skripsi dampak negatif dan sanksi pemakaian …

119
SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN (Analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam) Disusun Oleh: ARMANSYAH 106043101287 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

SKRIPSI

DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER

PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN

(Analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam)

Disusun Oleh:

ARMANSYAH

106043101287

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER

PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN

(Analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Armansyah

NIM 106043101287

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

J.M. Muslimin M.A, Ph.D Nahrowi SH, M.H

NIP. 150295489 NIP. 197302151999031002

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 3: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON

SELULER PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN (Analisis Pasal 106 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Menurut Hukum Islam)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi

Perbandingan Mazhab dan Hukum.

Jakarta, 1 Maret 2011

Mengesahkan,

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag (.....................................)

NIP. 196511191998031002

Sekretaris : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (.....................................)

NIP. 197412132003121002

Pembimbing I : J.M. Muslimin, M.A., Ph.D (.....................................)

NIP. 150295489

Pembimbing II: Nahrowi, SH, M.H (.....................................)

NIP. 197302151999031002

Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (.....................................)

NIP. 195505051982031012

Penguji II : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (.....................................)

NIP. 197412132003121002

Page 4: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya penulisan skripsi ini bukan hasil

karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Januari 2011 M 19 Shafar 1432 H

Armansyah

Page 5: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

ii

KATA PENGANTAR

بسم االله الرحمن الرحیم

Alhamdulillah, segala pujian serta rasa syukur yang tak terhingga penulis

panjatkan Puji Syukur kepada Allah SWT Sang Maha segalanya yang senantiasa

memberikan cinta dan nikmat-Nya yang tak berujung sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Salawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia sehingga kita

dapat menikmati indahnya hidup dalam naungan cahaya Islam.

Salah satu kebahagian di Dunia ini adalah meliahat orang tua tersenyum, ketika

melihat buah hatinya mengenakan toga kesuksesan, dan salah satu keindahan yang

akan selalu dikenang adalah ketika bisa melihat atau merasakan sebuah impian

menjadi kenyataan, bagi penulis skripsi ini adalah kebahagian dan keindahan itu.

Skripsi ini sebagai bentuk nyata dari perjuangan penulis selama menuntut ilmu

dibangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Berbagai hambatan dan kesulitan selama proses penulisan skripsi ini dapat penulis

lalui. Semua ini karena do’a dan dukungan orang-orang yang ada di sekitar penulis.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada para pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi

ini, diantaranya adalah:

Page 6: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

iii

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan

beserta para Pembantu Dekan terkhusus Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA

selaku Pembantu Dekan I Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag dan Bapak Fahmi Muhammad

Ahmadi, S.Ag, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan program

studi Perbandingan Mazhab dan Hukum yang dengan penuh kesabaran

membimbing penulis selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak J.M. Muslimin, M.A., Ph.D dan Bapak Nahrowi, SH, M.H selaku

dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga

dan pikiranya disela-sela kesibukannya untuk senantiasa memberikan

bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberi

ilmu, pengalaman dan nasehat kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis

dapatkan dari Bapak/Ibu dosen dapat bermanfaat dunia dan akhirat serta

menjadi amal kebaikan bagi Bapak/Ibu dosen.

5. Pimpinan dan segenap staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membantu dan memberikan penulis fasilitas untuk mendapatkan

buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini dalam kelancaran penulisan

skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

iv

6. Keluarga tercinta H. Nuryaman dan Rosida Kusniati (orang tua), Nurmayanti

(kakak), Nurmansyah (abang) dan seluruh keluarga besar Alm. Arsyadi bin

Amang yang selalu terus mendoakan, membimbing, menjadi penyemangat

hidup, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Senyummu

adalah penyemangatku dalam menjalani kehidupan ini

7. Khusus kepada Indriani Saraswati yang selalu terus mendoakan,

mendampingi, menjadi penyejuk hati, penenang jiwa, memberikan semangat,

dukungan serta motivasi, bersamamu merupakan anugerah terindah dalam

hidup penulis.

8. Teman-teman Perum Depag Bojonggede yang selalu menyemangati dan

memotivasi penulis dan keluarga FAST (Family Smash-Shogun Team)

Cibinong yang selalu memberi masukkan dan mengarahkan serta bertukar

pikiran. Thank’s for All. You are the best friends. “SEMANGAT”

9. Teman-teman seperjuangan PMF angkatan 2006. Selama 5 tahun kenal dan

kuliah bersama kalian merupakan hal terindah dan tak pernah terlupakan

dalam hidup penulis. Teruslah berjuang kawan, gapai tujuan kalian.

10. Ucapan terima kasih kepada Bapak AKP Marsidi, AKP Setya serta staff

jajaran Satlantas Resor Metro Depok Sektor Bojonggede yang telah

membantu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyelesaian

skripsi ini, dan kepada para pengguna jalan yang telah meluangkan waktu

disela-sela kesibukannya untuk diwawancarai terkait dengan pembahasan

yang diperlukan penulis dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

Page 8: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

v

Akhirnya, Penulis berharap skripsi ini menjadi salah satu pengabdian penulis

kepada Allah SWT, kontribusi penulis terhadap bangsa Indonesia, dan pelayanan

penulis kepada sesama manusia. Semoga semua pengorbanan dan kebaikan yang

diberikan mendapatkan nilai kebaikan di sisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 24 Januari 2011 M 19 Shafar 1432 H

Armansyah

Page 9: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah............................................................... 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................................ 9

D. Kajian Pustaka....................................................................................... 10

E. Metode Penelitian................................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan.............................................................................. 14

BAB II KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT HUKUM

ISLAM

A. Pengertian, Fungsi Dan Manfaat Telepon Seluler...................................... 16

B. Tata Cara Dan Etika Berkendaraan........................................................... 19

1. Tata Cara Berkendaraan...................................................................... 19

2. Etika Berkendaraan............................................................................ 27

C. Keselamatan Dalam Berkendaraan Menurut Hukum Islam......................... 32

Page 10: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

vii

BAB III KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU

LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

A. Pengertian Dan Jenis Kendaraan.............................................................. 42

B. Pengertian Dan Persyaratan Pengemudi.................................................... 44

C. Karakteristik Pengemudi Dan Cara Aman Berkendara................................ 47

1. Karakteristik pengemudi...................................................................... 47

2. Cara Aman Berkendara....................................................................... 52

D. Keselamatan Dalam Berkendaraan Menurut Undang-Undang

No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.................... 58

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM PADA SAAT MENGEMUDIKAN

KENDARAAN

A. Dampak Negatif Pemakaian Telepon Seluler Pada Saat

Mengemudikan Kendaraan..................................................................... 62

B. Upaya Penanggulangan Serta Penanganannya........................................... 68

1. Before (Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas)........................................ 71

2. During (Penerapan Kebijakan Penanggulangan Kecelakaan Lalu lintas)... 73

3. After (Penanganan Kecelakaan Lalu lintas)........................................... 74

C. Sanksi Serta Dendanya............................................................................ 77

Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan Yang Diakibatkan Karena Kelalaian..... 78

1. Dalam Hukum Positif......................................................................... 78

Page 11: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

viii

2. Dalam Hukum Islam........................................................................... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 102

B. Saran.................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 104

Page 12: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi terutama dalam bidang mobile telah

membawa perubahan pada masyarakat dunia dalam melakukan komunikasi.

Telepon seluler (Ponsel) merupakan salah satu perangkat teknologi informasi

yang sedang berkembang. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya pasar penyedian

layanan telepon seluler di Indonesia bersamaan dengan tumbuhnya pasar

permintaan akan jasa telekomunikasi bergerak.

Ponsel atau HP sebagai perangkat telekomunikasi pastilah memiliki banyak

manfaat. Teknologi ini memungkinkan kita berkomunikasi dengan mudah. Selain

itu, ponsel masa kini, seperti smartphone telah memiliki berbagai fitur yang

bermanfaat. Maka penggunaan ponsel secara tepat akan memiliki banyak manfaat

positif.

Pelaksanaan peran serta masyarakat itu diselenggarakan oleh suatu lembaga

yang dibentuk untuk maksud tersebut. Peran serta masyarakat dimaksud berupa

penyampaian pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat

mengenai arah pengembangan telekomunikasi.1

1 Hadi Setia Tunggal, Undang-Undang Telekomunikasi Beserta Peraturan Pelaksanaannya,

(Jakarta: Harvarindo, 2006), hal v

Page 13: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

2

Telepon seluler atau handphone telah menjadi perangkat telekomunikasi

yang sangat membantu. Namun jangan gunakan ponsel dengan sembrono yang

menyebabkan kecelakaan ataupun gangguan bagi orang lain. Gunakan ponsel

secara tepat dan dengan etika yang baik. Banyak kasus kecelakaan lalu lintas yang

terjadi karena seseorang menggunakan telepon seluler atau ponsel saat

mengemudikan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang

digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.2 Konsentrasi

seseorang akan berkurang saat mengemudikan kendaraan sambil bertelepon,

apalagi jika dalam kecepatan tinggi. Itu sebabnya dibanyak negara, penggunaan

ponsel selama mengemudikan kendaraan dilarang dan bisa dikenai sanksi pidana.

Berkendara di jalan butuh konsentrasi penuh. Lengah sedikit, bisa fatal

akibatnya. Bukan hanya kerugian material, korban jiwa pun bisa melanda. Siapa

yang mau menjadi korban kecelakaan lalu lintas jalan? Salah satu faktor yang bisa

mengganggu konsentrasi saat berkendara mobil maupun sepeda motor, adalah

aktifitas menelepon dan membaca atau mengirim pesan singkat (short message

service alias SMS).

Penggunaan ponsel bisa mengganggu konsentrasi dan menjadi faktor

penyebab kecelakaan lalu lintas. Itu sebabnya penggunaan ponsel saat

mengemudikan kendaraan bisa termasuk pelanggaran terhadap UU tersebut.

2 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan Pengemudi, Pasal 1

ayat (1)

Page 14: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

3

Bahkan menurut penelitian, pengendara yang berbicara menggunakan ponsel

dikendaraan sama lengahnya dengan orang yang sedang mabuk.

Di Indonesia sendiri mulai disosialisasikan dalam Undang-Undang Nomor

22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (selanjutnya disebut UU

Lalu Lintas). Didalamnya terdapat pasal yang berhubungan dengan penggunaan

ponsel yaitu Pasal 106 ayat 1 yaitu: “Setiap orang yang mengemudikan

Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar

dan penuh konsentrasi”.3

Pengertian wajib mengendarai dengan penuh konsenterasi, mencakup

melarang kegiatan-kegiatan yang mengganggu konsentrasi berkendara. Misalnya

minum-minuman keras saat berkendara, mengkonsumsi obat terlarang,

menggunakan HP dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan

kecelakaan lalu lintas.

Pasal 283

setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana pasal 106 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan kurungan atau denda paling banyak Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).4

Melihat pasal tersebut, bahwasanya memakai telepon seluler sangatlah

mengganggu konsentrasi saat mengemudikan kendaraan karena bisa

3 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 78 4 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 283

Page 15: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

4

menimbulkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan, karena keselamatan

dalam berkendara adalah prioritas yang sangat penting saat mengemudikan

kendaraan.

Menggunakan ponsel untuk berbicara saat mengemudikan kendaraan apalagi

mengetik dan mengirim SMS. Hal ini sangat berbahaya. Karena saat Anda

berbicara melalui ponsel, Anda sama lengahnya dengan seorang pemabuk.

Apalagi jika Anda mengetik SMS, maka tingkat kewaspadaan Anda akan jauh

berkurang. Prinsipnya adalah fokus mengendarai kendaraan Anda saat sedang

berkendara lalu fokus menelpon saat tidak mengemudi.

Dalam beraktivitas di dunia ini, makhluk hidup termasuk manusia memiliki

naluri untuk menjaga keselamatan dirinya. Demikian pula halnya dalam berlalu

lintas. Sayangnya naluri ini sering kali tidak ditingkatkan menjadi sebuah

kesadaran yang terstruktur dalam serangkaian tindakan yang dapat menjamin

keselamatan lalu lintas bagi si pengguna jalan apabila bagi pengguna jalan

lainnya. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai keselamatan lalu lintas ini menjadi

penting.

﴿١٠:٢٢/یونس﴾

Page 16: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

5

Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata.(mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Yunus (10):22)

Keselamatan sangatlah penting saat mengemudikan kendaraan, apabila para

pengemudi tidak mengutamakan keselamatan maka yang akan terjadi adalah

kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas itu digolongkan atas: kecelakaan

lalu lintas ringan, kecelakaan lalu lintas sedang, dan kecelakan lalu lintas berat.

Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan

kerusakan kendaraan dan/atau barang, kecelakaan lalu lintas sedang merupakan

kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau

barang, kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan

korban meninggal dunia atau luka berat. Apabila terjadi sebuah kecelakaan, maka

hendaklah mendatangi tempat kejadian dengan segera dan memberi pertolongan

kepada korban kecelakaan tersebut.

Pengemudi bisa diancam hukuman pidana karena kesalahannya yang

menimbulkan terjadinya kecelakaan. Seseorang dapat dipidana karena tidak

melakukan tugas TIBUM (yaitu memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan

Page 17: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

6

masyarakat) antara lain tidak membantu pengendalian lalu lintas.5 Barang siapa

karena kesalahan (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka

berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana

kurungan paling lama satu tahun. Barang siapa karena kesalahannya

(kealpaannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga

timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian

selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama enam bulan.6

Waktu berkendara sangat berpengaruh dalam jenis, tingkatan parah korban

dan faktor-faktor yang berkontribusi dalam menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan

yang terjadi pada malam hari saat arus lalu lintas relatif rendah, sangat mungkin

merupakan kecelakaan tunggal yang disebabkan lelah atau mengantuknya

pengemudi.7

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan telah disosialisasikan pada tahun 2009 dan diberlakukannya UU tersebut

pada tahun 2010. Hukum diciptakan untuk dijalankan.8 Akan tetapi masyarakat

belum melaksanakan dan mengetahui akan UU Lalu Lintas lebih jauh dan

mematuhi UU tersebut yang telah diberlakukan agar terwujudnya keamanan,

keselamatan, ketertiban, serta kelancaran berlalu lintas.

5 Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998), hal 148

6 Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 139-140 7 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, (Jakarta: Indeks, 2007), hal 137 8 Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980), hal 69

Page 18: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

7

Banyak sekali orang yang mengerti hukum akan tetapi dalam

pelaksanaannya mereka melakukan dan melanggar dari aturan yang telah

ditetapkan dan diberlakukan aturan tersebut. Pentingnya kesadaran serta prilaku

masyarakat bahwa penggunaan serta pemakaian telepon seluler sangat berbahaya

dan mengganggu konsentrasi saat mengemudikan kendaraan.

﴿٢٧:١٨/النمل﴾ Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:

Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari". (QS. An-Naml (27):18)

Apakah yang salah aturan hukum yang telah dibuat dan diberlakukan yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009? Ataukah dari prilaku

serta kesadaran masyarakat yang belum memahami dan mampu melakukan aturan

tersebut? Inilah fenomena yang terjadi kenapa menjadi masalah sosial yang

sangat rumit dan komplek sehingga membutuhkan solusi yang tepat dalam hal

penanggulangannya.

Oleh karena itu, untuk menggali lebih lanjut hal ini, penulis merasa tertarik

untuk mengangkat dan mengulasnya dalam skripsi dengan judul: ”DAMPAK

NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER PADA SAAT

MENGEMUDIKAN KENDARAAN (ANALISIS PASAL 106 AYAT (1)

Page 19: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

8

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS

DAN ANGKUTAN JALAN MENURUT HUKUM ISLAM)”.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Sebelum penulis merumuskan judul, sangat penting untuk merumuskan

permasalahanya terlebih dahulu karena permasalahan merupakan salah satu

komponen yang menjiwai dari setiap penelitian sekaligus menjadi alasan atau

dasar untuk mencari jawaban.9

1. Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon

seluler terhadap pengemudi kendaraan menurut hukum Islam dan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan?

2) Bagaimana tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan terhadap keselamatan

berlalu lintas?

3) Bagaimana pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan mengatur pemakaian telepon

seluler pada saat berkendara?

2. Batasan Masalah

9 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-PRESS, 1986), hal 99

Page 20: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

9

1) Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas Dan Angkutan Jalan mengatur pemakaian telepon seluler pada

saat berkendara.

2) Mengetahui dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon seluler

terhadap pengemudi kendaraan menurut hukum Islam dan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian akan dirumuskan secara deklaratif dan merupakan

pernyataan-pernyataan tentang apa yang hendak dicapai dalam penelitian

tersebut.10

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon

seluler pada saat mengemudikan kendaraan.

2) Untuk meningkatkan kewaspadaan kepada pengemudi kendaraan pada

saat mengemudikan kendaraan agar lebih berhati-hati dalam

mengemudikan kendaraannya, karena lengah sedikit fatal akibatnya bisa

menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

3) Untuk lebih konsentrasi dan fokus dalam mengemudikan kendaraan,

karena mengemudikan kendaraan wajib dengan penuh konsentrasi, agar

10 Soejono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, hal 119

Page 21: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

10

terhindar dari kecelakaan lalu lintas guna memelihara keselamatan,

kenyamanan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan akademisi maupun

masyarakat umum dalam rangka memperkaya wawasan bagi masyarakat luas

khususnya bagi pengemudi kendaraan agar lebih tertib dalam berlalu lintas dan

mematuhi peraturan yang berlaku dimasyarakat yang dimuat dalam Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Manfaat bagi penelitian ini adalah untuk mewujudkan keamanan, keselamatan,

ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas agar terciptanya penegakan hukum dan

kepastian hukum bagi masyarakat.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan

penulis melihat ada yang membahas tentang lalu lintas, seperti pada skripsi

dibawah ini :

Sayidi. Kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan

korban meninggal dunia. Jurusan Jinayah Siyasah Syar’iyyah, Fakultas Syari’ah

& Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Pada skripsi diatas membahas tentang kecelakaan lalu lintas yang

mengakibatkan korban meninggal dunia karena kelalaian si pengemudi. Dan

dalam skripsi diatas tidak menerangkan disebabkan terjadinya kecelakaan lalu

lintas secara spesifik dikarenakan sesuatu perbuatan/tindakan kelalaian si

Page 22: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

11

pengemudi hanya menganalisis kecelakaan lalu lintas karena kelalaian dari sudut

pandang umum.

Tetapi yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang Dampak negatif dan

sanksi pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan dalam

analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu

Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam, diterangkan

perbuatan/tindakan si pengemudi yang dapat membahayakan hingga bisa

mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas serta sanksi dan dendanya. Jadi

disinilah letak perbedaan dengan skripsi sebelumnya.

E. Metode Penelitian

Dalam membahas masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini,

diperlukan suatu penelitian tidak lain untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan masalah yang akan dibahas dan gambaran dari masalah tersebut secara

jelas dan akurat. Ada beberapa metode yang akan penulis gunakan antara lain :

1. Jenis penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian normatif. Penelitian

normatif berusaha untuk mengkaji fenomena yang muncul dari segi

normatif hukum.11 Untuk melengkapi data-data normatif, penulis berusaha

untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan dengan cara

observasi dan interview.

2. Sumber Data

11 Sudarman Darwin, menjadi peneliti kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), hal 105

Page 23: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

12

Berdasarkan jenis dan bentuknya, data yang dipergunakan dalam

penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh dari study

kepustakaan.12 Dalam pengumpulan data sekunder, ada data yang berupa

bahan hukum yang terdiri dari:

a) Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang mengikat.

Adapun bahan hukum primer yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan.

2) Kitab al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Jilid II.

3) Kitab Kifayah al-Akhyar, Juz II.

4) KUHP.

5) Al-Qur’an dan Terjemahannya.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menjelaskan tentang

bahan hukum primer. Adapun bahan hukum sekunder yang penulis

gunakan yaitu:

1) Buku-buku mengenai berkendaraan.

2) Buku-buku mengenai sanksi yang menyebabkan kematian akibat

kelalaian menurut hukum Islam dan hukum positif.

3) Artikel tentang dampak negatif pemakaian telepon seluler pada saat

mengemudikan kendaraan baik dari media internet, majalah atau dari

koran.

12 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, hal 51

Page 24: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

13

4) Bahan-bahan kuliah seperti diktat, tesis, catatan-catatan perkuliahan

yang berkaitan dengan skripsi hukum.

c) Bahan hukum tersier, adapun bahan hukum tersier yaitu:

1) Kamus

3. Tehnik Pengumpulan data

Pengumpulan data di lakukan melalui studi kepustakaan dan studi

lapangan studi kepustakaan di lakukan di beberapa tempat yaitu

perpustakaan universitas syarif hidayatullah, perpustakaan nasional maupun

daerah dan akses data melalui internet.

a) Observasi, yaitu dengan cara mengadakan analisis, pengamatan dan

pencatatan secara terperinci dan sistematis.13 Peneliti mengadakan

pengamatan secara langsung ke lapangan, hal ini dilakukan oleh penulis

bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan.

b) Interview (wawancara) dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

lisan kepada para pihak yang terkait dan berhubungan dengan yang akan

diteliti. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih

jelas dan akurat berkaitan dengan hal yang diteliti.14

4. Teknik Analisis Data

13 Sutrisno Hadi, Metedeologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2000), hal 381 14 Metedologi Penelitian Sosial, Terapan dan Kebijaksanaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, 2000), hal 39

Page 25: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

14

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara

kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan

sacara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi data agar

tercapai konsistensi di lapangan dengan langkah abstrkaksi-abstraksi teoritis

terhadap informas di lapangan, dengan mempertimbangkan, menghasilkan

pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan yang dianggap

mendasar dan universal.15

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi,

tesis, disertasi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2007.

F. Sistematika Penulisan

Masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini, dibagi dalam lima bab,

dengan perincian sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahulan yang mencakup latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

15 Burhan Bagin, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-3, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004),

hal 101

Page 26: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

15

BAB II Keselamatan dalam berkendaraan menurut hukum islam

yang meliputi pengertian, fungsi dan manfaat telepon seluler,

tata cara dan etika berkendaraan, keselamatan dalam

berkendaraan menurut hukum islam.

BAB III Keselamatan dalam berkendaraan menurut undang-undang

nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

yang meliputi pengertian dan jenis kendaraan, pengertian dan

persyaratan pengemudi, karakteristik pengemudi dan cara

aman berkendara, keselamatan dalam berkendaraan menurut

undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan.

BAB IV Analisis hukum islam pada saat mengemudikan

kendaraan yang meliputi dampak negatif pemakaian

telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan, upaya

penanggulangan serta penanganannya, sanksi serta

dendanya, sanksi tindak pidana pembunuhan yang

diakibatkan karena kelalaian, dalam hukum positif dan dalam

hukum islam.

BAB V Merupakan akhir dan penutup dari seluruh rangkaian

pembahasan dalam penulisan skripsi yang berisi

kesimpulan dan saran-saran.

Page 27: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

16

BAB II

KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian, Fungsi Dan Manfaat Telepon Seluler

Telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) adalah perangkat

telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama

dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-

mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan

telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Telekomunikasi adalah

setiap pemancar, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi

dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui

sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.1 Perangkat

telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan

bertelekomunikasi.2 Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang

digunakan dalam bertelekomunikasi.3 Telepon seluler merupakan produk

yang dihasilkan dari penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang

menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan

1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, pasal 1 ayat (1) 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, pasal 1 ayat (3) 3 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi,

pasal 1 ayat (2)

Page 28: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

17

peningkatan mutu kehidupan manusia.4 Ilmu pengetahuan adalah rangkaian

pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis

dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi

ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk

menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala kemasyarakatan

tertentu.5 Telepon selular yang pertama keluar berbentuk sangat besar

sehingga tidak memungkinkan penggunanya untuk membawanya kemana-

mana dengan memasukkannya kedalam kantong. Semakin berkembangnya

jaman maka semakin berkembang pula bentuk dari sebuah telepon seluler.6

Pada generasi terbaru ini telepon seluler memiliki bentuk yang kecil, praktis,

ringan, dan memiliki baterai untuk rentang waktu yang lama.7

Telepon Seluler atau ponsel (HP) berfungsi untuk melakukan dan

menerima panggilan telepon. Selain berfungsi untuk melakukan dan

menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi

pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service alias SMS).

Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi

dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan

4 http://www.wikipedia.org/telepon_selular.htm, diakses pada 03 November 2010 5 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,

dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, pasal 1 ayat (2) 6 http://www.kompasiana.com/sejarah telepon seluler.htm, diakses pada 03 November 2010 7 http://www.forumkami.com/forum/sejarah/22827-sejarah-munculnya-telepon-seluler.html,

diakses pada 03 November 2010

Page 29: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

18

televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital,

game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Teknologi adalah cara atau

metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan

pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi

pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan

manusia.8

Berbagai kemudahan telah diciptakan bagi kita manusia, sekarang

tergantung dari bagaimana sikap kita terhadap perkembangan teknologi yang

ada yang tidak menghambat kita karena kita dapat tetap beraktivitas tanpa

terpaku disatu tempat. Kita tentu harus menggunakannya sebijak mungkin

agar tidak mengalami gangguan atau dampak-dampak negatif bagi diri kita

sendiri karena sebagaimana dijelaskan pada tiap teknologi yang ada bahwa

setiap alat diatas selalu memiliki kekurangannya sendiri-sendiri.9 Dilihat dari

sisi resiko bahaya, telepon seluler telah menjadi salah satu penyebab

kecelakaan dalam berkendaraan. Ada beberapa orang yang menelepon dalam

keadaan menyupir (mengemudikan kendaraan) sehingga mereka cenderung

lebih fokus pada telepon mereka dari pada kondisi jalan sehingga memicu

terjadinya kecelakaan.

8 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,

dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, pasal 1 ayat (2) 9 http://www.listrikindonesia.com/berita-122-telepon-seluler-rokok-dan-listrik.html, diakses

pada 03 November 2010

Page 30: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

19

B. Tata Cara Dan Etika Berkendaraan

1. Tata Cara Berkendaraan

Melihat perkembangan zaman yang sangat pesat, maka nikmat Allah

yang diberikan kepada manusia begitu banyak sehingga mereka pun bisa

membuat berbagai macam dan ragam kendaraan. Dahulu mereka cuma

mengendarai binatang-binatang berupa keledai, kuda, dan lainnya. Kemudian

mereka wujudkan semua itu dalam bentuk kendaraan yang lebih bagus, lebih

kuat, lebih indah dan lebih cepat dengan adanya sepeda, motor, mobil,

pesawat, dan lainnya. Allah SWT berfirman:

﴿١٦:٨/النحل﴾ Artinya: Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal (peranakan kuda dengan

keledai) dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya. (QS. An-Nahl (16):8)

Dengan adanya berbagai macam nikmat tersebut, hendaklah kita sebagai

orang-orang yang beriman, senantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat-

nikmat tersebut. Bukan hanya mengingat bagaimana nikmatnya naik

kendaraan, cepatnya sampai ketujuan, dan bukan pula karena bagusnya

kendaraan tersebut. Bahkan seyogyanya kita mengingat dan mensyukuri

nikmat tersebut.

Oleh karena itu, perlu kita ingat bahwa dalam berkendaraan pun terdapat

tata cara, sebagai bukti kesyukuran kita terhadap nikmat-nikmat itu, adapun

tata cara menurut syar’i ketika berkendaraan yaitu:

Page 31: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

20

a) Mengingat Allah dan berdo’a saat berkendaraan

Seorang dianjurkan ketika awal memulai perjalanan agar membaca

do’a sebelum naik kendaraan yang pernah diajarkan oleh Nabi SAW

kepada umatnya. Hikmahnya agar kita selalu mengingat Allah yang telah

menganugerahkan dan menundukkan bagi kita kendaraan tersebut.

b) Tidak melanggar peraturan ketika berkendaraan

Wajib bagi kita untuk menaati peraturan-peraturan yang berlaku

ketika berkendaraan, seperti diwajibkan memakai helm, mempunyai

surat-surat yang diperlukan ketika berkendaraan (SIM & STNK), berhenti

ketika melihat lampu merah, dan lain-lain. Semua hal tersebut adalah

kewajiban kita sebagai pengendara dan sebagai bentuk ketaatan kepada

penguasa/pemerintah. Dalilnya adalah firman Allah:

﴿٤:٥٩/النساء﴾ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilahm

Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa’ (4):59)

Mentaati pemerintah ialah menyelesaikan dengan patuh dan

melaksanakannya dengan baik segala apa yang diperintahkan yang

Page 32: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

21

mendatangkan kemuslihatan dan menjauhkan kemelaratan

kepada/daripada rakyat, asal saja tidak berlawanan dengan syari’at yang

telah ditetapkan dan dengan yang telah diputuskan ulul amri.10 Hukum

syari’at adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan subjek

hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih, atau menentukan

sesuatu sebagai syarat, sebab, atau penghalang.11 Jika penguasa

memerintahkan dilarang menggukanan HP atau pakai helm atau SIM dan

STNK, maka wajib bagi seorang muslim untuk mentaatinya, walaupun

menggunakan HP, memakai helm, membuat SIM, dan STNK pada

asalnya adalah mubah. Namun ketika penguasa memerintahkannya, maka

hukumnya berubah menjadi wajib. Jadi, dilarang menggunakan HP,

memakai helm, atau SIM dan STNK saat berkendaraan adalah perkara

yang wajib.

c) Tidak ugal-ugalan di jalan raya

Seseorang hendaklah memperhatikan keselamatan dirinya dan

keselamatan orang lain ketika berkendara. Jangan sampai kita menjadi

sebab tertumpahnya darah seseorang serta rusaknya harta saudara kita.

Jadi, darah dan harta seorang muslim adalah haram kita ganggu, apalagi

ditumpahkan dan dirusak, karena harta dan darah seorang muslim

memiliki kemuliaan disisi Allah. Dalam pandangan Islam, jiwa manusia

10 Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam II, (Jakarta: Bulan Bintang, 1952), hal 437 11 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, hal 26

Page 33: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

22

sangatlah berharga dan darah setiap manusia adalah suci dimata Allah,

karena itu setiap jiwa harus dilindungi dan diselamatkan. Tak seorangpun

yang berhak mengambil nyawa seseorang bahkan nyawanya sendiripun

tidak berhak diambil.12

﴿١٧:٣٣/الاسراء﴾ Artinya: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.

(QS. Al- Israa’ (17):33)

Membunuh seorang muslim itu tidak halal, kecuali karena 3 sebab:

(1) kafir sesudah beriman (murtad), (2) berzina sesudah pernah menikah,

(3) membunuh orang tanpa alasan yang dibenarkan syara’, dengan lalim

dan permusuhan.13

﴿٤:٩٣/النساء﴾ Artinya: Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan

sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisaa’ (4):93)

12 Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan tengah, (Jakarta: Hamdalah, 2008), hal 48 13 Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, (T.tp: Dar Ihya al-Kutub al-

Arabiyah, T.th), Juz II, hal 156

Page 34: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

23

Ada kebiasaan buruk menimpa sebagian tempat di Indonesia Raya,

adanya sebagian pemuda yang ugal-ugalan memamerkan “kelincahan”

(kenakalan) mereka dalam mengendarai motor atau mobil di jalan raya.

Ulah ugal-ugalan seperti ini bisa mengganggu, dan membuat takut bagi

kaum muslimin yang berseliweran, dan berada dekat dengan TKP

(Tempat Kejadian Perkara). Bahkan terkadang mereka menabrak

sebagian orang maupun pejalan kaki sehingga orang-orang merasa kaget

dan takut lewat, karena mendengar suara dentuman knalpot mereka yang

dirancang bagaikan suara meriam yang sedang balapan liar. Pejalan kaki

adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan.14 Betapa

merasa kaget dan takutnya kaum muslimin yang lewat atau berada

dilokasi balapan, maka kita bisa pastikan bahwa balapan liar seperti ini,

hukumnya haram. Apalagi pemerintah sendiri melarang hal tersebut,

karena dapat menimbulkan bahaya bagi diri mereka, dan masyarakat.

d) Merawat kendaraan dan tidak membebani melebihi kapasitasnya

Kendaraan adalah nikmat dari Allah, maka hendaklah kita

merawatnya dengan baik dan bukan sekedar hanya memakainya sesuka

hati. Sebagaimana binatang ternak yang kita miliki, kita tak boleh

membebaninya lebih dari kemampuannya. Diantara wujud kesyukuran

14 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (26)

Page 35: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

24

kita kepada Allah, kita harus menyayangi kendaraan, apakah berupa

hewan atau bukan, dan tidak membebaninya lebih kemampuannya.

Jadi, seorang muslim tidak boleh membebani kendaraan lebih dari

kemampuannya, sehingga ia letih atau rusak. Kita juga harus

memperhatikan bensinnya, dan olinya sebagaimana halnya jika kendaraan

berupa hewan, maka kita harus memperhatikan makanan, dan

perawatannya. Kendaraan yang kita miliki harus kita rawat dengan baik,

jangan dibiarkan terparkir dibawah terik matahari, tapi carilah naungan

baginya. Jangan kalian bebani melebihi kapasitas kemampuan yang telah

ditetapkan baginya.

e) Memperlambat laju kendaraan ketika berjalan di jalan yang sempit

(lorong) dan mempercepat ketika berjalan di jalan yang lapang

Apabila melakukan perjalanan dalam berkendaraan hendaklah pelan

dalam berjalan karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu

musibah atau malapetaka yang bisa membahayakan keselamatan yang

menjadi celaka bagi pengguna lainnya. Pengguna Jalan adalah orang yang

menggunakan Jalan untuk berlalu lintas.15 Jalan adalah seluruh bagian

Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah,

di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di

15 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (27)

Page 36: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

25

atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.16 Maka sepantasnya

ketika berkendaraan, kita tenang dan tidak terburu-buru, karena terburu-

buru itu datangnya dari setan. Boleh mempercepat kendaraan jika tidak

melampaui batas sehingga ia dianggap terburu-buru, jika ada

kemaslahatan, dan tidak menimbulkan kerugian dan bahaya.

﴿٣١:١٩/لقمان﴾ Artinya: Dan sederhanalah kamu dalam berjalan (Maksudnya: ketika

kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat) dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

(QS. Luqman (31):19)

f) Memberi hak kepada jalanan

Jalanan juga mempunyai hak-hak untuk kita penuhi.

Ada 5 haknya jalan yang diajarkan Rasulullah SAW:

1) Menundukkan pandangan dari melihat perkara haram (seperti melihat

kecantikan wanita yang bukan mahram). Al-Quran memerintahkan

kepada lelaki dan wanita agar menundukkan pandangan mata mereka,

memelihara kemaluan mereka, sebab dua masalah tersebut

mempunyai hubungan kausalitas. Dan kedua sikap tersebut

16 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (12)

Page 37: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

26

disampaikan oleh Al-Quran sebagai cara suci dan terhormat bagi

kedua jenis manusia, yang menurut etika dipandang lebih baik.17

﴿١٧:٣٢/الاسراء﴾ Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa’ (17):32)

2) Menghilangkan gangguan apa saja (misalnya, tidak buang sampah &

kotoran di jalan, tidak menggoda wanita, tidak menyakiti orang lain,

dan lainnya). Tidak boleh mengganggu jalan orang-orang muslim,

akan tetapi wajib memberi kemudahan dan menghilangkan sesuatu

yang mengganggu perjalanan mereka.18 Tidak boleh menjadikan jalan

tersebut sebagai tempat menambatkan hewan tunggangannya, atau

sebagai tempat parkir kendaraannya. Karena ini membuat jalan

tersebut menjadi sempit dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan.19

﴿٣٣:٥٨/الاحزاب﴾ Artinya: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin

dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab (33):58)

17 Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 58 18 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal 457 19 Ibid, hal 458

Page 38: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

27

3) Menjawab salam orang yang mengucapkan salam kepada kita dari

kalangan kaum muslimin.

4) Memerintahkan yang ma’ruf (misalnya, mengingatkan waktu sholat,

mengajak bersedekah, dan lainnya).

5) Mencegah yang mungkar (misalnya, melarang para pemuda balapan

liar, melarang orang bermaksiat di jalan, dan lainnya).

2. Etika Berkendaraan

a. Berdoa Kepada Tuhan YME Sebelum Mengemudikan Kendaraan

Keselamatan kita hanya Tuhan yang memberikan. Jika kita

ditakdirkan kecelakaan mungkin dengan doa kita Tuhan dapat

menghendaki lain dan akhirnya kita selamat di jalan.

b. Cek Persiapan Dan Kelengkapan Berkendara

Cek kondisi kesehatan kita apakah cukup layak mengendarai

kendaraan ditempat umum. Hindari membawa kendaraan ketika sedang

sakit atau sedang mabuk untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga

dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna

jalan yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta

Page 39: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

28

benda.20 Periksa dan cek pula surat-surat serta kondisi sepeda motor mulai

dari rem, ban, bahan bakar, lampu sampai ke pakaian kita.

c. Jangan Emosi Di Jalan

Sifat egois, mudah terpancing emosi, mudah marah, mudah terhina

adalah suatu kebodohan yang harus diubah. Terkadang disalip oleh

kendaraan lain membuat kita tidak terima, apalagi yang menyalip adalah

perempuan/wanita. Dikepot atau dibuat kaget dengan rem mendadak pun

bisa membikin kita naik pitam sehingga dapat membuat urusan jadi

panjang.

d. Jangan Mengandalkan Insting

Beloklah ketika tidak ada kendaraan lain dibelakang atau samping

kita yang benar-benar dilihat dengan mata kepala sendiri. Jangan menyalip

atau berbelok dengan kecepatan tinggi antara dua kendaraan dengan space

yang kecil. Selain itu jangan terlalu pede pada salip menyalip karena kita

bisa tertabrak kendaraan dari arah berlawanan jika salah perhitungan.

Jangan ambil resiko dengan peluang yang kecil, lebih baik pelan tapi

selamat daripada kencang tapi mati.

e. Konsentrasi Penuh

Bila kesadaran berkurang entah karena sakit, ngantuk, mabok,

banyak masalah dan lain sebagainya sebaiknya naik angkutan umum saja.

20 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (24)

Page 40: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

29

Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke

tempat lain dengan menggunakan kendaraan diruang lalu lintas jalan.21

Mengendarai kendaraan bermotor perlu konsentrasi penuh. Sedikit

melamun, mengantuk, tertidur, kelamaan menengok, menggunakan HP,

dan lain sebagainya dapat membuat kita menabrak kendaraan atau sesuatu

didepan kita. “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh

konsentrasi”.22 Sadari waktu dalam kemampuan reaksi kita mulai dari ada

rem mendadak sampai berhenti lalu hitung kira-kira jaraknya berapa agar

tidak menabrak depan kita. Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak

bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya.23

f. Biasakan Mengalah Pada Begundal Jalanan

Apabila ada pengendara lain yang sedang emosi jangan kita layani

kemarahannya. Cukup minta maaf, ngalah, legowo, lapang dada, berbesar

hati menerima caci maki dan belaga pilon agar urusan tidak menjadi

panjang yang justru bisa sangat merugikan kita.

g. Waspada/Hati-Hati Pada Kendaraan Umum Seperti Angkot dan Bus

21 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (3) 22 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 78 23 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (16)

Page 41: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

30

Kendaraan umum seperti angkot dan bus sering sekali bersikap ugal-

ugalan di jalan. Tidak jarang pula mereka menabrak kendaraan lain

dengan berbagai alasan. Sebaiknya jangan melawan kendaraan umum

yang lagi ugal-ugalan agar kita tidak diciderai oleh mereka. Barang siapa

merusak harta orang lain (apapun jenisnya dari harta yang bernilai, dan ia

menggunakannya tanpa seizin pemiliknya), maka ia wajib menjamin ganti

rugi kerusakan tersebut. Demikian juga orang yang menyebabkan

rusaknya milik orang lain maka ia harus menjamin gantinya.24

h. Patuhi Peraturan dan Rambu Lalu Lintas Jalan Raya

Menyerobot lampu merah sebelum lampu hijau menyala sering

terjadi. Sama halnya dengan menyerobot pintu perlintasan kereta api/krl

dan memutar arah tidak pada tempat yang diizinkan serta berbagai bentuk

pelanggaran lainnya. Semua itu bisa membawa malapetaka yang dahsyat

jika kita sedang sial.

i. Jangan Mengambil Jalan Melawan Arus Atau Menghambat Arah Lawan

Terkadang ketika lampu merah, motor akan mengambil jalur arah

berlawanan yang kosong. Awalnya mungkin hanya satu jalur motor,

namun kelamaan pengendara motor yang brengsek tidak mau antri akan

mengambil sisa jalur lawan yang ada sehingga kendaraan dari jalur

berlawanan tidak bisa lewat dan menyebabkan macet total. Kendaraan dari

arah lawan bisa berang atau khilaf yang bisa menabrak dan mencelakakan

24 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, hal 501

Page 42: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

31

kita. Allah mengharamkan pelanggaran dan perampasan terhadap semua

jenis harta milik orang lain tanpa alasan yang benar. Allah juga

mensyariatkan jaminan terhadap milik orang yang dirusak tanpa alasan

yang benar, walaupun tidak dengan sengaja.25

j. Waspada Penjahat Pencurian Kendaraan

Hati-hatilah pada penjahat yang mau mencuri kendaraan kita.

Mencuri ialah mengambil harta orang lain dengan cara sembunyi-

sembunyi dan mengeluarkan harta itu dari tempat penyimpanannya.26

﴿٥:٣٨/المائدة﴾ Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah

tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maaidah (5):38)

Kejahatan mencuri takkan dapat dipunahkan kecuali dengan menerapkan

syari’at Islam, yaitu memotong tangan pelakunya. Pelaksanaan hukum

potong tangan akan membuat para pencuri menjadi jera, dan mereka tidak

akan mau lagi melakukan pekerjaan mencuri mengingat hukuman yang

amat keras itu.27 Hukum syari’at adalah ketentuan Allah yang berkaitan

25 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, hal 501 26 Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, (T.tp: Dar Ihya al-Kutub al-

Arabiyah, T.th), Juz II, hal 188 27 Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, hal 156

Page 43: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

32

dengan perbuatan subjek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan,

memilih, atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab, atau

penghalang.28 Terkadang mereka tega membunuh kita demi hanya

kendaraan yang kita pakai. Awasi tingkal laku kendaraan disamping kiri,

kanan, depan dan belakang baik dalam situasi dan kondisi berhenti

maupun jalan. Jika perlu gunakan kunci ganda (kunci tambahan) pada

kendaraan agar lebih aman.

C. Keselamatan Dalam Berkendara Menurut Hukum Islam

Manusia adalah adalah pelaku dalam kehidupan ini, dalam setiap gerak

aktifitas sudah pasti manusia lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan.

Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya

setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh

manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.29 Dan semestinya pula prinsip

dari keamanan dan kenyamanan itu terdapat pula pada akitifitas berkendaraan.

Keamanan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terbebasnya setiap

orang, barang, dan/atau kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum,

dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.30 Berkendara adalah suatu kegiatan yang

28 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1958), hal 26 29 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (31) 30 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (30)

Page 44: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

33

sangat lumrah di zaman ini karena sebuah tuntutan zaman untuk melakukan

kegiatan dalam gerak aktifitas yang cepat. Dalam mengemudikan kendaraan

setiap orang dituntut untuk mengutamakan keselamatan agar terciptanya suasana

nyaman dan merasa aman dalam berkendaraan, karena keselamatan adalah

prioritas dalam berkendaraan.

Ada 2 hal yang perlu diketahui hingga akan tercipta suatu kondisi yang

nyaman dan selalu merasa aman dalam berkendaraan yaitu:

1) Faktor Intern (Dalam)

Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi pengendara yaitu

segala sesuatu yang menunjang hingga terciptanya rasa aman dan nyaman

dalam berkendaraan ialah sikap ketika kita berkendara. Perlu kita ketahui

suatu kebijakan yang sangat bagus ketika kita dituntut untuk mematuhi

peraturan lalu lintas yang dibuat oleh pihak berwenang dalam hal ini polisi

lalu lintas yang dibuat tidak lain untuk terciptanya rasa aman dan nyaman

dalam berkendaraan, namun nyatanya sangat minim kesadaran pengendara

untuk mematuhinya, jauh dari pada itu suatu etika yang sangat salah ketika

sebuah pabrik kendaraan bermotor telah mendesain kendaraan bermotor itu

dengan segala macam pertimbangan untuk menjaga keselamatan dan

kenyamanan dalam berkendaraan tapi banyak dari sikap pengendara yang

dengan seenaknya mendesain ulang tanpa pertimbangan dan pemikiran

tentang keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara. Suatu contoh yang

sangat umum dapat kita lihat ketika tidak sedikit pengendara yang membuka

Page 45: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

34

kaca spion tanpa memikirkan akibatnya bahwa suatu pabrik kendaraan

bermotor memakai kaca spion pada kendaraan untuk kemudahan kita dalam

melihat kondisi belakang kita saat dalam berkendaraan.

2) Faktor Ekstern (Luar)

Faktor ini sangat sedikit pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor

intern tetapi perlu juga kita ketahui bahwa faktor ekstern juga perlu kita bahas.

Untuk faktor ekstern yang perlu kita ketahui adalah suatu sikap yang timbul

karena ada dorongan atau pengaruh dari luar. Biasanya terjadi ketika

lingkungan tempat kita tinggal atau komunitas kita sedang ngetren atau asyik

dalam memodifikasi kendaraannya. Tetapi yang salah dari modif itu adalah

tidak memperhatikan sama sekali terhadap keselamatan dan kenyamanan

dalam berkendaraaan. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berbuat dan

kemampuan manusia ini merupakan kenyataan yang sesuai dengan perbuatan

manusia (pilihan alternatif).31 Dua jenis tindakan manusia:

1- Suatu perbuatan yang dilakukan dalam keadaan terpaksa (secara tak

sengaja), dan

2- Perbuatan yang manusia bisa memilih untuk melakukannya atau tidak,

misalnya tindakan yang dilakukan manusia dengan pengetahuan dan

keinginannya tanpa dipaksakan oleh kewajiban tertentu.

Apa yang terjadi pada diri manusia adalah karena apa yang diusahakannya,

karena itu manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak dan sekaligus

31 Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan tengah, hal 46

Page 46: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

35

bertindak. Dalam pandangan Abd al-Jabar, manusia diberikan kemampuan

untuk bertindak, dan kemampuan adalah realitas yang menegaskan kebebasan

tindakan manusia.32

Peraturan yang telah dibuat bukan untuk dilanggar tetapi untuk ditaati karena

yakinlah ketika kita mengendarai kendaraan dengan patuh dan taat pada

peraturan, maka rasa aman dan nyaman akan hadir dalam setiap pengendara, dan

perlu kita ketahui bersama bahwa tidak ada peraturan lalu lintas yang dibuat

merugikan pengendara.

Berbicara tentang berbagai macam kenyamanan dan keamanan dalam

berkendara pasti tidak akan lepas dari berbagai kejadian yang terjadi di jalan

misalnya saja suatu sikap ingin selalu tampil didepan atau lebih cepat dari yang

lain. Sebenarnya kebiasaan ini harus ditinggalkan sedini mungkin dan harus jauh

dari setiap diri pengendara karena sikap ini hanya akan merugikan diri sendiri.

Buktinya berbagai macam kejadian yang menimpa ketika sikap ugal-ugalan atau

sama sekali tidak menghiraukan peraturan lalu lintas saat berkendaraan yaitu

terjadinya kecelakaan.

32 Abd al-Jabar, Syarh al-Ushul al- Khamsah, (Kairo: Maktabah Wahbah, 1965), hal 360

Page 47: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

36

﴿١٠:٢٢/یونس﴾ Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan

(berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata.(mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Yunus (10):22)

Dalam sikap seperti itulah kita dituntut sebagai pengendara yang mematuhi

peraturan lalu lintas. Mungkin sudah saatnya kita kembali berusaha untuk

menciptakan suatu keadaan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara, karena

siapa juga kalau bukan kita sebagai pengendara yang berusaha menciptakan

suasana yang aman dan nyaman dalam berkendaraan.

Keamanan dan kenyaman dalam berkendara tidak akan tercipta sendiri tanpa

adanya kemauan yang kuat dari diri kita selaku pengendara. Dan jangan sampai

ada dalam benak kita bahwa peraturan yang dibuat hanya akan memperlambat

atau malah menyusahkan kita dalam berkendaraan.

Belasan orang meninggal dengan sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas dan

ironisnya apakah kita pernah menyangka bahwa penyebab dari kecelakaan itu

adalah kelalaian pegendara seperti terlalu kencang dalam berkendaraan, tidak

memakai alat pelindung seperti helm yang sebenarnya, menggunakan HP pada

Page 48: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

37

saat mengemudikan kendaraan, dll, hal yang demikian merupakan hal yang sepele

namun berakibat fatal jika kita sejak dini sangat kurang kesadaran kita dalam

mematuhi peraturan lalu lintas dan sikap yang sewajarnya dalam berkendaraan.

Kalau ternyata kita sudah berusaha untuk mematuhi peraturan yang ada

namun ternyata tetap saja terjadi itu adalah takdir namun kita sudah berusaha jadi

tak ada yang akan disesali. Seandainya saja kita mengemudikan kendaraan sambil

menggunakan HP dan ternyata terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu kecelakaan

dan mengakibatkan terluka atau cacat, mungkin didalam hati kita akan berkata

seandainya mengemudikan kendaraan tidak sambil menggunakan HP maka tidak

akan seperti ini. Memang sesuatu kesadaran tentang kesalahan biasanya datang

terlambat, seperti kata pepatah nasi sudah jadi bubur dan sayangnya lagi banyak

dari kita yang tidak mau belajar dari kehidupan ini, bukankah kita dituntut untuk

selalu belajar dari kejadian-kejadian yang dialami dan selalu berusaha untuk

menjadikan kejadian-kejadian itu sebagi guru.

Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam dan selalu

menyuruh umatnya untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindari

perbuatan yang keji. Islam senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman dan

tempat. Ini adalah salah satu bukti yang sering ditampilkan untuk menjelaskan

tentang fleksibilitas hukum islam.33 Fleksibilitas hukum Islam berkaitan erat

dengan tujuannya hukum Islam. Said Ramadhan al-Buti menyebutkan tujuan

33 Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan tengah, hal 8

Page 49: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

38

disyariahkannya hukum Islam untuk kepentingan masyarakat umum.34 Islam juga

memerintahkan umatnya untuk mematuhi peraturan yang dibuat oleh umara

(pemimpin/pemerintah) selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam yang

terkandung dalam Al-Qur’an maka kita wajib mengikutinya.

﴿٤:٥٩/النساء﴾ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa’ (4):59)

Peraturan lalu lintas yang dibuat oleh kepolisian mengenai tata tertib

berkendaraan adalah salah satu peraturan yang baik untuk diikuti karena itu salah

satu cara agar kita terhindar dari kecelakaan. Peraturan mengenai lalu lintas

berkendaraan ditujukan kapada semua lapisan masyarakat, tak peduli apa dia

miskin atau kaya, pejabat atau rakyat, polisi atau sipil, dll.

Sesungguhnya hanya kesadaranlah yang dapat menjadikan semua peraturan

yang telah dibuat oleh pihak berwenang sangat berguna agar terciptanya suatu

suasana yang aman dan nyaman dalam berkendaraan. Pihak berwenang adalah

34 Said Ramadhan al-Buti, Dlawabit al-Maslahah fi al-syariah al-Islamiyah, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1977), hal 12

Page 50: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

39

sebagai sarana dalam mengingatkan kita agar selau berusaha dan mau menaati

peraturan lalu lintas.

Kita adalah sebagai subjek atau yang menerima segala macam imbasnya,

baik buruknya ada pada kita, apakah kita ingin menerima semua kebaikan dengan

syarat mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku atau menerima imbas

buruknya dengan akibat kecelakaan atau yang lebih parah yaitu kematian.

Suatu yang menyenangkan atau yang baik selalu penuh pengorbanan dan

disinilah kita dituntut untuk mau berkorban dengan segala kebaikan akhirnya atau

buruk yang kita terima jika kita tidak mau berkorban. Maukah kita menjadi orang

yang penuh dengan penyesalan jikalau keburukan itu menimpa kita, walau

banyak dari kita tidak mau belajar dari kesalahan yang orang lain perbuat, atau

malah kita sendiri yang mengharap orang lain belajar dari kesalahan kta sendiri.

Sabda Nabi: "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia",

demikian ungkapan sederhana beliau tentang tugas utamanya lahir di dunia.

Beliau diutus untuk memperbaiki akhlak, bukan untuk mencari harta apalagi

popularitas.

Etika yang baik memiliki kedudukan lebih tinggi dari ilmu, karena

akhlak/etika adalah buah yang dihasilkan darinya. Dalam bahasa yang lain, sejauh

mana ilmu masuk ke dalam diri manusia dapat dilihat dari bagaimana dia

beretika.

Belajar beretika harus mulai dari hal-hal yang ringan dan sederhana,

Pertama, tanamkan kesadaran bahwa pengguna jalan bukan hanya kita.

Page 51: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

40

Menghargai pengendara lain, menjadikan mereka mau menghargai kita. Kedua,

peraturan yang ada bukanlah sistem yang menghalang-halangi kelancaran

perjalanan para pengendara tapi justru memudahkan dan peduli akan keselamatan

mereka.

Mengetahui akan peraturan rambu-rambu lalu lintas, akan tidak bernilai

sama sekali bila tanpa kesadaran untuk menaatinya. Menaati peraturan inilah

yang dikatakan akhlakul karimah, yaitu nilai dan makna yang secara luas

terkandung dalam ungkapan sederhana Nabi SAW, jauh sebelum kendaraan lalu

lalang menghiasi jalan raya.

﴿٢:١١٢/البقرة﴾ Artinya: (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada

Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah (2):112)

Islam adalah suatu aksi untuk menyerahkan diri kepada Allah. Sedangkan

Allah adalah nama Tuhan. Selamat adalah bahasa Indonesia yang bisa bersanding

dengan islam. Selamat pake tulisan arab maka yang dipakai adalah sama sin, lam,

dan mim (Assalamu'alaikum=keselamatan atas kamu). Asal katanya sama. Jadi

selamat adalah juga menyerahkan diri kepada Allah. Kalau kita menyerahkan diri

kepada Allah maka kita selamat, karena kita mendapat kasih Tuhan.

Page 52: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

41

﴿٢٥:٦٣/الفرقان﴾ Artinya: Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-

orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. Al-Furqaan (25):63)

Manusia mempunyai insting naluri menjaga keselamatan atas dirinya sendiri

dalam setiap melakukan kegiatan apa lagi dalam mengemudikan kendaraan. Oleh

sebab itu pentingnya akan keselamatan saat mengemudikan kendaraan. Sebab

keselamatan sangat dianjurkan dan diajarkan dalam Islam dalam setiap

melakukan aktivitas khususnya dalam mengemudikan kendaraan.

Page 53: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

42

BAB III

KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT UNDANG-

UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN

ANGKUTAN JALAN

A. Pengertian Dan Jenis Kendaraan

Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan

bermotor dan kendaraan tidak bermotor.1 Kendaraan bermotor adalah setiap

kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain

kendaraan yang berjalan diatas rel.2 Kendaraan tidak bermotor adalah setiap

kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan.3

Jenis kendaraan terdiri atas:

1. Kendaraan Bermotor

a. Sepeda Motor

Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua (2) atau tiga (3)

tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.4

b. Mobil Penumpang

1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (8) 2 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 4 3 Ibid, hal 4 4 Bantuan Pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang

RI No. 14 Tentang Lalu Lintas & Angkutan jalan, (Jakarta: 1993), hal 4

Page 54: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

43

Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

sebanyak-banyaknya delapan (8) tempat duduk tidak termasuk tempat

duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan

pengangkutan bagasi.5

Penumpang adalah orang yang berada dikendaraan selain pengemudi

dan awak kendaraan.6

c. Mobil Bus

Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari

delapan (8) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik

dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.7

d. Mobil Barang

Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang

termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.8

e. Kendaraan Khusus

Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada kendaraan

bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang

5 I Bantuan Pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-

Undang RI No. 14 Tentang Lalu Lintas & Angkutan jalan, hal 4 6 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, hal 6 7 Bantuan Pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang

RI No. 14 Tentang Lalu Lintas & Angkutan jalan, hal 4 8 Ibid, hal 4

Page 55: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

44

penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-

barang khusus.9

2. Kendaraan Tidak Bermotor10

a. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga orang.

b. Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga hewan.

B. Pengertian Dan Persyaratan Pengemudi

Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor atau

orang yang secara langsung mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar

mengemudikan kendaraan bermotor.11 Untuk mengemudikan kendaraan bermotor

dijalan wajib memiliki surat izin mengemudi. Pengemudi adalah orang yang

mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang telah memiliki SIM (Surat Izin

Mengemudi).12

Persyaratan pengemudi wajib memiliki SIM untuk mengemudikan

kendaraan bermotor sesuai dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan.

SIM terdiri atas 2 jenis:

9 Bantuan Pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang

RI No. 14 Tentang Lalu Lintas & Angkutan jalan, hal 146 10 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, hal 36 11 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi, pasal 1

ayat (12) 12 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (23)

Page 56: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

45

1. SIM Kendaraan Bermotor Perorangan

a. Golongan SIM A

Berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan

dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 (tiga ribu

lima ratus) kilogram.

b. Golongan SIM B I

Berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang perseorangan

dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima

ratus) kilogram.

c. Golongan SIM B II

Berlaku untuk mengemudikan kendaraan alat berat, kendaraan penarik,

atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan

perseorangan dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau

gandengan lebih dari 1.000 (seribu) kilogram.

d. Golongan SIM C

Berlaku untuk mengemudikan sepeda motor.

e. Golongan SIM D

Berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang cacat.

2. SIM Kendaraan Bermotor Umum

a. Golongan SIM A Umum

Page 57: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

46

Berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan barang

dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500 (tiga ribu

lima ratus) kilogram.

b. Golongan SIM B I Umum

Berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang umum

dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 (tiga ribu lima

ratus) kilogram.

c. Golongan SIM B II Umum

Berlaku untuk mengemudikan kendaraan penarik atau kendaraan bermotor

dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat yang

diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000

(seribu) kilogram.

Untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) setiap orang harus

memenuhi persyaratan usia, administratif, kesehatan, dan lulus ujian.13

1- Persyaratan Usia

a) SIM Kendaraan Bermotor Perorangan

1) Golongan SIM A : minimal usia 17 tahun.

2) Golongan SIM B I : minimal usia 20 tahun.

3) Golongan SIM B II : minimal usia 21 tahun.

4) Golongan SIM C : minimal usia 17 tahun.

13 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 81

ayat (1)

Page 58: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

47

5) Golongan SIM D : minimal usia 17 tahun.

b) SIM Kendaraan Bermotor Umum

1) Golongan SIM A Umum : minimal usia 20 tahun.

2) Golongan SIM B I Umum : minimal usia 22 tahun.

3) Golongan SIM B II Umum : minimal usia 23 tahun.

2- Persyaratan Administratif

a) Identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP).

b) Pengisian formulir permohonan.

c) Rumusan sidik jari.

3- Persyaratan Kesehatan

a) Sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter.

b) Sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis.

4- Persyaratan Lulus Ujian

a) Ujian teori.

b) Ujian praktik, dan atau

c) Ujian keterampilan melalui simulator.

C. Karakteristik Pengemudi Dan Cara Aman Berkendara

1. Karakteristik pengemudi

Kemampuan pengemudi memiliki rentang yang sangat lebar dalam hal

kemampuan mendengar, melihat, menilai dan bereaksi terhadap informasi.

Ada pengemudi yang daya tangkap pendengaran dan penglihatannya sangat

Page 59: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

48

tinggi dan ada pula yang sangat kurang. Ada pengemudi yang sangat cepat

menilai dan bereaksi terhadap informasi, namun ada pula yang sangat lambat.

Hal ini diantara lain mengindikasikan kemampuan pengemudi yang bervariasi

dalam hal mendengar, melihat, menilai dan bereaksi terhadap informasi.14

Berikut ini akan dibahas daya tangkap penglihatan, kemampuan

pendengaran manusia dan kemampuan indra lainnya yang terkait dengan

kemampuan mengemudi.

a. Daya Tangkap Penglihatan

Terkait dengan kemampuan mengemudi, terdapat sejumlah kriteria

daya tangkap penglihatan yang penting yaitu: 15

1- Kemampuan melihat objek secara rinci

Kemampuan manusia melihat objek secara rinci dan jelas

adalah pada kerucut penglihatan 3°-5°, sedangkan pada kerucut

penglihatan 10°-12° agak jelas.

2- Kemampuan melihat diluar kerucut penglihatan terjelas

Kemampuan melihat diluar kerucut penglihatan terjelas dapat

mencapai hingga 160°. Hal ini misalnya bermanfaat untuk melihat

kaca spion tanpa sepenuhnya memalingkan kepala ke kiri atau ke

kanan.

3- Kemampuan membedakan warna

14 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, (Jakarta: Indeks, 2007), hal 9 15 Ibid, hal 10

Page 60: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

49

Kemampuan membedakan warna sangat dibutuhkan oleh

pengemudi. Diantaranya untuk membedakan fungsi rambu lalu lintas

dan marka jalan. Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan jalan

yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan

yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk

bagi pengguna jalan.16 Marka jalan adalah suatu tanda yang berada

dipermukaan jalan atau diatas permukaan jalan yang meliputi

peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis

melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk

mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu

lintas.17 Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas

umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah,

di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

kecuali jalan rel dan jalan kabel.18 Warna dasar rambu misalnya

digunakan untuk membedakan fungsinya sebagai rambu peringatan,

perintah atau larangan.

4- Kemampuan untuk pulih dari silau

16 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (17)

17 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (18) 18 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (12)

Page 61: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

50

Silau dapat mengganggu pandangan mengemudi di jalan. Hal

ini dapat terjadi baik pada siang maupun malam hari. Disiang hari

sumber silau adalah matahari. Hal ini terutama menjadi masalah bila

ruas jalan membentang tepat pada arah terbit matahari. Dimalam hari

atau pada saat hujan/berkabut sumber silau adalah lampu kendaraan

dari arah lawan. Hal ini terutama terjadi pada tikungan. Keadaan

akan lebih berbahaya pada jalan dua lajur dua arah dan jalan tanpa

median lainnya. Untuk kepentingan mereduksi silau, jalan bermedian

pun perlu dilengkapi dengan media tertentu, misalnya semak-semak.

Bagaimanapun bila median kurang lebar, keberadaan media

pereduksi silau ini dapat menimbulkan masalah baru yaitu

berkurangnya kebebasan samping jalan.

5- Kemampuan menaksir kecepatan dan jarak

Salah satu kemampuan penglihatan yang terpenting yang

dikombinasikan dengan kemampuan interpertasi adalah kemampuan

menaksir kecepatan dan jarak. Hal ini sangat penting terutama untuk

beberapa gerakan sulit seperti menyiap, menetapkan celah yang aman

untuk melintasi simpang tidak bersinyal, melakukan gerakan

menyatu (merging) seperti ketika suatu kendaraan memasuki jalan

bebas hambatan dan lain-lain. Yang sering menjadi kesulitan bagi

pengemudi pemula adalah memanfaatkan kaca spion untuk menaksir

kecepatan dan jarak. Itulah sebabnya waktu persepsi-reaksi yang

Page 62: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

51

dibutuhkan pengemudi pemula pada situasi kompleks yang

membutuhkan kemampuan menaksir kecepatan dan jarak atas dasar

informasivisual dari kaca spion relatif cukup lama.

b. Kemampuan Pendengaran

Walaupun kemampuan pendengaran tidak sepenting daya tangkap

penglihatan, namun kontribusinya terhadap kemampuan pengemudi tetap

perlu diperhitungkan. Namun demikian kemampuan pendengaran tetap

bersifat komplementer terhadap daya tangkap penglihatan. Sebagai contoh

isyarat dari pengemudi lain berupa bunyi klakson dapat membuat seorang

pengemudi lebih berhati-hati tehadap adanya kemungkinan kendaraan lain

yang akan mendahului kendaraannya. Kemampuan pendengaran juga

dapat dimanfaatkan pengemudi untuk mendeteksi bunyi mesin atau bagian

kendaraan yang tidak normal. Hal ini penting agar dapat dilakukan

tindakan yang diperlukan terhadap kendaraan sebelum terjadi sesuatu yang

membahayakan atau mengurangi kenyamanan perjalanan. 19

c. Kemampuan Indra Lain

Indra pengecapan hampir tidak berkontribusi dalam kemampuan

pengemudi. Demikian pula indra peraba, walaupun mungkin kulit

berperan untuk mendeteksi suhu yang tak wajar didalam kendaraan. Indra

pencium mungkin dibutuhkan untuk mendeteksi bau tertentu yang

19 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, hal 12

Page 63: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

52

mengindikasikan keadaan mesin yang abnormal atau kualitas udara yang

membahayakan pengemudi dan penumpang. Jadi secara umum

kemampuan indra diluar penglihatan dan pendengaran kurang

berkontribusi terhadap kemampuan pengemudi. 20

2. Cara Aman Berkendara

Keselamatan dalam lalu lintas adalah suatu permasalahan yang serius di

Indonesia saat ini khususnya di kota besar. Ada beberapa cara mengemudi

kendaraan yang baik meliputi smart driving, protection lives, saving fuel.

a. Gunakan Sabuk Pengaman (Seatbelt)

Safety belt atau seatbelt dapat melindungi penggunanya dari cedera yang

lebih parah dalam suatu kecelakaan. Sekali lagi bukan masalah jenis

kendaraan yang penting menggunakan sabuk pengaman. Bagi pengendara

sepeda motor, gunakan helm dengan benar dan menurut standar peraturan.

b. Kaca Spion

Kebanyakan pengemudi tidak menyesuaikan kaca spionnya dan tidak

memanfaatkannya seoptimal mungkin dengan terlalu banyak melihat sisi

kendaraannya sendiri saja.

c. Pengemudi Yang Defensive

20 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, hal 12

Page 64: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

53

Pengemudi yang defensive harus mampu mengemudikan kendaraannya

dengan tenang (tidak tegang). Dan mampu mengantisipasi situasi kondisi

lalu lintas didepannya.

d. Gangguan Dalam Berkendara

Mengemudi adalah pekerjaan yang berbahaya, untuk itu dibutuhkan

konsentrasi penuh pada saat kita mengemudi. Disarankan jangan

menelepon, merokok ataupun aktifitas yang mengganggu saat mengemudi.

e. Menjaga Jarak Aman

Pengemudi yang defensive selalu menyediakan ruang dengan depan,

balakang, dan samping. Hal ini mutlak diperhatikan.

f. Matikan Mesin Kendaraan

Jika kendaraan berhenti dan diam lebih kurang dari 20 menit, maka akan

lebih ekonomis apabila mesin kendaraan dimatikan.

g. Pre Start Check

Pre Start Check atau pemeriksaan awal kendaraan sebelum kita melakukan

engine start dengan tujuan untuk mencari adanya kerusakan atau potensi

permasalahan pada kendaraan (tekanan ban, instalansi lampu, dan lain-

lainnya)

Pedoman dalam Menerapkan Defensive Driving

Banyak faktor penentu keselamatan berkendara. Ditengah lalu lintas yang

seringkali semrawut, plus disiplin pengendara lain yang masih minim,

Page 65: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

54

mengambil sikap “bertahan” menjadi pilihan yang jauh lebih aman. Karena

itulah kita musti menerapkan defensive driving. Sedikit berbeda dengan safety

driving yang lebih mengarah ke kemampuan atau skill berkendara, defensive

driving justru lebih mengarah ke pola sikap, mental serta perilaku kita.

a. Jangan Pernah Lengah

Berkendara memang harus rileks, tetapi harus selalu waspada. Monitor

terus kendaraan dan objek-objek disekitar anda. Tidak hanya yang jauh

didepan, pantau juga yang dibelakang, kiri dan kanan melalui kaca-kaca

spion.

b. Patuhi Marka Jalan Dan Traffic Light

Sesuaikan laju kendaraan anda dengan informasi yang terpampang ditepi

jalan. Dan hati-hati saat melintasi persimpangan. Bila lampu merah

menyala, tak usah menerobos. Berhentilah dibelakang garis putih.

Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan

tidak ditinggalkan pengemudinya.21

c. Jangan Terpancing Pengendara Ugal-Ugalan

Jika bertemu dengan pengendara ugal-ugalan, lebih baik mengalah.

Biarkan mereka lewat lebih dulu, karena yang paling mengerikan adalah

kita tidak tahu bagaimana kondisi si pengendara. Jangan-jangan, dia

sedang emosi, atau bahkan sedang mabuk. Jangan sampai kita menjadi

21 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (16)

Page 66: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

55

sebab tertumpahnya darah seseorang serta rusaknya harta saudara kita.

Jadi, darah dan harta seorang muslim adalah haram kita ganggu, apalagi

ditumpahkan dan dirusak, karena harta dan darah seorang muslim

memiliki kemuliaan disisi Allah. Dalam pandangan Islam, jiwa manusia

sangatlah berharga dan darah setiap manusia adalah suci dimata Allah,

karena itu setiap jiwa harus dilindungi dan diselamatkan.22 Jangan Emosi

Seandainya pun ada yang nyalip, atau seseorang tiba-tiba membunyikan

klakson berkali-kali, tetaplah tenang. Ada berjuta-juta alasan yang bisa

anda cari untuk tidak marah dan menghindari bahaya yang mengintai

keselamatan anda sendiri.

d. Jangan Percaya Pada Pengendara Lain

Meskipun pada dasarnya semua pengendara ingin selamat, sebaiknya

jangan percaya bahwa mereka juga akan menjamin keselamatan kita.

Tetaplah bersikap hati-hati. Tidak boleh mengganggu jalan orang-orang

muslim, akan tetapi wajib memberi kemudahan dan menghilangkan

sesuatu yang mengganggu perjalanan mereka.23

e. Gunakan Safety Belt

Tak usah khawatir kemeja atau celana menjadi kusut akibat tertekan

safety belt. Yang harus kita pikirkan, perangkat yang mungkin

mengurangi kerapihan pakaian kita ini akan membuat kita selamat dan

22 Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan tengah, (Jakarta: Hamdalah, 2008), hal 48 23 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal 457

Page 67: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

56

tetap hidup saat terjadi kecelakaan. Bagi pengendara sepeda motor,

gunakan helm dengan benar.

f. Gunakan Lampu Sign Untuk Komunikasi Pada Sesama Pengendara

Pastikan cahayanya terang. Jika akan berbelok, sama sekali tidak sulit

untuk menyalakan lampu sign agar pengendara lain tahu anda akan

berbelok.

g. Singkirkan Benda-Benda Yang Berpotensi Mengganggu Konsentrasi

Berkendara

Kewaspadaan juga harus kita bangun dengan menciptaan lingkungan

yang membantu konsentrasi berkendara. Bahkan, bila ada telepon masuk

handphone saat anda tengah mengemudi, tidak perlu diangkat dulu karena

bisa mengganggu konsentrasi. “Setiap orang yang mengemudikan

Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan

wajar dan penuh konsentrasi”.24

h. Jangan Minum Minuman Memabukkan

Karena kesadaran sangat penting, hindari minum-minuman memabukkan.

Bahkan, jika minum obat yang menimbulkan kantuk, sebaiknya kita tidak

berkendara. Khamar (minuman keras) mempunyai pengaruh kuat

terhadap akal pikiran manusia dan bisa mengakibatkan lupa diri. Allah

melarang umat Islam untuk meminum khamar, sebab khamar itu adalah

24 Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 78

Page 68: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

57

najis (diharamkan meminumnya) dan termasuk salah satu pernuatan

setan.25

﴿٥:٩٠/المائدة﴾ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maaidah (5):90)

﴿٥:٩١/المائدة﴾ Artinya: Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan

permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maaidah (5):91)

Khamar adalah minuman yang memabukkan. Dan semua minuman yang

memabukkan hukumnya haram.26

i. Lebih Baik Menunggu Kereta Lewat

Ini biasa terjadi dipersimpangan lintasan kereta. Banyak pengendara

menduga-duga kereta masih jauh ketika sinyal tanda kereta akan lewat

sudah berbunyi. Menunggu beberapa menit jauh lebih baik.

25 Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 92 26 Ibid, hal 98

Page 69: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

58

D. Keselamatan Dalam Berkendaraan Menurut Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

Dalam beraktivitas didunia ini, makhluk hidup termasuk manusia memiliki

naluri untuk menjaga keselamatan dirinya. Demikian pula halnya dalam berlalu

lintas. Sayangnya naluri ini sering kali tidak ditingkatkan menjadi sebuah

kesadaran yang terstruktur dalam serangkaian tindakan yang dapat menjamin

keselamatan lalu lintas bagi si pengguna jalan apabila bagi pengguna jalan

lainnya. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai keselamatan lalu lintas ini menjadi

penting.27 Pengguna Jalan adalah orang yang menggunakan Jalan untuk berlalu

lintas.28

Manusia adalah adalah pelaku dalam kehidupan ini, dalam setiap gerak

aktifitas sudah pasti manusia lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan.

Keselamatan sangatlah penting dalam mengemudikan kendaraan, sebab

mengemudikan kendaraan haruslah fokus dan penuh konsentrasi guna terhindar

dari resiko kecelakaan.

Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan

terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang

27 Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, hal 134 28 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (27)

Page 70: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

59

disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.29 Lalu lintas dan

angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan

jalan, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan

jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna jalan, serta pengelolaannya.30 Jaringan

lalu lintas dan angkutan jalan adalah serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan

yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.31

Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal, dan

perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas,

alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan

jalan, serta fasilitas pendukung.32 Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi

pergantian antarmoda dan intermoda yang berupa terminal, stasiun kereta api,

pelabuhan laut, pelabuhan sungai dan danau, dan/atau bandar udara.33 Ruang lalu

lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan,

29 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (31) 30 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (1) 31 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (4) 32 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (6) 33 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (5)

Page 71: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

60

orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.34 Terminal

adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur

kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau

barang, serta perpindahan moda angkutan.35 Alat pemberi isyarat lalu lintas

adalah perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat

dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau

kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.36

Untuk menjamin keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan ditetapkan

rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan yang

meliputi:37

1. Penyusunan program nasional kegiatan keselamatan lalu lintas dan angkutan

jalan. Yang dimaksud dengan “program nasional keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan” antara lain:

a. Polisi Mitra Kampus (Police Goes to Campus).

b. Cara Berkendara dengan Selamat (Safety Riding).

c. Forum Lalu Lintas (Traffic Board).

d. Kampanye Keselamatan Lalu Lintas.

34 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (11) 35 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (13) 36 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (19) 37 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 203

Page 72: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

61

e. Taman Lalu Lintas.

f. Sekolah Mengemudi.

g. Kemitraan Global Keselamatan Lalu Lintas (Global Road Safety

Partnership).

2. Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dan perlengkapan keselamatan lalu

lintas dan angkutan jalan

3. Pengkajian masalah keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

4. Manajemen keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan.

Pengawasan terhadap pelaksanaan program keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan meliputi:

a) Audit

Audit bidang keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan oleh

auditor independen yang ditentukan oleh pembina lalu lintas dan angkutan

jalan.

b) Inspeksi

Inspeksi bidang keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan

secara periodik berdasarkan skala prioritas oleh setiap pembina lalu lintas dan

angkutan jalan.

c) Pengamatan dan pemantauan

Pengamatan dan pemantauan wajib dilaksanakan secara berkelanjutan oleh

setiap pembina lalu lintas dan angkutan jalan.

Page 73: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

62

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN

A. Dampak Negatif Pemakaian Telepon Seluler Pada Saat Mengemudikan

Kendaraan

Telepon seluler atau HP merupakan salah satu perkembangan tekhnologi.

Perkembangan jenis HP semakin hari semakin meningkat. Mulai dari fasilitas

yang disediakan sampai bentuknya. Perkembangan pesat dalam dunia sistem

komunikasi kita tentunya akan mengubah pola komunikasi yang terjadi di

masyarakat selama ini. Sebelum ada media massa, nyaris sistem komunikasi yang

berkembang di Indonesia masih memakai peralatan sederhana (media tradisional

maupun tatap muka). Akan tetapi lima tahun terakhir, Indonesia dihebohkan

dengan pola komunikasi melalui telepon seluler atau biasa disebut dengan Hand

Phone (HP). Bagi orang komunikasi, mereka menyebutnya dengan komunikasi

seluler. Namun dari banyak keuntungan yang diberikan oleh teknologi

komunikasi berupa HP/telepon seluler, ternyata terselip banyak sekali kerugian

yang membawa dampak buruk terhadap perkembangan psikologis seseorang,

terhadap kesehatan dan juga membuat aksi kejahatan serta praktik bisnis illegal

semakin marak terjadi.

Dampak negatif pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan

kendaraan yaitu bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan

Page 74: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

63

lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan

korban manusia dan/atau kerugian harta benda.1 Penggunaan ponsel bisa

mengganggu konsentrasi dan menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

Bahwasanya memakai telepon seluler sangatlah mengganggu konsentrasi saat

mengemudikan kendaraan karena bisa menimbulkan terjadinya kecelakaan yang

tidak diinginkan, karena keselamatan dalam berkendara adalah prioritas yang

sangat penting saat mengemudikan kendaraan. Berkendara di jalan butuh

konsentrasi penuh. Lengah sedikit, bisa fatal akibatnya. Bukan hanya kerugian

material, korban jiwa pun bisa melanda. Salah satu faktor yang bisa mengganggu

konsentrasi saat berkendaraan, adalah aktifitas menelepon dan membaca atau

mengirim pesan singkat (short message service alias SMS).

Menurut Kanit Lantas Resor Metro Depok Sektor Bojonggede AKP Marsidi

mengatakan bahwa pemakaian sekaligus penggunaan HP sangat berbahaya dan

berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang bisa mengakibatkan

kerugikan material bahkan menelan korban jiwa maupun yang luka-luka ataupun

kerusakkan pada kendaraan karena tingkat konsentrasi berkurang dan tidak fokus

dalam mengemudikan kendaraan.2 Konsentrasi seseorang akan berkurang saat

mengemudikan kendaraan sambil bertelepon dan membaca atau mengirim SMS,

1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (24) 2 Wawancara pribadi dengan AKP Marsidi, Kanit Lantas Resor Metro Depok Sektor

Bojonggede

Page 75: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

64

apalagi jika dalam kecepatan tinggi. Pengertian wajib mengendarai dengan penuh

konsenterasi, mencakup melarang kegiatan-kegiatan yang mengganggu

konsentrasi berkendara. Misalnya minum-minuman keras saat berkendara,

mengkonsumsi obat terlarang, menggunakan HP dan lain sebagainya. Kegiatan

tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Salah satu contoh kasus terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh

pemakaian ponsel pada saat berkendara yang bersumber dari Rachmat Syam

mantan Satpam Perumahan Villa Billabong3 yaitu terjadi pada bulan September

2010 terjadi di Jalan Raya Kemang Parung-Bogor. Dimana yang melibatkan 2

pengendara sepeda motor yang dikemudikan oleh Anto dengan NOPOL B 6203

OU dan Babang dengan NOPOL B 6002 PIW. Kronologis kejadiannya adalah

dimana salah satu pengendara sepeda motor yang dikemudikan oleh Anto sedang

asik berSMSan menggunakan ponsel pada saat mengemudikan kendaraan yang

berkurangnya konsentrasi si pengemudi dan dari arah berlawanan datang sepeda

motor yang dikemudikan oleh Babang yang hendak berbelok ke sebuah

Perumahan Villa Billabong, pada saat itu Anto tidak fokus penglihatan pada jalan

dan didepan terdapat Babang yang sedang berbelok, dan terjadilah peristiwa

kecelakaan yang tidak bisa dipungkiri lagi oleh kedua pengendara tersebut.

Beberapa warga setempat segera menghampiri dan bertindak untuk memberikan

pertolongan pada pengendara tersebut. Junaedi (tukang ojek setempat)

mengatakan bahwa kesalahan pada si pengendara Anto yang tidak berkonsentrasi

3 Wawancara pribadi dengan Rachmat Syam mantan Satpam Perumahan Villa Billabong

Page 76: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

65

saat mengemudikan kendaraan yang sedang asik berSMS, tutur Junaedi yang

melihat peristiwa tersebut.4 Untunglah tidak menelan korban jiwa, hanya terdapat

luka ringan pada korban dan kerusakkan pada kedua motor pengendara tersebut.

Yang terluka segera mendapatkan pertolongan pertama, dan pengobatan korban

serta ganti kerugian kerusakkan kendaraan mereka bermusyawarahkan bersama

secara kekeluargaan yang diselesaikan dengan jalan perdamaian. Kecelakaan

tersebut diakibatkan oleh kelalaian pengemudi kendaraan karena kurang

berkonsentrasi dan tidak fokusnya pengemudi yang disebabkan oleh pemakaian

ponsel pada saat mengemudikan kendaraan yang berpotensi bahaya dan berakibat

fatal.

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas secara umum dapat

dikelompokkan menjadi 4 faktor utama yaitu:

1) Faktor Manusia

a) Mengemudi dibawah pengaruh alkohol atau narkoba.

b) Dalam keadaan lelah atau mengantuk.

c) Menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi.

d) Kurang waspada, menggunakan telepon seluler (HP).

e) Pada malam hari, terdapat lampu kendaraan dari arah berlawanan yang

menyilaukan pandangan mata.

2) Faktor Kendaraan

4 Wawancara pribadi dengan Junaedi Tukang Ojek Setempat

Page 77: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

66

a) Sistem/alat rem yang tidak berfungsi dengan baik.

b) Kondisi ban/roda yang tidak layak jalan.

c) Lampu yang tidak memenuhi standar persyaratan.

3) Faktor Jalan

a) Desain tikungan yang tidak memenuhi syarat.

b) Lebar jalan yang tidak mencukupi.

c) Kerusakan pada permukaan jalan.

4) Faktor Lingkungan/Cuaca

a) Pola pengaturan parkir di tempat umum yang tidak teratur,

contoh: didaerah pertokoan, pasar, dan rumah sakit.

b) Tidak tersedianya fasilitas penyeberangan dan trotoar.

c) Cuaca hujan dan berkabut yang mengakibatkan jalan licin dan tanah

longsor.

Kecelakaan lalu lintas itu digolongkan atas:5

1- Kecelakaan Lalu Lintas Ringan

Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

2- Kecelakaan Lalu Lintas Sedang

kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang. Yang

5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 229

Page 78: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

67

dimaksud dengan “luka ringan” adalah luka yang mengakibatkan korban

menderita sakit yang tidak memerlukan perawatan inap di rumah sakit atau

selain yang di klasifikasikan dalam luka berat.

3- Kecelakan Lalu Lintas Berat

kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. Yang dimaksud

dengan “luka berat” adalah luka yang mengakibatkan korban:

a. jatuh sakit dan tidak ada harapan sembuh sama sekali atau

menimbulkan bahaya maut.

b. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan.

c. kehilangan salah satu pancaindra.

d. menderita cacat berat atau lumpuh.

e. terganggu daya pikir selama 4 (empat) minggu lebih.

f. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

g. luka yang membutuhkan perawatan di rumah sakit lebih dari 30

(tiga puluh) hari.

Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan juga oleh kelalaian pengguna jalan,

ketidaklaikan kendaraan, serta ketidaklaikan jalan atau lingkungan.

Menurut Polantas Polsek Bojonggede AKP Setya pemakaian HP baik

telepon maupun berSMSan dan melakukan kegiatan lainnya yang bisa

Page 79: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

68

mengganggu konsentrasi pada saat mengemudikan kendaraan yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan itu termasuk dalam kategori kelalaian pengemudi karena

hilangnya konsentrasi. Pentingnya kesadaran para pengemudi akan keselamatan

dalam berlalu lintas guna mencegah dan menghindari terjadinya sebuah

kecelakaan dalam berkendara 6

B. Upaya Penanggulangan Serta Penanganannya

Penerapan sebuah kebijakan publik dalam menanggulangi kecelakaan lalu

lintas bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan pada masyarakat sebagai

konsumen dari suatu kebijakan. Peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas

sebagai suatu dinamika merupakan konsekuensi dari minimnya pengendalian oleh

pihak yang berwenang terhadap peningkatan jumlah kendaraan bermotor.

Sehingga secara statistik dapat digambarkan realita angka kecelakaan berdasarkan

persentasi relativitas (kecenderungan) bahwa total kejadian kecelakaan lalu lintas

meningkat per tahunnya. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa penerapan

setiap kebijakan terkait upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas hingga saat

belum berjalan dengan efisien dan efektif sebagai dampak dari sistem manajemen

yang belum terlaksana dengan baik.

Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang didominasi oleh faktor manusia

mengisyaratkan bahwa konsep yang paling fundamental dalam penanggulangan

6 Wawancara pribadi dengan Polantas Polsek Bojonggede AKP Setya

Page 80: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

69

kecelakaan adalah individu sebagai pelaku dan individu sebagai korban. Wilayah

geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan sangat berpengaruh pada

pembentukan karakter dan tingkat pengetahuan individu masyarakat. Dimana

latar belakang pengetahuan dan karakter orang dikawasan Timur sangat berbeda

dengan orang yang berasal dari wilayah Barat. Sehingga untuk menyentuh secara

langsung terhadap setiap individu perlu adanya fungsi pembinaan tentang

pengetahuan dan kesadaran dalam berlalu lintas kepada masyarakat dengan cara

bertindak yang sesuai dengan karakter dan latar belakang pengetahuan

masyarakat setempat.

Missing link dalam sistem manajemen pananggulangan kecelakaan lalu

lintas adalah pada proses pelaksanaan, pergerakan, pengawasan dan pengendalian.

Setiap kebijakan yang disampaikan kepada publik dengan program level inovatif

yang tinggi serta teknologi yang cukup canggih tidak dapat terdistribusi secara

merata, sehingga pada tahap pelaksanaan masih bersifat parsial oleh daerah-

daerah tertentu dengan latar belakang perbedaan situasi dan kondisi baik

demografi, geografi, maupun dukungan dari pemerintah daerah setempat.

Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.7

Polri merupakan institusi dengan sistem kendali pusat pada Mabes Polri

sehingga standarisasi ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas masih berdasarkan

7 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (38)

Page 81: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

70

pada program kerja Polri secara nasional. Namun fakta yang ada menunjukkan

bahwa karakteristik antar daerah di Indonesia berbeda-beda sehingga penerapan

kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas dengan skala nasional tidak

dapat dilaksanakan secara merata. Maraknya pemasangan slogan dan semboyan

Polri tentang keselamatan lalu lintas saat ini beredar diseluruh pelosok daerah

Indonesia, namun pemaknaan aplikatifnya tidak dapat tercapai dengan baik yang

disebabkan karena keterbatasan sumber daya manusia, minimnya anggaran serta

sistem manajemen yang tidak terfokus pada pencapaian tujuan program namun

hanya terbatas pada pelaksanaan. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan

adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama

berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau

lingkungan.8 Hal ini juga merupakan salah satu dampak dari tidak adanya

penerapan program yang bersifat permanen dan berkelanjutan, sehingga

menunjukkan persepsi inkonsistensi pihak Polri terhadap program kebijakan yang

ditetapkan. Bentuk ini dapat diperhatikan pada saat setiap adanya pergantian

pimpinan dalam struktur tubuh Polri, yakni dengan “slogan” yang terselubung

“lain koki, lain masakan”.

Strategi penanggulangan serta penanganan kecelakaan lalu lintas

berdasarkan situasi dan kondisi saat ini dapat dijabarkan dalam 3 (tiga) tahapan

secara garis besar, yaitu:

8 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1

ayat (31)

Page 82: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

71

1) Before (Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas)

Pada tahapan ini yang menjadi fokus pembahasan adalah fungsi

kordinasi, karena salah satu faktor mendasar yang menghambat tercapainya

tujuan dari suatu kebijakan lalu lintas adalah minimnya kordinasi lintas

instansi maupun pihak-pihak terkait. Hal ini berdampak pada munculnya

kepentingan tertentu dari setiap pihak yang seharusnya bekerja sama tetapi

justru bertindak kontradiksi yang cenderung mengarah timbulnya konflik.

Oleh karena itu kepolisian harus senantiasa berkordinasi dengan pihak-

pihak yang terkait secara khusus tentang upaya pencegahan terjadinya

kecelakaan lalu lintas untuk membuat suatu kesepakatan bersama baik bersifat

formal maupun informal untuk melakukan pengkajian secara simultan

terhadap karakteristik dari faktor penyebab suatu kejadian kecelakaan. Namun

dalam pelaksanaanya kepentingan secara politis dari masing-masing instansi

maupun non instansi yang terkait harus ditanggalkan, agar tercipta suatu

konsep pencegahan yang berdasar pada harapan untuk mencegah terjadinya

korban akibat kecelakaan lalu lintas dengan bentuk yang sesuai realitas.

Fungsi dan kewenangan setiap pihak yang bertanggung jawab sudah diatur

oleh negara baik dalam bentuk perundang-undangan maupun ketentuan-

ketentuan lain dalam bentuk peraturan. Sehingga yang perlu ditingkatkan

dalam berkordinasi adalah pengaktifan fungsi masing-masing pihak terkait

tanpa mengutamakan kepentingan pribadi dari individu yang berperan dalam

Page 83: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

72

instansi tersebut serta dapat menghasilkan suatu produk kebijakan yang sesuai

dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat.

Berdasarkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan maka unsur-unsur

yang terlibat kordinasi dalam rangka upaya pencegahan lalu lintas adalah

Polri, Departemen Perhubungan, Jasa Raharja, Departemen PU, Departemen

Pendidikan Nasional, Pemprov atau Pemda setempat, LSM, Perusahaan

Transportasi, tokoh masyarakat/tokoh adat/tokoh agama. Diharapkan dari

pelaksanaan kordinasi yang baik dan efektif antar pihak-pihak tersebut dapat

mengumpulkan berbagai data yang akurat sehingga dapat dijadikan sebagai

dasar perumusan suatu kebijakan lalu lintas yang tepat sasaran serta

pemenfaatan data-data tersebut sebagai suatu sistem informasi bagi

masyarakat maupun pihak terkait.

Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas dilaksanakan melalui:9

1- Partisipasi para pemangku kepentingan.

2- Pemberdayaan masyarakat.

3- Penegakan hukum.

4- Kemitraan global.

Pencegahan kecelakaan lalu lintas dilakukan dengan pola penahapan

yang meliputi program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Penyusunan program pencegahan kecelakaan lalu lintas dilakukan oleh forum

9 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 226

Page 84: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

73

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dibawah koordinasi Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

2) During (Penerapan Kebijakan Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas)

Setelah terbentuknya suatu kesepakatan formal dalam bentuk kebijakan

maka diperlukan konsep penerapan yang tepat sasaran, efektif dan efisien

sesuai pola kerawanan kecelakaan lalu lintas yang telah diidentifikasi.

Permasalahan dalam penerapan kebijakan lalu lintas sebagai upaya

penanggulangan kecelakaan adalah perbedaan persepsi tentang pemahaman

konsep kebijakan tersebut sehingga sering menyebabkan tumpang tindih

dalam pelaksanaan kebijakan. Hal ini dipengaruhi oleh sistem manajemen

yang tidak terkendali dengan baik. Elemen-elemen dalam sistem kebijakan

lalu lintas masih menyimpang dari sistem kebijakan dalam arti tidak

mengaktifkan fungsi masing-masing sebagai pendukung utama siklus sistem

yang telah disepakati bersama. Latar belakang terjadinya hal ini antara lain

karena minimnya fungsi pengawasan dan pengendalian dari internal pihak-

pihak terkait, kemudian kontinyuitas dari kordinasi tidak berlangsung secara

efektif, serta minimnya latar belakang pengetahuan tentang konsep dasar lalu

lintas. Secara teori, konsep, dan regulasi tentang kebijakan kecelakaan lalu

lintas selalu memiliki terobosan atau inovasi yang sangat baik, namun dalam

penerapannya seringkali masih mengalami jalan buntu atau missing link,

sehingga tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Oleh

Page 85: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

74

karena itu dalam penerapan kebijakan lalu lintas tentang kecelakaan

diperlukan peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian yang lebih ketat

baik secara internal maupun pengawasan oleh pemerintah sebagai pusat

kontrol dan kajian dalam pelaksanaan kegiatan.

3) After (Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas)

Konsep ideal pada tahapan ini adalah proses sesaat setelah terjadinya

suatu kecelakaan lalu lintas yang membutuhkan penanganan secara cepat,

tepat, dan efisien oleh komponen terkait yang bertanggungjawab secara

langsung dan berkewajiban untuk bergerak secara simultan pada saat

mendapatkan informasi tentang terjadinya kecelakaan. Beberapa komponen

terkait dalam penanganan kecelakaan lalu intas adalah Polri sebagai

penanggung jawab olah TKP, Rumah Sakit yang bertanggung jawab dalam

upaya penanganan pertama (UGD) hingga proses perawatan, serta Jasa

Raharja sebagai penanggung jawab asuransi kecelakaan sesuai klasifikasi

korban. Namun fakta yang terjadi di lapangan seringkali tidak menunjukkan

hal yang diharapkan tersebut. Sedangkan apabila melihat perkembangan yang

ada saat ini seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, pemerintah

melalui instansi yang terkait telah menyediakan fasilitas dan sarana prasarana

dengan tingkat kecanggihan yang mengikuti trend kebutuhan masyarakat. Hal

ini merupakan suatu fakta kontradiksi yang cukup ironis sehingga perlu

adanya kajian tentang missing link dalam proses tersebut. Dari analisa yang

Page 86: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

75

dilakukan, beberapa kendala atau faktor penyebab terjadinya missing link

dalam proses penanganan kecelakaan lalu lintas adalah minimnya sumber

daya manusia dalam operasionalisasi kecanggihan fasilitas dan sarana

prasarana yang ada, pemeliharaan dan perawatan barang yang tidak konsisten,

serta konsep manajemen anggaran yang tidak berorientasi pada kebutuhan

logistik. Salah satu contohnya saat ini Polri, Rumah sakit, dan Jasa Raharja

sudah dilengkapi dengan kendaraan dinas penanganan kecelakaan lalu lintas

yang menggunakan sistem jaringan satelit dan komputer, namun fakta

kontradiksi yang sering dapat dilihat secara kasat mata dimana tidak sedikit

dari kendaraan dinas tersebut yang hanya menjadi hiasan kantor dihalaman

parkir karena kondisi rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. Dari

beberapa fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perlunya pelatihan-

pelatihan yang berkelanjutan terhadap operator sistem yang ada, peningkatan

anggaran pemeliharaan dan perawatan alat maupun kendaraan, serta

melakukan audit rutin terhadap setiap instansi dalam penggunaan sistem

anggarannya. Sehingga dalam penanganan kecelakaan lalu lintas sebagai

penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan dapat mencapai kualitas

target pelayanan terhadap korban kecelakaan lalu lintas.

Page 87: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

76

Dalam hal terjadi kecelakaan lalu lintas, petugas Kepolisian Negara

Republik Indonesia wajib melakukan penanganan kecelakaan lalu lintas

dengan cara:10

1- Mendatangi tempat kejadian dengan segera.

2- Menolong korban. Yang dimaksud dengan “menolong korban” adalah

upaya yang dilakukan untuk membantu meringankan beban penderitaan

korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas, antara lain memberikan

pertolongan pertama di tempat kejadian dan membawa korban ke

rumah sakit.

3- Melakukan tindakan pertama ditempat kejadian perkara.

4- Mengolah tempat kejadian perkara (TKP).

5- Mengatur kelancaran arus lalu lintas.

6- Mengamankan barang bukti.

7- Melakukan penyidikan perkara.

Penanganan masalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia

dilakukan dengan mengetahui kondisi dan perilaku pengguna jalan. Kemudian

memberikan beberapa alternatif usulan sebagai upaya untuk meningkatkan

keselamatan lalu lintas. Berdasarkan sudut pandang tersebut maka dipilih

pendekatan psikologi persuasi sebagai solusi. Upaya penanggulangan

kecelakaan lalu lintas dengan pendekatan psikologi persuasi dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu: pembangkitan kepedulian, perencanaan program 5

10 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 227

Page 88: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

77

tahunan, koordinasi dan manajemen keselamatan jalan, peredaan lalu lintas

(traffic calming), kurikulum pendidikan keselamatan lalu lintas, serta

kampanye dan sosialisasi keselamatan lalu lintas.

C. Sanksi Serta Dendanya

Dijelaskan dalam Pasal 283 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan menyatakan:

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).11

Hukum yang demikian memosisikan negara bertindak bagaikan ayah yang

baik dan memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan anaknya. Undang-

Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, selain

untuk melindungi subjek, juga untuk menghindari dampak yang lebih besar,

seperti menabrak orang atau kendaraan lain yang memakan korban lebih banyak

karena konsentrasi pengemudi tidak penuh.

Pasal tersebut adalah hukuman bagi pengemudi yang mengemudikan

kendaraannya kurang berkonsentrasi dan tidak fokus pada saat mengemudikan

kendaraan yang berakibatkan kecelakaan. Kecelakaan karena faktor tersebut

merupakan kelalaian si pengemudi yang berakibat fatal karena bukan hanya

11 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 283

Page 89: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

78

kerugian material tetapi juga dapat memakan korban jiwa. Karena kelalaian

pengemudi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian pada korban bisa disebut

juga sebagai tindak pidana pembunuhan.

Dalam hukum Islam dan hukum positif terdapat sanksi tindak pidana

pembunuhan yang diakibatkan karena kelalaian, yaitu karena kelalaian

pengemudi yang tidak mementingkan keselamatan dalam berlalu lintas yang

mengakibatkan terjadinya kecelakaan hingga memakan korban jiwa.

Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan Yang Diakibatkan Karena Kelalaian

1. Dalam Hukum Positif

Dalam hukum positif di Indonesia tentang ancaman hukuman terhadap

suatu tindak pidana termaktub didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP). Keberadaan sanksi hukuman merupakan aturan yang dapat menjaga

ketertiban dalam masyarakat. Adanya sanksi merupakan wujud dari norma

hukum. Adanya suatu pelanggaran atau kejahatan maka sanksi akan

disesuaikan dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. KUHP

menetapkan jenis-jenis tindak pidana atau hukuman yang termaktub didalam

pasal 10 KUHP, yang terbagi dalam dua bagian. Yaitu hukuman pokok dan

hukuman tambahan.

Page 90: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

79

a) Hukuman pokok terdiri atas 4 jenis, yaitu:12

1) Hukuman mati.

Pidana ini adalah pidana yang terberat diantara semua pidana

diancam atas kejahatan yang berat seperti pembunuhan berencana

pasal 340 KUHP dan pencurian dengan kekerasan pasal 365 ayat (4).

Hal ini diatur dalam UU No. 5 Tahun 1969 dan PNPS No. 2 Tahun

1964.

2) Hukuman penjara.

Pidana penjara adalah hukuman yang membatasi kemerdekaan atau

kebebasan seseorang. Hukuman penjara ini lebih berat dari pada

hukuman kurungan karena diancamkan atas berbagai kejahatan.

Hukuman penjara minimum 1 hari dan maksimum penjara seumur

hidup. Hal ini telah diatur dalam pasal 12 KUHP.

3) Hukuman kurungan.

Hukuman kurungan adalah hukuman yang lebih ringan ketimbang

hukuman penjara karena merupakan untuk pelanggaran atau

kejahatan karena kelalaian, lamanya hukuman kurungan dibatasi

paling sedikit 1 hari dan paling lama 1 tahun. Sesuai pasal 18 ayat (2)

KUHP.

4) Denda.

12 Laden Marpaung, Asas Teori-Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hal

107-110

Page 91: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

80

Denda adalah hukuman yang dapat diancamkan selain pada pelaku

pelanggaran juga diancamkan pada pelaku kejahatan yang ada

kalanya sebagai alternatif atau kumulatif. Hukuman denda ini dapat

dilunasi oleh siapapun baik dari pihak keluarga atau pihak kerabat

atau kenalan. Denda dibayarkan pada negara.13 Ditentukan hampir

disemua pelanggaran.

b) Hukuman tambahan terdiri dari 3 jenis, yaitu:14

1) Pencabutan hak-hak tertentu.

Lamanya pencabutan hak tersebut diserahkan kepada putusan hakim.

2) Perampasan barang-barang tertentu.

Perampasan barang-barang tertentu adalah perampasan barang hasil

kejahatan atau barang milik terpidana yang digunakan untuk

melaksanakan kejahatannya. Hal ini diatur dalam pasal 39 KUHP.

3) Pengumuman putusan hakim.

Bertujuan untuk memberitahukan kepada seluruh masyarakat agar

masyarakat dapat lebih berhati-hati terhadap si terhukum dan

prosedurnya diatur didalam pasal 43 KUHP.

Pasal 43

Apabila hakim memerintahkan supaya putusan diumumkan berdasarkan kitab undang-undang ini atau aturan-aturan umum

13 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hal

52 14 Laden Marpaung, Asas Teori-Praktik Hukum Pidana, hal 112

Page 92: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

81

lainnya, maka ia harus menetapkan pula bagaimana cara melaksanakan perintah itu atas biaya terpidana.15

Sanksi hukuman dari tindak pidana kelalaian yang menyebabkan

hilangnya nyawa seseorang atau dengan kata lain yaitu pembunuhan tidak

sengaja menurut ketentuan KUHP tertera pada pasal 359 yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 359

Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang laian mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidan kurungan paling lama satu tahun.16

Dalam pasal tersebut digunakan istilah karena kealpaannya, dimana

culpa mengandung dua syarat diantaranya:

a- Dalam melakukan perbuatan pelaku kurang hati-hati.

b- Akibat yang terjadi karena kurang hati-hati itu harus dibayangkan atau

diduga terlebih dahulu.

2. Dalam Hukum Islam

Sanksi tindak pidana pembunuhan tidak sengaja atau kesalahan didalam

hukum Islam adalah hukuman pokok yang dijatuhkan berupa diyat

mukhaffafah, yaitu diyat yang diperingan. Keringanan tersebut dapat dilihat

dari beberapa aspek diantaranya adalah:

a) Kewajiban pembayaran dibebankan kepada aqilah (keluarga).

15 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 43 16 Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 139

Page 93: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

82

b) Pembayaran dapat diangsur selama 3 tahun.

c) Komposisi diyat dibagi menjadi 5 kelompok:

1- 20 ekor unta bintu makhadh unta betina 1-2 tahun.

2- 20 ekor unta ibnu makhadh unta jantan 1-2 tahun menurut Hanafiyah

dan Hanabilah, atau 20 ekor unta ibnu labun unta jantan umur 2-3

tahun menurut Malikiyah dan Syafi’iyah.

3- 20 ekor unta bintu labun unta betina umur 2-3 tahun.

4- 20 ekor unta hiqqah unta umur 3-4 tahun.

5- 20 ekor unta jadza’ah unta umur 4-5 tahun.17

Kewajiban pembayaran diyat itu dibebankan kepada aqilah, yaitu

kerabat yang berhak menjadi ahli waris bagi si pelaku. Hukuman pokok

lainnya adalah dengan memerdekakan hamba sahaya atau diganti dengan

berpuasa dua bulan berturut-turut dan hukuman tambahannya ialah tidak dapat

mewarisi harta dari orang yang telah dibunuhnya walaupun pembunuhnya

karena kesalahan.

Hukuman bagi pembunuhan karena kelalaian didalam hukum Islam

tercantum didalam Firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nisaa’ (4): 92

17 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Azas-Azas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2006), hal 175

Page 94: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

83

﴿٤:٩٢/النساء﴾

Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(QS. An-Nisaa’ (4): 92)

Dalam pembunuhan tersalah atau tidak sengaja ini disebut juga dengan

delik culpa, berdasarkan ayat diatas Allah SWT telah mewajibkan dua

perkara, yang masuk dalam kategori sebagai hukuman pokok bagi jarimah al-

khata, yaitu:

a) Membayar denda (diyat) kepada keluarga yang terbunuh.

b) Memerdekakan hamba sahaya yang mukmin (kafarat).

Seorang mukmin yang membunuh karena tersalah atau tidak sengaja

membunuh seorang mukmin yang lain. Maka hukuman baginya adalah

memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman. Sedangkan seorang

mukmin yang membunuh seorang kafir yang memiliki perjanjian damai antara

Page 95: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

84

keduanya, maka hukuman bagi si pembunuh karena tersalah atau tidak sengaja

ini dengan hukuman membayar diyat atau denda bagi keluarga korban dan

memerdekakan hamba sahaya yang beriman.

Denda pembunuhan itu ada 2 macam: (1) Berat, (2) Ringan, Denda yang

berat adalah 30 ekor unta betina yang mulai berumur 4 tahun, ditambah

dengan 30 ekor unta yang mulai berumur 5 tahun dan ditambah lagi dengan

40 ekor unta betina yang sedang mengandung.18 Denda pembunuhan yang

ringan adalah 100 ekor unta, terdiri dari 20 ekor unta betina yang mulai masuk

tahun keempat, 20 ekor betina yang mulai masuk tahun kelima, 20 ekor unta

betina yang mulai masuk tahun ketiga, dan 20 ekor betina yang mulai masuk

tahun kedua.19

Definisi diyat adalah harta benda yang wajib ditunaikan oleh sebab

tindakan kejahatan, kemudian diberikan kepada si korban kejahatan atau

kepada walinya. Dan diyat disebut juga dengan Al-Aql (pengikat), karena

bilamana seseorang membunuh orang lain, ia harus membayar diyat berupa

unta-unta. Unta-unta tersebut diserahkan kepada wali si korban sebagai

tebusan darah. Diyat menurut istilah adalah sejumlah harta yang diberikan

sebagai ganti rugi kerugian bagi tindakannya membunuh atau melukai

seseorang. Hal-hal yang mewajibkan diantaranya adalah:

18 Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, (T.tp: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah,

T.th), Juz II, hal 165

19 Ibid, hal 165

Page 96: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

85

a) Bila wali atau ahli waris yang terbunuh memaafkan orang si pembunuh

dari pembalasan jiwa.

b) Pembunuhan yang tidak disengaja.

c) Pembunuhan yang tidak ada unsur membunuh.20

Dalam pembahasan ini, dampak negatif pemakaian telepon seluler pada

saat mengemudikan kendaraan yaitu menyebabkan terjadinya kecelakaan

yang bisa mengakibatkan menelan korban jiwa (kematian) karena

mengganggu konsentrasi dan tidak fokus dalam mengemudikan kendaraan.

Dalam hal ini, Termasuk kelalaian pengemudi karena menyebabkan terjadinya

kecelakaan yang bisa mengakibatkan kematian pada korban. Sanksi tindak

pidana pembunuhan yang diakibatkan karena kelalaian masuk dalam kategori

hukuman qishash-diyat karena termasuk dalam kategori pembunuhan tidak

sengaja (karena kesilapan). Jarimah tidak sengaja si pembuat tidak sengaja

mengerjakan perbuatan yang dilarang, akan tetapi perbuatan tersebut terjadi

sebagai akibat kekeliruannya. Pembuat tidak sengaja berbuat dan jarimah

yang terjadi tidak diniatkannya sama sekali. Akan tetapi perbuatan yang

membuat jarimah terjadi sebagai akibat kelalaiannya atau tidak berhati-

hatinya. Jarimah tidak sengaja hukuman dijatuhkan karena kelalaian atau

tidak berhati-hati semata-mata. Jarimah tidak sengaja dikenakan diyat ringan.

Alasannya ialah bahwa pada jarimah-jarimah sengaja, pembuat

20 Abdul Mujieb dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka firdaus, 1994), hal 60

Page 97: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

86

menyengajakan dan melaksanakannya, agar dengan demikian ia bisa

mewujudkan kepentingan-kepentingan moral atau material bagi dirinya

sendiri atau bagi orang lain.

Setiap aturan hukum yang dilanggar pasti ada ancaman hukuman yang

mengiringinya. Dalam hukum pidana Islam, hukuman yang dimaksudkan

untuk memelihara, menciptakan kemaslahatan manusia dan ditetapkan untuk

memperbaiki tiap-tiap individu agar dapat menjaga masyarakatnya.

Hukuman itu sendiri dilihat dari tujuannya jenis jarimah (kejahatan)

yang diancamkan hukuman:

a) Hukuman Hudud

Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditetapkan oleh syara untuk

jarimah atau tindak pidana hudud. Hudud menurut bahasa adalah

mencegah, menurut istilah adalah hukuman yang telah ditetapkan haknya

kepada Allah SWT.21 Dalam jarimah hudud tidak ada pemaafan, baik oleh

perorangan maupun oleh ulil amri. Jarimah hudud adalah jarimah yang

diancam dengan hukuman had. Hukuman had adalah hukuman yang telah

ditentukan oleh syara’ dan merupakan hak Allah. Hukum syara’ adalah

ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan subjek hukum, berupa

21 Abdul Qodir Audah, al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 2005),

Jilid II, hal 283

Page 98: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

87

melakukan suatu perbuatan, memilih, atau menentukan sesuatu sebagai

syarat, sebab, atau penghalang.22

﴿٥:٨/المائدة﴾

Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang- orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Maa-idah (5):8) Hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti bahwa hukuman tersebut

telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal dan maksimal.

Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata, atau kalau ada hak

manusia disamping hak Allah maka hak Allah lebih dominan.23 Hak Allah

ialah bahwa hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan baik oleh

perseorangan (yang menjadi korban jarimah), atau pun oleh masyarakat

yang diwakili oleh negara. Oleh karena hukum had itu merupakan hak

Allah maka hukuman tersebut tidak bisa dimaafkan atau digugurkan oleh

perseorangan (orang yang menjadi korban atau keluarganya) atau oleh

22 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1958), hal 26

23 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hal x

Page 99: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

88

masyarakat yang diwakili oleh negara. Hukuman yang termasuk hak Allah

ialah setiap hukuman yang dikehendaki oleh kepentingan umum

(masyarakat), seperti untuk memelihara ketentraman dan keamanan

masyarakat, dan manfaat penjatuhan hukuman tersebut akan dirasakan

oleh keseluruhan masyarakat.24

b) Hukuman Qishash-Diyat

Hukuman qishash-diyat adalah hukuman yang telah ditetapkan untuk

jarimah qishash-diyat. Jarimah qishash-diyat adalah jarimah yang diancam

dengan hukuman qishash atau diyat. Qishash adalah hukuman yang sudah

ditentukan oleh syara’.25 Qishash dalam arti bahasa adalah menelusuri

jejak. Qishash juga diartikan keseimbangan dan kesepadanan. Menurut

istilah syara’ qishash adalah memberikan balasan kepada pelaku, sesuai

dengan perbuatannya. Qishash dapat juga diartikan adalah menjatuhkan

hukuman kepada pelaku persis seperti apa yang dilakukannya. Karena

perbuatan yang dilakukan oleh pelaku adalah menghilangkan nyawa orang

lain (membunuh), maka hukuman yang setimpal adalah dibunuh atau

hukuman mati.26

24 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal 7 25 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hal xi 26 Ibid, hal 149

Page 100: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

89

﴿٢:١٧٨/البقرة﴾

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. Al-Baqarah (2): 178)

Al-quran memberi tuntunan bahwa qishash diberlakukan secara

seimbang sesuai dengan penderitaan korban. Jika pelaku melakukan

pembunuhan maka ia harus dibunuh pula.27 Hukuman qishash merupakan

hak manusia maka hukuman tersebut bisa dimaafkan atau digugurkan oleh

korban atau keluarganya. Baik qishash maupun diyat adalah hukuman-

hukuman yang telah ditentukan batasnya, dan tidak mempunyai batas

terendah atau batas tertinggi, tetapi menjadi hak perseorangan, dengan

pengertian bahwa si korban bisa memaafkan si pembuat, dan apabila

27 Chairil A Adjis, Dudi Akasyah, Krimonologi Syariah, (Jakarta: Rmbooks, 2007), hal 217

Page 101: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

90

dimaafkan, maka hukuman tersebut menjadi hapus.28 Perbedaannya

dengan hukuman had adalah bahwa hukuman had merupakan hak Allah

(hak masyarakat), sedangkan qishash merupakan hak manusia (hak

individu).

Pembunuhan itu ada 3 macam: (1) Benar-benar disengaja, (2) Tidak

disengaja, (3) Semi/agak sengaja. Pembunuhan yang benar-benar disengaja

ialah pembunuhan sengaja memukul korban dengan benda yang biasa

dipergunakan untuk membunuh, dan dengan benda itu ia bermaksud

membunuh korban, maka demikian ini wajib diberlakukan qishash.29

Pembagian jarimah sengaja dan jarimah tidak sengaja didasarkan atas

niatan si pembuat. Pada jarimah sengaja si pembuat dengan sengaja

melakukan perbuatannya, sedang ia tahu bahwa perbuatannya itu dilarang

(salah). Begitulah arti umum kesengajaan, meskipun pada jarimah

pembunuhan, kesengajaan mempunyai arti khusus, yaitu dengan sengaja

mengerjakan perbuatan yang dilarang dan memang akibat perbuatan itu

dikehendaki pula. Kalau si pembuat dengan sengaja berbuat tetapi tidak

menghendaki akibat-akibat perbuatannya itu, maka disebut pembunuhan

semi sengaja.30 Pembunuhan yang agak disengaja/semi disengaja adalah

seseorang sengaja memukul orang lain dengan sesuatu yang biasanya

28 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 8 29 Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, hal 155 30 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 11

Page 102: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

91

tidak bisa membunuh, lalu orang tersebut mati, maka pembunuh tidak

wajib diqishash, tetapi wajib dibayarkan denda yang berat yang

ditanggung oleh keluarga pembunuh dengan tempo/tidak kontan seketika

itu.31 Pembunuhan yang tidak disengaja ialah: Seseorang

melontari/memukul sesuatu lalu mengenai orang lain yang mengakibatkan

kematiannya, maka pelaku tidak wajib diqishash, tetapi wajib membayar

denda yang diringankan, dibebankan kepada keluarga pelaku yang diberi

tempo 3 tahun.32 Pada jarimah tidak sengaja si pembuat tidak sengaja

mengerjakan perbuatan yang dilarang, akan tetapi perbuatan tersebut

terjadi sebagai akibat kekeliruannya.

Kekeliruan ada 2 macam:33

a- Pertama: Pembuat dengan sengaja melakukan perbuatan jarimah,

tetapi jarimah ini sama sekali tidak diniatkannya. Kekeliruan tersebut

adakalanya terdapat pada perbuatan itu sendiri, seperti orang yang

melemparkan batu karena merintangi jalannya, akan tetapi kemudian

mengenai orang lain yang kebetulan lewat di jalan yang sama. Atau

seperti tentara yang menembak seseorang yang disangka lawan,

tetapi sebenarnya adalah penduduk biasa.

31 Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, hal 159 32 Ibid, hal 157 33 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 12

Page 103: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

92

b- Kedua: Pembuat tidak sengaja berbuat dan jarimah yang terjadi tidak

diniatkannya sama sekali. Akan tetapi perbuatan yang membuat

jarimah terjadi sebagai akibat kelalaiannya atau tidak berhati-hatinya,

seperti orang yang sedang tidur jatuh dan mengenai orang lain.

Pentingnya pembagian tersebut nampak pada 2 segi:

1- Pada jarimah sengaja menunjukkan adanya kesengajaan pembuat

berbuat jarimah. Sedang pada jarimah tidak sengaja kecondong untuk

berbuat salah tidak ada. Karena itu hukuman jarimah sengaja lebih

berat.

2- Hukuman tidak bisa dijatuhkan kepada jarimah sengaja, apabila

unsur kesengajaan tidak terbukti, sedang pada jarimah tidak sengaja

hukuman dijatuhkan karena kelalaian atau tidak berhati-hati semata-

mata.

Antara pembunuhan sengaja dengan pembunuhan semi sengaja:

syari’at Islam mengadakan pemisahan antara hukuman pembunuhan

sengaja dengan hukuman pembunuhan semi sengaja, diman untuk

perbuatan pembunuhan sengaja dikenakan hukuman qishash dan untuk

perbuatan pembunhan semi sengaja dikenakan hukuman diyat berat.

Perbedaan ini disebabkan karena pada pembunhan sengaja pembuat

meniatkan matinya korban sedang pada pembunuhan semi sengaja ia

tidak meniatkan demikian. Alasan ini ialah bahwa hukuman qishash

menghendaki adanya keseimbangan antara apa yang diperbuat oleh

Page 104: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

93

pembuat dengan apa yang diperbuat terhadapnya, sedang keseimbangan

itu tidak ada, sebab pembuat sendiri pada pembunuhan semi sengaja

tidak meniatkan matinya korban, sedang andaikan pembuat dijatuhi

hukuman qishash (mati) berarti korban meniatkan matinya pembuat.

Antara jarimah-jarimah sengaja dengan jarimah-jarimah tidak sengaja:

antara kedua jarimah tersebut diadakan pemisahan, dimana untuk jarimah

sengaja dikenakan hukuman qishash, sedang untuk jarimah tidak sengaja

dikenakan diyat ringan. Alasannya ialah bahwa pada jarimah-jarimah

sengaja, pembuat menyengajakan dan melaksanakannya, agar dengan

demikian ia bisa mewujudkan kepentingan-kepentingan moral atau

material bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain. Akan tetapi pada

jarimah-jarimah tidak sengaja, pembuat tidak menyengajakan jarimah

atau memikirkannya serta tidak ada faktor yang mendorong untuk

memperbuatnya. Sejauh yang dapat dikatakan ialah bahwa kelalaian atau

tidak berhati-hatinya pembuat telah mengakibatkan terjadinya perbuatan

yang membentuk jarimah, sedang pikirannya tidak tertuju kepada

perbuatan itu sendiri.

Page 105: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

94

﴿٤:٩٢/النساء﴾

Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah (Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisaa’ (4): 92)

Jadi jarimah sengaja terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur moral (immaterial)

yang berupa niatan dari pembuat tehadap jarimah, dan unsur material,

yaitu berupa perbuatan yang membentuk jarimah. Akan tetapi pada

jarimah tidak sengaja hanya terdapat unsur material saja, sedang unsur

moral tidak ada. Perbedaan unsur kejiwaan inilah yang mengakibatkan

perbedaan dalam hukuman.34 Jarimah-jarimah tidak sengaja tidak

dijatuhi hukuman qishash, karena faktor kejiwaan pada diri yang

mendorong kepada perbuatannya tidak ada, dan perbuatannya tersebut

timbul karena kelalaian tidak berhati-hatinya. Oleh karena itu syari’at

34 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 212

Page 106: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

95

Islam menetapkan hukuman sesudah jiwanya yaitu harta benda. Jadi

balasan lengah dan tidak berhati-hati ialah disisihkanya dari harta benda

yang telah bersusah payah dalam mengumpulkannya. Hukuman ini

cukup menimbulkan sikap berhati-hati.35 Oleh karena itu, hukuman

qishash ini dapat dipahami sangat ditakuti oleh pelaku kejahatan dan

akan sangat efektif untuk mencegah terulangnya/terjadinya kembali

kejahatan pembunuhan.36 Ibnu Rusyd berkata, “Yang dimaksud dalam

hal ini (qishash) adalah bahwa disyariatkannya qishash itu untuk

mencegah adanya pembunuhan.”37

c) Hukuman Ta’zir

Hukuman ta’zir adalah hukuman yang ditetapkan untuk jarimah pidana

ta’zir. Pengertian ta’zir menurut bahasa artinya memberi pelajaran. Ta’zir

juga diartikan dengan menolak dan mencegah. Tapi secara mutlak, kata ini

mengandung maksud pertolongan, sebab ta’zir menghindarkan orang yang

berbuat salah dari hukuman yang lebih menyakitkan.38

﴿٤٨:٩/الفتح﴾

35 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 213 36 Muhammad Amin Suma, Pidana Islam Di Indonesia, hal 97 37 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal 793 38 Ibid, hal 845

Page 107: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

96

Artinya: Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al-Fath (48):9)

Sedangkan pengertian ta’zir menurut istilah ta’zir adalah hukuman

pendidikan atas dosa (tindak pidana) yang belum ditentukan hukumannya

oleh syara’. Ta’zir secara harfiyah berarti menghinakan pelaku kriminal

karena tindak pidananya yang memalukan. Dalam ta’zir, ketentuan itu

tidak ditetapkan dengan ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, dan qodhi

diperkenankan untuk mempertimbangkan baik bentuk hukuman yang

akan dikenakan maupun kadarnya. Para fuqoha mengartikan ta’zir dengan

hukuman yang tidak ditentukan dalam Nash (Al-Qur’an dan Hadits) yang

berkaitan dengan kejahatan yang melanggar hak Allah dan hak hamba

yang berfungsi untuk memberi pelajaran kepada si terhukum dan

mencegahnya untuk tidak mengulangi kejahatan serupa. Tetapi untuk

hukum pidana Islam tersebut mempunyai pengertian tersendiri, syara’

tidak menentukan macam-macamnya hukuman untuk tiap-tiap jarimah

ta’zir, tetapi hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari yang

seringan-ringannya sampai kepada yang seberat-beratnya. Dalam hal ini

hakim diberi kebebasan untuk memilih hukuman-hukuman mana yang

sesuai dengan macam jarimah ta’zir serta keadaan si pembuatnya juga.

Jadi hukuman-hukuman jarimah ta’zir tidak mempunyai batasan tertentu.39

Jarimah ta’zir hukumannya tidak tertentu dan tidak terbatas. Artinya,

39 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal 8

Page 108: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

97

hukuman tersebut belum ditentukan oleh syara’ dan ada batas minimal dan

maksimal. Penentuan hukuman tersebut adalah hak penguasa (ulil amri).40

Jenis jarimah ta’zir tidak ditentukan banyaknya, sedangkan pada

jarimah-jarimah hudud dan qishash-diyat sudah ditentukan, dan memang

jarimah ta’zir tidak mungkin ditentukan jumlahnya. Syara’ hanya

menentukan sebagian jarimah-jarimah ta’zir, yaitu perbuatan-perbuatan

yang selamanya akan tetap dianggap sebagai jarimah, seperti: riba,

menggelapkan titipan, memaki-maki orang, suapan, dan sebagainya,

sedang sebagian besar dari jarimah-jarimah ta’zir diserahkan kepada

penguasa untuk menentukannya, dengan syarat harus sesuai dengan

kepentingan-kepentingan masyarakat dan tidak boleh berlawanan dengan

ketentuan-ketentuan syara’ dan prinsip-prinsipnya yang umum. Maksud

pemberian hak penentuan jarimah-jarimah ta’zir kepada para penguasa,

ialah agar mereka dapat mengatur masyarakat dan memelihara

kepentingan-kepentingannya, serta bisa menghadapi sebaik-baiknya

terhadap keadaan yang mendadak.41

Peraturan lalu lintas yang tertuang dalam Undang-Undang No. 22 Tahun

2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengenai tata tertib berkendaraan

adalah salah satu peraturan yang baik untuk diikuti karena itu salah satu cara agar

40 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hal xii 41 Ibid, hal 8

Page 109: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

98

kita terhindar dari kecelakaan. Peraturan mengenai lalu lintas berkendaraan

ditujukan kepada semua lapisan masyarakat, tak peduli apa dia miskin atau kaya,

pejabat atau rakyat, polisi atau sipil, dll.

Beberapa orang dari masyarakat sebagai pengguna jalan mengetahui akan

UU Lalin tersebut tetapi masih belum dijalankan secara penuh dan seluruhnya

akan peraturan tersebut. Dituturkan oleh Fitriyanto sebagai antar-jemput anak

sekolahan mengatakan bahwa mengetahui akan UU Lalin yang sudah berlaku

akan tetapi belum terbiasa untuk menjalankan peraturan tersebut.42 Dituturkan

pula oleh Soleh sebagai supir angkot 110 trayek Depok-Cinere mengatakan

bahwa mengetahui UU Lalin yang sudah berlaku akan tetapi masih setengah-

setengah dalam menjalankannya yang masih main kucing-kucingan dengan

polantas.43 Sebaliknya dituturkan oleh Nurmansyah sebagai karyawan swasta

Hotel The Ritz Carlton Jakarta mengatakan bahwa UU Lalin yang sudah berlaku

harus dijalankan dan dilaksanakan sepenuhnya demi terciptanya suasana aman

dan tertib dalam berlalu lintas.44

Untuk membangun kesadaran manusia harus dilakukan melalui 2

pendekatan. Pendekatan memanusiakan manusia dan pendekatan hukum/aturan.

Pendekatan untuk memanusiakan manusia merupakan hal pertama yang harus

dilakukan. Dalam konteks tertib lalu lintas, unsur keselamatan pengendara harus

42 Wawancara pribadi dengan Fitriyanto sebagai antar-jemput anak Sekolahan 43 Wawancara pribadi dengan Soleh sebagai supir angkot 110 trayek Depok-Cinere 44 Wawancara pribadi dengan Nurmansyah sebagai karyawan swasta Hotel The Ritz Carlton

Jakarta

Page 110: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

99

dijadikan sebagai dasar untuk membangun ketertiban. Penyuluhan dan promosi

gencar akan arti keselamatan dalam berkendara harus dilakukan secara konsisten.

Pendekatan hukum/aturan dibuat sifatnya hanyalah sebagai kontrol untuk

menciptakan pola lalu lintas yang tertib dan disesuaikan dengan kebutuhan yang

ada.

Sesungguhnya hanya kesadaranlah yang dapat menjadikan semua peraturan

yang telah di buat oleh pihak berwenang sangat berguna agar terciptanya suatu

suasana yang aman dan nyaman dalam berkendaraan. Pihak berwenang adalah

sebagai sarana dalam mengingatkan kita agar selau berusaha dan mau menaati

peraturan lalu lintas.

Islam adalah agama yang memberi rahmat bagi sekalian alam dan selalu

menyuruh umatnya untuk melakukan perbuatan yang baik dan menghindari

perbuatan yang keji. Islam juga memerintahkan umatnya untuk mematuhi

peraturan yang dibuat oleh umara (pemimpin/pemerintah) selama tidak

bertentangan dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an maka kita

wajib mengikutinya.

﴿٤:٥٩/النساء﴾ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al

Page 111: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

100

Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa’ (4):59)

Mentaati pemerintah ialah menyelesaikan dengan patuh dan

melaksanakannya dengan baik segala apa yang diperintahkan yang mendatangkan

kemuslihatan dan menjauhkan kemelaratan kepada/daripada rakyat, asal saja

tidak berlawanan dengan syari’at yang telah ditetapkan dan dengan yang telah

diputuskan ulul amri.45 Hukum syari’at adalah ketentuan Allah yang berkaitan

dengan perbuatan subjek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih,

atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab, atau penghalang.46

﴿٨:٤٦/الانفل﴾

Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfaal (8):46)

Peraturan lalu lintas yang dibuat oleh kepolisian mengenai tata tertib

berkendaraan adalah salah satu peraturan yang baik untuk diikuti karena itu salah

satu cara agar kita terhindar dari kecelakaan. Peraturan mengenai lalu lintas

berkendaraan ditujukan kapada semua lapisan masyarakat, tak peduli apa dia

miskin atau kaya, pejabat atau rakyat, polisi atau sipil, dll.

45 Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam II, (Jakarta: Bulan Bintang, 1952), hal 437 46 Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, hal 26

Page 112: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

101

Belajar beretika harus mulai dari hal-hal yang ringan dan sederhana,

Pertama, tanamkan kesadaran bahwa pengguna jalan bukan hanya kita.

Menghargai pengendara lain, menjadikan mereka mau menghargai kita.

Kedua, peraturan yang ada bukanlah sistem yang menghalang-halangi kelancaran

perjalanan para pengendara tapi justru memudahkan dan peduli akan keselamatan

mereka.

Page 113: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dalam skripsi ini, maka penulis dapat mengambil

beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu:

1. Dampak negatif pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan

kendaraan yaitu bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan karena

pemakaian ponsel sangatlah mengganggu konsentrasi pada saat

mengemudikan kendaraan.

2. Sanksi dan Dendanya dijelaskan dalam Pasal 283 Undang-Undang No. 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan menyatakan, "Setiap

orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar

dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang

mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana kurungan paling lama 3 bulan

atau denda paling banyak Rp 750.000,-". Pasal 106 ayat (1), “Setiap orang

yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan

kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi”.

3. Peraturan lalu lintas yang tertuang pada Undang-Undang No. 22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan harus wajib dipatuhi dan

dijalankan, dalam hukum Islam wajib bagi kaum muslim untuk mentaati

Page 114: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

103

peraturan-peraturan yang berlaku ketika berkendaraan dan sebagai bentuk

ketaatan kepada penguasa (ulil amri).

B. Saran

Dalam menyikapi permasalahan yang berkaitan, tanpa bermaksud untuk

mengurai, penulis mempunyai beberapa pandangan atau saran-saran yang

bertujuan membantu pihak-pihak yang bersangkutan. Beberapa saran dalam

penulisan ini, seperti berikut:

1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih mensadari

bahwasanya dampak pemakaian ponsel pada saat mengemudikan

kendaraan sangatlah berbahaya karena berpotensi menyebabkan

kecelakaan.

2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih konsentrasi dan fokus

dalam mengemudikan kendaraan, karena mengemudikan kendaraan wajib

dengan penuh konsentrasi, agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas guna

memelihara keselamatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban dan

kelancaran berlalu lintas.

3. Penulis menghimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada dan

berhati-hati pada saat mengemudikan kendaraan, karena keselamatan

adalah prioritas dalam mengemudikan kendaraan. Dan patuhilah segala

peraturan yang berlaku.

Page 115: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

104

DAFTAR PUSTAKA

Adjis, Chairil A, SH, MSi, dan Akasyah, Dudi S.Ag, MSi, Kriminologi Syariah, Jakarta: RMBooks, 2007.

Ahmadi, Abu, Drs., H., Dosa Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Al-Buti, Said Ramadhan, Dlawabit al-Maslahah fi al-syariah al-Islamiyah, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1977.

Al-Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-Hari, Jakarta: Gema Insani, 2005.

Al-Husaini, Imam Taqiyuddin Abi, Kifayah al-Akhyar, Juz II, T.tp: Dar Ihya al- Kutub al-Arabiyah, T.th.

Amirudin dan Asikkin, Zainal, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Arief, Barda Nawawi, Prof. Dr., S.H., Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998.

Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Prof., Dr., T.M., Al Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Prof., Dr., T.M., Al Islam II, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.

Atmasasmita, Romli, Kapita Selekta Hukum Pidana Dan Kriminologi, Bandung: Mandar Maju, 1995.

Audah, Abdul Qodir, al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Jilid II, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 2005.

Bagin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodolodis ke Arah Ragam Variam Kontemporer), Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Bantuan pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang RI No. 14 Tentang lalu Lintas & Angkutan jalan 1993, Jakarta: 1993.

Boy ZTF, Pradana, Fikih Jalan tengah, Jakarta: Hamdalah, 2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta: 2003.

Djazuli, Ahmad, Fiqih Jinayah, Jakarta: Rajawali Pers, 2000.

Page 116: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

105

Dzajuli, H. A., Prof., Drs., Fiqih Jinayah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.

Hakim, Rahmat, Hukum Pidana Islam Fiqih Jinayah, Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Haliman, Hukum Pidana Syari’at Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1960.

Hamzah, Andi, DR., S.H., Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Hamzah, Andi, DR., S.H., KUHP & KUHAP, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Hanafi, Ahmad, M.A., Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Marpaung, Laden, Asas Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Marpaung, Laden, Azas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafindo, 2006.

Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Moeljatno, Fungsi Dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1985.

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 1999.

Mujieb, M. Abdul dkk, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka firdaus, 1994.

Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Muslich, H. Ahmad Wardi, Drs., Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Naim, Mochtar, Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan Dengan Hukum, Jakarta: Hasanah, 2001.

Putranto, Leksmono Suryo, Ir., M.T., Ph.D, Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta: Indeks, 2007.

Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Bandung: Eresco, 1989.

Raharjo, Satjipto, S.H., Hukum Dan Masyarakat, Bandung: Angkasa, 1980.

Page 117: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

106

Santoso, Topo, dan Zulfa, Eva Achzani, Kriminologi, Jakarta: Raja Grafindo Gema Persada, 2005.

Setiardja, A. Gunawan, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Sholehuddin, M., DR., S.H., M.H., Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

Soedjono, D., Sejarah Dan Azas-Azas Penologi (Pemasyarakatan), Bandung: Armico, 1984.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI PRESS, 1986.

Subekti, R., Prof., S.H., R., Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 2002.

Suma, Muhammad Amin, Prof., Dr., MA, SH., Pidana Islam Di Indonesia, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Syaukat, Hussain, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009, Bandung: NusaMedia, 2010.

Tirtobisono, Yan, Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa: Arab-Inggris-Indonesia, Surabaya: Apollo.

Tunggal, Hadi Setia, S.H., Undang-Undang Telekomunikasi Beserta Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta: Harvarindo, 2006.

Wahyono, Padmo, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.

Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Zahrah, Muhammad Abu, Ushul al-Fiqh, Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1958.

Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi.

Page 118: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

107

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu- Lintas Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi.

Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Rachmat Syam mantan Satpam Perumahan Villa Billabong, Pada Tanggal 8 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Junaedi Tukang Ojek Setempat, Pada Tanggal 8 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Fitriyanto sebagai antar-jemput anak Sekolahan, Pada Tanggal 22 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Nurmansyah sebagai karyawan swasta Hotel The Ritz Carlton Jakarta, Pada Tanggal 22 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Soleh sebagai supir angkot 110 trayek Depok- Cinere, Pada Tanggal 23 November 2010.

Wawancara Pribadi Dengan Kanit Lantas Resor Metro Depok Sektor Bojonggede AKP Marsidi, Pada Tanggal 25 November 2010.

Wawancara Pribadi Dengan Polantas Polsek Bojonggede AKP Setya, Pada Tanggal 26 November 2010.

Page 119: SKRIPSI DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN …

108

Artikel dari Internet

http//www.VIVANEWS.com, diakses pada 11 Mei 2010.

http://www.forumkami.com/forum/sejarah/22827-sejarah-munculnya-telepon- seluler.html, diakses pada 3 November 2010.

http://www.kompasiana.com/sejarah telepon seluler.htm, diakses pada 3 November 2010.

http://www.listrikindonesia.com/berita-122-telepon-seluler-rokok-dan- listrik.html, diakses pada 3 November 2010.

http://www.wikipedia.org/telepon_selular.html, diakses pada 3 November 2010.