skripsi chrisilia meilita longdong 080111372

46
DAMPAK NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR (TINJAUAN PUSTAKA) SKRIPSI Oleh : Chrisilia Meilita Longdong 080 111 372 Dosen Pembimbing : Prof. dr. Reggy L. Lefrandt, SpJP (K) FIHA dr. Starry H. Rampengan, SpJP (K) FIHA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2012

Upload: chrisilia-meylita

Post on 24-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAMPAK NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

(TINJAUAN PUSTAKA)

SKRIPSI

Oleh :

Chrisilia Meilita Longdong

080 111 372

Dosen Pembimbing :

Prof. dr. Reggy L. Lefrandt, SpJP (K) FIHA

dr. Starry H. Rampengan, SpJP (K) FIHA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

Page 2: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAMPAK NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

(TINJAUAN PUSTAKA)

Oleh :

Chrisilia Meilita Longdong

080 111 372

Skripsi

Untuk memebuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

Page 3: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372
Page 4: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

ABSTRAK

DAMPAK NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

Chrisilia Longdong, Reggy L. Lefrandt, Starry H. Rampengan

Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular

Universitas Sam Ratulangi Manado

Sistem kardiovaskular biasa dikenal juga sebagai sistem jantung pembuluh

darah yang berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan homeostatis. Pada

jantung terdapat suatu mekanisme yang menyebabkan kontraksi jantung secara

terus-menerus yang disebut irama jantung. Jantung normalnya berdenyut dengan

irama yang teratur yaitu 60 sampai 100 kali per menit dan bila terjadi peningkatan

denyut jantung lebih dari 100 kali per menit disebut takikardia. Penyebab

takikardia dapat bersifat fisiologis seperti olahraga atau aktivitas fisik, takut atau

cemas, stres dan takikardia yang patologis yaitu demam, hipertiroid, anemia,

perdarahan dan hipovelemia.Takikardia terjadi pada daerah nodus sinoatrialis,

atrium, nodus atrioventrikularis dan ventrikel. Sinus takikardia yaitu takikardia

yang terjadi pada daerah nodus sinoatrialis yang merupakan respon fisiologis dari

stres yang menyebabkan jantung berdenyut lebih dari 100 kali per menit dan bila

berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya iskemia jaringan. Atrial fibrilasi

dan atrial flutter merupakan takikardia yang terjadi pada daerah atrium, dan bila

berlangsung lama dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke. Sindroma Wolff

Parkinson White yaitu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh impuls atrium

yang dikonduksi ke ventrikel lebih cepat dari biasanya melalui jalur tambahan dan

merupakan masalah klinik yang terjadi pada AV Reciprocating Tachycardia yang

dapat menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang berakibat pada kematian.

Takikardia ventrikel yang berlangsung lama menyebabkan ventrikel menjadi

disfungsi sehingga mengakibatkan terjadinya gagal jantung. Pada fibrilasi

ventrikel, denyut jantung sangat cepat dan tidak teratur menyebabkan orang tidak

sadarkan diri karena tidak ada aliran darah yang mengalir ke otak dan bila

berlangsung lama menyebabkan terjadinya kematian jaringan yang berakhir pada

kematian.

Kata kunci : sistem kardiovaskular, takikardia, dampak

Page 5: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

ABSTRACT

THE IMPACT OF TACHYCARDIA ON CARDIOVASCULAR SYSTEM

Chrisilia Longdong, Reggy L. Lefrandt, Starry H. Rampengan

Section of Cardiology and Vascular Medicine

University of Sam Ratulangi Manado

The cardiovascular system is commonly knowm as the cardiac system of

blood vessels that play a role in the mechanism to maintain homeostatis. At heart

there is a mechanism that causes contraction continuously, called heart rhythm.

The heart normally beats in a regular rhythm from 60 to 100 times per minute and

if there is an increase in heart rate over 100 beats per minute is called tachycardia.

The tachycardia can be caused of physiological, such as sports or physical

activity, fear or anxiety, stress and the pathoogical tachycardia include fever,

hyperthiroidism, anemia, bleeding occurs in the region and hypovolemia.

Tachycardia sinoatrialis node, atrial, atrioventricularis node and ventrikel. Sinus

tachycardia is tachycardia that accourred in the sinoatrialis node which is the

physiological response of stress that causes the heart to beat more than 100 times

per minute and if it lasts a long time can lead to tissue ischemia. Atrial fibrillation

and atrial flutter is a tachycardia that occurred in the atrium, and if it lasts a long

time can increase the risk of stroke. Wolff Parkinson White syndrome is

symptoms caused by atrial impulses to the ventricles which conducted more

quickly than usual through the accessory pathway and is a clinical problem that

occurs in the AV Reciprocating Tachycardia which may lead to ventricular

fibrillation resulting in death. Prolonged ventricular tachycardia causes ventricular

dysfunction, can make heart failure. On ventricular fibrillation, rapid heart rate

and cause irregular unconscious person because there is no blood flow to the brain

and if it lasts a long time cause tissue death leading to death.

Keywords : cardiovascular system, tachycardia, impact

Page 6: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan

bimbingan-Nya sehingga pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “DAMPAK

NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR” ini dapat berjalan dengan

lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Kedokteran sekaligus menambah wawasan serta referensi mengenai materi yang

dibahas. Selama penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, SpA (K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi beserta para pembantu dekan, yang

sudah memberi kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan di

Fakultas Kedokteran UNSRAT.

2. Prof. dr. Reggy L. Lefrandt, SpJP (K) FIHA dan dr. Starry H. Rampengan,

SpJP (K) FIHA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, masukan dan nasehat bagi penulis.

3. dr. A. Lucia Panda, SpPD., SpJP (K) FIHA , dr. Janry Pangemanan, SpJP

(K) FIHA dan dr. J. C. Matheos, SpP selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritik dan saran serta masukan yang sangat berguna dalam

penyelesaikan skripsi ini.

Page 7: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

4. dr. Starry H. Rampengan, SpJP (K) FIHA selaku kodik di Bagian

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular yang telah memberikan kesempatan

dan dukungan kepada penulis untuk melaksanakan ujian skripsi.

5. Prof. dr. Reggy L. Lefrandt, SpJP(K) FIHA selaku Kepala Bagian

Kardiologi dan Kedokteran Vaskular yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti pelaksanaan skripsi sarjana kedokteran di

bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular.

6. Prof. Dr. dr. Karel Pandelaki, SpPD-KEMD selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing penulis selama kuliah di Fakultas

Kedokteran UNSRAT.

7. Mama, Papa, kakakku tercinta Chris dan Yani, Jovan, Fen, Oma Neltje

tersayang yang selalu memberi doa, dukungan kasih sayang, dana dan

moril kepada penulis. Dan juga kepada Mama Reity, Papa Duma, Papa

Jemmy, adik Monik dan Virginia terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Sahabat-sahabatku yang Utin, Mela, Yoel, Yona, Serly, Nana, Shinta, Lia,

Dela, yang selalu memberi dukungan, semangat dan penghiburan di saat-

saat sulit.

9. Teman-teman seangkatan ujian skripsi Rucelia Piri, Edgar Raranta, Daslan

Toruntju dan Edward Wagyu di bagian Kardiologi dan Kedokteran

Vaskular atas dukungan dan kerjasamanya.

10. Teman-teman seangkatan MEFOSA 08 yang selalu memberi semangat

dan membantu selama kuliah. Dan juga teman-teman Paduan Suara

Mahasiswa UNSRAT yang selalu membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi.

Page 8: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini mesih belum sempurna,

sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan isinya. Besar

harapan penulis kiranya skrispsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Manado, Februari 2012

Penulis,

Chrisilia Meilita Longdong

Page 9: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK .......................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................. iii

PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penulisan .................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ................................................................ 4

E. Metode Penulisan ................................................................. 4

BAB II FISIOLOGI KARDIOVASKULAR

A. Sistem Kardiovaskular ........................................................ 5

1. Jantung ........................................................................... 5

2. Pembuluh Darah ............................................................ 8

Page 10: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

B. Persarafan pada Sistem Kardiovaskular ............................... 10

BAB III PATOFISIOLOGI NADI CEPAT

A. Siklus Jantung ...................................................................... 11

B. Curah Jantung ...................................................................... 13

C. Irama Jantung ....................................................................... 14

BAB IV NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

A. Takikardia Berdasarkan Penyebabnya ................................ 18

1. Takikardia Fisiologis ........................................................ 18

a. Olahraga ........................................................................ 18

b. Stres .............................................................................. 19

2. Takikardia Patologis ......................................................... 20

a. Demam ......................................................................... 20

b. Hipertiroid .................................................................... 20

c. Anemia ......................................................................... 21

d. Syok Hipovolemik ....................................................... 21

B. Takikardia Berdasarkan Tempat Terjadinya ......................... 22

1. Nodus Sinoatrialis ............................................................ 22

2. Atrium .............................................................................. 22

a. Paroksismal Atrial Takikardia ...................................... 22

b. Atrial Fibrilasi .............................................................. 23

c. Atrial Flutter ................................................................. 24

3. Nodus Atrioventrikularis .................................................. 25

Page 11: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

a. AV Nodal Reentrant Tachycardia ................................ 25

b. AV Reciprocating Tachycardia .................................... 26

4. Ventrikel ........................................................................... 27

a. Takikardia Ventrikel ..................................................... 27

b. Fibrilasi Ventrikel ........................................................ 28

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 29

B. Saran ................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 31

Page 12: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal

1. Aliran Darah pada Jantung ..................................................................... 8

2. Satu Siklus Jantung Sistol dan Diastol ................................................... 11

3. Siklus Jantung dan Rekaman EKG selama Satu Siklus Jantung............. 12

4. Irama Jantung ......................................................................................... 15

Page 13: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal

1. Faktor dan Kondisi yang Dapat Mempengaruhi Denyut Jantung ........... 16

Page 14: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung adalah suatu organ yang merupakan bagian dari suatu sistem dalam

tubuh manusia yang ikut berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan

homeostasis. Sistem yang dimaksud adalah sistem kardiovaskular, yang dikenal

sebagai sistem jantung-pembuluh darah.1

Pada dasarnya semua organ dan jaringan tubuh berfungsi untuk

mempertahankan kondisi seimbang dan konstan di dalam tubuh yang dinamakan

homeostasis. Usaha tubuh melalui bermacam-macam sistem untuk

mengembalikan ke keadaan seimbang diantaranya yaitu sistem sirkulasi, dengan

jantung sebagai motor penggeraknya, berperan sebagai sarana transportasi.

Sistem sirkulasi dalam menjalankan fungsinya melibatkan pembuluh darah juga

melibatkan jantung yang merupakan sistem kardiovaskular.1

Fungsi sistem kardiovaskular berkaitan dengan hemodinamika (dalam bahasa

Latin hemodynamics, hemo = darah ; dynamics = dinamika, kekuatan bergerak)

yang berkaitan dengan pergerakan darah dan kekuatan yang mendorongnya.

Sistem kardiovaskular sebagai alat transport dan distribusi makanan atau oksigen

dan nutrien lain.1,2

Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat

pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Di dalam jantung terdapat suatu

mekanisme untuk menyebabkan kontraksi jantung secara terus-menerus yang

Page 15: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

disebut irama jantung.1,2

Kelainan irama jantung dapat bermula dari tiga tempat

yaitu otot atrium, daerah sekitar nodus AV serta otot ventrikel.4

Keadaan istirahat, jantung normalnya berdenyut dengan irama yang teratur,

yaitu 60 sampai 100 kali per menit. Setiap denyut berasal dari depolarisasi nodus

sinus, irama jantung normal yang mengalun sehari-hari disebut irama sinus.

Irama di luar itu disebut aritmia (atau disritmia) yaitu gangguan urutan irama,

atau gangguan kecepatan dari proses depolarisasi, repolarisasi, atau kedua-duanya

pada jantung. Istilah aritmia merujuk pada setiap gangguan frekuensi, regularitas,

tempat asal, atau konduksi impuls listrik jantung.5,6

Takikardia adalah denyut jantung yang cepat, biasanya didefinisikan pada

orang dewasa sebagai denyut yang lebih dari 100 kali per menit. Frekuensi

denyut jantung merupakan penentu utama curah jantung sehingga pengurangan

atau peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlebihan dapat menjadi curah

jantung. Takikardia mengurangi curah jantung dengan memperpendek waktu

pengisian ventrikel dan volume sekuncup. Curah jantung yang menurun

menyebabkan berkurangnya tekanan arteri dan perfusi perifer.2,,3,7

Penyebab umum takikardia meliputi kenaikan suhu tubuh, rangsangan jantung

oleh saraf simpatis, atau keadaan toksik pada jantung.6 Takikardia sinus dapat

normal (fisiologis) dan patologis. Penyebab takikardia fisiologis misalnya

olahraga akan mempercepat frekuensi jantung hingga di atas 100 denyut per

menit, takut atau cemas, kekurangan cairan tubuh dan penyebab takikardia

patologis yaitu perdarahan, tirotoksikosis, hipertiroidisme, demam, hipotensi dan

anemia.3,6,8,9

Page 16: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Terdapat beberapa faktor dan kondisi yang dapat mempengaruhi peningkatan

denyut jantung yaitu genetik, stres, obesitas, merokok, penggunaan alkohol, gagal

jantung, serta penggunaan obat.8,9

Takikardia dapat memberikan gejala pusing,

sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar dan pingsan.6 Takikardia terdiri dari

sinus takikardia, paroksismal atrial takikardia, atrial fibrilasi, atrial flutter,

takikardia nodal, takikardia ventrikular dan fibrilasi ventrikel.3,5,6,8

Takikardia umumnya terjadi karena gangguan pembentukan impuls yang

terdiri dari kelainan automatisasi dan trigger automatisasi serta gangguan

konduksi yaitu re-entri.5 Re-entri merupakan mekanisme yang sering terjadi

dimana suatu impuls jantung akan masuk kembali merangsang daerah

miokardium yang sebelumnya sudah diaktifkan, sehingga menimbulkan denyut

prematur. Daerah-daerah ini dapat menghasilkan denyut-denyut prematur yang

terisolasi atau takikardia menetap.7

Peningkatan denyut jantung dapat mengurangi aliran subendokardial pada

pada iskemia, menimbulkan fibrilasi ventrikel yang menyebabkan risiko

kematian mendadak, meningkatkan kekakuan arteri, pembesaran atau hipertrofi

atrium dan ventrikel.6,9

B. Rumusan Masalah

Apa dampak nadi cepat pada sistem kardiovakular ?

C. Tujuan

Memberikan pengetahuan tentang dampak nadi cepat pada sistem

kardiovaskular

Page 17: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

D. Manfaat

Untuk mengetahui dampak dari nadi cepat pada sistem kardiovaskular

E. Metode Penulisan

Karya tulis ini adalah suatu tinjauan pustaka yang bersifat deskripsional yang

mengacu pada :

- Buku-buku pegangan berupa text book

- Jurnal-jurnal medis

- Hasil diskusi dengan dosen

Cara penulisan adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan literatur yang relevan mengenai dampak nadi cepat pada

sistem kardiovaskuler

2. Membaca dan menganalisa literatur yang sudah terkumpul

3. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing

4. Menyusun dan mengetik karya tulis

5. Mengoreksi karya tulis dengan dosen pembimbing

6. Penyelesaian akhir

Page 18: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

BAB II

FISIOLOGI KARDIOVASKULAR

A. Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular biasa dikenal juga sebagai sistem jantung pembuluh

darah yang berperan dalam mekanisme untuk mempertahankan homeostatis.

Sistem kardiovaskular terdiri atas 3 komponen yaitu jantung sebagai alat pompa

utama, pembuluh darah dan darah. Jantung yang menjaga agar sistem

kardiovaskular dapat berfungsi secara normal untuk mepertahankan homeostasis

yaitu kondisi seimbang dan konstan di dalam tubuh.1,2

Pada keadaan normal, jumlah darah yang dapat dipompa oleh jantung sesuai

dengan jumlah darah yang masuk kembali ke jantung sekitar 5 sampai 6 liter per

menit pada keadaaan istirahat dalam posisi berbaring, dengan rata-rata memompa

darah sebesar 5 liter per menit dan dapat meningkat sewaktu olahraga yang berat

sampai dengan 25-35 liter per menit.10

1. Jantung

Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak dalam ruang

mediatinum rongga dada, yaitu di antara paru-paru.7 Jantung terdiri dari tiga tipe

otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serabut serat-serat

dan konduksi khusus.2 Ukuran jantung normal sekitar berukuran telapak tangan

dengan berat 350 gram pada orang dewasa.11

Fungsi utama jantung adalah mendorong darah agar dapat menggalir dengan

lancar di dalam pembuluh pada sistem sirkulasi ke seluruh tubuh. Jantung terdiri

atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompakan darah ke

Page 19: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

paru-paru dan jantung kiri yang memompakan darah ke organ-organ perifer.

Setiap bagian jantung yang terpisah ini masing-masing terdiri atas dua ruang

pompa yang berdenyut yaitu atrium dan ventrikel.1,2

Fungsi atrium adalah sebagai pompa primer bagi ventrikel artinya atrium

hanya berfungsi untuk mengisi darah ke dalam ventrikel yang akan memompakan

darah tersebut keluar jantung. Darah yang masuk ke dalam atrium adalah darah

yang kembali ke jantung melalui pembuluh darah balik.1

Pada setiap kontaksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan

yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterima dari atrium karena

ventrikel harus memompakan darah ke sistem sirkulasi. Ventrikel kiri

memompakan darah ke aorta dan selanjutnya ke sirkulasi umum atau sistemik,

yaitu ke seluruh organ tubuh termasuk paru-paru dan jantung. Darah balik dari

sirkulasi sistemik yang kaya CO2 masuk ke dalam atrium kanan melalui vena

cava. Atrium kanan kemudian memompakan darah ke ventrikel kanan selanjutnya

darah yang kaya CO2 dipompakan ventrikel kanan ke trunkus pulmonalis dan

selanjutnya ke sirkulasi paru-paru untuk dibersihkan. Di paru-paru, CO2 yang ada

pada darah dikeluarkan dan diganti dengan O2 yang diambil melalui udara

pernapasan. Darah dari sirkulasi paru-paru yang telah kaya O2 kembali ke jantung

melalui vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri kemudian dipompakan lagi ke

ventrikel kiri yang akan memompakannya ke sirkulasi sistemik.1,2,7

Sewaktu kontraksi atrium, darah dari atrium dipompakan ke dalam ventrikel

dan sewaktu kontraksi ventrikel, darah dipompakan dari ventrikel ke dalam sistem

arteri yaitu melalui aorta dan trunkus pulmonalis. Untuk mencegah darah kembali

Page 20: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

ke atrium atau ventrikel sewaktu kontraksi, jantung di lengkapi dengan katup

(valvula) yang terdiri dari jaringan penyambung padat dan dilapisi endokardium.1

Pembukaan dan penutupan katup-katup jantung terjadi akibat perbedaan

tekanan di dalam ruang-ruang jantung sewaktu kontraksi dan relaksasi atrium dan

ventrikel. Terdapat dua kelompok katup jantung yaitu katup atrioventrikular (AV)

yang terletak diantara atrium dan ventrikel, dan katup semilunar yang terletak

diantara ventrikel dan pembuluh darah aorta atau trunkus pulmonalis.1

a. Katup Atrioventrikular

Katup atrioventrikular atau singkat katup A-V terdapat dua buah katup yaitu

katup biukuspidal (dari bahasa Latin bicuspidal, bi = dua; cusp = tonjolan) yaitu

yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup bikuspidal ini lebih

dikenal dengan sebutan katup mitral. Katup A-V yang terletak antar atrium kanan

dan ventrikel kanan yaitu katup trikuspidal (dari bahasa Latin tricuspidal, tri =

tiga).1,7

Katup A-V membuka bila tekanan di dalam atrium lebih tinggi dari tekanan di

dalam ventrikel sehingga darah mengalir dari dalam atrium mengalir ke dalam

ventrikel. Pada saat katup A-V membuka, muskulus papilaris berelaksasi dan

korda tendinea mengendur. Sebaliknya, sewaktu ventrikel berkontraksi sehingga

tekanan di dalam ventrikel meningkat, ke arah atrium sehingga menutup.1,7

b. Katup Semilunar

Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu katup semilunar yang terletak di

antara ventrikel kiri dan aorta disebut katup aorta, sedangkan yang terletak di

antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonalis disebut katup pulmonalis. Katup-

Page 21: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

katup ini masing-masing mempunyai 3 daun katup yang berbentuk setengah bulan

sehingga disebut katup semilunar.1,7

Katup-katup semilunar ini membuat darah hanya dapat mengalir ke satu arah,

yaitu darah yang ada di dalam ventrikel kiri mengalir ke dalam aorta dan darah

yang ada di dalam ventrikel kanan mengalir ke dalam trunkus pulmonalis.1,7

2. Pembuluh darah

Pembuluh darah atau biasa dikenal dengan sistem vaskuler memiliki peranan

yang penting pada fisiologi kardiovaskular karena fungsi utamanya berhubungan

dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal, serta sebagai media untuk

transpor oksigen, karbondioksida, makanan, hormon serta obat-obatan ke seluruh

jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel di dalam organ

tubuh.2,10

Gambar 1. Aliran darah jantung 12

Page 22: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Sirkulasi sistemik menyuplai darah ke seluruh jaringan tubuh kecuali paru,

dapat juga disebut sirkulasi besar atau sirkulasi perifer. Sirkulasi sistemik dibagi

menjadi lima kategori berdasarkan anatomi dan fungsinya yaitu :

1. arteri

Arteri (dari bahasa Latin artereo, aer = udara; tereo = membawa) adalah

pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar dari jantung menuju jaringan

tubuh.1 Arteri mempunyai dinding pembuluh darah yang kuat dan darah mengalir

dengan kecepatan yang tinggi di arteri. Fungsi arteri adalah untuk mentranspor

darah ke jaringan di bawah tekanan yang tinggi. Oleh karena itu sistem arteri ini

dianggap sebagai sirkuit bervolume rendah tetapi bertekanan tinggi.2,7

2. Arteriol

Arteriol (dari bahasa Latin arteriole = arteri kecil) merupakan cabang-cabang

kecil yang terakhir dari sistem arteri dan berfungsi sebagai saluran kendali untuk

menentukan darah yang akan dilepaskan ke kapiler.1,2

Dinding pembuluh darah

arteriol terutama terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis.7

3. Kapiler

Kapiler (dari bahasa Latin capilero = pembuluh kecil) mempunyai struktur

dinding yang bersifat semipermeabel.1

Berfungsi untuk pertukaran cairan zat

makanan, elektrolit, hormon dan bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan

interstisial.2,7

4. Venula

Venula (dari bahasa Latin venule = vena kecil) merupakan kapiler-kapiler

bersatu menjadi pembuluh darah baik berukuran kecil.1 Berfungsi sebagai saluran

pengumpul dan terdiri dari sel-sel endotel dan jaringan fibrosa. 2,7

Page 23: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

5. Vena

Vena (dari bahasa Latin venae = pembuluh darah balik yang menuju ke

jantung) adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi sebagai saluran

untuk mengangkut darah dari venula kembali ke jantung. Dinding vena

mempunyai otot yang cukup untuk dapat berkontraksi atau melebar sehingga

dapat berperan sebagai penampungan darah ekstra yang dapat dikendalikan, baik

dalam jumlah kecil atau besar, bergantung pada kebutuhan sirkulasi.1,2,7

B. Persarafan Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular banyak dipersarafi oleh serabut-serabut sistem saraf

otonom. Sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem

parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja

bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung.7

Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut

jantung pada manusia dewasa muda dari frekusensi normal sebesar 70 kali denyut

per menit menjadi 180 – 200 kali per menit, bisa mencapai 250 kali per menit.2,13

Selain itu perangsangan simpatis dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot

jantung sehingga meningkatkan jumlah darah yang dipompakan.2

Perangsangan simpatis dapat mengurangi kecepatan dan kekuatan denyut

jantung.13

Stimulasi kuat vagal dapat menurukan kekuatan kontraksi sebanyak 20

sampai 30%.1 Serabut-serabut vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidak

banyak ke ventrikel, tempat terjadinya tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini

menjelaskan pengaruh rangsangan vagus yang terutama mengurangi frekuensi

denyut jantung daripada sangat mengurangi kekuatan kontraksi jantung.2

Page 24: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

BAB III

PATOFISIOLOGI NADI CEPAT

A. Siklus Jantung

Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut

jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung.1,2

Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling

terkait. Gelombang rangsangan listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem

konduksi menuju miokardium untuk merangsang kontraksi otot. Rangsangan

listrik ini disebut depolarisasi dan diikuti pemulihan listrik kembali disebut

repolarisasi.2,7

Siklus jantung terdiri atas satu periode diastolik yaitu periode pengisian

jantung dengan darah, yang diikuti satu periode kontraksi otot yang disebut

sistolik.7 Satu siklus jantung memerlukan waktu 0,38-0,40 detik pada irama sinus

yang normal dengan frekuensi rata-rata 80 kali per menit, dengan sistol

memerlukan waktu sepertiga dari seluruh waktu siklus jantung, sedangkan dua

pertiganya diperuntukan bagi periode diastol.7,10

Gambar 2. Satu siklus jantung sistol dan diastol 14

Page 25: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Aktivitas listrik sel yang dicatat secara grafik melalui elektroda intrasel

memperlihatkan bentuk khas yang disebut potensial aksi.7 Setiap siklus diawali

oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di dalam nodus sinus. Aktivitas

listrik pada semua sel miokardium secara keseluruhan dapat dilihat dalam suatu

elektrokardiogram.2

Elektrokardiogram adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan

aktivitas listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada saat berkontraksi.15

Massa

otot atrium lebih kecil daripada massa otot ventrikel, sehingga perubahan listrik

yang menyertai kontraksi atrium juga kecil.4 Pada waktu depolarisasi atrium,

elektrokardiograf mencatat gambaran gelombang P sedangkan peristiwa

repolarisasinya tidak tampak karena segera setelah kontraksi atrium selesai, maka

diikuti dengan gambaran kompleks QRS, sehingga gambarannya tertutup olehnya.

Gelombang T terjadi karena massa ventrikel kembali ke status istirahat

(repolarisasi).4,6,10

Gambar 3. a. Siklus jantung b. Rekaman EKG selama satu siklus jantung 16

Page 26: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Potensial aksi yang berasal dari nodus SA ini dengan cepat dihantarkan ke

semua bagian kedua atrium, kemudian melalui bundel A-V ke semua bagian

kedua ventrikel. Karena sistem konduksi atrium ke ventrikel mempunyai susunan

khusus, terjadi keterlambatan penghantaran impuls jantung dari atrium ke

ventrikel selama kira-kira 0,1 detik. Hal ini memungkinan dan memberi waktu

bagi atrium untuk berkontraksi terlebih dahulu sehingga darah dapat

dipompakannya ke dalam ventrikel, kemudian ventrikel berkontaksi dengan kuat

untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem vaskular. Jadi

dalam keadaan normal, sewaktu kedua atrium berkontraksi, kedua ventrikel

berada dalam keadaan relaksasi.1,2

B. Curah Jantung

Curah jantung (cardiac output) adalah volume darah yang dipompakan ke

dalam arteri dari masing-masing ventrikel setiap menitnya.1,10

Curah jantung rata-

rata adalah 5 L/menit.7 Curah kerja semenit adalah jumlah total energi yang

diubah menjadi kerja dalam 1 menit.2

Curah jantung sangat bervariasi sesuai dengan tingkat aktivitas tubuh. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi curah jantung, antara lain kecepatan

metabolisme tubuh, aktivitas fisik, usia, ukuran tubuh serta beberapa faktor

lainnya. Nilai normal curah jantung pada pria dewasa muda kira-kira 5,6

liter/menit. Untuk wanita nilainya lebih rendah 10-20%.1

Volume sekuncup adalah volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel

per detik. Sekitar dua per tiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir

diastolik dikeluarkan selama sistolik.7

Page 27: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Curah jantung tergantung dari hubungan antara frekuensi jantung dan volume

sekuncup. Terdapat tiga variabel yang mempengaruhi volume sekuncup yaitu

preload (beban awal), afterload (beban akhir) dan kontraktilitas jantung.7

Preload adalah jumlah regangan serabut otot jantung segera sebelum sistol.

Biasanya jumlah regangan suatu ruang proporsional terhadap volume darah yang

yang ditampung pada akhir diastol, sebelum sistol. Preload dapat di perkirakan

dengan mengukur tekanan atrium kiri.13

Afterload adalah kekuatan atau tekanan ruang jantung dimana ruang jantung

harus mengejeksikan darah selama sistolik. Faktor yang penting dalam

menentukan afterload adalah tahanan vaskular, juga pada pembuluh sistemik dan

pulmonal. Afterload mempengaruhi isi sekuncup (stroke volume) karena

peningkatan atau pengosongan ventrikel dengan mudah selama sistole. Penurunan

tahanan vaskular sistemik, melalui vasodilatasi, menggambarkan ventrikel kiri

secara relatif membesar, terbuka dan arteri rileks sehingga ventrikel dapat

memompa.13

C. Irama Jantung

Pada jantung terdapat suatu mekanisme yang menyebabkan kontraksi jantung

secara terus-menerus yang disebut irama jantung.2 Dalam keadaan istirahat,

jantung normalnya berdenyut dengan irama yang teratur yaitu 60 sampai 100 kali

per menit. Karena setiap denyut berasal dari depolarisasi nodul sinus, irama

jantung normal yang mengalun sehari-hari disebut irama sinus normal.5,6

Denyut jantung terjadi karena adanya mekanisme kontraksi dan relaksasi otot-

otot atrium dan ventrikel secara berirama. Mekanisme kontraksi dan relaksasi

Page 28: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

terjadi karena adanya perubahan potensial listrik di dalam jantung yang bersumber

pada pacu jantung yang terletak di simpul sinus. Tiap denyut jantung akan

dimulai dari atrium kanan, pada setiap tempat yang memiliki sel-sel khusus yaitu

nodus SA. Kemudian impuls akan masuk ke kedua atrium lalu menuju ke nodus

AV yang terletak di dasar atrium kanan. Selanjutnya, rangsangan dari AV mnjalar

melalui jaringan His, yang kemudian membentuk anyaman serat yang menyebar

ke dalam kedua ventrikel. Ketika impuls listrik terjadi, timbullah kontraksi otot

jantung dan terjadilah proses pemompaan ke seluruh tubuh.10

Gambar 4. Irama jantung 16

Irama jantung yang normal terjadi apabila simpul sinus dapat mengendalikan

denyut di seluruh bagian jantung dan seirama dengannya. Denyut jantung dapat

meningkat karena rangsangan simpatis atau obat-obatan yang bekerja sinergetik

dengannya. Jika irama sinus teratur dan mencapai lebih dari 100 denyut per

menit, maka keadaan ini disebut sinus takikardia.10

Page 29: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Denyut jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan kondisi.

Peningkatan denyut jantung dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor resiko antara

lain usia, gender, genetik, hipertensi, diabetes, merokok, obesitas, gaya hidup

serta stres emosional. Pada umumnya pria lebih beresiko terkena takikardia

dibandingkan dengan wanita, disebabkan karena pengaruh gaya hidup.9,11

Faktor dan kondisi Denyut Jantung

Peningkatan/Penurunan (+/-)

Tidak dapat di modifikasi

Usia

Wanita

Keturunan

-

+

+/-

Fisiologis

Posisi berbaring ke berdiri

Stres fisik/mental

+

+

Gaya hidup

Olahraga

Kegemukan

Merokok

Konsumsi alkohol

+

+

+

+

Patologis

Hiperlipidemia

Gagal jantung

Obat-obatan

+

+

-/+

Tabel 1. Faktor dan kondisi yang dapat mempengaruhi denyut jantung 17

Takikardia umumnya terjadi karena mekanisme aritmogenik yaitu :

1. Gangguan pembentukan impuls

Gangguan ini terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Kelainan automatisasi

Pada keadaan normal, automatisasi (depolarisasi spontan) hanya terjadi

di nodus SA. Hal ini disebabkan karena impuls-impuls yang dicetuskan di

Page 30: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

nodus SA sedemikian cepatnya sehingga menekan proses automatisasi di

sel-sel lain.

Apabila terjadi perubahan tonus susunan saraf otonom, atau karena

suatu penyakit di nodus SA sendiri, maka dapat terjadi sinus takikardia,

sinus bradikardia.5

b. Trigger automatisasi

Dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed

after-depolarisations yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah

potensial aksi. Apabila terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada

gagal jantung, atau penggunaan digitalis, hipokalemia, maka keadaan-

keadaan ini akan mengubah voltase kecil ini mencapai nilai ambang

potensial sehingga terbentuk sebuah potensial aksi prematur yang

dinamakan trigger impuls. Trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan

sebuah trigger impuls yang kedua, kemudian yang ketiga dan seterusnya

sampai terjadi suatu irama takikardia.5

2. Gangguan konduksi

Re-enteri merupakan suatu mekanisme yang sering terjadi, dimana suatu

impuls jantung akan masuk kembali merangsang daerah miokardium yang

sebelumnya sudah diaktifkan, sehingga menimbulkan denyut prematur.

Daerah-daerah ini dapat menghasilkan denyut-denyut prematur yang terisolasi

atau takikardia menetap.7

Page 31: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

BAB IV

NADI CEPAT PADA SISTEM KARDIOVASKULAR

Takikardia berarti denyut jantung yang cepat yaitu menunjukkan frekuensi

denyut jantung lebih dari normal, yaitu lebih dari 100 kali per menit. Takikardia

dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Penyebab takikardia yang

fisiologis yaitu olahraga atau aktivitas fisik, takut atau cemas dan stres sedangkan

penyebab takikardia yang patologis yaitu demam, hipertiroid, anemia, perdarahan

dan hipovolemia.1,2,4

A. Takikardia Berdasarkan Penyebabnya

1. Takikardia Fisiologis

a. Olahraga

Respon tubuh saat berolahraga yaitu terjadi peningkatkan frekuensi denyut

jantung. Selama melakukan olahraga terjadi peningkatan curah jantung yang

disebabkan oleh peningkatan rangsangan saraf simpatis. Meningkatnya curah

jantung pada saat berolahraga ini dimaksudkan untuk mempertahankan aktivitas

otot-otot rangka yang sedang bekerja, sehingga terjadi peningkatan aliran darah

untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan zat gizi dari sel-sel otot.10

Olahraga yang berat atau aktivitas yang berlebihan terus menerus dalam

waktu yang lama seperti seorang atlet menyebabkan jantung memompa lebih

cepat mengakibatkan peningkatan kekuatan kontraksi otot ventrikel.

Peningkatan kekuatan otot ventrikel akan memperbesar kerja jantung dan

meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga otot ventrikel mengalami hipertrofi.

Meningkatnya aktivitas fisik seseorang akan mengakibatkan kebutuhan darah

Page 32: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

yang mengandung oksigen semakin besar menyebabkan terjadinya peningkatan

aliran darah. Respon pembuluh darah terhadap aktivitas ini yaitu vasodilatasi

dari pembuluh darah disekitar otot agar darah dapat dialirkan, sehingga terjadi

penurunan tahanan perifer.2,6,7

b. Stres

Respon fisiologis terhadap stres yaitu terjadi peningkatan aktivitas dari

simpatetik adrenomolukular yang merangsang hormon sekresi hormon adrenalin

secara berlebihan yang menyebabkan frekuensi denyut jantung meningkat.18

Stres merupakan salah satu faktor resiko yang bisa mempengaruhi atau

memperberat suatu penyakit. Stres yang berlangsung lama dapat menyebabkan

tejadinya hipertensi melalui aktivitas saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf

simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten dan apabila stres

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.11

Aktivitas

saraf simpatis menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah sehingga stroke

volume menjadi meningkat serta frekuensi denyut jantung meningkat

mengakibatkan tekanan darah jadi meningkat. Pada pasien yang menderita

hipertensi yang berlangsung lama menyebabkan ventrikel kiri bekerja terlalu

berat dan terlalu lama sehingga menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel

kiri.6

Stres juga merupakan faktor pemicu terjadinya takotsubo cardiomyopathy

atau stress induced cardiomyopathy. Stres emosional yang berlangsung lama

dengan faktor resiko disfungsi ventrikel dan hipertensi mengakibatkan jantung

memompa lebih cepat, lama-kelamaan otot ventrikel menjadi lemah dan tidak

mampu lagi memompa darah ke seluruh tubuh mengakibatkan terjadinya gagal

Page 33: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

jantung. Umumnya takotsubo cardiomyopathy terjadi pada wanita

postmenopause pada usia 50 tahun.19

2. Takikardia Patologis

a. Demam

Demam dapat menyebabkan terjadi takikardia, karena kenaikan suhu akan

meningkatkan kecepatan metabolisme nodus sinus, yang selanjutnya secara

langsung meningkatkan frekuensi denyut jantung.1,2

b. Hipertiroid

Pada penderita hipertiriod, metabolisme sebagian besar jaringan tubuh

menjadi sangat meningkat. Pemakaian oksigen meningkat dan produk

vasodilator dilepaskan ke jaringan. Oleh karena itu, tahanan perifer total

menurun dengan menyolok akibat reaksi pengaturan aliran darah jaringan

setempat diseluruh tubuh. Akibatnya, aliran balik vena dan curah jantung

menjadi meningkat sampai 40-80% di atas normal.2

Efek langsung dari hormon-hormon tiroid terhadap miokardium yaitu

menambah kekuatan, kecepatan dan kontraksi ventrikel sehingga ventrikel

bekerja lebih cepat dan menyebabkan peningkatan curah jantung serta

penurunan resistensi pembuluh darah perifer. Hormon tiroid mempengaruhi

aktivitas ritme jantung, dimana durasi potensial aksi dari sel-sel miosit

memendek akibatnya meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran serta

meningkatkan frekuensi jantung dan pada akhirnya mencetuskan terjadinya

atrial fibrilasi.2,7

Page 34: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

c. Anemia

Pada anemia, terdapat dua efek perifer yang sangat menurunkan tahanan

perifer total. Salah satu diantaranya adalah berkurangnya viskositas darah, akibat

penurunan konsentrasi sel-sel darah merah. Efek lainnya adalah berkurangnya

pengiriman oksigen ke jaringan yang menyebabkan vasodilatasi lokal

mengakibatkan curah jantung akan sangat meningkat.2 Pada saat kadar hb

rendah, curah jantung akan meningkat untuk mencukupi kebutuhan oksigen

jaringan.7

Anemia dalam jangka panjang menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel

kiri, kegagalan jantung bahkan menyebabkan kematian. Berkurangnya kadar

oksigen ke jaringan perifer dalam waktu lama memaksa jantung bekerja lebih

keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen di jaringan perifer menyebabkan

terjadinya gagal jantung akibat anemia.2,7

d. Syok Hipovolemik

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan sistem saraf simpatis merangsang

jantung. Pada pasien yang mengalami syok hipovolemik akibat perdarahan

menyebabkan rangsangan refleks simpatis pada jantung akan meningkatkan

frekuensi denyut jantung hingga 150-180 kali per menit.2

Perdarahan menyebabkan curah jantung menurun juga pengurangan

hemoglobin sehingga transport oksigen ke jaringan menjadi berkurang dan

menyebabkan penurunan tekanan darah. Respon hormonal saat terjadi

hipovolemia yaitu tubuh mengeluarkan hormon-hormon stres seperti epinefrin,

glukagon dan kortisol sehingga menyebabkan terjadinya takikardia dan

vasokontriksi pembuluh darah.2,7

Page 35: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

B. Takikardia Bedasarkan Tempat Terjadinya

Umumnya takikardia terjadi akibat gangguan pembentukan impuls yang terjadi

pada daerah, antara lain :

1. Nodus sinoatrialis

Sinus takikardia ialah irama sinus yang lebih cepat dengan frekuensi

denyut jantung melebihi 100 kali per menit. Sinus takikardia umumnya

merupakan respon fisiologis dari berbagai stres seperti demam, kehilangan

cairan, aktivitas fisik (olahraga), tirotoksikosis, hipertiroid, anemia dan cemas

atau stres. Keadaan tersebut menyebabkan jantung memompa darah dengan

cepat sehingga terjadi peningkatan kebutuhan oksigen miokard serta

mengurangi aliran darah koroner mengakibatkan otot ventrikel memompa

lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen jaringan. Bila berlangsung

lama mengakibatkan jaringan perifer menjadi iskemia.1,2,21

2. Atrium

Takikardia yang terjadi pada daerah atrium antara lain paroksismal atrial

takikardia, atrial fibrilasi dan atrial flutter.

a. Paroksismal Atrial Takikardia

Paroksismal atrial takikardia ialah suatu kenaikan frekuensi denyut

jantung yang mendadak kira-kira 95-150 kali per menit yang berasal dari

atrium atau nodus AV. Biasanya karena adanya re-enteri baik di atrium atau

nodus AV. Pasien dengan paroksismal atrial takikardia merasa jantung

berdebar cepat sekali, dapat disertai keringat dingin dan pasien akan merasa

lemah. Frekuensi denyut jantung yang sangat tinggi, dapat menyebabkan

terjadinya serangan angina akibat penurunan pengisian arteri koroner.2,21

Page 36: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

b. Atrial Fibrilasi

Pada atrial fibrilasi terjadi eksitasi dan recovery yang tidak teratur dari

atrium. Oleh karena itu impuls listrik yang timbul dari atrium juga sangat

cepat dan tidak teratur. Pada keadaan ini atrium dapat berkontraksi sebanyak

300-500 kali per menit. Impuls-impuls ireguler ini mencapai nodus AV

dengan cepat, namun tidak semuanya akan di teruskan, sehingga kontraksi

ventrikel akan lebih lambat dari kontraksi atrium dan biasanya 110-180 kali

per menit dengan irama yang ireguler.8,21

Pada usia dibawah 50 tahun prevalensi atrial fibrilasi kurang dari 1%

dan meningkat menjadi lebih dari 9% pada usia 80 tahun. Lebih banyak

dijumpai pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Atrial fibrilasi dapat

disebabkan karena penyakit katup mitral seperti stenosis mitral atau

insufisiensi mitral, penyakit jantung iskemia, infark miokard akut,

tirotoksikosis dan infeksi pada jantung.22

Atrial fibrilasi diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu atrial fibrilasi

paroksismal, atrial fibrilasi persisten dan atrial fibrilasi kronik atau

permanen. Atrial fibrilasi paroksismal terjadi bila AF berlangsung kurang

dari 7 hari dan 50% AF paroksismal akan kembali ke irama sinus secara

spontan dalam waktu 24 jam. Pada atrial fibrilasi persisten, bila AF menetap

lebih dari 48 jam tetapi kurang dari 7 hari dan diperlukan kardioversi untuk

mengembalikan ke irama sinus. Sedangkan pada AF kronik atau permanen,

AF terjadi bila berlangsung lebih dari 7 hari.22

Atrial fibrilasi dapat memberikan gejala berupa palpitasi, lemas, sakit

kepala ringan, sesak napas, serta nyeri dada saat melakukan aktivitas.20

AF

Page 37: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

dapat mencetuskan gejala iskemik pada AF dengan dasar penyakit jantung

koroner. Fungsi kontraksi atrial yang sangat kurang pada AF dan kontraksi

ventrikel yang cepat akan menurunkan curah jantung sehingga jantung

tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh menyebabkan terjadinya

gagal jantung kongestif pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri.22

Atrial

fibrilasi yang berlangsung lama atau terus berulang memiliki resiko

terjadinya stroke. Atrial fibrilasi cenderung memproduksi bekuan darah

sehingga terbentuk trombus didalam atrium karena kontraksi dari atrium

yang tidak efektif. Bila trombus ini pecah dan mengikuti aliran darah ke

otak maka akan terjadi hambatan arteri dalam otak sehingga menyebabkan

terjadinya stroke.10,11,21

c. Atrial Flutter

Pada atrial flutter, atrium berdenyut dalam irama yang masih teratur

dengan frekuensi denyut jantung mencapai 200-350 kali per menit. Akan

tetapi, karena satu sisi atrium berkontraksi sementara sisi yang lain

berelaksasi, jumlah darah yang dipompa oleh atrium sangat sedikit. Selain

itu, impuls dari atrium yang sangat cepat tersebut tidak semuanya dapat

diterima dan dihantarkan oleh nodus A-V dan bundel A-V karena dibatasi

oleh masa refrakter. Karena itu, dari setiap 2 atau 3 denyutan atrium, hanya

satu impuls saja yang dapat mencapai ventrikel dan menimbulkan kontraksi

ventrikel.1,2

Insiden terjadinya atrial flutter pada populasi umum ialah 0,8%

dari 100.000 orang dan berkisar antara usia 70-79 tahun. Atrial flutter lebih

banyak terjadi pada laki-laki pada wanita.23

Page 38: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

Atrial flutter berbeda dengan atrial fibrilasi, karena sinyal listrik berjalan

sebagai sebuah gelombang besar yang terus mengelilingi massa otot atrium

dalam satu arah. Faktor penyebabnya adalah penyakit jantung koroner,

penyakit katup jantung. Orang dengan atrial flutter dapat meningkatkan

resiko stroke karena gerakan lambat dari darah membawa resiko

terbentuknya bekuan darah kecil sehingga menyebabkan terjadinya stroke.

Atrial flutter dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel.23

3. Nodus atrioventrikularis

Takikardia yang terjadi pada daerah nodus atrioventrikularis yaitu AV nodal

reentrant tachycardia (AVNRT) dan AV reciprocating tachycardia (AVRT).

a. AV Nodal Reentrant Tachycardia

Takikardia yang terjadi pada daerah nodus atrioventrikularis yaitu AV

nodal reentrant tachycardia (AVNRT). AV nodal reentrant tachycardia

lebih sering terjadi pada perempuan dengan frekuensi denyut jantung

berkisar antara 120-250 kali per menit dan dipicu oleh atrial ekstra sistol

dan berkaitan dengan PR memanjang karena terjadi keterlambatan konduksi

di dalam AV node. Dalam AV node terjadi 2 pathway yaitu fast dan slow

pathway. Fast pathway memberikan konduksi yang cepat serta mempunyai

periode refrakter panjang sedangkan slow pathway memberikan konduksi

yang lambat dengan periode refrakter yang pendek. Pada irama sinus

konduksi rangsang hanya melalui fast pathway sehingga interval PR normal.

Dengan adanya atrial ekstra sistol, terjadi blokade di fast pathway sehingga

konduksi rangsang berikutnya dialirkan melalui slow pathway dan

menyebabkan kecepatan rambat menurun, sehingga terjadi reenteri AV

Page 39: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

nodal dan terjadilah takikardia.24

AV nodal reentrant tachycardia

memberikan gejala palpitasi dan disebabkan oleh konsumsi alkohol atau

kafein. Pada beberapa kasus, onset takikardia menyebabkan penurunan

tekanan darah dan dapat menyebabkan kelelahan serta sinkop.11,24

b. AV Reciprocating Tachycardia

AV Reciprocating Tachycardia adalah bentuk kedua paling umum dari

supraventrikel ventrikel takikardia yaitu terjadinya jalur asesori yang terjadi

pada daerah antara atrium dan ventrikel. Konduksi melalui nodus

atrioventrikular lebih lambat dibandingkan periode refrakter jalur asesori

maka jalur asesori akan terstimulasi secara retrograde membawa impuls

yang merangsang kembali ke atrium, peristiwa ini disebut atrioventrikular

re-enteri takikardia.3

Sindroma Wolff Parkinson White (WPW) adalah kumpulan gejala yang

ditimbulkan oleh impuls dari atrium yang dikonduksi ke ventrikel lebih

cepat dari biasanya (pre-eksitasi) melalui jalur tambahan. Sindroma Wolff

Parkinson White merupakan masalah klinik yang terjadi pada AVRT.5

Ada 3 tipe sindroma Wolff Parkinson White (tergantung pada jalur

bundles of Kent) yaitu :

1. Tipe A bila pre-eksitasi terjadi melalui jalur posterior.

2. Tipe B bila pre-eksitasi terjadi melalui jalur anterior.

3. Tipe C bila pre-eksitasi melalui dinding lateral kiri.

Apapun tipe dari sindroma WPW, denyut jantung yang cepat dapat

mengakibatkan terjadinya atrial fibrilasi karena jalur ekstra akan

menimbulkan impuls cepat ke ventrikel lebih banyak terjadi daripada jalur

Page 40: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

normal dan dapat menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang berakibat

terjadi kematian.5,11

4. Ventrikel

Gangguan impuls yang terjadi pada daerah ventrikel yaitu takikardi ventrikel

dan fibrilasi ventrikel.

a. Takikardia Ventrikel

Takikardia ventrikel adalah ekstrasistol ventrikel yang timbul berturut-

turut 4 kali atau lebih dengan kecepatan 150-210 kali per menit, umumnya

teratur tapi kadang-kadang sedikit tak teratur.21

Takikardia ventrikel yang

terjadi lebih dari 30 detik disebut sustained ventricular tachycardia

sedangkan takikardia ventrikel yang terjadi kurang dari 30 detik disebut

nonsustained ventricular tachycardia. Sustained ventricular tachycardia

biasanya timbul pada orang dengan kelainan jantung serta kerusakan

ventrikel. Umumnya takikardia ventrikel memberikan gejala berupa

palpitasi, sakit kepala, sesak napas, lemas dan nyeri dada. Takikardia

ventrikel disebabkan oleh penyakit jantung seperti serangan jantung,

penyakit katup dan iskemia. Sustained ventricular tachycardia berbahaya

karena menyebabkan ventrikel tidak dapat memompa darah secara normal.

Akibatnya, curah jantung menjadi berkurang dan menyebabkan tekanan

darah menurun sehingga pasokan aliran darah ke tubuh menjadi berkurang.

Jika takikardia ventrikel berlangsung lama, maka ventrikel menjadi

disfungsi sehingga menyebabkan terjadinya gagal jantung.5,11,21

Page 41: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

b. Fibrilasi Ventrikel

Pada fibrilasi ventrikel ditandai dengan denyut jantung yang sangat

cepat dan tidak teratur yang timbul dari banyak tempat dalam ventrikel

jantung.10,21

Impuls yang terjadi dalam jantung pada fibrilasi ventrikel

merangsang otot ventrikel, kemudian merangsang bagian yang lain akhirnya

kembali merangsang otot ventrikel yang sama secara berulang kali dan tidak

pernah berhenti. Bila hal ini terjadi, banyak bagian otot ventrikel yang kecil

berkontraksi secara bersamaan, sementara itu banyak bagian lain juga

berelaksasi. Jadi, tidak pernah ada kontraksi yang terkoordinasi dari semua

ventrikel secara bersamaan yang diperlukan dalam siklus jantung.

Walaupun banyak aliran sinyal yang merangsang ventrikel, ruangan

ventrikel tidak membesar, tidak berkontraksi tetapi tetap bertahan pada

kontraksi parsial dan tidak memompa dalam jumlah yang berarti. Oleh

karena itu, saat terjadinya fibrilasi orang akan tidak sadar selama 4 sampai 5

detik karena tidak ada aliran darah yang mengalir ke otak dan bila

berlangsung lebih lama menyebabkan kematian jaringan sehingga

menyebabkan resiko kematian.2

Page 42: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut

jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya disebut siklus

jantung.

2. Gelombang rangsangan listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem

konduksi menuju miokardium untuk merangsang kontraksi otot.

Rangsangan listrik ini disebut depolarisasi dan diikuti pemulihan listrik

kembali disebut repolarisasi.

3. Pada jantung terdapat suatu mekanisme yang menyebabkan kontraksi

jantung secara terus-menerus yamg disebut irama jantung. Karena setiap

denyut berasal dari depolarisasi nodul sinus, irama jantung normal yang

mengalun sehari-hari disebut irama sinus normal.

4. Dalam keadaan istirahat, jantung normalnya berdenyut dengan irama yang

teratur yaitu 60 sampai 100 kali per menit.

5. Takikardia adalah denyut jantung yang cepat dengan frekuensi lebih dari

100 kali per menit. Takikardia dapat terjadi secara fisiologis maupun

secara patologis.

6. Umumnya takikardia terjadi pada daerah nodus sinoatrialis, atrium, nodus

atrioventrikularis dan ventrikel.

7. Takikardia yang terjadi pada daerah nodus sinoatrialis yaitu sinus

takikardia. Sinus takikardia merupakan nadi cepat sebagai respon

Page 43: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

fisiologis dari berbagai stres seperti demam, olahraga, cemas atau takut,

anemia serta tirotoksikosis.

8. Takikardia yang terjadi pada daerah atrium yaitu paroksismal atrial

takikardia, atrial fibrilasi dan atrial flutter. Atrial fibrilasi dan atrial flutter

yang berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya stroke.

9. AV Nodal Reentrant Tachycardia merupakan takikardia yang terjadi pada

nodus atrioventrikularis yang dapat menyebabkan terjadinya sinkop.

10. Sindoma Wolff Parkinson White (WPW) adalah kumpulan gejala yang

ditimbulkan oleh impul dari atrium yang dikonduksi ke ventrikel lebih

cepat dari biasanya (pre-eksitasi) melalui jalur tambahan. Sindoma Wolff

Parkinson White (WPW) merupakan masalah klinik yang biasa terjadi

pada AVRT yang dapat menyebabkan atrial fibrilasi dan bekembang

menjadi fibrilasi ventrikel.

11. Takikardia yang terjadi pada daerah ventrikel yaitu takikardia ventrikel

dan fibrilasi ventrikel. Takikardia ventrikel dapat menyebabkan terjadinya

gagal jantung dan bisa berkembang menjadi fibrilasi ventrikel, sedangkan

fibrilasi ventrikel menyebabkan terjadinya kematian jaringan yang

beresiko kematian.

2. Saran

1. Penelitian mengenai dampak nadi cepat pada sistem kardiovaskular perlu

ditinjau untuk menjadi bahan baku sebagai pedoman bagi orang lain dalam

mendapatkan informasi.

Page 44: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

DAFTAR PUSTAKA

1. Herman, R. Buku Ajar Fisiologi Jantung. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2010

2. Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. 2007

3. Gray, H., Dawkins K., dkk. Kardiologi Edisi Ke-4. Jakarta: Penerbit Erlangga.

2005

4. Hampton, J. Dasar-dasar EKG Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2006

5. Kabo, Peter. Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara

rasional. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2010

6. Thaler, M. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 5. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009

7. Price, S., Wilson, L. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

Volume 1 Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005

8. Rilantono, L., dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitaas Indonesia. 1996

9. Ceconi C, Guardigli G, Rizzo P, Francolini G, Ferrari R. Heart rate lowering in

coronary artery disease management: the heart rate story. European heart

journal supplements 2011; pp. C4-C6

10. Masud Ibnu. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskular. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2012

11. Chung Edward K. 100 tanya jawab mengenai serangan jantung dan masalah-

masalah yang terkait dengan jantung. Jakarta: PT Indeks. 2010

12. Hopkins J., McLaughlin C. W., Johnson S., Warner M. Q., LaHart D., Wright

J. D. Human Biology and Health. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.

1993

13. Setiadi. Kardiovaskular. Dalam: Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2007 : 162-185

Page 45: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

14. Klabunde, Richard E. Cardiac Cycle. Cardiovascular Physiology Concepts.

2007

15. Pratanu S, Yamin M, Harun S. Elektrokardiografi. Dalam: Sudoyo AW,

Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Ed V. Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI, 2009: 1455-59

16. Strand FL. Physiology A Regulatory Systems Approach. New York:

Macmillan Publishing Co Inc, 1983

17. Hjalmarson. The role of heart rate in cardiovascular disease. Dialogues in

Cardiovascular Medicine 2010; 15: 179-191

18. Chrousos GP. Stress and Disorders of the Stress System. Nat Rev Endocrinol.

2009; 5(7):374-381

19. Sharkey S W., Lesser J R., Maron B J. Takotsubo (Stress) Cardiomyopathy.

American Heart Association. Circulation 2011;124:e460-e462

20. Soetomo Mohammad. Aritmia Jantung. Dalam : Joewono B S. Ilmu Penyakit

Jantung. Surabaya: Airlangga University Press. 2003

21. Trisnohadi H B. Gangguan Irama Jantung yang Spesifik. Dalam: Sudoyo AW,

Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Ed V. Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI, 2009: 1605-09

22. Nasution S A., Ranitya R. Fibrilasi Atrial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed V.

Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,

2009: 1612-17

23. Boyer M, Koplan B A. Atrial Flutter. American Heart Association.

Circulation 2005; 112:e334-e33

24. Makmun L H. Aritmia Supra Ventrikular. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,

Alwi I, Simadibrata M, Setiati S (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed V.

Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI,

2009: 1618-1621

Page 46: Skripsi Chrisilia Meilita Longdong 080111372

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Chrisilia Meilita Longdong,

dilahirkan di Jayapura 29 Mei 1989 dan bertempat

tinggal di Jalan Pulau Kalimantan No. 36 Kleak

Lingkungan VI Kecamatan Malalayang Manado.

Ayah penulis bernama Corneles Longdong dan ibu

bernama Anneke Deitje Oroh. Penulis adalah putri

bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakak penulis

bernama Chrisye France Longdong, ST dan Chrivano Jovanly Longdong. Penulis

memulai pendidikan pada tahun 1994 di TK Cenderawasih I Persit Jayapura

Papua dan tamat pada tahun 1995 kemudian melanjutkan pendidikan di SD

Advent Timika Papua tamat pada tahun 2001 dan melanjutkan pendidikan di

SLTP Negeri 2 Mimika Timur Timika Papua tamat pada tahun 2004. Pada tahun

2007 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA Kristen 2 Binaan Khusus

Tomohon dan pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado melalui jalur Sumikolah dengan

NRI 080111372. Penulis telah mengikuti PBL tahun 2010 di kelurahan

Malalayang II serta KKNT angkatan 94 posko 55 di FKM kampus UNSRAT

Kleak.