skripsi

61
  TATA CARA PELAKSANAAN PENGUKURAN DALAM RANGKA PENDAFTARAN TANAH SPORADIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BREBES TUGAS AKHIR Untuk memperoleh gelar Ahli Madia Manajemen Pertanahan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Indra Prasetyo NIM 3451302503 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Upload: jon-land

Post on 11-Jul-2015

434 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 1/60

 

TATA CARA PELAKSANAAN PENGUKURAN

DALAM RANGKA PENDAFTARAN TANAH

SPORADIK DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BREBES 

TUGAS AKHIR

Untuk memperoleh gelar Ahli Madia Manajemen Pertanahan pada

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Indra Prasetyo

NIM 3451302503

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 2/60

  ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas akhir ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

ujian Tugas Akhir pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Drs. Rustopo, SH. M.Hum

NIP. 130515746

Mengetahui

Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Drs. Eko Handoyo, M.Si 

NIP. 131764048

Page 3: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 3/60

  iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Tugas Akhir

Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 11 Agustus 2005

Penguji Tugas Akhir

Ketua Anggota I

Drs. Rustopo, SH.M.Hum Drs. Sartono Sahlan

NIP. 130515746 NIP. 131125644

Mengetahui:

Dekan,

Drs. Sunardi, MM

NIP. 130367998

Page 4: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 4/60

  iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-benar hasil

karya saya sendiri,bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik.

Semarang, Juni 2005

Indra Prasetyo

NIM. 3451302503

Page 5: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 5/60

  v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tanah adalah sumber kehidupan bagi manusia

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk :

1.  Kedua orang tuaku tercinta terimakasih atas doa,cinta,kasih sayang,dan

motifasi. Kalian telah memberikan pemberian terbaik sepanjang hidupku.

2.  kakak-kakakku yang selalu mendoakan dan mencintaiku.

3.  Asri Kekasihku yang telah membantu dan setia menemaniku dalam

penyelesaian tugas akhir.

4.  Teman-temanku D3 Manajemen Pertanahan Angkatan 2002.

5.  Almamaterku.

Page 6: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 6/60

  vi

PRAKATA

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Tata Cara Pelaksanaan Pengukuran

Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten

Brebes”.

Dengan selesainya tugas akhir ini penulis tidak lupa sampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis

baik secara moral maupun materil, antara lain :

1.  DR. A. T. Sugito, SH. MM, selaku Rektor Universitas Negeri Negeri

Semarang.

2.  Drs. Sunardi, MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3.  Soedijono, SH, selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes.

4.  Drs. Eko Handoyo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang.

5.  Drs. Rustopo, SH. M.HUM, selaku Ketua Progran Studi Manajemen

Pertanahan dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir penulis.

6.  Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

7.  Sularto, BSc, selaku Pembimbing Lapangan Praktek Kerja Lapangan di

Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes.

8.  Sofia, SE yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir.

Page 7: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 7/60

  vii

9.  Andri,SE yang telah membantu dalam pengumpulan data Tugas Akhir ini.

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

Tugas Akhir ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu,semoga

Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala jasa-jasanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

Semarang, Juni 2005

Penulis

Page 8: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 8/60

  viii

SARI

Indra Prasetyo. 2005. Tata Cara Pelaksanaan Pengukuran Dalam RangkaPendaftaran Tanah Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes. Ahli

Madia Manajemen Pertanahan Universitas Negeri Semarang. 41 halaman.

Kata Kunci : Pendaftaran, Pengukuran, Tanah, Sporadik.

Di Kabupaten Brebes walaupun sudah banyak dilakukan pendaftaran tanah

baik secara sistematik maupun sporadik namun masih banyak bidang-bidang

tanah yang belum terdaftar. Dalam melakukan pendaftaran pengukuran tanah oleh

Pemerintah dalam hal ini Kantor Pertanahan harus memenuhi asas-asas yang ada

dalam pendaftaran di Indonesia. Pemerintah melakukan pendaftaran pengukuran

tanah selain bertujuan untuk menarik pajak dari masyarakat juga bertujuan untuk 

memberikan kepastian hukum pada masyarakat. Dengan kepastian hukum

masyarakat juga memperoleh keuntungan yang berpengaruh dalam kehidupanmasyarakat itu sendiri. Dan juga masyarakat mendapatkan bukti kepemilikan yang

sah sehingga apabila dikemudian hari ada masalah dapat dibuktikan dengan

sertifikat yang sudah ada.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah

pelaksanaan pendaftaran tanah sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

?. (2) Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengukuran ?. (3)

Bagaimana akibat hukum dari pendaftaran tanah ?. Penelitian ini bertujuan : (1).

Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengukuran dalam rangka pendaftaran

tanah sporadik di Kabupaten Brebes. (2). Untuk mengetahui apa saja yang perlu

dilakukan sebelum melakukan pegukuran. (3). Untuk mengetahui akibat hukum

dari pendaftaran tanah dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Brebes.Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

dan langsung terlibat dalam proses pengukuran, serta studi dokumentasi. Dan

dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah model analisis

kualitatif karena penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Model analisis data

tersebut sesuai untuk menggambarkan tentang pelaksanaan kebijakan

pendaftaran pengukuran tanah secara sporadik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pengukuran tanah yang

dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes sudah sesuai dengan ketentuan

yang sudah ada,namun ada sedikit yang tidak sesuai dengan peraturan,tetapi

semuanya itu tidak menyimpang dari peraturan yang sudah ditetapkan. Hal ini

disebabkan karena semakin meningkatnya permohonan pendaftaran tanah,jumlah

petugas ukur yang kurang. Sehingga dalam proses pengukuran petugas ukurmenggunakan cara yang sederhana yang biasa dipakai petugas ukur sehari-hari.

Melakukan pendaftaran tanah adalah merupakan suatu tindakan hukum. Sehingga

pendaftaran pengukuran tanah yang dilakukan pemohon akan menimbulkan akibat

hukum. Akibat hukum dari pendaftaran tanah yaitu dapat berwujud yaitu

lahirnya,berubah atau lenyapnya suatu keadaan hukum yaitu dengan maksud

tanah yang belum didaftarkan pengukurannya belum memiliki kepastian hukum

sedangkan setelah didaftar tanah tersebut memiliki kepastian hukum yang sah.

Page 9: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 9/60

  ix

Sedangkan akibat hukum tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang

melakukan pendaftaran tanah.

Pengukuran bidang tanah sporadik adalah proses pemastian letak batas suatu atau

beberapa bidang tanah berdasarkan permohonan pemegang haknya atau calonpemegang hak dan yang letaknya saling berbatasan atau terpencar-pencar dalam

satu desa atau kelurahan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara

sporadik.

Berdasarkan hasil penelitian diatas,dapat disimpulkan bahwa pendaftaran

pengukuran secara sporadik yang dilaksanakan di Kabupaten Brebes merupakan

kegiatan yang rutin dilakukan Kantor Pertanahan karena bidang yang terdaftar di

Kabupaten Brebes relatif masih sedikit sehingga volume pekerjaan pendaftaran

tanah secara sporadik merupakan bentuk kesadaran masyarakat yang

membutuhkan jaminan kepastian hukum atas pemilikan tanahnya. Kepastian

hukum yang diperoleh dari pendaftaran tanah secara sporadik sama besarnya

dengan pendaftaran tanah secara sistematik karena dilaksakan dengan dasar

hukum dan proses yang sama pula.Masyarakat banyak memperoleh keuntungan dengan dilakukannya

pendaftaran pengukuran tanah secara sporadik karena memperoleh kepastian

hukum atas pemilikan tanahnya yang juga diakui oleh pihak-pihak lain dimana

 juga memepengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan manusia.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat,Kantor

Pertanahan,Mahasiswa dan semua orang. Pemerintah dalam hal ini Kantor

Pertanahan Kabupaten Brebes diharapkan lebih meningkatkan lagi sosialisasi

mengenai tata cara pelaksanaan pengukuran dalam rangka pendaftaran tanah

sporadik dan arti penting pendaftaran tanah. Dan kegiatan sosialisasi tersebut

dituangkan dalam bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh

masyarakat yang rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Sertauntuk masyarakat Kabupaten Brebes agar lebih bersifat aktif dalam mencari

informasi mengenai pendaftaran tanah dan arti penting pendaftaran tanah tersebut.

Page 10: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 10/60

  x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN......................................................................... iii

PERNYATAAN.................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

PETA KABUPATEN BREBES ...................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 4

1.5 Penegasan Istilah ........................................................................... 5

1.6 Sistematika Tugas Akhir ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Pendaftaran Pengukuran tanah…………………………………… 7

2.2 Tujuan Pendaftaran tanah………………………………………... 9

Page 11: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 11/60

  xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 11

3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 11

3.2 Fokus Penelitian ............................................................................ 12

3.3 Sumber Data .................................................................................. 12

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 12

3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 14

1.1 Keadaan Umum Wilayah Kabupaten Brebes................................. 14

1.2 Letak Geografis,Batas Administrasi,Luas dan Topografi

Kabupaten Brebes ......................................................................... 14

1.3 Kondisi Sosial Ekonomi di Kabupaten Brebes ............................. 17

1.4 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes .......... 18

1.5 Pelaksanaan Pengukuran dalam Rangka Pendaftaran Tanah

Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes dan Akibat

Hukum dari Pengukuran Sporadik ................................................ 20

1.6 Pelaksanaan Pengukuran dalam Rangka Pendaftaran Tanah

Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes ....................... 20

1.7 Analisis Pelaksanaan Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran

Tanah Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes ............ 36

1.8 Akibat Hukum dari Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran

Tanah Sporadik ............................................................................. 37

Page 12: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 12/60

  xii

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 40

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 40

5.2 Saran-saran ..................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

Page 13: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 13/60

  xiii

DAFTAR PUSTAKA

Bidang pengukuran dan Pendaftaran Tanah. 1999. Petunjuk Teknis Tata

Pendaftaran Tanah, Pendaftaran Tanah Secara Sporadik. Badan Pertanahan

Nasional.

Harsono, Boedi. 1999. Undang-undang Hukum Agraria, Sejarah Isi dan

Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Harsono, Boedi. 2002. Himpunan Peraturan-peraturan Hukum Tanah. Jakarta:

Djambatan.

Moleong, lexy j. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Pendaftaran tanah Direktorat Jendral Agraria.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3

Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 1997, Tentang Pendaftaran Tanah.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, Tentang Pokok-pokok Agraria.

Page 14: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 14/60

  xiv

DAFTAR TABEL

1. Luas Kabupaten Brebes Perkecamatan .................................................. 15

2. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya di Kabupaten Brebes................... 18

.

Page 15: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 15/60

  xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Permohonan Pengukuran

Lampiran 2 : Surat Tugas Ukur

Lampiran 3 : Risalah Panitia Pemeriksaan Tanah “A”

Lampiran 4 : Risalah Pemeriksaan Tanah (Konstatering Rapport)

Lampiran 5 : Berita Acara Pelaksanaan Pengukuran

Lampiran 6 : Berita Acara Petugas Ukur dan Penelitian Data Yuridis

Lampiran 7 : Berita Acara Kesaksian

Lampiran 8 : Berita Acara Penghitungan dan Pemetaan Bidang Tanah

Lampiran 9 : Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang tanah

Penetapan Batas,Pemasangan Tanda Batas dan Tidak 

Sengketa

Lampiran 11 : Penyelidikan Riwayat Bidang Tanah dan Penetapan Batas

Lampiran 12 : Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan

Lampiran 13 : Keputusan Kepala Kantor Pertanahan

Lampiran 14 : Contoh lampiran Daftar Isian 302

Lampiran 15 : Contoh lampiran Daftar Isian 107 A

Lampiran 16 : Contoh lampiran Daftar Isian 301

Page 16: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 16/60

  xvi

DAFTAR GAMBAR

1.  Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes.

2.  Bagan Alir Kegiatan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali Secara

Sporadik.

Page 17: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 17/60

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tanah memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia yaitu

karena kehidupan manusia sangatlah membutuhkan tanah dan manusia tidak 

dapat dipisahkan dari tanah. Manusia hidup dan bermukim diatas tanah dan

memperoleh bahan pangan dengan cara mendayagunakan tanah. Manusia akan

hidup serba kecukupan dan damai kalau mereka dapat menggunakan tanah yang

dikuasainya atau dimilikinya sesuai dengan hukum yang berlaku, dan manusia

akan hidup tentram dan damai kalau mereka dapat menggunakan hak-hak dan

kewajibannya sesuai dengan batas-batas tertentu dalam hukum yang berlaku yang

mengatur kehidupan manusia itu dalam masyarakat. Ditambah lagi dengan negara

kita yang sebagian besar kehidupan rakyatnya bersifat agraris sehingga tanah

memiliki fungsi sebagai faktor produksi.

Dengan semakin bertambah jumlah manusia setiap harinya, maka banyak 

orang membutuhkan tanah untuk kegiatan sehari-hari dan untuk tempat tinggal.

Laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia menyebabkan

tingginya lalulintas peralihan Hak Atas Tanah. Pemegang hak atas tanah saat ini

bukanlah pemegang Hak Atas Tanah yang pertama. Akibatnya baik pemerintah

maupun masyarakat ketika membutuhkan sebidang tanah untuk memenuhi

kebutuhannya memerlukan kepastian mengenai siapa sebenarnya pemilik 

sebidang tanah tersebut.

Page 18: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 18/60

2

Pemasalah lain yang berhubungan dengan penguasaan tanah di Indonesia

  juga menyangkut hukum yang dianut oleh masyarakat. Bagi sebagian besar

masyarakat Indonesia mereka menganut pada hukum adat yang tidak tertulis.

Sebagian kecil lainnya menganut pada hukum barat yang diatur dalam hukum

perdata barat.

Ketidakpastian hukum menyebabkan kekhawatiran pihak-pihak yang akan

menguasai sebidang tanah karena peralihan hak, ataupun kreditur yang akan

memberikan kredit dengan jaminan sebidang tanah. Dengan ketidakpastian

hukum ini maka penulis akan menerangkan sedikit pemberitahuan pada

masyarakat yang belum tahu tata caranya.

Banyak oknum-oknum yang akan menyalahgunakan peraturan yang tidak 

pasti ini, apalagi kebutuhan tanah semakin hari akan semakin bertambah. Oleh

sebab itu agar tidak terjadi kesalahan dalam tata cara Pendaftaran Pengukuran

Tanah, penulis akan memberitahukan tata cara Pegukuran. Karena pengukuran

bidang tanah itu sangat penting dan tidak boleh salah dalam kegiatan mengukur.

Gambar Ukur di dalam surat ukur harus sesuai dengan keadaan fisik di

lapangan. Dan bila tidak sesuai dengan keadaan di lapangan itu berarti Sertifikat

tidak sah. Di dalam pengukuran sebidang tanah atau beberapa bidang tanah,

petugas ukur akan mengajak pemohon yang akan mensertifikatkan tanah dan juga

akan mengundang tetangga (pemilik tanah yang bersebelahan) untuk 

menyaksikan pengukuran. (Asas Kontradiktur Delitimasi). Tujuan petugas ukur

mengundang tetangga (pemilik tanah) yang berbatasan adalah untuk menunjukan

batas-batas tanahnya agar tidak terjadi kesalahan dalam penetapan batas dan tidak 

salah dalam pengukuran.

Page 19: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 19/60

3

Namun pelaksanaan pengukuran di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

tidak selalu megacu pada peraturan yang telah ditetapkan. Di Kantor Pertanahan

Kabupaten Brebes biasanya melakukan pengukuran dengan cara yang sederhana

namun tidak menyimpang dari prosedur hukum yang berlaku.

Tujuan diadakannya pengukuran adalah :

1.  Agar masyarkat tahu secara jelas bagaimana proses pengukuran bidang tanah.

2.  Agar tidak terjadi kesalahan di dalam pengukuran dan pengukuran ini bersifat

terbuka antara pemilik bidang tanah dengan tetangga (pemilik) tanah yang

berbatasan.

3.  Agar tidak terjadi kecurangan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,

misalnya mengurangi atau melebihi jarak bidang yang di ukur.

4.  Kepastian hukum bidang tanah mana yang dimilikinya. Hal ini menyangkut

letak, batas, serta luas bidang tanah tersebut atau objek hak.

5.  Kepastian hukum mengenai hak atas tanahnya.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang peneliti ajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.  Bagaimanakah pelaksanaan pendaftaran tanah sporadik di Kantor Pertanahan

Kabupaten Brebes ?

2.  Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengukuran?

3.  Bagaimana akibat hukum dari pendaftaran tanah ?

Page 20: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 20/60

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengukuran dalam rangka

pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sporadik di Kabupaten Brebes ?

2) Untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan sebelum melakukan

pengukuran ?

3) Untuk mengetahui akibat hukum dari pendaftaran tanah dalam kehidupan

masyarakat di Kabupaten Brebes ?

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah :

1)  Dapat memberi masukan pada masyarakat di Kabupaten Brebes mengenai

bagaimana tata cara mengajukan permohonan pendaftaran di Kantor

Pertanahan Kabupaten Brebes.

2)  Dapat memberi masukan pada masyarakat di Kabupaten Brebes mengenai arti

penting dengan adanya pendaftaran tanah (memiliki sertifikat hak atas

tanahnya).

3)  Dapat memberi masukan pada masyarakat di Kabupaten Brebes mengenai tata

cara pengukuran.

4)  Dapat memberi masukan kepada Pemerintah khususnya dalam hal ini yaitu

Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes agar dapat meningkatkan lagi sosialisasi

mengenai pendaftaran tanah dalam arti penting dengan adanya pendaftaran

tanah khususnya di daerah yang masyarakatnya rata-rata memiliki tingkat

pendidikan yang rendah.

Page 21: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 21/60

5

5)  dan dapat sebagai masukan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes untuk 

meningkatkan kwalitas pelayanan dalam hal ini permohonan pendaftaran

tanah.

1.5 Penegasan Istilah

Pengukuran bidang tanah secara sporadik adalah proses pemastian letak 

batas satu atau beberapa bidang tanah berdasarkan permohonan pemegang haknya

atau calon pemegang hak baru yang letaknya saling berbatasan atau terpencar-

pencar dalam satu desa/kelurahan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran

tanah secara sporadik. (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah).

Dalam Tugas Akhir ini kata Sporadik diartikan sebagai kadang-kadang

atau tidak teratur. Sehingga Pendaftaran Tanah Sporadik diartikan sebagai suatu

kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara kadang-kadang atau tidak 

teratur waktunya yaitu pendaftaran tanah yang dapat dilakukan kapan saja sesuai

dengan hari kerja Kantor Pertanahan dan tidak menggunakan sistem yaitu

kegiatan pendaftaran tanah yang tidak memiliki atau tidak dibentuk kepanitiaan.

1.6 Sistematika Tugas Akhir

1.  Bagian awal tugas akhir

Terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing,

pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari,

daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Page 22: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 22/60

6

2.  Bagian Pokok tugas Akhir

Bagian pokok tugas akhir terdiri dari :

BAB I : Pendahuluan, membahas latar belakang, identifikasi dan pembatasan

masalah, perumusan masalah atau fokus masalah, tujuan penelitian, Kegunaan

penelitian, dan sistematika tugas akhir.

BAB II : Landasan Teori, membahas tentang Pegukuran, tujuan pengukuran,

asas pengukuran.

BAB III : Metode penelitian, pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian,

fokus penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data dan

analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan.

Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum

daerah penelitian, Pelaksanaan pengukuran , akibat hukum dari pelaksanaan

pengukuran tentang pendaftaran tanah sporadik di Kabupaten Brebes, dan

pembahasannya.

BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

3.  Bagian Akhir Tugas Akhir

Bagian akhir dari Tugas Akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran.

Page 23: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 23/60

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendaftaran Pengukuran Tanah.

Tujuan dilaksanakannya pengukuran tanah sebagaimana telah diuraikan diatas

adalah agar masyarakat tahu secara jelas bagaimana proses pengukuran bidang tanah,

dan agar tidak terjadi kesalahan didalam pengukuran bidang tanah yang akan

dimohon sehingga perbuatan hukum terhadap tanah dapat diselenggarakan secara

sederhana, cepat, murah, dan aman.

Pemberian jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama

memerlukan tersedianya perangkat hukum yang tertulis, lengkap dan jelas yang

dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-ketentuannya.

Sehubungan dengan hal tersebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, dalam pasal 19 memerintahkan

diselenggarakannya Pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum.

Yang mana pendaftaran tanah tersebut dalam ayat (1) pasal 19 ini meliputi :

Pengukuran. Pengukuran tanah kemudian diatur lebih lanjut dengan Peraturan

pemerintah yang berbumyi sebagai berikut :

“Pengukuran Bidang Tanah secara Sporadik adalah Proses pemastian letak batas satu

atau beberapa bidang tanah berdasarkan pemohon pemegang haknya atau calon

pemegang hak baru yang letaknya saling berbatasan atau terpencar-pencar dalam satu

desa/kelurahan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sporadik”.

(PP NO.24 TAHUN 1997. Pasal 1(4)).

Page 24: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 24/60

8

Pelaksanaan pengukuran dulu diatur oleh Peraturan pemerintah Nomor 10

Tahun 1961 yaitu tentang pendaftaran tanah. Namun dalam kenyataannya

pelaksanaan pengukuran yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan-pemerintah

Nomor 10 tahun 1961 tidak semuanya dipakai dalam pengukuran sehari-hari. Dari

sekian banyak pengukuran yang dilakukan oleh petugas ukur Kantor Pertanahan

Kabupaten Brebes, mereka menggunakan metode/cara yang sederhana yang umum

dipakai oleh petugas ukur sehari-hari. Namun kegiatan pengukuran itu tidak 

menyimpang dari ketentuan yang sudah diatur. Seiring dengan perkembangan jaman

dan peningkatan pembangunan nasional, permasalahan pertanahan menjadi semakin

kompleks. Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah

dipandang tidak dapat lagi sepenuhnya mendukung tercapainya hasil yang lebih nyata

dalam pembangunan nasional, maka dinyatakan tidak berlaku lagi setelah

diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah. Ketentuan pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

(Boedi Harsono 2002:553).

Adapun yang dimaksud Pendaftaran Tanah menurut Peraturan Pemerintah

berbunyi sebagai berikut :

“Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah

secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,pegolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,

dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan

rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanahyang sudah ada haknya dan hak milik atas rumah susun serta hak-hak tertentu yang

membebaninya”.(PP NO.24 TAHUN 1997 Pasal 1(1)).

Page 25: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 25/60

9

Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi kegiatan pengukuran untuk pertama

kali atau yang disebut dengan pengukuran bidang tanah secara sporadik.

“Pengukuran bidang tanah secara sporadik adalah proses pemastian letak batas satu

atau beberapa bidang tanah berdasarkan pemohonan pemegang haknya atau calon

pemegang hak baru yang letaknya saling berbatasan atau terpencar-pencar dalam satu

desa/kelurahan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sporadik.(PMNA/Ka.BPN NO.3 TAHUN 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP.NO.24

TAHUN 1997. Pasal 1(4)).

2.2 Tujuan Pendaftaran Tanah.

Adapun tujuan dari pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 1997, pasal 3 yaitu :

1)  untuk menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak 

atas tanah suatu bidang tanah., satuan rumah susun dan hak-hak lain yang

terdaftar agar dengan mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang

bersangkutan.

2)  Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk 

pemerintah agar lebih mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam

mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan

rumah susun yang sudah terdaftar.

3)  Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Pelaksanaan pengukuran

bidang tanah dilaksakan berdasarkan asas “Kontradiktur delitimasi”

. Asas

kontradiktur delitimasi maksudnya adalah dalam pemasangan patok atau tanda

batas bidang tanah harus diusahakan berdasarkan penunjukkan batas oleh pemilik 

bidang tanah dan sedapat mungkin disaksikan atau disetujui oleh pemilik bidang

tanah yang bersebelahan, sehingga batas-batas bidang tanah tersebut sedapat

mungkin terjamin kepastian hukumnya.

Page 26: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 26/60

10

Penyelenggaraan pendaftaran tanah yang dapat memberikan jaminan

kepastian hukum menurut Direktorat Pendaftaran Tanah tersebut memenuhi 3 (tiga)

syarat, yaitu :

1)  Peta-peta pendaftaran tanah dapat dipakai rekonstruksi di lapangan dan

menggambarkan batas yang sah menurut hukum.

2)  Daftar umum dapat membuktikan pemegang hak yang terdaftar didalamnya

sebagai pemegang yang sah menurut hukum.

3)  Setiap hak dan peralihannya harus didaftar.

Untuk dapat dilakukannya rekonstruksi di lapangan, maka setiap bidang tanah

yang didaftar harus dipasang tanda batas. Pemasangan tanda batas ini harus kuat

secara fisik, tertanam kuat pada batas bidang tanah dan mudah dikenali di lapangan.

Sebagai suatu kepastian hukum, letak batas tanah juga mempunyai sifat-sifat

publisitas dan spesialitas.

Hal terpenting dalam pemasangan tanda batas adalah dipenuhinya asas

kontradiktur delitimasi, yaitu penetapan tanda batas-batas bidang tanah atas

persetujuan dan diketahui oleh pemilik tanah yang bersebelahan.

Page 27: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 27/60

11

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam menyelesaikan masalah, senantiasa dipergunakan suatu metode

tertentu sesuai dengan masalah yang dibahas. Dengan metode yang dipilih akan

didapat suatu hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode juga

merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian.

Metode penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan, dimana dilakukan dengan menggunakan

metode-metode ilmiah.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir yang

memenuhi syarat baik kualitas maupun kuantitas, maka digunakan metode penelitian

tertentu. Tanpa metode penelitian seorang peneliti akan mengalami kesulitan untuk 

menemukan, merumuskan dan menganalisis suatu masalah guna mengungkapkan

suatu kebenaran.

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes Jalan

Yos Sudarso no. 3 Brebes 52212 dan di wilayah Kabupaten Brebes. Berdasarkan

data dari Badan Pusat Statistik tahun 2004 Kabupaten Brebes memiliki luas

wilayah 166.117 Ha. (Lihat tabel 01 dan 02).

Page 28: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 28/60

12

3.2 Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui

bagaimana pelaksanaan pengukuran dalam rangka pendaftaran tanah untuk 

pertama kali secara sporadik di Kabupaten Brebes. (2) Akibat hukum dari

pendaftaran tanah.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dikaji dari beberapa sumber antara lain :

(1) Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara

dengan responden atau informan. Dalam hal ini adalah keterangan dari beberapa

penduduk di Kabupaten Brebes yang menjadi tempat penelitian selaku responden

dan beberapa pejabat serta pegawai dari Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

selaku narasumber. (2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak 

langsung dari sumbernya. Dalam hal ini meliputi dokumen atau arsip dari Kantor

Pertanahan Kabupaten dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes, makalah

penelitian, dan sumber yang relevan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

adalah : (1) Wawancara, Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan

 jawaban atas pertanyaan itu, (Moleong, 2000 : 135).

Page 29: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 29/60

13

Wawancara dilakukan untuk mengungkap data mengenai mengenai

pelaksanaan pendaftaran pengukuran tanah untuk pertama kali dan perolehan

kepastian hukum dari pendaftaran pengukuran tanah terhadap kehidupan

masyarakat di Kabupaten Brebes.

(2) Studi Dokumentasi, dokumentasi diartikan sebagai cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk 

  juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain

yang berhubungan dengan masalah penelitian (Maman Rachman 1999 : 96).

Studi dokumentasi ini digunakan penulis untuk melengkapi data yang ada,

seperti letak geografis, keadaan wilayah dan penduduk, undang-undang yang

mengatur tentang kebijakan pendaftaran tanah, dan tata laksana dari pendaftaran

tanah untuk pertama kali.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah model

analisis kualitatif karena penelitian yang dilakukan bersifat deskripstif. Model

analisis data tersebut sesuai untuk menggambarkan tentang pelaksanaan

pengukuran dalam rangka pendaftaran tanah untuk pertama kali secara sporadik.

Page 30: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 30/60

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah Kabupaten Brebes

4.1.1  Letak Geografis, batas administrasi, luas wilayah dan topografi

Kabupaten Brebes

Letak geografis Kabupaten Brebes adalah pada 108º 41’ 37,7” BT

(Bujur Timur) sampai dengan 109º 11’ 28,92” BT (Bujur Timur) dan 6º

44’ 56,5” LS (Lintang Selatan) sampai dengan 7º 20’ 51,48” LS (Lintang

Selatan).

Kabupaten Brebes secara administratis merupakan salah satu

kabupaten yang terletak dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah, yaitu

dengan batas-batas wilayahnya sebagai (lihat lampiran 1) berikut :

a.  Sebelah utara : Laut Jawa

b.  Sebelah timur : Kabupaten Tegal dan Kota Tegal

c.  Sebelah selatan : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap

d.  Sebelah barat : Kabupaten Cirebon

Kabupaten Brebes mempunyai luas 166.117 Ha (hektar) yang terdiri

sebagai berikut :

a.  Tanah sawah : 63.376 Ha = 38,15 %

b.  Tanah kering : 48.610 Ha = 29,27 %

c.  Hutan negara : 49.650 Ha = 29,53 %

d.  Perkebunan negara : 774 Ha = 0,46 %

e.  Tanah lain : 4.307 Ha = 2,59 %

Page 31: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 31/60

15

Kabupaten Brebes secara administrasi terbagi menjadi 17

kecamatan dengan luas daerah setiap kecamatan seperti pada tabel 01 :

Tabel : 01

Luas Kabupaten Brebes Perkecamatan

No. Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.15.

16.

17.

Salem

Bantarkawung

Bumiayu

PaguyanganSirampong

Tonjong

Larangan

Ketanggungan

Banjarharjo

Losari

Tanjung

Kersana

Bulakamba

WanasariJatibarang

Songgom

Brebes

15.209

20.500

7.369

10.4946.703

8.126

16.468

14.907

14.025

8.943

6.819

2.523

10.155

7.2263.348

5.072

8.230

9,16

12,34

4,44

6,324,04

5,00

9,91

8,97

8,44

5,38

4,10

1,52

6,11

4,352,00

3,01

4,95

JUMLAH 166.117 100,00

Sumber data : Kantor Statistik Kabupaten Brebes tahun 2004

Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa kecamatan yang

memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Bantarkawung yaitu seluas

20,5 Ha atau 12,34% dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Sedangkan luas

wilayah terkecil adalah Kecamatan Kersana yaitu seluas 2,523 Ha atau

1,52% dari luas wilayah Kabupaten Brebes.

Page 32: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 32/60

16

Keadaan topografi Kabupaten Brebes yaitu memanjang dari utara

ke selatan dimulai dari datar sampai bergelombang, dimana mempunyai

ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian dari permukaan laut dimulai

dari paling utara sampai ke selatan adalah dari 0 meter sampai dengan

lebih 2.000 meter, yang tersusun sebagai berikut :

a.  Ketinggian antara 0 – 100 meter di atas permukaan laut, meliputi luas

90.923 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Ketinggian

tersebut terletak di 8 Kecamatan di Kabupaten Brebes meliputi

kecamatan : Brebes, Wanasari, Ketanggungan, Larangan, Jatibarang,

Tonjong, Bumiayu, dan Bantarkawung.

b.  Ketinggian antara 100 – 200 meter di atas permukaan laut meliputi

luas 20.021 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Ketinggian

tersebut terletak pada 7 kecamatan di Kabupaten Brebes yaitu antara

lain kecamatan : Banjarharjo, Ketanggungan, Larangan, Tonjong,

Paguyangan, Bumiayu, dan Bantarkawung.

c.  Ketinggian antara 200 – 500 meter di atas permukaan laut meliputi

luas 27.245 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Ketinggian

tersebut terletak pada 8 kecamatan di Kabupaten Brebes yaitu antara

lain kecamatan : Banjarharjo, Ketanggungan, Tonjong, Sirampog,

Paguyangan, Bumiayu, Bantarkawung dan Salem.

d.  Ketinggian antara 500 – 1.000 meter dari permukaan laut meliputi luas

19.484 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Dimana ketinggian

tersebut terletak pada 7 kecamatan di Kabupaten Brebes yaitu antara

Page 33: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 33/60

17

lain kecamatan : Salem, Bantarkawung, Bumiayu, Paguyangan,

Sirampog, Ketanggungan dan Banjarharjo.

e.  Ketinggian antara 1.000 – 1.500 meter dari permukaan laut meliputi

luas 4.550 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Mayoritas

terletak dalam 3 kecamatan antara lain kecamatan : Sirampog,

Paguyangan dan Salem.

f.  Ketinggian antara 1.500 – 2.000 meter dari permukaan laut meliputi

luas 2.512 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Mayoritas

terletak dalam 2 kecamatan antara lain kecamatan : Sirampog dan

Paguyangan.

g.  Ketinggian lebih dari 2.000 meter diatas permukaan laut meliputi luas

1.049 hektar dari luas wilayah Kabupaten Brebes. Mayoritas terletak 

dalam 2 kecamatan antara lain kecamatan : Sirampog dan Paguyangan.

4.1.2  Kondisi Sosial Ekonomi di Kabupaten Brebes

Jumlah penduduk di Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2004

sebesar 1.698.635 jiwa, dengan luas wilayah Kabupaten Brebes seluas

1.661,17 Km², maka Kabupaten brebes mempunyai kepadatan penduduk 

sebesar 10.230 jiwa/Km². Kepadatan penduduk perkecamatan dapat di

lihat pada tabel 02 di bawah ini :

Page 34: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 34/60

18

Tabel : 02

Jumlah Penduduk dan Kepadatannya di Kabupaten Brebes

No. KecamatanLuas

(Km²)

Jumlah

Penduduk 

Kepadatan/ 

Km²

1.

2.3.

4.

5.6.

7.

8.9.10.

11.

12.13.

14.

15.16.

17.

Salem

BantarkawungBumiayu

Paguyangan

SirampogTonjong

Larangan

KetanggunganBanjarharjoLosari

Tanjung

KersanaBulakamba

Wanasari

JatibarangSonggom

Brebes

152,09

205,0073,69

104,94

67,0381,26

164,68

149,07140,2589,43

68,19

25,23101,55

72,26

33,4850,72

82,30

53.635

91.45797.212

91.637

59.27267.601

133.525

129.732114.677120.372

88.161

57.253154.087

130.799

79.57173.540

153.104

353

4461.319

873

884832

811

870818

1.346

1.293

2.2691.517

1.810

2.3771.450

1.897

JUMLAH 1661,17 1.698.635 10.230

Sumber data : Kantor Statistik Kabupaten Brebes tahun 2004

Mata pencaharian penduduk Kabupaten Brebes pada umumnya

petani. Hal tersebut karena ditunjang oleh luasnya lahan pertanian yang

ada. Selain petani juga masih ada mata pencaharian lain seperti nelayan,

pengusaha, pegawai negeri, pedagang, pensiunan dan profesi lainnya.

4.1.3  Struktur Organisasi Kantor Pertanahan

Wilayah kerja kantor Pertanahan Kabupaten Brebes meliputi

seluruh wilayah administrasi Kabupaten Brebes. Berdasarkan pada

Keputusan Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional

(BPN), struktur organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

Page 35: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 35/60

19

merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yaitu sebagai

lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 6 Tahun 1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional di Propinsi dan Kantor Pertanahan di

Kabupaten/Kota, susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten

Brebes (lihat daftar gambar) terdiri dari :

1)  Kepala Kantor Pertanahan sebagai pemimpin.

2)  Kepala Sub Bagian Tata Usaha membawahi :

a.  Kepala Urusan Keuangan

b.  Kepala Urusan Umum

3) 

Kepala Seksi Pengaturan Penguasaan Tanah membawahi :

a.  Kepala Sub Seksi Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah

b.  Kepala Sub Seksi Pengendalian Pengusaan dan Pemilikan Tanah

4)  Kepala Seksi Penatagunaan Tanah membawahi :

a.  Kepala Sub Seksi Data Penggunaan Tanah

b.  Kepala Sub Seksi Rencana dan Bimbingan Penatagunaan Tanah

5)  Kepala Seksi Hak-hak Atas Tanah membawahi :

a.  Kepala Sub Seksi Pemberian Hak-hak Atas Tanah

b.  Kepala Sub Seksi Pengadaan Tanah

c.  Kepala Sub Seksi Penyelesaian Masalah Pertanahan

Page 36: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 36/60

20

6)  Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah membawahi :

a. 

Kepala Sub Seksi Pengukuran, Pemetaan dan Konversi

b.  Kepala Sub Seksi Pendaftaran Hak dan Informasi

c.  Kepala Sub Seksi Peralihan Hak, Pembebanan Hak dan Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT)

4.2 Pelaksanaan Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Sporadik di

Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes dan Akibat Hukum dari Pengukuran

Sporadik

4.2.1  Pelaksanaan Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran Tanah

Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

Sesuai dengan ketentuan pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria

(UUPA) pendaftaran tanah diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini

Badan Pertanahan Nasional. Di dalam pendaftaran tanah meliputi kegiatan

pengukuran. Kegiatan pengukuran ini diatur dengan ketentuan pasal 19

ayat 2.a Undang-undang Pokok Agraria (UUPA). Sedangkan dalam hal

pelaksanaan pengukuran tanah sporadik dilakukan oleh Kepala Kantor

Pertanahan yang kemudian dikerjakan oleh stafnya sesuai dengan

bidangnya, dalam hal ini adalah Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

(Seksi PPT).

Pendafataran tanah secara sporadik memiliki pengertian menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 yaitu kegiatan

pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek 

Page 37: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 37/60

21

pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu

desa/kelurahan secara individual atau massal. Pelaksanaan pengukuran

secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan,

yaitu pihak yang berhak atas objek pendaftaran tanah yang bersangkutan.

Dasar hukum yang digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran

tanah sporadik yaitu : (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. (2) Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. (3) Peraturan Menteri Negara

Agraria/Kepala Badan Peratanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997.

Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengukuran,

yaitu meliputi :

Perencanaan

Sebelum melaksanakan pengukuran perlu sekali diadakan

perencanaan yang baik dan matang sehingga dalam pelaksanaannya

nanti tidak terjadi kesimpangsiuran yang dapat mengganggu

kelancaran dalam menyelesaikan pekerjaan. Perancanaan juga

merupakan acuan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu

pekerjaan.

Dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral (peta

yang belum diolah), perencanaan tersebut meliputi :

1. Lokasi

Sebelum melaksanakan pengukuran petugas ukur harus

mengetahui lokasi yang akan dilakukan pengukuran atau bidang

Page 38: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 38/60

22

yang akan diukur, sehingga dalam pekerjaannya nanti tidak 

mengalami kendala atau kesalahan pengukuran.

Lokasi harus diketahui terlebih dahulu sehingga si petugas

ukur dapat mengetahui bagaimana keadaan tanah atau medan dari

tanah yang akan diukur, apakah tanah tersebut di dataran rendah,

pegunungan atau rawa sehingga petugas ukur dapat

memperkirakan peralatan apa yang perlu dibawa.

2. Jenis dan Volume Pekerjaan

Jenis pekerjaan meliputi :

2.1. Pekerjaan Lapangan

a.  Orientasi lapangan.

b.  Pembuatan sketsa bidang tanah.

c. 

Pemasangan patok batas bidang tanah kepemilikan.

d.  Pendataan atau pengisian formulir DI 301

(lihat lampiran 16).

e.  Pengukuran bidang tanah.

f.  Pengukuran poligon perapatan.

g.  Pengisian DI 107 A (lihat lampiran 15).

2.2. Pekerjaan Kantor atau Studio

a.  Perhitungan luas bidang tanah.

b.  Perhitungan poligon perapatan.

c.  Pembuatan peta dasar pendaftaran.

Page 39: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 39/60

23

Volume pekerjaan, meliputi :

a. 

Tahap I

Volume pekerjaan meliputi pendataan bidang tanah dengan

mengisi DI 201, menyelidiki bidang tanah dari aspek tanah

dari aspek fisik dan yuridisnya dengan mengisi risalah

penyelidikan riwayat tanah dan penetapan batas,

mengumpulkan data-data yang diukur.

b.  Tahap II

Volume pekerjaan meliputi : penyempurnaan pendataan

bidang tanah, pemasangan patok tanda batas, pengukuran dan

pemetaan bidang tanah yang diukur.

Untuk pekerjaan studio dilaksanakan di Kantor Pertanahan

setempat yang meliputi pemrosesan hasil pengukuran sampai

menjadi produk peta dasar teknik dan peta dasar pendaftaran.

3. Alat dan Bahan

3.1. Alat yang diperlukan dalam pelaksanaan pengukuran antara

lain :

a.  Kompas.

b.  Total station dan perlengkapan (jika diperlukan).

c.  Jallon/tongkat penunjuk batas (jika diperlukan).

d.  Theodolit dan statif (jika tanah itu luas)

e.  Meteran baja.

f.  Patok kayu (patok sementara).

Page 40: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 40/60

24

g.  Alat tulis.

3.2. Bahan yang diperlukan antara lain :

a.  Peta atau gambar yang sudah ada, misalnya : Peta blok 

PBB, Peta persil.

b.  Daftar pemilik atau daftar wajib pajak, dengan catatan

bahwa pembayar pajak bukan atau belum tentu sebagai

pemilik.

4. Spesifikasi Teknik 

a.  Gambaran Umum

Jenis pekerjaan lapangan yang dilaksanakan adalah

pembuatan peta dasar teknik dan peta dasar pendaftaran. Peta

dasar teknik merupakan peta yang menggambarkan distribusi

titik-titik dasar teknik dalam suatu wilayah tertentu.

Pembuatan peta dasar pendaftaran dilakukan bersama

pengukuran bidang tanah, dibuat dengan skala 1: 1000.

Selanjutnya peta dasar pendaftaran tersebut dipakai sebagai

bahan untuk penerbitan sertifikat. Demi menjamin kepastian

hukum, peta dasar pendaftaran harus dibuat dengan teliti.

b.  Pembuatan Sketsa Bidang

b.1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sketsa

bidang

a)  Garis batas bidang tegas antara batas-batas yang satu

dengan yang lain.

Page 41: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 41/60

25

b)  Terorientasi dengan arah utara dengan bidangnya.

c) 

Bentuk proposional tidak terlalu rumit.

d)  Jumlah segi sesuai dengan keadaan di lapangan

(keadaan sebenarnya).

e)  Dapat dengan mudah diidentifikasi di lapangan bila

dilakukan kembali rekonstruksi batas-batas yang

hilang.

f)  Tercantum nama detail alam atau buatan manusia

yang menonjol agar dengan mudah mengidentifikasi

letak bidangnya.

b.2. Teknik Pembuatan

a)  Survey daerah yang akan diukur.

b) 

Identifikasi detail yang menonjol, contoh : perapatan

 jalan, tugu, bangunan penting, kuburan dan lain-lain.

c)  Dengan meteran ukur keliling blok (wilayah kerja).

Orientasikan sisi-sisi blok terhadap arah utara.

d)  Memastikan patok tanda batas kepemilikan telah

dipasang, jika belum dipasang terlebih dahulu

melakukan pemasangan tanda batas dengan

mendatangkan pemilik tanah dan pemilik tanah lain

yang berbatasan (asas kontradiktur delitimasi).

Page 42: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 42/60

26

e)  Jarak sisi bidang tidak harus selalu diukur dengan

meteran, cukup dua sisi saja yang diukur (jika bidang

berupa segi empat) sisi lainnya dengan perkiraan.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, di dalam

pelaksanaannya diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis pekerjaan, yaitu :

a.  Pekerjaan Lapangan

Jenis pekerjaan lapangan meliputi :

1.  Orientasi Lapangan

Sebelum melaksanakan kegiatan pengukuran dan pemetaan,

terlebih dahulu dilakukan orientasi lapangan. Orientasi lapangan

ini bertujuan untuk pengenalan lapangan. Di dalam orientasi

lapangan ini, dilaksakan pemeriksaan titik-titik dasar teknik yang

sudah ada, serta mengindentifikasi patok-patok atau tanda batas

bidang tanah yang akan diukur. Orientasi lapangan ini bertujuan

untuk merencanakan jalur poligon yang dibutuhkan sehingga dapat

digunakan sesuai dengan keadaan di lapangan. Orientasi lapangan

ini berguna pula untuk pekerjaan selanjutnya.

2.  Pembuatan Sketsa Bidang Tanah

Sketsa bidang tanah dibuat setelah pelaksanaan orientasi lapangan,

sketsa merupakan gambar kasar bidang tanah yang akan diukur.

2.1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sketsa bidang :

Page 43: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 43/60

27

a.  Garis batas bidang tegas.

b. 

Terorientasi ke arah utara.

c.  Bentuk proposional.

d.  Jumlah segi sesuai dengan keadaan di lapangan.

e.  Dapat dengan mudah diidentifikasi di lapangan.

f.  Tercantum nama detail alam dan buatan manusia yang

menonjol.

2.2. Alat dan bahan yang diperlukan :

a.  Peta atau gambar yang sudah ada sebagai peta acuan,

misalnya : Peta blok PBB, Peta persil (peta desa) dan lain-

lain.

b.  Daftar pemilik atau daftar wajib pajak, dengan catatan

bahwa pembayar pajak bukan atau belum tentu sebagai

pemilik.

c.  Meteran.

d.  Kompas.

e.  Alat tulis.

2.3. Teknik dan Pembuatan

a.  Survey daerah yang akan disketsa atau diukur, pastikan

batas wilayah kerja benar.

b.  Identifikasi detail yang menonjol, contoh : perempatan

 jalan, tugu, bangunan penting, kuburan, dan lain-lain.

Page 44: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 44/60

28

c.  Dengan meteran ukur keliling blok (wilayah kerja).

Orientasikan sisi-sisi blok terhadap arah utara.

d.  Pastikan patok tanda batas kepemilikan telah dipasang,

  jika belum harus dipasang terlebih dahulu dengan

mendatangkan pemilik dan pemilik-pemilik lain yang

berbatasan (asas kontradiktur delitimasi).

e.  Jarak sisi bidang tidak selalu diukur dengan meteran,

cukup dua sisi saja yang diukur (jika bidang berupa segi

empat), sisi lainnya dengan perkiraan.

f.  Gambarlah juga jalan dan detail-detail yang penting untuk 

penggabungan dengan blok lainnya.

3.  Identifikasi Bidang

Pada umumnya sebagian besar bidang tanah telah terpasang patok 

batas, petugas ukur hanya melakukan pengecekan keberadaan

patok batas bidang tanah tersebut. Dalam pemasangan patok atau

tanda batas bidang tanah harus diusahakan berdasarkan

penunjukan batas oleh pemilik bidang tanah dan sedapat mungkin

disaksikan atau disetujui oleh pemilik bidang tanah yang

bersebelahan (asas kontradiktur delitimasi), sehingga batas-batas

bidang tanah tersebut dapat terjamin kepastian hukumnya.

Page 45: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 45/60

29

b.  Pekerjaan Kantor/Studio

Hasil pekerjaan yang dilakukan di lapangan diwaktu siang hari,

ditindaklanjuti dengan pekerjaan kantor atau studio diwaktu

malam. Pekerjaan yang dilakukan antara lain :

1.  Perhitungan poligon perapatan.

2.  Pengukuran batas bidang tanah.

3.  Perhitungan luas bidang tanah.

4.  Penyelesaian dokumen akhir peta dasar pendaftaran.

5.  Penyimpanan data.

6.  Pemeliharaan dokumen.

Hasil dan Pembahasan.

a). Pekerjaan Lapangan

a.  Hasil

Dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kadastral, hasil

yang diperoleh pekerjaan lapangan meliputi :

1.  Risalah Penyelidikan Riwayat Tanah.

2.  Data ukuran Detail dan sket lokasi.

3.  Gambar ukur (DI 107 A). Lihat lampiran 15.

4.  Catatan-catatan lapangan.

b.  Pembahasan

Hasil pekerjaan tersebut merupakan data asli karena data tersebut

akan diproses untuk pekerjaan selanjutnya.

Page 46: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 46/60

30

Pembahasan hasil dari pekerjaan lapangan tersebut dibahas sebagai

berikut :

1.  Di dalam Risalah Penyelidikan Riwayat Tanah, diperoleh data

fisik dan yuridis bidang tanah, serta penetapan tanda batas

bidang yang memenuhi asas kontradiktur delitimasi, yang

ditandatangani oleh pemilik tanah dan tetangga sebelah. Di

dalamnya juga disertai sketsa bidang tanah.

2.  Data ukuran poligon, data yang diperoleh dari hasil

pengukuran poligon yang berupa sudut dan jarak.

3.  Data ukuran detail, adalah data yang diperoleh dari hasil

pengukuran/pengikatan titik-titik detail yang berupa azimuth

dan jarak maupun unsur sudut dan jarak. Data tersebut

digunakan untuk mencari koordinat titik-titik detail tersebut.

4.  Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar

suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data

hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut,

azimuth ataupun sudut jurusan.

5.  Gambar ukur dibuat di lapangan ditulis sesuai dengan keadaan

di lapangan.

6.  Catatan-catatan lapangan, merupakan catatan yang penting

yang berhubungan dengan kegiatan pengukuran dan pemetaan

kadastral yang ada di lapangan, sehingga akan mempermudah

dalam proses pekerjaan selanjutnya.

Page 47: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 47/60

31

b). Pekerjaan Kantor/Studio

a. 

Hasil

Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan di dalam kantor/studio,

hasil yang diperoleh meliputi :

1.  Pembuatan peta atau gambar bidang tanah.

2.  Hitungan ukuran persil.

3.  Hitungan luas bidang tanah.

4.  peta manuskrip/pengkartiran.

5.  Peta dasar pendaftaran.

b.  Pembahasan

Hasil pekerjaan studio tersebut merupakan hasil yang diperoleh

dari pengolahan/pemrosesan data-data asli yang diperoleh di

lapangan.

Pembahasan dari hasil pekerjaan kantor/studio tersebut dijelaskan

sebagai berikut :

1.  Pembuatan Peta/Gambar Bidang Tanah

Untuk keperluan pengumuman, maka perlu dibuat gambar-

gambar bidang tanah termasuk bidangnya.

2.  Hitungan ukuran persil

Hitungan ukuran persil adalah hitungan yang diperlukan

sehingga titik-titik pojok persil dapat terpetakan. Titik-titik 

pojok persil yang teramati dihitung untuk mendapatkan

koordinatnya.

Page 48: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 48/60

32

3.  Hitungan Luas Bidang Tanah, dihitung dengan cara koordinat

  jika semua pojok persil diketahui koordianatnya, atau dengan

menggunakan angka ukur yang diperoleh dari ukuran dengan

pita ukur.

4.  Peta Manuskrip, merupakan pengkartiran bidang tanah dengan

skala 1 : 1000.

5.  Peta Dasar Pendaftaran, yaitu peta yang memuat titik-titik 

dasar teknik dan unsur-unsur geografis, seperti sungai, jalan,

bangunan dan batas fisik bidang tanah.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk 

melaksanakan pengukuran tanah secara sporadik sama dengan syarat-

syarat pendaftaran tanah secara sporadik. Syarat-syarat pendaftaran tanah

sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut :

a.  Mengisi formulir permohonan. (Lampiran 1).

b.  Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Bukti

Kewarganegaraan dan Surat Pernyataan Ganti Nama.

c.  Surat Kuasa dan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) penerima

kuasa bila dikuasakan.

d.  Foto copy Surat Ukur yang dimohon.

e.  Foto copy Bukti Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun

berjalan.

Page 49: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 49/60

33

f.  Bukti pelunasan Biaya Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)

dan Pajak Penghasilan/Surat Setoran Pajak (PPh/SSP).

g.  Foto copy Alas Hak berupa Girik Letter C, VI (Verponding Indonesia)

masa pajak 1960-1964.

h.  Surat-surat bukti peralihan berupa akte jual-beli, hibah, tukar menukar,

risalah lelang dari Kantor Lelang Negara bilamana bidang tanah

tersebut karena lelang, pembagian karena waris, Surat Keterangan

waris (yang dibenarkan oleh Lurah dan dikuatkan oleh Camat atau

berdasarkan ketetapan Pengadilan) termasuk bukti-bukti peralihan

pemilik tanah sebelumnya (sejak sebelum 24-09-1960 sampai dengan

pemilik saat ini) seperti berita acara kesaksian.

i.  Surat Keterangan Riwayat Tanah :

a. 

Dibuat oleh Lurah untuk tanah Girik Letter C

b.  Dibuat oleh Kanwil BPN DKI Jakarta untuk tanah Verponding

Indonesia.

 j.  Surat pernyataan yang diketahui oleh Lurah bahwa tanah yang

dimohonkan pengakuan/penegasan haknya tidak dalam sengketa, tidak 

dijaminkan, belum pernah dialihkan kepada pihak lain dan belum

pernah diterbitkan sertifikat.

k.  Surat Pernyataan menguasai fisik Bidang Tanah Sporadik yang

dikuatkan 2 (dua) orang saksi dan diketahui oleh Lurah setempat

apabila persyaratan seperi dimaksud pada huruf g diatas belum/tidak 

dapat dipenuhi.

Page 50: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 50/60

34

Kegiatan pendaftaran tanah sporadik merupakan suatu proses,

maka kegiatan tersebut terdiri dari beberapa sub kegiatan yang berurutan

dan masing-masing tergantung satu sama lain. Adapun sub-sub kegiatan

dimaksud antara lain : permohonan, penyelidikan, pengukuran bidang

tanah, pengumuman data fisik dan data yuridis. Dalam hal ini penulis

hanya menerangkan kegiatan dari kegiatan pengukuran bidang tanah.

Kegiatan pengukuran bidang tanah dilakukan untuk memperoleh

Data Fisik atas sebidang tanah yang dimohonkan haknya. Ketentuan-

ketentuan pengukuran bidang tanah telah diatur dalam Peraturan Menteri

Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 3 Tahun 1997 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997

tentang Pendaftaran Tanah.

Sebagai produk hukum, kegiatan pengukuran dalam rangka

pendaftaran tanah harus memenuhi sifat-sifat publisitas dan spesialitas.

Hal ini dapat dilihat dari cara penanaman tanda batas yang harus diketahui

dan disetujui oleh pemilik tanah yang bersebelahan.

Pengukuran batas bidang tanah (persil) dilakukan dengan

mengikatkannya pada titik dasar teknik sebagai bahan pembuatan peta

pendaftaran tanah.

Didalam pasal 23 ayat (1) dalam Peraturan Menteri Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah disebutkan :

Page 51: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 51/60

35

“Setiap bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya baik dalam

pendaftaran tanah secara sistematik maupun sporadik diberi Nomor

Identifikasi Bidang Tanah (NIB) yang dicantumkan dalam Risalah

Penelitian Data Yuridis dan Penetapan Batas (Daftar Isian 201)”.

Pengukuran bidang tanah dalam pendaftaran tanah dituangkan

dalam Gambar Ukur, yang merupakan dokumen tempat mencantumkan

gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya (Pasal 1 ayat 2

Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Peratanahan Nasional Nomor 3

Tahun 1997).

Diatas Gambar Ukur, bukti dokumen Kontradiktur Delitimasi

dibuktikan dengan tanda tangan pemilik tanah yang bersebelahan

sebagaimana dalam Daftar Isian 201.

Berkas permohonan pendaftaran, peta bidang, atau peta bidang-

bidang tanah dan DI 201, diteruskan kepada Kasi Pengukuran dan

Pendaftaran Tanah, untuk membuat kesimpulan yang dituangkan dalam

kolom V DI 201. Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah

menandatanganinya.

Selanjutnya Gambar Ukur dibuatkan peta bidang tanah yang

digunakan untuk pengumuman data fisik.

Page 52: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 52/60

36

4.2.2  Analisis Pelaksanaan Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran Tanah

Sporadik di Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

Di Kabupaten Brebes masih banyak terdapat tanah milik adat yang

belum terdaftar di Kantor Pertanahan Brebes.

Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pendaftaran tanah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes yang telah diselesaikan pada akhir

tahun 2004. Apalagi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau seperti di

Gunung Tajem, Windu Sari, Windu Sakti, dan Capar yang terletak di

Kecamatan Salem, disana tidak ada penduduk yang mendaftarkan

tanahnya. Di Kabupaten Brebes ada desa yang masyarakatnya masih

sedikit melakukan pendaftaran tanah dibanding dengan desa yang dekat

dengan Kantor Pertanahan yang sebagian besar masyarakatnya telah

mendaftarkan tanah miliknya.

Kebanyakan masyarakat yang belum mendaftarkan tanah miliknya

adalah masyarakat yang letaknya jauh dari Kantor Pertanahan, dimana

lokasinya sulit dijangkau oleh kendaraan, disamping jauh dan kondisi

  jalan yang kurang baik juga karena daerahnya yang terletak di daerah

pegunungan, serta kendaraan umum dan pribadi masih jarang disana.

Dari segi pendidikan, rata-rata masyarakat disana pendidikannya

masih sangat rendah, sehingga kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan

tanahnya masih kurang ditambah lagi masyarakat disana kurang mengerti

arti penting pendaftaran tanah, karena dilihat dari pendidikan masyarakat

Page 53: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 53/60

37

yang rendah dan kurangnya sosialisasi dari Kantor Pertanahan Kabupaten

Brebes.

Dari segi ekonomi, masyarakat disana ekonominya masih sangat

rendah atau pas-pasan, sehingga mereka beranggapan bahwa

mendaftarkan tanah itu membutuhkan biaya yang sangat besar. Sedangkan

kebutuhan primerpun mereka pas-pasan atau malah belum terpenuhi,

sehingga masyarakat disana lebih memilih untuk tidak mendaftarkan

tanahnya.

Pada umumnya masyarakat disana masih mempunyai ikatan

keluarga yang erat, sehingga masyarakat disana merasa aman walaupun

tanahnya belum terdaftar di Kantor Pertanahan, dengan kata lain tanah

hanya dikuasai secara fisik saja sedangkan secara yudirisnya belum.

4.2.3  Akibat Hukum dari Pengukuran Dalam Rangka Pendaftaran Tanah

Sporadik

Yang dimaksud dengan akibat hukum adalah akibat dari suatu

tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang

dikehendaki oleh pelaku dan yang diatur oleh hukum. Tindakan tersebut

dinamakan dengan tindakan hukum. Jadi akibat hukum adalah akibat dari

suatu tindakan hukum.

Melakukan pengukuran tanah adalah merupakan suatu tindakan

hukum,sehingga pengkukuran yang dilakukan pemohon akan

mengakibatkan akibat hukum. Akibat hukum dari pengukuran tanah dapat

Page 54: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 54/60

38

berwujud yaitu lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum

yaitu dengan maksud bahwa tanah yang belun didaftar pengukuran belum

memiliki kepastian hukum sedangkan setelah didaftarkan maka tanah

tersebut memiliki kepastian hukum yang sah.

Dengan adanya kepastian hukum dari pendaftaran pengukuran

tanah, maka akibat hukum itu berpengaruh dalam kehidupan masyarakat

itu sendiri.

Pengaruh dalam kehidupan masyarakat dilihat dari beberapa aspek,

antar lain :

a.  Aspek Sosial Kemasyarakatan

Dengan adanya sertifikat Hak Atas Tanah dari hasil

pelaksanaan pengukuran Pendaftaran Tanah berarti telah terciptanya

suatu pengakuan bersama atas kepemilikan Hak Atas Tanah. Dalam

kehidupan masyarakat yang harmonis, maka terciptalah interaksi

sosial yang harmonis pula, sehingga terbentuk ikatan-ikatan sosial

yang kuat, dan berakibat terhadap ketahanan masyarakat meningkat

dalam menghadapi gangguan, ancaman,hambatan maupun tantangan.

b.  Aspek Ekonomi

Dilihat dari aspek ekonomi, bagi masyarakat yang mepunyai

usaha dapat meningkatkan usahanya dengan menambah modal usaha

dengan cara mencari pinjaman uang ke Bank dengan agunan Setifikat

Atas Tanahnya.

Page 55: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 55/60

39

Keuntungan lainnya adalah apabila pemilik tanah akan

melakukan pemindahan Hak Atas Tanah melalui jual beli misalnya,

maka pemegang Hak Atas Tanah yang telah mempunyai alat bukti

berupa sertifikat cenderung lebih cepat laku di jual. Apabila tanah hak 

milik yang bersertifikat terkena keperluan pembangunan yang bersifat

untuk kepentingan umum, maka ganti rugi yang diberikan akan lebih

besar dari pada tanah hak milik yang belum bersertifikat.

c.  Aspek Keamanan

Dengan dilaksanakannya pendaftaran pengukuran tanah oleh

masyarakat dapat membantu terciptanya keharmonisan kehidupan

masyarakat, dimana timbulnya konflik antar warga tidak terjadi,

karena sertifikat tanah adalah bukti yang otentik.

d. 

Aspek Budaya

Proses Pendaftaran Pengukuran Hak Atas Tanah memang tidak 

mempunyai dampak langsung terhadap aspek budaya, tetapi dengan

kepatuhan terhadap pendaftaran tanah itu membuktikan bahwa

kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanah telah ada, dan telah

melakukan tertib hukum.

Page 56: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 56/60

40

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dari Bab IV penulis dapat mengambil kesimpulan antara 

lain :

5.1.1  Pelaksanaan pengukuran dan pendaftaran bidang tanah dalam suatu

desa/kelurahan dengan cara sporadik ini maka perlu diadakan persiapan,

perencanaan dan sistematika dari pelaksanaan yang mantap dan jelas

sehingga dapat terlaksana suatu pekerjaan itu dengan baik dan lancar.

5.1.2  Dalam pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah perlu

diadakan pengecekan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan

sehingga didapat hasil yang bermutu sesuai dengan yang diharapkan.

5.1.3  Data pertanahan dalam penetapan batas beserta produk peta yang

dihasilkan dalam pelaksanaan lapangan akan sangat berguna bagi

masyarakat untuk memperlancar pendaftaran Hak Atas Tanahnya.

5.1.4  Pengukuran dan pemetaan kadastral harus dapat menjamin kepastian

hukum dan kepastian letak, batas atas suatu bidang tanah. Oleh karena itu

pelaksanaannya harus sesuai dengan Peraturan Menteri Negara

Agararia/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997

tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Page 57: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 57/60

41

5.1.5  Hambatan yang ditemui dalam pengukuran yaitu bila batas tanah yang

belum terpasang sehingga petugas ukur harus memanggil pemilik tanah

tersebut dan pemilik tanah yang berbatasan.

5.1.6  Hambatan lainnya yaitu bila pemilik tanah yang berbatasan tidak ada dan

tidak ada yang mewakilkan sehingga pengukuran tidak dapat dilanjutkan

karena bisa terjadi salah paham diantara pemilik tanah dengan pemilik 

tanah yang berbatasan.

5.2 Saran

5.2.1  Kepada Pemerintah dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes,

Perencanaan yang matang dan sistematis perlu dibuat sebelum diadakan

pengukuran di lapangan.

5.2.2  Kepada Pemerintah dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Brebes

diharapkan lebih meningkatkan lagi sosialisasi mengenai cara

mendaftarkan pengukuran tanah dan arti pentingnya pendaftaran tanah,

serta tata cara pendaftaran pengukuran tanah sporadik dengan dituangkan

dalam bahasa yang sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat yang

rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah.

5.2.3  Kepada Pemilik tanah Sebelum melakukan pengukuran hendaknya

pemilik tanah sudah memasang tanda batas sehingga di dalam pengukuran

petugas ukur tidak sulit dalam penunjukan batas.

5.2.4  Kepada masyarakat Brebes yang belum tahu informasi tentang

pendaftaran tanah, diharapkan lebih aktif untuk mencari informasi pada

Kantor Pertanahan setempat.

Page 58: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 58/60

42

 

Page 59: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 59/60

 

Tabel : 02

Jumlah Penduduk dan Kepadatannya di Kabupaten Brebes

No. KecamatanLuas

(Km²)

Jumlah

Penduduk 

Kepadatan/ 

Km²

1.

2.3.

4.

5.6.

7.

8.9.10.

11.

12.13.

14.

15.16.

17.

Salem

BantarkawungBumiayu

Paguyangan

SirampogTonjong

Larangan

KetanggunganBanjarharjoLosari

Tanjung

KersanaBulakamba

Wanasari

JatibarangSonggom

Brebes

152,09

205,0073,69

104,94

67,0381,26

164,68

149,07140,2589,43

68,19

25,23101,55

72,26

33,4850,72

82,30

53.635

91.45797.212

91.637

59.27267.601

133.525

129.732114.677120.372

88.161

57.253154.087

130.799

79.57173.540

153.104

353

4461.319

873

884832

811

870818

1.346

1.293

2.2691.517

1.810

2.3771.450

1.897

JUMLAH 1661,17 1.698.635 10.230

Sumber data : Kantor Statistik Kabupaten Brebes tahun 2004

Page 60: skripsi

5/11/2018 skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-55a0d169e1176 60/60

 

Tabel : 01

Luas Kabupaten Brebes Perkecamatan

No. Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Salem

Bantarkawung

Bumiayu

Paguyangan

Sirampong

Tonjong

Larangan

KetanggunganBanjarharjo

Losari

Tanjung

Kersana

Bulakamba

Wanasari

Jatibarang

Songgom

Brebes

15.209

20.500

7.369

10.494

6.703

8.126

16.468

14.90714.025

8.943

6.819

2.523

10.155

7.226

3.348

5.072

8.230

9,16

12,34

4,44

6,32

4,04

5,00

9,91

8,978,44

5,38

4,10

1,52

6,11

4,35

2,00

3,01

4,95

JUMLAH 166.117 100,00

Sumber data : Kantor Statistik Kabupaten Brebes tahun 2004