skripsi: analisis tata kelola teknologi informasi bagian pemasaran dengan menerapkan service...

102
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI PALEMBANG SKRIPSI Oleh ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI 2012.21.0047 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER PALEMBANG APRIL 2016

Upload: ismi-islamia

Post on 12-Apr-2017

452 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN

MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH DI PALEMBANG

SKRIPSI

Oleh

ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI

2012.21.0047

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PALEMBANG

APRIL 2016

Page 2: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

ii

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH DI PALEMBANG

SKIRPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi

Oleh

ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI

2012.21.0047

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PALEMBANG APRIL 2016

Page 3: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

iii

Page 4: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

iv

Page 5: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

v

Page 6: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

vi

Page 7: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

vii

M O T T O

Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan.

Dan bahwa usahanya, akan kelihatan nantinya.

(Q.S. An Najm ayat 39-40)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,

Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

Tinggalkanlah yang meragukanmu,

Pada apa yang tidak meragukanmu.

Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa,

Sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.

(HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200, Hasan Shahih)

Page 8: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

viii

P E R S E M B A H A N

First of all I expressed my highest gratitude to Al Mighty Allah and my

prophet Muhammad Peace be upon him, Who has given us mercies and blessings until

I’m able to finish this essay, and I don’t forget to say my peace and salutation to

our prophet Muhammad who has guided us from the darkness to the lights. I do

believe that my achievement in this essay is only my first step to get thousand

miles journey in the future.

♥ ♥ ♥

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

ლ Ibu dan Ayah. Terima kasih atas doa, semangat dan support yang selalu

mengiringi mimi. Terima kasih udah sabar mendidik mimi selama hampir 21

tahun ini. Your love will never been replaced with anything.

ლ Adik-adikku, Mia, Vivi dan Zaky. Terima kasih udah mau nemenin begadang

ngerjain skripsi ya . You guys are one of my biggest motivation to be a

better person and to work harder. Semoga bisa selalu menjadi kakak yang

baik untuk kalian.

ლ Bapak Jhon dan Ibu Lastri, selaku pembimbing skripsi, serta segenap Dosen-

Dosen Universitas Indo Global Mandiri. Terima kasih telah memberikan

banyak ilmu dan pelajaran selama ini.

Page 9: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

ix

ლ Sahabatku, Maunah/Marwati. Terima kasih udah jadi sahabat hijrah, sahabat

kuliah, perangko seperjuangan kp & skripsi. *Alhamdulillah ya kelar juga nih

skripsi, wkwk*. Semoga ukhuwah kita bersambung di akhirat inshaa Allah.

Aamiin. I know that I don’t always remember to thank you specifically

for everything that you do, but I do always appreciate it very much.

ლ Sahabat SMP ku, Puji, Eka, Intan dan Asty. Terima kasih karena selalu

meluangkan waktu di banyaknya kesibukan untuk mendengarkan, bertemu

dan membantu. Because one of the greatest gift someone could receive

is time.

ლ Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012, Astri/Mak, Mbak

Ayu, Dwi, Anita, Dessy, Suci, Tiara, Sari, dll. Terima kasih atas pelajaran dan

pengalaman hidup selama di bangku perkuliahan. You guys make this past

four years in college memorable.

Page 10: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

x

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai tata kelola teknologi informasi (TI) yang

difokuskan pada bagian pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di

Palembang dengan menerapkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) sebagai kerangka

kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam menciptakan sistem pemasaran yang baik dan membuat suatu rekomendasi tata

kelola TI yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar.

Penelitian ini mengusulkan 4 faktor yang memiliki pengaruh terhadap tata kelola TI, yaitu

kelayakan produk (PF), permintaan pasar (MD), pesaing (C) dan promosi (P). Pengumpulan

data penelitian dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner kepada pelaku UMKM, dan

diperoleh 100 respondent valid. Hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS

versi 21.0 menunjukkan adanya pengaruh positif antara kelayakan produk (PF) terhadap

tata kelola TI dan tata kelota TI terhadap promosi (P). Rekomendasi tata kelola TI pada

penelitian ini dirancang dengan menggunakan kerangka kerja SOA web services, dimana

terdapat 2 layanan yang saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan

sistem consumer.

Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Arsitektur Berorientasi Layanan, Web

Services, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Pemasaran

Page 11: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xi

ABSTRACT

This study discusses the governance of information technology (IT) that is focused

on the marketing of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs) in Palembang with

implementing Service Oriented Architecture (SOA) as its framework. This study aims to find

the factors that need to be considered in creating a good marketing system and make an IT

governance recommendation that is expected to assist SMEs in expanding market share.

This study proposes four factors that affect IT governance, namely the product feasibility

(PF), the market demand (MD), competitor (C) and promotion (P). The collection of research

data conducted by distributing 100 questionnaires to SMEs, and obtained 100 valid

respondents. The results of data processing by using a program SPSS version 21.0 shows

the positive correlation between Product Feasibility (PF) to IT governance and IT governance

to promotion (P). IT governance recommendation in this study was designed using SOA web

services architecture, which has two inter-related services, namely UMKM kota Palembang

service and sistem consumer service.

Key Words : Information Technology Governance, Service Oriented Architecture, Web

Services, Micro, Small, and Medium Enterprises, Marketing

Page 12: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat serta

pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak lupa shalawat serta

salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi

Wasallam, berserta keluarga serta para sahabat.

Akhirnya setelah melalui perjalanan yang panjang, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran Dengan

Menerapkan Service Oriented Architecture Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di

Palembang” yang merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam

menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata 1 ) Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Palembang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan

pengorbanannya memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Marzuki Alie, SE., MM, selaku Rektor Universitas Indo Global Mandiri.

2. Ibu Lastri Widya A, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Dosen

Pembimbing II.

3. Ibu Nining Ariati, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Bapak John Roni Coyanda, S.Kom., M.Si selaku Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Tertiaavini, S.Kom., M.Kom selaku Pembimbing Akademik.

6. Ayah, Ibu dan Ketiga adik saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan do’a

serta bantuanya dalam segala hal dalam penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012 yang telah memberikan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

Page 13: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xiii

pihak. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, April 2016

Penulis,

Ismi Islamia Fathurrahmi

NPM. 2012.21.0047

Page 14: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KESIAPAN SKRIPSI ............................................................ iii

HALAMAN TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. iv

HALAMAN TANDA PENGESAHAN ................................................................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ................................................................. vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

ABSTRAK ......................................................................................................................... x

ABSTRACT ...................................................................................................................... xi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL...............................................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................................ 2

1.3. Perumusan Masalah .......................................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 3

1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 3

1.6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................. 3

1.7. Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Analisis ............................................................................................................................... 5

2.2. Tata Kelola ......................................................................................................................... 5

2.3. Teknologi ............................................................................................................................ 5

2.4. Informasi ............................................................................................................................. 5

2.5. Teknologi Informasi ............................................................................................................ 6

Page 15: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xv

2.6. Tata Kelola Teknologi Informasi ......................................................................................... 6

2.6.1. Fokus Area Tata Kelola TI .................................................................................. 7

2.6.2. Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan ....................................................... 7

2.7. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ..................................................................... 8

2.7.1. Karakteristik UMKM ............................................................................................ 9

2.7.2. Masalah Yang Dihadapi UMKM .......................................................................... 9

2.8. Pemasaran ......................................................................................................................... 11

2.8.1. Bauran Pemasaran ............................................................................................. 11

2.8.2. Bauran Komunikasi Pemasaran .......................................................................... 12

2.9. Service Oriented Architecture (SOA) .................................................................................. 13

2.9.1. Konsep Service Oriented ................................................................................... 15

2.9.2. Komponen SOA .................................................................................................. 16

2.9.3. Implementasi SOA .............................................................................................. 17

2.9.4. Keuntungan SOA ................................................................................................ 21

2.10. Statistical Product and Service Solution (SPSS) ................................................................ 22

2.11. Studi Literatur Sejenis ........................................................................................................ 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian ............................................................................................................. 24

3.2. Deskripsi Tahap Penelitian ................................................................................................. 25

3.3. Rancangan Penelitian ........................................................................................................ 28

3.3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 28

3.3.2. Pendekatan Penelitian ........................................................................................... 29

3.3.3. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................................................ 29

3.4. Model Awal Penelitian ........................................................................................................ 31

3.5. Populasi dan Sample ......................................................................................................... 32

3.6. Teknik Pengambilan Sample .............................................................................................. 33

3.7. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................ 33

3.8. Metode Analisa Data .......................................................................................................... 34

3.9. Uji Coba Instrumen ............................................................................................................. 34

3.9.1. Uji Validitas ............................................................................................................ 35

3.9.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 40

3.9.3. Kesimpulan Uji Coba Instrumen ............................................................................. 42

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Page 16: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xvi

4.1. Deskripsi Sample Penelitian ............................................................................................... 45

4.1.1. Profil Respondent ................................................................................................... 45

4.1.2. Hasil Penilaian Respondent ................................................................................... 51

4.2. Uji Kualitas Data ................................................................................................................. 52

4.2.1. Uji Validitas ............................................................................................................ 52

4.2.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 55

4.2.3. Uji t ......................................................................................................................... 58

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hipotesa Penelitian ............................................................................................................ 62

5.2. Kerangka Web Service UMKM ........................................................................................... 65

5.2.1. Requirements and Analysis.................................................................................... 65

5.2.2. Design and Development ....................................................................................... 65

5.3. Class Diagram .................................................................................................................... 70

5.4. Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang .............................................. 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 78

6.2. Saran .................................................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis ................................................................................. 22

Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi ...................................................................... 29

Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk ......................................................................... 30

Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar ......................................................................... 30

Tabel 3.4 Indikator Pesaing ......................................................................................... 30

Tabel 3.5 Indikator Promosi ........................................................................................ 31

Tabel 3.6 Daftar Respondent Questionnaire Uji Coba ............................................... 34

Tabel 3.7 Data Hasil Questionnaire Uji Coba .............................................................. 34

Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................... 36

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Uji Coba Intrumen ........................................................... 39

Tabel 3.10 Indikator yang Dihapus ................................................................................ 40

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Intrumen ....................................................... 42

Tabel 3.12 Instrumen Penelitian .................................................................................... 43

Tabel 4.1 Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Questionnaire ................................... 45

Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha ........................................... 46

Tabel 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha ......................................... 48

Tabel 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha ............................................. 48

Tabel 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Usia ........................................................... 49

Tabel 4.6 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 50

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent ........................................................................ 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ......................................................................................... 55

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 58

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................ 60

Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi ................................. 63

Tabel 5.2 Kebutuhan Layanan ................................................................................... 65

Page 18: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan ............................ 8

Gambar 2.2 Siklus Penerapan Konsep SOA................................................................. 14

Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service .............................. 15

Gambar 2.4 Pola Web Services .................................................................................... 17

Gambar 2.5 Pola CORBA ............................................................................................. 18

Gambar 2.6 Pola EJB ................................................................................................... 19

Gambar 2.7 Pola REST ................................................................................................ 19

Gambar 2.8 Pola RMI ................................................................................................... 20

Gambar 2.9 Pola RPC .................................................................................................. 20

Gambar 2.10 Pola DCOM ............................................................................................... 21

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................... 24

Gambar 3.2 Model Awal Penelitian ............................................................................... 31

Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ........................................ 36

Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk .......................................... 37

Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar .......................................... 37

Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing .......................................................... 38

Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi .......................................................... 38

Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Teknologi Informasi .................................... 40

Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Kelayakan Produk ...................................... 41

Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Permintaan Pasar....................................... 41

Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Pesaing ...................................................... 41

Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Promosi ...................................................... 42

Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian ............................................................................... 43

Gambar 4.1 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha ......................................... 47

Gambar 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha ....................................... 48

Gambar 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha ........................................... 49

Gambar 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Usia ........................................................ 50

Gambar 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 51

Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ........................................ 53

Gambar 4.7 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk .......................................... 53

Page 19: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xix

Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar .......................................... 54

Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing .......................................................... 54

Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi .......................................................... 54

Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi ..................................... 56

Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk ....................................... 57

Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar ....................................... 57

Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing ....................................................... 57

Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi ....................................................... 58

Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 59

Gambar 4.17 Hasil Uji t ................................................................................................... 60

Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian ................................................................................... 62

Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang ..................................... 66

Gambar 5.3 Relasi Antar Database Pada Web UMKM Palembang .............................. 71

Gambar 5.4 Desain Rancangan Login Pada Web UMKM Palembang ......................... 71

Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer Pada Web UMKM Palembang ... 72

Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual Pada Web UMKM Palembang ........ 73

Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage Pada Web UMKM Palembang ................. 74

Gambar 5.8 Desain Rancangan Bidang Usaha Pada Web UMKM Palembang ............ 75

Gambar 5.9 Desain Rancangan Detail Produk Pada Web UMKM Palembang ............. 76

Gambar 5.10 Desain Rancangan Pemesanan Produk Pada Web UMKM Palembang .... 77

Page 20: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Survei

Lampiran 2 Surat Balasan Survei Perusahaan

Lampiran 3 Surat Pernyataan Tidak Plagiat

Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 5 Kartu Bimbingan

Lampiran 6 Daftar Riwayat Pendidikan

Lampiran 7 Lembar Identitas Mahasiswa

Lampiran 8 Tanda Bukti Penyerahan Artikel Ilmiah

Lampiran 9 Skor TOEFL

Lampiran 10 Tabel t

Lampiran 11 Tabel r

Lampiran 12 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Mikro)

Lampiran 13 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Kecil)

Lampiran 14 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Menengah)

Page 21: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi Informasi (TI) merupakan sarana yang penting untuk mengelola informasi

karena menawarkan efisiensi dan efektivitas kerja. Banyak organisasi telah menerapkan

dan mengembangkan TI untuk membantu proses bisnisnya agar memperoleh informasi

yang akurat, tepat waktu, relevan, ekonomis dan dapat membantu manajemen dalam

pengambilan keputusan. Namun di sisi lain, penerapan TI memerlukan biaya investasi tinggi

dengan resiko yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme tata kelola

TI yang menyeluruh dan terstruktur dari mulai perencanaan hingga pengawasannya.

Tata kelola TI adalah satu kesatuan konsep dasar dari corporate governance melalui

peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses organisasi yang berhubungan dengan TI.

Tata kelola TI menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan

informasi yang baik, benar, transparan sesuai tuntutan publik dan standar global. Salah satu

isu yang marak berkembang saat ini berkenaan dengan penggunaan TI adalah banyak

organisasi sudah menggunakan TI namun belum sadar mengenai tata kelola yang baik

untuk pencapaian yang optimal untuk meningkatkan nilai, sekaligus mampu mengelolanya

dengan baik untuk pencapaian tujuan organisasi.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk organisasi

yang berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif

kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga

kerja. UMKM dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis periode 1999-

2000. Salah satu masalah yang sampai saat ini masih perlu diperhatikan adalah minimnya

pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga pangsa pasar yang

diakses sangat terbatas. Mereka hanya sekedar menggunakannya untuk keperluan sehari-

hari tanpa mengetahui manfaat dari TI bagi usaha mereka tersebut. Padahal dengan

menjadikan TI sebagai sarana dalam bidang pemasaran, mereka bisa mendapatkan

benefit yang lebih besar, salah satunya yaitu dapat mengakses pangsa pasar yang lebih

luas. Walaupun produksi yang dipasarkan sudah cukup bagus, bila pasar yang dijangkau

terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UMKM.

Mengingat TI sangat berperan dalam bidang pemasaran UMKM maka dibutuhkan

suatu sarana pemasaran yang baik dalam pengadaannya, salah satunya yaitu dengan

Page 22: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

2

dilakukannya suatu pengukuran tentang pengelolaan pengendalian TI. Namun banyak

organisasi yang menganggap penerapan teknologi informasi adalah semata-mata

implementasi software dan hardware canggih, sehingga mereka melupakan unsur “tata

kelola”. Tanpa pengelolaan TI yang baik maka sebenarnya penerapan TI tidak akan

maksimal walau didukung software canggih yang berjalan di atas infrastruktur hardware

yang handal.

Tata kelola TI yang baik tidak dapat serta merta dibuat tanpa suatu kerangka kerja

(framework), dimana penyusunan kerangka kerja tersebut dapat disesuaikan dengan tujuan

organisasi. Saat ini telah banyak kerangka kerja yang berstandar internasional untuk

membantu organisasi sebagai alat bantu melakukan tata kelola TI, misalnya kerangka kerja

Service Oriented Architecture (SOA).

Atas dasar tersebut, maka penulis ingin membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI

yang tepat pada bagian pemasaran sehingga dapat dijadikan panduan yang dapat

digunakan pemakainya serta dapat meningkatkan penggunaan fasilitas tersebut secara

optimal. Pembuatan tata kelola TI dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja SOA,

dimana konsep dasar kerangka kerja SOA adalah mengembangkan service berdasarkan

sistem lama dan kemudian mengembangkan sistem baru dengan menyusun dan

mengkombinasikan service-service yang ada.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan skripsi ini dibuat dengan judul

“Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan menerapkan

Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Palembang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang ditemui pada bagian pemasaran UMKM, yakni sebagai berikut :

1. Minimnya ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga

mereka belum cukup memanfaatkan TI sebagai landasan untuk mencapai benefit yang

lebih besar.

2. Belum tersedianya suatu platform TI yang baik pada Dinas Perindustrian Perdagangan

dan Koperasi, sehingga pelaku UMKM masih terbatas dalam memasarkan produk dan

mendapatkan informasi terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang

mereka hasilkan.

Page 23: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

3

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul pertanyaan yang

merupakan rumusan masalah penelitian, yaitu “apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk

membuat suatu rekomendasi tata kelola teknologi informasi guna menciptakan suatu sistem

pemasaran yang baik bagi UMKM di Palembang?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan deskripsi dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk menemukan faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menciptakan sistem pemasaran

yang baik dan membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI bagian pemasaran UMKM di

kota Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pangsa pasar dengan

menjadikan TI sebagai sarana pemasaran dengan menerapkan SOA sebagai kerangka

kerjanya.

2. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai saran untuk membangun suatu teknologi informasi pemasaran yang baik bagi

UMKM kota Palembang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini berfokus pada tata kelola TI pada bidang pemasaran UMKM di kota

Palembang.

2. Objek penelitian ini adalah tiga sektor UMKM yang berada di kota Palembang, yaitu

retail, kuliner dan souvenir.

3. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan questionnaire kepada

tiga kecamatan dari enam belas kecamatan di kota Palembang, yaitu Ilir Timur 1, Ilir

Timur 2 dan Sukarami.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam enam bab, yaitu:

Page 24: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

4

1. BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, dilanjutkan dengan identifikasi masalah,

perumusan masalah, pemaparan tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup atau

batasan penelitian serta sistematika penelitian.

2. BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yang menjadi

landasan teori dalam pembahasan nantinya. Teori yang digunakan diantaranya

pengertian tata kelola teknologi informasi, SOA framework, dsb.

3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data

(studi lapangan, studi pustaka dan studi literatur sejenis), metode analisa data dan

model penelitian.

4. BAB IV. PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi deskripsi penelitian, uji kualtas data, uji t dan hasil hipotesa penelitian.

5. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai rekomendasi tata kelola TI dari kegiatan

penelitian.

6. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran hasil dari

penelitian.

Page 25: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Analisis

Analisis adalah suatu tindakan mengumpulkan mencari dan meneliti suatu masalah

yang akan dibahas dengan jelas sehingga lebih dalam memecahkan suatu masalah

(Susilowati, & Riasti, 2011).

Sedangkan menurut Maith (2013) analisis didefinisikan sebagai penguraian suatu

persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian

yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan.

2.2 Tata Kelola

Tata Kelola (Governance) diartikan sebagai kumpulan dari cara dan aturan untuk

menjalankan sebuah prosedur serta standar operasional dalam mencapai suatu tujuan

strategis (Adikara, 2013).

Tata kelola yang baik adalah tata kelola yang efektif, yaitu tata kelola yang

berkesesuaian dengan sasaran, tujuan serta budaya organisasi, sehingga akan memberi

kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan (Komara, 2014).

2.3 Teknologi

Teknologi merupakan pengetahuan umum yang dapat diartikan sebagai suatu alat

(pembantu) yang diciptakan manusia dengan tujuan mempermudah pekerjaan yang

dilakukan manusia sehari-hari (Parwadi, 2013).

Adapun menurut Husein dalam Yudhanti, & Rachmawati (2013) yang dimaksud

dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu

aktivitas input, pemrosesan, dan output pada sistem informasi, software komputer yang

terdiri atas instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasi

kerja perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi telekomunikasi

yang memudahkan para manajer berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.

2.4 Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang

Page 26: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

6

(Muslih, & Purnama, 2013).

Sedangkan menurut Kurnia, Tanuwijaya, & Sagirani (2013) informasi adalah data

yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima yang dapat berupa

fakta atau suatu nilai yang bermanfaat.

2.5 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan

dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Antasari, Kertahadi,

& Riyadi, 2013).

Teknologi informasi memungkinkan bisnis memaksimalkan keuntungan, mengelola

resiko secara tepat, dan sumber daya teknologi informasi digunakan secara bertanggung

jawab (Sembiring, Mudjihartono, & Rahayu, 2013).

Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang

sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan

konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan

efisiensi proses bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar orang-

orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya (Antasari, Kertahadi, &

Riyadi, 2013).

2.6 Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) adalah sebuah kerangka

kebijakan, prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dengan

memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan keuntungan dan resiko TI

besertaproses-proses yang ada di dalamnya. Mereka bertanggung jawab terhadap arah

strategi organisasi, memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dan berbagai

sumber daya organisasi telah dimanfaatkan dengan tepat. Tata kelola TI membutuhkan

pengaturan yang tepat untuk memadukan strategi TI dan pemanfaatan sumber daya TI guna

memberikan keuntungan yang kompetitif bagi organisasi. sederhananya, tata kelola TI

menggunakan prinsip-prinsip tata kelola organisasi terhadap unit TI (Muthmainnah, 2015).

Page 27: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

7

Tata kelola TI merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan

good corporate governance. IT governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi

peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan TI menuju ke

arah tujuan strategi perusahaan. IT governance memadukan best practice proses

perencanaan, pengolahan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk

memastikan bahwa TI benar mendukung pencapaian perusahaan (Nurhidayati, Rizky, &

Dafid, 2014).

Adapun menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) dalam Irfan

(2013) tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggung jawab dari pihak eksekutif dan dewan

direktur, yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi dan proses yang memastikan

TI yang ada pada perusahaan untuk mendukung dan memperluas strategi dan tujuan

perusahaan.

2.6.1 Fokus Area Tata Kelola TI

Fokus tata kelola TI menurut Muthmainnah (2015) yaitu value delivery, risk

management, resource management, performance management, dan strategic alignment.

Fokus area tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

1. Strategic alignment berfokus pada menjalankan hubungan bisnis dan perencanaan TI

seperti mendefinisikan, memelihara dan mengoptimalkan pemakaian biaya, dan

menyelaraskan prosedur TI dengan prosedur perusahaan.

2. Value delivery adalah tentang mengoptimalkan seluruh pemakaian biaya,

memastikan bahwa TI memberikan manfaat yang sesuai terhadap strategi,

berkonsentrasi pada mengoptimalkan biaya dan membuktikan nilai yang sebenarnya

dari TI.

3. Resource management adalah tentang mengoptimalkan investasi, dan pengelolaan

sumber daya TI yang baik yang terdiri dari aplikasi, informasi, infrastruktur dan

sumberdaya. Ini merupakan kunci utama terkait dengan optimalisasi pengetahuan dan

infrastruktur.

2.6.2 Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan

Berdasarkan definisi tata kelola TI menurut ITGI, dapat disimpulkan bahwa tata kelola

teknologi informasi harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola

perusahaan. Tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang mengarahkan dan

Page 28: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

8

mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan. Ketergantungan bisnis akan suatu

teknologi informasi telah membuatnya tidak dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan

tanpa adanya pertimbangan terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi

informasi dapat mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan

strategis yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi

memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan

juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola teknologi

informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (Modissa,

& Rachmansyah, 2015):

Tata Kelola

Perusahaan

Aktivitas Perusahaan Aktivitas TI

Tata Kelola TI

Mengarahkan

Menetapkan

Mengarahkan

Menetapkan

Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan

2.7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-

undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha menengah adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha

kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).

Menurut data perkembangan UMKM kota Palembang tahun 2015 jumlah UMKM

sampai dengan Agustus 2015 mencapai 35.244 unit usaha (6.543 unit usaha mikro, 23.528

Page 29: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

9

unit usaha kecil dan 5.263 unit usaha menengah) yang mengalami perkembangan 4.16 %

dari 6 tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2015 sebanyak

136.181 orang dimana ada peningkatan sebesar 3.18 % dari 6 tahun sebelumnya

(Disperindagkop).

2.7.1 Karakteristik UMKM

Kriteria UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6 yakni sebagai berikut:

1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

2.7.2 Masalah yang Dihadapi UMKM

Menurut Hubeis (2009) dalam Anggraini, & Nasution (2013) permasalahan umum

yang biasanya terjadi pada UMKM, yaitu :

a. Kesulitan pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi

perkembangan UMK. Dari hasil studi yang dilakukan oleh james dan akrasanee (1988)

Page 30: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

10

di sejumlah negara ASEAN, menyimpulkan UMKM tidak melakukan perbaikan yang

cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti peningkatan kualitas

produk dan kegiatan promosi.

b. Keterbatasan finansial

Terdapat dua masalah utama dalam kegiatan UMK di Indonesia, yakni dalam aspek

finansial dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi

pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber

dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber

permodalan ini sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun investasi.

c. Keterbatasan SDM

Salah satu kendala serius bagi banyak UMK di Indonesia adalah keterbatasan SDM

terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,

pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi

data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat

dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan

efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus

pasar barang.

d. Masalah bahan baku

Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat menjadi salah

satu kendala yang serius bagi banyak UMK di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan harga

yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah

profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatasan bahan baku.

e. Keterbatasan teknologi

UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional,

seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat

produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relatif

rendah.

f. Kemampuan manajemen

Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai

dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya, membuat pengelolaan usaha

menjadi terbatas.

g. Kemitraan

Kemitraan mengacu pada pengertian berkerja sama antara pengusaha dengan

Page 31: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

11

tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah

kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang setara (sebagai mitra kerja).

2.8 Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam

menciptakan nilai ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam

menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi (Mujiyana, & Elissa, 2013).

Sedangkan menurut Kotler (2005) dalam Mujiyana, & Elissa (2013) pemasaran

merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok dapat

memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan dalam penciptaan dan timbal balik

produk dan nilai dengan orang lain.

2.8.1 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan salah satu konsep kunci dalam

teori pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau

kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, distribusi

dan promosi (Tan, 2011).

1. Produk

Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk dapat berupa barang

dan dapat pula berupa jasa. Keputusan-keputusan tentang produk mencakup

penentuan bentuk penawaran secara fisik, merek, pembungkus, garansi, dan servis

sesudah penjualan.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk

tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya.

3. Distribusi

Saluran distribusi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan agar produk

tersebut tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi

(channel of distribution) adalah lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan

untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke

Page 32: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

12

konsumen.

4. Promosi

Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan produknya dan membujuk para

pelanggan serta konsumen sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.

2.8.2 Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama (Mujiyana, &

Elissa, 2013), yaitu:

1. Advertising

Peranan periklanan dalam pemasaran sangatlah penting, yakni untuk

membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau jasa yang

ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang

ditawarkan, untuk membujuk calon pelanggan untuk membeli atau menggunakan

produk atau jasa tersebut. Sedangkan, tujuan utama dari periklanan adalah memberikan

informasi secara luas kepada konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan

suatu perusahaan. Adapun tujuan advertising, diantaranya :

a. Memberikan informasi atas produk atau jasa yang ditawarkan untuk menciptakan

permintaan atas produk tersebut.

b. Mempertahankan calon pelanggan yang setia dengan membujuk pelanggan agar

tetap membeli.

c. Membujuk calon pelanggan dimana iklan menjadi penting dalam persaingan dimana

sasaran perusahaan menciptakan permintaan selektif akan merek tertentu.

d. Menarik pelanggan baru, dengan menarik arus kas pembelian kearah produk yang

diiklankan perusahaan dan menggantikan tempat para pelanggan yang pindah ke

produk pesaing serta memperluas pasar.

2. Promosi Penjualan

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan

teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan

informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh

penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat

mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain:

a. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.

Page 33: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

13

b. Mengkomunikasikan produk baru.

c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.

d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.

e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk.

f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.

3. Publicity

Publicity atau publisitas merupakan kiat pemasaran, dimana perusahaan tidak

hanya berhubungan dengan kumpulan publik yang lebih besar. Adapun fungsi utama

dari publicity meliputi :

a. Membangun image (citra), baik image perusahaan maupun image produk.

b. Mendukung aktivitas komunikasi.

c. Mengatasi isu atau permasalahan yang ada.

d. Memperkuat posisi perusahaan.

e. Cukup mengadakan Launching untuk produk atau jasa baru.

4. Personal selling

Personal selling dapat juga dikatakan sebagai improvisasi dan penjualan dengan

menggunakan komunikasi person to person. Personal selling biasanya dilaksanakan

oleh sales bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara

langsung pada pasar sasaran, bentuk kegiatan personal selling yaitu : door to door

selling, mail order, telephone selling dan direct selling.

5. Direct selling

Direct selling atau direct marketing adalah bagian dari program marketing

communication, dimana direct marketing dilakukan sebagai cara untuk bertemu oleh

konsumen setelah muncul respon dari pasar atas informasi produk yang telah

disabarkan kepada konsumen melalui media (iklan disurat kabar, televisi, radio,

majalah, internet atau media masa lainnya).

2.9 Service Oriented Architecture (SOA)

Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang

mengikuti prinsip-prinsip service-orientation (berorientasi layanan). Konsep service-

orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan

service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait

dengan suatu teknologi tertentu, tapi lebih ke arah pendekatan untuk pembangunan

Page 34: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

14

perangkat lunak yang moduler. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi,

prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client (Kapojos,

Wowor, & Rumagit, 2012).

SOA merupakan metodologi pengembangan sistem yang dapat bergerak dinamis

saat pengembangan sebuah sistem informasi. Banyak hal yang bisa dikurangi dalam

mengoperasikan sebuah proses pada SOA, sehingga lebih mudah dan cepat untuk

melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang kali

misalnya, seseorang mengecek, menyimpan, atau mendapatkan medical record padahal

hanya berinteraksi dengan validasi dan data yang sama. Membangun aplikasi dengan

sumber yang sama akan lebih mudah dan lebih cepat untuk perusahaan yang saling

berhubungan. SOA menyediakan suatu kerangka desain dengan maksud untuk realisasi

yang cepat dengan sedikit biaya pengembangan sistem untuk meningkatkan kualitas sistem

secara total (Wijaya, 2011).

SOA juga didefinisikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak yang didasarkan

pada konsep pokok bahwa software dapat disusun atas sebuah latar depan aplikasi,

layanan, repository layanan dan jalur layanan. Sebuah layanan terdiri dari sebuah kontrak,

satu atau lebih antar muka dan sebuah implementasi. (Absari, & Setyawan, 2012).

Adanya SOA lifecycle memungkinkan penempatan kemampuan service melalui tiga

tahap, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT operations.

Tahapan proses dari SOA lifecycle ini dapat dipetakan ke dalam siklus besar SOA pada

Gambar 2.2 (Aradea, Shofa, & Kurnia, 2013).

Gambar 2.2 Siklus Penerapan Konsep SOA

Page 35: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

15

2.9.1 Konsep Service Oriented

Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar

dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan

permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama dan telah digunakan untuk berbagai

macam konteks permasalahan dan tujuan tertentu. Contoh dari dekomposisi permasalahan

menjadi sekumpulan service ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan makanan di restoran.

Misalkan seorang pelanggan ingin memesan makanan, maka ia akan memanggil pelayan

di restoran tersebut untuk mencatatan pesanan, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan

kepada dapur untuk dimasak. Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan tersebut

akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan pendekatan service oriented,

penyelesaian masalah itu dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa pemesanan

makanan, pengantaran pesanan ke dapur, pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran

makanan ke pelanggan. Selain definisi yang dijelaskan sebelumnya, service sendiri dapat

dipandang sebagai enkapsulasi lojik dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu.

Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service

Bila dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Otomasi bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah-langkah

sebagai implementasi proses bisnis. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3, lingkup dari

service tidak terbatas, service dapat mengenkapsulasi sebuah proses besar atau hanya satu

Page 36: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

16

langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan bila

dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan sebelumnya, sebuah service pembuatan

makanan di dapur dapat didekomposisi lagi menjadi beberapa langkah. Misalkan

penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan bahan, proses masak, dan sebagainya.

Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapa service, solusi dari

permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service

berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus

dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service

berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service

didefinisikan (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012).

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh SOA (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu

diantaranya:

1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak

tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya

butuh mekanisme komunikasi satu sama lain.

2. Service contract, yaitu setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk

komunikasi.

3. Autonomy, yaitu service memiliki hak penuh terhadap semua lojik yang dienkapsulasi.

4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi

didalamnya.

5. Reusability, yaitu lojik dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan

reuse.

6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status tertentu terkait dengan aktivitas yang

dilakukannya.

7. Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan

diakses melalui mekanisme pencarian tertentu.

8. Composability, yaitu service bisa disatukan dengan service lain. Ini memungkinkan logic

dapat diwakili pada level berbeda dari granularity dan mempromosikan reusability dan

pembuatan layer abstraction.

2.9.2 Komponen SOA

SOA terdiri atas empat komponen (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu:

1. Message, yaitu data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah unit kerja, yang

Page 37: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

17

dipertukarkan antara satu service dengan yang lainnya.

2. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses

message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling

berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja.

3. Service, merepresentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk

menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan.

4. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan

untuk mencapai tujuan tertentu.

2.9.3 Implementasi SOA

SOA dapat diimplementasikan berdasarkan beberapa arsitektur, yaitu (Marini, 2012):

1. Web Services

Gambar 2.4 Pola Web Services

a. Service provider, berfungsi menyediakan service dan dilengkapi dengan

implementasinya. Service provider berupa network address yang dapat menerima

dan mengeksekusi permintaan dari service requester.

b. Service requester (client), Service ini dapat menggunakan Uniform Resource

Identifier (URI) untuk meminta service baik secara langsung atau melakukan

pencarian service yang sesuai pada service registry, kemudian melakukan binding

dan invoke terhadap service. Service requester dapat berupa aplikasi, service

maupun modul software yang memerlukan service.

c. Service registry, berupa directory yang dapat diakses melalui network dan berfungsi

untuk menyimpan service-service. Fungsi utamanya adalah menyimpan dan

Page 38: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

18

mempublish service dari penyedia service lalu mengirimkannya kepada yang

meminta service.

SOA pada web services menggunakan paradigma find-bind-execute. Penyedia

service meregister servicenya kedalam registry public. Kemudian registry ini digunakan oleh

pemakai untuk menemukan service yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Apabila

didalam registry ini terdapat service yang dikehendaki, maka pemakai akan diberi kontrak

dan alamat akhir service tersebut. Web services didukung oleh beberapa teknologi berikut

ini:

a. SOAP (Simple Object Access Protocol)

SOAP adalah sebuah protokol yang digunakan untuk melakukan pertukaran

dokumen XML melalui jaringan komputer.

b. WSDL (Web services Description Language)

WSDL adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam XML. Dokumen ini

mendeskripsikan sebuah layanan web.

c. UDDI (Universal Description, Discovery and Integration)

UDDI adalah sebuah kerangka kerja platform yang independent untuk

mendeskripsikan layanan-layanan, menemukan, dan mengintegrasikan layanan

dengan menggunakan internet.

2. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)

Gambar 2.5 Pola CORBA

CORBA adalah sebuah standar yang dikeluarkan oleh Object Management Group

Page 39: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

19

(OMG) yang memampukan komponen-komponen perangkat lunak ditulis dalam bahasa

pemrograman dan dijalankan diatas platform yang beragam untuk saling berkomunikasi

(interoperate).

3. EJB (Enterprise Java Bean)

Gambar 2.6 Pola EJB

EJB adalah sebuah arsitektur komponen server-side yang menyederhanakan proses

membangun class enterprise aplikasi komponen terdistribusi dalam lingkungan java.

4. REST (Representational State transfer)

Gambar 2.7 Pola REST

Page 40: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

20

REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak untuk sistem hypermedia terdistribusi

seperti world wide web. REST memiliki tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah aplikasi web berperilaku.

5. RMI (Remote Method Invocation)

Gambar 2.8 Pola RMI

RMI adalah sebuah mekanisme yang terdapat pada bahasa pemrograman java. RMI

mengijinkan objek-objek java untuk menggunakan methods pada objek lain dengan

menggunakan JVM.

6. RPC (Remote Procedure Call)

Gambar 2.9 Pola RPC

Page 41: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

21

RPC adalah sebuah mekanisme komunikasi yang memampukan sebuah proses

berkomunikasi dengan proses yang lain. Proses komunikasi ini dapat terjadi pada komputer

berbeda pada sebuah jaringan.

7. DCOM (Distribute Component Object Model)

Gambar 2.10 Pola DCOM

DCOM adalah sebuah kumpulan konsep Microsoft dan antarmuka program dimana

objek program client dapat meminta service dari objek program server pada komputer lain

dalam sebuah jaringan. DCOM menyediakan sekumpulan antarmuka yang memungkinkan

client dan server dapat saling berkomunikasi pada komputer yang sama.

2.9.4 Keuntungan SOA

SOA menawarkan beberapa keuntungan (Paturusi, 2013), yaitu:

1. Bersifat standard.

2. SOA bersifat lebih interoperable dibandingkan dengan RPC (Remote Procedure Call),

DCOM (Distributed Component Object Model), CORBA (Common Object Request Broker

Architecture), EJB (Enterprise Java Bean), dan RMI (Remote Method Invocation).

3. SOA dapat didefinisikan sebagai function, object dan method.

4. Karena sifat platform yang independent maka perusahaan atau organisasi dapat

menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih bebas sesuai dengan

pilihan mereka.

5. Tidak tergantung pada satu vendor tertentu saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA

dapat mengintegrasikan komponen yang memiliki cohesion yang rendah.

Page 42: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

22

6. SOA mendukung pengembangan yang terus menerus, distribusi, dan maintenance yang

bertahap.

7. Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang telah mereka punyai dan

menggunakan SOA untuk membuat aplikasi tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah

ada. Sifat interoperability menjadikan SOA dapat diterapkan pada sistem informasi yang

dinamis.

2.10 Statistical Product and Service Solution (SPSS)

Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu software yang

digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan dan analisis data secara statistik.

SPSS dioperasikan dengan menginput variabel pada variable view dan menginput data

pada data view (Sujarweni, 2015).

SPSS juga merupakan salah satu tool yang dapat digunakan untuk menganalisis data

yang diperoleh dari data questionnaire, salah satunya yaitu untuk meguji kualitas data.

Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data

questionnaire dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dalam bentuk tabel

dengan format .csv, hal ini akan mempermudah user ketika akan mengolah data

questionnaire pada aplikasi SPSS. Setelah data tersimpan dengan format .csv, data

kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.

2.11 Studi Literatur Sejenis

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis

Penelitian Abstrak Sumber

Penerapan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pembangunan Web Based Learning

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana membangun sebuah web based learning, yang bersifat fleksibel dapat diakses dimana saja, kapan saja, serta dapat menggunakan berbagai platform yang berbeda, sehingga interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat tercipta tidak hanya didalam kelas. Dampak dari dibangunnya sistem ini diharapkan dapat menciptakan atmosfir akademik yang kondusif, dan dapat memicu semangat belajar para mahasiswa. Penelitian ini menggunakan teknologi web service.

(Shofa, Aradea, &

Kurnia, 2013)

Page 43: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

23

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis (Sambungan)

Penelitian Abstrak Sumber

Analisis dan Perancangan Penerapan Service Oriented Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial

Tata cara pengurusan di kantor kelurahan dan kecamatan di Kota Surabaya memerlukan adanya pengisian field-field pada formulir yang ditulis tangan dalam bentuk manual, padahal banyak isian tersebut yang semestinya bisa dengan mudah didapatkan melalui database kependudukan yang ada di pemerintah kota. Dengan menggunakan teknologi SOA data-data yang ada di SIAK dapat diambil oleh sistem informasi yang ada di kantor kelurahan dan kecamatan melalui web service dan dapat digunakan untuk mempercepat pengisian formulir administrasi kependudukan.

(Absari, & Setyawan,

2012)

Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) Di Credit Suisse

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari bagaimana Credit Suisse sukses melakukan implementasi SOA baik pada level organisasi maupun teknis. Analisis dilakukan dengan mengolah data faktual yang didapatkan dan referensi. Dari hasil penelitian, kesuksesan implementasi karena kejelasan interface, kejelasan proses, komitmen manajemen, dan teknologi yang solid.

(Kurniali, 2013)

Page 44: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari awal sampai

akhir. Tahapan penelitian digunakan sebagai langkah untuk mempermudah dan mempercepat

dalam proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Pemanfaatan SOA Framework ke

dalam Model UMKM

Identifikasi & Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Penyusunan Instrumen

Pilot Study

Pengumpulan Data

Pengolahan & Analisa Data

Kesimpulan & Saran

Requirements and Analysis

Design and Development

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

Page 45: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

25

3.2 Deskripsi Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari delapan tahapan, yaitu tahap identifikasi & perumusan masalah,

tahap penentuan tujuan, tahap studi pustaka, tahap penyusunan instrumen, tahap pilot study,

tahap pengumpulan data, tahap pengolahan & analisa data, tahap pemanfaatan framework dan

tahap kesimpulan & saran. Setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut.

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Langkah ini merupakan awal dari penelitian, yaitu memilih dan menentukan topik penelitian

yang akan diteliti. Setelah topik penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah

merumuskan masalah yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai dan akan dijawab

pada akhir penelitian. Identifikasi dan rumusan masalah diuraikan pada Bab 1, subbab 1.2

dan 1.3.

2. Penentuan Tujuan

Penelitian ini menetapkan beberapa tujuan untuk memfokuskan permasalahan dengan hasil

akhir berupa blok diagram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan

pada Bab 1, subbab 1.4.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan

permasalahan yang dibahas dengan cara mempelajari teori-teori yang relevan dengan topik

kajian. Studi pustaka dalam penelitian ini diadopsi dari berbagai sumber yang diperoleh

melalui buku, jurnal, artikel ataupun karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan analisis tata

kelola teknologi informasi yang dilakukan pada bagian pemasaran UMKM dengan

menggunakan metode SOA. Studi literatur ini diuraikan secara rinci pada Bab 2.

4. Penyusunan Instrumen

Langkah selanjutnya adalah mencari dan menyusun variabel berserta indikatornya yang

kemudian akan dimasukkan ke dalam instrumen penelitian (questionnaire).

5. Melakukan Pilot Study

Setelah menyusun instrumen penelitian (questionnaire), langkah selanjutnya melakukan

pilot study. Pilot study dilakukan untuk menguji coba bahan yang digunakan untuk prosedur

pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan digunakan agar dapat

memperbaiki kualitas dan signifikansi dari penelitian. Instrumen penelitian ini dibuat sendiri

Page 46: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

26

oleh peneliti, maka untuk itu diperlukan uji coba instrumen melalui kegiatan pilot study yang

dilakukan kepada 25 respondent yang diperoleh dari pendapat Malhotra dalam Yustiningsih

(2014) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x variabel. Pilot study pada

penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan questionnaire kepada pelaku UMKM

di Palembang yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam pilot study ini

berupa questionnaire yang berisikan 30 item pernyataan.

6. Pengumpulan Data

Setelah melakukan pilot study, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran questionnaire dengan

menggunakan instrumen yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada tahap pilot

study.

7. Pengolahan dan Analisa Data

Data-data questionnaire yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan melalui tahap-

tahap berikut:

a. Pengolahan Data

1) Editing

Berfungsi untuk meneliti kelengkapan data diantaranya kelengkapan

identitas respondent, kelengkapan lembar questionnaire, dan kelengkapan

pengisian questionnaire yang dilakukan ditempat pengambilan data sehingga bila

terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi dengan segera.

2) Coding

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara menandai masing-masing

jawaban dengan kode berupa questionnaire, kemudian dimasukkan ke dalam

lembar tabel kerja guna mempermudah membacanya dan pengolahan data.

3) Scoring

Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai pada data sesuai dengan skor yang telah

ditentukan berdasarkan questionnaire yang telah diisi oleh respondent.

4) Data Entry

Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pemrosesan data, yang dilakukan adalah

dengan memasukkan data dari k questionnaire kedalam paket program komputer.

Page 47: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

27

5) Processing

Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melaliu program SPSS versi 21.0

untuk windows.

6) Tabulating

Memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria.

7) Cleaning

Membuang data atau pembersihan data yang sudah tidak dipakai.

b. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

untuk melakukan fungsinya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan semua

indikator yang digunakan sebagai alat ukur variabel. Alat untuk mengukur validitas

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman

(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015). Uji validitas ini diperoleh dengan cara

mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil

korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Alat untuk mengukur

reliabilitas adalah Cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha suatu variabel >0,60

maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut reliable, begitupun sebaliknya

(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015).

d. Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent (Hidayatillah,

Suryoko, & Prabawani, 2015).

8. Pemanfaatan SOA Framework SOA ke dalam Model UMKM

a. Requirements and Analysis

Page 48: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

28

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dan analisis kebutuhan yang

diperlukan untuk membangun rekomendasi TI bagian pemasaran UMKM yang

disesuaikan dengan faktor yang mendukung tata kelola TI.

b. Design and Development

Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah merancang

rekomendasi tata kelola TI bagian pemasaran UMKM ke dalam bentuk arsitektur SOA

web services.

9. Kesimpulan dan Saran

Setelah semua data diolah dan dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang ditarik pada langkah ini

disesuaikan dengan pernyataan penelitian yang ingin dijawab sebelumnya.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu jenis penelitian,

pendekatan penelitian serta penentuan variabel yang akan dimasukkan ke dalam instrumen

penelitian.

3.3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis survey yang dilakukan dengan menyebarkan

sejumlah questionnaire kepada pelaku UMKM yang berisi pernyataan penjabaran rumusan

masalah. Pada setiap item questionnaire, seluruh respondent diminta untuk memilih 1

pernyataan yang paling sesuai menurut mereka. Pernyataan yang digunakan diukur dengan

menggunakan skala Likert.

Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap respondent baik menyetujui ataupun tidak

menyetujui terhadap pernyataan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu. Penilaian dalam

skala likert yang digunakan terdiri dari:

1. STT (Sangat Tidak Setuju)

2. TS (Tidak Setuju)

3. N (Netral)

4. S (Setuju)

5. SS (Sangat Setuju)

Page 49: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

29

3.3.2 Pendekatan Penelitian

Secara umum terdapat dua jenis pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan

kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun

suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang

suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar,

kata, maupun kejadian. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah apabila suatu data yang

dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data yang lain yang dapat di kuantitatifkan dan

diolah dengan menggunakan teknik statistik (Yusuf, 2015).

Sesuai kebutuhan, penelitian ini memilih pendekatan kuantitatif dimana seluruh data

questionnaire yang telah diisi oleh respondent diolah dalam bentuk statistik.

3.3.3 Variabel dan Indikator Penelitian

Setelah dilakukannya pencarian dan penyusunan variabel berserta indikatornya,

diperoleh 5 variabel yang terdiri dari 30 indikator variabel. Variabel independent pada penelitian

ini, yaitu kelayakan produk, permintaan pasar, pesaing dan promosi. Sedangkan variabel

dependent pada penelitian ini, yaitu teknologi informasi. Masing-masing variabel dan indikator

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi

Variabel Indikator Pernyataan

Teknologi Informasi

(IT)

IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.

IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.

IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.

IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.

IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.

IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.

Page 50: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

30

Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi (Sambungan)

Variabel Indikator Pernyataan

Teknologi Informasi

(IT)

IT8 Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal/memahami produk yang ditawarkan.

IT9 Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.

IT10 Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.

Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk

Variabel Indikator Pernyataan

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.

PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.

PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.

PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan / dijangkau.

Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar

Variabel Indikator Pernyataan

Permintaan Pasar (MD)

MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk sesuai dengan permintaan pasar.

MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.

MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.

MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.

Tabel 3.4 Indikator Pesaing

Variabel Indikator Pernyataan

Pesaing (C)

C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.

C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.

C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan pesaing.

C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat disamai pesaing.

Page 51: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

31

Tabel 3.5 Indikator Promosi

Variabel Indikator Pernyataan

Promosi (P)

P1 Pemberian diskon pada produk yang ditawarkan dapat meningkatkan minat konsumen.

P2 Produk yang ditawarkan sering dipromosikan.

P3 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam memperkenalkan produk.

P4 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam meningkatkan minat konsumen.

P5 Promosi produk yang ditawarkan mempengaruhi pencapaian pangsa pasar yang lebih luas.

P6 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat waktu & biaya promosi dibandingkan melalui media cetak (koran,brosur, dsb).

P7 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat biaya promosi dibandingkan melalui ajang pameran/promosi.

3.4 Model Awal Penelitian

Adapun model awal penelitian yang terdiri atas lima variabel (30 indikator) dan empat

hipotesa, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.2 Model Awal Penelitian

Page 52: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

32

Terdapat empat hipotesa yang diasumsikan pada penelitian ini, diantaranya yaitu:

H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian

pemasaran UMKM kota Palembang.

H2 : Permintaan pasar (X2) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian

pemasaran UMKM kota Palembang.

H3 : Pesaing (X3) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran

UMKM kota Palembang.

H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran

UMKM kota Palembang.

3.5 Populasi dan Sample

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Artiningtyas, Minarsih, & Hasiolan, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua UMKM yang berada di kota Palembang.

Data perkembangan UMKM di kota Palembang tahun 2015 menyatakan bahwa jumlah

UMKM di Kota Palembang adalah sebanyak 35.244 unit, namun tidak semuanya usaha-usaha

pada kategori mikro dan kecil terdaftar pada Disperindagkop. Sedangkan penelitian ini lebih

difokuskan pada usaha mikro dan usaha kecil. Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan

bahwa populasi pada penelitian ini adalah infinite (tidak diketahui).

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Artiningtyas, Minarsih, & Hasiolan, 2015). Dikarenakan tidak diperoleh data yang jelas

mengenai jumlah populasi sasaran, maka untuk menentukan besarnya sample yang diambil

pada penelitian ini adalah menggunakan sample size dari teori Tabachnick, & Fidell (2007)

dalam Hidayatillah, Suryoko, & Prabawani (2015).

N = 50 + 8m…[1]

m = ∑ variabel independent

N > 50 + (8×4) = 50 + 32 = 82

Berdasarkan perhitungan di atas [1], diperoleh jumlah sample yang baik digunakan pada

penelitian ini adalah 82 atau lebih. Jumlah ini juga memenuhi kriteria rules of thumb menurut

Roscoe yaitu 30>n>500 (Miftah, Muat, & Wulandari, 2014). Namun pada penelitian ini,

Page 53: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

33

questionnaire akan dibagikan kepada 100 respondent untuk menghindari kemungkinan tidak

kembalinya atau tidak lengkapnya questionnaire (distorsi) oleh respondent.

3.6 Teknik Pengambilan Sample

Adapun metode pemilihan sample yang digunakan adalah probability sampling, yaitu

pengambilan sample secara acak. Sedangkan teknik pengambilan sample yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling, yaitu teknik pengambilan sample yang

digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas

(Darmawan, 2015). Cara ini digunakan apabila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok

dan setiap karakteristik yang dipelajari ada di dalam kelompok tersebut. Penggunaan teknik ini

juga didasarkan pada pertimbangan bahwa teknik ini dapat dilakukan dengan lebih mudah,

menghemat biaya, waktu dan tenaga. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan tersebut,

maka respondent yang dipilih dalam penelitian ini adalah respondent dengan karakteristik yang

bekerja dalam bidang retail, makanan/kuliner dan souvenir pada UMKM di kota Palembang.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder yang

diperoleh dari berbagai sumber. Metode pengumpulannya dilakukan melalui beberapa langkah

yakni:

1. Data Primer

a. Survey

Metode survey dilakukan dengan menggunakan questionnaire yang dibagikan kepada

respondent yang terpilih sebagai sample dalam penelitian. questionnaire berisi daftar

pernyataan yang ditujukan kepada respondent untuk diisi. Dengan demikian, peneliti

akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang memiliki hubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas (Hanief, 2013). Pedekatan survey pada penelitian ini

mengharuskan untuk melakukan pengambilan data penelitian di dalam suatu populasi.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek

penelitian, selama periode waktu tertentu (Hanief, 2013).

2. Data Sekunder

Page 54: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

34

Data sekunder yang digunakan untuk mendukung penelitian ini didapatkan dari studi

kepustakaan melalui buku, jurnal, artikel, penelitian sebelumnya, internet dan laporan kerja

yang berkaitan dengan tata kelola TI UMKM bagian pemasaran.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari questionnaire

respondent pada penelitian ini adalah dengan menggunakan software SPSS versi 21.0.

Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data questionnaire

dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dengan bentuk tabel dengan format .csv.

Setelah data tersimpan dengan format .csv, lalu data dimasukkan ke dalam program SPSS.

3.9 Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusun pada penelitian ini perlu diujicobakan terlebih dahulu

sebelum dilakukannya pengumpulan data yang sesungguhnya. Instrumen penelitian ini masih

bersifat baru, maka diperlukannya uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini dilakukan dengan

cara menyebarkan questionnaire kepada 25 respondent. Hal ini berpedoman pada pendapat

Malhotra dalam Yustiningsih (2015) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x

variabel. Dari hasil perkalian tersebut dihasilkan jumlah sample uji coba adalah (5 x 5) = 25

respondent. Adapun daftar respondent questionnaire uji coba yang dilakukan, sebagai berikut:

Tabel 3.6 Daftar Respondent Questionnaire Uji Coba

Bidang Usaha Jml Kategori Usaha Jml Lama Usaha Jml

Retail 7 Mikro 15 <5 th 17

Souvenir 5 Kecil 3 5-10 th 4

Kuliner 13 Menengah 7 >10 th 4

Jenis Kelamin Jml Umur Jml

Laki-Laki 10 <30 th 21

Perempuan 15 30-45 th 4

Tabel 3.7 Data Hasil Questionnaire Uji Coba

Variabel Indikator STS TS N S SS

Teknologi Informasi

(IT)

IT1 - - 1 18 8

IT2 - - 2 12 11

IT3 - - 3 12 10

Page 55: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

35

Tabel 3.7. Data Hasil Questionnaire Uji Coba (Sambungan)

Variabel Indikator STS TS N S SS

Teknologi Informasi

(IT)

IT4 - - 5 15 5

IT5 - - 3 17 5

IT6 - - 1 16 8

IT7 - - 6 11 8

IT8 - - 2 8 15

IT9 - 1 3 11 10

IT10 - - 2 13 10

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 - - 2 10 13

PF2 - - 1 8 16

PF3 - - 5 9 11

PF4 - - 3 8 15

PF5 - - 3 8 14

Permintaan Pasar (MD)

MD1 - - 2 11 12

MD2 - - 2 9 14

MD3 - - 3 7 15

MD4 - 1 5 8 11

Pesaing (C)

C1 - - 5 12 8

C2 - 2 9 11 3

C3 - - 6 13 6

C4 - - 4 9 12

Promosi (P)

P1 - - 7 7 11

P2 - - 3 14 8

P3 - 1 1 13 10

P4 - - 1 11 13

P5 - - 1 11 13

P6 - - 13 12

P7 - - 1 10 14

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji korelasi Rank

Spearman karena data yang diperoleh adalah berupa data ordinal yang diperoleh dari

questionnaire dengan jenis skala likert. Pengujian hipotesis ini digunakan uji non parametrik

dengan menggunakan rumus Rank Spearman dengan bantuan program perhitungan SPSS

versi 21.0. Kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara indikator variabel yang

diteliti dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi

sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) dalam Wati, Yusmansyah, & Widiastuti (2015).

Page 56: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

36

Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2008)

Adapun hasil uji validitas yang dilakukan pada data questionnaire uji coba yang telah

disebarkan, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi

Page 57: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

37

Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk

Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar

Page 58: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

38

Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing

Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi

Page 59: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

39

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrumen

Variabel Indikator Korelasi Tingkat Hubungan Keterangan

Teknologi Informasi

(IT)

TI1 0,473 Sedang Valid

TI2 0,622 Kuat Valid

TI3 0,412 Sedang Valid

TI4 0,636 Kuat Valid

TI5 0,603 Kuat Valid

TI6 0,798 Sangat Kuat Valid

TI7 0,771 Kuat Valid

TI8 0,488 Sedang Valid

TI9 0,566 Sedang Valid

TI10 0,465 Sedang Valid

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 0,575 Sedang Valid

PF2 0,622 Kuat Valid

PF3 0,755 Kuat Valid

PF4 0,847 Sangat Kuat Valid

PF5 0,667 Kuat Valid

Permintaan

Pasar

(MD)

MD1 0,846 Sangat Kuat Valid

MD2 0,877 Sangat Kuat Valid

MD3 0,715 Kuat Valid

MD4 0,717 Kuat Valid

Pesaing

(C)

C1 0,921 Sangat Kuat Valid

C2 0,692 Kuat Valid

C3 0,741 Kuat Valid

C4 0,850 Sangat Kuat Valid

Promosi

(P)

P1 0,311 Rendah Tidak Valid

P2 0,580 Sedang Valid

P3 0,783 Kuat Valid

P4 0,676 Kuat Valid

P5 0,739 Kuat Valid

P6 0,514 Sedang Valid

P7 0,380 Rendah Tidak Valid

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terdapat 2 indikator variabel yang korelasinya

tidak signifikan atau tidak valid. Suatu indikator variabel dapat dinyatakan valid apabila nilai r

hitung lebih besar daripada nilai r tabel (r hitung>r tabel). R tabel pada uji coba instrumen adalah

0,398 (N=25, taraf signifikan 0,05). Adapun indikator-indikator variabel yang dihapus, yaitu:

Page 60: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

40

Tabel 3.10 Indikator yang Dihapus

Indikator Korelasi

P1 0,311

P7 0,380

3.9.2 Uji Reliabilitas

Sesudah diadakan uji validitas, langkah berikutnya adalah mengadakan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten,

apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat

pengukur yang sama. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh tingginya koefisien alpha

(conbrach’s alpha). Semakin mendekati 1, koefisien alpha dari variabel yang diuji semakin tinggi

konsistensi jawaban skor butir-butir pernyataan dan skor variabel tersebut makin dapat

dipercaya. Apabila koefisien alpha adalah diatas 0,6 maka hasil pengukuran relatif konsisten

jika dilakukan pengukuran ulang, atau dapat dinyatakan bahwa reliabilitas yang dapat diterima

adalah diatas 0,6.

Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai r alpha seperti yang terlihat pada

Gambar di bawah ini:

Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi

Page 61: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

41

Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk

Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar

Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing

Page 62: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

42

Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Instrumen

Variabel Croanbach’s Alpha Ket

Teknologi Informasi 0,793 Reliable

Kelayakan Produk 0,746 Reliable

Permintaan Pasar 0,777 Reliable

Pesaing 0,822 Reliable

Promosi 0,715 Reliable

Dari hasil uji reliabilitas diatas, kelima variabel dapat dinyatakan reliable karena

koefisien alphanya berada diatas 0,6.

3.10 Kesimpulan Uji Coba Instrumen

Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan pada uji coba instrumen,

dapat disimpulkan bahwa:

terdapat dua indikator yang tidak valid, yaitu P1 dan P7. Indikator yang dinyatakan tidak

valid tersebut dihapus (didrop) dari instrumen penelitian.

semua variabel yang terdiri dari teknologi informasi, kelayakan produk, permintaan pasar,

pesaing dan promosi dinyatakan reliable, sehingga kelima variabel tersebut layak digunakan

untuk pengumpulan data.

Jadi, indikator variabel yang akan digunakan pada tahap pengumpulan data adalah

sebanyak 28 indikator, diantaranya sebagai berikut.

Page 63: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

43

Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian

Adapun uraian item penyataan dari indikator-indikator pada Gambar 3.13, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.12 Instrumen Penelitian

No Indikator Pernyataan

1 IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.

2 IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

3 IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.

4 IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.

5 IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.

6 IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.

7 IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.

8 IT8 Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal/memahami produk yang ditawarkan.

Page 64: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

44

Tabel 3.12 Instrumen Penelitian (Sambungan)

No Indikator Pernyataan

9 IT9 Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.

10 IT10 Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.

11 PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.

12 PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

13 PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.

14 PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.

15 PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan/dijangkau.

16 MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk sesuai dengan permintaan pasar.

17 MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.

18 MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.

19 MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.

20 C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.

21 C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.

22 C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan pesaing.

23 C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat disamai pesaing.

24 P2 Produk yang ditawarkan sering dipromosikan.

25 P3 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam memperkenalkan produk.

26 P4 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam meningkatkan minat konsumen.

27 P5 Promosi produk yang ditawarkan mempengaruhi pencapaian pangsa pasar yang lebih luas.

28 P6 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat waktu & biaya promosi dibandingkan melalui media cetak (koran,brosur, dsb).

Page 65: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Deskripsi Sample Penelitian

Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan questionnaire secara acak

dengan menggunakan metode cluster sampling kepada respondent yang berada pada cluster

wilayah kecamatan Ilir yang terdiri dari dua belas kecamatan. Diantara kedua belas kecamatan

tersebut diambil tiga kecamatan sebagai lokasi pengambilan sample, yaitu Ilir Timur I, Ilir Timur

II dan Sukarami. Pemilihan cluster ini didasarkan pada banyaknya jumlah UMKM yang berada

pada tiga kecamatan tersebut.

Pendistribusian questionnaire dilakukan dengan mendatangi secara langsung pelaku

UMKM bidang kuliner, retail dan souvenir yang berada pada tiga kecamatan tersebut. Proses

pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan kurang lebih selama satu minggu yaitu dari

tanggal 6 sampai 12 Februari 2016. Berdasarkan teori Tabachnick, & Fidell (2007) dalam

Hidayatillah, Suryoko, & Prabawani (2015) yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa

jumlah sample minimal pada penelitian ini adalah 82 sample. Namun questionnaire yang

dibagikan melebihi jumlah sample yang telah ditentukan, yakni sebanyak 100 eksemplar.

Tabel 4.1 Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Questionnaire

No Keterangan Jumlah Questionnaire Persentase

1 Distribusi questionnaire 100 100%

2 Questionnaire yang kembali 100 100%

3 Questionnaire yang cacat 0 0%

4 Questionnaire yang dapat diolah 100 100%

N sample = 100 Respondent Rate = (100/100) x 100% = 100%

Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa seluruh questionnaire yang didistribusikan

dapat kembali dan dapat diolah pada tahap analisis.

4.1.1 Profil Respondent

Adapun profil respondent questionnaire yang diperoleh dari pengambilan sample, yaitu:

Page 66: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

46

1. Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha

Terdapat 3 tiga bidang usaha yang dijadikan sample pada penelitian ini, yaitu bidang

usaha kuliner, retail dan souvenir. Pemilihan bidang usaha kuliner didasarkan karena beberapa

faktor, diantaranya yaitu :

a. Sebagian besar UMKM di kota Palembang adalah UMKM yang menjual makanan

ataupun minuman, sehingga mempermudah dalam melakukan survey penelitian karena

UMKM pada bidang tersebut lebih mudah ditemukan.

b. Banyak ditemukannya usaha mikro yang menjual makanan yang memiliki kualitas yang

lebih unggul daripada usaha kecil ataupun menengah, namun jangkauan pangsa pasar

usaha tersebut masih terbatas. Padahal, apabila usaha tersebut dapat dipasarkan

secara luas, maka tidak menutup kemungkinan usaha tersebut dapat bersaing dengan

usaha kecil ataupun menengah yang menjual makanan sejenis.

Alasan pemilihan bidang usaha retail pada penelitian ini dikarenakan UMKM pada bidang

usaha retail mudah dijangkau dan ditemukan sehingga mudah untuk dilakukannya survey

penelitian. Masalah yang seringkali dialami masyarakat adalah mereka belum mengetahui

apakah barang yang mereka butuhkan dijual di tempat tersebut atau tidak. Begitupun dalam

segi harga, karena harga yang ditaksir pada setiap UMKM tersebut berbeda-beda walaupun

merupakan barang yang sama. Jenis UMKM yang termasuk pada bidang usaha retail ini adalah

toko swalayan, toko kelontong, toko khusus, warung, dsb.

Pemilihan bidang usaha souvenir didasarkan karena kurangnya informasi masyarakat

mengenai UMKM yang menjual berbagai macam souvenir, mulai dari souvenir pernikahan,

souvenir khas Palembang, dsb. sehingga sebagian besar masyarakat hanya mengetahui

beberapa tempat usaha souvenir yang kebanyakan diantaranya merupakan usaha yang telah

mencapai pangsa pasar yang luas. Hal ini disebabkan karena belum adanya sarana yang

mampu menampung informasi dan memasarkan UMKM mana saja yang menjual berbagai

macam souvenir di kota Palembang.

Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha

No Bidang Usaha Jumlah Respondent Persentase

1 Kuliner 66 66%

2 Retail 21 21%

Page 67: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

47

Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha (Sambungan)

No Bidang Usaha Jumlah Respondent Persentase

3 Souvenir 13 13%

Total 100 100%

Gambar 4.1 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa respondent yang berasal dari bidang

usaha kuliner berjumlah 66 orang (66%), bidang usaha retail berjumlah 21 orang (21%) dan

bidang usaha souvenir berjumlah 13 orang (13%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas

respondent dalam penelitian ini berasal dari bidang usaha kuliner. Hal ini dikarenakan pada

lokasi pengambilan sample, UMKM pada bidang usaha kuliner lebih mendominasi dibandingkan

bidang usaha retail ataupun souvenir.

2. Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha

Terdapat tiga kategori usaha menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6, yaitu kategori usaha

mikro, kecil dan menengah. Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai usaha mikro apabila

pendapatan bersih dalam satu tahun tidak lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai usaha kecil apabila pendapatan bersih dalam satu

tahun lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah). Sedangkan usaha yang dapat dikategorikan sebagai usaha menengah

apabila pendapatan bersih dalam satu tahun lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).

66%

21%

13%

Respondent Berdasarkan Bidang Usaha

Kuliner

Retail

Souvenir

Page 68: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

48

Tabel 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha

No Kategori Usaha Jumlah Respondent Persentase

1 Mikro 50 50%

2 Kecil 27 27%

3 Menengah 23 23%

Total 100 100%

Gambar 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa respondent yang bekerja pada kategori

usaha mikro berjumlah 50 orang (50%), kategori usaha kecil berjumlah 27 orang (27%) dan

kategori usaha menengah berjumlah 23 orang (23%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas

respondent dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM yang bekerja pada usaha mikro. Hal ini

sesuai dengan fokus penelitian ini, yaitu untuk memprioritaskan usaha mikro dibandingkan

usaha kecil dan menengah.

3. Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha

Adapun profil respondent berdasarkan lama usaha, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha

No Lama Usaha Jumlah Respondent Persentase

1 <5 tahun 55 55%

2 5-10 tahun 20 20%

3 >10 tahun 25 25%

Total 100 100%

50%

27%

23%

Respondent Berdasarkan Kategori Usaha

Mikro

Kecil

Menengah

Page 69: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

49

Gambar 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa lama usaha pada kurun waktu dibawah 5

tahun sebesar 55 (55%), lama usaha yang berada pada kurun waktu 5 sampai 10 tahun sebesar

20 (20%) dan lama usaha yang berada pada kurun waktu diatas 10 tahun sebesar 25 (25%).

Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas respondent pada penelitian ini memiliki lama usaha

dibawah 5 tahun. Hal ini menyatakan bahwa jumlah UMKM di kota Palembang pada rentang

waktu 5 tahun terakhir meningkat.

4. Profil Respondent Berdasarkan Usia

Adapun profil respondent berdasarkan usia, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Respondent Persentase

1 <30 tahun 63 55%

2 30-45 tahun 28 20%

3 >45 tahun 9 25%

Total 100 100%

55%

20%

25%

Respondent Berdasarkan Kategori Usaha

<5 tahun

5-10 tahun

>5 tahun

Page 70: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

50

Gambar 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Usia

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa respondent yang berusia dibawah 30

tahun berjumlah 63 orang (63%), yang berusia diantara 30 sampai 45 tahun berjumlah 28 orang

(28%) dan yang berusia diatas 45 tahun berjumlah 9 orang (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa

mayoritas respondent dalam penelitian ini berusia dibawah 30 tahun. Pelaku UMKM yang

berusia diatas 45 tahun rata-rata kebanyakan menolak untuk mengisi questionnaire, hal ini

disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu sulit atau kurangnya pemahaman terhadap

item-item pernyataan.

5. Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun profil respondent berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Respondent Persentase

1 Laki-Laki 36 36%

2 Perempuan 64 64%

Total 100 100%

63%

28%

9%

Respondent Berdasarkan Usia

<30 tahun

30-45 tahun

>45 tahun

Page 71: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

51

Gambar 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa respondent yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 36 orang (36%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 64 orang (64%).

Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas respondent dalam penelitian ini adalah perempuan.

Hal ini dikarenakan sebagian besar pelaku UMKM pada bidang usaha kuliner adalah

perempuan.

4.1.2 Hasil Penilaian Respondent

Adapun hasil penilaian respondent questionnaire yang diperoleh dari pengambilan

sample, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent

Variabel Indikator STS TS N S SS

Teknologi Informasi

(IT)

IT1 - - 5 63 32

IT2 - 3 5 59 33

IT3 - - 8 54 38

IT4 - 1 7 55 37

IT5 - 1 5 62 33

IT6 - - 6 56 37

IT7 - 1 7 53 39

IT8 - - 2 58 40

IT9 - 1 6 54 39

IT10 - - 7 65 28

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 - - 4 56 40

PF2 - - 2 52 46

PF3 - - 7 56 37

36%

64%

Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

Page 72: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

52

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent

Variabel Indikator STS TS N S SS

Kelayakan Produk (PF)

PF4 - - 4 50 46

PF5 - - 4 51 45

Permintaan Pasar (MD)

MD1 - - 14 69 17

MD2 - 1 11 51 37

MD3 - - 8 50 42

MD4 - 1 14 47 38

Pesaing (C)

C1 - - 19 47 34

C2 - 2 23 48 27

C3 - - 19 53 28

C4 - - 19 47 34

Promosi (P)

P2 - 1 15 52 32

P3 - - 2 66 32

P4 - - - 62 38

P5 - - 6 60 34

P6 1 1 5 51 42

Total Penilaian 1 13 234 1547 1005

Persentase (100%) 0,03 % 0,46 % 8,35 % 55,25 % 35,90 %

Berdasarkan Tabel 4.7, penilaian respondent menunjukkan proporsi tertinggi pada skor

empat dengan rata-rata 55,25 % dari total penilaian respondent dengan kategori setuju. Proporsi

kedua terdapat pada skor lima dengan kategori sangat setuju. Data ini memberikan indikasi

bahwa sebagian besar respondent menyatakan setuju dengan adanya tata kelola teknologi

informasi bagian pemasaran pada UMKM di kota Palembang dapat membantu dalam upaya

memasarkan produk mereka pada pangsa pasar yang lebih luas.

4.2 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data terdiri dari tiga, yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan uji t. Setiap uji kualitas

tersebut diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Uji Validitas Data

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji korelasi Rank

Spearman karena data yang diperoleh adalah berupa data ordinal yang diperoleh dari

questionnaire dengan jenis skala likert. Pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan

program perhitungan SPSS versi 21.0. Kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan

Page 73: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

53

antara indikator variabel yang diteliti dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria

pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) dalam Wati,

Yusmansyah, & Widiastuti (2015).

Adapun hasil uji validitas yang dilakukan pada data questionnaire yang telah disebarkan,

yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi

Gambar 4.7 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk

Page 74: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

54

Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar

Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing

Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi

Page 75: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

55

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas

Variabel Indikator Korelasi r Tabel Tingkat Hubungan Keterangan

Teknologi Informasi

(IT)

TI1 0,650 0,197 Kuat Valid

TI2 0,581 0,197 Sedang Valid

TI3 0,740 0,197 Kuat Valid

TI4 0,730 0,197 Kuat Valid

TI5 0,676 0,197 Kuat Valid

TI6 0,701 0,197 Kuat Valid

TI7 0,653 0,197 Kuat Valid

TI8 0,588 0,197 Sedang Valid

TI9 0,723 0,197 Kuat Valid

TI10 0,631 0,197 Kuat Valid

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 0,731 0,197 Kuat Valid

PF2 0,788 0,197 Kuat Valid

PF3 0,717 0,197 Kuat Valid

PF4 0,763 0,197 Kuat Valid

PF5 0,698 0,197 Kuat Valid

Permintaan Pasar (MD)

MD1 0,658 0,197 Kuat Valid

MD2 0,736 0,197 Kuat Valid

MD3 0,725 0,197 Kuat Valid

MD4 0,736 0,197 Kuat Valid

Pesaing (C)

C1 0,778 0,197 Kuat Valid

C2 0,814 0,197 Sangat Kuat Valid

C3 0,786 0,197 Kuat Valid

C4 0,755 0,197 Kuat Valid

Promosi (P)

P2 0,741 0,197 Kuat Valid

P3 0,751 0,197 Kuat Valid

P4 0,732 0,197 Kuat Valid

P5 0,726 0,197 Kuat Valid

P6 0,746 0,197 Kuat Valid

Berdasarkan hasil uji validitas diatas, semua indikator variabel dapat dinyatakan signifikan

atau valid. Suatu indikator variabel dapat dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar

daripada nilai r tabel (r hitung>r tabel). R tabel pada instrumen ini adalah 0,197 (N=100, taraf

signifikan 5%).

4.2.2 Uji Reliabiitas Data

Sesudah diadakan uji validitas, langkah berikutnya adalah mengadakan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten,

Page 76: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

56

apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat

pengukur yang sama. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh tingginya koefisien alpha

(conbrach’s alpha). Semakin mendekati 1, koefisien alpha dari variabel yang diuji semakin tinggi

konsistensi jawaban skor butir-butir pernyataan dan skor variabel tersebut makin dapat

dipercaya. Apabila koefisien alpha adalah diatas 0,6 maka hasil pengukuran relatif konsisten

jika dilakukan pengukuran ulang, atau dapat dinyatakan bahwa reliabilitas yang dapat diterima

adalah diatas 0,6.

Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai r alpha seperti yang terlihat pada gambar

di bawah ini:

Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi

Page 77: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

57

Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk

Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar

Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing

Page 78: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

58

Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Croanbach’s Alpha Croanbach’s

Alpha Standard Keterangan

Teknologi Informasi (IT) 0,853 0,600 Reliable

Kelayakan Produk (PF) 0,774 0,600 Reliable

Permintaan Pasar (MD) 0,672 0,600 Reliable

Pesaing (C) 0,795 0,600 Reliable

Promosi (P) 0,774 0,600 Reliable

Dari hasil uji reliabilitas diatas, kelima variabel dapat dinyatakan reliable karena koefisien

alphanya berada diatas 0,6.

4.2.3 Uji t

Uji t yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda,

dimana suatu regresi memiliki satu variabel dependent dan lebih dari satu variabel independent.

Adapun model persamaan regresi linier sederhana, yaitu sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + .. + e….[2]

Keterangan :

Y : variabel terikat (dependent)

a : konstanta

b1 : koefisiens regresi

X1,X2 : variabel tidak terikat (independent)

e : error

Page 79: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

59

Terdapat 4 (empat) hipotesis yang diduga dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian

H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian

pemasaran UMKM kota Palembang.

H2 : Permintaan pasar (X2) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian

pemasaran UMKM kota Palembang.

H3 : Pesaing (X3) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran

UMKM kota Palembang.

H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran UMKM

kota Palembang.

Dikarenakan data penelitian diperoleh melalui penyebaran questionnaire kepada

respondent dangan skala pengukuran data questionnaire berupa data ordinal, maka untuk

memenuhi syarat data yang digunakan dalam analisis regresi berganda yang digunakan terlebih

dahulu dilakukan transformasi data menjadi skala ordinal.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah keempat variabel independent berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependent, maka dilakukan perhitungan analisis regresi

berganda. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0, dimana

hasil perhitungan diperoleh koefisien regresi dan nilai konstanta seperti pada tabel berikut:

Kelayakan

Produk (X1)

Permintaan

Pasar (X2)

Pesaing (X3)

Promosi (X4)

Teknologi

Informasi (Y)

H1

H2

2 H3

H4

Page 80: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

60

Gambar 4.17 Hasil Uji t

Berdasarkan data yang diperoleh dari uji t pada Gambar 4.7, diperoleh hasil pengujian

hipotesis dengan menggunakan model persamaan regresi linier sederhana [2], yaitu:

Y = 10,108 + 0,675X1 + 0,354X2 + (- 0,231)X3 + 0,735X4

Berdasarkan hasil tersebut, terdapat dua variabel dependent yang tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel independent karena t hasil < t tabel, yaitu variabel

permintaan pasar (X2) dan pesaing (X3). Suatu hubungan variabel dapat dinyatakan

berpengaruh secara signifikan apabila nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (t hitung>t

tabel). Nilai t tabel pada penelitian ini adalah 1,660 (N=100, taraf signifikan 5%).

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Variabel Sig. Sig. 5% t t table Kesimpulan

H1 PF -> IT 0,000 0,050 3,681 1,660 Hipotesis Diterima

H2 MD -> IT 0,129 0,050 1,529 1,660 Hipotesis Ditolak

H3 C -> IT 0,208 0,050 -1,267 1,660 Hipotesis Ditolak

H4 P -> IT 0,000 0,050 4,349 1,660 Hipotesis Diterima

Korelasi antara variabel kelayakan produk (X1) terhadap teknologi informasi (Y)

mempunyai signifikansi sebesar 0,000, dan hasil uji korelasinya adalah positif 3,681, artinya

bahwa untuk variabel ini hubungannya adalah signifikan dan pengujiannya searah. Berdasarkan

hasil analisis maka dapat dinyatakan bahwa variabel kelayakan produk berpengaruh terhadap

tata kelola teknologi informasi pada bagian pemasaran UMKM kota Palembang. Dengan

demikian terdapat pengaruh positif antara kelayakan produk terhadap teknologi informasi,

artinya hipotesis pertama diterima.

Page 81: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

61

Korelasi antara variabel permintaan pasar (X2) terhadap teknologi informasi (Y)

mempunyai signifikansi sebesar 0,129, dan hasil uji korelasinya adalah positif 1,529, artinya

bahwa untuk variabel ini tidak berkorelasi, hubungannya tidak signifikan karena mempunyai

signifikansi > 0,05 dan pengujian hipotesis ini searah. Dengan demikian variabel permintaan

pasar tidak berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi, sedangkan pernyataan dari

hipotesis kedua adalah variabel permintaan pasar berpengaruh terhadap tata kelola teknologi

informasi pada bagian pemasaran UMKM kota Palembang yang artinya hipotesis kedua

ditolak.

Korelasi antara variabel pesaing (X3) terhadap teknologi informasi (Y) mempunyai

signifikansi sebesar 0,208, dan hasil uji korelasinya adalah negatif 1,267, artinya bahwa untuk

variabel ini tidak berkorelasi, hubungannya tidak signifikan karena mempunyai signifikansi >

0,05 dan pengujian hipotesis ini tidak searah. Dengan demikian variabel pesaing tidak

berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi, sedangkan pernyataan dari hipotesis

ketiga adalah variabel pesaing berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi pada

bagian pemasaran UMKM kota Palembang yang artinya hipotesis ketiga ditolak.

Korelasi antara variabel promosi (X4) terhadap teknologi informasi (Y) mempunyai

signifikansi sebesar 0,000, dan hasil uji korelasinya adalah positif 4,349, artinya bahwa untuk

variabel ini hubungannya adalah signifikan dan pengujiannya searah. Berdasarkan hasil analisis

maka dapat dinyatakan bahwa promosi dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi pada

bagian pemasaran UMKM kota Palembang. Dengan demikian terdapat pengaruh positif antara

promosi terhadap teknologi informasi, artinya hipotesis keempat diterima.

Page 82: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, terdapat dua hipotesa

yang diterima dari empat hipotesa yang diasumsikan, yaitu H1 dan H4.

Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian

H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian

pemasaran UMKM kota Palembang.

H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran UMKM

kota Palembang.

Page 83: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

63

Adapun pembahasan mengenai indikator variabel teknologi informasi pada Gambar 5.1,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi

Indikator Korelasi Pernyataan Pembahasan

IT3 0,740

Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.

Tersedianya informasi yang up to date mengenai perkembangan produk dapat membantu pelaku UMKM untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan kualitas produk, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan pasar yang disesuaikan dengan jumlah stok produk yang ditawarkan.

IT4 0,730

Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.

Adanya pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap pencapaian target penjualan dengan cara melakukan penyesuaian produk terhadap trend produk yang dapat dipasarkan kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga mengakibatkan adanya perluasan pangsa pasar.

IT9 0,723

Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.

Adanya pengaruh penataan item-item produk yang dipasarkan dapat mempermudah konsumen dalam memilah produk yang diinginkan ataupun produk yang berkaitan, sehingga dapat meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

IT6 0,701

Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses penjualan produk yang ditawarkan.

Dengan adanya teknologi informasi, biaya promosi akan jauh lebih murah dibandingkan promosi konvensional namun mencakup masyarakat luas, sehingga dapat menghemat waktu pemasaran.

IT5 0,676

Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.

Adanya pemanfaatan teknologi informasi mampu meningkatkan keuntungan usaha karena pangsa pasar yang dicapai semakin luas dan biaya promosi yang dapat diminimalkan. Namun UMKM harus

Page 84: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

64

Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi (Sambungan)

Indikator Korelasi Pernyataan Pembahasan

menjaga tetap kualitas dari produk dan

layanan yang dihasilkan.

IT7 0,653

Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.

Dengan memanfaatkan teknologi, usaha dengan skala kecil dapat lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas. Informasi produk dapat diakses dengan mudah oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.

IT1 0,650

Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.

Adanya teknologi informasi memudahkan pelaku UMKM dalam proses penyampaian informasi secara cepat karena pelaku UMKM maupun konsumen tidak perlu menunggu lama untuk dapat mempromosikan dan melihat produk. Selain itu, proses transaksi yang dilakukan dapat berlangsung secara cepat, karena karena tersedianya sarana penunjang dalam kelancaran pemasaran produk.

IT10 0,631

Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.

Adanya analisis faktor yang diperlukan untuk membangun tata kelola teknologi Iinformasi akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik, sehingga user dapat dengan mudah mengelola produk yang dipasarkan.

IT8 0,588

Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal / memahami produk yang ditawarkan.

Dengan adanya penataan tata letak detail produk yang baik, dapat mempermudah konsumen dalam mengenal produk yang ditawarkan.

IT2 0,581

Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Adanya teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran dapat membantu dalam mengelola hubungan pelaku UMKM dengan konsumen, sehingga UMKM lebih kompetitif dibanding pesaingnya. Hal ini akhirnya berpengaruh pada kinerja yang lebih efektif dan efisien serta peka terhadap perubahan teknologi informasi.

Page 85: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

65

5.2 Kerangka Web Services UMKM

Berdasarkan SOA Lifecycle yang telah dibahas pada bab 2, terdapat tiga tahapan dalam

pegimplementasian SOA, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT

operations. Namun dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap kedua, yaitu

perancangan arsitektur web services UMKM. Adapun uraian dari kedua tahapan tersebut, yaitu

sebagai berikut.

5.2.1 Requirements and Analysis

Dalam analisis kebutuhan layanan ini, dilakukan analisis layanan-layanan yang

diperlukan oleh pengguna, seperti yang disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Kebutuhan Layanan

Nama Layanan

Deskripsi Kebutuhan Layanan Penyedia Layanan

Pengguna Layanan

Register UMKM

UMKM yang terdaftar dalam aplikasi UMKM Kota Palembang harus memenuhi kriteria kelayakan produk.

UMKM Kota Palembang

Admin, Pelaku UMKM

Templates Admin berperan dalam menentukan template sesuai dengan bidang usaha yang dimiliki pelaku UMKM.

UMKM Kota Palembang

Admin

Detail Produk

Admin dapat menambah, mengubah dan menghapus detail produk. Sedangkan pelaku UMKM hanya dapat mengubah isi detail produk.

UMKM Kota Palembang

Admin, Pelaku UMKM

Informasi Pengunjung dapat melihat informasi mengenai UMKM yang berada di kota Palembang.

UMKM Kota Palembang

Pengunjung

Pesanan

Pelaku UMKM dapat melakukan pengecekan pesanan. Sedangkan konsumen dapat melakukan pemesanan & pembatalan pesanan.

UMKM Kota Palembang,

Sistem Consumer

Pelaku UMKM,

Konsumen

Register Consumer

Konsumen harus terdatar dalam sistem consumer jika ingin melakukan pemesanan produk pada UMKM Kota Palembang.

Sistem Consumer

Konsumen

Service Order

Konsumen dapat menambah, mengubah dan menghapus pesanan.

Sistem Consumer

Konsumen

5.2.2 Design and Development

Perancangan arsitektur pada teknologi informasi UMKM bagian pemasaran ini

Page 86: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

66

menggunakan implementasi web services (layanan) yang dilakukan dengan menggunakan

pendekatan model arsitektur three tier. Kerangka ini mencakup kolaborasi antara 2 (dua)

layanan, yaitu UMKM kota Palembang dan sistem consumer. Layanan UMKM kota Palembang

berperan sebagai service registry, sedangkan sistem consumer berperan sebagai service

requester.

Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang

Adapun uraian penjelasan terkait arsitektur web services UMKM kota Palembang pada

Gambar 5.2, yaitu sebagai berikut.

1. Register UMKM

UMKM yang akan melakukan register (pendaftaran) ke dalam web UMKM kota

Palembang harus merupakan UMKM yang memiliki produk yang memang layak untuk

dipromosikan. Apabila produk yang diregister merupakan produk yang tidak layak, maka akan

Page 87: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

67

menimbulkan sisi negatif terhadap UMKM yang menjual produk tersebut. Hal ini akan

menyebabkan menurunnya minat konsumen tehadap produk yang ditawarkan, begitupula

sebaliknya. Selain menimbulkan sisi negatif terhadap UMKM, web UMKM kota Palembang pun

akan mengalami dampak negatif, salah satunya yaitu menurunnya minat dan tingkat

kepercayaan konsumen untuk megunjungi atau membeli produk yang ditawarkan pada web

UMKM kota Palembang, sehingga dapat merusak pencitraan aplikasi tersebut.

Adapun kriteria produk UMKM yang layak untuk melakukan register, diantaranya

sebagai berikut:

a. Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan.

Harga yang ditawarkan pada suatu produk mampu mempengaruhi minat konsumen

untuk membeli produk. Pada umumnya, produk yang harganya terjangkau dan memiliki

kualitas yang baik merupakan salah satu faktor bagi konsumen untuk membeli suatu

produk.

b. Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.

Produk yang akan dipromosikan harus dikemas dengan menggunakan kemasan yang

dijamin kehigienisannya. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap kelayakan produk

karena kemasan merupakan cover atau bagian terluar dari suatu produk, dimana

kebanyakan konsumen memperhatikan kondisi fisik terluar suatu produk.

c. Produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik.

Kualitas sebuah produk sangat mempengaruhi minat konsumen dalam membeli produk

tersebut. Kualitas produk dapat dilihat dari segi rasa, bentuk, ataupun kemasannya.

d. Produk yang ditawarkan beragam atau mampu berinovasi.

Produk yang beragam adalah produk yang memiliki lebih dari satu jenis produk.

Contohnya, usaha yang menjual souvenir dimana souvenir tersebut terdiri dari beragam

macam, mulai dari souvenir pernikahan, souvenir oleh-oleh, dsb. Hal ini tentunya

mampu meningkatkan minat konsumen karena apabila konsumen tidak tertarik dengan

satu jenis produk, konsumen masih dapat melihat jenis-jenis lain yang ditawarkan oleh

usaha tersebut, sehingga usaha tersebut memiliki peluang yang besar dalam

pencapaian target penjualan. Namun juga tidak menutup kemungkinan bagi usaha yang

hanya menjual satu ragam produk. Usaha tersebut juga dapat diregister kedalam

Page 88: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

68

aplikasi web service dengan syarat pelaku usaha tersebut mampu berinovasi dengan

makanan yang ditawarkannya. Hal ini dilakukan agar produk yang ditawarkan tersebut

mampu bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya.

e. Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan.

Tempat penjualan produk yang ditawarkan hendaknya mudah ditemukan atau

dijangkau oleh konsumen, sehingga konsumen yang akan membeli produk secara

langsung tidak mengalami kesulitan dalam menemukan tempat usaha. UMKM yang

akan diregister harus mendeskripsikan lokasi usaha secara detail.

2. Templates

Setelah suatu produk dinyatakan layak untuk dipasarkan, langkah selanjutnya adalah

menentukan template berdasarkan bidang usaha yang terdiri dari usaha kuliner, retail dan

souvenir. Template yang diterapkan pada ketiga usaha tersebut berbeda-beda dikarenakan tata

letak dan isi pada setiap bidang usaha tidak sama. Misalnya pada bidang usaha retail, dimana

usaha retail terdiri dari berbagai macam jenis produk sehingga pada template-nya terdapat

susunan tabel yang berisi gambar-gambar produk yang ditawarkan.

Template juga berperan penting dalam mempromosikan suatu produk, sehingga

menarik atau tidaknya tampilan dari template tersebut sangat mempengaruhi minat konsumen

untuk menelusuri lebih lanjut mengenai produk-produk yang ditawarkan dalam web UMKM kota

Palembang. Template yang baik juga harus user friendly, sehingga konsumen dari berbagai

kalangan usia dapat dengan mudah mengakses atau mengoperasikan tools yang tersedia pada

aplikasi tersebut.

3. Detail Produk

Setelah menentukan template UMKM sesuai dengan bidang usaha, selanjutnya hal

yang perlu diperhatikan adalah pendeskripsian produk yang ditawarkan. Produk yang

dideskripsikan secara detail akan mempermudah konsumen dalam mengenal produk yang

ditawarkan, karena dari detail produk yang ditampilkan juga mampu mempegaruhi minat

konsumen terhadap produk tersebut. Adapun kriteria detail produk yang seharusnya ditampilkan

pada web UMKM kota Palembang, sebagi berikut:

Page 89: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

69

a. Nama Usaha

Setiap usaha harus mempunyai nama usaha guna membedakan produk sejenis yang

ditawarkan dari bidang usaha yang sama.

b. Lama Usaha

Lama usaha dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen dalam membeli

produk yang ditawarkan. Produk yang lama usahanya lebih dari 5 tahun cenderung

dipilih oleh konsumen karena mereka berasumsi bahwa usaha yang mampu bertahan

selama 5 tahun terakhir berkemungkinan besar menawarkan produk yang terjamin

kualitasnya. Sedangkan produk yang lama usahanya dibawah 5 tahun cenderung

menawarkan produk yang memiliki inovasi baru ataupun merupakan trend yang sedang

diminati banyak konsumen.

c. Alamat Usaha

Alamat usaha merupakan syarat wajib untuk dicantumkan dalam detail produk. Hal ini

dikarenakan alamat usaha akan berpengaruh terhadap proses jual-beli yang dilakukan.

d. Jenis Produk

Apabila suatu usaha mempunyai beragam jenis produk, maka hendaknya jenis-jenis

produk tersebut dicantumkan dalam detail produk sehingga konsumen mengetahui

bahwa usaha tersebut menawarkan beragam jenis produk. Mencantumkan beragam

jenis produk juga mampu memberikan peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha

dalam meningkatkan target penjualan karena konsumen berkemungkinan membeli

beberapa produk dari jenis produk yang berbeda pada usaha yang sama.

e. Stok Produk

Jumlah stok produk akan berpengaruh terhadap permintaan pasar. Semakin banyak

jumlah stok produk yang ditawarkan, maka peluang dalam meningkatnya permintaan

pasar pun semakin besar.

f. Gambar Produk

Gambar produk juga merupakan hal utama dalam mendeskripsikan suatu produk,

karena mampu menampilkan keseluruhan dari produk yang ditawarkan. Gambar produk

yang di upload harus berupa gambar yang jelas, rapi dan menarik guna mempengaruhi

minat konsumen untuk membeli produk tersebut.

Page 90: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

70

g. Harga Produk

Harga produk merupakan hal yang wajib dicantumkan pada detail produk karena

berperan penting dalam mempengaruhi minat konsumen.

h. Contact Person

Contact Person juga diperlukan dalam pendeskripsian suatu usaha karena akan

berperan penting dalam proses jual-beli yang dilakukan.

4. Informasi & Pesanan

Dengan beragamnya produk yang dipromosikan pada web UMKM kota Palembang,

pengunjung dan pelaku UMKM dapat mengetahui perkembangan produk dari waktu ke waktu.

Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM dalam upaya membangun inovasi baru

terhadap produk yang ditawarkan, sehingga produk tersebut dapat disesuaikan dengan

perkembangan produk.

Apabila pengunjung berminat untuk membeli suatu produk yang ditawarkan pada

aplikasi, maka pengunjung harus melakukan pemesanan terhadap produk tersebut. Namun

untuk mengisi form pemesanan, pengunjung harus terlebih dahulu terdaftar pada layanan

sistem consumer yang nantinya akan terhubung dengan layanan UMKM kota Palembang.

5. Register Consumer

Konsumen yang terdaftar pada layanan sistem consumer berperan sebagai service

requester yang berpengaruh terhadap promosi. Konsumen yang telah melakukan register, akan

mendapatkan ID yang akan digunakan dalam aktivitas pemesanan produk pada web UMKM

kota Palembang.

6. Service Order

Setelah konsumen melakukan register pada layanan sistem consumer, maka

konsumen dapat melakukan pemesanan produk pada layanan UMKM kota Palembang.

5.3 Class Diagram

Adapun asumsi mengenai hubungan antar database pada web UMKM Palembang yang

digambarkan melalui class diagram, yaitu sebagai berikut.

Page 91: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

71

Gambar 5.3 Relasi Antar Database pada Web UMKM Palembang

5.4 Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang

Terdapat beberapa asumsi desain rancangan web UMKM kota Palembang, diantaranya

yaitu rancangan login, register consumer, register penjual, homepage, detail produk dan

pemesanan produk.

Gambar 5.4 Desain Rancangan Login pada Web UMKM Palembang

Page 92: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

72

Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer pada Web UMKM Palembang

Page 93: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

73

Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual pada Web UMKM Palembang

Page 94: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

74

Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage pada Web UMKM Palembang

Page 95: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

75

Gambar 5.8 Desain Rancangan Berdasarkan Bidang Usaha pada Web UMKM Palembang

Page 96: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

76

Gambar 5.9 Desain Rancangan Berdasarkan Detail Produk pada Web UMKM Palembang

Page 97: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

77

Gambar 5.10 Desain Rancangan Pemesanan Produk pada Web UMKM Palembang

Page 98: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor penting yang

dibutuhkan dalam membangun suatu teknologi informasi yang baik bagi UMKM bagian

pemasaran. Penelitian ini mengusulkan empat variabel independent (kelayakan produk,

permintaan pasar, pesaing, promosi) yang diasumsikan merupakan faktor penting yang memiliki

pengaruh terhadap satu variabel dependent (teknologi informasi). Pengumpulan data dilakukan

dengan menyebarkan questionnaire yang berisi 28 item pernyataan kepada 100 respondent

yang merupakan pelaku UMKM dari tiga sektor UMKM yang berada di Palembang. Data

tersebut diolah menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 guna dilakukannya uji kualitas

data (uji validitas, uji reliabilitas dan uji t).

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan,

yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, semua indikator dinyatakan valid dengan nilai

korelasi rata-rata sebesar 0,716. Sedangkan pada hasil uji reliabilitas, semua variabel

dinyatakan reliable dengan nilai croanbach’s alpha rata-rata sebesar 0,773.

2. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, terdapat dua variabel yang memiliki nilai korelasi

tertinggi terhadap tata kelola teknologi informasi, yaitu kelayakan produk (3,681) dan

promosi (4,349). Kedua variabel tersebut merupakan faktor terpenting yang perlu

diperhatikan dalam membangun suatu teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM

di Palembang.

3. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, terdapat dua variabel yang memiliki nilai korelasi

terendah terhadap tata kelola teknologi informasi, yaitu permintaan pasar (1,529) dan

pesaing (-1,267). Kedua variabel tersebut belum dapat dijadikan faktor dalam membangun

teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM di Palembang. Hal ini dikarenakan

permintaan pasar dan pangsa pasar yang dicapai usaha mikro belum cukup luas. Selain itu,

usaha mikro juga belum mampu bersaing dengan usaha lain yang sejenis karena minimnya

promosi yang dilakukan.

Page 99: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

79

4. Rekomendasi tata kelola teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM di Palembang

diterapkan dengan menggunakan SOA web services, dimana terdapat dua layanan yang

saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan sistem consumer.

Rekomendasi tata kelola teknologi informasi ini diharapkan dapat membantu UMKM dalam

memperluas pangsa pasar sehingga mampu menciptakan benefit yang lebih besar.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) diharapkan dapat

membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar mereka dengan cara membangun

suatu platform teknologi informasi yang baik, sesuai dengan tata kelola yang

direkomendasikan pada penelitian ini.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan implementasi tata kelola teknologi

informasi bagian pemasaran UMKM di Palembang dengan menggunakan kerangka kerja

SOA, serta membahas mengenai jaringan yang akan digunakan dan data recovery terkait

database yang akan digunakan.

Page 100: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Absari, T. D., & Setyawan, H. S. (2012). Analisis dan Perancangan Penerapan Service

Oriented Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial. Jurnal ELTEK, 10(2).

Adikara, F. (2013). Implementasi Tata Kelola Informasi Perguruan Tinggi Berdasarkan Cobit

5 Pada Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Esa Unggul. Seminar

Nasional Sistem Informasi Indonesia.

Anggraini, D., & Nasution, H. S. (2013). Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi

Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI). Jurnal Ekonomi dan

Keuangan, 1(3).

Antasari, S. A., Kertahadi, & Riyadi. (2013). Pengaruh Penggunaan Internet Banking

Terhadap Kepuasan Nasabah.

Aradea, Shofa, N. R., & Kurnia, B. B. (2013). Penerapan Service Oriented Architecture untuk

Pembangunan Web Based Learning. Jurnal Penelitian Statistika, 9(2).

Artiningtyas, I., Minarsih M. M., & Hasiolan, B. L. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan,

Persepsi Harga dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Pelanggan.

Darmawan, F. (2015). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pemanfaatan E-Learning. Jurnal

Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 7(4).

Hanief, S. (2013). Audit TI untuk Menemukan Pola Best Pratice Pengelolaan TI pada

Perbankan. Lontar Komputer, 4(2).

Hidayatillah, I., Suryoko, S., & Prabawani, B. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan,

Reputasi, dan Harga Premi Asuransi Bumiputera 1912. Jurnal Ilmu Administrasi

Bisnis.

Irfan. (2013). Penyelarasan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi untuk Pemilihan

Proses Evaluasi dalam Internal Kontrol TI Berdasarkan Cobit.

Kapojos, Wowor, & Rumagit. (2012). Implementasi Service Oriented Architecture dengan

Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik.

Kurniali, S. (2013). Studi Kasus Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) di Credit

Suisse. Comtech, 4(2).

Page 101: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xxii

Lestariningsih, U., Fathoni, A., & Warso, M. M. (2015). Analysis Of Effect on the Quality of

Perfomance Implications Employee Satisfaction at Kantor Kecamatan Banyumanik

Semarang.

Maith, A., H. (2013). Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada

PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA, 1(3).

Marini. (2012). Penerapan Model Service Oriented Architecture Pengintegrasian Sistem

Informasi STMIK Atma Luhur.

Modissa, S., & Rachmansyah. (2015). Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi dengan

Menggunakan Cobit Framework 4.1.

Muat, S., Miftah, D., & Wulandari, H. (2014). Analisis Tingkat Literasi Keuangan dan

Dampaknya Terhadap Keputusan Pinjaman Pribadi.

Mujiyana, & Elissa, I. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Via Internet pada Toko Online.

Muthmainnah. (2015). Model Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance)

pada Proses Pengelolaan Data di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Techsi,

6(1).

Muslih, T. M., & Purnama, E. B. (2013). Pengembangan Aplikasi SMS Gateway untuk

Informasi Pendaftaran Peserta Didik Baru di SMAN 1 Jepara. Indonesian Jurnal

Networking and Security, 2(1).

Nurhidayati, Rizky, R., & Dafid. (2014). Mengukur Resource Management Terhadap Sistem

Informasi Penjualan Store pada MDP IT Superstore Palembang.

Parwadi, R. (2013). Implementasi Kebijakan Penempatan TKW di Luar Negeri. Jurnal Ilmu

Administrasi Negara, 12(2).

Paturusi, S. (2013). Ekstraksi Servis pada Sistem Informasi Kesehatan: Sebuah Pendekatan

ke Arah Service Oriented Architecture.

Sembiring, W. S., Mudjihartono, P., & Rahayu, S. (2013). Evaluasi Penerapan Teknologi

Informasi di PT. Prudential Indonesia Menggunakan Model Cobit Framework 4.1.

Sujarweni, Wiratna, V. (2014). SPSS untuk Penelitian. Pustaka Baru.

Tan, R. E. (2011). Pengaruh Faktor Harga, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan

Keputusan Konsumen untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal Kewirausahaan,

5(2).

Page 102: Skripsi: Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan Menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Palembang

xxiii

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah.

Wati, E. L., Yusmansyah., & Widiastuti, R. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional

dengan Prestasi Belajar.

Wijaya, T. (2011). Penerapan Service Oriented Architecture dalam Pengembangan Sistem

Informasi Medis Klinik Dokter Gigi XYZ.

Yustiningsih. (2014). Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Loyalitas

Pengguna Telkomsel Simpati di Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(9).

Yusuf, A., M. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.

Prenadamedia Group. Jakarta.