skripsi analisis komparatif penerimaan aplikasi

174

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI
Page 2: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

i

SKRIPSI

ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI VIDEO ON

DEMAND MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

NATASYA AURORA YASMIN

11160930000019

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

Page 3: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI VIDEO

ON DEMAND MENGGUNAKAN TECHNOLOGY

ACCEPTANCE MODEL

Disusun Oleh :

NATASYA AURORA YASMIN

11160930000019

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Meinarini Catur Utami, ST., M.T. Elvi Fetrina, B.Sc., M.IT

NIP. 197805052011012009 NIP. 197406252009012005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

A'ang Subiyakto, S.Kom., M.Kom., Ph.D

NIP. 197602192007101002

Page 4: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Komparatif Penerimaan Aplikasi Video on Demand

Menggunakan Technology Acceptance Model yang ditulis oleh Natasya Aurora

Yasmin, NIM 11160930000019 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang

Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 29 April 2021. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem

Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Pembimbing I Pembimbing II

Meinarini Catur Utami, ST., M.T. Elvi Fetrina, B.Sc., M.IT

NIP. 197805052011012009 NIP.197406252009012005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D A'ang Subiyakto, S.Kom., M.Kom.,Ph.D

NIP. 197106082005011005 NIP. 197602192007101002

Evy Nurmiati, S.Kom., M.MSI

NIP. 197802152014112003

Page 5: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI
Page 6: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

v

Page 7: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

vi

ABSTRAK

Natasya Aurora Yasmin – 11160930000019, Analisis Komparatif Penerimaan

Aplikasi Video on Demand menggunakan Technology Acceptance Model di

bawah bimbingan Meinarini Catur Utami dan Elvi Fetrina

Penggunaan internet sudah berkembang ke berbagai macam industri, salah

satunya industri hiburan, tingginya tingkat penggunaan internet melalui perangkat

mobile, berdampak pada kecenderungan masyarakat dalam menikmati konten

hiburan. Salah satunya terjadi peningkatan pada sektor layanan Video on Demand.

Menurut data dari Similar web tahun 2019 Viu dan Iflix adalah layanan Video on

Demand yang memiliki pengguna harian aktif paling banyak di Indonesia.

Padahal kedua layanan ini masih terbilang baru sehingga belum ada yang meneliti

detail tentang minat dan ketertarikan dari masyarakat terhadap kedua aplikasi ini.

Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan analisis penerimaan aplikasi

Video on Demand Iflix dan Viu menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM) yang dikembangkan oleh Zarmpou (2012). Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan layanan aplikasi Video

on Demand Iflix dan Viu di Indonesia. Penyebaran kuesioner dilakukan secara

online dengan teknik simple random sampling. Selanjutnya data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan Ms. Excel 2016 dan dengan pendekatan PLS-

SEM menggunakan SmartPLS 3.0. Hasil dari penelitian ini adalah faktor – faktor

yang berpengaruh terhadap penerimaan layanan Iflix yaitu Perceived Ease of Use

(PEOU), Perceived Usefulness (PU), Innovativeness (INN), Functionality (F) dan

yang terakhir Relationship Drivers (RD). Sedangkan faktor - faktor yang

memengaruhi penerimaan layanan Viu yaitu Perceived Ease of Use (PEOU),

Innovativeness (INN) dan Relationship Drivers (RD). Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan

bagi penyedia layanan Video on Demand.

Kata Kunci : Video on Demand, Iflix, Viu, Analisis Penerimaan, Technology

Acceptance Model, PLS-SEM, Smart PLS

BAB I - V + 148 Halaman + xvii Halaman + 17 Gambar + 34 Tabel + Daftar

Pustaka + Lampiran

Pustaka Acuan (75, 1989-2020)

Page 8: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

vii

Page 9: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Komparatif Penerimaan Aplikasi Video on

Demand Menggunakan Technology Acceptance Model” Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, saran, dorongan, bimbingan,

dan keterangan dari berbagai pihak yang merupakan salah satu bentuk

pengalaman yang tidak dapat diukur dengan materi. Oleh karena itu, dengan

segala hormat dan kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan terima

kasih kepada

1. Bapak Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A'ang Subiyakto, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Bapak Nuryasin, S.Kom., M.Kom. selaku Sekretaris Program Studi

Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Meinarini Catur Utami, MT sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Elvi

Fetrina, B.Sc., M.IT sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dalam membimbing penulis

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Page 10: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

ix

4. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan

ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

5. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak

membantu penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan

administrasi yang berkaitan dengan skripsi.

6. Kedua orang tua penulis yang selalu berjuang sekuat tenaga agar penulis

dapat menjadi orang yang sukses dan berpendidikan tinggi. Terima kasih

atas segala do’a, nasihat, dan dukungan yang sangat berarti, berharap agar

peneliti dapat menjadi seseorang yang lebih baik lagi, dan kuat dalam

menjalani kehidupan serta dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.

Terima kasih telah menyayangiku dengan segala kekurangan yang ada.

7. Teman – teman terdekat penulis, yaitu Bachtiar, Nia, Besty, Fathur, Putri,

serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih

atas bantuan dan semangatnya.

8. Teman-teman Sistem Informasi angkatan 2016, khususnya Sistem

Informasi A yang selalu saling mendukung dan berjuang bersama.

9. Senior-senior yang telah bersedia memberikan info dan ilmu tambahan

dalam menyusun laporan ini.

10. Responden penelitian yaitu pengguna aplikasi mobile Video on Demand

Iflix dan Viu serta teman-teman yang membantu menyebarluaskan

informasi pengisian kuesioner

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu hingga laporan ini terselesaikan.

Page 11: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

x

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

terdapatbanyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan,

wawasan, dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis memohon maaf

atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala bentuk

saran dan kritik yang bersifat membangun bagi penulis dapat dikirimkan melalui

email [email protected].

Akhir kata, semoga skripsi ini dan apa yang telah penulis kerjakan dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.

Jakarta, 25 Maret 2021

Natasya Aurora Yasmin

11160930000019

Page 12: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xi

Page 13: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 8

1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 8

1.4 Tujuan penelitian ........................................................................................ 8

1.5 Manfaat penelitian ...................................................................................... 9

1.6 Metode Penelitian ........................................................................................ 9

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 9

1.6.2 Metode Analisis Penerimaan ............................................................. 10

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 13

2.1 Analisis Komparatif .................................................................................. 13

2.2 Mobile Device ............................................................................................. 14

2.3 E-Commerce ............................................................................................... 14

2.4 Streaming .................................................................................................... 15

2.5 Video on Demand (VoD) ............................................................................ 16

2.6 Definisi Pengukuran .................................................................................. 17

2.7 Definisi Penerimaan Pengguna ................................................................ 18

2.8 Technolgy Acceptance Model (TAM) ....................................................... 19

2.8.1 Perceived usefulness ............................................................................ 24

Page 14: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xiii

2.8.2 Perceived Ease of Use .......................................................................... 25

2.8.3 Trust...................................................................................................... 26

2.8.4 Innovativeness ...................................................................................... 26

2.8.5 Functionality ........................................................................................ 27

2.8.6 Relationship Drivers ............................................................................ 27

2.8.7 Behavioural Intention .......................................................................... 28

2.9 Penelitian Kuantitatif ................................................................................ 29

2.10 Populasi dan Sampel ............................................................................... 30

2.10.1 Pengertian Populasi .......................................................................... 30

2.10.2 Pengertian Sampel ............................................................................ 31

2.10.3 Jenis-jenis metode pengambilan sampel ......................................... 31

2.11 Rumus Slovin ........................................................................................... 34

2.12 Skala Likert .............................................................................................. 35

2.13 Structural Equation Modeling (SEM) ..................................................... 36

2.14 Partial Least Squares (PLS) .................................................................... 36

2.14.1 Evaluasi Model PLS.......................................................................... 37

2.15 Smart PLS ................................................................................................ 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 43

3.1 Pendekatan penelitian ............................................................................... 43

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 43

3.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 44

3.3.1 Observasi ............................................................................................. 44

3.3.2 Survei .................................................................................................. 44

3.3.3 Studi Literatur ................................................................................... 44

3.4 Metode Analisis Data ................................................................................ 60

3.4.1 Model Penelitian dan Hipotesis Penelitian ....................................... 60

3.4.2 Indikator Penelitian ............................................................................ 64

3.4.4 Pembuatan Kuesioner ........................................................................ 66

3.5 Kerangka Penelitian .................................................................................. 73

BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI ....................................... 76

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 76

Page 15: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xiv

4.1.1 Profil Iflix............................................................................................. 76

4.1.2 Profil Viu ............................................................................................. 77

4.2 Analisis Demografi .................................................................................... 78

4.2.1 Hasil Analisis Demografi .................................................................... 78

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Demografi ......................... 79

4.3 Hasil Analisis Pengukuran Model (Outer Model ) .................................. 87

4.3.1 Outer Model Iflix ................................................................................ 87

4.3.2 Outer Model Viu ................................................................................. 94

4.4 Hasil Analisis Pengukuran Model (Inner Model) ................................. 101

4.4.1 Inner Model Iflix................................................................................ 102

4.4.2 Inner Model Viu ................................................................................ 109

4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis ................................................. 116

4.5.1 Interpretasi dan Diskusi Model Pengukuran (Outer Model ) ....... 116

4.5.2 Interpretasi dan Diskusi Model Struktural (Inner Model) ........... 118

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 126

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 126

5.2 Saran ......................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 130

LAMPIRAN 1 KUESIONER ........................................................................... 138

LAMPIRAN 2 DATA RESPONDEN .............................................................. 148

Page 16: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Pengguna harian aktif VoD (Similar web, 2020) ............................... 3

Gambar 1.2 Keluhan Pengguna Iflix di Google Play Store (Google Play

Store,2020) .................................................................................... 4

Gambar 1.3 Keluhan Pengguna Viu di Google Play Store (Google Play

Store,2020) .................................................................................... 5

Gambar 2. 1 Konsep Video Streaming (Arsam, 2014)......................................... 16

Gambar 2. 2 Model Awal Technology Acceptance Model (Davis, 1989) ............ 19

Gambar 2.3 Model Technology Acceptance Model (TAM) versi Final (Davis,

1996) .............................................................................................. 20

Gambar 3. 1 Model Penelitian (Zarmpou et al., 2011) ......................................... 61

Gambar 3. 2 Kerangka Penelitian ......................................................................... 74

Gambar 4. 1 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 80

Gambar 4. 2 Diagram Rentang Usia ..................................................................... 81

Gambar 4. 3 Diagram Pendidikan Terakhir .......................................................... 82

Gambar 4. 4 Diagram Pekerjaan ........................................................................... 83

Gambar 4. 5 Diagram Pendapatan perbulan ......................................................... 84

Gambar 4. 6 Diagram pengalaman menggunakan Video on Demand .................. 86

Gambar 4. 7 Tingkat Penerimaan Aplikasi VoD Menurut Penggunanya ............. 86

Gambar 4. 8 Hasil Analisis Outer Model Iflix ..................................................... 93

Gambar 4. 9 Hasil Analisis Outer Model Viu .................................................... 101

Page 17: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan TAM dengan Model Penerimaan Lain ............................... 22

Tabel 3. 1 Literatur Sejenis ................................................................................... 46

Tabel 3. 2 indikator penelitian .............................................................................. 64

Tabel 3. 3 Skala Likert dan Penjelasannya ........................................................... 67

Tabel 3. 4 Daftar Kuesioner .................................................................................. 68

Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografis ................................................................... 78

Tabel 4. 2 Hasil Awal Uji Loading Factor Iflix ................................................... 87

Tabel 4. 3 Hasil Uji Loading Factor Iflix Setelah Penghapusan Indikator .......... 89

Tabel 4. 4 Hasil Uji Composite Reliability Iflix ................................................... 90

Tabel 4. 5 Hasil Average Variance Extracted Iflix ............................................... 90

Tabel 4. 6 Hasil Cross Loading Iflix ..................................................................... 91

Tabel 4. 7 Nilai Fornell-Larcker Criterion Iflix ................................................... 92

Tabel 4. 8 Hasil Awal Uji Loading Factor Viu .................................................... 94

Tabel 4. 9 Hasil Uji Loading Factor Viu Setelah Penghapusan Indikator ........... 95

Tabel 4. 10 Hasil Akhir Uji Loading Factor Viu Setelah Penghapusan Indikator 96

Tabel 4. 11 Hasil Uji Composite Reliability Viu .................................................. 98

Tabel 4. 12 Hasil Average Variance Extracted Viu .............................................. 98

Tabel 4. 13 Hasil Cross Loading Viu.................................................................... 99

Tabel 4. 14 Nilai Fornell-Larcker Criterion Viu ................................................ 100

Tabel 4. 15 Hasil Uji Path Coeficient Iflix ......................................................... 102

Tabel 4. 16 Hasil Uji Coefficient of Determinant Iflix ....................................... 103

Tabel 4. 17 Hasil Uji T-test Iflix ......................................................................... 104

Page 18: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xvii

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Effect Size Iflix ......................................................... 104

Tabel 4. 19 Hasil Uji Predictive Relevance Iflix ............................................... 106

Tabel 4. 20 Hasil Uji Relative Impact Iflix ......................................................... 106

Tabel 4. 21 Ringkasan Analisis Model Struktural (Inner Model) Iflix ............... 108

Tabel 4. 22 Hasil Uji Path Coeficient Viu .......................................................... 109

Tabel 4. 23 Hasil Uji Coefficient of Determinant Viu ........................................ 110

Tabel 4. 24 Hasil Uji T-test Viu .......................................................................... 111

Tabel 4. 25 Hasil Analisis Effect Size Viu .......................................................... 112

Tabel 4. 26 Hasil Uji Predictive Relevance Viu ................................................ 113

Tabel 4. 27 Hasil Uji Relative Impact Viu .......................................................... 113

Tabel 4. 28 Ringkasan Analisis Model Struktural (Inner Model) Viu ................ 115

Tabel 4. 29 Ringkasan Penggunaan Indikator untuk Iflix dan Viu ..................... 116

Page 19: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

xviii

Page 20: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya waktu, internet mengalami

perkembangan yang cukup signifikan. Penggunaan teknologi internet di

dunia selalu meningkat setiap tahunnya dan saat ini internet sudah menjadi

kebutuhan. Berdasarkan Digital 2020 terungkap bahwa pengguna internet di

seluruh dunia telah mencapai angka 4,5 milyar orang, meningkat 7 persen

(298 juta pengguna baru) dibandingkan dengan Januari 2019 (We Are Social,

2020). Angka ini menunjukkan bahwa pengguna internet telah mencapai

lebih dari 60 persen penduduk dunia atau lebih dari separuh populasi bumi.

Begitu pula di Indonesia, hingga 2020 pengguna internet di Indonesia

mencapai 175,4 juta. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada kenaikan 17%

atau 25 juta pengguna internet di negeri ini. Berdasarkan total populasi

Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa, maka itu artinya 64% setengah

penduduk RI telah merasakan akses ke dunia maya.

Penggunaan internet sudah berkembang ke berbagai macam industri,

internet digunakan untuk mencari informasi, berkomunikasi, mencari berita,

transaksi jual beli dan sebagai sarana media hiburan online, seperti bermain

game, mendengarkan musik , dan menonton film. Perangkat yang digunakan

untuk mengakses internet pun juga semakin beragam, mulai dari komputer,

hingga perangkat mobile seperti laptop, smartphone, tablet komputer, dan

masih banyak lagi. Penggunaan perangkat mobile untuk mengakses internet

juga semakin banyak, jika dilihat dari segi persentase perangkat yang

digunakan untuk mengakses internet, sebesar 44,16% dari total populasi

pengguna internet di Indonesia menggunakan smartphone, 4,49%

menggunakan perangkat komputer/laptop pribadi, 39,28% menggunakan

kedua perangkat (smartphone dan komputer/laptop pribadi), serta 12,07%

menggunakan perangkat selain dari yang peneliti sebutkan (Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2017). Sementara itu, data dari

Page 21: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

2

Statista pada awal tahun 2018 menunjukan bahwa persentase pengguna

mobile dari seluruh populasi pengguna internet per negara, menunjukan

bahwa pengguna internet melalui perangkat mobile di Indonesia mencapai

angka 72% dari keseluruhan pengguna internet. Angka ini terbilang cukup

tinggi, dimana Indonesia menempati peringkat ke-6 dalam hal persentase lalu

lintas internet melalui perangkat mobile (Statista.com 2018).

Tingginya tingkat penggunaan internet melalui perangkat mobile,

berdampak pula pada kecenderungan masyarakat dalam menikmati konten

hiburan. Salah satu layanan yang dikenal saat ini adalah layanan streaming

video atau biasa disebut Video on Demand (VoD). Video on Demand (VoD)

adalah suatu layanan yang berisi berbagai konten acara TV, film dengan

berbagai genre, dan serial TV yang bisa diakses pengguna menggunakan

jaringan internet. Tidak seperti televisi pada umumnya, dimana kita harus

menunggu konten sesuai jadwal tayang, Video on Demand memungkinkan

kita untuk menikmati, mengunduh, dan memilih konten yang kita inginkan

kapanpun dan melalui perangkat apapun (Yusuf & Indrawati, 2019).

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi pertumbuhan

layanan hiburan VoD yang sangat besar, Ketua Umum Asosiasi Produser

Film Indonesia (APROFI) Fauzan Zidni juga menilai adanya aplikasi VoD

memberikan potensi besar bagi industri film tanpa meninggalkan fokus utama

di bioskop. Produser yang memanfaatkan aplikasi dapat menerima tambahan

pendapatan dari hasil penjualan lisensi penayangan film.

Banyak penyedia layanan hiburan VoD yang mulai menyediakan

servisnya di Indonesia seperti Vidio, HOOQ, Genflix, UseeTV, dan

FirstMedia X. Kelima penyedia jasa ini memang sudah muncul terlebih

dahulu tetapi belum merebut perhatian masyarakat Indonesia, bahkan sejak

tanggal 30 April 2020 layanan Video on Demand HOOQ resmi mengajukan

likuidasi atau pembubaran perusahaan. Minimnya promosi dan inovasi dari

teknologi membuat keempat nama ini masih sulit untuk bersaing di pasar

Indonesia terlebih lagi dengan munculnya dua pendatang baru dari penyedia

Page 22: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

3

jasa VoD yang langsung mencuri perhatian masyarakat, mereka adalah Viu

dan Iflix.

Gambar 1. 1 Pengguna harian aktif VoD (Similar web, 2020)

Berdasarkan data yang dihimpun melalui Similar web, dalam

periode Oktober 2019 hingga Desember 2019, Viu menduduki peringkat

pertama disusul dengan Iflix diperingkat kedua dan HOOQ berada di

peringkat ketiga dimana pertanggal 30 April 2020 layanan HOOQ telah

melakukan likuidasi, di peringkat empat pengguna harian aktif yaitu

Netflix dan kemudian Genflix diperingkat terakhir.

Iflix paling banyak diunduh melalui Play Store di android

sebanyak rata-rata 4,4 juta akun. Namun untuk pengguna aktif harian

(unique daily active users), Viu lebih unggul dengan rata-rata 406.434 dari

2,8 juta akun yang telah mengunduh Viu. Viu memiliki jumlah pengguna

aktif hingga 41,4 juta setiap bulan atau monthly active user (MAU) pada

akhir 2019, yang merupakan peningkatan 35% dari 2018, Keunggulan Viu

juga tampak dari banyaknya pengguna aktif Viu membuka aplikasi dan

menghabiskan waktu rata-rata 1 jam 12 menit per hari (Medcom, 2020).

Page 23: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

4

Gambar 1. 2 Keluhan Pengguna Iflix di Google Play Store (Google

Play Store,2020)

Page 24: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

5

Gambar 1. 3 Keluhan Pengguna Viu di Google Play Store

(Google Play Store,2020)

Page 25: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

6

Berdasarkan penilaian yang ada di Google Playstore, Iflix dan Viu

sering mengalami error dan ini menjadi kendala bagi pengguna untuk

mengakses aplikasi. Keluhan yang sering disampaikan oleh pengguna Iflix

diantaranya adalah film tidak bisa diputar ketika sudah di download,

konten film yang kurang update dan terjadinya gangguan seperti

menghilangya akun pengguna. Sedangkan pada Viu keluhan yang sering

disampaikan yaitu terlalu banyak iklan sehingga pengguna merasa

terganggu. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dari itu perlu diukur

sejauh apa penerimaan pengguna Iflix dan Viu sebagai media hiburan.

Dalam menerima suatu layanan yang berbasis teknologi informasi

yang baru diluncurkan, tidak semua masyarakat mampu dengan mudah

untuk memahami dan menerima layanan baru tersebut. Oleh karena itu

diperlukannya pengukuran tingkat penerimaan dan pemahaman dalam

menggunakan layanan dengan mengukur perilaku dari penggunanya.

Aplikasi Iflix dan Viu dipilih menjadi objek penelitian karena kedua

aplikasi ini yang paling ramai digunakan oleh masyarakat Indonesia, dan

karena waktu launching mereka yang terbilang baru yaitu pada tahun 2016

sehingga memiliki pengguna baru yang terus bertambah banyak dengan

waktu yang cepat mereka dapat diterima masyarakat dan semakin populer

tetapi belum ada yang meneliti detail tentang minat dari masyarakat

terhadap aplikasi tersebut, dan masih belum ditelitinya ketertarikan apa

yang membuat masyarakat mau menggunakan aplikasi tersebut.

Penelitian akan menggunakan teori TAM, Davis mendefinisikan

TAM (Technology Acceptance Model) adalah sebagai suatu model yang

dirancang untuk memprediksi penerimaan teknologi informasi yang akan

digunakan oleh pengguna (R. N. Rahmawati & Narsa, 2019). Sehingga

dengan menggunakan model TAM, dapat diperkirakan faktor-faktor yang

memengaruhi diterimanya suatu teknologi oleh pengguna (Hanifa, 2017).

Menurut Gefen (2003) sampai saat ini TAM merupakan model yang

paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi

informasi. Lee et al, (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18

Page 26: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

7

tahun terakhir TAM merupakan model yang popular dan banyak

digunakan dalam berbagai penelitian mengenai proses adopsi teknologi

informasi.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor –

faktor dari penerimaan teknologi, seperti yang dilakukan oleh Wahyu

Aprianto dan Kencana Sari (2014) dalam penelitiannya mengenai analisis

penerimaan pengguna terhadap kaskus.co.id dengan model teori TAM

yang menyimpulkan bahwa masing-masing subvariabel mempunyai

pengaruh yang signifikan kepada variabel lainnya, dan Perceived Ease of

Use mempunyai pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan Perceived

Usefulness. Srividya & Kalaiarasi (2012) mengenai faktor-faktor yang

menganalisis dan memahami sikap konsumen saat melakukan belanja

secara online untuk menerima penggunaan teknologi adalah persepsi

kemudahan pengunaan dan persepsi manfaat. Penelitian sebelumnya yang

dilakukan Christina, Suhud, & Rizan (2018) tentang penerimaan dan

penggunaan teknologi ojek online, berdasarkan hasil pengolahan data

dan analisis terhadap keseluruhan data penelitian bahwa model

penelitian secara keseluruhan telah berhasil menunjukkan adanya

faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam penerimaan dan

penggunaan teknologi. Harris (2017) melakukan analisis TAM terhadap

tingkat penerimaan e-learning pada kalangan mahasiswa, dalam

penelitiannya dikatakan bahwa tidak seluruh faktor eksternal dari model

TAM memiliki peranan yang signifikan terhadap variabel Intention to Use

(IU). Ini artinya perilaku pengguna (attitude) pada sebuah sistem e-

learning berpengaruh lebih signifikan terhadap keinginan penggunanya.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka perlu

dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Komparatif Penerimaan

Aplikasi Video on Demand Menggunakan Technology Acceptance Model

”.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “ Apa saja faktor-

faktor yang memengaruhi penerimaan aplikasi Video on Demand Iflix dan

Viu menggunakan Technology Acceptance Model?”

1.3 Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan kepada masyarakat yang menggunakan layanan

aplikasi Video on Demand (VoD) Iflix dan Viu melalui perangkat mobile.

2. Penelitian ini mengadopsi model TAM yang dikembangkan oleh

Zarmpou, et al (2012) yang terdiri dari tujuh variabel yaitu Perceived

Usefulness, Perceived Ease of Use, Trust, Innovativeness, Functionality,

Relationship drivers dan Behavioural Intention.

3. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

4. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei menggunakan

penyebaran kuesioner melalui media daring (online).

5. Analisis data pada penelitian ini menggunakan PLS-SEM dengan tools

SmartPLS versi 3.0

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna

layanan Video on Demand Iflix dan Viu.

2. Memberikan usulan atau rekomendasi sebagai bahan pertimbangan

kepada penyedia layanan Video on Demand dari hasil penelitian ini.

3. Mengetahui siapa saja yang mendominasi dalam menggunakan

layanan Video on Demand.

Page 28: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

9

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan peneliti ilmu baru dalam pemecahan masalah secara

terstruktur.

2. Dapat mengetahui hasil dari pengukuran penerimaan pengguna terhadap

Aplikasi Video on Demand Iflix dan Viu.

3. Dapat memberikan rekomendasi terhadap penyedia layanan Video on

Demand sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan.

4. Dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam hal

penerimaan pengguna menggunakan Technology Acceptance Model

(TAM).

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode ini dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan informasi

dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung bagaimana layanan

Iflix dan Viu.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data tertulis dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden.

c. Studi Literatur

Studi pustaka dan literatur dilakukan dengan membaca buku-buku

maupun jurnal yang terkait dengan pokok permasalahan dalam penelitian

ini.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

10

1.6.2 Metode Analisis Penerimaan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Technology

Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh (Zarmpou et al.,

2011) dengan tujuh variabel yaitu Perceived Usefulness (PU), Perceived

Ease of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Functionality (F),

Relationship Drivers (RD) dan Behavioral intention (BI).

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan terdiri dari lima bab, yang secara singkat

akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

metodologi penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini

tentang penerimaan aplikasi Video on Demand (VoD) Iflix dan Viu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metodologi maupun model

yang digunakan di dalam penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti membahas hasil pengukuran tingkat penerimaan

pada pengguna layanan Video on Demand (VoD) Iflix dan Viu.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian serta saran

yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian selanjutnya

Page 30: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

11

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

12

Page 32: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Analisis Komparatif

Menurut Silalahi Ulber dalam Akbar (2019) analisis komparatif adalah

penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih. Penelitian komparatif

dapat berupa komparatif deskriptif (descriptive comparative) maupun komparatif

korelasional (correlation comparative). Komparatif deskriptif membandingkan

variabel yang sama untuk sampel yang berbeda. Selanjutnya analisis komparasi

atau perbandingan adalah prosedur statistik guna menguji perbedaan diantara dua

kelompok data (variabel) atau lebih. Uji ini bergantung pada jenis data (nominal,

ordinal, interval/rasio) dan kelompok sampel yang diuji. Komparasi antara dua

sampel yang saling lepas (independen) yaitu sampel-sampel tersebut satu sama

lain terpisah secara tegas dimana anggota sampel yang satu tidak menjadi anggota

sampel lainnya.

Pada analisis komparatif data yang diperoleh peneliti biasanya berupa data

kuantitatif, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu

yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif.

Analisis komparasi dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, prosedur kerja, ide-ide, kritik

terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja. Dapat juga

membandingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan

orang, grup atau negara, terhadap kasus, terhadap orang, peristiwa atau terhadap

ide-ide.

Ciri-ciri Metode Komparatif :

1) Merupakan dua atau lebih objek yang berbeda

2) Masing-masing berdiri sendiri dan bersifat terpisah

3) Memiliki kesamaan pola atau cara kerja tertentu

Page 33: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

14

4) Objek yang diperbandingkan jelas dan spesifik

5) Memakai standar dan ukuran perbandingan berbeda dari objek yang

sama. (Muliawan, 2014:86).

2.2 Mobile Device

Secara umum mobile dapat ditafsirkan sebagai sesuatu yang bergerak atau

berpindah, mobile device memiliki pengertian bahwa perangkat yang dapat

digunakan meskipun pengguna dalam sistuasi yang sering bergerak dari satu

tempat ke tempat lain. Pada sistem program pada mobile device tidak banyak

berbeda dengan sistem program yang ada pada perangkat komputer pada

umumnya. Karakteristik dalam perangkat bergerak sering memengaruhi arsitektur

dan implementasi dari program perangkat tersebut. Dalam pemrograman

perangkat bergerak berbagai aspek tehnis perangkat lebih menonjol karena

memiliki banyak keterbatasan dibandingkan komputer konvensional atau personal

computers seperti seperti keyboard dan mouse sebagai alat bantu penggunaan

dalam komputer (Hidayat, 2017).

2.3 E-Commerce

E-commerce merupakan proses membeli, menjual, atau

memperdagangkan data, barang, atau jasa melalui internet (Malau, 2014). E-

commerce didefinisikan sebagai transaksi komersial yang melibatkan pertukaran

nilai yang dilakukan melalui atau menggunakan teknologi digital antara individu.

Media e-commerce melibatkan penggunaan internet, world wide web, dan aplikasi

atau browser pada perangkat selular atau mobile untuk bertransaksi bisnis.

Platform mobile adalah pengembangan terbaru dalam infrastruktur internet dari

berbagai perangkat mobile seperti smartphone dan tablet melalui jaringan

nirkabel (wifi) atau layanan telepon seluler. Pada awal berkembangnya e-

commerce, satu-satunya media digital adalah web browser, namun saat ini media

yang lebih banyak digunakan adalah melalui aplikasi mobile (Laudon & Traver,

2018).

Page 34: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

15

Menurut Shely Cashman dalam Aco & Endang (2017). E-commerce atau

kependekan dari elektronik commerce (perdagangan secara elektronik),

merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam jaringan elektronik, seperti

internet. Siapapun yang dapat mengakses komputer, memiliki sambungan ke

internet, dan memiliki cara untuk membayar barang-barang atau jasa yang mereka

beli, dapat berpartisipasi dalam e-commerce.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa e-commerce

adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh

konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara

transaksi bisnis. E-commerce juga telah dikembangkan untuk membuat bisnis

tradisional lebih efisien, mudah dan lebih cepat.

2.4 Streaming

Streaming adalah suatu teknologi untuk memainkan file audio atau video

secara langsung maupun dengan prerecord dari sebuah mesin server (web server).

File audio atau video yang terletak pada sebuah server dapat secara langsung

dijalankan pada komputer client sesaat setelah ada permintaan dari pengguna

sehingga proses download file tersebut yang menghabiskan waktu cukup lama

dapat dihindari. Saat file tersebut di-stream maka akan terbentuk sebuah buffer di

komputer client dan data audio atau video tersebut akan mulai di-download ke

dalam buffer yang telah terbentuk pada mesin client. Setelah buffer terisi dalam

waktu hitungan detik, maka secara otomatis file video ataupun audio akan di

jalankan oleh sistem. Sistem akan membaca informasi dari buffer sambil tetap

melakukan proses download file sehingga proses streaming tetap berlangsung ke

mesin client (Arsam, 2014)

Page 35: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

16

Gambar 2. 1 Konsep Video Streaming (Arsam, 2014)

Berdasarkan gambar 2.1 konsep Video Streaming terdiri dari beberapa

komponen yaitu encoder, media server, dan web server. Sebuah file video yang

akan ditampilkan di user dapat menggunakan dua metode transfer file. Pertama,

dengan men-download file video tersebut dan yang kedua dengan melakukan

proses streaming (Arsam, 2014). Beberapa faktor yang memengaruhi konektivitas

aplikasi streaming antara lain video, audio dan bandwidth (Setyawan & Marzuki,

2018). Kedua metode ini memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-

masing.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

streaming merupakan suatu metode dalam penyaluran konten multimedia

menggunakan internet yang dapat dinikmati melalui perangkat portable secara

real-time, terus menerus dan berkelanjutan, dan dapat ditampilkan tanpa harus

menunggu konten tersebut diunduh hingga selesai.

2.5 Video on Demand (VoD)

Video-on-demand sebagai layanan ada sejak tahun sembilan puluhan dan

mengacu pada teknik yang menawarkan pemirsa untuk menonton apa yang

mereka inginkan, ketika mereka menginginkannya dan salah satu layanan yang

Page 36: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

17

memungkinkan orang untuk mengubah waktu, atau dengan kata lain, untuk

melepaskan diri dari jadwal siaran yang ada (Broeck, Pierson, & Lievens, 2010).

Video on Demand (VoD) adalah layanan untuk end-user dengan

berdasarkan permintaan user, yang memungkinkan user untuk memilih dan

melihat konten video yang ingin disaksikan, dimana end-user dapat mengontrol

permintaan sementara dari konten video yang disaksikan, seperti melakukan

pause, fastforward, slow forward, rewind, dan lain-lain (Jatikusumo, Chandra, &

Mantoro, 2013).

Konsep dasar dari VoD adalah menyimpan program/konten dan kemudian

dikirimkan ke penonton ketika diminta oleh penonton tersebut. Penyimpanannya

berupa server tersentralisasi yang menggunakan perangkat untuk mengirimkan

pemrograman secara simultan ke ratusan penonton, atau dapat pula menggunakan

penyimpanan lain yang terdistribusi ke seluruh jaringan. Untuk membatasinya,

perangkat penyimpanan individu untuk tiap penonton dapat diletakkan di masing-

masing set top box (Hamidi, Ismail, & Jalaludin, 2018).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Video on Demand merupakan suatu sistem e-commerce business-to consumer

(B2C) untuk menikmati layanan konten video seperti film, serial televisi,

dokumenter, dan media lainnya yang membutuhkan biaya berlangganan per bulan

dan dapat diakses di mana pun dan kapan pun selama pengguna terhubung ke

internet.

2.6 Definisi Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari data

dan menghasilkan informasi secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran dapat

berupa infromasi yang memuat data dan dinyatakan dalam bentuk angka maupun

uraian yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan, oleh sebab itu mutu

informasi haruslah akurat. Kuantitas dan kualitas hasil pengukuran sangat

dipengaruhi pada jenis dan mutu alat ukur yang digunakan pula.

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran adalah

suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk

Page 37: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

18

mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Umar (1991) pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan

informasi data secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran dapat berupa informasi-

informasi atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun uraian yang

sangat berguna dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu mutu informasi

haruslah akurat

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu prosedur

yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang

dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat

dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur

pengukuran yang jelas dan benar.

2.7 Definisi Penerimaan Pengguna

Penerimaan pengguna (User Acceptance) merupakan faktor penting yang

memengaruhi keberhasilan implementasi dari suatu teknologi. Penerimaan

pengguna dapat didenisikan sebagai keinginan sebuah grup user atau pengguna

dalam memanfaatkan teknologi informasi (TI) yang didesain untuk membantu

pekerjaan mereka Nasir (2013).

Morris & Dillon (1997) mendefinisikan Penerimaan pengguna sebagai

kemauan dari sekelompok pengguna dalam menggunakan teknologi informasi

untuk mendukung pekerjaannya. Kurangnya penerimaan pengguna adalah

hambatan yang signifikan bagi keberhasilan penerapan suatu sistem informasi

baru. Bahkan pengguna sering tidak mau menggunakan sistem informasi yang

telah disediakan, padahal bila pengguna tersebut mau menggunakan akan

menghasilkan keuntungan bagi pengguna tersebut. Oleh karena itu penerimaan

pengguna telah dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam menentukan

keberhasilan atau kegagalan suatu proyek sistem informasi.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan

pengguna merupakan kemauan dari sekelompok pengguna dalam menggunakan

teknologi yang dirancang untuk dapat mendukung kegiatan pekerjaannya.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

19

2.8 Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) atau Model Penerimaan Teknologi

merupakan salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang

dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan

penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi (R. N.

Rahmawati & Narsa, 2019).

Gambar 2. 2 Model Awal Technolgy Acceptance Model (Davis, 1989)

Gambar 2.2 menunjukkan model awal Technology Acceptance Model,

teori ini pertama kali di kenalkan oleh Davis (1986) yang dikembangkan dari

suatu Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Feishbein (1980).

Technology Acceptance Model (TAM) ini merupakan salah satu teori yang paling

sering digunakan dalam mengukur tingkat penerimaan dan pemahaman pengguna

dalam menggunakan suatu layanan yang baru saja diluncurkan. Sebenarnya

model TAM tersebut diadopsi dari model TRA yaitu berupa teori tindakan yang

beralasan dengan asumsi bahwa persepsi dan reaksi seseorang terhadap sesuatu,

akan mampu menentukan sikap dan perilaku seseorang tersebut. Persepsi dan

reaksi pengguna teknologi informasi akan dapat memengaruhi sikap seseorang

dalam menerima teknologi informasi (Hanifa, 2017).

Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989) menggunakan model diatas untuk

melakukan penelitian longitudinal dengan 107 responden untuk mengukur minat

mereka dalam menggunakan suatu sistem setelah selama 1 jam mempergunakan

Page 39: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

20

sistem tersebut dan kemudian diukur lagi setelah 14 minggu menggunakan sistem

Analisis faktor-faktor tersebut. Dalam kedua kasus tersebut, hasilnya memberikan

indikasi bahwa persepsi kegunaan memberikan pengaruh yang paling besar

terhadap minat perilaku pengguna. Persepsi kemudahan penggunaan disimpulkan

mempunyai dampak yang kecil tetapi signifikan pada minat perilaku. Hasil

penelitian yang utama adalah bahwa persepsi kegunaan dan kemudahan

penggunaan mempunyai pengaruh langsung terhadap minat perilaku sehingga

dapat menghilangkan konstruk sikap (attitude) pada model sehingga menjadi

model yang terlihat pada gambar 2.3

Gambar 2. 3 Model Technology Acceptance Model (TAM) versi Final (Davis,

1996)

Gambar 2.3 menunjukkan modifikasi model penelitian dalam TAM,

penerimaan pengguna dalam penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh dua

konstruk, yaitu kegunaan (Perceived Usefulness) dan kemudahan penggunaan

(Perceived Ease of Use). Dari kedua variabel tersebut dapat menjelaskan aspek

keperilakuan pengguna. Sehingga dengan melihat kemudahan dan manfaat

penggunaan teknologi informasi dapat dijadikan alasan seseorang dalam

berperilaku atau bertindak sebagai tolak ukur dalam menerima suatu teknologi

informasi. Semakin mudah penggunaan teknologi informasi menandakan bahwa

lebih sedikit usaha yang harus dilakukan dalam meningkatkan kinerjanya

menggunakan teknologi informasi. Begitu pula semakin banyak manfaat yang

dirasakan pengguna, akan memberikan pengaruh lebih besar dalam menggunakan

teknologi informasi.

Teori TAM terus mengalami modifikasi sampai dengan tiga kali. Pada

tahun 2000 TAM 2 dipublikasikan, dengan menghilangkan konstruk attitude

Page 40: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

21

towards usage, dimana konstruk Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use

langsung memberikan pengaruh terhadap behavioral intention to use.

Perkembangan selanjutnya TAM dimodifikasi lagi di tahun 2008 yang dinamai

TAM 3. Pada perkembangan terakhir TAM 3 menambahkan dimensi baru pada

Perceived Ease of Use (PEOU). Pengembangan TAM tersebut bertujuan untuk

membentuk asumsi dasar yang mampu memprediksi, dan menjelaskan perilaku

yang mendorong penggunaan teknologi yang terus berkembang. Selain adanya

pembaharuan yang didasarkan kepada perkembangan yang ada, teori TAM juga

selalu menjadi dasar pengembangan studi empiris mengenai kesiapan

pemanfaatan teknologi. Sampai saat ini TAM merupakan teori yang dianggap

paling relevan dalam memprediksi keinginan serta kesiapan untuk mengadopsi

teknologi (Chuttur, 2009).

Menurut Van den Bosch dalam Kurniawan, Semuel, & Japarianto (2013)

dikatakan bahwa penerimaan konsumen akan layanan baru berbasis teknologi

dapat dilihat dari sikap positif pengguna terhadap layanan dan perilaku yang

sesungguhnya dalam menggunakan layanan. Semakin positif sikap yang

ditunjukkan pengguna terhadap layanan baru tersebut, dan semakin seringnya

pengguna dalam penggunaan yang sebenarnya maka hal tersebut dapat

menunjukkan semakin baiknya pengguna dalam menerima layanan baru tersebut.

Dengan demikian, apabila sikap dan penggunaan aktualnya tinggi maka

diharapkan akan berdampak pada kenaikan penggunaan layanan.

Menurut (Jogiyanto, 2007) menyebutkan beberapa kelebihan yang dimiliki

oleh teori Technology Acceptance Model yaitu :

1. TAM adalah model keperilakuan yang bermanfaat dalam menjawab

pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi yang gagal diterapkan

karena pemakainya tidak mempunyai keinginan untuk menggunakannya.

2. TAM dibangun dengan teori dasar yang kuat.

3. TAM telah diuji oleh sebagian besar peneliti yang menghasilkan bahwa

sebagian besar mendukung dan dapat disimpulkan bahwa TAM adalah model

yang baik.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

22

Beberapa riset telah dilakukan untuk menguji model TAM ini sebagai alat

untuk memprediksi perilaku menggunakan IT (Information Technology). TAM

telah menjadi sangat populer karena memiliki ciri-ciri teori yang baik, sederhana

(parsimony) dan didukung oleh data (verifiability) serta dapat diterapkan dalam

memprediksi penerimaan dan penggunaan sebuah hasil inovasi dalam berbagai

bidang (generalibility), namun teori TAM memiliki kelemahan, seperti:

1. TAM tidak mengakomodasi peranan orang lain disekitarnya dalam

mempengaruhi sikap dan perilaku individu

2. Adanya perbedaan individu dalam berperilaku (individual differences).

Perbedaan itu dapat berasal dari perbedaan kemampuan kognitif, sifat kepribadian

dan tata nilai yang dianutnya.

3. TAM tidak mempertimbangkan peranan dari kemampuan orang untuk

merealisasikan setiap keinginannya.TAM lebih unggul 47 % dibandingkan TRA

32% dalam minat pengguna, serta 70% minat pengguna dibandingkan dengan

TPB 62%(Venkatesh et al., 2003).

Tabel 2. 1 Perbedaan TAM dengan Model Penerimaan Lain

No. Nama Teori Peneliti Pengertian

1. Theory of

Reasoned Action

(TRA)

Fishbein & Azjen

(1975)

Teori untuk memprediksi

perilaku manusia yaitu dengan

cara menganalisis hubungna

antara berbagai kriteria kinerja

dan sikap seseorang, niat, dan

norma subyektif.

2. Theory of

Planned Behavior

(TPB)

Azjen (1988) Teori yang digunakan untuk

memenuhi keadaan ketika

perilaku seseorang tidak

sukarela dengan memasukkan

prediktor niat dan perilaku

Page 42: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

23

yang mengacu pada keyakinan

tentang adanya faktor yang

dapat memfasilitasi atau

menghalangi kinerja suatu

perilaku

3. Technology

Acceptance

Model (TAM)

Davis (1989) Technology Acceptance Model

(TAM) Davis (1989)

Mengindentifikasi reaksi dan

persepsi seseorang terhadap

suatu yang menentukan sikap

dan perilaku orang tersebut

dengan cara membuat model

perilaku seseorang sebagai

suatu fungsi dari tujuan

perilaku ditentukan oleh sikap

perilaku tersebut.

4. Model of PC

Utilization

(MPCU)

Thompson, et al.,

(1991)

Menilai pengaruh dari kondisi-

kondisi yang mempengaruhi

dan memfasilitasi, faktor

sosial, kompleksitas,

kesesuaian tugas dan

konsekuensi jangka panjang

terhadap pemanfaatan PC

5. Social Cognitive

Theory (SCT)

Bandura (1977) Mengindentifikasi perilaku

manusia sebagai interaksi dari

faktor pribadi, perilaku, dan

lingkungan yang bertujuan

memberikan kerangka untuk

memahami, memprediksi, dan

mengubah perilaku manusia.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

24

Model Technology Acceptance Model yang dikembangkan oleh Zarmpou

(2012) merupakan model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

memengaruhi penerimaan pengguna aplikasi mobile yang merupakan

pengembangan dari peneliitian sebelumnya. Menurut Zarmpou (2012) , faktor-

faktor yang berpengaruh besar terhadap penerimaan pengguna terhadap teknologi

layanan mobile terdiri dari tujuh faktor yaitu Perceived Usefulness (PU),

Perceived Ease of Use (PEOU), Trust (TR), Innovativeness (INN), Functionality

(F), Relationship Drivers (RD) dan Behavioral intention (BI).

2.8.1 Perceived usefulness

Menurut Wallace et al., (2014) Persepsi kegunaan menjelaskan tingkat

keyakinan seseorang terhadap penggunaan suatu teknologi yang mana teknologi

tersebut dapat memaksimalkan pekerjaan mereka. Persepsi kemudahan dalam

penggunaan menjelaskan tingkat keyakinan seseorang terhadap penggunaan suatu

teknologi dapat mengurangi beban mental dan fisik mereka. TAM mengklaim

bahwa apabila suatu teknologi atau inovasi memaksimalkan peforma seseorang

dan tidak memengaruhi usaha seseorang untuk melakukan suatu fungsi, maka

teknologi tersebut berguna dan mudah digunakan, dan individu akan lebih

memilih untuk mengadopi teknologi, servis, atau tindakan tersebut.

Davis (1989) mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan ini berdasarkan

definisi diri kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat

digunakan untuk tujuan yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila

menggunakan teknologi informasi.

Menurut Chin dan Todd (1995) dalam Marlina (2018) kemanfaatan dibagi

menjadi dua kategori yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan dimensi masing-

masing yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kemanfaatan meliputi dimensi:

a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)

b. Bermanfaat (Usefull)

Page 44: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

25

c. Menambah produktifitas (Increase productivty)

2. Efektifitas meliputi dimensi:

a. Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness),

b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)

2.8.2 Perceived Ease of Use

Davis, (1989) mendefinisikan kemudahan penggunaan (ease of use)

adalah: “Refers to the degree to which person believes that using a particular

system would he free of effort”. Hal tersebut dapat diartikan sebagai suatu

tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem tertentu dapat

mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Menurut Goodwin,

1987; Silver , 1998 dalam Jamidan ( 2016) intensitas penggunaan dan interaksi

antara pemakai dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan.

Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih

dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh pemakainya.

Menurut Davis (1989) pengertian persepsi kemudahan penggunaan,

didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang menyakini bahwa penggunaan

teknologi informasi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha

keras dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan TI dan

kemudahan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan keinginan pemakai.

Dalam TAM, faktor persepsi terhadap kemudahan untuk menggunakan teknologi

dan persepsi terhadap daya guna sebuah teknologi berhubungan dengan sikap

seseorang pada penggunaan teknologi tersebut. Sikap pada penggunaan sesuatu

adalah sikap suka atau tidak suka terhadap penggunaan suatu produk. Sikap suka

atau tidak suka terhadap suatu produk ini dapat digunakan untuk memprediksi

perilaku niat seseorang untuk menggunakan suatu produk atau tidak

menggunakannya (Aulina, 2018).

Lee & Wan, (2015) menjelaskan beberapa indikator Perceived Ease of Use

antara lain meliputi:

Page 45: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

26

1. Teknologi informasi sangat mudah dipelajari

2. Mudah terampil dalam penggunaan teknologi informasi

3. Teknologi informasi sangat mudah untuk dioperasikan.

2.8.3 Trust

Kepercayaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan sebagian besar

interaksi sosial dan ekonomi dimana terdapat ketidakpastian di dalamnya.

Konstruk ini banyak terdapat di berbagai domain penelitian. Mayer et al., (2011)

mendefinisikan kepercayaan sebagai kepercayaan terhadap orang/pihak lain akan

berperilaku bertanggung jawab secara sosial sehingga akan menggunakan

kepercayaan tersebut tanpa mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada.

Kepercayaan konsumen juga diartikan sebagai ekspektasi yang dipegang oleh

konsumen bahwa penyedia layanan dapat diandalkan dan dapat diandalkan untuk

memenuhi janjinya (Singh, 2015). Risiko terhadap penggunaan suatu layanan dan

kepercayaan yang dirasakan adalah konsep yang saling terkait dan

diidentifikasikan sebagai hambatan utama penggunaan layanan khususnya

layanan berbasis daring.

2.8.4 Innovativeness

Innovativeness merupakan variabel dalam penerimaan teknologi yang

berarti kesediaan individu untuk mencoba teknologi baru. Flynn (1993) dalam

Zarmpou (2011) menyatakan bahwa Inovasi dalam TI adalah “ kesediaan individu

untuk mencoba teknologi informasi baru ”. Interpretasi di bidang penerimaan

teknologi, inovasi mengacu pada tingkat minat mencoba yang baru, konsep baru,

atau produk atau layanan inovatif (Zarmpou et al., 2011).

Disimpulkan juga bahwa inovasi memiliki dampak positif pada

kemudahan penggunaan yang dirasakan dan dampak negatif pada kegunaan yang

dirasakan tentang proses adopsi TI dari karyawan layanan oleh (Walczuch et al.,

2007). Kuo & Yen (2009) juga meneliti hubungan inovasi dengan kemudahan

penggunaan dan persepsi yang dirasakan kegunaan. Studi mereka menunjukkan

inovasi itu memengaruhi secara positif persepsi kemudahan penggunaan seluler,

Page 46: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

27

sedangkan pengaruhnya terhadap persepsi kegunaan dari layanan nilai tambah

seluler 3G ini tidak signifikan.

Chen dan Tong dalam Zarmpou et al., (2012) membahas pentingnya

inovasi untuk industri telekomunikasi seluler, serta Sulaiman et al., (2007)

menunjukkan bahwa inovasi pribadi mencerminkan niat adopsi mobile banking di

Malaysia. Lu (2016) menunjukkan bahwa Innovativeness memiliki efek positif

pada persepsi kemudahan penggunaan dan niat berkelanjutan untuk menggunakan

m-commerce.

2.8.5 Functionality

Functionality merupakan fungsi atau fasilitas yang disediakan oleh

layanan mobile (Prastanti et al., 2017). Faktor Functionality meliputi kecepatan

transaksi, kecepatan network, interface dan ketersediaan infrastruktur (Zarmpou et

al., 2012). Diantara kebutuhan pengguna m-commerce yang signifikan, kebutuhan

akan antarmuka yang dapat dipahami, yang memandu pengguna aplikasi seluler

menggunakan layanan. Teknis juga memengaruhi Nilai Persepsi individu dari

layanan, yang akhirnya memengaruhi niat adopsi. Oleh karena itu, teknis

memiliki pengaruh tidak langsung pada niat adopsi. Teknis termasuk dalam

konsep konektivitas, sebagai koneksi instan dan langsung, dan efisiensi, sebagai

pemuatan cepat dan waktu respons singkat (Zarmpou et al., 2012).

2.8.6 Relationship Drivers

Relationship drivers merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

penerimaan suatu teknologi. Relationship drivers pada layanan mobile

memungkinkan layanan beradaptasi dengan profil pengguna. Para ahli di bidang

pemasaran menunjukkan bahwa membangun hubungan antara pelanggan dan

layanan direkomendasikan untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, sehingga

meningkatkan pembelian minat untuk produk. Salah satu cara perusahaan untuk

membangun hubungan yang sukses dengan pelanggannya adalah memiliki

kompetensi yang berbeda. Di antara sumber potensial lain dari kompetensi

tersebut, Lacey mengacu pada layanan yang disesuaikan, yang dapat

mencerminkan nilai superior atau manfaat psikologis bagi pelanggan (Zarmpou et

Page 47: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

28

al., 2012). Lebih tepatnya, penelitiannya menyimpulkan fakta bahwa perlakuan

istimewa, sebagai variabel penggerak memiliki pengaruh positif langsung

terhadap komitmen pelanggan kepada perusahaan, yang akhirnya mengarah pada

peningkatan niat membeli.

2.8.7 Behavioural Intention

Menurut Kotler (2012), minat adalah sesuatu yang timbul setelah

menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, kemudian timbul ketertarikan

untuk mencoba produk teresebut dan akhirnya timbul keinginan untuk membeli

dan dapat memiliki produk tersebut. Menurut Ajzen (2011), minat adalah suatu

keadaan dalam diri seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang meliputi

hubungan antara orang itu sendiri dengan beberapa tindakan.

Minat Perilaku (Behavioral intention) adalah kecenderungan perilaku

untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Davis, 1989). Niat berperilaku

(behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu

perilaku tertentu atau kecenderungan seseorang untuk tetap menggunakan

teknologi tertentu. Tingkat penerimaan sebuah teknologi komputer pada

seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna terhadap teknologi

tersebut, misalnya motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk

memotivasi pengguna lain. Arief Hermawan (2008) dalam Juni et al., (2020)

mendefinisikan minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention)

sebagai minat (keinginan) seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.

Faktor Behavioural Intention telah banyak digunakan dalam memprediksi

penerimaan teknologi, dari beberapa pendapat tentang behavioural intention maka

dapat disimpulkan bahwa variabel behavioural intention merupakan tujuan akhir.

Salah satu hal dari behavioural intention yang menguntungkan adalah adanya

sikap posistif tentang suatu produk atau penyedia jasa. Sikap positif ini dapat

berupa word of mouth yang posistif, dan ini meruapakan promosi yang berbiaya

murah dan memepunyai efek yang luar biasa terhadap kelangsungan hidup

perusahaan. Apabila konsumen kita menyebarkan berita bagus kepada orang alain

atau teman –teman nya maka akan mendorong terjadinya pembelian. Behavioural

Page 48: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

29

intention yang posistif juga mempunyai manfaat yang banyak bagi perusahaan.

Salah satunya adalah konsumen menjadi loyal terhadap produk atau jasa yang

digunakan. Loyalitas merupakan hal yang menjadi tujuan dari perusahaan akan

produk atau jasa. Banyak sekali perusahaan menggunakan segala cara agar

konsumen menjadi loyal terhadap brand atau produk mereka.

2.9 Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang banyak menuntut angka

pengguanaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut serta

penampilan dari hasilnya (Siyoto & Sodik, 2015). Penelitian dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis data yang berbentuk

angka atau numerik yang memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis atau

teori tertentu. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan

menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang

berkaitan dengan fenomena alam.

Metode penelitian kuantitatif dapat difenisikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme dan digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu dimana teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Metode ini berlandaskan pada filsafat positivisme yang

memandang realitas/ gejala/ fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap,

konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono,

2013).

Beberapa metode penelitian kuantitatif yang cukup sering digunakan yaitu

survei dan eksperimen (Siyoto & Sodik, 2015) dengan penjelasan sebagai berikut

:

1. Metode Survei

Metode Survei merupakan metode penelitian yang menggunakan

kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data. Penelitian

Page 49: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

30

survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam jumlah yang

cukup agar validitas temuan dapat dicapai dengan baik.

2. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang bertujuan

untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel

dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan

kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang

sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.

2.10 Populasi dan Sampel

2.10.1 Pengertian Populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari

obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Siyoto & Sodik, 2015). Populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek penelitian, akan tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki oleh subyek atau

obyek itu (Wiyono, 2011). Menurut (Hernawati, 2017) Populasi

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

1) Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung,

seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.

2) Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai

jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di

pantai. Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus

dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

1) Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang

unsurunsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu

dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang

Page 50: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

31

akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes

darah saja.

2) Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang

unsurunsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu

ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan

wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2.10.2 Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang

diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang

ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau

biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai

sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari

populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili

(Siyoto & Sodik, 2015).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel

merupakan bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan

jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

seluruh populasi.

2.10.3 Jenis-jenis metode pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokan menjadi

dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Pada

Probability Sampling, semua anggota populasi mempunyai kesempatan

Page 51: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

32

yang besar untuk dimasukkan ke dalam sampel. Kesempatan untuk

dimasukkan ke dalam sampel tidak sama, tetapi semua orang mempunyai

probabilitas yang dikenal untuk dimasukkan ke dalam sampel. Sedangkan

Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Hernawati, 2017).

1) Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi

(Sugiyono, 2013) :

a) Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila

anggota populasi dianggap homogen.

b) Proportionate Stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional.

c) Disproportionate Stratified Random Sampling.

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,

bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

d) Cluster Sampling (Area Sampling)

Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila

objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal

penduduk suatu negara, provinsi atau kabupaten. Untuk

menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,

Page 52: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

33

maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang

telah ditetapkan.

2) Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik sampel ini meliputi (Sugiyono, 2013) :

a) Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil

berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor

urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari

semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan

nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor

ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,

misalnya kelipatan dari bilangan lima.

b) Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel

dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah

(kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan

penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan

masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah

sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum

didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang

belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

c) Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

cocok sebagai sumber data.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

34

d) Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan

penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya

adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan

pada penelitian kualitatif.

e) Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang,

atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan

yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel.

f) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang

mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju

yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam

penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi

dengan dua orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang

diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat

melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.

Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.

2.11 Rumus Slovin

Rumus Slovin merupakan sebuah rumus untuk menghitung jumlah sampel

minimal yang dikembangkan oleh Slovin (1960). Rumus ini digunakan dalam

penelitian yang jumlah populasi yang sangat besar dan dibutuhkan sebuah

formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit dan mewakili keseluruhan

populasi (Sugiyono, 2013). Untuk menentukan jumlah minimal sampel yang

dibutuhkan jika ukuran populasinya diketahui dapat digunakan rumus :

Page 54: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

35

n =

... (1)

Keterangan :

n = Sampel

N = Populasi

e = Tingkat kesalahan

2.12 Skala Likert

Pada penelitian kuantitatif, salah satu alat pengukuran yang digunakan

adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi suatu individu atau kelompok terhadap suatu fenomena sosial (Sugiyono,

2013).

Skala Likert menurut Djaali dalam Suwandi, Imansyah, & Dasril (2018)

ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena

pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan

dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset

berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli

psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala

untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel.

Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pertanyaan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan

skala dengan format seperti ini : [1] Sangat tidak setuju , [2] Tidak setuju , [3]

Kurang setuju , [4] Setuju, [5] Sangat setuju.

Page 55: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

36

2.13 Structural Equation Modeling (SEM)

SEM merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan

menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat.

SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan

(confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap

sebagai kasus khusus dalam SEM (Sarwono, 2010). Terdapat beberapa alternatif

teknik SEM, antara lain adalah PLS yang dikembangkan dengan berbagai aplikasi

perangkat lunak atau software seperti untuk SEM yang berbasis kovarian yaitu

Lisrel, AMOS, dan EQS. Sedangkan software SEM berbasis varian adalah

XLSTAT PLS-PM, PLS Graph, SmartPLS, Visual PLS, dan sebagainya (Yamin

& Kurniawan, 2011).

2.14 Partial Least Squares (PLS)

Partial Least Square atau disingkat PLS adalah model persamaan

Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS

ini pertama kali diperkenalkan secara umum oleh Herman Wold pada tahun 1974.

Menurut Ghozali dalam (Prasetyo, 2019), PLS merupakan pendekatan alternatif

yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian.

SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji model kausalitas atau teori,

sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis

yang powerfull karena tidak didasarkan pada banyak asumsi misalnya data tidak

harus berdistribusi normal, sampel tidak harus besar. PLS juga dapat digunakan

untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat

menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan

formatif. Menurut Talbot dalam (Prasetyo, 2019) PLS pun memiliki tujuan yaitu

untuk memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan menjelaskan hubungan

teoritis di antara kedua variabel.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

37

2.14.1 Evaluasi Model PLS

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap, yaitu evaluasi pada

model pengukuran dan evaluasi terhadap model struktural (Hair, Ringle, &

Sarstedt, 2013).

1. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model )

Measurement model atau model pengukuran merupakan bagian

dari model SEM yang menggambarkan hubungan antara variabel laten

dengan indikator-indikatornya. Anak panah lurus menunjukan hubungan

dari variabel-variabel laten kearah masing-masing indikator. Selain itu,

terdapat pula anak panah lurus dari faktor kesalahan dan gangguan (error

and disturbance terms) kearah variabel-variabel masing-masing, maupun

tidak ada pengaruh langsung atau anak panah lurus yang menghubungkan

dengan variabel-variabel laten. Model pengukuran dievaluasi sebagaimana

model SEM lainnya dengan menggunakan pengukuran uji keselarasan.

Proses analisis hanya dapat dilanjutkan jika model pengukuran valid (Alfa,

2017).

Model ini terdiri dari pemeriksaan individual item reliability,

internal consistency, Average Variance Extracted dan discriminant

validity. Evaluasi model pengukuran dilakukan kriteria sebagai berikut.

Pemeriksaan individual indicator reliability, dapat melihat dari

nilai outer loading. Nilai ini menggambarkan besarnya korelasi antara

setiap indikator dengan variabelnya. Nilai outer loading di atas 0,7 dapat

dikatakan ideal (Yamin & Kurniawan, 2011). Jika nilai outer loading

antara 0,5 s.d 0,6 dikatakan cukup (Ghozali, 2013). Indikator dengan nilai

outer loading yang lemah biasanya dieliminasi atau dihapus. Nilai outer

loading 0,4 s.d 0,7 sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum

dihapus jika nilai Composite Reliability atau Average Variance Extracted

masih memenuhi syarat. Namun pada akhirnya indikator yang mempunyai

nilai outer loading di bawah 0,4 biasanya dihapus (Hair et al., 2013)

Page 57: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

38

Selanjutnya melihat internal consistency reability yang dapat

dihitung melalui nilai Composite Reliability. Composite Reliability lebih

baik dalam mengukur internal consistency dibandingkan dengan

cronbach’s alpha dalam model SEM dikarenakan Composite Reliability

tidak mengasumsikan kesamaan boot dari setiap indikator. Cronbach’s

alpha cenderung menaksir lebih rendah construct reliability dibandingkan

Composite Reliability. Nilai Composite Reliability 0,6 s.d 0,7 dikatakan

dapat diterima sedangkan nilai 0,7 s.d 0,9 dikatakan sangat memuaskan

(Hair et al., 2013)

Rumus untuk menghitung Composite Reliability

CR = ∑

𝟐

∑ 𝟐 ∑

... (2)

Selanjutnya menguji nilai Average Variance Extracted (AVE).

Nilai ini menggambarkan besaran varian atau keragaman variabel manifes

yang dapat dikandung oleh konstruk laten. Nilai AVE minimal adalah 0,5

menunjukkan ukuran convergent validity yang baik (Hair et al., 2013;

Yamin & Kurniawan, 2011). Ini berarti bahwa variabel laten dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya. Nilai ini diperoleh dari penjumlahan kuadrat outer loading

dibagi dengan error.

Rumus dari Average Variance Extracted (AVE)

AVE = ∑

𝟐

∑ 𝟐 ∑

... (3)

Setelah itu mengevaluasi discriminant validity dengan

membandingkan nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi antar

konstruk atau nilai AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antar konstruk

(Salamah, 2015).

2. Evaluasi Model struktural (Inner Model)

Page 58: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

39

Structural model merupakan bagian dari model SEM yang

menggambarkan hubungan antar variabel-variabel laten atau antar variabel

eksogen dengan variabel endogen. Structural model ini adalah seperangkat

variabel eksogen dan endogen dalam suatu model, bersamaan dengan efek

langsung atau ditunjukkan dengan arah anak panah langsung yang

menghubungkannya serta faktor gangguan untuk semua variabel tersebut

(Alfa, 2017).

Dalam evaluasi model struktural ada beberapa tahap. Pertama yaitu

melihat signifikansi hubungan antara konstruk. Hal ini dilihat dari

koefisien jalur (path coefficient) yang menunjukkan tingkat signifikansi

dalam pengujian hipotesis atau menggambarkan kekuatan hubungan antara

konstruk. Path coefficient (β) diuji dengan nilai ambang batas di atas 0,1

untuk menyatakan bahwa jalur (path) yang dimaksud mempunya pengaruh

dalam model.

Dilanjutkan dengan mengevaluasi nilai dari R2. Nilai R2

digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen

terhadap variabel dependen (Mustakini & Jogiyanto, 2015). Menurut

Yamin & Kurniawan (2011) terdapat tiga klasifikasi batasan nilai R2 yaitu

0.67 sebagai substansial, 0.33 sebagai moderat, dan 0.19 sebagai sebagai

tingkat varian yang lemah.

Tahap ketiga dilakukan dengan melihat nilai t-test dengan metode

bootstrapping menggunakan uji one-tailed dengan nilai tingkat

signifikansi. Besar tingkat signifikansi yang akhir-akhir ini dipakai untuk

uji two-tailed adalah 1,65 (tingkat signifikan 10%), 1,96 (tingkat

signifikan 5%), dan 2,57 (signifikan 1%) (Hair et al., 2013). Nilai t-test ini

untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Bila nilai t-test lebih besar

dari tingkat signifikansi yang digunakan, maka hipotesis penelitian yang

diajukan dapat diterima.

Selain itu, banyak juga peneliti menggunakan nilai p value untuk

menilai tingkat signifikansi (Hair et al., 2013). Bila ingin mengasumsikan

tingkat signifikan 5%, maka nilai p value harus lebih kecil dari 0,05 untuk

Page 59: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

40

menyimpulkan bahwa hipotesis tersebut memilki tingkat signifikan 5%.

Begitu juga dengan 10% (p value < 0.1) dan 1% (p value < 0,01).

Langkah keempat yaitu melakukan pengujian f2 (effect size).

Pengujian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh variabel tertentu

terhadap variabel lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas

sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah, dan

0,35 untuk pengaruh yang besar, sementara nilai Effect Size di bawah 0,02

mengindikasikan tidak memiliki pengaruh struktur model (Yamin &

Kurniawan, 2011).

Rumus f2 (effect size) :

... (4)

Kelima yaitu pengujian Q2 (predictive relevance) dengan

menggunakan metode blindfolding agar dapat memberikan bukti bahwa

variabel tertentu yang digunakan pada model yang dibuat mempunyai

keterkaitan prediktif (predictive relevance) dengan variabel lainnya pada

model tersebut dengan nilai ambang batas pengukuran di atas nol.

Tahap keenam yaitu melakukan pengujian q2 (relative impact)

dengan menggunakan metode yang sama yaitu blindfolding agar dapat

mengukur relatif dari pengaruh sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah

variabel tertentu dengan variabel lainnya yang memiliki nilai sebesar 0.02

untuk pengaruh kecil, 0.15 untuk pengaruh sedang dan 0.35 untuk

pengaruh besar (Hair et al., 2013).

2.15 Smart PLS

SmartPLS atau smart partial least square merupakan software statistik

yang telah dikembangkan oleh institute of Hamburg Jerman, dimana memiliki

tujuan yang sama dengan Lisrel dan Amos yaitu untuk menguji hubungan antara

variabel, baik sesama variabel laten maupun dengan variabel indikator atau

manifest. Penggunaan smartPLS sangat diajurkan ketika peneliti memiliki

Page 60: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

41

keterbatasan jumlah sampel sementara model yang dibangun kompleks, hal ini

tidak dapat dilakukan ketika peneliti menggunakan Lisrel dan Amos karena

software tersebut membutuhkan kecukupan sampel (Prasetyo, 2019).

Adapun kelebihan lainnya dari smartPLS yaitu kemampuannya dalam

mengolah data yang baik untuk model SEM formatif ataupun reflektif. Model

SEM formatif memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu variabel laten atau konstruk

yang dibangun variabel indikator, dimana panah mengarah dari variabel konstruk

ke variabel indikator. Model SEM reflektif merupakan model SEM dimana

variabel konstruk merupakan refleksi dari variabel indikator, sehingga panahnya

mengarah dari variabel indikator ke variabel laten. Secara statistik,

konsekuensinya adalah tidak akan ada nilai error pada variabel indikator

(Prasetyo, 2019).

Page 61: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

42

Page 62: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan penelitian

Penelitian ini merupakan jenis analisis komparatif, yang bertujuan untuk

membandingkan penerimaan Ifix dan Viu dengan Model TAM. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini melakukan

pengukuran dalam bentuk angka dan perhitungan statistik serta strategi penelitian

yang berurutan sesuai dengan tujuannya yaitu mengetahui penerimaan pengguna

aplikasi Video on Demand antara Iflix dan Viu dan menguji sejumlah hipotesis

terkait hubungan antara penerimaan pengguna aplikasi Video on Demand Iflix dan

Viu dan faktor - faktor yang memengaruhinya.

Penelitian dilakukan dengan pengumpulan informasi yang diajukan

kepada responden yang merupakan pengguna Iflix dan Viu, berupa survei atau

kuesioner. Selanjutnya, analisis data secara statistik menggunakan beberapa tools,

yaitu Word 2013 untuk penulisan laporan, Excel 2013 untuk pengolahan data

demografi, Smart PLS 3.0, untuk pengolahan data hasil penyebaran kuesioner,

diagram editor online untuk pembuatan gambar yang mendukung laporan

penelitian, dan Mendeley Dekstop 1.19.3 untuk penulisan skripsi dan referensi

yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam penulisan laporan.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna aplikasi Iflix dan

Viu di Indonesia. Mengacu pada data jumlah pengguna aktif Iflix dan Viu yang

terdaftar dan berasal dari Indonesia pada tahun 2018, diprediksi terdapat

14.200.000 pengguna aktif yang berlangganan Iflix dan Viu pada tahun 2018

(Akurat.co, 2018; Daily Social, 2018).

Oleh karena itu, populasi pada penelitian ini ditetapkan sebanyak

14.200.000 pengguna. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah simple random sampling yang pengambilan sampel

Page 63: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

44

dilakukan secara acak dari setiap anggota populasi. Selanjutnya, dalam

menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan metode Slovin dengan

toleransi error 10% maka didapatkan jumlah target sampel yang dibutuhkan pada

penelitian ini berjumlah 100. Selain menggunakan rumus slovin untuk

memperkuat landasan dalam menentukan jumlah sampel, peneliti pada teori yang

digunakan dalam PLS-SEM, dimana menurut (Hair et al., 2013) minimal sampel

yang digunakan dalam PLS-SEM adalah 10 kali dari jumlah panah yang

diarahkan pada variabel laten. Dengan kata lain, 10 kali dari jumlah hipotesis

yang ada dalam model yang digunakan. Pada model yang digunakan terdapat 13

hipotesis yang diajukan pada penelitian ini. Jadi, minimal sampel yang diperlukan

berdasarkan teori (Hair et al., 2013) adalah sebanyak 130 sampel, dengan begitu

300 sampel yang didapatkan dalam penelitian ini dapat dikatakan telah memenuhi

syarat, dengan minimal 150 responden di masing-masing layanan VoD.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi

Observasi ini dilakukan sebagai studi pendahuluan, peneliti mengamati

langsung Video on Demand Iflix dan Viu dengan melihat ulasan aplikasi di

Google Play, memasang aplikasi, dan menjadi pengguna layanan VoD Iflix dan

Viu.

3.3.2 Survei

Dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan secara tidak langsung.

penyebaran kuesioner secara tidak langsung dilakukan melalui sosial media

seperti email, Instagram, Twitter, Whatsapp, Line, dan sejenisnya dengan bantuan

Google Form untuk pengisian kuesioner. Kuesioner yang digunakan

menggunakan lima tingkatan skala Likert mulai dari sangat setuju, setuju, netral,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3.3.3 Studi Literatur

Metode ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari beberapa literatur

yang berhubungan dengan penelitian ini. Diantaranya artikel dan jurnal-jurnal

Page 64: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

45

penelitian seputar penerimaan pengguna, Video on Demand, metode penelitian

kuantitatif, Technology Acceptance Model (TAM), Smart PLS untuk mengolah

data. Tujuannya adalah sebagai sumber informasi dan juga sebagai referensi

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam penelitian

sebelumnya. Berikut beberapa jurnal penelitian sejenis yang telah dilakukan

sebelumnya akan dijelaskan dalam tabel 3.1.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

46

Tabel 3. 1 Literatur Sejenis

No. Peneliti (tahun

penelitian)

judul variabel Tujuan penelitian Hasil penelitian Kelebihan Kekurangan

1. (Zarmpou et

al., 2012)

Modeling users’

acceptance of

mobile services

Perceived

Usefulness (PU),

Perceived Ease of

Use (PEOU), Trust

(TR),

Innovativeness

(INN),

Functionality (F),

Relationship

Drivers (RD) dan

Behavioral

intention (BI)

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengatahui

faktor-faktor yang

memengaruhi

penerimaan

mobile service

penerimaan

pengguna

berdasarkan seluruh

variabel konstruk

mobile Technology

Acceptance Model

berada pada

kategori baik dan

sangat baik. Selain

variabel Trust,

Terdapat perbedaan

penerimaan

pengguna terhadap

variabel konstruk

mobile Technology

Menggunaka

n referensi

yang lengkap

Penjelasan

variabel dan

data hasil

analisis

kurang

mendetail.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

47

Acceptance Model

2 Venni

Ariestya

Hasan (2017)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Memengaruhi

Willingness to

Subscribe:

Telaah pada

Layanan Video

on Demand

Netflix

Interactivity,

Content Richness,

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use, Perceived

Price, Free

Alternatives, dan

Willingness to

Subscribe

Mengetahui

faktor-faktor yang

memengaruhi

kesediaan

subscribe pada

Netflix

1. Interactivity

tidak memiliki

pengaruh signifikan

terhadap perceived

usefulness.

2. Content Richness

memiliki pengaruh

positif terhadap

perceived

usefulness

3. Perceived

Usefulness dan

Perceived Ease of

Use memiliki

pengaruh positif

terhadap

Willingness to

Subscribe.

4. Perceived Price

dan Free

Alternatives

memiliki pengaruh

Penjelasan

variabel,

definisi tiap

indikator,

hipotesis,

penjabaran

data,

pembahasan

hasil dan

detail

kuesioner

terbilang

lengkap.

Detail

variabel pada

kuesioner

tidak

dijelaskan.

Page 67: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

48

negatif terhadap

Willingness to

Subscribe.

5. Perceived Price

memiliki pengaruh

terhadap

Willingness to

Subscribe, dimana

pengaruhnya

merupakan

pengaruh negatif.

6. Free alternatives

memiliki pengaruh

terhadap

Willingness to

Subscribe, dimana

pengaruhnya

merupakan

pengaruh negatif.

3 Rahmadi Analisis Performance Mengetahui Seluruh hubungan Penjelasan Teks kurang

Page 68: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

49

Prabowo

(2019)

Loyalitas

Pengguna

Layanan Video

on Demand

Berlangganan

Netflix

Menggunakan

Extended

Unified Theory

Of Acceptance

And Use Of

Technology 2

(Utaut2)

Expectancy,

Facilitating

Conditions ,

Hedonic

Motivation , Price

Value , Habit,

Content, Morals

and Ethics,

Satisfaction dan

Continuance

Intention.

faktor-faktor yang

memengaruhi

loyalitas

pengguna Netflix

di Indonesia

untuk

melanjutkan

berlangganan di

bulan-bulan

berikutnya.

antar variabel yang

digunakan pada

penelitian ini

terbukti secara

statistik

berpengaruh positif

dan signifikan

dalam pengukuran

tingkat loyalitas

pengguna Netflix

untuk tetap

menggunakan serta

melanjutkan

berlangganan

Netflix pada bulan-

bulan berikutnya.

dan

pembuktian

hipotesis

terbilang

lengkap.

tertata dengan

rapi

4. Jib, Park, &

Joon (2014)

What drives

successful

Perceived

Usefulness,

Mengetahui

perbandingan

perceived

usefulness

Membanding

kan dua

Penjelasan

hipotesis

Page 69: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

50

social

networking

services? A

comparative

analysis of user

acceptance of

Facebook and

Twitter

Attitude, Perceived

connectedness,

System and service

quality, Perceived

security, Perceived

mobility, Flow

experience,

Intention to Use

faktor-faktor yang

memengaruhi

penerimaan

facebook dan

twitter

berpengaruh

terhadap intention

to use. Hal ini juga

berlaku sama

dengan perceived

ease of use, dimana

perceived ease of

use juga memiliki

pengaruh terhadap

intention to use.

Penelitian

objek yang

berbeda dan

penjelasan

variabel,

hipotesis,

penjabaran

data,

pembahasan

hasil

terbilang

lengkap.

kurang

mendetail.

5. Nurfiyah,

Nissa Almira

Mayangky, Sri

Hadianti,

Dwiza Riana

(2019)

Analisis

Technology

Acceptance

Model pada

Aplikasi

Platform

Perdagangan

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use, Attitude, dan

Intention to use

Mengetahui

faktor-faktor yang

memengaruhi

penerimaan

aplikasi platform

perdagangan

elektronik

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa faktor

Perceived

usefulness,

Perceived ease of

use, Attitude, dan

Menggunaka

n referensi

yang lengkap

Penjelasan

hipotesis

kurang

mendetail.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

51

Elektronik di

Kalangan

Mahasiswa

Intention to use

semua berpengaruh

signifikan pada

penerimaan

penggunaan

aplikasi Shopee

dikalangan

Mahasiswa

6. Sri Hartini

(2011)

Pengembangan

model TAM :

expertice dan

Innovativeness

sebagai variabel

moderator studi

pada

Penggunaan e-

banking

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use,Innovativeness,

Expertise, Attitude

Mengembangkan

model TAM

untuk penerimaan

penggunaan e-

banking

Menunjukkan

bahwa Faktor

Perceived

usefulness and

Perceived ease of

use dirasakan

positif dan

signifikan

berpengaruh pada

pembayaran seluler

Penelitian ini

menggunaka

n TAM yang

di modifikasi

dengan

penambahan

Innovativenes

s, Expertise

Penjelasan

hasil analisis

yang kurang

mendetail

Page 71: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

52

7. Melaning & I

Gst Ayu Kt.

Giantari

(2019)

Technology

Acceptance

Application

Model on

Internet

Banking Service

in BRI Bank

Denpasar

Indonesia

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use, Attitude

toward Using and

Behavioral

intention of Use

Mengetahui

faktor-faktor pada

TAM dalam

penerimaan

Internet Banking

Service in BRI

Bank Denpasar

Indonesia

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa (1) attitude

toward using

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

Behavioral

intention of Use (2)

perceived ease of

use berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

sikap terhadap

Attitude toward

Using (3)

perceived

usefulness

berpengaruh positif

dan signifikan.

berpengaruh pada

Behavioral

intention of Use. (4)

Perceived ease of

Penelitian

ditulis secara

sistematis

dan mudah

dimengerti.

penjelasan

variabel dan

data hasil

analisis

kurang

mendetail.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

53

use berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

Behavioral

intention of Use (5)

perceived

usefulness

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap Attitude

toward Using. (6)

sikap Attitude

toward Using dapat

memediasi

hubungan antara

perceived

usefulness dengan

behavioral

intention of use.

(7) sikap Attitude

toward Using dapat

memediasi

hubungan antara

perceived ease of

Page 73: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

54

use dengan

behavioral

intention of use

8. Ni Nyoman

Kerti Yasa,

Ratnaningrum,

&

Sukaatmadja

(2014)

The Application

Of Technology

Acceptance

Model On

Internet

Banking Users

In The City Of

Denpasar

Perceived

Usefulness ,

Perceived Ease of

Use, Attitude

toward Using and

actual usage

Bertujuan untuk

mengetahui faktor

penerimaan

Internet Banking

Users In The City

Of Denpasar

Hasil dari

penelitian ini,

variabel perceived

ease of use dan

perceived

usefulness memiliki

hubungan

positif dan

signifikan secara

langsung tehadap

attitude toward

using. Perceived

ease of use dan

perceived

usefulness juga

memiliki pengaruh

positif dan

Penelitian

ditulis secara

sistematis

dan mudah

dimengerti.

Pembahasan

hasil analisis

terlalu banyak

teks

dibandingkan

tabel.

Page 74: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

55

signifikan secara

langsung terhadap

actual usage.

Attitude toward

using memiliki

hubungan positif

dan signifikan

secara langsung

terhadap actual

usage.

9. Aditya &

Wardhana

(2016)

Pengaruh

Perceived

Usefulness dan

Perceived Ease

of Use Terhadap

Behavioral

intention

dengan

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use dan Behavioral

intention

Mengetahui

pengaruh

Perceived

Usefulness dan

Perceived Ease of

Use Terhadap

Behavioral

intention pada

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

perceived

usefulness berada

pada posisi angka

75,81% dengan

kategori tinggi,

perceived ease of

Referensi

yang

digunakan

lengkap

Detail

variabel pada

kuesioner

tidak

dijelaskan.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

56

Pendekatan

Technology

Acceptance

Model (Tam)

pada Pengguna

Instant

Messaging Line

di Indonesia

Pengguna Instant

Messaging Line

di Indonesia

use berada pada

posisi angka

81,43% dengan

kategori tinggi,

behavioral

intention berada

pada posisi 79,52%

dengan kategori

tinggi, perceived

usefulness

berpengaruh

signifikan terhadap

behavioral

intention sebesar

18,83%, perveived

ease of use

berpengaruh

signifikan terhadap

behavioral

Page 76: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

57

intention sebesar

36,84% serta

perceived

usefulness dan

perceived ease of

use berpengaruh

signifikan terhadap

behavioral inteniton

sebesar 55,7%.

10. Riyan

Latifahul

Hasanah,

Fanny Fatma

Wati dan

Dwiza Riana

(2019)

TAM Analysis

on The Factors

Affecting

Admission of

Students for

Ruangguru

Application

Perceived

Usefulness,

Perceived Ease of

Use, Attitude

Toward Using,

Actual System Use,

dan Behavioral

intention of Use.

Bertujuan untuk

mengetahui faktor

pada minat siswa

menggunakan

aplikasi

Ruangguru

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa Attitude

Towards Using

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

Behavioral

intention of Use,

artinya sikap siswa

Penelitian

ditulis secara

sistematis

dan mudah

dimengerti.

Penjelasan

hipotesis

kurang

mendetail.

Page 77: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

58

terhadap

penggunaan tidak

berpengaruh

terhadap niat siswa

dalam

menggunakan

aplikasi Ruangguru.

Sedangkan

hubungan

Perceived Ease of

Use dengan

Perceived

Usefulness

merupakan

pengaruh yang

paling signifikan

dimana kemudahan

dalam

menggunakan

Page 78: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

59

aplikasi Ruangguru

membuat pengguna

merasa bahwa

aplikasi Ruangguru

bermanfaat.

Page 79: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

60

Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa model

penerimaan TAM yang dikombinasikan dengan variabel lainnya terbukti dapat

digunakan dalam mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi

penerimaan sebuah SI/TI, pengujian tersebut menggunakan variabel-variabel yang

seperti model asli ataupun ditambah dengan variabel eksternal lainnya. Namun

dari beberapa penelitian diatas terdapat kekurangan yaitu kebanyakan penelitian

hanya membahas satu objek penelitian saja, jarang penelitian yang

membandingkan mengenai faktor-faktor penerimaan pada layanan Video on

Demand.

Penelitian ini diharapkan dapat menutupi kekurangan pada hasil

penelitian-penelitian sebelumnya seperti mengukur tingkat penerimaan pengguna

Video on Demand pada Iflix dan Viu, membandingkan dua objek dalam

memprediksi bagaimana niat seseorang dalam menggunakan teknologi.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Model Penelitian dan Hipotesis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerimaan

pengguna terhadap suatu produk. Produk dalam hal ini yang dimaksud adalah

Video on Demand Iflix dan Viu. Untuk mengetahui hal tersebut maka akan

dilakukan pengukuran tingkat penerimaan pengguna Iflix dan Viu. Dalam

menerima suatu layanan yang berbasis teknologi informasi yang baru diluncurkan,

tidak semua masyarakat mampu dengan mudah untuk memahami dan menerima

layanan baru tersebut. Oleh karena itu diperlukannya pengukuran tingkat

penerimaan dan pemahaman dalam menggunakan layanan dengan mengukur

perilaku dari penggunanya. Tingkat penerimaan teknologi pada seseorang dapat

dilihat dari minat perilaku menggunakan teknologi (Behavioral intention)

misalnya motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi

pengguna lain. Salah satu hal dari behavioural intention yang menguntungkan

adalah adanya sikap posistif tentang suatu produk atau penyedia jasa. Sikap positif

ini dapat berupa word of mouth yang positif, dan ini merupakan promosi yang

berbiaya murah dan mempunyai efek yang luar biasa terhadap kelangsungan

Page 80: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

61

hidup perusahaan. Apabila konsumen kita menyebarkan berita bagus kepada

orang lain maka akan mendorong terjadinya pembelian.

Selain itu, peneliti menggunakan TAM yang telah dikembangkan oleh

(Zarmpou et al., 2011) dimana pada penelitiannya tersebut membahas mengenai

penerimaan pengguna dalam m-services. Pada penelitian tersebut tedapat tujuh

variabel yang dipakai yaitu Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Trust,

Innovativeness, Functionality, Relationship Drivers dan Behavioural Intention.

Gambar 3. 1 Model Penelitian (Zarmpou et al., 2011)

Berikut adalah penjelasan dari variabel-variabel yang membentuk model

penelitian.

1. Perceived usefulness

Perceived Usefulness mempunyai signifikansi yang kuat dalam

menjelaskan perilaku penerimaan teknologi (Larsen & Lee, 2017) karena secara

logis diungkapkan bahwa seorang pengguna teknologi akan menggunakan

teknologi jika teknologi tersebut akan memberikan manfaat atau berguna untuk

dirinya (Davis, 1989; Sun, 2006). Keutamaan Perceived Usefulness dalam

memprediksi behavioral intention telah didukung oleh studi-studi terdahulu

Page 81: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

62

dengan konteks teknologi yang luas. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil

hipotesis sebagai berikut:

H1: Perceived Usefulness berpengaruh positif pada behavioral intention

2. Perceived Ease of Use

Pada studi longitudinal dapat diketahui bahwa efek Perceived Ease of Use

pada Perceived Usefulness meningkat seiring berjalannya waktu (Davis et al.,

1989). Walaupun dengan objek penelitian yang bervariasi namun hubungan kedua

variabel ini sangat signifikan karena diindikasikan produk teknologi yang mudah

digunakan akan meningkatkan kualitas kerja serta memberikan manfaat

(Venkatesh dan Davis, 2000). Pengaruh Perceived Ease of Use pada behavioral

intention merupakan modifikasi dari TAM awal yang dipelopori oleh Davis et al.

(1989), dan kemudian didukung luas oleh studi-studi terdahulu. Sehingga

hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H2: Perceived Ease of Use berpengaruh positif pada Perceived Usefulness

H3: Perceived Ease of Use berpengaruh positif pada behavioral intention

3. Trust

Pengaruh positif Trust terhadap behavioral intention juga didukung oleh

beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indrawati & Putri (2018) dan

Nag & Gilitwala (2019) bahwa Trust memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap behavioral intention. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H4: Trust berpengaruh positif pada Perceived Ease of Use

H5: Trust berpengaruh positif pada behavioral intention

H6: Trust berpengaruh positif pada Perceived Usefulness

4. Innovativeness

Chen & Tong membahas pentingnya inovasi untuk industri

telekomunikasi seluler serta, Sulaiman, Jaafar, & Mohezar (2007) Menunjukkan

Page 82: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

63

bahwa inovasi mencerminkan niat adopsi dari mobile banking di Malaysia.

Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H7: Innovativeness berpengaruh positif pada Perceived Ease of Use

H8: Innovativeness berpengaruh positif pada behavioral intention

H9: Innovativeness berpengaruh positif pada Perceived Usefulness

5. Functionality

Pada penelitian yang dilakukan oleh Prastanti et al., (2017) bahwa

Functionality berpengaruh positif terhadap Perceived Usefulness (PU). Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Chung dan Chun (2011) juga meunjukkan

bahwa Functionality adalah salah satu faktor yang memengaruhi Perceived

Usefulness dan Behavioural Intention. Berdasarkan uraian di atas, baik teori dan

beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh nilai harga terhadap niat

pemanfaatan sistem informasi, maka hipotesis sepuluh dinyatakan sebagai

berikut:

H10: Functionality berpengaruh positif pada behavioral intention

H11: Functionality berpengaruh positif pada perceived usefulness

6. Relationship Drivers

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Zarmpou et al., 2012) tentang m-

services bahwa relationship drivers berpengaruh positif terhadap Perceived

Usefulness dan Behavioural Intention (BI). Setelah suatu hubungan berkembang

antara konsumen dan layanan seluler, maka diasumsikan bahwa individu dapat

melihat layanan seluler sebagai bagian terintegrasi dalam kehidupan mereka

seperti yang mereka lakukan dengan telepon seluler. Mereka diharapkan terikat

secara emosional ke layanan seluler sehinga meningkatkan penggunaanya.

Melalui penggunaan yang semakin meningkat, orang semakin terbiasa melakukan

transaksi seluler dan akhirnya merasa lebih bermanfaat. Sehingga hipotesis yang

dapat dirumuskan adalah :

Page 83: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

64

H12: Relationship drivers berpengaruh positif pada behavioral intention

H13: Relationship drivers berpengaruh positif pada perceived usefulness

7. Behavioural Intention

Behavioural Intention dapat diartikan sebagai kecenderungan individu

atau seseorang dalam menggunakan suatu teknologi (Davis et al., 1989). Sudah

dijelaskan sebelumnya bahwa keinginan atau minat pengguna dalam

menggunakan sebuah sistem dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Perceived

Usefulness dan Perceived Ease of Use (Davis et al., 1989) begitu pula dengan

subjective norm (Chen et al., 2009).

3.4.2 Indikator Penelitian

Tabel 3. 2 indikator penelitian

Variabel Indikator Kode

Perceived

Usefulness(PU)

memudahkan

pengguna

Davis, 1989

meningkatkan

produktivitas

pengguna

efektif

efisien

Perceived Ease

of Use (PEOU)

mudah

digunakan

mudah

dipelajari

Sistem

bermanfaat

Page 84: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

65

dalam

penggunaan

Davis, 1989

Trust (TR)

aman Zarmpou et

al., 2011 melindungi data

pribadi

Kebijakan

Innovativeness

(INN)

Pengguna

bersedia

menggunakan

teknologi baru

(Zarmpou et

al., 2011)

Pengguna ingin

mempelajari

teknologi baru

Teman dan

tetangga sering

datang ke saya

untuk minta

nasihat

teknologi dan

inovasi baru

Relationship

Drivers (RD)

Kustom profil Zarmpou et

al., 2011 Kustom playlist

Kontrol

transaksi

Functionality

Kecepatan

koneksi

(Zarmpou et

al., 2012)

Kecepatan

transaksi

Page 85: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

66

(F) interface

Akes kapan saja

dan dimana saja

Behavioral

intention (BI)

Berniat

menggunakan

dalam waktu

dekat

Zarmpou et

al., 2011

minat akan

meningkat

berniat untuk

menggunakan

sesering

mungkin

merekomendas

ikan orang lain

3.4.4 Pembuatan Kuesioner

A. Profil Responden

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi data diri dan memberikan tanda

centang (√) pada salah satu jawaban yang tersedia.

1. Nama : ....................................................

2. No. Telp : ....................................................

3. Jenis Kelamin : O Laki-laki O Perempuan

4. Usia : O 15 – 20 Tahun O 26 – 30 Tahun

O 21 – 25 Tahun O > 31 Tahun

5. Pendidikan Terakhir : O SMA/SMK/sederajat

Page 86: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

67

O S1

O S2

O S3

6. Pekerjaan : O Pelajar/Mahasiswa

O PNS/TNI/POLRI

O Wiraswasta

O Karyawan

O Guru/Dosen

O Yang lain ......

7. Pendapatan perbulan : O Pelajar/Mahasiswa

O PNS/TNI/POLRI

O Wiraswasta

O Karyawan

B. Pertanyaan Umum

1. Apakah Anda sudah pernah mencoba / sedang berlangganan Video on Demand

O Pernah O Belum pernah

2. Sudah berapa lama Anda menggunakan Video on Demand?

O < 1 tahun O 2-4 tahun O > 4 tahun

C. Variabel Kuesioner

Dalam pengisian kuesioner di bawah ini, peneliti menggunakan skala

Likert dengan skala penilaian 1 sampai 5. Jawablah pertanyaan dibawah ini

dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom jawaban yang

tersedia.

Tabel 3. 3 Skala Likert dan Penjelasannya

Page 87: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

68

Jawaban Singkatan Skala

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju TS 2

Netral N 3

Setuju S 4

Sangat Setuju SS 5

Tabel 3. 4 Daftar Kuesioner

NO. Pernyataan Penilaian

STS TS N S SS

Perceived Usefulness(PU)

1 Penggunaan

Video on

Demand

memungkinkan

saya untuk

menonton dan

mencari film

yang saya

inginkan dengan

mudah

2 Penggunaan

Video on

Demand

meningkatkan

produktivitas

saya dalam

Page 88: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

69

menonton

3 Penggunaan

Video on

Demand lebih

efektif dibanding

media lain (TV,

CD dan Kaset)

4 Penggunaan

Video on

Demand lebih

efisien dibanding

media lain (TV,

CD dan Kaset)

Perceived Ease of Use (PEOU)

5 Penggunaan

Video on

Demand mudah

untuk digunakan

6 Penggunaan

Video on

Demand mudah

dipelajari

7 Penggunaan

Video on

Demand

memudahkan

saya

mendapatkan

film yang saya

cari

Page 89: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

70

Trust (T)

8 Pengunaan Video

on Demand aman

dalam transaksi

untuk

berlangganan

(VIP)

9 Data pribadi

pengguna Video

on Demand

terlindungi

dengan aman

10 Pengunaan Video

on Demand

menerapkan

kebijakan yang

ketat

Innovativeness (INN)

11 Saya bersedia

menggunakan

teknologi baru

yang diterapkan

Video on

Demand

12 Saya tertarik

untuk

mempelajari

teknologi baru

yang diterapkan

Video on

Page 90: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

71

Demand

13 Teman dan

kerabat saya

sering datang ke

saya untuk minta

nasihatteknologi

dan inovasi baru

Relationship Drivers (RD)

14 Penggunaan

Video on

Demand dapat

diatur sesuai

dengan profil

saya

15 Penggunaan

Video on

Demand dapat

diatur sesuai

dengan playlist

yang saya

inginkan

16 menggunakan

layanan VoD

memberi saya

kesempatan

untuk

mengontrol

mulai,

kelanjutan, dan

akhir

Page 91: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

72

penggunaan saya

Functionally (F)

17 Video on

Demand

mempunyai

kecepatan

koneksi yang

cukup tinggi

18 Video on

Demand

mempunyai

kecepatan

konfirmasi

transaksi (VIP)

yang cukup

tinggi

19 Video on

Demand

mempunyai

antarmuka

(interface) yang

mudah dipahami

20 Video on

Demand dapat

diakses kapan

saja dan dimana

saja

Behavioral intention (BI)

21 Saya berniat

untuk

Page 92: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

73

menggunakan

layanan Video on

Demand dalam

waktu dekat

22 Saya percaya

minat terhadap

layanan Video on

Demand akan

meningkat

23 Saya berniat

untuk

menggunakan

layanan Video on

Demand sesering

mungkin

24 Saya akan

merekomendasik

an orang lain

untuk

menggunakan

layanan VoD

3.5 Kerangka Penelitian

Berikut ini adalah kerangka penelitian yang menjadi acuan untuk melakukan

penelitian

Page 93: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

74

Gambar 3. 2 Kerangka Penelitian

Page 94: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

75

Page 95: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

76

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Profil Iflix

Iflix merupakan sebuah perusahaan penyedia layanan Video Streaming

berupa video permintaan berlangganan Video on Demand (VoD) berbayar yang

berfokus pada pasar negara berkembang. Iflix memiliki ribuan konten serial TV

maupun film baik itu mancanegara maupun lokal yang dapat ditonton streaming

ataupun offline. Pada tanggal 15 Juni 2016, Iflix resmi meluncurkan produknya

untuk Indonesia. Sebagai layanan VOD, Iflix menawarkan film digital tanpa

iklan, dengan biaya langganan Rp 39.000 perbulan, Rp 9.900 perhari dan Rp

374.400 pertahun untuk tayangan premium. Iflix juga memberikan free streaming

untuk beberapa film tertentu (Iflix, 2016). Iflix dapat diakses di melalui

smartphone, tablet, dan laptop.

Gambar 4.1 Logo (Iflix, 2019)

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia oleh

Patrick Grove. Layanan Iflix saat ini tersedia di 25 Negara di Asia, Timur Tengah,

dan Afrika. Negara yang mencangkup Iflix yaitu Malaysia, Indonesia Filipina,

Thailand, Sri Lanka, Brunei, Maldives, Pakistan, Vietnam, Myanmar, Saudi

Arabia, Jordania, Irak, Kuwait, Bahrain, Lebanon, Mesir, Sudan, Cambodia,

Nigeria, Kenya, Ghana, Nepal, Bangladesh, dan Zimbabwe.

Page 96: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

77

4.1.2 Profil Viu

Viu adalah layanan streaming video online yang menyediakan berbagai

macam konten hiburan on-demand secara berlangganan. Sehingga konsumen bisa

mendapatkan pengalaman nonton film yang sangat praktis dan mudah. Viu

memberikan kebebasan dalam berlangganan karena dapat diakses dimanapun dan

kapanpun sesuai dengan yang konsumen inginkan.

Gambar 4.2 Logo (Viu, 2018)

Viu menawarkan tidak hanya film-film layar lebar dari Hollywood saja, tapi

juga streaming ribuan tontonan dari penjuru Asia hingga ke Negara India. Viu

menyediakan film & drama Korea (K-drama), India (Bollywood), Taiwan,

Hongkong, Jepang (J-Drama), hingga macam-macam film dan serial televisi

Indonesia. Tidak hanya itu saja, juga dapat menonton berbagai pilihan streaming

KShow terbaru di Viu Korean Drama. Konsumen juga bebas menonton berbagai

pilihan streaming sesuai dengan variasi genre dari Horror & Thriller, Romantic

Comedy, Drama dan lain-lain. Tidak hanya itu saja, konsumen juga bisa

menikmati berbagai pilihan drama dan film layar lebar dengan subtitle Bahasa

Indonesia yang sudah tersedia.

Page 97: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

78

4.2 Analisis Demografi

4.2.1 Hasil Analisis Demografi

Pada tahap ini peneliti menganalisis jawaban responden pada bagian profil

responden untuk mengetahui karakteristik responden yang dibedakan menjadi

jenis kelamin, rentang usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran

perbulan. Peneliti berhasil mengumpulkan data responden dalam kurang dari 1

bulan (18 November 2020 – 09 Desember 2020), sebanyak 200 data valid.

Informasi demografis yang dihasilkan meliputi usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan terakhir, pekerjaan dan pengeluaran perbulan. Berikut disajikan hasil

analisis demografis:

Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografis

Iflix Viu

Jenis Kelamin

Perempuan 118 (78,67%) 134 (89,33%)

Laki-laki 32 (21,33%) 16 (10,67%)

Usia

15 - 20 Tahun 77 (51,33%) 69 (46%)

21 - 25 Tahun 65 (43,33%) 67 (44,67%)

26 - 30 Tahun 4 (2,67%) 12 (8%)

> 31 Tahun 4 (2,67%) 2 (1,33%)

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa 123 (82%) 109 (72,67%)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3 (2%) 2 (1,33%)

Pegawai Swasta 12 (8%) 17 ( 11,33%)

Wirausaha 5 (3,33%) 9 (6%)

Dan lain-lain 7 (4,67%) 13 (8,67%)

Pendidikan

SMA 87 (66,67%) 100 (58%)

D3 4 (2,67%) 4 (2,67%)

S1 58 (28,67) 43 (38,67%)

Page 98: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

79

Pasca Sarjana (S2/S3) 1 (2%) 3 (0,67%)

Pendapatan perbulan

< Rp 1.000.000,- 76 (51,01%) 109 (72,67%)

Rp 1.000.000,- s/d Rp

3.000.000,- 48 (32,21% 30 (20%)

Rp 3.000.000,- s/d Rp

5.000.000,- 19 (12,75%) 6 (4%)

Rp 5.000.000,- s/d Rp

7.000.000,- 2 (1,34%) 3 (2%)

> Rp 7.000.000,- 4 (2,68%) 2 (1,33%)

Pengalaman menggunakan

Video on Demand

< 1 Tahun 63 (42,00%) 62 (41,33%)

2 – 4 Tahun 67 (44,67%) 70 (46,67%)

>5 Tahun 20 (13,33%) 18 (12,00%)

Tingkat Penerimaan

Menerima 70 (46,67%) 68 (45,33%)

Netral 54 (36%) 45 (30%)

Sangat Menerima 26 (17,33%) 37 (24,67%)

4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Demografi

Berdasarkan hasil analisis informasi demografis profil responden

dilakukan interpretasi dan pembahasan mengenai hasil analisisnya sebagai

berikut.

a. Jenis Kelamin

Data pengguna layanan Vod yang dihimpun

memperlihatkan bahwa dari 300 responden pada penelitian ini,

dapat kita lihat bahwa untuk pengguna wanita terbanyak dimiliki

oleh Viu. Sedangkan untuk pengguna laki-laki terbanyak dimiliki

Page 99: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

80

oleh Iflix. Berikut ini penulis lampirkan Gambar 4.1 jenis kelamin

responden pengguna Vod Iflix dan Viu.

Gambar 4. 1 Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan pada Gambar 4.1 diketahui bahwa hasil demografis

responden untuk jenis kelamin mendapatkan hasil yang berbeda-beda.

Pada Iflix responden didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 118

(78,67%) dan 32 (21,33%) untuk laki-laki. Dan pada Viu responden juga

didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 134 (89,33%) dan 16

(10,67%) untuk pengguna laki-laki.

Berdasarkan data tersebut, secara keseluruhan responden

perempuan pengguna layanan Vod lebih banyak daripada responden

pengguna layanan VoD laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian

Prabowo (2019) yang menyatakan kebiasaan menonton yang dimiliki oleh

kebanyakan perempuan menjadi penyebab perempuan lebih banyak

menggunakan layanan VoD dibandingkan laki-laki.

b. Rentang Usia

Dari 300 data responden yang valid, Usia yang

mendominasi lebih banyak adalah usia antara 15 – 20 tahun, lalu

78.67%

89.33%

21.33%

10.67%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Iflix Viu

Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

Page 100: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

81

disusul usia 21 – 25 tahun , kemudian rentang usia 26 – 30 tahun,

dan terakhir usia >31.

Gambar 4. 2 Diagram Rentang Usia

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa hasil demografis

untuk usia pengguna layanan VoD Iflix dan Viu berbeda-beda.

Berdasarkan data yang didapatkan dari responden berbagai usia,

berikut ini presentase untuk layanan Iflix, yaitu rentang usia 15 –

20 tahun terdapat 77 orang (51,33%), 21 – 25 tahun ada 65 orang

(43,33%), 26 – 30 tahun ada 4 orang (2,67%), dan > 31 tahun ada 4

orang (2,67%). Hasil presentase yang didapat untuk layanan Viu

yaitu, 15 – 20 tahun ada 69 orang (46%), rentang usia 21 – 25

tahun terdapat 67 orang (44,67%), rentang usia 26 – 30 tahun ada

12 (8%), dan > 31 tahun ada 2 orang (1,33%).

Berdasarkan data yang diringkas di atas, dapat kita

simpulkan bahwa mayoritas pengguna layanan Video on Demand

berada di kisaran 15 – 20 tahun atau Generasi Z. Hal ini terjadi

karena menurut (Prasetyo, 2019) usia produktif seseorang dalam

menggunakan sebuah teknologi adalah kisaran usia 15-25 tahun.

77

69 65 67

4 12 4 2 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Iflix Viu

Rentang Usia

15 - 20 Tahun 21 - 25 Tahun 26 - 30 Tahun > 31 Tahun

Page 101: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

82

c. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir dapat diketahui bahwa

jumlah responden yang merupakan lulusan SMA/SMK/sederajat

menjadi yang paling dominan.

Gambar 4. 3 Diagram Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pada Gambar 4.3 diketahui bahwa hasil

demografis untuk pendidikan terakhir mendapatkan hasil yang

beragam. Hal ini tentunya sesuai dengan segmentasi pasar dari

setiap layanan VoD ataupun faktor yang lainnya. Berdasarkan data

responden yang berhasil dihimpun untuk Iflix mendapatkan SMA

sebanyak 87 orang (58%), pendidikan D3 sebanyak 4 orang

(2,67%) S1 ada 58 orang (38,67%), dan Pasca Sarjana sebanyak 1

orang (0,67%). Hasil presentase yang didapat untuk layanan Viu

yaitu, pendidikan SMA sebanyak 100 orang (66,67%), pendidikan

D3 sebanyak 4 orang (2,67%) S1 ada 43 orang (28,67%), dan

Pasca Sarjana sebanyak 3 orang (2%).

Berdasarkan data di atas, hasil presentase didominasi oleh

pengguna yang berlatar belakang pendidikan terakhir SMA

sederajat. Hal ini terjadi dikarenakan usia yang mendominasi

87

100

4 4

58

43

1 3 0

20

40

60

80

100

120

Iflix Viu

Pendidikan

SMA D3 S1 Pasca Sarjana (S2/S3)

Page 102: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

83

adalah sekitar 15 – 20 tahun, dimana di usia tersebut kebanyakan

sedang menjalani pendidikan SMA ataupun belum lulus S1.

d. Pekerjaan

Dari 300 data responden yang valid dapat diketahui

responden paling mendominasi adalah mahasiswa atau pelajar,

kemudian pegawai swasta, lalu pekerjaan lain yang umum di

Indonesia, kemudian wirausaha, dan terakhir adalah pegawai

negeri sipil (PNS).

Gambar 4. 4 Diagram Pekerjaan

Berdasarkan pada Gambar 4.4 diketahui bahwa hasil

demografis untuk status pekerjaan mendapatkan hasil yang

beragam. Berdasarkan data responden yang berhasil dihimpun

untuk Iflix mendapatkan responden pelajar/mahasiswa sebanyak

123 orang (82%), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 3 orang

(2%), Wirausaha ada 5 orang (3,33%), Pegawai swasta sebanyak

12 orang (8%), dan pekerjaan umum lainnya yang ada di

Indonesia sebanyak 7 orang (4,67%). Hasil presentase yang didapat

untuk layanan Viu yaitu, responden pelajar/mahasiswa sebanyak

109 orang (72,67%), Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 2 orang

123

109

3 2 12 17 5 9 7 13 0

20

40

60

80

100

120

140

Iflix Viu

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai Swasta

Wirausaha Dan lain-lain

Page 103: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

84

(1,33%), Wirausaha ada 9 orang (6%), Pegawai swasta sebanyak

17 orang (11,33%), dan pekerjaan umum lainnya yang ada di

Indonesia sebanyak 13 orang (8,67%).

Berdasarkan data tersebut, hasil presentase didominasi oleh

pengguna yang berstatus pekerjaan Pelajar/mahasiswa. Hal

tersebut terjadi karena status pekerjaan peneliti yaitu sebagai

mahasiswa sehingga mempunyai relasi lebih banyak terhadap

mahasiswa atau pelajar, dengan begitu responden didominasi oleh

pelajar atau mahasiswa.

e. Pendapatan / Uang Saku Perbulan

Dari 300 data responden yang valid dapat diketahui

responden yang mendominasi adalah responden yang memiliki

pendapatan kurang dari Rp.1.000.000, kemudian responden dengan

pendapatan perbulan sekitar Rp.1.000.000 sampai dengan

Rp.3.000.000, lalu 7% responden memiliki pendapatan sekitar

Rp.3.000.000 sampai dengan Rp.5.000.000, kemudian 3%

responden berpendapatan sekitar Rp.5.000.000 sampai dengan

Rp.7.000.000, dan terakhir sisanya yaitu 1% responden memiliki

pendapatan atau uang saku lebih dari Rp.7.000.000.

Gambar 4. 5 Diagram Pendapatan perbulan

76

109

48

30 19 6 2 3 4 2 0

20

40

60

80

100

120

Iflix Viu

Pendapatan Perbulan

< Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,- s/d Rp 3.000.000,-

Rp 3.000.000,- s/d Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,- s/d Rp 7.000.000,-

> Rp 7.000.000,-

Page 104: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

85

Berdasarkan pada Gambar 4.5 diketahui bahwa hasil

demografis untuk pendapatan responden perbulan mendapatkan

hasil yang beragam. Berdasarkan data responden yang berhasil

dihimpun untuk Iflix mendapatkan responden pendapatan perbulan

< Rp 1.000.000 sebanyak 76 orang (51,01%), Rp 1.000.000 – Rp

3.000.000 sebanyak 48 orang (32,21%), Rp 3.000.000 – Rp

5.000.000 ada 19 orang (12,57%), Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000

sebanyak 2 orang (1,34%), dan > Rp 7.000.000 sebanyak 4 orang

(2,68%). Hasil presentase yang didapat untuk layanan Viu yaitu,

pendapatan perbulan < Rp 1.000.000 sebanyak 109 orang

(72,67%), Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 sebanyak 30 orang (20%),

Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 ada 6 orang (4%), Rp 5.000.000 –

Rp 7.000.000 sebanyak 3 orang (2%), dan > Rp 7.000.000

sebanyak 2 orang (1,33%).

Berdasarkan data diatas, hasil presentase didominasi oleh

pengguna yang mempunyai pendapatan perbulan kurang dari Rp

1.000.000. Hal tersebut terjadi karena status responden didominasi

oleh mahasiswa atau pelajar, yang memungkinkan mereka hanya

mendapatkan pendapatan atau uang saku perbulan yang diberikan

oleh orang tua mereka dengan kisaran pendapatan uang saku

kurang dari Rp.1.000.000.

f. Pengalaman menggunakan Video on Demand

Dari 300 data responden yang valid dapat diketahui

pengalaman responden menggunakan layanan Video on Demand,

paling banyak responden menggunakan Vod kurang dari satu tahun

sekitar 41,33% untuk Viu dan 42,00% pada Iflix, kemudian

responden menggunakan layanan VoD dua sampai empat tahun

sekitar 46,67% responden pada Viu dan 44,67% pada Iflix, sekitar

12,00% responden menggunakan Viu lebih dari 4 tahun sedangkan

pada Iflix sekitar 13,33%. Hal tersebut terjadi karena layanan

Page 105: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

86

Video on Demand mulai banyak digunakan oleh masyarakat

Indonesia sejak tahun 2017 yang berarti empat tahun yang lalu.

Gambar 4. 6 Diagram pengalaman menggunakan Video on Demand

g. Tingkat Penerimaan

Dari 300 data responden yang valid dapat diketahui

responden terbanyak yang menganggap “Diterima” dimiliki oleh

Iflix

Gambar 4. 7 Tingkat Penerimaan Aplikasi VoD Menurut Penggunanya

Berdasarkan pada Gambar 4.6 untuk aplikasi Iflix menerima

sebanyak 70 orang, netral sebanyak 54 orang dan sangat menerima

63 67

20

62

70

18

0

10

20

30

40

50

60

70

80

< 1 tahun 2 - 4 tahun > 4 tahun

Pengalaman menggunakan Video on Demand

iflix viu

70

54

26

68

45

37

0

10

20

30

40

50

60

70

80

menerima netral sangat menerima

iflix viu

Page 106: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

87

sebanyak 26 orang. Pada layanan Viu yaitu, menerima sebanyak 68 orang,

netral 45 orang dan sangat menerima sebanyak 37 orang. Berdasarkan data

diatas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas responden menjawab

“menerima” dan “netral”. Berdasarkan perbandingan dari kedua aplikasi

Video on Demand tersebut, Viu adalah yang paling banyak mendapat

respon “menerima” dan “Sangat menerima”.

4.3 Hasil Analisis Pengukuran Model (Outer Model )

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis pengukuran model yang

terdiri dari empat tahap pengujian yaitu individual item reliability, internal

consistency reliability, convergent validity, dan discriminant validity.

Berikut penjelasan hasil analisis model dalam empat tahap yang akan

dijelaskan per layanan VoD.

4.3.1 Outer Model Iflix

1. Uji individual item reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai outer loading yang

menggambarkan besarnya korelasi antara setiap indikator dengan variabelnya.

Outer loading dengan nilai di atas 0,7 dikatakan ideal. Setelah melakukan

perhitungan pada model penelitian Iflix, maka diperoleh nilai outer loading

yang dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari nilai outer loading tersebut, terdapat

empat indikator yang dihapus, yaitu F1, F2, PU2 dan RD3 karena memiliki

nilai dibawah 0,7.

Tabel 4. 2 Hasil Awal Uji Loading Factor Iflix

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,869

BI2 0,742

BI3 0,820

BI4 0,832

Page 107: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

88

F1 0,650

F2 0,685

F3 0,822

F4 0,756

INN1 0,895

INN2 0,869

INN3 0,771

PEOU1 0,794

PEOU2 0,840

PEOU3 0,786

PU1 0,738

PU2 0,695

PU3 0,829

PU4 0,814

RD1 0,863

RD2 0,834

RD3 0,627

T1 0,863

T2 0,859

T3 0,797

Selanjutnya pada tabel 4.3 menunjukkan hasil outer loading setelah

dilakukan penghapusan terhadap empat indikator yang memiliki nilai di

bawah ambang batas 0,7. Setelah penghapusan empat indikator tersebut

menyebabkan perubahan nilai outer loading pada indikator lain yang tidak

dihapus namun masih dalam satu variabel yang sama. Selain itu, setelah

penghapusan empat indikator tersebut semua nilai outer loading di atas 0,7

Page 108: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

89

sehingga hasil uji Loading Factor sudah valid dan dapat dilanjutkan

pengujian selanjutnya.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Loading Factor Iflix Setelah Penghapusan Indikator

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,869

BI2 0,744

BI3 0,818

BI4 0,832

F1*

F2*

F3 0,905

F4 0,890

INN1 0,896

INN2 0,869

INN3 0,770

PEOU1 0,796

PEOU2 0,838

PEOU3 0,786

PU1 0,720

PU2*

PU3 0,875

PU4 0,882

RD1 0,897

RD2 0,888

RD3*

T1 0,862

T2 0,860

Page 109: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

90

T3 0,797

Keterangan : * dihapus

2. Internal Consistency Reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai Composite

Reliability (CR). Hasil uji ini menunjukan nilai konsistensi dari masing-

masing indikator dalam mengukur konstruknya dengan batas ambang yang

diharapkan di atas 0,7. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 bahwa nilai

CR dari semua variabel di atas 0,7 sehingga memenuhi syarat dan valid

untuk digunakan dalam model penelitian ini.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Composite Reliability Iflix

Variabel Composite Reliability

Behavioural Intention 0,889

Functionality 0,892

Innovativeness 0,883

Perceived Ease of Use 0,849

Perceived usefulness 0,867

Relationship Drivers 0,887

Trust 0,878

3. Uji Average Variance Extracted (AVE)

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai Average

Variance Extracted (AVE), dimana nilai AVE menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk). Nilai AVE minimal 0,5 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya.

Tabel 4. 5 Hasil Average Variance Extracted Iflix

Page 110: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

91

Variabel Average Variance Extracted (AVE)

Behavioural Intention 0,667

Functionality 0,806

Innovativeness 0,717

Perceived Ease of Use 0,651

Perceived usefulness 0,687

Relationship Drivers 0,796

Trust 0,706

4. Uji Discriminant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan

memeriksa Cross Loading, pertama dilakukan dengan membandingkan

nilai outer loading indikator dengan variabelnya dan variabel pada blok

lainnya. Nilai indikator dengan variabelnya harus lebih tinggi dari korelasi

dengan variabel blok lainnya. Nilai Cross Loading pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa

nilai Cross Loading pada indikator terhadap variabelnya lebih tinggi jika

dibandingkan dengan nilai Cross Loading pada variabel lainnya.

Tabel 4. 6 Hasil Cross Loading Iflix

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,869 0,428 0,577 0,504 0,518 0,556 0,364

BI2 0,744 0,436 0,402 0,471 0,527 0,459 0,321

BI3 0,818 0,237 0,452 0,300 0,359 0,488 0,296

BI4 0,832 0,403 0,559 0,405 0,371 0,474 0,444

F3 0,396 0,905 0,313 0,514 0,539 0,294 0,235

F4 0,445 0,890 0,321 0,415 0,435 0,271 0,231

INN1 0,563 0,328 0,896 0,453 0,398 0,557 0,477

INN2 0,513 0,381 0,869 0,367 0,281 0,477 0,392

Page 111: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

92

INN3 0,482 0,181 0,770 0,338 0,308 0,647 0,426

PEOU1 0,444 0,313 0,327 0,796 0,539 0,310 0,195

PEOU2 0,421 0,488 0,430 0,838 0,513 0,336 0,249

PEOU3 0,399 0,454 0,356 0,786 0,573 0,427 0,286

PU1 0,492 0,308 0,466 0,585 0,720 0,485 0,306

PU3 0,462 0,530 0,244 0,522 0,875 0,301 0,175

PU4 0,400 0,514 0,256 0,553 0,882 0,241 0,194

RD1 0,539 0,342 0,591 0,452 0,400 0,897 0,400

RD2 0,545 0,218 0,584 0,338 0,346 0,888 0,473

T1 0,441 0,316 0,497 0,269 0,248 0,451 0,862

T2 0,356 0,161 0,368 0,236 0,186 0,359 0,860

T3 0,293 0,155 0,412 0,253 0,254 0,414 0,797

Pendekatan kedua yaitu Fornell-Lacrker criterion dimana membandingkan

nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar variabel. Nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara variabel dengan variabel lainnya atau nilai

AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara variabel. Nilai Fornell-Larcker pada

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Nilai Fornell-Larcker Criterion Iflix

BI F INN PEOU PU RD T

BI 0,817

F 0,467 0,898

INN 0,615 0,353 0,847

PEOU 0,522 0,519 0,460 0,807

PU 0,549 0,544 0,393 0,672 0,829

RD 0,607 0,315 0,658 0,444 0,419 0,892

T 0,439 0,260 0,512 0,302 0,274 0,489 0,840

Page 112: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

93

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai AVE lebih tinggi

daripada korelasi antara variabel dengan variabel lainnya. Sehingga berdasarkan

hasil pemeriksaan dua tahap Cross Loading dapat disimpulkan bahwa sudah tidak

ditemukan masalah dalam pengujian dicriminant validity.

Gambar 4. 8 Hasil Analisis Outer Model Iflix

Gambar 4.6 menunjukan hasil analisis setelah melalui analisis Outer

Model . Berdasarkan empat tahap yang telah dilakukan pada analisis pengukuran

model (Outer Model ) sebelumnya, dapat diketahui bahwa model yang diajukan

dalam penelitian ini sudah memiliki karakteristik yang baik secara statistik, sesuai

dengan syarat pada masing-masing tahapan yang ada pada pengukuran model

(individual item reliability, internal consistency reliability, average variance

extracted, dan discriminant validity). Sehingga dapat diambil kesimpulan dari

Page 113: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

94

hasil analisis pengukuran model bahwa model tersebut memenuhi syarat untuk

dilanjutkan ke tahap pengujian model struktural (Inner Model).

4.3.2 Outer Model Viu

1. Uji individual item reliability

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai outer loading yang

menggambarkan besarnya korelasi antara setiap indikator dengan variabelnya.

Outer loading dengan nilai di atas 0,7 dikatakan ideal. Setelah melakukan

perhitungan pada model penelitian Viu, maka diperoleh nilai outer loading

yang dapat dilihat pada tabel 4.8. Dari nilai outer loading tersebut, terdapat

lima indikator yang dihapus, yaitu F3, F4, INN3, PU1 dan PU2 karena

memiliki nilai dibawah 0,7.

Tabel 4. 8 Hasil Awal Uji Loading Factor Viu

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,776

BI2 0,745

BI3 0,756

BI4 0,760

F1 0,800

F2 0,780

F3 0,539

F4 0,470

INN1 0,858

INN2 0,882

INN3 0,275

PEOU1 0,799

PEOU2 0,803

PEOU3 0,702

Page 114: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

95

PU1 0,561

PU2 0,618

PU3 0,774

PU4 0,757

RD1 0,763

RD2 0,787

RD3 0,714

T1 0,830

T2 0,798

T3 0,706

Selanjutnya pada tabel 4.9 menunjukkan hasil outer loading setelah

dilakukan penghapusan terhadap lima indikator yang memiliki nilai di

bawah ambang batas 0,7. Setelah penghapusan lima indikator tersebut

menyebabkan perubahan nilai outer loading pada indikator lain yang tidak

dihapus namun masih dalam satu variabel yang sama. Setelah

penghapusan empat indikator tersebut masih ada tiga indikator yang

memiliki nilai dibawah ambang batas 0,7 yaitu indikator PEOU3, RD3 ,

dan T3.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Loading Factor Viu Setelah Penghapusan Indikator

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,772

BI2 0,744

BI3 0,757

BI4 0,763

F1 0,907

F2 0,810

Page 115: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

96

F3*

F4*

INN1 0,875

INN2 0,897

INN3*

PEOU1 0,806

PEOU2 0,811

PEOU3 0,684

PU1*

PU2*

PU3 0,929

PU4 0,935

RD1 0,763

RD2 0,804

RD3 0,693

T1 0,840

T2 0,792

T3 0,695

Keterangan : * dihapus

Setelah penghapusan tiga indikator tersebut maka diuji kembali dan

didapat nilai outer loading seperti di tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Hasil Akhir Uji Loading Factor Viu Setelah Penghapusan Indikator

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,778

BI2 0,741

BI3 0,761

BI4 0,758

Page 116: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

97

F1 0,907

F2 0,810

F3*

F4*

INN1 0,879

INN2 0,893

INN3*

PEOU1 0,892

PEOU2 0,824

PEOU3*

PU1*

PU2*

PU3 0,929

PU4 0,935

RD1 0,813

RD2 0,869

RD3*

T1 0,935

T2 0,740

T3*

Keterangan : * dihapus

Tabel 4.10 menunjukan hasil uji Loading Factor setelah

penghapusan delapan indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah

penghapusan semua nilai outer loading diatas 0,7 sehingga hasil uji

Loading Factor sudah valid dan dapat dilanjutkan untuk pengujian

selanjutnya.

2. Uji Internal Consistency Reliability

Page 117: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

98

Pengujian ini dilakukan dengan melihat hasil nilai Composite

Reliability (CR). Hasil uji ini menunjukan nilai konsistensi dari masing-

masing indikator dalam mengukur konstruknya dengan batas ambang yang

diharapkan di atas 0,7. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 bahwa nilai

CR dari semua variabel di atas 0,7 sehingga memenuhi syarat dan valid

untuk digunakan dalam model penelitian ini.

Tabel 4. 11 Hasil Uji Composite Reliability Viu

Variabel Composite Reliability

Behavioural Intention 0,845

Functionality 0,850

Innovativeness 0,879

Perceived Ease of Use 0,848

Perceived usefulness 0,929

Relationship Drivers 0,829

Trust 0,830

3. Uji Average Variance Extracted (AVE)

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai Average

Variance Extracted (AVE), dimana nilai AVE menggambarkan besaran

varian atau keragaman variabel manifes (indikator) yang dapat dikandung

oleh variabel laten (konstruk). Nilai AVE minimal 0,5 menunjukan ukuran

convergent validity yang baik. Artinya, variabel laten (konstruk) dapat

menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikator-

indikatornya.

Tabel 4. 12 Hasil Average Variance Extracted Viu

Variabel Average Variance Extracted (AVE)

Behavioural Intention 0,577

Functionality 0,740

Innovativeness 0,785

Perceived Ease of Use 0,737

Perceived usefulness 0,868

Page 118: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

99

Relationship Drivers 0,709

Trust 0,712

4. Uji Discriminant Validity

Pengujian ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan

memeriksa Cross Loading, pertama dilakukan dengan membandingkan

nilai outer loading indikator dengan variabelnya dan variabel pada blok

lainnya. Nilai indikator dengan variabelnya harus lebih tinggi dari korelasi

dengan variabel blok lainnya. Nilai Cross Loading pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 4.13. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat

bahwa nilai Cross Loading pada indikator terhadap variabelnya lebih

tinggi jika dibandingkan dengan nilai Cross Loading pada variabel

lainnya.

Tabel 4. 13 Hasil Cross Loading Viu

BI F INN PEOU PU RD T

BI1 0,778 0,265 0,316 0,358 0,242 0,197 0,237

BI2 0,741 0,321 0,297 0,438 0,228 0,349 0,310

BI3 0,761 0,247 0,374 0,382 0,199 0,331 0,160

BI4 0,758 0,321 0,316 0,371 0,248 0,399 0,211

F1 0,376 0,907 0,347 0,414 0,190 0,455 0,349

F2 0,270 0,810 0,392 0,296 0,134 0,310 0,502

INN1 0,373 0,426 0,879 0,369 0,146 0,265 0,427

INN2 0,387 0,325 0,893 0,404 0,148 0,353 0,296

PEOU1 0,493 0,422 0,460 0,892 0,331 0,433 0,292

PEOU2 0,377 0,288 0,271 0,824 0,374 0,251 0,237

PU3 0,303 0,184 0,169 0,363 0,929 0,177 0,163

PU4 0,261 0,174 0,141 0,393 0,935 0,230 0,014

RD1 0,315 0,390 0,307 0,308 0,194 0,813 0,207

RD2 0,398 0,378 0,285 0,376 0,176 0,869 0,216

Page 119: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

100

T1 0,320 0,431 0,409 0,317 0,103 0,215 0,935

T2 0,158 0,380 0,244 0,181 0,039 0,223 0,740

Pendekatan kedua yaitu Fornell-Lacrker criterion dimana membandingkan

nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar variabel. Nilai akar AVE harus

lebih tinggi daripada korelasi antara variabel dengan variabel lainnya atau nilai

AVE lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara variabel. Nilai Fornell-Larcker pada

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4. 14 Nilai Fornell-Larcker Criterion Viu

BI F INN PEOU PU RD T

BI 0,760

F 0,383 0,860

INN 0,429 0,422 0,886

PEOU 0,513 0,421 0,437 0,858

PU 0,302 0,192 0,166 0,406 0,932

RD 0,427 0,455 0,350 0,409 0,219 0,842

T 0,304 0,476 0,406 0,311 0,093 0,251 0,844

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai AVE lebih tinggi

daripada korelasi antara variabel dengan variabel lainnya. Sehingga berdasarkan

hasil pemeriksaan dua tahap Cross Loading dapat disimpulkan bahwa sudah tidak

ditemukan masalah dalam pengujian dicriminant validity.

Page 120: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

101

Gambar 4. 9 Hasil Analisis Outer Model Viu

Gambar 4.7 menunjukan hasil analisis Viu setelah melalui analisis Outer

Model . Berdasarkan empat tahap yang telah dilakukan pada analisis pengukuran

model (Outer Model ) sebelumnya, dapat diketahui bahwa model yang diajukan

dalam penelitian ini sudah memiliki karakteristik yang baik secara statistik, sesuai

dengan syarat pada masing-masing tahapan yang ada pada pengukuran model

(individual item reliability, internal consistency reliability, average variance

extracted, dan discriminant validity). Sehingga dapat diambil kesimpulan dari

hasil analisis pengukuran model bahwa model tersebut memenuhi syarat untuk

dilanjutkan ke tahap pengujian model struktural (Inner Model).

4.4 Hasil Analisis Pengukuran Model (Inner Model)

Pada tahap analisis model struktural ini dilakukan enam tahap pengujian,

yang terdiri dari pengujian path coefficient (β), coefficient of determination (R²),

T-test menggunakan metode bootstraping, Effect Size ( ), Predictive Relevance

( ), dan relative impact (q²).

Page 121: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

102

4.4.1 Inner Model Iflix

1. Uji Path Coefficient (β)

Uji path coefficient dilakukan dengan melihat signifikansi

hubungan antar konstruk. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path

coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara konstruk.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas

0,1, dimana jalur (path) dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 0,1.

Tabel 4. 15 Hasil Uji Path Coeficient Iflix

Hubungan Antar Variabel β

F → BI 0,133

F → PU 0,254

INN → BI 0,257

INN → PU -0,003

INN → PEOU 0,414

PEOU → BI 0,062

PEOU → PU 0,485

PU → BI 0,211

RD → BI 0,242

RD → PU 0,124

T → BI 0,078

T → PU 0,002

T → PEOU 0,090

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa nilai path coefficient

dari 13 jalur, terdapat lima jalur yang memiliki nilai yang di bawah 0,1

yaitu INN PU (-0,003) , PEOU BI (0,062) , T BI (0,078), T

PU (0,002), dan jalur T PEOU (0,090) yang berarti kelima jalur ini

memiliki pengaruh negatif yang signifikan.

Page 122: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

103

2. Coefficient of Determination (R2)

Pada tahap pengujian ini, nilai dari R2 digunakan untuk mengukur

tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

Terdapat tiga klasifikasi batasan nilai R2

yaitu 0.67 sebagai substansial,

0.33 sebagai moderat, dan 0,19 sebagai sebagai tingkat varian yang lemah.

Nilai R2

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut.

Tabel 4. 16 Hasil Uji Coefficient of Determinant Iflix

R Square Keterangan

BI 0,550 Moderat

PEOU 0,218 Lemah

PU 0,515 Moderat

Berdasarkan tabel 4.16, diketahui bahwa dua variabel

diklasifikasikan sebagai moderat yaitu BI (0,550) dan PU (0,515), yang

berarti bahwa Perceived Usefulness (PU), Perceived Ease of Use (PEOU),

Trust (T), Functionality (F), Relationship Drivers (RD), dan

Innovativeness (INN) menjelaskan secara moderat yaitu 55% dari variabel

Behavioural Intention (BI). Sedangkan Perceived Ease of Use (PEOU),

Trust (T), Functionality (F), Relationship Drivers (RD), dan

Innovativeness (INN) menjelaskan secara moderat yaitu 51,5% dari

variabel Perceived usefulness (PU).

Variabel PEOU diklasifikasikan sebagai tingkat varian lemah yaitu

21,8%% yang berarti bahwa Trust (T), dan Innovativeness (INN)

menjelaskan secara lemah dar variabel PEOU.

3. T-test atau T-Statistic

Dalam pengujian t-test ini dilakukan dengan mode bootstraping

menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikan yang digunakan

adalah 5% dimana nilai t-test harus lebih besar dari 1,96.

Page 123: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

104

Tabel 4. 17 Hasil Uji T-test Iflix

Hubungan Antar Variabel T Statistics (|O/STDEV|)

F -> BI 1,757

F -> PU 3,166

INN -> BI 2,806

INN -> PEOU 5,217

INN -> PU 0,036

PEOU -> BI 0,635

PEOU -> PU 7,293

PU -> BI 2,138

RD -> BI 2,476

RD -> PU 1,481

T -> BI 1,017

T -> PEOU 1,072

T -> PU 0,040

Pada tabel 4.17 dapat dilihat hasil uji t-test, bawa terdapat tujuh

jalur atau hipotesis yang ditolak karena memiliki nilai t-test di bawah 1,96

yaitu F -> BI (1,757) , INN -> PU (0,036), PEOU -> BI (0,635), dan RD

-> PU (1,481), T -> BI (1,017), T -> PEOU (1,072), dan T -> PU (0,040).

4. Effect Size ( )

Dalam pengujian ini, menghitung nilai Effect Size untuk

memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam

struktur model. Nilai Effect Size memiliki ambang batas sekitar 0,02 untuk

pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah, dan 0,45 untuk pengaruh

besar. Untuk perhitungan Effect Size dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Effect Size Iflix

Hipotesis f2

Analisis f2

Hip Jalur R2- R

2-ex ∑ f

2

Page 124: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

105

in

H1 PU -> BI 0,550 0,530 0,041 kecil

H2 PEOU -> PU 0,515 0,369 0,232 menengah

H3 PEOU -> BI 0,550 0,548 0,004 kecil

H4 T -> PEOU 0,218 0,212 0,008 kecil

H5 T -> BI 0,550 0,546 0,009 kecil

H6 T -> PU 0,515 0,515 0,000 kecil

H7 INN -> PEOU 0,218 0,091 0,139 kecil

H8 INN -> BI 0,550 0,519 0,063 kecil

H9 INN -> PU 0,515 0,517 -0,002 kecil

H10 F -> BI 0,550 0,537 0,028 kecil

H11 F -> PU 0,515 0,478 0,072 kecil

H12 RD -> BI 0,550 0,522 0,059 kecil

H13 RD -> PU 0,515 0,507 0,017 kecil

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa terdapat satu

hipotesis yang memiliki pengaruh menengah terhadap struktur model,

yaitu PEOU PU (0,232), sedangkan dua belas hipotesis lainnya yaitu

PU BI (0,041), PEOU BI (0,004), T PEOU (0,008), T BI

(0,009), T PU (0,000), INN PEOU (0,139) , INN BI (0,063) ,

INN PU (-0,002), F BI (0,028), F PU (0,072), RD BI (0,059)

dan RD PU (0,017) memiliki pengaruh kecil terhadap struktur model.

5. Uji Predictive Relevance ( )

Tahap ini dilakukan pengujian dengan metode blindfolding untuk

memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model

mempunyai keterkaitan secara prediktif (predictive relevance) dengan

variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran di atas

nol.

Page 125: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

106

Tabel 4. 19 Hasil Uji Predictive Relevance Iflix

Variabel Q² (=1-SSE/SSO)

Behavioural

Intention 0,345

Perceived

Ease of Use 0,135

Perceived

usefulness 0,321

Berdasarkan hasil uji Predictive Relevance pada tabel 4.19

diketahui bahwa ketiga variabel dependen memiliki nilai di atas nol,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh nilai yang dihasilkan telah

memenuhi ambang batas yang ditentukan.

6. Relative Impact ( )

Pada pengujian ini, dilakukan dengan metode blindfolding untuk

dapat mengukur yang menggambarkan relatif pengaruh sebuah

keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan variabel

lainnya yang memiliki nilai ambang batas 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15

untuk pengaruh sedang dan 0,35 untuk pengaruh besar. Untuk hasil uji

relative impact dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4. 20 Hasil Uji Relative Impact Iflix

Hipotesis q2 Analisis

q2 Hip Jalur Q

2-in Q

2-ex ∑ q

2

H1 PU -> BI 0,345 0,337 0 kecil

H2 PEOU -> PU 0,321 0,226 0,123 kecil

H3 PEOU -> BI 0,345 0,345 0,001 kecil

H4 T -> PEOU 0,135 0,135 0,001 kecil

Page 126: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

107

H5 T -> BI 0,345 0,344 0,001 kecil

H6 T -> PU 0,321 0,324 -0,004 kecil

H7 INN -> PEOU 0,135 0,056 0,084 kecil

H8 INN -> BI 0,345 0,326 0,029 kecil

H9 INN -> PU 0,321 0,325 -0,005 kecil

H10 F -> BI 0,345 0,341 0,007 kecil

H11 F -> PU 0,321 0,292 0,042 kecil

H12 RD -> BI 0,345 0,325 0,030 kecil

H13 RD -> PU 0,321 0,319 0,004 kecil

Terlihat pada Tabel 4.20, hasil dari pengujian q² terhadap 13 jalur

pada penelitian ini menunjukan bahwa seluruh hipotesis di penelitian ini

memiliki pengaruh kecil terhadap struktur model.

Page 127: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

108

Tabel 4. 21 Ringkasan Analisis Model Struktural (Inner Model) Iflix

Keterangan

(β) : Path Coefficient L : Lemah m : Menengah f2 : Effect Size PR : Predictive Relevan

M : Moderat k : kecil Sign : Signifikan Insign : Tidak Signifikan Q2 : Predictive Relevance

q2 : Relative Impact R

2 : Coefficient of Determinant

Hipotesis β t-test R2

f2 Q2

q2 Analisis

Hip Jalur R2-in R2-ex ∑ f2 Q2-in Q2-ex ∑ q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 PU -> BI 0,211 2,138 0,550 0,550 0,530 0,041 0,345 0,345 0,337 0 Sign Diterima M k PR k

H2 PEOU -> PU 0,485 7,293 0,515 0,515 0,369 0,232 0,321 0,321 0,226 0,123 Sign Diterima M m PR k

H3 PEOU -> BI 0,062 0,635 0,550 0,550 0,548 0,004 0,345 0,345 0,345 0,001 Insign Ditolak M k PR k

H4 T -> PEOU 0,090 1,072 0,218 0,218 0,212 0,008 0,135 0,135 0,135 0,001 Insign Ditolak L k PR k

H5 T -> BI 0,078 1,017 0,550 0,550 0,546 0,009 0,345 0,345 0,344 0,001 Insign Ditolak M k PR k

H6 T -> PU 0,002 0,040 0,515 0,515 0,515 0,000 0,321 0,321 0,324 -0,004 Insign Ditolak M k PR k

H7 INN -> PEOU 0,414 5,217 0,218 0,218 0,091 0,139 0,135 0,135 0,056 0,084 Sign Diterima L k PR k

H8 INN -> BI 0,257 2,806 0,550 0,550 0,519 0,063 0,345 0,345 0,326 0,029 Sign Diterima M k PR k

H9 INN -> PU -0,003 0,036 0,515 0,515 0,517 -0,002 0,321 0,321 0,325 -0,005 Insign Ditolak M k PR k

H10 F -> BI 0,133 1,757 0,550 0,550 0,537 0,028 0,345 0,345 0,341 0,007 Sign Ditolak M k PR k

H11 F -> PU 0,254 3,166 0,515 0,515 0,478 0,072 0,321 0,321 0,292 0,042 Sign Diterima M k PR k

H12 RD -> BI 0,242 2,476 0,550 0,550 0,522 0,059 0,345 0,345 0,325 0,030 Sign Diterima M k PR k

H13 RD -> PU 0,124 1,481 0,515 0,515 0,507 0,017 0,321 0,321 0,319 0,004 Sign Ditolak M k PR k

Page 128: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

109

4.4.2 Inner Model Viu

1. Uji Path Coefficient (β)

Uji path coefficient dilakukan dengan melihat signifikansi

hubungan antar konstruk. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path

coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara konstruk.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai ambang batas yaitu di atas

0,1, dimana jalur (path) dinyatakan memiliki pengaruh dalam model jika

hasil nilai uji path coefficient berada diatas 0,1.

Tabel 4. 22 Hasil Uji Path Coeficient Viu

Hubungan Antar Variabel β

F → BI 0,057

F → PU 0,031

INN → BI 0,177

INN → PU -0,020

INN → PEOU 0,372

PEOU → BI 0,272

PEOU → PU 0,391

PU → BI 0,104

RD → BI 0,189

RD → PU 0,065

T → BI 0,063

T → PU -0,051

T → PEOU 0,160

Page 129: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

110

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa nilai path coefficient

dari 13 jalur, terdapat enam jalur yang memiliki nilai yang di bawah 0,1

yaitu F BI (0,057) , F PU (0,031), INN PU (-0,020) , RD PU

(0,065) , T BI (0,063), dan jalur T PU (-0,051) yang berarti keenam

jalur ini memiliki pengaruh negatif yang signifikan. Dan tujuh jalur

lainnya memiliki nilai Path Coeficient diatas 0,1 yang berarti tujuh jalur

tersebut memiliki pengaruh yang signifikan .

2. Coefficient of Determination (R2)

Pada tahap pengujian ini, nilai dari R2 digunakan untuk mengukur

tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.

Terdapat tiga klasifikasi batasan nilai R2

yaitu 0.67 sebagai substansial,

0.33 sebagai moderat, dan 0,19 sebagai sebagai tingkat varian yang lemah.

Nilai R2

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut.

Tabel 4. 23 Hasil Uji Coefficient of Determinant Viu

R Square Keterangan

BI 0,369 Moderat

PEOU 0,212 Lemah

PU 0,171 Lemah

Berdasarkan tabel 4.22, diketahui bahwa dua variabel

diklasifikasikan sebagai varian yang lemah yaitu PEOU (0,212) dan PU

(0,171), yang berarti bahwa Trust (T), dan Innovativeness (INN)

menjelaskan secara lemah yaitu 21,2 % dari PEOU. Sedangkan Perceived

Ease of Use (PEOU), Trust (T), Functionality (F), Relationship Drivers

(RD), dan Innovativeness (INN) menjelaskan secara lemah yaitu 17,1%

dari variabel Perceived usefulness (PU).

Sedangkan variabel BI diklasifikasikan sebagai varian moderat

yaitu 0,369 yang berarti bahwa Perceived Usefulness (PU), Perceived

Ease of Use (PEOU), Trust (T), Functionality (F), Relationship Drivers

Page 130: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

111

(RD), dan Innovativeness (INN) menjelaskan secara moderat yaitu 36,9%

dari variabel Behavioural Intention (BI).

3. T-test atau T-Statistic

Dalam pengujian t-test ini dilakukan dengan mode bootstraping

menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikan yang digunakan

adalah 5% dimana nilai t-test harus lebih besar dari 1,96.

Tabel 4. 24 Hasil Uji T-test Viu

Hubungan Antar Variabel T Statistics (|O/STDEV|)

F -> BI 0,553

F -> PU 0,342

INN -> BI 1,949

INN -> PEOU 4,630

INN -> PU 0,160

PEOU -> BI 3,055

PEOU -> PU 3,903

PU -> BI 1,388

RD -> BI 2,547

RD -> PU 0,641

T -> BI 0,858

T -> PEOU 1,785

T -> PU 0,558

Pada tabel 4.23 dapat dilihat hasil uji t-test, bawa terdapat sembilan

jalur atau hipotesis yang ditolak karena memiliki nilai t-test di bawah 1,96

yaitu F -> BI (0,553) , F -> PU (0,342) , INN -> BI (1,949) , INN -> PU

(0,160), PU -> BI (1,388) , RD -> PU (0,641), T -> BI (0,858), T ->

PEOU (1,785), dan T -> PEOU (0,558). Sedangkan terdapat 4 hipotesis

Page 131: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

112

yang diterima yaitu INN -> PEOU (4,630), PEOU -> BI (3,055), PEOU ->

PU (3,903), dan RD -> BI (2,547).

4. Effect Size ( )

Dalam pengujian ini, menghitung nilai Effect Size untuk

memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam

struktur model. Nilai Effect Size memiliki ambang batas sekitar 0,02 untuk

pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh menengah, dan 0,45 untuk pengaruh

besar. Untuk perhitungan Effect Size dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4. 25 Hasil Analisis Effect Size Viu

Hipotesis f2

Analisis f2

Hip Jalur R2-in R

2-ex ∑ f

2

H1 PU -> BI 0,369 0,361 0,012 Kecil

H2 PEOU -> PU 0,171 0,063 0,115 kecil

H3 PEOU -> BI 0,369 0,324 0,067 Kecil

H4 T -> PEOU 0,212 0,191 0,026 Kecil

H5 T -> BI 0,369 0,366 0,004 Kecil

H6 T -> PU 0,171 0,169 0,003 Kecil

H7 INN -> PEOU 0,212 0,096 0,128 kecil

H8 INN -> BI 0,369 0,349 0,031 Kecil

H9 INN -> PU 0,171 0,172 -0,002 Kecil

H10 F -> BI 0,369 0,367 0,003 Kecil

H11 F -> PU 0,171 0,170 0,001 Kecil

H12 RD -> BI 0,369 0,342 0,041 Kecil

H13 RD -> PU 0,171 0,168 0,004 Kecil

Page 132: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

113

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa terdapat dua

hipotesis yang memiliki penaruh kecil terhadap struktur model, yaitu

PEOU PU (0,115) dan INN PEOU (0,128). Sedangkan sebelas

hipotesis lainnya tidak memiliki pengaruh terhadap struktur model.

5. Uji Predictive Relevance ( )

Tahap ini dilakukan pengujian dengan metode blindfolding untuk

memberikan bukti bahwa variabel tertentu yang digunakan dalam model

mempunyai keterkaitan secara prediktif (predictive relevance) dengan

variabel lainnya dalam model dengan ambang batas pengukuran di atas

nol.

Tabel 4. 26 Hasil Uji Predictive Relevance Viu

Variabel Q² (=1-

SSE/SSO)

Behavioural Intention 0,194

Perceived Ease of Use 0,139

Perceived usefulness 0,131

Berdasarkan hasil uji Predictive Relevance pada tabel 4.25

diketahui bahwa ketiga variabel dependen memiliki nilai di atas nol,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh nilai yang dihasilkan telah

memenuhi ambang batas yang ditentukan.

6. Relative Impact ( )

Pada pengujian ini, dilakukan dengan metode blindfolding untuk

dapat mengukur yang menggambarkan relatif pengaruh sebuah

keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan variabel

lainnya yang memiliki nilai ambang batas 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15

untuk pengaruh sedang dan 0,35 untuk pengaruh besar. Untuk hasil uji

relatif impact dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4. 27 Hasil Uji Relative Impact Viu

Page 133: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

114

Hipotesis q2 Analisis

q2 Hip Jalur Q

2-in Q

2-ex ∑ q

2

H1 PU -> BI 0,194 0,190 0 kecil

H2 PEOU -> PU 0,131 0,043 0,092 kecil

H3 PEOU -> BI 0,194 0,169 0,030 kecil

H4 T -> PEOU 0,139 0,130 0,010 kecil

H5 T -> BI 0,194 0,194 0,000 kecil

H6 T -> PU 0,131 0,130 0,001 kecil

H7 INN -> PEOU 0,139 0,063 0,081 kecil

H8 INN -> BI 0,194 0,185 0,011 kecil

H9 INN -> PU 0,131 0,134 -0,003 kecil

H10 F -> BI 0,194 0,195 -0,001 kecil

H11 F -> PU 0,131 0,131 0,000 kecil

H12 RD -> BI 0,194 0,182 0,015 kecil

H13 RD -> PU 0,131 0,134 -0,004 kecil

Terlihat pada Tabel 4.26, hasil dari pengujian q² terhadap 13 jalur

pada penelitian ini menunjukan bahwa seluruh hipotesis di penelitian ini

memiliki pengaruh kecil terhadap struktur model.

Page 134: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

115

Tabel 4. 28 Ringkasan Analisis Model Struktural (Inner Model) Viu

Keterangan

(β) : Path Coefficient L : Lemah m : Menengah f2 : Effect Size PR : Predictive Relevan

M : Moderat k : kecil Sign : Signifikan Insign : Tidak Signifikan Q2 : Predictive Relevance

q2 : Relative Impact R

2 : Coefficient of Determinant

Hipotesis β t-test R2

f2 Q2

q2 Analisis

Hip Jalur R2-in R2-ex ∑ f2 Q2-in Q2-ex ∑ q2 β t-test R2 f2 Q2 q2

H1 PU -> BI 0,104 1,388 0,369 0,369 0,361 0,012 0,194 0,194 0,190 0 Sign Ditolak M k PR k

H2 PEOU -> PU 0,391 3,903 0,171 0,171 0,063 0,115 0,131 0,131 0,043 0,092 Sign Diterima L k PR k

H3 PEOU -> BI 0,272 3,055 0,369 0,369 0,324 0,067 0,194 0,194 0,169 0,030 Sign Diterima M k PR k

H4 T -> PEOU 0,160 1,785 0,212 0,212 0,191 0,026 0,139 0,139 0,130 0,010 Sign Ditolak L k PR k

H5 T -> BI 0,063 0,858 0,369 0,369 0,366 0,004 0,194 0,194 0,194 0,000 Insign Ditolak M k PR k

H6 T -> PU -0,051 0,558 0,171 0,171 0,169 0,003 0,131 0,131 0,130 0,001 Insign Ditolak L k PR k

H7 INN -> PEOU 0,372 4,630 0,212 0,212 0,096 0,128 0,139 0,139 0,063 0,081 Sign Diterima L k PR k

H8 INN -> BI 0,177 1,949 0,369 0,369 0,349 0,031 0,194 0,194 0,185 0,011 Sign Ditolak M k PR k

H9 INN -> PU -0,020 0,160 0,171 0,171 0,172 -0,002 0,131 0,131 0,134 -0,003 Insign Ditolak L k PR k

H10 F -> BI 0,057 0,553 0,369 0,369 0,367 0,003 0,194 0,194 0,195 -0,001 Insign Ditolak M k PR k

H11 F -> PU 0,031 0,342 0,171 0,171 0,170 0,001 0,131 0,131 0,131 0,000 Insign Ditolak L k PR k

H12 RD -> BI 0,189 2,547 0,369 0,369 0,342 0,041 0,194 0,194 0,182 0,015 Sign Diterima M k PR k

H13 RD -> PU 0,065 0,641 0,171 0,171 0,168 0,004 0,131 0,131 0,134 -0,004 Insign Ditolak L k PR k

Page 135: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

116

4.5 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis

4.5.1 Interpretasi dan Diskusi Model Pengukuran (Outer Model )

Dari hasil analisis model pengukuran yang telah dilakukan,

terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

1. Pada analisis model pengukuran didapatkan hasil akhir yang

menunjukkan bahwa model penelitian ini sudah memenuhi syarat dan

memiliki karakteristik yang baik sehingga dapat dilanjutkan ke tahap

analisis berikutnya yaitu analisis struktural model (uji Inner Model).

2. Secara keseluruhan terdapat beberapa indikator yang harus dihapus

untuk layanan Video on Demand. Untuk lebih jelasnya dirujuk Tabel 4.29

perbandingan indikator-indikator yang dihapus untuk Iflix dan Viu dan

indikator yang cocok untuk kedua layanan VoD.

Tabel 4. 29 Ringkasan Penggunaan Indikator untuk Iflix dan Viu

Indikator Iflix Viu

BI1 √ √

BI2 √ √

BI3 √ √

BI4 √ √

F1 - √

F2 - √

F3 √ -

F4 √ -

INN1 √ √

INN2 √ √

INN3 √ -

PEOU1 √ √

PEOU2 √ √

Page 136: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

117

PEOU3 √ -

PU1 √ -

PU2 - -

PU3 √ √

PU4 √ √

RD1 √ √

RD2 √ √

RD3 - -

T1 √ √

T2 √ √

T3 √ -

Berdasarkan data diatas, dapat kita simpulkan bahwa untuk Iflix

dan Viu mendapatkan hasil yang berbeda-beda untuk setiap indikator yang

harus dihapus. Penghapusan beberapa indikator yang terjadi dikarenakan

belum memenuhi standar nilai outer loading. Berdasarkan dua poin

tersebut, model yang diajukan peneliti memang sudah memenuhi syarat

namun masih adanya penghapusan indikator. Penghapusan indikator

tersebut mungkin disebabkan karena pada saat proses pengumpulan data,

peneliti tidak mendampingi langsung responden ketika hendak mengisi

kuesioner sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan pemahaman

pertanyaan yang diajukan kepada responden.

Untuk menanggapi hal tersebut, perlu dilakukan peninjauan

kembali atau dengan dilakukan pengembangan lebih lanjut terkait

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terutama untuk indikator

yang dihapus. Meskipun peneliti telah berusaha melakukan dengan sebaik-

baiknya, tentu masih terdapat banyak hal yang berada di luar kendali

peneliti ketika pelaksanaannya di lapangan

Page 137: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

118

4.5.2 Interpretasi dan Diskusi Model Struktural (Inner Model)

Dalam subbab dipaparkan mengenai interpretasi dan diskusi yang

didasarkan pada hasil dari 6 (enam) tahapan analisis struktur model yang telah

dilakukan. Keenam tahapan tersebut adalah path coefficient (β), coefficient of

determinant (R2), t-test menggunakan bootstrapping, Effect Size ( 2

), Predictive

Relevance ( 2), dan relative impact ( 2

).

H1: Apakah Perceived usefulness berpengaruh positif pada behavioral

intention ?

Berdasarkan analisis Inner Model yang telah dilakukan, hasil yang

didapatkan pada pengujian struktur model pengujian t-test menunjukkan bahwa

H1 diterima pada Iflix yang berarti PU memiliki pengaruh terhadap BI, sedangkan

pada layanan Viu H1 ditolak. Hal ini didukung oleh nilai path coefficient pada

Tabel Iflix yaitu 0,211 yang berarti bahwa hipotesis yang menghubungkan PU ->

BI memiliki pengaruh yang signifikan secara positif, sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zarmpou et al., (2012) dimana PU berpengaruh secara

signifikan terhadap BI. Pada penelitian ini penggunaan layanan Iflix dapat

membantu dan mempermudah pengguna dalam menonton kapanpun dan

dimanapun sehingga berpengaruh kepada niat pengguna untuk menggunakan

Iflix.

Sedangkan pada Viu, menunjukkan bahwa PU tidak memiliki pengaruh

positif terhadap BI, akan tetapi berdasarkan hasil nilai path coefficient (β) 0,104

yang berarti PU juga berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Ditolaknya t-test

namun adanya nilai yang signifikan (β) menandai bahwa secara statistika t-test

belum memenuhi syarat nilai ketentuan. Selanjutnya juga pada hasil dari

pengujian terhadap 13 jalur yang ada pada penelitian ini. Dimana PU→BI

memiliki pengaruh yang kecil. Hal ini juga didukung dari pengamatan langsung

oleh peneliti khususnya pada indikator PU3, karena jika kita lihat Berdasarkan

pada tabel 4.13 nilai Cross Loading indikator yang diberi blok kuning pada setiap

variabel memiliki nilai lebih tinggi dari korelasi dengan konstruk blok lainnya.

Page 138: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

119

Namun antara PU3 dan PU4, PU3 mendapatkan nilai yang paling kecil sebesar

0,929 sedangkan PU4 sebesar 0,935. Dan jika kita lihat isi dari pertanyaan pada

indikator PU3 itu Penggunaan Video on Demand lebih efektif dibanding media

lain (TV, CD dan Kaset).

H2: Perceived Ease of Use berpengaruh positif pada Perceived usefulness

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H2 diterima pada Iflix dan Viu, yang

berarti PEOU memiliki pengaruh terhadap PU. Hal ini didukung oleh nilai path

coefficient pada Iflix (0,485) dan Viu (0,391) yang berarti bahwa hipotesis yang

menghubungkan PEOU -> PU memiliki pengaruh yang signifikan secara positif.

Untuk pengujian f2 variabel PEOU terhadap PU mendapatkan hasil

berpengaruh kecil untuk layanan Viu, dan berpengaruh menengah untuk Iflix.

Dengan penjelasan hasil perbandingan tersebut, maka dapat disimpulkan H2

untuk kedua layanan diterima dan berpengaruh. Hasil hipotesis ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang menyimpulkan bahwa

PEOU memberikan pengaruh terhadap PU yang menunjukkan bahwa semakin

tinggi kemudahan penggunaan yang dirasakan pada layanan maka semakin tinggi

manfaat yang dirasakan oleh pengguna (Prasetyo, 2019).

H3: Perceived Ease of Use berpengaruh positif pada behavioral intention

Berdasarkan analisis Inner Model yang telah dilakukan, hasil yang

didapatkan pada pengujian struktur model pengujian t-test menunjukkan bahwa

H3 diterima pada Viu yang berarti PEOU memiliki pengaruh terhadap BI,

sedangkan pada layanan Iflix H1 ditolak. Hal ini didukung oleh nilai path

coefficient pada Viu yaitu 0,272 yang berarti bahwa hipotesis yang

menghubungkan PEOU -> BI memiliki pengaruh yang signifikan secara positif,

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zarmpou et al., (2012) dimana

PEOU berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Pada penelitian ini kemudahan

Page 139: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

120

dalam menggunakan layanan Viu dalam menonton berpengaruh kepada niat

pengguna untuk menggunakan Viu.

Sedangkan pada Iflix, menunjukkan bahwa hubungan PEOU tidak

memiliki pengaruh positif terhadap BI, dan juga berdasarkan hasil nilai path

coefficient (β) yang menunjukkan PU tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap BI.

H4: Trust berpengaruh positif pada Perceived Ease of Use

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H4 ditolak untuk Iflix maupun Viu.

Berdasarkan nilai path coefficient Iflix (0,090) variabel T tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap PEOU, sedangkan nilai path coefficient pada Viu (0,160)

memiliki pengaruh yang signifikan . Untuk pengujian f2 variabel T terhadap

PEOU seluruhnya mendapatkan hasil berpengaruh kecil, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kepercayaan tidak memengaruhi kemudahan penggunaan

yang dirasakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Saprikis,

Markos, Zarmpou, & Vlachopoulou, 2018) bahwa T tidak memiliki pengaruh

terhadap PEOU.

H5: Trust berpengaruh positif pada behavioral intention

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil yang

didapatkan menunjukkan bahwa H5 ditolak untuk Iflix maupun Viu. Berdasarkan

nilai path coefficient Iflix (0,078) dan Viu (0,063) variabel T tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap BI. Untuk pengujian f2 variabel T terhadap BI

seluruhnya mendapatkan hasil berpengaruh kecil, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kepercayaan tidak memengaruhi niat pengguna untuk menggunakan

layanan. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zarmpou et al., (2012) yang menyimpulkan bahwa T tidak memberikan pengaruh

terhadap BI.

Page 140: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

121

H6: Trust berpengaruh positif pada Perceived Usefulness

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H6 ditolak untuk Iflix maupun Viu.

Berdasarkan nilai path coefficient Iflix (0,002) dan Viu (-0,051) variabel T tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PU. Untuk pengujian f2 variabel T

terhadap PU seluruhnya mendapatkan hasil berpengaruh kecil, sehingga dapat

disimpulkan bahwa kepercayaan tidak memengaruhi manfaat yang dirasakan oleh

pengguna. Hal ini sejalan dengan penelitian (Muchran, 2015) dimana T tidak

memiliki pengaruh terhadap PU. Hal ini terbukti manfaatnya layanan VoD tidak

dipengaruhi oleh kepercayaan seseorang terhadap VoD. Dengan kata lain, belum

tentu seseorang akan menganggap VoD berguna meskipun memiliki kepercayaan

pada layanan VoD.

H7: Innovativeness berpengaruh positif pada Perceived Ease of Use

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H7 diterima pada Iflix dan Viu, yang

berarti INN memiliki pengaruh terhadap PEOU. Hal ini didukung oleh nilai path

coefficient pada Iflix (0,414) dan Viu (0,372) yang berarti bahwa hipotesis yang

menghubungkan INN -> PEOU memiliki pengaruh yang signifikan secara positif.

Untuk pengujian f2 variabel INN terhadap PEOU mendapatkan hasil

berpengaruh kecil untuk layanan Iflix dan Viu. Maka dapat disimpulkan H7 untuk

kedua layanan diterima dan berpengaruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa

orang yang inovatif merasa lebih mudah menggunakan suatu sistem. Hipotesis ini

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Innovativeness

memiliki pengaruh terhadap Perceived Ease of Use (PEOU) (Aisyah, et al,. 2014).

H8: Innovativeness berpengaruh positif pada behavioral intention

Berdasarkan analisis Inner Model yang telah dilakukan, hasil yang

didapatkan pada pengujian struktur model pengujian t-test menunjukkan bahwa

Page 141: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

122

H8 diterima pada Iflix yang berarti INN memiliki pengaruh terhadap BI,

sedangkan pada layanan Viu H8 ditolak. Hal ini didukung oleh nilai path

coefficient pada Iflix yaitu 0,257 yang berarti bahwa hipotesis yang

menghubungkan INN -> BI memiliki pengaruh yang signifikan secara positif.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zarmpou et al., (2012) dimana

INN berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Dalam hal ini, keinovatifan

seseorang sangat mungkin dapat memengaruhi minat menggunakan pengguna

aplikasi layanan Iflix.

Sedangkan pada Viu, menunjukkan bahwa hubungan INN tidak memiliki

pengaruh positif terhadap BI, dan juga berdasarkan hasil nilai path coefficient (β)

yang menunjukkan PU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap BI. Hal ini

dimungkinkan terjadi karena pengguna sering mengalami kesulitan saat mendaftar

menjadi fitur premium, meskipun mudah dipahami proses transaksi dan mudah

operasionalnya. Hal itu menjadi salah satu penyebab meskipun konsumen

mempunyai keinovasian yang tinggi namun tidak berdampak pada niat pengguna

dalam penggunaan Viu.

H9: Innovativeness berpengaruh positif pada Perceived usefulness

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H9 ditolak untuk Iflix maupun Viu.

Berdasarkan nilai path coefficient Iflix (-0,003) dan Viu (-0,020) variabel INN

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PU. Untuk pengujian f2

variabel INN terhadap PU seluruhnya mendapatkan hasil berpengaruh kecil,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kesediaan seseorang untuk mencoba setiap

teknologi informasi baru tidak memengaruhi manfaat yang dirasakan oleh

pengguna. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa

berarti keinovatifan seseorang tidak berpengaruh terhadap persepsi kegunaan

yang dirasakan oleh pengguna (Aisyah et al., 2014).

H10: Functionality berpengaruh positif pada behavioral intention

Page 142: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

123

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H10 ditolak untuk Iflix maupun Viu.

Berdasarkan nilai path coefficient Iflix (0,133) dan Viu (0,057) variabel F tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap BI. Untuk pengujian f2 variabel F

terhadap BI seluruhnya mendapatkan hasil berpengaruh kecil, sehingga dapat

disimpulkan bahwa fasilitas yang disediakan oleh layanan mobile tidak

memengaruhi niat pengguna untuk menggunakan layanan. Hal ini sejalan dengan

penelitian (Zarmpou et al., 2012) dimana hipotesis F BI juga ditolak.

H11: Functionality berpengaruh positif pada perceived usefulness

Berdasarkan analisis Inner Model yang telah dilakukan, hasil yang

didapatkan pada pengujian struktur model pengujian t-test menunjukkan bahwa

H11 diterima pada Iflix yang berarti F memiliki pengaruh terhadap PU,

sedangkan pada layanan Viu H11 ditolak. Hal ini didukung oleh nilai path

coefficient pada Iflix yaitu 0,254 yang berarti bahwa hipotesis yang

menghubungkan F -> PU memiliki pengaruh yang signifikan secara positif. Untuk

pengujian f2 variabel F terhadap PU mendapatkan hasil berpengaruh kecil.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi fasilitas yang disediakan oleh

layanan mobile Iflix maka semakin tinggi manfaat yang dirasakan oleh pengguna.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Cho, Cheng, & Lai, 2009; Zarmpou et al.,

2012) dimana hipotesis F PU juga dierima. Sedangkan pada Viu,

menunjukkan bahwa hubungan F tidak memiliki pengaruh positif terhadap PU.

H12: Relationship drivers berpengaruh positif pada behavioral intention

Berdasarkan analisis Inner Model yang telah dilakukan, hasil yang

didapatkan pada pengujian struktur model pengujian t-test menunjukkan bahwa

H12 diterima pada Iflix dan Viu yang berarti RD memiliki pengaruh terhadap BI.

Hal ini didukung oleh nilai path coefficient pada Iflix yaitu (0,242) dan Viu

(0,189) yang berarti bahwa hipotesis yang menghubungkan RD -> BI memiliki

pengaruh yang signifikan secara positif. Hal ini sejalan dengan penelitian

Page 143: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

124

(Zarmpou et al., 2012) dimana hipotesis RD BI juga diterima bahwa semakin

tinggi layanan mobile beradaptasi dengan profil pengguna layanan VoD maka

semakin tinggi niat pengguna untuk menggunakan layanan. Hipotesis pendorong

hubungan merupakan konsep yang dipinjam dari bidang pemasaran dan

merupakan perspektif baru dalam survei TAM. Ini menunjukkan bahwa layanan

VoD, membutuhkan perspektif marketing agar berhasil diterima oleh pengguna.

H13: Relationship drivers berpengaruh positif pada perceived usefulness

Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test, hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa H13 ditolak untuk Iflix maupun Viu.

Berdasarkan nilai path coefficient Iflix memiliki pengaruh yang signifikan yaitu

0,124 dan Viu (0,065) yang berarti variabel RD memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap PU. Untuk pengujian f2 variabel RD terhadap PU seluruhnya

mendapatkan hasil berpengaruh kecil, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan

mobile beradaptasi dengan profil pengguna tidak memengaruhi manfaat yang

dirasakan oleh pengguna. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Zarmpou et al.,

2012) bahwa Relationship Drivers memengaruhi Perceived Usefulness. Hal ini

menunjukkan bahwa relationship drivers tidak dapat meningkatkan atau

memengaruhi kemanfaatan bagi penggunanya.

Page 144: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

125

Page 145: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

126

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor – faktor yang paling memengaruhi penerimaan Iflix yaitu

Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU),

Innovativeness (INN), Functionality (F) dan yang terakhir Relationship

Drivers (RD).

2. Perceived Ease of Use (PEOU), Innovativeness (INN) dan

Relationship Drivers (RD) merupakan faktor - faktor yang memiliki

pengaruh paling besar pada penerimaan Viu.

3. Perceived Ease of Use Perceived Usefulness, Innovativeness

Perceived Ease of Use dan Relationship Drivers Behavioural

Intention adalah hipotesis yang dapat diterima untuk kedua layanan ,

yaitu Iflix dan Viu.

4. Hipotesis pengaruh T PEOU, pengaruh T PU, pengaruh T BI,

pengaruh INN PU, pengaruh F BI, dan pengaruh RD PU

adalah hipotesis yang ditolak di layanan VoD Iflix maupun Viu.

5. Perempuan merupakan jenis kelamin yang mendominasi dalam

penggunaan layanan Video on Demand pada penelitian ini. Kemudian

rentang umum pengguna layanan Video on Demand yang

mendominasi pada usia 15 sampai dengan 20 tahun. Lalu pekerjaan

yang mendominasi menjadi responden pengguna layanan Video on

Demand pada penelitian ini yaitu mahasiswa/pelajar, dan pendapatan

perbulan responden yang mendominasi < Rp 1.000.000.

Page 146: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

127

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran

bagi para peneliti selanjutnya dan perusahaan terkait, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang tertarik pada kajian sejenis

diharapkan dapat mempertimbangkan, meninjau kembali, dan

memperbaiki hal-hal sebagai berikut :

a. Menambah jumlah sampel sehingga tingkat sampling error semakin

kecil.

b. Meninjau kembali indikator-indikator yang digunakan, dapat berupa

penambahan ataupun pemilihan indikator yang lebih tepat agar

penelitian lebih akurat dan mendalam.

c. Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner pada sampel besar

hendaknya dilakukan pretest pada sampel kecil terlebih dahulu

sehingga apabila diketahui terdapat item pertanyaan yang tidak valid

dan reliabel dapat dikeluarkan sejak awal.

d. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode analisis

data yang lain seperti regression analysis, ANOVA, confirmatory

factor analysis, dan sebagainya.

e. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel-

variabel lain yang sudah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan.

f. Menggunakan metode kualitatif dengan responden para expert dipihak

layanan Video on Demand.

2. Bagi Iflix dan Viu serta penyedia layanan Video on Demand untuk

meningkatkan penerimaan pengguna diharapkan dapat memperhatikan hal

berikut :

a. Innovativeness pada penelitian ini paling memengaruhi niat

menggunakan (Behavioural Intention) layanan Iflix. Oleh karena itu

pihak Iflix harus terus menciptakan hal baru, konsep baru, atau produk

atau layanan inovatif untuk pengguna agar tetap menggunakan

layanan Iflix.

Page 147: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

128

b. Perceived Ease of Use pada penelitian ini paling memengaruhi niat

menggunakan (Behavioural Intention) layanan Viu. Oleh karena itu

pihak Viu harus memberikan kemudahan bagi pengguna aplikasi dalam

menunjang pengguna menonton film, seperti dengan membuat aplikasi

yang mudah dalam melakukan pemutaran film, dan memperhatikan

update aplikasi sebelum dikeluarkan ke konsumen. Hal ini bertujuan

untuk menghindari masalah ketika konsumen menggunakan aplikasi.

Page 148: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

129

c. Bagi penyedia layanan Video on Demand, untuk meningkatkan

penerimaan pengguna agar melakukan perbaikan pada variabel

kemudahan pengguna, Innovativeness dan relationship drivers.

Page 149: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

130

DAFTAR PUSTAKA

Aco, A., & Endang, A. H. (2017). Analisis Bisnis E-Commerce pada Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Aditya, R., & Wardhana, A. (2016). PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS

DAN PERCEIVED EASE OF USE TERHADAP BEHAVIORAL

INTENTION DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL ( TAM ) PADA PENGGUNA INSTANT MESSAGING LINE DI

INDONESIA. Jurnal Siasat Bisnis, 20(1).

Aisyah, M. N., Nugroho, M. A., & Sagoro, E. M. (2014). PENGARUH

TECHNOLOGY READINESS TERHADAP PENERIMAAN TEKNOLOGI

KOMPUTER PADA UMKM DI YOGYAKARTA. Journal Economia,

10(2), 105–119.

Akbar, A. (2019). ANALISA PERBANDINGAN TRANSAKSI DENGAN

MENGGUNAKAN UANG ELEKTRONIK (E-MONEY) DAN DENGAN

MENGGUNAKAN KARTU KREDIT ( STUDI KASUS PADA BANK

BUMN ) PERIODE 2010-2015. Jurnal Akuntansi, Keuangan, Dan

Perpajakan Indonesia, 6(2), 135–146.

Akurat.co. (2018). Di Indonesia, Pengguna Viu Capai Angka 8 Jutaan.

Alfa, A. A. G. (2017). ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN

KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL

LEAST SQUARE. Universitas Pendidikan Indonesia.

Arsam, A. (2014). Pembangunan Aplikasi Video Streaming Berbasis Android di

STV Bandung. Ilmiah Komputer Dan Informatika.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). Penetrasi & perilaku

pengguna internet indonesia.

Aulina, R. (2018). Pengaruh technologi acceptance model (tam) pada intention to

use internet banking perbankan syariah dengan attitude toward using

sebagai variabel intervening studi pada mahasiswa pelaku usaha di kota

malang. Universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang.

Broeck, W. Van Den, Pierson, J., & Lievens, B. (2007). Video - On - Demand :

Towards New Viewing Practices ?, 3, 23–44.

Cangelosi, J. S. (1995). Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa.

Page 150: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

131

Cho, V., Cheng, T. C. E., & Lai, W. M. J. (2009). The role of perceived user-

interface design in continued usage intention of self-paced e-learning tools

Computers & Education The role of perceived user-interface design in

continued usage intention of self-paced e-learning tools. Computers &

Education, 53(2), 216–227. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2009.01.014

Christina, H., Suhud, U., & Rizan, M. (2018). Analisis Penerimaan dan

Penggunaan Teknologi Ojek Online. Pendidikan Ekonomi & Bisnis, 6(1),

34–44.

Chuttur, M. (2009). AIS Electronic Library ( AISeL ) Overview of the

Technology Acceptance Model : Origins , Developments and Future

Directions, (January 2009).

Daily Social. (2018, October 19). iflix Bidik Total Pengguna di Indonesia Capai

25 Juta Tahun Ini. Retrieved from https://dailysocial.id/post/iflix-indonesia-

2018

Davis, F. D. (1989). User Acceptance of Computer Technology : A Comparison

of Two Theoretical Models. Managament Science, 35(8).

Edvardsson, B., & Strandvik, T. (1999). Criticality of Criticallncidents in

Customer Relationships Ba Edvardsson and Tore Strandvik. In P. Kunst, J.

Lemmink, & B. Stauss (Eds.) (pp. 427–445).

Feb, M. (2018). ANALISIS KUALITAS WEBSITE VIU.COM MENGGUNAKAN

WEBQUAL 4.0 DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA).

Universitas Telkom.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21

Update PLS Regresi (7th ed.). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hair, J. F., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2013). Editorial Partial Least Squares

Structural Equation Modeling : Rigorous Applications , Better Results and

Higher Acceptance, 46, 1–12. https://doi.org/10.1016/j.lrp.2013.01.001

Hamidi, E. A. Z., Ismail, N., & Jalaludin, R. (2018). Prototipe Layanan Video on

Demand ( VoD ) Pada Jaringan OpenFlow. TEKNIKA, 7(1), 21–27.

Hanifa, A. (2017). Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap

Penggunaan Layanan Internet Banking Studi di Bank Rakyat Indonesia

Syariah Cabang Surakarta.

Harris, I. (2017). Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap

Tingkat Penerimaan E-learning pada Kalangan mahasiswa. Universitas

Universal.

Page 151: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

132

Hernawati, S. (2017). Metodologi Penelitian dalam Bidang Kesehatan Kuantitatif

& Kualitatif. (C. Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, M.M.Kes., Ed.).

Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).

Hidayat, S. (2017). Analisis Aplikasi Streaming Musik “Joox Music” dan

“Spotify” dengan Indikator Technology Acceptance Model (TAM). Telkom

University.

Iflix. (2019). Iflix. Retrieved September 21, 2020, from

https://www.iflix.com/id/en/browse

Indrawati, I., & Putri, M. D. (2018). Analyzing Factors Influencing Continuance

Intention of E-Payment Adoption Using Modified UTAUT 2 Model, (May).

https://doi.org/10.1109/ICoICT.2018.8528748

Jamidan, S. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MAHASISWA UII MENGGUNAKAN INTERNET BANKING, 1–21.

Jatikusumo, D., Chandra, R., & Mantoro, T. (2013). Penyediaan Layanan

Pembelajaran Jarak Jauh dengan VOD Menggunakan Algoritma Pyramid

Broadcasting. TICOM, 1(3), 1–11.

Jib, S., Park, E., & Joon, K. (2014). What drives successful social networking

services ? A comparative analysis of user acceptance of Facebook and

Twitter. The Social Science Journal, 51(4), 534–544.

https://doi.org/10.1016/j.soscij.2014.04.005

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan (2 ed.). Yogyakarta: Andi

Publisher.

Juni, E. V., Wowor, H. F., & Paturusi, S. D. E. (2020). Analisis Tingkat

Pengalaman Pengguna Terhadap Aplikasi Online Shopping di Area Urban

Fringe. Teknik Informatika, 15(3), 209–216.

Kuo, Y., & Yen, S. (2009). Computers in Human Behavior Towards an

understanding of the behavioral intention to use 3G mobile value-added

services. Computers in Human Behavior, 25(1), 103–110.

https://doi.org/10.1016/j.chb.2008.07.007

Kurniawan, D., Semuel, P. H., & Japarianto, E. (2013). Analisis Penerimaan

Nasabah Terhadap Layanan Mobile Banking Dengan Menggunakan

Pendekatan Technology Acceptance Model Dan Theory Of Reasoned Action.

Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(1), 1–13.

Lacey, R. (2007). Relationship Drivers of Customer Commitment. The Journal of

Marketing Theory and Practice, 15, 315–333.

Page 152: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

133

https://doi.org/10.2753/MTP1069-6679150403

Larsen, K. R., & Lee, Y. (2017). The Technology Acceptance Model : Past ,

Present , and Future, (March 2016). https://doi.org/10.17705/1CAIS.01250

Laudon, K. C., & Traver, C. (2018). E-Commerce 2014, 10th Edition. Pearson.

Lee, C. B. P., & Wan, G. (2015). Including Subjective Norm and Technology

Trust in the Technology Acceptance Model : A Case of E-Ticketing in China,

(November 2010). https://doi.org/10.1145/1899639.1899642

Lu, J. (2014). Are personal innovativeness and social influence critical to continue

with mobile commerce?, 24(January 2014).

Malau, Y. (2014). PEMANFAATAN E-TAILING UNTUK MENINGKATKAN

PENJUALAN. Paradigma, XVI(2), 21–31.

Marlina, E. (2018). Implementasi Technology Acceptance Model Dalam Aktivitas

Berbelanja Online Melalui Situs Lazada.Co.Id, 5, 1–15.

Mayer, R. C., Davis, J. H., Schoorman, F. D., Mayer, R. C., & Davis, J. H. (2011).

AN INTEGRATIVE MODEL OF ORGANIZATIONAL TRUST, 20(3),

709–734.

Medcom. (2020). Rayuan Manis Layanan Streaming di Indonesia.

Melaning, A., & I Gst Ayu Kt. Giantari. (2019). Technology Acceptance

Application Model on Internet Banking Service in BRI Bank Denpasar

Indonesia. InternationalResearch Journal of Management, IT & Social

Sciences, 6(4).

Morris, M. G., & Dillon, A. (1997). How user perceptions influence software use,

14(4).

Muchran, M. (2015). Acceptance of Banking Information Technology in PT BNI

of Makassar. Journal of Economics and Behavioral Studies, 7(2), 124–130.

Mustakini, W. A., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS), Alternatif

Structural Equation Modeling. Yogyakarta: Andi Publisher.

Nag, A. K., & Gilitwala, B. (2019). E-Wallet- Factors Affecting Its Intention to

Use. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE),

8(4), 3411–3415. https://doi.org/10.35940/ijrte.D6756.118419

Nasir, M. (2013). Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di

Palembang Menggunakan Model UTAUT, (12), 36–40.

Page 153: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

134

Novianti, Febianti, A., Pani, & Nana. (2013). EKSPERIMEN PERBANDINGAN

PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN NERACA OHAUSS DAN

NERACA DIGITAL.

Prabowo, R. (2019). Analisis Loyalitas Pengguna Layanan Video on Demand

Berlangganan Netflix Menggunakan Extended Unified Theory Of Acceptance

And Use Of Technology 2 (UTAUT2).

Prasetyo, D. A. (2019). PENGUKURAN PENERIMAAN PENGGUNA DALAM

PEMBAYARAN PARKIR PADA SKY PARKING MENGGUNAKAN MOBILE

WALLET OVO. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Prastanti, N. D., Kusyanti, A., & Perdanakusuma, A. R. (2017). Analisis Faktor -

Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan Smartphone Dengan Menggunakan

Metode Structural Equation Modeling ( SEM ). Jurnal Pengembangan

Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 1(10), 1152–1161.

Rahmawati, F. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENERIMAAN SISTEM TIKET ELEKTRONIK PT TRANSJAKARTA.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

Rahmawati, R. N., & Narsa, I. M. (2019). Intention to Use e-Learning : Aplikasi

Technology Acceptance Model ( TAM ). Akuntansi, 3(2), 261.

https://doi.org/10.33395/owner.v3i2.151

Salamah, E. U. N. S. M. (2015). Structural Equation Modeling-Partial Least

Square untuk Pemodelan Derajat Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Timur

(Studi Kasus Data Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Jawa Timur

2013). JURNAL SAINS DAN SENI ITS, 4(2), 4–9.

Saprikis, V., Markos, A., Zarmpou, T., & Vlachopoulou, M. (2018). Mobile

Shopping Consumers’ Behavior: An Exploratory Study and Review. Journal

of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research, 13(1).

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4067/S0718-18762018000100105

Sarwono, J. (2010). PENGERTIAN DASAR STRUCTURAL EQUATION

MODELING ( SEM ). Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis, 10(3), 173–182.

Setyawan, R. A., & Marzuki, Y. (2018). SURVEI APLIKASI VIDEO LIVE

STREAMING DAN CHAT DI KALANGAN PELAJAR, 185–191.

Singh, J. (2015). Consumer Trust , Value , and Loyalty in Relational Exchanges,

(January 2002). https://doi.org/10.1509/jmkg.66.1.15.18449

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). DASAR METODOLOGI PENELITIAN. (Ayup,

Ed.). Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Page 154: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

135

Sugiyono. (2013). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN PENDEKATAN

KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sulaiman, A., Jaafar, N. I., & Mohezar, S. (2007). An overview of mobile banking

adoption among the urban communit, 5(2).

Sun, H. (2006). Causal Relationships between Perceived Enjoyment and

Perceived Ease of Use : An Alternative Approach, 7(9), 618–645.

Suwandi, E., Imansyah, H. F., & Dasril, H. (2018). ANALISIS TINGKAT

KEPUASAN MENGGUNAKAN SKALA LIKERT PADA LAYANAN

SPEEDY YANG BERMIGRASI KE INDIHOME.

Viu. (2018). VIU Indonesia. Retrieved September 21, 2020, from

https://www.viu.com/ott/id/id/all?redirected=true&session_id=48006781b26

61--6d-b54104fe61c449bc-

a49bf0309421a3&msisdn=63bb9da44969483af745fc13ba5048203a9dbf7ec8

25e677804416cc92485b3b&partnerId=4&error_message=he-

successful&timestamp=1600670145484&chargingPlatform=frontend_deskto

p

Walczuch, R., Lemmink, J., & Streukens, S. (2007). The effect of service

employees ’ technology readiness on technology acceptance, 44, 206–215.

https://doi.org/10.1016/j.im.2006.12.005

Wallace, L., Sheetz, S., Wallace, L. G., & Sheetz, S. D. (2014). The Adoption of

Software Measures :, A Technology Acceptance Model ( TAM ) Perspective

Information & Management The adoption of software measures : A

Technology Acceptance Model ( TAM ) perspective. Information &

Management, 51(2), 249–259. https://doi.org/10.1016/j.im.2013.12.003

We Are Social. (2020). Digital 2020 : 3.8 billion people use social media.

Retrieved March 24, 2020, from

https://wearesocial.com/blog/2020/01/digital-2020-3-8-billion-people-use-

social-media

Wiyono, G. (2011). Merancang penelitian bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0

& SmartPLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengolah Data Penelitian

dng Partial Least Square Path Modeling.

Yasa, N. N. K., Ratnaningrum, L. P. R. A., & Sukaatmadja, P. G. (2014). THE

APPLICATION OF TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL ON, 16(2),

93–102. https://doi.org/10.9744/jmk.16.2.93

Page 155: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

136

Yusuf, N. A., & Indrawati. (2019). Analisis Faktor yang Memengaruhi

Pembentukan Minat Berlangganan di Industri Video-On-Demand Di

Indonesia. Manajemen Dan Bisnis, 3(1).

Zarmpou, T., Saprikis, V., Markos, A., & Vlachopoulou, M. (2012). Modeling

users ’ acceptance of mobile services, (May). https://doi.org/10.1007/s10660-

012-9092-x

Zarmpou, T., Saprikis, V., & Vlachopoulou, M. (2011). Investigating the

Influential Factors towards Mobile Services Adoption in Greece,

(September).

Page 156: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

137

Page 157: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

138

LAMPIRAN 1

KUESIONER

Page 158: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

139

Kuesioner Penelitian Penerimaan Aplikasi Video on

Demand Iflix dan Viu

Saya Natasya Aurora Yasmin, mahasiswi tingkat akhir Fakultas Sains dan

Teknologi, jurusan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini

saya sedang melakukan penelitian berjudul: "Analisis penerimaan aplikasi Video

on Demand iflix dan viu menggunakan metode TAM"

Dengan ini saya meminta kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam

pengisian kuisioner ini yang kurang lebih membutuhkan waktu 5 menit.

Keseluruhan data pada kuesioner ini akan terjaga kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan untuk penelitian tugas akhir saya.

𝐉𝐚𝐰𝐚𝐛𝐚𝐧 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐮𝐞𝐬𝐢𝐨𝐧𝐞𝐫 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐚𝐫𝐭𝐢𝐬𝐢𝐩𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐨𝐧𝐚𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐑𝐩 𝟏𝟎𝟎𝟎,- 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧

𝐩𝐞𝐧𝐞𝐥𝐢𝐭𝐢 𝐬𝐚𝐥𝐮𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐩𝐥𝐚𝐭𝐟𝐨𝐫𝐦 𝐤𝐢𝐭𝐚𝐛𝐢𝐬𝐚.𝐜𝐨𝐦.

𝐓𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐆𝐨𝐏𝐚𝐲 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐑𝐩 𝟐𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎,- 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝟏𝟎 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐢𝐬𝐢.

Jika ada pertanyaan mengenai kuesioner ini, Anda dapat menghubungi :

[email protected]

Atas bantuan serta partisipasi Anda dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan

terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

Natasya Aurora Yasmin

Page 159: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

140

A. Profil Responden

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

1 Jenis kelamin O Laki-laki O Perempuan

2 Umur O 15 – 20 Tahun O 26 – 30 Tahun

O 21 – 25 Tahun O > 31 Tahun

3 Domisili

4 Pendidikan Terakhir O SMA O D3 O S1 O Pasca sarjana

5 Pekerjaan saat ini O Pelajar/Mahasiswa

O PNS/TNI/POLRI

O Wiraswasta

O Karyawan

O Guru/Dosen

O Yang lain ......

6 Apakah Anda menggunakan

layanan Iflix atau Viu di

perangkat mobile ( HP,

laptop, tablet) ?

O Ya

O Tidak ( Silahkan berhenti disini)

7 Aplikasi VoD yang Anda

gunakan

O Iflix O Viu

8 Berapa lama Anda sudah

menggunakan layanan

tersebut?

O < 1 Tahun O 2 – 4 Tahun O > 4

Tahun

9 Secara keseluruhan

bagiamana tingkat

penerimaan Anda terhadap

layanan Video on Demand

O Sangat Tidak Menerima

O Tidak Menerima

O Netral

O Menerima

Page 160: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

141

Iflix / Viu di Indonesia ? O Sangat Menerima

Page 161: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

142

B. Pertanyaan Pada Kuesioner

Untuk pertanyaan berikutnya, Anda dimohon untuk memberikan penilaian sesuai

dengan pendapat Anda mengacu pada Aplikasi VOD yang Anda pilih pada

pertanyaan sebelumnya.

Perceived Usefulness(PU)

1 Penggunaan

Video on

Demand

memungkinkan

saya untuk

menonton dan

mencari film

yang saya

inginkan dengan

mudah

2 Penggunaan

Video on

Demand

meningkatkan

produktivitas

saya dalam

menonton

3 Penggunaan

Video on

Demand lebih

efektif dibanding

media lain (TV,

CD dan Kaset)

Page 162: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

143

4 Penggunaan

Video on

Demand lebih

efisien dibanding

media lain (TV,

CD dan Kaset)

Perceived Ease of Use (PEOU)

5 Penggunaan

Video on

Demand mudah

untuk digunakan

6 Penggunaan

Video on

Demand mudah

dipelajari

7 Penggunaan

Video on

Demand

memudahkan

saya

mendapatkan

film yang saya

cari

Trust (T)

8 Pengunaan Video

on Demand aman

dalam transaksi

untuk

Page 163: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

144

berlangganan

(VIP)

9 Data pribadi

pengguna Video

on Demand

terlindungi

dengan aman

10 Pengunaan Video

on Demand

menerapkan

kebijakan yang

ketat

Innovativeness (INN)

11 Saya bersedia

menggunakan

teknologi baru

yang diterapkan

Video on

Demand

12 Saya tertarik

untuk

mempelajari

teknologi baru

yang diterapkan

Video on

Demand

13 Teman dan

kerabat saya

sering datang ke

Page 164: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

145

saya untuk minta

nasihat

teknologi dan

inovasi baru

Relationship Drivers (RD)

14 Penggunaan

Video on

Demand dapat

diatur sesuai

dengan profil

saya

15 Penggunaan

Video on

Demand dapat

diatur sesuai

dengan playlist

yang saya

inginkan

16 menggunakan

layanan VoD

memberi saya

kesempatan

untuk

mengontrol

mulai,

kelanjutan, dan

akhir

penggunaan saya

Functionally (F)

Page 165: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

146

17 Video on

Demand

mempunyai

kecepatan

koneksi yang

cukup tinggi

18 Video on

Demand

mempunyai

kecepatan

konfirmasi

transaksi (VIP)

yang cukup

tinggi

19 Video on

Demand

mempunyai

antarmuka

(interface) yang

mudah dipahami

20 Video on

Demand dapat

diakses kapan

saja dan dimana

saja

Behavioral intention (BI)

21 Saya berniat

untuk

menggunakan

Page 166: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

147

layanan Video on

Demand dalam

waktu dekat

22 Saya percaya

minat terhadap

layanan Video on

Demand akan

meningkat

23 Saya berniat

untuk

menggunakan

layanan Video on

Demand sesering

mungkin

24 Saya akan

merekomendasik

an orang lain

untuk

menggunakan

layanan Video on

Demand

Page 167: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

148

LAMPIRAN 2

DATA RESPONDEN

Page 168: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

149

Data Responden Iflix

no. PU1 PU2 PU3 PU4 PEOU1 PEOU2 PEOU3 T1 T2 T3 INN1 INN2 INN3 RD1 RD2 RD3 F1 F2 F3 F4 BI1 BI2 BI3 BI4

1 2 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 2

2 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5

3 5 5 3 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 1 5 5 4 5

4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 3 4 5 5 5 5 3 5

5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 3

6 3 4 5 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 4 2 3 2 5 3 3 5 4 4

7 5 4 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

8 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5

9 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

10 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 4 3 3

11 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3

12 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 3 4

13 4 3 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4

14 5 4 4 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3

15 4 5 5 5 5 5 4 5 2 3 5 5 4 4 3 5 3 3 5 5 4 4 2 5

16 4 5 5 5 4 5 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 5 5 5 4 5 2 3

17 3 5 5 5 5 5 5 2 3 3 3 4 3 5 1 2 2 4 4 4 3 5 3 4

18 5 5 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 3

19 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5

20 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4

22 3 4 5 3 5 4 2 5 4 3 5 3 3 5 5 2 5 5 3 3 4 5 3 5

23 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3

24 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4

25 2 2 3 2 4 4 2 2 2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 4 1 2

26 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 5 4 5 5 4 4 3 3

27 2 3 3 2 3 4 1 5 4 2 3 4 4 4 3 4 5 5 4 5 3 3 3 4

28 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 5 3 4

29 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3

30 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5

31 4 5 5 5 5 5 5 3 1 5 3 3 4 5 4 5 5 5 5 1 1 5 1 1

32 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5

33 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4

34 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4

35 3 3 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4

36 5 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 3 4

37 5 3 2 2 3 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

38 4 4 5 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 3 2

39 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4

40 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4

41 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5 4 5 3 4

42 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 3 4 1 2

43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

44 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5

45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

46 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5

47 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 2 3 3 5 5 4 5

48 3 2 5 5 5 5 5 4 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 5 5 4 5 3 3

49 3 4 2 2 4 5 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2

50 4 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4

Page 169: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

150

41 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5 4 5 3 4

42 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 5 4 3 4 1 2

43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

44 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5

45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

46 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5

47 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 5 4 2 3 3 5 5 4 5

48 3 2 5 5 5 5 5 4 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 5 5 4 5 3 3

49 3 4 2 2 4 5 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2

50 4 5 5 5 4 5 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 4

51 3 3 5 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5

52 3 3 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 5 3 3

53 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 3 4 2 3

54 4 5 4 5 5 5 5 5 3 2 5 5 2 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 3

55 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4

56 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

57 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3

58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

59 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 3 3 3 3

60 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 5 5 4 4 3 4

61 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3

62 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4

63 3 1 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 5 1 1 4 2 1

64 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5

66 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3

67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

68 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 3 5 4 3 5 4 4 5 5 5

69 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 2

70 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 4 5 5 4 3

71 5 4 5 4 5 4 5 4 3 3 2 3 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5

72 4 3 5 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3 3 2 5 5 3 5 5 2 3 2 3

73 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4

74 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

75 4 3 4 5 3 4 4 2 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2 4 2 2

76 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4

77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

78 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

79 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 4 5 5

80 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 3 5 5 4 5

81 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 2 4

82 4 2 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4

83 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4

84 5 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4

85 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 2 3

86 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4

87 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5

88 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4

89 4 2 3 4 3 4 2 2 3 2 4 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3

90 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 4 4

91 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 3 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5

92 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 5 3 4 3 4

93 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

94 4 5 5 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 2 5 5 2 4 4 3 3

95 5 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4

96 5 4 4 3 5 4 5 3 2 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 3 4

97 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3

98 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5

99 5 5 5 5 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 5 3 4 2 2

100 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3

Page 170: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

151

101 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4

102 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

103 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

104 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5

105 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

106 3 4 5 5 4 5 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 5 5 2 2

107 3 4 5 5 4 5 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 3 5 5 3 5 2 3

108 4 3 5 4 5 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 3 3 5

109 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5

110 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5

111 5 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4

112 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3

113 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 3 3 3

114 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5

115 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

116 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 5 5 4 4 3 4

117 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 5 5 5 5 3 3

118 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 4 5

119 5 4 4 4 5 5 4 5 3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

120 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5

121 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

122 4 4 5 5 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 3

123 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5

124 4 3 4 3 3 5 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 4 4 4

125 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

126 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 3 5

127 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3

128 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 3 4 3 4 3 3 5 5 5 5 3 5

129 4 1 4 5 4 5 3 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 4

130 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3

131 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5

132 4 5 5 5 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 5 5 3 2 2 2

133 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4

134 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 5 2 4 3 4

135 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4

136 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4

137 3 3 5 5 4 3 3 4 5 5 5 5 3 5 4 4 3 3 5 5 4 5 4 4

138 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

139 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 5 5 4 5 3 4

140 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

141 2 3 5 5 4 5 3 3 3 2 4 5 3 3 3 4 4 3 5 5 4 4 3 3

142 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

143 5 3 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 3 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5

144 3 5 4 4 4 4 3 4 2 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 3 4 3 4

145 4 5 4 5 3 5 4 4 3 4 4 5 3 3 4 3 5 3 5 4 5 5 3 4

146 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3

147 5 4 4 4 4 5 5 4 3 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5

148 5 5 5 5 5 5 4 1 1 2 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5

149 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3

150 3 4 5 5 5 5 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

Page 171: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

152

Data Responden Viu

no. PU1 PU2 PU3 PU4 PEOU1 PEOU2 PEOU3 T1 T2 T3 INN1 INN2 INN3 RD1 RD2 RD3 F1 F2 F3 F4 BI1 BI2 BI3 BI4

1 5 4 4 3 4 3 4 3 5 5 3 5 5 4 3 5 5 3 2 5 4 4 5 3

2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5

3 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3

4 4 4 5 5 5 5 3 4 3 3 3 4 5 4 5 3 4 4 3 5 5 5 3 5

5 4 4 5 5 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3

6 5 2 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5

7 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4

8 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

9 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3

10 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 5

11 4 4 5 5 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 5

12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4

13 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

14 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 3 5 2 5 2 4

15 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 4 5 4 5 3 3

16 4 4 4 4 5 5 5 3 3 3 5 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5

17 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 3 4

18 4 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 4 3 3 3 3 2 5 3 3 2 3

19 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3

20 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3

21 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4

22 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5

23 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 5 4 4

24 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5

25 4 5 5 5 4 5 4 5 4 2 5 5 5 2 2 5 2 4 5 5 5 5 5 2

26 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 3 4

27 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 5 4 5 5 5 3 3

28 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3

29 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5

30 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5

31 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5

32 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 4 5 2 5 5 5 5

33 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5

34 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3

35 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4

39 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5

40 5 5 5 5 5 5 5 2 2 4 5 5 2 5 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5

Page 172: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

153

41 4 4 5 5 4 5 3 5 4 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5

42 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 3 3 5 4 5 3 3 5 5 5 5 5

43 5 3 4 4 3 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 3

44 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4

45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

46 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4

47 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

48 5 4 3 4 4 3 2 3 1 5 5 4 1 3 3 5 1 3 2 3 4 2 5 1

49 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5

50 3 4 3 3 3 5 4 4 3 3 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 3 5 4 4

51 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 5 4 5

52 4 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4

53 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 3

54 5 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 3 3 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4

55 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 4 3 5 2 5 5 5 5

56 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4

57 5 5 3 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

58 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

59 4 4 5 5 3 5 4 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5

60 5 5 4 4 3 5 5 4 4 2 3 4 2 5 2 5 2 5 5 2 5 5 4 5

61 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4

62 3 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 3 5 3 3

63 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4

64 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5

65 5 4 5 4 2 4 5 4 4 5 3 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4

66 5 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 5 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4

67 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5

68 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4

69 4 4 5 4 3 4 4 5 3 2 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4

70 4 4 5 4 4 3 5 5 3 3 4 3 5 4 5 4 4 3 3 4 4 5 4 3

71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

72 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5

73 5 4 4 5 3 5 5 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 3 5 3 3

74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

75 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 5 3 2 5 4 4 4 5 3 4 3 4

76 3 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 3

77 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 5 4 4 5 3 4 4 2 4 5 5 5 5

78 5 5 3 4 5 5 5 4 3 2 5 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5

79 5 3 5 5 4 4 5 3 3 5 3 2 5 3 4 3 3 4 5 4 3 4 2 3

80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

81 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4

82 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 3 3 5 5 5 4 3 4

83 5 5 5 5 3 4 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 5 4 5 3 4

84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

85 3 3 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4

86 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 5 3 4 4 4 5 4 3

87 5 5 5 5 4 5 5 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 5 2 4

88 5 4 5 5 5 5 4 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 5 5 5 4 5

89 4 3 5 5 5 5 3 5 3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 3 3

90 4 4 5 5 4 5 4 3 3 4 3 4 5 5 5 4 2 3 2 5 4 5 3 3

91 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

92 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5

93 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5

94 5 3 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 4 3 5

95 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 5 4 5 4 5

96 4 3 5 5 4 5 5 4 4 3 3 3 5 2 3 3 3 3 4 5 5 5 3 5

97 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 3

98 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 5 3 4

99 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3

100 5 5 4 5 5 5 5 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5

Page 173: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

154

99 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 3

100 5 5 4 5 5 5 5 3 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5

101 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5

102 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5

103 4 5 4 4 4 5 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4

104 4 3 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4 2 4

105 3 5 5 3 4 4 3 5 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 3 5 4 5 4 4

106 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4

107 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

108 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5

109 4 3 4 5 4 5 4 4 2 3 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4

110 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4

111 4 4 4 5 5 5 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3

112 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5

113 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 4 4 3 3

114 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4

115 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 3 5 4 3 5 5 5 4 5 5 4 2 3

116 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4

117 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5

118 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

119 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4

120 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5

121 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

122 4 3 4 5 3 4 4 3 2 3 3 4 5 4 5 4 3 3 4 5 5 5 3 4

123 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5

124 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5

125 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5

126 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

127 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 5 4 4 3 5

128 3 3 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 2 2 5 5 3 3 5 2 5 5 5 5

129 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4

130 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 3 3 5 4 4 4 3 5

131 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3

132 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

133 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4

134 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5

135 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5

136 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

137 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5

138 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5

139 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4

140 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5

141 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

142 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4

143 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4

144 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2

145 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4

146 5 4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 3 5

147 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

148 5 3 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 3 2 3 3

149 5 5 5 4 4 5 5 5 2 2 5 5 5 4 2 4 3 4 5 5 4 5 3 4

150 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 174: SKRIPSI ANALISIS KOMPARATIF PENERIMAAN APLIKASI

155