiri.22

Prinsip-prinsip tersebut diwujudkan melalui melalui adanya

kegiatan dan layanan bimbingan dan konseling , dimana setiap

kegiatan yang dilaksanakan harus mengacu pada fungsi-fungsi

tersebut agar hasil yang dicapai secara jelas dapat diidentifikasi

dan dievaluasi.

Jadi, bimbingan dan konseling haruslah perpegang pada

prinsip-prinsip yang ada agar kegiatan program terlaksana dengan

baik. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengembangkan

dan membantu konseli dalam memecahkan permasalahan

hidupnya baik itu dikalangan anak-anak, orang dewasa ataupun

orang tua. Kegiatan bimbingan dan konseling ini menjadi

tanggung jawab semua personil sekolah karena tanpa adanya

kerja sama yang baik antar pihak sekolah maka kegiatan

bimbingan dan konseling tidak akan berjalan dengan baik. karena

bimbingan dan konseling memerlukan teamwork yang baik.

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling memiliki peran penting untuk

membantu dalam perkembangan diri siswa, berikut fungsi dari

bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya fungsi.23

:

a. Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu

konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensi)

22 Dewi ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan bimbingan dan konseling, h. 40

23 Dr. Fenti Hikmawati, bimbingan dan konseling, Edisi- I, (Jakarta: Rajawali

Press, 2010), h. 16-18

Page 41: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

25

dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu

mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan

konstruktif.

b. Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor

untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang

mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya

tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini konselor

memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara

menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya.

c. Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor

senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif yang memfasilitasi perkembangan konseli.

Konselor dan personel sekolah lainnya secara sinergi sebagai

teamwork berkolaborasi atau bekerja sama merencanakan dan

melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan

berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai

tugas perkembangannya.

d. Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yan

bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan dengan upaya pemberian

bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik

menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.

Teknik yang dapat digunakan adalah konseling dan remedial

teaching.

e. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,

kepala sekolah dan staf, konselor, dan guru untuk

menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang

pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.

Page 42: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

26

Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai

konseli, konselor dapat membantu guru dalam memperlakukan

konseli secara tepat, baik dalam memilih memilih dan

menyusun materi sekolah, memilih metode dan proses

pembelajaran maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan

kemampuan dan kecepatan konseli.

f. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

g. Perbaikan, fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir,

berperasaan dan bertindak. Konselor melakukan intevensi

terhadap konseli supaya memiliki pola pikir yang sehat,

rasional, dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat

menghantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang

produktif dan normatif.

h. Fasilitas, yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam

mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,

serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

i. Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan

mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam

dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari

kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan

produktivitas diri.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

dari bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah bervariatif dan

sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mengembangkan bakat siswa,

memahami potensi diri, menjaga diri dari lingkungan yang kurang

baik, beradaptasi dengan lingkungan serta berfungsi sebagai

penyaluran dalam memilih kegiatan, jurusan dan karir.

Page 43: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

27

5. Layanan Bimbingan dan Konseling

The ASCA National Model for school counselors includes

four major components: foundation, delivery system, management

system, and accountability (ASCA, 2003; Hatch & Bowers, 2002).

Foundation refers to the underlying philosophy, mission, and

structure of a school’s counseling and guidance program. Delivery

system is based on a school counseling program’s foundation, and

describes the activities, interactions, and methods to deliver the

program. The delivery system includes four components

a. Guidance curriculum based on structured developmental

classroom lessons that are infused throughout the school’s

curriculum.

b. Individual student planning to help students meet their

individual goals, including academic and career counseling.

c. Response services refer to addressing student crisis or life

events that impede student learning and development.

d. Systems support is the administrative and management support

systems within the school and district that are necessary for

school counselors to carry out the delivery of services.

The third major component of the ASCA model is the

overall management system, which facilitates the implementation

of the school counseling program’s delivery system within the

context of the school and district. An effective management system

might include agreements between school counselors and school

administrators about the school counseling program’s goals and

activities; an advisory council of parents, teachers, and students;

schoolbased data to make school counseling program decisions;

efficient use of school counselor time by reassigning

noncounseling responsibilities (e.g. administration of testing

programs and clerical duties) to other school personnel. School

counselor-to-student ratios in the US are very high. ASCA reports

the national average to be 1 counselor to 477 students

(www.schoolcounselor.org, retrieved December 28, 2004), and

counselors must use classroom guidance and group methods to

serve as many students as possible. ASCA (1999) recommends that

school counselors spend 80% of their time in direct services to

students. The fourth major component of the ASCA model is

accountability. Accountability may include evaluations to

determine effectiveness of school counseling programs,

performance evaluations of school counselors, and dissemination

of accountability and evaluation results to major stakeholders and

funding agencies. In order to maintain a viable school counseling

program, school counselors must give stakeholders evaluative

data which address the importance of and need for school

Page 44: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

28

counselors. At a time of diminishing educational resources, if

accountability systems are not part of the school counseling

program, school counselors risk becoming marginalized or even

eliminated as a necessary professional position within school.24

Menurut ASCA terdapat empat komponen sistem dalam

bimbingan konseling yaitu kurikulum konseling yang digunakan

sekolah haruslah didasarkan pada perkembangan yang dimasukkan

ke dalam kurikulum sekolah pada struktur pelajaran kelas, rencana

individual siswa digunakan untuk membantu siswa mencapai

tujuan pribadi, akademik dan karir siswa, layanan responsif

merujuk pada peristiwa kehidupan siswa yang meghambat

pembelajaran dan perkembangan siswa, dan sistem pendukung

administrasi dan manajemen untuk konselor melaksanakan layanan

konseling.

Sejalan dengan pendapat ASCA, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan dalam panduan operasional penyelenggaraan

bimbingan dan konseling sekolah juga memaparkan sebagai

berikut:

a. Layanan Dasar

Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua

peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan

keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi,

sosial, belajar, dan karir. Strategi layanan dasar yang dapat

dilaksanakan antara lain adalah klasikal, kelas besar atau lintas

kelas, kelompok dan menggunakan media tertentu. Materi

layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen

kebutuhan, asumsi teoritik yang diyakini berkontribusi terhadap

24 Asia Pacific Education Review School Counseling in the United States:

Implications for the Asia-Pacific Region. by Education Research Institute journal. Vol. 6.

No. 2, 113-123.

Page 45: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

29

kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui

oleh peserta didik. 25

b. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik

atau Konseli

Layanan peminatan dan perencanaan individual

merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta

didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan

rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan

ini ialah membantu peserta didik atau konseli belajar memantau

dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan

mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut.

Pelayanan peminatan mulai dari pemilihan dan penetapan minat

(kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas minat),

pendampingan peminatan, pengembangan dan penyaluran

minat, evaluasi dan tindak lanjut. Strategi layanan peminatan

meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling

kelompok, dan konseling individual serta layanan konsultasi.

Guru bimbingan dan konseling atau konselor memimpin

kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan, berperan

mengkoordinasikan layanan peminatan dan memberikan

informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan

dunia kerja, sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut. 26

c. Layanan Responsif

Pemberian bantuan terhadap peserta didik atau konseli

yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan

bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan

25 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah

Menengah Atas (SMA), 2016, h. 33

26 Ibid, h. 34

Page 46: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

30

layanan intervensi terhadap peserta didik atau konseli yang

mengalami krisis, peserta didik atau konseli yang telah membuat

pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik atau konseli yang

membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan

yang spesifik dan layanan pencegahan bagi peserta didik atau

konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak

bijaksana.27

d. Dukungan Sistem

komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata

kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru

bimbingan dan konseling atau konselor secara berkelanjutan

yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta

didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.

Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem antara lain

administrasi yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan

menindaklanjuti kegiatan asesmen, kunjungan rumah, menyusun

dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat

evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme

bimbingan dan konseling, serta kegiatan tambahan dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pengembangan

profesi bimbingan dan konseling. 28

Setelah guru bimbingan dan konseling atau konselor

menentukan komponen layanan, lalu mempertimbangkan porsi

waktu dari masing-masing komponen layanan, apakah kegiatan

itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus. Berapa

banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu

dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini harus

27 Ibid, h. 34

28 Ibid, h. 35

Page 47: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

31

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor

didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen.

Besaran persentase dalam setiap layanan dan setiap jenjang

satuan pendidikan didasarkan pada data hasil asesmen

kebutuhan peserta didik/konseli dan satuan pendidikan. Dengan

demikian besaran persentase bisa berbeda-beda antara satuan

pendidikan yang satu dengan yang lainnya.

C. Penelitian Relevan

Berdasarkan kajian literatur dan hasil penelusuran referensi,

ditampilkan beberapa hasil penelitian yang relevan:

1. Budi Iskandar, Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

STM (SMK) YUPPENTEK 4 Ciledug Tangerang Selatan, (Skripsi,

2006). Hasil penelitian ini berhubungan dengan pelaksanaan program

bimbingan konseling di SMK YUPPENTEK 4 Ciledug Tangerang

Selatan kurang berjalan lancar karena kurangnya fasilitas yang

memadai, kurang dana yang memadai dan kurangnya kerja sama

antara guru bimbingan dan konseling dengan pihak intern sekolah

serta pihak eksternal sekolah. Hubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-sama ingin mengetahui keefektivan

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Perbedaannya

penelitian pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut

menggunakan penelitian kualitatif deskriptif sedangkan penelitian

yang akan dilakukan menggunakan metode evaluasi program yaitu

CIPP dimana penelitian lebih menekankan pada aspek pelaksanaan

layanan dan produk dari layanan BK tersebut. Dengan perbedaan jarak

waktu yang cukup lama dapat menjadi perbandingan apakah program

bimbingan dan konseling mengalami peningkatan yang signifikan atau

sama saja.

Page 48: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

32

2. Abdul Jalaludin sayuti, Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling di SMK Al-hidayah 1 Cilandak Jakarta Selatan, (Skripsi,

2016). Berdasarkan dari hasil analisis data penulis, kegiatan

bimbingan dan konseling sekolah tersebut termasuk dalam kategori

baik. Selain itu, peran aktif koordinator bimbingan dan konseling,

guru pembimbing yang senantiasa melaksanakan kegiatan layanan dan

pendukung bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dalam

mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, pembinaan,

pengawasan, evaluasi, dan mengupayakan pengembangan kegiatan

bimbingan dan konseling. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif dan hanya meneliti pelaksanaannya saja

sedangkan penelitan yang dilakukan menggunakan model CIPP untuk

meneliti secara lebih komprehensif.

3. Indaryani, Evaluasi program layanan bimbingan dan konseling untuk

optimalisasi tata tertib siswa di SMAN 16, (Tesis, 2016). Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan evaluasi disimpulkan bahwa

kebutuhan siswa terhadap bimbingan dan konseling sangatlah tinggi.

Penelitian menunjukan bahwa dengan adanya bimbingan dan

konseling mampu meminimalisir jumlah siswa yang bermasalah dan

menambah jumlah siswa yang berprestasi. Model evaluasi program

yang digunakan dalam penelitian adalah CIPP yang bertujuan untuk

mengukur optimalisasi tata tertib dengan adanya bimbingan dan

konseling yang bertempat di SMAN 16 Bandar Lampung dan

penelitian dilakukan pada tahun 2016. sedangkan penelitian yang akan

dilakukan bertempat SMKN 41 di Jakarta dan dilakukan pada tahun

2018. Dengan perbedaan jarak waktu dapat menjadi perbandingan

apakah program bimbingan dan konseling mengalami peningkatan

yang signifikan atau sama saja.

4. W. Budhi Wicaksono, Evaluasi program bimbingan dan konseling di

SMA Negeri 3 Salatiga¸ (Jurnal, 2016/2017). Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan evaluasi yang meliputi komponen Context,

Page 49: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

33

Input, Process dan Product di dalam layanan bimbingan konseling di

SMA Negeri 3 Salatiga. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah berjalan dengan cukup

baik akan tetapi assessment kebutuhan yang dilakukan belum

menyeluruh kepada siswa. Penelitian ini menggunakan model evaluasi

program CIPP dengan tempat penelitian di SMAN 3 Salatiga.

Sedangkan penelitian yang akan dilakukan bertempat di SMKN 41

Jakarta dengan menggunakan model evaluasi program CIPP namun

lebih menekankan kepada aspek proses dan produk dari bimbingan

dan konseling.

D. Kerangka Berfikir

Sesuai dengan fungsinya layanan bimbingan dan konseling

bertujuan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya baik

didalam sekolah maupun di luar sekolah dan untuk mengembangkan minat

dan bakat siswa di sekolah.

Jika dilaksanakan dengan baik maka tujuan untuk membantu siswa

dalam menangani masalahnya akan tercapai. Sebaliknya jika layanan

bimbingan dan konseling tidak dilaksanakan dengan maksimal, maka

semakin banyak siswa yang melakukan pelanggaran yang akhirnya

menumpuk masalah untuk dirinya sendiri.

Gambar 2.1

Evaluasi Program Layanan Bimbingan dan Konseling

Context

Relevansi

program dan

dukungan

warga sekolah

Input

Koordinator BK,

konselor/guru

BK, siswa,

program, sarpras,

pendanaan

Proses

perencanaan

Pelaksanaan

Layanan

Produk

Perubahan

sikap siswa

Page 50: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

34

E. Kriteria Evaluasi

Krieria bisa didasarkan atas kesuksesan pengalaman lembaga lain

sebagai penentu. Hal ini dapat dilakukan dengan studi program supervise,

penemuan-penemuan penelitian , opini para guru, staf, murid dan

pelengkapa fisik yang ada di masing-masing sekolah. Arikunto dan Jabar

menyebutkan ada 7 sumber pengambilan kriteria evaluasi, antara lain:

1. Sumber pertama apabila yang dievaluasi merupakan suatu

implementasi kebijakan maka yang dijadikan sebagai kriteria atau

tolak ukur adalah peraturan atau ketentuan yang sudah dikeluarkan

berkenaan dengan kebijakan yang ditentukan.

2. Sumber kedua kritera atau tolak ukur yang tersusun diperoleh dari

buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan.

3. Sumber ketiga apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan

yang dapat digunakan oleh penyusun sebagai sumber kriteria maka

menggunakan konsep atau teori-teori yang terdapat dalam buku

ilmiah.

4. Sumber keempat jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk

pelaksanaan dan juga tidak ada teori yang diacu, penyusun disarakan

menggunakan hasil penelitian.

5. Sumber kelima apabila tidak menemukan sumber acuan yang tertulis

dan mantap. Dapat meminta bantuan pertimbangan kepada orang yang

dipandang mempunyai kelebihan dalam bidang yang sedang

dievaluasi.

6. Sumber keenam kriteria atau tolak ukur yang tersusun merupakan

hasil kesepakatan kelompok dengan kata lain dapat menentukan

kriteria secara bersama dengan anggota tim atau beberapa orang yang

mempunyai wawasan tentang program yang akan dievaluasi.

7. Sumber ketujuh kriteria atau tolak ukur yang tersusun hanya

mengandalkan akal atau nalar penyusun sendiri sebagai dasar untuk

menyusun kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi program.

Page 51: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

35

Adapun sumber kriteria yang sesuai dengan penelitian ini adalah

sumber kelima. Kriteria keberhasilan mengacu pada hasil penelitian

sebelumnya ditambah dengan hasil pemikiran peneliti dan hasil diskusi

dengan dosen pembimbing.

Tabel 1.2

Kriteria keberhasilan program

No Tahap Fokus indikator

1 Evaluasi

Context

1. Legalitas

penyelenggaraan

BK

2. Dukungan warga

sekolah

a. Terdapat landasan hukum yang

mengatur terselenggaranya

program BK

b. Terdapat panduan operasional

penyelenggaraan BK

c. Terdapat latar belakang program

d. Terdapat tujuan program BK

Mendapat dukungan dari semua

pihak sekolah untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan

2 Evaluasi Input 1. Konselor/ guru

BK

2. Program

3. Sarana dan

prasarana

4. pendanaan

a. ketersediaan tugas dan fungsi

yang jelas

b. Akademik dan kualifikasi

konselor seuai dengan kriteria

yang telah ditentukan

c. Kompetensi konselor sesuai

dengan kompetensi yang telah

ditentukan.

Program yang direncanakan

berjalan dengan lancer

a. ruang konseling dan

kelengkapannya sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan

b. alat dan bahan bimbingan dan

konseling yang memadai

terdapat rincian dan dan transparasi

keuangan.

3 Evaluasi proses 1. Perencanaan

program

a. Tahap persiapan BK

1) Melakukan assessment

kebutuhan

2) Mendapat dukungan dari

warga sekolah

Page 52: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

36

2. Pelaksanaan

program

3) Menetapkan dasar

perencanaan layanan

b. Tahap Perancangan

1) Penyusunan program

tahunan BK

2) Penyusunan program

semesteran BK

c. Pelaksanaan BK

1) Ruang lingkup dan

pelaksana

2) Jenis layanan

3) Peminatan peserta didik

4) Kegiatan administrasi

5) Kegiatan tambahan dan

pengembangan keprofesian

guru BK

d. Evaluasi

e. Pelaporan

f. Tindak lanjut

4 Evaluasi produk 1. Pemahaman diri,

perubahan sikap dan

perilaku

2. Perasaan positif

3. Perkembangan

kemandirian

4. Prestasi belajar

(akademik/non

akademik)

a. Tercapainya peningkatan

pemahaman diri dan perubahan

sikap dan tingkah laku

b. Terciptanya perasaan positif pada

siswa

c. Tercapainya perkembangan

kemandirian siswa

d. Meningkatnya prestasi belajar

(akademik/ non- akademik)

Page 53: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat penelitian ini adalah di SMKN 41 Jakarta yang

beralamat di Komplek Timah, Pondok Labu Jakarta selatan. Sekolah ini

ditulis sebagai objek penelitian karena menurut informasi yang peneliti

dapat dari masyarakat sekitar sekolah tersebut memiliki prestasi yang baik.

Tabel 1.3

Pelaksanaan evaluasi program

Tahun 2018 2019

Aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

Study awal

Telaah literatur

Instrument

Jaring data

Analisis data

Penyelesaian akhir

B. Pendekatan dan model evaluasi

Adapun pendekatan evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Menurut Michael Quinn Patton (1980) dalam

buku Evaluasi mengartikan bahwa pendekatan kualitatif adalah sebagai

berikut:

“Qualitative data consist of detailed descriptions of situations,

events, people, interactions, and observed behaviors; direct quantitations

from people about their experinces, attitudes, beliefs, and thuoghts and

exerpts or entire passages from documents, correspondence, records, and

cash histories. The detailed descriptions, direct quantiations, and case

documentation of qualitative measurement are raw data from the

empirical word. The data are collected as open-ended narrative without

attempting to fit program activities or peoples experiences into

Page 54: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

38

prederminded, standardized categories such as the response choices that

comprise typical questionsnaires or test.” 1

Pendekatan kualilitatif Pendekatan kualitatif digunakan untuk

menganalisis data yang bersifat kualitatif baik dari hasil wawancara, studi

dokumen maupun observasi langsung. Mengacu kepada kajian teori, maka

model evaluasi yang digunakan dalam evaluasi program ini adalah model

evaluasi Context, Input, Process, Product (CIPP) Tujuannya adalah untuk

mengumpulkan informasi yang akurat dan menyeluruh agar dapat

digunakan dalam membantu pimpinan untuk mengambil keputusan lebih

lanjut guna memperbaiki, dan meningkatkan penyelenggaraan program

Layanan Bimbingan dan Konseling di SMKN 41 Jakarta Selatan.

C. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh.2 Adapun sumber data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi

tiga sumber, yaitu Person, Place, Paper.3

1. Person, sumber data berupa orang. Yaitu sumber data yang diperoleh

melalui jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui

angket. Adapun sumber data person dalam penelitian ini terdiri dari

Koordinator bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling

dan siswa.

2. Place, sumber data berupa tempat. Sumber data yang menyajikan

tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Adapun sumber data

place dalam penelitian ini berupa sekolah jenjang menengah kejuruan

yaitu di SMKN 41 Jakarta.

3. Paper, sumber data berupa simbol. Yaitu sumber data yang diperoleh

melalui tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, dokumen atau

1 Dr. Wirawan MSL, Loc cit, h. 210

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), Cet XV, h. 172

3 Ibid

Page 55: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

39

simbol lain. Adapun sumber data paper dalam penelitian ini berupa

profil sekolah, dokumen yang berkaitan dengan KJP seperti dokumen

individu atau sekolah yang berkenaan dengan BK, buku panduan BK,

dan dasar hukum mengenai BK.

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu person,

place dan paper. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan dua

jenis data, yaitu:

1. Data primer merupakan data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu person

dan place.

2. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Adapun data sekunder dalam penelitian ini

yaitu paper.

D. Pemeriksaan Keabsahan data

Dalam memeriksa atau mengecek keabsahan data, peneliti

penggunakan teknik triangulasi . triangulasi bertujuan untuk mengecek

ulang data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi

dokumen. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama.4 Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

E. Instrument pengumpulan data Tabel 1.4

Kisi-kisi instrument wawancara program bimbingan dan konseling di SMKN 41

Jakarta

No Tahap Fokus indikator

1 Evaluasi

Context

1. Legalitas

penyelenggaraan

a. Terdapat landasan hukum yang

mengatur terselenggaranya

program BK

b. Terdapat panduan operasional

4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005), Cet XV, h. 43.

Page 56: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

40

BK

2. Dukungan warga

sekolah

penyelenggaraan BK

c. Terdapat latar belakang program

d. Terdapat tujuan program BK

Mendapat dukungan dari semua

pihak sekolah untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan

2 Evaluasi Input 1. Konselor/ guru BK

2. Program

3. Sarana dan

prasarana

4. pendanaan

a. ketersediaan tugas dan fungsi

yang jelas

b. Akademik dan kualifikasi

konselor seuai dengan kriteria

yang telah ditentukan

c. Kompetensi konselor sesuai

dengan kompetensi yang telah

ditentukan.

Program yang direncanakan berjalan

dengan lancar

a. ruang konseling dan

kelengkapannya sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan

b. alat dan bahan bimbingan dan

konseling yang memadai

terdapat rincian dan dan transparasi

keuangan.

3 Evaluasi process 1. Perencanaan

program

2. Pelaksanaan

program

a. Tahap persiapan BK

1) Melakukan assessment

kebutuhan

2) Mendapat dukungan dari

warga sekolah

3) Menetapkan dasar

perencanaan layanan

b. Tahap Perancangan

1) Penyusunan program

tahunan BK

2) Penyusunan program

semesteran BK

c. Pelaksanaan BK

1) Ruang lingkup dan

pelaksana

Page 57: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

41

2) Jenis layanan

3) Peminatan peserta didik

4) Kegiatan administrasi

5) Kegiatan tambahan dan

pengembangan keprofesian

guru BK

d. Evaluasi

e. Pelaporan

f. Tindak lanjut

4 Evaluasi product 1. Pemahaman diri,

perubahan sikap dan

perilaku

2. Perasaan positif

3. Perkembangan

kemandirian

4. Prestasi belajar

(akademik/non

akademik)

a. Tercapainya peningkatan

pemahaman diri dan perubahan

sikap dan tingkah laku

b. Terciptanya perasaan positif pada

siswa

c. Tercapainya perkembangan

kemandirian siswa

d. Meningkatnya prestasi belajar

(akademik/ non- akademik)

Tabel 1.5

Kisi-kisi instrumen observasi program bimbingan dan konseling di SMKN 41 Jakarta

No Aspek Indikator status Keterangan

Ada Tidak

ada

1. Sarana dan

Prasarana

BK

1. Komputer

2. Meja kerja guru

3. Kursi lipat

4. Kipas angin

5. Lemari 2 pintu

6. Lemari kayu kaca

7. Lemari file kaca

8. Kursi kerja putar

9. printer

10. Lemari besi

11. AC

12. Ruang BK

13. Ruang konseling

2. Program 1. Layanan responsive

2. Layanan perencanaan

Page 58: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

42

individu

3. Dukungan system

4. Satuan pendukung

Tabel 1.6

Kisi-kisi studi dokumen program layanan bimbingan dan konseling di SMKN 41 Jakarta

No Dokumen Ada Tidak ada

1. Profil sekolah

1. Visi, misi dan tujuan

sekolah

2. Sejarah singkat sekolah

3. Struktur organisasi sekolah

2. Panduan operasional BK

36.. Struktur organisasi BK

4. Silabus BK

5. Rekap kasus siswa

6. Prestasi siswa

7. Program semesteran BK

1. Visi, misi BK

2. Latar belakang BK

3. Tujuan BK

4. Struktur organisasi BK

8. Program kerja BK

9. Sertifikat konselor

F. Teknik pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini,

penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi dan studi dokumen.5

1. Observasi

Metode observasi yang digunakan yakni observasi langsung dengan

menggunakan lembar pengamatan. Observasi digunakan untuk

memperoleh data tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling,

proses pemberian layanan bimbingan dan konseling, sarana dan

prasarana di SMKN 41 Jakarta.

5 Nana Syaodi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), cet 1, h. 216.

Page 59: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

43

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data/informasi terkait

relevansi program dan dukungan masyarakat pada program layanan

bimbingan dan konseling Wawancara dilakukan dengan koordinator

bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling, dan siswa.

3. Studi dokumen

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal

berupa catatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh

tentang profil, visi dan misi, tujuan sekolah, panduan program layanan

bimbingan dan konseling, grafik kasus siswa. Dokumen-dokumen

tersebut digunakan untuk melengkapi data penelitian sehingga dapat

ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.

G. Teknik analisis data

Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis melalui suatu

proses klasifikasi data, kategorisasi dan penarikan sebuah kesimpulan,

yaitu sebagai berikut :

1. Data Reduction (Reduksi Data), yakni merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya, dan membuang yang tidak perlu.6

2. Data Display (Penyajian Data), dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.7

3. Conclusion Drawing/Verification merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masing remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.8

6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan

R&D , (Bandung: Penerbit Alafabeta, 2016), h. 338.

7 Ibid,. h. 341

8 Ibid,. h. 345

Page 60: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Profil sekolah

SMK Negeri 41 Jakarta adalah salah satu Sekolah menengah

kejuruan yang beralamat di Jl. Margasatwa Komplek Timah, RT. 01 /

RW.03, Kelurahan Pd.Labu, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Secara geografis lokasi

sekolah berada di lingkungan yang kondusif untuk belajar dikarenakan

lokasinya terletak di dalam komplek timah sehingga jauh dari

kebisingan dan polusi asap kendaraan. Akses jalan menuju sekolah

tersebut cukup strategis, sehingga mudah dijangkau dengan jenis

kendaraan apapun. Selain itu, sekolah tersebut juga memiliki lahan

yang cukup luas yaitu 3,590 m2 dan merupakan sekolah menengah

kejuruan dibawah naungan Dinas Pendidikan Nasional dengan nomor

Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20102580. Sekolah ini berdiri pada

tanggal 4 Februari 1981 dengan nama SMEA N 23 Jakarta, kemudian

pada tahun 1997 (sampai sekarang) berubah nama menjadi SMKN 41

Jakarta yang saat ini dipimpin oleh Ibu Arum Sari, M.Pd. Ada 4

program kejuruan yang ada di sekolah tersebut yaitu Akuntansi dengan

jumlah 176 siswa, Administrasi Perkantoran dengan jumlah 210 siswa,

Pemasaran dengan jumlah 200 siswa, dan Multimedia dengan jumlah

98 siswa. Semua jurusan keahlian di sekolah ini memiliki nilai

Akreditasi A yang memiliki 21 ruang kelas dengan 687 siswa,

dibimbing oleh 44 orang guru dan dibantu 14 tenaga administrasi

sekolah. 44

Era awal globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu

pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek

44

Dokumen Profile SMKN 41 Jakarta th 2016-2017, hal 2-4

Page 61: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

45

kehidupan masyarakat, termasuk dalam penyediaan tenaga kerja yang

trampil pada dunia kerja. Dalam hal ini, dunia pendidikan khususnya

SMKN 41 Jakarta mempunyai tanggung jawab besar dalam

menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu

hidup selaras di dalam perubuhan teknologi dan diharapkan mampu

beradaptasi dengan dunia kerja sesuai dengan jurusannya. Untuk

menunjang keterampilan dan potensi pada peserta didik maka sekolah

mengadakan program layanan bimbingan dan konseling.

Secara garis besar, layanan bimbingan dan konseling mulai

berjalan sejak tahun 2003 dimana pada awalnya bimbingan dan

konseling tersebut masih belum mendapatkan support dari sebagian

masyarakat sekolah. Namun, seiring berjalan waktu masyarakat mulai

menyadari akan arti pentingnya bimbingan dan konseling dalam

membantu peserta didik dalam mengenali diri dan mengembangkan

potensi pada peserta didik. Sehingga bimbingan dan konseling mulai

mendapat sorotan dan diberikan jam khusus untuk masuk ke dalam

kelas setiap seminggu sekali selama 2 jam mata pelajaran.

2. Visi dan Misi

Visi sekolah sebagai wawasan yang menjadi sumber arahan bagi

sekolah harus memiliki pandangan jauh ke depan. Gambaran masa

depan sekolah harus tercermin pada visi sekolah dengan menganalisis

segala kekuatan dan kelemahan dan memperhatikan berbagai aspek

dan tuntunan, visi SMKN 41 Jakarta ditetapkan sebagai berikut:

Visi:

“Menjadi SMK berkualitas unggul yang menghasilkan tamatan

berakhlak mulia, kompeten dan berkarakter bangsa.”

Misi:

a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik;

b. Membekali peserta didik dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa;

Page 62: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

46

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendorong peningkatan

ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan pelanggan;

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk mendukung

proses pembelajaran;

e. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran untuk mencapai

hasil yang optimal;

f. Menumbuhkan mental wirausaha peserta didik.

Terihat dari visi sekolah, sekolah ingin menjadi SMK yang

unggul yang dapat mencetak tamatan yang berakhlak mulia, kompeten

dan berkarakter bangsa. Bukti nyata dari visi sekolah tersebut adalah

dengan adanya layanan bimbingan dan konseling sebagai upaya sekolah

dalam membantu peserta didik untuk mempunyai karakter yang

berakhlak mulia, kompeten dan berkarakter bangsa. Serta untuk

mengembangkan potensi yang ada di dalam diri peserta didik.

Selain itu, di dalam misi sekolah juga menggambarkan tujuan

dari di laksanakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah

untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik,

menanamkan peserta didik nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,

meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menumbuhkan mental

wirausaha peserta didik.

B. Deskripsi Data

Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti melalui wawancara,

observasi dan studi dokumen maka pada penelitian ini peneliti akan

menyimpulkan beberapa informasi mengenai evaluasi program bimbingan

dan konseling di SMKN 41 Jakarta.

Page 63: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

47

1. Context

a. Visi Misi Bimbingan dan Konseling

Visi Bimbingan dan Konseling:

”Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal

dengan hakikat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha

Esa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam

berhubungan dengan manusia dan alam semesta”.

Misi Bimbingan dan Konseling:

Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk

dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara

efektif, kreatif dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk

masa depan karir dalam :

1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan.

3) Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual.

4) Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ dan SQ dan

5) Pengaktualisasian diri secara optimal.45

b. Aspek Legalitas formal program layanan bimbingan dan konseling

Program bimbingan dan konseling mengacu pada landasan

yang formal yang mengacu pada kebijakan pemerintah UU

Permendikbud No. 111 Tahun 2014 bahwa bimbingan dan

konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan

berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau

guru Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan

peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam

kehidupannya.

Koordinator bimbingan dan konseling di SMKN 41 Jakarta

memaparkan bahwa bimbingan dan konseling yang ada di SMKN

41 Jakarta sudah sesuai dengan landasan yang telah dituangkan

45

Dokumen bimbingan dan konseling

Page 64: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

48

dalam UU Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Di mana layanan

bimbingan dan konseling diadakan sebagai penunjang

perkembangan peserta didik di sekolah.

Layanan bimbingan dan konseling di SMKN 41 memiliki 4

komponen program yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik:46

1) Pelayanan responsif

2) Pelayanan perencanaan individu

3) Dukungan system

4) Satuan pendukung

c. Latar belakang program bimbingan dan konseling

Menurut koordinator dan guru bimbingan dan konseling di

SMKN 41 Jakarta “bimbingan dan konseling merupakan hal sangat

penting di sekolah sebagai penunjang pengembangan diri peserta

didik secara maksimal. Namun, pada kenyataannya masih banyak

peserta didik yang belum menyadari potensi yang mereka miliki”47

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa program

bimbingan dan konseling di sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta

didik sebagai penunjang pengembangan diri dan potensi agar dapat

dikembangkan secara maksimal, dan hal tersebut dapat diperoleh

dari peran seorang guru bimbingan dan konseling untuk membantu

siswa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dengan

program dan layanan yang telah direncanakan dengan baik oleh

guru bimbingan dan konseling.

d. Tujuan program bimbingan dan konseling

Berdasarkan visi misi bimbingan dan konseling yang telah

dibuat oleh pihak BK tujuan dibuatnya program bimbingan dan

konseling adalah:

46

Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), pada Senin, 19 November 2018.

47 Hasil Wawancara dengan Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16 November 2018.

Page 65: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

49

1) Tujuan Umum.

Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan

potensi-potensi mereka secara optimal

2) Tujuan Khusus

a) Membantu peserta didik mencapai kematangan dalam

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Membantu peserta didik mencapai kematangan dalam

hubungan antar teman sebaya, serta peranannya sebagai pria

dan wanita.

c) Membantu peserta didik mencapai kematangan pertumbuhan

jasmani sehat.

d) Membantu peserta didik mengembangkan IPTEK dan Seni

sesuai dengan Program Kurikulum dan Persiapan Karier atau

melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam

kehidupan masyarakat yang lebih luas.

e) Membantu peserta didik mencapai kematangan dalam

pilihan karir.

f) Membantu peserta didik mencapai kematangan gambaran

dan sikap tentang kehidupan mandiri baik secara emosional,

sosial, intelektual dan ekonomi.

g) Membantu peserta didik mencapai kematangan gambaran

dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, masyarakat dan

bernegara.

h) Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan

komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni.

i) Membantu peserta didik mencapai kematangan dalam etika

sistem dan nilai.48

48

Studi dokumen, Program Semester Bimbingan dan Konseling Komprehensif, 2018-2019

Page 66: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

50

Jadi, dari beberapa tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa

tujuan dari adanya bimbingan dan konseling di sekolah adalah

untuk memfasilitasi dan membantu siswa dalam mengembangkan

potensi diri yang mereka miliki.

e. Dukungan warga sekolah

Dalam setiap kegiatan dukungan dari pihak sangat

diperlukan. Dalam hal ini bimbingan dan konseling juga sangat

membutuhkan dukungan dari pihak sekolah dan warga sekolah

seperti orang tua murid dan masyarakat sekitar agar kegiatan

bimbingan dan konseling yang sudah direncanakan dapat berjalan

dengan baik.

Menurut guru bimbingan dan konseling memaparkan bahwa

lingkungan sangat mendukung sekali karena sudah menggunakan

bimbingan dan konseling yang komprehensif itu artinya setiap

pihak ikut serta dalam kegiatan bimbingan dan konseling ini mulai

dari kepala sekolah sampai masyarakat. Contohnya: penyuluhan

narkoba sekolah harus mengikutsertakan masyarakat yang lebih

mengerti dalam hal narkoba. Maka sekolah akan megikutsertakan

instansi seperti BNN untuk penyuluhan narkoba tersebut. 49

Hal tersebut dikarenakan SMKN 41 telah menggunakan

bimbingan dan konseling yang komprehensif di mana dalam setiap

kegiatan akan melibatkan setiap stakeholder yang ada disekitarnya.

2. Input

a. Struktur organisasi, tujuan dan fungsi

Sistem manajerial pada program bimbingan dan konseling

perlu dilakukan sehingga pelayanan bimbingan dan konseling

benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi dan

tujuan program yang akan dilaksanakan.

49

Hasil Wawancara dengan Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16 November 2018

Page 67: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

51

Berdasarkan data sekunder yang diterima oleh peneliti berupa

struktur organigram diperoleh informasi sebagai berikut:50

(terlampir)

Gambar 2.2

Struktur organisasi BK51

b. Guru BK/ Konselor

Dalam proses pendidikan tentu dibutuhkan tenaga

pendidik dan kependidikan yang berkompeten agar tujuan

yang telah ditentukan suatu lembaga tersebut dapat tercapai

dengan baik dan tepat sasaran dan dengan adanya kompetensi

yang dimiliki guru diharapkan dapat menunjang keberhasilan

pendidikan siswanya. Dapat diartikan bahwa seorang konselor

sekolah harus bertanggung jawab, atas kesehatan,

kesejahteraan, pendidikan dan kebutuhan sosial anak, dan ikut

dalam segala kegiatan sekolah secara menyeluruh, khususnya

mendampingi kepala sekolah dalam menentukan

kebijaksanaan pendidikan dan juga konselor sekolah bertugas

mengadakan pertemuan dengan guru pembimbing atau petugas

50

Studi dokumen, Struktur Organiram Bimbingan Dan Konseling, 2014 51

Dokumen bimbingan dan konseling, (uraian tugas personalia bimbingan dan konseling)

Page 68: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

52

lainnya dalam hubungan dengan pelaksanaan layanan dan

bimbingan konseling di sekolah.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah akan sangat ditentukan oleh kompetensi

yang dimiliki oleh guru dengan kualifikasi yang memadai dan

semakin berpengalaman seorang guru, maka semakin baik

kualitas kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan

dan konseling di SMKN 41 Jakarta kualifikasi dan kompetensi

untuk menjadi guru BK atau konselor adalah lulusan S1

pendidikan bimbingan dan konseling bimbingan dan

konseling, dan harus memiliki 3 kompetensi yaitu: Kompetensi

pedagogik, sosial, professional, untuk mengembangkan

kompetensi yang ada dalam diri guru BK maka sekolah

biasanya mengadakan pengembangan profesi konselor yang

biasanya diadakan oleh pihak sekola ataupun lembaga lain

seperti pelatihan, seminar, penataran, MGP- BK.52

Pemaparan tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam Permen No 27 Tahun 2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

Menurut hasil observasi kelas kompetensi yang

dimiliki konselor sudah cukup baik dalam aspek kompetensi

pedagogik konselor mampu memahami landasan ilmu

bimbingan dan konseling dan prinsip-prinsip pendidikan

dengan baik. Dalam kompetensi kepribadian konselor mampu

menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan YME, konsisten dalam menjalankan ibadah, dan

mampu mencontohkan perilaku yang baik. Contohnya setiap

jum’at konselor selalu mengikuti kegiatan sholat jum’at dan

52

Hasil Wawancara dengan ibu Tri&Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16

November 2018

Page 69: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

53

selalu mengingatkan siswa untuk sholat. Dalam aspek sosial

konselor sudah cukup baik dalam melakukan kerja sama antara

pihak-pihak terkait lainnya di sekolah seperti kepada guru

kelas. Guru mata pelajaran dan kepala sekolah. Selain itu,

konselor juga aktif dalam mengikuti organisasi profesi

bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi

seperti MGP-BK. Lalu, dalam aspek professional para

konselor di SMKN41 satu sudah dapat dikatakan professional

dalam bidangnya karena konselor di SMKN 41 adalah lulusan

program studi bimbingan dan konseling, mereka memahami

hakikat pentingnya bimbingan dan konseling, dan dapat

memahami kebutuhan siswa selain itu konselor juga sudah

menerapkan bimbingan dan konseling yang komprehensif

dimana setiap kegiatan BK akan mengikutsertakan warga

sekolah ataupun instansi lain yang terkait.53

c. Program

Program layanan yang ada di SMKN 41 Jakarta adalah

program bulanan, semesteran dan Tahunan dengan berbagai

macam layanan. Yang terdiri atas 4 komponen program yaitu:

1) Pelayanan responsif, bantuan untuk peserta didik yang

memilik masalah yang harus diselesaikan secara segera.

Dengan strategi atau kegiatan layanan konseling

individual, konseling kelompok, konsultasi.

2) Pelayanan perencanaan individu, bantuan untuk peserta

didik belajar memahami perkembangan dirinya sendiri.

Dengan kegiatan layanan bimbingan klasikal, konseling

individual, konseling kelompok, bimbingan lintas kelas,

konsultasi, kolaborasi.

53

Observasi kelas X, pada senin, 04 Maret 2019

Page 70: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

54

3) Dukungan sistem komponen layanan dan kegiatan

manajemen untuk pengembangan keprofesionalan guru

seperti pelatihan dan seminar yang diadakan untuk guru

BK.

4) Satuan pendukung, layanan yang dilakukan sebagai alat

pendukung dalam menyelesaikan masalah siswa,54

d. Siswa

Memang terdapat beberapa karakteristik siswa yang harus

kita pahami. Namun, pada hakikatnya dalam bimbingan

konseling semua siswa berhak mendapatkan layanan BK.

Bukan hanya siswa yang bermasalah saja karena BK harus

menyeluruh kepada seluruh siswa sekolah untuk

mengembangkan potensi yang mereka miliki dan membantu

menyelesaikan masalah yang mereka miliki. Hanya saja untuk

siswa yang bermasalah akan ditangani lebih intensif.55

Hal tersebut menggambarkan bahwa adanya BK di

sekolah ditujukan untuk semua siswa yang ada di sekolah

untuk membantu mereka dalam menyelesaikan masalah dan

mengenali serta mengembangkan potensi yang mereka miliki.

e. Sarana dan Prasarana

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMKN

41 Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai

untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

Adapun kondisi sarana dan prasarana dapat dilihat sebagai

berikut:56

54

Hasil Wawancara Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16 November 2018 55

Hasil Wawancara Bapak Sugiyono & Pak Adit (guru BK & Koordinator), pada Jum’at,

16 November 2018 56

Studi Dokumen bagian sarana dan prasarana

Page 71: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

55

Tabel 1.7

Kondisi sarana BK di SMKN 41 Jakarta

No Sarana jumlah Keterangan

1. Komputer 1 Baik

2. Meja kerja guru 3 Baik

3. Kursi lipat 5 Baik

4. Kipas angina 1 Baik

5. Lemari 2 pintu 1 Baik

6. Lemari kayu kaca 1 Baik

7. Lemari file kecil 1 Baik

8. Kursi kerja putar 4 Baik

9. Printer 1 Baik

10. Meja bangku tamu 1 Baik

12. Lemari besi 1 Baik

13. AC 1 Baik

Tabel 1.8

Kondisi prasarana BK di SMKN 41 Jakarta

No Prasarana Jumlah Keterangan

1. Ruang BK 1 Kurang baik,

karena tidak

sesuai dengan

standar ruangan

yang telah

ditentukan

dalam aturan

yang berlaku.

Berdasarkan observasi di lapangan hasil yang diperoleh

untuk keadaan sarana dan prasarana di SMKN 41 Jakarta.

Tabel 1.9

Hasil observasi sarana dan prasarana BK

No. Aspek

Penelitian

Indikator Status Keterangan

Baik Kurang

Baik

Tidak

Baik

1. Program Bulanan √ Baik

Page 72: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

56

Semesteran

Tahunan √

2. Sarana 1. Media

belajar

2. Bahan

ajar

Baik

Baik, up to

date

3. Prasarana Ruang BK √ Tidak sesuai

dengan

ukuran yang

telah

ditentukan.

Berdasarkan hasil studi dokumen dan observasi di atas

dapat diketahui bahwa fasilitas yang digunakan dalam kegiatan

bimbingan dan konseling tersedia cukup memadai, semua sarana

dan prasarana yang ada dapat digunakan secara baik, cukup

lengkap dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Hanya saja

ruang BK yang tersedia ukurannya belum sesuai dengan ukuran

yang telah ditentukan dalam peraturan yang ada dan belum

memiliki ruangan konseling Sehingga dalam melakukan

konseling pribadi belum bisa dilakukan secara maksimal

f. Pendanaan

Pendanaan program BK di SMKN 41 tidak mempunyai

kekuatan dana, dana hanya didapat dari sekolah sesuai dengan

pengajuan yang telah diajukan oleh pihak BK. Sedangkan untuk

biaya pelatihan personil BK hanya dapat mengandalkan dari pihak

sponsor saja.57

Dari pemaparan tersebut menunjukan bahwa pendanaan untuk

BK di SMKN 41 sangat terbatas. Biaya yang didapat hanya

sekedar untuk memenuhi pengajuan yang pihak BK ajukan dan

belum adanya transparansi keuangan. Selain itu pihak sekolah juga

belum support untuk adanya test psikologi karena minimnya biaya.

57

Hasil wawancara Bapak Adit (koordinator&guru BK), Senin 19 November 2018

Page 73: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

57

3. Proses

a. Perencanaan BK

1) Persiapan

a) Melakukan assessment kebutuhan

Program bimbingan dan konseling disusun

berdasarkan kebutuhan peserta didik Berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan

Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah, struktur program bimbingan dan

konseling terdiri atas rasional, visi dan misi,

deskripsi kebutuhan, tujuan, komponen program,

bidang layanan, rencana operasional (action plan),

pengembangan tema/topik, rencana evaluasi,

pelaporan dan tindak lanjut, serta anggaran biaya.

Asesmen kebutuhan merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk menemukan kondisi nyata

peserta didik yang akan dijadikan dasar dalam

merencanakan program bimbingan dan konseling.

Langkah-langkah asesmen:58

(1) mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk

penyusunan program bimbingan dan konseling,

pada langkah awal dalam assessment kebutuhan

adalah menentukan data yang akan diukur untuk

kepentingan penyusunan program BK di

sekolah. Contohnya seperti data permasalahan

dan prestasi peserta didik.

(2) memilih instrumen yang akan digunakan. Dalam

langkah ke dua ini dibutuhkan instrument untuk

58

Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), pada Senin, 19 November

2018

Page 74: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

58

menentukan program BK yang akan

dilaksanakan, biasanya pihak BK di sekolah ini

menggunakan instrumen dengan pendekatan

tujuan bidang layanan (pribadi, sosial, belajar,

dan karir) dapat menggunakan angket, pedoman

observasi, pedoman wawancara, dan angket

sosiometri. Instrumen-instrumen tersebut dapat

dipilih sesuai dengan kebutuhan kegiatan

perencanaan program bimbingan dan konseling.

langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan,

mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi

data hasil asesmen kebutuhan.

b) Konsultasi program

Konsultasi program BK di sekolah dapat

dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari warga

sekolah agar program berjalan dengan baik. Salah

satunya adalah dukungan dari kepala sekolah dan

komite sekolah untuk memperoleh dukungan tersebut

dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya

konsultasi, rapat koordinasi, sosialisasi, dan persuasi.

Kegiatan tersebut dilakukan sebelum menyusun

program dan selama penyelenggaraan kegiatan. Hasil

konsultasi, rapat koordinasi, sosialisasi, dan persuasi

berupa kebijakan yang mendukung, fasilitas untuk

kegiatan, kolaborasi dan sinergitas kerja dalam upaya

tercapainya kemandirian dan perkembangan utuh yang

optimal peserta didik atau konseli.

c) Menetapkan dasar perencanaan layanan

untuk dapat menetapkan dasar perencanaan layanan

maka akan dilakukan dengan konsultasi program pada

setiap stake holder yang berkaitan dan program yang

Page 75: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

59

disusun berdasarkan assesment kebutuhan siswa yang

ada.

2) Perancangan

a) Penyusunan program tahunan dan semesteran

bimbingan dan konseling

Dari hasil studi dokumen yang ada persiapan

penyusunan program tahunan dan semester di SMKN

41 adalah sebagai berikut:

Pembagian tugas personil BK Membagi kelas dan

jumlah siswa yang menjadi masing-masing tugas guru

pembimbing menyusun program, Koordinator bersama

guru BK lainnya merencanakan kegiatan BK SMK N

41 Jakarta termasuk di dalamnya penyusunan Silabus,

Satuan Layanan (Satlan ) BK dsb.

MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Silabus Pelayanan Pembimbingan

Bimbingan dan Konseling

Tahun Ajaran 2018/2019

Prog. Keahlian : Semua Jurusan

Kompetensi : Dunia Kerja

Kode : 1

Tingkat : XII

Jam Pemelajaran : 19 Jam @ 45 Menit ( 19 X Pertemuan ).

Page 76: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

60

Gambar 2.3

Contoh silabus BK kelas XII

b) Konsultasi program, Mengkonsultasikan program BK

kepada kepala sekolah untuk kemudian mendapatkan

persetujuan

c) Menyiapkan sarana dan prasarana, Penataan ruang BK,

Melengkapi ATK, Menata Arsip, Format-Format,

Menata lemari dan rak brosur dsb, Mengajukan

kebutuhan BK ke Kabag TU dan Wakil Bidang Sarana

Prasarana59

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan

bahwa Dalam proses perencanaan BK di SMKN 41

Jakarta sudah cukup baik, karena guru BK telah

membuat persiapan dan tugas bagi setiap konselor dan

59

Studi Dokumen program kerja BK dan program semesteran 2017-2018

Page 77: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

61

stakeholder yang berkaitan. Persiapan yang diantaranya

para guru BK membagi tugas untuk personil BK,

menyusun program, konsultasi program, dan

menyiapkan sarana dan prasarana sehingga proses

pelaksanaan kegiatan BK dapat berjalan dengan baik.

b. Pelaksanaan BK

1) Ruang lingkup dan pelaksanaan

Ruang lingkup dan pelaksana bimbingan dan konseling

di SMA adalah guru bimbingan atau konselor. Dimana guru

bimbingan atau konselor tersebut adalah pendidik yang

professional yang berkualifikasi akademik S1 bimbingan

dan konseling. Sedangkan Untuk mengkoordinasikan

program bimbingan dan konseling kepala sekolah akan

menunjuk koordinator yang nanti berfungsi sebagai

penggerak berjalannya program bimbingan dan konseling

di sekolah dan dibantu oleh warga sekolah yang

berkaitan.60

2) Jenis layanan

Terdapat jenis layanan BK yag dapat diberikan kepada

siswa layanan orientasi, layanan informasi, layanan

penempatan/penyaluran, layanan konseling perorangan,

layanan konseling kelompok. Bimbingan klasikal,

bimbingan kelompok.

3) Peminatan peserta didik

Layanan peminatan peserta didik merupakan bantuan

kepada semua peserta didik untuk mengimplementasikan

dan memahami perkembangan pribadi, sosial, belajar dan

karir. Contoh peminatan peserta didik di sekolah ini adalah

dalam pemilihan kegiatan kurikuler, penyaluran minat dan

60

Hasil Wawancara dengan Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16 November 2018

Page 78: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

62

bakat, pemilihan jurusan yang akan dibantu melalui strategi

bimbingan kelompok atau konseling individual.61

Akan tetapi untuk peserta didik baru tidak dilakukan tes

psikologi untuk penempatan penyaluran minat dan bakat

serta jurusan karena belum adanya support dari sekolah.

4) Kegiatan adminitrasi

Sistematika administrasi penanganan masalah siswa

adalah dengan:62

a) Mencari tau atau mendalami kasus yang dialami siswa

b) Buku peta kasus, dicatat di dalam buku kasus siswa

sebagai bukti bahwa permasalahan tersebut sudah atau

akan ditangani oleh personil BK.

c) Catatan kejadian, untuk mencatat waktu dan tempat

kejadian serta tindakan apa saja yang akan diambil.

d) Status konseling yang berisi identitas siswa dan catatan

pelanggaran yang pernah terjadi.

e) Tindak lanjut, pengambilan keputusan dalam

menyelesaikan permasalahan siswa dengan cara kerja

sama (orang tua, wali kelas, dan pihak terkait lainnya),

home visit, referral, konferensi kasus, kegiatan

pendukung lainnya)

5) Kegiatan tambahan dan pengembangan keprofesian guru

bimbingan.

kegiatan untuk pengembangan profesi guru yaitu dengan

pelatihan, MGP-BK, seminar, penataran, konvensi yang biasa

dilakukan setiap bulan atau 2 buan sekali.63

Sekolah mengadakan pelatihan pengembangan konselor

untuk mengembangkan kompetensi yang ada dalam diri

konselor agar menjadi konselor yang professional. Pelatihan

61

Hasil Wawancara denganibu Tri, pada Senin, 19 November 2018 62

Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), pada Senin, 19 Nov 2018. 63

Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), pada Senin, 19 Nov 2018.

Page 79: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

63

tersebut diadakan dalam jangka waktu beberapa hari

pelaksanaan dan dilakukan sebulan atau dua bulan sekali. Dari

pelatihan itu juga biasanya para konselor mendapat sertifikat

sebagai konselor yang professional dan memenuhi standar

kompetensi.

Namun, terdapat beberapa kendala dalam proses

pelaksanaan BK yaitu belum adanya ruang konseling, karena

terkadang ada masalah siswa yang bersifat rahasia sehingga

membutuhkan ruang konseling. Jika melakukan konsultasi di

ruang BK akan sulit untuk membuat mereka berkonsentrasi dan

jujur dengan apa yang sebenarnya mereka alami. karena

adanya murid atau guru yang keluar masuk ruangan BK untuk

itu BK memerlukan ruang khusus konseling.

Akan tetapi untuk membuat ruang konseling tersebut masih

dalam tahap wacana dikarenakan terbatasnya ukuran lahan dan

biaya.

Sedangkan kendala dalam evaluasi program adalah dalam

melakukan assessment dalam perangkat pengolahan data

(JJM). Jadi hanya dengan angket atau wawancara dan biaya

yang belum memadai dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi

program.64

4. Produk

a. Pemahaman diri, perubahan sikap dan perilaku

Hasil dari program BK adalah meningkatnya pemahaman

diri, perubahan sikap dan perilaku siswa dimana siswa mampu

memahami dirinya dengan dapat mengontrol emosi yang ada

dalam dirinya denga begitu akan mampu mempengaruhi

perubahan sikap dan perilaku ke arah yang positif.

64

Hasil Wawancara denganibu Tri&Bapak Sugiyono (guru BK), Jum’at, 16 Nov 2018

Page 80: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

64

Gambar 2.4

Grafik kasus siswa thn 2014/2015

Gambar 2.5

Grafik kasus siswa th 2015/2016

37

2

21

10 11 3

50

0

10

20

30

40

50

60

ME

NY

ALA

HG

UN

AK

AN

HP

DI

KE

LA

S

PR

IBA

DI

ALP

HA

LE

BIH

DA

RI 5

HA

RI

DA

TA

NG

TE

RLA

MB

AT

KE

SE

KO

LA

H L

EB

IHD

AR

I 5

KA

LI

PIN

DA

HS

EK

OLA

H

MA

SA

LA

HP

ER

GA

UL

AN

/SO

SIA

L

PE

LA

NG

GA

RA

NT

AT

A T

ER

TIB

LA

INN

YA

JU

ML

AH

KA

SU

S S

ISW

A

JENIS KASUS SISWA

GRAFIK REKAPITULASI KASUS SISWA PADA TAHUN 2014/2015 JULI 2014 s.d JUNI 2015

TAHUN AJARAN 2014/2015

14 21

25

5

18

31 24

0

10

20

30

40

ME

NY

ALA

HG

UN

AK

AN

HP

DI K

ELA

S

PR

IBA

DI

ALP

HA

LE

BIH

DA

RI 5

HA

RI

DA

TA

NG

TE

RLA

MB

AT

KE

SE

KO

LA

HLE

BIH

DA

RI…

PIN

DA

HS

EK

OLA

H

MA

SA

LA

HP

ER

GA

UL

AN

/S

OS

IAL

PE

LA

NG

GA

RA

N T

AT

AT

ER

TIB

LA

INN

YA

JU

ML

AH

KA

SU

S S

ISW

A

JENIS KASUS SISWA

GRAFIK REKAPITULASI KASUS SISWA PADA TAHUN 2015/2016 JULI 2015 s.d JUNI 2016

TAHUN AJARAN 2015/2016

Page 81: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

65

Gambar 2.6

Grafik kasus siswa th 2017/2018

Berdasarkan data di atas dapat diberi kesimpulan bahwa

kasus pelanggaran siswa yang terjadi dalam 3 tahun terakhir

mengalami penurunan dalam beberapa kategori permasalahan.

Hal tersebut cukup memberi gambaran bahwa tindakan dan

layanan yang diberi oleh BK cukup mampu mengurangi

permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah khususnya

dalam masalah pelanggaran tata tertib sekolah. 65

Sedangkan

untuk permasalahan sosial atau pergaulan, dan permasalahan

pribadi masih cenderung berifat fluktuatif. Hal tersebut

dikarenakan pengaruh dari luar lingkungan sekolah yang tidak

mendukung dan juga karakteristik pribadi masing-masing

siswa. meskipun pihak sekolah sudah memberikan layanan

dengan sebaik mungkin tetapi apabila tidak ada kesadaran dari

diri sendiri dan juga kerja sama antara orang tua di rumah hal

tersebut akan sulit untuk diatasi.

65

Studi dokumen kasus siswa BK

11

8 8

1 1

4 4 5

02468

1012

Priba

di.

Alp

ha le

bih

dari 5

X.

Me

ngun

durk

an

Diri/P

indah

Sekola

h.

Terla

mbat

Lebih

Dari 5

X

Ma

sala

hpe

rgaula

n/s

osia

l.

Me

nggu

naka

n H

PD

i K

ela

s.

Me

rokok

Pela

ngga

ran T

ata

Tert

ib lain

nya.

JU

ML

AH

KA

SU

S S

ISW

A

JENIS KASUS SISWA

GRAFIK REKAPITULASI KASUS SISWA PADA TAHUN 2017/2018 JULI 2017 s.d JUNI 2018

TAHUN AJARAN 2017/2018

Page 82: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

66

Selain itu menurut hasil wawancara dengan salah satu

siswa SMKN 41 Jakarta memaparkan bahwa dengan adanya

BK mampu memberi pemahaman bagi siswa sebab BK

mengajarkan siswa cara menghargai dan cara bagaimana bisa

mengetahui sifat siswa yang harus diperbaiki menjadi lebih

baik.66

Selaras dengan pendapat temannya, Najla juga

mengakui bahwa dengan adanya BK ia semakin paham mana

yang baik untuk ditiru dan mana yang tidak baik untuk ditiru.67

b. Perasaan positif

Hasil dari program BK selanjutnya adalah mampu

memiliki perasaan yang postif dengan adanya kegiatan BK di

dalam kelas dengan materi-materi yang memotivasi mereka

untuk bisa berpikir positif dan layanan BK yang diberikan

ketika mereka sedang ada masalah diharapkan dapat membantu

dan mengubah perasaan siswa menjadi lebih positif.

Hal tersebut dapat dilihat dari antusias siswa dalam

mengikuti pelaksanaan kegiatan BK, siswa sangat senang dan

antusias sekali dalam mengikuti kegiatan BK, mereka sangat

antusias dan terbuka dalam menerima materi BK di kelas dan

kegiatan BK lainnya.68

Siswa diberikan berbagai motivasi dan pengetahuan sosial

ketika jam pelajaran BK di kelas, dan hal tersebut selalu di

sambut dengan baik oleh siswa di kelas bahkan di luar jam

pelajaran siswa selalu menyempatkan diri untuk datang ke

ruang BK untuk sekedar berbincang ataupun menceritakan

kegalauan mereka.

Menurut siswa adanya BK sangat mempengaruhi

perasaannya ke arah yang lebih positif, siswa itupun

66

Hasil wawancara dengan Mutiara siswa kelas XI Adm. Perkantoran pada senin, 3

Maret 2019 67

Hasil wawancara najla siswa kelas XI Adm. Perkantoran pada senin, 3 maret 2019

68

Hasil Wawancara dengan Bapak Sugiyono (guru BK), pada Jum’at, 16 November 2018

Page 83: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

67

menceritakan pengalaman yang pernah dia alami, contohnya

“ketika saya sedang di angkutan umum saya terkadang merasa

takut kalau ada bapak-bapak yang naik angkutan umum duduk

di samping saya, saya selalu berpikir aneh-aneh, tetapi suatu

hari uang saya terjatuh dan bapak itu langsung memberikannya

kepada saya, dan BK mengajarkan saya untuk tidak melihat

orang hanya dari penampilannya saja, dan saya berpikir kalau

saya sudah berdosa karena sudah berfikir yang tidak bagus

kepada bapak itu.”69

Selain itu siswa juga merasa lebih enjoy

dalam mengikuti pelajaran di kelas.70

Dari pemaparan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa

BK sangat mempengaruhi perasaan seseorang untuk dapat

melihat ke arah yang lebih positif dari sebelumnya dan harapan

dari siswa tersebut adalah semoga BK bisa membuat semua

murid menjadi lebih baik dan tidak ada yang melanggar aturan

lagi.

c. Perkembangan kemandirian peserta didik

Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik,

tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi

individu. Keberhasilan peserta didik menyelesaikan tugas

perkembangan membuat mereka bahagia dan akan menjadi

modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan

berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta didik menyelesaikan

tugas perkembangan membuat mereka kecewa dan atau

diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan menyulitkan peserta

didik. menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase

berikutnya. Tugas perkembangan merupakan salah satu aspek

69

Hasil wawancara dengan Mutiara siswa kelas XI Adm. Perkantoran pada senin, 3

Maret 2019 70

Hasil wawancara dengan Najla siswa kelas XI Adm. Perkantoran pada senin, 3 Maret

2019

Page 84: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

68

yang harus dipahami guru bimbingan dan konseling atau

konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan

sasaran layanan bimbingan dan konseling.

Dengan diadakannya kegiatan LDKS dan Outbound

spiritual yang dilaksanakan oleh siswa khususnya peserta didik

baru, kegiatan tersebut dilaksanakan agar mereka mampu

mengembangkan kemandirian mereka, dimana mereka dituntut

atau diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin serta mencapai

perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan.“Setelah LDKS selesai banyak ko peserta didik

yang terlihat lebih mandiri dan aktif”.71

Selain itu untuk memantapkan perkembangan spriritual

setiap pagi diwajibkan untuk selalu bertadarus, dan sholat

berjama’ah di sekolah, hari jum’at pun siswa diwajibkan untuk

sholat jum’at berjamaah di sekolah dan diberi kesempatan

untuk khutbah jum’at untuk melatih mental kemandirian dan

perkembangan spiritual peserta didik.

d. Prestasi belajar (akademik/non akademik)

Table 1.9

Prestasi Ujian Nasional Siswa

No Mata pelajaran

Nilai UN tahun pelajaran 2016/2017

Nilai UN tahun pelajaran 2017/2018

Naik/turun

1. B. Indonesia 76,8 80,00 Naik 3,20

2. b. Inggris 60,72 61,75 Naik, 1, 03

3. Matematika 52,55 49,71 Turun 2,84

4. Produktif 82,11 74,88 Turun 7,23

Nilai total 272,18 266,34

Rata-rata 68,05 66,59

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa

perolehan nilai UNBK siswa SMKN 41 jakarta mengalami

71

Hasil Wawancara dengan Bapak Adit (Koordinator BK), pada Senin, 19 Nov 2018.

Page 85: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

69

naik/turun atau fluktuatif, terdapat 2 mapel yang mengalami

penurunan dan 2 mapel mengalami kenaikan. Maka dari itu

diperlukan tindak lanjut untuk mengetahu penyebab penurunan

nilai tersebut agar dapat ditemukan kiat-kiat untuk

meningkatkan hasil belajar yang diperoleh, agar nilai siswa

selalu maksimal.72

Sedangkan menurut siswa sendiri dalam

urusan belajar siswa mengakui masih suka bermalas-malasan.73

Begitupula dengan prestasi non akademik SMKN 41

memiliki banyak prestasi dalam bidang olahraga ataupun

kesenian tingkat nasional maupun internasional.74

Tabel 1.9

Prestasi Internasional

No Kompetisi Juara Tahun

1. Asean Skill Bidang

Lomba Design Grafis

I 2014

Tabel 1.10

Prestasi Nasional

No Kompetisi Juara Tahun

1. LKS Animasi I 2010

2. LKS Animasi II 2011

3. LKS Animasi II 2012

4. LKS Design Grafis I 2013

5. LKS Animasi V 2014

6. Indonesia Skill Desain

Grafis

I 2014

7. Lomba Debat Bahasa

Mandarin

II 2015

8. Lomba Debat Bahasa

Mandarin

III 2016

9. Lomba O2SN Pencak

Silat

III 2016

72

Studi dokumen bagian kesiswaan (Nilai UN) 73

Hasil wawancara Mutiara dan Aisya kelas XI & X Adm. Perkantoran, senin 3 Maret

2019 74

Studi dokumen prestasi siswa bagian kesiswaan

Page 86: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

70

Tabel 1.11

Prestasi Provinsi

No Kompetisi Juara Tahun

1. Pencak silat II 2012

2. LKS animasi III 2013

3. LKS design grafis I 2013

4. Volley putra tingkat

pelajar

I 2013

5. Volley putra tingkat

pelajar

I 2014

6. Bahasa inggris I 2014

7. LKS Animasi I 2014

8. Lomba debat bahasa

mandarin

I dan II 2015

9. Lomba debat bahasa

mandarin

II 2016

10. Lomba accounting

competition

III 2016

11. Lomba sepak bola

PORPROV DKI

I 2016

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan

prestasi non akademik siswa, BK telah berhasil membantu siswa

mengembangkan potensi diri yang siswa miliki.sehingga siswa dapat

mengembakan potensi dirinya dengan baik dengan meraih prestasi baik

secara akademik maupn non akademik.

C. Analisis ketercapaian Evaluasi Program

Table unit ketercapaian program bimbingan dan konseling di SMKN

41 Jakarta

Fokus evaluasi Kriteria

keberhasilan

Kondisi Aktualisasi

objek

Kesimpulan

R

N

(1)

M

O

(2)

T

G

(3)

C

O

N

T

1. Legalitas

program

Terdapat

landasan

hukum yang

mengatur

program BK

Panduan

Terdapat

landasan

hukum

Berdasarka

n Evaluasi

context,

dapat

disimpulkan

bahwa

Page 87: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

71

E

X

T

Dukungan

warga sekolah

operasional

BK

Latar

belakang

program

Tujuan

program

Mendapat

dukungan dari

warga sekolah

terdapat

panduan

operasional

BK

Terdapat latar

belakang

program

Terdapat

tujuan

diadakannya

program

BK

Mendapat

dukungan

semua pihak

sekolah untuk

mencapai

tujuan yang

ditentukan.

aktualisasi

hasil

analisis

ketercapaia

n berada

pada

kategori

tinggi

Nilai 3 Tinggi

I

N

P

U

T

1. Struktur

organisasi

dan fungsi

2. Konselor

3. Program

4. Siswa

Terdapat

struktur dan

fungsi

organisasi

Konselor

memenuhi

kriteria yang

ditentukan

Program

kegiatan yang

direncanakan

berljalan

dengan lancar

Terdapat

perubahan

sikap,

perilaku, dan

pemahaman

diri.

Terdapat

struktur

organisasi BK

Akademik

dan

kualifikasi

konselor

sesuai dengan

peraturan

yang

ditentukan

Memiliki

kompetensi

yg baik

Program

bulanan,

semesteran

dan tahunan

berjalan

dengan

lancar.

pemahaman

diri,

perubahan

sikap dan

perilaku.

Berdasarkan

Evaluasi

input, dapat

disimpulkan

bahwa

aktualisasi

hasil analisis

ketercapaian

berada pada

kategori

tinggi

Page 88: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

72

5. Sarana dan

prasarana

6. Pendanaan

Tersedianya

sarana dan

prasarana

yang memadai

Pembiayaan

dapat

memenuhi

kebutuhan

program

Sarana dan

prasarana

terpenuhi.

Biaya belum

sepenuhnya

memenuhi

kebutuhan

dan tidak

transparan

Nilai 2,8 Tinggi

P

R

O

C

E

S

S

1. perencanaa

n BK

2. pelaksanaan

BK

1. persiapan

2.

Perancangan

1. Ruang

lingkup

Dan

pelaksanaan

2 Jenis

layanan

3 Peminatan

peserta didik

4 Kegiatan

administrasi,

5kegiatan

tambahan dan

pengembanga

n guru BK

Kegiatan

berjalan

sesuai dengan

rencana awal

Terpenuhinya

karakteristik

pelaksanaan

BK yang ada

Berdasarkan

Evaluasi

process,

dapat

disimpulkan

bahwa

aktualisasi

hasil analisis

ketercapaian

berada pada

kategori

tinggi

Nilai 2,5 Tinggi

P

R

O

D

U

C

T

Perubahan

sikap siswa

Prestasi belajar

(akademik/non

akademik)

Pemahaman

diri,

perubahan

sikap dan

perilaku.

Perasaan

positif

Perkembangan

kemandirian

peserta

akademik

Pretasi

akademik

Tercapainya

pemahaman

diri,

perubahan

sikap dan

perilaku

Terciptanya

perasaan

positif pada

Siswa

Tercapainya

perkembanga

n diri pada

peserta

Meningkatnya

prestasi

akademik/

Berdasarkan

Evaluasi

product,

dapat

disimpulkan

bahwa

aktualisasi

hasil analisis

ketercapaian

berada pada

kategori

moderat atau

sedang

Page 89: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

73

Prestasi non

akademik

non akademik

peserta didik.

Nilai 2,2 Moderat

Perhitungan analisis ketercapaian evaluasi program, dihitung berdasarkan

Keterangan:

Nilai peroleh: diperoleh dari jumlah pencapaian aktualisasi objek per 1

tahapan

Nilai tertinggi: diperoleh dari jumlah keseluruhan pertahapan

Opsi: 3, yakni total dari aktualisasi objek

RN : Rendah (Skor 1)

MO : Moderat/Sedang (Skor 2)

TG : Tinggi (Skor 3)

D. Pembahasan hasil temuan observasi

Dari hasil pembahasan hasil penelitian dapat dipaparkan beberapa

penemuan hasil evaluasi program bimbingan dan konseling di SMKN 41

Jakarta, antara lain:

1. Tahapan Context (konteks)

Suharsimi memaparkan bahwa evaluasi konteks dilakukan untuk

menjawab pertanyaan:75

a. Kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program;

b. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan;

c. Tujuan manakah yang paling mudah dicapai.

Seluruh aspek context sudah terlaksanakan dengan baik dengan

nilai yang tinggi. Hanya saja visi misi, latar belakang dan tujuan BK

tidak digabung atau dibuat dalam satu kesatuan profil BK.

75

Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafrudin Abdul jabar, Evaluasi Program Pendidikan- pedoman

teoritis praktis bagi praktisi pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009), h. 18

Page 90: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

74

2. Tahapan Input (Masukan)

Pada aspek siswa, temuan evaluasi yang tidak tercapai adalah tidak

adanya wawancara pada peserta didik baru pada saat awal masuk

sekolah tersebut karena belum adanya support dari sekolah.

Pada aspek konselor memang sudah memenuhi standar kriteria

kualifikasi akademik dan kompetensi. Namun, jumlah guru BK yang

ada di sekolah tersebut hanya 3 personil. Jumlah tersebut masih kurang

karena sebagaimana dengan aturan yang berlaku setiap konselor

idealnya hanya membimbing 150 siswa. Sehingga harus ada

penambahan konselor agar layanan berjalan lebih efektif.

Sedangkan dalam aspek sarana dan prasarana yaitu ruangan BK

yang tidak sesuai dengan ukuran yag telah ditentukan. Tidak ada ruang

konseling individual sehingga apabila ada permasalahan siswa yang

sangat rahasia tidak bisa berjalan maksimal.

3. Tahapan Process (Proses)

Evaluasi proses ini memprediksi kekurangan dalam perancangan

prosedur kegiatan program dari pelaksanaannya, menyediakan data

untuk keputusan dalam implementasi program, dan memelihara

dokumentasi tentang prosedur yang dilakukan76

.

kendala dalam proses pelaksanaan BK yaitu belum adanya ruang

konseling karena terkadang ada saja masalah siswa yang bersifat

rahasia. Jadi kalau tidak di ruang konseling sulit untuk membuat siswa

berkonsentrasi dan jujur dengan apa yang sebenarnya siswa alami.

Sedangkan kendala dalam evaluasi program adalah dalam

melakukan assessment dalam perangkat pengolahan data (JJM). Jadi

hanya dengan angket atau wawancara dan biaya yang belum memadai

dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi program.

76

Eko putro Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)cet

IX, h.182

Page 91: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

75

4. Tahapan Product (Produk)

Menurut Farida, dan dibuat kesimpulan oleh Widoyoko adalah

evaluasi produk merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk

mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan yang ditetapkan. Data

yang dihasilkan akan sangat menengukan apakah program diteruskan,

dimodifikasi atau dihentikan.77

Dalam kategori perkembangan sikap dan perilaku siswa setiap

tahunnya mengalami penurunan bagi beberapa kategori permasalahan

pelanggaran tata tertib di sekolah. Namun, pada masalah sosial masih

fluktuatif sehingga guru BK perlu mengkaji ulang layanan BK yang

ada. Akan tetapi dengan adanya beberapa kegiatan seperti LDKS

mampu membuat diri siswa memahami potensi yang mereka miliki

baik secara akademik maupun non akademik. Namun dalam rata-rata

nilai UN masih cenderung fluktuatif nilainya dalam mata pelajaran

tertentu.

E. Keterbatasan evaluasi

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan seperti keahlian

peniliti dalam bidang evaluasi program yang menggunakan model CIPP

masih terbatas. Selama melakukan penelitian evaluasi program bimbingan

dan konseling di SMKN 41 Jakarta. Tidak semua yang peneliti inginkan

tersedia dengan baik, ketidakterbukaan untuk alokasi dana yang digunakan

untuk kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut dan juga ada

beberapa data yang dirahasiakan. Selain itu, keterbatasan dari peneliti

sendiri yaitu waktu yang dimiliki peneliti tidak maksimal, instrument yang

terbatas untuk melakukan evaluasi, dan karena latar belakang peneliti yang

bukan berasal dari prodi bimbingan dan konseling juga menjadi salah satu

keterbatasan dalam kegiatan evaluasi bimbingan dan konseling.

77

Ibid

Page 92: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa layanan bimbingan dan konseling di SMKN 41 Jakarta, sudah

berjalan dengan cukup baik meskipun ada beberapa kategori yang harus

ditingkatkan. Pada aspek context semua komponen sudah tercapai,

terdapat legalitas hukum yang mengatur tentang program bimbingan dan

konseling, pada aspek input sebagian aspek input sudah tercapai. Terdapat

struktur dan fungsi organisasi bimbingan dan konseling, konselor sudah

memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi yang ditentukan. Hanya

saja jumlah konselor di sekolah tersebut perlu ditambah agar pelayanannya

dapat lebih efektif dan pendanaan tidak dapat diketahui secara pasti karena

kurangnya transparansi. Pada aspek process seluruh aspek sudah

terlaksana dengan baik. Namun, pada aspek product, pemahaman diri dan

perubahan sikap siswa, dan prestasi akademik masih cenderung fluktuatif,

sedang perasaan positif dan perkembangan kemandirian siswa dapat

dikatakan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penenlitian dan hasil kesimpulan penelitian maka

penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah SMKN 41 Jakarta sebaiknya menambah jumlah

personil guru BK agar pelayanan BK berjalan lebih efektif dan pihak

sekolah seharusnya menambah ruang khusus konseling agar kegiatan

bimbingan dan konseling dalam pelayanan individual bisa berjalan

lebih efektif.

2. Guru BK seharusnya memiliki rincian dana untuk sarana dan

prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan BK tersebut sehingga

pengelolaan keuangan lebih transparansi dan membuat profil BK

secara khusus agar lebih mudah dalam mencari informasi BK di

sekolah tersebut.

Page 93: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

77

3. Dalam pendanaan seharusnya pihak sekolah menyediakan biaya

personil pelaksanaan BK sehingga dapat menujang pelaksanaan

layanan BK.

Page 94: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

78

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. 2013

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Cet XV .

_______Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Syafrudin Abdul jabar, Evaluasi Program

_______Pendidikan- pedoman teoritis praktis bagi praktisi pendidikan,. Jakarta;

_______Bumi Aksara. 2009.

Asia Pacific Education Review School Counseling in the United States:

_______Implications for the Asia-Pacific Region. by Education Research Institute

_______journal. Vol. 6. No. 2, 113-123. 2005

BNN (Badan Narkotika Nasional), diakses dari https://nasional.sindonews.com

BPS, Statistik Kriminalitas 2017 diakses dari https:// www.bps.go.id

Depdikbud, 1994

Hariyanto, Pengertian Bimbingan dan Konseling, 2009, diakses dari :

_______http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/. 31

_______desember 2009

Hikmawati, Fenti. bimbingan dan konseling. Edisi- I. Jakarta: Rajawali Press.

_______2010.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

_______Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan

_______Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). 2016.

John M. Ecols, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

_______2016

KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), diakses dari

_______https://nasional.sindonews.com

Lubis, Lumongga Namora. Memahami Dasar-Dasar Konseling: Dalam Teori

Dan _______Praktik. Cet III. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama. 2014.

Page 95: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

79

Mashudi, farid. Pedoman Lengkap Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling,.

_______Jakarta: Diva Press. 2015.

Nurahyuningsih. Evaluasi Pelaksanaan Program, diakses dari

_______http://eprints.uny.ac.id/9672/3/bab%202%20-%20%2004201244078.pdf,

_______Minggu, 29 Juni 2016.

Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling di

pendidikan _______menengah

P. Munthe, Ashiong. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan:

_______Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat. Junal Scholaria,

Vol. _______5 No. 2, Mei 2015

Rahayu Ratna Puri, Evaluasi Program Bimbingan, diakses dari

_______(http://purichemedu.blogspot.com) , 5 November 2012

Sudjana, Djudju. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT

_______Remaja Rosdakarya. 2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet XV . Jakarta: PT Raja

_______Grafindo Persada. 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan

_______R&D. Bandung: Penerbit Alafabeta. 2016.

Supriatna, Mamat. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Edisi I.

Jakarta: _______Rajawali Press. 2011.

Sutirna. Bimbingan dan Konseling: pendidikan formal dan informal. Yogyakarta:

_______penerbit ANDI. 2013.

Syaodi, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. cet 1. Bandung: PT Remaja

_______Rosdakarya. 2005.

Tayibnafus, Yusuf Farida. Evaluasi Program, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000.

Undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem pendidikan Nasional

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling Studi &Karir. Edisi III. Yogyakarta:

_______ANDI. 2010.

Page 96: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

80

Widyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. cet IX. Yogyakarta:

_______Pustaka Pelajar. 2017.

Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi.

_______Jakarta: rajawali pers. 2016.

Yusuf LN, Dr. Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan

_______Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2006.

Page 97: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 98: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

82

LAMPIRAN 1

Pedoman wawancara koordinator BK

Context:

1. Berdasarkan panduan layanan BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan panduan operasional penyelenggaraan BK yang ada?

2. Tujuan diadakan program BK di sekolah ini?

3. Apakah program yang dilaksanakan dalam BK sekolah ini sudah sesai

dengan kebutuhan siswa?

Input:

4. Apa saja tugas pokok fungsi dari setiap unsur organisasi BK?

5. Apa saja jenis kewenangan yang dapat dilakukan anda sebagai koordinator

BK?

6. Apa saja kualifikasi yang ditentukan untuk menjadi seorang konselor/guru

BK?

7. Jenis pelatihan apa saja yang diakukan untuk konselor?

8. Bagaimana metode dan jangka waktu pelatihan untuk konselor?

9. Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya layanan BK di sekolah?

10. Bagaimana persentase pembiayaan yang dilakukan untuk memenuhi

sarana dan prasarana BK?

11. Dari mana saja sumber dana yang diguanakan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Process:

12. Masalah apa saja yang biasanya dialami siswa?

13. Pelanggaran apa saja yang sering terajdi di sekolah ini?

14. Layanan BK apa saja yang diberikan oleh konselor?

15. Bagaimana antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti layanan BK?

16. Bagaimana prosedur layanan BK di sekolah ini?

17. Bagaimana alokasi waktu pemberian layanan BK di sekolah ini?

Product:

18. Apakah setelah mengikuti BK sikap dan kemandirian, prestasi belajar

menjadi lebih baik?

Page 99: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

83

19. Apakah dengan adanya layanan BK persentase pelanggaran di sekolah ini

mengalami penurunan setiap tahunya?

Page 100: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

84

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA GURU BK

Context:

20. Berdasarkan panduan layanan BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan panduan operasional penyelenggaraan BK yang ada?

21. Tujuan diadakan program BK di sekolah ini?

22. Apakah program yang dilaksanakan dalam BK sekolah ini sudah sesai

dengan kebutuhan siswa?

Input:

23. Apa saja tugas pokok fungsi dari setiap unsur organisasi BK?

24. Apa saja jenis kewenangan yang dapat dilakukan anda sebagai koordinator

BK?

25. Apa saja kualifikasi yang ditentukan untuk menjadi seorang konselor/guru

BK?

26. Jenis pelatihan apa saja yang diakukan untuk konselor?

27. Bagaimana metode dan jangka waktu pelatihan untuk konselor?

28. Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya layanan BK di sekolah?

29. Bagaimana persentase pembiayaan yang dilakukan untuk memenuhi

sarana dan prasarana BK?

30. Dari mana saja sumber dana yang diguanakan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Process:

31. Masalah apa saja yang biasanya dialami siswa?

32. Pelanggaran apa saja yang sering terajdi di sekolah ini?

33. Layanan BK apa saja yang diberikan oleh konselor?

34. Bagaimana antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti layanan BK?

35. Bagaimana prosedur layanan BK di sekolah ini?

36. Bagaimana alokasi waktu pemberian layanan BK di sekolah ini?

Product:

37. Apakah setelah mengikuti BK sikap dan kemandirian, prestasi belajar

menjadi lebih baik?

Page 101: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

85

38. Apakah dengan adanya layanan BK persentase pelanggaran di sekolah ini

mengalami penurunan setiap tahunya?

Page 102: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

86

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

1. Apakah setelah mengikiti BK pemahaman diri, sikap dan perilaku anda

menjadi lebih baik? Berikan alasannya!

2. Apakah BK mempengaruhi perasaan anda menjadi lebih positif?

3. Apakah dengan adanya BK kemandirian anda menjadi lebih baik?

4. Apakah dengan adanya layanan BK dapat membantu prestasi belajar anda

menjadi lebih baik

5. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah anda?

6. Layanan BK apa saja yang anda ketahui?

7. Menurut anda, apakah layanan BK di sekolah anda sudah baik? Berikan

alasannya!

8. Bagaimana kinerja konselor di sekolah anda apakah sudah baik?

9. Apa harapan anda kedepannya untuk pelayanan BK di sekolah anda?

Page 103: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

87

LAMPIRAN 4

KISI-KISI OBSERVASI

No Aspek Indikator status Keterangan

ada Tidak

ada

1. Sarana dan

Prasarana

BK

14. Komputer

15. Meja kerja guru

16. Kursi lipat

17. Kipas angin

18. Lemari 2 pintu

19. Lemari kayu kaca

20. Lemari file kaca

21. Kursi kerja putar

22. printer

23. Lemari besi

24. AC

25. Ruang BK

26. Ruang konseling

2. Program 5. Layanan responsive

6. Layanan perencanaan

individu

7. Dukungan system

8. Satuan pendukung

3. Kompetensi

Pedagogik

1. Menguasai teori dan

praksis pendidikan

2. Mengaplikasikan

perkembangan fisiologis

dan psikologis serta

perilaku konseli

3. Menguasai esensi

pelayanan bimbingan dan

konseling dalam jalur,

jenis, dan jenjang satuan

pendidikan

Kompetensi

kepribadian

1. Beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha

Esa

2. Menghargai dan

menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan,

individualitas dan

kebebasan memilih

3. Menunjukkan

integritasdan stabilitas

kepribadian yang kuat

4. Menampilkan kinerja

berkualitas tinggi

Page 104: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

88

kompetensi

sosial

1. Mengimplementasikan

kolaborasi intern di tempat

bekerja

2. Berperan dalam organisasi

dan kegiatan profesi

bimbingan dan konseling

3. Mengimplementasikan

kolaborasi antarprofesi

Kompetensi

profesional

1. Menguasai konsep dan

praksis asesmen untuk

memahami kondisi,

kebutuhan, dan masalah

konseli

2. Menguasai kerangka

teoretik dan praksis

bimbingan dan konseling

3. Merancang program

Bimbingan dan Konseling

4. Mengimplementasikan

program Bimbingan dan

Konseling yang

komprehensif

5. Menilai proses dan hasil

kegiatan Bimbingan dan

Konseling.

6. Memiliki kesadaran dan

komitmen terhadap etika

profesional

Page 105: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

89

LAMPIRAN 5

KISI-KISI STUDI DOKUMEN

No Dokumen Ada Tidak ada

1. Profil sekolah

4. Visi, misi dan tujuan

sekolah

5. Sejarah singkat sekolah

6. Struktur organisasi sekolah

2. Panduan operasional BK

36.. Struktur organisasi BK

4. Silabus BK

5. Rekap kasus siswa

6. Prestasi siswa

7. Program semesteran BK

5. Visi, misi BK

6. Latar belakang BK

7. Tujuan BK

8. Struktur organisasi BK

8. Program kerja BK

9. Sertifikat konselor

Page 106: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

90

LAMPIRAN 6

HASIL WAWANCARA KOORDINATOR BK

Narasumber: Aditya, S.Pd

Jabatan: Koordinator BK

Tempat: Ruang BK

Waktu: Selasa, 13 November 2018

Context:

1. Berdasarkan panduan layanan BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan panduan operasional penyelenggaraan BK yang ada?

Jawab: sudah

2. Tujuan diadakan program BK di sekolah ini?

Jawab: terlampir.

3. Apakah program yang dilaksanakan dalam BK sekolah ini sudah sesai

dengan kebutuhan siswa?

Jawab: sudah, karena sebelumnya kita melakukan assessment siswa

4. Apa tujuan diadakannya program BK di sekolah ini?

Jawab: tujuan untukmengembangkan minat bakat siswa, membantu siswa

dalam menyelesaikan masalahnya dan juga sebagai fungsi penyaluran

dalam memilih jurusan di sekolah dan pendidikan tinggi.

5. Berdasarkan panduan operasional BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan yang telah ditentukan?

Jawab: sudah disesuaikan dengan kebijakan yang ada, seperti yang tertulis

dalam permendikbud no 111 tahun 2014

6. Bagaimana dukungan warga sekolah terhadap program BK di sekolah ini?

Jawab: lingkungan sangat mendukung sekali karena kita sudah

menggunakan bk komprehensif walaupun pada awalnya mereka cuek

tetapi seiring berjalannya waktu antusias mereka mulai tumbuh.

7. Jenis pelatihan apa saja yang dilakukan untuk konselor?

Jawab: pelatihan K13. Ada dalam bentuk seminar, workshop, bimbingan

teknis . dilaksanakan tiap bulan atau 2 bulan sekali

Page 107: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

91

Input:

10. Apa saja tugas pokok fungsi dari setiap unsur organisasi BK?

Jawab: terlampir

11. Apa saja jenis kewenangan yang dapat dilakukan anda sebagai koordinator

BK?

Jawab: merencanakan program bk yang tentunya dibantu dengan guru bk

yang lain.

12. Apa saja kualifikasi yang ditentukan untuk menjadi seorang konselor/guru

BK?

Jawab: S1 lulusan BK

13. Bagaimana metode dan jangka waktu pelatihan untuk konselor?

Jawab: sebulan sekali atau 2 bulan sekali.

14. Bagaimana persentase pembiayaan yang dilakukan untuk memenuhi

sarana dan prasarana BK?

Jawab: hanya mengajukan apa saja yang kita butuhkan tanpa

mempersentasikan dana yang dihabiskan

15. Dari mana saja sumber dana yang diguanakan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Process: biasanya kita mendapatkan dari sponsor, karena untk bk snediri

kita tidak punya kekuatan dana. Untuk sarpras dari sekolah

16. Masalah apa saja yang biasanya siswa?

Jawab: pergaulan sosial, pribadi ada juga yang sampai terkena narkoba dan

hamil

17. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah ini?

Jawab: masalah pelanggaran tata terbit atau pergaulan sosial, masalah

absensi atau kehadiran siswa

18. Layanan BK apa saja yang diberikan oleh konselor?

Jawab: ada di data bisa dilihat nnti

19. Bagaimana antusiasme dari peserta didik dalam mengikuti layanan BK?

Jawab: mereka sangat antusias sekali dengan BK, mereka senang bermain

ke ruang BK untuk sekedar mengobrol.

Page 108: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

92

20. Bagaimana alokasi waktu pemberian layanan BK di sekolah ini?

Jawab: dengan pembagian tugas guru untuk memenuhi jam masuk kelas

selama 2 jam pelajaran

Product:

21. Apakah setelah mengikuti BK sikap dan kemandirian, prestasi belajar

menjadi lebih baik?

Jawab; untuk hasil tersebut masih fluktuatif karena setiap anak didik

mempunyai pribadi yang berbeda-beda

22. Apakah dengan adanya layanan BK persentase pelanggaran di sekolah ini

mengalami penurunan setiap tahunya?

Jawab: ada beberapa kategori pelanggaran yang menurun ada juga

pelanggaran yang meningkat.

Page 109: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

93

Lampiran 7

Hasil wawancara guru BK

Narasumber: Drs. Sugiyono, MM

Jabatan: Konselor sekolah

Tempat: Ruang BK

Waktu: Jum’at, 16 November 2018

1. Apa saja visi dan misi dari program BK di sekolah ini?

Jawab: untuk visi misi BK sendiri sudah menjadi satu dengan visi misi

sekolah.

2. Apa yang melatarbelakangi adanya penyelenggaraan BK di sekolah ini?

Jawab: terlampir saja

3. Apa tujuan diadakannya program BK di sekolah ini?

Jawab: Terlampir saja

4. Berdasarkan panduan operasional BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan yang telah ditentukan?

Jawab: sudah disesuaikan dengan kebijakan yang ada.

5. Bagaimana dukungan warga sekolah terhadap program BK di sekolah ini?

Jawab: lingkungan sangat mendukung sekali karena kita sudah

menggunakan BK yang komprehensif itu artinya setiap pihak ikut serta dalam

kegiatan BK ini mulai dari kepala sekolah sampai masyarakat. Contohnya:

penyuluhan narkoba kita kan harus mengikutsertakan masyarakat yang lebih

mengerti dalam hal narkoba.

6. Apa saja kualifikasi untuk menjadi seorang konselor?

Jawab: kualifikasi S1 pendidikan Bimbingan dan Konseling

7. Apa saja kompetensi yang perlu ditentukan untuk menjadi seorang konselor?

Jawab: Kompetensi pedagogik, sosial,profesional

8. Jenis pelatihan apa saja yang dilakukan untuk konselor?

Jawab: pelatihan K13. Ada dalam bentuk seminar, workshop, bimbingan

teknis dan banyak yang lainnya ada bukti sertifikatnya kok nanti dilampirkan

saja.

Page 110: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

94

9. Bagaimana metode dan jangka waktu pelatihan untuk konselor?

Jawab: dengan cara pelatihan-pelatihan dan bimbingan teknis.

10. Bagaimana Persentase biaya BK yang dilakukan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Jawab: dengan dilakukan pengajuan apa saja yang BK butuhkan. Seperti alat

bantu/ buku referensi.

11. Darimana saja sumber dana yang digunakan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Jawab: dana BK di berikan dari sekolah. Sumber dana mencukupi karena

kalau kita minta misalnya print out yang berwarna itu diberikan oleh sekolah.

12. Bagaimana perencanaan BK di sekolah ini?

Jawab: dengan persiapan seperti pembgian tugas, lalu menyusun program

dan konsutasikan program kepada pihak terkait khususnya kepala sekolah.

13. Bagaimana pelaksanaan BK di sekolah ini?

Jawab: pelaksanaan BK di sekolah ini sudah cukup baik sesuai dengan

program kerja yang telah kita rencanakan

14. Masalah atau pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah ini?

Jawab: dekat-dekat ini masalah yang ditangani merokok di lingkungan

sekolah ada 10 anak, lalu yang sering terjadi keterlambatan sekolah dan

ketidakhadiran sekolah.

15. Layanan BK apa saja yang diberikan oleh konselor untuk menyelesaikan

masalah tersebut?

Jawab: melalui pemanggilan orang tua, home visit, kolaborasi dengan wali

kelas atau guru.

16. Bagaimana system admministrasi penyelesian masalah BK di sekolah ini?

Jawab: menelaah kasus – bku peta kasus – catatan kejadian – status

konseling – tindak lanjut

17. Bagaimana alokasi waktu pemberian layanan BK di sekolah ini?

Jawab: alokasi waktunya itu dengan pembagian tugas guru. Saya di kelas 11,

bu tri di kelas 10 dan pak adit kelas 12.

Page 111: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

95

18. Hambatan apa saja yang sering muncul dalam pelaksanaan layanan BK di

sekolah ini?

Jawab: kendala dalam proses pelaksanaan BK yaitu belum adanya ruang

konseling karena terkadang kan ada saja masalah siswa yang bersifat rahasia.

Jadi kalau kita di ruang BK jadi sulit untuk membuat mereka berkonsentrasi

dan jujur dengan apa yang sebenarnya mereka alami. Sedangkan kendala

dalam evaluasi program adalah dalam melakukan assessment dalam

perangkat pengolahan data (JJM). Jadi hanya dengan angket atau wawancara

dan biaya yang belum memadai dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi

program.

19. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti kegiatan BK?

Jawab: siswa sangat senan dan antusias sekali dalam mengikti kegiatan BK,

mereka sangat antusias dan terbuka dalam menerima materi BK di kelas dan

kegiatan BK lainnya.

20. Kriteria siswa seperti apa yang melatarbelakangi diperlukannya layanan BK?

Jawab: seluruh siswa wajib mendapatkan layanan BK, bukan hanya siswa

yang bermasalah saja karena BK juga bertanggungjawab untuk meningkatkan

prestasi siswa dan akhlak siswa.

21. Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya layanan BK di sekolah?

Jawab: tujuan untuk membantu siswa menyelsaikan masalah dan

mengembangkan potensi siswa yang ada

22. Program BK apa saja yang ada di sekolah ini?

Jawab: pelayanan responsive, pelayanan individual, dukungan system dan

satuan pendukung.

23. Apakah pemahaman diri dan perubahan sikap siswa menjadi lebih baik

dengan adanya BK?

Jawab: bisa dilihat dari data yang ada perubahan sikap siswa masih cenderung

fluktuatif

24. Apakah perkembangan kemandirian siswa menjadi jauh lebih baik?

Jawab: iyaa dengan adanya BK mereka lebih memahami tentang kepribadian

diri sendiri.

Page 112: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

96

25. Apakah prestasi belajar siswa menjadi lebih baik?

Jawab: nilai masih cenderung fluktuatif, namundalam semangat belajar

mereka baik.

26. Apakah dengan adanya BK persentase pelanggaran BK di sekolah ini

mengalami penurunan setiap tahunnya?

Jawab: bisa dilihat nanti dari data yang ada.

Page 113: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

97

Lampiran 8

Hasil wawancara guru BK

Narasumber: Tri Wuryanti, S.Pd

Jabatan: Konselor sekolah

Tempat: Ruang BK

Waktu: Jum’at, 16 November 2018

1. Apa saja visi dan misi dari program BK di sekolah ini?

Jawab: terlampir

2. Apa yang melatarbelakangi adanya penyelenggaraan BK di sekolah ini?

Jawab: terlampir

3. Apa tujuan diadakannya program BK di sekolah ini?

Jawab: Terlampir

4. Berdasarkan panduan operasional BK di sekolah ini apakah sudah sesuai

dengan kebijakan yang telah ditentukan?

Jawab: sudah sesuai dengan PERMENDIKBUD NO 111 TAHUN 2014

5. Bagaimana dukungan warga sekolah terhadap program BK di sekolah ini?

Jawab: setiap pihak ikut serta dalam kegiatan BK ini mulai dari kepala

sekolah sampai masyarakat. Karena dalam setiap kegiatan kita juga

membutuhkan bantuan dari pihak lain.

6. Apa saja kualifikasi untuk menjadi seorang konselor?

Jawab: kualifikasi S1 pendidikan Bimbingan dan Konseling

7. Apa saja kompetensi yang perlu ditentukan untuk menjadi seorang konselor?

Jawab: Kompetensi pedagogik, sosial,profesional

8. Jenis pelatihan apa saja yang dilakukan untuk konselor?

Jawab: pelatihan K13. Seminar

9. Bagaimana metode dan jangka waktu pelatihan untuk konselor?

Jawab: sebulan sekali biasanya sekolah mengadakan kegiatan untuk BK

9. Bagaimana Persentase biaya BK yang dilakukan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Page 114: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

98

Jawab: kita tidak mempersentasikan berapa saja biaya, hanya mengajukan

saja apa yang dibutuhkan.

10. Darimana saja sumber dana yang digunakan untuk memenuhi sarana dan

prasarana BK?

Jawab: dana BK di berikan dari sekolah. Dari pemerintah

11. Bagaimana perencanaan BK di sekolah ini?

Jawab: dengan pembagian tugas guru, assessment kebutuhan, menyusun

program.

12. Bagaimana pelaksanaan BK di sekolah ini?

Jawab: secara keseluruhan pelaksanaan BK sudah baik.

13. Masalah atau pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah ini?

Jawab: masalah absensi yang paling terjadi, seperti keterlambatan sekolah

saja

14. Layanan BK apa saja yang diberikan oleh konselor?

Jawab: ada banyak layanannya nanti bisa lihat di data saja.

15. Bagaimana alokasi waktu pemberian layanan BK di sekolah ini?

Jawab: ada pembagian tugas setiap guru BK di setiap kelas X, XI, XII

seminggu sekali 2 jam mata pelajaran.

16. Hambatan apa saja yang sering muncul dalam pelaksanaan layanan BK di

sekolah ini?

Jawab: kendala dalam proses pelaksanaan BK yaitu belum adanya ruang

konseling karena terkadang kan ada saja masalah siswa yang bersifat rahasia.

Jadi kalau kita di ruang BK jadi sulit untuk membuat mereka berkonsentrasi

dan jujur dengan apa yang sebenarnya mereka alami.

17. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti kegiatan BK?

Jawab: mereka sangat menerima pelajaran dengan baik.

18. Kriteria siswa seperti apa yang melatarbelakangi diperlukannya layanan BK?

Jawab: semua siswa butuh pelayanan BK tidak ada karakteristik yang

spesifik.

19. Apa saja tujuan dan manfaat dari adanya layanan BK di sekolah?

Jawab: terlampir, sesuai dengan visi misi yang ada

Page 115: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

99

20. Program BK apa saja yang ada di sekolah ini?

Jawab: terlampir

21. Apakah pemahaman diri dan perubahan sikap siswa menjadi lebih baik denan

adanya BK?

Jawab: masih fluktuatif.

22. Apakah perkembangan kemandirian siswa menjadi jauh lebih baik?

Jawab: iya karena setiap masuk ke kelas juga kita selalu memotivasi siswa

23. Apakah prestasi belajar siswa menjadi lebih baik?

Jawab: Alhamdulillah, selalu ada peningkatan dari anak-anak yang saya

bimbing

24. Apakah dengan adanya BK persentase pelanggaran BK di sekolah ini

mengalami penurunan setiap tahunnya?

Jawab: tidak tentu, masih mengalami naik turun

Page 116: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

100

LAMPIRAN 9

HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Mutiara

Kelas : XI AP

1. Apakah setelah mengikiti BK pemahaman diri, sikap dan perilaku anda

menjadi lebih baik? Berikan alasannya!

Jawab: ya, sebab BK mengajarkan saya cara menghargai dan cara

bagaimana bisa mengetahui sifat saya yang harus diperbaiki menjadi lebih

baik.

2. Apakah BK mempengaruhi perasaan anda menjadi lebih positif?

Jawab: ya, ketika saya sedang di angkutan umum saya terkadang merasa

takut kalau ada bapak-bapak yang naik angkutan umum duduk di samping

saya, saya selalu berpikir aneh-aneh, tetapi suatu hari uang saya terjatuh

dan bapak itu langsung memberikannya kepada saya, dan BK mengajarkan

saya untuk tidak melihat orang hanya dari penampilannya saja, dan saya

berpikir kalau saya sudah berdosa karena sudah berfikir yang tidak bagus

kepada bapak itu.

3. Apakah dengan adanya BK kemandirian anda menjadi lebih baik?

Jawab: tidak juga

4. Apakah dengan adanya layanan BK dapat membantu prestasi belajar anda

menjadi lebih baik?

Jawab: sedikit, terkadang saya masih merasa malas untuk belajar

5. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah anda?

Jawab: sejauh ini yang saya ketahui hanya terlambat dan bolos.

6. Layanan BK apa saja yang anda ketahui?

Jawab: yang saya tau hanya layanan konseling individu , layanan

konseling kelompok atau bimbingan kelompok.

7. Menurut anda, apakah layanan BK di sekolah anda sudah baik? Berikan

alasannya!

Page 117: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

101

Jawab: belum, sebab saya merasa di sekolah masih banyak anak yang

bandel atau melanggar peraturan.

8. Bagaimana kinerja konselor di sekolah anda apakah sudah baik?

Jawab: antara sudah dan belum

9. Apa harapan anda kedepannya untuk pelayanan BK di sekolah anda?

Jawab: semoga bisa membuat semua murid menjadi lebih baik dan tidak

adalagi yang melanggar aturan.

Page 118: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

102

LAMPIRAN 10

HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Najla

Kelas : XI AP

1. Apakah setelah mengikiti BK pemahaman diri, sikap dan perilaku anda

menjadi lebih baik? Berikan alasannya!

Jawab: ya, karena semakin paham mana yang baik ditiru dan mana yang

tidak baik.

2. Apakah BK mempengaruhi perasaan anda menjadi lebih positif?

Jawab: ya, menjadi termotivasi misalnya dalam hal belajar di kelas

menjadi lebih enjoy.

3. Apakah dengan adanya BK kemandirian anda menjadi lebih baik?

Jawab: iya.

4. Apakah dengan adanya layanan BK dapat membantu prestasi belajar anda

menjadi lebih baik?

Jawab: iya, karena BK banyak memotivasi siswa.

5. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah anda?

Jawab: pelanggaran seperti terlambat dan bolos dan merokok.

6. Layanan BK apa saja yang anda ketahui?

Jawab: yang saya tau hanya layanan konseling individu , layanan

konseling kelompok .

7. Menurut anda, apakah layanan BK di sekolah anda sudah baik? Berikan

alasannya!

Jawab: sudah karena sudah memenuhi kebutuhan para siswa.

8. Bagaimana kinerja konselor di sekolah anda apakah sudah baik?

Jawab: sudah, tetapi lebih baik lagi jika konselor semakin dekat dengan

murid.

9. Apa harapan anda kedepannya untuk pelayanan BK di sekolah anda?

Jawab: semoga bisa lebih baik lagi dan berkembang lagi

Page 119: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

103

LAMPIRAN 11

HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Aisyah

Kelas : X AP

1. Apakah setelah mengikuti BK pemahaman diri, sikap dan perilaku anda

menjadi lebih baik? Berikan alasannya!

Jawab: ya, sebab BK mengajarkan saya agar bisa memahami potensi yang

saya miliki dan selalu memberikan motivasi saya untuk menjadi siswa

yang baik.

2. Apakah BK mempengaruhi perasaan anda menjadi lebih positif?

Jawab: ya, karena pada awalnya saya adalah anak yang takut sekali akan

salah apabila mengerjakan tugas di depan kelas, tetapi karena motivasi dan

materi-materi BK yang diberikan di dalam kelas saya sudah tidah takut

lagi apabila diminta mengerjakan soal di dalam kelas.

3. Apakah dengan adanya BK kemandirian anda menjadi lebih baik?

Jawab: iya, tetapi tergantung juga sih

4. Apakah dengan adanya layanan BK dapat membantu prestasi belajar anda

menjadi lebih baik?

Jawab: iya, karena ada beberapa nilai-nilai saya cukup meningkat.

5. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi di sekolah anda?

Jawab: yang saya tahu terlambat dan bolos.

6. Layanan BK apa saja yang anda ketahui?

Jawab: yang saya tau hanya layanan konseling individu , layanan

konseling kelompok atau bimbingan kelompok.

7. Menurut anda, apakah layanan BK di sekolah anda sudah baik? Berikan

alasannya!

Jawab: lumayan, karena siswa yang melanggar aturan dikit

8. Bagaimana kinerja konselor di sekolah anda apakah sudah baik?

Jawab: sudah

9. Apa harapan anda kedepannya untuk pelayanan BK di sekolah anda?

Page 120: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

104

Jawab: semoga dengan adanya BK murid SMKN 41 bisa menjadi

pribadi yang lebih baik lagi dan BK 41 bisa terus berkembang

Page 121: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

105

LAMPIRAN 12

HASIL OBSERVASI

No Aspek Indikator Status Keterangan

ada Tidak

ada

1. Sarana dan

Prasarana

BK

1. Komputer √ Baik

2. Meja kerja guru √ Baik

3. Kursi lipat √ Baik

4. Kipas angin √ Baik

5. Lemari 2 pintu √ Baik

6. Lemari kayu kaca √ Baik

7. Lemari file kaca √ Baik

8. Kursi kerja putar √ Baik

9. printer √ Baik

10. Lemari besi √ Baik

11. AC √ Baik

12. Ruang BK √ Kurang baik, ukuran 3x8

tidak memenuhi standar

yang ditentukan

13. Ruang konseling √ Karena kurangnya lahan

dan minimya biaya

untuk BK

2. Program 1. Layanan responsive √ Terlaksana dengan baik

2. Layanan perencanaan

individu

√ Terlaksana dengan baik

3. Dukungan system √ Terlaksana dengan baik

dengan melakukan

kegiatan pengembangan

profesi setiai sebulan

atau dua bulan 1x.

4. Satuan pendukung √ Dilaksanakan sebagai

pendukung administrasi

penyelesaian masalah

siswa.

3. Kompetensi

Pedagogik

1. Menguasai teori dan

praksis pendidikan

2. Mengaplikasikan

perkembangan fisiologis

dan psikologis serta

perilaku konseli

3. Menguasai esensi

pelayanan bimbingan dan

konseling dalam jalur,

jenis, dan jenjang satuan

pendidikan

Konselor menguasai

ilmu pendidikan serta

mengaplikasikan kaidah-

kaidah perkembangan

psikologis terhadap

siswa

Page 122: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

106

Kompetensi

kepribadian

5. Beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha

Esa

6. Menghargai dan

menjunjung tinggi nilai-

nilai kemanusiaan,

individualitas dan

kebebasan memilih

7. Menunjukkan

integritasdan stabilitas

kepribadian yang kuat

8. Menampilkan kinerja

berkualitas tinggi

Konselor mampu

menampilkan budi

pekerti yang luhur

kepada siswa. Setiap

kegiatan sholat jum’at di

sekolah konselor selalu

mengkuti kegiatan

sholah jum’at bersama

siswa di sekolah.

kompetensi

sosial

4. Mengimplementasikan

kolaborasi intern di tempat

bekerja

5. Berperan dalam organisasi

dan kegiatan profesi

bimbingan dan konseling

6. Mengimplementasikan

kolaborasi antarprofesi

Guru BK/ Konselor

dapat melaksanakan

pendekatan kolaboratif

dengan pihak terkait

dalam pelayanan BK

dengan guru, kepala

sekolah, dan pihak2

lainnya dan melakukan

kolaborasi antar profesi

seperti dengan guru PAI

untuk mengembangkan

spiritual siswa.

Kompetensi

profesional

7. Menguasai konsep dan

praksis asesmen untuk

memahami kondisi,

kebutuhan, dan masalah

konseli

8. Menguasai kerangka

teoretik dan praksis

bimbingan dan konseling

9. Merancang program

Bimbingan dan Konseling

10. Mengimplementasikan

program Bimbingan dan

Konseling yang

komprehensif

11. Menilai proses dan hasil

kegiatan Bimbingan dan

Konseling.

12. Memiliki kesadaran dan

komitmen terhadap etika

profesional

Sesuai dengan

kualifikasi akademik

konselor mereka sangat

menguasai konsep BK,

mampu merancag

program dgn baik dan

mengimplementasikan

BK yang komprehensif

di sekolah.

Page 123: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

107

LAMPIRAN 13

HASIL STUDI DOKUMENTASI

No Dokumen Ada Tidak ada

1. Profil sekolah

7. Visi, misi dan tujuan

sekolah

8. Sejarah singkat sekolah

9. Struktur organisasi sekolah

2. Panduan operasional BK √

36.. Struktur organisasi BK √

4. Silabus BK √

5. Rekap kasus siswa √

6. Prestasi siswa √

7. Program semesteran BK

9. Visi, misi BK

10. Latar belakang BK

11. Tujuan BK

8. Program kerja BK √

9. Sertifikat konselor √

Page 124: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

108

LAMPIRAN 14

STRUKTUR ORGANISASI BK

Keterangan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi/Kerjasama

Jakarta, Juli 2018

Mengetahui, Koordinator BK,

Kepala SMK Negeri 41 Jakarta,

Desly Wahyuni ,MPd Aditya Rama, S.Pd

NIP. 197412152000122002 NIP. 197711012008011014

Waka.

kesiswaan Tata Usaha

Wali Kelas

Guru Mt. Diklat

Pihak Lain

Koordinator BK

Guru BK

Siswa

Kepala Sekolah Komite

Page 125: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

109

1) Kepala sekolah

a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang

meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan

dan konseling di sekolah.

b) Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di

sekolah.

c) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program

bimbingan dan konseling di sekolah.

d) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan

dan konseling di sekolah.

e) Menetapkan Koordinator Guru Pembimbing yang

bertanggung jawab atas koordinasi pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan

kesepakatan bersama guru pembimbing.

f) Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses

bimbingan dan konseling pada setiap awal catur wulan.

g) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan

bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan angka

kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini

dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas.

h) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti

Perusahaan/Industri, Dinas Kesehatan, kepolisian,

Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan

kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan

dokter).

2) Komite sekolah

a) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah untuk

mendukung, menyediakan dan melengkapi sarana dan

prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan

dan konseling di sekolah.

Page 126: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

110

b) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah Memberikan

kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan

konseling di sekolah.

3) Wakasek bidang kesiswaan

a) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan

dan konseling kepada semua personel sekolah.

b) Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

4) Koordinator BK

a) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:

memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling,

menyusun program bimbingan dan konselin,

melaksanakan program bimbingan dan konseling,

mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling,

menilai program bimbingan dan konselin, dan

mengadakan tindak lanjut.

b) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan

mengusahakan terpenuhinya tenaga, sarana dan

prasarana.

c) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah

5) Guru pembimbing

a) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan

b) konseling (terutama kepada siswa).

c) Merencanakan program bimbingan dan konseling

bersama kordinator BK.

d) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan dan

konseling.

e) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling

terhadap siswa yang menjadi tanggung jawabnya

Page 127: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

111

(melaksanakan layanan dasar, responsif, perencanaan

individual, dan dukungan sistem).

f) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan

bimbingan dan konseling.

g) Menganalisis hasil evaluasi.

h) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis

penilaian.

i) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan

konseling.

j) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada

koordinator guru pembimbing atau kepada kepala

sekolah.

k) Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang

berakhlak mulia (seperti taat beribadah, jujur;

bertanggung jawab; sabar; disiplin; respek terhadap

pimpinan, kolega, dan siswa).

l) Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah

yang menunjang peningkatan mutu pendidikan di

sekolah.

6) Guru mata diklat

a) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan

konseling kepada siswa.

b) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam

mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan

dan konseling.

c) Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan

bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.

d) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan

dan konseling (program perbaikan dan program

pengayaan, atau remedial teaching).

Page 128: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

112

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari

guru pembimbing

f) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan

dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan

konseling

g) Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau

berinteraksi dengan siswa, seperti : bersikap respek

kepada semua siswa, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, atau berpendapat, memberikan

reward kepada siswa yang menampilkan

perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi

sebagai figur moral yang berfungsi sebagai ”uswah

hasanah”.

7) Wali kelas

a) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan

bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung

jawabnya.

b) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan

bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung

jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan

konseling.

c) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada

guru pembimbing untuk memperoleh layanan bimbingan

dan konseling.

d) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang

siswa yang perlu diperhatikan secara khusus dalam

belajarnya.

e) Ikut serta dalam konferensi kasus.

8) Tata usaha

Page 129: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

113

a) Membantu guru pembimbing (konselor) dan koordinator

BK dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah.

b) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh

kegiatan bimbingan dan konseling.

c) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana

yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan

konseling.

Page 130: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

114

LAMPIRAN 15

SILABUS BK

Page 131: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

115

Page 132: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

116

Page 133: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

117

Page 134: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

118

Page 135: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

119

LAMPIRAN 16

SCHEDULE PROGRAM KERJA BK

Page 136: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

120

Page 137: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

121

Page 138: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

122

LAMPIRAN 17

SERTIFIKAT PENDIDIK

Page 139: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

123

Page 140: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

124

Page 141: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

125

Page 142: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

126

LAMPIRAN 18

PROGRAM KERJA BK 2018/2019

Page 143: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

127

Page 144: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

128

LAMPIRAN 19

PROGRAM SEMESTERAN

Page 145: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

129

Page 146: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

130

Page 147: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

131

Page 148: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

132

Page 149: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

133

Page 150: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

134

Page 151: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

135

Page 152: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

136

Page 153: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

137

Page 154: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

138

LAMPIRAN 20

PANDUAN OPERASIONAL

Page 155: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

139

LAMPIRAN 21

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Page 156: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

140

LAMPIRAN 22

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 157: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

141

LAMPIRAN 23

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 158: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

142

LAMPIRAN 24

LEMBAR UJI REFERENSI

Page 159: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

143

Page 160: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

144

Page 161: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

145

Page 162: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

146

Page 163: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

147

Page 164: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

148

LAMPIRAN 25

DOKUMENTASI

Page 165: Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45912/1/LULU...jurusan manajemen pendidikan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

149

Profil Penulis

Lulu Aufatuts Tsani. Perempuan berdarah

sunda betawi ini lahir di Jakarta, 25 Juni

1996. Putri pertama dari pasangan

Ayahanda Mu’tabar dan Ibunda Nurlailah

memiliki hobby menyanyi, menari, dan

menulis puisi dan cerpen untuk

menyalurkan bakatnya semasa sekolah

penulis kerap mengikuti lomba puisi di

sekolahnya dan mengikuti kegiatan seni

tari selama bersekolah di tingkat dasar.

Penulis mengenyam pendidikan formal

pada tingkat dasar di MIS Al-Mahad Al-

Islamy pada tahun 2002-2008, lalu

melanjutkan pendidikan menengah di MTs

Negeri 2 Jakarta pada tahun 2008-2011 dan

MA Citra Cendekia Jakarta pada tahun

2011-2014. Kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Semasa sekolah di Madrasah Aliyah penulis juga aktif dalam organisasi SGCC

(Student Government of Citra Cendekia) sebagai senat siswa, dan aktif dalam

kegiatan ekstrakurikuler English club dan paduan suara di sekolah. Hingga saat ini

penulis aktif sebagai penggerak pemuda anti narkoba atau KIPAN (Kader Inti

Pemuda Anti Narkoba).

Dengan ketekunan dan motivasi tinggi untuk terus belajar, berusaha dan

memperbaiki diri, penulis telah menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga dengan

adanya karya ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Aamiiin.

Motto: imagine – dream – believe.