skripsi bidang studi agama islam

Download Skripsi Bidang Studi Agama Islam

If you can't read please download the document

Upload: mamun-zahrudin

Post on 02-Jul-2015

286 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat)

Disusun Oleh: TEGUH SUPARDIYANTO NIM: 101011020698 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H /2006 M

KATA PENGANTAR

..S... ..S... .. .d. Alhamdulillah, akhirnya dengan karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul: .Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat) dan dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah membawa manusia ke jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Skripsi ini diajukan kepada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S1 (Strata 1). Penyelesaian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis sendiri, melainkan banyak pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil, sekiranya patutlah bagi penulis untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar dan menambah wawasan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya, yang telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini. i

3. Drs. H. M. Alisuf Sabri, dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Prof. Dr. H. Moh. Ardani, MA, dosen penasehat akademik, yang dengan kesabarannya selalu meluangkan waktu untuk penulis berkonsultasi dan memberikan nasehat kepada penulis. 5. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya dan perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya, yang telah berkenan meminjamkan buku-buku perpustakaan kepada penulis. 6. Kepada para dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis dengan penuh kesungguhan serta penuh kesabaran. 7. Kepada Ayahanda Drs.H. Sudirman dan Ibunda Hj. Hasnah tercinta yang telah memberikan kesempatan penulis menikmati dan mengenyam pendidikan mulai sejak kecil sampai sekarang. 8. Kepada seluruh keluargaku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kesempatan dan selalu mendoakan serta ikut serta membantu membiayai penulis dalam mengenyam pendidikan mulai sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi. 9. Teman-temanku M. Yudi, M. Rusdi, Basty, Syukri, Ahwan Yanuar, A. Syai Furqani, Awank, Q-Noy, Ilham Surya, Nurul Qomar, Elis Sunarti, Chakur, Iqbal, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis untuk menginap serta seluruh kawan-kawan PAI Kelas D Angkatan 2001 yang

sudah menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya. 10. Adik-adikku terkasih Yenni, Nina, Rizka, yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini dan di masa yang akan datang. Jakarta, 6 November 2006 Penulis

DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ................................................................. ..............................i DAFTAR ISI...................................................................... ........................................iv DAFTAR TABEL.................................................................... ..................................vii BAB I PENDAHULUAN............................................................... ........................1 A. Latar Belakang Masalah....................................................... ....................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................. .........8 C. Metode Pembahasan............................................................ .....................8 D. Tujuan Penelitian ........................................................... ..........................9 E. Sistematika Penulisan ....................................................... .......................9 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... .......................11 A. Pendidikan Agama Islam ...................................................... ...................11 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................... .....10 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................... .......14 B. Metode Karya Wisata.......................................................... .....................17 1. Pengertian Metode Karya Wisata............................................... .......17

2. Kelebihan dan Kekurangan Karya Wisata ....................................... .22 3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata dalam PAI.................................23 4. Indikator Metode Karya Wisata ............................................... .........25 iv

C. Motivasi Belajar................................................................ .......................26 1. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... .........26 2. Macam-macam Motivasi Belajar ................................................... ...30 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .......................35 4. Indikator Motivasi Belajar ..................................................... ...........38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. ...........40 A. Tempat dan waktu Penelitian..................................................... ..............40 B. Populasi dan Sampel ............................................................ ....................40 C. Variabel Penelitian............................................................. ......................41 D. Instrumen penelitian............................................................ .....................42 E. Teknik Pengumpulan Data......................................................... ..............44 F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data......................................... .....45 BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................ .....................50 A. Gambaran Umum SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat .......................50 1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat ............. .................................................................. ............................50 2. Keadaan Guru dan Siswa SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat.......51 3. Sarana dan Prasarana SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat.............53 4. Struktur Organisasi SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat................54 B. Deskripsi data........................ 55 C. Analisa Data dan Interpretasi Data ...............59

BAB V PENUTUP...........................78 A. Kesimpulan ..... ............................................................ ..................................78 B. Saran........................................................................ .......................................79 DAFTAR PUSTAKA ................................................................. ...............................80 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus mencari kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Berbicara tentang pendidikan berarti berbicara tentang manusia dengan segala aspeknya. Nilai suatu bangsa terletak dari kualitas sumber daya manusia yang menjadi warga Negara. Semakin baik kualitas manusianya, bangsa tersebut semakin memiliki peluang besar menuju kemajuan dan kemakmuran. Dalam rangka mencapai tujuan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani, perlu adanya usaha untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa ini dan masa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut di atas, perlu ditumbuhkan motivasi yang kuat untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan. Motivasi yang tumbuh baik secara internal maupun eksternal. Dengan motivasi yang kuat diharapkan dapat memacu meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia, khususnya prestasi dalam bidang pendidikan. Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 4 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan: 1

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis serta bertanggung jawab.1 Sumber daya manusia yang memiliki kecerdasan tinggi, yang ditunjang oleh adanya sikap dan prilaku yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta budi pekerti yang luhur, sangat diharapkan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Di sisi lain adanya, pengetahuan dan keterampilan, serta pola kepribadian yang mantap dan dinamis, juga dapat membantu tercapainya tujuan nasional yaitu membentuk manusia-manusia bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa. Adapun langkah yang harus ditempuh dalam upaya membantu mewujudkan tujuan di atas adalah dengan menumbuhkan dan membina motivasi kepada para pelaku pendidikan, terutama motivasi para siswa yang merupakan harapan bangsa untuk memacu prestasi dalam segala bidang, agar menjadi generasi-generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa yang akan datang. Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah dan mengecewakan, hal tersebut diduga karena salah satu faktor penyebabnya adalah motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa tanggung jawab 1 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakart a: Kloang Klede, 2003) h. 1

terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena tidak adanya visi ke depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya motivasi yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru yang sebagai pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. Di dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, Dra. Hj. Zuhairini, dkk, mengemukakan bahwa faktor-faktor pendidik itu ada lima macam, di mana faktor yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun kelima faktor tersebut yaitu: 1. Anak didik 2. Pendidik 3. Tujuan pendidikan 4. Alat-alat pendidikan 5. Milleu/lingkungan.2 Dari kelima faktor-faktor tersebut antara yang satu dengan yang lain sangat erat hubungannya. Kesemuanya menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan agama yang dilaksanakan. Dengan demikian, jika salah satu faktor tersebut tidak saling melengkapi, maka proses belajar mengajar tidak akan 2 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 19 91). Cet ke-8, h. 28

berjalan secara efektif. Oleh sebab itu, kelima faktor pendidikan tersebut dalam proses belajar harus ada. Di sisi lain dalam diri para peserta didik terdapat kepribadian-kepribadian yang unik dan pasti berbeda satu sama lainnya yang semestinya dapat lebih dikembangkan berubah menjadi .robotnisasi ketika peserta didik dijadikan obyek pendidikan dan hanya diharuskan tiga D (duduk, diam, dengar) di dalam kelas. Padahal sesungguhnya mereka adalah makhluk unik yang termulia yang Allah ciptakan dengan berbekalkan akal pikiran. Seyogyanya proses belajar mengajar jadi lebih hidup sebab ketika manusia berpikir maka merupakan cerminan jiwa dan gambaran kehidupan serta eksistensi kehidupan itu sendiri. Dengan berpikir seperti itu maka sesungguhnya mereka telah memanusiakan manusia, ungkapan ini menggambarkan bahwa sesungguhnya banyak orang yang belum memperlakukan manusia secara manusiawi, maka manusia perlu dimanusiakan lagi agar pendidikan menjadi sebuah kualitas.3 Sedangkan kebanyakan pendidikan yang ada di Indonesia belum menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi sasarannya. Dan jika merujuk kepada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal 1ayat 1, dijelaskan bahwa; .Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 3 Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara..4 Bila tuntunan yang termaktub dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang untuk berekspresi. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien tidak akan lepas dari cara atau metode mengajar yang diterapkan oleh seorang guru, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah menguasai materi yang diajarkannya dan mampu mengajarkannya.5 Ini berarti selain menguasai materi guru juga harus mampu menyampaikan materi tersebut secara baik sehingga siswa dapat menyerap materi yang akan disampaikan dengan baik pula. Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran. Keaktifan siswa belajar sangat diperlukan baik d i dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie, .tanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang baik..6 Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi keberhasilan yang ditempuhnya 4 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Op Cit, h. 3 5Russeffendi, Pengajran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, s eri 5( Bandung: Tarsito, 1980), h. 19 6Abu Ahmadi dan Djoko Triprastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka S etia, 1997), Cet. Ke-1, h. 13

dengan belajar aktif. Belajar dengan aktif dapat menyebabkan ingatan kita mengenai yang kita pelajari itu lebih lama dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar pasif. Guru yang profesional akan mampu memberikan motivasi bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Peningkatan motivasi belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke alam bebas terbuka. Kegiatan belajar siswa melalui metode ini akan mendorong siswa agar lebih mencintai alam semesta yang ia pijak serta menemukan konsep-konsep pokok dari suatu materi pembelajaran dan mencoba memikirkan hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Sesuai dengan firman Allah .............. ...... .... ..... ... ...... ...T....... ............... ........... ....O.... . ........ ............ ... ..... ......... ...... ...Td.. ... ... ............... Artinya: .Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (Depag RI. Q.S Hijr:19-20) Dari ayat di atas menjelaskan bahwa alam atau lingkungan di sekitar kita merupakan sumber-sumber untuk belajar yang dapat dirasakan secara langsung.

Keberhasilan metode karya wisata harus didukung adanya kerjasama antara guru dan siswa. Maksudnya guru harus mampu memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan metode karya wisata ini, dan bagi siswa harus memiliki sikap yang positif terhadap pemberlakuan kebijaksanaan tersebut. Sikap adalah cenderung relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.7 Jadi dengan adanya sikap yang positif dari siswa terhadap pengajaran dengan metode karyawisata diharapkan dapa t menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Dengan melihat uraian di atas, pentingnya metode karya wisata yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengakaji lebih luas lagi dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul PENGGUNAAN METODE KARYA WISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AGAMA ISLAM" (Studi Kasus di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat) B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Rema ja Rosdakarya, 2002), h.14

Agar skripsi ini tidak menimbulkan banyak persepsi, maka pembahasan yang menjadi pokok masalah adalah apakah pengajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode karya wisata dapat menimbulkan motivasi belajar siswa? khususnya yang sesuai dengan materi, seperti Sejarah Kebudayaan Islam, Akidah Akhlak, Fiqih. Perlu dipahami metode karyawisata ini tidak hanya berada di tempat rekreasi saja, akan tetapi juga di tempat-tempat lain yang bisa dikunjungi sesua i dengan materi pembelajaran, seperti museum, tempat-tempat bersejarah Islam, panti asuhan, pabrik, sawah, kebun dan lain-lain. 2. Perumusan Masalah Untuk menfokuskan pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah, bagaimana penggunaan metode karyawisata ini dapat menimbulkan motivasi belajar siswa, khususnya pada bidang studi agama Islam. C. Metode Pembahasan Upaya pengumpulan data yang penulis tempuh dalam penulisan skripsi ini, adalah dengan menggunakan dua jenis metode yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (Library Reseach), yaitu penulis berusaha menghimpun/mengumpulkan data dan fakta melalui literatur atau buku-buku bacaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas dalam skripsi ini.

2. Penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu penulis menghimpun/mengumpulkan data-data dan informasi/fakta yang terjadi di lapangan.8 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstribusi metode karyawisata dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dan sejauh mana efektifitas penggunaan metode karya wisata dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam. F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori terdiri dari:, pendidikan agama Islam, pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, metode karya wisata, pengertian metode karyawisata, kelebihan dan kekurangan metode karya wisata, dan pelaksanaan metode karya wisata.dalam pendidikan agama Islam, indikator metode karya wisata, motivasi belajar, pengertian motivasi belajar, macam 8 Herawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka U tama, 1993), h. 10

macam motivasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, indikator motivasi belajar. BAB III Metodologi Penelitian terdiri dari: waktu dan tempat penelitian populasi dan sampel, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisa data. . BAB IV Hasil Penelitian terdiri dari: gambaran umum tempat penelitian, deskripsi data, analisa data dan interpretasi data. BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan menurut bahasa berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe dan akhiran kan mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).1 Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogis yang berarti bimbingan yang diberikan pada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal I, dikatakan bahwa Pendidikan adalah .Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara . Ketika kata Agama Islam dimasukkan dalam pendidikan (Pendidikan Agama Islam), ia memiliki arti pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang didasarkan kepada ajaran Islam yaitu al-Qur.an dan al-Hadits. Kata Islam berasal 1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet. II 11

dari bahasa Arab; aslama, yuslimu, islaman, yang berarti berserah diri, patuh da n tunduk.2 Beberapa para ahli merumuskan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: Menurut Zuhairini, dalam bukunya dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.3 Sedangkan dalam buku lainnya Zakiyah Daradjat menyebutkan: .Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan akhirat kelak .4 Alisuf Sabri memberikan pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu: .Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati 2 Zaid Huein Al-Hamid Kamus Al-Muyassar, (Pekalongan: PT Raja Murah, tth.), h. 4 4 3 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet. I, h. 152 4 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), cet II, h. 86

agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam mewujudkan persatuan nasional.5 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup dunia dan akhirat kelak. Tetapi di dalam mata pelajaran agama pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi satu pada mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam). Adapun tujuan dalam mempelajari mata pelajaran tersebut antara lain mampu membaca al-Qur.an dengan fasih (alQur .an), beriman kepada Allah, kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir (Keimanan), bekerja keras, terbiasa berfikir kritis, dan terbiasa berprilaku toleransi (Akhlak), dapat melakukan thaharah/bersuci, mengetahui hukum Islam tentang shalat wajib, mengerti tentang zakat, dan memahami tentang ibadah haji (fiqih), dan memahami keadaan masyarakat Mekkah pra dan pasca datangnya 5 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74

agama Islam, memahami tentang kehidupan agama dan kabilah, dan mengerti tentang perkembangan Islam pada masa Khulafatur Rasyidin (Tarikh).6 Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya meyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban Dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia sepserti itu diharapkan tangguh dalam mengahadapi tantangan, hambatan Dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. 2. Tujuan Pendidikan Agama (Islam) Tujuan pendidikan agama (Islam) mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Tujuan itu meliputi seluruh aspek yaitu meliputi aspek tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Adapun tujuan pendidikan Islam di SMP/MTs yaitu: 1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, Dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 6 Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Op. Cit, h. 48

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama Dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.7 Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapain seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut beberapa ahli dikemukakan dibawah ini, antara lain: Menurut Alisuf Sabri Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.8 Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, dkk, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah terbentuknya insan kamil dengan pola taqwa. Insan kamil 7 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP, MTs, dan SMPLB, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. 8 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999). cet. I, h. 74

dengan pola taqwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan bertambah dan berkurang. Oleh karena itu, orang yang sudah bertaqwa dalam bentuk insan kamil masih perlu pendidikan sepanjang hayatnya guna membangun serta meningkatkan, paling tidak untuk pemeliharaan, sehingga insan kamil yang bertaqwa tersebut akhirnya dapat menghadapi Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan menjadi muslim paripurna.9 Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama (Islam) adalah untuk menjadikan hidup manusia seimbang antara jasmani dan rohani, pribadi, dan masyarakat (sebagai makhluk individu dan makhluk sosial), serta aktivitas untuk dunia dan akhirat yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi manusia itu sendiri. Dengan demikian, tujuan pendidikan agama seirama dengan tujuan hidup setiap manusia (muslim) yaitu mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 201: ....... ....... .....d.S .G......... . ..... .....d.S ........ ... ........ ....... ....... ... ........ ....... Artinya: .Dan diantara mereka ada yang berdo.a, wahai Tuhan jika kami anugerahilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari api neraka .10 9 H.M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Ce t. Ke-1, h. 10 Departemen Agama RI, Al-Qur.an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyeleng gara Penerjemah/Penafsir Al-Qur.an, 1971), h. 911

Fungsi utama pendidikan di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang kuat. B. Metode Karya Wisata 1. Pengertian Metode Karya Wisata Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.11 sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan.12 Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat dicapai.13 sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah a. .Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar, c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan .14 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530 12 Ibid, h.393 13 Mahfudh Salahudin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina Ilmu 1981), h . 29 14 Zuharini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional 1983 ), Cet, Ke8, h. 79

Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat, karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi. Menurut Mahfudh Salahudin dalam pelajaran agama, kita harus berusaha agar siswa dapat mengalami maksud dan makna agama oleh karena itu seorang pendidik harus mampu memiliki dan melaksanakan metode yang tepat dan bervariasi.15 Metode yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan mata pelajaran dalam bidang studi agama (Islam) salah satunya dengan cara mengajak para siswa ke suatu tempat, seperti daerah pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun museum, yang salah satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaannya karena di alam semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan oleh karenanya harus kita lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah. Dengan hal ini Allah berfirman dalam surat al-Ghaasyiah ayat 17,18,19: ....... .... .... .... ... ......d.. ....... ..`. ... ... ....... ..... .......... ...... ..^.... ....... ... ...... ..... ......... 15 Mahfudh Salahudin, Loc. Cit

Artinya: .Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan 16 Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, khususnya mata pelajaran bidang studi agama (Islam). Dari beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar yang harus diperhatikan oleh seoarang pendidik adalah filsafat pendidikan, tujuan pelajaran yang hendak dicapai, anak didik yang kondusif, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode menentukan prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan. Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya. dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah bagaimana perubahan yang diharapkan itu terjadi, metode mana yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil menemukan dan menunjukkan adanya metode mengajar yang lebih lengkap dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tingkah laku yang diharapkan. hal ini disebabkan karena 16 Universitas Islam Indonesia, Al-Qur.an dan Tafsirnya, ( PT. Verisia Yogya Gra fika 1995), h.687-688

para Sarjana dan pendidik belum berhasil mengontrol variabel-variabel yang menentukan efektifitas salah satu metode dibandingkan dengan metode lainnya untuk mencapai tujuan pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tujuan pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode mengajar, tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai. Apakah tujuan itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi kesempatan terjadinya feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem dan sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik. Jadi dalam memberikan pelajaran (Agama) dan perubahan-perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karya wisata. Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke luar kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat tertentu atau

objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran. hal ini diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat realitanya. Jadi penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah .cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran . Objek dari karya wisata ini dapat dilakukan di perkebunan, museum, pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan lain sebagainya. Metode karya wisata mempunyai sinonim kata, antara lain widya wisata dan study tour.17 Tujuan dari karya wisata antara lain adalah untuk memperluas wawasan. Mufasir terkenal, Fakhrudin Al-Raziy (1149-1209), menulis: .perjalanan wisata mempunyai dampak yang sangat besar dalam rangka menyempurnakan jiwa manusia . Karena, dengan perjalanan itu ia mungkin memperoleh kesulitan dan kesukaran dan ketika itu ia mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin juga ia menemui orang-orang terkemuka, sehingga ia dapat memperoleh dari mereka hal-hal yang tidak dimilikinya. Selain itu, ia juga dapat menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan Allah SWT. Walhasil, perjalanan wisata mempunyai dampak yang kuat dalam kehidupan beragama seseorang yaitu dengan bertambah imannya, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Anfaal ayat 2: 17 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2002), Cet. Ke-2, h. 105-106

.......... ..... .. ........ ....... ....... .......... ....... ... ...... ..... ........ .......... .. ....... ..........T.. ... ....... ....... ......... .....O... Artinya: .Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal 18 Selain itu, dari wisata, al-Qur.an juga mengharapkan agar manusia memperoleh manfaat dari sejarah pribadi atau bangsa-bangsa (QS. 40:21), serta mengenal alam ini dengan segala keindahan dan seninya sebagaimana diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 20 yang artinya: Katakanlah hai Muhammad! Berjalanlah di muka Bumi, maka perlihatkanlah sebagaimana Allah SWT memulai penciptaan .19 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata a. Kelebihan Metode Karya Wisata 1) Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar. 2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat. 3) Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa. 18 Op Cit, h. 702-703 19 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), Cet. Ke-6, h. 351

4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan aktual. b. Kekurangan Metode Karya Wisata 1) Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah. 2) Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak. 3) Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang. 4) Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata. 5) Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan. 6) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.20 3. Pelaksanaan Metode Karya Wisata Dalam Pendidikan Agama Islam Karya wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, di antaranya; persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. a. Persiapan dan Perencanaan Mempersiapkan dan merencanakan karya wisata hendaknya bersamasama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya: 20 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit, h. 106-107

1) Tujuan dan sasaran yang akan dituju. 2) Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan materi pelajaran PAI dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai. 3) Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karya wisata. 4) Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya, mencatat, dan lain-lain. 5) Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak. 6) Waktu karya wisata supaya ditetapkan. b. Pelaksanaan Karya Wisata Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.

c. Tindakan Lanjut Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat? Kekurangankekura ngan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinannya untuk memperbaikinya. 4. Indikator Metode Karya Wisata Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator metode karya wisata adalah sebagai berikut: a. Metode pengajaran karya wisata 1) Menerapkan metode karya wisata b. Alasan penggunaan metode karya wisata 1) Keuntungan metode karya wisata 2) Menumbuhkan minat belajar siswa

3) Mengembangkan kreatifitas siswa 4) Memudahkan siswa memahami materi PAI c. Tujuan dan sasaran metode karya wisata 1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas 2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan. Kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi tempat tersebut.21 Belajar adalah perkara yang terpuji dan merupakan jalan menuju kemuliaan. Dari Syifa..binti Abdillah berkata: .Telah masuk kepada Nabi Muhammad SAW, dan aku berada di sisi Hafsah, maka Rasulullah bersabda padaku: ..S. .... ......T... ...... ..... ......... . ....T. ..... ........ .....S ...... ..... ............ ..... Artinya: .Maukah kamu belajar bersama Hafsah?. Pelajarilah jalannya semut sebagaimana kamu belajar tulis menulis .22 21 Bobbi De Porter, Mark Reoardon, dan Srah Seinger-Nourie, Quantum Teaching, (B andung: Kaifa, 2003), Cet. Ke-12, h. 29 22 Al-Musnad Lil Imam Ahmad bin Hambal, Hadits ke 27163, hal. 312

Tujuan belajar bukanlah mencari ijazah, martabat, kedudukan, dan kekuasaan,23 tetapi tujuan belajar itu sendiri untuk mengetahui metode pendidika n yang baik.24 Pengertian belajar merupakan suatu diantara beberapa faktor psikologis yang turut berpengaruh dan berkaitan erat. Motivasi itu sesungguhnya merupakan seluruh proses gerakan yang mencakup berbagai rangsangan. dorongan, atau daya pembangkit bagi terjadinya suatu prilaku. Dorongan dalam proses gerakan itu pada dasarnya adalah rangsangan pembangkit bagi terjadinya prilaku, dalam rangka mencapai suatu tujuan. Motivasi-motivasi yang timbul pada diri individu mempunyai peranan dan fungsi ganda yaitu sebagai pembangkit aktivitas individu dan sebagai penyeleksi setiap aktivitas yang dilakukan. fungsi dan peranan motivasi memiliki kecenderungan yang sangat dominan dalam membentuk kepribadian individu secara optimal. Motivasi terdiri dari beberapa pengertian antara lain dalam bahasa Inggris yakni motive yang artinya penggerak.25 Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu 23 Abdul Aziz Al-Miqbal, 50 Bunga Nasihat buat Ukhti Muslimah, (Solo: Hijr, 1993 ), Cet. Ke-2, h. 28 24 Ibid, h. 29 25 Jhon M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Balai Pust aka, 1989), Cet. Ke-2, h. 593

bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.26 Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang meyebabkan kesiapannya untuk memenuhi serangkaian tingkah laku atau perbuatan, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.27 Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sertain dalan bukunya Psychology Understanding of Human Behaviour, motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.28 WS. Winkel membedakan motif dan motivasi sebagai berikut: .Motif merupakan daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan 26Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet. Ke-2, h. 593 27 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2 000), Cet. Ke-11, h. 28 28 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 19 96), Cet. Ke-11, h. 60

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan dan motivasi merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif.29 Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai motif dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa Motif adalah .Suatu tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan untuk membangkitkan dalam diri individu agar mencapai tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah kekuatankekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar siswa.30 Tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi sangat dipengaruhi oleh seberapa besarnya motivasi yang ditimbulkan pada diri individu berarti pula perubahan energi yang dimanfaatkanpun akan semakin besar, serta didahului adanya reaksi-reaksi yang ingin dicapai. Jadi motivasi belajar sebagai sistem bimbingan internal yang berusaha untuk menetapkan fokus anak dalam hal belajar, namun harus berdiri pada dirinya sendiri dan berkompetisi melawan semua hal menarik lain pada eksistensi keseharian.31 29 WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), h. 27 30 Amier Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasiona l, 1973), h. 162 31 Raymond J. Wlodkowski dan Judith H. Jaynes, Motivasi Belajar, (Jakarta: Cerda s Pustaka, 2004), Cet. Ke-2, h. 12

Sardiman mengemukakan bahwa .Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai .32 Prayitno mengatakan bahwa: .Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.33 Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Motivasi Belajar adalah .Dorongan atau kekuatan dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki siswa. 2. Macam-Macam Motivasi Belajar M. Alisuf Sabri dalam bukunya mengemukakan bahwa motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.34 32 A. M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja G rafindo Persada, 2004), cet. V, h. 75 33 Elida Prayitno, Motivasi dalam Belajar, (Jakarta: PPLPTK DepDikBud, 1989), h. 8 34 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997 ), Cet. Ke-2, h. 131

a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seorang anak atau siswa itu sendiri.35 Dorongan-dorongan dari dalam diri anak timbul secara sadar dan terarah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan, ole h sebab itu keberadaan motivasi dalam diri anak mempunyai andil dan peran yang besar. Motivasi yang berasal dari dalam diri anak sendiri, tumbuh dari kebutuhan yang hendak dipenuhi yang menyebabkan seseorang itu melakukan sesuatu. Jika motivasi itu tumbuh dan bangkit dari orang yang belajar itu sendiri, maka kegiatan belajar itu baik (hasil belajarnya efektif dan tahan lama). Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: 1) Adanya kebutuhan Disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan, maka hal ini menjadi pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha. 2) Adanya Pengetahuan Pengetahuan atau pengenalan terhadap diri sendiri sangat penting. Seorang anak yang mengetahui hasil-hasil dan prestasinya sendiri akan merasa senang dan bangga, karena dia mengetahui kekurangan Dan kelebihan atau kemajuan yang terjadi pada dirinya. Hal ini pula yang mendorong anak untuk belajar lebih giat. 35Amir Daien Indrakusumah, Loc. Cit

3) Adanya Aspirasi atau Cita-cita Mungkin bagi anak kecil belum mempunyai cita-cita, sekalipun mempunyai cita-cita, mungkin cita-cita itu hanya sederhana saja tetapi semakin berkembang maka anak akan semakin memahami tentang citacita itu, sehingga gambaran mengenai cita-cita semakin jelas dan tegas. Anak ingin menjadi sesuatu, seperti menjadi dokter atau insinyur, citacita itulah yang mendorong anak untuk terus berusaha dan belajar demi mencapai tujuannya. Di samping itu cita-cita dari seorang anak sangat dipengaruhi oleh kemampuannya, anak yang mempunyai kemampuan baik, umumnya mempunyai cita-cita yang realistik, jika dibandingkan dengan anak yang tingkat kemampuannya rendah. Dari ketiga macam motivasi di atas dapat diambil satu kesimpulan sebagai bentuk, bahwa dasar kebutuhan anak adalah memperoleh pendidikan dan bimbingan, hal ini diperlukan untuk menentukan status manusia sebagaimana mestinya b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar anak. Seorang guru atau pendidik dapat memberikan motivasi terhadap anak didiknya dengan beberapa cara diantaranya dalam proses belajar mengajar, guru dapat menggunakan metode yang tepat dan relevan. Sehingga anak didik terangsang untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik adalah: 1) Ganjaran (disesuaikan dengan situasi dan kondisi) Ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat positif. Di samping itu fungsinya sebagai alat pendidikan represif positif, ganjaran juga merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Ganjaran dapat menjadikan pendorong bagi anak untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Seorang guru atau pendidik dapat memilih macam-macam ganjaran sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.36 Pada garis besarnya, ganjaran dibedakan kedalam empat macam, yaitu: a. Pujian, pujian adalah ganjaran yang paling mudah dilaksanakan b. Penghormatan, Penghormatan ada dua macam yang harus diberikan yaitu: Pertama, berupa penobatan, dalam arti anak yang mendapat prestasi diumumkan atau ditampilkan di depan kelas, Kedua berupa penghormatan berbentuk pemberian kekuasaan atau kesempatan untuk melakukan sesuatu. c. Hadiah, hadiah adalah ganjaran yang berbentuk pemberian yang berupa barang, atau disebut juga ganjaran materil. 36 Ibid, h.163-164

d. Tanda Penghargaaan adalah bentuk ganjaran yang bukan dalam bentuk barang, tetapi dalam bentuk surat atau sertifikat sebagai simbol atau tanda penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh anak. 2) Hukuman Hukuman merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun demikian dapat juga menjadi alat motivasi dan alat pendorong untuk mempergiat belajar siswa.37Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja, sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.38 Maksud hukuman menurut pendidikan Islam adalah sebagai tuntunan dan perbuatan, dan bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Sedangkan menurut Muhammad .Athijah Al-Abrasjy, ada tiga syarat jika ingin menghukum anak dengan hukuman badan (jasmaniah), yaitu: (1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul. (2) Pukulan tidak boleh lebih dari tiga kali. Yang dimaksud dengan pukulan disin i adalah lidi atau tongkat kecil dan bukanlah tongkat besar. (3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bertaubat dari apa yang ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya tanpa perlu menggunakan pukulan atau merusak nama baiknya (menjadikan ia malu).39 37 Ibid, h. 165 38 Ibid, h. 167 39 Muhammad .Athijah Al-Albrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: B ulan Bintang, 1970), Cet. Ke-1, h. 155

Dan apakah sebenarnya yang menjadikan hakikat dari megadakan hukuman itu. Dalam hal ini ada dua macam prinsip mengadakan hukuman yaitu: a. Hukuman diadakan oleh karena adanya pelanggaran dan adanya kesalahan yang diperbuat oleh anak didik. b. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran lagi.40 3) Persaingan/kompetisi Persaingan sebenarnya adalah dorongan untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan. Kebutuhan anak akan penghargaan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhannya. Oleh karena itu kompetisi menjadi pendorong bagi seorang anak , tetapi kompetisi dapat pula diadakan secara sengaja oleh pendidik/guru. Kompetisi dapat terjadi secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.41 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik, artinya dapat dibentuk di dalam diri individu, dan motivasi ekstirnsik artinya dapat dibentuk dari luar individu. Motivasi ini bisa kuat dan lemah karena ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Adapun hal tersebut adalah: .kematangan anak, usaha yang 40 Amir Daien Indrakusumah, Op. Cit, h. 147 41 Ibid, h. 165

bertujuan atau goal, pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, penghargaan dan hukuman, partisipasi dan perhatian .42 1) Kematangan anak Untuk dapat mempengaruhi motivasi anak harus diperhatikan kematangan anak. Tidak bijaksana untuk merangsang aktifitas-aktifitas sebelum individu matang secara fisik, psikis dan sosial. Karena apabila tidak memperhatikan kematangan ini akan mengakibatkan frustasi dan ini dapat mengurangi kapasitas belajar. 2) Usaha yang bertujuan atau goal Apabila mata pelajaran telah disesuaikan dengan kebijaksanaan pada kapasitas anak dan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, usaha yang bertujuan dapat dicapai dengan motivasi yang tidak banyak. Semakin jelas tujuannya maka makin kuat perbuatan itu didorong. 3) Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi Setiap usaha harus ada tujuan yang jelas dan usaha tersebut harus segera diberitahukan hasilnya karena hal tersebut akan membawa pengaruh yang besar bagi orang yang mengerjakannya. Oleh karena itu hasil pekerjaan harus diberitahukan supaya dapat memperkuat motivasi seseorang. Pekerjaan yang tidak 42Mustaqim, dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1 991), Cet. Ke-1, h. 75-77

diketahui hasilnya merupakan pekerjaan yang sia-sia dan akibatnya akan melemahkan usaha selanjutnya. 4) Penghargaan dan hukuman Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru dapat memberikan penghargaan dan hukuman penghargaan adalah motif yang bersifat positif. Penghargaan ini dapat berupa material dan spiritual. Sedangkan hukuman merupakan motivasi yang negatif yang didasari dengan rasa takut. Orang yang patuh karena takut akan lekas tidak penuh apabila takutnya hilang dan telah berani menghadapi konsekuensinya. Sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat bahwa .Seseorang yang ditakut-takuti mungkin akan memperbaiki prestasinya, tetapi akan gagal lagi apabila tekanan itu sudah hilang .43 5) Partisipasi Partisipasi dapat mempengaruhi motivasi belajar karena salah satu dinamika anak ialah keinginan berstatus, keinginan untuk ambil aktifitas-aktifit as untuk berpartisipasi. Oleh karena itu seorang guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi pada setiap kegiatan. 43 Zakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksar a, 1995), Cet. ke-1, h. 144

6) Perhatian Faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah perhatian. Karena perhatian merupakan intregitas antara motif dan sikap, dan tergantung dar i rangsangan yang diberikan. Bila orang sedang dikuasai motif tertentu, maka perhatiannya pun akan tertuju pada hal-hal yang sesuai dengan motif yang menguasainya. Berdasarkan uraian diatas, motivasi belajar yang terdapat pada diri anak dapat berubah. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya. Semakin luas dan semakin sadar seorang akan tujuan yang hendak dicapai akan semakin kuat pula motivasi untuk mencapainya. 5. Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator motivasi siswa belajar Pendidikan Agama Islam adalah sebagi berikut: a. ketekunan dalam belajar PAI, meliputi: 1) Mengikuti mata pelajaran PAI di kelas 2) Belajar mata pelajaran PAI dirumah b. Ulet dalam menghadapi kesulitan mata pelajaran PAI, meliputi: 1) Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran PAI 2) Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran PAI

c. Mandiri dalam belajar PAI, meliputi: 1) Penyelesaian tugas-tugas atau PR 2) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran d. Prestasi dalam mata pelajaran PAI, meliputi: 1) Keinginan untuk berprestasi 2) Kualifikasi hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Padindi yang berlokasi di KalideresJakarta Barat, dan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2006. B. Populasi dan Sampel Menurut terminologi riset, bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat satu kawasan tertentu aau berada dalam satu unit kesatuan. Ada juga yang mengatakan bahwa populasi (population) adalah as that portion of the universe to which researcher has acce s. Dari definisi terakhir ini, populasi disebut juga universe.1 Adapun populasi dal am penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMP Padindi Kalideres-Jakarta Bara t Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.2 Adapun besarnya sampel yang penulis ambil sebanyak 50% dari jumlah siswa-siswi kelas III SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat. 1 Aminuddin Rasyad, Metode Riset Pendidikan, (Jakarta: Fakultas Tarbiyah, ,2002) , Jilid 1, Cet. Ke-4, h. 62 2Nana Sunjaya, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 84 40

Jadi sampelnya adalah 50 % X 87 orang = 43 orang. Penulis menggunakan cara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa dipilih-pilih berdasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam prakteknya. C. Variabel Penelitian Kata .Variabel berasal dari bahasa Inggris .Variable dengan arti .ubahan , .Faktor tidak tetap , atau .gejala yang dapat diubah-ubah3 . Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang mempunyai variasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: 1. Variabel penggunaan metode karya wisata dalam upaya. Variabel ini sebagai variabel independent (bebas), yakni variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependent) yang diberi simbol dengan huruf X. 2. Variabel meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Agama Islam. Variabel ini menduduki sebagai variabel dependent (terikat), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang diberi simbol dengan huruf Y. 3 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo persad a, 1977), cet. VIII, h. 33

D. Instrumen Penelitian Tabel. 1 Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Penggunaan Metode Karya Wisata Aspek Indikator-indikator No. Item 1. Metode Pengajaran Karya Wisata . Menerapkan metode karya wisata 1 2. Alasan Penggunaan 2 Metode Karya Wisata . Keuntungan metode karya wisata 3 . Menumbuhkan minat belajar siswa 4 . Mengembangkan kreatifitas siswa . Memudahkan siswa memahami 5 3. Tujuan dan Sasaran Metode Karya Wisata materi PAI 6 . Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas . Mengkonkritkan materi ajar di kelas 7, 8, 9, 10 Jumlah 10

Tabel. 2 Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam Aspek Indikator-indikator No. Item 1. Ketekunan Dalam Belajar Pendidikan Agama Islam . Mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas 11 . Belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di rumah 12, 13 2. Ulet Dalam Menghadapi Kesulitan Mata Pelajaran . Sikap terhadap kesulitan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam 14, 15 Pendidikan Agama Islam . Usaha mengatasi kesulitan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam 16 3. Mandiri Dalam Belajar Pendidikan . Penyelesaian tugas atau PR mata pelajaran Pendidikan Agama 17 Agama Islam Islam . Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran untuk belajar Pendidikan Agama Islam 18 4. Prestasi dalam belajar pendidikan agama islam . Keinginan untuk berprestasi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam . Kualifikasi hasil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam 19 20 Jumlah 10

E. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Obeservasi adalah pengalaman dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.4 Dalam penelitian ini penulis mengunjungi dan mengadakan pengamatan langsung di SMP Padindi KalideresJakarta Barat. Observasi ini diperoleh untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti. 2. Wawancara Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam wawancara selalu ada dua pihak yaitu pihak pencari informasi dan pihak pemberi informasi.5 Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada guru bidang studi agama Islam untuk megetahui sejauh mana penggunaan metode karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran agama Islam di SMP Padindi Kalideres-Jakarta Barat. 4 Ibid, h. 129 5 Ibid, h. 135

3. Angket Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif singkat. Maka disebarkan angket kepada siswa/siswi SMP Padindi KalideresJakarta Barat. yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 20 item pertanyaan, yang terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama berisi 10 pertanyaan yakni no. 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 untuk memperoleh data tentang efektifitas dan efesiensi pelaksanaan metode karya wisata dalam bidang studi agama Islam. Bagian kedua berisi 10 pertanyaan yakni no. 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 untuk mengukur motivasi belajar siswa pada bidang studi agama Islam. F. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data Untuk memperoleh data dari hasil penelitian yang dilakukan sekaligus menjawab permasalahan di atas, maka teknik pengolahan data yang dipandang tepat untuk mencapai tujuan penelitian adalah teknik deskriptif analisis yaitu d ata yang terkait dengan topik dihimpun, kemudian dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskripsi. 2. Teknik Analisa Data Setelah mendapat data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan

hanya oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Editing Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenara n pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam mendapatkan informasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat. 2. Skoring Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat alternatif jawaban, A, B, C, dan D yang harus dipilih oleh responden. Kriteria penyekoran butir pertanyaan untuk data Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 3 Kriteria Penyekoran Instrumen Data Penggunaan Metode Karya Wisata No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban A B C D

1 4 3 2 1 Tabel. 4 Kriteria Penyekoran Instrumen Data Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam No Item Pertanyaan Alternatif Jawaban A B C D 1 4 3 2 1 3. Tabulating Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah diskoring dengan menggunakan analisis data statistik (prosentase) dengan rumus: F P=---x100% N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden 100 = Bilangan Tetap Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Penggunaan Metode Karya Wisata Dalam Upaya ) dengan variabel Y (Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam). Maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment dari pearson. Adapun rumus dari korelasi product moment tersebut. Yaitu : N . xy ..(.x) (.y) r xy = 2 ..2 . .[N.x(.x)2] [ N.y(.y)2 Keterangan: R xy : Angka indeks korelasi .r product moment N : Number of cases . x y : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y . X : Jumlah seluruh skor X . y : Jumlah seluruh skor y Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretsi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau ro, serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut : Tabel. 5 Interpretasi rxy Besarnya ..r Product Moment ( r x y ) Interpretasi 0,00 ..0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap

0,20 ..0,40 tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 ..0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan 0,70 ..0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 ..1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi Selanjutnya untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y yaitu menggunakan rumus Perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang penulis manfaatkan, sebagai berikut: KD = r2 x 100

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat 1. Sejarah dan tujuan berdirinya SMP Padindi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi Kalideres Jakarta Barat didirikan pada tahun 2001 sedangkan penggunaan gedung tersebut dimulai pada tahun 2002. Dalam rangka mengantisipasi masa depan yang belum menentu kita harus menyiapkan diri apa yang terjadi, sehingga tidak akan diombangambingkan oleh keadaan yang cepat berubah. Suatu lembaga pendidikan dituntut untuk melakukan hal-hal pokok yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini suatu lembaga pendidikan dituntut untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi harapan dan keinginan banyak pihak antara lain pemerintah, masyarakat, orang tua, siswa, bahkan para guru dan karyawan. a. Landasan Program sekolah SMP Padindi Jakarta berlandaskan: 1. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 2. GBHN khususnya tentang pendidikan 3. Tujuan Pendidikan Nasional 4. Tujuan Pendidikan di SMP 5. Kurikulum SMP tahun 1994 dan Kurikulum SMP tahun 2004 50

6. Visi dan Misi SMP Padindi Jakarta b. Maksud dan Tujuan 1. Memberi arah pada kegiatan pendidikan di SMP Padindi jakarta 2. Menetapkan acuan pemantapan terhadap kegiatan pendidikan di sekolah 3. Mempersiapkan untuk menghadapi perubahan kemajuan di masa depan Adapun visi SMP Padindi yaitu, .Menjadikan sekolah yang dikenal, dicintai dan menjadi kebanggaan masyarakat luas dan dapat bersaing dengan sekolah lain . Sedangkan Misi SMP Padindi adalah : 1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah 2. Mencintai ilmu pengetahun, cerdas dan terampil 3. Sehat jasmani dan rohani 4. Keadaan Guru dan Siswa SMP Padindi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif baik dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti pada tabel berikut: Tabel. 6 Keadaan Guru SMP Padindi N0 Nama guru L/P Jabatan/Bidang Studi Ijazah Terakhir 1. Dra. Hj. Laheni L Kepsek/Matematika S2

2. Tuhu Eman Susilo, S.Pd L Staf Kesiswaan/Komputer S1 3. Siti Asnah, Amd P Guru/ IPA Fisika S1 4. Nur Namah, S.Psi L Guru/ BK S1 . Anniza. S. Pd L Guru/ B. Inggris S1 6. Tri Rahayoe Santoso, S.Pd L Guru/ PLKJ S1 7. Munif Syafe.I, S.Pd P Guru/ PPKN S1 8. Nirmalasari, Amd L Guru/ Tata Busana S1 9. Wiyatno, S.Pd P Staf Kurikulum/ Biologi S1 . Bakhjah, S.pd P Guru/ B. Indonesia S1 11. Yuniati, S.Pd L Guru/ B. Inggris S1 12. Ida Jubaidah, S.Pd P Guru/ IPS Sejarah S1 13. Ida Farida, S.Pd P Guru/ IPS Ekonomi S1 14. Kholilulloh, Amd L Guru/ Penjaskes S1 . Sulis Hanafi, S.Pd P Guru/ Pend. Agama Islam S1 16. Ali Ikrom, S.S P Guru/ B. Inggris S1 17. Ainun Nihlah, S.Pd P Guru/ IPA Biologi S1 18. Mulyanah, S.Pd L Guru/ B. Indonesia S1 19. Bahrudin Amd L Guru/ Komputer S1 . Jainudin, S.Pd P Guru/ Matematika S1 21. Ahwan Yanuar R, S.Pdi P Guru/ KTK Seni Musik S1 22. Drs. Tekad Susilo L Guru/ IPS Geografi S1 23. Tri Indarti, S.Pd P Guru/ Matematika S1 24. Nur Alfi Syahriyah, S.Pd P Guru/ Matematika S1 . Lisnawati, SE P Guru/ PLKJ S1

Keadaan siswa-siswi yang ada di SMP Padindi sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari kelas I-1 s/d I-3, Kela s II-1 s/d II-3,dan kelas III hanya 2 kelas, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel. 7 Keadaan Siswa SMP Padindi No Kelas Banyaknya kelas Jumlah Siswa Jumlah L P 1 2 3 I II III 3 3 2 56 50 45 77 53 27 133 103 72 Jumlah 8 151 157 308 3. Sarana dan Prasarana SMP Padindi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Padindi Kalideres memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana yang lain seperti pada tabel berikut ini: Tabel. 8 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Padindi No Sarana/prasarana Jumlah Kondisi 1 Ruang Guru dan Kepala Sekolah 1 Baik 2 Ruang TU 1 Baik 3 Ruang Belajar 8 Baik 4 Kamar mandi Guru 2 Baik 5 Kamar mandi siswa 2 Baik 7 Ruang Komputer 1 Baik 8 Laboratorium IPA 1 Baik 9 Ruang Perpustakaan 1 Baik

54 10 11 14 15 16 17 Ruang BP 1 Baik Ruang Keterampilan 1 Baik Musholla 1 Baik Lapangan Upacara 1 Baik Ruang Dinas Petugas 1 Baik Lapangan Olah Raga 1 Baik

5. Struktur Organisasi Wali Kelas Guru-guru Siswa-siswi SMP Padindi Wali Kelas Wali Kelas Kepala Sekolah Dra. Hj. Laheni Wakil Bid. Kesiswaan Tuhu Eman. S Wakil Bid. Sarpras Tuhu Eman. S Yayasan Moh. Padindi Pembina OSIS Munif Syafi.i BP/ BK Nurnamah Tata Usaha Lisnawati Komite H. Lahmid Wardana Wakil Bid. Kurikulum Wiyatno Wakil Bid. Humas Wiyatno

B. Deskripsi Data Data penelitian tentang penggunaan metode karya wisata dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat, penulis dapatkan melalui angket yang diberikan kepada sampel yaitu siswa kelas III SMP Padindi Kaliders Jakarta Barat yang berjumlah empat puluh tiga responden. Selain itu penulis juga memperoleh data melalui wawancara studi dokumentasi. Wawancara penulis lakukan kepada Guru Agama SMP Padindi Kalideres untuk mendapatkan data mengenai upayaupaya yang dilakukan guru Agama dalam menggunakan metode karya wisata di SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat. Sedangkan studi dokumentasi penulis lakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum SMP Padindi Kalideres Jakarta Barat. Sedangkan untuk data variabel X (Penggunaan Metode Karya Wisata) peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa kelas III seperti pada tabel berikut: Tabel. 9 Skor Variabel Penggunaan Metode Karya Wisata (X) No. Nama Responden Minat (X) Kelas 1 Agung R 17 III 2 Achmad Romi 29 III 3 Achmad Fauzi 27 III 4 Eka Riswati 13 III 5 Eki Rahmad Dani 29 III

6 Hendra Jaya 21 III 7 Heru Asep 25 III 8 Inah 19 III 9 Kurniati 18 III 10 Fahmi 29 III 11 Fitriah 33 III 12 Lusi Yulitha 20 III 13 Latifah 30 III 14 Linda Suryani 29 III 15 M.Mursada 20 III 16 M.Qurtubi 19 III 17 Meli Saropah 21 III 18 Mika Arsella 18 III 19 M.Apriyanto 25 III 20 Milawati 25 III 21 Malik Jamaludin 32 III 22 Nuraini 21 III 23 Novia Angraini 11 III 24 Novia 20 III 25 Novianti 13 III 26 Rudi. S 24 III 27 Rendi 31 III 28 Retno Permatasari 35 III 29 Reni Dias Tuti 23 III 30 Rina Anggraeni 22 III 31 Rendi. F 24 III 32 Rizwan Hamdi 19 III 33 Sri Maryati 19 III 34 Siti Umayyah 20 III 35 Sukmadi Firdaus 27 III 36 Sri Ulfathul M 17 III 37 Tarti 21 III 38 Tiwi 21 III 39 Tika 20 III 40 Tuti Wirayanti 31 III 41 Yunadi Ilmiah 17 III 42 Yanti 18 III 43 Zaenal Abidin 28 III Total 981

Untuk mengetahui nilai rata-rata skor tentang Penggunaan Metode Karya Wisata berdasarkan angket, yaitu dengan menggunakan rumus: Mx = X N Keterangan: Mx : Mean x : Jumlah Variabel N : Number of Cases Mx = 981 = 22,81 43 Sedangkan untuk data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam) peneliti menggunakan jawaban hasil angket yang telah disebarkan kepada siswa kelas III seperti pada tabel berikut: Tabel. 10 Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam (Y) No Nama Responden Minat (X) Kelas 1 Agung R 20 III 2 Achmad Romi 33 III 3 Achmad Fauzi 29 III 4 Eka Riswati 29 III 5 Eki Rahmad Dani 34 III 6 Hendra Jaya 20 III 7 Heru Asep 21 III 8 Inah 28 III 9 Kurniati 32 III 10 Fahmi 27 III 11 Fitriah 31 III 12 Lusi Yulitha 30 III 13 Latifah 30 III 14 Linda Suryani 24 III 15 M.Mursada 20 III

16 M.Qurtubi 25 III 17 Meli Saropah 24 III 18 Mika Arsella 28 III 19 M.Apriyanto 31 III 20 Milawati 27 III 21 Malik Jamaludin 32 III 22 Nuraini 27 III 23 Novia Angraini 30 III 24 Novia 25 III 25 Novianti 29 III 26 Rudi. S 30 III 27 Rendi 30 III 28 Retno Permatasari 32 III 29 Reni Dias Tuti 24 III 30 Rina Anggraeni 26 III 31 Rendi. F 22 III 32 Rizwan Hamdi 33 III 33 Sri Maryati 30 III 34 Siti Umayyah 24 III 35 Sukmadi Firdaus 26 III 36 Sri Ulfathul M 32 III 37 Tarti 27 III 38 Tiwi 27 III 39 Tika 31 III 40 Tuti Wirayanti 32 III 41 Yunadi Ilmiah 22 III 42 Yanti 27 III 43 Zaenal Abidin 28 III Total 1189 Untuk mengetahui nilai rata-rata skor Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Mx= x N Keterangan: Mx : Mean x : Jumlah Variabel N : Number of Cases

Mx = 1189 = 27,65 43 Adapun hasil melalui prosentase, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=F x 100% N Keterangan : P : Angka Persen (Prosentase) F : Frekwensi Jawaban N : Banyaknya Responden C. Analisis Data dan Interpretasi data 1. Analisis Data Data statistik yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket siswa yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel-tabel prosentase yang dapat diuraikan sebagai berikut: a. Penggunaan Metode Karya Wisata Tabel. 11 Guru menggunakan study tour dalam setiap pengajaran PAI Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 12 28% B Sering 2 5% C Kadang-kadang 9 21% D Tidak Pernah 20 46% Jumlah total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru yaitu sebanyak 67% di SMP Padindi tidak pernah menggunakan media study tour dalam pengajaran PAI, dan hanya 33% yang menggunakan metode study tour. Tabel. 12 Keuntungan dari study tour yang dilaksanakan oleh sekolah Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 22 51% B Sering 5 12% C Kadang-kadang 10 23% D Tidak pernah 6 14% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa sebanyak 63% mendapat keuntungan dari metode study tour, dan selebihnya 37% hanya menjawab kadang-kadang mendapat keuntungan metode ini. Tabel.13 Pembelajaran dengan study tour membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar materi Pendidikan Agama Islam Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 10 23% B Sering 5 12% C Kadang-kadang 8 19% D Tidak pernah 20 46% Jumlah Total 43 100%

Berasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak merasa lebih termotivasi dengan metode study tour yaitu sebanyak 65%, dan hanya sebanyak 35% yang merasa lebih termotivasi. Tabel. 14 Dengan study tour dapat menambah kreatifitas siswa dalam belajar Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 23 53% B Sering 5 12% C Kadang-kadang 13 30% D Tidak pernah 2 5% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas bahwa dengan study tour dapat menambah kreatiftas siswa. Hal ini ditunjukkan 65% siswa menjawab selalu dan hanya 35% yang menjawab kadang-kadang. Tabel. 15 Pembelajaran dengan study tour lebih memudahkan siswa memahami pelajaran materi Pendidikan Agama Islam Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 13 30% B Sering 3 7% C Kadang-kadang 18 42% D Tidak pernah 9 21% Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel ini dengan metode study tour sebanyak 42% siswa merasa terbantu dalam memahami pelajaran PAI dan 21% lainnya menjawab kadang-kadang terbantu. Tabel. 16 Pembelajaran dengan metodologi study tour yang digunakan guru PAI dapat memperluas pengetahuan siswa Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 15 35% B Sering 3 7% C Kadang-kadang 17 39% D Tidak pernah 8 19% Jumlah Total 43 100% Tabel di atas menunjukkan metode study tour tidak terlalu banyak membantu memperluas pengetahuan siswa, yaitu 58% dan sebagian lainnya merasa terbantu, yaitu sebanyak 42%. Tabel. 17 Dalam menerangkan materi fiqih yang berkenaan dengan pembahasan jual beli, guru mengajak siswa pergi ke pasar (tempat perniagaan) Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 5 12% B Sering -C Kadang-kadang 15 35% D Tidak pernah 23 53% Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas guru tidak pernah mengajak ke pasar dalam materi jual beli. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 88% siswa tidak pernah diajak, dan hanya 12% lainnya mengiyakan. Tabel.18 Dalam menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam, guru PAI mengajak siswa mengunjungi tempat-tempat bersejarah (museum) Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 15 35% B Sering 4 9% C Kadang-kadang 6 14% D Tidak pernah 18 42% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel tersebut guru tidak pernah mengajak siswa ke tempat-tempat bersejarah (museum) pada materi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini ditunjukkan sebagian besar siswa, yaitu 56% meniadakan, dan 44% lainnya pernah mengunjungi tempat-tempat bersejarah (museum). Tabel. 19 Guru memperaktekkan cara manasik haji ketika menerangkan tentang pembahasan ibadah haji Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 4 9% B Sering 4 9% C Kadang-kadang 16 38% D Tidak pernah 19 44% Jumlah Total 43 100%

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar guru yaitu 82% tidak pernah mempraktekan cara manasik haji kepada siswa, dan hanya 18% yang mempraktekkannya. Tabel. 20 Dalam menerangkan materi Aqidah Akhlak yang berkenaan dengan pelestarian alam, guru mengajak siswa ke perkebunan Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 3 7% B Sering 1 2% C Kadang-kadang 10 23% D Tidak pernah 29 68% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar guru sebanyak 91% tidak pernah mengajak siswa ke perkebunan dalam pembahasan pelestarian alam, dan hanya 9% guru yang mengaujak siswa ke perkebunan. b. Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam Tabel. 21 Memperhatikan penjelasan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan guru Agama dengan baik Alternatif Jawban Frekuensi Keterangan A Selalu 28 65 B Sering 4 9 C Kadang-kadang 11 26 D Tidak Pernah -Jumlah total 43 100%

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar siswa yaitu 74% selalu memperhatikan penjelasan pendidikan agama islam dari guru, dan selebihnya 26% hanya menjawab kadang-kadang. Tabel. 22 Untuk lebih memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa belajar kembali di rumah Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 5 12% B Sering 5 12% C Kadang-kadang 33 76% D Tidak pernah -Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel tersebut sebagian besar siswa yaitu 76% tidak pernah mengulang belajar PAI di rumah untuk lebih memahaminya, dan hanya 24% yang selalu mengulangnya lagi di rumah. Tabel. 23 Belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di rumah dengan jadwal yang teratur Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 7 17% B Sering 2 5% C Kadang-kadang 33 76% D Tidak pernah 1 2% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa 78% hanya kadangkadang saja mempelajari PAI di rumah dengan jadwal teratur, sedang 22% lainnya selalu mempelajarinya di rumah dengan jadwal teratur.

Tabel. 24 Sikap tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 12 28% B Sering 5 12% C Kadang-kadang 23 53% D Tidak pernah 3 7% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel ini 60% siswa hanya kadang-kadang saja yang merasa tidak cepat putus asa ketika mengalami kesulitan dalam mempelajari PAI sedang 40% lainnya masih selalu cepat putus asa. Tabel. 25 Merasa tertantang untuk mampu mengerjakan tugas pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sulit Alternatif jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 10 23% B Sering 10 23% C Kadang-kadang 23 54% D Tidak pernah -Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas, rata-rata siswa yaitu 46% merasa tertantang dengan mata pelajaran PAI, dan 54% menjawab hanya terkadang saja merasa tertantang.

Tabel. 26 mengajak teman untuk berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar Pendidikan Agama Islam Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 15 35% B Sering 7 16% C Kadang-kadang 21 49% D Tidak pernah -Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa yaitu 51% mengajak temannya berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar PAI, dan sebagian lainnya 49% kadang-kadang saja mengajak temannya berdiskusi jika menemukan kesulitan dalam belajar PAI. Tabel. 27 Dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 9 21% B Sering 2 5% C Kadang-kadang 30 69% D Tidak pernah 2 5% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebanyak 74% sebagian besar siswa menjawab kadang-kadang dapat menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran PAI dengan usaha sendiri tanpa bantuan orang lain, dan sisanya hanya 26% yang

merasa selalu menyelesaikan tugas/PR mata pelajaran PAI dengan usaha sendiri. Tabel. 28 Jika mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kosong maka siswa mempelajari kembali materi sebelumnya Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 2 5% B Sering 6 14% C Kadang-kadang 23 53% D Tidak pernah 12 28% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebanyak 81% sebagian besar siswa kadang-kadang mempelajari kembali materi sebelumnya jika mata pelajaran PAI kosong, dan lainnya hanya 19% sering mempelajari kembali materi sebelumnya jika mata pelajaran PAI kosong. Tabel. 29 Ingin Mencapai Prestasi Yang Tinggi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 29 68% B Sering 6 14% C Kadang-kadang 8 18% D Tidak pernah -Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa yaitu 82% ingin mencapai prestasi yang tinggi pada mata pelajaran PAI, dan hanya 18% saja

yang kurang semangat dalam meraih prestasi yang tinggi pada mata pelajaran PAI.. Tabel. 30 Senang jika hasil prestasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik dari sebelumnya Alternatif Jawaban Frekuensi Keterangan A Selalu 32 75% B Sering 3 7% C Kadang-kadang 7 16% D Tidak pernah 1 2% Jumlah Total 43 100% Berdasarkan tabel diatas sebagian besar siswa yaitu 72% merasa senang jika hasil prestasi mata pelajaran PAI lebih baik dari sebelumnya, dan sisanya hanya 18% yang menjawab kadang-kadang merasa senang. Selanjutnya dari hasil pengolahan prosentase di atas, dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan metode karya wisata masih sangat lemah diterapkan di sekolah Padindi Kalideres Jakarta Barat, terutama pada mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini disebabkan metode karya wisata membutuhkan perencanaan, persiapan, biaya, serta waktu yang cukup banyak untuk melaksanakannya. Demikian juga metode karya wisata relevansinya dengan motivasi siswa dalam mempelajari pendidikan agama Islam secara umum dapat menambah dan memperluas pengetahuan siswa, baik secara kognitif lebihlebih secara psikomotorik.

Kemudian dari data di atas akan diolah lagi untuk mencari korelasi antar 2 variabel dengan tabel kerja yang diuraikan pada tabel di bawah ini: Tabel. 31 Perhitungan untuk Mencari Data Variabel X dari Hasil Penyebaran Angket NO NAMA Butir Soal JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Agung R 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 17 2 Achmad Romi 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29 3 Achmad Fauzi 3 4 3 2 3 2 2 1 4 3 27 4 Eka Riswati 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13 5 Eki Rahmad Dani 4 4 4 3 4 3 2 1 3 1 29 6 Hendra Jaya 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21 7 Heru Asep 1 3 2 3 2 2 4 4 2 2 25 8 Inah 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19 9 Kurniati 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18 10 Fahmi 3 4 3 4 4 4 1 3 2 1 29 11 Fitriah 4 4 3 4 4 4 1 4 3 2 33 12 Lusi Yulitha 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20 13 Latifah 2 4 4 4 2 4 1 4 4 1 30 14 Linda Suryani 2 4 4 4 2 4 2 4 2 1 29 15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 16 M.Qurtubi 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 19 17 Meli Saropah 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21 18 Mika Arsella 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18 19 M.Apriyanto 4 4 2 4 3 2 1 1 2 2 25 20 Milawati 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 25 21 Malik Jamaludin 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 32 22 Nuraini 1 4 1 4 2 1 1 1 2 4 21 23 Novia Angraini 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11 24 Novia 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20 25 Novianti 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 13 26 Rudi. S 2 3 2 3 4 4 1 1 3 1 24 27 Rendi 4 4 2 2 2 4 4 4 1 4 31 28 Retno Permatasari 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 35 29 Reni Dias Tuti 1 4 4 2 2 2 2 4 1 1 23 30 Rina Anggraeni 1 4 2 4 2 4 2 1 1 1 22 31 Rendi. F 1 3 1 3 2 2 4 4 2 2 24 32 Rizwan Hamdi 1 1 4 2 2 3 1 2 2 1 19 33 Sri Maryati 1 4 1 4 1 1 1 4 1 1 19 34 Siti Umayyah 1 2 1 4 4 4 1 1 1 1 20

35 Sukmadi Firdaus 2 3 4 2 4 4 2 2 2 2 27 36 Sri Ulfathul M 1 2 2 2 4 2 1 1 1 1 17 37 Tarti 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21 38 Tiwi 4 1 1 4 1 1 2 4 2 1 21 39 Tika 1 4 1 2 2 2 2 4 1 1 20 40 Tuti Wirayanti 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 31 41 Yunadi Ilmiah 2 2 1 4 3 1 1 1 1 1 17 42 Yanti 1 4 1 4 2 2 1 1 1 1 18 43 Zaenal Abidin 4 3 3 3 4 4 1 3 2 1 28 Jumlah 92 129 91 134 106 111 73 102 79 64 981 Tabel. 32 Perhitungan untuk Mencari Data Variabel Y Dari Penyebaran Angket No Nama Butir Soal Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Agung R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 Achmad Romi 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 33 3 Achmad Fauzi 4 2 2 2 3 2 2 4 4 4 29 4 Eka Riswati 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29 5 Eki Rahmad Dani 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 34 6 Hendra Jaya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 7 Heru Asep 3 3 2 1 2 2 1 1 3 3 21 8 Inah 4 2 2 2 3 2 2 3 4 4 28 9 Kurniati 4 3 2 4 2 4 4 1 4 4 32 10 Fahmi 4 2 2 3 2 2 2 2 4 4 27 11 Fitriah 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 31 12 Lusi Yulitha 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 30 13 Latifah 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 30 14 Linda Suryani 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24 15 M.Mursada 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 16 M.Qurtubi 2 2 2 2 4 3 2 3 3 2 25 17 Meli Saropah 4 2 4 2 2 3 2 2 2 1 24 18 Mika Arsella 4 2 2 3 2 4 2 1 4 4 28 19 M.Apriyanto 4 2 2 4 3 2 4 2 4 4 31 20 Milawati 2 2 2 2 4 4 2 1 4 4 27 21 Malik Jamaludin 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 32 22 Nuraini 4 2 2 2 4 2 2 1 4 4 27 23 Novia Angraini 4 4 2 4 3 2 3 2 4 2 30 24 Novia 4 2 2 2 2 4 2 1 2 4 25 25 Novianti 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 29 26 Rudi. S 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 30 27 Rendi 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 30

28 Retno Permatasari 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 32 29 Reni Dias Tuti 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 24 30 Rina Anggraeni 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 26 31 Rendi. F 3 3 2 1 2 2 1 2 3 3 22 32 Rizwan Hamdi 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 33 33 Sri Maryati 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 30 34 Siti Umayyah 4 2 2 2 2 3 2 1 2 4 24 35 Sukmadi Firdaus 2 4 2 4 3 2 2 1 3 3 26 36 Sri Ulfathul M 4 3 4 2 2 4 2 3 4 4 32 37 Tarti 3 2 1 2 4 4 2 1 4 4 27 38 Tiwi 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 27 39 Tika 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 31 40 Tuti Wirayanti 4 2 4 4 3 4 2 1 4 4 32 41 Yunadi Ilmiah 2 2 2 2 4 2 2 1 3 2 22 42 Yanti 4 2 2 3 2 3 2 1 4 4 27 43 Zaenal Abidin 4 4 2 1 2 4 2 3 2 4 28 Jumlah 146 101 101 112 116 123 104 84 150 152 1189 Tabel. 33 Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Antara Variabel X (Penggunaan Metode Karya Wisata) dan Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Agama Islam) NO X Y XY X Y 1 17 20 340 400 400 2 29 33 957 1089 1089 3 27 29 783 841 841 4 13 29 377 841 841 5 29 34 986 1156 1156 6 21 20 420 400 400 7 25 21 525 441 441 8 19 28 532 784 784 9 18 32 576 1024 1024 10 29 27 783 729 729 11 33 31 1023 961 961 12 20 30 600 900 900 13 30 30 900 900 900

14 29 24 696 576 576 15 20 20 400 400 400 16 19 25 475 625 625 17 21 24 504 576 576 18 18 28 504 784 784 19 25 31 775 961 961 20 25 27 675 729 729 21 32 32 1024 1024 1024 22 21 27 567 729 729 23 11 30 330 900 900 24 20 25 500 625 625 25 13 29 377 841 841 26 24 30 720 900 900 27 31 30 930 900 900 28 35 32 1120 1024 1024 29 23 24 552 576 576 30 22 26 572 676 676 31 24 22 528 484 484 32 19 33 627 1089 1089 33 19 30 570 900 900 34 20 24 480 576 576 35 27 26 702 676 676 36 17 32 544 1024 1024 37 21 27 567 729 729 38 21 27 567 729 729 39 20 31 620 961 961 40 31 32 992 1024 1024 41 17 22 374 484 484 42 18 27 486 729 729 43 28 28 784 784 784 N X981 Y1189 XY27364 X 23753 Y 33501 Setelah keseluruhan data dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien korelasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

X2 Dik: X = 981 = 23753 Y2 Y = 1189 = 33501 XY =27364 N =43 Dit? : r xy rxy = N.XY ..(.X) (.Y) [N.X2 ..(.X)2] [ N.Y2 ..(.Y)]2 = 43 x 27364 -981 x 1189 [ 43 x 23753 -9812] [ 43 x 33501 ..11892] = 1176652 -1166409

( 1021379 -962361 ) ( 1440543 -1413721) = 10243

59018 x 26822 = 10243 1582980796 = 10243 39786,69 = 0,257 2. Interpretasi Data Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai .rxy., maka penulis memberikan interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r